33
1. Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) Tarian Tradisional : Tari Seudati (Tari Kelompok), Tari Saman Meuseukat (Tari Kelompok). Latar Belakang :Tari Seudati pada mulanya tumbuh di Desa Gigieng, Kecamatan Simpang Tiga, Kabupaten Pidie, yang dipimpin oleh Syeh Tam. Kemudian berkembang ke desa Didoh, Kecamatan Mutiara, Kabupaten Pidie yang dipimpin oleh Syeh Ali Didoh. Tari Seudati berasal dari Kabupaten Pidie. Seudati termasuk salah satu tari tradisional Aceh yang dilestarikan dan kini menjadi kesenian pembinaan hingga ke tingkat Sekolah Dasar. Gerak, Tepukan tangan ke dada dan pinggul, hentakan kaki ke tanah dan petikan jari. Gerakan tersebut mengikuti irama dan tempo lagu yang dinyanyikan. Bebarapa gerakan tersebut cukup dinamis dan lincah dengan penuh semangat Fungsi dan Peran Tari dalam Masyarakat, Penganjur Islam memanfaatkan tarian ini sebagai media dakwah untuk mengembangkan ajaran agama Islam. Tarian ini cukup berkembang di Aceh Utara, Pidie dan Aceh Timur. Tarian ini dibawakan dengan mengisahkan pelbagai macam masalah yang terjadi agar masyarakat tahu bagaimana memecahkan suatu persoalan secara bersama. Kostum, Busana tarian seudati terdiri dari celana panjang dan kaos oblong lengan panjang yang ketat, keduanya berwarna putih; kain songket yang dililitkan sebatas paha dan pinggang; rencong yang disisipkan di pinggang; tangkulok (ikat kepala) yang berwarna merah yang diikatkan di kepala; dan sapu tangan yang berwarna. Busana seragam ini hanya untuk pemain utamanya, sementara aneuk syahi tidak harus berbusana seragam.

Indonesian Traditional Dance

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Summary of Indonesian Treasure of Culture from the Ancient Time

Citation preview

Page 1: Indonesian Traditional Dance

1. Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD)

• Tarian Tradisional : Tari Seudati (Tari Kelompok), Tari Saman Meuseukat (Tari

Kelompok).

• Latar Belakang :Tari Seudati pada mulanya tumbuh di Desa Gigieng, Kecamatan

Simpang Tiga, Kabupaten Pidie, yang dipimpin oleh Syeh Tam. Kemudian berkembang

ke desa Didoh, Kecamatan Mutiara, Kabupaten Pidie yang dipimpin oleh Syeh Ali

Didoh. Tari Seudati berasal dari Kabupaten Pidie. Seudati termasuk salah satu tari

tradisional Aceh yang dilestarikan dan kini menjadi kesenian pembinaan hingga ke

tingkat Sekolah Dasar.

• Gerak, Tepukan tangan ke dada dan pinggul, hentakan kaki ke tanah dan petikan jari.

Gerakan tersebut mengikuti irama dan tempo lagu yang dinyanyikan. Bebarapa gerakan

tersebut cukup dinamis dan lincah dengan penuh semangat

• Fungsi dan Peran Tari dalam Masyarakat, Penganjur Islam memanfaatkan tarian ini

sebagai media dakwah untuk mengembangkan ajaran agama Islam. Tarian ini cukup

berkembang di Aceh Utara, Pidie dan Aceh Timur. Tarian ini dibawakan dengan

mengisahkan pelbagai macam masalah yang terjadi agar masyarakat tahu bagaimana

memecahkan suatu persoalan secara bersama.

• Kostum, Busana tarian seudati terdiri dari celana panjang dan kaos oblong lengan

panjang yang ketat, keduanya berwarna putih; kain songket yang dililitkan sebatas paha

dan pinggang; rencong yang disisipkan di pinggang; tangkulok (ikat kepala) yang

berwarna merah yang diikatkan di kepala; dan sapu tangan yang berwarna. Busana

seragam ini hanya untuk pemain utamanya, sementara aneuk syahi tidak harus berbusana

seragam.

Page 2: Indonesian Traditional Dance

• Tata rias, penari dalam tarian ini tidak menggunakan riasan melainkan penampilan

hanya banyak ditekankan pada kostum dan asesoris penari.

• Sikap, Sikap tarian yang disajikan dalam tarian ini meliputi sikap gerakan yang

lincah berkesinambungan dan gagah yang melambangkan keberanian dan sifat ksatria.

• Alur Gerak, Jenis tarian ini tidak menggunakan alat musik, tetapi hanya membawakan

beberapa gerakan, seperti tepukan tangan ke dada dan pinggul, hentakan kaki ke tan

dan petikan jari. Gerakan tersebut mengikuti irama dan tempo lagu yang dinyanyikan.

Bebarapa gerakan tersebut cukup dinamis dan lincah dengan penuh semangat. Namun,

ada beberapa gerakan yang tampak kaku, tetapi sebenarnya memperlihatkan keperkasaan

dan kegagahan si penarinya. Selain itu, tepukan tangan ke dada dan perut mengesankan

kesombongan sekaligus sikap

2. Provinsi Sumatera Utara (SUMUT)

• Tarian Tradisional : Tari Se

• Latar Belakang, Tari Serampang Duabelas berkisah

yang muncul sejak pandangan pertama dan diakhiri dengan pernikahan yang direstui oleh

kedua orang tua sang dara dan

• Perkembangan, Tari Serampang Duabelas merupakan tarian tradisional Melayu yang

berkembang di bawah Kesultanan Serdang. Tarian ini diciptakan oleh Sauti pada tahun

1940-an dan digubah ulang oleh penciptanya antara tahun 1950

Serampang Duabelas, tarian ini bernama Tari Pulau Sari, sesuai dengan judul lagu yang

mengiringi tarian ini, yaitu lagu Pulau Sari.

penari dalam tarian ini tidak menggunakan riasan melainkan penampilan

hanya banyak ditekankan pada kostum dan asesoris penari.

Sikap tarian yang disajikan dalam tarian ini meliputi sikap gerakan yang

lincah berkesinambungan dan gagah yang melambangkan keberanian dan sifat ksatria.

Jenis tarian ini tidak menggunakan alat musik, tetapi hanya membawakan

beberapa gerakan, seperti tepukan tangan ke dada dan pinggul, hentakan kaki ke tan

dan petikan jari. Gerakan tersebut mengikuti irama dan tempo lagu yang dinyanyikan.

Bebarapa gerakan tersebut cukup dinamis dan lincah dengan penuh semangat. Namun,

ada beberapa gerakan yang tampak kaku, tetapi sebenarnya memperlihatkan keperkasaan

kegagahan si penarinya. Selain itu, tepukan tangan ke dada dan perut mengesankan

sikap kesatria.

(SUMUT)

Tari Serampang Dua Belas

Tari Serampang Duabelas berkisah tentang cinta suci dua anak manusia

yang muncul sejak pandangan pertama dan diakhiri dengan pernikahan yang direstui oleh

kedua orang tua sang dara dan teruna.

Tari Serampang Duabelas merupakan tarian tradisional Melayu yang

bawah Kesultanan Serdang. Tarian ini diciptakan oleh Sauti pada tahun

an dan digubah ulang oleh penciptanya antara tahun 1950-1960. Sebelum bernama

Serampang Duabelas, tarian ini bernama Tari Pulau Sari, sesuai dengan judul lagu yang

ini, yaitu lagu Pulau Sari.

penari dalam tarian ini tidak menggunakan riasan melainkan penampilan

Sikap tarian yang disajikan dalam tarian ini meliputi sikap gerakan yang terkesan

lincah berkesinambungan dan gagah yang melambangkan keberanian dan sifat ksatria.

Jenis tarian ini tidak menggunakan alat musik, tetapi hanya membawakan

beberapa gerakan, seperti tepukan tangan ke dada dan pinggul, hentakan kaki ke tanah

dan petikan jari. Gerakan tersebut mengikuti irama dan tempo lagu yang dinyanyikan.

Bebarapa gerakan tersebut cukup dinamis dan lincah dengan penuh semangat. Namun,

ada beberapa gerakan yang tampak kaku, tetapi sebenarnya memperlihatkan keperkasaan

kegagahan si penarinya. Selain itu, tepukan tangan ke dada dan perut mengesankan

tentang cinta suci dua anak manusia

yang muncul sejak pandangan pertama dan diakhiri dengan pernikahan yang direstui oleh

Tari Serampang Duabelas merupakan tarian tradisional Melayu yang

bawah Kesultanan Serdang. Tarian ini diciptakan oleh Sauti pada tahun

1960. Sebelum bernama

Serampang Duabelas, tarian ini bernama Tari Pulau Sari, sesuai dengan judul lagu yang

Page 3: Indonesian Traditional Dance

• Gerak, Sedangkan Tari Serampang Duabelas memiliki gerakan bertempo cepat seperti

Tari Serampang Laut. Berdasarkan hal tersebut, Tari Pulau Sari lebih tepat disebut Tari

Serampang Duabelas.

• Fungsi dan Peran Tari dalam Masyaraka

terutama jika dihadiri oleh tamu penting dari luar kota selalu terlihat sesi penyambutan

dengan menggunakan tarian. Khususnya tarian Melayu. Yang paling populer adalah tari

Serampang Dua Belas. Tarian tradisiona

dalamnya memiliki dua belas ragam gerakan.

• Kostum, kostum yang dikenakan pada tarian ini untuk pria, menggunakan baju khas

minang yakni dengan celana panjang yang dilingkupi dengan sarung adat motif minang.

Untuk penari wanita kostum yang digunakan adalah baju lengan panjang, rok panjang

yang diberikan beberapa ornament seperti sulaman kembang atau renda. Untuk warna

kostum pakaian pria dan wanita sengaja dibuat seragam.

• Tata rias, pada wanita yang digunakan adalah riasan wajah serupa yang digunakan pada

riasan pengantin, namun bedanya pada riasan sanggul diberikan tambahan kembang atau

ornament kupu-kupu.

• Sikap,sikaptarian yang nampak dominan pada tarian adalah

mengikuti alur musik.

• Alur Gerak, kecepatannya (2/4) digandakan, gerakan kaki yang melompat

lenggok badan serta tangan yang lincah persis seperti tarian Portugis.

• Keunikan, tarian ini dilakukan dengan musik yang sangat mirip dengan musik khas

eropa, yang ditandai dengan penggunaan accordion.

3. Provinsi Sumatera Barat (SUMBAR)

• Tarian Tradisional : Tari Piring

Sedangkan Tari Serampang Duabelas memiliki gerakan bertempo cepat seperti

Tari Serampang Laut. Berdasarkan hal tersebut, Tari Pulau Sari lebih tepat disebut Tari

Fungsi dan Peran Tari dalam Masyarakat, Setiap acara yang diadakan di Kota Medan,

terutama jika dihadiri oleh tamu penting dari luar kota selalu terlihat sesi penyambutan

dengan menggunakan tarian. Khususnya tarian Melayu. Yang paling populer adalah tari

Serampang Dua Belas. Tarian tradisional ini dinamakan Serampang Dua Belas karena di

dalamnya memiliki dua belas ragam gerakan.

kostum yang dikenakan pada tarian ini untuk pria, menggunakan baju khas

minang yakni dengan celana panjang yang dilingkupi dengan sarung adat motif minang.

tuk penari wanita kostum yang digunakan adalah baju lengan panjang, rok panjang

yang diberikan beberapa ornament seperti sulaman kembang atau renda. Untuk warna

kostum pakaian pria dan wanita sengaja dibuat seragam.

pada wanita yang digunakan adalah riasan wajah serupa yang digunakan pada

riasan pengantin, namun bedanya pada riasan sanggul diberikan tambahan kembang atau

sikaptarian yang nampak dominan pada tarian adalah sikap serempak dan

kecepatannya (2/4) digandakan, gerakan kaki yang melompat

lenggok badan serta tangan yang lincah persis seperti tarian Portugis.

tarian ini dilakukan dengan musik yang sangat mirip dengan musik khas

ropa, yang ditandai dengan penggunaan accordion.

