Upload
yuli-wicahyo
View
229
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
7/22/2019 Industri Cat Yuli Wicahyo 25313042
1/19
TUGAS
PENGELOLAAN LIMBAH INDUSTRI (PLI)
INDUSTRI CAT
Disusun Oleh :
YULI WICAHYO
25313042
PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
2013
7/22/2019 Industri Cat Yuli Wicahyo 25313042
2/19
i
DAFTARISI
DAFTAR ISI................................................................................................................................. i
1. Pendahuluan .................................................................................................................................................................... 1
1.1. Sejarah Cat............................................................................................................................................................... 1
1.2. Jenis Cat ..................................................................................................................................................................... 2
1.3. Industri Cat di Indonesia ............................................................................................................................... 3
2. Produksi Cat ..................................................................................................................................................................... 5
2.1. Bahan Pembuatan Cat ..................................................................................................................................... 5
2.2. Proses Pembuatan Cat..................................................................................................................................... 6
2.2.1. Pembuatan Cat Secara Umum ............................................................................................................... 6
2.2.2. Proses Pembuatan Cat Solvent-Based.............................................................................................. 7
2.2.3. Proses Pembuatan Cat Water -Based ............................................................................................... 7
3. Penanganan Limbah Produksi Cat .................................................................................................................... 8
3.1. Limbah Padat......................................................................................................................................................... 8
3.1.1. Kemasan bekas ............................................................................................................................................... 8
3.1.2. Lumpur/Sludge ............................................................................................................................................... 8
3.1.3. Sampah Domestik ......................................................................................................................................... 9
3.2. Limbah Cair ............................................................................................................................................................ 9
3.2.1. Penanganan Limbah Cair ...................................................................................................................... 10
4. Kesimpulan .................................................................................................................................................................... 16
Daftar Pustaka........................................................................................................................ 17
7/22/2019 Industri Cat Yuli Wicahyo 25313042
3/19
1
1.PENDAHULUAN
1.1. SEJARAH CAT
Industri cat adalah salah satu industri tertua di dunia. Sekitar 20.000 tahun
lalu, manusia yang hidup di gua-gua menggunakan cat untuk kegiatan komunikasi,
dekorasi dan proteksi. Mereka menggunakan metrial-material yang tersedia di alam
seperti arang (karbon), darah, susu, dan sadapan dari tanaman-tanaman yang memiliki
warna yang menarik. Yang mengejutkan, cat-cat ini mempunyai keawetan yang baik,
seperti yang ditunjukkan pada lukisan gua di Altamira Spanyol, Lascaux Spanyol, cat
batu orang Aborigin di Arnhem Land Australia, dan lukisan-lukisan prasejarah lainnyayang ditemukan.
Gambar 1. Cat di zaman purba
Orang-orang Mesir kuno mengembangkan cat menjadi lebih kaya warna,
mereka menemukan cat warna biru, merah, dan hitam dengan mengambilnya dari akar
tanaman tertentu. Kemudian orang-orang Mesir itu menemukan kasein sebagai
perekatnya. Seiring dengan waktu, manusia mulai menemukan minyak tanaman dan
resin dari fosil untuk mengganti darah dan susu sebagai perekat cat. Saat ini walaupun
telah ditemukan perekat/resin yang semakin baik dengan berkembangnya teknologi
kimia, resin-resin natural hingga kini masih banyak dipakai (Anonim, 2007)..
7/22/2019 Industri Cat Yuli Wicahyo 25313042
4/19
2
1.2. JENIS CAT
Jenis-jenis dan tipe cat adalah sangat banyak dan beragam, untuk
mengklasifikasikannya bisa dari bermacam-macam mulai dari bahan penyusunnya
sampai kegunaannya.
Gambar 2. Beberapa merk cat
Jika cat diklasifikasikan dari pembawa/pelarutnya, cat dibagi menjadi dua
bagian besar, yaitu cat basis air (water-based) dan cat basis solvent (solvent-based).
Untuk pengklasifikasian dari jenis binder/film formernya misalnya jika cat tersebut
memakai resin epoksi maka cat tersebut digolongkan dinamakan cat epoksi, jika
memakai binder alkyddinamakan cat alkyd, jika memakai binder melamine dinamakan
cat melamine, begitu seterusnya (Anonim, 2007).
