INI SKRIPSI

Embed Size (px)

Citation preview

1

BAB 1 PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang Masalah Manusia perlu berinteraksi dengan orang lain dalam usaha memenuhi

kebutuhan hidupnya. Secara disadari ataupun tidak, setiap manusia bahkan sejak dalam kandungan telah melakukan komunikasi. Komunikasi tidak hanya dilakukan secara verbal (mengalihkan kata-kata) tetapi juga dapat dilakukan secara non-verbal (isyarat, simbol, dan gerak tubuh). Perkembangan teknologi komunikasi saat ini memungkinkan manusia tidak lagi berkomunikasi melalui tatap muka, namun kini juga dapat dilakukan secara tidak langsung dengan menggunakan konektivitas internet sebagai medianya. Dengan menggunakan media, komunikasi berlangsung secara cepat dan memungkinkan manusia untuk memilih media apa sebagai alat komunikasi. Oleh karenanya manusia tidak bisa terhindarkan dari keberadaan media, bahkan dapat dikatakan komunikasi tidak akan bisa semudah seperti sekarang ini jika tidak ada kemajuan teknologi yang begitu pesat. Sebagai hasil inovasi teknologi baru, komputer memiliki ciri yang tidak terdapat pada teknologi lain. Ciri tersebut adalah interconectivity yang ditandai dengan kemampuannya melakukan talk back. Komputer seakan dapat berbicara dengan penggunanya dan tingkat interaktifitasnya mendekati interaksi pada komunikasi secara face to face (Rogers, 1986: 4). Komunikasi yang demikian itu hanyalah merupakan pseudo communication atau komunikasi semu, karena

2

didalamnya tidak terdapat aspek-aspek psikologi yang menjadi ciri dari proses komunikasi yang hakiki. Aspek-aspek psikologi tersebut misalnya emosi dan empati (Rakhmat, 1999: 42). Akan tetapi manakala komputer tersebut digabungkan dengan teknologi komunikasi yang lain, maka lahirlah suatu bentuk media komunikasi baru yang sangat komplek dan canggih. Media komunikasi baru tersebut atau yang kini populer dengan istilah internet bersifat asynchronous artinya bahwa teknologi ini mempunyai kemampuan untuk mengirim dan menerima pesan pada waktu yang dikehendaki oleh setiap partisipan secara individual (Rogers, 1986: 5). Contoh dari pseudo communication seperti terjadi pada kasus kisah cinta Umar dan Fransiska Anastasya Octaviany (Icha), yang ternyata seorang lelaki. Kisah ini berawal dari situs jejaring sosial facebook. Umar tertarik setelah melihat tampilan foto Icha yang terlihat cantik, kemudian mereka bertemu dan akhirnya memutuskan untuk menikah. Setelah enam bulan pernikahan, Umar baru menyadari bahwa istri yang dinikahinnya adalah seorang laki-laki. Hal ini menandakan bahwa facebook seakan dapat berbicara dengan penggunanya dan tingkat interaktifitasnya mendekati interaksi pada komunikasi secara face to face dan orang bisa menganggap dirinya sudah mengenal dekat teman yang ada di facebook sehingga terjadi kasus seperti Umar dan Icha. Berbicara internet merupakan jaringan longgar dari ribuan komputer yang menjangkau jutaan orang di seluruh dunia. Internet telah berkembang menjadi ajang komunikasi yang sangat cepat dan efektif. Manusia bisa berhubungan dengan orang lain walaupun beda benua. Internet telah tumbuh sedemikian besar sebagai alat informasi dan komunikasi yang tidak dapat diabaikan. Kini dengan

3

keberadaan internet setiap orang dapat memiliki media sendiri untuk menyampaikan pesan. Komunikasi dengan menggunakan media internet atau Computer Mediated Communication (CMC) merupakan text based-communication atau komunikasi yang berdasarkan teks. Artinya, komunikasi dilakukan dengan mengetikkan teks-teks yang akan muncul pada layar komputer yang akan diterima orang lain sebagai suatu pesan, kita akan menerima umpan balik dari orang tersebut dengan melihat teks-teks yang dituliskan. Apabila kita berada di dunia maya, maka kita bisa melihat apa yang sedang dilakukan oleh orang yang berada di kamar chatting. Dengan membaca teks-teks pesan yang muncul, maka kita akan tahu bahwa orang-orang di dalam kamar-kamar chatting itu tengah mengekspresikan diri, mereka sibuk bersenda gurau, berdebat, berbisnis, saling memberi nasehat, bermesraan atau sekedar bercakap-cakap tentang cuaca. Sementara itu, mengekspresikan diri adalah mengungkapkan apa yang ada dalam hati dan pikiran kita kepada orang lain, aktifitas seperti itu terjadi jika komunikasi antara individu yang saling berinteraksi telah mencapai taraf dimana kedua belah pihak mau saling membuka diri. Sedangkan keterbukaan adalah pengungkapan jujur mengenai informasi tentang diri kita yang biasanya disembunyikan kepada orang yang kita ajak berkomunikasi. Menurut Rheingold di dalam bukunya Virtual Community orang-orang dalam CMC atau yang disebutnya sebagai komunikasi virtual menggunakan katakata pada layar komputer untuk saling bersenda gurau dan berdebat dalam suatu wacana intelektual, melakukan pandangan, saling tukar pengetahuan, saling

4

membagi dukungan emosional, saling sumbang gagasan, gosip, rayuan dan percakapan yang tidak ada ujung pangkalnya. Orang-orang yang melakukan CMC melakukan hampir semua yang dapat dilakukan dalam kehidupan nyata, akan tetapi tidak membawa tubuh mereka kedalamnya (Yasraf, 1999: 63). Saat pertama kali melakukan komunikasi tatap muka atau bertemu langsung dengan lawan bicara maka mereka akan mengalami perasaan gugup dan canggung. Menurut Charles R. Berger (1973), informasi pada tahap perkenalan dapat dikelompokkan pada tujuh kategori: (1) informasi demografis; (2) sikap dan pendapat: tentang orang atau objek; (3) rencana yang akan datang; (4) kepribadian; misalnya, Bagaimana Anda menghadapai kenaikan harga sekarang ini?; (5) perilaku pada masa lalu, misalnya,Mengapa Anda sekolah di SMP Katholik; (6) orang lain; misalnya,Apakah Anda kenal dengan Arko Sukatendel?; (7) hobi dan minat (Rakhmat, 1999: 126). Komunikasi menggunakan CMC cenderung lebih terbuka, bersifat instan, memungkinkan membicarakan yang lebih pribadi atau intim, pesan yang disampaikan relatif tidak ada kejujuran. Dalam situasi tertentu CMC dapat melampaui level efeksi dan emosi interaksi face to face dan derajat intimasi antar individu. Hal tersebut bisa dilihat dari word choice atau pilihan kata yang dituliskan. Dengan melakukan komunikasi melalui percakapaan online dengan pembicaraan yang bersifat instan maka informasi yang didapat tidak semuanya benar. Lebih cenderung tidak ada kejujuran selama pembicaraan itu berlangsung, karena mereka menganggap bahwa tidak diperlukan kejujuran dalam pembicaraan ini, bahkan mereka mengarang keadaan yang tidak sesuai dengan kondisi sebenarnya. Mereka bisa menjadi orang lain di dalam percakapan itu, bisa

5

menyamar sesuai dengan keadaan yang mereka inginkan, dengan tujuan untuk mendapatkan simpati dari lawan bicara. Dengan latar belakang tersebut maka menarik untuk diteliti bagaimana memahami keterbukaan komunikasi antarpribadi dalam percakapan online. Dalam penelitian ini percakapan online yang dimaksud adalah facebook. Facebook diciptakan Mark Elliot Zuckerberg yang berfungsi sebagai situs jejaring sosial yang bisa menghubungkan penggunanya dengan orang-orang yang berada didunia maya. Peneliti memilih facebook karena penggunaan facebook di Indonesia sendiri populer baik dikalangan anak muda maupun orang tua. Selain itu dari semua media sosial yang ada di negara kita saat ini seperti friendster, blog, facebook sampai twitter, facebook merupakan media sosial yang paling banyak digunakan oleh masyarakat kita sampai saat ini. Kompas, 13 Januari 2010 memberitakan bahwa Indonesia menduduki rangking kedua dalam penggunaan facebook di seluruh dunia. Penggunaan facebook di Indonesia tumbuh cepat, dan saat ini menempati urutan pertumbuhan tercepat kedua di dunia dari sisi jumlah pengguna. Posisi Indonesia berada dibawah AS yang juga merupakan pengguna facebook terbanyak di dunia. Fakta ini bisa dilihat dari survei Inside facebook yang dilakukan oleh EMarketer. Berdasarkan survei ini, jumlah pengguna facebook di Indonesia naik 1.431.160 pengguna dalam sebulan terakhir. Peningkatan pengguna ini diamati dari data peningkatan pada tanggal 1 Desember 2009 dan 1 Januari 2010. Pada 1 Desember 2009, E-Marketer mencatat jumlah pengguna facebook di Indonesia

6

13.870.120 pengguna, sedangkan pada 1 Januari 2010 sebesar 15.301.280 pengguna. Indonesia hanya satu peringkat di bawah AS yang mencatat kenaikan jumlah pengguna 4.576.220 pengguna dalam periode yang sama dari 98.105.020 menjadi 102.681.240 pengguna (Kompas, 2010). Selain itu, facebook mempunyai fasilitas yang sama dengan situs-situs jejaring sosial lain. Untuk itu sangat

menarik diteliti lebih lanjut mengenai keterbukaan komunikasi antar pribadi dalam percakapan online.

B.

Perumusan Masalah Berdasarkan gagasan-gagasan pada latar belakang di atas, maka poin-poin permasalahan yang ingin diangkat adalah: 1. Bagaimanakah keterbukaan komunikasi antarpribadi dalam

percakapan online pada jejaring sosial facebook dikalangan mahasiswa Semarang? 2. Bagaimana proses pertukaran stimuli dan respon dalam percakapan online pada jejaring sosial facebook dikalangan mahasiswa Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Semarang? Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas

7

C.

Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian dalam studi ini yaitu: 1. Mengetahui keterbukaan komunikasi antarpribadi dalam

percakapan online pada jejaring sosial facebook dikalangan mahasiswa Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Semarang. 2. Mengetahui proses pertukaran stimuli dan respon dalam

percakapan online pada jejaring sosial facebook dikalangan mahasiswa Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Semarang.

D.

Manfaat Penelitian 1. Manfaat teoritis Peneliti berusaha mencari penelitian sebelumnya yang berjudul Penggunaan Facebook dan Chatroom Sebagai Media Komunikasi Untuk Pengembangan Hubungan Antarpribadi yang ditulis oleh Lutfy Ardian Fahmi pada tahun 2010 yang hampir mempunyai kesamaan penelitian. Penelitian sebelumnya memahami pengalaman individual seseorang dalam penggunaan facebook dan chatting sebagai media komunikasi untuk pengembangan hubungan

antarpribadi. Sedangkan penelitian ini mengungkapkan pengalaman individu dalam menginterprestasikan dan memberikan makna terhadap keterbukaan media dalam facebook aktivitas untuk komunikasi dengan dan

menggunakan

mempertahankan

mengembangkan hubungan.

8

Secara teoritik penelitian ini mencoba untuk memahami dan mengkaji teori-teori dengan komunikasi keterbukaan antarpribadi atau terutama yang diri.

berhubungan

pengungkapan

Berdasarkan pemikiran tersebut akan dapat dilihat apakah teori-teori yang bisa digunakan untuk mengkaji komunikasi yang konvensional (face to face) masih memiliki relevansi atau kesesuaian jika digunakan dalam konteks komunikasi bermedia, dalam hal ini media internet atau CMC.

2. Manfaat praktis Secara praktis penelitian ini berusaha mengungkapkan pengalaman subyektif individu dalam menginterprestasikan dan memberikan makna terhadap keterbukaan dalam aktifitas komunikasi dengan menggunakan media internet untuk mempertahankan dan

mengembangkan hubungan di kalangan mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Semarang.

9

BAB II KAJIAN TEORI

A.