(SUMBAR)

Tari Piring

Sedangkan Tari Serampang Duabelas memiliki gerakan bertempo cepat seperti

Tari Serampang Laut. Berdasarkan hal tersebut, Tari Pulau Sari lebih tepat disebut Tari

Setiap acara yang diadakan di Kota Medan,

terutama jika dihadiri oleh tamu penting dari luar kota selalu terlihat sesi penyambutan

dengan menggunakan tarian. Khususnya tarian Melayu. Yang paling populer adalah tari

l ini dinamakan Serampang Dua Belas karena di

kostum yang dikenakan pada tarian ini untuk pria, menggunakan baju khas

minang yakni dengan celana panjang yang dilingkupi dengan sarung adat motif minang.

tuk penari wanita kostum yang digunakan adalah baju lengan panjang, rok panjang

yang diberikan beberapa ornament seperti sulaman kembang atau renda. Untuk warna

pada wanita yang digunakan adalah riasan wajah serupa yang digunakan pada

riasan pengantin, namun bedanya pada riasan sanggul diberikan tambahan kembang atau

sikap serempak dan

kecepatannya (2/4) digandakan, gerakan kaki yang melompat-lompat dan

tarian ini dilakukan dengan musik yang sangat mirip dengan musik khas

Page 4: Indonesian Traditional Dance

• Latar Belakang, Pada awalnya kegunaan tari piring di daerah Minangkabau, belum

seperti kegunaan pada saat ini, yang dimana pada awalnya kegunaan tari piring ini

digunakan oleh Minangkabau pada saat musim panen tiba, yang dimana tari piring ini

digunakan oleh masayarakat Minangkabau pada saat itu bertujuan untuk memberikan

ucapan syukur kepada dewi padi, yang dimana telah memberi hasil panen yang melimpah

kepada masyarakat Minangkabau. Selain itu, pada zaman itu juga, tari piring ini

digerakan atau dipentaskan oleh para pemuda-pemudi masyrakat Minangkabau.

• Perkembangan, seiring dengan masuknya dan terbentuknya kerajaan-kerajaan yang

terjadi pada daerah Minangkabau, seiring itu pula kegunaan dan tujuan dari tari piring ini

pun berubah. Dimana pada zaman kerajaan di Minangkabau, tari piring ini digunakan

oleh masyarakat Minangkabau sebagai alat untuk memberikan rasa penghormatan kepada

para anggota kerajaan, terutama kepada raja yang memimpin pada saat itu. Tetapi, tari

piring pada zaman ini juga digunakan pada saat tamu-tamu agung kerajaan datang.

Setelah majunya dan juga telah bersatunya segala masyarakat-masyarakat yang

ada di Negara ini dan terutama di daerah Minangkabau atau di zaman yang telah modern

ini, tari piring ini masih juga dipergunakan oleh masyrakat Minangkabau, namun tujuan

dari kegunaan tari piring ini juga pun ikut berubah walaupun fungsinya tetap sama pada

zaman dulu. Dimana pada saat ini masyarakat Minangkabau mempergunakan atau

mempestakan Tari Piring pada saat adanya suatu pesta pernikahan atau perkawinan yang

terjadi di daerah Minangkabau (masyarakat-masyarakat keturunan minangkabau). Yang

dimana pada saat ini fungsi dari Tari Piring ini tetap sama dengan fungsi dari Tari Piring

sebelumnya, namun bedanya pada zaman dulu Tari Piring ini berfungsi untuk

memberikan rasa pujian terhadap para raja, namun pada saat ini yang dianggap raja

dalam kegunaan Tari Piring ini adalah kedua mempelai yang sedang menikah. Selain

dipentaskan pada saat suatu acara pernikahan, Tari Piring pada saat ini juga dipentaskan

pada saat ada suatu tamu agung yang datang ke daerah Sumatera Barat.

• Gerak, gerak penari terdiri dari beberapa komponen yakni lompatan, lambaian lengan

dan gerak melingkar.

• Fungsi dan Peran Tari dalam Masyarakat, digunakan untuk penyambutan tamu-tamu

seperti pejabat pemerintahan dan tamu warga Negara asing (Wisatawan)

Page 5: Indonesian Traditional Dance

• Kostum,sangat kental akan nuansa minang, selain pakaian yang bermotifkan khas

minangkabau para penari wanita pada tarian ini juga menggunakan penutup kepala yang

berbentuk seperti corong di kedua ujungnya

• Tata rias, baik pria maupun wanita pada tarian ini

• Sikap, sikap tarian yang Nampak dominan dalam tarian ini adalah kelenturan, dan

kelincahan dalam menggerakkan badan yang harus memperhatikan keseimbangan tubuh

dan kestabilan piring yang

• Alur Gerak,alur gerak yang digunakan adalah alur lompatan dan gerak yang lentur serta

penuh konsentrasi

• Keunikan, menggunakan instrument piring dalam tariannya dimana penari harus

senantiasa menjaga keseimbangan tubuh selama melakukan tarian

4. Provinsi Riau Ibukota nya

• Tarian Tradisional : Tari Tandak

• Latar Belakang :Pada awalnya puak Melayu tidak mengenal istilah 'tari' tetapi yang

dikenal adalah istilah 'tandak', dimana dalam majlis keramaian di kampung mereka

biasanya akan 'bertandak'. Lama

‘tari’. Halmana juga terjadi pada puak

misalnya ‘Ronggeng’ di Deli, Betawi dan Pasundan, 'Tayub' dan 'Joged' di Jawa dan Bali,

'Lenso' di Maluku dan Menado (Sulawe

• Perkembangan, Tari Tanduak (Tandak) pada dasarnya adalah suatu kesenian dan

budaya melayu yang mengandung unsur

angat kental akan nuansa minang, selain pakaian yang bermotifkan khas

minangkabau para penari wanita pada tarian ini juga menggunakan penutup kepala yang

berbentuk seperti corong di kedua ujungnya

baik pria maupun wanita pada tarian ini menggunakan riasan minimalis.

sikap tarian yang Nampak dominan dalam tarian ini adalah kelenturan, dan

kelincahan dalam menggerakkan badan yang harus memperhatikan keseimbangan tubuh

dan kestabilan piring yang sementara digenggam.

erak yang digunakan adalah alur lompatan dan gerak yang lentur serta

menggunakan instrument piring dalam tariannya dimana penari harus

senantiasa menjaga keseimbangan tubuh selama melakukan tarian.

Ibukota nya adalah Pekan Baru

Tari Tandak

Pada awalnya puak Melayu tidak mengenal istilah 'tari' tetapi yang

dikenal adalah istilah 'tandak', dimana dalam majlis keramaian di kampung mereka

biasanya akan 'bertandak'. Lama-lama istilah ‘tandak’ menghilang diganti oleh istilah

‘tari’. Halmana juga terjadi pada puak-puak Melayu di kepulauan Nusantara lainnya,

misalnya ‘Ronggeng’ di Deli, Betawi dan Pasundan, 'Tayub' dan 'Joged' di Jawa dan Bali,

'Lenso' di Maluku dan Menado (Sulawesi Utara).

Tari Tanduak (Tandak) pada dasarnya adalah suatu kesenian dan

budaya melayu yang mengandung unsur yang syarat akan nuansa kebersamaan dan

angat kental akan nuansa minang, selain pakaian yang bermotifkan khas

minangkabau para penari wanita pada tarian ini juga menggunakan penutup kepala yang

menggunakan riasan minimalis.

sikap tarian yang Nampak dominan dalam tarian ini adalah kelenturan, dan

kelincahan dalam menggerakkan badan yang harus memperhatikan keseimbangan tubuh

erak yang digunakan adalah alur lompatan dan gerak yang lentur serta

menggunakan instrument piring dalam tariannya dimana penari harus

Pada awalnya puak Melayu tidak mengenal istilah 'tari' tetapi yang

dikenal adalah istilah 'tandak', dimana dalam majlis keramaian di kampung mereka

istilah ‘tandak’ menghilang diganti oleh istilah

puak Melayu di kepulauan Nusantara lainnya,

misalnya ‘Ronggeng’ di Deli, Betawi dan Pasundan, 'Tayub' dan 'Joged' di Jawa dan Bali,

Tari Tanduak (Tandak) pada dasarnya adalah suatu kesenian dan

yang syarat akan nuansa kebersamaan dan

Page 6: Indonesian Traditional Dance

kesahajaan para awalnya hanya digunakan sebagai media pergaulan para muda-mudi

namun seiring perkembangannya tarian ini mulai digunakan sebagai tarian penyambutan

tamu atau pejabat pemerintahan.

• Gerak,gerakan yang dominan dalam tarian ini adalah gerak berjalan secara

melingkaroleh para penari yang berbaris membentuk suatu lingkaran

• Fungsi dan Peran Tari dalam Masyarakat,sebagai media pergaulan dan tarian untuk

menyambut tamu dalam upacara adat.

• Kostum, kostum yang digunakan meliputi ikat kepala dan sarung adat bermotif khas

melayu. Pada penari pria kain sarung yang digunkaan dipadukan dengan celana panjang

• Sikap, sikap tarian yang digunakan dalam tarian ini adalah sikap ceria dan riang, hal ini

bisa dilihat dari gerakan tarian tarian didominasi oleh lompatan, gerkaan maju beriringan

serta tepukan tangan.

• Alur Gerak, melingkar

• Keunikan, penari tidak melakukan gerakan yang terlalu rumit seperti pada gerakan tarian

adat nusantara lainnya, melainkan hanya beberapa gerakan variasi tangan sederhana dan

bergerak berjalan secara melingkar mengikuti barisan bundar.

5. Provinsi Kepulauan Riau

• Tarian Tradisional, Tari melemang

• Latar Belakang,konon telah ada sejak zaman kerajaan Bentan. Ini artinya bahwa tarian

tersebut sudah dikenal sejak abad ke-12. Konon, pada waktu itu, melemang bukan

termasuk tarian konsumsi rakyat, tetapi tarian istana. Para penarinya pun bukan rakyat

biasa, tetapi para dayang yang berasal dari sekitar istana, termasuk daerah yang disebut

Page 7: Indonesian Traditional Dance

sebagai Tanjungpisau Penaga. Tarian ini dipersembahkan ketika Sang Raja sedang

beristirahat.

• Perkembangan,dahuku kala hanya digunakan sebagai hiburan dalam upacara pernikahan

namun, sekarang jarang sekali (kalau tidak dapat dikatakan tidak pernah lagi) tampil

dalam upacara itu. Biasanya, kesenian ini hanya tampil pada acara-acara tertentu (festival

seni-budaya yang diselenggarakan oleh pemerintah setempat atau lembaga-lembaga yang

bergerak dalam bidang kebudayaan, baik pemerintah maupun swasta).

• Gerak,kostum yang dikenakan adalah teluk belanga dan baju kurung yang disesuaikan

dengan perannya. (pepeng)

• Fungsi dan Peran Tari dalam Masyarakat,sering dipertunjukkan dalam rangka

memeriahkan upacara perkawinan, dan penyambutan tamu.

• Kostum,kostum yang dikenakan adalah teluk belanga dan baju kurung yang disesuaikan

dengan perannya. (pepeng)

• Tata rias,menggunakan asesoris menyerupai bentuk kembang dan bungai rampai pada

bagian sanggul penari wanita.

• Sikap, sikap tarian yang dapat diamati dari tarian ini adalah sigap dan luwes dalam setiap

gerakan, hal ini bisa diketahui dari banyaknya gerak tangan yang syarat akan kelenturan

dan sesuai dengan tempo music

• Alur Gerak,kecepatannya (1/4) digandakan, gerakan kaki yang melompat-lompat dan

lenggok badan serta tangan yang lincah

• Keunikan,Setiap pementasan para penari mempertunjukkan kecakapannya dengan

mengambil sesuatu (sapu tangan, uang receh, dan lain sebagainya) dengan cara

melemang (berdiri sambil membongkokkan badan ke arah belakang). Oleh karena itu,

tarian ini disebut sebagai melemang. Di Tanjungpisau tarian ini lebih dikenal dengan

Melemang Penaga atau Tari Melemang Bintan Penaga.

Page 8: Indonesian Traditional Dance

6. Provinsi Jambi Ibukota nya adalah

sebagai ungkapan rasa putih hati dalam menyambut tamu, dan ditarikan oleh penari

remaja putri.

