Upload
nguyentram
View
222
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
INDUSTRI MAKANAN DAN MINUMAN DALAM KERANGKA REVOLUSI INDUSTRI 4.0DALAM KERANGKA REVOLUSI INDUSTRI 4.0
Bogor, 13 Desember 2018
OUTLINE
I. LATAR BELAKANG
II. KINERJA INDUSTRI MAKANAN DAN MINUMAN
III. KEBIJAKAN INDUSTRI MAKANAN DAN MINUMAN 4.0
2 2
Kemenperin mengevaluasi 16 industri terhadap 10 kriteria utamamencakup dampak dan potensi keberhasilan industri 4.0
Pendekatan Prioritas
Lingkup Industri Nilai Sektor
xx Bobot kriteria
Kontribusi PDB
PenggandaPDB 1 (sektor pengungkit yang
12.5%
Tingkat pertumbuhan pasardomestik
Tingkat pertumbuhan
(n = 16)
Logam dasarLogam dasar
KimiaKimia
Elektronik, Optik& Peralatan RTElektronik, Optik& Peralatan RT
Alat Transportasi
Alat Transportasi
Barang-baranglogam
Barang-baranglogam
Farmasi dan obat tradisional
Farmasi dan obat tradisional
Pengolahantembakau
Pengolahantembakau
Barang-barangkaret & plastikBarang-barangkaret & plastik
Pengolahan Pengolahan
Batubara, minyak & gas
Batubara, minyak & gas
Kondisi saat ini (25%)
Dampak (50%)
Investasi yang dibutuhkan
Titik kontrol[peringkat perusahaan dilihat dari nilai sektornya]
Potensi Net Ekspor (25%)
Kelayakan (50%)
4 7
8
52
18.3%
8.3%
12.5%
12.5%
6 6
pengungkit yang mendorong pertumbuhanekonomi)
Skala Perdagangan2
12.5%Efek PenggandaInput3 (industri hulu)
pertumbuhanekspor
1. Output pengganda adalah dampak peningkatan permintaan akhir di satu sector terhadap peningkatan output di sektor lain2. Ekspor Bruto + Impor Bruto3. Pengganda input sebagai bahan baku utama mempengaruhi sector lain- mis. Logam Dasar digunakan industri Barang Logam, Otomotif, Elektronika4. Sumber: A.T. Kearney
TransportasiTransportasi
Makanan & minuman
Makanan & minuman
Barang-barangnon-logam
Barang-barangnon-logam
Pengolahan kayu & Furnitur
Pengolahan kayu & Furnitur
Mesin & peralatanindustri
Mesin & peralatanindustri
Perhiasan & barang
berharga
Perhiasan & barang
berharga
Kertas dan Barang dari
kertas
Kertas dan Barang dari
kertas
Tekstil, pakaian& barang dari
kulit
Tekstil, pakaian& barang dari
kulit
Kecepatan penetrasi[Penyerapan tenaga kerja]
Keunggulan infrastruktur[mis. logistik, utilitas; sektor hulu]
9
1063
8.3%
12.5%
12.5%
5 sektor dipilih untuk dijadikan sektor-sektor prioritaspelaksanaan Revolusi Industri 4.0
Matriks Prioritisasi Sektor
Tinggi5 Sektor Terbesar5 Sektor Terbesar
Kimia
Kayu & Furnitur
Industri Kertas
Elektronik, dll.
Makanan &Minuman
Logam Dasar Industri AlatTransportasi
Tekstil, pakaianIndustri MesinBarang Logam
Dampak
Barang Non-Logam
Makanan & Minuman
Tekstil
Otomotif
~60% PDBmnfkt
~60% PDBmnfkt
~65% ekspor
mnfkt.
~65% ekspor
mnfkt.
7 7
Barangkaret & plastik
Industri Kertas Transportasi
Batubara, kilangminyak & Gas
PengolahanTembakau
Farmasi
Kelayakan
Perhiasan & Barang berharga
Sumber: A.T. Kearney, Bank Dunia, BPS
Rendah
Rendah Tinggi
Elektronik
Kimia
~60% pekerja mnfkt.
~60% pekerja mnfkt.
