64
oduk karena terjadinya ’price war’, seringkali menjadi fenomena sosial tersendiri. Walaupun masyarakat usaha hidup saling berdekatan dan bahkan di antara mereka saling bersaudara, persaingan usaha terjadi cukup intensif 1 . Sebab itu, untuk mempertahankan keberlangsungan usaha, setiap usaha dituntut untuk melakukan inovasi yang memungkinkan mereka untuk menjadi kompetitif. Inovasi pada usaha startups bentuknya adalah inovasi imitasi dengan meniru produk yang ada dan mengembangkan sesuai permintaan dan tuntutan pasar.. PT IM (1) dibangun dengan didukung 7 pekerja. Perkembangan usaha ditentukan oleh peran kepemimpinan. Sebagai pemilik PT IM (1), Anang mengaku bahwa sejak awal ia sudah memiliki pembukuan yang baik. Perkembangan kemajuan usaha juga ditentukan oleh peluang eksternal yang dimanfaatkan oleh usaha kecil. PT IM (1) memanfaatkan hubungan network yang dibangunnya melalui PT Astra Indonesia sehingga ia memperoleh pekerjaan subkontrak. Pada kasus PT IK (3) perusahaan menjadi maju setelah memperoleh peluang untuk memproduksi mesin hidrolik yang dipesan melalui tender proyek pemerintah. Usaha lain seperti PT IK (1) membangun network melalui hubungan sosial dengan berbagai kontak yang dibangun di masa lalu. Pemimpin Visioner Telah dijelaskan sebelumnya, bahwa 8 dari 12 usaha yang diteliti merupakan usaha keluarga. Konsep usaha keluarga dicirikan oleh dominannya peran pemilik usaha, seperti yang terlihat pada PT IK (1), PT IK (2) PT IK (3), PT IK (8), PT IM (1) dan PT IM (3). Pemilik usaha melakukan semua fungsi bisnis, mulai dari pengembangan produk hingga pemasaran 2 . 1 Wawancara Holi (Agustus 2010). 2 Wawancara Anang (April 2012), Roni (Desember 2011).

Inovasi dan Produktivitas Industri Kecil Studi pada …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10290/10/D...membangun motivasi seseorang melakukan inovasi berkelanjutan. Indra adalah

  • Upload
    dangtu

  • View
    233

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Inovasi dan Produktivitas Industri Kecil Studi pada …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10290/10/D...membangun motivasi seseorang melakukan inovasi berkelanjutan. Indra adalah

oduk karena terjadinya ’price war’, seringkali menjadi fenomena sosial tersendiri. Walaupun masyarakat usaha hidup saling berdekatan dan bahkan di antara mereka saling bersaudara, persaingan usaha terjadi cukup intensif1.

Sebab itu, untuk mempertahankan keberlangsungan usaha, setiap usaha dituntut untuk melakukan inovasi yang memungkinkan mereka untuk menjadi kompetitif. Inovasi pada usaha startups bentuknya adalah inovasi imitasi dengan meniru produk yang ada dan mengembangkan sesuai permintaan dan tuntutan pasar..

PT IM (1) dibangun dengan didukung 7 pekerja. Perkembangan usaha ditentukan oleh peran kepemimpinan. Sebagai pemilik PT IM (1), Anang mengaku bahwa sejak awal ia sudah memiliki pembukuan yang baik. Perkembangan kemajuan usaha juga ditentukan oleh peluang eksternal yang dimanfaatkan oleh usaha kecil. PT IM (1) memanfaatkan hubungan network yang dibangunnya melalui PT Astra Indonesia sehingga ia memperoleh pekerjaan subkontrak. Pada kasus PT IK (3) perusahaan menjadi maju setelah memperoleh peluang untuk memproduksi mesin hidrolik yang dipesan melalui tender proyek pemerintah. Usaha lain seperti PT IK (1) membangun network melalui hubungan sosial dengan berbagai kontak yang dibangun di masa lalu.

Pemimpin Visioner

Telah dijelaskan sebelumnya, bahwa 8 dari 12 usaha yang diteliti merupakan usaha keluarga. Konsep usaha keluarga dicirikan oleh dominannya peran pemilik usaha, seperti yang terlihat pada PT IK (1), PT IK (2) PT IK (3), PT IK (8), PT IM (1) dan PT IM (3). Pemilik usaha melakukan semua fungsi bisnis, mulai dari pengembangan produk hingga pemasaran2.

1 Wawancara Holi (Agustus 2010). 2 Wawancara Anang (April 2012), Roni (Desember 2011).

Page 2: Inovasi dan Produktivitas Industri Kecil Studi pada …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10290/10/D...membangun motivasi seseorang melakukan inovasi berkelanjutan. Indra adalah

Anang, pemilik PT IM (1) memiliki pendekatan bisnis yang lebih sistematis. Manajemen yang dikelolanya didukung oleh tim produksi yang lengkap. Ia membangun network usaha melalui berbagai peluang, termasuk yang disediakan oleh lembaga pengembangan bisnis yang dikelola oleh Yayasan Dharma Bakti Astra (YDBA). Ia menunjukkan bagaimana cara membangun hubungan pasar.

Upaya menembus pasar dilakukan dengan cara proaktif. Melalui networknya ia menjual produk klem ke beberapa buyer berbeda sekaligus. Job order minimal untuk produk klem mencapai sekurangnya 1000 item per bulan3. Perusahaan miliknya kini telah memperoleh pasar subkontrak dari berbagai sumber, termasuk dari PT United Tractor. Usahanya saat ini diprioritaskan dibidang pengecoran dan machining. Selain memproduksi klem, perusahaannya menghasilkan komponen mesin traktor pertanian, otomotif, elektronik dan mesin diesel. Setelah omset meningkat ia mampu melakukan adaptasi teknologi. Ia

3 Wawancara Anang (April 2012).

Boks 5.1. Visi Kepemimpinan - PT IM (1)

Usaha milik Anang, dibangun tahun 1997. Order pertama yang dikerjakan oleh perusahaan ini adalah membuat komponen klem pesanan PT Telkom dan klem kompor gas. Tahun 2000, PT IM (1) kembali menerima order dari PT Polytron untuk membuat klem lemari es. Dari perusahaan lainnya di Semarang, usaha ini memperoleh pesanan pembuatan klem talang hujan. Dengan adanya pesanan pembuatan klem yang berulang-ulang ini, membuat PT IM (1) dikenal sebagai produsen pembuat klem.

Anang adalah lulusan SMA yang kemudian melanjutkan di universitas jurusan teknik industri. Anang giat mengikuti pelatihan yang diselenggarakan oleh unit pelatihan pemerintah. Selain untuk meningkatkan pengetahuannya, tujuannya berpartisipasi dalam program pemerintah dan Astra adalah untuk membuka peluang pasar. Setiap ke Jakarta dia mampir ke toko buku Agung untuk meningkatkan pengetahuan melalui buku. Tahun 2002, Anang memperoleh kesempatan mengikuti studi banding ke Bandung yang diselenggarakan anak perusahaan Astra, yaitu PT United Tractor Tbk dan dari pertemuan tersebut ia memperoleh pasar bagi produknya. Usaha milik Anang ini sempat goyah ketika terjadi krisis di tahun 2009. ‘Saya melakukan amputasi, dan melepas saham sebesar 50%. Perusahaan ini ada mesin, ada lahan, ada pekerjaan tetapi tidak ada dana’. Kini dia bertahan dengan purchase order mencapai hingga Rp. 1,5 milyar. Rata-rata sales perbulannya mencapai Rp. 800 juta.

Sumber: wawancara Anang (April 2012).

Page 3: Inovasi dan Produktivitas Industri Kecil Studi pada …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10290/10/D...membangun motivasi seseorang melakukan inovasi berkelanjutan. Indra adalah

Inovasi Endogen

memperoleh pinjaman bank untuk meningkatkan fasilitas dan sarana teknologi bagi usahanya.

‘Saya punya mimpi besar, ‘a big dream’. Saya selalu memvisualisasikan mimpi saya dalam buku besar. Ini target saya di masa depan, dan saya yakin akan membuahkan hasil. Dulu, untuk investasi satu mesin travo las CO rasanya berat sekali. Tapi tahun 2005, saya bisa memiliki 5 mesin, dan ada beberapa mesin ponds. Dapat pinjaman dari Bank Niaga’4.

Untuk melakukan inovasi efisiensi produksi, Anang memproduksi sendiri mesin hidrolik pressnya. Ia terbuka terhadap gagasan inovasi lain yang diajukan timnya.

Dalam usaha kecil, ditemukan adanya kecenderungan dimana anggota keluarga menduduki posisi penting dalam struktur organisasi usaha. Umumnya, pimpinan usaha dipegang oleh pemodal usaha, yaitu pemilik. Dalam kasus PT IK (1), posisi pimpinan usaha dipegang oleh Roni. Kakaknya, Pipit mengurusi keuangan usaha dan adik mereka, Holi bagian operasional5.

Ada usaha lain yang juga dikelola oleh kakak beradik, yaitu PT IM (1). Tetapi yang lebih sering terlihat adalah dimana usaha dijalankan oleh seorang bapak dan anak laki-lakinya, seperti pada PT IM (3), PT IM (4), PT IK (2) dan PT IK (8).

Untuk usaha yang lebih mapan, seperti PT IM (4)6 dan PT IM (3)7, sudah memiliki divisi masing-masing yang dipegang oleh tenaga profesional. Sebaliknya, pada usaha kecil divisi ini tidak terlalu rigid dan pengaruh pemilik sangat besar dalam menentukan kebehasilan masing-masing bagian. Namun pada usaha kecil yang lebih maju, pemimpin memiliki konsep visi dan misi yang jelas, seperti pada Indra

4 Wawancara Anang (April 2012). 5 Wawancara Holi (Agustus 2010), Roni (Agustus 2011). 6 Wawancara Dodi (Agustus 2010) 7 Wawancara Toto (Januari 2011).

Page 4: Inovasi dan Produktivitas Industri Kecil Studi pada …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10290/10/D...membangun motivasi seseorang melakukan inovasi berkelanjutan. Indra adalah

untuk visi mengenai mesin hidroliknya, Roni untuk pngembangan beberapa model komponen kapalnya, Benyamin untuk fokusnya pada berbagai mesin pertanian dan Oki untuk handsprayer8. Visi usaha membangun motivasi seseorang melakukan inovasi berkelanjutan.

Indra adalah contoh pengusaha kecil yang digambarkan oleh bekas pekerjanya sebagai pemimpin yang memiliki visi yang jelas. Kendati ia hanya tamatan SD, tetapi dia memikirkan sendiri rancangan produk yang membutuhkan kemampuan teknis. Selain memiliki etos kerja yang tinggi, menurut Beni dan Dedi, Indra tekun melakukan inovasi pengembangan produk, melalui eksperimen di bengkelnya. Mesin hidrolik merupakan salah satu produk yang menjadi prioritas. Untuk proses pengembangan desain, Indra merujuk pada spesifikasi yang ada dalam buku katalog, tetapi melakukan modifikasinya mesin pendinginnya sendiri.

Keinginannya untuk mengembangkan mesin hidrolik ini mendorongnya untuk melakukan banyak hal. Dimulai dengan adanya peluang baginya untuk ikut dalam acara eksposur ke Jerman, yang kemudian dimanfaatkan untuk mendalami sistem produksi mesin hidrolik yang lebih maju. Mesin hidrolik merupakan kebutuhan dasar bagi industri manufaktur dan ini disadari sepenuhnya oleh pengusaha Indra sehingga ia menekuni lebih dalam di bidang ini.

”Pak Indra tahu kalau mesin hidrolik merupakan kebutuhan dasar semua usaha logam di Tegal, sebab itu dia akhirnya fokus mengembangkan mesin hidrolik untuk memenuhi kebutuhan Kabupaten”9.

Kendati tidak memiliki pengetahuan di bidang teknis tetapi Indra memiliki pengalaman dalam melakukan eskperimen di bengkelnya. Misinya adalah membuat mesin hidrolik yang bisa memenuhi kebutuhan di Kabupaten Tegal. Dorongan untuk mengembangkan

8 Wawancara Roni (Desember 2011); Beni (Januari 2011); Dedi (Agustus 2010); Delio (September 2010). 9 Wawancara Dedi (Agustus 2010).

Page 5: Inovasi dan Produktivitas Industri Kecil Studi pada …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10290/10/D...membangun motivasi seseorang melakukan inovasi berkelanjutan. Indra adalah

Inovasi Endogen

mesin ini lebih lanjut muncul berkat adanya tawaran tender dari pemerintah untuk memenuhi permintaan terhadap mesin hidrolik di Kabupaten Tegal.

Dalam bekerja, ia melibatkan pekerja yang dianggapnya berbakat dan memiliki keinginan untuk maju. Seperti yang diungkapkan oleh Beni, bahwa dirinya termasuk menjadi salah satu pekerja kepercayaan Indra dan telah dibina untuk dapat memproduksi hidrolik. Indra mengirim Beni untuk magang di perusahaan Astra dan belajar disana.

Tahapan yang dianggap vital olehnya adalah peluang pasar. Berkat hubungan sosialnya dan keberhasilannya memproduksi mesin yang telah dimodifikasi, pemerintah kabupaten tertarik untuk membeli melalui tender proyek10. Indra sendiri sudah memproyeksikan bahwa mesin hidrolik merupakan mesin utama penggerak industri manufaktur, oleh sebab itu sangat dibutuhkan pasar. Kemampuan untuk memproyeksikan pasar hanya dimiliki oleh beberapa pengusaha, seperti Indra. Jejaknya ini diikuti oleh beberapa pengusaha Beni dan Dedi, yang pernah menjadi pekerjanya sebelumnya. Pengusaha seperti Indra memungkinkan terjadinya difusi pengetahuan di kalangan pengusaha di Kabupaten Tegal.

Rancang Bangun dan Pengembangan Produk

Gambar rancang bangun dalam industri logam merupakan dokumen vital yang dibutuhkan dalam proses pengembangan gagasan dan ide produk inovasi. Beberapa pengusaha lokal menyebut dokumen penting ini sebagai ‘dokumen engineering’. Pengusaha yang produktif dituntut untuk sekurangnya dapat membaca gambar desain. Pengusaha yang mampu membuat desain gambar sendiri memiliki keunggulan dalam menentukan bentuk produk yang ingin dihasilkannya. Mereka yang bisa membuat dan membaca gambar desain disebut kelompok yang

10 Wawancara Dedi (Agustus 2010), Beni (Januari 2011).

Page 6: Inovasi dan Produktivitas Industri Kecil Studi pada …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10290/10/D...membangun motivasi seseorang melakukan inovasi berkelanjutan. Indra adalah

memiliki ‘kesadaran engineering’11.

Dokumen ini menjelaskan spesifikasi dimensi bangun produk dan dibutuhkan untuk menjaga standar produk sesuai pesanan. Hal ini membuktikan pentingnya rancang bangun dan baca gambar dalam proses inovasi di usaha industri logam12. Kendati pengetahuan formal teknis bukan merupakan prasyarat untuk terjun ke dalam bisnis perlogaman tetapi pengusaha dituntut mampu membaca dan memahami spesifikasi produk. Tahapan baca gambar merupakan tahapan awal dalam bisnis perlogaman. “Yang penting bisa baca gambar teknis. Karena ada istilah tidak bisa baca gambar teknis”13.

Proses perkembangan pengetahuan dan ketrampilan teknis pengusaha logam di dalam lingkungan usaha di Tegal terjadi seiring berkembangnya usaha. Bukti empiris menunjukkan bahwa pekerjaan imitasi dilakukan hampir semua pengusaha startups juga perlu didukung pengalaman bengkel dan kemampuan baca gambar rancang produk, baik membaca blue print atau kemampuan memahami label produk dan dimensi sampel barang. Pada tahapan perkembangan selanjutnya pengusaha menjadi mampu merancang bangun yang berbeda dan melakukan inovasi diferensiasi seperti yang dilakukan oleh PT IK (1), dengan berbagai produk komponen kapal, PT IK (8) dengan perlengkapan handsprayer dan para pengusaha mesin hidrolik.

11 Wawancara Delio (Agustus 2010). 12 Wawancara Delio (Agustus 2010). 13 Wawancara Azwar (Juni 2012).

Page 7: Inovasi dan Produktivitas Industri Kecil Studi pada …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10290/10/D...membangun motivasi seseorang melakukan inovasi berkelanjutan. Indra adalah

Inovasi Endogen

“Di Tegal ini, asal ada contoh produknya mereka bisa membuatnya, tapi kalau dikasih gambar belum tentu bisa walaupun selain saya, juga banyak yang bisa. Mereka rata-rata lulusan STM dan sudah ada yang bisa baca gambar. Training dari Perindustrian kemarin ada mengenai cara baca gambar juga. Training-training semacam ini ngga bisa mencakup semua, hanya beberapa aspek saja. Bisa dipakai juga, kalau mereka punyanya hanya gambar bisa dipakai. Setelah training mereka bisa baca gambar”14.

Beberapa pengusaha Tegal, tidak menganggap penting gambar rancang bangun sebagai bagian dari tahapan proyek. Dengan sampel

produk pengukuran dapat dilakukan secara manual. Meski pengusaha dapat memperoleh layanan pembuatan gambar di UPT Logam, tapi pemanfaatannya tergantung keinginan dari pemilik. Ini persoalan kesadaraan engineering yang telah disebutkan sebelumnya.

