16
77 Integrasi Data Kepegawaian Aplikasi Sub Sistem di Universitas Diponegoro Melalui Web Service 1) Kodrat Iman Satoto, 2) Rinta Kridalukmana Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Program Studi Teknik Sistem Komputer Jl. Prof. Sudharto, S.H. Tembalang, Semarang 50725, Indonesia E-mail : 1) [email protected], 2) [email protected] Abstract As one of top universities in Indonesia, Diponegoro University have been developed many information system applications to support its operational activities. As the impact, IT department faces new problem in which the data should be shared between applications in every level of organization. One of many solution that can be implemented is developing web service. By using CodeIgniter Framework to build web application interface, lecturer data will be used as a model. Not only to handle request about lecturer information, in this research web service also be used to offer user authentication based on human resource application that exist in university to other application. To fulfill this function, web service will sent message to application that request information in JSON format. Keywords : web service, application interface. 1. Pendahuluan Sistem informasi di Universitas Diponegoro saat ini semakin banyak dikembangkan untuk memenuhi berbagai aspek kebutuhan, baik untuk pengelolaan data, monitoring, evaluasi, maupun untuk pencatatan berbagai aktifitas transaksi. Pengembangan sistem informasi ini tidak hanya dilakukan di unit pengelola sistem informasi di tingkat universitas, namun juga di unit pengelola di tingkat fakultas. Permasalahan mulai muncul ketika pengembangan sistem informasi di tingkat universitas dan fakultas akan melakukan pengelolaan terhadap data yang sama. Sebagai contoh adalah data kepegawaian. Data kepegawaian saat ini telah dikelola melalui sistem informasi kepegawaian yang dikembangkan oleh unit sistem informasi tingkat universitas. Namun untuk keperluan yang berbeda, pengelola sistem informasi tingkat fakultas memerlukan data tersebut untuk mengembangkan sistem-sistem lain seperti misalnya sistem kepangkatan dan sistem beban kerja dosen. Apabila pengembangan sistem-sistem lain yang memerlukan data kepegawaian tersebut tidak perlu memperhatikan validitas data dan integritas data, tentu saja akan lebih mudah untuk mengkoleksi data kepegawaian lagi untuk keperluan sistem yang akan dikembangkan tersebut. Namun hal ini tentu saja akan menimbulkan resiko terjadinya perbedaan data antara data kepegawaian di tingkat

Integrasi Data Kepegawaian Aplikasi Sub Sistem di ...ftiuksw.org/ejournal/assets/pdf/08ec1f70dd6044234b... · tidak terikat kepada bahasa pemograman atau sistem operasi ... yang lain

  • Upload
    leque

  • View
    213

  • Download
    1

Embed Size (px)

Citation preview

77

Integrasi Data Kepegawaian

Aplikasi Sub Sistem di Universitas Diponegoro

Melalui Web Service

1)Kodrat Iman Satoto,

2)Rinta Kridalukmana

Fakultas Teknik Universitas Diponegoro

Program Studi Teknik Sistem Komputer

Jl. Prof. Sudharto, S.H. Tembalang, Semarang 50725, Indonesia

E-mail : 1)

[email protected], 2)

[email protected]

Abstract

As one of top universities in Indonesia, Diponegoro University have

been developed many information system applications to support its

operational activities. As the impact, IT department faces new problem in

which the data should be shared between applications in every level of

organization. One of many solution that can be implemented is developing

web service. By using CodeIgniter Framework to build web application

interface, lecturer data will be used as a model. Not only to handle request

about lecturer information, in this research web service also be used to offer

user authentication based on human resource application that exist in

university to other application. To fulfill this function, web service will sent

message to application that request information in JSON format.

Keywords : web service, application interface.

1. Pendahuluan

Sistem informasi di Universitas Diponegoro saat ini semakin banyak

dikembangkan untuk memenuhi berbagai aspek kebutuhan, baik untuk

pengelolaan data, monitoring, evaluasi, maupun untuk pencatatan berbagai

aktifitas transaksi. Pengembangan sistem informasi ini tidak hanya dilakukan di

unit pengelola sistem informasi di tingkat universitas, namun juga di unit

pengelola di tingkat fakultas.

