90
INTEGRITAS SEKTOR PUBLIK INDONESIA TAHUN 2008 FAKTA KORUPSI DALAM LAYANAN PUBLIK Komisi Pemberantasan Korupsi Direktorat Penelitian dan Pengembangan 2009

INTEGRITAS SEKTOR PUBLIK INDONESIA TAHUN 2008 … · Lingkungan Kerja 19 2.3.3. Perilaku Petugas Layanan 21 2.3.4. Pencegahan Korupsi 23 ... yang selama ini berjalan adalah dalam

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: INTEGRITAS SEKTOR PUBLIK INDONESIA TAHUN 2008 … · Lingkungan Kerja 19 2.3.3. Perilaku Petugas Layanan 21 2.3.4. Pencegahan Korupsi 23 ... yang selama ini berjalan adalah dalam

INTEGRITAS SEKTOR PUBLIK INDONESIATAHUN 2008

F A K T A K O R U P S I D A L A M L A Y A N A N P U B L I K

Komisi Pemberantasan KorupsiDirektorat Penelitian dan Pengembangan

2009

Page 2: INTEGRITAS SEKTOR PUBLIK INDONESIA TAHUN 2008 … · Lingkungan Kerja 19 2.3.3. Perilaku Petugas Layanan 21 2.3.4. Pencegahan Korupsi 23 ... yang selama ini berjalan adalah dalam

Komisi Pemberantasan KorupsiDirektorat Penelitian dan Pengembangan

2009

INTEGRITAS SEKTOR PUBLIK INDONESIATAHUN 2008

F A K T A K O R U P S I D A L A M L A Y A N A N P U B L I K

Page 3: INTEGRITAS SEKTOR PUBLIK INDONESIA TAHUN 2008 … · Lingkungan Kerja 19 2.3.3. Perilaku Petugas Layanan 21 2.3.4. Pencegahan Korupsi 23 ... yang selama ini berjalan adalah dalam

Kegiatan Survei Integritas Sektor Publik 2008 ini didanai oleh APBN dan MCC-USAID. Terjemahan dan Pencetakan oleh World Bank.

Disusun oleh Direktorat Penelitian dan PengembanganDeputi Pencegahan - Komisi Pemberantasan Korupsi

Diterbitkan oleh Direktorat Penelitian dan PengembanganKomisi Pemberantasan Korupsi

Jakarta, April 2009

ISBN : 978-979-19557-1-3

Page 4: INTEGRITAS SEKTOR PUBLIK INDONESIA TAHUN 2008 … · Lingkungan Kerja 19 2.3.3. Perilaku Petugas Layanan 21 2.3.4. Pencegahan Korupsi 23 ... yang selama ini berjalan adalah dalam

INTEGRITAS SEKTOR PUBLIK INDONESIATAHUN 2008

F A K T A K O R U P S I D A L A M L A Y A N A N P U B L I K

www.kpk.go.idJl. H.R. Rasuna Said Kav. C-1 Jakarta Selatan - Indonesia

Telp. (021) 2557 8300Fax. (021) 5289 2448

Page 5: INTEGRITAS SEKTOR PUBLIK INDONESIA TAHUN 2008 … · Lingkungan Kerja 19 2.3.3. Perilaku Petugas Layanan 21 2.3.4. Pencegahan Korupsi 23 ... yang selama ini berjalan adalah dalam

iv

Page 6: INTEGRITAS SEKTOR PUBLIK INDONESIA TAHUN 2008 … · Lingkungan Kerja 19 2.3.3. Perilaku Petugas Layanan 21 2.3.4. Pencegahan Korupsi 23 ... yang selama ini berjalan adalah dalam

v

K a t a P e n g a n t a r

Puji syukur dipanjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa bahwa Survei “Integritas Sektor Publik Indonesia Tahun 2008. Fakta Korupsi dalam Layanan Publik” telah berhasil diselesaikan dengan baik oleh Direktorat Penelitian dan Pengembangan, Deputi Bidang Pencegahan, Komisi Pemberantasan Korupsi.

Survei dilakukan terhadap 40 instansi pusat dan 52 instansi daerah yang memberikan layanan kepada publik (masyarakat, perusahaan maupun layanan antar lembaga). Responden dalam survei ini adalah pengguna layanan langsung (bukan calo atau biro jasa) dari layanan yang disediakan oleh instansi tersebut. Survei dilaksanakan dalam waktu 3 bulan pada Juni-September 2008. Seluruh data yang diperoleh dalam laporan survei ini adalah data primer yang bersumber dari hasil wawancara secara langsung dengan responden di lapangan.

Kami menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan maupun kontribusi dalam penyusunan hasil studi ini. Karena keterbatasan waktu, kami menyadari bahwa hasil survei ini masih jauh dari sempurna. Oleh karenanya, saran dan kritik sangat diharapkan, guna perbaikan survei di masa mendatang.

Jakarta, April 2009

PimpinanKomisi Pemberantasan Korupsi

Page 7: INTEGRITAS SEKTOR PUBLIK INDONESIA TAHUN 2008 … · Lingkungan Kerja 19 2.3.3. Perilaku Petugas Layanan 21 2.3.4. Pencegahan Korupsi 23 ... yang selama ini berjalan adalah dalam

vi

Page 8: INTEGRITAS SEKTOR PUBLIK INDONESIA TAHUN 2008 … · Lingkungan Kerja 19 2.3.3. Perilaku Petugas Layanan 21 2.3.4. Pencegahan Korupsi 23 ... yang selama ini berjalan adalah dalam

vii

daftar i s i

Kata Pengantar v

Daftar Isi vii Bab I. Pendahuluan 2 1.1. Latar Belakang 2 1.2. Maksud dan Tujuan Survei 4 1.3. Metodologi 4

Bab II. Integritas Layanan Publik di Tingkat Pusat 5 2.1. Total Integritas Unit Layanan di Tingkat Pusat 5 2.2. Pengalaman Integritas Unit Layanan di Tingkat Pusat 12 2.2.1. Pengalaman Korupsi 13 2.2.2. Cara Pandang Korupsi 15 2.3. Potensi Integritas Unit Layanan di Tingkat Pusat 16 2.3.1. Sistem Administrasi 18 2.3.2. Lingkungan Kerja 19 2.3.3. Perilaku Petugas Layanan 21 2.3.4. Pencegahan Korupsi 23 Bab III. Integritas Layanan Publik di Daerah 25 3.1. Total Integritas Unit Layanan di Tingkat Daerah 25 3.2. Pengalaman Integritas Unit Layanan di Tingkat Daerah 29 3.2.1. Pengalaman Korupsi 34 3.2.2. Cara Pandang Korupsi 35 3.3. Potensi Integritas Unit Layanan di tingkat Daerah 37 3.3.1. Sistem Administrasi 42 3.3.2. Lingkungan Kerja 45 3.3.3. Perilaku Petugas Layanan 48 3.3.4. Upaya Pencegahan Korupsi 50 Bab IV. Kesimpulan & Rekomendasi 54

Lampiran 56 1. Metodologi 56

2. Nilai Integritas Instansi dan Layanan Tingkat Pusat 63

3. Skor Pengalaman dan Potensi Integritas Tingkat Pusat 66

4. Nilai Integritas Daerah dan Layanannya 69

5. Nilai Pengalaman dan Potensi Tingkat Daerah 80

Page 9: INTEGRITAS SEKTOR PUBLIK INDONESIA TAHUN 2008 … · Lingkungan Kerja 19 2.3.3. Perilaku Petugas Layanan 21 2.3.4. Pencegahan Korupsi 23 ... yang selama ini berjalan adalah dalam

viii

Page 10: INTEGRITAS SEKTOR PUBLIK INDONESIA TAHUN 2008 … · Lingkungan Kerja 19 2.3.3. Perilaku Petugas Layanan 21 2.3.4. Pencegahan Korupsi 23 ... yang selama ini berjalan adalah dalam

1

PENDAHULUAN

PENDAHULUAN

INTEGRITAS LAYANAN PUBLIK DI TINGKAT PUSAT

INTEGRITAS LAYANAN PUBLIK DI TINGKAT DAERAH

KESIMPULAN & REKOMENDASI

LAMPIRAN

Page 11: INTEGRITAS SEKTOR PUBLIK INDONESIA TAHUN 2008 … · Lingkungan Kerja 19 2.3.3. Perilaku Petugas Layanan 21 2.3.4. Pencegahan Korupsi 23 ... yang selama ini berjalan adalah dalam

2

PENDAHULUAN

Setidaknya ada empat fungsi yang dilaksanakan

oleh pemerintah, yaitu: (1) menyediakan (memproduksi)

barang dan jasa, (2) membuat regulasi , (3) melakukan redistribusi pendapatan

(sumber daya ekonomi), serta (4) menggunakan (konsumen)

barang dan jasa (Stiglitz, 2000).

PENDAHULUAN1ba b

1.1. Latar Belakang

Setidaknya ada empat fungsi yang dilaksanakan oleh

pemerintah, yaitu: (1) menyediakan (memproduksi)

barang dan jasa, (2) membuat regulasi , (3) melakukan

redistribusi pendapatan (sumber daya ekonomi),

serta (4) menggunakan (konsumen) barang dan jasa

(Stiglitz, 2000). Pemerintah memproduksi barang dan

jasa terutama pada sektor-sektor strategis, atau karena

sifatnya yang memang harus disediakan pemerintah,

yaitu barang yang memiliki sifat sebagai barang

publik atau strategis seperti keamanan, bahan bakar,

listrik, jasa kereta api, telekomunikasi, pelabuhan,

dan lain sebagainya. Fungsi regulasi dan redistribusi

pendapatan serta instrumen pelaksanaannya yang

menyangkut aspek ekonomi (pajak dan subsidi),

pelayanan dasar (kesehatan dan pendidikan),

perijinan, pertahanan, keamanan, dan aspek-aspek

lain yang terkait dengan penyelenggaraan negara

dilaksanakan berdasarkan peraturan perundang-

undangan.

Untuk melaksanakan fungsi-fungsi tersebut,

pemerintah menggunakan instrumen birokrasi dan

unit usaha pemerintah. Dengan kata lain, birokrasi

pemerintah dan unit usaha milik pemerintah (BUMN)

yang selama ini berjalan adalah dalam rangka

melaksanakan keempat fungsi pemerintah tersebut.

Era reformasi saat ini menghendaki perbaikan

birokrasi pemerintahan melalui program yang disebut

reformasi birokrasi. Reformasi birokrasi bertujuan

untuk meningkatkan kinerja pemerintah dalam

memberikan pelayanan terhadap masyarakat secara

maksimal serta pengelolaan keuangan negara secara

transparan dan akuntabel.

Tujuan reformasi birokrasi adalah: (a) meningkatkan

kualitas pelayanan kepada masyarakat yang

dilaksanakan dengan meningkatkan efisiensi jalur

birokrasi; (b) menekan peluang-peluang terjadinya

praktek penyalahgunaan birokrasi untuk kepentingan

pihak tertentu dalam bentuk korupsi, kolusi, dan

sebagainya; (c) menurunkan beban ekonomi biaya

tinggi sehingga dapat mendorong pertumbuhan

ekonomi; dan (d) meningkatkan kualitas dan jangkauan

penyediaan layanan kebutuhan dasar masyarakat

(pendidikan, kesehatan). Upaya peningkatan kualitas

dilakukan menyeluruh, meliputi penyempurnaan

sistem, peningkatan SDM, penegakan hukum, dan

peningkatan kesejahteraan aparat pemerintah.

Page 12: INTEGRITAS SEKTOR PUBLIK INDONESIA TAHUN 2008 … · Lingkungan Kerja 19 2.3.3. Perilaku Petugas Layanan 21 2.3.4. Pencegahan Korupsi 23 ... yang selama ini berjalan adalah dalam

3

PENDAHULUAN

Bangsa yang Dibelit Korupsi: Korupsi di Indonesia berdasarkan Beberapa Alat Ukur

1. IPK Indonesia

Hasil Corruption Perception Indeks (CPI) atau Indeks Persepsi Korupsi (IPK) tahun 2008 yang diluncurkan

oleh Transparency International menunjukan kenaikan yang cukup signifikan dibandingkan tahun-

tahun sebelumnya. Tahun 2008 IPK Indonesia berada diurutan ke-126 dengan nilai 2,6, atau naik sekitar

0,3 dibandingkan IPK 2007 lalu. Tahun lalu bahkan merosot dari 2,4 ditahun 2006, menjadi 2,3 ditahun

2007. Todung Mulya Lubis, Ketua Dewan Pengurus Transparancy Indonesia menilai, bagaimanapun ini

menunjukan bahwa upaya pemberantasan korupsi yang dilakukan oleh pemerintah telah mendapat

apresiasi yang tinggi dari para responden. Selain gebrakan Komisi Pemberantasan Korupsi, upaya

pemerintah dalam membenahi pelayanan publik juga menjadi catatan tambahan. Di sejumlah kota/

kabupaten bahkan ada inovasi lokal untuk mewujudkan Good Governance dalam bentuk pelayanan satu

atap atau one stop service. Untuk menuju Indonesia lepas dari belenggu korupsi, TI Indonesia mendesak

agar Presiden memperkuat koordinasi dan kebijakan pemberantasan korupsi hingga ke aparat terendah,

seperti di Kelurahan dan Kabupaten/Kota, serta memperbaiki pelayanan publik, termasuk melakukan

revitalisasi Inpres No. 5 tahun 2004 yang tidak berjalan... http://www.ti.or.id/researchsurvey/

2. Daya Saing (Global Competetive Index)

Laporan World Economic forum, tentang daya saing memperlihatkan daya saing global Indonesia menurun

dalam tiga tahun terakhir. Dari peringkat 50 di 2006, 55 di tahun 2007 dan 55 di tahun 2008. Dalam konteks

pemberantasan korupsi, daya saing Indonesia yang semakin lemah juga diakibatkan oleh variabel institusi

yang diukur dari praktek etika dan korupsi serta inefisiensi birokasi. Adanya Persoalan kualitas infrastruktur

dan distrosi pasar terutama dalam hal jumlah prosedur dan waktu yang diperlukan untuk memulai usaha,

merupakan variabel yang diukur dalam daya saing. Korupsi dengan demikian membuat bangsa ini tidak

menarik buat pelaku usaha.. http://id.wikipedia.org/wiki/Laporan_Daya_Saing_Global #Peringkat_2008-

2009.

3. Derajat Daya Saing Daerah

Hasil studi KPPOD tentang Tata Kelola Ekonomi Daerah tahun 2007, menunjukkan persoalan pelayanan

publik bidang ekonomi merupakan masalah yang dihadapi oleh daerah. Dalam hal akses terhadap lahan

usaha dan kepentingan usaha, terdapat 12 dari 243 daerah yang waktu rata rata untuk mendapatkan

sertifikat tanah memerlukan lebih dari 6 (enam) bulan. Terkait dengan perizinan usaha, sebagian pelaku

usaha menyatakan mengalami hambatan untuk mendapatkan izin usaha terutama mengenai prosedur

yang rumit, waktu yang lama, dan biaya. Dalam hal integritas kepala daerah, sepertiga pelaku usaha

berpendapat bahwa bupati/walikota terlibat dalam aktivitas korupsi bagi kepentingan pribadinya.

Selebihnya yaitu dua per tiga pelaku usaha berpendapat bahwa kepala daerah telah melakukan tindakan

tegas untuk memberantas korupsi. ..http://www.kppod.org/ind

Kinerja pemerintah harus dapat terukur dan dievaluasi secara berkala sehingga dapat disusun langkah-

langkah penyempurnaannya setiap saat. Untuk itu perlu dilakukan kajian atau survei terhadap kinerja

pemerintah. Untuk keperluan tersebut, Komisi Pemberantasan Korupsi (Corruption Eradication Commission),

melaksanakan survei integritas layanan publik instansi pemerintah.

Page 13: INTEGRITAS SEKTOR PUBLIK INDONESIA TAHUN 2008 … · Lingkungan Kerja 19 2.3.3. Perilaku Petugas Layanan 21 2.3.4. Pencegahan Korupsi 23 ... yang selama ini berjalan adalah dalam

4

PENDAHULUAN

1.2. Maksud dan Tujuan Survei

Hasil survei integritas ini diharapkan dapat mem-

berikan gambaran nyata mengenai kinerja layanan

publik serta potensi terjadinya penyalahgunaan

kewenangan dalam bentuk kolusi ataupun korupsi.

Penilaian survei ini akan digunakan oleh KPK untuk

menilai serta memberikan masukan terhadap lembaga

pemerintah dalam meningkatkan kualitas layanan

kepada masyarakat umum. Dengan demikian survei

ini bertujuan untuk :

1. Memetakan tingkat integritas sektor publik

melalui kegiatan survei rutin setiap tahun dengan

responden pengguna langsung layanan publik;

2. Memberikan informasi mengenai kinerja sektor

publik di Indonesia;

3. Memberikan informasi tingkat pelaksanaan unsur-

unsur integritas di sektor publik di Indonesia;

4. Memberikan masukan dalam rangka peningkatan

integritas sektor publik di Indonesia.

1.3. Metodologi

Penjelasan singkat mengenai metodologi pelaksanaan

survei dijelaskan dalam tabel berikut.

Tabel 1. Ringkasan Metodologi Survei

Penjelasan selengkapnya terkait dengan metodologi di atas, dapat dilihat pada lampiran.

No Uraian Penjelasan 1 Waktu Pelaksanaan Survei Survei dilaksanakan pada bulan Juni hingga September 2008

2 Lokasi SurveiUnit Layanan Tingkat Daerah dilakukan di 52 Kabupaten/Kota

3 Lembaga yang disurvei

4 RespondenKriteria : pengguna langsung unit layanan dalam 1 tahun terakhirJumlah Responden Pusat : 4.800 respondenJumlah Responden Daerah : 6.468 responden

5 Alat Ukur

Variabel : Pengalaman dan potensi Integritas

6 Metode pengukuranPembobotan Variabel, indikator dan sub indikator oleh ahliPenilaian kuesioner oleh rersponden

7KuesionerWawancara MendalamPengamatan

8 Nilai IndeksSebaran Nilai : 0-10Arti Nilai : semakin mendekati 10 maka integritas semakin baik

Unit Layanan Tingkat Pusat dilakukan di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi

Tingkat pusat : 105 unit layanan pada 40 Lembaga (15 departemen, 8 LPND, 15 BUMN, 2 BLU) Tingkat Daerah : masing-masing 4 unit layanan di 52 kabupaten/Kota yang tersebar di 20 propinsi

Indikator : Pengalaman korupsi, cara Pandang terhadap korupsi, Lingkungan kerja, sistem administrasi, perilaku petugas layanan, upaya pencegahan korupsiSub-indikator : frekuensi pemberian gratifikasi, nilai/jumlah gratifikasi, cara pandang tingkat gratifikasi, penawaran dan pemberian gratifikasi, kebutuhan tatap muka berulang, kepraktisan SOP, tingkat perbaikan informasi, keadilan dalam layanan, harapan atas gratifikasi, tingkat/upaya pencegahan korupsi, kemudahan menyampaikan komplain

Instrumen Pengumpulan Data dan Informasi

Page 14: INTEGRITAS SEKTOR PUBLIK INDONESIA TAHUN 2008 … · Lingkungan Kerja 19 2.3.3. Perilaku Petugas Layanan 21 2.3.4. Pencegahan Korupsi 23 ... yang selama ini berjalan adalah dalam

5

INTEGRITAS LAYANAN PUBLIK DI TINGKAT PUSAT

Nilai total integritas 105 unit layanan mempunyai rentang

nilai yang cukup lebar. Rentang yang cukup lebar

tersebut menunjukkan bahwa masing-masing unit layanan

memiliki standar minimal layanan yang berbeda.

