8
1 INFORMASI HILAL SAAT MATAHARI TERBENAM KAMIS, 12 NOVEMBER 2015 M PENENTU AWAL BULAN SAFAR 1437 H Keteraturan peredaran Bulan dalam mengelilingi Bumi juga Bumi dan Bulan dalam mengelilingi Matahari memungkinkan manusia untuk mengetahui penentuan waktu. Salah satunya adalah penentuan awal bulan Hijriah, yang didasarkan pada peredaran Bulan mengelilingi Bumi. Penentuan awal bulan Hijriah ini sangat penting bagi umat Islam, misalnya dalam penentuan awal tahun baru Hijriah, awal dan akhir shaum Ramadlan, hari raya Idul Fitri dan hari raya Idul Adha. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) sebagai institusi pemerintah yang salah satu tupoksinya adalah pelayanan data tanda waktu tentu sangat berkepentingan dalam penentuan awal bulan Hijriah ini. Untuk itu, BMKG menyampaikan Informasi Hilal saat Matahari Terbenam, Kamis, 12 November 2015 M: Penentu Awal Bulan Safar 1437 H sebagai berikut. 1. Waktu Konjungsi (Ijtima’) dan Terbenam Matahari Konjungsi geosentrik atau konjungsi atau ijtima’ adalah peristiwa ketika bujur ekliptika Bulan sama dengan bujur ekliptika Matahari dengan pengamat diandaikan berada di pusat Bumi. Peristiwa ini akan kembali terjadi pada hari Rabu, 11 November 2015 M, pukul 17 : 47 UT atau Kamis, 12 November 2015 M, pukul 00 : 47 WIB atau pukul 01 : 47 WITA atau pukul 02 : 47 WIT, yaitu ketika nilai bujur ekliptika Matahari dan Bulan tepat sama 229,012 o . Pada saat konjungsi tersebut, jarak sudut Matahari dan Bulan (elongasi) adalah 3,867 o . Elongasi ini lebih besar daripada jumlah semi diameter Bulan dan Matahari pada saat tersebut, yaitu 0,518 o . Periode sinodis Bulan sendiri terhitung sejak konjungsi sebelumnya hingga konjungsi yang akan datang ini adalah 29 hari 17 jam 41 menit. Waktu terbenam Matahari dinyatakan ketika bagian atas piringan Matahari tepat di horizon- teramati. Keadaan ini bergantung pada berbagai hal, yang di antaranya adalah semi diameter Matahari, efek refraksi atmosfer Bumi dan elevasi lokasi pengamat di atas permukaan laut (dpl). Dalam perhitungan standar penentuan waktu terbenam Matahari, semi diameter Matahari dianggap 16’, efek refraksi atmosfer dianggap 34’ dan elevasi pengamat dianggap 0 meter dpl (Seidelmann, 1992). Berdasarkan hal ini Matahari terbenam di wilayah Indonesia pada tanggal 12 November 2015 paling awal terjadi pada pukul 17 : 29 WIT di Jayapura dan paling akhir terjadi pada pukul 18 : 19 WIB di Sabang. Dengan memerhatikan waktu konjungsi dan Matahari terbenam, dapat dikatakan konjungsi terjadi sebelum Matahari terbenam tanggal 12 November 2015 di wilayah Indonesia. Maka, secara astronomis pelaksanaan rukyat Hilal penentu awal bulan Safar 1437 H di wilayah Indonesia adalah setelah Matahari terbenam tanggal 12 November 2015.

INFORMASI HILAL SAAT MATAHARI TERBENAM …data.bmkg.go.id/share/Dokumen/informasi_hilal_safar_1437...Azimuth adalah besar sudut yang dinyatakan dari titik Utara Geografis (True North)

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: INFORMASI HILAL SAAT MATAHARI TERBENAM …data.bmkg.go.id/share/Dokumen/informasi_hilal_safar_1437...Azimuth adalah besar sudut yang dinyatakan dari titik Utara Geografis (True North)

1

INFORMASI HILAL SAAT MATAHARI TERBENAM KAMIS, 12 NOVEMBER 2015 M

PENENTU AWAL BULAN SAFAR 1437 H

Keteraturan peredaran Bulan dalam mengelilingi Bumi juga Bumi dan Bulan dalam

mengelilingi Matahari memungkinkan manusia untuk mengetahui penentuan waktu. Salah satunya

adalah penentuan awal bulan Hijriah, yang didasarkan pada peredaran Bulan mengelilingi Bumi.

Penentuan awal bulan Hijriah ini sangat penting bagi umat Islam, misalnya dalam penentuan awal

tahun baru Hijriah, awal dan akhir shaum Ramadlan, hari raya Idul Fitri dan hari raya Idul Adha.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) sebagai institusi pemerintah yang

salah satu tupoksinya adalah pelayanan data tanda waktu tentu sangat berkepentingan dalam

penentuan awal bulan Hijriah ini. Untuk itu, BMKG menyampaikan Informasi Hilal saat Matahari

Terbenam, Kamis, 12 November 2015 M: Penentu Awal Bulan Safar 1437 H sebagai berikut.

