16
INFEKSI TALI PUSAT 1. Pengertian infeksi tali pusat Tali pusat merupakan bagian yang penting untuk diperhatikan pada bayi yang baru lahir. Bayi yang baru lahir kurang lebih dua menit akan segera di potong tali pusatnya kira-kira dua sampai tiga sentimeter yang hanya tinggal pada pangkal pusat (umbilicus), dan sisa potongan inilah yang sering terinfeksi Staphylococcus aereus pada ujung tali pusat akan mengeluarkan nanah dan pada sekitar pangkal tali pusat akan memerah dan disertai edema (Musbikin, 2005). Pada keadaan infeksi berat, infeksi dapat menjalar hingga ke hati (hepar)melalui ligamentum (falsiforme) dan menyebabkan abses yang berlipat ganda. Pada keadaan menahun dapat terjadi granuloma pada umbilikus (Prawirohardjo, 2007). Infeksi tali pusat adalah suatu penyakit toksemik akut yang disebabkan olehclostridium tetani dengan tanda utama kekakuan otot (spasme) tanpa disertai gangguan kesadaran (Mieke, 2006). 2. Faktor-faktor penyebab infeksi tali pusat Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya infeksi tali pusat pada bayi baru lahir adalah sebagai berikut : a. Faktor kuman Staphylococcus aereus ada dimana-mana dan didapat pada masa awal kehidupan hampir semua bayi, saat lahir atau selama masa perawatan. Biasanya Staphylococcus aereus sering dijumpai pada kulit, saluran pernafasan, dan saluran cerna terkolonisasi. Untuk pencegahan terjadinya infeksi tali pusat sebaiknya tali

Infeksi Tali Pusat

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Infeksi Tali Pusat

INFEKSI TALI PUSAT

1.      Pengertian  infeksi tali pusat

       Tali pusat merupakan bagian yang penting untuk diperhatikan pada bayi yang

baru lahir. Bayi yang baru lahir kurang lebih dua menit akan segera di potong tali

pusatnya kira-kira dua sampai tiga sentimeter yang hanya tinggal pada pangkal

pusat (umbilicus), dan sisa potongan inilah yang sering terinfeksi Staphylococcus

aereus pada ujung tali pusat akan mengeluarkan nanah dan pada sekitar pangkal

tali pusat akan memerah dan disertai edema (Musbikin, 2005).

       Pada keadaan infeksi berat, infeksi dapat menjalar hingga ke hati (hepar)melalui

ligamentum (falsiforme) dan menyebabkan abses yang berlipat ganda. Pada

keadaan menahun dapat terjadi granuloma pada umbilikus (Prawirohardjo, 2007).

Infeksi tali pusat adalah suatu penyakit toksemik akut yang disebabkan

olehclostridium tetani dengan tanda utama kekakuan otot (spasme) tanpa disertai

gangguan kesadaran (Mieke, 2006).

 

2.      Faktor-faktor penyebab infeksi tali pusat

Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya infeksi tali pusat pada bayi baru lahir

adalah sebagai berikut :

a.    Faktor kuman

       Staphylococcus aereus ada dimana-mana dan didapat pada masa awal

kehidupan hampir semua bayi, saat lahir atau selama masa perawatan.

Biasanya Staphylococcus aereus sering dijumpai pada kulit, saluran pernafasan,

dan saluran cerna terkolonisasi. Untuk pencegahan terjadinya infeksi tali pusat

sebaiknya tali pusat tetap dijaga kebersihannya, upayakan tali pusat agar tetap

kering dan bersih, pada saat memandikan di minggu pertama sebaiknya jangan

merendam bayi langsung ke dalam air mandinya karena akan menyebabkan

basahnya tali pusat dan memperlambat proses pengeringan tali pusat. Dan masih

banyak penyebab lain yang dapat memperbesar peluang terjadinya infeksi pada tali

Page 2: Infeksi Tali Pusat

pusat seperti penolong persalinan yang kurang menjaga kebersihan terutama pada

alat-alat yang digunakan pada saat menolong persalinan dan khususnya pada saat

pemotongan tali pusat. Biasakan mencuci tangan untuk pencegahan terjadinya

infeksi (Danuatmadja, 2008).