• Perkembangan, Tari Sekapur Sirih adalah tari Persembahan Jambi yang ditata oleh

Firdaus Chatab 1962 namun sei

penyambutan tamu atau upacara pernikahan

• Gerak, gerak hormat dan lompat

• Fungsi dan Peran Tari dalam Masyarakat

Selamat Datang . Kepada Tamu

• Kostum, baju kurung /adat Jambi

• Tata rias, penari diberi riasan wajah yang cerah agar terlihat cantik dan ceria

• Sikap, sikap ceria dan syukur

• Alur Gerak, Diagonal

• Keunikan, Keagungan dalam gerak yang lembut dan halus menyatu dengan iringan

musik serta syair yang ditujukan bagi para tamu. Menyambut dengan hati yang putih

muka yang jernih menunjukkan keramahtamahan bagi tetamu yang dihormati.

Ibukota nya adalah Jambi

• Tarian Tradisional

Sirih,

• Latar Belakang, Tari ini diciptakan

oleh Firdaus Chatab pada tahun 1962,

kemudian ditata ulang oleh OK Hendri

BBA pada tahun 1967. tari

untuk menyambut tamu yang dihormati

sebagai ungkapan rasa putih hati dalam menyambut tamu, dan ditarikan oleh penari

Tari Sekapur Sirih adalah tari Persembahan Jambi yang ditata oleh

Firdaus Chatab 1962 namun seiring perkembangan zaman tari ini mulai digunakan untuk

penyambutan tamu atau upacara pernikahan

gerak hormat dan lompat

Fungsi dan Peran Tari dalam MasyarakatTarian Sekapur sirih merupakan tarian

Selamat Datang . Kepada Tamu-tamu besar di Propinsi Jambi

baju kurung /adat Jambi

penari diberi riasan wajah yang cerah agar terlihat cantik dan ceria

sikap ceria dan syukur

, Keagungan dalam gerak yang lembut dan halus menyatu dengan iringan

serta syair yang ditujukan bagi para tamu. Menyambut dengan hati yang putih

muka yang jernih menunjukkan keramahtamahan bagi tetamu yang dihormati.

Tarian Tradisional : Tari Sekapur

Tari ini diciptakan

oleh Firdaus Chatab pada tahun 1962,

kemudian ditata ulang oleh OK Hendri

BBA pada tahun 1967. tari ini digunakan

untuk menyambut tamu yang dihormati

sebagai ungkapan rasa putih hati dalam menyambut tamu, dan ditarikan oleh penari

Tari Sekapur Sirih adalah tari Persembahan Jambi yang ditata oleh

ring perkembangan zaman tari ini mulai digunakan untuk

Tarian Sekapur sirih merupakan tarian

penari diberi riasan wajah yang cerah agar terlihat cantik dan ceria

, Keagungan dalam gerak yang lembut dan halus menyatu dengan iringan

serta syair yang ditujukan bagi para tamu. Menyambut dengan hati yang putih

muka yang jernih menunjukkan keramahtamahan bagi tetamu yang dihormati.

Page 9: Indonesian Traditional Dance

7. Provinsi Sumatera Selatan

• Tarian Tradisional, Tari Tanggai

• Latar Belakang, Tari tradisional ini berasal dari masa kerajaan Sriwijaya. Tarian yang

khas ini mencerminkan sikap tuan rumah yang ramah, gembira dan bahagia, tulus dan

terbuka terhadap tamu yang istimewa itu.

• Perkembangan, Tarian digelarkan 9 penari muda dan cantik

Aesan Gede, Selendang Mantri, paksangkong, Dodot dan Tanggai. Mereka merupakan

penari inti yang dikawal dua penari lainnya membawa payung dan tombak. Sedang di

belakang sekali adalah penyanyi Gending Sriwijaya. Namun saat ini peran pe

musik pengiring ini sudah lebih banyak digantikan tape recorder.

• Gerak, gerakan melompat, berputar sembari diiringi gerakan tangan yang luwes

mendominasi pada tarian ini

• Fungsi dan Peran Tari dalam Masyarakat

• Kostum, busana tradisional khas Palembang

• Tata rias,Tari Tanggai sering dipergunakan dalam acara pernikahan masyarakat

Sumatera Selatan, acara-acara resmi organisasi dan pergelaran seni di sekolah

• Sikap, Kelenturan gerak dan lentiknya jemari penari

• Alur Gerak, diagonal

• Keunikan, Perpaduan gerak gemulai penari dengan harmoni lagu pengiring yang

berjudul enam bersaudara melambangkan keharmonisan hidup masyarakat Palembang

(SUMSEL)

, Tari Tanggai

Tari tradisional ini berasal dari masa kerajaan Sriwijaya. Tarian yang

khas ini mencerminkan sikap tuan rumah yang ramah, gembira dan bahagia, tulus dan

terbuka terhadap tamu yang istimewa itu.

Tarian digelarkan 9 penari muda dan cantik-cantik yang berbusana Adat

, Selendang Mantri, paksangkong, Dodot dan Tanggai. Mereka merupakan

penari inti yang dikawal dua penari lainnya membawa payung dan tombak. Sedang di

belakang sekali adalah penyanyi Gending Sriwijaya. Namun saat ini peran pe

musik pengiring ini sudah lebih banyak digantikan tape recorder.

gerakan melompat, berputar sembari diiringi gerakan tangan yang luwes

mendominasi pada tarian ini

Fungsi dan Peran Tari dalam Masyarakat,untuk menyambut tamu

busana tradisional khas Palembang

Tari Tanggai sering dipergunakan dalam acara pernikahan masyarakat

acara resmi organisasi dan pergelaran seni di sekolah

Kelenturan gerak dan lentiknya jemari penari

Perpaduan gerak gemulai penari dengan harmoni lagu pengiring yang

berjudul enam bersaudara melambangkan keharmonisan hidup masyarakat Palembang

Tari tradisional ini berasal dari masa kerajaan Sriwijaya. Tarian yang

khas ini mencerminkan sikap tuan rumah yang ramah, gembira dan bahagia, tulus dan

k yang berbusana Adat

, Selendang Mantri, paksangkong, Dodot dan Tanggai. Mereka merupakan

penari inti yang dikawal dua penari lainnya membawa payung dan tombak. Sedang di

belakang sekali adalah penyanyi Gending Sriwijaya. Namun saat ini peran penyanyi dan

gerakan melompat, berputar sembari diiringi gerakan tangan yang luwes

Tari Tanggai sering dipergunakan dalam acara pernikahan masyarakat

acara resmi organisasi dan pergelaran seni di sekolah-sekolah.

Perpaduan gerak gemulai penari dengan harmoni lagu pengiring yang

berjudul enam bersaudara melambangkan keharmonisan hidup masyarakat Palembang.

Page 10: Indonesian Traditional Dance

8. Provinsi Bangka Belitung (BABEL)

• Tarian Tradisional : Tari

• Latar Belakang, merupakan tarian dari daerah Bangka

keceriaan bujang dan dayang di Kepulauan Bangka Belitung. Tarian ini biasanya

dibawakan setelah panen padi atau sepulang dari ume (kebun).

• Perkembangan, Tarian ini berkembang pada masa pendudukan bangsa Portugis di

Bangka Belitung. Hal ini bisa dilihat dari beberapa ragam pada tari Campak antara lain

akordion dan pakaian pada penari perempuan yang sangat kental dengan gaya Eropa.

• Gerak, gerak tangan melambai dengan jemari yang lentik

• Fungsi dan Peran Tari dalam Masyarakat

padi atau sepulang dari ume (kebun).

• Kostum, penari mengenakan kostum berwarna kuning dan merah serta menggunakan

asesoris selendang

• Tata rias, tidak menggunakan tata rias make up wajah yang meriah melainkan hanya

menggunakan warna cerah pada wajah dan asesoris bunga pada rambut penari.

• Sikap, sikap tarian yang terlihat adalah keceriaan yang ditandi dengan gerakan melompat

yang mengikuti irama instrument musik

• Alur Gerak, melingkar

• Keunikan, keunikan yang digunakan para penari tarian ini cenderung mirip dengan

pakaian bangsa portugis pada saat menjajah nusantara yang membedakan cuman warna

pakaian penari lebih menggunakan warna terang s

(BABEL) Ibukota nya adalahPangkal Pinang

: Tari Campak

merupakan tarian dari daerah Bangka-Belitung yang menggambarkan

keceriaan bujang dan dayang di Kepulauan Bangka Belitung. Tarian ini biasanya

dibawakan setelah panen padi atau sepulang dari ume (kebun).

Tarian ini berkembang pada masa pendudukan bangsa Portugis di

Bangka Belitung. Hal ini bisa dilihat dari beberapa ragam pada tari Campak antara lain

akordion dan pakaian pada penari perempuan yang sangat kental dengan gaya Eropa.

tangan melambai dengan jemari yang lentik

Fungsi dan Peran Tari dalam MasyarakatTarian ini biasanya dibawakan setelah panen

padi atau sepulang dari ume (kebun).

penari mengenakan kostum berwarna kuning dan merah serta menggunakan

tidak menggunakan tata rias make up wajah yang meriah melainkan hanya

menggunakan warna cerah pada wajah dan asesoris bunga pada rambut penari.

sikap tarian yang terlihat adalah keceriaan yang ditandi dengan gerakan melompat

ti irama instrument musik

keunikan yang digunakan para penari tarian ini cenderung mirip dengan

pakaian bangsa portugis pada saat menjajah nusantara yang membedakan cuman warna

menggunakan warna terang seperti hijau dan kuning

Belitung yang menggambarkan

keceriaan bujang dan dayang di Kepulauan Bangka Belitung. Tarian ini biasanya

Tarian ini berkembang pada masa pendudukan bangsa Portugis di

Bangka Belitung. Hal ini bisa dilihat dari beberapa ragam pada tari Campak antara lain

akordion dan pakaian pada penari perempuan yang sangat kental dengan gaya Eropa.

Tarian ini biasanya dibawakan setelah panen

penari mengenakan kostum berwarna kuning dan merah serta menggunakan

tidak menggunakan tata rias make up wajah yang meriah melainkan hanya

menggunakan warna cerah pada wajah dan asesoris bunga pada rambut penari.

sikap tarian yang terlihat adalah keceriaan yang ditandi dengan gerakan melompat

keunikan yang digunakan para penari tarian ini cenderung mirip dengan

pakaian bangsa portugis pada saat menjajah nusantara yang membedakan cuman warna

eperti hijau dan kuning.

Page 11: Indonesian Traditional Dance

9. Provinsi Bengkulu

• Tarian Tradisional : Tari

• Latar Belakang, Tari Penyambutan adalah Tari Kreasi Baru yang diatur sedekat

mungkin dengan Tari Kejai. Terinspirasi oleh tari Kejai karena Suku Rejang sendiri

jaman dahulu tidak mempunyai Tari Penyambutan, di jaman dahulu penyambutan tamu

dilakukan dengan upacara adat. Tari Kejai adalah tarian sakral dan agung, sehingga

sangat pantas untuk di persembahkan untuk Penyambutan Tamu, seperti Pejabat Tinggi

Negara, Menteri, Bupati yang berkunjung ke Tanah Rejang, atau pada even

yang bersifat ceremonial.

• Perkembangan, pada zaman dahulu digunakan sebagai penyambutan pejabat kerajaan

namun dewasa ini mulai digunakan untuk upacara perkawinan serta hiburan pada fe

adat Bengkulu.

• Gerak, Gerakan Sembah (Penghormatan) :

� Sembah Tari : Tangan diangkat diatas bahu

� Sembah Tamu : Tangan diangkat diatas dada

� Penyerah Siri setengah jongkok dan setengah berdiri pada saat berada diluar rumah

� Khusus busana yang menyerahka

renda penutup dada

• Fungsi dan Peran Tari dalam Masyarakat

khusus dalam penyambutan tamu pejabat Negara.