1. Waktu Konjungsi (Ijtima’) dan Terbenam Matahari

Konjungsi geosentrik atau konjungsi atau ijtima’ adalah peristiwa ketika bujur ekliptika Bulan

sama dengan bujur ekliptika Matahari dengan pengamat diandaikan berada di pusat Bumi. Peristiwa

ini akan kembali terjadi pada hari Rabu, 11 November 2015 M, pukul 17 : 47 UT atau Kamis, 12

November 2015 M, pukul 00 : 47 WIB atau pukul 01 : 47 WITA atau pukul 02 : 47 WIT, yaitu

ketika nilai bujur ekliptika Matahari dan Bulan tepat sama 229,012o. Pada saat konjungsi tersebut,

jarak sudut Matahari dan Bulan (elongasi) adalah 3,867o. Elongasi ini lebih besar daripada jumlah

semi diameter Bulan dan Matahari pada saat tersebut, yaitu 0,518o. Periode sinodis Bulan sendiri

terhitung sejak konjungsi sebelumnya hingga konjungsi yang akan datang ini adalah 29 hari 17 jam

41 menit.

Waktu terbenam Matahari dinyatakan ketika bagian atas piringan Matahari tepat di horizon-

teramati. Keadaan ini bergantung pada berbagai hal, yang di antaranya adalah semi diameter

Matahari, efek refraksi atmosfer Bumi dan elevasi lokasi pengamat di atas permukaan laut (dpl).

Dalam perhitungan standar penentuan waktu terbenam Matahari, semi diameter Matahari dianggap

16’, efek refraksi atmosfer dianggap 34’ dan elevasi pengamat dianggap 0 meter dpl (Seidelmann,

1992). Berdasarkan hal ini Matahari terbenam di wilayah Indonesia pada tanggal 12 November

2015 paling awal terjadi pada pukul 17 : 29 WIT di Jayapura dan paling akhir terjadi pada pukul 18

: 19 WIB di Sabang.

Dengan memerhatikan waktu konjungsi dan Matahari terbenam, dapat dikatakan konjungsi

terjadi sebelum Matahari terbenam tanggal 12 November 2015 di wilayah Indonesia. Maka, secara

astronomis pelaksanaan rukyat Hilal penentu awal bulan Safar 1437 H di wilayah Indonesia adalah

setelah Matahari terbenam tanggal 12 November 2015.

Page 2: INFORMASI HILAL SAAT MATAHARI TERBENAM …data.bmkg.go.id/share/Dokumen/informasi_hilal_safar_1437...Azimuth adalah besar sudut yang dinyatakan dari titik Utara Geografis (True North)

2

2. Data Hilal saat Matahari Terbenam untuk Beberapa Kota di Indonesia

Pada Tabel terlampir ditampilkan informasi astronomis Hilal dan Matahari untuk beberapa kota

di Indonesia saat Matahari terbenam tanggal 12 November 2015 M. Informasi ini adalah informasi

dasar penentu awal bulan Safar 1437 H. Pada tabel tersebut, sebagaimana penentuan waktu

terbenam Matahari, waktu terbenam Bulan dinyatakan saat bagian atas piringan Bulan tepat di

horizon-teramati. Dalam perhitungan standar waktu terbenam Bulan, efek refraksi atmosfer

dianggap 34’, elevasi pengamat dianggap 0 meter dpl dan semi diameter Bulan adalah nilainya pada

saat tersebut (Seidelmann, 1992).

Azimuth adalah besar sudut yang dinyatakan dari titik Utara Geografis (True North) menyusuri

bidang horizon ke arah Timur dan seterusnya hingga ke posisi proyeksi benda langit di bidang

horizon. Benda langit yang dimaksud adalah Bulan atau Matahari. Tinggi Hilal dinyatakan sebagai

ketinggian pusat piringan Bulan dari horizon-teramati dengan elevasi pengamat dianggap 0 meter

dpl dan efek refraksi atmosfer standar telah diikutsertakan dalam perhitungan. Elongasi adalah jarak

sudut antara pusat piringan Bulan dan pusat piringan Matahari untuk pengamat dengan elevasi

dianggap 0 meter dpl dan efek refraksi atmosfer Bumi diabaikan.

Sementara FI Bulan adalah fraksi illuminasi Bulan, yaitu persentase perbandingan antara luas

piringan Bulan yang tercahayai oleh Matahari dan menghadap ke pengamat di permukaan Bumi

dengan luas seluruh piringan Bulan. Dari tabel tersebut di atas dapat juga diperoleh informasi umur

Bulan dan lag. Umur Bulan adalah selisih waktu antara terbenam Matahari dengan waktu terjadinya

konjungsi. Adapun lag adalah selisih waktu terbenam Bulan dengan waktu terbenam Matahari.

