Upload
bimo9200
View
220
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
8/17/2019 Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Way Kanan 2015
1/42
8/17/2019 Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Way Kanan 2015
2/42
INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA
KABUPATEN WAY KANAN 2015
Human Development Index of Way Kanan Regency
2015
BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN WAY KANAN
8/17/2019 Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Way Kanan 2015
3/42
INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIAKABUPATEN WAY KANAN 2015
Human Development Index of Way Kanan
Regency 2015
ISBN : 978-602-6808-21-9
Nomor Publikasi / Publication Number : 18072.0802
Katalog BPS / BPS Catalogue : 1413.1807
Ukuran Buku / Book Size : 21 x 29,7 cm
Jumlah Halaman / Number of Pages : iv + 34
Naskah /Manuscript :BPS Kabupaten Way Kanan / BPS – Statistics of Way KananRegency
Gambar Kulit / Cover Design :BPS Kabupaten Way Kanan / BPS – Statistics of Way Kanan
Regency
Diterbitkan oleh / Printed by :
Boleh dikutip dengan menyebutkan sumbernyaMay be cited with reference to the source
8/17/2019 Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Way Kanan 2015
4/42
i
KATA PENGANTAR
Publikasi “Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Way Kanan Tahun
2015” merupakan terbitan BPS Kabupaten Way Kanan. Sumber data yang
digunakan sebagian besar adalah data yang dihitung dari hasil survei sosial
ekonomi nasional (Susenas).
Publikasi ini dimaksudkan untuk menyajikan informasi pembangunan
manusia di Kabupaten Way Kanan, melalui suatu indikator komposit yang
disebut Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Komponen-komponen pembentuk
IPM ini terdiri dari Indeks Kesehatan, Indeks Pendidikan dan Indeks
Pengeluaran.
Pada semua pihak yang telah memberikan konstribusi dalam
menyelesaikan publikasi ini, disampaikan penghargaan dan terima kasih.
Akhirnya kritik dan saran yang bersifat konstruktif demi perbaikan publikasi
selanjutnya, senantiasa kami harapkan.
Blambangan Umpu, Desember 2015
KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK
KABUPATEN WAY KANAN
AMIRUDDIN, S.Si., M.M
8/17/2019 Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Way Kanan 2015
5/42
ii
DAFTAR ISI
Halaman
Kata Pengantar...................................................................................................... i
Daftar Isi.................................................................................................................. ii
Daftar Tabel ........................................................................................................... iii
Daftar Gambar....................................................................................................... iv
Bab 1. Pendahuluan............................................................................................. 1
1.1. Latar Belakang ............................................................................................ 2
1.2. Masalah Pengukuran ................................................................................ 4
1.3. Tujuan dan Cakupan ................................................................................. 5
1.4. Sistematika Penulisan ............................................................................. 6
Bab 2. Metodologi................................................................................................. 7
2.1. Perubahan Metodologi IPM.................................................................... 8
2.2. Rumus Umum Indeks Pembangunan Manusia............................... 11
2.3. Angka Harapan Hidup saat Lahir......................................................... 13
2.4. Tingkat Pendidikan ................................................................................... 13
2.5. Standar Hidup Layak ................................................................................ 14
2.6. Sumber Data................................................................................................. 15
2.7. Ukuran Perkembangan IPM................................................................... 15
Bab 3. Gambaran Umum Kabupaten Way Kanan...................................... 16
3.1. Kondisi Geografis ....................................................................................... 17
3.2. Perekonomian............................................................................................. 18
Bab 4. Indeks Pembangunan manusia.......................................................... 22
4.1. Perbandingan IPM Antar Kabupaten/Kota...................................... 23
4.2. Komponen IPM Kabupaten Way Kanan............................................ 29Daftar Pustaka ...................................................................................................... 34
8/17/2019 Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Way Kanan 2015
6/42
iii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Perbedaan Indikator Metode Lama dan Metode baru UNDP......... 11
Tabel 2. Klasifikasi Nilai Indeks Pembangunan Manusia.................................. 11
Tabel 3. Nilai Maksimum dan Minimum dari Setiap Komponen IPM ....... 12
Tabel 4. Sumber Data Indikator-indikator Perhitungan IPM.......................... 15
Tabel 5. Luas Wilayah dan Jumlah Kecamatan di Kabupaten Way Kanan
Tahun 2014 ....................................................................................................... 18
Tabel 6. PDRB dan Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Way Kanan
Tahun 2010-2014 ........................................................................................... 19
Tabel 7. Struktur Ekonomi Kabupaten Way Kanan Tahun 2010-2014 Atas
Dasar Harga Berlaku (persen).................................................................... 20
Tabel 8. PDRB Per Kapita Kabupaten Way Kanan Tahun 2010-2014 ......... 21
Tabel 9. Perbandingan Nilai dan Peringkat IPM di Provinsi Lampung Tahun
2012-2014.......................................................................................................... 24
Tabel 10. Reduksi Shortfall Kabupaten/Kota di Provinsi Lampung
2013-2014...................................................................................................... 29
8/17/2019 Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Way Kanan 2015
7/42
iv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Perjalanan Metodologi Penghitungan IPM di UNDP ..................... 9
Gambar 2. Angka Harapan Hidup Kabupaten/Kota di Provinsi Lampung
Tahun 2014 .................................................................................................. 25
Gambar 3. Harapan Lama Sekolah Kabupaten/Kota di Provinsi Lampung
Tahun 2014 .................................................................................................. 26
Gambar 4. Rata-rata Lama Sekolah Kabupaten/Kota di Provinsi Lampung
Tahun 2014 .................................................................................................. 27
Gambar 5. Rata-rata Lama Sekolah Kabupaten/Kota di Provinsi Lampung
Tahun 2014 .................................................................................................. 27
Gambar 6. Angka Harapan Hidup Kabupaten Way Kanan Tahun 2010-
2014 ................................................................................................................ 30
Gambar 7. Harapan Lama Sekolah dan Rata-rata Lama Sekolah Kabupaten
Way Kanan Tahun 2010- 2014 ............................................................. 31
Gambar 8. Perkembangan Pengeluaran (ribuan) Per Kapita Per Tahun
Kabupaten Way Kanan Tahun 2010- 2014...................................... 32
8/17/2019 Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Way Kanan 2015
8/42
PENDAHULUAN
8/17/2019 Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Way Kanan 2015
9/42
Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Way Kanan Tahun 2015 2
1.1. Latar Belakang
Istilah pembangunan manusia (human development) pada skala
internasional diperkenalkan United Nations Development Programme
(UNDP) sejak tahun 1990 melalui publikasi tahunan Human Development
Report (HDR). Pada dasarnya istilah tersebut bukan hal baru bagi Indonesia,
karena juga merupakan kunci dalam pembangunan nasional Indonesia.
Pembangunan nasional Indonesia menyebutkan bahwa hakekat
pembangunan nasional adalah pembangunan manusia Indonesia seutuhnya
dan pembangunan masyarakat Indonesia. Dalam kerangka demikian
pembangunan nasional sesungguhnya menempatkan manusia sebagai obyek
(tujuan) sekaligus subyek (pelaku) pembangunan atau menempatkan
manusia sebagai titik sentral. Karenanya pembangunan nasional Indonesia
menganut model dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat.
Sebagai implementasi, pemerintah mengupayakan peningkatan
peran serta rakyat dalam semua proses dan kegiatan pembangunan.
