115
35 PENGARUH METODE PEMBERIAN TUGAS DALAM PENGAJARAN AL- QUR’AN DAN HADITS TERHADAP NILAI EVALUASI AKHIR PESERTA DIDIK (Study Kasus di MTsN 3 Pondok Pinang Jakarta Selatan) Oleh: Ary Antony Putra NIM: 103011026758 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2007 M/1428 H PENGARUH METODE PEMBERIAN TUGAS DALAM PENGAJARAN AL- QUR’AN DAN HADITS TERHADAP NILAI EVALUASI AKHIR PESERTA DIDIK (Study Kasus di MTsN 3 Pondok Pinang Jakarta Selatan)

Implikasi Metode Resitasi dalam Pegajaran al-Qur’an dan

  • Upload
    others

  • View
    8

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Implikasi Metode Resitasi dalam Pegajaran al-Qur’an dan

35

PENGARUH METODE PEMBERIAN TUGAS DALAM PENGAJARAN AL-QUR’AN DAN HADITS TERHADAP NILAI EVALUASI AKHIR PESERTA

DIDIK (Study Kasus di MTsN 3 Pondok Pinang Jakarta Selatan)

Oleh:

Ary Antony Putra NIM: 103011026758

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2007 M/1428 H

PENGARUH METODE PEMBERIAN TUGAS DALAM PENGAJARAN AL-QUR’AN DAN HADITS TERHADAP NILAI EVALUASI AKHIR PESERTA

DIDIK (Study Kasus di MTsN 3 Pondok Pinang Jakarta Selatan)

Page 2: Implikasi Metode Resitasi dalam Pegajaran al-Qur’an dan

36

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk memenuhi persyaratan memperoleh

Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.I)

Oleh:

Ary Antony Putra NIM: 103011026758

Di bawah Bimbingan

Dr. H. Abdul. Majid Khon, M,Ag. Abdul Ghofur, S.Ag. NIP: 131 682 377 NIP: 150 282 506

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA 2007 M/1428 H

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skipsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi

salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Page 3: Implikasi Metode Resitasi dalam Pegajaran al-Qur’an dan

37

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya

cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya

atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia

menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Ciputat, 7 September 2007

Penulis

LEMBARAN PENGESAHAN

Skirpsi berjudul: “Implikasi Metode Resitasi dalam Pegajaran al-Qur’an

dan Hadits terhadap Nilai Evaluasi Akhir Peserta Didik MTsN 3 Pondok Pinang

Jakarta Selatan” diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

(FITK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dan telah dinyatakan lulus dalam Ujian

Munaqasyah pada, September 2007 di hadapan dewan penguji. Karena itu,

penulis berhak memperoleh gelar Sarjana S1 (S.Pd.I) dalam bidang

Pendidikan Agama.

Jakarta, 7 September 2007

Page 4: Implikasi Metode Resitasi dalam Pegajaran al-Qur’an dan

38

Panitia Ujian Munaqasyah

Ketua Panitia (Ketua Jurusan/Program Studi) Tanggal Tanda Tangan

Drs. H. Abdul Fattah Wibisono, M.A

NIP. 150 236 009 ……………. …………….

Sekretaris (Sekretaris Jurusan/Prodi)

Drs. Sapiudin Shidik, M.Ag ……………. …………….

NIP. 150 299 477

Penguji I

Drs. H. Abdul Fattah Wibisono, M.A ……………. ……………

NIP. 150 236 009

Penguji II

Drs. Sapiudin Shidik, M.Ag ……………. …………….

NIP. 150 299 477

Mengetahui:

Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan,

Prof. Dr. Dede Rosyada, M.A

NIP. 150 231 356

ABSTRAK

Ary Antony Putra Pengaruh Metode Pemberian Tugas dalam Pengajaran Al-Qur’an dan Hadits terhadap Nilai Evaluasi Akhir Peserta Didik

Dalam rangka upaya peningkatan mutu pendidikan, dalam hal ini madrasah, guru adalah salah satu faktor terpenting untuk terlaksananya pendidikan yang berkualitas selain hal-hal lainnya seperti kurikulum, kepemimpinan yang kondusif sarana dan prasarana pembelajaran, dan lain sebagainya.

Berbicara masalah guru, ia dalah sosok yang memiliki andil yang sangat besar terhadap keberhasilan pembelajaran di sekolah. Guru sangat berperan dalam membantu pekembangan peserta didik untuk mewujudkan tujuan hidupnya secara optimal. Keyakinan ini muncul karena manusia adalah makhluk lemah, yang dalam perkembangannya senantiasa membutuhkan orang lain, sejak lahir, bahkan pada saat meninggal. Semua itu menunjukkan bahwa setiap orang membutuhkan orang lain dalam perkembangannya, demikian halnya peserta didik; ketika orang tua mendaftarkan anaknya ke sekolah pada saat itu juga ia menaruh harapan terhadap guru, agar anaknya dapat berkembang secara optimal.

Page 5: Implikasi Metode Resitasi dalam Pegajaran al-Qur’an dan

39

Dengan demikian, guru diharapkan memiliki kemampuan dan keprofesionalisme yang tinggi sebagai seorang pengajar, pendidik, dan pembina. Ia dituntut dapat menguasai seluruh aspek yang ada di dalamnya termasuk dalam hal metode pengajaran.

Salah satu keberhasilan implementasi kurikulum sangat dipengaruhi oleh kemampuan guru. Kemampuan guru yang paling utama berkaitan dengan kemampuan dan pengetahuan, serta tugas yang dibebankan kepadanya. Dengan memiliki kemampuan dan pengetahuan yang memadai, terutama yang berkaitan dengan metode, seorang guru akan lebih mudah melakukan proses pembelajaran dengan para siswanya.

Oleh karena itu, pemakaian metode harus sesuai dan selaras dengan karakteristik siswa, materi, dan kondisi lingkungan pengajaran. Bila ditinjau lebih teliti sebenarnya keunggulan suatu metode terletak pada beberapa faktor yang mempengaruhinya. antara lain: tujuan, karekteristik siswa, situasi dan kondisi, kemampuan dan pribadi guru, serta sarana dan prasarana yang digunakan.

Metode pemberian tugas adalah metode pengajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk turut aktif dalam proses pembelajaran. Muhibbin Syah mengatakan metode pemberian tugas adalah siswa mengutip atau mengambil sendiri bagian-bagian pelajaran tersebut dari buku-buku tertentu, kemudian belajar sendiri dan berlatih hingga sampai siap sebagaimana mestinya.

Berdasarkan kerangka pemikiran di atas, penulis tertarik untuk mengkaji lebih jauh skripsi yang berjudul: “Pengaruh Metode Pemberian Tugas dalam Pengajaran al-Qur’an dan Hadits terhadap Nilai Evaluasi Akhir Peserta Didik.”

KATA PENGANTAR

بسم االله الرحمن الرحيمPuji syukur Alhamdulillah penulis haturkan kepada Allah SWT atas rahmat,

karunia dan hidayah yang diberikan kepada penulis sehingga penulis mampu

menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan judul: “Implikasi Metode Resitasi

dalam Pengajaran al-Qur’an dan Hadits terhadap Nilai Evaluasi Akhir Peserta

Didik.” Shalawat serta salam penulis haturkan pula kepada Nabi Besar Muhammad

SAW, keluarga, para sahabat dan para pengikutnya yang setia sampai akhir masa.

Karya tulis yang sederhana ini, merupakan skripsi yang diajukan kepada

Fakltas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari

kesempurnaan sebagaimana yang diharapkan walaupun waktu, tenaga, dan pikiran

telah diperjuangkan dengan segala keterbatasan kemampuan yang penulis miliki demi

Page 6: Implikasi Metode Resitasi dalam Pegajaran al-Qur’an dan

40

terselesaikannya skripsi ini agar bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca

pada umumnya.

Selama penyusunan skripsi ini dan selama penulis belajar di Fakultas Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan Jurusan Pendidiakn Agama Islam, penulis banyak mendapat

bantuan, motivasi, serta bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis

menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan yang tak terhingga kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Komarudin Hidayat, MA., Rektor Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Bapak Prof. Dr. Dede Rosyada, MA., Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan.

3. Bapak Drs. Abd. Fatah Wibisono, MA., Ketua Jurusan Pendidikan Agama

Islam.

4. Bapak Drs. Syafiuddin, MA., Sekretaris Jurusan Pendidikan Agama Islam.

5. Bapak Dr. Abdul Majid Khan, MA., dan Abdul Ghofur S.Ag., Dosen

Pembimbing skripsi yang telah membimbing dan mengarahkan penulis tanpa

bosan untuk menghasilkan skripsi yang baik, juga memberikan ruang

kebebasan kepada penulis untuk menentukan berbagai proporsi, kategori dan

interpretasi pada skripsi ini.

6. Para dosen dan karyawan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan yang telah

memberikan motivasi dan pelayanan serta bimbingan dalam mengambangkan

pemikiran dan intelektualitas selama belajar di bangku perkuliahan.

7. Bapak Drs. H. Muhammad Rachmat Syah, Kepala Sekolah MTsN 3 Pondok

Pinang Jakarta Selatan serta para guru yang telah memberikan kesempatan

kepada penulis untuk mengadakan penelitian.

8. Pimpinan Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta beserta stafnya yang

membantu pelayanan fasilitas buku-buku demi selesainya skripsi ini.

9. Terkhusus buat kedua orang tuaku yang tercinta yang telah membesarkan,

mendidik, dan mencurahkan kasih sayang serta tak bosan-bosannya

memberikan bantuan secara moral, materil, semangat dan do’a buat penulis.

10. Buat bang Anwar Shaleh yang selalu sabar dan tabah serta tak pernah

mengeluh dalam membantu dan selalu memberikan dorongan buat penulis.

11. Buat teman-teman kosan (Masruri Hadi, Purwanto, Haris, Fuad, Erza, Ahmad,

Irsyad, Riki, Dauli, Arji, Heri, Abdi dan Budi) yang senasib sepenanggungan,

berbagi suka dan duka.

Page 7: Implikasi Metode Resitasi dalam Pegajaran al-Qur’an dan

41

12. Buat adek-adeku Riki Indrapraja dan Sonya Wulandari yang selalu

memberikan support dan perhatian kepada penulis.

13. Teristimewa buat teman-teman sekelasku yang senasib dan seperjuangan.

Kepada semuanya penulis ucapkan terima kasih yang tak terhingga, semoga

Allah swt membalas kebaikan yang mereka berikan dan apabila penulis ada

kesalahan, kekurangan dan kekhilafan mohon dimaafkan.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna baik dari

sistematika, bahasa maupun dari segi materi. Atas dasar ini, komentar, saran dan

kritik dari pembaca sangat penulis harapkan. Semoga skripsi ini, dapat membuka

cakrawala yang lebih luas bagi pembaca sekalian dan semoga bermanfaatuntuk kita

semua amin.

Jakarta, 6 September, 2007

Penulis

Page 8: Implikasi Metode Resitasi dalam Pegajaran al-Qur’an dan

42

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................... i

DAFTAR ISI ...................................................................................... iv

DAFTAR TABEL ................................................................................ vi

BAB I PENDAHULUAN ............................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah................................................ 1

B. Identifikasi Masalah ...................................................... 5

C. Pembatasan dan Perumusan Masalah........................... 5

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ...................................... 5

BAB II KAJIAN TEORI.................................................................. 7

A. al-Qur'an dan Hadits.................................................... 7

1. Definisi al-Qur'an dan Hadits ................................... 7

2. Isi pokok al –Qur’an ................................................. 13

3. Kedudukan dan Fungsi Hadits ................................. 14

B. Metode Pengajaran ..................................................... 16

1. Definisi Metode Pengajaran ..................................... 16

2. Macam-macam Metode Pengajaran ........................ 17

3. Metode Pemberian Tugas (Resitasi) ......................... 19

C. Evaluasi ...................................................................... 22

1. Pengertian Evaluasi ................................................. 22

2. Fungsi Evaluasi........................................................ 23

3. Teknik Evaluasi........................................................ 25

4. Tujuan Evaluasi........................................................ 27

BAB III METODOLOGI PENELITIAN .............................................. 30

A. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................. 30

B. Metode Penelitian .................................................................. 30

C. Variabel Penelitian ................................................................. 30

D. Populasi dan Sampel ............................................................... 32 E. Teknik Pengumpulan Data...................................................... 32

F. Teknik Pengolahan dan Analisa Data ..................................... 32

BAB IV HASIL PENELITIAN........................................................... 36

A. Profil Sekolah................................................................ 36

Page 9: Implikasi Metode Resitasi dalam Pegajaran al-Qur’an dan

43

1. Sejarah..................................................................... 36

2. Struktur Organisasi .................................................. 36

3. Visi dan Misi.............................................................. 37

4. Sarana dan Prasarana .............................................. 38

B. Pengolahan dan Analisa Data........................................ 38

1. Pengolahan Data ...................................................... 38

2. Analisa Data ............................................................. 67

C. Interpretasi Data........................................................... 72

BAB V PENUTUP......................................................................... 73

A. Kesimpulan ................................................................... 73

B. Saran ............................................................................ 74

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................... 75

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 10: Implikasi Metode Resitasi dalam Pegajaran al-Qur’an dan

44

DAFTAR TABEL

1. Tabel 1 Kisi-kisi instrumen variable metode resitasi dalam

pengajaran al-Qur’an dan Hadits.................................................. 31

2. Tabel 2 Kisi-kisi instrument variabel nilai evaluasi akhir peserta didik 31

3. Tabel 3 Indeks korelasi product moment ...................................... 34

4. Tabel 4 Jumlah bangunan dan fasilitas belajar ............................. 38

5. Tabel 5 Senang menyelesaikan tugas individu di dalam kelas....... 39

6. Tabel 6 Guru memberikan tugas belajar di dalam kelas................ 39

7. Tabel 7 Selalu menyelesaikan tugas yang diberikan guru di dalam

kelas ............................................................................................ 40

8. Tabel 8 Guru memberikan tugas menyalin ayat/hadits di dalam kelas 41

9. Tabel 9 Guru memberikan hadiah bagi siswa yang dapat

menyelesaikan tugas dengan baik di dalam kelas......................... 41

10. Tabel 10 Guru pernah memberikan tugas di luar kelas ................. 42

11. Tabel 11 Senang belajar di luar kelas ........................................... 43

12. Tabel 12Belajar di laboratorium ................................................... 43

13. Tabel 13 Menyukai tugas lapangan............................................... 44

14. Tabel 14 Selalu tepat waktu dalam menyelesaikan tugas individu di

dalam kelas .................................................................................. 44

15. Tabel 15 Tugas menghafal yang diberikan guru di dalam kelas

adalah tugas individu ................................................................... 45

16. Tabel 16 Tugas menerjemahkan yang diberikan guru di dalam kelas

adalah tugas individu ................................................................... 46

17. Tabel 17 Tugas menyalin yang diberikan guru di dalam kelas adalah

tugas individu............................................................................... 46

18. Tabel 18 Tugas individu yang diberikan guru di luar kelas

memberatkan siswa ..................................................................... 47

19. Tabel 19 Tugas-tugas individu di luar kelas sangat menyenangkan 48

20. Tabel 20 Selain tugas individu guru memberikan tugas kelompok di

dalam kelas .................................................................................. 48

21. Tabel 21 Tugas di luar kelas yang diberikan guru dilakukan secara

kelompok ..................................................................................... 49

22. Tabel 22 Tugas di laboratorium yang diberikan guru dilakukan

secara kelompok.......................................................................... 50

Page 11: Implikasi Metode Resitasi dalam Pegajaran al-Qur’an dan

45

23. Tabel 23 Tugas di lapangan yang diberikan guru dilakukan secara

kelompok ..................................................................................... 50

24. Tabel 24 Tugas kelompok di dalam kelas yang diberikan guru sangat

disukai ......................................................................................... 51

25. Tabel 25 Tabel data implikasi metode resitasi dalam pengajaran al-

Qur’an dan Hadits ........................................................................ 52

26. Tabel 26 Diciptakan dari apakah setan itu .................................... 53

27. Tabel 27 Orang yang tidak akan terkena godaan setan ................ 54

28. Tabel 28 Kata يتبع berarti .............................................................. 54

29. Tabel 29 Maksud langkah-langkah setan ..................................... 55

30. Tabel 30 Isi surat an-Nûr ayat 21 ................................................. 55

31. Tabel 31 Sikapmu ketika salah seorang temanmu tertimpa musibah 56

32. Tabel 32 االله سبيل يف أموالهم ... الذين مثل .................................................. 56

33. Tabel 33 Sikap seseorang yang selalu mengungkit-ungkit pemberian 57

34. Tabel 34 Disamakan dengan apakah seseorang yang bersedekah

tetapi selalu menyebutnya atau menyakiti perasaan sipenerima

berdasarkan sûrah al-Baqarah ayat 264....................................... 57

35. Tabel 35 Ditentukan oleh apakah diterima atau tidaknya perbuatan

baik manusia di sisi Allah.............................................................. 58

36. Tabel 36 Harus karena siapakah kita mencintai dan membenci

seseorang. ................................................................................... 58

37. Tabel 37 Dapat terjerumus ke dalam manakah orang yang mencintai

sesuatu karena hawa nafsunya .................................................... 59

38. Tabel 38 Selamat dari apakah kita bila benci dari kekufuran ........ 59

39. Tabel 39 Akan memperoleh apakah orang yang mencintai dan

membenci karena Allah swt.......................................................... 60

40. Tabel 40 Terdapat bacaan apakah pada lafal 60 ........................ حكيما

41. Tabel 41 Sebaiknya di baca apakah mad jâ'iz munfasil ................. 61

42. Tabel 42 ياايها الذين امنوا ولا تتبعوا خطواب الشيطان Bacaan apakah yang tepat

pada ayat yang digaris bawah ...................................................... 62

43. Tabel 43 ثلا ث من آن فيه وجد حلا وة الايمان Bacaan apakah yang tepat pada

hadits yang digaris bawah............................................................ 62

44. Tabel 44 ختم االله على قلوبهم وعلى سمعهم Bacaan apakah yang tepat pada

ayat yang digaris bawah............................................................... 63

45. Tabel 45 لقد آان لكم فى رسول االله اسوة حسنة Bacaan apakah yang tepat pada

hadits yang digaris bawah............................................................ 63

Page 12: Implikasi Metode Resitasi dalam Pegajaran al-Qur’an dan

46

46. Tabel 46 Tabel data jawaban siswa .............................................. 65

47. Tabel 47 Tabel data evaluasi akhir peserta didik .......................... 66

48. Tabel 48 Tabel data skor metode resitasi (Skor Variabel X) .......... 68

49. Tabel 49 Tabel data skor nilai evaluasi akhir peserta didik (Skor

Variabel Y).................................................................................... 69

50. Tabel 50 Tabel Perhitungan Variabel X dan Y................................ 70

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dewasa ini, kondisi pendidikan agama Islam di Indonesia menghadapi

berbagai persoalan dan kesenjangan dalam berbagai aspek yang kompleks,

yaitu: berupa persoalan dikotomi pendidikan, kurikulum, tujuan, sumber daya,

serta manajemen pendidikan Islam. Upaya perbaikannya belum dilakukan

secara mendasar, sehingga terkesan seadanya saja. Usaha pembaharuan

dan peningkatan pendidikan Islam sering dilakukan sepotong-sepotong atau

tidak bersifat komprehensif dan menyeluruh serta sebagian besar sistem dan

lembaga pendidikan Islam secara mendasar selalu dihambat oleh berbagai

Page 13: Implikasi Metode Resitasi dalam Pegajaran al-Qur’an dan

47

masalah, mulai dari persoalan dana sampai tenaga ahli, sehingga "pendidikan

Islam dewasa ini, terlihat orientasinya yang semakin berkurang jelas".1

Dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional berbunyi:

"Pendidikan nasional yang berfungsi mengembangkan kemampuan dan watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab".2

Dengan tercantumnya kata beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan

Yang Maha Esa dan berakhlak mulia dalam rumusan tujuan pendidikan

nasional tersebut menunjukkan bahwa pendidikan agama diharapkan

berperan langsung dalam upaya pencapaian tujuan pendidikan nasional,

karena tanpa melalui pendidikan agama, keimanan dan ketaqwaan terhadap

Tuhan Yang Maha Esa tersebut tidak mungkin dapat diwujudkan, karena itu

pendidikan agama termasuk pendidikan agama Islam mempunyai peran dan

kedudukan yang penting dalam sistem pendidikan nasional, yaitu sebagai sub

sistem dari sistem pendidikan nasional.

Keberhasilan pencapaian tujuan pendidikan agama Islam tidak terlepas dari

keberhasilan pencapaian kurikulum di sekolah. Begitu juga di sekolah,

kurikulum tidak dapat dicapai secara maksimal apabila kurikulum di kelas

(TIK, Kompetensi Dasar untuk istilah saat ini) tidak dapat digapai secara

maksimal. Inilah yang kemudian disebut sebagai mata rantai yang tidak dapat

dipisahkan satu sama lainnya.

Permasalahan yang sering kali dijumpai dalam pengajaran, khususnya

pengajaran agama Islam adalah bagaimana cara menyajikan materi kepada

siswa secara baik sehingga diperoleh hasil maksimal. Di samping itu, masalah

lainnya yang sering didapati adalah kurangnya perhatian guru agama

terhadap variasi penggunaan metode pengajaran dalam upaya peningkatan

mutu pengajaran secara baik. Padahal salah satu hal yang terpenting dalam

1Hujair Sanaky, Paradigma Pendidikan Islam: Membangun Masyarakat Madani Indonesia,

(Yogyakarta: Safiria Insania Prees, Oktober, 2003), h. 9. 2Undang-Undang RI No 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Bandung: Fokusmedia,

2003), h. 6-7.

Page 14: Implikasi Metode Resitasi dalam Pegajaran al-Qur’an dan

48

pengajaran adalah bagaimana seorang guru bisa memberikan pengajaran

yang menyenangkan melalui metode pengajaran yang variatif dan tidak

monoton sehingga peserta didik menyenangi pengajaran dan pelajaran yang

diberikan oleh seorang guru. Dengan demikian maka tujuan pembelajaran

akan tercapai tidak hanya pada aspek kognitif saja akan tetapi juga pada

aspek-aspek lainnya; yaitu aspek afektif dan aspek psikomotorik.