Dalam perhitungan tinggi Bulan, efek tinggi lokasi pengamat di atas permukaan laut dapat

diikutsertakan dengan menggunakan persamaan (1) berikut, yaitu

daa 0 , (1)

dengan a adalah tinggi Bulan dari horizon-teramati dengan memperhitungkan efek tinggi lokasi

pengamat dan ao adalah tinggi Bulan dari horizon-teramati tanpa efek tinggi lokasi pengamat.

Adapun d pada persamaan (1) di atas adalah efek kerendahan horizon (dip) yang dinyatakan oleh

hd 02917,0 , (2)

dengan h adalah tinggi lokasi pengamat di atas permukaan laut dalam satuan meter (Seidelmann,

1992).

Sebagai contoh untuk perhitungan di atas adalah ketinggian Bulan pada 12 November 2015

untuk pengamat di Pelabuhan Ratu dengan elevasi lokasi pengamat 52,685 meter dpl. Berdasarkan

Tabel terlampir untuk lokasi Pelabuhan Ratu, diperoleh ao adalah 6o 54,09’. Berdasarkan persamaan

(2) di atas, nilai d adalah 0,2117o. Setelah hasil ini diterapkan pada persamaan (1) di atas, diperoleh

nilai a adalah 7,1132o. Dengan demikian, setelah memperhitungkan elevasinya, tinggi Bulan di

Pelabuhan Ratu dari horizon-teramati saat Matahari terbenam tanggal 12 November 2015 adalah 7o

06,79”. Prosedur yang sama dapat dilakukan untuk lokasi lainnya.

Page 3: INFORMASI HILAL SAAT MATAHARI TERBENAM …data.bmkg.go.id/share/Dokumen/informasi_hilal_safar_1437...Azimuth adalah besar sudut yang dinyatakan dari titik Utara Geografis (True North)

3

3. Peta Ketinggian Hilal

Gambar 1. Peta ketinggian Hilal tanggal 11 November 2015 untuk pengamat antara 60o LU s.d. 60

o LS

Gambar 2. Peta ketinggian Hilal tanggal 12 November 2015 untuk pengamat antara 60o LU s.d. 60

o LS

Pada Gambar 1 dan 2 ditampilkan peta ketinggian Hilal untuk pengamat di antara 60o LU

sampai dengan 60o LS saat Matahari terbenam di masing-masing lokasi pengamat di permukaan

Bumi pada tanggal 11 dan 12 November 2015. Pada kedua gambar tersebut ditampilkan pula

ketinggian Hilal untuk pengamat yang berada di Indonesia. Tinggi Hilal yang ditampilkan pada

gambar di atas dinyatakan sebagai ketinggian pusat piringan Bulan dari horizon-teramati dengan

elevasi pengamat dianggap 0 meter dpl dan efek refraksi atmosfer standar telah diikutsertakan

dalam perhitungan. Sebagaimana terlihat pada gambar di atas pada daerah dengan ketinggian Hilal

kurang dari 0o, Hilal mustahil akan teramati karena saat Matahari terbenam Hilal sudah di bawah

horizon. Ketinggian Hilal di Indonesia saat Matahari terbenam pada 12 November 2015 berkisar

antara 5,78o sampai dengan 7,62

o.

Page 4: INFORMASI HILAL SAAT MATAHARI TERBENAM …data.bmkg.go.id/share/Dokumen/informasi_hilal_safar_1437...Azimuth adalah besar sudut yang dinyatakan dari titik Utara Geografis (True North)

4

4. Peta Elongasi

Pada Gambar 3 ditampilkan peta elongasi untuk pengamat di Indonesia saat matahari terbenam

tanggal 12 November 2015. Elongasi adalah jarak sudut antara pusat piringan Bulan dan pusat

piringan Matahari untuk pengamat dengan elevasi dianggap 0 meter dpl dan efek refraksi atmosfer

Bumi diabaikan. Sebagaimana terlihat pada Gambar 3, elongasi saat Matahari terbenam tanggal 12

November 2015 di Indonesia berkisar antara 7,25o sampai dengan 8,43

o.

Gambar 3. Peta Elongasi tanggal 12 November 2015 untuk pengamat di Indonesia

5. Peta Umur Bulan

Pada Gambar 4 ditampilkan peta umur Bulan saat Matahari terbenam tanggal 12 November

2015. Umur Bulan adalah selisih waktu antara terbenam Matahari dengan waktu terjadinya

konjungsi. Sebagaimana terlihat pada Gambar 4, umur Bulan di Indonesia pada tanggal 12

November 2015 berkisar antara 14,69 jam sampai dengan 17,57 jam.

