Upload
irwan-nova
View
53
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
BAB I
PENDAHULUAN
Metode ekspositori adalah metode pembelajaran yang digunakan dengan
memberikan keterangan terlebih dahulu definisi, prinsip dan konsep materi
pelajaran serta memberikan contoh-contoh latihan pemecahan masalah dalam
bentuk ceramah, demonstrasi, tanya jawab dan penugasan. Siswa mengikuti pola
yang ditetapkan oleh guru secara cermat. Penggunaan metode ekspositori
merupakan metode pembelajaran mengarah kepada tersampaikannya isi pelajaran
kepada siswa secara langsung.
Penggunaan metode ini siswa tidak perlu mencari dan menemukan
sendiri fakta-fakta, konsep dan prinsip karena telah disajikan secara jelas oleh
guru. Kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode ekspositori cenderung
berpusat kepada guru. Guru aktif memberikan penjelasan atau informasi
pembelajaran secara terperinci tentang materi pembelajaran. Metode ekspositori
sering dianalogikan dengan metode ceramah, karena sifatnya sama-sama
memberikan informasi.
Pada umumnya guru lebih suka menggunakan metode ceramah
dikombinasikan dengan metode tanya jawab. Metode ceramah banyak dipilih
karena mudah dilaksanakan dengan persiapan yang sederhana, hemat waktu dan
tenaga, dengan satu langkah langsung bisa menjangkau semua siswa dan dapat
dilakukan cukup di dalam kelas. Popham & Baker (1992 : 79) menjelaskan bahwa
setiap penyajian informasi secara lisan dapat disebut ceramah. Penyajian ceramah
yang bersifat formal dan biasanya berlangsung selama 45 menit maupun yang
informal yang hanya berlangsung selama 5 menit. Ceramah tidak dapat dikatakan
baik atau buruk, tetapi penyampaian ceramah harus dinilai menurut tujuan
penggunaannya.
Menurut Hasibuan dan Moedjiono (2000 : 13) metode ceramah adalah
cara penyampaian bahan pelajara dengan komunikasi lisan. Metode ceramah lebih
efektif dan efisien untuk menyampaikan informasi dan pengertian. Margono
(1989 : 30) mengem,ukakan bahwa metode ceramah adalah metode mengajar
1
yang menggunakan penjelasan verbal. Komunikasi bersifat satu arah dan sering
dilengkapi dengan alat bantu audio visual, demonstrasi, tanya jawab, diskusi
singkat dan sebagainya. Lebih lanjut Hasibuan dan Moedjiono (2000 : 13)
mengemukakan bahwa agar metode ceramah efektif perlu dipersiapkan langkah-
langkah sebagai berikut: a) merumuskan tujuan instruksional khusus yang luas, b)
mengidentifikasi dan memahami karakteristik siswa, c) menyusun bahan ceramah
dengan menggunakan bahan pengait (advance organizer), d) menyampai-kan
bahan dengan memberi keterangan singkat dengan menggunakan papan tulis,
memberikan contoh-contoh yang kongkrit dan memberikan umpan balik (feed
back), memberikan rangkuman setiap akhir pembahasan materi, e) merencanakan
evaluasi secara terprogram. Metode retitasi adalah metode pembelajaran yang
lebih dikenal dengan istilah pekerjaan rumah, meskipun sebutan ini tidak
seluruhnya benar. Metode tanya jawab digunakan bersama dengan metode
ceramah, untuk merangsang kegiatan berfikir siswa, dan untuk mengetahui
keefektifan pengajarannya, sebagai mana diutarakan Popham & Baker (1992 :
89). Penerapan metode tanya jawab guru dapat mengatur bagian-bagian penting
yang perlu mendapat perhatian khusus.
Dalam proses pembelajaran dengan metode ceramah harus peka terhadap
respon siswa. Skiner dalam Driscoll (1994 : 30) menjelaskan bahwa diskripsi
hubungan antara stimulan dan respon tidaklah sesederhana yang diperkirakan,
melainkan stimulan yang diberikan berinteraksi satu dengan lainnya, dan interaksi
ini artinya mempengaruhi respon yang diberikan juga menghasilkan berbagai
konsekwensi yang akan mempengaruhi tingkah laku siswa. Untuk menciptakan
terjadinyan interaksi, menarik perhatian siswa dan melatih keterampilan siswa,
metode ceramah biasanya dikombinasikan dengan metode tanya jawab dan
pemberian tugas. Resitasi atau tugas dapat pula dikerjakan di luar rumah ataupun
di dalam laboratorium. Pasaribu mengemukanan bahwa metode resitasi
mempunyai tiga fase, yaitu : a) guru memberi tugas, b) siswa melaksakan tugas,
dan c) siswa mempertanggung-jawabkan pada guru apa yang telah dipelajari
(Sutomo, 2003: 45).