INTEGRITAS LAYANAN PUBLIK DI TINGKAT PUSAT2bab

2.1. Total Integritas Unit Layanan di Tingkat Pusat

Penilaian Integritas Layanan Publik di tingkat pusat

pada tahun 2008 dilakukan terhadap 40 instansi

pusat yang berbentuk departemen/LPND/BUMN/

BLU. Jumlah unit layanan yang disurvei pada masing-

masing instansi rata-rata terdiri dari satu sampai

empat unit layanan, sehingga total unit layanan yang

disurvei adalah 105 unit layanan. Penilaian survei

dilakukan dengan menggabungkan dua unsur,

yakni: (1) Pengalaman Integritas (bobot 0,705); yang

merefleksikan pengalaman responden terhadap

tingkat korupsi yang dialaminya, serta (2) Potensi

Integritas (bobot 0,295), yang merefleksikan faktor-

faktor yang berpotensi menjadi penyebab terjadinya

korupsi berdasarkan pengalaman/penilaian

responden.

Dengan menggunakan skala 0-10, nilai rata-rata

Integritas Sektor Publik Tingkat Pusat di Indonesia

Tahun 2008 adalah 6,84. Nilai tersebut dianggap

masih cukup rendah, mengingat negara lain seperti

Korea Selatan yang memiliki nilai rata-rata mencapai

9. Namun nilai rata-rata tersebut lebih tinggi

dibandingkan dengan nilai rata-rata total integritas

pemerintah pusat tahun 2007 yang hanya 5,53. Kondisi

ini setidaknya memberikan indikasi bahwa pada tahun

2008 telah ada upaya perbaikan pelayanan publik

yang dilakukan oleh pemerintah pusat yang mengarah

pada semakin berkurangnya praktek korupsi.

Gambaran secara menyeluruh mengenai nilai rata-rata

dari masing-masing indikator dan sub-indikator dari

Instansi Pusat dijelaskan dalam tabel berikut.

Page 15: INTEGRITAS SEKTOR PUBLIK INDONESIA TAHUN 2008 … · Lingkungan Kerja 19 2.3.3. Perilaku Petugas Layanan 21 2.3.4. Pencegahan Korupsi 23 ... yang selama ini berjalan adalah dalam

6

INTEGRITAS LAYANAN PUBLIK DI TINGKAT PUSAT

Tabel 2. Nilai Integritas Total,Variabel,Indikator dan Sub Indikator Sektor Publik 2008 di Tingkat Pusat

Nilai total integritas terhadap 105 unit layanan

mempunyai rentang nilai yang cukup lebar yaitu

berkisar antara 2,52 sampai 8,60. Rentang yang

lebar tersebut menunjukkan bahwa masing-masing

unit layanan memiliki standar minimal layanan yang

berbeda. Bahkan masih banyak terdapat unit layanan

yang tidak memiliki standar minimal layanan. Unit

layanan yang lain walaupun memiliki standar minimal

pelayanan namun tidak dipatuhi.

Pada tabel 3 terlihat bahwa terdapat 55 unit layanan

(52,4%) yang memiliki nilai integritas di atas rata-

rata. Bahkan terdapat 10 unit layanan (9,5%) yang

memiliki nilai integritas di atas 8. Kondisi tersebut

memberikan pertanda yang cukup baik. Separuh unit

layanan sudah terlihat menunjukkan kemajuan yang

berarti dalam integritas layanannya. Kondisi yang baik

tersebut disetujui oleh masyarakat pengguna layanan

yang ditunjukkan oleh apresiasi mereka dengan

memberikan nilai yang baik pada unit layanan yang

mereka datangi.

Informasi lain yang menarik adalah ada 26,7% atau

28 unit layanan yang mempunyai nilai total integritas

masih di bawah 6,0. Lebih spesifik lagi masih ada 10

unit layanan di 5 instansi yang memiliki nilai integritas

kurang dari 5. Kondisi ini menggambarkan masih

cukup banyak unit layanan pemerintah pusat yang

masih dibayangi oleh nilai merah dalam memberikan

layanannya karena masih suburnya perilaku korup.

Integritas Total 2 Variabel 6 Indikator 11 Sub-Indikator

Integritas Total: 6,84

Pengalaman Integritas

(0,705) = 7,21

Pengalaman Korupsi (0,748) = 8,01

Frekuensi Pemberian Gratifikasi (0,694)= 8,26Nilai atau Jumlah gratifikasi (0,306)= 7,45

Cara Pandang Terhadap Korupsi (0,252) = 4,84 Cara Pandang tingkat gratifikasi (1,000)= 4,84

Potensi Integritas

(0,295) = 5,96

Lingkungan Kerja (0,265)= 5,09

Penawaran dan Pemberian Gratifikasi (0,658)= 2,83Kebutuhan kontak di luar prosedur (0,342)= 9,44

Sistem Administrasi(0,303)= 6,48

Kemudahan/Kepraktisan SOP (0,294)= 6,41Keterbukaan informasi (0,706)= 6,51

Perilaku Petugas Layanan (0,261)= 6,41

Keadilan dalam layanan (0,727)= 5,77Harapan atas gratifikasi (0,273)= 8,11

Pencegahan Korupsi (0,171)= 5,72

Upaya Pencegahan Korupsi (0,556)= 5,28Kemudahan Pengaduan Masyarakat (0,444)= 6,27

Keterangan: (.....) = bobot; ....... = nilai.

Page 16: INTEGRITAS SEKTOR PUBLIK INDONESIA TAHUN 2008 … · Lingkungan Kerja 19 2.3.3. Perilaku Petugas Layanan 21 2.3.4. Pencegahan Korupsi 23 ... yang selama ini berjalan adalah dalam

7

INTEGRITAS LAYANAN PUBLIK DI TINGKAT PUSAT

Tabel 3. Peringkat dan Nilai Integritas Sektor Publik 2008 di tingkat Pusat berdasarkan Unit Layanan

NO UNIT LAYANAN INSTANSI NILAI PERINGKAT

1 LAYANAN PEMBERIAN IZIN POLITEKNIK DEPDIKNAS 8,60 1

2 LAYANAN PEGADAIAN BARANG PERUM PEGADAIAN 8,56 2

3 LAYANAN UNTUK MENDAPATKAN SERTIFIKAT HALAL MUI 8,53 3

4 LAYANANPEMBERIAN/PENDAFTARAN MD & ML BPOM 8,45 4

5 LAYANAN KAS KE BANK UMUM BANK INDONESIA 8,39 5

6 LAYANANPEMBERIAN IZIN PRINSIP DAN IZIN USAHA BPR BANK INDONESIA 8,31 6

7 LAYANAN PEMBERIAN IZIN WAKIL PIALANG BAPPEBTI 8,14 7

8 LAYANAN PENGAMBILAN UANG PENSIUN PT. POS INDONESIA 8,08 8

9 LAYANAN PENUKARAN UANG KECIL / CASH MANAGEMENT BANK INDONESIA 8,07 9

10 LAYANAN PINJAMAN PERMODALAN UKM DEP. KOPERASI & UKM 8,06 10

11 LAYANAN SERTIFIKASI PERUSAHAAN FUMIGASI DENGAN METIL BROMIDA DAN SERTIFIKASI PERUSAHAAN KEMASAN KAYU

DEPTAN 7,94 11

12 LAYANAN PEMBERIAN IZIN PERDAGANGAN BERJANGKA BAPPEBTI 7,94 12

13 LAYANAN LAYANAN ASURANSI PENSIUN PT. TASPEN 7,94 13

14 LAYANAN PEMBERIAN IZIN / AKREDITAS PTS DEPDIKNAS 7,94 14

15 LAYANAN PEMBERIAN IZIN PENGEMBANGAN USAHA PERIKANAN DKP 7,88 15

16 LAYANAN PENDIRIAN BALAI LATIHAN KERJA DEPNAKER 7,86 16

17 LAYANAN PEMBERIAN IZIN PASAR MODAL/BAPEPAM LK BAPEPAM 7,81 17

18 LAYANAN PEMBERIAN IZIN RUMAH OBAT DEPKES 7,74 18

19 LAYANAN PENDAFTARAN USAHA WARALABA DEP. PERDAGANGAN 7,71 19

20 LAYANAN TEKNIS PENGUJIAN DAN KALIBRASI DEP. PERINDUSTRIAN 7,64 20

21 LAYANAN PEMBERIAN IZIN TAKSI BANDARA PT. ANGKASA PURA II 7,63 21

22 LAYANAN PENGAWASAN TRAPETIK, NAPZA, TRADISIONAL BPOM 7,60 22

23 LAYANAN PINJAMAN (KREDIT MULTIGUNA, KPR, KPA) BANK MANDIRI 7,57 23

24 LAYANAN PENYELENGGARAAN HAJI DEPAG 7,54 24

25 LAYANAN PEMBERIAN IZIN KE LN (EXIT PERMIT) DEPLU 7,51 25

26 LAYANAN PENYELIDIKAN OBAT DAN MAKANAN BPOM 7,51 26

27 LAYANAN LEGALISASI BAGI DOKUMEN YANG AKAN DIGUNAKAN DI LUAR NEGERI DEPLU 7,48 27

28 LAYANAN PEMBERIAN IZIN PENDIRIAN PERUSAHAAN PMA BKPM 7,46 28

29 LAYANAN RAWAT JALAN RSCM 7,45 29

30 LAYANAN TAGIHAN TUNGGAKAN PT. TELKOM 7,43 30

31 LAYANAN DISTRIBUSI DAN PEMASARAN BBM PERTAMINA 7,42 31

32 LAYANAN PENJUALAN TIKET PELNI 7,41 32

33 LAYANAN SERTIFKASI STANDAR NASIONAL INDONESIA (SNI) DAN SERTIFIKASI SISTEM MANAGEMENT MUTU

DEP. PERINDUSTRIAN 7,41 33

34 LAYANAN PEMBERIAN IZIN PENDIRIAN PERUSAHAAN PMDN BKPM 7,40 34

35 LAYANAN JASA STANDAR INTERNASIONAL SUCOFINDO 7,31 35

36 LAYANAN JASA PEMERIKSAAN PRODUK (SUCOFINDO) SUCOFINDO 7,31 36

37 LAYANAN PENENTUAN DISTRIBUTOR TABUNG GAS 3 KG DAN ASESSORINYA PERTAMINA 7,31 37

38 LAYANAN DISTRIBUSI DAN PEMASANGAN NON BBM PETAMINA 7,31 38

39 IZIN PERDAGANGAN BESAR FARMASI (PBF) DEPKES 7,30 39

40 LAYANAN DISTRIBUSI DAN JARINGAN PELAYANAN DOMESTIK PERTAMINA 7,30 40

41 LAYANAN PEMBERIAN IZIN OPERASI KAPAL PERIKANAN DKP 7,25 41

42 LAYANAN PENGESAHAN BADAN HUKUM KOPERASI DEP. KOPERASI & UKM 7,23 42

43 LAYANAN PENYALURAN BERAS BULOG 7,23 43

44 LAYANAN PEMBERIAN IZIN PENYALURAN ALAT KESEHATAN DEPKES 7,21 44

45 LAYANAN PEMBERIAN IZIN USAHA PENUNJANG PERTAMBANGAN / IZIN USAHA (SEMENTARA DAN TETAP) / SERTIFIKASI PRODUK DAN PEMANFAATAN TL

ESDM 7,19 45

46 LAYANAN SANTUNAN ASURANSI ASABRI 7,15 46

47 LAYANAN PEMBERIAN IZIN USAHA PENANGKAPAN IKAN DKP 7,11 47

48 LAYANAN KEPENGURUSAN VISA DEPLU 7,09 48

49 LAYANAN TES FISIK NARKOBA UNTUK SURAT BEBAS NARKOBA RS. FATMAWATI 7,08 49

50 LAYANAN AKSESKIN RSCM 7,05 50

51 LAYANAN PEMULIHAN PEMUTUSAN HUBUNGAN PT. TELKOM 6,99 51

52 LAYANAN PENGURUSAN STNK DAN BPKB POLRI 6,98 52

53 LAYANAN PENERBIT SKT ESDM 6,91 53

54 LAYANAN PENJUALAN TIKET KERETA API PT. KAI 6,90 54

Page 17: INTEGRITAS SEKTOR PUBLIK INDONESIA TAHUN 2008 … · Lingkungan Kerja 19 2.3.3. Perilaku Petugas Layanan 21 2.3.4. Pencegahan Korupsi 23 ... yang selama ini berjalan adalah dalam

8

INTEGRITAS LAYANAN PUBLIK DI TINGKAT PUSAT

Tabel 3. (Lanjutan....)

Dari 105 layanan publik yang disurvei KPK tersebut

terdapat 35 instansi dengan 85 unit layanan yang

mendapat perhatian lebih dari KPK karena unit

layanan dan instansi yang bersangkutan bersentuhan

langsung serta memberikan manfaat dan dampak bagi

masyarakat secara luas.

NO UNIT LAYANAN INSTANSI NILAI PERINGKAT

55 LAYANAN IZIN INVESTASI BIDANG USAHA HORTIKULTURAL DEPTAN 6,86 55

56 LAYANAN KENOTARIATAN DEPKUMHAM 6,81 56

57 LAYANAN PEMBERIAN IZIN ANGKA PENGENAL IMPORT TERBATAS (APIT) BKPM 6,65 57

58 LAYANAN PEMERIKSAAN SPT DEPKEU 5,57 58

59 LAYANAN PASANG SAMBUNGAN BARU PT. TELKOM 6,57 59

60 LAYANAN JARINGAN / TAMBAHAN DAYA PT. PLN 6,57 60

61 LAYANAN PEMBERIAN IZIN PENYELENGGARAAN HAJI DEPAG 6,54 61

62 LAYANAN PELANGGARAN LALU LINTAS POLRI 6,53 62

63 LAYANAN RAWAT INAP RSCM 6,50 63

64 LAYANAN PEMBERIAN IZIN PENDIDIKAN AGAMA / SEKOLAH AGAMA DEPAG 6,49 64

65 LAYANAN PENJGUJIAN K3 DEPNAKER 6,45 65

66 LAYANAN KEPENGURUSAN PASPOR DINAS DEPLU 6,44 66

67 LAYANAN KEBERANGKATAN DAN KEPULANGAN TKI DEPNAKER 6,44 67

68 LAYANAN IZIN PEMBERIAN IZIN TRAYEK DEPHUB 6,44 68

69 LAYANAN IZIN PENDAFTARAN PUPUK ORGANIK DEPTAN 6,42 69

70 LAYANAN PEMBERIAN IZIN USAHA ANGKUTAN DARAT DAN IZIN USAHA ANGKUTAN UDARA DEPHUB 6,41 70

71 LAYANAN DAN REHABILITASI SOSIAL KORBAN PENYALAHGUNAAN NAPZA (NARKOBA) DEPSOS 6,38 71

72 PELAYANAN GANGGUAN PT. PLN 6,36 72

73 LAYANAN KREDIT BANK INDONESIA 6,30 73

74 LAYANAN PEMBERIAN IZIN MENGADAKAN KURSUS-KURSUS DEPDIKNAS 6,29 74

75 PN JAKARTA SELATAN MA 6,19 75

76 LAYANAN FIDUSIA (JAMINAN ATAS BARANG BERGERAK) DEPKUMHAM 6,19 76

77 LAYANAN PEMBERIAN IZIN PENYAMBUNGAN DAN PEMASANGAN LISTRIK PT. PLN 6,16 77

78 LAYANAN IZIN TENAGA KERJA ASING DEPNAKER 5,98 78

79 LAYANAN PEMBERIAN IZIN USAHA ANGKUTAN LAUT DEPHUB 5,98 79

80 LAYANAN PASPOR, PASPOR HILANG / RUSAK, PERUBAHAN PASPOR RI UNTUK WNI DEPKUMHAM 5,83 80

81 LAYANAN DAN REHABILITASI TUNA SOSIAL DEPSOS 5,76 81

82 LAYANAN PENDAFTARAN KEAGENAN / DISTRIBUTOR (BARANG ATAU JASA DALAM NEGERI) DEP. PERDAGANGAN 5,72 82

83 LAYANAN PEMBERIAN IZIN PERUSAHAAN PIALANG BERJANGKA BAPPEBTI 5,69 83

84 LAYANAN BARANG PT. PELINDO II 5,68 84

85 LAYANAN PENGADUAN (CURANMOR, PERAMPOKAN, DLL) POLRI 5,65 85

86 LAYANAN PENGUKURAN DAN PEMETAAN KADASTRAL BPN 5,59 86

87 LAYANAN SEWA RUANG PENDINGIN (COLD STORAGE) DKP 5,48 87

88 LAYANAN ADMINISTRASI PERNIKAHAN, TALAK, RUJUK, CERAI (KUA) DEPAG 5,43 88

89 LAYANAN PERIJINAN EKSPOR DAN IMPORT & LAYANAN PEMBERIAN IJIN USAHA PERDAGANGAN BAHAN BERBAHAYA

DEP. PERDAGANGAN 5,27 89

90 LAYANAN BALIK NAMA HAK TANAH BPN 5,26 90

91 LAYANAN PENGURUSAN SIM POLRI 5,22 91

92 LAYANAN PEMBERIAN IZIN OPERASIONAL TAMAN KANAK-KANAN DEPDIKNAS 5,21 92

93 LAYANAN PARKIR BANDARA PT. ANGKASA PURA II 5,14 93

94 LAYANAN KAPAL PT. PELINDO II 5,13 94

95 LAYANAN PEMBUATAN TDP DEP. PERINDUSTRIAN 5,12 95

96 LAYANAN SEWA TEMPAT BANDARA PT. ANGKASA PURA II 4,94 96

97 LAYANAN KARGO PT. ANGKASA PURA II 4,92 97

98 LAYANAN HAK TANGGUNGAN BPN 4,85 98

99 LAYANAN PEMBUATAN SERTIFIKAT TANAH / PENGGABUNGAN SERTIFIKAT BPN 4,56 99

100 LAYANAN BEA MASUK DEPKEU 4,48 100

101 PN JAKARTA PUSAT MA 4,47 101

102 PN JAKARTA UTARA MA 3,07 102

103 LAYANAN LEMBAGA PEMASYARAKATAN DEPKUMHAM 2,99 103

104 LAYANAN PENGURUSAN PERBENDAHARAAN NEGARA / KPPN DEPKEU 2,75 104

105 PN JAKARTA BARAT MA 2,52 105

RATA-RATA 6,84

Page 18: INTEGRITAS SEKTOR PUBLIK INDONESIA TAHUN 2008 … · Lingkungan Kerja 19 2.3.3. Perilaku Petugas Layanan 21 2.3.4. Pencegahan Korupsi 23 ... yang selama ini berjalan adalah dalam

