Upload
irman-kurniawan
View
686
Download
11
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Summary of Indonesian Treasure of Culture from the Ancient Time
Citation preview
1. Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD)
• Tarian Tradisional : Tari Seudati (Tari Kelompok), Tari Saman Meuseukat (Tari
Kelompok).
• Latar Belakang :Tari Seudati pada mulanya tumbuh di Desa Gigieng, Kecamatan
Simpang Tiga, Kabupaten Pidie, yang dipimpin oleh Syeh Tam. Kemudian berkembang
ke desa Didoh, Kecamatan Mutiara, Kabupaten Pidie yang dipimpin oleh Syeh Ali
Didoh. Tari Seudati berasal dari Kabupaten Pidie. Seudati termasuk salah satu tari
tradisional Aceh yang dilestarikan dan kini menjadi kesenian pembinaan hingga ke
tingkat Sekolah Dasar.
• Gerak, Tepukan tangan ke dada dan pinggul, hentakan kaki ke tanah dan petikan jari.
Gerakan tersebut mengikuti irama dan tempo lagu yang dinyanyikan. Bebarapa gerakan
tersebut cukup dinamis dan lincah dengan penuh semangat
• Fungsi dan Peran Tari dalam Masyarakat, Penganjur Islam memanfaatkan tarian ini
sebagai media dakwah untuk mengembangkan ajaran agama Islam. Tarian ini cukup
berkembang di Aceh Utara, Pidie dan Aceh Timur. Tarian ini dibawakan dengan
mengisahkan pelbagai macam masalah yang terjadi agar masyarakat tahu bagaimana
memecahkan suatu persoalan secara bersama.
• Kostum, Busana tarian seudati terdiri dari celana panjang dan kaos oblong lengan
panjang yang ketat, keduanya berwarna putih; kain songket yang dililitkan sebatas paha
dan pinggang; rencong yang disisipkan di pinggang; tangkulok (ikat kepala) yang
berwarna merah yang diikatkan di kepala; dan sapu tangan yang berwarna. Busana
seragam ini hanya untuk pemain utamanya, sementara aneuk syahi tidak harus berbusana
seragam.
• Tata rias, penari dalam tarian ini tidak menggunakan riasan melainkan penampilan
hanya banyak ditekankan pada kostum dan asesoris penari.
• Sikap, Sikap tarian yang disajikan dalam tarian ini meliputi sikap gerakan yang
lincah berkesinambungan dan gagah yang melambangkan keberanian dan sifat ksatria.
• Alur Gerak, Jenis tarian ini tidak menggunakan alat musik, tetapi hanya membawakan
beberapa gerakan, seperti tepukan tangan ke dada dan pinggul, hentakan kaki ke tan
dan petikan jari. Gerakan tersebut mengikuti irama dan tempo lagu yang dinyanyikan.
Bebarapa gerakan tersebut cukup dinamis dan lincah dengan penuh semangat. Namun,
ada beberapa gerakan yang tampak kaku, tetapi sebenarnya memperlihatkan keperkasaan
dan kegagahan si penarinya. Selain itu, tepukan tangan ke dada dan perut mengesankan
kesombongan sekaligus sikap
2. Provinsi Sumatera Utara (SUMUT)
• Tarian Tradisional : Tari Se
• Latar Belakang, Tari Serampang Duabelas berkisah
yang muncul sejak pandangan pertama dan diakhiri dengan pernikahan yang direstui oleh
kedua orang tua sang dara dan
• Perkembangan, Tari Serampang Duabelas merupakan tarian tradisional Melayu yang
berkembang di bawah Kesultanan Serdang. Tarian ini diciptakan oleh Sauti pada tahun
1940-an dan digubah ulang oleh penciptanya antara tahun 1950
Serampang Duabelas, tarian ini bernama Tari Pulau Sari, sesuai dengan judul lagu yang
mengiringi tarian ini, yaitu lagu Pulau Sari.
penari dalam tarian ini tidak menggunakan riasan melainkan penampilan
hanya banyak ditekankan pada kostum dan asesoris penari.
Sikap tarian yang disajikan dalam tarian ini meliputi sikap gerakan yang
lincah berkesinambungan dan gagah yang melambangkan keberanian dan sifat ksatria.
Jenis tarian ini tidak menggunakan alat musik, tetapi hanya membawakan
beberapa gerakan, seperti tepukan tangan ke dada dan pinggul, hentakan kaki ke tan
dan petikan jari. Gerakan tersebut mengikuti irama dan tempo lagu yang dinyanyikan.
Bebarapa gerakan tersebut cukup dinamis dan lincah dengan penuh semangat. Namun,
ada beberapa gerakan yang tampak kaku, tetapi sebenarnya memperlihatkan keperkasaan
kegagahan si penarinya. Selain itu, tepukan tangan ke dada dan perut mengesankan
sikap kesatria.
(SUMUT)
Tari Serampang Dua Belas
Tari Serampang Duabelas berkisah tentang cinta suci dua anak manusia
yang muncul sejak pandangan pertama dan diakhiri dengan pernikahan yang direstui oleh
kedua orang tua sang dara dan teruna.
Tari Serampang Duabelas merupakan tarian tradisional Melayu yang
bawah Kesultanan Serdang. Tarian ini diciptakan oleh Sauti pada tahun
an dan digubah ulang oleh penciptanya antara tahun 1950-1960. Sebelum bernama
Serampang Duabelas, tarian ini bernama Tari Pulau Sari, sesuai dengan judul lagu yang
ini, yaitu lagu Pulau Sari.
penari dalam tarian ini tidak menggunakan riasan melainkan penampilan
Sikap tarian yang disajikan dalam tarian ini meliputi sikap gerakan yang terkesan
lincah berkesinambungan dan gagah yang melambangkan keberanian dan sifat ksatria.
Jenis tarian ini tidak menggunakan alat musik, tetapi hanya membawakan
beberapa gerakan, seperti tepukan tangan ke dada dan pinggul, hentakan kaki ke tanah
dan petikan jari. Gerakan tersebut mengikuti irama dan tempo lagu yang dinyanyikan.
Bebarapa gerakan tersebut cukup dinamis dan lincah dengan penuh semangat. Namun,
ada beberapa gerakan yang tampak kaku, tetapi sebenarnya memperlihatkan keperkasaan
kegagahan si penarinya. Selain itu, tepukan tangan ke dada dan perut mengesankan
tentang cinta suci dua anak manusia
yang muncul sejak pandangan pertama dan diakhiri dengan pernikahan yang direstui oleh
Tari Serampang Duabelas merupakan tarian tradisional Melayu yang
bawah Kesultanan Serdang. Tarian ini diciptakan oleh Sauti pada tahun
1960. Sebelum bernama
Serampang Duabelas, tarian ini bernama Tari Pulau Sari, sesuai dengan judul lagu yang
• Gerak, Sedangkan Tari Serampang Duabelas memiliki gerakan bertempo cepat seperti
Tari Serampang Laut. Berdasarkan hal tersebut, Tari Pulau Sari lebih tepat disebut Tari
Serampang Duabelas.
• Fungsi dan Peran Tari dalam Masyaraka
terutama jika dihadiri oleh tamu penting dari luar kota selalu terlihat sesi penyambutan
dengan menggunakan tarian. Khususnya tarian Melayu. Yang paling populer adalah tari
Serampang Dua Belas. Tarian tradisiona
dalamnya memiliki dua belas ragam gerakan.
• Kostum, kostum yang dikenakan pada tarian ini untuk pria, menggunakan baju khas
minang yakni dengan celana panjang yang dilingkupi dengan sarung adat motif minang.
Untuk penari wanita kostum yang digunakan adalah baju lengan panjang, rok panjang
yang diberikan beberapa ornament seperti sulaman kembang atau renda. Untuk warna
kostum pakaian pria dan wanita sengaja dibuat seragam.
• Tata rias, pada wanita yang digunakan adalah riasan wajah serupa yang digunakan pada
riasan pengantin, namun bedanya pada riasan sanggul diberikan tambahan kembang atau
ornament kupu-kupu.
• Sikap,sikaptarian yang nampak dominan pada tarian adalah
mengikuti alur musik.
• Alur Gerak, kecepatannya (2/4) digandakan, gerakan kaki yang melompat
lenggok badan serta tangan yang lincah persis seperti tarian Portugis.
• Keunikan, tarian ini dilakukan dengan musik yang sangat mirip dengan musik khas
eropa, yang ditandai dengan penggunaan accordion.
3. Provinsi Sumatera Barat (SUMBAR)
• Tarian Tradisional : Tari Piring
Sedangkan Tari Serampang Duabelas memiliki gerakan bertempo cepat seperti
Tari Serampang Laut. Berdasarkan hal tersebut, Tari Pulau Sari lebih tepat disebut Tari
Fungsi dan Peran Tari dalam Masyarakat, Setiap acara yang diadakan di Kota Medan,
terutama jika dihadiri oleh tamu penting dari luar kota selalu terlihat sesi penyambutan
dengan menggunakan tarian. Khususnya tarian Melayu. Yang paling populer adalah tari
Serampang Dua Belas. Tarian tradisional ini dinamakan Serampang Dua Belas karena di
dalamnya memiliki dua belas ragam gerakan.
kostum yang dikenakan pada tarian ini untuk pria, menggunakan baju khas
minang yakni dengan celana panjang yang dilingkupi dengan sarung adat motif minang.
tuk penari wanita kostum yang digunakan adalah baju lengan panjang, rok panjang
yang diberikan beberapa ornament seperti sulaman kembang atau renda. Untuk warna
kostum pakaian pria dan wanita sengaja dibuat seragam.
pada wanita yang digunakan adalah riasan wajah serupa yang digunakan pada
riasan pengantin, namun bedanya pada riasan sanggul diberikan tambahan kembang atau
sikaptarian yang nampak dominan pada tarian adalah sikap serempak dan
kecepatannya (2/4) digandakan, gerakan kaki yang melompat
lenggok badan serta tangan yang lincah persis seperti tarian Portugis.
tarian ini dilakukan dengan musik yang sangat mirip dengan musik khas
ropa, yang ditandai dengan penggunaan accordion.
(SUMBAR)
Tari Piring
Sedangkan Tari Serampang Duabelas memiliki gerakan bertempo cepat seperti
Tari Serampang Laut. Berdasarkan hal tersebut, Tari Pulau Sari lebih tepat disebut Tari
Setiap acara yang diadakan di Kota Medan,
terutama jika dihadiri oleh tamu penting dari luar kota selalu terlihat sesi penyambutan
dengan menggunakan tarian. Khususnya tarian Melayu. Yang paling populer adalah tari
l ini dinamakan Serampang Dua Belas karena di
kostum yang dikenakan pada tarian ini untuk pria, menggunakan baju khas
minang yakni dengan celana panjang yang dilingkupi dengan sarung adat motif minang.
tuk penari wanita kostum yang digunakan adalah baju lengan panjang, rok panjang
yang diberikan beberapa ornament seperti sulaman kembang atau renda. Untuk warna
pada wanita yang digunakan adalah riasan wajah serupa yang digunakan pada
riasan pengantin, namun bedanya pada riasan sanggul diberikan tambahan kembang atau
sikap serempak dan
kecepatannya (2/4) digandakan, gerakan kaki yang melompat-lompat dan
tarian ini dilakukan dengan musik yang sangat mirip dengan musik khas
• Latar Belakang, Pada awalnya kegunaan tari piring di daerah Minangkabau, belum
seperti kegunaan pada saat ini, yang dimana pada awalnya kegunaan tari piring ini
digunakan oleh Minangkabau pada saat musim panen tiba, yang dimana tari piring ini
digunakan oleh masayarakat Minangkabau pada saat itu bertujuan untuk memberikan
ucapan syukur kepada dewi padi, yang dimana telah memberi hasil panen yang melimpah
kepada masyarakat Minangkabau. Selain itu, pada zaman itu juga, tari piring ini
digerakan atau dipentaskan oleh para pemuda-pemudi masyrakat Minangkabau.
