42
INDUKSI ELEKTROMAGNETIK (KODE PERCOBAAN L8) AHMAD FARHAN FARABI A. 1113100117 JURUSAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT TENOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA ABSTRAK Telah dilakukan percobaan induksi elektromagnetik dengan tujuan untuk membuktikan hukum induksi faraday melalui pengukuran ketergantungan tegangan induksi dari kepadatan arus, luas induksi dan kecepatan induksi. Pada percoban ini digunakan suatu alat lengkap dengan konduktornya yang mana konduktor itu akan ditarik oleh sebuah tali yang ditarik oleh motor yang mana ada variasinya di situ. Dan mikrovaltmeter akan mencatat tegangan konduktor dari yang semula diam kemudian bergerak sampai berhenti. Saat motor di jalankan maka konduktor akan mengalami gaya gerak listrik dan mikrovoltmeter akan mencatat perubahan nilai tersebut. Dalam percobaan ini digunakan beberapa variasi yaitu pada B (pasang magnet), L (luas penampang) dan juga variasi pada motor. Dan yang harus dicatat adalah waktu tempuh konduktor dari diam kemudian bergerak sampai berhenti i

Induksi Elektromagnetik

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Copylah Dengan Bijak

Citation preview

Page 1: Induksi Elektromagnetik

INDUKSI ELEKTROMAGNETIK

(KODE PERCOBAAN L8)

AHMAD FARHAN FARABI A.

1113100117

JURUSAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

INSTITUT TENOLOGI SEPULUH NOPEMBER

SURABAYA

ABSTRAK

Telah dilakukan percobaan induksi elektromagnetik dengan tujuan untuk

membuktikan hukum induksi faraday melalui pengukuran ketergantungan tegangan

induksi dari kepadatan arus, luas induksi dan kecepatan induksi. Pada percoban ini

digunakan suatu alat lengkap dengan konduktornya yang mana konduktor itu akan ditarik

oleh sebuah tali yang ditarik oleh motor yang mana ada variasinya di situ. Dan

mikrovaltmeter akan mencatat tegangan konduktor dari yang semula diam kemudian

bergerak sampai berhenti. Saat motor di jalankan maka konduktor akan mengalami gaya

gerak listrik dan mikrovoltmeter akan mencatat perubahan nilai tersebut. Dalam

percobaan ini digunakan beberapa variasi yaitu pada B (pasang magnet), L (luas

penampang) dan juga variasi pada motor. Dan yang harus dicatat adalah waktu tempuh

konduktor dari diam kemudian bergerak sampai berhenti dan juga waktu perpindahan

yang tercatat di mikrovoltmeter itu sendiri.

(hukum faraday, konduktor, ggl)

i

Page 2: Induksi Elektromagnetik

Daftar Isi

ABSTRAK................................................................................................................iDaftar Isi..................................................................................................................iiBAB I.......................................................................................................................1

1.1 Latar Belakang...............................................................................................11.2 Rumusan Masalah..........................................................................................11.3 Tujuan............................................................................................................1

BAB II......................................................................................................................22.1 Hukum Lenz...................................................................................................22.2 Superkonduktivitas.........................................................................................32.3 Hukum Faraday..............................................................................................42.4 Persamaan Maxwell.......................................................................................52.5 Arus Pusaran (Eddy Current).........................................................................6

BAB III....................................................................................................................73.1Alat dan Bahan................................................................................................73.2 Cara Kerja......................................................................................................7

BAB IV....................................................................................................................94.1 Analisa Data...................................................................................................94.2 Grafik...........................................................................................................154.3 Pembahasan..................................................................................................17

BAB V....................................................................................................................18DAFTAR PUSTAKA............................................................................................19RALAT..................................................................................................................20

ii

Page 3: Induksi Elektromagnetik

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangDalam kehidupan sehari-hari kita tidak pernah luput dari penggunaan

listri, terutama di negara yang berkembang saat ini. Awalnya yang belum

mengerti listrik tapi saat ini disetiap rumah sudah memakai listrik, yang paling

umum adalah penggunaan lampu.

Jika terdapat dua magnet yang didekatkan dengan kutup yang berbeda

maka akan tarik menarik yang menyebabkan timbulnya garis-garis magbet di

sekitar magnetnya, sehingga terjadi perubahan medan magnet yang nantinya

menghasilkan arus listrik, hal tersebut dinamakan induksi elektromagnetik.

Induksi elektromagnetik ini digunakan penggerak arus aliran listrik yang

digunakan didalam dinamo yang biasanya digunakan pada lampu

1.2 Rumusan MasalahPermasalahan yang ada pada pratikum ini adalah bagaimana membuktikan

“Hukum Induksi Faraday” melalui pengukuran ketergantungan tegangan induksi

dari kepadatan arus, luas induksi dan kecepatan induksi

1.3 TujuanTujuan dari praktikum Induksi Elektromagnetik adalah Untuk membuktikan

“Hukum Induksi Faraday” melalui pengukuran ketergantungan tegangan

induksi dari kepadatan arus dan luas induksi dan kecepatan induksi.

