109
ISSN 1882-9848 Bahasa dan Budaya : Jurnal Himpunan Pengkaji Indonesia Seluruh Jepang 2 6 01 Himpunan Pengkaji Indonesia Seluruh Jepang

indonesia-gakkai.sakura.ne.jpindonesia-gakkai.sakura.ne.jp/wp/wp-content/uploads/2016/...Bahasa dan Budaya: Jurnal Himpunan Pengkaji Indonesia Seluruh Jepang ` Go Pp ]Y lS 2 '"8k

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: indonesia-gakkai.sakura.ne.jpindonesia-gakkai.sakura.ne.jp/wp/wp-content/uploads/2016/...Bahasa dan Budaya: Jurnal Himpunan Pengkaji Indonesia Seluruh Jepang ` Go Pp ]Y lS 2 '"8k

ISSN 1882-9848

Bahasa dan Budaya

: Jurnal Himpunan Pengkaji Indonesia Seluruh Jepang

2 6

01

Himpunan Pengkaji Indonesia Seluruh Jepang

Page 2: indonesia-gakkai.sakura.ne.jpindonesia-gakkai.sakura.ne.jp/wp/wp-content/uploads/2016/...Bahasa dan Budaya: Jurnal Himpunan Pengkaji Indonesia Seluruh Jepang ` Go Pp ]Y lS 2 '"8k
Page 3: indonesia-gakkai.sakura.ne.jpindonesia-gakkai.sakura.ne.jp/wp/wp-content/uploads/2016/...Bahasa dan Budaya: Jurnal Himpunan Pengkaji Indonesia Seluruh Jepang ` Go Pp ]Y lS 2 '"8k

Bahasa dan Budaya: Jurnal Himpunan Pengkaji Indonesia Seluruh Jepang

(Pertimbangan Kembali Bahasa Bugis dan Makassar)

(YAMAGUCHI Masao) 1

0 nggih, kenten, nika1

(Nggih, Kenten, Nika, Kata Bahasa Bali yang Dipertahankan dalam Percakapan Campur Kode

Bahasa Bali-Bahasa Indonesia)

(HARA Mayuko) 21

1 6

(Metapragmatiks Lelucon Antar-Etnis di Indonesia)

(MIYAKE Yoshimi) 35

0 2

(Verba Serial dalam Bahasa Indonesia: Klasifikasi dan Macamnya)

6 6 (Ariestyani Wahyu Perwita Sari) 47

0 “yang”0

(Meninjau Kembali Partikel Perangkai “yang” dalam Bahasa Indonesia)

6 6 (Tiwuk Ikhtiari) 63

1

(Possessive Constructions in Indonesian)

(INAGAKI Kazuya) 77

101

103

Page 4: indonesia-gakkai.sakura.ne.jpindonesia-gakkai.sakura.ne.jp/wp/wp-content/uploads/2016/...Bahasa dan Budaya: Jurnal Himpunan Pengkaji Indonesia Seluruh Jepang ` Go Pp ]Y lS 2 '"8k
Page 5: indonesia-gakkai.sakura.ne.jpindonesia-gakkai.sakura.ne.jp/wp/wp-content/uploads/2016/...Bahasa dan Budaya: Jurnal Himpunan Pengkaji Indonesia Seluruh Jepang ` Go Pp ]Y lS 2 '"8k

1

Pertimbangan Kembali Bahasa Bugis dan Makassar

YAMAGUCHI Masao Universitas Setsunan

Abstrak

Bahasa Makassar dan bahasa Bugis adalah bahasa yang diteliti secara ilmiah sejak pertengahan

abad ke-19. Tata bahasa dan kamus untuk bahasa Makassar dan bahasa Bugis telah diterbitkan pada

tahun 1800-an oleh B.F. Matthes, bangsa Belanda. Setelah itu pun kedua bahasa daerah tersebut boleh

dikatakan paling banyak hasil penelitiannya di antara bahasa daerah di Sulawesi. Dan dewasa ini, mulai

muncul anggapan bahwa Makassar dan Bugis bukan nama sebuah bahasa saja, melainkan nama

kelompok bahasa juga. Yang dianggap anggota kelompok bahasa Makassar adalah bahasa Makassar,

bahasa Konjo Pesisir, bahasa Konjo Pegunungan, dan bahasa Selayar. Yang dianggap anggota

kelompok bahasa Bugis adalah bahasa Bugis, bahasa Campalagian, serta bahasa Embaloh dan bahasa

Taman yang terdapat di hulu Sungai Kapuas, Kalimantan Barat.

Dalam makalah ini ditinjau penelitian selama ini yang berkaitan dengan tema makalah ini. Dan

juga ditinjau karya-karya yang diterbitkan pada tahun 1970-an dan 1980-an yang masih dapat

memperlihatkan keaslian bahasa tujuan. Setelah itu dipertimbangkan kembali yang dianggap kelompok

bahasa Makassar dan kelompok bahasa Bugis secara kualitatif. Yang diteliti antara lain perwujudan

fonem tertentu dan prefiks yang memperlihatkan ciri khasnya.

Walaupun datanya terbatas, disinggung juga tentang kelompok bahasa Taman (Tamanic).

Melalui penelitian tersebut di atas, ternyata bahasa Makassar adalah terdiri atas dialek-dialek

Lakiung, Turatea, Bantaeng, Konjo, dan Selayar. Oleh karena tidak adanya data yang dapat digunakan

untuk perbandingan, Bentong tidak dapat ditentukan posisinya dalam/dengan bahasa Makassar.

Bahasa Bugis memiliki dialek Bone, Soppeng, Barru, Wajo, Sinjai, Sawitto, Sidrap, Camba,

Luwu, dan walaupun ada jarak yang agak jauh secara genealogis, Campalagian dapat dianggap sebagai

dialek dari bahasa Bugis.

Kelompok bahasa Taman memperlihatkan ciri hubungan genealogisnya dekat dengan kelompok

bahasa Sulawesi Selatan. Akan tetapi, memiliki ciri yang tidak sesuai dengan ciri kelompok bahasa

Sulawesi Selatan seperti adanya vokal panjang dan tidak adanya konsonan rangkap pada posisi tengah

kata dasar. Seandainya kelompok bahasa Taman tergolong ke dalam kelompok bahasa Sulawesi Selatan

pun terpisah pada tahap awal terbentuknya protobahasa Sulawesi Selatan.

Penelitian ini dibantu oleh JSPS KAKENHI Grant Number 24520483 (tahun 2012-2016).

0.

19

Page 6: indonesia-gakkai.sakura.ne.jpindonesia-gakkai.sakura.ne.jp/wp/wp-content/uploads/2016/...Bahasa dan Budaya: Jurnal Himpunan Pengkaji Indonesia Seluruh Jepang ` Go Pp ]Y lS 2 '"8k

2

JSPS 24520483 24 27

1.

Makassar Bugis

Konjo Pesisir

(Konjo, Coastal)

Konjo Pegunungan

(Konjo, Highland)

Selayar

Bentong Grimes,

1987: 25-29; Ethnologue,

2015 1

Campalagian

Taman

Embaloh

Grimes, 1987: 30-33;

Ethnologue, 2015

1.1.

Ethnologue,

18 2015

Lakiung

1 Grimes Konjo Pegunungan Konjo Pesisir Tana Toa Kajang Grimes, 1987: 27-28

Page 7: indonesia-gakkai.sakura.ne.jpindonesia-gakkai.sakura.ne.jp/wp/wp-content/uploads/2016/...Bahasa dan Budaya: Jurnal Himpunan Pengkaji Indonesia Seluruh Jepang ` Go Pp ]Y lS 2 '"8k

3

Turatea Bantaeng

Bone

Soppeng Barru Wajo Sinjai

Sawitto Sidrap Camba Luwu

Tamanic

Kalis

2.

2.1.

2.1.1. B.F. Matthes

Matthes Matthes

Matthes, 1858; 1859; 1874;

1875; 1885 2

2.1.2. K.F. Holle, 1894

Holle II

Bonthain -

Bira-Saleijereesch Holle, 1894 3

2.1.3. N. Adriani, A.C. Kruijt, 1914

Adriani Kruijt J.

Wotu Adriani, 1914: 353

Wolio Ethnologue, 2015 Adriani Kruijt

2.1.4. S.J. Esser, 1938

Esser Esser, 1938: 9, 9b

2 Matthes Noorduyn Noorduyn, 1991: 161-162, 190-191 3

Page 8: indonesia-gakkai.sakura.ne.jpindonesia-gakkai.sakura.ne.jp/wp/wp-content/uploads/2016/...Bahasa dan Budaya: Jurnal Himpunan Pengkaji Indonesia Seluruh Jepang ` Go Pp ]Y lS 2 '"8k

4

groep talen

Esser Toraja Esser

2.1.5. R. Salzner, 1960

Salzner

Toala’ Salzner, 1960: 15 Ethnologue

16 2009 Palili’ 4

17 2014 Tae’

2.1.6. R.A. Pelenkahu, dkk., 1971

1971 Balai Bahasa Provinsi Sulawesi Selatan dan Provinsi Sulawesi Barat

Lembaga Bahasa Nasional Cabang III Ujung Pandang 1970

Proto-Makassar

Pelenkahu, 1971: 8

2.1.7. A. Muthalib, 1973

1973 Balai Bahasa Provinsi Sulawesi Selatan dan Provinsi Sulawesi Barat

Lembaga Bahasa Nasional Cabang III di Ujungpandang 1970

Muthalib, 1973: iv

2.2.

Kridalaksana

Kridalaksana, 1964 1981

Montolalu, 1981 5

1972

Kaili-Pamona Masjhuda, [1972]

Barr Barr, [1979]

100 200

2.2.1. R.A. Pelenkahu, A. Muthalib, J.F. Pattiasina, 1974

Pelenkahu, 1974: 6-7

kelompok bahasa kelompok

4 SIL 16 2009 Tae’ Toala’ Palili’ Toala’

Toala’ Palili’ Ethnologue, 2009 5 Mandar Bare’e (Pamona) Kaili Petapa Montolalu, 1981: 316

Page 9: indonesia-gakkai.sakura.ne.jpindonesia-gakkai.sakura.ne.jp/wp/wp-content/uploads/2016/...Bahasa dan Budaya: Jurnal Himpunan Pengkaji Indonesia Seluruh Jepang ` Go Pp ]Y lS 2 '"8k

5

bahasa bahasa dialek

Massenrempulu Sa’dan

Bira Pelenkahu, 1974: 10-14

Palakka Enna’

Sidenreng Parepare

Tallumpanuae

Ugi Riawa Pelenkahu, 1974: 14-19 6

Pelenkahu, 1974: 17

2.2.2. R.J. Mills, 1975

1975

923 613-912

2.2.3. S. Kaseng, 1978

Kaseng 1978

200 23 Kaseng, 1978: 103-113

M. Swadesh 200 Kaseng,

1978: 3 Kaseng, 1978:

103-113

2.2.4. J.N. Sneddon, 1981

Sneddon 1981

Sneddon, 1981

Sneddon, 1981

2.2.5. A. Muthalib, A. Usmar, 1987

Balai Bahasa Provinsi Sulawesi Selatan dan Provinsi Sulawesi Barat Balai Penelitian

Bahasa di Ujung Pandang

6 Ugi Riawa

Pelenkahu, 1974: 17

Page 10: indonesia-gakkai.sakura.ne.jpindonesia-gakkai.sakura.ne.jp/wp/wp-content/uploads/2016/...Bahasa dan Budaya: Jurnal Himpunan Pengkaji Indonesia Seluruh Jepang ` Go Pp ]Y lS 2 '"8k

6

2.3.

Grimes

2.3.1. C.E. Grimes, B.D. Grimes, [1982], 1987

Grimes 1982 11

Pre-Publication Copy

The Australian National University 1987

1982 South Sulawesi Group Makassar Sub-Group Makassar Konjo Selayar Bugis Campalagian South Sulawesi Sub-Group

1987 South Sulawesi Stock Makassar Subfamily Makassar Konjo Selayar Bugis Family Bugis Campalagian

Northern South Sulawesi Sub-Group

1982 1987 1982

1987 Bugis Family

2.3.2. T. Friberg, [1984]

T. Friberg

Friberg, [1984] 7

2.3.3. Ethnologue

Ethnologue SIL Grimes Friberg SIL

SIL Ethnologue

13 1996

7 2016 8 Timothy Friberg, Barbara Friberg

Barbara Friberg

Page 11: indonesia-gakkai.sakura.ne.jpindonesia-gakkai.sakura.ne.jp/wp/wp-content/uploads/2016/...Bahasa dan Budaya: Jurnal Himpunan Pengkaji Indonesia Seluruh Jepang ` Go Pp ]Y lS 2 '"8k

7

13

14 2000

13

15 2005

Ethnologue, 2015

2.3.4. Pusat Bahasa, 2008

Pusat Bahasa 2008 Pusat

Bahasa, 2008 71-94 69

Pusat Bahasa, 2008 Pusat Bahasa 2000

dialektometri

Lauder, 2000

Pusat Bahasa Ethnologue 2015

Pusat Bahasa Pusat Bahasa, 2008: 2-4

Ethnologue Pusat Bahasa Makassar Makassar Konjo, Coastal Konjo Konjo, Highland Selayar Selayar 8 Bentong

Pusat Bahasa

Ethnologue 2015

Ethnologue Pusat Bahasa Bugis Bugis

Bugis De Campalagian Taman Taman 9 Embaloh Embaloh 10

Kalis 11

Ethnologue

8 Pusat Bahasa, 2008: 101 9 Pusat Bahasa, 2008: 66 10 bahasa Embaloh

Pusat Bahasa, 2008: 84 11 bahasa Kalis Pusat Bahasa, 2008: 84

Page 12: indonesia-gakkai.sakura.ne.jpindonesia-gakkai.sakura.ne.jp/wp/wp-content/uploads/2016/...Bahasa dan Budaya: Jurnal Himpunan Pengkaji Indonesia Seluruh Jepang ` Go Pp ]Y lS 2 '"8k

8

Bugis De 12

Mamuju Pusat Bahasa, 2008: 84

3.

3.1.

Ethnologue

Kaseng ,

Kaseng, 1978

13

3.1.1.

14

*buku buku buku buku buku buku *b!ŋi baŋŋi baŋŋi baŋŋi baŋŋi baŋŋi *Duwa ruwa rua rua rua rua

*ka- * Duwa sagantuju sagantuju sagantuju karua15 karua

*ka-, *s!- *alap,*!sa,*-an salapaŋ salapaŋ salapaŋ salapaŋ kaʔassa

* palag', *lima palaklima palaklima palak pala palaklima

*b!ŋi

*Duwa *D > r *D

r

sagan/tuju

ka/rua sagan/tuju

12 /de/ 13 Pratiwi Syarief

Syarief, 2015 14 Dempwolff Dempwolff, 1938 15 ka/rua

Page 13: indonesia-gakkai.sakura.ne.jpindonesia-gakkai.sakura.ne.jp/wp/wp-content/uploads/2016/...Bahasa dan Budaya: Jurnal Himpunan Pengkaji Indonesia Seluruh Jepang ` Go Pp ]Y lS 2 '"8k

9

16 tuju17

kaʔ/assa < *!sa

salapaŋ < sa- *alap -aŋ

*palag'

lima *lima

*-ŋ- > -ŋŋ-

3.1.2.

18

ma- < *ma-

ma- Manyambeang, 1996: 158

*maN-

(m)VN- (m)VG-

mi/e(N, G, ø)- 20 (m)VN-

(m)VG- (m)ar-

Seko (m)VN- (m)VG-

16 sagan Grimes saŋantuju (Grimes, 1987: 130) saŋantuju saŋ -an -aŋ

17 *pitu 18 19 kiʔdiʔ *Dikih 20 2002 Yamaguchi, 2013b

--- *Dikih

caʔdi caʔdi caʔdi caʔdi diki

kiʔdiʔ19

*i(n)t!m ---

leʔleŋ

loʔleŋ

leʔleŋ

leʔleŋ boloŋ

etaŋ

Page 14: indonesia-gakkai.sakura.ne.jpindonesia-gakkai.sakura.ne.jp/wp/wp-content/uploads/2016/...Bahasa dan Budaya: Jurnal Himpunan Pengkaji Indonesia Seluruh Jepang ` Go Pp ]Y lS 2 '"8k

10

aN- kanre ŋanre

aŋŋanre aŋŋanre

ŋanre aŋŋanre

ŋanre

aN- buno ammuno ammuno ammuno ammuno ammuno aG- keloŋ akkeoŋ akkeoŋ akkeoŋ akkeoŋ akkeoŋ

aN-

aG- maN- maG- m

1970 maG-

Pelenkahu, 1971: 19 21 aN- aG- Pelenkahu, 1971: 20

maG- aG-22

3.1.3.

3.2.

Friberg Friberg,

[1984]

3.2.1.

*pun(t)i **loka23

utti utti utti utti utti utti loka

loka

utti utti

*puhun *bataŋ

poŋ bataŋ

poŋ bataŋ

poŋ poŋ bataŋ

toʔ

poŋ bataŋ

poŋ bataŋ

poŋ

*asu **bongka24

asu asu asu asu asu asu bokka

asu asu bokka

21 Pelenkahu maG- maN- Pelenkahu, 1971: 19-20 22 23 * ** ***

Mills Mills, 1975 24 Mills, 1975: 656

Page 15: indonesia-gakkai.sakura.ne.jpindonesia-gakkai.sakura.ne.jp/wp/wp-content/uploads/2016/...Bahasa dan Budaya: Jurnal Himpunan Pengkaji Indonesia Seluruh Jepang ` Go Pp ]Y lS 2 '"8k

11

/h/ 25

*binay **ba(b)ine baine bahine *babuy bawi bahi *abu awu ahu *way!R **wai uwae uhai *[t]awa macawa macaha *baRani warani harani

**wase uwase ~ wase uhase

b-, -b- b-,-h-

*-b- > -b- *-b- > -h-

26

*b w- h-

*w h

w *-b- > -b- *-b- > -h-27

**ba(b)ine **ba(w)ine **ba(w)ine baine

bahine

*b-, *-b- **b-, **-b- ***b-, (***-b-) b-, (-b-) b-, (-b-) *b-, *-b- **b-, **-b- ***w-, ***-w- w-, -w- h-, -h- *w-, *-w- **w-, -w- ***w-, ***-w- w-, -w- h-, -h-

*b > ***w h

*w ***w h 28

3.2.2.

