Upload
ahmad-farhan-farabi
View
239
Download
2
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Copylah Dengan Bijak
Citation preview
INDUKSI ELEKTROMAGNETIK
(KODE PERCOBAAN L8)
AHMAD FARHAN FARABI A.
1113100117
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT TENOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA
ABSTRAK
Telah dilakukan percobaan induksi elektromagnetik dengan tujuan untuk
membuktikan hukum induksi faraday melalui pengukuran ketergantungan tegangan
induksi dari kepadatan arus, luas induksi dan kecepatan induksi. Pada percoban ini
digunakan suatu alat lengkap dengan konduktornya yang mana konduktor itu akan ditarik
oleh sebuah tali yang ditarik oleh motor yang mana ada variasinya di situ. Dan
mikrovaltmeter akan mencatat tegangan konduktor dari yang semula diam kemudian
bergerak sampai berhenti. Saat motor di jalankan maka konduktor akan mengalami gaya
gerak listrik dan mikrovoltmeter akan mencatat perubahan nilai tersebut. Dalam
percobaan ini digunakan beberapa variasi yaitu pada B (pasang magnet), L (luas
penampang) dan juga variasi pada motor. Dan yang harus dicatat adalah waktu tempuh
konduktor dari diam kemudian bergerak sampai berhenti dan juga waktu perpindahan
yang tercatat di mikrovoltmeter itu sendiri.
(hukum faraday, konduktor, ggl)
i
Daftar Isi
ABSTRAK................................................................................................................iDaftar Isi..................................................................................................................iiBAB I.......................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang...............................................................................................11.2 Rumusan Masalah..........................................................................................11.3 Tujuan............................................................................................................1
BAB II......................................................................................................................22.1 Hukum Lenz...................................................................................................22.2 Superkonduktivitas.........................................................................................32.3 Hukum Faraday..............................................................................................42.4 Persamaan Maxwell.......................................................................................52.5 Arus Pusaran (Eddy Current).........................................................................6
BAB III....................................................................................................................73.1Alat dan Bahan................................................................................................73.2 Cara Kerja......................................................................................................7
BAB IV....................................................................................................................94.1 Analisa Data...................................................................................................94.2 Grafik...........................................................................................................154.3 Pembahasan..................................................................................................17
BAB V....................................................................................................................18DAFTAR PUSTAKA............................................................................................19RALAT..................................................................................................................20
ii
BAB IPENDAHULUAN
1.1 Latar BelakangDalam kehidupan sehari-hari kita tidak pernah luput dari penggunaan
listri, terutama di negara yang berkembang saat ini. Awalnya yang belum
mengerti listrik tapi saat ini disetiap rumah sudah memakai listrik, yang paling
umum adalah penggunaan lampu.
Jika terdapat dua magnet yang didekatkan dengan kutup yang berbeda
maka akan tarik menarik yang menyebabkan timbulnya garis-garis magbet di
sekitar magnetnya, sehingga terjadi perubahan medan magnet yang nantinya
menghasilkan arus listrik, hal tersebut dinamakan induksi elektromagnetik.
Induksi elektromagnetik ini digunakan penggerak arus aliran listrik yang
digunakan didalam dinamo yang biasanya digunakan pada lampu
1.2 Rumusan MasalahPermasalahan yang ada pada pratikum ini adalah bagaimana membuktikan
“Hukum Induksi Faraday” melalui pengukuran ketergantungan tegangan induksi
dari kepadatan arus, luas induksi dan kecepatan induksi
1.3 TujuanTujuan dari praktikum Induksi Elektromagnetik adalah Untuk membuktikan
“Hukum Induksi Faraday” melalui pengukuran ketergantungan tegangan
induksi dari kepadatan arus dan luas induksi dan kecepatan induksi.
1
BAB II(DASAR TEORI)
2.1 Hukum LenzHukum ini menyatakan bahwa ggl induksi menghasilkan sesuatu yang
melawan sebab persamaan,
ε=−d∅dt ……………………………(2.1)
Terdapat tanda negative. Mengapa? Karna sebuah kumparan berpenampang segi
empat, tersusun oleh 150 lilitan, berdimensi 0,2 m x 0,2 m, dan bertahan 5,0 ohm.
Kumparan membentuk untai tertutup dan diletakkan di dalam electromagnet.
