23
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bernapas adalah sesuatu yang sangat dibutuhkan oleh manusia untuk keberlangsungan hidupnya. Bernapas dilakukan manusia setiap saat dan setiap waktu. Tetapi tidak semua manusia dapat bernapas dengan normal dan ada juga yang harus dibantu dengan alat bantu pernapasan seperti, MDI (Matered Dose Inhaler), DPI (Dry Powder Inhaler) dan nebulizer. Di era modern ini banyak ditemukan alat-alat bantu pernapasan yang modern yang dapat mengatasi masalah gangguan jalan napas karena penumpukan lendir pada saluran pernapasan. 1.2 Rumusan Masalah 1. Apa definisi inhalasi? 2. Apa saja jenis dari terapi inhalasi? 3. Apa saja indikasi terapi inhalasi? 4. Apa saja kontra indikasi inhalasi? 1

Inhalasi Edit

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Inhalasi Edit

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bernapas adalah sesuatu yang sangat dibutuhkan oleh manusia untuk

keberlangsungan hidupnya. Bernapas dilakukan manusia setiap saat dan setiap waktu.

Tetapi tidak semua manusia dapat bernapas dengan normal dan ada juga yang harus

dibantu dengan alat bantu pernapasan seperti, MDI (Matered Dose Inhaler), DPI (Dry

Powder Inhaler) dan nebulizer.

Di era modern ini banyak ditemukan alat-alat bantu pernapasan yang modern

yang dapat mengatasi masalah gangguan jalan napas karena penumpukan lendir pada

saluran pernapasan.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa definisi inhalasi?

2. Apa saja jenis dari terapi inhalasi?

3. Apa saja indikasi terapi inhalasi?

4. Apa saja kontra indikasi inhalasi?

5. Bagaimana prosedur penggunaan alat-alat inhalasi?

6. Apa saja efek samping dan komplikasi inhalasi?

1

Page 2: Inhalasi Edit

1.3 Tujuan

1. Memahami definisi inhalasi

2. Mengetahui apa saja jenis-jenis terapi inhalasi

3. Mengetahui indikasi dari penggunaan terapi inhalasi

4. Mengetahui kontra indikasi dari penggunaan terapi inhalasi

5. Dapat menjelaskan prosedur inhalasi

6. Mengetahui efek samping dan komplikasi terapi inhalasi

BAB II

2

Page 3: Inhalasi Edit

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Terapi Inhalasi

Terapi inhalasi adalah terapi yang menggunakan uap atau pengisapan. Uap air

yang sudah bercampur dengan obat ini dipercaya dapat langsung mencapai daerah

disaluran pernapasan, sehingga obat yang dibawa lebih efektif. Adapun obat-obatan

yang di gunakan untuk inhalasi seperti bronkodilator, anti inflamasi, dan NaCl 3%.

Keuntungan Terapi Inhalasi

1. Efektif:

- Onset Cepat

- Bronkodilator kuat

2. Aman:

- Dosis Kecil

- Efek Samping Obat Minimal

3. Rasional:

- Langsung Bekerja Pada Lesi

- Menghilangkan Bronkopasme

- Anti –Inflamasi

4. Murah:

- Harga Per Dosis

5. Mudah:

- Cara Pemakaian

- Sedia Setiap Saat

3

Page 4: Inhalasi Edit

2.2 Jenis Terapi Inhalasi

Terapi inhalasi dapat diberikan melalui :

Inhaler dosis terukur (MDI/Metered dose inhaler)

Salah satu cara terapi inhalasi yang populer adalah Metered Dose Inhaler (MDI).

Dalam MDI, obat berbentuk bubuk yang ultra halus, dengan diameter sekitar 2-31μm

(micronized), didorong ke luar sebagai aerosol oleh gas pendorong (propellant) yang

biasanya adalah gas fluoroklorokarbon/freon. MDI umumnya digunakan oleh pasien

rawat jalan yang kondisinya stabil, biasanya jarang dipakai pasien rawat nginap. Bila

diperlukan lebih dari satu kali semprot(puff), biasanya dosis MDI : 4 x 2 semprot;

pasien harus menunggu beberapa menit sebelum penyemprotan berikutnya. Posisi lidah

diatur sedemikian sehingga tidak menghalangi aliran aerosol melalui mulut.

