5
Indikator pada Analisis Volumetri Metode Iodometri No Comments | Undedr: Analytical Chemistry Tulisan ini merupakan tugas dari mata pelajaran Analisis Volumetri di kelas XI SMAKBO. Sebagai proses pembelajaran, tulisan ini saya post guna menambah pustaka dan pengetahuan teman-teman mengenai analisis volumetri khususnya metode iodometri, yang memiliki manfaat yang luas dalam ruang lingkup kimia analisis. Selain itu, tulisan ini diharapkan agar terus terpatri dalam memori dan berguna dalam bidang profesi di masa mendatang. Selamat belajar ! ^_^ analisis kimia Sebelum kita membahas mengenai judul yang tertera di atas, marilah kita bahas mengenai definisi analisis volumetri. Analisis volumetri adalah suatu metode analisis kuantitatif (analisis jumlah) berdasarkan pengukuran volume larutan yang telah diketahui secara teliti konsentrasinya yang direaksikan dengan larutan sampel yang akan ditetapkan kadarnya. Suatu proses dalam analisis volumteri dilakukan hingga mencapai titik akhir. Titik akhir adalah volume (ml) yang menunjukkan penitaran harus diakhiri sesuai indikator yang digunakan. Indikator adalah suatu

Indikator Larutan Pati Analisis Volumetri Metode Iodometri

Embed Size (px)

Citation preview

Indikator pada Analisis Volumetri Metode Iodometri No Comments | Undedr: Analytical Chemistry Tulisan ini merupakan tugas dari mata pelajaran Analisis Volumetri di kelas XI SMAKBO. Sebagai proses pembelajaran, tulisan ini saya post guna menambah pustaka dan pengetahuan teman-teman mengenai analisis volumetri khususnya metode iodometri, yang memiliki manfaat yang luas dalam ruang lingkup kimia analisis. Selain itu, tulisan ini diharapkan agar terus terpatri dalam memori dan berguna dalam bidang profesi di masa mendatang. Selamat belajar ! ^_^

analisis kimia

Sebelum kita membahas mengenai judul yang tertera di atas, marilah kita bahas mengenai definisi analisis volumetri. Analisis volumetri adalah suatu metode analisis kuantitatif (analisis jumlah) berdasarkan pengukuran volume larutan yang telah diketahui secara teliti konsentrasinya yang direaksikan dengan larutan sampel yang akan ditetapkan kadarnya. Suatu proses dalam analisis volumteri dilakukan hingga mencapai titik akhir. Titik akhir adalah volume (ml) yang menunjukkan penitaran harus diakhiri sesuai indikator yang digunakan. Indikator adalah suatu bahan kimia yang ditambahkan dalam suatu penitaran yang memberikan perubahan warna ataupun kekeruhan saat titik akhir tercapai. Metode volumetri berdasarkan dasar jenis reaksi yang digunakan dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu:(1) Reaksi MetatetikReaksi berdasarkan pertukaran ion dan tidak ada perubahan bilangan oksidasi. Contohnya yaitu netralisasi, argentometri, dan kompleksometri.(2) Reaksi RedoksReaksi berdasarkan perubahan bilangan oksidasi elemen-elemen reaksinya. Contohnya yaitu permanganatometri, iodometri, iodimetri, ceriometri, dan dikromatometri.

Titrasi

Analisis iodometri merupakan salah satu metode volumetri yang termasuk ke dalam reaksi redoks. Analisis iodometri adalah titrasi tidak langsung dengan larutan penitarnya adalah larutan natrium tio sulfat (Na2S2O3), ion iodida betindak sebagai pereaksi reduksi. Dalam metode ini, analat merupakan oksidator yang akan direduksi oleh KI sehingga melepaskan I2 kemudian I2 dititrasi oleh Na2S2O3.Analisis volumetri dengan metode iodometri dapat dilakukan tanpa menggunakan indikator. Hal ini karena iod (I2) dapat berfungsi sebagai indikatornya sendiri. Satu tetes larutan iod 0,1 N menimbulkan warna kuning pucat yang terlihat pada 100 ml air. Namun lebih baik bila suatu indikator sebagai penunjuk titik akhir dalam proses titrasi.