Perspektif Interpretif Penelitian mengenai memahami keterbukaan komunikasi antarpribadi

dalam percakapan online ini dikaji dengan menggunakan perspektif interpretif , yang menurut catatan Littlejohn disebut dengan genre interpretif theory (Littlejohn, 1999: 15). Persepektif atau aliran ini mencangkup teori-teori yang berusaha menemukan makna dari suatu tindakan atau teks, menerapkan proses terjadinya suatu pemahaman, dan membuat perbedaan antara pemahaman dan penjelasan ilmiah. Tujuan dari interprestasi ini, bukan menemukan hukum-hukum yang mengatur peristiwa, melainkan berusaha mengungkapkan cara-cara orang dalam memahami pengalaman mereka. Para pemuka teori interpretif sangat mengunggulkan subjektivitas, memberikan tempat pada pengalaman individu, menganggap sangat penting pemaknaan individu terhadap suatu peristiwa.

Dalam penelitan ini peneliti mencoba menggali

pengalaman individu

dalam mengungkap diri lewat percakapan online dan memaknai pengungkapan diri tersebut sebagai suatu keterbukaan dalam proses komunikasi antarpribadi. Menurut Supratiknya (1995: 16) dalam bukunya berjudul Komunikasi Antarpribadi Tinjauan Psikologis, seorang individu tidak mungkin

mengungkapkan perasaan-perasaan dalam hal-hal lainnya bila tidak mengenal semuanya itu. Memahami bagaimana seorang individu merespon terhadap aneka stimulus dan terhadap apa saja yang disukai maupun tidak disukai, merupakan langkah pertama bagi individu tersebut ke arah bersikap terbuka mengenali diri

10

(self), karena merupakan komponen tindak komunikasi yang paling penting. Siapa dan bagaimana seorang individu mempersepsikan diri sendiri dan orang lain akan mempengaruhi komunikasinya dan tanggapannya terhadap komunikasi dengan orang lain.

B.

Technological Determinism Theory Technological Determinism Theory merupakan teori utama yang

digunakan dalam penelitian yang berjudul Memahami Keterbukaan Komunikasi Antarpribadi dalam Percakapan Online. Teori ini dikemukakan oleh Marshall McLuhan pertama kali pada tahun 1962 dalam tulisannya The Guttenberg Galaxy: The Making of Typographic Man. Ide dasar teori ini adalah bahwa perubahan yang terjadi pada berbagai macam cara berkomunikasi akan membentuk pula keberadaan manusia itu sendiri. Teknologi membentuk individu bagaimana cara berfikir, berperilaku dalam masyarakat. Dan teknologi tersebut akhirnya mengarahkan manusia untuk bergerak dari satu abad teknologi ke abad teknologi yang lain. McLuhan berpikir bahwa budaya kita dibentuk oleh bagaimana cara berkomunikasi. Paling tidak, ada beberapa tahapan yang layak disimak. Pertama, penemuan dalam teknologi komunikasi menyebabkan perubahan budaya. Kedua, perubahan di dalam jenis-jenis komunikasi akhirnya membentuk kehidupan manusia. Ketiga, sebagaimana yang dikatakan McLuhan bahwa Kita membentuk peralatan untuk berkomunikasi yang kita gunakan itu akhirnya membentuk atau mempengaruhi kehidupan kita sendiri. Media tak lain adalah alat untuk memperkuat, memperkeras dan memperluas fungsi dan perasaan manusia. Dengan kata lain, masing-masing

11

penemuan media baru yang kita betul-betul dipertimbangkan untuk memperluas beberapa kemampuan dan kecakapan manusia (Nurudin, 2003: 174-175). Pemikiran McLuhan yang paling terkenal sekaligus yang paling banyak menimbulkan perdebatan mengenai maknanya adalah ungkapannya yang menyebutkan bahwa media adalah pesan (the medium is the message). Melalui ungkapan itu, McLuhan ingin menyatakan bahwa pesan yang disampaikan media tidaklah lebih penting dari media atau saluran komunikasi yang digunakan pesan untuk sampai kepada penerimanya. Dengan kata lain, dia ingin menjelaskan bahwa media atau saluran komunikasi memiliki kekuatan dan memberikan pengaruhnya kepada masyarakat, dan bukan isi pesannya. Orang yang chatting di internet atau berkomunikasi melalui facebook bisa jadi tidak terlalu

mementingkan isi pesan yang mereka terima atau isi pesan yang akan mereka tulis, tetapi kenyataan bahwa mereka menggunakan internet atau facebook itulah yang penting. Menurut McLuhan, dalam menggunakan media, orang cenderung mementingkan isi pesannya saja dan orang sering sekali tidak menyadari bahwa media yang menyampaikan pesan itu juga mempengaruhi kehidupannya. Menurutnya, media membentuk dan mempengaruhi pesan atau informasi yang disampaikan. Suatu pesan yang disampaikan melalui radio memberikan pengaruh berbeda jika pesan tersebut disampaikan melalui televisi (Morissan, 2010: 39). Pengaruh teknologi media pada masyarakat menjadi gagasan utama dari teori ekologi media. Tiga asumsi yang menjadi landasan teori tersebut, yaitu: Media mempengaruhi setiap perubahan atau tindakan dalam masyarakat (media infuse every act and action in society) Media memperbaiki persepsi kita dan mengelola pengalaman kita (media fix our perception and organize our experiences), Media mengikat dunia bersama-sama (media tie the world together) Asumsi pertama menekankan pada gagasan bahwa dalam kehidupannya, orang tidak dapat melarikan diri dari media, media mampu menembus ke dalam

12

kehidupan manusia yang paling dalam. Orang tidak dapat menghindari atau melarikan diri dari media, terlebih lagi jika kita menggunakan padangan McLuhan yang lebih luas tentang media yang tidak saja terbatas pada media tradisional (radio, TV, film, dan lain-lain), tetapi juga pada hal-hal yang memberikan pengaruh dalam kehidupan manusia dan masyarakat. Asumsi kedua dari teori ini menegaskan bahwa manusia secara langsung dipengaruhi media. Para ahli teori ekologi media percaya bahwa media mampu memperbaiki persepsi dan mengelola pengalaman McLuhan menyatakan bahwa media memiliki kita sebagai manusia. kekuatan besar dalam

mempengaruhi pandangan kita terhadap dunia. Jika seseorang menonton televisi yang menayangkan berita pagi mengenai kejahatan perampokan yang disertai pembunuhan, maka ia kemungkinan besar akan menceritakan hal itu kepada rekan kerjanya di kantor dan membicarakan hal itu dengan cukup serius. Menurut McLuhan, orang bersangkutan telah memulai harinya

berdasarkan jenis berita yang ditontonnya. Ia merasa perlu untuk lebih waspada dan mudah curiga terhadap orang lain yang baru dikenalnya akibat menonton berita mengenai kejahatan, orang menjadi termanipulasi oleh televisi. Sikap dan pengalaman kita dipengaruhi secara langsung oleh apa yang kita lihat di televisi, dan sistem kepercayaan seseorang tampaknya juga dapat dipengaruhi secara negatif oleh televisi. McLuhan juga menyatakan bahwa televisi memberikan pengaruh besar dalam perubahan nilai-nilai kekeluargaan. Asumsi ketiga dari teori ekologi media menyebutkan bahwa media mengikat dunia bersama-sama. McLuhan menggunakan istilah global village untuk menjelaskan bagaimana media mengikat dunia menjadi satu sistem politik, ekonomi, sosial, dan budaya global. Pada masa ketika media massa belum melampaui batas-batas negara dan pengguna internet masih sangat terbatas, McLuhan telah memperkirakan bahwa media mampu menyatukan dunia ke dalam budaya populer dan global. Menurutnya, media mampu menjadikan dunia tak

13

lebih sebuah desa atau kampung. Singkatnya media mampu secara sosial mengelola berbagai masyarakat yang ada di dunia. Mereka yang tinggal di desa global menerima informasi dengan sangat cepat, hal ini menimbulkan kesadaran untuk peduli dengan masalah orang lain, sebagaimana sebuah desa atau kampung yang memiliki warga yang mengenal dan peduli dengan orang lain. Masalah yang muncul di suatu negara dapat menjadi masalah dan keprihatinan bagi negara lain, pencemaran lingkungan atau munculnya wabah penyakit di suatu negara akan dapat dengan mudah mempengaruhi negara lain. Banjir di Eropa, kelaparan di Afrika, dan perang di Timur Tengah akan mempengaruhi Amerika, Cina, dan Indonesia. Singkatnya, masalah orang lain akan melibatkan kita dan masalah kita akan melibatkan orang lain. Kita tidak lagi dapat hidup terisolir. Semua ini terjadi berkat media (Morisan, 2010: 38-39).

C.

Komunikasi Kata atau istilah komunikasi (Bahasa Inggris communication) berasal

dari bahasa latin communicatus atau communication atau communicare berarti berbagi atau menjadi milik bersama. Dengan demikian, kata komunikasi menurut kamus bahasa mengacu pada suatu upaya bertujuan untuk mencapai kebersamaan. Harold Laswell mendefinisikan komunikasi pada dasarnya suatu proses yang menjelaskan siapa mengatakan apa dengan saluran apa kepada siapa, dan dengan akibat apa atau hasil apa. (who says in which channel to whom and with what efect). Definisi Lasswell, secara eksplisit dan kronologis menjelaskan tentang lima komponen yang terlibat dalam komunikasi, yaitu: Siapa (pelaku komunikasi pertama yang mempunyai inisiatif atau sumber. Mengatakan apa (isi informasi yang disampaikan)

14

-

Kepada siapa (pelaku komunikasi lainnya yang dijadiakan sasaran penerima)

-

Melalui saluran apa (alat/saluran penyampaian informasi) Dengan akibat atau hasil apa (hasil yang terjadu pada diri penerima) (Riswandi, 2009: 3).

Adapun karakteristik dari komunikasi antara lain komunikasi sebagai proses artinya bahwa komunikasi merupakan serangkaian tindakan atau peristiwa yang terjadi secara berurutan serta berkaitan satu sama lainnya dalam kurun waktu tertentu. Proses komunikasi melibatkan banyak faktor atau unsur. Faktor atau unsur yang dimaksud antara lain dapat mencakup pelaku atau peserta, pesan (meliputi bentuk, isi, dan cara penyajiannya), saluran atau alat yang dipergunkan untuk menyampaikan pesan, waktu, tempat, hasil atau akibat yang terjadi. Komunikasi adalah suatu kegiatan yang dilakukan secara sadar, disengaja serta sesuai dengan tujuan atau keinginan dari pelakunya. Pengertian sadar disini menunjukan bahwa kegiatan komunikasi yang dilakukan seseorang sepenuhnya berada dalam kondisi mental psikologis yang terkendalikan bukan dalam keadaan mimpi. Disengaja maksudnya bahwa komunikasi yang dilakukan memang sesuai dengan kemauan dari pelakunya sementara tujuan menunjuk pada hasil atau akibat yang ingin dicapai (Marhaeni Fajar, 2009: 33). Komunikasi yang efektif adalah komunikasi yang akan memberikan umpan balik (feed back) terhadap pesan yang disampaikan oleh komunikator. Umpan balik memainkan peranan yang amat penting dalam komunikasi sebab ia menentukan berlanjutnya komunikasi atau berhentinya komunikasi yang di utarakan oleh komunikator, oleh karena itu, umpan balik bisa bersifat positif atau negatif. Setelah itu akan menimbulkan impact yaitu tanggapan, seperangkat reaksi pada komunikan setelah menerima pesan dari komunikator. Tanggapan komunikan apabila tersampaikan atau disampaikan kepada komunikator terhadap isi pesan, yang dapat menimbulkan reaksi dari kedua belah pihak (Marhaeni Fajar, 2009: 59).

15

D.