Making Indonesia 4.0” harus memicu tindakan sigap Making Indonesia 4.0” harus memicu tindakan sigap untukuntuk mencapai mencapai aspirasi aspirasi jangka panjang untuk setiap sektor prioritasjangka panjang untuk setiap sektor prioritas
AAspirasi Sektor Prioritasspirasi Sektor Prioritas
8 8Sumber: A.T. Kearney
Sektor Makanan dan Minuman di 2030Sektor Makanan dan Minuman di 2030
Makanan & minuman di Indonesia Makanan & minuman di Indonesia –– menuju ke 2030menuju ke 2030
9 9Sumber: A.T. Kearney
4
6
8
10
12
Pertumbuhan Industri Makanan Minuman
0
2
4
2012 2013 2014 2015 2016 2017
Industri MaMin Industri Non Migas PDB
(%)
Jan-Sep Jan-Sep UraianTahun
111111Sumber : BPS diolah Kemenperin
2012 2013 2014 2015 2016 2017Jan-Sep
2017
Jan-Sep
2018
Pertumbuhan Industri
Makanan dan Minuman10.33 4.07 9.49 7.54 8.33 9.23 7,71 9,74
Pertumbuhan Industri
Pengolahan Non Migas6.98 5.45 5.61 5,05 4.43 4.84 4,73 4,78
Pertumbuhan Ekonomi 6.03 5.56 5.01 4.88 5.03 5.07 5,03 5,17
Uraian
Industri Barang dari Logam, Komputer, Barang
Elektonik, Optik dan Peralatan Listrik
10.40%
Industri Mesin dan Perlengkapan YTDL
1.77%
Industri Pengolahan Lainnya, Jasa Reparasi dan
Pemasangan Mesin dan Peralatan
0.85%
Kontribusi Terhadap PDB Industri Pengolahan Non MigasTahun 2017
Industri Barang Galian Bukan Logam
Industri Logam Dasar4.07%
Industri Alat Angkutan10.16%
Industri Makanan32.72%
Industri Minuman
1.61%
Industri Pengolahan Tembakau
5.02%
Industri Agro48,10%
Kontribusi Industri Mamin sebesar
34,33%
121212
Industri Tekstil dan Pakaian Jadi
6.19%
Industri Kulit, Barang dari Kulit dan Alas Kaki
1.52%
Industri Kimia, Farmasi dan Obat Tradisional
9.72%
Industri Karet, Barang dari Karet dan Plastik
3.53%
Logam3.69%
Industri Furnitur1.39%
5.02%
Industri Kayu, Barang dari Kayu dan Gabus dan Barang Anyaman dari Bambu, Rotan
dan Sejenisnya3.36%
Industri Kertas dan Barang dari Kertas, Percetakan dan Reproduksi Media Rekaman
3.99%
Kontribusi Terhadap PDB Industri Non Migas Jan-Sep Tahun 2018
Industri Barang dari Logam, Komputer, Barang
Elektonik, Optik dan
Industri Mesin dan Perlengkapan YTDL
1.81%
Industri Pengolahan Lainnya, Jasa Reparasi dan
Pemasangan Mesin dan Peralatan
0.79%
Industri Barang Galian Bukan Logam3.53%
Industri Logam Dasar4.17%
Elektonik, Optik dan Peralatan Listrik
9.81% Industri Alat Angkutan
9.95%
Industri Makanan34.04%
Industri Minuman
1.69%
Industri Pengolahan Tembakau
4.99%
Industri Agro49,28%
Kontribusi Industri Mamin sebesar
35,73%
131313
Industri Tekstil dan Pakaian Jadi
6.37%Industri Kulit, Barang dari Kulit dan Alas Kaki
1.60%
Industri Kimia, Farmasi dan
Obat Tradisional9.09%
Industri Karet, Barang dari Karet dan
Plastik3.60%
3.53%
Industri Furnitur1.36%
4.99%
Industri Kayu, Barang dari Kayu dan
Gabus dan Barang Anyaman
dari Bambu, Rotan dan Sejenisnya
3.25%
Industri Kertas dan Barang dari Kertas, Percetakan dan
Reproduksi Media Rekaman
3.94%
EKSPOR – IMPOR INDUSTRI MAKANAN DAN MINUMAN (MILIAR USD)
(Miliar USD)
141414Sumber : BPS diolah Kemenperin
2015 2016 2017Jan-Sep
2017
Jan-Sep
2018
Ekspor MaMin (tidak
termasuk minyak kelapa
sawit)
10,88 11,6 12,9 9,23 9,53
Impor MaMin 8,31 9,44 9,62 7,15 8,54
Neraca Ekspor Impor 2,57 2,16 3,28 2,08 0,99
UraianTahun
Eksport Indonesia 1/3 kali lebih rendah dari Thailand (pengecualian pada Minyak Sawit)Eksport Indonesia 1/3 kali lebih rendah dari Thailand (pengecualian pada Minyak Sawit)
Peringkat Dunia Eksport Makanan Olahan, 2015: ThailandPeringkat Dunia Eksport Makanan Olahan, 2015: Thailand--99thth, Malaysia, Malaysia--2121stst, Indonesia, Indonesia--2323rdrd
151515Sumber: JICA, Nomura Research Institute, Ltd.