Tiba-tiba electromagnet dimatikan, dan kuat medan magnet berkurang dengan laju
pemerosotan 10T per sekon. Berapakah ggl induksi pada kumparan? Tentukan
pula besar dan arah arus induksinya. Untuk luas penampang kumparan A,
bercacah lilitan N dan kuat medan magnet B, maka fluks medan magnet di
kumparan ∅ = NAB. Adapun ggl induksinya (ε) adalah:
ε=−d∅dt = 60 volt………………………….(2.2)
Di hukum lenz hanya memberikan arah arus induksi pada hambatan
rangkaian. Semakin besar hambatan rangkaian, mak semakin kecil arus induksi
yang muncul untuk menentang setiap perubahan fluks dan semakin mudah sebuah
perubahan fluks untuk menghasilkan efek. Seandainya simpal dibuat dari kayu
(sebuah isolator), maka hampir tidak ada arus induksi yang menanggapi
perubahan fluks yang melalui sempal tersebut.
Sebaliknya, semakin kecil hambatan rangkaian, semakin besar pula arus
induksi dan semakin sukar mengubah fluks yang melalui rangkaian itu. Jika
simpal adalah sebuah konduktor yang baik, maka sebuah arus induksi akan
mengalir selama magnet itu bergerak relative terhadap simpal tersebut. Sekali
magnet dan simpal itu tidak lagi berada dalam gerak relative, arus induksi itu
secara sangat cepat berkurang ke nol karena hambatan yang besarnya tidak nol
2
dalam simpal tersebut. Oleh sebab itu, diadakan sebuah percobaan induksi
elektromagnetik dalam kasus ini untuk menetukan suatu simpal yang nol.
Gaya ekstrim terjadi bila hambatan rangkaian sama dengan nol. Maka arus
induksi akan terus mengalir walaupun setelah tge induksi itu telah lenyap, yakni
walaupun setelah magnet itu berhasil berhenti bergerak relative terhadap simpal
tersebut. Kita berterima kasih kepada arus yang terus menerus ada ini , dan
ternyata bahwa fluks yang melalui simpal itu secara eksak sama seperti sebelum
magnet mulai bergerak, sehingga fluks yang melalui sebuah simpal yang
hambatannya nol tida pernah berubah. Material eksotik yang dinamakan
superkonduktor betul-betul mempunyai hambatan nol.
(Hugh D. Young,
2003)
2.2 SuperkonduktivitasSifat yang paling dikenal dari sebuah seuperkonduktor adalah lenyapnya
semua hambatan listrik secara tiba tiba bila material itu didinginkan di bawah
suhu yang dinamakan suhu kritis, yang dinyatakan oleh Tc. kita telah membahas
perilaku ini dan suasana penemuannya dalam bab sebelumnya. Tetapi
superkonduktivitas adalah sesuatu yang lebih jauh dibandingkan sekedar
ketiadaan hambatan ketika diukur. Superkonduktor juga mempunyai sifat-sifat
magnetic yang luar biasa. Kita akan menyelidiki beberapa dari sifat-sifat ini pada
subbab ini.
Petunjuk pertama dari sifat-sifat magnetic yang tidak biasa adalah
penemuan bahwa untuk sebarang material superkonduktor suhu Tc berubah bila
material itu ditempatkan dalam sebuah medan listrik yang dihasilkan secara
eksternal. Ketergantungan ini untu air raksa, yang merupakan unsur pertama
dimana superkonduktivitas dialami. Jika besarnya medan magnetic bertambah,
peralihan superkonduksi itu terjadi pada suhu pada suhu yang semakin rendah.
Segi lain dari konduktivitas adalah ketidakhadiran lengkap dari medak
magnetik di dalam sebuah material pada fasa superkonduksi. Bila sebuah bola
homogeny yang terbuat dari material diamagnetic normal atau material
3
paragmagnetik normal ditempatkan dalam medan magnetik. Maka suatu medan di
dalam material itu hamper sama seperti medan di luarnya. (kita memilih bola
karna medan di dalam bola itu akan terbukti homogen, sehingga menghindari
kerumitan yang diasosiasikan dengan bentuk bahan contoh).
Ketidakhadiran medan magnetik di dalam superonduktor dapat dimengerti
berdasarkan arus pusaran yang diinduksi dalam material itu. Hukum Lenz
memperlihatkan bahwa arus ini selalu menentang perubahan yang
menyebabkannya, dalam kasus ini penyebabnya adalah fluks magnetik yang
semaki bertambah. Dalam superkonduktor, yang menawarkan tidak adanya
hambatan sama sekali pada arus, arus pusaran induksi itu menentang perubahan
fluks begitu berhasil sehingga tidak ada perubahan fluks netto.