• Perkembangan, seiring dengan masuknya dan terbentuknya kerajaan-kerajaan yang
terjadi pada daerah Minangkabau, seiring itu pula kegunaan dan tujuan dari tari piring ini
pun berubah. Dimana pada zaman kerajaan di Minangkabau, tari piring ini digunakan
oleh masyarakat Minangkabau sebagai alat untuk memberikan rasa penghormatan kepada
para anggota kerajaan, terutama kepada raja yang memimpin pada saat itu. Tetapi, tari
piring pada zaman ini juga digunakan pada saat tamu-tamu agung kerajaan datang.
Setelah majunya dan juga telah bersatunya segala masyarakat-masyarakat yang
ada di Negara ini dan terutama di daerah Minangkabau atau di zaman yang telah modern
ini, tari piring ini masih juga dipergunakan oleh masyrakat Minangkabau, namun tujuan
dari kegunaan tari piring ini juga pun ikut berubah walaupun fungsinya tetap sama pada
zaman dulu. Dimana pada saat ini masyarakat Minangkabau mempergunakan atau
mempestakan Tari Piring pada saat adanya suatu pesta pernikahan atau perkawinan yang
terjadi di daerah Minangkabau (masyarakat-masyarakat keturunan minangkabau). Yang
dimana pada saat ini fungsi dari Tari Piring ini tetap sama dengan fungsi dari Tari Piring
sebelumnya, namun bedanya pada zaman dulu Tari Piring ini berfungsi untuk
memberikan rasa pujian terhadap para raja, namun pada saat ini yang dianggap raja
dalam kegunaan Tari Piring ini adalah kedua mempelai yang sedang menikah. Selain
dipentaskan pada saat suatu acara pernikahan, Tari Piring pada saat ini juga dipentaskan
pada saat ada suatu tamu agung yang datang ke daerah Sumatera Barat.
• Gerak, gerak penari terdiri dari beberapa komponen yakni lompatan, lambaian lengan
dan gerak melingkar.
• Fungsi dan Peran Tari dalam Masyarakat, digunakan untuk penyambutan tamu-tamu
seperti pejabat pemerintahan dan tamu warga Negara asing (Wisatawan)
• Kostum,sangat kental akan nuansa minang, selain pakaian yang bermotifkan khas
minangkabau para penari wanita pada tarian ini juga menggunakan penutup kepala yang
berbentuk seperti corong di kedua ujungnya
• Tata rias, baik pria maupun wanita pada tarian ini
• Sikap, sikap tarian yang Nampak dominan dalam tarian ini adalah kelenturan, dan
kelincahan dalam menggerakkan badan yang harus memperhatikan keseimbangan tubuh
dan kestabilan piring yang
• Alur Gerak,alur gerak yang digunakan adalah alur lompatan dan gerak yang lentur serta
penuh konsentrasi
• Keunikan, menggunakan instrument piring dalam tariannya dimana penari harus
senantiasa menjaga keseimbangan tubuh selama melakukan tarian
4. Provinsi Riau Ibukota nya
• Tarian Tradisional : Tari Tandak
• Latar Belakang :Pada awalnya puak Melayu tidak mengenal istilah 'tari' tetapi yang
dikenal adalah istilah 'tandak', dimana dalam majlis keramaian di kampung mereka
biasanya akan 'bertandak'. Lama
‘tari’. Halmana juga terjadi pada puak
misalnya ‘Ronggeng’ di Deli, Betawi dan Pasundan, 'Tayub' dan 'Joged' di Jawa dan Bali,
'Lenso' di Maluku dan Menado (Sulawe
• Perkembangan, Tari Tanduak (Tandak) pada dasarnya adalah suatu kesenian dan
budaya melayu yang mengandung unsur
angat kental akan nuansa minang, selain pakaian yang bermotifkan khas
minangkabau para penari wanita pada tarian ini juga menggunakan penutup kepala yang
berbentuk seperti corong di kedua ujungnya
baik pria maupun wanita pada tarian ini menggunakan riasan minimalis.
sikap tarian yang Nampak dominan dalam tarian ini adalah kelenturan, dan
kelincahan dalam menggerakkan badan yang harus memperhatikan keseimbangan tubuh
dan kestabilan piring yang sementara digenggam.
erak yang digunakan adalah alur lompatan dan gerak yang lentur serta
menggunakan instrument piring dalam tariannya dimana penari harus
senantiasa menjaga keseimbangan tubuh selama melakukan tarian.
Ibukota nya adalah Pekan Baru
Tari Tandak
Pada awalnya puak Melayu tidak mengenal istilah 'tari' tetapi yang
dikenal adalah istilah 'tandak', dimana dalam majlis keramaian di kampung mereka
biasanya akan 'bertandak'. Lama-lama istilah ‘tandak’ menghilang diganti oleh istilah
‘tari’. Halmana juga terjadi pada puak-puak Melayu di kepulauan Nusantara lainnya,
misalnya ‘Ronggeng’ di Deli, Betawi dan Pasundan, 'Tayub' dan 'Joged' di Jawa dan Bali,
'Lenso' di Maluku dan Menado (Sulawesi Utara).
Tari Tanduak (Tandak) pada dasarnya adalah suatu kesenian dan
budaya melayu yang mengandung unsur yang syarat akan nuansa kebersamaan dan
angat kental akan nuansa minang, selain pakaian yang bermotifkan khas
minangkabau para penari wanita pada tarian ini juga menggunakan penutup kepala yang
menggunakan riasan minimalis.
sikap tarian yang Nampak dominan dalam tarian ini adalah kelenturan, dan
kelincahan dalam menggerakkan badan yang harus memperhatikan keseimbangan tubuh
erak yang digunakan adalah alur lompatan dan gerak yang lentur serta
menggunakan instrument piring dalam tariannya dimana penari harus
Pada awalnya puak Melayu tidak mengenal istilah 'tari' tetapi yang
dikenal adalah istilah 'tandak', dimana dalam majlis keramaian di kampung mereka
istilah ‘tandak’ menghilang diganti oleh istilah
puak Melayu di kepulauan Nusantara lainnya,
misalnya ‘Ronggeng’ di Deli, Betawi dan Pasundan, 'Tayub' dan 'Joged' di Jawa dan Bali,
Tari Tanduak (Tandak) pada dasarnya adalah suatu kesenian dan
yang syarat akan nuansa kebersamaan dan
kesahajaan para awalnya hanya digunakan sebagai media pergaulan para muda-mudi
namun seiring perkembangannya tarian ini mulai digunakan sebagai tarian penyambutan
tamu atau pejabat pemerintahan.
• Gerak,gerakan yang dominan dalam tarian ini adalah gerak berjalan secara
melingkaroleh para penari yang berbaris membentuk suatu lingkaran
• Fungsi dan Peran Tari dalam Masyarakat,sebagai media pergaulan dan tarian untuk
menyambut tamu dalam upacara adat.
• Kostum, kostum yang digunakan meliputi ikat kepala dan sarung adat bermotif khas
melayu. Pada penari pria kain sarung yang digunkaan dipadukan dengan celana panjang
• Sikap, sikap tarian yang digunakan dalam tarian ini adalah sikap ceria dan riang, hal ini
bisa dilihat dari gerakan tarian tarian didominasi oleh lompatan, gerkaan maju beriringan
serta tepukan tangan.
• Alur Gerak, melingkar
• Keunikan, penari tidak melakukan gerakan yang terlalu rumit seperti pada gerakan tarian
adat nusantara lainnya, melainkan hanya beberapa gerakan variasi tangan sederhana dan
bergerak berjalan secara melingkar mengikuti barisan bundar.
5. Provinsi Kepulauan Riau
• Tarian Tradisional, Tari melemang
• Latar Belakang,konon telah ada sejak zaman kerajaan Bentan. Ini artinya bahwa tarian
tersebut sudah dikenal sejak abad ke-12. Konon, pada waktu itu, melemang bukan
termasuk tarian konsumsi rakyat, tetapi tarian istana. Para penarinya pun bukan rakyat
biasa, tetapi para dayang yang berasal dari sekitar istana, termasuk daerah yang disebut
sebagai Tanjungpisau Penaga. Tarian ini dipersembahkan ketika Sang Raja sedang
beristirahat.
• Perkembangan,dahuku kala hanya digunakan sebagai hiburan dalam upacara pernikahan
namun, sekarang jarang sekali (kalau tidak dapat dikatakan tidak pernah lagi) tampil
dalam upacara itu. Biasanya, kesenian ini hanya tampil pada acara-acara tertentu (festival
seni-budaya yang diselenggarakan oleh pemerintah setempat atau lembaga-lembaga yang
bergerak dalam bidang kebudayaan, baik pemerintah maupun swasta).
• Gerak,kostum yang dikenakan adalah teluk belanga dan baju kurung yang disesuaikan
dengan perannya. (pepeng)
• Fungsi dan Peran Tari dalam Masyarakat,sering dipertunjukkan dalam rangka
memeriahkan upacara perkawinan, dan penyambutan tamu.
• Kostum,kostum yang dikenakan adalah teluk belanga dan baju kurung yang disesuaikan
dengan perannya. (pepeng)
• Tata rias,menggunakan asesoris menyerupai bentuk kembang dan bungai rampai pada
bagian sanggul penari wanita.
• Sikap, sikap tarian yang dapat diamati dari tarian ini adalah sigap dan luwes dalam setiap
gerakan, hal ini bisa diketahui dari banyaknya gerak tangan yang syarat akan kelenturan
dan sesuai dengan tempo music
• Alur Gerak,kecepatannya (1/4) digandakan, gerakan kaki yang melompat-lompat dan
lenggok badan serta tangan yang lincah
• Keunikan,Setiap pementasan para penari mempertunjukkan kecakapannya dengan
mengambil sesuatu (sapu tangan, uang receh, dan lain sebagainya) dengan cara
melemang (berdiri sambil membongkokkan badan ke arah belakang). Oleh karena itu,
tarian ini disebut sebagai melemang. Di Tanjungpisau tarian ini lebih dikenal dengan
Melemang Penaga atau Tari Melemang Bintan Penaga.
6. Provinsi Jambi Ibukota nya adalah
sebagai ungkapan rasa putih hati dalam menyambut tamu, dan ditarikan oleh penari
remaja putri.
• Perkembangan, Tari Sekapur Sirih adalah tari Persembahan Jambi yang ditata oleh
Firdaus Chatab 1962 namun sei
penyambutan tamu atau upacara pernikahan
• Gerak, gerak hormat dan lompat
• Fungsi dan Peran Tari dalam Masyarakat
Selamat Datang . Kepada Tamu
• Kostum, baju kurung /adat Jambi
• Tata rias, penari diberi riasan wajah yang cerah agar terlihat cantik dan ceria
• Sikap, sikap ceria dan syukur
• Alur Gerak, Diagonal
• Keunikan, Keagungan dalam gerak yang lembut dan halus menyatu dengan iringan
musik serta syair yang ditujukan bagi para tamu. Menyambut dengan hati yang putih
muka yang jernih menunjukkan keramahtamahan bagi tetamu yang dihormati.
Ibukota nya adalah Jambi
• Tarian Tradisional
Sirih,
• Latar Belakang, Tari ini diciptakan
oleh Firdaus Chatab pada tahun 1962,
kemudian ditata ulang oleh OK Hendri
BBA pada tahun 1967. tari
untuk menyambut tamu yang dihormati
sebagai ungkapan rasa putih hati dalam menyambut tamu, dan ditarikan oleh penari
Tari Sekapur Sirih adalah tari Persembahan Jambi yang ditata oleh
Firdaus Chatab 1962 namun seiring perkembangan zaman tari ini mulai digunakan untuk
penyambutan tamu atau upacara pernikahan
gerak hormat dan lompat
Fungsi dan Peran Tari dalam MasyarakatTarian Sekapur sirih merupakan tarian
Selamat Datang . Kepada Tamu-tamu besar di Propinsi Jambi
baju kurung /adat Jambi
penari diberi riasan wajah yang cerah agar terlihat cantik dan ceria
sikap ceria dan syukur
, Keagungan dalam gerak yang lembut dan halus menyatu dengan iringan
serta syair yang ditujukan bagi para tamu. Menyambut dengan hati yang putih
muka yang jernih menunjukkan keramahtamahan bagi tetamu yang dihormati.
