Implementation of Energy Saving1

Embed Size (px)

DESCRIPTION

zdcdsz

Citation preview

  • 1

    KANTOR PUSAT Jl. Industri No. 5 P.O. Box 14 Cilegon, Banten 42435

    Telepon : (+62 254) 392159, 392003 (Hunting) Faksimili : (+62 254) 372246

    KANTOR JAKARTA Gedung Krakatau Steel, Lantai 4

    Jl. Jend. Gatot Subroto Kav. 54 Jakarta Selatan 12950 Telepon : (+62 21) 5221255 (Hunting)

    Faksimili : (+62 21) 5200876, 5204208, 5200793

    PABRIK Cilegon Cigading Plant Site, Banten 42435

    Website : www.krakatausteel.com

    IMPLEMENTATION OF ENERGY SAVING

    CONSTRAINS & EXPECTATIONS

    Irvan Kamal Hakim

    President Director of Krakatau Steel

    Jakarta, August 21st, 2013

  • 2

    I. PENDAHULUAN II. POHON INDUSTRI BAJA NASIONAL III. ISU UTAMA INDUSTRI BAJA NASIONAL IV. UPAYA-UPAYA YANG DILAKUKAN YANG DILAKUKAN

    A. Langkah-langkah ke luar (eksternal) B. Langkah-langkah ke dalam (internal) C. Program Konservasi dan Diversifikasi Energi

    V. PENUTUP

    DAFTAR ISI

  • 3

    I. PENDAHULUAN

    To be leading green and enviromentally friendly industry. Krakatau Steel dalam mengelola

    bahan baku, sarana penunjang dan

    sumberdaya berpegang pada prinsip

    nir-limbah (zero waste). Setiap sisa

    produksi diperlakukan secara by

    product dan dikelola secara reduce,

    reuse, recycle. Semua proses

    produksi yang menghamburkan gas

    buang atau emisi udara telah

    dilengkapi dengan pengendalian

    pencemaran udara.

    Pemanfaatan limbah sisa panas

    yang dominan di industri baja

    misalnya, memakai sarana

    pemanfaatan panas gas buang.

    Untuk memangkas emisi karbon

    yang bisa menyebabkan pemanasan

    global, perusahaan merangkul pihak

    swasta untuk memanfaatkan limbah

    CO2 sebagai gas industri.

    PT Krakatau Steel sangat menyadari

    perannya dalam menyokong

    pelestarian alam dan kehidupan di

    dalamnya.

    Sebagai industri baja terbesar

    nasional yang mengolah bahan baku

    dari sumber daya alam, secara

    naluriah PT Krakatau Steel berupaya

    meningkatkan efisiensi pemakaian

    energi agar lebih hemat melalui

    program diversifikasi dan konservasi

    energi. Hal ini sekalian untuk

    menurunkan biaya produksi yang

    berdampak pada meningkatnya daya

    saing perusahaan juga untuk

    menjaga kelestarian lingkungan

    dengan menurunkan emisi karbon

    dioksida.

    Tidak hanya menata industrinya agar

    ramah lingkungan, melalui Program

    Kemitraan dan Bina Lingkungan,

    Perusahaan juga turun langsung

    dalam berbagai kegiatan lingkungan

    yang secara internal dinyatakan

    dalam visi lingkungan: ---ooo0ooo---

  • Supporting Business

    Sponge iron Producer

    PT Meratus Jaya Iron and Steel

    (66%)

    RAW MATERIALS

    Steel Profile and

    Bar Producer

    PT Krakatau Wajatama

    (100%)

    MIDSTREAM

    Pipe Producer & Coating Services

    PT KHI Pipe Industries

    (100%)

    DOWNSTREAM

    No

    n-s

    tee

    l B

    us

    ines

    se

    s

    Other Businesses

    Ste

    el B

    usin

    es

    se

    s

    1. Flat Product

    (Slab, HRC, CRC)

    2. Long Product

    (Billet, Wire Rod,

    Bar in Coil)

    Core Business

    IRON MAKING STEEL MAKING ROLLING

    II. Over View: UNIT USAHA KRAKATAU STEEL GROUP

    IT Company

    PT Krakatau Information Technology

    (100%)