Gambar 3. Jenis cat berdasarkan penggunaan
Dari penggunaan cat juga dapat diklasifikasi seperti cat mobil, cat tembok, cat
genteng, cat kapal, cat kolam, cat primer, cat kayu, cat lantai/flooring, dan sebagainya.
7/22/2019 Industri Cat Yuli Wicahyo 25313042
5/19
3
Untuk lebih jelasnya mengenai jenis-jenis cat bisa dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 1. Jenis - jenis cat (Susantyo, 2009 )
DASARPENGELOMPOKAN
JENIS DAN KETERANGAN
BAHAN BAKU
Berdasarkan jenis resin yang dipakai: cat epoxy, polyurethane, acrylic,
melamine, alkyd, nitro cellulose, polyester, vinyl, chlorinated rubber, dll
Berdasarkan ada tidaknya pigment dalam cat tersebut, yaitu varnish atau
lacquer (transparent, tidak mengandung pigment); duco atau enamel
(berwarna dan menutup permukaan bahan, mengandung pigment).
FUNGSI
Cat dempul (filler), anti karat (anti corrosion), anti jamur (anti fungus),
tahan api, tahan panas (heat resistance), anti bocor (water proofing),decorative, protective, heavy duty, industrialdll.
METODEPENGECATAN Cat kuas,spray, celup, wiping, elektrostatik, roll, dll.
LETAK
PEMAKAIAN
Cat Primer (sebagai dasar), undercoat, intermediate (ditengah-tengah), topcoat/finishing(pada permukaan paling atas dari beberapa lapisan cat),
interior (di dalam tidak terkena secara langsung sinar matahari) dan exterior(di luar), dll.
JENIS SUBSTRAT
Cat besi (metal protective), lantai (flooring systems), kayu (wood finishing),
beton (concrete paint), kapal (marine paint), mobil (automotive paint,
plastik, kulit, tembok, dll.
KONDISI DAN
BENTUK
CAMPURAN
Cat pasta, ready-mixed, emulsi, aerosol, dll.
ADA TIDAKNYA
SOLVENT
Water base, cat solvent base, tanpa solvent, powder, dll.
MEKANISME
PENGERINGAN
Cat kering udara (varnish dan syntetic enamel), catstoving(panggang), cat
UV curing, cat penguapan solvent (lacquerdan duco), dll.
1.3. INDUSTRI CAT DI INDONESIA
Kebijakan lingkungan sudah tidak dapat disangkal dan merupakan keharusan
yang perlu ditingkatkan oleh industri. Kepedulian industri terhadap lingkungan
haruslah merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari keseluruhan kebijakan
perusahaan. Dengan semakin mengglobalnya pasar internasional (Era Pasar Global),
maka industri harus dapat mengantisipasi globalisasi pasar internasional tersebut.
Salah satu desakan pasar internasional adalah produk yang masuk ke pasar mereka
harus diproduksi dengan proses produksi yang ramah lingkungan (green product). Hal
ini berarti mulai dari bahan baku, teknologi proses, produk yang dihasilkan sampai
7/22/2019 Industri Cat Yuli Wicahyo 25313042
6/19
4
dengan limbah yang dibuang haruslah ramah terhadap lingkungan, dengan
menghasilkan zero waste.
Berbagai jenis limbah industri B3 yang tidak memenuhi baku mutu yang
dibuang langsung ke lingkungan merupakan sumber pencemaran dan perusakan
lingkungan. Untuk menghindari kerusakan tersebut perlu dilaksanakan pembangunan
berkelanjutan yang berwawasan lingkungan hidup. Salah satu komponen penting agar
program tersebut dapat berjalan adalah dengan diberlakukannya peraturan perundang-
undangan lingkungan hidup sebagai dasar dalam menjaga kualitas lingkungan. Dengan
diberlakukannya peraturan tersebut maka hak, kewajiban dan kewenangan dalam
pengelolaann limbah oleh setiap orang, badan usaha maupun organisasi
kemasyarakatan dijaga dan dilindungi oleh hukum.
Arah pembangunan jangka panjang Indonesia adalah pembangunan ekonomi
dengan bertumpukan pada pembangunan industri. Berkembangnya industri khususnya
industri cat disamping akan mengahasilkan produk-produk yang bermanfaat bagi
masyarakat juga akan membawa dampak negatif terhadap lingkungan hidup
disekitarnya. Salah satu dampak tersebut adalah dihasilkannya limbah buangan.
Berbagai jenis limbah buangan yang tidak memenuhi standar baku mutu limbah
merupakan sumber pencemaran dan perusakan lingkungan yang utama.
