34
INDEPENDENSI AUDITOR I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Auditor merupakan profesi yang berlandaskan kepada kepercayaan dari masyarakat atau publik yang harus dapat dipertanggungjawabkan secara profesional dengan memberikan hasil audit yang berkualitas dan dapat memenuhi kebutuhan akan transparansi dan kewajaran laporan keuangan, baik di perusahaan swasta maupun di sektor publik kepada pihak yang berkepentingan baik pihak internal (Klien) maupun pihak eksternal (Pihak Ketiga). Oleh karena itu, dalam menjalankan tugasnya auditor harus bertindak objektif dan independen berdasarkan standar dan kode etik profesi mereka. Akan tetapi, saat ini banyak terjadi kebangkrutan dan skandal korporasi di berbagai perusahaan di dunia yang disebabkan memburuknya independensi auditor,

Independensi Auditor (Seminar Akuntansi)

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Independensi Auditor (Seminar Akuntansi)

INDEPENDENSI AUDITOR

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Auditor merupakan profesi yang berlandaskan kepada kepercayaan dari

masyarakat atau publik yang harus dapat dipertanggungjawabkan secara

profesional dengan memberikan hasil audit yang berkualitas dan dapat memenuhi

kebutuhan akan transparansi dan kewajaran laporan keuangan, baik di

perusahaan swasta maupun di sektor publik kepada pihak yang berkepentingan

baik pihak internal (Klien) maupun pihak eksternal (Pihak Ketiga). Oleh karena

itu, dalam menjalankan tugasnya auditor harus bertindak objektif dan independen

berdasarkan standar dan kode etik profesi mereka.

Akan tetapi, saat ini banyak terjadi kebangkrutan dan skandal korporasi di

berbagai perusahaan di dunia yang disebabkan memburuknya independensi

auditor, salah satunya praktik-praktik profesi yang mengabaikan standar

akuntansi bahkan etika. Dalam Skala Internasional, integritas Akuntan Amerika

Serikat dicoreng dengan skandal yang melanda Enron Crop, World Com, Xerox,

Tyco, Global Crossing, dan Merril Lynch (Gutomo, 2003:1). Di Indonesia, isu

pelanggaran etika dan prinsip profesi akuntansi berkembang, baik yang

dilakukan oleh akuntan publik, akuntan intern, maupun akuntan pemerintah.

Seperti pada Makassar TV, dikabarkan terdapat Kasus Suap 2 Pegawai BPK RI

(Bahar dan Munzir) Perwakilan Manado yang dilakukan oleh Mantan Walikota

Page 2: Independensi Auditor (Seminar Akuntansi)

Tomohon sebesar Rp1,5 miliar, untuk memuluskan status keuangan kota manado

pada tahun 2007, menjadi wajar dengan pengecualian. 

Terjadinya kasus–kasus kegagalan auditor berskala besar seperti kasus

diatas, telah menimbulkan sikap skeptis masyarakat menyangkut

ketidakmampuan profesi auditor dalam menjaga independensi. Sorotan tajam

diarahkan pada perilaku auditor dalam berhadapan dengan klien yang

dipersepsikan gagal dalam menjalankan perannya sebagai auditor independen.

Flint dalam Kasadi (2007) berpendapat bahwa independensi akan hilang jika

auditor terlibat dalam hubungan pribadi dengan klien, karena hal ini dapat

mempengaruhi sikap mental dan opini mereka.

Independensi mutlak harus ada pada diri auditor ketika ia menjalankan

tugas pengauditan yang mengharuskan ia memberi atestasi atas kewajaran

laporan keuangan kliennya. Berdasarkan uraian diatas dan fenomena

menurunnya kepercayaan publik atas jasa profesional akuntan sebagai dampak

dari pelanggaran etika profesi akuntan, menjadikan masalah etika dan

independensi auditor sebagai isu yang menarik untuk didiskusikan dan dikaji

secara ilmiah. Khususnya mengenai independensi auditor yang merupakan kunci

utama dari profesi audit, termasuk untuk menilai kewajaran laporan keuangan.