(Hugh D. Young,
2003)
2.3 Hukum FaradayHukum Faraday menyatakan hubungan antara jumlah listrik yang
digunakan dengan massa zat yang dihasilkan baik di katoda maupun anoda pada
proses elektrolisis. Bunyi Hukum Faraday 1 "Massa zat yang terbentuk pada
masing-masing elektroda sebanding dengan kuat arus listrik yang mengalir pada
elektrolisis tersebut" sementara Bunyi Hukum faraday 2 "Massa dari macam-
macam zat yang diendapkan pada masing-masing elektroda oleh sejumlah arus
listrik yang sama banyaknya akan sebanding dengan berat ekivalen masing-
masing zat tersebut"
Elemen yang lazim dalam semua efek induksi adalah fluks magnetik
yang berubah-ubah melalui sebuah rangkaian sebelum menyatakan hokum fisika
sederhana yang mengikhtisarkan semua macam eksperimen. Pertama tama kita
tinjau dulu sebuah fluks magnetik ф dalam sebuah medan magnetik adalah
B dA cos ∅…………………………………… (2.3)
4
Dan juga fluks magnetic total фB melalui sebuah luas berhingga adalah integral
dari pernyataan ini pada luas tersebut :
Ф = ∫B . d A=∫B d A cos∅…………………..(2.4)
Hukum induksi faraday menyatakan tge( tegangan gerak elektrik) induksi
dalam sebuah simpal tertutup sama dengan negative dari kecepatan perubahan
terhadap waktu dari fluks magnetik yang melalui simpal itu. Dalam simbol,
hukum faraday adalah
ε=−d∅
dt ………………………………………(2.4)
2.4 Persamaan MaxwellPersamaan Maxwell ini bisa dikatakan dengan gabungan antara hukum
gauss, hukum faraday dan hukum ampere dan juga hukum gauss yang
magnetisme. Maxwell sendiri adalah penemu tentang pergeseran arus yang kita
kaji sebelumnya dan dia tidak menemukan semua persamaan ini sendirian, tetapi
dia menggabungkan persamaan-persamaan tersebut dan dia mengenal pentingnya,
khasnya dalam meramalkan gelombang elektromagnetik.
Dua dari persamaan maxwell melibatkan sebuah integral dari E atau B
pada permukaan tertutup. Yang pertama, tak lain dari hukum gauss untuk medan
listrik yang menyatakan bahwa integral permukaan dari E pada sebarang
permukaan tertutup yang tercakup dalam permukaan :
∮E .d A=Q yangtercakupϵ 0 (hukum gauss untuk E)……
(2.5)
Yang kedua adalah hubungan yang analog dengan hukum Gauss itu untuk
medan magnetik, yang menyataakan bahwa integral permukaan dari B pada
sebarang permukaan tertutup selalu sama dengan nol :
∮B .d A=0…………………………………………....(2.6)
5
Pernyataa ini berarti, antara lain, bahwa tidak ada monopol magnetik (muatan
magnetik tunggal) yang bertindak sebagai sumber medan magnetik.
Persamaan ketiga adalah hukum Ampere termasuk arus pergeseran, yang
kita bahas dalam subbab sebelumnya. Hukum ini menyatakan bahwa kedua
aruskonduksi dan arus pergeseran adalah fluks listrik, bertindak sebagai sumber
medan magnetik :
∮B .d l=μ0¿¿ (Hukum Ampere)….........................(2.7)
Yang keempat dan persamaan terakhir adalah hukum faraday, yang dikaji dalam
bab sebelumnya. Hukum itu menyatakan bahwa sebuah medan magnetik atau
fluks magnetik yang berubah-ubah menginduksi sebuah medan listrik :
∮E .d l=−d∅dt (Hukum Faraday)…………………………….(2.8)
Jika terdapat fluks magnetik yang berubah-ubah, maka integral garis dalam
persamaan 2.8 tidak sama dengan nol, yang memperlihatkan bahwa medan E yang
dihasilkan oleh fluks magnetik yang berubah-ubah tidaklah konservatif. Ingatlah
kembali bahwa ingral garis ini harus dilaksanakan pada lintasan tertutup yang
stasioner. (Giancoli, 2008)
2.5 Arus Pusaran (Eddy Current)Dalam contoh-contoh efek induksi yang telah kita kaji, arus induksi telah
dibatasi pada lintasan yang didefinisikan dengan baik dalam konduktor dan
komponen lain yang membentuk sebuah rangkaian. Akan tetapi, banyak potongan
peralatan listik mengandung massa logam yang bergerak dalam medan magnetik
atau yang diletakkan dalam medan magnetik yang berubah-ubah. Dalam situasi
serupa ini kita dapat mempunyai arus induksi yang bersirkulasi di seluruh volume
sebuah material. Karena pola alirannya menyerupai pusaran melingkar dalam
sungai, maka kita menamakannya arus pusaran.
