Upload
duongdat
View
219
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
THE 5TH URECOL PROCEEDING 18 February 2017 UAD, Yogyakarta
908
THE 5TH URECOL ISBN 978-979-3812-42-7
INOVASI PRODUK PENGHIMPUNAN DANA PERBANKAN SYARIAH
(STUDI KASUS TABUNGAN ARISAN BPRS MADINA)
Satria Utama
1), Putri Ega Handini
2)
1Prodi Muamalat, Fakultas Agama Islam, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
email: [email protected] 2Alumni Prodi Muamalat, Fakultas Agama Islam, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Abstrak
Industri perbankan syariah berkembang cukup baik di Indonesia. kemampuan menghimpun
dana pihak ketiga merupakan salah satu tolak ukur utama efektifnya fungsi intermediari
perbankan. proses penghimpunan dana perbankan dihadapkan pada tarik ulur antara likuiditas
dan biaya yang harus dikeluarkan untuk menghimpun dana seefisien mungkin sehingga
perbankan syariah dituntut untuk mampu melakukan inovasi produk penghimpunan dana yang
berbiaya murah namun memiliki tingkat likuiditas cenderung rendah. penelitian ini bertujuan
untuk menganalisa praktek inovasi produk tabungan Arisan di BPRS Madina Mandiri
Sejahtera. inovasi produk dikaji dari sudut pandang manajemen dana dan rasio-rasio kinerja
keuangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari sudut pandang manajemen dana,
tabungan arisan sudah cukup inovatif dimana memiliki potensi penghimpunan dana sebesar
Rp. 590.400.000 per kelompok tabungan dengan tingkat likuiditas yang rendah yaitu tiga tahun
sehingga bank akan lebih fleksibel dalam mengelola dana tersebut untuk menghasilkan
keuntungan yang tinggi Dilain sisi tingkat biaya tabungan arisan yaitu setara 6,4% per tahun.
Biaya ini relative murah jika dibandingkan dengan produk-produk lainnya. Produk tabungan
arisa memiliki keunggulan murahnya tingkat biaya (6,4%) dengan tingkat likuiditas yang
sangat rendah yaitu 3 tahun. Namun dari sudut pandang kinerja keuangan belum ditemukan
peningkatan yang berarti.
Keywords: Inovasi, Tabungan, Arisan, Bank Syariah
1. PENDAHULUAN
Inovasi produk penghimpunan dana
sangat perlu dilakukan perbankan syariah
ditengah ketatnya persaingan dalam meraih
pangsa pasar khususnya pasar dana pihak
ketiga yang merupakan sumber dana utama
perbankan. Data otoritas jasa keuangan
menyatakan bahwa pada tahun 2016
perbankan syariah baru mampu mencapai
pangsa pasar sebesar 5% dari pangsa pasar
perbankan nasional. Persaingan merebut
pangsa pasar sumber dana perbankan tidak
hanya terjadi antara perbankan syariah
dengan perbankan konvensional, namun
persaingan juga terjadi dalam lingkup
perbankan syariah sendiri baik bank umum
syariah maupun bank pembiayaan rakyat
syariah.
Komposisi dana pihak ketiga juga
mempengaruhi kinerja penyaluran dana
perbankan syariah. Tersedianya sumber dana
yang variatif dan biaya dana yang murah
serta kemampuan menghimpun dana yang
baik merupakan kriteria komposisi dana
pihak ketiga yang ideal. Komposisi dana
pihak ketiga perbankan syariah didominasi
oleh produk deposito mudarabah sebesar
61,75%, diikuti oleh tabungan mudarabah
sebesar 28,73% dan giro wadiah sebesar
9,52%.1 Berdasarkan data tersebut dapat
dilihat bahwa komposisi dana pihak ketiga
didominasi oleh produk pendanaan berbasis
bagi hasil dengan akad mudhrabah yaitu
sebesar 90,48%. Namun, dominasi produk
1 Otoritas Jasa Keuangan, Laporan Profil Industri
Perbankan Triwulan I 2015
THE 5TH URECOL PROCEEDING 18 February 2017 UAD, Yogyakarta
909
THE 5TH URECOL ISBN 978-979-3812-42-7
deposito mudharabah yang terlalu besar
berdampak pada tingginya biaya dana
perbankan syariah serta mengindikasikan
kurangnya kemampuan menghimpun dana
yang murah.
Perbankan syariah dituntut untuk bisa
melakukan deferensiasi dan juga inovasi
produk sebagai solusi ketatnya persaingan
yang terjadi. Produk yang dirancang harus
merupakan produk yang memiliki
keunggulan baik dari sudut pandang
masyarakat (nasabah dan calon nasabah)
serta dari sudut pandang internal perbankan.
Inovasi produk penghimpunan dana yang
baik dalam pandangan masyarakat
diantaranya mempertimbangkan apakah
produk tersebut merupakan solusi dari
kebutuhan masyarakat, serta memberikan
fasilitas yang baik dan juga menguntungkan.
Di lain sisi, dari sudut pandang perbankan,
inovasi dilakukan untuk meningkatkan
potensi penghimpunan dana, dan mampu
memperkecil gap antara tingkat likuiditas dan
biaya produk penghimpunan dana.