9

INTEGRITAS LAYANAN PUBLIK DI TINGKAT PUSAT

Tabel 4. Peringkat dan Nilai Integritas Sektor Publik 2008 di tingkat Pusat berdasarkan Unit Layanan yang Berkaitan Langsung dengan Masyarakat

NO UNIT LAYANAN INSTANSI NILAI PERINGKAT

1 LAYANAN PEGADAIAN BARANG PERUM PEGADAIAN 8,56 1

2 LAYANAN PENGAMBILAN UANG PENSIUN PT. POS INDONESIA 8,08 2

3 LAYANAN PINJAMAN PERMODALAN UKM DEP. KOPERASI & UKM 8,06 3

4 LAYANAN ASURANSI PENSIUN PT. TASPEN 7,94 4

5 LAYANAN PEMBERIAN IZIN / AKREDITAS PTS DEPDIKNAS 7,94 5

6 LAYANAN PEMBERIAN IZIN PENGEMBANGAN USAHA PERIKANAN DKP 7,88 6

7 LAYANAN PENDIRIAN BALAI LATIHAN KERJA DEPNAKER 7,86 7

8 LAYANAN PEMBERIAN IZIN RUMAH OBAT DEPKES 7,74 8

9 LAYANAN PENUKARAN PENDAFTARAN USAHA WARALABA DEP. PERDAGANGAN 7,71 9

10 LAYANAN TEKNIS PENGUJIAN DAN KALIBRASI DEP. PERINDUSTRIAN 7,64 10

11 LAYANAN PEMBERIAN IZIN TAKSI BANDARA PT. ANGKASA PURA II 7,63 11

12 LAYANAN PENGAWASAN TRAPETIK, NAPZA, TRADISIONAL BPOM 7,60 12

13 LAYANAN PENYELENGGARAAN HAJI DEPAG 7,54 13

14 LAYANAN PEMBERIAN IZIN KE LN (EXIT PREMIT) DEPLU 7,51 14

15 LAYANAN PEMBERIAN IZIN PENDIRIAN PERUSAHAAN PMA BKPM 7,46 15

16 LAYANAN RAWAT JALAN RSCM 7,45 16

17 LAYANAN TAGIHAN TUNGGAKAN PT. TELKOM 7,43 17

18 LAYANAN DISTRIBUSI DAN PEMASARAN BBM PERTAMINA 7,42 18

19 LAYANAN PENJUALAN TIKET PELNI 7,41 19

20 LAYANAN PEMBERIAN IZIN PENDIRIAN PERUSAHAAN PMDN BKPM 7,40 20

21 LAYANAN JASA STANDAR INTERNASIONAL SUCOFINDO 7,31 21

22 LAYANAN JASA PEMERIKSAAN PRODUK (SUCOFINDO) SUCOFINDO 7,31 22

23 LAYANAN PENENTUAN DISTRIBUTOR TABUNG GAS 3 KG DAN AKSESORINYA PERTAMINA 7,31 23

24 LAYANAN DISTRIBUSI DAN PEMASANGAN NON BBM PERTAMINA 7,31 24

25 LAYANAN PEMBERIAN IZIN OPERASI KAPAL PERIKANAN DKP 7,25 25

26 LAYANAN PENGESAHAN BADAN HUKUM OPERASI DEP. KOPERASI & UKM 7,23 26

27 LAYANAN PENYALURAN BERAS BULOG 7,23 27

28 LAYANAN SANTUNAN ASURANSI ASABRI 7,15 28

29 LAYANAN PEMBERIAN IZIN USAHA PENGKAPAN IKAN DKP 7,11 29

30 LAYANAN KEPENGURUSAN VISA DEPLU 7,09 30

31 LAYANAN TES FISIK NARKOBA UNTUK SURAT BEBAS NARKOBA RS. FATMAWATI 7,08 31

32 LAYANAN AKSESKIN RSCM 7,05 32

33 LAYANAN PEMULIHAN PEMUTUSAN HUBUNGAN PT. TELKOM 6,99 33

34 LAYANAN KEPENGURUSAN STNK DAN BPKB POLRI 6,98 34

35 LAYANAN PENERBIT SKT ESDM 6,91 35

36 LAYANAN PENJUALAN TIKET KERETA API PT. KAI 6,90 36

37 LAYANAN IZIN INVESTASI BIDANG USAHA HORTIKULTURA DEPTAN 6,86 37

38 LAYANAN KENOTARISAN DEPKUMHAM 6,81 38

39 LAYANAN PEMBERIAN IZIN ANGKA PENGENAL IMPORT TERBATAS (APIT) BKPM 6,65 39

40 LAYANAN PEMERIKSAAN SPT DEPKEU 6,57 40

41 LAYANAN PASANG SAMBUNGAN BARU PT. TELKOM 6,57 41

42 LAYANAN JARINGAN / TAMBAHAN DAYA PT. PLN 6,57 42

43 LAYANAN PEMBERIAN IZIN PENYELENGGARAAN HAJI DEPAG 6,54 43

44 LAYANAN PELANGGARAN LALU LINTAS POLRI 6,53 44

45 LAYANAN RAWAT INAP RSCM 6,50 45

46 LAYANAN PEMBERIAN IZIN PENDIDIKAN AGAMA / SEKOLAH AGAMA DEPAG 6,49 46

47 LAYANAN PENGUJIAN K3 DEPNAKER 6,45 47

48 LAYANAN KEBERERANGKATAN DAN KEPULANGAN TKI DEPNAKER 6,44 48

49 LAYANAN PEMBERIAN IZIN TRAYEK DEPHUB 6,44 49

50 LAYANAN IZIN PENDAFTARAN PUPUK ORGANIK DEPTAN 6,42 50

51 LAYANAN PEMBERIAN IZIN USAHA ANGKUTAN DARAT DAN IZIN USAHA ANGKUTAN UDARA

DEPHUB 6,41 51

52 LAYANAN DAN REHABILITASI SOSIAL KORBAN PENYELAHGUNAAN NAPZA (NARKOBA)

DEPSOS 6,38 52

53 LAYANAN PELAYANAN GANGGUAN PT. PLN 6,36 53

54 LAYANAN PEMBERIAN IZIN MENGADAKAN KURSUS-KURSUS DEPDIKNAS 6,29 54

55 PN JAKARTA SELATAN MA 6,19 55

Page 19: INTEGRITAS SEKTOR PUBLIK INDONESIA TAHUN 2008 … · Lingkungan Kerja 19 2.3.3. Perilaku Petugas Layanan 21 2.3.4. Pencegahan Korupsi 23 ... yang selama ini berjalan adalah dalam

10

INTEGRITAS LAYANAN PUBLIK DI TINGKAT PUSAT

Tabel 4. (Lanjutan....)

Dengan adanya perhatian khusus KPK terhadap unit

layanan dan instansi yang bersentuhan langsung serta

memberikan manfaat dan dampak bagi masyarakat

secara luas, tercatat bahwa 3 unit layanan yang berada

di bawah Mahkamah Agung, 2 unit layanan di bawah

Departemen Keuangan, BPN dan PT. Angkasa Pura

II serta 1 unit layanan di bawah Departemen Hukum

dan HAM merupakan unit layanan-unit layanan

yang memiliki nilai integritas di bawah 5. Artinya,

unit layanan-unit layanan tersebut masih harus terus

berupaya menghilangkan potensi dan pengalaman

korupsi dalam pengelolaan layanan publiknya,

mengingat menurut penilaian pengguna layanan,

sampai saat ini di unit layanan-unit layanan tersebut

masih dianggap korup.

Dalam satu instansi, terdapat unit layanan yang berada

pada peringkat baik dan unit layanan yang berada

di peringkat buruk. Di samping itu ada instansi yang

seluruh unit layanan sampel nya berada di peringkat

baik. Namun yang lebih memprihatinkan adalah

apabila seluruh unit layanan yang menjadi sampel

di suatu instansi berada pada peringkat yang buruk.

Kondisi tersebut dijelaskan dalam tabel berikut.

NO UNIT LAYANAN INSTANSI NILAI PERINGKAT

56 LAYANAN FIDUSIA (JAMINAN ATAS BARANG BERGERAK) DEPKUMHAM 6,19 56

57 LAYANAN PEMBERIAN IZIN PENYAMBUNGAN DAN PEMASANGAN LISTRIK PT. PLN 6,16 57

58 LAYANAN LAYANAN IZIN TENAGA KERJA ASING DEPNAKER 5,98 58

59 LAYANAN PEMBERIAN IZIN USAHA ANGKUTAN LAUT DEPHUB 5,98 59

60 LAYANAN PASPOR, PASPOR HILANG / RUSAK, PERUBAHAN PASPOR RI UNTUK WNI DEPKUMHAM 5,83 60

61 LAYANAN DAN REHABILITASI TUNA SOSIAL DEPSOS 5,76 61

62 LAYANAN PENDAFTARAN KEAGENAN / DISTRIBUTOR (BARANG ATAU JASA DALAM NEGERI)

DEP. PERDAGANGAN 5,72 62

63 LAYANAN BARANG PT. PELINDO II 5,68 63

64 LAYANAN PENGADUAN (CURANMOR, PERAMPOKAN, DLL) POLRI 5,65 64

65 LAYANAN PENGUKURAN DAN PEMETAAN KADASTRAL BPN 5,59 65

66 LAYANAN SEWA RUANG PENDINGIN (COLD STORAGE) DKP 5,48 66

67 LAYANAN ADMINISTRASI PERNIKAHAN, TALAK, RUJUK, DAN CERAI DEPAG 5,43 67

68 LAYANAN PERIJINAN EKSPOR DAN IMPORT & LAYANAN PEMBERIAN IZIN USAHA PERDAGANGAN BAHAN BERBAHAYA

DEP. PERDAGANGAN 5,27 68

69 LAYANAN BALIK NAMA HAK TANAH BPN 5,26 69

70 LAYANAN KEPENGURUSAN SIM POLRI 5,22 70

71 LAYANAN PEMBERIAN IZIN OPERASIONAL TAMAN KANAK-KANAK DEPDIKNAS 5,21 71

72 LAYANAN PARKIR BANDARA PT. ANGKASA PURA II 5,14 72

73 LAYANAN KAPAL PT. PELINDO II 5,13 73

74 LAYANAN PEMBUATAN TDP DEP. PERINDUSTRIAN 5,12 74

75 LAYANAN SEWA TEMPAT BANDARA PT. ANGKASA PURA II 4,94 75

76 LAYANAN KARGO PT. ANGKASA PURA II 4,92 76

77 LAYANAN HAK TANGGUNGAN BPN 4,85 77

78 LAYANAN PEMBUATAN SERTIFIKAT TANAH / PENGGABUNGAN SERTIFIKAT BPN 4,56 78

79 LAYANAN BEA MASUK DEPKEU 4,48 79

80 PN JAKARTA PUSAT MA 4,47 80

81 PN JAKARTA UTARA MA 3,07 81

82 LAYANAN LEMBAGA PEMASYARAKATAN DEPKUMHAM 2,99 82

83 LAYANAN PENGURUSAN PERBENDAHARAAN NEGARA / KPPN DEPKEU 2,75 83

84 PN JAKARTA BARAT MA 2,52 84

Page 20: INTEGRITAS SEKTOR PUBLIK INDONESIA TAHUN 2008 … · Lingkungan Kerja 19 2.3.3. Perilaku Petugas Layanan 21 2.3.4. Pencegahan Korupsi 23 ... yang selama ini berjalan adalah dalam

11

INTEGRITAS LAYANAN PUBLIK DI TINGKAT PUSAT

Tabel 5. Posisi dan Nama 40 Instansi Pusat dengan Nilai Integritas Unit Layanan di Atas, Bawah dan Sekitar Rata-rata

Dengan fakta nilai unit layanan tersebut, beberapa

instansi diharapkan memberikan perhatian lebih

kepada kepada unit layanannya karena keseluruhan

unit layanan yang dijadikan sampel nilainya di bawah

rata-rata. Sedangkan instansi dengan unit layanan

sampelnya yang memiliki nilai integritas di atas rata-

rata sebaiknya terus meningkatkan kualitas layanan

yang diberikan, mengingat nilai integritas maksimal

adalah 10.

Nilai integritas yang diperoleh di tiap unit layanan dan

instansi merupakan akumulasi dari nilai pengalaman

integritas dan potensi integritas dengan masing-

masing bobot 0,705 dan 0,295. Nilai rata-rata integritas

sektor publik tingkat pusat Tahun 2008 sebesar 6,84

tersebut diperoleh dengan memperhitungkan nilai

rata-rata pengalaman integritas 7,21 dan nilai rata-rata

potensi integritas 5,96.

Terlihat bahwa nilai rata-rata pengalaman integritas

lebih tinggi dibandingkan dengan nilai potensi

integritas. Oleh karena bobot pengalaman integritas

yang lebih tinggi, tingginya nilai pengalaman integritas

membuat nilai total integritas tingkat pusat juga

menjadi tinggi. Hal ini sekaligus memberikan jawaban

mengapa nilai integritas total tingkat pusat meningkat

lebih dari satu poin di banding tahun yang lalu

(nilai integritas tahun 2007=5,53). Nilai pengalaman

integritas yang lebih tinggi daripada nilai potensi

integritas dapat menjelaskan kondisi berikut:

1. Nilai potensi integritas yang masih rendah

menunjukkan bahwa secara umum belum

tersedia sistem dan lingkungan yang berpotensi

mendukung terselenggaranya transparansi

dan profesionalitas petugas dalam melayani

masyarakat. Peluang terjadinya korupsi masih

terbuka karena sistem pendukung layanan belum

menuju ke arah anti korupsi

2. Sistem dan fasilitas yang telah tersedia untuk

mendukung pelayanan publik dinilai masyarakat

belum mendukung terselenggaranya pelayanan

sesuai dengan yang diharapkan oleh masyarakat

3. Nilai pengalaman integritas yang meningkat

menunjukkan bahwa praktek-praktek suap dan

pungutan liar secara nyata telah mulai berkurang.

Nilai Integritas Total Jumlah InstansiPusat

Nama Departemen/Instansi

Nilai Integritas Unit Layanan yang berbeda di Instansi Pusat seluruhnya di atas rata-rata

17 Perum Pegadaian, Majlis Ulama Indonesia (MUI), PT. Pos Indonesia, PT. Taspen, Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM), BAPEPAM, Departemen Koperasi dan UKM, Departemen Kesehatan, Bank Mandiri, PT. PELNI, PT. PERTAMINA, PT. SUCOFINDO, BULOG, PT. ASABRI, Rumah Sakit Fatmawati, Deparetmen ESDM, PT. KAI.

Nilai Integritas Unit Layanan yang berbeda di Instansi Pusat sebagian di atas rata-rata sebagian di bawah rata-rata

17 Bank Indonesia, BAPPEBTI, BKPM, Departemen Luar Negeri, Departemen Pertanian, RSCM, PT. TELKOM, Departemen Kelautan dan Perikanan, Departemen Pendidikan Nasional, Departemen Agama, Departemen Tenaga Kerja, Departemen Perindustrian, Departemen Perdagangan, Kepolisian RI, PT. Angkasa Pura II, Departemen Hukum dan HAM, Departemen Keuangan

Nilai Integritas Unit Layanan yang berbeda di Instansi Pusat seluruhnya di bawah rata-rata

6 PT. PLN, Departemen Perhubungan, Departemen Sosial, PT. PELINDO II, Badan Pertanahan Nasional (BPN), Mahkamah Agung (MA)

Page 21: INTEGRITAS SEKTOR PUBLIK INDONESIA TAHUN 2008 … · Lingkungan Kerja 19 2.3.3. Perilaku Petugas Layanan 21 2.3.4. Pencegahan Korupsi 23 ... yang selama ini berjalan adalah dalam

12

INTEGRITAS LAYANAN PUBLIK DI TINGKAT PUSAT

2.2. Pengalaman Integritas Unit Layanan di Tingkat Pusat

Nilai rata-rata pengalaman integritas dari 105 unit

layanan dan 40 instansi pusat adalah 7,21. Nilai

ini memiliki rentang nilai yang sangat lebar, yaitu

dari 9,41 pada layanan pemberian/pendaftaran

MD & ML (BPOM) sampai yang terendah 2,22 pada

layanan perbendaharaan negara/KPPN (Departemen

Keuangan). Rentang yang sangat lebar tersebut

mengindikasikan bahwa unit layanan yang berada di

instansi pusat belum seragam mempraktekkan anti

korupsi dalam layanan publiknya. Beberapa unit layanan

memang berdasarkan pengalaman responden sudah

mulai bebas dari korupsi, namun beberapa layanan

yang lain masih sangat banyak muatan korupsinya.

Sebagai gambaran ditunjukkan 5 unit layanan tingkat

pusat yang memiliki nilai pengalaman integritas terbaik

dan terburuk dalam pelayanan publik tahun 2008. Nilai

yang cukup tinggi dengan nilai pengalaman integritas

mencapai 9 atau lebih dapat dicapai oleh unit layanan

Pemberian/pendaftaran MD&ML (BPOM), Pegadaian

barang (Perum Pegadaian), Sertifikat Halal (MUI), Izin

Politeknik (Depdiknas) serta Izin Prinsip dan izin Usaha

BPR (BI).

Lima unit layanan (kecuali layanan pegadaian barang)

dengan nilai pengalaman integritas tertinggi tersebut

pada dasarnya bukan layanan yang bersentuhan

langsung serta memberikan manfaat dan dampak bagi

masyarakat secara luas. Pada umumnya unit layanan-

unit layanan tersebut berhubungan atau melayani

perusahaan/lembaga yang pasca pemberian izin

tersebut masih membutuhkan adanya hubungan baik

antara keduanya. Hal tersebut menjadikan salah satu

alasan mengapa nilai pengalaman integritas untuk

unit layanan-unit layanan tersebut tinggi. Oleh karena

itu bagi unit layanan dan instansi yang memiliki nilai

pengalaman integritas yang tinggi hendaknya tetap

melakukan evaluasi terhadap unit layanannya. Evaluasi

tersebut tentunya juga menilai apakah memang

pelayanan yang diberikan sudah cukup baik, ataukah

antara pengguna layanan dan petugas layanan/unit

layanan telah memiliki ‘hubungan yang baik dan

saling menguntungkan” sehingga berpengaruh

terhadap penilaian mereka terhadap layanan yang

diberikan.

Variabel Indikator Sub-Indikator

Frekuensi Pemberian Gratifikasi (0,694)=8,26 Pengalaman Korupsi (0,748)= 8,01 Nilai/Jumlah gratifikasi (0,306)=7,45

Pengalaman Integritas (0,705)=7.21 Cara Pandang Terhadap

Korupsi (0,252)=4,84 Cara Pandang tingkat gratifikasi (1,000)=4,84

Pengalaman Integritas merupakan salah satu

unsur penyusun nilai integritas publik. Pengalaman

Integritas disusun dari indikator Pengalaman Korupsi

(Experienced Corruption) dengan bobot 0,748 dan Cara

Pandang Korupsi (Perceived Corruption) dengan bobot

0,252.