warna-warna indikator

Indikator yang biasa digunakan dalam analisis iodometri adalah sebagai berikut:(1) Amilum (Kanji)Penggunaan indikator ini untuk memperjelas perubahan warna larutan yang terjadi pada saat titik akhir titrasi. Kepekaan warnanya tergantung pada pelarut yang digunakan. Kompleks iodium-amilum memiliki kelarutan yang kecil dalam air, sehingga umumnya ditambahkan pada titik akhir titrasi. Penambahan kanji dilakukan saat mendekati titik akhir,yaitu pada saat warna larutan sudah sangat muda yang menunjukkan konsentrasi iod yang sangat rendah. Penambahan kanji cukup 1ml. Amilum (kanji) bereaksi dengan iod (I2) membentuk suatu kompleks yang berwarna biru kuat (biru kehitaman).I2+amilumI2-amilumI2-amilum + 2S2O32- 2I- + amilum + S4O6-Kepekaan reaksi warna ini akan terlihat bila konsentrasi iod adalah 210-5 M dan konsentrasi iodida (I) lebih besar daripada 410-4 M pada 20C . Titrasi dilanjutkan kembali hingga warna biru hilang dan menjadi putih keruh. Apabila penambahan kanji dilakukan terlalu cepat, misalnya saat larutan belum berwarna sangat muda atau pada awal penitaran, maka I2 akan terbungkus(teradsorbsi) oleh kanji yang sukar lepas kembali. Pada setiap penambahan 1 tetes tio,larutan dikocok hingga diperoleh titik akhir. Proses pengocokan ini ialah untuk melepaskan I2 yang kemudian dititar dengan tio (Na2S2O3.5H2O).(2) Natrium Pati GlikolatKebanyakan dari kelemahan kanji tidak terdapat pada natrium pati glikolat.Senyawa ini berupa bubuk putih,tidak higroskopis,mudah larut dalam air panas,stabil selama berbulan-bulan,tidak membentuk kompleks yang tidak dapat larut dengan iod,sehingga dapat ditambahkan kapan saja saat proses penitaran dengan tio. Pada penambahan indikator ini, larutan akan berwarna hijau. Saat konsentrasi iod berkurang,warna berubah menjadi biru,yang menjadi kuat sebelum titik akhir tercapai. Titik akhir sangatlah tajam,dan tidak ada hanyutan pada larutan encer.Penyiapan dan penggunaan indikator natrium pati glikolat ialah sebagai berikut:Membuat larutan 5 % ; Mencampurkan misalnya 5 g zat padatnya yang telah dijadikan bubuk halus dengan 12 ml etanol,ditambahkan 100 ml air dingin,dan dididihkan selama beberapa menit sambil diaduk kuat-kuat. Dari larutan 5% ini diencerkan menjadi 1 % ketika diperlukan. Konsentrasi yang paling sesuai untuk digunakan sebagai indikator adalah 0,1 mg/cm3 ,yaitu 1 ml dari larutan 1 %-nya ditambahkan kepada 100 ml larutan yang sedang dititrasi.(3) Karbon tertraklorida (CCl4)Karbon tetraklorida telah digunakan pada reaksi-reaksi tertentu sebagai pengganti dari larutan kanji sebagai indikator. Satu liter CCl4 pada 25C akan melarutkan kira-kira 0,355 g iod. Bila sedikit CCl4 ditambahkan pada larutan air yang mengandung I2(Iod) lali dikocok-kocok, bagian terbesar Iod akan melarut dalam CCl4. Warna iod yang ungu-kemerahan dalam karbon tetraklorida dapat dilihat pada konsentrasi iod yang sangat rendah, dengan mengocok CCl4 sebanyak 10 ml dengan 50 ml iod 210-5 N, akan timbul warna ungu yang jelas. Penambahan indikator CCl4 ialah pada awal penitaran. Setelah penambahan larutan Kalium iodida (KI) berlebih lalu ditambahkan 5-10 ml karbon tetraklorida ke dalam larutan(akan berwarna ungu) untuk selanjutnya dititar dengan tio (Na2S2O3.5H2O). Menjelang titik akhir, erlenmeyer disumbat dan dikocok setelah setiap penambahan larutan tio. Warna titik akhir yang diperoleh ialah tidak berwarna. SumberBasset,J. 1994. Buku Ajar Vogel, Kimia Analisis Kuantitatif Anorganik.Halaman 435-437 Deteksi Titik AkhirUnderwood,A.L.1986. Analisis Kimia Kuantitatif. Jakarta:Erlangga.Sulistiowati, Nuryati,leila, dan Yudianingrum,Yudi.2009. Analisis Volumetri. Departemen Pusdiklat Industri SMAKBO.