Program pembangunan yang dilakukan bertujuan meningkatkan kualitas
penduduk sebagai sumber daya, baik dari aspek fisik (kesehatan), aspek
intelektualitas (pendidikan), aspek kesempatan kerja dan berusaha untuk
lebih meningkatkan kesejahteraan ekonomi sehingga mempunyai daya beli
yang lebih kuat. Dengan cara demikian partisipasi rakyat dalam proses dan
kegiatan pembangunan akan meningkat. Untuk mencapai tujuan tersebut
pembangunan nasional dilaksanakan secara bertahap dan terencana. Apalagi
Bab 1
8/17/2019 Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Way Kanan 2015
10/42
Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Way Kanan Tahun 2015 3
dengan semangat otonomi daerah, tentunya memacu pemerintah daerah
untuk merencanakan pembangunan yang lebih menyentuh rakyat mengingat
wewenang tersebut telah diberikan kepada pemerintah kabupaten/kota.
Di era otonomi seperti sekarang ini, bidang pembangunan yang
semestinya menjadi prioritas Provinsi Lampung adalah pengutamaan atau
pembangunan kualitas manusia. Yang dimaksud pembangunan manusia
(human development ) disini adalah suatu proses memperbesar pilihan-
pilihan bagi penduduk (a process of enlarging people’s choices). Dalam definisi
tersebut, ditegaskan bahwa fokus pembangunan yang sesungguhnya adalah
penduduk atau manusia itu sendiri. Menurut UNDP, penduduk adalah
kekayaan nyata suatu bangsa. Secara ringkas dapat dikatakan bahwa konsep
pembangunan manusia sebagai suatu upaya pembangunan ( formation)
kemampuan diri manusia, yang mengandung empat unsur, yaitu
produktivitas (produktifity), pemerataan (equity), kesinambungan
(sustainability), dan pemberdayaan (empowerment).
Untuk mencegah agar pembangunan tidak bersifat kontra produktif
bagi manusia, maka ke depan telah disepakati bahwa fokus utamapembangunan di Indonesia adalah bagaimana memberdayakan semaksimal
mungkin kemampuan manusia itu sendiri artinya posisi manusia dalam
pembangunan tidak lagi diperlakukan hanya sebagai obyek, melainkan
benar-benar ditempatkan sebagai fokus utama dan subyek pembangunan itu
sendiri, sehingga untuk mengetahui apakah suatu negara atau daerah
termasuk Provinsi Lampung sudah berhasil dalam kegiatan pembangunan
atau tidak adalah dengan cara melihat Indeks Pembangunan Manusianya(IPM). IPM sendiri secara konseptual merupakan suatu ukuran komposit
yang mencerminkan tidak hanya pendapatan, tetapi juga harapan hidup dan
pencapaian di bidang pendidikan.
IPM merupakan indeks turunan yang sedikit banyak mengadopsi HDI
yakni suatu indeks komposit yang terdiri dari tiga variabel yang sangat
esensial, yaitu Indeks Kesehatan yang merupakan gambaran tingkat
kesehatan masyarakat yang baik, Indeks Pendidikan yang dapat
8/17/2019 Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Way Kanan 2015
11/42
Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Way Kanan Tahun 2015 4
mengindikasikan tingkat pendidikan atau kemampuan akademik dan
ketrampilan, serta Indeks Pengeluaran yang merupakan ukuran pengeluaran
per kapita yang telah disesuaikan dan paritas daya beli (Purchasing Power
Parity).
1.2. Masalah Pengukuran
HDI atau IPM merupakan suatu ukuran tunggal dan sederhana yang
memuat tiga aspek, yaitu kesehatan, pendidikan dan pendapatan, yang
menurut UNDP dapat menunjukan tingkat pembangunan manusia suatu
wilayah melalui pengukuran keadaan penduduk yang sehat dan berumur
panjang, berpendidikan dan berketerampilan, serta mempunyai pendapatan
yang memungkinkan untuk dapat hidup layak.
Dalam perspektif pembangunan manusia seutuhnya, IPM tidak
mencakup aspek pembangunan moral dan penanaman budi luhur ke dalam
system nilai yang merupakan salah satu aspek penting dalam kehidupan
bangsa Indonesia. Namun demikian sebagai suatu upaya pembangunan,
penggunaan indeks ini cukup memadai, karena dapat merefleksikan sampai
sejauh mana upaya dan kebijakan yang dilakukan dalam kerangka
pembangunan manusia, khususnya upaya pembangunan melalui
pengentasan kemiskinan serta peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia
(SDM) dan partisipasi penduduk dalam pembangunan.
Namun disadari bahwa penggunaan indeks komposit (IPM) hanya
akan memberikan gambaran perbandingan antar wilayah serta
perkembangan antar waktu. Karena itu selain pengukuran dengan
menggunakan indikator komposit tersebut, keadaan dan upaya
pembangunan manusia juga dapat diukur dengan menggunakan indikator
tunggal dari sektor pendidikan, kesehatan, ketanagakerjaan, serta sektor
perumahan.
Pengalaman selama ini, data survei sosial ekonomi nasional (Susenas)
dijadikan data utama perhitungan IPM, karena keterbatasan sampel, tingkat
agregasi yang mungkin adalah tingkat administratif propinsi dan
kabupaten/kota. Dengan adanya keterbatasan sumber pendapatan
8/17/2019 Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Way Kanan 2015
12/42
Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Way Kanan Tahun 2015 5
pemerintah pusat, maka untuk masa-masa mendatang dalam memenuhi
kebutuhan data hingga pada tingkat wilayah yang lebih kecil (kecamatan),
perlu adanya campur tangan pemerintah daerah untuk mendukung
penambahan sampel Susenas, sehingga tingkat penyajian datanya dapat
dilakukan hingga level kecamatan.
1.3. Tujuan dan Cakupan
Publikasi ini diharapkan mampu menyajikan informasi hasil kinerja
pembangunan manusia di Kabupaten Way Kanan sesuai dengan perspektif
UNDP , dan sebagai pembanding Kabupaten dan Kota disekitarnya.
IPM sebagai alat ukur, tidak dapat mengungkapkan semua dimensi
pembangunan, maka penjelasan dari berbagai indikator pendukung IPM
sangat diperlukan guna mendapatkan gambaran mengenai pencapaian
pembangunan yang telah dilaksanakan. Hal ini menyebabkan publikasi ini
juga menampilkan beberapa indikator yang mempengaruhi IPM antara lain
indikator dibidang kependudukan, kesehatan, pendidikan, ekonomi,
ketenagakerjaan dan perumahan. Selain itu tujuan kegiatan Penyusunan
Indeks Pembangunan Manusia di Kabupaten Way Kanan ini adalah :
1. IPM akan dapat dijadikan sebagai acuan untuk melihat sejauh mana
keberhasilan program pembangunan kesejahteraan sosial yang telah
dilakukan Pemerintah Provinsi Lampung.
2. IPM akan dapat dimanfaatkan sebagai alat bantu perencanaan
pembangunan daerah (Planing Tool ), yang lebih mengakomodasikan
dimensi sosial menuju peningkatan kualitas hidup manusia.
3. Dalam jangka panjang data IPM diyakini bermanfaat sebagai planning
tool ataupun menjanjikan keunggulan sebagai alat evaluasi dan review
metod e terhadap proses perencanaan.