25 harani uhase Said

Said, 1980-1981 26 Herawati Herawati, 2016: 147-163 27 28 h Yamaguchi Yamaguchi, 2002; 2013a

Page 16: indonesia-gakkai.sakura.ne.jpindonesia-gakkai.sakura.ne.jp/wp/wp-content/uploads/2016/...Bahasa dan Budaya: Jurnal Himpunan Pengkaji Indonesia Seluruh Jepang ` Go Pp ]Y lS 2 '"8k

12

*kun’ig’ *ma-

maridi

maridi

maridi

maʔuɲɲi maridi

maʔuɲɲi

maʔuɲɲi

maʔuɲɲi maridi

maridi

maʔuɲɲi

uɲɲi *kun’iŋ *kun’ig’ 29

ridi ma- Grimes 202 25

88% (84%)

84% (76%) ma-

2000: 43-44 88% (84%)

*iTik, **i(c)cu(ʔ),**r!nni30 *ba- , *ma-

iccu baeccu31

iccu iccu

iccu iccu

iccu iccu marinniʔ

iccu cicu marinniʔ

baiccu becu32 marinniʔ

baeccu baiccu ba-

baeccu becu ba-

**ba- + **i(c)cu(ʔ) > baiccu > baeccu > becu

ma-

*ba- *ma- *ba- *ka-

33

(m)aN- (m)aG- (m)ar-

m

*maN- *maG-

mannampuʔ matt!du

mannampuʔ mannampuʔ maluʔda

mannampuʔ mannampuʔ

29 *k *kuniŋ unniŋ

30 **i(c)cu(ʔ) 2000: 47 (ʔ)

2000 60 **r!nni **! > i Mills *(iɨ)di(C) Mills, 1975: 680, 709 31 Grimes Grimes, 1987: 76 32 Grimes Grimes, 1987: 76 33 Hanafie ka- ka- -i

Hanafie, 1992: 333

Page 17: indonesia-gakkai.sakura.ne.jpindonesia-gakkai.sakura.ne.jp/wp/wp-content/uploads/2016/...Bahasa dan Budaya: Jurnal Himpunan Pengkaji Indonesia Seluruh Jepang ` Go Pp ]Y lS 2 '"8k

13

mannampuʔ mannampuʔ mannampuʔ mannampuʔ

34 *maG-

maʔbicara makk!dai mappau macc!nni

makk!dai mappau

maʔbicara mappau

maʔbicara makk!dai mappau

maʔbicara makk!dai mappau

maʔbicara makk!dai mappau

maʔbicara

maʔbicara macarita

maʔbicara mappau

maG- maN- 35

matt!duʔ

maG- Friberg

Friberg, [1984] Grimes

maʔbunu Grimes, 1987: 194 maG-

mammanasa

Said, 1979: 8

(m)ar- + uki = (m)aruki (m)ar- Said, 1979: 8

(m)aG- ~ (m)aN- ~ (m)ar-

3.2.3.

Muthalib, 1973: 18-32 !

! a b!r!ʔ ~ wer!ʔ

~ b!rr!ʔ ~ w!rr!ʔ barraʔ

***b!(r)r!ʔ

*b!Ras b > w

-n Muthalib -n -ŋ

Muthalib, 1973: 29 -n -ŋ36

34 bicara carita Gonda, 1973: 92, 116 35 macarita ma- 36 -n *-m *-n -ŋ

Page 18: indonesia-gakkai.sakura.ne.jpindonesia-gakkai.sakura.ne.jp/wp/wp-content/uploads/2016/...Bahasa dan Budaya: Jurnal Himpunan Pengkaji Indonesia Seluruh Jepang ` Go Pp ]Y lS 2 '"8k

14

aN- aG- Muthalib,

1973: 40-41 maN- maG- aN- aG- Muthalib, 1973:

41; 1987: 9-15

aN- + alli = aŋŋalli ; maN- + alli = maŋŋalli

aG- + baju = aʔbaju ; maG- + baju = maʔbaju aN- + oto = aŋŋoto ; maN- + oto = maŋŋoto

aG- + polo = appolo ; maG- + polo = mappolo

aN- aG- maN- maG- (m)aN- (m)aG-

3.2.4.

Ethnologue15 2005

13 1996 14 2000 Austronesian, Malayo-Polynesian, Western Malayo-Polynesian, Sundic,

Mbaloh 37

Ethnologue Sneddon Adelaar The

Classification of the Tamanic Languages Sneddon, 1995: 166-168; Adelaar, 1994

Adelaar Adelaar, 1994: 1, 32-36; Ethnologue,

2015 Tamanic Embaloh Kalis Taman Adelaar, 1994: 1, 32-36; Ethnologue,

2015 1850 von Kassel Tamanic

Adelaar, 1994: 3 1970 Hudson Malay-Dayac Adelaar, 1994: 3

Tamanic 1850 von Kassel

Malay-Dayac Ethnologue 14 2000

Sundic Mbaloh

Ethnologue15 2005 Tamanic

Adelaar Adelaar, 1994: 5

38 *b- b- b- (ø-) b- (w-) *-b- -b- -ø- (-w-, -b-) -w-

-bb-/ɨ_ -b-/ _

*b- *-b- w-, -w-

37 Language of Borneo Cense, 1958: 38-39 38 Mills, 1975 Adelaar, 1994: 5

Page 19: indonesia-gakkai.sakura.ne.jpindonesia-gakkai.sakura.ne.jp/wp/wp-content/uploads/2016/...Bahasa dan Budaya: Jurnal Himpunan Pengkaji Indonesia Seluruh Jepang ` Go Pp ]Y lS 2 '"8k

15

Adelaar 39

*kaki > kaki > kai

*k- ø- *kayu > aju *kutu > utu

k- 40 k

**wase > uase

Mills **wase

Mills, 1975: 884

Grimes *way!R Grimes, 1987: 110-111 *way!R

w-

Makale wai wai Tammu

uai wai Tammu, 1972: 681, 692 **uwae > uae

> wae Mills **wai

Mills, 1975: 882-883

Grimes41

wase ~ uwase

Sumare wase Padang uhase Aralle uhase Tabulahan uhase Mambi uhase Endekan uase Duri wase Maiwa wase Rongkong Atas uwase Rongkong Bawah uwase Seko Lemo ofase Pattae’ wase Pitu Ulunna Salu uase uhase Pannei uhase

Seko Padang Hono uase Lodang wase

**uwase

**uwase > uase

39 Adelaar 40 kadera k- 41 paŋkuluk

Page 20: indonesia-gakkai.sakura.ne.jpindonesia-gakkai.sakura.ne.jp/wp/wp-content/uploads/2016/...Bahasa dan Budaya: Jurnal Himpunan Pengkaji Indonesia Seluruh Jepang ` Go Pp ]Y lS 2 '"8k

16

Adelaar

*!n!m > anam

*! > a

!nn!ŋ annaŋ

*! > a 42

43

*tad’am > ba/taram ma/taram a/taram

ba-

2000: 47

ba/iccuʔ ~ baeccuʔ ma-

a-

ma- ma-

ma-

ma- m

*bunuh > ma-unoʔ44 munoʔ

ma-

m (m)aN- (m)aG- miN- ~ meN- miG- ~

meG- miø- ~ meø- 2002: 162

maø- ma-unoʔ

munoʔ bunoʔ > munoʔ

3.2.5.

**w > h 42 ! ! *! *a > a *a > ! *! > ! *! > a *! > a *a > a Yamaguchi, 2013a: 119-120 43 daːn saːp timpul limut pakar balaːŋa-naŋis -n -p -l -t -r -ŋ -s Adelaar, 1994: 6-7 44 ma-unoʔ Adelaar Adelaar, 1994: 7

Page 21: indonesia-gakkai.sakura.ne.jpindonesia-gakkai.sakura.ne.jp/wp/wp-content/uploads/2016/...Bahasa dan Budaya: Jurnal Himpunan Pengkaji Indonesia Seluruh Jepang ` Go Pp ]Y lS 2 '"8k

17

4.

*maN-

aN- aG- (m)aN- (m)aG- aN- aG-

(m)aN- ~ (m)aG- ~ (m)ar-

(m)aN- ~ (m)aG-

maN- maG- mi/e(N, G, ø)-

maN- ~ maG-/s/

mi/e(N, G, ø)-

(m)ar- (m)ar-

/a, o, u/ Said, 1979: 7-9

!

Bambam

/a, e, i, o, u/ /æ/ 45

5. 46

45

Pattinjo (back) velar nasal 2005: 49-50 46

Page 22: indonesia-gakkai.sakura.ne.jpindonesia-gakkai.sakura.ne.jp/wp/wp-content/uploads/2016/...Bahasa dan Budaya: Jurnal Himpunan Pengkaji Indonesia Seluruh Jepang ` Go Pp ]Y lS 2 '"8k

18

? ?

***w-, ***-w- h-, -h-

5.

Page 23: indonesia-gakkai.sakura.ne.jpindonesia-gakkai.sakura.ne.jp/wp/wp-content/uploads/2016/...Bahasa dan Budaya: Jurnal Himpunan Pengkaji Indonesia Seluruh Jepang ` Go Pp ]Y lS 2 '"8k

19

1970 1980

1970 1980

Adelaar, K.A. 1994. The Classification of the Tamanic Languages. T. Dutton, D.T. Tryon (ed.).

Language Contact and Change in the Austronesian World. Berlin, New York: Mouton de Gruyter. p. 1-42.

Adriani, N., Kruijt, A.C. 1912, 1912, 1914. De Bare'e Sprekende Toradja's van Midden Celebes (3 Banden). Landsdrukkerij, Batavia.

Barr, D.F., S.G. Barr and C. Salombe. [1979]. Languages of Central Sulawesi. Ujung Pandang: [SIL and Hasanuddin University].

Cence, A.A., E.M. Uhlenbeck. 1958. Critical Survey of Studies on the Languages of Borneo. ‘S-Gravenhage: Martinus Nijhoff.

Dempwolff, O. 1934, 1937, 1938. Vergleichende Lautlehre des austronesischen Wortschatzes. 3 Bde. Berlin, Hamburg: Verlag von Dietrich Reimer (rep. ed. 1969, Nendeln: Kraus Reprint).

Esser, S.J. 1938. Talen. (Blad 9, 9 b). Atlas van Tropisch Nederland. Amsterdam: Koninklijk Nederlandsch Aardrijkskundige Genootschap (rep. ed. 1999. Landmeer: Gemilang).

Ethnologue, 1996. 13ed. http://web.archive.org/web/19990219082422/http://sil.org/ethnologue/ -----. 2000. 14 ed. http://archive.ethnologue.com/14/ -----. 2005. 15 ed. http://archive.ethnologue.com/15/ -----. 2009. 16. ed. http://archive.ethnologue.com/16/ -----. 2014. 17 ed. http://www.ethnologue.com/17/ -----. 2015. 18 ed. http://www.ethnologue.com/ethnoblog/m-paul-lewis/welcome-18th-edition#.VjIj9of os5u Friberg, T. [1984]. A Dialect Geography of Bugis. SIL Indonesia. Gonda, J. 1973 (2nd ed.). Sanskrit in Indonesia. New Delhi: International Academy of Indian Culture. Grimes, C.E., B.D. Grimes. [1982]. Languages of South Sulawesi (Pre-Publication Copy). Ujung

Pandang: Summer Institute of Linguistics, Hasanuddin University. -----. 1987. Languages of South Sulawesi. Canberra: The Australian National University. Hanafie, S.H. 1992. Kelas Kata dalam Bahasa Bugis: Kajian Morfologi Lingkup Kelas Verba, Adjektiva,

dan Nomina. Disertasi. Ujung Pandang: Universitas Hasanuddin. Herawati. 2016. Saling Pengaruh antara Bahasa Bugis dan Bahasa Konjo di Daerah Buffer Stadt. M.

Yamaguchi (ed.). Penelitian Bahasa Daerah Pulau Sulawesi Bagian Selatan dari Segi Berbagai Bidang Linguistik Jilid II. Kyoto: Hakuto Publishing Inc. 147-163.

Holle, K.F. 1894. Schets Taalkaart van Celebes. Koloniaal Verslag van 1894. Kaseng, Syahruddin. 1978. Kedudukan dan Fungsi Bahasa Makassar di Sulawesi Selatan. Jakarta:

Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. -----. 1982. Bahasa Bugis Soppeng: Valensi Morfologis Dasar Kata Kerja. Jakarta: Djambatan. Kridalaksana, H. 1964. Perhitungan Leksikostatistik atas Delapan Bahasa Nusantara Barat serta

Penentuan Pusat Penjebaran Bahasa2 Itu Berdasarkan Teori Migrasi. Indonesian Journal of Culture Studies Djilid II, Nomor 3: 301-352.

Lauder, M. RMT., dkk. 2000. Penelitian Kekerabatan dan Pemetaan Bahasa-bahasa Daerah di Indonesia: Propinsi Sulawesi Selatan. Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Jakarta.

Manyambeang, A.K., dkk. 1996. Tata Bahasa Makassar. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.

Masjhuda, M.P. [1972]. Pengelompokan Bahasa di Sulawesi Tengah Berdasar: Leksikostatistik Djilid I: Bahasa Kaili Pamona. Perwakilan Departemen P. dan K. Propinsi Sulawesi Tengah.

Matthes, B.F. 1858. Makassaarsche Spraakkunst. Amsterdam: Frederik Muller. -----. 1859. Makassaarsch-Hollandsch Woordenboek: met Hollandsch-Makassaarsche Woordenlijst.

Page 24: indonesia-gakkai.sakura.ne.jpindonesia-gakkai.sakura.ne.jp/wp/wp-content/uploads/2016/...Bahasa dan Budaya: Jurnal Himpunan Pengkaji Indonesia Seluruh Jepang ` Go Pp ]Y lS 2 '"8k

20

Amsterdam: Frederik Muller. -----. 1874. Borgineesch-Hollandsch Woordenboek: met Hollandsch-Boegineesche Woordenlijst.

‘s-Gravenhage: M. Nijhoff. -----. 1875. Boeginesche Spraakkunst. ’s-Gravenhage: Martinus Nijhoff. -----. 1885 (tweede druk). Makassaarsch-Hollandsch Woordenboek: met Hollandsch-Makassaarsche

Woordenlijst. ’s-Gravenhage: Martinus Nijhoff. Mills, R.F. 1975. Proto South Sulawesi and Proto Austronesian Phonology. Dissertation. Ann Arbor:

University of Michigan. Montolalu, L.R. 1981. Pengelompokan Enam Bahasa di Sulawesi Selatan. Penataran Linguistik

Kontrastif dan Historis Komparatif Tahap III, Tugu-Bogor, 9-14 November: 313-327. Muthalib. A. 1973. Dialek Tallumpanuae atau Campalagian. Ujung Pandang: Lembaga Bahasa

Nasional Cabang III. -----, A. Usmar. 1987. Struktur Morfologi dan Sintaksis Dialek Campalagian. Ujung Pandang: Balai

Penelitian Bahasa di Ujung Pandang. Noorduyn, J. 1991. A Critical Survey of Studies on the Languages of Sulawesi. Leiden: KITLV Press. Pelenkahu, R.A., dkk. 1971. Dialek Kondjo di Sulawesi Selatan: Suatu Lapuran Penelitian Lembaga

Bahasa Nasional Tjabang III. Ujung Pandang: Lembaga Bahasa Nasional Tjabang III. -----, A. Muthalib, J.F. Pattiasina. 1974. Peta Bahasa Sulawesi Selatan (Buku Petunjuk).

[Ujungpandang]: Lembaga Bahasa Nasional Cabang III. Pusat Bahasa. 2008. Bahasa dan Peta Bahasa di Indonesia. Jakarta. Said, Ide. 1979. Morfologi dan Sintaksis Bahasa Bugis. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan

Bahasa. -----, dkk. 1980-1981. Geografi Dialek Bahasa Bugis di Sulawesi Selatan. Proyek Peningkatan/

Pengembangan Perguruan Tinggi Ikip Ujung Pandang. Salzner, R. 1960. Sprachenatlas des Indopazifischen Raumes (2 bd.). Wiesbaden: Otto Harrassowitz. SIL Internasional Cabang Jakarta. 2006 (edisi kedua). Bahasa-bahasa di Indonesia: Languages of

Indonesia. Jakarta. Sneddon, J.N. 1981. South Part of Celebes (Sulawesi), S.A. Wurm and S. Hattori (eds.). Language Atlas

of the Pacific Area. Canberra: The Australian National Academy of Humanities, Japan Academy, The Australian National University.

-----. 1995. Situasi Linguistik di Pulau Sulawesi: Suatu Tinjauan Ringkas. dalam Pellaba 8 Sewindu: Pertemuan Linguistik Lembaga Atma Jaya: Kedelapan. Yogyakarta: Kanisius. 139-177.

Syarief, P. 2015. Sikap Bahasa Masyarakat To Bentong. Disertasi. Makassar: Universitas Hasanuddin. Tammu, J., H.V.D. Veen. 1972. Kamus Toradja-Indonesia. Rantepao: Jajasan Perguruan Kristen

Toradja. Yamaguchi, M. 2002. Fonem /h/ dalam Kelompok Bahasa Sulawesi Selatan Modern. S.P. Sumitro (ed.).

Dari Samudera Pasai ke Yogyakarta: Persembahan kepada Teuku Ibrahim Alfian. Jakarta: Yayasan Masyarakat Sejarawan Indonesia dan Sinergi Press. 411-440.

-----. 2013a. Beberapa Catatan tentang Fonem Protobahasa Sulawesi Selatan. M. Yamaguchi (ed.). Fonologi Bahasa Daerah di Pulau Sulawesi Bagian Selatan. Kyoto: Hokuto Publishing Inc. 117-138.

-----. 2013b. Terbentuknya Prefiks *maG- dalam Protobahasa Sulawesi Selatan. M. Yamaguchi (ed.). Morfofonemik Bahasa Daerah di Pulau Sulawesi Bagian Selatan. Kyoto: Hokuto Publishing Inc. 187-208.

200014 33-64

――――― 200210 123-171

――――― 2005 Massenrempulu11 35-60

――――― 2014 42 33-86

Page 25: indonesia-gakkai.sakura.ne.jpindonesia-gakkai.sakura.ne.jp/wp/wp-content/uploads/2016/...Bahasa dan Budaya: Jurnal Himpunan Pengkaji Indonesia Seluruh Jepang ` Go Pp ]Y lS 2 '"8k

21

nggih, kenten, nika 1

Nggih, Kenten, Nika, Kata Bahasa Bali yang Dipertahankan dalam Percakapan Campur Kode Bahasa Bali-Bahasa Indonesia

HARA Mayuko (Universitas Osaka)

Abstrak

Masyarakat Bali umumnya menggunakan bahasa Bali yang merupakan bahasa ibu sebagai bahasa utama dalam

kehidupan sehari-hari, di samping itu juga menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional. Namun, pada masa

kini generasi muda, terutama yang tinggal di daerah perkotaan cenderung untuk menggunakan bahasa Indonesia sebagai

bahasa utama dan menggunakan bahasa Bali sebagai bahasa kedua. Dalam percakapan yang dilakukan oleh kedua tipe

penutur tersebut terdapat campur kode antara bahasa Bali dan bahasa Indonesia.

