33
Industri Gula Gula merupakan salah satu bahan makanan pokok di Indonesia. Rata – rata manusia di Indonesia mengkonsumsi gula sebanyak 12 – 15 kg per tahun. Dengan semakin bertambahnya jumlah penduduk, tentu kebutuhan akan gula akan semakin meningkat pula. Di Indonesia gula kristal yang konsumsi sehari – hari didominasi oleh gula tebu. Gula kristal ini dibuat dan diproses dari tanaman tebu. Bagi penduduk di daerah pedesaan Jawa tentu sudah sangat kenal dengan Tebu ini. Tanaman ini merupakan jenis tanaman semusim yang dipanen atau ditebang satu tahun sekali.. Pernah kah anda membayangkan bagaimana membuat gula dari Tebu ?? lain hal nya dengan beras atau jagung atau bahan pokok lain. Proses pembuatan gula dari tebu memerlukan beberapa tahapan dan proses kimia serta mekanis. Kalau beras yang kita makan hanya dilakukan proses penggilingan dari gabah menjadi beras beda dengan pembuatan gula dari tebu yang harus dilakukan dalam skala pabrik. Untuk mengetahui langkah pembuatan gula dari tebu dapat anda lihat di diagram di bawah : Pada umumnya pemrosesan tebu di pabrik gula dibagi menjadi beberapa tahap yang dikenal dengan proses pemerahan (gilingan), pemurnian, penguapan, kristalisasi, pemisahan dan penyelesaian (sugar handling).. GILINGAN Langkah pertama dalam proses pembuatan gula adalah pemerahan tebu di gilingan. Pada proses ini tebu yang ditebang dari kebun

Industri Gula

Embed Size (px)

DESCRIPTION

gula

Citation preview

Page 1: Industri Gula

Industri Gula

Gula merupakan salah satu bahan makanan pokok di Indonesia. Rata – rata manusia di Indonesia mengkonsumsi gula sebanyak 12 – 15 kg per tahun. Dengan semakin bertambahnya jumlah penduduk, tentu kebutuhan akan gula akan semakin meningkat pula. Di Indonesia gula kristal yang konsumsi sehari – hari didominasi oleh gula tebu. Gula kristal ini dibuat dan diproses dari tanaman tebu. Bagi penduduk di daerah pedesaan Jawa tentu sudah sangat kenal dengan Tebu ini. Tanaman ini merupakan jenis tanaman semusim yang dipanen atau ditebang satu tahun sekali..Pernah kah anda membayangkan bagaimana membuat gula dari Tebu ?? lain hal nya dengan beras atau jagung atau bahan pokok lain. Proses pembuatan gula dari tebu memerlukan beberapa tahapan dan proses kimia serta mekanis. Kalau beras yang kita makan hanya dilakukan proses penggilingan dari gabah menjadi beras beda dengan pembuatan gula dari tebu yang harus dilakukan dalam skala pabrik. Untuk mengetahui langkah pembuatan gula dari tebu dapat anda lihat di diagram di bawah :

Pada umumnya pemrosesan tebu di pabrik gula dibagi menjadi beberapa tahap yang dikenal dengan proses pemerahan (gilingan), pemurnian, penguapan, kristalisasi, pemisahan dan penyelesaian (sugar handling)..GILINGANLangkah pertama dalam proses pembuatan gula adalah pemerahan tebu di gilingan. Pada proses ini tebu yang ditebang dari kebun dicacah menggunakan alat pencacah tebu. Biasanya terdiri dari cane cutter, hammer shredder atau kombinasi dari keduanya. Tebu diperah menghasilkan “nira” dan “ampas”. Nira inilah yang mengandung gula dan akan di proses lebih lanjut di pemurnian. Ampas yang dihasilkan pada proses pemerahan ini digunakan untuk berbagai macam keperluan. Kegunaan utama dari ampas adalah sebagai bahan bakar ketel (boiler) dan apabil berlebih bisa digunakan sebagai bahan partikel board, furfural, xylitol dan produk lain.PEMURNIANSetelah tebu diperah dan diperoleh “nira mentah” (raw juice), lalu dimurnikan. Dalam nira mentah mengandung gula, terdiri dari sukrosa, gula invert (glukosa+fruktosa) ;  zat bukan gula, terdiri dari atom-atom (Ca,Fe,Mg,Al) yang terikat pada asam-asam, asam organik dan an organik, zat warna, lilin, asam-asam kieselgur yang mudah mengikat besi, aluminium, dan

Page 2: Industri Gula

sebagainya. Pada proses pemurnian zat-zat bukan gula akan dipisahkan dengan zat yang mengandung gula.Proses pemurnian ini dapat dilakukan secara fisis maupun kimiawi. Secara fisis dengan cara penyaringan sedangkan  secara kimia melalui pemanasan, pemberian bahan pengendap.Pada proses pemurnian nira terdapat tiga buah jenis proses, yaitu :

1. Defekasi2. Sulfitasi3. Karbonatasi

 Pada saat ini sebagian besar pabrik gula di Indonesia menggunakan proses sulfitasi dalam memurnikan nira. Pada proses sulfitasi nira mentah terlebih dahulu dipanaskan melalui heat exchanger sehingga suhunya naik menjadi 700 C. Kemudian nira dialirkan kedalam defekator dicampur dengan susu kapur. Fungsi dari susu kapur ini adalah untuk membentuk inti endapan sehingga dapat mengadsorp bahan bukan gula yang terdapat dalam nira dan terbentuk endapan yang lebih besar. Pada proses defekasi ini dilakukan secara bertahap ( 3 kali ) sehingga diperoleh pH akhir sekitar 8.5 – 10. Reaksi antara kapur dan phospat yang terdapat dalam nira :CaCO3           -->      CaO  +  CO2

CaO  +  H2O  -->      Ca(OH)2  +  15.9 KcalCa(OH)2         -->       Ca2+  +  2 OH-

3Ca2+  +  2PO43-    -->     Ca3(PO4)2

 Setelah itu nira akan dialirkan kedalam sulfitator, dan direaksikan dengan gas SO 2. Reaksi antara nira dan gas SO2 akan membentuk endapan CaSO3, yang berfungsi untuk memperkuat endapan yang telah terjadi sehingga tidak mudah terpecah, pH akhir dari reaksi ini adalah 7.Tahap akhir dari proses pemurnian nira dialirkan ke bejana pengendap (clarifier) sehingga diperoleh nira jernih dan bagian yang terendapkan adalah nira kotor. Nira jernih dialirkan ke proses selanjutnya (Penguapan), sedangkan nira kotor diolah dengan rotary vacuum filter menghasilkan nira tapis dan blotong.PENGUAPANHasil dari proses pemurnian adalah “nira jernih” (clear juice). Langkah selanjutnya dalam proses pengolahan gula adalah proses penguapan. Penguapan dilakukan dalam bejana evaporator. Tujuan dari penguapan nira jernih adalah untuk menaikkan konsentrasi dari nira mendekati konsentrasi jenuhnya.Pada proses penguapan menggunakan multiple effect evaporator dengan kondisi vakum. Penggunaan multiple effect evaporator dengan pertimbangan untuk menghemat penggunaan uap. Sistem multiple effect evaporator terdiri dari 3 buah evaporator atau lebih yang dipasang secara seri. Di pabrik gula biasanya menggunakan 4(quadrupple) atau 5 (quintuple) buah evaporator.Pada proses penguapan air yang terkandung dalam nira akan diuapkan. Uap baru digunakan pada evaporator badan I sedangkan untuk penguapan pada evaporator badan selanjutnya menggunakan uap yang dihasilkan evaporator badan I. Penguapan dilakukan pada kondisi vakum dengan pertimbangan untuk menurunkan titik didih dari nira. Karena nira pada suhu tertentu ( > 1250 C) akan mengalamai karamelisasi atau kerusakan. Dengan kondisi vakum maka titik didih nira akan terjadi pada suhu 700 C. Produk yang dihasilkan dalam proses penguapan adalah ”nira kental” .KRISTALISASIProses kristalisasi adalah proses pembentukan kristal gula. Sebelum dilakukan kristaliasi dalam