Padahal bisnis perlogaman berbeda dengan bentuk industri manufaktur lain karena perlu pengetahuan rancang bangun produk,

14 Wawancara Roni (Desember 2011)

Boks 5.2. Rancang Bangun dan Baca Gambar

PT IK (1) merupakan satu dari 10 usaha yang dianggap cukup berhasil di Desa Kebasen. Usaha yang didirikan tahun 1970 oleh Bekti diwariskan kepada ketiga orang anaknya. Roni memiliki latar belakang pendidikan teknik sipil di bidang perkapalan yang diperolehnya dari Institut Teknologi Surabaya (ITS). Dengan pengetahuan teknis memadai, usaha mereka menjadi kuat dalam hal pengembangan ide dan gagasan produk dan rancang bangun. Selain itu, jejaring sosial yang dimiliki Roni, dibangun dari lingkungan sekolahnya. Aksesibilitas pasar ditembus melalui jejaring ini, juga facebook dan internet. Pasar utamanya adalah pasar domestik, meliputi perusahaan-perusahaan galangan kapal seperti Jasa Marina Indah (JMI), Dok Kapal Bahari (DKB) dan PT Daya Radar Utama Shipyard. termasuk untuk perlengkapan kapal Tanker 1500 DWT. Lokasi pemasaran menjangkau beberapa wilayah di Jakarta, Surabaya dan pulau Kalimantan. Pasar aftermarket merupakan tujuan utamanya.Adiknya, Holi, mengakses pasar hingga Tanjung Priok. Roni juga melakukan kunjungan ke berbagai wilayah diluar Kabupaten Tegal, termasuk Singapore, Batam dan Kalimantan untuk memperoleh ide produk baru supaya bisa dimodifikasi dan diproduksi lebih lanjut. Imron adalah Ketua Kelompok Klaster Komponen Kapal di Wilayah Tersebut.

Sumber: Roni dan Holi (Agustus 2010, Januari 2011, April 2012)

Page 8: Inovasi dan Produktivitas Industri Kecil Studi pada …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10290/10/D...membangun motivasi seseorang melakukan inovasi berkelanjutan. Indra adalah

komposisi materi dan ketepatan fungsi agar dapat menghasilkan produk yang akurasinya tinggi dan komposisi bahannya tepat. Tahapan imitasi merupakan tahapan awal perkembangan bisnis ini. Pada tingkatan inovasi yang lebih tinggi, dibutuhkan kemampuan untuk menterjemahkan dan menyesuaikan spesifikasi rancang bangun satu produk tertentu. Sebagian pengusaha Tegal, seperti Indra dan Beni memiliki kemampuan interpretasi katalog asing dan mengubah spesifikasi produk, walau tidak di dukung pendidikan formal dibidang terkait.

“Walau tidak memiliki pendidikan teknis, pak Indra mampu membuat rekayasa rancang bangun untuk produk yang akan dihasilkannya hanya dengan melihat produk yang ada dan membaca katalog. Kepiawaian pak Indra didapat secara otodidak. Intuisinya kuat dan kemampuan teknis praktis yang berkembang sejalan dengan pengalamannya menjalani usaha. Dia mampu menghasilkan produk dengan akurasi tinggi. Pak Indra memiliki kepribadian yang luar biasa”15.

“Dia rajin mempelajari rumus-rumus dari buku keluaran luar negeri untuk memproduksi barang-barangnya, termasuk mesin hidrolik. Hasil perkiraan spesifikasi yang dia buat, divalidasi anak buahnya yang memiliki latar belakang teknis. Ia bisa memperkirakan biaya produksi dengan akurat”16.

Pengusaha lain, mengantisipasi kesenjangan pengetahuan teknis dengan merekrut drafter eksternal. PT IK (1), PT IK (3), PT IK (7) PT IM (3) dan PT IM (1) merupakan contoh dari kelompok yang memiliki dukungan teknis terkait dalam melakukan pengembangan produk dalam sistem usahanya.

Pengetahuan teknis penting dalam membangun hubungan dengan pelanggan untuk meyakinkan mereka mengenai spesifikasi dan kualitas

15 Wawancara Dedi (Agustus 2010). 16 Wawancara Beni (Januari 2011).

Page 9: Inovasi dan Produktivitas Industri Kecil Studi pada …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10290/10/D...membangun motivasi seseorang melakukan inovasi berkelanjutan. Indra adalah

Inovasi Endogen

produk dari perspektif teknis. Pada kasus tertentu, pengusaha harus bisa menjelaskan cutting size atau hal lain menyangkut komposisi materi. Produk-produk seperti pintu kapal bisa tepat masuk dalam frame-nya karena menggunakan ukuran yang tepat, sesuai pesanan. Dalam kasus PT IK (1) ketika pelanggan memesan barang, terjadi perbedaan ukuran antara pihak purchasing dan pihak engineer sehingga pintu yang dipesan tidak dapat masuk.

Untuk itu, dalam kasus ini, justru pihak pengusaha yang berperan memastikan ukuran yang tepat. Hal ini dapat dilakukan karena pengusaha mengerti persoalan teknis secara rinci. Sedangkan, di Tegal umumnya usaha kecil tidak memiliki pengetahuan ini sehingga pengukuran dimensi produk dilakukan dengan membuat perkiraan yang banyak menyebabkan ditolaknya produk karena tidak sesuai yang diharapkan pemesan17.

Pesanan yang diterima melalui job order umumnya disertai kelengkapan gambar rancang dan spesifikasi produk sehingga dapat langsung divisualisasikan ke dalam gambar untuk diproses lebih lanjut. Spesifikasi dan toleransi dimensi disebutkan pada label sehingga hanya perlu dilakukan penyesuaian secukupnya. PT IM (1), misalnya, menerima job order pembuatan komponen peralatan berat dari PT United Tractor disertai gambar rancang produk sehingga drafter yang bekerja pada usaha mereka hanya mengembangkannya sesuai bentuk produk yang diinginkan. Semua subkontraktor PT Komatsu Indonesia menerima gambar rancang rinci.

Untuk pesanan khusus, seperti yang sering diterima oleh PT IM (3), perlu kreativitas inovasi mulai dari tahapan pengembangan gambar desain karena setiap produk memiliki bangun yang spesifik. Perusahaan ini menerima pekerjaan pesanan khusus sejak masih merupakan industri kecil.

Motivasi untuk menciptakan produk khusus tumbuh pada diri pemilik

17 Wawancara Roni (Desember 2011).

Page 10: Inovasi dan Produktivitas Industri Kecil Studi pada …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10290/10/D...membangun motivasi seseorang melakukan inovasi berkelanjutan. Indra adalah

usaha, didukung oleh kemampuan teknis pengembangan rancang bangun. Ketika usaha telah mampu menjalin kemitraan subkontrak, bisnis di bidang pesanan barang khusus tetap dijalankan dan sejauh ini sudah banyak produk yang dihasilkan18.

Pesanan khusus yang diterima PT IM (3) terbatas jumlahnya. Jadi selain pesanan khusus perorangan, PT IM (3) juga menjual barang retil yang diproduksi secara masal seperti hidran air dengan model hydrant pillar dan hydrant monitor. Produk ini dijualnya ke pasar di Jakarta dan Surabaya dengan harga mencapai Rp.1,5 juta perbuah. Pengembangan produk hidran air ini meniru gambar yang diperolehnya di internet, kemudian oleh Anggito dikembangkan desain produk sesuai kebutuhan. Seperti beberapa perusahaan lain, Anggito juga dibantu oleh drafter profesional dalam mengembangkan desain menggunakan computerized autocad.

Jika pengusaha memiliki latar belakang pendidikan formal dibidang teknis seperti Roni, pemilik usaha PT IK (1), yang merupakan lulusan universitas teknik perkapalan, maka ia menguasai teknik pengembangan rancang bangun dan lebih mudah membuat dan menterjemahkan gambar dengan spesifikasi detil untuk tujuan kegiatan inovasi. Pemilik PT IK (1) ini pernah mencoba memproduksi valve atau klep berdasar gambar google yang kemudian direkayasa untuk dikembangkan menjadi produk yang siap dijual ke pasar.

Cara-cara seperti ini biasa dilakukan pengusaha di Tegal. Untuk sedikit membedakan produk buatan mereka dari produk aslinya, mereka melakukan modifikasi terhadap ukuran dan bentuk barang tersebut. Bisa juga pengusaha langsung melihat valve tersebut di kapal yang ada dan melakukan rekayasa terhadap bentuknya. Ukuran dimensinya standard dan bisa ditemukan dalam buku manual yang ada. Biasanya barang ini diproduksi Cina19.

18 Wawancara Toto (Januari 2011). 19 Wawancara Roni (Desember 2011).

Page 11: Inovasi dan Produktivitas Industri Kecil Studi pada …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10290/10/D...membangun motivasi seseorang melakukan inovasi berkelanjutan. Indra adalah

Inovasi Endogen

Gambar 5.3. Hidran air yang diproduksi usaha menengah

Kasus tabung regulator elpiji, inovasi dilakukan untuk meningkatkan kemampuan bersaing. Produk ini sangat dibutuhkan di pasar sehingga persaingan cukup komptetitif. Inovasi dilakukan dengan mengubah model yang telah ada, dan membuat sistem multifungsi sehingga pelanggan dapat menggunakannya untuk 2 tabung berbeda. Produk ini laku dijual sehingga meningkatkan produktivitas usaha. Untuk membedakan barangnya, PT IK (6) mengajukan sertifikasi merek dagang. Prinsipnya, keunggulan produk logam Tegal dihasilkan melalui inovasi diferensiasi, yang membutuhkan kemampuan baca dan merancang gambar.

’Kalau disini biasanya nyontek. Misal ada barang baru atau yang sedang ramai dipasar, langsung dibuat tapi divariasi. Regulator ini kita kembangkan dari model biasanya jadi multifungsi. Bisa digunakan untuk elpiji 12kg dan 3 kg sekaligus. Tapi kita pasang paten dari PT IK (6), supaya orang kenal dan tidak salah beli’20.

Pada kasus handsprayer, usaha melakukan inovasi dibagian tanki dan mesinnya, kemudian di patenkan. Mereka melakukan inovasi pada alat nossel, yaitu nossel lobang 4, sehingga meningkatkan fungsi penyemprotannya. Produk semi-automatic ini kemudian dipatenkan. Inovasi terhadap peralatan nossel ini digerakkan oleh adanya keluhan pelanggan yang melihat produk handsprayer tidak tahan lama karena persoalan nossel-nya. Sehingga dilakukan differensiasi produk pada gigi knarling, untuk menjadikannya lebih kuat.

‘Kita hanya mengubah sambungan nossel dengan menggunakan gigi knarling sehingga pegangannya menjadi kuat dibanding

ulir. Ini banyak diminati pembeli”21.

Produk-produk yang dihasilkan untuk pasar retail lokal bervariasi,

20 Wawancara Heri (April 2012). 21 Wawancara Oki (April 2012).

Page 12: Inovasi dan Produktivitas Industri Kecil Studi pada …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10290/10/D...membangun motivasi seseorang melakukan inovasi berkelanjutan. Indra adalah

mulai dari alat-alat pertanian, seperti handsprayer, peralatan kesehatan (alkes) berupa tempat tidur dan tiang infus, pompa motor kapal nelayan, hidran air dan berbagai bentuk knalpot dan muffler, regulator multifungsi, serta mesin hidrolik22. Produk-produk ini dilempar ke pasar retail. Usaha seperti PT IK (6) melayani kebutuhan proyek tertentu, seperti lampu jalan dan mesin ayakan.

Beberapa produk utuh yang dihasilkan di Kabupaten Tegal merupakan kreasi produk yang dirancang oleh pemilik usaha karena melihat adanya kebutuhan pasar pada satu masa tertentu. Tiga contoh dalam hal ini adalah handsprayer, yang diproduksi oleh PT IK (8), regulator tabung elpiji yang dibuat oleh PT IK (6) dan pipa hidran produksi PT IM (3). Inovasi yang dilakukan terhadap produk utuh ini hanya berupa diferensiasi produk.

Produk yang dihasilkan pengusaha di Tegal bukan merupakan hasil temuan baru, karena umumnya barang yang ada sudah banyak beredar di pasar. Persaingan yang kompetitif menuntut pengusaha untuk memunculkan barang yang berbeda fungsi, kekuatan atau bentuk. Produk baru yang beredar di pasar luar Kabupaten Tegal seringkali memberi inspirasi ide baru bagi masyarakat Tegal. Pengusaha memproduksi barang baru dalam bentuk, fungsi dan kekuatan yang telah dimodifikasi, dan ini memunculkan dimensi berbeda dengan aslinya23. Dalam proses peralihan dari imitasi kepada inovasi, perlu kemampuan rancang bangun.

Pada prinsipnya, pengusaha di Tegal dapat meniru produk apapun, asal ada sampel. Proses imitasi dilakukan terhadap beberapa produk utama seperti komponen kapal dan mesin hidrolik. Beberapa produk made-in Jepang, Taiwan dan Korea yang sebenarnya diproduksi di Tegal24.

22 Lihat Lampiran 3. 23 Wawancara Roni (Desember 2011); Dedi (Agustus 2010). 24 Wawancara Dedi (Agustus 2010); Roni (Januari 2011)

Page 13: Inovasi dan Produktivitas Industri Kecil Studi pada …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10290/10/D...membangun motivasi seseorang melakukan inovasi berkelanjutan. Indra adalah

Inovasi Endogen

Untuk produk lama seperti komponen kapal dan otomotif, pengusaha lebih berpengalaman dalam melakukan modifikasi bentuk. Produk Kabupaten Tegal cukup bervariasi tetapi tidak mengalami perkembangan yang berarti. Alat-alat dan perlengkapan kesehatan (alkes) yang diproduksi di sana misalnya, merupakan peralatan dan perlengkapan manual, bukan otomatis sehingga tidak dapat memenuhi standar rumah sakit VIP, yang umumnya masih mengimpor kebutuhan peralatan rumah sakitnya. Usaha alkes di Tegal memiliki peluang pasar yang cukup besar karena masih banyak rumah sakit di Indonesia yang membutuhkan produk lokal yang tidak mahal, termasuk beberapa rumah sakit di Jakarta25.

Kasus mesin hidrolik berbeda, dimana produk ini dibutuhkan sebagai penggerak industri manufaktur umumnya sehingga pasar yang dijangkau bisa mencakup luar Jawa. Namun, tuntutan pasar semakin meningkat seiring terjadinya kemajuan teknologi di berbagai belahan dunia ini. Sehingga sistem produksi yang masih menggunakan peralatan konvensional dengan perlengkapan bengkel-bengkel usaha yang terbatas memiliki dampak yang cukup signifikan terhadap produk yang dihasilkan dari usaha terkait.

25Produk-produk PT IK (2) juga dipasarkan di Jakarta.

Page 14: Inovasi dan Produktivitas Industri Kecil Studi pada …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10290/10/D...membangun motivasi seseorang melakukan inovasi berkelanjutan. Indra adalah

Pengembangan ide menjadi produk bergantung pada kemampuan individu. Pengusaha yang memiliki latar belakang pendidikan yang cukup, mudah menterjemahkan ide ke dalam rancang desain. Kelompok ini mudah membaca spesifikasi barang job order khusus. Sebalinya, pengusaha yang tidak berpendidikan dan pengalaman memadai di bidang logam, memakai sampel sebagai pedoman dalam proses pengembangan produk, yang dilakukan secara manual.

Instabilitas pasar berdampak pada perkembangan produk di Tegal. Ketika barang yang diproduksi tidak laku lagi dijual, usaha kecil memiliki fleksibiltas tinggi untuk berpindah ke bentuk produk lain. Contohnya, pengusaha komponen kapal yang kalah bersaing berpindah ke pemadam kebakaran dan jika memperoleh pesanan komponen kapal lagi, mereka akan kembali memproduksinya.

Pola perkembangan usaha pada tahapan awal terlihat sama, dimana masing-masing usaha berusaha menentukan produk spesifik yang menjadi unggulan, dan ketika memperoleh respon positif pasar berusaha memperoleh hak patennya. PT IK (1), misalnya, menemukan komponen kapal sebagai spesialisasi utamanya, karena digerakkan

Gambar 5.4: Inovasi Diferensiasi Komponen Kapal – Diferensiasi Produk

Page 15: Inovasi dan Produktivitas Industri Kecil Studi pada …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10290/10/D...membangun motivasi seseorang melakukan inovasi berkelanjutan. Indra adalah

Inovasi Endogen

pasar yang terbangun melalui hubungan sosial pertemanan.

Eksperimen Dalam Bengkel

Berbeda dengan usaha besar, yang melakukan eksperimen R&D dengan biaya mahal, usaha kecil melakukan kegiatan eksperimen di bengkel menggunakan peralatan mesin konvensional dengan mengandalkan pengalaman pemilik usaha dalam melakukan pengembangan produk. Indra melalui PT IK (3) menunjukkan bahwa proses pengembangan mesin hidrolik membutuhkan pengalaman bengkel melebihi pendidikan formal di bidang teknis itu sendiri. Eksperimen bengkel merupakan faktor kunci yang menentukan keberhasilan suatu produk.

