Upload
others
View
2
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
i
INOVASI PROGRAM KONSERVASI SUMBER DAYA AIR
DALAM PERSPEKTIF SUSTAINABLE DEVELOPMENT
(Studi Pada Perum Jasa Tirta I Kota Malang)
SKRIPSI
Diajukan untuk Menempuh Ujian Sarjana pada Fakultas Ilmu Administrasi
Universitas Brawijaya
DANIAR AJENG FEBRINA
NIM. 135030101111153
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI
JURUSAN ADMINISTRASI PUBLIK
2017
ii
INOVASI PROGRAM KONSERVASI SUMBER DAYA AIR
DALAM PERSPEKTIF SUSTAINABLE DEVELOPMENT
(Studi Pada Perum Jasa Tirta I Kota Malang)
SKRIPSI
Diajukan untuk Menempuh Ujian Sarjana pada Fakultas Ilmu Administrasi
Universitas Brawijaya
DANIAR AJENG FEBRINA
NIM. 135030101111153
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI
JURUSAN ADMINISTRASI PUBLIK
2017
iii
MOTTO
“Believe in Everything Because Everything Reachable”
iv
v
PERNYATAAN ORISINALITASI SKRIPSI
vi
vii
LEMBAR PERSEMBAHAN
KUPERSEMBAHKAN KARYAKU
UNTUK AYAHANDA DAN IBUNDA TERCINTA
ADIK TERSAYANG
SERTA SEMUA SAHABAT SAHABATKU
YANG SELALU SETIA MEMBERIKAN DUKUNGANNYA
viii
RINGKASAN
Febrina, Daniar Ajeng. 2017.Inovasi Program Konservasi Sumber Daya Air
dalam Perspektif Sustainable development (Studi pada Perum Jasa Tirta I
Kota Malang) .Dosen Pembimbing: Dr. Rer. Pol. Romy Hermawan S.Sos, M.AP
Inovasi merupakan salah satu hal yang wajib dilakukan oleh sebuah
organisasi. Begitu pula dengan sebuah Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
BUMN wajib melakukan inovasi yang mendukung Negara dalam tercapainya target
kesejahteraan masyarakat. Sebuah inovasi tentunya dilakukan untuk segala bidang,
juga termasuk inovasi dalam pengelolaan sumber daya alam. Inovasi yang
dilakukan oleh Perum Jasa Tirta I, lebih dalam pengembangan suatu program yang
sudah ada. Perbaikan dari program-program yang sudah ada sebelumnya. Inovasi
yang ada dalam program konservasi sumber daya air ini sesuai dengan perspektif
sustainable development.
Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif dan
dibatasi oleh tiga fokus penelitian yaitu (1) Inovasi Program Konservasi Sumber
Daya Air dalam perspektif Sustainable development; (2) Faktor-faktor yang
menjadi pendukung dan penghambat dalam Inovasi program konservasi sumber
daya air. Data yang diperoleh melalui observasi, wawancara, dokumentasi di
lapangan.Sedangkan analisa data yang digunakan adalah analisa data deskriptif
dengan melalui proses data collection, data condensation, data display, dan
conclusion.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwaInovasi Program Konservasi Sumber
Daya Air dalam perspektif Sustainable development di Perum Jasa Tirta I Kota
Malang. Perum Jasa Tirta I sudah menerapkan prinsip-prinsip yang ada. Dalam hal
keberlanjutan sosial, Perum Jasa Tirta I berhasil membuat masyarakat terutama
warga sekitar wilayah kerjanya menjadi masyarakat yang proaktif dan lebih peduli
dengan kelestarian lingkungan hidup. Dalam bidang ekonomi, Perum Jasa Tirta I
memberikan bantuan kepada masyarakat daerah sekitar wilayah kerja bibit tanaman
multipurpose trees yang mana hasil dari pohon tersebut dapat dipanen dan dijual
untuk pemenuhan kebutuhan ekonomi, yang mana disisi lain tanaman tersebut
dapat meminimalisir kerusakan lahan. Sedangkan dalam hal lingkungan, dalam
menjalankan Inovasinya Perum Jasa Tirta I menggunakan bahan-bahan yang ramah
lingkungan.
Kata kunci : Inovasi, konservasi, sumber daya air, sustainable development, Perum
Jasa Tirta
ix
SUMMARY
Febrina, Daniar Ajeng. 2017. Innovation of Water Resources Conservation
Program on Perspective of Sustainable development (Study at Perum Jasa
Tirta I Malang). Academic Advisor: Dr. Rer. Pol. Romy Hermawan S.Sos, M.AP
Innovation is one of the things that must be done by an organization.
Similarly, a State-Owned Enterprises (SOEs). SOEs are required to innovate to
support the State in achieving target of community welfare. An innovation is
certainly done for all fields, including innovation in natural resource management.
Innovation conducted by Perum Jasa Tirta I emphasize on development of an
existing program. Improvements from pre-existing programs. The existing
innovations in this water resources conservation program are in accordance with
the perspective of sustainable development.
This research is descriptive research with qualitative approach and limited by
three research focuses, those are (1) Innovation of Water Resources Conservation
Program in perspective of Sustainable development; (2) Factors that support and
inhibit innovation of water resources conservation programs. Data obtained through
observation, interviews, documentation in the field. Whereas data analysis used is
descriptive data analysis through data collection process, data condensation, display
data, and conclusion.
The results of this study indicate that the innovation of water resources
conservation program on perspective of sustainable development Perum Jasa Tirta
I Malang. Perum Jasa Tirta I already apply the principles that exist. In terms of
social sustainability, Perum Jasa Tirta I managed to make the community,
especially the people around its working area to be a proactive society and more
concerned with environmental sustainability. In the field of economy, Perum Jasa
Tirta I provides assistance to local communities around the working area of
multipurpose tree seedlings where the yield of the trees can be harvested and sold
for the fulfillment of economic needs, which on the other side of the plant can
minimize land damage. While in terms of environment, in running innovation
Perum Jasa Tirta I using materials that is eco-friendly.
Keyword : Innovation, Conservation, Water Resource, Sustainable
development, Perum Jasa Tirta I
x
KATA PENGANTAR
Puji Syukur Alhamdulillah, Skripsi dengan Judul “Inovasi Program
Konservasi Sumber Daya Air dalam Perspektif Sustainable development (Studi
Pada Perum Jasa Tirta I Kota Malang)” dapat penulis selesaikan dengan baik.
Sebagai pemenuhan untuk mendapatkan gelar sarjana Jurusan Administrasi Publik
Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya, penulis mengucapkan banyak
terimakasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Bambang Supriyono, MS selaku Dekan Fakulta Ilmu
Administrasi Universitas Brawijaya.
2. Bapak Dr. Choirul Shaleh, M. Si Selaku Ketua Jurusan Administrasi
Publik Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya
3. Ibu Dr. Lely Indah Mindarti, M.Si selaku Ketua Program Studi Ilmu
Administrasi Publik Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya
yang telah memberikan dukungan dalam menyelesaikan skripsi ini.
4. Bapak Dr. Rer. Pol. Romy Hermawan, S.Sos, M.AP selaku Ketua
Komisi Pembimbing skripsi saya, yang dengan sabar membimbing,
mengarahkan, dan mengajarkan saya terkait penelitian yang saya
selesaikan.
5. Untuk Syamsul Arif Bapak saya, dan Enny Krisnawati Ibu saya yang
sangat saya cintai, adik saya Daniar Anisa Fajarini serta keluarga saya
yang mendukung saya, mendengar keluh kesah saya, membimbing dan
xi
memberikan semangat untuk menjadi contoh yang baik sehingga
tercapainya jenjang saat ini dan menyelesaikan tugas akhir.
6. Keluarga Besar HUMANISTIK yang merupakan tempat saya
menempa diri selama 2 tahun berproses, berinteraksi dengan orang-
orang hebat yang selalu menginspirasi saya untuk melakukan hal-hal
yang lebih baik. Biru Muda Arek Publik, Biru Muda HUMANISTIK!
7. Keluarga, sahabat, serta tempat saya menghabiskan sebagian besar
waktu saya Keluarga Pendamping Hitler-ku Jibril Dwi Puja Utama
Dewantara, Nanda Dita Syahpradana, Ria Kurniawati, Farah Aulia,
Ikbal Wirawan Wicaksono, Farah Hanifah, Muhammad Jauhar Nehru,
Naufal Rangga, Wulandari Rahmadinta, Syamsiah Nurholipah, Reyhan
Aldaro Samuda, Muhammad Fachri, dan Wulan Suci Al-Imanah.
Terimakasih semua dukungan moral, kebersamaan, tangis haru, dan
canda tawa yang tidak akan pernah saya lupakan.
8. Untuk Afifatuz Zakiyah Allabibah, Nuraini Widyastuti, dan Bella
Savitri Widyanti. Terimakasih untuk semangat dan dukungannya yang
sampai detik ini mendukung saya.
9. Untuk Nungky Maulidia Rosyidah Putri, Aghnia Melinda, Leila Nur
Chasanah, Liqna Sari Abdillah, Miftakhur Risky Mandatama, dan
teman-teman SMP, SMA, sampai detik ini. Terimakasih semangat dan
dukungannya semoga kita menjadi orang-orang yang sukses. See u on
top!
xii
10. Untuk Farah Aulia, Nindy Roostia, Atika Ayu Pratiwi, dan Milla
Mihatul Maula. Terimakasih sudah memberikan dukungan moral mulai
dari awal perkuliahan hingga saya menyelesaikan skripsi ini.
11. Seluruh Pegawai Perum Jasa Tirta I Kota Malang yang telah membantu
menyelesaikan skripsi ini dengan memberikan data yang dibutuhkan
dan meluangkan waktunya untuk memberikan informasi kepada
penulis.
Semoga tugas akhir program sarjana yang telah saya selesaikan,
pengalaman maupun ilmu yang saya terima dapat membantu saya menjadi manusa
yang lebih baik dan berguna. Akhir kata, tiada gading yang tak retak, begitu pula
dengan karya ilmiah ini. Harapannya, sedikit yang penulis berikan manfaat bagi
semua pihak yang membaca maupun memerlukan. Aamiin.
Malang, Juni 2017
Daniar Ajeng Febrina
xiii
DAFTAR ISI
COVER .............................................................................................................. ii
MOTTO ............................................................................................................. iii
TANDA PERSETUJUAN SKRIPSI ...................... Error! Bookmark not defined.
TANDA PENGESAHAN SKRIPSI ........................ Error! Bookmark not defined.
PERNYATAAN ORISINALITASI SKRIPSI .................................................... v
LEMBAR PERSEMBAHAN ............................................................................. vii
RINGKASAN ..................................................................................................... viii
SUMMARY .......................................................................................................... ix
KATA PENGANTAR ........................................................................................... x
DAFTAR ISI ....................................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xvi
BAB I PENDAHULUAN ............................. Error! Bookmark not defined.
A. Latar Belakang................................ Error! Bookmark not defined.
B. Rumusan Masalah .......................... Error! Bookmark not defined.
C. Tujuan Penelitian ............................ Error! Bookmark not defined.
D. Manfaat Penelitian .......................... Error! Bookmark not defined.
E. Sistematika Pembahasan ................ Error! Bookmark not defined.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................... Error! Bookmark not defined.
A. INOVASI SEKTOR PUBLIK ........ Error! Bookmark not defined.
1. Ciri-Ciri Inovasi ......................... Error! Bookmark not defined.
2. Tipologi Inovasi Sektor Publik .. Error! Bookmark not defined.
3. Proses Inovasi ............................ Error! Bookmark not defined.
B. KONSERVASI SUMBER DAYA AIRError! Bookmark not
defined.
1. Konservasi ................................. Error! Bookmark not defined.
2. Sumber Daya Air ....................... Error! Bookmark not defined.
3. Konservasi Sumber Daya Air .... Error! Bookmark not defined.
C. PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN (SUSTAINABLE
DEVELOPMENT) .......................... Error! Bookmark not defined.
1. Sejarah dan Pengertian Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable
development) .............................. Error! Bookmark not defined.
2. Dimensi-Dimensi Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable
development) .............................. Error! Bookmark not defined.
3. Prinsip-prinsip Pembangunan BerkelanjutanError! Bookmark
not defined.
D. BADAN USAHA MILIK NEGARA (BUMN)Error! Bookmark
not defined.
1. Pengertian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) .............. Error!
Bookmark not defined.
2. Bentuk Badan Usaha Milik NegaraError! Bookmark not
defined.
xiv
BAB III METODE PENELITIAN ................ Error! Bookmark not defined.
A. Jenis Penelitian ............................... Error! Bookmark not defined.
B. Fokus Penelitian ............................. Error! Bookmark not defined.
C. Lokasi dan Situs Penelitian ............ Error! Bookmark not defined.
D. Sumber Data ................................... Error! Bookmark not defined.
E. Teknik Pengumpulan Data ............. Error! Bookmark not defined.
F. Instrumen Penelitian ....................... Error! Bookmark not defined.
G. Analisis Data .................................. Error! Bookmark not defined.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN......... Error! Bookmark not defined.
A. Gambaran Umum Situs Penelitian . Error! Bookmark not defined.
1. Gambaran Umum Lokasi PenelitianError! Bookmark not
defined.
a. Gambaran Umum Kota Malang .......... Error! Bookmark not
defined.
b. Visi dan Misi Kota Malang ... Error! Bookmark not defined.
c. Lambang daerah Kota Malang ............ Error! Bookmark not
defined.
2. Gambaran Umum Situs PenelitianError! Bookmark not
defined.
a. Visi dan Misi Perum Jasa Tirta I ......... Error! Bookmark not
defined.
b. Logo Perusahaan ................... Error! Bookmark not defined.
c. Latar Belakang Perum Jasa Tirta I ...... Error! Bookmark not
defined.
d. Maksud dan Tujuan Pendirian Perum Jasa Tirta .......... Error!
Bookmark not defined.
e. Tugas Tambahan / Khusus .... Error! Bookmark not defined.
f. Bidang Usaha dan Wilayah Kerja Perusahaan .............. Error!
Bookmark not defined.
g. Struktur Organisasi Perusahaan .......... Error! Bookmark not
defined.
B. Penyajian Data Fokus Penelitian .... Error! Bookmark not defined.
1. Inovasi Program Konservasi Sumber Daya Air dalam perspektif
Sustainable development di Perum Jasa Tirta I Kota Malang
................................................... Error! Bookmark not defined.
a. Berdasarkan Keberlanjutan Sistem Sosial . Error! Bookmark
not defined.
b. Berdasarkan Keberlanjutan Ekonomi . Error! Bookmark not
defined.
c. Berdasarkan Keberlanjutan Lingkungan .... Error! Bookmark
not defined.
2. Faktor-faktor yang menjadi pendukung dan penghambat dalam
Inovasi program konservasi sumber daya air di Perum Jasa Tirta
I Kota Malang ............................ Error! Bookmark not defined.
xv
a. Faktor Pendukung ................. Error! Bookmark not defined.
b. Faktor Penghambat ............... Error! Bookmark not defined.
C. Pembahasan .................................... Error! Bookmark not defined.
1. Inovasi Program Konservasi Sumber Daya Air dalam perspektif
Sustainable development di Perum Jasa Tirta I Kota Malang
................................................... Error! Bookmark not defined.
a. Berdasarkan Keberlanjutan Sistem Sosial . Error! Bookmark
not defined.
b. Berdasarkan Keberlanjutan Ekonomi . Error! Bookmark not
defined.
c. Berdasarkan Keberlanjutan Lingkungan .... Error! Bookmark
not defined.
2. Faktor-faktor yang menjadi pendukung dan penghambat dalam
Inovasi program konservasi sumber daya air di Perum Jasa Tirta
I Kota Malang ............................ Error! Bookmark not defined.
a. Faktor Pendukung ................. Error! Bookmark not defined.
b. Faktor Penghambat ............... Error! Bookmark not defined.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN......... Error! Bookmark not defined.
A. Kesimpulan ..................................... Error! Bookmark not defined.
B. Saran ............................................... Error! Bookmark not defined.
DAFTAR PUSTAKA ............................................... Error! Bookmark not defined.
xvi
DAFTAR GAMBAR
No Judul hal
Gambar 1. Model Analisis Data Interaktif ............. Error! Bookmark not defined.
Gambar 2. Lambang Kota Malang ......................... Error! Bookmark not defined.
Gambar 3. Logo Perusahaan .................................. Error! Bookmark not defined.
Gambar 4. Wilayah Kerja Perum Jasa Tirta I ........ Error! Bookmark not defined.
Gambar 5. Struktur Organisasi Perusahaan ........... Error! Bookmark not defined.
Gambar 6. Kegiatan Kerjasama dengan ECOTON tahun 2016Error! Bookmark
not defined.
Gambar 7. Kegiatan JKPKA Tahun 2016 .............. Error! Bookmark not defined.
Gambar 8. Kegiatan Pembibitan Internal ............... Error! Bookmark not defined.
Gambar 9. Kegiatan Pembibitan Eksternal ............ Error! Bookmark not defined.
Gambar 10. Kegiatan Pelestarian Lingkungan PJT I Tahun 2016 ................. Error!
Bookmark not defined.
Gambar 11. RAPES ............................................... Error! Bookmark not defined.
Gambar 12. Realisasi Kegiatan RAPES 2016 ....... Error! Bookmark not defined.
17
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perubahan dan kemajuan yang terjadi di dunia selalu berhubungan dengan
sesuatu yang baru. Perubahan tersebut terjadi karena selalu ada perkembangan
seperti perkembangan teknologi serta cara pandang atau cara berfikir masyarakat.
Dengan adanya perkembangan tersebut, maka muncul lah ide-ide atau gagasan baru
yang nantinya akan memunculkan produk atau jasa yang baru. Yang tentunya ide
atau gagasan tersebut memiliki tujuan untuk perubahan. Inovasi (perubahan)
mengingatkan kita pada istilah invention dan discovery. Invention merupakan
penemuan sesuatu yang benar-benar baru dari hasil karya manusia. Sedangkan
discovery adalah penemuan sesuatu (benda yang telah ada sebelumnya). Inovasi
adalah kata kunci dari keberhasilan, inovasi tidak hanya berlaku bagi sektor swasta
atau pemerintah. Pemerintah baik negara ataupun daerah dan kota akan selalu
menghadapi persaingan global atau persaingan daerah dan kota, sehingga
kecapakan pengelolaan organisasi mereka bisa menjadi pertaruhan kredibilitas para
leadernya.Dalam inovasi terdapat beberapa proses yang mendorong keberhasilan
inovasi tersebut. Menurut Ancok (2012:47) inovasi adalah suatu hal yang kompleks
yang menuntuk proses yang panjang dan melibatkan banyak orang dalam berbagai
unit organisasi. Oleh karena itu, sebuah inovasi memerlukan sebuah peta proses
pengembangan. Begitu pula dengan sebuah Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Sebagai salah satu badan usaha yang
2
dibentuk oleh pemerintah, BUMN wajib melakukan inovasi yang mendukung
negara dalam tercapainya target kesejahteraan masyarakat. Di era sekarang ini,
inovasi dalam sebuah BUMN merupakan suatu keharusan dalam upaya mencapai
kemajuan suatu BUMN tersebut. Sebuah inovasi tentunya digunakan untuk segala
jenis bidang, yakni ekonomi, pendidikan, kesehatan, pelayanan terhadap
masyarakat, juga termasuk inovasi dalam pengelolaan Sumber Daya Alam (SDA).
Dalam Pasal 33 Undang-Undang Dasar 1945, pasal 1 Tentang Pengertian
Perekonomian, Pemnanfaatan SDA, dan Prinsip Pembangunan Nasional yang
bunyinya: Bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh
Negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Kekayaan
sumber daya alam di Indonesia merupakan salah satu warisan yang dimiliki oleh
bangsa Indonesia untuk generasi yang akan datang. Sehingga sumber daya alam ini
harus dikelola dengan baik, cermat, dan sistematis agar menghasilkan dampak yang
baik dan menguntungkan bagi bangsa Indonesia itu sendiri.
Untuk mengelola sumber daya alam tersebut, maka pemerintah membentuk
suatu badan usaha yang mayoritas atau seluruhnya dikuasai oleh negara, atau lebih
dikenal dengan nama Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang berada dibawah
otoritas Kementrian Badan Usaha Milik Negara. Badan Usaha Milik Negara
(BUMN) bergerak dalam berbagai sektor diantaranya sektor pertambangan
(minyak dan gas alam, batu bara, dan lain sebagainya), sektor transportasi (darat,
laut, dan udara), sektor perkebunan, perumahan, dan sektor-sektor lain yang
menguasai hajat hidup orang banyak. BUMN dituntut untuk dapat mengelola
sumber daya alam Indonesia serta mampu meningkatkan kualitas sumber daya
3
manusia sehingga mampu memberikan kualitas pelayanan yang terbaik bagi
masyarakat. Menurut Kurniawan (2007 :3) BUMN merupakan bentuk nyata dari
investasi negara dalam dunia usaha yang anatara lain bertujuan mendorong dan
memacu perkembangan aktivitas perekonomian suatu negara berkembang.
Berangkat dari Undang-undang yang ada tentu saja Badan Usaha Milik
Negara (BUMN) memegang teguh prinsip pembangunan berkelanjutan
(Suistainable development). Yang mana maksudnya adalah adanya keseimbangan
antara kepentingan-kepentingan untuk ekonomi serta memperhatikan pula
keberadaan lingkungan. Pembangunan dengan visi keseimbangan, artinya mampu
mengangkat kesejahteraan tetapi tidak merugikan aspek yang lain baik itu aspek
lingkungan, ekonomi maupun aspek sosial. Pembangunan tersebut adalah
pembangunan berkelanjutan (Sustainable development) dengan prinsip memenuhi
kebutuhan tanpa mengorbankan pemenuhan generasi masa depan. Pembangunan
berkelanjutan mencakup tiga lingkup kebijakan yaitu pembangunan ekonomi,
pembangunan sosial, dan pembangunan pada perlindungan lingkungan.
Sebagaimana yang termuat di dalam Undang-undang No. 32 Tahun 2009
tentang Perlindungan dan pengelolaan Lingkungan Hidup pasal 1 Ayat 3 yang
menyatakan :
“Pembangunan berkelanjutan adalah upaya sadar dan terencana yang
memadukan aspek lingkungan hidup, sosial dan ekonomi ke dalam strategi
pembangunan untuk menjamin keutuhan lingkungan hidup serta keselamatan,
kemampuan, kesejahteraan, dan mutu hidup generasi masa kini dan masa depan”.
Ketiga hal tersebut saling terkait dan merupakan pilar pendorong
pembangunan berkelanjutan. Pembangunan berkelanjutan juga dapat kita lihat
salah satunya, dalam tujuan pembangunan millenium 2015 yang tertuang disana
4
adalah memastikan kelestarian lingkungan hidup (Siti Aisyah, 2010:2). Berkaitan
dengan kelestarian lingkungan hidup maka Negara-negara yang ikut serta
menandatangani Deklarasi Millenium PBB pada September 2000 menyetujui agar:
1. Mengintegrasikan prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan dalam
kebijakan setiap negara dan program serta mengurangi hilangnya sumber
daya lingkungan.
2. Pada tahun 2015 mendatang diharapkan mengurangi setengah dari jumlah
orang yang tidak memiliki akses air minum yang sehat.
3. Pada tahun 2020 mendatang diharapkan dapat mencapai pengembangan
yang signifikan dalam kehidupan untuk sedikittnya 100 juta orang yang
tingga di daerah kumuh.
Komitmen pemerintah Indonesia sudah ada di dalam konstitusi di negara
kita, karena Sumber utama dan kebijakan utama di Indonesia semuanya bersumber
kepada Undang-undang Dasar (UUD) 1945 telah empat kali di amandemen, dimana
konsep mengenai pembangunan berkelanjutan atau suistainable development telah
dimasukkan dalam amandemen yang keempat yang ditetapkan pada tangga 10
Agustus 2002. Disana termuat adanya pengaturan mengenai hak atas lingkungan
sebagai hak asasi manusia dan juga di adopsinya prinsip pembangunan
berkelanjutan (Sustainable development) yang berwawasan lingkungan dalam
UUD 1945 artinya, hal ini menjadikan konstitusi kita sudah berlandaskan akan
kepedulian terhadap masalah lingkungan dan kelestariannya yang menyangkut
kehidupan dimasa kini dan nanti.