Sebagai salah satu lembaga pendidikan yang yang dikelola oleh Departemen

Agama, Madrasah Tsanawiyah merupakan sekolah lanjutan tingkat pertama

yang berciri khas agama Islam. Madrasah Tsanawiyah yang merupakan

bagian dari rentetan pendidikan dasar mempunyai arti yang sangat penting

bagi perkembangan anak didik di masa yang akan datang.

Kenyataan yang tidak dapat dipungkiri bahwa madrasah-madrasah yang ada

masih relatif tertinggal dibandingkan pendidikan umum yang sederajat.

Sebagai contoh, sampai saat ini madrasah masih mengalami banyak

permasalahan. Seperti lemahnya mamajemen pengelolaan, kurangnya

sumber daya manusia pendukungnnya, sarana prasarana yang tidak

memenuhi standar dan lain sebagainya. Dengan demikian mutu lembaga

pendidkan ini relatif belum memuaskan bila diukur dengan rata-rata hasil

pendidikan lain, terutama lembaga pendidikan umum yang setingkat.

Dalam rangka upaya peningkatan mutu pendidikan, dalam hal ini madrasah,

guru adalah salah satu faktor terpenting untuk terlaksananya pendidikan

yang berkualitas selain hal-hal lainnya seperti kurikulum, kepemimpinan yang

kondusif sarana dan prasarana pembelajaran, dan lain sebagainya.

Berbicara masalah guru, ia adalah sosok yang memiliki andil yang sangat

besar terhadap keberhasilan pembelajaran di sekolah. Guru sangat berperan

dalam membantu pekembangan peserta didik untuk mewujudkan tujuan

hidupnya secara optimal. Keyakinan ini muncul karena manusia adalah

makhluk lemah, yang dalam perkembangannya senantiasa membutuhkan

orang lain, sejak lahir, bahkan pada saat meninggal. Semua itu menunjukkan

bahwa setiap orang membutuhkan orang lain dalam perkembangannya,

demikian halnya peserta didik; ketika orang tua mendaftarkan anaknya ke

sekolah pada saat itu juga ia menaruh harapan terhadap guru, agar anaknya

dapat berkembang secara optimal.

Page 15: Implikasi Metode Resitasi dalam Pegajaran al-Qur’an dan

49

Dengan demikian, guru diharapkan memiliki kemampuan dan keprofesionalan

yang tinggi sebagai seorang pengajar, pendidik, dan pembina. Ia dituntut

dapat menguasai seluruh aspek yang ada di dalamnya termasuk dalam hal

metode pengajaran.

Metode pengajaran adalah sistem penggunaan teknik-teknik di dalam

interaksi dan komunikasi antara guru dan murid dalam proses belajar

mengajar sebagai proses pendidikan. Metode mengajar mempunyai dua

aspek: aspek ideal dan aspek teknis.3

1. Aspek ideal, secara ideal harus diingat bahwa program belajar

mengajar adalah sarana untuk mencapai tujuan pendidikan. Yang

menjadi pedoman utama adalah agar tercapai perkembangan peserta

didik yang optimal dan ini harus tertanam dalam sikap dasar guru

agama, yang diwujudkan dalam pendekatan guru terhadap peserta

didik sesuai dengan tahap perkembangannya.

2. Aspek teknis, terdapat bermacam-macam teknis yang dapat

digunakan dalam interaksi dan komunikasi itu, antara lain: bermain,

tanya jawab, ceramah, diskusi, peragaan, experimen, kerja kelompok,

sosiodrama, karyawisata dan modul. Seyogyanya guru dapat

mengenal berbagai teknik, agar dapat menerapkan secara tepat,

sesuai dengan keadaan.

Hal tersebut sejalan dengan apa yang disampaikan oleh Basyrudin Usman

tentang pengertian metode pengajaran, yaitu: suatu cara penyampaian bahan

pelajaran untuk mencapai tujuan yang ditetapkan, maka fungsi metode

mengajar tidak dapat diabaikan karena metode mengajar tersebut turut

menentukan berhasil tidaknya suatu proses belajar mengajar dan merupakan

bagian yang integral dalam suatu sistem pengajaran.4

Salah satu keberhasilan implementasi kurikulum sangat dipengaruhi oleh

kemampuan guru. Kemampuan guru yang paling utama berkaitan dengan

3Zakiyah Darajat, Pendidikan Agama Islam Dalam Keluarga Dan Sekolah, (Jakarta: CV Ruhama,

1995), h. 97.

4Basyruddin Usman, Metodologi Pembelajaran Agama Islam, (Jakarta: Ciputat Press, Juni, 2002), h.

31.

Page 16: Implikasi Metode Resitasi dalam Pegajaran al-Qur’an dan

50

kemampuan dan pengetahuan, serta tugas yang dibebankan kepadanya.5

Dengan memiliki kemampuan dan pengetahuan yang memadai, terutama

yang berkaitan dengan metode, seorang guru akan lebih mudah melakukan

proses pembelajaran dengan para siswanya.

Oleh karena itu, pemakaian metode harus sesuai dan selaras dengan

karakteristik siswa, materi, dan kondisi lingkungan pengajaran. Bila ditinjau

lebih teliti sebenarnya keunggulan suatu metode terletak pada beberapa

faktor yang mempengaruhinya, antara lain: tujuan, karakteristik siswa, situasi

dan kondisi, kemampuan dan pribadi guru, serta sarana dan prasarana yang

digunakan.6

Metode pemberian tugas adalah metode pengajaran yang memberikan

kesempatan kepada siswa untuk turut aktif dalam proses pembelajaran.

Muhibbin Syah mengatakan metode pemberian tugas adalah siswa mengutip

atau mengambil sendiri bagian-bagian pelajaran tersebut dari buku-buku

tertentu, kemudian belajar sendiri dan berlatih hingga sampai siap

sebagaimana mestinya.7

Dari pemaparan tersebut terlihat jelas bahwa tidak hanya guru yang aktif

akan tetapi siswa juga menjadi bagian terpenting bagi suksesnya proses

pembelajaran, yang pada akhirnya siswa akan merasakan langsung pengaruh

baik dari proses pembelajaran sehingga ia akan merasa senang dan nyaman

untuk kemudian terus aktif dalam proses pembelajaran pada masa-masa yang

akan datang.

Berdasarkan kerangka pemikiran di atas, penulis tertarik untuk

mengkaji lebih jauh skripsi yang berjudul: “Implikasi Metode Resitasi dalam

Pengajaran al-Qur’an dan Hadits terhadap Nilai Evaluasi Akhir Peserta Didik.”

B. Identifikasi Masalah

Latar belakang di atas, mengisyaratkan kepada seorang guru bahwa ia harus

mampu menyajikan materi yang akan diajarkan kepada peserta didiknya,

menguasai materi yang diajarkan, penguasaan kelas dan lain sebagainya. Di

samping itu, ia juga dituntut untuk menguasai metode pengajaran dan dapat

menyesuaikannya dengan materi tersebut serta sesuai dengan karakteristik

5E. Mulyasa, Implementasi Kurikulum 2004. Panduan Pembelajaran KBK. (Bandung: Remaja

Rosdakarya, Juni, 2004), h. 4. 6Basyruddin, Metodologi Pembelajaran Agama Islam, h. 32. 7Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 1997), h. 204.

Page 17: Implikasi Metode Resitasi dalam Pegajaran al-Qur’an dan

51

siswa. Oleh karena itu, penelitian ini hendak mengungkapkan implikasi

metode resitasi dalam pengajaran al-Qur'an dan Hadits terhadap nilai

evaluasi akhir peserta didik dengan mengambil studi kasus di MTs Negeri 3

Pondok Pinang Jakarta Selatan.

C. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Berkaitan dengan latar belakang permasalahan yang telah dijabarkan,

peneliti memfokuskan penelitian pada implikasi metode resitasi

(pemberian tugas) hapalan dan PR (Pekerjaan Rumah) dalam pengajaran

al-Qur'an dan Hadits kelas II terhadap nilai evaluasi akhir peserta didik

MTsN Pondok Pinang.

2. Perumusan Masalah

Penelitian ini dapat dirumuskan:

a. Bagaimanakah implikasi metode resitasi dalam pengajaran al-Qur'an

dan Hadits?p

b. Bagaimanakah nilai evaluasi akhir peserta didik?

c. Bagaimanakah implikasi metode resitasi dalam pengajaran al-

Qur'an dan Hadits terhadap nilai evaluasi akhir peseta didik?

D. Tujuan dan Manfaat

1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan pada masalah yang telah dirumuskan, penelitian ini

bertujuan untuk mengetahui:

a. Implikasi metode resitasi dalam pengajaran al-Qur'an dan Hadits.

b. Nilai evaluasi akhir peserta didik.

c. Implikasi metode resitasi dalam pengajaran al-Qur'an dan Hadits

terhadap nilai evaluasi peseta didik.

2. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat:

a. Melengkapi dan atau memperluas khasanah teori yang sudah

diperoleh melalui penelitian lain sebelumnya.

b. Menyajikan suatu wawasan khusus tentang Metode dan Nilai

Evaluasi Peserta Didik

c. Memberikan peluang kepada siapa saja untuk melakukan penelitian

lebih lanjut dan mendalam tentang hal yang sama dengan

Page 18: Implikasi Metode Resitasi dalam Pegajaran al-Qur’an dan

52

menggunakan teori-teori yang belum digunakan dalam penelitian

ini.

BAB II

KAJIAN TEORI

D. al-Qur’an Dan Hadits

a. Definisi al-Qur’an dan Hadits

a. Definisi al-Qur’an

Nama al-Qur’an adalah nama yang paling populer dan menonjol. Allah memberikan keistimewaan kepada kitab yang diturunkan pada Rasulullah saw dengan nama al-Qur’an karena nama ini tidak diberikan kepada kitab-kitab samawi sebelumnya. Kata al-Qur’an terambil dari kata-kata qira'ah dan nama ini dikhususkan untuk kitab yang diturunkan kepada nabi Muhammad saw, sehingga kata ini menjadi ‘alam (proper name) bagi al-Qur’an.

Ar-Raghib dalam kitab al-Mufradat sebagaimana yang dikutip oleh Shalah Abdul Fatah al-Khalidi mengemukakan pendapat seorang ulama, "Penamaan kitab ini dengan nama al-Qur’an adalah karena ia menghimpun seluruh dari kitab-kitab Allah, bahkan karena ia menghimpun seluruh ilmu. Hal itu, seperti yang diisyaratkan firman Allah Ta'ala dalam sûrah Yusuf/12: 111, “… dan menjelaskan segala sesuatu...”.8

Dari segi bahasa terdapat berbagai pendapat para ahli

mengenai pengertian al-Qur’an. Sebagian berpendapat, penulisan lafal

al-Qur’an dibubuhi huruf hamzah (dibaca al-Qur’an القرأن). Pendapat lain

mengatakan penulisannya tanpa dibubuhi huruf hamzah (dibaca al-

Qur’an القرآن) as-Syafi'i al-Farra, dan al-Asy'ari termasuk di antara ulama

yang berpendapat bahwa lafal al-Qur’an ditulis tanpa huruf hamzah.9

Al-Syafi'i mengatakan, sebagaimana yang dikutip oleh Abuddin Nata bahwa;

“lafal al-Qur’an yang terkenal itu bukan musytaq (pecahan dari akar kata apapun) dan bukan pula berhamzah (tanpa tambahan huruf hamzah di tengahnya, jadi dibaca al-Qur’an). Lafal tersebut sudah lazim digunakan dalam pengertian Kalamullah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw. Dengan demikian menurut al-Syafi'i, lafal

8Shalah Abdul Fatah al-Khalidi, Kunci Berinteraksi dengan Al-Qur'an, (Jakarta: Robbani Press, 2002), h. 13-14.

9Abuddin Nata, Al-Qur'an dan Hadits, (Jakarta: PT RajaGrafindo Pesada 2000), h. 51.

Page 19: Implikasi Metode Resitasi dalam Pegajaran al-Qur’an dan

53

tersebut bukan berasal dari akar kata qara-a (membaca), sebab kalau akar katanya qara'a, tentu tiap sesuatu yang dibaca dapat dinamai al-Qur’an. Lafal tersebut memang nama khusus bagi al-Qur’an, sama dengan nama Taurat dan Injil.10

Masih sejalan dengan pendapat di atas, sebagaimana yang telah

dikutip oleh Subhi as-Shalih bahwa al-Asy'ari dan para pengikutnya

mengatakan;

“Lafal al-Qur’an adalah musytaq atau pecahan dari akar kata qarn. Ia mengemukakan contoh kalimat qarnusy-syai' bisysyai' (menggabungkan sesuatu dengan sesuatu). Kata qarn dalam hal ini bermakna gabungan atau kaitan, karena surah-surah dan ayat-ayat al-Qur’an saling bergabung dan berkaitan”.11

Tiga pendapat di atas pada prinsipnya berkesimpulan bahwa

lafal al-Qur’an adalah al-Qur’an (tanpa huruf hamzah di tengahnya). Hal

ini berbeda dengan pemakaian kaidah pembentukan kata yang umum

digunakan dalam bahasa Arab. Meskipun demikian, ketiga pendapat

tersebut memperlihatkan fungsi dan kedudukan al-Qur’an sebagai

kitabullah yang ayat-ayatnya saling berkaitan satu sama lain sehingga

merupakan satu kesatuan yang serasi.

Di antara para ulama yang berpendapat bahwa lafal al-Qur’an

ditulis dengan tambahan huruf hamzah ditengahnya adalah al-Zajjaj

dan al-Lihyani serta jama'ah lainnya.12

Menurut al-Zajjaj, sebagaimana yang dikutip oleh Abuddin Nata

mengatakan;

“Lafal al-Qur’an ditulis dengan huruf hamzah di tengahnya berdasarkan pola kata (wazn) fu'lan. Lafal tersebut bentukan (musytaraq) dari akar kata qar'un yang berarti jam'un. Selanjutnya ia mengemukakan contoh kalimat quri'al ma'u fil haudi yang artinya: Air itu dikumpulkan dalam kolam. Dalam kalimat ini kata qar'un bermakna jam'un yang dalam bahasa Indonesia bermakna kumpul. Alasannya, al-Qur’an mengumpulkan atau menghimpun intisari kitab-kitab suci terdahulu”.13

10Ibid., h. 52. 11Subhi As-Shalih, Membahas Ilmu-Ilmu Al-Qur'an, (Jakarta: Pustaka Firdaus, 2004), h.

5. 12Ibid., h. 5-6. 13Nata, Al-Qur'an dan Hadits h. 53.

Page 20: Implikasi Metode Resitasi dalam Pegajaran al-Qur’an dan

54

Sebagaimana al-Zujjaj, al-Lihyani berpendapat sebagaimana

yang dikutip oleh Abuddin Nata bahwa lafal al-Qur’an ditulis dengan

huruf hamzah di tengahnya berdasarkan pola kata ghufran dan

merupakan pecahan dari akar kata qara'a yang bermakna tala

لا ) membaca). Lafal al-Qur’an digunakan untuk menamai sesuatu yang/ت

dibaca, yakni obyek dalam bentuk masdar.14

Pada terakhir ini adalah pendapat yang lazim dipegang oleh

masyarakat pada umumnya. Sejalan dengan pendapat tersebut, Hasbi

Ash-Shiddieqy mengatakan, sebagaimana yang dikutip oleh Abuddin

Nata bahwa al-Qur’an menurut bahasa ialah bacaan atau yang dibaca.

al-Qur’an adalah masdar yang diartikan dengan arti isim maf'ul, yaitu

maqru', yang dibaca.15 Menurut Shubhi Ash-Shalih, berpendapat ini

lebih kuat dan lebih tepat, karena dalam bahasa Arab lafal al-Qur’an

adalah bentuk masdar yang maknanya sinonim dengan qira'ah, yakni

bacaan.16 Sebagai contoh, firman Allah swt:

فإذا قرأناه فاتبع قرآنه• إن علينا جمعه وقرآنه

Artinya: "Sesungguhnya atas tanggungan Kamilah mengumpulkannya (didadamu) dan (membuatmu pandai) membacanya. Apabila Kami telah selesai membacakannya maka ikutilah bacaannya itu". (QS. al-Qiyamah, 75:17-18).

Lafal qara'a yang bermakna tala (membaca) diambil orang-

orang Arab dari bahasa Armenia dan digunakan dalam percakapan

sehari-hari.

Kata qara'a tersebut dapat pula berarti menghimpun dan

mengumpulkan. Qira'ah berarti mengumpulkan huruf-huruf dan

kalimat-kalimat dalam bacaan.17

Dengan mengikuti beberapa pendapat di atas dapat diperoleh

kesimpulan bahwa secara lughawy al-Qur’an berarti saling berkaitan,

berhubungan antara satu ayat dengan ayat lain, dan berarti pula

bacaan. Semua pengertian ini memperlihatkan kedudukan al-Qur’an

14Ibid., h. 53. 15 Ibid., h. 53. 16Subhi, Membahas Ilmu-Ilmu Al-Qur'an, h. 6. 17Nata, Al-Qur'an dan Hadits h. 54.

Page 21: Implikasi Metode Resitasi dalam Pegajaran al-Qur’an dan

55

sebagai kitabullah yang ayat-ayat dan surat-suratnya saling

berhubungan, dan ia merupakan bacaan bagi kaum muslimin.

Dari segi istilah para ahli memberikan definisi al-Qur’an sebagai

berikut:

Menurut Abdul Wahhab Khallaf;

"al-Qur’an adalah kalam Allah swt yang diturunkan oleh-Nya dengan perantaraan Malaikat Jibril ke dalam hati Rasulullah, Muhammad bin Abdullah dengan lafadz bahasa Arab dan dengan makna yang benar, agar menjadi hujjah Rasulullah saw dalam pengakuannya sebagai Rasulullah. Juga sebagai undang-undang yang dijadikan pedoman ummat manusia dan sebagai amal ibadah bila dibacanya. Ia ditadwinkan di antara dua lembar mushaf yang dimulai dengan surat al-Fâtihah dan ditutup dengan surat an-Nâs yang telah sampai kepada kita secara teratur, baik dengan bentuk tulisan atau lisan, dari generasi ke generasi lain, dengan tetap terpelihara dari perubahan dan penggantian."18

Menurut Manna' al-Qaththan, al-Qur’an adalah kalamullah yang

diturunkan kepada Nabi Muhammad saw dan membacanya adalah

ibadah.19

Menurut Muhammad Usman Najati dalam bukunya yang berjudul

al-Qur’an dan Psikologi mengatakan, al-Qur’an adalah agama dan

petunjuk yang diturunkan Allah kepada nabi Muhammad saw untuk

seluruh umat manusia.20

Di antara ulama juga terjadi perbedaan dalam penelusuran asal-

usul al-Qur’an, termasuk pemberian definisi al-Qur’an. Jika

direnungkan secara lebih mendalam dan seksama, terdapat unsur al-

Qur’an yang disepakati oleh pakar ilmu al-Qur’an.21

1. al-Qur’an adalah wahyu atau kalamullah. Seluruh definisi yang

diberikan oleh para ahli selalu diawali oleh penyebutan bahwa

al-Qur’an adalah kalam atau wahyu Allah.

18 Abdul Wahhab Khallaf, Kaidah-kaidah Hukum Islam Ilmu Ushul Fiqh, (Jakarta: PT

RajaGrafindo Persada, 2002), h. 22. 19 Manna' al-Qaththan, Mabahits Fi Ulum al-Qur'an, Mansyurat al-Ashral-Hadits, h. 20. 20 Muhammad Usman Najati, al-Qur'an dan Psikologi, (Jakarta: Aras Pustaka, 2003), ix.

21Ahmad Izzan, Ulumul Qur'an, (Bandung: Tafakkur, 2005), h. 29.

Page 22: Implikasi Metode Resitasi dalam Pegajaran al-Qur’an dan

56

2. al-Qur’an diturunkan kepada Nabi Muhammad saw. Berarti

kalam atau wahyu Allah yang diturunkan kepada nabi dan rasul

lainnya tidak bisa dinamai al-Qur’an.

3. al-Qur’an disampaikan melalui Malaikat Jibril. Semua ayat al-

Qur’an diwahyukan dengan perantara Malaikat Jibril.

4. al-Qur’an diturunkan dalam bentuk lafal dan bahasa Arab.

Ulama meyakini bahwa al-Qur’an diturunkan Allah bukan

semata-mata dalam bentuk makna seperti halnya dengan Hadits

Qudsi, melainkan juga sekaligus lafalnya. Karena lafal dan

maknanya berasal dari Allah, terjemahan al-Qur’an dan

tafsirnya yang dalam bahasa Arab sekalipun tidak dapat

dikatakan sebagai al-Qur’an.

Berdasarkan keempat unsur al-Qur’an di atas, dapat dikatakan

bahwa al-Qur’an ialah kalamullah yang diturunkan kepada Nabi

Muhammmad saw dalam bentuk lafal Arab dengan perantaraan

Malaikat Jibril, diriwayatkan secara mutawatir, diawali oleh surat al-

Fâtihah diakhiri oleh surat an-Nâs dan ditulis dalam mushaf.