Komunikasi Antarpribadi Joseph A. Devito dalam bukunya The Interpersonal Communication

Book mendefinisikan komunikasi antarpribadi sebagai: Proses pengiriman dan penerimaan pesan-pesan antara dua orang atau di antara sekelompok kecil orangorang, dengan beberapa efek dan beberapa umpan balik seketika. Berdasarkan definisi itu, komunikasi antarpribadi dapat berlangsung antara dua orang yang memang sedang berdua-dua atau antara dua orang dalam suatau pertemuan. Pentingnya situasi komunikasi antarpribadi ialah karena prosesnya

memungkinkan berlangsung secara dialogis, di mana selalu lebih baik daripada secara monologis. Monolog menunujkkan suatu bentuk komunikasi di mana seorang berbicara, yang lain mendengarkan, jadi tidak terdapat interaksi. Komunikasi antarpribadi dapat digunakan untuk berbagai tujuan dan akan dibahas enam tujuan komunikasi antarpribadi yang dianggap penting. Satu hal yang perlu diperhatikan dalam tujuan komunikasi antarpribadi yaitu komunikasi ini memberikan kesempatan bagi kita untuk memperbincangkan diri kita sendiri. Dengan membicarakan tentang diri kita sendiri pada orang lain, kita akan mendapatkan perspektif baru tentang diri kita sendiri dan memahami lebih mendalam tentang sikap dan perilaku kita (Marhaeni Fajar, 2009: 78) Sebagai suatu proses, komunikasi antarpribadi merupakan rangkaian tindakan, kejadian dan kegiatan yang terjadi secara terus menerus atau bisa dibilang merupakan suatu yang dinamis. Artinya, segala sesuatu yang tercakup dalam komunikasi antarpribadi selalu dalam keadaan berubah, yakni para pelaku, pesan maupun lingkungannya. Proses komunikasi antarpribadi dapat digambarkan sebagai proses yang sirkuler (artinya bahwa setiap orang yang terlihat dalam komunikasi antarpribadi bertindak sebagai pembicara sekaligus pendengar dan sebagai actor sekaligus reactor) dan terus menerus (sebagai proses yang terus menerus diartikan bahwa komunikasi berlangsung tanpa henti, sehingga batasan awal dan berakhirnya komunikasi antarpribadi menjadi tidak jelas) (Marhaeni Fajar, 2009: 81).

16

Tahapan-tahapan dalam komunikasi antarpribadi adalah (1) Kontak (first impression), (2) Perkenalan, (3) Pertemanan, (4) Decline (puncak), (5) Perpecahan (Marhaeni Fajar, 2009: 86). Konsep jalinan hubungan (relationship) sangat penting dalam kajian komunikasi antarpribadi. jalinan hubungan merupakan seperangkat harapan yang ada pada partisipan yang dengan itu mereka menunjukkan perilaku tertentu di dalam berkomunikasi. jalinan hubungan antar individu hampir senantiasa melatar belakangi pola-pola interaksi diantara partisipan dalam komunikasi antar pribadi. Seseorang yang baru saja saling berkenalan cenderung berhati-hati di dalam berkomunikasi. Hal ini tampak, misalnya, ketika menggunakan kata-kata mereka lebih selektif. Akan tetapi, seseorang yang bertemu dengan terman akrab cenderung terbuka dan spontan. Terdapat sejumlah asumsi lain mengenai jalinan hubungan. 1) Jalinan hubungan senantiasa terkait dengan komunikasi dan tak dapat dipisahkan. 2) Sifat jalinan hubungan ditentukan oleh komunikasi yang berlangsung di antara individu partisipan. 3) Jalinan hubungan biasanya didefinisikan secara lebih implisit (tidak/kurang bersifat eksplisit) 4) Jalinan hubungan berkembang seiring dengan waktu melalui proses negosiasi di antara partisipan 5) Jalinan hubungan, karena itu, bersifat dinamis (Littlejohn, 2002: 234). Komunikasi antarpribadi sebagai suatu bentuk perilaku, dapat berubah dan sangat tidak efektif. Pada suatu saat komunikasi bisa lebih buruk dan pada saat lain bisa lebih baik. Namun demikian, perlu diingat bahwa setiap tindakan komunikasi adalah berbeda dan mempunyai keunikan-keunikan sendiri. Sehingga prinsip-prinsip yang dibicarakan di sini harus diterapkan secara fleksibel (Marhaeni Fajar, 2009: 84).

17

E.

Computer Mediated Communication (CMC) Teori pendamping yang digunakan dalam penelitian ini adalah Computer

Mediated Communication (CMC). Sekarang ini kita semua mulai akrab dengan dunia teknologi komunikasi yang sering dianggap rumit. Komputer misalnya, kini telah menjadi kebutuhan sehari-hari bagi banyak orang. Dengan kemampuan komunikasi teknologi tinggi seperti ini, tampaknya segala sesuatu menjadi mungkin diperoleh melalui komunikasi insani, dan tak dapat diragukan lagi bahwa pengaruhnya amat besar bagi komunikasi insani (Mulyana, 2001: 20-21). Cyberspace merupakan salah satu teknologi komunikasi berupa media yang memberikan sarana dimana perasaan seseorang dibawa dari dunia fisik yang mengacu pada Computer Mediated Communication (CMC), jaringan di mana kata-kata dan grafik dihadirkan bersama, dan persahabatan serta kekuatan hubungan dinyatakan (Jones, 1995: 38). Komunikasi dengan menggunakan media internet atau computer mediated communication (CMC) merupkan text based communication atau komunikasi berdasarkan teks. Artinya komunikasi dilakukan dengan mengetikkan teks-teks yang akan muncul pada layar komputer yang akan diterima orang lain sebagai suatu pesan, kita akan menerima umpan balik dari orang tersebut dengan melihat teks-teks yang dia tuliskan. CMC merupakan sebuah perluasan dari hubungan antarpribadi atau institusional secara online, maka interlocutors tidak memeliki relasi off-line dan identitas hanya ada di online, maka mereka disebut sebagai avatars. CMC atau komunikasi berbasis komputer ini mempunyai keuntungan tersendiri diantaranya adalah tidak adanya pola diskriminasi komunikasi yang didasarkan pada keadaan sosial seperti gender, ras, status sosial ekonomi. CMC juga mempertinggi interaksi seseorang dengan orang lain yang tidak terbatas pada tempat, waktu, luas bidang yang diperbincangkan atau dengan kata lain interaksi yang bersifat multi dimensional serta tidak lagi terganggu oleh batas-batas konvensioanal dalam berinteraksi (Agus Raharjo, 2002: 95-96). Dalam teori proses informasi sosial Walther, menjalin hubungan melalui Computer Mediated Communication (CMC), waktu menjadi faktor yang sangat

18

krusial. Hal ini dikarenakan para pengguna harus belajar terbiasa menggunakan suatu media, untuk mengenal satu sama lain dan membangun kepercayaan dan pertemanan melalui CMC. Dalam CMC, proses mengurangi ketidak pastian berlangsung lebih dibanding dengan komunikasi face to face. Tidak adanya kedekatan dalam jarak dan informasi visual dapat diatasi dengan bertemu secara nyata atau bertukar foto baik secara elektronik maupun dalam surat kabar (Parks dan Floyd, 1996:84). Seperti yang kita ketahui bahwa Computer-Mediated Communication (CMC) adalah istilah yang digunakan untuk melakukan komunikasi antar dua orang atau lebih yang dapat saling berinteraksi melalui komputer yang berbeda. Hal yang dimaksud di sini bukanlah bagaimana dua mesin atau lebih dapat saling berinteraksi, namun bagaimana dua orang atau lebih dapat berkomunikasi satu dengan lainnya dengan menggunakan alat bantu komputer melalui program aplikasi yang ada pada komputer tersebut. Dengan ini dapat diketahui, bahwa yang diperlukan partisipan CMC dalam menjalankan komunikasi dengan komunikannya harus melibatkan dua komponen, yaitu komputer dan jaringan internet. Sebenarnya, bukan hanya komputer dan jaringan internet saja, namun dalam komputer tersebut harus terdapat program atau aplikasi tertentu yang memungkinkan komunikator untuk berinteraksi dengan komunikannya. Sebut saja Instant Messenger, pada era globalisasi ini, Instant Messenger sudah semakin mendunia. Seperti yang sedang marak saat ini, Yahoo Messenger, facebook, friendster, MSN Messenger, Google Talk Messenger, ICQ, dan lain sebagainya. Hal ini membuat CMC semakin mempunyai pengaruh besar dalam membentuk komunikasi yang efektif di dunia internet. Fenomena-fenomena lain di dalam CMC juga terjadi setelah terdapat teknologi 3G, Mobile Phone, Smart Phone, Personal Digital Assistant dll (http://komunikasiindonesia.org/2009/10/computermediated-communication/ 6 April 2011). Salah satu bentuk aplikasi dunia maya adalah facebook yang hadir menawarkan kemudahan berkomunikasi. Facebook adalah situs jejaring sosial yang bisa menghubungkan penggunanya dengan orang-orang yang berada didunia maya. Jejaring sosial (social network) adalah situs yang menjadi tempat orang-

19

orang berkomunikasi dengan teman-teman mereka, yang mereka kenal di dunia nyata dan dunia maya. Situs-situs jejaring sosial sangat bermanfaat bagi pegawai pemasaran karena menyediakan sejumlah layanan untuk berinteraksi dengan pelanggan, misalnya melalui pug-in applicottion, group, dan halaman fan. Setiap jejaring sosial menyuguhkan kesempatan dan tantangan tersendiri. Para pengguna situs individual mempunyai perilaku komersial (commercial behavior) yang berbeda (Zarrella, 2010: 51). Facebook bukanlah situs jejaring sosial petama di Indonesia. Sebelumnya ada friendster, situs jejaring sosial pertama di dunia, yang di tahun 2008 merupakan situs jejaring sosial paling populer di Indonesia. Terhitung sekitar 60% pengguna internet Indonesia adalah pengguna friendster (Friendster, 2008). Sampai saat ini, pengguna friendster terbanyak masih dipegang Indonesia, yaitu 18% dari seluruh pengguna friendster. Tapi secara keseluruhan, popularitas friesndster di Indonesia menurun drastis menjadi peringkat 93, sementara popularitas friendster di seluruh dunia juga menurun, dari situs jejaring sosial nomor tiga teratas turun menjadi nomer 913 (Alexa.com dalam Zarella, 2011: 9 ). Alasan perpindahan pengguna ke situs jejaring facebook dari friendster dimungkinkan oleh interaksi yang dirasa lebih menarik dan dirasakan lebih mudah oleh para pengguna. Friendster awalnya telah mengenalkan pola pertemanan dengan friend request-nya, namun facebook telah mengembangkannya dengan lebih banyak fitur yang mencapkup mayoritas interkasi yang bisa dilakukan via internet, yaitu chatting (menggantikan interaksi tatap muka), wall, command, games, info (profil pengguna), notes (blogging yang bisa dipublikasikan untuk kalayak pilihan pengguna), photo, links, event, applications (termasuk yang bisa dibuat sendiri oleh pengguna), message (bentuk email) friends requist, notifications, dan privacy setting yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan pengguna, dan masih banyak fitur lainya yang terus dikembangkan.

Pengintegrasian aplikasi sharing facebook dengan situs-situs lain juga menjadi daya tarik sendiri bagi penggunanya. Contohnya adalah adanya pilihan untuk sharing video dari facebook ataupun sharing berita dari situs berita online. Selain itu, para penggunapun diberikan fasilitas untuk membangun aplikasi mereka

20

sendiri yang bisa dishare dan dipergunakan oleh pengguna lainnya. Mungkin fleksibilitas facebook untuk mencoba merambah ke segala bentuk interaksi manusia merupakan salah satu kunci dari kesuksesannya menarik pengguna internet (Zarrella, 2010: 144-145).

F.

Keterbukaan Diri (Self Disclosure) Dalam penelitan ini peneliti mencoba menggali pengalaman individu

dalam mengungkap dari lewat internet dan memaknai pengungkapan diri tersebut sebagai suatu keterbukaan dalam proses komunikasi antarpribadi. Dengan diperkenalkan teknologi jaringan komputer pribadi (personal computer) memudahkan terjadinya kontak komunikasi antar manusia yang menjadi hubungan interpersonal dengan rekan, teman, keluarga, kekasih dan lainnya. Ruang obrol dan kelompok diskusi memberi ketersediaan ruang terhadap orang asing dan mengembangkan hubungan interpersonal baru. Oleh karenanya Computer Mediated Communication (CMC) mewujudkan dua tujuan komunikasi interpersonal yaitu menjalin kontak dengan orang asing dan ahkirnya tercipta hubungan interpersonal baru dan mempertahankan (memelihara) hubungan lama yang telah terbentuk sebelumnya (Beebe, 2005: 359). Dalam upaya untuk memajukan teori pengembangan hubungan dalam konteks virtual, banyak peneliti mengaplikasikan teori tradisional tatap muka (FTF) dalam usaha untuk memahami bagaimana lingkungan media komputer mempengaruhi hubungan diantara variabel yang telah ditemukan untuk kemudian menjadi lebih bisa untuk diprediksi dalam konteks hubungan tatap muka (Walther dalam Craig.etc, 2007: 2) Kesamaan, daya tarik, keterbukaan diri merupakan persepsi interpersonal yang ditemukan dalam usaha pengembangan hubungan di kedua daerah, CMC dan FTF (Craig.etc, 2009: 7). Mahasiswa yang menggunakan facebook seringkali memiliki kesamaan dalam hal demografi, latar belakang, usia dan status ekonomi.