Page 3: Industri Gula

pan masak ( crystallizer ) nira kental terlebih dahulu direaksikan dengan gas SO2 sebagai bleaching dan untuk menurunkan viskositas masakan (nira). Dalam proses kristalisasi gula dikenal sistem masak ACD, ABCD, ataupun  ABC.Tingkat masakan (kristalisasi) tergantung pada kemurnian nira kental. Apabila HK nira kental > 85 % maka dapat dilakukan empat tingkat masakan (ABCD). Dan apabila HK nira kental < 85 % dilakukan tiga tingkat masakan (ACD). Pada saat ini dengan kondisi bahan baku yang rendah pabrik gula menggunakan sistem masakan ACD, dengan masakan A sebagai produk utama.Langkah pertama dari proses kristalisasi adalah menarik masakan (nira pekat) untuk diuapkan airnya sehingga mendekati kondisi jenuhnya. Dengan pemekatan secara terus menerus koefisien kejenuhannya akan meningkat. Pada keadaan lewat jenuh maka akan terbentuk suatu pola kristal sukrosa. Setelah itu langkah membuat bibit, yaitu dengan memasukkan bibit gula kedalam pan masak kemudian melakukan proses pembesaran kristal. Pada proses  masak ini kondisi kristal harus dijaga jangan sampai larut kembali ataupun terbentuk tidak beraturan.Setelah diperkirakan proses masak cukup, selanjutnya larutan dialirkan ke palung pendingin (receiver) untuk proses Na – Kristalisasi. Tujuan dari palung pendingin ialah : melanjutkan proses kristalisasi yang telah terbentuk dalam pan masak, dengan adanya pendinginan di palung pendingin dapat menyebabkan penurunan suhu masakan dan nilai kejenuhan naik sehingga dapat mendorong menempelnya sukrosa pada kristal yang telah terbentuk. Untuk lebih menyempurnakan dalam proses kristalisasi maka palung pendingin dilengkapi pengaduk agar dapat sirkulasiPEMISAHAN (Centrifugal Process)Setelah masakan didinginkan proses selanjutnya adalah pemisahan. Proses pemisahan kristal gula dari larutannya menggunakan alat centrifuge atau puteran. Pada alat puteran ini terdapat saringan, sistem kerjanya yaitu dengan menggunakan gaya sentrifugal sehingga masakan diputar dan strop atau larutan akan tersaring dan kristal gula tertinggal dalam puteran. Pada proses ini dihasilkan gula kristal dan tetes. Gula kristal didinginkan dan dikeringakan untuk menurunkan kadar airnya. Tetes di transfer ke Tangki tetes untuk di jual.PROSES PACKINGGula Produk dikeringkan di talang goyang dan juga diberikan hembusan uap kering. Produk gula setelah mengalami proses pengeringan dalam talang goyang, ditampung terlebih dahulu ke dalam sugar bin, selanjutnya dilakukan pengemasan atau pengepakan. Berat gula dalam pengemasan untuk masing-masing pabrik gula tidak sama, ada yang per sak plastiknya 25 kg atau 50 kg. Setelah itu gula yang berada di sak plastik tidak boleh langsung dijahit, harus dibuka dulu supaya temperatur gula dalam sak plastik mengalami penurunan suhu/temperatur. Suhu gula dalam karung tidak boleh lebih dari 30 oC/suhu kamar, setelah gula dalam plastik dinyatakan dingin maka boleh dijahit. Jika gula dalam sak plastik dalam keadaan panas dijahit maka berakibat penurunan kualitas gula.

Untuk flowsheet industri gula bisa diunduh di flowsheet industri gula http://teknikkimia-yosi.blogspot.com/2012/11/gula-merupakan-salah-satu-bahan-makanan.html

http://www.gunungmadu.co.id/index.php?modul=artikel&id=utama&kodebrt=pabrik&colvis=false

Page 4: Industri Gula

Proses pembuatan gula pasir dari Tebu

Dec 22

Posted by untung s

 

 

 

 

 

 

12 Votes

Gula merupakan salah satu bahan makanan pokok di Indonesia. Rata – rata manusia di Indonesia mengkonsumsi gula sebanyak 12 – 15 kg per tahun. Dengan semakin bertambahnya jumlah penduduk, tentu kebutuhan akan gula akan semakin meningkat pula. Di Indonesia gula kristal yang konsumsi sehari – hari didominasi oleh gula tebu. Gula kristal ini dibuat dan diproses dari tanaman tebu. Bagi penduduk di daerah pedesaan Jawa tentu sudah sangat kenal dengan Tebu ini. Tanaman ini merupakan jenis tanaman semusim yang dipanen atau ditebang satu tahun sekali..

Pernah kah anda membayangkan bagaimana membuat gula dari Tebu ?? lain hal nya dengan beras atau jagung atau bahan pokok lain. Proses pembuatan gula dari tebu memerlukan beberapa tahapan dan proses kimia serta mekanis. Kalau beras yang kita makan hanya dilakukan proses penggilingan dari gabah menjadi beras beda dengan pembuatan gula dari tebu yang harus dilakukan dalam skala pabrik. Untuk mengetahui langkah pembuatan gula dari tebu dapat anda lihat di diagram di bawah :

Page 5: Industri Gula

Pada umumnya pemrosesan tebu di pabrik gula dibagi menjadi beberapa tahap yang dikenal dengan proses pemerahan (gilingan), pemurnian, penguapan, kristalisasi, pemisahan dan penyelesaian (sugar handling)..

GILINGANLangkah pertama dalam proses pembuatan gula adalah pemerahan tebu di gilingan. Pada proses ini tebu yang ditebang dari kebun dicacah menggunakan alat pencacah tebu. Biasanya terdiri dari cane cutter, hammer shredder atau kombinasi dari keduanya. Tebu diperah menghasilkan “nira” dan “ampas”. Nira inilah yang mengandung gula dan akan di proses lebih lanjut di pemurnian. Ampas yang dihasilkan pada proses pemerahan ini digunakan untuk berbagai macam keperluan. Kegunaan utama dari ampas adalah sebagai bahan bakar ketel (boiler) dan apabil berlebih bisa digunakan sebagai bahan partikel board, furfural, xylitol dan produk lain.

PEMURNIANSetelah tebu diperah dan diperoleh “nira mentah” (raw juice), lalu dimurnikan. Dalam nira mentah mengandung gula, terdiri dari sukrosa, gula invert (glukosa+fruktosa) ;  zat bukan gula, terdiri dari atom-atom (Ca,Fe,Mg,Al) yang terikat pada asam-asam, asam organik dan an organik, zat warna, lilin, asam-asam kieselgur yang mudah mengikat besi, aluminium, dan sebagainya. Pada proses pemurnian zat-zat bukan gula akan dipisahkan dengan zat yang mengandung gula.

Proses pemurnian ini dapat dilakukan secara fisis maupun kimiawi. Secara fisis dengan cara penyaringan sedangkan  secara kimia melalui pemanasan, pemberian bahan pengendap.

Pada proses pemurnian nira terdapat tiga buah jenis proses, yaitu :

1. Defekasi2. Sulfitasi3. Karbonatasi

Page 6: Industri Gula

Pada saat ini sebagian besar pabrik gula di Indonesia menggunakan proses sulfitasi dalam memurnikan nira. Pada proses sulfitasi nira mentah terlebih dahulu dipanaskan melalui heat exchanger sehingga suhunya naik menjadi 700 C. Kemudian nira dialirkan kedalam defekator dicampur dengan susu kapur. Fungsi dari susu kapur ini adalah untuk membentuk inti endapan sehingga dapat mengadsorp bahan bukan gula yang terdapat dalam nira dan terbentuk endapan yang lebih besar. Pada proses defekasi ini dilakukan secara bertahap ( 3 kali ) sehingga diperoleh pH akhir sekitar 8.5 – 10. Reaksi antara kapur dan phospat yang terdapat dalam nira :

CaCO3           ?        CaO  +  CO2

CaO  +  H2O  ?        Ca(OH)2  +  15.9 Kcal

Ca(OH)2         ?        Ca2+  +  2 OH-

3Ca2+  +  2PO43-       ?        Ca3(PO4)2

Setelah itu nira akan dialirkan kedalam sulfitator, dan direaksikan dengan gas SO2. Reaksi antara nira dan gas SO2 akan membentuk endapan CaSO3, yang berfungsi untuk memperkuat endapan yang telah terjadi sehingga tidak mudah terpecah, pH akhir dari reaksi ini adalah 7.