Pendapat tersebut sejalan dengan pendapat Muhammad Ali ash-

Shabuni yang telah disepakati oleh para ulama, khususnya ulama

Ushul-Fiqh. al-Qur’an adalah kalam Allah yang memiliki mu'jizat,

diturunkan kepada penutup para nabi dan rasul, dengan melalui

perantara Malaikat Jibril, ditulis dalam berbagai mushaf, dinukilkan

kepada kita dengan cara mutawatir (tawatur), dan dianggap ibadah

membacanya yang dimulai dengan surat al-Fatihah dan ditutup oleh

surat an-Nâs. al-Qur’an adalah wahyu Allah yang diturunkan dari sisi

Allah kepada Rasul-Nya Muhammad ibn Abd Allah, penutup para nabi,

yang dinukilkan darinya dengan penukilan yang mutawatir

nazham/lafal maupun maknanya, dan merupakan Kitab Samawi yang

terakhir penurunannya.

b. Definisi Hadits

Definisi Hadits menurut bahasa mempunyai beberapa arti: Pertama, Jadid, lawan qadim = yang baru. Jama'nya: hidats, hudatsa' dan huduts . Kedua, Qarib = yang dekat; yang belum lama lagi terjadi, seperti dalam perkataan "haditsul ahdi bi'l-Islam" = orang yang baru memeluk agama Islam. Jama'nya: hidats, hudatsa' dan huduts. Ketiga, Khabar = warta, yakni: "ma yutahaddatsu bihi wa yunqalu" = sesuatu yang dipercakapkan dan dipindahkan dari seseorang kepada

Page 23: Implikasi Metode Resitasi dalam Pegajaran al-Qur’an dan

57

seseorang sama maknanya dengan "hidditsa". Dari makna inilah diambil perkataan "hadits Rasulullah".22

Kata al-Farra', sebagaimana yang dikutip oleh Muhammad

Hasbi, Ahadits sebenarnya jama' dari uhdutsah, kemudian

dijadikannya jama' bagi hadits. Dalam pada itu mereka tidak

mengatakan "uhdutsah Nabi".23

Sebagian ulama menetapkan, bahwa lafad ahadits jama' dari

hadits yang tidak menurut qiyas, atau jama' yang syadz.

Kata al-Zarkasyy dalam al-Bahr al-Muhith, sebagaimana yang

dikutip oleh Muhammad Hasbi, "lafad hadits bukan isim jama', dia jama'

taksir bagi hadits yang tidak menurut qiyas seperti abathil. Isim jama'

tak ada yang sewazan ini".24

Sedangkan definisi hadits secara istilah yang dikemukakan oleh

ahli-ahli hadits, sunnah adalah sabda, pekerjaan, ketetapan, sifat

(watak budi atau jasmani); atau tingkah laku Nabi Muhammad saw, baik

sebelum menjadi Nabi maupun sesudahnya.25 Dengan arti ini, menurut

mayoritas ulama sunnah sinonim dengan hadits.

Hadits menurut istilah ahli hadits, ialah:

وتقريرههالوحا وهالعفا ومليه وسلعى االله ل صهالوقا

"Segala ucapan Nabi, segala perbuatannya, segala keadaannya dan pengakuannya.”26

Sebagian ulama seperti Ath-Thiby berpendapat, sebagaimana

yang dikutip oleh M. Hasbi Ash Shiddieqy bahwa hadits itu melengkapi

sabda Nabi, perbuatan dan taqrirnya, melengkapi perkataan,

22M. Hasbi Ash Shiddieqy, Sejarah dan Pengantar Ilmu Hadits, (Jakarta: PT Bulan

Bintang), h. 20-21.

23Ibid., h. 21. 24Ibid., h. 21. 25M. Azami, Hadits Nabawi dan sejarah Kodifikasinya, (Jakarta: Pustaka Firdaus, 200), h.

14. 26 Hasbi, Sejarah dan Pengantar Ilmu Hadits, h. 22-23.

Page 24: Implikasi Metode Resitasi dalam Pegajaran al-Qur’an dan

58

perbuatan dan taqrir sahabat, sebagaimana melengkapi pula

perkataan, perbuatan dan taqrir tabi'in.27

Maka suatu hadits yang sampai kepada Nabi dinamai marfu',

yang sampai kepada sahabat dinamai mauquf dan yang sampai kepada

tabi'in saja dinamai maqthu.

b. Isi pokok al –Quran

a. Allah

Abdu Ar-Rahman Hasan dalam bukunya "al-Âqîdatu al-Islamiyah

Wa Ususuhâ" sebagaimana yang dikutip oleh Syahminan Zaini,

menyatakan; "Allah adalah isim nama dalam bahasa Arab atas zat

Tuhan yang mengumpulkan semua sifat-sifat kesempurnaan dan suci

dari semua sifat-sifat kekurangan yang tidak sesuai dengan

kesempurnaan keuluhiyahan dan kerububiyahan-Nya".28

Menurut Fazlur Rahman dalam bukunya tema pokok al-Qur’an

menyatakan;

“Perkataan Allah, nama tuhan yang sesungguhnya, lebih dari 2500 kali disebutkan di dalam al-Qur’an. Meskipun demikian al-Qur’an bukanlah sebuah risalah mengenai Tuhan dan sifat-sifat-Nya. Menurut al-Qur’an, eksistensi Tuhan benar-benar bersifat fungsional. Dia adalah Pencipta serta Pemelihara alam semesta dan manusia, terutama sekali Dia-lah yang memberikan petunjuk kepada manusia dan yang akan mengadili manusia nanti, baik secara individual maupun kolekif, dengan keadilan yang penuh belas kasih”.29

Farid Wajdi dalam bukunya "Dâiratul Ma'arif al-Qamil 'Asri"

sebagaimana yang dikutip oleh Syahminan Zaini, menyatakan: "Allah

adalah nama bagi pencipta SWT dan Dia adalah semasyhur-masyhur

nama-Nya serta bagi-Nya ada nama-nama yang baik".

27Muhammad Hasbi Ash Shiddieqy, Sejarah dan Pengantar Ilmu Hadits, (Jakarta: PT.

Pustaka Rizki Putra, 1997), h. 4.

28 Syahminan Zaini, Isi Pokok Ajaran Al-Qur'an, (Jakarta: Kalam Mulia, 2005), h. 5. 29 Fazlur Rahman, Tema Pokok Al-Qur’an, (Bandung: Penerbit Pustaka, 1996), h. 1.

Page 25: Implikasi Metode Resitasi dalam Pegajaran al-Qur’an dan

59

Dari pengertian-pengertian tersebut dapat disimpulkan, bahwa

Allah nama bagi pencipta alam semesta yang wajib ada-Nya yang

mempunyai semua sifat-sifat kesempurnaan, dan suci dari semua sifat-

sifat kekurangan yang tidak sesuai dengan kesempurnaan

keuluhiyahan dan kerububiyahan-Nya.

b. Manusia

Prof. Abbas Mahmud al-Aqqad dalam bukunya "Haqâiq al-Islam

Wa Abâtilu Khusumihî" sebagaimana yang dikutip oleh Syahminan

Zaini, mengatakan; al-Qur’an dan as-Sunah memberikan pengertian

tentang manusia sebagai berikut: "Manusia adalah makhluk yang

bertanggung jawab, yang diciptakan dengan sifat-sifat ketuhanan".30

Pengertian tersebut mengandung tiga unsur pokok, yaitu:

Manusia adalah makhluk Allah, manusia bertanggung jawab, dan

Manusia diciptakan dengan sifat-sifat Allah.

c. Alam

Menurut Islam, segala sesuatu yang selain Allah dan segala sesuatu yang diciptakan oleh Allah disebut alam. Dengan demikian, sebenarnya manusia termasuk ke dalam sebahagian dari alam. Tetapi karena kedudukan dan martabat manusia yang istimewa, seperti telah dikemukakan di atas maka pembahasan tentang manusia dipisahkan dari pembahasan alam.

Perbedaan terpenting di antara Allah dengan ciptaan-Nya adalah jika Allah tak terhingga dan mutlak, maka setiap sesuatu yang diciptakan-Nya adalah terhingga. Setiap sesuatu memiliki potensi-potensi tertentu tetapi betapapun banyaknya potensi-potensi tersebut tidak dapat membuat yang terhingga melampaui keterhinggaannya dan menjadi tidak terhingga. Inilah yang dimaksudkan al-Qur’an ketika ia mengatakan bahwa setiap sesuatu selain daripada Allah “mempunyai ukurannya” dan oleh karena itu, tergantung kepada Allah.31

3. Kedudukan dan Fungsi Hadits

Hadits Nabi saw merupakan penafsiran al-Qur’an dalam praktek

atau penerapan ajaran Islam secara faktual dan ideal. Demikian ini

mengingat bahwa pribadi Rasulullah merupakan perwujudan dari al-

30Zaini, Isi Pokok Ajaran Al-Qur'an, h. 87. 31Rahman, Tema Pokok Al-Qur’an, h. 97.

Page 26: Implikasi Metode Resitasi dalam Pegajaran al-Qur’an dan

60

Qur’an yang ditafsirkan untuk manusia, serta ajaran Islam yang dijabarkan

dalam kehidupan sehari-hari.32

Dalam beberapa tempat, penjelasan-penjelasan yang

diisayaratkan oleh ayat-ayat al-Qur’an hanya bersifat umum mujmal atau

mutlak. Misalnya tentang perintah shalat yang diungkapkan secara

mujmal, tidak menerangkan bilangan rakaatnya, tidak menerangkan cara-

caranya maupun syarat rukunnya.

Banyak hukum-hukum di dalam al-Qur’an yang di antaranya sulit

dipahami atau dijalankan, bila tidak diperoleh keterangan dari hadits Nabi

saw. Oleh sebab itu, para sahabat yang tidak memahami al-Qur’an perlu

kembali kepada rasulullah saw, untuk memperoleh penjelasan yang

diperlukan tentang ayat-ayat al-Qur’an.

Dengan demikian, maka hadits nabi saw berkedudukan sebagai

sumber hukum Islam kedua setelah al-Qur’an. Hal ini sesuai dengan

firman Allah:

اوهتنا فهن عماآها نم وهوذخ فلوس الرماآتا امو

Artinya: "…Apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah dia. Dan apa yang dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah…” (QS. Al-Hasyr: 7)

Kedudukan hadits terhadap al-Qur’an, sedikitnya mempunyai tiga

fungsi pokok:

1. Memperkuat dan menetapkan hukum-hukum yang telah ditentukan

oleh al-Qur’an (sebgai Bayân Taqrîr), Seperti:

فاجتنبوا الرجس من الأوثان واجتنبوا قول الزور

Artinya: "…maka jauhilah olehmu berhala-berhala yang najis itu dan jauhilah perkataan-perkataan dusta…” (QS. Al-Haj: 30)

2. Memberikan penafsiran terhadap ayat-ayat yang masih bersifat

mujmal dan bersifat mutlaq (Bayân Tafsîr). Penjelasan Rasulullah

terhadap ayat-ayat yang demikian dapat berupa: a. Menafsilkan kemujmalannya, seperti perintah mengerjakan

shalat, membayar zakat, dan menunaikan haji.

32Muhammad Ahmad dan M. Mudzakir, Ulumul Hadits, (Bandung: CV Pustaka Setia,

2000), h 18.

Page 27: Implikasi Metode Resitasi dalam Pegajaran al-Qur’an dan

61

b. Memberikan persyaratan, misalnya ketentuan tentang anak-

anak dapat memusakai harta orang tuanya dan keluarganya. c. Memberi kekhususan (Bayân takhsîsh), ayat yang masih bersifat

umum, misalnya tentang keharaman bangkai dan darah. 3. Menetapkan hukum aturan-aturan yang tidak didapati (diterangkan

di dalam al-Qur’an), misalnya dalam masalah perkawinan. Allah

menghalalkan persetubuhan dengan jalan nikah dan

mengharamkannya lantaran zina. Maka bagaimanakah

persetubuhan itu terjadi sesudah nikah memenuhi syarat? Maka

Rasulullah bersabda:

Artinya: "Siapa saja wanita yang menikah tanpa ijin walinya maka nikahnya batal, maka kalau sudah terjadi persetubuhan dengannya maka dia berhak menerima mahar lantaran persetujuan itu." (HR. Abu Daud dan Turmudzi). 33

E. Metode Pengajaran

1. Definisi Metode Pengajaran

Menurut Ahmad Sabri, dalam bukunya startegi belajar mengajar &

micro teaching menyatakan;

“Metode Pembelajaran adalah cara-cara atau teknik penyajian bahan pelajaran yang akan digunakan oleh guru pada saat menyajikan bahan pelajaran, baik secara individual atau secara kelompok. Agar tercapainya tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan, seorang guru harus mengetahui berbagai metode. Dengan memiliki pengetahuan mengenai sifat berbagai metode yang paling sesuai dengan situasi dan kondisi. Penggunaan metode mengajar sangat bergantung pada tujuan pembelajaran”.34

Syarat-syarat yang harus diperhatikan seorang guru dalam

penggunaan metode pembelajaran adalah sebagai berikut:

a. Metode yang dipergunakan harus dapat membangkitkan motif,

minat atau gairah belajar siswa.

b. Metode yang digunakan dapat merangsang keinginan siswa untuk

belajar lebih lanjut, seperti melakukan inovasi dan ekspotasi.

c. Metode yang digunakan harus dapat memberikan kesempatan bagi

siswa untuk mewujudkan hasil karya.

d. Metode yang digunakan harus dapat menjamin perkembangan

kegiatan kepribadian siswa.

33 Ibid., hlm. 20. 34Ahmad Sabri, Startegi Belajar Mengajar & Micro teaching, (Jakarta:

QuantumTeaching, 2007), h. 49.

Page 28: Implikasi Metode Resitasi dalam Pegajaran al-Qur’an dan

62

e. Metode yang digunakan harus dapat mendidik murid dalam teknik

belajar sendiri dan cara memperoleh pengetahuan melalui usaha

pribadi.

f. Metode yang digunakan harus dapat menanamkan dan

mengembangkan nilai-nilai dan sikap siswa dalam kehidupan

sehari-hari.35

2. Macam-macam Metode Pengajaran

Memilih berbagai metode yang tepat untuk menciptakan proses

belajar mengajar yang menarik. Ketepatan penggunaan metode mengajar

tersebut sangat bergantung kepada tujuan, isi, proses belajar mengajar

dan kegiatan belajar mengajar.36 Ditinjau dari segi penerapannya, metode-

metode ada yang tepat digunakan untuk siswa dalam jumlah kecil. Ada

juga yang tepat digunakan di dalam kelas atau di luar kelas. Di bawah ini

akan diuraikan secara singkat beberapa metode mengajar dan

penggunaanya.

a. Metode Ceramah

Yang dimaksud dengan metode ceramah ialah suatu metode di

dalam pendidikan dan pengajaran di mana cara menyampaikan

pengertian-pengertian materi pengajaran kepada anak didik

dilaksanakan dengan lisan. Hubungan antara guru dan anak didik

banyak menggunakan bahasa lisan.37

b. Metode Tanya Jawab

Metode tanya jawab adalah metode mengajar yang memungkinkan

terjadinya komunikasi langsung yang bersifat two way traffic sebab

pada saat yang sama terjadi dialog antara guru dan siswa. Guru

bertanya siswa menjawab, begitu juga sebaliknya.

c. Metode Diskusi

Diskusi adalah suatu kegiatan kelompok untuk memecahkan suatu

masalah dengan maksud untuk mendapat pengertian bersama yang

lebih jelas dan lebih teliti tentang sesuatu, atau menyelesaikan

keputusan bersama. Dalam diskusi setiap orang diharapkan meberikan

sumbangan pemikiran sehingga seluruh kelompok kembali dengan

pemahaman yang sama dalam suatu keputusan atau kesimpulan.

35 Ibid., hlm. 49-50. 36 Ibid., hlm. 50.

37Abu Ahmadi, Metodik khusus Pendidikan Agama, (Bandung: Armico, 1986), h.110.

Page 29: Implikasi Metode Resitasi dalam Pegajaran al-Qur’an dan

63

d. Metode Kerja Kelompok

Metode kerja kelompok mengandung pengertian bahwa siswa

dalam satu kelas dipandang sebagai suatu kesatuan tersendiri atau

dibagi atas kelompok-kelompok kecil.

e. Metode Demonstrasi dan Eksprimen

Metode demonstarsi adalah suatu metode yang digunakan untuk

memperlihatkan sesuatu proses atau cara kerja suatu benda yang

berkenaan dengan bahan pelajaran. Metode ini menghendaki guru

yang lebih aktif dari pada anak didik. Misalnya menggunakan kompor.38

Sedangkan metode eksprimen adalah metode pengajaran yang

dilakukan oleh guru dan siswa bersama-sama mengerjakan. Misalnya

siswa mengerjakan sholat jum'at, merawat jenazah.39

f. Metode Problem Solving

Metode Problem Solving (Metode pemecahan masalah) bukan

hanya sekedar metode mengajar tetapi juga merupakan suatu metode

berpikir, sebab dalam problem solving dapat menggunakan metode-

metode lainnya dimulai dengan mencari data sampai kepada menarik

kesimpulan.

g. Metode Sosiodrama dan Bermain Peran

Metode Sosiodrama dan Bermain Peran adalah metode mengajar

dengan mendemontrasikan cara bertingkah laku dalam hubungan

sosial, sedangakan bermain peran menekankan kenyataan dimana

para siswa diikutsertakan dalam permainan peranan di dalam

mendemontrasikan masalah-masalah sosial.

h. Metode Latihan (Drill)

Metode latihan (drill) pada umumnya digunakan untuk memperoleh

suatu ketangkasan atau keterampilan dari apa yang telah dipelajari.

i. Metode Karyawisata

Karyawisata dalam arti metode mengajar mempunyai arti tersendiri

yang berbeda dengan karyawisata dalam arti umum. Karyawisata di

sini berarti kunjungan keluar kelas dalam rangka belajar. Karyawisata

38Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik, (Jakarta: Rineka Cipta, 2005), h. 239.

39Sabri, Startegi Belajar Mengajar & Micro teaching, h. 57

Page 30: Implikasi Metode Resitasi dalam Pegajaran al-Qur’an dan

64

adalah suatu karya penyajian bahan pelajaran dengan membawa siswa

mengunjungi obyek yang akan dipelajari.

j. Metode Tugas Belajar dan Resitasi

Tugas dan resitasi tidak sama dengan pekerjaan rumah, tetapi jauh

lebih luas dari itu tugas dilaksanakan di rumah, sekolah perpustakaan

dan tempat lainnya. Metode tugas dan resitasi merangsang anak aktif

belajar baik secara individual maupun secara kelompok. Oleh karena

itu, tugas dapat diberikan secara individual, atau dapat pula secara

kelompok.

3. Metode Pemberian Tugas (Resitasi)

Pemberian tugas (resitasi) berasal dari bahasa inggris to cite yang

artinya mengutip (re: kembali) yaitu siswa mengutip atau mengambil

sendiri bagian-bagian pelajaran itu dari buku-buku tertentu, lalu belajar

sendiri dan berlatih hingga sampai siap sebagaimana mestinya. Metode ini

popular dengan bentuk PR (Pekerjaan Rumah).40

Dalam metode pemberian tugas guru dan murid harus mengetahui

beberapa syarat yaitu:

a. Tugas yang diberikan harus berkaitan dengan pelajaran yang

mereka pelajari sehingga murid di samping sanggup

mengerjakannya juga sanggup menghubungkannya dengan

pelajaran tertentu.

b. Guru harus dapat mengukur dan memperkirakan bahwa tugas yang

diberikan kepada murid akan dilaksanakannya sesuai dengan

kesanggupannya dan kecerdasan yang dimilikinya.

c. Guru harus memberikan motivasi kepada murid bahwa tugas yang

diberikan kepada mereka akan dikerjakan atas kesadaran sendiri

yang timbul dari hati sanubarinya.

d. Jenis tugas yang diberikan kepada murid harus dimengerti benar-

benar sehingga murid tidak ada keraguan dalam

melaksanakannya.41

Metode resitasi adalah metode penyajian bahan di mana guru

memberikan tugas tertentu agar siswa melakukan kegiatan belajar.

Masalah tugas yang dilaksanakan oleh siswa dapat dilakukan di dalam

40Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1997), h. 204.

41Zakiyah Drajat, Metodologi Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 1996), h. 300.

Page 31: Implikasi Metode Resitasi dalam Pegajaran al-Qur’an dan

65

kelas, halaman sekolah, laboratorium, perpustakaan, bengkel, rumah

siswa, atau di mana saja asal tugas itu dapat dikerjakan. 42

Metode ini diberikan karena dirasakan bahan pelajaran terlalu

banyak sementara waktu sedikit. Artinya banyaknya bahan yang tersedia

dengan waktu kurang seimbang. Agar bahan pelajaran selesai sesuai

dengan waktu yang ditentukan maka metode inilah yang biasanya guru

gunakan untuk mengatasinya.

Tugas dan resitasi tidak sama dengan pekerjaan rumah, tetapi jauh

lebih luas dari itu. Tugas dilaksanakan di rumah, sekolah perpustakaan

dan tempat lainnya. Metode tugas dan resitasi merangsang anak aktif

belajar baik secara individual maupun secara kelompok. Oleh karena itu,

tugas dapat diberikan secara individual, atau dapat pula secara kelompok.

Tugas yang dapat diberikan kepada anak didik ada berbagai jenis.

Karena itu, tugas sangat banyak macamnya, bergantung pada tujuan yang

akan dicapai seperti tugas meneliti, tugas menyusun laporan (lisan atau

tulisan), tugas motorik, tugas laboratorium, dan lain-lain.

Ada langkah-langkah yang harus diikuti dalam penggunaan tugas

atau resitasi yaitu:

i. Fase pemberian tugas

Tugas yang diberikan kepada siswa hendaknya

mempertimbangkan:

a) Tujuan yang akan dicapai

b) Jenis tugas yang jelas dan tepat sehingga anak mengerti apa

yang ditugaskan tersebut.

c) Sesuai dengan kemampuan siswa ada petunjuk/sumber yang

dapat membantu pekerjaan siswa.

d) Sediakan waktu yang cukup untuk mengerjakan tugas

tersebut.

ii. Langkah pelaksanaan tugas

1. Diberikan bimbingan/pengawasaan oleh guru.

2. Diberikan dorongan sehingga anak mau bekerja.

3. Diusahakan/dikerjakan oleh siswa sendiri, tidak menyuruh

orang lain.

42Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka

Cipta, 2006), h. 96.

Page 32: Implikasi Metode Resitasi dalam Pegajaran al-Qur’an dan

66

4. Dianjurkan agar siswa mencatat hasil-hasil yang ia peroleh

dengan baik dan sistematik.

iii. Fase mepertanggungjawabkan tugas

Hal yang harus dikerjakan pada fase ini:

a) Laporan siswa baik lisan/diskusi dari apa yang telah

dikerjakannya.

b) Ada Tanya jawab/diskusi kelas.

c) Penilaian hasil pekerjaan siswa baik dengn tes maupun

nontes atau cara lainnya. 43

Fase Mempetanggungjawabkan tugas inilah yang disebut

"resitasi". Metode tugas atau resitasi mempunyai beberapa

kelebihan antara lain:

(1) Lebih merangsang siswa dalam melakukan aktivitas

balajar individual ataupun kelompok.