Dalam Undang-Undang No.23 tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan
Hidup disebutkan bahwa konservasi sumber daya alam adalah pengelolaan sumber
daya alam tak terbaharui untuk menjamin pemanfaatannya secara bijaksana dan
sumber daya alam yang terbaharui untuk menjamin kesinambungan
5
ketersediaannya dengan tetap memelihara dan meningkatkan kualitas nilainya.
Sumber daya alam yang dapat diperbaharui adalah kekayaan alam yang dapat terus
tersedia di alam selama penggunaannya tidak berlebihan seperti: tumbuh-
tumbuhan, hewan, mikroorganisme, sinar matahari, angin, dan air. Sumber daya air
berdasarkan sifatnya dapat digolongkan menjadi sumber daya alam yang dapat
diperbaharui. Namun, demikian manusia harus berusaha untuk menemukan dan
menggunakannya secara berkelanjutan (lestari). Oleh karena itu manusia
dianugerahi oleh Tuhan YME, akal budi dan pemikiran untuk mengelola dan
memanfaatkan alam semesta sebaik mungkin untuk kepentingan kemaslahatan
hidup umat manusia baik sekarang maupun kehidupan generasi yang akan datang.
Konservasi sumber daya air adalah upaya memelihara keberadaan dan
keberlanjutan keadaan, sifat, dan fungsi air agar senantiasa tersedia dalam kuantitas
dan kualitas yang memadai untuk memenuhi kebutuhan makhluk hidup, baik pada
waktu sekarang maupun yang akan datang. Selanjutnya Arsyad (2000); menyatakan
bahwa konservasi air dan konservasi tanah merupakan dua kegiatan yang
berhubungan sangat erat satu sama lainnya. Setiap perlakuan yang dilakukan pada
sebidang tanah akan memengaruhi tata air pada tempat itu (on site) dan areal-areal
di hilirnya (off site).Konservasi air melalui pengelolaan yang efektif dan
penggunaan yang efisien merupakan kegiatan sangat dibutuhkan dan mendesak.
Pengelolaan air berdasarkan keberadaannya sebagai sumber daya alam adalah
merupakan bagian dari program konservasi air yang secara utuh memelihara,
merehabilitasi, menjagadan memanfaatkan sumber-sumber air yang ada secara
efektif dan efisien terhadap kesejahteraan masyarakat. Kegiatan ini diperlukan
6
untuk mengurangi polusi dan pencemaran sumber daya air akibat perlakuan
eksploitasi berlebihan dalam rangka memenuhi kebutuhan masyarakat yang
semakin meningkat.
Konservasi air pada prinsipnya adalah penggunaan air hujan yang jatuh ke
atas permukaan tanah seefisien mungkin dengan pengaturan waktu aliran yang tepat
sehingga tidak terjadi banjir pada musim hujan dan tersedia cukup air pada musim
kemarau (Arsyad.2000). Konservasi air dapat dilakukan dengan meningkatkan
pemanfaatan komponen hidrologi berupa air permukaan dan air tanah serta
meningkatkan efisiensi pemakaian air irigasi (Subagyono, 2007). Untuk
menjamin terselenggaranya pengelolaan sumber daya air yang dapat memberikan
manfaat yang sebesar-besarnya bagi kepentingan masyarakat dalam segala bidang
kehidupan diperlukan pola pengelolaan sumber daya air yang didasarkan pada
prinsip keseimbangan antara upaya konservasi dan pendayagunaan sumber daya
air. Pola pengelolaan sumber daya air disusun berdasarkan wilayah sungai dengan
prinsip keterpaduan antara air permukaan dan air tanah. Penerapan teknologi
konservasi air lebih efektif dan luwes dilakukan di wilayah hulu suatu DAS karena
wilayah tersebut merupakan daerah menerima, menampung dan mengalirkan air
lebih banyak dan lebih luas sehingga berpengaruh besar terhadap wilayah hilirnya.
Ada banyak pilihan tenoklogi konservasi air yang tersedia dan telah menjadi
pengetahuan umum para petani dapat menjadi pertimbangan menurut kondisi fisik
wilayahnya. Oleh karena itu dibutuhkan pemahaman yang utuh dari seluruh
masyarakat untuk mendukung program-program nasional dalam beberapa bentuk
seperti: penyelamatan tanah dan air, pencegahan lahan kritis,pembangunan dam-
7
dam yang semuanya diarahkan untuk konservasi air dan tanah di wilayah hulu suatu
DAS.
Air merupakan sumber kehidupan. Berdasarkan asumsi mengenai
pentingnya air bagi kehidupan manusia, maka negara harus menjamin hak setiap
orang untuk mendapatkan air bagi kebutuhan pokok minimal sehari-hari guna
memenuhi memenuhi kehidupannya yang sehat, bersih, dan produktif. Perum Jasa
Tirta I termasuk salah salah satu stakeholder yang menangani pengelolaan sumber
daya air. Perum Jasa Tirta I juga dapat dikatakan sebagai wakil dari Negara yang
berkuasa untuk mengelola Sumber Daya Air di Wilayah Jawa Timur. Hal ini
dikarenakan Jasa Tirta I mampu mengendalikan dan memelihara beberapa
bendungan di Jawa Timur dengan baik. Telah adanya pengakuan secara
internasional merupakan bukti utama bahwa Perum Jasa Tirta mampu mengelola
sumber daya air, pengakuan internasional itu mengenai sistem manajemen mutu
pengelolaan sumber daya air Kali Brantas dengan diperolehnya Sertifikat ISO-9001
dari SGS international Certification Service pada Bulan Mei 1997 (No. Sertifikat:
Q9755) dan diperbaharui dengan Sertifikat ISO-9001 Versi 2000 pada Bulan Juni
2003 dengan Nomor Serifikat ID 03/0127 (Sunaryo, Trie M, Waluyo, et al.,
200:97).
Sebagai salah satu pengelola sumber daya air Perum Jasa Tirta I Kota
Malang juga melaksanakan prinsip pembangunan berkelanjutan pada programnya
yakni konservasi sumber daya air. Perum Jasa Tirta I (PJT I) adalah perusahaan
BUMN yang memiliki tugas antara lain eksploitasi dan pemeliharaan prasarana
pengairan, pengusahaan air dan sumber-sumber air. Misi perusahaan antara lain
8
menyelenggarakan pengelolaan sumber daya air sesuai penugasan, secara
profesional dan inovatif guna memberikan pelayanan prima untuk seluruh pemilik
kepentingan; dan menyelenggarakan pengusahaan dengan optimalisasi sumber
daya perusahaan berdasarkan prinsip korporasi yang sehat dan akuntabel. Perum
Jasa Tirta I memiliki kewenangan wilayah dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan
usahanya di sepanjang Daerah Aliran Sungai (DAS) Brantas beserta 39 anak-anak
sungainya, serta DAS Bengawan Solo berikut 24 anak-anak sungainya. Hal ini
sesuai dengan penjelasan wilayah kerja Perusahaan di dalam PP No. 5/1990 pasal
8 ayat (2) tentang wilayah kerja PJT-I Khusus DAS Brantas dan Kepres No.
129/2000 tanggal 14 September 2000 tentang penambahan wilayah kerja di DAS
Bengawan Solo. Yang kemudian disempurnakan dalam Keputusan Presiden RI No.
2 Tahun 2014 tentang penambahan wilayah Kerja PJT-I.
Perusahaan melakukan transformasi pengelolaan sumberdaya air secara
berkelanjutan melalui serangkaian inovasi dan aktivitas kerja yang terukur.
Transformasi dan inovasi yang dilakukan oleh Perum Jasa Tirta I ini dilihat dari
aspek teknologi pengelolaan sumberdaya air, pembangunan sumberdaya manusia
dan pengembangan masyarakat serta lingkungan. Semua aspek tersebut bersatu
padu menjadi kesatuan yang menggerakkan Perusahaan ke arah yang lebih baik dari
tahun ke tahun. Dari sisi teknologi, inovasi yang digunakan adalah dengan
menerapkan sistem informasi sumberdaya air terintegrasi yang menjadikan Perum
Jasa Tirta I sebagai salah satu BUMN terbaik di bidang pengembangan teknologi
pengelolaan sumberdaya air. Inovasi terus dilakukan secara berkelanjutan, seperti
penerapan sistem pengelolaan sedimentasi di waduk antara lain dengan metode
9
buang hilir untuk meningkatkan pengelolaan sumberdaya air. Inovasi dan
transformasi yang dilakukan oleh Perum Jasa Tirta I adalah untuk memastikan air
bisa terdistribusi dalam jumlah yang cukup dan tepat waktu ke lahan-lahan
pertanian di musim kemarau dan terkendalinya banjir di musim penghujan. Serta
menggerakkan Perum Jasa Tirta I untuk bisa memenuhi pasokan air untuk sumber
energi listrik. Namun dalam pelaksanaan Inovasi Program konservasi sumber daya
air tersebut tidak luput dari adanya permasalahan-permasalahan. Permasalahan
pengelolaan sumberdaya air diperkirakan akan terus meningkat seiring dengan
pertumbuhan jumlah penduduk, ekonomi dan perubahan lahan, termasuk dengan
adanya isu perubahan iklim. Dalam satu sisi sumberdaya air harus dimanfaatkan
sebesar-besarnya untuk kemakmuran masyarakat, sedangkan disisi lain
keseimbangan antara ketersediaan dan kebutuhan semakin menurun yang bila
dibiarkan akan terjadi kesenjangan pemanfaatan sumberdaya air secara
berkelanjutan. Upaya konservasi sumber daya air tidak akan memiliki kontribusi
secara signifikan jika pemanfaatannya dilakukan secara berlebihan dan boros. Oleh
karena itu, upaya inovasi konservasi sumberdaya air harus disertai dengan
pemanfaatan air secara efisien dan tentunya dengan memegang teguh prinsip
sustainable development.Tidak semua bentuk teknik konservasi sumber daya air
dapat diterapkan pada setiap kondisi lingkungan. Tentunya ada faktor pembatas
lingkungan yang perlu diperhatikan dalam menentukan teknik konservasi
sumberdaya air. Permasalahan tersebut akan semakin bertambah mengingat
kapasitas pengelolaan sumberdaya air, seperti kebijakan, manajemen dan
koordinasi antar instansi masih ada yang belum berjalan dengan baik. Akibatnya
10
pelaksanaan pengelolaan sumberdaya air, seperti konservasi, pendayagunaan
sumberdaya air, pengendalian daya rusak air belum dilakukan secara terpadu dan
masih berorientasi jangka pendek, serta belum melibatkan seluruh stakeholder
secara berkelanjutan
Berdasarkan latar belakang tersebut diatas, maka peneliti berminat untuk
meneliti bagaimana Inovasi Program Konservasi Sumberdaya Air berdasarkan
prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan (sustainable development). Untuk itu
peneliti mengangkatnya dalam penelitian yang berjudul “Inovasi Program
Konservasi Sumber Daya Air Dalam Perspektif Sustainable development”
(Studi Pada Perum Jasa Tirta I Kota Malang)”
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana inovasi program konservasi sumber daya air dalam perspektif
sustainable developmentdi Perum Jasa Tirta I Kota Malang?
2. Apasajakah faktor pendukung dan penghambat inovasi program
konservasi sumber daya air dalam perspektif sustainable developmentdi
Perum Jasa Tirta I Kota Malang?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang dijabarkan sebelumnya, maka dapat
dijabarkan juga tujuan dari penelitian ini, yaitu :
11
1. Untuk mengetahui, mendeskripsikan, dan menganalisis bagaimana Inovasi
Program Konservasi Sumber Daya Air Dalam Perspektif Sustainable
developmentdi Perum Jasa Tirta I Kota Malang
2. Untuk mengetahui, mendeskripsikan, dan menganalisis Faktor Pendukung
dan Penghambat Inovasi Program Konservasi Sumber Daya Air Dalam
Perspektif Sustainable developmentdi Perum Jasa Tirta I Kota Malang
D. Manfaat Penelitian
Diharapkan hasil dari adanya penelitian tentang Inovasi Program Konservasi
Sumber Daya Air Dalam Perspektif Sustainable development” (Studi Pada Perum
Jasa Tirta I Kota Malang)” ini dapat memberikan kontribusi dan manfaat yang
signifikan atas beberapa hal sebagai berikut:
1. Kontribusi Teoritis
a. Menambah kajian teoritis dalam lingkup administrasi publik
khususnya bidang ilmu kebijakan publik
b. Sebagai bahan referensi bagi penelitian atau studi lanjutan dengan
topik terkait implementasi sebuah program yang dilakukan oleh
Badan Usaha Milik Negara
2. Kontribusi Praktis
a. Diharapkan memberikan sumbangan pemikiran maupun masukan
terkait Prinsip Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable
development) kepada instansi terkait yaitu Perum Jasa Tirta I Kota
Malang
12
b. Sebagai masukan bagi instansi terkait yaitu Perum Jasa Tirta I Kota
Malang sebagai pelaksana Program Konservasi Sumber Daya Air.
E. Sistematika Pembahasan
Gambaran terkait pembahasan penelitian tentang Inovasi Program
Konservasi Sumber Daya Air Dalam Perspektif Sustainable development di Perum
Jasa Tirta I Kota Malang diantaranya adalah:
BAB I : PENDAHULUAN
Bab pendahuluan memuat tentang apa aja yang melatarbelakangi
penelitian sehingga peneliti ingin mengetahui lebih rinci
implementasi kebijakannya, khususunya pada Inovasi Program
Konservasi Sumber Daya Air Dalam Perspektif Sustainable
development di Perum Jasa Tirta I Kota Malang. Maka dari itu
peneliti membuat rumusan masalah yang akan diteliti adalah: a)
Bagaimana Inovasi Program Konservasi Sumber Daya Air Dalam
Perspektif Sustainable developmentdi Perum Jasa Tirta I Kota
Malang. b) Apasajakah Faktor Pendukung dan Penghambat
Inovasi Program Konservasi Sumber Daya Air Dalam Perspektif
Sustainable developmentdi Perum Jasa Tirta I Kota Malang.
Adapun tujuan dari penelitian ini untuk mendeskripsikan dan
menganalisis. Kontribusi penelitian ini bersifat praktis dan
teoritis.
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
13
Tinjauan Pustaka Memuat teori–teori, konsep teoritis maupun
normatif yang berhubungan dengan judul penelitian, serta
kerangka berpikir peneliti. Adapun teori–teori maupun konsep
yang ada dalam tinjauan pustaka antara lain : a) Inovasi. b)
Konservasi Sumber Daya Air. c) Sustainable development
(Pembangunan Berkelanjutan). d) Badan Usaha Milik Negara
(BUMN)
BAB III : METODE PENELITIAN
Pada bab ini penelitimenjelaskan metode penelitian yang
digunakan dalam proses penelitian terkait Inovasi Program
Konservasi Sumber Daya Air Dalam Perspektif Sustainable
development di Perum Jasa Tirta I Kota Malang. Adapun jenis
penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan
pendekatan deskriptif, fokus penelitian mengacu pada teori
implementasi kebijakan, lokasi penelitian di Perum Jasa Tirta I
Kota Malang. Adapun sumber data yang digunakan adalah data
primer data primer dan sekunder, teknik pengumpulan data
melalui observasi,wawancara,dan dokumentasi.
BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini memaparkan hasil penelitian yang telah dilakukan. Bab ini
meliputi penyajian data yang diperoleh selama penelitian
dilakukan, sesuai dengan fokus penelitian yang merupakan
jawaban dari rumusan masalah, kemudian analisis data.
14
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisi mengenai kesimpulan dari hasil penelitian yang
telah dilakukan berdasarkan data yang telah dipaparkan dan
analisa teoritik oleh peneliti. Kemudian, dalam bab ini juga berisi
saran dan yang merupakan sumbangan pemikiran penulis yang
dapat diberikan sebagai masukan bagi pihan yang bersangkutan.
15
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. INOVASI SEKTOR PUBLIK
Perubahan dan kemajuan yang terjadi di dunia selalu berhubungan dengan
sesuatu yang baru. Perubahan tersebut terjadi karena selalu ada perkembangan
seperti perkembangan teknologi serta cara pandang atau cara berfikir masyarakat.
Dengan adanya perkembangan tersebut, maka muncul lah ide-ide atau gagasan baru
yang nantinya akan memunculkan produk atau jasa yang baru. Penciptaan hal baru
inilah yang biasa kita kenal dengan istilah inovasi. Menurut Rogers dalam Suwarno
(2008:9), inovasi adalah sebuah ide, praktek, atau objek yang dianggap baru oleh
individu satu unit adopsi lain. Rogers menunjukkan bahwa inovasi merupakan suatu
hal yang luas.
Sejalan dengan hal tersebut, Albury dalam Suwarno (2008:10) menjelaskan
bahwa inovasi adalah new ideas that work yang berarti bahwa inovasi berhubungan
dengan erat dengan ide-ide baru yang bermanfaat. Selanjutnya Albury menjelaskan
lebih rinci dari inovasi yang berhasil yaitu adanya bentuk penciptaan dan
pemanfaatan proses baru, produk baru, jasa baru, dan metode penyampaian yang
baru, yang menghasilkan perbaikan yang signifikan dalam hal efisiensi, efektivitas
maupun kualitas.
16
1. Ciri-Ciri Inovasi
Sebuah inovasi dapat disebut inovasi ketika ciri dari inovasi didapati
dari sebuah inovasi. Adapun ciri-ciri inovasi menurut Paul G.H Engel dalam
(Susanto, 2010:158-159) adalah sebagai berikut:
a. Continuity and the use of new elements
Disebut inovasi, manakala suatu organisasi sanggup
mempertahankan kontinuitas. Dalam upaya mempertahankan
keberlangsungan itu, suatu instansi atau organisasi bisa menerapkan
elemen-elemen baru, seperti meningkatkan produk dan layanan,
menerepakn proses baru, merancang dan menerapkan system baru
dari bisnins dan mengimplementasikan metode baru manajemen.
b. Intentionality, a wish to improved one’s way of doing things
Benar-benar niat, harus mempunyai keinginan untuk meningkatkan
cara bagaimana menerapkan inovasi tersebut.
c. Mental models that favor, limit even impede
Inovasi adalah soal model mental yang baik, batas norma-norma,
atau seperangkat aturan yang menjadi pedoman untuk melakukan
perubahan yang lebih baik lagi.
d. Institutional arrangement that enhance reduce or suffocate
Peraturan-peraturan instansi yang meningkatkan, mengurangi, atau
memperketat.
e. An Social/Relational contact that enable, Weakness or Inhibits
17
Dikatakan inovasi bilamana mendapat dukungan relasi yang
terlihat.
2. Tipologi Inovasi Sektor Publik
Penelitian tentang inovasi pada sektor publik memperoleh suatu
penemuan bahwa perlu adanya kesadaran tentang sektor publik untuk
melakukan inovasi dan perlunya menggabungkan hasil-hasil ke dalam
praktek penyelenggaraan pemerintahan. Menurut Ancok (2012:36) terdapat
beberapa jenis inovasi yang memberikan pelayanan pengguna jasa dan
produk, antara lain:
a. Inovasi Proses
Sebuah proses dalam pembuatan suatu produk, atau penyampian
sebuah layanan kepada pelanggan akan memakan biaya, waktu, dan
tenaga. Sehingga dalam kegiatan operasional, sebuah organisasi
harus menyederhanakan proses kerja untuk memperoleh efisiensi,
atau menemukan proses yang sama sekali baru dengan
meninggalkan proses inovasi yang lama demi membuat loncatan
dalam pencapaian hasil kerja organisasi.
b. Inovasi Metode
Metode merupakan suatu cara yang digunakan untuk
menyampaikan suatu produk maupun jasa. Metode yang digunakan
harus terus berkembang sesuai dengan perkembangan produk dan
jasa. Jika metode yang digunakan berbelit-belit akan mempersulit
18
berjalannya prosuk ataupun proses tersebut. Oleh karena itu,
metode yang digunakan harus tepat dan sesuai agar tidak
menimbulkan kerugian dan malah memunculkan keuntungan.
c. Inovasi struktur organisasi
Dalam dunia organisasi, inovasi dapat dilakukan dengan mengubah
struktur organisasi. Inovasi dalam struktur organisasi diperlukan
untuk mengakomodasi inovasi dalam proses operasi organisasi.
Merubah struktur organisasi yang dulunya kaku, hierarkis, dan
terkotak-kotak menjadi organisasi ysng fleksibel dan tidak kaku
merupakan salah satu inovasi dalam struktur organisasi.
d. Inovasi dalam Hubungan
Inovasi ini berupa inovasi dalam hubungan dengan pihak luar,
dengan cara memasukkan pihak luar sebagai bagian dari kegaiatn
bisnis mereka, maka banyak hal yang menguntungkan perusahaan.
Hubungan kemitraan dengan organisasi lain dalam wujud
partneringdan stewardship (membantu pengembangan mitra
bisnis) adalah sebuah bentuk inovasi dalam hubungan bisnis.
Kerjasama dengan berbagai aliansi bisnis adalah wujud dari inovasi
dalam hubungan.
e. Inovasi Strategi
Dahulu banyak organisasi yang hanya melihat kedalam dirinya
sendiri, sekarang makin banyak yang berubah, melihat ke dunia
luar. Berubahnya orientasi bisnis dengan sebuah sistem yang
19
berhubungan dengan luar merupakan salah satu bentuk inovasi
strategi.
f. Inovasi Pola Pikir
Perubahan pola pikir kearah asumsi yang positif tentang pekerja
adalah salah satu inovasi dalam pola pikir. Inovasi pola pikir seperti
itu akan menghasilkan banyak perubahan dalam kehidupan
manusia, khususnya dalam menghadapi lingkungannya.
g. Inovasi Produk
Pengguna produk menginginkan produk yang multiguna, berharga
murah, kuat, mudah, dan sederhana dalam pengoperasian dan
penggunaannya. Oleh Karena itu, design produk, tampilan dan fitur
yang ada dalam produk dangat penting bagi pengguna.
h. Inovasi Pelayanan
Pelayanan adalah bagian penting dari pemasaran sebuah produk dan
jasa. Orang akan meninggalkan suatu produk atau jasa bila pemberi
layanan lambat dalam bekerja, tidak ramah, marah-marah, dan
cemberut, termasuk harus menunggu cukup lama untuk
memperoleh suatu produk atau pelayanan. Perusahaan harus terus
berfikir dan mencari jalan agar kualitas pelayanan bisa
diringkatkan.
Mulgan & Albury dalam Muluk (2008), menunjukkan inovasi berhasil
merupakan kreaasi dan implementasi dari proses, prosuk, layanan dan metode
pelayanan baru yang merupakan hasil pengembangan nyata dalam hal
20
efisiensi, efektifitas atau kualitas hasil. Keberhasilan inovasi tergantung pada
inovasi proses yang berasal dari gerakan pembaharuan kualitas yang
berkelanjutan yang mengacu pada kombinasi perubahan organisasi, prosedur,
dan kebijakan yang dibutuhkan untuk berinovasi.
3. Proses Inovasi
Salah satu alasan mengapa inovasi sangat diperlukan adalah cepatnya
perubahan lingkungan yang semakin dinamik dan hostile (Ellitan dan Lina,
2009:3). Dalam inovasi terdapat beberapa proses yang mendorong
keberhasilan inovasi tersebut. Menurut Ancok (2012:47) inovasi adalah suatu
hal yang kompleks yang menuntuk proses yang panjang dan melibatkan
banyak orang dalam berbagai unit organisasi. Oleh karena itu, sebuah inovasi
memerlukan sebuah peta proses pengembangan. Sherwood dalam Ancok
(2012:48) menyusun proses inovasi kedalalam tiga tahapan sebagai berikut:
a. Memproduksi Gagasan
Pada tahap ini, gagasan dimunculkan sebanyak mungkin baik
secara individual maupun dalam kegiatan curah pendapat dari
sejumlah orang.Gagasan inovasi yang baik muncul dari pemikiran
dan perenungan yang mendalam. Melalui proses melihat adanya
pola baru dari sebuah hal yang sudah ada.
b. Mengevaluasi Gagasan
Tahap evaluasi pada dasarnya adalah tahapan pengambilan
keputusan mengenai gagasan mana yang bisa diteruskan menjadi
21
sebuah produk inovatif, dan gagasan mana yang harus
ditangguhkan implementasinya.
c. Mengimplementasikan Gagasan
Implementasi suatu gagasan memerlukan banyak dukungan, mulai
dari dukungan pemimpin unit yang bersedia menjadi sponsor
gagasan hingga ke pihak yang lebih tinggi. Dilanjutkan dengan
pimpinan puncak untuk pelaksanaan gagasan agar menjadi sebuah
produk.