Bukti empiris menunjukkan bahwa pengusaha yang tidak memiliki pendidikan formal dibidang perlogaman mampu menjalankan usaha industri logam. Pengusaha Indra mampu memproduksi mesin hidrolik berkat ketekunannya melakukan eksperimen bengkel selama bertahun-tahun. Pada tahapan awal pengembangan mesin hidrolik Indra melakukan imitasi terhadap produk yang ada, tetapi pada tahapan lanjutan ia melakukan inovasi produk dengan mengubah sistem pendingin, untuk disesuaikan dengan iklim tropis. Katalog buku yang diperolehnya dari Jerman menjadi pedoman dalam menentukan spesifikasi. Kunjungan eksposur ke Jerman memunculkan inspirasi untuk melakukan inovasi terhadap produknya26.

26 Wawancara Beni (Januari 2011); Dedi (Agustus 2010).

Page 16: Inovasi dan Produktivitas Industri Kecil Studi pada …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10290/10/D...membangun motivasi seseorang melakukan inovasi berkelanjutan. Indra adalah

Motivasi untuk melakukan inovasi melalui eksperimen bengkel juga didorong oleh adanya permintaan pasar, melalui tender proyek pemerintah, sehingga tersedia dana untuk melakukan produksi pesanan dengan jumlah banyak. Dalam melakukan inovasi produk, ia dibantu oleh drafter dan tenaga teknisi. Pesanan pemerintah tidak saja meningkatkan produktivitas usaha melainkan juga menjadi ajang promosi produknya, yang hingga kini masih dipakai di perusahaan seperti PT IM (3)27. Usaha yang lebih maju juga dituntut untuk mengerti standard ukuran internasional seperti yang dikembangkan oleh Japan Industry Standard (JIS). Ukuran yang baku yang bisa disepakati oleh calon klien, mempermudah usaha memproduksi berbagai barang dengan ukuran berdasar

standar internasional28.

Memang sebagian besar usaha kecil industri logam memiliki keterbatasan kemampuan teknis, padahal industri logam membutuhkan sebaliknya. Kapabilitas teknologi29 menjadi faktor

27 Wawancara Beni (Januari 2011); Dedi (Agustus 2010). 28 Wawancara Roni (Desember 2011) 29Kapabilitas teknologi mencakup kepemilikan teknologi dan pengetahuan teknis operasional.

Boks 5.3 Inovasi Eksperimen Bengkel

Indra, anak kedua dari 13 bersaudara, merintis PT IK (3) awal tahun 1970. Usaha ini bertahan hingga pertengahan tahun 1990an, dan Indra meninggal dunia tidak lama setelah itu. Sekitar tahun 1980an, Indra sempat membangun dua usaha lain, yaitu PT IK (31) dan IK (32). Sekarang PT IK (31) sudah tutup dan IK (32) masih bertahan dan memproduksi komponen mesin pembuat es. Kedua perusahaan ini dijalankan oleh anak dan menantunya. Indra justru berjaya setelah menemukan pasar ceruk untuk produk mesin hidrolik. Awalnya ia hanya memproduksi mesin hidrolik biasa untuk memenuhi pesanan lokal. Setelah memperoleh kesempatan ikut program eksposur ke Jerman dan melihat langsung proses pembuatan mesin hidrolik, ia lalu bersemangat melakukan eksperimen lebih lanjut. Ia kembali dengan membawa katalog yang dipakai sebagai pedoman dalam melakukan rekayasa di bengkel. Ia melakukan penyesuaian suhu mesin sehingga cocok untuk kondisi di negara tropis. Proses pengembangan produk masal didukung oleh adanya job order melalui tender proyek pemerintah, untuk pengadaan kebutuhan mesin hidrolik di Kabupaten Tegal. Indra merupakan anak seorang pendeta. Ia hanya lulusan sekolah dasar, tetapi pengalaman bengkel membuatnya mampu mengembangkan disain produk sendiri. Sumber: Wawancara Dedi (Agustus 2010) dan Beni (Januari 2011)

Page 17: Inovasi dan Produktivitas Industri Kecil Studi pada …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10290/10/D...membangun motivasi seseorang melakukan inovasi berkelanjutan. Indra adalah

Inovasi Endogen

determinan di dalam sistem produktivitas usaha. Kepemilikan peralatan mesin dan kapasitas tenaga teknisi di bagian produksi merupakan kombinasi yang dibutuhkan usaha untuk memproduksi barang akurasi dimensi tinggi.

Sebagian usaha kecil yang menjalin hubungan usaha subkontrak dengan usaha menengah. Pengalaman membuktikan usaha kecil mengalami kesulitan memenuhi standar produk. Ada sebagian berpikiran jika ukurannya barang lebih besar, akan lebih kuat. Kejadian seperti ini menyebabkan tingginya jumlah barang yang ditolak atau ‘reject’. Hal ini sangat merugikan pengusaha sendiri30.

Usaha kecil tidak memiliki laboratorium R&D, namun tidak menghambat mereka untuk memproduksi peralatan mesin, seperti mesin hidrolik. Indra, Roni dan Anggito adalah pengusaha rajin melakukan eksperimen bengkel untuk menghasilkan produk inovatif. Untuk melakukan eksperimen membutuhkan kapasitas teknis, yang dalam kasus Indra pengembangannya terjadi secara otodidak, sesuatu yang sulit dijelaskan oleh bekas pekerjanya, Dedi dan Beni.

“Pak Indra selalu ingin melakukan segala sesuatunya dengan benar. Dalam memproduksi mesin hidrolik untuk pembuatan es balok misalnya, dia mengacu pada buku-buku yang dibelinya di Jerman tetapi dia melakukan berbagai rekayasa menyesuaikannya dengan kondisi di Indonesia, negara yang memiliki iklim tropis. Dia tahu kalau perbedaan suhu berpengaruh pada lamanya proses pendinginan mesin sehingga harus direkayasa sedemikian rupa untuk mengurangi besaran waktunya. Jadi, dia tidak mengadopsi begitu saja rumus-rumus dan spesifikasi yang ada di buku, namun melakukan rekayasa secara inovatif. Dalam melakukan rekayasa ini, dia tidak melibatkan universitas sama sekali”31.

30 Wawancara Roni (Desember 2011), Dodi (April 2012), Azwar (Juni 2012). 31 Wawancara Dedi (Agustus 2010); Beni (Januari 2011).

Page 18: Inovasi dan Produktivitas Industri Kecil Studi pada …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10290/10/D...membangun motivasi seseorang melakukan inovasi berkelanjutan. Indra adalah

Indra memperoleh peluang untuk ikut program eksposur bersama pimpinan BPPT, Bapak Habibie, study tour ke Frankfurt pada tahun 1982. Mereka mengunjungi pabrik pembuatan es balok di sana. Setelah kunjungan tersebut, Indra termotivasi melakukan inovasi pengembangan produk mesin hidrolik. Kunjungan ke Jerman sempat mengejutkan

pemerintah Kabupaten Tegal karena mereka tidak sadar di wilayah mereka terdapat pengusaha yang mampu melakukan inovasi produktif.

Hasil dari kunjungan Indra memperkuat kegiatan bisnis pembuatan mesin produksi es balok dan mesin hidrolik. Setelah pengusaha Indra, muncul pengusaha Dedi dan Beni yang terjun ke bisnis di bidang sejenis. Mesin hidrolik merupakan kebutuhan utama industri di Tegal dan jumlahnya masih terbatas. Tender proyek non-kompetitif yang diperolehnya, menghidupkan motivasi untuk memproduksi lebih banyak sehingga meningkatkan produktivitas usaha.

Spillover Pengetahuan

Gambar 5.4: Inovasi Mesin Hidrolik –

Hasil Eksperimen Bengkel

Page 19: Inovasi dan Produktivitas Industri Kecil Studi pada …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10290/10/D...membangun motivasi seseorang melakukan inovasi berkelanjutan. Indra adalah

Inovasi Endogen

Spillover pengetahuan terjadi melalui berbagai cara, antara lain, berpartisipasi dalam program eksposur atau study tour, mengikuti program pelatihan pemerintah atau YDBA, magang di perusahaan besar dan menjadi pekerja perusahaan di bidang perlogaman. Spillover terjadi secara otomatis pada usaha warisan, melalui pembimbingan dari langsung dari pemilik usaha. Proses spillover pengetahuan ini berlangsung dalam waktu lama sehingga membangun pengetahuan, ketrampilan dan pengalaman bengkel yang membuat seseorang

menjadi mampu untuk menjalani bisnisnya sendiri32.

Difusi pengetahuan dan ketrampilan teknis berlangsung dalam lingkup usaha, dari pemilik usaha kepada pekerja, orangtua kepada anak sebagai pewaris usaha atau melalui on the job training. Pola distribusi seperti ini berlangsung di Kabupaten Tegal sejak jaman

pemerintahan kolonialisme Belanda. Usaha startups lebih mudah memilih bidang yang sama dengan usaha sebelumnya,

seperti pada PT IK (4) dan PT IK (5). Kondisi ini dimungkinkan karena adanya keterbukaan dalam menjalankan usaha, seperti yang tejadi pada PT IK (3).

32 Wawancara Beni dan Dedi (Agustus 2010 dan Januari 2011)

Boks 5.4. Manfaat Spillover

Tahun 1987-1991 Beni mulai bekerja di perusahan logam tanpa memiliki pengetahuan yang relevan. Lulusan SMA IPA ini mulai belajar dari nol dengan menjadi pekerja di usaha milik Indra dan ditugaskan mencatat kegiatan operator mesin. Dua bulan setelah itu, Indra mendaftarkan Beni dalam pelatihan yang diselenggarakan Astra mengenai mesin hidrolik. Pelatih menugaskan Beni untuk merakit mesin hidrolik 600-800 ton. Setelah berhenti bekerja pada usaha milik Indra, Beni tidak langsung membangun usaha tetapi bergabung di Dharmala Group tahun 1992, membuat komponen hidrolik. Tak lama kemudian dia mendirikan UD Beni dan memproduksi komponen partisi dan hidrolik, sekaligus menyediakan layanan service mesin hidrolik di Jakarta. Mulai tahun 1995, ia banting haluan mengerjakan usaha non-logam hingga 2004, dan setelah itu baru membangun PT Martira Lukse. Selama masa bekerja di usaha milik Indra, Beni belajar ‘berbisnis, menghitung, menganalisa dan belajar teknik pembuatan mesin hidrolik’. Indra hanya menurunkan pengetahuannya kepada pekerja yang dianggapnya bisa menangkap atau ‘nyambung’ terhadap apa yang diajarkannya. Usaha Martira Lukse terfokus pada pembuatan mesin hidrolik dan pemiliknya merasa tenang setelah menemukan bidang ini sebagai pilihan terbaik.

Source : Wawancara Beni, (September 2011)

Page 20: Inovasi dan Produktivitas Industri Kecil Studi pada …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10290/10/D...membangun motivasi seseorang melakukan inovasi berkelanjutan. Indra adalah

Pada kasus PT IK (3), pemilik usaha selektif memilih pekerja yang tekun untuk dibina secara mendalam. Pekerja seperti ini yang kemudian dapat membangun usaha startups dengan bekal cukup, seperti PT IK (4). Proses spillover pengetahuan terjadi melalui mekanisme seperti ini.

“Pak Indra menaruh kepercayaan besar pada pekerja jika dianggapnya berprestasi dan memiliki kemampuan untuk

berkembang. Saya dulu hanya sebagai pencatat kegiatan operator mesin. Tapi lalu diberi tugas ikut program pelatihan merakit mesin hidrolik di

perusahaan Astra33”.

PT IK (4) dan PT IK (5) dibangun dengan berbekal pengalaman bekerja PT IK (3).

Masing-masing memilih bidang mesin hidrolik dan mesin

pembuat es balok. Menurut Beni, beberapa anak buah Indra lainnya juga membangun usaha di bidang mesin hidrolik34.

Selain spillover bisa juga terjadi transfer pengetahuan dari pembeli kepada pemilik usaha dan ini sangat umum terjadi di Tegal. Interaksi antara produsen dan pembeli merupakan motivasi inovasi. Seperti

33 Wawancara Beni (2010). 34 Wawancara Beni (Januari 2011), Dedi (Agustus 2010).

Gambar 5.5. Inovasi mesin hidrolik bending

Page 21: Inovasi dan Produktivitas Industri Kecil Studi pada …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10290/10/D...membangun motivasi seseorang melakukan inovasi berkelanjutan. Indra adalah

Inovasi Endogen

hanya PT IM (3), penjabaran bentuk barang oleh pembeli dan rekayasa barang oleh pengusaha, merupakan awal dari kegiatan inovasi itu sendiri. “Ada kalanya mereka hanya melihat warna logam cair dalam menentukan ketepatan produknya”35.

Strategi Pilihan Teknologi

Bahan baku yang digunakan dalam industri logam berasal dari industri hilir dan industri antara, melalui proses pengolahan logam yang berasal dari dasar rongsokan. PT IK (1) memproduksi cor logam dari bahan-bahan rongsokan dan mengerjakan proses machining atau pengerjaan logamnya dan sekaligus proses pabrikasi untuk menghasilkan komponen kapal.

Di beberapa wilayah industri logam di Indonesia masih menggunakan teknologi pengecoran logam secara tradisional menggunakan tungkik, yang dianggap sudah ketinggalan. Metode ini bahkan dianggap unik oleh masyarakat di negara maju36. Usaha kecil lebih banyak menggunakan peralatan teknologi konvensional seperti mesin bubut, gerinda, las listrik, mesin sharing, milling dan freis 37. Proses produksi masal terbatas jumlahnya, kurang dari 100 item. Kapasitas mesin manual terbatas hingga 50 item dan untuk jumlah ini tidak perlu mesin dengan aplikasi CNC, karena proses penyetelan mesin CNC cukup merepotkan dan memakan waktu lama38. Selain itu, teknologi yang diperlukan tergantung pilihan sektor usaha. Sektor kerajinan membutuhkan peralatan mesin yang lebih sederhana dibanding sektor industri permesinan39.

35 Wawancara Roni (Agustus 2010). 36 Pengusaha logam cor melakukan kunjungan ke Jerman dan saat disana mereka diminta untuk mendemonstrasikan proses pengolahan logam dengan tungkik di depan umum. Wawancara Dedi (Agustus 2010). 37 Lihat Tabel 5.1., Lampiran 3 dan wawancara Anang (April 2012). 38 Wawancara Roni (Desember 2011). 39 Wawancara Dodi (2011)

Page 22: Inovasi dan Produktivitas Industri Kecil Studi pada …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10290/10/D...membangun motivasi seseorang melakukan inovasi berkelanjutan. Indra adalah

Sebagian industri menengah sudah menggunakan teknologi modern dengan aplikasi computerised-numerically-controlled (CNC). PT IM (1), menerima pesanan awal berupa produk klem, dengan kontrak 3 tahun. Setelah itu baru mereka memperoleh job order dari PT United Tractor untuk pekerjaan yang lebih kompleks. Ketika modal investasi meningkat sebagai hasil pekerjaan subkontrak, usaha ini melengkapi peralatan mesinnya dengan yang lebih modern. Mereka yang menjalin kemitraan usaha subkontrak kadang perlu melakukan adaptasi teknologi untuk memenuhi tuntutan kontraktor.

Bagaimanapun juga, keterbatasan teknologi menyebabkan tidak semua pekerjaan dapat dilakukan dalam bengkel milik sendiri sehingga beberapa usaha mengakses peralatan di pusat layanan teknologi UPT Logam dan UPTD Lab40.

Pengusaha memiliki perspektif yang berbeda mengenai pemanfaatan peralatan teknologi yang ada di kedua pusat inovasi tersebut41. Beberapa pengusaha tidak melihat teknologi dengan aplikasi CNC sebagai prioritas42, kecuali ada tuntutan pembeli. Harga mesin CNC bisa mencapai Rp. 1 milyar, tetapi buatan Cina dapat diperoleh dengan harga sekitar Rp. 300 juta. Azwar berpendapat bahwa sebenarnya ketelitian dan akurasi produk tergantung pada operator mesin melakukan pekerjaannya dan menjaga fungsi mesin itu sendiri, walaupun konvensional43.

40 Wawancara Dedi (Agustus 2010); Roni (Januari 2010). 41 Wawancara Azwar (Juni 2012); Roni (Desember 2011). 42 Wawancara Azwar (Juni 2012); Roni (Desember 2011). 43 Wawancara Azwar (Juni 2012).

Page 23: Inovasi dan Produktivitas Industri Kecil Studi pada …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10290/10/D...membangun motivasi seseorang melakukan inovasi berkelanjutan. Indra adalah

Inovasi Endogen

Ibnu melihat peralatan teknologi yang ada di pusat inovasi pemerintah sangat menolong. Hal ini didukung oleh Dedi, yang banyak mengirim pekerjaannya untuk dikerjakan di pusat inovasi. Pemilik PT IK (5) ini sering menggunakan peralatan teknologi yang ada di LIK Takaru untuk tujuan efisiensi biaya. Menurut Dedi, membayar biaya layanan jasa pembubutan jauh lebih murah dibanding harus melakukan pembelian, pengoperasian dan perawatan peralatan mesin pembubutan sendiri. Selain itu banyak peralatan mesin UPT Logam telah dilengkapi aplikasi CNC sehingga memberikan hasil presisi tinggi44.