Ada beberapa cara menggunakan MDI yaitu mengenai posisi MDI dengan bibir:

MDI diletakkan dalam mulut dengan bibir menutup rapat sekeliling

Mouthpiece

MDI dipegang 4 cm di depan mulut yang terbuka lebar.

MDI mungkin tidak praktis pada sekelompok pasien : anak kecil, usia lanjut,

bingung, cacat fisik, penderita artritis, kepatuhan pasien buruk dan pasien yang

cenderung memakai MDI secara berlebihan. Kesalahan yang bisa terjadi pada

4

Page 5: Inhalasi Edit

penggunaan terapi MDI yaitu Intruksi salah, pasien tidak diajarkan dan sulit untuk

koordinasi.

MDI mempunyai komponen-komponen yang penting tetapi yang terpenting

pada MDI adalah katup terukur (metered valve ) yang secara akurat melepaskan partikel

obat dengan dosis tertentu.

a. Kekurangan MDI

Manuver tidak mudah (koordinasi inhalasi dan gerakan harus baik).

Partikel MDI yang langsung ke mulut memiliki kecepatan yang tinggi dan

ukuran droplet yang besar yang berakibat tingginya deposisi obat di orofaring.

Cara pakai dan kondisi optimal hanya sekitar 20% dosis yang mencapai paru.

Obat yang mengendap di tenggorokan dan tertelan, tidak banyak manfaatnya

karena akan dimetabolisme oleh hatimenjadi metabolit yang inaktif.

Khlorofluorokarbon (CFC) merusak lapisan ozon.

Perlu instruksi dan pelatihan cara penggunaan alat.

Kelembaban yang tinggi menjadi problem karena obat dapat menggumpal dan

MDI tidak efektif pada temperature di bawah 5 derajat.

b. Kesalahan yang umum terjadi pada penggunaan MDI

Kurang koordinasi

Terlalu cepat inspirasi

Tidak menahan nafas selama 10 detik

Tidak mengocok kanister sebelum digunakan

Tidak berkumur setelah menggunakan MDI

Posisi MDI terbalik

c. Cara Penggunaan :

5

Page 6: Inhalasi Edit

1. Lepaskan penutup aerosol

2. Pegang tabung obat di antara ibu jari dan jari telunjuk kemudian kocok seperti

gambar

3. Ekspirasi maksimal. Semakin banyak udara yang dihembuskan, semakin

dalam obat dapat dihirup.

4. Letakkan mouthpiece di antara kedua bibir, katupkan kedua bibir kuat-kuat

5. Lakukan inspirasi secara perlahan. Pada awal inspirasi, tekan MDI seperti

pada gambar. Lanjutkan inspirasi anda selambat dan sedalam mungkin.

6. Tahan nafas selama kurang lebih 10 detik agar obat dapat bekerja

7. Keluarkan nafas secara perlahan

8. Kumur setelah pemakaian (mengurangi ES stomatitis)

Inhaler Dosis Terukur dengan Spacer

6

Page 7: Inhalasi Edit

Bentuk : Tube, coffee cup, Nebuhaler, volumatic, Baby haler, dll

Kelebihan :

Kecepatan aerosol berkurang

Terdapat katup pengaman (sehingga udara ekspirasi tidak masuk kembali ke

chamber)

Deposisi di paru meningkat

Kurang diperlukan koordinasi

Efek samping minimal

Harus digunakan pada bayi/anak

DPI (Dry Powder Inhaler)

1) Kelebihan :

Tidak memerlukan propelan (kurang iritatif)

Deposisi di paru lebih besar dibanding MDI tanpa spacer

Tidak perlu spacer

Mudah dan praktis untuk dibawa

2) Kekurangan :