Penjualan makanan olahan di dalam negeri masih ½ kali Malaysia atau Thailand, dalam per kapita. Sedangkan konsumen makanan halal di dalam negeri mencapai 4 hingga 26 kali lebih besar.
161616Sumber: JICA, Nomura Research Institute, Ltd.
Pola distribusi beralih ke arah perdagangan modern seiring dengan meningkatnya konsumen menengah ke atas, yang menginginkan produk yang lebih bernilai tambah/sehat.
171717Sumber: JICA, Nomura Research Institute, Ltd.
Jalur menuju industri makanan & minuman 4.0 perlu melibatkan pembenahan sektor hulu sertapeningkatan sektor manufaktur
Peluang
• Pasar domestik terbesar di wilayah– 30% total pasar ASEAN
• Sumber daya pertanian yang berlimpahNo. 5 di dunia dalam total volume produksi
pertanian
Jalur menuju Makanan & Minuman 4.0
Meningkatkan produktivitas agri-sektorhulu dengan teknologi mis: mjmt. hasil(IoT/ Data Besar)
Meningkatkan produktivitas agri-sektorhulu dengan teknologi mis: mjmt. hasil(IoT/ Data Besar)
1
Kondisi Saat Ini@*. Beberapa industri besar sudah menerapkan industri 4.0 walaupun
Tantangan
• Industri sangat terfragmentasi
– 80% tenaga kerja di UKM
pertanian• Konsumen beralih ke makanan kemas
modern• Munculnya pemain yang bersaing secara
global– e.g. Indofood, Mayora
Memberdayakan segmen UKM didukung pendanaan & teknologi mis: teknologi bank, e-niaga
Memberdayakan segmen UKM didukung pendanaan & teknologi mis: teknologi bank, e-niaga
Meningkatkan efisiensi rantai pasokanmis: membangun jaringan rantai-dingin yang lebih baik
Meningkatkan efisiensi rantai pasokanmis: membangun jaringan rantai-dingin yang lebih baik
Meningkatkan produksi makanankemasan modern dg inovasi produkmis: insentif ke R & D
Meningkatkan produksi makanankemasan modern dg inovasi produkmis: insentif ke R & D
2
3
4
Kendala
• Penerapan industri 4.0 memerlukan investasi yang cukup besar
!
walaupun belum di seluruh rantai nilai.
1919
– 80% tenaga kerja di UKM
• Penerapan teknologi terbatas di segmenUKM
• Produktivitas buruk di Hulu (pertanian)
• Infrastruktur rantai dingin terbelakang
• Meningkatnya masalah keamanan pangan
mis: insentif ke R & Dmis: insentif ke R & D
Meningkatkan industri dg memanfaatkan permintaan besardomestik (bangun skala ekonomi)
Meningkatkan industri dg memanfaatkan permintaan besardomestik (bangun skala ekonomi)
Mempercepat ekspor dan menjadi no.1 produsen F&B regionalMempercepat ekspor dan menjadi no.1 produsen F&B regional
5
6
Sumber: BPS dan A.T. Kearney
cukup besar • Jumlah penyedia teknologi masih terbatas• Tingkat kompetensi tenaga kerja yang rendah• Produktivitas tenaga kerja yang rendah.• Lambatnya jalur distribusi dan tingginya biaya logistik• Fasilitas penyimpanan yang tersedia belum memadai,
seperti kawasan khusus penyimpanan bahan baku impor• Ketergantungan yang tinggi terhadap impor bahan
baku dan penolong• Biaya energi yang tinggi
Indonesia menetapkan 10 prioritas nasional untuk “Making Indonesia 4.0”
Perbaikan alur aliran material1 Menarik investasi asing6
10 National Priorities
Perbaikan alur aliran material
Mendesain ulang zona industriMendesain ulang zona industri
• Memperkuat produksi material sektor hulu; contoh 50% dari bahan baku petrokimia yang masih impor
; • Membangun peta jalan zona industri nasional (mis. industry belts); mengatasi permasalahan yang dihadapi di beberapa zona industri
1
2