Menurut Ibnu, jika dihitung secara menyeluruh, nilainya memang menjadi sama, tetapi hasilnya tetap akan berbeda. Mesin CNC memberikan hasil produk dengan presisi yang jauh lebih tinggi, yang diproses dengan waktu yang lebih singkat.

44 Wawancara Dedi (Agustus 2010); Roni (Desember 2011); Azwar (Juni 2012); Ibnu (Desember 2011).

Gambar 5.6. Peralatan Mesin PT IK (1) (April 2010)

Page 24: Inovasi dan Produktivitas Industri Kecil Studi pada …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10290/10/D...membangun motivasi seseorang melakukan inovasi berkelanjutan. Indra adalah

’Banyak juga usaha kecil yang belum melihat manfaat mesin CNC secara menyeluruh. Misalnya, dalam pembuatan dies, kalau menggunakan peralatan yang konvensional membutuhkan waktu selama seminggu, padahal di UPT Logam hanya perlu waktu 1 hari saja. Usaha kecil cenderung hanya melihat ongkos buruh per hari yang relatif murah, tetapi tidak menghitung berapa besar total biaya yang dibutuhkan untuk menggaji pekerja untuk mengerjakan dies selama seminggu’45.

Kenyataannya, usaha industri kecil bisa tetap menggunakan mesin konvensional sejauh mampu melakukan pengoperasian mesin secara teliti sehingga tetap menghasilkan produk berkualitas, walaupun waktu yang dibutuhkan menjadi lebih lama46. Menurut Roni, untuk pekerjaan yang jumlahnya terbatas, lebih efisien menggunakan mesin manual. PT IK (1) mengakses teknologi yang ada di pusat inovasi pemerintah untuk kebutuhan bending, uji tarik, uji tekuk dan uji material.

‘Mesin CNC lebih baik dipergunakan untuk produksi masal, lebih dari 100 item. Kalau hanya 50, nyetelnya malah lama. Ada mesin lain yang bisa digunakan dengan harga 10 juta’47.

45 Wawancara Ibnu (December 2011). 46 Wawancara Roni (Desember 2011); Azwar (Juni 2012). 47 Wawancara Roni (April, 2012).

Page 25: Inovasi dan Produktivitas Industri Kecil Studi pada …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10290/10/D...membangun motivasi seseorang melakukan inovasi berkelanjutan. Indra adalah

Inovasi Endogen

Usaha bisnis PT IK (8) mengalami kemajuan berarti beberapa bulan terakhir ini sehingga mendorong mereka untuk mengganti peralatan mesin dengan sistem otomotis. Mereka memilih untuk menerapkan proses pengecoran logam (casting cor) batangan. Walaupun harga batangan relatif lebih mahal tetapi proses pemotongan menjadi lebih cepat sehingga terjadi peningkatan produksi dari 300 menjadi 2000 perhari. Kendati harga per barang tetap Rp. 12.000,- tetapi dengan meningkatnya jumlah barang yang diproduksi perhari, total nilai penjualan meningkat. Perubahan teknologi pada sistem pemotongan bahan logam batangan ini menyebabkan terjadinya peningkatan produktivitas yang cukup signifikan.

PT IK (8) melakukan inovasi pada sistem sambungan nossel, menggunakan gigi ‘knarling’ sehingga tautan menjadi lebih kuat, dibanding produk lainnya yang menggunakan ulir. Pada waktu yang bersamaan, dilakukan inovasi produksi dengan menggunakan casting cor berbeda, sehingga terjadi peningkatan produktivitas dari 300 barang perhari menjadi 2000 barang.

Boks 5.5. Adaptasi teknologi PT IK (8)

PT IK (8) saat ini dijalankan oleh generasi ketiga, dibawah manajemen pemiliknya yaitu, Oki. Generasi pertama memulai usaha di bidang industri kulit, hingga saat dimana usaha mulai beralih ke bidang logam dengan menggarap pesanan sparepart mesin diesel dari PT Kubota dan Yanmar. Pilihan handsprayer muncul karena produk ini laku di pasar, sehingga PT IK (8) mulai melakukan imitasi, sampai pada titik dimana mereka mulai terlibat dalam kegiatan inovasi diferensiasi pada bagian tanki dan mesin semprotnya.

Beberapa bulan belakangan ini usaha melakukan metode pengecoran logam menggunakan bahan batangan. Harga logam batangan lebih mahal tetapi produk yang dihasilkan per hari jumlahnya meningkat dari 300 menjadi 2000 barang. Pekerjaan dilakukan dengan peralatan otomatis. Wlalupun harga produk tetap sama yaitu Rp. 12.000 tetapi produktivitas usaha meningkat. Meningkatnya usaha bisnis PT IK (8) mendorong mereka untuk melakukan perluasan network bisnis dan adaptasi teknologi, dengan memesan teknologi dengan aplikasi CNC. Sebuah perusahaan Cina tertarik untuk bergabung dengan mereka.

Source : Wawancara Oki (April 2012)

Page 26: Inovasi dan Produktivitas Industri Kecil Studi pada …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10290/10/D...membangun motivasi seseorang melakukan inovasi berkelanjutan. Indra adalah

Gambar 5.7.: Mesin Hidrolik Press buatan PT IM (1)

Pada kasus PT IM (1), perubahan teknologi terjadi setelah ada peningkatan skala usaha. Anang, pemilik perusahaan ini melakukan inovasi yang terfokus pada sistem produksi, untuk meningkatkan kualitas dan mempercepat waktu produksi, dengan tetap menjaga agar biaya tidak menjadi lebih mahal. Untuk itu, PT IM (1) membuat mesin

hidrolik press sendiri, sesuai kebutuhan.

Akses finansial ke bank komersial dapat diperoleh dengan bunga 1%, menggunakan kolateral berupa bukti kontrak pembelian barang. Beberapa usaha subkontraktor seperti ini memiliki keunggulan karena dapat mengakses modal lebih besar untuk melakukan berbagai hal yang mendukung upaya inovasi dan peningkatan produktivitas usaha48. PT IK (8) memilih menggunakan modal investasi pribadi, kecuali jika dibutuhkan modal yang lebih besar baru meminjam ke bank.

48 Wawancara Farid 2010; Roni 2011, Beni 2011.

Page 27: Inovasi dan Produktivitas Industri Kecil Studi pada …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10290/10/D...membangun motivasi seseorang melakukan inovasi berkelanjutan. Indra adalah

Inovasi Endogen

Gambar 5.8.: Peralatan mesin milik usaha industri menengah - CV Millako

Usaha subkontraktor yang menjalin kemitraan dengan perusahaan asing seperti PT Komatsu, melihat teknologi sebagai elemen krusial. Selain mendukung efisiensi produksi, juga memastikan akurasi dimensi produk, yang merupakan tuntutan bagi semua job-order yang berasal dari kontraktor besar. Sebagian usaha telah mampu melakukan investasi dengan membeli peralatan mesin dengan aplikasi CNC ini tetapi hanya beberapa jumlahnya49. Sekurangnya tiga50 dari lima subkontraktor PT Komatsu memiliki peralatan mesin dengan aplikasi CNC, termasuk peralatan mesin cutting, lathe (bubut) dan milling. Peralatan pendukung lainnya termasuk peralatan pond dan bending, seperti yang digunakan PT IM (4) dan PT IM (1). Sebagian usaha menengah industri logam di Kabupaten Tegal memang tidak memiliki ’high precision tools machinery’51. Padahal teknologi merupakan tuntutan dalam sistem kemitraan usaha subkontrak52. Pekerjaan subkontrak harus menjaga standarisasi kualitas produk yang dihasilkan oleh beberapa subkontraktor pada sistem produksi masal. Melalui BINTEK, pemerintah melakukan pelatihan khusus untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya standarisasi ini53. Selain teknologi,

49 Wawancara Anang (April 2012) 50 Wawancara Delio (Desember 2011). 51 Lihat Lampiran 3. 52 Wawancara Mono, 2010. 53 Wawancara Roni (April 2012).

Page 28: Inovasi dan Produktivitas Industri Kecil Studi pada …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10290/10/D...membangun motivasi seseorang melakukan inovasi berkelanjutan. Indra adalah

tenaga teknisi juga dituntut memiliki kapasitas teknis yang sesuai kebutuhan54.

Peluang Pasar

Produk yang dihasilkan industri kecil umumnya dijual ke pasar ritel lokal di Kabupaten Tegal, di wilayah lain di Indonesia dan termasuk pasar di Singapura. Produk juga dijual melalui distributor. Beberapa produsen komponen menjadi pemasok perusahaan otomotif, galangan kapal dan peralatan berat yang ada di Tegal maupun di luar wilayah Tegal. Semua industri menengah memasok barang-barang tersebut kepada usaha kontraktor, untuk penjualan ke pasar domestik dan ekspor55.

Pasar merupakan elemen penting bagi usaha kecil karena usaha pada level ini membutuhkan kelancaran cash-flow untuk menjaga keberlangsungan bisnis. Di Kabupaten Tegal, 2 bentuk sumber pasar yang bisa diidentifikasi: job order atau pesanan barang dan pasar ritel. Sumber job order bervariasi mulai dari kemitraan usaha subkontrak, tender proyek pemerintah dan pesanan khusus.

Untuk bisa menjangkau pasar melalui mekanisme kemitraan usaha subkontrak dibutuhkan kemapanan usaha, karena melibatkan proses seleksi yang cukup ketat, yang dilakukan pihak usaha kontraktor. Pasar subkontrak memang menjadi tujuan utama usaha industri kecil karena memberikan pendapatan yang lebih kontinyu untuk mendukung cash-flow usaha.

54 Wawancara Delio (September, 2010). 55 Lihat Lampiran 3.

Page 29: Inovasi dan Produktivitas Industri Kecil Studi pada …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10290/10/D...membangun motivasi seseorang melakukan inovasi berkelanjutan. Indra adalah

Inovasi Endogen

Produk komponen yang dipesan melalui kemitraan usaha subkontrak untuk menunjang industri besar yang menjual produknya ke pasar domestik dan ekspor. Investor besar yang mejalin kemitraan subkontrak dengan pengusaha di Tegal termasuk PT Komatsu Indonesia, PT United Tractor, Spesia, Polytron dan Chubb dan berbagai perusahaan galangan kapal. Mereka bergerak dibidang peralatan berat, otomotif dan permesinan. Diantara perusahaan-perusahaan tersebut, PT Komatsu Indonesia merupakan perusahaan yang paling dominan kehadirannya di Tegal.

PT IM (1) melakukan berbagai cara agar dapat memperoleh pasar melalui kemitraan subkontrak. Bahkan mereka memanfaatkan peluang yang dibuka oleh Yayasan Dharma Bhakti Astra (YDBA), dimana usaha bisa mengikuti berbagai pelatihan bisnis. Yayasan yang dibangun oleh PT Asra Indonesia ini menyelenggarakan pelatihan secara rutin.

Boks 5.6. : Subkontrak dan Inovasi Diversifikasi PT IM (3) Pada awal berdirinya PT IM (3), yaitu tanggal 8 April 1964, Benyamin lebih berkonsentrasi pada produksi mesin-mesin tekstil dan pengolah makanan, termasuk mesin bihun, soun dan mie. Pekerjaan subkontrak pertama dikerjakannya dengan memasok komponen otomotif, seperti knalpot ke perusahaan sepeda motor di Cina. Setelah beberapa waktu terjadi perluasan bidang usaha dari komponen otomotif ke komponen peralatan berat, dengan memasok ke PT Komatsu Indonesia Tbk. Perusahaan ini juga menerima layanan jasa reparasi mesin-mesin pertanian dan mesin pengolah hasil pertanian sekaligus menerima pekerjaan machining, termasuk proses shearing, bending punching dan welding. PT IM (3) misalnya, merupakan usaha yang sudah lama didirikan oleh Benyamin, yang kemudian diwariskan kepada anaknya, Anggito. Ketika didirikan perusahaan ini memiliki nama berbeda. Tahun 1987, usaha ini memproduksi hidran air dan menjualnya ke Jakarta, Surabaya dan Semarang. Perjuangan yang dilakukan oleh Benyamin, diteruskan oleh anaknya dan dengan aset yang sudah ada, usaha mampu melakukan adaptasi teknologi. Setelah dipegang Anggito, status badan dan nama usaha berubah menjadi PT IM (3) dan dia menjajaki kemitraan subkontrak dengan memproduksi komponen alat berat yang dipasok kepada PT Komatsu Indonesia Tbk dan PT Nata Raya. Usaha ini juga memproduksi komponen otomotif. Perusahaan mulai melakukan ekspor tahun 2002, melalui Sanwa Co, Ltd. Modal usaha berkembang dari Rp 352 juta menjadi Rp. 2 milyar, dengan omset penjualan mencapai Rp. 3,75 milyar per tahun. Sumber: Wawancara Toto (Januari 2011 dan April 2012), dan website PT IM (3).

Page 30: Inovasi dan Produktivitas Industri Kecil Studi pada …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10290/10/D...membangun motivasi seseorang melakukan inovasi berkelanjutan. Indra adalah

Hampir semua kesempatan pelatihan yang diadakan YDBA diikuti oleh Anang, pemilik PT IM (1) karena minatnya untuk terus memupuk ilmu bisnis dan sekaligus membuka akses bisnisnya kepada pasar yang lebih luas melalui jalur yang dibuka oleh PT Astra Indonesia. Interaksi dengan YDBA, membangun network bisnis dengan PT Astra Indonesia. Memang pada akhirnya PT IM (1) memperoleh pekerjaan dari anak perusahaan Astra, yaitu dari PT United Tractor.

Dalam hal tertentu, perusahaan kontraktor yang lebih aktif mencari partner di Tegal. Mengingat besarnya pasar yang dapat diwujudkan melalui mekanisme subkontrak dengan perushaan asing maka tidak heran jika pemerintah ikut turun tangan melobi perusahaan seperti PT Komtasu Indonesia. Hasilnya, beberapa usaha skala menengah yang sudah mapan dan siap memenuhi ketentuan kemitraan tersebut, akhirnya memperoleh pekerjaan subkontrak dari PT Komatsu Indonesia.

Bentuk pasar lain adalah pesanan barang khusus, untuk kebutuhan industri lain, terutama di sektor pertanian. Selain menerima pekerjaan subkontrak, PT IM (3) menerima pesanan khusus peralatan mesin untuk kebutuhan usaha di sektor pertanian. Pasar subkontrak baginya memberikan income yang stabil tetapi melalui pekerjaan yang diterima lewat pesanan khusus, pemilik PT IM (3), yaitu Benyamin dan anaknya Anggito bisa melakukan berbagai inovasi pengembangan produk.

PT IM (1), PT IM (2) dan PT IM (3), melakukan diversifikasi usaha dengan memproduksi peralatan mesin yang dibutuhkan oleh pengusaha lokal. Sementara PT IM (4) memilih untuk tetap berkonsentrasi memproduksi komponen saja. Belakangan ini memang PT IM (4) melihat peluang untuk memperluas bisnisnya dengan bekerjasama dengan PT IK (7), dan membangun joint venture, dibawah bendera usaha spin-off.

Pasar pesanan khusus membutuhkan kapabilitas teknologi khusus karena sebagian menyangkut desain produk baru atau modifikasi desain sesuai kebutuhan pemakai. Peluang untuk melakukan inovasi

Page 31: Inovasi dan Produktivitas Industri Kecil Studi pada …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10290/10/D...membangun motivasi seseorang melakukan inovasi berkelanjutan. Indra adalah

Inovasi Endogen

produk untuk memenuhi pesanan khusus menuntut kemampuan teknis pendukung untuk mengembangkan ide barang dan melakukan perakitan.

Alternatif pasar lainnya yaitu tender proyek pemerintah untuk pengadaan peralatan permesinan atau pengadaan barang tertentu untuk kebutuhan industri di Kabupaten Tegal. PT IK (2), PT IK (3) dan PT IK (7) masing-masing pernah memperoleh tender dari pemerintah untuk produk peralatan kesehatan, mesin hidrolik dan traktor tangan. PT IK (2) pernah memasok perlengkapan kesehatan ke berbagai puskesmas.

Pengusaha Indra memperoleh peluang untuk melakukan inovasi produk dengan lebih terencana karena mendapat pasar melalui tender proyek yang ditawarkan oleh pihak pemerintah kabupaten. Melalui PT IK (3), Indra awalnya hanya memproduksi mesin hidrolik untuk kebutuhannya sendiri. Dia juga memproduksi sendiri peralatan mesin yang dibutuhkan untuk membangun mesin hidrolik tersebut. Keberhasilannya dalam melakukan inovasi produk mendorong munculnya pesanan pekerjaan lainnya dan memotivasi dirinya untuk melakukan inovasi pengembangan produk lebih lanjut56.

Pasar ritel lebih terkonsentrasi di Indonesia. Pemasaran dilakukan melalui agen distributor, toko ritel atau langsung kepada buyer. Pemasaran produk ritel yang ditargetkan dalam wilayah domestik mencapai toko ritel lokal, bengkel, perusahaan galangan kapal atau end-user barang-barang tertentu. Komponen kapal dipasok ke galangan kapal di Kota Tegal, Surabaya dan Jakarta57.

