89
INDIKATOR MAKRO EKONOMI KABUPATEN SITUBONDO TRIWULAN IV TAHUN 2012 Kerjasama BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO DAN BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN SITUBONDO TAHUN ANGGARAN 2012

INDIKATOR MAKRO EKONOMI KABUPATEN SITUBONDO ... TW 4...Riyanto Tri Susanto, S.ST, M.Si Prayudho Bagus Jatmiko, S.ST, M.Si Kerjasama: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten

  • Upload
    others

  • View
    2

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: INDIKATOR MAKRO EKONOMI KABUPATEN SITUBONDO ... TW 4...Riyanto Tri Susanto, S.ST, M.Si Prayudho Bagus Jatmiko, S.ST, M.Si Kerjasama: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten

INDIKATOR MAKRO EKONOMI KABUPATEN SITUBONDO

TRIWULAN IV TAHUN 2012

Kerjasama

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO

DAN BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN SITUBONDO

TAHUN ANGGARAN 2012

Page 2: INDIKATOR MAKRO EKONOMI KABUPATEN SITUBONDO ... TW 4...Riyanto Tri Susanto, S.ST, M.Si Prayudho Bagus Jatmiko, S.ST, M.Si Kerjasama: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten

ii

Indikato r Makro Ekonomi Kabupaten Situbondo Triwu lan IV tahun 2012

INDIKATOR MAKRO EKONOMI KABUPATEN SITUBONDO TRIWULAN IV TAHUN 2012

ISSN : No. Publikasi : Katalog : Ukuran Buku : 17,6 cm x 25 cm Jumlah Halaman : ix + 80 halaman Cover :

Editor :

Harsono, SE Naskah:

Riyanto Tri Susanto, S.ST, M.Si Prayudho Bagus Jatmiko, S.ST, M.Si

Kerjasama:

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Situbondo Jalan Seruji no3 Situbondo

Telp/Fax : 0338 678774

Email : [email protected]

dan

Badan Pusat Statistik Kabupaten Situbondo Jalan Raya Wringin Anom Panarukan

Telp/Fax : 0338 671996

Email : [email protected]

Boleh dikutip dengan menyebutkan sumbernya

Page 3: INDIKATOR MAKRO EKONOMI KABUPATEN SITUBONDO ... TW 4...Riyanto Tri Susanto, S.ST, M.Si Prayudho Bagus Jatmiko, S.ST, M.Si Kerjasama: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten

iii

Indikato r Makro Ekonomi Kabupaten Situbondo Triwu lan IV tahun 2012

K A T A P E N G A N T A R

Salah satu usaha untuk mengetahui kondisi perekonomian suatu daerah secara dini adalah

dengan mengukur besarnya Produk Domestik Regional Bruto setiap tiga bulan atau yang biasa disebut

PDRB triwulanan. Dalam indikator makro, PDRB triwulanan mencerminkan nilai produksi yang

dihasilkan oleh seluruh unit-unit produksi dari seluruh sektor yang ada, dalam hal ini dikelompokkan

menjadi 9 sektor dalam kurun waktu tiga bulan.

Angka PDRB triwulanan disajikan menurut dua perhitungan, yaitu atas dasar harga berlaku

dan harga konstan. Untuk melengkapi analisa, disusun pula tabel-tabel yang berisi persentase maupun

indeks-indeks tertentu yang lazim dipergunakan. Uraian sekilas perkembangan ekonomi Kabupaten

Situbondo dan konsep/definisi yang digunakan, dicantumkan pula agar para pemakai data dapat

memahami pengertian dan perhitungan dalam penyusunan PDRB.

Kepada semua pihak yang telah banyak membantu sehingga tersusunnya publikasi ini,

disampaikan terima kasih. Namun, disadari bahwa publikasi ini masih terdapat kekurangan dan

kelemahan, oleh karena itu saran dan kritik membangun selalu kami harapkan guna perbaikan

publikasi mendatang.

Semoga publikasi PDRB ini bermanfaat dan membantu bagi para pengguna data utamanya

dalam menentukan berbagai perencanaan dan kebijaksanaan baik yang dilakukan oleh pemerintah,

swasta maupun masyarakat luas.

Situbondo, Desember 2012

KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN SITUBONDO,

H A R S O N O, SE NIP. 196104281980011001

Page 4: INDIKATOR MAKRO EKONOMI KABUPATEN SITUBONDO ... TW 4...Riyanto Tri Susanto, S.ST, M.Si Prayudho Bagus Jatmiko, S.ST, M.Si Kerjasama: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten

iv

Indikato r Makro Ekonomi Kabupaten Situbondo Triwu lan IV tahun 2012

K A T A S A M B U T A N

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas tersusunnya publikasi

Indikator Makro Ekonomi melalui Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) triwulan IV tahun 2012,

yang secara analisis merupakan bahan perencanaan dan evaluasi terhadap hasil-hasil pembangunan

yang telah dicapai pada triwulan keempat tahun 2012

Dari hasil perhitungan PDRB triwulan IV tahun 2012 ini, dapat diketahui sampai sejauh mana

indikator hasil-hasil pembangunan yang telah dicapai pada triwulan IV (Oktober, November,

Desember), diantaranya dapat diketahui besarnya tingkat pertumbuhan ekonomi dan struktur

perekonomian di Kabupaten Situbondo dari triwulan ke triwulan. Dari Publikasi Indikator Makro

Ekonomi melalui PDRB triwulanan tersebut akan sangat berguna untuk evaluasi arah kebijaksanaan

pembangunan secara dini sehingga mengoptimalkan perencanaan pembangunan di Situbondo. Selain

itu, saat ini PDRB menjadi salah satu komponen dasar dalam perhitungan dan penyusunan Dana

Alokasi Umum (DAU) oleh Pemerintah Pusat.

Saya yakin, bahwa dengan mengetahui secara tepat perkembangan ekonomi masing-masing

sektor, setiap dinas/ instansi akan mampu mendorong pertumbuhan ekonomi masing-masing sektor

sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.

Akhirnya saya menghimbau, marilah kita tingkatkan upaya dengan bekerja lebih produktif dan

efisien dengan rasa pengabdian yang tinggi dalam mengemban tugas pembangunan di era Otonomi

Daerah dewasa ini.

Situbondo, Desember 2012

KEPALA BAPPEDA SITUBONDO,

Drs. H. SYAIFULLAH, MM NIP. 196201101989031019

Page 5: INDIKATOR MAKRO EKONOMI KABUPATEN SITUBONDO ... TW 4...Riyanto Tri Susanto, S.ST, M.Si Prayudho Bagus Jatmiko, S.ST, M.Si Kerjasama: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten

v

Indikato r Makro Ekonomi Kabupaten Situbondo Triwu lan IV tahun 2012

DAFTAR ISI

KATALOG .................................................................................................................................. ii

KATA PENGANTAR …………………………….…………………………………………….. iii

SAMBUTAN ………...…………...……………………………………………………………… iv

DAFTAR ISI…………………...........……………………………………………………………. v

DAFTAR TABEL….........…...……………………………………………………………………. viii

DAFTAR GAMBAR………...……………………………………………………….............…… ix

I. PENDAHULUAN ................................................................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang ................................................................................................................................. 1

1.2 Maksud dan Tujuan .......................................................................................................................... 3

1.3 Penggantian Tahun Dasar (Rebasing) .............................................................................................. 3

1.4 Alasan Pemilihan tahun Dasar 2000 sebagai Tahun dasar ............................................................... 4

II. KONSEP,DEFINISI DAN METODOLOGI........................................................................................ 5

2.1 Pengertian dan Definisi Pendapatan Regional ............................................................................. 5

2.2 Cara Penyajian ............................................................................................................................. 5

2.3 Konsep dan Definisi ..................................................................................................................... 8

2.3.1 Produk Domestik Regional Bruto ( PDRB ) atas Dasar Harga Pasar .................................. 8

2.3.2 Produk Domestik Regional Netto (PDRN) atas Dasar Harga Pasar ................................... 9

2.3.3 Produk Domestik Regional Netto (PDRN) atas Dasar Biaya Faktor .................................. 9

2.3.4 Pendapatan Regional ......................................................................................................... 10

2.3.5 Pendapatan Perorangan ( Personal Income ) dan Pendapatan yang Siap

Dibelanjakan (Disposable Income) .................................................................................. 11

2.3.6 Produk Domestik dan Produk Regional ............................................................................ 12

2.3.7 Pendapatan Regional Atas Dasar Harga Berlaku dan Konstan ......................................... 13

2.4 Metode Penghitungan Pendapatan Regional .............................................................................. 14

2.4.1 Metode Langsung ............................................................................................................... 15

2.4.1.1 Pendekatan Produksi .............................................................................................. 15

2.4.1.2 Pendekatan Pendapatan .......................................................................................... 15

2.4.1.3 Pendekatan Pengeluaran ........................................................................................ 15

2.4.2 Metode Tidak Langsung ..................................................................................................... 16

Page 6: INDIKATOR MAKRO EKONOMI KABUPATEN SITUBONDO ... TW 4...Riyanto Tri Susanto, S.ST, M.Si Prayudho Bagus Jatmiko, S.ST, M.Si Kerjasama: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten

vi

Indikato r Makro Ekonomi Kabupaten Situbondo Triwu lan IV tahun 2012

2.4.3 Cara Penyajian Angka Indeks ............................................................................................ 17

2.5 Penghitungan Seri Pendapatan Nasional/ Regional atas Dasar Harga Konstan ........................... 18

2.5.1 Revaluasi ........................................................................................................................... 18

2.5.2. Ektrapolasi ......................................................................................................................... 18

2.5.3 D e f l a s i ......................................................................................................................... 19

2.5.4 Deflasi Berganda ............................................................................................................... 19

III. URAIAN SEKTORAL .................................................................................................................... 20

3.1 Sektor Pertanian ............................................................................................................................ 20

3.1.1 Tanaman Bahan Makanan ................................................................................................. 20

3.1.2. Tanaman Perkebunan Rakyat. ........................................................................................... 21

3.1.3 Tanaman Perkebunan Besar. ............................................................................................. 21

3.1.4 Peternakan dan Hasil-hasilnya. ......................................................................................... 21

3.1.5 P e r i k a n a n. .................................................................................................................. 22

3.1.6 K e h u t a n a n .................................................................................................................. 22

3.2 Sektor Penggalian ........................................................................................................................ 23

3.3 Sektor Industri Pengolahan .......................................................................................................... 23

3.3.1 Industri Besar dan Sedang .................................................................................................. 23

3.3.2 Industri Kecil dan Kerajinan Rumah Tangga ..................................................................... 24

3.4 Sektor Listrik, Gas dan Air Bersih ................................................................................................ 24

3.4.1 Listrik ................................................................................................................................. 24

3.4.2 Air Bersih ........................................................................................................................... 24

3.5 Sektor Bangunan ........................................................................................................................... 24

3.6 Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran ...................................................................................... 25

3.6.1 Perdagangan Besar dan Eceran ......................................................................................... 25

3.6.2 H o t e l .............................................................................................................................. 26

3.6.3 Restoran ............................................................................................................................. 26

3.7 Sektor Pengangkutan dan Komunikasi ......................................................................................... 26

3.7.1 Angkutan Kereta Api ........................................................................................................ 26

3.7.2 Angkutan Jalan Raya ......................................................................................................... 27

3.7.3 Angkutan Laut ................................................................................................................... 27

3.7.4 Jasa Penunjang Angkutan .................................................................................................. 27

3.7.4.1 Terminal dan Perparkiran...................................................................................... 28

3.7.4.2 Bongkar/ Muat ...................................................................................................... 28

3.7.4.3 Keagenan............................................................................................................... 28

Page 7: INDIKATOR MAKRO EKONOMI KABUPATEN SITUBONDO ... TW 4...Riyanto Tri Susanto, S.ST, M.Si Prayudho Bagus Jatmiko, S.ST, M.Si Kerjasama: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten

vii

Indikato r Makro Ekonomi Kabupaten Situbondo Triwu lan IV tahun 2012

3.7.5 Komunikasi .......................................................................................................................... 28

3.7.5.1 Pos dan Giro .......................................................................................................... 29

3.7.5.2 Telekomunikasi ..................................................................................................... 29

3.7.5.3 Jasa Penunjang Komunikasi.................................................................................. 29

3.8 Sektor Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan ..................................................................... 29

3.8.1 B a n k ............................................................................................................................... 29

3.8.2 Lembaga Keuangan Bukan Bank ...................................................................................... 30

3.8.3 Sewa Bangunan ................................................................................................................. 30

3.8.4 Jasa Perusahaan ................................................................................................................. 31

3.9 Sektor Jasa-jasa ............................................................................................................................. 31

3.9.1 Jasa Pemerintahan Umum ................................................................................................. 31

3.9.2 Jasa Sosial Kemasyarakatan .............................................................................................. 31

3.9.2.1 Jasa Pendidikan ..................................................................................................... 31

3.9.2.2 Jasa Kesehatan ...................................................................................................... 32

3.9.2.3 Jasa Sosial Kemasyarakatan Lainnya ................................................................... 32

3.9.3 Jasa Hiburan dan Kebudayaan .......................................................................................... 33

3.9.4 Jasa Perorangan dan Rumahtangga ................................................................................... 33

IV. URAIAN SINGKAT ANGKA PDRB TRIWULAN IV TAHUN 2012 ......................................... 35

4.1 Potensi Ekonomi .......................................................................................................................... 35

4.2 Besaran PDRB Triwulan IV tahun 2012 ..................................................................................... 36

4.2.1 PDRB Adhb Triwulan IV 2012 ........................................................................................ 36

4.2.2 PDRB Adhk Triwulan IV2012 .......................................................................................... 38

4.3 Laju Pertumbuhan PDRB (Pertumbuhan ekonomi) ..................................................................... 40

4.4 Struktur Ekonomi Triwulan IV 2012 ......................................................................................... 43

4.5 Kesimpulan .................................................................................................................................. 46

V. TABEL POKOK PDRB .............................................................................................................47 - 80

Page 8: INDIKATOR MAKRO EKONOMI KABUPATEN SITUBONDO ... TW 4...Riyanto Tri Susanto, S.ST, M.Si Prayudho Bagus Jatmiko, S.ST, M.Si Kerjasama: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten

viii

Indikato r Makro Ekonomi Kabupaten Situbondo Triwu lan IV tahun 2012

DAFTAR TABEL

Tabel 1 PDRB Triwulan IV dan PDRB Tahun 2012 ADHB Menurut Lapangan

Usaha (Juta Rupiah) ….…………………………………………….

38

Tabel 2 PDRB Triwulan IV dan PDRB Tahun 2012 ADHK Menurut Lapangan Usaha (juta Rupiah) …………………………………………...........

40

Tabel 3 Pertumbuhan Ekonomi Triwulan III dan Triwulan IV Menurut Sektor Tahun 2012 ....................................................................................

43

Tabel 4 Struktur Ekonomi Triwulan III dan Triwulan IV Menurut Sektor Tahun 2012

44

Page 9: INDIKATOR MAKRO EKONOMI KABUPATEN SITUBONDO ... TW 4...Riyanto Tri Susanto, S.ST, M.Si Prayudho Bagus Jatmiko, S.ST, M.Si Kerjasama: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten

ix

Indikato r Makro Ekonomi Kabupaten Situbondo Triwu lan IV tahun 2012

DAFTAR GRAFIK

Grafik 1 Perbandingan Nilai PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Triwulan IV Tahun 2010 – 2012 (Juta rupiah) ................................................................... 37

Grafik 2 Perbandingan Nilai PDRB Atas Dasar Harga Konstan Triwulan IV Tahun 2010 – 2012 (Juta rupiah) ................................................................... 39

Grafik 3 Pertumbuhan Ekonomi Per Sektor Triwulan IV-Tahun 2012 (Persen) ........ 43

Grafik 4 Struktur Ekonomi Per Sektor Triwulan IV-Tahun 2012 (Persen) ................. 45

Page 10: INDIKATOR MAKRO EKONOMI KABUPATEN SITUBONDO ... TW 4...Riyanto Tri Susanto, S.ST, M.Si Prayudho Bagus Jatmiko, S.ST, M.Si Kerjasama: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten

1 Indika to r Makro Ekonomi Kabupa ten Situbondo Tr iwu lan IV Tahun 2012

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Data Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan salah satu data statistik yang

digunakan untuk menilai kinerja ekonomi secara makro di suatu wilayah dalam periode waktu

tertentu. Dua kriteria kinerja ekonomi makro yang terkait dengan PDRB ialah laju pertumbuhan

ekonomi dan kontribusi sektor-sektor ekonomi. Untuk melihat pergeseran kontribusi sektor

ekonomi dapat dilakukan dengan mengkaji PDRB atas dasar harga berlaku. Sedangkan untuk

mengetahui laju pertumbuhan ekonomi dalam periode waktu tertentu menggunakan analisis

terhadap PDRB atas dasar harga konstan. Dalam upaya mengetahui perkembangan ekonomi

makro secara dini dan berkesinambungan, maka kajian terhadap PDRB tersebut disusun dalam

jangka triwulan pada tahun berjalan.

Lebih lagi, dalam era otonomi daerah saat ini, daerah dituntut kemandiriannya untuk

mempercepat laju pembangunan dan menciptakan pertumbuhan ekonomi yang tinggi.

Pertumbuhan ekonomi daerah sangat bergantung pada keberhasilan pergerakan seluruh sektor

ekonomi dalam mempercepat laju pembangunan, yang ditunjukkan oleh berhasil tidaknya

pembangunan ekonomi diberbagai bidang atau sektor.

Pada hakekatnya, pembangunan ekonomi adalah serangkaian usaha dan kebijakan yang

bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat, memperluas lapangan kerja, distribusi

pendapatan yang merata, meningkatkan hubungan ekonomi regional dan mengusahakan

pergeseran struktur ekonomi yang lebih tinggi (dari sektor pertanian ke sektor industri/jasa).

Dengan kata lain, bahwa pembangunan ekonomi diarahkan agar pendapatan masyarakat dapat

meningkat seiring dengan peningkatan sektor-sektor pembangunan. Tujuan jangka panjang

Page 11: INDIKATOR MAKRO EKONOMI KABUPATEN SITUBONDO ... TW 4...Riyanto Tri Susanto, S.ST, M.Si Prayudho Bagus Jatmiko, S.ST, M.Si Kerjasama: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten

2 Indika to r Makro Ekonomi Kabupa ten Situbondo Tr iwu lan IV Tahun 2012

pembangunan daerah adalah terwujudnya masyarakat maju, berdaya saing, demokratik,

berkeadilan, damai dan sejahtera dalam wadah negara kesatuan Republik Indonesia.

Upaya untuk mewujudkan Visi dan Misi Pembangunan Daerah memerlukan beberapa

parameter untuk mengukur sejauh mana tingkat keberhasilan yang dapat dicapai melalui

pelaksanaan pembangunan setiap tahunnya. Visi Pembangunan Situbondo seperti yang tersebut

dalam dokumen perencanaan strategis (renstra) adalah terwujudnya masyarakat Situbondo yang

agamis, demokratis, berkualitas maju, berpola pikir maju, sejahtera, dan berwawasan lingkungan

serta bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme. Sedangkan, Misi pembangunan Situbondo

adalah:

a. Mewujudkan tata kepemerintahan yang baik (good governance);

b. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat;

c. Meningkatkan kualitas pendidikan dan kesehatan;

d. Meningkatkan kehidupan masyarakat yang demokratis;

e. Meningkatkan kualitas sumberdaya alam dan lingkungan hidup.

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan salah satu indikator ekonomi yang

dapat digunakan sebagai dasar penentuan strategi dan kebijakan agar tujuan pembangunan dapat

dicapai dengan tepat sasaran. Strategi dan kebijakan pembangunan ekonomi yang telah dan akan

dilaksanakan dapat secara dini diukur dan dievaluasi dalam tiga bulanan agar dapat dilakukan

langkah antisipasi dan perencanaan yang baik dimasa yang akan datang.

PDRB mencerminkan nilai produksi yang dihasilkan oleh seluruh sektor ekonomi yang

ada di suatu daerah, dan biasanya dalam periode tertentu dalam hal ini adalah triwulanan.

Dengan ketersediaan data PDRB dari triwulan ke triwulan tersebut, diharapkan pengambil

Page 12: INDIKATOR MAKRO EKONOMI KABUPATEN SITUBONDO ... TW 4...Riyanto Tri Susanto, S.ST, M.Si Prayudho Bagus Jatmiko, S.ST, M.Si Kerjasama: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten

3 Indika to r Makro Ekonomi Kabupa ten Situbondo Tr iwu lan IV Tahun 2012

kebijakan ekonomi di Situbondo, akan mampu menentukan sasaran yang tepat terhadap hasil

pembangunan yang akan dicapai selama kurun waktu tersebut.

Dari uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa sangatlah diperlukan perhitungan Produk

Domestik Regional Bruto dalam rentang waktu yang lebih pendek yakni setiap tiga bulanan,

untuk mengetahui perkembangan perekonomian lebih dini dari waktu ke waktu.

I.2 Maksud dan Tujuan

Tujuan penyediaan data PDRB triwulanan antara lain untuk :

1. Mengetahui keadaan perekonomian per sektor atas dasar harga berlaku dan atas dasar harga

konstan pada triwulan IV tahun 2012

2. Mengetahui laju pertumbuhan ekonomi suatu daerah, baik sektoral maupun secara

keseluruhan pada triwulan IV tahun 2012;

3. Mengetahui struktur ekonomi (kontribusi sektoral) atau peranan sektor yang sangat dominan

terhadap ekonomi secara keseluruhan pada triwulan IV tahun 2012;

I.3 Penggantian Tahun Dasar (Rebasing)

Rebasing adalah suatu proses penetapan kembali tahun dasar baru yang dipakai dalam

penghitungan PDB/ PDRB. Penggantian tahun dasar ini (base year) dalam penghitungan PDB/

PDRB harus selalu diperbaharui untuk mengakomodir perkembangan ekonomi yang terjadi.

Tahun dasar merupakan suatu tahun yang ditetapkan sebagai dasar waktu rujukan bagi

penghitungan PDB/ PDRB.

Syarat-syarat tahun dasar

a. Kondisi ekonomi relatif stabil;

b. Awal dari suatu peristiwa besar, dimana semua hasil pembangunan ekonomi akan

dibandingkan dengan saat itu;

Page 13: INDIKATOR MAKRO EKONOMI KABUPATEN SITUBONDO ... TW 4...Riyanto Tri Susanto, S.ST, M.Si Prayudho Bagus Jatmiko, S.ST, M.Si Kerjasama: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten

4 Indika to r Makro Ekonomi Kabupa ten Situbondo Tr iwu lan IV Tahun 2012

c. Kelengkapan data dasar yang digunakan sebagai input dalam penyusunan PDB/ PDRB;

(Implikasi Rebasing)

Perbedaan hasil pengukuran PDB/ PDRB tahun dasar lama dan baru antara lain adalah :

1. Nilai Nominal (ADHB);

2. Nilai Riil (ADHK);

3. Struktur Ekonomi;

4. Pertumbuhan Ekonomi;

I.4 Alasan Pemilihan tahun Dasar 2000 sebagai Tahun dasar

a. Tahun dasar lama dianggap sudah tidak relevan lagi dan sudah tidak

sesuai dengan perkembangan ekonomi yang terjadi;

b. Merupakan kesepakatan bersama yang dideklarasikan oleh negara-negara

Asia Pasifik (UN-ESCAP);

c. Tahun 2000 merupakan awal berlangsungnya proses pemulihan ekonomi

Indonesia setelah dilanda krisis ekonomi;

d. Kondisi Ekonomi Indonesia pada tahun 2000 mulai stabil;

e. Adanya pembaharuan konsep-konsep yang berbasis pada SNA (2000),

meski belum seluruh konsep dapat diaplikasikan.

Page 14: INDIKATOR MAKRO EKONOMI KABUPATEN SITUBONDO ... TW 4...Riyanto Tri Susanto, S.ST, M.Si Prayudho Bagus Jatmiko, S.ST, M.Si Kerjasama: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten

5 Indika to r Makro Ekonomi Kabupa ten Situbondo Tr iwu lan IV Tahun 2012

BAB II KONSEP, DEFINISI DAN METODOLOGI

2.1 Pengertian dan Definisi Pendapatan Regional

Secara garis besar kegiatan ekonomi mencakup kegiatan memproduksi dan

mengkonsumsi barang dan jasa. Dari memproduksi barang dan jasa timbul pendapatan yang

diterima oleh faktor-faktor produksi yang telah dimiliki oleh berbagai golongan dalam

masyarakat, sehingga dari pendapatan masyarakat tersebut akan dipergunakan kembali untuk

mengkonsumsi barang-barang yang menjadi kebutuhannya.

Kegiatan yang terus berhubungan tersebut mempunyai pengertian bahwa nilai barang

yang dihasilkan/ diproduksi (product) akan sama dengan pendapatan yang diterima oleh

golongan-golongan dalam masyarakat (income), dan akan sama pula dengan jumlah pengeluaran

oleh berbagai golongan dalam masyarakat (expenditure). Oleh karena itu, pada dasarnya produk

regional (Regional Product), pendapatan regional (regional income) dan pengeluaran regional

(regional expenditure) adalah sama. Hanya saja, dari segi mana melihatnya, produksi,

pendapatan atau pengeluaran.

Dari segi produksi, produk regional merupakan jumlah nilai produk akhir atau nilai

tambah dari barang dan jasa yang dihasilkan oleh unit-unit produksi yang dimiliki oleh penduduk

di suatu wilayah dalam jangka waktu tertentu. Dari segi pendapatan, pendapatan regional

merupakan jumlah pendapatan atau balas jasa yang diterima oleh faktor produksi yang dimiliki

oleh penduduk suatu wilayah yang ikut serta dalam proses produksi dalam jangka waktu tertentu.