(2) Dapat mengembangkan kemandirian siswa di luar

pengawasan guru.

(3) Dapat membina tanggung jawab dan disiplin siswa.

(4) Dapat mengembangkan kreativitas siswa.

Selain memiliki kelebihan, metode ini juga memiliki kekurangan.

Yaitu:

(1) Siswa sulit dikontrol, apakah benar ia yang mengerjakan

tugas ataukah orang lain.

(2) Khusus untuk tugas kelompok, tidak jarang yang aktif

mengerjakan dan menyelesaikannya adalah anggota

tertentu saja, sedangkan anggota lainnya yidak

berpartisipasi dengan baik.

(3) Tidak mudah memberikan tugas yang sesuai dengan

perbedaan individu siswa.

(4) Sering memberikan tugas yang monoton (tak bervariasi)

dapat menimbulkan kebosanan siswa. 44

Dari pemaparan tersebut dapat disimpulkan yang dimaksud dengan

metode resitasi adalah: Metode penyajian bahan pelajaran dengan cara

memberikan tugas kepada siswa baik secara individu maupun kelompok

agar mereka dapat melakukan kegiatan belajar di kelas maupun di luar

kelas.

F. Evaluasi

1. Pengertian evaluasi

43Ibid., hlm. 97 44Ibid., h. 98.

Page 33: Implikasi Metode Resitasi dalam Pegajaran al-Qur’an dan

67

Secara harfiah kata evaluasi berasal dari bahasa Inggris evaluation; dalam bahasa Arab al-Taqdîr; dalam bahsa Indonesia berarti: penilaian. Akar katanya adalah value; dalam bahasa Arab al-Qimah; dalam bahasa Indonesia berarti; nilai. Dengan demikian secara harfiah, evaluasi pendidikan dapat diartikan sebagai penilaian dalam bidang pendidikan atau penilaian mengenai hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan pendidikan.45

Adapun dari segi istilah, sebagaimana dikemukakan oleh Edwind

Wandt dan Gerald W. Brown (1977): Evaluation refer to the act or process

to determining the value of something. Menurut defenisi ini, maka istilah

evaluasi itu menunjukkan kepada atau mengandung pengertian: suatu

tindakan atau proses untuk menentukan nilai dari sesuatu.46

Evaluasi adalah kegiatan identifikasi untuk melihat apakah suatu program yang telah direncanakan telah tercapai atau belum, berharga atau tidak berharga, dan dapat pula untuk melihat tingkat efisiensi pelaksanaannya. Evaluasi berhubungan kuat dengan keputusan nilai (value judgement). Dalam dunia pendidikan dapat dilakukan evaluasi terhadap kurikulum baru, kebijakan pendidikan, sumber belajar tertentu atau etos kerja guru.47

Menurut Stufflebeam dan Shinkfield (1985), evaluasi adalah penilaian yang sistematik tentang manfaat atau kegunaaan suatu obyek. Dalam melakukan suatu obyek, evaluasi di dalamnya ada kegiatan untuk menentukan nilai suatu program, sehingga ada unsur judgement tentang nilai suatu program, sehingga dalam proses evaluasi ada unsur subyektif.48

Sejalan dengan pendapat di atas M. Ngalim Purwanto

mengemukakan bahwa evaluasi adalah suatu proses merencanakan,

memperoleh dan menyediakan informasi yang sangat diperlukan untuk

membuat alternatif-alternatif keputusan.49

Secara umum dapat dikatakan evaluasi pengajaran adalah

penilaian terhadap pertumbuhan dan kemajuan peserta didik ke arah

45Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2006), h.1.

46Ibid., h. 1. 47Mimin Haryati, Sistem Penilaian Berbasis Kompetensi, (Jakarta: Gaung Persada Press,

2006), h. 17. 48Ibid., h. 17.

49M. Ngalim Purwanto, Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, (Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2006), h. 3.

Page 34: Implikasi Metode Resitasi dalam Pegajaran al-Qur’an dan

68

tujuan-tujuan yang telah ditetapkan dalam hukum. Hasil penilaian ini dapat

dinyatakan secara kuantitatif maupun kualitatif.50

2. Fungsi Evaluasi

Dengan mengetahui manfaat evaluasi ditinjau dari berbagai segi

dalam sistem pendidikan, maka dengan cara lain dapat dikatakan bahwa

fungsi evaluasi ada beberapa hal:

a. Evaluasi berfungsi selektif.

Dengan cara mengadakan evaluasi guru mempunyai cara untuk

mengadakan seleksi terhadap siswanya. Seleksi itu, sendiri

mempunyai berbagai tujuan, antara lain:

1) Untuk memilih siswa yang dapat diterima di sekolah tertentu.

2) Untuk memilih siswa yang dapat naik kelas atau tingkat

berikutnya.

3) Untuk memilih siswa yang seharusnya mendapat beasiswa.

4) Untuk memilih siswa yang sudah berhak meninggalkan sekolah

dan sebagainya.

b. Evaluasi berfungsi diagnostic.

Apabila alat yang digunakan dalam evaluasi cukup memenuhi

persyaratan, maka dengan melihat hasilnya, guru akan mengetahui

kelemahan siswa. Di samping itu, akan diketahui pula sebab-musabab

kelemahannya. Dengan demikian akan mudah dicari cara untuk

mengatasinya.

c. Evaluasi berfungsi sebagai penempatan.

Sistem baru yang kini banyak dipopulerkan di negara Barat adalah

sistem belajar sendiri. Belajar sendiri dapat dilakukan dengan cara

mempelajari sebuah paket belajar, baik itu berbentuk modul maupun

paket belajar yang lain. Sebagai alasan dari timbulnya sistem ini adalah

adanya pengakuan yang besar terhadap kemampuan individual. Setiap

siswa sejak lahirnya telah membawa bakat sendiri-sendiri sehingga

pelajaran akan lebih efektif apabila disesuaikan dengan pembawaan

yang ada. Akan tetapi disebabkan keterbatasan sarana dan tenaga

pendidikan yang bersifat individual kadang-kadang sukar sekali

dilaksanakan. Pendekatan yang lebih bersifat melayani perbedaan

50Harjanto, Perencanaan Pengajaran, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2003), h. 277.

Page 35: Implikasi Metode Resitasi dalam Pegajaran al-Qur’an dan

69

kemampuan adalah pengajaran secara kelompok. Untuk dapat

menentukan dengan pasti di kelompok mana seorang siswa harus

ditempatkan, digunakan suatu evaluasi. Kelompok siswa yang

mempunyai evaluasi yang sama, akan berada dalam kelompok yang

sama dalam belajar.

d. Evaluasi berfungsi sebagi pengukuran keberhasilan.

Fungsi keempat dari evaluasi ini dimaksudkan untuk mengetahui

sejauh mana suatu program berhasil diterapkan. Keberhasilan

program ditentukan oleh beberapa faktor yakni; guru, metode

mengajar kurikulum, sarana dan sistem kurikulum. 51

3. Teknik Evaluasi

Secara garis besar, teknik evaluasi yang digunakan dalam

pengajaran menurut Djamarah dapat digolongkan menjadi dua macam,

yaitu: teknik tes dan teknik non-tes.52 Hal ini juga sejalan dengan pendapat

Suharsimi Arikunto.53 Lebih lanjut Suharsimi menjelaskan bahwa evaluasi

yang tergolong teknik nontes yaitu: skala bertingkat (rating scale),

kuesioner (questionair), daftar cocok (check list), wawancara (interview),

pengamatan (observation) 54dan riwayat hidup.

Ada beberapa teknik non-tes yaitu:

a. Skala bertingkat (rating scale)

Skala menggambarkan suatu nilai yang berbentuk angka terhadap

suatu nilai pertimbangan.

b. Kuesioner (questionnaire)

Kuesioner (questionnaire) juga sering dikenal sebagai angket. Pada

dasarnya kuesioner adalah sebuah daftar pertanyaan yang harus diisi

oleh orang yang akan diukur (responden). Tentang macam-macam

kuesioner, dapat ditinjau dari beberapa segi:

1) Ditinjau dari siapa yang menjawab:

1. Kuesioner langsung

51Daryanto, Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2005), h. 14-!5.

52Ibid., h. 28-34.

53Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2002), h. 26.

54Ibid., h. 26.

Page 36: Implikasi Metode Resitasi dalam Pegajaran al-Qur’an dan

70

Kuesioner dikatakan langsung jika kuesioner tersebut

dikirimkan dan diisi langsung oleh orang yang akan dimintai

jawaban tentang dirinya.

2. Kuesioner tidak langsung

Kuesioner tidak langsung adalah kuesioner yang dikirimkan

dan diisi oleh bukan orang yang diminta keterangannya.

Kuesioner tidak langsung biasanya digunakan untu mencari

informasi tentang bahan, anak, saudara, tetangga dan

sebagainya.

2) Ditinjau dari segi cara menjawab:

a) Kuesioner tertutup

Kuesioner tertutup adalah kuesioner yang disusun dengan

menyediakan pilihan jawaban langkah sehingga pengisi hanya

tinggal memberi tanda pada jawaban yang dipilih.

b) Kuesioner terbuka

Kuesioner terbuka adalah kuesioner yang disusun

sedemikian rupa sehinga para pengisi bebas mengemukakan

pendapatnya.

c. Daftar cocok (Check-list)

Yang dimaksud dengan daftar cocok (check-list) adalah deretan

pernyataan (yang biasanya singkat-singkat), di mana responden yang

dievaluasi tinggal membumbuhkan tanda cocok (√) di tempat yang

sudah disediakan.

d. Wawancara (interview)

Wawancara (interview) adalah suatu cara yang digunakan untuk

mendapatkan jawaban dari responden dengan jalan tanya jawab

sepihak. Dikatakan sepihak karena dalam wawancara ini responden

tidak diberi kesempatan sama sekali untuk mengajukan pertanyaan.

Pertanyaan hanya diajukan oleh subyek evaluasi.

Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu:

1) Interviu bebas, di mana responden mempunyai kebebasan

untuk mengutarakan pendapatnya, tanpa dibatasi oleh patokan-

patokan yang telah dibuat oleh subyek evaluasi.

Page 37: Implikasi Metode Resitasi dalam Pegajaran al-Qur’an dan

71

2) Interviu terpimpin, yaitu interviu yang dilakukan oleh subyek

evaluasi dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang

sudah diusun terlebih dahulu.

e. Pengamatan (observation)

Pengamatan atau observasi adalah suatu teknik yang dilakukan

dengan cara mengadakan pengamatan secara teliti serta pencatatan

secara sistematis.

Ada tiga macam observasi:

1) Observasi partisipan, yaitu observasi yang dilakukan oleh

pengamat, tetapi dalam pada itu, pengamat memasuki dan

mengikuti kegiatan kelompok yang sedang diamati.

2) Observasi sistematik, yaitu observasi di mana faktor yang

diamati sudah didaftar secara sistematis. Dan sudah diatur

menurut katagorinya.

3) Observasi eksperimental terjadi jika pengamat tidak

berpatisipasi dalam kelompok.

f. Riwayat hidup

Riwayat hidup adalah gambaran tentang keadaan seseorang

selama dalam masa kehidupannya. Dengan mempelajari riwayat hidup,

maka subyek evaluasi akan dapat menarik suatu kesimpulan tentang

kepribadian kebiasaan dan sikap dari obyek yang dimulai.

4. Tujuan evaluasi

Evaluasi adalah suatu kegiatan yang disengaja dan bertujuan. Kegiatan evaluasi dilakukan dengan sadar oleh guru dengan tujuan memperoleh kepastian mengenai keberhasilan belajar anak didik dan memberikan masukan kepada guru mengenai yang dia lakukan dalam pengajaran. Dengan kata lain, evaluasi yang dilakukan guru bertujuan untuk mengetahui bahan-bahan pelajaran yang disampaikannya sudah dikuasai atau belum oleh anak didik, dan apakah kegiatan pengajaran yang telah dilaksanakan sesuai dengan yang diharapkan. 55

Menurut Sudirman N., sebagaimana yang dikutip oleh Syaiful Bahri

mengatakan, tujuan penilaian dalam proses belajar mengajar adalah:

a. Mengambil keputusan tentang hasil belajar.

b. Memahami anak didik.

55Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik, h. 246.

Page 38: Implikasi Metode Resitasi dalam Pegajaran al-Qur’an dan

72

c. Memperbaiki dan mengembangkan program pengajaran.

Lebih lanjut beliau mengatakan, pengambilan keputusan tentang

hasil belajar merupakan suatu keharusan bagi seorang guru agar dapat

mengetahui berhasil tidaknya anak didik dalam proses belajar mengajar.

Ketidakberhasilan proses belajar mengajar disebabkan antara lain oleh:

1) Kemampuan anak didik yang rendah.

2) Kualitas materi pelajaran tidak sesuai dengan tingkat usia anak.

3) Jumlah bahan pelajaran terlalu banyak sehingga tidak sesuai

dengan waktu yang diberikan.

4) Komponen proses belajar mengajar yang kurang sesuai dengan

tujuan. 56

Di samping itu, pengambilan keputusan juga diperlukan untuk

memahami anak didik dan mengetahui sejauh mana dapat diberikan

bantuan terhadap kekurangan-kekurangan anak didik. Evaluasi juga

bermaksud memperbaiki dan mengembangkan program pengajaran.

Daryanto menjelaskan bahwa tujuan evaluasi adalah mendapatkan

informasi yang akurat mengenai tingkat pencapaian tujuan instruksional

oleh siswa sehingga dapat diupayakan tindak lanjutnya.57

Menurut Suharsimi tujuan penilaian memiliki tiga fungsi; selektif, diagnostic, penempatan, dan sebagi pengukur keberhasilan.58 Penilaian yang berfungsi sebagi selektif biasanya digunakan untuk menyeleksi siswa, seperti untuk menjaring siswa baru, siswa yang dapat naik kelas dan lain sebagainya. Sedangkan diagnostic dipergunakan untuk melihat kebaikan dan kelemahan siswa. Dengan diketahuinya sebab-sebab kelemahan ini, akan lebih mudah dicari untuk mengatasi. Penilaian yang berfungsi sebagai penempatan digunakan untuk mengelompokkan dan menentukan di antara beberapa siswa yang memiliki kemampuan dan memiliki kelemahan. Yang terakhir adalah sebagai pengukur keberhasilan. Penilaian ini dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana suatu program berhasil diterapkan.59

Dari beberapa pemaparan tersebut dapat diambil kesimpulan

bahwa tujuan evaluasi adalah untuk memperbaiki cara belajar mengajar,

56Ibid., h. 247.

57 Daryanto, Evaluasi Pendidikan, h. 11.

58 Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, h. 10. 59 Ibid., h. 10-11.

Page 39: Implikasi Metode Resitasi dalam Pegajaran al-Qur’an dan

73

mengadakan perbaikan dan pengayaan bagi anak didik, serta

menempatkan anak didik pada situasi belajar mengajar yang lebih tepat

sesuai dengan tingkat kemampuan yang dimilikinya. Selain itu, tujuan

evaluasi adalah untuk memperbaiki atau mendalami dan memperluas

pengajaran, serta untuk memberitahukan kepada para orang tua/wali

anak didik mengenai penentuan kenaikan kelas dan penentuan kelulusan

anak didik.

Oleh karena itu yang dimaksud dengan evaluasi adalah penilaian

terhadap pertumbuhan dan kemajuan peserta didik selama proses belajar

mengajar berlangsung. Hasil penilaian tersebut dapat dinyatakan secara

kuantitatif maupun kualitatif.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di MTsN 3 Pondok Pinang Jakarta Selatan pada

para siswa kelas II semester genap tahun ajaran 2006/2007. Adapun penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai dengan Juni 2007.

B. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei melalui

studi deskriptif dan korelasional. Survei merupakan teknik pengumpulan data dengan menggunakan instrumen kuesioner. Instrumen ini disebarkan pada 30 respoden yang merupakan sample penelitian. Survei pada umumnya dilakukan untuk mencari informasi yang jelas secara empirik dan akan digunakan untuk memecahkan suatu masalah. Jelasnya, penelitian ini untuk mencari informasi tentang; ”Pengaruh Metode Pemberian Tugas dalam Pengajaran al-Qur’an dan Hadits terhadap Nilai Evaluasi Akhir Peserta Didik”.

Studi korelasional ini digunakan untuk menemukan atau memperjelas hubungan antara dua variabel yakni; Metode Pemberian Tugas dalam Pengajaran al-Qur’an dan Hadits (sebagai variabel X), dan Nilai Evaluasi Akhir Peserta Didik (sebagai variabel Y), melalui penggunaan koefisien korelasi.

C. Variabel Penelitian

Page 40: Implikasi Metode Resitasi dalam Pegajaran al-Qur’an dan

74

Variabel adalah sesuatu yang mempunyai nilai dan menjadi obyek penelitian. Dengan demikian, dalam penelitian ini terdapat dua buah variabel yaitu implikasi metode pemberian tugas al-Qur'an dan Hadits sebagai variabel bebas (Independent Variabel) sedangkan nilai evaluasi akhir peserta didik sebagai variabel terikat (Dependent Variabel). 1. Metode Resitasi dalam Pengajaran Al- Qur'an dan Hadits (X).

a. Definisi Konseptual Metode resitasi adalah: Metode penyajian bahan pelajaran di mana

guru memberikan tugas tertentu agar dapat melakukan kegiatan

belajar di kelas maupun di luar kelas.60

b. Definisi Operasional

Definisi operasional metode resitasi adalah skor yang diperoleh

berdasarkan penilaian siswa terhadap instrumen yang mengukur (1)

tugas secara individu di dalam kelas, (2) tugas secara individu di luar

kelas, (3) tugas siswa secara kelompok di dalam kelas, dan (4) tugas

siswa secara kelompok di luar kelas.

Tabel 1

Kisi-kisi Instrumen Variabel Metode Resitasi dalam Pengajaran Al-

Qur'an dan Hadits (X)

No Indikator Item Jumlah

1 Tugas siswa secara

individu di dalam

kelas

1.2.3.4.5.10.11.12.13. 9

2 Tugas siswa secara

individu di luar

kelas

6.7.8.9.14.15 6

3 Tugas siswa secara

kelompok di kelas

16.20. 2

4 Tugas siswa secara

kelompok di luar

kelas

17.18.19. 3

60Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), h. 96.

Page 41: Implikasi Metode Resitasi dalam Pegajaran al-Qur’an dan

75

Jumlah 20 20

2. Nilai Evaluasi Akhir Peserta Didik (Y)

a. Definisi Konseptual

Evaluasi adalah penilaian terhadap pertumbuhan dan kemajuan

peserta didik selama proses belajar mengajar berlangsung. Hasil

penilaian tersebut dapat dinyatakan secara kuantitatif maupun

kualitatif. 61

b. Definisi Operasional

Definisi operasional evaluasi adalah skor yang diperoleh

berdasarkan penilaian siswa terhadap instrumen yang mengukur (1)

kemampuan kognitif, (2) kemampuan afektif, (3) kemampuan

psikomotorik.

Tabel 2 Kisi-kisi instrumen Variabel Nilai Evaluasi Akhir Peserta Didik (Y)

No Indikator Nomor Butir Jumlah

1 Kemampuan Kognitif 1.2.3.4.5.7.15.16. 8

2 Kemampuan Afektif 6.8..9.10.11.12.13.14. 8

3 Kemampuan Psikomotor 17.18.19.20. 4

Jumlah 20 20

D. Populasi dan Sampel Populasi adalah keseluruhan obyek penelitian yang terdiri dari manusia,

hewan, tumbuh-tumbuhan dan peristiwa-peristiwa sebagai sumber data yang menilai karakteristik tertentu dalam sebuah penelitian.62 Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa yang sedang duduk dibangku kelas 2 MTsN 3 Pondok Pinang Jakarta Selatan.

Sampel adalah sebagian dari populasi yang memiliki sifat dan

karakteristik yang sama, sehingga betul-betul mewakili populasi. Guna

menyederhanakan proses pengumpulan dan pengolahan data, penulis

menggunakan teknik sampling. sedangkan sample dalam penelitian ini adalah

30 siswa/siswi kelas II tahun pelajaran 2006/2007. Teknik pengambilan

61Harjanto, Perencanaan Pengajaran, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2003), h. 277. 62 Herman Warsito, Pengantar Metodologi Penelitian, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka, 1992), h. 49.

Page 42: Implikasi Metode Resitasi dalam Pegajaran al-Qur’an dan

76

sample dilakukan dengan menggunakan metode acak sederhana (simple

random sampling). Dengan pertimbangan sampel berjumlah 30 siswa

dimaksudkan untuk mempermudah perhitungan statistik. Dengan cara ini,

maka diharapkan setiap anggota dari populasi memiliki kemungkinan yang

sama untuk dipilih sebagai sampel penelitian.

E. Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan

dua buah instrumen yaitu: 1. Instrumen untuk mengukur metode pemberian tugas (resitasi) al-Qur'an dan

Hadits, berbentuk instrumen tertutup yang berjumlah 20 item. 2. Instrumen untuk mengukur nilai evaluasi akhir peserta didik, berbentuk

instrumen tertutup yang berjumlah 20 item.

F. Teknik Pengolahan dan Analisa Data Data yang diperoleh dari perpustakan digunakan sebagai teori yang dijadikan

pedoman oleh penulis untuk melakukan penelitian lapangan. Adapun data yang telah dikumpulkan dalam penelitian ini selanjutnya diolah dan dianalisa untuk mengungkapkan pokok masalah yang diteliti, sehingga dapat diperoleh kesimpulan dalam menganalisa hasil penelitian berupa "Implikasi Metode

Resitasi dalam Pengajaran al-Qu'an dan Hadits terhadap Nilai Evaluasi Akhir Peserta Didik" digunakan analisa kuantitatif yaitu analisa yang dilakukan terhadap data yang berwujud angka, dengan cara menjumlahkan, mengklasifikasikan, mentabulasikan dan selanjutnya dilakukan perhitungan dengan menggunakan data statistik.