Perbankan syariah memiliki peluang
inovasi yang cukup baik dimana memiliki
banyak pilihan akad yang bisa diterapkan
sehingga bisa dirancang produk-produk yang
lebih inovatif. Semakin meningkatnya
kesadaran masyarakat akan keunggulan-
keungulan sistem keuangan syariah juga
menjadi peluang yang harus ditangkap
disamping potensi Indonesia sebagai Negara
berpenduduk muslim terbesar di dunia.
Perkembangan perbankan syariah di
Yogyakarta cukup baik dibanding
perkembangan nasional. Tahun 2016 pangsa
pasar perbankan syariah di Yogyakarta
mencapai 7% atau lebih tinggi dari pangsa
pasar perbankan syariah nasional. BPRS
Madina merupakan salah satu BPRS terbaik
di Indonesia dengan total asset terbesar di
Yogyakarta. Dalam rangka meningkatkan
penghimpunan dananya, BPRS Madina
melakukan inovasi produk tabungan arisan
yang menggabungkan Antara prinsip
tabungan dengan deposito. Inovasi produk
serupa masih sangat jarang dilakukan oleh
perbankan syariah lainnya sehingga produk
ini menarik untuk dikaji lebih dalam terkait
keunggulan dan pola manajemen dana yang
diterapkan dalam inovasi produk tersebut.
Penelitian ini bertujuan menjawab
rumusan masalah diantaranya:
1) Bagaimanakah proses inovasi produk
tabungan arisan di BPRS Madina?
2) apakah terjadi peningkatan kinerja
keuangan setelah diterapkannya
produk tabungan arisan?
2. KAJIAN LITERATUR DAN
PENGEMBANGAN HIPOTESIS
A. Kajian Literatur
1) Manajemen Dana Perbankan Syariah
Perbankan merupakan lembaga
intermediary keuangan yang menghimpun
dana dari masyarakat dan menyalurkannya
kembali kepada masyarakat yang
membutuhkan dana. Sumber dana pihak
ketiga (masyarakat) merupakan sumber dana
terbesar perbankan sehingga semakin mampu
perbankan menghimpun dana masyarakat
maka akan semakin tersedia sumberdaya
yang bisa dikelola dalam kegiatan bisnis
perbankan.
Dalam proses penghimpunan dan
pengelolaan dana tersebut, terdapat beberapa
permasalahan utama yang harus diperhatikan.
Secara singkat Pokok permasalahan
manajemen dana bank pada umumnya dan
bank syariah pada khususnya adalah:2
a) Berapa memperoleh dana dan dalam
bentuk apa dengan biaya yang
relative murah
b) Berapa jumlah dana yang dapat
ditanamkan dan dalam bentuk apa
untuk memperoleh pendapatan yang
optimal.
c) Berapa besarnya dividen yang
dibayarkan yang dapatvmemuaskan
pemilik/pendiri dan laba ditahan
yang memadai untuk pertumbuhan
Bank Syariah.
2 Muhammad. Manajeman Dana Bank Syariah
(Jakarta: Rajawali Press, 2015), hlm. 47.
THE 5TH URECOL PROCEEDING 18 February 2017 UAD, Yogyakarta
910
THE 5TH URECOL ISBN 978-979-3812-42-7
Memperoleh dana yang relative murah
merupakan tantangan besar bagi perbankan
syariah. Pada produk-produk funding pada
umumnya terjadi Tarik ulur Antara biaya
yang murah dengan tingkat likuiditas dana
tersebut yang tinggi. Semaikin murah
imbalan yang ditawarkan maka akan semakin
tinggi tingkat likuiditas yang dituntuk
nasabah. Motivasi utama nasabah dalam
mengorbankan likuiditas dananya sejalan
dengan tingginya imbalan yang ditawarkan.
Dalam rangka memaksimalkan kinerja
penghimpunan dana, maka perbankan syariah
harus melakukan inovasi produk yang bisa
mempersempit gap antara likuiditas dan
biaya yang harus dikeluarkan.
2) Sumber Dana Perbankan Syariah
Sumber dana perbankan syariah
diantaranya modal sendiri, dana pihak ketiga
dan dana pihak lain.3 Sumber dana perbankan
didominasi dana pihak ketiga dimana
deposito berjangka merupakan komponen
utama pembentuk dana pihak ketiga
sebagaimana data yang disampaikan OJK.4
3) Bagi Hasil
Bagi hasil adalah suatu sistem
pengolahan dana dalam perbankan syariah
dimana terjadi pembagian hasil usaha antara
pemilik modal dan pengelola.5 Bagi hasil
adalah bentuk return (perolehan aktiva usaha)
dari kontrak investasi, dari waktu ke waktu,
tidak pasti dan tidak tetap didalam islam.