Maka dari itu penulis tertarik membuat makalah dengan judul “Independensi

Auditor”.

Page 3: Independensi Auditor (Seminar Akuntansi)

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, masalah yang akan dibahas ialah :

1. Apa faktor-faktor yang mempengaruhi independensi auditor?

2. Bagaimana perbedaan independensi antara auditor eksternal dengan auditor

internal?

1.3 Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan makalah ini ialah untuk mengetahui faktor-faktor yang

memengaruhi independensi auditor dan mengetahui perbedaan independensi

antara auditor eksternal dengan auditor internal.

1.4 Manfaat Penulisan

Manfaat dari penulisan makalah ini yakni memberikan informasi kepada

pembaca mengenai hal apa saja yang dapat mempengaruhi independensi auditor

dan bagaimana perbedaan independensi auditor eksternal dan internal.

II. LANDASAN TEORI

2.1 Auditor

Audit atau pemeriksaan dalam arti luas bermakna evaluasi terhadap suatu

organisasi, sistem, proses, atau produk. Audit dilaksanakan oleh pihak yang

kompeten, objektif, dan tidak memihak, yang disebut auditor. Tujuannya adalah

untuk melakukan verifikasi bahwa subjek dari audit telah diselesaikan atau

Page 4: Independensi Auditor (Seminar Akuntansi)

berjalan sesuai dengan standar, regulasi, dan praktik yang telah disetujui dan

diterima. Auditor adalah seseorang yang memiliki kualifikasi tertentu dalam

melakukan audit atas laporan keuangan dan kegiatan suatu  perusahaan 

atau organisasi. Pada dasarnya auditor ada dua jenis, yakni :

1. Auditor Eksternal

Auditor eksternal adalah profesi audit yang melakukan tugas audit atas

laporan keuangan dari perusahaan, pemerintah, individu atau organisasi

lainnya. Auditor eksternal mempunyai independensi dari perusahaan yang di

audit. Peran auditor eksternal adalah untuk memberikan pendapat apakah

laporan keuangan bebas dari salah saji material. Auditor eksternal terdiri dari

(a). Akuntan Publik, organisasi profesi IAI (Ikatan Akuntan Indonesia) sejak

tahun 1957. (b). Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) merupakan auditor

eksternal bagi pemerintah yang dibentuk berdasarkan UUD 1945, berdasarkan

perubahan ke 3 UUD 1945 pasal 23E.

2. Auditor Internal

Internal audit adalah suatu aktivitas independen yang memberikan

jaminan keyakinan serta konsultasi yang dirancang untuk memberikan suatu

nilai tambah serta meningkatkan kegiatan operasi organisasi. Internal auditing

membantu organisasi dalam usaha mencapai tujuannya dengan cara

memberikan suatu pendekatan disiplin yang sistematis untuk mengevaluasi

dan meningkatkan keefektifan menejemen risiko, pengendalian dan proses

pengaturan dan pengelolaan organisasi.

Page 5: Independensi Auditor (Seminar Akuntansi)

2.2 Independensi Auditor

Independensi auditor adalah sikap tidak memihak kepada kepentingan

siapa pun dalam melakukan pemeriksaan laporan keuangan yang dibuat oleh

pihak manajemen. Menurut Agoes dan Ardana (2009:146), independensi

mencerminkan sikap tidak memihak serta tidak dibawah pengaruh atau tekanan

pihak tertentu dalam mengambil keputusan dan tindakan. Sedangkan Arens dkk

(2003:124) menyatakan bahwa Independensi dalam audit artinya mengambil

sudut pandang yang tidak bias dalam melakukan uji audit, evaluasi hasil audit

dan pelaporan audit.

Para akuntan harus memahami sikap dalam rangka memahami dan

memprediksikan perilaku yang memiliki fungsi: pemahaman, kebutuhan akan

kepuasan, defense ego dan ungkapan nilai. Teori sikap dan perilaku ini dapat

menjelaskan independensi auditor dalam penampilan. Seorang auditor yang

memiliki sikap independen akan berperilaku independen dalam penampilanya,

artinya seorang auditor dalam menjalankan tugasnya tidak dibenarkan memihak

terhadap kepentingan siapapun.