• Kostum, menggunakan baju tradisional khas bengkulu

• Tata rias, penari menggunakan hiasan kepala seperti mahkota berwarna keemasan

: Tari Penyambutan

Tari Penyambutan adalah Tari Kreasi Baru yang diatur sedekat

mungkin dengan Tari Kejai. Terinspirasi oleh tari Kejai karena Suku Rejang sendiri

jaman dahulu tidak mempunyai Tari Penyambutan, di jaman dahulu penyambutan tamu

dilakukan dengan upacara adat. Tari Kejai adalah tarian sakral dan agung, sehingga

sangat pantas untuk di persembahkan untuk Penyambutan Tamu, seperti Pejabat Tinggi

nteri, Bupati yang berkunjung ke Tanah Rejang, atau pada even

yang bersifat ceremonial.

pada zaman dahulu digunakan sebagai penyambutan pejabat kerajaan

namun dewasa ini mulai digunakan untuk upacara perkawinan serta hiburan pada fe

, Gerakan Sembah (Penghormatan) :

Sembah Tari : Tangan diangkat diatas bahu

Sembah Tamu : Tangan diangkat diatas dada

Penyerah Siri setengah jongkok dan setengah berdiri pada saat berada diluar rumah

Khusus busana yang menyerahkan siri ( wanita ) mengenakan pakaian / baju kurung /

Fungsi dan Peran Tari dalam Masyarakat, sebagai pertunjukan seni dan rangkaian

khusus dalam penyambutan tamu pejabat Negara.

menggunakan baju tradisional khas bengkulu

penari menggunakan hiasan kepala seperti mahkota berwarna keemasan

Tari Penyambutan adalah Tari Kreasi Baru yang diatur sedekat

mungkin dengan Tari Kejai. Terinspirasi oleh tari Kejai karena Suku Rejang sendiri

jaman dahulu tidak mempunyai Tari Penyambutan, di jaman dahulu penyambutan tamu

dilakukan dengan upacara adat. Tari Kejai adalah tarian sakral dan agung, sehingga

sangat pantas untuk di persembahkan untuk Penyambutan Tamu, seperti Pejabat Tinggi

nteri, Bupati yang berkunjung ke Tanah Rejang, atau pada even-even lain

pada zaman dahulu digunakan sebagai penyambutan pejabat kerajaan

namun dewasa ini mulai digunakan untuk upacara perkawinan serta hiburan pada festival

Penyerah Siri setengah jongkok dan setengah berdiri pada saat berada diluar rumah

n siri ( wanita ) mengenakan pakaian / baju kurung /

sebagai pertunjukan seni dan rangkaian

penari menggunakan hiasan kepala seperti mahkota berwarna keemasan

Page 12: Indonesian Traditional Dance

• Sikap, sikappenghormatan banyak mengisi tarian ini

• Alur Gerak, horizontal

• Keunikan, keunikan terdapat pada irama music accordion yang mengiringi tarian ini dan

para penari diharuskan menari sambil menjaga keseimbangan nampan yang dibawanya

10. Tari Sanghyang Jaran Bali

Tari Sanghyang Jaran ditarikan oleh seorang pria atau seorang pemangku yang

mengendarai sebuah kuda-kudaan yang terbuat dari pelepah daun kelapa. Penarinya kerasukan

roh kuda tunggangan dewata dari kahyangan, diiringi dengan nyanyian paduan suara yang

melagukan Gending Sanghyang, berkeliling sambil memejamkan mata, berjalan dan berlari-

kecil dengan kaki telanjang, menginjak-injak bara api batok kelapa yang dihamparkan di

tengah arena. Tari ini diselenggarakan pada saat-saat prihatin, misalnya terjadi wabah penyakit

atau kejadian lain yang meresahkan masyarakat. Tari Sanghyang Jaran yang terlihat

menggunakan jambot terbuat dari daun ambu.

Page 13: Indonesian Traditional Dance

11. Tari Topeng DKI Jakarta

w.L. Ritter dan E. Hardouin dalam buku-bukunya yang dicetak tahun 1872 menyebut

bahwa di Jakarta dan sekitarnya (Batavia en Ommelanden) ada suatu permainan yang popular

yang disebut "Klein Maskerspel" yaitu suatu straatvertoningen (tontonan jalanan ) yang diduga

berasal dari Topeng Babakan Cirebon.

11. Tari Ronggeng buyung Maluku

Page 14: Indonesian Traditional Dance

Ronggeng buyung sebenarnya masih dalam koridor terminologi ronggeng secara

umum, yakni sebuah bentuk kesenian tradisional dengan tampilan seorang atau lebih

penari. Biasanya dilengkapi dengan gamelan dan nyanyian atau kawih pengiring. Penari

utamanya adalah seorang perempuan yang dilengkapi dengan sebuah selendang. Fungsi

selendang, selain untuk kelengkapan dalam menari, juga dapat digunakan untuk

"menggaet" lawan (biasanya laki-laki) untuk menari bersama dengan cara mengalungkan

ke lehernya.

12. Tari klana raja yogyakarta

Salah satu tari tunggal Gaya Yogyakarta yang lahir di lingkungan istana, sering

ditampilkan sebagai seni pertunjukan tersendiri yang klasik. Disebut Klana Raja karena figur

Raja adalah manifestasi penguasaan mayapada dan alam astral yang hadir. Sebutan ”Klana”

adalah bagi tokoh besar pengelana yang datang dari luar, yang dapat pula berkonotasi pada

manusia-manusia yang suka mengikuti imajinasi terhadap hal-hal yang besar, cita-cita

tinggi,yang kadang-kadang berasosiasi pada romantisme suatu ke” gandrungan ” yang tidak

mesti bersifat erotis atau cenderung seks, melainkan pada idealisme yang estetis. Ada suatu

kegagahan dalam pengejawantahan.

Motif hiasan kepada klana Raja adalah”tropong”, seperti yang dipakai oleh Prabu

Baladewa- Suteja yang terasa paling agung di antara hiasan kepala raja jenis lainnya, seperti

”songkok ”Duryudana yang masih dimungkinkan dipakai. Sedangkan ketu Narpati

Basukarna, ”keling” Wibisana kurang lazim dikenakan. Berbeda dengan wayang pada

Page 15: Indonesian Traditional Dance

umumnya, penari klana menam

dibandingkan dengan penggunaan sampur pinggang.

16. JAMBI ( Tari Selampir Delapan

Tari selampit delapan

Jambi. Tari ini pertama kali diperkenalkan oleh M. Ceylon ketika bertugas pada Dinas

Kebudayaan Provinsi Jambi pada tahun 1970

Juli 1941 ini memiliki bakat yang lu

tari. Sebagai pribadi yang baik, ramah, dan enerjik membuat dia mudah beradaptasi

dengan budaya dan lingkungan setempat. Aktivitasnya yang lebih banyak bergulat

dalam bidang kebudayaan menjadikan dirinya berhas

dari pergaulan masyarakat yang kemudian diolah menjadi sebuah karya seni bernama

Tari Selampit Delapan. Dalam perkembangannya, tari tersebut kemudian ditetapkan

menjadi salah satu tarian khas Provinsi Jambi.

17. KEP. BANGKA BELITUNG

umumnya, penari klana menambah sampurnya melingkar di leher, yang banyak berfungsi

dibandingkan dengan penggunaan sampur pinggang.

Tari Selampir Delapan )

Tari selampit delapan merupakan tari tradisional yang berasal dari Provinsi

Jambi. Tari ini pertama kali diperkenalkan oleh M. Ceylon ketika bertugas pada Dinas

Kebudayaan Provinsi Jambi pada tahun 1970-an. Pria kelahiran Padang Sidempuan 7

Juli 1941 ini memiliki bakat yang luar biasa dalam bidang kesenian, terutama seni

tari. Sebagai pribadi yang baik, ramah, dan enerjik membuat dia mudah beradaptasi

dengan budaya dan lingkungan setempat. Aktivitasnya yang lebih banyak bergulat

dalam bidang kebudayaan menjadikan dirinya berhasil menangkap pesan terdalam

dari pergaulan masyarakat yang kemudian diolah menjadi sebuah karya seni bernama

Tari Selampit Delapan. Dalam perkembangannya, tari tersebut kemudian ditetapkan

menjadi salah satu tarian khas Provinsi Jambi.

KEP. BANGKA BELITUNG (Tarian Campak)

bah sampurnya melingkar di leher, yang banyak berfungsi

merupakan tari tradisional yang berasal dari Provinsi

Jambi. Tari ini pertama kali diperkenalkan oleh M. Ceylon ketika bertugas pada Dinas

an. Pria kelahiran Padang Sidempuan 7

ar biasa dalam bidang kesenian, terutama seni

tari. Sebagai pribadi yang baik, ramah, dan enerjik membuat dia mudah beradaptasi

dengan budaya dan lingkungan setempat. Aktivitasnya yang lebih banyak bergulat

il menangkap pesan terdalam

dari pergaulan masyarakat yang kemudian diolah menjadi sebuah karya seni bernama

Tari Selampit Delapan. Dalam perkembangannya, tari tersebut kemudian ditetapkan

Page 16: Indonesian Traditional Dance

Tari Campak,Tari Keceriaan Bujang Dayang Bangka | Budaya Bangka – Tari

campak merupakan tarian dari daerah bangka belitung yang mengambarkan keceriaan

bujang dan dayang di kepulauan bangka belitung, tarian ini biasanya dibawakan setelah

panen padi atau sepulang dari ume (kebun)

Tari ini digunakan juga sebagai hiburan dalam berbagai kegiatan seperti

penyambutan tamu atau pada pesta pernikahan di Bangka Belitung. Tarian ini

berkembang pada masa pendudukan bangsa Portugis di Bangka Belitung. Hal ini bisa

dilihat dari beberapa ragam pada tari Campak antara lain akordion dan pakaian pada

penari perempuan yang sangat kental dengan gaya eropa, Tari Campak,Tari Keceriaan

Bujang Dayang Bangka | Budaya Bangka

Walaupun mendapat pengaruh dari budaya Eropa, tari campak Bangka Belitung

tetap merupakan tari tradisional karena memiliki nilai-nilai budaya lokal yang

dipertahankan. Tari campak biasanya dibawakan untuk merayakan waktu musim panen

padi. Selain itu tari yang penuh keceriaan sering dibawakan para muda mudi sepulangnya

dari ume atau kebun. Dalam perkembangannya tari campak juga dipertunjukan dalam

pesta-pesta adat seperti penyambutan tamu dan pernikahan.

18. KEP. RIAU (Tarian Melemang (Kepri))

Page 17: Indonesian Traditional Dance

Tarian melemang konon telah ada sejak zaman kerajaan Bentan. Ini artinya bahwa tarian

tersebut sudah dikenal sejak abad ke-12. Konon, pada waktu itu, melemang bukan termasuk

tarian konsumsi rakyat, tetapi tarian istana. Para penarinya pun bukan rakyat biasa, tetapi

para dayang yang berasal dari sekitar istana, termasuk daerah yang disebut sebagai

Tanjungpisau Penaga. Tarian ini dipersembahkan ketika Sang Raja sedang beristirahat.

Setiap pementasan para penari mempertunjukkan kecakapannya dengan mengambil

sesuatu (sapu tangan, uang receh, dan lain sebagainya) dengan cara melemang (berdiri

sambil membongkokkan badan ke arah belakang). Oleh karena itu, tarian ini disebut sebagai

melemang. Di Tanjung pisau tarian ini lebih dikenal dengan Melemang Penaga atau Tari

Melemang Bintan Penaga.

Sesuai dengan tujuannya yang tidak lain adalah menghibur raja, maka kesenian yang

memadukan unsur tari, musik dan nyanyi ini mengisahkan tentang kehidupan seorang raja di

sebuah kerajaan. Oleh karena itu, ada yang berperan sebagai raja, permaisuri, puteri,

dayang-dayang dan lain sebagainya.

Kerajaan yang disebut sebagai Bentan memang sudah lama runtuh. Namun demikian,

tarian yang pernah hidup di zamannya bukan berarti terkubur bersamanya. Tarian itu kini

masih tetap hidup di Tanjungpisau Penaga (Bintan) dan malahan menyebar ke Daik-Lingga.

Dengan kata lain, tarian yang pada mulanya hanya berada di lingkungan istana ini, dewasa

ini telah menjadi milik rakyat kebanyakan, dengan durasi pementasan sekitar satu jam.

Pada masa lampau, tarian ini sering dipertunjukkan dalam rangka memeriahkan upacara

perkawinan. Namun, sekarang jarang sekali (kalau tidak dapat dikatakan tidak pernah lagi)

tampil dalam upacara itu. Biasanya, kesenian ini hanya tampil pada acara-acara tertentu

(festival seni-budaya yang diselenggarakan oleh pemerintah setempat atau lembaga-lembaga

yang bergerak dalam bidang kebudayaan, baik pemerintah maupun swasta).

Page 18: Indonesian Traditional Dance

19. BANTEN (Tari Cokek )

Tari Cokek adalah seni pertunjukan yang berkembang pada abad ke 19 M di Kabupaten

Tangerang, Propinsi Banten. Tarian ini dimainkan oleh sepuluh orang penari wanita, dan

tujuh orang laki-laki pemegang

musik gamang kromong merupakan hasil kombinasi suara yang ditimbulkan oleh rebab dua

dawai, suling, kempul, gong, kendang dan kecrek.

