22
13/10/2016 1 DIREKTORAT JENDERAL PENGUATAN INOVASI INOVASI DAN NILAI TAMBAH DALAM PRAKTEK KEINSINYURAN Hotel Royal Kuningan Jakarta, 10 Oktober 2016 KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA Dr. Ir. Jumain Appe, M.Si Direktur Jenderal Penguatan Inovasi Disampaikan dalam Seminar dan Lokakarya Rapat Pimpinan Nasional (RAPIMNAS) PII

INOVASI DAN NILAI TAMBAH DALAM PRAKTEK KEINSINYURAN

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: INOVASI DAN NILAI TAMBAH DALAM PRAKTEK KEINSINYURAN

13/10/2016 113/10/2016 1DIREKTORAT JENDERAL PENGUATAN INOVASI

INOVASI DAN NILAI TAMBAH DALAM PRAKTEK KEINSINYURAN

Hotel Royal Kuningan Jakarta, 10 Oktober 2016

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

Dr. Ir. Jumain Appe, M.SiDirektur Jenderal Penguatan Inovasi

Disampaikan dalam Seminar dan Lokakarya

Rapat Pimpinan Nasional (RAPIMNAS) PII

Page 2: INOVASI DAN NILAI TAMBAH DALAM PRAKTEK KEINSINYURAN

13/10/2016 213/10/2016 2DIREKTORAT JENDERAL PENGUATAN INOVASI

Mewujudkanmasyarakat Indonesia yang mandiri, maju, adildan makmur melaluipercepatanpembangunan di segalabidang denganstrukturperekonomian yang kokoh berlandaskankeunggulankompetitif

Menata kembaliNKRI, membangunIndonesia yg amandan damai, yg adildan demokratisdengan tingkatkesejahteraan yang lebih baik

Memantapkanpenataan kembaliNKRI, meningkatkankualitas SDM, membangunkemampuan iptek, memperkuat dayasaing perekonomian

RPJMN Tahun 2005-2009

RPJMN Tahun 2015-2019

RPJMN Tahun 2020-2024

Memantapkanpembangunan secaramenyeluruh dengan menekankanpembangunankeunggulan kompetitifperekonomian yang berbasis SDA yang tersedia, SDM yang berkualitas, sertakemampuan iptek

RPJMN Tahun 2010-2014

VISIPembangunan

2025Penciptaan nilai tambah berbasis keunggulan kompetitif

(SDA + SDM + IPTEK)

Arah Pembangunan Nasional Jangka Panjang

2

Page 3: INOVASI DAN NILAI TAMBAH DALAM PRAKTEK KEINSINYURAN

13/10/2016 313/10/2016 3DIREKTORAT JENDERAL PENGUATAN INOVASI

PENINGKATAN PRODUKTIVITAS MENUJU KEUNGGULAN KOMPETITIF

Page 4: INOVASI DAN NILAI TAMBAH DALAM PRAKTEK KEINSINYURAN

13/10/2016 413/10/2016 4DIREKTORAT JENDERAL PENGUATAN INOVASI

9 (Sembilan) Agenda Prioritas Pembangunan (Nawa Cita)

1. Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan memberikan rasa aman pada seluruh warga negara;

2. Membangun tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis dan terpercaya;

3. Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan;

4. Memperkuat kehadiran negara dalam melakukan reformasi sistem dan penegakan hukum yang bebas korupsi, bermartabat dan terpercaya;

5. Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia;6. Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional;7. Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakan sektor-sektor

strategis ekonomi domestik;8. Melakukan revolusi karakter bangsa;9. Memperteguh ke-bhinneka-an dan memperkuat restorasi sosial Indonesia.

Page 5: INOVASI DAN NILAI TAMBAH DALAM PRAKTEK KEINSINYURAN

13/10/2016 513/10/2016 5DIREKTORAT JENDERAL PENGUATAN INOVASI

POTENSI SUMBERDAYA PEMBANGUNAN

A. Potensi Sumberdaya Alam• Cengkeh (produsen terbesar dunia)• Kelapa Sawit (produsen dan eksportir terbesar dunia)• Karet Alam (produsen terbesar kedua dunia)• Kakao (produsen terbesar kedua dunia• Indonesia satu dari 17 negara yang termasuk “mega diversity”• Sumberdaya Bahan Galian/mineral (gas alam, batubara,

panas bumi, timah, nikel, bauksit dll)

Page 6: INOVASI DAN NILAI TAMBAH DALAM PRAKTEK KEINSINYURAN

13/10/2016 613/10/2016 6DIREKTORAT JENDERAL PENGUATAN INOVASI

B. Potensi Wilayah, Demografi & Budaya

300 kelompok etnik 1.340 suku bangsa 742 bahasa.

