30
INFORMED CONSENT Prof. DR. dr. Johanna Kandouw, SpPA(K), SpF, DFM Bagian Ilmu Kedokteran Forensik Mediko Legal Fakultas Kedokteran UNHAS Makassar

Informed Consent

  • Upload
    rushda

  • View
    103

  • Download
    4

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Informed Consent

Citation preview

Page 1: Informed Consent

INFORMED CONSENTProf. DR. dr. Johanna Kandouw, SpPA(K), SpF, DFM

Bagian Ilmu Kedokteran Forensik Mediko Legal Fakultas Kedokteran UNHAS

Makassar

Page 2: Informed Consent

PENGERTIAN o Menurut Peraturan Menteri Kesehatan

Nomor 290/Menkes/PER/III2008 pasal 1o Persetujuan tindakan kedokteran

adalah persetujuan yang diberikan oleh pasien atau keluarga terdekat setelah mendapat penjelasan secara lengkap mengenai tindakan kedokteran atau kedokteran gigi yang akan dilakukan terhadap pasien.

Page 3: Informed Consent

o Peraturan MenKes no 585/Men. Kes/Per/IX/1989 psl 1, dinyatakan bahwa tindakan medik adalah suatu tindakan yang dilakukan thd pasien berupa diagnostik atau terapeutik

o Pasal 2, dinyatakan bahwa semua tindakan medik yang akan dilakukan thd pasien harus mendapat persetujuan

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia. Nomor 290/MENKES/PER/III/2008

tentang Persetujuan Tindakan Kedokteran.emedicine)

Page 4: Informed Consent

LATAR BELAKANG TIMBULNYA INFORMED

CONSENTo Kesepakatan internasional dalam bidang

kesehatan mengenai etika pertama kali dituangkan dalam Nuremberg Code, yang memuat 10 kode yang mengatur prinsip-prinsip dokter dalam memperlakukan pasien

o Declaration of Helsinski yang dipublikasikanoleh World Medical Association pada tahun 1964dan terakhir diperbaharui pada tahun 2000.

Hope, T., et all. Consent. In: Medical ethics and Law The Core Curriculum. Second Edition.

New York: Churchill Living

Page 5: Informed Consent

Di dl Nuremberg Code dikemukakan 4 syaratSahnya persetujuan yg harus diberikan scrSukarela, yaitu: 1. Persetujuan harus diberikan secara sukarela 2. Diberikan oleh yg berwenang hukum3. Diberitahukan 4. Dipahami

Hope, T., et all. Consent. In: Medical ethics and Law The Core Curriculum. Second Edition.

New York: Churchill Living

Page 6: Informed Consent

Dim deklarasi Helsinki, beberapa alasan Pentingnya persetujuan:

Melindungi otonomi pasien, karena pasien Menguasai kehidupannya sendiri Melindungi martabat manusia, karena pasien bertanggung jawab atas hidupnya

Hope, T., et all. Consent. In: Medical ethics and Law The Core Curriculum. Second Edition.

New York: Churchill Living

Page 7: Informed Consent

PEMBERIAN INFORMED CONSENT Dalam bab IV Permenkes tentang pertindik yang berhak

memberikan persetujuan ialah: Yang berhak memberikan persetujuan ialah pasien dewasa yang

dalam keadaan sadar dan sehat mental Yang dimaksud pasien dewasa ialah yang telah berumur 21 tahun atau telah menikah Bagi pasien dewasa yang berada dibawah pengampunan, persetujuan diberikan kepada wali/kurator Bagi pasien dewasa yang menderita gangguan mental,

persetujuan diberikan oleh orang tua/wali/kurator Bagi pasien dibawah umur 21 dan tidak mempuyai

orang tua/wali atau berhalangan maka persetujuan diberikankepada keluarga terdekat atau walinya.