Sejarah munculnya Tari Cokek berawal dari adanya pentas hiburan yang diadakan oleh

para tuan tanah Tionghoa yang tinggal di

yang merupakan salah satu tuan tanah di Tangerang, mempersembahkan tiga orang penari

sebagai wujud partisipasinya dalam pesta hiburan rakyat itu. Pada awalnya, dia menyisipkan

tarian para gadis cantik tersebut

pertunjukan tambahan itulah, kemudian para penari ini menjadi terkenal dan berdiri sendiri

sebagai kelompok penari yang kemudian tariannya dinamakan Tari Cokek. Kata “cokek”

diambil dari tuan tanah yang be

pertunjukan tarian ini.

Tari Cokek adalah seni pertunjukan yang berkembang pada abad ke 19 M di Kabupaten

Tangerang, Propinsi Banten. Tarian ini dimainkan oleh sepuluh orang penari wanita, dan

laki pemegang gamang kromong, alat musik yang mengiringinya. Alunan

merupakan hasil kombinasi suara yang ditimbulkan oleh rebab dua

dawai, suling, kempul, gong, kendang dan kecrek.

Sejarah munculnya Tari Cokek berawal dari adanya pentas hiburan yang diadakan oleh

para tuan tanah Tionghoa yang tinggal di Tangerang. Dalam pentas seni itu, Tan Sio Kek,

yang merupakan salah satu tuan tanah di Tangerang, mempersembahkan tiga orang penari

sebagai wujud partisipasinya dalam pesta hiburan rakyat itu. Pada awalnya, dia menyisipkan

tarian para gadis cantik tersebut sebagai pertunjukan tambahan. Namun, berawal dari

pertunjukan tambahan itulah, kemudian para penari ini menjadi terkenal dan berdiri sendiri

sebagai kelompok penari yang kemudian tariannya dinamakan Tari Cokek. Kata “cokek”

diambil dari tuan tanah yang bernama Tan Sio Kek, orang pertama yang mengilhami

Tari Cokek adalah seni pertunjukan yang berkembang pada abad ke 19 M di Kabupaten

Tangerang, Propinsi Banten. Tarian ini dimainkan oleh sepuluh orang penari wanita, dan

, alat musik yang mengiringinya. Alunan

merupakan hasil kombinasi suara yang ditimbulkan oleh rebab dua

Sejarah munculnya Tari Cokek berawal dari adanya pentas hiburan yang diadakan oleh

Tangerang. Dalam pentas seni itu, Tan Sio Kek,

yang merupakan salah satu tuan tanah di Tangerang, mempersembahkan tiga orang penari

sebagai wujud partisipasinya dalam pesta hiburan rakyat itu. Pada awalnya, dia menyisipkan

sebagai pertunjukan tambahan. Namun, berawal dari

pertunjukan tambahan itulah, kemudian para penari ini menjadi terkenal dan berdiri sendiri

sebagai kelompok penari yang kemudian tariannya dinamakan Tari Cokek. Kata “cokek”

rnama Tan Sio Kek, orang pertama yang mengilhami

Page 19: Indonesian Traditional Dance

20. NTB (TARI GENDANG BELEQ)

Tari Gendang Beleq adalah salah satu tarian dari Lombok, dinamakan demikian

karena memakai gendang yang sangat besar. Pada zaman dahulu tarian ini dipertunjukan

untuk mengiringi atau menyambut tentara yang pergi atau pulang dari medan perang.

Tarian ini sering dipakai untuk menyambut tamu-tamu penting sebagai suatu seni,

pertunjukan tarian ini juga disebut “Tari Oncer”

21. NTT (Tari Bidu )

Tarian Bidu merupakan tarian peninggalan nenek moyang Belu yang pada

mulanya digunakan sebagai media perkenalan bagi pemuda dan pemudi. Tarian ini

dilaksanakan atas rencana pemuda-pemudi atas persetujuan orang tua masing-masing.

Page 20: Indonesian Traditional Dance

Sebelumnya pihak pemuda merencanaan dan membuat perjanjian bersama dalam bahasa

adat disebut hameno bidu.

Perjanjian ini kemudian ditepati dan mereka pun berduyun-duyun menuju lokasi

yang telah ditentukan, yang ditonton oleh masyarakat sekitar. Para penari Bidu yang

terdiri dari pemuda dan pemudi ini pun segera masuk arena untuk menari. Apabila sang

pemuda telah menemukan gadis idamannya, maka dalam menari si pemuda mengelilingi

si gadis idamannya. Sang gadis pun tahu kalau si pemuda sudah menaruh hati, maka si

gadis pura-pura jual mahal. Pada tahap berikutnya sang pemuda sambil menari

melambai-lambaikan sapu tangannya ke wajah si gadis dan berusaha meletakkan sapu

tangannya ke bahu si gadis.

Jika si gadis itu menyetujuinya, maka sapu tangan itu akan diterimanya dengan

baik. Selanjutnya menjelang tarian usai diadakan janji untuk hanimak (suatu proses

saling mengenal yang sangat etis, romantis dan berbobot, karena masih dalam

pengendalian).

Apabila dialog perjanjian itu belum selesai, akan dilaksanakan setelah tarian usai.

Dialog-dialog itu dengan bahasa bersyair, dan bisanya pemudalah yang memulainya.

Setelah proses perjanjian, si pemuda lalu pulang dan mencari teman yang dapat

dipercaya untuk kemudian diutus sebagai jembatan untuk menghubungi orang tua gadis

dengan kata-kata pemberitahuan bahwa si pemuda mau bertandang ke rumah si gadis.

Bila orang tua gadis setuju, maka si pemuda mulai berdandan dan segera pergi ke rumah

si gadis dengan membawa sirih pinang. Kemudian terjadi dialog antara pemuda dan si

gadis.

Setelah proses hanimak atau bertandang, pulanglah si pemuda dengan seizin

gadis dan orang tuanya. Selanjutnya apabila ada kecocokan, maka hanimak berlanjt

terus pada malam-malam berikutnya, dan pada gilirannya terjadilah proses binor yang

berarti saling menyimpan barang (tempat sirih, kain selimut, pakaian, foto-foto dan

lainnya).

Setelah terjadinya binor, maka orang tua kedua belah pihak bermusyawarah

untuk menentukan waktu meminang atau memasukan sirih pinang. Pada saat meminang,

pihak laki-laki membawa sirih pinang, sopi (tuak) satu botol, dan ayam satu ekor serta

satu ringgit perak dan kain putih kurang lebih satu meter. Barang-barang tersebut

Page 21: Indonesian Traditional Dance

dinamakan Mama Lulik (sirih pinang pamali). Kemudian menyusul lagi tahap adat yang

disebut Mama Tebes. Dalam acara ini dibahas tentang j

22. Sulawesi Utara (Tari Maengket )

Adalah tari tradisional ,

Zaman dulu kala sampai saat ini terus

Minahasa sejak rakyat Minahasa mengenal pertanian. Tari maengket dilakukan pada saat

sedang panen hasil pertanian dengan gerak

Maengket telah berkembang teristimewa bentuk dan tarinya tanpa meninggalkan

keasliannya.

Tari Maengket terdiri dari 3 babak yaitu : Maowey Kamberu, Marambak,

Lalayaan

Maowey Kamberu adalah suatu tarian yang dibawakan p

kepada Tuhan yang Maha Esa, dimana hasil pertanian terutama tanaman padi yang

berlipat ganda/banyak.

Marambak adalah tarian dengan semangat kegotong

Bantu membantu membuat rumah yang baru. Selesai rumah dibangun maka diadakan

pesta naik rumah baru atau dalam bahasa daerah disebut “rumambak” atau menguji

kekuatan rumah baru dan semua masy

syukur.

dinamakan Mama Lulik (sirih pinang pamali). Kemudian menyusul lagi tahap adat yang

disebut Mama Tebes. Dalam acara ini dibahas tentang jadwal perkawinan di gereja.

Tari Maengket )

Adalah tari tradisional , seni budaya Minahasa – Sulawesi Utara yang dari

Zaman dulu kala sampai saat ini terus dikembang. Tari Maengket sudah ada ditanah

Minahasa sejak rakyat Minahasa mengenal pertanian. Tari maengket dilakukan pada saat

sedang panen hasil pertanian dengan gerakan-gerakan sederhana. Sekarang tarian

Maengket telah berkembang teristimewa bentuk dan tarinya tanpa meninggalkan

Tari Maengket terdiri dari 3 babak yaitu : Maowey Kamberu, Marambak,

adalah suatu tarian yang dibawakan pada acara pengucapan syukur

kepada Tuhan yang Maha Esa, dimana hasil pertanian terutama tanaman padi yang

adalah tarian dengan semangat kegotong-royongan, rakyat Minahasa

Bantu membantu membuat rumah yang baru. Selesai rumah dibangun maka diadakan

pesta naik rumah baru atau dalam bahasa daerah disebut “rumambak” atau menguji

kekuatan rumah baru dan semua masyarakat kampong diundang dalam pengucapan

dinamakan Mama Lulik (sirih pinang pamali). Kemudian menyusul lagi tahap adat yang

adwal perkawinan di gereja.

Sulawesi Utara yang dari

dikembang. Tari Maengket sudah ada ditanah

Minahasa sejak rakyat Minahasa mengenal pertanian. Tari maengket dilakukan pada saat

gerakan sederhana. Sekarang tarian

Maengket telah berkembang teristimewa bentuk dan tarinya tanpa meninggalkan

Tari Maengket terdiri dari 3 babak yaitu : Maowey Kamberu, Marambak,

ada acara pengucapan syukur

kepada Tuhan yang Maha Esa, dimana hasil pertanian terutama tanaman padi yang

royongan, rakyat Minahasa

Bantu membantu membuat rumah yang baru. Selesai rumah dibangun maka diadakan

pesta naik rumah baru atau dalam bahasa daerah disebut “rumambak” atau menguji

arakat kampong diundang dalam pengucapan

Page 22: Indonesian Traditional Dance

Lalayaan adalah tari yang melambangkan bagaimana pemuda

pada zaman dahulu akan mencari jodoh mereka. Tari ini juga disebut tari pergaulan

muda-mudi zaman dahulu kala di Minahasa

23. Sulawesi Tengah (Tari Torompio

“Torompio” adalah ungkapan dalam bahasa Pamona, Sulawesi Tengah. Ungkapan

ini terdiri atas dua kata, yakni “toro” yang berarti “berpu

“angin”. Jadi, “torompio” berarti “angin berputar”. Makna yang terkandung dalam

ungkapan tersebut adalah “gelora cinta kasih” yang dilambangkan oleh tarian yang

dinamis dengan gerakan berputar

sehingga tarian ini disebut torompio. Pengertian gelora cinta kasih sebenarnya bukan

hanya untuk sepasang kekasih yang sedang dimabuk cinta, melainkan juga untuk semua

kehidupan, seperti: cinta tanah air, cinta sesama umat, cinta kepada

(menghargai tamu-tamu) dan lain sebagainya. Namun, yang lebih menonjol ialah cinta

kasih antarsesama remaja atau muda

tarian muda-mudi. Torompio dalam penampilannya sangat ditentukan oleh syair lagu

pengiring yang dinyanyikan oleh penari dan pengiring tari.

Tarian ini dahulu ditarikan secara spontan oleh para remaja dengan jumlah yang

tidak terbatas dan dipergelarkan di tempat terbuka, seperti halaman rumah atau tempat

tertentu yang agak luas. Para p

lingkaran, karena tari ini didominasi oleh komposisi lingkaran dan berbaris.

adalah tari yang melambangkan bagaimana pemuda-pemudi Minahasa

pada zaman dahulu akan mencari jodoh mereka. Tari ini juga disebut tari pergaulan

mudi zaman dahulu kala di Minahasa

Tari Torompio )

“Torompio” adalah ungkapan dalam bahasa Pamona, Sulawesi Tengah. Ungkapan

ini terdiri atas dua kata, yakni “toro” yang berarti “berputar” dan “pio” yang berarti

“angin”. Jadi, “torompio” berarti “angin berputar”. Makna yang terkandung dalam

ungkapan tersebut adalah “gelora cinta kasih” yang dilambangkan oleh tarian yang

dinamis dengan gerakan berputar-putar bagaikan insan yang sedang dilanda cinta kasih,

sehingga tarian ini disebut torompio. Pengertian gelora cinta kasih sebenarnya bukan

hanya untuk sepasang kekasih yang sedang dimabuk cinta, melainkan juga untuk semua

kehidupan, seperti: cinta tanah air, cinta sesama umat, cinta kepada

tamu) dan lain sebagainya. Namun, yang lebih menonjol ialah cinta

kasih antarsesama remaja atau muda-mudi, sehingga tarian ini lebih dikenal sebagai

mudi. Torompio dalam penampilannya sangat ditentukan oleh syair lagu

pengiring yang dinyanyikan oleh penari dan pengiring tari.