Tabel 6. Nilai Pengalaman Integritas, Indikator dan Sub Indikator Sektor Publik 2008 di Tingkat Pusat

Page 22: INTEGRITAS SEKTOR PUBLIK INDONESIA TAHUN 2008 … · Lingkungan Kerja 19 2.3.3. Perilaku Petugas Layanan 21 2.3.4. Pencegahan Korupsi 23 ... yang selama ini berjalan adalah dalam

13

INTEGRITAS LAYANAN PUBLIK DI TINGKAT PUSAT

Gambar 1. Pengalaman Integritas Unit Layanan Tingkat Pusat (5 Tertinggi dan 5 Terendah)

Lima unit layanan dengan nilai pengalaman integritas

yang terendah adalah layanan KPPN dan Bea

Masuk (Departemen Keuangan), layanan Lembaga

Pemasyarakatan (Departemen Hukum dan HAM)

serta layanan di Pengadilan Negeri Jakarta Barat

dan Jakarta Utara (Mahkamah Agung). Rendahnya

nilai pengalaman integritas di unit layanan milik

Departemen Keuangan hendaknya mendapatkan

perhatian yang serius. Dengan adanya reformasi

birokrasi yang telah mulai dilakukan oleh Departemen

Keuangan, nilai pengalaman integritas yang rendah

tentu saja memberikan hasil yang tidak baik.

Beberapa alasan yang memungkinkan mengapa nilai

pengalaman integritas terutama di 2 unit layanan

Departemen Keuangan rendah padahal reformasi

birokrasi sudah dilakukan adalah:

1. Responden yang disurvei adalah responden yang

mendapatkan pelayanan setahun ke belakang (Juni

2007-Juni 2008), sehingga ada kemungkinan pada

saat responden yang bersangkutan mendapatkan

pelayanan, reformasi birokrasi belum/baru

dimulai;

2. Responden mendapatkan pelayanan bukan di

unit layanan yang sudah direformasi (unit layanan

percontohan);

3. Sosialisasi yang kurang sampai dari unit layanan

kepada pengguna layanan mengenai reformasi

yang dilakukan dalam unit layanan (misalnya,

informasi mengenai tidak lagi menerima uang

tambahan di luar biaya resmi untuk mempercepat

layanan tidak sampai ke masyarakat, sehingga

pengguna layanan tetap memberikan uang suap

seperti yang biasa dulu dilakukan dengan harapan

bisa mendapatkan pelayanan yang lebih cepat);

4. Sulitnya mengubah kebiasaan yang telah lama

terjadi dalam memberikan dan menerima layanan

terkait dengan suap, pungutan liar maupun

gratifikasi (misalnya: kebiasaan mentraktir

atau memberikan uang sebagai tanda ucapan

terimakasih kepada petugas layanan oleh

pengguna layanan setiap selesai mengurus

layanan);

5. Masih adanya oknum petugas layanan yang

tetap melakukan praktek lama (secara sembunyi-

sembunyi) dalam bentuk meminta biaya tambahan

kepada pengguna layanan.

Selain unit layanan yang berada di bawah Departemen

Keuangan, unit layanan yang berada di bawah

Mahkamah Agung dan Departemen Hukum dan

HAM juga harus mendapatkan perhatian yang serius

dan segera diupayakan untuk dilakukan perbaikan-

perbaikan. Berdasarkan pengalaman pengguna

layanan, unit-unit layanan tersebut masih rawan terjadi

suap, pungutan liar maupun gratifikasi.

Bagian selanjutnya akan membahas 2 indikator dari

pengalaman integritas, yaitu pengalaman korupsi dan

cara pandang masyarakat terhadap korupsi.

2.2.1. Pengalaman Korupsi

Pengalaman korupsi yang langsung dirasakan

masyarakat dalam mengurus atau memperoleh

layanan publik ditunjukkan dalam bentuk biaya-biaya

tambahan yang harus dibayarkan oleh masyarakat

pengguna layanan di luar biaya resmi yang ditetapkan,

pada berapa titik biaya tambahan harus dikeluarkan

dan bentuk-bentuk imbalan yang lazim diberikan

sebagai gratifikasi.

Bea Masuk (Depkeu)

Pengadilan Negeri Jakut (MA)

Lembaga Pemasyarakatan (DepKumHAM)

Pengadilan Negeri Jakbar (MA)

KPPN (Dep.Keuangan)

Izin Prinsip dan Izin Usaha BPR (BI)

Izin Politeknik (Depdiknas)

Sertifikat Halal (MUI)

Pegadaian Barang(Perum Pegadaian)

Pendaftaran MD&ML(BPOM) 9,41

9,21

0,00 5,00 10,00

9,11

Integritas

9,02

9,00

2,22

2,45

2,63

2,99

4,38

Nilai Pengalaman

Page 23: INTEGRITAS SEKTOR PUBLIK INDONESIA TAHUN 2008 … · Lingkungan Kerja 19 2.3.3. Perilaku Petugas Layanan 21 2.3.4. Pencegahan Korupsi 23 ... yang selama ini berjalan adalah dalam

14

INTEGRITAS LAYANAN PUBLIK DI TINGKAT PUSAT

Tabel 7. Nilai Pengalaman Korupsi dan Sub Indikator Sektor Publik 2008 di Tingkat Pusat

Nilai pengalaman korupsi adalah 8,01 yang

menunjukkan kondisi yang semakin membaik

dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Namun

demikian secara umum gambaran yang diberikan

terkait dengan pengalaman korupsi belum

memuaskan.

Masih ada 34% responden dari total 4800 responden di

unit layanan pusat yang menyatakan membayar biaya

tambahan di luar biaya resmi. Dari 34% responden

tersebut, 22% menyatakan membayar biaya tambahan

satu kali, dua kali (6%) dan lebih dari 2 kali atau 2 titik

(6%).

Gambar 2. Frekuensi Membayar Biaya Tambahan di Unit Layanan Pusat (%)

Berdasarkan bentuk gratifikasi, masyarakat pengguna

layanan sebagian besar memberikannya dalam bentuk

uang tunai. Namun ada juga beberapa pengguna

layanan di unit layanan tertentu yang memberikannya

dalam bentuk barang/souvenir dan fasilitas.

Gambar berikut menjelaskan bahwa pada beberapa

unit layanan yang berada di instansi pusat, pemberian

imbalan tidak hanya diberikan dalam satu jenis. Hal

tersebut terlihat dari nilai persentase yang melebihi

100% pada responden yang mengaku memberikan

bentuk biaya tambahan di luar biaya resmi.

Indikator Sub-Indikator

Frekuensi Pemberian Gratifikasi (0,634)=8,26 Pengalaman Korupsi (0,748)= 8,01 Nilai/Jumlah gratifikasi (0,306)=7,45

Satu kali 22,00%

Dua kali 6,00%

Lebih dari dua kali 6,00%Tidak ada 66,00%

Dep.Luar Negeri

Dep.Keuangan

PT. PERTAMINA

BPN

Dep.Hukum dan HAM

Dep.Agama

Dep.Perindustrian

Dep.Perhubungan

Dep.ESDM

Mahkamah Agung

PT. Angkasa Pura II

PT. Sucofindo

BKPM

Dep.Kelautan dan Perikanan

PT. Pelabuhan Indonesia II

0,0 50,0 100,0 150,0 200,0

100,0

98,4

98,6

98,7

100,0

2,8

3,2

2,8

3,9

9,7

3,2

4,2

1,3

1,4

1,6

2,6

1,6

66,7

100,0

97,1

100,0

5,6

3,3

2,9

8,1

36,2

10,0

17,71,2

33,3

17,7

3,5

30,6

14,7

4,7

100,0

88,9

13,0 41,6 16,9

8,3

10,4

11,1

100,0 12,5 2,1

96,2 9,61,9

1,9

98,7

100,0

2,6

15,0

2,6

10,0

1,3

10,0

FasilitasEntertainmentVoucer/Tiket PesawatBarang/Souvenir/HadiahUang Tunai/Cek

persen

Gambar 3. Bentuk Imbalan yang Diberikan kepada Petugas Layanan di Instansi Pusat (% Responden)

Page 24: INTEGRITAS SEKTOR PUBLIK INDONESIA TAHUN 2008 … · Lingkungan Kerja 19 2.3.3. Perilaku Petugas Layanan 21 2.3.4. Pencegahan Korupsi 23 ... yang selama ini berjalan adalah dalam

15

INTEGRITAS LAYANAN PUBLIK DI TINGKAT PUSAT

Mengenai nilai biaya tambahan yang harus

diberikan oleh pengguna layanan, gambar berikut

menjelaskan unit layanan-unit layanan yang lebih

Dijelaskan bahwa cukup banyak responden yang

menyatakan membayar biaya tambahan lebih besar

dibanding biaya resmi. Kondisi ini tentu saja cukup

Gambar 4. Pengalaman Masyarakat terhadap Ada Tidaknya Biaya Tambahan di Luar Biaya Resmi dan Nilainya

keluarkan, apakah tergolong korupsi atau tidak? Dan

seberapa jauh tingkat toleransi masyarakat terhadap

biaya-biaya tambahan yang harus mereka keluarkan?

Tabel 8. Nilai Cara Pandang Korupsi dan Sub Indikator Sektor Publik 2008 di Tingkat Pusat

memberatkan pengguna layanan, terutama untuk unit

layanan yang biaya resminya sudah cukup tinggi.

2.2.2. Cara Pandang Korupsi

Yang dimaksud dengan cara pandang adalah

bagaimana masyarakat memandang korupsi di

lembaga layanan publik, bagaimana masyarakat

menilai biaya-biaya atau imbalan yang mereka

Indikator Sub-Indikator Cara Pandang )=4,84 Terhadap Korupsi (0,252)=4,84 Cara Pandang tingkat gratifikasi (1,000

Bea Masuk (Depkeu)

KPPN (Dep.Keuangan)

Pembuatan/Penggabungan sertifikat tanah (BPN)

Lembaga Pemasyarakatan (DepKumHAM)

Administrasi pernikahan (KUA)(Dep.Agama)

Pembuatan TDP (Dep.Perindustrian)

Pengadilan Negeri Jakut (MA)

Pengadilan Negeri Jakbar (MA)

Cargo (PT.Angkasa Pura II)

Parkir bandara (PT.Angkasa Pura II)

Sewa tempat bandara (PT.Angkasa Pura II)

Layanan Kapal (PT.Pelindo II)

0,00% 25,00% 50,00% 75,00% 100,00%

17,5

25

22,2

6,4

13,3

27,3

22,2

5,9

24,2

28,3

22,8

30

37

9,7

6,7

23,6

33,3

17,6

33,4

23,9

59,7

45

40,8

83,9

80

49,1

44,5

76,5

42,4

100

47,8

26 26 48

Ada,lebih dari biaya resmiAda,Kurang atau sama dengan biaya resmiTidak ada

dari 70% respondennya menyatakan membayar biaya

tambahan di luar biaya resmi yang nilainya bervariasi.

Masyarakat Indonesia memiliki toleransi yang cukup

tinggi dalam memandang korupsi di lembaga layanan

publik. Kondisi tersebut ditunjukkan oleh nilai cara

pandang yang sangat kecil, yaitu 4,84. Fakta tersebut

didasarkan pada data bahwa sekitar 59% responden

menyatakan bahwa pemberian imbalan pada unit/

petugas layanan merupakan hal yang wajar dalam

proses pengurusan layanan.

Page 25: INTEGRITAS SEKTOR PUBLIK INDONESIA TAHUN 2008 … · Lingkungan Kerja 19 2.3.3. Perilaku Petugas Layanan 21 2.3.4. Pencegahan Korupsi 23 ... yang selama ini berjalan adalah dalam

16

INTEGRITAS LAYANAN PUBLIK DI TINGKAT PUSAT

Gambar 5.Pendapat Responden terhadap Adanya Biaya Tambahan

Artinya, pemberian imbalan dalam pengurusan

layanan dianggap oleh 59% responden pengguna

layanan di tingkat pusat merupakan hal yang biasa

dilakukan dan bisa diterima sebagai salah satu bagian

dari proses pelayanan yang mereka lakukan. Pendapat

tersebut tentunya dipengaruhi oleh kondisi dan

pengalaman selama bertahun-tahun yang terjadi

dalam pelayanan publik di Indonesia.

Fakta-fakta yang dijumpai dalam pengalaman

integritas ini mencerminkan kondisi nyata dari unit

layanan dan instansi berdasarkan pengalaman yang

langsung dirasakan oleh pengguna layanan. Penilaian

pengalaman integritas yang buruk mencerminkan

kondisi pelayanan aktual yang buruk menurut

penilaian pengguna layanan yang selama maksimal

2 tahun terakhir (sebagian besar 1 tahun terakhir)

melakukan pengurusan layanan di unit layanan yang

bersangkutan.

2.3. Potensi Integritas Unit Layanan di Tingkat Pusat

Potensi Integritas merupakan salah satu unsur

penyusun nilai integritas publik. Terdapat empat

indikator yang digunakan untuk menyusun Potential

Integrity yakni indikator Sistem Administrasi

(Administration System) dengan bobot 0,303,

Lingkungan Kerja (Working Environtment) dengan

bobot 0,265, Perilaku Petugas Layanan (Personal

Attitude) dengan bobot 0,261 dan Upaya Pencegahan

Korupsi (Corruption Control Measures) dengan bobot

0,171.

Variabel Indikator Sub-Indikator

Penawaran dan Pemberian Gratifikasi (0,658)=2,83 Lingkungan Kerja (0,265)= 5,09 Kebutuhan kontak di luar prosedur (0,342)= 9,44

Kemudahan/Kepraktisan SOP (0,294)=6,41 Sistem Administrasi (0,303)= 6,48 Keterbukaan informasi (0,706)=6,51 Potensi Integritas

Keadilan dalam layanan (0,727)=5,77 (0,295)= 5,96

Perilaku Petugas Layanan (0,261)=6,41 Harapan atas gratifikasi (0,273)=8,11

Upaya Pencegahan Korupsi (0,556)= 5,28 Pencegahan Korupsi (0,171)=5,72 Kemudahan Pengaduan Masyarakat (0,444)=6,27

Sangat wajar 2,00%

Tidak wajar 36,00%

Sangat tidak wajar 5,00%

Wajar 57,00%

Tabel 9. Nilai Potensi Integritas, Indikator dan Sub Indikator Sektor Publik 2008 di Tingkat Pusat

Page 26: INTEGRITAS SEKTOR PUBLIK INDONESIA TAHUN 2008 … · Lingkungan Kerja 19 2.3.3. Perilaku Petugas Layanan 21 2.3.4. Pencegahan Korupsi 23 ... yang selama ini berjalan adalah dalam

17

INTEGRITAS LAYANAN PUBLIK DI TINGKAT PUSAT

Nilai rata-rata potensial integritas dari 105 unit

layanan dan 40 instansi pusat adalah 5,96. Nilai rata-

rata tersebut jauh lebih rendah bila dibandingkan

dengan nilai rata-rata pengalaman integritas yang

7,21. Kondisi ini menunjukkan bahwa walaupun pada

prakteknya pelaksanaan pelayanan publik sudah

berkurang praktek suap dan pungutan liarnya, namun

sistem dan perangkat untuk mendukung pelaksanaan

pelayanan publik yang bebas korupsi masih jauh dari

yang diharapkan masyarakat.

Nilai potensi integritas, memiliki rentang nilai yang

lebar, yaitu dari 7,66 pada layanan kas ke Bank Umum

(Bank Indonesia) sampai yang terendah 2,69 pada

layanan Pengadilan Negeri Jakarta Barat (Mahkamah

Agung). Sedikit berbeda dengan keragaman nilai

pengalaman integritas, sebaran nilai potensi integritas

memberikan indikasi masih banyaknya unit layanan

publik yang berpotensi sebagai tempat tumbuhnya

korupsi. Hal ini terlihat dari cukup banyaknya unit

layanan yang mempunyai nilai potensi integritas di

bawah 6,0 yaitu lebih dari 50% atau 53 unit layanan.

Sebagai gambaran ditunjukkan 5 unit layanan tingkat

pusat yang memiliki nilai potensi integritas terbaik dan

terburuk dalam pelayanan publik tingkat pusat tahun

2008. Nilai yang cukup tinggi dengan nilai potensi

integritas mencapai 7 atau lebih dapat dicapai oleh

unit layanan Kas ke Bank Umum (Bank Indonesia), Izin

Politeknik (Dept. Pendidikan Nasional), Penukaran uang

kecil/cash management (Bank Indonesia), Sertifikat

Halal (MUI), Tagihan Tunggakan (PT.Telkom) dan Izin/

Akreditasi PTS (Dept. Pendidikan Nasional).

Gambar 6. Potensial Integritas berdasarkan Unit Layanan Tingkat Pusat (5 tertinggi dan 5 terendah)

Seperti halnya pada nilai pengalaman integritas,

sebagian unit layanan yang memiliki nilai potensi

integritas tinggi adalah unit layanan yang tidak

bersentuhan langsung serta memberikan manfaat dan

dampak bagi masyarakat secara luas. Pada umumnya

unit layanan tersebut berhubungan atau melayani

perusahaan/lembaga yang pasca pemberian izin

tersebut masih membutuhkan adanya hubungan baik

antara keduanya. Hal tersebut menjadikan salah satu

alasan mengapa nilai potensi integritas untuk unit

layanan tersebut tinggi. Terkait dengan hal tersebut,

nilai potensial integritas yang tinggi hendaknya

tetap memberi semangat bagi unit layanan untuk

tetap meningkatkan kualitas layanannya. Di samping

itu evaluasi mengenai pencapaian nilai yang tinggi

tersebut sebaiknya tetap dilakukan dalam hal apakah

sistem dan perangkat maupun petugas layanan terkait

layanan yang diberikan sudah cukup baik, ataukah

pengguna layanan memiliki “hubungan yang baik

dan menguntungkan” dengan unit layanan tersebut

sehingga berpengaruh terhadap penilaian mereka

terhadap layanan yang diberikan.

Lima unit layanan dengan nilai potensi integritas

yang terendah adalah layanan Pengadilan Negeri

Jakarta Barat, Jakarta Utara dan Jakarta Pusat untuk

penanganan kasus narkoba, pidana dan tilang (MA),

layanan Lembaga Pemasyarakatan (Dep. Hukum

dan HAM) serta layanan KPPN (Dep. Keuangan).

Rendahnya nilai potensi integritas unit layanan di

bawah Mahkamah Agung hendaknya mendapat

perhatian yang serius. Selain Departemen Keuangan,

Mahkamah Agung merupakan salah satu instansi

yang sudah mulai melaksanakan reformasi birokrasi.

Sistem dan perangkat untuk mendukung peningkatan

kualitas pelayanan publik juga sudah mulai dilakukan.

Namun demikian usaha ini sepertinya belum

memberikan hasil yang optimal, terbukti dari

penilaian masyarakat terhadap potensi integritas

pada unit layanan di bawah Mahkamah Agung

yang masih rendah. Menurut masyarakat,

sistem administrasi, lingkungan kerja, upaya

pencegahan korupsi, serta perilaku petugas

layanan di 3 pengadilan negeri tersebut belum

mencerminkan upaya-upaya anti korupsi.