Gambar 4. Peta Umur Bulan tanggal 12 November 2015 untuk pengamat di Indonesia

Page 5: INFORMASI HILAL SAAT MATAHARI TERBENAM …data.bmkg.go.id/share/Dokumen/informasi_hilal_safar_1437...Azimuth adalah besar sudut yang dinyatakan dari titik Utara Geografis (True North)

5

6. Peta Lag

Pada Gambar 5 ditampilkan peta Lag untuk pengamat di Indonesia pada tanggal 12 November

2015. Lag adalah selisih waktu terbenam Bulan dengan waktu terbenam Matahari. Sebagaimana

terlihat pada gambar tersebut, selisih waktu terbenam Bulan dengan Matahari di Indonesia pada

tanggal 12 November 2015 berkisar antara 27,95 menit sampai dengan 35,95 menit.

Gambar 5. Peta Lag tanggal 12 November 2015 untuk pengamat di Indonesia

7. Peta Fraksi Illuminasi Bulan

Pada Gambar 6 ditampilkan peta Fraksi Illuminasi Bulan untuk pengamat di Indonesia pada

tanggal 12 November 2015. Fraksi Illuminasi Bulan adalah perbandingan antara luas piringan Bulan

yang tercahayai oleh Matahari dan menghadap ke pengamat di permukaan Bumi dengan luas

seluruh piringan Bulan. Sebagaimana terlihat pada Gambar 6, Fraksi Illuminasi Bulan pada tanggal

12 November 2015 berkisar antara 0,40 % sampai dengan 0,54 %.

Gambar 6. Peta Fraksi Illuminasi Bulan tanggal 12 November 2015 untuk pengamat di Indonesia

Page 6: INFORMASI HILAL SAAT MATAHARI TERBENAM …data.bmkg.go.id/share/Dokumen/informasi_hilal_safar_1437...Azimuth adalah besar sudut yang dinyatakan dari titik Utara Geografis (True North)

6

8. Objek Astronomis Lainnya yang Berpotensi Mengacaukan Rukyat Hilal

Dalam perencanaan rukyat Hilal, perlu diperkirakan juga objek-objek astronomis selain Hilal

dan Matahari yang posisinya berdekatan dengan Bulan dan kecerlangannya tidak berbeda jauh

dengan Hilal atau lebih lebih cerlang daripada Hilal. Objek astronomis ini bisa berupa planet,

misalnya Venus atau Merkurius, atau berupa bintang yang cerlang, seperti Sirius. Adanya objek

astronomis lainnya ini berpotensi menjadikan pengamat menganggapnya sebagai Hilal.

Pada tanggal 12 November 2015, dari sejak matahari terbenam hingga Bulan terbenam tidak ada

objek astronomis lainnya yang cerlang dan jarak sudutnya kurang dari 5o dari Bulan.

Referensi

Seidelmann P.K. (Ed.) (1992), Explanatory Supplement to the Astronomical Almanac,

University Science Books, Mill Valley, CA.

Informasi Lanjut

Sub Bidang Gravitasi dan Tanda Waktu BMKG

Gedung Operasional Baru Lantai 3

Jl. Angkasa I No. 2 Kemayoran, Jakarta 10720

Telepon : (021) 4246321 ext. 3309

situs : http://www.bmkg.go.id/BMKG_Pusat/Geofisika/Tanda_Waktu/

surat-e : [email protected]

Page 7: INFORMASI HILAL SAAT MATAHARI TERBENAM …data.bmkg.go.id/share/Dokumen/informasi_hilal_safar_1437...Azimuth adalah besar sudut yang dinyatakan dari titik Utara Geografis (True North)

KONJUNGSI / IJTIMA':KAMIS, 12 NOVEMBER 2015 M, PUKUL 0 : 47 WIB

o ' o ' j m j m o ' o ' o ' o ' %

1 SABANG 95 21,00 BT 5 54,00 LU 18 : 19 WIB 18 : 55 WIB 252 19,34 253 21,53 7 36,63 8 24,07 Bulan di sebelah Utara - Atas Matahari 0,54

2 BANDA ACEH 95 45,00 BT 5 31,00 LU 18 : 18 WIB 18 : 53 WIB 252 19,73 253 26,00 7 35,70 8 23,65 Bulan di sebelah Utara - Atas Matahari 0,54

3 MEULABOH 96 7,00 BT 4 11,00 LU 18 : 18 WIB 18 : 53 WIB 252 20,67 253 40,49 7 34,04 8 23,94 Bulan di sebelah Utara - Atas Matahari 0,54

4 GUNUNG SITOLI 97 42,30 BT 1 10,00 LU 18 : 15 WIB 18 : 50 WIB 252 20,62 254 11,26 7 27,70 8 23,44 Bulan di sebelah Utara - Atas Matahari 0,54

5 MEDAN 98 40,60 BT 3 33,70 LU 18 : 8 WIB 18 : 44 WIB 252 21,01 253 48,36 7 28,86 8 20,02 Bulan di sebelah Utara - Atas Matahari 0,53