Tarian ini dahulu ditarikan secara spontan oleh para remaja dengan jumlah yang

tidak terbatas dan dipergelarkan di tempat terbuka, seperti halaman rumah atau tempat

tertentu yang agak luas. Para penontonnya muda-mudi yang berdiri dan membentuk

lingkaran, karena tari ini didominasi oleh komposisi lingkaran dan berbaris.

pemudi Minahasa

pada zaman dahulu akan mencari jodoh mereka. Tari ini juga disebut tari pergaulan

“Torompio” adalah ungkapan dalam bahasa Pamona, Sulawesi Tengah. Ungkapan

tar” dan “pio” yang berarti

“angin”. Jadi, “torompio” berarti “angin berputar”. Makna yang terkandung dalam

ungkapan tersebut adalah “gelora cinta kasih” yang dilambangkan oleh tarian yang

landa cinta kasih,

sehingga tarian ini disebut torompio. Pengertian gelora cinta kasih sebenarnya bukan

hanya untuk sepasang kekasih yang sedang dimabuk cinta, melainkan juga untuk semua

kehidupan, seperti: cinta tanah air, cinta sesama umat, cinta kepada tamu-tamu

tamu) dan lain sebagainya. Namun, yang lebih menonjol ialah cinta

mudi, sehingga tarian ini lebih dikenal sebagai

mudi. Torompio dalam penampilannya sangat ditentukan oleh syair lagu

Tarian ini dahulu ditarikan secara spontan oleh para remaja dengan jumlah yang

tidak terbatas dan dipergelarkan di tempat terbuka, seperti halaman rumah atau tempat

mudi yang berdiri dan membentuk

lingkaran, karena tari ini didominasi oleh komposisi lingkaran dan berbaris.

Page 23: Indonesian Traditional Dance

Peralatan dan Busana

Peralatan musik yang digunakan untuk mengiringi tari torompio diantaranya adalah: (1)

ganda (gendang); (2) nonggi (gong); (3) karatu (gendang duduk); dan gitar. Sedangkan,

busana yang dikenakan oleh penari perempuan adalah: (1) lemba (blus berlengan pendek

yang berhiaskan manik-manik); (2) topi mombulu (rok bersusun); (3) tali bonto (ikat

kepala yang terbuat dai teras bambu dibungkus dengan kain merah sebesar 2 sampai 3

jari dan dihias dengan manik-manik; dan (4) kalung yang terbuat dari sejenis tumbuhan

siropu atau dari batu. Sedangkan busana dan perlengkapan pada penari laki-laki adalah:

(1) baju banjara (baju seperti teluk belanga yang diberi hiasan dari manik-manik); (2)

salana (celana panjang yang berhias manik-manik); (3) siga atau destar; dan (4) salempa

(kain untuk selempang).

Selain peralatan musik dan busana bagi penarinya, tarian ini diiringi oleh

beberapa buah lagu. Salah satu lagu yang dahulu biasa dinyanyikan pada masa Orde Baru

adalah lagu Wati Ndagia. Lagu ini berisi pesan pemerintah untuk menggiatkan

pembangunan. Berikut ini adalah terjemahan dari beberapa syair yang dilantunkan:

Tumpah darahku yang kucintai tempat ibu bapaku dan aku dilahirkan. Poso Sulawesi

Tengah sangat subur indah permai. Danaunya yang elok indah menawan yang takan

kulupakan.

Inilah kami anak-anak dari seberang akan bermain khas daerah kami.

Pada pertemuan ini begitu indah kita bernyanyi, bersyair dengan rasa yang

sesungguhnya. Pembangunan negara kita ini telah dirasakan sampai ke pedesaan. Wahai

teman-teman, kita seirama dalam pembangunan ini.

Serasi selaras pertemuan kita ini melambangkan persatuan kita. Budaya yang datang dari

luar datang di negeri kita dan filter bagi bangsa kita adalah Pancasila.

Ingat wahai kawan, tahun depan adalah pesta nasional kita perlihara keamanannya.

Repelita adalah perjuangan bangsa sama kita laksanakan. Hapuskan rongrongan baik dari

luar maupun dari dalam. Masyarakat adil dan makmur yang diimpikan bersama,

bersatulah dalam perjuangan agar tercapai tujuan ini. Kekuatan adil dan makmur yang

diimpikan bersama, bersatulah dalam perjuangan agar tercapai tujuan ini. Kekuatan

Page 24: Indonesian Traditional Dance

harapan bangsa melalui kerja keras jeli dalam tindakan agar nyata dan tercapai cita-cita

bangsa.

Dengan selesainya permainan ini kami mohon diri sebab pertemuan yang begitu

indah membuat kesan yang tak terlupakan. Kalung kenangan akan kutinggalkan sebagai

lambang persatuan kita. Selamat tinggal wahai kawan, jangan lupa pesan pemerintah,

sukseskan pembangunan di segala bidang, (baik siang dan malam).

24. Sulawesi Selatan TARI PADUPPA

Dahulu sering ditarikan pada setiap acara penting untuk menjamu raja dengan

suguhan kue kue sebanyak dua kasera.Juga ditarikan saat menyambut tamu agung, pesta

adat dan pesta perkawinan.Tarian ini mengambarkan bahwa orang Bugis jika kedatangan

tamu senantiasa menghidangkan bosara, sebagai tanda kesyukuran dan kehormatan.

Orang Makassar menyebut kata bosara tentu tidak terlepas dari kue-kue

tradisional sebagai sesuatu yang saling melengkapi. Bosara merupakan piring khas suku

Bugis-Makassar di Sulawesi Selatan (Sulsel). Bosara biasanya diletakkan di meja dalam

rangkaian acara tertentu, khususnya acara yang bersifat tradisional dan yang sarat dengan

nilai-nilai budaya. Bahan dasar bosara berasal dari besi dan dilengkapi dengan penutup

khas seperti kobokan besar, yang dibalut kain berwarna terang, seperti warna merah, biru,

hijau atau kuning, yang diberi ornamen kembang keemasan di sekelilingnya.

Menyebut bosara sebenarnya meliputi satu kesatuan utuh yang terdiri dari piring,

yang di atasnya diberi alas kain rajutan dari wol, lalu diletakkan piring di atasnya sebagai

tempat kue dan tutup bosara. Adapun kue-kue yang biasanya disajikan dengan

Page 25: Indonesian Traditional Dance

menggunakan bosara adalah kue-kue tradisional, baik kue basah maupun kue kering. Kue

basah misalnya cucur, bolu peca’, brongko, biji nangka, kue lapis, kue sala’ dan

sebagainya, yang umumnya terbuat dari tepung beras. Sedangkan kue-kue tradisional

yang kering di antaranya baruasa, cucur ma’dingki’, bannang-bannang, umba-umba, kue

se’ro-se’ro, roko’roko unti dan berbagai jenis putu seperti putu cangkiri, putu labu, dan

putu mayang. Kue-kue tersebut umumnya disajikan pada acara-acara adat ataupun pesta

pengantin yang masih menggunakan adat tradisional.

Peninggalan Budaya Bosara merupakan peninggalan budaya khas Sulawesi

Selatan dari zaman kerajaan dulu, khususnya kerajaan Gowa yang beretnis Makassar dan

Kerajaan Bone yang beretnis Bugis. Bosara selain digunakan sebagai salah satu alat yang

digunakan para penari tarian daerah, juga umumnya menjadi tempat sajian aneka kue

tradisional yang diletakkan di meja pada acara resmi pemerintahan sebagai simbol adat

Sulsel, khususnya pada acara-acara sakral seperti pesta pernikahan adat.

Bosara yang digunakan sebagai wadah kue tradisional maupun lauk, dijejer rapih

di atas meja berkaki pendek—biasanya disebut meja Oshin—khusus untuk orang yang

duduk di lantai layaknya orang Jepang. Untuk melengkapi sajian dalam wadah bosara itu,

diletakkan baki kecil yang di atasnya dilapisi kain senada dengan warna bosara dan meja.

Di atas baki kecil tersebut, diletakkan alas dan piring ceper berukuran kecil, kemudian

cangkir serta tutupnya, ditambah gelas untuk air putih.

Bagi tetamu yang menghadiri acara tertentu dan mendapat sajian yang

menggunakan bosara, piring ceper kecil digunakan untuk meletakkan kue tradisional

yang diambil dari bosara. Cangkir yang terletak di atas baki kecil digunakan untuk

minuman teh. Bagi mereka yang tidak meminum teh, biasanya akan memilih gelas saja

untuk air putih.

Karena itu, tidak mengherankan, setiap pesta pernikahan adat Bugis-Makassar

sangat lekat dengan bosara, bahkan ini mentradisi hingga sekarang. Seiring dengan

perkembangan zaman, warna tutup bosara kini lebih bervariasi, tidak hanya warna

mencolok tapi juga warna emas, perak, atau pastel. Kendati demikian, fungsi bosara

dinilai tetap sakral, walaupun warnanya telah dimodifikasi sesuai dengan keinginan

pembuat atau pemesannya.

Page 26: Indonesian Traditional Dance

25. Sulawesi Tenggara (Tari

Tarian ini menampilkan sejumlah simbol perilaku sosial masyarakat tradisional di

Kabaena, salah satu pulau besar setelah Buton dan Muna di Provinsi Sulawesi Tenggara.

Klimaks dari tarian ini adalah sebagian penari menghunus parang tajam,

batang-batang pisang pun rebah ke tanah!

Seperti kebanyakan seni tari tradisional yang masih orisinal, tarian lumense kurang

mengeksplorasi tubuh melalui gerakan

simbol keseharian masyarakat pen

Gerak para penari hanya mengandalkan gerakan dasar dengan dukungan irama

musik dari tetabuhan gendang dan bunyi gong besar (tawa

ndengu). Namun, secara artistik, gerak tari lumense tetap memenuhi krite

Dung dung dung, dung du du du dung du du! Tam tam dung du du … Tiga penabuh

gendang, tawa-tawa, dan ndengu

penari bergerak ke panggung. Sementara di lantai panggung telah didudukkan anakan

pohon pisang dalam jarak tertentu. Jumlah pohon disesuaikan dengan jumlah pemain

”putra”.

Lumense)

Tarian ini menampilkan sejumlah simbol perilaku sosial masyarakat tradisional di

Kabaena, salah satu pulau besar setelah Buton dan Muna di Provinsi Sulawesi Tenggara.

Klimaks dari tarian ini adalah sebagian penari menghunus parang tajam,

batang pisang pun rebah ke tanah!

Seperti kebanyakan seni tari tradisional yang masih orisinal, tarian lumense kurang

mengeksplorasi tubuh melalui gerakan-gerakan yang dapat lebih mengekspresikan simbol

simbol keseharian masyarakat pendukung kesenian tersebut.

Gerak para penari hanya mengandalkan gerakan dasar dengan dukungan irama

musik dari tetabuhan gendang dan bunyi gong besar (tawa-tawa) dan gong kecil (ndengu

ndengu). Namun, secara artistik, gerak tari lumense tetap memenuhi kriteria tontonan.

Dung dung dung, dung du du du dung du du! Tam tam dung du du … Tiga penabuh

tawa, dan ndengu-ndengu beraksi membunyikan instrumennya. Sebaris

penari bergerak ke panggung. Sementara di lantai panggung telah didudukkan anakan

n pisang dalam jarak tertentu. Jumlah pohon disesuaikan dengan jumlah pemain

Tarian ini menampilkan sejumlah simbol perilaku sosial masyarakat tradisional di

Kabaena, salah satu pulau besar setelah Buton dan Muna di Provinsi Sulawesi Tenggara.