    Health Care Company

    PT Krakatau Medika

    (98%)

    Industrial

    Estate

    Company

    PT Krakatau Industrial

    Estate Cilegon

    (100%)

    EPC Company

    PT Krakatau Engineering

    (100%)

    Iron Ore

    PT Krakatau National

    Resources

    (100%)

    Power Plant & Energy

    Services

    PT Krakatau Daya Listrik

    (100%)

    Port Services Provider

    PT Krakatau

    Bandar Samudera

    (100%)

    Industrial Water Provider

    PT Krakatau Tirta

    Industri

    (100%)

    PT Krakatau Steel merupakan perusahaan baja terpadu (integrated steel company) yang memiliki 7 pabrik yang beroperasi secara terintegrasi : Direct Reduction Plant, Billet Steel Plant, Slab Steel Plant 1&2, Wired Rod Mill, Hot Strip Mill, dan Cold Rolling Mill.

    PT Krakatau Steel memiliki anak perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur besi baja, yaitu PT Krakatau National Resources, PT Meratus Jaya Iron and Steel, PT KHI Pipe Industries dan PT Krakatau Wajatama. Selain itu

    PT Krakatau Steel juga memiliki anak perusahaan pendukung, yaitu PT Krakatau Daya Listik, PT Krakatau Bandar Samudra, PT Krakatau Tirta Industri, PT Krakatau Information Technology, PT Krakatau Industrial Estate Cilegon, PT Krakatau Medika, dan PT Krakatau Engineering.

  • President Director since June 2012.

    Previously Project Leader of Expansion Program, Assistant to President Director, GM of Production

    Planning, GM of Marketing, and Director of Marketing of KS.

    Co-Chairman of Indonesian Iron and Steel Industry Association (IISIA).

    Director of Finance since 2007 and re-appointed as Director of Finance since June 2012.

    Previous Managing Director PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (SOE), Vice President Citibank, NA

    and marketing head of CIMB Corporate Bank (formerly PT Bank Niaga). He is currently serving his second

    term as Director of Finance of KS.

    Sukandar Director of Finance

    Over 5 Years in KS and 18 years in

    finance industry

    Director of Marketing since June 2012.

    Previously Project Manager of ERP / SAP Implementation, GM of Purchasing, Head of Export Division,

    Manager of HRC Sales, and Director of Logistics of KS.

    Director of HR and General Affairs since 2007 and re-appointed as Director of HR and General Affairs

    since June 2012.

    Previously GM of Production Planning, Manager of Organization Planning and MS and GM of Production

    Handling of KS. He is currently serving his second term as Director of HR and General Affairs of KS.

    Director of Production since June 2012.

    Previously President Director of PT KHI Pipe Industries prior to his appointment as Director of Production

    of KS.

    Director of Logistics since June 2012.

    He joined PT Krakatau Engineering as Civil Engineer in 1989 and was President Director of the company

    prior to his appointment as Director of Logistics of KS.

    Yerry Director of Marketing

    Over 27 Years in KS

    Dadang Danusiri Director of HR and General Affairs

    Over 25 Years in KS

    Hilman Hasyim Director of Production

    Over 28 Years in KS

    Imam Purwanto Director of Logistics

    Over 23 Years in KS Group

    Irvan K Hakim President Director

    Over 24 Years in KS

    SUSUNAN DEWAN DIREKSI

    Director of Technology and Business Development since June 2012.

    Previously Manager of Strategic Planning of KS and Deputy Director of PT Krakatau POSCO.

    Widodo Setiadharmaji Director of Technology

    and Business Development

    Over 20 Years in KS

  • #2 Integrated production facilities #3 Close to customers #1 Raw materials access on-site

    75% of customers in greater Jakarta(1)