6 SIBOLGA 98 53,70 BT 1 33,10 LU 18 : 10 WIB 18 : 45 WIB 252 20,86 254 8,21 7 26,08 8 21,12 Bulan di sebelah Utara - Atas Matahari 0,53

7 PADANG 100 21,30 BT 0 53,00 LS 18 : 7 WIB 18 : 42 WIB 252 18,93 254 30,81 7 19,56 8 20,54 Bulan di sebelah Utara - Atas Matahari 0,53

8 PEKANBARU 101 26,70 BT 0 27,70 LU 18 : 1 WIB 18 : 36 WIB 252 20,33 254 19,47 7 19,85 8 17,63 Bulan di sebelah Utara - Atas Matahari 0,53

9 JAMBI 103 38,30 BT 1 38,10 LS 17 : 55 WIB 18 : 29 WIB 252 18,06 254 38,38 7 12,14 8 15,60 Bulan di sebelah Utara - Atas Matahari 0,52

10 BENGKULU 102 20,30 BT 3 51,80 LS 18 : 3 WIB 18 : 37 WIB 252 13,88 254 55,30 7 9,76 8 19,67 Bulan di sebelah Utara - Atas Matahari 0,53

11 PALEMBANG 104 42,10 BT 2 54,20 LS 17 : 53 WIB 18 : 26 WIB 252 15,97 254 48,81 7 7,57 8 14,86 Bulan di sebelah Utara - Atas Matahari 0,52

12 BANDAR LAMPUNG 105 14,40 BT 5 14,40 LS 17 : 53 WIB 18 : 27 WIB 252 10,61 255 5,86 7 1,02 8 15,99 Bulan di sebelah Utara - Atas Matahari 0,52

13 BATAM 104 6,80 BT 1 7,10 LU 17 : 50 WIB 18 : 24 WIB 252 20,89 254 14,74 7 16,01 8 12,61 Bulan di sebelah Utara - Atas Matahari 0,52

14 TANJUNG PINANG 104 31,80 BT 0 55,00 LU 17 : 48 WIB 18 : 22 WIB 252 20,79 254 16,77 7 14,95 8 12,06 Bulan di sebelah Utara - Atas Matahari 0,51

15 RANAI 108 27,00 BT 3 50,00 LU 17 : 29 WIB 18 : 3 WIB 252 21,37 253 51,10 7 11,64 8 3,27 Bulan di sebelah Utara - Atas Matahari 0,50

16 PANGKAL PINANG 106 8,40 BT 2 8,70 LS 17 : 46 WIB 18 : 19 WIB 252 17,38 254 43,40 7 6,53 8 11,81 Bulan di sebelah Utara - Atas Matahari 0,51

17 TANJUNG PANDAN 107 45,20 BT 2 45,10 LS 17 : 40 WIB 18 : 13 WIB 252 16,39 254 48,67 7 2,29 8 9,60 Bulan di sebelah Utara - Atas Matahari 0,51

18 MERAK 106 0,00 BT 5 56,00 LS 17 : 51 WIB 18 : 24 WIB 252 8,69 255 10,65 6 57,79 8 15,34 Bulan di sebelah Utara - Atas Matahari 0,52

19 PANDEGLANG 106 6,00 BT 6 18,00 LS 17 : 51 WIB 18 : 24 WIB 252 7,59 255 13,02 6 56,61 8 15,51 Bulan di sebelah Utara - Atas Matahari 0,52

20 SERANG 106 9,00 BT 6 6,00 LS 17 : 51 WIB 18 : 24 WIB 252 8,20 255 11,76 6 57,06 8 15,24 Bulan di sebelah Utara - Atas Matahari 0,52

21 RANGKAS BITUNG 106 14,00 BT 6 22,00 LS 17 : 51 WIB 18 : 24 WIB 252 7,40 255 13,47 6 56,18 8 15,34 Bulan di sebelah Utara - Atas Matahari 0,52

23 JAKARTA 106 50,47 BT 6 9,31 LS 17 : 48 WIB 18 : 21 WIB 252 8,07 255 12,26 6 55,64 8 14,13 Bulan di sebelah Utara - Atas Matahari 0,52

24 PELABUHAN RATU 106 33,46 BT 7 1,74 LS 17 : 50 WIB 18 : 23 WIB 252 5,29 255 17,63 6 54,09 8 15,41 Bulan di sebelah Utara - Atas Matahari 0,52

25 BANDUNG 107 35,00 BT 6 54,00 LS 17 : 46 WIB 18 : 19 WIB 252 5,76 255 17,05 6 52,18 8 13,57 Bulan di sebelah Utara - Atas Matahari 0,52

26 LEMBANG 107 36,96 BT 6 49,55 LS 17 : 46 WIB 18 : 19 WIB 252 6,00 255 16,60 6 52,71 8 13,45 Bulan di sebelah Utara - Atas Matahari 0,52

27 SEMARANG 110 22,80 BT 6 59,00 LS 17 : 35 WIB 18 : 7 WIB 252 5,61 255 18,08 6 46,76 8 8,97 Bulan di sebelah Utara - Atas Matahari 0,51