Penduduk 254,9 Juta Jumlah pulau 17.508 Garis Pantai : 54.716 km Luas Wilayah : 1.904.569 km2

Page 7: INOVASI DAN NILAI TAMBAH DALAM PRAKTEK KEINSINYURAN

13/10/2016 713/10/2016 7DIREKTORAT JENDERAL PENGUATAN INOVASI

DAYA SAING adalah kesatuan/keterpaduan antar lembaga,kebijakan, dan faktor–faktor yang menentukan tingkatproduktivitas suatu negara.Tingkat produktivitas adalah tingkat kesejahteraan yang dapatdicapai dalam ekonomi dan merupakan penggerak utama tingkatpertumbuhan.

INOVASI adalah kegiatan penelitian, pengembangan,pengkajian, penerapan dan/atau perekayasaan yangmenghasilkan kebaruan dan perubahan yang diterapkandan bermanfaat secara ekonomi dan atau sosial budaya(Draft Revisi RUU Sinas P3 Iptek)

INOVASI DAN DAYA SAING

Page 8: INOVASI DAN NILAI TAMBAH DALAM PRAKTEK KEINSINYURAN

13/10/2016 813/10/2016 8DIREKTORAT JENDERAL PENGUATAN INOVASI

KARAKTERISTIK INOVASI

Page 9: INOVASI DAN NILAI TAMBAH DALAM PRAKTEK KEINSINYURAN

13/10/2016 913/10/2016 9DIREKTORAT JENDERAL PENGUATAN INOVASI

GLOBAL COMPETITIVE INDEX – INDONESIA 2016

RANKING DAYA SAING Rank 39/140 tahun 2015 Rank 41/138 tahun 2016 (turun 2

point)

Pilar Rank: Innovation: 31/138 Higher Educ & Training: 63/138 Technical Readiness Level: 91/138 Business Sophistication: 39/138

Page 10: INOVASI DAN NILAI TAMBAH DALAM PRAKTEK KEINSINYURAN

13/10/2016 1013/10/2016 10DIREKTORAT JENDERAL PENGUATAN INOVASI

KERANGKA SISTEM INOVASI NASIONAL

Potensi Nasional (Litbang, SDA, SDM dll)

Mendorong Kekuatan Ekonomi Nasional.Inovasi

•Masyarakat•BUMD/BUMN•Investor

•PT•LPNK•Lemlit

•KEUANGAN, BAPENAS•SEKTOR•RISTEKDIKTI•Perindustrian dll

Industri

academia

PENGIKAT(Kebijakan Nasional)

KESAMAAN LANGKAH(INSENTIF)

TRIGGER(INSENTIF)

Presenter
Presentation Notes
Potensi Nasional (litbang, sumber daya alam, sumber daya manusia harus menjadi pendorong kekuatan ekonomi nasional melalui aktifitas inovasi yang disinergikan antara dunia industri (masyarakat, BUMD, BUMN, dunia usaha, etc), akademisi (Perguruan Tinggi, Lembaga Litbang Pemerintah Kementerian dan Non Kementerian), dan pemerintah (Kementerian Teknis) dan didukung oleh lembaga-lembaga keuangan dan Bappenas.
Page 11: INOVASI DAN NILAI TAMBAH DALAM PRAKTEK KEINSINYURAN

13/10/2016 1113/10/2016 11DIREKTORAT JENDERAL PENGUATAN INOVASI

KESENJANGAN INDUSTRI, PEMERINTAH, AKADEMISI (ABG)

o Lemahnya Saluran transaksi dan partnership

o Perbedaan kepentingano Hambatan komunikasi

dan fasilitasi (sistem informasi hasil-litbang dan information clearing house)