1

Page 4: Induksi Elektromagnetik

BAB II(DASAR TEORI)

2.1 Hukum LenzHukum ini menyatakan bahwa ggl induksi menghasilkan sesuatu yang

melawan sebab persamaan,

ε=−d∅dt ……………………………(2.1)

Terdapat tanda negative. Mengapa? Karna sebuah kumparan berpenampang segi

empat, tersusun oleh 150 lilitan, berdimensi 0,2 m x 0,2 m, dan bertahan 5,0 ohm.

Kumparan membentuk untai tertutup dan diletakkan di dalam electromagnet.

Tiba-tiba electromagnet dimatikan, dan kuat medan magnet berkurang dengan laju

pemerosotan 10T per sekon. Berapakah ggl induksi pada kumparan? Tentukan

pula besar dan arah arus induksinya. Untuk luas penampang kumparan A,

bercacah lilitan N dan kuat medan magnet B, maka fluks medan magnet di

kumparan ∅ = NAB. Adapun ggl induksinya (ε) adalah:

ε=−d∅dt = 60 volt………………………….(2.2)

Di hukum lenz hanya memberikan arah arus induksi pada hambatan

rangkaian. Semakin besar hambatan rangkaian, mak semakin kecil arus induksi

yang muncul untuk menentang setiap perubahan fluks dan semakin mudah sebuah

perubahan fluks untuk menghasilkan efek. Seandainya simpal dibuat dari kayu

(sebuah isolator), maka hampir tidak ada arus induksi yang menanggapi

perubahan fluks yang melalui sempal tersebut.

Sebaliknya, semakin kecil hambatan rangkaian, semakin besar pula arus

induksi dan semakin sukar mengubah fluks yang melalui rangkaian itu. Jika

simpal adalah sebuah konduktor yang baik, maka sebuah arus induksi akan

mengalir selama magnet itu bergerak relative terhadap simpal tersebut. Sekali

magnet dan simpal itu tidak lagi berada dalam gerak relative, arus induksi itu

secara sangat cepat berkurang ke nol karena hambatan yang besarnya tidak nol

2

Page 5: Induksi Elektromagnetik

dalam simpal tersebut. Oleh sebab itu, diadakan sebuah percobaan induksi

elektromagnetik dalam kasus ini untuk menetukan suatu simpal yang nol.

Gaya ekstrim terjadi bila hambatan rangkaian sama dengan nol. Maka arus

induksi akan terus mengalir walaupun setelah tge induksi itu telah lenyap, yakni

walaupun setelah magnet itu berhasil berhenti bergerak relative terhadap simpal

tersebut. Kita berterima kasih kepada arus yang terus menerus ada ini , dan

ternyata bahwa fluks yang melalui simpal itu secara eksak sama seperti sebelum

magnet mulai bergerak, sehingga fluks yang melalui sebuah simpal yang

hambatannya nol tida pernah berubah. Material eksotik yang dinamakan

superkonduktor betul-betul mempunyai hambatan nol.

(Hugh D. Young,

2003)

2.2 SuperkonduktivitasSifat yang paling dikenal dari sebuah seuperkonduktor adalah lenyapnya

semua hambatan listrik secara tiba tiba bila material itu didinginkan di bawah

suhu yang dinamakan suhu kritis, yang dinyatakan oleh Tc. kita telah membahas

perilaku ini dan suasana penemuannya dalam bab sebelumnya. Tetapi

superkonduktivitas adalah sesuatu yang lebih jauh dibandingkan sekedar

ketiadaan hambatan ketika diukur. Superkonduktor juga mempunyai sifat-sifat

magnetic yang luar biasa. Kita akan menyelidiki beberapa dari sifat-sifat ini pada

subbab ini.

Petunjuk pertama dari sifat-sifat magnetic yang tidak biasa adalah

penemuan bahwa untuk sebarang material superkonduktor suhu Tc berubah bila

material itu ditempatkan dalam sebuah medan listrik yang dihasilkan secara

eksternal. Ketergantungan ini untu air raksa, yang merupakan unsur pertama

dimana superkonduktivitas dialami. Jika besarnya medan magnetic bertambah,

peralihan superkonduksi itu terjadi pada suhu pada suhu yang semakin rendah.

Segi lain dari konduktivitas adalah ketidakhadiran lengkap dari medak

magnetik di dalam sebuah material pada fasa superkonduksi. Bila sebuah bola

homogeny yang terbuat dari material diamagnetic normal atau material

3

Page 6: Induksi Elektromagnetik

paragmagnetik normal ditempatkan dalam medan magnetik. Maka suatu medan di

dalam material itu hamper sama seperti medan di luarnya. (kita memilih bola

karna medan di dalam bola itu akan terbukti homogen, sehingga menghindari

kerumitan yang diasosiasikan dengan bentuk bahan contoh).

