Upload
others
View
4
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
TAHUN 2020
INDEKS DAYA
SAING
DAERAH
KABUPATEN
CIANJUR
TAHUN 2020
INDEKS DAYA
DAERAH
KABUPATEN
CIANJUR
TAHUN 2020
IDSD 2020
1�
Sambutan Bupati Cianjur
Assalamu’alaikum Wr.Wb
Tingkat daya saing daerah merupakan salah satu parameter dalam konsep
pembangunan berkelanjutan. Semakin tinggi tingkat daya saing suatu daerah, maka
tingkat kesejahteraan masyarakatnya pun semakin tinggi. Perbandingan daya saing
diperlukan untuk melihat dan menjelaskan perbedaan tingkat kemakmuran daerah.
Pandemi Covid-19 yang muncul akhir tahun 2019 dan masih berlangsung hingga
saat ini di berbagai negara di dunia termasuk negarakita sangat mengejutkan semua pihak.
Krisis multidimensi akibat pandemi Covid-19 ini datang begitu cepat dan menguak
kerapuhan yang dimiliki suatu negara di berbagai bidang.
Peristiwa tersebut menyadarkan kita semua tentang semakin pentingnya
pembangunan daya saing suatu bangsa. Telah dibuktikan, bangsa dengan daya saing
tinggi akan lebih cepat keluar dari krisis dan cepat beradaptasi dalam situasi pandemi.
Perisitiwa tersebut juga menjadi peringatan bagi kita semua bahwa kita tidak boleh terlena
dengan tingkat pencapaian yang telah kita raih selama ini. Pembangunan yang
memfokuskan pada peningkatan daya saing secara berkelanjutan menjadi suatu
keniscayaan.
Saya menyambut baik dengan diadakannya kegiatan pengukuran Indeks Daya
Saing Daerah Tahun 2020 ini. Saya juga berharap hasil pengukuran ini dapat dijadikan
rujukan bagi Pemerintah Daerah Kabupaten Cianjur dalam membuat kebijakan yang lebih
tepat untuk peningkatan daya saing daerah.
Terakhir hanya kepada Allah Swt kita bersujud dan memohon petunjuk-Nya,
semoga Kabupaten Cianjur semakin maju dan berdaya saing tinggi demi terwujudnya
masyarakat Cianjur yang sejahtera, adil dan makmur.
Wassalamualaikum Wr. Wb
Cianjur, Desember 2020
Plt. BUPATI CIANJUR
H. HERMAN SUHERMAN, ST., MAP
IDSD 2020
2�
Kata Pengantar Kepala Bappeda Kabupaten Cianjur
Dalam era otonomi daerah dan desentralisasi fiskal, pemerintah daerah memiliki diskresi
yang besar dalam menentukan kebijakan pembangunan daerah. Pemerintah daerah
mengalokasikan sumber daya yang dimilikinya berdasarkan prioritas yang ditentukan.
Menghadapi persaingan ke depan, pemerintah daerah dapat mengambil langkah inisiatif
dengan mengarahkan sumber daya dalam upaya untuk meningkatkan daya saing.
Kemenristekdikti telah membuat sistem penghitungan Indeks Daya Saing Daerah (IDSD)
untuk tingkat provinsi sampai kabupaten/kota. yang terdiri atas empat aspek yaitu aspek
pasar, aspek penguat, aspek ekosistem inovasi, dan aspek SDM. Memasuki tahun kedua ini,
tahapan pengukuran IDSD masih bersifat sukarela atau tergantung pada kesediaan
pemerintah daerah untuk menginput data yang diminta dalam sistem tersebut.
Sejak tahun 2019, Kabupaten Cianjur telah ikut berpartisipasi dalam kegiatan
penghitungan IDSD tersebut dengan tujuan untuk mengetahui sejauh mana kegiatan
pembangunan selama ini berpengaruh terhadap daya saing daerah.
Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam penyajian Laporan Pemetaan IDSD
Kabupaten Cianjur Tahun 2020 ini. Namun demikian kami berharap laporan ini bisa
memberikan gambaran kepada para pemangku kebijakan di daerah dalam menyikapi
kekurangan dan kelebihan setiap aspek penyusun daya saing daerah ke dalam kebijakan
yang akan dikeluarkan.
Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan
kontribusi dalam penyusunan laporan ini.
Plt. KEPALA BAPPEDA
KABUPATEN CIANJUR
ARIEF PURNAWAN, SAP
Pembina Utama Muda/ (IVc)
NIP. 19690801 199003 1 003
IDSD 2020
3�
BAGIAN I: PENDAHULUAN
Pengembangan wilayah dengan tujuan untuk mencapai kesejahteraan masyarakat
harus dilakukan dengan suatu pembangunan yang berkelanjutan. Tingkat daya saing
(competitiveness) merupakan salah satu parameter dalam konsep pembangunan daerah
berkelanjutan. Semakin tinggi tingkat daya saing suatu daerah, maka tingkat kesejahteraan
masyarakatnya pun semakin tinggi. Suatu daerah akan memiliki reaksi yang berbeda dalam
menyikapi dampak dari adanya fenomena globalisasi ini, hal tersebut akan sangat
menentukan posisi tawar masing-masing daerah dalam kancah persaingan global yang
semakin ketat. Keadaan tersebut selanjutnya harus diartikan sebagai tuntutan bagi setiap
daerah di Indonesia untuk meningkatkan daya aing masing-masing daerah, dimana
tingginya daya saing antar daerah di Indonesia secara keseluruhan merupakan penentu
bagi peningkatan daya saing nasional ditengah tingginya tuntutan untuk dapat bersaing
secara global.
Posisi daya saing global Indonesia yang terus menurun menjadi tantangan besar
bagi Indonesia di masa mendatang untuk bangkit dan mampu berperan strategis
dipercaturan ekonomi internasional.Selain itu, Indonesia juga masih menghadapi berbagai
tantangan dan hambatan besar di era informasi dan globalisasi saat ini.
Menurut laporan World Economic Forum (WEF) 2016-2017, Indeks Daya Saing
Indonesia turun dari posisi ke-37 pada tahun 2015 menjadi ke-41 tahun 2016 (gambar 1).
Laporan Indeks Daya Saing Global 2016-2017 yang juga dirilis Forum Ekonomi Dunia
(WEF), menyebutkan, teknologi informasi dan komunikasi (TIK) Indonesia ada di peringkat
ke-91. Sementara berdasarkan Global Inovation Indeks Tahun 2019, posisi Indonesia
berada di nomor 85 (gambar 2), tidak beranjak dari posisi tahun yang lalu.
Dibandingkan dengan negara ASEAN lain, ranking Indonesia masih di bawah
Singapura (nomor 2); Malaysia (35); Vietnam (42); Thailand (43); Filipina (54) dan Brunei
(71). Indonesia hanya unggul di atas Kamboja di ranking 98. Posisi tersebut menunjukkan
bahwa indeks inovasi Indonesia masih masuk kategori rendah di ASEAN.
IDSD 2020
Gambar 1. Indeks Daya Saing Global
Gambar 2. Ranking Indeks Inovasi Global Tahun 2019
A. Tujuan
Tujuan dari pengukuran IDSD adalah:
1) Mengukur pencapaian aktivitas di daerah
mengoptimalkan ekosistem, potensi iptek, dan inovasi untuk
dan kesejahteraan yang tinggi dan berkelanjutan
2) Pendorong stakeholder pelaku inovasi
masyarakat) agar terpacu
Gambar 1. Indeks Daya Saing Global
Gambar 2. Ranking Indeks Inovasi Global Tahun 2019
Tujuan dari pengukuran IDSD adalah:
Mengukur pencapaian aktivitas di daerah dalam memanfaatkan potensi dengan
mengoptimalkan ekosistem, potensi iptek, dan inovasi untuk menciptakan daya saing
dan kesejahteraan yang tinggi dan berkelanjutan
Pendorong stakeholder pelaku inovasi (seluruh lembaga, daerah, dunia usaha dan
masyarakat) agar terpacu mewujudkan ide kreatif penciptaannilai tambah
4�
dalam memanfaatkan potensi dengan
menciptakan daya saing
(seluruh lembaga, daerah, dunia usaha dan
mewujudkan ide kreatif penciptaannilai tambah, baik sebagai
IDSD 2020
5�
individu maupun melalui kemitraan dan kerjasama antar unsur inovasi dalam
meningkatkan daya saing, kesejahteraan, dan berkelanjutanMenjadikan indeks daya
saing daerah sebagai komponen dalam merumuskan dan menetapkan model indeks
daya saing nasional
3) Upaya untuk mendukung kemandirian dan dayasaing bangsa Indonesia
4) Dasar dalam perumusan, penetapan, evaluasi dan monitoring kebijakan program dan
kegiatan pembangunan daerah
5) Alat dalam proses harmonisasi kebijakan dan program pembangunan pada level
nasional dan daerah
B. Dasar Hukum IDSD
Dasar hukum pelaksanaan pengukuran IDSD tahun 2019 antara lain:
1. UU No 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah Pasal 31 ayat 2 :
Penyelenggaraan pemerintahan daerah diarahkan untuk mempercepat terwujudnya
kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan pelayanan, pemberdayaan, dan peran
serta masyarakat dalam rangkapeningkatan daya saing daerah.
2. UU No. 11 Tahun 2019 Tentang Sinasiptek Pasal 4 : Sinasiptek bertujuan memperkuat
daya dukung ilmu pengetahuan dan teknologi bagi keperluan mempercepat pencapaian
tujuan negara, serta meningkatkan daya saing dan kemandirian dalam
memperjuangkan kepentingan negara dalam pergaulan internasional.