PEMERINTAHo Rendahnya koherensi

kebijakan antarsektoro Political Wiil - rendahnya

pemihakan pemerintah terhadappendayagunaan hasil litbang

o Kebijakan lembaga & peraturananggaran pemerintah tidakmenunjang

o Sedikitnya insentifpemerintah

INDUSTRI

o Didominasi oleh perusahaan-perusahaan dengan permintaan atau daya serap inovasi rendah

o Mahalnya sarana litbang o Keterbatasan SDM litbang

LITBANG PEMERINTAH & PERGURUAN TINGGI

o Misi dan kultur lembaga litbango Profesionalisme

pelayanan jasa teknologio Penelitian tidak sesuai kebutuhan

industri. o Ketidak jelasan kebijakan pemilikan

HKI/lisensio Rendahnya Anggaran

Litbang

Page 12: INOVASI DAN NILAI TAMBAH DALAM PRAKTEK KEINSINYURAN

13/10/2016 1213/10/2016 12DIREKTORAT JENDERAL PENGUATAN INOVASI12

KERANGKA LOGIS RENCANA STRATEGIS KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGi

LEMBAGA YANG BERKUALITAS1. Pengembangan Kelembagaan PT2. Pembinaan Kelembagaan PT3. Penguatan & Pengembangan Lemlit4. Pengembangan Sains & Teknologi

INOVASI1. Pengembangan Sistem Inovasi (Sinas/SIDa)2. Pengembangan & Pengelolaan PP Iptek3. Pengembangan PPBT (PT dan dunia usaha)4. Penguatan Inovasi Industri & Inovasi PT di

Industri

SUMBERDAYA BERKUALITAS1. Pengembangan SDM PT (S2 & S3)2. Pengembangan Sarpras PT & Iptek3. Peningkatatan Kualifikasi SDM PT & SDM

Litbang

TENAGA KERJA TERAMPIL1. Peningkatan Kualitas Pembelajaran2. Layanan Kemahasiswaan & Karier3. Peningkatan Layanan Mutu Pendidikan

Tinggi

PENELITIAN DAN PENEMBANGAN1. Kualitas Riset di PT2. Peningkatan HKI3. Riset di Industri4. Kebijakan Risbang

DAYA SAING

Produktivitas Nilai Tambah Ekonomi/

Sosial/Budaya

Page 13: INOVASI DAN NILAI TAMBAH DALAM PRAKTEK KEINSINYURAN

13/10/2016 1313/10/2016 13DIREKTORAT JENDERAL PENGUATAN INOVASI13

Struktur Organisasi Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi

MENTERIRISET, TEKNOLOGI DAN

PENDIDIKAN TINGGI1. Bidang Akademik;2. Bidang Infrastruktur3. Bidang Relevansi dan