Permasalahan mulai muncul ketika pengembangan sistem informasi di

tingkat universitas dan fakultas akan melakukan pengelolaan terhadap data yang

sama. Sebagai contoh adalah data kepegawaian. Data kepegawaian saat ini telah

dikelola melalui sistem informasi kepegawaian yang dikembangkan oleh unit

sistem informasi tingkat universitas. Namun untuk keperluan yang berbeda,

pengelola sistem informasi tingkat fakultas memerlukan data tersebut untuk

mengembangkan sistem-sistem lain seperti misalnya sistem kepangkatan dan

sistem beban kerja dosen.

Apabila pengembangan sistem-sistem lain yang memerlukan data

kepegawaian tersebut tidak perlu memperhatikan validitas data dan integritas data,

tentu saja akan lebih mudah untuk mengkoleksi data kepegawaian lagi untuk

keperluan sistem yang akan dikembangkan tersebut. Namun hal ini tentu saja akan

menimbulkan resiko terjadinya perbedaan data antara data kepegawaian di tingkat

Jurnal Teknologi Informasi-Aiti, Vol. 11. No.1, Februari 2014 : 1 – 109

78

Universitas dengan data dari sistem lain yang dikembangkan di tingkat Fakultas.

Salah satu penyebabnya adalah apabila akan dilakukan pembaharuan data, maka

pembaharuan tersebut harus dilakukan di setiap sistem yang menyimpan data

kepegawaian agar informasi yang diberikan selalu sama. Dikarenakan harus

diperbaharui di setiap sistem yang mengelola data kepegawaian, maka sangat

dimungkinkan apabila salah satu sistem tersebut tidak dilakukan pembaharuan

data.

Oleh karena itu, pada penelitian ini akan dicoba untuk menjembatani

kebutuhan data kepegawaian dari yang telah dikelola oleh unit sistem informasi

tingkat universitas untuk dapat dipergunakan oleh sistem-sistem lain yang akan

dikembangkan di tingkat fakultas, yang selanjutnya sistem-sistem ini disebut

dengan sub sistem, dengan mengembangkan web service.

Dari latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini

adalah mengembangkan application interface berbasis web yang berfungsi

sebagai web service untuk mengirimkan data/pesan dari sistem kepegawaian ke

sub-sub sistem lain yang akan menggunakan data kepegawaian. Batasan masalah

dari penelitian ini adalah: 1) Application interface yang akan dikembangkan

hanya melayani retrieve data, tidak melakukan aktifitas CRUD (create, update,

delete), 2) Data kepegawaian yang ditangani oleh web service dibatasi pada data

dosen.

2. Kajian Pustaka

Pemahaman tentang application programming interfaces (APIs) sangat

penting untuk memahami pengertian application interfaces. APIs merupakan

mekanisme yang telah didefinisikan dengan baik yang dikembangkan untuk

menghubungkan sumber daya yang ada seperti misalnya application server,

middleware layer, atau database (lihat Gambar 1) [5]. APIs memungkinkan

developer untuk menggunakan layanan dari entitas-entitas yang ada untuk

memperoleh nilai yang dimiliki oleh entitas tersebut.

Misalnya untuk mengakses informasi pelanggan akan membutuhkan

perantaraan API ke database pelanggan. Alasan dibuat API adalah :

1) Menyediakan akses ke data dan proses bisnis tanpa harus melalui user

interface.

2) Menyediakan mekanisme yang memungkinkan berbagi informasi

Gambar 1 Application Interface [5]

Integrasi Data Kepegawaian ( Satoto dan Kridalukmana )

79

Application interface yang dapat difungsikan untuk mengakses proses bisnis dan

data dapat dikategorikan sebagai berikut :

1. Full service interface

Tipe ini menyediakan seluruh layanan untuk mengakses layanan bisnis,

object, dan data (Gambar 2).