Lingkungan yang telah tercemar dan rusak akan menimbulkan dan
meningkatkan biaya eksternalitas yang harus ditanggung oleh masyarakat. Kondisi
demikian rawan sekali terhadap resiko timbulnya konflik sosial yang pada akhirnya
akan mengancam kelestarian dari industri itu sendiri.
Industri pembuatan cat di Indonesia terutama untuk memenuhi kebutuhan
pasar dalam negeri. Beberapa pabrik mengekspor produknya namun dalam jumlah
yang tidak terlalu besar, karena kebutuhan pasar dalam negeri menghasilkan cat
dekoratif dan 20% untuk kebutuhan industri dan penggunaan khusus. Kebutuhan
terbesar dari pasar dalam negeri sekitar 70% adalah cat latek (water-based cat) dan
sekitar 30% merupakan cat solvent-based.
Di Indonesia terdapat sekitar 65 pabrik cat berskala besar dan menengah serta
sekitar 100 pabrik berskala kecil. Tiga pabrik terbesar mendominasi sekitar 50% pasardalam negeri dan pabrik yang terbesar mendominasi sekitar 25%-nya . Beberapa
7/22/2019 Industri Cat Yuli Wicahyo 25313042
7/19
5
pabrik hanya memproduksi cat latek sedangkan pabrik- pabrik yang berskala besar
memproduksi kedua tipe cat, yaitu cat latek (water-based cat)dan cat solvent- based
(Hernadewita, ).
2.PRODUKSI CAT
2.1. BAHAN PEMBUATAN CAT
Bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan cat adalah sangat banyak dan
bervariasi, tetapi intinya cat terdiri dari padatan (solids) dan cairan (liquids). Dengan
bagian padatan tersebut tertahan (tersuspensi) dalam porsi cairan atau carrier. Solids
atau padatan adalah bahan yang tertinggal di permukaan setelah bagian liquidsmenguap (Anonim, 2007)..
Gambar 4. Bahan pembuat cat
Bahan baku utama yang digunakan dalam proses produksi cat adalah resin,
pelarut, pigmen danekstender.
Resin : Alkid, Aklirik, Vinil dan lain-lain Pelarut : Aromatik, Alifatik, Ketone, Alkohol, dan lain-lain Pigmen : TiO2
- Anorganik
- Organik
Ekstender : Kalsium Karbonat, Kapur, Tanah Liat dan lain-lain; Bahan Pembantu: Minyak Goreng,Plasticizerdan lain-lain.
Menurut Susantyo, bahan baku pigmen yang digunakan biasanya mengandung
60% FeO, ZnO, bubuk Zn dan pasta aluminium; 27% mengandung senyawa Pb dan
Cr; dan 13% senyawa lainnya.
7/22/2019 Industri Cat Yuli Wicahyo 25313042
8/19
6
Ada dua jenis cat yang dihasilkan berdasarkan pemanfaatannya, yaitu: Cat
Solvent-Baseddan Cat Water-Based. Pada prinsipnya proses produksi pembuatan cat
untuk Catsolvent-baseddan water- basedsama, namun proses pembuatannya masing-
masing terpisah dan tidak menggunakan alat yang sama. Perbedaannya hanya pada
bahan aditif pada tahap pra-pencampuran pada proses penggilingan dan proses
pencampuran awal.
Untuk cat Solvent-Based bahan yang dimasukkan adalah resin, pigmen,
ekstender, pelarut dan plasticizer; sedangkan pada cat water-based bahan yang
dimasukkan adalah air, ammonia, dispersan, pigmen dan ekstender (Hernadewita, ).
2.2. PROSES PEMBUATAN CAT
2.2.1. PEMBUATAN CAT SECARA UMUM
Proses produksi cat melalui beberapa proses, yaitu pre-mixing, grinding, let-
down, filtering, color matching, danpackaging.Pre-mixingyaitu proses pencampuran
awal dimana bagian padat dari cat seperti pigmen dan extender/filler didispersikan ke
pelarutnya dengan tambahan aditif yang sesuai seperti dispersing agent dan wetting
agent.