Besar-kecilnya perolehan kembali tergantung
pada perolehan hasil usaha yang diperoleh
bank syariah.6
Kontrak berdasarkan prinsip bagi hasil
diterapkan dalam kontrak-kontrak
3 Gita danupranata, Manajemen Perbankan
Syariah (Jakarta: salemba empat, 2013), hlm. 90. 4 OJK, Laporan Industri Perbankan Triwulan I
2015, menunjukkan bahwa komposisi DPK
perbankan syariah didominasi produk deposito
mudarabah sebesar 61,75% 5 Syafii Antonio, Bank Syariah dari Teori ke
Praktik (Gema insani, Jakarta: 2008), hlm. 90. 6 Rivai, Arifin, Islamic Bank..., hlm. 800.
mudharabah dan musyarakah. Berdasarkan
kedua pendapat tersebut dapat disimpulkan
bahwa bagi hasil adalah suatu kontrak dalam
produk penghimpunan dana maupun
penyaluran dana dimana nasabah berperan
sebagai pemilik dana dan bank sebagai
pengelola dana dengan disepakati porsi
pembagian atas keuntungan dan resiko yang
didapat dari pengelolaan dana tersebut.
besarnya keuntungan yang diberikan kepada
nasabah tidak bisa ditentukan dimuka karena
bergantung pada pendapatan yang dihasilkan
bank yang juga merupakan cerminan kinerja
pengelolaan dana.
Tingggi rendahnya tingkat likuiditas
dana pihak ketiga akan berpengaruh terhadap
fleksibelitas perbankan dalam mengelola
dana. Semakin rendah tingkat likuiditas dana
pihak ketiga maka akan semakin tinggi
potensi pengelolaan dana, dan perbankan
akan lebih fleksibele dan maksimal
mengalokasikan dana tersebut dalam produk-
produk pembiayaan yang mampu
menghasilkan pendapatan maksimal.
3. METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Sifat Penelitian
penelitian ini menggunakan dua
pendekatan yaitu kualitatif dan kuantitatif.
penelitian kualitatif dilakukan untuk
mengetahui proses inovasi produk yang
dilakukan. pendekatan kuantitatif dilakukan
dengan analisa deskriptif terhadap beberapa
rasio keuangan guna melihat ada atau
tidaknya peningkatan kinerja keuangan
setelah diterapkannya produk tabungan
arisan.
B. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di PT BPRS
Madina Mandiri Sejahtera, Jl Parangtritis
Bantul, Yogyakarta.
C. Teknik Pengumpulan Data
Data kualitatif didapatkan dengan
metode wawancara kepada direksi, marketing
dan staff pembiayaan BPRS Madina. Data
kuantitatif dalam penelitian ini bersumber
THE 5TH URECOL PROCEEDING 18 February 2017 UAD, Yogyakarta
911
THE 5TH URECOL ISBN 978-979-3812-42-7
dari laporan keuangan BPRS Madina periode
2015-2016 dalam bentuk data bulanan.
D. Penilaian Manajemen Dana
Penilaian manajemen dana dilakukan
dengan menilai hal-hal berikut:
1) Produk
2) Marketing
3) Potensi funding
4) Biaya
5) Likuiditas
6) Perbandingan dengan produk lain
E. Penilaian Kinerja Keuangan
kinerja keuangan perbankan dalam
penelitian ini dianalisa melalui tiga sudut
pandang, yaitu kinerja penghimpunan dana,
profitabilitas, dan efisiensi:
1) Kinerja penghimpunan dana dilihat dari
pertumbuhan dana pihak ketiga dan
pertumbuhan aset.
2) Kinerja profitabilitas dilihat dari: return
on asset (ROA), return on equity (ROE),
return on investmen (ROI), dan net
operating margin (NOM)
3) Kinerja efisiensi dilihat melalui BOPO
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Produk Tabungan Arisan
Produk tabungan arisan syariah ini
resmi berlaku pada bulan April 2015. Adapun ilustrasi produk tabungan arisan,
sebagai berikut:
1) Arisan dibagi dalam beberapa grup,
dimana setiap grup memiliki anggota
200 orang.
2) Setoran bulanan sebesar Rp 100.000
untuk satu nomor arisan.
3) Jangka waktu arisan selama 36 bulan
4) Bagi peserta arisan akan diberikan
hadiah langsung berupa souvenir.
5) Tabungan arisan tetap mendapatkan
bagi hasil dengan ER 2-3 persen
dibayarkan pada saat penutupan
arisan (bln ke 36).
6) Pemutaran arisan dilakukan setiap
tanggal 10 setiap bulannya dan
dikeluarkan satu nomor dalam satu
grupnya. Jadi dalam satu nomor yang
keluar hanya 36 nomor, sisanya 164
nomor dapat mencairkan dananya
pada saat penutupan arisan yaitu
bulan ke 36.
7) Bagi nomor yang keluar
mendapatkan bonus dari bank
sebesar Rp 500.0000 plus dana yang
sudah disetorkan nasabah yang
dikembalikan dengan utuh.
B. Analisa Manajemen Dana
1) Kebutuhan Masyarakat Akan
Produk.
Arisan merupakan bentuk sistem
keuangan yang sudah banyak dikenal
dan diterpakan masyarakat. Praktek
arisan tradisional memiliki beberapa
risiko seperti ketidakprofesionalan
dalam pengelolaan dana, anggota
yang tidak konsisten dalam
membayar arisan, bahkan sampai
pada aspek keamanan dari dana
arisan tersebut.
Dengan adanya peran serta
perbankan syariah dalam
mengembangkan serta mengelola
sistem arisan menjadi produk
keuangan yang lebih menguntungkan
secara otomatis akan direspon baik
oleh masyarakat.