Ketidakhadiran medan magnetik di dalam superonduktor dapat dimengerti

berdasarkan arus pusaran yang diinduksi dalam material itu. Hukum Lenz

memperlihatkan bahwa arus ini selalu menentang perubahan yang

menyebabkannya, dalam kasus ini penyebabnya adalah fluks magnetik yang

semaki bertambah. Dalam superkonduktor, yang menawarkan tidak adanya

hambatan sama sekali pada arus, arus pusaran induksi itu menentang perubahan

fluks begitu berhasil sehingga tidak ada perubahan fluks netto.

(Hugh D. Young,

2003)

2.3 Hukum FaradayHukum Faraday menyatakan hubungan antara jumlah listrik yang

digunakan dengan massa zat yang dihasilkan baik di katoda maupun anoda pada

proses elektrolisis. Bunyi Hukum Faraday 1 "Massa zat yang terbentuk pada

masing-masing elektroda sebanding dengan kuat arus listrik yang mengalir pada

elektrolisis tersebut" sementara Bunyi Hukum faraday 2 "Massa dari macam-

macam zat yang diendapkan pada masing-masing elektroda oleh sejumlah arus

listrik yang sama banyaknya akan sebanding dengan berat ekivalen masing-

masing zat tersebut"

Elemen yang lazim dalam semua efek induksi adalah fluks magnetik

yang berubah-ubah melalui sebuah rangkaian sebelum menyatakan hokum fisika

sederhana yang mengikhtisarkan semua macam eksperimen. Pertama tama kita

tinjau dulu sebuah fluks magnetik ф dalam sebuah medan magnetik adalah

B dA cos ∅…………………………………… (2.3)

4

Page 7: Induksi Elektromagnetik

Dan juga fluks magnetic total фB melalui sebuah luas berhingga adalah integral

dari pernyataan ini pada luas tersebut :

Ф = ∫B . d A=∫B d A cos∅…………………..(2.4)

Hukum induksi faraday menyatakan tge( tegangan gerak elektrik) induksi

dalam sebuah simpal tertutup sama dengan negative dari kecepatan perubahan

terhadap waktu dari fluks magnetik yang melalui simpal itu. Dalam simbol,

hukum faraday adalah

ε=−d∅

dt ………………………………………(2.4)

2.4 Persamaan MaxwellPersamaan Maxwell ini bisa dikatakan dengan gabungan antara hukum

gauss, hukum faraday dan hukum ampere dan juga hukum gauss yang

magnetisme. Maxwell sendiri adalah penemu tentang pergeseran arus yang kita

kaji sebelumnya dan dia tidak menemukan semua persamaan ini sendirian, tetapi

dia menggabungkan persamaan-persamaan tersebut dan dia mengenal pentingnya,

khasnya dalam meramalkan gelombang elektromagnetik.

Dua dari persamaan maxwell melibatkan sebuah integral dari E atau B

pada permukaan tertutup. Yang pertama, tak lain dari hukum gauss untuk medan

listrik yang menyatakan bahwa integral permukaan dari E pada sebarang

permukaan tertutup yang tercakup dalam permukaan :

∮E .d A=Q yangtercakupϵ 0 (hukum gauss untuk E)……

(2.5)

Yang kedua adalah hubungan yang analog dengan hukum Gauss itu untuk

medan magnetik, yang menyataakan bahwa integral permukaan dari B pada

sebarang permukaan tertutup selalu sama dengan nol :

∮B .d A=0…………………………………………....(2.6)

5

Page 8: Induksi Elektromagnetik

Pernyataa ini berarti, antara lain, bahwa tidak ada monopol magnetik (muatan

magnetik tunggal) yang bertindak sebagai sumber medan magnetik.

Persamaan ketiga adalah hukum Ampere termasuk arus pergeseran, yang

kita bahas dalam subbab sebelumnya. Hukum ini menyatakan bahwa kedua

aruskonduksi dan arus pergeseran adalah fluks listrik, bertindak sebagai sumber

medan magnetik :

∮B .d l=μ0¿¿ (Hukum Ampere)….........................(2.7)

Yang keempat dan persamaan terakhir adalah hukum faraday, yang dikaji dalam

bab sebelumnya. Hukum itu menyatakan bahwa sebuah medan magnetik atau

fluks magnetik yang berubah-ubah menginduksi sebuah medan listrik :

∮E .d l=−d∅dt (Hukum Faraday)…………………………….(2.8)