Tarian Tradisional : Tari Sekapur
Tari ini diciptakan
oleh Firdaus Chatab pada tahun 1962,
kemudian ditata ulang oleh OK Hendri
BBA pada tahun 1967. tari ini digunakan
untuk menyambut tamu yang dihormati
sebagai ungkapan rasa putih hati dalam menyambut tamu, dan ditarikan oleh penari
Tari Sekapur Sirih adalah tari Persembahan Jambi yang ditata oleh
ring perkembangan zaman tari ini mulai digunakan untuk
Tarian Sekapur sirih merupakan tarian
penari diberi riasan wajah yang cerah agar terlihat cantik dan ceria
, Keagungan dalam gerak yang lembut dan halus menyatu dengan iringan
serta syair yang ditujukan bagi para tamu. Menyambut dengan hati yang putih
muka yang jernih menunjukkan keramahtamahan bagi tetamu yang dihormati.
7. Provinsi Sumatera Selatan
• Tarian Tradisional, Tari Tanggai
• Latar Belakang, Tari tradisional ini berasal dari masa kerajaan Sriwijaya. Tarian yang
khas ini mencerminkan sikap tuan rumah yang ramah, gembira dan bahagia, tulus dan
terbuka terhadap tamu yang istimewa itu.
• Perkembangan, Tarian digelarkan 9 penari muda dan cantik
Aesan Gede, Selendang Mantri, paksangkong, Dodot dan Tanggai. Mereka merupakan
penari inti yang dikawal dua penari lainnya membawa payung dan tombak. Sedang di
belakang sekali adalah penyanyi Gending Sriwijaya. Namun saat ini peran pe
musik pengiring ini sudah lebih banyak digantikan tape recorder.
• Gerak, gerakan melompat, berputar sembari diiringi gerakan tangan yang luwes
mendominasi pada tarian ini
• Fungsi dan Peran Tari dalam Masyarakat
• Kostum, busana tradisional khas Palembang
• Tata rias,Tari Tanggai sering dipergunakan dalam acara pernikahan masyarakat
Sumatera Selatan, acara-acara resmi organisasi dan pergelaran seni di sekolah
• Sikap, Kelenturan gerak dan lentiknya jemari penari
• Alur Gerak, diagonal
• Keunikan, Perpaduan gerak gemulai penari dengan harmoni lagu pengiring yang
berjudul enam bersaudara melambangkan keharmonisan hidup masyarakat Palembang
(SUMSEL)
, Tari Tanggai
Tari tradisional ini berasal dari masa kerajaan Sriwijaya. Tarian yang
khas ini mencerminkan sikap tuan rumah yang ramah, gembira dan bahagia, tulus dan
terbuka terhadap tamu yang istimewa itu.
Tarian digelarkan 9 penari muda dan cantik-cantik yang berbusana Adat
, Selendang Mantri, paksangkong, Dodot dan Tanggai. Mereka merupakan
penari inti yang dikawal dua penari lainnya membawa payung dan tombak. Sedang di
belakang sekali adalah penyanyi Gending Sriwijaya. Namun saat ini peran pe
musik pengiring ini sudah lebih banyak digantikan tape recorder.
gerakan melompat, berputar sembari diiringi gerakan tangan yang luwes
mendominasi pada tarian ini
Fungsi dan Peran Tari dalam Masyarakat,untuk menyambut tamu
busana tradisional khas Palembang
Tari Tanggai sering dipergunakan dalam acara pernikahan masyarakat
acara resmi organisasi dan pergelaran seni di sekolah
Kelenturan gerak dan lentiknya jemari penari
Perpaduan gerak gemulai penari dengan harmoni lagu pengiring yang
berjudul enam bersaudara melambangkan keharmonisan hidup masyarakat Palembang
Tari tradisional ini berasal dari masa kerajaan Sriwijaya. Tarian yang
khas ini mencerminkan sikap tuan rumah yang ramah, gembira dan bahagia, tulus dan
k yang berbusana Adat
, Selendang Mantri, paksangkong, Dodot dan Tanggai. Mereka merupakan
penari inti yang dikawal dua penari lainnya membawa payung dan tombak. Sedang di
belakang sekali adalah penyanyi Gending Sriwijaya. Namun saat ini peran penyanyi dan
gerakan melompat, berputar sembari diiringi gerakan tangan yang luwes
Tari Tanggai sering dipergunakan dalam acara pernikahan masyarakat
acara resmi organisasi dan pergelaran seni di sekolah-sekolah.
Perpaduan gerak gemulai penari dengan harmoni lagu pengiring yang
berjudul enam bersaudara melambangkan keharmonisan hidup masyarakat Palembang.
8. Provinsi Bangka Belitung (BABEL)
• Tarian Tradisional : Tari
• Latar Belakang, merupakan tarian dari daerah Bangka
keceriaan bujang dan dayang di Kepulauan Bangka Belitung. Tarian ini biasanya
dibawakan setelah panen padi atau sepulang dari ume (kebun).
• Perkembangan, Tarian ini berkembang pada masa pendudukan bangsa Portugis di
Bangka Belitung. Hal ini bisa dilihat dari beberapa ragam pada tari Campak antara lain
akordion dan pakaian pada penari perempuan yang sangat kental dengan gaya Eropa.
• Gerak, gerak tangan melambai dengan jemari yang lentik
• Fungsi dan Peran Tari dalam Masyarakat
padi atau sepulang dari ume (kebun).
• Kostum, penari mengenakan kostum berwarna kuning dan merah serta menggunakan
asesoris selendang
• Tata rias, tidak menggunakan tata rias make up wajah yang meriah melainkan hanya
menggunakan warna cerah pada wajah dan asesoris bunga pada rambut penari.
• Sikap, sikap tarian yang terlihat adalah keceriaan yang ditandi dengan gerakan melompat
yang mengikuti irama instrument musik
• Alur Gerak, melingkar
• Keunikan, keunikan yang digunakan para penari tarian ini cenderung mirip dengan
pakaian bangsa portugis pada saat menjajah nusantara yang membedakan cuman warna
pakaian penari lebih menggunakan warna terang s
(BABEL) Ibukota nya adalahPangkal Pinang
: Tari Campak
merupakan tarian dari daerah Bangka-Belitung yang menggambarkan
keceriaan bujang dan dayang di Kepulauan Bangka Belitung. Tarian ini biasanya
dibawakan setelah panen padi atau sepulang dari ume (kebun).
Tarian ini berkembang pada masa pendudukan bangsa Portugis di
Bangka Belitung. Hal ini bisa dilihat dari beberapa ragam pada tari Campak antara lain
akordion dan pakaian pada penari perempuan yang sangat kental dengan gaya Eropa.
tangan melambai dengan jemari yang lentik
Fungsi dan Peran Tari dalam MasyarakatTarian ini biasanya dibawakan setelah panen
padi atau sepulang dari ume (kebun).
penari mengenakan kostum berwarna kuning dan merah serta menggunakan
tidak menggunakan tata rias make up wajah yang meriah melainkan hanya
menggunakan warna cerah pada wajah dan asesoris bunga pada rambut penari.
sikap tarian yang terlihat adalah keceriaan yang ditandi dengan gerakan melompat
ti irama instrument musik
keunikan yang digunakan para penari tarian ini cenderung mirip dengan
pakaian bangsa portugis pada saat menjajah nusantara yang membedakan cuman warna
menggunakan warna terang seperti hijau dan kuning
Belitung yang menggambarkan
keceriaan bujang dan dayang di Kepulauan Bangka Belitung. Tarian ini biasanya
Tarian ini berkembang pada masa pendudukan bangsa Portugis di
Bangka Belitung. Hal ini bisa dilihat dari beberapa ragam pada tari Campak antara lain
akordion dan pakaian pada penari perempuan yang sangat kental dengan gaya Eropa.
Tarian ini biasanya dibawakan setelah panen
penari mengenakan kostum berwarna kuning dan merah serta menggunakan
tidak menggunakan tata rias make up wajah yang meriah melainkan hanya
menggunakan warna cerah pada wajah dan asesoris bunga pada rambut penari.
sikap tarian yang terlihat adalah keceriaan yang ditandi dengan gerakan melompat
keunikan yang digunakan para penari tarian ini cenderung mirip dengan
pakaian bangsa portugis pada saat menjajah nusantara yang membedakan cuman warna
eperti hijau dan kuning.
9. Provinsi Bengkulu
• Tarian Tradisional : Tari
• Latar Belakang, Tari Penyambutan adalah Tari Kreasi Baru yang diatur sedekat
mungkin dengan Tari Kejai. Terinspirasi oleh tari Kejai karena Suku Rejang sendiri
jaman dahulu tidak mempunyai Tari Penyambutan, di jaman dahulu penyambutan tamu
dilakukan dengan upacara adat. Tari Kejai adalah tarian sakral dan agung, sehingga
sangat pantas untuk di persembahkan untuk Penyambutan Tamu, seperti Pejabat Tinggi
Negara, Menteri, Bupati yang berkunjung ke Tanah Rejang, atau pada even
yang bersifat ceremonial.
• Perkembangan, pada zaman dahulu digunakan sebagai penyambutan pejabat kerajaan
namun dewasa ini mulai digunakan untuk upacara perkawinan serta hiburan pada fe
adat Bengkulu.
• Gerak, Gerakan Sembah (Penghormatan) :
� Sembah Tari : Tangan diangkat diatas bahu
� Sembah Tamu : Tangan diangkat diatas dada
� Penyerah Siri setengah jongkok dan setengah berdiri pada saat berada diluar rumah
� Khusus busana yang menyerahka
renda penutup dada
• Fungsi dan Peran Tari dalam Masyarakat
khusus dalam penyambutan tamu pejabat Negara.
• Kostum, menggunakan baju tradisional khas bengkulu
• Tata rias, penari menggunakan hiasan kepala seperti mahkota berwarna keemasan
: Tari Penyambutan
Tari Penyambutan adalah Tari Kreasi Baru yang diatur sedekat
mungkin dengan Tari Kejai. Terinspirasi oleh tari Kejai karena Suku Rejang sendiri
jaman dahulu tidak mempunyai Tari Penyambutan, di jaman dahulu penyambutan tamu
dilakukan dengan upacara adat. Tari Kejai adalah tarian sakral dan agung, sehingga
sangat pantas untuk di persembahkan untuk Penyambutan Tamu, seperti Pejabat Tinggi
nteri, Bupati yang berkunjung ke Tanah Rejang, atau pada even
yang bersifat ceremonial.
pada zaman dahulu digunakan sebagai penyambutan pejabat kerajaan
namun dewasa ini mulai digunakan untuk upacara perkawinan serta hiburan pada fe
, Gerakan Sembah (Penghormatan) :
Sembah Tari : Tangan diangkat diatas bahu
Sembah Tamu : Tangan diangkat diatas dada
Penyerah Siri setengah jongkok dan setengah berdiri pada saat berada diluar rumah
Khusus busana yang menyerahkan siri ( wanita ) mengenakan pakaian / baju kurung /
Fungsi dan Peran Tari dalam Masyarakat, sebagai pertunjukan seni dan rangkaian
khusus dalam penyambutan tamu pejabat Negara.