Suwarno (2008:19) menyebutkan bahwa proses pengembangan inovasi
pada umumnya akan melewati tahap sebagai berikut:
a. Kebutuhan atau masalah
Kebutuhan atau masalah harus dapat dikenali bisa melalui proses
politik dimana masalah sosial menjadi priotitas yang perlu diteliti.
b. Riset dasar dan aplikatif
Kebanyakan inovasi teknologi dibuat melalui riset dasar atau riset
yang bersifat ilmiah murni. Riset dasar tidak memiliki tujuan
khusus untuk mengaplikasikan pengetahuan pada masalah-masalah
praktis. Sedangkan riset aplikatif adalah kegiatan ilmiah yang
ditujukan untuk mengatasi masalah praktis.
c. Pengembangan
Pengembangan inovasi adalah proses meletakkan ide-ide baru
kedalam bentuk yang diharapkan dapat menjawab kebutuhan
adopter.
22
d. Komersialisasi
Komersialisasi adalah produksi, pabrikasi, pengemasan,
pemasaran, distribusi sebuah produk inovasii. Dalam sektor publik,
komersialisasi dapat dianalogikan sebagai tahap scalling-up atau
penebarluasan produk tanpa emberl-embel komersial.
e. Difusi dan Adopsi
Tahap ini merupakan tahap dimana produk inovasi telah hadir di
pasar. Konsumen telah mengenal produk tersebut dan mulai
memutuskan pilihan untuk membeli atau tidak membeli.
f. Konsekuensi
Pada tahap ini diketahui apakah masalah atau kebutuhan yang
diidentifikasi pada awal pengembangan inovasi sudah terjawab atau
tidak, apakah inovasi tersebut berhasil atau tidak dalam
memecahkan masalah atau menjawab kebutuhan.
B. KONSERVASI SUMBER DAYA AIR
1. Konservasi
Konservasi sering dikaitkan dengan moral dan tanggung jawab
seseorang untuk melindungi sumber daya alam dan energi yang terbesar,
terbanyak dan selama mungkin. Dengan demikian konservasi meliputi
pengembangan dan perlindungan atau dengan kata lain menjaga sumber daya
alam dan energi sehingga tetap dalam keadaan selamat dan lestari.
23
Konservasi adalah upaya pelestarian lingkungan, tetapi tetap
memperhatikan manfaat yang dapat diperoleh pada saat itu dengan tetap
mempertahankan keberadaan setiap komponen lingkungan untuk
pemanfaatan masa depan. Menurut Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009
Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup: Konservasi
sumber daya alam adalah pengelolaan sumber daya alam untuk menjamin
pemanfaatannya secara bijaksana serta kesinambungan ketersediannya
dengan tetap memelihara dan meningkatkan kualitas nilain serta
keanekaragamannya”.
Dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan
dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Pasal 57 Ayat (1) Huruf a, “Konservasi
sumber daya alam meliputi, antara alain, konservasi sumber daya air,
ekosistem hutan, ekosistem pesisir dan laut, energi, ekosistem lahan gambut,
dan ekosistem karst”. Dari penjelasan tersebut jelas bahwa konservasi sumber
daya air merupakan salah satu bentuk konservasi yang sangat penting untuk
dilakukan, karena air merupakan sumber daya alam yang memenuhi hajat
hidup orang banyak sehingga perlu dilindungu agar tetap bermanfaat bagi
hidup dan kehidupan manusia serta makhluk hidup lainnya. Hal ini berarti
bahwa pemanfaatan air untuk berbagai kepentingan harus dilakukan secara
bijaksana dengan memperhitungkan kepentingan generasi sekarang dan
mendatang.
24
2. Sumber Daya Air
Pengertian sumber daya air menurut pasal 1 ayat (1) Undang-Undang
Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air adalah air, sumber air, dan
daya air yang terkandung didalamnya. Sedangkan pengertian sumber air
menurut Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air
pasal 1 ayat (5) adalah tempat atau wadah air alam dan atau buatan yang
terdapat pada, diatas, maupun di bawah permukaan tanah. Selanjutnya
pengertian daya air menurut Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 Tentang
Sumber Daya Air pasal 1 ayat (6) adalah potensi air yang terbendung dalam
air dan atau pada sumber air yang dapat memberikan manfaat bagi kehidupan
dan penghidupan manusia. Dan yang dimaksud dengan air itu sendiri sesuai
dengan pasal 1 ayat (2) Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang
Sumber Daya Air adalah semua air yang terdapat pada, di atas maupun di
bawah permukaan tanah, termasuk, dalam pengertian ini air permukaan, air
tanah, air hujan, dan air laut yang berada di darat.
Pemahaman tentang sumberdaya air lebih lanjut diungkapkan oleh
Kodoatie, (2000:27) sebagai berikut:
“Sumberdaya air merupakan bagian dari sumber daya alam yang
mempunyai sifat yang sangat berbeda dengan sumber daya alam lainnya. Air
adalah sumberdaya alam yang terbaharui, bersifat dinamis mengikuti siklus
hidrologi yang secara alamiah berpindah-pindah serta mengalami perubahan
bentuk dan sifat. Tergantung dari waktu dan lokasinya, air dapat berupa zat
padat sebagai es dan salju, dapat berupa zat cair yang mengalir sebagai air
permukaan, berada dalam tanah sebagai air tanah, berada diudara sebagai
hujan, berada di laut sebagai air udara (bibit air). Siklus eksistensi air
merupakan rangkaian yang bersifat historis dan tak terputus. Karena itu data
air maupun kejadiannya akan berkelanjutan dan berpengaruh terhadap
kepentingan antar generasi sehingga perlu dijaga kelestariannya”.
25
3. Konservasi Sumber Daya Air
Air sebagai bagian dari sumber daya alam juga merupakan bagian dari
ekosistem. Karena itu pengelolaan sumber daya air memerlukan pendekatan
yang integratif, komprehensif, dan holistik yakni hubungan timbal-balik
antara teknik, sosial dan ekonomi serta harus berwawasan lingkungan agar
terjaga kelestariannya. Pertemuan internasional sejak Dublin dan Rio de
Jenairo tahun 1992 sampai World Water Forum di Den Haag tahun 2000,
menekankan hal yang sama. Pada umumnya pengelolaan sumber saya air
hanya berangkat dari satu sisi saja, yakni bagaimana memanfaatkan dan
mendapatkan keuntungan dari adanya air. Namun untuk tidak dilupakan
bahwa jika ada keuntungan pasti ada pula kerugian. Tiga aspek yang tidak
boleh dilupakan adalah aspek pemanfaatan, aspek pelestarian, dan aspek
perlindungan Menurut Soenarno dalam Kodatie (2002:29).
Konservasi sumber daya alam menjadi pusat perhatian dalam konsep
pembangunan yang berkelanjutan. Hampir semua dari kita setuju kepada
konsep dasar konservasi yang berbunyi, “jangan membuang-buang sumber
daya alam (SDA)”. Jadi dapat disimpulkan bahwa konsep dasar konservasi
air adalah jangan membuang-buang sumber daya air. Pada awalnya
konservasi air diartikan sebagai upaya menyimpan air dan menggunakannya
untuk keperluan yang produktif di kemudian hari. Sedangkan dalam
perkembangan selanjutnya konservasi lebih diarahkan kepada upaya
pengurangan atau efisiensi penggunaan air. Konsep yang pertama disebut
26
konservasi segi suplai dan yang kedua disebut konservasi sisi kebutuhan
dalam Suripin (2004:13).
Menurut Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya
Air padal 1 ayat (18) menjelaskan:
Konservasi sumber daya air merupakan upaya memelihara keberadaan,
keberlanjutan keadaan, sifat dan fungsi sumber daya air agar senantiasa
tersedia dalam kuantitas dan kualitas yang memadai untuk memenuhi
kebutuhan makhluk hidup baik pada waktu sekarang maupun pada generasi
yang akan datang.
Konservasi terhadap sumber daya air ditujukan untuk melindungi dan
melestarikan sumber-sumber air beserta lingkungannya dari kerusakan atau
gangguan yang disebabkan baik oleh daya alam maupun tindakan manusia.
Sebagaimana yang telah dijelaskan dalam Pasal 20 ayat (1) Undang-Undang
Nomor 7 Tahun 2004 Tentang Sumber Daya Air bahwa “Konservasi sumber
daya air ditujukan untuk menjaga kelangsungan keberadaan daya dukung,
daya tampung, dan fungsi sumber daya air:. Dimana yang dimaksud dengan
kelangsungan keberadaan sumber daya air adalah terjaganya keberlanjutan
keberadaan air dan sumber air, termasuk potensi yang terkandung di
dalamnya. Sedangkan yang dimaksud dengan daya dukung sumber daya air
adalah kemampuan sumber daya air untuk mendukung peri kehidupan
manusia dan makhluk hidup lainnya. Dan yang dimaksud dengan daya
tampung air dan sumber air adalah kemampuan air dan sumber air untuk
menyerap zat, energi, dan atau komponen lain yang masuk atau dimasukkan
ke dalamnya.
27
Selanjutnya disebutkan pada pasal 21 ayat (2) Undang-Undang Nomor
7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air bahwa perlindungan dan pelestarian
sumber air dilakukan melalui:
a. Pemeliharaan kelangsungan fungsi resapan air dan daerah
tangkapan air;
b. Pengendalian pemanfaatan sumber air;
c. Pengisian air pada sumber air;
d. Pengaturan sarana dan prasarana sanitasi;
e. Perlindungan sumber air dalam hubungannya dengan kegiatan
pembangunan dan pemanfaatan lahan pada sumber air;
f. Pengendalian pengelolaan tanah di daerah hulu;
g. Pengaturan daerah sempadan sumber air;
h. Rehabilitasi hutan dan lahan; dan atau
i. Pelestarian hutan lindung, kawasan suaka alam dan kawasan
pelestarian alam
Dalam pelaksanaanya (sesuai dengan pasal 21 ayat (4) Undang-Undang
Nomor 7 Tahun 20044 tentang Sumber Daya Air), perlindungan dan
pelestarian sumber air dilaksanakan secara vegetatif dan atau sipil teknis
melalui pendekatan sosial, ekonomi, dan budaya. Pelaksanaan secara
vegetatif merupakan upaya perlindungan dan pelestarian yang dilakukan
dengan atau melalui penanaman pepohonan atau tanaman yang sesuai dengan
daerah tangkapan air atau daerah sempadan sumber air. Sedangkan yang
dimaksud dengan cara sipil teknis adalah upaya perlindungan dan pelestarian
yang dilakukan melalui rekayasa teknis, seperti pembangunan bangunan
penahan sedimen, pembuatan teras (sengkedan), pembuatan sumur resapan,
dan atau perkuatan tebing sumber air. Dan yang dimaksud dengan melalui
pendekatan sosial, budaya, dan ekonomi adalah bahwa pelaksanaan upaya
perlindungan dan pelestarian sumber air dengan berbagai upaya tersebut
28
diatas harus dilakukan dengan memperhatikan kondisi sosial, budaya, dan
ekonomi mayarakat setempat.
C. PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN (SUSTAINABLE
DEVELOPMENT)
1. Sejarah dan Pengertian Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable
development)
Kerusakan lingkungan pada tahun 1980an dipandang sebagai masalah
negara-negara kaya dan sebagai efek samping dari negara-negara industri
kaya. Lingkungan sebenarnya bukan merupakan sesuatu yang terpisah dari
aktivitas manusia, ambisi, kebutuhan serta bukan sesuatu yang terisolasi dari
aspek lain. Pembangunan bukan juga terbatas pada upaya negara miskin
menjadi makmur. Lingkungan adalah tempat dimana kita hidup dan
pembangunan adalah semua yang kita lakukan untuk meningkatkan
kesejahteraan. Dua hal ini merupakan sesuatu yang tidak terpisahkan (Hadi,
2001:7).
Strategi pembangunan yang banyak dilakukan negara-negara maju
dipandang tidak berkelanjutan. Kebijakan Pembangunan menitikberatkan
pada pertumbuhan ekonomi akan berpengaruh pada kemampuan manusia
untuk melanjutkan kemajuan generasi yang akan datang. Isu kritis berkaitan
dengan ketidakmerataan, kemiskinan, dan pertumbuhan penduduk menjadi
penekan bagi planet bumi, air, hutan, dan sumber-sumber alam lainnya
termasuk di negara berkembang. Yang diperlukan adalah era baru dari
29
pertumbuhan ekonomi, suatu pertumbuhan yang mantap tetapi tetap
memperhatikan aspek sosial dan lingkungan (Hadi, 2001:7-8).
Keprihatinan atas kerusakan dan pencemaran lingkungan
menumbuhkan komitmen bangsa-bangsa di dunia yang tercermin pada
Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Bumi (Earth Summit) di Rio de Janeiro,
Brazil pada Bulan Juni 1992. Konferensi yang difasilitasi oleh Badan PBB
untuk lingkungan dan Pembangunan (the United Nations Conference on
Environment and Development-UNCED) berhasil menyatukan Kepala
Negara (lebih dari 179 kepala pemerintahan), pejabat pemerintah dari seluruh
dunia, utusan Badan-badan PBB, Organisasi Internasional dan utusan
organisasi non-pemerintah. Konferensi ini, disadari bahwa komitmen dan
kerjasama global sangat diperlukan dalam mewujudkan keberlanjutan
perekonomian dan masyarakat yang berwawasan lingkungan. Hasil penting
dari Konferensi Bumi yaitu disusunnya Agenda 21 yang merupakan program
aksi. Agenda 21 Merupakan transformasi konsep pembangunan
berkelanjutan menjadi program pengikat diri (commitment) dan arahan untuk
melakukan tindakan nyata (Hadi, 2001:10).
Komisi Dunia untuk Lingkungan dan Pembangunan (World
Commission on Environment and Development atau WCED) yang pertama
kali menggulirkan konsep pembangunan berkelanjutan mendefinisikan
bahwa “sustainable development is development that meets the needs of the
present without compromising the ability of future generations to meet their
own needs”. Artinya bahwa pembangunan berkelanjutan adalah
30
pembangunan yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan generasi sekarang
tanpa mengorbankan kemampuan generasi yang akan datang untuk
memenuhi kebutuhan mereka sendiri (Hadi, 2001:2).
Salim (1990) dalam (Hadi, 2001:2) menhyebutkan bahwa konsep
pembangunan berkelanjutan menempatkan pembangunan dalam perspektif
jangka panjang. Konsep tersebut menuntut adanya solidaritas antar generasi.
Di Indonesia, pembangunan berkelanjutan ditujukan untuk mengurangi
kemiskinan dan juga mengeliminasi kerusakan sumber daya alam dan
lingkungan. Pembangunan berkelanjutan secara implisit juga mengandung
arti untuk memaksimalkan keuntungan pembangunan dengan tetap menjaga
kualitas sumber daya alam. Dapat ditarik kesimpulan bahwa pembangunan
berkelanjutan mempersyaratkan melarutnya lingkungan dalam
pembangunan.
Rees dan Roseland (1991) dalam (Hadi, 2001:5) menghendakai syarat-
syarat pembangunan berwawasan lingkungan seperti berikut:
a. Pembangunan itu sarat dengan nilai, dalam arti bahwa ia harus
diorientasikan untuk mencapai tujuan ekologis, sosial, dan
ekonomi.
b. Pembangunan itu membutuhkan perencanaan dan pengawasan yang
seksama pada semua tingkat.
c. Pembanguna itu menghendaki pertumbuhan kualitatif setiap
individu dan masyarakat.
31
d. Pembangunan membutuhkan pengertian dan dukungan semua
pihak bagi terselenggaranya keputusan yang demokratis.
e. Pembangunan membutuhkan suasana yang terbuka, jujur, dan
semua yang terlibat senantiasa memperoleh informasi yang aktual
Menurut Sumarwoto (2006) dalam (Sugandy dan Hakim, 2007:21)
pembangunan berkelanjutan adalah perubahan positif sosial ekonomi yang
tidak mengabaikan sistem ekologi dan sosial dimana masyarakat bergantung
kepadanya. Keberhasilan penerapannya memerlukan adanya kebijakan,
perencanaan dan proses pembelajaran sosial yang terpadu, viabilitas
politiknya tergantung pada dukungan penuh pada masyarakat lewat
pemerintahan, kelembagaan sosial, dan kegiatan dunia usaha.
Mencapai pembangunan berkelanjutan diperlukan tiga syarat yaitu
terlanjtkan secara ekologi, ekonomi, dan sosial. Pembangunan berkelanjutan
dapat tercapai apabila terjadi keselarasan pencapaian tujuan ekonomi semata
tanpa memperhatikan aspek pemerataan dan aspek daya dukung lingkungan
akan menghasilkan pembangunan yang rapuh. Masing-masing faktor, sosial,
ekonomi, dan ekologi juga mempunyai persyarakat tersendiri untuk
berlangsungnya keberlanjutan (Asdak, 2012:39).
2. Dimensi-Dimensi Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable
development)
Tiga pilar pembangunan berkelanjutan sejak Deklarasi Stockholm 1972
menuju Rio de Janeiro 1992, sampai dengan Rio+ 10 di Johanesburg 2002
32
menekankan perlunya koordinasi dan integrasi sumber daya manusia, dan
sumber daya buatan dalam setiap pembangunan nasional melalui pendekatan
kependudukan, pembangunan, dan lingkungan sampai integrasi aspek sosial,
ekonomi, lingkungan (Sugandy dan Hakim, 2007:22).
Asdak (2012:41) menerangkan ketiga pilar yang harus terpenuhi untuk
terwujudnya pembangunan berkelanjutan, yaitu:
a. Keberlanjutan Sistem Sosial
Sumber daya alam dimanfaatkan dengan memperhatikan aspek
pemerataan dan keadilan sosial bagi para pemangku kepentingan
(Stakeholder). Keberlanjutan sistem sosial (social sustainabity)
lebih menekankan pada peningkatan segi kualitas daripada aspek
pertumbuhan yang bersifat kuantitas. Keberlanjutan sistem sosial
dapat dicapai apabila partisipasi masyarakat cukup tinggi serta
dijalankan secara sistematis (Putnam, 1993) dalam Asdak
(2012:40). Kombinai dari kohesi sosial, identitas budaya,
pengembangan kelembagaan, kepercayaan, hukum, disiplin dan
moralitas menjadi modal sosial yang mungkin agak sulit
dikuantifikasi tapi perlu untuk diperhatikan. Oleh karena itu
pegangan agama dan sistem nilai yang berasal dari kebudayaan
yang kondusif terhadapt keberlanjutan sistem sosial mutlak
diperlukan sebagai penopang modal sosial tersebut.
b. Keberlanjutan Ekonomi
33
Pandangan Dieren (1995) dalam (Asdak, 2012:14) menyatakan
secara umum yang dikatakan keberlanjutan ekonomi adalah dalam
pengertian “mempertahankan” kapital atau menjaga agar kapital
(sumber daya alam) tidak mengalami kemerosotan ketika capital
tersebut dimanfaatkan. Keseluruhan kapital yang selama ini
dikenal, yaitu sumber daya buatan, sumber daya alam, dan sumber
daya sosial, para pakar ekonomi lebih memberikan perhatian pada
sumber daya alam, misalnya sumber daya hutan, air, dan udara
karena keberadaan sumber daya ini relatif memadai. Namun, karena
pakar ekonomi sering menggunakan monetary term dalam menilai
suatu sumber daya alam, maka mereka kesulitan dalam menentukan
nilai monetary untuk sumber daya alam yang termasuk intangible.
Selama ini ongkos ekonomi lingkungan dianggap sebagai faktor
eksternal (externalities). Adanya tekanan dari berbagai pihak, perlu
mempertimbangkan ongkos ekonomi lingkungan tersebut perlu
diperhitungkan dalam analisis ekonomi suatu proyek pembangunan
melalui kebijakan dan teknis analisis yang tepat (internalized the
externalities)
c. Keberlanjutan Ekologis
Keberlanjutan ekologis sangat diperlukan dalam keberlanjutan
manusia karena keberlanjutan kehiduoan manusia di bumi
ditentukan oleh keberadaan dan kualitas lingkungan. Dalam
aktivitasnya, manusia harus menjaga agar pemanfaatan sumber
34
daya alam masih dibawah daya dukung lingkungan serta limbah
yang dihasilkan dari pemanfaatan sumber daya alam tersebut juga
di bawah ambang batas. Agar mencapai hal tersebut, manusia harus
belajar untuk hidup selaras dan tidak “melawan” hukum
lingkungan. Dengan kata lain, manusia harus mampu menjalankan
kehidupannya sesuai dengan keterbatasan lingkungan fisik yang ada
disekitarnya. Pemanfaatan sumber daya juga harus diupayakan agar
masih dalam batas dimana laju tumbuh sumber daya alam lebih
besar daripada laju pemanfaatannya. Untuk sumber daya alam yang
tidak dapat diperbaharui, sebagian keuntungan yang diperoleh dari
pemanfaatannya harus disisihkan untuk membiayai upaya
terciptanya (inovasi) teknologi yang dapat memanfaatkan sumber
daya alam yang dapat diperbaharui, atau untuk menciptakan bentuk
kegaiatan (ekonomi) pasca pemanfaatan sumber daya alam yang
tidak dapat diperharui. Aktivitas sosial dan ekonomi yang didukung
kemampuan ekologi akan berkelanjutan mengiringi laju
pembangunan.
Penerapan Konsep, Prinsip dan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan
dalam pembangunan secara luas dapat dilakukan dengan menetapkan kaidah-
kaidahnya. Djajadiningrat (1992) dalam (An-Naf, 2005:46) menguraikan
beberapa kaidahnya sebagai berikut:
a. Pemerataan dan Keadilan (Equity and Justice)
35
Pemerataan dan Keadilan menyangkut dimensi etika, yakni adanya
kesenjangan antara negara ataupun daerah yang kaya dan miskin
serta masa depan genereasi mendatang yang tidak dapat
dikompromikan dengan kegiatan generasi masa kini. Aspek
Pemerataan dan keadilan ini harus dijawab baik untuk generasi
masa kini maupun untuk generasi mendatang. Strategi dan
perencanaan pembangunan harus dilandasi presmis seperti:
distribusi penguasaan lahan, distribusi faktor-faktor produksi,
pemerataan peran dan kesempatan kaum wanita, kelompok
marjinal, dan lain sebagainya.
b. Pendekatan Integratif (Integrative Approach)
Pembangunan berkelanjutan mengutakan keterkaitan antara
manusia dengan alam. Manusia dapat mempengaruhi alam dengan
cara-cara yang bermanfaat dan merusak. Keberlanjutan masa depan
hanya dimungkinkan bila pengertian tentang kompleknya
keterkaitan antara sistem alam dan sosial dapat dipahami dan cara-
cara yang integrative (terpadu) diterapkan dalam perencanaan dan
pelaksanaan pembangunan.
c. Perspektif Jangka Panjang (Long Term Perspective)
Pembangunan berkelanjutan mensyaratkan dilaksanakan penilaian
yang berbeda dengan asumsi normal dalam prosedur pengenaan
discounting.Perspektif jangka panjang merupakan visi dari
36
pembangunan berkelanjutan sedangkan saat ini visi jangka pendek
masih mendominasi dalam pengambilan keputusan.
d. Keberlanjutan Ekologis (Ecological Sustainability)
Keberlanjutan ekologis menjamin keberlanjutan eksistensi bumi.