    PORT

    Deep water

    Conveyer belt to

    mill

    KS subsidiary

    POWER

    3rd party & KS

    subsidiary

    INTEGRATED MILL

    Iron making

    Steel making

    Rolling

    MIDSTREAM

    Bars

    Section

    94 km from

    Jakarta via

    Toll road

    Rail

    DOWNSTREAM

    Pipes

    WATER

    KS subsidiary

    Krakatau Posco JV SITE

    (1) Based on 2011 steel products sales volume

    LOKASI STRATEGIS FASILITAS PRODUKSI PT KRAKATAU STEEL

    PT Krakatau Steel memiliki lokasi yang sangat strategis yaitu berlokasi di ujung barat pulau Jawa dan berjarak hanya 94 km dari Jakarta. Perusahaan yang dilengkapi dengan pelabuhan, sumber air, power plant dan dilalui oleh jalur kereta api serta akses jalan tol yang mudah memiliki kelebihan dari aspek fasilitas pendukung serta sarana transportasi yang baik dan meningkatkan daya saing perusahaan karena ransportation cost saving serta implementasi supply chain yang baik.

  • 7

    Jalan Raya

    Industri Baja

    (Konversi, Nilai Tambah

    & Multiplier Effects)

    Pelabuhan

    Transmisi Energi

    Manufaktur

    Otomotif

    Perkapalan

    Perminyakan & gas

    Kemasan

    Home Appliances

    Jalan Kereta Api

    Pertahanan

    Bahan Baku

    Bijih Besi, Skrap

    Energi

    Gas, Listrik, Kokas

    Teknologi, SDM,

    Modal

    Konstruksi

    Infr

    astr

    uktu

    r In

    du

    str

    i

    Industri Baja sebagai base industry-berbagai sektor diharapkan mampu

    menjadi katalis: proses konversi, peningkatan nilai tambah (input-output),

    kemandirian dan produktifitas industri yang akhirnya akan bermuara pada

    peningkatan daya saing dan kekuatan ekonomi.

    Peran Industri Baja Dalam Ekonomi (i)

  • 8

    - Berdasarkan analisis direct backward linkage (Case Study: sektor

    energi), tiap kenaikan nilai output industri baja sebesar Rp 1,- akan

    meningkatkan nilai input energi (gas, listrik, jasa dll) sebesar Rp 0,53,-

    -Total efek pengganda (langsung dan tidak langsung) akibat dari

    penambahan Rp.1 permintaan baja akan meningkatkan ouput

    perekonomian sebesar Rp. 1,73,-

    - Setiap nilai output Rp 1 industri baja akan memberikan dampak output

    kepada perekonomian nasional sebesar Rp 2,3,-

    Sumber: LPEM FE UI 2009

    Keterkaitan dengan Sektor Hulu (Backward Linkage)

    Keterkaitan dengan Sektor Hilir (Forward Linkage)

    Peranan Industri Baja Dalam

    Ekonomi (ii)

  • 9

    Permintaan baja nasional sekitar 9 juta ton per tahun yang setara dengan Rp. 54 Trilyun akan memberikan

    multiplier effect terhadap perekonomian nasional di

    sektor hulu sebesar Rp. 93,4 Trilyun.

    Permintaan produk baja sebesar 9 juta ton per tahun akan memberikan multiplier effect terhadap sektor

    hilir perekonomian nasional sebesar Rp.124,2 Trilyun.

    Sumber: LPEM FE UI 2009

    (diolah)

    Multiplier Effect Industri Baja terhadap Sektor Hulu (Backward

    Linkage)

    Multiplier Effect Industri Baja terhadap Sektor Hilir (Forward

    Linkage)

    Multiplier Effect Industri Baja

    dalam Ekonomi (iii)

  • 10

    POHON INDUSTRI BAJA NASIONAL

  • 11

    Arah Kebijakan Industri (Blue Print) yang belum tuntas

    Tdk ada tambahan kapasitas (daya tarik bagi investor kurang)

    Rendahnya konsumsi per capita

    III. ISU UTAMA INDUSTRI BAJA NASIONAL

    ISU-ISU

    UTAMA

    Harga energi (gas alam, listrik dan batubara) yang makin tinggi

    Makin terbatasnya pasokan energi terutama gas alam

    Ketidak-efisienan pemakaian energi Isu-isu lingkungan (limbah B3 dan emisi

    udara)

    Maraknya peredaran produk baja non standar

    Unfair trading (internasional) Praktek persaingan tidak sehat (domestik) Ilegal impor