2.3 Jenis Independensi

Menurut IFAC (International Federation of Accountants) ada dua jenis

independensi, yaitu independensi dalam fakta (independence in fact) dan

independensi dalam penampilan (independence in appearance). Untuk

Page 6: Independensi Auditor (Seminar Akuntansi)

Identifikasi dan evaluasi keadaan yang menciptakan ancaman terhadap independensi :Kepentingan diriReview Diri AdvokasiKeakrabanIntimidasi

Eliminasi ancaman atau kurangi sampai ke tingkat yang dapat diterima dengan:Menerapkan pengamananProfesiLegislasiRegulasiDi dalam KlienDi dalam Firma

independensi dalam fakta, IFAC menggunakan istilah lain, yaitu independensi

dalam pikiran (independence in mind).

1. Independensi dalam pikiran adalah suatu keadaan pikiran yang

memungkinkan pengungkapan suatu kesimpulan tanpa terkena pengaruh

yang dapat mengompromikan penilaian professional, memungkinkan

seorang individu bertindak berdasarkan integritas, serta menerapkan

objektivitas dan skeptisme professional. Sedangkan

2. Independensi dalam penampilan adalah penghindaran fakta dan kondisi

yang sedemikian signifikan sehingga pihak ketiga yang paham dan berpikir

rasional dengan memiliki pengetahuan akan semua informasi yang relevan,

termasuk pencegahan yang diterapkan, akan tetapi dapat menarik

kesimpulan bahwa skeptisme professional, objektivitas dan integritas

anggota firma, atau tim penjaminan (assurance team) telah dikompromikan.

Berikut proses menjamin independensi pikiran dan independensi

penampilan :

Sumber : Brooks dalam Agoes dan Ardana

Page 7: Independensi Auditor (Seminar Akuntansi)

Independent in fact menekankan sikap mental dalam mengambil

keputusan dan tindakan yang semata-mata didasarkan atas pertimbangan

profesionalisme dari dalam diri yang bersangkutan tanpa campur tangan,

pengaruh, atau tekanan dari pihak luar. Independent in appearance dilihat dari

sudut pandang pihak luar yang mengharapkan auditor secara fisik tidak

mempunyai hubungan darah (kepentingan langsung) dengan perusahaan dan/atau

dengan para pemangku kepentingan lainnya yang dapat menimbulkan keraguan

bagi pihak luar tentang kenetralan yang bersangkutan.

Contoh independensi dalam pikiran dan penampilan : seorang auditor

memeriksa laporan keuangan suatu perusahaan di mana yang menjabat sabagai

manajer akuntansi di perusahaan tersebut adalah adik kandungnya. Walaupun

secara mental, auditor tersebut bisa saja bersikukuh akan bertindak independen,

tetapi orang lain tentu saja meragukannya karena adanya fakta bahwa

berdasarkan tampilan fisik auditor dengan manajer akuntansi perusahaan yang

diauditnya masih bersaudara kandung sehingga tidak dapat disebut independence

in appearance.

2.4 Risiko Independensi

Menurut Ruchjat Kosasih dalam Kasadi (2007) ada empat jenis risiko

yang dapat merusak independensi akuntan publik , yaitu :

a. Self Interest risk, yang terjadi apabila akuntan publik menerima manfaat dari

keterlibatan keuangan klien.