Untuk menjamin keberlanjutan ekologis integritas tatanan
lingkungan harus dipelihara melalui upaya-upaya peningkatan daya
dukung, daya asimilasi, dan keberlanjutan pemanfaatan
sumberdaya yang dapat dipulihkan (renewable resources).
e. Keberlanjutan Ekonomi (Economic Sustainibility)
Menjamin kemajuan ekonomi secara berkelanjutan dan mendorong
efisiensi ekonomi. Tiga unsur utama untuk mencapai keberlanjutan
ekonomi makro yaitu efisiensi ekonomi, kesejahteraan ekonomi
yang berkesinambungan, serta meningkatkan kemakmuran dan
distribusi kemakmuran.
f. Keberlanjutan Sosial Budaya (Social-Cultural Sustainibility)
Secara menyeluruh keberlanjutan sosial dan budaya dinyatakan
dalam keadilan sosial, harga diri manusi, dan peningkatan kualitas
hidup seluruh manusia. Keberlanjutan segi sosial budaya
mempunyai sasaran: stabilitas penduduk, pemenuhan kebutuhan
dasar manusia, memelihara keanekaragaman budaya, serta
mendorong partisipasi masyarakat lokal dalam pengambilan
keputusan.
g. Keberlanjutan Politik (Political Sustainilbility)
37
Keberlanjutan Politik dicirikan dengan adanya penghormatan
terhadap hak asasi manusia, demokrasi, serta kepastian kesediaan
pangan, air dan pemukiman.
h. Keberlanjutan Pertahanan dan Keamanan (Defense and Security
Sustainibility)
Keberlanjutan kemampuan menghadapi dan mengatasi tantangan,
ancaman, gangguan baik dari dalam maupun dari luar yang
langsung dan tidak langsung dapat membahayakan integritas,
identitas, keberlangsungan negara dan bangsa.
3. Prinsip-prinsip Pembangunan Berkelanjutan
Konsep berkelanjutan merupakan konsep yang sederhana namun
kompleks, sehingga pengertian dari keberlanjutanpun sangat multidimensi
dan multi-interpretasi. Menurut Heal dalam (Fauzi, 2004) Konsep
Keberlanjutan ini paling tidak mengandung dua dimensi: Pertama adalah
dimensi waktu karena keberlanjutan tidak lain menyangkut apa yang akan
terjadi dimasa yang akan datang. Kedua adalah dimensi interaksi antara
sistem ekonomi dan sistem sumber daya alam dan lingkungan.
Pezzey (1992) dalam Fauzi, 2004 melihat aspek keberlanjutan dari
sisi yang berbeda. Keberlanjutan dari sisi statik diartikan sebagai
pemanfaatan seumber daya alam terbarukan dengan laju teknologi yang
konstan, sementara keberlanjutan dari sisi dinamik siartikan sebagai
pemanfaatan seumber daya alam yang tidak terbarukan dengan tingkat
38
teknologi yang terus berubah. Karena adanya multidimensi dan multi-
interpretasi ini, maka para ahli sepakat untuk sementara mengadopsi
pengertian yang telah disepakati oleh komisi Brundland yang menyatakan
bahwa: pembangunan berkelanjutan adalah pembangunan yang memenuhi
kebutuhan generasi saat ini gtanpa mengurangi kemampuan generasi
mendatang untuk memenuhi kebutuhan mereka.
Perman (1997) dalam Fauzi, 2004 mencoba mengelaborasikan lebih
lanjut konsep keberlanjutan ini dengan mengajukan lima alternatif
pengertian: (1) Suatu kondisi dikatakan berkelanjutan (sustainable) jika
utilitas yang diperoleh masyarakat tidak berkurang sepanjang waktu dan
konsusmsi tidak menurun sepanjang waktu (non-declining consumption), (2)
keberlanjutan adalah kondisi dimana sumber daya alam dikelola sedemikian
rupa untuk memelihara kesempatan produksi dimasa mendatang, (3)
keberlanjutan adalah konsisi dimana sumber daya alam (natural capital stock)
tidak berkurang sepanjang waktu, (4) keberlanjutan adalah kondisi dimana
sumber daya alam dikelola untuk mempertahankan produksi jasa sumber
daya alam, dan (5) keberlanjutan adalah adanya kondisi keseimbangan dan
daya tahan (resilience) ekosistem terpenuhi.
Haris (2000) dalam Fauzi 2004, melihat bahwa konsep
keberlanjutan dapat diperinci menjadi tiga aspek pemahaman, (1)
keberlanjutan ekonomi yang diartikan sebagai pembangunan yang mampu
menghasilkan barang dan jasa secara kontinu untuk memelihara
keberlanjutan pemerintahan dan menghindari terjadinya ketidakseimbangan
39
sektoral yang dapat merusak produksi pertanian dan industri. (2)
Keberlanjutan lingkungan; Sistem keberlanjutan secara lingkungan harus
mampu memelihara sumber daya yang stabil, menghindari eksploitasi sumber
daya alam dan fungsi penyerapan lingkungan. Konsep ini juga menyangkut
pemeliharaan keanekaragaman hayati, stabilitas ruang udara, dan sungsi
ekosistem lainnya yang tidak termasuk kategori sumber-sumber ekonomi. (3)
Keberlanjutan sosial, keberlanjutan secara sosial diartikan sebagai sistem
yang mampu mencapai kesetaraan, penyediaan layanan sosial termasuk
kesehatan, pendidikan, gender, dan akuntabilitas.
D. BADAN USAHA MILIK NEGARA (BUMN)
1. Pengertian Badan Usaha Milik Negara (BUMN)
Keberadaan BUMN di Indonesia seiring dengan dinamika politik tanah
air yaitu dimulai dari pembentukan presidensil pada November 1957,
Presiden Soekarno mengumumkan penyatuan Irian Barat dan nasionalisasi
perusahaan-perusahaan Belanda yang beroperasi di Indonesia yang diperkuat
oleh penerbitan UU No. 19 PRP/1960 tentang Perusahaan Negara (Moeljono,
2004). Dasar pembentukan BUMN adalah Undang-undang Dasar 1945 pasal
33 yang berbunyi:
a. Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasarkan asas
kekeluargaan
b. Cabang-cabang produksi yang penting bagi Negara dan yang
menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh Negara.
40
c. Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya
dikuasai oleh Negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya
kemakmuran rakyat.
d. Perekonomian nasional diselenggarakan berdasar asas demokrasi
ekonomi dengan prinsip kebersamaan, efisiensi berkeadilan,
berkelanjutan, berwawasan lingkungan, kemandirian serta dengan
menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional.
Berdasarkan Keputusan Menteri BUMN No. Kep-100/MBU/2002
pengertian BUMN adalah badan usaha milik Negara yang berbentuk
perusahaan (Persero) sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Pemerintah
Nomor 12 Tahun 1998 tentang Perusahaan Umum (Perum) dan sebagaimana
dimaksud dalam Peraturan Pemerintah No. 13 Tahun 1998. Sedangkan
berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2003
tentang Badan Usaha Milik Negara (BUMN) atau dapat disebut UU BUMN,
dengan berkaitan dengan pengertian BUMN ini termuat dalam Bab 1
Ketentuan Umum pasal 1 ayat (1), yaitu: “Badan Usaha Milik Negara, yang
selanjutnya disebut BUMN, adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian
besar modalnya dimiliki oleh Negara melalui penyertaan secara langsung
yang berasal dari kekayaan Negara yang dipisahkan.
Dengan adanya hal tersebut, maka sesuai dengan Undang-undang
tersebut pasal 2 ayat (1), maksud dan tujuan didirikannya BUMN adalah
sebagai berikut:
41
a. Memberikan sumbangan bagi perkembangan perekonomian
nasional pada umumnya dan penerimaan Negara Pada khususnya
b. Memperoleh keuntungan
c. Menyelenggarakan kemanfaatan umum berupa penyediaan barang
dan atau jasa yang bermutu tinggi dan memadai bagi pemenuhan
hajat hidup orang banyak
d. Menjadi perintis kegiatan-kegiatan usaha yang belum dapat
dilaksanakan oleh sektor swasta dan koperasi
e. Turut aktif memberikan bimbingan dan bantuan kepada pengusaha
golongan ekonomi lemah, koperasi, dan masyarakat.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa Badan Usama Milik Negara
(BUMN) adalah suatu badan yang dibentuk oleh Negara yang berfungsi
sebagai pendorong dan pemacu kegiatan perekonomian nasional untuk
mampu bersaing sehingga mampu meningkatkan kekuatan ekonomi nasional.
2. Bentuk Badan Usaha Milik Negara
Di Indonesia BUMN senantiasa mengalami perubahan terhadap
bentuk-bentuk BUMN itu sendiri. Berdasarkan Undang-undang Nomor 19
Tahun 2003 pasal 9 tentang BUMN menyebutkan bahwa bentuk BUMN
terdiri dari Persero dan Perum.
a. Perusahaan Perseroan (Persero)
Berdasarkan UU BUMN dalam Bab I Ketentuan pasal 1 ayat (2), yang
dimaksud denga Persero adalah BUMN yang berbentuk perseroan
42
terbatas yang modalnya terbagi dalam saham yang seluruh atau paling
sedikit 51% (Lima puluh satu persen) sahamnya dimiliki oleh Negara
Republik Indonesia yang tujuan utamanya memperoleh keuntungan.
Adapun ciri-ciri pokok dari Persero dengan merujuk kepada Undang-
undang BUMN, Undang-undang Nomr 1 Tahun 1995 tentang
Perseroan Terbatas dan Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 1998
tentang Perusahaan Perseroan adalah:
1) Makna udaha dan tujuan Persero adalah menitik beratkan
kepada pencapaian keuntungan maksimal
2) Status hukum Persero adalah badan hukum berdasar Undang-
undang Nomor 1 Tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas
3) Persero berdiri sendiri sebagai kesatuan organisasi yang
terpisah dari pemerintah
4) Sahamnya bisa seluruhnya atau sebagian (minimal 51%)
dimiliki oleh Negara Republik Indonesia
5) Pengurusan diserahkan kepada direksi, dimana pengangkatan
dan pemberhentian direksi dilakukan oleh Rapat Umum
Pemegang saham
6) Pengawasan dilakukan oleh komisaris, dimana pengangkatan
dan pemberhentian komisaris dilakukan oleh Rapat Umum
Pemegang Saham
7) Kekayaan Persero berasal dari kekayaan Negara yang
dipisahkan
43
8) Status pegawai Persero adalah seperti pegawai swasta biasa,
ruang lingkup Persero adalah seperti perusahaan swasta biasa.
b. Perusahaan Umum (Perum)
Berdasarkan UU BUMN dalam Bab I Ketentuan pasal 1 ayat (4),
yang dimaksud dengan Perum adalah BUMN yang seluruh modalnya
dimiliki oleh Negara dan tidak terbagi atas saham, yang bertujuan untuk
kemanfaatan umum berupa penyediaan barang atau ajasa yang bermutu
tinggi dan sekaligus memperoleh keuntungan berdasarkan prinsip
pengelolaan perusahaan.
Adapun ciri-ciri pokok dari Perum dengan merujuk kepada UU
BUMN dan Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 1998 tentang
Perusahaan Umum adalah:
1) Makna usaha dan tujuan usaha Perum adalah badan hukum
yang diperoleh setelah disampingkan juga tetap berusaha
memupuk keuntungan.
2) Status hukum Perum adalah badan hukum yang diperoleh
setelah diberlakukannya Peraturan Pemerintah tentang
pendirian Perum
3) Perum berdiiri sendiri sebagai kesatuan organissi yang
terpisah dari pemerintah
4) Kepemilikan modal seluruhnya oleh Negara Republik
Indonesia dan tidak terbagi atas saham
44
5) Pengurusan diserahkan kepada direksi, dimana pengangkatan
dan pemberhentian direksi dilakukan oleh menteri sesuai
dengan mekanisme dan ketentuan peraturan perundang-
undangan
6) Pengawasan dilakukan oleh dewan pengawas, dimana
pengangkatan dan pemberhentian dewan pengawas dilakukan
oleh menteri sesuai dengan mekanisme dan ketentuan
peraturan perundang-undangan
7) Kekayaan Perum berasal dari Kekayaan Negara yang
dipisahkan
8) Status pegawai Perum adalah seperti pegawai swasta biasa
9) Ruang lingkup kegiatan usaha pada umumnya yang berkaitan
dengan public service atau public utilities
45
45
45
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah jenis penelitian
deskriptif dan pendekatan yang dipakai adalah pendekatan kualitatif. Menurut
Sugiyono (2014:9) metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang
digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, dimana peneliti
sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilaksanakan secara triangulasi
(gabungan,) analisis data bersifat induktif, dan hasil penelitian kualitatif lebih
menekankan makna generalisasi.
Sedangkan menurut Moleong (2014:6) mengatakan bahwa:
“Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud memahami fenomena
tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi,
motivasi, tindakan, dan lain-lain, secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam
bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan
memanfaatkan berbagai metode ilmiah”.
Penelitian deskriptif adalah suatu metode dalam penelitian status kelompok
manusia, suatu objek, suatu kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kilas
peristiwa pada masa sekarang. Tujuannya adalah membuat deskripsi, gambaran
atau lukisan secara sistematis, factual dan akurat mengenai faktor-faktor, sifat-sifat
serta lingkungan antara fenomena yang diselidiki (Nasir, 1988:63)
Sedangkan penelitian deskriptif adalah penelitian karena tujuan peneliti yaitu
ingin mendapatkan data untuk mendeskripsikan keadaaan atau fenomena secara
menyeluruh berkenaan dengan Inovasi Peogram Konservasi Sumber Daya
46
Air dalam perspektif sustainable development. Penelitian deskriptif sendiri lebih
mengarah pad data yang berbentuk olahan kata, serta hasilnya berupa sajian
ataupun kutipan-kutipan. Pendekatan kualitatif dapat berperan untuk
mendeskripsikan suatu proses kegiatan berdasarkan apa yang terjadi di lapangan
sebagai bahan kajian lebih lanjut untuk menemukan kekurangan dan kelemahan
suatu sistem sehingga dapat ditemukan upaya penyempurnaannya. Serta
menganalisis dan menafsirkan suatu fakta, gejala dan peristiwa yang terjadi di
lapangan sebagaimana adanya dalam konteks ruang dan waktu serta situasi
lingkungan secara alami.
Pemilihan penggunaaan metode kualitatif disebabkan karena sifat dari
masalah yang akan diteliti adalah mendeskripsikan suatu masalah ataupun
fenomena yang terjadi mengenai efektifitas tunjangan kinerja dalam meningkatkan
kinerja pegawai.
Peneliti menggunakan metode deskriptif agar dapat mendeskripsikan keadaan
sebyek/obyek peneliti berdasarkan fakta-fakta lapangan. Sumber data primer
didapat dari pejabat strukturan, pertugas yang langsung berhadapan dengan
pengguanaan program/apilkasi. Teknik pengumpulan datanya dilakukan melalui
wawancara mendalam dan dokumentasi.
B. Fokus Penelitian
Fokus penelitian merupakan batasan–batasan pada objek yang akan diteliti
agar terfokus pada masalah yang sedang diteliti. Oleh sebab itu peneliti memberi
batasan fokus yang akan dibahas dalam penelitian ini antara lain:
47
1. Inovasi Program Konservasi Sumber Daya Air dalam perspektif
Sustainable Development di Perum Jasa Tirta I Kota Malang:
a. Berdasarkan keberlanjutan sistem sosial
b. Berdasarkan keberlanjutan ekonomi
c. Berdasarkan keberlanjutan ekologis (Lingkungan)
2. Faktor-faktor yang menjadi pendukung dan penghambat dalam inovasi
program konservasi sumber daya air di Perum Jasa Tirta I Kota Malang
a. Faktor Pendukung
b. Faktor Penghambat
C. Lokasi dan Situs Penelitian
Lokasi penelitian merupakan tempat dimana penelitian tersebut dilaksanakan
untuk memperoleh data atau informasi yang akan diperlukan berkaitan dengan
topik penelitian. Pada penelitian ini lokasi penelitian yang digunakan oleh peneliti
untuk mengadakan penelitian adalah Kota Malang. Alasan pemilihan lokasi ini
yaitu Karena Kota Malang merupakan kota pusat berdirinya Perum Jasa Tirta I.
Sedangkan yang dimaksud dengan situs penelitian yaitu merupakan tempat
dimana peneliti dapat menangkap keadaan yang sebenarnya dari obyek yang
diteliti. Adapun situs penelitian dalam penelitian ini diantaranya:
1. Biro Informasi dan Lingkungan, Perum Jasa Tirta I Kota Malang
48
D. Sumber Data
Meletakkan data dalam penelitian kualitatif merupakan sesuatu yang penting.
Menurut Lofland dan Lofland sebagaimana dikutip dalam Moleong (2012:157)
sumber data utama dalam penelitian kualitatif ialah berbentuk kata-kata, dan
tindakan, selebihnya adalah data tambahan yang meliputi dokumen, foto, dan
sebagainya. Oleh karena itu sumber data dalam penelitian ini terdiri dari data primer
dan data sekunder.
1. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh dari sumber secara langsung tanpa
melalui perantara yakni langsung dari pelaku yang disebut first-hand
information. Sumber data diperoleh dari hasil wawancara dengan
informan kemudian dicatat dalam bentuk catatan tertulis atau perekam
video atau audio tape. Data primer biasanya juga disebut data asli, adapun
data primer dalam penelitian ini meliputi pengamatan dan observasi
secara langsung dan wawancara dengan:
a. Pihak Biro Informasi dan Lingkungan, Perum Jasa Tirta I Kota
Malang
1) Ibu Astria Nugraheny ST, MiSC (Sebagai Kepala Biro Bagian
Lingkungan, pada 08 Mei 2017 pukul 10.00 di Ruang Bagian
Lingkungan)
2) Bapak Tiar (Sebagai Staff Bagian Lingkungan, pada 08 Mei
2017 pukul 10.15 di Ruang Bagian Lingkungan)
49
3) Bapak Irfan (Sebagai Staff Bagian Lingkungan, pada 08 Mei
2017 pukul 10.30 di Ruang Bagian Lingkungan)
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung melalui
arsip, dokumen maupun laporan yang mendukung data primer. Adapaun
sumber data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini antara lain:
a. Gambaran umum tentang Perum Jasa Tirta I Kota Malang yang
berisi mengenai gambaran lokasi penelitian, visi dan misi, struktur
organisasi, sumber daya manusia, tugas pokok dan fungsi, bidang
dan kegiatan Perum Jasa Tirta I Kota Malang
b. Keputusan Presiden Nomor 2 Tahun 2014
c. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 46 Tahun 2010
Tentang Perusahaan Umum (Perum) Jasa Tirta I
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data kualitatif ini dengan menggunakan metode
wawancara, observasi, serta bahan dokumenter. Secara lebih rinci teknik
pengumpulan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Wawancara adalah bentuk komunikasi langsung peneliti kepada
narasumber, dalam pengambilan datanya menggunakan daftar pertanyaan
untuk mendapatkan informasi dari narasumber atau informan. Hal ini
selaras dengan pendapat Bungin (2012:108) bahwa wawancara secara
mendalam yaitu proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian
50
dengan cara tanya jawab secara tatap muka, dengan atau tanpa pedoman
wawancara, dimana peneliti dan informan terlibat dalam kehidupan
sosial.
2. Observasi merupakan bentuk pengamatan langsung oleh peneliti terhadap
objek atau fenomena yang diteliti dalam lokasi atau situs penelitian untuk
memperoleh data yang akurat, relevan dan aktual. Observasi yang
dilakukan peneliti dalam penelitian ini untuk mengetahui secara langsung
gejala gejala atau fenomena pemberian tambahan penghasilan dengan
teori yang digunakan untuk meneliti persoalan ini.
3. Dokumentasi dilakukan dengan mencatat dan memanfaatkan data yang
ada di instansi terkait dengan penelitian berupa dokumen, surat
keputusan, hasil rapat koordinasi atau sosialisasi dan lain sebagainya.
F. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan peneliti untuk
mengumpulkan data agar pekerjaan menjadi lebih mudah dan hasilnya lebih
sistematis dan lengkap sehingga mudah untuk diolah. Adapun instrumen penelitian
yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah:
1. Peneliti sendiri. Peneliti sebagai aktor utama yang menangkap kejadian
atau perilaku yang terjadi dalam objek penelitian, karena peneliti
berhubungan langsung dengan narasumber.
2. Pedoman Wawancara. Peneliti menggunakan pedoman wawancara
karena berisi daftar pertanyaan yang digunakan sebagai pendoman untuk
51
melakukan wawancara kepada narasumber agar data yang diteliti lebih
relevan.
3. Alat penunjang atau perangkat penujang yang terdiri dari kamera
Handphone, alat perekam suara, catatan lapangan (field note).Instrumen
tersebut dapat membantu peneliti dalam menggunakan metode
dokumentasi, sehingga apa yang didapatkan di lapangan dapat
terdokumentasi dengan baik.
G. Analisis Data
Analisis data adalah kegiatan yang dilakukan peneliti untuk mengolah data
yang telah diperoleh dari lapangan untuk mendapatkan hasil penelitian. Menurut
Bogdan dalam Sugiyono (2014:334) menjelaskan bahwa analisis data adalah proses
mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara,
catatan lapangan, dan bahan-bahan lain, sehingga dapat mudah dipahami, dan
temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain. Dalam penelitian ini peneliti
melakukan analisis data sebelum memasuki lapangan, selama dilapangan, dan
setelah selesai di lapangan.
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data
interaktif oleh Miles, Huberman, dan Saldana. Aktivitas dalam analisis data
kualitatif dilakukan secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya jenuh.
Dalam model interaktif, tiga jenis kegiatan analisis seperti kondensasi data,
penyajian data, dan verifikasi merupakan proses siklus dan interaktif. Sehingga
52
membuat peneliti harus bergerak aktif untuk mendapatkan data dan penarikan
kesimpulan selama penelitian.
Gambar 1. Model Analisis Data Interaktif
Sumber: Miles,Huberman, dan Saldana (2014:10)
1. Data Collection
Pengumpulan data merupakan proses siklus dan interaktif, sehingga
peneliti selama melakukan pengumpulan data harus bergerak bolak-balik
diantara kegiatan kondensasi, penyajian, hingga penarikan kesimpulan
selama waktu penelitiannya hingga data terkumpul.
2. Data Condensation (Kondensasi Data)
Kondensasi data merupakan salah satu tahapan setelah peneliti
melakukan pengumpulan data maka akan dianalisis yang berfungsi
sebagai telaah yang sifatnya menajamkan, menggolongkan,
mengarahkan, membuang yang tidak perlu, dan mengorganisasi data.
Pengumpulan data yang dilakukan dengan cara observasi ke lapangan,
wawancara dengan berbagai pihak yang terkait dengan permasalahan,
serta dokumentasi berupa foto bisa ditransformasikan menjadi
53
rangkuman, tabel, dan gambar. Data yang telah ditransformasi menjadi
rangkuman, tabel, dan gambar akan disesuaikan dengan fokus penelitian.
Sesuai dengan kegiatan dari kondensasi data bertujuan untuk lebih
memfokuskan data-data yang telah didapatkan melalui proses
pengumpulan data.
3. Data Display (Penyajian Data)
Penyajian data berisi sekumpulan informasi dalam bentuk laporan yang
didapatkan dari obyek penelitian. Pada tahap penyajian data, peneliti
menyajikan data penelitian yang telah selesai melalui tahap kondensasi
data. Data disajikan sesuai dengan fokus penelitian yang telah ditetapkan,
hal tersebut bertujuan agar penelitian dapat fokus dan mempemudah
dalam analisis data. Pada analisis data, data yang telah disajikan kemudian
ditelaah dan dibandingkan dengan berbagai teori maupun yang berkaitan
dengan masalah dan fokus penelitian.
4. Conclusion: Drawing/Verifying (Penarikan Kesimpulan/Verifikasi)
Dari tahapan penyajian data peneliti berusaha mencari makna dari data
yang telah dianalisis dan ditelaah sedemikian rupa. Makna-makna yang
muncul dari data tersebut juga harus mempunyai validitas yang
berdasarkan kebenaran dan kecocokan pada penelitian, maka peneliti
dapat menarik kesimpulan sesuai dengan masalah yang telah dibuat.