    Masalah Operasional & Energi

    Rendahnya Produksi dan konsumsi baja nasional

    Permasalahan Perdagangan Baja

  • 12

    Industri baja merupakan industri dengan kategori high intensive energy consumtion yaitu industri dengan konsumsi energi di atas 6000 TOE (setara ton minyak). Sebagai ilustrasi, sebuah pabrik baja terpadu setiap tahunnya dapat mengkonsumsi energi sekitar 2 juta MWH listrik dan 650 juta Nm3 gas alam setiap tahunnya. Pada pabrik baja menggunakan EAF, listrik menempati urutan pertama dalam segmentasi biaya energi, disusul gas alam dan BBM. Steelmaking merupakan pabrik terbesar pemakai listrik, sementara DR Plant pemakain terbesar gas alam.

    Konsumsi listrik rata-rata 2 juta MWH per tahun Konsumsi gas alam rata-rata 650 juta Nm3 per

    tahun Steelmaking plant mengkonsumsi lisrik terbanyak

    (76%) Iron making berbasis gas mengkonsumsi gas alam

    terbanyak (79%)

    GAMBARAN UMUM PEMAKAIAN ENERGI

    DI INDUSTRI BAJA

    Distribusi pemakaian energi listrik

    Segmentasi biaya energi

    Distribusi pemakaian gas alam

  • 13

    Sumber : PLN 2011

    Sumber : ADB 2009

    Sumber : ADB 2009 Sumber : Steelonthenet

    Proyeksi kenaikan harga beberapa sumber energi

  • 14

    A. LANGKAH-LANGKAH KE LUAR (EKSTERNAL)

    ARAH KEBIJAKAN ENERGI KHUSUSNYA GAS & LISTRIK Memberikan masukan kepada Pemerintah untuk mensinergikan arah

    pengembangan industri baja dengan kebijakan energi nasional. Karena gas merupakan bahan baku untuk industri baja. Misalnya: pricing khusus, kurs pembelian energi dalam rupiah dll.

    Pemberian insentif bagi industri baja yang menerapkan manajemen energi (audit energi, konservasi energi dan diversifikasi energi)

    ARAH KEBIJAKAN EKSPOR RAW MATERIAL / BAHAN BAKU

    Memberikan masukan kepada Kementerian Perindustrian, ESDM dan Perdagangan agar bahan baku ini dapat diolah di dalam negeri dan dilarang ekspor agar ada nilai tambah di dalam negeri, khususnya iron ore , cooking coal yang merupakan bahan baku pada industri baja.

    PENERAPAN UU NO 32 TAHUN 2009 TENTANG LINGKUNGAN

    Memberikan masukan kepada Kementerian Perindustrian, Kementerian Perekonomian, Kementrian Lingkungan Hidup dalam upaya untuk mengubah kondisi bahwa slag & scale BUKAN produk B 3 pada industri baja.

    PEMERINTAH

    INDUSTRI HULU TERKAIT ENERGI

    SINERGI, KERJASAMA YANG SALING MENGUNTUNGKAN

    Pertamina, PGN, PHE, Medco, PLN, Perusahaan Tambang dll.

    IV. UPAYA-UPAYA YANG DILAKUKAN

  • 15

    Menerapkan manajemen energi (PP No. 70 tahun 2009 tentang Konservasi Energi) Tujuan menerapkan manajemen energi:

    To minimise energy costs / waste without affecting production & quality To minimise environmental effects (menurunkan emisi karbon)

    Langkah-langkah manajemen energi:

    Energy Audit First Step to

    Energy

    Management

    Root-cause

    identification of

    high production cost

    In-efficiency of

    energy

    utilization

    High energy

    price

    Energy

    Diversifi-

    cation

    Energy

    Conservation

    (inc. Process

    Improvement) Lower

    Energy

    Cost

    B. LANGKAH-LANGKAH KE DALAM (INTERNAL)

  • 16

    Program Iron Making Steel Making Rolling Lain-lain

    Waste heat recovery CO2 scrubber Coke dry quenching COG & BFG utilisation

    EAF waste heat boiler Scrap preheating Hot heel Sequential casting

    RF waste heat utilisation

    Direct Hot Charging Hot DRI charging Hot metal charging Thin slab casting (TSC)

    Slab hot charging Billet hot charging Compact mill

    Process Improvement Zero reformer Foaming slag parctice Post combustion Oxy fuel burner Neuro Fce Control