Sebagai contoh kita menggunakan sebuah logam yang berotasi pada
sebuah medan magnetik yang tegak lurus terhadap bidang cakram itu tetapi yang
6
dibatasi pada bagian yang terbatas dari luar cakram tersebut. Kita dapat
menggunakan hukum Lenz untuk memutuskan mengenai arah arus induksi pada
tetangga. Arus pusaran banyak kegunaan praktis. Cakram mengkilat dalam
perusahaan daya listrik di luar rumah anda berotasi akibat arus pusaran.
7
8 8 8 8
220 Volt
BAB IIIMETODE PERCOBAAN
3.1Alat dan BahanAlat dan bahan yang digunakan dalam percobaan ini antara lain peralatan
induksi dengan konduktor 1 set, pasangan magnet sebanyak 6 pasang, 1 buah
motor eksperimen 100 W, 1 buah alat kemudi dan alat pengatur, dan 1 buah
microvoltmeter.
3.2 Cara Kerja
Gambar 3.2.1
Disusun peralatan seperti gambar 3.2.1 dan dihubungkan dengan peralatan
lain. Kemudian, ikatkan senar pancingpada peluncur dan dihubungkan dengan
kopling penarik dan mikrovaltameter diatur pada 104. Lalu, 8 pasang magnet
dipasangkan pada alat induksi dan untuk proporsonalitas dari U dan V, konduktor
dihubungkan sepanjang b= 4 cm dengancara memasukkan penghubung
kortsluiting pada alat peluncur. Tali senar pancing diikatkan pada garis tengah
kumparan kopling yang bergerak terkecil. Motor dihidupkan dan putarannya distel
sehingga tercapai suatu tegangan induksi sebesar 40mV. Pada goyangan yang
mungkin terjadi pada alat penunjuk pengukur, maka dicari harga rata-rata /
menegah. Jumlah motor dipertahankan agar sama dalam waktu melakukanseluruh
percobaan dari bagian.
8
Percobaan diulangi dengan menggunakan kedua alat kumparan lain
dengan garis tengah kumparan yang berlainan. Kopling bergerak dengan
perbandingan 1:2:4. Untuk proporsionalitas dari U dan b, percobaan dilakukan
dengan menggunakan 8 pasang magnet dan garis tengah alat kumparan maksimal.
Percobaan diulangi namun dengan menggunakan 6,5,4,3, dan 2 pasang
magnet. Untuk proporsionalitas anatara V dan B, percobaan dulakukan dengan
garis tengah alat kumparan yang minimal dan lebar konduktor yang maksimal
pula yaitu b = 4cm dan percobaan diulangi namun dengan menggunakan 6,5,4,3
dan 2 pasang magnet.
9
BAB IV
4.1 Analisa DataTabel 4.1
Untuk L(luas penampang) = 2, B (pasang magnet) = 3
Roda Kecil Roda Sedang Roda Besar
mV t(s) mV t(s) mV t(s)
100 14.45 400 5.81 800 1.12
100 14.45 400 5.81 800 1.12
100 14.45 400 5.81 800 1.12
100 14.45 400 5.81 800 1.12
100 14.45 400 5.81 800 1.12
Tabel 4.2
Untuk L(luas penampang) = 2, B (pasang magnet) = 4
Roda Kecil Roda Sedang Roda Besar
mV t(s) mV t(s) mV t(s)
200 9.72 400 5.84 600 1.81
200 9.72 400 5.84 700 1.81
200 9.72 400 5.84 600 1.81
200 9.72 400 5.84 700 1.81
200 9.72 400 5.84 700 1.81
10
Tabel 4.3
Untuk L(luas penampang) = 2, B (pasang magnet) = 5
Roda Kecil Roda Sedang Roda Besar
mV t(s) mV t(s) mV t(s)
100 12.15 300 5.55 600 1.68
100 12.15 300 5.55 700 1.68
