Upload
others
View
5
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAHINFORMASI PEMBANGUNAN DAERAHINFORMASI PEMBANGUNAN DAERAHKABUPATEN GUNUNGKIDUL TAHUN 2017KABUPATEN GUNUNGKIDUL TAHUN 2017KABUPATEN GUNUNGKIDUL TAHUN 2017
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA)Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA)Kabupaten GunungkidulKabupaten Gunungkidul
Diterbitkan oleh :Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA)Kabupaten Gunungkidul
Informasi Pembangunan Daerah Kabupaten Gunungkidul 2017 1
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan YME yang telah memberikan Berkat dan Rahmat-Nya sehingga kami berhasil
menyelesaikan penyusunan Buku Informasi Pembangunan Daerah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2017 ini.
Pasal 274 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah mengamanatkan bahwa Perencanaan
Pembangunan Daerah didasarkan pada data dan informasi yang dikelola dalam Sistem Informasi Pembangunan Daerah. Oleh karena
itu sangat penting untuk menyusun buku Informasi Pembangunan Daerah Kabupaten Gunungkidul sebagai dasar/acuan perencanaan
pembangunan Kabupaten Gunungkidul. Peningkatan kualitas buku ini terus diupayakan agar data yang disajikan semakin lengkap,
terkini dan akurat, sehingga dapat digunakan sebagai bahan rujukan dalam pengambilan atau perumusan kebijakan dalam menyusun
dokumen perencanaan, melakukan pemantauan, pengendalian dan evaluasi program serta sasaran yang telah ditetapkan sebagai salah
satu kunci keberhasilan perencanaan pembangunan.
Buku Informasi Pembangunan Daerah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2017 ini secara umum memberikan gambaran tentang
kondisi fisik, karakteristik sosiodemografis, kondisi sosial politik dan sosial budaya, perekonomian daerah, sarana dan prasarana
(infrastruktur), Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah dan sumber pembiayaan, kinerja pembangunan yang telah dilaksanakan di
Kabupaten Gunungkidul dengan total elemen data sejumlah 1.470 yang diperoleh dari Perangkat Daerah, Instansi, Lembaga
Pemerintah maupun Swasta sejumlah 40 Institusi. Diharapkan ke depannya dapat selalu membantu memberikan informasi data yang
akurat, tepat waktu serta dapat dipertanggung jawabkan demi peningkatan kualitas penyusunan Buku Informasi Pembangunan
Daerah Kabupaten Gunungkidul.
Kepada semua pihak yang telah membantu memberikan data dan informasi sertasaran dan pendapat kami ucapkan terima
kasih. Semoga Buku Informasi Pembangunan Daerah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2017 ini dapat memberikan manfaat bagi semua
pihak yang menggunakannya.
Gunungkidul, Juli 2018
KEPALA,
SRI SUHARTANTA, S.IP.,M.Si. Pembina Tingkat I, IV/b
NIP. 19720211 199603 1 002
Informasi Pembangunan Daerah Kabupaten Gunungkidul 2017 2
DAFTAR ISI
I. SEJARAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ............... 1
II. GEOGRAFI .......................................................... 5
1 Luas dan Batas Wilayah Admistrasi...................... 5
2 Letak dan Kondisi Geografis ................................. 6
3 Topografi ............................................................... 7
4 Geologi .................................................................. 8
5 Hidrologi ............................................................... 8
6 Klimatologi ............................................................ 10
III. DEMOGRAFI ....................................................... 11
1 Jumlah dan Pertumbuhan Penduduk ................... 11
2 Struktur Umur ..................................................... 12
3 Jenis Kelamin ....................................................... 13
4 Kepadatan Penduduk ........................................... 13
IV. PEMERINTAHAN ................................................. 14
1 Visi Misi Kabupaten Gunungkidul ....................... 14
2 Organisasi Pemerintahan ...................................... 18
V. EKONOMI MAKRO............................................... 21
1 Pertumbuhan Ekonomi ......................................... 21
2 Nilai dan Kontribusi PDRB ................................... 21
3 Struktur Ekonomi ................................................. 21
4 Produk Domestik Regional Bruto Per Kapita ......... 23
5 Laju Inflasi............................................................ 24
6 Rasio Gini ............................................................. 25
VI. KEUANGAN DAERAH ........................................... 26
1 Pendapatan Daerah .............................................. 26
2 Belanja Daerah ..................................................... 26
3 Pembiayaan Daerah .............................................. 27
VII. INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DAN KEMISKINAN
1 IndeksPembangunan Manusia ............................. 28
2 Kemiskinan .......................................................... 31
VIII. KESEHATAN ........................................................ 32
IX. PENDIDIKAN ....................................................... 33
1 Angka Partisipasi Kasar ....................................... 33
2 Angka Partisipasi Murni ....................................... 34
3 Angka Pendidikan Yang Ditamatkan .................... 35
4 Sarana Pendidikan ............................................... 35
X. SISTEM INFORMASI ............................................ 37
XI. PARIWISATA ....................................................... 38
1 Wisata Pantai ....................................................... 39
2 Destinasi Wisata Pantai Yang Sudah Dikelola
Pemerintah Daerah .............................................. 40
3 Wisata Hutan ....................................................... 42
4 Wisata Gunung .................................................... 42
5 Wisata Sungai dan Air Terjun .............................. 43
6 Wisata Goa yang Sudah Berkembang................... 43
7 Kawasan Wisata Minat Khusus ............................ 44
8 Wisata Pendidikan ............................................... 45
LAMPIRAN .................................................................. 48
Informasi Pembangunan Daerah Kabupaten Gunungkidul 2017 3
Informasi Pembangunan Daerah Kabupaten Gunungkidul 2017 1
I. SEJARAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL
Berdirinya Gunungkidul sebagai daerah administrasi,
menurut Mr R.M Suryodiningrat dalam bukunya
”Peprentahan Praja Kejawen” yang dikuatkan buku de
Vorstenlanden terbitan 1931 tulisan G.P Rouffaer, dan
pendapat B.M.Mr.A.K Pringgodigdo dalam bukunya Onstaan
En Groei van hetMangkoenegorosche Rijk, adalah tahun 1831
setahun seusai Perang Diponegoro, bersamaan dengan
terbentuknya kabupaten lain di Yogyakarta. Dan oleh upaya
yang dilakukan panitia untuk melacak Hari Jadi Kabupaten
Gunungkidul tahun 1984 baik yang terungkap melalui fakta
sejarah, penelitian, pengumpulan data dari tokoh masyarakat,
pakar serta daftar kepustakaan yang ada, akhirnya
ditetapkan bahwa Kabupaten Gunungkidul dengan Wonosari
sebagai pusat pemerintahan lahir pada hari Jumat Legi
tanggal 27 Mei 1831 atau 15 Besar Je 1758 dan dikuatkan
dengan Keputusan Bupati Kepala Daerah Tingkat II
Gunungkidul No : 70/188.45/6/1985 tentang Penetapan hari,
tanggal bulan dan tahun Hari Jadi Kabupaten Gunungkidul
yang ditandatangani oleh bupati saat itu Drs KRT Sosro
Hadiningrat tanggal 14 Juni 1985.
Sedangkan secara yuridis, status Kabupaten
Gunungkidul sebagai salah satu daerah kabupaten kabupaten
yang berhak mengatur dan mengurus rumah tangganya
sendiri dalam lingkungan Daerah Istimewa Yogyakarta dan
berkedudukan di Wonosari sebagai ibu kota kabupaten,
ditetapkan pada tanggal 15 Agustus 1950 dengan UU no 15
Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten
dalam Lingkungan Daerah Istimewa Yogyakarta.
Guna mengabadikan Hari Jadi Kabupaten
Gunungkidul dibangun prasasti berupa tugu di makam
bupati pertama Mas Tumenggung Pontjodirjo dengan
bertuliskan Suryo sangkala dan Condro sangkala berbunyi :
NYATA WIGNYA MANGGALANING NATA ” HANYIPTA
TUMATANING SWAPROJO” Menurut Suryo sangkala tahun
1831 dibalik 1381, sedang Condro sangkala 1758 dibalik
8571.
Nama Bupati Gunungkidul
No. Tahun Nama
1 1831 - …. Mas Tumenggung Pontjodirjo
2 Raden Tumenggung Prawirosetiko
3 Raden Tumenggung Suryokusumo
4 Raden Tumenggung Tjokrokusumo
5 Raden Tumenggung Padmonegoro
6 …. - 1901 Raden Tumenggung Danuhadiningrat
7 1901 – 1914 Raden Tumenggung Wiryodiningrat
8 1914 - 1930 KRT.Yudodiningrat
9 1930 – 1935 KRT.Pringgodiningrat
10 1935 – 1944 KRT.Djojodiningrat
11 1944 - 1945 KRT.Mertodiningrat
12 1945 – 1946 KRT.Dirjodiningrat
13 1946 - 1947 KRT.Tirtodiningrat
14 1947 - 1949 KRT.Suryaningrat
15 1949 - 1952 KRT.Labaningrat
16 1952 - 1955 KRT.Brataningrat
17 1955 - 1958 KRT.Wiraningrat
18 1958 - 1959 Prawirosuwignyo
19 1959 – 1974 KRT.Djojodiningrat,BA
20 1974 – 1984 Ir.Raden Darmakum Darmokusumo
Informasi Pembangunan Daerah Kabupaten Gunungkidul 2017 2
No. Tahun Nama
21 1984 – 1989 Drs.KRT.Sosrodiningrat
22 1989 – 1994 Ir.Soebekti Soenarto
23 1994 – 2001 KRT.Harsodingrat,BA
24 2001 – 2005 Drs.KRT.Hardjohadinegoro (Drs.Yoetikno)
25 2005 – 2010 Suharto,SH
26 2010 Prof.Dr Ir Sumpeno Putro, MSc
27 2010 - 2015 Hj Badingah S.Sos
28 2016 - 2021 Hj Badingah S.Sos
LAMBANG KABUPATEN GUNUNGKIDUL
Sesuai dengan Peraturan Daerah Nomor : 1 tahun 1968
Lambang Daerah pemerintah Kabupaten Gunungkidul
mengandung makna tersendiri sebagai berikut:
1. Perisai sebagai alat penangkis serangan musuh/untuk
melindungi diri.
2. Bintang bersudut 5 (lima) berwarna kuning emas,
mengingatkan akan keagungan Tuhan Yang Maha Esa
sebagai sumber segala perikehidupan dan penghidupan
serta "Sangran paraning dumadi".
3. Lukisan pohon beringin yang melambangkan
pengayoman, tempat berteduh bagi rakyat yang
memerlukan pimpinan dan perlindungan dengan 5 (lima)
akar dasar yang berarti bahwa kepemimpinan didalam
Daerah Kabupaten Gunungkidul berdasarkan dan
berlandaskan Falsafah Negara Republik Indonesia:
Pancasila. Pohon bercabang 3 (tiga) melambangkan,
bahwa Pemerintah sebagai pelindung dari rakyat
mempunyai 3 (tiga) bidang, yakni : legislatif,eksekutif dan
yudikatif. Pohon beringin mempunyai sulur (akar angin) 8
buah (sebelah menyebelah pokok pohon 4 sulur) berarti
bahwa Pemerintah Daerah Kabupaten Gunungkidul
dalam melindungi, membina dan memimpin maupun
memerintah rakyat mengulurkan tangannya dan
memberikan kesempatan kepada rakyat untuk ikut serta
secara aktif dalam pemerintahan dengan jalan
melaksanakan dan memberikan social control, social
participation dan social responbility sehingga dapat
tercapai koordinasi, integrasi, sinkronisasi dan
simplifikasi
4. Roda bergigi, dalam naungan/pengayoman pemerintah,
rakyat Gunungkidul giat membangun segala bidang yang
dilukiskan dengan sebuah roda bergigi berwarna putih
perak, karenanya pembangunan dilaksanakan dengan
kesucian lahir batin.
5. Lukisan busur panah berwarna merah putih berarti
rakyat Gunungkidul gigih berjuang melawan semua
penghambat pembangunan di segala bidang yang ada
dalam semangat kesatuan dan persatuan yang
digambarkan dengan, warna-warni sang saka, bendera
pusaka kita: merah putih.
Informasi Pembangunan Daerah Kabupaten Gunungkidul 2017 3
6. Setangkai daun ketelah pohon (singkong) menggambarkan
hasil produksi terbanyak didaerah Gunungkidul.
7. Sepasang burung walet berwarna hitam menggambarkan
salah satu hasil daerah Gunungkidul yang tinggi nilainya
yakni sarang burungnya. Selain itu burung walet adalah
burung yang tahan hidup di daerah yang sangat sulit.
Demikian pula rakyat Gunungkidul, meskipun tempat
tinggalnya tandus dan sangat sulit, namun dengan
semangat dan penuh keinsyafan dan rasa tanggung jawab
terhadap generasi yang akan datang selalu berusaha
dengan sekuat tenaga menghasilkan kerja yang kondusif
dan produktif.
8. Keris luk 5, dapur : Pandawa, berwarna kuning emas,
mewujudkan senjata ampuh dan naluri di tangan dan
pemimpin-pemimpinnya dalam menghadapi segala
tantangan dan rintangan.
9. Sederetan bukit berjumlah 8 (delapan) buah
menggambarkan daerah Gunungkidul yang berbukit-
bukit. Perlu kemantapan serta keteguhan hati untuk
mengolahnya. Bukit yang berjumlah 8 (delapan) buah
melambangkan "Hasta Dharma yaitu :
Pengayoman seluruh rakyat tanpa membedakan
golongan aliran dan agama.
Pemberi petunjuk dan bimbingan kepada rakyat
menunjukkan ketertiban dan keamanan.
Penyuluh dalam gelap dan penolong dalam penderitaan
bagi seluruh lapisan masyarakat, sehingga terjadi
ketenangan dan ketentraman lahir dan batin.
Pembina semangat kehidupan masyarakat sehingga
tertanam sikap dan sifat dinamis, konstruktis, dan
korektif.
Pembangkit dan pemupuk daya cipta menuju ke arah
kesejahteraan masyarakat.
Sifat sabar, tekun, ulet dan bijaksana agar dapat
menampung dan mencarikan penyelesaian segala
persoalan hidup dan kehidupan rakyat sehari-hari.
Penggerak segala kegiatan masyarakat menuju
tercapainya masyarakat adil makmur yang diridhoi
Tuhan Yang Maha Esa.
Memberantas kejahatan dan kemaksiatan dengan jalan
bertindak tegas, adil dan jujur tanpa pandang bulu dan
harus menjadi teladan didalam kebaikan lahir, batin
dan kemaslahatan.
10. Setangkai padi berisi 5 (lima) butir padi berwarna kuning
emas melambangkan kemakmuran Bangsa Indonesia
umumnya dan khususnya yang dicita-citakan rakyat
Gunungkidul dalam bidang pangan.
11. Setangkai kapas berbunga 4 (empat) buah dan berdaun 8
(delapan) helai melambangkan kemakmuran Bangsa
Indonesia umumnya dan Kabupaten Gunungkidul
khususnya pada bidang sandang.
12. Lukisan laut dengan gelombang/ombak yang berjumlah
17 (tujuh belas) berwarna putih perak menggambarkan
bahwa Daerah Kabupaten Gunungkidul berbatasan
dengan Lautan Indonesia yang kaya raya.
13. Rumput laut yang digambarkan berwarna coklat
mewujudkan hasil Gunungkidul yang penting.
14. Sehelai pita kuning bertuliskan "GUNUNGKIDUL" sebagai
petunjuk bahwa lambang tersebut milik Daerah
Kabupaten Gunungkidul
15. Warna-warna melambangkan sifat sebagai berikut:
Informasi Pembangunan Daerah Kabupaten Gunungkidul 2017 4
Kuning/kuning emas: keluhuran yang bijaksanya atau
cendekia
Hijau : doa, harapan dan Kepercayaan.