Klimaks dari tarian ini adalah sebagian penari menghunus parang tajam, sysyek…, lalu

Seperti kebanyakan seni tari tradisional yang masih orisinal, tarian lumense kurang

gerakan yang dapat lebih mengekspresikan simbol-

Gerak para penari hanya mengandalkan gerakan dasar dengan dukungan irama

tawa) dan gong kecil (ndengu-

ria tontonan.

Dung dung dung, dung du du du dung du du! Tam tam dung du du … Tiga penabuh

ndengu beraksi membunyikan instrumennya. Sebaris

penari bergerak ke panggung. Sementara di lantai panggung telah didudukkan anakan

n pisang dalam jarak tertentu. Jumlah pohon disesuaikan dengan jumlah pemain

Page 27: Indonesian Traditional Dance

Kelompok penari lumense biasanya berjumlah 12 wanita muda: enam berperan

sebagai pemain putra, dan sisanya sebagai putri. Semua pemain menggunakan busana adat

Kabaena dengan rok berwarna merah maron. Baju atasnya hitam. Baju ini disebut

taincombo, yang bagian bawah mirip ikan duyung.

Khusus para penari lumense, taincombo dipadu dengan selendang merah.

Kelompok putra ditandai adanya korobi (sarung parang dari kayu) yang disandang di

pinggang sebelah kiri. Parang atau ta-owu yang disarungkan di korobi dibuat khusus oleh

pandai besi lokal dan selalu diasah agar matanya tetap tajam.

Tarian ini diawali gerakan-gerakan maju mundur, bertukar tempat, kemudian saling

mencari pasangan. Gerakan mengalir terus hingga membuat konfigurasi leter Z, lalu

diubah lagi menjadi leter S. Pada tahap ini ditampilkan gerakan lebih dinamis yang disebut

momaani (ibing).

Pada saat itu tarian ini akan terasa amat menegangkan. Pasalnya, parang telah

dicabut dari sarungnya dan diarahkan ke kepala penari putri sambil masih terus momaani.

Dalam sekejap parang itu kemudian ditetakkan (ditebaskan) ke batang pisang. Dalam

sekali ayun semua pohon pisang rebah bersamaan.

Tarian lumense ditutup dengan sebuah konfigurasi berbentuk setengah lingkaran. Pada

episode ini para penari membuat gerakan tari lulo, di mana jari tangan mereka saling

mengait sedemikian rupa sehingga telapak tangan masing-masing saling bertaut, lalu secara

bersama digerakkan turun-naik untuk mengimbangi ayunan kaki yang mundur-maju.

Sekadar diketahui, tari lulo adalah tari pergaulan masyarakat Sultra di zaman modern

ini. Tari yang dimainkan secara massal itu adalah tari tradisional masyarakat Tolaki di

daratan jazirah Sultra, juga masyarakat Kabaena dengan perbedaan pola atau versi gerakan

yang tipis.

Page 28: Indonesian Traditional Dance

26. GORONTALO (Tari Saronde Gorontalo)

Tari Saronde dalam bahasa Gorontalo

menengok atau mengintip calon istri. Setelah melalui serangkaian prosesi adat, calon

mempelai pria kemudian mulai menari Saronde bersama ayah atau wali. Tarian Saronde

dilakukan dengan menggunakan pakaian adat dileng

sendiri terdiri dari musik dan tari dalam bentuk penyajiannya. Rebana adalah alat musik

yang digunakan untuk mengiringi tarian ini dengan dan di iringi nyanyian vokal,

Tarian Saronde dimulai dengan ditandai pemukulan rebana diiringi dengan lagu

Tulunani yang disusun syair

doa – doa untuk keselamatan. Keunikan dari tarian ini yaitu p

dimainkan, yang diawali dengan tempo lambat yang semakin lama semakin cepat.

Iringan rebana yang sederhana merupakan bentuk musik yang sangat akrab bagi

masyarakat Gorontalo yang kental dengan nuansa religius.

Cerita dalam Tarian Sar

Tari Saronde adalah tarian asli masyarakat Gorontalo yang merupakan tarian

pergaulan atau keakraban dalam sebuah acara resmi pertunangan di Gorontalo. Tarian i

diangkat dari tari adat malam pertunangan pada upacara adat perkawinan daerah

Gorontalo. Tarian ini dilakukan oleh calon mempelai pria bersama walinya di rumah

calon mempelai wanita. Untuk menjenguk atau mengintip calon pasangan hidupnya.

Dimana mempelai pria mencuri

Tari Saronde Gorontalo)

dalam bahasa Gorontalo adalah sarana molihe huali yang berarti

menengok atau mengintip calon istri. Setelah melalui serangkaian prosesi adat, calon

mempelai pria kemudian mulai menari Saronde bersama ayah atau wali. Tarian Saronde

dilakukan dengan menggunakan pakaian adat dilengkapi dengan selendang. Saronde

sendiri terdiri dari musik dan tari dalam bentuk penyajiannya. Rebana adalah alat musik

yang digunakan untuk mengiringi tarian ini dengan dan di iringi nyanyian vokal,

dimulai dengan ditandai pemukulan rebana diiringi dengan lagu

Tulunani yang disusun syair-syairnya dalam bahasa Arab yang juga merupakan lantunan

doa untuk keselamatan. Keunikan dari tarian ini yaitu pada tempo musik yang

dimainkan, yang diawali dengan tempo lambat yang semakin lama semakin cepat.

Iringan rebana yang sederhana merupakan bentuk musik yang sangat akrab bagi

masyarakat Gorontalo yang kental dengan nuansa religius.

Cerita dalam Tarian Saronde.

adalah tarian asli masyarakat Gorontalo yang merupakan tarian

pergaulan atau keakraban dalam sebuah acara resmi pertunangan di Gorontalo. Tarian i

diangkat dari tari adat malam pertunangan pada upacara adat perkawinan daerah

Gorontalo. Tarian ini dilakukan oleh calon mempelai pria bersama walinya di rumah

calon mempelai wanita. Untuk menjenguk atau mengintip calon pasangan hidupnya.

i pria mencuri-curi pandang untuk melihat calonnya.

adalah sarana molihe huali yang berarti

menengok atau mengintip calon istri. Setelah melalui serangkaian prosesi adat, calon

mempelai pria kemudian mulai menari Saronde bersama ayah atau wali. Tarian Saronde

kapi dengan selendang. Saronde

sendiri terdiri dari musik dan tari dalam bentuk penyajiannya. Rebana adalah alat musik

yang digunakan untuk mengiringi tarian ini dengan dan di iringi nyanyian vokal,

dimulai dengan ditandai pemukulan rebana diiringi dengan lagu

syairnya dalam bahasa Arab yang juga merupakan lantunan

ada tempo musik yang

dimainkan, yang diawali dengan tempo lambat yang semakin lama semakin cepat.

Iringan rebana yang sederhana merupakan bentuk musik yang sangat akrab bagi

adalah tarian asli masyarakat Gorontalo yang merupakan tarian

pergaulan atau keakraban dalam sebuah acara resmi pertunangan di Gorontalo. Tarian ini

diangkat dari tari adat malam pertunangan pada upacara adat perkawinan daerah

Gorontalo. Tarian ini dilakukan oleh calon mempelai pria bersama walinya di rumah

calon mempelai wanita. Untuk menjenguk atau mengintip calon pasangan hidupnya.

Page 29: Indonesian Traditional Dance

Sementara calon mempelai wanita berada di dalam kamar dan memperhatikan pujaan

hatinya dari kejauhan atau dari kamar. Sesekali menampakkan dirinya agar calon

mempelai pria tahu bahwa ia mendapat perhatian

berusaha mencuri pandang ke arah calon mempelai wanita. Dalam penyajiannya,

pengantin diharuskan menari, demikian juga dengan orang yang diminta untuk menari

ketika dikalungkan selendang oleh pengantin dan para penar

27. Sulawesi Barat (Tari Patuddu)

Tari patuddu merupakan tarian tradisional suku Mandar, yakni suku yang

sebagian besar mendiami provinsi Sulawesi Barat. Tarian ini dimainkan untuk

menyambut para tamu- tamu kehormatan yang datang baik dari dalam negeri

luar negeri.

Tradisi penyambutan tamu kehormatan di Sulawesi Barat ini agak berbeda dengan

daerah-daerah lainnya. Para tamu kehormatan tidak hanya disambut dengan pagar ayu

atau pengalungan bunga, tetapi juga dengan Tari Patuddu.

Dahulu tarian ini dimainkan oleh orang dewasa, namun pada saat ini tari Patuddu

dimainkan oleh anak- anak Sekolah Dasar. Mereka menari dengan iringan irama gendang

sambil membawa tombak dan pedang. Karena tarian ini menggunakan tombak dan

pedang, tarian ini juga disebut t

Sementara calon mempelai wanita berada di dalam kamar dan memperhatikan pujaan

hatinya dari kejauhan atau dari kamar. Sesekali menampakkan dirinya agar calon

mempelai pria tahu bahwa ia mendapat perhatian. Begitu juga dengan pasangan pria yang

berusaha mencuri pandang ke arah calon mempelai wanita. Dalam penyajiannya,

pengantin diharuskan menari, demikian juga dengan orang yang diminta untuk menari

ketika dikalungkan selendang oleh pengantin dan para penari.

Tari Patuddu)

Tari patuddu merupakan tarian tradisional suku Mandar, yakni suku yang

sebagian besar mendiami provinsi Sulawesi Barat. Tarian ini dimainkan untuk

tamu kehormatan yang datang baik dari dalam negeri

Tradisi penyambutan tamu kehormatan di Sulawesi Barat ini agak berbeda dengan

daerah lainnya. Para tamu kehormatan tidak hanya disambut dengan pagar ayu

atau pengalungan bunga, tetapi juga dengan Tari Patuddu.

i dimainkan oleh orang dewasa, namun pada saat ini tari Patuddu

anak Sekolah Dasar. Mereka menari dengan iringan irama gendang

sambil membawa tombak dan pedang. Karena tarian ini menggunakan tombak dan

pedang, tarian ini juga disebut tari perang.

Sementara calon mempelai wanita berada di dalam kamar dan memperhatikan pujaan

hatinya dari kejauhan atau dari kamar. Sesekali menampakkan dirinya agar calon

. Begitu juga dengan pasangan pria yang

berusaha mencuri pandang ke arah calon mempelai wanita. Dalam penyajiannya,

pengantin diharuskan menari, demikian juga dengan orang yang diminta untuk menari

Tari patuddu merupakan tarian tradisional suku Mandar, yakni suku yang

sebagian besar mendiami provinsi Sulawesi Barat. Tarian ini dimainkan untuk

tamu kehormatan yang datang baik dari dalam negeri maupun

Tradisi penyambutan tamu kehormatan di Sulawesi Barat ini agak berbeda dengan

daerah lainnya. Para tamu kehormatan tidak hanya disambut dengan pagar ayu

i dimainkan oleh orang dewasa, namun pada saat ini tari Patuddu

anak Sekolah Dasar. Mereka menari dengan iringan irama gendang

sambil membawa tombak dan pedang. Karena tarian ini menggunakan tombak dan

Page 30: Indonesian Traditional Dance

Disebut tari perang karena sejarah tarian ini memang untuk menyambut

balatentara Kerajaan Balanipa yang baru saja pulang dari berperang. Balanipa dulu

merupakan salah satu kerajaan yang berdiri di daerah provinsi Sulawesi Barat.

Menurut sebagian besar masyarakat Suku Mandar, Tari Patuddu lahir karena

dahulu sering terjadi huru

Kerajaan Passokorang, dua kerjaan yang dulu berada di Sulawesi Barat.

Setiap kali pasukan perang pulang

penyambutan dengan tarian Patuddu. Tarian ini memiliki makna, bahwa telah datang para

pejuang dan pahlawan negeri. Tari Patuddu cocok dipentaskan untuk menyambut para

tamu istimewa hingga saat ini.

28. Maluku Utara (Bambu Gila, Tarian Unik dari Ternate)

Di antara tarian-tarian Maluku, ada satu yang paling unik dan beraroma mistis yaitu

tari bambu gila. Tarian ini berasal dari Ternate, Maluku Utara, tepatnya di daerah hutan

bambu di kaki gunung Gamalama.