3. PP 38 Tahun 2017 Tentang Inovasi Daerah pasal 2 : Sasaran Inovasi Daerah diarahkan
untuk mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan
pelayanan, pemberdayaan, dan peran serta masyarakat dalam rangkapeningkatan
daya saing daerah.
4. PP 6 TAHUN 2008 Tentang Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan
Daerah
5. Perpres No. 2 Tahun 2015 tentang RPJMN 2015-2019: Pembangunn Nasional adalah
Mewujudkan bangsa yang berdaya saing dengan membangun sumber daya manusia
berkualitas dan berdaya saing; meningkatkan penguasaan dan pemanfaatan iptek
melalui penelitian, pengembangan, dan penerapan menuju inovasi secara
berkelanjutan; membangun infrastruktur yang maju; mereformasi bidang hukum dan
aparatur negara; dan memperkuat perekonomian domestik berbasis keunggulan setiap
IDSD 2020
6�
wilayah, menuju keunggulan kompetitif dengan membangun keterkaitan sistem
produksi, distribusi, dan pelayanan termasuk pelayanan jasa dalam negeri.
6. Inpres No 6 Tahun 2006 tentang Peningkatan Daya Saing Nasional dalam rangka
menghadapi MEA
IDSD 2020
7�
BAGIAN II: HASIL PENGUKURAN IDSD
A. Kondisi Daerah
Luas Kabupaten Cianjur adalah 361.434,98 Ha atau3.614,34 Km²,dengan jarak
sekitar 65 Km dari Ibu Kota Provinsi Jawa Barat (Bandung) dan 120 Km dari Ibu Kota
Negara (Jakarta). Secara administrasi pemerintahan, jumlah kecamatan dan desa/kelurahan
yang ada di Kabupaten Cianjur tercatat sebanyak 32 Kecamatan, 354 Desa dan 6
Kelurahan, serta mencakup 2.751 Rukun Warga dan 10.402 Rukun Tetangga.
Kabupaten Cianjur secara geografis terletak diantara 6° 21’ - 7° 25’ Lintang Selatan
dan 106° 42’ - 107° 25’ Bujur Timur, dengan batas-batas wilayah adminitrasi sebagai
berikut:
a. Sebelah Utara : berbatasan dengan Kabupaten Bogor, Kabupaten Karawang
dan Kabupaten Purwakarta
b. Sebelah Barat : berbatasan dengan dengan Wilayah Kabupaten Sukabumi
c. Sebelah Timur : berbatasan dengan Wilayah Kabupaten Bandung,
Kabupaten Bandung Barat dan Kabupaten Garut
d. Sebelah Selatan : berbatasan dengan Samudera Indonesia.
Peta orientasi dan administrasi Kabupaten Cianjur secara lebih rinci ditunjukkan
pada gambar 3 dan4.
Gambar 3
Peta Orientasi wilayah Kabupaten Cianjur
IDSD 2020
8�
Gambar 4. Peta Administratif Kabupaten Cianjur
Konteks pembangunan secara umum di Kabupaten Cianjur masih fokus pada
peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Tingkat capaian IPM di Cianjur masih
berada di posisi paling bawah di Jawa Barat. Hal tersebut menggambarkan masih banyak
tantangan yang dihadapi pemerintah daerah berkaitan dengan aspek pendidikan, kesehatan
dan perekonomian secara umum. Pembangunan infrastuktur penghubung antar wilayah
yang cukup masif pada 5 tahun terakhir terbukti mampu meningkatkan capaian IPM Cianjur
selama 3 tahun terakhir. Dan secara bertahap pula pembangunan sarana dan prasarana
pendidikan dan kesehatan juga dilakukan untuk mengejar ketertinggalan di kedua sektor
tersebut.
IDSD 2020
9�
Apabila dikaitkan dengan aspek penyusun daya saing daerah, pembangunan di
Kabupaten Cianjur masih diprioritaskan pada aspek Penguat/Enabling Environment dan
aspek Sumber Daya Manusia. Pembangunan infrastruktur, pendidikan, kesehatan dan
ekonomi pada dokumen perencanaan pembangunan daerah dijadikan program unggulan
daerah. Hal ini sekali lagi berhubungan dengan peningkatan indeks pembangunan manusia
yang masih jauh tertinggal dengan daerah lainnya.
B. Pemetaan Sektor/Komponen Pembentuk Andalan
Konsep model penyusunan IDSD tahun 2020 berbeda dengan konsep IDSD tahun
2019 dilihat dari perubahan jumlah indikator pada setiap dimensi dari semula 78 indikator
menjadi 97 indikator. Sedangkan jumlah aspek, pilar dan dimensi masih tetap yaitu 4 aspek,
12 pilar dan 23 dimensi. Dilihat dari tingkat keterisian data menunjukkan adanya perbaikan.
Untuk IDSD tahun 2019 terdapat 65 indikator yang dapat terisi lengkap dengan data
pendukung, 4 indikator terisi tanpa data pendukung dan 9 indikator tidak terisi tanpa data
data pendukung dengan persentase keterisian data sebesar 83,33 persen. Sementara untuk
tahun 2020, terdapat 95 indikator dengan data pendukung dan 2 indikator terisi tanpa data
pendukung.
Hasil pengukuran IDSD tahun sebelumnya dapat dilihat pada tabel dan grafik
berikut ini.
Tabel 1. Skor Aspek dan Pilar Penyusun IDSD Tahun 2019 No. Pilar Indeks No. Aspek Indeks
1 Kelembagaan 3,500
1 Faktor Penguat/Enabling
Environment 3,042 2 Infrastruktur 3,000
3 Perekonomian Daerah 2,625
4 Kesehatan 2,625 2
Sumber Daya Manusia/Human Capital
1,938 5 Pendidikan dan Keterampilan 1,250
6 Efisiensi Pasar Produk 2,833
3 Faktor Pasar/Market 2,083 7 Ketenagakerjaan 3,167
8 Akses Keuangan 1,000
9 Ukuran Pasar 1,333
10 Dinamika Bisnis 2,667
4 Ekosistem Inovasi 2,407 11 Kapasitas Inovasi 1,556
12 Kesiapan Teknologi 3,000
IDSD Indeks Daya Saing Daerah 2,367
Aspek pembentuk daya saing daerah di Cianjur terletak pada aspek
Penguat/Enabling environment dengan skor sebesar 3,04 dan ekosistem inovasi sebesar
IDSD 2020
10�
2,40. Sedangkan kedua aspek yang lain memiliki skor yang tidak terpaut jauh yaitu 2,08
(aspek faktor pasar) dan 1,94 (aspek SDM).
Jika dilihat dari besaran skor pilar, terdapat 4 pilar yang memiliki skor ≥3 yaitu : a.
pilar Kelembagaan; b. pilar Ketenagakerjaan; c. pilar infrastruktur; d. pilar kesiapan
teknologi. Keempat pilar tersebur bisa dikatakan menjadi pilar andalan dalam menopang
daya saing daerah. Sedangkan pilar yang memiliki skor rendah (kurang dari 2) adalah a.
pilar kapasitas inovasi; b. pilar ukuran pasar; c. ukuran pendidikan ketrampilan dan d. pilar
akses keuangan. Keempat pilar ini menjadi kelemahan daya saing daerah di Kabupaten
Cianjur.
Gambar 5. Diagram Aspek Penyusun IDSD
Gambar 6. Diagram Pilar penyusun IDSD
Gambar 7Gambar 7. Diagram aspek Ekosistem Inovasi
Gambar 8. Diagram Aspek SDM
Gambar 9. Diagram Aspek SDM
IDSD 2020
11�
IDSD 2020
12�
Gambar 10. Diagram Aspek Faktor Pasar/Market
C. Perkembangan Indeks Daya Saing Daerah Kabupaten Cianjur
tahun 2019-2020
Penilaian Indeks Daya Saing Daerah (IDSD) sudah dilaksanakan sejak tahun 2017
dengan sasaran provinsi, kabupaten maupun kota di seluruh Indonesia. Pelaksanaan
penilaian dilakukan secara sukarela oleh setiap daerah dengan mengisi kuesioner yang
telah disusun oleh Kemenristek Dikti (sekarang KemenristekBRIN) dengan dilengkapi data
pendukung dari setiap isian kuesioner tersebut.Model IDSD yang dibuat oleh
KemenristekDikti terdiri dari 4 aspek, 12 pilar, 23 dimensi dan 78 indikator (untuk tahun 2020
menjadi 97 indikator)
Dikarenakan penilaian bersifat sukarela, tingkat partisipasi daerah pada awal
pelaksanaan kegiatan masih cukup rendah. Hal ini terlihat dari peta IDSD tahun 2017
dimana hanya 4 kabupaten saja yang ikur berpartisipasi 1). Namun menginjak tahun 2018
hingga 2019, partisipasi pemerintah daerah semakin meningkat. Kabupaten Cianjur sendiri
ikut serta dalam penilaian IDSD mulai tahun 2019 sehingga data tahun 2017 dan 2018 tidak
tersedia
Perkembangan penilaian IDSD akan dilihat dari aspek keterisian indikator dan hasil
penilaian komponen penyusun IDSD (aspek dan pilar). Pembahasan perkembangan IDSD
akan dibatasi hingga level pilar saja karena untuk dimensi ada perbedaan jumlah indikator
penyusun.