Makalah ini berfokus pada gejala campur kode yang muncul dari penutur yang lebih sering memakai bahasa

Indonesia dalam kehidupan sehari-hari. Dalam studi kasus ini, dianalisis campur kode bahasa Bali-bahasa Indonesia

yang muncul dalam satu percakapan, yaitu distribusi dan frekuensi bahasa Bali dari segi struktur kalimat dan frase

maupun kelas kata. Kesimpulan yang didapat, pertama, beberapa kata partikel, pronomina, demonstratif bahasa Bali

yang muncul pada akhir frase atau kalimat mempunyai fungsi yang membentuk kerangka untuk menunjukkan

pertahanan bahasa Bali dalam percakapan yang lebih dominan unsur bahasa Indonesia. Kedua, kata-kata bahasa Bali

tersebut mempunyai fungsi yang tidak dimiliki oleh bahasa Indonesia, yaitu fungsi untuk mengatur tingkat kehalusan

kalimat dengan mempertimbangkan setting percakapan seperti hubungan antarpartisipan, topik, dan sebagainya.

1.

1

diglossia

1999: 370-371, 2009: 257-261, 2012: 11-16

1 46 2015 11 14

Page 26: indonesia-gakkai.sakura.ne.jpindonesia-gakkai.sakura.ne.jp/wp/wp-content/uploads/2016/...Bahasa dan Budaya: Jurnal Himpunan Pengkaji Indonesia Seluruh Jepang ` Go Pp ]Y lS 2 '"8k

22

(2012) BI

BI

(2012) 1

BI 2 (particle)

2

2.

BI

3

— — — — 3

Bagus (1979) Udara Naryana (1983)

2

1 1999 2012

2012

3.

2000 5 1

72

400 164 A 30

B 20 2 2

2

3 (1992)

Page 27: indonesia-gakkai.sakura.ne.jpindonesia-gakkai.sakura.ne.jp/wp/wp-content/uploads/2016/...Bahasa dan Budaya: Jurnal Himpunan Pengkaji Indonesia Seluruh Jepang ` Go Pp ]Y lS 2 '"8k

23

A B A

B B A A B

2

A B

4

4.

BI

BI 4 (1) BI

(2) (3) (4)

1

(1) BI 130

(2) 47

(3) 293

(4) 34

(3) (1) BI

(2) (3) (4)

(2) (1)

BI

5. BI

BI BI 130 BI

4 2

Page 28: indonesia-gakkai.sakura.ne.jpindonesia-gakkai.sakura.ne.jp/wp/wp-content/uploads/2016/...Bahasa dan Budaya: Jurnal Himpunan Pengkaji Indonesia Seluruh Jepang ` Go Pp ]Y lS 2 '"8k

24

5.1 BI

BI

3

(1973: 371-372) (1)

(2) (3)

3

2

(particle) 1

2 1

2 BI

44

78

11

16

(14)

2

BI

(particle)

particle

5.4

(1) bawahnya nika

nika

Page 29: indonesia-gakkai.sakura.ne.jpindonesia-gakkai.sakura.ne.jp/wp/wp-content/uploads/2016/...Bahasa dan Budaya: Jurnal Himpunan Pengkaji Indonesia Seluruh Jepang ` Go Pp ]Y lS 2 '"8k

25

(1)

Bawah-nya nika kecil.

-the

(2) ampun driki

ampun driki

(2)

Memang dari dulu ampun driki.

(3) mangkin

(3)

Mangkin rame mungkin.

(4) Particle nggih

agak kurangan 2

(16 14 )

nggih nggih particle

(4)

O, agak kurangan, nggih.

particle

5.2 BI

(head)

(specifier) 5 3

5

Page 30: indonesia-gakkai.sakura.ne.jpindonesia-gakkai.sakura.ne.jp/wp/wp-content/uploads/2016/...Bahasa dan Budaya: Jurnal Himpunan Pengkaji Indonesia Seluruh Jepang ` Go Pp ]Y lS 2 '"8k

26

3 BI

44

15

57

19

BI

4 4

3 3

(5) dados asalkan sudah ada

dados

(5)

Dados asalkan sudah ada.

(6)

sareng

(6)

Sareng ibu, bapak, adik-adik, nenek ada6.

(7) (8) (7) kecil-kecil sajan

kecil-kecil sajan

(8) (1)

nika

6 “ada” (cognate)

“ada”[ad!] [ada]

Page 31: indonesia-gakkai.sakura.ne.jpindonesia-gakkai.sakura.ne.jp/wp/wp-content/uploads/2016/...Bahasa dan Budaya: Jurnal Himpunan Pengkaji Indonesia Seluruh Jepang ` Go Pp ]Y lS 2 '"8k

27

(7)

Kecil-kecil sajan kalau drika.

(8) (= (1))

Bawah-nya nika kecil.

-the

(9) (2) ampun

driki ampun driki

(9) (= (2))

Memang dari dulu ampun driki.(A-87-1)

BI

5.3 BI

4

BI

2

[ ]

Page 32: indonesia-gakkai.sakura.ne.jpindonesia-gakkai.sakura.ne.jp/wp/wp-content/uploads/2016/...Bahasa dan Budaya: Jurnal Himpunan Pengkaji Indonesia Seluruh Jepang ` Go Pp ]Y lS 2 '"8k

28

4 BI

41 nika (29) niki (9) -ne/e (3)

40 kenten (16) driki (7) drika

(4) gen (2) mangkin (2)

masih (2) kayang nika dumun

manten sajan jebos buin

pedidi-pedidi

31 banten (7) ratu pedanda (4) pedanda (3)

natah (2) dangin bale dangin teba

(2) busung griya tajen sampian

siwa odalan pemangku

adan gedong-gedong pemesuan

21 wenten (3) uning (2) matur (2)

mlaspas (3)[mlaspas(2), di-plaspas] nganggen (2)[anggen-a,

angge] orahang (2)[orang, orahang] matingkat nyentana

di-caru banggiang madue

ngiring

particle 17 nggih (16) ja

15 tiang/titiang (15)

7 napi (3)[napi(2), di-napi] sira (2) engken

kuda

5 sareng (4) cara

4 ten (4)

5 ampun (2) dados jagi

durung

2 akeh (2)

BI

particle niki nika

-ne/e 3 nika

29 kenten

(16 ) driki (7 ) drika

(4 )

pedanda mlaspas di-caru

di- Particle

Page 33: indonesia-gakkai.sakura.ne.jpindonesia-gakkai.sakura.ne.jp/wp/wp-content/uploads/2016/...Bahasa dan Budaya: Jurnal Himpunan Pengkaji Indonesia Seluruh Jepang ` Go Pp ]Y lS 2 '"8k

29

nggih

3 A B 2

BI

5.4 BI

BI

kenten nika particle nggih

tiang/titiang

nggih (10) (11) (4)

particle nggih Nggih

1

particle7 particle 2

(10) particle nggih

Atas-nya aja besar, nggih. -the particle

(11) partile nggih (= (4))

O, agak kurangan, nggih.

particle

(12) (10), (11)(= (4)) particle nggih

7 nggih inggih inggih Shadeg (2007) Tuttle Balinese-English Dictionary nggih inggih 2

(1) (2) (3) (4)nggih (4)

nggih (2)

Page 34: indonesia-gakkai.sakura.ne.jpindonesia-gakkai.sakura.ne.jp/wp/wp-content/uploads/2016/...Bahasa dan Budaya: Jurnal Himpunan Pengkaji Indonesia Seluruh Jepang ` Go Pp ]Y lS 2 '"8k

30

(12) particle nggih

A- A.S berarti a- tanggal dua puluh satu nggih?

21 particle

A.S 21

(10), (11)(=(4)), (12) nggih 15 14

nggih

kenten kenten 2

1

(13) di rumah kasihan sendiri kenten Kenten

Kenten

(13) kenten

Di8 rumah kasihan sendiri, kenten.

(14) kenten kenten

kenten

(14) kenten

Di-rawat sama tante, kenten? -

kenten

BI kenten 16 12

2 kenten

kenten

nika nika kenten

(15)

nika Nika

8 di di

BI kenten

Page 35: indonesia-gakkai.sakura.ne.jpindonesia-gakkai.sakura.ne.jp/wp/wp-content/uploads/2016/...Bahasa dan Budaya: Jurnal Himpunan Pengkaji Indonesia Seluruh Jepang ` Go Pp ]Y lS 2 '"8k

31

(15) nika

Sampai jam berapa nika?

(16) nika

nika nika

(8)(= (1))

(16) nika

O, yang, yang, yang ndak kerja nika?

BI nika 29 (15)

10 (16) 17

3

nika 2

nika 6 18

Nggih

particle kenten

nika

3

3 2 2

3

tiang/titiang Kenten, nika, nggih

(17) tiang BI

Page 36: indonesia-gakkai.sakura.ne.jpindonesia-gakkai.sakura.ne.jp/wp/wp-content/uploads/2016/...Bahasa dan Budaya: Jurnal Himpunan Pengkaji Indonesia Seluruh Jepang ` Go Pp ]Y lS 2 '"8k

32

9 tiang/titiang

BI

tiang/titiang

(17) 1 tiang/titiang

Nanti tiang hitung.

BI kenten, nika, nggih

tiang/titiang

6.

BI 1

(2012) BI

kenten, nika, nggih 3

(intonational unit)

9 Kersten (1984: 28-29) titiang , tiang , icang

Page 37: indonesia-gakkai.sakura.ne.jpindonesia-gakkai.sakura.ne.jp/wp/wp-content/uploads/2016/...Bahasa dan Budaya: Jurnal Himpunan Pengkaji Indonesia Seluruh Jepang ` Go Pp ]Y lS 2 '"8k

33

intonational unit BI

Bagus, I Gusti Ngurah. 1979. Perubahan Pemakaian Bentuk Hormat dalam Masyarakat Bali –Sebuah Pendekatan

Etnografi Berbahasa. Disertasi. Universitas Indoneisa.

.1999.

58 pp.365-382.

. 2009.

pp.251-268.

. 2012.

J. . 1973. (Lyons, J. 1968. An Introduction

to Theoretical Linguistics. Cambridge: Cambridge University Press)

Kersten, J. 1984. Bahasa Bali. Nusa Indah.

Udara Naryana, Ida Bagus. 1978. Anggah-Ungguhing Basa Bali dan Peranannya sebagai Alat Komunikasi bagi

Masyarakat Suku Bali. Jurusan Bahasa dan Sastra Bali Fakultas Sastra Universitas Udayana.

. 1992.

�pp. 292-298.

Shadeg, Norbert. 2007. Tuttle Balinese-English Dictionary. Tuttle Publishing.

Page 38: indonesia-gakkai.sakura.ne.jpindonesia-gakkai.sakura.ne.jp/wp/wp-content/uploads/2016/...Bahasa dan Budaya: Jurnal Himpunan Pengkaji Indonesia Seluruh Jepang ` Go Pp ]Y lS 2 '"8k
Page 39: indonesia-gakkai.sakura.ne.jpindonesia-gakkai.sakura.ne.jp/wp/wp-content/uploads/2016/...Bahasa dan Budaya: Jurnal Himpunan Pengkaji Indonesia Seluruh Jepang ` Go Pp ]Y lS 2 '"8k

35

Metapragmatiks Lelucon Antar-Etnis di Indonesia

Yoshimi Miyake (Akita University) [email protected]

Ringkasan

Makalah ini adalah suatu studi kecil tentang joke ‘lelucon’ yang muncul pada waktu Indonesia

bertemu kebudayaan lain, dalam kasus ini, kebudayaan Barat, yaitu, kebudayaan bule. Data yang

dianalisa ini berasal dari salah satu seri video yang di-upload ke YouTube, oleh seorang perempuan

Kanada yang muda, yang bernama Sasha Stevenson. Video ini berjudul How to act Indonesians.

Sesudah ini, akan dianalisa adegan-adegan goro-goro dalam pertunjukan wayang kulit. Wayang Kulit

ini telah dipentaskan pada waktu Festival Lima Gunung bulan Agustus tahun 2015.

Tujuan akhir dari studi ini adalah untuk menganalisa keadaan hubungan ling-kebudayaan

diantara Indonesia dan Bule sesudah zaman Reformasi, sambil mempergunakan materi-materi kedua

discourse antar-etnik ini. 1.

Orde Lama, Orde Baru Reformasi

20

Guess

Coco

2013

YouTube

2 How to act Indonesians

2.1

YouTube 2015 11

Page 40: indonesia-gakkai.sakura.ne.jpindonesia-gakkai.sakura.ne.jp/wp/wp-content/uploads/2016/...Bahasa dan Budaya: Jurnal Himpunan Pengkaji Indonesia Seluruh Jepang ` Go Pp ]Y lS 2 '"8k

36

22 1 5

(1) Hi, everyone. Today I will give five tips on how to act Indonesians.

2 Not all Indonesians act like this.

Not all Indonesians act like this but, you’ll probably see a couple of people doing it.

Not all Indonesians are like this. These are only things you may find in Indonesia.

3

1.

2 (Non-verbal behaviour)

3 (Verbal behaviour )

1.

2.2

No.9

2.2

1. Don’t touch the head of people.

Do pinch the cheeks.

2. Don’t wear casual clothes at the immigration office.

Do wear casual clothes when swimming.

1 Dr.John Bowden

Page 41: indonesia-gakkai.sakura.ne.jpindonesia-gakkai.sakura.ne.jp/wp/wp-content/uploads/2016/...Bahasa dan Budaya: Jurnal Himpunan Pengkaji Indonesia Seluruh Jepang ` Go Pp ]Y lS 2 '"8k

37

3. Do not drink alcohol.

Do drink jamu.

4. Don’t care about what your children feel.

Do pay more attention to how your neighbors say and feel.

5. You should live with your parents, brothers and sisters, uncles and aunts, nephews and nieces,

grandchildren, cousins, but don’t live with your boyfriend.

2.3

1.

2.

3.

Page 42: indonesia-gakkai.sakura.ne.jpindonesia-gakkai.sakura.ne.jp/wp/wp-content/uploads/2016/...Bahasa dan Budaya: Jurnal Himpunan Pengkaji Indonesia Seluruh Jepang ` Go Pp ]Y lS 2 '"8k

38

4

5.

6.

7.

8.

9.

10. Hello, mister.

‘Hello, mister.’ ‘Foto, foto, foto, yok.’

2.4

2.4.1

Bule

Bisa Bahasa Indonesia? Umurnya berapa? Tinggalnya mana?

Berapa saudara? Sendirian? Sudah bersuami? Suka Indonesia?

Suka makan nasi, Suka dangdut? Sudah pernah ke Bali?

?

Macet, Jakarta macet.

Punya telephon? Bagus, hidungnya, mancung.

2.4.2

: Sasha: Haai, apa kabar?

Sudah gemuk, kamu, ya?

Senang, ya?

Page 43: indonesia-gakkai.sakura.ne.jpindonesia-gakkai.sakura.ne.jp/wp/wp-content/uploads/2016/...Bahasa dan Budaya: Jurnal Himpunan Pengkaji Indonesia Seluruh Jepang ` Go Pp ]Y lS 2 '"8k

39

2.4.3

My name Dedek.

My age how old?

2.4.4

�sombong sombong

“Sombong banget.”

sombong Sombong

2.5

YouTube

20

ID

How to act Indonesians

Page 44: indonesia-gakkai.sakura.ne.jpindonesia-gakkai.sakura.ne.jp/wp/wp-content/uploads/2016/...Bahasa dan Budaya: Jurnal Himpunan Pengkaji Indonesia Seluruh Jepang ` Go Pp ]Y lS 2 '"8k

40

How to act Indonesians

(cf. Scollon and Scollon 2005)

� �

-X

Page 45: indonesia-gakkai.sakura.ne.jpindonesia-gakkai.sakura.ne.jp/wp/wp-content/uploads/2016/...Bahasa dan Budaya: Jurnal Himpunan Pengkaji Indonesia Seluruh Jepang ` Go Pp ]Y lS 2 '"8k

41

2

3

3.1

Banyu Perwitosari

Dewa Ruci

(Bima )

Mantri Wetan 2015 8 16 10 2

Mas Sih 30

pesindhen

5 Megan

(Keeler 1987)

Krama

jenengan panjenengan

punakawan

punakawan Punakawan Semar, Gareng Petruk,Bagong

4

Limbuk Limbukan (cf. Mrazek 2002)

3.2

3.2.1

3

Page 46: indonesia-gakkai.sakura.ne.jpindonesia-gakkai.sakura.ne.jp/wp/wp-content/uploads/2016/...Bahasa dan Budaya: Jurnal Himpunan Pengkaji Indonesia Seluruh Jepang ` Go Pp ]Y lS 2 '"8k

42

(3) :Ngersaaken laras indra punapa pelog?

: Aku manut Megan.

: Prabu kok manutan.

: ( )

3.2.2

(4) D: Amerikanya mana?

M: Saya asli dari Los Angeles.

Panjenengan pernah ke Los Angeles?

D: O, pernah

Cari rosok.

( )

M: Panjenengen coba cari rosok.

D: Rosok ibu, rosok ibu…

Rosok pak. ….

Apa maneh?

M: Ini salah professi panjenengen. LAUGH

( )

( )

Siapa tahu jodohnya ketemu disitu?

( )

(5) D: Disana tukang rosok ada?

Page 47: indonesia-gakkai.sakura.ne.jpindonesia-gakkai.sakura.ne.jp/wp/wp-content/uploads/2016/...Bahasa dan Budaya: Jurnal Himpunan Pengkaji Indonesia Seluruh Jepang ` Go Pp ]Y lS 2 '"8k

43

M: Ada.

Tapi mereka tidak cari di keliling kampong seperti sini.

Disana tukang sampah itu tidak pernah pegang sampah lansung.

Ada mobil besar, truk dan bak besar, terus…….

Terus semua penduduk dikasih tempat sampah yang tertutup.

Ada sendiri-sendiri setiap rumah

Ah, kemudian..seperti apa ya….

Semacam garpu yang bisa angkat tempat sampahnya

kemudian ditumpah kedalam bak.

Jadi semuanya sudah pakai mesin.

D: Ya,,demikian sambutan dari Bu RT….

(6) D: Kalau bensin eceran, ada nggak?

2

( )

M: Ada (sambil tertawa), tetapi untuk minum.

( )

D: Di Amerika tidak ada?

M: Tidak ada.

D: Wah, ndeso.

2

Page 48: indonesia-gakkai.sakura.ne.jpindonesia-gakkai.sakura.ne.jp/wp/wp-content/uploads/2016/...Bahasa dan Budaya: Jurnal Himpunan Pengkaji Indonesia Seluruh Jepang ` Go Pp ]Y lS 2 '"8k

44

3.2.3

Panjenegan saruh sekali.