Tahap akhir dari proses pemurnian nira dialirkan ke bejana pengendap (clarifier) sehingga diperoleh nira jernih dan bagian yang terendapkan adalah nira kotor. Nira jernih dialirkan ke proses selanjutnya (Penguapan), sedangkan nira kotor diolah dengan rotary vacuum filter menghasilkan nira tapis dan blotong.

PENGUAPANHasil dari proses pemurnian adalah “nira jernih” (clear juice). Langkah selanjutnya dalam proses pengolahan gula adalah proses penguapan. Penguapan dilakukan dalam bejana evaporator. Tujuan dari penguapan nira jernih adalah untuk menaikkan konsentrasi dari nira mendekati konsentrasi jenuhnya.

Pada proses penguapan menggunakan multiple effect evaporator dengan kondisi vakum. Penggunaan multiple effect evaporator dengan pertimbangan untuk menghemat penggunaan uap. Sistem multiple effect evaporator terdiri dari 3 buah evaporator atau lebih yang dipasang secara seri. Di pabrik gula biasanya menggunakan 4(quadrupple) atau 5 (quintuple) buah evaporator.

Pada proses penguapan air yang terkandung dalam nira akan diuapkan. Uap baru digunakan pada evaporator badan I sedangkan untuk penguapan pada evaporator badan selanjutnya menggunakan uap yang dihasilkan evaporator badan I. Penguapan dilakukan pada kondisi vakum dengan pertimbangan untuk menurunkan titik didih dari nira. Karena nira pada suhu tertentu ( > 1250 C) akan mengalamai karamelisasi atau kerusakan. Dengan kondisi vakum maka titik didih nira akan terjadi pada suhu 700 C. Produk yang dihasilkan dalam proses penguapan adalah ”nira kental” .

KRISTALISASIProses kristalisasi adalah proses pembentukan kristal gula. Sebelum dilakukan kristaliasi dalam

Page 7: Industri Gula

pan masak ( crystallizer ) nira kental terlebih dahulu direaksikan dengan gas SO2 sebagai bleaching dan untuk menurunkan viskositas masakan (nira). Dalam proses kristalisasi gula dikenal sistem masak ACD, ABCD, ataupun  ABC.

Tingkat masakan (kristalisasi) tergantung pada kemurnian nira kental. Apabila HK nira kental > 85 % maka dapat dilakukan empat tingkat masakan (ABCD). Dan apabila HK nira kental < 85 % dilakukan tiga tingkat masakan (ACD). Pada saat ini dengan kondisi bahan baku yang rendah pabrik gula menggunakan sistem masakan ACD, dengan masakan A sebagai produk utama.

Langkah pertama dari proses kristalisasi adalah menarik masakan (nira pekat) untuk diuapkan airnya sehingga mendekati kondisi jenuhnya. Dengan pemekatan secara terus menerus koefisien kejenuhannya akan meningkat. Pada keadaan lewat jenuh maka akan terbentuk suatu pola kristal sukrosa. Setelah itu langkah membuat bibit, yaitu dengan memasukkan bibit gula kedalam pan masak kemudian melakukan proses pembesaran kristal. Pada proses  masak ini kondisi kristal harus dijaga jangan sampai larut kembali ataupun terbentuk tidak beraturan.

Setelah diperkirakan proses masak cukup, selanjutnya larutan dialirkan ke palung pendingin (receiver) untuk proses Na – Kristalisasi. Tujuan dari palung pendingin ialah : melanjutkan proses kristalisasi yang telah terbentuk dalam pan masak, dengan adanya pendinginan di palung pendingin dapat menyebabkan penurunan suhu masakan dan nilai kejenuhan naik sehingga dapat mendorong menempelnya sukrosa pada kristal yang telah terbentuk. Untuk lebih menyempurnakan dalam proses kristalisasi maka palung pendingin dilengkapi pengaduk agar dapat sirkulasi

PEMISAHAN (Centrifugal Process)Setelah masakan didinginkan proses selanjutnya adalah pemisahan. Proses pemisahan kristal gula dari larutannya menggunakan alat centrifuge atau puteran. Pada alat puteran ini terdapat saringan, sistem kerjanya yaitu dengan menggunakan gaya sentrifugal sehingga masakan diputar dan strop atau larutan akan tersaring dan kristal gula tertinggal dalam puteran. Pada proses ini dihasilkan gula kristal dan tetes. Gula kristal didinginkan dan dikeringakan untuk menurunkan kadar airnya. Tetes di transfer ke Tangki tetes untuk di jual.

PROSES PACKINGGula Produk dikeringkan di talang goyang dan juga diberikan hembusan uap kering. Produk gula setelah mengalami proses pengeringan dalam talang goyang, ditampung terlebih dahulu ke dalam sugar bin, selanjutnya dilakukan pengemasan atau pengepakan. Berat gula dalam pengemasan untuk masing-masing pabrik gula tidak sama, ada yang per sak plastiknya 25 kg atau 50 kg. Setelah itu gula yang berada di sak plastik tidak boleh langsung dijahit, harus dibuka dulu supaya temperatur gula dalam sak plastik mengalami penurunan suhu/temperatur. Suhu gula dalam karung tidak boleh lebih dari 30 oC/suhu kamar, setelah gula dalam plastik dinyatakan dingin maka boleh dijahit. Jika gula dalam sak plastik dalam keadaan panas dijahit maka berakibat penurunan kualitas gula.

Source : http://www.risvank.com

http://r3870me.wordpress.com/2012/12/22/proses-pembuatan-gula-pasir-dari-tebu/

Page 8: Industri Gula

Proses pembuatan Gula PG Tasikmadu

 

Proses pengolahan Gula di PG Tasikmadu

 

Pabrik Gula Tasikmadu terletak di Desa Ngijo Kecamatan Tasikmadu Kabupaten Karanganyar, adalah salah satu pabrik gula yang berada dibawah pengelolaan PT Perkebunan Nusantara IX (Persero) Jawa Tengah

Didirikan pada tahun 1871 oleh K.G.P.A.A. Mangkoenagoro IV, Adipati dari Mangkunegaran.

Mulai dari awal berdirinya, Pabrik Gula Tasikmadu memproses tebu menjadi gula kristal putih melalui sistem Karbonatasi Rangkap, pada tahun 2007 dilakukan alih proses ke Proses Sulfitasi didalam perjalanannya sampai dengan sekarang telah mengalami beberapa kali rehabilitasi sehingga dapat memenuhi kelayakan standard industri.

Wilayah kerja saat ini meliputi 7 (tujuh) Kabupaten, yaitu  Karanganyar, Sukoharjo, Wonogiri, Boyolali, Salatiga, Semarang dan Sragen.