Dalam pengolahan data penulis menggunakan teknik sebagai berikut: 1. Editing, yaitu memeriksa kelengkapan dan pengisian angket atau

kuesioner yang berhasil dikumpulkan.

2. Skoring, yaitu memberikan nilai pada setiap jawaban angket sebagai

berikut: dalam skala ini terdapat empat katagori jawaban yaitu, Sangat

Setuju (SS), Setuju (S) Kurang Setuju (KS) Tidak Setuju (TS). Item-item

diberi skor berdasarkan jawaban yang dipilih dan jenis

pertanyaan/pernyataan positif dan negatif. Untuk pernyataan positif

skor bergerak dari jawaban SS skornya 4,3,2,1. untuk pernyataan

negatif penskoran bergerak sebaliknya. (untuk variabel X).

3. Tabulating, yaitu mentabulasikan data jawaban yang berhasil

dikumpulkan ke dalam tabel yang telah disediakan.

Setelah pengumpulan data dilakukan, tahap berikutnya data tersebut

dianalisa dengan analisa kuantitatif secara deskripsif analisis yang

Page 43: Implikasi Metode Resitasi dalam Pegajaran al-Qur’an dan

77

sebelumnya telah ditentukan prosentasenya dengan menggunakan rumusnya

distribusi frekuensi:

Rumus: P = NF

x 100 %

Keterangan:

P = Presentasi

F = Frekuensi

N = Banyaknya Responden

Kemudian untuk mengetahui bagaimana Implikasi Metode Resitasi

dalam Pengajaran al-Qur'an dan Hadits (variabel X) terhadap Nilai Evaluasi

Akhir Peserta Didik (variabel Y), penulis menggunakan rumus product

moment dari Carl Pearson sebagai teknik analisanya. Cara operasional data

dilakukan melalui tahap sebagai berikut:63

a. Mencari angka korelasi dengan rumus:

rxy = { }{ }Y)²(-²X)²(-²

))((∑∑∑∑

∑∑−∑YNXN

YXXYN

Keterangan: rxy = Angka indeks korelasi "r" product moment ΣX = Jumlah skor dalam sebaran X (metode pemberian tugas al- Qur'an dan Hadits) ΣY = Jumlah skor dalam sebaran Y (nilai evaluasi akhir peserta didik) ΣXY = Jumlah hasil kali skor X dengan skor Y ΣX² = Jumlah skor yang dikuadratkan dalam sebaran X ΣY² = Jumlah skor yang dikuadratkan dalam sebaran Y N = Banyaknya subyek (Number of Cases)

b. Memberikan interpretasi terhadap rxy yaitu:

1) Memberikan interpretasi sederhana dengan cara mencocokkan

hasil perhitungan dengan indeks korelasi "r" product moment

seperti di bawah ini:

Tabel 3

Indeks Korelasi Product Moment

63 Anas Sudjono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: Pt Rajawali Press, 2001), h. 180.

Page 44: Implikasi Metode Resitasi dalam Pegajaran al-Qur’an dan

78

Besarnya "r" Product

Moment (r xy) Interpretasi

0,00 - 0,20

Antara variabel X dan variabel Y memang

terdapat korelasi, akan tetapi korelasi itu

sangat lemah atau sangat rendah sehingga

korelasi itu diabaikan (dianggap tidak ada

korelasi antara variabel X dan variabel Y).

0,20 - 0,40 Antara variabel X dan variabel Y terdapat

korelasi yang lemah atau rendah.

0, 40 – 0,70 Antara variabel X dan variabel Y terdapat

korelasi yang sedang atau cukup.

0, 70 – 0,90 Antara variabel X dan variabel Y terdapat

korelasi yang kuat atau tinggi.

0,90 – 1, 00 Antara variabel X dan variabel Y terdapat

korelasi yang sangat tinggi

2) Interpretasi terhadap indeks korelasi product moment dengan

jalan berjalan berkonsultasi pada tabel nilai "r" product moment. Apabila cara ini akan ditempuh maka prosedur yang akan dilalui

adalah sebagai berikut:

a) Merumuskan Hipotesis Alternative (Ha) dan Hipotesis Nol

(Ho).

b) Menguji kebenaran dari hipotesa yang telah dirumuskan

dengan jalan membandingkan besarnya "r" product moment dengan "r" yang tercantum dalam tabel (r) pada taraf

signifikansi 5% namun terlebih dahulu mencari derajat

bebasnya (db) atau Degrees or Freedomnya (df)

Rumusnya: df = N-nr

Keterangan:

Df : Degree of Freedom (derajat bebas).

N : Jumlah subyek penelitian (sampel).

Nr : Jumlah variabel.

Karena jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 30,

maka dfnya adalah (30 - 2 = 28), jika r hitung > dari r tabel maka

korelasi dianggap signifikan atau Ho ditolak dan Ha diterima,

Page 45: Implikasi Metode Resitasi dalam Pegajaran al-Qur’an dan

79

namun jika hasil r hitung < dari r tabel maka korelasi tidak

signifikan atau Ho diterima Ha ditolak.

Setelah memberikan interpretasi secara kasar atau sederhana

maupun dengan menggunakan nilai r tabel. Langkah selanjutnya yakni

mencari beberapa kontribusi yang diberikan variabel X terhadap

variabel Y, dalam hal ini penulis mengunakan rumus sebagai berikut:64

KD = r² X 100%

Keterangan:

KD : Kontribusi variabel X terhadap variabel Y.

r² : Koefisien korelasi antara variabel X terhadap variabel Y.

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Profil Sekolah

1. Sejarah

Madrasah Tsanawiyah 3 Pondok Pinang Jakarta Selatan adalah

suatu lembaga pendidikan yang didirikan untuk memberikan pengajaran

berupa pengetahuan yang sistematis dan terencana, dengan kurikulum

sebagian besar berdasarkan Pendidikan Islam. Madrasah Tsanawiyah 3

Pondok Pinang Jakarta Selatan ini, sederajat dengan Sekolah Menengah

Pertama umum dengan jangka waktu selama tiga tahun.

Madrasah Tsanawiyah Negeri 3 Kota Jakarta Selatan merupakan

perubahan dari PGAN 6 tahun Pondok Pinang Jakarta Selatan

64 Sudjana, Metode Statistik, (Bandung: Tarsito, 1996), h. 321.

Page 46: Implikasi Metode Resitasi dalam Pegajaran al-Qur’an dan

80

berdasarkan SK Menteri Agama RI No. 48 tahun 1979. isi SK tersebut

menyatakan bahwa PGAN 6 tahun dipecah menjadi 2 tingkatan pendidikan

yaitu:

1. Tingkat menengah pertama yaitu Madrasah Tsanawiyah Negeri 3

yang belajarnya selama 3 tahun.

2. Tingkat menengah atas yaitu pendidikan Guru Agama Negeri 28

yang lama belajarnya selama 3 tahun yang sekarang menjadi MAN 4

Jakarta.

Sejak bulan Februari 2005 MTs Negeri 3 Kota Jakarta Selatan

menempati gedung baru yang berdampingan dengan gedung baru

MAN 4 Jakarta.

2. Struktur Organisasi

a. Ir. H. Rahamat Hidayat Misar : Ketua Komite

b. Drs. H. Rahmat Syah : Kepala Madrasah

c. Dwi Hartini, BA : Kepala TU

d. Drs. Badrun Fuady : Waka. Bid. Kurikulum

e. Maikon, S.Ag : Waka. Bid. Kesiswaan

f. Dra. Ernawati : Waka. Bid. Humas &

Litbang

3. Visi dan Misi

a. Visi

Terwujudnya MTs yang teladan yang berkualitas tinggi menuju

Standar Nasional dan Internasional.

b. Misi

1) Akademik

a) Pelaksanaan KBK tahun 2004 pada semua kelas yang yang

dipertajam dengan Standar Isi dan Standar Kompetensi

Lulusan (Peraturan Pemerintah No. 22, 23 & 24) tahun 2006.

b) Pembelajaran dengan menggunakan sistem mastery

learning (pembelajaran tuntas).

c) Penggunaan pendekatan, metodologi dan strategi yang

tepat, sesuai dengan tujuan kurikuler dan tujuan

isnstitusional.

Page 47: Implikasi Metode Resitasi dalam Pegajaran al-Qur’an dan

81

d) Internalisasi dan korelasi nilai-nilai Islam dalam setiap mata

pelajaran dan sikap serta perilaku sehari-hari.

e) Evaluasi belajar secara berkala, terencana, efektif dan

efisien serta mandiri.

f) Mengusahakan tercapainya kelulusan 100% out put dan out

come yang maksimal dan berkualitas.

2) Non Akademik

a) Menanamkan keimanan yang kokoh dan melahirkan

kesadaran beribadah serta akhlak mulia dalam seluruh

aspek kehidupan.

b) Memaksimalkan kegiatan ekstrakurikuler yang sesuai

dengan minat dan bakat siswa untuk mencapai prestasi,

kebanggaan dan kematangan pribadi siswa.

c) Pengelolaan madrasah yang akuntable, demokratis dan

berkualitas.

d) Terciptanya suasana yang harmonis dan penuh

persaudaraan di antara sesama warga MTsN 3.

4. Sarana dan Prasarana

Tabel 4

Jumlah Bangunan dan Fasilitas Belajar

No Jenis Fasilitas Jumlah Luas Ket

1.

2.

3.

4.

5.

Ruang Kelas

Ruang Kepala Madrasah

Ruang Guru

Ruang Tata Usaha

Laboratorium

a. Komputer

21

1

1

1

1

1

57m2

56m2

114m2

57m2

94m2

67m2

Page 48: Implikasi Metode Resitasi dalam Pegajaran al-Qur’an dan

82

6.

7.

8.

9.

10.

11.

12.

13.

14.

15.

16.

17.

b. IPA

c. Matematika

d. Bahasa

Perpustakaan

Ruang Keterampilan

Ruang Kesenian

Ruang BP/BK

Ruang UKS

Ruang Multi Media

Masjid/Mushollah

Rumah Dinas

Kantin

Asrama

WC. Guru

WC. Siswa

1

1

1

1

-

1

1

1

1

1

1

-

-

3

6

56m2

54m2

63m2

63m2

63m2

21m2

19m2

21m2

21m2

94m2

56m2

310m2

63m2

27m2

126m2

B. Pengolahan dan Analisa Data

1. Pengolahan Data

Setelah data-data yang masuk dalam angket diolah melalui editing

dan scoring, maka langkah berikutnya adalah menyajikan data tersebut

dalam bentuk tabel dengan menggunakan rumus presentase. Berikut ini

peneliti akan sajikan hasil angket berdasarkan prosentase jawaban.

Data yang diperoleh dari angket kemudian ditabulasikan dan

selanjutnya diubah dalam bentuk prosentase. Untuk memudahkan

menganalisa data hasil penelitian tersebut, maka setiap item soal dibuat

melalui suatu tabulasi yang disesuaikan dengan teknik analisis sehingga

dapat ditarik kesimpulan dari masalah yang diteliti. Dari hasil penelitian

diperoleh hasil sebagai berikut:

a. Implikasi Metode Resitasi dalam Pengajaran al-Qur'an dan Hadits

Tabel 5

Page 49: Implikasi Metode Resitasi dalam Pegajaran al-Qur’an dan

83

Senang menyelesaikan tugas individu di dalam kelas

No Alternatif Jawaban F %

1 a. Sangat Setuju

b. Setuju

c. Kurang Setuju

d. Tidak Setuju

2

18

10

0

7

60

33

0

30 100

Tabel di atas menunjukkan bahwa (7%) siswa menyatakan Sangat

Setuju senang menyelesaikan tugas individu di dalam kelas, (60%)

siswa menyatakan Setuju, (33,%) siswa menyatakan Kurang Setuju,

dan (0%) siswa menyatakan Tidak Setuju.

Siswa yang menyatakan Sangat Setuju dan Setuju senang

menyelesaikan tugas individu di dalam kelas, hal ini dikarenakan

bahwa tugas yang diberikan oleh guru tidak sulit, sedangkan siswa

yang menyatakan Kurang Setuju dan Tidak Setuju, hal ini dikarenakan

keterbatasan pemahaman terhadap materi mata pelajaran,

keterbatasan waktu dan juga karena kelalaian siswa itu sendiri.

Tabel 6

Guru memberikan tugas belajar di dalam kelas

No Alternatif Jawaban F %

2 a. Sangat Setuju

b. Setuju

c. Kurang Setuju

d. Tidak Setuju

3

26

0

1

10

87

0

3

30 100

Tabel di atas menunjukkan bahwa (10%) siswa menyatakan Sangat

Setuju guru memberikan tugas belajar di dalam kelas, (87%) siswa

Page 50: Implikasi Metode Resitasi dalam Pegajaran al-Qur’an dan

84

menyatakan Setuju, (0%) siswa menyatakan Kurang Setuju, dan (3%)

siswa menyatakan Tidak Setuju.

Siswa yang menyatakan Sangat Setuju dan Setuju guru

memberikan tugas belajar di dalam kelas, hal ini dikarenakan agar

siswa dapat menerapkan materi yang telah di ajarkan sehingga siswa

akan lebih mengerti, sedangkan siswa yang menyatakan Kurang

Setuju dan Tidak Setuju, hal ini dikarenakan siswa tidak mau diberi

tugas belajar di dalam kelas.

Tabel 7

Selalu menyelesaikan tugas yang diberikan guru di dalam kelas

No Alternatif Jawaban F %

3 a. Sangat Setuju

b. Setuju

c. Kurang Setuju

e. Tidak Setuju

3

14

12

1

10

47

40

3

30 100

Tabel di atas menunjukkan bahwa (10%) siswa menyatakan Sangat

Setuju selalu menyelesaikan tugas yang diberikan guru di dalam kelas,

(47%) siswa menyatakan Setuju, (40%) siswa menyatakan Kurang

Setuju, dan (3%) anak menyatakan Tidak Setuju.

Siswa yang menyatakan Sangat Setuju dan Setuju selalu

menyelesaikan tugas yang diberikan guru di dalam kelas, hal ini

dikarenakan siswa menganggap bahwa tugas yang diberikan itu

adalah suatu kewajiban dan harus dipertanggungjawabkan,

sedangkan siswa yang menyatakan Kurang Setuju dan Tidak Setuju,

hal ini dikarenakan siswa kadang-kadang menyelesaikan tugas yang

diberikan guru di dalam kelas, dan ada juga siswa memang tidak

pernah menyelesaikannya.

Page 51: Implikasi Metode Resitasi dalam Pegajaran al-Qur’an dan

85

Tabel 8

Guru memberikan tugas menyalin ayat/hadits di dalam kelas

No Alternatif Jawaban F %

4 a. Sangat Setuju

d. Setuju

e. Kurang Setuju

b. Tidak Setuju

4

12

13

1

13

40

43

3

30 100

Tabel di atas menunjukkan bahwa (13%) siswa menyatakan Sangat

Setuju guru memberikan tugas menyalin ayat/hadits di dalam kelas,

(40%) siswa menyatakan Setuju, (43%) siswa menyatakan Kurang

Setuju, dan (3%) siswa menyatakan Tidak Setuju.

Siswa yang menyatakan Sangat Setuju dan Setuju guru

memberikan tugas menyalin ayat/hadits di dalam kelas, hal ini

dikarenakan supaya siswa mampu, lancar dan bagus dalam menyalin

ayat/hadits, sedangkan siswa yang menyatakan Kurang Setuju dan

Tidak Setuju, hal ini dikarenakan siswa malas menyalin ayat/hadits.

Tabel 9

Guru memberikan hadiah bagi siswa yang dapat

menyelesaikan tugas dengan baik di dalam kelas

No Alternatif Jawaban F %

Page 52: Implikasi Metode Resitasi dalam Pegajaran al-Qur’an dan

86

5 a. Sangat Setuju

b. Setuju

c. Kurang Setuju

d. Tidak Setuju

17

8

5

0

57

27

16

0

30 100

Tabel di atas menunjukkan bahwa (57%) siswa menyatakan Sangat

Setuju guru memberikan hadiah bagi siswa yang dapat menyelesaikan

tugas dengan baik di dalam kelas, (27%) siswa menyatakan Setuju,

(16%) siswa menyatakan Kurang Setuju, dan (0%) siswa menyatakan

Tidak Setuju.

Siswa yang menyatakan Sangat Setuju dan Setuju guru

memberikan hadiah bagi siswa yang dapat menyelesaikan tugas

dengan baik di dalam kelas, hal ini dikarenakan supaya siswa

termotivasi dan semangat dalam menyelesaikan tugas, sedangkan

siswa yang menyatakan Kurang Setuju dan Tidak Setuju, hal ini

dikarenakan akan menimbulkan ketergantungan bagi siswa terhadap

hadiah. Artinya, siswa baru bisa menyelesaikan tugas dengan baik bila

ada hadiah.

Tabel 10

Guru pernah memberikan tugas di luar kelas

No Alternatif Jawaban F %

6 a. Sangat Setuju

b. Setuju

c. Kurang Setuju

4

13

13

43

Page 53: Implikasi Metode Resitasi dalam Pegajaran al-Qur’an dan

87

c. Tidak Setuju 3

10

10

33

30 100

Tabel di atas menunjukkan bahwa (13%) siswa menyatakan Sangat

Setuju guru pernah memberikan tugas di luar kelas, (43%) siswa

menyatakan Setuju, (10%) siswa menyatakan Kurang Setuju, dan (33%)

siswa menyatakan Tidak Setuju.

Siswa yang menyatakan Sangat Setuju dan Setuju guru pernah

memberikan tugas di luar kelas, hal ini dikarenakan siswa pernah

merasa di beri tugas di luar kelas, sedangkan siswa yang menyatakan

Kurang Setuju dan Tidak Setuju, hal ini dikarenakan siswa tidak

pernah merasa diberi tugas di luar kelas.

Tabel 11

Senang belajar di luar kelas

No Alternatif Jawaban F %

7 a. Sangat Setuju

b. Setuju

c. Kurang Setuju

d. Tidak Setuju

7

17

6

23

57

20

Page 54: Implikasi Metode Resitasi dalam Pegajaran al-Qur’an dan

88

0 0

30 100

Tabel di atas menunjukkan bahwa (23%) siswa menyatakan Sangat

Setuju senang belajar di luar kelas, (57%) siswa menyatakan Setuju,

(20%) siswa menyatakan Kurang Setuju, dan (0%) siswa menyatakan

Tidak Setuju.

Siswa yang menyatakan Sangat Setuju dan Setuju senang belajar di

luar kelas, hal ini dikarenakan belajar di luar kelas lebih menyegarkan

dan perasaan terasa lebih terbuka sedangkan siswa yang menyatakan

Kurang Setuju dan Tidak Setuju, hal ini dikarenakan hal ini

dikarenakan belajar di luar kelas brisik dan kurang serius.

Tabel 12

Belajar di laboratorium

No Alternatif Jawaban F %

8 a. Sangat Setuju

b. Setuju

c. Kurang Setuju

d. Tidak Setuju

8

15

6

1

26

50

20

3

30 100

Tabel di atas menunjukkan bahwa (26%) siswa menyatakan Sangat

Setuju senang belajar di laboratorium, (50%) siswa menyatakan Setuju,

(20%) siswa menyatakan Kurang Setuju, dan (3%) siswa menyatakan

Tidak Setuju.

Siswa yang menyatakan Sangat Setuju dan Setuju senang belajar di

laboratorium, hal ini dikarenakan belajar di laboratorium lebih

berkesan dan mengasyikkan, sedangkan siswa yang menyatakan

Page 55: Implikasi Metode Resitasi dalam Pegajaran al-Qur’an dan

89

Kurang Setuju dan Tidak Setuju, hal ini dikarenakan belajar

dilaboratorium membosankan.

Tabel 13

Menyukai tugas lapangan

No Alternatif Jawaban F %

9 a. Sangat Setuju

b. Setuju

c. Kurang Setuju

d. Tidak Setuju

4

14

12

0

13

46

40

0

30 100

Tabel di atas menunjukkan bahwa (13%) siswa menyatakan Sangat

Setuju menyukai tugas lapangan, (46%) siswa menyatakan Setuju,

(40%) siswa menyatakan Kurang Setuju, dan (0%) siswa menyatakan

Tidak Setuju.

Siswa yang menyatakan Sangat Setuju dan Setuju menyukai tugas

lapangan, hal ini dikarenakan tugas di lapangan menantang,

sedangkan siswa yang menyatakan Kurang Setuju dan Tidak Setuju,

hal ini dikarenakan tugas lapangan terlalu sulit, dan memakan waktu.

Tabel 14

Selalu tepat waktu dalam menyelesaikan

tugas individu di dalam kelas

No Alternatif Jawaban F %

10 a. Sangat Setuju

b. Setuju

c. Kurang Setuju

d. Tidak Setuju

2

16

10

7

53

33

Page 56: Implikasi Metode Resitasi dalam Pegajaran al-Qur’an dan

90

2 7

30 100

Tabel di atas menunjukkan bahwa (7%) siswa menyatakan Sangat

Setuju selalu tepat waktu dalam menyelesaikan tugas individu di dalam

kelas, (53%) siswa menyatakan Setuju, (33%) siswa menyatakan

Kurang Setuju, dan (7%) anak menyatakan Tidak Setuju.

Siswa yang menyatakan Sangat Setuju dan Setuju selalu tepat

waktu dalam menyelesaikan tugas individu di dalam kelas, hal ini

dikarenakan tugas yang diberikan guru mudah, sedangkan siswa yang

menyatakan Kurang Setuju dan Tidak Setuju, hal ini dikarenakan

beragamnya kemampuan siswa sehingga ada siswa yang

menyelesaikan tugas tepat waktu bahkan sebelum waktunya, dan ada

juga siswa yang tidak mampu menyelesaikan tugas individunya tepat

waktu bahkan sampai habis waktu.