7 8

(7) M: Mas-mas…….

nganti mandi hangat ya.

D: Wis saya lemas.

M: Jenengan lemas?

D: Ora.

D: Aku ki menurut keadaan

Lemas ora ne menurut keadaan

Dong iya iso lemas

dong iya iso ora pathi lemas (melodious intonation)

Dong iya iso kaku---ngene LAUGH

(8) D: Tahu artinya lagu ini, Mbak Megan?

Caping Gunung

M: Caping Gunung?

Page 49: indonesia-gakkai.sakura.ne.jpindonesia-gakkai.sakura.ne.jp/wp/wp-content/uploads/2016/...Bahasa dan Budaya: Jurnal Himpunan Pengkaji Indonesia Seluruh Jepang ` Go Pp ]Y lS 2 '"8k

45

Iya, lumayan.

D: Lumayan paham.

Caping gunung itu bermacam-macam.

Caping Gunung

Biasanya caping gunung itu ‘big size.’

Caping Gunung

3.3

4

2

� Reformasi�

2

2

How to act Indonesians

Page 50: indonesia-gakkai.sakura.ne.jpindonesia-gakkai.sakura.ne.jp/wp/wp-content/uploads/2016/...Bahasa dan Budaya: Jurnal Himpunan Pengkaji Indonesia Seluruh Jepang ` Go Pp ]Y lS 2 '"8k

46

apolitical

(1990)

Orde Baru

Keeler, Ward

1987 Javanese shadow plays, Javanese themselves. Princeton University Press.

Mrazek, Jan

2002 Puppet theater in contemporary Indonesia; New approaches to performance events.

University of Michigan Center for South and Southeast Asian Studies.

Notosudirdjo, Franki

2001 Music, politics, and the problems of national identity in Indonesia. Ph.D.

dissertation, University of Wisconsin-Madison.

Pocheptsov, G.G.

1974 Language and humor. Vysca skola Publishers

Scollon and Scollon

1995 Intercultural communication. Blackwell Publishing

2013

1990

Page 51: indonesia-gakkai.sakura.ne.jpindonesia-gakkai.sakura.ne.jp/wp/wp-content/uploads/2016/...Bahasa dan Budaya: Jurnal Himpunan Pengkaji Indonesia Seluruh Jepang ` Go Pp ]Y lS 2 '"8k

47

[ ( ( Verba Serial dalam Bahasa Indonesia:

Klasifikasi dan Macamnya

Ariestyani Wahyu Perwita Sari Mahasiswa S-3, Universitas Gakushuin

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis verba serial dalam Bahasa Indonesia, khususnya

klasifikasi dan macamnya berdasarkan data dari novel Saman dan Laskar Pelangi. Data diklasifikasikan

berdasarkan apakah verba serial tersebut mempunyai subjek yang sama atau tidak, kemudian dibagi lagi

berdasarkan hubungan makna antar verba. Verba serial dengan subjek sama dapat dibagi menjadi 5 macam,

yaitu: sebab-akibat, tujuan, gerak dan direksional, cara pelaksanaan, dan aspek; sedangkan verba serial

dengan subjek berbeda dapat dibagi menjadi 3 macam, yaitu: kausatif, perubahan posisi, dan perubahan

keadaan.

1.

6 [ 6 6 6 1

1 John menembak mati Mary

S V1 V2 O

John shoot die Mary

1 menembak mati V1 V2 6 V16 V2 61 serial verb 6 6 1 serial verb

construction 6SVC Aikhenvald 2006 2 SVC

6 [ 6

A serial verb construction (SVC) is a sequence of verbs which act together as a single predicate,

without any overt marker of coordination, subordination, or syntactic dependency of any other sort.

Aikhenvald 2006:1

SVC 6 6

6

1 2009 2 Aikhenvald (2006) 6‘serial verb’ ‘serial verb construction’

Page 52: indonesia-gakkai.sakura.ne.jpindonesia-gakkai.sakura.ne.jp/wp/wp-content/uploads/2016/...Bahasa dan Budaya: Jurnal Himpunan Pengkaji Indonesia Seluruh Jepang ` Go Pp ]Y lS 2 '"8k

48

6 6 6

Serial verb constructions describe what is conceptualized as a single event. They are monoclausal;

their intonational properties are the same as those of a monoverbal clause, and they have just one

tense, aspect and polarity value. SVCs may also share core and other arguments. Each component of

an SVC must be able to occur on its own. Within an SVC, the individual verbs may have same, or

different, transitivity values. Aikhenvald 2006 1

SVC SVC 6

6 6 6 SVC

6 SVC 6 6

6

6

6 Alieva 1991

6 p. 396

6

Saman Laskar Pelangi

6 4

2.

6 6

6Crowley 1987 38 40 6V1 V2

same subject serialization 6V1 V2

switch subject serialization 56 Crowley [ 62

6 2 6

Alieva 1991 396 6

sebutan rangkap 6 6

6 6 6

6 6V1

V2 6 6

3 6 6Alwi, et al. 2003 Chaer 2003

6Verhaar 1996 predikat serial, 6 6

4 6 Saman Laskar Pelangi6 6 6

5 ‘same-subject serialization’ ‘subject-sharing serialization’ ‘cumulative subject SVCs’

6 6Aikhenvald 2006 SVC 6 6

Page 53: indonesia-gakkai.sakura.ne.jpindonesia-gakkai.sakura.ne.jp/wp/wp-content/uploads/2016/...Bahasa dan Budaya: Jurnal Himpunan Pengkaji Indonesia Seluruh Jepang ` Go Pp ]Y lS 2 '"8k

49

Alieva 1991 397 399 6 [ 6

3

3 6 6

3.

6 6

3.1

6V1 V2 6

77 6 ] 6 6

6 6 6 5 6

6

3.1.1

6V2 6V1 6

2 Ia menyesal menanyakan itu, sebab pemuda-pemuda itu baru saja mendapatkan sedikit

kegembiraan atas kemenangan membakar pabrik. S 110

he regret ask that

3 Kami semua berpandangan lalu serentak menaikkan lampu, dan kami tersentak melihat sekeliling

kami. LP 396

we be startled see the surrounding area around us

[

2 )menyesal menanyakan 6V2 menanyakan 6

V1 menyesal 3

)tersentak melihat 6 kami V1 tersentak [

[ 6V2 melihat 2 3 6 6

[

6 6V2 6V1 6V2 di-

ter- 6V1 di-

(contiguous serialization) 6

non-contiguous serialization

Page 54: indonesia-gakkai.sakura.ne.jpindonesia-gakkai.sakura.ne.jp/wp/wp-content/uploads/2016/...Bahasa dan Budaya: Jurnal Himpunan Pengkaji Indonesia Seluruh Jepang ` Go Pp ]Y lS 2 '"8k

50

4 -permukaan sungai tampak berkilat-kilat disinari cahaya matahari. LP 167

surface river be visible shine be illuminated (by) light sun

6

5 Namun, kesombongan membutakan mata dan menulikan telinga mereka, hingga mereka musnah

dilamun ombak. LP 22

they destroyed be overwhelmed (by) wave

6

4 )berkilat-kilat disinari cahaya matahari 6V2 disinari cahaya matahari

6 6 permukaan sungai V1 berkilat-kilat

[ 5 )musnah dilamun ombak

6 mereka V1 musnah [ 6V2 dilamun

ombak

V2 ter- 6 6

6 Jubahnya dari bahan sutra berkilat, berkibar-kibar tertiup angin, - LP 237

long flowing robe her flutter blown (by) wind

6

6)berkibar-kibar tertiup angin 6V2 tertiup angin

6 6 Jubahnya V1 berkibar-kibar [

6 4 6 6 V2 6V1 6

V1 V2 [ 6 6

4 6 6 6 V2 6 6

6 6 6 6V1 6

6 6 2 3

6 6

1

2

Ia menanyakan itu

Ia menyesal

3 Kami melihat sekeliling

Kami tersentak

[

4

Cahaya matahari menyinari permukaan sungai

Permukaan sungai berkilat-kilat

Page 55: indonesia-gakkai.sakura.ne.jpindonesia-gakkai.sakura.ne.jp/wp/wp-content/uploads/2016/...Bahasa dan Budaya: Jurnal Himpunan Pengkaji Indonesia Seluruh Jepang ` Go Pp ]Y lS 2 '"8k

51

5 Ombak melamun mereka

Mereka musnah

6 Angin meniup jubahnya

Jubahnya berkibar-kibar

1 6 2 3 6 6 4 6 6

6 [

4 6 6 6 6 6 6

6 6

6 7 6 6

V2 6

6 4 6 6 6 6 6

6

6 6 6 68

7 Dalam sekejap ia tenggelam dilamun kata-kata ajaib pembangkangan Galileo Galilei terhadap

kosmologi Aristoteles,- LP 101

he sink overwhelmed (by) words miraculous protest Galileo Galilei toward cosmology Aristoteles

6

8 Akankah bahasa mereka yang indah hilang ditelan jaman? LP 165

will language their which is beautiful vanish be swallowed up (by) period

6

9 Orang sakti ini secara ajaib telah menunjukkan jalan untuk menemukan Flo ketika ia raib ditelan

hutan Gunung Selumar tempo hari. LP 404

she disappear be swallowed up (by) forest Selumar Mountain

6

10 -ia terjerembab tak berdaya seakan tulang-belulangnya hancur dihantam palu godam. LP 464

bones his shatter be struck (by) sledgehammer

6 V2 6V1

2

7 6 1998 136-161 8 9 6 6ditelan hutan Gunung Selumar

6

Page 56: indonesia-gakkai.sakura.ne.jpindonesia-gakkai.sakura.ne.jp/wp/wp-content/uploads/2016/...Bahasa dan Budaya: Jurnal Himpunan Pengkaji Indonesia Seluruh Jepang ` Go Pp ]Y lS 2 '"8k

52

2 V1 V2

V1 V2

tersentak [

melihat

menyaksikan

mendengar

terkejut [ menyaksikan

terbelalak menerima

terheran-heran menyaksikan

melihat

termenung

mendengar

mendengarkan

terpesona mendengar

melihat

tersenyum mengenang

menyesal menanyakan

merinding memikirkan

melihat

menggigil menahan

menderita menahan

berkilat-kilat disinari cahaya matahari

musnah dilamun ombak

berkibar-kibar tertiup angin

tenggelam dilamun kata-kata ajaib

hilang ditelan jaman

raib ditelan hutan Gunung Selumar

hancur dihantam palu godam

3.1.2 6 V2 V1 6 6

11 Dan telah tiga malam pula Mahar bersemadi mencari inspirasi. LP 223

Mahar meditate seek inspiration

Page 57: indonesia-gakkai.sakura.ne.jpindonesia-gakkai.sakura.ne.jp/wp/wp-content/uploads/2016/...Bahasa dan Budaya: Jurnal Himpunan Pengkaji Indonesia Seluruh Jepang ` Go Pp ]Y lS 2 '"8k

53

12 Caranya ber-make up jelas memperlihatkan dirinya sedang bertempur mati-matian melawan usia

dan tampak jelas pula, dalam pertempuran itu, beliau telah kalah. LP 60

She be in the process be engaged in combat with all effort fight age

[

11 12 6 V2 6 V1

11 6 Mahar mencari inspirasi 6

6 12 6 melawan usia 6

6bertempur mati-matian [ 6

V2 V1

13 14 6 11 12 6V1

13 Mereka pergi menyadap setiap hari - S 77

they go make incisions in a tree to obtain sap everyday

14 Setelah tamat SMA, aku, Ikal, Trapani, dan Kucai memutuskan untuk merantau mengadu nasib ke

Jawa - LP 492

me Ikal Trapani and Kucai decide to leave home to make way in life to have a try luck to Jawa

6 6 6 6

6 V2 V1 6

V1 6 3

3 V1 V2

V1 V2

bersemadi

bertempur

mencari

melawan

pergi

datang

bermigrasi

merantau 6

menyadap

menyerbu

mencari

mengadu nasib

3.1.3�

6V1 6V2 6

V2 6V2 6 15

Page 58: indonesia-gakkai.sakura.ne.jpindonesia-gakkai.sakura.ne.jp/wp/wp-content/uploads/2016/...Bahasa dan Budaya: Jurnal Himpunan Pengkaji Indonesia Seluruh Jepang ` Go Pp ]Y lS 2 '"8k

54

15 A Ling menarik tanganku, kami berlari meninggalkan halaman kelenteng, terus berlari melintasi

kebun kosong tak terurus - LP 270

we run leave yard temple, keep on run traverse garden unoccupied

[ [ [

6V2 6 16 17 6 6

ke

16 Ia pontang-panting menuju tenda untuk memberitahukan apa yang baru saja dilihatnya, dan kami

pun menghambur masuk ke hutan untuk menyaksikan salah satu spesies paling langka kekayaan

fauna pulau Belitong itu. LP 185

we also rush enter to woods

[

17 - yaitu mereka yang berbadan besar bertugas menjegal kelompok perebut lain, yang kecil

menyerbu naik ke atas meja seperti gerakan monyet. LP 262

the one who have a small physique attack climb to on top of table

[

6 ke 6 18 6menuju

18 Wis melangkah menuju bunyi, dengan terpukau dan ngeri. S 65

Wis step forward go in the direction of sound

[

6 61 V2 62 V2 6

ke 63 V2 3

4

4 V1 V2

V1 V2

berlari meninggalkan

melintasi

menghambur

menyerbu

merangsek

terjun

masuk (ke)

naik ke

maju (ke)

menukik (ke)

Page 59: indonesia-gakkai.sakura.ne.jpindonesia-gakkai.sakura.ne.jp/wp/wp-content/uploads/2016/...Bahasa dan Budaya: Jurnal Himpunan Pengkaji Indonesia Seluruh Jepang ` Go Pp ]Y lS 2 '"8k

55

melangkah

berjalan menuju

3.1.4

62 6

19 Dipeluknya lelaki itu, ia menangis tersedu-sedu. S 53

he cry sob

20 S. Bagyo dan kawan-kawan lari terbirit-birit. LP 426

S. Bagyo and friends run hurriedly (scramble)

[

6 V2 V1 6 6 6

21 Ya, Ayah berjalan terburu-buru. S 31

yes Father walk in a rush

6

22 Jangan terburu-buru menuruni lembah. LP 287

don’t hurriedly (scramble) go-down (along) hill

6V2 V1 V1 V2

5

5 V1 V2

V1 V2

menangis tersedu-sedu

berlari

terbirit-birit

terkangkang-kangkang

pontang-panting

tertawa terbahak-bahak

cekikikan

berjalan terseok-seok

berjalan terburu-buru

terburu-buru menuruni lembah

terbang

Page 60: indonesia-gakkai.sakura.ne.jpindonesia-gakkai.sakura.ne.jp/wp/wp-content/uploads/2016/...Bahasa dan Budaya: Jurnal Himpunan Pengkaji Indonesia Seluruh Jepang ` Go Pp ]Y lS 2 '"8k

56

bergegas menimba air

menghampiri ]

tergopoh-gopoh menemui

6 6menangis tersedu-sedu

V2 V1 6 6terburu-buru menuruni lembah

V2 V1 V1 V2 2

3.1.5

6 V1 V2 6

23 Aspal minyak bumi yang licin mulai berganti jalan bebatuan di tanah terbis. S 68

asphalt petroleum which slippery start change street cobblestone PREP.on slope land

6V1 V2 berganti mulai

24 25 6V1 selesai 6berhenti

24 Setelah Wak Haji selesai mengumandangkan azan- LP 284

Wak Haji finish make reverberate call to prayer

25 Aku berhenti membuat rencana-rencana yang tidak realistis. LP 339

I stop make plans which is not realistic

6

6 V1 V2

V1 V2

mulai

tumbuh

bangkit

berganti

berbicara

bereaksi

berebut

berusaha

kecanduan

Page 61: indonesia-gakkai.sakura.ne.jpindonesia-gakkai.sakura.ne.jp/wp/wp-content/uploads/2016/...Bahasa dan Budaya: Jurnal Himpunan Pengkaji Indonesia Seluruh Jepang ` Go Pp ]Y lS 2 '"8k

57

terasa

terisak-isak

terbata-bata

menggarap

menggaruk-garuk

menginventaris

mengkonsentrasikan diri

menggenangi

selesai mengumandangkan

merumuskan

menyebutkan

berhenti

berdetak

bertiup

berpuasa

mengacung

menjerit-jerit

mengiba-iba

membuat

mendengungkan

6 6 6 6 6 5

[

3.2

6V1 V2 6V2 V1

6 8 6 ]

6 6 2 6

3.2.1 �

V1 V2 6 6

6 6 [ 6 6V2

2 6

26 Bu Mus menyelamatkan aku dengan buru-buru menyuruhku berhenti bernyanyi sebelum lagu

merdu itu selesai,- LP 131

Bu Mus order me stop sing

6 V1 V2 6

Page 62: indonesia-gakkai.sakura.ne.jpindonesia-gakkai.sakura.ne.jp/wp/wp-content/uploads/2016/...Bahasa dan Budaya: Jurnal Himpunan Pengkaji Indonesia Seluruh Jepang ` Go Pp ]Y lS 2 '"8k

58

[ 6V2 6V2 V1

6

6V1 meminta 6mempersilahkan

27 Mulanya Bu Mus meminta A Kiong maju ke depan kelas- LP 130

Bu Mus ask A Kiong go forward to in front of classroom

28 Bapak perokok itu memanggilku, mempersilahkanku duduk di depannya,- LP 460

older man smoker that invite me sit

7

7 V1 V2

V1 V2

menyuruh

berhenti

kembali

diam

berhati-hati

meminta maju ke depan

mempersilahkan duduk

3.2.2 �

6 V1 V2

[ 6 6V2 [ 2

6

29 Kami giring A Kiong menuju kebun bunga sekolah. LP 254

we herd A Kiong go in the direction of garden flower school

6

6 V1 V2 A Kiong 6 [ 6V2 A

Kiong [ 6V2 A Kiong

6V1 [ 6A Kiong

6 6V2 A

Kiong V1 6

29 6V2 6SVOV 6 30 6V2 6

Page 63: indonesia-gakkai.sakura.ne.jpindonesia-gakkai.sakura.ne.jp/wp/wp-content/uploads/2016/...Bahasa dan Budaya: Jurnal Himpunan Pengkaji Indonesia Seluruh Jepang ` Go Pp ]Y lS 2 '"8k

59

SVVO

30 Ia takut sekali membayangkan orang-orang itu membawa masuk Anson, lalu meremukkan tubuh

sahabatnya di hadapannya. S 107

group of people that bring enter Anson

30 6V1 V2 Anson 6 [ 6V2 Anson

[ V2 V1 6V1 [

[ 6 29

6 6 6

[

6 1 John menembak mati Mary 6

6 6 6

6 6

3.2.3 �

6 V1 V2

[ 6 6V2 [ 2

1 John menembak mati Mary [ 6 6

6 6V1 V2 6

[ 6 6

6V2 V1 6 1 John menembak mati

Mary 6

6

31 Budi menendang roboh pagar reyot itu.

Budi kick collapse fence decrepit that

32 Holyfield memukul tumbang Tyson.

Holyfield strike fall down Tyson

33 Budi mendorong terbuka pintu itu.

Budi push open door that

Page 64: indonesia-gakkai.sakura.ne.jpindonesia-gakkai.sakura.ne.jp/wp/wp-content/uploads/2016/...Bahasa dan Budaya: Jurnal Himpunan Pengkaji Indonesia Seluruh Jepang ` Go Pp ]Y lS 2 '"8k

60

34 Tentara Indonesia mengebom hancur markas musuh. soldier Indonesia bomb shatter army barrack enemy

6

6 6 6 6 3

[

3.3

6 6

6 8

8

Kami tersentak melihat sekeliling kami.