2
Menurut Sujadi (1983 : 3), di dalam pembelajaran matematika
penggunaan metode ceramah dan tanya jawab tersebut masih ditambah dengan
pemberian contoh-contoh berupa gambar-gambar, model bangunan, dan contoh
rumus-rumus beserta penggunaannya. Guru menjelaskan materi dengan bantuan
gambar atau model, untuk mempermudah penanaman konsep bangun datar dan
ruang.
Percival dan Elington dalam Yeni Indrastoeti S.P (1999 : 43) menamakan
model konvensional ini dengan model pembelajaran yang berpusat pada guru (the
Teacher Centered Opproach). Dalam model pembelajaran yang berpusat pada
guru hampir seluruh kegiatan pembelajaran dikendalikan penuh oleh guru.
Seluruh sistem diarahkan kepada rangkaian kejadian yang rapi dalam lembaga
pendidikan, tanpa ada usaha untuk mencari dan menerapkan strategi belajar yang
berbeda sesuai dengan tema dan kesulitan belajar setiap individu.
Somantri (2001 : 45) membedakan metode ekspositori dan metode
ceramah. Dominasi guru dalam metode ekspositori banyak dikurangi. Guru tidak
terus bicara, informasi diberikan pada saat-saat atau bagian-bagian yang
diperlukan, seperti di awal pemebelajaran, menjelaskan konsep-konsep dan
prinsip baru, pada saat memberikan contoh kasus di lapangan dan sebaginya.
Metode ekspositori adalah suatu cara menyampaikan gagasan atau ide dalam
memberikan informasi dengan lisan atau tulisan.
Menurut Herman Hudoyo(1998 : 133) metode ekspositori dapat meliputi
gabungan metode ceramah, metode drill, metode tanya jawab, metode penemuan
dan metode peragaan. Pentatito Gunawibowo (1998 : 6.7) dalam pembelajaran
menggunakan metode ekspositori, pusat kegiatan masih terletak pada guru.
Dibanding metode ceramah, dalam metode ini dominasi guru sudah banyak
berkurang. Tetapi jika dibanding dengan metode demonstrasi, metode ini masih
nampak lebih banyak.
Kegiatan guru berbicara pada metode ekspositori hanya dilakukan pada
saat-saat tertentu saja, seperti pada awal pembelajaran, menerangkan materi,
memberikan contoh soal. Kegiatan siswa tidak hanya mendengarkan, membuat
catatan, atau memperhatikan saja, tetapi mengerjakan soal-soal latihan, mungkin
3
dalam kegiatan ini siswa saling bertanya. Mengerjakan soal latihan bersama
dengan temannya, dan seorang siswa diminta mengerjakan di papan tulis. Saat
kegiatan siswa mengerjakan latihan, kegiatan guru memeriksa pekerjaan siswa
secara individual dan menjelaskan kembali secara individual. Apabila dipandang
masih banyak pekerjaan siswa belum sempurna, kegiatan tersebut diikuti
penjelasan secara klasikal.
Pendapat David P. Ausebul dalam Pentatito Gunowibowo (1998:6.7)
menyebutkan bahwa metode ekspositori merupakan cara mengajar yang paling
efektif dan efisien dalam menanamkan belajar bermakna. Selanjutnya Dimyati
dan Mudjiono (1999:172) mengatakan metode ekspositori adalah memindahkan
pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai kepada siswa. Peranan guru yang
penting adalah 1) menyusun program pembelajaran, 2) memberi informasi yang
benar, 3) pemberi fasilitas yang baik, 4) pembimbing siswa dalam perolehan
informasi yang benar, dan 5) penilai prolehan informasi. Sedangkan peranan
siswa adalah 1) pencari informasi yang benar, 2) pemakai media dan sumber yang
benar, 3) menyelesaikan tugas dengan penilaian guru.