Tabel 15

Tugas menghafal yang diberikan guru

di dalam kelas adalah tugas individu

No Alternatif Jawaban F %

11 a. Sangat Setuju

b. Setuju

c. Kurang Setuju

d. Tidak Setuju

14

10

6

0

47

33

20

0

30 100

Tabel di atas menunjukkan bahwa (47%) siswa menyatakan Sangat

Setuju tugas menghafal yang diberikan guru di dalam kelas adalah

tugas individu, (33%) siswa menyatakan Setuju, (20%) anak

menyatakan Kurang Setuju, dan (0%) siswa menyatakan Tidak Setuju.

Page 57: Implikasi Metode Resitasi dalam Pegajaran al-Qur’an dan

91

Siswa yang menyatakan Sangat Setuju dan Setuju tugas menghafal

yang diberikan guru di dalam kelas adalah tugas individu, hal ini

dikarenakan agar siswa dapat melatih ketajaman daya ingatnya,

sedangkan siswa yang menyatakan Kurang Setuju dan Tidak Setuju,

hal ini dikarenakan siswa malas menghafal.

Tabel 16

Tugas menerjemahkan yang diberikan

guru di dalam kelas adalah tugas individu

No Alternatif Jawaban F %

12 a. Sangat Setuju

b. Setuju

c. Kurang Setuju

d. Tidak Setuju

5

15

9

1

16

50

30

3

30 100

Tabel di atas menunjukkan bahwa (16%) siswa menyatakan Sangat

Setuju tugas menerjemahkan yang diberikan guru di dalam kelas

adalah tugas individu, (50%) siswa menyatakan Setuju, (30%) anak

menyatakan Kurang Setuju, dan (3%) anak menyatakan Tidak Setuju.

Siswa yang menyatakan Sangat Setuju dan Setuju tugas

menerjemahkan yang diberikan guru di dalam kelas adalah tugas

individu, hal ini dikarenakan agar siswa dapat melatih kemampuan

hapalannya, sedangkan siswa yang menyatakan Kurang Setuju dan

Tidak Setuju, hal ini dikarenakan siswa malas menerjemahkan.

Tabel 17

Tugas menyalin yang diberikan guru

di dalam kelas adalah tugas individu

No Alternatif Jawaban F %

13 a. Sangat Setuju

b. Setuju

4 13

Page 58: Implikasi Metode Resitasi dalam Pegajaran al-Qur’an dan

92

c. Kurang Setuju

d. Tidak Setuju

19

7

0

63

23

0

30 100

Tabel di atas menunjukkan bahwa (13%) siswa menyatakan Sangat

Setuju tugas menyalin yang diberikan guru di dalam kelas adalah tugas

individu, (63%) siswa menyatakan Setuju, (23%) siswa menyatakan

Kurang Setuju, dan (0%) siswa menyatakan Tidak Setuju.

Siswa yang menyatakan Sangat Setuju dan Setuju tugas menyalin

yang diberikan guru di dalam kelas adalah tugas individu, hal ini

dikarenakan agar siswa dapat melatih kemampuan tulisannya,

sedangkan siswa yang menyatakan Kurang Setuju dan Tidak Setuju,

hal ini dikarenakan siswa malas menyalin.

Tabel 18

Tugas individu yang diberikan guru di luar kelas memberatkan

siswa

No Alternatif Jawaban F %

14 a. Sangat Setuju

b. Setuju

c. Kurang Setuju

d. Tidak Setuju

3

8

15

4

10

26

50

13

30 100

Tabel di atas menunjukkan bahwa (10%) siswa menyatakan Sangat

Setuju tugas individu yang diberikan guru di luar kelas memberatkan

siswa, (26%) siswa menyatakan Setuju, (50%) siswa menyatakan

Kurang Setuju dan (13%) siswa menyatakan Tidak Setuju,

Page 59: Implikasi Metode Resitasi dalam Pegajaran al-Qur’an dan

93

Siswa yang menyatakan Sangat Setuju dan Setuju tugas individu

yang diberikan guru di luar kelas memberatkan siswa, hal ini

dikarenakan tidak ada waktu untuk bermain, sedangkan siswa yang

menyatakan Kurang Setuju dan Tidak Setuju, hal ini dikarenakan tugas

individu yang diberikan guru di luar kelas dapat memotivasi siswa

untuk lebih giat belajar, dan membuat siswa akan banyak

menghabiskan waktu untuk belajar bukan untuk main-main.

Tabel 19

Tugas-tugas individu di luar kelas sangat menyenangkan

No Alternatif Jawaban F %

15 a. Sangat Setuju

b. Setuju

c. Kurang Setuju

d. Tidak Setuju

4

8

16

2

13

27

53

7

30 100

Tabel di atas menunjukkan bahwa (13%) siswa menyatakan Sangat

Setuju tugas-tugas individu di luar kelas sangat menyenangkan, (27%)

siswa menyatakan Setuju, (53%) siswa menyatakan Kurang Setuju, dan

(7%) siswa menyatakan Tidak Setuju.

Siswa yang menyatakan Sangat Setuju dan Setuju tugas-tugas

individu di luar kelas sangat menyenangkan, hal ini dikarenakan di

samping waktunya banyak, juga suasananya pun mengasyikkan,

sedangkan siswa yang menyatakan Kurang Setuju dan Tidak Setuju,

hal ini dikarenakan tugas-tugas individu di luar kelas itu memberatkan

siswa.

Tabel 20

Selain tugas individu guru memberikan tugas kelompok di dalam kelas

Page 60: Implikasi Metode Resitasi dalam Pegajaran al-Qur’an dan

94

No Alternatif Jawaban F %

16 a. Sangat Setuju

b. Setuju

c. Kurang Setuju

d. Tidak Setuju

5

17

7

1

17

57

23

3

30 100

Tabel di atas menunjukkan bahwa (17%) siswa menyatakan Sangat

Setuju selain tugas individu guru memberikan tugas kelompok di dalam

kelas, (57%) siswa menyatakan Setuju, (23%) siswa menyatakan

Kurang Setuju, dan (3%) siswa menyatakan Tidak Setuju.

Siswa yang menyatakan Sangat Setuju dan Setuju selain tugas

individu guru memberikan tugas kelompok di dalam kelas, hal ini

dikarenakan tugas kelompok itu sangat membantu antara siswa yang

kurang mampu dengan yang mampu, sedangkan siswa yang

menyatakan Kurang Setuju dan Tidak Setuju, hal ini dikarenakan siswa

tidak mau tugas kelompok.

Tabel 21

Tugas di luar kelas yang diberikan guru dilakukan secara

kelompok

No Alternatif Jawaban F %

17 a. Sangat Setuju

b. Setuju

c. Kurang Setuju

d. Tidak Setuju

6

17

6

1

20

57

20

3

30 100

Page 61: Implikasi Metode Resitasi dalam Pegajaran al-Qur’an dan

95

Tabel di atas menunjukkan bahwa (20%) siswa menyatakan Sangat

Setuju tugas di luar kelas yang diberikan guru dilakukan secara

kelompok, (57%) siswa menyatakan Setuju, (20%) siswa menyatakan

Kurang Setuju, dan (3%) siswa menyatakan Tidak Setuju.

Siswa yang menyatakan Sangat Setuju dan Setuju tugas di luar

kelas yang diberikan guru dilakukan secara kelompok, hal ini

dikarenakan dapat memudahkan siswa dalam menyelesaikan tugas,

sedangkan siswa yang menyatakan Kurang Setuju dan Tidak Setuju,

hal ini dikarenakan siswa tidak mau tugas kelompok dan kebanyakkan

siswa dalam mengerjakan tugas di luar kelas apabila dilakukan secara

kelompok yang mengerjakan tugas tersebut hanyalah orang-orang

tertentu saja, sementara yang lainnya sibuk bermain atau mengobrol.

Tabel 22

Tugas di laboratorium yang diberikan guru dilakukan secara

kelompok

No Alternatif Jawaban F %

18 a. Sangat Setuju

b. Setuju

c. Kurang Setuju

d. Tidak Setuju

8

15

6

1

27

50

20

3

30 100

Tabel di atas menunjukkan bahwa (27%) siswa menyatakan Sangat

Setuju tugas di laboratorium yang diberikan guru dilakukan secara

kelompok, (50%) siswa menyatakan Setuju, (20%) siswa menyatakan

Kurang Setuju, dan (3%) siswa menyatakan Tidak Setuju.

Siswa yang menyatakan Sangat Setuju dan Setuju tugas di

laboratorium yang diberikan guru dilakukan secara kelompok, hal ini

dikarenakan dapat memudahkan siswa dalam menyelesaikan tugas,

dan mengajarkan siswa cara bekerja sama dengan baik, sedangkan

Page 62: Implikasi Metode Resitasi dalam Pegajaran al-Qur’an dan

96

siswa yang menyatakan Kurang Setuju dan Tidak Setuju, hal ini

dikarenakan tugas di laboratorium yang diberikan guru yang dilakukan

secara kelompok itu kurang memuaskan.

Tabel 23

Tugas di lapangan yang diberikan guru dilakukan secara

kelompok

No Alternatif Jawaban F %

19 a. Sangat Setuju

b. Setuju

c. Kurang Setuju

e. Tidak Setuju

8

17

4

1

27

57

13

3

30 100

Tabel di atas menunjukkan bahwa (27%) siswa menyatakan Sangat

Setuju tugas di lapangan yang diberikan guru dilakukan secara

kelompok, (57%) siswa menyatakan Setuju, (13%) siswa menyatakan

Kurang Setuju, dan (3%) anak menyatakan Tidak Setuju.

Siswa yang menyatakan Sangat Setuju dan Setuju tugas di

lapangan yang diberikan guru dilakukan secara kelompok, hal ini

dikarenakan tidak terlalu memberatkan siswa, sedangkan siswa yang

menyatakan Kurang Setuju dan Tidak Setuju, hal ini dikarenakan tugas

di lapangan yang diberikan guru yang dilakukan secara kelompok itu

tidak menyenangkan.

Tabel 24

Tugas kelompok di dalam kelas yang diberikan guru sangat

disukai

No Alternatif Jawaban F %

20 a. Sangat Setuju

b. Setuju

0 0

Page 63: Implikasi Metode Resitasi dalam Pegajaran al-Qur’an dan

97

c. Kurang Setuju

d. Tidak Setuju

18

12

0

60

40

0

30 100

Tabel di atas menunjukkan bahwa (0%) siswa menyatakan Sangat

Setuju tugas kelompok di dalam kelas yang diberikan guru sangat

disukai, (60%) siswa menyatakan Setuju, (40%) siswa menyatakan

Kurang Setuju, dan (0%) siswa menyatakan tidak Setuju.

Siswa yang menyatakan Sangat Setuju dan Setuju tugas kelompok

di dalam kelas yang diberikan guru sangat disukai, hal ini dikarenakan

tugas kelompok di dalam kelas menyenangkan, sedangkan siswa yang

menyatakan Kurang Setuju dan Tidak Setuju, hal ini dikarenakan tugas

kelompok di dalam kelas yang diberikan guru membosankan.

Tabel di atas menunjukkan bahwa, (18,5%) siswa menyatakan

Sangat Setuju, adanya implikasi metode resitasi dalam pengajaran al-

Qur’an dan Hadits (49,5%) siswa menyatakan Setuju, (27,5%) siswa

menyatakan Kurang Setuju, dan (4,5%) siswa menyatakan Tidak

Setuju.

Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan guru bidang studi al-

Qur’an dan Hadits menyatakan bahwa, pengaruh metode resitasi

dalam pengajaran al-Qur’an dan Hadits di MTsN 3 Pondok Pinang

Jakarta Selatan adalah dapat meningkatkan dan memotivasi kegiatan

belajar siswa secara individu dan kelompok, baik di dalam kelas

maupun di luar kelas. Begitu pula dengan hasil angket yang telah

peneliti sebarkan kepada sebagian siswa yang menjadi sampel dalam

penelitian ini menyatakan bahwa, bila frekuensi siswa yang

menyatakan Sangat Setuju dengan Setuju ditambahkan, maka hasilnya

68% dan bila frekuensi siswa yang menyatakan Kurang Setuju dan

Tidak Setuju ditambahkan, maka hasilnya 32%. Berarti, siswa yang

menyatakan Sangat Setuju dengan Setuju adanya pengaruh metode

resitasi dalam pengajaran al-Qur’an dan Hadits lebih besar dari pada

siswa yang menyatakan Kurang Setuju dan Tidak Setuju.

b. Nilai evaluasi akhir peserta didik

Page 64: Implikasi Metode Resitasi dalam Pegajaran al-Qur’an dan

98

Tabel 26

Diciptakan dari apakah setan itu

No Alternatif Jawaban F %

1 a. Bara

b. Air mendidih

c. Api

d. Cahaya

0

0

30

0

0

0

100

0

30 100

Tabel di atas menunjukkan bahwa (0%) siswa memilih bara sebagai

jawaban dari pertanyaan diciptakan dari apakah setan itu, (0%) siswa

memilih air mendidih, (100%) siswa memilih api, (0%) siswa memilih

cahaya.

Dapat disimpulkan bahwa pertanyaan di atas, (100%) siswa

menjawab dengan benar.

Tabel 27

Orang yang tidak akan terkena godaan setan

No Alternatif Jawaban F %

2 a. Ikhlas dalam beribadah

b. Pandai berkhotbah

c. Menjadi imam masjid

d. Mengajar ilmu agama

30

0

0

0

100

0

0

0

30 100

Tabel di atas menunjukkan bahwa (100%) siswa memilih Ikhlas

dalam beribadah sebagai jawaban dari pertanyaan orang yang tidak

akan terkena godaan setan (0%) siswa memilih pandai berkhotbah,

Page 65: Implikasi Metode Resitasi dalam Pegajaran al-Qur’an dan

99

(0%) siswa memilih menjadi imam di mesjid, (0%) siswa memilih

mengajar ilmu agama.

Dapat disimpulkan bahwa pertanyaan di atas, (100%) siswa

menjawab dengan benar.

Tabel 28

Kata يتبع berarti

No Alternatif Jawaban F %

3 a. Meneladani

b. Mengingkari

c. Mengikuti

d. Menentang

0

0

30

0

0

0

100

0

30 100

Tabel di atas menunjukkan bahwa (0%) siswa memilih meneladani

sebagai jawaban dari pertanyaan kata ع berarti (0%) siswa memilih يتب

mengingkari, (100%) siswa memilih mengikuti, (0%) siswa memilih

menentang.

Dapat disimpulkan bahwa pertanyaan di atas, (100%) siswa

menjawab dengan benar.

Tabel 29

Maksud langkah-langkah setan

Page 66: Implikasi Metode Resitasi dalam Pegajaran al-Qur’an dan

100

No Alternatif Jawaban F %

4 a. Cara-cara

b. Jangkauan

c. Seruan

d. Godaan

9

0

0

21

30

0

0

70

30 100

Tabel di atas menunjukkan bahwa (30%) siswa memilih cara-cara

sebagai jawaban dari pertanyaan maksud langkah-langkah setan, (0%)

siswa memilih jangkauan, (0%) siswa memilih seruan, (70%) siswa

memilih godaan.

Dapat disimpulkan bahwa pertanyaan di atas, (30%) siswa yang

memilih cara-cara adalah tidak benar, dan (70%) siswa yang memilih

godaan adalah benar.

Tabel 30

Isi surat an-Nûr ayat 21

No Alternatif Jawaban F %

5 a. Anjuran biasa

b. Perintah biasa

c. Larangan

d. Himbauan

0

1

29

0

0

3

97

0

30 100

Tabel di atas menunjukkan bahwa (0%) siswa memilih anjuran biasa

sebagai jawaban dari pertanyaan isi surat an-Nûr ayat 21, (3%) siswa

memilih perintah biasa, (97%) siswa memilih larangan, (0%) siswa

memilih himbauan.

Page 67: Implikasi Metode Resitasi dalam Pegajaran al-Qur’an dan

101

Dapat disimpulkan bahwa pertanyaan di atas, (3%) siswa yang

memilih perintah biasa adalah tidak benar, dan (97%) siswa yang

memilih larangan adalah benar.

Tabel 31

Sikapmu ketika salah seorang temanmu tertimpa musibah

No Alternatif Jawaban F %

6 a. Acuh tak acuh

b. Membantunya

c. Membiarkannya

d. Tidak peduli

0

30

0

0

0

100

0

0

30 100

Tabel di atas menunjukkan bahwa (0%) siswa memilih acuh tak

acuh sebagai jawaban dari pertanyaan sikapmu ketika salah seorang

temanmu tertimpa musibah, (100%) siswa memilih membantunya, (0%)

siswa memilih membiarkannnya, (0%) siswa memilih tidak peduli.

Dapat disimpulkan bahwa pertanyaan di atas, (100%) siswa

menjawab dengan benar.

Tabel 32

أموالهم في سبيل االله... مثل الذين

No Alternatif Jawaban F %

7 a. ينفقون

b. لمونيع

c. يطعمون

d. يؤمنون

29

0

0

97

0

0

Page 68: Implikasi Metode Resitasi dalam Pegajaran al-Qur’an dan

102

1 3

30 100

Tabel di atas menunjukkan bahwa (97%) siswa memilih ون ينفق

sebagai jawaban dari (%0) االلهسبيلأموالهم في ... مثل الذين siswa memilih ون (%0) يعلم

siswa memilih (%3) يطعمون siswa memilih يؤمنون

Dapat disimpulkan bahwa pertanyaan di atas, (97%) siswa yang

memilih ينفقون adalah benar, dan (3%) siswa yang memilih يؤمنون adalah tidak

benar.

Tabel 33

Sikap seseorang yang selalu mengungkit-ungkit pemberian

No Alternatif Jawaban F %

8 a. Dapat menambah

pahalanya

b. Dapat mengurangi

pahalanya

c. Dapat merusak pahalanya

d. Dapat menentukan

pahalanya

0

19

11

0

0

63

37

0

30 100

Tabel di atas menunjukkan bahwa (0%) siswa memilih dapat

menambah pahalanya sebagai jawaban dari pertanyaan sikap

seseorang yang selalu mengungkit-ungkit pemberian, (63%) siswa

memilih dapat mengurangi pahalanya, (37%) siswa memilih dapat

merusak pahalanya, (0%) siswa memilih dapat menentukan

pahalanya..

Dapat disimpulkan bahwa pertanyaan di atas, (63%) siswa yang

memilih mengurangi adalah tidak benar, dan (37%) siswa yang memilih

merusak adalah benar.

Tabel 34

Page 69: Implikasi Metode Resitasi dalam Pegajaran al-Qur’an dan

103

Disamakan dengan apakah seseorang yang bersedekah tetapi

selalu menyebutnya atau menyakiti perasaan sipenerima

berdasarkan sûrah al-Baqarah ayat 264

No Alternatif Jawaban F %

9 a. Ria

b. Kikir

c. Dendam

d. Ujub

29

1

0

0

97

3

0

0

30 100

Tabel di atas menunjukkan bahwa (97%) siswa memilih ria sebagai

jawaban dari pertanyaan disamakan dengan apakah seseorang yang

bersedekah tetapi selalu menyebutnya atau menyakiti perasaan

sipenerima (3%) siswa memilih kikir, (0%) siswa memilih dendam, (0%)

siswa memilih ujub.

Dapat disimpulkan bahwa pertanyaan di atas, (97%) siswa yang

memilih ria adalah benar, dan (3%) siswa yang memilih kikir, adalah

tidak benar.

Tabel 35

Ditentukan oleh apakah diterima atau tidaknya perbuatan baik

manusia di sisi Allah

No Alternatif Jawaban F %

10 a. Wujud perbuatannya

b. Niat di dalam hatinya

c. Rutin atau tidaknya

d. Banyak atau sedikitnya

0

30

0

0

0

100

0

0

30 100

Page 70: Implikasi Metode Resitasi dalam Pegajaran al-Qur’an dan

104

Tabel di atas menunjukkan bahwa (0%) siswa memilih wujud

perbuatannya sebagai jawaban dari pertanyaan ditentukan oleh

apakah diterima atau tidaknya perbuatan baik manusia di sisi Allah,

(100%) siswa memilih niat di dalam hatinya, (0%) siswa memilih rutin

atau tidaknya, (0%) siswa memilih banyak atau sedikitnya.

Dapat disimpulkan bahwa pertanyaan di atas, (100%) siswa

menjawab dengan benar.

Tabel 36

Harus karena siapakah kita mencintai dan membenci seseorang

No Alternatif Jawaban F %

11 a. Allah swt

b. Keluarga

c. Suku

d. Nasib

30

0

0

0

100

0

0

0

30 100

Tabel di atas menunjukkan bahwa (100%) siswa memilih Allah swt

sebagai jawaban dari pertanyaan harus karena siapakah kita

mencintai dan membenci seseorang, (0%) siswa memilih keluarga,

(0%) siswa memilih suku, (0%) siswa memilih nasib.

Dapat disimpulkan bahwa pertanyaan di atas, (100%) siswa

menjawab dengan benar.

Tabel 37

Dapat terjerumus ke dalam manakah orang yang mencintai

sesuatu karena hawa nafsunya

No Alternatif Jawaban F %

12 a. Kemiskinan

b. Kesyirikan

0 0

Page 71: Implikasi Metode Resitasi dalam Pegajaran al-Qur’an dan

105

c. Kesenangan

d. Kebodohan

30

0

0

100

0

0

30 100

Tabel di atas menunjukkan bahwa (0%) siswa memilih kemiskinan

sebagai jawaban dari pertanyaan dapat terjerumus ke dalam manakah

orang yang mencintai sesuatu hanya karena hawa nafsunya, (100%)

anak memilih kesyirikan, (0%) siswa memilih kesenangan, (0%) siswa

memilih kebodohan.

Dapat disimpulkan bahwa pertanyaan di atas, (100%) siswa

menjawab dengan benar.

Tabel 38

Selamat dari apakah kita bila benci dari kekufuran

No Alternatif Jawaban F %

13 a. Celaan orang

b. Kemiskinan

c. Api Neraka

d. Hukum pemerintah

0

0

30

0

0

0

100

0

30 100

Tabel di atas menunjukkan bahwa (0%) siswa memilih celaan orang

sebagai jawaban dari pertanyaan selamat dari apakah kita bila benci

dari kekufuran, (0%) siswa memilih kemiskinan, (100%) siswa memilih

api neraka, (0%) siswa memilih hukum pemerintah.