Dari segi pengeluaran, pengeluaran regional merupakan jumlah pengeluaran konsumsi

rumahtangga dan lembaga swasta yang tidak mencari untung, konsumsi pemerintah,

pembentukan modal tetap, perubahan stok dan ekspor netto.

Page 15: INDIKATOR MAKRO EKONOMI KABUPATEN SITUBONDO ... TW 4...Riyanto Tri Susanto, S.ST, M.Si Prayudho Bagus Jatmiko, S.ST, M.Si Kerjasama: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten

6 Indika to r Makro Ekonomi Kabupa ten Situbondo Tr iwu lan IV Tahun 2012

Beberapa istilah yang berhubungan penghitungan PDRB, yaitu output, biaya antara

(intermediate cost) dan nilai tambah bruto/ NTB (gross value added).

Output

Output adalah nilai barang dan jasa yang dihasilkan dalam suatu periode tertentu. Pada

dasarnya diperoleh dari dari perkalian kuantum produksi ( Q ) dan harga ( P ). Dengan

demikian besaran output diperoleh dengan rumus,

Output = Q x P

Biaya Antara

Biaya antara merupakan nilai barang dan jasa yang digunakan sebagai bahan untuk

memproduksi output dan terdiri dari barang tidak tahan lama dan jasa yang digunakan di dalam

proses oleh unit-unit produksi dalam domestik tertentu pada waktu tertentu (biasanya satu tahun,

namun dalam hal ini adalah kurun waktu triwulanan).

Nilai Tambah Bruto

Nilai Tambah Bruto (NTB) merupakan hasil pengurangan dari nilai output dengan biaya

antaranya, atau apabila dirumuskan menjadi :

NTB = Output - Biaya Antara

NTB atau nilai tambah bruto merupakan penjumlahan dari seluruh besaran nilai tambah

bruto dari seluruh unit produksi yang berada pada wilayah tertentu dalam jangka waktu tertentu,

biasanya satu tahun namun dalam hal kajian ini adalah dalam kurun waktu triwulanan.

Dengan demikian pengertian total output dalam suatu wilayah merupakan penjumlahan

dari seluruh Nilai Tambah Bruto (NTB) dari seluruh proses produksi, bukan penjumlahan dari

Page 16: INDIKATOR MAKRO EKONOMI KABUPATEN SITUBONDO ... TW 4...Riyanto Tri Susanto, S.ST, M.Si Prayudho Bagus Jatmiko, S.ST, M.Si Kerjasama: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten

7 Indika to r Makro Ekonomi Kabupa ten Situbondo Tr iwu lan IV Tahun 2012

seluruh outputnya sebab terdapat inter-relasi antara satu proses produksi yang satu dengan yang

lain. Sebagai contoh, produksi pisang akan menjadi input antara bagi industri pisang goreng,

industri kripik dan sebagainya. Oleh karena itu, apabila dijumlahkan seluruh output dari semua

proses produksi, akan terjadi penghitungan ganda/ duplikasi. Jelaslah, bahwa yang dihitung

bukanlah outputnya tetapi nilai tambah (NTB).

2.2 Cara Penyajian

PDRB secara berkala dapat disajikan dalam dua bentuk, yaitu atas dasar harga berlaku

dan atas dasar harga konstan pada suatu tahun dasar. Hal ini dapat dijelaskan sebagai berikut :

a. Pada penyajian atas dasar Harga Berlaku, semua agregat pendapatan dinilai atas dasar harga

yang berlaku pada masing-masing tahun, baik pada saat menilai produksi dan biaya antara,

maupun pada penilaian komponen pengeluaran Produk Domestik Regional Bruto;

b. Pada penyajian atas dasar Harga Konstan suatu tahun dasar, semua agregat pendapatan dinilai

atas dasar harga yang terjadi pada tahu dasar (dalam publikasi ini harga konstan didasarkan

pada harga tahun 2000). Harga yang digunakan adalah harga tetap, maka perkembangan

agregat dari tahun ke tahun semata-mata disebabkan oleh perkembangan riil dari kuantum

produksi tanpa mengandung fluktuasi harga.

Angka PDRB juga disajikan dalam bentuk peranan sektoral dan Indeks Berantai,

Peranan sektoral, yaitu diperoleh dengan cara membagi nilai PDRB masing-masing sektor

dengan nilai total seluruh sektor ekonomi secara keseluruhan dikalikan 100 pada tahun yang

bersangkutan, baik yang dihitung atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan.

Untuk mengetahui besarnya peranan sektoral dari masing-masing sektor ekonomi dapat

dihitung dengan formula sebagai berikut :

Page 17: INDIKATOR MAKRO EKONOMI KABUPATEN SITUBONDO ... TW 4...Riyanto Tri Susanto, S.ST, M.Si Prayudho Bagus Jatmiko, S.ST, M.Si Kerjasama: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten

8 Indika to r Makro Ekonomi Kabupa ten Situbondo Tr iwu lan IV Tahun 2012

PDRB i

Pi = X 100 %

ΣΣΣΣ PDRB i

P = peranan sektoral

i = sektor 1, 2 , 3 ….., sektor 9

Indeks Berantai, diperoleh dengan membagi nilai pada masing-masing tahun dengan nilai pada

tahun sebelumnya. Apabila angka ini dikalikan dengan 100, kemudian hasilnya dikurangi 100,

maka angka ini menunjukkan tingkat pertumbuhan agregat produksi untuk masing-masing tahun.

Angka ini lebih dikenal dengan sebutan pertumbuhan ekonomi yang dihitung atas dasar harga

konstan. Metode pengitungan ini dapat pula digunakann untuk mengetahui tingkat pertumbuhan

sektoral. Apabila dirumuskan dalam formula, yaitu sebagai berikut :

PDRB it

IB = X 100 %

PDRBi it - 1

IB = Indeks Berantai

i = sektor 1, 2, 3 …….9;

t = tahun t

t – 1 = tahun sebelumnya

2.3 Konsep dan Definisi

2.3.1 Produk Domestik Regional Bruto ( PDRB ) atas Dasar Harga Pasar

Angka Produk Domestik Regional Bruto atas dasar harga pasar dapat diperoleh dengan

menjumlahkan nilai tambah bruto (gross value added) yang timbul dari seluruh sektor

perekonomian diwilayah itu. Nilai tambah adalah nilai produksi (output) dikurangi dengan biaya

Page 18: INDIKATOR MAKRO EKONOMI KABUPATEN SITUBONDO ... TW 4...Riyanto Tri Susanto, S.ST, M.Si Prayudho Bagus Jatmiko, S.ST, M.Si Kerjasama: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten

9 Indika to r Makro Ekonomi Kabupa ten Situbondo Tr iwu lan IV Tahun 2012

antara (intermediate cost). Nilai tambah bruto disini mencakup komponen-komponen faktor

pendapatan (upah dan gaji, bunga, sewa tanah dan keuntungan), penyusutan dan pajak tidak

langsung netto. Jadi dengan menghitung nilai tambah bruto masing-masing sektor dan

menjumlahkan nilai tambah bruto dari seluruh sektor tersebut akan diperoleh Produk Domestik

Regional Bruto atas dasar harga pasar.

2.3.2 Produk Domestik Regional Netto (PDRN) atas Dasar Harga Pasar

Perbedaan antara konsep bruto dan konsep netto, yaitu pada konsep bruto faktor

penyusutan masih termasuk didalamnya, sedangkan pada konsep netto, faktor penyusutan sudah

dikeluarkan. Jadi Produk Domestik Regional Bruto atas dasar harga pasar dikurangi penyusutan

akan diperoleh produk domestik regional netto atas dasar harga pasar. Penyusutan yang

dimaksud disini adalah nilai susut (aus) barang-barang modal atau pengurangan nilai barang-

barang modal (mesin-mesin, peralatan, kendaraan dan sebagainya) yang terjadi selama barang

modal tersebut ikut serta dalam proses produksi. Jika nilai susut barang-barang modal dari

seluruh sektor ekonomi dijumlahkan, maka hasilnya merupakan “penyusutan”.

2.3.3 Produk Domestik Regional Netto (PDRN) atas Dasar Biaya Faktor

Perbedaan antara konsep biaya faktor dan konsep harga pasar adalah karena adanya pajak

tidak langsung yang dipungut pemerintah dan subsidi yang diberikan oleh pemerintah kepada

unit-unit produksi. Pajak tidak langsung meliputi pajak penjualan, bea ekspor, cukai dan lain-lain

pajak, kecuali pajak pendapatan dan pajak perseroan.

Pajak tak langsung dari unit-unit produksi dibebankan pada biaya produksi atau pada

pembeli sehingga langsung berakibat menaikkan harga barang. Berlawanan dengan pajak tidak

langsung yang berakibat menaikkan harga barang jadi (output), subsidi yang diberikan

pemerintah kepada unit-unit produksi terutama unit-unit produksi yang dianggap penting untuk

Page 19: INDIKATOR MAKRO EKONOMI KABUPATEN SITUBONDO ... TW 4...Riyanto Tri Susanto, S.ST, M.Si Prayudho Bagus Jatmiko, S.ST, M.Si Kerjasama: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten

10 Indika to r Makro Ekonomi Kabupa ten Situbondo Tr iwu lan IV Tahun 2012

memenuhi kebutuhan masyarakat luas dengan tujuan untuk menekan atau menurunkan harga

sehingga bisa dijangkau atau dibeli masyarakat luas. Dengan demikian pajak tidak langsung dan

subsidi mempunyai pengaruh yang berlawanan terhadap harga barang dan jasa (output produksi).

Selisih antara pajak tidak langsung dan subsidi dalam penghitungan pendapatan regional

disebut pajak tidak langsung netto. Bila produk domestik regional netto atas dasar harga pasar

dikurangi dengan pajak tidak langsung netto, maka hasilnya adalah produk domestik regional

netto atas dasar biaya faktor.

2.3.4 Pendapatan Regional

Dari konsep-konsep yang diterangkan diatas dapat diketahui bahwa produk domestik

regional netto atas dasar biaya faktor sebenarnya merupakan jumlah balas jasa faktor-faktor

produksi yang ikut serta dalam proses produksi di wilayah tersebut. Produk domestik regional

netto atas dasar biaya faktor, merupakan jumlah dari pendapatan yang berupa upah dan gaji,

bunga, sewa tanah dan keuntungan yang timbul, atau merupakan pendapatan yang berasal dari

wilayah tersebut, akan tetapi pendapatan yang dihasilkan tadi, tidak seluruhnya menjadi

pendapatan penduduk daerah tersebut, sebab ada sebagian pendapatan yang diterima oleh

penduduk daerah lain, misalnya suatu perusahaan yang modalnya dimiliki oleh orang luar, tetapi

perusahaan tadi beroperasi didaerah tersebut, maka dengan sendirinya keuntungan perusahaan itu

sebagian akan menjadi milik orang luar, yaitu milik orang yang mempunyai modal tadi.

Sebaliknya, kalau ada penduduk daerah ini menanamkan modal di luar daerah, maka sebagian

keuntungan perusahaan tadi akan mengalir ke dalam daerah tersebut dan menjadi pendapatan

daerah pemilik modal tadi. Apabila produk domestik regional netto atas dasar biaya faktor

dikurangi dengan pendapatan yang mengalir keluar dan ditambah pendapatan yang masuk dari

daerah lain, maka hasilnya akan merupakan jumlah produk domestik regional netto yaitu

Page 20: INDIKATOR MAKRO EKONOMI KABUPATEN SITUBONDO ... TW 4...Riyanto Tri Susanto, S.ST, M.Si Prayudho Bagus Jatmiko, S.ST, M.Si Kerjasama: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten

11 Indika to r Makro Ekonomi Kabupa ten Situbondo Tr iwu lan IV Tahun 2012

merupakan pendapatan yang benar-benar diterima ( income receipt ) oleh seluruh penduduk yang

tinggal di daerah tersebut.

Produk regional netto adalah yang sebenarnya merupakan pendapatan regional, akan

tetapi untuk mendapatkan angka-angka tentang pendapatan yang mengalir keluar atau masuk ini

(yang secara nasional dapat diperoleh dari neraca pembayaran luar negeri) masih sangat sukar

diperoleh pada saat ini, hingga produk regional itu terpaksa belum dapat dihitung dan untuk

sementara dalam penghitungan ini produk domestik regional netto dianggap sebagai pendapatan

regional. Bila pendapatan regional dibagi dengan jumlah penduduk yang tinggal di daerah itu,

maka akan dihasilkan suatu pendapatan per kapita.

2.3.5 Pendapatan Perorangan ( Personal Income ) dan Pendapatan yang Siap Dibelanjakan (Disposable Income)

Dari beberapa hal yang telah diuraikan diatas, maka konsep-konsep yang dipakai dalam

pendapatan regional dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Produk domestik regional bruto atas dasar harga pasar ( GRDP at market price ) dikurangi

penyusutan akan sama dengan;

2. Produk domestik regional netto atas dasar harga pasar ( NRDP at market price ), dikurangi

pajak tidak langsung netto akan sama dengan;

3. Produk domestik regional netto atas dasar biaya faktor ( NRDP at factor cost ), ditambah

pendapatan netto yang mengalir dari/ ke daerah lain akan sama dengan;

4. Pendapatan regional (regional income), bila dikurangi pajak pendapatan perusahaan

(corporate income taxes) keuntungan yang tidak dibagikan (undistributed profit), iuran

kesejahteraan sosial (social security constribution), ditambah transfer yang diterima oleh

rumah tangga, bunga netto atas hutang pemerintah akan sama dengan;

Page 21: INDIKATOR MAKRO EKONOMI KABUPATEN SITUBONDO ... TW 4...Riyanto Tri Susanto, S.ST, M.Si Prayudho Bagus Jatmiko, S.ST, M.Si Kerjasama: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten

12 Indika to r Makro Ekonomi Kabupa ten Situbondo Tr iwu lan IV Tahun 2012

5. Pendapatan perorangan (personal income), bila dikurangi pajak rumah tangga, transfer yang

dibayarkan oleh rumah tangga akan sama dengan;

6. Pendapatan yang siap dibelanjakan (Disposable Income).

Dengan susunan ini terlihat bahwa pendapatan perorangan merupakan pendapatan yang

diterima oleh rumah tangga, ternyata tidak seluruh pendapatan regional diterima rumah tangga.

Hal ini disebabkan oleh karena sebagian tidak dibayar kepada rumah tangga, akan tetapi pajak

pendapatan perusahaan diterima oleh pemerintah, keuntungan yang tidak dibagikan ditahan di

perusahaan-perusahaan dan dana jaminan sosial dibayar kepada instansi-instansi yang

berwenang. Sebaliknya, rumah tangga masih menerima tambahan yang merupakan transfer

payments baik dari pemerintah maupun perusahaan dan bunga netto atas hutang pemerintah. Bila

pendapatan perorangan ini dikurangi dengan pajak yang langsung dibebankan kepada rumah

tangga dan hibah yang diberikan oleh rumah tangga, maka hasilnya merupakan pendapatan yang

siap dibelanjakan (disposable income).

2.3.6 Produk Domestik dan Produk Regional Seluruh produk barang dan jasa yang dihasilkan di wilayah domestik, tanpa

memperhatikan apakah faktor produksinya berasal dari/ atau dimiliki oleh penduduk daerah

tersebut, merupakan produk domestik region yang bersangkutan. Pendapatan yang timbul

oleh karena adanya kegiatan produksi tersebut merupakan pendapatan domestik. Wilayah

domestik atau region yang dimaksud adalah yang betul-betul berada di dalam batas geografis

daerah tersebut.

Kenyataan menunjukkan bahwa ada sebagian dari kegiatan produksi yang dilakukan

di suatu daerah, namun beberapa faktor produksinya berasal/ masuk dari daerah lain dan

Page 22: INDIKATOR MAKRO EKONOMI KABUPATEN SITUBONDO ... TW 4...Riyanto Tri Susanto, S.ST, M.Si Prayudho Bagus Jatmiko, S.ST, M.Si Kerjasama: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten

13 Indika to r Makro Ekonomi Kabupa ten Situbondo Tr iwu lan IV Tahun 2012

sebaliknya. Hal ini menyebabkan nilai produksi domestik yang timbul di suatu daerah bisa

tidak sama dengan pendapatan yang diterima penduduk daerah tersebut.

Dengan adanya arus pendapatan yang mengalir antara daerah ini termasuk juga dari/

keluar negeri yang pada umumnya berupa upah upah gaji, deviden dan keuntungan, maka

timbul perbedaan antara produk domestik dan produk regional.

Produk regional yang dimaksud adalah produk domestik ditambah pendapatan dari

luar daerah dikurangi dengan pendapatan yang dibayar keluar daerah tersebut. Jadi produk

regional merupakan produk yang betul-betul ditimbulkan oleh faktor produksi yang dimiliki

penduduk daerah tersebut.

2.3.7 Pendapatan Regional Atas Dasar Harga Berlaku dan Konstan

Seperti telah diuraikan diatas, angka-angka pendapatan regional menggambarkan adanya

kenaikan ataupun penurunan tingkat pendapatan masyarakat di daerah tersebut. Kenaikan atau

penurunan tersebut dapat dibedakan oleh dua faktor :

1. Kenaikan/penurunan riil yaitu kenaikan/penurunan tingkat pendapatan yang tidak

dipengaruhi oleh faktor perubahan harga. Bila terjadi kenaikan riil pendapatan penduduk

berarti daya beli penduduk di daerah tersebut meningkat,

2. Kenaikan/penurunan pendapatan yang disebabkan karena adanya faktor perubahan harga.

Bila terjadi kenaikan pendapatan yang hanya disebabkan karena adanya inflasi (menurunnya

nilai uang) akan melemahkan daya beli masyarakat.

Oleh karena itu untuk mengetahui pendapatan yang sebenarnya (riil), faktor inflasi ini

terlebih dahulu harus dikeluarkan. Pendapatan regional dengan faktor inflasi yang masih ada

didalamnya merupakan pendapatan regional atas dasar harga berlaku. Sedangkan pendapatan

Page 23: INDIKATOR MAKRO EKONOMI KABUPATEN SITUBONDO ... TW 4...Riyanto Tri Susanto, S.ST, M.Si Prayudho Bagus Jatmiko, S.ST, M.Si Kerjasama: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten

14 Indika to r Makro Ekonomi Kabupa ten Situbondo Tr iwu lan IV Tahun 2012

regional dengan faktor inflasi yang sudah ditiadakan merupakan pendapatan regional atas dasar

harga konstan.

Dengan alasan inilah, maka pendapatan regional perlu disajikan dalam dua bentuk, yaitu

atas dasar yang berlaku dan atas dasar harga konstan.

2.4 Metode Penghitungan Pendapatan Regional

Pendapatan regional dapat dihitung melalui dua metode, yaitu :

1. Metode langsung,

2. Metode tidak langsung.

Metode langsung adalah penghitungan dengan mempergunakan data daerah secara

terpisah sama sekali dengan data nasional sehingga hasil perhitungannya memperlihatkan

seluruh produk barang dan jasa yang dihasilkan daerah tersebut.

Metode langsung dapat dilakukan dengan mempergunakan 3 macam pendekatan yaitu:

1. Pendekatan produksi,

2. Pendekatan pendapatan,

3. Pendekatan pengeluaran.

Metode tidak langsung dengan cara alokasi yaitu mengalokasi pendapatan nasional

menjadi pendapatan regional dengan memakai berbagai macam indikator produksi sebagai

alokatornya.

Page 24: INDIKATOR MAKRO EKONOMI KABUPATEN SITUBONDO ... TW 4...Riyanto Tri Susanto, S.ST, M.Si Prayudho Bagus Jatmiko, S.ST, M.Si Kerjasama: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten

15 Indika to r Makro Ekonomi Kabupa ten Situbondo Tr iwu lan IV Tahun 2012

2.4.1 Metode Langsung

2.4.1.1 Pendekatan Produksi Pendekatan produksi adalah dengan menghitung nilai tambah barang dan jasa yang

diproduksi oleh seluruh kegiatan ekonomi dengan cara mengurangkan biaya antara dari masing-

masing total produksi bruto tiap-tiap sektor atau sub sektor. Pendekatan ini banyak digunakan

untuk memperkirakan nilai tambah dari kegiatan-kegiatan produksi yang berbentuk barang,

seperti pertanian, pertambangan, industri dan sebagainya.

Nilai tambah merupakan selisih antara nilai produksi (output) dan nilai-nilai biaya antara

(intermediate cost) yang dipakai dalam proses produksi. Nilai ini sama dengan balas jasa atas

ikut sertanya faktor produksi dalam proses produksi.

2.4.1.2 Pendekatan Pendapatan

Dalam pendekatan pendapatan, nilai tambah dari setiap kegiatan ekonomi diperkirakan

dengan menjumlahkan semua balas jasa faktor produksi yaitu upah dan gaji, surplus usaha,

penyusutan dan pajak tidak langsung netto. Pada sektor pemerintahan dan untuk usaha yang

sifatnya tidak mencari untung, surplus usaha tidak diperhitungkan. Pengertian surplus usaha

disini adalah bunga netto, sewa tanah dan keuntungan.

Metode pendekatan pendapatan ini banyak dipakai pada sektor yang produksinya berupa

jasa seperti sektor pemerintahan. Hal ini terutama disebabkan tidak tersedianya atau kurang

lengkapnya data mengenai nilai produksi dan biaya antara (intermediate cost).

2.4.1.3 Pendekatan Pengeluaran

Pendekatan dari segi pengeluaran bertitik tolak pada penggunaan akhir dari barang dan

jasa yang diproduksi di dalam negeri. Jadi bila dilihat dari segi penggunaan, maka total supply

dari barang dan jasa itu digunakan untuk,

Page 25: INDIKATOR MAKRO EKONOMI KABUPATEN SITUBONDO ... TW 4...Riyanto Tri Susanto, S.ST, M.Si Prayudho Bagus Jatmiko, S.ST, M.Si Kerjasama: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten

16 Indika to r Makro Ekonomi Kabupa ten Situbondo Tr iwu lan IV Tahun 2012

a. Konsumsi rumah tangga,

b. Konsumsi lembaga swasta yang tidak mencari untung,

c. Konsumsi pemerintah,

d. Pembentukan modal tetap bruto,

e. Perubahan stock,

f. Ekspor netto.

Dipakainya istilah ekspor netto disini, karena yang akan dihitung hanya nilai barang

dan jasa yang berasal dari produksi dalam negeri saja, maka dari jumlah penyediaan diatas

nilai impor perlu dikeluarkan kembali.

2.4.2 Metode Tidak Langsung

Metode tidak langsung adalah suatu cara mengalokasikan produk domestik regional bruto

(PDRB) Propinsi ke setiap Kabupaten dengan menggunakan alokator tertentu yang didasarkan

atas,

a. Nilai produksi bruto atau netto setiap sektor/ sub sektor,

b. Jumlah produksi fisik,

c. Tenaga kerja,

d. Penduduk, dan

e. Alokator tidak langsung.

Dengan menggunakan salah satu atau kombinasi dari alokator tersebut dapat

diperhitungkan persentase bagian masing-masing kabupaten terhadap nilai tambah setiap sektor

dan sub sektor.

Page 26: INDIKATOR MAKRO EKONOMI KABUPATEN SITUBONDO ... TW 4...Riyanto Tri Susanto, S.ST, M.Si Prayudho Bagus Jatmiko, S.ST, M.Si Kerjasama: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten

17 Indika to r Makro Ekonomi Kabupa ten Situbondo Tr iwu lan IV Tahun 2012

2.4.3 Cara Penyajian Angka Indeks

Agregat-agregat pendapatan seperti yang telah diuraikan diatas, secara seri selalu

disajikan dalam dua bentuk, yaitu atas dasar harga yang berlaku dan atas dasar harga konstan,

masing-masing dibedakan atas sebagai berikut :

a. Pada penyajian atas dasar harga berlaku , semua agregat pendapatan dinilai atas dasar harga

yang berlaku pada masing-masing tahun, baik pada saat menilai produksi dan biaya antara

maupun pada penilaian komponen nilai tambah dan komponen pengeluaran produk domestik

regional bruto,

b. Pada penyajian atas dasar harga konstan suatu tahun dasar, semua agregat pendapatan dinilai

atas dasar harga tetap yang terjadi pada tahun dasar. Dengan menggunakan harga tetap, maka

perkembangan agregat pendapatan dari tahun ke tahun semata-mata karena perkembangan

riil dan bukan karena kenaikan harga. Agregat-agregat pendapatan juga disajikan dalam

bentuk angka indeks perkembangan, indeks berantai dan indeks implisit, yang masing-

masing dapat dijelaskan sebagi berikut :

1. Indeks perkembangan , diperoleh dengan membagi nilai-nilai pada masing-masing tahun

dengan nilai pada tahun dasar, dikalikan 100. Indeks ini menunjukkan tingkat

perkembangan agregat pendapatan dari tahun ke tahun terhadap tahun dasar,

2. Indeks berantai , diperoleh dengan membagi nilai pada masing-masing tahun dengan nilai

pada tahun sebelumnya, dikalikan 100. Jadi, tahun sebelumnya selalu dianggap 100.

Indeks ini menunjukkan tingkat perkembangan agregat pendapatan untuk masing masing

tahun dibandingkan dengan tahun sebelumnya,

3. Indeks harga implisit, diperoleh dengan membagi nilai atas dasar harga berlaku dengan

nilai atas dasar harga konstan untuk masing-masing tahun dikalikan 100. Indeks ini

Page 27: INDIKATOR MAKRO EKONOMI KABUPATEN SITUBONDO ... TW 4...Riyanto Tri Susanto, S.ST, M.Si Prayudho Bagus Jatmiko, S.ST, M.Si Kerjasama: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten

18 Indika to r Makro Ekonomi Kabupa ten Situbondo Tr iwu lan IV Tahun 2012

menunjukkan tingkat perkembangan harga dari agregat pendapatan terhadap harga pada

tahun dasar.