Dari beberapa pendapat di atas, bahwa metode ekspositori yang
digunakan dalam penelitian ini adalah mengobinasikan metode ceramah, tanya
jawab dan pemberian tugas. Pemberian tugas diberikan guru berupa soal-soal
(pekerjaan rumah) yang dikerjakan secara individual atau kelompok. Adapun hasil
belajar yang dievaluasi adalah luas dan jumlah pengetahuan, keterampilan, dan
nilai yang dikuasai siswa. Pada umumnya alat evaluasi hasil belajar yang
digunakan adalah tes yang telah dibakukan atau tes buatan guru.
4
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
2.1 Metode Ekspositori
Metode Ekspositori adalah strategi pembelajaran yang menekankan
kepada proses penyampaian materi secara verbal dari seorang guru kepada siswa
dengan maksud agar siswa dapat menguasai materi pelajaran secara optimal. Roy
Killen (dalam Wina Sanjaya) menamakan metode ekspositori dengan istilah
strategi pembelajaran langsung (Direct Instruction). Karena dalam hal ini siswa
tidak dituntut untuk menemukan materi itu. Materi pelajaran seakan-akan sudah
jadi. Oleh karena metode ekspositori lebih menekankan kepada proses bertutur,
maka sering juga dinamakan istilah metode “chalk and talk”.
Wina Sanjaya menyatakan bahwa: “Metode ekspositori merupakan bentuk
dari pendekatan pembelajaran yang berorientasi kepada guru (teacher centered
approach)”. Dikatakan demikian, sebab guru memegang peran yang sangat
dominan. Melalui metode ini guru menyampaikan materi pembelajaran secara
terstruktur dengan harapan materi pelajaran yang disampaikan itu dapat dikuasai
siswa dengan baik. Fokus utama metode ini adalah kemampuan akademik siswa
(academic achievement student).
Penggunaan metode ini siswa tidak perlu mencari dan menemukan sendiri
fakta-fakta, konsep dan prinsip karena telah disajikan secara jelas oleh guru.
Kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode ekspositori cenderung
berpusat kepada guru. Guru aktif memberikan penjelasan atau informasi
pembelajaran secara terperinci tentang materi pembelajaran. Metode ekspositori
sering dianalogikan dengan metode ceramah, karena sifatnya sama-sama
memberikan informasi.
Metode pembelajaran ekspositori lebih cenderung dipengaruhi oleh aliran
psikologis behavioristik yang menekankan kepada pemahaman bahwa perilaku
manusia pada dasarnya adalah keterkaitan antara stimulus dan respon, maka dari
itu dalam implementasinya peran guru sebagai pemberi stimulus merupakan
faktoryang sangat menentukan. Peran guru dalam memfasilitasi koneksi antara
stimulus dengan respon benar-benar menjadi kunci dari kesuksesan pembelajaran
5
dengan metode ekspositori ini, atau dengan kata lain semakin baik stimulus
semakin baik juga respon yang datang dari siswa sebagai feedback.
Terdapat beberapa karakteristik metode ekspositori, yaitu :
Pertama, dilakukan dengan cara penyampaian materi pelajaran secara verbal.
Kedua, biasanya materi pelajaran yang disampaikan adalah materi pelajaran
yang sudah jadi, seperti data atau fakta, konsep-konsep tertentu.
Ketiga, tujuan utama pembelajaran adalah penguasaan materi pelajaran itu
sendiri.
Artinya setelah proses pembelajaran berakhir siswa diharapkan dapat
memahaminya dengan benar dengan cara dapat mengungkapkan kembali materi
yang telah diuraikan.
Dalam penggunaan metode pembembelajaran ekspositori terdapat
beberapa prinsip berikut ini yang harus diperhatikan oleh setiap guru, yaitu:
Berorientasi Pada Tujuan
Tujuan pembelajaran dirumuskan dalam bentuk tingkah laku yang dapat diukur
atau berorientasi pada kompetensi yang harus dicapai oleh siswa. Hal ini
penting untuk dipahami, karena tujuan yang spesifik memungkinkan kita bisa
mengontrol efektivitas penggunaan metode ini
Prinsip Komunikasi
Dalam proses komunikasi guru berfungsi sebagai sumber pesan dan siswa
sebagai penerima pesan.