Dapat disimpulkan bahwa pertanyaan di atas, (100%) siswa

menjawab dengan benar.

Tabel 39

Page 72: Implikasi Metode Resitasi dalam Pegajaran al-Qur’an dan

106

Akan memperoleh apakah orang yang mencintai dan membenci

karena Allah swt

No Alternatif Jawaban F %

14 a. Kesempurnaan iman

b. Kesempurnaan ilmu

c. Jabatan

d. Harta yang berlimpah

29

0

0

1

97

0

0

3

30 100

Tabel di atas menunjukkan bahwa (97%) siswa memilih

kesempurnaan iman sebagai jawaban dari pertanyaan akan

memperoleh apakah orang yang mencintai dan membenci karena Allah

swt (0%) siswa memilih kesempurnaan ilmu, (0%) siswa memilih

jabatan, (3%) siswa memilih harta yang berlimpah.

Dapat disimpulkan bahwa pertanyaan di atas, (97%) siswa yang

memilih kesempurnaan iman adalah benar, dan (3%) siswa memilih

harta yang berlimpah adalah tidak benar.

Tabel 40

Terdapat bacaan apakah pada lafal حكيما

No Alternatif Jawaban F %

15 a. Mad 'iwad

b. Mad badal

c. Mad lâzim mutawwal

d. Mad Jâ'iz munfasil

27

3

0

0

90

10

0

0

30 100

Page 73: Implikasi Metode Resitasi dalam Pegajaran al-Qur’an dan

107

Tabel di atas menunjukkan bahwa (90%) siswa memilih mad 'iwâd

sebagai jawaban dari pertanyaan terdapat bacaan apakah pada lafal

ا siswa memilih mad badal, (0%) siswa memilih mad lâzim (%10) حكيم

mutawwal, (0%) siswa memilih mad jâ'z munfasil.

Dapat disimpulkan bahwa pertanyaan di atas, (90%) siswa yang

memilih mad 'iwâd adalah benar, dan (10%) siswa memilih mad badal

adalah tidak benar.

Tabel 41

Sebaiknya di baca apakah mad jâ'iz munfasil

No Alternatif Jawaban F %

16 a. Melebihi panjangnya mad tab�'�

b. Sepanjang enam harakat seperti mad wajib

muttasil

c. Sesuai kemampuan nafas orang yang

membacanya

d. Seimbang dengan mad tab�'�

3

19

6

2

10

63

20

7

30 100

Tabel di atas menunjukkan bahwa (10%) siswa memilih melebihi

panjangnya mad tab'� sebagai jawaban dari pertanyaan sebaiknya di

baca apakah mad jâ'iz munfasil, (63%) siswa memilih sepanjang enam

harakat seperti mad wajib muttasil, (20%) siswa memilih sesuai

kemampuan nafas orang yang membacanya, (7%) siswa memilih

seimbang dengan mad tab'�.

Dapat disimpulkan bahwa pertanyaan di atas, (10%) siswa yang

memilih melebihi panjangnya mad tab'�, (20%) siswa yang memilih

sesuai kemampuan nafas orang yang membacanya, (7%) siswa yang

memilih seimbang dengan mad tab'� adalah tidak benar, dan (63%)

siswa yang memilih sepanjang enam harakat seperti mad wajib

muttasil, adalah yang benar.

Page 74: Implikasi Metode Resitasi dalam Pegajaran al-Qur’an dan

108

Tabel 42

Bacaan apakah yang tepat pada ياايها الذين امنوا ولا تتبعوا خطواب الشيطان

ayat yang digaris bawah

No Alternatif Jawaban F %

17 a. بعواولا تت

b. ولا تتبعوا c. ولا تتبعوا d. ولا تتبعوا

24

5

0

1

80

17

0

3

30 100

Tabel di atas menunjukkan bahwa (80%) siswa memilih و ا ا تت بع ولsebagai jawaban dari pertanyaan شيطان واب ال وا خط وا ولا تتبع ذين امن ا ال ياايهbacaan apakah yang tepat pada ayat yang digaris bawah, (17%) siswa

memilih (%0) ,ولا تتبعوا siswa memilih عواولا تتب , (3%) siswa memilih ولا تتبعوا.

Dapat disimpulkan bahwa pertanyaan di atas, (80%) siswa yang

memilih وا ا تتب ع وا adalah benar, (17%) siswa yang memilih ول ا تتبع (%0) ,ول

siswa yang memilih ولا تتبعوا, dan (3%) siswa memilih وا ا تتب ع adalah tidak ول

benar.

Tabel 43

Bacaan apakah yang tepat pada ثلا ث من آن فيه وجد حلا وة الايمان

hadits yang digaris bawah

No Alternatif Jawaban F %

18 a. حلا وة

b. حلا وة

c. حلا وة

d. حلا وة

3

2

5

20

10

7

17

66

30 100

Page 75: Implikasi Metode Resitasi dalam Pegajaran al-Qur’an dan

109

Tabel di atas menunjukkan bahwa (10%) siswa memilih لا وة ح

sebagai jawaban dari pertanyaan ان ه وجد حلا وة الايم لا ث من آن في bacaan ث

apakah yang tepat pada hadits yang digaris bawah, (7%) siswa memilih

.حلا وة siswa memilih (%66) ,حلا وة siswa memilih (%17) ,حلا وة

Dapat disimpulkan bahwa pertanyaan di atas, (10%) siswa yang

memilih لا وة ه وجد حلا وة sebagai jawaban dari pertanyaan ح لا ث من آن في ث

ان bacaan apakah yang tepat pada hadits yang digaris bawah, (7%) الايم

siswa yang memilih لا وة لا وة siswa yang memilih (%17) ,ح adalah tidak ح

benar, dan (66%) siswa memilih حلا وة adalah yang benar.

Tabel 44

Bacaan apakah yang tepat pada ayat ختم االله على قلوبهم وعلى سمعهم

yang digaris bawah

No Alternatif Jawaban F %

19 a. سمعهم

b. سمعهم

c. سمعهم

d. سمعهم

26

2

2

0

86

7

7

0

30 100

Tabel di atas menunjukkan bahwa (86%) siswa memilih معهم س

sebagai jawaban dari pertanyaan معهم ى س وبهم وعل ى قل تم االله عل bacaan خ

apakah yang tepat pada ayat yang digaris bawah, (7%) siswa memilih

.سمعهم siswa memilih (%0) ,سمعهم anak memilih (%7) ,سمعهم

Dapat disimpulkan bahwa pertanyaan di atas, (86%) siswa yang

memilih معهم معهم adalah benar, (7%) siswa yang memilih س dan (7%) ,س

anak yang memilih سمعهم adalah tidak benar.

Page 76: Implikasi Metode Resitasi dalam Pegajaran al-Qur’an dan

110

Tabel 45

Bacaan apakah yang tepat pada لقد آان لكم فى رسول االله اسوة حسنة

hadits yang digaris bawah

No Alternatif Jawaban F %

20 a. اسوة b. اسوة c. اسوة d. اسوة

3

3

0

24

10

10

0

80

30 100

Tabel di atas menunjukkan bahwa (10%) siswa memilih وة sebagai اس

jawaban dari pertanyaan م فى رسول االله اسوة حسنة ان لك د آ bacaan apakah لق

yang tepat pada hadits yang digaris bawah, (10%) siswa memilih وة ,اس

(0%) siswa memilih (%80) ,اسوة siswa memilih اسوة.

Dapat disimpulkan bahwa pertanyaan di atas, (10%) siswa yang

memilih وة وة siswa yang memilih (%10) ,اس adalah tidak benar, dan اس

(80%) siswa yang memilih اسوة adalah benar.

Tabel 45 menyatakan bahwa (88%) siswa menjawab pertanyaan

dengan benar, dan (12%) siswa menjawab tidak benar.

Kemudian tabel 46 menyatakan bahwa nilai evaluasi akhir peserta

didik di MTsN 3 Pondok Pinang Jakarta Selatan memiliki nilai rata-rata

88,167.

Kesimpulannya, bahwa nilai evaluasi peserta didik di MTsN Pondok

Pinang Jakarta selatan adalah baik atau memuaskan.

2. Analisa Data

Untuk mengetahui apakah variabel X (Metode Resitasi dalam

Pengajaran al-Qur'an dan Hadits) dan variabel Y (Nilai Evaluasi Akhir

Peserta Didik) terdapat hubungan positif yang signifikan. Maka, digunakan

rumus korelasi product moment.

Adapun untuk mencari angka indeks korelasi "r" product moment tersebut, maka langkah yang ditempuh adalah:

Page 77: Implikasi Metode Resitasi dalam Pegajaran al-Qur’an dan

111

a. Menghitung berdasarkan skor aslinya untuk variabel X (Implikasi

Metode Resitasi dalam Pengajaran al-Qur'an dan Hadits).

b. Menghitung berdasarkan skor aslinya untuk variabel Y (Nilai

Evaluasi Akhir Peserta Didik).

c. Skoring, diteliti jumlahnya kemudian dimasukkan ke dalam tabel

kerja atau tabel perhitungan yang terdiri atas 6 kolom.

Page 78: Implikasi Metode Resitasi dalam Pegajaran al-Qur’an dan

112

Tabel 50

Tabel Perhitungan Variabel X dan Y

Responden X X² Y Y² XY

1 44 1936 16 256 704

2 55 3025 17 289 935

3 61 3721 20 400 1220

4 72 5184 19 361 1368

5 65 4225 20 400 1300

6 54 2916 17 289 918

7 56 3136 19 361 1064

8 55 3025 16 256 880

9 61 3721 16 256 976

10 53 2809 18 324 954

11 53 2809 18 324 954

12 54 2916 20 400 1080

13 54 2916 17 289 918

14 63 3969 16 256 1008

15 56 3136 17 289 952

16 50 2500 17 289 850

17 60 3600 19 361 1140

18 51 2601 17 289 867

19 63 3969 18 324 1134

20 56 3136 17 289 952

21 45 2025 16 256 720

22 53 2809 20 400 1060

23 60 3600 18 324 1080

Page 79: Implikasi Metode Resitasi dalam Pegajaran al-Qur’an dan

113

24 66 4356 19 361 1254

25 60 3600 17 289 1020

26 52 2704 16 256 832

27 58 3364 16 256 928

28 59 3481 17 289 1003

29 41 1681 17 289 697

30 62 3844 19 361 1178

Jumlah 1692 96714 529 9383 29946

Setelah diketahui N = 30, ∑ X = 1692, ∑ Y =529, ∑ X² = 96714, ∑ Y² =

9383, ∑ XY = 29946, maka dapatlah dicari indeks korelasinya, dengan

menggunakan rumus:

rxy = { }{ }Y)²(-²X)²(-²

))((∑∑∑∑

∑∑−∑YNXN

YXXYN

= { }{ }(529)²-9383.30(1692)²96714.30

)529)(1692(29946.30−

= { }{ }279841-2814902862864-2901420

895068898380 −

= { }{ }164938556

3312

= 63578844

3312

= 7973634303

3312

= 0,415

Page 80: Implikasi Metode Resitasi dalam Pegajaran al-Qur’an dan

114

Dari perhitungan di atas ternyata angka korelasi antara variabel X

dan variabel Y bertanda positif dengan memperhatikan besarnya rxy yang

diperoleh yaitu sebesar 0,415.

Apabila hasil tersebut diinterpretasikan secara kasar atau

sederhana dengan mencocokkan hasil perhitungan dengan angka indeks

korelasi "r" product moment, ternyata besarnya rxy (0,415) yang besarnya

berkisar antara 0,40 - 0,70 berarti korelasi positif antara variabel X dan

variabel Y terdapat korelasi yang sedang atau cukup.

Selanjutnya untuk mengetahui apakah hubungan itu signifikan atau

tidak, maka "r" hasil perhitungan dibandingkan dengan "r" tabel dan

sebelum membandingkan terlebih dahulu dicari derajat kebebasannya

atau df (degree of freedom) dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

df = N – nr

= 30 – 2

= 28

Dengan memeriksa tabel nilai "r" product moment ternyata bahwa

dengan df sebesar 28, pada taraf signifikan 5% diperoleh "r" tabel = 0,361.

Jika dilihat dari pada harga rtabel tersebut, rxy lebih besar dari pada

harga rtabel, pada taraf signifikansi 5% (0,415 > 0,361). Dengan demikian

Hipotesa Alternatif (Ha) diterima dan Hipotesa Nol (H0) ditolak. Artinya,

terdapat hubungan positif yang signifikan antara metode resitasi dalam

pengajaran al-Qur'an dan Hadits terhadap nilai evaluasi akhir peserta

didik dengan korelasi yang sedang atau cukup.

C. Interpretasi Data

Berdasarkan hasil penelitian tersebut di atas terdapat korelasi positif

yang sedang atau cukup antara metode resitasi dalam pengajaran al-Qur'an

dan Hadits terhadap nilai evaluasi akhir peserta didik di MTsN 3 Pondok

Pinang Jakarta Selatan. Hal ini berarti, bahwa Hipotesa Alternatif (Ha) yang

menyatakan ada korelasi yang signifikan antara metode resitasi dalam

pengajaran al-Qur'an dan Hadits terhadap nilai evaluasi akhir peserta didik di

MTsN 3 Pondok Pinang Jakarta Selatan diterima atau benar.

Page 81: Implikasi Metode Resitasi dalam Pegajaran al-Qur’an dan

115

Sedangakan Hipotesa Nol (H0) yang menyatakan bahwa tidak terdapat

hubungan yang signifikan antara metode resitasi dalam pengajaran al-Qur'an

dan Hadits terhadap nilai evaluasi akhir peserta didik di MTsN 3 Pondok

Pinang Jakarta Selatan ditolak atau tidak benar.

Jika dilihat dari hasil perhitungan koefisien korelasi yang menyatakan

bahwa korelasi antara metode resitasi dalam pengajaran al-Qur'an dan Hadits

terhadap nilai evaluasi akhir peserta didik merupakan korelasi yang sedang

atau cukup.

Page 82: Implikasi Metode Resitasi dalam Pegajaran al-Qur’an dan

116

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan data yang diperoleh melalui observasi, angket dan

wawancara yang dihimpun oleh peneliti, dapat disimpulkan bahwa:

1. Pengaruh metode resitasi dalam pengajaran al-Qur’an dan Hadits di

MTsN 3 Pondok Pinang Jakarta Selatan adalah dapat meningkatkan

dan memotivasi kegiatan belajar siswa secara individu dan kelompok,

baik di dalam kelas maupun di luar kelas. Dengan keterangan bila

frekuensi siswa yang menyatakan Sangat Setuju dengan Setuju

ditambahkan, maka hasilnya 68% dan bila frekuensi siswa yang

menyatakan Kurang Setuju dan Tidak Setuju ditambahkan, maka

hasilnya 32%. Berarti, siswa yang menyatakan Sangat Setuju dengan

Setuju adanya pengaruh metode resitasi dalam pengajaran al-Qur’an

dan Hadits lebih besar dari pada siswa yang menyatakan Kurang

Setuju dan Tidak Setuju.

2. Nilai evaluasi akhir peserta didik di MTsN 3 Pondok Pinang Jakarta

Selatan adalah baik atau memuaskan. Dengan penjelasan bahwa (88%)

siswa menjawab pertanyaan dengan benar, dan (12%) siswa menjawab

tidak benar. Kemudian nilai evaluasi akhir peserta didik di MTsN 3

Pondok Pinang Jakarta Selatan memiliki nilai rata-rata 88,167.

3. Metode resitasi dalam pengajaran al-Qur'an dan Hadits terhadap nilai

akhir peserta didik mempunyai implikasi positif yang sedang atau

cukup. Karena angka korelasi antara variabel X dan variabel Y

bertanda positif dengan memperhatikan besarnya rxy yang diperoleh

yaitu sebesar 0,415. apabila hasil tersebut diinterpretasikan secara

kasar atau sederhana dengan mencocokkan hasil perhitungan dengan

angka indeks korelasi "r" product moment, ternyata besarnya rxy

(0,415) berkisar antara 0,40 - 0,70. Artinya, bahwa korelasi positif

antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi yang sedang atau

cukup.

Dengan memeriksa tabel nilai "r" product moment ternyata dengan

df sebesar 28, pada taraf signifikan 5% diperoleh "r" tabel = 0,361. Jika

Page 83: Implikasi Metode Resitasi dalam Pegajaran al-Qur’an dan

117

dilihat dari pada harga rtabel tersebut, rxy lebih besar dari pada harga

rtabel, pada taraf signifikansi 5% (0,415 > 0,361). Dengan demikian

Hipotesa Alternatif (Ha) diterima dan Hipotesa Nol (H0) ditolak.

Artinya, terdapat implikasi positif yang signifikan antara metode

resitasi dalam pengajaran al-Qur'an dan Hadits terhadap nilai evaluasi

akhir peserta didik dengan implikasi yang sedang atau cukup.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas penulis mengajukan beberapa saran

yang ditujukan untuk penelitian di masa yang akan datang semoga saran-

saran ini bermanfaat dalam pengembangannya.

1. Dalam melaksanakan proses pembelajaran dengan menggunakan

metode resitasi, hendaknya guru selalu memperhatikan situasi dan

kondisi siswa.

2. Variasi metode pengajaran dalam proses pembelajaran adalah sebuah

kemestian untuk menciptakan situasi pembelajaran yang

menyenangkan bagi siswa.

3. Metode-metode pengajaran tidak ada yang memiliki kelebihan antara

yang satu dengan yang lain. Artinya, metode pengajaran akan dapat

diterima dan bermanfa’at ketika sesuai dengan situasi dan kondisi

siswa.

4. Bagi guru, hendaknya metode resitasi ini lebih ditingkatkan lagi agar

kegiatan siswa baik di dalam kelas maupun di luar kelas akan lebih

maksimal sehingga siswa disibukkan dengan kegiatan belajarnya.

5. Bagi orang tua sudah sepatutnya membantu guru untuk memantau

aktivitas anaknya ketika ia telah di rumah, karena bagaimanapun juga

keberhasilan dari seorang anak terletak pada sejauh mana kepedulian

orang tua terhadap pendidikan anaknya.

Page 84: Implikasi Metode Resitasi dalam Pegajaran al-Qur’an dan

118

ANGKET PENELITIAN

IMPLIKASI METODE RESITASI DALAM PENGAJARAN AL-QUR’AN DAN HADITS TERHADAP NILAI EVALUASI AKHIR PESERTA DIDIK

PETUNJUK:

1. Berilah tanda silang (X) pada huruf a, b, c, atau d di depan jawaban yang

palling benar.

2. Semua pertanyaan mohon dijawab dengan teliti.

3. Terima kasih atas perhatian dan pertisipasinya

Nama Siswa :_______________ Kelas :________________

Metode Resitasi dalam Pengajaran Al-Qur’an Hadits

1. Saya senang menyelesaikan tugas individu di dalam kelas.

a. Sangat Setuju b. Setuju

c. Kurang Setuju d. Tidak Setuju

2. Guru memberikan tugas belajar di dalam kelas.

a. Sangat Setuju b. Setuju

c. Kurang Setuju d. Tidak Setuju

3. Saya selalu menyelesaikan tugas yang diberikan guru di dalam kelas.

a. Sangat Setuju b. Setuju

c. Kurang Setuju d. Tidak Setuju

4. Guru memberikan tugas menyalin ayat /hadits di dalam kelas.

a. Sangat Setuju b. Setuju

c. Kurang Setuju d. Tidak Setuju

5. Guru memberikan hadiah bagi siswa yang dapat menyelesaikan tugas

dengan baik di dalam kelas.

a. Sangat Setuju b. Setuju

c. Kurang Setuju d. Tidak Setuju

Page 85: Implikasi Metode Resitasi dalam Pegajaran al-Qur’an dan

119

6. Guru pernah memberikan tugas di luar kelas.

a. Sangat Setuju b. Setuju

c. Kurang Setuju d. Tidak Setuju

7. Saya senang belajar di luar kelas.

a. Sangat Setuju b. Setuju

c. Kurang Setuju d. Tidak Setuju

8. Belajar di laboratorim sangat menyenangkan

a. Sangat Setuju b. Setuju

c. Kurang Setuju d. Tidak Setuju

9. Tugas lapangan yang diberikan guru, saya sangat menyukainya.

a. Sangat Setuju b. Setuju

c. Kurang Setuju d. Tidak Setuju

10. Saya selalu tepat waktu dalam menyelesaikan tugas individu di dalam

kelas.

a. Sangat Setuju b. Setuju

c. Kurang Setuju d. Tidak Setuju

11. Tugas menghafal yang diberikan guru di dalam kelas adalah tugas

individu.

a. Sangat Setuju b. Setuju

c. Kurang Setuju d. Tidak Setuju

12. Tugas menerjemahkan yang diberikan guru di dalam kelas adalah tugas

individu.

a. Sangat Setuju b. Setuju

c. Kurang Setuju d. Tidak Setuju

13. Tugas menyalin yang diberikan guru di dalam kelas adalah adalah tugas

individu.

a. Sangat Setuju b. Setuju

c. Kurang Setuju d. Tidak Setuju

14. Tugas individu yang diberikan guru di luar kelas memberatkan siswa.

a. Sangat Setuju b. Setuju

c. Kurang Setuju d. Tidak Setuju

Page 86: Implikasi Metode Resitasi dalam Pegajaran al-Qur’an dan

120

15. Tugas-tugas individu di luar kelas sangat menyenangkan.

a. Sangat Setuju b. Setuju

c. Kurang Setuju d. Tidak Setuju

16. Selain tugas individu guru memberikan tugas kelompok di dalam kelas.

a. Sangat Setuju b. Setuju

c. Kurang Setuju d. Tidak Setuju

17. Tugas di luar kelas yang diberikan guru dilakukan secara kelompok.

a. Sangat Setuju b. Setuju

c. Kurang Setuju d. Tidak Setuju

18. Tugas di laboratorium yang diberikan guru dilakukan secara kelompok.

a. Sangat Setuju b. Setuju

c. Kurang Setuju d. Tidak Setuju

19. Tugas di lapangan yang diberikan guru dilakukan secara kelompok.

a. Sangat Setuju b. Setuju

c. Kurang Setuju d. Tidak Setuju

20. Tugas kelompok di dalam kelas yang diberikan guru sangat saya sukai.

a. Sangat Setuju b. Setuju

c. Kurang Setuju d. Tidak Setuju

Page 87: Implikasi Metode Resitasi dalam Pegajaran al-Qur’an dan

121

ANGKET PENELITIAN

IMPLIKASI METODE RESITASI DALAM PENGAJARAN AL-QUR’AN DAN

HADITS TERHADAP NILAI EVALUASI AKHIR PESERTA DIDIK

PETUNJUK:

1. Berilah tanda silang (X) pada huruf a, b, c, atau d di depan jawaban yang

palling benar.