 

Proses produksi

Proses yang digunakan di PG  Tasikmadu adalah proses Sulfitasi dengan bahan pembantu proses berupa kapur tohor untuk memperoleh susu kapur dan belerang untuk menghasilkan gas SO2

Proses-prosesnya adalah

1. Pemerahan Nira di Stasiun Gilingan2. Pemurnian Nira Mentah3. Penguapan Nira Encer4. Masakan / Kristalisasi Kental5. Puteran & Penyelesaian

Keterangan :

1.      Pemerahan Tebu di Stasiun Gilingan

Proses Pemerahan bertujuan untuk mengambil nira sebanyak-banyaknya dari batang tebu, dengan menekan kehilangan nira dalam ampas sesedikit mungkin

Tebu yang telah ditimbang ditarik ke muka meja tebu, selanjutnya diatur masuk ke cane carrier. Tebu terlebih dulu dipotong-potong oleh pisau tebu  dan dipecah-pecah oleh hammer shreeder

Page 9: Industri Gula

selanjutnya diperah di gilingan I dan berturut-turut  sampai gilingan IV, sebagai pengencer untuk mendapatkan nira sebanyak-banyaknya digunakan air imbibisi  pada ampas yang keluar dari gilingan III, nira yang keluar  dari gilingan IV digunakan sebagai pengencer ampas yang keluar dari gilingan II. Nira yang keluar yang keluar dari gilingan III digunakan sebagai pengencer ampas yang keluar dari gilingan I,sedangkan nira yang keluar dari gilingan I dan II ditampung sebagai nira mentah yang belum tersaring, lalu disaring dengan DSM Screen dan hasilnya ditampung di bak nira dan dipompa menuju timbangan nira mentah (Timbangan Boulogne )

2.      Pemurnian Nira di Stasiun Pemurnian

Proses Pemurnian bertujuan untuk memisahkan kotoran yang terdapat dalam nira mentah sehingga didapatkan nira encer dan Blotong

Proses-prosesnya adalah

Dari St Gilingan  nira ditimbang dalam Timbangan Boulogne ke Juice Heater I  dipanasi sampai 750 C ke Proses Defekasi dengan ditambah susu kapur di Defekator I ( pH + 8,5 ) , Defekator III  ( pH 9 -

9,5 ) Dilewatkan di Sulfitator Tower dengan ditambahkan gas SO2, lalu masuk ke Reaction tank untuk 

menyempurnakan reaksi Dipanaskan di Juice Heater II sampai suhu 105 oC Masuk ke flash tank kemudian ditambahkan flokulan, lalu masuk ke STC ( Single Tray Clarifier ) 

untuk memisahkan  Nira Jernih dan endapan. Nira Jernih disaring dengan saringan Nira Jernih / Nira Encer kemudian masuk ke Tangki Nira 

Jernih Endapan ( Nira Kotor ) masuk ke tangki Nira Kotor, dipompa ke Mixer dengan ditambah ampas 

halus, hasil filtrat dikembalikan lagi ke Bak NM tertimbang, blotongnya dipergunakan sebagai pupuk organik

3.      Penguapan Nira encer di Stasiun Penguapan

Proses Penguapan bertujuan untuk menguapkan air di dalam nira encer sampai didapatkan kekentalan tertentu

Prosesnya:

Nira encer dipanaskan dalam Pemanas Nira  III sampai mencapai suhu 1100C o Kemudian nira diuapkan dalam Evaporator Quadruple menjadi Nira Kental berkadar 600 

brixo Nira kental kemudian disulfitir dengan gas SO2 sampai pH 5,6-5,7

4. Kristalisasi Nira Kental di Stasiun Kristalisasi

 

Page 10: Industri Gula

Proses Kristalisasi bertujuan untuk menguapkan air yang terdapat dalam nira kental dan membentuk kristal gula dengan diameter sesuai standart dengan kehilangan gula dalam tetes sesedikit mungkin

 

Prosesnya menggunakan sistem masakan 3 tingkat

Masakan A  bahan : Bibit A/B, Nira kental,Klare SHS,Leburan Gula D II Masakan B    bahan : Bibit A/B, Stroop A+ Nira Kental + Klare SHS + Leburan Gula D2 Masakan D    bahan : Bibit D, Stroop B, Klare D II,Stroop A Dari Pan Masakan masuk ke Palung Pendingin 5.       Puteran & Penyelesaian

Proses Puteran & Penyelesaian bertujuan untuk memisahkan kristal gula dengan larutan gula (stroopnya), menekan kehilangan gula yang terikut tetes sesedikit mungkin

Proses-prosesnya adalah :

Gula A dan Gula B dicampur dalam Mixer dengan Klare SHS untuk memaksimalkan pemisahan stroop yang masih menempel pada kristal selanjutnya diputar di putaran SHS hasilnya adalah SHS dan Klare SHS

Gula dilewatkan  pada talang goyang yang dihembus udara        ( juga dilengkapi saringan kasar dan halus )

Gula normal dimasukkan dalam karung, sedangkan gula kasar dan gula lembut diproses kembali.  Selanjutnya Gula SHS dimasukkan dalam karung dan ditimbang, selanjutnya masuk ke Gudang 

Gula

 

Kapasitas giling PG Tasikmadu adalah 4.000.000 kuintal tebu per musim giling dan merupakan Pabrik Gula dengan kapasitas terbesar di Jawa Tengah

Untuk Gambar prosesnya bisa di download di sini

 http://slametgyt.wordpress.com/2011/11/16/proses-pembuatan-gula-pg-tasikmadu/

Pendahuluan

Kata teknologi mempunyai arti aplikasi dari ilmu pengetahuan (scientific) yang digunakan dalam  rangka untuk mempermudah kehidupan manusia. Sebagaimana sebuah kalimat yang mengatakan  “The scientist makes things known, the engineer makes things work” (ulrich, 1984), atau dalam terjemahan bebasnya dapat dikatakan bahwa ilmu pengetahuan membuat sesuatu menjadi dapat difahami (diketahui),  sedangkan teknologi akan membuat sesuatu tersebut dapat

Page 11: Industri Gula

lebih bermanfaat. Dengan teknologi,  maka manusia akan dapat melakukan sesuatu menjadi lebih mudah.

Pabrik kimia / industri kimia bertugas untuk melakukan pengolahan bahan mentah/ bahan baku / raw material, menjadi hasil / produk yang digunakan. Pengolahan dilakukan / dapat bersifat fisik maupun kimia.

Sedangkan proses  secara umum merupakan perubahan dari masukkan (input) dalam hal ini bahan baku setelah melalui proses maka akan menjadi keluaran (output) dalam bentuk produk. Ada tiga kata kunci dalam mengartikan proses, yaitu input, perubahan dan output, sebagaimana terlihat pada gambar 1.

Gambar 1 :

Hubungan

antara Bahan baku dan Produk

Dengan demikian “teknologi proses” merupakan aplikasi dari ilmu pengetahuan untuk merubah bahan baku menjadi produk atau bahan yang mempunyai nilai lebih (added value), dimana perubahan dapat berupa perubahan yang bersifat fisik maupun perubahan yang bersifat kimia dalam skala besar atau disebut dengan skala  industri. Perubahan yang bersifat fisik disebut dengan satuan operasi (unit operation), sedangkan yang bersifat perubahan kimia disebut dengan  satuan proses (unit process), sebagaimana yang telah dijelaskan pada bab I. Di bagian awal akan dibahas mengenai bagaimana membaca suatu sistem proses yang merupakan gabungan dari elemen-elemen proses.

Dalam mengolah bahan mentah menjadi hasil, industri memikirkan efisiensi yang yang pada intinya dilihat baikdari segi teknis maupun social ekonomi. Tujuan ini diwujudkan dalam praktek dengan asumsi dalam setiap operasi diupayakan mendapatkan hasil yang sebanyak-banyaknya, waktu singkat dan biaya murah.