2) Potensi Pemasaran Produk
Tabungan arisan memiliki potensi
untuk dipasarkan kepada elemen
masyarakat yang saling terkait dalam
suatu kelompok maupun golongan
seperti para anggota suatu organisasi
masyarakat, sekelompok pegawai
pada institusi negeri maupun swasta,
komunitas terkait hobi dan lain lain.
Tabungan arisan akan sangat
potensial dipasarkan kepada
komunitas-komunitas masyarakat
yang pernah maupun memiliki minat
dengan arisan tradisional.
3) Potensi Funding
THE 5TH URECOL PROCEEDING 18 February 2017 UAD, Yogyakarta
912
THE 5TH URECOL ISBN 978-979-3812-42-7
berdasarkan ilustrasi manajemen
dana tabungan arisan (terlampir)
dapat dilihat dari satu kelompok
tabungan arisan dengan jumlah
anggota 200 orang dan setoran
Rp.100.000,- perbulan selama kurun
waktu 36 bulan maka dana yang
akan terkumpul adalah sebesar Rp
590.400.000 dengan rata-rata dana
yang mengendap sebesar Rp
324.983.333 setiap bulannya
4) Biaya
Total biaya yang dikeluarkan bank
adalah:
Tabel 1. Analisa Biaya Tabungan
Arisan
Berdasarkan table diatas maka dapat
dihitung bahwa untuk potensi
penghimpunan dana sebesar
Rp.540.000.000,- dengan rata-rata
dana mengendap sebesar Rp
324.983.333 setiap bulannya BPRS
Madina harus mengeluarkan biaya
dan bagi hasil setara dengan 6,42%
pertahun.
5) Tingkat Likuiditas
Tingkat likuiditas tabungan arisan
adalah selama tiga tahun atau 36
bulan. Tingkat likuiditas ini jauh
lebih tinggi dari tingkat likuiditas
produk perbankan pada umumnya
dimana hanya maksimal 12 bulan.
6) Potensi Pengelolaan Dana
Rendahnya likuiditas dana
memungkinkan bank untuk
mengalokasikannya kedalam produk-
produk pembiayaan yang bersifat
jangka panjang yang bisa
memaksimalkan profitabilitas bank
tersebut.
Berdasarkan simulasi perhitungan
yang dilakukan peneliti, dengan
mengalokasikan dana kedalam
produk pembiayaan yang memiliki
rate of return minimal setara 15%
per tahun, maka bank bisa
mendapatkan spread sebesar 9,3%.
7) Perbandingan Dengan Produk
Lain.
Tabel 2. Perbandingan Produk.
E
q
u
i
v
a
l
e
n
r
a
t
e
t
abungan arisan ini lebih murah
dibandingkan dengan equivalen rate
deposito yang ada di bank tersebut.
Likuiditasnya juga lebih rendah
disbanding produk deposito yang
hanya 12 bulan.
C. Analisa Kinerja Keuangan
1) pertumbuhan dana pihak ketiga
dan Aset
berdasarkan data pada lampiran
grafik.1 terlihat peningaktan dari
setiap porsi dana masyarakat yang
dihimpun. Baik dari porsi tabungan
wadiah, tabungan mudharabah
ataupun deposito. Terlihat terdapat
peningkatan dalam tabungan wadiah
namun tidak dapat dipungkiri
pengikat pertama dan penyumbang
utama dalam menaikan grafik DPK
adalah besarnya dana masyarakat
Komponen Biaya
Bonus Rp.500.000 X
36 Bulan 18,000,000
Bagi Hasil 19,596,495
Hadiah Langsung 10,000,000
Hadian Granprice 15,000,000
TOTAL BIAYA 62,596,495
RATA-RATA BIAYA 1,738,792
ER TABUNGAN
ARISAN 6.42%
Jenis Nisbah
untuk
nasabah
Ekuivalen
Rate
Tabungan
Arisan
- 6,42%
Deposito
madina
sejahtera
58,0% 10,03%
Deposito 12
bulan
58,0% 10,3%
Deposito 6
bulan
52,0% 9,00%
Deposito 3
bulan
47,0% 8,13%
THE 5TH URECOL PROCEEDING 18 February 2017 UAD, Yogyakarta
913
THE 5TH URECOL ISBN 978-979-3812-42-7
yang dihimpun oleh bank dalam
bentuk deposito. Itu karena bank
menjanjikan bagi hasil yang sangat
menarik dalam deposito.
Aset BPRS Madina juga
mengalami peningkatan selama
periode penelitian sebagimana
tercantum dalam lampiran grafik. 2
2) Kinerja Profitabilitas.
Return On Asset (ROA)
Berdasarkan lampiran grafik
4. laba sebelum pajak memiliki nilai
terendah untuk bulan Desember 2013
dengan nominal -3.995.381 (dalam
ribuan rupiah) ini karena pada tahun
2013 BPRS Madina mengalami
kerugian dan menjadi perhatian
khusus oleh pihak BI waktu itu.