Perlu penghisapan yang kuat

Sulit pada anak kecil

3) Jenis :

a) Rotahaler

7

Page 8: Inhalasi Edit

Cara Penggunaan :

b) Turbuhaler

Cara Pemakaian :

a. Buka tutup turbuhaler

b. Putar ke kanan sampai habis (maksimal)

c. Putar ke kiri sampai berbunyi “klik”

d. Keluarkan nafas (ekspirasi maksimal), masukkan mulut ke turbuhaler

e. Hisap secara kuat dan cepat (inspirasi maksimal)

f. Tahan napas dan hitung sampai 5-10

g. Tutup kembali turbuhaler

h. Kumur setelah menghisap

8

Page 9: Inhalasi Edit

c) Disk-haler

1. Buka tutup mouthpiece disk-haler

2. Buka tutup disk-haler (disk-haler lid) untuk membuka plastik penutup obat

3. Keluarkan nafas (ekspirasi maksimal), masukkan mulut ke turbuhaler

4. Hisap secara kuat dan cepat (inspirasi maksimal)

5. Tahan napas dan hitung sampai 5-10

6. Tutup kembali turbuhaler

7. Tarik tempat disk ke depan agar obat yang sudah habis bergeser, dorong ke

tempat semula

8. Kumur setelah menghisap

Nebulizer

9

Page 10: Inhalasi Edit

Prinsip nebulazer mengubah obat : larutan aerosol

Sehingga dapat dihirup penderita dengan menggunakan mouthpiece atau masker.

Dengan nebulizer dapat dihasilkan partikel aerosol berukuran antara 2-5 μ. Berbeda

dengan alat MDI dimana alat dan obat merupakan satu kesatuan, Nebuliser terdiri dari

beberapa bagian yang terpisah yang terdiri dari generator aerosol, alat bantu inhalasi

(kanul nasal, masker, mouthpiece) dan obatnya sendiri.

Beberapa pasien, terutama pasien yang keadaan umumnya berat, di rumah sakit

harus dipakai alat nebulizer untuk terapi inhalasi. Biaya terapi inhalasi dengan bantuan

alat ini agaknya lebih mahal dari MDI, karena alatnya sendiri lebih kompleks dan

mahal, dan biasanya diperlukan supervisi profesional untuk menyiapkan larutan obat

dan mengawasi pasien selama terapi inhalasi.

Aerosol adalah suspensi berbentuk padat atau cair dalam bentuk gas. Yang

berfungsi untuk menghantarkan obat dalam bentuk larutan air ke jalan napas,

tenggorokan atau hidung.

Tujuannya untuk menghantarkan obat ke target organ dengan efek samping

minimal dan dengan keamanan dan efektifitas yang tinggi. Jenis-jenis aerosol dalam

terapi inhalasi pada penyakit paru obstruktif dapat berupa air (bland aerosol), larutan

garam, mukolitik, bronkodilator, natrium kromoglikat, kortikosteroid dan antibiotik.

2.3 Indikasi

10

Page 11: Inhalasi Edit

Terapi inhalasi dianjurkan diberikan kepada penderita asma, penderita alergi

saluran pernapasan, atau penderita batuk pilek dengan slem atau lendir berlebihan. Pada

dasarnya, ada tiga jenis obat yang sering digunakan dalam terapi inhalasi: untuk

memperbesar saluran napas, mengencerkan lendir/slem, serta antialergi. Ketiga jenis

obat ini mempunyai ukuran molekul yang berbeda, sehingga pemilihan alat Nebulizer

harus disesuaikan.

2.4 Kontra Indikasi

Kontra indikasi mutlak pada terapi inhalasi tidak ada. Indikasi relatif pada pasien

dengan alergi terhadap bahan atau obat yang digunakan.

2.5 Prosedur Inhalasi

Hal pertama yang harus diperhatikan saat melakukan terapi inhalasi adalah

penggunaan selang dan masker untuk masing-masing pasien guna menghindari infeksi

silang. Ikuti resep yang dianjurkan oleh dokter.