Gambar 2 Full Service Interface [5]

2. Limited service interface

Pada limited service interface biasanya hanya diperkenankan untuk

mengakses salah satu level saja dari layanan bisnis, object atau data

(Gambar 3).

Gambar 3 Limited Service Interface [5]

3. Controlled service interface

Tipe ini menyediakan layanan minimal terhadap logik dan data (Gambar

4).

Gambar 4 Controlled Service Interface [5]

Jumlah pengguna aplikasi berbasis web yang terus meningkat memicu

penyedia layanan untuk meningkatkan kinerja aplikasi dengan menambahkan

banyak fitur ke dalamnya. Salah satu fitur yang sekarang ini terus dikembangkan

adalah penggunaan web service. Web Service adalah layanan yang tersedia di

internet yang menggunakan bahasa standar XML untuk pengiriman pesannya,

tidak terikat kepada bahasa pemograman atau sistem operasi tertentu [14].

Definisi lainnya, Web Service mengacu pada perancangan berbasis pesan

yang sering ditemukan di web dan di perangkat lunak perusahaan (enterprise).

Web Service adalah aplikasi yang dapat berkomunikasi dengan aplikasi-aplikasi

Jurnal Teknologi Informasi-Aiti, Vol. 11. No.1, Februari 2014 : 1 – 109

80

yang lain melalui jaringan dengan menggunakan serangkaian aturan-aturan

(protokol) yang terstandarisasi [18]. Standar XML dan SOAP dikembangkan oleh

W3C (World Wide Web Consortium). Selanjutnya, W3C juga terlibat dalam

pengembangan standar protokol dan arsitektur untuk Web Service, seperti WSDL

(Web Service Description Language), termasuk standar teknologi keamanan untuk

Web Service seperti XML Encryption, XML Signature, dan lain sebagainya. Di

samping W3C, beberapa organisasi lain saat ini juga terlibat dalam

pengembangan standarisasi untuk Web Service, seperti OASIS (Organization for

Advancement of Structured Information Standard), WS-I (Web Service

Interoperability Organization) dan Liberty Alliance Technology Group yang

disponsori oleh Sun Microsystem.

Web Service bertujuan untuk meningkatkan kolaborasi antara pemrogram

dan perusahaan, yang memungkinkan sebuah fungsi di dalam Web Service dapat

dipinjam oleh aplikasi lain tanpa perlu mengetahui detil pemrograman yang

terdapat di dalamnya. Beberapa alasan mengapa Web Service digunakan adalah

sebagai berikut:

1. Web Service dapat digunakan untuk mentransformasikan satu atau

beberapa bisnis logic atau class dan objek yang terpisah dalam satu ruang

lingkup yang menjadi satu, sehingga tingkat keamanan dapat ditangani

dengan baik.

2. Web Service memiliki kemudahan dalam proses deployment-nya, karena

tidak memerlukan registrasi khusus ke dalam suatu sistem operasi. Web

Service cukup diunggah ke web server dan siap diakses oleh pihak-pihak

yang telah diberikan otorisasi.

3. Web Service berjalan di port 80 yang merupakan protokol standar HTTP,

dengan demikian Web Service tidak memerlukan konfigurasi khusus di sisi

firewall.

4. Teknologi Web Service memungkinkan sebuah aplikasi menjadi sangat

kecil ukurannya, karena kebanyakan datanya disimpan di Web Service

sehingga tidak perlu disimpan secara lokal. Web Service ini juga

memudahkan untuk memperbaharui data dalam aplikasi karena perubahan

hanya tinggal dilakukan di Web Service dan semua aplikasi yang ter-install

secara lokal dan mengakses Web Service ini pun akan secara otomatis

mengikuti perubahan ini. Teknologi Web Service ini sangat cocok untuk

diterapkan pada aplikasi perangkat bergerak dimana perangkatnya

kebanyakan selalu terkoneksi dengan internet dan membutuhkan aplikasi-

aplikasi yang ringan dalam sisi instalasi lokalnya.