21

Variabel-variabel ini sering diasumsikan menjadi faktor kesamaan dalam hubungan interpersonal. Melalui facebook, terciptalah sebuh komunikasi antarpribadi dengan para memilik akun facebook yang telah berteman. Komunikasi antarpribadi tersebut berupa sebuah self disclosure atau proses mengungkapkan informasi pribadi kita kepada orang lain atau sebaliknya. Salah satu tipe komunikasi dimana informasi mengenai diri (self) yang biasanya disembunyikan diri orang lain, kini dikomunikasikan kepada orang lain (Rakhmat, 2004: 108). Menurut Supratiknya dalam bukunya berjudul Komunikasi Antarpribadi Tinjauan Psikologis, seorang individu tidak mungkin mengungkapkan perasaanperasaan dalam hal-hal lainnya bila tidak mengenal semuanya itu. Memahami bagaimana seorang idividu merespon terhadap aneka stimulus dan terhadap apa saja yang disukai maupun tidak disukai, merupakan langkah pertama bagi individu tersebut ke arah bersikap terbuka mengenali diri (self), karena merupakan komponen tindak komunikasi yang paling penting. Siapa dan bagaimana seorang individu mempersepsikan diri sendiri dan orang lain akan mempengaruhi komunikasinya dan tanggapannya terhadap komunikasi dengan orang lain (Supratiknya, 1995: 16). Pengungkapan diri secara online seringkali membuat keterbukaan meningkatkan dalam satu konteks. Rheingold (dalam Joinson Paine 2010 7) menyatakan bahwa sebuah hubungan baru yang sangat intim dapat dibentuk di dunia maya karena tidak adanya keterbatasan. Anonimitas visual dan jarak berkorelasi terhadap unsur tersebut. Teknologi baru (internet) menuntut orang untuk bersikap lebih terbuka diri mereka (Joinson-Paine, 2010: 3). Orang akhirnya seringkali jauh lebih akrab di dunia maya tanpa intermediasi layar dan nama samaran. Wallace (dalam Joinson-Paine, 2010: 7) juga berpendapat bahwa kecenderungan untuk mengungkapkan diri melalui media komputer lebih mudah dilakukan daripada di kehidupan yang sebenarnya. Perangkat pengumpulan dara juga membuat informasi pribadi lebih diperlakukan sebagai komoditas dan bukan sebagai sesuatu yang dimiliki oleh seorang individu.

22

Peneliti CMC seperti Lisa Tidwell dan Joseph Walther berfikir bahwa kurangnya tanda komuniksi nonverbal dalam komunikasi melalui komputer adalah salah satu sebab pengguna strategi komunikasi langsung seperti pengungkapan diri atau mengajukan pertanyaan untuk mengurangi ketidakpastian. Dalam aturan penulisan kata, CMC juga memiliki sensitivitas terhadap interprestasi atas sebuah kata yang dicantumkan. Kata-kata yang telah terseleksi (atau masuk dalam internet) dapat berdampak besar terhadap penilaian orang kepada kita (Beebe, 2005: 361). Walther percaya bahwa jika orang memberi cukup waktu untuk bertukar informsi dalam teks melalui komputer, kemudian hubungan dapat dikembangkan dalam cara yang sama dengan interkasi tatap muka (FTF). Ia kemudian menemukan bahwa hubungan yang terbentuk melalui CMC dapat menjadi lebih baik daripada hubungan yang terbentuk melalui interaksi tatap muka (FTF) karena CMC membuat penggunanya dapat selektif mengatur informasi dengan periode waktu yang lebih lama ( Anthony.etc, 2008: 8). Pengungkapan diri mengarahkan individu pada sebuah hubungan yang lebih intim. Proses peningkatan pengungkapan dan keintiman dalam sebuah hubungan, dimaknai sebagai sebuah penetrasi sosial. Dalam teori Penetrasi Sosial yang diungkapakan oleh Irwan Altman dan Dalmas Tayler disebutkan bahwa semakin hubungan berkembang maka komunikasi bergerak dari tingkat relatif dangkal dan tidak intim sampai pada tingkat yang lebih dalam dan pribadi. Sebuah teori yang telah diterapkan pada konteks komunikasi melalui komputer (CMC) dan sangat mendukung untuk menjelaskan pengungkapan diri dan keintiman hubungan dalam situs facebook. Altman dan Taylor membahas tentang bagaimana perkembangan kedekatan dalam suatu hubungan. Menurut mereka, pada dasarnya kita akan mampu untuk berdekatan dengan seseorang yang lain sejauh kita mampu melalui proses gradual and ardely fashion from superficial to intimate lavels of exchange

23

as function of both immediate and forecast outcomes. Ada beberapa asumsi dalam memahami teori ini diantaranya adalah: 1. Hubungan-hubungan mengalami kemajuan dari tidak intim menjadi intim 2. Secara intim, perkembangan hubungan sistematis dan dapat diprediksi 3. Perkembangan hubungan mencakup depenetrasi (penarikan diri) dan disolusi 4. Pembukaan diri adalah inti perkembangan hubungan (West dan Turner, 2008: 197). Asumsi terakhir menyatakan bahwa pengungkapan diri adalah inti dari pengembangan hubungan, pengungkapan diri (self disclosure) dapat secara umum didefinisikan sebagai proses pembukaan informasi mengenai diri sendiri kepada orang lain yang memiliki tujuan. Biasanya berupa informasi yang ada di dalam pengungkpan diri adalah informasi yang signifikan. Menurut Altman dan Taylor, hubungan yang tidak intim bergerak menuju hubungan yang intim karena adanya keterbukaan diri. Proses ini memungkinkan orang untuk saling mengenal dalam sebuah hubungan. Perkembangan diri membantu membentuk hubungan masa kini dan masa depan antar dua orang, dan membuat diri terbuka terhadap orang lain serta memberikan kepuasaan yang intrinsik (West dan Turner, 2008: 199). Dalam hubungan antarpribadi selalu terjadi penyusupan sosial. Ketika anda baru berkenalan dengan seseorang, anda sebenarnya mulai dengan suatu suasana yang tidak akrab, namun setelah proses hungunan terus berlanjut maka situs hubungan menjadi lebih akrab. Hubungan antar pribadi selalu melalui suatu proses yang berubah terus menerus dan diibaratkan seperti bawang merah. Maksudnya adalah pada hakekatnya manusia memiliki beberapa layer atau lapisan kepribadian. Jika kita mengupas kulit terluar bawang, maka kita akan menemukan lapisan kulit yang lainnya. Begitu pula kepribadian manusia. Bawang terdiri dari banyak lapisan (layer) yang semakin dikupas semakin menuju ke intim (Griffin, 2003: 132). Lapisan kulit terluar dari kepribadian manusia adalah apa-apa yang terbuka bagi publik, apa yang bisa kita perlihatkan kepada orang lain secara

24

umum, tidak ditutup-tutupi. Dan jika kita mampu melihat lapisan yang sedikit lebih dalam lagi, maka di sana ada lapisan yang tidak terbuka bagi semua orang, lapisan kepribadian yang lebih bersifat semiprivate. Lapisan ini biasanya hanya terbuka bagi orang-orang tertentu saja. Dan lapisan yang paling dalam adalah wilayah private, di mana di dalamnya terdapat nilai-nilai, konsep diri, konflikkonflik yang belum terselesaikan, emosi yang terpendam, dan semacamnya. Lapisan ini tidak terlibat oleh dunia luar, oleh siapapun, bahkan kekasih,orang tua, atau orang terdekat manapun. Akan tetapi lapisan ini adalah yang paling berdampak atau paling berperan dalam kehidupan seseorang (Graffin, 2003: 135). Kedekatan kita terhadap orang lain, menurut Altman dan Taylor, dapat dilihat dari sejauh mana penetrasi kita terhadap lapisan-lapisan kepribadian tadi. Dengan memberikan orang lain melakukan penetrasi terhadap lapisan kepribadian yang kita miliki artinya kita memberikan orang tersebut untuk semakin dekat dengan kita. Taraf kedekatan hubungan seseorang dapat dilihat dari sini.

25

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A.

Bentuk dan Strategi Penelitian Bentuk dan strategi penelitian yang berjudul Memahami Keterbukaan

Komunikasi Antarpriadi dalam Percakapan Online ini merupakan penelitian yang menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif dengan perspektif

interpretive. Menurut F. L. Whitney, penelitian deskriptif dipakai untuk mencari data melalui interprestasi secara tepat (Nazir, 2003: 54). Peneliti berusaha mengkaji dan mengalisa secara terperinci, mengenai keterbukaan yang dialami oleh subyek penelitian ini (individu yang menggunakan facebook sebagai media untuk mengungkapkan diri, mempertahankan dan mengembangkan hubungan sehingga dapat memberikan deskripsi secara untuh mengenai pengalaman subyek tersebut. Aspek yang ditekankan dalam perspektif interpretive ialah subjektivisme atau keunggulan pengalaman individu. Teori-teori interpretive menggambarkan proses pikiran aktif untuk mengingat kembali pengalaman individu atas kejadian apapun yang dialaminya (Littlejohn, 1999: 15).

B.

Data dan Sumber Data Dalam penelitian kualitatif, pengumpulan data dilakukan pada natural

setting (kondisi yang alamiah), sumber primer, dan teknik pengumpulan data lebih banyak pada observasi berperan serta (participan observation), wawancara mendalam (in-depth interview) dan dokumentasi. Catherine Marshall, Gretchen B. Rossman, menyatakan bahwa The fundamental methods relied on by qualitative

26

researchrs for gathering information are, participation in the setting direct observation, in-depth interviewing, document review (Sugiyono, 2008: 225)

a. Data Primer Merupakan data utama yang diperoleh langsung dari key informan yang sekaligus merupakan subyek penelitian ini melalui wawancara mendalam (indept interview) yang dipilih secara purposive dengan menggunakan interview guide sebagai pedoman wawancara. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Universitas Semarang program studi S1 Ilmu Komunikasi, dengan karakteristik sampel sebagai berikut: Mahasiswa Universitas Semarang jurusan Ilmu Komunikasi yang tercantum di daftar teman di facebook peneliti Aktif menggunakan facebook, ditandai dengan: Mempunyai akun facebook minimal 2 tahun Membuat status di facebook minimal 1 kali dalam 1 hari Melakukan aktifitas chatting dalam facebook setiap hari (minimal 1 jam/ hari)

b. Data Sekunder Merupakan data terkumpul dari sumber-sumber keputusan dan sumber-sumber lain yang memiliki relevansi dengan masalah yang diteliti seperti: buku, jurnal penelitian, artikel, surat kabar dan internet. Data sekunder tersebut dimanfaatkan intuk interprestasi, pengkajian,

27

penelaahan, analisis masalah penelitian dan juga untuk pengembangan kerangka pemikiran.

C.

Teknik Sampling Berkenaan dengan tujuan penelitian di atas, maka dalam prosedur

sampling yang terpenting adalah bagaimana menentukan informan kunci (key informan) atau situasi sosial tertentu yang sarat informasi sesuai dengan fokus penelitian (Bungin, 2005: 53). Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 1998: 115). Populasi penelitian ini adalah keseluruhan mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas yang berjumlah 376 mahasiswa. Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto, 2006: 131). Untuk memilih sampel (dalam hal ini informasi kunci atau situasi sosial) lebih tepat dilakukan secara sengaja (purposive sampling). Teknik ini mendasarkan pada ciri-ciri atau sifat-sifat tertentu informan yang mempunyai sangkut paut erat dengan ciri-ciri atau sifat-sifat yang ada dalam subjek penelitian. Jadi ciri-ciri atau sifat-sifat spesifik yang ada dalam subyek penelitian, dijadikan kunci untuk pengambilan jumlah informan (Achmadi, 2002: 116). Berdasarkan pada pertimbangan teoritik tersebut, maka penelitian kualitatif ini tidak dipersoalkan jumlah informannya. Dalam hal ini, jumlah informan bisa sedikit tetapi juga bisa banyak, tergantung sampai tercapainya tujuan penelitian. Kriteria dalam memilih orang-orang tertentu dari populasi sasaran dengan kriteria tertentu untuk dijadikan sampel dalam penelitian ini yaitu:

28

-

Mahasiswa Universitas Semarang jurusan Ilmu Komunikasi yang tercantum di daftar teman di facebook peneliti

-

Aktif menggunakan facebook, ditandai dengan: Mempunyai akun facebook minimal 2 tahun Membuat status di facebook minimal 1 kali dalam 1 hari Melakukan aktifitas chatting dalam facebook setiap hari (minimal 1 jam/ hari) diukur dari bulan September 2011Januari 2012. Sesuai dengan kreteria diatas, maka peneliti menentukan sampel

sebanyak 4 (empat) orang yang diambil dari 40 teman dalam jejaring sosial facebook peneliti, yang sesuai dengan kriteria sampel untuk

mewakili penelitian ini. Sample dalam penelitian ini adalah Tendy Tendollars (Aditya Oktendi Saputra), Winny Rizal Pranata, Syvia Imma Hussein (Immaratus Syfiyah), Shaun Sheep (Wiko Marvianto).