Dengan total aktiva terendah sebesar
25.577.656 (dalam ribuan rupiah)
dan laba sebelum pajak tertinggi
sebelum pemberlakuan produk
terjadi pada bulan Maret 2015
dengan nominal 91.000 (dalam
ribuan rupiah) dan nominal tertinggi
di aktiva terjadi pada bulan Maret
2015 sebesar 32.273.333 (dalam
ribuan rupiah ) itu terjadi sebelum
produk tabungan arisan
diberlakukan. Sehingga terlihat
dalam grafik jika fluktuasi rasio
ROA memiliki peringkat terendah
pada data pertama yaitu bulan
Desember 2013 diantara yang
lainnya.
Sedangkan pada saat setelah
produk tabungan arisan laba sebelum
pajak terendah terjadi pada bulan
September 2015 dengan nominal
42.505 (dalam ribuan rupiah) dan
tertinggi pada bulan Desember 2015
sejumlah 1.090.892 (dalam ribuan
rupiah). Dan untuk aktiva terendah
terjadi pada bulan Juni 2015 senilai
36.901.407 (dalam ribuan rupiah)
dan tertinggi pada bulan September
2016 sebesar 44.316.375 (dalam
ribuan rupiah)
fluktuasi ROA terendah
terjadi pada bulan Desember 2013
sebelum diberlakukannya produk
tabungan arisan yang dipengaruhi
oleh kualitas laba sebelum pajak dan
aktiva pada bulan Desember 2013
dan terus mengalami pertumbuhan
dari waktu ke waktu.
3) Return On Equity (ROE)
Perbandingan antara laba bersih dan
modal sendiri pada rasio ROE. Disini
terlihat laba bersih memiliki nilai
terendah untuk bulan Desember 2013
dengan nominal -3.995.381 (dalam
ribuan rupiah). Dengan nilai modal
terendah pada bulan Maret 2013
sebesar 1.665.000 (dalam ribuan
rupiah) dan laba bersih tertinggi
sebelum pemberlakuan produk
terjadi pada bulan Maret 2015
dengan nominal 77.815 (dalam
ribuan rupiah) dan nominal tertinggi
untuk modal sebesar 6.370.000
(dalam ribuan rupiah) terjadi pada
bulan Desember 2014 dan Maret
2015 sebesar 32.273.333 (dalam
ribuan rupiah ) itu terjadi sebelum
produk tabungan arisan
diberlakukan. Sehingga terlihat
dalam grafik jika fluktuasi rasio ROE
memiliki peringkat terendah pada
data pertama yaitu bulan Desember
2013 diatara yang lainnya.
Sedangkan pada saat setelah
produk tabungan arisan laba bersih
terendah terjadi pada bulan
September 2015 sebesar 5.529
(dalam ribuan rupiah) dan tertinggi
pada bulan Desember 2015 sejumlah
1.028.068 (dalam ribuan rupiah).
Dan untuk modal nilainya sama dari
awal bulan Juni 2016 sampai dengan
September 2016 sebesar 6.370.000
(dalam ribuan rupiah).
Sehingga fluktuasi ROE
terendah terjadi pada bulan
Desember 2013 sebelum
diberlakukannya produk tabungan
arisan yang dipengaruhi oleh kualitas
laba bersih dan modal pada bulan
Desember 2013 dan terus mengalami
pertumbuhan dari waktu ke waktu.
4) Return On Investmen (ROI)
THE 5TH URECOL PROCEEDING 18 February 2017 UAD, Yogyakarta
914
THE 5TH URECOL ISBN 978-979-3812-42-7
Berdasarkan lampiran grafik.5 dapat
dilihat fluktuasi dan perbandingan
antara laba bersih dan total aktiva
pada rasio ROI. Disini terlihat laba
bersih memiliki nilai terendah untuk
bulan Desember 2013 dengan
nominal -3.995.381 (dalam ribuan
rupiah). Dengan nilai total aktiva
terendah pada bulan Desember 2013
sebesar -25.577.656 (dalam ribuan
rupiah) dan laba bersih tertinggi
sebelum pemberlakuan produk
terjadi pada bulan Maret 2015
dengan nominal 77.815 (dalam
ribuan rupiah) dan nominal tertinggi
untuk aktiva sebesar 32.273.333
(dalam ribuan rupiah) terjadi pada
bulan Maret 2015 dan itu terjadi
sebelum produk tabungan arisan
diberlakukan. Sehingga terlihat
dalam grafik jika fluktuasi rasio ROI
memiliki peringkat terendah pada
data pertama yaitu bulan Desember
2013 diantara yang lainnya.
Sedangkan pada saat setelah
produk tabungan arisan laba bersih
terendah terjadi pada bulan
September 2015 sebesar 5.529
(dalam ribuan rupiah) dan tertinggi
pada bulan Desember 2015 sejumlah
1.028.068 (dalam ribuan rupiah).
Dan untuk aktiva nilainya
terendahnya adalah pada bulan Juni
2015 sebesar 36.901.407 (dalam
ribuan rupiah) dan tertinggi pada
bulan September 2016 sebesar
44.316.375 (dalam ribuan rupiah).
Sehingga fluktuasi ROI
terendah terjadi pada bulan
Desember 2013 sebelum
diberlakukannya produk tabungan
arisan yang dipengaruhi oleh kualitas
laba bersih dan aktiva pada bulan
Desember 2013 dan terus mengalami
pertumbuhan dari waktu ke waktu.