Kas ke Bank Umum (BI)

Pengadilan Negeri JakPus (MA)

KPPN (Dep.Keuangan)

Lembaga Pemasyarakatan(DepKumHAM)

Pengadilan Negeri Jakut (MA)

Pengadilan Negeri Jakbar (MA)

Izin/Akreditasi PTS (Depdiknas)

Tagihan Tunggakan (PT.Telkom)

Sertifikat Halal (MUI)

Penukaran uang kecil/cashmanagement (BI)

Izin Politeknik (Depdiknas)

7,66

7,59

7,30

7,15

7,01

7,01

2,69

3,27

3,84

4,01

0,00 5,00

4,06

Skor Potensi Integritas

Page 27: INTEGRITAS SEKTOR PUBLIK INDONESIA TAHUN 2008 … · Lingkungan Kerja 19 2.3.3. Perilaku Petugas Layanan 21 2.3.4. Pencegahan Korupsi 23 ... yang selama ini berjalan adalah dalam

18

INTEGRITAS LAYANAN PUBLIK DI TINGKAT PUSAT

Selain unit layanan yang berada di bawah Mahkamah

Agung, unit layanan lain yang harus mendapatkan

perhatian serius dan segera diupayakan untuk

dilakukan perbaikan-perbaikan adalah lembaga

pemasyarakatan (Dep. Hukum dan HAM) dan KPPN

(Dep. Keuangan).

Bagian selanjutnya akan membahas 4 indikator dari

potensi integritas, yaitu sistem administrasi, lingkungan

kerja, perilaku petugas layanan dan upaya pencegahan

korupsi.

2.3.1. Sistem Administrasi

Keterbukaan informasi dan kemudahan layanan atau

kepraktisan SOP merupakan sub sistem administrasi

yang baik.

Hasil survei menunjukkan bahwa 88% responden

menyatakan prosedur untuk mendapatkan layanan

relatif mudah dan sangat mudah. Kondisi tersebut

didukung dengan kejelasan informasi tentang

persyaratan, tahapan yang harus dilalui serta

transparansi biaya yang harus dikeluarkan oleh

masyarakat (93%).

Gambar 7. Prosedur/Cara Pengurusan Layanan Gambar 8. Kejelasan Syarat dan prosedur Layanan

Waktu pengurusan layanan merupakan salah satu

aspek yang disorot oleh pengguna layanan. Berikut

adalah unit layanan yang menurut lebih dari 50%

Indikator Sub-Indikator Kemudahan/Kepraktisan SOP (0,294)=6,41 Sistem Administrasi (0,303)= 6,48 Keterbukaan informasi (0,706)=6,51

Sangat jelas 6,00%

Jelas 87,00%

Kurang jelas 6,00%Tidak jelas 1,00%Sangat mudah 4,00%

Mudah 84,00%

Sulit 11,00%

Sangat sulit 1,00%

Tabel 10. Nilai Sistem Administrasi dan Sub Indikator Sektor Publik 2008 di Tingkat Pusat

pengguna layanannya menyatakan bahwa waktu yang

diperlukan untuk mengurus layanan di unit layanan

tersebut tergolong lambat.

Page 28: INTEGRITAS SEKTOR PUBLIK INDONESIA TAHUN 2008 … · Lingkungan Kerja 19 2.3.3. Perilaku Petugas Layanan 21 2.3.4. Pencegahan Korupsi 23 ... yang selama ini berjalan adalah dalam

19

INTEGRITAS LAYANAN PUBLIK DI TINGKAT PUSAT

Gambar 9. Penilaian Masyarakat terhadap Waktu Penyelesaian Pengurusan Layanan di Unit Layanan Pusat

Dari 9 unit layanan yang berada di 8 instansi pusat,

dijelaskan bahwa 3 unit layanan yaitu layanan kasus

pidana, tilang dan narkoba di Pengadilan Negeri Jakarta

Barat dan Jakarta Utara serta layananan pemberian/

pendaftaran MD & ML dinilai oleh lebih dari 70%

2.3.2. Lingkungan Kerja

Lingkungan kerja memiliki potensi untuk mendorong

terjadinya praktik korupsi, tidak terkecuali lingkungan

kerja di sektor pelayanan publik. Kondisi lingkungan

kerja seperti adanya tawar menawar pengurusan

layanan, terlebih jika terdapat praktik percaloan,

keinginan masyarakat untuk mendapatkan jalur

cepat atau layanan eksklusif akan mendorong tawar

menawar imbalan atau jasa dan berujung pada

pemberian gratifikasi. Kondisi lingkungan kerja juga

memungkinkan terjadinya transaksi di luar prosedur.

Kecenderungan ini bisa menjadi suatu kebiasaan

yang diterima secara umum. Hal lain terkait dengan

lingkungan kerja yang menjadi perhatian adalah

adanya kebutuhan atau keharusan pertemuan antara

pengguna dan petugas layanan yang berulang-ulang.

Tabel 11. Nilai Lingkungan Kerja dan Sub Indikator Sektor Publik 2008 di Tingkat Pusat

Data menunjukkan bahwa 39% masyarakat pengguna

layanan di tingkat pusat dengan meyakinkan

menyatakan bahwa masih ada praktik korupsi terutama

suap dan pungutan liar di unit layanan yang mereka

datangi. Kondisi ini menunjukkan bahwa kondisi

lingkungan kerja masih menyuburkan praktik tawar

menawar dalam proses pelayanan dan pemberian

imbalan.

Indikator Sub-Indikator

Penawaran dan Pemberian Gratifikasi (0,658)=2,83 Lingkungan Kerja (0,265)= 5,09 kebutuhan kontak di luar prosedur (0,342)= 9,44

respondennya lambat dalam penyelesaiannya. Kondisi

tersebut pantas untuk mendapatkan perhatian serius

dari unit layanan dan instansi yang menaunginya,

karena terlihat ada ketidakpuasan pelayanan di sana.

Sewa Ruang Pendingin (DKP)

Pengadilan Negeri Jakut (MA)

Pengadilan Negeri Jakbar (MA)

Rehabilitasi Tuna Sosial (Dep.Sosial)

Izin Penyambungan&Pemasangan Listrik (PLN)

KPPN (Dep.Keuangan)

Pemberian/Pendaftaran MD&ML (BPOM)

Lembaga Pemasyarakatan (DepKumHAM)

Rawat Inap (RSCM)

0% 50% 100%

54,8

64,7

74

68,2

51,3

60

45,2

35,3

26

31,8

48,7

40

53,9

73,3

80,7

46,1

26,7

19,3CepatLambat

Page 29: INTEGRITAS SEKTOR PUBLIK INDONESIA TAHUN 2008 … · Lingkungan Kerja 19 2.3.3. Perilaku Petugas Layanan 21 2.3.4. Pencegahan Korupsi 23 ... yang selama ini berjalan adalah dalam

20

INTEGRITAS LAYANAN PUBLIK DI TINGKAT PUSAT

Gambar 10. Keyakinan Responden terhadap Ada Tidaknya Praktek Korupsi di Unit Layanan Tingkat Pusat

Selanjutnya, kapan imbalan itu diberikan? Banyaknya

imbalan yang diberikan oleh pengguna layanan

pada awal dan saat proses pengurusan layanan

mengindikasikan bahwa unit layanan yang

bersangkutan masih rawan terjadi suap dan pungutan

liar.

Gambar berikut menampilkan instansi pusat yang

unit layanannya berdasarkan pengalaman lebih dari

50% respondennya pernah memberikan imbalan

dalam mengurus layanan. Terlihat bahwa unit

layanan-unit layanan di bawah Mahkamah Agung,

Departemen Sosial, BPN, Dep. Hukum dan HAM serta

POLRI kecenderungan terjadi suap dan pungutan liar

dalam rangka melicinkan atau mempercepat proses

pengurusan masih besar. Hal tersebut ditunjukkan

oleh tingginya jumlah masyarakat yang membayar biaya

tambahan (imbalan) pada saat awal dan saat proses

pengurusan dilakukan. Bahkan sebagian masyarakat

memberikan imbalan/suap atau membayar pungutan

liar lebih dari satu kali.

Gambar 11. Pengalaman Masyarakat mengenai Kapan Imbalan dalam Mengurus Layanan diberikan kepada petugas di unit Layanan Pusat

Praktik terjadinya suap, biaya tambahan atau imbalan

melibatkan pengguna layanan sebagai pemberi

imbalan dan petugas layanan sebagai penerima

imbalan. Transaksi ini pada dasarnya merupakan proses

penawaran dan permintaan. Berdasarkan pengalaman

dalam memperoleh layanan, pada masyarakat yang

mengalami dan melakukan pembayaran imbalan,

sebagian besar didasarkan pada inisiatif bersama

(52%), inisiatif dari petugas layanan (28%) dan 19%

masyarakat menyatakan bahwa inisiatif tersebut

berasal dari masyarakat sendiri. Kondisi tersebut

menunjukkan bahwa keterlibatan masyarakat dalam

mendorong atau menyuburkan praktek korupsi cukup

dominan. Masih diperlukan upaya lebih keras lagi

untuk menyadarkan masyarakat bahwa menghentikan

praktik korupsi pada pelayanan publik tidak cukup

hanya dengan pembenahan pada sumberdaya

manusia maupun sistem pendukung di layanan

Mahkamah Agung

Departemen Sosial

PT.Angkasa Pura II

PT.Pelabuhan Indonesia II

Badan Pertanahan Nasional

Departemen Hukum dan HAM

Kepolisian Republik Indonesia

Departemen Perhubungan

Departemen Keuangan

Perusahaan Listrik Negara

0 50 100 150

32,9

39,5

39,1

56,8

59,3

61,9

12,4

11,4

69,6

74,7

31,7

41,9

31,3

35,8

51,9

45,2

82,7

79,6

17,7

69,2

42,7

33,7

53,2

32,1

33,2

39,3

18,5

21,6

22,8

29

Saat akhirSaat prosesSaat awal persen

Sangat yakin ada 10,00%

Yakin ada 29,00%

Tidak yakin ada 30,00%

Tidak ada 31,00%

Page 30: INTEGRITAS SEKTOR PUBLIK INDONESIA TAHUN 2008 … · Lingkungan Kerja 19 2.3.3. Perilaku Petugas Layanan 21 2.3.4. Pencegahan Korupsi 23 ... yang selama ini berjalan adalah dalam

21

INTEGRITAS LAYANAN PUBLIK DI TINGKAT PUSAT

publiknya saja, namun peran masyarakat untuk tidak

melakukan inisiatif memberi biaya tambahan di luar

Gambar 12. Siapa yang Berinisiatif Menawarkan Kemudahan Pelayanan dengan Imbalan tertentu

Apabila dilihat dari sisi kredibilitas petugas layanan

terkait dengan respon mereka terhadap tawaran

imbalan yang diberikan oleh pengguna layanan terlihat

bahwa sekitar 40% petugas layanan menerima tawaran

imbalan tersebut. Apabila dijabarkan lebih lanjut

Gambar 13. Sikap Petugas Layanan Instansi Pusat ketika Ditawari Imbalan di Luar Ketentuan: Menerima atau Menolak

2.3.3. Perilaku Petugas Layanan

Perilaku petugas layanan yang negatif merupakan

salah satu faktor yang mendorong terjadinya korupsi

dalam pelayanan publik. Terdapat dua hal penting

Dari sebagian besar masyarakat yang menyatakan

bahwa memberikan biaya tambahan merupakan

hal yang wajar dalam pengurusan layanan, 30%

responden melaporkan bahwa mereka akan dipersulit

oleh petugas dalam mengurus layanan apabila mereka

tidak membayar biaya tambahan.

Rehabilitasi Tuna Sosial (Dep.Sosial)Jaringan/Tambahan Daya (PLN)

Pengaduan (Curanmor,perampokan,dll)(Kepolisian RI)Pengurusan SIM (Kepolisian RI)

Izin Ekspor&Impor dan Usaha Perdagangan BB (Dep.Perdagangan)KPPN (Dep.Keuangan)

Bea Masuk (Dep.Keuangan)Hak Tanggungan (BPN)

Pembuatan/Penggabungan Sertifikat Tanah (BPN)Lembaga Pemasyarakatan (DepKumHAM)

Administrasi Pernikahan (Depag)Pembuatan TDP (Dep.Perindustrian)

Pengadilan Negeri Jakut (MA)Pengadilan Negeri Jakbar (MA)Pengadilan Negeri JakPus (MA)

Cargo (PT.Angkasa Pura II)Sewa Tempat Bandara (PT.Angkasa Pura II) 21

14,8

17,2

6,5

13,3

23,6

25,9

2,9

21,2

26,1

13,8

28,6

79

85,2

82,8

93,5

86,7

76,4

74,1

97,1

78,8

73,9

86,2

71,4

23,9

18,2

26,1

76,1

81,8

73,9

0,00% 50,00% 100,00%

28

28

72

MenerimaMenolak

72

Indikator Sub-Indikator

Keadilan dalam layanan (0,727)=5,77 Perilaku Petugas Layanan (0,261)=6,41 harapan atas gratifikasi (0,273)=8,11

biaya resmi (imbalan) merupakan hal yang tidak kalah

penting.

kepada unit layanan, gambar berikut menjelaskan

secara terperinci unit-unit layanan yang lebih dari

70% pengguna layanannya menyatakan bahwa sikap

petugas layanan pada saat ditawari imbalan adalah

‘menerima’.

dalam menilai perilaku petugas dalam survei ini, yaitu

keadilan perlakuan terhadap pengguna layanan dan

ada tidaknya harapan petugas terhadap gratifikasi.

Tabel 12. Nilai Perilaku Petugas Layanan dan Sub Indikator Sektor Publik 2008 di Tingkat Pusat

Tidak ada suap1,00%

Pengguna layanan 19,00%

Kedua belah pihak 52,00%

Petugas layanan28,00%

Page 31: INTEGRITAS SEKTOR PUBLIK INDONESIA TAHUN 2008 … · Lingkungan Kerja 19 2.3.3. Perilaku Petugas Layanan 21 2.3.4. Pencegahan Korupsi 23 ... yang selama ini berjalan adalah dalam

22

INTEGRITAS LAYANAN PUBLIK DI TINGKAT PUSAT

Gambar 14. Penilaian Pengguna Layanan terhadap Petugas Layanan di Tingkat Pusat jika Tidak Membayar Lebih

Apabila diperhatikan secara lebih terperinci pada

setiap unit layanan, gambar berikut menjelaskan

pengalaman lebih dari 70% pengguna layanan yang

Gambar 16. Pendapat Pengguna Layanan di Tingkat Pusat: Bila tidak memberikan Imbalan/Biaya Tambahan kepada Petugas, apakah Pengurusan Layanan akan dipersulit?

bahwa masyarakat pengguna layanan belum merasa

nyaman mengurus layanan publik. Dalam pikiran

mereka petugas layanan masih membeda-bedakan

pelayanan terhadap pengguna layanan. Tentu saja

dalam benak mereka hal tersebut berkaitan dengan

adanya tips, imbalan yang harus diberikan kepada

petugas layanan.

Fakta lain menunjukkan bahwa hanya 29%

masyarakat yang merasa yakin bahwa tidak ada

perbedaan pelayanan dalam layanan publik yang

mereka datangi. Selebihnya 71% masyarakat

mengindikasikan ada perbedaan pelayanan yang

ditunjukkan oleh kalimat: ada, sangat yakin (15%),

ada tapi tidak yakin (19%), tidak ada tapi tidak yakin

(15%) dan tidak tahu (22%). Kondisi ini menunjukkan

Tidak ada,sangat yakin 29,00%

Tidak ada,tidak yakin 15,00%

Ada, tidak yakin 19,00%

Ada, sangat yakin 15,00%

Tidak tahu 22,00%

menyatakan bahwa proses kepengurusan layanan

mereka akan dipersulit bila tidak memberikan imbalan/

biaya tambahan.

Dipersulit di semua tahap 6,00%

Dipersulit di tahap tertentu 24,00%

Tidak dipersulit 70,00%

Gambar 15. Penilaian Pengguna Layanan terhadap Petugas LayananTingkat Pusat tentang Adanya Perbedaan Layanan

Layanan Kapal (PT.Pelindo II)

Layanan Barang (PT.Pelindo II)

Cargo (PT.Angkasa Pura II)

Parkir Bandara (PT.Angkasa Pura II)

Sewa Tempat Bandara (PT.Angkasa Pura II)

Pengadilan Negeri Jakut (MA)

Pengadilan Negeri Jakbar (MA)

Lembaga Pemasyarakatan (DepKumHAM)

Pembuatan/Penggabungan Sertifikat Tanah (BPN)

KPPN (Dep.Keuangan)

Pengurusan SIM (Kepolisian RI) 72,4

100

27,6

72,7

82,4

90,3

77,2

75

70,4

72,9

74

27,3

17,6

9,7

22,8

25

29,6

27,1

26

86,7 13,3

Tidak ada pengaruh

0,00% 50,00% 100,00 %Dipersulit

Page 32: INTEGRITAS SEKTOR PUBLIK INDONESIA TAHUN 2008 … · Lingkungan Kerja 19 2.3.3. Perilaku Petugas Layanan 21 2.3.4. Pencegahan Korupsi 23 ... yang selama ini berjalan adalah dalam

23

INTEGRITAS LAYANAN PUBLIK DI TINGKAT PUSAT

2.3.4. Pencegahan Korupsi

Kampanye anti korupsi dan pelayanan pengaduan

atas layanan yang diberikan merupakan faktor yang

Data menunjukkan bahwa 65% responden

mengatakan bahwa unit layanan dan instansi

yang mereka datangi tidak melakukan kampanye

pencegahan korupsi. Apabila diperinci lebih lanjut,

pada 2 gambar berikut terlihat perbandingan

antara unit layanan dan instansi yang menurut

lebih dari 70% masyarakat pengguna layanannya

tidak melakukan kampanye anti korupsi dan yang

melakukannya.

bisa mencegah terjadinya korupsi, sehingga menjadi

salah satu aspek yang dinilai dalam survei ini.

Gambar 17. Unit Layanan yang Tidak Melakukan Upaya (Kampanye) Pencegahan Korupsi

Indikator Sub-Indikator

Upaya Pencegahan Korupsi (0.556)= 5.28 Pencegahan Korupsi (0.171)=5Kemudahan Pengaduan Masyarakat (0.444)=6.27

.72

Tabel 13. Nilai Pencegahan Korupsi dan Sub Indikator Sektor Publik 2008 di Tingkat Pusat

Terlihat bahwa sebagian besar unit layanan dan instansi

belum melakukan kampanye anti korupsi di antaranya

Bapebti, Sucofindo, Angkasa Pura II, Mahkamah

Agung, Departemen Perhubungan, Departemen

Perindustrian, RSCM, Departemen Pendidikan Nasional,

Departemen Tenaga Kerja, BPOM, Departemen Sosial

dan Departemen Kesehatan belum terlihat nyata

upaya kampanye pencegahan korupsinya. Sementara

sebagian kecil unit layanan dan instansi seperti

Departemen Keuangan dan Departemen Kelautan

dan Perikanan secara konsisten telah melakukan

kampanye pencegahan korupsi.