Prinsip Kesiapan
Siswa dapat menerima informasi sebagai stimulus yang guru berikan, terlebih
dulu guru harus memposisikan siswa dalam keadaan siap baiksecara fisik
maupun psikis untuk menerima pelajaran
Prinsip Berkelanjutan
Metode ekspositori yang berhasil adalah manakala melalui proses penyampaian
dapat membuat siswa penasaran, sehingga mendorong mereka untuk mencari
dan menemukan atau menambah wawasan melalui proses belajara mendiri.
6
Berikut ini adalah beberapa kelebihan metode ekspositori adalah:
• Guru dapat menentukan hal-hal yang dianggap penting.
• Guru dapat memberikan penjelasan-penjelasan secara individual maupun
klasikal.
• Dengan metode ekspositori guru dapat mengontrol urutan dan keluasan
pembelajaran, dengan demikian ia dapat mengetahui sejauh mana siswa
menguasai bahan pelajaran yang disampaikan
• Metode pembelajaran ekspositori dianggap sangat efektif apabila materi
pelajaran yang harus dikuasai siswa cukup luas, sementara itu waktu yang
dimiliki untuk belajar terbatas
• Melalui Strategi pembelajaran ekspositori selain siswa dapat mendengar melalui
penuturan tentang suatu materi pelajaran, juga sekaligus siswa bisa melihat atau
mengobservasi (melalui pelaksanaan Demonstrasi).
• Metode Pembelajaran ini bisa digunakan untuk jumlah siswa dan ukuran kelas
yang besar.
Selain mempunyai beberapa kelebihan, metode ekspositori juga memiliki
beberapa kelemahan, yaitu antara lain:
Metode ini tidak menekankan penonjolan aktivitas fisik seperti aktivitas mental
siswa, sehingga siswa yang terlalu banyak mengikuti pembelajaran (kegiatan
belajar mengajar) dengan metode ekspositori cenderung tidak aktif dan tidak
kreatif.
Kegiatan terpusat pada guru sebagai pemberi informasi (bahan pelajaran).
Pengetahuan yang didapat dengan metode ekspositori cepat hilang, karena
sering kali siswa kurang terlibat daam pembelajaran.
Kepadatan konsep dan aturan-aturan yang diberikan dapat berakibat siswa
tidak menguasai bahan pelajaran yang diberikan.
Metode pembelajaran ini hanya mungkin dapat dilakukan terhadap siswa yang
memiliki kemampuan mendengar dan menyimak secara baik.
Metode ini tidak mungkin dapat melayani perbedaan setiap individu baik
perbedaan kemampuan, pengetahuan, minat, dan bakat, serta perbedaan gaya
belajar siswa.
7
Metode ini sulit mengembangkan kemampuan siswa dalam hal kemampuan
sosialisasi, hubungan interpersonal, serta kemampuan berpikir kritis
Keberhasilan metode pembelajaran ekspositori sangat tergantung kepada apa
yang dimiliki guru, seperti persiapan, pengetahuan, rasa percaya diri,
senmangat, antusiasme, motivasi, dan kemampuan mengelola kelas. Tanpa itu
sudah dipastikan pembelajaran tidak mungkin berhasil.
Pengetahuan yang dimiliki siswa akan terbatas pada apa yang diberikan
guru. Mengingat gaya komunikasi metode pembelajaran ini lebih banyak terjadi
satu arah (one-way communication). Sehingga kesempatan untuk mengontrol
pemahaman siswa akan terbatas pula.
2.2 Penerapan Metode Ekspositori Dalam Pembelajaran
Metode ekspositori adalah metode pembelajaran yang digunakan dengan
memberikan keterangan terlebih dahulu definisi, prinsip dan konsep materi
pelajaran serta memberikan contoh-contoh latihan pemecahan masalah dalam
bentuk ceramah, demonstrasi, tanya jawab dan penugasan. Siswa mengikuti pola
yang ditetapkan oleh guru secara cermat. Penggunaan metode ekspositori
merupakan metode pembelajaran mengarah kepada tersampaikannya isi pelajaran
kepada siswa secara langsung.