2.5 Penghitungan Seri Pendapatan Regional atas Dasar Harga Konstan

Seperti telah diuraikan sebelumnya, penghitungan seri pendapatan nasional/ regional atas

dasar harga konstan tahun dasar 2000, sangat penting untuk melihat perkembangan riil dari tahun

ke tahun setiap agregat ekonomi yang diamati. Agregat yang dimaksud tersebut dapat merupakan

produk domestik bruto secara keseluruhan. Nilai tambah sektoral atas dasar harga konstan

masing-masing dapat diuraikan sebagai berikut:

2.5.1 Revaluasi

Revaluasi adalah penilaian kembali cara penilaian produksi dan biaya antara masing-

masing tahun dengan tahun dasar 2000, hasilnya merupakan output dan biaya antara hasil

perhitungan tersebut. Dalam praktek, sangat sulit melakukan revaluasi terhadap biaya antara

yang digunakan, karena mencakup komponen input yang terlalu banyak, disamping data harga

yang tersedia tidak dapat memenuhi semua keperluan tersebut. Oleh karena itu biaya antara atas

dasar harga konstan biasanya diperoleh dari perkalian antara output atas masing-masing tahun

dengan ratio tetap biaya antara terhadap output pada tahun dasar.

2.5.2. Ektrapolasi

Nilai tambah masing-masing tahun atas dasar harga konstan 2000 diperoleh dengan cara

mengalikan nilai tambah pada tahun dasar 2000 dengan indeks produksi. Indeks produksi

sebagai ektrapolator dapat merupakan indeks dari berbagai indikator produksi seperti tenaga

kerja, jumlah perusahaan dan lainnya, yang dianggap cocok dengan jenis kegiatan yang dihitung.

Page 28: INDIKATOR MAKRO EKONOMI KABUPATEN SITUBONDO ... TW 4...Riyanto Tri Susanto, S.ST, M.Si Prayudho Bagus Jatmiko, S.ST, M.Si Kerjasama: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten

19 Indika to r Makro Ekonomi Kabupa ten Situbondo Tr iwu lan IV Tahun 2012

Ekstrapolasi dapat juga dikalikan dengan menggunakan rasio tetap nilai tambah terhadap output,

akan diperoleh perkiraan nilai tambah atas dasar harga konstan.

2.5.3 D e f l a s i

Nilai tambah atas dasar harga konstan 2000 diperoleh dengan cara membagi nilai tambah

atas dasar harga berlaku masing-masing tahun dengan indeks harga. Indeks harga yang

digunakan sebagai deflator biasanya merupakan indeks harga perdagangan besar dan sebagainya.

Indeks harga diatas dapat pula dipakai sebagai inflator, dalam keadaan dimana nilai

tambah atas dasar harga yang berlaku diperoleh dengan mengalikan nilai tambah atas dasar harga

konstan dengan indeks harga tersebut.

2.5.4 Deflasi Berganda

Dalam deflasi berganda ini, yang dideflasi adalah output dan biaya antara, sedangkan

nilai tambah diperoleh dari selisih antara output dan biaya antara yang telah dideflasi tersebut.

Indeks harga yang digunakan sebagai deflator untuk penghitungan output atas dasar

harga konstan biasanya merupakan indeks harga produsen atau indeks harga perdagangan besar

sesuai dengan cakupan komoditinya. Sedangkan indeks harga untuk biaya antara adalah indeks

dari komponen input terbesar.

Kenyataan sangat sulit melakukan deflasi terhadap biaya antara, disamping karena

komponennya terlalu banyak, juga karena indeks harganya belum tersedia secara baik. Oleh

karena itu dalam perhitungan harga konstan, deflasi berganda ini belum banyak digunakan.

Penghitungan komponen penggunaan produk domestik bruto atas dasar harga konstan

juga dilakukan dengan menggunakan cara-cara diatas, tetapi mengingat data yang tersedia maka

cara deflasi dan ektrapolasi lebih banyak dipakai.

Page 29: INDIKATOR MAKRO EKONOMI KABUPATEN SITUBONDO ... TW 4...Riyanto Tri Susanto, S.ST, M.Si Prayudho Bagus Jatmiko, S.ST, M.Si Kerjasama: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten

20 Indika to r Makro Ekonomi Kabupa ten Situbondo Tr iwu lan IV Tahun 2012

BAB III URAIAN SEKTORAL

Uraian sektoral yang disajikan dalam bab ini mencakup ruang lingkup dan definisi dari

masing-masing sektor dan sub sektor serta cara penghitungan nilai tambah baik atas dasar harga

berlaku maupun atas dasar harga konstan.

3.1 Sektor Pertanian

3.1.1 Tanaman Bahan Makanan

Sub sektor ini mencakup komoditi tanaman bahan makanan, yaitu padi, jagung, ketela

pohon, kacang tanah, kedele, sayur-sayuran, buah-buahan, kentang, kacang hijau, biji-bijian

lainnya dan hasil- hasil produksi ikutannya. Data produksi diperoleh dari Dinas Pertanian

melalui pengumpulan data tanaman Bahan makanan dan ubinan yang dilakukan bersama antara

Dinas Pertanian dan BPS Kabupaten Situbondo, sedangkan data harga diperoleh dari survei

harga yang dikumpulkan oleh BPS Kabupaten Situbondo.

Nilai tambah bruto atas dasar harga yang berlaku diperoleh dengan cara pendekatan

produksi yaitu dengan mengalikan masing-masing jenis kuantum produksi dengan masing-

masing harganya, kemudian hasilnya dikurangi dengan biaya antara pada setiap tahun. Biaya

antara tersebut diperoleh dengan menggunakan ratio biaya antara terhadap output hasil Survei

Khusus Pendukung Produk Domestik Regional Bruto (SK-PDRB) yang dilakukan Badan Pusat

Statistik Propinsi Jawa Timur dan Badan Pusat Statistik Kabupaten Situbondo.

Nilai tambah atas dasar harga konstan dihitung dengan cara revaluasi yaitu dengan

mengalikan produksi masing-masing tahun dengan harga pada tahun dasar, kemudian dikurangi

dengan biaya antara atas dasar harga konstan.

Page 30: INDIKATOR MAKRO EKONOMI KABUPATEN SITUBONDO ... TW 4...Riyanto Tri Susanto, S.ST, M.Si Prayudho Bagus Jatmiko, S.ST, M.Si Kerjasama: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten

21 Indika to r Makro Ekonomi Kabupa ten Situbondo Tr iwu lan IV Tahun 2012

3.1.2. Tanaman Perkebunan Rakyat.

Cakupan pada sub sektor tanaman perkebunan rakyat disini adalah komoditi tanaman

perkebunan yang diusahakan oleh rakyat, seperti kelapa, kopi, kapuk, tebu, tembakau, cengkeh,

lada, jarak, kapas dan sebagainya, termasuk produk ikutannya.

Data produksi dan harga diperoleh dari Dinas Pertanian sub Bidang Perkebunan. Nilai

tambah atas dasar harga berlaku dihitung dengan cara pendekatan produksi, sedangkan rasio

biaya antara diperoleh dari Survei Khusus Pendukung Produk Domestik Regional Bruto (SK-

PDRB) yang dilakukan oleh BPS Kabupaten Situbondo. Nilai tambah atas dasar harga konstan

diperoleh dengan cara revaluasi, yaitu mengalikan kuantum produksi dengan harga pada tahun

dasar.

3.1.3 Tanaman Perkebunan Besar.

Sub sektor ini mencakup komoditi perkebunan yang diusahakan oleh perusahaan

perkebunan besar, seperti kopi, coklat, kelapa/kopra, tebu, tembakau, kapas dan kapuk randu.

Baik data produksi maupun harga diperoleh dari Sub Dinas Perkebunan dan hasil survei khusus

perkebunan yang dilakukan BPS Situbondo baik terhadap perusahaan yang dikelola oleh P.T.P.

Nusantara XI (PT. Persero) dan Perusda banongan maupun perkebunan swasta. Cara

penghitungan nilai tambah bruto atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan sama

seperti yang dilakukan pada tanaman perkebunan rakyat.

3.1.4 Peternakan dan Hasil-hasilnya.

Sub sektor ini mencakup produksi ternak besar, ternak kecil, unggas maupun hasil-hasil

ternak, seperti susu segar, telur serta hasil pemotongan ternak. Produksi ternak diperkirakan

sama dengan jumlah ternak yang dipotong ditambah perubahan stock populasi ternak dan ternak

keluar netto. Data mengenai jumlah ternak yang dipotong, populasi ternak, produksi susu dan

Page 31: INDIKATOR MAKRO EKONOMI KABUPATEN SITUBONDO ... TW 4...Riyanto Tri Susanto, S.ST, M.Si Prayudho Bagus Jatmiko, S.ST, M.Si Kerjasama: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten

22 Indika to r Makro Ekonomi Kabupa ten Situbondo Tr iwu lan IV Tahun 2012

telur, ternak keluar masuk wilayah, serta harga, selain diperoleh dari Dinas Peternakan juga

berasal dari survei khusus pada Rumah Potong Hewan (RPH) dan keurmaster yang dilakukan

BPS Kabupaten Situbondo.

Nilai tambah bruto atas dasar harga berlaku dihitung dengan cara pendekatan produksi,

sedangkan ratio biaya antara diperoleh dari Survei Khusus Pendapatan Regional dari hasil survei

BPS. Nilai tambah atas dasar harga konstan diperoleh dengan cara revaluasi.

3.1.5 P e r i k a n a n.

Komoditi yang dicakup adalah produksi yang dihasilkan dari kegiatan perikanan laut,

perikanan darat serta pengolahan sederhana (pengeringan dan penggaraman ikan), budi daya

tambak/ hatchery disepanjang pantai dari Kecamatan Banyuglugur sampai Banyuputih. Data

mengenai produksi dan nilai output diperoleh dari laporan Tahunan Dinas Kelautan dan

Perikanan dan hasil survei BPS.

Penghitungan nilai tambah bruto Sub Sektor Perikanan dilakukan dengan menggunakan

pendekatan produksi, sama seperti yang dilakukan pada sub sektor sebelumnya. Nilai tambah

atas dasar harga konstan, diperoleh dengan cara revaluasi.

3.1.6 K e h u t a n a n

Sub sektor kehutanan yang dicakup adalah berbagai komoditi kayu, seperti kayu jati,

pinus, bambu dan hasil hutan lainnya. Data produksi dan harga diperoleh dari PT. Persero

Perhutani yang sebagian datanya berada di wilayah Banyuwangi Utara, Bondowoso dan

Probolinggo, karena berbatasan dengan tiga Kabupaten tersebut. Selain itu data pendukung

berasal dari Dinas Pertanian Sub bidang Kehutanan dari survei khusus yang dilakukan oleh BPS

Situbondo

Page 32: INDIKATOR MAKRO EKONOMI KABUPATEN SITUBONDO ... TW 4...Riyanto Tri Susanto, S.ST, M.Si Prayudho Bagus Jatmiko, S.ST, M.Si Kerjasama: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten

23 Indika to r Makro Ekonomi Kabupa ten Situbondo Tr iwu lan IV Tahun 2012

Penghitungan nilai tambah bruto sub sektor kehutanan atas dasar harga yang berlaku

dilakukan dengan cara pendekatan produksi, sama seperti yang dilakukan pada sub sektor

sebelumnya, sedangkan nilai tambah atas dasar harga konstan diperoleh dengan cara revaluasi.

3.2 Sektor Penggalian

Cakupan sektor penggalian yang ada di Kabupaten Situbondo adalah komoditi tambang

galian golongan C, diantaranya komoditi pasir, tanah liat, batu, batu kapur dan trass. Data

produksi diperoleh dari berbagai survei penggalian, sedangkan data harga diperoleh dari hasil

survei Badan Pusat Statistik. Penghitungan nilai tambah dilakukan dengan cara pendekatan

produksi.

Rasio biaya antara hasil penggalian mineral golongan C pada umumnya diperoleh dari

Survei Khusus Pendukung Produk Domestik Regional Bruto (SK-PDRB) disamping dari hasil

survei sektor penggalian yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik. Penghitungan nilai tambah

atas dasar harga konstan untuk penggalian dihitung dengan cara revaluasi.

3.3 Sektor Industri Pengolahan

Sektor ini mencakup sub sektor industri besar dan sedang, industri kecil dan kerajinan rumah

tangga (IKKR)

3.3.1 Industri Besar dan Sedang

Baik output maupun nilai tambah bruto atas dasar harga yang berlaku diperoleh dari survei

industri tahunan yang meliputi seluruh industri besar dan sedang yang terdaftar dalam direktori

pemerintah oleh BPS Kabupaten Situbondo. Output atas dasar harga konstan dihitung dengan

cara ekstrapolasi. Nilai tambah bruto atas dasar harga konstan diperoleh dengan menggunakan

rasio nilai tambah terhadap output tahun dasar.

Page 33: INDIKATOR MAKRO EKONOMI KABUPATEN SITUBONDO ... TW 4...Riyanto Tri Susanto, S.ST, M.Si Prayudho Bagus Jatmiko, S.ST, M.Si Kerjasama: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten

24 Indika to r Makro Ekonomi Kabupa ten Situbondo Tr iwu lan IV Tahun 2012

3.3.2 Industri Kecil dan Kerajinan Rumah Tangga

Output dan nilai tambah bruto industri kecil dan kerajinan rumah tangga diperoleh dengan

pendekatan produksi yaitu dengan mengalikan rata-rata output per tenaga kerja dengan jumlah

tenaga kerja yang bekerja di sub sektor industri kecil dan rumah tangga. Nilai tambah bruto

diperoleh dengan cara mengalikan persentase nilai tambah berdasarkan hasil survei khusus

terhadap output, sedangkan penghitungan atas dasar harga konstan diperoleh dengan cara

revaluasi.

3.4 Sektor Listrik, Gas dan Air Bersih

3.4.1 Listrik

Sub sektor ini mencakup semua kegiatan kelistrikan, baik yang diusahakan oleh PLN

maupun non PLN. Data produksi, harga dan biaya antara sub sektor ini diperoleh dari PLN

distribusi Jawa Timur Cabang Situbondo. Output atas dasar harga berlaku diperoleh dari

perkalian produksi dengan harga yang berlaku pada masing-masing tahun, sedangkan output atas

dasar harga konstan, diperoleh dengan cara revaluasi.

3.4.2 Air Bersih

Sub sektor ini mencakup air minum yang diusahakan oleh Perusahaan Daerah Air Minum

(PDAM). Data produksi, harga, dan biaya-biaya yang dikeluarkan diperoleh dari hasil survei

BUMD yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik. Penghitungan nilai tambah atas dasar harga

konstan dengan cara revaluasi.

3.5 Sektor Bangunan

Sektor bangunan mencakup semua kegiatan pembangunan fisik konstruksi, baik berupa

gedung, jalan, jembatan, terminal, irigasi, jaringan listrik dan konstruksi lainnya. Nilai tambah

Page 34: INDIKATOR MAKRO EKONOMI KABUPATEN SITUBONDO ... TW 4...Riyanto Tri Susanto, S.ST, M.Si Prayudho Bagus Jatmiko, S.ST, M.Si Kerjasama: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten

25 Indika to r Makro Ekonomi Kabupa ten Situbondo Tr iwu lan IV Tahun 2012

bruto dihitung dengan menggunakan pendekatan produksi. Output diperoleh dari penjumlahan

nilai pembangunan prasarana fisik yang dibangun oleh pemerintah, swasta maupun masyarakat

dari dana APBN, APBD, developer, KPR-BTN dan pembangunan oleh swadaya murni dari

masyarakat. Persentase nilai tambah bruto diperoleh dari survei khusus. Output atas dasar harga

konstan diperoleh dengan cara deflasi, deflatornya adalah Indeks Harga Perdagangan Besar

(IHPB) bahan bangunan dan konstruksi.

3.6 Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran

3.6.1 Perdagangan Besar dan Eceran

Penghitungan nilai tambah sub sektor perdagangan dilakukan dengan pendekatan arus

barang (commodity flow), yaitu dengan menghitung besarnya nilai komoditi pertanian,

pertambangan dan penggalian, industri, serta komoditi impor yang digunakan. Dari nilai

komoditi yang diperdagangkan, diturunkan nilai margin perdagangan yang merupakan output

perdagangan yang selanjutnya dipakai untuk menghitung nilai tambahnya. Rasio besarnya

barang-barang yang diperdagangkan, margin perdagangan dan persentase nilai tambah diperoleh

dari hasil Survei Khusus Pendukung Produk Domestik Regional Bruto (SK-PDRB) dan survei

khusus lainnya

Nilai produksi bruto atas dasar harga konstan, dihitung dengan mengalikan rasio dengan

output atas dasar harga konstan 2000 dari masing-masing sektor pertanian, pertambangan,

penggalian, industri serta impor. Nilai tambah atas dasar harga berlaku dan konstan 2000

dihitung berdasarkan perkalian antara rasio nilai tambah dengan outputnya.

Page 35: INDIKATOR MAKRO EKONOMI KABUPATEN SITUBONDO ... TW 4...Riyanto Tri Susanto, S.ST, M.Si Prayudho Bagus Jatmiko, S.ST, M.Si Kerjasama: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten

26 Indika to r Makro Ekonomi Kabupa ten Situbondo Tr iwu lan IV Tahun 2012

3.6.2 H o t e l

Kegiatan sub sektor ini mencakup semua hotel jenis Melati dan berbagai jenis

penginapan lainnya. Output dihitung dengan cara mengalikan jumlah tamu dan tarifnya. Dalam

hal ini malam tamu dianggap sebagai kuantum dari output. Nilai tambah atas dasar harga berlaku

dan atas dasar harga konstan dihitung berdasarkan perkalian antara persentase nilai tambah

dengan outputnya. Data didapat survei bulanan Hotel yang dilakukan BPS Situbondo.

3.6.3 Restoran

Data dasar Restoran dan rumah makan didapat dari beberapa sensus seperti sensus

ekonomi dan data Potensi Desa untuk menutupi minimnya data restoran, baik restoran besar,

sedang dan kecil yang ada di Kabupaten. Output diperoleh dari perkalian antara jumlah tenaga

kerja yang bekerja di sub sektor restoran dari hasil Sensus beserta pertumbuhannya dengan

output tenaga kerja dari hasil Survei Khusus Pendukung Produk Domestik Regional Bruto (SK-

PDRB). Perkiraan nilai tambah bruto atas dasar harga konstan dihitung dengan cara deflasi,

menggunakan indeks harga konsumen makanan jadi dan minuman dari survei yang dilakukan

BPS terhadap harga-harga sebagai deflator.

3.7 Sektor Pengangkutan dan Komunikasi

Sektor ini mencakup kegiatan pengangkutan umum untuk barang dan penumpang, baik

melalui darat, dan laut. Sektor ini mencakup pula jasa penunjang angkutan dan komunikasi.

3.7.1 Angkutan Kereta Api

Nilai tambah bruto atas dasar harga berlaku dihitung berdasarkan data yang diperoleh

dari laporan tahunan Perum Kereta Api. Nilai tambah bruto atas dasar harga konstan dihitung

dengan cara ekstrapolasi dengan menggunakan indeks produksi gabungan tertimbang

Page 36: INDIKATOR MAKRO EKONOMI KABUPATEN SITUBONDO ... TW 4...Riyanto Tri Susanto, S.ST, M.Si Prayudho Bagus Jatmiko, S.ST, M.Si Kerjasama: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten

27 Indika to r Makro Ekonomi Kabupa ten Situbondo Tr iwu lan IV Tahun 2012

penumpang dan ton-km barang yang diangkut. Data diperoleh dari Perum Kereta Api Stasiun

Situbondo dan Panarukan, akan tetapi sudah tidak beroperasi mulai Tahun 2005.

3.7.2 Angkutan Jalan Raya

Sub sektor ini meliputi kegiatan pengangkutan barang dan penumpang yang dilakukan

oleh perusahaan angkutan umum, baik bermotor maupun tidak bermotor, seperti bis, truk, colt,

taksi, becak, dokar dan sebagainya. Perkiraan nilai tambah bruto atas dasar harga berlaku dengan

menggunakan pendekatan produksi yang didasarkan pada data jumlah armada angkutan umum

barang dan penumpang wajib uji yang diperoleh dari laporan Dinas Perhubungan, dan hasil

Survei Khusus Pendukung Produk Domestik Regional Bruto (SK-PDRB) Untuk data kendaraan

tidak bermotor diperoleh dari Dinas Pendapatan Daerah dan berbagai survei. Nilai tambah atas

dasar harga konstan dihitung dengan cara revaluasi.

3.7.3 Angkutan Laut

Sub sektor angkutan laut meliputi kegiatan pengangkutan penumpang dan barang dengan

menggunakan kapal yang diusahakan oleh perusahaan pelayaran milik nasional. Output atas

dasar harga berlaku diperoleh dengan cara alokasi dari sub sektor angkutan laut. Nilai tambah

bruto atas dasar harga konstan dihitung dengan cara ekstrapolasi dengan menggunakan indeks

gabungan tertimbang jumlah barang yang dikirim dan bongkar/ muat. Data angkutan laut

diperoleh melalui Kanpel Kalbut dan Adpel Panarukan dan laporan SIMOPPEL.

3.7.4 Jasa Penunjang Angkutan

Meliputi kegiatan pemberian jasa dan penyediaan fasilitas yang sifatnya menunjang dan

berkaitan dengan kegiatan pengangkutan, seperti terminal dan parkir, keagenan barang dan

Page 37: INDIKATOR MAKRO EKONOMI KABUPATEN SITUBONDO ... TW 4...Riyanto Tri Susanto, S.ST, M.Si Prayudho Bagus Jatmiko, S.ST, M.Si Kerjasama: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten

28 Indika to r Makro Ekonomi Kabupa ten Situbondo Tr iwu lan IV Tahun 2012

penumpang, ekspedisi, bongkar/ muat, penyimpanan dan pergudangan serta jasa penunjang

angkutan lainnya.

3.7.4.1 Terminal dan Perparkiran

Mencakup kegiatan pemberian pelayanan dan pengaturan lalu lintas kendaraan/ armada

yang membongkar atau mengisi muatan, baik barang maupun penumpang, seperti kegiatan

terminal dan parkir, dan pelabuhan laut. Pelayanan yang disediakan di pelabuhan laut meliputi

fasilitas berlabuh, tambat, pandu, distribusi air tawar serta kegiatan pencatatan muatan barang

dan penumpang. Data output pelabuhan laut diperoleh dari Adpel Panarukan dan kalbut. Hanya

saja saat ini tidak memungkinkan untuk Kapal-kapal besar masuk ke Pelabuhan Panarukan,

karena terlalu dangkal.

3.7.4.2 Bongkar/ Muat

Kegiatan bongkar/ muat mencakup pemberian pelayanan bongkar/ muat angkutan barang

melalui laut dan darat. Indikator produksi untuk bongkar muat melalui laut adalah jumlah barang

yang dibongkar dan dimuat. Data bongkar/ muat barang diperoleh dari laporan bulanan

SIMOPPEL dari pelabuhan Kalbut dan Panarukan.

3.7.4.3 Keagenan

Kegiatan keagenan mencakup pelayanan keagenan barang dan penumpang yang

diberikan kepada usaha angkutan, baik darat maupun laut. Penghitungan nilai tambah bruto atas

dasar harga konstan dilakukan dengan cara deflasi dengan menggunakan indeks harga konsumen

biaya transpor.

3.7.5 Komunikasi

Kegiatan yang dicakup adalah jasa pos, giro dan telekomunikasi.

Page 38: INDIKATOR MAKRO EKONOMI KABUPATEN SITUBONDO ... TW 4...Riyanto Tri Susanto, S.ST, M.Si Prayudho Bagus Jatmiko, S.ST, M.Si Kerjasama: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten

29 Indika to r Makro Ekonomi Kabupa ten Situbondo Tr iwu lan IV Tahun 2012

3.7.5.1 Pos dan Giro

Kegiatan ini meliputi kegiatan pemberian jasa Pos dan Giro, seperti pengiriman surat,

wesel, paket, jasa giro, jasa tabungan dan sebagainya. Nilai tambah bruto atas dasar harga

berlaku didasarkan kepada data produksi dan struktur biaya yang diperoleh dari laporan

keuangan PT Pos Indonesia (Persero) . Nilai tambah bruto atas dasar harga konstan dilakukan

dengan cara ekstrapolasi, menggunakan indeks gabungan dari jumlah surat yang dikirim dan

jumlah uang yang digirokan.

3.7.5.2 Telekomunikasi

Kegiatan ini mencakup pemberian jasa dalam hal pemakaian telepon, telegram dan jasa

internet. Nilai tambah bruto atas dasar harga berlaku dihitung berdasarkan data yang diperoleh

dari Kancatel Situbondo. Nilai tambah bruto atas dasar harga konstan dihitung dengan

menggunakan indeks produksi gabungan tertimbang yang meliputi jumlah menit lokal/ interlokal

dan banyaknya pelanggan telepon .

3.7.5.3 Jasa Penunjang Komunikasi

Kegiatan sub sektor ini mencakup pemberian jasa dan penyediaan fasilitas yang sifatnya

menunjang kegiatan komunikasi, seperti warnet, wartel, warpostel, telepon seluler dan lain-lain.

3.8 Sektor Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan

Sektor ini meliputi kegiatan perbankan, lembaga keuangan bukan bank (LKBB), jasa penunjang

keuangan, sewa bangunan dan jasa perusahaan.

3.8.1 B a n k

Nilai tambah bruto sub sektor bank atas dasar harga berlaku diperoleh dari Bank

Indonesia atau dengan cara deflasi dengan menggunakan indeks harga konsumen (umum),

Page 39: INDIKATOR MAKRO EKONOMI KABUPATEN SITUBONDO ... TW 4...Riyanto Tri Susanto, S.ST, M.Si Prayudho Bagus Jatmiko, S.ST, M.Si Kerjasama: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten

30 Indika to r Makro Ekonomi Kabupa ten Situbondo Tr iwu lan IV Tahun 2012

sedangkan nilai tambah bruto atas dasar harga konstan diperoleh dengan cara ekstrapolasi

dengan indeks kredit yang diberikan bank pada tiap-tiap tahun. Data diperoleh dari Bank

Indonesia Cabang Jember dan diolah dari laporan BI setiap bulannya.

