Upload
lecong
View
221
Download
2
Embed Size (px)
Citation preview
INOVASI GOVERNMENTAL MENGHADAPI MASYARAKAT EKONOMI ASEAN 2015
1
:
1
3
Potret Kabupaten Malang
Kesiapan Kabupaten Malang Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) Tahun 2015
2 Pengertian Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA)
2
Potret Kabupaten Malang
3
POSISI STRATEGIS KABUPATEN MALANG
4
1. Luas Wilayah = 3.534,86 km2 atau 353.486, ha.
2. Jumlah Penduduk tahun 2013 = 3.077.960 Jiwa*
3. Jumlah Kecamatan = 33 kecamatan
4. Jumlah Desa = 378 desa; 12 kelurahan
5. Jumlah Dusun = 1.349 dusun
6. Jumlah Rukun Warga = 3.156 RW;
7. Jumlah Rukun Tetangga = 14.695 RT.
5
Ket : *) Sumber data: Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil
URAIAN Sat 2012 2013 2014* 2015**
PDRB ADHB Rp.
juta 40.763.813 46.830.737 52.695.739 58.086.549
PDRB ADHK Rp.
juta 16.786.415 17.901.923 19.107.101 20.555.992
Pertumbuhan Ekonomi
% 7,44 6,65 6,79 6,87
Inflasi % 6,35 7,73 6,20 6,80
Pendapatan Perkapita
Rp. 16.437.806 18.623.826 20.870.732 22.510.415
Neraca Perdagangan Ekspor Impor
US$ 303.731.289 64.758.855
338.273.135 71.671.674
354.541.449 76.000.142
-
6
No. Keterangan Jumlah UKM Jumlah Tenaga kerja Omzet
1. Tahun 2012 273.101 510.503 27.683.892.000.000
2. Tahun 2013 274.606 602.484 29.068.087.000.000
3. Tahun 2014 414.516 2.475.692 41.848.153.300.000
-
100,000
200,000
300,000
400,000
500,000
Tahun2012
Tahun2013
Tahun2014
Jumlah UKM
-
10,000,000,000,000
20,000,000,000,000
30,000,000,000,000
40,000,000,000,000
50,000,000,000,000
Omzet
-
500,000
1,000,000
1,500,000
2,000,000
2,500,000
Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014
Jumlah Tenaga kerja
7
No. Keterangan Tahun
2012 2013 2014
1. Jumlah Koperasi 1.072 1.095 1.104
2. Jumlah Asset (Rp.000) 1.108.959.934 1.346.430.000 1.458.436.087
3. SHU (Rp.000) 25.391.174 28.335.000 31.783.268
8
No. Keterangan Tahun
2012 2013 2014
1. - PMA
- PMDN
18
19
18
19
19
19
2. Nilai Investasi
- PMA (Rupiah)
- PMDN (Rupiah)
940.304.066.026
5.185.838.342.719
1.140.438.816.026
5.185.838.342.719
1.160.438.816.026
5.185.838.342.719
3. Total Nilai Investasi (PMA + PMDN) (Rupiah)
6.126.142.408.745 6.326.277.258.745 6.346.277.158.745
DATA INVESTASI PMA DAN PMDN DI KAB. MALANG TAHUN 2012 s/d 2014
9
Pengertian Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA)
10
PENGERTIAN MASYARAKAT EKONOMI ASEAN (MEA)
1. Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) merupakan satu pasar tunggal di kawasan Asia Tenggara, bertujuan untuk meningkatkan investasi asing di kawasan Asia Tenggara, termasuk Indonesia yang juga akan membuka arus perdagangan barang dan jasa dengan mudah ke negara-negara di Asia Tenggara.
2. Dalam kesepakatan tersebut terdapat lima hal yang tidak boleh dibatasi peredarannya di seluruh negara Asean termasuk Indonesia, yaitu Arus barang, Arus jasa, Arus modal, Arus investasi dan Arus tenaga kerja terlatih.