Usaha kecil juga memperoleh pesanan aftermarket langsung dari toko-toko ritel lokal. Toko-toko ini biasanya dikunjungi oleh pedagang wholesaler dan retailer yang akan menjualnya ke Jakarta maupun kota-kota besar lainnya. Untuk komponen kapal pesanan datang dari para

56 Wawancara Beni (Januari 2011); Dedi (Agustus 2010). 57 Lihat Lampiran 3 untuk pasar produk Tegal.

Page 32: Inovasi dan Produktivitas Industri Kecil Studi pada …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10290/10/D...membangun motivasi seseorang melakukan inovasi berkelanjutan. Indra adalah

pemilik usaha galangan kapal seperti Jasa Marina Indah (JMI), Dok Kapal Bahari (DKB) dan Daya Radar Utama dan perusahan lain yang menyebar dibeberapa wilayah.

Tujuan pasar adalah Kota Tegal, Surabaya, Kalimantan, Sulawesi dan Sumatera. Pada usaha besar, teknik pemasaran dikembangkan secara lebih terpadu dan bahkan dibeberapa usaha yang telah mapan, pemasaran dibawah satu divisi khusus dengan sejumlah pekerjanya. Lain halnya dengan usaha kecil, pemasaran merupakan domain orang-orang tertentu, tapi terutama menjadi domain pemilik usaha karena memiliki kepentingan besar dalam hal mempertahankan keberlangsungan usaha.

Skema berikut memberikan ilustrasi mengenai beberapa sumber pasar yang menggerakkan berbagai bentuk kegiatan inovasi. Dalam mekanisme kemitraan subkontrak inovasi ditekankan pada upaya efisiensi produksi, sedangkan mekanisme lainnya lebih ditujukan untuk pengembangan produk.

Skema 5.1.: Bentuk Inovasi Berdasar Pasar

Page 33: Inovasi dan Produktivitas Industri Kecil Studi pada …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10290/10/D...membangun motivasi seseorang melakukan inovasi berkelanjutan. Indra adalah

Inovasi Endogen

Seperti usaha-usaha lainnya di Indonesia58, tidak banyak pelaku usaha logam di Kabupaten Tegal yang melakukan pemasaran secara pro-aktif. Akhirnya, antar usaha-usaha yang ada di sana seringkali terjadi perebutan pasar yang menyebabkan jatuhnya harga barang. Hal ini sering diperburuk oleh kondisi ekonomi global. Seperti yang terjadi di tahun 2006, dimana kondisi pasar logam memburuk.

Walaupun demikian, ada usaha-usaha yang mampu membangun kekuatannya karena memiliki jaringan sosial yang solid, yang dibangun atas dasar pertemanan, seperti yang terjadi pada PT IK (1), maupun kekerabatan, seperti pada PT IK (2). Pasar yang terbangun berkat adanya hubungan khusus dengan distributor maupun agen lainnya59 mendorong usaha untuk melakukan produksi secara regular. Pemasaran juga dilakukan melalui facebook, asosiasi alumni

58Seperti usaha-usaha garment dan handicraft di Bali, karena hanya menunggu datangnya buyer ke Pulau tersebut maka ketika terjadi insiden pemboman, maka usaha kecil banyak yang bangkrut. Hal ini disebabkan karena secara tradisional, pemasaran tidak dilakukan secara pro-aktif keluar. 59 Wawancara Farid (Agustus 2010).

Inovasi produk

Subkontrak produk komponen

Pesanan khusus produk utuh

Distributor Toko ritel/ end-user

Job order/ Pesanan

Inovasi sistem

produksi Produk masal

PASAR

Page 34: Inovasi dan Produktivitas Industri Kecil Studi pada …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10290/10/D...membangun motivasi seseorang melakukan inovasi berkelanjutan. Indra adalah

universitas60 dan berbagai website Kantor Pemerintah Kabupaten Tegal. Upaya ini dibarengi kegiatan pemasaran lainnya yang pro-aktif, dengan mencari peluang pasar langsung ke Jakarta dan Singapore61. Pasar yang jelas memberikan motivasi untuk melakukan kegiatan inovasi produk yang belum pernah diproduksi sebelumnya.

"Kalau kita kuliah otomatis teman kita jadi banyak, pergaulan luas, saya kebanyakan orderan dari temen2 kuliah, dia kerja di satu galangan kapal tertentu. Kayak dulu misalnya, temen tanya apa bisa produksi pintu kapal yang biasanya dia impor dari Singapore? Kita bisa, akhirnya mereka pesan di sini”62.

Para pengusaha memiliki keyakinan tinggi akan apa yang dilakukannya. Mereka tidak melakukan promosi besar-besaran untuk memasarkan produknya seperti yang dilakukan oleh usaha besar, tetapi mendatangi pasar yang berada di luar Kabupaten Tegal atau berhubungan dengan teman sesama pengusaha yang berada di kota lain. Pemasaran melalui website lebih banyak dilakukan oleh pemerintah, karena usaha kecil belum banyak memanfaatkannya langsung.

Pengusaha PT IK (1) ini misalnya, melakukan pemasaran produknya lewat mailing list yang dibangun bagi sesama alumni Institut Teknologi Surabaya (ITS), dengan ikut pameran yang diselenggarakan pemerintah, melalui Facebook atau sekedar dari mulut ke mulut dan hubungan telpon63.

Mudahnya membuka usaha startups dalam lingkungan bisnis logam di Kabupaten Tegal mendorong terjadinya persaingan yang kian kompetitif karena terbatasnya pasar. Kondisi ini dperburuk dengan membanjirnya produk Cina, sehingga sering terjadi ‘price war64.

60 Wawancara Roni (Desember 2011). 61 Wawancara Roni (Desember 2011). 62 Wawancara Roni (Agustus 2010). 63 Wawancara Roni (Desember 2011). 64 Wawancara Holi (Agustus 2010).

Page 35: Inovasi dan Produktivitas Industri Kecil Studi pada …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10290/10/D...membangun motivasi seseorang melakukan inovasi berkelanjutan. Indra adalah

Inovasi Endogen

Pengusaha melakukan intelligence gathering dengan cara yang tidak sehat, termasuk memanfaatkan supir pengangkut barang untuk mengetahui pasar kompetitor65.

Untuk menghadapi persaingan, usaha kecil melakukan berbagai manipulasi, termasuk menurunkan harga barang serendah mungkin. Akibatnya, pengusaha berusaha mengubah dimensi dan komposisi produk agar dapat menekan biaya produksi. Mereka tidak peduli dampaknya terhadap kualitas produk. Perilaku ini merugikan pengusaha lain, karena menurunkan kepercayaan terhadap kualitas produk Tegal66. Persaingan ini juga akan mematikan kreatifitas inovasi usaha, terutama jika pengusaha tidak dapat menjual produk lebih mahal karena tidak dapat meyakinkan pembeli mengenai kualitas produknya.

Untuk menghadapai persaingan harga, pengusaha harus menurunkan biaya input dan produksi sehingga mengurangi fleksibilitas dalam melakukan kegiatan inovasi. Pengusaha yang memiliki visi dan misi, mencoba untuk mempertahankan kualitas dan harga produk, dengan meyakinkan pembeli mengenai materi dan dimensi produk dengan melampirkan hasil uji materi. Produk berkualitas akan memiliki ketahanan yang lebih lama dibandingkan produk Cina. Menurut Roni, diibutuhkan upaya tersendiri untuk membangun kesadaran pembeli mengenai spesifikasi dan ketahanan produk67.

Terkait efisiensi produksi, pengusaha kecil dihadapkan pada persoalan modal yang terbatas. Salah satu upaya yang dilakukan yaitu trading barang dengan pembeli, khususnya yang bergelut dibidang usaha yang memungkinkan ini dilakukan. Kasus ini terjadi pada PT IK (4) yang memproduksi mesin hidrolik, karena produk ini vital fungsinya bagi usaha lainnya. Lobi dan negosiasi down payment terjadi hampir pada semua usaha di Kabupaten Tegal, yang memperoleh pesanan barang. PT IK (4) bahkan melakukan trading barang, karena mesin hidrolik

65 Wawancara Holi (Agustus 2010) 66 Wawancara Holi dan Roni (Agustus 2010). 67 Wawancara Roni (Desember 2011).

Page 36: Inovasi dan Produktivitas Industri Kecil Studi pada …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10290/10/D...membangun motivasi seseorang melakukan inovasi berkelanjutan. Indra adalah

yang dibuatnya juga dibutuhkan oleh pemesan produknya68.

Lima tahun belakangan ini, PT IK (8) sudah bisa bersaing dengan produsen di Jakarta dan Cina. Produk Cina baru mengalami masa ‘booming’ belakangan sedang produsen di Jakarta sudah ada sejak tahun 1970-an sehingga PT IK (8) menghadapi persaingan yang lebih kompetitif dengan perusahan-perusahaan di Jakarta. Produk merek ‘Swan’ dari PT GA, sudah lebih diakui di pasar. Pemasaran yang dilakukan PT IK (8) cukup proaktif. ‘Kami langsung perang di jalanan’. Hal ini sebabkan karena menurut Oki, tabung handsprayer miliknya lebih kokoh karena menggunakan nossel yang lebih unggul, yang didukung oleh kualitas kuningan yang lebih tebal.

Asosiasi Pengusaha Logam dan Koperasi tidak banyak memberikan andil dalam kegiatan pemasaran produk usaha kecil. Sebaliknya, beberapa anggota asosiasi justru mengeluhkan adanya perilaku broker beberapa pemain kunci Asosiasi. Koperasi belum berjalan dengan baik di wilayah Tegal, karena antara pemangku kepentingan tidak pernah memiliki visi ke depan yang sama69.

Dilema Sertifikasi dan Paradox Paten

Sistem manajemen mutu, atau dalam istilah terdahulu yang lebih banyak digunakan di Tegal adalah gugus kendali mutu (GKM) atau Quality Management System, mengatur standar minimal yang harus dipenuhi oleh suatu perusahaan terkait mutu produk dan proses produksinya. Pusat inovasi di LIK Takaru gencar memperkenalkan pendekatan ini dengan menyelenggarakan pelatihan GKM yang cukup diminati oleh usaha-usaha di Kabupaten Tegal. Pendekatan yang sudah lama diperkenalkan di Indonesia ini, memang gencar diperkenalkan kepada usaha-usaha di Tegal agar terbangun kondisi dan keseriusan

68 Wawancara Beni (Januari 2011). 69 Wawancara Ibnu (Agustus 2010).

Page 37: Inovasi dan Produktivitas Industri Kecil Studi pada …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10290/10/D...membangun motivasi seseorang melakukan inovasi berkelanjutan. Indra adalah

Inovasi Endogen

menyangkut kualitas produk. Pemerintah bahkan memberikan penghargaan kepada usaha yang sudah mampu menerapkan Gugus Kendali Mutu dalam sistem operasi usaha70.

Tahun 2000, PT IM (1) telah menerapkan sistem pengendalian mutu terpadu, yang berarti bahwa usaha lebih mengedepankan mutu produk, waktu pengiriman dan harga yang kompetitif. PT IM (1) merupakan salah satu usaha yang memperoleh penghargaan dari Presiden karena perusahaannya telah sukses dalam menerapkan sistem GKM. Tuntutan standarisasi mutu biasanya berasal dari usaha subkontrak dan dari pemerintah71.

Produk lokal harus memenuhi standar nasional untuk dijual di pasar lokal dan global. Standarisasi nasional ini diperlukan bagi hampir semua produk logam, termasuk sparepart otomotif, asesoris kompor gas dan peralatan kesehatan. Pemerintah Kabupaten melalui Disperindag memfasilitasi pengusaha untuk mengajukan proses sertifikasi, karena memang prosesnya tidak mudah. Melalui fasilitator di LIK Takaru, pemerintah membantu cara pengisian formulir yang jumlahnya berlembar-lembar dan meneliti kelengkapan persyaratan dokumen pendukung lain.

Sebagai bagian dari standarisasi nasional untuk pembuatan traktor tangan misalnya, perlu sertifikasi Standar Nasional Indonesia (SNI)72, untuk konsumsi bahan bakar atau specific fuel consumption. Kebijakan SNI menetapkan penggunaan bahan bakar per jam, maximum adalah 195 gram/horse-power/jam. Sasaran kebijakan ini sebenarnya untuk mencegah membanjirnya produk Cina di pasar domestik. Fuel consumption rata-rata produk Cina mencapai 240 gram/horse-

70 Wawancara Hofir (Desember 2011) 71 Wawancara Hofir (Desember 2011); Anang (April 2012) 72 SNI atau Standar Nasional Indonesia adalah satu-satunya standar yang berlaku secara nasional di Indonesia. SNI dirumuskan oleh Panitia Teknis dan ditetapkan oleh Badan Standarisasi Nasional. SNI mengikuti prinsip-prinsip standarisasi yang dirumuskan oleh WTO Code of good practice.

Page 38: Inovasi dan Produktivitas Industri Kecil Studi pada …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10290/10/D...membangun motivasi seseorang melakukan inovasi berkelanjutan. Indra adalah

power/jam sehingga dengan sendirinya tidak memenuhi ketentuan kebijakan SNI terkait.

Tren globalisasi menyebabkan membanjirnya produk asing, khususnya produk Cina, dengan harga yang murah sehingga menyebabkan industri dalam negri terancam. Kondisi ini terjadi sekitar tahun 2005/2006. Ada sekitar 20 merek produk Cina yang beredar di pasar domestik73. Akan tetapi kebijakan SNI ini berimbas pada usaha kecil di Kabupaten Tegal, dimana merekapun tidak dapat memenuhi ketentuan yang sama. Sehingga akhirnya, hanya usaha-usaha besar milik Jepang seperti PT Kubota, Yanmar dan Mitsubishi yang dapat memenuhi standar SNI tersebut. Jadi kebijakan SNI tersebut akhirnya justru merugikan produk-produk lokal74. Inovasi tidak dapat sampai pada tahapan komersialisasi jika terbentur pada persoalan SNI seperti ini75.

Produk lain yang membutuhkan sertifikasi adalah peralatan kesehatan. Selain harus mengisi formulir, produk juga harus memperoleh rekomendasi dan berita acara pemriksaan sarana dari Dinas Kesehatan Propinsi. Jadi, untuk memperoleh sertifikat, produsen peralatan

73 Wawancara Aran, 2012. 74 Wawancara Aran, 2012. 75 Wawancara Dodi (April 2012).

Boks 5.7. PT IK (2) – Proses sertifikasi alkes

PT IK (2) merupakan usaha milik Ibnu, pengusaha senior yang sangat dikenal di kalangan usaha logam di Kabupaten Tegal. Sebelum membangun usahanya sendiri, Ibnu bekerja di bagian manajemen PT Union Carbide. Awalnya usahanya memproduksi komponen jaringan listrik selama 5 tahun (1987-1991). Operasionalisasi usahanya kini dibantu oleh Farid, satu dari 3 anaknya. Perusahaan ini memiliki dua lini bisnis: peralatan kesehatan (alkes) dan kerajinan logam. Usaha ini pernah memasok perlengkapan kesehatan ke berbagai wilayah di Jawa, termasuk Jakarta, melalui agen-agen distributor. Kerajinan logam dipasarkan melalui pameran InaCraft dan kegiatan produksinya disesuaikan dengan agenda pameran ini. Untuk produk alkesnya, Ibnu harus mengajukan sertifikasi melalui Kementerian Kesehatan, untuk mendukung perolehan SNI. Padahal setiap jenis produk alkes membutuhkan sertifikasi tersebut.

Sumber: Ibnu (September 2010, Desember 2011) dan Farid (Agustus 2010)

Page 39: Inovasi dan Produktivitas Industri Kecil Studi pada …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10290/10/D...membangun motivasi seseorang melakukan inovasi berkelanjutan. Indra adalah

Inovasi Endogen

kesehatan harus berurusan dengan Dinas Kesehatan setempat76. Produksi peralatan kesehatan harus menerapkan mekanisme cara pembuatan alat kesehatan yang baik (CPAKB) agar mutu dan keamanannya terjamin. Sedangkan prosedur distribusi harus mengikuti cara distribusi alat kesehatan yang baik (CDAKB). Kedua prosedur ini diterapkan karena selain aspek ekonomi peralatan kesehatan menyangkut aspek perlindungan kesehatan dan keselamatan konsumen sehingga perlu pengawasan yang ketat. Distributor, harus memenuhi ketentuan yang sama seperti produsen, ditambah 2 hal lain, yaitu memliki Letter of Authorization dan Certificate of Free Sale77.

Pada tahapan komersialisasi, beberapa pengusaha yang produknya sukses di pasar cenderung mengajukan sertifikasi merek dagang, agar produknya dapat dibedakan dengan mereka lainnya, seperti yang dilakukan PT IK (8), PT IK (6) dan PT IM (3). Hanya sebagian kecil telah mengajukan merek paten, seperti PT IK (4) dan IK (3)78. PT IK (8) mendaftarkan paten produk handsprayer mereka dengan merek dagang ‘Strong Arm’ dan merek ‘SKN’. Pemberian hak paten ini memproteksi produk mereka di pasar bebas. Merek dagang ini membedakan produk mereka yang memberikan jaminan kepuasan pelanggan terhadap produk lain yang serupa yang beredar di pasar. Walaupun telah dipatenkan, masih ada upaya untuk menirunya. ‘Merek SKN sudah dipatenkan, tetapi kemarin ditiru, tetapi tampilan visualnya beda’79.