Gambar 5. Diagram alir pembuatan cat
7/22/2019 Industri Cat Yuli Wicahyo 25313042
9/19
7
Pada proses grinding partikel-partikel pigmen dihaluskan dengan mesin
giling/grinder agar ukuran partikel menjadi lebih kecil dan diperoleh kehalusan dan
warna yang diinginkan. Kemudian selanjutnya adalah proses finishing yang meliputi
let-down, filtering, color matching sampai packaging. Pada proses ini cat diatur
kekentalannya, ditambahkan zat aditif, disaring dari kotoran saat pengadukan,
disesuaikan dan dipilah-pilah warnanya, dan pada akhirnya di kemas (Anonim, 2007).
2.2.2. PROSES PEMBUATAN CATSOLVENT-BASED
Bahan baku resin, pigmen kering dan ekstender digiling dan diaduk dengan
kecepatan tinggi pada tangki pengaduk atau pencampur. Selama proses ini
berlangsung, bahan pelarut dan plasticizer dimasukkan ke dalam tangki pencampur.
Proses ini disebut tahap pra-pencampuran. Kemudian hasil dari proses pra-
pencampuran dimasukkan ke tangki penggiling dan pengadukan lanjut untuk tahap
proses pendispersian bahan yang telah dicampur.
Selanjutnya dilakukan tahap stabilisasi dalam tangki pengaduk dengan
penambahan zat pewarna dan tinner (cairan yang mudah menguap). Proses selanjutnya
adalah tahap stabilisasi dengan penambahan bahan resin untuk menghasilkan kualitas
cat yang di inginkan, kemudian hasilnya dimasukkan dalam proses penyaringan.Produk dari hasil proses penyaringan kemudian memasuki proses pengalengan cat,
penyegelan dan pengemasan produk akhir (Hernadewita, ).
2.2.3. PROSES PEMBUATAN CAT WATER -BASED
Bahan baku air, ammonia, dispersan, pigmen dan ekstender digiling dan
diaduk dalam tangki pengaduk/pencampur. Selama proses ini berlangsung, bahan
pigmen kering dan ekstender pigmen dimasukkan ke dalam tangki pencampur. Proses
ini disebut tahap pra-pencampuran. Kemudian hasil dari proses pra-pencampuran
dimasukkan ke tangki penggiling dan pengadukan lanjut untuk tahap proses dispersi
bahan yang telah dicampur dengan penambahan bahan penolong seperti resin,
plasticizer, bahan pengawet, antifoaming (gelembung), bahan pengemulsi polivinil
asetat (PVA) dan air sebagai tinner.
Proses selanjutnya adalah tahap stabilisasi dalam tangki pencampur untuk
menghasilkan kualitas cat yang diinginkan, kemudian hasilnya dimasukkan dalam
7/22/2019 Industri Cat Yuli Wicahyo 25313042
10/19
8
proses penyaringan. Hasil proses penyaringan kemudian memasuki proses
pengalengan cat, penyegelan dan pengemasan (Hernadewita, ).
3.PENANGANAN LIMBAH PRODUKSI CAT
3.1. LIMBAH PADAT
Limbah padat yang dihasilkan meliputi :
3.1.1. KEMASAN BEKAS
Limbah ini dihasilkan dari bekas kemasan bahan baku/penolong berupa
kantong/sak atau karung dari kertas dan plastik. Penanganan limbah ini dilakukan
dengan pengumpulan setiap hari kerja dan ditempatkan di TPS pabrik lalu
diangkut/dibeli oleh perusahaan daur ulang kemasan.
3.1.2. LUMPUR/SLUDGE
Limbah ini dihasilkan dari proses pengolahan air limbah di IPAL pabrik.
Limbah ini bersifat B3 (bahan beracun dan berbahaya) sehingga penanggulangannya
sangat hati-hati mulai dari pengumpulan, pengeringan sampai pada pembuatannya
menjadi flintkote sebagai produk sampingan (dengan catatan perusahaan telah
memiliki izin pemanfaatan limbah B3 dari Kementerian Lingkungan Hidup). Flinkote
ini biasanya digunakan sebagai pelapis anti karat pada logam seperti pada bangunan
maupun pada mobil.
Gambar 5. Beberapa varianflintkote
7/22/2019 Industri Cat Yuli Wicahyo 25313042
11/19
9
3.1.3. SAMPAH DOMESTIK
Limbah dan sampah lainnya dihasilkan dari kegiatan kantor dan pabrik.
Limbah ini berupa kertas, dedaunan dan lainnya dihasilkan dari kegiatan kantor dan
pabrik. Pengumpulan dilakukan setiap hari kerja di TPS pabrik dan diangkut oleh
Dinas Kebersihan Daerah ke TPA.