Berdasarkan pengolahan dilakukan oleh suatu pabrik, proses produksi dapat dibagi dalam tiap unit, seperti skema tersebut dibawah ini :

PROSES PRODUKSIUNIT I

PersiapanBahan baku

UNIT IIPengolahan /

syantetis

UNIT IIIFinishing

Tugas dari mesin – mesin tentu berbeda-beda, dapat secara keseluruhan mempunyai berbagai tugas. Apabila salah satu hasil tidak dapat bekerja secara optimal, unit lain dapat merasakan akibatnya. Karenanya dalam menangani proses produksi harus selalu dipikirkan seluruh unit selanjutnya.Seperti telah tergambar dalam skema proses produksi tersebut, tugas dari mesin – mesin/ unit dapat diuraikan seperti dibawah ini :

Pabrik / Industri pengolahan fisik

dan kimiaHasil / produk

Page 12: Industri Gula

Unit I Persiapan bahan bakuUnit ini bertugas mempersiapkan bahan baku / bahan mentah/ bahan dasar/ raw material sesuai dengan kondisinya dengan kondisi yang dipersyaratkan pada unit pengolahan (Unit II)Persiapan itu dapat berupa :

1.      Penyesuaian bentuk / unit fasa : kasar, kecil, serbuk, cair dan sebagainya2.      Penyesuaian kosentrasi / komposisi : murni , pekat , encer larutan dan sebagainya3.      Penyesuaian kondisi : tekanan, suhu, konsentrasi4.      Trasnportasi bahan dasar/ pengambilan bahan baku sebelum diolah unit proses II

Untuk melaksanakan tugas persiapan bahan baku maka pada unit I ini pada umumnya akan terdapat alat-alat :

1.      Alat-alat penyesuaian bentuk dan faseTermasuk alat – alat yaitu mulai dari alat penukar pans (heat exchanger), crusher, melting, condenser, stabilasator, evaporator, ball mill, dan laian alat – aat pengubah fase

2.      Alat-alat pemisahTugas dari alat – alat ini adalah untuk memisahkan dari berbagai fasa misalnya fasa padat menjadi cair (contoh tebu menjadi nira). Fasa cair menjadi gas (contoh : minyakmentah menjadi bensin, bensol), fasa gas menjadi cair (contoh : Nitrogen menjadi amonik)dan alat –alat itu misalnya kolom fraksinasi, evaporator, separator dan lain sebagainya. Skema/ daftar tersebut diabwah ini menunjukkan perbedaan sifat dari komponen-komponen campurannya dimanfaatkan sebagai dasar pemisahan oleh alat – alat pemisah.

Daftar  : Bahan pemisah dan alat pemisahannya

No Perbedaan sifat Nama alat1.2.3.4.5.6.7.8.9

Titik ddihTitik leburKelarutanUkuran butirFasaBerat jenisKekerasanMagnitSifat kimia

Kolom fraksinasi, dryerMelterAbsorber, kritaliasatorSreen filterFilter, centrifuse, settlercentrifuse, settler, clarifiercrusherbelt conveyor magnitreaktor

3.      Alat – alat penyesuai suhu, tekanan dan komposisiTermasuk dalam kelompok ini antara lain : Penyesuai suhu :  heater , cooler Heat Exchanger umumnya .Penyesuai tekanan : kompresor, pompa , kran ,expansion valve .Penyesuai komposisi : mixer ,blender ,tangki tangki berpengaduk .

4.      Alat-alat transportasi dan alat pendamping sementara Misalnya: belt conveyor, elevator pompa, pipa ,dan berbagai macam convoyer yang lain .Tangki tangki penampung dan sebagainya .Diatas telah disebutkan bahwa tugas unit I adalah mempersiapkan bahan dasar, sendiri menurut bisa tidaknya  diperbaharui dapat dibedakan menjadi  2 (dua) golongan :

1.      Bahan mentah/bahan dasar yang bisa diperbaharui :termasuk dalam kelompok ini :

a         Hasil hasil pertaniaan dan perkebunan .

Page 13: Industri Gula

b        Hasil hasil binatang : peternakan dan perikanan c         Air dan udara2.      Bahan mentah /bahan dasar yang tidak dapat diperbaharui, antara lain :a         Minyak bumi dan gas alam b        Mineral mineral logam c         Mineral mineral bukan logam : kaolin ,kapur  ,belerang

Unit II. Pengolahan /Synthesa Unit ini bertugas melakukan pengolahan bahan dasar, mengubahnya menjadi senyawa hasil

yang diinginkannya .pengolahan dapat bersifat fisika maupun kimia .namuun untuk industri kimia, pengolahan yang dilakukan umumnya berupa pengolahan kimia

Untuk pengolahan bahan bahan dasar itu pada umumnya diperlukan tenaga, dalam bentuk panas listrik ,cahaya maupun tenaga fisik (pukulan gesekan dsb). Panas sebagai tenaga, sebagaian besar diperoleh dari pembakaran bahan bakar (gas alam, minyak bumi ,arang , tenaga matahari ,  tenaga panas reaksi kimia ,nuklir dsb .

Dalam industri efisiensi penggunaan tenaga panjang sekali .Pada unit pengolahan ,bahan bahan beku diubah menjadi hasil /produk .dalam synthesa itu,

sering kali terjadi perubahan sifat dari bahan-bahan. Alat untuk terjadinya reaksi reaksi synthesa kimia ini disebut reactor

Pada umumnya reactor diperlengkapi dengan alat alat lain .lisl itu disebabkan karena dalam reactor inilah terjadi nya synthesa yang memerlukan kondisi operasi yang sesuai kondisi operasi yang dimaksud antara lain : suhu , tekanan perbandingan pereaksi /komposisi .untuk lebih memahami pengolahan ini ,dapat diikuti pembahanan tersendiri dalam bab proses kimia dalam unit pengolahan (bab VII)

Hasil dari unit pengolahan masih berupah campuran dan sisa sisa bahan baku,hasil hasil reaksi samping ,intert dan yang mungkin memerlukan pemurnian, atau pengolahan lanjut agar diperoleh spesifikasi hasil yang diinginkan .tugas tersebut dikerjakan oleh unit selanjutnya ,yaitu unit finishing /unit akhir .

UNIT III  FINISHING Hasil yang keluar dari unit kemungkinan masih memerlukan penyesuian

kwalitas .penyesuaian kwalitas itu dapat berupa :1.      Penyesuaian bentuk dan fase 2.      Penyesuain komposisi /konsentrasi .3.      Penyesuaian kondisi : suhu dan tekanan .4.      Pengantongan ,penyimpanan /gudang dsb .

Daftar II Unit Operasi dan Alatnya

No Jenis Operasi Nama Alat1.2.

3.4.5.

Aliran fluidaTransfer panas

PenguapanHumidifikasiAbsorsi

Pompa, tangkiHeat exchanger, boiler, heat cooler, kiln, rotary kiln, furnace, burner, condenserEvaporator Humidifier Absorbsi, absorsiving tower, purifier

Page 14: Industri Gula

6.7.8.

9.

10.11.12.13.14.15.16.17.

Ekstraksi pelarutAdsorpsiDestilasi

Pengeringan

PencampuranKlasifikasi/ sedimentasiFiltrasiScreemingKristalisasiCentrifuge Size reductionMaterial handling

tower, shelvesExtraxtor perforator, towerTangkiRectifier, buble tower, fractionation columnDryer, rotary and fan dryer, flow stage heated cylinderMixer, mixing waterBenefication equipmentPlate and frame filterScreem, vibrating screemTangki, kristalizerCentrifugeMill, fiber making, ball millConveyer, special conveyer

Catatan : alat-alat yang tercantum dalam daftar tersebut hanya merupakan beberapa contoh saja, yang lain masih banyak yang  tidak dicantumkan dalam daftar tersebut

4.1. DIAGRAM ALIR PROSESFlow Diagram Proses memberikan gambaran dari rangakain urutan alat pokok, yang memberikan keterangan mengenai peristiwa / perlakuan yang dialami oleh bahan dasar dan bahan pembantu samapai menjadi hasil yang diinginkanFlow Diagram Proses juga memberikan keterangan tentang kondisi proses yang dialami oleh bahan-bahan tersebut, kondisi operasi alat-alatnya. Keterangan tersebut dapat bersifat kuantitatif dan kualitatif.Ada beberapa macam Flow Diagram Proses antara lain :

1.      Flow diagram proses KualitatifFlow Diagram Proses hanya memberikan gambaran proses kwalitatif saja. Tidak dapat memberikan jawaban pertanyaan terperinci kwantitatif bahan, tenaga, dan kondisi yang ada.