Soeparto, P., Dkk. Etik dan Hukum di Bidang Kesehatan. Edisi kedua. Surabaya: Airlangga

University Press. 2006.hal: 163-34T

Page 8: Informed Consent

PEMBERIAN INFORMED CONSENT Menurut peraturan menteri kesehatan Nomor

290/Menkes/PER/III2008 pasal 7, penjelasan tentang tindakan kedokteran harus diberikan langsung kepada pasien dan/atau keluarga terdekat, baik diminta maupuntidak diminta yang mana penjelasan tersebut sekurang-kurangnya mencakup informasi sebagai berikut:

1. Diagnosis dan tata cara tindakan kedokteran;2. Tujuan tindakan kedokteran yang dilakukan;3. Alternatif tindakan lain, dan risikonya;4. Risiko dan komplikasi yang mungkin terjadi; dan 5. Prognosis terhadap tindakan yang dilakukan.6. Perkiraan pembiayaan

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia. Nomor 290/MENKES/PER/III/2008

Tentang Persetujuan Tindakan Kedokteran. Emedicine)

Page 9: Informed Consent

ADANYA INFORMED CONSENT DARI PASIEN DAPAT DILAKUKAN, ANTARA LAIN:

o Dgn bahasa yg sempurna & tertuliso Dgn bahasa yg sempurna scr lisano Dgn bahasa yg tidak sempurna asal dapat

diterima oleh pihak lawan o Dgn bahasa isyarat asal dapat diterima

oleh pihak lawan o Dgn diam atau membisu tetapi asal dipahami o Atau diterima oleh pihak lawan

Wagner, R. A., Informed Consent. In: Keany, J.E., et al (editors). 2011: Webmed. Ctized on

1 me/2011. Available at http://emedicineheolth.com/script/moin/ort.asp?

articlekey=5873

Page 10: Informed Consent

BENTUK INFORMED CONSENT o Cara menyatakan persetujuan dapat diberikan

secara tertulis maupun lisan, dimana persetujuan tertulis diberikan bila tindakan medis yang akan dilakukan beresiko tinggi

o Tindakan medis yang ringan tidakmembutuhkan informed consent tertulis

Soeparto, P., Dkk. Etik dan Hukum di Bidang Kesehatan. Edisi kedua. Surabaya: Airlangga

University Press. 2006.hal: 163-34T

Page 11: Informed Consent

TEORI MANFAAT BAGI BAGI PERGAULAN HIDUP

o Teori ini dititikberatkan pada pandangan utilitis yaitu bahwa kemanfaatan yg terbesar bagijumlah yg terbesar.

o Nilai estetika, kebudayaan, keagamaan dan psikologis harus ikut dipertimbangkan

English, V., et all. Consent and refusal: Competent adults. In: Medical Ethics Todat The

BMA’s Handblook of Ethics and Law. London; BMJ Books. 2004.p; 71-164.

Page 12: Informed Consent

TEORI MENENTUKAN NASIB SENDIRI

o Adanya hak individu untuk menentukan nasib sendiri menyebabkan informed consent pentingbagi semua tindakan yg dilakukan atas tubuh,bahkan atas pelanggaran suasana kehidupan pribadi

English, V., et all. Consent and refusal: Competent adults. In: Medical Ethics Todat The

BMA’s Handblook of Ethics and Law. London; BMJ Books. 2004.p; 71-164.

Page 13: Informed Consent

PANDANGAN TERHADAP INFORMEDCONSENT

o Seorang petugas kesehatan harus memiliki kemampuan dan keterampilan berkomunikasidisamping keterampilan lainnya

o Disebabkan oleh tuntutan hukum, bahwapetugas kesehatan harus memberi informasi pada pasien.

Wagner, R. A., Informed Consent. In: Keany, J.E., et al (editors). 2011: Webmed. Ctized on

1 me/2011. Available at http://emedicineheolth.com/script/moin/ort.asp?

articlekey=5873

Page 14: Informed Consent

ASAS HUKUM DALAM PELAYANAN MEDIK

D1 transaksi terapeutik asas hukum yg berlakuDan yang mendasari terkandung d1 peraturan Perundang2an sbb:1. Azas legalitas, d1 UU No. 23 th 1992 psl 50,

menyatakan bahwa tenaga kesehatan bertugas menyelenggarakan atau melakukan keg kesehatan sesuai dg bidang keahlian dan ataukewenangan tenaga kes ybs.

Kitab Undang-Undang Hukum Perdata tahun 1847. Buku Ketiga Perikatan

Page 15: Informed Consent

ASAS HUKUM DALAM PELAYANAN MEDIK

2. Azas keseimbangan, d1 UU No. 23 thn 1992 psl 2 (e),

penyelenggaraan kesehatan harus diselenggarakansecara seimbang antara kepentingan individu danmasyarakat, antara fisik dan mental, antaramaterial dan spiritual.