Jika terdapat fluks magnetik yang berubah-ubah, maka integral garis dalam

persamaan 2.8 tidak sama dengan nol, yang memperlihatkan bahwa medan E yang

dihasilkan oleh fluks magnetik yang berubah-ubah tidaklah konservatif. Ingatlah

kembali bahwa ingral garis ini harus dilaksanakan pada lintasan tertutup yang

stasioner. (Giancoli, 2008)

2.5 Arus Pusaran (Eddy Current)Dalam contoh-contoh efek induksi yang telah kita kaji, arus induksi telah

dibatasi pada lintasan yang didefinisikan dengan baik dalam konduktor dan

komponen lain yang membentuk sebuah rangkaian. Akan tetapi, banyak potongan

peralatan listik mengandung massa logam yang bergerak dalam medan magnetik

atau yang diletakkan dalam medan magnetik yang berubah-ubah. Dalam situasi

serupa ini kita dapat mempunyai arus induksi yang bersirkulasi di seluruh volume

sebuah material. Karena pola alirannya menyerupai pusaran melingkar dalam

sungai, maka kita menamakannya arus pusaran.

Sebagai contoh kita menggunakan sebuah logam yang berotasi pada

sebuah medan magnetik yang tegak lurus terhadap bidang cakram itu tetapi yang

6

Page 9: Induksi Elektromagnetik

dibatasi pada bagian yang terbatas dari luar cakram tersebut. Kita dapat

menggunakan hukum Lenz untuk memutuskan mengenai arah arus induksi pada

tetangga. Arus pusaran banyak kegunaan praktis. Cakram mengkilat dalam

perusahaan daya listrik di luar rumah anda berotasi akibat arus pusaran.

7

Page 10: Induksi Elektromagnetik

8 8 8 8

220 Volt

BAB IIIMETODE PERCOBAAN

3.1Alat dan BahanAlat dan bahan yang digunakan dalam percobaan ini antara lain peralatan

induksi dengan konduktor 1 set, pasangan magnet sebanyak 6 pasang, 1 buah

motor eksperimen 100 W, 1 buah alat kemudi dan alat pengatur, dan 1 buah

microvoltmeter.

3.2 Cara Kerja

Gambar 3.2.1

Disusun peralatan seperti gambar 3.2.1 dan dihubungkan dengan peralatan

lain. Kemudian, ikatkan senar pancingpada peluncur dan dihubungkan dengan

kopling penarik dan mikrovaltameter diatur pada 104. Lalu, 8 pasang magnet

dipasangkan pada alat induksi dan untuk proporsonalitas dari U dan V, konduktor

dihubungkan sepanjang b= 4 cm dengancara memasukkan penghubung

kortsluiting pada alat peluncur. Tali senar pancing diikatkan pada garis tengah

kumparan kopling yang bergerak terkecil. Motor dihidupkan dan putarannya distel

sehingga tercapai suatu tegangan induksi sebesar 40mV. Pada goyangan yang

mungkin terjadi pada alat penunjuk pengukur, maka dicari harga rata-rata /

menegah. Jumlah motor dipertahankan agar sama dalam waktu melakukanseluruh

percobaan dari bagian.

8

Page 11: Induksi Elektromagnetik

Percobaan diulangi dengan menggunakan kedua alat kumparan lain

dengan garis tengah kumparan yang berlainan. Kopling bergerak dengan

perbandingan 1:2:4. Untuk proporsionalitas dari U dan b, percobaan dilakukan

dengan menggunakan 8 pasang magnet dan garis tengah alat kumparan maksimal.

Percobaan diulangi namun dengan menggunakan 6,5,4,3, dan 2 pasang

magnet. Untuk proporsionalitas anatara V dan B, percobaan dulakukan dengan

garis tengah alat kumparan yang minimal dan lebar konduktor yang maksimal

pula yaitu b = 4cm dan percobaan diulangi namun dengan menggunakan 6,5,4,3

dan 2 pasang magnet.

9

Page 12: Induksi Elektromagnetik

BAB IV

4.1 Analisa DataTabel 4.1

Untuk L(luas penampang) = 2, B (pasang magnet) = 3

Roda Kecil Roda Sedang Roda Besar

mV t(s) mV t(s) mV t(s)

100 14.45 400 5.81 800 1.12

100 14.45 400 5.81 800 1.12

100 14.45 400 5.81 800 1.12

100 14.45 400 5.81 800 1.12

100 14.45 400 5.81 800 1.12

Tabel 4.2

Untuk L(luas penampang) = 2, B (pasang magnet) = 4

Roda Kecil Roda Sedang Roda Besar

mV t(s) mV t(s) mV t(s)

200 9.72 400 5.84 600 1.81

200 9.72 400 5.84 700 1.81

200 9.72 400 5.84 600 1.81

200 9.72 400 5.84 700 1.81

200 9.72 400 5.84 700 1.81

10

Page 13: Induksi Elektromagnetik

Tabel 4.3

Untuk L(luas penampang) = 2, B (pasang magnet) = 5

Roda Kecil Roda Sedang Roda Besar

mV t(s) mV t(s) mV t(s)