2. Semua pertanyaan mohon dijawab dengan teliti.

3. Terima kasih atas perhatian dan pertisipasinya

Nama Siswa :_______________ Kelas :________________

Evaluasi Akhir Peserta Didik

1. Diciptakan dari apakah setan itu.

a. Bara

b. Air mendidih

c. Api

d. Cahaya

2. Orang yang tidak akan terkena godaan setan.

a. Ikhlas dalam beribadah

b. Pandai berkhotah

c. Menjadi imam masjid

d. Mengajar ilmu agama

3. Kata يتبع berarti.

a. Meneladani

b. Mengingkari

c. Mengikuti

d. Menentang

4. Maksud langkah-langkah setan.

Page 88: Implikasi Metode Resitasi dalam Pegajaran al-Qur’an dan

122

a. Cara-cara

b. Jangkauan

c. Seruan

d. Godaan

5. Isi surat an-Nûr ayat 21.

a. Anjuran biasa

b. Perintah biasa

c. Larangan

d. Himbauan

6. Sikapmu ketika salah seorang temanmu tertimpa musibah.

a. Acuh tak acuh

b. Membantunya

c. Membiarkannya

d. Tidak peduli

أموالهم في سبيل االله... مثل الذين .7

a. ينفقون

b. يعلمون

c. يطعمون

d. يؤمنون

8. Sikap seseorang yang selalu mengungkit-ungkit pemberian.

a. Dapat menambah pahalanya

b. Dapat mengurangi pahalanya

c. Dapat merusak pahalanya

d. Dapat menentukan pahalanya

9. Disamakan dengan apakah seseorang yang bersedekah dengan

selalu menyebutnya atau menyakiti perasaan sipenerima

Berdasarkan Surah al-Baqarah Ayat 264.

a. Ria

b. Kikir

c. Dendam

d. Ujub

10. ditentukan oleh apakah diterima atau tidaknya perbuatan baik

manusia di sisi Allah swt.

Page 89: Implikasi Metode Resitasi dalam Pegajaran al-Qur’an dan

123

a. Wujud perbuatannya

b. Niat di dalam hatinya

c. Rutin atau tidaknya

d. Banyak atau sedikitnya

11. Harus karena siapakah kita mencintai dan membenci

seseorang.

a. Allah swt

b. Keluarga

c. Suku

d. Nasib

12. Dapat terjerumus ke dalam manakah orang yang mencintai

sesuatu hanya karena hawa nafsunya.

a. Kemiskinan

b. Kesyirikan

c. Kesenangan

d. Kebodohan

13. Selamat dari apakah kita bila benci terhadap kekufuran.

a. Celaan orang

b. Kemiskinan

c. Api Neraka

d. Hukum pemerintah

14. Akan memperoleh apakah orang yang mencintai dan membenci

karena Allah swt.

a. Kesempurnaan iman

b. Kesempurnaan ilmu

c. Jabatan

d. Harta yang berlimpah

15. Terdapat bacaan apakah pada lafal حكيما

a. Mad 'iwad

b. Mad badal

c. Mad lâzim mutawwal

d. Mad Jâ'iz munfasil

16. Sebaiknya di baca apakah mad jâ'iz munfasil

a. Melebihi panjangnya mad tab�'�

Page 90: Implikasi Metode Resitasi dalam Pegajaran al-Qur’an dan

124

b. Sepanjang enam harakat seperti mad wajib muttasil

c. Sesuai kemampuan nafas orang yang membacanya

d. Seimbang dengan mad tab�'�

شيطان .17 وا خطواب ال وا ولا تتبع ذين امن ا ال Bacaan apakah yang tepat pada ياايه

ayat yang digaris bawah.

a. ولا تتبعوا b. ولا تتبعوا c. ولا تتبعوا d. ولا تتبعوا

ان .18 لا وة الايم د ح ه وج ن في ن آ لا ث م Bacaan apakah yang tepat pada ث

hadits yang digaris bawah.

a. حلا وة

b. حلا وة

c. حلا وة

d. حلا وة

ى سمعهم .19 وبهم وعل ى قل تم االله عل Bacaan apakah yang tepat pada ayat خ

yang digaris bawah.

a. سمعهم

b. سمعهم

c. سمعهم

d. سمعهم

سنة .20 وة ح ول االله اس ى رس م ف ان لك د آ Bacaan apakah yang tepat pada لق

hadits yang digaris bawah.

a. اسوة

b. اسوة c. اسوة

d. اسوة

Page 91: Implikasi Metode Resitasi dalam Pegajaran al-Qur’an dan

125

PEDOMAN WAWANCARA GURU

PENELITIAN IMPLIKASI METODE RESITASI DALAM PENGAJARAN AL-QUR’AN DAN HADITS TERHADAP NILAI EVALUASI AKHIR PESERTA DIDIK

Nama : Ety Ummy Fathiyah

Jabatan : Guru ( Bidang Studi al-Qur’an Hadits)

Waktu Wawancara : 5 Juni 2007

1. Apakah anda menggunakan beberapa variasi metode dalam mengajar!

Contohnya?

Jawab: Iya! Seperti metode ceramah, drill, pemberian tugas dan diskusi.

2. Metode apa yang sering anda gunakan ketika mengajar? Dan bagaimana

tanggapan anak-anak?

Jawab: Metode ceramah dan drill. Mereka menerima. (cocok sekali). Artinya,

mereka setuju bila metode ini diterapkan untuk mata pelajaran al-Qur’an Hadits.

Karena dengan menggunakan dua metode tersebut mereka dapat memahami dan

menambah daya ingat mereka.

3. Apakah anda sering memberikan tugas belajar di dalam kelas?

Jawab: Hampir selalu.

4. Seperti apakah tugas yang anda berikan kepada anak-anak ketika belajar di dalam

kelas?

Jawab: Ulangan tertulis dan tanya jawab. (individu).

5. Apakah anda pernah memberikan tugas menyalin ayat/hadits, menerjemahkan,

memberi harakat dan menyambung ayat/hadits?

Jawab: Iya! (Pernah).

6. Apakah anda juga pernah memberikan tugas di luar kelas?

Jawab: Iya! (Pernah).

7. Bagaimana sikap anak-anak ketika belajar di luar kelas?

Jawab: Mereka menikmati. (senang)

8. Apakah anda pernah melakukan pengajaran di laboratorium, lapangan terbuka

atau di tempat lainnya?

Jawab: Iya! (Pernah).

9. Selain tugas individu, apakah anda juga memberikan tugas kelompok?

Jawab: Iya!

Page 92: Implikasi Metode Resitasi dalam Pegajaran al-Qur’an dan

126

10. Seperti apakah tugas yang anda berikan kepada anak-anak ketika belajar di luar

kelas?

Jawab: Diskusi, menjawab pertanyaan yang telah disediakan secara berkelompok.

11. Seperti apakah tugas kelompok yang anda berikan kepada anak-anak didik?

Jawab: Memberikan pertanyaan-pertanyaan namun jawabannya boleh tidak

terfokus terhadap buku paket.

12. Bagaimana pengaruh tugas resitasi dalam pengajaran al-Qur’an Hadits terhadap

keberhasilan hasil belajar peserta didik?

Jawab: Melihat dari hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran al-Qur’an

Hadits baik/memuaskan. Artinya, bahwa tugas resitasi yang diberikan terhadap

peserta didik mempunyai pengaruh yang cukup.

Interviewer Interviewee

Page 93: Implikasi Metode Resitasi dalam Pegajaran al-Qur’an dan

127

LAMPIRAN TABEL

Tabel 48

Tabel Data Skor Metode Resitasi (Skor Variabel X)

Nomor Soal No. N

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 X X²

1 2 3 2 2 2 1 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 2 44 1936

2 4 3 3 3 2 1 3 1 4 3 3 3 3 4 3 1 3 2 3 3 55 3025

3 2 4 3 2 4 4 3 4 3 3 4 3 3 2 2 3 3 3 3 3 61 3721

4 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 3 72 5184

Page 94: Implikasi Metode Resitasi dalam Pegajaran al-Qur’an dan

128

5 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 4 4 2 2 3 4 4 4 3 65 4225

6 3 1 2 1 4 3 4 2 2 2 3 2 3 4 1 3 3 4 4 3 54 2916

7 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 2 3 3 3 3 3 56 3136

8 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 3 2 3 3 4 4 2 55 3025

9 3 3 3 3 4 1 2 4 3 3 4 3 3 1 2 4 4 4 4 3 61 3721

10 3 3 2 2 3 1 4 3 2 1 4 2 3 1 2 3 3 4 4 3 53 2809

11 2 3 3 2 3 2 3 4 2 3 3 2 3 2 2 3 3 3 3 2 53 2809

12 4 4 2 4 4 1 4 2 4 2 2 1 2 2 4 2 4 2 2 2 54 2916

13 3 3 2 3 4 3 3 2 3 2 4 3 3 2 3 2 2 3 2 2 54 2916

14 3 3 3 3 4 4 3 4 4 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 63 3969

15 3 3 3 4 4 3 3 3 2 3 4 2 3 2 4 3 1 1 3 2 56 3136

16 2 3 3 2 3 1 2 3 2 3 3 3 3 2 2 3 3 3 2 2 50 2500

17 2 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 2 2 3 4 3 3 3 60 3600

18 3 3 2 3 4 2 2 2 3 1 3 3 3 3 2 2 2 3 3 2 51 2601

19 3 3 2 3 4 3 4 3 2 3 4 4 4 3 2 4 3 3 3 3 63 3969

20 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 2 3 3 1 3 3 2 2 2 3 56 3136

Page 95: Implikasi Metode Resitasi dalam Pegajaran al-Qur’an dan

129

21 2 3 2 2 2 1 3 3 2 2 2 2 2 3 2 2 3 2 3 2 45 2025

22 2 3 2 2 3 1 4 4 3 3 3 3 2 3 1 2 3 3 3 3 53 2809

23 3 3 3 2 4 3 3 3 3 4 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 60 3600

24 3 3 4 2 4 4 3 3 3 2 4 3 3 2 4 4 4 4 4 3 66 4356

25 3 3 2 3 4 3 2 2 3 2 4 3 3 4 3 3 4 3 3 3 60 3600

26 2 3 3 2 4 2 3 3 2 3 3 2 2 2 2 3 3 3 3 2 52 2704

27 3 3 2 4 2 3 2 3 2 2 4 4 4 3 2 4 2 3 3 3 58 3364

28 2 3 3 2 4 3 3 3 2 3 4 4 3 2 4 2 2 4 4 2 59 3481

29 3 3 1 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 2 2 1 2 41 1681

30 2 4 4 3 4 1 4 3 3 3 4 3 3 2 3 4 3 3 3 3 62 3844

Jumlah 1692 96714

Page 96: Implikasi Metode Resitasi dalam Pegajaran al-Qur’an dan

130

Tabel 49

Tabel Data Skor Evaluasi Akhir Peserta Didik (Skor Variabel Y)

Nomor Soal No. N

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Y Y²

1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 16 256

2 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 17 289

3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20 400

4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 19 361

5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20 400

6 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 17 289

7 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 19 361

8 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 16 256

9 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 16 256

10 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18 324

11 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 18 324

Page 97: Implikasi Metode Resitasi dalam Pegajaran al-Qur’an dan

131

12 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20 400

13 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 17 289

14 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 16 256

15 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 17 289

16 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 17 289

17 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 19 361

18 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 17 289

19 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18 324

20 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 17 289

21 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 16 256

22 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20 400

23 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 18 324

24 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 19 361

25 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 17 289

26 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 16 256

27 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 16 256

28 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 17 289

Page 98: Implikasi Metode Resitasi dalam Pegajaran al-Qur’an dan

132

29 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 17 289

30 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 19 361

Jumlah 529 9383

Page 99: Implikasi Metode Resitasi dalam Pegajaran al-Qur’an dan

133

Tabel 46

Tabel Data Jawaban Siswa

No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 F %

Benar 30 30 30 21 29 30 29 11 29 30 30 30 30 29 27 19 24 20 26 24 528 88

Salah 0 0 0 9 1 0 1 19 1 0 0 0 0 1 3 11 6 10 4 6 72 12

Jumlah 600 100

Page 100: Implikasi Metode Resitasi dalam Pegajaran al-Qur’an dan

134

Tabel 48

Tabel Data Skor Metode Resitasi (Skor Variabel X)

Nomor Soal No. N

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 X X²

1 2 3 2 2 2 1 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 2 44 1936

2 4 3 3 3 2 1 3 1 4 3 3 3 3 4 3 1 3 2 3 3 55 3025

3 2 4 3 2 4 4 3 4 3 3 4 3 3 2 2 3 3 3 3 3 61 3721

4 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 3 72 5184

5 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 4 4 2 2 3 4 4 4 3 65 4225

6 3 1 2 1 4 3 4 2 2 2 3 2 3 4 1 3 3 4 4 3 54 2916

7 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 2 3 3 3 3 3 56 3136

8 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 3 2 3 3 4 4 2 55 3025

9 3 3 3 3 4 1 2 4 3 3 4 3 3 1 2 4 4 4 4 3 61 3721

Page 101: Implikasi Metode Resitasi dalam Pegajaran al-Qur’an dan

135

10 3 3 2 2 3 1 4 3 2 1 4 2 3 1 2 3 3 4 4 3 53 2809

11 2 3 3 2 3 2 3 4 2 3 3 2 3 2 2 3 3 3 3 2 53 2809

12 4 4 2 4 4 1 4 2 4 2 2 1 2 2 4 2 4 2 2 2 54 2916

13 3 3 2 3 4 3 3 2 3 2 4 3 3 2 3 2 2 3 2 2 54 2916

14 3 3 3 3 4 4 3 4 4 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 63 3969

15 3 3 3 4 4 3 3 3 2 3 4 2 3 2 4 3 1 1 3 2 56 3136

16 2 3 3 2 3 1 2 3 2 3 3 3 3 2 2 3 3 3 2 2 50 2500

17 2 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 2 2 3 4 3 3 3 60 3600

18 3 3 2 3 4 2 2 2 3 1 3 3 3 3 2 2 2 3 3 2 51 2601

19 3 3 2 3 4 3 4 3 2 3 4 4 4 3 2 4 3 3 3 3 63 3969

20 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 2 3 3 1 3 3 2 2 2 3 56 3136

21 2 3 2 2 2 1 3 3 2 2 2 2 2 3 2 2 3 2 3 2 45 2025

22 2 3 2 2 3 1 4 4 3 3 3 3 2 3 1 2 3 3 3 3 53 2809

23 3 3 3 2 4 3 3 3 3 4 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 60 3600

24 3 3 4 2 4 4 3 3 3 2 4 3 3 2 4 4 4 4 4 3 66 4356

25 3 3 2 3 4 3 2 2 3 2 4 3 3 4 3 3 4 3 3 3 60 3600

Page 102: Implikasi Metode Resitasi dalam Pegajaran al-Qur’an dan

136

26 2 3 3 2 4 2 3 3 2 3 3 2 2 2 2 3 3 3 3 2 52 2704

27 3 3 2 4 2 3 2 3 2 2 4 4 4 3 2 4 2 3 3 3 58 3364

28 2 3 3 2 4 3 3 3 2 3 4 4 3 2 4 2 2 4 4 2 59 3481

29 3 3 1 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 2 2 1 2 41 1681

30 2 4 4 3 4 1 4 3 3 3 4 3 3 2 3 4 3 3 3 3 62 3844

Jumlah 1692 96714

Page 103: Implikasi Metode Resitasi dalam Pegajaran al-Qur’an dan

137

Tabel 25

Tabel Data Implikasi Metode Resitasi dalam Pengajaran al-Qur'an Hadits

No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 F %

SS 2 3 3 4 17 4 7 8 4 2 14 5 4 3 4 5 6 8 8 0 111 18,5

S 18 26 14 12 8 13 17 15 14 16 10 15 19 8 8 17 17 15 17 18 297 49,5

KS 10 0 12 13 5 3 6 6 12 10 6 9 7 15 16 7 6 6 4 12 165 27,5

TS 0 1 1 1 0 10 0 1 0 2 0 1 0 4 2 1 1 1 1 0 27 4,5

Jumlah 600 100

Page 104: Implikasi Metode Resitasi dalam Pegajaran al-Qur’an dan

138

Tabel 25

Tabel Data Implikasi Metode Resitasi dalam Pengajaran al-Qur'an Hadits

No Soal Ket

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 F %

SS 2 3 3 4 17 4 7 8 4 2 14 5 4 3 4 5 6 8 8 0 111 18,5

S 18 26 14 12 8 13 17 15 14 16 10 15 19 8 8 17 17 15 17 18 297 49,5

KS 10 0 12 13 5 3 6 6 12 10 6 9 7 15 16 7 6 6 4 12 165 27,5

TS 0 1 1 1 0 10 0 1 0 2 0 1 0 4 2 1 1 1 1 0 27 4,5

Jumlah 600 100

Page 105: Implikasi Metode Resitasi dalam Pegajaran al-Qur’an dan

139

Tabel 46

Tabel Data Jawaban Siswa

No Soal Ket

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 F %

Benar 30 30 30 21 29 30 29 11 29 30 30 30 30 29 27 19 24 20 26 24 528 88

Salah 0 0 0 9 1 0 1 19 1 0 0 0 0 1 3 11 6 10 4 6 72 12

Jumlah 600 100

Page 106: Implikasi Metode Resitasi dalam Pegajaran al-Qur’an dan

140

Tabel 47

Tabel Data Nilai Evaluasi Akhir Peserta Didik

Nomor Soal No. N 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

JB Nilai

1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 16 80

2 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 17 85

3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20 100

4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 19 95

5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20 100

6 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 17 85

7 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 19 95

8 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 16 80

9 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 16 80

10 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18 90

Page 107: Implikasi Metode Resitasi dalam Pegajaran al-Qur’an dan

141

11 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 18 90

12 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20 100

13 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 17 85

14 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 16 80

15 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 17 85

16 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 17 85

17 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 19 95

18 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 17 85

19 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18 90

20 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 17 85

21 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 16 80

22 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20 100

23 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 18 90

24 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 19 95

25 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 17 85

26 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 16 80

27 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 16 80

Page 108: Implikasi Metode Resitasi dalam Pegajaran al-Qur’an dan

142

28 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 17 85

29 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 17 85

30 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 19 95

Rata-rata 88,167

Page 109: Implikasi Metode Resitasi dalam Pegajaran al-Qur’an dan

143

Tabel 49

Tabel Data Skor Evaluasi Akhir Peserta Didik (Skor Variabel Y)

Nomor Soal No. N

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Y Y²

1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 16 256

2 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 17 289

3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20 400

4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 19 361

5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20 400

6 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 17 289

7 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 19 361

8 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 16 256

9 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 16 256

10 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18 324

Page 110: Implikasi Metode Resitasi dalam Pegajaran al-Qur’an dan

144

11 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 18 324

12 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20 400

13 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 17 289

14 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 16 256

15 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 17 289

16 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 17 289

17 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 19 361

18 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 17 289

19 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18 324

20 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 17 289

21 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 16 256

22 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20 400

23 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 18 324

24 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 19 361

25 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 17 289

26 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 16 256

27 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 16 256

Page 111: Implikasi Metode Resitasi dalam Pegajaran al-Qur’an dan

145

28 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 17 289

29 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 17 289

30 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 19 361

Jumlah 529 9383

Page 112: Implikasi Metode Resitasi dalam Pegajaran al-Qur’an dan

146

Tabel 50

Tabel Perhitungan Variabel X dan Y

Responden X X² Y Y² XY

1 44 1936 16 256 704

2 55 3025 17 289 935

3 61 3721 20 400 1220

4 72 5184 19 361 1368

5 65 4225 20 400 1300

6 54 2916 17 289 918

7 56 3136 19 361 1064

8 55 3025 16 256 880

9 61 3721 16 256 976

10 53 2809 18 324 954

11 53 2809 18 324 954

12 54 2916 20 400 1080

13 54 2916 17 289 918

14 63 3969 16 256 1008

15 56 3136 17 289 952

16 50 2500 17 289 850

17 60 3600 19 361 1140

18 51 2601 17 289 867

19 63 3969 18 324 1134

20 56 3136 17 289 952

21 45 2025 16 256 720

22 53 2809 20 400 1060

23 60 3600 18 324 1080

Page 113: Implikasi Metode Resitasi dalam Pegajaran al-Qur’an dan

147

24 66 4356 19 361 1254

25 60 3600 17 289 1020

26 52 2704 16 256 832

27 58 3364 16 256 928

28 59 3481 17 289 1003

29 41 1681 17 289 697

30 62 3844 19 361 1178

Jumlah 1692 96714 529 9383 29946

Page 114: Implikasi Metode Resitasi dalam Pegajaran al-Qur’an dan

148

STRUKTUR ORGANISASI MTSN 3 PONDOK PINANG

JAKARTA SELATAN 2006/2007

Waka. Bid. Kesiswaan Maikon, S.Ag

Waka. Bid. Kurikulum Drs. Badrun Fuady

KETUA KOMITE Ir. H. Rahmat Hidayat Misar

KEPALA SEKOLAH Drs. H. Rahmat Syah

Kepala TU Dwi Hartini, BA

Waka. Bid. Humas & Litbang Dra. Ernawati

SISWA

WALI KELAS GURU

Page 115: Implikasi Metode Resitasi dalam Pegajaran al-Qur’an dan

149