    TMCP Thermo panel Edge heater Coil box

    Optimalisasi pemakaian energi

    Optimalisasi Gas Alam Optimalisasi listrik dan gas alam

    ID fan control dedusting

    Optimalisasi gas alam Power demand conrrol

    Energy center

    Substitusi material Dead burnt dolomite Calcium Carbide Green coke Antrachite

    Pemakaian alat hemat energi

    Lampu LED Motor efisiensi tinggi

    C. UPAYA UPAYA PENGHEMATAN ENERGI

  • 17

    2010 2011 2012 2013e 2014e 2015e

    1 Konversi BBM ke Gas untuk CAF, BAF & ARP CRM 2010 2.112.769

    2 Konversi BBM ke Gas untuk Boiler CRM 2010 609.033

    3 Penggunaan Oxyfuel Burner SSP2 (tanpa Hot Metal) 2011 9.914.400

    4 Penggunaan Recuperator Reheating Furnace HSM 2011 11.118.786

    5 Pemanfaatan Gas Buang Rotary Kiln untuk pembangkitan listrik 2012 24.675.840 12.337.920

    6 Pemanfaatan COG & BFG BF PTKP untuk pembangkitan listrik 2013 22.114.620 132.687.720 110.573.100

    7 Pengoperasian EAF 6,7 & 8 (SSP1) setelah revitalisasi 2013 12.117.600 4.039.200

    8 Pengoperasian DR Plant dengan Proses Zero Reformer 2014 38.475.082

    Pengoperasian Blast Furnace PTKS

    a. Penggunaan Hot Metal di EAF SSP1 38.556.000

    b. Penggunaan Hot Metal di EAF SSP2 23.868.000

    c. Pemanfaatan Coke Oven Gas untuk pembangkitan listrik 36.187.560

    2010 21.600.000

    2013 60.000.000

    2014 86.400.000

    24.321.802 21.033.186 24.675.840 106.570.140 261.602.002 209.184.660

    Total Kumulatif 24.321.802 45.354.988 70.030.828 176.600.968 438.202.971 647.387.631

    TOTAL

    Pemanfaatan by-product gas CO2 DR Plant CO2 industri makanan10

    9

    Penurunan Emisi (Kg CO2e/y)No Program Tahun

    2015

    Program-program konservasi dan diversifikasi energi yang berdampak positif terhadap penghematan energi dan penurunan emisi karbon pada 2010 2015 :

    PROGRAM KONSERVASI DAN DIVERSIFIKASI ENERGI

  • 18

    Program-program konservasi energi dan diversifikasi energi yang sudah dilakukan sampai tahun 2013 berhasil menurunkan emisi karbon hingga mencapai 178.000.000 kg CO2e per tahun. Program-program lain yang direncanakan hingga tahun 2015 bahkan dapat menurunkan emisi karbon sampai 650.000.000 kg CO2e per tahun.

  • 19

    1. Combined Cycle Power Plant (CCPP)

    Dengan Tujuan :

    Meningkatkan kontribusi kepada korporasi KS Mengurangi ketergantungan kepada PLN Meningkatkan daya saing Menjaga eksistensi KDL sbg energy company.

    Maksud :

    Menekan Biaya Produksi secara signifikan Meningkatkan keandalan dan mampu suplai Mengejar ketertinggalan teknologi.