menggunakan baju tradisional khas bengkulu
penari menggunakan hiasan kepala seperti mahkota berwarna keemasan
Tari Penyambutan adalah Tari Kreasi Baru yang diatur sedekat
mungkin dengan Tari Kejai. Terinspirasi oleh tari Kejai karena Suku Rejang sendiri
jaman dahulu tidak mempunyai Tari Penyambutan, di jaman dahulu penyambutan tamu
dilakukan dengan upacara adat. Tari Kejai adalah tarian sakral dan agung, sehingga
sangat pantas untuk di persembahkan untuk Penyambutan Tamu, seperti Pejabat Tinggi
nteri, Bupati yang berkunjung ke Tanah Rejang, atau pada even-even lain
pada zaman dahulu digunakan sebagai penyambutan pejabat kerajaan
namun dewasa ini mulai digunakan untuk upacara perkawinan serta hiburan pada festival
Penyerah Siri setengah jongkok dan setengah berdiri pada saat berada diluar rumah
n siri ( wanita ) mengenakan pakaian / baju kurung /
sebagai pertunjukan seni dan rangkaian
penari menggunakan hiasan kepala seperti mahkota berwarna keemasan
• Sikap, sikappenghormatan banyak mengisi tarian ini
• Alur Gerak, horizontal
• Keunikan, keunikan terdapat pada irama music accordion yang mengiringi tarian ini dan
para penari diharuskan menari sambil menjaga keseimbangan nampan yang dibawanya
10. Tari Sanghyang Jaran Bali
Tari Sanghyang Jaran ditarikan oleh seorang pria atau seorang pemangku yang
mengendarai sebuah kuda-kudaan yang terbuat dari pelepah daun kelapa. Penarinya kerasukan
roh kuda tunggangan dewata dari kahyangan, diiringi dengan nyanyian paduan suara yang
melagukan Gending Sanghyang, berkeliling sambil memejamkan mata, berjalan dan berlari-
kecil dengan kaki telanjang, menginjak-injak bara api batok kelapa yang dihamparkan di
tengah arena. Tari ini diselenggarakan pada saat-saat prihatin, misalnya terjadi wabah penyakit
atau kejadian lain yang meresahkan masyarakat. Tari Sanghyang Jaran yang terlihat
menggunakan jambot terbuat dari daun ambu.
11. Tari Topeng DKI Jakarta
w.L. Ritter dan E. Hardouin dalam buku-bukunya yang dicetak tahun 1872 menyebut
bahwa di Jakarta dan sekitarnya (Batavia en Ommelanden) ada suatu permainan yang popular
yang disebut "Klein Maskerspel" yaitu suatu straatvertoningen (tontonan jalanan ) yang diduga
berasal dari Topeng Babakan Cirebon.
11. Tari Ronggeng buyung Maluku
Ronggeng buyung sebenarnya masih dalam koridor terminologi ronggeng secara
umum, yakni sebuah bentuk kesenian tradisional dengan tampilan seorang atau lebih
penari. Biasanya dilengkapi dengan gamelan dan nyanyian atau kawih pengiring. Penari
utamanya adalah seorang perempuan yang dilengkapi dengan sebuah selendang. Fungsi
selendang, selain untuk kelengkapan dalam menari, juga dapat digunakan untuk
"menggaet" lawan (biasanya laki-laki) untuk menari bersama dengan cara mengalungkan
ke lehernya.
12. Tari klana raja yogyakarta
Salah satu tari tunggal Gaya Yogyakarta yang lahir di lingkungan istana, sering
ditampilkan sebagai seni pertunjukan tersendiri yang klasik. Disebut Klana Raja karena figur
Raja adalah manifestasi penguasaan mayapada dan alam astral yang hadir. Sebutan ”Klana”
adalah bagi tokoh besar pengelana yang datang dari luar, yang dapat pula berkonotasi pada
manusia-manusia yang suka mengikuti imajinasi terhadap hal-hal yang besar, cita-cita
tinggi,yang kadang-kadang berasosiasi pada romantisme suatu ke” gandrungan ” yang tidak
mesti bersifat erotis atau cenderung seks, melainkan pada idealisme yang estetis. Ada suatu
kegagahan dalam pengejawantahan.
Motif hiasan kepada klana Raja adalah”tropong”, seperti yang dipakai oleh Prabu
Baladewa- Suteja yang terasa paling agung di antara hiasan kepala raja jenis lainnya, seperti
”songkok ”Duryudana yang masih dimungkinkan dipakai. Sedangkan ketu Narpati
Basukarna, ”keling” Wibisana kurang lazim dikenakan. Berbeda dengan wayang pada
umumnya, penari klana menam
dibandingkan dengan penggunaan sampur pinggang.
16. JAMBI ( Tari Selampir Delapan
Tari selampit delapan
Jambi. Tari ini pertama kali diperkenalkan oleh M. Ceylon ketika bertugas pada Dinas
Kebudayaan Provinsi Jambi pada tahun 1970
Juli 1941 ini memiliki bakat yang lu
tari. Sebagai pribadi yang baik, ramah, dan enerjik membuat dia mudah beradaptasi
dengan budaya dan lingkungan setempat. Aktivitasnya yang lebih banyak bergulat
dalam bidang kebudayaan menjadikan dirinya berhas
dari pergaulan masyarakat yang kemudian diolah menjadi sebuah karya seni bernama
Tari Selampit Delapan. Dalam perkembangannya, tari tersebut kemudian ditetapkan
menjadi salah satu tarian khas Provinsi Jambi.
17. KEP. BANGKA BELITUNG
umumnya, penari klana menambah sampurnya melingkar di leher, yang banyak berfungsi
dibandingkan dengan penggunaan sampur pinggang.
Tari Selampir Delapan )
Tari selampit delapan merupakan tari tradisional yang berasal dari Provinsi
Jambi. Tari ini pertama kali diperkenalkan oleh M. Ceylon ketika bertugas pada Dinas
Kebudayaan Provinsi Jambi pada tahun 1970-an. Pria kelahiran Padang Sidempuan 7
Juli 1941 ini memiliki bakat yang luar biasa dalam bidang kesenian, terutama seni
tari. Sebagai pribadi yang baik, ramah, dan enerjik membuat dia mudah beradaptasi
dengan budaya dan lingkungan setempat. Aktivitasnya yang lebih banyak bergulat
dalam bidang kebudayaan menjadikan dirinya berhasil menangkap pesan terdalam
dari pergaulan masyarakat yang kemudian diolah menjadi sebuah karya seni bernama
Tari Selampit Delapan. Dalam perkembangannya, tari tersebut kemudian ditetapkan
menjadi salah satu tarian khas Provinsi Jambi.
KEP. BANGKA BELITUNG (Tarian Campak)
bah sampurnya melingkar di leher, yang banyak berfungsi
merupakan tari tradisional yang berasal dari Provinsi
Jambi. Tari ini pertama kali diperkenalkan oleh M. Ceylon ketika bertugas pada Dinas
an. Pria kelahiran Padang Sidempuan 7
ar biasa dalam bidang kesenian, terutama seni
tari. Sebagai pribadi yang baik, ramah, dan enerjik membuat dia mudah beradaptasi
dengan budaya dan lingkungan setempat. Aktivitasnya yang lebih banyak bergulat
il menangkap pesan terdalam
dari pergaulan masyarakat yang kemudian diolah menjadi sebuah karya seni bernama
Tari Selampit Delapan. Dalam perkembangannya, tari tersebut kemudian ditetapkan
Tari Campak,Tari Keceriaan Bujang Dayang Bangka | Budaya Bangka – Tari
campak merupakan tarian dari daerah bangka belitung yang mengambarkan keceriaan
bujang dan dayang di kepulauan bangka belitung, tarian ini biasanya dibawakan setelah
panen padi atau sepulang dari ume (kebun)
Tari ini digunakan juga sebagai hiburan dalam berbagai kegiatan seperti
penyambutan tamu atau pada pesta pernikahan di Bangka Belitung. Tarian ini
berkembang pada masa pendudukan bangsa Portugis di Bangka Belitung. Hal ini bisa
dilihat dari beberapa ragam pada tari Campak antara lain akordion dan pakaian pada
penari perempuan yang sangat kental dengan gaya eropa, Tari Campak,Tari Keceriaan
Bujang Dayang Bangka | Budaya Bangka
Walaupun mendapat pengaruh dari budaya Eropa, tari campak Bangka Belitung
tetap merupakan tari tradisional karena memiliki nilai-nilai budaya lokal yang
dipertahankan. Tari campak biasanya dibawakan untuk merayakan waktu musim panen
padi. Selain itu tari yang penuh keceriaan sering dibawakan para muda mudi sepulangnya
dari ume atau kebun. Dalam perkembangannya tari campak juga dipertunjukan dalam
pesta-pesta adat seperti penyambutan tamu dan pernikahan.
18. KEP. RIAU (Tarian Melemang (Kepri))
Tarian melemang konon telah ada sejak zaman kerajaan Bentan. Ini artinya bahwa tarian
tersebut sudah dikenal sejak abad ke-12. Konon, pada waktu itu, melemang bukan termasuk
tarian konsumsi rakyat, tetapi tarian istana. Para penarinya pun bukan rakyat biasa, tetapi
para dayang yang berasal dari sekitar istana, termasuk daerah yang disebut sebagai
Tanjungpisau Penaga. Tarian ini dipersembahkan ketika Sang Raja sedang beristirahat.
Setiap pementasan para penari mempertunjukkan kecakapannya dengan mengambil
sesuatu (sapu tangan, uang receh, dan lain sebagainya) dengan cara melemang (berdiri
sambil membongkokkan badan ke arah belakang). Oleh karena itu, tarian ini disebut sebagai
melemang. Di Tanjung pisau tarian ini lebih dikenal dengan Melemang Penaga atau Tari
Melemang Bintan Penaga.
Sesuai dengan tujuannya yang tidak lain adalah menghibur raja, maka kesenian yang
memadukan unsur tari, musik dan nyanyi ini mengisahkan tentang kehidupan seorang raja di
sebuah kerajaan. Oleh karena itu, ada yang berperan sebagai raja, permaisuri, puteri,
dayang-dayang dan lain sebagainya.
Kerajaan yang disebut sebagai Bentan memang sudah lama runtuh. Namun demikian,
tarian yang pernah hidup di zamannya bukan berarti terkubur bersamanya. Tarian itu kini
masih tetap hidup di Tanjungpisau Penaga (Bintan) dan malahan menyebar ke Daik-Lingga.
Dengan kata lain, tarian yang pada mulanya hanya berada di lingkungan istana ini, dewasa
ini telah menjadi milik rakyat kebanyakan, dengan durasi pementasan sekitar satu jam.
Pada masa lampau, tarian ini sering dipertunjukkan dalam rangka memeriahkan upacara
perkawinan. Namun, sekarang jarang sekali (kalau tidak dapat dikatakan tidak pernah lagi)
tampil dalam upacara itu. Biasanya, kesenian ini hanya tampil pada acara-acara tertentu
(festival seni-budaya yang diselenggarakan oleh pemerintah setempat atau lembaga-lembaga
yang bergerak dalam bidang kebudayaan, baik pemerintah maupun swasta).
19. BANTEN (Tari Cokek )
Tari Cokek adalah seni pertunjukan yang berkembang pada abad ke 19 M di Kabupaten
Tangerang, Propinsi Banten. Tarian ini dimainkan oleh sepuluh orang penari wanita, dan
tujuh orang laki-laki pemegang
musik gamang kromong merupakan hasil kombinasi suara yang ditimbulkan oleh rebab dua
dawai, suling, kempul, gong, kendang dan kecrek.
Sejarah munculnya Tari Cokek berawal dari adanya pentas hiburan yang diadakan oleh
para tuan tanah Tionghoa yang tinggal di
yang merupakan salah satu tuan tanah di Tangerang, mempersembahkan tiga orang penari
sebagai wujud partisipasinya dalam pesta hiburan rakyat itu. Pada awalnya, dia menyisipkan
tarian para gadis cantik tersebut
pertunjukan tambahan itulah, kemudian para penari ini menjadi terkenal dan berdiri sendiri
sebagai kelompok penari yang kemudian tariannya dinamakan Tari Cokek. Kata “cokek”
diambil dari tuan tanah yang be
pertunjukan tarian ini.