b.     Proses persalinan

      Persalinan yang tidak sehat atau yang dibantu oleh tenaga non medis. Kematian

bayi yang diakibatkan oleh tetanus ini terjadi saat pertolongan persalinan oleh dukun

pandai, terjadi pada saat memotong tali pusat menggunakan alat yang tidak steril

dan tidak diberikan obat antiseptik.

c.    Faktor tradisi

       Untuk perawatan tali pusat juga tidak lepas dari masih adanya tradisi yang

berlaku di sebagian masyarakat misalnya dengan memberikan berbagai ramuan-

ramuan atau serbuk-serbuk yang dipercaya bisa membantu mempercepat kering

dan lepasnya potongan tali pusat. Ada yang mengatakan tali pusat bayi itu harus

diberi abu-abu pandangan seperti inilah yang seharusnya tidak boleh dilakukan

karena justru dengan diberikannya berbagai ramuan tersebut kemungkinan

terjangkitnya tetanus lebih besar biasanya penyakit tetanus neonatorum ini cepat

menyerang bayi, pada keadaan infeksi berat hanya beberapa hari setelah

persalinan jika tidak ditangani biasa mengakibatkan meninggal dunia (Mieke,

2006). 

3.      Tanda dan gejala infeksi tali pusat.

       Tanda-tanda yang perlu dicurigai oleh orang tua baru adalah apabila timbul bau

menyengat dan terdapat cairan berwarna merah darah atau bisa juga berbentuk

nanah di sisa tali pusat bayi. Hal tersebut menandakan sisa tali pusat mengalami

infeksi, lekas bawa bayi ke klinik atau rumah sakit, karena apabila infeksi telah

merambat ke perut bayi, akan menimbulkan gangguan serius pada bayi (Febrina,

2009) .

Page 3: Infeksi Tali Pusat

       Manifestasi kebanyakan infeksi staphylococcus pada neonatus adalah tidak

spesifik, bakteremia tanpa kerusakan jaringan setempat dikaitkan dengan berbagai

tanda, berkisar dari yang ringan sampai dengan keadaan yang berat. Distress

pernafasan, apnea, bradikardia, abnormalitas saluran cerna, masalah termoregulasi,

adanya perfusi yang buruk, dan disfungsi serebral merupakan hal umum. Infeksi

spesifik yang disebabkan oleh staphylococcus aereus meliputipneumonia, efusi

pleural, meningitis, endokarditis, omfalitis, abses, dan osteomielitis (Susan Kelin,

2009).

       Bayi yang terinfeksi tali pusatnya, pada tempat tersebut biasanya akan

mengeluarkan nanah dan pada bagian sekitar pangkal tali pusat akan terlihat merah

dan dapat disertai dengan edema. Pada keadaan yang berat infeksi dapat menjalar

ke hati (hepar) melalui ligamentum falsiforme dan menyebabkan abses yang berlipat

ganda. Pada keadaan menahun dapat

terjadi granuloma pada umbilikus(Prawirohardjo, 2007).

      Jika tali pusat bayi bernanah atau bertambah bau, berwarna merah, panas,

bengkak, dan ada area lembut di sekitar dasar tali pusat seukuran uang logam

seratus rupiah, ini merupakan tanda infeksi tali pusat (Sean, 2009).