4. Sebagai salah satu alat analisis, IPM menjanjikan sejumlah
keunggulan karena lebih menggambarkan pemerataan hasil
pembangunan dan langsung menyentuh hasil pembangunan manusia
dengan indikator kesejahteraan sosialnya (tingkat kesehatan, kualitas
pendidikan, dan akses terhadap sumber daya ekonomi).
8/17/2019 Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Way Kanan 2015
13/42
Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Way Kanan Tahun 2015 6
1.4. Sistematika Penulisan
Seperti dijelaskan di atas, Publikasi Indeks Pembangunan Manusia
Kabupaten Way Kanan Tahun 2015 ini memuat berbagai indikator, dengan
sistematika penulisan sebagai berikut :
Bab I. Pendahuluan
Bab II. Metodologi
Bab III. Gambaran Umum Kabupaten Way Kanan
Bab IV. Indeks Pembangunan Manusia
8/17/2019 Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Way Kanan 2015
14/42
METODOLOGI
8/17/2019 Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Way Kanan 2015
15/42
2.1. Perubahan Metodologi IPM
Sejak pertama kali diperkenalkan oleh UNDP, IPM terus mendapat
banyak sorotan. Banyak dukungan yang mengalir, tetapi tidak sedikit
kritikan terhadap indikator ini. Sebagian pihak berpendapat bahwa indikatoryang tercakup di dalam IPM kurang mewakili pembangunan. Para pakar
terus bekerja untuk mendalami lebih jauh tentang pembangunan manusia.
Tidak hanya itu, mereka terus melakukan kajian untuk menyempurnakan
penghitungan IPM. Hal itu terutama dilakukan pada indikator yang
digunakan dalam penghitungan IPM. Tercatat bahwa UNDP melakukan dua
kali penyempurnaan pada tahun 1991 dan 1995 dan perubahan di tahun
2010.Awalnya, UNDP memperkenalkan suatu indeks komposit yang
mampu mengukur pembangunan manusia. Ketika diperkenalkan pada
tahun 1990, mereka menyebutnya sebagai Indeks Pembangunan Manusia
(Human Development Index) yang kemudian secara rutin dipublikasikan
setiap tahun dalam Laporan Pembangunan Manusia (Human Development
Report). Kala itu, IPM dihitung melalui pendekatan dimensi umur panjang
dan hidup sehat yang diproksi dengan angka harapan hidup saat lahir,dimensi pengetahuan yang diproksi dengan angka melek huruf dewasa, serta
dimensi standar hidup layak yang diproksi dengan PDB per kapita. Untuk
menghitung ketiga dimensi menjadi sebuah indeks komposit, digunakan
rata-rata aritmatik.
Bab 2
8/17/2019 Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Way Kanan 2015
16/42
Gambar 1. Perjalanan Metodologi Penghitungan IPM di UNDP
Catatan:AHH : Angk a Harapan Hidup saat Lahir APK : Angk a Partisipasi Kasar
AMH : Angk a MelekHur uf HLS : Harapan Lama Sek olah
RLS : R ata-rata Lama Sek olah PNB : Produk Nasional Br utoPDB : Produk Domestik Br uto
Pada tahun 2010, UNDP merubah metodologi penghitungan IPM. Kali
ini perubahan drastis terjadi pada penghitungan IPM. UNDP menyebut
perubahan yang dilakukan pada penghitungan IPM sebagai metode baru.
Beberapa indikator diganti menjadi lebih relevan. Indikator Angka
Partisipasi Kasar gabungan (Combine Gross Enrollment Ratio) diganti dengan
indikator Harapan Lama Sekolah (Expected Years of Schooling). Indikator
Produk Domestik Bruto (PDB) per kapita diganti dengan Produk Nasional
Bruto (PNB) per kapita. Selain itu, cara penghitungan juga ikut berubah.
Metode rata-rata aritmatik diganti menjadi rata-rata geometrik untuk
menghitung indeks komposit.
Perubahan yang dilakukan UNDP tidak hanya sebatas itu. Setahun
kemudian, UNDP menyempurnakan penghitungan metode baru. UNDP
merubah tahun dasar penghitungan PNB per kapita dari 2008 menjadi 2005.
Tiga tahun berselang, UNDP melakukan penyempurnaan kembali
penghitungan metode baru. Kali ini, UNDP merubah metode agregasi indeks
pendidikan dari rata-rata geometrik menjadi rata-rata aritmatik dan tahun
8/17/2019 Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Way Kanan 2015
17/42
dasar PNB per kapita. Serangkaian perubahan yang dilakukan UNDP
bertujuan agar dapat membuat suatu indeks komposit yang cukup relevan
dalam mengukur pembangunan manusia.
Pada dasarnya, perubahan metodologi penghitungan IPM
didasarkan pada alasan yang cukup rasional. Suatu indeks komposit harus
mampu mengukur apa yang diukur. Dengan pemilihan metode dan variabel
yang tepat, indeks yang dihasilkan akan cukup relevan. Namun, alasan utama
yang dijadikan dasar perubahan metodologi penghitungan IPM setidaknya
ada dua.
Pertama, beberapa indikator sudah tidak tepat untuk digunakan
dalam penghitungan IPM. Angka Melek Huruf (AMH) sudah tidak relevan
dalam mengukur pendidikan secara utuh karena tidak dapat
menggambarkan kualitas pendidikan. Sebelum penghitungan metode baru
digunakan, AMH di sebagian besar daerah sudah tinggi, sehingga tidak dapat
membedakan tingkat pendidikan antarwilayah dengan baik. Dalam konsep
pembentukan indeks komposit, variabel yang tidak sensitif membedakan
akan menyebabkan indikator komposit menjadi tidak relevan. Oleh karena
itu, indikator AMH dianggap sudah tidak relevan sebagai komponen dalam
penghitungan IPM. Selanjutnya adalah indikator PDB per kapita. Indikator ini
pada dasarnya merupakan proksi terhadap pendapatan masyarakat. Namun
disadari bahwa PDB diciptakan dari seluruh faktor produksi dan apabila ada
inverstasi dari asing turut diperhitungkan. Padahal, tidak seluruh
pendapatan faktor produksi dinikmati penduduk lokal. Oleh karena itu, PDB
per kapita kurang dapat menggambarkan pendapatan masyarakat atau
bahkan kesejahteraan masyarakat pada suatu wilayah.
Kedua, penggunaan rumus rata-rata aritmatik dalam penghitungan
IPM menggambarkan bahwa capaian yang rendah di suatu dimensi dapat
ditutupi oleh capaian tinggi dari dimensi lain. Pada dasarnya, konsep yang
diusung dalam pembangunan manusia adalah pemerataan pembangunan
dan sangat anti terhadap ketimpangan pembangunan. Rata-rata aritmatik
memungkinkan adanya transfer capaian dari dimensi dengan capaian tinggi
ke dimensi dengan capaian rendah. Perumpamaan sederhana untuk dapat
8/17/2019 Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Way Kanan 2015
18/42
melihat kelemahan rata-rata aritmatik misalnya dengan menghitungan
secara sederhana nilai ketiga dimensi pembangunan manusia.