3.8.2 Lembaga Keuangan Bukan Bank

Kegiatan lembaga keuangan bukan bank meliputi kegiatan asuransi, koperasi, yayasan

dana pensiun dan pegadaian. Penghitungan output dan nilai tambah bruto atas dasar harga

berlaku diperoleh dengan cara pendekatan produksi. Output diperoleh dari perkalian indikator

produksi dan harga, sedangkan nilai tambah bruto diperoleh dengan cara mengurangkan nilai

biaya antara dari nilai output. Nilai tambah bruto atas dasar harga konstan dihitung dengan cara

revaluasi. Data tersebut diperoleh dari Survei Khusus Pendukung Produk Domestik Regional

Bruto (SK-PDRB) yang dilakukan oleh BPS.

3.8.3 Sewa Bangunan

Sektor ini mencakup semua kegiatan jasa atas penggunaan rumah bangunan sebagai

tempat tinggal rumahtangga dan bukan sebagai tempat tinggal, tanpa memperhatikan apakah

bangunan itu milik sendiri ataupun disewa. Nilai tambah bruto atas dasar harga konstan

didasarkan atas pengeluaran konsumsi rumahtangga, khususnya pengeluaran untuk sewa rumah.

Nilai tambah bruto atas dasar harga konstan dihitung dengan cara ekstrapolasi menggunakan

jumlah bangunan tempat tinggal dan bukan tempat tinggal sebagai ekstrapolatornya, sedangkan

nilai tambah bruto atas dasar harga berlaku dihitung dengan cara menginflate nilai bangunan dan

tempat tinggal.

Page 40: INDIKATOR MAKRO EKONOMI KABUPATEN SITUBONDO ... TW 4...Riyanto Tri Susanto, S.ST, M.Si Prayudho Bagus Jatmiko, S.ST, M.Si Kerjasama: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten

31 Indika to r Makro Ekonomi Kabupa ten Situbondo Tr iwu lan IV Tahun 2012

3.8.4 Jasa Perusahaan

Sektor jasa perusahaan meliputi sub sektor jasa pengacara, jasa, jasa pengolahan data,

jasa periklanan, Notaris dan sebagainya. Penghitungan output dan nilai tambah bruto didasarkan

kepada data jumlah tenaga kerja yang bekerja di sub sektor tersebut. Rata-rata output per tenaga

kerja dan persentase nilai tambah bruto atas dasar harga konstan dilakukan dengan cara

revaluasi.

3.9 Sektor Jasa-jasa

3.9.1 Jasa Pemerintahan Umum

Nilai tambah bruto sub sektor jasa pemerintahan umum terdiri dari upah dan gaji rutin

pegawai pemerintah pusat dan daerah. Upah dan gaji yang dihitung mencakup upah dan gaji dari

belanja rutin dan sebagian dari belanja pembangunan. Penyusutan diperkirakan 5 % dari total

upah dan gaji yang telah dihitung. Data yang dipakai dalam perhitungan adalah realisasi dari

pengeluaran pemerintah pusat dan daerah yang diperoleh dari instansi Dinas Pengelola

Keuangan Daerah dan Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) di Bondowoso.

3.9.2 Jasa Sosial Kemasyarakatan

Sub sektor ini mencakup jasa pendidikan, jasa kesehatan, serta jasa kemasyarakatan

lainnya, seperti jasa pendidikan, panti asuhan, panti wreda, yayasan pemeliharaan anak cacat dan

rumah ibadah. Kegiatan-kegiatan jasa sosial dan kemasyarakatan hanya terbatas yang dikelola

oleh swasta saja, sedangkan yang dikelola oleh pemerintah termasuk dalam sektor pemerintahan.

3.9.2.1 Jasa Pendidikan

Data yang digunakan dalam menghitung nilai tambah bruto sub sektor jasa pendidikan

adalah jumlah murid sekolah swasta menurut jenjang pendidikan, yang diperoleh dari Kantor

Page 41: INDIKATOR MAKRO EKONOMI KABUPATEN SITUBONDO ... TW 4...Riyanto Tri Susanto, S.ST, M.Si Prayudho Bagus Jatmiko, S.ST, M.Si Kerjasama: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten

32 Indika to r Makro Ekonomi Kabupa ten Situbondo Tr iwu lan IV Tahun 2012

Dinas Pendidikan Kabupaten. Penghitungan nilai tambah bruto atas dasar harga konstan

dilakukan dengan cara revaluasi.

3.9.2.2 Jasa Kesehatan

Kegiatan dari sub sektor jasa kesehatan adalah mencakup jasa rumah sakit, dokter

praktek dan jasa kesehatan lainnya yang dikelola oleh swasta. Output diperoleh dari perkalian

antara rata-rata output per indikator produksi dan kuantum produksinya, seperti rata-rata output

tempat tidur rumah sakit dan jumlah tempat tidur, rata-rata output per dokter dan jumlah dokter

praktek, rata-rata output bidan dan jumlah bidan praktek serta jasa kesehatan lainnya.

Nilai tambah bruto atas dasar harga berlaku didasarkan atas persentase terhadap output.

Data yang digunakan bersumber dari Dinas Kesehatan dan hasil survei khusus pendapatan

regional. Nilai tambah bruto atas dasar harga konstan, dihitung dengan cara revaluasi.

3.9.2.3 Jasa Sosial Kemasyarakatan Lainnya

Kegiatan ini meliputi panti asuhan dan panti wreda, output yang dihitung diperoleh dari

rata-rata output per anak yang diasuh dan rata-rata output per orang tua yang dilayani sekaligus

struktur inputnya. Jumlah anak yang diasuh dan jumlah orang tua yang dilayani dikalikan dengan

rata-rata outputnya akan diperoleh perkiraan output kegiatan jasa sosial dan kemasyarakatan

lainnya. Data diperoleh dari Dinas Sosial dan hasil Survei Khusus Pendukung Produk Domestik

Regional Bruto (SK-PDRB) . Nilai tambah bruto atas dasar harga konstan dihitung dengan cara

revaluasi.

Dari hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) tiap tahun akan diperoleh data

pengeluaran per kapita, maka dengan mengalikan jumlah penduduk pertengahan tahun dengan

indikator tersebut akan diperoleh nilai output yang selanjutnya dengan rasio nilai tambah bruto

dapat dihitung nilai tambah bruto. Nilai tambah bruto atas dasar harga konstan dapat dilakukan

Page 42: INDIKATOR MAKRO EKONOMI KABUPATEN SITUBONDO ... TW 4...Riyanto Tri Susanto, S.ST, M.Si Prayudho Bagus Jatmiko, S.ST, M.Si Kerjasama: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten

33 Indika to r Makro Ekonomi Kabupa ten Situbondo Tr iwu lan IV Tahun 2012

dengan cara deflasi, sebagai deflatornya adalah Indeks Harga Konsumen (IHK) kelompok aneka

barang dan jasa.

Untuk menghitung jasa keagamaan/ ibadat, dari survei khusus diperoleh rata-rata input

rumah ibadah, selanjutnya dengan mengalikan jumlah tempat ibadat dengan rata-rata outputnya

akan diperoleh nilai tambah. Untuk perhitungan atas dasar harga konstannya dapat dilakukan

dengan cara revaluasi.

3.9.3 Jasa Hiburan dan Kebudayaan

Sub sektor jasa hiburan dan kebudayaan mencakup jasa, panggung kesenian, studio radio

swasta, taman hiburan, bilyard, dan sebagainya. Output dan nilai tambah bruto dapat dihitung

dengan pendekatan data pajak tempat hiburan dan keramaian umum dan struktur biayanya, serta

persentase pemungutan pajak terhadap tempat-tempat hiburan. Penghitungan nilai tambah atas

dasar harga konstan dapat dihitung dengan cara deflasi menggunakan indeks harga konsumen

(IHK) kelompok aneka barang dan jasa.

Nilai tambah untuk kegiatan radio swasta dihitung dari rata-rata output per radio swasta

dengan jumlah radio swasta yang ada, dan nilai tambah atas dasar harga konstan dilakukan

dengan cara revaluasi.

3.9.4 Jasa Perorangan dan Rumahtangga

Kegiatan dalam sub sektor jasa-jasa perorangan dan rumahtangga, meliputi jasa

perbengkelan, reparasi, jasa perorangan dan pembantu rumah tangga. Data mengenai rata-rata

output per tenaga kerja dapat diperoleh dari hasil Survei Khusus Pendukung Produk Domestik

Regional Bruto (SK-PDRB) oleh Badan Pusat Statistik.

Nilai tambah bruto dapat diperkirakan dengan cara mengalikan persentase nilai tambah

bruto dari hasil survei khusus dengan rata-rata outputnya, sedangkan nilai tambah bruto atas

Page 43: INDIKATOR MAKRO EKONOMI KABUPATEN SITUBONDO ... TW 4...Riyanto Tri Susanto, S.ST, M.Si Prayudho Bagus Jatmiko, S.ST, M.Si Kerjasama: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten

34 Indika to r Makro Ekonomi Kabupa ten Situbondo Tr iwu lan IV Tahun 2012

dasar harga konstan dapat dilakukan dengan cara ekstrapolasi menggunakan tingkat

pertumbuhan tenaga kerja.

Page 44: INDIKATOR MAKRO EKONOMI KABUPATEN SITUBONDO ... TW 4...Riyanto Tri Susanto, S.ST, M.Si Prayudho Bagus Jatmiko, S.ST, M.Si Kerjasama: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten

35 Indika to r Makro Ekonomi Kabupa ten Situbondo Tr iwu lan IV Tahun 2012

BAB IV URAIAN SINGKAT PDRB TRIWULAN IV TAHUN 2 012

4.1 Potensi Ekonomi

Potensi ekonomi Kabupaten Situbondo telah dikenal sejak puluhan bahkan ratusan tahun

yang lalu sebagai daerah pusat ekonomi dari waktu ke waktu, dari masa ke masa dengan

Panarukan sebagai pusatnya. Adanya kota pelabuhan yang besar dan kuat sejak masa Majapahit

hingga masa pemerintahan Kolonial Belanda merupakan indikasi adanya aktivitas ekonomi yang

besar dan berpengaruh di wilayah sekitar Panarukan yang saat ini bernama Kabupaten Situbondo.

Pembukaan jalan Pos 200 tahun silam yang menghubungkan Kota Anyer hingga Kota Panarukan

ditinjau dari sisi pembangunan ekonomi merupakan episode penting bagi meningkatnya kapasitas

ekonomi saat itu. Efisiensi perdagangan, transportasi dalam mengangkut hasil bumi dan

membuminya investasi dalam industri terutama hasil pertanian memastikan potensi ekonomi

Situbondo saat ini.

Walaupun luas wilayahnya tidak terlalu luas, namun geografisnya yang membentang dari

barat ke timur dengan garis pantai yang panjang dan dilewati jalan trans Jawa-Bali

memungkinkan berkembangnya banyak potensi di Situbondo. Salah satunya adalah

berkembangnya potensi bahari. Potensi Bahari meliputi usaha Perikanan, baik perikanan tangkap

maupun budidaya,juga industri pengolahan ikan dan hasilnya, dan jasa hiburan rekreasi bahari

yang merupakan potensi alam yang sangat potensial untuk dikembangkan. Apalagi keindahan

Pantai Putih, serta Baluran yang luar biasa sudah semestinya dijadikan icon Kabupaten

Situbondo.

Sepanjang pantai yang sebagian besar dilalui jalan trans Jawa-Bali tersebut sangat

memungkinkan berkembang pasar perdagangan dari beberapa kabupaten dan hidupnya dunia

pariwisata serta hidupnya rumah makan,restoran serta hotel di sepanjang garis pantai. Yang perlu

Page 45: INDIKATOR MAKRO EKONOMI KABUPATEN SITUBONDO ... TW 4...Riyanto Tri Susanto, S.ST, M.Si Prayudho Bagus Jatmiko, S.ST, M.Si Kerjasama: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten

36 Indika to r Makro Ekonomi Kabupa ten Situbondo Tr iwu lan IV Tahun 2012

dilakukan adalah mendatangkan investor dan penyederhanan regulasi investasi agar ekonomi

dapat tumbuh tinggi.

Selain potensi bahari yang menonjol, sektor pertanian terutama pertanian tanaman pangan

dan peternakan juga sangat memungkinkan ditumbuh-kembangkan di Kabupaten Situbondo. Hal

ini selain untuk mengembangkan pertumbuhan ekonomi, juga diarahkan untuk mengurangi

pengangguran dan kemiskinan.

Pendidikan dan kebudayaan juga perlu ditingkatkan guna menyiapkan SDM agar mampu

bersaing dalam menghadapi perubahan zaman. Masyarakat harus siap sebagai pelaku terutama

dalam menghadapi globalisasi, dimana batas antar wilayah bahkan antar negara semakin tipis,

dengan tidak meninggalkan ciri dan tradisi kebudayaan yang dimiliki masyarakat kabupaten

Situbondo. Seluruh lapisan masyarakat harus duduk bersama dalam menghadapi arus perubahan

yang mungkin terjadi.

Perkembangan perekonomian perlu secara kontinyu diawasi guna menata segala aspek

yang akan terjadi secara dini dimasa mendatang. Berikut ini disampaikan beberapa indikator yang

menggambarkan kondisi perekonomian saat ini, antara lain : PDRB, pertumbuhan ekonomi, dan

pergerakan struktural.

4.2. BESARAN PDRB TRIWULAN IV-2012.

4.2.1 PDRB adhb Triwulan IV-2012

Nilai PDRB Kabupaten Situbondo atas dasar harga berlaku turun menjadi

Rp.2,42Trilyun pada triwulan IV tahun 2012 dibandingkan dengan keadaan triwulan sebelumnya

(triwulan III tahun 2012) yakni Rp 2,69 trilyun. Namun jika mengalami peningkatan jika

dbandingkan dengan triwulan IV tahun 2011 yang memiliki nilai PDRB sebesar 2,14 trilyun.

Pada triwulan IV tahun 2012 ini, sektor yang memiliki nilai tambah bruto terbesar adalah sektor

Page 46: INDIKATOR MAKRO EKONOMI KABUPATEN SITUBONDO ... TW 4...Riyanto Tri Susanto, S.ST, M.Si Prayudho Bagus Jatmiko, S.ST, M.Si Kerjasama: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten

37 Indika to r Makro Ekonomi Kabupa ten Situbondo Tr iwu lan IV Tahun 2012

Perdagangan, hotel dan restoran sebesar Rp. 986,9 milyar yang mayoritas ditopang oleh

subsektor perdagangan sebesar Rp. 913 milyar. Kemudian diikuti oleh sektor Pertanian dengan

nilai tambah bruto sebesar Rp. 583 milyar dengan didukung subsektor tanaman bahan makanan

sebesar Rp. 248 milyar serta perkebunan Rp. 161 milyar. Berikutnya adalah sektor Jasa-jasa

sebesar Rp.238 milyar yang disumbangkan oleh subsektor Pemerintahan Umum sebesar Rp 128

milyar.

Grafik 1

Perbandingan Nilai PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Triwulan IV Tahun 2010 – 2012 (Juta rupiah)

Sumber : BPS Situbondo

Sektor jasa-jasa pada triwulan IV menggeser peringkat agregat PDRB sektor Industri

Pengolahan karena pada sektor ini terdapat sub sektor pemerintahan umum yang selalu

meningkat pada triwulan IV. Disamping itu sektor industri pengolahan yang didalamnya

terdaopat subsektor ini industri makanan, minuman dan tembakau terdapat beberapa industri

8.273.951,64

9.282.952,88

10.496.826,66

0

2.000.000

4.000.000

6.000.000

8.000.000

10.000.000

12.000.000

2010 2011 2012

Page 47: INDIKATOR MAKRO EKONOMI KABUPATEN SITUBONDO ... TW 4...Riyanto Tri Susanto, S.ST, M.Si Prayudho Bagus Jatmiko, S.ST, M.Si Kerjasama: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten

38 Indika to r Makro Ekonomi Kabupa ten Situbondo Tr iwu lan IV Tahun 2012

besar berupa pabrik gula yang terdapat di kecamatan Situbondo, Panarukan, Panji dan

Asembagus mulai berkurang produksinya.

Tabel 1

PDRB Triwulan IV dan PDRB Tahun 2012 ADHB Menurut Lapangan Usaha (Juta rupiah)

NO Sektor PDRB Triwulan IV

adhb PDRB adhb

(1) (2) (3) (4)

1 Pertanian 583,096.70

3,147,874.36

2 Pertambangan dan Penggalian 56,624.24

223,434.11

3 Industri Pengolahan 200,734.07

979,802.78

4 Listrik, Gas dan Air Bersih 22,274.32

85,404.37

5 Konstruksi 98,412.82

385,095.16

6 Perdagangan, Hotel dan Restoran 986,911.34

3,857,862.72

7 Pengangkutan dan Komunikasi 159,720.67

599,971.66

8 Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan

78,689.28

327,217.02

9 Jasa-jasa 238,455.77

890,164.49

KABUPATEN SITUBONDO 2,424,919.21 10,496,826.67

Sumber : BPS Situbondo

PDRB adhb tahun 2012 ini maka nilai pdrb terbesar tetap pada sektor Perdagangan, hotel

dan restoran sebesar 3,86 Triliun rupiah kemudian sektor pertanian sebesar 3,15 triliun rupiah

dan sektor Industri Pengolahan sebesar 979 milyar rupiah

4.2.2 PDRB adhk Triwulan IV-2012 Nilai PDRB Situbondo berdasarkan harga konstan 2000 (ADHK 2000) menunjukkan

peningkatan nilai produktivitas dari kegiatan perekonomian di Situbondo pada triwulan IV tahun

2012 dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun 2011 maupun tahun 2010. PDRB triwulan

IV-2012 tercatat sebesar Rp 942 milyar, meningkat daripada triwulan IV-2011 yang bernilai

sebesar Rp 841 milyar, dan juga dibandingkan dengan triwulan IV tahun 2010 (Rp 839 milyar).

Page 48: INDIKATOR MAKRO EKONOMI KABUPATEN SITUBONDO ... TW 4...Riyanto Tri Susanto, S.ST, M.Si Prayudho Bagus Jatmiko, S.ST, M.Si Kerjasama: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten

39 Indika to r Makro Ekonomi Kabupa ten Situbondo Tr iwu lan IV Tahun 2012

Karena sifat dari PDRB atas dasar harga konstan ini telah menghilangkan pengaruh inflasi

dengan mengunci harga pada tahun dasar yang sama antar tahunnya yakni pada harga di tahun

2000, maka peningkatan nilai PDRB ini dapat menggambarkan peningkatan nilai tambah kinerja

perekonomian antar periode. Peningkatan nilai PDRB Adhk di Situbondo triwulan keempat ini

menunjukkan bahwa perekonomian di Situbondo telah berkembang.

Grafik 2 Perbandingan Nilai PDRB Atas Dasar Harga Konstan Triwulan IV

Tahun 2010 – 2012 (Juta rupiah)

Sumber : BPS Situbondo

Peningkatan PDRB adhk juga ditopang oleh sektor – sektor yang hampir sama dengan

PDRB adhb yakni sektor perdagangan (Rp 370 milyar) dan sektor pertanian (Rp 233 milyar).

Selain itu berturut turut adalah sektor Industri Pengolahan, kemudian sektor Jasa-jasa, sektor

pengangkutan dan komunikasi, dan sektor Keuangan, persewaan dan jasa perusahaan. Dua sektor

terakhir adalah sektor penggalian dan sektor Listrik, Gas dan Air bersih.

839.806,68

881.692,03

942.791,33

780.000

800.000

820.000

840.000

860.000

880.000

900.000

920.000

940.000

960.000

2009 2011 2012

Page 49: INDIKATOR MAKRO EKONOMI KABUPATEN SITUBONDO ... TW 4...Riyanto Tri Susanto, S.ST, M.Si Prayudho Bagus Jatmiko, S.ST, M.Si Kerjasama: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten

40 Indika to r Makro Ekonomi Kabupa ten Situbondo Tr iwu lan IV Tahun 2012

Tabel 2 PDRB Triwulan IV dan PDRB Tahun 2012 ADHK Menurut Lapangan Usaha

(Juta rupiah)

NO Sektor PDRB Triwulan IV adhk

PDRB adhk

(1) (2) (3) (4)

1 Pertanian 233,233.71

1,206,698.20

2 Pertambangan dan Penggalian 19,798.68

76,048.68

3 Industri Pengolahan 95,943.77

402,676.27

4 Listrik, Gas dan Air Bersih 8,930.83

34,980.93

5 Konstruksi 31,046.54

115,163.07

6 Perdagangan, Hotel dan Restoran 370,521.40

1,454,321.54

7 Pengangkutan dan Komunikasi 54,719.24

208,463.89

8 Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan

36,580.42

144,903.81

9 Jasa-jasa 92,016.74

346,036.59

KABUPATEN SITUBONDO 94,2791.33 3,989,292.98

Sumber : BPS Situbondo

Pada tabel 2, PDRB adhk tahun 2012 tetap menunjukan bahwa sektor perdagangan, hotel

dan restoran (Rp 1,45 triliun ) dan sektor pertanian (Rp 1,2 triliun ) adalah penyumbang yang

dominan dalam perekonomian di Situbondo.

4.3. Laju Pertumbuhan PDRB ( Pertumbuhan Ekonomi )

Kondisi perekonomian Situbondo pada triwulan IV-2012 (y-o-y) ini menunjukkan

perkembangan yang menggembirakan yakni tumbuh sebesar 6,93 persen jika dibandingkan

dengan keadaan pada triwulan yang yang sama di tahun di tahun 2011. Sedangkan pertumbuhan

pada triwulan IV tahun 2011 sendiri adalah 4,99 persen. Selain itu jika dibandingkan dengan

triwulan sebelumnya (Triwulan III-2012) yang tumbuh sebesar 6,20 persen menunjukan bahwa

pertumbuhan ekonomi pada triwulan ini baik.

Page 50: INDIKATOR MAKRO EKONOMI KABUPATEN SITUBONDO ... TW 4...Riyanto Tri Susanto, S.ST, M.Si Prayudho Bagus Jatmiko, S.ST, M.Si Kerjasama: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten

41 Indika to r Makro Ekonomi Kabupa ten Situbondo Tr iwu lan IV Tahun 2012

Tabel 3 Pertumbuhan Ekonomi Triwulan III dan IV Menurut S ektor

Tahun 2012 (persen)

NO Sektor Triwulan III Triwulan IV

(1) (2) (3) (4)

1 Pertanian 2.49 4.30

2 Pertambangan dan Penggalian 3.94 2.25

3 Industri Pengolahan 5.16 6.99

4 Listrik, Gas dan Air Bersih 4.05 6.93

5 Konstruksi 5.36 8.73

6 Perdagangan, Hotel dan Restoran 9.11 8.59

7 Pengangkutan dan Komunikasi 9.90 7.78

8 Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan

9.55 6.99

9 Jasa-jasa 8.88 7.05

Kabupaten Situbondo 6.20 6.93

Sumber : BPS Situbondo

Sektor pertanian yang pada awal tahun 2012 mengalami tekanan pertumbuhan di triwulan

ketiga ini menunjukan pertumbuhan sebesar 4,3 persen. Subsektor tanaman bahan makanan dan

sub sektor perkebunan yang sebelumnya mengalami pertumbuhan sebesar -2,47 persen pada

triwulan ini mengalami peningkatan pertumbuhan (y-o-y).

Sektor lain yang memiliki pertumbuhan meningkat dibandingkan dengan triwulan III

tahun 2012 adalah sektor industri pengolahan, sektor listrik, gas dan air bersih dan konstruksi.

Pertumbuhan sektor industri pengolahan pada triwulan IV sebesar 6,99 persen meningkat dari

triwulan III yang mengalami pertumbuhan sebesar 5,16 persen. Demikian juga sektor Listrik,

Gas dan air bersih, pertumbuhan sektor ini pada triwulan IV sebesar 6,93 persen sedangkan pada

Page 51: INDIKATOR MAKRO EKONOMI KABUPATEN SITUBONDO ... TW 4...Riyanto Tri Susanto, S.ST, M.Si Prayudho Bagus Jatmiko, S.ST, M.Si Kerjasama: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten

42 Indika to r Makro Ekonomi Kabupa ten Situbondo Tr iwu lan IV Tahun 2012

triwulan III mengalami pertumbuhan sebesar 4,05 persen. Sektor konstruksi mengalami

pertumbuhan sebesar 8,73 persen, sedangkan pada triwulan III tumbuh sebesar 5,36 persen

Sedangkan sektor yang mengalami perlambatan pertumbuhan dari triwulan III tahun

2012 adalah sektor pertambangan dan penggalian, sektor perdagangan, hotel dan restoran ,

sektor angkutan dan komunikasi, sektor Keuangan, persewaan dan jasa perusahaan serta dan

jasa-jasa. Pertumbuhan sektor pertambangan dan penggalian pada triwulan III sebesar

3,94persen, pada triwulan IV perumbuhan sektor ini melambat menjadi 2,25 persen. Sektor

perdagangan, hotel dan restoran mengalami perlambatan pertumbuhan dari 9,11 persen pada

triwulan III menjadi 8,59 persen pada triwulan IV. Sedangkan sektor angkutan dan komunikasi

mengalami perlambatan pertumbuhan dari 9,90 persen pada triwulan III menjadi 7,78 persen

pada triwulan IV.

Sektor Keuangan, persewaan dan jasa perusahaan juga mengalami perlambatan

pertumbuhan. Sektor ini pada triwulan III tahun 2012 pertumbuhannya sebesar 9,55 persen turun

menjadi 6,99 persen pada triwulan IV tahun 2012. Demikian juga sektor jasa-jasa, mengalami

perlambatan pertumbuhan dari 8,88 persen pada triwulan III tahun 2012 menjadi 7,05 persen

pada triwulan IV 2012.