Izin Penyaluran Alat Kesehatan (Dep.Kesehatan)Izin Rumah Obat (Dep.Kesehatan)

Rehabilitasi Sosial Korban Narkoba (Dep.Sosial)Rehabilitasi Tuna Sosial (Dep.Sosial)

Layanan Gangguan (PLN)Pengaduan (Curanmor,perampokan,dll)(Kepolisian RI)

Pendaftaran Usaha Waralaba (Dep.Perdagangan)Pemberian/Pendaftaran MD&ML (BPOM)

Pengawasan Trapetik,napza,tradisional (BPOM)Pengujian K3 (Depnaker)

Pendirian Balai Latihan Kerja (Depnaker)Distribusi dan Pemasaran BBM (Pertamina)

Izin Politeknik (Depdiknas)Izin Mengadakan Kursus (Depdiknas)

Layanan ASKESKIN (RSCM)Rawat Jalan (RSCM)Rawat Inap (RSCM)

Sertifikasi SNI &Sistem Manajemen Mutu (Dep.Perindustrian)Teknis Pengujian dan Kalibrasi (Dep.Perindustrian)

Izin Trayek (Dep.Perhubungan)Izin Usaha Angkutan Laut (Dep.Perhubungan)

Penerbitan SKT (ESDM)Pinjaman (Kredit Multiguna,KPR,KPA)(Bank Mandiri)

Sertifikat Halal (MUI)Pengadilan Negeri Jakbar (MA)Pengadilan Negeri JakPus (MA)

Cargo (PT.Angkasa Pura II)Parkir Bandara (PT.Angkasa Pura II)

Sewa Tempat Bandara (PT.Angkasa Pura II)Pinjaman Permodalan UKM (UKM)

Jasa Standar Internasional (Sucofindo)Jasa Pemeriksaan Produk (Sucofindo)

Izin Pendirian Perusahaan PMDN (BKPM)Izin Pasar Modal (Bapepam)

Sertifikasi Perusahaan Fumigasi dengan Metil Bromida (Dep.Pertanian)Izin Perdagangan Berjangka (Bapebti)

Izin Wakil Pialang (Bapebti)Izin Perusahaan Pialang (Bapebti)

Pegadaian Barang (Perum Pegadaian)Pengambilan Uang Pensiun (Pos&Giro)

Tes Fisik untuk Surat Bebas Narkoba(RS.Fatmawati) 25,826,7

74,2

73,39,2

22,9

90,8100

77,17,1

29,4

10,329

2016,7

25,8

26,429,6

11,4

1914,317,9

7,720

16

254,818,2

29,226

22,514,3

25,88

92,9

70,6

89,771

8083,3

74,2

73,670,4

88,6

8185,782,1

92,38084

7595,2

81,8

70,874

77,585,7

74,292

18,42028,2

11,923,1

81,68071,8

88,176,9

15,8

2522,2

84,2

7577,8

0,00% 50,00% 100,00 %

26,7

29,617,2

73,3

70,482,8

TidakYa

Page 33: INTEGRITAS SEKTOR PUBLIK INDONESIA TAHUN 2008 … · Lingkungan Kerja 19 2.3.3. Perilaku Petugas Layanan 21 2.3.4. Pencegahan Korupsi 23 ... yang selama ini berjalan adalah dalam

24

INTEGRITAS LAYANAN PUBLIK DI TINGKAT PUSAT

Gambar 19. Pengalaman Pengguna Layanan terkait dengan Kemudahan Menyampaikan Pengaduan/Keluhan

Di antara pengakuan pengguna layanan yang

menyatakan mereka tidak mengalami kesulitan

terkait dengan penyampaian pengaduan

layanan, masih ada unit layanan di bawah

Mahkamah Agung yang lebih dari 70% respondennya

menyatakan mengalami kesulitan dalam

menyampaikan pengaduan terkait layanan yang

mereka terima.

Upaya menaikkan nilai potensi integritas menunjukkan

keseriusan unit layanan dan instansi di sektor layanan

publik dalam memerangi korupsi secara komprehensif

di luar upaya penindakan yang dilakukan. Semakin

intensif usaha-usaha dilakukan untuk meningkatkan

potensi integritas, maka semakin efektif pula upaya

pemberantasan korupsi bisa dilakukan di unit layanan

dan instansi yang bersangkutan.

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dalam perannya

sebagai trigger mechanism sangat mendorong

upaya-upaya pemberantasan korupsi melalui

perbaikan layanan publik. Potret kondisi aktual

pelayanan publik terkait dengan transparansi, suap,

pungutan liar, gratifikasi, sistem administrasi, perilaku

petugas layanan, lingkungan kerja dan upaya-upaya

pencegahan korupsi ini dilakukan juga dalam upaya

meningkatkan efektifitas pemberantasan korupsi yang

dilakukan KPK terutama di sektor layanan publik.

Sangat mudah 5,00%

Mudah 80,00%

Sulit 13,00%

Sangat sulit 2,00%

Gambar 18. Unit Layanan dan Instansi yang Melakukan Upaya (Kampanye) Pencegahan Korupsi

Kas ke Bank Umum (BI)

Layanan Kapal (PT.Pelindo II)

Izin Investasi Bidang Hortikultura (Dep.Pertanian)

Sewa Ruang Pendingin (DKP)

Izin Pengembangan Usaha Perikanan (DKP)

Kenotariatan (Depkumham)

Pemeriksaan SPT (Dep.Keuangan)

Bea Masuk (Dep.Keuangan) 78,3 21,7

0,00% 50,00% 100,00%

73,1

73,1

79,6

72

72,5

26,9

26,9

20,4

28

27,5

85 15

90,9 9,1

TidakYa

Terkait dalam kemudahan menyampaikan pengaduan/

keluhan, sebagian besar masyarakat (85%) tidak

merasakan kesulitan dalam menyampaikan pengaduan.

Pengaduan umumnya mereka sampaikan melalui

kotak pengaduan, datang langsung ke petugas

ataupun melalui telpon dan sms.

Page 34: INTEGRITAS SEKTOR PUBLIK INDONESIA TAHUN 2008 … · Lingkungan Kerja 19 2.3.3. Perilaku Petugas Layanan 21 2.3.4. Pencegahan Korupsi 23 ... yang selama ini berjalan adalah dalam

25

INTEGRITAS LAYANAN PUBLIK DI TINGKAT PUSAT

Secara umum dapat dilihat bahwa Integritas Layanan pada

masing-masing unit layanan maupun secara keseluruhan, kota cenderung lebih rendah

dibanding kabupaten.

INTEGRITAS LAYANAN PUBLIK DAERAH DI INDONESIA3bab

3.1. Total Integritas Unit Layanan di Tingkat Daerah

Penilaian Integritas Layanan Publik di tingkat daerah

pada tahun 2008 dilakukan terhadap 52 daerah (22

Pemerintah Kota, 29 Pemerintah Kabupaten dan 1

Pemerintah DKI). Terdapat 4 jenis unit layanan yang

disurvei yaitu: layanan Surat Izin Usaha Perdagangan

(SIUP), Izin Mendirikan Bangunan (IMB), Kartu Tanda

Penduduk (KTP), dan Perusahaan Daerah Air Minum

(PDAM). Penilaian terhadap survei dilakukan dengan

menggabungkan dua unsur, yakni: (1) Pengalaman

Integritas (bobot 0,705); yang merefleksikan

pengalaman responden terhadap tingkat korupsi yang

dialaminya, serta (2) Potensi Integritas (bobot 0,295),

yang merefleksikan faktor-faktor yang berpotensi

menjadi penyebab terjadinya korupsi berdasarkan

pengalaman/penilaian responden.

Dalam skala 0-10 dengan angka 10 untuk penilaian

yang terbaik, rata-rata nilai integritas sektor publik

dari 52 daerah tersebut adalah 6,69. Nilai tersebut

dianggap masih cukup rendah dibanding dengan

nilai rata-rata instansi pusat pada tahun yang sama

yang mencapai 6,84. Namun demikian, rata-rata nilai

integritas ini lebih tinggi jika dibandingkan nilai

integritas instansi pusat di Indonesia tahun 2007 yang

memiliki rata-rata 5,53.

Gambaran secara menyeluruh mengenai rata-rata nilai

dari masing-masing indikator dan sub indikator dari

pemerintah daerah ditunjukkan oleh tabel berikut.

Page 35: INTEGRITAS SEKTOR PUBLIK INDONESIA TAHUN 2008 … · Lingkungan Kerja 19 2.3.3. Perilaku Petugas Layanan 21 2.3.4. Pencegahan Korupsi 23 ... yang selama ini berjalan adalah dalam

26

INTEGRITAS LAYANAN PUBLIK DAERAH DI INDONESIA

Tabel 14. Nilai Integritas Total, Variabel, Indikator dan Sub Indikator Sektor Publik 2008 di Tingkat Daerah

Gambar 20. Nilai Integritas 4 Unit Layanan dan Nilai Total Integritas di Tingkat Daerah

Jika dilihat dari masing-masing jenis layanan, rata-

rata nilai integritas layanan Publik yang paling tinggi

adalah PDAM (7,43) disusul KTP (6,48), kemudian SIUP

(6,43) dan yang paling kecil IMB (6,39), sebagaimana

ditunjukkan pada gambar di atas. Nilai ini

menunjukkan bahwa diantara keempat unit layanan

publik tersebut, hanya layanan PDAM yang nilainya

di atas rata-rata, sementara tiga layanan lainnya, yaitu

KTP, SIUP dan IMB, nilai integritasnya di bawah rata-

rata. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa

integritas layanan publik pada unit layanan PDAM

Keterangan: (.....) = bobot; ....... = nilai.

Integritas Total 2 Variabel 6 Indikator 11 Sub-Indikator Frekuensi Pemberian Gratifikasi (0,694)= 7,97 Pengalaman Korupsi

(0,748)= 7,41 Nilai atau Jumlah gratifikasi (0,306)= 6,14 Pengalaman Integritas

(0,705)=7,00 Cara Pandang Terhadap Korupsi (0,252)= 5,80 Cara Pandang tingkat gratifikasi (1,000)= 5,80

Penawaran dan Pemberian Gratifikasi (0,658)= 4,34 Lingkungan Kerja (0,265)= 5,94 kebutuhan kontak di luar prosedur (0,342)= 9,02

Kemudahan/Kepraktisan SOP (0,294)= 6,47 Sistem Administrasi (0,303)= 6,11 Keterbukaan informasi (0,706)= 5,96

Keadilan dalam layanan (0,727)= 6,37 Perilaku Petugas Layanan (0,261)= 6,67 harapan atas gratifikasi (0,273)= 7,48

Upaya Pencegahan Korupsi (0,556)= 4,09

Integritas Total: 6,69

Potensi Integritas (0,295)= 5,94

Pencegahan Korupsi (0,171)= 4,53 Kemudahan Pengaduan Masyarakat (0,444)= 5,07

menjadi faktor yang mengangkat atau memperbaiki

nilai integritas daerah.

Secara umum dapat dilihat bahwa integritas layanan

publik pada masing-masing unit layanan maupun

secara keseluruhan, Kota cenderung lebih rendah nilai

integritasnya dibanding Kabupaten.

Berikut ini adalah rincian selengkapnya nilai integritas

layanan publik di 52 daerah.

PDAM KTP SIUP IMB Total

7,43

6,48 6,43 6,39 6,69

Page 36: INTEGRITAS SEKTOR PUBLIK INDONESIA TAHUN 2008 … · Lingkungan Kerja 19 2.3.3. Perilaku Petugas Layanan 21 2.3.4. Pencegahan Korupsi 23 ... yang selama ini berjalan adalah dalam

27

INTEGRITAS LAYANAN PUBLIK DAERAH DI INDONESIA

Tabel 15. Nilai Integritas Total dan Peringkat Daerah

Dengan menggunakan acuan nilai rata-rata tersebut,

terdapat 26 daerah yang memiliki nilai integritas di atas

rata-rata. Sementara itu, terdapat pula 26 daerah yang

integritasnya di bawah rata-rata. Dari 26 daerah yang

mendapatkan nilai di atas rata-rata, lima diantaranya

yang paling tinggi nilai integritas layanan publiknya

berturut turut adalah kota Gorontalo (8,52) Kab

Magelang (8,30), Kota Balikpapan (7,90), Kab Jembrana

(7,84) dan Kota Yogyakarta (7,72). Sedangkan dari 26

daerah dimana nilainya berada di bawah rata-rata,

No Pemerintah Daerah Nilai Peringkat1 Kota Gorontalo 8.52 12 Kab. Magelang 8.30 23 Kota Balikpapan 7.90 34 Kab. Jembrana 7.84 45 Kota Yogyakarta 7.72 56 Kab. Barito Utara 7.63 67 Kab. Kudus 7.51 78 Kab. Kapuas 7.50 89 Kab. Barito Kuala 7.45 910 Kab. Probolinggo 7.44 1011 Kota Palembang 7.42 1112 Kab. Brebes 7.40 1213 Kab. Kotawaringin Barat 7.40 1314 Kab. Pasir 7.37 1415 Kab. Jepara 7.37 1516 Kab. Jember 7.35 1617 Kab. Karangasem 7.34 1718 Kota Padang 7.28 1819 Kota Banda Aceh 7.25 1920 Kota Pekanbaru 7.19 2021 Kab. Bondowoso 7.12 2122 Kab. Jombang 7.11 2223 Kota Bogor 7.06 2324 Kab. Subang 6.82 2425 Kab. Ketapang 6.80 2526 Kota Surabaya 6.70 2627 Kab. Bekasi 6.67 2728 Kota Semarang 6.61 2829 Kab. Kendal 6.61 2930 Kab. Sleman 6.61 3031 Kota Medan 6.57 3132 Kota Denpasar 6.50 3233 Kota Manado 6.48 3334 Kota Makassar 6.42 3435 Kota Kediri 6.40 3536 Kab. Sragen 6.38 3637 Kab. Banyumas 6.36 3738 DKI Jakarta 6.24 3839 Kab. Hulu Sungai Tengah 6.24 3940 Kota Tangerang 5.85 4041 Kota Banjarmasin 5.75 4142 Kab. Kota Baru 5.70 4243 Kota Malang 5.65 4344 Kab. Kutai Kartanegara 5.59 4445 Kab. Serang 5.58 4546 Kota Palangkaraya 5.58 4647 Kab. Sambas 5.54 4748 Kota Pontianak 5.52 4849 Kab. Bandung 5.39 4950 Kab. Sumenep 5.25 5051 Kota Bandung 5.07 5152 Kota Tanjung Pinang 4.51 52

Page 37: INTEGRITAS SEKTOR PUBLIK INDONESIA TAHUN 2008 … · Lingkungan Kerja 19 2.3.3. Perilaku Petugas Layanan 21 2.3.4. Pencegahan Korupsi 23 ... yang selama ini berjalan adalah dalam

28

INTEGRITAS LAYANAN PUBLIK DAERAH DI INDONESIA

yang paling rendah nilai integritas layanan publiknya

adalah Kota Tanjung Pinang (4,51), kemudian berturut

turut diikuti Kota Bandung (5,07), Kab Sumenep (5,25),

Kab Bandung (5,39) dan Kota Pontianak (5,52)

Secara umum total nilai peringkat integritas yang

tinggi dari suatu daerah tidak mencerminkan tingginya

peringkat integritas pada unit-unit layanannya. Dari 52

daerah lokasi survei, yang paling konsisten menjaga

peringkat layanan tertinggi hanya Kota Gorontalo,

karena semua layanannya berada pada peringkat 1

sampai 3 tertinggi. Kondisi ini tidak terjadi pada empat

daerah yang mendapatkan peringkat tertinggi lainnya,

seperti ditunjukkan oleh tabel berikut.

Tabel 16.1. Peringkat Integritas Total Daerah (Berdasarkan 5 Daerah Tertinggi)

Bagi masing-masing daerah yang termasuk dalam

peringkat 5 terendah, peringkat antara empat layanan

tidak jauh berbeda. Kota Tanjung Pinang, misalnya,

merupakan kota yang paling “konsisten” karena

baik nilai integritas totalnya maupun nilai integritas

masing-masing unit layanannya menduduki peringkat

lima terendah. Lihat tabel berikut.

Tabel 16.2. Peringkat Integritas Total Daerah (Berdasar 5 Daerah Terendah)

Sebagai kesimpulan, dalam satu pemerintah daerah,

terdapat unit layanan yang berada di peringkat baik

dan unit layanan yang berada di peringkat buruk. Di

samping itu ada instansi yang seluruh unit layanan

sampel nya berada di peringkat baik. Namun yang

lebih memprihatinkan adalah apabila seluruh unit

layanan yang menjadi sampel di pemerintah daerah

tersebut berada pada peringkat yang buruk.

Tabel 17. Posisi dan Nama Pemerintah Daerah dengan Nilai Integritas Unit Layanan di Atas, Bawah dan Sekitar Rata-rata

KATEGORI SKORINTEGRITAS

NAMA PEMERINTAH KOTA NAMA PEMERINTAH KABUPATEN JUMLAH

Semua layanan skornya di atas rata-rata

Yogyakarta, Balikpapan, Gorontalo, Padang, Pekanbaru, Palembang, Banda Aceh

Jembrana, Magelang, Jepara, Barito Utara, Kotawaringin Barat, Barito Kuala

13

Sebagian layanan skornya di atas rata-rata dan sebagian lainnya di bawah rata-rata

DKI Jakarta, Bogor, Semarang, Surabaya, Kediri, Medan, Banjarmasin, Denpasar, dan Makasar

Serang, Subang, Bekasi, Banyumas, Brebes, Kendal, Kudus, Sragen, Bondowoso, Jember, Jombang, Probolinggi, Sleman, Hulu Sungai Tengah, Ketapang, Pasir, kapuas dan Karangasem

27

Semua layanan skornya di bawah rata-rata

Bandung, Tangerang, Malang, Pontianak, Tanjung Pinang, Palangkaraya, dan Manado

Bandung, Sumenep, Sambans, Kota baru, dan Kutai Kartanegara

12

Total 23 29 52

Pemerintah Daerah Nilai PeringkatTotal PDAM KTP SIUP IMB

1 Kota Gorontalo 8,52 1 2 2 3 12 Kab Magelang 8,30 2 9 1 5 43 Kota Balikpapan 7,90 3 12 6 18 34 kab Jembrana 7,84 4 13 11 11 25 Kota Yogyakarta 7,72 5 3 20 6 14

Rata-rata nilai 6,69 7,43 6,48 6,43 6,39

Pemerintah Daerah Nilai PeringkatTotal PDAM KTP SIUP IMB

1 Kota Tanjung Pinang 4,51 52 52 49 48 512 Kota Bandung 5,07 51 51 40 44 503 Kab. Sumenep 5,25 50 46 52 41 444 kab Bandung 5,39 49 48 48 45 475 Kota Pontianak 5,52 48 49 42 43 45

Rata-rata nilai 6,69 7,43 6,48 6,43 6,39

Page 38: INTEGRITAS SEKTOR PUBLIK INDONESIA TAHUN 2008 … · Lingkungan Kerja 19 2.3.3. Perilaku Petugas Layanan 21 2.3.4. Pencegahan Korupsi 23 ... yang selama ini berjalan adalah dalam

29

INTEGRITAS LAYANAN PUBLIK DAERAH DI INDONESIA

Dengan fakta tersebut, beberapa pemerintah daerah

diharapkan memberikan perhatian serius kepada

unit layanan-unit layanannya yang keseluruhan unit

layanan sampelnya memiliki nilai di bawah rata-rata.