Biru : ketaatan, kesetiaan
Hitam : Kemantapan, keteguhan dan kekekalan
Merah : berani yang gagah perkasa
Putih : Kesucian yang bersih tanpa pamrih
Cokelat : kokoh, sentosa
GUNUNGKIDUL HANDAYANI
SK Bupati Gunungkidul Nomor 198/188.45/1990
Tanggal 19 Desember 1990
H IJAU
A MAN
N ORMATIF
D INAMIS
A MAL
Y AKIN
A SAH, ASIH, ASUH
N ILAI TAMBAH
I NDAH
Informasi Pembangunan Daerah Kabupaten Gunungkidul 2017 5
II. KONDISI GEOGRAFIS
1. Luas dan Batas Wilayah Admistrasi
Kabupaten Gunungkidul yang ber-Ibukota di Kota
Wonosari merupakan salah satu kabupaten di Daerah
Istimewa Yogyakarta yang terletak 39 km sebelah tenggara
Kota Yogyakarta. Luas wilayah Kabupaten Gunungkidul
adalah 1.485,36 km2 atau sekitar 46,63 % dari luas wilayah
Daerah Istimewa Yogyakarta, dengan batas wilayah dirinci
sebagai berikut:
a. Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Sleman dan
Kabupaten Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta.
b. Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Klaten dan
Kabupaten Sukoharjo Provinsi Jawa Tengah.
c. Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Wonogiri
Provinsi Jawa Tengah.
d. Sebelah Selatan berbatasan dengan Samudera Hindia
Gambaran wilayah Kabupaten Gunungkidul secara
administratif dapat dilihat pada gambar sebagai berikut:
Peta Administratif Kabupaten Gunungkidul
Secara administratif, Kabupaten Gunungkidul terbagi
menjadi 18 Kecamatan yang meliputi 144 desa dan 1.431
padukuhan. Luas dan pembagian wilayah administratif
Kabupaten Gunungkidul dapat dilihat pada Tabel berikut :
Informasi Pembangunan Daerah Kabupaten Gunungkidul 2017 6
Luas Dan Pembagian Wilayah Administratif
Kabupaten Gunungkidul
No KECAMATAN LUAS
(km2)
PERSENTASE
(%)
JUMLAH
DESA
JUMLAH
PADUKUHAN
1 Panggang 99,8 6,72 6 44
2 Purwosari 71,76 4,83 5 32
3 Paliyan 58,07 3,91 7 50
4 Saptosari 87,83 5,91 7 60
5 Tepus 104,91 7,06 5 83
6 Tanjungsari 71,63 4,82 5 72
7 Rongkop 83,46 5,62 8 100
8 Girisubo 94,57 6,37 8 82
9 Semanu 108,39 7,30 5 106
10 Ponjong 104,49 7,03 11 119
11 Karangmojo 80,12 5,39 9 104
12 Wonosari 75,51 5,08 14 103
13 Playen 105,26 7,09 13 101
14 Patuk 72,04 4,85 11 72
15 Gedangsari 68,14 4,59 7 67
16 Nglipar 73,87 4,97 7 53
17 Ngawen 46,59 3,14 6 67
18 Semin 78,92 5,31 10 116
Jumlah 1.485,3
6
100,00 144 1.431
Sumber : BPS Kabupaten Gunungkidul, 2017
2. Letak dan Kondisi Geografis
Secara geografis Kabupaten Gunungkidul berada pada
746 LS-809 LS dan 11021 BT-11050 BT, berada di
bagian tenggara dari Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta.
Kabupaten Gunungkidul tidakmemiliki kawasan pedalaman
maupun kawasan terpencil. Menurut kondisi geografis, desa-
desa di Kabupaten Gunungkidul sebanyak 18 desa pesisir, 56
desa terletak di lereng/punggung bukit dan 70 desa terletak
di dataran.
Ditinjau dari posisi geostrategis, Kabupaten
Gunungkidul berbatasan langsung dengan Samudera Hindia
yang kaya akan sumberdaya laut dan menjadikan Kabupaten
Gunungkidul memiliki wilayah berupa kepulauan. Kabupaten
Gunungkidul memiliki 28 pulau tersebar pada lima
kecamatan, yaitu Purwosari, Panggang, Tanjungsari, Tepus,
dan Girisubo. Daftar pulau di wilayah Kabupaten
Gunungkidul tersebut disajikan seperti dalam tabel berikut:
Pulau-Pulau di Wilayah Kabupaten Gunungkidul
No Kecamatan Desa Nama Pulau
1 Purwosari Giricahyo Gunungsemar
2 Panggang Giriwungu Payung
3
Tanjungsari
Kemadang
Ngrawe
Jumpina
Lawang
Banjarejo Drini
Ngestirejo Watupayungsiratan
4
Tepus
Sidoharjo Watulawang
Tepus Timang
Purwodadi
Ngondo
Watupayungsiyung
Watupanjang
Watunglambor
Watuganten Lor
Watuganten Kidul
Watubebek
5
Girisubo
Jepitu
Watutogog
Jungwok
Watutopi
Ngusalan
Informasi Pembangunan Daerah Kabupaten Gunungkidul 2017 7
No Kecamatan Desa Nama Pulau
Tileng
Kalong
Amben
Pucung Watugrek
Songbanyu Gungunggandul
Godeg
Baron
Layar
Krokoh
Sumber : Dinas Kelautan dan Perikanan Gunungkidul 2017
3. Topografi
Berdasarkan kondisi topografi Kabupaten Gunungkidul
dibagi menjadi 3 (tiga) zona pengembangan, yaitu :
a. Zona Utara disebut wilayah Batur Agung dengan
ketinggian 200m - 700m di atas permukaan laut.
Keadaannya berbukit-bukit terdapat sumber-sumber air
tanah kedalaman6m – 12m dari permukaan tanah. Jenis
tanah didominasi latosol dengan batuan induk vulkanik
dan sedimen taufan. Wilayah ini meliputi Kecamatan
Patuk, Gedangsari, Nglipar, Ngawen, Semin, dan Ponjong
bagian utara.
b. Zona Tengah disebut wilayah pengembangan Ledok
Wonosari, dengan ketinggian 150m – 200m di atas
permukaan laut. Jenis tanah didominasi oleh asosiasi
mediteran merah dan grumosol hitam dengan bahan
induk batu kapur. Sehingga meskipun musim kemarau
panjang, partikel-partikel air masih mampu bertahan.
Terdapat sungai di atas tanah, tetapi di musim kemarau
kering. Kedalaman air tanah berkisar antara 60m – 120m
di bawah permukaan tanah. Wilayah ini meliputi
Kecamatan Playen, Wonosari, Karangmojo, Ponjong bagian
tengah, dan Semanu bagian utara.
c. Zona Selatan disebut wilayah pengembangan Gunung
Seribu (Duizon gebergton atau Zuider gebergton), dengan
ketinggian 0m – 300m di atas permukaan laut. Batuan
dasar pembentuknya adalah batu kapur dengan ciri khas
bukit-bukit kerucut (Conical limestone) dan merupakan
kawasan karst. Pada wilayah ini banyak dijumpai sungai
bawah tanah. Zone Selatan ini meliputi kecamatan
Saptosari, Paliyan, Girisubo, Tanjungsari, Tepus,
Rongkop, Purwosari, Panggang, Ponjong bagian selatan,
dan Semanu bagian selatan.
Lahan di Kabupaten Gunungkidul mempunyai tingkat
kemiringan yang bervariasi yang dikelompokkan menjadi
empat bagian, yaitu : datar (0-2%), bergelombang (3-15%),
curam (16-40%) dan sangat Curam (>40%)
Kemiringan Lahan Kabupaten Gunungkidul
Datar (0-2%) 26.768 Ha
18%
Bergelombang (3-15%)
41.435 Ha 28%
Curam (16-40%)
59.452 Ha 40%
Cangat Curam (>40%)
20.881 Ha 14%
Informasi Pembangunan Daerah Kabupaten Gunungkidul 2017 8
Wilayah Kabupaten Gunungkidul terletak pada
ketinggian yang bervariasi antara 0–800 meter di atas
permukaan laut. Sebagian besar wilayah Kabupaten
Gunungkidul yaitu 1.341,71 km2 atau 90,33 % berada pada
ketinggian 100–500 m di atas permukaan laut (dpl).
Sedangkan sisanya 7,75 % terletak pada ketinggian kurang
dari 100 m dpl, dan 1,92 % terletak pada ketinggian lebih dari
500m dpl.
4. Geologi
Jenis tanah di wilayah Kabupaten Gunungkidul cukup
beragam, dengan rincian sebagai berikut:
a. Latosol, dengan batuan induk kompleks sedimen tufan dan
batuan vulkanik,yang terletak pada wilayah bergunung-
gunung, tersebar di wilayah Kecamatan Patuk bagian Utara
dan Selatan, Gedangsari, Ngawen, Semin bagian Timur,
dan Ponjong bagian Utara
b. Kompleks latosol dan mediteran merah, dengan batuan
induk batuan gamping, bentuk wilayah bergelombang
sampai berbukit, terdapat di wilayah Kecamatan Panggang,
Purwosari, Saptosari, Tepus, Tanjungsari, Semanu bagian
Selatan dan Timur, Rongkop, Girisubo, serta Ponjong
bagian Selatan.
c. Asosiasi mediteran merah dan renzina, dengan batuan
induk batu gamping, bentuk wilayah berombak sampai
bergelombang, terdapat di wilayah Kecamatan Ngawen
bagian Selatan, Nglipar, Karangmojo bagian Barat dan
Utara, Semanu bagian Barat, Wonosari bagian Timur,
Utara dan Selatan, Playen bagian Barat dan Utara, serta
Paliyan bagian Selatan.
d. Grumosol hitam, dengan batuan induk batu gamping,
bentuk wilayah datar sampai bergelombang, terdapat di
wilayah Kecamatan Playen bagian Selatan, Wonosari bagian
Barat, Paliyan bagian Utara, dan Ponjong bagian Selatan.
e. Asosiasi latosol merah dan litosol, dengan bahan induk
tufan dan batuan vulkanik intermediet, bentuk wilayah
bergelombang sampai berbukit, terdapat di wilayah
Kecamatan Semin bagian Utara, Patuk bagian Selatan, dan
Playen bagian Barat.
Struktur tanah di Kabupaten Gunungkidul dibedakan
atas dasar komposisi komponen pasir, debu, dan lempung,
sehingga secara garis besar dipilahkan menjadi tekstur kasar,
sedang, dan halus.
5. Hidrologi
Kabupaten Gunungkidul dilalui oleh dua daerah
aliran sungai (DAS) permukaan yaitu DAS Opak–Oyo dan DAS
Dengkeng. Masing-masing DAS itu terdiri dari beberapa Sub
DAS yang berfungsi untuk mengairi areal pertanian, juga
terdapat DAS bawah permukaan yaitu DAS Bribin.
Air permukaan (sungai dan mata air) banyak dijumpai
di Gunungkidul wilayah utara dan tengah. Di wilayah tengah
beberapa tempat mempunyai air tanah yang cukup dangkal
dan dimanfaatkan untuk sumur ladang. Wilayah selatan
Gunungkidul merupakan kawasan karst yang jarang
ditemukan air permukaan. Di wilayah ini dijumpai sungai
bawah tanah seperti Bribin, Ngobaran, dan Seropan serta
ditemukan juga telaga musiman yang multiguna bagi
penduduk sekitarnya.
Berdasarkan Keputusan Menteri Energi dan Sumber
Daya Mineral Nomor 1659 K/ 40/MEN/2004 Tanggal 1
Informasi Pembangunan Daerah Kabupaten Gunungkidul 2017 9
Desember 2004 tentang Penetapan Kawasan Karst
Gunungsewu dan Pacitan Timur, untuk Kabupaten
Gunungkidul kawasan yang ditetapkan sebagai kawasan karst
adalah kawasan perbukitan batu gamping yang terletak di
Kecamatan Wonosari, Ponjong, Panggang, Semanu, Purwosari,
Paliyan, Saptosari, Rongkop, Tanjungsari, Tepus, dan
Girisubo. Kawasan tersebut perlu dikelola sesuai dengan daya
dukung lingkungannya dalam upaya mengoptimalkan
pemanfaatan potensi kawasan karst yang berkelanjutan dan
berwawasan lingkungan.
Kabupaten Gunungkidul memiliki 14 sungai, sebagian
besar terdapat di wilayah utara. Sungai terbesar di Kabupaten
Gunungkidul adalah Sungai Oyo dengan lokasi mata air di
Kabupaten Wonogiri (Propinsi Jawa Tengah) dan bermuara di
Samudera Hindia.
Jumlah mata air di wilayah Kabupaten Gunungkidul
ada 215 buah, sedangkan jumlah telaga ada 252 buah. Di
wilayah Kabupaten Gunungkidul bagian tengah dan sebagian
kecil wilayah selatan terdapat sumur bor (deep well) sebanyak
55 buah dengan fungsi untuk irigasi pertanian dan untuk air
minum penduduk setempat. Untuk kepentingan irigasi, satu
sumur bor mempunyai kemampuan oncoran antara 15–50 ha.
Kemampuan masing-masing sumur tergantung pada debit
airnya.
Beberapa sungai bawah tanah dimanfaatkan airnya
untuk memenuhi kebutuhan air baku/air bersih bagi rumah
tangga antara lain, di Bribin, Ngobaran, Seropan, dan Baron.
Air sungai bawah tanah juga dirintis untuk kepentingan
irigasi pertanian seperti Seropan untuk wilayah Kecamatan
Semanu.
Lingkungan ekosistem di Kabupaten Gunungkidul
dibedakan menjadi 4 kategori satuan ekosistem yaitu:
a. Satuan Ekosistem Perbukitan Baturagung
b. Satuan Ekosistem Dataran Wonosari
c. Satuan Ekosistem Perbukitan Karst Gunungsewu
d. Satuan Ekosistem Wilayah Kepesisiran.
Gambaran singkat untuk satuan ekosistem
Baturagung, Dataran Wonosari dan Perbukitan Karst
Gunungsewu sebagaimana diuraikan dalam pembagian tiga
daerah pengembangan. Untuk wilayah pesisir di Kabupaten
Gunungkidul, secara umum dikelompokkan ke dalam 3 (tiga)
tipologi pesisir primer, yaitu:
a. Pesisir erosi lahan-lahan daratan (land erosion coast)
terbentuk akibat bekerjanya proses erosi dan solusional
yang intensif pada topogafi karst akibat air hujan dan
aliran permukaan, yang menyebabkan sebagian permukaan
lahan terkikis membentuk alur-alur atau lembah-lembah
sempit dan igir-igir sisa yang menjorok atau membentuk
pola menjari ke arah laut. Tipologi ini hampir dijumpai
pada seluruh wilayah pesisir di Kabupaten Gunungkidul,
yang secara khusus tampak di wilayah pesisir Ngrenehan,
Baron, Kukup, Sepanjang, Drini, Krakal, dan Sundak.
b. Pesisir akibat aktivitas gunungapi purba (volcanic coast),
yang ditandai oleh adanya bentukan-bentukan morfologi
sisa (residual) yang tersusun atas batuan beku volkan tua
berumur Oligosen, yang berada pada tebing dan pelataran
pantainya. Tipologi ini dijumpai di pesisir Siung dan
Wediombo.
c. Pesisir akibat struktural (structurally shape coast),
merupakan pesisir yang ditandai oleh adanya tebing-tebing
cliff yang curam, pola garis pantai lurus, dengan gua-gua
Informasi Pembangunan Daerah Kabupaten Gunungkidul 2017 10
abrasi (sea cave) yang langsung berhadapan dengan
Samudera Hindia. Tipologi ini meliputi pesisir Ngobaran,
Ngungap, dan Sadeng.
Selanjutnya wilayah pesisir Kabupaten Gunungkidul
dikelompokkan ke dalam 3 (tiga) zona akuifer dan potensi air
tanahnya, yaitu: akuifer produksi sedang dengan persebaran
lokal, akuifer produksi rendah dengan persebaran lokal, dan
non akuifer atau daerah langka airtanah.
Potensi sumberdaya hayati yang ada di Ekosistem
Wilayah Kepesisiran meliputi keanekaragaman hayati alami,
potensi hasil pertanian, perkebunan, kehutanan, peternakan,
perikanan, maupun kelautan. Sementara itu, sumberdaya
mineral yang umum terdapat di wilayah pesisir Kabupaten
Gunungkidul terbatas pada Bahan Galian Golongan C, yaitu:
batugamping, lempung, dan pasir marin. Mineral
batugamping menempati satuan perbukitan karst yang
merupakan batugamping terumbu, dan berlanjut menjadi
pelataran pantai (shore platform) pada dasar pantai dekat
(near shore).
Kawasan pesisir di Kabupaten Gunungkidul terletak di:
1. Desa Girijati, Giricahyo dan Giripurwo, Kecamatan
Purwosari
2. Desa Giriwungu dan Girikarto, Kecamatan Panggang
3. Desa Krambilsawit, Kanigoro dan Planjan, Kecamatan
Saptosari
4. Desa Kemadang dan Banjarejo, Kecamatan Tanjungsari
5. Desa Sidoharjo, Tepus dan Purwodadi, Kecamatan Tepus
6. Desa Balong, Jepitu, Tileng, Pucung dan Songbanyu,
Kecamatan Girisubo
6. Klimatologi
Jumlah rata-rata bulan basah di Kabupaten
Gunungkidul tiap tahunnya berkisar 4-5 bulan, sedangkan
bulan kering berkisar antara 7–8 bulan. Musim hujan dimulai
pada bulan Oktober–Nopember dan berakhir pada bulan
Maret–April setiap tahunnya. Puncak curah hujan terjadi
pada bulan Desember – Pebruari dengan wilayah bagian utara
mengalami curah hujan lebih tinggi dibandingkan wilayah
tengah dan selatan.
Suhu udara Kabupaten Gunungkidul untuk suhu rata-
rata harian 27,7° C, suhu minimum 23,2°C dan suhu
maksimum 32,4° C. Kelembaban nisbi di Kabupaten
Gunungkidul berkisar antara 80% – 85%. Kelembaban nisbi
ini bagi wilayah Kabupaten Gunungkidul tidak terlalu
dipengaruhi oleh tinggi tempat, tetapi lebih dipengaruhi oleh
musim. Kelembaban tertinggi terjadi pada bulan Januari–
Maret, sedangkan terendah pada bulan September.
Informasi Pembangunan Daerah Kabupaten Gunungkidul 2017 11
III. DEMOGRAFI
1 Jumlah dan Pertumbuhan Penduduk
Jumlah penduduk Kabupaten Gunungkidul tahun 2017
tercatat 755.977 jiwa, dengan laju pertumbuhan - 0,70% yang artinya antara tahun 2016 sampai dengan tahun 2017 penduduk Kabupaten Gunungkidul mengalami penurunan
sebesar - 0,70%.
Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan Tahun 2017
NO KECAMATAN JUMLAH PENDUDUK
L % P % L+P %
1 WONOSARI 42.801 49,76% 43.208 50,24% 86.009 11,36%
2 NGLIPAR 16.677 49,80% 16.808 50,20% 33.485 4,42%
3 PLAYEN 29.713 49,38% 30.490 50,62% 60.228 7,97%
4 PATUK 16.728 49,35% 17.268 50,65% 34.094 4,51%
5 PALIYAN 16.170 49,53% 16.564 50,47% 32.820 4,34%
6 PANGGANG 14.474 49,33% 14.829 50,67% 29.264 3,87%
7 TEPUS 18.233 49,59% 18.497 50,41% 36.695 4,85%
8 SEMANU 28.877 50,08% 28.677 49,92% 57.451 7,60%
9 KARANGMOJO 27.555 49,73% 27.861 50,27% 55.422 7,33%
10 PONJONG 27.903 49,74% 28.301 50,26% 56.310 7,45%
11 RONGKOP 14.943 49,85% 15.099 50,15% 30.107 3,98%
12 SEMIN 28.305 50,24% 28.161 49,76% 56.598 7,49%
13 NGAWEN 17.190 49,89% 17.305 50,11% 34.533 4,57%
14 GEDANGSARI 19.631 50,00% 19.618 50,00% 39.239 5,19%
15 SAPTOSARI 19.409 50,18% 19.186 49,82% 38.512 5,09%
16 GIRISUBO 12.668 49,52% 13.024 50,48% 25.798 3,41%
17 TANJUNGSARI 14.335 49,34% 14.677 50,66% 28.971 3,83%
18 PURWOSARI 10.201 48,94% 10.571 51,06% 20.704 2,74%
JUMLAH 375.813 49,75% 379.886 50,25% 755.977 100,00%
Sumber: Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil 2017.
Pertumbuhan penduduk merupakan perubahan
jumlah penduduk dari waktu ke waktu. Pertumbuhan
penduduk secara alami dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu
kelahiran, kematian, dan migrasi penduduk.
Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Gunungkidul
Tahun 1961-2010
0.81
0.68
0.13
0.3
0.07
0
0.1
0.2
0.3
0.4
0.5
0.6
0.7
0.8
0.9
1961 - 1971 1971 - 1980 1980 - 1990 1990 - 2000 2000 - 2010
Informasi Pembangunan Daerah Kabupaten Gunungkidul 2017 12
Jumlah dan Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Gunungkidul
Tahun 2010-2016
2 Struktur Umur
Komposisi kelompok umur penduduk Gunungkidul
selama kurun waktu 2011-2015 didominasi oleh penduduk
usia dewasa/produktif. Penduduk kelompok umur 0-14 tahun
selama kurun waktu tersebut cenderung tidak mengalami
perubahan. Struktur umur penduduk Gunungkidul dikatakan
sebagai “penduduk usia tua” karena penduduk umur 0-14
tahun kurang dari 30% dan penduduk usia 65 tahun keatas
mengalami kenaikan. Semakin meningkatnya jumlah
penduduk usia lanjut mengindikasikan tingginya usia
harapan hidup penduduk Gunungkidul. Berikut gambaran
persentase komposisi penduduk menurut umur Kabupaten
Gunungkidul Tahun 2011-2015 dan pirmida penduduk
menurut umur dan jenis kelamin tahun 2015 :
Persentase Komposisi Penduduk Menurut Umur Kabupaten
Gunungkidul Tahun 2011-2015
Piramida Penduduk Kabupaten Gunungkidul Tahun 2015
0.78 0.80 0.78 0.76
2.35
1.01
0
0.5
1
1.5
2
2.5
650,000
660,000
670,000
680,000
690,000
700,000
710,000
720,000
730,000
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
Jumlah Penduduk Angka Pertumbuhan Penduduk
22.15 21.77 22.72 21.62 21.55
64.13 65.17 64.32 65.4 65.46
13.72 13.06 12.96 12.98 12.99
0
10
20
30
40
50
60
70
2011 2012 2013 2014 2015
0 - 14
15 - 64
65 +
30000 20000 10000 00 10,000 20,000 30,000
0 - 4
10 - 14
20 - 24
30 - 34
40 - 44
50 - 54
60 - 64
70 +
Laki-laki Perempuan
Informasi Pembangunan Daerah Kabupaten Gunungkidul 2017 13
3 Jenis Kelamin
Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin per Kecamatan
di Kabupaten Gunungkidul Tahun 2016
No. Kecamatan Laki-laki
(Jiwa)
Perempuan
(Jiwa)
Rasio Jenis
Kelamin (%)
1 Panggang 13.264 14.772 91,98
2 Purwosari 9.660 10.818 91,47
3 Paliyan 14.562 16.193 92,12
4 Saptosari 17.227 19.012 92,82
5 Tepus 15.863 17.862 90,96
6 Tanjungsari 12.894 14.280 92,49
7 Rongkop 13.524 14.920 92,85
8 Girisubo 10.989 12.476 90,22
9 Semanu 25.999 28.710 92,76
10 Ponjong 25..118 27.542 93,42
11 Karangmojo 24..512 27.053 92,81
12 Wonosari 40.166 43.111 95,44
13 Playen 27.476 30.153 93,34
14 Patuk 15.441 16.643 95,04
15 Gedangsari 18.015 19.266 95,78
16 Nglipar 15.018 16.373 93,95
17 Ngawen 16.056 17.380 94,64
18 Semin 24.747 27.090 93,57
Jumlah 348.825 373.654 93, 36
Sumber : Gunungkidul Dalam Angka 2017
Berdasarkan tabel di atas dapat diartikan bahwa
jumlah penduduk laki-laki 6,37 % lebih sedikit dibanding
jumlah penduduk perempuan atau dari setiap 100 orang
perempuan terdapat 93,68 laki-laki.
4 Kepadatan Penduduk
Kepadatan Penduduk per Kecamatan di Kabupaten Gunungkidul
Tahun 2016
No. KECAMATAN Luas Areal
(Km2)
Total
(Jiwa)
Kepadatan
Penduduk
(Jiwa/Km2)
1 Panggang 99,8 28.360 284,17
2 Purwosari 71,76 20.713 288,64
3 Paliyan 58,07 31.110 535,73
4 Saptosari 87,83 36.658 417,37
5 Tepus 104,91 34.110 325,14
6 Tanjungsari 71,63 27.488 383,75
7 Rongkop 83,46 28.773 344,75
8 Girisubo 94,57 23.732 250,95
9 Semanu 108,39 55.342 510,58
10 Ponjong 104,49 53.273 509,84
11 Karangmojo 80,12 52.162 651,05
12 Wonosari 75,51 84.257 1.115,84
13 Playen 105,26 58.299 553,86
14 Patuk 72,04 32.460 450,58
15 Gedangsari 68,14 37.719 553,55
16 Nglipar 73,87 31.756 429,89
17 Ngawen 46,59 33.828 726,08
18 Semin 78,92 52.439 664,46
Gunungkidul 1.485,36 722.479 486,40
Sumber : Gunungkidul Dalam Angka 2017
Informasi Pembangunan Daerah Kabupaten Gunungkidul 2017 14
IV. PEMERINTAHAN
1. Visi Misi Kabupaten Gunungkidul Tahun 2016-2021
Penentuan arah pembangunan di Kabupaten Gunungkidul didasarkan pada filosofi atau sesanti yang adiluhung dari leluhur serta sebagai perspektif ke depan, maka penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah (RPJMD) Tahun 2016-2021 dijiwai filosofi pembangunan Kabupaten Gunungkidul yaitu: “DHAKSINARGHA BUMIKARTA” yang memiliki cakrawala yang luas dan mampu menjadi pedoman bagi daerah dalam menentukan visi, misi, dan arah pembangunan. Filosofi pembangunan Kabupaten Gunungkidul tersebut sesuai dengan Filosofi Daerah Istimewa Yogyakarta yaitu: “HAMEMAYU HAYUNING BAWANA”.
Mendasarkan pada filosofi para the founding fathers atau sesanti yang adiluhung dari leluhur serta sebagai perspektif ke depan, maka penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah dijiwai filosofi pembangunan Kabupaten Gunungkidul yaitu: “DHAKSINARGHA BHUMIKARTA” yang memiliki cakrawala yang luas dan mampu menjadi pedoman bagi daerah dalam menentukan visi, misi, dan arah pembangunan.
Penjabaran dari filosofi tersebut adalah Dhaksinarga berasal dari kata-kata dhaksina dan argha yang berarti :
Dhaksina : Selatan
Argha : Gunung
Dirangkai menjadi satu kata Dhaksinarga yang artinya
Gunungkidul Bhumi : Bumi, tanah, daerah
Karta : Subur, makmur, rahayu, damai, sejahtera
Filosofi pembangunan Kabupaten Gunungkidul DHAKSINARGHA BHUMIKARTA merupakan tekad masyarakat Gunungkidul untuk senantiasa ingin mewujudkan semboyan yang mengandung harapan agar Gunungkidul menjadi Daerah yang subur dan makmur dengan cara melaksanakan pembangunan di segala bidang berlandaskan “Hastha Dharma”.
Adapun Hastha Dharma merupakan amanah yang harus dilaksanakan oleh setiap pemimpin dan aparatur daerah
yaitu: 1. Pengayoman seluruh rakyat tanpa membedakan agama,
aliran, dan golongan. 2. Pemberi petunjuk dan bimbingan kepada rakyat menuju
ketertiban dan keamanan umum. 3. Penyuluh di dalam gelap dan penolong di dalam
penderitaan bagi seluruh lapisan masyarakat, sehingga tercapai ketenangan dan ketenteraman lahir batin.
4. Pembina semangat kehidupan masyarakat sehingga terjelma sifat dan sikap dinamis, konstruktif, dan korektif.
5. Pembangkit dan pemupuk daya cipta menuju ke arah kesejahteraan masyarakat.
6. Bersifat sabar, tekun, ulet, dan bijaksana agar dapat menampung dan mencarikan pemecahan segala persoalan hidup dan kehidupan rakyat sehari-hari.
7. Penggerak segala kegiatan masyarakat menuju tercapainya masyarakat yang adil dan makmur yang diridhoi Tuhan Yang Maha Esa.
8. Pemberantas kejahatan dan kemaksiatan dengan jelas bertindak tegas, adil dan jujur tanpa pandang bulu dan harus menjadi teladan didalam kebaikan lahir, batin, dan masyarakat.
Implementasi dari filosofi luhur tersebut di atas menjiwai dan memaknai visi dan misi serta arah kebijakan pembangunan Kabupaten Gunungkidul jangka panjang dalam kerangka pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan.
Informasi Pembangunan Daerah Kabupaten Gunungkidul 2017 15
Konsep pembangunan Kabupaten Gunungkidul juga dilandasi filosofi pembangunan Daerah Istimewa Yogyakarta sebagaimana tertuang dalam Perda DIY Nomor 6 Tahun 2013 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta adalah Hamemayu Hayuning Bawana, sebagai cita-cita luhur untuk mewujudkan tata nilai kehidupan masyarakat Yogyakarta berdasarkan nilai budaya. Hakekat budaya adalah hasil cipta, karsa dan rasa, yang diyakini masyarakat sebagai sesuatu yang benar dan
bermanfaat. Demikian pula budaya Jawa, yang diyakini oleh masyarakat DIY sebagai salah satu acuan dalam hidup bermasyarakat, baik ke dalam maupun ke luar.Ini berarti bahwa budaya tersebut bertujuan untuk mewujudkan masyarakat gemah ripah loh jinawi, ayom, ayem, tata, titi, tentrem, kerta raharja. Dengan perkataan lain, budaya tersebut akan bermuara pada kehidupan masyarakat yang penuh dengan kedamaian, baik ke dalam maupun ke luar.
Enam nilai dasar budaya (Hamemayu Hayuning Bawana, Sangkan Paraning Dumadi, Manunggaling Kawula Gusti, Tahta Untuk Rakyat, Golong-Gilig Sawiji Greget Sengguh Ora Mingkuh, Catur Gatra Tunggal dengan Sumbu Tugu-Krapyak, dan Pathok Negara) dalam konteks keistimewaan Yogyakarta perlu didudukkan sebagai nilai rujukan deskriptif dan preskriptif, serta perlu dijabarkan sebagai pemandu gerak nyata kehidupan di Yogyakarta.
Demikian juga halnya dengan konsep Tahta Untuk Rakyat dan Manunggaling Kawulo Gusti sangat dekat dan mirip dengan konsep-konsep demokrasi dan partisipatori. Konsep Pathok Nagara memiliki pesan yang mirip dengan konsep green belt dalam pembangunan kota modern. Konsep Catur Gatra Tunggal dan Sumbu Kraton-Tugu mirip dengan kota-kota Teokrasi di Eropa yang dibangun pada abad pertengahan yang menyimbolkan centrum dan identitas dan sampai saat ini masih dirawat dengan sangat baik sehingga menjadi bagian penting bagi kegiatan pariwisata. Konsep Sawiji Greget Sengguh Ora Mingkuh, mirip dengan spirit atau
semangat Bushido yang telah menjadi acuan mental manusia Jepang moderen dalam membangun negara dan bangsanya.
Filosofi pembangunan daerah Kabupaten Gunungkidul yang juga dilandasi filosofi pembangunan Daerah Istimewa Yogyakarta selanjutnya menjadi ruh atau jiwa dalam Visi pembangunan daerah sebagai suatu pernyataan yang merupakan ungkapan atau artikulasi dari citra, nilai arah, dan tujuan organisasi yang realistis, memberikan kekuatan, semangat, dan komitmen serta memiliki daya tarik yang dapat
dipercaya sebagai pemandu dalam pelaksanaan aktivitas dan pencapaian tujuan organisasi.
Visi
Dengan berdasarkan pada arah kebijakan dan sasaran pembangunan jangka panjang, memperhatikan Visi dan Misi RPJMN, Visi dan Misi RPJMD DIY, serta visi kepala daerah dan wakil kepala daerah terpilih Hj.Badingah,S.Sos. dan Dr.H. Immawan Wahyudi,M.Hum dirumuskan visi Kabupaten Gunungkidul Tahun 2016-2021 :
“Mewujudkan Gunungkidul sebagai daerah tujuan wisata yang terkemuka dan berbudaya menuju masyarakat yang
berdaya saing, maju, mandiri, dan sejahtera tahun 2021”.
Daerah tujuan wisata yang terkemuka dimaknai sebagai
sebuah kondisi kabupaten Gunungkidul mampu menjadi
salah satu tujuan wisata utama dalam skala regional dan nasional. Daerah tujuan wisata yang berbudaya dimaknai bahwa dalam pengembangan pariwisata yang juga mengoptimalkan potensi dan kekayaan budaya lokal dengan konsep mengembangkan dan mempertahankan budaya, adat istiadat, serta nilai-nilai luhur budaya (keistimewaan). Berbudaya juga dimaknai sebagai kondisi dimana budaya
Informasi Pembangunan Daerah Kabupaten Gunungkidul 2017 16
lokal juga mampu menyerap dan menyaring budaya asing namun tetap mempertahankan identitas budaya lokal.
Dengan terwujudnya Gunungkidul sebagai daerah tujuan wisata yang terkemuka dan berbudaya, maka masyarakat yang berdaya saing, maju, mandiri, dan sejahtera akan tercapai.
Masyarakat yang berdaya saing adalah kondisi masyarakat Gunungkidul dengan tingkat pendidikan dan kesehatan yang baik, mempunyai kemampuan dan
keterampilan memadai untuk bersaing dalam berbagai bidang dengan berlandaskan pada keunggulan komparatif dan kompetitif.
Masyarakat yang maju adalah kondisi masyarakat Gunungkidul yang tumbuh dan berkembang secara ekonomi dan dan politik. Ditinjau dari aspek ekonomi masyarakat yang maju diukur dari tingkat pendapatan yang lebih baik dan distribusi yang lebih merata. Proses produksi telah berkembang dengan keterpaduan antar sektor, terutama sektor industri, sektor pertanian, dan sektor jasa-jasa terutama pariwisata, didukung pemanfaatan sumber daya alam secara rasional, efisien, dan berwawasan lingkungan. Dalam aspek politik, masyarakat yang maju adalah masyarakat yang mampu mengembangkan sistem dan kelembagaan politik yang demokratis, hak-hak politik masyarakat terjamin, dan peran serta masyarakat dalam berbagai bidang tinggi.
Masyarakat yang mandiri adalah kondisi masyarakat
Gunungkidul yang memiliki kemampuan untuk mengelola dan memanfatkan potensi dan kemampuan yang dimiliki sendiri dengan baik, efektif, dan efisien untuk memenuhi kebutuhan dan meningkatkan taraf hidupnya, tanpa harus meninggalkan kerjasama dengan pihak lain untuk melaksanakan pembangunan daerah.
Masyarakat yang sejahtera adalah kondisi masyarakat Gunungkidul yang telah terpenuhi kebutuhan dasar hidup lahir dan batin, yang ditandai oleh kecukupan pangan,
sandang, papan, kesehatan, pendidikan, situasi keamanan yang kondusif, suasana kehidupan yang religius, rukun, saling menghormati dan menghargai, serta menjunjung tinggi nilai-nilai demokrasi, hak asasi manusia, dan keadilan.