Mereka musnah dilamun ombak.

Mahar bersemedi mencari inspirasi.

Mereka pergi menyadap setiap hari.

3

Kami berlari meninggalkan halaman kelenteng.

Kami menghambur masuk ke hutan.

Wis melangkah menuju bunyi.

Ia menangis tersedu-sedu.

Ayah berjalan terburu-buru.

Aspal minyak bumi mulai berganti.

Bu Mus menyuruhku berhenti bernyanyi.

Orang-orang itu membawa masuk Anson.

3 John menembak mati Mary.

4.

6 Saman Laskar Pelangi

6

6V1 V2 6

Crowley 1987 6V1 V2 ]

6 6 6 6 6 6

5 6 6 6 6 6

3 [ [ 6

6 6 2

[

Page 65: indonesia-gakkai.sakura.ne.jpindonesia-gakkai.sakura.ne.jp/wp/wp-content/uploads/2016/...Bahasa dan Budaya: Jurnal Himpunan Pengkaji Indonesia Seluruh Jepang ` Go Pp ]Y lS 2 '"8k

61

6 6 6 6

46 6 6 6 6

6

Aikhenvald, Alexandra Y. (2006) “Serial Verb Constructions in Typological Perspective,” in: Aikhenvald,

Alexandra Y. and R.M.W. Dixon (eds), Serial Verb Constructions: A Cross-linguistic Typology, pp.

1-68. Oxford: Oxford University Press.

Alieva, N.F, V.D. Arakin, A.K.Oglobin, and Yu. H. Sirk. (1991) Bahasa Indonesia: Deskripsi dan Teori.

Yogyakarta: Kanisius.

Alwi, Hasan, Soenjono Dardjowidjojo, Hans Lapoliwa, and Anton M Moeliono (2003). Tata Bahasa Baku

Bahasa Indonesia. Balai Pustaka.

Chaer, Abdul (2003). Linguistik Umum. Rineka Cipta.

Crowley, Terry. (1987) “Serial Verbs in Paamese”. Studies in Language: 11-1, pp. 33-84.

Verhaar, J.W.M (1996). Asas-asas Linguistik Umum. Gadjah Mada University Press.

1998 5 6

pp.109-203. . 2009 .

Echols, John M. and Hassan Shadily. (2014) Kamus Indonesia-Inggris: Edisi Ketiga yang Diperbarui.

Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Kamus Besar Bahasa Indonesia dalam Jaringan . (2008). Pusat

Bahasa. http://pusatbahasa.kemdiknas.go.id/kbbi/

2005 Grup Sanggar, .

6 :

Hirata, Andrea (2005) Laskar Pelangi. Jakarta: Bentang. LS:

Utami, Ayu (1998) Saman. Jakarta: KPG. S:

Page 66: indonesia-gakkai.sakura.ne.jpindonesia-gakkai.sakura.ne.jp/wp/wp-content/uploads/2016/...Bahasa dan Budaya: Jurnal Himpunan Pengkaji Indonesia Seluruh Jepang ` Go Pp ]Y lS 2 '"8k
Page 67: indonesia-gakkai.sakura.ne.jpindonesia-gakkai.sakura.ne.jp/wp/wp-content/uploads/2016/...Bahasa dan Budaya: Jurnal Himpunan Pengkaji Indonesia Seluruh Jepang ` Go Pp ]Y lS 2 '"8k

63

“yang” 1

Meninjau Kembali Partikel Perangkai “yang” dalam Bahasa Indonesia

Tiwuk Ikhtiari (Mahasiswa S-3 Universitas Kyoto)

Sinopsis

Kalau kita mencari arti kata “yang” dari berbagai sumber, mungkin kita akan menemukan

bermacam-macam penjelasan mengenai fungsinya. Makalah ini berusaha menjelaskan esensi kata “yang”

berdasarkan sistem tata bahasa universal, serta membahas fenomena pemakaian “yang” dalam beberapa

susunan kalimat.

“Yang” adalah kata yang merangkai kata benda dengan sebuah kata (kata benda, deiksis, kata tanya,

pembilang, kata sifat) atau klausa, sehingga membentuk sebuah frasa nominal. Pemakaian “yang” bukan

variasi bebas, tetapi tergantung pada konteks dan situasi saat tuturan. “Yang” berfungsi untuk

menerangkan kata benda dengan kata atau klausa yang dirangkainya, dengan maksud untuk

membedakannya dengan benda lain. Bila “yang” tidak dipakai, menunjukkan kesatuan konsep benda

tersebut sekaligus ciri-cirinya tanpa membandingkannya dengan yang lain.

1.

“yang”

“yang”

(1) cerita (yang) panjang

story LINK long

(1) “yang”

“yang” (2)

(3) “yang”

1 2015 11 14 15 φ 46

Page 68: indonesia-gakkai.sakura.ne.jpindonesia-gakkai.sakura.ne.jp/wp/wp-content/uploads/2016/...Bahasa dan Budaya: Jurnal Himpunan Pengkaji Indonesia Seluruh Jepang ` Go Pp ]Y lS 2 '"8k

64

(2) Dia meng-ambil yang itu!

3sg meN- take LINK that

(3) Tarik yang kuat!

pull LINK strong

“yang” “yang”

“yang”

(4)

(4) * Buku yang saya me-mesan belum datang.2

book LINK 1SG meN order not yet come

“yang”

(5) “yang” 3

(5) * Yang makan sayur setiap hari baik untuk kesehatan.

LINK eat vegetable every day good for health

“yang”

Foley “yang”

“yang”

2. Foley

Foley

Foley

Foley

2 meN- “agent voice” 3 (2014: 53-55) linker yang <ia + linker –ng>

yang <ia + linker –ng> “yang”

Page 69: indonesia-gakkai.sakura.ne.jpindonesia-gakkai.sakura.ne.jp/wp/wp-content/uploads/2016/...Bahasa dan Budaya: Jurnal Himpunan Pengkaji Indonesia Seluruh Jepang ` Go Pp ]Y lS 2 '"8k

65

Foley

1 4

Article + Noun

Deictics + Noun

weaker Interrogatives + Noun

boundedness Adjectives + Noun

Quantifiers + Noun

Participles + Noun

Relative Clauses + Noun

1 : The Bondedness Hierarchy Foley, 1976: 18

5

1

1 : Distribution of the Ligature in Austronesian Languages (Foley, 1976: 24 ) 6

Tagalog Palauan Ilokano Toba Batak Tolai Wolio Malagasy

1. Articles

2. Deictics

3. Interrogatives

4. Quantifiers

5. Adjectives

6. Participles

7. Relative Clauses

4 5 Foley “ligature” 6 Tagalog Palauan Ilokano

Toba Batak TolaiWolio Malagasy

Page 70: indonesia-gakkai.sakura.ne.jpindonesia-gakkai.sakura.ne.jp/wp/wp-content/uploads/2016/...Bahasa dan Budaya: Jurnal Himpunan Pengkaji Indonesia Seluruh Jepang ` Go Pp ]Y lS 2 '"8k

66

7

1 8

Foley

9

Foley

Toba Batak “na”

“ni” (“sumangot ni d-amang” ‘spirit of

my father’, “tuhor ni sira on” ‘the buying of this salt’) (Foley, 1976: 68-85 )

3. “yang”

“yang” Verhaar, Kaswanti Purwo, Steinhauer

Verhaar, Kaswanti Purwo Foley

Verhaar (1983) “yang” Foley “yang”

2 “yang”

“yang” “yang”

2 : Verhaar (2006: 327) 10

1. Articles

2. Deictics

3. Interrogatives

4. Quantifiers

5. Adjectives

6. Participles

7. Relative Clauses

7

8 Foley (1976: 13-86) 9 10 Verhaar ±

Page 71: indonesia-gakkai.sakura.ne.jpindonesia-gakkai.sakura.ne.jp/wp/wp-content/uploads/2016/...Bahasa dan Budaya: Jurnal Himpunan Pengkaji Indonesia Seluruh Jepang ` Go Pp ]Y lS 2 '"8k

67

(6) (yang) Ambil buku (yang) itu!11

take book LINK that ‘Take that book (over there)!’

(7) (yang) Anda akan mem-beli rumah (yang) mana?

2SG will meN-buy house LINK which ‘Which house will you buy?’

(8) (yang) Saya me-lihat rusa (yang) banyak di sana.

1SG meN-see deer LINK many at there ‘I saw many deers there.’

(9) (yang) Dia mem-buat lukisan (yang) indah.

3SG meN-make painting LINK beautiful ‘He made a beautiful painting.’

(10) yang Orang yang datang teman saya.

person LINK come friend 1SG ‘That who came was my friend.’

yang Foley

(11) Saya sudah mem-baca buku yang di-baca Ali.12

1SG already meN-read book LINK DI-read Ali ‘I had already read the book which Ali read.’

Steinhauer (1992) Foley “A yang B” “A B”

Foley

“yang”

“A B”

“A” “B”

“yang” “anak angkat” ‘adopted child’ “kapal selam”

‘submarine’

“yang” “A B” “sepatu

baru” ‘new shoes’

“yang” yang “A yang B” “A”

“B” “A” “A”

“sepatu yang baru” ‘shoes which is new’

11 (yang) 12 di- “patient voice”

Page 72: indonesia-gakkai.sakura.ne.jpindonesia-gakkai.sakura.ne.jp/wp/wp-content/uploads/2016/...Bahasa dan Budaya: Jurnal Himpunan Pengkaji Indonesia Seluruh Jepang ` Go Pp ]Y lS 2 '"8k

68

(12) (a) Kemarin saya mem-beli sepatu baru.

yesterday 1SG meN-buy shoe new

(b) Sepatu yang lama sudah saya -pakai selama tiga tahun.13

shoe LINK old already 1SG -wear as long three year

(c) Tetapi, sepatu yang lama itu belum saya -buang.

but shoe LINK old that not yet 1SG throw away

(d) Hari ini saya pergi ke sekolah me-makai sepatu (yang) baru.

day this 1SG go to school meN- wear shoe LINK new

(12) (a) “sepatu baru”

(b) “sepatu

yang lama” (a)

“sepatu yang NOT lama” “sepatu yang lama”

“yang”

“itu” that (c) “sepatu yang lama” (b) 14 (d) “sepatu (yang) baru” “yang”

“yang” “yang”

(yang) (yang)

(yang) “mana” (13) “bagaimana”

(14) “keberapa” (15)

(13) Anda me-milih jalan (yang) mana?

2SG meN-choose way LINK which

(14) Pemerintah meng-ambil tindakan (yang) bagaimana?

government meN- take measure LINK how

13 - di- “patient voice” 14 (yang)

Page 73: indonesia-gakkai.sakura.ne.jpindonesia-gakkai.sakura.ne.jp/wp/wp-content/uploads/2016/...Bahasa dan Budaya: Jurnal Himpunan Pengkaji Indonesia Seluruh Jepang ` Go Pp ]Y lS 2 '"8k

69

(15) Dia anak (yang) keberapa?

3SG child LINK how many

Verhaar . 2 “yang”

“yang”

Steinhauer (1992:433) “yang”

(a) ber-

(with NP, having NP, using NP) (16) (b) se- (of one and the same NP) (17) (c) se-

(as adjective as NP) (18) (d) ter- (19)

(16) Dia me-nabrak orang ber-sepeda motor.

2SG meN- hit person BER- bike motor

(17) Saya ber-temu dengan orang se-tanah air di Kyoto.

1sg BER- meet15 with person same- soil water in Kyoto

(18) Dengan leher se-panjang galah jerapah bisa meng-ambil makanan di tempat tinggi.

with neck as long as pole giraffe can meN- take food at place high

(19) Banyak wisatawan ingin me-lihat gunung ter-tinggi di Jepang.

many tourist want meN- see mountain most-high in Japan

“yang” Steinhauer

(1992: 436) “yang”

“A B” “B” “A”

4. “yang”

yang

yang

15 BER-

Page 74: indonesia-gakkai.sakura.ne.jpindonesia-gakkai.sakura.ne.jp/wp/wp-content/uploads/2016/...Bahasa dan Budaya: Jurnal Himpunan Pengkaji Indonesia Seluruh Jepang ` Go Pp ]Y lS 2 '"8k

70

“yang”

(6) (10)

(20) Ambil buku yang itu! → Ambil yang itu!

take book LINK that ‘Take that book (over there)!’

(21) Anda akan mem-beli rumah yang mana? → Anda akan mem-beli yang mana?

2SG will meN-buy house LINK which ‘Which house will you buy?’

(22) Saya me-lihat rusa yang banyak di sana. → Saya me-lihat yang banyak di sana.

1SG meN-see deer LINK many at there ‘I saw many deers there.’

(23) Dia mem-buat lukisan yang indah. → Dia mem-buat yang indah.

3SG meN-make painting LINK beautiful ‘He made a beautiful painting.’

(24) Orang yang datang teman saya. → yang datang teman saya.

person LINK come friend 1SG ‘That who came was my friend.’

4.1 “yang”

(specificational sentence) ― ―

16

(25) yang makan apel // (ADALAH) ALI 17 .

LINK eat apple Ali

(25) Ali “orang yang makan apel”

“orang” (26)

(26) yang di-makan Ali // (ADALAH) APEL .

LINK DI- eat Ali apple

16 “In Standard Indonesian, the subject must be the topic and cannot be the focus of the sentence. That is, Standard

Indonesian requires a strict parallelism between topic and subject, a parallelism not required in such languages as English.” (Cole, Hermon and Tjung, 2005: 561)

17 adalah ―

(Verhaar, 1989: 94 ) “A adalah B” A B

Page 75: indonesia-gakkai.sakura.ne.jpindonesia-gakkai.sakura.ne.jp/wp/wp-content/uploads/2016/...Bahasa dan Budaya: Jurnal Himpunan Pengkaji Indonesia Seluruh Jepang ` Go Pp ]Y lS 2 '"8k

71

“makanan yang dimakan Ali”

(25) (26) ―

“adalah”

focus marker (FM) “-lah”

(Tri Iryani Hastuti, Utjen

Djusen Ranabrata, Muh Abdul Khak, 1995: 9 )18

(27) (ADALAH) ALI // (orang) yang makan apel . ( = (25’))

→ ALI (-LAH) // (orang) yang makan apel .

Ali (-FM) (person) LINK eat apple

(28) (ADALAH) APEL // (makanan) yang di-makan Ali . ( = (26’))

→ APEL (-LAH) // (makanan) yang di-makan Ali .

apple (-FM) (food) LINK DI- eat Ali

(27) (28)

19

(27) (28) “Ali”, “apel”

(29) (30) 20

(29) SIAPA (-KAH) // (orang) yang makan apel ?

who (-FM) (person) LINK eat apple

(30) APA (-KAH) // (makanan) yang di-makan Ali ?

what (-FM) (food) LINK DI- eat Ali?

“siapa” “apa”

“yang”

18 Tri Iryani Hastuti, Utjen Djusen Ranabrata, Muh Abdul Khak (25) (28) 19 Rafferty 19 20

Rafferty

φ “-lah”

“-lah”(Rafferty, 1987: 361-381 )

20 Cole, Hermon and Tjung (2005: 553-581)

Page 76: indonesia-gakkai.sakura.ne.jpindonesia-gakkai.sakura.ne.jp/wp/wp-content/uploads/2016/...Bahasa dan Budaya: Jurnal Himpunan Pengkaji Indonesia Seluruh Jepang ` Go Pp ]Y lS 2 '"8k

72

(32)

(31) SIAPA // yang makan apel ? (=(29)’)

(32) * Siapa (S) // makan (V) // apel (O)?

(31)

― ―

4.2 yang

Foley

Verhaar Steinhauer

yang (33) (34)

(33) adik-mu yang tentara itu

(younger) brother -2SG.poss.pron LIG soldier that

‘your brother, the soldier’ (Verhaar, 1983: 53)

(34) Pemerintah Indonesia pesimis permintaan yang 1,5 milyar dollar AS akan dipenuhi.

Government Indonesia pessimistic request YANG 1.5 billion dollar USA will be-fulfilled

‘The Indonesian government is pessimistic about the chances that their request of 1.5 billion

dollars will be granted.’ (Steinhauer, 1992: 428)

Verhaar “the” “your brother, the soldier” Steinhauer

“tangan

saya” ‘my hands’ “rumah nenek saya” ‘my grandmother’s house’

“yang”

― “jendela

kamar” ‘room’s window’ “pengarang novel” ‘novel’s author’

“yang”

A B A B

― A

B

Page 77: indonesia-gakkai.sakura.ne.jpindonesia-gakkai.sakura.ne.jp/wp/wp-content/uploads/2016/...Bahasa dan Budaya: Jurnal Himpunan Pengkaji Indonesia Seluruh Jepang ` Go Pp ]Y lS 2 '"8k

73

yang 21

(35) Kemarin saya ber-temu adik -mu yang tentara.

yesterday 1sg BER-meet (younger) brother -2sg.poss.pron LINK soldier

(36) Permintaan pemerintah Indonesia yang 1,5 milyar dollar USA tidak terpenuhi.

request government Indonesia LINK 1.5 billion dollar US NEG be-fulfilled

1500

(37) adik-mu yang (ber-profesi) tentara

(younger) brother -2sg.poss.pron LINK have profession soldier

(38) permintaan yang (ber-jumlah) 1,5 milyar dollar AS

request LINK number 1.5 billion dollar USA 1500

(39) anak yang (ber-sifat) pemalas

child LINK have character idler

(40) (41)

(41) (42) (43)

(40) SIAPA // Presiden Indonesia ?

who president Indonesia

(41) * SIAPA // dokter ?

who doctor

(42) SIAPA // dokter itu ?

who doctor that

(43) SIAPA // yang dokter ?

who LINK doctor

(40)

(41)

21 A B (2013)

Page 78: indonesia-gakkai.sakura.ne.jpindonesia-gakkai.sakura.ne.jp/wp/wp-content/uploads/2016/...Bahasa dan Budaya: Jurnal Himpunan Pengkaji Indonesia Seluruh Jepang ` Go Pp ]Y lS 2 '"8k

74

(40)

(42) “dokter” “itu” (43)

“(orang) yang (berprofesi) dokter”

(43)

“SIAPA //

yang dokter itu?” “itu” (42)

(43) (44) “YANG BER-KACAMATA // yang dokter.”