3.2. LIMBAH CAIR
Sumber utama limbah cair berasal dari pencucian, pembilasan dan
pembersihan tangki serta peralatan proses produksi cat, yaitu :
Air pencucian Ceceran dari proses produksi Laboratorium dan bak-bak pencucian Air pendingin dan boiler(blow down) Pencucian alat-alat transportasi bahan-bahan baku dan penolong pembuatan
cat
Peralatan pengendalian pencemaran udara yang menggunakan air seperti wet-scrubberdan alat lainnya.
Limbah cair yang berpotensi mencemari lingkungan dari pencucian peralatan
pemroses serta pencucian dan pembersihan lantai. Pada beberapa pabrik cat, pencucian
tangki dan peralatan menggunakan larutan kostik panas. Limbah cair dari pencucian
ini kemudian ditampung dalam tangki atau drum penampung untuk pembuatan cat
solvent based, sedangkan untuk pembuatan cat water-based, limbah cair dari
pencucian tangki menuju ke unit pengolahan limbah cair.
Limbah cair dari pencucian peralatan pemroses cat solvent-based dapat
dimanfaatkan lagi dengan menggunakan unit perolehan kembali pelarut supaya pelarut
yang digunakan dapat diperoleh kembali. Faktor penjagaan kebersihan di pabrik atau
proses produksi dapat mencerminkan pengelolaan limbah cair yang dilaksanakan,
karena faktor ini dapat meminimumkan jumlah dan karakter limbah cair yang
dihasilkan oleh kegiatan produksi.
7/22/2019 Industri Cat Yuli Wicahyo 25313042
12/19
10
3.2.1. PENANGANAN LIMBAH CAIR
Pengolahan limbah cair industri cat dapat menggunakan teknologi pengolahan
limbah secara fisik, kimia dan biologi untuk mengurangi kadar parameter utama
limbah cair yang dihasilkan. Banyak logam berat yang terkandung dalam limbah cair
produksi cat, seperti : merkuri (Hg), timbal (Pb), cadmium (Cd), kromium (Cr6+), seng
(Zn), besi (Fe) dan titanium (Ti) serta parameter lainnya, tergantung pada jenis bahan
baku dan bahan tambahan yang digunakan. Pengolahan limbah cair yang dihasilkan
dalam proses pembuatan cat dengan pemanfaatan IPAL yang meliputi :
1. Ekualisasi debit limbah dengan tangki pengumpulTangki yang satu ini bukanlah tangki untuk mengolah air limbah, namun
berperan penting bagi proses pengolahan limbah. Tangki ekualisasi yaitu tangki
yang digunakan untuk meredam variasi debit air limbah. Melihat tujuannya sebagai
peredam variasi debit, tangki ekualisasi ditempatkan di awal rangkaian pengolahan
air limbah
Tujuan utama dari instalasi tangki ekualisasi di dalam suatu instalasi
pengolahan air limbah adalah untuk mencapai debit air limbah yang konstan atau
mendekati konstan. Tercapainya debit yang konstan akan bermanfaat bagi unit-unit
pengolahan selanjutnya, antara lain:
Meningkatkan performa proses biologi akibat tidak adanya shock loading Meningkatkan kualitas efluen serta performa thickening(pengentalan lumpur)
dalam tangki sedimentasi kedua karena solids loading yang konsisten
Mengurangi luas area permukaan filter Meningkatkan kontrol penambahan bahan kimia dan keterandalan proses
pengolahan kimia
Penempatan tangki ekualisasi dapat dilakukan secara in-line maupun off-line
(disebut jugaside-line). Penempatan secara in-line(Gambar 6 A) maksudnya adalah
mengalirkan seluruh air limbah ke dalam tangki ekualisasi untuk kemudian
dipompakan ke unit-unit pengolahan. Pada sistem off-line (Gambar 6 B), tangki
ekualisasi hanya menampung kelebihan debit air limbah untuk kemudian dialirkan
sebagai penambahan debit apabila diperlukan (Goel et al, 2005 dalam Anonim,
2009).
7/22/2019 Industri Cat Yuli Wicahyo 25313042
13/19
11
Gambar 6. in- line(A) dan off- line (B)
Volume tangki ekualisasi dapat dihitung menggunakan dua pendekatan, yaitu
berdasarkan pola debit harian (flow balance) serta berdasarkan pola beban massauntuk polutan tertentu (composition balance). Flow balance digunakan saat
komposisi air limbah yang masuk relatif konstan namun debit air limbah
berfluktuasi seiring dengan waktu. Sementara itu pada composition balance berlaku
sebaliknya. Metode flow balance adalah yang paling sering digunakan.