100 12.15 300 5.55 600 1.68

100 12.15 300 5.55 700 1.68

100 12.15 300 5.55 700 1.68

100 12.15 300 5.55 600 1.68

100 12.15 300 5.55 800 1.68

Tabel 4.4

Untuk L(luas penampang) = 2, B (pasang magnet) = 6

Roda Kecil Roda Sedang Roda Besar

mV t(s) mV t(s) mV t(s)

300 13.47 500 4.8 1300 1.67

300 13.47 500 4.8 1100 1.67

300 13.47 500 4.8 1300 1.67

300 13.47 500 4.8 1300 1.67

300 13.47 500 4.8 1300 1.67

11

Page 14: Induksi Elektromagnetik

Tabel 4.5

Untuk L(luas penampang) = 2,8. B (pasang magnet) = 3

Roda Kecil Roda Sedang Roda Besar

mV t(s) mV t(s) mV t(s)

200 15.65 500 5.38 1300 1.88

200 15.65 500 5.38 1300 1.88

200 15.65 500 5.38 1300 1.88

200 15.65 500 5.38 1300 1.88

200 15.65 500 5.38 1300 1.88

Tabel 4.6

Untuk L(luas penampang) = 2,8. B (pasang magnet) = 4

Roda Kecil Roda Sedang Roda Besar

mV t(s) mV t(s) mV t(s)

100 14.85 400 5.75 900 1.75

100 14.85 400 5.75 900 1.75

100 14.85 400 5.75 900 1.75

100 14.85 400 5.75 900 1.75

100 14.85 400 5.75 900 1.75

12

Page 15: Induksi Elektromagnetik

Tabel 4.7

Untuk L(luas penampang) = 2,8. B (pasang magnet) = 5

Roda Kecil Roda Sedang Roda Besar

mV t(s) mV t(s) mV t(s)

200 15.49 400 5.54 1000 1.47

200 15.49 400 5.54 1000 1.47

200 15.49 400 5.54 1000 1.47

200 15.49 400 5.54 1000 1.47

200 15.49 400 5.54 800 1.47

Tabel 4.8

Untuk L(luas penampang) = 2,8. B (pasang magnet) = 6

Roda Kecil Roda Sedang Roda Besar

mV t(s) mV t(s) mV t(s)

400 14.88 600 5.57 2000 1.38

400 14.88 500 5.57 2000 1.38

400 14.88 600 5.57 1500 1.38

400 14.88 600 5.57 1900 1.38

400 14.88 600 5.57 2400 1.38

13

Page 16: Induksi Elektromagnetik

Tabel 4.9

Untuk L(luas penampang) = 4. B (pasang magnet) = 3

Roda Kecil Roda Sedang Roda Besar

mV t(s) mV t(s) mV t(s)

300 14.03 700 5.46 2200 1.53

300 14.03 700 5.46 2200 1.53

300 14.03 700 5.46 2200 1.53

300 14.03 700 5.46 2200 1.53

300 14.03 700 5.46 2200 1.53

Tabel 4.10

Untuk L(luas penampang) = 4. B (pasang magnet) = 4

Roda Kecil Roda Sedang Roda Besar

mV t(s) mV t(s) mV t(s)

300 13.03 500 5.45 1300 1.7

300 13.03 500 5.45 1300 1.7

300 13.03 500 5.45 1300 1.7

300 13.03 500 5.45 1300 1.7

300 13.03 500 5.45 1300 1.7

14

Page 17: Induksi Elektromagnetik

Tabel 4.12

Untuk L(luas penampang) = 4. B (pasang magnet) = 5

Roda Kecil Roda Sedang Roda Besar

mV t(s) mV t(s) mV t(s)

200 15.05 500 6.3 1200 1.71

300 15.05 500 6.3 1500 1.71

200 15.05 500 6.3 1500 1.71

200 15.05 500 6.3 1500 1.71

200 15.05 500 6.3 1500 1.71

Tabel 4.13

Untuk L(luas penampang) = 4. B (pasang magnet) = 6

Roda Kecil Roda Sedang Roda Besar

mV t(s) mV t(s) mV t(s)

400 13.35 800 5.12 3200 1.3

500 13.35 900 5.12 3000 1.3

400 13.35 1000 5.12 2900 1.3

400 13.35 900 5.12 2700 1.3

400 13.35 900 5.12 2700 1.3

15

Page 18: Induksi Elektromagnetik

4.2 GrafikGrafik 4.1

Grafik terhadap 3 pasang magnet

Grafik 4.2

Grafik terhadap 4 pasang magnet

16

Page 19: Induksi Elektromagnetik

Grafik 4.3

Grafik terhadap 5 pasang magnet

Grafik 4.3

Grafik terhadap 6 pasang magnet

17

Page 20: Induksi Elektromagnetik

4.3 PembahasanPada percobaan induksi elektromagnetik kita menggunakan 3 variasi yaitu

variasi B ( pasang magnet), L ( luas penampang ) dan kecepatan di galvanometer.