    Performance Unit CCPP EXISTING

    Warranty Actual

    Heat rate kcal/kWh 1785,6 3290

    Electrical Output MW 110 110

    Natural Gas Consumption (PGN) BBTUD 18,70 34,46

    SAVING : 15,66 BBTUD

    CCPP dengan konfigurasi 2-2-1

    PROYEK PROYEK PENERAPAN TEKNOLOGI EFISIEN PT KRAKATAU STEEL

  • 20

    ZERO REFORMER

    Kapasitas Produksi Kualitas DRI

    Konsumsi Gas Bumi Tekanan Gas Bumi

    5.000 Ton/Hari Mtz: 94%, C : 2,5% 3,3 Gcal/Ton DRI

    >12 bar

    5.800 Ton/Hari Mtz: 94%, C : 3,8 - 4%

    2,45 Gcal/Ton DRI >8 bar

    980oC

    1080oC

    920 C

    NG TG

    NATURAL

    GAS

    DRI

    H2O

    H2O IRON ORE

    GAS HEATER

    EXISTING CO2

    ABSORPTION UNIT

    OXYGEN

    NATURAL

    GAS

    STEAM TO

    REBOILER

    DUMMY

    QUENCH NEW CO2

    ABSORPTION UNIT

    DRI

    H2O

    H2O

    NATURAL

    GAS

    IRON ORE

    BFW HEATER

    EXISTING CO2

    ABSORPTION

    UNIT

    OXYGEN

    REFORMER

    NATURAL GAS

    H2O

    STEAM

    H2 66-75% CO 13-17% CO2 < 5,5% CH4 < 6% N2

  • 21

    PROYEK PROYEK PENERAPAN TEKNOLOGI EFISIEN PT KRAKATAU STEEL

    3. ROTARY KILN

    Ruang Lingkup Investasi:

    No Facilities Capacity Products

    1 Rotary Kiln 1 x 378.000 tpy SRK (Sponge Rotary Klin)

    2 Pembangkit Listrik 24,6 MW Listrik

    Gas panas sisa reduksi bijih besi di dalam rotary kiln dialirkan ke boiler untuk

    menghasilkan steam guna membangkitkan listrik.

  • 22

    KEUNTUNGAN ROTARY KILN

    Keuntungan penggunaan SRK pada steelmaking sebagai berikut: Menurunkan biaya bahan baku produksi. Memanfaatkan bahan baku lokal seperti bijih besi dan batu bara yang

    memberikan jaminan ketersediaan dan harga yang lebih baik. Meningkatkan fleksibilitas pemakaian bahan baku yang akan mengurangi

    ketergantungan pada DRI dan scrap.

  • 23

    Ruang Lingkup Investasi:

    Iron Ore

    Coal

    Sintering Plant

    Coke Oven Plant

    Coke

    Sinter

    Blast Furnace

    SSP 2

    SSP 1

    Hot Metal

    New Blast Furnace Complex Existing Steelmaking Facilities

    No Facilities Capacity Products

    1 Sintering Plant 1 x 1.8 mtpy Sinter Ore

    2 Coke Oven Plant 1 x 0.65 mtpy Coke

    3 Blast Furnace Plant 1 x 1.2 mtpy Hot Metal and Pig Iron

    4 Modification of Existing Facilities: Hot Metal Ladle Pre-heaters, Hot Metal Charging Devices, Cranes and Buildings

    2.4 mtpy Slab

    Pig Iron

    4. PROJECT BLAST FURNACE

  • 24

    KEUNTUNGAN BLAST FURNACE

    Keuntungan penggunaan hot metal pada steelmaking sebagai berikut: Menurunkan konsumsi listrik sebesar 170 kWh/ton baja cair. Menurunkan konsumsi elektroda sebesar 1.3 kg/ton liquid steel. Meningkatkan produksi slab sebesar 475.000 ton

    Memanfaatkan bahan baku lokal seperti bijih besi dan batu bara yang

    memberikan jaminan ketersediaan dan harga yang lebih baik. Meningkatkan fleksibilitas pemakaian energi dan bahan baku yang akan

    mengurangi ketergantungan pada gas alam dan iron ore pellet DR grade.

  • 25

    V. PENUTUP

    Industri baja memiliki peranana yang sangat vital bagi pertumbuhan ekonomi nasional PT KRAKATAU STEEL sebagai industri baja dihadapkan pada tantangan yang sangat berat

    terkait isu-isu energi terutama jaminan pasokan energi, tingginya harga energi serta isu-isu lingkungan seperti pengurangan emisi karbon dan penanganan limbah B3.

    Untuk menanggulangi isu-isu tersebut, PT Krakatau Steel melakukan upaya-upaya antara lain: Melakukan sinergi dan pendekatan kepada pemerintah dan industri-industri lain

    terkait energi. Memilih teknologi yang efisien Secara internal melakukan audit energi serta program-program konservasi dan

    diversifikasi energi untuk meningkatkan efisiensi pamakaian energi dan menurunkan emisi karbon