4.      Pencegahan dan penanganan infeksi tali pusat

a.    Pencegahan

       Untuk pencegahan awal tetanus dapat diberikan pada calon pengantin dengan

harapan bila setelah menikah dan hamil tubuhnya sudah punya antitoksin tetanus

yang akan ditransfer ke janin melalui plasenta. Seorang wanita yang sudah

diimunisasi tetanus 2 kali dengan interval 4-6 minggu diharapkan mempunyai

kekebalan terhadap tetanus selama tiga tahun imunisasi TT diberikan juga pada ibu

hamil, diberikan 2 kali pada trimester kedua dengan interval waktu 4-6 minggu

diharapkan dapat memberikan kekebalan selama tiga tahun sehingga jika si ibu

hamil kurun waktu tiga tahun itu tidak diberikan imunisasi TT atau satu kali saja

imunisasi sudah cukup (Erikania, 2007).

Page 4: Infeksi Tali Pusat

Agar tali pusat tidak terinfeksi, perlu dilakukan inspeksi tali pusat, klem dilepas,

dan tali pusat diikat dan dipotong dekat umbilikus kurang dari 24 jam setelah bayi

lahir. Ujung dari potongan diberikan krim klorheksidin untuk mencegah infeksi pada

tali pusat, dan tidak perlu dibalut dengan kasa dan dapat hanya diberi pengikat tali

pusat atau penjepit tali pusat yang terbuat dari plastik (Penny, 2008).

Dalam keadaan normal, tali pusat akan lepas dengan sendirinya dalam waktu

lima sampai tujuh hari. Tapi dalam beberapa kasus bisa sampai dua minggu bahkan

lebih lama. Selama belum pupus, tali pusat harus dirawat dengan baik. Agar tali

pusat tidak infeksi, basah, bernanah, dan berbau. Bersihkan tali pusat bayi dengan

sabun saat memandikan bayi. Keringkan dengan handuk lembut. Olesi dengan

alkohol 70%. Jangan pakai betadine, karena yodium yang dikandung betadine dapat

masuk ke peredaran darah bayi dan menyebabkan gangguan pertumbuhan kelenjar

gondok. Biarkan terbuka hingga kering, dapat dibungkus dengan kasa steril. Jangan

mengolesi tali pusat dengan ramuan atau menaburi bedak, karena dapat menjadi

media yang baik bagi tumbuhnya kuman, termasuk kuman tetanus (Wartamedika,

2006).

Untuk penggantian popok, sebaiknya popok yang telah basah segera diganti

untuk menghindari iritasi tali pusat, area tali pusat jangan ditutup dengan popok atau

celana plastik dan bila bayi menggunakan popok langsung pakai saja (Sean, 2009).

       Pencegahan pada infeksi tali pusat dapat dilakukan dengan perawatan tali

pusat yang baik. Jika di tempat perawatan bayi banyak penyebab infeksi

dengan staphylococcus aereus maka perawatan tali pusat dapat dilakukan sebagai

berikut :

1)    Setelah tali pusat dipotong, ujung tali pusat diolesi dengan tincture jodii.

2)    Tangkai tali pusat / pangkal tali pusat dan kulit di sekeliling tali pusat dapat diolesi

dengan triple-dye (triple dye ini adalah campuran brilliant green 2,29 g, prylapine

bemisulfate 1,14 g, dan crystal violet 2,29 g yang dilarutkan dalam satu liter air), jika

obat-obat ini tidak ada dapat pula digantikan dengan merkurokrom.

Page 5: Infeksi Tali Pusat

3)    Atau tali pusat cukup ditutupi dengan kasa steril dan diganti setiap hari

(Prawirohardjo, 2007).

b.    Penanganan

       Infeksi pada bayi dapat merupakan penyakit yang berat dan sangat sulit diobati.

Jika tali pusat bayi terinfeksi oleh Staphylococcus aereus, sebagai pengobatan lokal

dapat diberikan salep yang mengandung neomisin danbasitrasin. Selain itu juga

dapat diberikan salep gentamisin. Jika terdapatgranuloma, dapat pula dioleskan

dengan larutan nitras argenti 3% (Prawirohardjo, 2007).