Misi
Misi merupakan penjabarkan dari visi dan disusun dalam rangka mengimplementasikan langkah-langkah yang akan dilakukan dalam mewujudkan visi tersebut. Rumusan misi merupakan penggambaran visi yang ingin dicapai dan menguraikan upaya-upaya apa yang harus dilakukan. Rumusan misi disusun untuk memberikan kerangka bagi tujuan dan sasaran serta arah kebijakan yang ingin dicapai dan menentukan jalan yang akan ditempuh untuk mencapai visi.
Untuk mencapai Visi Kabupaten Gunungkidul tahun 2021, ditetapkan misi pembangunan sebagai berikut :
1. Meningkatkan tata kelola pemerintahan yang baik (Good Governance).
2. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang berdaya saing.
3. Memantapkan pengelolaan pariwisata yang profesional. 4. Meningkatkan infrastruktur yang memadai untuk
menggerakkan perekonomian yang tangguh berbasis potensi daerah.
5. Mengembangkan sektor-sektor unggulan daerah dan iklim
investasi yang kondusif. 6. Meningkatkan pengelolaan dan perlindungan sumber
daya alam secara berkelanjutan.
Penjelasan misi sebagai berikut: Misi 1 :Meningkatkan tata kelola pemerintahan yang baik (Good Governance).
Informasi Pembangunan Daerah Kabupaten Gunungkidul 2017 17
Misi ini adalah upaya Pemerintah Daerah untuk menyelenggarakan tata pemerintahan dengan berlandaskan asas prinsip good governancemelalui sinergisme antar stakeholders pemerintah, masyarakat, dan dunia usaha dalam rangka pengelolaan dan manajemen pembangunan daerah. Prinsip yang menjadi landasan good governance adalah:
1. Akuntabilitas yaitu meningkatkan akuntabilitas para
pengambil kebijakan daerah dalam segala bidang yang menyangkut kepentingan masyarakat.
2. Pengawasan yaitumeningkatkan upaya pengawasan terhadap penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan dengan mengefektifkan keterlibatan swasta dan masyarakat luas.
3. Daya tanggap yaitu meningkatkan kepekaan para penyelenggara pemerintahan terhadap aspirasi masyarakat tanpa kecuali.
4. Profesionalisme yaitumeningkatkan kemampuan dan moral penyelenggaraan pemerintahan agar mampu memberi pelayanan yang mudah, cepat, tepat dengan biaya terjangkau.
5. Efisiensi dan efektifitas yaitu menjamin terselenggaranya pelayanan kepada masyarakat dengan menggunakan sumber daya yang tersedia secara optimal dan bertanggung jawab.
6. Transparansi yaitu mampu menciptakan kepercayaan timbal-balik antara pemerintah dan masyarakat melalui
penyediaan informasi dan menjamin kemudahan didalam memperoleh informasi.
7. Kesetaraan yaitu mampu memberi peluang yang sama bagi setiap anggota masyarakat untuk meningkatkan kesejahteraannya.
8. Wawasan ke depan(strategic vision) yaitu Pemerintah Daerah berupaya membangun daerah berdasarkan visi strategis yang jelas dan mengikuti-sertakan warga dalam
seluruh proses pembangunan, sehingga warga merasa memiliki dan ikut bertanggungjawab terhadap kemajuan daerahnya.
9. Partisipasi yaitu Pemerintah Daerah mendorong setiap warga untuk mempergunakan hak dalam menyampaikan pendapat dalam proses pengambilan keputusan, yang menyangkut kepentingan masyarakat, baik secara langsung mapun tidak langsung.
10. Penegakan hukum adalah mewujudkan penegakan
hukum yang adil bagi semua pihak tanpa pengecualian, menjunjung tinggi hak asasi manusia dan memperhatikan nilai-nilai yang hidup dalam masyarakat.
Misi 2 : Meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang berdaya saing. Misi ini adalah upaya Pemerintah Kabupaten Gunungkidul untuk membangun sumberdaya manusia yang berkualitas dan berdaya saing di segala bidang melalui human investment sebagai pilar pokok pembangunan daerah. Upaya tersebut sebagai rangkaian upaya untuk mewujudkan manusia Gunungkidul seutuhnya dan masyarakat Gunungkidul seluruhnya yaitu mencakup pembangunan manusia, baik sebagai insan maupun sumber daya pembangunan manusia. Sebagai insan memberikan tekanan pada harkat, martabat, hak, dan kewajiban manusia yang tercermin dalam nilai-nilai yang terkandung dalam diri manusia baik segi etika, estetika, maupun logika yang meliputi nilai-nilai rohaniah, kepribadian
dan kejuangan.
Misi 3 : Memantapkan pengelolaan pariwisata yang profesional.
Misi ini adalah upaya Pemerintah Daerah Pariwisata untuk meningkatkan berbagai macam kegiatan wisata yang didukung berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, Pemerintah, dan Pemerintah
Informasi Pembangunan Daerah Kabupaten Gunungkidul 2017 18
Daerah yang berupa hasil olah cipta, rasa dan karsa manusia sebagai makhluk budaya, baik yang bersifat berwujud (tangible) maupun tidak berwujud (intangible) dengan didukung sumber daya manusia yang dapat turut membentuk sikap dan perilaku serta kepribadian yang tangguh, sementara kepribadian yang tangguh tersebut merupakan prasyarat dalam membentuk profesionalisme.
Misi 4 : Meningkatkan infrastruktur yang memadai untuk menggerakkan perekonomian yang tangguh berbasis potensi daerah.
Misi ini adalah upaya Pemerintah Daerah dalam membangun konektivitas antar wilayah melalui peningkatan kondisi jalan dan jembatan, sarana-prasarana transportasi dan telekomunikasi dalam rangka percepatan pembangunan dan dukungan bagi pengembangan potensi pariwisata,serta penyediaan infrastruktur pelayanan dasar berupa air bersih, irigasi, dan sanitasi yang merata di wilayah Kabupaten Gunungkidul.
Misi 5 : Mengembangkan sektor-sektor unggulan daerah dan iklim investasi yang kondusif.
Misi ini adalah upaya Pemerintah Daerah untuk meningkatkan daya saing sektor-sektor unggulan daerah dan iklim investasi yang kondusif yang menjadi penggerak dan penguat bagi perekonomian daerah yang meliputi bidang pertanian dalam arti luas, industri kecil, usaha mikro kecil dan menengah, serta investasi yang mampu menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi daerah yang inklusif. Peran Pemerintah adalah sebagai fasilitator yang mendampingi masyarakat dengan meningkatkan akses bagi masyarakat agar lebih mudah berusaha, sehingga kemampuan ekonomi rakyat lebih berkembang dan semakin kuat.
Misi 6 : Meningkatkan pengelolaan dan perlindungan sumber daya alam secara berkelanjutan.
Misi ini adalah upaya Pemerintah daerah untuk meningkatkan pengelolaan sumber daya alam (SDA) dan lingkungan hidup yang lestari berorientasi pada pelestarian fungsi lingkungan hidup bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat dengan memperhatikan daya dukung sumber daya alam dan lingkungan hidup.
2. Organisasi Pemerintahan
Organisasi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul terdiri
dari Kepala Daerah beserta Perangkat Daerah yang terdiri
atas Sekretariat Daerah, Sekretariat DPRD, Dinas Daerah,
Lembaga Teknis Daerah, Rumah Sakit Umum Daerah, dan
Kecamatan. Perangkat Daerah dimaksud bertanggung jawab
kepada Kepala Daerah dan membantu Kepala Daerah dalam
penyelenggaraan pemerintahan. Meskipun pada bulan
September tahun 2016 telah disusun Perda Nomor 7 Tahun
2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah
Kabupaten Gunungkidul, namun Perda tersebut baru efektif
berlaku di tahun 2017, sehingga sampai pada akhir tahun
2016 masih berlaku susunan perangkat daerah yang lama.
A. Struktur Organisasi Sekretariat Daerah yaitu :
1. Sekretaris Daerah.
2. Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat, yang
membawahi:
a. Bagian Administrasi Pemerintahan Umum.
b. Bagian Administrasi Kesejahteraan Rakyat.
Informasi Pembangunan Daerah Kabupaten Gunungkidul 2017 19
3. Asisten Perekonomian dan Pembangunan, yang
membawahi :
a. Bagian Administrasi Perekonomian dan Sumber
Daya Alam.
b. Bagian Administrasi Pembangunan.
4. Asisten Administrasi Umum, yang membawahi :
a. Bagian Umum.
b. Bagian Hubungan Masyarakat, dan Protokol.
c. Bagian Hukum.
d. Bagian Organisasi.
5. Staf Ahli, yang terdiri dari :
a. Staf Ahli Bidang Hukum dan Pemerintahan.
b. Staf Ahli Bidang Kemasyarakatan dan SDM.
c. Staf Ahli Bidang Ekonomi dan Pembangunan.
6. Kelompok Jabatan Fungsional.
B. Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, dengan
struktur organisasi sebagai berikut :
1. Sekretaris DPRD.
2. Bagian Tata Usaha.
3. Bagian Perencanaan dan Keuangan.
4. Bagian Risalah dan Perundang-undangan.
5. Bagian Persidangan dan Protokol.
6. Kelompok Jabatan Fungsional.
C. Lembaga Teknis Daerah :
1. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah.
2. Badan Kepegawaian, Pendidikandan Pelatihan
Daerah.
3. Inspektorat Daerah.
4. Badan Keuangan dan Aset Daerah
5. Badan Kesatuan Bangsa, dan Politik.
6. Badan Penanggulangan Bencana Daerah.
7. Satuan Polisi Pamong Praja.
D. Dinas-Dinas Daerah :
1. Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga.
2. Dinas Kesehatan.
3. Dinas Pertanian dan Pangan.
4. Dinas Kelautan dan Perikanan.
5. Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan Rakyat, dan
Kawasan Permukiman.
6. Dinas Sosial
7. Dinas Tenaga Kerja, dan Transmigrasi.
8. Dinas Perindustrian dan Perdagangan
9. Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil.
10. Dinas Perhubungan
11. Dinas Komunikasi, dan Informatika.
12. Dinas Kebudayaan
13. Dinas Pariwisata.
14. Dinas Lingkungan Hidup.
15. Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu.
16. Dinas Pertanahan dan Tata Ruang
17. Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak,
Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Masyarakat Desa.
18. Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah.
19. Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah.
Pada Tahun 2017 penyelenggaraan pemerintahan
Kabupaten Gunungkidul didukung oleh pegawai sebanyak
8.683 orang PNS, yang tersebar pada seluruh Instansi/PD di
lingkungan pemerintah Kabupaten Gunungkidul. Jumlah PNS
dari data terlihat terus mengalami penurunan sebanyak 2.455
orang dari tahun 2012 ke tahun 2017.
Informasi Pembangunan Daerah Kabupaten Gunungkidul 2017 20
Jumlah PNS Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012-2017
Sedangkan komposisi berdasarkan golongan PNS dapat
terlihat pada tabel berikut :
Komposisi PNS Kabupaten Gunungkidul Menurut Golongan
Tahun 2013-2017
URAIAN
TAHUN
2013 2014 2015 2016 2017
Golongan I 447 362 282 208 134
Golongan II 2.116 1.840 1.739 1.620 1.468
Golongan III 4.280 4,539 4.642 4.688 4.013
Golongan IV 3.834 3.863 3.695 3.602 3.068
Jumlah 10.677 10.604 10.358 10.118 8.683
Sumber : Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan Daerah
Kabupaten Gunungkidul 2017
Dari tabel diatas dapat terlihat bahwa dominasi golongan PNS
terdapat pada golongan III, diikuti dengan golongan IV. Secara
kualitas meihat dari golongan maka kualitas PNS Kabupaten
Gunungkidul sudah baik, namun perlu dipertimbangkan untuk
tenaga pelaksana yang semakin berkurang.
Jumlah Pejabat Struktural Kabupaten Gunungkidul
Tahun 2013-2017
No Jabatan TAHUN
L/P 2013 2014 2015 2016 2017 1 Eselon II L+P 24 26 24 24 33 -IIA L 1 1 0 0 1 P 0 0 0 0 -IIB L 21 23 22 22 28 P 2 2 2 2 4 2 Eselon III L+P 145 147 148 140 164 -IIIA L 51 51 52 51 52 P 7 9 9 8 9 -IIIB L 66 66 65 60 78 P 22 21 22 21 25 3 Eselon IV L+P 508 519 524 498 517 -IVA L 291 293 300 286 308 P 112 112 110 106 134 -IVB L 72 74 73 68 45 P 33 40 41 38 30 4 Eselon V L+P 51 61 65 60 -VA L 37 45 48 45 P 14 16 17 15
Jumlah L+P 728 753 761 722 714 Sumber : Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan Daerah
Kabupaten Gunungkidul 2017
11,138 10,677 10,604 10,358 10,118
8,683
-
2,000
4,000
6,000
8,000
10,000
12,000
2012 2013 2014 2015 2016 2017
Data PNS Kab. Gunungkidul
Informasi Pembangunan Daerah Kabupaten Gunungkidul 2017 21
V. EKONOMI MAKRO
1 Pertumbuhan Ekonomi
Laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Gunungkidul
menunjukkan perbaikan kinerja selama periode 2012-2017,
dari 4,84 persen pada tahun 2012 menjadi 5,00 persen pada
tahun 2017. Perekonomian Gunungkidul sempat mengalami
perlambatan pada tahun 2014 dari 4,97% pada tahun 2013
menjadi 4,54 di tahun 2014, namun kembali menunjukkan
kinerja yang baik dengan terus tumbuh sampai tahun 2017
menunjukkan angka pertumbuhan ekonomi sebesar 5,00%,
meskipun angka tersebut masih dibawah angka pertumbuhan
ekonomi DIY dan Nasional. Angka tersebut juga masih
dibawah target Indikator Kinerja Utama RPJMD tahun 2017
sebesar 5,40 %.
Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Gunungkidul
Tahun 2012-2017 (%)
2 Nilai dan Kontribusi PDRB
Besarnya nilai PDRB yang berhasil dicapai dan
perkembangannya merupakan refleksidari kemampuan
daerah dalam mengelola sumber daya alam dan sumber daya
manusia. Keberhasilan tersebut dicapai melalui berbagai
sasaran pembangunan sesuai dengan prioritas serta
kebijakan yang disusun untuk menghadapi tantangan
pembangunan untuk mencapai target sasaran pembangunan
yang telah ditetapkan.
Perkembangan PDRB Kabupaten Gunungkidul Tahun Dasar 2010
Tahun 2012-2017(Juta Rp.)
3 Struktur Ekonomi
Besarnya peranan berbagai lapangan usaha ekonomi
dalam memproduksi barang dan jasa sangat menentukan
struktur ekonomi suatu daerah. Struktur ekonomi yang
terbentuk dari nilai tambah yang diciptakan oleh masing-
masing lapangan usaha dapat menggambarkan seberapa
2012 2013 2014 2015 2016 2017
PDRB ADHK 9,695,9 10,177, 10,639, 11,152, 11,697, 12,282,4
PDRB ADHB 10,545, 11,530, 12,557, 13,798, 14,982, 16,207,
-
5,000,000.00
10,000,000.00
15,000,000.00
20,000,000.00
Perkembangan PDRB Gunungkidul (juta rupiah)
PDRB ADHK PDRB ADHB
Informasi Pembangunan Daerah Kabupaten Gunungkidul 2017 22
besar ketergantungan suatu daerah terhadap kemampuan
berproduksi dari setiap lapangan usaha.
Struktur perekonomian sebagian masyarakat
Gunungkidul masih didominasi kategori Pertanian,
Kehutanan, dan Perikanan. Sumbangan kategori ini masih
mencapai lebih dari seperempat nilai PDRB. Sumbangan
PDRB Kabupaten Gunungkidul tahun 2017 ini masih
didominasi oleh kategori Pertanian, Kehutanan, dan
Perikanan, diikuti oleh kategori konstruksi; kategori industri
pengolahan; kategori administrasi pemerintahan, pertahanan
dan jaminan sosial wajib serta kategori perdagangan besar
dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor. Kategori lain
yang menyumbang lebih dari 5% adalah kategori transportasi
dan pergudangan; kategori penyediaan akomodasi dan makan
minum, kategori informasi komunikasi, serta kategori jasa
pendidikan. Sementara peranan kategori lainnya di bawah
5%. Masih dominannya kategori Pertanian, Kehutanan dan
Perikanan dikarenakan produk dari kategori tersebut
dikonsumsi dalam bentuk langsung dan belum melalui
pengolahan yang dapat memberikan nilai tambah, sehingga
perlu diberikan program-program untuk meningkatkan nilai
tambah kategori pertanian melalui pengolahan yang dapat
dilakukan industri kecil dan menengah yang lebih cocok
dilaksanakan di Gunungkidul.