2.      Flow Diagram Proses KuantitatifDisamping memberikan uraian peristiwa yang terjadi secara kwalitatif, juga memberikan informasi kwantitatifnya.

3.      Flow Diagram Proses teknik / process engeneering flow diagram ( PEFD)PEFD ini jauh lebih lengkap dari kedua macam FDP tersebut diatas. PEFD sudah mencakup alat – alat control, levasi ukuran / perbandingan ukuran alat –alat pokok dan lain sebagainya. Kwantitatif bahan – bahan serta komposisinya jika dapat diketahui dari PEFD ini.

Untuk menghindari kerumitan dalam permasalah, maka suatu sistem kadang kala dibuat sederhana (simple). Hal ini sering dilakukan dalam bidang keteknikan, salah satunya merubah diskripsi dalam bentuk  gambar atau diagram. Selain lebih mudah untuk difahami, bentuk diagram atau dalam bentuk simbol akan mempercepat seseorang dalam melihat suatu proses. Salah satu bentuk diagram yang sederhana adalah bentuk diagram kotak (block diagram), dimana dibagian dalam dari  kotak-kotak terdapat keterangan yang menerangkan fungsi, jenis peralatan, ataupun kondisi operasi.

Page 15: Industri Gula

Sebagai contoh proses pembuatan  garam dapur dari air laut,sebagaimana yang ditampilkan pada gambar 8

Gambar 2: Proses pembuatan garam dapur dari air laut

Proses pembuatan garam dapur sebagaimana yang ditunjukkan pada gambar 1 diawali dengan memompa Air laut ke sawah yang miring pada musim kemarau. Pengaliran diatur sehingga terjadi proses penghabluran pada sudut petak  tambak yang tinggi. Dari  tambak ini  hablur diagkut ke pabrik di mana hablur ini dikristalkan lagi, dimumikan, dicampur dengan iod (bila perlu) kemudian dicetak.

Contoh lain bentuk diagram balok, sebagaimana yang ditunjukkan pada gambar 3, yaitu proses pembuatan gula dari tebu.Pada proses tersebut diawali dari bahan baku gula berupa tebu mempunyai komposisi gula 16%, air 25% dan pulp (bubur) 59% berat. Kemudian bahan baku tebu tersebut dimasukkan kedalam alat penggilingan dimana akan terpisahkan  baggase dengan gula beserta air dan sebagian pulp. Dimana baggase merupakan ampas dari tebu, yang sudah tidak mengandung gula, dan baggase ini merupakan bahan baku untuk pabrik kertas atau dapat juga digunakan sebagai bahan bakar.Hasil keluaran dari mesin penggiling, berupa gula cair dan masih ada padatan pulpnya, dimasukkan kedalam alat penyaring, maka akan dipisahkan padatan pulp dengan campuran gula dan air yang disebut dengan sirup. Selanjutnya, sirup tersebut dikentalkan dengan menggunakanalat penguapan (evaporator) Dan keluaran dan mesin penguap, selanjutnya dimasukkan dalam alat pengkristal (kristaliser) dan akan didapat gula kristal.

http://widyanurhayati-kimiaindustri.blogspot.com/

PROSES PEMISAHAN NIRA DAN AMPAS

Pabrik Gula di Indonesia pada umumnya menggunakan sistem gilingan ( Mill Tandem ) sebagai berikut :

Three Roll Mill + fooding roll ( total 4 roll ) Fourth Roll Mill ( total 4 roll ) Three Roll Mill + pressure feeder ( total 5 roll )

Page 16: Industri Gula

Sixth Roll Mill ( total 6 roll )

Semua jenis sistem di atas bertujuan sama yaitu mendapatkan hasil pemerahan tebu yang semaksimal mungkin. Tetapi pada prinsipnya pemerahan utama terjadi pada tiga roll antara lain :

Rol depan (feeding roll) Rol atas (top roll) Rol belakang (bagasse roll)

Aliran proses yang terjadi di bagian Gilingan telah ditunjukkan pada bagan di atas. Komponen peralatan yang berperan antara lain :

Unit Gilingan, merupakan peralatan utama terjadinya proses pemerahan. Macam mill tandem telah tersebut diatas.

Turbin Uap ( steam turbine ), merupakan peralatan penggerak roll gilingan

Intermediate Carrier ( IMC ), merupakan peralatan transfer ampas antar gilingan

Bagasse Elevator ( BE ), merupakan peralatan transfer ampas hasil akhir gilingan dikirim sebagai bahan bakar boiler.

Mekanisme kerja gilingan:Gilingan memerah nira dengan jalan memadatkan umpan (ampas). Rol pengumpan (feeding roll) akan mengatur tebu sedemikian rupa sehingga masuk ke bukaan depan (voor opening) dengan baik. Pada bukaan depan ampas mengalami pemerahan yang pertama. Selanjutnya ampas melewati ampas plate dan masuk ke bukaan belakang (bagasse opening) dan mengalami pemerahan yang kedua. Selanjutnya ampas akan mengalami proses pemerasan di beberapa unit gilingan dengan bukaan depan dan bukaan belakang unit gilingan berikutnya dibuat lebih kecil sebab sebagian nira sudah terperas di gilingan di depannya.Selama ampas dipadatkan maka timbul gaya reaksi dari ampas. Gaya reaksi ini menyebabkan rol gilingan atas (top roll) naik turun tergantung besarnya gaya. Proses naik turunnya rol gilingan atas (top roll) akan mengurangi kemampuan memerah nira pada bukaan depan maupun bukaan

Page 17: Industri Gula

belakang. Untuk mengatasi hal tersebut tidak hanya menggunakan gaya berat dari rol gilingan atas saja, melainkan diperlukan gaya tambahan untuk menekan rol gilingan atas sehingga pemadatan ampas dapat sesuai dengan yang direncanakan. Gaya tambahan yang dipakai merupakan suatu sistem tekanan hidrolik dari pompa hidrolik.Pada waktu gilingan bekerja diusahakan jangan sampai terjadi slip. Bila terjadi slip maka ampas yang akan digiling bertumpuk di muka roll gilingan sehingga terjadi slip. Sebaliknya, pengeluaran ampas pada gilingan juga harus lancar sebab kemacetan pengeluaran akan mengakibatkan ampas melimpah keluar gilingan.Alat bantu pada unit gilingan yaitu :

Pompa hidrolikMenstabilkan gerakan rol gilingan. Pada top roll dilengkapi dengan alat hidrolik dengan tujuan untuk melawan rol gilingan atas pada saat ada beban dengan menambahkan tekanan, namun jika tekanannya melebihi tekanan optimum 2600 psi – 3000 psi maka hidrolik akan pecah. Cara kerjanya menggunakan prinsip pompa piston.

Pompa PelumasPerputaran rol menyebabkan adanya gesekan yang dapat memicu terjadinya panas. Untuk mencegah timbulnya percikan api maka digunakan mesin pendingin pada tiap rol yang dipisahkan dengan bantalan luncur.