1)    Infeksi tali pusat lokal atau terbatas

       Jika tali pusat bengkak, mengeluarkan nanah, atau berbau busuk, dan di sekitar

tali pusat kemerahan dan pembengkakan terbatas pada daerah ≤ 1 cm di sekitar

pangkal tali pusat lokal atau terbatas. Cara penanganannya :

a)   Biasakan untuk selalu mencuci tangan sebelum memegang atau membersihkan tali

pusat, untuk mencegah berpindahnya kuman dari tangan.

b)   Bersihkan tali pusat menggunakan larutan antiseptik

(misalnyaklorheksidin atau iodium povidon 2,5%) dengan kain kassa yang bersih.

c)   Olesi tali pusat pada daerah sekitarnya dengan larutan antiseptik (misalnya gentian

violet 0,5% atau iodium povidon 2,5%) delapan kali sehari sampai tidak ada nanah

lagi pada tali pusat. Anjurkan bayi melakukan ini kapan saja bila memungkinkan.

d)   Jika kemerahan atau bengkak pada tali pusat meluas melebihi area 1 cm, obati

seperti infeksi tali pusat berat atau meluas.

2)    Infeksi tali pusat berat atau meluas

       Jika kulit di sekitar tali pusat merah dan mengeras atau bayi mengalami distensi

abdomen, obati sebagai tali pusat berat atau meluas. Cara penanganannya :

a)    Ambil sampel darah dan kirim ke laboratorium untuk pemeriksaan kultur dan

sensivitasi.

b)    Beri kloksasilin per oral selama 5 hari.

c)    Jika terdapat pustule / lepuh kulit dan selaput lendir.

d)    Cari tanda-tanda sepsis.

Page 6: Infeksi Tali Pusat

e)    Lakukan perawatan umum seperti dijelaskan untuk infeksi tali pusat lokal atau

terbatas.

Page 7: Infeksi Tali Pusat

PERAWATAN TALI PUSAT

2.2  Tali Pusat

2.2.1    Pengertian Tali Pusat

Tali pusat atau umbilical cord adalah saluran kehidupan bagi janin selama dalam

kandungan, karna melalui tali pusat inilah semua kebutuhan untuk hidup janin di penuhi

(Sodikin, 2009:1).

Tali pusat atau umbilical cord adalah saluran kehidupan bagi janin selama dalam

kandungan, di katakan saluran kehidupan karena saluran inilah yang selama 9 bulan 10

hari menyerupai zat-zat gizi dan oksigen janin (www.wordpress.com).

2.2.2    Perawatan Tali Pusat

Perawatan tali pusat merupakan tindakan keperawatan yang bertujuan merawat tali

pusat pada bayi baru lahir agar tetap kering dan mencegah terjadinya infeksi

(Aziz,2009:59).

Perawatan tali pusat merupakan suatu tindakan yang sangat sederhana yaitu dengan

membersihkan daerah sekitar tali pusat agar selalu bersih dan kering dan selalu mencuci

tangan dengan air bersih serta menggunakan sabun sebelum merawat tali pusat

(Sodikin,2009:1).

2.2.3 Penyebab terjadinya infeksi pada tali pusat

Infeksi  tali  pusat  adalah  suatu  penyakit  toksemik  akut  yang disebabkan

oleh Clostridium tetani dengan tanda utama kekakuan otot (spasme) tanpa disertai

gangguan kesadaran.http://boycellyess.blogspot.com/2011/03/perawatan-tali-pusat-pada-bayi-baru.html

Merupakan hasil dari klostrodium tetani (Kapitaselekta, 2000) bersifat anaerob,

berbentuk spora selama diluar tubuh manusia dan dapat mengeluarkan toksin yang dapat

mengahancurkan sel darah merah, merusak lekosit dan merupakan tetanospasmin yaitu

Page 8: Infeksi Tali Pusat

toksin yang bersifat neurotropik yang dapat menyebabkan ketegangan dan spasme otot.