Guru memberikan informasi hanya pada saat-saat atau bagian-bagian yang
diperlukan; misalnya permulaan pengajaran, memberikan contoh soal. Setelah
guru memberikan informasi, guru mulai menerangkan suatu konsep,
mendemontrasikan ketrampilannya mengenai pola/aturan/dalil tentang konsep itu,
siswa bertanya, guru memeriksa apakah siswa sudah mengerti atau belum.
Kegiatan selanjutnya ialah guru memberikan contoh soal aplikasi konsep itu dan
menyuruh siswa menyelesaikan soal-soal bisa dipapan tulis atau dimeja siswa.
Siswa dapat bekerja secara individual atau secara bersama dengan teman
sebangkunya dan sedikit ada Tanya jawab. Pada kegiatan terakhir siswa mencatat
materi yang telah diterangkan dan dapat dilengkapi dengan soal-soal pekerjaan
rumah.
8
Berikut para ahli menjelaskan tentang metode ekspositori :
• Somantri (2001) membedakan metode ekspositori dan metode ceramah.
Dominasi guru dalam metode ekspositori banyak dikurangi. Guru tidak terus
bicara, informasi diberikan pada saat-saat atau bagian-bagian yang diperlukan,
seperti di awal pembelajaran, menjelaskan konsep-konsep dan prinsip baru, pada
saat memberikan contoh kasus di lapangan dan sebaginya. Metode ekspositori
adalah suatu cara menyampaikan gagasan atau ide dalam memberikan informasi
dengan lisan atau tulisan.
• Menurut Herman Hudoyo(1998) metode ekspositori dapat meliputi gabungan
metode ceramah, metode drill, metode tanya jawab, metode penemuan dan
metode peragaan.
• Pentatito Gunawibowo (1998) dalam pembelajaran menggunakan metode
ekspositori, pusat kegiatan masih terletak pada guru. Dibanding metode
ceramah, dalam metode ini dominasi guru sudah banyak berkurang. Tetapi jika
dibanding dengan metode demonstrasi, metode ini masih nampak lebih banyak.
Kegiatan guru berbicara pada metode ekspositori hanya dilakukan pada
saat-saat tertentu saja, seperti pada awal pembelajaran, menerangkan materi,
memberikan contoh soal. Kegiatan siswa tidak hanya mendengarkan, membuat
catatan, atau memperhatikan saja, tetapi mengerjakan soal-soal latihan, mungkin
dalam kegiatan ini siswa saling bertanya. Mengerjakan soal latihan bersama
dengan temannya, dan seorang siswa diminta mengerjakan di papan tulis. Saat
kegiatan siswa mengerjakan latihan, kegiatan guru memeriksa pekerjaan siswa
secara individual dan menjelaskan kembali secara individual. Apabila dipandang
masih banyak pekerjaan siswa belum sempurna, kegiatan tersebut diikuti
penjelasan secara klasikal.
• Pendapat David P. Ausubel dalam Pentatito Gunowibowo (1998) menyebutkan
bahwa metode ekspositori merupakan cara mengajar yang paling efektif dan
efisien dalam menanamkan belajar bermakna. Selanjutnya Dimyati dan
Mudjiono (1999) mengatakan metode ekspositori adalah memindahkan
pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai kepada siswa. Peranan guru yang
penting adalah :
9
o menyusun program pembelajaran,
o memberi informasi yang benar,
o pemberi fasilitas yang baik,
o pembimbing siswa dalam perolehan informasi yang benar, dan
o penilai prolehan informasi.
Sedangkan peranan siswa adalah :
o pencari informasi yang benar,
o pemakai media dan sumber yang benar,
o menyelesaikan tugas dengan penilaian guru.
• Ruseffendi (1991) metode ekspositori ini sama dengan cara mengajar yang biasa
(tradisional) kita pakai- pada pengajaran matematika”. Kegiatan selanjutnya guru
memberikan contoh soal dan penyelesaiannya, kemudian memberi soal-soal
latihan, dan siswa disuruh mengerjakannya.
Mengidentifkasi Karakteristik Metode Ekspositori
Terdapat beberapa karakteristik metode ekspositori, yaitu:
1. Strategi ekspositori dilakukan dengan cara menyampaikan materi pelajaran
secara verbal, artinya bertutur secara lisan merupakan alat utama dalam
melakukan strategi ini, oleh kerana itu sering orang mengidentifikasinya
dengan ceramah.