C.1. Keterisian Indikator IDSD tahun 2019
Hasil penilaian IDSD tergantung pada tingk
dan kualitas data dukung tersebut. Perkembangan keterisian indikator dan ketersediaan
data pendukung tahun 2019-2020 dapat dilihat pada tabel berikut:
Gambar 11 Grafik perkembangan keterisian indikator IDSD 2019
Pada tahun 2020, penilaian indikator dilakukan per wilayah dan verifikasi dilakukan
oleh pihak provinsi. Selain itu juga terdapat perubahan jumlah indikator yang harus diisi oleh
daerah dari semula 78 menjadi 97 indikator. Perkembangan keterisian data menunjukkan
Tahun 2019
tidak terisi
Tahun 2020
terisi lengkap
1) Sumber https://indeks.inovasi.ristekbrin.go.id/index.php?periode=2019&wilayah=provinsi
https://indeks.inovasi.ristekbrin.go.id/index.php?periode=2019&wilayah=kabkota
C.1. Keterisian Indikator IDSD tahun 2019-2020
Hasil penilaian IDSD tergantung pada tingkat keterisian indikator data pendukung
dan kualitas data dukung tersebut. Perkembangan keterisian indikator dan ketersediaan
2020 dapat dilihat pada tabel berikut:
Grafik perkembangan keterisian indikator IDSD 2019-
Pada tahun 2020, penilaian indikator dilakukan per wilayah dan verifikasi dilakukan
leh pihak provinsi. Selain itu juga terdapat perubahan jumlah indikator yang harus diisi oleh
daerah dari semula 78 menjadi 97 indikator. Perkembangan keterisian data menunjukkan
12%
5%
83%
tidak terisi tanpa Data Dukung terisi lengkap
86%
11%3%
terisi lengkap ada data tapi tdk dapat dinilai tidak terisi
https://indeks.inovasi.ristekbrin.go.id/index.php?periode=2019&wilayah=provinsi
https://indeks.inovasi.ristekbrin.go.id/index.php?periode=2019&wilayah=kabkota
IDSD 2020
13�
at keterisian indikator data pendukung
dan kualitas data dukung tersebut. Perkembangan keterisian indikator dan ketersediaan
-2020
Pada tahun 2020, penilaian indikator dilakukan per wilayah dan verifikasi dilakukan
leh pihak provinsi. Selain itu juga terdapat perubahan jumlah indikator yang harus diisi oleh
daerah dari semula 78 menjadi 97 indikator. Perkembangan keterisian data menunjukkan
tidak terisi
IDSD 2020
14�
perbaikan selama setahun terakhir ditunjukkan dengan semakin meningkat persentase data
yang terisi lengkap dari 83 persen menjadi 86 persen. Sedangkan data tidak terisi menurun
dari 5 persen menjadi 3 persen. Persentase data yang tidak dapat dinilai menunjukkan
masih adanya data dukung yang tidak berkualitas.
Kendala yang dihadapi selama proses pengumpulan data antara lain:
1. Untuk data sektoral beberapa sulit tersedia di perangkat daerah sehingga harus
mencari data sekunder
2. Data yang tersedia tidak disertai dengan surat pengantar dari PD terkait sehingga tidak
dapat diverifikasi
3. Metode pengumpulan masih sistem “jemput bola” ke dinas terkait
Sedangkan kendala yang dihadapi dalam proses verifikasi antara lain:
1. Waktu sanggah/perbaikan data yang diberikan sangat singkat dikarenakan jeda waktu
keluar hasil verifikasi dengan akhir masa sanggah sangat dekat meski daerah sudah
jauh jauh hari mengirimkan hasil isian indikator ke sistem
2. Pemahaman verifikator terhadap isian indikator harus ditingkatkan karena ada
beberapa indikator yang menggunakan data pendukung seperti keputusan/peraturan
menteri tidak bisa dipenuhi sesuai dengan ketentuan kuesioner dikarenakan
keputusan/ peraturan tersebut memang belum diundangkan.
Ke depan pihak Bappeda selain menggunakan sistem jemput bola juga akan
mengadakan rapat koordinasi dengan dinas yang berhubungan dengan data tersebut untuk
mempercepat pengisian. Untuk kendala selama proses verifikasi sudah disampaikan
langsung ke pihak KemenristekBRIN untuk dilakukan perbaikan.
C2. Perkembangan IDSD Tahun 2019-2020 dan komponen penyusunnya
Seperti sudah disampaikan sebelumnya, pembahasan komponen penyusun IDSD
hanya fokus pada aspek dan pilar saja. Untuk dimensi dan indikator tidak bisa dibahas
dikarenakan adanya perubahan jumlah indikator yang harus diisi pada tahun 2020. Dengan
perubahan jumlah tersebut menjadikan komponen indikator dan dimensi tidak bisa
diperbandingkan secara seimbang.
Selain itu skala penilaian IDSD juga diperpendek dari skala 1 sampai 12 menjadi 1
sampai 5. Hal ini berakibat hasil IDSD tahun 2020 harus dikonversi dulu skalanya menjadi
skala 1-12 untuk bisa diketahui perkembangannya secara seimbang. Dan sekali lagi ini
berlaku hanya untuk komponen aspek dan pilar saja.
IDSD 2019 : 5,36
.
Gambar 12
Sekilas nampak bahwa tahun 2020 terjadi peningkatan nilai aspek dan penurunan
nilai IDSD dibandingkan dengan tahun 2019. Berdasarkan penjelasan dari Tim penilai IDSD,
skala penilaian IDSD pada tahun 2019 memiliki rentang skor antara 1
pada tahun 2020 diturunkan maksimal 5. Sehingga jika dikonversi dengan skala nilai yang
sama, nilai IDSD Kabupaten Cianjur pada tahun 2020 sebesar (2,367 x 2,4) =5,68 atau naik
0,32 poin atau seperti grafik berikut.
Gambar 13
Faktor Penguat/Enabling Environment
Sumber Daya Manusia/Human Capital
Faktor Pasar/Market
Ekosistem Inovasi
IDSD 2020 : 2,367
Gambar 12. Perkembangan IDSD tahun 2019-2020
Sekilas nampak bahwa tahun 2020 terjadi peningkatan nilai aspek dan penurunan
nilai IDSD dibandingkan dengan tahun 2019. Berdasarkan penjelasan dari Tim penilai IDSD,
skala penilaian IDSD pada tahun 2019 memiliki rentang skor antara 1 sampai 12 sedangkan
pada tahun 2020 diturunkan maksimal 5. Sehingga jika dikonversi dengan skala nilai yang
sama, nilai IDSD Kabupaten Cianjur pada tahun 2020 sebesar (2,367 x 2,4) =5,68 atau naik
atau seperti grafik berikut.
Gambar 13. Perkembangan IDSD tahun 2019-2020
0,00 1,00 2,00 3,00 4,00
Faktor Penguat/Enabling Environment
Sumber Daya Manusia/Human Capital
Faktor Pasar/Market
Ekosistem Inovasi
IDSD
3,04
1,94
2,08
2,41
2,37
1,02
2,23
0,74
1,38
2019 2020
IDSD 2020
15�
IDSD 2020 : 2,367
Sekilas nampak bahwa tahun 2020 terjadi peningkatan nilai aspek dan penurunan
nilai IDSD dibandingkan dengan tahun 2019. Berdasarkan penjelasan dari Tim penilai IDSD,
sampai 12 sedangkan
pada tahun 2020 diturunkan maksimal 5. Sehingga jika dikonversi dengan skala nilai yang
sama, nilai IDSD Kabupaten Cianjur pada tahun 2020 sebesar (2,367 x 2,4) =5,68 atau naik
5,00 6,00
5,36
IDSD 2020
2019
Gambar 14. Diagram hasil Konversi skala nilai IDSD dan nilai aspek penyusun IDSD
Perkembangan pilar penyusun IDSD tahun 2019 hingga 2020 memperlihatkan
adanya perubahan ke arah positif dilihat dari bentuk diagram laba laba yang mulai
“membulat” dibanding diagram tahun 2019. Perbedaan skala penilaian membuat skor pilar
tahun 2020 juga harus dikonversi dengan skala penilaian yang sama untuk melihat
perbandingan secara berimbang.
Gambar 15. Perkembangan skor pilar penyusun IDSD tahun 2019
Faktor Penguat/Enabling Environment
Sumber Daya Manusia/Human Capital
Faktor Pasar/Market
Ekosistem Inovasi
2020
. Diagram hasil Konversi skala nilai IDSD dan nilai aspek penyusun IDSD
Perkembangan pilar penyusun IDSD tahun 2019 hingga 2020 memperlihatkan
adanya perubahan ke arah positif dilihat dari bentuk diagram laba laba yang mulai
“membulat” dibanding diagram tahun 2019. Perbedaan skala penilaian membuat skor pilar
arus dikonversi dengan skala penilaian yang sama untuk melihat
secara berimbang.
. Perkembangan skor pilar penyusun IDSD tahun 2019
0,00 1,00 2,00 3,00 4,00 5,00 6,00
Faktor Penguat/Enabling Environment
Sumber Daya Manusia/Human Capital
Faktor Pasar/Market
Ekosistem Inovasi
IDSD
4,65
5,00
1,02
2,23
0,74
1,38
2019 2020
16�
. Diagram hasil Konversi skala nilai IDSD dan nilai aspek penyusun IDSD
Perkembangan pilar penyusun IDSD tahun 2019 hingga 2020 memperlihatkan
adanya perubahan ke arah positif dilihat dari bentuk diagram laba laba yang mulai
“membulat” dibanding diagram tahun 2019. Perbedaan skala penilaian membuat skor pilar
arus dikonversi dengan skala penilaian yang sama untuk melihat
. Perkembangan skor pilar penyusun IDSD tahun 2019-2020
6,00 7,00 8,00
7,30
5,00
5,78
5,68
5,36
IDSD 2020
17�
Gambar 16. Diagram hasil konversi skala skor pilar aspek penyusun IDSD
Dari grafik terlihat perkembangan positif terjadi pada pilar infrastruktur, perekonomian
daerah, ketenagakerjaan, dinamika bisnis, ukuran pasar dan kapasitas inovasi. Sedangkan
yang mengalami penurunan adalah kelembagaan, kesehatan, akses keuangan dan
kesiapan teknologi. Secara keseluruhan, pilar akses keuangan mempunyai skor yang paling
kecil dan menjadi salah satu kelemahan daya saing Cianjur disusul dengan ukuran pasar,
pendidikan ketrampilan dan kapasitas inovasi..