(Ilmu KesehatanAnak,1985).

2.2.3.1 Faktor-faktor  yang  menyebabkan  terjadinya  infeksi  tali  pusat

            pada bayi baru lahir adalah sebagai berikut

1.      Faktor kuman  

Staphylococcus  aereus  ada  dimana-mana  dan  didapat  pada masa  awal

kehidupan hampir  semua  bayi,  saat  lahir  atau  selama masa perawatan.

Biasanya Staphylococcus aereus sering dijumpai pada  kulit,  saluran  pernafasan,  dan

saluran  cerna  terkolonisasi. Untuk pencegahan terjadinya  infeksi tali pusat sebaiknya

tali pusat tetap  dijaga kebersihannya,  upayakan tali  pusat  agar tetap kering dan  bersih,

pada saat  memandikan  di minggu  pertama  sebaiknya jangan merendam bayi langsung

ke dalam air mandinya karena akan menyebabkan      basahnya tali   pusat    dan

memperlambat proses pengeringan tali pusat.

2.      Faktor Maternal

Status sosial-ekonomi ibu, ras, dan latar belakang. Mempengaruhi kecenderungan

terjadinya infeksi dengan alasan yang tidak diketahui sepenuhnya. Ibu yang berstatus

sosio- ekonomi rendah mungkin nutrisinya buruk dan tempat tinggalnya padat dan tidak

higienis. Bayi kulit hitam lebih banyak mengalami infeksi dari pada bayi berkulit putih.

3.      Faktor Neonatatal

a.       Prematurius ( berat badan bayi kurang dari 1500 gram), merupakan faktor resiko

terjadinya infeksi. Umumnya imunitas bayi kurang bulan lebih rendah dari pada bayi

cukup bulan. Transpor imunuglobulin melalui plasenta terutama terjadi pada paruh

terakhir trimester ketiga. Setelah lahir, konsentrasi imunoglobulin serum terus menurun,

menyebabkan hipigamaglobulinemia berat. Imaturitas kulit juga melemahkan pertahanan

kulit.Kerentanan neonatus terhadap infeksi dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain

kulit dan selaput lendir yang tipis dan mudah rusak, kemampuan fagositosis dan leukosit

immunitas masih rendah.

Page 9: Infeksi Tali Pusat

b.      Defisiensi imun. Neonatus bisa mengalami kekurangan IgG spesifik, khususnya terhadap

streptokokus atau Haemophilus influenza. IgG dan IgA tidak melewati plasenta dan

hampir tidak terdeteksi dalam darah tali pusat. Dengan adanya hal tersebut, aktifitas

lintasan komplemen terlambat, dan C3 serta faktor B tidak diproduksi sebagai respon

terhadap lipopolisakarida. Kombinasi antara defisiensi imun dan penurunan antibodi total

dan spesifik, bersama dengan penurunan fibronektin, menyebabkan sebagian besar

penurunan aktivitas opsonisasi.

c.       Laki-laki dan kehamilan kembar. Insidens infeksi pada bayi laki- laki empat kali lebih

besar dari pada bayi perempuan.

4.      Faktor Lingkungan

a.       Ada defisiensi imun bayi cenderung mudah sakit sehingga sering memerlukan prosedur

invasif, dan memerlukan waktu perawatan di rumah sakit lebih lama. Penggunaan kateter

vena/ arteri maupun kateter nutrisi parenteral merupakan tempat masuk bagi

mikroorganisme pada kulit yang luka. Bayi juga mungkin terinfeksi akibat alat yang

terkontaminasi.

b.      Paparan terhadap obat-obat tertentu, seperti steroid, bisa menimbulkan resiko pada

neonatus yang melebihi resiko penggunaan antibiotik spektrum luas, sehingga

menyebabkan kolonisasi spektrum luas, sehingga menyebabkan resisten berlipat ganda.

c.       Pada bayi yang minum ASI, spesies Lactbacillus dan E.colli ditemukan dalam tinjanya,

sedangkan bayi yang minum susu formula hanya didominasi oleh E.colli.

d.      Mikroorganisme atau kuman penyebab infeksi dapat mencapai neonatus yaitu :

Pada masa intranatal atau saat persalinan. Infeksi saat persalinan terjadi karena

yang ada pada vagina dan serviks naik mencapai korion dan amnion. Akibatnya, terjadi

amniotis dan korionitis, selanjutnya kuman melalui umbilikus masuk dalam tubuh bayi.