Web Service adalah suatu sistem perangkat lunak yang dirancang untuk

mendukung interoperabilitas dan interaksi antarsistem pada suatu jaringan. Web

Service digunakan sebagai suatu fasilitas yang disediakan oleh suatu situs web

untuk menyediakan layanan (dalam bentuk informasi) kepada sistem lain,

sehingga sistem lain dapat berinteraksi dengan sistem tersebut melalui layanan

(service) yang disediakan oleh suatu sistem yang menyediakan Web Service. Web

Service menyimpan data informasi dalam format XML, sehingga data ini dapat

diakses oleh sistem lain walaupun berbeda platform, sistem operasi, maupun

Integrasi Data Kepegawaian ( Satoto dan Kridalukmana )

81

bahasa compiler. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa Web Service

memiliki beberapa keunggulan, diantaranya :

1. Lintas platform

Pengunaan Web Service memungkinkan komputer-komputer yang berbeda

sistem operasi dapat saling bertukar data.

2. Programming Language Independent

Sebuah Web Service dapat diakses dengan menggunakan bahasa

pemrograman apa saja.

3. Jembatan penghubung dengan database

Umumnya sebuah aplikasi memerlukan driver database agar dapat

melakukan koneksi ke dalam database. Web Service dapat dijadikan

sebagai penghubung antara aplikasi dengan database. Dengan demikian,

Web Service dapat menggantikan peran driver untuk mengakses database.

4. Mempermudah proses pertukaran data

Penggunaan Web Service dapat mempermudah dan mempercepat

pertukaran data diantara dua perusahaan, daripada harus menyesuaikan

aplikasi dan database yang digunakan. Contoh Web Service: autentikasi

akun pada facebook dan autentikasi keabsahan kartu kredit pada visa.com

CodeIgniter adalah sebuah aplikasi open-source yang berupa framework

dengan model MVC (Model, View, Controller) untuk membangun website

dinamis dengan menggunakan PHP. CodeIgniter dilengkapi dengan berbagai

pustaka siap pakai untuk berbagai kebutuhan. Misalnya saja koneksi database,

email, session dan cookies, keamanan, manipulasi gambar dan banyak lagi

lainnya, sehingga mempermudah pekerjaan programmer. Dengan menciptakan

pustaka sendiri yang kemudian di-include-kan ke dalam framework, programmer

pun dapat menambah pustaka baru jika pustaka yang diinginkan tidak tersedia.

Kadang juga beberapa pustaka dapat didapatkan di forum (http://codeigniter-

id.com) maupun wiki-nya (http://codeigniter.com/wiki/) [20].

Arsitektur MVC (Model-View-Controller) muncul atas pemikiran Prof.

Trygve Reenskaug, seorang berkebangsaan Norwegia. Dasar arsitektur ini adalah

pemisahan antara logika aplikasi dengan tampilan dan database. Menggunakan

pola ini diharapkan dapat meminimalisasi penulisan perintah (membuat coding

lebih sederhana karena sudah dipisah dengan kode untuk tampilan), sehingga

resiko terjadinya bug juga minimal, serta meningkatkan efisiensi pembangunan

aplikasi karena programmer dapat bekerja secara terpisah dengan designer.

Programmer mengerjakan logic sedangkan designer berkutat dengan desain

tampilan antarmuka.

Beberapa bahasa pemograman berbasis web yang framework-nya

menerapkan konsep MVC adalah ASP (ASP Xtreme Evolution), Actionscript

(FlashMVC), Coldfusion (Fusebox), JavaScript (JavaScript MVC), XML

(XForms) dan Ruby (Ruby on Rails). Contoh framework PHP MVC adalah

CakePHP, Symfony dan CodeIgniter (CI).

Gambaran penerapan arsitektur MVC pada CodeIgniter kurang lebih

sebagai berikut [13]:

Model bertanggung jawab untuk melakukan pengelolaan data dalam

basis data. Di dalamnya biasa dituliskan perintah untuk mengambil,

Jurnal Teknologi Informasi-Aiti, Vol. 11. No.1, Februari 2014 : 1 – 109

82

mengubah, menghapus, dan menambahkan data.