Perhitungannya dilakukan menggunakan diagram Rippldimana volume kumulatif
di plot terhadap waktu.
Gambar 7. DiagramRippl
Berdasarkan diagram di atas, volume tangki yang diperlukan adalah hasil
penjumlahan antara AB dan CD. Hal penting dalam penentuan volume tangki
7/22/2019 Industri Cat Yuli Wicahyo 25313042
14/19
12
ekualisasi adalah penambahan safety factor yang biasanya sebesar 10-20% dari
volume tangki (Metcalf & Eddy, 2004 dalam Anonim, 2009).
2. Pengaturan pHpH adalah faktor yang penting dalam proses penyisihan logam. Hal ini
disebabkan karena untuk setiap logam memiliki kondisi dimana dia bisa
mengendap. Seperti contoh adalah dalam penyisihan logam kromium (Cr6+) yang
bersifat oksidator kuat dimana sebelum diendapkan kromium (Cr6+
) diubah dahulu
menjadi kromium (Cr3+) yang lebih tidak berbahaya. Proses ini hanya dapat terjadi
apabila keadaan pH nya asam sehingga perlu dikondisikan dahulu. Setelah menjadi
kromium (Cr3+) baru dapat diendapkan tetapi setelah pH dinaikkan kembali.
3. Pengendapan dengan penambahan bahan kimia alum, kapur, PAC dan garambesi di dalam unit koagulasi
Beberapa proses penghilangan kandungan logam berat dapat dilakukan
melalui proses pengolahan secara kimia seperti dengan presipitasi
(pengendapan), adsorpsi (penyerapan), filtrasi (penyaringan) dan koagulasi.
Pengolahan kimia yang biasa dilakukan yaitu melalui proses pengendapan
dengan proses koagulasi-flokulasi dengan koagulan yang beragam. Koagulasi
flokulasi merupakan metode yang efektif untuk pengolahan limbah industri
yang mengandung logam berat, karena dengan metode ini akan terjadi
pemisahan antara air dan lumpur/endapan.
Gambar 8. Ilustrasi proses koagulasi- flokulasi
7/22/2019 Industri Cat Yuli Wicahyo 25313042
15/19
13
Pemisahan ini terjadi karena adanya gaya tarik inti flok yang berasal dari
endapan yang terbentuk, dapat menghilangkan beberapa jenis organisme dalam
air, dan efektif untuk menghilangkan kekeruhan. Metode pengendapan dengan
koagulasi ini dipilih karena dalam limbah cat terdapat konstituen kimia seperti
kation-kation yang dapat diubah menjadi bentuk senyawa tak larut dengan
menambahkan koagulan. Pada metode ini biasanya digunakan suatu koagulan
sintetik. Koagulan yang umumnya dipakai adalah kapur, garam-garam aluminium
seperti aluminium sulfat , garam-garam besi seperti ferri sulfat dan PAC
(polyaluminium chloride).
4. Pengentalan atau pengeringan lumpurPengentalan lumpur dan pengeringan merupakan hal yang umum untuk sistem
pengolahan yang lengkap, Sistem ini menggunakan pengental dan penjernih yang
dilanjutkan dengan belt press atau gulungan pengeringan sedangkan air yang
dihasilkan oleh perlakuan ini dikembalikan ke unit awal pengolahan limbah.
Belt Filter Press (BFP) merupakan salah satu unit yang digunakan di dalam
proses sludge dewatering. Pada prinsipnya, proses yang berlangsung di dalam BFP
adalah memeras cake (lumpur dengan konsentrasi padatan yang tinggi) di atas belt(sabuk berjalan) sehingga air yang masih terkandung di dalam cake dapat keluar dan
lumpur menjadi kering. Tahapan proses pada sludge dewateringdengan BFP yaitu
(sumber: www.gruptefsa.com dalam Anonim, 2009):
FlokulasiKebanyakan lumpur memerlukan penambahan polimer sebagai flokulan
untuk mempermudah proses separasi air dari dalam lumpur.
FeedingLumpur yang telah bercampur dengan flokulan disebar secara merata ke
atas permukaan belt.
PenirisanProses awal pemisahan air dari lumpur dilakukan dengan cara
meniriskan lumpur pada suatu zona penirisan yang memanfaatkan gaya
gravitasi.