2. Biasanya materi pelajaran yang disampaikan adalah materi pelajaran yang
sudah jadi, seperti data atau fakta, konsep-konsep tertentu yang harus dihafal
sehingga tidak menuntut siswa untuk berpikir ulang.
3. Tujuan utama pembelajaran adalah penguasaan materi pelajaran itu sendiri,
artinya setelah proses pembelajaran berakhirsiswa diharapkan dapat
memahaminya dengan benar dengan cara dapat mengungkapkan kembali
materi yang telah diuraikan.
Strategi pembelajaran ekspositori merupakan bentuk dari pendekatan
pembelajaran yang berorientasi pada guru (teacher centered approach). Dikatakan
demikian karena dalam strategi ini guru memegang peranan penting dan dominan.
Melalui strategi ini guru menyampaikan materi pembelajaran secara terstruktur
10
dengan harapan materi pelajaran yang disampaikan itu dapat dikuasai siswa
dengan baik. Fokus utama strategi ekspositori ini adalah kemampuan akademik
(academic achievement) siswa.
Mengidentifikasi Langkah Pembelajaran Metode Ekspositori
Tahapan pembelajaran dalam strategi pembelajaran ekspositori adalah sebagai
berikut (Soedjadi) :
a) Persiapan (Preparation)
Tahap persiapan berkaitan dengan mempersiapkan siswa untuk menerima
pelajaran. Dalam metode ekspositori, keberhasilan pelaksanaan pembelajaran
sangat bergantung pada langkah persiapan. Tujuan yang ingin dicapai dalam
melakukan persiapan yaitu :
Mengajak siswa keluar dari kondisi mental yang pasif.
Membangkitkan motivasi dan minat siswa untuk belajar.
Merangsang dan mengubah rasa ingin tahu siswa
Menciptakan suasana dan iklim pembelajaran yang terbuka.
b). Penyajian (Presentation)
Tahap penyajian adalah langkah penyampaian materi pelajaran sesuai
dengan persiapan yang telah dilakukan.Hal yang harus diperhatikan oleh guru ada
lah bagaimana materi pelajaran dapat dengan mudah ditangkap dan dipahami oleh
siswa. Oleh sebab itu, ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam
pelaksanaan langkah ini diantaranya : Penggunaan bahasa, intonasi suara,
Menjaga kontak mata dengan siswa, serta menggunakan kemampuan guru
untuk menjaga agar suasana kelas tetap hidup dan menyenangkan.
c). Korelasi (Correlation)
Tahap korelasi adalah langkah yang dilakukan untuk memberikan makna
terhadap materi pelajaran, baik makna untuk memperbaiki struktur pengetahuan
yang telah dimiliki siswa maupun makna untuk meningkatkan kualitas
kemampuan berpikir dan kemampuan motorik siswa.
11
d). Menyimpulkan (Generalization)
Menyimpulkan adalah tahapan untuk memahami inti (core) dari materi
pelajaran yang telah disajikan. Sebab melalui langkah menyimpulkan, siswa dapat
mengambil inti sari dari proses penyajian. Menyimpulkan berarti pula
memberikan keyakinan kepada siswa tentang kebenaran suatu paparan. Sehingga
siswa tidak merasa ragu lagiakan penjelasan guru. Menyimpulkan bisa dilakukan
dengan cara mengulang kembali inti- inti materi yang menjadi pokok persoalan,
memberikan beberapa pertanyaan yang relevan dengan materi yang diajarkan, dan
membuat maping atau pemetaan keterkaitan antar pokok-pokok materi.
e). Mengaplikasikan (Aplication)
Tahap aplikasi adalah langkah unjuk kemampuan siswa setelah mereka
menyimak penjelasan guru. Langkah ini merupakan langkah yang sangat penting
dalam proses pembelajaran ekspositori. Sebab melalui langkah ini guru akan dapat
mengumpulkan informasi tentang penguasaan dan pemahaman siswa terhadap
materi yang telah diajarkan. Teknik yang biasa dilakukan pada langkah ini
diantaranya,dengan membuat tugas yang relevan, serta dengan memberikan tes
materi yang telah diajarkan untuk dikerjakan oleh siswa
f). Pada tahap penutup
Guru melaksanakan evaluasi berupa tes dan kegiatan tindak lanjut seperti
penugasan dalam rangka perbaikan dan pengayaan atau pendalaman materi.