View merupakan “tempat” untuk meletakkan apa yang akan ditampilkan

di halaman browser. Sebuah berkas view umumnya berisi kode bahasa

pemograman sisi klien.

Controller merupakan pengatur utama hubungan antara model, view, dan

juga sumber daya lain yang tersedia. Sumber daya ini diperoleh dari

kelompok/tipe kelas yang dapat disebut dengan elemen framework CI.

CI menerapkan pola MVC yang fleksibel karena Model dapat tidak

digunakan. Jadi hanya menggunakan View dan Controller saja jika memang tidak

memerlukan pemisahan di dalam struktur data dan basis data atau penggunaan

model dianggap hanya menambah kompleks aplikasi dengan keuntungan yang

kurang sebanding.

3. Desain Parameter Input dan Output Interface Web Service

Interface web service secara umum merupakan controller merupakan

jembatan akses dari aplikasi lain ke layanan web service. Interface akan

dikembangkan sesuai dengan informasi yang akan diakses melalui web service.

Pada penelitian ini, informasi yang akan dijadikan model untuk layanan interface

web service adalah sebagai berikut:

a. Informasi Data Umum Dosen, yang meliputi nama, tempat lahir, tanggal

lahir, golongan, jabatan fungsional, alamat, nomor induk pegawai, jurusan

dan fakultas.

b. Informasi Pengabdian Dosen, yang meliputi judul pengabdian dan tahun

dilaksanakannya pengabdian.

c. Informasi Karya Ilmiah Dosen, meliputi informasi judul karya ilmiah,

tahun publikasi, nama jurnal, volume dan nomor jurnal, halaman artikel

pada jurnal dan bulan terbit jurnal.

Selain informasi tersebut, untuk keperluan fungsi autentikasi user yang akan

dilayani oleh web service, maka data-data credential pengguna pada aplikasi

sistem kepegawaian yang meliputi username dan password juga akan dapat

diakses. Untuk dapat berinteraksi dengan layanan web service, aplikasi harus

menyediakan input parameter yang diminta oleh web service. Berdasarkan input

parameter inilah web service memberikan respon pengiriman data dengan

parameter-parameter output yang sesuai dengan informasi yang dibutuhkan.

Adapun interface pada web service yang dikembangkan meliputi autentikasi(),

getInfoDosen (), getInfoPengabdian (),genInfoKaryaIlmiah() dan authenticateUser

(). Tabel 1 berikut ini menunjukkan input dan output parameter masing-masing

interface.

Integrasi Data Kepegawaian ( Satoto dan Kridalukmana )

83

Tabel 1 Input dan Output Parameter Interface Web Service

No Method Name Parameter Deskripsi Tipe data

1 autentikasi() Input parameter

-sharekey Key penghubung Aplikasi dan web service

string

-applD Id aplikasi yang Terdaftar di mesin webservice

string

Ouput parameter

-statusInfo Keluaran hasil proses autentikasi

Boolean

2 getInfoDosen() Input parameter

-nip Nomor induk pegawai string

- sharekey Key penghubung Aplikasi dan web service

string

-applD Id aplikasi yang Terdaftar di mesin webservice

string

Ouput parameter

- nama nama dosen string

- tptlahir tempat lahir string

- tptlahir tanggal lahir date

- gol golongan string

- jf jabatan fungsional string

- almt alamat string

-nip nip string

- jur jurusan string

- fakultas fakultas string

3 getInfoPengabdian() Input parameter

- nip nomor induk pegawai string

- sharekey - appID

key penghubung aplikasi dan web service id aplikasi yang terdaftar di mesin web service