7/22/2019 Industri Cat Yuli Wicahyo 25313042
16/19
14
PenyaringanPenyaringan dilakukan dengan memberikan tekanan secara bertahap
pada suatu zona tepat sebelum melewati silinder penggiling. Pada proses
penyaringan ini volume dikurangi hingga 50%.
Kompaksi dan PengeringanKompaksi akhir dari cake dicapai pada saat tekanan dan gaya geser
mencapai nilai tertingginya.
PembuanganCake yang dihasilkan dapat digunakan sebagai bahan baku flinkote
(dengan catatan perusahaan telah memiliki izin pemanfaatan limbah B3 dari
KLH). Selain dimanfaatkan kembali dapat juga diserahkan kepada pihak ketiga
untuk pengelolaannya. Dengan penggunaan BFP maka semakin sedikit limbah
yang dibuang jadi semakin kecil juga cost yang dikeluarkan apabila
dibandingkan tidak dilakukan pengeringan dengan BFP.
Pembersihan BeltPembersihan belt secara harus dilakukan agar tidak ada limbah yang
menempel. Hal ini dilakukan agar belt lebih tahan lama karena sangat
dimungkinkan limbah B3 dapat merusak belt apalagi kalau limbah tersebut
oksidator kuat.
Beberapa masalah dalam hal penirisan, melubernya lumpur, serta kadar
padatan yang terlalu rendah di dalam cake dapat menurunkan kinerja BFP. Berikut
ini beberapa hal yang harus diperhatikan berkaitan dengan masalah-masalah
tersebut (sumber: SNF Floerger dalam Anonim, 2009)
Tabel 2. Permasalahan padaBelt Filter Press
Masalah Penyebab Solusi / Hal yang Harus
Diperhatikan
Penirisan lumpur yang
kurang memadai
Kondisi pencampuran lumpurdengan flokulan kurang
optimal
Meningkatkan intensitas
pengadukan, meninjau kembali
lokasi injeksi flokulan,
memastikan bahwa lumpur
terdistribusi secara merata di
atas belt.
Belt kurang bersih sehingga
pori-pori pada belt tersumbat
Nozzle air pencuci
(tersumbat/tidak), tekanan airpencuci (kemungkinan kurang
7/22/2019 Industri Cat Yuli Wicahyo 25313042
17/19
15
tinggi), debit aliran air pencuci
(terlalu kecil/tidak), mengurangi
tekanan pada belt.
Kualitas flokulasi kurang
optimal
Mengatur debit aliran lumpur
dan flokulan
Melubernya lumpur ke
bagian tepi belt
Dosis flokulan yang kurang
optimal
Pengaturan dosis dapat dicoba
dengan menurunkan dosis ke
batas minimumnya terlebih
dahulu kemudian dinaikkan
sedikit
PenirisanMempercepat proses penirisan
lumpur
Input lumpur dengan
kandungan padatan yang tinggi
Menurunkan debit lumpur,
mengurangi lebar zona saluran
air, optimalisasi kekentalancake.
Kandungan padatan di
dalam cake yang
terlalu rendah
Kondisi pengadukan yang
kurang baik
Melakukan modifikasi kondisi
pengadukan
Kecepatan belt terlalu tinggi
Mengurangi kecepatan belt agar
penirisan air dari dalam lumpur
lebih optimal atau
meningkatkan tekanan pada
belt.
Masalah pada polimer
(flokulan)
Menentukan dosis yang tepat
atau memilih polimer yang
sesuai.
5. Filtrasi dengan menggunakan pasir atau media lainnyaFiltrasi merupakan proses pengolahan air dimana air dipisahkan dari koloid
dan zat pengotor yang dikandungnya, jumlah bakteri berkurang dan karakteristik
kimia air tersebut berubah, dengan cara melewatkannya melalui media berpori.
Filtrasi merupakan proses pengolahan air limbah dengan cara mengalirkan airlimbah melewati suatu media filter (lapisan berpori) yang disusun dari bahan-
bahan butiran dengan diameter dan tebal tertentu. Lapisan berpori ini dapat terdiri
dari bermacam-macam bahan, seperti granular (kerikil), pasir, batuan kecil, antrasit,
pecahan kaca, abu (Huisman, 1975 dalam Makhmudah, ).