“yang”

(44) (ORANG) YANG BER-KACAMATA // (orang) yang (ber-profesi) dokter .

person LINK BER- glasses person LINK have profession doctor

4.3 “yang”

“yang” (45) (47)

“sikap” “air”

“suara”

(45) Duduk yang baik! ← Duduk (dengan sikap) yang baik!

sit LINK good sit with manner LINK good

(46) Siram yang banyak! ← Siram (dengan air) yang banyak!

pour (water) LINK much pour on with water LINK much

(47) Bicara yang keras! ← Bicara (dengan suara) yang keras!

speak LINK loud speak with voice LINK loud

“yang”

Page 79: indonesia-gakkai.sakura.ne.jpindonesia-gakkai.sakura.ne.jp/wp/wp-content/uploads/2016/...Bahasa dan Budaya: Jurnal Himpunan Pengkaji Indonesia Seluruh Jepang ` Go Pp ]Y lS 2 '"8k

75

“yang”

“-nya”

“kue ulangtahun”, “Yamaha merah 125 cc”

(48) Di atas meja masih tersisa separuh kue ulangtahun yang bentuk-nya sudah rusak. (p.77)

at on table still left half cake birthday LINK shape –NYA already broken

( p.86)

(49) Aku teringat … Yamaha merah 125 cc yang bunyi-nya sangat bising. (p.195)

1sg remember Yamaha red 125 cc LINK sound-NYA very noisy

… CC ( p.212)

5.

“yang”

“yang”

“yang”

“yang”

Akmajian, Adrian. (1979) Aspects of the Grammar of Focus in English. New York: Garland Publishing.

Cole, Peter, Gabriella Hermon and Yassir Nasanius Tjung. (2005) How irregular is WH in situ in

Indonesian? In Bernard Comrie and Michael Noonan (eds.) Studies in Language. Vol.29 Num.3.

pp.553-581. John Benjamins Publishing Company.

Fokker, A. A. (1972) Pengantar Sintaksis Indonesia. Second impression, translated by Djonhar from the

original Inleiding tot de Studie van de Indonesische Syntaxis, 1951. Djakarta, J. B. Wolters.

Djakarta: Pradnja Paramita.

Foley, William A. (1976) Comparative Syntax in Austronesian. Ph.D. Dissertation, University of

California. Ann Arbor: University Microfilms.

Kaswanti Purwo, Bambang. (1983) Kata yang sebagai Pengetat. In Majalah Pembinaan Bahasa

Page 80: indonesia-gakkai.sakura.ne.jpindonesia-gakkai.sakura.ne.jp/wp/wp-content/uploads/2016/...Bahasa dan Budaya: Jurnal Himpunan Pengkaji Indonesia Seluruh Jepang ` Go Pp ]Y lS 2 '"8k

76

Indonesia, pp.175-185. P. T. Bhatara Karya Aksara.

(2013) NP1 NP2 F― NP2 NP1―

― - 112

pp.65-82. .

Rafferty, Ellen. (1987) Word order in intransitive clauses in high and low Malay of the late nineteenth

century. In Russell S. Tomlin (ed.) Coherence and Grounding in Discourse, pp.361-381. John

Benjamins Publishing Company.

(2014) -Grup sanggar.

Steinhauer, Hein. (1992) On The meaning of yang in Indonesian. In Tom Dutton, Malcolm Ross and

Darrell Tryon (eds.) The Language Game: Papers in Memory of Donald C. Laycock, pp.427-439.

Pacific Linguistics C-110.

Tiwuk Ikhtiari (2016) “Gajah belalainya panjang”

-45, pp.79-88. .

Tri Iryani Hastuti, Utjen Dusen Ranabrata & Muh Abdul Khak. (1995) Kalimat Terbelah (Cleft

Sentence) dalam Bahasa Indonesia. Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta.

Verhaar, John W. M. (1983) On the Syntax of yang in Indonesian. In Amran Halim, Lois Carrington

and S. A. Wurm. (eds.) Papers from the Third International Conference on Austronesian

Linguistics, Vol. 4: Thematic Variation, pp.43-70. Pacific Linguistics C-77.

Verhaar, J. W. M. (1989) Pengantar Linguistik. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.

Verhaar, J. W. M. (2006) Asas-Asas Linguistik Umum. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.

Yap, Foong Ha (2011) Referential and non-referential uses of nominalization constructions in Malay. In

Foong Ha Yap, Karen Grunow-Hårsta, and Janick Wrona (eds.) Nominalization in Asian

Languages: Diachronic and Typological Perspectives, pp.623-658. Amsterdam: John Benjamins

Publishing Company.

(2004) - .

Murakami, Haruki. (2005) Norwegian Wood. Translated by Jonjon Johana from the original Noruwei no

Mori, 1987. Kepustakaan Populer Gramedia.

Page 81: indonesia-gakkai.sakura.ne.jpindonesia-gakkai.sakura.ne.jp/wp/wp-content/uploads/2016/...Bahasa dan Budaya: Jurnal Himpunan Pengkaji Indonesia Seluruh Jepang ` Go Pp ]Y lS 2 '"8k

77

1

Possessive Constructions in Indonesian

INAGAKI Kazuya (Kyoto University)

Abstract

Every language possesses means of expressing possession. The concept is discussed by many scholars

with reference to the most prominent feature of possession, namely alienability. One of the best-known

systems of alienability can be found in Oceanic languages of Austronesian family (see Lynch, Ross &

Crowley 2002). The aim of this paper is to elucidate the semantics and structures of possession in

Indonesian on the basis of Heine’s (1997a) framework, with an analytical view on alienability and

partitivity. As for main possessive constructions in Indonesian, linguists have described predicative

possessive expressions punya, mempunyai, memiliki, ada, and ber-, as well as attributive possessive

expressions with a linking -nya or without it (simple juxtaposition). This paper aims to provide a more

comprehensive description which includes possessive constructions involving a preposition dari,

dengan, or tanpa. The following three new findings on the possession in Indonesian are provided:

(i) ada possessive sentence is not used for asserting ownership, and it is the only construction for

expressing the possessive situation which involves an inanimate possessor and alienable possessee;

(ii) the use of dari in an attributive possession may be motivated by clarifying the structure/meaning,

removing indeterminacy of the structure/meaning, avoiding inefficient linguistic processing, or

foregrounding the part of some entity for rhetorical effects; (iii) dengan possessive phrase is not used as

physical possession or temporary possession, and it permits body-parts, attributes, garments, abstract

concepts as the possessee but not kinship terms (which are considered as accompaniments).

1.

1.1

(i) (ii)

dari dengan/tanpa

1

JSPS 15K1674665 2015 9 27

46 2015 11 15

David Moeljadi Alexander Adelaar Dwi Noverini Djenar John

Bowden Regina Yanti Tessa Yuditha Willy Santosa

Page 82: indonesia-gakkai.sakura.ne.jpindonesia-gakkai.sakura.ne.jp/wp/wp-content/uploads/2016/...Bahasa dan Budaya: Jurnal Himpunan Pengkaji Indonesia Seluruh Jepang ` Go Pp ]Y lS 2 '"8k

78

( )

(Blust 2013: xxv, xxviii, 31 32, Ross 1995: 76)

(cf. Lynch,

Ross & Crowley 2002)

( van den Berg 2009 )

( )

( Verhaar 1978 )

1.2

Macdonald & Dardjowidjojo (1967), Dardjowidjojo

(1976), Sudaryanto (1983), Moeliono & Dardjowidjojo (1988), Sneddon (1996, 2006)

punya Hopper (1972) ada

Asmah (1974) Alieva (1992)

Verhaar (1978, 1984)

Cumming (1991) Moeljadi (2010, 2011)

dari Chaer (1990)

Collins (1983) Tjia (2004)

Nordhoff (2009)

punya Yap, Matthews & Horie (2004) Yap (2011)

Seiler (1983), Chappell & McGregor (1996),

Heine (1997a, 1997b, 2001), Stolz, Kettler, Stroh & Urdze (2008), Stassen (2009), Aikhenvald & Dixon

(2013)

1.3

( )

§2 §3

§2

ada §4 dari §5 dengan/�

tanpa §6

Page 83: indonesia-gakkai.sakura.ne.jpindonesia-gakkai.sakura.ne.jp/wp/wp-content/uploads/2016/...Bahasa dan Budaya: Jurnal Himpunan Pengkaji Indonesia Seluruh Jepang ` Go Pp ]Y lS 2 '"8k

79

2.

2.1

(a)–(f)

(cf. Heine 1997a, 1997b)

Pr Pe

(a) Pr Pe

(b) Pe

(c) ( )

(d) ( )

(e) Pe Pr Pr

(f) Pr

Pr =

(1)

a. [0/ ]Pr Ada [penghapus]Pe? [0/ ]Pr Punya [hapusan]Pe?

( ) ( )

b. Apakah [Anda]Pr punya [lemari besi]Pe?

(M:125)

Pe

(1a) (1b)

Pr Pe (1a) Pr Pe

(1a)

(1b) Pe

( )

(1)

(1a) ada (

) ( )

(1b)

( ) ( )

(1b)

(2)

a. [Saya]Pr sih tidak punya [kecurigaan apa-apa terhadap Bapak]Pe.

(M: 70)

b. [Suaminya]Pr punya [simpanan]Pe.

Page 84: indonesia-gakkai.sakura.ne.jpindonesia-gakkai.sakura.ne.jp/wp/wp-content/uploads/2016/...Bahasa dan Budaya: Jurnal Himpunan Pengkaji Indonesia Seluruh Jepang ` Go Pp ]Y lS 2 '"8k

80

Pe (2a)

Pr Pe

Pe =

(Pe

(1) )

(2b)

(2) Pe Pr (2a)

(2b)

(2b) Pr

Pr ( )

(2a)

(3)

a. [Dia]Pr ber[umur 16 tahun]Pe.

b. [Ia]Pr kelihatan manis dan muda, ber[kulit langsat]Pe

(P: 18)

c. [Aku]Pr sendiri pun malu pada dunia. … Bahkan malu punya [orangtua]Pe.

...

(P: 91)

(=3a) (=3b) (=3c)

Pe Pe (=3b)

(=3a, 3c) (3c ) Pe

(= ) Pr Pe Pr

Pe

Pr Pe

(3c) (3ab)

+

Page 85: indonesia-gakkai.sakura.ne.jpindonesia-gakkai.sakura.ne.jp/wp/wp-content/uploads/2016/...Bahasa dan Budaya: Jurnal Himpunan Pengkaji Indonesia Seluruh Jepang ` Go Pp ]Y lS 2 '"8k

81

(4) ( + )

(1a) + + + (1b) + (+) + (2a) + (+) + (2b) + + (3a) + + + (3b) + + + (3c) + + +

( )

( )

(i) (ii) (iii)

(iv) 2

Verhaar (1978)

Verhaar (1984: 46–47, 61–62) Sneddon 1996 (279–280, 289, 368)

2.2

( )

( )

(Heine 1997a, 1997b)

(5)

a. Pe 0/ Pr ( )

Pe-nya Pr ( )

Pe dari(pada) Pr ( )

Pe milik/kepunyaan Pr ( )

b. Pr ber-Pe ( ber- )

Pr dengan Pe ( )

Pr tanpa Pe ( )

(6)

a. ada Pr ada Pe

b. ber- Pr ber-Pe

c. punya Pr (mem)punya(i) Pe Pe (ke)punya(an) Pr

d. milik Pr memiliki Pe Pe milik Pr

e. dengan/tanpa Pr dengan/tanpa Pe 2

Page 86: indonesia-gakkai.sakura.ne.jpindonesia-gakkai.sakura.ne.jp/wp/wp-content/uploads/2016/...Bahasa dan Budaya: Jurnal Himpunan Pengkaji Indonesia Seluruh Jepang ` Go Pp ]Y lS 2 '"8k

82

(5a) Pr

Pe 3 mata-ku

[ - ] rumah Anda [ ] Pe Pr

-nya dari 4

( ) dengan/tanpa Pr Pe dengan

( ) tanpa 5 (7) ( §5 )

(7) a. [Seorang wanita]Pr dengan [wajah penuh kerut]Pe

(S-PM:65)

b. [manusia-manusia]Pr tanpa [uang]Pe

(S-Sm:84)

Pr Pe

[Pr Pe] [Pe Pr]

ada, punya, mempunyai, memiliki, dengan,

ber-

punya, kepunyaan, milik

Pe [Pr ]NP

[A punya B] [Pr punya Pe] [Pe punya Pr]

[A punya B] (A B ) (A B )

bukan (

) punya B

tidak ( / ) 6

3 Dixon (2010: 268) Pe

‘pertensive’ Pertensive Pr (genitive)

4 Pe–Pr -nya, dari, daripada, milik, kepunyaan pagar(-nya) rumah topi (dari) ayah kebodohan (daripada) pemerintah

tanaman (milik) kakek ayah-nya ibu (cf. ayah ibu ) ibu-nya Ali (cf. ibu Ali ( ) )

-nya (Sudaryanto 1983: 243) 5 punya [Pr punya Pe] (Macdonald &

Dardjowidjojo 1967: 138–139) ( ) (Shellabear 1913: 58; Ansaldo & Matthews 1999: 54–56; Yap 2011: 646–648; cf.

Wilkinson 1901: 39; Winstedt 1913: 177; 1997: 159) 19 () (Yap, Matthews &

Horie 2004: 156–157) (Sneddon 2006) (Ikranagara 1980) (Shellabear 1913, cf. 1912; Pakir 1986; Lee 2014) (Winstedt 1913; Collins 1987, Aye 2005) (Collins 1980, 1983; van Minde 1997; Tjia 2004)

(Hoogervorst 2011) (Stoel 2005) (Litamahuputty 2012) (Donohue 2011, Kluge 2014) (Kumanireng 1993)

(Steinhauer 1983) (Nordhoff 2009) (cf. Adelaar & Prentice 1996; Adelaar 2005: 213; Paauw 2009: 173–179)

6 B B ( ) A B

B

Page 87: indonesia-gakkai.sakura.ne.jpindonesia-gakkai.sakura.ne.jp/wp/wp-content/uploads/2016/...Bahasa dan Budaya: Jurnal Himpunan Pengkaji Indonesia Seluruh Jepang ` Go Pp ]Y lS 2 '"8k

83

(8a, 9a, 10a)

[ Pr]

(= ) (8) 7

(8)

a. ?[Risikonya]Pe, [penjual bakso]Pr tetap ada Pe.

( )

(M:123 )

b. *[Perusahaan saya]Pr, [mobil ini]Pe kepunyaan Pr.

( ) ( )

(* ) (Sneddon 1996:167 )

(9) mempunyai

memiliki ber- dengan/tanpa 8

(9)

a. ia tak bisa hafal lagi [pabrik apa saja]Pe yang dimiliki-[nya]Pr.

( ) ( ) -

( )

(S-Kg:3)

b. *[Perusahaan saya]Pr di-kepunyaan [mobil ini]Pe.

(* )

*[perusahaan saya]Pr yang [mobil ini]Pe kepunyaan Pr

(* )

(10) ber-

yang (10a) (10a) berhak

(10)

a. [anak ini]Pr … hanya punya [seorang [ayah]Pr ber-[kaki]Pe satu]Pe.

( )-

… (P:55)

[Anak-anaki ini]Pr ber-[hak [0/ i]Pr mempunyai [ayah]Pe ]Pe.

- ( )-

(P:98) 7 (8) [B-nya, A ada] [B, A ada] 8 Dia sudah telefon genggam.

telefon genggam yang sudah dia ada, dia punya, dia punyai, ia miliki di-punyai-nya,

di-miliki-nya ada punya di-(-nya) (*di-ada, *di-punya) ber- dengan/tanpa (*sudah dia ber-, *sudah dia dengan)

Page 88: indonesia-gakkai.sakura.ne.jpindonesia-gakkai.sakura.ne.jp/wp/wp-content/uploads/2016/...Bahasa dan Budaya: Jurnal Himpunan Pengkaji Indonesia Seluruh Jepang ` Go Pp ]Y lS 2 '"8k

84

b. *[Mobil ini]Pe milik [ [perusahaan]Pe kepunyaan [saya]Pr ]Pr.

(* )

Heine (1997a, 1997b)

ada

3.

3.1

(11)

(11)

ada + + + − (+) − (+) +

ber- − (+) + − + + −

punya + + − + + −

mempunyai + + − + + −

memiliki + + − + + −

dengan − + − + − −

tanpa + + + + + −

ada (cf. Macdonald & Dardjowidjojo 1967: 249–

250) (12) ada

(12)

ber-kendaraan

(12) Dia kendaraan, tapi itu bukan punya dia.

( ) ( )

ada / *ber- / *punya / *mempunyai / *memiliki / *dengan

/ ( ) / / / / ( )

( )

ada

(12)

mempunyai, memiliki 9 ada

9

Aikhenvald (2013: 6) ( ) (

cf. Heine 2001: 315–316)

(12) (14) ada

Page 89: indonesia-gakkai.sakura.ne.jpindonesia-gakkai.sakura.ne.jp/wp/wp-content/uploads/2016/...Bahasa dan Budaya: Jurnal Himpunan Pengkaji Indonesia Seluruh Jepang ` Go Pp ]Y lS 2 '"8k

85

X ada Y

(13a) (13b) Y ada di X

(Locative Construction )

(13) a. *[Saya]X ada [telepon genggam-mu]Y, di rumah.

- /

b. [Telepon genggam-mu]Y ada di [saya]X, di rumah.10

( )

Pr ada Pe

Moeljadi (2010: 66, 93, 98)

ada (14) shooting ( )

(mem)punya(i) ber-/punya/mempunyai/

memiliki 11

(14) Saya masih shooting. ada / *ber- / *punya /

( ) *mempunyai / *memiliki / *dengan

( )

(15) Pe tanah (15a)

(15b) (15a) ada

punya (15b) ada

punya/mempunyai/memiliki ber-

tanah tanpa

(15ab) (= ) Saya petani tanpa

tanah… (= ) (Moeljadi )

(15) a. Saya { tanpa / tidak } tanah secara hukum.

( ) ( ) ( ) ( )

?ada / ber- / punya / mempunyai / memiliki

b. Saya { tanpa / tidak } tanah untuk menanam padi.