Infeksi paska atau sesudah persalinan. Infeksi yang terjadi sesudah kelahiran

umumnya terjadi akibat infeksi nosokomial dari lingkungan di luar rahim (misal melalui

alat- alat : penghisap lendir, selang endotrakhea, infus, selang nasogastrik, botol

minuman atau dot). Perawat atau profesi lain yang ikut menangani bayi dapat

Page 10: Infeksi Tali Pusat

menyebabkan terjadinya infeksi nosokomil. Infeksi juga dapat terjadi melalui luka

umbilikushttp://boycellyess.blogspot.com/2011/03/perawatan-tali-pusat-pada-bayi-baru.html

5.      Proses persalinan

Pada proses persalinan lakukan pengikatan putung tali pusat atau jepit dengan klem

plastik tali pusat (bila tersedia) (APN,2008:99).

Persalinan  yang  tidak  sehat  atau  yang  dibantu  oleh  tenaga  non medis, terjadi  

pada saat memotong tali pusat menggunakan  alat yang tidak steril dan tidak diberikan

obat antiseptik. Untuk  perawatan  tali  pusat  juga  tidak  lepas  dari  masih  adanya

tradisi   yang   berlaku  di masyarakat.

6.      Faktor tradisi

Sebagian  masyarakat  misalnya  dengan memberikan   berbagai   ramuan-ramuan

atau   serbuk-serbuk   yang dipercaya bisa membantu mempercepat kering dan lepasnya

potongan tali pusat.  Ada yang mengatakan tali pusat bayi itu harus diberi abu-abu

pandangan seperti inilah yang seharusnya tidak boleh dilakukan  karena   justru  dengan

diberikannya berbagai  ramuan tersebut  kemungkinan  terjangkitnya  tetanus  lebih  besar

biasanya penyakit   tetanus   neonatorum  ini   cepat   menyerang   bayi,   pada keadaan

infeksi berat hanya beberapa hari  setelah persalinan  jika tidak  ditangani  biasa

mengakibatkan meninggal   dunia.http://boycellyess.blogspot.com/2011/03/perawatan-tali-pusat-pada-bayi-baru.html

2.2.4  Tanda dan Gejala

Tanda-tanda yang perlu dicurigai oleh orang tua  adalah apabila  timbul bau

menyengat  dan  terdapat  cairan  berwarna  merah darah  atau  bisa  juga  berbentuk

nanah  di  sisa  tali  pusat  bayi.  Hal tersebut  menandakan  sisa  tali pusat  mengalami

Page 11: Infeksi Tali Pusat

infeksi,  lekas  bawa bayi ke klinik atau rumah sakit, karena apabila infeksi telah

merambat ke  perut bayi,  akan  menimbulkan  gangguan  serius  pada bayi.http://boycellyess.blogspot.com/2011/03/perawatan-tali-pusat-pada-bayi-baru.html

2.2.5 Pencegahan dan Penanganan

2.2.5.1  Pencegahan

Untuk pencegahan awal tetanus dapat  diberikan penyuluhan pada ibu hamil

trimester III Agar tali pusat tidak terinfeksi, perlu dilakukan inspeksi tali pusat,   klem  

dilepas,  dan tali  pusat  diikat  dan  dipotong dekat umbilikus  kurang   dari  24  jam

setelah  bayi  lahir. Ujung  dari potongan diberikan krim klorheksidin untuk mencegah

infeksi pada tali pusat, dan tidak perlu dibalut dengan kasa dan dapat hanya diberi

pengikat tali pusat  atau  penjepit tali pusat yang terbuat dari plastik .http://boycellyess.blogspot.com/2011/03/perawatan-tali-pusat-pada-bayi-baru.html