Perolehan skor yang rendah baik di skor Aspek, pilar, dimensi hingga indikator
bisa disebabkan oleh tiga hal yaitu :
1. Data dukung yang dikirim mempunyai skor kecil;
2.Data dukung yang dikirim tidak diterima oleh verifikator sehingga bernilai Nol
3.Tidak ada data dukung untuk setiap indikator.
Namun demikian diagram tersebut bisa menjadi gambaran bahwa masih banyak pekerjaan
rumah bagi pemrintah daerah dalam rangka meningkatkan daya saing daerah.
0
2
4
6
8
10
12Kelembagaan
Infrastruktur
Perekonomian Daerah
Kesehatan
Pendidikan dan Keterampilan
Efisiensi Pasar Produk
Ketenagakerjaan
Akses Keuangan
Ukuran Pasar
Dinamika Bisnis
Kapasitas Inovasi
Kesiapan Teknologi
2020 2019
IDSD 2020
18�
BAGIAN III: ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN
A. FormulasiKebijakan
Untuk meningkatkan daya saing daerah, dalam dokumen perencanaan telah
ditetapkan arah kebijakan dan prioritas pembangunan. Arah kebijakan dan prioritas
pembangunan daerah dalam RPJMD Perubahan Kabupaten Cianjur Tahun 2016-2021
khususnya tahun 2020-2021 dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 2. Arah Kebijakan Pembangunan RPJMD Perubahan Kabupaten Cianjur Tahun 2016-2021
Tahun 2020 Tahun 2021
1 Peningkatan jalan strategis Kabupaten 1 Peningkatan jalan strategis Kabupaten
2 Pengembangan dan pemeliharaan sumber air baku untuk penyediaan air bersih dalam rangka pemenuhan akses air minum
2 Pengembangan dan pemeliharaan sumber air baku untuk penyediaan air bersih dalam rangka pemenuhan akses air minum
3 Mengembangkan dan memelihara parasarana dan sarana sanitasi lingkungan
3 Mengembangkan dan memelihara parasarana dan sarana sanitasi lingkungan
4 Peningkatan penanganan Rumah Tidak Layak Huni, penataan kawasan permukiman kumuh serta penyediaan prasarana dan sarana utilitas umum
4 Peningkatan penanganan Rumah Tidak Layak Huni, penataan kawasan permukiman kumuh serta penyediaan prasarana dan sarana utilitas umum
5 Peningkatan kualitas air dan udara serta peningkatan ruang terbuka hijau
5 Peningkatan kualitas air dan udara serta peningkatan ruang terbuka hijau
6 Peningkatan penanganan timbulan sampah perkotaan dan perdesaan
6 Peningkatan penanganan timbulan sampah perkotaan dan perdesaan
7 Menanamkan nilai akhlak mulia melalui gerakan shalat subuh dan ashar berjamaah, penghapalan dan pengkajian al-quran serta pendidikan diniyah takmiliyah dan pendidikan al - quran
7 Menanamkan nilai akhlak mulia melalui gerakan shalat subuh dan ashar berjamaah, penghapalan dan pengkajian al-quran serta pendidikan diniyah takmiliyah dan pendidikan al - quran
8 Pemantapan kerukunan hidup beragama, rasa saling percaya, toleransi dan tenggang rasa
8 Pemantapan kerukunan hidup beragama, rasa saling percaya, toleransi dan tenggang rasa
9 Peningkatan pemenuhan sarana dan prasarana pendidikan
9 Peningkatan pemenuhan sarana dan prasarana pendidikan
10 Peningkatan manajemen pendidikan melalui standarisasi dan penjaminan mutu
10 Peningkatan manajemen pendidikan melalui standarisasi dan penjaminan mutu
11 Peningkatan sarana dan prasarana pelayanan kesehatan
11 Peningkatan sarana dan prasarana pelayanan kesehatan
12 Peningkatan sikap, perilaku dan kesadaran masyarakat dalam pelaksanaan pola hidup bersih dan sehat
12 Peningkatan sikap, perilaku dan kesadaran masyarakat dalam pelaksanaan pola hidup bersih dan sehat
13 Peningkatan mutu Pelayanan kesehatan masyarakat
13 Peningkatan mutu Pelayanan kesehatan masyarakat
14 Penciptaan iklim usaha yang kondusif serta peningkatan investasi dan realisasi investasi
14 Penciptaan iklim usaha yang kondusif serta peningkatan investasi dan realisasi investasi
15 Penguatan kapasitas pelaku agribisnis, kemitraan usaha dan jaringan pemasaran
15 Penguatan kapasitas pelaku agribisnis, kemitraan usaha dan jaringan pemasaran
16 Percepatan pembangunan industri pariwisata daerah serta peningkatan pemasaran pariwisata
16 Percepatan pembangunan industri pariwisata daerah serta peningkatan pemasaran pariwisata
IDSD 2020
19�
Tahun 2020 Tahun 2021
17 Peningkatan Produksi dan komoditas uanggulan Pertanian, Perikanan dan Peternakan
17 Peningkatan Produksi dan komoditas uanggulan Pertanian, Perikanan dan Peternakan
18 Mengoptimalkan kolaborasi peran pemerintah daerah dan dunia usaha dalam mendukung kegiatan pemberdayaan masyarakat dan pengembangan usaha koperasi dan UMKM dengan inovasi produk dan kelembagaan, ketersediaan pendanaan
18 Mengoptimalkan kolaborasi peran pemerintah daerah dan dunia usaha dalam mendukung kegiatan pemberdayaan masyarakat dan pengembangan usaha koperasi dan UMKM dengan inovasi produk dan kelembagaan, ketersediaan pendanaan
19 Pembangunan kelembagaan usaha dan pasar berbasis potensi dan keunggulan lokal dan perlindungan konsumen
19 Pembangunan kelembagaan usaha dan pasar berbasis potensi dan keunggulan lokal dan perlindungan konsumen
20 Peningkatan keberdayaan lembaga perekonomian masyarakat desa
20 Peningkatan keberdayaan lembaga perekonomian masyarakat desa
21 Peningkatan produksi, keanekaragaman dan keamanan pangan daerah
21 Peningkatan produksi, keanekaragaman dan keamanan pangan daerah
22 Peningkatan pemberdayaan dan pembinaan PMKS
22 Peningkatan pemberdayaan dan pembinaan PMKS
23 Peningkatan strategi mitigasi dan pengendalian bencana secara terpadu
23 Peningkatan strategi mitigasi dan pengendalian bencana secara terpadu
24 Peningkatan kesempatan kerja 24 Peningkatan kesempatan kerja
25 Peningkatan kualitas pelayanan publik yang transparan, akuntabel
25 Peningkatan kualitas pelayanan publik yang transparan, akuntabel
26 Peningkatan Penyusunan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah dan Desa yang akuntanbel dan transparan
26 Peningkatan Penyusunan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah dan Desa yang akuntanbel dan transparan
27 Peningkatan kapasitas kelembagaan dan profesionalisme aparatur pemerintah daerah
27 Peningkatan kapasitas kelembagaan dan profesionalisme aparatur pemerintah daerah
28 Peningkatan sistem perencanaan , pengendalian dan evaluasi pembangunan daerah
28 Peningkatan sistem perencanaan , pengendalian dan evaluasi pembangunan daerah
29 Pemantapan teknologi informasi , komunikasi, dan persandian dalam tata kelola kepemerintahan
29 Pemantapan teknologi informasi , komunikasi, dan persandian dalam tata kelola kepemerintahan
30 Peningkatan Pengawasan internal serta Sistem Pengendalian Instansi Pemerintah
30 Peningkatan Pengawasan internal serta Sistem Pengendalian Instansi Pemerintah
Sumber: RPJMDP Kabupaten Cianjur Tahun 2016-2021
Sedangkan program prioritas atau unggulan disebut SAPTA CITA. Sapta Cita
memberikan arahan penjabaran misi yang meliputi:
1. Peningkatan Infrastruktur, Tata Ruang dan Lingkungan Hidup;
2. Peningkatan Sosial Keagamaan;
3. Peningkatan Pendidikan dan Kebudayaan;
4. Peningkatan Kesehatan;
5. Peningkatan Ekonomi;
6. Pengembangan Agribisnis dan Pariwisata;
IDSD 2020
20�
7. Peningkatan Tata Kelola Pemerintahan;
B. Terobosan Strategi
Pemerintah Kabupaten Cianjur telah menyusun beberapa strategipeningkatan daya
saing yang mengacukepadapembangunan berbasis perencanaan, dan perencanaan
berbasisriset.
1) Berkaitan dengan daya saing di bidang pendidikan dan kesehatan, Pemerintah
Kabupaten Cianjur telah menyusun data base berdasarkan hasil survey hingga ke tingkat
RT untuk mendata masyarakat usia sekolah yang mengalami putus sekolah maupun
tidak bersekolah. Selain itu juga dilakukan pendataan rumah tangga yang belum memiliki
jamban sendiri sebagai salah satu indikator sanitasi lingkungan yang berkaitan dengan
kualitas kesehatan lingkungan.