Distribusi Persentase PDRB Kabupaten Gunungkidul Atas Dasar
Harga Berlaku Tahun 2010 Menurut Lapangan Usaha Tahun
2013-2017 (%)
No. LAPANGAN USAHA TAHUN
2013 2014 2015 2016 2017
A Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan
26,43 25,77 25,56 25,28 24,59
B Pertambangan dan Penggalian
1,48 1,42 1,37 1,31 1,23
Industri Pengolahan 9,42 9,59 9,31 9,38 9,69
D Pengadaan Listrik dan Gas 0,07 0,07 0,08 0,08 0,08
E Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang
0,17 0,18 0,17 0,16 0,17
F Konstruksi 9,62 9,54 9,41 9,40 9,50
G Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor
8,70 8,97 8,83
9,22 9,25
H Transportasi dan Pergudangan
5,23 5,25 5,13 5,04 5,04
I Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum
5,45 5,78 5,90 5,90 6,12
J Informasi dan Komunikasi 7,42 7,30 6,98 7,02 6,91
K Jasa Keuangan dan Asuransi
2,11 2,27 2,34 2,32 2,40
L Real Estat 3,35 3,43 3,44 3,53 3,60
M,N Jasa Perusahaan 0,43 0,44 0,44 0,43 0,43
O Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib
9,10 9,29 9,34 9,38 9,30
P Jasa Pendidikan 5,89 6,15 6,35 6,20 6,29
Q Jasa Kesehatan dan
Kegiatan Sosial
1,97 1,97 2,01 2,00 1,96
R,S,T,U
Jasa lainnya 3,18 3,26 3,28 3,35 3,45
Produk Domestik Regional Bruto
100 100 100 100 100
Sumber : BPS Gunungkidul, 2018.
Informasi Pembangunan Daerah Kabupaten Gunungkidul 2017 23
Laju Pertumbuhan Riil PDRB Kabupaten Gunungkidul Menurut
Lapangan Usaha Tahun 2013-2017 (%)
No. LAPANGAN USAHA TAHUN
2013 2014 2015 2016 2017
A Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan
2.3 -0.62 2.58 2,18 1,98
B Pertambangan dan Penggalian
4.86 1.6 0.25 0,79 2,70
C Industri Pengolahan 8.21 4.11 2.64 5,27 6,77 D Pengadaan Listrik dan Gas 6.91 7,47 2,37 14,3
3
5,12
E Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang
1.45 3.88 2.88 2,29 3,72
F Konstruksi 4.52 5.06 4.36 5,34 7,71 G Perdagangan Besar dan
Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor
5.11 6.77 6.89 6,96 6,12
H Transportasi dan Pergudangan
4.73 2.43 3.68 3,53 3,89
I Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum
8.31 8.61 6.43 5,55 5,60
J Informasi dan Komunikasi 6.23 7.9 5.65 8,78 6,74 K Jasa Keuangan dan Asuransi 11.8
9 11.05 8.54 4,72 0,84
L Real Estat 4.44 8.09 6.65 6,83 5,37 M,N Jasa Perusahaan 3.53 6.37 7.04 5,06 6,08 O Administrasi Pemerintahan,
Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib
4.54 5.79 5.26 5,26 4,62
P Jasa Pendidikan 4.92 8.13 7.61 3,42 6,07
Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan
Sosial
8.42 7.37 7.19 4,48 6,13
R,S,T,U
Jasa lainnya 5.17 6.42 8.65 7,47 6,50
Produk Domestik Regional Bruto 4.84 4.97 4.54 4.81 5,00 Sumber : BPS Gunungkidul, 2018.
Laju pertumbuhan riil PDRB paling tinggi dicatat oleh
sektor Industri Pengolahan, sedangkan sektor pertanian
kehutanan, dan perikanan terus menurun laju
pertumbuhannya, dapat diartikan bahwa sektor ekonomi
terus bergeser dari perekonomian hulu ke industri
pengolahan.
4 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Per Kapita
Salah satu indikator tingkat kemakmuran penduduk di
suatu daerah/wilayah dapat dilihat dari nilai PDRB per
kapita, yang merupakan hasil bagi antara nilai tambah yang
dihasilkan oleh seluruh kegiatan ekonomi dengan jumlah
penduduk. Oleh karena itu, besar kecilnya jumlah penduduk
akan mempengaruhi nilai PDRB per kapita, sedangkan besar
kecilnya nilai PDRB sangat tergantung pada potensi sumber
daya alam dan faktor-faktor produksi yang terdapat di daerah
tersebut. PDRB per kapita atas dasar harga berlaku
menunjukkan nilai PDRB per kepala atau per satu orang
penduduk.
Pada tahun 2017, PDRB per kapita Gunungkidul
mencapai 22,22 juta Rupiah yang terus meningkat sejak
tahun 2013 dengan pertumbuhan sebesar 6,97%.
Pertumbuhan ini sedikit menurun dibandingkan dengan
pertumbuhan tahun sebelumnya yaitu sebesar 8,03%, nilai
pertumbuhan tersebut masih diatas angka inflasi sebesar
3,77%.
Informasi Pembangunan Daerah Kabupaten Gunungkidul 2017 24
PDRB Per Kapita Kabupaten Gunungkidul
Tahun 2013- 2017(Juta Rupiah)
5 Laju Inflasi
Pada tahun 2017, laju inflasi tahun ke tahun (year on
year) kota Wonosari sebesar 3,77 % tercatat lebih rendah bila
dibanding dengan kota Yogyakarta yang tercatat mengalami
laju inflasi tahun ke tahun sebesar 4,2 %, namun masih lebih
tinggi bila dibanding dengan nasional yang tercatat
mengalami laju inflasi sebesar 3,61 %. Kelompok perumahan,
air, listrik, gas dan bahan bakar menunjukkan angka inflasi
tertinggi di kota Wonosari. Kelompok sandang mengalami laju
inflasi tertinggi untuk kota Yogyakarta, sedangkan pada
kelompok makanan jadi, minuman rokok dan
tembakaumengalami laju inflasi tertinggi untuk nasional.
Nilai Inflasi YoYdi Kota Wonosari, Kota Yogyakarta danNasional
Tahun 2013-2017
Laju Inflasi Tahunan Kota Wonosari, Kota Yogyakarta
danNasionalTahun 2016
No. Kelompok Pengeluaran Wonosari Yogyakarta Nasional
1 Umum 2,58 2,29 3,02
2 Bahan Makanan 3,65 4,77 5,69
3 Makanan Jadi, Minuman, Rokok,
Tembakau
5,72 3,84 5,38
4 Perumahan 1,09 1,64 1,90
5 Sandang 5,03 3,04 3,05
6 Kesehatan 5,32 4,17 3,92
7 Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga
0,17 2,40 2,73
8 Transportasi,
Komunikasi dan Jasa
Keuangan
-1,02 -2,06 -0,72
Sumber : Warta Indeks Harga Konsumen Kota Wonosari Desember 2016
16.47 17.74
19.29 20.74
22.22
0
5
10
15
20
25
2013 2014 2015 2016 2017
PDRB PER KAPITA (JUTA RUPIAH)
PDRB per kapita 8.11
7.71
3.22 2.58
3.77
7.32 6.59
3.09 2.29
4.2
8.38 8.36
3.35 3.02 3.61
2013 2014 2015 2016 2017
Axi
s Ti
tle
Laju Inflasi YoY
Wonosari Yogyakarta Nasional
Informasi Pembangunan Daerah Kabupaten Gunungkidul 2017 25
6 Rasio Gini
Kebijakan untuk mengejar percepatan pertumbuhan
ekonomi di satu sisi berdampak baik bagi peningkatan
kesejahteraan penduduk melalui peningkatan pendapatan per
kapita. Namun, kebijakan tersebut bisa juga membawa
persoalan berupa peningkatan ketidakmerataan atau
ketimpangan distribusi pendapatan. Untuk melihat
ketimpangan pendapatan penduduk, salah satu indikator
yang sering dipakai adalah Rasio Gini. Ide dasar perhitungan
Rasio Gini sebenarnya berasal dari upaya pengukuran luas
suatu kurva (yang kemudian dinamakan Kurva Lorenz) yang
menggambarkan distribusi pendapatan untuk seluruh
kelompok pengeluaran.
Rasio Gini Menurut Tipe Daerah di Kabupaten Gunungkidul
Tahun 2015-2016
No. Tipe Daerah
Tahun
2015 2016
Rasio
Gini
Kriteria
Oshima
Rasio
Gini
Kriteria
Oshima
1 Perkotaan 0,3810 Moderat 0,4066 Moderat
2 Perdesaan 0,3070 Moderat 0,3204 Moderat
3 Kota + Desa 0,3190 Moderat 0,3337 Moderat
Sumber : Susenas, 2015’(revisi) - 2016
Pada Tahun 2016, Rasio Gini Kabupaten Gunungkidul
tercatat 0,3337, lebih tinggi 0,0147 poin dibandingkan dengan
Rasio Gini pada 2015. Hal ini berarti distribusi pendapatan
penduduk Kabupaten Gunungkidul pada tahun 2016 lebih
timpang dibandingkan pada 2015. Ketimpangan distribusi
pendapatan ini terjadi di semua wilayah baik perkotaan
maupun pedesaan, dengan peningkatan derajat ketimpangan
yang berbeda.
Informasi Pembangunan Daerah Kabupaten Gunungkidul 2017 26
VI. KEUANGAN DAERAH
1 Pendapatan Daerah
Realisasi Pendapatan Daerah Kabupaten Gunungkidul
tahun anggaran 2017 mencapai 1,847 trilyun rupiah atau
naik sebesar 11,6 persen dibanding tahun anggaran 2016.
Pendapatan terbesar berasal dari bagian Dana Perimbangan
yaitu sebesar 67,71 persen, disusul oleh lain-lain pendapatan
yang sah sebesar 17,59 persen dan PAD yang hanya sebesar
14,69 persen terhadap total pendapatan daerah
Pendapatan Daerah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2015-2017
Pendapatan Daerah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2015-2017
URAIAN
TAHUN
2016 2017
PENDAPATAN ASLI DAERAH 206.278.865.615,67 271.370.043.388,71
1. Pendapatan Pajak Daerah 37.544.018.290,00 43.686.045.795,82
2. Pendapatan Retribusi Daerah
32.082.077.804,95 34.783.664.615,00
3. Hasil Pengelolaan Daerah yang Dipisahkan
12.940.951.336,61 13.088.999.290,33
4. Lain-lain Pendapatan Asli
Daerah yang Sah
123.711.818.184,11 179.811.333.687,56
DANA PERIMBANGAN 1.239.624.998.868,00 1.250.742.434.026,00
1. Dana Bagi Hasil Pajak 28.240.324.144,00 26.468.644.452,00
2. Dana Bagi Hasil SDA 2.390.677.489,00 2.344.005.472,00
2. Dana Alokasi Umum 954.997.369.000,00 938.221.136.000,00
3. Dana Alokasi Khusus 253.996.628.235,00 283.708.648.102,00
LAIN-LAIN PENDAPATAN DAERAH YANG SAH
208.440.972.503,47 324.992.941.168,39
1.Transfer Pemerintah Pusat lainnya
105.326.318.480,00 160.667.997.000,00
2.Transfer Pemerintah Provinsi
84.826.454.023,47 89.029.917.919,39
3.Bantuan Keuangan Provinsi 14.790.200.000,00 18.240.217.899,00
4.Pendapatan Hibah 3.498.000.000,00 5.170.592.350,00
5. Pendapatan lainnya 0 51.884.216.000,00
JUMLAH PENDAPATAN 1.654.344.836.987,14 1.847.105.418.583,10
Sumber Data : BKAD Kabupaten Gunungkidul 2017
2 Belanja Daerah
Realisasi Belanja Pemerintah Daerah tahun 2016
tercatat 1,758 trilyun rupiah. Pengeluaran untuk Belanja
Tidak Langsung merupakan bagian terbesar yang mencapai
69 persen dari total belanja terutama untuk Belanja Pegawai
56 persen dari total belanja.
1,599,005,995,104.47
1,654,344,836,987.14
1,847,105,418,583.10
196,099,244,204.02
206,278,865,615.67
271,370,043,388.71
978,310,012,465.00
1,239,624,998,868.00
1,250,742,434,026.00
424,596,738,435.45
208,440,972,503.47
324,992,941,168.39
2015
2016
2017
PENDAPATAN DAERAH
Lain-lain pendapatan sah Dana Perimbangan PAD Pendapatan
Informasi Pembangunan Daerah Kabupaten Gunungkidul 2017 27
Belanja Daerah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2015-2016
(Milyard Rp)
Belanja Daerah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2016-2017
Uraian Realisasi Realisasi
2016 2017
Belanja Operasi 1.204.285.055.219,95 1.215.396.079.934,38
Belanja Pegawai 939.038.345.309,00 845.856.903.059,50
Belanja Barang 251.360.757.314,25 347.304.478.779,88
Bunga 1.352.596,70
Subsidi
Belanja Hibah 13.884.600.000,00 22.234.698.095,00
Belanja Bantuan Sosial
Bantuan Keuangan
Belanja Modal 234.690.533.691 396.845.243.914,63
Belanja Tak Terduga 0 2.636.676.819,00
Transfer
Transfer Bagi Hasil Pendapatan
8.824.866.275,00 9.497.596.225,00
Transfer Bantuan Keuangan 203.753.125.200,00 235.850.041.400,00
Jumlah Belanja Daerah dan 1.651.553.580.385,95 1.860.225.638.293,01
Uraian Realisasi Realisasi
2016 2017
Belanja Transfer
Surplus/Defisit 2.791.256.601,19 (13.120.219.709,91)
Pembiayaan 198.261.972.831,80 181.538.386.990,99
Penerimaan Pembiayaan 226.778.359.702,23 201.053.321.175,99
Pengeluaran Pembiayaan 28.516.386.870,43 19.514.934.185,00
Sisa Lebih Pembiayaan
Anggaran (SILPA)
201.053.229.432,99 168.418.167.281,08
Sumber Data : BKAD Kabupaten Gunungkidul 2017
3 Pembiayaan Daerah
Pembiayaan Daerah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2016-2017
Uraian
Realisasi Realisasi
2016 2017
Penerimaan Pembiayaan 226.778.359.702,23 201.053.321.175,99
Penggunaan SiLPA 226.770.869.058,23 201.053.229.432,99
Penerimaan kembali pinjaman 7.490.644,00 91.743,00
Penerimaan piutang daerah 0,00 0,00
Pengeluaran Pembiayaan 28.516.386.870,43 19.514.934.185,00
Penyertaan Modal Pemerintah
Daerah
28.462.000.000,00 18.500.000.000,00
Pembayaran pokok pinjaman
dalam negeri
54.386.870,43 1.014.934.185,00
Pemberian pinjaman daerah 0,00 0,00
Sumber Data : BKAD Kabupaten Gunungkidul 2017
1,586.00
1,061.77
524.23
1,758.14
1,211.23
546.91
- 500 1,000 1,500 2,000
Belanja Daerah
Belanja Tidak Langsung
Belanja Langsung
2016 2015
Informasi Pembangunan Daerah Kabupaten Gunungkidul 2017 28
VII. INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DAN KEMISKINAN
1 Indeks Pembangunan Manusia
IPM mencakup tiga aspek kebutuhan dasar manusia
yakni kesehatan, pendidikan, dan pendapatan. Tiga aspek ini
menunjukkan tingkat pembangunan manusia suatu wilayah
melalui pengukuran penduduk yang sehat dan berumur
panjang, berpendidikan dan berketrampilan, serta memiliki
pendapatan yang memungkinkan untuk hidup layak.
Indikator Indeks Pembangunan Manusia
Kabupaten Gunungkidul Tahun 2011-2015
Uraian 2013 2014 2015 2016 2017
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Komponen IPM
Umur Harapan Hidup (tahun) 73.38 73.39 73.69 73,76 73,82
Harapan Lama Sekolah (tahun) 12.49 12.82 12.92 12,93 12,94
Rata-rata Lama Sekolah (tahun) 6.22 6.45 6.46 6,62 6,99
Pengeluaran perkapita (Rp 000) 8.202 8.235 8.336 8.467 8.788
Indeks
Harapan Hidup 82.13 82.14 82.60 82,71
Pendidikan 55.40 57.12 57.42 57,98
Pendapatan 64.08 64.20 64.58 65,05
IPM 66.31 67.03 67.41 67,82 68,73
Sumber: BPS, 2018
Hasil penghitungan IPM dengan metode baru pada
tahun 2015 untuk Kabupaten Gunungkidul menunjukkan
perkembangan yang positif dari tahun ke tahun, apabila
dilihat lima tahun kebelakang, pada tahun 2014 IPM
Kabupaten Gunungkidul baru mencapai 66,31 maka di tahun
2017 sudah menginjak angka 68,73 dengan pertumbuhan
1,34%, namun demikian masih dibawah target RPJMD di
tahun 2017 sebesar 69,60. Untuk mengejar target sesuai
dengan RPJMD di tahun 2021 yang sebesar 71,98 masih
perlu dilakukan upaya-upaya yang lebih baik lagi. Begitupun
jika dibandingkan dengan IPM Kabupaten/Kota lain di DIY,
menunjukan bahwa IPM Gunungkidul masih yang terendah
dengan kategori sedang, masih dibawah IPM DIY dan nasional
yang sudah berstatus tinggi. Satu hal yang positif untuk
Gunungkidul adalah angka pertumbuhan IPM Gunungkidul
paling tinggi dibanding Kabupaten/Kota lainnya di DI
Yogyakarta, yaitu sebesar 1,34% diatas laju pertumbuhan IPM
Propinsi yang hanya 0,65%.