Tabel 1. Perbedaan Indikator Metode Lama dan Metode baru UNDP
Dimensi Metode Lama Metode Baru
Umur Panjang dan
Hidup Sehat AngkaHarapan Hidup saat Lahir (AHH) Angka Harapan Hidup saat Lahir (AHH)
Pengetahuan AngkaMelek Huruf (AMH)
Kombinasi Angka PartisipasiKasar (APK)
Harapan Lama Sekolah (HLS) Rata-
rata Lama Sekolah (RLS)
Standar Hidup Layak PDB per Kapita PNB per Kapita
Agregasi R
ata-rataAritmatik
Rata-rata
Geometrik
IPM terbagi menjadi beberapa kategori sebagai berikut :
Tabel 2. Klasifikasi Nilai Indeks Pembangunan Manusia
Nilai IPM Status Pembangunan Manusia
(1) (2)IPM < 60 rendah
60 < IPM < 70 sedang
70 < IPM < 80 tinggi
IPM > 80 sangat tinggi
2.2. Rumus Umum Indeks Pembangunan Manusia
Menurut UNDP, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) mengukur
capaian pembangunan manusia berbasis sejumlah komponen dasar kualitas
hidup. Sebagai ukuran kualitas hidup, IPM dibangun melalui pendekatan tiga
dimensi dasar. Dimensi tersebut mencakup umur panjang dan sehat;
pengetahuan, dan kehidupan yang layak. Ketiga dimensi tersebut memiliki
pengertian sangat luas karena terkait banyak faktor. Untuk mengukur
dimensi kesehatan, digunakan angka harapan hidup waktu lahir. Selanjutnya
8/17/2019 Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Way Kanan 2015
19/42
untuk mengukur dimensi pengetahuan digunakan gabungan indikator
harapan lama sekolah dan rata-rata lama sekolah. Adapun untuk mengukur
dimensi hidup layak digunakan indikator kemampuan daya beli (Purchasing
Power Parity ). Kemampuan daya beli masyarakat terhadap sejumlah
kebutuhan pokok yang dilihat dari rata-rata besarnya pengeluaran per kapita
sebagai pendekatan pendapatan yang mewakili capaian pembangunan untuk
hidup layak.
Sebelum menghitung IPM, masing-masing komponen tersebut
terlebih dahulu dihitung indeksnya sehingga bernilai antara 0 (keadaan
terburuk) dan 1 (keadaan terbaik). Formula yang digunakan dalam
penghitungan indeks komponen IPM adalah sebagai berikut:
=−
−
=+
2
=
−
−
=−
−
=ln( ) − ln( )
ln( ) − ln( )
Untuk menghitung indeks masing-masing komponen IPM digunakan
batas maksimum dan minimum seperti terlihat dalam Tabel 3.
Tabel 3. Nilai Maksimum dan Minimum dari Setiap K omponen IPM
Komponen IPM Satuan Minimum Maksimum(1) (2) (3) (4)
Angk a Harapan Hidup saat lahir (AHH) Tahun 20 85
Harapan Lama Sekolah (HLS) Tahun 0 18
R ata-rata Lama Sekolah (RLS) Tahun 0 15
Pengeluaran per Kapita Rupiah 1.007.436 26.572.352
8/17/2019 Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Way Kanan 2015
20/42
Keter angan:
* Daya beli minimum merupakan garis kemiskinan terendah kabupaten tahun 2010 (data empiris) yaitu di
Tolik ar a- Papua
** Daya beli maksimum merupakan nilai tertinggi kabupaten yang diproyeksikan hingga 2025 (akhir RPJPN)
yaitu perkiraan pengeluaran per kapita Jakarta Selatan tahun 2025
Ketiga indeks ini selanjutnya digabung menjadi satu indeks yakni
Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Formula IPM sebagai berikut:
= × ×
2.3. Angka Harapan Hidup saat Lahir
Salah satu unsur dalam pembangunan manusia adalah lebih
mengupayakan agar penduduk dapat mencapai “usia hidup” yang panjang
dan sehat. Sebenarnya banyak indikator yang dapat digunakan untuk
mengukur usia hidup tetapi dengan mempertimbangkan ketersediaan data
secara global, UNDP memilih indikator angka harapan hidup waktu lahir (life
expectancy at birth) yang biasa dinotasikan dengan e 0 . Angka kematian bayi
atau Infant Mortality Rate (IMR) tidak digunakan untuk keperluan ini karena
indikator ini dinilai tidak peka bagi negara-negara industri yang telah maju.
Seperti halnya IMR, e0 sebenarnya merefleksikan keseluruhan tingkat
pembangunan dan bukan hanya bidang kesejahteraan.
Dalam suatu negara yang tidak memiliki sistem registasi vital yang
baik, seperti indonesia, e0 dihitung dengan metode tidak langsung (Indirect
method ) yaitu dihitung dari hasil sensus dan survei kependudukan.
2.4. Tingkat Pendidikan
Salah satu komponen pembentuk IPM adalah dari dimensi
pengetahuan yang diukur melalui tingkat pendidikan. Dalam hal ini,
indikator yang digunakan adalah rata-rata lama sekolah (mean years of
schooling) dan harapan lama sekolah (expected years of schooling). Pada
proses pembentukan IPM, rata-rata lama sekolah dan harapan lama sekolah
diberi bobot yang sama, kemudian penggabungan kedua indikator ini
digunakan sebagai indeks pendidikan sebagai salah satu komponen
pembentuk IPM.
8/17/2019 Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Way Kanan 2015
21/42
Rata-rata lama sekolah menggambarkan jumlah tahun yang
digunakan oleh penduduk usia 25 tahun ke atas dalam menjalani pendidikan
formal. Penghitungan rata-rata lama sekolah menggunakan dua batasan
yang dipakai sesuai kesepakatan UNDP. Rata-rata lama sekolah memiliki
batas maksimumnya 15 tahun dan batas minimum sebesar 0 tahun.
Harapan lama sekolah didefinisikan sebagai lamanya sekolah (dalam
tahun) yang diharapkan akan dirasakan oleh anak pada umur tertentu di
masa mendatang. Harapan lama sekolah dihitung untuk penduduk berusia 7
tahun ke atas. Indikator ini dapat digunakan untuk mengetahui kondisi
pembangunan sistem pendidikan di berbagai jenjang yang ditunjukkan
dalam bentuk lamanya pendidikan (dalam tahun) yang diharapkan dapat
dicapai oleh setiap anak. Seperti halnya rata-rata lama sekolah, harapan lama
sekolah juga menggunakan batasan yang dipakai sesuai kesepakatan UNDP.
Batas maksimum untuk harapan lama sekolah adalah 18 tahun, sedangkan
batas minimumnya 0 (nol).
2.5. Standar Hidup Layak
Dimensi lain dari ukuran kualitas hidup manusia adalah standar
hidup layak. Dalam cakupan lebih luas, standar hidup layak menggambarkan
tingkat kesejahteraan yang dinikmati oleh penduduk sebagai dampak
semakin membaiknya ekonomi. UNDP mengukur standar hidup layak
menggunakan Produk Nasional Bruto (PNB) per kapita yang disesuaikan,
sedangkan BPS dalam menghitung standar hidup layak menggunakan rata-
rata pengeluaran per kapita riil yang disesuaikan dengan paritas daya beli
( purcashing power parity ) berbasis formula Rao. Rata-rata pengeluaran perkapita setahun diperoleh dari Susenas, dihitung dari level provinsi hingga
level kab/kota. Rata-rata pengeluaran per kapita dibuat konstan/riil dengan
tahun dasar 2012=100. Perhitungan paritas daya beli pada metode baru
menggunakan 96 komoditas dimana 66 komoditas merupakan makanan dan
sisanya merupakan komoditas nonmakanan.