Jangan memakai resep yang diberikan pada saat sakit sebelumnya, kecuali

memang disetujui dokter. Tanyakan pada terapis, apakah obat yang diberikan dapat

dicampur menjadi satu, karena ada beberapa jenis obat yang sebaiknya diberikan

terpisah.

Pada saat mesin dihidupkan, tarik napas dalam perlahan-lahan dengan mulut,

tahan 2—3 detik, kemudian embuskan kembali. Pada anak-anak, cukup dianjurkan

bernapas normal dan usahakan agar si anak tidak menangis karena akan mengurangi

efektivitas terapi.

Jangan bernapas cepat untuk mencoba menghirup seluruh uap yang dihasilkan,

karena akan menyebabkan rasa pusing, gemetar, dan mual. Jika ini terjadi, hentikan

mesin dan istirahat selama lima menit sebelum melanjutkan terapi kembali. Terapi

inhalasi biasanya berlangsung selama 10—15 menit.

Obat pengencer lendir kadang dapat menyebabkan peningkatan frekuensi batuk

sampai beberapa saat setelah terapi. Hal ini wajar karena batuk adalah suatu reaksi

refleks untuk mengeluarkan lendir yang sudah diencerkan saat terapi. Setelah inhalasi,

11

Page 12: Inhalasi Edit

fisioterapis akan membaringkan anak pada posisi tertentu sesuai dengan kebutuhan.

Tanyakan pada dokter, paru-paru sebelah mana yang banyak lendirnya.

Prosedur ini harus selalu dilakukan untuk menghindari sesak napas setelah

inhalasi. Pemakaian modalitas pemanasan, seperti infrared (IRR) atau diathermi

(MWD) hanya diperlukan untuk kasus-kasus tertentu. Setelah selesai terapi, cuci muka

untuk menghindari iritasi akibat sisa-sisa obat yang menempel. Cuci serta simpan selang

dan masker untuk pemakaian selanjutnya. Kebanyakan masker dibuat untuk pemakaian

6—10 kali.

Prosedur Tindakan Inhalasi

INHALASI NEBULIZER

STANDARD

OPERSIONAL

PROSEDUR

PENGERTIANPemberian inhalasi uap dengan obat/tanpa obat menggunakan

nebulator

TUJUAN1. Mengencerkan sekret agar mudah dikeluarkan

2. Melonggarkan jalan nafas

12

Page 13: Inhalasi Edit

KEBIJAKAN

1. Pasien yang mengalami kesulitan mengeluarkan

sekret

2. Pasien yang mengalami penyempitan jalan nafas

PETUGAS Perawat

PERALATAN

1. Set nebulizer

2. Obat bronkodilator

3. Bengkok 1 buah

4. Tissue

5. Spuit 5 cc

6. Aquades

7. Tissue

PROSEDUR

PELAKSANAAN

1. Tahap PraInteraksi

1. Mengecek program terapi

2. Mencuci tangan

3. Menyiapkan alat

2. Tahap Orientasi

1. Memberikan salam dan sapa nama pasien

2. Menjelaskan tujuan  dan prosedur

pelaksanaan

3. Menanyakan persetujuan/kesiapan pasien

3. Tahap Kerja

1. Menjaga privacy pasien

2. Mengatur pasien dalam posisi duduk

3. Menempatkan meja/troly di depan pasien

yang berisi set nebulizer

4. Mengisi nebulizer dengan aquades sesuai

13

Page 14: Inhalasi Edit

takaran

5. Memastikan alat dapat berfungsi dengan

baik

6. Memasukkan obat sesuai dosis

7. Memasang masker pada pasien

8. Menghidupkan nebulizer dan meminta

pasien nafas dalam sampai obat habis

9. Bersihkan mulut dan hidung dengan tissue

4. Tahap Terminasi

1. Melakukan evaluasi tindakan

2. Berpamitan dengan pasien/keluarga

3. Membereskan alat

4. Mencuci tangan

5. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan

keperawatan

KETERAMPILAN KLINIK

14

Page 15: Inhalasi Edit

“INAHALASI UAP”