3. Dalam situasi dimaksud yang menjadi taruhan adalah daya saing, baik dari sisi produk maupun SDM, karena apabila tidak disiapkan maka ada kemungkinan negeri ini akan menjadi pasar dari produk asing dan masyarakat kita hanya sebagai penonton, karena tidak mampu bersaing dengan tenaga asing yang lebih ahli.
11
12
3 PILAR MASYARAKAT ASEAN 1. Masyarakat Keamanan ASEAN
( ASEAN Security Community – ASC )
2. Komunitas Ekonomi ASEAN
(ASEAN Economic Community - AEC)
3. Komunitas Sosial dan Budaya ASEAN
(ASEAN Socio and Cultural Community – ASCC )
13
1. Masyarakat Keamanan ASEAN (ASEAN Security Community-ASC) Dibentuk dengan tujuan :
• Mendorong dan mempercepat terbentuknya kerjasama dalam bidang politik dan keamanan di kawasan Asia Tenggara dan menciptakan kedamaian dan stabilitas keamanan di kawasan negara ASEAN.
2. ASEAN Economic Community (AEC) - "Komunitas Ekonomi ASEAN" Dibentuk dengan tujuan:
• Untuk meningkatkan stabilitas perekonomian di kawasan ASEAN, membentuk kawasan ekonomi antar negara ASEAN yang kuat.
• Terciptanya kawasan pasar bebas ASEAN.
3 PILAR MASYARAKAT ASEAN
14
3. ASEAN Socio and Cultural Community (ASCC)– ("Komunitas Sosial dan Budaya ASEAN“) Dibentuk dengan tujuan:
• Untuk memajukan dan mensejahterakan antar negara ASEAN dalam bidang sosial, kebudayaan, pendidikan, ilmu pengetahuan, kesehatan, dan masalah seputar sosial budaya.
- Menciptakan masyarakat yang beradab, saling menjaga toleransi antar negara ASEAN, saling menghormati, menciptakan rasa persaudaraan yang lebih kuat serta menjunjung tinggi rasa kemanusiaan antar negara ASEAN.
Lanjutan 3 (TIGA) PILAR MASYARAKAT ASEAN ……………………….
15
LATAR BELAKANG TERBENTUKNYA MASYARAKAT EKONOMI ASEAN 1. ASEAN (Association of South East Asian Nation) yang didirikan pada tahun 1967
oleh lima negara pendiri yaitu Indonesia, Thailand, Singapura, Malaysia dan Filipina salah satunya bertujuan untuk meningkatkan kerjasama dalam bidang ekonomi.
2. Pada pertemuan di Bali pada tahun 2003 yang dihadiri oleh negara-negara anggota ASEAN gagasan untuk mewujudkan cita-cita kawasan yang memiliki integritas ekonomi kuat mulai dirancang langkah awal dan diprediksikan akan dimulai pada tahun 2020. Namun, pada pertemuan di Filipina yang diselenggarakan pada 13 Januari 2007, para negara-negara anggota ASEAN sepakat untuk mempercepat pembentukan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).
3. Pembentukan ini dilatarbelakangi oleh persiapan menghadapi globalisasi ekonomi
dan perdagangan melalui ASEAN Free Trade Area (AFTA) serta menghadapi
persaingan global terutama dari China dan India.
4. Percepatan keputusan negara ASEAN untuk membentuk MEA yang pada awalnya
akan dimulai pada tahun 2020 menjadi 2015 menggambarkan tekad ASEAN untuk
segera meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan daya saing antar sesama negara
anggota ASEAN untuk menghadapi persaingan global.
