3
Inspeksi adalah pemeriksaan pertama yang dapat dilakukan dengan hanya melihat penderita. Kelainan paru maupun di luar paru dapat menyebabkan kelainan respirasi. Sebaliknya kelainan paru dapat menyebabkan kelainan paru, misalnya clubbing finger, cyanosis, pembendungan darah di leher, dada, perut dan kaki, odema pada muka dan kaki, serta asites juga dapat terjadi pada pasien tumor mediastinum. 1 Tanda dan gejala penyakit paru yang perlu kita perhatikan pada tahap pemeriksaan inspeksi adalah 1 1. Kelainan bentuk thorax 2. Kelainan pergerakan thorax 3. Kelainan lokal yang lain Kelainan bentuk thorax Bentuk thorax dapat normal dan dapat pula tidak normal, bentuk thorax normal dapat diketahui dari pengalaman yang berupa thorax yang diameter lateral kekiri dan kanan lebih besar dari pada diameter antero-posterior dan pergerakan pernafasan iga-iga bagian bawah bergerak keatas dan lateral. Bentuk yang tidak normal antara lain, thorax paralitik yang mana dada kecil, diameter sagital pendek, sela iga sempit, iga lebih miring, angulus costa <90, biasanya dijumpai pada pasien malnutrisi tuberkulosis dan bentuk thorax emfisema(barrel- shape) yaitu dada mengembung, diameter sagittal besar, tulang punggung melengkung (kifosis), angulus costa >90, biasanya dijumpai pada pasien bronchitis kronis, PPOK. 1,2 Kelainan pergerakan thorax Kelainan pergerakan thorax mencakup kelainan semetris thorax yang dapat timbul pada kondisi antara lain pada kelainan dinding thorax, pleura, rongga pleura, jaringan paru maupun kelainan pada bronkus. Contoh nya pada post mastektomi, efusi pleura, pneumo thorax, fibrosis, emphysema. 1 Frekuensi pernafasan juga perlu di perhatikan, frekuensi pernafasan normal berkisar antara 16-24 kali per menit. Pernafasan kurang dari 16 kali per menit disebut bradipnea, bisa disebabkan akibat pemakaian obat narkotik, kelainan serebral. Pernafasan lebih dari 24 kali per

Inspeksi Tanda Dan Gejala Penyakit Paru

Embed Size (px)

DESCRIPTION

.

Citation preview

Page 1: Inspeksi Tanda Dan Gejala Penyakit Paru

Inspeksi adalah pemeriksaan pertama yang dapat dilakukan dengan hanya melihat penderita. Kelainan paru maupun di luar paru dapat menyebabkan kelainan respirasi. Sebaliknya kelainan paru dapat menyebabkan kelainan paru, misalnya clubbing finger, cyanosis, pembendungan darah di leher, dada, perut dan kaki, odema pada muka dan kaki, serta asites juga dapat terjadi pada pasien tumor mediastinum.1

Tanda dan gejala penyakit paru yang perlu kita perhatikan pada tahap pemeriksaan inspeksi adalah1

1. Kelainan bentuk thorax2. Kelainan pergerakan thorax3. Kelainan lokal yang lain

Kelainan bentuk thorax

Bentuk thorax dapat normal dan dapat pula tidak normal, bentuk thorax normal dapat diketahui dari pengalaman yang berupa thorax yang diameter lateral kekiri dan kanan lebih besar dari pada diameter antero-posterior dan pergerakan pernafasan iga-iga bagian bawah bergerak keatas dan lateral. Bentuk yang tidak normal antara lain, thorax paralitik yang mana dada kecil, diameter sagital pendek, sela iga sempit, iga lebih miring, angulus costa <90, biasanya dijumpai pada pasien malnutrisi tuberkulosis dan bentuk thorax emfisema(barrel-shape) yaitu dada mengembung, diameter sagittal besar, tulang punggung melengkung (kifosis), angulus costa >90, biasanya dijumpai pada pasien bronchitis kronis, PPOK.1,2

Kelainan pergerakan thorax

Kelainan pergerakan thorax mencakup kelainan semetris thorax yang dapat timbul pada kondisi antara lain pada kelainan dinding thorax, pleura, rongga pleura, jaringan paru maupun kelainan pada bronkus. Contoh nya pada post mastektomi, efusi pleura, pneumo thorax, fibrosis, emphysema.1

Frekuensi pernafasan juga perlu di perhatikan, frekuensi pernafasan normal berkisar antara 16-24 kali per menit. Pernafasan kurang dari 16 kali per menit disebut bradipnea, bisa disebabkan akibat pemakaian obat narkotik, kelainan serebral. Pernafasan lebih dari 24 kali per menit di sebut takipnea, dapat dijumpai pada kondisi pneumonia, ansietas, asidosis.1,2