54
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Situs Penelitian
1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
a. Gambaran Umum Kota Malang
Kota Malang secara geografis terletak 90 KM di sebelah selatan Kota
Surabaya. Letaknya yang tinggi membuat kota ini memiliki suhu yang lebih
sejuk. Kota Malang merupakan kota yang sedang mengalami perkembangan
pesat baik ekonomi maupun pendidikan. Kota Malang yang terletak pada
ketinggian antara 440-667 meter diatas permukaan air laut, merupakan salah
satu kota tujuan wisata 1 di Jawa Timur karena potensi alam dan iklim yang
dimiliki. Letaknya yang berada di tengah-tengah wilayah Kabupaten Malang
secara astronomis terletak pada 112,06 – 112,07 Bujur Timur dan 7,06 – 8,
02 Lingtang Selatan.
Kota Malang berdiri sejak tanggal 1 April 1914. Luas wilayah Kota
Malang sekitar 110,06 km2 dengan ketinggian 440-667 m diatas permukaan
laut. Kota Malang dikelilingi oleh sungai besar, yaitu Sungai Brantas, Sungai
Amprong, dan Sungai Bango. Kota Malang juga dikelilingi oleh gunung, di
utara terdapat Gunung Arjuno, di timur terdapat Gunung Semeru, di selatan
terdapat Gunung Kelud dan di baratterdapat Gunung Kawi dan Gunung
Panderman. Kota Malang merupakan salah satu Kota
55
orde kedua dalam sistem kerunangan wilayah Jawa Timur yang terletak di
bagian sentral dengan batasan sebagai berikut:
1) Barat : Kecamatan Wagir dan Kecamatan Dau
Secara administratif, wilayah Kota Malang terbagi atas 5 kecamatan
yaitu Kecamatan Sukun, Kecamatan Lowokwaru, Kecamatan Blimbing,
Kecamatan Klojen dan Kecamatan Kedungkandang.
Kondisi iklim Kota Malang selama tahun 2008 tercatat rata-rata suhu
udara berkisar antara 22,7oC – 25,1oC. Sedangkan suhu maksimum mencapai
32,7oC dan suhu minimum 18,4oC. Rata kelembaban udara berkisar 79%-
86%. Dengan kelembaban maksimum 99% dan minimum mencapai 0%.
Seperti umumnya daerah lain di Indonesia, Kota Malang mengikuti
perubahan putaran 2 iklim, musim hujan, dan musim kemarau. Dari hasil
pengamatan Stasiun Klimatologi Karangploso Curah Hujan yang relatif
tinggi terjadi pada Bulan Pebruari, Nopember, Desember. Sedangkan pada
Bulan Juni dan September Curah Hujan relatif rendah. Kecepatan angin
maksismum terjadi di Bulan Mei, September, dan Juli.
b. Visi dan Misi Kota Malang
Pengertian Visi menurut Undang-undang 25 tahun 2004 padal 1 angka
12 adalah rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan pada akhir
periode perencanaan. Hal ini berarti bahwa visi yang tercantum dalam
RPJMD Kota Malang harus dicapai pada tahun 2018. Selanjutnya pada pasal
5 ayat (2) disebutkan bahwa RPJM Daerah merupakan penjabaran dari visi,
56
misi, dan program Kepada Daerah yang penyusunannya berpedoman pada
RPJP Daerah dan memperhatikan RPJM Nsional. Oleh karenanya, maka
perumusan visi, misi, dan program dalam RPJMD Kota Malang ini 2013-
2018 tidak hanya berasal dari visi, misi dan program Kepala Daerah saja,
namum sudah dilakukan beberapa penyesuaian dari semua acuan dimaksud.
“MENJADIKAN KOTA MALANG SEBAGAI KOTA
BERMARTABAT”
Selain Visi tersebut di atas, hal lain yang tak kalah pentingnya adalah
ditentukannya Peduli Wong Cilik sebagai SEMANGAT dari pembangunan
Kota Malang periode 2013-2018. Sebagai semangat, kepedulian terhadap
wong cilik menjadi jiwa dari pencapaian visi. Hal ini berarti bahwa seluruh
aktivitas dan program pembangunan di Kota Malang harus benar-benar
membawa kemaslahatan bagi wong cilik. Dan seluruh hasil pembangunan di
Kota Malang harus dapat dinikmati oleh wong cilik yang notabene adalah
rakyat kecil yang mayoritas jumlahnya di Kota Malang.
Istilah MARTABAT adalah istilah yang menunjuk pada harga diri
kemanusiaan, yang memiliki arti kemuliaan. Sehingga, dengan visi
‘Menjadikan Kota Malang sebagai Kota BERMARTABAT’ diharapkan
dapat terwujud suatu kondisi kemuliaan bagi Kota Malang dan seluruh
masyarakatnya. Hal ini adalah penerjemahan langsung dari konsep Islam
mengenai baldatun thoyyibatun wa robbun ghofur (negeri yang makmur yang
diridhoi oleh Allah SWT). Untuk dapat disebut sebagai Kota
BERMARTABAT, maka akan diwujudkan Kota Malang yang aman, tertib,
57
bersih, dan asri, dimana masyarakat Kota Malang adalah masyarakat yang
mandiri, makmur, sejahtera, terdidik, dan berbudaya, serta memiliki nilai
religiusitas yang tinggi dilandasi dengan sikap toleransi terhadapt perbedaan-
erbedaan yang ada di tengah-tengah masyarakat, dengan Pemerintah Kota
Malang yang bersih dari KKN dan sungguh-sungguh melayani masyarakat.
Sehingga, Kota Malang secara umum akan memiliki keunggulan-keunggulan
dan berbudaya saing tinggi untuk dapat menempatkan diri sebagai kota yang
terkemuka dengan berbagai prestasi di berbagai bidang.
Selain itu, Visi BERMARTABAT dapat menjadi akronim dari
beberapa prioritas pembangunan yang menunjuk pada kondisi-kondisi yang
hendak diwujudkan sepanjang peridode 2013-2018, yakni BERsih, Makmur,
Adil, Religius-toleran, Terkemuka, Aman, Berbudaya, Asri, dan Terdidik.
Masing-masing akronim dari BERMARTABAT tersebut akan dijelaskan
sebagai berikut:
1) Bersih, Kota Malang yang bersih adalah harapan seluruh warga
Kota Malang. Lingkungan kota yang bebas dari tumpukan sampah
dan limbah adalah kondisi yang diharapkan dalam pembangunan
Kota Malang sepanjang periode 2013-2018. Selain itu, bersih juga
harus menjadi ciri-ciri dari penyelenggaraan pemerintahan.
Pemerintah yang bersih (Clean Governance) harus diciptakan agar
kepentingan masyarakat dapat terlayanai dengan sebaik-baiknya.
2) Makmur, Masyarakat yang makmur adalah cita-cita yang
dipercayakan kepada pemerintah untuk diwujudkan melalui
58
serangkaian kewenangan yang dipunyai pemerintah. Kondisi
makmur di Kota Malang tercapai jika seluruh masyarakat Malang
dapat memenuhi kebutuhan hidup mereka secara layak sesuai
dengan strata sosial masing-masing. Dalam kaitannya dengan upaya
mencapai kemakmuran, kemandirian adalah hal penting.
Masyarakat makmur yang dibangun di atas pondasi kemandirian
merupupakan kondisi yang hendak diwujudkan dalm periode
pembangunan Kota Malang 2013-2018.
3) Adil, Terciptanya kondisi yang adil di segala bidang kehidupan
adalah harapan seluruh masyarakat Kota Malang. Adil diartikan
sebagai diberikannya hak bagi siapapun yang telah melaksanakan
kewajiban mereka. Selain itu, adil juga berarti kesetaraan posisi
semua warga masyarakat dalam hukum dan penyelenggaraan
pemerintahan. Adil juga dimaksudkan sebagai pemerataan
distribusi hasil pembangunan daerah. Untuk mewujudkan keadilan
di tengah-tengah masyarakat. Pemerintah Kota Malang juga akan
menjalankan tugas dan funginya dengan mengedepankan prinsip-
prinsip keadilan.
4) Religius-toleran, Terwujudnya masyarakat yang religius dan
toleran adlah kondisi yang harus terwujudkan sepanjang 2013-
2018. Dalam masyarakat yang religius dan toleran, semua warga
masyarakat mengamalkan ajaran agama masing-masing ke dalam
bentuk cara berpikir, bersikap dan berbuat. Apapun bentuk
59
perbedaan di kalangan masyarakat dihargai dan dijadikan sebagai
faktor pendukung pembangunan daerah. Sehingga, dengan
pemahaman religius yang toleran, tidak akan ada konflik dan
pertikaian antar masyarakat yang berlandaskan perbedaan SARA di
Kota Malang.
5) Terkemuka, Kota Malang yang terkemuka dibandingkan dengan
kota-kota lain di Indonesia merupakan kondisi yang hendak
diwujudkan. Terkemuka dalam hal ini diartikan sebagai pencapaian
prestasi yang diperoleh melalui kerja keras sehingga diakui oleh
dunia luas. Kota Malang selama lima tahun ke depan diharapkan
memiliki banyak prestasi, baik di tingkat regional, nasional,
maupun internasional. Terkemuka juga dapat berarti kepeloporan.
Sehingga, seluruh masyarakat Kota Malang diharapkan tampil
menjadi pelopor pembangunan di lingkup wilayah masing-masing.
6) Aman, Situasi kota yang aman dan tertib merupakan kondisi yang
mutlak diperlukan oleh masyarakat. Situasi aman berarti bahwa
masyarakat Kota Malang terbebas dari segala gangguan, baik
berupa fisik maupun non-fisik, yang mengancam ketentraman
kehidupan dan aktivitas masyarakat. Sehingga situasi masyarakat
akan kondusif untuk turut serta mendukung jalannya pembangunan.
Untuk menjamin situasi aman bagi masyarakat ini, Pemerintah Kota
Malang akan mewujudkan ketertiban masyarakat. Untuk itu,
60
kondisi pemerintahan yang aman dan stabil juga akan diwujudkan
demi suksesnya pembangunan di Kota Malang.
7) Berbudaya, Masyarakat Kota Malang yang berbudaya merupakan
kondisi dimana nilai-nilai adiluhung dipertunjukkan dalam sifat,
sikap, tindakan masyarakat dalam aktivitas sehari-hari di semua
tempat. Masyarakat menjunjung tinggi kesantunan, kesopanan,
nilai-nilai sosial, dan adat istiadat dalam kehidupan sehari-hari.
Perilaku berbudaya juga ditunjukkan melalui pelestarian tradisi
kebuyaan warisan masa terdahulu dengan merevitalisasi makna-
maknanya untuk diterapkan di masa sekarang dan masa yang akan
datang.
8) Asri, Kota Malang yang asri adalah dambaan masyarakat. Keasrian,
keindahan, kesegaran, dan keberihan lingkungan kota adalah
karunia Tuhan bagi Kota Malang. Namun, keasrian Kota Malang
makin lama makin pudar akibat pembangunan kota yang tidak
memperhatikan aspek lingkungan. Maka, Kota Malang dalam lima
tahun ke depan harus asri kembali asri, bersih, segar, dan indah.
Sehingga, segala pembangunan Kota Malang, baik fisik maupun
non-fisik, diharuskan untuk menjadikan aspek kelestarian
lingkungan sebagai pertimbangan utama. Hal ini harus dapat
diwujudkan dengan partisipasi nyata dari seluruh masyarakat, tanpa
kecuali.
61
9) Terdidik, Terdidik adalah kondisi dimana semua masyarakat
mendapatkan pendidikan yang layak sesuai dengan peraturan
perundangan. Amanat Undang-undang nomer 12 tahun 2012
mewajibkan tingkat pendidikan dasar 12 tahun bagi seluruh warga
negara Indoensia. Selain itu, diharapkan masyarakat akan
mendapatkan pendidikan dan ketrampilan yang sesuai dengan
pilihan hidup profesi masing-masing. Masyarakat yang terdidik
akan senantiasa tergerak untuk membangun Kota Malng bersama
dengan Pemerintah Kota Malang.
Dalam rangka mewujudkan visi sebagaimana tersebut di atas, maka
misi pembangunan dalam Kota Malang Tahun 2013-2018 adalah sebagai
berikut:
1) Menciptakan masyarakat yang makmur, berbudaya dan terdidik
berdasarkan nilai-nilai spiritual yang agamis, toleransi dan setara.
2) Meningkatkan kulaitas pelayanan publik yang adil, terukur, dan
akuntabel.
3) Mengembangkan potensi daerah yang berwawasan lingkungan
berkesinambungan, adil, dan ekonomis.
4) Meningkatkan kualitas pendidikan masyarakat Kota Malang
sehingga bisa bersaing di era global.
5) Meningkatkan kualitas kesehatan masayrakat Kota Malang baik
fisik, maupun mental untuk menjadi masyarakat yang produktif.
62
6) Membangun Kota Malang sebagai kota tujuan wisata yang aman,
nyaman, dan berbudaya.
7) Mendorong pelaku ekonomi sektor informal agar lebih produktif
dan kompotitif
8) mendorong produktivitas industry dan ekonomi skala besar yang
berdaya saing, etis, dan berwawasn lingkungan.
9) Mengembangkan sistem transportasi terpadu dan infrastruktur yang
nyaman untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat.
c. Lambang daerah Kota Malang
Motto “MALANG KUCECWARA” berarti Tuhan menghancurkan
yang bathil, menegakkan yang benar.
Gambar 1. Lambang Kota Malang
Sumber: http://malangkota.go.id/
Arti warna:
1) Merah Putih, adalah lambang bendera nasiolan Indonesia
2) Kuning, berarti keljurahan dan kebesaran
3) Hijau, adalah kesuburan
63
4) Biru Muda, berarti Kesetiaan pada Tuhan, Negara dan Bangsa
5) Segilima Berbentuk Perisai, bermaknsa semangat perjuangan
kepahlawanan, kondisi geografis, pegunungan, serta semangat
membangun untuk mencapai masyarakat yang adil dan makmur
berdasarkan Pancasila.
DPRDGR mengkukuhkan lambang Kotamadya Malang dengan
Peraturan Daerah No. Tahun 1970. Bunyi semboyan pada lambang
“MALANG KUCECWARA” Semboyan tersebut dipakai sejak hari
peringatan 50 tahun berdirinya KOTAPRAJA MALANG 1964, sebelum itu
yang digunakan adalah “MALANG NAMAKU, MAJU TUJUANKU”yaitu
terjemahan dari : “MALANG NOMINATOR,
SURSUMMOVEROR”Yang disyahkan dengan “Gouvernmenent besluit
dd. 25 April 1938 N. 027”. Semboyan baru itu diusulkan oleh Almarhum
Prof. DR. R. Ng. Poernatjaraka, dan erat hubungannya dengan asal mula Kota
Malang pada jaman Ken Arok.
2. Gambaran Umum Situs Penelitian
a. Visi dan Misi Perum Jasa Tirta I
1) Visi:
Menjadi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Pengelola Sumber
Daya Air kelas dunia pada tahun 2025
2) Misi:
64
a) Menyelenggarakan pengelolaan sumber daya air sesuai
penugasan, secara profesional dan inovatif guna memberikan
pelayanan prima untuk seluruh pemangku kepentingan.
b) Menyelenggarakan pengusahaan dengan optimalisasi sumber
daya perusahaan berdasarkan prinsip korporasi yang sehat
dan bertanggung jawab.
b. Logo Perusahaan
Gambar 2. Logo Perusahaan
Sumber http://jasatirta1.co.id/id_ID/profil/
Arti Logo:
1) Tiga garis yang bergelombang merupakan simbol dari aliran air
yang terdiri dari tiga unsur misi Perusahaan Umum (PERUM) Jasa
Tirta I, yaitu:
a) Eksplorasi dan pemeliharaan termasuk pengusahaan dan
perlindungan
b) Pengembangan
c) Rehabilitasi
65
2) Pengertian secara keseluruhan desain tersebut melambangkan
bendera yang dikibarkan serta terbagi atas tiga bagian yang
memiliki satu arah.
3) Desain bendera tersebut merupakan simbol dari semangat dan
pengabdian serta ketiga unsur itu memiliki satu tujuan secara
seimbang dan harmonis.
c. Latar Belakang Perum Jasa Tirta I
Keberlanjutan fungsi prasarana pengairan menentukan keberhasilan
pengelolaan sumber daya air dimana operasi dan pemeliharaan (O&P) sangat
penting untuk menjamin manfaat pelayanan air dan melindungi masyarakat
dari daya rusak air. Permasalahan yang dihadapi Pemerintah Indonesia sejak
30 tahun lalu (hingga kini) dalam melaksanakan kegiatan O&P adalah
keterbatasan dana. Keterbatasan ini mengakibatkan penurunan fungsi
prasarana SDA karena mengurangi umur teknis dan umur kerja bangunan.
Akibatnya kemampuan mensuplai air guna memenuhi tuntutan berbagai
sektor (pertanian, domestik, industri, dan lingkungan) ikut menurun.
Digagas pendirian suatu “badan usaha” untuk menjawab permasalahan
diatas yang memiliki tugas pokok pengelolaan wilayah sungai beserta
prasarana SDA yang telah dibangun, sehingga pemenuhan kebutuhan air
untuk berbagai sektor dapat tersedia secara bertanggung jawab. Ide pendirian
badan usaha ini muncul sejak tahun 1970an, setelah selesainya dua
bendungan besar di Wilayah Sungai Brantas. Selanjutnya setelah melakukan
66
studi banding ke beberapa lembaga pengelolaan air dan/ atau prasarana SDA
di Amerika, Australia, Inggris, Jepang dan Perancis pada awal tahun 1980an,
diputuskan untuk mengkaji viabilitas dari pendirian suatu lembaga
pengelolaan serupa di Indonesia
Atas dasar usulan yang masuk dan pertimbangan strategis, maka
pekerjaan mengkaji kemungkinan pendirian badan usaha ini diserahkan
kepada konsultan PT Indoconsult yang dipimpin almarhum Prof DR. Sumitro
Djojohadikusumo. Setelah melalui beberapa kali pembicaraan para pakar
sumber daya air pada saat itu, baik mengenai lingkup tugas dan sasaran yang
hendak dicapai, PT lndoconsult menyepakati untuk menyerahkan laporan
hasil studi kepada Menteri Pekerjaan Umum yang saat itu dijabat oleh DR. Ir
Suyono Sosrodarsono.
Pada tanggal 4 November 1986, dalam rapat yang dipimpin Menteri PU
disepakati pembentukan suatu lembaga yang menangani wilayah Sungai
Brantas dengan nama Perum Jasa Tirta Brantas. Setelah melalui pembahasan
antar departemen yang cukup rinci dan panjang, akhirnya disepakati untuk
menerbitkan peraturan pemerintah sebagai akta pendirian Perum Jasa Tirta di
Wilayah Sungai Brantas. Pada tanggal 12 Februari 1990, terbitlah PP Nomor
5 Tahun 1990 tentang Perum Jasa Tirta sebagai sebuah badan usaha milik
negara (BUMN) yang berkedudukan di Kota Malang. Sebagai tindak lanjut
dari penerbitan PP Nomor 5 Tahun 1990, pada tanggal 1 November 1991,
lahir Peraturan Menteri PU Nomor: 56/PRT/1991 tentang Kebijaksanaan
67
Umum Pengelolaan Perusahaan Umum (PERUM) Jasa Tirta. Peraturan ini
merupakan arahan operasional bagi Perum Jasa Tirta.
Pada Pasal 6 dari peraturan tersebut, Perum Jasa Tirta diberi tugas
pokok yang meliputi:
1) Eksploitasi dan pemeliharaan prasarana pengairan
2) Pengusahaan air dan sumber-sumber air
3) Berpartisipasi aktif dalam pengelolaan Daerah Aliran Sungai
(DAS) yakni: perlindungan, pengembangan, dan penggunaan air
serta sumber-sumber air;
4) Rehabilitasi prasarana pengairan (sesuai kewenangan perusahaan)
Pemerintah telah menerbitkan PP Nomor 93 Tahun 1999 (13 Oktober
1999) yang mengatur keberadaan Perum Jasa Tirta. Sesuai Pasal 2 Ayat (2)
dari PP tersebut, ditetapkan Perum Jasa Tirta sebagaimana dimaksud dalam
PP Nomor 5 Tahun 1990 diubah namanya menjadi Perusahaan Umum
(Perum) Jasa Tirta I.
Selanjutnya untuk mendukung pembangunan nasional dan penyesuaian
lingkup tugas pengelolaan SDA serta kegiatan usaha PJT I, maka Peraturan
Pemerintah (PP) tentang PJT I perlu disesuaikan yakni menjadi PP No. 46
tahun 2010 tanggal 3 Mei 2010. Dalam melaksanakan tugas pemerintah
berkaitan dengan pengelolaan air dan prasarana SDA di WS Kali Brantas dan
WS Bengawan Solo, Perum Jasa Tirta I berpedoman pada Rencana Kerja dan
Anggaran Perusahaan (RKAP) yang menjaga keseimbangan antara misi
pemerintah dan misi perusahaan. Pelaksanaan Tugas pokok telah diupayakan
68
peningkatannya secara lebih memadai sesuai RKAP dan Rencana Jangka
Panjang (RJP).
d. Maksud dan Tujuan Pendirian Perum Jasa Tirta
Maksud didirikannya perusahaan adalah untuk menyelenggarakan
pemanfaatan umum atas air dan sumbersumber air yang bermutu dan
memadai bagi pemenuhan hajat hidup orang banyak, serta melaksanakan
tugas-tugas tertentu yang diberikan pemerintah dalam pengelolaan daerah
aliran sungai, yang meliputi antara lain perlindungan, pengembangan dan
penggunaan air sungai sungai dan/ atau sumber-sumber air termasuk
pemberian informasi, rekomendasi, penyuluhan, dan bimbingan.
Tujuan perusahaan adalah turut membangun ekonomi nasional dengan
berperan serta melaksanakan program pembangunan nasional di dalam
bidang pengelolaan air dan sumber-sumber air.
Tugas Pokok Perusahaan diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 46
Tahun 2010, PP Nomor 42 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sumberdaya Air,
dan UU Nomor 11 Tahun 1974 tentang Pengairan. UU Nomor 11 Tahun 1974
diberlakukan kembali setelah adanya putusan Mahkamah Konstitusi Nomor
85/PUU-XI/2013 yang menyatakan bahwa UU Nomor 7 Tahun 2004 tentang
Sumberdaya Air tidak memiliki kekuatan hukum mengikat dan
memberlakukan kembali UU Nomor 11 Tahun 1974.
Berdasarkan pada regulasi-regulasi tersebut, tugas pokok dan tanggung
jawab Perusahaan adalah sebagai berikut:
69
1) Melaksanakan pengusahaan sumberdaya air (SDA) pada wilayah-
wilayah kerja yang meliputi: a. Pelayanan SDA dalam rangka
pemanfaatan SDA permukaan oleh pengguna; b. Pemberian
jaminan pelayanan SDA kepada pengguna melalui pelaksanaan
operasi dan pemeliharaan serta pembangunan prasarana SDA yang
memberikan manfaat langsung; c. Pemberian pertimbangan teknis
dan saran kepada pengelola SDA yang diberikan wewenang untuk
penyiapan rekomendasi teknis untuk Pengusahaan SDA.
2) Melaksanakan sebagian tugas dan tanggung jawab Pemerintah di
bidang pengelolaan SDA yang meliputi:
a) Pelaksanaan operasi atas prasarana SDA yang telah
diserahoperasikan kepada Perusahaan
b) Pelaksanaan pemeliharaan preventif yang meliputi
pemeliharaan rutin, berkala, dan perbaikan kecil prasarana
SDA yang telah diserahoperasikan kepada Perusahaan
c) Pelaksanaan pemeliharaan preventif yang meliputi
pemeliharaan rutin, berkala, dan perbaikan kecil sumber air
yang telah diserahoperasikan kepada Perusahaan
d) Membantu Pemerintah menjaga dan mengamankan sumber
air dan prasarana SDA untuk mempertahankan kelestariannya
sesuai dengan kemampuan Perusahaan
70
e) Pemeliharaan darurat sumber air dan prasarana SDA yang
telah diserahoperasikan kepada Perusahaan sesuai dengan
kemampuan Perusahaan
f) Membantu Pemerintah dalam pelaksanaan konservasi SDA
dan pengendalian daya rusak air sesuai dengan kemampuan
Perusahaan
g) Penggelontoran dalam rangka pemeliharaan Sungai
h) Pemantauan evaluasi kuantitas air dan evaluasi kualitas air
pada sumber air yang menjadi tanggung jawab Perusahaan
i) Penyebarluasan hasil pemantauan evaluasi sebagaimana
dimaksud dalam huruf h kepada pengguna SDA, masyarakat,
dan pemilik kepentingan
j) Bersama pengelola SDA lainnya memberikan bimbingan dan
penyuluhan kepada masyarakat dalam rangka meningkatkan
pemberdayaan masyarakat
k) Pemberian pertimbangan teknis dan saran kepada pengelola
SDA yang diberikan wewenang untuk penyiapan
rekomendasi teknis untuk penggunaan SDA.
e. Tugas Tambahan / Khusus
Perusahaan dapat melaksanakan tugas tambahan/khusus yang bersifat
mendesak dari pemerintah dalam rangka penyelenggaraan fungsi
kemanfaatan umum. Penugasan tersebut diberikan Menteri Pekerjaan Umum
71
dan Perumahan Rakyat (PUPR) dan apabila menurut kajian secara finansial
tidak layak bagi Perusahaan, Perusahaan mendapatkan kompensasi atas
semua biaya yang dikeluarkan dalam pelaksanaan penugasan tersebut dari
Pemerintah dengan sumber pendanaan berasal dari Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara (APBN).