Sedangkan pemerintah daerah yang unit layanan

sampelnya memiliki nilai integritas di atas rata-rata

sebaiknya terus meningkatkan kualitas layanan yang

diberikan, mengingat nilai integritas maksimal adalah

10.

Nilai integritas yang diperoleh di tiap pemerintah

daerah, merupakan akumulasi dari nilai pengalaman

integritas dan potensi integritas dengan masing-

masing bobot 0,705 dan 0,295. Nilai rata-rata integritas

pemerintah daerah Indonesia Tahun 2008 sebesar 6,69

tersebut diperoleh dengan memperhitungkan nilai

rata-rata pengalaman integritas 7,00 dan nilai rata-rata

potensi integritas 5,94.

Tidak berbeda dengan di tingkat pusat, terlihat bahwa

nilai rata-rata pengalaman integritas lebih tinggi

dibandingkan dengan nilai potensi integritas. Oleh

karena bobot pengalaman integritas yang lebih tinggi,

tingginya nilai pengalaman integritas membuat nilai

total integritas tingkat daerah juga menjadi tinggi. Nilai

pengalaman integritas yang lebih tinggi daripada nilai

potensi integritas dapat menjelaskan kondisi berikut:

1. Nilai potensi integritas yang masih rendah

menunjukkan bahwa secara umum belum

tersedia sistem dan lingkungan yang berpotensi

mendukung terselenggaranya transparansi

dan profesionalitas petugas dalam melayani

masyarakat. Peluang terjadinya korupsi masih

terbuka karena sistem pendukung layanan belum

menunjukkan ke arah anti korupsi;

2. Sistem dan fasilitas yang telah tersedia untuk

mendukung pelayanan publik dinilai masyarakat

belum mendukung terselenggaranya pelayanan

sesuai dengan yang diharapkan oleh masyarakat;

3. Nilai pengalaman integritas yang cukup baik

menunjukkan bahwa praktek-praktek suap dan

pungutan liar secara nyata telah mulai berkurang.

3.2. Pengalaman Integritas Unit Layanan di Tingkat Daerah

pertanyaan yang mengukur frekuensi pemberian

gratifikasi, nilai atau jumlah gratifikasi; dan Cara

Pandang terhadap Korupsi (bobot 0,252), yaitu berupa

cara pandang untuk melihat tingkat gratifikasi yang

terjadi dalam pelayanan publik.

Tabel 18. Nilai Pengalaman Integritas, Indikator dan Sub Indikator Sektor Publik 2008 di Tingkat Daerah

Sebagaimana penilaian menyeluruh pada integritas

pelayanan publik, kota-kota yang memperoleh nilai

integritas pengalaman di bawah angka rata-rata (7,00)

jumlahnya lebih besar dibandingkan dengan jumlah

kabupaten yang berada di bawah nilai rata-rata.

Jumlah Kota dengan nilai di bawah nilai rata-rata

ada sebanyak 15 dari 23 kota yang disurvei (65,2%),

sedangkan Kabupaten hanya 11 dari 29 kabupaten

yang disurvei (37,93%). Sementara kalau dilihat

dari nilai rata-rata menurut sektor layanan, hanya

pelayanan PDAM yang mendapatkan penilaian di

atas rata-rata, yakni sebesar 7,83. Sementara tiga

pelayanan lainnya mempunyai nilai di bawah rata-rata,

yaitu IMB (6,73), KTP (6,73) dan SIUP (6,70).

Banyaknya jumlah kota dengan nilai di bawah

rata-rata menunjukkan bahwa sekalipun pelayanan

di tiap kota sama atau bahkan lebih baik, namun

Variabel Indikator Sub-Indikator Frekuensi Pemberian Gratifikasi (0,694)= 7,97 Pengalaman Korupsi

(0,748)= 7,41 Nilai atau Jumlah gratifikasi (0,306)= 6,14 Pengalaman Integritas

(0,705)=7,00 Cara Pandang Terhadap Korupsi (0,252)= 5,80 Cara Pandang tingkat gratifikasi (1,000)= 5,80

Salah satu aspek penting untuk mengukur integritas

publik yang digunakan untuk survei ini adalah

pengalaman integritas. Pengalaman integritas

ditetapkan dengan dua indikator utama, yakni:

Pengalaman Korupsi (bobot 0,748) menyangkut

Page 39: INTEGRITAS SEKTOR PUBLIK INDONESIA TAHUN 2008 … · Lingkungan Kerja 19 2.3.3. Perilaku Petugas Layanan 21 2.3.4. Pencegahan Korupsi 23 ... yang selama ini berjalan adalah dalam

30

INTEGRITAS LAYANAN PUBLIK DAERAH DI INDONESIA

karena masyarakat kota cenderung lebih kritis,

memiliki ekspektasi yang tinggi dan jumlah populasi

pengguna layanan lebih besar, maka banyak kota yang

memperoleh nilai integritas di bawah rata-rata.

PDAM memperoleh nilai tertinggi di atas rata-rata

karena terkait dengan status PDAM sebagai badan

usaha milik pemerintah daerah (BUMD). Sebagai

lembaga yang berorientasi pada keuntungan,

PDAM dituntut memberikan layanan terbaik untuk

mendapatkan keuntungan. Motivasi tersebut tidak

terjadi pada ketiga instansi layanan publik lain,

dimana lembaga-lembaga ini sama sekali tidak

dituntut menghasilkan keuntungan atas pelayanan

yang diberikan. Terlebih di dalam konteks survei ini,

proses pelayanan PDAM yang dilihat terutama pada

saat pelayanan pemasangan instalasi baru, bukan pada

proses pasca pemasangan.

Terkait dengan nilai untuk pengalaman integritas,

masih ada 19 daerah yang memiliki layanan dengan

nilai pengalaman integritas 10 terendah; dengan

satu, dua atau lebih dari dua jenis layanan. Dari

ke-19 daerah tersebut, 9 diantaranya adalah Kota dan

10 sisanya adalah Kabupaten. Lihat tabel berikut.

Tabel 19. Pemerintah Daerah dengan Nilai Pengalaman Integritas 10 terendah dan Jenis Layanan di Bawah Rata-rata

Berdasarkan tabel di atas, nampak jika keempat

layanan digabung, maka nilai pengalaman integritas

terburuk akan mengerucut pada enam daerah yakni

Kota Tanjung Pinang, Kabupaten Sumenep, Kota

Malang, Kota Pontianak, Kota Bandung dan Kota

Palangkaraya. Dari 6 daerah tersebut, 5 diantaranya

merupakan pemerintah kota dimana sekali lagi

menunjukkan bahwa kota lebih banyak dihadapkan

pada banyak masalah. Masyarakat kota lebih kritis atas

berbagai bentuk layanan publik; sehingga pemerintah

kota menyelenggarakan pelayanan publik dengan

persoalan yang lebih kompleks dan dengan

permintaan yang terus meningkat. Tingkat

pendidikan yang lebih baik pada masyarakat

perkotaan juga merupakan faktor yang mendorong

tingginya ekspektasi masayarakat terhadap pelayanan

yang lebih baik dari lembaga/unit layanan publik

yang ada.

PEMERINTAH DAERAH

Daerah dan Pengalaman Integritas 10 Terendah

Daerah dan Jenis Layanan dengan Nilai Pengalaman Integritas di Bawah Rata-

rata

KTP IMB PDAM SIUP Skor rata-rata : KTP = 6,73 IMB=6,74 PDAM = 7,83 SIUP = 6,70

1 Kota Tanjung Pinang X X X X KTP, IMB, PDAM,SIUP2 Kabupaten Sumenep X X X X KTP, IMB, PDAM,SIUP3 Kota Malang X X X KTP, IMB, PDAM,SIUP4 Kota Pontianak X X X KTP, IMB, PDAM,SIUP5 Kota Bandung X X X KTP, IMB, PDAM,SIUP6 Kota Palangkaraya X X X KTP, IMB, PDAM,SIUP7 Kabupaten Bandung X X KTP, IMB, PDAM,SIUP8 Kabupaten Kota Baru X X KTP, IMB, PDAM,SIUP9 Kota Tangerang X X KTP, IMB, PDAM,SIUP

10 Kabupaten Sambas X X KTP, IMB, PDAM,SIUP11 Kabupaten Kutai Kartanegara X X KTP, IMB, PDAM,SIUP12 Kabupaten Hulu Sungai Tengah X X KTP, PDAM, SIUP13 Kabupaten Serang X X IMB, SIUP14 Kota Banjarmasin X KTP, IMB, SIUP15 Kabupaten Sragen X KTP, IMB, SIUP16 Kota Kediri X KTP, IMB, SIUP17 Kota Denpasar X IMB, PDAM. SIUP18 Kabupaten Subang X KTP19 Kabupaten Bekasi X PDAM

Page 40: INTEGRITAS SEKTOR PUBLIK INDONESIA TAHUN 2008 … · Lingkungan Kerja 19 2.3.3. Perilaku Petugas Layanan 21 2.3.4. Pencegahan Korupsi 23 ... yang selama ini berjalan adalah dalam

31

INTEGRITAS LAYANAN PUBLIK DAERAH DI INDONESIA

Gambar 21. Nilai Pengalaman Integritas Total 5 Tertinggi dan 5 Terendah (Akumulasi dari 4 jenis layanan)

Sebagaimana pada nilai pengalaman integritas

keseluruhan layanan dengan jumlah kota yang

menempati posisi di bawah rata-rata lebih banyak

dibandingkan kabupaten; untuk pengalaman

integritas layanan PDAM yang mendapat nilai 5

terendah pun juga lebih banyak kota. Hal ini sekali

lagi memperlihatkan, masyarakat kota cenderung

bersikap kritis akan kebutuhan layanan PDAM yang

lebih baik, berpengaruh pada perolehan nilai “merah”

untuk pengalaman integritas Kota. Grafik di atas juga

menunjukkan bahwa 2 kota yang mempunyai tingkat

HDI (Human Developent Index) tinggi di atas 70,

yaitu Kota Bandung dan Kota Malang, juga masuk

penilaian “5 terendah” pada pengalaman integritas

di dalam survei publik ini. Sementara 2 kabupaten

dengan HDI lebih rendah di bawah 70 seperti

Kabupaten Jepara, Kabupaten Brebes dan Kabupaten

Jember sebaliknya masuk dalam kategori 5 terbaik

pada pengalaman integritas.

Gambar 22. Nilai Pengalaman Integritas Layanan PDAM 5 Tertinggi dan 5 Terendah

Selanjutnya, gambaran mengenai kinerja pelayanan

publik dari sisi pengalaman integritas untuk masing-

masing layanan diuraikan sebagaimana uraian

berikut:

a) Layanan PDAMDari 52 daerah yang disurvei, terdapat 26 daerah

yang mendapatkan nilai di bawah rata-rata (dengan

nilai antara 5,13 sampai 7,75), yakni 13 kabupaten

dan 13 kota. Lima diantaranya merupakan daerah

yang memiliki nilai terendah, terdiri dari tiga kota dan

dua kabupaten, yakni: Kabupaten Sumenep (6,45),

Kabupaten Bandung (6,49), Kota Tanjung Pinang

(5,13), Kota Bandung (5,30) dan Kota Malang (6,62).

Pada poros yang lain, juga terdapat 26 daerah yang

memiliki angka di atas rata-rata (7,83), terdiri dari 10

kota dan 16 kabupaten.

Kota Gorontalo

0,00 1,00 2,00 3,00 4,00 5,00 6,00 7,00 8,00 9,00 10,00

9,04

Kab. Magelang 8,65

Kota Balikpapan 8,40

Kab. Kapuas 8,02

Kab. Jembrana 8,76

Kota Tanjung Pinang 4,81Kab. Sumenep 5,37Kab. Kota Baru 5,42Kab. Bandung 5,49

Kota Malang 5,57

0,00 1,00 2,00 3,00 4,00 5,00 6,00 7,00 8,00 9,00 10,00

Kab. Jepara 9,63

9,18Kota Yogyakarta9,00Kota Palembang8,96Kab. Jember

9,39Kota Gorontalo

6,62Kota Malang6,49Kab. Bandung6,45Kab. Sumenep

5,30Kota Bandung5,13Kota Tanjung Pinang

Page 41: INTEGRITAS SEKTOR PUBLIK INDONESIA TAHUN 2008 … · Lingkungan Kerja 19 2.3.3. Perilaku Petugas Layanan 21 2.3.4. Pencegahan Korupsi 23 ... yang selama ini berjalan adalah dalam

32

INTEGRITAS LAYANAN PUBLIK DAERAH DI INDONESIA

b) Layanan KTPHasil survei menunjukkan bahwa, pengalaman

integritas untuk layanan KTP rata-rata cukup baik. Dari

52 daerah yang disurvei, 20 daerah berada di bawah

nilai rata-rata dan 30 daerah memiliki nilai di atas

rata-rata (6,73). Kabupaten yang memperoleh rapor

merah karena menduduki peringkat 5 terburuk untuk

pengalaman integritas adalah Kab Kotabaru (4,00),

Kab Sumenep (4,06), Kab Sambas (4,60), Kab Subang

(4,60) dan Kab Sragen (4,73). Sedangkan daerah yang

menduduki peringkat 5 terbaik di dalam pengalaman

integritas layanan KTP berturut-turut adalah Kota

Gorontalo (9,54), Kab Magelang (9,38), Kab Pasir (8,94),

Kab Kapuas (8,74) dan Kab Brebes (8,68). Lihat gambar

berikut.

Gambar 23. Nilai Pengalaman Integritas Layanan KTP 5 tertinggi dan 5 terendah

Dari gambar di atas tampak bahwa daerah yang

menempati peringkat 5 tertinggi maupun terendah

dalam nilai pengalaman integritas didominasi oleh

Kabupaten. Hanya ada satu kota, yakni Gorontalo,

yang masuk dalam peringkat 5 tertinggi bersama

empat kabupaten yang lain.

Yang menarik adalah fenomena Kabupaten Sragen

yang sering disebut sebagai kabupaten percontohan

untuk pelayanan terpadu. Pelayanan publik di

Kabupaten Sragen diselenggarakan secara khusus oleh

Badan Pelayanan Terpadu (BPT). Badan yang dipimpin

oleh seorang Kepala Badan yang bertanggungjawab

langsung kepada Bupati tersebut menyediakan dan

memberikan layanan untuk perijinan dan non perijinan

di bawah satu atap dan satu pintu (one stop service).

Bahkan untuk layanan KTP, BPT menyediakan fasilitas

pelayanan komputerisasi dengan sistem on line

sampai ke tingkat kelurahan. Karena kondisi ini, bisa

dimengerti kalau nilai potensi integritas termasuk

dalam kategori tinggi (peringkat ke-6). Anehnya dari

segi pengalaman integritas, nilai Kabupaten Sragen

anjlok ke peringkat ke-48 bahkan memperoleh

“rapor merah” bersama 4 kabupaten lain. Kasus

Sragen menunjukkan bahwa meskipun potensi

integritas baik, tetapi pada saat yang sama perhatian

dan upaya perbaikan aspek-aspek pelayanan

yang terkait dengan pengalaman integritas juga

harus tetap dilakukan. Upaya perbaikan tersebut

dilakukan dengan memperhitungkan ekspektasi

masyarakatnya, di mana pada umumnya semakin

tinggi tingkat pendidikan masyarakat maka semakin

tinggi pula ekspektasi masyarakat terhadap kualitas

pelayanan publik yang mereka terima.

c) Layanan SIUPNilai rata-rata untuk pengalaman integritas layanan

SIUP adalah 6,70. Dari 52 daerah lokasi survei, yang

berada di atas dan di bawah nilai rata-rata yaitu

masing-masing 26 daerah. Untuk daerah dengan

peringkat 5 terendah adalah Kota Banjarmasin

(3,95), Kab Serang (4,64), Kota Malang (4,66), Kota

Palangkaraya (4,69), dan Kab Kutai Kartanegara

(5,08). Sedangkan 5 daerah dengan nilai pengalaman

integritas tertinggi untuk pelayanan SIUP adalah Kab

Jember (8,98), Kota Gorontalo (8,53), Kab Karangasem

(8,53), Kab Probolinggo (8,45), dan Kab Magelang

(8,21).

0,00 1,00 2,00 3,00 4,00 5,00 6,00 7,00 8,00 9,00 10,00

Kota Gorontalo 9,54

8,94Kab. Pasir8,74Kab. Kapuas8,68Kab. Brebes

9,38Kab. Magelang

4,73Kab. Srageb4,60Kab. Subang4,60Kab. Sambas

4,06Kab. Sumenep4,00Kab. Kota Baru

Page 42: INTEGRITAS SEKTOR PUBLIK INDONESIA TAHUN 2008 … · Lingkungan Kerja 19 2.3.3. Perilaku Petugas Layanan 21 2.3.4. Pencegahan Korupsi 23 ... yang selama ini berjalan adalah dalam

33

INTEGRITAS LAYANAN PUBLIK DAERAH DI INDONESIA

Gambar 24. Nilai Pengalaman Integritas Layanan SIUP 5 Tertinggi dan 5 Terendah

Gambar di atas menunjukkan hanya 1 kota yang

menjadi lokasi survei yang mendapatkan penilaian 5

tertinggi dalam pelayanan integritas untuk layanan

SIUP. Sebaliknya pada peringkat 5 terendah justru

didominasi oleh sejumlah kota seperti Kota Malang,

Banjarmasin, dan Palangkaraya. Gambaran ini kembali

memperlihatkan bahwa masyarakat di perkotaan

menunjukkan penilaian yang lebih kritis di dalam

menilai integritas layanan publik dibandingkan

masyarakat di wilayah kabupaten.

d) Layanan IMBDari 52 daerah yang disurvei, terdapat 24 daerah di

bawah nilai rata-rata, dan 26 daerah memiliki nilai

di atas rata-rata dalam hal pengalaman integritas

layanan IMB. Daerah yang memperoleh nilai merah

karena mendapat nilai atau peringkat 5 terbawah

adalah Kota Tanjung Pinang (3,81), Kab Serang (3,91),

Kab Kota Baru (4,24), Kab Bandung (4,77), dan Kota

Banjarmasin (4,97). Sedangkan 5 daerah terbaik adalah

Kota Gorontalo (9,73), Kota Balikpapan (9,06), Kab.

Magelang (8,90), Kab Jembrana (8,82) dan Kab Subang

(8,76). Lihat gambar berikut.

Gambar 25. Nilai Pengalaman Integritas Layanan IMB 5 Tertinggi dan 5 Terendah

Gambar di atas memperlihatkan bahwa terdapat dua

kota dan tiga kabupaten untuk 5 peringkat terendah

0,00 1,00 2,00 3,00 4,00 5,00 6,00 7,00 8,00 9,00 10,00

Kab. Jember 8,98

Kab. Karangasem8,45Kab. Probolinggo8,21Kab. Magelang

8,53Kota Gorontalo

3,95Kota Banjarmasin4,64Kab. Serang

4,66Kota Malang4,69Kota Palangkaraya5,08Kab. Kutai Kartanegara

8,53

serta dua kota dan tiga kabupaten yang masuk dalam

peringkat 5 tertinggi dalam pengalaman integritas.