Tari Cokek adalah seni pertunjukan yang berkembang pada abad ke 19 M di Kabupaten
Tangerang, Propinsi Banten. Tarian ini dimainkan oleh sepuluh orang penari wanita, dan
laki pemegang gamang kromong, alat musik yang mengiringinya. Alunan
merupakan hasil kombinasi suara yang ditimbulkan oleh rebab dua
dawai, suling, kempul, gong, kendang dan kecrek.
Sejarah munculnya Tari Cokek berawal dari adanya pentas hiburan yang diadakan oleh
para tuan tanah Tionghoa yang tinggal di Tangerang. Dalam pentas seni itu, Tan Sio Kek,
yang merupakan salah satu tuan tanah di Tangerang, mempersembahkan tiga orang penari
sebagai wujud partisipasinya dalam pesta hiburan rakyat itu. Pada awalnya, dia menyisipkan
tarian para gadis cantik tersebut sebagai pertunjukan tambahan. Namun, berawal dari
pertunjukan tambahan itulah, kemudian para penari ini menjadi terkenal dan berdiri sendiri
sebagai kelompok penari yang kemudian tariannya dinamakan Tari Cokek. Kata “cokek”
diambil dari tuan tanah yang bernama Tan Sio Kek, orang pertama yang mengilhami
Tari Cokek adalah seni pertunjukan yang berkembang pada abad ke 19 M di Kabupaten
Tangerang, Propinsi Banten. Tarian ini dimainkan oleh sepuluh orang penari wanita, dan
, alat musik yang mengiringinya. Alunan
merupakan hasil kombinasi suara yang ditimbulkan oleh rebab dua
Sejarah munculnya Tari Cokek berawal dari adanya pentas hiburan yang diadakan oleh
Tangerang. Dalam pentas seni itu, Tan Sio Kek,
yang merupakan salah satu tuan tanah di Tangerang, mempersembahkan tiga orang penari
sebagai wujud partisipasinya dalam pesta hiburan rakyat itu. Pada awalnya, dia menyisipkan
sebagai pertunjukan tambahan. Namun, berawal dari
pertunjukan tambahan itulah, kemudian para penari ini menjadi terkenal dan berdiri sendiri
sebagai kelompok penari yang kemudian tariannya dinamakan Tari Cokek. Kata “cokek”
rnama Tan Sio Kek, orang pertama yang mengilhami
20. NTB (TARI GENDANG BELEQ)
Tari Gendang Beleq adalah salah satu tarian dari Lombok, dinamakan demikian
karena memakai gendang yang sangat besar. Pada zaman dahulu tarian ini dipertunjukan
untuk mengiringi atau menyambut tentara yang pergi atau pulang dari medan perang.
Tarian ini sering dipakai untuk menyambut tamu-tamu penting sebagai suatu seni,
pertunjukan tarian ini juga disebut “Tari Oncer”
21. NTT (Tari Bidu )
Tarian Bidu merupakan tarian peninggalan nenek moyang Belu yang pada
mulanya digunakan sebagai media perkenalan bagi pemuda dan pemudi. Tarian ini
dilaksanakan atas rencana pemuda-pemudi atas persetujuan orang tua masing-masing.
Sebelumnya pihak pemuda merencanaan dan membuat perjanjian bersama dalam bahasa
adat disebut hameno bidu.
Perjanjian ini kemudian ditepati dan mereka pun berduyun-duyun menuju lokasi
yang telah ditentukan, yang ditonton oleh masyarakat sekitar. Para penari Bidu yang
terdiri dari pemuda dan pemudi ini pun segera masuk arena untuk menari. Apabila sang
pemuda telah menemukan gadis idamannya, maka dalam menari si pemuda mengelilingi
si gadis idamannya. Sang gadis pun tahu kalau si pemuda sudah menaruh hati, maka si
gadis pura-pura jual mahal. Pada tahap berikutnya sang pemuda sambil menari
melambai-lambaikan sapu tangannya ke wajah si gadis dan berusaha meletakkan sapu
tangannya ke bahu si gadis.
Jika si gadis itu menyetujuinya, maka sapu tangan itu akan diterimanya dengan
baik. Selanjutnya menjelang tarian usai diadakan janji untuk hanimak (suatu proses
saling mengenal yang sangat etis, romantis dan berbobot, karena masih dalam
pengendalian).
Apabila dialog perjanjian itu belum selesai, akan dilaksanakan setelah tarian usai.
Dialog-dialog itu dengan bahasa bersyair, dan bisanya pemudalah yang memulainya.
Setelah proses perjanjian, si pemuda lalu pulang dan mencari teman yang dapat
dipercaya untuk kemudian diutus sebagai jembatan untuk menghubungi orang tua gadis
dengan kata-kata pemberitahuan bahwa si pemuda mau bertandang ke rumah si gadis.
Bila orang tua gadis setuju, maka si pemuda mulai berdandan dan segera pergi ke rumah
si gadis dengan membawa sirih pinang. Kemudian terjadi dialog antara pemuda dan si
gadis.
Setelah proses hanimak atau bertandang, pulanglah si pemuda dengan seizin
gadis dan orang tuanya. Selanjutnya apabila ada kecocokan, maka hanimak berlanjt
terus pada malam-malam berikutnya, dan pada gilirannya terjadilah proses binor yang
berarti saling menyimpan barang (tempat sirih, kain selimut, pakaian, foto-foto dan
lainnya).
Setelah terjadinya binor, maka orang tua kedua belah pihak bermusyawarah
untuk menentukan waktu meminang atau memasukan sirih pinang. Pada saat meminang,
pihak laki-laki membawa sirih pinang, sopi (tuak) satu botol, dan ayam satu ekor serta
satu ringgit perak dan kain putih kurang lebih satu meter. Barang-barang tersebut
dinamakan Mama Lulik (sirih pinang pamali). Kemudian menyusul lagi tahap adat yang
disebut Mama Tebes. Dalam acara ini dibahas tentang j
22. Sulawesi Utara (Tari Maengket )
Adalah tari tradisional ,
Zaman dulu kala sampai saat ini terus
Minahasa sejak rakyat Minahasa mengenal pertanian. Tari maengket dilakukan pada saat
sedang panen hasil pertanian dengan gerak
Maengket telah berkembang teristimewa bentuk dan tarinya tanpa meninggalkan
keasliannya.
Tari Maengket terdiri dari 3 babak yaitu : Maowey Kamberu, Marambak,
Lalayaan
Maowey Kamberu adalah suatu tarian yang dibawakan p
kepada Tuhan yang Maha Esa, dimana hasil pertanian terutama tanaman padi yang
berlipat ganda/banyak.
Marambak adalah tarian dengan semangat kegotong
Bantu membantu membuat rumah yang baru. Selesai rumah dibangun maka diadakan
pesta naik rumah baru atau dalam bahasa daerah disebut “rumambak” atau menguji
kekuatan rumah baru dan semua masy
syukur.
dinamakan Mama Lulik (sirih pinang pamali). Kemudian menyusul lagi tahap adat yang
disebut Mama Tebes. Dalam acara ini dibahas tentang jadwal perkawinan di gereja.
Tari Maengket )
Adalah tari tradisional , seni budaya Minahasa – Sulawesi Utara yang dari
Zaman dulu kala sampai saat ini terus dikembang. Tari Maengket sudah ada ditanah
Minahasa sejak rakyat Minahasa mengenal pertanian. Tari maengket dilakukan pada saat
sedang panen hasil pertanian dengan gerakan-gerakan sederhana. Sekarang tarian
Maengket telah berkembang teristimewa bentuk dan tarinya tanpa meninggalkan
Tari Maengket terdiri dari 3 babak yaitu : Maowey Kamberu, Marambak,
adalah suatu tarian yang dibawakan pada acara pengucapan syukur
kepada Tuhan yang Maha Esa, dimana hasil pertanian terutama tanaman padi yang
adalah tarian dengan semangat kegotong-royongan, rakyat Minahasa
Bantu membantu membuat rumah yang baru. Selesai rumah dibangun maka diadakan
pesta naik rumah baru atau dalam bahasa daerah disebut “rumambak” atau menguji
kekuatan rumah baru dan semua masyarakat kampong diundang dalam pengucapan
dinamakan Mama Lulik (sirih pinang pamali). Kemudian menyusul lagi tahap adat yang
adwal perkawinan di gereja.
Sulawesi Utara yang dari
dikembang. Tari Maengket sudah ada ditanah
Minahasa sejak rakyat Minahasa mengenal pertanian. Tari maengket dilakukan pada saat
gerakan sederhana. Sekarang tarian
Maengket telah berkembang teristimewa bentuk dan tarinya tanpa meninggalkan
Tari Maengket terdiri dari 3 babak yaitu : Maowey Kamberu, Marambak,
ada acara pengucapan syukur
kepada Tuhan yang Maha Esa, dimana hasil pertanian terutama tanaman padi yang
royongan, rakyat Minahasa
Bantu membantu membuat rumah yang baru. Selesai rumah dibangun maka diadakan
pesta naik rumah baru atau dalam bahasa daerah disebut “rumambak” atau menguji
arakat kampong diundang dalam pengucapan
Lalayaan adalah tari yang melambangkan bagaimana pemuda
pada zaman dahulu akan mencari jodoh mereka. Tari ini juga disebut tari pergaulan
muda-mudi zaman dahulu kala di Minahasa
23. Sulawesi Tengah (Tari Torompio
“Torompio” adalah ungkapan dalam bahasa Pamona, Sulawesi Tengah. Ungkapan
ini terdiri atas dua kata, yakni “toro” yang berarti “berpu
“angin”. Jadi, “torompio” berarti “angin berputar”. Makna yang terkandung dalam
ungkapan tersebut adalah “gelora cinta kasih” yang dilambangkan oleh tarian yang
dinamis dengan gerakan berputar
sehingga tarian ini disebut torompio. Pengertian gelora cinta kasih sebenarnya bukan
hanya untuk sepasang kekasih yang sedang dimabuk cinta, melainkan juga untuk semua
kehidupan, seperti: cinta tanah air, cinta sesama umat, cinta kepada
(menghargai tamu-tamu) dan lain sebagainya. Namun, yang lebih menonjol ialah cinta
kasih antarsesama remaja atau muda
tarian muda-mudi. Torompio dalam penampilannya sangat ditentukan oleh syair lagu
pengiring yang dinyanyikan oleh penari dan pengiring tari.
Tarian ini dahulu ditarikan secara spontan oleh para remaja dengan jumlah yang
tidak terbatas dan dipergelarkan di tempat terbuka, seperti halaman rumah atau tempat
tertentu yang agak luas. Para p
lingkaran, karena tari ini didominasi oleh komposisi lingkaran dan berbaris.
adalah tari yang melambangkan bagaimana pemuda-pemudi Minahasa
pada zaman dahulu akan mencari jodoh mereka. Tari ini juga disebut tari pergaulan
mudi zaman dahulu kala di Minahasa
Tari Torompio )
“Torompio” adalah ungkapan dalam bahasa Pamona, Sulawesi Tengah. Ungkapan
ini terdiri atas dua kata, yakni “toro” yang berarti “berputar” dan “pio” yang berarti
“angin”. Jadi, “torompio” berarti “angin berputar”. Makna yang terkandung dalam
ungkapan tersebut adalah “gelora cinta kasih” yang dilambangkan oleh tarian yang
dinamis dengan gerakan berputar-putar bagaikan insan yang sedang dilanda cinta kasih,
sehingga tarian ini disebut torompio. Pengertian gelora cinta kasih sebenarnya bukan
hanya untuk sepasang kekasih yang sedang dimabuk cinta, melainkan juga untuk semua
kehidupan, seperti: cinta tanah air, cinta sesama umat, cinta kepada
tamu) dan lain sebagainya. Namun, yang lebih menonjol ialah cinta
kasih antarsesama remaja atau muda-mudi, sehingga tarian ini lebih dikenal sebagai
mudi. Torompio dalam penampilannya sangat ditentukan oleh syair lagu
pengiring yang dinyanyikan oleh penari dan pengiring tari.