Produktivitas

Direktorat JenderalIlmu Pengetahuan, Teknologi

dan Pendidikan Tinggi

SekretariatDirektorat Jenderal

DirektoratLembaga Penelitian dan Pengembangan

DirektoratPembinaan Kelembagaan

Perguruan Tinggi

DirektoratKawasan Sains dan Teknologi

dan Lembaga Penunjang Lainnya

DirektoratPengembangan Kelembagaan

Perguruan Tinggi

Direktorat Jenderal Penguatan Riset

dan Pengembangan

SekretariatDirektorat Jenderal

DirektoratSistem Riset

dan Pengembangan

DirektoratPengelolaan

Kekayaan Intelektual

DirektoratRiset dan Pengabdian kepada

Masyarakat

DirektoratPengembangan

Teknologi Industri

Direktorat JenderalPembelajaran

dan Kemahasiswaan

SekretariatDirektorat Jenderal

DirektoratPembelajaran

DirektoratPenjaminan Mutu

DirektoratKemahasiswaan

Direktorat JenderalSumber Daya

Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Pendidikan Tinggi

SekretariatDirektorat Jenderal

DirektoratKarier dan Kompetensi SDM

DirektoratSarana dan Prasarana

DirektoratKualifikasi SDM

Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi

SekretariatDirektorat Jenderal

DirektoratSistem Inovasi

DirektoratPerusahaan Pemula Berbasis

Teknologi

DirektoratInovasi Industri

SekretariatInspektorat Jenderal

Inspektorat Jenderal

Inspektorat I Inspektorat II Inspektorat III

STAF AHLI

PusatData dan Informasi

Iptek DiktiPusat

Penelitian IptekPusat

Pendidikan dan Pelatihan PT LLPT/

KopertisLBM

EIJKMAN PP Iptek

Biro Hukum dan Organisasi

Biro Kerjasama dan

Komunikasi PublikBiro

PerencanaanBiroSDM

BiroKeuangandan Umum

Sekretariat Jenderal

Kelompok JabatanFungsional

Referensi : Peraturan Menteri Ristek Dikti No. 15/2015

Page 14: INOVASI DAN NILAI TAMBAH DALAM PRAKTEK KEINSINYURAN

13/10/2016 1413/10/2016 14DIREKTORAT JENDERAL PENGUATAN INOVASI

STRATEGI INOVASI: Balanced Demand Driven dan Supply Push

Product DevelopmentTecnology Take to market

Taketo

market

Basic Research

INNOVATION SUPPORTING

Market identified

Market to be identified

ENGINEERING SUPPORTING

Research grants

Technology grants

Innovation Support: sertifikasi, uji, standarisasi, pilot scale, trial production, insentif, regulasi

Demand Driven

Supply Push

MARKET IDENTIFIED

Page 15: INOVASI DAN NILAI TAMBAH DALAM PRAKTEK KEINSINYURAN

13/10/2016 1513/10/2016 15DIREKTORAT JENDERAL PENGUATAN INOVASI

1. Mengembangkan kerangka umum yang kondusif bagi inovasi danbisnis.

2. Memperkuat kelembagaan dan daya dukung iptek/litbangyasa danmengembangkan kemampuan absorpsi oleh industri, khususnya UKM.

3. Menumbuhkembangkan kolaborasi bagi inovasi dan meningkatkandifusi inovasi, praktik baik/terbaik dan/atau hasil litbangyasa sertameningkatkan pelayanan berbasis teknologi.

4. Mendorong budaya inovasi.5. Menumbuhkembangkan dan memperkuat keterpaduan pemajuan

sistem inovasi dan klaster industri nasional dan daerah.6. Penyelarasan dengan perkembangan global.

A. Kerangka Kebijakan Inovasi

AGENDA POKOK PENGUATAN SISTEM INOVASI

Page 16: INOVASI DAN NILAI TAMBAH DALAM PRAKTEK KEINSINYURAN

13/10/2016 1613/10/2016 16DIREKTORAT JENDERAL PENGUATAN INOVASI

Implementasi KebijakanRegulating Empowering Executing

Double Tax Deduction Pengembangan Technology Transfer Office – TTO

Roadmap Prioritas Produk Inovasi

Audit Technology Pengembangan Help Desk untuk konsultasi inovasi bagi IKM

Fasilitasi Pendanaan Inovasi

Pre-commercial Government Procurement Pengembangan Pusat – Pusat Pelatihan Pengembangan Teaching Industri

Revisi UU I8/2002 Penguatan Standarisasi berbasis hasil R&D Nasional

Pengembangan Konsorsium Inovasi

Mobility Penguatan Lembaga Uji dan Sertifikasi Pengembangan Wahana Interaksi Lembaga Litbang, Peguruan Tinggi dan Industri

Flexibility Pendanaan Riset Memperkuat kolaborasi dengan BUMN dan Industri sebagai penggerak inovasi

Kewajiban PTN untuk menghasilkan Inovasi Regionalisasi Inovasi PT

Harmonisasi Kebijakan Sektoral Pengembangan database dan sistem informasi inovasi

Penjaminan Resiko Penguatan difusi dan diseminasi

Penguatan Neraca Inovasi dan Daya Saing

Penguatan Kerjasama Internasional

Page 17: INOVASI DAN NILAI TAMBAH DALAM PRAKTEK KEINSINYURAN

13/10/2016 1713/10/2016 17DIREKTORAT JENDERAL PENGUATAN INOVASI

B. Kerangka Program InovasiMerupakan kerangka kerja kolaboratif sebagai pijakan bersama (common platform) para pihak bagi pengembangan sinergitas dan koherensi kebijakan dan tindakan implementasi operasionalnya;a. Diarahkan untuk memperkuat kolaborasi sinergis dan meningkatkan

koherensi;b. Prakarsa/model : sebagai “titik masuk”, miniatur, ditempatkan dalam

kerangka bersistem (tidak parsial);

c. Para pihak dituntut semakin mampu memperbaiki, menyesuaikan dan mengembangkan diri untuk berkontribusidan berprestasi dalam penguatan sistem inovasi nasional, maupun pada tataran daerah dan

d. Mengembangkan Flag Ship Program Inovasi

Page 18: INOVASI DAN NILAI TAMBAH DALAM PRAKTEK KEINSINYURAN

13/10/2016 1813/10/2016 18DIREKTORAT JENDERAL PENGUATAN INOVASI

IMPLEMENTASI PROGRAM PENGUATAN INOVASI

1. Pengembangan Roadmap Produk Inovasi: Pada 7 Bidang Fokus, dengan memperkuat: (Mata rantai, Industri Inti, Substitusi Impordan Enabler Technology (ICT, Bioteknologi, Nanoteknologi, Material Maju)