12
BAB III
INOVASI DALAM MENGGUNAKAN
METODE EKSPOSITORI DALAM PEMBELAJARAN FISIKA
3.1 Fisika dan Model Pembelajaran
Fisika adalah salah satu cabang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang
mendasari perkembangan teknologi maju dan konsep hidup harmonis dengan
alam. Salah satu ciri mata pelajaran Fisika adalah adanya kerjasama antara
eksperimen dan teori. Teori dalam Fisika tak lain adalah pemodelan ilmiah
terhadap berbagai dasar dan kebenarannya harus diuji dengan eksperimen. Ciri
Fisika ini dikenal sebagai metode ilmiah. Dalam permasalahan yang alamiah
seringkali memerlukan keterpaduan berbagai komponen sebagai dasar logika
deskripsi permasalahan yang ada (Dirjen Pendidikan Menengah dalam Rosita
Budi Indrayanti, 2006).
Perkembangan pesat di bidang teknologi informasi dan komunikasi
dewasa ini dipicu oleh temuan di bidang fisika material melalui penemuan piranti
mikroelektronika dengan ukuran yang sangat kecil, tetapi mampu memuat banyak
informasi. Sebagai ilmu yang mempelajari fenomena alam, fisika juga
memberikan pelajaran yang baik kepada manusia untuk hidup selaras berdasarkan
hukum alam. Pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan serta pengurangan
dampak bencana alam tidak akan berjalan secara optimal tanpa pemahaman yang
baik tentang fisika. Oleh karena itu, peserta didik pada setiap jenjang pendidikan
hendaknya memiliki pengetahuan tentang fisika.
Untuk dapat mencapai tujuan mata pelajaran fisika pada satuan
pendidikan SMA/MA, maka pendidik mata pelajaran fisika harus melakukan
inovasi pada setiap dimensi pembelajaran fisika. Memciptakan inovasi pada
model-model pembelajaran yang pada akhirnya akan menghasilkan kualitan
pendidikan terbaik. Pada makalah ini secara khusus akan dibahas tentang inovasi
metode ekpositori dalam pembelajaran fisika.
13
3.2 Inovasi Ekspositori Tanya Jawab
Metode tanya jawab digunakan bersama dengan metode ceramah, untuk
merangsang kegiatan berfikir siswa, dan untuk mengetahui keefektifan
pengajarannya, sebagai mana diutarakan Popham & Baker (1992 : 89). Penerapan
metode tanya jawab guru dapat mengatur bagian-bagian penting yang perlu
mendapat perhatian khusus.
Dalam proses pembelajaran dengan metode ceramah harus peka terhadap
respon siswa. Skiner dalam Driscoll (1994 : 30) menjelaskan bahwa diskripsi
hubungan antara stimulan dan respon tidaklah sesederhana yang diperkirakan,
melainkan stimulan yang diberikan berinteraksi satu dengan lainnya, dan interaksi
ini artinya mempengaruhi respon yang diberikan juga menghasilkan berbagai
konsekwensi yang akan mempengaruhi tingkah laku siswa. Untuk menciptakan
terjadinyan interaksi, menarik perhatian siswa dan melatih keterampilan siswa,
metode ceramah biasanya dikombinasikan dengan metode tanya jawab dan
pemberian tugas. Resitasi atau tugas dapat pula dikerjakan di luar rumah ataupun
di dalam laboratorium. Pasaribu mengemukanan bahwa metode resitasi
mempunyai tiga fase, yaitu : a) guru memberi tugas, b) siswa melaksakan tugas,
dan c) siswa mempertanggung-jawabkan pada guru apa yang telah dipelajari
(Sutomo, 2003: 45).
3.3 Inovasi Ekspositori Pemberian Tugas
Menurut Herman Hudoyo(1998 : 133) metode ekspositori dapat meliputi
gabungan metode ceramah, metode drill, metode tanya jawab, metode penemuan
dan metode peragaan. Pentatito Gunawibowo (1998 : 6.7) dalam pembelajaran
menggunakan metode ekspositori, pusat kegiatan masih terletak pada guru.
Dibanding metode ceramah, dalam metode ini dominasi guru sudah banyak
berkurang. Tetapi jika dibanding dengan metode demonstrasi, metode ini masih
nampak lebih banyak.