Kitab Undang-undang Hukum Perdata tahun 1847. Buku Ketiga Perikatan.

Page 16: Informed Consent

ASAS HUKUM DALAM PELAYANAN MEDIK

3. Asas tepat waktu, asas ini sangat diperlukan karena akibat kelalaian memberikan pertolongan tepat pada saat yang dibutuhkan dapat menimbulkan kerugian pada pasien. Pasal 55 UU no 23 th 1992 ditegaskan bahwa setiap orang berhak atas ganti rugi akibat kesalahan atau kelalaian yang dilakukan oleh tenaga kesehatan.

Kitab Undang-undang Hukum Perdata tahun 1847. Buku Ketiga Perikatan.

Page 17: Informed Consent

ASAS HUKUM DALAM PELAYANAN MEDIK

4. Asas itikad baik, d1 pasal 1338 ayat 3KUHP perdata disebutkan bahwa perjanjian harusdilaksanakan dengan itikad baik. Mengandungpengertian bahwa tenaga kesehatan berkewajibanmemberikan pertolongan profesional yang bermutudan bermartabat didasarkan kesungguhan niat

dan tanggung jawabnya.

Kitab Undang-undang Hukum Perdata tahun 1847. Buku Ketiga Perikatan.

Page 18: Informed Consent

ASAS HUKUM DALAM PELAYANAN MEDIK

5. Asas kejujuran, asas ini seharusnya melandasi kewajiban petugas kesehatan mematuhi standar profesi dan menghormati hak pasien seperti

yang diatur d1 pasal 53 ayat 2 UU no 23 th 1992. karena kejujuran sebagai salah satu faktor yang dapat menumbuhkan sikap percaya.

Kitab Undang-undang Hukum Perdata tahun 1847. Buku Ketiga Perikatan.

Page 19: Informed Consent

ASAS HUKUM DALAM PELAYANAN MEDIK

6. Asas kehati-hatian, asas ini tersirat d1ketentuan pasal 54 ayat 1 UU no. 23 th 1992,bahwa dokter bertanggung jawab atas kesalahanatau kelalaiannya dalam melaksanakanprofesinya. Setiap orang sebelum melakukansesuatu d1 hubungan dg orang lain harus

bersikap berhati-hati

Kitab Undang-undang Hukum Perdata tahun 1847. Buku Ketiga Perikatan.

Page 20: Informed Consent

ASAS HUKUM DALAM PELAYANAN MEDIK

7. Asas keterbukaan, asas ini diperlukan karena sikap saling percaya dapat ditumbuhkan jika terjalin komunikasi secara terbuka antara dokter dan pasien. Dalam komunikasi akan diperoleh peluang bagi pasien untuk mendapatkan penjelasan atau informasi

Kitab Undang-undang Hukum Perdata tahun 1847. Buku Ketiga Perikatan.

Page 21: Informed Consent

TUJUAN INFORMED CONSENTo Melindungi hak klien/pasien untuk membuat

keputusan yang otonomo Melindungi klien dari tindakan yang merugikan,

sehingga dapat memberikan motivasi kepadatenaga profesional untuk bertindak dengan penuh tanggung jawab

English, V., et all. Consent and refusal: Competent adults. In: Medical Ethics Todat The

BMA’s Handblook of Ethics and Law. London; BMJ Books. 2004.p; 71-164.

Page 22: Informed Consent

TUJUAN INFORMED CONSENTo Tujuan informed consent bagi dokter bila informed consent disampaikan dengan benar

maka akan melindungi profesi terhadap tuntutan battery, negligence, dan pelanggaran hak asasi manusia

English, V., et all. Consent and refusal: Competent adults. In: Medical Ethics Todat The

BMA’s Handblook of Ethics and Law. London; BMJ Books. 2004.p; 71-164.

Page 23: Informed Consent

TUJUAN INFORMED CONSENT

o Berfungsi untuk memperhatikan kepadamasyarakat bahwa para subjek tidakdimanipulasi atau ditipu

o Menciptakan suasana kepercayaan antarasubjek penelitian dan dokter

English, V., et all. Consent and refusal: Competent adults. In: Medical Ethics Todat The

BMA’s Handblook of Ethics and Law. London; BMJ Books. 2004.p; 71-164.