5) Net Operating Margin (NOM)
Berdasarkan lampiran grafik 6 dapat
dilihat bahwa data terendah untuk
pendapatan operasional sebelum
pemberlakuan produk terjadi pada
bulan Maret 2014 sebesar 1.256.228
(dalam ribuan rupiah ) dan tertinggi
pada bulan Desember 2013 sebesar
15.838.349 (dalam ribuan rupiah).
Sedangkan setelah pemberlakuan
produk tabungan arisan pendapatan
operasional terjadi pada bulan Maret
2016 dan tertinggi pada bulan
Desember 2015 sebesar 5.779.994
(dalam ribuan rupiah).
Kemudian untuk data
distribusi bagi hasil terendah
sebelum pemberlakuan produk
terjadi pada bulan Maret 2014
sebesar 346.468 (dalam ribuan
rupiah) dan tertinggi pada bulan
Desember 2013 sebesar 2.563.285
(dalam ribuan rupiah). Sedangkan
distribusi bagi hasil setelah
pemberlakuan produk nominal
terendah terjadi pada bulan Maret
2014 sebesar 948.663 (dalam ribuan
rupiah ) dan tertinggi pada bulan
Desember 2015 sebesar 3.227.261
(dalam ribuan rupiah).
Selanjutnya untuk data
beban operasional sebelum
pemberlakuan produk tabungan
arisan terendah terjadi pada bulan
maret 2015 sebesar 511.015 (dalam
ribuan rupiah) dan tertinggi pada
bulan Desember 2013 sebesar
17.237.124 (dalam ribuan rupiah).
Sedangkan setelah pemberlakuan
produk tabungan arisan beban
operasional terendah terjadi pada
bulan Maret 2016 sebesar 528.303
(dalam ribuan rupiah) dan tertinggi
sebesar 2.501.304 pada bulan
Desember 2015.
Dan yang terakhir rata-rata
aktiva produktif terendah sebelum
diberlakukannya produk tabungan
arisan terjadi pada bulan Desember
2013 sebesar 1.312.097 (dalam
ribuan rupiah) dan tertinggi pad
bulan Desember 2014 sebesar
31.841.271 (dalam ribuan rupiah).
Sedangkan saat setelah
pemberlakuan produk tabungan
arisan jumlah rata-rata aktiva
produktif terendah terjadi pada bulan
THE 5TH URECOL PROCEEDING 18 February 2017 UAD, Yogyakarta
915
THE 5TH URECOL ISBN 978-979-3812-42-7
September 2015 sebesar 35.827.479
(dalam ribuan rupiah) dan tertinggi
pada bulan September 2016 sebesar
43.111.931 (dalam ribuan rupiah).
6) Kinerja efisiensi dilihat melalui
BOPO
Berdasarkan grafik 6. dapat dilihat
perubahan yang sangat drastis pada
saat produk tabungan arisan
diberlakukan. Meskipun begitu ada
peningkatan yang terjadi pada rasio
BOPO disaat pemberlakuan produk
tabungan arisan.
Tabungan arisan
diberlakukan pada bulan April 2015.
Dan presentase rasio BOPO
memiliki perubahan meskipun tidak
berubah terlalu jauh dari presentase
sebelum produk tabris di berlakukan.
Beban operasional terendah sebelum
pemberlakuan produk tabungan
arisan terjadi pada bulan Maret 2015
sebesar 511.015 (dalam ribuan
rupiah) dan yang tertinggi pada bulan
Desember 2013 sebesar 17.237.124
(dalam ribuan rupiah). Sedangkan
setelah pemberlakuan produk
tabungan arisan beban operasional
terendah terjadi pada bulan Maret
2016 sebesar 528.303 (dalam ribuan
rupiah ) dan tertinggi untuk beban
operasional setelah pemberlakuan
produk terjadi pada bulan Desember
2015 sebesar 2.501.304 (dalam
ribuan rupiah).
Dan untuk pembandingnya
yaitu pendapatan operasional
sebelum pemberlakuan produk
tabungan arisan nominal terendah
terjadi pada bulan Maret 2014
sebesar 1.256.228 dan tertinggi pada
bulan Desember 15.838.349 (dalam
ribuan rupiah). Sedangkan setelah
pemberlakuan produk pendapatan
operasional terendah terjadi pada
bulan Maret 2016 sebesar 1.719.105
dan tertinggi pada bulan Desember
2015 sebesar 5.779.994 (dalam
ribuan rupiah).
5. SIMPULAN
A. Kesimpulan
Setelah melakukan pembahasan, maka
didapat beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1) hasil penelitian menunjukkan bahwa dari
sudut pandang manajemen dana,
tabungan arisan sudah cukup inovatif
dimana memiliki potensi penghimpunan
dana sebesar Rp. 590.400.000 per
kelompok tabungan dengan tingkat
likuiditas yang rendah yaitu tiga tahun
sehingga bank akan lebih fleksibel dalam
mengelola dana tersebut untuk
menghasilkan keuntungan yang tinggi
2) Dilain sisi tingkat biaya tabungan arisan
yaitu setara 6,4% per tahun. Biaya ini
relative murah jika dibandingkan dengan
produk-produk lainnya.
3) Produk tabungan arisa memiliki
keunggulan murahnya tingkat biaya
(6,4%) dengan tingkat likuiditas yang
sangat rendah yaitu 3 tahun.