2) Strategi untuk meningkatkan pemantapan teknologi informasi dalam tata kelola
pemerintahan dilakukan dengan mengaplikasikan sistem informasi kepegawaian yang
menjadi pedoman penilaian kinerja pegawai di lingkungan pemerintah Kabupaten Cianjur
3) Strategi untuk meningkatkan infrastuktur yang terintegrasi dan berwawasan lingkungan
dilakukan dengan :
a. Meningkatkan kapasitas dan kualitas jalan mantap
b. Meningkatkan kesesuaian pemanfaatan ruang pusat
c. kegiatan dan kawasan strategis
d. Meningkatkan Prasarana pendukung jalan dansarana transportasi darat
e. Meningkatkan ketersediaan air baku untukkebutuhan masyarakat dan pertanian
f. Meningkatan sarana-prasarana sanitasi lingkungan
g. Meningkatkan penanganan Rumah Tidak LayakHuni, penataan kawasan
permukiman kumuh sertapenyediaan prasarana dan sarana utilitas umum
4) Strategi untuk Meningkatkan pembangunan manusia melalui akselerasi di bidang
pendidikan, kesehatan dan ekonomi dilakukan dengan:
a. Meningkatkan pelayanan pendidikan yang bermutu dan merata serta
meningkatkan peran serta aktivitas pemuda, olah raga dan budaya
b. Mewujudkan pelayanan kesehatan yang bermutu dan merata
c. Meningkatkan Pemberdayaan
d. Masyarakat dalam pengarusutamaan gender sertameningkatkan ketahanan
keluarga , partisipasimasyarakat dalam ber KB dan perlindungan anak
e. Meningkatkan kualitas iklim usaha dan daya tarik Investasi
IDSD 2020
21�
f. Meningkatkan pengelolaan agribisnis dan pengembangan pariwisata secara
terpadu dan profesional
g. Meningkatkan daya beli masyarakat
h. Meningkatkan ketahanan pangan daerah yang berkelanjutan
i. Mempercepat penanggulangan kemiskinan
j. Meningkatkan pemenuhan kesempatan kerja bagi angkatan kerja serta
perlindungan tenga kerja
k. Meningkatkan keberdayaan dan kualitas masyarakat perdesaan
l. Menerapkan reformasi birokrasi
C. Kerangka Kebijakan TerintegrasiPengembangan Pembangunan.
No KERANGKA KEBIJAKAN TERINTEGRASI
1 Mengembangkan kerangka dasar kebijakan inovasi daerah
Kerangka dasar kebijakan inovasi daerah perlu dikembangkan untuk memberikan dasar hukum yang kuat bagi pelaku inovasi (inovator), mengingat inovasi sering kali dilakukan dengan cara yang cepat memberikan aksi, sementara disisi lain, aturan dan regulasi belum terbit. Sehingga inovator seperti berjalan tanpa payung hukum yang dapat berbahaya bagi dirinya seperti memasuki ranah pidana.
2 Memperkuat kelembagaan dan daya dukung ilmu pengetahuan dan teknologi atau penelitian dan pengembangan serta mengembangkan kemampuan absorpsi industri, khususnya usaha mikro, kecil dan menengah,
Kelembagaan dan daya dukung ilmu pengetahuan dan teknologi atau penelitian dan pengembangan perlu diperkuat. Ini menjadi sumberdaya kecerdasan yang menjadi proses inovasi. Kelembagaan inovasi menjadi wadah formalisasi proses inovasi. Iptek (teori) menjadi standar bagi dalam menarik kesimpulan ketika proses inovasi mencapai hasil. Proses inovasi tersebut tentu saja melalui tahap penelitian dan pengembangan. Kemampuan absorpsi industri, khususnya usaha mikro, kecil dan menengah perlu dikembangkan, terhadap hasil-hasil inovasi yang telah lolos uji. Sehingga UMKM dapat pula mengembangkan produknya atau memperbaiki proses produksinya.
3 Menumbuhkembangkan kolaborasi bagi inovasi dan meningkatkan difusi inovasi, praktik baik/terbaik dan /atau hasil penelitian pengembangan,
Menumbuhkembangkan kolaborasi bagi inovasi dan meningkatkan difusi inovasi, praktik baik (good practice) dan praktek terbaik (best practice) dan /atau hasil penelitian pengembangan. Inovasi dapat juga dijalankan dengan cara kolaborasi. Dengan kata lain, dapat dilakukan sinergi oleh beberapa pihak dengan prinsip saling menguatkan atas kelemahan. Tentu hasil inovasinya diharapkan akan lebih baik. Difusi inovasi adalah proses penyerapan atau penggunaan inovasi oleh masyarakat terus perlu dikembangkan, bahkan proses difusi ini didorong dengan cara-cara sistematis agar lebih cepat.
IDSD 2020
22�
No KERANGKA KEBIJAKAN TERINTEGRASI
4 Membangun budaya inovasi daerah
Membangun budaya inovasi daerah merupakan arah kebijakan yang bersifat intrinsik, artinya harus tumbuh didalam pola hidup dan perilaku masyarakat. Masyarakat yang memiliki budaya inovasi yang tinggi mencirikan peradaban yang juga tinggi. Tolok ukurnya dapat saja dibuat sederhana, misalnya jumlah inovasi per tahun, jumlah inovasi per UMKM, jumlah inovasi per sekolah, jumlah inovasi per 100 kegiatan, jumlah inovasi per tahun anggaran.
5 Menumbuhkembangkan dan memperkuat keterpaduan pemajuan sistem inovasi dan klaster industri daerah
Klaster industri akan terbangun dengan sendirinya pada tahap awal, pada tahap selanjutnya difusi inovasi akan mempercepat dan mengarahkan penumbuh-kembangan klaster-klaster ini. Dengan demikian perlu memperkuat keterpaduan pemajuan sistem inovasi antar klaster industri daerah
6 Penyelarasan dengan perkembangan global
Penyelarasan dengan perkembangan global diperlukan agar daerah tidak tertinggal dengan isu-isu aktual yang dikembangkan didunia. Misalnya, saat ini isu aktual yang berkembang adalah daya saing, dengan ini maka inovasi daerah dikembangkan mengarah pada daya saing.
Sumber: Road Map Penguatan SIDa Kabupaten Cianjur, 2015
IDSD 2020
23�
BAGIAN IV: SOLUSI MENYELURUH
A. Agenda Kerjasama dan Kolaborasi
Upaya peningkatan daya saing daerah terutama pada komponen penyusun daya saing
yang menjadi kelemahan daerah dilakukan dengan kerjsama dan kolaborasi dengan berbagai pihak.
Berikut rencana agenda kerjasama yang bisa dilakukan oleh pemerintah daerah untuk peningkatan
komponen aspek dan pilar peyusunan daya saing daerah.
Tabel 3. Agenda Kegiatan Peningkatan Komponen Penyusun Daya Saing Daerah
No Aspek Pilar Kegiatan
1 Sumber Daya Manusia
Pendidikan ketrampilan
1. Kerjasama pemberian beasiswa dengan perguruan tinggi di Jawa Barat untuk siswa berprestasi 2. Kerjasama dan fasilitasi perkuliahan PT di daerah 3. Pemberian subisidi pendidikan untuk masyarakat tidak mampu 4. Kerjasama dengan perusahaan swasta untuk praktek magang siswa SMK di Cianjur 5. Pengembangan dan pembangunan BLK serta pengembangan kurikulum sesuai dengan potensi daerah dan kebutuhan industri 6. Kerjasama dengan Swasta/PT untuk bantuan pembiayaan, pelatihan dan pengembangan PKBM di Cianjur
2 Faktor Pasar/market
Akses keuangan
1. Kerjasama dengan Perbankan dengan jaminan pemerintah daerah untuk pembiayaan UMKM dan wirausaha baru 2. Relaksasi kredit bagi UMKM dan wirausaha baru 3. Meningkatkan ketersediaan modal ventura untuk UMKM dan koperasi dengan penyertaan modal dan jaminan dari pemerintah
Ukuran pasar
1. Meningkatkan jenis komoditas ekspor di Cianjur terutama yang berbasis potensi lokal 2.membentuk Instansi Pembuat Surat Keterangan Asal (IPSKA) untuk memudahkan pemantauan arus lalu lintas ekspor barang dari Cianjur 3. Membuat peraturan daerah tentang kewajiban eksportir di Cianjur untuk mendaftakan di IPSKA setempat
3 Ekosistem Inovasi
Kapasitas inovasi
1. Kerjasama dengan pihak swasta, PT dan lembaga masyarakat untuk pengembangan SiDa 2. Pengembangan klaster berbasis PUD 3. Meningkatkan kerjasama dengan PT, industri dan pemda sesuai dengan kebutuhan daerah
IDSD 2020
24�
B. Prioritas Program Penguatan Daya Saing Daerah
Selain agenda kerjasama dan kolaborasi, perlu untuk ditetapkan program prioritas dalam
rangka penguatan daya saing daerah berdasarkan komponen pilar yang masih lemah.