D.

Teknik Pengumpulan Data Data penelitian ini akan diperoleh dari kegiatan wawancara mendalam

(indepth-interview) dengan subyek penelitian ini yang berusaha melakukan interprestasi atau memberikan makna terhadap pengalamannya dalam

mengungkapkan diri di internet sebagai suatu proses komunikasi antarpribadi untuk mempertahankan dan mengembangkan hubungan. Karena penelitian ini bersifat kualitatif, maka instrumen untuk melakukan wawancara adalah penelitian sendiri dengan menggunakan pedoman wawancara (interview guide) yang tidak

29

terstruktur dan bersifat open-ended. Pertanyaan-pertanyaan yang sifatnya openended tersebut merupakan sarana yang paling efektif untuk memahami otentisitas pengalaman individu. Hasil wawancara ini direkam dengan audiotape, mp3 dan dicatat sebagai transkip wawancara. Disamping wawancara juga dilakukan studi kepustakaan yaitu

pengumpulan data dan informasi yang berasal dari sumber tertulis seperti surat kabar, buku-buku, majalah dan sebagainya (Sutopo, 2002: 35).

E.

Validitas Data Suatu alat ukur dikatakan valid apabila alat ukur tersebut mengukur apa

yang ingin diukur (Singarimbun, 1989: 124). Memiliki kecemasan dan ketepatan dalam pengukuran atau mampu menunjukan dengan tepat ukuran besar kecilnya gejala yang akan diukur. Setelah mendapatkan data yang cukup lengkap dan penelit mulai menyusun laporan, maka unit-unit laporan yang telah disusun dikomunikasikan dengan key informan. Hal ini perlu dilakukan untuk mengetahui apakah laporan yang ditulis tersebut merupakan deskripsi atau sajian yang disetujui mereka, sehingga ada kesamaan pemahaman dari peneliti dan informan.

F.

Teknik Analisis Data Menurut Whitney (1960), metode deskriptif adalah pencarian fakta dengan

interprestasi yang tepat. Penelitian deskriptif mempelajari masalah-masalah dalam masyarakat, serta tata cara yang berlaku dalam masyarakat serta situasi-situasi tertentu, terbentuk tentang hubungan, kegiatan-kegiatan, sikap-sikap, pandanganpandagang, serta proses-proses yang sedang berlangsung dan pengaruh-pengaruh dari situasi fenomena (Nazir, 2003: 193-206).

30

Analisa terhadap penelitan ini akan mengacu pada metode penelitan deskriptif kualitatif yang dikemukakan oleh Noeng Muhajir (1996: 102). Langkah-langkah analisis data serta pengambilan kesimpulan dalam penelitian ini meliputi: a. Menggambarkan fokus penelitian dengan cara memformulasikan pertanyaan dengan cara tertentu yang dipahami oleh orang lain. Sehubungan dengan penelitian ini, secara operasional pertanyaan dalam penelitian ini adalah mengenai hal-hal yang berkaitan dengan keterbukaan dalam proses komunikasi antarpribadi dalam percakapan online meliputi significant-other, aktifitas pembagian informasi dan pengembangan hubungan. b. Meringkas data kontak langsung dengan individu, kejadian dan situasi penelitian. c. Mengembangkan secara berkesinambungan pertanyaan analitik. Selama dilapangan peneliti bertanya, mencari jawaban dengan wawancara dan menganalisanya, dan kemudian mengembangkan pertanyaan-pertanyaan baru dan seterusnya hingga mendapatkan apa yang diharapkan. d. Membuat catatan deskriptif untuk menyajikan data yang didapat. Langkah ini ditujukan dengan cara peneliti mulai menyusun narasi deskriptif yang didasarkan pada subyek peneliti. Narasi ini dibuat dengan bersumber pada hasil wawancara dengan subyek yang memberikan pertanyaan atau pendapat mengenai hal-hal yang berkaitan dengan keterbukaan komunikasi antarpribadi dalam percakapan online.

31

e. Melakukan analisa berdasarkan hasil wawancara yang telah disusun dalam bentuk narasi deskriptif sehingga dapat diungkap relevansi teoriteori yang digunakan untuk mengkaji keterbukaan komunikasi

antarpribadi dalam percakapan online.

G.

Jadwal Penelitian Kegiatan penelitian yang akan dilakukan ini menggunakan prosedur sebagai berikut: 1. Persiapan Menyusun protokol penelitian Pengembangan pedoman penyusunan data Penyusunan jadwal kegiatan secara rinci

2. Pengumpulan data - Pengumpulan data primer dan sekunder - Melakukan review dan pembahasan data yang telah terkumpul dengan melakukan refleksinya. Menentukan strategi

pengumpulan data yang dipandang tepat, serta menentukan fokus, serta pendalaman dan pemantapan pada pengumplan data berikutnya 3. Analisis data

32

- Melakukan analisis dari data yang sudah terkumpul. - Melakukan penarikan kesimpulan sebagai temuan penelitian, sekaligus menggunakannya sebagai saran dalam laporan akhir penelitian. 4. Penyusunan laporan penelitian - Menyusun laporan awal - Review laporan dilakukan dengan dosen pembimbing untuk mendiskusikan laporan yang telah disusun sementara. - Perbaikan laporan, dan disusun sebagai laporan akhir penelitian - Perbanyakan laporan sesuai kebutuhan 5. Waktu yang ditentukan - Persiapan : 1 bulan

- Pengumpulan data : 3 bulan - Analisis Data : 1 bulan

- Penyusunan laporan: 1 bulan Penelitian ini akan memerlukan waktu 6 bulan dan dilakukan mulai bulan Juli 2011 hingga selesai bulan Desember 2012.

33

BAB IV Hasil dan Pembahasan

A. B.

Hasil Temuan Penelitian Gebrakan Facebook pada Teknologi Dunia Maya Situs online facebook populer sejak aplikasi jejaring sosial yang seolah

menjadi candu bagi pengguna internet di tanah air. Pertumbuhan usernya terus merangkak naik dengan sangat pesat dalam beberapa tahun terakhir ini. Facebook memang bukan yang pertama hadir di situs jejaring sosial online, namun sejauh ini facebook yang paling fenomenal. Beberapa jejaring sosial lainnya adalah seperti friendster, MySpace, Twitter, Hi5, Plurk, atau Multiply. Sebagaimana di rilis dalam Press Room Official situs facebook, dinyatakan bahwa web jaringan sosial ini pertama kali diluncurkan pada tanggal 6 Februari 2004 dan bertujuan untuk memudahkan interaksi antar individu tanpa harus terikat oleh jarak dan sekat-sekat geografis. Facebook adalah sebuah sarana sosial yang membantu masyarakat untuk berinteraksi secara lebih efisien dengan teman, keluarga dan rekan kerja. Perusahaan ini mengembangkan teknologi yang memudahkan dalam sharing informasi melewati social graph, digital mapping kehidupan real hubungan sosial manusia. Siapapun boleh mendaftar di facebook dan berinteraksi dengan orangorang yang mereka kenal dalam lingkungan saling percaya.

34

Penemu situs pertemanan ini adalah Mark Zukerberg seorang mahasiswa droup out Universitas Hardvard Amerika Serikat. Dia dilahirkan pada 14 Mei 1984. Kejeniusan dan kreativitas lewat facebook membuat anak muda ini menempatkan dirinya sebagai orang terkaya ke- 14 dengan total jumlah kekayaan pribadi mencapai USD 17,7 dengan mengalahkan pendiri Google. Seperti dikutip dari situs Mashable, Jumat (23/9), pendiri Google sendiri masing-masing memiliki kekayaan sebesar USD 16,7 miliar atau berada pada posisi 15. Majalah Forbes adalah majalah yang rutin merilis daftar kekayaan para penguasa dunia maya (http://www.infotekmedia.com/2011/09/23/kekayaan-mark-zuckerberg-

kalahkan-pendiri-google.aspx/ 11 November 2011). Zuckerberg adalah mahasiswa jurusan Psikologi Harvard mengutak-atik dan menciptakan program komputer hanya untuk bersenang-senang. Mungkin dikarenakan latar belakang keilmuan psikologi itulah ia tertarik untuk membuat situs-situs sosial. Sebelum menciptakan facebook ia telah merilis coursematch yang memudahkan para mahasiswa melihat mata kuliah yang diambil, dan Facemash yang memungkinkan para pengguna mengukur daya tarik orang lain. Facebook awalnya diciptakan khusus untuk kalangan mahasiswa di Amerika Serikat, tetapi mulai tahun 2006, facebook bisa diakses oleh siapa saja, tidak terbatas pada mahasiswa Amerika. Disebut jejaring sosial karena facebook memungkinkan penggunanya terjalin tidak hanya satu melainkan beberapa jaringan. Jaringan yang dimaksud bisa berdasarkan (regional network), atau jaringan antar anggota di satu sekolah, universitas, gereja, tempat tinggal, ataupun tempat bekerja dan lain sebagainya. Syaratnya cukup dengan mendaftar

35

menggunakan alamat email yang masih aktif. Pengguna facebook yang sudah terdaftar dapat melihat keseluruhan profile dari pengguna facebook lainnya yang sudah menjadi anggota jaringan atau terdaftar sebagai friend. Hal inilah yang menyebabkan facebook menjadi jejaring sosial yang paling diminati saat ini. Keistimewaan facebook terletak pada fasilitasnya yang variatif dan cenderung mudah dipelajari. Keberadaan fitur chat, atau sistem tag, merupakan sebuah inovasi tersendiri. Lebih sekedar mencari teman dan memasukkannya dalam friendlist, situs ini menawarkan lebih dari satu fasilitas itu. Sharing untuk media seperti audio, video, foto, dan notes, merupakan salah satu wujud kebebasan yang memungkinkan siapa saja dapat meng-upload apa saja. Mengenai jaminan kemanan facebook bisa diatur untuk foto dan profil dalam privacy setting. Penggunaan facebook di Indonesia pada awalnya masih didominasi oleh kaum kelas menengah ke atas yang memiliki akses internet (yang masih relatif mahal di Indonesia). Kebanyakan mereka dalah pelajar, mahasiswa, dosen, pekerja, politisi serta beberapa tokoh-tokoh nasional. Namun belakangan dikarenakan akses internet yang mudah dijangkau melalui saluran telekomunikasi handpon, berbondong-bondong semua kalangan baik anak-anak, remaja, bahkan orang tua terutama di kalangan perkotaan memiliki akun facebook. Demam facebook di Indonesia merupakan kelanjutan dari keberhasilah situs komunikasi friendster yang berhasil menjaring 12 juta registered users atau sekitar 60% pengguna internet di Indonesia. Bahkan banyak pengguna friendster yang melakukan migrasi ke facebook, karena layanan yang diberikan lebih lengkap dan mengikuti selera masyarakat. Facebook memliki sederet fitur yang

36

memungkinkan penggunanya berinteraksi langsung (real time), seperti chatting, tag foto, blog, game, dan update status what are you doing now yang dinilai lebih bagus dibandingkan friendster. Kompas, 13 Januari 2010 memberitakan bahwa Indonesia menduduki ranking kedua dalam penggunaan facebook di seluruh dunia. Penggunaan facebook di Indonesia tumbuh begitu cepat, dan saat ini menempati urutan pertumbuhan tercepat kedua di dunia dari sisi jumlah pengguna facebook di dunia. Fakta ini bisa lihat dari survei Inside facebook yang dilakukan oleh E_Marketer. Berdasarkan survai ini, jumlah pengguana facebook di Indonesia naik 1.431.160 pengguna dalam jumlah terakhir. Peningkatan ini diamati dari data peningkatan pada tanggal 1 Desember 2009 dan 1 Januari 2010. Pada 1 Desember 2009, e-marketer mencatat jumlah pengguna facebook di Indonesia 13.870.120 pengguna, sedangkan pada tanggal 1 Januari 2010 sebesar 15.301.280 pengguna. Indonesia hanya satu peringkat di bawah AS yang mencatat kenaikan jumlah pengguna 4.576.220 pengguna dalam periode yang sama dari 98.105.020 menjadi 102.681.240 pengguna (Kompas, 13 Januari 2010). Sekalipun posisi Indonesia berada di bawah Amerika Serikat tetapi persentase kenaikan jumlah pengguna facebook di Indonesia mencapai dua kali lipat di Amerika. Indonesia naik 10 persen, sedangkan AS hanya 5 persen. Kenaikan 10 persen jelas termasuk persentase pertumbuhan tertinggi di dunia. Selain Indonesia, beberapa negara yang mencapai kenaikan dengan persentase 10 persen antara lain Filipina dan Malaysia.