Tarian ini dahulu ditarikan secara spontan oleh para remaja dengan jumlah yang
tidak terbatas dan dipergelarkan di tempat terbuka, seperti halaman rumah atau tempat
tertentu yang agak luas. Para penontonnya muda-mudi yang berdiri dan membentuk
lingkaran, karena tari ini didominasi oleh komposisi lingkaran dan berbaris.
pemudi Minahasa
pada zaman dahulu akan mencari jodoh mereka. Tari ini juga disebut tari pergaulan
“Torompio” adalah ungkapan dalam bahasa Pamona, Sulawesi Tengah. Ungkapan
tar” dan “pio” yang berarti
“angin”. Jadi, “torompio” berarti “angin berputar”. Makna yang terkandung dalam
ungkapan tersebut adalah “gelora cinta kasih” yang dilambangkan oleh tarian yang
landa cinta kasih,
sehingga tarian ini disebut torompio. Pengertian gelora cinta kasih sebenarnya bukan
hanya untuk sepasang kekasih yang sedang dimabuk cinta, melainkan juga untuk semua
kehidupan, seperti: cinta tanah air, cinta sesama umat, cinta kepada tamu-tamu
tamu) dan lain sebagainya. Namun, yang lebih menonjol ialah cinta
mudi, sehingga tarian ini lebih dikenal sebagai
mudi. Torompio dalam penampilannya sangat ditentukan oleh syair lagu
Tarian ini dahulu ditarikan secara spontan oleh para remaja dengan jumlah yang
tidak terbatas dan dipergelarkan di tempat terbuka, seperti halaman rumah atau tempat
mudi yang berdiri dan membentuk
lingkaran, karena tari ini didominasi oleh komposisi lingkaran dan berbaris.
Peralatan dan Busana
Peralatan musik yang digunakan untuk mengiringi tari torompio diantaranya adalah: (1)
ganda (gendang); (2) nonggi (gong); (3) karatu (gendang duduk); dan gitar. Sedangkan,
busana yang dikenakan oleh penari perempuan adalah: (1) lemba (blus berlengan pendek
yang berhiaskan manik-manik); (2) topi mombulu (rok bersusun); (3) tali bonto (ikat
kepala yang terbuat dai teras bambu dibungkus dengan kain merah sebesar 2 sampai 3
jari dan dihias dengan manik-manik; dan (4) kalung yang terbuat dari sejenis tumbuhan
siropu atau dari batu. Sedangkan busana dan perlengkapan pada penari laki-laki adalah:
(1) baju banjara (baju seperti teluk belanga yang diberi hiasan dari manik-manik); (2)
salana (celana panjang yang berhias manik-manik); (3) siga atau destar; dan (4) salempa
(kain untuk selempang).
Selain peralatan musik dan busana bagi penarinya, tarian ini diiringi oleh
beberapa buah lagu. Salah satu lagu yang dahulu biasa dinyanyikan pada masa Orde Baru
adalah lagu Wati Ndagia. Lagu ini berisi pesan pemerintah untuk menggiatkan
pembangunan. Berikut ini adalah terjemahan dari beberapa syair yang dilantunkan:
Tumpah darahku yang kucintai tempat ibu bapaku dan aku dilahirkan. Poso Sulawesi
Tengah sangat subur indah permai. Danaunya yang elok indah menawan yang takan
kulupakan.
Inilah kami anak-anak dari seberang akan bermain khas daerah kami.
Pada pertemuan ini begitu indah kita bernyanyi, bersyair dengan rasa yang
sesungguhnya. Pembangunan negara kita ini telah dirasakan sampai ke pedesaan. Wahai
teman-teman, kita seirama dalam pembangunan ini.
Serasi selaras pertemuan kita ini melambangkan persatuan kita. Budaya yang datang dari
luar datang di negeri kita dan filter bagi bangsa kita adalah Pancasila.
Ingat wahai kawan, tahun depan adalah pesta nasional kita perlihara keamanannya.
Repelita adalah perjuangan bangsa sama kita laksanakan. Hapuskan rongrongan baik dari
luar maupun dari dalam. Masyarakat adil dan makmur yang diimpikan bersama,
bersatulah dalam perjuangan agar tercapai tujuan ini. Kekuatan adil dan makmur yang
diimpikan bersama, bersatulah dalam perjuangan agar tercapai tujuan ini. Kekuatan
harapan bangsa melalui kerja keras jeli dalam tindakan agar nyata dan tercapai cita-cita
bangsa.
Dengan selesainya permainan ini kami mohon diri sebab pertemuan yang begitu
indah membuat kesan yang tak terlupakan. Kalung kenangan akan kutinggalkan sebagai
lambang persatuan kita. Selamat tinggal wahai kawan, jangan lupa pesan pemerintah,
sukseskan pembangunan di segala bidang, (baik siang dan malam).
24. Sulawesi Selatan TARI PADUPPA
Dahulu sering ditarikan pada setiap acara penting untuk menjamu raja dengan
suguhan kue kue sebanyak dua kasera.Juga ditarikan saat menyambut tamu agung, pesta
adat dan pesta perkawinan.Tarian ini mengambarkan bahwa orang Bugis jika kedatangan
tamu senantiasa menghidangkan bosara, sebagai tanda kesyukuran dan kehormatan.
Orang Makassar menyebut kata bosara tentu tidak terlepas dari kue-kue
tradisional sebagai sesuatu yang saling melengkapi. Bosara merupakan piring khas suku
Bugis-Makassar di Sulawesi Selatan (Sulsel). Bosara biasanya diletakkan di meja dalam
rangkaian acara tertentu, khususnya acara yang bersifat tradisional dan yang sarat dengan
nilai-nilai budaya. Bahan dasar bosara berasal dari besi dan dilengkapi dengan penutup
khas seperti kobokan besar, yang dibalut kain berwarna terang, seperti warna merah, biru,
hijau atau kuning, yang diberi ornamen kembang keemasan di sekelilingnya.
Menyebut bosara sebenarnya meliputi satu kesatuan utuh yang terdiri dari piring,
yang di atasnya diberi alas kain rajutan dari wol, lalu diletakkan piring di atasnya sebagai
tempat kue dan tutup bosara. Adapun kue-kue yang biasanya disajikan dengan
menggunakan bosara adalah kue-kue tradisional, baik kue basah maupun kue kering. Kue
basah misalnya cucur, bolu peca’, brongko, biji nangka, kue lapis, kue sala’ dan
sebagainya, yang umumnya terbuat dari tepung beras. Sedangkan kue-kue tradisional
yang kering di antaranya baruasa, cucur ma’dingki’, bannang-bannang, umba-umba, kue
se’ro-se’ro, roko’roko unti dan berbagai jenis putu seperti putu cangkiri, putu labu, dan
putu mayang. Kue-kue tersebut umumnya disajikan pada acara-acara adat ataupun pesta
pengantin yang masih menggunakan adat tradisional.
Peninggalan Budaya Bosara merupakan peninggalan budaya khas Sulawesi
Selatan dari zaman kerajaan dulu, khususnya kerajaan Gowa yang beretnis Makassar dan
Kerajaan Bone yang beretnis Bugis. Bosara selain digunakan sebagai salah satu alat yang
digunakan para penari tarian daerah, juga umumnya menjadi tempat sajian aneka kue
tradisional yang diletakkan di meja pada acara resmi pemerintahan sebagai simbol adat
Sulsel, khususnya pada acara-acara sakral seperti pesta pernikahan adat.
Bosara yang digunakan sebagai wadah kue tradisional maupun lauk, dijejer rapih
di atas meja berkaki pendek—biasanya disebut meja Oshin—khusus untuk orang yang
duduk di lantai layaknya orang Jepang. Untuk melengkapi sajian dalam wadah bosara itu,
diletakkan baki kecil yang di atasnya dilapisi kain senada dengan warna bosara dan meja.
Di atas baki kecil tersebut, diletakkan alas dan piring ceper berukuran kecil, kemudian
cangkir serta tutupnya, ditambah gelas untuk air putih.
Bagi tetamu yang menghadiri acara tertentu dan mendapat sajian yang
menggunakan bosara, piring ceper kecil digunakan untuk meletakkan kue tradisional
yang diambil dari bosara. Cangkir yang terletak di atas baki kecil digunakan untuk
minuman teh. Bagi mereka yang tidak meminum teh, biasanya akan memilih gelas saja
untuk air putih.
Karena itu, tidak mengherankan, setiap pesta pernikahan adat Bugis-Makassar
sangat lekat dengan bosara, bahkan ini mentradisi hingga sekarang. Seiring dengan
perkembangan zaman, warna tutup bosara kini lebih bervariasi, tidak hanya warna
mencolok tapi juga warna emas, perak, atau pastel. Kendati demikian, fungsi bosara
dinilai tetap sakral, walaupun warnanya telah dimodifikasi sesuai dengan keinginan
pembuat atau pemesannya.
25. Sulawesi Tenggara (Tari
Tarian ini menampilkan sejumlah simbol perilaku sosial masyarakat tradisional di
Kabaena, salah satu pulau besar setelah Buton dan Muna di Provinsi Sulawesi Tenggara.
Klimaks dari tarian ini adalah sebagian penari menghunus parang tajam,
batang-batang pisang pun rebah ke tanah!
Seperti kebanyakan seni tari tradisional yang masih orisinal, tarian lumense kurang
mengeksplorasi tubuh melalui gerakan
simbol keseharian masyarakat pen
Gerak para penari hanya mengandalkan gerakan dasar dengan dukungan irama
musik dari tetabuhan gendang dan bunyi gong besar (tawa
ndengu). Namun, secara artistik, gerak tari lumense tetap memenuhi krite
Dung dung dung, dung du du du dung du du! Tam tam dung du du … Tiga penabuh
gendang, tawa-tawa, dan ndengu
penari bergerak ke panggung. Sementara di lantai panggung telah didudukkan anakan
pohon pisang dalam jarak tertentu. Jumlah pohon disesuaikan dengan jumlah pemain
”putra”.
Lumense)
Tarian ini menampilkan sejumlah simbol perilaku sosial masyarakat tradisional di
Kabaena, salah satu pulau besar setelah Buton dan Muna di Provinsi Sulawesi Tenggara.
Klimaks dari tarian ini adalah sebagian penari menghunus parang tajam,
batang pisang pun rebah ke tanah!
Seperti kebanyakan seni tari tradisional yang masih orisinal, tarian lumense kurang
mengeksplorasi tubuh melalui gerakan-gerakan yang dapat lebih mengekspresikan simbol
simbol keseharian masyarakat pendukung kesenian tersebut.
Gerak para penari hanya mengandalkan gerakan dasar dengan dukungan irama
musik dari tetabuhan gendang dan bunyi gong besar (tawa-tawa) dan gong kecil (ndengu
ndengu). Namun, secara artistik, gerak tari lumense tetap memenuhi kriteria tontonan.
Dung dung dung, dung du du du dung du du! Tam tam dung du du … Tiga penabuh
tawa, dan ndengu-ndengu beraksi membunyikan instrumennya. Sebaris
penari bergerak ke panggung. Sementara di lantai panggung telah didudukkan anakan
n pisang dalam jarak tertentu. Jumlah pohon disesuaikan dengan jumlah pemain
Tarian ini menampilkan sejumlah simbol perilaku sosial masyarakat tradisional di
Kabaena, salah satu pulau besar setelah Buton dan Muna di Provinsi Sulawesi Tenggara.
Klimaks dari tarian ini adalah sebagian penari menghunus parang tajam, sysyek…, lalu
Seperti kebanyakan seni tari tradisional yang masih orisinal, tarian lumense kurang
gerakan yang dapat lebih mengekspresikan simbol-
Gerak para penari hanya mengandalkan gerakan dasar dengan dukungan irama
tawa) dan gong kecil (ndengu-
ria tontonan.