4) Namun dari sudut pandang kinerja
keuangan belum ditemukan peningkatan
yang berarti
B. Saran
Dari kesimpulan dan keterbatasan yang
telah diuraikan oleh peneliti, maka saran
yang dapat diberikan adalah sebagai berikut:
1) Bank disarankan untuk memperbanyak
kelompok tabungan arisanmengingat
potensi dana yang mampu dihimpun
cukup besar.
2) Bank diharpkan menyiapkan strategi
likuiditas yang baik khususnya ketika
program tabungan arisan yang
dilaksanakan kana jatuh tempo
mengingat besarnya dana yang harus
dicairkan pada waktu yang cenderung
bersamaan.
REFERENSI
P Antonio, Syafii. 2008. Bank Syariah dari
Teori ke Praktik. Jakarta: Gema
insani.
THE 5TH URECOL PROCEEDING 18 February 2017 UAD, Yogyakarta
916
THE 5TH URECOL ISBN 978-979-3812-42-7
Booklet Perbankan indonesia Tahun 2008,
2009, 2010,dan 2011. Bank
Indonesia.
Dahlian, Salahuddin. 2010. “Faktor-Faktor
Yang Mempengaruhi tingkat suku
Bunga Deposito Satu bulan Pada
Bank Persero di Indonesia”. Skripsi
tidak diterbitkan. Medan: Universitas
Sumatera Utara.
Hanafi, Mamduh M. 2004. Manajemen
Keuangan. Yogyakarta: BPFE.
Isna, Andriyani dan Kunti Sunaryo. 2012.
Analisa Pengaruh Return On Asset,
BOPO dan Suku Bunga Terhadap
Tingkat Bagi Hasil Deposito
Mudharabah Pada Bank Umum
Syariah. Jurnal Ekonomi dan Bisnis.
Volume 11. Nomor 01. September
2012. 29-42. Fakultas Ekonomi UPN
“Veteran”. Yogyakarta
Karim, Adiwarman A. 2010. Bank Islam :
Analisis Fiqih dan Keuangan. Edisi
Keempat. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.
Kasmir. 2008. Manajemen Perbankan.
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Meythi., En., dan Rusli. 2011. Pengaruh
Likuiditas dan Profitabilitas
Terhadap Harga Saham Perusahaan
Manufaktur yang Terdaftar Di Bursa
Efek Indonesia. Jurnal Bisnis
Manajemen dan Ekonomi, Vol. 10,
No.2, Hal. 2671-2684.
Margono, Slamet. 2008. “Pelaksanaan
Sistem Bagi Hasil Pada Bank
Syariah : Tinjauan Umum Pada BTN
Syariah Cabang Semarang”. Tesis
tidak diterbitkan. Semarang:
Universitas Diponegoro.
Muhammad. 2005. Manajemen Bank
Syari’ah (edisi revisi). Yogyakarta:
UPP AMP YKPN.
Muhammad. 2008. Sistem dan Prosedur
Operasional Bank Syariah. Edisi
Revisi. Yogyakarta: UII Press.
Peraturan Bank Indonesia Nomor: 11/ 25
/Pbi/2009 Tentang Perubahan Atas
Peraturan Bank Indonesia Nomor
5/8/Pbi/2003 Tentang Penerapan
Manajemen Risiko Bagi Bank
Umum
Rivai, Veithzal dan Arviyan Arifin. 2010.
Islamic Banking : Sistem Bank Islam
Bukan Hanya Solusi Menghadapi
Krisis Namun Solusi Dalam
Menghadapi Berbagai Persoalan
Perbankan & Ekonomi Global.
Jakarta: PT Bumi Aksara.
Sam, M. Ichwan (et. al) (pengh.). 2006.
Himpunan Fatwa Dewan Syariah
Nasional. Cetakan Keempat. Ciputat:
Dewan Syariah Nasional Majelis
Ulama Indonesia.
Sensus penduduk 2010. Duinduh di
www.sp2010.bps.go.id pada Tanggal
1 November 2012.
Surat Edaran Bank Indonesia Nomor
9/24/DPbS Tahun 2007 Sistem
Penilaian Tingkat Kesehatan Bank
Umum Berdasarkan Prinsip Syariah
Suwiknyo, Dwi. 2010. Analisis Laporan
Keuangan Perbankan Syariah.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Taswan. 2010. Manajemen Perbankan
Konsep, teknik dan Aplikkasi. Edisi
Kedua. Yogyakarta: UPP STIM
YKPN.