37

Satu realitas yang menunjukkan bahwa pengguna facebook di Indonesia mengalami pertumbuhan yang sangat pesat dari tahun ke tahun. Media sosial ini mampu menarik perhatian masyarakat dan mampu menyedot waktu yang kita miliki Facebook yang notabene adalah media komunikasi interaksi yang digunakan oleh masyarakat ternyata mengalami perkembangan yang sangat pesat. Peningkatan penggunaan facebook yang sangat pesat dalam kehidupan masyarakat kita saat ini tentunya membawa dampak dalam kehidupan masyarakat kita, yaitu perubahan dalam cara berkomunikasi. Sebagai contoh, masyarakat kita pada saat ini lebih sering berkomunikasi dengan saran media sosial dibanding dengan komunikasi tatap muka. Sebagai sarana komunikasi, facebook tidak hanya mempengaruhi perilaku masyarakat dalam berkomunikasi tetapi perubahan dalam cara berpikir. Gambar I: Tampilan Awal Facebook

Sumber: www.facebook.com

38

Gambar II: Profil Pengguna Facebook

Sumber: www.facebook.com

B.1

Keterbukaan komunikasi antarpribadi dalam percakapan online pada jejaring sosial facebook dikalangan mahasiswa program studi Ilmu Komunikasi Universitas Semarang Hasil temuan penelitian dalam studi deskriptif kualitatif ini, penyajiannya

diawali dengan deskripsi tentang pengalaman informan dalam membentuk hubungan akrab secara online. Menggambarkan proses pikiran aktif untuk mengingat kembali pengalaman individu atas kejadian apapun yang dialaminya dengan teman mereka baik itu teman yang mereka sudah kenal maupun teman yang baru di kenal. Proses pembentukan hubungan akrab dengan teman online dapat terlihat dari hasil wawancara mendalam (indepth interview) antara peneliti

39

dengan empat informan. Pemilihan empat informan berdasarkan kriteria sampel yang sudah ditentukan sebelumnya, yang diharapkan dapat memberikan gambaran secara komprehensif. Analisis data dalam temuan ini, langkahnya dimulai dengan mengorganisasikan informan atau data dengan tujuan untuk mendeskripsikan pengalaman dari setiap informan.

B.1.1 Pengetahuan tentang teman online Mengenal baik teman online merupakan langkah awal membuat hubungan semakin akrab. Dengan metode deskriptif maka peneliti memaparkan hasil wawancara yang dilakukan. 1) Informan Penelitian I (Syvia Imma Hussien (nama facebook) atau Immaratus Syfiyah (nama asli) Seperti yang dikatakan Ima kepada peneliti bahwa diantara temantemannya ada satu orang yang sudah dia kenal akrab karena aktifitas komunikasinya lebih intensif dibandingkan teman-temannya yang lain, yaitu Fajar. Di samping mengenal latar belakang keluarga, pendidikan dan pekerjaannya, Ima juga mengenal sifat-sifat teman chattingnya tersebut Mas Fajar itukan orangnya baik. Bisa..bisa yaa mengerti..ngerti..permasalahan akulah..yang terpokoknya udah terbuka bangetlah..sama dia dalam segala hal.... Ima mengatakan kepada peneliti bahwa, Fajar dulu mahasiswa Undip dan akhinya di DO (Droup Out) dan sekarang dia sedang mencoba untuk move on

40

mencoba untuk bangkit kembali dan sekarang bekerja untuk dapat meneruskan kembali kuliahnya Dia itu ya...pernah kuliah di Undip, cuma dia sempat di DO dan sekarang dia itu lagi nyoba buat move on coba bangkit lagi dan dia sekarang kerja di Jakarta untuk biayain kuliahnya sendiri.... Sebaliknya, Fajar juga sudah mengenal Ima dan bahkan diantara temantemannya yang lain Ima lebih terbuka dengan Fajar. Fajar sudah mengenal teman-teman Ima, dan kegiatan yang setiap hari Ima lakukan. 2) Informan Penelitian II (Tendy Tendollars (nama facebook) atau Aditya Oktendi Saputra (nama asli) Senada dengan Ima, intensitas komunikasi yang dilakukan Tendi selain dengan teman yang ada friendlistnya, dia melakukan komunikasi dengan temannya yang bernama Made Darma. Made Darma adalah mahasiswa Universitas Gajah Mada jurusan Ekonomi yang berasal dari Blora. Made mempunyai band dengan aliran yang sama dengan Tendi yaitu rock. Begitu pula sebaliknya, Tendi mengatakan bahwa Made mengenal baik dirinya. 3) Informan Penelitian III (Winny Rizal Pranata, nama asli sekaligus nama facebook) Begitu pula pengalaman yang diungkapkan Winny. Meskipun jumlah temannya di facebook 900 orang, Winny mengaku hanya beberapa saja yang dia ajak untuk chatting dan ada satu teman yang memang sering melakukan komunikasi secara intens yaitu Ari Liberiola. Ari adalah teman satu kampus dan teman satu band Winny. Winny sudah sangat mengenal Ari, dari keluarganya, termasuk mengerti hal-hal pribadi seperti keuangannya dan

41

masalah lain yang menurutnya belum tentu teman-teman lain tahu masalah Ari. Diluar chatting pun saya juga sudah mengenal Ari...keluargannya seperti apa, ya sedikitnya saya tahu lah.... Begitu pula dengan Ari, dia sudah mengenal Winny bahkan seluruh keluarga besarnya. 4) Informan Penelitian IV (Shaun Sheep (nama facebook) atau Wiko Marvianto (nama asli) Pengalaman berbeda diungkapkan oleh Wiko, dia mengaku mengenal baik semua teman yang ada dia akun jejaring sosialnya, karena teman yang ada di facebooknya merupakan teman yang memang benar-benar dia kenal. Namun untuk mengenal lebih privasi, dia mengaku tidak ada teman yang sepesial. Dia menganggap semua teman adalah sama, jadi saat dia chatting semua mendapatkan porsi yang sama.

B.1.2 Membentuk hubungan akrab secara online. Membentuk hubungan akrab melalui chatting mungkin saja terjadi, karena chatting menawarkan kesempatan bagi informan yang terhubung ke media jejaring sosial facebook untuk berbicara dengan orang lain dan memungkinkan para informan untuk mengatasi keterbatasan jarak fisik. Komunikasi melalui jejaring sosial facebook bisa menciptakan kesan-kesan tertentu pada para informan mengenai teman online mereka berdasarkan penafsiran berkaitan dengan pesan-pesan yang ditukarkan.

42

1) Informan I ( Syvia Imma Hussein (nama facebook) atau Immaratus Syfiyah (nama asli) Ima mengetahui situs jejaring sosial facebook sejak dia SMA namun, baru menggunakan facebook semenjak semester tiga. Dia bisa menghabiskan waktu dua jam setiap kali online. Ima merupakan tipe orang yang suka bercanda sehingga banyak diantara teman-teman chattnya sering mengajaknya untuk chatting. Ima juga mempunyai kesan tersendiri pada teman chattingnya yang bernama Fajar. Fajar merupakan orang yang baik, sopan, supel dan yang terpenting bagi Ima, dia merupakan sosok yang bisa mengimbangi Ima dan bisa menerima keluh kesahnya. Ima sendiri mengenal Fajar dari temannya melalui jejaring sosial facebook .....Aku dikenalin mas Fajar tuh dari temenku, kenalnya juga lewat facebook....yaaa...sebelumnya sich udah pernah ketemu, ya gara-gara facebook hubungan kita jadi lebih akrab...... Setelah teman onlinenya itu meng-add di akun jejaring facebook maka dari situlah Ima sering melakukan chatting dan hubungan berkembang menjadi semakin akrab. 2) Informan Penelitian II (Tendy Tendollars (nama facebook) atau Aditya Oktendi Saputra (nama asli) Tendi mengenal jejaring sosial facebook sejak tiga tahu yang lalu, dan mengenal chatting karena setiap kali dia menggunakan facebook dia memakainya. Dia sendiri bisa menghabiskan waktu lebih dari lima jam dalam sehari misalnya bangun tidur, siang pulang dari kuliah, dan yang paling dia senangi chatting saat malam hari, karena menurutnya saat malam teman-teman

43

chattingnya lebih intim ....Aku chatting itu lebih dari lima jam, itu terbagi dari pagi bangun tidur, terus siang pulang kuliah, terus habis itu jam malam paling lama sich...jam-jam prime time kayak malem gituh, kadang-kadang lebih sich dari lima jam..... Kebiasannya selalu memulai obrolan dengan teman-teman onlinenya baik teman yang sudah dia kenal maupun orang yang baru dia kenal membuat dia banyak teman .....Kalau yang kenal pasti orang yang sama, tapi kalau orangorang yang baru paling orang-orang beda yang baru aku kenal pasti aku ajakin chatting.... Salah satu temannya yang sering diajaknya chatting adalah Made Darma, karena dia juga anak band dengan aliran yang sama dengan Tendi membuat mereka selalu nyaman saat chatting antara satu dengan yang lainnya. Selain musik, hal lain yang membuat hubungan Tendi dengan Made Darma berjalan baik adalah mereka sama-sama berasal dari Blora, sehingga banyak hal yang bisa dibicarakan ....Owww kalau orang luar ya paling Made Darma yaitu anak Blora yang kuliah di Jogja...nah kebetulan desaku daerah Blora jadinya secara tidak langsung kita berasal dari tempat yang sama...selain itu masalah musik yang biasanya kita bicarakan karena kita sama-sama suka main musik..... 3) Informan Penelitian III ( Winny Rizal Pranata, sebagai nama asli sekaligus nama facebook) Dari berbagai macam informasi, Winny mengenal facebook dan baru aktif menggunakannya satu tahun yang lalu. Dengan adanya fasilitas chatting semakin membuatnya tertarik untuk menggunakan facebook, bahkan dia

44

sendiri tidak bisa menghitung berapa lama dia bisa menghabiskan waktu untuk chatting Kalau berapa lama gak tentu ya mbak ya seharinya...tergantung suasana hati atau waktu luang. Bisa satu jam, dua jam atau bahkan seharian.... Winny mengungkapkan kepada peneliti bahwa tidak semua teman yang ada di facebooknya dia ajak untuk chatting. Dia hanya memilih teman yang benar-benar dia kenal dengan akrab seperti teman satu kampus, rekan kerja, dan teman satu bandnya. Tetapi diantara teman-temannya yang sering diajak chatting, Ari Libriola adalah teman yang sangat intens, melakukan komunikasi lewat jejaring sosial Ari merupakan teman satu kampus, dan memang mereka sudah saling mengenal sebelumnya. Winny menceritakan ada banyak hal yang membuat dia lebih memilih Ari sebagai teman chattingnya dibandingkan dengan temantemannya yang lain. Winny menganggap Ari itu teman yang paling enak diajak ngobrol, dan suka bercanda. Itulah yang mengakibatkan hubungan dia sama Ari semakin akrab .....Yaaa..aku sama Ari itu udah tahu sama tahu...andaikan Ari wanita mungkin kita sudah dijodohkan mbak,,,mungkin karena saking dekatnya...hahahahah ujarnya kepada peneliti. 4) Informan penelitian IV ( Shaun Sheep (nama facebook) atau Wiko Marvianto (nama asli) Wiko sudah menggunakan facebook dari tahun 2008 dan sejak itu pula dia menggunakan chatting yang merupakan fasilitas dari situs jejaring sosial tersebut. Wiko berbeda dengan tiga informan yang sebelumnya, dimana informan yang lain masih mau melakukan komunikasi dengan orang-orang