2. Penguatan Inovasi: (Pengembangan SDM Profesional, Penguatan RisbangIptek, Penerapan Teknologi di Industri, Inovasi PT di Industri , PPBT danInovasi PPBT di PT)

3. Pengembangan Teaching Industri4. Pengembangan Konsorsium Inovasi5. Pengembangan Wahana Interaksi Lemlit, PT dan Industri (STP, Klaster

Inovasi, Pusat Inovasi PT, Lemlit dll)

Page 19: INOVASI DAN NILAI TAMBAH DALAM PRAKTEK KEINSINYURAN

13/10/2016 1913/10/2016 19DIREKTORAT JENDERAL PENGUATAN INOVASI

PERAN INSINYUR (Pasal 25 huruf h)

MENGUPAYAKAN INOVASI DAN NILAI TAMBAH

• Alih Teknologi• Start Up• Pilot Plan• Teaching Industry• HKI• Wahana Inovasi

• Sertifikasi• Uji Produk• Standarisasi• Pilot scale• Trial production• Insentif• Regulasi

Intermediator Proses Hilirisasi

PRODUK INOVASI YANG BERDAYA

SAING

UU 11/2014 KEINSINYURAN (Pasal 1 ayat (1))Keinsinyuran adalah kegiatan teknik denganmenggunakan kepakaran dan keahlian berdasarkanpenguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi untukmeningkatkan nilai tambahdan daya guna secara berkelanjutan denganmemperhatikan keselamatan, kesehatan, kemaslahatan, serta kesejahteraan masyarakat dankelestarian lingkungan.

PERAN KEINSINYURAN DALAM INOVASI DAN PENINGKATAN NILAI TAMBAH

Page 20: INOVASI DAN NILAI TAMBAH DALAM PRAKTEK KEINSINYURAN

13/10/2016 2013/10/2016 20DIREKTORAT JENDERAL PENGUATAN INOVASI

PERAN INSINYUR DALAM PROSES HILIRISASI

Alih teknologi menjadi jembatan bagi proses invensi ke inovasi.

Proses invensi ke inovasi secara prosedural melibatkan beberapa institusi seperti :

Perguruan Tinggi/lembaga Litbang sebagai inventor,

Ditjen HKI untuk perlindungan HKI,

Kemenristekdikti yang membina alih teknologi,

Kemenkeu sebagai pengelolaan finansial,

industri sebagai pengguna.

PROSES INVENSI KE INOVASI

Peran Insinyur

LEMBAGA- Perguruan Tinggi- Lembaga Litbang

INVENTORUji

Kelayakan Invensi

Terdaftar

INOVASIHKI

Sertifikat

ALIH TEKNOLOGI

Tidak Komersial

Komersial

Public Domain/

Kerjasama

Industri / Lisensi

Dirjen HKI/ Dir Paten

Kemenristek & Dikti

Manfaat finansial (royalti)

Manfaat sosial dan

kesejahteraan

Lisensi Kerjasama Pelayanan jasa iptek publikasi

Baru Bermanfaat Dapat diaplikasikan ke

industri Unik, stabil, seragam Sumber pendanaan litbang

Insentif peneliti Penguatan sarana dan SDM Pemeliharaan HKI

InkubasiStar Up

Pilot plan

Ditjen HKI/Dir. Paten

Page 21: INOVASI DAN NILAI TAMBAH DALAM PRAKTEK KEINSINYURAN

13/10/2016 2113/10/2016 21DIREKTORAT JENDERAL PENGUATAN INOVASI

UNIVERSITAS/ LEMBAGA LITBANG

PENELITI

INDUSTRIINTERMEDIASI

Meningkatkan interaksi dengan industri, perusahaan teknologi, Sehingga tercipta usaha

hilirisashi hasil litbang

Page 22: INOVASI DAN NILAI TAMBAH DALAM PRAKTEK KEINSINYURAN

13/10/2016 2213/10/2016 22DIREKTORAT JENDERAL PENGUATAN INOVASI