28 YOGYAKARTA 110 26,00 BT 7 47,00 LS 17 : 36 WIB 18 : 8 WIB 252 2,85 255 22,71 6 44,31 8 9,64 Bulan di sebelah Utara - Atas Matahari 0,51

29 PANGGUNG REJO 112 13,00 BT 8 20,00 LS 17 : 29 WIB 18 : 1 WIB 252 0,91 255 25,99 6 39,32 8 7,19 Bulan di sebelah Utara - Atas Matahari 0,50

30 TANJUNG KODOK 112 21,00 BT 6 52,00 LS 17 : 27 WIB 17 : 59 WIB 252 6,08 255 17,77 6 43,45 8 5,57 Bulan di sebelah Utara - Atas Matahari 0,50

31 NGLIYEP 112 26,00 BT 8 21,00 LS 17 : 29 WIB 18 : 0 WIB 252 0,85 255 26,11 6 38,87 8 6,85 Bulan di sebelah Utara - Atas Matahari 0,50

32 PRAPAT,BAWEAN 112 35,00 BT 5 48,00 LS 17 : 25 WIB 17 : 57 WIB 252 9,38 255 11,30 6 45,98 8 4,20 Bulan di sebelah Utara - Atas Matahari 0,50

33 SURABAYA 112 47,10 BT 7 23,00 LS 17 : 26 WIB 17 : 58 WIB 252 4,37 255 20,84 6 41,14 8 5,34 Bulan di sebelah Utara - Atas Matahari 0,50

34 PASIBAN 113 20,00 BT 8 20,00 LS 17 : 25 WIB 17 : 57 WIB 252 0,96 255 26,15 6 37,26 8 5,33 Bulan di sebelah Utara - Atas Matahari 0,50

35 AMBAT,PAMEKASAN 113 25,00 BT 7 13,00 LS 17 : 23 WIB 17 : 55 WIB 252 4,97 255 20,01 6 40,46 8 4,13 Bulan di sebelah Utara - Atas Matahari 0,50

36 TERANGULASI 114 22,00 BT 8 40,00 LS 17 : 21 WIB 17 : 53 WIB 251 59,72 255 28,02 6 34,30 8 3,94 Bulan di sebelah Utara - Atas Matahari 0,50

37 PONTIANAK 109 24,50 BT 0 8,60 LS 17 : 30 WIB 18 : 3 WIB 252 20,16 254 28,25 7 4,35 8 4,68 Bulan di sebelah Utara - Atas Matahari 0,50

38 SINTANG 111 28,60 BT 0 3,90 LS 17 : 22 WIB 17 : 55 WIB 252 20,33 254 28,48 7 0,72 8 1,14 Bulan di sebelah Utara - Atas Matahari 0,49

NO NAMA LOKASIPOSISI LOKASI WAKTU TERBENAM

LINTANG MATAHARI BULAN

TINGGI POSISI BULAN RELATIF

TERHADAP MATAHARI (ELONGASI)MATAHARI BULANBUJUR

DATA HILAL DAN MATAHARI PADA SAAT MATAHARI TERBENAM

KAMIS, 12 NOVEMBER 2015 M

PENENTU AWAL BULAN SAFAR 1437 H

AZIMUTH FI

BULANBULAN

Page 8: INFORMASI HILAL SAAT MATAHARI TERBENAM …data.bmkg.go.id/share/Dokumen/informasi_hilal_safar_1437...Azimuth adalah besar sudut yang dinyatakan dari titik Utara Geografis (True North)

39 PANGKALAN BUN 111 43,00 BT 2 41,00 LS 17 : 24 WIB 17 : 57 WIB 252 16,70 254 49,50 6 55,16 8 2,90 Bulan di sebelah Utara - Atas Matahari 0,50

40 PALANGKA RAYA 113 56,60 BT 2 13,60 LS 17 : 15 WIB 17 : 47 WIB 252 17,60 254 46,82 6 52,06 7 58,79 Bulan di sebelah Utara - Atas Matahari 0,49

41 MUARATEWE 114 42,00 BT 0 39,00 LS 17 : 10 WIB 17 : 42 WIB 252 19,86 254 34,69 6 53,80 7 56,22 Bulan di sebelah Utara - Atas Matahari 0,48

42 BANJARMASIN 114 45,20 BT 3 26,30 LS 18 : 13 WITA 18 : 45 WITA 252 15,36 254 56,02 6 47,89 7 58,47 Bulan di sebelah Utara - Atas Matahari 0,49

43 TENGGARONG 116 59,92 BT 0 26,59 LS 18 : 0 WITA 18 : 32 WITA 252 20,19 254 33,96 6 50,00 7 52,21 Bulan di sebelah Utara - Atas Matahari 0,47