Selain penugasan tambahan/khsusus yang bersifat mendesak tersebut,
Perusahaan harus terlebih dahulu mendapatkan persetujuan dari Menteri
PUPR. Terhadap pembiayaan dalam menyelenggarakan kemanfaatan umum
tersebut secara tegas akan dipisahkan dalam Rencana Kerja dan Anggaran
Perusahaan.
PP No. 46 Tahun 2010 menyebutkan tugas tambahan Perusahaan
adalah:
1) Menyelenggarakan kemanfaatan umum atas SDA yang bermutu
dan memadai bagi pemenuhan hajat hidup orang banyak untuk
pelayanan sosial, kesejahteraan, dan keselamatan umum di wilayah
kerja Perusahaan yang meliputi:
a) Penyediaan air permukaan untuk kebutuhan pokok sehari-hari
b) Penyediaan air irigasi bagi pertanian rakyat dalam sistem
irigasi yang sudah ada
c) Pengendalian Banjir
d) Konservasi Sumber Daya Air
e) Menyelenggarakan pengembangan SPAM dan sanitasi untuk
keperluan rumah tangga.
72
2) Penyelenggaraan Pengembangan SPAM dan Sanitasi sebagaimana
dimaksud pada ayat 1) huruf e) dilaksanakan di luar wilayah
pelayanan badan usaha milik daerah penyelenggara SPAM dan
berdasarkan persetujuan pemerintah daerah setempat.
3) Penetapan tarif penyelenggaraan SPAM dan sanitasi sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) ditetapkan oleh kepala daerah berdasarkan
usulan Direksi, setelah disetujui oleh Dewan Pengawas.
4) Untuk pelayanan sosial, kesejahteraan, dan keselamatan umum
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Pemerintah dalam batas-batas
tertentu dapat memberikan bantuan biaya pengelolaan kepada
Perusahaan yang dananya berasal dari Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara.
5) Terhadap pembiayaan dalam menyelenggarakan kemanfaatan
umum atas Sumber Daya Air sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
Perusahaan harus secara tegas melakukan pemisahan dalam
Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan.
Disamping itu, Perum Jasa Tirta I juga mempunyai tugas tambahan
untuk menjalankan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL)
sebagai fungsi sosial yang harus diemban perusahaan sebagai BUMN.
f. Bidang Usaha dan Wilayah Kerja Perusahaan
1) Bidang Usaha Perusahaan
73
Sebagai BUMN ynag berbentuk Perusahaan Umum (Perum),
Perusahaan menjalankan fungsi komersial/bisnis bersamaan dengan
fungsi pelayanan publik (non-komersial). Sesuai Peraturan Pemerintah
Nomor 46 Tahun 2010, Perusahaan mempunyai kegiatan usaha baik
dalam rangka komersial maupun non-komersial sebagai berikut:
a) Layanan jasa air baku untuk pembangkit tenaga listrik, air
minum, industri, pertanian, penggelontoran, pelabuhan, usaha
jasa konsultasi di bidang teknologi Sumber Daya Air,
penyewaan atas besar, jasa laboratorium kualitas air dan
pemenuhan kebutuhan lainnya.
b) Penyediaan tenaga listrik kepada Perusahaan Perseroan
(Persero) PT. Perusahaan Listrik Negara dan/ atau selain
Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perusahaan (Persero) PT
Perusahaan Listrik Negara sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
c) Penyediaan air permukaan untuk kebutuhan pokok sehari-
hari, pengendalian banjir, dan konservasi DAS.
d) Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) dan
sanitasi untuk keperluan rumah tangga.
Disamping kegiatan usaha utama tersebut, Perusahaan juga
memiliki sejumlah lini usaha di bidang pariwisata, perhotelan dan resor,
sumberdaya energi, air minum dalam kemasan, jasa konsultasi, jasa
konstruksi, ekobisnis, pusat pelatihan, usaha pertanian, jasa penyewaan,
74
dan pengusahaan sarana dan prasarana lain yang dimiliki dan dikuasi
Perusahaan.
2) Wilayah Kerja Perusahaan
Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomr 6 Tahun 2010 dan
Keputusan Presiden RI Nomor 2 Tahun 2014, wilayah kerja
pengusahaan dan pengelolaan sumberdaya air Perum Jasa Tirta I
meliputi wilayah sungai (ws), yaitu WS Kali Brantas, WS Bengawan
Solo, WS Toba Asahan, WS Serayu Bogowonto, WS Jratunseluna.
Berikut adalah rincian wilayah kerja Perusahaan pada lima
wilayah sungai tersebut:
a) Wilayah Sungai Kali Brantas meliputi 40 (empat puluh)
sungai, yaitu Kali Brantas, Kali Amprong, Kali Lesti, Kali
Metro, Kali Lahor, Kali Bambang, Kali Lekso, Kali Semut,
Kali Jari, Kali Putih, Kali Ewuh, Kali Badak, Kali Tugu, Kali
Tawing, Kali Ngasinan, Kali Boding, Kali Parit Agung, Kali
Parit Raya, Kali Dawir, Kali Song, Kali Ngrowo, Kali Kedak,
Kali Srinjing, Kali Konto, Kali Bening, Kali Kuncir, Kali Ulo,
Kalo Kedungsoko, Kali Widas, Kali Beng, Kali Brangkal,
Kali Marmoyo, Kali Watydakon, Kali Sadar, Kali Kambing,
Kali Porong, Kali Surabaya, Kali Mas, Kali Wonokromo,
Kali Kedurus, dan prasarana sumberdaya air yang telah
diserahoperasikan kepada Perusahaan.
75
b) Wilayah Sungai Bengawan Solo meliputi 25 (dua puluh lima)
sungai, yaitu Sungai Bengawan Solo, Kali Tirtomoyo, Kali
Keduwang, Kali Walikan, Kali Dengkeng, Kali Blora, Kali
Ceper, Kali Ujung, Kali Lohgede, Kali Siwaluh, Kali
Grompol, Kali Tempuran, Kali Mungkung, Kali Gambiran,
Kali Madium, Kali Ketegan, Kali Camer, Kali Catur, Kali
Brangkal, Kali Gandong, Kali Kukur, Kali Jungke, Kali
Ketonggo, Kali Trinil, Floodway Plangwot-Sedayu Lawas,
beserta prasarana sumberdaya air yang telah
diserahoperasikan kepada Perusahaan.
c) Wilayah Sungai Toba Asahan
d) Wilayah Sungai Serayu Bogowonto
e) Wilayah Sungai Jrantunseluna
Gambar 3. Wilayah Kerja Perum Jasa Tirta I
Sumber: http://jasatirta1.co.id/id_ID/profil/wilayah-kerja
76
g. Struktur Organisasi Perusahaan
Gambar 4. Struktur Organisasi Perusahaan
Sumber: Laporan Pertanggungjawaban Tahun 2016
B. Penyajian Data Fokus Penelitian
1. Inovasi Program Konservasi Sumber Daya Air dalam perspektif
Sustainable development di Perum Jasa Tirta I Kota Malang
Perum Jasa Tirta I merupakan salah satu BUMN yang mengurus hajat
hidup orang banyak. Dalam hal ini perusahaan memiliki wewenang, tanggung
jawab dalam hal pemeliharaan sumber daya air. Serta mampu mengatasi
77
berbagai masalah yang semakin kesini semakin kompleks. Salah satunya adalah
dengan menciptakan sebuah inovasi dalam program konservasi sumber daya air
untuk pengelolaan sumber daya air secara berkelanjutan. Perusahaan
sepenuhnya menyadari bahwa inovasi menjadi hal wajib yang dilakukan untuk
mewujudkan visi sebagai BUMN pengelola sumber daya air berkelas dunia
sekaligus mampu memberi nilai tambah optimal bagi bangsa. Inovasi yang
dilakukan Perusahaan dilakukan secara terintegrasi, bukan hanya dari aspek
teknologi pengelolaan sumber daya air, melainkan juga dari aspek pembangunan
sumber daya manusia dan pembangunan masyarakat serta lingkungan. Inovasi
yang dilakukan oleh Perum Jasa Tirta I lebih terhadap pengembangan suatu
program kerja yang sudah ada. Ada beberapa kegiatan inovasi terbaru dalam
program konservasi sumber daya air yang dilakukan oleh Perum Jasa Tirta I
Kota Malang, yakni:
a. Kegiatan Pembuatan Bangunan Sipil Teknis (Dam Penahan/ Gully
Plug dan RAPES), yang merupakan salah satu kegiatan konservasi
yang dikerjakan oleh Perum Jasa Tirata I. Dam penahan adalah
bangunan yang lolos air dengan konstruksi bronjong batu, anyaman
ranting atau trucuk bambu/kayu yang dibuat melintang pada alur-alur
lahan yang berpotensi menimbulkan erosi.
b. Kegiatan Jaring Komunikasi Pemantauan Kualitas Air (JKPKA), yang
merupakan salah satu bentuk kegiatan kerjasama dengan Perum Jasa
Tirta I dibidang pendidikan lingkungan terutama di bidang kearifan.
78
c. Kerjasama dengan Lembaga Kajian Ekologi dan Konservasi Lahan
Basah atau Ecological Observation and Wetland Conservation
(ECOTON) tahun 2, yang mana kegiatan ini dilaksanakan dengan
bekerjasama dengan (ECOTON) dengan maksud melaksanakan
kegiatan untuk mengientensifkan upaya peningkatan kepedulian
masyarakat terhadap pelestarian sumber daya air dan lingkungan
sungai
Tiga kegiatan dalam program konservasi sumber daya air tersebut diatas
dapat dikatan sebagai inovasi karena memenuhi syarat kebaruan atau pola baru
dari hal yang sudah ada. Berdasarkan 3 (tiga) poin inovasi tersebut terdapat unsur
kebaruan yang menjadikannya disebut sebagai inovasi diantaranya:
a. Kegiatan Kegiatan Pembuatan Bangunan Sipil Teknis (Dam Penahan/
Gully Plug dan RAPES), kegiatan ini sebenernya bukanlah sebuah
program atau kegiatan baru, namun bahan-bahan yang digunakan
dalam kegiatan ini terhitung sebagai bahan baru yang tidak digunakan
sebelumnya. Adapun bahan yang digunakan sebelumnya adalah beton,
sedangkan saat ini menggunakan bamboo, batu, konstruksi bronjong
batu, anyaman ranting atau trucuk bambu/kayu yang dibuat melintang
pada alur-alur lahan yang berpotensi menimbulkan erosi. Dimana
mengikuti konsep sustainable development dengan menggunakan
bahan-bahan yang ramah lingkungan dan tidak merusak lingkungan
baik dalam jangka pendek maupun dalam jamgka waktu yang lama.
79
b. Kegiatan Jaring Komunikasi Pemantauan Kualitas Air
(JKPKA),Seperti adanya inovasi di Tahun 2016 dan yang telah
mendapatkan Rekor MURI pada tanggal 22 April 2017, yakni
Kegiatan Jaring Komunikasi Pemantauan Kualitas Air (JKPKA), yang
merupakan salah satu bentuk kegiatan kerjasama dengan Perum Jasa
Tirta I dibidang pendidikan lingkungan terutama di bidang kearifan.
Pendidikan lingkungan yang dimaksud ditujukan kepada guru dan
murid sekolah mulai dari jenjang Sekolah Dasar (SD/Madrasahn
Ibtidaiyah (MI), Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah
Tsanawiyah (MTs) dan Sekolah Menangah Atas (SMA/Madrasah
Aliyah (MA) yang berada di sekitar wilayah kerja Perum Jasa Tirta I.
Program kegiatan JKPKA tahun 2016 masih di titik beratkan pada
pengembangan wisata bioassesment dan teknik pengambilan sampel
air yang merupakan kegiatan memadukan wisata dan pembelajaran.
Kegiatan ini lebih terhadap kegiatan pemberdayaan masyarakat atau
sosial.
c. Kerjasama dengan Lembaga Kajian Ekologi dan Konservasi Lahan
Basah atau Ecological Observation and Wetland Conservation
(ECOTON) pada tahun 2016, dimana disetiap tahunnya perusahaan
melakukan pemberdayaan-pemberdayaan baru bagi masyarakat
sekitar Perum Jasa Tirta I. Yang mana kegiatan ini lebih condong
kepada kegiatan sosial kepada masyarakat terutama masyarakat sekitar
wilayah kerja Perum Jasa Tirta I.
80
Beberapa inovasi yang ada tersebut tentunya berasal dari adanya kesadaran
perusahaan bahwa inovasi merupakan hal yang wajib dilakukan untuk
mewujudkan visi misi Perum Jasa Tirta I Kota Malang sebagai BUMN pengelola
sumber daya air berkelas dunia sekaligus memberikan nilai tambah optimal bagi
bangsa, khususnya dalam menunjang kedaulatan pangan dan energi nasional.
Proses inovasi tersebut berdasarkan tiga proses, yakni memproduksi gagasan,
mengevaluasi gagasan, dan mengimplementasi gagasan.
Berjalannya sebuah program/kebijakan tidak akan lepas dari efek yang
dihasilkan. Untuk mengetahui dampak dari sebuah program/kebijakan, peneliti
melakukan wawancara dengan narasumber. Berikut ini merupakan
pendeskripsian dari dampak inovasi program konservasi sumber daya air.
Seperti halnya dengan Program inovasi yang telah dilakukan oleh Perum Jasa
Tirta I pastinya tidak lepas dari sebuah konsep yang dibangun, konsep yang
dimaksud dari inovasi program ini adalah Pembangunan Berkelanjutan
(Sustainable development). Asdak (2012:39) memaparkan konsep pembangunan
berkelanjutan, disamping mempunyai nilai ekonomi juga mengandung nilai
sosial dan nilai ekologi/lingkungan. Berikut ini adalah hasil pendeskripsian dari
dampak inovasi yang dilakukan oleh Perum Jasa Tirta I Kota Malang
berdasarkan konsep sustainable development.
a. Berdasarkan Keberlanjutan Sistem Sosial
Salah satu kegiatan Inovasi Perum Jasa Tirta I dalam Program
Konservasi Sumber Daya Air yakni adalah kerjasama dengan ECOTON dan
Kegiatan JKPKA, yang mana kedua kegiatan ini berdasarkan pada
81
keberlanjutan sistem sosial. Yang mana kegiatannya berhubungan dengan
masyarakat dan pemberdayaan terhadap masyarakat. Sebuah inovasi di suatu
badan atau instansi pasti menghasilkan efek yang ditimbulkan. Dari
perspektif sustainable development, dampak penting dalam pelakasanaan
program tersebut salah satunya adalah sistem sosial dan juga budaya
masyarakat. Kesuksesan dan keberlanjutan usaha suatu organisasi tidak bisa
dilepaskan dari peran serta aktif masyarakat di sekitar wilayah operasional.
Bahkan kelancaran usaha perusahaan tidak jarang juga dipengaruhi oleh
hubungan positif antara perusahaan dengan masyarakat sekitar. Untuk
menjaga relasi harmonis antara perusahaan dengan masyarakar, dijalankanlah
inovasi program untuk pemberdayaan masyarakat terpadu yang diharapkan
dapat memberikan kontribusi terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat
disekitar perusahaan. Melalui inovasi program tersebut diharapkan
terciptanya masyarakat yang cerdas, sehat, sejahtera, dan mandiri. Perum Jasa
Tirta I percaya bahwa dengan menjalin hubungan yang erat dengan
masyarakat sekitar maka visi dan misi Perum Jasa Tirta I dalam
mengembangkan bisnis serta memberi manfaat bagi masyarakat sekitar bisa
terwujud. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara dengan Ibu Atria selaku
Kepala Biro Lingkungan, sebagai berikut:
“….kita juga melaksanakan kerjasama dengan beberapa organisasi,
misalnya dengan ECOTON. Dimana maksudnya kegiatan ini lebih kepada
sosialisasi terhadap masayarakat untuk meningkatkan kepedulian terhadap
lingkungan…”
82
Adanya kerjasama dengan Lembaga Kajian Ekologi dan Konservasi
Lahan Basah atau Ecological Observation and Wetland Conservation
(ECOTON), yang mana kegiatan ini dilaksanakan dengan bekerjasama
dengan Lembaga Kajian Ekologi dan Konservasi Lahan Basah atau
Ecological Observation and Wetland Conservation (ECOTON) dengan
maksud melaksanakan kegiatan untuk mengientensifkan upaya peningkatan
kepedulian masyarakat terhadap pelestarian sumber daya air dan lingkungan
sungai. Tujuan dari kerjasama ini antara lain:
1) Memperkenalkan dan meningkatkan pemahaman masyarakat pada
berbagai masalah lingkungan, khususnya berkaitan dengan
pengelolaan sumber daya air.
2) Memberikan bimbingan dan motivasi pada masyarakat untuk
melakukan penelitian/pengamatan berkaitan dengan masalah
lingkungan di sekitarnya, terutama yang berkaitan dengan
pengelolaan sumber daya air.
3) Membangun kerjasama dan komunikasi antar masyarakat dan
kelompok masyarakat dalam memningkatkan kepedulian siswa
terhadap pelestarian sumber daya air.
83
Gambar 5. Kegiatan Kerjasama dengan ECOTON tahun 2016
Sumber: Laporan Pertanggungjawaban tahun 2016
Seperti adanya inovasi di Tahun 2016 dan yang telah mendapatkan
Rekor MURI pada tanggal 22 April 2017, yakni Kegiatan Jaring Komunikasi
Pemantauan Kualitas Air (JKPKA), yang merupakan salah satu bentuk
kegiatan kerjasama dengan Perum Jasa Tirta I dibidang pendidikan
lingkungan terutama di bidang kearifan. Pendidikan lingkungan yang
dimaksud ditujukan kepada guru dan murid sekolah mulai dari jenjang
Sekolah Dasar (SD/Madrasahn Ibtidaiyah (MI), Sekolah Menengah Pertama
(SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs) dan Sekolah Menangah Atas
(SMA/Madrasah Aliyah (MA) yang berada di sekitar wilayah kerja Perum
Jasa Tirta I. Program kegiatan JKPKA tahun 2016 masih di titik beratkan
pada pengembangan wisata bioassesment dan teknik pengambilan sampel air
yang merupakan kegiatan memadukan wisata dan pembelajaran. Kegaiatan
pembelajaran dimaksud adalah memasukkan materi Pendidikan Kepedulian
Lingkungan Hidup (PKLH) ke dalam mata pelajaran sekolah dengan sungai
84
sebagai sumber belajar dan laboratorium alam, dengan demikian akan terjadi
inovasi dalam pembelajaran. Pembelajaran yang inovatif akan menjadi lebih
menarik, menyenangkan dan mencerdaskan siswa. Berikut adalah data
kegiatan JKPKA yang dilaksanakan pada tahun 2016:
Gambar 6. Kegiatan JKPKA Tahun 2016
Sumber: Laporan pertanggungjawaban Tahun 2016
Dimana dari data tersebut sesuai dengan hasil wawancara bersama Ibu
Astria, sebagai berikut:
“....terus ada namanya sosialisasi atau penyuluhan kepada
masyarakat, nah itu kita punya namanya semacam pemberdayaan
masyarakat terutama di usia dini, namanya jaring-jaring komunikasi
pembangunan kualitas air itu sama anak-anak SMA jadi kita punya
anggota kurang lebih 200an di wilayah sungai Brantas dan Bengawan
Solo jadi kita rutin mengadakan kegiatan baik itu lomba, pemeriksaan
kualitas air tapi dengan metode yg simpel yang bisa dipahami oleh
murid-murid SMA. Kemarin kita baru saja melaksanakan namanya
bioasesment jadi kita mengecek kualitas air itu dengan indikator
serangga, jadi serangga itu kalau ada di sungai dengan macem banyak
berarti kualitas air sungainya bagus nah kalau gak ada atau berkurang
berarti kualitas airnya jelek. Kemarin kita baru melaksanakan total ada
1500 orang jadi kita kemarin memecahkan rekor MURI, jadi
pemantauan kualiatas air bersama tahun 2017 pada tanggal 22 April
85
2017, pas hari bumi waktu itu. Dan dilaksanakan di 9 kota jadi gak di
malang aja, ada di Kediri, Surabaya, Tulungangung, Madiun dan
Boyolali. Karena kita ada di 2 wilayah sungai yaitu brantas dan
bengawan solo”
Serta sesuai dengan hasil wawancara dengan Bapak Irfan selaku
Staff Biro Bagian Lingkungan, sebagai berikut:
“......bentuk inovasi kalo dibidang vegetativ kita setiap tahun
melakukan kerja sama di bidang penghijauan yang sipil teknis kita juga
melakukan kegiatan kerjsama dengan beberapa stakeholder dan para
masyarakat. Jadi kita mengedukasi masyarakat itu dalam bentuk
kerjasama itu sambil juga melakukan sosialisasi yg dilakukan rutin
tahunan, juga ada pendidikan usia dini.”
Kegiatan pendidikan pelestarian Lingkungan di Usia dini ini
ditujukan untuk memberikan pemahaman kepada anak di usia dini tentang
usaha-usaha Pelestarian Lingkungan.
Berikut adalah hasil wawancara terkait dampak dari Inovasi
Program Konservasi Sumber Daya Air ini berdasarkan sistem sosial. Yang
menunjukkan bahwa masyarakat sekitar daerah wilayah kinerja Perum Jasa
Tirta I ini memahami dan bahkan mendukung program kerja serta inovasi dari
Perum Jasa Tirta I ini. Menurut pernyataan dari Bapak Tiar selaku Karyawan
Bagian Lingkungan sebagai berikut:
“Sampai sejauh ini masyarakat sangat menunggu inovasi-inovasi
terbaru dari kita. Mereka juga turut beraspirasi. Mereka juga menjadi
sangat terbuka dengan apa yang terjadi di wilayah mereka terhadap kita.
Kecuali untuk kasus-kasus tertentu yang kayak pembagian air. Mereka
sebenernya takut mbak, mereka paham sebenarnya. Waktu mereka
membuka lahan baru akan membuat tanah mudah longsor mereka
sebenarnya paham, tapi mau gak mau ya namanya tuntutan hidup.”
86
Hal tersebut didukung dengan pernyataan dari Ibu Astria selaku Kepala
Biro Bagian Lingkungan, yang menunjukkan bahwa masyarakat sangat
memahami keuntungan dari kegiatan konservasi, sebagai berikut:
“kebanyakan masyarakat kan banyak yang tinggal di pinggir
sungai, ya mereka sangat paham bahwa tinggal di tepi sungai itu banyak
resikonya. Misal terjadi banjir dan mudah longsor. Maka mereka paham
dengan menanam tanaman konservasi mereka akan terlindung dari itu
dan mereka juga ikut memelihara lingkungan sungai.”