Tabel 4. Prioritas Penguatan Daya Saing Daerah
No Aspek Pilar Program Pelaksana
1 Sumber Daya Manusia
Pendidikan ketrampilan
1. Program Beasiswa untuk masyarakat tidak mampu dan siswa berprestasi dari keluarga miskin 2. Program wajib belajar 12 tahun 3. Program subsidi pendidikan siswa tidak mampu 4. Program peningkatan dan pengembangan BLK 5. Program CSR bidang pendidikan dan pelatihan
Dinas Pendidikan Dinas Pendidikan Dinas Sosial Dinas Tenaga Kerja Bappeda
2 Faktor Pasar/market
Akses keuangan
1. Program Jaminan Kredit bagi UMKM dan wirausaha baru 2. Program penyertaan modal bagi UMKM 3. Program peningkatan kapasitas UMKM
Dinas KOPERINDAG Dinas KOPERINDAG Dinas KOPERINDAG
Ukuran pasar
1. Program peningkatan kualitas Agribisnis 2. Program peningkatan kualitas produksi 3. Program peningkatan kelembagaan ekspor
Dinas Pertanian Dinas KOPERINDAG Dinas Pariwisata Dinas Perikanan Kelautan
3 Ekosistem Inovasi
Kapasitas inovasi
1. Program pengembangan SIDa 2. Program pengembangan kluster produk unggulan daerah 3.. Program penelitian dengan PT dan industri
Bappeda Dinas Pertanian, dinas KOPERINDAG, Dinas Perikanan Peternakan, dinas PMD, Dinas pariwisata Bappeda
C. Konektivitas Antar Kelembagaan dan Kewenangan Pemerintahan
Strategiperencanaanpembangunandengansinkronisasikewenanganantartingkatpemerintahan (Pusat,Provinsidan Kabupaten/Kota serta keterhubungan
antarpemangku kepentinganterkaitdi daerah (pemerintah, swasta, akademisi,masyarakat,dan lembaga lainnya
No Permasalahan Kegiatan Pusat Provinsi Kabupaten Swasta Akademisi LSM/masyarakat Perbankan
1 Pendidikan ketrampilan
1. Kerjasama pemberian beasiswa dengan perguruan tinggi di Jawa Barat untuk siswa berprestasi 2. Kerjasama dan fasilitasi perkuliahan PT di daerah 3. Pemberian subisidi pendidikan untuk masyarakat tidak mampu 4. Kerjasama dengan perusahaan swasta untuk praktek magang siswa SMK di Cianjur 5. Pengembangan dan pembangunan BLK serta pengembangan kurikulum sesuai dengan potensi
Memberikan dukungan regulasi fasilitasi dan koordinasi
Memberikan dukungan anggaran, regulasi, , fasilitasi dan koordinasi
Perencanaan, penganggaran dan Pelaksana kegiatan
Memberikan dukungan dalam bentuk CSR
Pelaksana kegiatan
Memberikan dukungan dalam verifikasi data di lapangan
Mendukung dalam bentuk CSR
IDSD 2020
26�
No Permasalahan Kegiatan Pusat Provinsi Kabupaten Swasta Akademisi LSM/masyarakat Perbankan
daerah dan kebutuhan industri 6. Kerjasama dengan Swasta/PT untuk bantuan pembiayaan, pelatihan dan pengembangan PKBM di Cianjur
2 Akses keuangan
1. Kerjasama dengan Perbankan dengan jaminan pemerintah daerah untuk pembiayaan UMKM dan wirausaha baru 2. Relaksasi kredit bagi UMKM dan wirausaha baru 3. Meningkatkan ketersediaan modal ventura untuk UMKM dan koperasi dengan penyertaan modal dan jaminan dari pemerintah
Memberikan dukungan regulasi fasilitasi dan koordinasi
Memberikan dukungan fasilitasi dan koordinasi
Perencanaan, penganggaran dan Pelaksana kegiatan
Memberikan dukungan dalam bentuk CSR
Dukungan dalam bentuk kajian/ penelitian
Memberikan dukungan dalam verifikasi data di lapangan
Pelaksana Kegiatan
IDSD 2020
27�
No Permasalahan Kegiatan Pusat Provinsi Kabupaten Swasta Akademisi LSM/masyarakat Perbankan
3 Ukuran pasar 1. Meningkatkan jenis komoditas ekspor di Cianjur terutama yang berbasis potensi lokal 2.membentuk Instansi Pembuat Surat Keterangan Asal (IPSKA) untuk memudahkan pemantauan arus lalu lintas ekspor barang dari Cianjur 3. Membuat peraturan daerah tentang kewajiban eksportir di Cianjur untuk mendaftakan di IPSKA setempat
Memberikan dukungan regulasi fasilitasi dan koordinasi
Memberikan dukungan anggaran, fasilitasi dan koordinasi
1. Perencanaan, penganggaran dan Pelaksana kegiatan 2. Melakukan pembinaan dan pengawasan
1. Memberikan dukungan dalam bentuk data perusahaan dan data ekspor 2. Meningkatkan dan menjaga kualitas produk
Dukungan dalam bentuk kajian/ penelitian peningkatan kualitas komoditas ekspor
Memberikan dukungan dalam pengembangan komoditas ekspor
Memberikan bantuan di sektor keuangan
4 Kapasitas inovasi
1. Kerjasama dengan pihak swasta, PT dan lembaga masyarakat untuk pengembangan SiDa 2.
Memberikan dukungan regulasi fasilitasi dan koordinasi
Memberikan dukungan anggaran, fasilitasi dan koordinasi
Perencanaan, penganggaran dan Pelaksana kegiatan
Pelaksana kegiatan
Pelaksana kegiatan
Pelaksana kegiatan
Mendukung di bidang pembiayaan keuangan
IDSD 2020
28�
No Permasalahan Kegiatan Pusat Provinsi Kabupaten Swasta Akademisi LSM/masyarakat Perbankan
Pengembangan klaster berbasis PUD 3. Meningkatkan kerjasama dengan PT, industri dan pemda sesuai dengan kebutuhan daerah
IDSD 2020
29�
BAGIAN V: TATA KELOLA DAN DUKUNGAN
A. Agenda Kerja Pelaksanaan Penguatan Daya Saing Daerah
Peningkatan daya saing daerah lintas sektoral diwujudkan dalam pelaksanaan
kegiatan sesuai dengan wewenang dan tupoksi masing masing perangkat daerah. Selain itu
juga dibutuhkan kerjasama berbagai pihak antara lain pihak swasta, perguruan tinggi,
lembaga masyarakat dan masyarakat pada umumnya.
Agenda tahunan dalam rangka mendorong peningkatan daya saing daerah merujuk
pada aspek yang menjadi kekurangan dalam peningkatan daya saing daerah yaitu kapasitas
inovasi, ukuran pasar, akses keuangan, pendidikan dan ketrampilan.
Tabel 5. Rencana Program kerja peningkatan daya saing daerah tahun 2021-2025
No Program Tahun pelaksanan
2021 2022 2023 2024 2025
1 Program Beasiswa untuk masyarakat tidak mampu dan siswa berprestasi dari keluarga miskin
2 Program wajib belajar 12 tahun
3 Program subsidi pendidikan siswa tidak mampu
4 Program peningkatan dan pengembangan BLK
5 Program CSR bidang pendidikan dan pelatihan
6 Program Jaminan Kredit bagi UMKM dan wirausaha baru
7 Program penyertaan modal bagi UMKM
8 Program peningkatan kapasitas UMKM
9 Program peningkatan kualitas Agribisnis
10 Program peningkatan kualitas produksi
11 Program peningkatan kelembagaan ekspor
12 Program pengembangan SIDa
13 Program pengembangan kluster produk unggulan daerah
14 Program penelitian dengan PT dan industri
B. Anggaran,Kelembagaan dan SDM
Tabel 6. Anggaran, Kelembagaan dan SDM
No Anggaran Kelembagaan SDM
1 Anggaran Pemerintah Pusat
Pendampingan, monitoring dan evaluasi melalui kementerian
Tenaga pendamping, instruktur pelatihan
2 Anggaran Pemerintah Provinsi
Pendampingan, monitoring dan evaluasi melalui Dinas teknis
Tenaga pendamping, instruktur pelatihan
3 Anggaran Pemerintah Daerah
Pendampingan, monitoring dan evaluasi melalui dinas teknis
Tenaga pendamping, instruktur pelatihan
4 Pinjaman Perbankan
Melalui mekanisme pinjaman pembangunan daerah
-
IDSD 2020
30�
5 Hibah Hibah dari pemerintah pusat/provinsi maupun lembaga nasional/internasional
-
6 CSR Perusahaan swasta yang beroperasi di Cianjur
-
IDSD 2020
31�
BAGIAN VI: PENUTUP
Kabupaten Cianjur sebagai salah salah satu kabupaten yang sedang berkembang ,
terus berusaha menggenjot daya saing daerah dengan tujuan menjadi kabupaten unggulan
di bidang agribisnis dan pariwisata. Pengukuran IDSD tahun 2020 menghasilkan skor
sebesar 2,36 dengan skala 1 sampai 5.
Analisa IDSD dilakukan dengan melihat pencapaian skor komponen penyusun
IDSD mulai dari komponen aspek, pilar, dimensi dan indikator. Melalui analisa tersebut
dapat diketahui dimana titik lemah atau kekurangan dalam setiap komponen penyusun IDSD
yang ditunjukkan dengan besar kecilnya skor yang dicapai.
Meski penilaian bersifat sukarela namun harapannya IDSD bisa menjadi salah satu
idikator pembangunan baik di tingkat nasional maupun daerah. Selain itu diharapkan juga
kekonsistenan terhadap indikator yang dijadikan isian untuk penilaian IDSD tersebut
sehingga bisa dilihat perkembangan secara berimbang dari tahun ke tahun.
Masalah lain yang menjadi kendala pengisian adalah ketersediaan data dukung.
Sebuah keniscayaan dikala daerah yang lengkap data dukungnya akan memperoleh nilai
IDSD yang tinggi begitu pula sebaliknya. Permasalahan tersebut kiranya dapat diatasi
dengan adanya forum data IDSD yang dikoordinir oleh provinsi maupun pusat dikarenakan
program Satu Data di daerah banyak yang belum optimal.