Dalam keadaan normal, tali pusat akan lepas dengan sendirinya dalam waktu lima

sampai tujuh hari. Tapi dalam beberapa kasus  bisa  sampai dua  minggu  bahkan  lebih

lama. Selama  belum pupus, tali pusat  harus  dirawat  dengan baik. Agar tali pusat tidak

infeksi, basah,  bernanah,  dan   berbau.  Bersihkan  tali  pusat  bayi dengan  sabun  saat

memandikan bayi.   Keringkan  dengan  handuk lembut. Tidak peru di olesi dengan

alkohol 70% atau betadine, karena yodium yang dikandung betadine dapat masuk ke

peredaran  darah bayi  dan menyebabkan  gangguan  pertumbuhan  kelenjar  gondok.

Biarkan terbuka hingga kering, dapat dibungkus dengan kasa steril. Jangan  mengolesi

tali pusat  dengan ramuan atau menaburi bedak, karena  dapat   menjadi  media  yang

baik  bagi  tumbuhnya  kuman, termasuk kuman tetanus.http://boycellyess.blogspot.com/2011/03/perawatan-tali-pusat-pada-bayi-baru.html

Page 12: Infeksi Tali Pusat

2.2.5.2. Penanganan

Infeksi pada bayi dapat merupakan penyakit yang berat dan sangat sulit diobati.

Jika tali pusat bayi terinfeksi oleh Staphylococcus  aereus, sebagai  pengobatan  lokal

dapat  diberikan salep  yang  mengandung  neomisin  dan  basitrasin.  Selain  itu  juga

dapat diberikan salep  gentamisin. Jika terdapat  granuloma, dapat pula  dioleskan

dengan  larutan nitras  argenti  3%.http://boycellyess.blogspot.com/2011/03/perawatan-tali-pusat-pada-bayi-baru.html

2.2.6  Langkah-langkah perawatan tali pusat

1.      Ketika mengganti popok atau diaper, pastikan memasangnya di bagian bawah perut bayi

(di bawah tali pusat), ini untuk menjaga agar tali pusat tidak terkena air kencing atau

kotoran bayi.

2.      Gunakan pakaian yang agak longgar untuk sirkulasi udara di sekitar tali pusat, sampai

tali pusat puput.

3.      Jangan pernah menarik-narik tali pusat, walaupun seakan-akan tampak sudah terlepas.

4.      Mandikan bayi dengan menggunakan washlap atau sponge bath dan air hangat sampai

tali pusat puput.

5.      Adanya sedikit pendarahan adalah normal sebelum dan sesudah tali pusat puput.

Gunakan kasa steril, lalu bersikan bagian sekeliling pangkal tali pusat dengan

menggunakan kasa steril yang dibasahi larutan alkohol 70%.

6.      Bersihkan tali pusat setiap hari secara teratur dengan mengeringkan tali pusat dengan

kasa steril, lalu bersihkan bagian sekeliling pangkal tali pusat dengan menggunakan kasa

steril yang dibasahi larutan alkohol 70%.

7.      Jangan pernah meletakkan ramuan atau bubuk apa pun kebagian pangkal tali pusat bayi.

8.      Ketika tati pusat sudah puput, biarkan area pusar sembuh dalam beberapa hari. Tidak

perlu menggunakan plester untuk menutupinya, tapi biarkan kering secara alamiah untuk

mencegah infeksi. Teruskan menggunakan popok  atau diaperdibawah perut untuk

memberi tempat bagi pusat yang belum sembuh. (dr.Suririnah:80,2009)