76 Seperti yang diungkapkan oleh Ibnu. Lihat proses sertifikasi produk di surat edaran yang dikeluarkan oleh Direktur Bina Produksi dan Distribusi Alkes, ‘Pengumuman untuk Registrasi Alkes/PKR. 77 Dr. Supriyanto, Januari 2011 dalam Munas V Gakeslab Indonesia yang berlangsung di Hotel Kapuas Palace, (rabu 19/01/11) dalam http://www.kalbarprov.go.id/berita.php, di down-load, 30 Maret 2012. 78 Wawancara Hofir (Desember 2011). 79 Wawancara Oka (April 2012).

Page 40: Inovasi dan Produktivitas Industri Kecil Studi pada …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10290/10/D...membangun motivasi seseorang melakukan inovasi berkelanjutan. Indra adalah

Tahun 2005, hal serupa dilakukan untuk merek produk regulator tabung gas multifungsi yang diproduksi PT IK (6), dengan nama merek ‘Fitaka’. ‘Barangnya suka dicontek tapi pembeli carinya merek Fitaka’80. Upaya untuk mendaftarkan merek dagang dari produk-produk tertentu dilakukan untuk memproteksi produk yang mereka hasilkan terhadap persaingan yang tidak adil. Upaya ini dilakukan agar produk-produk yang diminati pasar dapat terus memberikan nilai ekonomi kepada pemiliknya.

Sejauh ini LIK telah membantu 3 usaha memperoleh hak paten, seperti pada aqua sealer (Andas) dan mesin hidrolik81. Fasilitasi berupa bimbingan dalam proses pengisian formulir yang diperlukan untuk memperoleh sertifikasi di kantor Dirjen HaKI, Kementerian Hukum dan HAM (Kemenhukham) di Jakarta.

Merek dagang ini diajukan agar pengusaha dapat membedakan produknya dari merek lain. Dalam hal ini, pengusaha merasa yakin bahwa produknya diminati pasar. Semakin tinggi demand terhadap produk mereka, mendorong untuk melakukan inovasi lebih lanjut. PT IK (8), PT IK (4) dan PT IK (6) merupakan usaha yang melihat pentingnya memiliki merek dagang tersendiri untuk memproteksi produk mereka dari usaha pengopian. Di Kabupaten Tegal pengusaha sulit untuk mencegah pelanggaran terhadap pengopian produk mereka, bahkan yang sudah dipatenkan sekalipun82.

Kesimpulan

Industri kecil dan menengah yang diteliti, semua membangun bisnisnya dari usaha rumahan dengan aset terbatas. Lingkungan kerja usaha rumahan dibatasi oleh kondisi yang tidak mendukung efisiensi produksi. Ruang bengkel yang luasnya terbatas berpengaruh pada

80 Wawancara Heri (April 2012). 81 Wawancara Delio (2012). 82 Wawancara Beni (Januari 2011); Heri (April 2012); Oki (April 2012).

Page 41: Inovasi dan Produktivitas Industri Kecil Studi pada …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10290/10/D...membangun motivasi seseorang melakukan inovasi berkelanjutan. Indra adalah

Inovasi Endogen

pengaturan posisi mesin sehingga tidak mendukung proses kerja yang lebih sistematis, yang berpengaruh pada tingkat produktivitas kerja. Mayoritas usaha yang diteliti adalah usaha keluarga, dimana sebagian besar dijalankan oleh generasi kedua. Bahkan ada usaha yang dijalankan oleh generasi ketiga. Usaha keluarga melibatkan anggota keluarga dan kerabat dalam kegiatan operasional usaha. Struktur manajemen usaha keluarga bersifat tradisional, dengan sistem pembagian tugas yang fleksibel.

Etos kerja yang terbangun sejak generasi sebelumnya menyebabkan lambatnya proses absorbsi pengetahuan dan teknik produksi dengan pendekatan modern. Proses perubahan praktik bisnis menuju sistem manajemen dan produksi modern terjadi setelah usaha memperoleh kontrak kemitraan usaha dengan perusahaan yang lebih maju, terutama perusahaan asing. Perubahan ini terjadi karena adanya desakan untuk lebih efisien dan tuntutan standar produk yang tinggi.

Sebenarnya, pengusaha membangun startups karena termotivasi oleh usaha lain yang sukses. Latar belakang pemrakarsa berdirinya usaha bervariasi tetapi pada umumnya tidak memiliki pendidikan formal yang mendukung kegiatan usaha industri logam. Padahal untuk membangun usaha industri logam membutuhkan pengetahuan dan ketrampilan teknis karena menyangkut pengembangan rancang bangun dan proses produksi manufaktur.

Keterbatasan modal pengetahuan dan ketrampilan manajerial dan teknis, dan tidak adanya pengalaman bengkel menyebabkan dilakukannya kegiatan usaha yang sifatnya ‘trial and error’. Walaupun demikian, lingkungan usaha di Tegal mendukung dibangunnya usaha startups karena ada kebebasan melakukan imitasi secara terbuka dan tersedianya peluang untuk belajar teknik produksi melalui kerabat dan keluarga yang sudah berbisnis di bidang yang sama.

Beberapa usaha startup dibangun oleh pengusaha yang sebelumnya bekerja di perusahaan yang sama. Hal ini menyebabkan terjadinya spillover pengetahuan, yang menjadi basis kuat untuk membangun

Page 42: Inovasi dan Produktivitas Industri Kecil Studi pada …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10290/10/D...membangun motivasi seseorang melakukan inovasi berkelanjutan. Indra adalah

usaha baru. Kondisi lingkungan seperti ini menyebabkan tumbuhnya sektor industri logam di kalangan masyarakat di Kabupaten Tegal. Namun demikian, dampak dari menjamurnya usaha logam menyebabkan semakin meningkatnya persaingan usaha karena pasar yang terbatas. Pada akhirnya tidak mudah bagi usaha untuk bertahan jika tidak melakukan upaya-upaya terobosan baru. Usaha seringkali berganti lini bisnis karena kegagalannya. Proses mencari niche market berhenti setelah pengusaha menemukan produk unggulan yang memiliki daya saing.

Usaha keluarga menunjukkan peran dominan pemilik dalam menjalankan usaha. Kelancaran usaha dengan sistem owner- operated business sangat bergantung pada sifat kepimimpinan pemiliknya, dan ini ditunjukkan pada sebagian besar usaha yang diteliti. Pengusaha yang visioner memiliki visi jelas mengenai gagasan produk yang akan dikembangkan dan memikirkan proses komersialisasi. Pemimpin visioner mau membangun hubungan eksternal untuk memanfaatkan peluang yang ada, terutama peluang pasar: baik berupa pasar subkontrak maupun tender proyek pemerintah untuk pengadaan barang kebutuhan kabupaten. Bentuk pasar lain adalah pasar ritel.

Dengan adanya peluang pasar, pengusaha mampu mengembangkan gagasan produk dengan pengalaman bengkelnya. Pengalaman ini semakin penting pada kondisi dimana pengusaha tidak memiliki latar belakang teknis formal. Usaha industri kecil tidak memiliki laboratorium R&D, tetapi pengalaman bengkel memungkinkan mereka melakukan inovasi produk.

Pendidikan formal di bidang teknik memiliki keunggulan dalam melakukan pengembangan gambar rancang bangun produk, proses produksi dan membangun hubungan bisnis dengan klien karena menyangkut kemampuan meyakinkan spesifikasi yang tepat dan kualitas produk. Pengusaha dengan kemampuan ini memiliki motivasi yang tinggi untuk mencari gagasan produk dan mengembangkannya.

Page 43: Inovasi dan Produktivitas Industri Kecil Studi pada …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10290/10/D...membangun motivasi seseorang melakukan inovasi berkelanjutan. Indra adalah

Inovasi Endogen

Kesenjangan teknologi diatasi dengan memaksimalkan peran tenaga kerja atau mengakses teknologi eksternal. Pilihan teknologi ditentukan oleh perspektif pemimpin usaha. Ada kelompok yang percaya bahwa keberhasilan teknologi, termasuk konvensional teknologi, ditentukan oleh operatornya. Sehingga masih ditemukan praktik produksi dimana pengusaha memilih untuk menggerakkan lebih banyak tenaga kerja dalam sistem produksi yang menggunakan teknologi konvensional daripada harus mengakses teknologi eksternal. Motivasi untuk melakukan adaptasi teknologi muncul karena adanya tuntutan buyer, terutama dalam konteks kemitraan subkontrak.

Memang pada kenyataannya, ketika pengusaha telah berhasil membangun kemitraan subkontrak, ketersediaan modal terjamin sehingga mampu membeli peralatan mesin modern. Adaptasi teknologi juga dilakukan karena adanya kesadaran dan dorongan untuk menghasilkan produk dengan kualitas yang memenuhi standar buyer. Hal ini penting dalam menjaga hubungan dengan buyer. Pengusaha yang telah sampai pada level ini, dimana umumnya adalah usaha skala menengah, cenderung melakukan inovasi produksi.

Ada dua faktor utama pendorong dilakukannya inovasi endogen: kepemimpinan dan peluang pasar. Pasar memberikan inspirasi tren produk pada usaha besar sedangkan pada usaha kecil pasar dapat merealisasikan gagasan inovasi hingga tahapan komersialisasi. Kepemimpinan dalam konteks inovasi endogen memainkan peran penting dalam mengelola inovasi endogen dengan mempertimbangkan faktor exogen.

Pengusaha yang produknya memiliki daya saing cenderung ingin memproteksi hak kekayaan intelektual produknya dengan mendaftarkan merek dagangnya. Hal ini dilakukan untuk membedakan produknya dari milik usaha lain, yang dalam konteks Tegal banyak ditemukan kemiripan produk yang menimbulkan kesan adanya persamaan antara produk satu dan lainnya. Proses sertifikasi standar produk dan pendaftaran merek dagang dan paten merupakan tahapan

Page 44: Inovasi dan Produktivitas Industri Kecil Studi pada …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10290/10/D...membangun motivasi seseorang melakukan inovasi berkelanjutan. Indra adalah

yang tidak mudah dilakukan di Tegal. Hal ini justru menghambat dan menurunkan motivasi inovasi.

Tabel 5.2. Peluang Inovasi Usaha Industri Kecil

Tahapan Proses inovasi Peluang Kinerja

Pengembangan ide produk, tahapan pengembangan rancang bangun

• Inovasi Imitasi: melakukan proses imitasi dengan berpatokan pada sampel barang dan spesifikasi label

• Kemampuan baca gambar rancang bangun

• Barang bebas beredar di pasar, ada label dan spesifikiasi

• Tidak ada penalti pelanggaran HKI

• Imitatif duplikatif

• Diterima atau reject

• Demand pasar

• Inovasi diferensiasi produk: melakukan pekerjaan imitasi tetapi dengan melakukan bentuk, komposisi

• Program eksposur melihat produk berbeda

• Pengalaman eksperimen bengkel

• Dukungan tenaga teknis eksternal (drafter)

• Pembedaan produk

• Demand tinggi

Proses produksi • Inovasi efisiensi produksi

• Teknologi konvensional. Mampu melakukan optimalisasi sumberdaya manusia

• Pengetahuan dan ketrampilan teknis

Mutu terjaga, pasa r kontinu

• Visi dan misi kepemimpinan yang jelas terkait pemanfaatan teknologi eksternal (lab uji materi, daya tahan, presisi dan akurasi)

Penghematan waktu dan biaya produksi Kualitas presisi dan akurasi tinggi

Pemasaran • Pro aktif dan memanfaatkan jejaring sosial

• Demand tinggi (merupakan kebutuhan kabupaten)

• Pesanan khusus (mesin sabut kelapa, prontok jagung)

• Tender proyek pemerintah (traktor tangan, mesin hidrolik)

• Ritel (hand-sprayer)

Bergantung pada kondisi ekonomi

• Usaha subkontrak Bergantung pada kondisi ekonomi

Page 45: Inovasi dan Produktivitas Industri Kecil Studi pada …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10290/10/D...membangun motivasi seseorang melakukan inovasi berkelanjutan. Indra adalah

Inovasi Endogen

Tabel 5.2. berikut ini menunjukkan berbagai bentuk peluang inovasi pada setiap masing tahapan siklus usaha logam. Tahapan usaha yang memiliki keterkaitan kuat dengan proses inovasi adalah tahapan pengembangan rancang bangun, tahapan produksi dan pemasaran. Penelitian ini hanya menunjukkan adanya inovasi pada tahapan pengembangan rancang bangun dan proses produksi. Pemasaran merupakan tahapan penting yang justru membuka peluang inovasi .

Skema 5.2. Proses Inovasi Industri Kecil Pada Setiap Tahapan Siklus Usaha

Skema 5.2. menunjukkan bahwa sumber utama kegiatan inovasi terletak pada peluang pasar, yang berasal dari 2 sumber utama yaitu pasar job order dan pasar produksi masal. Masing-masing bentuk pasar memiliki pengaruh yang berbeda terhadap kegiatan inovasi.

Pasar

Job order

Subkontrak

Tender proyek

Pesanan khusus

Produk masal

Desain & specs pemesan

Pengembangan ide & rancang bangun

Inovasi diferensiasi

Proses produksi

Pemasaran

Adaptasi teknologi

Inovasi produksi

Eksperimen bengkel

Kepemimpinan

Imitasi

Page 46: Inovasi dan Produktivitas Industri Kecil Studi pada …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10290/10/D...membangun motivasi seseorang melakukan inovasi berkelanjutan. Indra adalah

Pasar job order yang berasal dari kemitraan subkontrak menstimulasi terjadinya inovasi produksi pada sistem produksi usaha. Hal ini disebabkan karena Kontraktor sudah menyertakan spesifikasi dan desain produk sehingga tidak membutuhkan pengembangan gagasan produk lebih lanjut. Namun, Kontraktor menuntut output produk yang sesuai standarnya, sehingga pengusaha harus melakukan berbagai upaya inovasi produksi untuk menjaga hubungan kontrak. Pada dasarnya, inovasi produksi dilakukan untuk menekan biaya produksi dengan cara meningkatkan volume produksi perhari. Hal ini dilakukan dengan melakukan adaptasi teknologi atau menghemat waktu produksi. Produktivitas diukur atas dasar peningkatan volume produksi, bukan peningkatan harga barang.

Sementara 2 bentuk job order lain yaitu tender proyek dan pesanan khusus membutuhkan inovasi pengembangan produk. Kedua bentuk pasar ini tercipta setelah pengusaha membuktikan kemampuannya menghasilkan produk unggulan. Kegiatan inovasi pengembangan produk didukung oleh pengalaman eksperimen bengkel atau pengetahuan teknis untuk dapat mengembangkan desain barang dan melakukan proses pabrikasi di bengkel.

Untuk barang-barang produksi masal yang dijual di pasar ritel dan job order khusus yang dipesan individu maupun via tender proyek pemerintah, inovasi berbentuk diferensiasi produk dari barang yang sebenarnya sudah beredar di pasar. Produksi masal baru dapat dilakukan jika pasar telah terjamin. Proses produksi dikendalikan oleh pengusaha sendiri dan pelaksanaannya disesuaikan dengan kemampuan teknologi yang dimiliki.

Dalam skema ini, pengusaha digambarkan memiliki kemampuan kepemimpinan untuk mengontrol segala tahapan, mulai dari pasar, pengembangan ide dan rancang bangun, proses produksi dan pemasaran.

Page 47: Inovasi dan Produktivitas Industri Kecil Studi pada …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10290/10/D...membangun motivasi seseorang melakukan inovasi berkelanjutan. Indra adalah

Daftar Pustaka _____________________________

Alam, Giri Wahyu, ST, 2010. Laporan Akhir: Peningkatan Kualitas Produk

Cor Besi Tuang (Cast Iron) untuk Komponen Engine RUSNAS 500cc di IKM Tegal dengan Menggunakan Dapur Kupola. Program Insentif Litbang Perekayasa TA 2010 Percepatan Difusi dan Permanfaatan IPTEK, Insentif Litbang Perekayasa No.100. Pusat Teknologi Material – BPPT, November 2010.

Amorós, José Ernesto, 2009. Entrepreneurship and Quality of Institutions, A

Developing-Country Approach. United Nations University – World Institute for Development Economics Research (UNU-WIDER). Research Paper no. 2009/07, February 2009

Asian Development Bank (ADB), 2009. Enterprises in Asia: Fostering

Dynamism in SMEs. Key Indicators for Asia and the Pacific 2009. Special Chapter. ADB Phillipines.

Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi. 2004. Menapak Babak Baru,

Gerbang Pertiwi: Prakarsa Kolaboratif Peningkatan Daya Saing Kabupaten Tegal. Pusat Pengkajian Kebijakan Teknologi. P3UDPKM. Bidang Pengembangan UKM.

Baldwin, John R, 1995. Innovation: The Key to Success in Small Firms.

Micro-economic Studies and Analysis Division, Statistics Canada and Canadian Institute for Advanced Research, Economic Project Growth. Publication Division of Statistics Canada. Strategies for Success. Catalogue No. 61-523RE. February 1995.

Baliamoune-Lutz, Mina, 2009. Entrepreneurship and Reforms in Developing

Countries. United Nation University World Institute for Development Economics Research (UNU-WIDER) Research Paper No. 2009/04. Februari 2009.

Baumol, William J, 1990. Entrepreneurship: Productive, Unproductive, and

Destructive. Journal of Political Economy Vol. 98, Issue 5, hal. 893-921. Bocquet, Rachel, 2008. Organizing Innovative Activities in Subcontracting

Relationships: Empirical Evidences from the Sillon Alpin, dipresentasikan di pertemuan mengenai Knowledge, Organisation and the Firm, European Network on the Economics of the Firm, 11-12 September 2008.