Indeks Pembangunan Manusia
DI Yogyakarta 2014-2017
Sumber : BPS, 2018 (diolah)
2014 2015 2016 2017
DIY 76.81 77.59 78.38 78.89
Kulonprogo 70.68 71.52 72.38 73.23
Bantul 77.11 77.99 78.42 78.67
Gunungkidul 67.03 67.41 67.82 68.73
Sleman 80.73 81.2 82.15 82.85
Kota Yogyakarta 83.78 84.56 85.32 85.49
60
70
80
90
Informasi Pembangunan Daerah Kabupaten Gunungkidul 2017 29
Komponen Umur harapan hidup, pendidikan dan
pengeluaran perkapita meningkat tiap tahunnya. Ini
mengindikasikan selama tahun 2013-2017 terus terjadi
perbaikan kualitas pembangunan manusia dari sisi
kesehatan, pendidikan dan daya beli penduduk. Indeks
harapan hidup penduduk meningkat dari 82,13 pada tahun
2013 menjadi 82,71 pada tahun 2016. Indeks pendidikan
meningkat dari 55,40 pada tahun 2013 menjadi 57,98 pada
tahun 2016. Sedangkan indeks pendapatan meningkat dari
64,08 pada tahun 2013 menjadi 65,05 pada tahun 2016.
Komponen IPM
Umur Harapan Hidup Kabupaten Gunungkidul
Tahun 2012-2017 (Tahun)
Sumber : BPS, 2018 (diolah)
Angka harapan hidup Kabupaten Gunungkidul berada
di umur 73,82 pada tahun 2017 ini, berarti bayi yang lahir
pada tahun 2017 memiliki harapan hidup sampai usia 73,82
tahun. Usia harapan hidup di Gunungkidul masih lebih tinggi
dari rata-rata nasional yang masih di usia 70an tahun. Angka
harapan hidup dipengaruhi oleh Sarana Kesehatan dan
Derajat Kesehatan Masyarakat. Untuk meningkatkan IPM
dapat dilakukan program-program untuk intervensi baik
Sarana Kesehatan maupun derajat Kesehatan Masyarakat.
Harapan Lama Sekolah Kabupaten Gunungkidul
Tahun 2012-2017
Sumber : BPS, 2018 (diolah)
Angka harapan lama sekolah (HLS) didefinisikan
sebagai lamanya sekolah (dalam tahun) yang diharapkan akan
dirasakan oleh anak pada umur tertentu dimasa mendatang.
HLS dihitung pada usia 7 tahun keatas sesuai program wajib
belajar Pemerintah. Angka HLS Gunungkidul di tahun 2017
2012 2013 2014 2015 2016 2017
Gunungkidul 73.37 73.38 73.39 73.69 73.76 73.82
DIY 74.36 74.45 74.5 74.68 74.71 74.74
Indonesia 70.2 70.4 70.59 70.78 70.9 71.06
Umur Harapan Hidup
2012 2013 2014 2015 2016 2017
Harapan lama sekolah 12.14 12.49 12.82 12.92 12.93 12.94
11.6
11.8
12
12.2
12.4
12.6
12.8
13
Harapan Lama Sekolah di Gunungkidul (Tahun)
Informasi Pembangunan Daerah Kabupaten Gunungkidul 2017 30
sebesar 12,94 tahun, angka ini berarti lamanya sekolah yang
diharapkan oleh anak umur 7 tahun adalah sampai lulus
SMA (12 tahun) atau Diploma I (13 tahun). Dari tahun 2012
tercatat mengalami kenaikan 0,80 point.
Lama Sekolah Kabupaten Gunungkidul
Tahun 2012 -2017
Sumber : BPS, 2018 (diolah)
Rata-rata lama sekolah mengambarkan lamanya
sekolah yang dijalani oleh penduduk usia 25 tahun keatas.
Pada tahun 2017 tercatat angka rata-rata lama sekolah di
Gunungkidul 6,99 tahun, artinya rata-rata penduduk usia 25
tahun keatas di Gunungkidul hanya menyelesaikan sekolah
setingkat SD atau SMP kelas satu. Dibandingkan daerah lain
di DIY, lebih rendahnya rata-rata lama sekolah di
Gunungkidul menunjukkan prioritas peningkatan akses
untuk memperoleh akses pendidikan masih perlu perhatian
serius.
Pengeluaran per Kapita Gunungkidul
Tahun 2012-2017
Sumber : BPS, 2018 (diolah)
Komponen pengeluaran per kapita penduduk
menggambarkan kemampuan daya beli untuk dapat hidup
layak. Daya beli merupakan kemampuan masyarakat dalam
membelanjakan uang untuk barang dan jasa. Kemampuan ini
sangat dipengaruhi oleh harga-harga riil antar wilayah karena
nilai tukar yang digunakan dapat menaikkan atau
menurunkan daya beli.
Pengeluaran per kapita per tahun di Kabupaten
Gunungkidul di tahun 2017 sebesar Rp. 8.788.000,-
meningkat dibanding tahun 2016 yaitu Rp. 8.467.000,-
2012 2013 2014 2015 2016 2017
RLS 6.08 6.22 6.45 6.46 6.62 6.99
HLS 12.14 12.49 12.82 12.92 12.93 12.94
0
2
4
6
8
10
12
14
Lama Sekolah di Kab. Gunungkidul (Tahun)
RLS HLS
2012 2013 2014 2015 2016 2017
Pengeluaran per kapita 8,170 8,202 8,235 8,336 8,467 8,788
7,800 7,900 8,000 8,100 8,200 8,300 8,400 8,500 8,600 8,700 8,800 8,900
Pengeluaran per Kapita (ribu rupiah)
Informasi Pembangunan Daerah Kabupaten Gunungkidul 2017 31
seiring dengan semakin tingginya kebutuhan hidup dan
semakin membaiknya kondisi ekonomi penduduk dengan
adanya kenaikan pendapatan.
Berdasarkan rata-rata geometrik ketiga indeks yang
menyusun IPM, diperoleh nilai IPM Kabupaten Gunungkidul
pada tahun 2017 sebesar 68,73. Selama lima tahun terakhir
nilai IPM Kabupaten Gunungkidul terus mengalami
peningkatan, dari 66,31 pada tahun 2013 menjadi 68,73 pada
tahun 2017. Secara umum hal ini menggambarkan terjadinya
perbaikan kualitas pembangunan sumber daya manusia
selama lima tahun terakhir di Kabupaten Gunungkidul.
2 Kemiskinan
Badan Pusat Statistik (BPS) menghitung garis
kemiskinan menggunakan konsep kemampuan memenuhi
kebutuhan dasar (basic needs approach) dengan data
SUSENAS-nya. Dengan pendekatan ini, kemiskinan
dipandang sebagai ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk
memenuhi kebutuhan dasar makanan dan bukan makanan
yang diukur dari sisi pengeluaran. Metode yang digunakan
adalah menghitung garis kemiskinan, yang terdiri dari dua
komponen yaitu garis kemiskinan makanan dan garis
kemiskinan non-makanan, sehingga garis kemiskinan
merupakan penjumlahan garis kemiskinan makanan dengan
garis kemiskinan nonmakanan. Garis kemiskinan makanan
merupakan nilai pengeluaran kebutuhan minimum makanan
yang disetarakan dengan 2.100 kalori per kapita per hari,
sedangkan garis kemiskinan non-makanan adalah kebutuhan
minimum untuk perumahan, sandang, pendidikan, dan
kesehatan.
Angka Kemiskinan Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012-2017
Garis batas yang membedakan antara penduduk
miskin dan tidak miskin disebut dengan garis kemiskinan.
Garis kemiskinan di Kabupaten Gunungkidul merupakan
yang terendah dibanding kabupaten/kota lain di Daerah
Istimewa Yogyakarta, yaitu pada 2016 sebesar Rp. 264.637,00
per kapita per bulan, menjadi Rp. 277.261,00 per kapita per
bulan pada 2017.
Garis Kemiskinan Kabupaten Gunungkidul
Tahun 2012-2017
No Tahun Garis Kemiskinan
(Rupiah)
1 2012 228.745
2 2013 238.256
3 2014 243.847
4 2015 250.630
5 2016 264.637
6 2017 277.261
Sumber : BPS Gunungkidul, 2018.
2012 2013 2014 2015 2016 2017
Jumlah Penduduk 688,135 693,524 698,825 704,026 722,479 729,363
Jumlah Penduduk Miskin 156,344 150,495 145,565 152,985 139,727 136,026
Persentase 22.72 21.70 20.83 21.73 19.34 18.65
- 100,000 200,000 300,000 400,000 500,000 600,000 700,000 800,000
Kemiskinan di Gunungkidul Tahun 2012-2017
Informasi Pembangunan Daerah Kabupaten Gunungkidul 2017 32
VIII. KESEHATAN
Sesuai Undang-Undang No.36 Tahun 2009, tujuan pembangunan kesehatan adalah untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Pembangunan kesehatan merupakan suatu investasi untuk peningkatan kualitas sumber daya manusia yang bertujuan untuk mencapai derajat kesehatan yang lebih baik. Melalui berbagai kebijakan program dan kegiatan, Pemerintah Kabupaten Gunungkidul berupaya meningkatkan mutu dan pelayanan kesehatan yang semakin terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat. Pelayanan kesehatan masyarakat diwujudkan oleh pemerintah dengan menambah fasilitas kesehatan maupun pelayanannya misalnya membangun sarana dan prasarana puskesmas dan menambah tenaga dokter maupun tenaga kesehatan lainnya. Data jenis dan jumlah fasilitas penunjang kesehatan dapat dilihat pada tabel berikut :
Jenis dan Jumlah Fasilitas Penunjang Kesehatan
Kabupaten Gunungkidul Tahun 2013 – 2017
No. Sarana
Kesehatan
Tahun
2013 2014 2015 2016 2017
1 Posyandu 1.464 1465 1.465 1.465 1.466
2 PosKesDes 20 21 21 21 21
3 Puskesmas
- Induk 30 30 30 30 30
- Pembantu 110 110 110 110 110
- Keliling 42 30 30 30 30
4 RSUD
UmumUmum
Umum
Pemerintah
No. Sarana
Kesehatan
Tahun
2013 2014 2015 2016 2017
Tipe C 1 1 1 1 1
5 Laboratorium
pemerintah
1 1 1 1 1
6 RS Swasta
Tipe D 2 2 4 4 4
7 Klinik/Praktek
Dokter
156 156 154 187 271
8 Apotek 21 21 25 24 42
Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Gunungkidul 2017
Selain perkembangan fasilitas penunjang kesehatan juga SDM
tenaga kesehatan meningkat dari tahun-tahun sebelumnya.
Perkembangan SDM tenaga kesehatan dapat dilihat pada
tabel berikut :
No TENAGA KESEHATAN TAHUN
2013 2014 2015 2016 2017
1. Dokter Umum 76 78 56 90 90
2. Dokter Gigi 35 35 28 32 34
3. Perawat 298 223 223 457 487
4. Bidan 148 148 135 171 238
5. Ahli Penyehatan
Lingkungan
25 25 24 24 24
6. Sarjana Farmasi 2 2 2 7 13
7. Ahli Gizi 31 31 28 34 26
8. Analis Laboratorium 30 30 29 55 31
9. Ahli Rontgen 2 2 1 1 1
10. Asisten Apoteker 7 22 26 46 29
11. Sanitarian 35 35 24 30 26
Informasi Pembangunan Daerah Kabupaten Gunungkidul 2017 33
No TENAGA KESEHATAN TAHUN
2013 2014 2015 2016 2017
12. Penyuluh Kesehatan Masyarakat
28 28 28 30 6
Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Gunungkidul 2017
IX. PENDIDIKAN
1 Angka Partisipasi Kasar
Angka Partisipasi Kasar (APK) berguna untuk melihat
partisipasi penduduk yang sedang mengenyam pendidikan
sesuai dengan jenjang pendidikannya. APK merupakan
persentase jumlah penduduk yang sedang bersekolah pada
suatu jenjang pendidikan (berapapun usianya) terhadap
jumlah penduduk usia sekolah yang sesuai dengan jenjang
pendidikan tersebut. APK digunakan untuk mengukur tingkat
keberhasilan program pembangunan pendidikan yang
diselenggarakan dalam rangka memperluas kesempatan bagi
penduduk untuk mengenyam pendidikan. APK merupakan
indikator yang paling sederhana untuk mengukur daya serap
penduduk usia sekolah di masing-masing jenjang pendidikan.
Nilai APK suatu jenjang pendidikan bisa lebih dari 100 %
karena masih terdapat siswa yang berusia di luar batasan
usia sekolah baik yang lebih tua maupun yang lebih muda.
Angka Parttisipasi Kasar (APK) Kabupaten Gunungkidul
tahun 2012-2016 untuk tingkat SD dari tahun ke tahun
mencapai lebih dari 100 %, sementara untuk SMP berkisar
91-110% dan SLTA 67-97%. Perbedaan angka-angka di atas
lebih disebabkan oleh banyaknya anak sekolah yang masuk
suatu tingkatan sekolah namun diluar umur umumnya untuk
tingkatan tersebut semisal anak yang berumur kurang dari
tujuh tahun namun sudah masuk SD.
Informasi Pembangunan Daerah Kabupaten Gunungkidul 2017 34
Angka Partisipasi Kasar Kabupaten Gunungkidul
Tahun 2012-2016 (%)
2 Angka Partisipasi Murni
Angka Partisipasi Murni (APM) merupakan persentase
jumlah anak padakelompok usia sekolah tertentu yangsedang
bersekolah pada jenjang pendidikan yang sesuai dengan
usianya terhadap jumlah seluruh anak pada kelompok usia
sekolah yang bersangkutan. Bila APK digunakan untuk
mengetahui seberapa banyak penduduk usia sekolah yang
sudah dapat memanfaatkan fasilitas pendidikan di suatu
jenjang pendidikan tertentu tanpamelihat berapa usianya,
maka APM mengukur proporsi anak yang bersekolah tepat
waktu.
Bila seluruh anak usia sekolah dapat bersekolah tepat
waktu, maka APM akan mencapai nilai 100. Secara umum,
nilai APM akan selalu lebih rendah dari APK karena nilai APK
mencakup anak diluar usia sekolah pada jenjang pendidikan
yang bersangkutan.
Angka Partisipasi Murni (APM) menurut Tingkat Pendidikan di
Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012 – 2016
Mulai tahun 2014 di Kabupaten Gunungkidul, APM
pada jenjang SD sebesar100 % yang berarti bahwa seluruh
anak usia 7-12 tahun telah bersekolah di SD tepat waktu.
Untuk jenjang SLTP dan SLTA belum 100 % anak usia
sekolah SLTP dan SLTA yang bersekolah karena bisa
2012 2013 2014 2015 2016
SD 107.32 113.92 107.2 106.67 105.71
SLTP 91.04 76.72 78.5 110.96 106.67
SLTA 84.31 96.83 85.6 76.2 67.58
0
20
40
60
80
100
120
Angka Partisipasi Kasar
93
.67
99
.89
10
0
10
0
10
0 73
.04
73
.59
74
.15
83
.59
91
.91
65
.18
68
.16
70
.75
67
.42
58
.24
0
20
40
60
80
100
120
2012 2013 2014 2015 2016
Angka Partisipasi Murni
SD SLTP SLTA
Informasi Pembangunan Daerah Kabupaten Gunungkidul 2017 35
disebabkan beberapa hal seperti putus sekolah atau setelah
lulus SD atau SLTP langsung bekerja.
3 Angka Pendidikan Yang Ditamatkan
Salah satu indikator yang digunakan untuk mengukur
kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) adalah pendidikan
tertinggi yang ditamatkan. Semakin tinggi tingkat pendidikan
masyarakat maka semakin tinggi kualitas SDM nya dan
semakin tinggi tingkat kesejahteraannya. Berdasarkan
Susenas 2016, jenjang pendidikan tertinggi yang
ditamatkanpenduduk usia 15 tahun ke atas berbeda dengan
Susenas 2015 dimana usia minimal penduduk yang dihitung
mulai usia 10 tahun. Secara detail bisa dilihat pada gambar
berikut.