Awal tarian ini digunakan untuk memindahkan kapal kayu yang telah selesai

dikerjakan di atas gunung ke pantai. Selain itu, juga dipakai untuk memindahkan kapal

yang telah kandas di laut. Bahkan oleh para raja

untuk melawan musuh yang menyerang. Namun seiring waktu berjalan, tarian ini hanya

merupakan sekadar hiburan di saat masyarakat mengadakan pesta.

Pada tarian ini, batang bambu yang dipilih haruslah berukuran sekitar 10

Sebelum tarian bambu gila dimulai, pawang a

Disebut tari perang karena sejarah tarian ini memang untuk menyambut

balatentara Kerajaan Balanipa yang baru saja pulang dari berperang. Balanipa dulu

merupakan salah satu kerajaan yang berdiri di daerah provinsi Sulawesi Barat.

sebagian besar masyarakat Suku Mandar, Tari Patuddu lahir karena

dahulu sering terjadi huru-hara dan peperangan antara balatentara Kerajaan Balanipa dan

Kerajaan Passokorang, dua kerjaan yang dulu berada di Sulawesi Barat.

Setiap kali pasukan perang pulang, warga kerajaan tersebut selalu melakukan

penyambutan dengan tarian Patuddu. Tarian ini memiliki makna, bahwa telah datang para

pejuang dan pahlawan negeri. Tari Patuddu cocok dipentaskan untuk menyambut para

tamu istimewa hingga saat ini.

Bambu Gila, Tarian Unik dari Ternate)

tarian Maluku, ada satu yang paling unik dan beraroma mistis yaitu

tari bambu gila. Tarian ini berasal dari Ternate, Maluku Utara, tepatnya di daerah hutan

bambu di kaki gunung Gamalama.

ini digunakan untuk memindahkan kapal kayu yang telah selesai

dikerjakan di atas gunung ke pantai. Selain itu, juga dipakai untuk memindahkan kapal

yang telah kandas di laut. Bahkan oleh para raja-raja, tari bambu gila ini sering digunakan

suh yang menyerang. Namun seiring waktu berjalan, tarian ini hanya

merupakan sekadar hiburan di saat masyarakat mengadakan pesta.

Pada tarian ini, batang bambu yang dipilih haruslah berukuran sekitar 10

Sebelum tarian bambu gila dimulai, pawang akan membakar kemenyan atau dupa sambil

Disebut tari perang karena sejarah tarian ini memang untuk menyambut

balatentara Kerajaan Balanipa yang baru saja pulang dari berperang. Balanipa dulu

merupakan salah satu kerajaan yang berdiri di daerah provinsi Sulawesi Barat.

sebagian besar masyarakat Suku Mandar, Tari Patuddu lahir karena

hara dan peperangan antara balatentara Kerajaan Balanipa dan

, warga kerajaan tersebut selalu melakukan

penyambutan dengan tarian Patuddu. Tarian ini memiliki makna, bahwa telah datang para

pejuang dan pahlawan negeri. Tari Patuddu cocok dipentaskan untuk menyambut para

tarian Maluku, ada satu yang paling unik dan beraroma mistis yaitu

tari bambu gila. Tarian ini berasal dari Ternate, Maluku Utara, tepatnya di daerah hutan

ini digunakan untuk memindahkan kapal kayu yang telah selesai

dikerjakan di atas gunung ke pantai. Selain itu, juga dipakai untuk memindahkan kapal

raja, tari bambu gila ini sering digunakan

suh yang menyerang. Namun seiring waktu berjalan, tarian ini hanya

Pada tarian ini, batang bambu yang dipilih haruslah berukuran sekitar 10-15 meter.

kan membakar kemenyan atau dupa sambil

Page 31: Indonesian Traditional Dance

membacakan doa agar diberikan keselamatan hingga akhir acara. Setelah itu bambu akan

terguncang-guncang. Mulanya perlahan, namun lama

Enam orang pria bertubuh besar yang memegangi bambu ini

mengelilingi lapangan, mengikuti arah gerakan si bambu. Bambu tersebut seolah

memiliki berat berton-ton sehingga enam pria yang membawanya tak kuasa menahannya.

Setelah lebih kurang tiga puluh menit, semua pria tadi akan kelelahan

bersimbah keringat. Di akhir tarian, pawang akan membakar selembar kertas lalu dimakan.

Setelah, itu barulah sang bambu kan “jinak” dan kembali seperti semula.

29. PAPUA (Tarian Iyaphae Oophae (Babrongko Sentani))

Papua, memilki tiga ratus duabelas

sehari-hari, salah satu tradisi tersebut adalah proses pembangunan rumah kepala suku

atau ondoafi.

Untuk membangun rumah kepala suku di perlukan, tiang penyangga yang dalam

bahasa Sentani di sebut bombei. Kayu bom

dahulu dengan motif ukiran buaya. Ukiran tersebut melambangkan bahwa suku tersebut

berasal dari kampong Babrongko di Danau Sentani.

Untuk melestarikan dan menceritakan budaya mengukir tersebut, suku Babrongko

yang berada di pinggir Danau Sentani, membuatnya dalam bentuk Mande.

membacakan doa agar diberikan keselamatan hingga akhir acara. Setelah itu bambu akan

guncang. Mulanya perlahan, namun lama-lama akan semakin kencang.

Enam orang pria bertubuh besar yang memegangi bambu ini akan terbawa beputar

mengelilingi lapangan, mengikuti arah gerakan si bambu. Bambu tersebut seolah

ton sehingga enam pria yang membawanya tak kuasa menahannya.

Setelah lebih kurang tiga puluh menit, semua pria tadi akan kelelahan

bersimbah keringat. Di akhir tarian, pawang akan membakar selembar kertas lalu dimakan.

Setelah, itu barulah sang bambu kan “jinak” dan kembali seperti semula.

Tarian Iyaphae Oophae (Babrongko Sentani))

Papua, memilki tiga ratus duabelas suku, yang memilki tradisi dalam kehidupan

hari, salah satu tradisi tersebut adalah proses pembangunan rumah kepala suku

Untuk membangun rumah kepala suku di perlukan, tiang penyangga yang dalam

bahasa Sentani di sebut bombei. Kayu bombei yang di gunakan, harus diukir terlebih

dahulu dengan motif ukiran buaya. Ukiran tersebut melambangkan bahwa suku tersebut

berasal dari kampong Babrongko di Danau Sentani.

Untuk melestarikan dan menceritakan budaya mengukir tersebut, suku Babrongko

berada di pinggir Danau Sentani, membuatnya dalam bentuk Mande.

membacakan doa agar diberikan keselamatan hingga akhir acara. Setelah itu bambu akan

lama akan semakin kencang.

akan terbawa beputar

mengelilingi lapangan, mengikuti arah gerakan si bambu. Bambu tersebut seolah-olah

ton sehingga enam pria yang membawanya tak kuasa menahannya.

Setelah lebih kurang tiga puluh menit, semua pria tadi akan kelelahan sampai

bersimbah keringat. Di akhir tarian, pawang akan membakar selembar kertas lalu dimakan.

suku, yang memilki tradisi dalam kehidupan

hari, salah satu tradisi tersebut adalah proses pembangunan rumah kepala suku

Untuk membangun rumah kepala suku di perlukan, tiang penyangga yang dalam

bei yang di gunakan, harus diukir terlebih

dahulu dengan motif ukiran buaya. Ukiran tersebut melambangkan bahwa suku tersebut

Untuk melestarikan dan menceritakan budaya mengukir tersebut, suku Babrongko

berada di pinggir Danau Sentani, membuatnya dalam bentuk Mande.

Page 32: Indonesian Traditional Dance

Sedangkan tarian Iyaphae Oophae adalah proses mengantar kayu yanag telah di

ukir, tarian ini akan diiringi dengan nyanyian yang menggunakan alat musik wahkku atau

tifa.

Dalam tarian tersebut,

rumah, dengan menggangkat salah seorang yang dianggap tokoh untuk dapat

memberikan komando kepada penari. (Andy Tagihuma)

30. Provinsi Jawa Tengah (JATENG)

• Tarian Tradisional :Tari Bambangan Cakil

• Latar Belakang, merupakan salah satu tari klasik yang ada di Jawa khususnya Jawa

Tengah. Tari ini sebenarnya diadopsi dari salah satu adegan yang ada dalam pementasan

Wayang Kulit yaitu adegan Perang Kembang. Tari ini menceritakan perang antara ksatria

melawan raksasa. Ksatria adalah tokoh yang bersifat halus dan lemah lembut, sedangkan

Raksasa menggambarkan tokoh yang kasar dan bringas. Didalam pementasan wayang

Kulit, adegan perang kembang ini biasanya keluar tengah

Sanga.Perang antara Ksatria (Bambangan) melawan raksasa ini sangat atraktif, dalam

adegan ini juga bisa digunakan sebagai tempat penilaian seorang dalang dalam

menggerakkan wayang.

Sedangkan tarian Iyaphae Oophae adalah proses mengantar kayu yanag telah di

ukir, tarian ini akan diiringi dengan nyanyian yang menggunakan alat musik wahkku atau

Dalam tarian tersebut, penari membawakan kayu yang di gunakan untuk membuat

rumah, dengan menggangkat salah seorang yang dianggap tokoh untuk dapat

memberikan komando kepada penari. (Andy Tagihuma)

(JATENG)

Tari Bambangan Cakil

merupakan salah satu tari klasik yang ada di Jawa khususnya Jawa

Tengah. Tari ini sebenarnya diadopsi dari salah satu adegan yang ada dalam pementasan

Wayang Kulit yaitu adegan Perang Kembang. Tari ini menceritakan perang antara ksatria

raksasa. Ksatria adalah tokoh yang bersifat halus dan lemah lembut, sedangkan

Raksasa menggambarkan tokoh yang kasar dan bringas. Didalam pementasan wayang

Kulit, adegan perang kembang ini biasanya keluar tengah-tengah atau di Pathet

atria (Bambangan) melawan raksasa ini sangat atraktif, dalam

adegan ini juga bisa digunakan sebagai tempat penilaian seorang dalang dalam

Sedangkan tarian Iyaphae Oophae adalah proses mengantar kayu yanag telah di

ukir, tarian ini akan diiringi dengan nyanyian yang menggunakan alat musik wahkku atau

penari membawakan kayu yang di gunakan untuk membuat

rumah, dengan menggangkat salah seorang yang dianggap tokoh untuk dapat

merupakan salah satu tari klasik yang ada di Jawa khususnya Jawa

Tengah. Tari ini sebenarnya diadopsi dari salah satu adegan yang ada dalam pementasan

Wayang Kulit yaitu adegan Perang Kembang. Tari ini menceritakan perang antara ksatria

raksasa. Ksatria adalah tokoh yang bersifat halus dan lemah lembut, sedangkan

Raksasa menggambarkan tokoh yang kasar dan bringas. Didalam pementasan wayang

tengah atau di Pathet

atria (Bambangan) melawan raksasa ini sangat atraktif, dalam

adegan ini juga bisa digunakan sebagai tempat penilaian seorang dalang dalam

Page 33: Indonesian Traditional Dance

31. Provinsi Kalimantan Barat (

Tarian ini menceritakan tentang seorang pahlawan Da

melawan musuhnya. Gerakan tarian ini sangat lincah, gesit, penuh semangat dan kadang

kadang diikuti oleh pekikan si penari. Dalam tari Kancet Pepatay, penari mempergunakan

pakaian tradisionil suku Dayak Kenyah dilengkapi dengan perlat

mandau, perisai dan baju perang. Tari ini diiringi dengan lagu Sak Paku dan hanya

menggunakan alat musik Sampe.

Provinsi Kalimantan Barat (Tari Perang)

Tarian ini menceritakan tentang seorang pahlawan Dayak Kenyah berperang

melawan musuhnya. Gerakan tarian ini sangat lincah, gesit, penuh semangat dan kadang

kadang diikuti oleh pekikan si penari. Dalam tari Kancet Pepatay, penari mempergunakan

pakaian tradisionil suku Dayak Kenyah dilengkapi dengan perlatan perang seperti

mandau, perisai dan baju perang. Tari ini diiringi dengan lagu Sak Paku dan hanya

menggunakan alat musik Sampe.

yak Kenyah berperang

melawan musuhnya. Gerakan tarian ini sangat lincah, gesit, penuh semangat dan kadang-

kadang diikuti oleh pekikan si penari. Dalam tari Kancet Pepatay, penari mempergunakan

an perang seperti

mandau, perisai dan baju perang. Tari ini diiringi dengan lagu Sak Paku dan hanya