Page 48: Inovasi dan Produktivitas Industri Kecil Studi pada …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10290/10/D...membangun motivasi seseorang melakukan inovasi berkelanjutan. Indra adalah

Boettke, Peter J. dan Christopher J. Coyne, 2003. Entrepreneurship and

Development: Cause or Consequences?”. Mercatus Center, George Mason University. Global Prosperity Initiative. Working Paper 6.

Bourdieu, Pierre, 1993. The Field of Cultural Production. Polity Press, UK, in

association with Blackwell Publishing Ltd., UK. Berry, A, Edgard Rodriquez, Henry Sandee, 2001. Small and Enterprise

Dynamics in Indonesia. Bulletin of Indonesian Economic Studies Vol. 37, No.3: 363-84. Indonesia Project ANU.

Berry, A, Edgard Rodriquez, Henry Sandee, 2001. Firm and Group Dynamics

in the Small and Medium Enterprise Sector in Indonesia. World Bank Institute, June 2001. 31 pages. Stock No. 37184

Bigliardi, Barbara, Pierluigi Colacino dan Alberto Ivo Dormio, 2011.

Innovative Characteristics of Small and Medium Entreprises. Journal of Technology Management and Innovation Vol.6, No. 2, hal. 83-93.

Chaminade, Cristina dan Jan Vang, 2006. Innovation Policy for Asian SMEs:

Exploring Cluster Differences, dipresentasikan dalam Konperensi mengenai Knowledge, Innovation and Competitiveness: Dynamics of Firms, Networks, Regions and Institutions. Denmark, 18-20 Juni 2006.

Chandra, Nimesh, Dr., 2009. Small and medium Enterprises in the National

Systems of Innovation: Exploring the Barriers to technology Transfer. Asia and Pacific Center for Transfer of Technology.

Chesbrough, Henry, 2005. Open Innovation: A New Paradigm for

Understanding Industrial Innovation, dalam Henry Chesbrough, Wim Vanhaverbeke dan Joel West, 2006. Open Innovation: Researching A New Paradigm. Oxford University Press.

Chistensen, Clayton M, Stephen P. Kaufman, and Willy C. Shih, 2008.

Innovation Killers: How Financial Tools Destroy Your Capacity to Do New Things. Harvard Business School Publishing Corporation, Harvard Business Review, January 2008.

Chung, S, 2002. Building a National Innovation System Through Regional

Innovation Systems. Technovation; 22:485-91. Cooper, R.G., 1999. The invisible Success Factors in Product Innovation.

Journal of Product Innovation Management. Working Paper No. 19, April 1999, hal. 115-133.

Page 49: Inovasi dan Produktivitas Industri Kecil Studi pada …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10290/10/D...membangun motivasi seseorang melakukan inovasi berkelanjutan. Indra adalah

Daftar Pustaka

Creswell, John W., 2003. Research Design: Qualitative, Quantitative and

Mixed Methods Approaches. Second Edition, Sage Publication Inc., 2455 Teller Road Thousand Oaks, California 91320.

Dampney, CNG Kit, Peter Busch and Debby Richards, 2002. The Meaning of

Tacit Knowledge. Australasian Journal of Information System Vol.10 No.1, Desember 2002.

Davidson, Perr dan Johan Wiklund, 2001. Levels of Analysis in

Entrepreneurship Research: Current Research Practice and Suggestions for the Future. Entrepreneurship Theory and Practice Journal Vol. 25.

Demsetz, Harold, 1967. Toward a Theory of Property Rights. The American

Economic Review Vol. 57, No. 2, Papers and Proceedings of the Seventy-ninth Annual Meeting of the American Economic Association, hal. 347-359. May, 1967.

Denzin, Norman K, 2002. Interpretive Interactionism. Second Edition Series.

Applied Social Research Methods Series Vol. 16. Sage Publication. London 2001 0761915141.

Denzim, Norman K dan Yvonna S. Lincoln, 2005. Introduction - The

Discipline and Practice of Qualitative Research. The SAGE Handbook of Qualitative Research hal. 1-32. California: Sage Publiction Inc.

Desai, Sameeksha, 2009. Measuring Entrepreneurship in Developing

Countries. United Nations University – World Institute for Development Economics Research (UNU-WIDER). Research Paper No. 2009/10, March 2009.

De Soto, Hernando, 2006. Rahasia Kejayaan Kapitalisme Barat. Edisi Bahasa

Indonesia dariThe Mystery of Capital. Qalam. Drucker, Peter F., 1985. Innovation and Entrepreneurship – Practices and

Principles. William Heinemann Ltd, London. Dunn, William N., 2000. Public Policy Analysis – an Introduction. Second

Edition. Upper Saddle River, New Jersey, 07458, Prentice Hall. Dutz, Mark A, Ioannis Kessides, Stephen O’Connell, Robert D. Willig, 2011.

Competition and Innovation-Driven Inclusive Growth. Policy Research Working Paper 5852. The World Bank Poverty Reduction and Economic Management Network Economic Policy and Debt Department. October 2011

Page 50: Inovasi dan Produktivitas Industri Kecil Studi pada …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10290/10/D...membangun motivasi seseorang melakukan inovasi berkelanjutan. Indra adalah

Dye, TR., 2000. Understanding Public Policy. Upper Saddle River, New Jersey

07458, Prentice Hall. Fagerberg, J., Srholec, M., Verspagen, B. , 2010. The Role of Innovation in

Development. Review of Economics and Institutions, 1 (2), Article 2. doi: 10.5202/rei.v1i2.2.

Faisol, Edi. Pemesanan Industri Logam Kota Tegal Turun. Tempo Interaktif,

Januari 2009. Florida, Richard dan Martin Kinney, 1993. The New Age of Capitalism –

Innovation-mediated Production’. FUTURES, July/August 1993 Frischmann, Brett M .dan Mark A.Lemley, 2005. Spillovers. Columbia Law

Review Vol. 107:237. Garcia, Rosanna dan Roger Calantone, 2001. A Critical Look at Technological

Innovation tTypology and Innovativeness Terminology: A Literature Review. The Journal of Product Innovation Management Vol 19. Issue 2, hal. 110—132, 20 May 2001.

Geiger, Thierry, 2011. The Indonesia Competitiveness Report 2011: Sustaining

the Growth Momentum. The World Economic Forum, A collaboration between the Centre for Global Competitiveness and Performance and the Centre for Regional Strategies’ Asia Team.

Gilad, B. and Phillip Levine, 1986. A behavioural Model of Entrepreneurial

Supply. Journal of Small Business Management. October 1986. Grinstein, Amir, 2007. The effect of market orientation and its componentson

innovation consequences: a meta-analysis. Marketing Department, Harvard Business School, Harvard University,Boston, USA, June 2007

Grossman, Gene M. And Elhanan Helpman, 1994. Endogenous Innovation in

the Theory of Growth. Journal of Economic Perspectives Vol. 8, No. 1, hal. 23-44. American Econoimc Association.

Haryatmoko, 2010. Habitus dan Kapital dalam Strategi Kekuasaan - Teori

Strukturasi Pierre Bourdieu, dipresentasikan di Universitas Indonesia, 2010.

Henry Chesbrough, 2006. Open Innovation the New Imperative for Creating

Profit from Technology. Harvard Business School Press, Boston, 2006.

Page 51: Inovasi dan Produktivitas Industri Kecil Studi pada …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10290/10/D...membangun motivasi seseorang melakukan inovasi berkelanjutan. Indra adalah

Daftar Pustaka

Hickling Indonesia, 2008. Poverty Reduction through Developing Micro,

Small and Medium Enterprises. Working Paper No. 1, for Bappenas. Humphrey, John and Hubert Schmitz, 1995. Principles for promoting clusters

and networks of SMEs. UNIDO SME Branch, Institute of Developmnent Studies, University of Sussex, UK, October 1995.

International Finance Corporation, 2008. Access to Finance. Highlights

Report 2008. World Bank Group. Isom, CJ dan David R.Jarczyk, 2009. Innovation in Small Business: Drivers of

Change and Value Use. Report prepared by Ceteris , Inc – Small Business Administration, Office of Advocacy, March 2009.

Johannesen, JA, Bjorn Olsen, Johan Olaisen, 1999. Aspects of Innovation

Theory based on Knowledge Management. International Journal of Information Management 19, 1999.

Kawan, Setia UD, 2010. Contoh Produk - Perusahaan Pengecoran Produk

Setia Kawan. Profil Perusahaan Setia Kawan. Desa Kebasen, Kecamatan Talang, Kabupaten Tegal.

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah, 2010. Data Usaha Mikro,

Kecil dan Menengah (UMKM) dan Usaha Besar Tahun 2009-2010. KKUKM, Jakarta.

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah, 2005. Peran Usaha

Mikro, Kecil dan Menengah dalam Pembangunan Ekonomi Nasional. Paper yang disampaikan dalam Rapat Kerja Nasional GARANSI, Grand Hyatt Regency Hotel , 7 Januari 2005 di Surabaya , Jawa Timur.

Kim, Linsu, 1997. Imitation to Innovation: the Dynamics of Korea’s

Technological Learning. President and Fellows of Harvards College, United States of America, 1997.

Knorringa, Peter dan Jörg Meyer-Stamer, 1998. New Dimensions in Local

Enterprise Co-operation and Development: From Clusters to Industrial Districts. Contribution to ATAS Bulletin XI, New approaches to science and technology co-operation and capacity building. The Hague and Duisburg, November 1998 .

Kustomo, Suriali Andi dan Tim Riset Media Post Advertising, 2006. Direktori

Kabupaten Tegal. Media Post Advertising dan Bappeda Kabupaten Tegal.

Page 52: Inovasi dan Produktivitas Industri Kecil Studi pada …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10290/10/D...membangun motivasi seseorang melakukan inovasi berkelanjutan. Indra adalah

Larson, A. dan Jennifer A. Starr, 1993. A Network Model of Organization

Formation. Entrepreneurship Theory and Practice Journal Vol. 17. Lesáková, Ľubica, 2009. Evaluating Innovation Activities in Small and

Medium Enterprises in Slovakia, dipresentasikan di International Conference on Management, Enterprise and Benchmarking Ke-7, June 5‐6, 2009, Budapest, Hungary

Little, Stephen, 2008. Disruptive Dragons: Can China Change the Rules of

Globalisation’s Game?. Prometheus, 26(4), hal. 387–397. Taylor Francis, Desember 2008.

Malmberg, Anders and Dominic Power, 2003. (How) Do (Firms in) Clusters

Create Knowledge?, dipresentasikan pada DRUID Conference on Creating, Sharing and Trasferring Knowledge. The Role of Geography, Institutions and Organizations. Coppenhagen June 12-14, 2003.

Maznevski, Martha L., Joseph D. Di Stefano, Niels G. Noorderhaven, Pei-

Chuan Woo and Carolina B. Gomez, 2002. Cultural Dimensions at the Individual Level of Analysis: The Cultural Orientations Framework. International Journal of Cross Cultural Management, Vol 2(3): hal. 275–295. Sage Publication.

McClelland, David C., 1967. The Achieving Society. The Free Press, Collier-

Macmillan Limited, New York/London. Moenadi, Maj.Djen. TNI, 1968. Modernisasi Desa. Dokumen Pola Dasar

Pembangunan Daerah Djawa Tengah, Gagasan Gubernur Kepala Daerah Propinsi Djawa – Tengah, Maj. Djen. TNI Moenadi yang disyahkan oleh DPRD –GR Djawa Tengah – 2 Djuli 1968.

Naisbitt, John, 1996. Megatrends Asia: The Eight Asian Megatrends that are

Changing the World. Nicholas Brealey Publishing Ltd. London Nam, Sang-yirl, 2005. Innovation and SME Development: Korea’s Perspective

and APEC Cooperation. KIEP Korea – Draft May 23, 2005. Nee, Victor, 2003. New Institutionalism, Economics and Sociological:

Handbook for Economic Sociology. diedit oleh Neil Smelser and Richard Swedberg. Princeton University Press. October 2003.

Nelson, Richard R., and Nathan Rosenberg. 1993. Technical Innovation and National

Systems. In National Innovation Systems: A Comparative Analysis, ed. Richard R. Nelson, 3–22. New York: Oxford University Press.

Page 53: Inovasi dan Produktivitas Industri Kecil Studi pada …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10290/10/D...membangun motivasi seseorang melakukan inovasi berkelanjutan. Indra adalah

Daftar Pustaka

Neven, D. and Cornelia LM Drodge. A Diamond for the Poor? Assessing

Porter’s Diamond Model for the Analysis of Agro-food Clusters in the Developing Countries. Michigan University.

OECD, 2004. Promoting Entrepreneurship and Innovative SMEs in a Global

Economy: Towards a More Responsible and Inclusive Globalisation, dalam OECD Conference of Ministers Responsible for SMEs Ke-2, OECD Publications, 2 rue André-Pascal, 75775 Paris Cedex 16, France.

Olson, Mancur and Martin McGuire, 1996. The Economics of Autocracy and

Majority Rule: The Invisible Hand and the Use of Force. Journal of Economic Literature Vol. 34, hal. 72-96, Maret 1996.

Osterwalder, Alexander (--). Entrepreneurship and Enterprise Development

through a Formal e-Business Model Framework. Information System Department, University of Lausanne.

Ostrom, Elinor, 1999. Private and Common Property Rights. Workshop in

Political Theory and Policy Analysis, and Center for the Study of Institutions, Population, and Environmental Change, Indiana University, 2000.

Outcalt, C., 2003. The Notion of Entrepreneurship: Historical and Emerging

issues. CELCEE Kauffman Center for Entrepreneuiral Leadership Clearing on Entrepreneurship Education.

Pages, Erik R dan Kenneth Poole, 2003. Understanding Entrepreneurship

Promotion as an Economic Development Strategy: A three-State Survey. National Commission on Entrepreneurship and the Center for Regional Economic Competitiveness.

Pantoja, Enrique, 2000. Exploring the Concept of Social Capital, and It’s

Relevant for Community-based Development. Social Capital Initiative. Patric, Martin, 2004. Informal Sector: Seedbed of Industrial Entrepreneurship.

Discussion Paper No.79, Kerala Research Programme on Local Level Development, Center for Development Studies, Prasanth Nagar, Ulloor, Thiruvananthapuram.

Porter, Michael E, 1998. Clusters and the New Economics of Competition.

Harvard Business Review, Nov/Dec 98, Vol. 76 Issue 6, hal.77. Puskur, Ranjitha, Ponniah Anandajayasekeram, Kahsay Berhedan Dirk

Hoekstra, 2006. Partnerships for enhancing Market-led Innovation

Page 54: Inovasi dan Produktivitas Industri Kecil Studi pada …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10290/10/D...membangun motivasi seseorang melakukan inovasi berkelanjutan. Indra adalah

processes – Experiences and Lessons from IPMS Ethiopia, dipresentasikan di Innovation Africa Symposium, Kampala, 20-23 November 2006

Raagmaa, Gaari, 2001. Regional Identity and Social Capital in Regional

Economic Development and Planning. The European Regional Science Association in its series ERSA conference papers, No.Ersa 01 hal. 194. Institute of Geography, University of Tartu

Rogers, E.M., 2003. Diffusion of Innovations. 5th Edition. New York: The Free

Press. Rogers, Mark, 1998. The Definition and Measurement of Innovation.

Melbourne Institute Working Paper No. 10/98, Melbourne Institute of Applied Economic and Social Research, the University of Melbourne, Australia, May 1998.

Romijn, Henny, 2000. Technology Support for Small Industries in Developing

Countries: A Review of Concepts and Project Practices. ECIS/Eindhoven Center for Innovation Studies, The Netherlands – Working Paper 00.06, The Netherlands.

Rothwell, Roy R, 1989. Small Firms, Innovation and Industrial Change, dalam

Small Business Economics Volume I Number 1 (1989), hal. 51-64, DOI: 10.1007/BF 0039916, Kluwer Academic Publisher, 1989.

Rothwell, Roy R, 1994. Towards the Fifth-generation Innovation Process. Rutten, Mario, 2005. Religion and Class: Labourers and Businessmen in Iron

Foundries in Central Java, dipresentasikan dalam Seminar mengenai Crisis and Social Change in Indonesia: Local, Comparative and Historical Dimensions. Gajah Mada University.

Saedah, Euis, 2012. Program Kerja Ditjen Industri Kecil dan Menengah

Tahun 2012. Paparan Program Kerja Direktur Jenderal Industri Kecil dan Menengah, Kementerian Perindustrian RI, 2012.

Sandee, H, Brahmantio Isdijoso, Sri Sulandjari, 2002. SME Clusters in

Indonesia: An Analysis of Growth Dynamics and Employment Conditions. Report to IntenationalLabour Organization, 2002.

Sandee, Henry, Albert Berry dan Edgar Rodriguez, 2001. Small and Medium

Enterprises (SMEs) in Indonesia. ADB Project.