Page 8: Independensi Auditor (Seminar Akuntansi)

b. Self Review Risk, yang terjadi apabila akuntan publik melaksanakan

penugasan pemberian jasa keyakinan yang menyangkut keputusan yang

dibuat untuk kepentingan klien.

c. Advocacy Risk, yang terjadi apabila tindakan akuntan publik menjadi terlalu

erat kaitanya dengan kepentingan klien.

d. Client influence risk, yang terjadi apabila akuntan publik mempunyai

hubungan erat yang kontinyu dengan klien, termasuk hubungan pribadi yang

dapat mengakibatkan intimidasi oleh atau keramahtamahan (familiarity)

yang berlebihan dengan klien

2.5 Aspek Independensi

Tiga aspek dalam independensi auditor, yaitu:

1. Independensi dalam diri auditor (independence in fact) yaitu berupa kejujuran

dalam diri auditor dalam mempertimbangkan berbagai faktor dalam audit

finding.

2. Independensi dalam penampilan (perceived independence /independence in

appearance). Independensi ini merupakan tinjauan pihak lain yang mengetahui

informasi yang bersangkutan dengan diri auditor.

3. Independensi di pandang dari sudut keahliannya. Dengan kata lain auditor dapat

mempertimbangkan fakta dengan baik yang kemudian ditarik menjadi suatu

kesimpulan jika ia memiliki keahlian mengenai hal tersebut.

Page 9: Independensi Auditor (Seminar Akuntansi)

III. PEMBAHASAN

III.1 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Independensi Auditor

Berikut faktor-faktor yang mempengaruhi independensi akuntan publik

ditinjau dari independensi dalam penampilan. Menurut Lanvin dalam Supriyono

(1988) independensi auditor dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut :

1. Ikatan keuangan dan usaha dengan klien

2. Jasa-jasa lain selain jasa audit yang diberikan klien

3. Lamanya hubungan kantor akuntan publik dengan klien

Sedangkan menurut Shockley dalam Supriyono (1988) independensi

akuntan publik dipengaruhi oleh faktor :

1. Persaingan antar akuntan publik

2. Pemberian jasa konsultasi manajemen kepada klien

3. Ukuran KAP

4. Lamanya hubungan antara KAP dengan klien

Selanjutnya ada beberapa bentuk ancaman yang menurut IFAC dapat

mempengaruhi independensi auditor, diantaranya :

a. Kepentingan diri (self interest), contohnya

Kepentingan keuangan dalam perusahaan klien, atau kepentingan keuangan

bersama pada suatu perusahaan klien.

Ketergantungan yang tidak wajar pada total fee dari suatu klien.

Memiliki hubungan bisnis yang sangat erat dengan klien.

Page 10: Independensi Auditor (Seminar Akuntansi)

Kekhawatiran berlebihan bila kehilangan suatu klien.

Potensi akan dipekerjakan oleh suatu klien.

Fee kontijensi sehubungan dengan perikatan penjaminan (assurance

engagement)

Ada pinjaman dari/atau kepada klien penjaminan, atau kepada/dari direktur

atau pejabat dari klien (IFAC, 200. 4)

b. Review diri (self review), contohnya

Temuan kesalahan material saat dilakukan evaluasi ulang.

Pelaporan operasi sistem keuangan setelah terlibat dalam perancangan dan

implementasi sistem tersebut.

Terlibat dalam pemberian jasa pencatatan akuntansi sebelum perikatan

penjaminan.

Menjadi anggota tim penjaminan setelah baru saja menjadi

karyawan/pejabat di perusahaan klien yang memiliki pengaruh langsung

berkaitan dengan perikatan penjaminan tersebut.

Memberikan jasa kepada klien yang berpengaruh langsung pada materi

perikatan penjaminan tersebut (IFAC, 200. 5)

c. Advokasi (advocacy)

Mempromosikan saham perusahaan publik dari klien, di mana perusahaan

tersebut merupakan klien audit.

Page 11: Independensi Auditor (Seminar Akuntansi)

Bertindak sebagai pengacara (penasihat hukum) untuk klien penjaminan

dalam suatu litigasi atau perkara perselisihan dengan pihak ketiga (IFAC,

200. 6)

d. Kekerabatan (familiarity)

Anggota tim mempunyai hubungan keluarga dekat dengan seorang direktur

atau pejabat perusahaan klien.

Anggota tim mempunyai hubungan keluarga dekat dengan seorang

karyawan klien yang memiliki jabatan yang berpengaruh langsung dan

signifikan terhadap pokok dari penugasan.