Dung dung dung, dung du du du dung du du! Tam tam dung du du … Tiga penabuh
ndengu beraksi membunyikan instrumennya. Sebaris
penari bergerak ke panggung. Sementara di lantai panggung telah didudukkan anakan
n pisang dalam jarak tertentu. Jumlah pohon disesuaikan dengan jumlah pemain
Kelompok penari lumense biasanya berjumlah 12 wanita muda: enam berperan
sebagai pemain putra, dan sisanya sebagai putri. Semua pemain menggunakan busana adat
Kabaena dengan rok berwarna merah maron. Baju atasnya hitam. Baju ini disebut
taincombo, yang bagian bawah mirip ikan duyung.
Khusus para penari lumense, taincombo dipadu dengan selendang merah.
Kelompok putra ditandai adanya korobi (sarung parang dari kayu) yang disandang di
pinggang sebelah kiri. Parang atau ta-owu yang disarungkan di korobi dibuat khusus oleh
pandai besi lokal dan selalu diasah agar matanya tetap tajam.
Tarian ini diawali gerakan-gerakan maju mundur, bertukar tempat, kemudian saling
mencari pasangan. Gerakan mengalir terus hingga membuat konfigurasi leter Z, lalu
diubah lagi menjadi leter S. Pada tahap ini ditampilkan gerakan lebih dinamis yang disebut
momaani (ibing).
Pada saat itu tarian ini akan terasa amat menegangkan. Pasalnya, parang telah
dicabut dari sarungnya dan diarahkan ke kepala penari putri sambil masih terus momaani.
Dalam sekejap parang itu kemudian ditetakkan (ditebaskan) ke batang pisang. Dalam
sekali ayun semua pohon pisang rebah bersamaan.
Tarian lumense ditutup dengan sebuah konfigurasi berbentuk setengah lingkaran. Pada
episode ini para penari membuat gerakan tari lulo, di mana jari tangan mereka saling
mengait sedemikian rupa sehingga telapak tangan masing-masing saling bertaut, lalu secara
bersama digerakkan turun-naik untuk mengimbangi ayunan kaki yang mundur-maju.
Sekadar diketahui, tari lulo adalah tari pergaulan masyarakat Sultra di zaman modern
ini. Tari yang dimainkan secara massal itu adalah tari tradisional masyarakat Tolaki di
daratan jazirah Sultra, juga masyarakat Kabaena dengan perbedaan pola atau versi gerakan
yang tipis.
26. GORONTALO (Tari Saronde Gorontalo)
Tari Saronde dalam bahasa Gorontalo
menengok atau mengintip calon istri. Setelah melalui serangkaian prosesi adat, calon
mempelai pria kemudian mulai menari Saronde bersama ayah atau wali. Tarian Saronde
dilakukan dengan menggunakan pakaian adat dileng
sendiri terdiri dari musik dan tari dalam bentuk penyajiannya. Rebana adalah alat musik
yang digunakan untuk mengiringi tarian ini dengan dan di iringi nyanyian vokal,
Tarian Saronde dimulai dengan ditandai pemukulan rebana diiringi dengan lagu
Tulunani yang disusun syair
doa – doa untuk keselamatan. Keunikan dari tarian ini yaitu p
dimainkan, yang diawali dengan tempo lambat yang semakin lama semakin cepat.
Iringan rebana yang sederhana merupakan bentuk musik yang sangat akrab bagi
masyarakat Gorontalo yang kental dengan nuansa religius.
Cerita dalam Tarian Sar
Tari Saronde adalah tarian asli masyarakat Gorontalo yang merupakan tarian
pergaulan atau keakraban dalam sebuah acara resmi pertunangan di Gorontalo. Tarian i
diangkat dari tari adat malam pertunangan pada upacara adat perkawinan daerah
Gorontalo. Tarian ini dilakukan oleh calon mempelai pria bersama walinya di rumah
calon mempelai wanita. Untuk menjenguk atau mengintip calon pasangan hidupnya.
Dimana mempelai pria mencuri
Tari Saronde Gorontalo)
dalam bahasa Gorontalo adalah sarana molihe huali yang berarti
menengok atau mengintip calon istri. Setelah melalui serangkaian prosesi adat, calon
mempelai pria kemudian mulai menari Saronde bersama ayah atau wali. Tarian Saronde
dilakukan dengan menggunakan pakaian adat dilengkapi dengan selendang. Saronde
sendiri terdiri dari musik dan tari dalam bentuk penyajiannya. Rebana adalah alat musik
yang digunakan untuk mengiringi tarian ini dengan dan di iringi nyanyian vokal,
dimulai dengan ditandai pemukulan rebana diiringi dengan lagu
Tulunani yang disusun syair-syairnya dalam bahasa Arab yang juga merupakan lantunan
doa untuk keselamatan. Keunikan dari tarian ini yaitu pada tempo musik yang
dimainkan, yang diawali dengan tempo lambat yang semakin lama semakin cepat.
Iringan rebana yang sederhana merupakan bentuk musik yang sangat akrab bagi
masyarakat Gorontalo yang kental dengan nuansa religius.
Cerita dalam Tarian Saronde.
adalah tarian asli masyarakat Gorontalo yang merupakan tarian
pergaulan atau keakraban dalam sebuah acara resmi pertunangan di Gorontalo. Tarian i
diangkat dari tari adat malam pertunangan pada upacara adat perkawinan daerah
Gorontalo. Tarian ini dilakukan oleh calon mempelai pria bersama walinya di rumah
calon mempelai wanita. Untuk menjenguk atau mengintip calon pasangan hidupnya.
i pria mencuri-curi pandang untuk melihat calonnya.
adalah sarana molihe huali yang berarti
menengok atau mengintip calon istri. Setelah melalui serangkaian prosesi adat, calon
mempelai pria kemudian mulai menari Saronde bersama ayah atau wali. Tarian Saronde
kapi dengan selendang. Saronde
sendiri terdiri dari musik dan tari dalam bentuk penyajiannya. Rebana adalah alat musik
yang digunakan untuk mengiringi tarian ini dengan dan di iringi nyanyian vokal,
dimulai dengan ditandai pemukulan rebana diiringi dengan lagu
syairnya dalam bahasa Arab yang juga merupakan lantunan
ada tempo musik yang
dimainkan, yang diawali dengan tempo lambat yang semakin lama semakin cepat.
Iringan rebana yang sederhana merupakan bentuk musik yang sangat akrab bagi
adalah tarian asli masyarakat Gorontalo yang merupakan tarian
pergaulan atau keakraban dalam sebuah acara resmi pertunangan di Gorontalo. Tarian ini
diangkat dari tari adat malam pertunangan pada upacara adat perkawinan daerah
Gorontalo. Tarian ini dilakukan oleh calon mempelai pria bersama walinya di rumah
calon mempelai wanita. Untuk menjenguk atau mengintip calon pasangan hidupnya.
Sementara calon mempelai wanita berada di dalam kamar dan memperhatikan pujaan
hatinya dari kejauhan atau dari kamar. Sesekali menampakkan dirinya agar calon
mempelai pria tahu bahwa ia mendapat perhatian
berusaha mencuri pandang ke arah calon mempelai wanita. Dalam penyajiannya,
pengantin diharuskan menari, demikian juga dengan orang yang diminta untuk menari
ketika dikalungkan selendang oleh pengantin dan para penar
27. Sulawesi Barat (Tari Patuddu)
Tari patuddu merupakan tarian tradisional suku Mandar, yakni suku yang
sebagian besar mendiami provinsi Sulawesi Barat. Tarian ini dimainkan untuk
menyambut para tamu- tamu kehormatan yang datang baik dari dalam negeri
luar negeri.
Tradisi penyambutan tamu kehormatan di Sulawesi Barat ini agak berbeda dengan
daerah-daerah lainnya. Para tamu kehormatan tidak hanya disambut dengan pagar ayu
atau pengalungan bunga, tetapi juga dengan Tari Patuddu.
Dahulu tarian ini dimainkan oleh orang dewasa, namun pada saat ini tari Patuddu
dimainkan oleh anak- anak Sekolah Dasar. Mereka menari dengan iringan irama gendang
sambil membawa tombak dan pedang. Karena tarian ini menggunakan tombak dan
pedang, tarian ini juga disebut t
Sementara calon mempelai wanita berada di dalam kamar dan memperhatikan pujaan
hatinya dari kejauhan atau dari kamar. Sesekali menampakkan dirinya agar calon
mempelai pria tahu bahwa ia mendapat perhatian. Begitu juga dengan pasangan pria yang
berusaha mencuri pandang ke arah calon mempelai wanita. Dalam penyajiannya,
pengantin diharuskan menari, demikian juga dengan orang yang diminta untuk menari
ketika dikalungkan selendang oleh pengantin dan para penari.
Tari Patuddu)
Tari patuddu merupakan tarian tradisional suku Mandar, yakni suku yang
sebagian besar mendiami provinsi Sulawesi Barat. Tarian ini dimainkan untuk
tamu kehormatan yang datang baik dari dalam negeri
Tradisi penyambutan tamu kehormatan di Sulawesi Barat ini agak berbeda dengan
daerah lainnya. Para tamu kehormatan tidak hanya disambut dengan pagar ayu
atau pengalungan bunga, tetapi juga dengan Tari Patuddu.
i dimainkan oleh orang dewasa, namun pada saat ini tari Patuddu
anak Sekolah Dasar. Mereka menari dengan iringan irama gendang
sambil membawa tombak dan pedang. Karena tarian ini menggunakan tombak dan
pedang, tarian ini juga disebut tari perang.
Sementara calon mempelai wanita berada di dalam kamar dan memperhatikan pujaan
hatinya dari kejauhan atau dari kamar. Sesekali menampakkan dirinya agar calon
. Begitu juga dengan pasangan pria yang
berusaha mencuri pandang ke arah calon mempelai wanita. Dalam penyajiannya,
pengantin diharuskan menari, demikian juga dengan orang yang diminta untuk menari
Tari patuddu merupakan tarian tradisional suku Mandar, yakni suku yang
sebagian besar mendiami provinsi Sulawesi Barat. Tarian ini dimainkan untuk
tamu kehormatan yang datang baik dari dalam negeri maupun
Tradisi penyambutan tamu kehormatan di Sulawesi Barat ini agak berbeda dengan
daerah lainnya. Para tamu kehormatan tidak hanya disambut dengan pagar ayu
i dimainkan oleh orang dewasa, namun pada saat ini tari Patuddu
anak Sekolah Dasar. Mereka menari dengan iringan irama gendang
sambil membawa tombak dan pedang. Karena tarian ini menggunakan tombak dan
Disebut tari perang karena sejarah tarian ini memang untuk menyambut
balatentara Kerajaan Balanipa yang baru saja pulang dari berperang. Balanipa dulu
merupakan salah satu kerajaan yang berdiri di daerah provinsi Sulawesi Barat.
Menurut sebagian besar masyarakat Suku Mandar, Tari Patuddu lahir karena
dahulu sering terjadi huru
Kerajaan Passokorang, dua kerjaan yang dulu berada di Sulawesi Barat.
Setiap kali pasukan perang pulang
penyambutan dengan tarian Patuddu. Tarian ini memiliki makna, bahwa telah datang para
pejuang dan pahlawan negeri. Tari Patuddu cocok dipentaskan untuk menyambut para
tamu istimewa hingga saat ini.
28. Maluku Utara (Bambu Gila, Tarian Unik dari Ternate)
Di antara tarian-tarian Maluku, ada satu yang paling unik dan beraroma mistis yaitu
tari bambu gila. Tarian ini berasal dari Ternate, Maluku Utara, tepatnya di daerah hutan
bambu di kaki gunung Gamalama.
Awal tarian ini digunakan untuk memindahkan kapal kayu yang telah selesai
dikerjakan di atas gunung ke pantai. Selain itu, juga dipakai untuk memindahkan kapal
yang telah kandas di laut. Bahkan oleh para raja
untuk melawan musuh yang menyerang. Namun seiring waktu berjalan, tarian ini hanya
merupakan sekadar hiburan di saat masyarakat mengadakan pesta.