string string

- thawal tahun awal pengabdian string

- thakhir tahun akhir pengabdian string

Ouput parameter

- jdl judul pengabdian string

- thpeng tahun pengabdian string

Jurnal Teknologi Informasi-Aiti, Vol. 11. No.1, Februari 2014 : 1 – 109

84

Sambungan Tabel 1 Input dan Output Parameter Interface Web Service

4 getInfoKaryaIlmiah() Input parameter

- nip nomor induk pegawai string

- sharekey key penghubung aplikasi dan web service

string

- appID id aplikasi yang terdaftar di mesin web service

string

- thawal tahun awal karya ilmiah string

- thakhir tahun akhir karya ilmiah string

Ouput parameter

- jdl nama dosen string

- thpub tempat lahir string

- nmjurnal tanggal lahir date

- vol golongan string

- no - hal

jabatan fungsional alamat

string string

-bln nip string

5 AuthenticateUser() Input parameter

- userID input user ID string

- password password user string

- sharekey key penghubung aplikasi dan web service

string

- appID id aplikasi yang terdaftar di mesin webservice

string

Output Parameter

- statusUser keluaran hasil proses autentikasi user

boolean

Output parameter adalah kumpulan variabel yang dikirimkan oleh web

service kepada aplikasi yang meminta data melalui interface web service. Output

parameter pada web service yang dikembangkan akan dikirimkan dalam format

JSON. Berikut adalah format output JSON untuk informasi data umum dosen:

Integrasi Data Kepegawaian ( Satoto dan Kridalukmana )

85

Berikutnya, data yang akan dilayani oleh web service dalam penelitian ini

adalah data karya ilmiah dosen yang memiliki format JSON pada output

parameter seperti berikut ini:

Pada penelitian ini, selain dilakukan eksplorasi pengaksesan data

kepegawaian melalui web service, data login kepegawaian ini juga dapat

dimanfaatkan untuk keperluan login oleh aplikasi lain melalui interafe

autenticateUser(). Adapun format output parameter fungsi login user ini adalah:

4. Implementasi Model & Controller

Berikut ini adalah model_autentikasi yang diimplementasikan di lingkungan

CodeIgniter Framework dapat dilihat pada Kode Program berikut ini:

Kode Program 1 Implementasi Model model_autentikasi

Pada model tersebut, query disimpan pada variable data[‘jml_row’]. Data

ini berisi nilai jumlah baris yang dihasilkan dari query, yang bila

diimplementasikan dengan CodeIgniter Framework dapat digunakan fungsi

num_rows().

{“nama”:”namadosen”, “tptlahir”:”tempatlahirdosen”,

“tgllahir”:”2013-01-01”, “gol”:”golongan dosen”, “jf”:

“fungsionaldosen”, “almt”:”Alamat Dosen”, “nip”:”nip

dosen”, “jur”:”jurusan dosen”, “fak”:”fakultas dosen”}

{“jdl”:”judul karya”, “thpub”:”2013”, “nmjurnal”:”nama

jurnal”, “vol”:”volume jurnal”, “no”:”nomer jurnal”,

“hal”:”halaman jurnal”, “bln”:”bulan terbit jurnal”}

{“statusUser” : “true”}

atau

{“statusUser” : “false}

Jurnal Teknologi Informasi-Aiti, Vol. 11. No.1, Februari 2014 : 1 – 109

86

Model model_infoumumdosen terhubung dengan tabel dosen,

masterprogramstudi, dan masterfakultas. Query pada model _infoumumdosen bila

diimplementasikan pada CodeIgniter Framework dapat dilihat pada Kode

Program 2 berikut ini:

Kode Program 2 Implementasi Model model_infoumumdosen

Selanjutnya untuk model_pengabdian, query yang diimplementasikan pada

CodeIgniter Framework dapat dilihat pada Kode Program 3 berikut ini :

Kode Program 3 Implementasi Model model_pengabdian

Untuk model_karyailmiah, implementasi pada CodeIgniter Framework

dapat dilihat pada Kode Program 4 berikut ini:

Integrasi Data Kepegawaian ( Satoto dan Kridalukmana )

87

Kode Program 4 Implementasi Model model_karyailmiah

Dan yang terakhir, implementasi model_userlogin pada CodeIgniter

Framework dapat dilihat pada Kode Program 5 berikut ini :

Kode Program 5 Implementasi Model model_userlogin

Method autentifikasi() merupakan interface web service yang dipergunakan

untuk memeriksa apakah suatu aplikasi berhak memanfaatkan layanan web

service. Implementasi method autentikasi pada controller CodeIgniter Framework

dapat dilihat pada Kode Program 6 berikut ini:

Kode Program 6 Controller autentikasi()

Method getInfoDosen() yang telah diuraikan sebelumnya apabila

Jurnal Teknologi Informasi-Aiti, Vol. 11. No.1, Februari 2014 : 1 – 109

88

diimplementasikan pada CodeIgniter Framework dapat dilihat pada Kode

Program 7 berikut:

Kode Program 7 Controller getInfoDosen()

Adapun implementasi controller getInfoPengabdian pada CodeIgniter

Framework pada Kode Program 8 berikut ini:

Kode Program 8 Controller getInfoPengabdian()

Method getInfoKaryaIlmiah dalam implementasinya hampir sama dengan

getInfoPengabdian(), seperti terlihat pada Kode Program 9 berikut ini:

Integrasi Data Kepegawaian ( Satoto dan Kridalukmana )

89

Kode Program 9 Controller getInfoKaryaIlmiah()

Untuk method autenticateUser() hampir sama implementasi pada

CodeIgniter Framework dengan method autentikasi(). Kode program

Implementasi autenticateUser() dapat dilihat pada Kode Program 10 berikut ini:

Kode Program 10 Controller autenticateUser()

5. Pengujian

Berikut merupakan hasil pengujian terhadap interface web service yang

meliputi pengujian method autentikasi(), getInfoDosen(), getInfoPengabdian,

getInfoKaryaIlmiah(), autenticateiUser().

Tabel 2 Hasil Pengujian Interface Web Service

Fungsi yang diuji

Bentuk Pengujian Hasil Yang

Diharapkan

Hasil

Pengujian

autentikasi() Pengujian akses web

Service URL dengan

Input parameter yang

ditentukan

Menampilkan keluaran

Output parameter dengan

Format JSON

Berhasil

getInfoDosen() Pengujian akses web

Service URL dengan

Input parameter yang

ditentukan

Menampilkan keluaran

Output parameter dengan

Format JSON

Berhasil

Jurnal Teknologi Informasi-Aiti, Vol. 11. No.1, Februari 2014 : 1 – 109

90

Sambungan Tabel 2 Hasil Pengujian Interface Web Service

6. Kesimpulan dan Saran

Dari penelitian ini maka dapat disimpulkan bahwa :

1. Penggunaan web service akan sangat membantu aplikasi lain dalam

mengakses data, sehingga data yang sama tidak perlu disimpan berulang

kali.

2. Format JSON sebagai output web service dapat dipergunakan untuk

mendukung aplikasi web mobile.

3. Dengan dukungan web service, sub-sub sistem lain dapat memanfaatkan

informasi login dari sistem kepegawaian untuk masuk ke sub sistem

tersebut.

Adapun saran yang dapat dikemukakan dari hasil penelitian ini adalah :

1. Perlu dikelola dengan lebih baik manajemen share key dan identitas

aplikasi sehingga dapat lebih aman

2. Lokasi web service dapat diletakkan di satu server dengan aplikasi sistem

kepegawaian mengingat database sistem kepegawaian tidak membuka

port komunikasi dari luar server.

Fungsi yang diuji

Bentuk Pengujian Hasil Yang

Diharapkan

Hasil

Pengujian

getInfoDosen() Pengujian Interface web

Service pada aplikasi lain

Data dapat tampil pada

Aplikasi mengakses web

service

Berhasil

getInfoPengabdian() Pengujian akses web

Service URL dengan

Input parameter yang

ditentukan

Menampilkan keluaran

Output parameter dengan

Format JSON

Berhasil

getInfoPengabdian() Pengujian Interface web

Service pada aplikasi lain

Data dapat tampil pada

Aplikasi mengakses web

service

Berhasil

getInfoKaryaIlmiah() Pengujian akses web

Service URL dengan

Input parameter yang

ditentukan

Menampilkan keluaran

Output parameter dengan

Format JSON

Berhasil

getInfoKaryaIlmiah() Pengujian Interface web

Service pada aplikasi lain

Data dapat tampil pada

Aplikasi mengakses web

service

Berhasil

Authenticate() Pengujian akses web

Service untuk melakukan

Login/identifikasi user

pada aplikasi lain

Autentifikasi login

berhasil

Berhasil

Integrasi Data Kepegawaian ( Satoto dan Kridalukmana )