Page 52: INDIKATOR MAKRO EKONOMI KABUPATEN SITUBONDO ... TW 4...Riyanto Tri Susanto, S.ST, M.Si Prayudho Bagus Jatmiko, S.ST, M.Si Kerjasama: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten

43 Indika to r Makro Ekonomi Kabupa ten Situbondo Tr iwu lan IV Tahun 2012

Grafik 3 Pertumbuhan Ekonomi Triwulan IV Tahun 2012

(Persen)

Sumber : BPS Situbondo

4.4 Struktur Ekonomi triwulan IV-2012

Komposisi PDRB menurut sektor Primer (Pertanian dan Penggalian), sektor Sekunder

(Industri Pengolahan, Listrik, Gas dan Air Bersih dan Bangunan), sektor Tersier (Perdagangan,

Hotel dan Restoran, Pengangkutan dan Komunikasi, Keuangan, Persewaan, Jasa Perusahaan dan

Jasa-jasa) menunjukkan kenaikan dan penurunan/pergeseran/struktur ekonomi masing-masing

sektor dan sub sektor ekonomi. Pergeseran struktur ekonomi umumnya terjadi karena beberapa

hal, antara lain : keterbatasan lahan yang dibutuhkan untuk tumbuhnya sektor primer,demand

yang tinggi untuk sektor primer, kecendrungan pola usaha/kegiatan ekonomi masyarakat menuju

sektor sekunder dan tersier.

0

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

Pertanian Industri Pengolahan Konstruksi Pengangkutan dan

Komunikasi

Jasa-jasa

Page 53: INDIKATOR MAKRO EKONOMI KABUPATEN SITUBONDO ... TW 4...Riyanto Tri Susanto, S.ST, M.Si Prayudho Bagus Jatmiko, S.ST, M.Si Kerjasama: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten

44 Indika to r Makro Ekonomi Kabupa ten Situbondo Tr iwu lan IV Tahun 2012

Tabel 4 Struktur Ekonomi Triwulan III dan Triwulan IV Menur ut Sektor

Tahun 2012 (persen)

NO Kelompok Sektor Triwulan III

Tahun 2012

Triwulan IV

Tahun 2012

(1) (2) (3) (4)

1 Sektor Primer 32.94 26.38

2 Sektor Sekunder 17.45 13.25

3 Sektor Tersier 49.61 60.36

Sumber : BPS Situbondo

Struktur Ekonomi Situbondo mengalami sedikit perubahan pada triwulan keempat

dengan adanya pergerakan distribusi ekonomi dari Sektor Primer ke sektor sekunder dan tersier.

Perubahan sektor primer ini menunjukan bahwa pembangunan di Situbondo telah berada jalur

yang tepat. Sektor Primer pada triwulan III sebanyak 32,94 persen dari total perekonomian turun

menjadi 26,38 pada triwulan IV. Sektor sekunder juga mengalami penurunan dari 17,45 persen

pada triwulan III menjadi 13,25 persen pada triwulan IV. Sektor tersier mengalami peningkatan

dari 49,61 persen pada Triwulan III menjadi 60,36 persen pada triwulan IV. Sektor yang

mendukung peningkatan ini adalah sektor jasa-jasa yaitu sektor jasa pemerintahan umum.

Page 54: INDIKATOR MAKRO EKONOMI KABUPATEN SITUBONDO ... TW 4...Riyanto Tri Susanto, S.ST, M.Si Prayudho Bagus Jatmiko, S.ST, M.Si Kerjasama: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten

45 Indika to r Makro Ekonomi Kabupa ten Situbondo Tr iwu lan IV Tahun 2012

Grafik 4

Struktur Ekonomi Per Sektor Triwulan IV-Tahun 2012 (Persen)

Sumber : BPS Situbondo

Sedangkan menurut sektor, walau telah sedikit disinggung pada bahasan diatas, struktur

perekonomian Situbondo menunjukkan besarnya kontribusi sektor perdagangan, hotel dan

restoran sebesar 40,70 persen dan disusul sektor Pertanian (24,05 persen). Kontribusi keduanya

pada triwulan ini menunjukan secara agregat mencapai 64.75 persen. Struktur PDRB Situbondo

menggambarkan dua sektor tersebut merupakan leading sector bagi perekonomian Situbondo.

Sementara itu, selama tahun 2011 struktur perekonomian juga menunjukan hal yang sama yakni

secara agregat kedua sektor tersebut menguasai lebih dari 63,25 persen perekonomian di

Situbondo. Sedangkan sektor terkecil dalam struktur perekonomian di Situbondo pada triwulan

IV adalah sektor listrik, gas dan air bersih yaitu sebesar 0,92 persen

Pertanian;

24,05Pertambangan

dan

Penggalian;

2,34

Industri

Pengolahan;

8,28

Listrik, Gas

dan Air Bersih;

0,92Konstruksi;

4,06

Perdagangan,

Hotel dan

Restoran;

40,70

Pengangkutan

dan

Komunikasi;

6,59

Keuangan,

Persewaan

dan Jasa

Perusahaan;

3,25

Jasa-jasa; 9,83

Page 55: INDIKATOR MAKRO EKONOMI KABUPATEN SITUBONDO ... TW 4...Riyanto Tri Susanto, S.ST, M.Si Prayudho Bagus Jatmiko, S.ST, M.Si Kerjasama: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten

46 Indika to r Makro Ekonomi Kabupa ten Situbondo Tr iwu lan IV Tahun 2012

4.5 Kesimpulan

Kajian PDRB triwulanan dapat menjadi indikator dini dalam memantau perkembangan

perekonomi di Situbondo sebagai bahan evaluasi bagi proses perencanaan pembangunan.

Beberapa hal yang dapat disimpulkan adalah :

1. Nilai PDRB baik atas dasar harga konstan maupun atas dasar harga berlaku menunjukan

kenaikan secara kuantitas dibandingkan dengan keadaan yang sama tahun 2011 yang

berarti secara agregat kapasitas ekonomi di Situbondo triwulan keempat tahun 2012 lebih

baik daripada triwulan keempat tahun 2011.

2. Semua sektor meningkat kapasitas ekonominya, termasuk sektor pertanian yang pada

triwulan pertama mengalami tekanan pertumbuhan, namun tidak semua sektor meningkat

dibandingkan dengan triwulan ketiga, beberapa sektor mengalami pertumbuhan yang

melambat.

3. Pertumbuhan ekonomi triwulan keempat tahun 2012 sebesar 6,93 persen lebih tinggi

dibandingkan pertumbuhan ekonomi triwulan yang sama tahun 2011 sebesar 4,99 persen.

Sehingga pertumbuhan ekonomi pada tahun 2012 sebesar 6,54 persen.

4. Struktur ekonomi di Situbondo triwulan Keempat paling dominan adalah sektor

perdagangan, hotel dan restoran diikuti sektor pertanian dan sektor jasa-jasa dan sektor

Industri Pengolahan. Sektor yang paling kecil distribusinya bagi perekonomian Situbondo

adalah sektor Listrik, Gas dan Air bersih.

Page 56: INDIKATOR MAKRO EKONOMI KABUPATEN SITUBONDO ... TW 4...Riyanto Tri Susanto, S.ST, M.Si Prayudho Bagus Jatmiko, S.ST, M.Si Kerjasama: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten

47 Indika to r Makro Ekonomi Kabupa ten Situbondo Tr iwu lan IV Tahun 2012

TABEL POKOK PDRB TRIWULAN IV 2012

Page 57: INDIKATOR MAKRO EKONOMI KABUPATEN SITUBONDO ... TW 4...Riyanto Tri Susanto, S.ST, M.Si Prayudho Bagus Jatmiko, S.ST, M.Si Kerjasama: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten

48 Indika to r Makro Ekonomi Kabupa ten Situbondo Tr iwu lan IV Tahun 2012

Tabel 01

Produk Domestik Regional Bruto Triwulanan Situbondo Menurut Lapangan Usaha

Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2010

(Juta Rupiah)

No. Sektor/Subsektor Triwulan

Total I II III IV

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

I. Pertanian 613,245.39 706,483.60 739,268.47 551,925.56 2,610,923.01

1.1. Tanaman Bahan Makanan 406,616.75 445,992.73 301,226.32 263,669.97 1,417,505.77

1.2. Tanaman Perkebunan 77,558.45 125,695.50 297,981.01 145,085.48 646,320.44

1.3. Peternakan 53,812.11 51,463.41 55,108.42 59,438.41 219,822.35

1.4. Kehutanan 2,439.38 2,750.56 2,682.16 2,197.18 10,069.27

1.5. Perikanan 72,818.70 80,581.40 82,270.57 81,534.51 317,205.18

II. Pertambangan Dan Penggalian 46,150.71 45,587.42 46,238.65 50,871.47 188,848.25

2.1. Pertambangan Migas - - - - -

2.2. Pertambangan Non Migas - - - - -

2.3. Penggalian 46,150.71 45,587.42 46,238.65 50,871.47 188,848.25

III. Industri Pengolahan 111,046.52 173,246.77 294,963.09 188,409.01 767,665.40

3.1. Makanan Minuman dan Tembakau 94,345.08 156,393.47 277,272.71 169,846.32 697,857.58

3.2. Tekstil, Barang dari Kulit & Alas kaki 938.11 984.65 1,026.09 1,088.34 4,037.19

3.3. Barang dari Kayu & Hasil Hutan lainnya 1,066.75 1,214.76 1,364.91 1,383.64 5,030.05

3.4. Kertas dan Barang Cetakan 5,211.13 4,923.67 4,721.51 4,526.42 19,382.73

3.5. Pupuk, Kimia dan Barang dari Karet 889.34 826.45 901.79 948.45 3,566.03

3.6. Semen dan Barang Galian bukan Logam 4,457.17 4,541.12 4,980.39 4,726.05 18,704.73

3.7. Logam dasar besi dan baja -

-

-

-

-

3.8. Alat Angkutan Mesin & Peralatanya -

-

-

-

-

3.9. Barang lainnya 4,138.94 4,362.65 4,695.70 5,889.80 19,087.09

IV. Listrik, Gas dan Air Bersih 18,527.25 19,186.77 18,548.70 16,379.60 72,642.32

4.1. Listrik 17,175.01 17,913.51 17,357.52 15,104.18 67,550.23

4.2. Gas Kota -

-

-

-

-

4.3. Air Bersih 1,352.24 1,273.26 1,191.17 1,275.42 5,092.09

V. Konstruksi 69,121.40 78,594.52 78,903.96 77,755.12 304,375.00

Page 58: INDIKATOR MAKRO EKONOMI KABUPATEN SITUBONDO ... TW 4...Riyanto Tri Susanto, S.ST, M.Si Prayudho Bagus Jatmiko, S.ST, M.Si Kerjasama: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten

49 Indika to r Makro Ekonomi Kabupa ten Situbondo Tr iwu lan IV Tahun 2012

Tabel 01

Produk Domestik Regional Bruto Triwulanan Situbondo Menurut Lapangan Usaha

Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2010

(Juta Rupiah)

Lanjutan

No. Sektor/Subsektor Triwulan

Total I II III IV

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

VI. Perdagangan , Hotel Dan Restoran 706,374.85 725,124.13 730,660.14 744,539.79 2,906,698.92

6.1. Perdagangan 654,345.68 670,728.38 674,507.38 688,092.84 2,687,674.28

6.2. H o t e l 7,707.77 8,965.76 9,218.25 9,622.11 35,513.89

6.3. Restoran 44,321.40 45,429.99 46,934.52 46,824.85 183,510.75

VII. Pengangkutan Dan Komunikasi 116,437.96 116,964.11 119,049.12 119,412.65 471,863.84

a. Angkutan 110,114.13 109,819.87 111,403.16 111,525.56 442,862.72

1. Angkutan Rel - - - - -

2. Angkutan Jalan Raya 92,951.13 94,563.53 93,550.07 93,225.30 374,290.02

3. Angkutan Laut 11,814.78 10,069.02 12,677.90 12,632.36 47,194.05

4. Angkutan Penyebrangan 1,133.05 924.97 1,178.54 1,223.30 4,459.86

5. Angkutan Udara - - - - -

6. Jasa Penunjang Angkutan 4,215.17 4,262.35 3,996.65 4,444.61 16,918.79

a. Komunikasi 6,323.83 7,144.24 7,645.96 7,887.09 29,001.12

1. Pos dan Telekomunikasi 5,887.00 6,659.09 7,129.05 7,363.92 27,039.06

2. Jasa Penunjang Komunikasi 436.83 485.16 516.91 523.17 1,962.06

VIII. Keuangan, Persewaan Dan Jasa Perush 63,249.10 64,799.74 61,992.73 63,523.76 253,565.33

8.1. B a n k 6,505.49 6,335.30 6,036.60 6,223.71 25,101.11

8.2. Lembaga Keuangan Bukan Bank 2,020.49 1,931.96 2,117.24 2,155.38 8,225.07

8.3. Jasa Penunjang Keuangan - - - - -

8.4. Sewa Bangunan 47,824.92 49,027.18 46,613.87 47,886.37 191,352.34

8.5. Jasa Perusahaan 6,898.20 7,505.30 7,225.01 7,258.30 28,886.81

IX. Jasa - Jasa 159,922.43 176,471.51 174,935.14 186,040.48 697,369.57

a. Pemerintahan Umum 86,831.47 94,919.74 94,768.23 100,281.08 376,800.53

1. Adm Pemerintah dan Pertahanan 86,831.47 94,919.74 94,768.23 100,281.08 376,800.53

2. Jasa Pemerintah Lainnya

-

-

-

-

-

b. Swasta 73,090.96 81,551.77 80,166.91 85,759.40 320,569.04

1. Jasa Sosial Kemasyarakatan 17,058.61 19,676.74 18,411.98 18,167.99 73,315.32

2. Jasa Hiburan Dan Kebudayaan 6,026.47 7,733.84 7,835.25 8,974.92 30,570.47

3. Jasa Perorangan Dan RT 50,005.88 54,141.20 53,919.68 58,616.49 216,683.25

Produk Domestik Regional Bruto 1,904,075.62 2,106,458.57 2,264,560.01 1,998,857.44 8,273,951.64

Page 59: INDIKATOR MAKRO EKONOMI KABUPATEN SITUBONDO ... TW 4...Riyanto Tri Susanto, S.ST, M.Si Prayudho Bagus Jatmiko, S.ST, M.Si Kerjasama: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten

50 Indika to r Makro Ekonomi Kabupa ten Situbondo Tr iwu lan IV Tahun 2012

Tabel 02

Produk Domestik Regional Bruto Triwulanan Situbondo Menurut Lapangan Usaha

Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2011

(Juta Rupiah) *

No. Sektor/Subsektor Triwulan

Total I II III IV

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

I. Pertanian 784,928.13 767,271.58 830,975.42 508,737.44 2,891,912.57

1.1. Tanaman Bahan Makanan 550,009.19 473,716.34 321,880.90 204,892.28 1,550,498.72

1.2. Tanaman Perkebunan 86,191.01 143,266.45 351,922.30 144,252.33 725,632.10

1.3. Peternakan 62,424.14 59,698.48 64,466.56 67,611.27 254,200.45

1.4. Kehutanan 2,717.70 3,081.67 2,806.20 2,247.85 10,853.42

1.5. Perikanan 83,586.08 87,508.63 89,899.46 89,733.71 350,727.88

II. Pertambangan Dan Penggalian 47,076.34 52,442.16 50,739.98 52,325.45 202,583.92

2.1. Pertambangan Migas - - - - -

2.2. Pertambangan Non Migas - - - - -

2.3. Penggalian 47,076.34 52,442.16 50,739.98 52,325.45 202,583.92

III. Industri Pengolahan 132,681.65 193,589.58 342,998.70 205,876.24 875,146.17

3.1. Makanan Minuman dan Tembakau 114,938.15 176,098.95 324,993.35 186,749.97 802,780.41

3.2. Tekstil, Barang dari Kulit & Alas kaki 1,053.22 1,023.45 1,078.41 1,100.95 4,256.03

3.3. Barang dari Kayu & Hasil Hutan lainnya 1,457.12 1,438.07 1,464.72 1,525.37 5,885.29

3.4. Kertas dan Barang Cetakan 5,484.52 5,489.31 5,163.07 5,058.06 21,194.96

3.5. Pupuk, Kimia dan Barang dari Karet 894.88 867.03 905.57 933.14 3,600.62

3.6. Semen dan Barang Galian bukan Logam 4,982.39 4,647.05 4,756.48 5,063.80 19,449.72

3.7. Logam dasar besi dan baja - - - - -

3.8. Alat Angkutan Mesin & Peralatanya - - - - -

3.9. Barang lainnya 3,871.37 4,025.74 4,637.10 5,444.93 17,979.14

IV. Listrik, Gas dan Air Bersih 19,111.06 19,637.73 19,550.66 18,672.55 76,972.00

4.1. Listrik 17,774.27 18,328.05 18,268.05 17,309.80 71,680.18

4.2. Gas Kota - - - - -

4.3. Air Bersih 1,336.79 1,309.68 1,282.60 1,362.76 5,291.83

V. Konstruksi 77,074.83 90,899.58 88,258.02 90,637.15 346,869.58

*. Angka Diperbaiki **. Angka Sementara

Page 60: INDIKATOR MAKRO EKONOMI KABUPATEN SITUBONDO ... TW 4...Riyanto Tri Susanto, S.ST, M.Si Prayudho Bagus Jatmiko, S.ST, M.Si Kerjasama: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten

51 Indika to r Makro Ekonomi Kabupa ten Situbondo Tr iwu lan IV Tahun 2012

Tabel 02

Produk Domestik Regional Bruto Triwulanan Situbondo Menurut Lapangan Usaha

Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2011

(Juta Rupiah) *

Lanjutan

No. Sektor/Subsektor Triwulan

Total I II III IV

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

VI. Perdagangan , Hotel Dan Restoran 796,162.60 814,933.48 841,833.10 847,046.92 3,299,976.10

6.1. Perdagangan 735,155.78 753,231.14 779,911.91 785,627.51 3,053,926.34

6.2. H o t e l 8,642.46 9,337.01 9,914.98 10,435.15 38,329.59

6.3. Restoran 52,364.36 52,365.34 52,006.21 50,984.26 207,720.17

VII. Pengangkutan Dan Komunikasi 124,710.53 129,333.05 132,311.11 132,202.98 518,557.67

a. Angkutan 117,543.32 121,428.02 123,843.29 123,542.07 486,356.71

1. Angkutan Rel - - - - -

2. Angkutan Jalan Raya 98,635.18 102,045.16 105,366.22 103,296.40 409,342.97

3. Angkutan Laut 13,073.99 12,822.95 12,774.99 13,724.03 52,395.97

4. Angkutan Penyebrangan 863.80 1,552.05 1,110.31 1,431.20 4,957.35

5. Angkutan Udara - - - - -

6. Jasa Penunjang Angkutan 4,970.35 5,007.85 4,591.78 5,090.44 19,660.42

a. Komunikasi 7,167.21 7,905.03 8,467.82 8,660.91 32,200.96

1. Pos dan Telekomunikasi 6,686.09 7,374.63 7,923.84 8,097.39 30,081.95

2. Jasa Penunjang Komunikasi 481.12 530.40 543.98 563.51 2,119.01

VIII. Keuangan, Persewaan Dan Jasa Perush 72,068.99 73,299.14 71,762.14 73,603.62 290,733.89

8.1. B a n k 7,933.10 7,650.46 7,377.16 7,615.49 30,576.22

8.2. Lembaga Keuangan Bukan Bank 2,541.08 2,518.30 2,609.56 2,614.28 10,283.23

8.3. Jasa Penunjang Keuangan -

8.4. Sewa Bangunan 54,859.74 55,823.22 54,569.50 56,097.86 221,350.32

8.5. Jasa Perusahaan 6,735.06 7,307.15 7,205.92 7,276.00 28,524.13

IX. Jasa - Jasa 172,639.44 194,603.66 198,614.77 214,343.11 780,200.98

a. Pemerintahan Umum 91,616.00 108,101.99 109,377.65 118,682.41 427,778.04

1. Adm Pemerintah dan Pertahanan 91,616.00 108,101.99 109,377.65 118,682.41 427,778.04

2. Jasa Pemerintah Lainnya - - - - -

b. Swasta 81,023.44 86,501.67 89,237.12 95,660.70 352,422.94

1. Jasa Sosial Kemasyarakatan 19,706.22 22,510.50 21,759.25 21,446.12 85,422.08

2. Jasa Hiburan Dan Kebudayaan 5,858.56 7,359.79 7,949.68 8,786.45 29,954.49

3. Jasa Perorangan Dan RT 55,458.66 56,631.38 59,528.19 65,428.14 237,046.36

Produk Domestik Regional Bruto 2,226,453.56 2,336,009.97 2,577,043.89 2,143,445.46 9,282,952.88

Page 61: INDIKATOR MAKRO EKONOMI KABUPATEN SITUBONDO ... TW 4...Riyanto Tri Susanto, S.ST, M.Si Prayudho Bagus Jatmiko, S.ST, M.Si Kerjasama: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten

52 Indika to r Makro Ekonomi Kabupa ten Situbondo Tr iwu lan IV Tahun 2012

Tabel 03

Produk Domestik Regional Bruto Triwulanan Situbondo Menurut Lapangan Usaha

Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2012

(Juta Rupiah) **

No. Sektor/Subsektor Triwulan

Total I II III IV

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

I. Pertanian 766,015.20 880,466.40 918,296.06 583,096.70 3,147,874.36

1.1. Tanaman Bahan Makanan 499,137.10 540,344.34 336,780.48 248,002.83 1,624,264.75

1.2. Tanaman Perkebunan 94,704.67 172,171.50 408,382.87 161,388.98 836,648.02

1.3. Peternakan 77,405.93 70,636.82 75,065.65 62,689.59 285,797.99

1.4. Kehutanan 2,742.96 2,938.40 2,615.40 3,017.31 11,314.07

1.5. Perikanan 92,024.55 94,375.34 95,451.66 107,997.99 389,849.54

II. Pertambangan Dan Penggalian 52,810.85 57,376.73 56,622.29 56,624.24 223,434.11 2.1. Pertambangan Migas - - - - - 2.2. Pertambangan Non Migas - - - - - 2.3. Penggalian 52,810.85 57,376.73 56,622.29 56,624.24 223,434.11

III. Industri Pengolahan 155,311.10 229,120.70 394,636.91 200,734.07 979,802.78

3.1. Makanan Minuman dan Tembakau 135,525.00 209,359.55 374,326.51 181,072.67 900,283.73

3.2. Tekstil, Barang dari Kulit & Alas kaki 1,180.33 1,176.58 1,193.25 1,125.06 4,675.22

3.3. Barang dari Kayu & Hasil Hutan lainnya 1,681.22 1,642.51 1,671.91 1,560.78 6,556.42

3.4. Kertas dan Barang Cetakan 6,249.70 6,264.91 6,010.32 5,485.18 24,010.11

3.5. Pupuk, Kimia dan Barang dari Karet 1,047.09 1,019.16 1,062.78 912.76 4,041.79

3.6. Semen dan Barang Galian bukan Logam 5,455.83 5,303.55 5,222.76 5,602.96 21,585.10

3.7. Logam dasar besi dan baja - - - - - 3.8. Alat Angkutan Mesin & Peralatanya - - - - - 3.9. Barang lainnya 4,171.94 4,354.44 5,149.39 4,974.65 18,650.42

IV. Listrik, Gas dan Air Bersih 20,608.86 20,943.16 21,578.03 22,274.32 85,404.37 4.1. Listrik 19,113.85 19,504.30 20,199.50 20,819.22 79,636.87

4.2. Gas Kota - - -

4.3. Air Bersih 1,495.01 1,438.86 1,378.53 1,455.10 5,767.50

V. Konstruksi 85,965.65 100,587.93 100,128.76 98,412.82 385,095.16 *. Angka Diperbaiki **. Angka Sementara

Page 62: INDIKATOR MAKRO EKONOMI KABUPATEN SITUBONDO ... TW 4...Riyanto Tri Susanto, S.ST, M.Si Prayudho Bagus Jatmiko, S.ST, M.Si Kerjasama: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten

53 Indika to r Makro Ekonomi Kabupa ten Situbondo Tr iwu lan IV Tahun 2012

Tabel 03

Produk Domestik Regional Bruto Triwulanan Situbondo Menurut Lapangan Usaha

Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2012

(Juta Rupiah)