44 SAMARINDA 117 8,00 BT 0 26,00 LS 18 : 0 WITA 18 : 32 WITA 252 20,21 254 33,93 6 49,77 7 51,98 Bulan di sebelah Utara - Atas Matahari 0,47

45 TANJUNG REDEP 117 32,00 BT 2 15,00 LU 17 : 55 WITA 18 : 27 WITA 252 21,91 254 11,02 6 53,39 7 49,20 Bulan di sebelah Utara - Atas Matahari 0,47

46 TARAKAN 117 34,10 BT 3 19,70 LU 17 : 53 WITA 18 : 26 WITA 252 21,92 254 1,05 6 54,74 7 48,33 Bulan di sebelah Utara - Atas Matahari 0,47

47 JEMBRANA 114 35,00 BT 8 23,00 LS 18 : 20 WITA 18 : 52 WITA 252 0,83 255 26,59 6 34,78 8 3,30 Bulan di sebelah Utara - Atas Matahari 0,50

48 TABANAN 115 2,00 BT 8 29,00 LS 18 : 18 WITA 18 : 50 WITA 252 0,47 255 27,17 6 33,64 8 2,65 Bulan di sebelah Utara - Atas Matahari 0,49

49 BULELENG 115 5,00 BT 8 8,00 LS 18 : 18 WITA 18 : 49 WITA 252 1,79 255 25,34 6 34,63 8 2,23 Bulan di sebelah Utara - Atas Matahari 0,49

50 DENPASAR 115 10,20 BT 8 40,70 LS 18 : 18 WITA 18 : 49 WITA 251 59,72 255 28,19 6 32,77 8 2,61 Bulan di sebelah Utara - Atas Matahari 0,49

51 BADUNG 115 13,00 BT 8 37,00 LS 18 : 18 WITA 18 : 49 WITA 251 59,96 255 27,88 6 32,88 8 2,48 Bulan di sebelah Utara - Atas Matahari 0,49

52 GIANYAR 115 20,00 BT 8 31,00 LS 18 : 17 WITA 18 : 49 WITA 252 0,35 255 27,38 6 32,98 8 2,18 Bulan di sebelah Utara - Atas Matahari 0,49

53 BANGLI 115 22,00 BT 8 27,00 LS 18 : 17 WITA 18 : 48 WITA 252 0,61 255 27,04 6 33,13 8 2,06 Bulan di sebelah Utara - Atas Matahari 0,49

54 KLUNGKUNG 115 25,00 BT 8 32,00 LS 18 : 17 WITA 18 : 48 WITA 252 0,29 255 27,48 6 32,77 8 2,06 Bulan di sebelah Utara - Atas Matahari 0,49

55 KARANGASEM 115 31,00 BT 8 26,00 LS 18 : 16 WITA 18 : 48 WITA 252 0,68 255 26,98 6 32,90 8 1,80 Bulan di sebelah Utara - Atas Matahari 0,49

56 MATARAM 116 6,10 BT 8 33,70 LS 18 : 14 WITA 18 : 45 WITA 252 0,21 255 27,72 6 31,41 8 0,95 Bulan di sebelah Utara - Atas Matahari 0,49

57 SUMBAWA BESAR 117 25,00 BT 8 26,00 LS 18 : 9 WITA 18 : 40 WITA 252 0,77 255 27,24 6 29,38 7 58,65 Bulan di sebelah Utara - Atas Matahari 0,49

58 BIMA 118 41,50 BT 8 32,60 LS 18 : 4 WITA 18 : 35 WITA 252 0,40 255 27,98 6 26,68 7 56,64 Bulan di sebelah Utara - Atas Matahari 0,48

59 WAINGAPU 120 18,10 BT 9 40,20 LS 17 : 59 WITA 18 : 29 WITA 251 55,90 255 33,52 6 20,06 7 55,10 Bulan di sebelah Utara - Atas Matahari 0,48

60 KUPANG 123 39,80 BT 10 10,60 LS 17 : 46 WITA 18 : 16 WITA 251 53,84 255 36,01 6 12,13 7 50,07 Bulan di sebelah Utara - Atas Matahari 0,47

61 KOTAMOBAGU 124 22,00 BT 0 45,00 LU 17 : 29 WITA 18 : 1 WITA 252 21,58 254 27,37 6 38,73 7 39,01 Bulan di sebelah Utara - Atas Matahari 0,45

62 MANADO 124 55,50 BT 1 32,80 LU 17 : 26 WITA 17 : 57 WITA 252 22,04 254 20,90 6 39,02 7 37,45 Bulan di sebelah Utara - Atas Matahari 0,44

63 TONDANO 124 56,00 BT 1 18,00 LU 17 : 26 WITA 17 : 58 WITA 252 21,93 254 23,01 6 38,62 7 37,63 Bulan di sebelah Utara - Atas Matahari 0,44

64 BITUNG 125 13,00 BT 1 26,00 LU 17 : 25 WITA 17 : 56 WITA 252 22,00 254 22,01 6 38,32 7 37,06 Bulan di sebelah Utara - Atas Matahari 0,44