A. Pengertian

Menghirup uap dengan atau tanpa obat melalui saluran pernafasan bagian atas

B. Tujuan

1. Secret menjadi encer dan mudah dikeluarkan

2. Pernafasan menjadi lega

3. Selaput lendir pada saluran nafas menjadi tetap lembab

4. Mengobati peradangan pada saluran pernafasan bagian atas

PETUNJUK:

I. Persiapan Alat:

a. Baskom berisi air mendidih

b. Obat bila diperlukan

c. Handuk 2 buah

d. Bengkok 1 buah

e. Peniti 2 buah

f. Vaselin dengan sudip lidah

g. Kain kassa

h. Kain pengalas untuk baskom air panas

II. Persiapan Pasien:

Jelaskan tujuan dan prosedur kepada klien

III. Langkah Kerja:

1. Bawa alat-alat ke dekat klien

2. Pasang sampiran

3. Bawa alat-alat ke dekat klien

4. Cuci tangan

5. Atur posisi klien duduk dengan kaki menjuntai disisi tempat tidur atau

meminta klien duduk di kursi

6. Tempatkan meja didepan klien

15

Page 16: Inhalasi Edit

7. Oleskan vaselin disekitar mulut dan hidung klien

8. Pasang handuk pada dada klien kemudian penitikan ke punggung

9. Letakkan baskom berisi air panas diatas meja klien yang sudah diberi

pengalas

10. Bila perlu masukkan obat kedalam baskom

11. Tutup baskom dengan handuk dengan bentuk menyerupai corong, kemudian

mulut dan hidung klien dihadapkan ke baskom dan anjurkan klien

menghirup uap air dari baskom tersebut selama 10-15 mnt.

12. Setelah selesai bersihkan sekitar mulut dan hidung dengan kertas tissue

13. Rapikan klien

14. Bereskan alat-alat

15 Cuci tangan

2.6 Efek Samping Dan Komplikasi

Jika aerosol diberikan dalam jumlah besar, maka dapat menyebabkan

penyempitan pada saluran pernapasan (bronkospasme). Disamping itu bahaya iritasi dan

infeksi pada jalan napas, terutama infeksi nosokomial juga dapat terjadi.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Terapi inhalasi adalah pemberian obat ke dalam saluran napas dengan cara

inhalasi. Terapi inhalasi merupakan satu teknik pengobatan penting dalam proses

pengobatan penyakit respiratori (saluran pernafasan) akut dan kronik.

16

Page 17: Inhalasi Edit

Terapi inhalasi dapat menghantarkan obat langsung ke paru-paru untuk segera

bekerja. Dengan demikian, efek samping dapat dikurangi dan jumlah obat yang perlu

diberikan adalah lebih sedikit dibanding cara pemberian lainnya. Sayangnya pada cara

pemberian ini diperlukan alat dan metoda khusus yang agak sulit dikerjakan, sukar

mengatur dosis, dan sering obatnya mengiritasi epitel paru.

Ada beberapa cara dalam terapi inhalasi, yaitu (1) inhaler dosis terukur

(MDI,metered dose inhaler), (2) penguapan (gas powered hand held nebulizer),(3) DPI

(Dry Powder Inhaler).

3.2 Saran

Dalam penyusunan makalah ini kami yakin ada kesalahan dalam pembuatannya,

maka dari itu kami mengharapkan partisipasi dari teman-teman semua untuk

memberikan kritik dan saran atas makalah yang telah kami buat, dan kami akan sangat

merasa senang apabila teman mahasiswa sekalian bisa mengkritik atau memberi saran

guna memperbaiki ketidak sempurnaan kami dalam membuat malalah ini.

Kita sebagai perawat sangat penting untuk menguasai keterampilan prosedur

inhalasi karena kita sering menemukan klien dengan gangguan jalan napas. Dengan

dibuatnya makalah ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan perawat tentang

pertolongan pada klien dengan gangguan jalan napas yang dapat dibantu dengan terapi

inhalasi.

17