Kegiatan guru berbicara pada metode ekspositori hanya dilakukan pada
saat-saat tertentu saja, seperti pada awal pembelajaran, menerangkan materi,
memberikan contoh soal. Kegiatan siswa tidak hanya mendengarkan, membuat
14
catatan, atau memperhatikan saja, tetapi mengerjakan soal-soal latihan, mungkin
dalam kegiatan ini siswa saling bertanya. Mengerjakan soal latihan bersama
dengan temannya, dan seorang siswa diminta mengerjakan di papan tulis. Saat
kegiatan siswa mengerjakan latihan, kegiatan guru memeriksa pekerjaan siswa
secara individual dan menjelaskan kembali secara individual. Apabila dipandang
masih banyak pekerjaan siswa belum sempurna, kegiatan tersebut diikuti
penjelasan secara klasikal.
Pendapat David P. Ausebul dalam Pentatito Gunowibowo (1998:6.7)
menyebutkan bahwa metode ekspositori merupakan cara mengajar yang paling
efektif dan efisien dalam menanamkan belajar bermakna. Selanjutnya Dimyati
dan Mudjiono (1999:172) mengatakan metode ekspositori adalah memindahkan
pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai kepada siswa. Peranan guru yang
penting adalah 1) menyusun program pembelajaran, 2) memberi informasi yang
benar, 3) pemberi fasilitas yang baik, 4) pembimbing siswa dalam perolehan
informasi yang benar, dan 5) penilai prolehan informasi. Sedangkan peranan
siswa adalah 1) pencari informasi yang benar, 2) pemakai media dan sumber yang
benar, 3) menyelesaikan tugas dengan penilaian guru.
Dari beberapa pendapat di atas, Pemberian tugas diberikan guru berupa
soal-soal (pekerjaan rumah) yang dikerjakan secara individual atau kelompok.
Adapun hasil belajar yang dievaluasi adalah luas dan jumlah pengetahuan,
keterampilan, dan nilai yang dikuasai siswa. Pada umumnya alat evaluasi hasil
belajar yang digunakan adalah tes yang telah dibakukan atau tes buatan guru.
15
BAB IV
KESIMPULAN
Dari pembahasan kajian teoritis dan pembahasan pada bab sebelumnya.
Dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Metode Ekspositori adalah strategi pembelajaran yang menekankan kepada
proses penyampaian materi secara verbal dari seorang guru kepada siswa
dengan maksud agar siswa dapat menguasai materi pelajaran secara optimal.
2. Metode ekspositori efektif digunakan pada kelas yang besar. Artinya jumlah
siswa dalam sebuah kelas banyak, dimana tidak memungkinkan membentuk
kelompok untuk melakukan pembelajaran koperatif murni.
3. Metode ekpositori dapat diinovasi/digabungkan metode tanya jawab yang
dilakukan dikelas antara guru dengan siswa. Dimana akan meningkatkan
pemahaman siswa karena terangsang kegiatan berfikir siswa.
4. Metode ekpositori dapat diinovasi/digabungkan pemberian tugas yang
diberikan guru ke siswa. Siswa akan mengumpulkan informasi sebanyak-
banyaknya terlebih dahulu sebelum proses pembelajaran berlangsung.
16
DAFTAR PUSTAKA
Heni Rusnayati dan Achmad Samsuddin, Pendidikan Sains, (Online), tersedia dalam : http://pendidikansains.blogspot.com/2010/10/kegiatan-eksperimen-fisika-dasar-i.html, diakses 06 September 2012
Jaya, Pembelajaran ekspositori. http://jayantihr.blogspot.com/2011/11/pengertian-metode-ekspositoripembelajar.html#!/2011/11/pengertian-metode-ekspositoripembelajar.html (diakses pada tanggal 06 September 2012)
Modul 5 Inovasi dalam Pembelajaran, (Online) tersedia dalam :http://file.upi.edu/Direktori/DUALMODES/INOVASI_PENDIDIKAN/Modul_5-Inovasi_dalam_Pembelajaran.pdf, di akses 06 September 2012
Sunarto, Metode Ekspositori. http://sunartombs.wordpress.com/2009/03/09/pengertian-metode-ekspositori/ (diakses pada tanggal 06 September 2012)
17