Page 24: Informed Consent

INFORMED CONSENT PADA ANAKo Seorang anak berkompeten dalam memutuskan

tindakan medis pada diri mereka namun merekatidak memiliki kekuatan hukum, sehingga orang tua atau wali pengambil keputusan perlumemberikan persetujuan untuk penegakandiagnosis dan pengobatan untuk anak

Wagner, R. A., Informed Consent. In: Keany, J.E., et al (editors). 2011: Webmed. Ctized on

1 me/2011. Available at http://emedicineheolth.com/script/moin/ort.asp?

articlekey=5873

Page 25: Informed Consent

INFORMED CONSENT PADA ANAKo Beberapa negara mempunyai hukum yang mengatur

kebebasan dalam membuat keputusan pada anak dengan hak penuh sebagai orang dewasa dalam situasi berikut:

1. Mandiri dan atau tidak tinggal bersama keluarga 2. Menikah 3. Hamil atau sudah memiliki anak 4. Militer5. Mendapat emansipasi dari pengadilan 6. Beberapa negara mengatur bahwa anak mendapat kebebasan dalam kasus alkohol abuse,

kehamilan dan infeksi menular seksual

Soeparto, P., Dkk. Etik dan Hukum di Bidang Kesehatan. Edisi kedua. Surabaya: Airlangga

University Press. 2006.hal: 163-34T

Page 26: Informed Consent

INFORMED CONSENT DALAM TRIAL KLINIK

o Dalam peraturan pemerintah no. 39 tahun 1995 tentang penelitian dan pengembangan kesehatan, dalam bab IV dijelaskan bahwa penelitian dan

pengembangan kesehatan terhadap manusia dilakukanberdasarkan persetujuan tertulis dari manusia yangbersangkutan namun dapat diwakilkan bila objek

penelitian tidak mampu melakukan tindakan hukum, keadaan jasmani tidak memampukan untuk membuat persetujuan tertulis, bila objek penelitian telahmeninggal

Soeparto, P., Dkk. Etik dan Hukum di Bidang Kesehatan. Edisi kedua. Surabaya: Airlangga

University Press. 2006.hal: 163-34T

Page 27: Informed Consent

INFORMED CONSENT DALAM TRIAL KLINIK

Dalam pemberian informed consent percobaan klinikperlu disertakan:1. Mengapa percobaan klinik dilakukan 2. Hal yang diharapkan pada percobaan klinik3. Hal yang akan dilakukan pada percobaan klinik

dan berapa lama waktu yang diperlukan untukstudi

4. Kemungkinan resiko yang akan ditemui

Soeparto, P., Dkk. Etik dan Hukum di Bidang Kesehatan. Edisi kedua. Surabaya: Airlangga

University Press. 2006.hal: 163-34T

Page 28: Informed Consent

INFORMED CONSENT DALAM TRIAL KLINIK

5. Keuntugan yang akan didapatkan bila mengikuti percobaan klinik ini 6. Terapi lain yang dapat dilakukan bila pasien menolak mengikuti percobaan klinik 7.Verifikasi bahwa pasien berhak meninggalkan percobaan klinik sesuai keinginannya dan berhak mendapat terapi standar tanpa saksi ketika meninggalkan percobaan klinik

Soeparto, P., Dkk. Etik dan Hukum di Bidang Kesehatan. Edisi kedua. Surabaya: Airlangga

University Press. 2006.hal: 163-34T

Page 29: Informed Consent

INFORMED CONSENT DALAM KEGAWAT DARURATAN

o Pada peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 290/MENKES/PER/III/2008tentang Persetujuan Tindakan Medik,

pengaturan mengenai informed consent padakegawatdaruratan lebih tegas dan lugas. Permenkes No. 290/Menkes/Per/III/2008 pasal 4

ayat (1) dijelaskan bahwao “Dalam keadaan darurat, untuk menyelamatkan

jiwa pasien dan/atau mencegah kecacatan tidak diperlukan persetujuan tindakan kedokteran”

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia. Nomor 290/MENKES/PER/III/2008

Tentang Persetujuan Tindakan Kedokteran.emedicine)

Page 30: Informed Consent

TERIMA KASIH