91

7. Daftar Pustaka

[1] Bartel, M., J. Boyer, B. Fox, B. LaMacchia, E. Simon, 2002, “XML

Signature Syntax and Processing”, W3C Recommendation,

http://www.w3.org/TR/xmldsig-core/

[2] Champion, M., Ch. Ferris, E. Newcomer, D. Orchard, 2002, “Web

Services Architecture”, W3C Working Draft, 14 November 2002.

Available : http://www.w3.org/TR/ws-arch

[3] Christensen, E., F. Curbera, G. Meredith, S. Weerawarana, 2001, Web

Services Description Language (WSDL) 1.1, http://www.w3.org/TR/wsdl

[4] CodeIgniter Developer Team, http://codeigniter.com/user_guide,

EllisLab Inc, 2006-2011, diakses Maret 2012

[5] David S. Linthicum, Enterprise Application Integration, Addison Wesley,

ISBN 0-201-61583-5, 1999.

[6] Goodman, Danny, Michael Morrison, Paul Novitski, 2010, JavaScript

Bible, Seventh Edition, Wiley Publishing.

[7] Gottschalk, K., S. Graham, H. Kreger, dan J. Snell, 2002, Introduction to

Web Services Architecture, IBM Journal,

http://www.deinf.ufma.br/~mario/pos/corba/artigos/gottschalk02ws-

arch.pdf

[8] Keneth C. Laudon & Jane P. Laudon, Management Information

System : Managing the Digital Firm, Seventh Edition, Prentice Hall,

2002, 208-210

[9] Kurniawan, Erick, 2010, Cepat Mahir ASP.NET 3.5 untuk Aplikasi Web

Interaktif, Yogyakarta, Penerbit ANDI.

[10] Lucky, 2008, XML Web Service : Aplikasi Desktop, Internet, Handphone,

Jasakom.

[11] Manish Srivastava, Legacy Integration : Which Approach Should Your

Enterprise Adopt, SETLabs Briefings Vol. 1 No. 2, Infosys, 2003.

[12] Pranata, Antony, 2001, Panduan Pemograman JavaScript, Cetakan

Ketiga, Yogyakarta, Penerbit ANDI.

[13] Pratama, Antonius Nugraha Widhi, 2010, CodeIgniter: Cara Mudah

Membangun Aplikasi PHP, Jakarta, MediaKita.

[14] Purnamasari, Susan Dian, 2008, Web Service Sebagai Solusi Integrasi

Data Pada Sistem Informasi Akademik Universitas Bina Darma,

Palembang, Universitas Bina Darma.

[15] Qian, Kai, 2004. Design Patterns for Web Services, 5th

ACIS

International Conference on SNPD, China,

https://ritdml.rit.edu/handle/1850/3896

[16] Rudolf Grunig & Richard Kuhn (2004), Process-based Strategic

Planning,Third Edition, Springer, 2004, 7-9.

[17] Sunyoto, Andi, M.Kom., 2007, Ajax Membangun Web dengan Teknologi

Asynchronous JavaScript dan XML, Yogyakarta, Penerbit ANDI.

[18] W3C, Web of Services, http://www.w3.org/standards/webofservices/

[19] Wahana Komputer, 2010, Panduan Praktis Menguasai Pemograman

Web dengan JavaScript, Yogyakarta, Penerbit ANDI.

Jurnal Teknologi Informasi-Aiti, Vol. 11. No.1, Februari 2014 : 1 – 109

92

[20] Wardana, S.Hut, M.Si, 2010, Menjadi Master PHP dengan Framework

CodeIgniter, Jakarta, Elex Media Computindo.

[21] Zaki, Ali, dan Smitdev Community, 2008, Seri Penuntun Praktis : AJAX

untuk Pemula, Jakarta, Elex Media Komputindo.