=
8/17/2019 Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Way Kanan 2015
22/42
PPPj : paritas daya beli di wilayah j
Pij : harga komoditas i di kabupaten/kota j
Pik : harga komoditas i di Jakarta Selatan
m : jumlah komoditas
Penghitungan paritas daya beli dilakukan berdasarkan 96 komoditas
kebutuhan pokok. Batas maksimum pengeluaran per kapita adalah sebesar
Rp 26.572.352 sementara batas minimumnya adalah Rp 1.007.436.
2.6. Sumber Data
Sumber data utama yang digunakan dalam publikasi ini adalah
Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS).
Tabel 4. Sumber Data Indikator-indikator Perhitungan IPM
INDIKATOR SUMBER DATA
(1) (2)
Angka harapan hidup
Angka harapan lama sekolah
Rata-rata Lama sekolah
Pengeluaran per kapita disesuaikan
SP2010, Proyeksi Penduduk
SUSENAS
SUSENAS
SUSENAS
2.7. Ukuran Perkembangan IPM
Untuk mengukur kecepatan perkembangan IPM dalam suatu kurun
waktu digunakan ukuran pertumbuhan per tahun. Pertumbuhan IPM
menunjukkan perbandingan antara perubahan capaian terkini dengan
capaian tahun sebelumnya. Semakin tinggi nilai pertumbuhan IPM, maka
semakin cepat pula peningkatan IPM. Indikator pertumbuhan IPM ini dapat
digunakan sebagai kinerja pembangunan manusia suatu wilayah pada kurun
waktu tertentu.
ℎ =−
× 100%
Keterangan:
IPMt : IPM suatu wilayah pada tahun t
IPMt -1 : IPM suatu wilayah pada tahun (t-1)
8/17/2019 Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Way Kanan 2015
23/42
GAMBARAN UMUM
KABUPATEN WAY KANAN
8/17/2019 Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Way Kanan 2015
24/42
3.1. Kondisi Geografis
Kabupaten Way Kanan merupakan salah satu Kabupaten di Propinsi
Lampung yang luas wilayahnya 3.921,63 Km2. Secara geografis Kabupaten
Way Kanan terletak di antara 4,12o – 4,58o Lintang Selatan dan 104,17o – 105o
04 Bujur Timur.
Posisi Kabupaten Way Kanan yang terletak pada bagian utara propinsi
Lampung, berbatasan dengan :
- Sebelah utara : Propinsi Sumatera Selatan
- Sebelah selatan : Kabupaten Lampung Utara
- Sebelah timur : Kabupaten Tulang Bawang Barat
- Sebelah barat : Kabupaten Lampung Barat
Secara administratif Kabupaten Way Kanan yang ber-ibukota di
Blambangan Umpu terbagi menjadi 14 Kecamatan dan 227 desa/kampung
(lihat tabel 3).
Disamping itu Kabupaten Way Kanan memiliki iklim tropis dengan
dua musim yang selalu berganti sepanjang tahun, yaitu musim hujan dan
kemarau.
Kabupaten Way Kanan memiliki potensi yang tinggi untuk
pengembangan sektor pertanian. Sebagian besar sungai-sungainya mengalir
dari arah barat yang berasal dari perbukitan, menuju ke arah timur yang
Bab 3
8/17/2019 Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Way Kanan 2015
25/42
merupakan dataran rendah, hal ini sangat potensial untuk pengembangan
irigasi.
Tabel 5. Luas Wilayah dan Jumlah Kecamatan di
Kabupaten Way Kanan Tahun 2014
No Kabupaten/Kota Luas Wilayah (Ha)Jumlah
Desa/Kampung
(1) (2) (3) (4)
1. Banjit 33.160 20
2. Baradatu 15.203 22
3. Gunung Labuhan 11.522 21
4. Kasui 15.020 19
5. Rebang Tangkas 20.718 10
6. Blambangan Umpu 53.306 26
7. Way Tuba 20.625 13
8. Negeri Agung 56.298 19
9. Bahuga 8.192 12
10. Buay Bahuga 10.083 9
11. Bumi Agung 18.925 1012. Pakuan Ratu 58.034 19
13. Negara Batin 34.840 15
14. Negeri Besar 36.237 12
Jumlah 392.163 227
Sumber : Way Kanan Dalam Angka Tahun 2015
3.2 Perekonomian
Indikator perekonomian yang dikenal secara luas untuk mengukur
hasil pembangunan adalah Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Dari
data PDRB tersebut selain dapat diketahui pertumbuhan ekonomi suatu
daerah, juga dapat dilihat kontribusi masing-masing sektor dalam kegiatan
pembangunan. Pertumbuhan ekonomi diperlihatkan dari kenaikan PDRB
atas dasar harga konstan 2010.
8/17/2019 Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Way Kanan 2015
26/42
Perekonomian Kabupaten Way Kanan pada tahun 2014 mengalami
perlambatan dan merupakan pertumbuhan terendah dalam 4 tahun terakhir.
Melambatnya pertumbuhan ekonomi Way Kanan tidak terlepas dari
melambatnya pertumbuhan ekonomi Provinsi Lampung, nasional maupun
dunia internasional. PDB nasional tahun 2014 hanya tumbuh 5,02 persen
dari 5,58 persen di tahun 2013, sedangkan PDRB Provinsi Lampung tumbuh
sekitar 5,08 persen pada tahun 2014 dari 5,78 persen pada tahun 2013. Laju
pertumbuhan PDRB Kabupaten Way Kanan tahun 2014 mencapai 5,00
persen, sedangkan tahun 2013 tumbuh sebesar 5,05 persen. Penyebab
terbesar perlambatan tersebut adalah menurunnya produksi sektor pangan,
meliputi padi palawija, hortikultura semusim serta turunnya produksi kayu.
Penurunan produksi pangan dan hortikultura disebabkan oleh mundurnya
periode tanam akibat kekeringan yang panjang. Disamping itu perlambatan
pertumbuhan juga terjadi pada sektor Industri khususnya pada industri
karet, barang dari karet dan plastik serta sektor Transportasi khususnya
angkutan darat.
Tabel 6. PDRB dan Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Way Kanan
Tahun 2010-2014
Tahun
PDRB (Juta Rp)Laju Pertumbuhan
(persen )Harga Berlaku Harga Konstan
2000
(1) (2) (3) (4)
2010 6 017 240 6 017 240,05
2011 6 788 678 6 336 558,06 5,31
2012 7 476 723 6 687 925,75 5,55
2013*) 8 118 079 7 025 798,94 5,05
2014**) 9 112 750 7 377 069,19 5,00
Ket : *) Angka diperbaiki ; **) Angka sementara
Sumber : PDRB Kabupaten Way Kanan Menurut Lapangan Usaha 2010-
2014
Pada perhitungan PDRB, kegiatan ekonomi dikelompokkan menjadi
17 kategori. Peranan kategori-kategori tersebut dalam pembentukan PDRB
8/17/2019 Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Way Kanan 2015
27/42
Kabupaten Lampung Way Kanan disajikan dalam Tabel 7. Hingga tahun 2014
Sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan masih merupakan kategori
dengan kontribusi terbesar (37,44 persen) diikuti kategori industri
pengolahan (22,52 persen) serta perdagangan besar dan eceran; reparasi
mobil dan sepda motor (9,34 persen). Diketahui bersama bahwa
share/sumbangan sektor pertanian untuk Kabupaten Way Kanan masih
terasa sangat dominan. Sehingga jika produksi pertanian mengalami
kenaikan secara signifikan maka dimungkinkan besaran PDRB juga akan
mengalami kenaikan, demikian juga apabila produksi sektor pertanian
mengalami penurunan maka besaran PDRB mempunyai kecenderungan
untuk turun.