16
ISI KESEPAKATAN DALAM BALI CONCORD II TAHUN 2003 MASYARAKAT EKONOMI ASEAN (MEA)
• ASEAN sebagai pasar tunggal dan basis produksi memiliki 5 (lima) elemen utama yaitu;
1. Aliran bebas barang (free flow of goods),
2. Aliran bebas jasa (free flow of services),
3. Aliran bebas investasi (free flow of investment),
4. Aliran modal yang lebih bebas (free flow of capital), serta
5. Aliran bebas tenaga kerja terampil (free flow of skilled labor).
• Di samping itu, pasar tunggal berbasis produksi juga mencakup 2 (dua) komponen penting lainnya, yaitu :
1. Persetujuan Kerangka Kerja ASEAN (Priority Integration Sectors - PIS)
2. Kerja sama di bidang pangan, pertanian, dan kehutanan.
17
MASYARAKAT EKONOMI ASEAN (MEA) FOKUS IMPLEMENTASI TAHUN 2015
12 (Dua Belas) Sektor Prioritas Yang Terdiri :
A. 7 (Tujuh) sektor barang 1. Industri pertanian 2. Peralatan elektonik 3. Otomotif 4. Perikanan 5. Industri berbasis karet 6. Industri berbasis kayu 7. Industri tekstil
B. 5 (Lima) sektor jasa 1. Transportasi udara 2. Pelayanan kesehatan 3. Pariwisata 4. Logistik 5. Industri teknologi informasi
atau e-ASEAN
18
INSTRUKSI PRESIDEN NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG PENINGKATAN DAYA SAING NASIONAL DALAM RANGKA MENGHADAPI MEA Dalam upaya untuk meningkatkan daya saing nasional dan kesiapan menghadapi pelaksanaan Masyarakat Ekonomi ASEAN, maka Presiden RI menginstruksikan kepada:
1. Para Menteri Kabinet Indonesia Bersatu II;
2. Sekretaris Kabinet;
3. Jaksa Agung;
4. Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia;
5. Para Kepala Lembaga Pemerintah Non Kementerian;
6. Para Gubernur;
7. Para Bupati/Walikota;
19
MATERI INPRES 6/2014
1. Mengambil langkah-langkah yang diperlukan sesuai dengan tugas, fungsi, dan kewenangan masing-masing secara terkoordinasi dan terintegrasi untuk melakukan peningkatan daya saing nasional dan melakukan persiapan pelaksanaan Masyarakat Ekonomi ASEAN yang akan dimulai pada Tahun 2015.
2. Pelaksanaan peningkatan daya saing nasional dan persiapan pelaksanaan Masyarakat Ekonomi ASEAN, berpedoman pada 14 strategi
20
14 STRATEGI PELAKSANAAN
PENINGKATAN DAYA SAING NASIONAL
DAN PERSIAPAN PELAKSANAAN MEA 2015
NO STRATEGI FOKUS
1. Pengembangan Industri Nasional
a. Pengembangan Industri Prioritas Dalam Rangka Memenuhi Pasar ASEAN;
b. Pengembangan Industri Dalam Rangka Mengamankan Pasar Dalam Negeri;
c. Pengembangan Industri Kecil Menengah; d. Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Penelitian; e. Penerapan Standar Nasional Indonesia (SNI);
2. Pengembangan Pertanian
a. Peningkatan Investasi Langsung di Sektor Pertanian; b. Peningkatan Akses Pasar;
3. Pengembangan Kelautan dan Perikanan
a. Penguatan Kelembagaan dan Posisi Kelautan dan Perikanan;
b. Peningkatan Daya Saing Kelautan dan Perikanan; c. Penguatan Pasar Dalam Negeri; d. Penguatan dan Peningkatan Pasar Ekspor;
21
NO STRATEGI FOKUS
4. Pengembangan Energi a. Pengembangan sub sektor ketenagalistrikan dan pengurangan penggunaan energi fosil (Bahan Bakar Minyak);
b. Pengembangan sub sektor energi baru, terbarukan dan konservasi energi;
c. Peningkatan pasokan energi dan listrik agar dapat bersaing dengan negara yang memiliki infrastruktur lebih baik.
5. Pengembangan Infrastruktur
a. Pengembangan Infrastruktur Konektivitas; b. Peningkatan Daya Saing Infrastruktur; c. Pengembangan Infrastruktur Sistem Pembayaran;
6. Pengembangan Sistem Logistik Nasional
-
7. Pengembangan Perbankan -
Lanjutan 14 STRATEGI ………………………………………….