Prosentase Pendidikn yang ditamatkan oleh Penduduk Usia 15
Tahun ke Atas di Kabupten Gunungkidul Tahun 2016
4 Sarana Pendidikan
Aspek Pelayanan Umum Urusan Pendidikan Jenjang SD/MI
Kabupaten Gunungkidul 2013-2017
No Uraian Tahun
2013 2014 2015 2016 2017
1 Jumlah SD Negeri/ Swasta
485 485 485 474 473
2 Jumlah MI
Negeri/Swasta
78 78 79 79 79
3 Jumlah Siswa SD Negeri/Swasta
51.869 51.197 51.543 56.637 56.907
4 Jumlah Siswa MI Negeri/Swasta
5.372 5.426 5.742 5.777 6.335
5 Lulusan SD/MI 10.230 10.230 8.760 9.408 9.408
7 Ruang Kelas SD Negeri/Swasta
3.593 3.071 3.070 2.965 2.965
8 Ruang Kelas MI
Negeri/ Swasta
461 461 461 461 461
9 Jumlah Guru SD Negeri
3.232 3.473 4.220 4.051 3.638
10 Jumlah Guru SD Swasta
1.634 2.192 554 482 1.027
11 Jumlah Guru MI Negeri
240 228 134 155 157
12 Jumlah Guru MI Swasta
614 574 655 667 1.098
13 Rasio siswa dengan guru
9,99 9,80 10,30 11,66 10,68
14 Rasio siswa dengan sekolah
101,67 100,57 101,57 112,86 114,57
Sumber : Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Gunungkidul dan Kantor Kementerian Agama Kabupaten Gunungkidul 2017
13
.86
38
.69
7.5
1
27
.57
12
.37
26
.26
31
.96
18
.2
19
.65
3.9
4
24
.91
32
.69
17
.04
20
.5 4.8
6
0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
Tidak punya SD SMP SMA/SMK PT
Prosentase Tingkat Pendidikan Ditamatkan
Perkotaan Perdesaan Total
Informasi Pembangunan Daerah Kabupaten Gunungkidul 2017 36
Aspek Pelayanan Umum Urusan Pendidikan Jenjang SLTP
Kabupaten Gunungkidul 2013-2017
No Uraian Tahun
2013 2014 2015 2016 2017
1 Jumlah SMP Negeri/ Swasta
107 108 113 111 113
2 Jumlah MTs Negeri/Swasta
29 30 31 31 31
3 Jumlah Siswa SMP
Negeri/Swasta
24.944 25.203 25.068 30.761 29.209
4 Jumlah Siswa MTs Negeri/Swasta
5.155 5.565 5.673 5.753 5.506
5 Lulusan SMP/MTs 10.040 9.545 10.262 10.192 10.192
7 Ruang Kelas SMP Negeri/Swasta
908 897 942 1.009 1.161
8 Ruang Kelas MTs Negeri/Swasta
219 219 219 219 219
9 Jumlah Guru SMP Negeri
1.371 1.437 1.563 1.729 1.666
10 Jumlah Guru SMP Swasta
644 844 827 1.090 959
11 Jumlah Guru MTs Negeri
232 226 224 219 237
12 Jumlah Guru MTs Swasta
357 362 373 289 249
13 Rasio siswa dengan guru
11,14 10,40 10,73 10,98 11,16
14 Rasio siswa dengan sekolah
224,03 220,75 213,18 257,14 241,08
Sumber : Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Gunungkidul dan Kantor Kementerian Agama Kabupaten Gunungkidul 2017
Aspek Pelayanan Umum Urusan Pendidikan Jenjang SLTA
Kabupaten Gunungkidul Tahun 2013-2017
No Uraian Tahun
2013 2014 2015 2016 2017
1 Jumlah SMA Negeri/ Swasta 23 24 24 22 22
2 Jumlah SMK Negeri/ Swasta 43 44 46 46 46
3 Jumlah MA Negeri/Swasta 6 5 9 9 9
4 Jumlah Siswa SMA
Negeri/Swasta
5.714 5.730 5.737 5.971 6.064
5 Jumlah Siswa SMK Negeri/Swasta
16.444 16.531 16.721 17.623 19.100
6 Jumlah Siswa MA
Negeri/Swasta
999 811 1.365 1.529 1.832
7 Lulusan SMA Negeri/Swasta 1.924 1.751 7.441 1.837 1.837
8 Lulusan SMK Negeri/Swasta 5.016 3.666 5.293 5.293
9 Lulusan MA Negeri/Swasta 297 180 338 338
10 Ruang Kelas SMA Negeri/Swasta
236 266 241 258 258
11 Ruang Kelas SMK Negeri/Swasta
596 523 633 506 506
12 Jumlah Guru SMA Negeri 502 486 537 513 513
13 Jumlah GuruSMA Swasta 323 326 295 282 282
14 Jumlah Guru SMK Negeri 684 634 755 766 766
15 Jumlah Guru SMK Swasta 1.021 1.031 1.009 1.001 1.001
16 Jumlah Guru MA Negeri 55 60 44 44 48
17 Jumlah Guru MA Swasta 97 65 168 168 142
Sumber : Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Gunungkidul dan Kantor Kementerian Agama Kabupaten Gunungkidul, 2017
Informasi Pembangunan Daerah Kabupaten Gunungkidul 2017 37
X. SISTEM INFORMASI
Kabupaten Gunungkidul telah memiliki Sistem
Informasi Desa (SIDA) dan Sistem Informasi Kabupaten
(SIKAB) yang telah diluncurkan oleh Bupati Gunungkidul
pada tanggal 25 April 2017 dengan nama SIDA SAMEKTA
(Sistem Informasi Desa Sarana Mewujudkan Masyarakat Desa
Aktif dan Sejahtera) untuk SIDA dan SIKAB GUMREGAH
(Sistem Informasi Kabupaten Gunungkidul Mewujudkan
Masyarakat Sejahtera) untuk Sistem Kabupaten. Inisiatif SIDA
Gunungkidul diawali sejak pertengahan tahun 2011 dengan
melaksanakan program percontohan pembangunan dan
pemanfaatan SIDA di 6 desa di Kabupaten Gunungkidul oleh
LSM CRI dan IDEA. Inisiatif tersebut kemudian berlanjut
dengan dukungan PNPM untuk 18 desa di 18 kecamatan pada
tahun 2012. Melalui cost sharing program MP3KI (Masterplan
Percepatan Program Penanggulangan Kemiskinan Indonesia),
APBD Gunungkidul menganggarkan pengembangan SIDA di
20 desa di 3 kecamatan pada tahun 2014. Selanjutnya tahun
2015 APBD Gunungkidul membiayai pengembangan SID di
124 desa di 15 kecamatan, sehingga pada tahun 2015 seluruh
desa di Kabupaten Gunungkidul telah mengembangkan SID.
SIDA memiliki 3 (tiga) fungsi pokok, yakni pelayanan
publik, jurnalisme warga, dan pengolahan data. Pelayanan
publik yang dapat dilayani melalui SIDA antara lain : layanan
Surat Keterangan Domisili, Surat Pengantar SKCK, Surat
Keterangan Beda Identitas, Surat Keterangan Bepergian /
Jalan, Surat Keterangan Kurang Mampu, Surat Keterangan
Miskin, Surat Keterangan Penghasilan, Surat Pengantar Izin
Keramaian, Surat Keterangan Domisili Usaha, Surat
Keterangan Kehilangan, Surat Pengantar AKTA Kelahiran,
Surat Keterangan Kelahiran, Surat Keterangan Belum Masuk
Database Kependudukan, Surat Pengantar Nikah Perempuan,
Surat Pengantar Nikah Laki-laki, Surat Keterangan Belum
Nikah, Surat Pernyataan Jejaka, Surat Izin Orangtua, Surat
Keterangan Kematian Suami/Istri, Surat Keterangan Wali
Nikah, Surat Keterangan Numpang Nikah, Surat Permohonan
Nikah di Luar Balai Nikah, Surat Permohonan Dispensasi
Nikah, Surat Pengantar Permohonan Kutipan II Surat Nikah,
Surat Keterangan Kematian, Surat Pengantar Akta Kematian,
dan Surat Kuasa AKTA Kematian.
Jurnalisme warga berisi Informasi kebijakan Desa,
Pembangunan Desa, Profil Desa dan berita-berita yang terjadi
di desa yang bersangkutan, sedangkan pengolahan data
selama ini dilakukan untuk mengupdate data penduduk
dengan tingkat kesejahteraan 40% terendah di Indonesia yang
bersumber dari Basis Data Terpadu (BDT) tahun 2015. Hasil
Pemutakhiran Basis Data Terpadu (PBDT) data kemiskinan
tahun 2015 dari TNP2K dijadikan data dasar untuk
pemutakhiran data kesejahteraan secara berjenjang. Subtansi
pemutakhiran yang dilakukan yakni pada aspek mutasi (lahir,
mati, datang, pergi), danperubahan kondisi kesejahteraan.
Variabel pemutakhiran menggunakan variabel sesuai dengan
ketentuan Pemerintah Pusat dan dilakukan setahun dua kali.
Hasil pemutakhiran data diproses dalam SID dan
diintegrasikan ke Sistem Informasi Kabupaten. Masyarakat
umum maupun para pemangku kepentingan dapat
mengakses data tentang statistik kependudukan maupun
analisis data kemiskinan di Kabupaten Gunungkidul. Sistem
Informasi Kabupaten dapat diakses di alamat :
sikab.gunungkidulkab.go.id.
Informasi Pembangunan Daerah Kabupaten Gunungkidul 2017 38
XI. PARIWISATA
Potensi pariwisata di Kabupaten Gunungkidul cukup
potensial dan beragam, baik wisata alam berupa pantai, goa,
bukit, air terjun dan pegunungan, tempat bersejarah serta
wisata budaya maupun wisata religi. Obyek wisata pantai
merupakan obyek wisata unggulan Kabupaten Gunungkidul
yang terbentang 72 km di wilayah selatan mulai dari ujung
barat ke ujung timur dan salah satunya adalah kawasan yang
terdiri tujuh pantai yang letaknya saling berdekatan. Ketujuh
pantai itu adalah pantai Baron, pantai Kukup, Sepanjang,
Drini, Krakal, Slili, Sundak dan Pantai Ngandong.
Selain wisata alam pantai, Kabupaten Gunungkidul
juga memiliki wisata alam yang sangat unik berupa kawasan
karst yang meliputi 10 wilayah kecamatan dengan luas
13.000 km2. Keunikan tersebut bercirikan fenomena di
permukaan (ekokarst) dan bawah permukaan (endokarst).
Fenomena permukaan meliputi bentukan positif berwujud
perbukitan karst yang jumlahnya + 40.000 bukit yang
berbentuk kerucut, sedangkan bentukan negatifnya berupa
lembah-lembah karst dan telaga karst. Fenomena bawah
permukaan meliputi goa-goa karst (119 goa) dengan hiasan
stalaktit dan stalakmit serta semua aliran sungai bawah
tanah. Beberapa tempat wisata di kawasan karst Kabupaten
Gunungkidul yang banyak dikunjungi wisatawan antara lain:
goa Ngingrong dan lembah Karst Mulo kecamatan Wonosari,
goa Jlamprong, goa Kali Suci, goa Jomblang dan goa Grubug
Kecamatan Semanu, goa Seropan perbatasan Kecamatan
Semanu dan Kecamatan Ponjong, goa Cokro Kecamatan
Ponjong dan goa Pindul Kecamatan Karangmojo.
Wisata budaya yang dimiliki Kabupaten Gunungkidul
juga sangat beragam dan menarik. Tradisi bersih desa /
rasulan merupakan budaya lokal Gunungkidul yang sangat
menarik bagi wisatawan. Disamping rasulan, terdapat juga
upacara-upacara adat yang masih dilestarikan sampai
sekarang dan menjadi komoditas pariwisata yang unik dan
khas, antara lain : Upacara Melasti di Pantai Ngobaran,
Upacara Sedekah Laut di Pantai Baron, Ngalap berkah di
Nglanggeran, Upacara cing cing goling di Karangmojo, dan
kesenian-kesenian tradisional seperti kesenian Rinding
Gumbeng, Gejog lesung, wayang kulit, reog, jathilan,
campursari, dan sebagainya.
Jumlah Obyek Wisata di Kabupaten Gunungkidul 2013-2017
Jenis Obyek
Wisata
Tahun
2013 2014 2015 2016 2017
Alam 58 60 60 199 199
Buatan 19 19 19 22 22
Sejarah 59 59 59 218 219
Sumber: Dinas Pariwisata Kabupaten Gunungkidul 2017
Jumlah Wisatawan Yang Berkunjung ke
Kabupaten Gunungkidul Tahun 2013-2017
WISATAWAN TAHUN
2013 2014 2015 2016 2017
Asing
(Mancanegara)
5.772 4.228 4.125 3.891 21.082
Domestik (Nasional)
1.766.208 2.026.026 2.638.634 2.989.006 3.236.931
Jumlah 1.771.980 2.030.257 2.642.759 2.992.897 3.258.013
Sumber : Dinas Pariwisata Kabupaten Gunungkidul 2017
Informasi Pembangunan Daerah Kabupaten Gunungkidul 2017 39
Pendapatan Sektor Pariwisata Kabupaten Gunungkidul
Tahun 2013-2017
Elemen Data TAHUN
2013 2014 2015 2016 2017
Pajak Hotel 42.987.911 56.512.620 236.626.223 377.692.366 716.245.584
Pajak Restoran 1.339.666.031 2.014.769.578 2.837.757.051 4.504.005.100 5.204.844.586
Pajak Hiburan 23.178.000 27.041.000 53.146.850 64.432.200 118.663.050
Retribusi Tempat Penginapan/ Pesanggrahan/Villa
20.300.000 12.712.500 23.593.750 43.543.750 44.987.500
Retribusi Tempat Rekreasi dan Olah Raga
5.760.742.500 14.989.421.527 16.264.048.485 24.020.468.803 26.168.954.233
Jumlah 7.186.874.442 17.100.457.225 19.415.172.359 29.010.142.219 32.253.694.953
Sumber:Badan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Gunungkidul, 2017
WISATA ALAM KABUPATEN GUNUNGKIDUL
1. Wisata Pantai
No. Nama Pantai Lokasi
1. Parangendog Girijati, Purwosari
2. Klampok Girijati, Purwosari
3. Bekah Giripurwo, Purwosari
4. Watugupit Giricahyo, Purwosari
5. Grigak Girikarto, Panggang
6. Kesirat Girikarto, Panggang
7. Gesing Girikarto, Panggang
8. Karangtelu Girikarto, Panggang
9. Nguluran Girikarto, Panggang
10. Wohkudu Girikarto, Panggang
11. Tedunan Girikarto, Panggang
12. Nampu Giriwungu, Panggang
13. Ngunggah Giriwungu, Panggang
14. Ngrenehan Kanigoro, Saptosari
15. Nguyahan Kanigoro, Saptosari
16. Ngobaran Kanigoro, Saptosari
17. Torohudan Kanigoro, Saptosari
18. Butuh Krambil Sawit, Saptosari
19. Ngedan Krambil Sawit, Saptosari
20. Langkap Krambil Sawit, Saptosari
21. Parangracuk Kemadang, Tanjungsari
22. Baron Kemadang, Tanjungsari
23. Kukup Kemadang, Tanjungsari
Informasi Pembangunan Daerah Kabupaten Gunungkidul 2017 40
No. Nama Pantai Lokasi
24. Sepanjang Kemadang, Tanjungsari
25. Watukodok Kemadang, Tanjungsari
26. Sanglen Kemadang, Tanjungsari
27. Drini Banjarejo, Tanjungsari
28. Krakal Ngestirejo, Tanjungsari
29. Slili Sidoharjo, Tepus
30. Sadranan Sidoharjo, Tepus
31. Ngandong Sidoharjo, Tepus
32. Sundak Sidoharjo, Tepus
33. Somandeng Tepus, Tepus
34. Pulangsawal Tepus, Tepus
35. Poktunggal Tepus, Tepus
36. Suing Purwodadi, tepus
37. Banyunibo Purwodadi, tepus
38. Watutogog Purwodadi, tepus
39. Sawahan Purwodadi, tepus
40. Pakundon Purwodadi, tepus
41. Muncar Purwodadi, tepus
42. Songlibeg Purwodadi, tepus
43. Lambor Purwodadi, tepus
44. Ngondo Purwodadi, tepus
45. Jogan wetan Purwodadi, tepus
46. Busung Purwodadi, tepus
47. Timang Purwodadi, tepus
48. Jogan Purwodadi, tepus
49. Jogang kulon Purwodadi, tepus
No. Nama Pantai Lokasi
50. Weru Purwodadi, tepus
51. Kelorsirat Purwodadi, tepus
52. Ngetun Purwodadi, tepus
53. Klumpit Purwodadi, tepus
54. Nguluran Purwodadi, tepus
55. Jungwok Jepitu, Girisubo
56. Ngungap Tileng, Girisubo
57. Watulumbung Balong, Girisubo
58. Wediombo Jepitu, Girisubo
59. Sadeng Pucung, Girisubo
60. Krokoh Songbanyu, Girisubo
2. Destinasi Wisata Pantai Yang Sudah Dikelola Pemerintah
Daerah
NO. NAMA LOKASI KETERANGAN
1. Pantai Ngrenehan Kanigoro,
Saptosari
Pantai ngrenehan merupa-kan pantai
kecil, namundikenal sebagai pantai
penghasil ikan laut, wisatawan dapat
menikmati ikan segar maupun siap
saji.
2. Pantai Ngobaran Kanigoro,
Saptosari
Berjarak 30 km arah selatan kota
wonosari, pantai ini tidak begitu luas,
di tepi pantai terdapat bangunan
pura dan setiap tahun
diselenggarakan upacara melasti. Tak
jauh dari satu terdapat sumber air
bawah tanah yang cukupbesar.
Informasi Pembangunan Daerah Kabupaten Gunungkidul 2017 41
NO. NAMA LOKASI KETERANGAN
3. Pantai Nguyahan Kanigoro,
Saptosari
Terletak disebelah timur pantai
ngobaran, pantai yang luas dan
berpasir putih ini, bisa untuk
aktivitas memancing, disana juga
terdapat beberapa penjual ikan segar.