Tabel 7. Struktur Ekonomi Kabupaten Way Kanan Tahun 2010-2014
Atas Dasar Harga Berlaku (persen)
Lapangan Usaha/Industry 2010 2011 2012 2013* 2014**
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
A Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 39,59 39,97 38,86 38,16 37,44
B Pertambangan dan Penggalian 3,53 3,80 3,87 4,02 4,23
C Industri Pengolahan 21,54 21,16 21,98 21,93 22,52D Pengadaan Listrik dan Gas 0,08 0,07 0,06 0,05 0,05
E Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah,
Limbah dan Daur Ulang0,06 0,06 0,05 0,05 0,05
F Konstruksi 8,56 8,36 8,21 8,11 8,05
G Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi
Mobil dan Sepeda Motor10,02 9,95 9,85 9,91 9,34
H Transportasi dan Pergudangan 2,04 2,01 2,07 2,16 2,24
I Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 0,58 0,64 0,67 0,75 0,81
J Informasi dan Komunikasi 3,51 3,45 3,48 3,60 3,64
K Jasa Keuangan dan Asuransi 1,10 1,07 1,10 1,10 1,07
L Real Estat 2,05 2,12 2,22 2,24 2,33
M,N Jasa Perusahaan 0,04 0,05 0,05 0,05 0,05O Administrasi Pemerintahan, Pertahanan
dan Jaminan Sosial Wajib 3,29 3,18 3,30 3,47 3,70
P Jasa Pendidikan 2,57 2,71 2,80 2,95 3,02
Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 0,88 0,88 0,91 0,93 0,96
R,S,T,U Jasa lainnya 0,55 0,54 0,51 0,50 0,50
Produk Domestik Regional Bruto /Gross Regional
Domestic Product 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00
* Angka sementara/Preliminary Figures
** Angka sangat sementara/Very Preliminary Figures
Sumber : PDRB Kabupaten Way Kanan Menurut Lapangan Usaha 2010-2014
8/17/2019 Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Way Kanan 2015
28/42
Tingkat kesejahteraan masyarakat secara umum bisa ditunjukkan
oleh meningkatnya tingkat pendapatan per kapita suatu wilayah. Semakin
tinggi tingkat perolehan pendapatan per kapita menunjukkan semakin tinggi
pula tingkat kesejahteraannya. Sebaliknya, penurunan pada tingkat
pendapatan per kapita menunjukkan tingkat kesejahteraan yang semakin
menurun. Bila PDRB suatu daerah dibagi dengan jumlah penduduk yang
tinggal di daerah itu, maka akan dihasilkan suatu PDRB Per kapita. PDRB Per
kapita atas dasar harga berlaku menunjukkan nilai PDRB per kepala atau per
satu orang penduduk.
Pada tahun 2014, PDRB per kapita Kabupaten Way Kanan mencapai
21,29 juta rupiah, naik 44 persen dari tahun 2010. Kenaikan yang terjadi
lebih disebabkan oleh faktor harga atau adanya inflasi. Kenyataan tersebut
tercermin dari nilai PDRB per kapita ADHK Kabupaten Way Kanan, dari 14,77
juta rupiah pada tahun 2010, menjadi 17,23 juta rupiah pada tahun 2014,
hanya naik 16 persen dalam kurun waktu yang sama.
Tabel 8. PDRB Per Kapita Kabupaten Way Kanan Tahun 2010-2014
TahunPDRB per kapita (juta Rp)
Harga Berlaku Harga Konstan 2000
(1) (2) (3)
2010 14,77 14,77
2011 16,44 15,35
2012 17,88 16,00
2013*) 19,18 16,602014**) 21,29 17,23
Ket : *) Angka diperbaiki ; **) Angka sementara
Sumber : PDRB Kabupaten Way Kanan Menurut Lapangan Usaha 2010-
2014
8/17/2019 Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Way Kanan 2015
29/42
INDEKSPEMBANGUNAN
MANUSIA
8/17/2019 Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Way Kanan 2015
30/42
Pembangunan Yang dilaksanakan di Kabupaten Way Kanan
diharapkan memberi dampak yang positif dari tahun ke tahun terutama yang
berkaitan dengan peningkatan kualitas dan kesejahteraan penduduk. Untuk
itu pemantauan dan evaluasi terhadap kinerja pembangunan mutlak
diperlukan, yang salah satunya dengan menggunakan indikator
pembangunan manusia, baik secara komposit maupun tunggal. Secara
komposit adalah dengan melihat Indeks Pembangunan Manusia. Mulai tahun
2014, metodologi penghitungan IPM mengalami perubahan menyesuaikan
dengan metodologi UNDP terbaru. Namun, untuk keterbandingan data, maka
data IPM tahun-tahun sebelumnya juga dilakukan penghitungan dengan
metode baru tersebut.
4.1. Perbandingan IPM Antar Kabupaten/Kota
Tabel 9 memperlihatkan perbandingan nilai IPM Kabupaten Way
Kanan dengan IPM kabupaten/kota lain di Provinsi Lampung, sekaligus
memperlihatkan posisi Kabupaten Way Kanan terhadap seluruh
kabupaten/kota lainnya. Dari tabel tersebut terlihat bahwa Kabupaten Way
Kanan menduduki peringkat delapan dari 15 kabupaten/kota yang ada di
provinsi Lampung. Peringkat IPM Kabupaten Way Kanan dalam kurun waktu
tiga tahun terakhir selalu berada pada peringkat ke-delapan. Tidak
terjadinya perubahan peringkat dalam kurun tiga tahun ini bisa disebabkan
karena tidak terjadi peningkatan yang cukup signifikan disetiap komponen
indeks pembangunan manusia.
Kondisi geografis Provinsi Lampung ternyata baik secara langsung
maupun tidak langsung berpengaruh terhadap pembangunan manusianya.
Bab 4
8/17/2019 Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Way Kanan 2015
31/42
Secara umum kabupaten yang nilai IPM-nya rendah adalah kabupaten
dengan tipologi wilayah gunung dan pantai. Apabila dicermati terlihat bahwa
4 (empat) kabupaten peringkat terbawah ditempati oleh kabupaten dengan
tipe wilayah gunung/bukit, pantai dan kombinasi keduanya. Keempat
kabupaten dengan nilai IPM terendah tersebut adalah Kabupaten Mesuji,
Pesisir Barat, dan Tulang Bawang Barat. Selain itu terjadinya pemekaran
wilayah juga memicu rendahnya angka IPM, seperti Kabupaten Mesuji, dan
Kabupaten Tulang Bawang Barat.