Undang-undang No 21 Tahun 2008 tentang
Perbankan SyariaH
Undang-undang No. 7 Tahun 1992
Undang-undang No. 10 Tahun 1998
THE 5TH URECOL PROCEEDING 18 February 2017 UAD, Yogyakarta
917
THE 5TH URECOL ISBN 978-979-3812-42-7
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Rp-
Rp10,000,000
Rp20,000,000
Rp30,000,000
Rp40,000,000
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Grafik 1. Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga
Tabungan Wadiah Tabaungan Mudharabah Deposito Mudharabah Total DPK
-10.0%
0.0%
10.0%
20.0%
0
20000000
40000000
60000000
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Grafik.2 Pertumbuhan Aset
Total Aset Growth Asset
-20.00%
-10.00%
0.00%
10.00%
Rp(20,000,000)
Rp-
Rp20,000,000
Rp40,000,000
Rp60,000,000
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
grafik.3 ROA
laba sebelum pajak Total Aktiva ROA
-300.00%
-250.00%
-200.00%
-150.00%
-100.00%
-50.00%
0.00%
50.00%
Rp(6,000,000.00)
Rp(4,000,000.00)
Rp(2,000,000.00)
Rp-
Rp2,000,000.00
Rp4,000,000.00
Rp6,000,000.00
Rp8,000,000.00
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
grafik 4. ROE
Laba bersih Modal ROE
THE 5TH URECOL PROCEEDING 18 February 2017 UAD, Yogyakarta
918
THE 5TH URECOL ISBN 978-979-3812-42-7
(0.200)
(0.150)
(0.100)
(0.050)
-
0.050
Rp(10,000,000)
Rp-
Rp10,000,000
Rp20,000,000
Rp30,000,000
Rp40,000,000
Rp50,000,000
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Grafik 5. ROI
Total Aktiva Laba bersih ROI
Rp(10,000,000)
Rp-
Rp10,000,000
Rp20,000,000
Rp30,000,000
Rp40,000,000
Rp50,000,000
Rp-
Rp5,000,000
Rp10,000,000
Rp15,000,000
Rp20,000,000
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Grafik.6 NOM
PO DBH BO Rata-Rata Aktiva Produktif NOM
-
50.000
100.000
150.000
Rp-
Rp5,000,000
Rp10,000,000
Rp15,000,000
Rp20,000,000
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Grafik.6 BOPO
Beban Penndapatan BOPO
THE 5TH URECOL PROCEEDING 18 February 2017 UAD, Yogyakarta
919
THE 5TH URECOL ISBN 978-979-3812-42-7
Simulasi Arisan Madina Dalam Satu Grup Setoran 100.000 Dengan Jangka Waktu 36 Bulan 2%
BLN N SETORAN SALDOBONUS
BULANAN
PENCAIRAN
ARISANSALDO AKHIR BAGI HASIL
TOTAL
BIAYA
TABUNGAN
ER BULAN
BERJALAN15%
1 200 20,000,000 20,000,000 500,000 100,000 19,900,000 33,333 533,333 32.2% 15% -17.2%
2 199 19,900,000 39,900,000 500,000 200,000 39,600,000 66,330 566,330 17.2% 15% -2.2%
3 198 19,800,000 59,700,000 500,000 300,000 59,100,000 98,993 598,993 12.2% 15% 2.8%
4 197 19,700,000 79,400,000 500,000 400,000 78,400,000 131,320 631,320 9.7% 15% 5.3%
5 196 19,600,000 99,000,000 500,000 500,000 97,500,000 163,313 663,313 8.2% 15% 6.8%
22 179 17,900,000 416,900,000 500,000 2,200,000 391,600,000 655,930 1,155,930 3.5% 15% 11.5%
23 178 17,800,000 434,700,000 500,000 2,300,000 407,100,000 681,893 1,181,893 3.5% 15% 11.5%
24 177 17,700,000 452,400,000 500,000 2,400,000 422,400,000 707,520 1,207,520 3.4% 15% 11.6%
25 176 17,600,000 470,000,000 500,000 2,500,000 437,500,000 732,813 1,232,813 3.4% 15% 11.6%
26 175 17,500,000 487,500,000 500,000 2,600,000 452,400,000 757,770 1,257,770 3.3% 15% 11.7%
27 174 17,400,000 504,900,000 500,000 2,700,000 467,100,000 782,393 1,282,393 3.3% 15% 11.7%
28 173 17,300,000 522,200,000 500,000 2,800,000 481,600,000 806,680 1,306,680 3.3% 15% 11.7%
29 172 17,200,000 539,400,000 500,000 2,900,000 495,900,000 830,633 1,330,633 3.2% 15% 11.8%
30 171 17,100,000 556,500,000 500,000 3,000,000 510,000,000 854,250 1,354,250 3.2% 15% 11.8%
31 170 17,000,000 573,500,000 500,000 3,100,000 523,900,000 877,533 1,377,533 3.2% 15% 11.8%
32 169 16,900,000 590,400,000 500,000 3,200,000 537,600,000 900,480 1,400,480 3.1% 15% 11.9%
33 168 16,800,000 607,200,000 500,000 3,300,000 551,100,000 923,093 1,423,093 3.1% 15% 11.9%
34 167 16,700,000 623,900,000 500,000 3,400,000 564,400,000 945,370 1,445,370 3.1% 15% 11.9%
35 166 16,600,000 640,500,000 500,000 3,500,000 577,500,000 967,313 1,467,313 3.0% 15% 12.0%
36 165 16,500,000 657,000,000 500,000 3,600,000 590,400,000 988,920 1,488,920 3.0% 15% 12.0%
TOTAL 657,000,000 18,000,000 590,400,000 19,596,495 37,596,495
RATA RATA 500,000 324,983,333 544,347 1,044,347 5.7% 9.3%
TOTAL FUNDING 590,400,000
RATA-RATA FUNDING 324,983,333
TABEL 3
SIMULASI MANAJEMEN DANA TABUNGAN ARISAN