65 TAHUNA 125 32,00 BT 3 10,00 LU 17 : 21 WITA 17 : 53 WITA 252 22,30 254 6,88 6 40,27 7 35,20 Bulan di sebelah Utara - Atas Matahari 0,44

66 MIANGAS 125 35,00 BT 5 33,00 LU 17 : 18 WITA 17 : 50 WITA 252 21,06 253 44,19 6 42,87 7 33,37 Bulan di sebelah Utara - Atas Matahari 0,44

67 KENDARI 122 24,80 BT 4 5,10 LS 17 : 43 WITA 18 : 14 WITA 252 14,28 255 2,78 6 32,27 7 46,32 Bulan di sebelah Utara - Atas Matahari 0,46

68 LUWUK 122 46,20 BT 1 2,40 LS 17 : 38 WITA 18 : 9 WITA 252 19,75 254 41,04 6 38,35 7 43,11 Bulan di sebelah Utara - Atas Matahari 0,46

69 PALU 119 54,50 BT 0 54,90 LS 17 : 49 WITA 18 : 21 WITA 252 19,78 254 38,93 6 43,81 7 47,76 Bulan di sebelah Utara - Atas Matahari 0,46

70 TOLI-TOLI 120 47,60 BT 1 7,40 LU 17 : 43 WITA 18 : 15 WITA 252 21,65 254 22,56 6 45,81 7 44,64 Bulan di sebelah Utara - Atas Matahari 0,46

71 MAJENE 119 0,00 BT 2 30,00 LS 17 : 55 WITA 18 : 27 WITA 252 17,36 254 50,63 6 42,21 7 50,60 Bulan di sebelah Utara - Atas Matahari 0,47

72 MAKASSAR 119 32,90 BT 5 3,50 LS 17 : 56 WITA 18 : 27 WITA 252 11,75 255 8,31 6 35,09 7 51,94 Bulan di sebelah Utara - Atas Matahari 0,47

73 GORONTALO 122 51,10 BT 0 38,20 LU 17 : 35 WITA 18 : 7 WITA 252 21,43 254 27,62 6 41,28 7 41,61 Bulan di sebelah Utara - Atas Matahari 0,45

74 TERNATE 127 22,90 BT 0 49,80 LU 18 : 17 WIT 18 : 48 WIT 252 21,77 254 28,09 6 33,41 7 33,96 Bulan di sebelah Utara - Atas Matahari 0,44

75 AMBON 128 5,00 BT 3 42,00 LS 18 : 20 WIT 18 : 50 WIT 252 15,40 255 1,93 6 22,79 7 36,63 Bulan di sebelah Utara - Atas Matahari 0,44

76 SAUMLAKI 131 18,00 BT 7 59,00 LS 18 : 13 WIT 18 : 42 WIT 252 3,09 255 27,07 6 5,10 7 35,37 Bulan di sebelah Utara - Atas Matahari 0,44

77 TUAL 132 44,00 BT 5 40,00 LS 18 : 4 WIT 18 : 33 WIT 252 10,68 255 15,22 6 9,18 7 30,82 Bulan di sebelah Utara - Atas Matahari 0,43

78 SORONG 131 17,00 BT 0 54,00 LS 18 : 4 WIT 18 : 34 WIT 252 20,31 254 43,37 6 23,13 7 28,96 Bulan di sebelah Utara - Atas Matahari 0,43

79 FAK FAK 132 14,00 BT 2 56,00 LS 18 : 2 WIT 18 : 32 WIT 252 17,16 254 58,16 6 17,00 7 29,15 Bulan di sebelah Utara - Atas Matahari 0,43

80 MANOKWARI 134 3,00 BT 0 53,00 LS 17 : 53 WIT 18 : 22 WIT 252 20,46 254 44,36 6 18,13 7 24,42 Bulan di sebelah Utara - Atas Matahari 0,42

81 BIAK 136 6,20 BT 1 11,00 LS 17 : 45 WIT 18 : 14 WIT 252 20,17 254 47,37 6 13,78 7 21,32 Bulan di sebelah Utara - Atas Matahari 0,41

82 TIMIKA 136 53,00 BT 4 32,00 LS 17 : 46 WIT 18 : 15 WIT 252 13,88 255 9,70 6 4,56 7 23,01 Bulan di sebelah Utara - Atas Matahari 0,42

83 MERAUKE 140 25,00 BT 8 31,00 LS 17 : 37 WIT 18 : 5 WIT 252 1,50 255 30,82 5 46,62 7 21,12 Bulan di sebelah Utara - Atas Matahari 0,41

84 JAYAPURA 140 31,00 BT 2 34,00 LS 17 : 29 WIT 17 : 58 WIT 252 18,21 254 58,52 6 2,71 7 15,35 Bulan di sebelah Utara - Atas Matahari 0,40