Akomodasi standar sustainability• Kesempatan daya saing melalui tren sustainability
global, mis. EV, biofuel, energi terbarukan
3
Menarik investasi asing
Peningkatan kualitas SDMPeningkatan kualitas SDM
• Menargetkan perusahaan manufaktur terkemuka global melalui
teknologi
• Menargetkan perusahaan manufaktur terkemuka global melaluipenawaran yang menarik dan insentif untuk percepatan transfer teknologi
• Desain kembali kurikulum Pendidikan menyesuaikan era Industry 4.0• Program talent mobility untuk profesional
6
7
Pembentukan ekosistem inovasi• Pengembangan sentra R&D&D2 oleh
Pemerintah, swasta, publik, maupun universitas
8
2020
Pemberdayaan UMKMPemberdayaan UMKM
global, mis. EV, biofuel, energi terbarukan
• Memberdayakan 3.7 juta UMKM1 melalui teknologi; misalnya e-commerce UMKM, pendanaan teknologi
4
Membangun infrastruktur digital nasionalMembangun infrastruktur digital nasional• Pembangunan jaringan dan platform digital; mis. 4G
menjadi 5G, Serat optik 1Gbps, Data center dan Cloud
5
Menerapkan insentif investasi teknologiMenerapkan insentif investasi teknologi
Pemerintah, swasta, publik, maupun universitas
• Memperkenalkan tax exemption/subsidi untuk adopsiteknologi dan dukungan pendanaan
9
Harmonisasi aturan dan kebijakanHarmonisasi aturan dan kebijakan• Melakukan harmonisasi kebijakan dan peraturan lintas
kementrian
10
1. Termasuk usaha mikro 2. Research & Development & Design2. Sumber: Kementerian Perindustrian, A.T. Kearney
“Making Indonesia 4.0” harus dimulai dengan langkah-langkah segera denganaspirasi jangka panjang untuk sektor prioritas
Aspirasi sektor fokus Langkah aksi segera (quick wins)
1 Makanan & Menuju kekuatan besarInsentif
3
OtomotifMenjadi pemain terkemuka dalam eksporICE dan EV
1 Makanan & Minuman
Menuju kekuatan besarmakanan minuman di ASEAN
2
Tekstil & BusanaMenuju produsen functional clothing terkemuka
Insentifteknologi
Insentif RD&D dan CAPEX untuk investasi teknologi
Investor Roadshow
Roadshow; menyasar manufaktur global
terkemuka
Pendidikan Vokasi
Up-skilling & Re-skilling untuk seluruh sektor (memilih 1-2
sector sebagai pilot)
2121Source: A.T. Kearney
4
KimiaMenjadi pemain terkemuka di industribiokimia
5
Elektronik
Mengembangkan kemampuan pelakuindustri domestik
Dukunganuntuk UMKM
E-commerce dan pendanaanteknologi untuk UMKM
Pusat inovasiPembentukan pusat inovasi
untuk teknologi 4.0. show case, percobaanpeningkatan produktivitas (termasuk pelatihan)
Ditjen Industri Agro menyusun Kebijakan PengembanganIndustri Makanan-Minuman 4.0 mengacu pada 10 prioritas nasional
Perbaikan alur aliran materialPerbaikan alur aliran material• Insentif untuk Perusahaan Industri 4.0 yang menggunakan sumber daya domestik
dan komponen teknologi lokal
• Menjamin ketersediaan pasokan bahan baku dari sumber daya yang mencakup aspek teknis, harga, jumlah dan jangka waktu penyediaan.
1• Pengembangan kurikulum vokasional Industri 4.0
Peningkatan kualitas SDMPeningkatan kualitas SDM7
• Pendanaan R&D dan Desain koneksi dan sinergi sistem ma-nufaktur (lintas K/L :
Pembentukan ekosistem inovasiPembentukan ekosistem inovasi8
Mendesain ulang zona industriMendesain ulang zona industri
• Desain Zona Industri Ekonomi Sirkular
• Menjamin ketersediaan energi (pembangkit dan transmisi) serta sarana & prasarana, transportasi dan logistik yang dapat dimanfaatkan oleh industri sehingga layak secara teknis dan ekonomis.