4. Pantai Baron Kemadang,
Tanjungsari
Merupakan pintu gerbang masuk
kawasan obyek wisata pantai. Pantai
ini dikelilingi bukit kapu yang
diatasnya terdapat jalan setapak
kepantai kukup, sambil menikmati
bentangkan laut luas. Disebelah barat
terdapat muara air bawah tanah (air
tarwar). Banyak pedagang ikan laut
segar maupun siap saji (Soup Ikan
Kakap), juga buah-buahan kas
daerah. Petugas SAR dan TIS siap
melayani wisatawan.
5. Pantai Kukup
(Termasuk Pantai
Sepanjang dan
Pantai
Watukodok)
Kemadang,
Tanjungsari
Terdapat sebuah pulau karang kecil
yang diatasnya terdapat gardu
pandang untuk menikmati keindahan
laut luas. Ditepi pantai, banyak
penjual ikan hias dan aneka biota
laut, tak jauh dari pantai terdapat
gedung aquarium laut.
6. Pantai Drini Banjarejo,
Tanjungsari
Merupakan pelabuhan nelayan
tradisional dan tempat pelelangan
ikan, juga terdapat sebuah pulau
karang kecil. Pantai ini banyak
tumbuh pohon Drini yang dipercaya
sebagai penangkal ular berbisa.
NO. NAMA LOKASI KETERANGAN
7. Pantai Krakal Ngestirejo,
Tanjungsari
Merupakan pantai berpasir putih
yang luas dan panjang, terdapat
banyak gardu pandang serta sebuah
bangunan joglo tempat pertemuan.
Banyak penjual ikan laut siap saji
termasuk krispy rumput laut. Ada
petugas SAR serta komunitas
pemancing ikan laut.
8. Pantai Sundak Sidoharjo,
Tepus
Cocok untuk tempat berkemah,
memiliki fasilitas berupa bangunan
pendopo kecil, sebuah panggung
terbuka dan rumah-rumah makan.
Tak jauh dari pantai ini terdapat goa
kecil sebagai sumber air tawar.
9. Pantai Suing Purwodadi,
Tepus
Berciri khas tersendiri yaitu banyak
bukit-bukit curam yang mengelilingi
pantai dengan panorama indah,
sehingga lokasi ini justru ideal untuk
olahraga panjat tebing, bahkan setiap
tahun diselenggarakan event lomba
panjat tebing. Ada juga bangunan
pendopo kayu dan petugas tourism
information service (TIS).
10. Pantai Wediombo Jepitu,
Girisubo
Berjarak 40km arah tenggara kota
wonosari, pantai wediombo memiliki
panorama sunset yang sempurna
atau ideal untuk aktivitas memancing
serta banyak ikan panjo. Kearah
timur sekitar 1,5km terdapat pantai
Informasi Pembangunan Daerah Kabupaten Gunungkidul 2017 42
NO. NAMA LOKASI KETERANGAN
Gremeng, Pantai Jungwok dan
Pulang kalong.
11. Pantai Sadeng Pucung,
Girisubo
Terletak diujung timur kab.
Gunungkidul pantai ini dikenal
sebagai pangkalan pendaratan ikan
(PPI) bertaraf nasional. Pantai ini
cukup potensial akan udang
laut/Lobster dan ikan tuna. Pinggir
jalan sebelum menuju pantai,
terdapat telaga suling sebuah lembah
yang diyakini pada jaman dahulu
sebagai muara sungai bengawan solo
purba.
3. Wisata Hutan
No. Nama Hutan Lokasi
1. Hutan Lindung Girijati, Purwosri
2. Hutan Kalikidul Purwosari
3. Wana Wisata Girisuko, Panggang
4. Hutan Watu Payung Girisuko, Panggang
5. Hutan Nampu Giriwungu, Panggang
6. Linggomanik Panggang
7. Hutan Rakyat Klepu Nglegi, Patuk
8. Hutan Rakyat Nglanggeran Nglanggeran, Patuk
9. Sodong Karangduwet, Paliyan
10. Kawasan Hutan Bunder Gading, Playen
11. Kawasan Hutan Wanagama Banaran, Playen
No. Nama Hutan Lokasi
12. Hutan Kota Tawarsari Wonosari, Wonosari
13. Hutan Wonosadi Beji, Ngawen
4. Wisata Gunung
NO. NAMA GUNUNG/BUKIT LOKASI
1. Kawasan Karst Gunung Sewu Panggang, Paliyan,
Saptosari, Tepus, Ponjong,
Semanu, Rongkop
2. Gunung Patuk/Hargodumilah Patuk, Patuk
3. Gunung Ireng/Butak Pengkok, Patuk
4. Gunung Butak Bobung, Putat, Patuk
5. Gunung Nglanggeran Nglanggeran, Patuk
6. Gunung Gentong Ngalang, Gedangsari
7. Gunung Curug Tegalrejo, Gedangsari
8. Gunung Tumpang Sampang, Gedangsari
9. Bukit Batugede Kedungpoh, Nglipar
10. Gunung Watujoli Klitekuk, semin
11. Gunung Gambar Jurangjero, Ngawen
12. Gunung Bagus Giring, Paliyan
13. Gunung Tutup Sumbergiri, Ponjong
14. Gunung Panggung Tambakromo, Ponjong
15. Gunung Kendil Ponjong, Ponjong
16. Gunung Batur Balong, Girisubo
Informasi Pembangunan Daerah Kabupaten Gunungkidul 2017 43
5. Wisata Sungai dan Air Terjun
No. Nama Obyek Lokasi
1. Air Terjun Jurug Gede Pengkok, Patuk
2. Jurug Banyu Nibo Ngembes, Pengkok, Patuk
3. Jurug Taman Sari Semoyo, Patuk
4. Kedung Kembar Terbah, Patuk
5. Air Terjun Banyu Nibo Putat, Patuk
6. Air Terjun Sri Gethuk Bleberan, Playen
7. Sungai Oya Bunder, Playen
8. Sungai Oya Bejiharjo, Karangmojo
9. Air Terjun Curug Tegalrejo, Gedangsari
10. Sungai Klayar Kedungpoh, Nglipar
11. Sungai Beton Beton, Ponjong
12. Sungai DAM Payaman-
Ngerco
Rejosari, Semin
6. Wisata Goa yang Sudah Berkembang
NO. NAMA
GOA LOKASI KETERANGAN
1. Pindul Bejiharjo,
Karangmojo
Goa horizontal yang dilewati aliran
sungai bawah tanah sepanjang 350m,
bisa dinikmati dengan kegiatan susur
goa/cave-tubing. Terdapat 3 zona
lintasan, yaitu zona terang, zona
remang, dan zona Gelap.
NO. NAMA
GOA LOKASI KETERANGAN
2. Kali Suci Pacarejo,
Semanu
Goa horizontal yang cukup panjang
antara 500-700m dan lebar serta
dilewati aliran sungai bawah tanah.
Wisatawan dapat berpetualangan
dengan kegiatan susur goa/cave-
tubing selama 2jam.
3. Jomblang
dan Grubug
Ngeposari,
Semanu
Dua goa Vertikal yang berdekatan
letaknya dengan kedalaman 40-50m
dan ada aliran sungai bawah tanah
diGoa grubug. Wisatawan dapat
melakukan susur goa atau caving
melalui satu pintu masuk atau keluar
yaitu goa jomblang dengan durasi
5jam dan jasa pemanduan serta
peralatan lengkap.
4. Cokro dan
Gremeng
Umbulrejo,
Ponjong
Goa cokro merupakan Goa
vertical/luweng (bahasa jawa) dengan
kedalaman 7,5m , dengan caving bisa
melihat pemandanga eksotis diPerut
bumi. Sedangkan goa gremeng
merupakan goa horizontal yang
letaknya tidak jauh dari goa cokro.
5. Jlamprong Ngeposari,
Semanu
Goa horizontal sepanjang 700m,
melalui susur goa/caving terlihat
didalamnya ada yang datar kering,
adapula yang berlubang dan penuh
air setinggi kaki.
Informasi Pembangunan Daerah Kabupaten Gunungkidul 2017 44
NO. NAMA
GOA LOKASI KETERANGAN
6. Sinden Ngeposari,
Semanu
Goa horizontal yang cukup unik.
7. Ngingrong Mulo,
Wonosari
Caving diGoa horizontal ini akan
melalui jalan terjal dan agak basah
dengan durasi 60menit, kemudian
keluar melalui goa kecil.
8. Cerme Giritirto,
Purwosari
Goa horizontal yang panjang
seluru7hnya kurang lebih 1,2km
kedalam air mencapai 1-1,5m dan
dilewati aliran sungai b awah tanah
dan aman utuk kegiatan caving.
9. Songgilap Kenteng,
Ponjong
Goa horizontal.
10. Glatik Bejiharjo,
Karangmojo
Goa horizontal.
11. Rancang
Kencono
Bleberan,
Playen
Goa vertikal dan kering, dengan
kedalaman 2meter, didasarnya cukup
luas dan sering dipakai untuk ruang
pertemuan.
12. Goa Senen Purwodadi,
Tepus
Goa vertikal dengan kedalaman 7m,
dan pemandangan luas didalam goa.
7. Kawasan Wisata Minat Khusus
NO. NAMA
KAWASAN LOKASI KETERANGAN
1. Segmen Karst
Kalisuci
Kemadang,
Tanjungsari
Kawasan eko wisata
2. Karst Lembah
Mulo
Mulo,
Wonosari
Kawasan wisata minat khusus
geowisata karst
3. Goa Pindul Bejiharjo,
Karangmojo
Kawasan wisata minat khusus
wisata air susur goa
4. Goa Cokro Umbulrejo,
Ponjong
Kawasan wisata minat khusus
geowisata karst
5. Pantai Girijati Girijati,
Purwosari
Kawasan wisata minat khusus
terbang laying (gantole)
6. Parangracuk Kanigoro,
Saptosari
Kawasan taman wisata teknologi
dan pusat study pemanfaatan dan
pengembangan enegi terbarukan.
7. Pantai Kukup Kemadang,
Tanjungsari
Aquarium ekosistem laut, sentra
budidaya ikan hias, fasilitas
gardu pandang dan konservasi
pelestarian alam pantai.
8. Pantai Siung Purwodadi,
Tepus
Kawasan wisata minat khusus
panjat tebing dan petualangan
9. Pantai Timang Purwodadi,
Tepus
Kawasan eko wisata
10. Pantai
Wediombo
Tepus Kawasan wisata bersifat
petualangan dan wisata minat
khusus menyelam serta out bond.
11. Gunung
Nglanggeran
Nglanggeran,
Patuk
Kawasan wisata minat khusus
geo wisata gunung api purba.
Informasi Pembangunan Daerah Kabupaten Gunungkidul 2017 45
NO. NAMA
KAWASAN LOKASI KETERANGAN
12. Bengawan
Solo Purba
Pucung,
Girisubo
Kawasan wisata minat khusus
keunikan proses geologi.
13. Hutan
Wanagama
Gading,
Playen
Kawasan wisata minat khusus
untuk pendidikan dan out bond.
8. Wisata Pendidikan
NO. NAMA LOKASI KETERANGAN
1. Kawasan
Karst
Pegunungan
Sewu
7 Kecamatan
diwilayah
selatan kab.
GK
Pegunungan batu gamping
berjajar, goa vertikal dan
horizontal, sumber air bawah
tanah
2. Geo Site
Gunung api
Purba
Nglanggeran
Nglanggeran,
Patuk
Breksi gunung api hasil letusan
gunung api tua yang terjadi sekitar
20.000 tahun yang lalu (permulaan
misoen tengah), terletak didaerah
yang berdekatan dengan laut
dangkal disebelah selatannya.
Kekar-kekar tegak yang
memotong batuan berarah utara
selatan sebagai perkembangan
gaya tarikan yang disebabkan oleh
mampatan penujaman lempeng
samudera hindia belasan juta
tahun yang lalu
NO. NAMA LOKASI KETERANGAN
3. Geo Site Goa
Pindul
Bejiharjo,
Karangmojo
Goa yang berkembang pada batu
gamping formasin oyo terbentuk
sekitar 1,8 juta tahun yang lalu.
Ketika batu gamping terangkat
dari dasar laut dan mengalami
karsttifikasi tindak lanjut. Arah
lorong goa dikendalikan oleh
struktur geologi (sesar). Tebing
terjal dimulut goa adalah gawir
patahan. Aneka ukuran stalaktit
dan flowstone menghiasai lorong.
4. Geo Site Air
Terjun
Srigetuk
Bleberan,
Playen
Cucuran air setinggi belasan meter
yang melewati dinding terjal batu
gamping. Tebing ini merupakan
hidang patahan yang arahnya
memotong aliran sungai. Situs
geologi ini dikelola masyarakat
setempat sebagai obyek wisata.
5. Geo Site
Lembah Karst
Mulo
Mulo,
Wonosari
Goa yang diluarnya terdapat
lembah kering, merupakan
fenomena alam yang unik
6. Geo Site Goa
Kalisuci
Pacarejo,
Semanu
Berhulu dibagian selatan plato
wonosari yang masuk ke tanah
melalui mulut goa kalisuci. Sungai
bawah tanah yang mengalir
sepanjang 100m tersingkap
didasar luweng elatikal disebelah
selatannya. Aliran bawah tanah
Informasi Pembangunan Daerah Kabupaten Gunungkidul 2017 46
NO. NAMA LOKASI KETERANGAN
sepanjang 2km muncul didasar
luweng grubug, sebuah singleshaft
sedalam sekitar 98m. Sungai
bawah tanah akhirnya muncul
pantai baron. Kelurusan goa-goa
suci-glatikan-mburi omah-grub ug
dikendalikan oleh struktur
patahan berarah utara timur laut
selatan barat daya.
7. Geo Site
Jomblang
Pacarejo,
Semanu
Goa tegak sedalam 40m ini
merupakan dolina-runtuhan
berbentuk membulat dengan garis
tengah sekitar 50m. Luweng
jomblang terbentuk sekitar 1,8 juta
tahun lalu. Dasar sumuran
menyingkapkan keberadaan
sungai bawah tanah. Lorong
mendatar disisi barat dasar goa
berhubungan dengan luweng
grubug yang nilai estetiknya
sangat tinggi. Batu gamping
berlapis formasi wonosari
menyusun dinding tegak luweng
jomblang.
8. Geo Site Goa
Cokro
Kenteng,
Ponjong
Collapse-dolina berkembang
menjadi shaft sedalam lebih dari
7,5m. dasar sumuran terhubung
dengan lorong mendatar. Kegiatan
NO. NAMA LOKASI KETERANGAN
menuruni goa dengan tali menjadi
daya tarik situs geologi yang telah
dikembangkan oleh masyarakat
local menjadi obyek dan daya tarik
geowisata.
9. Geosite Pantai
Siung
/Wediombo/G
unung batur
Purwodadi,
Tepus, Jepitu,
Girisubo,
Balong,
Girisubo
Morfologi pantai sangat menarik
sekaligus luas. Ekspresi bentang
alamnya dipengaruhi oleh struktur
geologi. Singkapan batuan gunung
api tua yang tersesarkan di
segmen pantai Siung sebelah
barat. Bongkahan batu gamping
yang disebabkan oleh struktur
geologi membentuk tonjolan yang
sangat ekspresif. Bentuknya yang
mirip gigi taring mendasari
penamaan pantai ini, sentuhan
stratigrafi tak selaras antara
batuan gunung api tua dan batu
gamping teraati di segmen barat.
10. Geo Site
Baron, Kukup
dan Krakal
Kemadang,
Tanjungsari
Deretan pantai pasir putih
sepanjang belasan Km dengan
panoramanya yang indah dibatasi
bukit-bukit batu gamping yang
mencirikan karst Gunung Sewu.
Fenomena pensesaran dapat
diamati di pantai Baron dan
Sepanjang. Di Pantai Baron
Informasi Pembangunan Daerah Kabupaten Gunungkidul 2017 47
NO. NAMA LOKASI KETERANGAN
terdapat mata air besar, titik
keluaran sungai bawah tanah yang
berasal dari deretan luweng di
selatan Semanu.
11. Geo Site
Lembah
Bengawan
Solo Purba
Pucung,
Girisubo
Lembah kering yang terbentuk
melalui proses geologi, dahulu
kala pada zaman pra-sejarah
disekitarnya ada beberapa goa
yang digunakan penduduk
sebagai rumah
12. Geo Site
Turunan
Girisuko,
Panggang
Hutan konservasi yang dikelola
oleh masyarakat lokal
13. Geo Site
Wanagama
Banaran,
Playen
Hutan di kawasan karst yang
dikembangkan untuk konservasi,
pendidikan dan study tanaman
langka yang bervariasi.
Informasi Pembangunan Daerah Kabupaten Gunungkidul 2017 48
LAMPIRAN
INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL 2017
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAHBADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
(BAPPEDA)(BAPPEDA)
Jalan Satria No. 3 Wonosari Gunungkidul 55812Jalan Satria No. 3 Wonosari Gunungkidul 55812Telp. 0274 - 391 761, Fax. 0274 - 391 701Telp. 0274 - 391 761, Fax. 0274 - 391 701
Website : http://bappeda.gunungkidulkab.go.idWebsite : http://bappeda.gunungkidulkab.go.idE-Mail : [email protected] : [email protected]
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
(BAPPEDA)
Jalan Satria No. 3 Wonosari Gunungkidul 55812Telp. 0274 - 391 761, Fax. 0274 - 391 701
Website : http://bappeda.gunungkidulkab.go.idE-Mail : [email protected]