Mantan rekan (partner) dari kantor akuntan yang menjadi direktur atau

pejabat klien atau karyawan pada posisi yang berpengaruh atas pokok suatu

penugasan.

Menerima hadiah atau perlakuan istimewa dari klien, kecuali nilainya tidak

signifikan.

Hubungan yang terjalin lama dengan karyawan senior perusahaan klien

(IFAC, 200. 7)

e. Intimidasi (intimidation)

Diancam dipecat atau diganti hubungannya dengan penugasan klien.

Diancam dengan tuntutan hukum.

Ditekan secara tidak wajar untuk mengurangi ruang lingkup pekerjaan

dengan maksud untuk mengurangi fee (IFAC, 200. 8)

Page 12: Independensi Auditor (Seminar Akuntansi)

Pada dasarnya ada enam faktor yang beragam seperti organisasi dan

standar selain Kode Etika Profesional AICPA mempengaruhi independensi

seorang auditor, yakni :

1) Revisi dari persyaratan Independensi Auditor SEC

SEC membuat revisi atas persyaratan independensi auditor pada bulan

November 2000 yang diterapkan kepada auditor klien yang menjadi subyek

untuk persyaratan pelaporan SEC. Aturan ini mengarah kepada :

a. Kepentingan Kepemilikan

Aturan baru mengenai kepentingan kepemilikan memandang hubungan

keuangan mengambil perspektif penugasan dan mempersempit batasan

atas kepemilikan dalam klien untuk orang-orang yang bisa

mempengaruhi audit. Semua rekanan dan keluarga dekat auditor

dilarang memiliki suatu kepemilikan dalam klien, dengan mengabaikan

materialitas.

b. Teknologi Informasi dan Jasa Nonaudit Lainnya

Aturan baru mengidentifikasikan jasa nonaudit yang mengganggu

independensi kecuali kondisi tertentu dipenuhi, sebagai tambahan untuk

mengkodekan batasan sebelumnya, seperti batasan memberikan jasa

pembukuan untuk seorang klien.

2) Dewan Standar Independen/ Independence Standards Board (ISB),

Merupakan sebuah badan sektor swasta (sejak 1997), untuk memberikan

rangka kerja konseptual bagi masalah independensi yang berhubungan dengan

Page 13: Independensi Auditor (Seminar Akuntansi)

audit perusahaan publik. ISB sebagai tambahan untuk menyebarluaskan

standar tersebut, memberikan konsultasi untuk auditor dan klien SEC atas

pertanyaan tentang independensi.

3) Komite Audit,

Adalah sejumlah anggota terpilih dari dewan direksi sebuah perusahaan yang

tanggung jawabnya membantu auditor untuk tetap independen dari

manajemen. Kebanyakan komite audit dibuat dari tiga hingga lima atau

terkadang paling banyak tujuh direktur yang bukan bagian dari manajemen

perusahaan.

4) Berbelanja untuk Prinsip-prinsip Akuntansi

SAS 50 (AU 625) mendahulukan persyaratan yang harus diikuti saat sebuah

kantor akuntan publik diminta untuk memberikan opini tertulis atau lisan pada

aplikasi prinsip akuntansi atau jenis opini audit yang akan dibuat untuk

transaksi khusus atau hipotesis dari seorang klien audit dari kantor akuntan

publik lainnya. Tujuan dari persyaratan ini adalah untuk meminimalkan

kemungkinan manajemen yang mengikuti praktek yang umumnya disebut

berbelanja prinsip-prinsip akuntansi dan juga berbelanja opini (opinion

shopping) serta ancaman potensial untuk independensi yang dijelaskan

sebelumnya.

5) Persetujuan Auditor oleh Pemegang Saham

Page 14: Independensi Auditor (Seminar Akuntansi)

Pemegang saham biasanya merupakan kelompok yang lebih objektif daripada

manajemen. Namun, perlu dipertanyakan apakah mereka berada dalam posisi

untuk mengevaluasi prestasi dari auditor sebelumnya atau calon auditor.