Sifat pernafasan juga perlu diperhatikan, pada wanita sehat normalnya adalah torako-abdominal, sedangkan pada laki-laki sehat tipe pernafasan normalnya adalah abdomino-torakal. Namun pada konsidi tertentu yang sifat pernafasan nya diluar daripada yang normal disebutkan diatas misalnya torakal dijumpai pada kondisi tumor dalam perut, ataupun abdominal dijumpai pada kondisi PPOK lanjut. Pada pernafasan dengan mulut mencucu yaitu bernafas seperti menghembus sesuatu melalui mulut di jumpai pada pasien PPOK, pernafasan cuping hidung pada pasien pneumonia.2

Disamping melihat keadaan diatas, pemeriksa hendaknya juga mendengar kelainan yang langsung dapat didengar tanpa bantuan alat pemeriksaan seperti suara batuk( kering atau berdahak) menunjukkan adanya gangguan dalam saluran bronkus / bronkiolus. Suara mengi( wheezing) terjadi pada kondisi penyempitan jalan udara. Stridor, suara nafas yang berkerok secara teratur karena penyumbatan daerah

Page 2: Inspeksi Tanda Dan Gejala Penyakit Paru

laring, dapat juga dijumpai pada kondisi terdapatnya tumor, peradangan pada trakea, atau benda asing di trakea. Suara serak, terjadi karena kelumpuhan pada syaraf laring atau peradangan pita suara.2

Kelainan lokal yang lain

Kelainan lokal yang dapat dijumpai antara lain pembendungan darah vena yang dijumpai pada tumor I dalam mediastinum. Kelainan kongenital seperti pectus excavatum atau pectus carinatum. Sela iga melebar pada emfisema. Jari tabuh pada penyakit paru supuratif dan kanker paru, sianosis perifer menunjukkan hipoksemia, karat nikotin pada perokok berat, otot- otot tangan dan lengan yang mengecil karena penekanan nervus torakik 1 oleh tumor di apeks paru( pancoast’s syndrome), mata yang mengecil pada sindroma horner. 1,2

Sputum dahak juga perlu di perhatikan pada gangguan paru. Sputum yang purulent dan jumlahnya banyak terdapat pada bronkiektasis, sputum berwarna merah muda berbusa terdapat pada edema paru( gagal jantung). Sputum berdarah terdapat pada penyakit tuberculosis paru, kanker paru, bronkiektasis.2

Palpasi adalah pemeriksaan dengan perabaan dengan tangan yang dapat menentukan kelainan dinding thorax, pergerakan thorax, dan fremitus suara. Palpasi dilakukan dalam keadaan satis dan dinamis.1,2

Palpasi pada keadaan stasis

Pemeriksaan ini dilakukan mula-mula pada leher untuk menentukan ada tidaknya kelenjar getah bening yang membesar, adanya pembesaran kelenjar getah bening (limfadenopati) menunjukkan terdapatnya proses di daerah paru seperti kanker paru. Kemudian trakea, normal letak di tengah, bila posisi trakea tidak berada di tengah bisa ke kiri atau ke kanan perhatikan apa karena pendorongannya (oleh tumor) atau tertarik ke bagian yang sakit( schwarte/ fibrosis apeks paru oleh tuberculosis). Palpasi diteruskan pada daerah depan dada untuk menentukan apakah ada tumor di dinding dada dan menentukan apeks jantung.1,2

Palpasi pada keadaan dinamis

Pemeriksaan ini penting dilakukan, pasien diminta untuk menarik nafas dalam dan kemudian melepaskannya sambil kedua telapak tangan diletakkan pada permukaan dinding dada. Pemeriksaan ini bertujuan untuk merasakan getaran suara nafas yang disebut dengan fremitus.2

Biasanya pasien diminta untuk mengucapka 77, sehingga suara getaran yang dihasilkan akan lebih jelas. Hasil yang dapat di interpratasikan adalah normal, melemah atau mengeras. Keadaan melemah biasanya dijumpai pada kondisi empyema, hydrothorax, atelectasis obstruktif, efusi pleura, tumor pada paru, radang kronik. Keadaan mengeras terdapat pada penyakit infiltrat(pneumonia, tuberculosis paru aktif), kavitas.1,2

1. Nasution, H H .Diagnosa Fisik, Medan: USU Press,2012. P .58-64. ISBN 979-458-580-7 2. Penuntun Anannesis dan Pemeriksaan Fisis,Jakarta Pusat:Interna Publishing. 2011. P.110-118

ISBN 979-9401-01-1