Mekanisme proses pada stasiun gilinganProses pengolahan tebu menjadi gula pada stasiun gilingan terbagi menjadi dua tahap yaitu :Perlakuan awal dengan memotong dan mencacah tebu.Menggiling cacahan tebu.Pada perlakuan awal dalam mencacah tebu dengan kapasitas tinggi maka diperlukan pisau tebu yang dapat dioperasikan pada kecepatan tinggi. Pisau tebu I cenderung dipasang dengan arah yang searah dan pisau tebu II dengan arah yang berlawanan. Setelah melewati pisau tebu, hasil potongan tebu melewati unigrator untuk menumbuk tebu hingga halus sehingga mempermudah proses penggilingan.Proses penggilingan tebu diawali dari pengumpanan serat tebu dari main carrier ke gilingan I melalui alat bantu donally chute. Pada gilingan I umpan masuk pada celah di antara roll depan dan roll atas (bukaan depan) setelah melewati feeding roll sebagai rol pengatur umpan, kemudian ampasnya terdorong ke celah antara roll atas dan roll belakang (bukaan belakang) melalui perantara ampas plate. Nira yang dihasilkan gilingan I disebut NPP (Nira Perahan Pertama) dan dialirkan ke penampung A. Jumlah penampung nira pada stasiun ini sebanyak 4 buah.Ampas tebu dari gilingan I dengan kekeringan 41% melalui alat bantu transportasi yaitu intermediate carrier I dialirkan ke gilingan II yang selanjutnya digiling pada gilingan II. Dalam pemerahan agar lebih efisien maka perlu ditambahkan nira imbibisi dari gilingan III. Nira yang terperah pada gilingan II kemudian dialirkan pada penampung A bercampur dengan nira perahan gilingan I dan dipompa ke saringan DSM untuk memisahkan nira yang masih terkontaminasi ampas dan kotoran. Nira hasil penyaringan selanjutnya dialirkan ke stasiun pemurnian. Pada saringan DSM ditambahkan susu kapur yang bertujuan untuk mempertahankan kenetralan pH nira mentah.Ampas tebu dari gilingan II dengan kekeringan 44% digiling oleh gilingan III dan ditambahkan nira imbibisi dari gilingan IV. Nira yang dihasilkan gilingan III ditampung pada penampung B

Page 18: Industri Gula

dan dialirkan sebagai nira imbibisi menuju gilingan II.Ampas tebu dari gilingan III dengan kekeringan 47% digiling oleh gilingan IV dan ditambahkan nira imbibisi dari gilingan V. Nira yang dihasilkan gilingan IV ditampung pada penampung C dan dialirkan menuju gilingan III sebagai nira imbibisi.Ampas tebu dari gilingan IV dengan kekeringan 50% digiling oleh gilingan V dan ditambahkan air imbibisi dengan temperatur 70 - 80derajat celcius yang dipompa dari stasiun penguapan. Nira yang dihasilkan gilingan V ditampung pada penampung D dan dialirkan sebagai nira imbibisi menuju gilingan IV.Ampas dari gilingan V dengan kekeringan 50% dibawa ke baggase silo separator melalui belt conveyor. Ampas halus dihembuskan ke mud mixer dengan menggunakan blower. Ampas dapat dipergunakan sebagai bahan bakar ketel uap dimana uapnya digunakan untuk menggerakkan turbin gilingan. Pada tiap unit gilingan terjadi dua kali pemerahan nira. Pemerahan pertama dilakukan top roll (roll atas) dan voor roll (roll depan). Pemerahan kedua dilakukan top roll dan achter roll (roll belakang). Karena digunakan lima unit gilingan, maka diperoleh 10 kali pemerahan. Hasil pemerahan gilingan I merupakan yang terbanyak, kemudian makin ke belakang makin sedikit nira yang dihasilkan. Nira hasil perahan gilingan I dan II dicampur pada penampung A dan campuran ini disebut nira mentah.Selama proses penggilingan tersebut masih tetap dapat terjadi kehilangan gula atau sakarosa. Kehilangan gula ini kemungkinan disebabkan oleh :

masih adanya gula yang tidak dapat diperah dan tertinggal di dalam ampas.  aktivitas mikroorganisme Leuconostoc kurangnya air imbibisi.  banyaknya kebocoran pada talang nira.  tekanan hidrolik yang rendah pada tiap gilingan  mantel dari rol gilingan banyak yang pecah atau rompal sehingga nira tidak bisa terperah 

dengan baik.  adanya sudut-sudut mati pada peti nira yang mengakibatkan berkurangnya sirkulasi.

Air ImbibisiPemberian air maupun campuran nira pada ampas yang akan masuk gilingan II, III, IV, dan V disebut imbibisi. Tujuan pemberian imbibisi adalah untuk melarutkan kandungan gula (sukrosa) yang masih tertinggal dalam ampas secara maksimal tanpa memberatkan pada proses selanjutnya. Ampas akhir diharapkan mengandung kadar gula serendah mungkin karena apabila hal itu tercapai berarti proses pemerahan berjalan dengan baik. Ada dua sistem pemberian imbibisi, yaitu:

Imbibisi tunggalPemberian air imbibisi dilakukan hanya pada ampas yang akan masuk pada unit gilingan terakhir. 

Imbibisi gandaPemberian air imbibisi ditujukan pada lebih dari satu unit gilingan. Imbibisi ganda ini ada yang berupa double compound, triple compound, ataupun quadruple compound imbibisi.

Dalam penggunaan air imbibisi ada dua macam air imbibisi, yaitu imbibisi panas dan imbibisi dingin. Air imbibisi panas merupakan air imbibisi yang dipompakan ke gilingan V dengan suhu sekitar 70 - 80 derajat Celcius. Air imbibisi dingin merupakan air imbibisi yang berasal dari air

Page 19: Industri Gula

sungai yang sudah dijernihkan dan bertemperatur 30 derajat Celcius. Keuntungan yang diperoleh dengan pemanfaatan air imbibisi panas pada proses penggilingan adalah :

larutan glukosa yang dapat diperah menjadi lebih banyak karena dapat lebih membuka pori-pori pada ampas. 

dapat menghambat aktivitas dan membunuh mikroorganisme perusak nira. 

Sementara kerugian dari penggunaan air imbibisi panas adalah:

melarutkan zat-zat bergetah lilin (pektin) sehingga hasil perahan menjadi kurang bagus.  pengoperasian dan pengontrolan lebih sulit karena adanya penguapan.  kebutuhan air panas (energi) lebih besar. 

Keuntungan yang diperoleh dengan pemanfaatan air imbibisi dingin pada proses penggilingan adalah :

tidak melarutkan zat-zat pengotor nira sehingga memudahkan proses pemurnian.  tidak menyulitkan proses penggilingan karena jika temperatur tinggi dapat menyebabkan slip. 

Sementara kerugian dari penggunaan air imbibisi panas adalah:

proses pelarutan gula dalam ampas kurang sempurna.  mikroorganisme pengganggu masih aktif.

Diposkan oleh Ratmanto di 02.48 2 komentar:    Link ke posting ini    

8.14.2008

TEBU MASUK PABRIK GULA

Tahap Persiapan Bahan

Pada tahap ini, tebu ( cane ) yang akan di giling dipersiapkan, baik itu kualitas maupun kuantitasnya. Kualitas meliputi kondisi fisik tebu, tingkat kebersihan dan potensi kandungan gula ( rendemen ) di dalamnya. Sedang dari segi kuantitas, dilihat jumlahnya dengan ditimbang yang akhirnya menentukan jumlah gula yang akan dihasilkan.

Dari segi kualitas, tebu ( cane ) yang baik adalah secara umum memenuhi 3 persyaratan, antara lain :

Page 20: Industri Gula

1. Manis, berarti tebu yang akan di giling harus memiliki kandungan gula ( rendemen ) yang mencukupi. Besarnya kandungan gula dipengaruhi oleh varietas, sistem tanam, iklim dan tingkat kemasakan pada saat tebang.

2. Bersih, berarti tebu yang akan di giling harus bersih dari kotoran, baik itu kotoran berupa tanah, daun atau akar yang terikut pada saat tebang.

3. Segar, berarti waktu yang diperlukan dari mulai tebu ditebang, masuk pabrik hingga di giling harus secepat mungkin. Karena semakin lama waktunya, kandungan gula dalam tebu juga semakin menurun.

Cane preparation.

Pada tahap ini tebu yang akan di giling dipersiapkan sehingga mempermudah proses pemisahan air tebu ( nira ) di bagian penggilingan.Peralatan utama ( machine ) yang digunakan pada tahap ini dalam proses produksi gula di Pabrik Gula akan diuraikan sebagai berikut.

Transfer / lifter machine, berfungsi untuk transfer tebu dari kendaraan pengangkutnya ( truck atau lori ). Sebagai alatnya ada beberapa jenis mesin yang digunakan di Pabrik Gula, antara lain MRC ( Mono Rail Crane ), OHC ( Over Head Crane ), truck dumper, cane tipler. Kapasitas masing - masing menyesuaikan kapasitas giling ( Mill Capasity ) dari PAbrik Gula, mulai dari SWL ( Safe Working Load ) 10 hingga 25 ton.