100 12.15 300 5.55 700 1.68
100 12.15 300 5.55 600 1.68
100 12.15 300 5.55 800 1.68
Tabel 4.4
Untuk L(luas penampang) = 2, B (pasang magnet) = 6
Roda Kecil Roda Sedang Roda Besar
mV t(s) mV t(s) mV t(s)
300 13.47 500 4.8 1300 1.67
300 13.47 500 4.8 1100 1.67
300 13.47 500 4.8 1300 1.67
300 13.47 500 4.8 1300 1.67
300 13.47 500 4.8 1300 1.67
11
Tabel 4.5
Untuk L(luas penampang) = 2,8. B (pasang magnet) = 3
Roda Kecil Roda Sedang Roda Besar
mV t(s) mV t(s) mV t(s)
200 15.65 500 5.38 1300 1.88
200 15.65 500 5.38 1300 1.88
200 15.65 500 5.38 1300 1.88
200 15.65 500 5.38 1300 1.88
200 15.65 500 5.38 1300 1.88
Tabel 4.6
Untuk L(luas penampang) = 2,8. B (pasang magnet) = 4
Roda Kecil Roda Sedang Roda Besar
mV t(s) mV t(s) mV t(s)
100 14.85 400 5.75 900 1.75
100 14.85 400 5.75 900 1.75
100 14.85 400 5.75 900 1.75
100 14.85 400 5.75 900 1.75
100 14.85 400 5.75 900 1.75
12
Tabel 4.7
Untuk L(luas penampang) = 2,8. B (pasang magnet) = 5
Roda Kecil Roda Sedang Roda Besar
mV t(s) mV t(s) mV t(s)
200 15.49 400 5.54 1000 1.47
200 15.49 400 5.54 1000 1.47
200 15.49 400 5.54 1000 1.47
200 15.49 400 5.54 1000 1.47
200 15.49 400 5.54 800 1.47
Tabel 4.8
Untuk L(luas penampang) = 2,8. B (pasang magnet) = 6
Roda Kecil Roda Sedang Roda Besar
mV t(s) mV t(s) mV t(s)
400 14.88 600 5.57 2000 1.38
400 14.88 500 5.57 2000 1.38
400 14.88 600 5.57 1500 1.38
400 14.88 600 5.57 1900 1.38
400 14.88 600 5.57 2400 1.38
13
Tabel 4.9
Untuk L(luas penampang) = 4. B (pasang magnet) = 3
Roda Kecil Roda Sedang Roda Besar
mV t(s) mV t(s) mV t(s)
300 14.03 700 5.46 2200 1.53
300 14.03 700 5.46 2200 1.53
300 14.03 700 5.46 2200 1.53
300 14.03 700 5.46 2200 1.53
300 14.03 700 5.46 2200 1.53
Tabel 4.10
Untuk L(luas penampang) = 4. B (pasang magnet) = 4
Roda Kecil Roda Sedang Roda Besar
mV t(s) mV t(s) mV t(s)
300 13.03 500 5.45 1300 1.7
300 13.03 500 5.45 1300 1.7
300 13.03 500 5.45 1300 1.7
300 13.03 500 5.45 1300 1.7
300 13.03 500 5.45 1300 1.7
14
Tabel 4.12
Untuk L(luas penampang) = 4. B (pasang magnet) = 5
Roda Kecil Roda Sedang Roda Besar
mV t(s) mV t(s) mV t(s)
200 15.05 500 6.3 1200 1.71
300 15.05 500 6.3 1500 1.71
200 15.05 500 6.3 1500 1.71
200 15.05 500 6.3 1500 1.71
200 15.05 500 6.3 1500 1.71
Tabel 4.13
Untuk L(luas penampang) = 4. B (pasang magnet) = 6
Roda Kecil Roda Sedang Roda Besar
mV t(s) mV t(s) mV t(s)
400 13.35 800 5.12 3200 1.3
500 13.35 900 5.12 3000 1.3
400 13.35 1000 5.12 2900 1.3
400 13.35 900 5.12 2700 1.3
400 13.35 900 5.12 2700 1.3
15
4.2 GrafikGrafik 4.1
Grafik terhadap 3 pasang magnet
Grafik 4.2
Grafik terhadap 4 pasang magnet
16
Grafik 4.3
Grafik terhadap 5 pasang magnet
Grafik 4.3
Grafik terhadap 6 pasang magnet
17
4.3 PembahasanPada percobaan induksi elektromagnetik kita menggunakan 3 variasi yaitu
variasi B ( pasang magnet), L ( luas penampang ) dan kecepatan di galvanometer.