6) Penugasan dan Pembayaran Fee Audit oleh Manajemen

Apakah auditor benar-benar independen dalam fakta dan prestasi apabila

pembayaran fee bergantung pada manajemen entitas yang diaudit? Alternatif

penugasan akuntan publik dan pembayaran fee audit oleh manajemen

barangkali adalah penggunaan baik auditor pemerintah atau eksternal. Apakah

fungsi audit akan dilaksanakan dengan lebih baik atau lebih murah?

III.2 Independensi Auditor Eksternal dan Auditor Internal

Ada beberapa poin yang membedakan antara auditor eksternal dan

auditor internal dari sisi independensi, yakni :

No. Point Auditor Internal Auditor Eksternal

1. Output atau keluaran

Output utama berupa rekomendasi

Output utama berupa opini

2.Independensi

Auditor tidak independen terhadap manajemen namun harus independen terhadap aktifitas yang di audit

Auditor harus independen terhadap manajemen

3. KlienManajemen

Pemegang saham, komisaris, dan pihak terkait di luar perusahaan

4. PelaporanMelaporkan hasil audit pada direksi

Melaporkan hasil audit pada stakeholder yang diaudit.

Sumber : Priyopardono

Page 15: Independensi Auditor (Seminar Akuntansi)

Tabel diatas menunjukkan perbedaan antara auditor eksternal dan

internal dari sisi independensi, namun di sisi lain manfaat adanya auditor internal

bagi auditor eksternal berupa independensi atau objektivitas yang lebih baik

dibandingkan dengan manajemen langsung, pemahaman mendalam yang dimiliki

auditor internal dan juga kesamaan profesi yang dimiliki dengan auditor ekternal,

memudahkan komunikasi keduanya, namun belum tentu ada kerja sama diantara

keduanya.

Selanjutnya mengenai independensi auditor internal dan eksternal dapat

dilihat bahwa, auditor internal secara subjek adalah seorang pegawai suatu

organisasi atau perusahaan yang bertugas melayani kebutuhan manajemen dan

merupakan bagian dari organisasi, fokus kepada masa depan, untuk membantu

manajemen mencapai sasaran dan tujuan organisasi secara efektif dan efisien,

berkepentingan secara langsung dalam pencegahan fraud dalam berbagai bentuk,

independen terhadap aktivitas yang diaudit tetapi siap merespon kebutuhan dan

keinginan manajemen dan review atas aktivtas dilakukan secara terus menerus.

Sedangkan untuk auditor eksternal subjeknya adalah pihak luar yang

independen (akuntan publik) melayani kebutuhan pihak ketiga yang memerlukan

informasi keuangan yang reliable, fokus pada akurasi dan dapat dipahaminya

kejadian historis seperti yang diekpresikan dalam laporan keuangan,

berkepentingan secara insidental dalam pencegahan dana pendeteksian fraud

secara umum, tetapi berkepentingan secara langsung bila terdapat pengaruh yang

bersifat material pada laporan keuangan, independen terhadap manajemen atau

Page 16: Independensi Auditor (Seminar Akuntansi)

klien baik dalam penampilan, maupun sikap mental dan review atas catatan atau

dokumen yang mendukung laporan keuangan secara periodik

IV. KESIMPULAN

Independensi merupakan salah satu karakteristik auditor yang paling

kritis dan penting. Independensi menjadi fondasi atau batu pijakan dalam struktur

etika. Independensi juga menjadi faktor yang sangat menentukan bagi

pengembangan dan penerapan prinsip-prinsip fundamental etika dalam menekuni

profesi akuntan. Oleh karena itu, seorang auditor penting melakukan identifikasi

dan evaluasi keadaan dan hubungan dengan klien yang dapat menciptakan

ancaman terhadap independensi. Selanjutnya mengeliminasi ancaman atau

menguranginya sampai ke tingkat yang dapat diterima.