Tabel 9. Perbandingan Nilai dan Peringkat IPM di Provinsi Lampung
Tahun 2012-2014
Kabupaten/Kota IPM Peringkat
2012 2013 2014 2012 2013 2014
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Lampung Barat 62.51 63.21 63.54 10 10 10
Tanggamus 61.14 61.89 62.67 11 11 11
Lampung Selatan 62.68 63.35 63.75 9 9 9
Lampung Timur 65.10 66.07 66.42 5 5 5
Lampung Tengah 65.60 66.57 67.07 3 3 3
Lampung Utara 62.93 64.00 64.89 7 7 7
Way Kanan 62.79 63.92 64.32 8 8 8
Tulang Bawang 64.11 64.91 65.83 6 6 6
Pesawaran 59.98 60.94 61.70 13 13 13
Pringsewu 65.37 66.14 66.58 4 4 4
Mesuji 57.67 58.16 58.71 14 15 15
Tulang Bawang barat 60.77 61.46 62.46 12 12 12
Pesisir Barat 58.95 59.76 14 14
Bandar Lampung 72.88 73.93 74.34 1 2 2
Metro 72.86 74.27 74.98 2 1 1
Sumber : BPS Provinsi Lampung
Dari tabel 9 juga terlihat bahwa pada tahun 2014 terdapat 2
kabupaten yang termasuk pada IPM kategori rendah (nilai IPM < 60) yaitu
Kabupaten Mesuji dan Kabupaten Pesisir Barat. Kota Bandar Lampung dan
Kota Metro termasuk pada kategori IPM tinggi (70 ≤ IPM < 80). Sedangkan
untuk 11 Kabupaten lainnya masuk di kategori sedang, termasuk juga
Kabupaten Way Kanan dengan IPM 64,32.
8/17/2019 Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Way Kanan 2015
32/42
Gambar 2. Angka Harapan Hidup Kabupaten/Kota di Provinsi
Lampung Tahun 2014
Salah satu indikator penghitungan IPM yaitu Angka Harapan Hidup.
Dari gambar 2 terlihat perbandingan angka harapan hidup kabupaten/kota
di provinsi Lampung pada tahun 2014. Pada tahun 2014 angka harapan
hidup paling rendah berada di Kabupaten Pesisir Barat, sedangkan yangpaling tinggi yaitu di Kota Metro. Angka Harapan Hidup tentunya
dipengaruhi oleh berbagai faktor dari sisi sosial, ekonomi, kesehatan dan
pendidikan. Ketersedian fasilitas kesehatan yang memadai tentunya
berpengaruh dengan angka harapan hidup. Dilihat dari gambar 2, Kabupaten
Pesisir barat yang merupakan kabupaten pemekaran dari Lampung Barat
memiliki angka harapan hidup yang paling rendah di Provinsi Lampung yaitu
sekitar 61 tahun, hal ini dipengaruhi oleh fasilitas kesehatan yang masihkurang memadai di kabupaten tersebut. Lain halnya untuk Kota Metro
memiliki fasilitas kesehatan serta akses yang mudah, maka AHH untuk Kota
Metro bisa mencapai AHH yang paling tinggi di Provinsi Lampung yaitu
sekitar 71 tahun.
61,74
66,02
67,05 67,12 67,3368,01 68,02 68,12 68,21
68,91 68,94 68,98 69,33
70,5570,98
56,00
58,00
60,00
62,00
64,00
66,00
68,00
70,00
72,00
A H H
8/17/2019 Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Way Kanan 2015
33/42
Gambar 3. Harapan Lama Sekolah Kabupaten/Kota di Provinsi
Lampung Tahun 2014
Dari gambar 3 terlihat bahwa Kabupaten Mesuji memiliki harapan
lama sekolah yang paling sedikit dibandingkan dengan kabupaten lain di
Provinsi Lampung, yaitu sebesar 10,34 artinya secara rata- rata anak berusia
7 tahun yang masuk ke jenjang pendidikan diharapkan mampu bersekolah
hingga 10,34 tahun. Harapan lama sekolah yang paling tinggi di ProvinsiLampung yaitu berada di Kota Metro sebesar 14,25. Jika dilihat pada
kenyataannya Kabupaten Mesuji merupakan kabupaten hasil pemekaran
Kabupaten Tulang Bawang. Kabupaten Mesuji merupakan kabupaten yang
cukup jauh dari ibukota Provinsi Lampung, dari segi fasilitas pendidikan
belum cukup memadai. Lain hal nya dengan Kota Metro, untuk fasilitas
pendidikan sudah baik dan juga Kota Metro mendapatkan julukan Kota
Pelajar di Provinsi Lampung. Dilihat dari segi fasilitas pendidikan yang adadimasing-masing kabupaten tentunya akan mempengaruhi nilai dari
harapan lama sekolah di kabupaten yang bersangkutan.
10,34
10,98
11,11
11,12
11,29
11,36
11,44
11,49
11,96
12,16
12,38
12,38
12,47
13,31
14,25
0,00 2,00 4,00 6,00 8,00 10,00 12,00 14,00 16,00
Mesuji
Lampung Selatan
Tulang Bawang
Pesisir Barat
Tulang Bawang Barat
Lampung Barat
Pesawaran
Tanggamus
Way Kanan
Lampung Tengah
Lampung Utara
Lampung Timur
Pringsewu
Kota Bandar Lampung
Kota Metro
HLS
8/17/2019 Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Way Kanan 2015
34/42
Gambar 4. Rata-rata Lama Sekolah Kabupaten/Kota di Provinsi
Lampung Tahun 2014
Untuk hal rata-rata lama sekolah, Kabupaten Mesuji memiliki RLS
yang paling rendah, yaitu sebesar 5,80. Sedangkan yang paling tinggi yaitu
Kota Bandar Lampung dengan RLS 10,85 diikuti Kota Metro yaitu sebesar
10,54. RLS untuk Kabupaten Way Kanan yaitu sebesar 6,76 yang artinya rata-
rata lama sekolah yang ditempuh oleh masyarakat Kabupaten Way Kananyaitu sekitar 6-7 tahun masa pendidikan atau sekitar kelas 6 SD sampai 1
SMP.
Gambar 5. Rata-rata Lama Sekolah Kabupaten/Kota di Provinsi
Lampung Tahun 2014
5,80
6,63
6,76
6,81
7,01
7,06
7,10
7,16
7,21
7,25
7,36
7,53
7,69
10,54
10,85
0,00 2,00 4,00 6,00 8,00 10,00 12,00
Mesuji
Tanggamus
Way Kanan
Tulang Bawang Barat
Lampung Selatan
Lampung Tengah
Tulang Bawang
Lampung Timur
Pesawaran
Lampung Barat
Pesisir Barat
Pringsewu
Lampung Utara
Kota Metro
Kota Bandar Lampung
RLS
0
2.000
4.000
6.000
8.000
10.000
12.000
P e n g e l u a r a n
( r i b u
r u p i a h )
8/17/2019 Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Way Kanan 2015
35/42
Untuk indikator pengeluaran terlihat dari gambar 5, Kota Bandar
Lampung memiliki rata-rata pengeluaran per kapita pertahun paling besar
dibandingkan dengan kabupaten/kota lainnya yang ada di Provinsi
Lampung. Sedangkan kabupaten dengan pengeluaran per kapita per tahun
yang paling rendah yaitu Kabupaten Pesawaran.
Secara umum, gambaran komprehensif mengenai tingkat pencapaian
pembangunan manusia sebagai dampak dari kegiatan pembangunan yang
dilakukan di suatu kabupaten/kota dapat dilihat dari angka IPM
kabupaten/kota. Perkembangan angka IPM dari tahun ke tahun memberikan
indikasi peningkatan atau penurunan kinerja pembangunan setiap tahunnya.
Capaian angka IPM akan menentukan urutan (ranking) antar daerah.
Namun demikian, untuk menilai keberhasilan pembangunan manusia suatu
daerah tidak mutlak dilihat dari urutan posisi (ranking), akan tetapi dapat
juga dilihat berdasarkan besaran nilai reduksi shortfall . Berdasarkan ukuran
itu terlihat seberapa besar akselerasi capaian pembangunan manusia dalam
satu tahun. Reduksi shortfall ditujukan untuk melihat kemajuan atau
kemunduran dari pencapaian sasaran pembangunan manusia di suatu
daerah selama kurun waktu tertentu. Dengan kata lain, melalui reduksi
shortfall ini dapat dilihat kecepatan perkembangan IPM suatu daerah.