Ada variasi pasang magnet yaitu 3,4,5,6 dan luas penampang 2, 2,8 dan 4 dan

yang terakhir ada variasi kecepatan di roda kecil sedang dan roda besar. Dan

ketelitian di voltmeter di kalibrasikan di -0,05 dan juga pada saat tali di kaitkan di

galvanometer harus di eratkan agar tidak terjadi slip dan tidak berjalannya alat

apabila terjadi slip dan yang terakhir pemasangan magnet harus sejajar artinya

apabila magnet di sebelah kiri ada 4 maka di sebelah kanan juga harus ada 4 tidak

boleh lebih tidak boleh kurang. Yang di cari adalah waktu saat besi dari diam

hingga galvanometer

Pada percobaan ini juga bertujuan untuk membuktikan induksi faraday

yang mana cara pengukuran melalui kepadatan arus, luas induksi dan kecepatan

induksi. Banyaknya magnet yang digunakan tentunya akan mempengaruhi

besarnya medan magnet dan mempengaruhi besarnya kepadatan arus yang terjadi

pada fluks tersebut.

Berdasarkan percobaan yang dilakukan. Dapat diketahui bahwasannya

banyak magnet, kecepatan konduktor melewati medan magnet dan luasan

konduktor yang digunakan sangat mempengaruhi besarnya tegangan induksi itu

sendiri. Dan berbanding lurus untuk setiap pertambahannya. Hal ini sesuai dengan

rumusan pada Hukum Induksi Faraday dan Hukum Lorrentz.

18

Page 21: Induksi Elektromagnetik

BAB VKESIMPULAN

Banyaknya magnet dan kecepatan induksi sangat mempengaruhi serta luasan konduktor pada percobaan ini sangat mempengaruhi besaran tegangan itu sendiri. Hal ini terbukti dalam hukum faraday dan hukum lenz

Dari grafik yang digunakan untuk menggambarkan hasil praktikum, disana terlihat pengaruh ketiga hal tersebut dalam terjadi induksi elektromagnetik, yang dapat diukur dengan tegangan yang dihasil dari induksi itu sendiri.

Tegangan induksi sebanding dengan pertambahan fluks per satuan waktu

19

Page 22: Induksi Elektromagnetik

DAFTAR PUSTAKACharles W. Keenan, Donald C. Kleinfelter dan Jesse H. Wood.1992. Kimia Untuk

Univesitas.Jakarta: Erlangga

Douglas C. Giancoli. 2008.Physics For Scientists & Engineers. USA. Pearson

Education, Inc

Hugh D. Young, Roger A. Freedman. 2003. Fisika Universitas. Jakarta. Erlangga

Bambang Murdaka Eka, Tri Kuncoro P. 2002. Fisika Dasar. Yogyakarta. Andi

20

Page 23: Induksi Elektromagnetik

RALATTabel ralat percobaan dengan 3 pasang magnet dengan jarak 2 cm dengan

roda kecil.

mV mV-mṼ (t-tr)^2 mutlak nisbikeseksamaan

100 0 0100 0 0100 0 0100 0 0100 0 0

100 0 00.0000

% 100.0000%

2.Tabel ralat percobaan dengan 4 pasang magnet dengan jarak 2 cm dengan

roda kecil.

mV mV-mṼ (t-tr)^2 mutlak nisbi keseksamaan200 0 0200 0 0200 0 0200 0 0200 0 0200 0 0 0% 100%

3.Tabel ralat percobaan dengan 5 pasang magnet dengan jarak 2 cm dengan

roda kecil.

mV mV-mṼ (t-tr)^2 mutlak nisbikeseksamaan

100 0 0100 0 0100 0 0100 0 0100 0 0100 0 0 0% 100%

21

Page 24: Induksi Elektromagnetik

4.Tabel ralat percobaan dengan 6 pasang magnet dengan jarak 2 cm dengan

roda kecil.

mV mV-mṼ (t-tr)^2 mutlak nisbikeseksamaan

300 0 0300 0 0300 0 0300 0 0300 0 0300 0 0 0% 100%

5.Tabel ralat percobaan dengan 3 pasang magnet dengan jarak 2,8 cm

dengan roda kecil.

mV mV-mṼ (t-tr)^2 mutlak nisbikeseksamaan

200 0 0200 0 0200 0 0200 0 0200 0 0200 0 0 0% 100%

6.Tabel ralat percobaan dengan 4 pasang magnet dengan jarak 2,8 cm

dengan roda kecil.