2
• e-Smart IKM dikembangkan Ditjen IKM - Kemenperin
Akomodasi standar sustainabilityAkomodasi standar sustainability3
Pemberdayaan UMKMPemberdayaan UMKM4
Membangun infrastruktur digital nasionalMembangun infrastruktur digital nasional5
• Pendanaan R&D dan Desain koneksi dan sinergi sistem ma-nufaktur (lintas K/L : Kementerian Pertanian, Perindustrian, Perdagangan, Ristek Dikti)
• Menjamin ketersediaan pembiayaan industri yang layak secara ekonomis melalui dukungan insentif fiskal berupa kebijakan suku bunga, serta penundaan dan pemotongan pajak tertentu (tax allowance dan tax holiday)
• Insentif untuk Perusahaan Adopsi Teknologi Industri 4.0 (Mesin Baru, R&D, Pelatihan dan Transfer Teknologi)
Menerapkan insentif investasi teknologiMenerapkan insentif investasi teknologi9
Harmonisasi aturan dan kebijakanHarmonisasi aturan dan kebijakan10
2222
• Inisiasi Basis Data Sumber Daya Industri Prioritas (lintas K/L : Kementerian Kominfo, Pertanian, Perindustrian, Perdagangan) dengan dukungan jaringan internet 5G yang aman, cepat dan stabil
Membangun infrastruktur digital nasionalMembangun infrastruktur digital nasional5
• Menargetkan perusahaan makanan-minuman global melalui penawaran yang menarik dan insentif untuk percepatan transfer teknologi
Menarik investasi asingMenarik investasi asing6
• Regulasi Insentif bagi Adopsi Teknologi dan Regulasi TKA untuk Transfer Teknologi
• Pajak (Insentif, Pengurangan) bagi Perusahaan Industri 4.0
• Memberi kepastian hukum yang tidak tumpang tindih terkait kewenangan pengembangan, pembinaan dan pengawasan oleh K/L dan BUMN sehingga tercipta iklim berusaha yang efektif
10
CONTOH IMPLEMENTASI INDUSTRI 4.0SEKTOR INDUSTRI MAKANAN DAN MINUMAN
NO PERUSAHAAN PROFIL IMPLEMENTASI INDUSTRI 4.0
1 PT. Coca Cola Amatil Indonesia
Produsen minuman ringan yang menjualdan mendistribusikan lebih dari 10 merekdi Indonesia.
Program digitalisasi di area supply chain danpelayanan penjualan, yaitu sejak produkdikembangkan sampai lokasi penjualan, untuk
LAMPIRAN
di Indonesia.Produk : minuman ringan berkarbonasi,jus, teh, minuman isotonik, air minumdalam kemasan, dan minumanberenergi.
dikembangkan sampai lokasi penjualan, untukmendapatkan informasi akurat (real time) mengenaiproses, output, biaya, dan pelayanan.
2 PT. Nestle Indonesia
Produsen makanan dan minumanterbesar di dunia.Produk : minuman ringan , olahan coklat,olahan kopi dan olahan susu
Sistem control secara inline selama proses produksi
untuk menjamin keamanan pangan dan kualitas
produk, serta sistem filling dan packing produk yang
2424
olahan kopi dan olahan susuproduk, serta sistem filling dan packing produk yang
dilakukan secara otomatis.
3 PT. Barry Callebaut Indonesia
Produsen olahan coklat yang berlokasi diGresik, Bandung dan Makassar.Produk : cokelat compound
Sistem yang dapat mengelola resep produk denganbaik sehingga kualitas produk jadi yang dihasilkankonsisten setiap saat. Resep produk dan datamanufaktur tersimpan secara digital sehinggameningkatkan konsistensi dan kemampuanpenelusuran proses produksi.
IMPLEMENTASI INDUSTRI 4.0SEKTOR INDUSTRI MAKANAN DAN MINUMAN
NO PERUSAHAAN PROFIL IMPLEMENTASI INDUSTRI 4.0
4 PT. Mayora Perusahaan PMDN yang menghasilkan produk makanan dan minuman.Produk : biskuit, sereal, kembang gula dan minuman ringan
Pemeriksaan kualitas proses lini produksi meliputiIncoming Material Inspection (Pemeriksaan pada saatpenerimaan bahan), Audit Supplier (Pemeriksaanpemasok bahan), Field Process Inspection (Pemeriksaandan minuman ringan pemasok bahan), Field Process Inspection (Pemeriksaanproses produksi), Finished Goods Final Inspection(Pemeriksaan akhir pada barang jadi), dan SensoryEvaluation Test (Tes evaluasi sensorik)
5 PT. Indolakto(Indofood Group)
Perusahaan PMDN yang menghasilkan produk olahan susu.Produk : olahan susu
Sistem Automasi Pergudangan dengan menerapkanASRS (Automated Storage & Retrieval System) yangdikelola dengan komputerisasi dan digital untukmelakukan proses penyimpanan dan pengambilan produkdalam pallet secara otomatis ke lokasi penyimpananyang telah ditentukan.
2525
6. PT. Unilever Indonesia
Produsen Fast Moving Consumer Goods termasuk produk makanan danminuman.Produk : margarine, teh, olahan buah, kecap, bumbu masak dan es krim
Unilever mengintegrasikan semua pihak yang terlibatdalam proses distribusi barang (mulai dari pergudangan,transportasi, pelabuhan/stasiun dan distributor/toko) kedalam sebuah platform digital yang terintegrasi, otomatisdan real time, yaitu Digital Logistics