Dari tabel 10 terlihat bahwa IPM di semua kabupaten kota di Provinsi
Lampung mengalami kenaikan dengan kecepatan yang bervariasi mulai dari
sangat lambat (
8/17/2019 Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Way Kanan 2015
36/42
Tabel 10. Reduksi Shortfall Kabupaten/Kota di Provinsi Lampung
2013-2014
Kabupaten/KotaReduksi Shortfall
2013-2014
(1) (2)
Lampung Barat 0,52
Tanggamus 1,27
Lampung Selatan 0,63
Lampung Timur 0,53
Lampung Tengah 0,75
Lampung Utara 1,38
Way kanan 0,62
Tulang Bawang 1,42
Pesawaran 1,25Pringsewu 0,66
Mesuji 0,94
Tulang Bawang Barat 1,62
Pesisir Barat 1,38
Bandar Lampung 0,56
Metro 0,95
Provinsi Lampung 1.05
Kabupaten Way Kanan selama periode 2013-2014, memiliki reduksishortfall mencapai 0.62. Angka tersebut menunjukkan bahwa kecepatan
peningkatan IPM Kabupaten Way Kanan masih relatif sangat lambat, jika
dibandingkan dengan beberapa Kabupaten/Kota yang ada di Propinsi
Lampung.
4.2 Komponen IPM Kabupaten Way Kanan
Komponen IPM meliputi angka harapan hidup, harapan lama sekolah,rata-rata lama sekolah dan pengeluaran yang telah disesuaikan. Berikut ini
diuraikan lebih jauh tentang komponen pembentuk indeks pembangunan
manusia tersebut.
8/17/2019 Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Way Kanan 2015
37/42
a. Angka Harapan Hidup (eo)
Angka harapan hidup secara konsep diartikan sebagai rata-rata
jumlah tahun hidup yang dapat dijalani seseorang hingga akhir hayatnya.
Angka ini sebenarnya dapat dihitung dengan menggunakan tabel kematian
(life table), namun karena data kematian menurut kelompok umur tidak
tersedia maka cara ini tidak dapat dilakukan sehingga dalam publikasi ini,
perhitungan angka harapan hidup dihitung dengan metode tidak langsung
(Indirect Method ).
Gambar 6. Angka Harapan Hidup Kabupaten Way Kanan
Tahun 2010- 2014
Dari gambar 6 terlihat selama kurun waktu 2010 hingga 2014, angka
harapan hidup Kabupaten Way Kanan terus meningkat. Artinya, harapan
seorang bayi yang baru lahir untuk dapat hidup lebih lama menjadi semakintinggi. Saat ini, angka harapan hidup saat lahir di Kabupaten Way Kanan telah
mencapai 68,21 tahun. Selama empat tahun, angka harapan hidup saat lahir
di Indonesia tumbuh 0,28 persen per tahun. terlihat bahwa angka harapan
hidup penduduk Propinsi Lampung pada tahun 2013 sebesar 70,09 tahun,
sedangkan untuk Kabupaten Way Kanan tercatat sebesar 69,96 tahun. Ini
berarti rata-rata seseorang dapat hidup sekitar berusia 70 tahun di
Kabupaten Way Kanan.
67,64
67,73
67,81
67,89
68,21
67,30
67,40
67,50
67,60
67,70
67,80
67,90
68,00
68,10
68,20
68,30
2010 2011 2012 2013 2014
8/17/2019 Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Way Kanan 2015
38/42
b. Harapan Lama Sekolah dan Rata-rata Lama Sekolah
Harapan Lama Sekolah merupakan salah satu indikator di bidang
pendidikan yang dapat memberikan gambaran tentang lamanya sekolah
(dalam tahun) yang diharapkan akan dirasakan oleh anak pada umur
tertentu di masa mendatang. Sampai dengan tahun 2014 di Kabupaten Way
Kanan anak usia 7 tahun yang masuk dunia pendidikan diharapkan akan
dapat bersekolah selama 11,96 tahun atau mencapai SMA, untuk rata-rata
lama sekolah penduduk 25 tahun ke atas di Kabupaten Way Kanan telah
mencapai 6,76 tahun atau setara dengan kelas VI. Sementara Selama empat
tahun terakhir, rata-rata lama sekolah dan harapan lama sekolah terus
meningkat.
Gambar 7. Harapan Lama Sekolah dan Rata-rata Lama Sekolah
Kabupaten Way Kanan Tahun 2010- 2014
c. Paritas Daya Beli
Indikator ini memberikan gambaran tentang kemampuan masyarakat
dalam mengakses sumber daya ekonomi dalam arti luas. Semakin meningkat
pendapatan seseorang diharapkan paritas daya belinya semakin meningkat
pula. Namun hubungan ini tidak selalu benar, terutama bila tingkat kenaikan
pendapatan masih lebih rendah dari tingkat kenaikan harga secara umum.
10,49 10,7811,32 11,85 11,96
6,256,40
6,416,68 6,76
0,00
2,00
4,00
6,00
8,00
10,00
12,00
14,00
16,00
18,00
20,00
2010 2011 2012 2013 2014
RLS
HLS
8/17/2019 Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Way Kanan 2015
39/42
Gambar 8. Perkembangan Pengeluaran (ribuan) Per Kapita Per Tahun
Kabupaten Way Kanan Tahun 2010- 2014
Tahun 2014, pengeluaran per kapita penduduk Way Kanan telah
mencapai 8,2 juta per tahun. Pengeluaran per kapita Kabupaten Way Kanan
terus meningkat selama empat tahun terakhir Selama kurun waktu tersebut,
perkembangan pada tahun 2013 hingga 2014 cenderung melambat
dibanding perkembangan pada tahun 2010 hingga 2013. Hal ini bisadipahami bahwa terjadi krisis global semakin berdampak pada
perekonomian.
7.871
8.023
8.114
8.2438.278
7.600
7.700
7.800
7.900
8.000
8.100
8.200
8.300
8.400
2010 2011 2012 2013 2014
8/17/2019 Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Way Kanan 2015
40/42
DAFTAR PUSTAKA
8/17/2019 Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Way Kanan 2015
41/42
DAFTAR PUSTAKA
1. Badan Pusat Statistik Provinsi Lampung. 2014. Indeks Pembangunan
Manusia Propinsi Lampung 2013. Bandar Lampung: BPS Provinsi
Lampung.
2. Badan Pusat Statistik Kabupaten Way Kanan, 2015. Way Kanan Dalam
Angka 2015 . Blambangan Umpu: BPS Kabupaten Way Kanan.
3. Badan Pusat Statistik Kabupaten Way Kanan. 2014. Indeks Pembangunan
Manusia 2014. Blambangan Umpu: BPS Kabupaten Way Kanan.
4. Badan Pusat Statistik Kabupaten Way Kanan. 2015. PDRB Way Kanan
Menurut Lapangan Usaha 2010-2014 . Blambangan Umpu: BPS Kabupaten
Way Kanan.
5. Badan Pusat Statistik. 2015. Indeks Pembangunan Manusia 2014. Jakarta:
Badan Pusat Statistik.
8/17/2019 Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Way Kanan 2015
42/42