22
NO STRATEGI FOKUS
8. Pengembangan Investasi
a. Peningkatan investasi melalui peningkatan kepastian hukum; b. Kemudahan Berusaha; c. Perluasan Investasi; d. Database Investasi; e. Peningkatan Daya Saing Investasi; f. Perluasan Investasi Perusahaan Nasional di Kawasan ASEAN;
9. Pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM)
a. Peningkatan Daya Saing UMKM dari Sisi Pembiayaan; b. Pengembangan Daya Saing UMKM dalam Rangka Peningkatan
Eligibilitas dan Kapabilitas Daya Saing UMKM c. Mendorong Pemberdayaan Sektor Riil dan Daya Saing UMKM;
10. Pengembangan Tenaga Kerja
a. Peningkatan Daya Saing Tenaga Kerja; b. Peningkatan kompetensi dan produktivitas tenaga kerja;
11. Pengembangan Kesehatan
a. Peningkatan ketahanan pasar jamu dalam negeri; b. Peningkatan Akses Pasar
Lanjutan 14 STRATEGI ………………………………………….
23
NO STRATEGI FOKUS
12. Pengembangan Perdagangan
a. Stabilisasi dan Penguatan Pasar Dalam Negeri; b. Peningkatan Ekspor dan Kerjasama Internasional; c. Pengkajian Kebijakan Perdagangan dalam Mendukung
Implementasi Masyarakat Ekonomi ASEAN; d. Pengembangan Fasilitas Pembiayaan Ekspor; e. Edukasi Publik mengenai Masyarakat Ekonomi ASEAN
2015;
13. Pengembangan Kepariwisataan
a. Pengembangan Destinasi Wisata; b. Pengembangan Acara (event) Pariwisata;
14. Pengembangan Kewirausahaan
a. Pengembangan wirausaha pemula; b. Perluasan peran wirausaha muda; c. Pengembangan usaha berbasis temuan baru
(Invention/Resources and Development).
Lanjutan 14 STRATEGI ………………………………………….
24
Kesiapan Kabupaten Malang Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) Tahun 2015
25
KESIAPAN KABUPATEN MALANG MENGHADAPI MEA
1. Peningkatan daya saing produk lokal Kabupaten Malang agar dapat bersaing dengan produk dari luar, seperti : peningkatan kualitas komoditas unggulan kita di sektor pertanian secara luas antara lain seperti kopi, apel, ayam, tebu, dan sapi perah.
2. Penyiapan sumber daya manusia terutama penciptaan tenaga kerja terampil (skilled labor), antara lain : Melalui peningkatan kualitas pendidikan dan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, peningkatan keterampilan, penguasaan bahasa asing, serta perlunya sertifikasi kompetensi profesi.
26
KEUNTUNGAN ADANYA MEA BAGI KABUPATEN MALANG 1. DARI SISI PERDAGANGAN, karena hambatan perdagangan akan cenderung
berkurang bahkan menjadi tidak ada, maka dapat berdampak bagi kemudahan produk lokal Kabupaten Malang untuk menembus ekspor ke negara-negara ASEAN, sehingga dengan peningkatan eskpor pada akhirnya dapat meningkatkan PDRB.
2. DARI SISI INVESTASI, dengan adanya aliran bebas investasi (free flow of investment)
dapat menciptakan iklim yang mendukung masuknya investasi asing atau Foreign
Direct Investment (FDI), yang dapat menstimulus pertumbuhan ekonomi melalui
perkembangan teknologi, penciptaan lapangan kerja, pengembangan sumber daya
manusia (human capital) dan akses yang lebih mudah kepada pasar dunia.