Lanjutan

No. Sektor/Subsektor Triwulan

Total I II III IV

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

VI. Perdagangan , Hotel Dan Restoran 915,886.25 955,679.74 999,385.39 986,911.34 3,857,862.72

6.1. Perdagangan 845,109.62 883,459.79 926,615.64 913,058.26 3,568,243.31

6.2. H o t e l 9,661.13 10,696.56 11,046.08 11,929.68 43,333.45

6.3. Restoran 61,115.50 61,523.39 61,723.68 61,923.41 246,285.98

VII. Pengangkutan Dan Komunikasi 141,041.02 143,782.19 155,427.78 159,720.67 599,971.66

a. Angkutan 132,553.80 134,193.30 145,224.22 149,238.16 561,209.48

1. Angkutan Rel - - - - -

2. Angkutan Jalan Raya 110,766.88 112,959.18 122,328.59 128,998.19 475,052.84

3. Angkutan Laut 14,913.07 13,987.90 16,450.18 13,884.25 59,235.40

4. Angkutan Penyebrangan 1,234.11 1,568.87 1,403.49 1,263.72 5,470.19

5. Angkutan Udara - - - - -

6. Jasa Penunjang Angkutan 5,639.73 5,677.35 5,041.96 5,092.00 21,451.04

a. Komunikasi 8,487.22 9,588.89 10,203.56 10,482.51 38,762.18

1. Pos dan Telekomunikasi 7,913.79 8,939.82 9,574.24 9,982.45 36,410.30

2. Jasa Penunjang Komunikasi 573.43 649.07 629.32 500.06 2,351.88

VIII. Keuangan, Persewaan Dan Jasa Perush 82,103.27 83,071.05 83,353.42 78,689.28 327,217.02

8.1. B a n k 8,707.35 8,437.19 8,173.82 8,838.97 34,157.33

8.2. Lembaga Keuangan Bukan Bank 2,798.42 2,799.81 2,853.73 2,919.65 11,371.61

8.3. Jasa Penunjang Keuangan - - - -

8.4. Sewa Bangunan 63,388.60 63,855.42 64,386.31 58,479.67 250,110.00

8.5. Jasa Perusahaan 7,208.90 7,978.63 7,939.57 8,450.98 31,578.08

IX. Jasa - Jasa 198,127.57 223,967.10 229,614.05 238,455.77 890,164.49

a. Pemerintahan Umum 106,360.41 125,838.50 130,337.67 128,601.39 491,137.97

1. Adm Pemerintah dan Pertahanan 106,360.41 125,838.50 130,337.67 128,601.39 491,137.97

2. Jasa Pemerintah Lainnya - - - - -

b. Swasta 91,767.16 98,128.60 99,276.39 109,854.38 399,026.53

1. Jasa Sosial Kemasyarakatan 23,351.82 25,960.17 24,688.48 23,756.22 97,756.69

2. Jasa Hiburan Dan Kebudayaan 6,540.46 8,209.38 8,946.76 10,552.26 34,248.86

3. Jasa Perorangan Dan RT 61,874.88 63,959.05 65,641.15 75,545.90 267,020.98

Produk Domestik Regional Bruto 2,417,869.78 2,694,995.01 2,959,042.71 2,424,919.20 10,496,826.66

Page 63: INDIKATOR MAKRO EKONOMI KABUPATEN SITUBONDO ... TW 4...Riyanto Tri Susanto, S.ST, M.Si Prayudho Bagus Jatmiko, S.ST, M.Si Kerjasama: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten

54 Indika to r Makro Ekonomi Kabupa ten Situbondo Tr iwu lan IV Tahun 2012

Tabel 04

Produk Domestik Regional Bruto Triwulanan Situbondo Menurut Lapangan Usaha

Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2010

(Juta Rupiah)

No. Sektor/Subsektor Triwulan

Total I II III IV

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

I. Pertanian 250,352.03 341,187.30 330,356.39 229,268.53 1,151,164.25

1.1. Tanaman Bahan Makanan 167,892.31 223,298.35 126,099.68 100,821.79 618,112.14

1.2. Tanaman Perkebunan 30,330.94 59,290.50 145,601.31 68,086.64 303,309.39

1.3. Peternakan 17,655.87 22,591.22 22,830.92 23,539.77 86,617.79

1.4. Kehutanan 871.50 861.13 898.72 801.96 3,433.31

1.5. Perikanan 33,601.41 35,146.10 34,925.75 36,018.36 139,691.62

II. Pertambangan Dan Penggalian 15,970.50 17,866.57 18,364.41 19,853.53 72,055.01

2.1. Pertambangan Migas - - - - -

2.2. Pertambangan Non Migas - - - - -

2.3. Penggalian 15,970.50 17,866.57 18,364.41 19,853.53 72,055.01

III. Industri Pengolahan 51,498.70 80,138.62 136,400.57 87,393.90 355,431.79

3.1. Makanan Minuman dan Tembakau 43,595.09 72,266.48 128,122.51 78,482.79 322,466.87

3.2. Tekstil, Barang dari Kulit & Alas kaki 392.36 425.88 456.27 457.59 1,732.09

3.3. Barang dari Kayu & Hasil Hutan lainnya 526.53 532.80 594.27 622.57 2,276.17

3.4. Kertas dan Barang Cetakan 2,665.85 2,641.93 2,599.12 2,610.87 10,517.78

3.5. Pupuk, Kimia dan Barang dari Karet 421.43 418.27 455.11 458.36 1,753.17

3.6. Semen dan Barang Galian bukan Logam 1,787.91 1,843.64 2,133.65 2,223.70 7,988.90

3.7. Logam dasar besi dan baja - - - - -

3.8. Alat Angkutan Mesin & Peralatanya - - - - -

3.9. Barang lainnya 2,109.53 2,009.61 2,039.65 2,538.02 8,696.81

IV. Listrik, Gas dan Air Bersih 7,782.12 7,996.54 7,866.90 7,913.28 31,558.83

4.1. Listrik 7,259.68 7,507.60 7,389.39 7,425.06 29,581.73

4.2. Gas Kota - - - - -

4.3. Air Bersih 522.44 488.94 477.50 488.22 1,977.10

V. Konstruksi 23,452.05 25,697.42 25,998.96 26,937.24 102,085.67

Page 64: INDIKATOR MAKRO EKONOMI KABUPATEN SITUBONDO ... TW 4...Riyanto Tri Susanto, S.ST, M.Si Prayudho Bagus Jatmiko, S.ST, M.Si Kerjasama: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten

55 Indika to r Makro Ekonomi Kabupa ten Situbondo Tr iwu lan IV Tahun 2012

Tabel 04

Produk Domestik Regional Bruto Triwulanan Situbondo Menurut Lapangan Usaha

Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2010

(Juta Rupiah)

Lanjutan

No. Sektor/Subsektor Triwulan

Total I II III IV

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

VI. Perdagangan , Hotel Dan Restoran 294,331.37 300,857.09 303,068.03 310,143.13 1,208,399.61

6.1. Perdagangan 268,901.55 275,017.57 275,896.79 282,537.76 1,102,353.68

6.2. H o t e l 4,410.37 4,388.48 4,581.20 4,618.55 17,998.60

6.3. Restoran 21,019.45 21,451.04 22,590.03 22,986.81 88,047.33

VII. Pengangkutan Dan Komunikasi 42,639.79 43,339.79 44,699.68 46,975.92 177,655.19

a. Angkutan 39,691.39 39,793.74 41,084.30 43,265.02 163,834.46

1. Angkutan Rel - - - - -

2. Angkutan Jalan Raya 33,143.16 34,414.10 34,562.46 36,049.15 138,168.88

3. Angkutan Laut 4,275.76 3,643.97 4,588.12 4,571.64 17,079.48

4. Angkutan Penyebrangan 499.70 407.94 519.76 539.51 1,966.91

5. Angkutan Udara - - - - -

6. Jasa Penunjang Angkutan 1,772.77 1,327.74 1,413.95 2,104.73 6,619.19

a. Komunikasi 2,948.40 3,546.05 3,615.38 3,710.90 13,820.73

1. Pos dan Telekomunikasi 2,734.49 3,308.47 3,362.25 3,454.71 12,859.92

2. Jasa Penunjang Komunikasi 213.91 237.58 253.13 256.19 960.81

VIII. Keuangan, Persewaan Dan Jasa Perush 30,004.94 30,553.60 30,460.37 31,335.34 122,354.26

8.1. B a n k 2,927.96 2,867.81 2,843.93 3,023.30 11,663.01

8.2. Lembaga Keuangan Bukan Bank 1,117.13 1,101.92 1,198.65 1,204.71 4,622.42

8.3. Jasa Penunjang Keuangan - - - - -

8.4. Sewa Bangunan 22,059.32 22,465.89 22,295.48 22,820.42 89,641.11

8.5. Jasa Perusahaan 3,900.52 4,117.98 4,122.32 4,286.90 16,427.72

IX. Jasa - Jasa 69,006.54 76,652.46 75,705.86 79,985.80 301,350.65

a. Pemerintahan Umum 35,186.41 41,312.11 41,478.04 45,222.87 163,199.43

1. Adm Pemerintah dan Pertahanan 35,186.41 41,312.11 41,478.04 45,222.87 163,199.43

2. Jasa Pemerintah Lainnya - - - - -

b. Swasta 33,820.13 35,340.34 34,227.82 34,762.93 138,151.22

1. Jasa Sosial Kemasyarakatan 6,726.30 7,951.10 7,399.28 7,460.05 29,536.73

2. Jasa Hiburan Dan Kebudayaan 3,755.31 3,927.69 3,700.86 4,131.95 15,515.81

3. Jasa Perorangan Dan RT 23,338.51 23,461.55 23,127.68 23,170.93 93,098.68

Produk Domestik Regional Bruto 785,038.03 924,289.39 972,921.16 839,806.68 3,522,055.26

Page 65: INDIKATOR MAKRO EKONOMI KABUPATEN SITUBONDO ... TW 4...Riyanto Tri Susanto, S.ST, M.Si Prayudho Bagus Jatmiko, S.ST, M.Si Kerjasama: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten

56 Indika to r Makro Ekonomi Kabupa ten Situbondo Tr iwu lan IV Tahun 2012

Tabel 05

Produk Domestik Regional Bruto Triwulanan Situbondo Menurut Lapangan Usaha

Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2011

(Juta Rupiah) *

No. Sektor/Subsektor Triwulan

Total I II III IV

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

I. Pertanian 289,338.30 325,805.41 337,809.79 223,609.64 1,176,563.14

1.1. Tanaman Bahan Makanan 202,217.64 203,802.66 126,141.28 94,525.78 626,687.36

1.2. Tanaman Perkebunan 31,749.75 61,593.42 150,780.37 68,374.64 312,498.18

1.3. Peternakan 19,720.76 23,131.05 24,308.50 25,063.22 92,223.53

1.4. Kehutanan 912.97 859.88 836.68 791.21 3,400.74

1.5. Perikanan 34,737.18 36,418.40 35,742.97 34,854.79 141,753.33

II. Pertambangan Dan Penggalian 16,490.97 18,990.62 18,651.28 19,363.23 73,496.11

2.1. Pertambangan Migas - - - - -

2.2. Pertambangan Non Migas - - - - -

2.3. Penggalian 16,490.97 18,990.62 18,651.28 19,363.23 73,496.11

III. Industri Pengolahan 57,815.66 84,094.88 148,758.53 89,672.99 380,342.05

3.1. Makanan Minuman dan Tembakau 49,850.53 76,376.96 140,954.87 80,996.48 348,178.84

3.2. Tekstil, Barang dari Kulit & Alas kaki 415.04 413.22 438.07 452.56 1,718.89

3.3. Barang dari Kayu & Hasil Hutan lainnya 659.88 580.26 596.10 631.04 2,467.28

3.4. Kertas dan Barang Cetakan 2,725.19 2,753.46 2,637.28 2,690.40 10,806.32

3.5. Pupuk, Kimia dan Barang dari Karet 408.52 399.73 434.68 440.87 1,683.80

3.6. Semen dan Barang Galian bukan Logam 1,938.87 1,774.03 1,853.77 2,224.63 7,791.30

3.7. Logam dasar besi dan baja - - - - -

3.8. Alat Angkutan Mesin & Peralatanya - - - - -

3.9. Barang lainnya 1,817.63 1,797.22 1,843.76 2,237.00 7,695.62

IV. Listrik, Gas dan Air Bersih 8,109.62 8,365.30 8,249.89 8,352.01 33,076.81

4.1. Listrik 7,591.63 7,858.35 7,747.19 7,848.55 31,045.72

4.2. Gas Kota - - - - -

4.3. Air Bersih 517.99 506.94 502.70 503.46 2,031.09

V. Konstruksi 24,488.03 27,689.07 27,489.53 28,554.83 108,221.46

*. Angka Diperbaiki **. Angka Sementara

Page 66: INDIKATOR MAKRO EKONOMI KABUPATEN SITUBONDO ... TW 4...Riyanto Tri Susanto, S.ST, M.Si Prayudho Bagus Jatmiko, S.ST, M.Si Kerjasama: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten

57 Indika to r Makro Ekonomi Kabupa ten Situbondo Tr iwu lan IV Tahun 2012

Tabel 05

Produk Domestik Regional Bruto Triwulanan Situbondo Menurut Lapangan Usaha

Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2011

(Juta Rupiah)

Lanjutan

No. Sektor/Subsektor Triwulan

Total I II III IV

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

VI. Perdagangan , Hotel Dan Restoran 321,574.67 328,122.52 335,054.07 341,225.63 1,325,976.89

6.1. Perdagangan 293,431.22 299,700.76 306,122.89 312,013.40 1,211,268.27

6.2. H o t e l 4,586.19 4,609.73 4,755.09 4,844.93 18,795.94

6.3. Restoran 23,557.27 23,812.03 24,176.08 24,367.30 95,912.68

VII. Pengangkutan Dan Komunikasi 45,240.04 48,071.03 48,817.42 50,767.35 192,895.83

a. Angkutan 41,935.91 44,131.21 44,879.35 46,774.20 177,720.67

1. Angkutan Rel - - - - -

2. Angkutan Jalan Raya 35,353.71 36,840.37 37,645.66 39,432.87 149,272.60

3. Angkutan Laut 4,297.64 4,956.90 4,565.28 4,904.43 18,724.25

4. Angkutan Penyebrangan 373.49 671.07 480.07 618.82 2,143.45

5. Angkutan Udara - - - - -

6. Jasa Penunjang Angkutan 1,911.07 1,662.87 2,188.34 1,818.09 7,580.37

a. Komunikasi 3,304.13 3,939.82 3,938.07 3,993.15 15,175.16

1. Pos dan Telekomunikasi 3,068.53 3,680.08 3,671.68 3,717.20 14,137.49

2. Jasa Penunjang Komunikasi 235.60 259.74 266.38 275.95 1,037.67

VIII. Keuangan, Persewaan Dan Jasa Perush 32,804.40 33,391.23 33,232.48 34,190.70 133,618.81

8.1. B a n k 3,435.06 3,357.12 3,324.33 3,525.69 13,642.19

8.2. Lembaga Keuangan Bukan Bank 1,345.44 1,334.31 1,416.87 1,442.63 5,539.24

8.3. Jasa Penunjang Keuangan - - - - -

8.4. Sewa Bangunan 24,366.36 24,797.41 24,576.20 25,195.23 98,935.21

8.5. Jasa Perusahaan 3,657.54 3,902.39 3,915.09 4,027.16 15,502.17

IX. Jasa - Jasa 72,108.06 80,953.60 81,203.17 85,955.66 320,220.49

a. Pemerintahan Umum 37,448.37 44,791.42 45,542.66 49,772.66 177,555.11

1. Adm Pemerintah dan Pertahanan 37,448.37 44,791.42 45,542.66 49,772.66 177,555.11

2. Jasa Pemerintah Lainnya - - - - -

b. Swasta 34,659.69 36,162.19 35,660.51 36,183.00 142,665.38

1. Jasa Sosial Kemasyarakatan 7,315.10 8,450.15 8,044.87 8,206.11 32,016.23

2. Jasa Hiburan Dan Kebudayaan 3,362.19 3,538.13 3,528.76 3,891.92 14,321.00

3. Jasa Perorangan Dan RT 23,982.39 24,173.91 24,086.88 24,084.97 96,328.16

Produk Domestik Regional Bruto 867,969.73 955,483.66 1,039,266.17 881,692.03 3,744,411.59

Page 67: INDIKATOR MAKRO EKONOMI KABUPATEN SITUBONDO ... TW 4...Riyanto Tri Susanto, S.ST, M.Si Prayudho Bagus Jatmiko, S.ST, M.Si Kerjasama: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten

58 Indika to r Makro Ekonomi Kabupa ten Situbondo Tr iwu lan IV Tahun 2012

Tabel 06

Produk Domestik Regional Bruto Triwulanan Situbondo Menurut Lapangan Usaha

Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2012

(Juta Rupiah) **

No. Sektor/Subsektor Triwulan

Total I* II III IV

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

I. Pertanian 287,713.54 339,526.89 346,224.06 233,233.71 1,206,698.20

1.1. Tanaman Bahan Makanan 197,966.49 211,433.26 126,750.09 100,256.12 636,405.96

1.2. Tanaman Perkebunan 30,968.58 65,630.19 157,255.69 70,066.57 323,921.03

1.3. Peternakan 21,924.41 24,537.89 25,245.57 26,775.36 98,483.23

1.4. Kehutanan 940.34 885.68 838.94 801.00 3,465.96

1.5. Perikanan 35,913.71 37,039.87 36,133.78 35,334.66 144,422.02

II. Pertambangan Dan Penggalian 17,100.84 19,763.19 19,385.97 19,798.68 76,048.68

2.1. Pertambangan Migas - - - - -

2.2. Pertambangan Non Migas - - - - -

2.3. Penggalian 17,100.84 19,763.19 19,385.97 19,798.68 76,048.68

III. Industri Pengolahan 61,030.06 89,264.56 156,437.88 95,943.77 402,676.27

3.1. Makanan Minuman dan Tembakau 52,733.04 81,292.74 148,443.20 86,737.09 369,206.07

3.2. Tekstil, Barang dari Kulit & Alas kaki 418.52 413.13 437.96 471.40 1,741.01

3.3. Barang dari Kayu & Hasil Hutan lainnya 706.29 607.94 619.24 659.96 2,593.43

3.4. Kertas dan Barang Cetakan 2,900.54 2,800.61 2,718.92 3,016.94 11,437.01

3.5. Pupuk, Kimia dan Barang dari Karet 438.84 428.32 449.78 471.40 1,788.34

3.6. Semen dan Barang Galian bukan Logam 1,970.02 1,895.37 1,891.60 2,356.99 8,113.98

3.7. Logam dasar besi dan baja - - - 0.00

3.8. Alat Angkutan Mesin & Peralatanya - - - 0.00

3.9. Barang lainnya 1,862.81 1,826.46 1,877.17 2,230.00 7,796.44

0.00

IV. Listrik, Gas dan Air Bersih 8,640.19 8,826.17 8,583.74 8,930.83 34,980.93

4.1. Listrik 8,102.82 8,309.75 8,075.10 8,405.15 32,892.82

4.2. Gas Kota - - - - 0.00

4.3. Air Bersih 537.37 516.43 508.64 525.68 2,088.12

0.00

V. Konstruksi 26,057.26 29,097.17 28,962.10 31,046.54 115,163.07

*. Angka Diperbaiki **. Angka Sementara

Page 68: INDIKATOR MAKRO EKONOMI KABUPATEN SITUBONDO ... TW 4...Riyanto Tri Susanto, S.ST, M.Si Prayudho Bagus Jatmiko, S.ST, M.Si Kerjasama: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten

59 Indika to r Makro Ekonomi Kabupa ten Situbondo Tr iwu lan IV Tahun 2012

Tabel 06

Produk Domestik Regional Bruto Triwulanan Situbondo Menurut Lapangan Usaha

Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2012

(Juta Rupiah)

Lanjutan

No. Sektor/Subsektor Triwulan

Total I II III IV

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

VI. Perdagangan , Hotel Dan Restoran 355,111.44 363,106.81 365,581.89 370,521.40 1,454,321.54

6.1. Perdagangan 324,522.43 332,033.91 333,707.69 338,937.79 1,329,201.82

6.2. H o t e l 4,811.74 4,847.11 4,904.23 5,185.37 19,748.45

6.3. Restoran 25,777.27 26,225.79 26,969.96 26,398.24 105,371.26

VII. Pengangkutan Dan Komunikasi 49,240.05 50,856.03 53,648.57 54,719.24 208,463.89

a. Angkutan 45,421.29 46,331.22 49,237.42 50,476.66 191,466.59

1. Angkutan Rel - - - - -

2. Angkutan Jalan Raya 38,027.24 38,828.63 41,363.20 42,237.19 160,456.26

3. Angkutan Laut 4,809.82 4,951.50 5,049.25 5,379.65 20,190.22

4. Angkutan Penyebrangan 477.85 614.08 550.46 679.96 2,322.35

5. Angkutan Udara - - - - -

6. Jasa Penunjang Angkutan 2,106.38 1,937.00 2,274.52 2,179.87 8,497.77

a. Komunikasi 3,818.75 4,524.81 4,411.15 4,242.57 16,997.28

1. Pos dan Telekomunikasi 3,566.63 4,242.04 4,130.57 3,959.74 15,898.98

2. Jasa Penunjang Komunikasi 252.13 282.77 280.58 282.84 1,098.32

VIII. Keuangan, Persewaan Dan Jasa

Perush 35,735.70 36,180.53 36,407.16 36,580.42 144,903.81

8.1. B a n k 3,668.12 3,590.01 3,645.69 3,771.18 14,675.00

8.2. Lembaga Keuangan Bukan Bank

1,460.54 1,446.31 1,527.27 1,508.47 5,942.59

8.3. Jasa Penunjang Keuangan - - - - -

8.4. Sewa Bangunan 26,799.29 27,072.49 27,073.32 26,963.92 107,909.02

8.5. Jasa Perusahaan 3,807.75 4,071.72 4,160.89 4,336.85 16,377.21

IX. Jasa - Jasa 78,210.35 87,391.45 88,418.05 92,016.74 346,036.59

a. Pemerintahan Umum 41,112.30 48,759.77 50,685.13 53,362.17 193,919.37

1. Adm Pemerintah dan Pertahanan 41,112.30 48,759.77 50,685.13 53,362.17 193,919.37

2. Jasa Pemerintah Lainnya - - - - -

b. Swasta 37,098.05 38,631.68 37,732.91 38,654.57 152,117.21

1. Jasa Sosial Kemasyarakatan 7,939.56 9,010.97 8,800.61 8,767.99 34,519.13

2. Jasa Hiburan Dan Kebudayaan 3,639.86 3,812.09 3,756.97 4,148.30 15,357.22

3. Jasa Perorangan Dan RT 25,518.63 25,808.63 25,175.32 25,738.29 102,240.87

Produk Domestik Regional Bruto 918,839.43 1,024,012.81 1,103,649.42 942,791.33 3,989,292.98

Page 69: INDIKATOR MAKRO EKONOMI KABUPATEN SITUBONDO ... TW 4...Riyanto Tri Susanto, S.ST, M.Si Prayudho Bagus Jatmiko, S.ST, M.Si Kerjasama: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten

60 Indika to r Makro Ekonomi Kabupa ten Situbondo Tr iwu lan IV Tahun 2012

Tabel 07

Distribusi Produk Domestik Regional Bruto Triwulanan Situbondo Menurut Lapangan Usaha

Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2010

(Persen)

No. Sektor/Subsektor Triwulan

Total I II III IV

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

I. Pertanian 32.21 33.54 32.65 27.61 31.56

1.1. Tanaman Bahan Makanan

21.36 21.17 13.30 13.19 17.13

1.2. Tanaman Perkebunan 4.07 5.97 13.16 7.26 7.81

1.3. Peternakan 2.83 2.44 2.43 2.97 2.66

1.4. Kehutanan 0.13 0.13 0.12 0.11 0.12

1.5. Perikanan 3.82 3.83 3.63 4.08 3.83

II. Pertambangan Dan Penggalian

2.42 2.16 2.04 2.55 2.28

2.1. Pertambangan Migas 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00

2.2. Pertambangan Non Migas

0.00 0.00 0.00 0.00 0.00

2.3. Penggalian 2.42 2.16 2.04 2.55 2.28

III. Industri Pengolahan 5.83 8.22 13.03 9.43 9.28

3.1. Makanan Minuman dan Tembakau

4.95 7.42 12.24 8.50 8.43

3.2. Tekstil, Barang dari Kulit & Alas kaki

0.05 0.05 0.05 0.05 0.05

3.3. Barang dari Kayu & Hasil Hutan lainnya

0.06 0.06 0.06 0.07 0.06

3.4. Kertas dan Barang Cetakan

0.27 0.23 0.21 0.23 0.23

3.5. Pupuk, Kimia dan Barang dari Karet

0.05 0.04 0.04 0.05 0.04

3.6. Semen dan Barang Galian bukan Logam

0.23 0.22 0.22 0.24 0.23

3.7. Logam dasar besi dan baja

0.00 0.00 0.00 0.00 0.00

3.8. Alat Angkutan Mesin & Peralatanya

0.00 0.00 0.00 0.00 0.00

3.9. Barang lainnya 0.22 0.21 0.21 0.29 0.23

IV. Listrik, Gas dan Air Bersih 0.97 0.91 0.82 0.82 0.88

4.1. Listrik 0.90 0.85 0.77 0.76 0.82

4.2. Gas Kota 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00

4.3. Air Bersih 0.07 0.06 0.05 0.06 0.06

V. Konstruksi 3.63 3.73 3.48 3.89 3.68

Page 70: INDIKATOR MAKRO EKONOMI KABUPATEN SITUBONDO ... TW 4...Riyanto Tri Susanto, S.ST, M.Si Prayudho Bagus Jatmiko, S.ST, M.Si Kerjasama: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten

61 Indika to r Makro Ekonomi Kabupa ten Situbondo Tr iwu lan IV Tahun 2012

Tabel 07

Distribusi Produk Domestik Regional Bruto Triwulanan Situbondo Menurut Lapangan Usaha

Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2010

(Persen)