( ) ( ) ( )

ada / ber- / punya / mempunyai / memiliki

ada (12) (14) (15)

10 (i) Telepon genggam-lu ada sama gue, di rumah gue.

sama (ii) Telepon genggam-mu ada di tempat saya, di rumah. ( ) tempat (Moeljadi )

11 acara janji urusan (mem)punya(i) (mem)punya(i)

Saya� � � � � acara lain. ada/ ?ber-/ ?punya/ ?mempunyai/ ?memiliki/ *dengan

Page 90: indonesia-gakkai.sakura.ne.jpindonesia-gakkai.sakura.ne.jp/wp/wp-content/uploads/2016/...Bahasa dan Budaya: Jurnal Himpunan Pengkaji Indonesia Seluruh Jepang ` Go Pp ]Y lS 2 '"8k

86

ber-

ber-

telepon genggam ber-

(16) [Kebanyakan orang]Pr sekarang ber-[telepon genggam]Pe.

( )-

(17b) pendirian

tanpa

(17) a. [Setiap orang]Pr [keterbatasan]Pe.

( ) ada / ber- / punya /

mempunyai / memiliki

b. [Kamu]Pr { tanpa / tidak } [pendirian]Pe.

( ) ( ) ( ) ada / ber- / punya /

mempunyai / memiliki

c. Ketika merekai menikah dulu kan [0/ i]Pr sudah dengan [pengertian bahwa… ]Pe.

( ) ( )

( ) … (= ) (M:266)

(3) ber-kulit ( ) punya orangtua

ber- punya ada 12 (18a) §3.2

(18) a. [Aku]Pr memang ada [ayah]Pe, dulu, […]

(P:93)

b. Seorang wanitai yang [0/ i]Pr mempunyai [alis terindah di Jakarta]Pe

( ) /

mencabuti uban-ku. [ - ] (S-Jt:73)

c. […] jika sekarang kaui berubah pendapat tentang faktor keharusan

[0/ i]Pr memiliki [anak kandung]Pe, [ ] (M:215)

12 (18a)

(Pr ada anak/adik) Pr = Pr ada kepala-nya ( ) Pr ada jari-nya ( )

( -nya ) Moeljadi (2010: 70–74) Pr ada Pe-nya (i) Pr = (ii) Pr = (mata-nya ( ) ) (iii)

Pe = (nama-nya ( ) umur-nya ( ) ) Pr ada Pe(-nya)

Page 91: indonesia-gakkai.sakura.ne.jpindonesia-gakkai.sakura.ne.jp/wp/wp-content/uploads/2016/...Bahasa dan Budaya: Jurnal Himpunan Pengkaji Indonesia Seluruh Jepang ` Go Pp ]Y lS 2 '"8k

87

d. Dan anaki ini adalah anak tunggal — [0/ i]Pr kini tanpa [ibu]Pe

( )

untuk selama-lamanya, [ ] (P:55)

Pr Pr = Pe = (19a )

dengan Pe =

(19b ) ada 13

(19) a. Rumah ini dua jendela.

( ) ada / punya / mempunyai / memiliki / *dengan

Rumah ini ber-jendela dua.

b. Rumah ini � � � dua meja.

*Rumah ini ber-meja dua. ada / *punya / *mempunyai / *memiliki / *dengan

3.2 Pr ada Pe

§3.1 Pr ada Pe (i) (ii)

(iii) (iv)

(v)

Pr ada Pe

Pr ada Pe Pe ada di/pada Pr

(20b) (21b)14

(22b)

(20) a. [Saya]Pr tidak ada [kaitannya dengan kematian Jono]Pe.

( ) ( )

(M:467)

b. [Kaitannya dengan kematian Jono]Pe tidak ada di/pada [saya]Pr.

(21) a. Kalau [perhiasan-perhiasan itu]Pe tidak ada pada [saya]Pr susah.

- ( ) /

(M:126)

b. Kalau [saya]Pr tidak ada [perhiasan-perhiasan itu]Pe susah. 13 dengan (i)

(ii) (i) Rumah ini rumah dengan dua jendela. (ii) Rumah ini rumah dengan dua meja.

14 Asmah (1974: 393) Pe ada pada Pr Pr ada Pe

(Hopper 1972: 140) punya (Dia tidak mempunyai anak.) Pr ada Pe (Dia tiada anak.) (Asmah 1974: 396)

Page 92: indonesia-gakkai.sakura.ne.jpindonesia-gakkai.sakura.ne.jp/wp/wp-content/uploads/2016/...Bahasa dan Budaya: Jurnal Himpunan Pengkaji Indonesia Seluruh Jepang ` Go Pp ]Y lS 2 '"8k

88

(22) a. Saya ada di Jepang.

/

b. *Jepang ada saya.

Pe (tidak) ada di/pada Pr Pe Pr 15 (20a ) (20b )

( ) ( ) Pr (= )

(21b ) (21a )

( ) ( )

Pr ada Pe

ada Pe Pr ( Tidak ada

[kaitannya dengan kematian Jono]Pe, [saya]Pr (cf. 20))

Pr Pe ada Pe -nya

(23b vs. 23c) Pr Pe ( )

(23c) Aku urusan-nya

ada banyak, dia urusan-nya cuma ada sedikit.

(Moeljadi )

(23) a. [Aku]Pr ada [urusan]Pe. [ ] (M:193)

b. *[Aku]Pr [urusan]Pe ada. [ ]

c. [Aku]Pr [urusan-nya]Pe ada. [ -nya ]

(23c) Sneddon (1996: 277–280)

(“possessor topic-comment construction” 16 ) ( [Saya]Pr [asal-nya]Pe dari

Semarang. ( ) )

[Pe, Pr ada]

(generic) §2.2 (8)

15

Pr Pe tak ada [hasrat]Pe pada[ku]Pr untuk mengerjakan sesuatu

(P:50) ada juga [ilmu-

pengetahuan Eropa]Pe dalam [diriku]Pr (P:116)

dalam dalam keberatan keheranan

16 [[Pe Pr] ] Pr Pe [Pr Pe-nya ] Pr Pe (Sneddon 1996: 278)

[Nama]Pe [sopir itu]Pr Pak Ali. [Sopir itu]Pr [nama-nya]Pe Pak Ali.

[Pr Pe-nya] Pr–Pe (Cumming 1991) Pr = 3 Pr Pe

(Verhaar 1978: 320, cf. Sneddon 1996: 279–280)

Page 93: indonesia-gakkai.sakura.ne.jpindonesia-gakkai.sakura.ne.jp/wp/wp-content/uploads/2016/...Bahasa dan Budaya: Jurnal Himpunan Pengkaji Indonesia Seluruh Jepang ` Go Pp ]Y lS 2 '"8k

89

Risikonya, penjual bakso tetap ada � � .

( )

(*[Kalau [perhiasan-perhiasan itu]Pe [saya]Pr tidak ada], …)

ada ber- punya

(24a) ada (24b) punya (24a)

(24b)

( )

(24) a. [Saya]Pr ada [baju bekas]Pe.

b. [Saya]Pr punya [baju bekas]Pe.

( )

Moeljadi (2010: 82) (25a) ada (25b) ber-

(25) a. [Rumah ini]Pr ada [dinding beton]Pe. Moeljadi (2010: 82)

( )

b. [Rumah ini]Pr ber-[dinding beton]Pe.

[Pr ada Pe] [Pe [yang Pr ada]] Pe

Pe = (26)

/ ada

(26) *[dua orang anak/teman]Pe yang [saya]Pr ada

/ ( )

/

(26)

ada (26)

(anak saya, teman saya)

Pe Pr ada Pe

(27) a. #[Saya]Pr ada [ayah]Pe.

b. [Saya]Pr ada [ayah kedua]Pe.

c. [Saya]Pr ada [ayah mertua]Pe.

Pe

(27b) kedua (27c) mertua Hopper & Thompson

(1980, 1984) Lichtenberk (2005, 2008)

Page 94: indonesia-gakkai.sakura.ne.jpindonesia-gakkai.sakura.ne.jp/wp/wp-content/uploads/2016/...Bahasa dan Budaya: Jurnal Himpunan Pengkaji Indonesia Seluruh Jepang ` Go Pp ]Y lS 2 '"8k

90

(individuation) (27a) 17

( 24a)

§3.1 (18) Pr ada Pe

(28)

(28) a. Sungguh, Ann, aku malu mempunyai seorang ayah jurutulis Sastrotomo. Dia tidak patut jadi ayahku.

(P:86)

b. Aku berada dalam tangan orang yang sangat berkuasa, lebih berkuasa daripada Ayah, […]

(P:90)

c. Beberapa kali jurutulis Sastrotomo datang menengok. (P:92)

d. Juga ke tempat baru ini beberapa kali ayah menengok, dan aku tetap menolak menemuinya. “Temui ayahmu,” sekali Tuan Mellema menyuruh, “dia toh ayahmu sendiri.”

(P:93)

e. “[Aku]Pr memang ada [ayah]Pe, dulu, sekarang tidak. […]”

[…] (P:93)

(28e) ayah

(28d) “dia toh ayahmu sendiri”

(28e) ayah (28e)

Pr ada Pe

sekarang tidak (

) (28c)

ayah (28a)

mempunyai punya

4 . Dari

dari dari

(Heine

1997a, b)

Sudaryanto (1983: 243) dari ( -nya, daripada) Pe Pr

Tadmor (2007: 310)

rumah dari Presiden [ ( ) ] 17

( Saya ada anak ) 12

Page 95: indonesia-gakkai.sakura.ne.jpindonesia-gakkai.sakura.ne.jp/wp/wp-content/uploads/2016/...Bahasa dan Budaya: Jurnal Himpunan Pengkaji Indonesia Seluruh Jepang ` Go Pp ]Y lS 2 '"8k

91

(het huis van de President [( ) ( ) ( ) ])

(Tadmor 2007: 310)

dari ‘milik’

(cf. Moeliono & Dardjowidjojo 1988: 230; Chaer 1990: 37) (29)

dari ( dari -nya )

(29) Orang yang sudah tua itu adalah [guru]Pe dari [guru saya]Pr.

( )

(Chaer 1990: 37; Sneddon 1996: 145)

dari dari

[[guru 0/ guru] saya] [ ] guru

(29) [ ] = [

] (29) [guru dari [guru saya]]

dari guru guru

[ ] = [ ]

dari

(i) (ii)

dari 18

dari Pe

se- (se-)bagian ( ) se-buah

se-orang �se-tiap �se-belah �se-tengah

(30) dari

(30) [ (dari) ] (30b) dari

[ [ ] ] dari (30a)

[ dari [ ] ]19

(30) a. bagian dari kontrak kita [ [ ] ] (S-Kp:4)

b. bagian 0/ kontrak kita [ [ ] ]

(se)bagian

dari (se)bagian 18 ( [a piece of the cake]) (the cake) (a piece)

(Koptjevskaja-Tamm 2006: 218) [a pile of books] [ ] (Selkirk 1977)

(Luraghi & Huumo 2014) (of ) (cf. Harris & Campbell 1995: 339–341; Heine & Kuteva 2002: 32–33)

19 (30) -ku, -mu, -nya (=30 ) dari

bagian dari pekerjaan-ku [ [ ] ] (P:192) bagian 0/ pekerjaan-ku [ [ ] ] -ku pekerjaan

[ [ ] ]

Page 96: indonesia-gakkai.sakura.ne.jpindonesia-gakkai.sakura.ne.jp/wp/wp-content/uploads/2016/...Bahasa dan Budaya: Jurnal Himpunan Pengkaji Indonesia Seluruh Jepang ` Go Pp ]Y lS 2 '"8k

92

dari (31)

sebuah, sebelah

(30a) kontrak kita 20 (31a, b)

sebuah gedung tua, masing-masing pasang mata

(31a, b) dari

(31) a. sebuah jendela dari sebuah gedung tua [ ( ) [ ] ]

(S-Jt:78)

b. sebelah dari masing-masing pasang mata [ ( ) [ - ( ) ] ]

(S-Kd:142)

c. setengah dari teman-teman-ku [ ( ) [ - - ] ]

[= ] (P:74)

(32) mereka

kami, kita, kalian 21

(32) a. Sebab kau sekarang bukan [salah se-orang]Pe dari [mereka]Pr lagi.

( ) - ( )

(P:274)

b. Bukan [bagian]Pe dari [mereka]Pr, tidak sama dengan mereka

( ) ( ) ( ) ( )

(P:274)

dari

(29) rumah dari Bu Siti (Sneddon 1996:

145) (33)

( 18 )

(33) pada waktu itu [segala]Pe dari [Papa-mu]Pr aku hormati

/ ( ) -

(P:77)

(34) (35)

(34) (=a) (=b, c) (35a)

20 (se)bagian bagian dari

[ ] mereka (P:274), pensiun (P:363), masakan itu (S-Ak:36)

21 Sneddon (1996: 145) ( )

Page 97: indonesia-gakkai.sakura.ne.jpindonesia-gakkai.sakura.ne.jp/wp/wp-content/uploads/2016/...Bahasa dan Budaya: Jurnal Himpunan Pengkaji Indonesia Seluruh Jepang ` Go Pp ]Y lS 2 '"8k

93

(35b) (34bc, 35b) lukisan dari pelukis-pelukis

Italia (Sneddon 1996: 145)

(34bc)

(34) a. daun-daun dari setiap pohon [ - ( ) ]

(S-Kd:139)

b. bayangan dari selembar daun atap [ ( ) ]

(P:245)

c. lindungan dari sebilah papan rumah [ ( ) ]

(P:245)

(35) a. mata dari kepala yang tertancap di pagar itu

( ) ( ) /

(S-Kd:144–145)

b. siluet dari se-orang lelaki yang menyandarkan sepeda-nya

( ) - ( ) -

(S-Jt:78)

(Haiman 1985: 130–136)

Pe Pr

(Nichols 1992: 117)

dari

[Pe Pr] [Pe

dari Pr] Pe Pr 22

dari

(i)

(29, 30 ) (ii)

(31) (iii) (34) (35)

23

5 . Dengan/tanpa

dengan/tanpa /

(Heine 1997a) 22 ayah-nya ibu ibu-nya Ali (Sudaryanto 1983: 243, 4 ) -nya

-nya dari

23 §3.2

Page 98: indonesia-gakkai.sakura.ne.jpindonesia-gakkai.sakura.ne.jp/wp/wp-content/uploads/2016/...Bahasa dan Budaya: Jurnal Himpunan Pengkaji Indonesia Seluruh Jepang ` Go Pp ]Y lS 2 '"8k

94

dengan/tanpa

§2.2 dengan/tanpa [Pr Pe]

dengan/tanpa Pr

Pe Pr Pe

( [Pe dari Pr])

dengan

§3.1 (17c) 24

(36) Ketika merekai menikah dulu kan [0/ i]Pr sudah dengan [pengertian bahwa… ]Pe.

( ) ( )

( ) … (= ) (M:266)

Pe (36) pengertian (perasaan, pemikiran

(cf. *rasa, *pikir))

[Pr dengan Pe] [Pe dari Pr]

[Pr dengan Pe] dengan

[dengan ]

Pe

(37) Pe =

(37) a. [Seorang wanita]Pr dengan [wajah penuh kerut]Pe (yang merias dirinya dengan sapuan

warna yang serbatebal).

( ) (S-Pm:65)

b. [Seorang penari]Pr dengan [badan berisi]Pe (seperti25 terbang memasuki gelanggang,

membawa talam berisi sampur.)

(

) (P:147)

c. [0/ i] Dengan kumis tipis, iai lebih mirip Richard Gere, […]

[…] (T-Ny:65)

§3.2 SPEC dengan

[Pr dengan Pe SPEC]

[Pr dengan Pe-nya yang SPEC]

(37a) Seorang wanita dengan wajah-nya yang penuh kerut

(37b, c) “-nya yang”

24 (36) dengan menikah

25 seperti seperti terbang memasuki gelanggang

terbang memasuki gelanggang

Page 99: indonesia-gakkai.sakura.ne.jpindonesia-gakkai.sakura.ne.jp/wp/wp-content/uploads/2016/...Bahasa dan Budaya: Jurnal Himpunan Pengkaji Indonesia Seluruh Jepang ` Go Pp ]Y lS 2 '"8k

95

(37c) dengan

karena Karena berkumis tipis

(38) Pe =

(38) a. [Robert Mellema]Pr dengan [lirikannya yang tajam]Pe, (tak peduli segala-gala kecuali

sepakbola, bahkan juga tidak pada ibunya sendiri.)

(

) (P:48)

b. (potret besar Sri Ratu Wilhelmina, […]) dilukis oleh [seorang]Pr dengan [nama Jerman:

Hüssenfeld]Pe.

( […] )

(P:143)

(38a) [Pr dengan Pe SPEC] Robert Mellema dengan lirikan tajam

(38b) *seorang dengan nama-nya yang Jerman

(38b) Jerman nama

Pe (37) (38a) tajam

wajah lirikan Pe

(39)

(39) Seorang wanita dengan baju berkilat-kilat (muncul dari balik pintu).

( ) (S-Me:83)

[Pr dengan Pe-nya yang SPEC] Seorang wanita

berbaju dengan ber- baju

berkilat-kilat ber-

(*berbaju berkilat-kilat) ber- (yang) punya, (yang)

memiliki

(40) Pe =

(40) a. menantu dengan reputasi jelek

(M:352)

b. sejenis manusia dengan kadar kesusilaan rendah

(P:22)

(40) Pe reputasi, kadar kesusilaan

jelek rendah

[Pr dengan Pe-nya yang SPEC]

Page 100: indonesia-gakkai.sakura.ne.jpindonesia-gakkai.sakura.ne.jp/wp/wp-content/uploads/2016/...Bahasa dan Budaya: Jurnal Himpunan Pengkaji Indonesia Seluruh Jepang ` Go Pp ]Y lS 2 '"8k

96

6.

ada, dari, dengan/tanpa

(i) ada

(ii) dari (iii) dengan dengan

( )

Dixon (2010: 278)

Verhaar (1978, 1984)

(external

possessive construction)

M = S. Mara Gd. 1993 [2007]. Misteri Rubrik Kontak Hati. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. (

2010. ) P = Pramoedya Ananta Toer. 1980 [2000]. Bumi Manusia. Yogyakarta: Hasta Mitra. (

1986. ) S-Ak = Ada Kupu-kupu, Ada Tamu. 1991 [1996]. In Negeri Kabut, chapter 5, 33–38. Jakarta: Grasindo.