mV mV-mṼ (t-tr)^2 mutlak nisbikeseksamaan

100 0 0100 0 0100 0 0100 0 0100 0 0100 0 0 0% 100%

22

Page 25: Induksi Elektromagnetik

7.Tabel ralat percobaan dengan 5 pasang magnet dengan jarak 2,8 cm

dengan roda kecil.

mV mV-mṼ (t-tr)^2 mutlak nisbikeseksamaan

200 0 0200 0 0200 0 0200 0 0200 0 0200 0 0 0% 100%

8.Tabel ralat percobaan dengan 6 pasang magnet dengan jarak 2,8 cm

dengan roda kecil.

mV mV-mṼ (t-tr)^2 mutlak nisbikeseksamaan

400 0 0400 0 0400 0 0400 0 0400 0 0400 0 0 0% 100%

9.Tabel ralat percobaan dengan 3 pasang magnet dengan jarak 4 cm dengan

roda kecil.

mV mV-mṼ (t-tr)^2 mutlak nisbikeseksamaan

300 0 0300 0 0300 0 0300 0 0300 0 0

23

Page 26: Induksi Elektromagnetik

300 0 0 0% 100%

10.Tabel ralat percobaan dengan 4 pasang magnet dengan jarak 4cm dengan

roda kecil.

mV mV-mṼ (t-tr)^2 mutlak nisbikeseksamaan

300 0 0300 0 0300 0 0300 0 0300 0 0300 0 0 0% 100%

11.Tabel ralat percobaan dengan 5 pasang magnet dengan jarak 4 cm

dengan roda kecil.

mV mV-mṼ (t-tr)^2 mutlak nisbikeseksamaan

200 -20 400300 80 6400200 -20 400200 -20 400200 -20 400220 8000 20 9% 91%

12.Tabel ralat percobaan dengan 6 pasang magnet dengan jarak 4 cm

dengan roda kecil.

mV mV-mṼ (t-tr)^2 mutlak nisbikeseksamaan

400 -20 400500 80 6400400 -20 400

24

Page 27: Induksi Elektromagnetik

400 -20 400400 -20 400420 8000 20 5% 95%

13.Tabel ralat percobaan dengan 3 pasang magnet dengan jarak 2 cm

dengan roda sedang.

mV mV-mṼ (t-tr)^2 mutlak nisbikeseksamaan

400 0 0400 0 0400 0 0400 0 0400 0 0400 0 0 0% 100%

14.Tabel ralat percobaan dengan 4 pasang magnet dengan jarak 2 cm

dengan roda sedang.

mV mV-mṼ (t-tr)^2 mutlak nisbikeseksamaan

400 0 0400 0 0400 0 0400 0 0400 0 0400 0 0 0% 100%

15.Tabel ralat percobaan dengan 5 pasang magnet dengan jarak 2 cm

dengan roda sedang.

mV mV-mṼ (t-tr)^2 mutlak nisbikeseksamaan

300 0 0

25

Page 28: Induksi Elektromagnetik

300 0 0300 0 0300 0 0300 0 0300 0 0 0% 100%

16.Tabel ralat percobaan dengan 6 pasang magnet dengan jarak 2 cm

dengan roda sedang.

mV mV-mṼ (t-tr)^2 mutlak nisbikeseksamaan

500 0 0500 0 0500 0 0500 0 0500 0 0500 0 0 0% 100%

17.Tabel ralat percobaan dengan 3 pasang magnet dengan jarak 2,8 cm

dengan roda sedang.

mV mV-mṼ (t-tr)^2 mutlak nisbikeseksamaan

500 0 0500 0 0500 0 0500 0 0500 0 0500 0 0 0% 100%

18.Tabel ralat percobaan dengan 4 pasang magnet dengan jarak 2,8 cm

dengan roda sedang.

mV mV-mṼ (t-tr)^2 mutlak nisbi keseksamaa

26

Page 29: Induksi Elektromagnetik

n400 0 0400 0 0400 0 0400 0 0400 0 0400 0 0 0% 100%

19.Tabel ralat percobaan dengan 5 pasang magnet dengan jarak 2,8 cm

dengan roda sedang.

mV mV-mṼ (t-tr)^2 mutlak nisbikeseksamaan

400 0 0400 0 0400 0 0400 0 0400 0 0400 0 0 0% 100%

20.Tabel ralat percobaan dengan 6 pasang magnet dengan jarak 2,8 cm

dengan roda sedang.

mV mV-mṼ (t-tr)^2 mutlak nisbikeseksamaan

600 20 400500 -80 6400600 20 400600 20 400600 20 400580 8000 20 3% 97%

27

Page 30: Induksi Elektromagnetik

21.Tabel ralat percobaan dengan 3 pasang magnet dengan jarak 4 cm

dengan roda sedang.

mV mV-mṼ (t-tr)^2 mutlak nisbikeseksamaan

700 0 0700 0 0700 0 0700 0 0700 0 0700 0 0 0% 100%

22.Tabel ralat percobaan dengan 4 pasang magnet dengan jarak 4 cm

dengan roda sedang.