Ada variasi pasang magnet yaitu 3,4,5,6 dan luas penampang 2, 2,8 dan 4 dan
yang terakhir ada variasi kecepatan di roda kecil sedang dan roda besar. Dan
ketelitian di voltmeter di kalibrasikan di -0,05 dan juga pada saat tali di kaitkan di
galvanometer harus di eratkan agar tidak terjadi slip dan tidak berjalannya alat
apabila terjadi slip dan yang terakhir pemasangan magnet harus sejajar artinya
apabila magnet di sebelah kiri ada 4 maka di sebelah kanan juga harus ada 4 tidak
boleh lebih tidak boleh kurang. Yang di cari adalah waktu saat besi dari diam
hingga galvanometer
Pada percobaan ini juga bertujuan untuk membuktikan induksi faraday
yang mana cara pengukuran melalui kepadatan arus, luas induksi dan kecepatan
induksi. Banyaknya magnet yang digunakan tentunya akan mempengaruhi
besarnya medan magnet dan mempengaruhi besarnya kepadatan arus yang terjadi
pada fluks tersebut.
Berdasarkan percobaan yang dilakukan. Dapat diketahui bahwasannya
banyak magnet, kecepatan konduktor melewati medan magnet dan luasan
konduktor yang digunakan sangat mempengaruhi besarnya tegangan induksi itu
sendiri. Dan berbanding lurus untuk setiap pertambahannya. Hal ini sesuai dengan
rumusan pada Hukum Induksi Faraday dan Hukum Lorrentz.
18
BAB VKESIMPULAN
Banyaknya magnet dan kecepatan induksi sangat mempengaruhi serta luasan konduktor pada percobaan ini sangat mempengaruhi besaran tegangan itu sendiri. Hal ini terbukti dalam hukum faraday dan hukum lenz
Dari grafik yang digunakan untuk menggambarkan hasil praktikum, disana terlihat pengaruh ketiga hal tersebut dalam terjadi induksi elektromagnetik, yang dapat diukur dengan tegangan yang dihasil dari induksi itu sendiri.
Tegangan induksi sebanding dengan pertambahan fluks per satuan waktu
19
DAFTAR PUSTAKACharles W. Keenan, Donald C. Kleinfelter dan Jesse H. Wood.1992. Kimia Untuk
Univesitas.Jakarta: Erlangga
Douglas C. Giancoli. 2008.Physics For Scientists & Engineers. USA. Pearson
Education, Inc
Hugh D. Young, Roger A. Freedman. 2003. Fisika Universitas. Jakarta. Erlangga
Bambang Murdaka Eka, Tri Kuncoro P. 2002. Fisika Dasar. Yogyakarta. Andi
20
RALATTabel ralat percobaan dengan 3 pasang magnet dengan jarak 2 cm dengan
roda kecil.
mV mV-mṼ (t-tr)^2 mutlak nisbikeseksamaan
100 0 0100 0 0100 0 0100 0 0100 0 0
100 0 00.0000
% 100.0000%
2.Tabel ralat percobaan dengan 4 pasang magnet dengan jarak 2 cm dengan
roda kecil.
mV mV-mṼ (t-tr)^2 mutlak nisbi keseksamaan200 0 0200 0 0200 0 0200 0 0200 0 0200 0 0 0% 100%
3.Tabel ralat percobaan dengan 5 pasang magnet dengan jarak 2 cm dengan
roda kecil.
mV mV-mṼ (t-tr)^2 mutlak nisbikeseksamaan
100 0 0100 0 0100 0 0100 0 0100 0 0100 0 0 0% 100%
21
4.Tabel ralat percobaan dengan 6 pasang magnet dengan jarak 2 cm dengan
roda kecil.
mV mV-mṼ (t-tr)^2 mutlak nisbikeseksamaan
300 0 0300 0 0300 0 0300 0 0300 0 0300 0 0 0% 100%
5.Tabel ralat percobaan dengan 3 pasang magnet dengan jarak 2,8 cm
dengan roda kecil.
mV mV-mṼ (t-tr)^2 mutlak nisbikeseksamaan
200 0 0200 0 0200 0 0200 0 0200 0 0200 0 0 0% 100%
6.Tabel ralat percobaan dengan 4 pasang magnet dengan jarak 2,8 cm
dengan roda kecil.
mV mV-mṼ (t-tr)^2 mutlak nisbikeseksamaan
100 0 0100 0 0100 0 0100 0 0100 0 0100 0 0 0% 100%
22
7.Tabel ralat percobaan dengan 5 pasang magnet dengan jarak 2,8 cm
dengan roda kecil.