( 2014: 123–132) S-Jt = “Je’taime”. 1996. In Sebuah Pertanyaan untuk Cinta, 73–78. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

( 2014: 155–166) S-Kd = Kepala di Pagar Da Silva. 1996 [2002]. In Saksi Mata, 139–149. Yogyakarta: Bentang Budaya

( 2014: 143–154) S-Kg = Kematian Paman Gober. 1994 [1999]. In Iblis Tidak Pernah Mati, 3–9. Yogyakarta: Galang

Press. ( 2014: 167–177) S-Pm = Pelajaran Mengarang. 1991 [1999]. In Atas Nama Malam, 63–70. Jakarta: Gramedia Pustaka

Utama. ( 2014: 193–202) S-Sm = Simsalabim. 2006 [2007]. In Linguae, chapter 9, 79–90. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

( 2014: 263–276) T-Ny = Threes Emir. 2012. Nyonya Besar: Kumpulan Kisah Kaum Sosialita. Jakarta: Gramedia Pustaka

Utama. 2014. 18 [

]. .

Page 101: indonesia-gakkai.sakura.ne.jpindonesia-gakkai.sakura.ne.jp/wp/wp-content/uploads/2016/...Bahasa dan Budaya: Jurnal Himpunan Pengkaji Indonesia Seluruh Jepang ` Go Pp ]Y lS 2 '"8k

97

Adelaar, K. Alexander. 2005. Structural diversity in the Malayic subgroup, In The Austronesian Languages in Asia and

Madagascar, eds. by Alexander K. Adelaar and Nikolaus P. Himmelmann, volume 7 of Routledge Language Family Series, 202–226. London: Routledge.

Adelaar, K. Alexander and D. John Prentice. 1996. Malay: its history, role and spread, In Atlas of Languages of Intercultural Communication in the Pacific, Asia, and the Americas Vol. II.1, eds. by Stephen A. Wurm, Peter Mühlhäusler, Darrell T. Tryon, volume 13 of Trends in Linguistics: Documentation, chapter 056, 673–693. Berlin: Mouton de Gruyter.

Aikhenvald, Alexandra Y. and R. M. W. Dixon. eds. 2013. Possession and Ownership: A Cross-Linguistic Typology, volume 6 of Explorations in Linguistic Typology. Oxford: Oxford University Press.

Alieva, Natalia F. 1992. Malay and Cham possession compared. Oceanic Linguistics 31(1): 13–21. Ansaldo, Umberto and Stephen Matthews. 1999. The Minnan substrate and creolization in Baba Malay. Journal of

Chinese Linguistics 27(1): 38–68. Asmah Haji Omar. 1974. The possessive phrase in the Western Austronesian languages. Oceanic Linguistics (Papers of

the First International Conference on Comparative Austronesian Linguistics, 1974: Proto-Austronesian and Western Austronesian) 13(1/2): 391–407.

Aye, Khin Khin. 2005. Bazaar Malay: History, Grammar and Contact. Ph.D. dissertation. Singapore: National University of Singapore.

Blust, Robert A. 2013. The Austronesian Languages, Revised Edition, volume 008 of Asia-Pacific Linguistics. Canberra: Asia-Pacific Linguistics.

Chaer, Abdul. 1990. Penggunaan Preposisi dan Konjungsi Bahasa Indonesia. Ende: Penerbit Nusa Indah. Chappell, Hilary and William McGregor. eds. 1996. The Grammar of Inalienability: A Typological Perspective on Body

Part Terms and the Part-Whole Relation, volume 14 of Empirical Approaches to Language Typology. Berlin: Mouton de Gruyter.

Collins, James T. 1980. Ambonese Malay and Creolization Theory. Kuala Lumpur: Dewan Bahasa dan Pustaka Kementerian Pelajaran Malaysia. ─. 1983. Syntactic change in Ambonese Malay: The possessive construction, In Studies in Malay Dialects Part II,

ed. by James T. Collins, volume 17 of NUSA: Linguistic Studies of Indonesian and Other Languages in Indonesia, 28–41. Jakarta: Badan Penyelenggara Seri NUSA. ─. 1987. Malaysian and Bazaar Malay: polarity, continuity and communication’, In National Language and

Communication in Multilingual Societies: Papers Presented at the Seventh Conference of the Asian Association on National Languages (ASANAL), ed. by Asmah Haji Omar, chapter 9, 151–174. Kuala Lumpur: Dewan Bahasa dan Pustaka Kementerian Pelajaran Malaysia.

Cumming, Susanna. 1991. Functional Change: The Case of Malay Constituent Order, volume 2 of Discourse Perspectives on Grammar. Berlin: Mouton de Gruyter.

Dardjowidjojo, Soenjono. 1978. Sentence Patterns of Indonesian, PALI Language Texts: Southeast Asia. Honolulu: The University Press of Hawai‘i.

Dixon, R. M. W. 2010. Basic Linguistic Theory: 2 Grammatical Topics. Oxford: Oxford University Press. Donohue, Mark. 2011. Papuan Malay of New Guinea: Melanesian influence on verb and clause structure, In Creoles,

their Substrates, and Language Typology, ed. by Claire Lefebvre, volume 95 of Typological Studies in Language, 413–435. Amsterdam: John Benjamins.

Haiman, John. 1985. Natural Syntax: Iconicity and Erosion, volume 44 of Cambridge Studies in Linguistics. Cambridge: Cambridge University Press.

Harris, Alice C. and Lyle Campbell. 1995. Historical Syntax in Cross-Linguistic Perspective, volume 74 of Cambridge Studies in Linguistics. Cambridge: Cambridge University Press.

Heine, Bernd. 1997a. Possession: Cognitive sources, forces, and grammaticalization, volume 83 of Cambridge Studies in Linguistics. Cambridge: Cambridge University Press. ─. 1997b. Cognitive Foundations of Grammar. New York: Oxford University Press. ─. 2001. Ways of explaining possession, In Dimensions of Possession, eds. by Irène Baron, Michael Herslund, and

Finn Sørensen, volume 47 of Typological Studies in Language, 311–328. Amsterdam: John Benjamins.

Page 102: indonesia-gakkai.sakura.ne.jpindonesia-gakkai.sakura.ne.jp/wp/wp-content/uploads/2016/...Bahasa dan Budaya: Jurnal Himpunan Pengkaji Indonesia Seluruh Jepang ` Go Pp ]Y lS 2 '"8k

98

Heine, Bernd and Tania Kuteva. 2002. World Lexicon of Grammaticalization. Cambridge: Cambridge University Press. Hoogervorst, Tom G. 2011. Some introductory notes on the development and characteristics of Sabah Malay. Wacana

13(1): 50–77. Hopper, Paul J. 1972. Verbless stative sentences in Indonesian. In The Verb ‘be’ and Its Synonyms: Philosophical and

Grammatical Studies Part 5, ed. by John W. M. Verhaar, volume 14 of Foundations of Language, 115–152. Dordrecht: Reidel.

Hopper, Paul J. and Sandra A. Thompson. 1980. Transitivity in grammar and discourse. Language 56(2): 251–299. ─. and ─. 1984. The discourse basis for lexical categories in universal grammar. Language 60(4): 703–752. Ikranagara, Kay. 1980. Melayu Betawi Grammar, volume 9 of NUSA: Linguistic Studies of Indonesian and Languages

in Indonesia. Jakarta: Badan Penyelenggara Seri NUSA. Koptjevskaja-Tamm, Maria. 2006. Partitive, In Encyclopedia of Language & Linguistics, volume 9, 2nd edition, ed. by

Keith Brown, 218–221. Oxford: Elsevier. Kumanireng, Theresia Yosephine. 1993. Struktur kata dan struktur frasa bahasa Melayu Larantuka. Ph.D. dissertation.

Jakarta: Universitas Indonesia. Kluge, Angela Johanna Helene. 2014. A Grammar of Papuan Malay, volume 361 of LOT Dissertation Series. Utrecht:

LOT. Lichtenberk, Frantisek. 2005. Inalienability and possessum individuation, In Linguistic diversity and Language Theories,

eds. by Zygmunt Frajzyngier, Adam Hodges, and David S. Rood, volume 72 of Studies in Language Companion Series (SLCS), chapter 15, 339–362. Amsterdam: John Benjamins. ─. 2008. A Grammar of Toqabaqita, volume 1, volume 42 of Mouton Grammar Library. Berlin: Mouton de Gruyter. Lee, Nala Huiying. 2014. A Grammar of Baba Malay with Sociophonetic Considerations. Ph.D dissertation. Honolulu:

University of Hawai‘i. Litamahuputty, Betty. 2012. Ternate Malay: Grammar and Texts, volume 306 of LOT Dissertation Series. Utrecht: LOT. Luraghi, Silvia and Tuomas Huumo (eds.) 2014. Partitive Cases and Related Categories, volume 54 of Empirical

Approaches to Language Typology. Berlin: De Gruyter Mouton. Lynch, John, Malcolm Ross, and Terry Crowley, eds. 2002. The Oceanic Languages, volume 1 of Curzon Language

Family Series. Richmond: Curzon Press. Macdonald, Ross R. and Soenjono Dardjowidjojo. 1967. A Student’s Reference Grammar of Modern Formal Indonesian.

Washington DC: Georgetown University Press. (1997) (

15). . Moeliono, Anton M. and Soenjono Dardjowidjojo, eds. 1988. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai

Pustaka. Moeljadi, David. 2010. Possessive predicate constructions in Indonesian. BA thesis, Faculty of Letters, The University

of Tokyo. ─. 2011. A statistical analysis of Indonesian possessive verbal predicate. MA thesis, Graduate School of

Humanities and Sociology, The University of Tokyo. Nichols, Johanna. 1992. Linguistic Diversity in Space and Time. Chicago: University of Chicago Press. Nordhoff, Sebastian. 2009. A Grammar of Upcountry Sri Lanka Malay, volume 226 of LOT Dissertation Series. Utrecht:

LOT. Paauw, Scott H. 2009. The Malay contact varieties of eastern Indonesia: A typological comparison, Ph.D. dissertation,

State University of New York at Buffalo. Pakir, Anne Geok-In Sim. 1986. A Linguistic Investigation of Baba Malay. Ph.D. dissertation. Honolulu: University of

Hawai‘i. Ross, Malcolm D. 1995. Some current issues in Austronesian linguistics, In Comparative Austronesian Dictionary: An

Introduction to Austronesian Studies, Part 1: Fascicle 1, ed. by Darrell T. Tryon, volume 10 of Trends in Linguistics. Documentation, chapter 3, 45–120. Berlin: Mouton de Gruyter.

Seiler, Hansjakob. 1983. Possession as an Operational Dimension of Language, volume 2 of Language Universals Series. Tübingen: Gunter Narr.

Page 103: indonesia-gakkai.sakura.ne.jpindonesia-gakkai.sakura.ne.jp/wp/wp-content/uploads/2016/...Bahasa dan Budaya: Jurnal Himpunan Pengkaji Indonesia Seluruh Jepang ` Go Pp ]Y lS 2 '"8k

99

Selkirk, Elisabeth. 1977. Some remarks on noun phrase structure, In Formal Syntax, eds. by Peter W. Culicover, Thomas Wasow, and Adrian Akmajian, 285–316. New York: Academic Press.

Shellabear, William. G. 1912. A Practical Malay Grammar, 3rd edition. Singapore: Methodist Publishing House. ─. 1913. Baba Malay: An introduction to the language of the Straits-born Chinese. Journal of the Straits Branch

Royal Asiatic Society. 65: 49–63. Sneddon, James N. 1996. Indonesian: A Comprehensive Grammar. London: Routledge. ─. 2006. Colloquial Jakartan Indonesian, volume 581 of Pacific Linguistics. Canberra: Pacific Linguistics. Stassen, Leon. 2009. Predicative Possession. (Oxford Studies in Typology and Linguistic Theory). Oxford: Oxford

University Press. Steinhauer, Hein. 1983. Notes on the Malay of Kupang (Timor), In Studies in Malay Dialects Part II, ed. by James T.

Collins, volume 17 of NUSA: Linguistic Studies of Indonesian and Other Languages in Indonesia, 42–64. Jakarta: Badan Penyelenggara Seri NUSA.

Stoel, Ruben. 2005. Focus in Manado Malay: Grammar, Particles and Intonation, volume 134 of CNWS Publications. Leiden: Research School CNWS.

Stolz, Thomas, Sonja Kettler, Cornelia Stroh, and Aina Urdze. 2008. Split possession: An areal- linguistic study of the alienability correlation and related phenomena in the languages of Europe, volume 101 of Studies in Language Companion Series (SLCS). Amsterdam: John Benjamins.

Sudaryanto. 1983. Predikat-Objek dalam Bahasa Indonesia: Keselarasan Pola-Urutan, Seri ILDEP. Jakarta: Penerbit Djambatan.

Tadmor, Uri. 2007. Grammatical borrowing in Indonesian. In Grammatical Borrowing in Cross-Linguistic Perspective, eds. by Yaron Matras and Jeanette Sakel, volume 38 of Empirical Approaches to Language Typology, 301–328. Berlin: Mouton de Gruyter.

Tjia, Johnny. 2004. The development of possessive and passive-like constructions in Ambonese language. In Studies in Malay Dialects Part IV, ed. by Bambang Kaswanti Purwo, volume 53 of NUSA, 51–62. Jakarta: Badan Penyelenggara Seri NUSA.

van den Berg, René. 2009. Possession in South Halmahera–West New Guinea: Typology and reconstruction, In Austronesian Historical Linguistics and Culture History: Festschrift for Robert Blust, eds. by Alexander Adelaar and Andrew Pawley, volume 601 of Pacific Linguistics, chapter 20, 327–357. Canberra: Pacific Linguistics.

van Minde, Don. 1997. Malayu Ambong: Phonology, Morphology, Syntax, volume 61 of CNWS Publications. Leiden: Research School CNWS.

Verhaar, John W.M. 1978. Syntactic (in)alienability in Indonesian, In Second International Conference on Austronesian Linguistics: Proceedings, Fascicle 1: Western Austronesian, eds. by Stephan A. Wurm and Lois Carrington, volume C-61 of Pacific Linguistics. Canberra: Pacific Linguistics. ─. 1984. The categorial system in contemporary Indonesian: Verbs, In Towards a Description of Contemporary

Indonesian: Preliminary Studies Part I, ed. by Bambang Kaswanti Purwo, volume 18 of NUSA, 27–64. Jakarta: Badan Penyelenggara Seri NUSA.

Wilkinson, Richard James. 1901. A Malay-English Dictionary: Part I (Alif to Za). Singapore: Kelly & Walsh. Winstedt, Richard Olof. 1913. Malay Grammar. Oxford: Clarendon Press. Yap, Foong Ha. 2011. Referential and non-referential uses of nominalization constructions in Malay, In Nominalization

in Asian Languages: Diachronic and Typological Perspectives, eds. by Foong Ha Yap, Karen Grunow-Hårsta, and Janick Wrona, volume 96 of Typological Studies in Language, 627–658. Amsterdam: John Benjamins.

Yap, Foong Ha, Stephen Matthews and Kaoru Horie. 2004. From pronominalizer to pragmatic marker: Implications for unidirectionality from a crosslinguistic perspective, In Up and Down the Cline: The Nature of Grammati-calization, eds. by Olga Fischer, Muriel Norde and Harry Perridon, volume 59 of Typological Studies in Language, 137–168. Amsterdam: John Benjamins.

Page 104: indonesia-gakkai.sakura.ne.jpindonesia-gakkai.sakura.ne.jp/wp/wp-content/uploads/2016/...Bahasa dan Budaya: Jurnal Himpunan Pengkaji Indonesia Seluruh Jepang ` Go Pp ]Y lS 2 '"8k
Page 105: indonesia-gakkai.sakura.ne.jpindonesia-gakkai.sakura.ne.jp/wp/wp-content/uploads/2016/...Bahasa dan Budaya: Jurnal Himpunan Pengkaji Indonesia Seluruh Jepang ` Go Pp ]Y lS 2 '"8k

101

r : 4 27 8 4 : 0 6 7 :4 37 9 17 4 8 n c P

r n g p c yt

c n nc P

r c g p P

J g

u yt

o

r p g nc P

pr ) m jg py p P

o o p g o p lr

p l c P

p p l a g nc P

r ed c P

r yt u u

c P g P

p n P

J

r n a g o P

yt r p l o so

o P

( yt r nc P

) r n g yt c P

r n py p l

c P

r P

, ,) ( p

P

r p l P

r n o n c P

r jl r j

l c P

r P

Page 106: indonesia-gakkai.sakura.ne.jpindonesia-gakkai.sakura.ne.jp/wp/wp-content/uploads/2016/...Bahasa dan Budaya: Jurnal Himpunan Pengkaji Indonesia Seluruh Jepang ` Go Pp ]Y lS 2 '"8k

102

r t jl l P

r p - p P

r p o so o P

r --, ( y c P

( ) , -

P

, , ( P

, , P

p c r ( i pk l P

r nc P

r --, ( y c P

Page 107: indonesia-gakkai.sakura.ne.jpindonesia-gakkai.sakura.ne.jp/wp/wp-content/uploads/2016/...Bahasa dan Budaya: Jurnal Himpunan Pengkaji Indonesia Seluruh Jepang ` Go Pp ]Y lS 2 '"8k

103

S n Bahasa dan Budaya: Jurnal Himpunan Pengkaji Indonesia Seluruh Jepang

cP

r ) ( ) p p l a g

( m a g np l l gh g g

mcP

( r m a gP

0

. . )

. ) .

. .))

.)) .

I p 4 :5 7 gc

. (. )

“Pembelajaran aktif dalam kegiatan membaca”

(. ) (.

(. (.))

p n

(.)) ).

). . ) py

John Bowden AA

“Towards a history of Indonesian slang”

. ) . )

. ) . (

1

-. -.

-. -.))

p

Page 108: indonesia-gakkai.sakura.ne.jpindonesia-gakkai.sakura.ne.jp/wp/wp-content/uploads/2016/...Bahasa dan Budaya: Jurnal Himpunan Pengkaji Indonesia Seluruh Jepang ` Go Pp ]Y lS 2 '"8k

104

-.)) .

p S jl

. .)

.) . )

p 4 8Hpk l

. ) .

.

Page 109: indonesia-gakkai.sakura.ne.jpindonesia-gakkai.sakura.ne.jp/wp/wp-content/uploads/2016/...Bahasa dan Budaya: Jurnal Himpunan Pengkaji Indonesia Seluruh Jepang ` Go Pp ]Y lS 2 '"8k

Bahasa dan Budaya: Jurnal Himpunan Pengkaji Indonesia Seluruh Jepang

Himpunan Pengkaji Indonesia Seluruh Jepang

http://indonesia-gakkai.sakura.ne.jp/wp/ [email protected]

183-8534 3-11-1 Prof. Toru Aoyama c/o Indonesian Studies Program, Graduate School of Global Studies, Tokyo University of Foreign Studies 3-11-1 Asahi-cho, Fuchu-shi, Tokyo 183-8534, Japan

2016 4 27 ISSN: 1882-9848