mV mV-mṼ (t-tr)^2 mutlak nisbikeseksamaan

500 0 0500 0 0500 0 0500 0 0500 0 0500 0 0 0% 100%

23.Tabel ralat percobaan dengan 5 pasang magnet dengan jarak 4 cm

dengan roda sedang.

mV mV-mṼ (t-tr)^2 mutlak nisbikeseksamaan

500 0 0500 0 0500 0 0500 0 0500 0 0

28

Page 31: Induksi Elektromagnetik

500 0 0 0% 100%

24.Tabel ralat percobaan dengan 6 pasang magnet dengan jarak 4 cm

dengan roda sedang.

mV mV-mṼ (t-tr)^2 mutlak nisbi keseksamaan800 -100 10000900 0 01000 100 10000900 0 0900 0 0900 20000 31.62278 4% 96%

25.Tabel ralat percobaan dengan 3 pasang magnet dengan jarak 2 cm

dengan roda besar.

mV mV-mṼ (t-tr)^2 mutlak nisbi keseksamaan800 0 0800 0 0800 0 0800 0 0800 0 0800 0 0 0% 100%

26.Tabel ralat percobaan dengan 4 pasang magnet dengan jarak 2 cm

dengan roda besar.

mV mV-mṼ (t-tr)^2 mutlak nisbikeseksamaan

600 -60 3600700 40 1600600 -60 3600700 40 1600700 40 1600

29

Page 32: Induksi Elektromagnetik

660 12000 24.4949 4% 96%

27.Tabel ralat percobaan dengan 5 pasang magnet dengan jarak 2 cm

dengan roda besar.

mV mV-mṼ (t-tr)^2 mutlak nisbi keseksamaan600 -80 6400700 20 400700 20 400600 -80 6400800 120 14400680 28000 37.41657 6% 94%

28.Tabel ralat percobaan dengan 6 pasang magnet dengan jarak 2 cm

dengan roda besar.

mV mV-mṼ (t-tr)^2 mutlak nisbikeseksamaan

1300 40 16001100 -160 256001300 40 16001300 40 16001300 40 16001260 32000 40 3% 97%

29.Tabel ralat percobaan dengan 3 pasang magnet dengan jarak 2,8 cm

dengan roda besar.

mV mV-mṼ (t-tr)^2 mutlak nisbikeseksamaan

1300 0 01300 0 01300 0 01300 0 0

30

Page 33: Induksi Elektromagnetik

1300 0 01300 0 0 0% 100%

30.Tabel ralat percobaan dengan 4 pasang magnet dengan jarak 2,8 cm

dengan roda besar.

mV mV-mṼ (t-tr)^2 mutlak nisbikeseksamaan

900 0 0900 0 0900 0 0900 0 0900 0 0900 0 0 0% 100%

31.Tabel ralat percobaan dengan 5 pasang magnet dengan jarak 2,8 cm

dengan roda besar.

mV mV-mṼ (t-tr)^2 mutlak nisbikeseksamaan

1000 40 16001000 40 16001000 40 16001000 40 1600800 -160 25600960 32000 40 4% 96%

32.Tabel ralat percobaan dengan 6 pasang magnet dengan jarak 2,8 cm

dengan roda besar.

mV mV-mṼ (t-tr)^2 mutlak nisbikeseksamaan

2000 40 16002000 40 1600

31

Page 34: Induksi Elektromagnetik

1500 -460 2116001900 -60 36002400 440 1936001960 412000 143.527 7% 93%

33.Tabel ralat percobaan dengan 3 pasang magnet dengan jarak 4 cm

dengan roda besar.

mV mV-mṼ (t-tr)^2 mutlak nisbikeseksamaan

2200 0 02200 0 02200 0 02200 0 02200 0 02200 0 0 0% 100%

34.Tabel ralat percobaan dengan 4 pasang magnet dengan jarak 4 cm

dengan roda besar.

mV mV-mṼ (t-tr)^2 mutlak nisbikeseksamaan

1300 0 01300 0 01300 0 01300 0 01300 0 01300 0 0 0% 100%

35.Tabel ralat percobaan dengan 5 pasang magnet dengan jarak 4 cm

dengan roda besar.

mV mV-mṼ (t-tr)^2 mutlak nisbi keseksamaan1200 -240 57600

32

Page 35: Induksi Elektromagnetik

1500 60 36001500 60 36001500 60 36001500 60 36001440 72000 60 4% 96%

36.Tabel ralat percobaan dengan 6 pasang magnet dengan jarak 4 cm

dengan roda besar.

mV mV-mṼ (t-tr)^2 mutlak nisbi keseksamaan3200 300 900003000 100 100002900 0 02700 -200 400002700 -200 400002900 180000 94.86833 3% 97%

33