3. DARI SISI KETENAGAKERJAAN, terdapat kesempatan yang sangat besar bagi para
pencari kerja karena dapat banyak tersedia lapangan kerja dengan berbagai
kebutuhan akan keahlian yang beraneka ragam. Selain itu, akses untuk pergi keluar
negeri dalam rangka mencari pekerjaan menjadi lebih mudah bahkan bisa jadi
tanpa ada hambatan tertentu. MEA juga menjadi kesempatan yang bagus bagi para
pengusaha/wirausahawan untuk mencari pekerja terbaik sesuai dengan kriteria
yang diinginkan.
27
TANTANGAN PENERAPAN MEA BAGI KABUPATEN MALANG
1. Permasalahan homogenitas komoditas yang diperjualbelikan (kesamaan
produk kita dengan produk dari negara ASEAN lainnya), memunculkan resiko
kompetisi (competition risk), dengan banyaknya barang impor yang akan
mengalir ke Indonesia termasuk ke Kabupaten Malang, tentunya akan dapat
mengancam industri lokal, jika tidak dapat bersaing dengan produk-produk luar
negeri tersebut.
2. Dari aspek ketenagakerjaan, adanya aliran bebas tenaga kerja terampil (skilled labour), akan mengkhawatirkan tenaga kerja kita kalah bersaing terutama dari sisi pendidikan, keterampilan dan produktivitas dengan tenaga kerja terampil dari luar, terutama dari negara Malaysia, Singapura, dan Thailand.
3. Dari sisi investasi, MEA akan membuka peluang masuknya investasi asing ke Indonesia termasuk ke Kabupaten Malang, dikhawatirkan akan terjadi resiko eksploitasi tidak terkendali terhadap sumber daya alam kita (exploitation risk). Sehingga eksploitasi yang tak terkendali dapat merusak ekosistem alam.
28
LANGKAH ANTISIPASI PEMKAB MALANG TERHADAP MEA 1. Melalui SKPD/Unit Kerja terkait telah mengambil langkah-langkah yang diperlukan
secara terkoordinasi dan terintegrasi terutama untuk melakukan peningkatan daya saing daerah serta melakukan persiapan pelaksanaan MEA, dengan berpedoman pada strategi yang telah digariskan Pemerintah melalui Instruksi Presiden Nomor 6 Tahun 2014 tentang Peningkatan Daya Saing Nasional Dalam Rangka Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN.
2. Menindaklanjuti hal tersebut, maka telah dan sedang dipersiapkan blue print rencana aksi Pemerintah Kabupaten Malang menghadapi MEA secara lebih terperinci sebagai penjabaran atas strategi sebagaimana Instruksi Presiden Nomor 6 Tahun 2014 tersebut.
3. Terkait produk lokal Kabupaten Malang, maka dilakukan melalui :
pengembangan daya saing dalam rangka peningkatan eligibilitas (pemenuhan persyaratan tertentu) dan kapabilitas daya saing UMKM.
dari sisi pembiayaan antara lain melalui Dana Bergulir UMKM yang memberikan fasilitas modal kerja dengan tingkat bunga cukup murah,
pengembangan Sumber Daya Manusia melalui pelatihan dan bimbingan teknis terkait produksi, kemasan dan kewirausahaan, penerapan SNI, serta bimbingan teknis dan fasilitasi kepada UMKM di wilayah Kabupaten Malang untuk memperoleh Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI) seperti Merk dan lain-lain.
29
HARAPAN KAB. MALANG MENGHADAPI MEA Masyarakat Kabupaten Malang memandang bahwa penerapan MEA
pada tahun 2015 bukanlah sebuah ancaman, tapi merupakan
tantangan dan peluang yang perlu dipersiapkan dengan baik secara
bersama-sama antara masyarakat, pelaku usaha dan Pemerintah,
sehingga kita semua akan memperoleh keuntungan dan manfaat
yang sebesar-besarnya dengan penerapan MEA tersebut. Kesiapan
masyarakat tersebut terutama pada peningkatan kualitas dari produk-
produk yang dihasilkan masyarakat Kabupaten Malang, sehingga
memiliki daya saing dan dapat bersaing dengan produk dari luar.
30
31