Lanjutan

No. Sektor/Subsektor Triwulan

Total I II III IV

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

VI. Perdagangan , Hotel Dan Restoran 37.10 34.42 32.26 37.25 35.13

6.1. Perdagangan 34.37 31.84 29.79 34.42 32.48

6.2. H o t e l 0.40 0.43 0.41 0.48 0.43

6.3. Restoran 2.33 2.16 2.07 2.34 2.22

VII. Pengangkutan Dan Komunikasi 6.12 5.55 5.26 5.97 5.70

a. Angkutan 5.78 5.21 4.92 5.58 5.35

1. Angkutan Rel 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00

2. Angkutan Jalan Raya 4.88 4.49 4.13 4.66 4.52

3. Angkutan Laut 0.62 0.48 0.56 0.63 0.57

4. Angkutan Penyebrangan 0.06 0.04 0.05 0.06 0.05

5. Angkutan Udara 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00

6. Jasa Penunjang Angkutan 0.22 0.20 0.18 0.22 0.20

a. Komunikasi 0.33 0.34 0.34 0.39 0.35

1. Pos dan Telekomunikasi 0.31 0.32 0.31 0.37 0.33

2. Jasa Penunjang Komunikasi 0.02 0.02 0.02 0.03 0.02

VIII. Keuangan, Persewaan Dan Jasa Perush 3.32 3.08 2.74 3.18 3.06

8.1. B a n k 0.34 0.30 0.27 0.31 0.30

8.2. Lembaga Keuangan Bukan Bank 0.11 0.09 0.09 0.11 0.10

8.3. Jasa Penunjang Keuangan 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00

8.4. Sewa Bangunan 2.51 2.33 2.06 2.40 2.31

8.5. Jasa Perusahaan 0.36 0.36 0.32 0.36 0.35

IX. Jasa - Jasa 8.40 8.38 7.72 9.31 8.43

a. Pemerintahan Umum 4.56 4.51 4.18 5.02 4.55

1. Adm Pemerintah dan Pertahanan 4.56 4.51 4.18 5.02 4.55

2. Jasa Pemerintah Lainnya 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00

b. Swasta 3.84 3.87 3.54 4.29 3.87

1. Jasa Sosial Kemasyarakatan 0.90 0.93 0.81 0.91 0.89

2. Jasa Hiburan Dan Kebudayaan 0.32 0.37 0.35 0.45 0.37

3. Jasa Perorangan Dan RT 2.63 2.57 2.38 2.93 2.62

Distribusi PDRB 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00

Page 71: INDIKATOR MAKRO EKONOMI KABUPATEN SITUBONDO ... TW 4...Riyanto Tri Susanto, S.ST, M.Si Prayudho Bagus Jatmiko, S.ST, M.Si Kerjasama: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten

62 Indika to r Makro Ekonomi Kabupa ten Situbondo Tr iwu lan IV Tahun 2012

Tabel 08

Distribusi Produk Domestik Regional Bruto Triwulanan Situbondo Menurut Lapangan Usaha

Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2011

(Persen) *

No. Sektor/Subsektor Triwulan

Total I II III IV

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

I. Pertanian 35.25 32.85 32.25 23.73 31.15

1.1. Tanaman Bahan Makanan 24.70 20.28 12.49 9.56 16.70

1.2. Tanaman Perkebunan 3.87 6.13 13.66 6.73 7.82

1.3. Peternakan 2.80 2.56 2.50 3.15 2.74

1.4. Kehutanan 0.12 0.13 0.11 0.10 0.12

1.5. Perikanan 3.75 3.75 3.49 4.19 3.78

II. Pertambangan Dan Penggalian 2.11 2.24 1.97 2.44 2.18

2.1. Pertambangan Migas 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00

2.2. Pertambangan Non Migas 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00

2.3. Penggalian 2.11 2.24 1.97 2.44 2.18

III. Industri Pengolahan 5.96 8.29 13.31 9.60 9.43

3.1. Makanan Minuman dan Tembakau 5.16 7.54 12.61 8.71 8.65

3.2. Tekstil, Barang dari Kulit & Alas kaki 0.05 0.04 0.04 0.05 0.05

3.3. Barang dari Kayu & Hasil Hutan lainnya 0.07 0.06 0.06 0.07 0.06

3.4. Kertas dan Barang Cetakan 0.25 0.23 0.20 0.24 0.23

3.5. Pupuk, Kimia dan Barang dari Karet 0.04 0.04 0.04 0.04 0.04

3.6. Semen dan Barang Galian bukan Logam 0.22 0.20 0.18 0.24 0.21

3.7. Logam dasar besi dan baja 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00

3.8. Alat Angkutan Mesin & Peralatanya 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00

3.9. Barang lainnya 0.17 0.17 0.18 0.25 0.19

IV. Listrik, Gas dan Air Bersih 0.86 0.84 0.76 0.87 0.83

4.1. Listrik 0.80 0.78 0.71 0.81 0.77

4.2. Gas Kota 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00

4.3. Air Bersih 0.06 0.06 0.05 0.06 0.06

V. Konstruksi 3.46 3.89 3.42 4.23 3.74

*. Angka Diperbaiki **. Angka Sementara

Page 72: INDIKATOR MAKRO EKONOMI KABUPATEN SITUBONDO ... TW 4...Riyanto Tri Susanto, S.ST, M.Si Prayudho Bagus Jatmiko, S.ST, M.Si Kerjasama: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten

63 Indika to r Makro Ekonomi Kabupa ten Situbondo Tr iwu lan IV Tahun 2012

Tabel 08

Distribusi Produk Domestik Regional Bruto Triwulanan Situbondo Menurut Lapangan Usaha

Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2011

(Persen)

Lanjutan

No. Sektor/Subsektor Triwulan

Total I II III IV

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

VI. Perdagangan , Hotel Dan Restoran 35.76 34.89 32.67 39.52 35.55

6.1. Perdagangan 33.02 32.24 30.26 36.65 32.90

6.2. H o t e l 0.39 0.40 0.38 0.49 0.41

6.3. Restoran 2.35 2.24 2.02 2.38 2.24

VII. Pengangkutan Dan Komunikasi 5.60 5.54 5.13 6.17 5.59

a. Angkutan 5.28 5.20 4.81 5.76 5.24

1. Angkutan Rel 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00

2. Angkutan Jalan Raya 4.43 4.37 4.09 4.82 4.41

3. Angkutan Laut 0.59 0.55 0.50 0.64 0.56

4. Angkutan Penyebrangan 0.04 0.07 0.04 0.07 0.05

5. Angkutan Udara 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00

6. Jasa Penunjang Angkutan 0.22 0.21 0.18 0.24 0.21

a. Komunikasi 0.32 0.34 0.33 0.40 0.35

1. Pos dan Telekomunikasi 0.30 0.32 0.31 0.38 0.32

2. Jasa Penunjang Komunikasi 0.02 0.02 0.02 0.03 0.02

VIII. Keuangan, Persewaan Dan Jasa Perush 3.24 3.14 2.78 3.43 3.13

8.1. B a n k 0.36 0.33 0.29 0.36 0.33

8.2. Lembaga Keuangan Bukan Bank 0.11 0.11 0.10 0.12 0.11

8.3. Jasa Penunjang Keuangan 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00

8.4. Sewa Bangunan 2.46 2.39 2.12 2.62 2.38

8.5. Jasa Perusahaan 0.30 0.31 0.28 0.34 0.31

IX. Jasa - Jasa 7.75 8.33 7.71 10.00 8.40

a. Pemerintahan Umum 4.11 4.63 4.24 5.54 4.61

1. Adm Pemerintah dan Pertahanan 4.11 4.63 4.24 5.54 4.61

2. Jasa Pemerintah Lainnya 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00

b. Swasta 3.64 3.70 3.46 4.46 3.80

1. Jasa Sosial Kemasyarakatan 0.89 0.96 0.84 1.00 0.92

2. Jasa Hiburan Dan Kebudayaan 0.26 0.32 0.31 0.41 0.32

3. Jasa Perorangan Dan RT 2.49 2.42 2.31 3.05 2.55

Distribusi PDRB 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00

Page 73: INDIKATOR MAKRO EKONOMI KABUPATEN SITUBONDO ... TW 4...Riyanto Tri Susanto, S.ST, M.Si Prayudho Bagus Jatmiko, S.ST, M.Si Kerjasama: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten

64 Indika to r Makro Ekonomi Kabupa ten Situbondo Tr iwu lan IV Tahun 2012

Tabel 09

Distribusi Produk Domestik Regional Bruto Triwulanan Situbondo Menurut Lapangan Usaha

Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2012

(Persen) **

No. Sektor/Subsektor Triwulan

Total I* II III IV

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

I. Pertanian 31.68 32.67 31.03 24.05 29.99

1.1. Tanaman Bahan Makanan 20.64 20.05 11.38 10.23 15.47

1.2. Tanaman Perkebunan 3.92 6.39 13.80 6.66 7.97

1.3. Peternakan 3.20 2.62 2.54 2.59 2.72

1.4. Kehutanan 0.11 0.11 0.09 0.12 0.11

1.5. Perikanan 3.81 3.50 3.23 4.45 3.71

II. Pertambangan Dan Penggalian 2.18 2.13 1.91 2.34 2.13

2.1. Pertambangan Migas - - - - -

2.2. Pertambangan Non Migas - - - - -

2.3. Penggalian 2.18 2.13 1.91 2.34 2.13

III. Industri Pengolahan 6.42 8.50 13.34 8.28 9.33

3.1. Makanan Minuman dan Tembakau 5.61 7.77 12.65 7.47 8.58

3.2. Tekstil, Barang dari Kulit & Alas kaki 0.05 0.04 0.04 0.05 0.04

3.3. Barang dari Kayu & Hasil Hutan lainnya 0.07 0.06 0.06 0.06 0.06

3.4. Kertas dan Barang Cetakan 0.26 0.23 0.20 0.23 0.23

3.5. Pupuk, Kimia dan Barang dari Karet 0.04 0.04 0.04 0.04 0.04

3.6. Semen dan Barang Galian bukan Logam 0.23 0.20 0.18 0.23 0.21

3.7. Logam dasar besi dan baja - - - - -

3.8. Alat Angkutan Mesin & Peralatanya - - - - -

3.9. Barang lainnya 0.17 0.16 0.17 0.21 0.18

IV. Listrik, Gas dan Air Bersih 0.85 0.78 0.73 0.92 0.81

4.1. Listrik 0.79 0.72 0.68 0.86 0.76

4.2. Gas Kota - - - 0.00 0.00

4.3. Air Bersih 0.06 0.05 0.05 0.06 0.05

V. Konstruksi 3.56 3.73 3.38 4.06 3.67

*. Angka Diperbaiki **. Angka Sementara

Page 74: INDIKATOR MAKRO EKONOMI KABUPATEN SITUBONDO ... TW 4...Riyanto Tri Susanto, S.ST, M.Si Prayudho Bagus Jatmiko, S.ST, M.Si Kerjasama: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten

65 Indika to r Makro Ekonomi Kabupa ten Situbondo Tr iwu lan IV Tahun 2012

Tabel 09

Distribusi Produk Domestik Regional Bruto Triwulanan Situbondo Menurut Lapangan Usaha

Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2012

(Persen)

Lanjutan

No. Sektor/Subsektor Triwulan

Total I II III IV

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

VI. Perdagangan , Hotel Dan Restoran 37.88 35.46 33.77 40.70 36.75

6.1. Perdagangan 34.95 32.78 31.31 37.65 33.99

6.2. H o t e l 0.40 0.40 0.37 0.49 0.41

6.3. Restoran 2.53 2.28 2.09 2.55 2.35

VII. Pengangkutan Dan Komunikasi 5.83 5.34 5.25 6.59 5.72

a. Angkutan 5.48 4.98 4.91 6.15 5.35

1. Angkutan Rel - - - - -

2. Angkutan Jalan Raya 4.58 4.19 4.13 5.32 4.53

3. Angkutan Laut 0.62 0.52 0.56 0.57 0.56

4. Angkutan Penyebrangan 0.05 0.06 0.05 0.05 0.05

5. Angkutan Udara - - - - -

6. Jasa Penunjang Angkutan 0.23 0.21 0.17 0.21 0.20

a. Komunikasi 0.35 0.36 0.34 0.43 0.37

1. Pos dan Telekomunikasi 0.33 0.33 0.32 0.41 0.35

2. Jasa Penunjang Komunikasi 0.02 0.02 0.02 0.02 0.02

VIII. Keuangan, Persewaan Dan Jasa Perush 3.40 3.08 2.82 3.25 3.12

8.1. B a n k 0.36 0.31 0.28 0.36 0.33

8.2. Lembaga Keuangan Bukan Bank 0.12 0.10 0.10 0.12 0.11

8.3. Jasa Penunjang Keuangan - - - - -

8.4. Sewa Bangunan 2.62 2.37 2.18 2.41 2.38

8.5. Jasa Perusahaan 0.30 0.30 0.27 0.35 0.30

IX. Jasa - Jasa 8.19 8.31 7.76 9.83 8.48

a. Pemerintahan Umum 4.40 4.67 4.40 5.30 4.68

1. Adm Pemerintah dan Pertahanan 4.40 4.67 4.40 5.30 4.68

2. Jasa Pemerintah Lainnya - - - - -

b. Swasta 3.80 3.64 3.36 4.53 3.80

1. Jasa Sosial Kemasyarakatan 0.97 0.96 0.83 0.98 0.93

2. Jasa Hiburan Dan Kebudayaan 0.27 0.30 0.30 0.44 0.33

3. Jasa Perorangan Dan RT 2.56 2.37 2.22 3.12 2.54

Distribusi PDRB 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00

Page 75: INDIKATOR MAKRO EKONOMI KABUPATEN SITUBONDO ... TW 4...Riyanto Tri Susanto, S.ST, M.Si Prayudho Bagus Jatmiko, S.ST, M.Si Kerjasama: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten

66 Indika to r Makro Ekonomi Kabupa ten Situbondo Tr iwu lan IV Tahun 2012

Tabel 10

Distribusi Produk Domestik Regional Bruto Triwulanan Situbondo Menurut Lapangan Usaha

Atas Dasar Harga KonstanTahun 2010

(Persen)

No. Sektor/Subsektor Triwulan

Total I II III IV

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

I. Pertanian 31.89 36.91 33.96 27.30 32.68

1.1. Tanaman Bahan Makanan 21.39 24.16 12.96 12.01 17.55

1.2. Tanaman Perkebunan 3.86 6.41 14.97 8.11 8.61

1.3. Peternakan 2.25 2.44 2.35 2.80 2.46

1.4. Kehutanan 0.11 0.09 0.09 0.10 0.10

1.5. Perikanan 4.28 3.80 3.59 4.29 3.97

II. Pertambangan Dan Penggalian 2.03 1.93 1.89 2.36 2.05

2.1. Pertambangan Migas - - - - -

2.2. Pertambangan Non Migas - - - - -

2.3. Penggalian 2.03 1.93 1.89 2.36 2.05

III. Industri Pengolahan 6.56 8.67 14.02 10.41 10.09

3.1. Makanan Minuman dan Tembakau 5.55 7.82 13.17 9.35 9.16

3.2. Tekstil, Barang dari Kulit & Alas kaki 0.05 0.05 0.05 0.05 0.05

3.3. Barang dari Kayu & Hasil Hutan lainnya 0.07 0.06 0.06 0.07 0.06

3.4. Kertas dan Barang Cetakan 0.34 0.29 0.27 0.31 0.30

3.5. Pupuk, Kimia dan Barang dari Karet 0.05 0.05 0.05 0.05 0.05

3.6. Semen dan Barang Galian bukan Logam 0.23 0.20 0.22 0.26 0.23

3.7. Logam dasar besi dan baja - - - - -

3.8. Alat Angkutan Mesin & Peralatanya - - - - -

3.9. Barang lainnya 0.27 0.22 0.21 0.30 0.25

IV. Listrik, Gas dan Air Bersih 0.99 0.87 0.81 0.94 0.90

4.1. Listrik 0.92 0.81 0.76 0.88 0.84

4.2. Gas Kota - - - - -

4.3. Air Bersih 0.07 0.05 0.05 0.06 0.06

V. Konstruksi 2.99 2.78 2.67 3.21 2.90

Page 76: INDIKATOR MAKRO EKONOMI KABUPATEN SITUBONDO ... TW 4...Riyanto Tri Susanto, S.ST, M.Si Prayudho Bagus Jatmiko, S.ST, M.Si Kerjasama: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten

67 Indika to r Makro Ekonomi Kabupa ten Situbondo Tr iwu lan IV Tahun 2012

Tabel 10

Distribusi Produk Domestik Regional Bruto Triwulanan Situbondo Menurut Lapangan Usaha

Atas Dasar Harga KonstanTahun 2010

(Persen)

Lanjutan

No. Sektor/Subsektor Triwulan

Total I II III IV

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

VI. Perdagangan , Hotel Dan Restoran 37.49 32.55 31.15 36.93 34.31

6.1. Perdagangan 34.25 29.75 28.36 33.64 31.30

6.2. H o t e l 0.56 0.47 0.47 0.55 0.51

6.3. Restoran 2.68 2.32 2.32 2.74 2.50

VII. Pengangkutan Dan Komunikasi 5.43 4.69 4.59 5.59 5.04

a. Angkutan 5.06 4.31 4.22 5.15 4.65

1. Angkutan Rel - - - - -

2. Angkutan Jalan Raya 4.22 3.72 3.55 4.29 3.92

3. Angkutan Laut 0.54 0.39 0.47 0.54 0.48

4. Angkutan Penyebrangan 0.06 0.04 0.05 0.06 0.06

5. Angkutan Udara - - - - -

6. Jasa Penunjang Angkutan 0.23 0.14 0.15 0.25 0.19

a. Komunikasi 0.38 0.38 0.37 0.44 0.39

1. Pos dan Telekomunikasi 0.35 0.36 0.35 0.41 0.37

2. Jasa Penunjang Komunikasi 0.03 0.03 0.03 0.03 0.03

VIII. Keuangan, Persewaan Dan Jasa Perush 3.82 3.31 3.13 3.73 3.47

8.1. B a n k 0.37 0.31 0.29 0.36 0.33

8.2. Lembaga Keuangan Bukan Bank 0.14 0.12 0.12 0.14 0.13

8.3. Jasa Penunjang Keuangan - - - - -

8.4. Sewa Bangunan 2.81 2.43 2.29 2.72 2.55

8.5. Jasa Perusahaan 0.50 0.45 0.42 0.51 0.47

IX. Jasa - Jasa 8.79 8.29 7.78 9.52 8.56

a. Pemerintahan Umum 4.48 4.47 4.26 5.38 4.63

1. Adm Pemerintah dan Pertahanan 4.48 4.47 4.26 5.38 4.63

2. Jasa Pemerintah Lainnya - - - - -

b. Swasta 4.31 3.82 3.52 4.14 3.92

1. Jasa Sosial Kemasyarakatan 0.86 0.86 0.76 0.89 0.84

2. Jasa Hiburan Dan Kebudayaan 0.48 0.42 0.38 0.49 0.44

3. Jasa Perorangan Dan RT 2.97 2.54 2.38 2.76 2.64

Distribusi PDRB 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00

Page 77: INDIKATOR MAKRO EKONOMI KABUPATEN SITUBONDO ... TW 4...Riyanto Tri Susanto, S.ST, M.Si Prayudho Bagus Jatmiko, S.ST, M.Si Kerjasama: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten

68 Indika to r Makro Ekonomi Kabupa ten Situbondo Tr iwu lan IV Tahun 2012

Tabel 11

Distribusi Produk Domestik Regional Bruto Triwulanan Situbondo Menurut Lapangan Usaha

Atas Dasar Harga KonstanTahun 2011

(Persen) *

No. Sektor/Subsektor Triwulan

Total I II III IV

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

I. Pertanian 33.34 34.10 32.50 25.36 31.42

1.1. Tanaman Bahan Makanan 23.30 21.33 12.14 10.72 16.74

1.2. Tanaman Perkebunan 3.66 6.45 14.51 7.75 8.35

1.3. Peternakan 2.27 2.42 2.34 2.84 2.46

1.4. Kehutanan 0.11 0.09 0.08 0.09 0.09

1.5. Perikanan 4.00 3.81 3.44 3.95 3.79

II. Pertambangan Dan Penggalian 1.90 1.99 1.79 2.20 1.96

2.1. Pertambangan Migas - - - - -

2.2. Pertambangan Non Migas - - - - -

2.3. Penggalian 1.90 1.99 1.79 2.20 1.96

III. Industri Pengolahan 6.66 8.80 14.31 10.17 10.16

3.1. Makanan Minuman dan Tembakau 5.74 7.99 13.56 9.19 9.30

3.2. Tekstil, Barang dari Kulit & Alas kaki 0.05 0.04 0.04 0.05 0.05

3.3. Barang dari Kayu & Hasil Hutan lainnya 0.08 0.06 0.06 0.07 0.07

3.4. Kertas dan Barang Cetakan 0.31 0.29 0.25 0.31 0.29

3.5. Pupuk, Kimia dan Barang dari Karet 0.05 0.04 0.04 0.05 0.04

3.6. Semen dan Barang Galian bukan Logam 0.22 0.19 0.18 0.25 0.21

3.7. Logam dasar besi dan baja - - - - -

3.8. Alat Angkutan Mesin & Peralatanya - - - - -

3.9. Barang lainnya 0.21 0.19 0.18 0.25 0.21

IV. Listrik, Gas dan Air Bersih 0.93 0.88 0.79 0.95 0.88

4.1. Listrik 0.87 0.82 0.75 0.89 0.83

4.2. Gas Kota - - - - -

4.3. Air Bersih 0.06 0.05 0.05 0.06 0.05

V. Konstruksi 2.82 2.90 2.65 3.24 2.89

*. Angka Diperbaiki **. Angka Sementara

Page 78: INDIKATOR MAKRO EKONOMI KABUPATEN SITUBONDO ... TW 4...Riyanto Tri Susanto, S.ST, M.Si Prayudho Bagus Jatmiko, S.ST, M.Si Kerjasama: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten

69 Indika to r Makro Ekonomi Kabupa ten Situbondo Tr iwu lan IV Tahun 2012

Tabel 11

Distribusi Produk Domestik Regional Bruto Triwulanan Situbondo Menurut Lapangan Usaha

Atas Dasar Harga KonstanTahun 2011

(Persen)

Lanjutan

No. Sektor/Subsektor Triwulan

Total I II III IV

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

VI. Perdagangan , Hotel Dan Restoran 37.05 34.34 32.24 38.70 35.41

6.1. Perdagangan 33.81 31.37 29.46 35.39 32.35

6.2. H o t e l 0.53 0.48 0.46 0.55 0.50

6.3. Restoran 2.71 2.49 2.33 2.76 2.56

VII. Pengangkutan Dan Komunikasi 5.21 5.03 4.70 5.76 5.15

a. Angkutan 4.83 4.62 4.32 5.31 4.75

1. Angkutan Rel - - - - -

2. Angkutan Jalan Raya 4.07 3.86 3.62 4.47 3.99

3. Angkutan Laut 0.50 0.52 0.44 0.56 0.50

4. Angkutan Penyebrangan 0.04 0.07 0.05 0.07 0.06

5. Angkutan Udara - - - - -

6. Jasa Penunjang Angkutan 0.22 0.17 0.21 0.21 0.20

a. Komunikasi 0.38 0.41 0.38 0.45 0.41

1. Pos dan Telekomunikasi 0.35 0.39 0.35 0.42 0.38

2. Jasa Penunjang Komunikasi 0.03 0.03 0.03 0.03 0.03

VIII. Keuangan, Persewaan Dan Jasa Perush 3.78 3.49 3.20 3.88 3.57

8.1. B a n k 0.40 0.35 0.32 0.40 0.36

8.2. Lembaga Keuangan Bukan Bank 0.16 0.14 0.14 0.16 0.15

8.3. Jasa Penunjang Keuangan - - - - -

8.4. Sewa Bangunan 2.81 2.60 2.36 2.86 2.64

8.5. Jasa Perusahaan 0.42 0.41 0.38 0.46 0.41

IX. Jasa - Jasa 8.31 8.47 7.81 9.75 8.55

a. Pemerintahan Umum 4.31 4.69 4.38 5.65 4.74

1. Adm Pemerintah dan Pertahanan 4.31 4.69 4.38 5.65 4.74

2. Jasa Pemerintah Lainnya - - - - -

b. Swasta 3.99 3.78 3.43 4.10 3.81

1. Jasa Sosial Kemasyarakatan 0.84 0.88 0.77 0.93 0.86

2. Jasa Hiburan Dan Kebudayaan 0.39 0.37 0.34 0.44 0.38

3. Jasa Perorangan Dan RT 2.76 2.53 2.32 2.73 2.57

Distribusi PDRB 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00

Page 79: INDIKATOR MAKRO EKONOMI KABUPATEN SITUBONDO ... TW 4...Riyanto Tri Susanto, S.ST, M.Si Prayudho Bagus Jatmiko, S.ST, M.Si Kerjasama: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten

70 Indika to r Makro Ekonomi Kabupa ten Situbondo Tr iwu lan IV Tahun 2012

Tabel 12

Distribusi Produk Domestik Regional Bruto Triwulanan Situbondo Menurut Lapangan Usaha

Atas Dasar Harga KonstanTahun 2012

(Persen) **

No. Sektor/Subsektor Triwulan

Total I* II III IV

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

I. Pertanian 31.31 33.16 31.37 24.74 30.25

1.1. Tanaman Bahan Makanan 21.55 20.65 11.48 10.63 15.95

1.2. Tanaman Perkebunan 3.37 6.41 14.25 7.43 8.12

1.3. Peternakan 2.39 2.40 2.29 2.84 2.47

1.4. Kehutanan 0.10 0.09 0.08 0.08 0.09

1.5. Perikanan 3.91 3.62 3.27 3.75 3.62

II. Pertambangan Dan Penggalian 1.86 1.93 1.76 2.10 1.91

2.1. Pertambangan Migas - - - - -

2.2. Pertambangan Non Migas - - - - -

2.3. Penggalian 1.86 1.93 1.76 2.10 1.91

III. Industri Pengolahan 6.64 8.72 14.17 10.18 10.09

3.1. Makanan Minuman dan Tembakau 5.74 7.94 13.45 9.20 9.25

3.2. Tekstil, Barang dari Kulit & Alas kaki 0.05 0.04 0.04 0.05 0.04

3.3. Barang dari Kayu & Hasil Hutan lainnya 0.08 0.06 0.06 0.07 0.07

3.4. Kertas dan Barang Cetakan 0.32 0.27 0.25 0.32 0.29

3.5. Pupuk, Kimia dan Barang dari Karet 0.05 0.04 0.04 0.05 0.04

3.6. Semen dan Barang Galian bukan Logam 0.21 0.19 0.17 0.25 0.20

3.7. Logam dasar besi dan baja - - - - -

3.8. Alat Angkutan Mesin & Peralatanya - - - - -

3.9. Barang lainnya 0.20 0.18 0.17 0.24 0.20

IV. Listrik, Gas dan Air Bersih 0.94 0.86 0.78 0.95 0.88

4.1. Listrik 0.88 0.81 0.73 0.89 0.82

4.2. Gas Kota - - - - -

4.3. Air Bersih 0.06 0.05 0.05 0.06 0.05

-

V. Konstruksi 2.84 2.84 2.62 3.29 2.89

*. Angka Diperbaiki **. Angka Sementara

Page 80: INDIKATOR MAKRO EKONOMI KABUPATEN SITUBONDO ... TW 4...Riyanto Tri Susanto, S.ST, M.Si Prayudho Bagus Jatmiko, S.ST, M.Si Kerjasama: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten

71 Indika to r Makro Ekonomi Kabupa ten Situbondo Tr iwu lan IV Tahun 2012

Tabel 12

Distribusi Produk Domestik Regional Bruto Triwulanan Situbondo Menurut Lapangan Usaha

Atas Dasar Harga KonstanTahun 2012

(Persen)

Lanjutan

No. Sektor/Subsektor Triwulan

Total I II III IV

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

VI. Perdagangan , Hotel Dan Restoran 38.65 35.46 33.12 39.30 36.46

6.1. Perdagangan 35.32 32.42 30.24 35.95 33.32

6.2. H o t e l 0.52 0.47 0.44 0.55 0.50

6.3. Restoran 2.81 2.56 2.44 2.80 2.64

VII. Pengangkutan Dan Komunikasi 5.36 4.97 4.86 5.80 5.23

a. Angkutan 4.94 4.52 4.46 5.35 4.80

1. Angkutan Rel - - - - -

2. Angkutan Jalan Raya 4.14 3.79 3.75 4.48 4.02

3. Angkutan Laut 0.52 0.48 0.46 0.57 0.51

4. Angkutan Penyebrangan 0.05 0.06 0.05 0.07 0.06

5. Angkutan Udara - - - - -

6. Jasa Penunjang Angkutan 0.23 0.19 0.21 0.23 0.21

a. Komunikasi 0.42 0.44 0.40 0.45 0.43

1. Pos dan Telekomunikasi 0.39 0.41 0.37 0.42 0.40

2. Jasa Penunjang Komunikasi 0.03 0.03 0.03 0.03 0.03

VIII. Keuangan, Persewaan Dan Jasa Perush 3.89 3.53 3.30 3.88 3.63

8.1. B a n k 0.40 0.35 0.33 0.40 0.37

8.2. Lembaga Keuangan Bukan Bank 0.16 0.14 0.14 0.16 0.15

8.3. Jasa Penunjang Keuangan - - - - -

8.4. Sewa Bangunan 2.92 2.64 2.45 2.86 2.70

8.5. Jasa Perusahaan 0.41 0.40 0.38 0.46 0.41

IX. Jasa - Jasa 8.51 8.53 8.01 9.76 8.67

a. Pemerintahan Umum 4.47 4.76 4.59 5.66 4.86

1. Adm Pemerintah dan Pertahanan 4.47 4.76 4.59 5.66 4.86

2. Jasa Pemerintah Lainnya - - - - -

b. Swasta 4.04 3.77 3.42 4.10 3.81

1. Jasa Sosial Kemasyarakatan 0.86 0.88 0.80 0.93 0.87

2. Jasa Hiburan Dan Kebudayaan 0.40 0.37 0.34 0.44 0.38

3. Jasa Perorangan Dan RT 2.78 2.52 2.28 2.73 2.56

Distribusi PDRB 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00

Page 81: INDIKATOR MAKRO EKONOMI KABUPATEN SITUBONDO ... TW 4...Riyanto Tri Susanto, S.ST, M.Si Prayudho Bagus Jatmiko, S.ST, M.Si Kerjasama: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten

72 Indika to r Makro Ekonomi Kabupa ten Situbondo Tr iwu lan IV Tahun 2012

Tabel 13

Pertumbuhan Ekonomi Triwulanan Situbondo Menurut Lapangan Usaha

Tahun 2011 (Persen) *

No. Sektor/Subsektor Triwulan

Total I II III IV

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

I. Pertanian 15.57 -4.51 2.26 -2.47 2.21

1.1. Tanaman Bahan Makanan 20.44 -8.73 0.03 -6.24 1.39

1.2. Tanaman Perkebunan 4.68 3.88 3.56 0.42 3.03

1.3. Peternakan 11.70 2.39 6.47 6.47 6.47

1.4. Kehutanan 4.76 -0.14 -6.90 -1.34 -0.95

1.5. Perikanan 3.38 3.62 2.34 -3.23 1.48

II. Pertambangan Dan Penggalian 3.26 6.29 1.56 -2.47 2.00

2.1. Pertambangan Migas

2.2. Pertambangan Non Migas

2.3. Penggalian 3.26 6.29 1.56 -2.47 2.00

III. Industri Pengolahan 12.27 4.94 9.06 2.61 7.01

3.1. Makanan Minuman dan Tembakau 14.35 5.69 10.02 3.20 7.97

3.2. Tekstil, Barang dari Kulit & Alas kaki 5.78 -2.97 -3.99 -1.10 -0.76

3.3. Barang dari Kayu & Hasil Hutan lainnya 25.33 8.91 0.31 1.36 8.40

3.4. Kertas dan Barang Cetakan 2.23 4.22 1.47 3.05 2.74

3.5. Pupuk, Kimia dan Barang dari Karet -3.06 -4.43 -4.49 -3.82 -3.96

3.6. Semen dan Barang Galian bukan Logam 8.44 -3.78 -13.12 0.04 -2.47

3.7. Logam dasar besi dan baja

3.8. Alat Angkutan Mesin & Peralatanya

3.9. Barang lainnya -13.84 -10.57 -9.60 -11.86 -11.51

IV. Listrik, Gas dan Air Bersih 4.21 4.61 4.87 5.54 4.81

4.1. Listrik 4.57 4.67 4.84 5.70 4.95

4.2. Gas Kota

4.3. Air Bersih -0.85 3.68 5.28 3.12 2.73

V. Konstruksi 4.42 7.75 5.73 6.01 6.01

*. Angka Diperbaiki **. Angka Sementara

Page 82: INDIKATOR MAKRO EKONOMI KABUPATEN SITUBONDO ... TW 4...Riyanto Tri Susanto, S.ST, M.Si Prayudho Bagus Jatmiko, S.ST, M.Si Kerjasama: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten

73 Indika to r Makro Ekonomi Kabupa ten Situbondo Tr iwu lan IV Tahun 2012

Tabel 13

Pertumbuhan Ekonomi Triwulanan Situbondo Menurut Lapangan Usaha

Tahun 2011 (Persen)

Lanjutan

No. Sektor/Subsektor Triwulan

Total I II III IV

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

VI. Perdagangan , Hotel Dan Restoran 9.26 9.06 10.55 10.02 9.73

6.1. Perdagangan 9.12 8.98 10.96 10.43 9.88

6.2. H o t e l 3.99 5.04 3.80 4.90 4.43

6.3. Restoran 12.07 11.01 7.02 6.01 8.93

VII. Pengangkutan Dan Komunikasi 6.10 10.92 9.21 8.07 8.58

a. Angkutan 5.65 10.90 9.24 8.11 8.48

1. Angkutan Rel

2. Angkutan Jalan Raya 6.67 7.05 8.92 9.39 8.04

3. Angkutan Laut 0.51 36.03 -0.50 7.28 9.63

4. Angkutan Penyebrangan -25.26 64.50 -7.64 14.70 8.98

5. Angkutan Udara

6. Jasa Penunjang Angkutan 7.80 25.24 54.77 -13.62 14.52

a. Komunikasi 12.07 11.10 8.93 7.61 9.80

1. Pos dan Telekomunikasi 12.22 11.23 9.20 7.60 9.93

2. Jasa Penunjang Komunikasi 10.14 9.33 5.24 7.71 8.00

VIII. Keuangan, Persewaan Dan Jasa Perush 9.33 9.29 9.10 9.11 9.21

8.1. B a n k 17.32 17.06 16.89 16.62 16.97

8.2. Lembaga Keuangan Bukan Bank 20.44 21.09 18.21 19.75 19.83

8.3. Jasa Penunjang Keuangan

8.4. Sewa Bangunan 10.46 10.38 10.23 10.41 10.37

8.5. Jasa Perusahaan -6.23 -5.24 -5.03 -6.06 -5.63

IX. Jasa - Jasa 4.49 5.61 7.26 7.46 6.26

a. Pemerintahan Umum 6.43 8.42 9.80 10.06 8.80

1. Adm Pemerintah dan Pertahanan 6.43 8.42 9.80 10.06 8.80

2. Jasa Pemerintah Lainnya

b. Swasta 2.48 2.33 4.19 4.09 3.27

1. Jasa Sosial Kemasyarakatan 8.75 6.28 8.73 10.00 8.39

2. Jasa Hiburan Dan Kebudayaan -10.47 -9.92 -4.65 -5.81 -7.70

3. Jasa Perorangan Dan RT 2.76 3.04 4.15 3.94 3.47

Pertumbuhan Ekonomi 10.56 3.27 6.82 4.99 6.31

Page 83: INDIKATOR MAKRO EKONOMI KABUPATEN SITUBONDO ... TW 4...Riyanto Tri Susanto, S.ST, M.Si Prayudho Bagus Jatmiko, S.ST, M.Si Kerjasama: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten

74 Indika to r Makro Ekonomi Kabupa ten Situbondo Tr iwu lan IV Tahun 2012

Tabel 14

Pertumbuhan Ekonomi Triwulanan Situbondo Menurut Lapangan Usaha

Tahun 2012 (Persen) **

No. Sektor/Subsektor Triwulan

Total I* II III IV

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

I. Pertanian -0.56 4.21 2.49 4.30 2.56

1.1. Tanaman Bahan Makanan -2.10 3.74 0.48 6.06 1.55

1.2. Tanaman Perkebunan -2.46 6.55 4.29 2.47 3.66

1.3. Peternakan 11.17 6.08 3.85 6.83 6.79

1.4. Kehutanan 3.00 3.00 0.27 1.24 1.92

1.5. Perikanan 3.39 1.71 1.09 1.38 1.88

II. Pertambangan Dan Penggalian 3.70 4.07 3.94 2.25 3.47

2.1. Pertambangan Migas - - - - -

2.2. Pertambangan Non Migas - - - - -

2.3. Penggalian 3.70 4.07 3.94 2.25 3.47

III. Industri Pengolahan 5.56 6.15 5.16 6.99 5.87

3.1. Makanan Minuman dan Tembakau 5.78 6.44 5.31 7.09 6.04

3.2. Tekstil, Barang dari Kulit & Alas kaki 0.84 -0.02 -0.02 4.16 1.29

3.3. Barang dari Kayu & Hasil Hutan lainnya 7.03 4.77 3.88 4.58 5.11

3.4. Kertas dan Barang Cetakan 6.43 1.71 3.10 12.14 5.84

3.5. Pupuk, Kimia dan Barang dari Karet 7.42 7.15 3.48 6.92 6.21

3.6. Semen dan Barang Galian bukan Logam 1.61 6.84 2.04 5.95 4.14

3.7. Logam dasar besi dan baja - - - - -

3.8. Alat Angkutan Mesin & Peralatanya - - - - -

3.9. Barang lainnya 2.49 1.63 1.81 -0.31 1.31

IV. Listrik, Gas dan Air Bersih 6.54 5.51 4.05 6.93 5.76

4.1. Listrik 6.73 5.74 4.23 7.09 5.95

4.2. Gas Kota - - - - -

4.3. Air Bersih 3.74 1.87 1.18 4.41 2.81

V. Konstruksi 6.41 5.09 5.36 8.73 6.41

*. Angka Diperbaiki **. Angka Sementara

Page 84: INDIKATOR MAKRO EKONOMI KABUPATEN SITUBONDO ... TW 4...Riyanto Tri Susanto, S.ST, M.Si Prayudho Bagus Jatmiko, S.ST, M.Si Kerjasama: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten

75 Indika to r Makro Ekonomi Kabupa ten Situbondo Tr iwu lan IV Tahun 2012

Tabel 14

Pertumbuhan Ekonomi Triwulanan Situbondo Menurut Lapangan Usaha

Tahun 2012 (Persen)

Lanjutan

No. Sektor/Subsektor Triwulan

Total I II III IV

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

VI. Perdagangan , Hotel Dan Restoran 10.43 10.66 9.11 8.59 9.68

6.1. Perdagangan 10.60 10.79 9.01 8.63 9.74

6.2. H o t e l 4.92 5.15 3.14 7.03 5.07

6.3. Restoran 9.42 10.14 11.56 8.33 9.86

VII. Pengangkutan Dan Komunikasi 8.84 5.79 9.90 7.78 8.07

a. Angkutan 8.31 4.99 9.71 7.92 7.73

1. Angkutan Rel

2. Angkutan Jalan Raya 7.56 5.40 9.88 7.11 7.49

3. Angkutan Laut 11.92 -0.11 10.60 9.69 7.83

4. Angkutan Penyebrangan 27.94 -8.49 14.66 9.88 8.35

5. Angkutan Udara

6. Jasa Penunjang Angkutan 10.22 16.49 3.94 19.90 12.10

a. Komunikasi 15.58 14.85 12.01 6.25 12.01

1. Pos dan Telekomunikasi 16.23 15.27 12.50 6.52 12.46

2. Jasa Penunjang Komunikasi 7.01 8.87 5.33 2.50 5.84

VIII. Keuangan, Persewaan Dan Jasa Perush 8.94 8.35 9.55 6.99 8.45

8.1. B a n k 6.78 6.94 9.67 6.96 7.57

8.2. Lembaga Keuangan Bukan Bank 8.56 8.39 7.79 4.56 7.28

8.3. Jasa Penunjang Keuangan

8.4. Sewa Bangunan 9.98 9.17 10.16 7.02 9.07

8.5. Jasa Perusahaan 4.11 4.34 6.28 7.69 5.64

IX. Jasa - Jasa 8.46 7.95 8.88 7.05 8.06

a. Pemerintahan Umum 9.78 8.86 11.29 7.21 9.22

1. Adm Pemerintah dan Pertahanan 9.78 8.86 11.29 7.21 9.22

2. Jasa Pemerintah Lainnya

b. Swasta 7.04 6.83 5.81 6.83 6.63

1. Jasa Sosial Kemasyarakatan 8.54 6.64 9.39 6.85 7.82

2. Jasa Hiburan Dan Kebudayaan 8.26 7.74 6.47 6.59 7.24

3. Jasa Perorangan Dan RT 6.41 6.76 4.52 6.86 6.14

Pertumbuhan Ekonomi 5.86 7.17 6.20 6.93 6.54

Page 85: INDIKATOR MAKRO EKONOMI KABUPATEN SITUBONDO ... TW 4...Riyanto Tri Susanto, S.ST, M.Si Prayudho Bagus Jatmiko, S.ST, M.Si Kerjasama: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten

76 Indika to r Makro Ekonomi Kabupa ten Situbondo Tr iwu lan IV Tahun 2012

Tabel 15

Laju Indeks Implisit Triwulanan Situbondo Menurut L apangan Usaha

Tahun 2011 (Persen)

No. Sektor/Subsektor Triwulan

Total I* II III IV

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

I. Pertanian 10.75 13.73 9.92 -5.49 8.37

1.1. Tanaman Bahan Makanan 12.30 16.38 6.82 -17.12 7.89

1.2. Tanaman Perkebunan 6.16 9.72 14.05 -0.99 8.97

1.3. Peternakan 3.86 13.29 9.87 6.84 8.61

1.4. Kehutanan 6.35 12.20 12.38 3.70 8.82

1.5. Perikanan 11.03 4.80 6.77 13.73 8.96

II. Pertambangan Dan Penggalian -1.21 8.23 8.05 5.46 5.17

2.1. Pertambangan Migas

2.2. Pertambangan Non Migas

2.3. Penggalian -1.21 8.23 8.05 5.46 5.17

III. Industri Pengolahan 6.43 6.49 6.63 6.49 6.53

3.1. Makanan Minuman dan Tembakau 6.54 6.54 6.54 6.54 6.54

3.2. Tekstil, Barang dari Kulit & Alas kaki 6.13 7.12 9.47 2.28 6.23

3.3. Barang dari Kayu & Hasil Hutan lainnya 8.99 8.70 6.98 8.76 7.94

3.4. Kertas dan Barang Cetakan 2.95 6.97 7.77 8.44 6.43

3.5. Pupuk, Kimia dan Barang dari Karet 3.80 9.77 5.14 2.29 5.13

3.6. Semen dan Barang Galian bukan Logam 3.08 6.35 9.92 7.10 6.62

3.7. Logam dasar besi dan baja

3.8. Alat Angkutan Mesin & Peralatanya

3.9. Barang lainnya 8.56 3.18 9.24 4.89 6.45

IV. Listrik, Gas dan Air Bersih -1.01 -2.16 0.51 8.01 1.10

4.1. Listrik -1.04 -2.25 0.39 8.42 1.11

4.2. Gas Kota

4.3. Air Bersih -0.29 -0.79 2.28 3.61 1.16

V. Konstruksi 6.79 7.34 5.79 9.96 7.50

*. Angka Diperbaiki **. Angka Sementara

Page 86: INDIKATOR MAKRO EKONOMI KABUPATEN SITUBONDO ... TW 4...Riyanto Tri Susanto, S.ST, M.Si Prayudho Bagus Jatmiko, S.ST, M.Si Kerjasama: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten

77 Indika to r Makro Ekonomi Kabupa ten Situbondo Tr iwu lan IV Tahun 2012

Tabel 15

Laju Indeks Implisit Triwulanan Situbondo Menurut L apangan Usaha

Tahun 2011 (Persen)

Lanjutan

No. Sektor/Subsektor Triwulan

Total I II III IV

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

VI. Perdagangan , Hotel Dan Restoran 3.16 3.05 4.22 3.40 3.46

6.1. Perdagangan 2.96 3.05 4.21 3.39 3.41

6.2. H o t e l 7.83 -0.86 3.62 3.38 3.35

6.3. Restoran 5.42 3.84 3.54 2.71 3.91

VII. Pengangkutan Dan Komunikasi 0.95 -0.31 1.77 2.44 1.21

a. Angkutan 1.03 -0.30 1.77 2.46 1.24

1. Angkutan Rel

2. Angkutan Jalan Raya -0.52 0.80 3.41 1.30 1.23

3. Angkutan Laut 10.09 -6.38 1.27 1.27 1.27

4. Angkutan Penyebrangan 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00

5. Angkutan Udara

6. Jasa Penunjang Angkutan 9.38 -6.19 -25.77 32.59 1.47

a. Komunikasi 1.13 -0.41 1.67 2.05 1.12

1. Pos dan Telekomunikasi 1.21 -0.44 1.78 2.20 1.20

2. Jasa Penunjang Komunikasi 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00

VIII. Keuangan, Persewaan Dan Jasa Perush 4.22 3.50 6.10 6.19 4.99

8.1. B a n k 3.94 3.16 4.55 4.93 4.14

8.2. Lembaga Keuangan Bukan Bank 4.42 7.65 4.27 1.29 4.33

8.3. Jasa Penunjang Keuangan

8.4. Sewa Bangunan 3.85 3.16 6.20 6.11 4.81

8.5. Jasa Perusahaan 4.12 2.74 5.01 6.71 4.64

IX. Jasa - Jasa 3.31 4.42 5.85 7.21 5.29

a. Pemerintahan Umum -0.86 5.04 5.12 7.53 4.35

1. Adm Pemerintah dan Pertahanan -0.86 5.04 5.12 7.53 4.35

2. Jasa Pemerintah Lainnya

b. Swasta 8.17 3.66 6.84 7.17 6.46

1. Jasa Sosial Kemasyarakatan 6.22 7.65 8.70 7.31 7.49

2. Jasa Hiburan Dan Kebudayaan 8.58 5.64 6.41 3.94 6.16

3. Jasa Perorangan Dan RT 7.93 1.52 6.01 7.38 5.73

Laju Indeks Implisit 5.76 7.28 6.53 2.14 5.53

Page 87: INDIKATOR MAKRO EKONOMI KABUPATEN SITUBONDO ... TW 4...Riyanto Tri Susanto, S.ST, M.Si Prayudho Bagus Jatmiko, S.ST, M.Si Kerjasama: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten

78 Indika to r Makro Ekonomi Kabupa ten Situbondo Tr iwu lan IV Tahun 2012

Tabel 16

Laju Indeks Implisit Triwulanan Situbondo Menurut L apangan Usaha

Tahun 2012 (Persen) **

No. Sektor/Subsektor Triwulan

Total I II III IV

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

I. Pertanian -1.86 10.12 7.82 9.89 6.13

1.1. Tanaman Bahan Makanan -7.30 9.95 4.13 14.12 3.16

1.2. Tanaman Perkebunan 12.65 12.78 11.27 9.18 11.23

1.3. Peternakan 11.54 11.54 12.12 -13.21 5.28

1.4. Kehutanan -2.01 -7.43 -7.05 32.59 2.28

1.5. Perikanan 6.49 6.04 5.03 18.72 9.10

II. Pertambangan Dan Penggalian 8.18 5.13 7.36 5.84 6.59

2.1. Pertambangan Migas - - - - -

2.2. Pertambangan Non Migas - - - - -

2.3. Penggalian 8.18 5.13 7.36 5.84 6.59

III. Industri Pengolahan 10.89 11.50 9.41 -8.87 5.75

3.1. Makanan Minuman dan Tembakau 11.47 11.70 9.37 -9.46 5.76

3.2. Tekstil, Barang dari Kulit & Alas kaki 11.14 14.99 10.68 -1.89 8.45

3.3. Barang dari Kayu & Hasil Hutan lainnya 7.80 9.02 9.88 -2.16 5.98

3.4. Kertas dan Barang Cetakan 7.06 12.21 12.91 -3.29 7.04

3.5. Pupuk, Kimia dan Barang dari Karet 8.93 9.70 13.42 -8.52 5.69

3.6. Semen dan Barang Galian bukan Logam 7.77 6.82 7.61 4.43 6.57

3.7. Logam dasar besi dan baja - - - - -

3.8. Alat Angkutan Mesin & Peralatanya - - - - -

3.9. Barang lainnya 5.15 6.43 9.07 -8.35 2.39

IV. Listrik, Gas dan Air Bersih 1.22 1.08 6.08 11.56 4.92

4.1. Listrik 0.75 0.64 6.08 12.31 4.86

4.2. Gas Kota

4.3. Air Bersih 7.80 7.85 6.22 2.26 6.01

V. Konstruksi 4.82 5.30 7.68 -0.14 4.33

*. Angka Diperbaiki **. Angka Sementara

Page 88: INDIKATOR MAKRO EKONOMI KABUPATEN SITUBONDO ... TW 4...Riyanto Tri Susanto, S.ST, M.Si Prayudho Bagus Jatmiko, S.ST, M.Si Kerjasama: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten

79 Indika to r Makro Ekonomi Kabupa ten Situbondo Tr iwu lan IV Tahun 2012

Tabel 16

Laju Indeks Implisit Triwulanan Situbondo Menurut L apangan Usaha

Tahun 2012 (Persen)

Lanjutan

No. Sektor/Subsektor Triwulan

Total I II III IV

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

VI. Perdagangan , Hotel Dan Restoran 4.17 5.97 8.80 7.30 6.59

6.1. Perdagangan 3.94 5.87 8.99 6.99 6.47

6.2. H o t e l 6.55 8.95 8.02 6.82 7.60

6.3. Restoran 6.66 6.68 6.39 12.11 7.92

VII. Pengangkutan Dan Komunikasi 3.91 5.08 6.89 12.09 7.06

a. Angkutan 4.12 5.27 6.89 11.94 7.11

1. Angkutan Rel

2. Angkutan Jalan Raya 4.40 5.03 5.66 16.59 7.96

3. Angkutan Laut 1.92 9.20 16.43 -7.77 4.84

4. Angkutan Penyebrangan 11.67 10.46 10.24 -19.64 1.84

5. Angkutan Udara

6. Jasa Penunjang Angkutan 2.95 -2.68 5.64 -16.57 -2.67

a. Komunikasi 2.46 5.62 7.58 13.92 7.47

1. Pos dan Telekomunikasi 1.83 5.17 7.40 15.73 7.63

2. Jasa Penunjang Komunikasi 11.37 12.40 9.84 -13.42 4.86

VIII. Keuangan, Persewaan Dan Jasa Perush 4.58 4.59 6.02 -0.07 3.78

8.1. B a n k 2.79 3.13 1.03 8.51 3.85

8.2. Lembaga Keuangan Bukan Bank 1.45 2.57 1.45 6.81 3.08

8.3. Jasa Penunjang Keuangan

8.4. Sewa Bangunan 5.06 4.78 7.11 -2.59 3.60

8.5. Jasa Perusahaan 2.81 4.65 3.67 7.85 4.79

IX. Jasa - Jasa 5.81 6.61 6.17 3.92 5.58

a. Pemerintahan Umum 5.75 6.93 7.07 1.07 5.12

1. Adm Pemerintah dan Pertahanan 5.75 6.93 7.07 1.07 5.12

2. Jasa Pemerintah Lainnya

b. Swasta 5.82 6.19 5.14 7.49 6.19

1. Jasa Sosial Kemasyarakatan 9.18 8.15 3.72 3.67 6.14

2. Jasa Hiburan Dan Kebudayaan 3.12 3.53 5.71 12.67 6.62

3. Jasa Perorangan Dan RT 4.85 5.79 5.50 8.05 6.13

Laju Indeks Implisit 2.59 7.65 8.12 5.80 6.14

Page 89: INDIKATOR MAKRO EKONOMI KABUPATEN SITUBONDO ... TW 4...Riyanto Tri Susanto, S.ST, M.Si Prayudho Bagus Jatmiko, S.ST, M.Si Kerjasama: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten

80 Indika to r Makro Ekonomi Kabupa ten Situbondo Tr iwu lan IV Tahun 2012