Salah satu penerapannya adah saringan pasir lambat. Pada saringan pasir
lambat, proses pemisahan kotoran dari air baku terjadi melalui kombinasi
beberapa proses yang berbeda seperti mechanical straining, adsorpsi, sedimentasi,
7/22/2019 Industri Cat Yuli Wicahyo 25313042
18/19
16
dan aktivitas biologis serta bio-kimia. Mechanical straining adalah proses
pemisahan partikel tersuspensi yang mempunyai ukuran terlalu besar untuk dapat
melewati ruang antar butir pasir. Adsorbsi sederhana disebabkan oleh
tumbukan antara partikel tersuspensi dengan butiran pasir, lapisan
schmutzdecke berbentuk gelatin lekat (agar-agar) yang terbentuk pada butir pasir
oleh bakteri dan partikel koloid. Proses sedimentasi terjadi dimana partikulat
tersuspensi dengan ukuran yang lebih halus dari bukaan pori-pori antara butir pasir
dengan pengendapan pada bagian sisi butir pasir. Bakteri yang terdapat pada
lapisan schmutzdecke memanfaatkan zat organik yang terkandung dalam air
baku sebagai sumber makanan.
6. Tangki penyimpanan akhirTangki penyimpanan akhir ini berguna sebagai penampung air hasil
pengolahan IPAL. Air hasil olahan ini digunakan kembali dalam proses produksi
sehingga mengurangi jumlah penggunaan air bersih dan mengurangi jumlah air
limbah yang dibuang ke lingkungan.
Penanganan limbah cair untuk industri pembuatan cat terutama dilakukan pada
saat pencucian peralatan pada pembuatan cat solvent-basedyang tidak boleh tercecerdan masuk ke saluran drainase melalui pemeliharaan lingkungan pabrik yang baik dan
benar, sehingga pembuatan cat solvent-based dalam pembuangan limbah diharapkan
mencapaizero waste.
4.KESIMPULAN
Pengelolaan limbah di pabrik cat telah menerapkan prinsip 5R apabila dapat
dilakukan sesuai prosedur yang telah ada. Hal ini akan semakin baik apabila
perusahaan cat memiliki izin pemanfaatan limbah B3 dari Kementerian Lingkungan
Hidup karena limbah sludge dari IPAL berkarakteristik B3. Pengelolaan timbulan
limbah yang dihasilkan lebih difokuskan kepada pemanfaatan kembali sehingga
semakin sedikit limbah yang dibuang ke TPA (untuk limbah padat) ataupun ke badan
air penerima (untuk limbah cair) karena dilakukan recycle air hasil olahan IPAL.
7/22/2019 Industri Cat Yuli Wicahyo 25313042
19/19
17
DAFTAR PUSTAKA
1. Hernadewita . Pengaruh Penanganan Limbah Industri Cat Ditinjau dari Sisi CleanTechnology dalam Manajemen Industri. [online]. 7 November 2013.
2. Makhmudah, Nisaul. PENYISIHAN BESI-MANGAN, KEKERUHAN DAN WARNAMENGGUNAKAN SARINGAN PASIR LAMBAT DUA TINGKAT PADA KONDISI
ALIRAN TAK JENUH STUDI KASUS: AIR SUNGAI CIKAPUNDUNG. [online]. 18
November 2013
3. Susyanto, Heri. 2009. Jenis Cat. http://www.geocities.com, diakses pada 7 November2013
4. Susyanto, Heri. 2009. Pembuatan Cat. http://www.geocities.com , diakses pada 7November 2013
5. Anonim. 2007. Sejarah Cat.http://cattembok.web.id,diakses pada 7 November 20136. Anonim. 2007.Jenis Cat.http://cattembok.web.id,diakses pada 7 November 20137. Anonim. 2007. Bahan Penyusun Cat. http://cattembok.web.id, diakses pada 7
November 2013
8. Anonim. 2009. Air Limbah. http://www.airlimbah.com/ , diakses pada 18 November2013
http://www.geocities.com/http://www.geocities.com/http://www.geocities.com/http://www.geocities.com/http://cattembok.web.id/http://cattembok.web.id/http://cattembok.web.id/http://cattembok.web.id/http://cattembok.web.id/http://cattembok.web.id/http://cattembok.web.id/http://cattembok.web.id/http://www.airlimbah.com/http://www.airlimbah.com/http://www.airlimbah.com/http://cattembok.web.id/http://cattembok.web.id/http://cattembok.web.id/http://www.geocities.com/http://www.geocities.com/