Beberapa masukan dan rekomendasi berkaitan dengan IDSD antara lain:
1. IDSD hanya dapat digunakan sebagai gambaran tentang sejauh mana tingkat daya
saing daerah berdasarkan komponen penyusunannya
2. Dari segi model pengukuran masih terus berubah dari tahun ke tahun sehingga
diperlukan konversi IDSD tahunan untuk dapat dilihat perkembangannya secara
berimbang
3. Sistem penilaian yang bersifat sukarela dan tergantung ketersediaan data di daerah
membuat IDSD belum dapat dijadikan indikator pembangunan karena masih ada bias
dalam proses pengukurannya. Sehingga diperlukan data pembanding lain yang jelas
keterukuran datanya secara kualitatif dan kuantitatif untuk dapat dijadikan indikator
pembangunan maupun pedoman kebijakan
4. Rekomendasi : adanya konversi tahunan untuk angka angka indeks yang berbasis
pada skala pengukuran yang berbeda untuk semua tahun pengamatanyang melibatkan
IDSD 2020
32�
bobot (jika tidak sama) serta jenis dan kuantitas indikator yang digunakan di setiap
tahun
IDSD 2020
33�
LAMPIRAN
IDSD 2020
34�
LAMPIRAN 1. Daftar isian indikator IDSD tahun 2020
No. Pertanyaan Level Keterangan
1 Apakah hasil penetapan tingkat kinerja
penyelenggaraan Pemerintah Daerah secara Nasional
berdasarkan Kementerian Dalam Negeri ?
Lampirkan SK Kemendagri
2 Apakah hasil Indeks Reformasi Birokrasi berdasarkan
Kementerian PAN dan RB?
3 Sesuai
3 Apakah hasil evaluasi Sistem Akuntabilitas Kinerja
Pemerintah (SAKIP) berdasarkan Kementerian PAN dan
RB?
2 Sesuai
4 Apakah hasil Indeks Sistem Pemerintahan Berbasis
Elektronik (SPBE) berdasarkan Kementerian PAN dan RB
?
3 Sesuai
5 Berapa hasil Indeks Persepsi Anti Korupsi (IPAK) Tingkat
Provinsi ?
4 Sesuai
6 Berapa capaian Indeks Demokrasi Indonesia (IDI)
Tingkat Provinsi ?
2 Sesuai
7 Bagaimana Tingkat penyelesaian pelanggaran K3
(ketertiban, ketentraman, keindahan?
5 Sesuai
8 Berapa Persentase Penegakan Peraturan Daerah
(PERDA)?
5 Sesuai
9 Berapa rasio panjang jalan dengan jumlah kendaraan
bermotor ?
Lampirkan data dukung 2
tahun terakhir (2018-2020)
10 Berapa rasio panjang jalan kondisi baik dibanding total
panjang jalan (tidak termasuk jalan tol)?
4 Sesuai
11 Berapa persentase rumah tangga berakses air minum
layak?
3 Sesuai
12 Berapa besar persentase Koefisien Daerah Hijau (KDH)? 4 Sesuai
13 Berapa rasio elektrifikasi? 5 Sesuai
14 Berapa besar pertumbuhan ekonomi ? 4 Sesuai
15 Berapa Indeks Kapasitas Fiskal daerah ? 4 Sesuai
16 Berapa persentase peningkatan nilai PAD terhadap total
pendapatan daerah dari tahun sebelumnya?
4 Sesuai
17 Berapa Persentase peningkatan anggaran pemerintah
daerah (APBD) terhadap PDRB atas dasar harga berlaku
(ADHB) dari tahun sebelumnya ?
1 Sesuai
18 Berapa Nilai PDRB per kapita atas dasar harga berlaku
(ADHB) untuk tahun terakhir?
2 Sesuai
IDSD 2020
35�
No. Pertanyaan Level Keterangan
19 Berapa Jumlah nilai investasi berskala nasional PMDN
Berdasarkan Data Terakhir ?
1 Sesuai
20 Berapa Jumlah nilai investasi berskala nasional PMA
Berdasarkan Data Terakhir ?
1 Sesuai
21 Berapa Persentase peningkatan UMKM terhadap UKM
dari tahun sebelumnya?
2 Sesuai
22 Berapa Persentase Angka Kemiskinan dari tahun
terakhir ?
2 Sesuai
23 Berapa persentase Nilai Tukar Petani (NTP) ? 2 Sesuai
24 Berapa besarnya Indeks Ketahanan Pangan (IKP) tahun
terakhir ?
4 Sesuai
25 Berapa Persentase balita gizi buruk tahun terakhir? 5 Sesuai
26 Berapa Persentase Jumlah Balita Stunting tahun
terakhir?
2 Sesuai
27 Berapa Angka Kematian Bayi/Balita (AKB) Per 1000
Kelahiran Hidup pada tahun terakhir?
3 Sesuai
28 Berapa Persentase Angka
Kesakitan/Morbiditas/Penduduk Yang Mempunyai
Keluhan Kesehatan pada tahun terakhir ?
1 Sesuai
29 Berapa nilai Angka Harapan hidup tahun terakhir? 4 Sesuai
30 Berapa Rasio puskesmas per 100.000 (seratus ribu)
penduduk pada tahun terakhir?
2 Sesuai
31 Berapa Rasio rumah sakit umum per 100.000 (seratus
ribu) penduduk pada tahun terakhir?
1 Sesuai
32 Rasio dokter dan medis terhadap per 100.000 (seratus
ribu) penduduk tahun terakhir?
3 Sesuai
33 Berapa Angka Harapan Lama Sekolah ? 3 Sesuai
34 Berapa Rata-Rata Lama Sekolah (RLS)? 2 Sesuai
35 Berapa Angka Partisipasi kasar (APK) perguruan tinggi? 1 Sesuai
36 Berapa Persentase jumlah penduduk berpendidikan
Diploma I/II/III terhadap total jumlah penduduk?
1 Sesuai
37 Berapa Persentase jumlah penduduk berpendidikan
D4/S1 terhadap total jumlah penduduk ?
1 Sesuai
38 Berapa Persentase jumlah penduduk berpendidikan S2
terhadap total jumlah penduduk?
1 Sesuai
39 Berapa Persentase jumlah penduduk berpendidikan S3
terhadap total jumlah penduduk?
1 Sesuai
40 Berapa persentase Angka Partisipasi Kasar siswa
Sekolah Menengah kejuruan?
1 Sesuai
IDSD 2020
36�
No. Pertanyaan Level Keterangan
41 Berapa kenaikan jumlah program latihan Balai Latihan
Kerja untuk profesionalisme angkatan kerja pada tahun
ini dan tahun sebelumnya?
1 Sesuai
42 Berapa jumlah Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat
(PKBM) ?
1 Sesuai
43 Bagaimana peran Pemerintah Daerah dalam
Peningkatan Literasi Digital Penduduk?
1 Sesuai
44 Bagaimana pola dan karakteristik pola kemitraan
diantara perusahaan (industri kecil, menengah dan
besar)?
1 Sesuai
45 Berapa persentase Kelembagaan Pelaku Usaha
Poktan/Gapoktan yang aktif?
5 Sesuai
46 Berapa persentase Kelembagaan Pelaku Usaha asosiasi
pedagang pasar yang aktif?
5 Sesuai
47 Berapa persentase Kelembagaan Pelaku Usaha Mikro
Kecil dan Menengah (UMKM) yang aktif?
5 Sesuai
48 Berapa persentase kontribusi pajak daerah terhadap
Pendapatan Asli Daerah (PAD)?
1 Sesuai
49 Berapa Kontribusi Retribusi Daerah Dalam Pendapatan
Asli Daerah (PAD) ?
5 Sesuai
50 Apakah ada Regulasi pemerintah daerah yang
mendorong efisiensi pasar dan menekan laju inflasi di
daerah?
1 Sesuai
51 Bagaimana Tingkat ketimpangan ekonomi (Indeks Gini)? 2 Sesuai
52 Berapa Presentase Penduduk usia 15 tahun keatas yang
merupakan angkatan kerja (Tingkat Partisipasi Angkatan
Kerja (TPAK)?
4 Sesuai
53 Bagaimana Tingkat Pengangguran terbuka (TPT)?
(dalam persentase)
1 Sesuai
54 Berapa Indeks Pembangunan Gender (IPG)? 3 Sesuai
55 Berapa Persentase jumlah tenaga kerja terdidik
terhadap total angkatan kerja?
5 Sesuai
56 Berapa Persentase Pekerja Penuh Waktu (> 35 Jam)
dalam Seminggu?
5 Sesuai
57 Bagaimana peran Pemerintah Daerah dalam
pengembangan tenaga kerja terampil?
1 Sesuai
58 Berapa Persentase jumlah Bank di Daerah yang
Memberi Layanan Pinjaman Kepada Dunia Usaha?
data dukung tidak terbaca
IDSD 2020
37�
No. Pertanyaan Level Keterangan
59 Berapa Persentase jumlah Lembaga Keuangan Bukan
Bank (LKBB) yang Memberi Layanan Pinjaman kepada
Dunia Usaha?
1 Sesuai
60 Berapa Persentase Pertumbuhan Kredit Perbankan
kepada UMKM untuk Pengembangan Usaha?
5 Sesuai
61 Berapa Persentase Pertumbuhan Kredit Lembaga
Keuangan Bukan Bank (LKBB) (termasuk didalamnya
modal ventura dan fund raising) kepada UMKM untuk
Pengembangan Usaha?
harap dilampirkan data
kabupaten
62 Berapa Persentase Pertumbuhan Kredit Lembaga
Keuangan Mikro (LKM) kepada Petani dan/atau
Nelayan?
data dukung tidak terbaca
63 Bagaimana ketersediaan modal ventura bagi struktur
permodalan Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah?
harap dilampirkan data
kabupaten
64 Berapa Rasio Jumlah Penduduk Usia 17 Tahun keatas
dibanding Jumlah Penduduk? (dalam presentase)
4 Sesuai
65 Bagaimana persentase pertumbuhan nilai ekspor? harap dilampirkan nilai ekspor
untuk 2 tahun terakhir
66 Berapa persentase nilai neraca volume perdagangan? data dukung tidak sesuai
67 Regulasi apa saja yang dijadikan Pedoman dalam
menentukan besaran biaya administrasi perijinan
memulai bisnis/industri kecil, menengah dan besar?