mV mV-mṼ (t-tr)^2 mutlak nisbikeseksamaan
200 0 0200 0 0200 0 0200 0 0200 0 0200 0 0 0% 100%
8.Tabel ralat percobaan dengan 6 pasang magnet dengan jarak 2,8 cm
dengan roda kecil.
mV mV-mṼ (t-tr)^2 mutlak nisbikeseksamaan
400 0 0400 0 0400 0 0400 0 0400 0 0400 0 0 0% 100%
9.Tabel ralat percobaan dengan 3 pasang magnet dengan jarak 4 cm dengan
roda kecil.
mV mV-mṼ (t-tr)^2 mutlak nisbikeseksamaan
300 0 0300 0 0300 0 0300 0 0300 0 0
23
300 0 0 0% 100%
10.Tabel ralat percobaan dengan 4 pasang magnet dengan jarak 4cm dengan
roda kecil.
mV mV-mṼ (t-tr)^2 mutlak nisbikeseksamaan
300 0 0300 0 0300 0 0300 0 0300 0 0300 0 0 0% 100%
11.Tabel ralat percobaan dengan 5 pasang magnet dengan jarak 4 cm
dengan roda kecil.
mV mV-mṼ (t-tr)^2 mutlak nisbikeseksamaan
200 -20 400300 80 6400200 -20 400200 -20 400200 -20 400220 8000 20 9% 91%
12.Tabel ralat percobaan dengan 6 pasang magnet dengan jarak 4 cm
dengan roda kecil.
mV mV-mṼ (t-tr)^2 mutlak nisbikeseksamaan
400 -20 400500 80 6400400 -20 400
24
400 -20 400400 -20 400420 8000 20 5% 95%
13.Tabel ralat percobaan dengan 3 pasang magnet dengan jarak 2 cm
dengan roda sedang.
mV mV-mṼ (t-tr)^2 mutlak nisbikeseksamaan
400 0 0400 0 0400 0 0400 0 0400 0 0400 0 0 0% 100%
14.Tabel ralat percobaan dengan 4 pasang magnet dengan jarak 2 cm
dengan roda sedang.
mV mV-mṼ (t-tr)^2 mutlak nisbikeseksamaan
400 0 0400 0 0400 0 0400 0 0400 0 0400 0 0 0% 100%
15.Tabel ralat percobaan dengan 5 pasang magnet dengan jarak 2 cm
dengan roda sedang.
mV mV-mṼ (t-tr)^2 mutlak nisbikeseksamaan
300 0 0
25
300 0 0300 0 0300 0 0300 0 0300 0 0 0% 100%
16.Tabel ralat percobaan dengan 6 pasang magnet dengan jarak 2 cm
dengan roda sedang.
mV mV-mṼ (t-tr)^2 mutlak nisbikeseksamaan
500 0 0500 0 0500 0 0500 0 0500 0 0500 0 0 0% 100%
17.Tabel ralat percobaan dengan 3 pasang magnet dengan jarak 2,8 cm
dengan roda sedang.
mV mV-mṼ (t-tr)^2 mutlak nisbikeseksamaan
500 0 0500 0 0500 0 0500 0 0500 0 0500 0 0 0% 100%
18.Tabel ralat percobaan dengan 4 pasang magnet dengan jarak 2,8 cm
dengan roda sedang.
mV mV-mṼ (t-tr)^2 mutlak nisbi keseksamaa
26
n400 0 0400 0 0400 0 0400 0 0400 0 0400 0 0 0% 100%
19.Tabel ralat percobaan dengan 5 pasang magnet dengan jarak 2,8 cm
dengan roda sedang.
mV mV-mṼ (t-tr)^2 mutlak nisbikeseksamaan
400 0 0400 0 0400 0 0400 0 0400 0 0400 0 0 0% 100%
20.Tabel ralat percobaan dengan 6 pasang magnet dengan jarak 2,8 cm
dengan roda sedang.
mV mV-mṼ (t-tr)^2 mutlak nisbikeseksamaan
600 20 400500 -80 6400600 20 400600 20 400600 20 400580 8000 20 3% 97%
27
21.Tabel ralat percobaan dengan 3 pasang magnet dengan jarak 4 cm
dengan roda sedang.
mV mV-mṼ (t-tr)^2 mutlak nisbikeseksamaan
700 0 0700 0 0700 0 0700 0 0700 0 0700 0 0 0% 100%
22.Tabel ralat percobaan dengan 4 pasang magnet dengan jarak 4 cm
dengan roda sedang.