Pada tarian ini, batang bambu yang dipilih haruslah berukuran sekitar 10
Sebelum tarian bambu gila dimulai, pawang a
Disebut tari perang karena sejarah tarian ini memang untuk menyambut
balatentara Kerajaan Balanipa yang baru saja pulang dari berperang. Balanipa dulu
merupakan salah satu kerajaan yang berdiri di daerah provinsi Sulawesi Barat.
sebagian besar masyarakat Suku Mandar, Tari Patuddu lahir karena
dahulu sering terjadi huru-hara dan peperangan antara balatentara Kerajaan Balanipa dan
Kerajaan Passokorang, dua kerjaan yang dulu berada di Sulawesi Barat.
Setiap kali pasukan perang pulang, warga kerajaan tersebut selalu melakukan
penyambutan dengan tarian Patuddu. Tarian ini memiliki makna, bahwa telah datang para
pejuang dan pahlawan negeri. Tari Patuddu cocok dipentaskan untuk menyambut para
tamu istimewa hingga saat ini.
Bambu Gila, Tarian Unik dari Ternate)
tarian Maluku, ada satu yang paling unik dan beraroma mistis yaitu
tari bambu gila. Tarian ini berasal dari Ternate, Maluku Utara, tepatnya di daerah hutan
bambu di kaki gunung Gamalama.
ini digunakan untuk memindahkan kapal kayu yang telah selesai
dikerjakan di atas gunung ke pantai. Selain itu, juga dipakai untuk memindahkan kapal
yang telah kandas di laut. Bahkan oleh para raja-raja, tari bambu gila ini sering digunakan
suh yang menyerang. Namun seiring waktu berjalan, tarian ini hanya
merupakan sekadar hiburan di saat masyarakat mengadakan pesta.
Pada tarian ini, batang bambu yang dipilih haruslah berukuran sekitar 10
Sebelum tarian bambu gila dimulai, pawang akan membakar kemenyan atau dupa sambil
Disebut tari perang karena sejarah tarian ini memang untuk menyambut
balatentara Kerajaan Balanipa yang baru saja pulang dari berperang. Balanipa dulu
merupakan salah satu kerajaan yang berdiri di daerah provinsi Sulawesi Barat.
sebagian besar masyarakat Suku Mandar, Tari Patuddu lahir karena
hara dan peperangan antara balatentara Kerajaan Balanipa dan
, warga kerajaan tersebut selalu melakukan
penyambutan dengan tarian Patuddu. Tarian ini memiliki makna, bahwa telah datang para
pejuang dan pahlawan negeri. Tari Patuddu cocok dipentaskan untuk menyambut para
tarian Maluku, ada satu yang paling unik dan beraroma mistis yaitu
tari bambu gila. Tarian ini berasal dari Ternate, Maluku Utara, tepatnya di daerah hutan
ini digunakan untuk memindahkan kapal kayu yang telah selesai
dikerjakan di atas gunung ke pantai. Selain itu, juga dipakai untuk memindahkan kapal
raja, tari bambu gila ini sering digunakan
suh yang menyerang. Namun seiring waktu berjalan, tarian ini hanya
Pada tarian ini, batang bambu yang dipilih haruslah berukuran sekitar 10-15 meter.
kan membakar kemenyan atau dupa sambil
membacakan doa agar diberikan keselamatan hingga akhir acara. Setelah itu bambu akan
terguncang-guncang. Mulanya perlahan, namun lama
Enam orang pria bertubuh besar yang memegangi bambu ini
mengelilingi lapangan, mengikuti arah gerakan si bambu. Bambu tersebut seolah
memiliki berat berton-ton sehingga enam pria yang membawanya tak kuasa menahannya.
Setelah lebih kurang tiga puluh menit, semua pria tadi akan kelelahan
bersimbah keringat. Di akhir tarian, pawang akan membakar selembar kertas lalu dimakan.
Setelah, itu barulah sang bambu kan “jinak” dan kembali seperti semula.
29. PAPUA (Tarian Iyaphae Oophae (Babrongko Sentani))
Papua, memilki tiga ratus duabelas
sehari-hari, salah satu tradisi tersebut adalah proses pembangunan rumah kepala suku
atau ondoafi.
Untuk membangun rumah kepala suku di perlukan, tiang penyangga yang dalam
bahasa Sentani di sebut bombei. Kayu bom
dahulu dengan motif ukiran buaya. Ukiran tersebut melambangkan bahwa suku tersebut
berasal dari kampong Babrongko di Danau Sentani.
Untuk melestarikan dan menceritakan budaya mengukir tersebut, suku Babrongko
yang berada di pinggir Danau Sentani, membuatnya dalam bentuk Mande.
membacakan doa agar diberikan keselamatan hingga akhir acara. Setelah itu bambu akan
guncang. Mulanya perlahan, namun lama-lama akan semakin kencang.
Enam orang pria bertubuh besar yang memegangi bambu ini akan terbawa beputar
mengelilingi lapangan, mengikuti arah gerakan si bambu. Bambu tersebut seolah
ton sehingga enam pria yang membawanya tak kuasa menahannya.
Setelah lebih kurang tiga puluh menit, semua pria tadi akan kelelahan
bersimbah keringat. Di akhir tarian, pawang akan membakar selembar kertas lalu dimakan.
Setelah, itu barulah sang bambu kan “jinak” dan kembali seperti semula.
Tarian Iyaphae Oophae (Babrongko Sentani))
Papua, memilki tiga ratus duabelas suku, yang memilki tradisi dalam kehidupan
hari, salah satu tradisi tersebut adalah proses pembangunan rumah kepala suku
Untuk membangun rumah kepala suku di perlukan, tiang penyangga yang dalam
bahasa Sentani di sebut bombei. Kayu bombei yang di gunakan, harus diukir terlebih
dahulu dengan motif ukiran buaya. Ukiran tersebut melambangkan bahwa suku tersebut
berasal dari kampong Babrongko di Danau Sentani.
Untuk melestarikan dan menceritakan budaya mengukir tersebut, suku Babrongko
berada di pinggir Danau Sentani, membuatnya dalam bentuk Mande.
membacakan doa agar diberikan keselamatan hingga akhir acara. Setelah itu bambu akan
lama akan semakin kencang.
akan terbawa beputar
mengelilingi lapangan, mengikuti arah gerakan si bambu. Bambu tersebut seolah-olah
ton sehingga enam pria yang membawanya tak kuasa menahannya.
Setelah lebih kurang tiga puluh menit, semua pria tadi akan kelelahan sampai
bersimbah keringat. Di akhir tarian, pawang akan membakar selembar kertas lalu dimakan.
suku, yang memilki tradisi dalam kehidupan
hari, salah satu tradisi tersebut adalah proses pembangunan rumah kepala suku
Untuk membangun rumah kepala suku di perlukan, tiang penyangga yang dalam
bei yang di gunakan, harus diukir terlebih
dahulu dengan motif ukiran buaya. Ukiran tersebut melambangkan bahwa suku tersebut
Untuk melestarikan dan menceritakan budaya mengukir tersebut, suku Babrongko
berada di pinggir Danau Sentani, membuatnya dalam bentuk Mande.
Sedangkan tarian Iyaphae Oophae adalah proses mengantar kayu yanag telah di
ukir, tarian ini akan diiringi dengan nyanyian yang menggunakan alat musik wahkku atau
tifa.
Dalam tarian tersebut,
rumah, dengan menggangkat salah seorang yang dianggap tokoh untuk dapat
memberikan komando kepada penari. (Andy Tagihuma)
30. Provinsi Jawa Tengah (JATENG)
• Tarian Tradisional :Tari Bambangan Cakil
• Latar Belakang, merupakan salah satu tari klasik yang ada di Jawa khususnya Jawa
Tengah. Tari ini sebenarnya diadopsi dari salah satu adegan yang ada dalam pementasan
Wayang Kulit yaitu adegan Perang Kembang. Tari ini menceritakan perang antara ksatria
melawan raksasa. Ksatria adalah tokoh yang bersifat halus dan lemah lembut, sedangkan
Raksasa menggambarkan tokoh yang kasar dan bringas. Didalam pementasan wayang
Kulit, adegan perang kembang ini biasanya keluar tengah
Sanga.Perang antara Ksatria (Bambangan) melawan raksasa ini sangat atraktif, dalam
adegan ini juga bisa digunakan sebagai tempat penilaian seorang dalang dalam
menggerakkan wayang.
Sedangkan tarian Iyaphae Oophae adalah proses mengantar kayu yanag telah di
ukir, tarian ini akan diiringi dengan nyanyian yang menggunakan alat musik wahkku atau
Dalam tarian tersebut, penari membawakan kayu yang di gunakan untuk membuat
rumah, dengan menggangkat salah seorang yang dianggap tokoh untuk dapat
memberikan komando kepada penari. (Andy Tagihuma)
(JATENG)
Tari Bambangan Cakil
merupakan salah satu tari klasik yang ada di Jawa khususnya Jawa
Tengah. Tari ini sebenarnya diadopsi dari salah satu adegan yang ada dalam pementasan
Wayang Kulit yaitu adegan Perang Kembang. Tari ini menceritakan perang antara ksatria
raksasa. Ksatria adalah tokoh yang bersifat halus dan lemah lembut, sedangkan
Raksasa menggambarkan tokoh yang kasar dan bringas. Didalam pementasan wayang
Kulit, adegan perang kembang ini biasanya keluar tengah-tengah atau di Pathet
atria (Bambangan) melawan raksasa ini sangat atraktif, dalam
adegan ini juga bisa digunakan sebagai tempat penilaian seorang dalang dalam
Sedangkan tarian Iyaphae Oophae adalah proses mengantar kayu yanag telah di
ukir, tarian ini akan diiringi dengan nyanyian yang menggunakan alat musik wahkku atau
penari membawakan kayu yang di gunakan untuk membuat
rumah, dengan menggangkat salah seorang yang dianggap tokoh untuk dapat
merupakan salah satu tari klasik yang ada di Jawa khususnya Jawa
Tengah. Tari ini sebenarnya diadopsi dari salah satu adegan yang ada dalam pementasan
Wayang Kulit yaitu adegan Perang Kembang. Tari ini menceritakan perang antara ksatria
raksasa. Ksatria adalah tokoh yang bersifat halus dan lemah lembut, sedangkan
Raksasa menggambarkan tokoh yang kasar dan bringas. Didalam pementasan wayang
tengah atau di Pathet
atria (Bambangan) melawan raksasa ini sangat atraktif, dalam
adegan ini juga bisa digunakan sebagai tempat penilaian seorang dalang dalam
31. Provinsi Kalimantan Barat (
Tarian ini menceritakan tentang seorang pahlawan Da
melawan musuhnya. Gerakan tarian ini sangat lincah, gesit, penuh semangat dan kadang
kadang diikuti oleh pekikan si penari. Dalam tari Kancet Pepatay, penari mempergunakan
pakaian tradisionil suku Dayak Kenyah dilengkapi dengan perlat
mandau, perisai dan baju perang. Tari ini diiringi dengan lagu Sak Paku dan hanya
menggunakan alat musik Sampe.
Provinsi Kalimantan Barat (Tari Perang)
Tarian ini menceritakan tentang seorang pahlawan Dayak Kenyah berperang
melawan musuhnya. Gerakan tarian ini sangat lincah, gesit, penuh semangat dan kadang
kadang diikuti oleh pekikan si penari. Dalam tari Kancet Pepatay, penari mempergunakan
pakaian tradisionil suku Dayak Kenyah dilengkapi dengan perlatan perang seperti
mandau, perisai dan baju perang. Tari ini diiringi dengan lagu Sak Paku dan hanya
menggunakan alat musik Sampe.
yak Kenyah berperang
melawan musuhnya. Gerakan tarian ini sangat lincah, gesit, penuh semangat dan kadang-
kadang diikuti oleh pekikan si penari. Dalam tari Kancet Pepatay, penari mempergunakan
an perang seperti
mandau, perisai dan baju perang. Tari ini diiringi dengan lagu Sak Paku dan hanya