45

yang baru, namun Wiko sangat menghindari hal itu. Dia hanya meng-invite teman-teman yang memang bener-benar dia kenal. Bahkan dia menghapus teman yang ada di facebooknya karena dia merasa tidak mengenalnya secara pribadi ...Emang tujuan saya tuh emang pertama yang sudah kenal menjalin silahturohmi melalui facebook...nah untuk orang lain yang belum kenal itu saya antisipasi ada alasannya....karena saya takut dengan penyalah gunaan teknologi, sekarangkan kejahatan IT kan banyak..takut disalah gunakan akun kita, makannya di privasi...karena semua orang pasti akan memprotek dirinya masing-masing...seperti itu. Wiko merupakan tipe orang yang sangat berhati-hati dan lebih cenderung tidak mudah percaya dengan orang lain.. Wiko menggunakan fasilitas chatting sesuai dengan kebutuhan dan waktu luang ..Saya itu kurang

lebih...menghabiskan waktu untuk chattingan itu sesuai kebutuhan...kalau pas saya mencari tugas ataupun ingin bermain saja kurang lebih dua sampai empat jam lah...sesuai kebutuhan.... Keputusan dia untuk membatasi pertemanan di jejaring sosial membuat dia lebih banyak berkomunikasi secara intens dengan teman-temannya yang, karena dia tidak perlu melakukan basa-basi dengan orang yang baru. Hal inilah yang membuat hubungan dengan temannya berjalan baik.

46

B.1.3 Pengungkapan Diri Pengungkapan diri dapat terjadi dengan mudah dalam situasi-situasi tertentu. Konsep yang digunakan peneliti untuk mengkaji faktor-faktor yang mendorong pengungkapan diri adalah konsep yang dikemukakan Joseph Devito. Menurut Devito, pengungkapan diri terjadi dengan mudah tergantung pada jumlah orang yang terlibat, topik pembicaraan, valensi, gender, efek diadik dan perasaan menyukai (Devito, 1992: 114). 1) Informan I ( Syvia Imma Hussein (nama facebook) atau Immaratus Syfiyah (nama asli) Ima memaparkan bahwa hubungan akrab dengan Fajar berawal dari pertama dia dikenalkan dengan teman onlinenya itu. Fajar meng-add Ima, kemudian mereka melakukan chatting. Dari seringnya mereka melakukan chatting terutama di jam-jam malam, membuat mereka mempunyai lebih banyak waktu untuk melakukan komunikasi secara intens Aku dikenalin mas Fajar tuh dari temenku, kenalnya juga lewat facebook....yaa sebelumnya sich udah pernah ketemu, ya gara-gara facebook hubungan kita jadi lebih akrab.... Ima juga mengetahui latar belakang Fajar yang dulu pernah kuliah di Undip dan sekarang kerja di Jakarta. Dia itu ya, pernah kuliah sih di Undip, Cuma dia sempet di DO dan sekarang dia tu lagi nyoba buat move on coba bangkit lagi dan dia sekarang kerja di Jakarta untuk biayain kuliyahnya sendiri....

47

Ada banyak faktor yang menyebabkan Ima membuka diri dengan teman onlinenya itu. Ima mangatakan bahwa Fajar adalah orang yang enak diajak bicara, bisa mengimbangi, dan memiliki banyak kesamaan dengan dia. Pertimbangan pertama yang membuat dia percaya dengan Fajar adalah karena teman chatingtnya itu berbeda dengan laki-laki lain ....Ya karena sifat dia yang baik, maksudnya dia bisa mengimbangi saya, terus yaa....ya pokoknya dia baik aja lah buat saya.....dan aku nganggep dia tidak sama dengan cowok-cowok lain, dia itu nggak centil, kalem dan selalu bisa menghargai aku...terus ngomongnya juga nggak jorok kayak yang lain-lainnya dia juga bisa ngontrol dirinya sendiri.... Ima membuka diri tentang dirinya, keluarga, pacar, dan tentang kesulitannya mengerjakan skripsi. Semua diceritakan ke Fajar, tetapi tidak untuk hal-hal yang sangat privasi. Fajar juga menceritakan banyak hal ke Ima mulai dari pekerjaan, keluarga dan tentang percintaannya ...Sementara dia juga kerja..yaa..juga mungkin sering banyak permasalahan juga, jadi ya,, mungkin karena aku suka keterbukaannya dia ya...dia pernah ngalamin nasib yang sama kayak aku, mungkin ya itulah yang mempengaruhi, dia juga pernah menjadi mahasiswa, jadi dia tahu kesulitan-kesulitan saya. Pokoknya orangnya tuh terbuka dia juga pernah jadian dan nasibnya sama juga sama aku, mungkin itu ya yang membuat aku paling suka....

48

2) Informan Penelitian II (Tendy Tendollars (nama facebook) atau Aditya Oktendi Saputra (nama asli) Tendi mengatakan bahwa dia mengenal baik teman-temannya yang ada di facebook. Teman baru yang dia kenal di facebook adalah Made Darma yang merupakan mahasiswa Universitas Gajah Mada jurusan ekonomi yang berasal dari Blora. Berawal mereka berada disatu acara musik Tendy mengenal Made, kemudian mereka saling meng-add dan berteman di facebook. Dari seringnya mereka melakukan komunikasi mereka mengenal baik antara satu sama lain Itu berawal dari Made main ke Semarang, kebetulan pas itu ketemu sama anak-anak dari bandku terus habis itu tak bantuin mereka, terus tak ajakin tidur di base camp sekalian...terus akhirnya jadi kenal, terus habis itu giliran kita main ke Jogja mereka yang ngasih tempat buat kita...gitu.... Tendy mengetahui latar belakang Made, seperti keluarga dan hal-hal yang bersifat pribadi. Sebaliknya, Made juga mengenal baik Tendi Kadangkadang dia curhat sama aku, aku curhat sama dia.... 3) Informan Penelitian III ((Winny Rizal Pranata, nama asli sekaligus nama facebook) Winny mempunyai jumlah teman di facebook sekitar 900, walaupun tidak semua dia mengenalnya ...Saya dari 900 itu gak semua saya kenal, cuman mereka yang add aku jadi tinggal di konfirm ajah.... Setiap kali online banyak teman yang mengajaknya untuk ngobrol, namun hanya beberapa yang Winny tanggapi dan salah satunya adalah Ari Libriola.

49

Winny sudah mengenal baik Ari sebelum berteman di dunia maya, karena mereka satu kampus, dan mempunyai hobi yang sama. Winny dan Ari sudah saling mengenal latar belakang keluarga masing-masing Yaa...aku sama Ari itu udah tahu sama tahu...andaikan Ari wanita mungkin kita sudah dijodohkan ya mbak...mungkin saking dekatnya..hahahahah.. 4) Informan Penelitian IV (Shaun Sheep (nama facebook) atau Wiko Marvianto (nama asli) Wiko memaparkan kepada peneliti bahwa teman yang ada di akun facebooknya merupakan orang yang dikenalnya. Wiko merupakan tipe orang yang tidak mudah percaya, hal inilah yang menyebabkan dia tidak suka membuka diri melalui jejaring sosial. Banyak diantara teman-teman perempuan yang menceritakan hal-hal pribadi kepada Wiko Untuk yang curhat itu bukan dari individu saya ya...tapi kalau dari teman atau orang lain itu ada beberapa teman dan itu kebanyakan cewek...nah ceweknya tu teman saya...suka banget sih curhatcurhat masalah hubungan pacarnya ataupun lagi mengalami masalah.. tetapi dia juga curhat melalui perangkat seluler itu banyak...itupun saya tidak pernah untuk pribadi saya tidak pernah curhat mengenai saya..... Wiko merupakan orang yang tidak suka membuka diri melalui facebook, tetapi tidak menutup kemungkinan untuk dia menerima cerita dari teman onlinenya.

50

B.1.4 Kejujuran saat chatting, diutamakan atau dikesampingkan? Kejujuran dalam chatting dapat dinilai setelah komunikasi dilakukan lebih intensif. Meskipun tidak ada ukuran yang obyektif mengenai kejujuran dalam chatting, para informan cenderung memiliki alasan tersendiri mengapa mereka mempercayai teman online mereka, karena kejujuran sangat berkaitan dengan rasa percaya. Tetapi meskipun begitu tetap saja ada kerugian dalam diri para informan sehingga mendorong mereka untuk membuktikan apakah yang dikatakan oleh teman online mereka benar atau tidak. 1) Informan Penelitian I ( Syvia Imma Hussein (nama facebook) atau Immaratus Syfiyah (nama asli) Ima mengatakan bahwa dengan dia menggunakan identitas yang asli di profile facebook berarti dia memberikan informasi yang benar dan jujur kepada temannya....Di facebook saya menggunakan identitas yang asli...saya tidak pernah menipu orang.... Saat dia chatting dia juga tidak pernah berkata bohong terutama dengan Fajar. 2) Informan Penelitian II (Tendy Tendollars (nama facebook) atau Aditya Oktendi Saputra (nama asli) Senada dengan Ima, Tendi juga mengatakan bahwa informasi yang dia sampaikan kepada teman-teman onlinenya merupakan informasi yang benar dan tidak direkayasa. Menurutnya apabila seseorang memberikan informasi yang tidak jujur, kelak suatu hari apabila ketahuan, kita akan dianggap pembohong Jujur dong....soalnya itu semisal suatu saat ketemu pasti canggung, jadi orang itu ngerasa terbohongi oleh kita, jadi kita meskipun

51

didunia maya tetep aja kita jujur. Biarlah mereka bohong yang penting kita ngomongin diri kita apa adanya gak usah dilebih-lebihin dan gak usah dikurang-kurangin...gitu.... Ketika Tendi chatting dengan temannya, dia selalu memberikan informasi yang jujur. Dalam kesehariannyapun Tendi selalu berkata jujur dan tidak mengada-ada. Karena tujuan dia memperbanyak teman di facebook adalah sebagai ajang bisnis dan mencari pekejaan. 3) Informan Penelitian VI (Shau Sheep (nama facebook) atau Wiko Marvianto (nama asli) Wiko mengatakan bahwa dia selalu memberikan informasi yang benar kepada teman onlinenya, karena mereka sudah saling mengenal sebelumnya, sehingga tidak memungkinkan apabila Wiko berbohong. Adapun informasi yang memang sering membuat teman-temannya bingung hanyalah masalah nick name di facebook, karena Wiko ingin berinovasi Saya pakek identitas yang asli tapi suatu saat juga ingin berinovasi dan mengubah nick name saya...pernah tuh..saya rubah dengan nick name palsu, menggantikan nick name asli saya, itupun nanti akhirnya akan kembali lagi ke nick name semulanya. Ketika chatting dia akan lebih mengutamakan kejujuran, karena selain untuk mempertahankan hubungan pertemanan dia juga menghindari kejahatan penyalahgunaan teknologi.