mV mV-mṼ (t-tr)^2 mutlak nisbikeseksamaan
500 0 0500 0 0500 0 0500 0 0500 0 0500 0 0 0% 100%
23.Tabel ralat percobaan dengan 5 pasang magnet dengan jarak 4 cm
dengan roda sedang.
mV mV-mṼ (t-tr)^2 mutlak nisbikeseksamaan
500 0 0500 0 0500 0 0500 0 0500 0 0
28
500 0 0 0% 100%
24.Tabel ralat percobaan dengan 6 pasang magnet dengan jarak 4 cm
dengan roda sedang.
mV mV-mṼ (t-tr)^2 mutlak nisbi keseksamaan800 -100 10000900 0 01000 100 10000900 0 0900 0 0900 20000 31.62278 4% 96%
25.Tabel ralat percobaan dengan 3 pasang magnet dengan jarak 2 cm
dengan roda besar.
mV mV-mṼ (t-tr)^2 mutlak nisbi keseksamaan800 0 0800 0 0800 0 0800 0 0800 0 0800 0 0 0% 100%
26.Tabel ralat percobaan dengan 4 pasang magnet dengan jarak 2 cm
dengan roda besar.
mV mV-mṼ (t-tr)^2 mutlak nisbikeseksamaan
600 -60 3600700 40 1600600 -60 3600700 40 1600700 40 1600
29
660 12000 24.4949 4% 96%
27.Tabel ralat percobaan dengan 5 pasang magnet dengan jarak 2 cm
dengan roda besar.
mV mV-mṼ (t-tr)^2 mutlak nisbi keseksamaan600 -80 6400700 20 400700 20 400600 -80 6400800 120 14400680 28000 37.41657 6% 94%
28.Tabel ralat percobaan dengan 6 pasang magnet dengan jarak 2 cm
dengan roda besar.
mV mV-mṼ (t-tr)^2 mutlak nisbikeseksamaan
1300 40 16001100 -160 256001300 40 16001300 40 16001300 40 16001260 32000 40 3% 97%
29.Tabel ralat percobaan dengan 3 pasang magnet dengan jarak 2,8 cm
dengan roda besar.
mV mV-mṼ (t-tr)^2 mutlak nisbikeseksamaan
1300 0 01300 0 01300 0 01300 0 0
30
1300 0 01300 0 0 0% 100%
30.Tabel ralat percobaan dengan 4 pasang magnet dengan jarak 2,8 cm
dengan roda besar.
mV mV-mṼ (t-tr)^2 mutlak nisbikeseksamaan
900 0 0900 0 0900 0 0900 0 0900 0 0900 0 0 0% 100%
31.Tabel ralat percobaan dengan 5 pasang magnet dengan jarak 2,8 cm
dengan roda besar.
mV mV-mṼ (t-tr)^2 mutlak nisbikeseksamaan
1000 40 16001000 40 16001000 40 16001000 40 1600800 -160 25600960 32000 40 4% 96%
32.Tabel ralat percobaan dengan 6 pasang magnet dengan jarak 2,8 cm
dengan roda besar.
mV mV-mṼ (t-tr)^2 mutlak nisbikeseksamaan
2000 40 16002000 40 1600
31
1500 -460 2116001900 -60 36002400 440 1936001960 412000 143.527 7% 93%
33.Tabel ralat percobaan dengan 3 pasang magnet dengan jarak 4 cm
dengan roda besar.
mV mV-mṼ (t-tr)^2 mutlak nisbikeseksamaan
2200 0 02200 0 02200 0 02200 0 02200 0 02200 0 0 0% 100%
34.Tabel ralat percobaan dengan 4 pasang magnet dengan jarak 4 cm
dengan roda besar.
mV mV-mṼ (t-tr)^2 mutlak nisbikeseksamaan
1300 0 01300 0 01300 0 01300 0 01300 0 01300 0 0 0% 100%
35.Tabel ralat percobaan dengan 5 pasang magnet dengan jarak 4 cm
dengan roda besar.
mV mV-mṼ (t-tr)^2 mutlak nisbi keseksamaan1200 -240 57600
32
1500 60 36001500 60 36001500 60 36001500 60 36001440 72000 60 4% 96%
36.Tabel ralat percobaan dengan 6 pasang magnet dengan jarak 4 cm
dengan roda besar.
mV mV-mṼ (t-tr)^2 mutlak nisbi keseksamaan3200 300 900003000 100 100002900 0 02700 -200 400002700 -200 400002900 180000 94.86833 3% 97%
33