Page 17: Independensi Auditor (Seminar Akuntansi)

TOPIK : AUDITING

INDEPENDENSI AUDITOR

DISUSUN OLEH

NAMA : RETNO SURY ANJANI

NIM : 01101003022

MATA KULIAH : SEMINAR AKUNTANSI

DOSEN PEMBIMBING : Dra. Hj. KENCANA DEWI, M.Sc

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

FAKULTAS EKONOMI

INDERALAYA

TAHUN 2013

Page 18: Independensi Auditor (Seminar Akuntansi)

DAFTAR PUSTAKA

Agoes, Sukrisno dan Ardana, I Cenik. 2009. Etika Bisnis dan Profesi : Tantangan

Membangun Manusia Seutuhnya. Salemba Empat : Jakarta.

Arens,dkk. 2003. Auditing dan Pelayanan Verifikasi jilid 1. Penerbit Indeks. Jakarta.

Gutomo, Kotot. Pengambilan Keputusan Etik Auditor Pemerintah Dalam Situasi

Konflik Audit : Pengaruh Interaksi Locus of Control dan Komitmen Profesi

dengan Kesadaran Etik. Tesis S2., Universitas Diponegoro, Semarang. Tidak

Dipublikasikan.

Ishak. 2012. Mantan Walikota Tomohon Jadi Saksi Dalam Sidang Kasus Suap

Pegawai BPK RI. Makassar TV. (http://www.makassartv.co.id, diakses

tanggal 12 September 2013).

Kasadi. 2007. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Independensi Auditor. Tesis

Program Pasca Sarjana Magister Sains Akuntansi Universitas Diponegoro.

Supriyono, R.A 1988, Pemeriksaan Akuntan: Faktor-Faktor yang mempengaruhi

Independensi Penampilan Akuntan Publik, Suatu Hasil Penelitian Empiris di

Indonesia. Tesis Program Pasca Sarjana Magister Sains Akuntansi UGM.

KATA PENGANTAR

Page 19: Independensi Auditor (Seminar Akuntansi)

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kesehatan jasmani dan

rohani kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan tugas mata kuliah Seminar

Akuntansi. Makalah ini bertujuan untuk memenuhi kewajiban sebagai kelengkapan

tugas-tugas di mata kuliah Seminar Akuntansi.

Makalah ini membahas mengenai independensi auditor, faktor-faktor yang

mempengaruhinya, dan mengenai perbedaan independensi antara auditor internal

dengan auditor eksternal. Makalah ini ditujukan agar dapat menjadi bahan referensi

bagi para mahasiswa dan para kalangan umum yang ingin memahami tentang

independensi auditor.

Akhir kata penulis memohon kritik dan saran kepada pembaca untuk

penyempurnaan makalah ini.

Penulis,

Retno Sury Anjani

DAFTAR ISI

Page 20: Independensi Auditor (Seminar Akuntansi)

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

I . PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang .................................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah .................................................................................. 3

1.3 Tujuan Penulisan .................................................................................. 3

1.4 Manfaat Penulisan .................................................................................. 3

II. LANDASAN TEORI

2.1 Auditor ..................................................................................... 3

2.2 Independensi Auditor ............................................................................. 5

2.3 Jenis Independensi ............................................................................. 5

2.4 Risiko Indpendensi ............................................................................. 7

2.5 Aspek Independensi ............................................................................. 8

III. PEMBAHASAN

3.1 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Independensi Auditor ..................9

3.2 Independensi Auditor Ekternal dan Auditor Internal ............................14

IV. KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 21: Independensi Auditor (Seminar Akuntansi)

L A M P I R A N

(Makalah Sebelum Revisi)

Page 22: Independensi Auditor (Seminar Akuntansi)

Presentasi Seminar Akuntansi

Sabtu, 14 September 2013 Di Gedung KAP

Moderator : Basyar Try Akbar (01101003026)

Penanya :

1. Silvia Yuniandri (01101003041)

2. Jimmi Triwantoro (01101003033)

3. Ririn Oktarina (01101003005)