Page 55: Inovasi dan Produktivitas Industri Kecil Studi pada …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10290/10/D...membangun motivasi seseorang melakukan inovasi berkelanjutan. Indra adalah

Daftar Pustaka

Sasmito, Hadi Ir., 2004. KerbauBesi Dari Tegal, dipresentasikan dalam

pertemuan dengan tema Refleksi Program PERTIWI KabupatenTegal, Guci, 18-19 Desember 2004

Schmidt, Tobias, Frans Schwiebacher dan Wolfgang Sofka , 2008. The Effects

of Experience on Selecting Innovative Projects – Better the Devil You Know. Discussion Paper No. 08 -084, Center for European Economic Research, 12 November 2008.

Schumpeter, Joseph A. (1976). Capitalism, Socialism and Democracy. Fifth

edition. London: George Allen & Unwin Ltd. Schumpeter, Joseph A. (1934). The Theory of Economic Development. An

Inquiry into Profits, Capital, Credit, Interest, and the Business Cycle. Cambridge: Harvard University Press. Reprinted 1983, Transaction, Inc.

Schwab, Klaus , 2011. The Global Competitiveness Report 2011-2012. World

Economic Forum 2011. Sembiring, Meliadi, 2008. SMEs Growth and Development in Indonesia,

dpresentaskan dalam Joint Regional Workshop on SME Development and Regional Economic Integration 22 – 26 September 2008, Tokyo, Japan.

Seralgedin, Ismail dan Partha Dasgupta, 1999. Social Capital – A Multifaceted

Perspective. The World Bank Washington DC. Sinha, Arun P, 1983. Innovation in Indian Firms: Myths and Reality.

Economic and Political Weekly. Sonobe, Tetsushi, Mamoko Kawakami dan Keijiro Otsuka, 2003, Changing

Roles of Innovation and Imitation in Industrial Development: The Case of the Machine Tool Industry in Taiwan. The University of Chicago.

Stiglitz, Joseph, 2006. Dekade Keserakahan – Era 90-an dan Awal Mula

Petaka Ekonomi Dunia, diterjemahkan oleh Aan Suhaeni, Marjin Kiri. Szirmai, Adam, Wim Naude dan Micheline Goedhuys (eds), 2011.

Entrepreneurship, Innovation, and Economic Development: An Overview, Oxford University Press, Oxford 302

Szogs, Astrid, Andrew Cummings and Cristina Chaminade, 2009. Building

Systems of Innovation in Less-developed Countries: The Role of

Page 56: Inovasi dan Produktivitas Industri Kecil Studi pada …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10290/10/D...membangun motivasi seseorang melakukan inovasi berkelanjutan. Indra adalah

Intermediate Organizations. CIRCLE Electronic Working Paper Series, 2009

Tambunan, Tulus TH, 1999. Perkembangan Industri Skala Kecil di Indonesia.

PT Mutiara Sumber Widya. Tambunan, Tulus TH, 2005. Promoting Small and Medium Enterprises witha

Clustering Approach: A Policy Experience from Indonesia. Journal of Small Business Management 2005 43(2), pp. 138–154

Tambunan, Tulus TH, 2006. The Role of Government in Supporting Transfer

of Technology to and Technology Diffusion among Indonesian Non-farm Small and Medium Enterprises Review of Empirical Studies and Case Study of Tegal. Working paper Series No. 4, July 2006, Center for Industry and SME Studies, Faculty of Economics, University of Trisakti.

Tambunan, Tulus TH, 2009. SMEs in Asian Developing Countries. Palgrave

McMillan publishing. Tambunan, Tulus TH, 2011. The Impacts of Trade Liberalization on

Indonesian Small and Medium-sized Enterprises. TKN Policy Paper. International Institute for Sustainable Development

Tan, Gerald, 2001. The Newly Industrializing Countries of Asia. Times

Academic Press, Third Edition. Taufik, Tatang A. 2005. Kasus Prakarsa Pengembangan Sistem Inovasi Daerah

di Kabupaten Tegal. BPPT/Pemerintah Kabupaten Tegal. Taufik, Tatang A, 2007. Pengenalan Konsep Sistem Inovasi, dipresentasikan

dalam Workshop nasional "Strategi Pengelolaan Keuangan daerah Sebagai Langkah Awal Keberpihakan Pemerintah Daerah terhadap Rakyat Miskin," Yogyakarta, 11 Mei 2007.

The Asia Foundation, 2008. The Cost of Moving Goods Road Transportation,

Regulations and Charges in Indonesia. The Asia Foundation publication, April 2008.

The Workd Bank and the International Finance Corporation, 2012. Doing

Business in a More Transparant World. Doing Business 2011. Washington DC. United States, 2012.

The Workd Bank and the International Finance Corporation, 2012. Doing

Business in Indonesia 2012: Doing Business Subnational 2011. Doing Business 2011. Washington DC. United States.

Page 57: Inovasi dan Produktivitas Industri Kecil Studi pada …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10290/10/D...membangun motivasi seseorang melakukan inovasi berkelanjutan. Indra adalah

Daftar Pustaka

The World Bank, 2006. Knowledge Diffusion in the Tegal Metal Working

Industry. The World Bank Office Jakarta. Thornton, Patricia H. 1999. The Sociology of Enterpreneurship. Journal

Article: Annual Review of Sociology. Tidd, Joe, 2006. A Review of Innovations Model. Paper 1. Science and

Technology Policy Research Unit, Imperial College London, University of Sussex, UK.

Tidd, Joe, John Bessant and Keith Pavitt, 2005. Managing Innovation:

Integrating Technological, Market and Organizational Change. Third Edition, John Wiley & Sons, Ltd.

Universitas Indonesia, 2004. Sistem Inovasi Nasional, Institution Building, dan

Pengembangan Kemampuan Teknologi: Studi Empiris Perusahaan-perusahaan Kecil dan Menengah Indonesia. Riset Unggulan Terpadu X tahun ke-2 Divisi Penelitian Program Pasca Sarjana Ilmu Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia

Ussman, Anna Maria, 1998. University and Entrepreneurship Development,

dipresentasikan di Academy of Business and Administrative Sciences (ABAS), International Conference, Budapest, Hungary.

UNCTAD, 2011. Key Aspects of Entrepreneurship and Innovation Policy

Frameworks for Enhancing Local Productive Capacities. Third Session of Investment, Entreprise and Development Commission, Geneva 2-6 May 2011.

Van Dijk, Meiner Pieter dan Henry Sandee, 2002. Innovation and Small

Enterprises in the Third World. International Small Business Journal. August 2003. 21 No.3 354-357.

Voight, S. dan Hella Engerer. Institutions and Transition – Possible Policy

Implication of the New Institutional Economics. Wien, Thee Kian, 1987. Industrial and Foreign Investtnent Policy in

Indonesia since 1967. Southeast Asian Studies, Vol. 25. No.3. December 1987.

Wie, Thee Kian, 2012. Indonesia’s Economy Since Independence. Institute of

Southeast Asian Studies. ISEAS Publishing, Singapore 2012. Wolfe, David A, 2002. Social Capital and Cluster Development in Learning

Page 58: Inovasi dan Produktivitas Industri Kecil Studi pada …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10290/10/D...membangun motivasi seseorang melakukan inovasi berkelanjutan. Indra adalah

Regions, in Knowledge, Clusters and Learning Regions, ed. J.Adam Holbrook and David A. Wolfe , Kingston: School of Policy Studies, Queens University.

Yayasan Dharma Bhakti Astra (YDBA), 2002. Sinergi Untuk Peduli UKM –

Peran Strategis PUKK-BUMN. Buletin Astra International edisi November 2002 No. 32-IX.

Yeung, HWC, 2006. Chinese Capitalism in a Global Era – Towards a Hybrid

Capitalism. Routledge. Zeng, Ming and Peter J. Williamson, 2007. Dragons at Your door: How

Chinese Cost Innovation is Disrupting Global Competition. Boston, MA, Harvard Business School Press.

Zhang, Chunlin, Douglas Zhihua Zeng, William Peter Mako and James

Seward, 2009. Promoting Enterprise-led Innovation in China. The World Bank. Direction in Development Countries and Regions.

Media Cetak dan Online: Antara News, 2010. BPS: Pertumbuhan Industri terus Menyusut.

M041/K004), http://www.antaranews.com/ Badan Pengembangan dan PenelitianTeknologi (BPPT), 2010. Tatang A

Taufik: Berikan Rekomendasi Teknologi yang bermanfaat. http://www.bppt.go.id, YRA/ humas, 6 Juli 2010

Badan Pengembangan dan Penelitian Teknologi (BPPT), 2010. Diperlukan

Dukungan Teknologi Untuk Pengembangan Sistem Inovasi Daerah. http://www.bppt.go.id, YRA/humas, 4 Juni 2010

Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), 2010. Diperlukan

Dukungan Teknologi Untuk Pengembangan Sistem Inovasi Daerah. YRA/humas, http://www.bppt.go.id 4 Juni 2010.

Business News Industri, 2010. Andalkan Logam mesin, Tegal Perkokoh

Klaster Industri. MI, http://www.batavia.co.id 21 Agustus 2010. Desk Informasi – Humaslem ES, 2012. Ekspor Bahan Mentah Tambang

Mineral Kena Bea Keluar 20%. http://www.setkab.go.id. 4 Mei 2012. Detik Finance, 2010). Tegal Bertahan Jadi Kota Industri Komponen.

19/08/2010 18:52 WIB. Ungkapan Fauzi Aziz, Dirjen IKM di UPT

Page 59: Inovasi dan Produktivitas Industri Kecil Studi pada …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10290/10/D...membangun motivasi seseorang melakukan inovasi berkelanjutan. Indra adalah

Daftar Pustaka

Logam Tegal, di download 9 April 2012.

DOR (2008), “Industri Logam di Tegal Terancam Kolaps”,

www.metrotvnews.com, 25 November 2008 15:09 WIB. Kementerian Perindustrian, 2011. Perkembangan Pelaksanaan Perdagangan

ACFTA Tahun 2010 Di Sektor Industri. Siaran Pers, Kementrian Perindustrian, 23 Maret 2011. http://www.kemenperin.go.id/ind/publikasi/siaran_pers

Kementerian Riset dan Teknologi, 2012. Sambutan Menteri Negara Riset dan

Teknologi, Peluncuran SIDa NTB, 25 Februari 2012. http://www.ristek.go.id/index.php/module/News+News/id/10453/print

Kementerian Riset dan Teknologi, 2012. Sambutan Menteri Negara Riset dan

Teknologi, Peranan PT Dalam Menyukseskan MP3EI, Jember, 15 Juli 2012. http://www.ristek.go.id/index.php/module/News+News/id/11627

Khuis, Syuri, 2010. Industri Logam Mampu Buat Alat Kelistrikan. Suara Karya

Tegal, Juni 2010. Kompas, 2012. Kemajuan Ekonomi RI Bukan Karena Inovasi, hal. 1, 9 Mei

2012. Disampaikan oleh Wakil Presiden Boediono saat peringatan Hari Kekayaan Intelektual Sedunia Ke-12, pada tanggal 8 Mei 2012.

Lilischkis, Stefan, Dr., 2010. OECED sees rising ‘entrepreneurial economy’

and calls for strategic promotion of innovation in SMEs. Pro Inno Europe – INNO Grips, http://www.proinno-europe.eu/. July 2010.

Media Industri, 2010. PPIT Logam Tegal: Produksi Traktor Tangan. Ekonomi

& Bisnis. Media Industri No. 03/2010. OECD, 2010. Measuring Innovation: A New Perspectives.

http://www.oecd.org/ Pemerintah KabupatenTegal, Website Resmi KabupatenTegal,

http://www.Tegal.go.id/ PT Karya Paduyasa, http://indonetwork.co.id/ PT_Karya_Paduyasa/profile/pt-

karya-paduyasa.htm Pusat Pelayanan dan Inovasi Teknologi, 2009. Pusat Pelayanan dan Inovasi

Teknologi (PPIT). Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Tegal.

Page 60: Inovasi dan Produktivitas Industri Kecil Studi pada …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10290/10/D...membangun motivasi seseorang melakukan inovasi berkelanjutan. Indra adalah

Pusdatin, Kementerian Perindustrian, 2010. Initiatif Strategis: Kebijakan Industri Nasional. Tim Pengelola Website Kemenperin.

Sistem Informasi Profil Daerah (SIPD) Kabupaten Tegal Tahun 2009 -

www.tegalkab.go.id/ Sistem Informasi Profil Daerah (SIPD) Kabupaten Tegal Tahun 2010 -

www.tegalkab.go.id/ Situs Resmi Kementrian KUKM, 2007. http://www.depkop.go.id Suara Merdeka, 2006. Industri Cor Logam Makin Terpuruk.

http://www.suaramerdeka.com/harian/0607/28/pan06.htm, Jumat, 28 Juli 2006.

Suara Merdeka, 2008. Puluha Pekerja Logam Dirumahkan.

www.suaramerdeka.com 22 November 2008. Suara Merdeka Cyber News, 2010. Hadapi ACFTA, Pengrajin Logam Tegal

Kelimpungan. Royce Wijaya/CN 16, Slawi, 2 Februari 2010. Suara Pembaruan Daily, 2006. Industri Logam di Tegal Bangkrut. WMO/N-3,

http://www.suarapembaruan.com , 1 April 2006. Suhendra, 2009. Pemerintah Lobi Komatsu Lakukan Sub Kontrak Komponen

Alat Berat. Detik Finance, 2009. Suhendra, 2010. Tegal Bertahan Jadi Kota Industri Komponen. Detik

Finance, Kamis, 19/08/2010 18:52 WIB. download tanggal 9 April 2012. Tarmidi, Lepi T, 1999. Krisis Moneter Indonesia: Sebab, Dampak, Peran IMF

dan Saran. Bulletin Ekonomi Moneter dan Perbankan, Maret 1999, diakses tanggal 11 Mei 2012 dari http://www.bi.go.id

The Economist Magazine, 2006. History of Entrepreneurship. March 11, 2006,

hal. 67. TVOne, 2010. BPS: Pertumbuhan Industri Terus Menyusut – Ekonomi. Ant, 2

Februari 2010. Wikipedia. Entrepreneurship, dalam

http://en.wikipedia.org/wiki/entrepreneurship Kebijakan, Peraturan dan Data Statistik:

Page 61: Inovasi dan Produktivitas Industri Kecil Studi pada …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10290/10/D...membangun motivasi seseorang melakukan inovasi berkelanjutan. Indra adalah

Daftar Pustaka

Badan Pusat Statistik, 2009. Pertumbuhan Produksi Industri Pengolahan Besar

dan Sedang Triwulan II Tahun 2009, No.48/08/Th XII, 3 Agustus 2009 Badan Pusat Statistik, 2010. Pertumbuhan Produksi Industri Pengolahan

Besar dan Sedang Triwulan I Tahun 2010, No.29/05/Th XIII, 3 Mei 2010

Bank Indonesia. Sistem Informasi Pola Pembiayaan/Lending Model Usaha

Kecil - Industri Logam., Sistim Informasi Terpadu Pengembangan Usaha Kecil (SIPUK)

Dewan Peningkatan Daya Saing, Kabupaten Tegal, 2009. Klaster Enjin dan

Aplikasi Kabupaten Tegal - Upaya Perkuatan Menuju Produk Manufaktur. Presentasi Klaster Logam Tegal di Kantor Balitbang, Jawa Tengah.

Dinas Perindustrian dan Perdagangan, 2007. Kebijakan Pengembangan

Industri Kecil dan Menengah di Kabupaten Tegal. KabupatenTegal, Dinas Perindustrian dan Perdagangan, 2009. Pola Kebijakan Klaster Industri

2005-2009 di Kabupaten Tegal – Techno Industrial Clustering. Kabupaten Tegal.

Dinas Perindustrian, 2007. Produk Unggulan Komponen Otomotif. Dinas

Perindustrian, Pemerintah Propinsi Jawa Tengah. Dinas Perindustrian dan Perdagangan, 2009. Potensi Industri KabupatenTegal

- Selayang Pandang. Kabupaten Tegal. Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi, BidangPerindustrian (2007),

"Industri Kecil Menengah Perlogaman di Tegal - Histori", KabupatenTegal.

Kabupaten Tegal Dalam Angka 2008-2009. Kabupaten Tegal Dalam Angka 2010 . Kabupaten Tegal, Produksi Domestik Bruto (PDRB), 2007-2008. Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 7 Tahun 2012

tentang Peningkatan Nilai Tambah Mineral Melalui Kegiatan Pengolahan dan Pemurnian Mineral.

Page 62: Inovasi dan Produktivitas Industri Kecil Studi pada …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10290/10/D...membangun motivasi seseorang melakukan inovasi berkelanjutan. Indra adalah

Keputusan Presiden No. 14/1983 tentang “Penarikan kembali enam unit pabrik dari perusahaan daerah sandang Jawa Tengah”.

Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 7 tahun 2012

tentang Peningkatan Nilai Tambah Mineral melalui Kegiatan Pengolahan dan Permurnian Mineral.

Undang-undang No. 18/2002 tentang Sistem Nasional Penelitian,

Pengembangan dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan teknologi. Undang-undang No. 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan

Menengah. Undang-undang No. 4 Tahun 2009 tentang Mineral dan Batrubara.

Page 63: Inovasi dan Produktivitas Industri Kecil Studi pada …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10290/10/D...membangun motivasi seseorang melakukan inovasi berkelanjutan. Indra adalah
Page 64: Inovasi dan Produktivitas Industri Kecil Studi pada …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10290/10/D...membangun motivasi seseorang melakukan inovasi berkelanjutan. Indra adalah