Serta pastisipasi aktif masyarakat dalam hal ini dipaparkan oleh hasil
wawancara dengan Pak Irfan yang mana sebagai berikut:
“kita sering menerima proposal bantuan dari masyarakat seperti
permintaan pembuatan Instalansi Pengelolaan Air Limbah (IPAL), dan
juga permohonan bantuan untuk pembelian tong sampah atau gerobak
sampah. Seperti itu ya saya lihat masyarakat menjadi cukup sadar akan
keadaaan lingkungan sekitar mereka dan hasilnya dapat dilihat cukup
signifikan. Ukurannya ya masyarakat sadar akan membuang sampah
pada tempatnya seperti itu”
Dari hasil wawancara di atas membuktikan bahwa inovasi program
yang dilakukan oleh Perum Jasa Tirta I sejauh ini terbukti menggunakan
prinsip Sustainable development. Selain itu penggunaan prinsip sustainable
development juga membawa dampak yang signifikan terhadap sosial
masyarakat. Dalam hal ini masyarakat semakin sadar akan kepentingan
lingkungan tempat mereka tinggal, masyarakat menjadi peduli dan sadar akan
kewajibannya dalam menjaga lingkungan. Masyarakat juga turut aktif
memberikan aspirasi dan ide-ide mereka kepada Perum Jasa Tirta I Kota
Malang, hal itu dilakukan masyarakat demi keberlangsungan hidup mereka
dan juga dari sisi perusahaan adalah tercapainya Visi dan Misi Perusahaan.
87
b. Berdasarkan Keberlanjutan Ekonomi
Dalam perspektif Sustainable development salah satu hasil yang akan
ditimbulkan melalui inovasi program yang dilakukan oleh Perum Jasa Tirta I
Kota Malang adalah dalam bidang ekonomi. Dalam hal ini Perum Jasa Tirta
I, tentu saja terkait dengan berbagai pihak/ stakeholder. Berikut adalah hasil
wawancara dengan Bapak Tiar selaku Staff Biro Bagian Lingkungan sebagai
berikut:
“Jelas berdampak sekali, namun memang tidak terlalu signifikan.
Seperti konservasi dalam bentuk penghijauan, yang mana pertama kita
kan kasih bantuan berupa pembelian bibit. Nah bibitnya itu sekitar 60%
tanaman buah buahan, dan yang 40% tanaman kayu kayak sengon, dll.
Jadi nanti tanah yang mereka olah yang biasa mereka tanam jagung,
tebu, itu mereka bisa tumpang sari dulu. Jadi kita gak memaksa mereka
untuk langsung menanam tanaman yang cocok untuk kegiatan
konservasi, jadi contohnya ya mereka tetap menanam jagung tapi juga
menanam sengon, menanam buah-buahanan sambil nunggu sengonnya
besar seperti itu. Terus seperti dalam pembangunan lahan, saat kita
melakukan cek dam, intinya mereka mengusulkan cek dam karena
mereka ingin mengamankan sesuatu. Nah, contoh mereka memberikan
inovasi usulan tentang dam penahan itu mereka ingin mengamankan
jembatan, biasanya jembatan kalo terkana air kan cepet keropos nah
kalo kita dam nah akhirnya tanahnya aman karena ada dam pelindung
itu tadi dimana tanah akan nempel di pinggir2 dam tersebut. Karena
jembatan itu juga salah satu penunjang ekonomi dan kehidupan sehari-
hari masyarakat.”
Serta didukung dengan pernyataan dari Ibu Astria selaku Kepala Biro
Bagian Lingkungan, sebagai berikut:
“kita mungkin khusus kegiatan konservasi kita akan pilihkan
masyarakat pohon yang multipurpose trees ya misalnya buah-buahan.
Mereka bisa mengambil manfaat dari buah-buahan itu. Manen buah-
buahnya itu untuk dijual.”
Didukung pula dengan pernyataan dari Bapak Irfan selaku staff Biro
Bagian Lingkungan, sebagai berikut:
88
Contohnya program konservasi vegetatif, program konservasi
vegetatif kita tujuannya adalah bagaimana supaya tidak terjadi erosi di
lahan yang bisa memenuhi sungai yang akhirnya akan memenuhi
waduk-waduk kita. Nah pendekatan yang kita lakukan adalah dengan
kita memberikan bantuan dalam bentuk bibit tanaman, yang mana kita
sesuaikan dengan lahan juga. Jadi bukan kita yang menentukan bibit
itu, tapi mereka maunya apa. Artinya yang bisa menunjang ekonomi
mereka, yang pasti bibit itu akan mereka rawat. Artinya dari segi
ekonomi mereka tertunjang dari segi visi misi kita juga tercapai jadi
lahannya tidak ter-erosi seperti itu.
Serta didukung dengan adanya data pada tahun 2016 mengenai
pembibitan yang telah dilakukan oleh Perum Jasa Tirta I yang dilakukan baik
internal maupun ektsternal perusahaan.
89
Gambar 7. Kegiatan Pembibitan Internal
Sumber: Laporan Pertanggungjawaban tahun 2016
90
Gambar 8. Kegiatan Pembibitan Eksternal
Sumber: Laporan Pertanggungjawaban tahun 2016
Dari hasil wawancara dari beberapa narasumber dan data dari Laporan
Pertanggungjawaban Perum Jasa Tirta I Tahun 2016 tersebut menunjukkan
bahwa dalam melakukan inovasi programnya Perum Jasa Tirta I Kota Malang
tetap berpegang teguh terhadap prinsip-prinsip Sustainable development.
Dimana Perum Jasa Tirta I Kota Malang berjalan seiringan dengan
memikirkan kepentingan ekonomi masyarakat dan juga demi tercapainya visi
dan misi perusahaan. Seperti yang telah dijabarkan dalam hasil wawancara
diatas, kegiatan konservasi vegetatif yang dilakukan dengan pendekatan
91
memberikan dan membantu mayarakat sekitar wilayah kinerja Perum Jasa
Tirta I, dengan memberikan bibit tanaman yang telah disesuaikan dengan
keadaan lahan, serta yang dapat menunjang perekonomian masyarakat
sekitar. Disebut multipurpose trees. Dimana hasil tanaman itu dapat dipanen
dan dijual oleh masyarakat dan beberapa tumbuhan lainnya seperti sengon
dapat mencegah erosi lahan. Yang mana berarti artinya dari segi
perekonomian masyarakat sekitar wilayah kerja tertunjang dan juga dari sisi
visi-misi Perum Jasa Tirta I tercapai karena mencegah terjadinya erosi lahan.
c. Berdasarkan Keberlanjutan Lingkungan
Dalam pembangunan tentu memerlukan keseimbangan antara
pembangunan dengan lingkungan, karena lingkungan berfungsi sebagai
penopang pembangunan secara berkelanjutan. Jika pembangunan tersebut
dilakukan secara terus menerus tanpa memperhatikan faktor lingkungan
maka lingkungan hidup akan rusak, dan berkelanjutan pembangunan itu
sendiri akan terancam. Pembangunan berwawasan lingkungan adalah upaya
peningkatan kualitas manusia secara bertahap dengan memperhatikan faktor
lingkungan. Pada prosesnya pembangunan ini mengoptimalkan manfaat
sumber daya alam, sumber daya manusia, dan ilmu pengetahuan. Dengan
menerapkan ketiga komponen tersebut maka fungsi lingkungan akan bernilai
positif.
Sebagai perusahaan yang mempunyak lini bisnis utama berkaitan
dengan sumber daya air, aspek lingkungan khususnya mengenai
92
keberlanjutan menjadi perhatian utama Perum Jasa Tirta I dalam menentukan
kebijakan dan program-programnya. Perum Jasa Tirta I sadar bahwa hanya
dengan memastikan keberlanjutan lingkungan sudahh diimplementasikan
dengan baik, maka keberlanjutan keberhasilan atas visi dan misi Perum Jasa
Tirta I pasti akan tercapai. Pada implementasinya di lapangan, Perum Jasa
Tirta I berusaha untuk terus menjalin sinergi dengan banyak pihak dalam
menjalankan program tanggungjawab sosial terhadap lingkungan hidup.
Selain pemerintah pusat, pemerintah daerah, instansi terkait, BUMN, swasta,
berbagai elemen masyarakat lainnya juga digandeng bersama untuk
mewujudkan lingkungan yang tetap terjaga kelestarian dan fungsinya.
Dampak lingkungan, dari inovasi program yang dilakukan oleh Perum
Jasa Tirta I Kota Malang tentang konservasi sumber daya air adalah lebih
terjaganya kelestarian lingkungan di wilayah kerja Perum Jasa Tirta I, yaitu
dengan adanya kegiatan Pelestarian Lingkungan Oleh Kantor Pusat. Kegiatan
pelestarian lingkungan merupakan pemberian bantuan kepada masyarakat
yang bertujuan untuk melestarikan lingkungan seperti bantuan
tempat/gerobak sampah, bantuan alat biopori, bantuak untuk kegiatan
pelestarian lingkungan dan lain-lain.
93
Gambar 9. Kegiatan Pelestarian Lingkungan PJT I Tahun 2016
Sumber: Laporan Pertanggungjawaban Tahun 2016
Kegiatan Pelestarian Lingkungan tersebut juga berdasarkan aspirasi
dari masyarakat sekitar yang mana mereka lebih mengerti kondisi lingkungan
sekitar mereka dan mulai sadar akan pentinganya kelestarian lingkungan. Hal
tersebut sesuai dengan hasil wawancara dengan bapak Irfan selaku staff Biro
Bagian Lingkungan, sebagai berikut:
“kita sering menerima proposal bantuan seperti pembuatan
Instalansi Pengelolaan Air Libah, dan permohonan bantuan tong
sampah atau gerobak sampah itu ya saya lihat mereka cukup sadar akan
kelestarian lingkungan dan hasilnya cukup signifikan. Ukurannya
keberhasilannya ya dengan contoh kecil masyarakat sadar membuang
sampah pada tempatnya seperti itu.”
94
Sesuai hasil wawancara dengan Bapak Tiar selaku staff Biro Bagian
Lingkungan:
“Melihat tingkat erosi yang cukup tinggi, dan dengan adanya
inovasi program saat ini menjadicukup berkurang. Namun tetap
membutuhkan proses untuk melihat hasil yang signifikan. Jadi misal
kita menanam pohon sekarang pasti manfaatnya baru akan bisa kita
nikmati 5,10, bahkan 15 tahun yang akan datang. Kadang kan tanaman
yang ditanam juga tidak semua berhasil hidup, akan ada yang mati
tentunya.”
Juga didukung oleh ungkapan dari Ibu Astria selaku kepala Biro
Bagian Lingkungan, sebagai berikut:
“secara scient dengan melakukan kegiatan konservasi vegetatif
ini kita bisa menambah kekuatan perlindungan lingkungan di daerah
hulu, jadinya nanti akan berdampak di daerah hilir. Misalnya ini kali
brantas mengalirnya sampai ke Surabaya, jadi debit aliran sungai bisa
tetap terjaga dan menambah tampungan air di waduk sutami.”
Lalu dalam hal menjaga kelestarian lingkungan, didukung juga dengan
adanya kegiatan pembuatan bangunan sipil teknis dam penahan/gully plug
dan Resapan Air Pengendali Erosi Sedimen (RAPES) yang merupakan salah
satu kegiatan konservasi yang dikerjakan oleh Perum Jasa Tirata I. Dam
penahan adalah bangunan yang lolos air dengan konstruksi bronjong batu,
anyaman ranting atau trucuk bambu/kayu yang dibuat melintang pada alur-
alur lahan yang berpotensi menimbulkan erosi. Bangunan Rapes adalah
bangunan yang dibuat melintang pada saluran yang memiliki potensi dilalui
sedimen yang berasal dari lahan, terbuat dari plat besi atau terucuk bambu.
Hal ini merupakan suatu inovasi, bagaimana seefisien mungkin Perum Jasa
Tirta I Kota Malang dapat mengatasi sedimentasi sebelum akhirnya masuk ke
waduk. Dan upaya yang dilakukan oleh Perum Jasa Tirta I Kota Malang tetap
95
memperhatikan lingkungan, yaitu dengan menggunakan bahan-bahan yang
ramah lingkungan. Data tersebut sesuai dengan hasil wawancara yang
dijelaskan oleh Bapak Tiar selaku staff Biro Bagian Lingkungan sebagai
berikut:
“.....kalo untuk segi inovasi kita lebih dari pengembangannya,
yaitu ada Rapes singkatannya Resapan Air Pengendali Erosi Sedimen.
Itu seperti bangunan penahan sedimen tapi sederhana dari bambu atau
batu. Nah inovasinya disitu bagaimana kita seefisien mungkin
mengatasi sedimen sebelum masuk waduk....”
Gambar 10. RAPES
Sumber: Laporan Perlingdungan DAS Tahun 2016
Gambar 11. Realisasi Kegiatan RAPES 2016
Sumber: Laporan Perlindungan DAS Tahun 2016
96
Juga dijelasakan bahwa munculnya inovasi mengenai penanganan
sedimentasi adalah dengan faktor yang paling utama dalah perubahan lahan,
juga pertumbuhan penduduk. Yang mana perusahaan ditemukan oleh kedua
masalah tersebut yang membuat kondisi lingkungan menjadi tidak seimbang.
2. Faktor-faktor yang menjadi pendukung dan penghambat dalam Inovasi
program konservasi sumber daya air di Perum Jasa Tirta I Kota
Malang
a. Faktor Pendukung
Dalam pelaksanaan sebuah inovasi program diperlukan faktor
pendukung yang berguna untuk memudahkan berjalannya inovasi program
tersebut. Faktor pendukung dari inovasi program konservasi sumber daya air
adalah dengan adanya:
1) Awak Internal Perusahaan
Dalam pelaksanaan sebuah inovasi program diperlukan faktor
pendukung yang berguna untuk memudahkan berjalannya inovasi
program tersebut. Faktor pendukung dari inovasi program konservasi
sumber daya air adalah dengan adanya faktor yang berasal dari dalam
(internal) organisasi pelaksana. Yang dimaksud faktor internal dari
dalam perusahaan ini adalah Awak Internal Peum Jasa Tirta I, mulai
dari pegawai, karyawan, sampai direksi sangatlah berpengaruh
terhadap proses berjalannya inovasi program konservasi sumber daya
air.
97
Seperti hasil wawancara yang dikatakan oleh Bapak Irfan selaku
staff sebagai berikut:
“dari internal kita sendiri tentunya dari kualitas dan
kuantitas pegawai kita sendiri. Maksudnya disini Dukungan para
pegawai sebagai Sumber Daya Manusia yang memiliki kompeten
dalam hal ini, serta regulasi kita sendiri yang merupakan
pelindung hukum juga.”
Hal tersebut juga didukung oleh penjelasan dari Ibu Astria selaku
kepala Biro Bagian Lingkungan, seperti berikut:
“....kemauan dari kita sendiri untuk mengadopsi hal-hal
yang baru. Nah kemudian kalo kita gak berubah, lingkungan kita
juga gak akan lebih baik.”
2) Dukungan Masyarakat
Faktor pendukung lainnya bagi Inovasi Program Konservasi
Sumber Daya Air adalah adanya dukungan dari masyarakat sekitar
wilayah kerja Perum Jasa Tirta I.
Seperti yang dikemukakan oleh Bapak Tiar selaku staff Biro
Bagian Lingkungan, sebagai berikut:
“ketika kita melaksakanakan kegiatan konservasi itu tentu
kita selalu bekerjasama dengan masyarakat juga. Jadi dalam hal
ini masyarakat sangat mendukung dan juga antusias dalam
memberi masukan kepada kita, jadi mereka memberi tahu di
daerah ini butuh bantuan pembangunan apa, misal seperti cek
dam, fungsinya untuk memperkuat tebing kanan dan kiri juga alur
sungai diatasnya supaya lebih stabil. Jadi mereka juga ikut
berperan serta dalam memberikan inovasi, jadi keberhasilannya
disitu, contohnya kayak cek dam itu sendiri pasti setiap tempat
beda-beda, mereka memberikan inovasinya disitu jadi sesuai
dengan kondisi lapangan, sesuai dengan kondisi lingkungan
mereka. Karena masyarakat sekitar daerah situlah yang lebih
mengetahui pastinya. Jadi inovasinya itu tidak yang terstruktur
seperti yg saya bilang seperti yang masive, yang kecilpun juga
merupakan inovasi ketika kita melakukan pekerjaan seperti
98
improfisasi biasanya, seperti kita harus keluar dari design yang
seperti biasanya kita gunakan.”
Pernyataan diatas tersebut juga didukung oleh penjelasan dari Ibu
Astria selaku kepala Biro Bagian Lingkungan, sebagai berikut:
“kemauan dari kita sendiri untuk mengadopsi hal-hal yang
baru. Nah kemudian kalo kita gak berubah, lingkungan kita juga
gak akan lebih baik. Dan juga peran serta masyarakat, semakin
mereka sadar kondisi lingkungan yang seperti ini mereka mau
ikut serta dengan kegiatan yg kita laksanakan.”
Dari pernyataan di atas dapat dilihat bahwa dalam program ini
dukungan masyarakat sangatlah berpengaruh bagi keberlangsungan
inovasi perusahaan. Dukungan masyarakat dalam hal ini dalam bentuk
ide-ide dan aspirasi mengenai hal-hal yang baru karena masyarakatlah
yang mengerti kondisi lingkungan sekitar mereka dan kebutuhan
mereka. Masyarakat juga semakin sadar dengan kondisi lingkungan
mereka dengan ikut serta dan antusias dalam kegiatan yang diadakan
oleh perusahaan, terutama dalam hal ikut serta menjaga kelestarian
lingkungan.
b. Faktor Penghambat
Selain adanya faktor pendukung dalam proses Inovasi Program
Konservasi Sumber Daya Air, juga terdapat beberapa faktor penghambat.
Faktor penghambat yang dimaksud adalah sebagai berikut:
1) Biaya Operasional
Faktor penghambat pertama dalam Inovasi Program Konservasi
Sumber Daya Air yang paling mempengaruhi adalah biaya. Karena
99
Perum Jasa Tirta I merupakan BUMN yang tentunya biaya yang
digunakan untuk operasional perusahaan tidak murni dari pemerintah.
Dana operasional yang digunakan adalah dana dari penjualan jasa dari
para pemanfaat jasa Perum Jasa Tirta I Kota Malang.
Seperti yang disampaikan oleh Ibu Astria selaku staff Biro Bagian
Lingkungan, sebagai berikut:
“Yang paling berasa adalah biaya, Perum Ja Tirta ini kan BUMN,
jadi keungan kita gak pemerintah murni, dana untuk kegiatan yang kita
laksanakan itu gak dari pemerintah aja dananya dari pemanfaat air
seperti PDAM, PLTA, PT.PJB seperti itu, sama dari industri. Jadi uang
yang untuk melaksanakan kegiatan ini adalah dari pemanfaat juga yang
kita pakai untuk mereka juga. Kita gak dapat uang dari pemerintah. nah
kadang dalam memanfaatkan dana itu kita harus membagi-bagi.
Khusus untuk kegiatan konservasi ini sebagian besar memang harus
kita laksanakan, karena kita memiliki komitmen untuk memberikan
manfaat langsung untuk pemanfaat kita jadi uang yang mereka kasih ini
misal untuk dana perlindungan Daerah Aliran Sungai (DAS) nah itu
harus kembali untuk perlindungan DAS seperti itu. Tapi gak bisa
dipungkiri di perusahaan kita juga punya biaya macem-macem
operasional, pegawai, dll. nah itu kadang kita harus menyesuaikan
misalnya di satu tahun ini kita punya beberapa program, nah tapi ada
perubahan alokasi jadi ya harus dikurangi seperti itu kadang kendala
kita untuk melaksanakan program-program baru secara optimal.
2) Waktu
Waktu merupakan salah satu hal yang menjadi permasalahan
dalam pelaksanaan inovasi program konservasi sumber daya air di
Perum Jasa Tirta I. Hal tersebut seperti yang disampaikan oleh bapak
Tiar, sebagai berikut:
“Biaya dan waktu. Karena kita ditarget jadi kita sangat
dikejar waktu. Seperi inovasi-inovasi yang kita ciptakan pastinya
kita memerlukan test dulu gak bisa langsung aplikasi apalagi
inovasi yang besar seperti tadi contohnya RAPES atau
pengerukan kita kan harus turun dulu ke lapangan untuk studi
dulu. Jadi kita kan perusahaan, sebelum ada inovasi itu sebelum
100
di aplikasikan kita harus menghitung dulu dan mengetahui
manfaatnya dulu, dan itu memakan waktu yang agak lama.”
3) Cuaca dan iklim yang tak menentu
Faktor penghambat lainnya dalam Inovasi Program Konservasi
Sumber Daya Air adalah cuaca. Karena program-program yang
dilaksanakan oleh Perum Jasa Tirta I memang bergantung pada cuaca.
Sedangkan cuaca sendiri adalah suatu yang datangnya tak menentu dan
tidak bisa diprediksi.
Seperti yang dipaparkan oleh Bapak Irfan, sebagai berikut:
“....faktor yang sangat tidak menentu juga seperti cuaca,
karena kinerja kita bergantung pada cuaca seperti hujan yang
sifatnya itu tidak menentu kita tidak bisa memprediksi”
Hingga saat ini cuaca yang tidak menentu selalu menjadi suatu
masalah dalam pelaksanaan program-program oleh Perum Jasa Tirta I.
Karena kinerja persahaan yang sangat bergantung terhadap cuaca yang
tidak menentu.
C. Pembahasan
1. Inovasi Program Konservasi Sumber Daya Air dalam perspektif
Sustainable development di Perum Jasa Tirta I Kota Malang
Hal ini sesuai dengan pengertian dari Inovasi Pelayanan Publik menurut
Kemenpan Nomor 9 Tahun 2014 bahwa Inovasi pelayanan publik adalah
terobosan jenis pelayanan baik yang merupakan gagasan/ide kreatif orisinal
dan/atau adaptasi/modifikasi yang memberikan manfaat bagi masyarakat baik
secara langsung maupun secara tidak langsung. Dengan kata lain inovasi sektor
101
publik sendiri tidak mengharuskan suatu penemuan baru, tetapi dapat merupakan
suatu pendekatan baru yang bersifat kontekstual dalam arti inovasi tidak terbatas
dari tidak ada kemudian muncul gagasan dan praktik inovasi, tetapi dapat berupa
inovasi hasil dari perluasan maupun peningkatan kualitas pada inovasi yang ada.
Menurut Ancok (2012:47) inovasi adalah suatu hal yang kompleks yang
menuntuk proses yang panjang dan melibatkan banyak orang dalam berbagai
unit organisasi.
Dampak dari sebuah inovasi merupakan wujud yang diubah/diperbarui
guna memenuhi kebutuhan masyarakat, oleh karena itu proses inovasi harus
dirancang sesuai dengan konsep. Apabila proses tersebut tidak direncanakan
sesuai konsep maka inovasi tidak akan mempunyai nilai. Hal tersebut sesuai
dengan pernyataan Suwarno (2008:9) bahwa inovasi merupakan Sifat kebaruan
dari sebuah produk, dengan kata lain inovasi hanya berhubungan dengan
produk-produk yang bersifat baru. Dilihat dari fokus penelitian ini peneliti
mengungkapkan tentang kebenaran dari prinsip sustainable development yang
tetap diterapkan dalam inovasi program konservasi sumber daya air oleh Perum
Jasa Tirta I Kota Malang.
Cara pandang/perspektif yang dilihat dari dampak inovasi Program
Konservasi Sumber Daya Air yaitu dengan menerapkan Sustainable
development, yang meliputi dampak sosial, ekonomi, dan lingkungan. Dampak
tersebut digunakan karena dalam sebuah proses pembangunan harus mempunyai
nilai-nilai yang terkandung, oleh sebab itu dampak yang dihasilkan merupakan
solusi yang tepat guna memberikan nilai positif tentang kondisi masyarakat. Jadi
102
dapat disimpulkan bahwa Pembangunan Berkelanjutan menurut Sumarwoto
dalam Sgandhy (2009:21) adalah sebuah perubahan positif sosial ekonomi yang
tidak mengabaikan sistem ekologi dan sosial dimana masyarakat bergantung
padanya. Keberhasilan penerapannya memerlukan kebijakan, perencanaan dan
proses pembelajaran sosial yang terpadu. Berikut adalah pembahasan dari
dampak sosial, ekonomi, dan lingkungan sebagai peran pembangunan
berkelanjutan yang nantinya dampak tersebut mempunyai nilai positif dan
negatif sesuai keadaaan di lapangan.
a. Berdasarkan Keberlanjutan Sistem Sosial
Efek ataupun dampak dari nilai sistem sosial dalam prinsip sustainable
development merupakan benrtuk aplikasi pendukung guna memberikan
dampak edukasi bagi masyarakat. Dengan diterapkannya sistem sosial, maka
inovasi dalam program konservasi sumber daya air yang dilakukan oleh
Perum Jasa Tirta I ini sebagai bentuk inovasi telah memberdayakan
masyarakat dan mendidik masyarakat sekitar wilayah kerja Perum Jasa Tirta
I. Sumber daya alam dimanfaatkan dengan memperhatikan aspek pemerataan
dan keadilan sosial bagi para pemangku kepentingan (Stakeholder).