Cane table, berfungsi untuk transfer dan mengatur jumlah tebu yang akan di giling. Beberapa komponen pada mesin ini, antara lain :

Rantai penggerak yang berfungsi mentransfer tebu menuju conveyor. Sebagai penggeraknya digunakan motor listrik yang dirangkai dengan gear reducer untuk memperoleh kecepatan transfer yang diinginkan. Sedangkan rantai yang dipakai adalah jenis rantai conveyor ( Conveyor chain ). Spesifikasi disesuaikan dengan mill capasity.

Cane leveller yang berfungsi mengatur jumlah tebu yang masuk ke conveyor. Sebagai penggeraknya digunakan motor listrik yang dirangkai dengan gear reducer untuk memperoleh kecepatan putar yang diinginkan.

Cane Conveyor ( Cane Carrier ), berfungsi untuk mentransfer tebu menuju mesin giling ( milling machine ). Beberapa komponen ( part ) pada mesin ini antara lain :

Slate sebagai tempat jatuhan tebu dan menggerakkannya menuju milling machine. Rantai penggerak, berfungsi untuk menggerakkan slate. Sebagai penggeraknya digunakan motor 

listrik ( variable speed electric motor ) yang dirangkai dengan gear reducer untuk memperoleh kecepatan transfer yang diinginkan. Sedangkan rantai yang dipakai adalah jenis rantai conveyor ( Conveyor chain ) dengan spesial attachment. Spesifikasi disesuaikan dengan mill capasity.

Cane leveller yang berfungsi mengatur ketebalan tebu pada conveyor. Sebagai penggeraknya digunakan motor listrik yang dirangkai dengan gear reducer untuk memperoleh kecepatan putar yang diinginkan.

Page 21: Industri Gula

Cane Cutter ( cane knife ), berfungsi untuk memotong tebu yang masuk masih dalam bentuk batangan, menjadi potongan yang lebih kecil berukuran 10 - 15 cm. tujuannya untuk memperoleh luas permukaan pemerahan yang lebih besar sehingga air tebu ( nira ) dapat semaksimal mungkin terperah di mill station. Beberapa komponen ( part ) pada mesin ini antara lain :

Cane cutter ( pisau tebu ) terdiri dari, mata pisau ( cutting edge ), tangkai pisau ( disc ) dan disc holder. Bentuk ukuran dan jumlah disesuaikan dengan mill capasity

Cane cutter driven dalam hal ini yang sering dipakai adalah steam turbine ( turbin uap ) merupakan penggerak dari cane cutter. Kapasitas turbin uap menyesuaikan kapasitas cane cutter. 

Cane shreeder ( cane hammer / unigrator / heavy duty cane shreeder )berfungsi untuk mencacah potongan tebu menjadi serat potongan yang lebih kecil. tujuannya untuk memperoleh luas permukaan pemerahan yang lebih besar sehingga air tebu ( nira ) dapat semaksimal mungkin terperah di mill station. Beberapa komponen ( part ) pada mesin ini antara lain :

Cane shreeder terdiri dari, mata pisau ( hammer tip), tangkai pisau ( disc ) dan disc holder. Bentuk ukuran dan jumlah disesuaikan dengan mill capasity

Page 22: Industri Gula

Cane cutter driven dalam hal ini yang sering dipakai adalah steam turbine ( turbin uap ) merupakan penggerak dari cane cutter. Kapasitas turbin uap menyesuaikan kapasitas cane cutter.

Diposkan oleh Ratmanto di 01.34 1 komentar:    Link ke posting ini    

GULA DIOLAH BUKAN DI BUAT

Dalam proses pembuatan gula membutuhkan sumber daya seperti material, energi, tenaga kerja, informasi serta mesin dan peralatan yang terkoordinasi. Peran utama sumber daya mesin dan peralatan yaitu membantu proses produksi sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi produktivitas khususnya pada proses penggilingan di pabrik gula dalam mencapai target produksi. Proses penggilingan merupakan faktor terpenting dalam penentuan efisiensi proses produksi karena menunjukkan banyaknya nira dalam tebu yang terekstraksi untuk diproses menjadi gula pasir. Kondisi proses penggilingan yang efisien ditunjukkan dengan makin banyak nira yang terekstraksi maka makin banyak pula gula pasir yang diproduksi. Proses produksi sangat dipengaruhi oleh sumber daya mesin dan peralatan yang berperan vital sebagai fasilitator terselenggaranya proses pengolahan. Oleh karena itu keandalan dari mesin dan peralatan harus terjaga dengan baik, terutama mesin dan peralatan pada stasiun giling. Menurut Hajek (1988), yang erat hubungannya dengan parameter keandalan adalah faktor pemeliharaan/perawatan, ketersediaan, dan keefektifan.

Produksi gula khususnya gula pasir pada pabrik-pabrik gula di Indonesia menggunakan tanaman tebu sebagai bahan baku. Garis besar proses pembuatan gula mulai dari bahan baku tebu sampai menjadi gula kristal terdiri dari lima tahapan proses, yaitu :

Page 23: Industri Gula

Proses pemerahan tebu menjadi nira di bagian / Stasiun Gilingan ( Mill Station ). Proses pengendapan kotoran dari nira di Stasiun Pemurnian ( Purification Station ). Proses pemekatan nira encer menjadi nira jernih di Stasiun Penguapan ( Evaporation Station ). Proses Kristalisasi gula di Stasiun Masakan ( Boiling Station ). Proses Pemisahan kristal gula dari tetes di Stasiun Puteran ( Cetrifuge Station )

Diposkan oleh Ratmanto di 00.49 Tidak ada komentar:    Link ke posting ini    

8.06.2008

TANTANGAN INDUSTRI GULA

Pabrik Gula akhir - akhir ini menjadi sorotan, bukan karena teknologinya melainkan hal - hal lain diluar itu. Apakah soal harga gula, persaingan harga dengan gula import, gula rafinasi yang berbondong-bondong membanjiri pasaran yang menyebabkan harga gula anjlok.

Jika ditelaah secara mendalam mungkin hal itu disebabkan oleh kita sendiri, para pengawal industri gula. Oleh karena itu perlu secepatnya dicari solusinya

Perlu disadari bersama, teknologi di Pabrik Gula sangat kompleks. Kalo diibaratkan semua disiplin ilmu bisa bermanfaat. KArena itu patut kiranya mulai digunakan teknologi-teknologi terbaru untuk lebih memajukannya. 

Page 24: Industri Gula

Diposkan oleh Ratmanto di 05.35 Tidak ada komentar:    Link ke posting ini    

Posting Perdana

Hallo IndonesiaHallo para engineer IndonesiaHallo para engineer Pabrik Gula di seluruh Indonesia

Ilmu bisa dikatakan sempurna, jika bermanfaat bagi banyak orang. Ilmu yang disimpan rapi didalam pikiran tak ubahnya seperti buku yang usang teronggok di gudang yang dilirikpun tidak. Mari kita bersama - sama berbagi ilmu demi kemajuan teknologi kita. Aku yakin masih banyak ilmu yang bisa tertuang, bagaikan satu titik air di kubangan air di danau toba. Sayang memang kalo dilewatkan sia-sia .

Saya berharap sekarang dan dikemudian hari, blog ini bisa menjadi tempat dan ajang berbagi informasi, ilmu, ide mengenai segala hal mengenai teknologi yang sedang dan akan dipakai di proses pengolahan gula.

Segala komentar, kritik, saran, ide sangat saya butuhkan untuk pelengkap blog ini. Dengan demikian bersama bisa diwujudkan cita-cita bersama Indonesia berswasembada gula dan target akhir bisa bersaing dengan pabrik gula di dunia.

http://favetech.blogspot.com/

http://dewismkn1tmg.wordpress.com/2012/10/22/bab-iii-teknologi-proses-dan-diagram-alir/