5 Sesuai
68 Berapa Rata-rata durasi waktu pengurusan administrasi
perijinan usaha (Domisili, SIUP, TDP, dll) untuk memulai
bisnis (industri kecil, menengah dan besar) setelah
tercukupi persyaratan ?
3 Sesuai
69 Berapa persentase peningkatan jumlah perizinan usaha
dari tahun sebelumnya?
1 Sesuai
70 Berapa persentase industri yang memanfaatkan
kebijakan/regulasi insentif pajak untuk proses bisnisnya
dari total industri yang ada?
5 Sesuai
71 Bagaimana Persentase Pertumbuhan usaha industri
kecil dan menengah?
2 Sesuai
72 Bagaimana Persentase Pertumbuhan usaha industri
besar?
harap lampirkan jumlah usaha
industri besar untuk 2 tahun
terakhir
73 Bagaimana sistem manajemen produk hasil industri
kecil dan menengah? (Bisa dalam bentuk SOP, sertifikat
ISO, dan lain-lain yang relevan)
4 Sesuai
IDSD 2020
38�
No. Pertanyaan Level Keterangan
74 Bagaimana sistem manajemen produksi hasil industri
besar? (bisa dalam bentuk SOP, sertifikat ISO, dan lain-
lain yang relevan)
4 Sesuai
75 Berapa jumlah perusahaan sosial (social enterprise)
yang sudah terdaftar oleh Pemerintah Daerah?
harap dilampirkan
sampul/cover atau surat yang
ada legalitasnya/cap dan kop
surat OPD
76 Berapa Jumlah perusahaan pemula berbasis teknologi
(PPBT) / Startup yang terdaftar di inkubator bisnis
perguruan tinggi, Balitbangda dan inkubator bisnis
swasta?
1 Sesuai
77 Bagaimana implementasi Program sistem Inovasi
Daerah?
harap dilampirkan data
dukung tahun 2018 s.d 2020
78 Bagaimana keberadaan dan pengembangan klaster
inovasi berbasis Produk Unggulan Daerah (PUD) sebagai
bentuk interaksi dan kolaborasi antara Pemerintah,
Dunia Usaha, Perguruan Tinggi dan atau Lembaga
Litbang dan Masyarakat?
harap lampirkan SK Bupati
Nomor 520/Kep-160
DISTAN/2013 tentang
KOmoditas Tanaman Pangan
dan Hortikultura Kabupaten
Cianjur
79 Berapa jumlah Kolaborasi antara perguruan tinggi,
Lembaga dan atau litbang dengan pemerintah daerah
dalam program pengembangan teknologi dan inovasi
dalam 3 tahun terakhir?
1 Sesuai
80 Berapa jumlah perjanjian kerja sama antara
industri/dunia usaha dengan Pemerintah Daerah dalam
program pengembangan teknologi dan inovasi dalam 3
tahun terakhir?
1 Sesuai
81 Berapa jumlah kolaborasi antara perguruan tinggi dan
atau Lembaga litbang, industri/dunia usaha dan
pemerintah daerah (triple helix) dalam program
pengembangan teknologi dan inovasi dalam 3 tahun
terakhir?
1 Sesuai
82 Apa hasil Indeks Inovasi Daerah tahun terakhir? 5 Sesuai
83 Berapa jumlah artikel ilmiah jurnal yang dihasilkan oleh
Perguruan Tinggi dan atau lembaga litbang setempat
yang dipublikasikan dalam jurnal nasional terakreditasi /
internasional selama 3 tahun terakhir?
1 Sesuai
84 Berapa jumlah penelitian yang dihasilkan perguruan
tinggi, lembaga litbang, dan atau lembaga lainnya yang
masuk Kekayaan Intelektual (paten, merek, cipta, dan
design Industri) secara keseluruhan yang dihasilkan
dalam 3 tahun terakhir?
1 Sesuai
IDSD 2020
39�
No. Pertanyaan Level Keterangan
85 Bagaimana Jumlah paten yang telah dimanfaatkan di
industri?
tidak ada data dukung
86 Berapa Persentase anggaran penelitian dan
pengembangan terhadap total APBD?
1 Sesuai
87 Berapa persentase kegiatan penelitian dan
pengembangan berbasis produk unggulan daerah
terhadap jumlah penelitian?
1 Sesuai
88 Berapa persentase jumlah peneliti di perguruan tinggi
dan perangkat daerah kelitbangan dibanding hasil
penelitian yang dipublikasikan?
4 Sesuai
89 Peringkat perguruan tinggi di daerah secara nasional?
(Perguruan Tinggi yang berlokasi di daerah dan memiliki
Peringkat/Ranking Tertinggi)
1 Sesuai
90 Berapa Jumlah dunia usaha dan Industri yang memiliki
unit penelitian dan pengembangan?
5 Sesuai
91 Berapa Jumlah Perguruan Tinggi dan Perangkat Daerah
Kelitbangan?
1 Sesuai
92 Bagaimana jumlah Perguruan tinggi dan institusi
kelitbangan di daerah yang telah melakukan
komersialisasi inovasi ?
1 Sesuai
93 Berapa Jumlah hak cipta, desain, merk , paten, dan
rahasia dagang di daerah yang sudah didaftarkan ?
harap dilampirkan data
dukung tahun 2018 s.d 2020
94 Adakah dan Bagaimanakah kondisi Techno Park dan
Pusat Unggulan Iptek (PUI)?
4 Sesuai
95 Berapa Persentase penduduk yang menggunakan
HP/telepon/Smartphone?
5 Sesuai
96 Berapa Proporsi rumah tangga dengan akses internet ? 3 Sesuai
97 Bagaimana jumlah inovasi teknologi didaerah? 2 Sesuai
IDSD 2020
40�
Lampiran 2. Hasil pemetaan komponen IDSD 2020
Hasil Pemetaan Dimensi
No. Dimensi Indeks
1 Tata Kelola Pemerintahan 2
2 Keamanan dan Ketertiban 5
3 Infrastruktur Transportasi 2
4 Infrastruktur Air Bersih, RTH dan Kelistrikan 4
5 Keuangan Daerah 3,25
6 Stabilitas Ekonomi 2
7 Kesehatan 2,625
8 Pendidikan 1,5
9 Keterampilan 1
10 Kompetisi Dalam Negeri 4
11 Pajak dan Retribusi 3
12 Stabilitas Pasar 1,5
13 Ketenagakerjaan 2,66667
14 Kapasitas tenaga kerja 3,66667
15 Akses Keuangan 1
16 Ukuran Pasar 1,33333
17 Regulasi 3,5
18 Kewirausahaan 1,83333
19 Interaksi dan Keberagaman 1,33333
20 Penelitian dan Pengembangan (R & D) 1,66667
21 Komersialisasi 1,66667
22 Telematika 4
23 Teknologi 2
Hasil Pemetaan Pilar
No. Pilar Indeks
1 Kelembagaan 3,5
2 Infrastruktur 3
3 Perekonomian Daerah 2,625
4 Kesehatan 2,625
5 Pendidikan dan Keterampilan 1,25
6 Efisiensi Pasar Produk 2,83333
7 Ketenagakerjaan 3,16667
8 Akses Keuangan 1
9 Ukuran Pasar 1,33333
IDSD 2020
41�
10 Dinamika Bisnis 2,66667
11 Kapasitas Inovasi 1,55556
12 Kesiapan Teknologi 3
Hasil Pemetaan Aspek
No. Aspek Indeks
1 Faktor Penguat/Enabling Environment 3,04167
2 Sumber Daya Manusia/Human Capital 1,9375
3 Faktor Pasar/Market 2,08333
4 Ekosistem Inovasi 2,40741
Hasil Pemetaan IDSD
IDSD Indeks Daya Saing Daerah 2,36748
IDSD 2020
42�
DAFTAR PUSTAKA
1. Kementerian Keuangan RI/Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan. 2013.
Kajian Atas Kebijakan Penguatan Daya Saing Daerah dalam Rangka Peningkatan
Keseahteraan Masyarakat.
2. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2016 tentang Pedoman
Penelitian dan Pengembangan di Kementerian Dalam Negeri dan Pemerintah
Daerah
3. Cornell University, INSEAD, and WIPO (2019); The Global Innovation Index 2019:
Creating Healthy Lives—The Future of Medical Innovation, Ithaca, Fontainebleau, and
Geneva
4. World Economic Forum. (2013). The Global Competitiveness Report 2016-2017.
Switzerland : SRO-Kundig
5. Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/ Kepala Badan Perencanaan Pembangunan
Nasional. 2019. Indeks Pembangunan Ekonomi Inklusif Sebagai Indikator Kualitas
Pembangunan Nasional Dan Daerah. Public Hearing Indeks Pembangunan Ekonomi
Inklusif Jakarta, 25 April 2019
6. Institute for Management Development. (2014). The World Competitiveness Yearbook. IMD
World Competitiveness Center. Switzerland.
7. https://indeks.inovasi.ristekbrin.go.id/index.php?periode=2019&wilayah=provinsi
8. https://indeks.inovasi.ristekbrin.go.id/index.php?periode=2019&wilayah=kabkota
IDSD 2020
43