Keberlanjutan sistem sosial (social sustainabity) lebih menekankan pada
peningkatan segi kualitas daripada aspek pertumbuhan yang bersifat
kuantitas. Keberlanjutan sistem sosial dapat dicapai apabila partisipasi
masyarakat cukup tinggi serta dijalankan secara sistematis (Putnam, 1993)
dalam Asdak (2012:40).
103
Bentuk kegiatan dari inovasi program konservasi sumber daya air oleh
Perum Jasa Tirta I telah terbukti bahwa apa yang ditemukan peneliti pada saat
wawancara mempunyai dampak positif pada nilai sosial. Yang ada pada
kegiatan Kerjsama dengan ECOTON pada tahun 2016 dan kegiatan JKPKA.
Terbukti bahwa adanya inovasi program konservasi sumber daya air ini,
masyarakat sekitar menjadi lebih peduli dengan kondisi lingkungan mereka.
Dengan turut berperan aktif memberikan gagasan kepada Perum Jasa Tirta I,
maka masyarakat menunjukkan kepedulian mereka terhadap lingkungan, dan
juga mendukung inovasi dari perusahaan.
b. Berdasarkan Keberlanjutan Ekonomi
Bentuk keberlanjutan ekonomi dari dampak inovasi program
Konservasi Sumber Daya Air adalah wujud sebagai pola mensejahterakan
masyarakat sekitar, khususnya masyarakat yang berada disekitar wilayah
kerja Perum Jasa Tirta I.
Hal tersebut sesuai dengan pendapat Budimanta (2005:7) bahwa
keadilan sosial ekonomi ini dapat dikatakan pembangunan berkelanjutann
menjamin adanya pemerataan keadilan sosial yang ditandai dengan
meratanya sumber daya lahan faktor produksi yang lain, lebih meratanya
akses peran dan kesempatan kepada setiap warga masyarakat, serta lebih
adilnya distribusi kesejahteraan melalui pemerataan. Dengan pendapat lain
dampak ekonomi merupakan unsur penting bagi masyarakat, dalam hal ini
sesuai dengan pendapat Sutisna (2006:9) bahwa Pro Ekonomi Kesejahteraan
104
adalah pertumbuhan ekonomi ditujukan untuk kesejahteraan semua anggota
masyarakat, dapat dicapai melalui teknologi inovatif yang berdampak
minimum terhadap kerusakan lingkungan.
Jadi pengaruh dari dampak ekonomi sangat membantu kondisi sosial
masyarakat, bahwa dengan adanya inovasi program konservasi sumber daya
air yang termasuk di dalamnya adalah pemberian bibit multipurpose tress
yang hasilnya dapat dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar. Namun tetap
mempertimbangkan keadaan lahan. Multipurpose trees merupakan
pepohonan yang dapat ditanam oleh masyarakat sekitar Perum Jasa Tirta I
misalnya adalah buah-buahan, pohon sengon dll. Yang mana hasil dari
pohon-pohon tersebut dapat dipanen dan hasilnya dapat dijual, juga disisi lain
dapat mencegah terjadinya erosi lahan. Dimana kegiatan tersebut ada dalam
inovasi atau kegiatan Penanaman bibit oleh Perum Jasa Tirta I baik yang
dilakukan secara internal maupun eksternal.
c. Berdasarkan Keberlanjutan Lingkungan
Seperti yang adala dalam unsur Pembangunan Berkelanjutan, aspek
lingkungan sebagai fungsi utama dalam pengelolaan ruang terbuka hijau.
Peran lingkungan merupakan acuan guna membatasi dampak yang terjadi
pada inovasi program konservasi sumber daya air. Seperti hasil wawancara
dari narasumber, lingkungan berpengaruh sebagai dukungan
keberlangsungan suatu wilayah, terutama guna mendukung kegiatan
masyarakat. Hal tersebut sesuai dengan Undang-undang Nomor 23 Tahun
105
1997, dalam undang-undang tersebut dikatakan bahwa dalam rangka
mendayagunakan sumber daya alam untuk kesejahteraan umum dan
mencapai kebahagiaan masyarakat, perlu dilaksanakan pembangunan
berkelanjutan berwawasan lingkungan berdasarkan kebijakan nasional yang
terpadu dan menyeluruh dengan memperhitungkan kebutuhan generasi masa
kini dan masa yang akan datang. Penegasan tersebut menunjukkan bahwa
pelaksanaan pembangunan berkelanjutan berwawasan lingkungan hidup
berkaitan erat dengan pendayagunaan SDA sebagai aset mewujudkan
kesejaheteraan masyarakat.
Ditetapkannya Undang-undang 23 Tahun 1997 sebagai pengelola
lingkungan merupakan dasar betapa pentingnya fungsi lingkungan. Dari
Undang-undang 23 Tahun 1997 didukung dengan asas-asas yang terkandung
dalamnya, yaitu pasal 4 Bab 2 Undang-undang 23 Tahun 1997 disebutkan
bahwa:
1) Terciptanya keselarasan, keserasian, dan kesinambungan antar
manusia lingkungan hidup.
2) Terwujudnya manusia Indonesia sebagai insan lingkungan hidup
yang memiliki sikap dan tidak melindungi dan membina
lingkungan.
3) Terjaminnya kepentingan generasi masa kini dan generasi masa
depan.
4) Tercapainya kelestarian fungsi lingkungan hidup.
5) Terkendalinya pemanfaatan sumberdaya secara bijaksana
106
6) Terlindunginya Negara Republik Indonesia terhadap dampak usaha
dan atau kegiatan di luar wilayah Negara yang menyebabkan
pencemaran atau perusakan lingkungan hidup
Dari pengamatan peneliti dampak lingkungan pada inovasi program
konservasi sumber daya air mempunyi nilai positif. Dalam inovasi program
ini Perum Jasa Tirta I tetap berusaha menjaga kelestarian lingkungan yang
dilakukan dengan berbagai cara. Dan dilakukan dengan bekerjasama dengan
berbagai pihak. Dengan memberikan bantuan kepada masyarakat sekitar
wilayah kerja, seperti pemberian bantuan tempat sampah/ gerobak sampah,
bantuan alat biopori, dan bantuan untuk kegiatan pelestarian lingkungan
lainnya. Seperti dengan adanya inovasi dalam program RAPES, yang mana
pembuatan Dam penahan menggunakan bahan-bahan yang ramah
lingkungan. Tapi tentunya kesadaran masyarakat mengenai pentingnya
menjaga lingkungan adalah hal yang utama. Dengan adanya kegiatan-
kegiatan yang dilakukan oleh Perum Jasa Tirta I, masyarakat menjadi lebih
aspiratif dan sangat mendukung terkait program yang ada. Hal tersebut
didukung dengan pendapat Soemarwoto (2001:7) bahwa pengelolaan
lingkungan yang efektif ialah yang dapat mempengaruhi sikap dan perilaku
manusia terhadap lingkungan hidupnya. Misalnya, selalu mengusahakan agar
dalam suatu mata rantai. Jadi dapat disimpilkan bahwa tujuan pengelolaan
lingkungan adalah hubungan manusia dengan lingkungan bersifat tidak dapat
saling meniadakan, akan tetapi secara simultan hendaknya dapat mewujudkan
107
satu kondisi yang saling menguntungkan, baik saat ini maupun masa
mendatang.
2. Faktor-faktor yang menjadi pendukung dan penghambat dalam Inovasi
program konservasi sumber daya air di Perum Jasa Tirta I Kota
Malang
a. Faktor Pendukung
Dalam proses pelaksanaan inovasi program Konservasi Sumber Daya
Air dipengaruhi oleh beberapa faktor yang menjadi faktor pendukung dalam
proses pelaksanaannya.
1) Awak Internal Perusahaan
Dukungan dari awak internal perusahaan menjadi salah satu
faktor pendukung dalam kegiatan inovasi prgram konservasi sumber
daya air yang dilakukan oleh Perum Jasa Tirta I. Kualitas dan kuantitas
yang dimiliki oleh awak internal perusahaan sangatlah berpengaruh
terhadap keberhasilan inovasi yang ada. Serta didukung oleh
kompetensi yang mereka miliki. Awak internal perusahaan yang
dimaksud disini adalah para karyawan, pegawai, hingga direksi dari
Perum Jasa Tirta I, yang selalu memberikan dukungan berupa aspirasi
yang membangun dan memperbaiki program-program yang telah ada
dan ditangguhkanlah menjadi sebuah inovasi.
2) Partisipasi Masyarakat
108
Dalam pelaksanaan inovasi program konservasi sumber daya air,
partisipasi masyarakat daerah sekitar wilayah kerja menjadi faktor
pendukung dalam kelancaran berjalannya inovasi program.
Masyarakat, terutama yang tinggal di sekitar wilayah kerja Perum Jasa
Tirta I berperan sebagai sumber daya manusia yang mendukung adanya
inovasi-inovasi yang diciptakan oleh Perum Jasa Tirta I. Sesuai hasil
wawancara yang dilakukan oleh peneliti, antusiasme masyarakat dalam
memberikan aspirasi kepada Perum Jasa Tirta I sangatlah tinggi. Disini
masyarakat sebagai pihak yang mengetahui lebih dalam mengenai
wiliayah dan kebutuhan mereka, masayakat selalu memberikan
masukan-masukan yang akhirnya diproses oleh perusahaan untuk
dijadikan sebuah inovasi. Masyarakat juga dengan sadar lebih menjaga
kelestyarian lingkungan, dengan mereka sering mengajukan proposal
bantuan untuk tong sampah atau gerobak sampah. Oleh karena itu dapat
diketahui bahwa dalam inovasi program-program yang dicipakan oleh
Perum Jasa Tirta I tentu tidak lepas dari peran aktif masyarakat. Dengan
adanya sumber daya manusia yang baik dan mendukung, maka
pelaksanaan inovasi program juga akan berjalan dengan baik.
b. Faktor Penghambat
Dalam proses pelaksanaan Inovasi Program Konservasi sumber daya
air dipengaruhi oleh beberapa faktor yang menjadi faktor penghambat dalam
109
proses pelaksanaannya. Faktor penghambat dalam inovasi program
konservasi sumber daya air ini adalah:
1) Biaya Operasional
Biaya merupakan salah satu kendala yang memang pasti terjadi
dalam pelaksanaan suatu program. Dalam pelaksanaan inovasi program
konservasi sumber daya air yang dilakukan oleh Perum Jasa Tirta I,
biaya merupakan salah satu faktor penghambat yang paling signifikan.
Telah dijelaskan oleh Ibu Astria mengapa biasa merupakan hal yang
paling berpengaruh, karena Perum Jasa Tirta I adalah BUMN, maka
biaya operasional perusahaan tidak murni 100% dari pemerintah. Dana
operasional yang digunakan perusahaan lebih banyak dari pemanfaat
perusahaan seperti PDAM, PLTA, PT.PJB, dll. Yang menjadi
permasalahan disini adalah tidak sesuainya jumlah dana yang ada dan
program yang sudah terencana selama satu tahun. Jadi program-
program yang harusnya dilakukan malah harus dikurangi, karena tidak
sesuai dengan alokasi dananya. Jadi biaya operasional lah yang menjadi
kendala untuk perusahaan melakukan inovasi-inovasi baru secara
optimal.
2) Waktu
Waktu juga menjadi salah satu kendala dalam pelaksanaan
ionovasi program. Karena perusahaan telah memiliki program-program
kerja yang mana harus dikerjakan dan dilaksanakan tepat waktu. Seperti
yang dijelaskan oleh Bapak Irfan, bahwa inovasi-inovasi yang telah
110
diciptakan itu tidak bisa serta merta diimplementasikan langsung di
lapangan. Perusahaan haruslah menimbang, dan mengetahui lebih
dalam manfaat dan kelemahan dari inovasi tersebut. Maka harus
dilakukan studi di lapangan, terutama untuk inovasi yang besar.
Sedangkan dalam proses yang memakan waktu cukup lama tersebut,
perusahaan terus dituntut oleh para pemanfaatdan masyarakat untuk
menyelesaikan program tersebut.
3) Cuaca dan Iklim yang tak menentu
Dengan kinerja Perum Jasa Tirta I yang bergantung pada kondisi cuaca dan iklim,
maka salah satu faktor yang menjadi penghambat dari pelaksanaan Inovasi
program konservasi sumber daya air adalah cuaca dan iklim yang tidak menentu.
Seperti yang dikatakan oleh Bapak Irfan bahwa faktor cuaca dan iklim sangatlah
berpengaruh. Karena kinerja perusahaan yang bergantung kepada keadaan cuaca
seperti hujan yang sifatnya tidak menentu dan ti
111
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan beberapa aspek yang menjadi fokus
pembahasan mengenai inovasi program konsrrvasi sumber daya air dalam
perspektif sustainable development, maka dapat ditarik kesimpulan:
1. Inovasi Program Konservasi Sumber Daya Air dalam perspektif
Sustainable development di Perum Jasa Tirta I Kota Malang
Inovasi yang dilakukan oleh Perum Jasa Tirta I lebih terhadap
pengembangan suatu program kerja yang sudah ada. Inovasi dilakukan
agar program kerja yang sudah ada sebelumnya menjadi lebih optimal dan
sesuai dengan keadaan zaman saat ini. Beberapa inovasi yang terbaru
adalah Kegiatan Pembuatan Bangunan Sipil Teknis (Dam Penahan/ Gully
Plug dan RAPES), Kegiatan Jaring Komunikasi Pemantauan Kualitas Air
(JKPKA), serta Kerjasama dengan Lembaga Kajian Ekologi dan
Konservasi Lahan Basah atau Ecological Observation and Wetland
Conservation (ECOTON). Dimana ketiga kegiatan tersebut sesuai dengan
kegita prinsip dalam Sustainable development.
a. Berdasarkan keberlanjutan sistem sosial
Efek atau dampak sistem sosial dalam prinsip sustainable
development merupakan bentuk aplikasi pendukung untuk
112
memberikan edukasi bagi masyarakat. Inovasi yang dibuat dalam
program konservasi sumber daya air oleh Perum Jasa Tirta I telah
memberdayakan dan mendidik masyarakat sekitar wilayah kerja
Perum Jasa Tirta I. Masyarakat menjadi lebih peduli dengan
kelestarian lingkungan, serta partisipasi aktif masyarakat dalam
memberikan gagasan dan ide-ide untuk keberlanjutan lingkungan
mereka sangatlah tinggi.
b. Berdasarkan keberlanjutan ekonomi
Dampak ekonomi yang ditimbulkan dari inovasi program konservai
sumber daya air oleh Perum Jasa Tirta I ini memang tidak terlalu
signifikan hasilnya. Namun inovasi dalam upaya peningkatan
kesejahteraan masyarakat sekitar wilayah kerja Perum Jasa Tirta I
teruslah dilakukan. Dengan melakukan pemberian bantuan bibit
multipurpose tress, yakni tumbuhan yang hasilnya dapat dipanen
oleh warga sekitar seperti buah-buahan, dan juga disisi lain dapat
mencegah terjadinya erosi lahan, seperti sengon, dll.
c. Berdasarkan keberlanjutan ekologis (lingkungan)
Dampak lingkungan dari Inovasi program konservasi sumber daya
air di Perum Jasa Tirta I ini mempunyai nilai positif. Dalam
melaksanakan inovasinya Perum Jasa Tirta I tetap berusaha
menjaga keberlanjutan dan kelestarian lingkungan. Dimana hal itu
dilakukan dengan bekerjasama dengan berbagai pihak.
113
2. Faktor-faktor yang menjadi pendukung dan penghambat dalam Inovasi
program konservasi sumber daya air di Perum Jasa Tirta I Kota Malang
a. Faktor Pendukung
Faktor pendukung dalam pelaksanaan inovasi program konservasi
sumber daya air dalam perspektif sustainable development di Perum
Jasa Tirta I adalah terkait dengan awak internal perusahaan. Yang
terdiri baik dari pegawai, karyawan hingga direksi perusahaan yang
selalu mendukung dalam proses pelaksanaan inovasi program
konservasi sumber daya air. Kualitas dan kuantitas awak internal
perusahaan juga sangatlah berpengaruh dalam keberhasilan inovasi
yang ada. Karena kompetensi mereka, ide-ide masukkan, dan
komitmen mereka yang tinggi yang mereka berikan kepada
perusahaan merupakan salah satu kunci keberhasilan dari proses
inovasi program yang ada dan dukungan dari masyarakat,
khususnya masyarakat sekitar wilayah kerja Perum Jasa Tirta I yang
selalu berpartisipasi aktif dalam memberikan ide-ide baru yang
mana memunculkan inovasi untuk perusahaan. Serta masyarakat
yang kini lebih memiliki kesadaran untuk ikut serta menjaga
lingkungan sekitar mereka tinggal.
b. Faktor Penghambat
Faktor penghambat dalam proses pelaksanaan inovasi program
konservasi sumber daya air dalam perspektif sustainable
development di Perum Jasa Tirta terkait dengan biaya operasional
114
yang besar. Biaya operasional yang ada kadang tidak sesuai dengan
adnya program kerja yang telah direncanakan, sehingga harus
dilakukan pengahapusan beberapa program kerja, waktu
pelaksanaan dari munculnya inovasi hingga implementasi langsung
di lapangan yang memakan waktu yang cukup lama. Padahal
perusahaan dikejar target oleh para pemanfaat untuk tepat waktu,
hal tersebut dikarenakan proses dari adanya permasalahan,
munculnya inovasi, studi terlebih dahulu di lapangan yang
memakan waktu cukup lama. Dimana inovasi yang ada tidak dapat
langsung diimplementasikan begitu saja. Juga dikarenakan cuaca
dan iklim yang tidak menentu, dimana padahal kinerja perusahaan
sangatlah bergantung terhadap cuaca seperti hujan. Yang mana
kondisi seperti itu tidak dapat diprediksi.
B. Saran
1. Dengan adanya faktor penghambat yang pertama yaitu masalah biaya
operasional yang besar, maka hal itu sebenarnya merupakan
permasalahan yang universal dimana maksudnya sebagian besar kegiatan
atau program kerja yang dilakukan oleh perusahaan memang bertitik berat
di biaya operasional yang besar, sehingga program kerja yang telah
disusun atau direncanakan sebelumnya tidak terealisasi secara optimal,
sehingga harus dilakukan penghapusan untuk beberapa program kerja.
Saran dari penulis terkait permasalahan ini adalah dari awal perencanaan
115
program kerja direncanakan harus disesuai dengan biaya atau dana yang
tersedia. Bukannya biaya yang disesuaikan dengan program kerja, namun
program kerja lah yang disesuaikan dengan biaya yang telah dianggarkan.
Dan ditunjang dengan mempergencar kegiatan dengan para pengguna
jasa, agar dana operasioanal dapat diputar untuk kegiatan-kegiatan
pelestarian juga.
2. Dengan adanya permasalahan waktu, disini program kerja yang
diciptakan sering selesai tidak sesuai target yang ditentukan oleh
perusahaan maupun oleh para stakeholders. Dalam hal ini agar waktu
pelaksanaan sesuai dengan yang ditargetkan, maka perusahaan haruslah
bergerak cepat untuk menyelesaikan program kerja. Setidaknya harus
sesuai dengan deadline yang sudah ditentukan. Saran dari penulis untuk
permasalahan waktu ini mungkin adalah dengan pemilihan metode kerja
yang terbaik dan tercepat, penambahan jumlah tenaga kerja atau tenaga
teknis lapangan, dan penambahana jumlah alat atau sarana prasarana
untuk keberlangsungan berjalannya program.
3. Permasalahan cuaca dan iklim yang tak menentu ini merupakan
penghambat yang paling berdampak, karena kinerja perusahaan yang
sangat bergantung terhadap cuaca dan sedangkan keadaan cuaca seperti
hujan yang sifatnya tidak dapat diprediksi. Hal ini sebenarnya bisa di atasi
dengan adanya permintaan perpanjangan waktu kepada pihak-pihak yang
berkepentingan, dikarenakan keadaan yang memaksa kemunduran waktu
116
pelaksanaan kegiatan seperti cuaca buruk yang memang tiak dapat
diprediksi.
117
DAFTAR PUSTAKA
An-Naf, Julissar. 2005. “Pembangunan Berkelanjutan dan Relevansinya Untuk
Indonesia”. Jurnal Madani Edisi II
Ancok, Djamaludin. 2012. Psikologi Kepemimpinan dan Inovasi. Jakarta.
Erlangga.
Arsyad, S. 2000. Konservasi Tanah dan Air. UPT Produksi Media Informasi.
Lembaga Sumberdaya Informasi. Institut Pertanian Bogor, IPB Press, Bogor.
Asdak, Chay. 2012. Kajian Lingkungan Hidup Strategis: Jalan Menuju
Pembangunan Berkelanjutan, Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
Askar Jaya. 2004. Konsep Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable development).
Bogor:Program Pasca Sarjana IPB.
Bungin. Burhan. 2012. Analisis Data Penelitian Kualitatif. Raja Grafindo Persada.
Jakarta
Elitan, Lena dan Lina Anatan. 2009. Manajemen Inovasi Transformasi Menuju
Organisasi Kelas Dunia. Bandung: Alfabeta.
Fauzi. (2004). Teori Persepsi. Jakarta: Rineka Cipta.
Hadi, Sudharto.P. 2001. Dimensi Lingkungan Perencanaan Pembangunan.
Yogyakarta: Gajah Mada University Press
Indradi,S,Sjamsiar. 2010. Dasar – dasar dan teori administrasi publik. Malang :
Agritek YPN Malang
118
Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 2014 Tentang Penambahan
Wilayah Kerja Perum Jasa Tirta I
Kodatie, R.J dan Roestam Sjarief. 2000. Pengelolaan Sumber Daya Air Terpadu.
Penerbit Andi. Yogyakarta
Kodatie, Robert J, (eds.),Pengelolaan Sumber Daya Air dalam Otonomi Daerah,
Yogyakarta:ANDI, 2002
Ahmar dan Kurniawan, 2007. “Analisis Profitabilitas Sebelum dan Sesudah
Pemenuhan Corporate Governance pada Perusahaan Manufaktur yang Go
Public di Bursa Efek Jakarta,” Jurnal MAKSI. Vol 7 No 3,Agustus.
Makmur, Mochammad. 2003. Dasar-Dasar Administrasi Publik dan Manajemen
Publik. Malang: Medio
Miles, Hubernman dan Saldana. 2014. Quantitative Data Analysis A Methods
Sourcebook Edition 3. United States Of America:SAGE Publication,Inc.
Moleong, Lexy J. 2013. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Muluk, Khairul. 2008. Knowledge Management: Kunci Sukses Inovasi
Pemerintahan Daerah. Malang: Bayumedia.
Nazir, Moh. 2005. Metode Penelitian Kualitatif. Bogor: Ghalia Indonesia
Reksohadiprodjo, Sukanto. 1996. Ekonomi Sumber Daya Alam dan Energi.
BPFE:Yogyakarta.
Sosiawan H, Subagyono K. 2007. Pembagian Air Secara Proporsional untuk
Keberlanjutan Pemanfaatan Air. Jurnal Sumberdaya Lahan. Vol.1 No.4.
119
Halaman 17-18. Bogor: Balai Besar Penelitian dan Pengembangan
Sumberdaya Lahan Pertanian.
Sugandhy, Aca dan Hakim, Rustam. 2007. Prinsip Dasar Kebijakan Pembangunan
Berkelanjutan Berwawasan Lingkungan. Jakarta: Bumi Aksara
Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Suripin, Pelestarian Sumber Daya Tanah dan Air, Yogyakarta: ANDI, 2004
Suwarno, Yogi. 2008. Inovasi di Sektor Publik. Jakarta: STIA-LAN Press.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya
Air
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2003 Tentang Badan
Usaha Milik Negara
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1997 Tentang Pengelolaan
Lingkungan Hidup
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2009 Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup
Undang-Undang Dasar 1945 pasal 1 Tentang Pengertian Perekonomian,
pemanfataatan SDA, dan Prinsip Pembangunan Nasional