52

B.1.5 Pengembangan Hubungan Penggunaan media lain selain facebook berperan besar dalam

mengembangkan hubungan. Seperti yang dipaparkan oleh para informan bahwa mereka sering menggunakan media seperti telepon, Yahoo Messenger, email, BBM (BlackBerry Mobile). Penggunaan media lain menurut peneliti juga dapat menciptakan komunikasi yang akrab dalam CMC (Computer Mediated Communication). 1) Informan Penelitian I ( Syvia Imma Hussein (nama facebook) atau Immaratus Syfiyah (nama asli) Dalam satu hari Ima bisa menghabiskan waktu dua jam untuk chatting. Ima juga mempunyai agenda rutin yang sering dia lakukan dengan teman onlinenya sebelum tidur. Ima chatting sekitar pukul sepuluh sampai sebelas malam. Dari membicarakan hobi sampai membicarakan masalah pribadi. Biasanya sih waktu aku sebelum tidur kali yaa....jam 10 kadang sampai jam 11 malem..paling sampai satu jam lah..sehari-hari aja.... Mereka tidak hanya melakukan komunikasi dengan menggunakan chatting di facebook. Ima dan Fajar juga bertukar nomor handpone dan YM (Yahoo Messenger) Iya sih...sama mas Fajar itu...saling membagi nomor telepon, ya awalnya dari chatting itu, selain itu melakukan aktivitas yang lain seperti Yahoo Messenger..sama mas Fajar masih aktif.... Meskipun hubungan mereka sangat dekat, namun Ima mengatakan bahwa dia dan Fajar hanya seperti kakak adik Mas Fajar itu ya sebatas kakak adik aja...share setiap hari yang pas ketemu-ketemu online di chatting yang ngobrolnya masalah

53

kuliah..masalah kerjaannya..masalah temen-temennya pokoknya masalah sehari-hari aja.... Ima mengaku sangat intens melakukan komunikasi dengan Fajar. Dia mengaku sangat mengenal Fajar, sampai mengetahui masalah pekerjaan dan hal pribadi yang sedang dialami teman chattingnya. Pengembangan hubungan tersebut terjadi karena rasa percaya yang dimiliki para informan terhadap teman chattingnya. Keterbukaan dan sikap positif yang ditunjukkan Fajar membuat Ima berani terbuka mengenai pribadinya kepada orang lain. Ya..kalau curhat ya sering curhat..tapi cuma, kadang saya bisa mengontrol diri tentang masalah pribadi, kalau emang bener-bener privasi nggak sih...Paling cuma masalah umum aja..masalah sama temen, sama pacar yaa..paling gitu-gitu ajah.... 2) Informan Penelitian II (Tendy Tendollars (nama facebook) atau Aditya Oktendi Saputra (nama asli) Pada awalnya Tendi bertemu dengan Made Darma di acara musik. Mereka juga berasal dari daerah yang sama. Kesamaan latar belakang hobi dan asal wilayah yang membuat Tendi semakin akrab dengan Made. Selain itu, Made tipe orang yang terbuka dan enak diajak bicara. Soalnya kalau diajak ngobrol tu nyambung..pokoknya masalah apapun dia nyambung, bisa connect lah istilahnya... Komunikasi yang berjalan dengan intens, terutama di tengah malam membuat mereka lebih leluasa untuk membicarakan masalah pribadi. Dalam kesehariannya mereka juga melakukan komunikasi dengan menggunakan

54

facebook

dan

perangkat

seluler,

meskipun

mereka

hanya

sekedar

membicarakan musik. Sikap peduli dan saling mensuport yang membuat hubungan mereka semakin akrab Sesuatu hal yang aku tahu sebelum orang lain tahu kalau aku emang harus ngasih tahu dia aku ya kasih tahu dia gitu...tapi yang gak semua orang tak kasih tahu bocoranku sich.... 3) Informan Penelitian III ((Winny Rizal Pranata nama asli sekaligus nama facebook) Winny mengatakan bahwa dia memang sudah mengenal Ari sebelum mereka berteman di facebook. Ari adalah teman satu kampus dan satu band. Hubungan Winny dan Ari semakin akrab dengan adanya facebook, karena mereka selalu menggunakan fasilitas chatting sebagai alat komunikasi. Tidak hanya itu, mereka juga menggunakan telephone sebagai alat komunikasi mereka. Ari adalah teman yang sangat enak untuk diajak bicara, dan bisa menghilangkan rasa penat. Winny juga sudah mengenal baik keluarga Ari, dan mereka berdua sudah saling terbuka dengan latar belakang masing-masing Yaa aku sama Ari itu udah tahu sama tahu...andaikan Ari wanita mungkin kita sudah dijodohkan mbak...hahah..mungkin karena saking dekatnya..hahah... 4) Informan Penelitian IV (Shaun Sheep (nama facebook) atau Wiko Marvianto (nama asli) Wiko mengungkapkan bahwa semua yang ada di facebook merupakan teman yang sudah dikenalnya. Menurutnya tidak ada pengembangan hubungan yang berarti selama menggunakan facebook. Komunikasi yang

55

terjalin dengan teman onlinenya hanya sebatas pembicaraan mengenai kuliah, sharing dan menyambung silahturahmi. Banyaknya kejahatan teknologi membuat Wiko berhati-hati dalam memanfaatkan media jejaring sosial.

B.2

Proses pertukaran stimuli dan respon dalam percakapan online pada jejaring sosial facebook dikalangan mahasiswa Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Semarang. Dengan menggunakan metode deskriptif peneliti menguraikan atau

mendeskripsikan

pengalaman

dari

subyek

atau

informan

dalam

menginterprestasikan proses pertukaran stimuli dan respon dalam percakapan online pada situs jejaring sosial facebook. B.2.1 Pertukaran stimuli dan respon dalam percakap online Peneliti akan memaparkan pengalaman informan dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif. Menggambarkan bagaimana stimuli dan respon yang informan dapatkan ketika chatting dengan teman online mereka. 1) Informan penelitian I (Syvia Imma Hussein (nama facebook) atau Immaratus Syfiah (nama asli) Ima mengaku saat dia online dengan Fajar, hal yang paling sering dibicarakan adalah masalah kuliah, pacar dan kegiatan sehari-hari. Rasa percaya membuat para informan terbuka dengan teman onlinenya. Kalo sama dia yaa nyambung. Kalo nggak nyambung, ya nggak mungkinlah sampai sekarang masih komunikasi. Terus ya mungkin sama-sama

56

mengalami nasib yang sama gitu, ya dia pernah ngerasain seperti saya betapa beratnya jadi mahasiswa, sementara dia juga kerja, yaaa... juga mungkin sering banyak permasalahan juga jadi yaa.. mungkin karena aku suka keterbukaannya dia yaa... dia pernah ngalamin nasib yang sama juga sama kayak aku, mungkin ya itulah yang mempengaruhi, dia juga pernah menjadi mahasiswa, jadi dia tahu kesulitan-kesulitan saya. Pokoknya orangnya tuh terbuka, dia juga pernah jadian dan nasibnya sama juga sama aku, mungkin itu ya yang membuat aku paling suka,. Saat Ima menceritakan keluh kesahnya kepada Fajar, dia mengaku merasakan sikap seorang kakak yang bisa ngemong, selalu memberikan semangat, dan respon yang positif. 2) Informan Penelitian II (Tendy Tendollars (nama facebook) atau Aditya Oktendi Saputra (nama asli) Hal yang paling Tendi suka bicarakan dengan teman onlinenya adalah masalah musik. Dia bisa menghabiskan waktu berjam-jam hanya untuk membicarakan musik. Selain musik, Tendi juga menceritakan hal-hal pribadi kepada Made. Made selalu memberikan respon positif setiap kali Tendi mengutarakan kisahnya. Made merupakan orang yang selalu berfikiran positif dan mengajari Tendi untuk hidup lebih baik dibandingkan hari kemaren. Soalnya kalau diajak ngomong tu nyambung ..pokoknya masalah apapun dia nyambung, bisa connect lah istilahnya gitu.... Selain masalah musik dan privasinya, hal lain yang paling suka Tendi bicarakan dengan Made adalah sesuatu yang sedang update. Dari

57

pembicaraan itu membuat Tendi tahu hal apa yang sedang digandrungi anak muda Jogjakarta, dan bisa menjadi referensi dalam kesehariannya Tahu informasi tentang hal-hal yang barulah, yang terjadi ditempatnya tinggal, yang sedang up to date tu apa gitu. 3) Informan Penelitian III ((Winny Rizal Pranata, nama asli sekaligus nama facebook) Winny mengungkapkan bahwa Ari merupakan orang yang paling sering diajak sharing. Ari selalu menjadi tujuan utama saat dia chatting, karena dia selalu menyikapi dengan dewasa dan memberikan solusi terhadap permasalahan yang sedang Winny alami. Hal yang paling sering dibicarkan mereka berdua adalah masalah musik, dan kuliah, dan umumnya laki-laki membicarakan perempuan Yaa..karena kita satu kampus, ya menceritakan kehidupan dikampus, kadang-kadang musik, karena kita sama-sama suka musik dan satu band, dan karena kita laki-laki membicarakan wanita pastinya ya mbak...hahaha. Ketika mulai membicarakan perempuan saat chatting, Ari selalu memberikan respon yang cepat. Membicarakan perempuan merupakan hal yang paling mereka sukai, sehingga Winny dan Ari bisa menghabiskan waktu berjam-jam di depan laptop. 4) Informan Penelitian IV (Shaun Sheep (nama facebook) atau Wiko Marvianto (nama asli) Wiko mengatakan saat dia chatting dia tidak memfokuskan dengan satu orang saja, karena dari 318 teman di akun facebook merupakan teman yang

58

sudah dia kenal semuanya. Jadi dia lebih memilih untuk berbicara dengan teman yang dia suka. Karena teman yang ada di akun facebook kebanyakan adalah teman satu kampus, jadi pembicaraan yang sering dia dilakukan saat chatting adalah masalah kuliah. Namun tidak menutup kemungkinan membicarakan masalah yang sedang hangat dibicarakan Yang saya bahas selama chatting di facebook itu tidak selalu itu-itu saja, ataupun ada masalah pelajaran ataupun kuliah itu saya selalu tanyakan ketika chatting...kalau tidakpun melalui pesan juga...tetapi kebanyakan juga membahas semua yang lagi booming-booming juga saya bahas...oow iya..tidak menutup kemungkinan masalah pribadi saya kurang setuju menceritakan di media pertemanan di facebook karena itu merupakan privasi...mungkin lewat sms itu bisa...namun kalau lewat chatting di media online malah aku gak pernah..mungkin hanya basa-basi saja kalau chatting di facebook... Teman chattingnya juga memberikan respon yang sangat positif dengan pembicaraan yang mereka lakukan. Karena mereka saling mengerti dan memahami dengan pembicaraan yang sedang berlangsung. Inilah salah satu alasan Wiko menggunakan facebook, karena sebagai ajang komunikasi dengan teman kuliah, walaupun dia juga menggunakan media lain untuk berkomunikasi.

59

B.2.2 Ketertarikan untuk mengungkapkan diri melalui tatap muka atau dengan menggunakan chatting di jejaring sosial facebook Situs jejaring sosial facebook sebagai sebuah media yang mampu menghubungkan pengguna dengan orang-orang yang ada dalam kehidupannya, juga tidak terlepas dari eksistensi diri penggunanya. Ketertarikan para informan untuk mengungkapkan diri melalui facebook atau dengan bertatap muka secara langsung (face to face) akan dipaparkan secara jelas disini. 1) Informan penelitian I ( Syvia Imma Hussein (nama facebook) atau Immaratus Syfiah (nama asli) Ima adalah orang yang tidak mudah percaya kepada orang baru, dan hanya dengan Fajar dia berani membuka diri. Meskipun dalam kesehariannya Ima menggunakan chatting untuk berkomunikasi, namun pengungkapan diri secara tatap muka (face to face) lebih mudah dan nyaman. Kalau aku sich lebih enak tatap muka, soalnya apa?... kalau misalkan menceritakan sesuatu hal, menceritakan permasalahan yang bener-bener pribadi itu lebih baik diceritakan secara langsung...jadi kita bisa mengekspresikan diri ke orang tersebut... bagaimana orang itu bisa mensuport kita, memberikan semangat yang lebih baik, dibandingkan dengan cerita-cerita di facebook, dan dunia maya itu kurang memuaskan, karena kita enggak lihat orangnya secara langsung. Misalkan ada perasaan ingin menangis dan kita membutuhkan seseorang...ya bahasa lebay-lebay sedikitnya..butuh temen pinjem bahunya untuk kita menangis hahah...tapi kan kalau kita lewat facebook gak bisa, tapi

60

kalau membuka diri secara langusung kita bisa memeluk orang itu kalau emang masalahnya itu berat banget.... 2) Informan Penelitian II (Tendy Tendollars (nama facebook) Aditya Oktendi Saputra (nama asli) Tendi memaparakan bahwa dia lebih tertarik untuk membuka diri lewat jejaring sosial facebook. Meskipun dia orang yang mudah bergaul dengan lingkungan yang baru, namun untuk menceritakan hal-hal yang bersifat pribadi dia lebih tertarik membuaka diri melalui facebook. 3) Informan Penelitian III ((Winny Rizal Pranata, nama asli sekaligus nama facebook) Berbeda dengan dua narasumber sebelumnya, Winny tidak begitu

memberikan gambaran yang jelas mengenai pertanya