0,00 2,00 4,00 6,00 8,00 10,00

Kota Gorontalo9,068,908,828,76

9,73

Kab. MagelangKab. Jembrana

Kab.Subang

Kota Balikpapan

4,97Kota Banjarmasin4,77Kab. Bandung

4,24Kab. Kota Baru3,91Kab. Serang3,81Kota Tanjung Pinang

Page 43: INTEGRITAS SEKTOR PUBLIK INDONESIA TAHUN 2008 … · Lingkungan Kerja 19 2.3.3. Perilaku Petugas Layanan 21 2.3.4. Pencegahan Korupsi 23 ... yang selama ini berjalan adalah dalam

34

INTEGRITAS LAYANAN PUBLIK DAERAH DI INDONESIA

3.2.1. Pengalaman Korupsi

Pengalaman korupsi yang langsung dirasakan

masyarakat dalam mengurus atau memperoleh

layanan publik ditunjukkan dalam bentuk biaya-biaya

tambahan yang harus dibayarkan oleh masyarakat

Hasil survei memperlihatkan bahwa di hampir semua

jenis layanan, masyarakat harus mengeluarkan biaya

tambahan sekurangnya untuk satu titik (orang/meja/

jenjang). Dalam pelayanan KTP, misalnya, sebanyak

36,9 % responden mengaku sekurangnya masih harus

mengeluarkan biaya tambahan pada satu titik, 7,83%

responden harus membayar untuk 2 titik, dan 3,98%

untuk 3 titik. Hal yang nyaris sama juga terjadi di

dalam pengurusan IMB dan SIUP, meskipun dalam

persentase yang lebih kecil.

Pada layanan PDAM masih ada masyarakat yang

mengaku harus membayar biaya tambahan. Biaya

tambahan tersebut dikeluarkan untuk pengurusan

PDAM, terutama yang tinggal di daerah yang

memang kebutuhannya dan mobilitas masyarakatnya

yang tinggi, seperti di Kota Bandung, Kota Malang

dan Kabupaten Bandung. Dalam kasus PDAM,

masyarakat biasanya membayar pada petugas

lapangan yang bertanggung jawab dalam

pemasangan/penyambungan instalasi PDAM.

Gambar 26. Jenjang yang harus Dilalui dalam Pelayanan Publik untuk Pemberian Gratifikasi di Tingkat Daerah

Gambar di atas menunjukkan kepada kita bahwa

untuk pengurusan IMB, tampaknya masyarakat harus

menyediakan biaya tambahan pada titik-titik atau meja

yang lebih banyak. Lebih dari 15% responden layanan

IMB mengaku harus mengeluarkan biaya tambahan

sekurangnya terhadap dua petugas. Masyarakat

biasanya mengeluarkan biaya tambahan ini pada saat

harus melengkapi persyaratan-persyaratan mulai dari

tingkat RT/RW, kelurahan/ kecamatan sampai pada

petugas teknis yang menindaklanjuti permohonan

IMB.

Dilihat dari bentuk gratifikasi, masyarakat dari keempat

jenis layanan sebagian besar (lebih dari 80%) mengaku

memberikan gratifikasi dalam bentuk uang cash. Lebih

dari 15% dalam bentuk barang/sovenir dan sedikit

saja (kurang dari 3%) yang memberikan gratifikasi

dalam bentuk fasilitas/kemudahan. Agaknya uang

merupakan bentuk pemberian yang paling praktis

dibandingkan dengan bentuk-bentuk lainnya.

Indikator Sub-Indikator

Frekuensi Pemberian Gratifikasi (0,634)= 7,97 Pengalaman Korupsi (0,748)= 7,41 Nilai/Jumlah gratifikasi (0,306)= 6,14

33.63

24.57

30.31

36.99 7.83 3.98 51.20

6.56 9.00 54.13

4.55 2.65 68.22

6.79 4.40 55.19SIUP

PDAM

IMB

KTP

0% 20%

1 Orang 2 Orang

40% 60% 80% 100%

3 Orang Tidak ada

pengguna layanan di luar biaya resmi yang ditetapkan,

pada berapa titik biaya tambahan harus dikeluarkan

dan bentuk-bentuk imbalan yang lazim diberikan

sebagai gratifikasi.

Tabel 20. Nilai Pengalaman Korupsi dan Sub Indikator Sektor Publik 2008 di Tingkat Daerah

Page 44: INTEGRITAS SEKTOR PUBLIK INDONESIA TAHUN 2008 … · Lingkungan Kerja 19 2.3.3. Perilaku Petugas Layanan 21 2.3.4. Pencegahan Korupsi 23 ... yang selama ini berjalan adalah dalam

35

INTEGRITAS LAYANAN PUBLIK DAERAH DI INDONESIA

Gambar 27. Bentuk Gratifikasi yang Biasa Diberikan Pengguna Layanan di Daerah kepada Petugas (%)

Hasil survei menunjukkan bahwa sebagian kecil

masyarakat menganggap tidak ada “korupsi”

dalam pelayanan publik. Mereka yang menyatakan

bahwa tidak ada biaya tambahan tertinggi ada pada

pelayanan PDAM (42,74%) dan terendah pada layanan

SIUP (26,09%).

Namun demikian, masyarakat pengguna layanan yang

menyatakan adanya pungutan tambahan dari biaya

resmi juga tinggi. Diantara mereka yang menyatakan

bahwa terdapat pungutan dalam pelayanan publik

bahkan menyebutkan bahwa pungutannya bisa

mencapai 10 kali lipat. Menurut pengakuan responden,

tambahan seperti ini terutama terjadi pada layanan

KTP (32,7%) dan SIUP (30,6%). Selanjutnya, tambahan

lebih kurang 50% juga diungkapkan terjadi terutama

untuk layanan PDAM (27,53%) dan layanan IMB

(25,51%). Namun demikian, ada pengakuan dari

pengelola PDAM bahwa biaya tambahan yang terjadi

dalam layanan PDAM umumnya merupakan akibat

dari adanya tambahan pipa sambungan.

Gambar 28. Besarnya Biaya Tambahan menurut Jenis Layanan (%)

3.2.2. Cara Pandang Korupsi

Yang dimaksud dengan cara pandang adalah

bagaimana masyarakat memandang korupsi di

lembaga layanan publik, bagaimana masyarakat

menilai biaya-biaya atau imbalan yang mereka

keluarkan, apakah tergolong korupsi atau tidak? Dan

seberapa jauh tingkat toleransi masyarakat terhadap

biaya-biaya tambahan yang harus mereka keluarkan?

4,92

0,106,66

1,494,57

27,5316,90

0,9416,90

2,66

2,36

7,8432,70

10,3016,92

1,32

> 1000 % 101-1000 % 100 % < 100 % 10-50 % < 50 %

28,54

42,74

9.86

10,9525,51

33,18

30,607,10

7,5117,90

5,8726,09

SIUP

PDAM

IMB

KTP

Tidak ada biaya tambahan

17,3SIUP

PDAM

IMB

KTP

81,91

Lainnya

Fasilitas

Uang

80,33

83,96

86,2

0,97

2,04

14,981,06

1,0612,72

17.63

Page 45: INTEGRITAS SEKTOR PUBLIK INDONESIA TAHUN 2008 … · Lingkungan Kerja 19 2.3.3. Perilaku Petugas Layanan 21 2.3.4. Pencegahan Korupsi 23 ... yang selama ini berjalan adalah dalam

36

INTEGRITAS LAYANAN PUBLIK DAERAH DI INDONESIA

Tabel 21. Nilai Cara Pandang Korupsi dan Sub Indikator Sektor Publik 2008 di Tingkat Daerah

Hasil survei memperlihatkan bahwa terdapat hampir

separuh responden dari keempat unit layanan publik

di 52 daerah mengaku mengeluarkan biaya tambahan

di luar biaya resmi untuk memperoleh pelayanan.

Tetapi bagaimana masyarakat menilai biaya-biaya

yang dikeluarkan ini, apakah tergolong korupsi atau

tidak? Lalu, seberapa jauh tingkat toleransi masyarakat

terhadap biaya-biaya tambahan yang harus mereka

keluarkan?

Sampai di sini, pandangan masyarakat atas praktik

korupsi di pelayanan publik agak membingungkan. Di

satu sisi, terdapat penilaian bahwa jika mereka tidak

mengeluarkan biaya tambahan mereka yakin proses

layanan akan “dipersulit” petugas. Tetapi di sisi lain,

hampir separuh responden memandang pemberian

ini sebagai bentuk “ucapan terima kasih” dan

agaknya layanan yang diberikan petugas dihayati

sebagai bentuk pertolongan terhadap kebutuhan

pengguna layanan, bukannya sebagai kewajiban

petugas untuk memberikan layanan kepada

masyarakat. Dari penelusuran terhadap sejumlah

informan melalui wawancara mendalam juga dapat

ditarik kesimpulan bahwa pemberian imbalan

terhadap para petugas dalam pelayanan publik juga

dianggap sebagai salah satu budaya masyarakat.

Kalau tidak memberi imbalan, malah justru muncul

perasaan tidak enak dan tidak nyaman, sehingga

praktik pemberian imbalan di luar ketentuan resmi

ini, kendati tidak terlalu besar jumlahnya; tumbuh

terpelihara dengan suburnya di masyarakat.

Gambar 29. Persepsi terhadap Proses Layanan di Daerah jika Tidak Ada Gratifikasi: Apakah Dipersulit atau Tidak?

Grafik di atas memperlihatkan bahwa 28,34%

masyarakat pengguna layanan SIUP dan 27,79%

masyarakat pengguna layanan IMB mengaku dan

yakin bahwa mereka dipersulit di dalam pengurusan

jika mereka tidak mengeluarkan biaya tambahan.

Berbagai bentuk perilaku petugas yang mempersulit

misalnya “pemberian informasi yang tidak jelas”,

“lamanya proses penyelesaian dari ketentuan waktu

yang ditetapkan” dan sebagainya.

Pandangan mayarakat yang membingungkan diakui

lebih dari seperempat responden, dimana mereka ragu

bahwa mereka akan dipersulit atau tidak kalau mereka

tidak memberikan gratifikasi. Pada saat yang sama,

masyarakat yang meyakini bahwa petugas tidak

akan mempersulit proses pelayanan jika tidak

diberikan gratifikasi juga cukup tinggi, terutama

pada layanan PDAM (59,89%) dan yang terendah

dalam layanan IMB (40,57%). Karena itu, oleh

masyarakat yang yakin tidak akan dipersulit dan

sebagian yang ragu, pemberian uang tambahan

di luar biaya resmi lebih dilihat sebagai bentuk

terimakasih atas pelayanan yang diberikan petugas,

misalnya sebagai tips bagi petugas teknis yang

melakukan pemasangan instalasi.

Indikator Sub-Indikator Cara Pandang Terhadap Korupsi (0,252)= 5,80 Cara Pandang tingkat gratifikasi (1,000)= 5,80

SIUPYa : 28.34

Ya : 16.42

Ya : 27.79

Ya : 25.53

Ragu : 23.68

Ragu : 29.01

Ragu : 31.64

Tidak : 59.89

Tidak : 40.57

Tidak : 45.46

Ragu : 28.27 Tidak : 43.40

PDAM

IMB

KTP

0% 20% 40% 60% 80% 100%

Page 46: INTEGRITAS SEKTOR PUBLIK INDONESIA TAHUN 2008 … · Lingkungan Kerja 19 2.3.3. Perilaku Petugas Layanan 21 2.3.4. Pencegahan Korupsi 23 ... yang selama ini berjalan adalah dalam

37

INTEGRITAS LAYANAN PUBLIK DAERAH DI INDONESIA

Oleh sebab itu tidak mengherankan jika tidak sedikit

masyarakat yang mengaku bahwa pemberian biaya

tambahan di luar resmi biaya dipandang sebagai

pelicin atau untuk mempercepat proses pelayanan.

Ini terutama diakui oleh responden dalam pelayanan

KTP (21,75%), pelayanan IMB (20,19%) dan pelayanan

SIUP (18,62%); sebagaimana ditunjukkan oleh grafik

berikut ini:

Gambar 30. Cara Pandang Masyarakat Daerah tentang Pemberian Gratifikasi

3.3. Potensi Integritas Unit Layanan di Tingkat Daerah

Potensi integritas merupakan salah satu unsur

penyusun nilai integritas dalam pelayanan publik.

Empat indikator yang digunakan untuk menyusun

potensi integritas, yaitu Sistem Administrasi

(Administrative System) dengan bobot 0,303,

Lingkungan Kerja (Working Enviromnmet) dengan

bobot 0,265, Perilaku Petugas pelayanan (Personal

Attitude) dengan bobot 0,261, dan Pencegahan

Korupsi (Corruption Control Measures) dengan bobot

0,171.

Tabel 22. Nilai Potensi Integritas, Indikator dan Sub Indikator Sektor Publik 2008 di Tingkat Daerah

Secara umum, nilai keempat layanan publik masih

tergolong kurang atau rendah. Nilai rata-rata potensi

integritas dari 52 daerah dan 4 unit layanan yang

disurvei adalah 5,94, dengan nilai terendah 3,80 dan

nilai tertinggi 7,78. Untuk melihat sebaran daerah

yang memiliki nilai di atas atau di bawah rata-rata,

Variabel Indikator Sub-Indikator

Penawaran dan Pemberian Gratifikasi (0,658)=4,34 Lingkungan Kerja (0,265)= 5,94 kebutuhan kontak d (0,342)= 9,02 i luar prosedur

Kemudahan/Kepraktisan SOP (0,294)=6,47 Sistem Administrasi (0,303)= 6,11 Keterbukaan informasi (0,706)=5,96

Keadilan dalam layanan (0,727)=6,37 Perilaku Petugas Laya(0,261)=6,67

nan harapan atas gratifikasi (0,273)=7,48 Upaya Pencegahan Korupsi (0,556)= 4,09

Potensi Integritas (0,295)= 5,94

444)=5,07 Pencegahan Korupsi (0,171)=4,53 Kemudahan Pengaduan Masyarakat (0,

SIUP

PDAM

IMB

KTP

10.00 20.00 30.00 40.00 50.00 60.00

23.926.69

2.675.14

18.62

17.415.31

1.899.90

11.06

24.626.29

3.526.33

20.19

13.766.76

3.948.05

21.75

39.05

45.74

54.43

42.95

Ucapan Terimakasih

Pelicin

Tambahan

Kompensasi

Memudahkan dalam pengurusan yang lain

Lainnya

Page 47: INTEGRITAS SEKTOR PUBLIK INDONESIA TAHUN 2008 … · Lingkungan Kerja 19 2.3.3. Perilaku Petugas Layanan 21 2.3.4. Pencegahan Korupsi 23 ... yang selama ini berjalan adalah dalam

38

INTEGRITAS LAYANAN PUBLIK DAERAH DI INDONESIA

berikut ini analisis dikelompokkan berdasarkan

Kabupaten dan Kota. Dari 29 kabupaten yang menjadi

lokasi survei, terdapat 17 diantaranya yang memiliki

nilai di atas rata-rata, dan sisanya 12 kabupaten

mendapatkan nilai di bawah rata-rata. Sementara

itu, dari 23 kota yang disurvei terdapat 8 kota yang

mendapatkan nilai di atas rata-rata, sementara 15 kota

lainnya nilainya di bawah rata-rata.

Diantara empat unit layanan, PDAM memiliki nilai

rata-rata potensi integritas tertinggi sebesar 6,47

yang diikuti oleh KTP (5,88), SIUP (5,78), dan IMB (5,56)

–yang ketiganya kurang atau di bawah 6. Tingginya

nilai rata-rata potensi integritas PDAM dibandingkan

layanan lainnya ini dapat dipahami karena PDAM

merupakan layanan yang berorientasi bisnis yang

memiliki kepentingan untuk memperbanyak

pelanggan. Sehingga dengan demikian institusi ini

akan lebih proaktif untuk memasarkan jasanya dan

terdorong untuk meningkatkan kualitas pelayanan.

Sedangkan jenis layanan lain, tidak menuntut

pemberi layanan proaktif, dan lebih ditentukan oleh

pengguna layanan.

Terkait dengan nilai untuk potensi integritas,

masih ada 20 daerah yang di dalamnya terdapat

layanan dengan nilai potensi integritas 10 terendah;

baik untuk satu, dua atau lebih jenis layanan. Dari

ke-20 daerah tersebut, 8 diantaranya adalah Kota

dan 12 lainnya adalah Kabupaten, seperti

ditunjukkan oleh tabel berikut.

Tabel 23. Daerah dengan Nilai Potensi Integritas Sepuluh terendah dan Jenis Layanan di Bawah Rata-rata

Berdasarkan tabel di atas, nampak jika keempat

layanan digabung, maka nilai potensi integritas

terburuk akan mengerucut pada tujuh daerah yakni

Kota Tanjung Pinang, Kota Pontianak, Kota Bandung,

Kabupaten Bandung, Kabupaten Sambas, Kabupaten

Kutai Kartanegara, Kota Palangkaraya. Berbeda

dengan fakta pada nilai total integritas dan

pengalaman integritas, nilai potensi integritas

memperlihatkan bahwa antara kota dan kabupaten

memiliki problem yang relatif sama dalam upaya

peningkatan kualitas integritas dari sisi sistem

penunjang maupun upaya pencegahan korupsi.

Ekspektasi masyarakat kota maupun kabupaten relatif

seragam dalam hal ini.

Secara umum dapat dinyatakan bahwa daerah-daerah

yang memiliki nilai integritas total dengan nilai 4

unit layanan yang tinggi menggambarkan upaya

komprehensif dari pemerintah daerah bersangkutan

dalam mencegah terjadinya korupsi dan menciptakan

sistem yang baik dalam pelayanan publiknya.

Sementara daerah yang memiliki nilai integritas total

yang tinggi dengan hanya diwakili oleh nilai tinggi dari

satu unit layanan, menunjukkan bahwa tingginya nilai

tersebut adalah upaya individual yang dilakukan oleh

unit layanan, bukan pemerintah daerah.

PEMERINTAH DAERAH

Daerah dan Potensi Integritas 10 Terendah Daerah dan Jenis Layanan dengan Nilai Potensi Integritas di Bawah Rata-rata

KTP IMB PDAM SIUP Skor rata-rata : KTP = 5,88 IMB=5,56 PDAM = 6,47 SIUP = 5,78

1 Kota Tanjung Pinang X X X X KTP, IMB, PDAM,SIUP2 Kota Pontianak X X X X KTP, IMB, PDAM,SIUP3 Kota Bandung X X X X KTP, IMB, PDAM,SIUP4 Kabupaten Bandung X X X KTP, IMB, PDAM,SIUP5 Kabupaten Sambas X X X KTP, IMB, PDAM,SIUP6 Kabupaten Kutai Kartanegara X X X KTP, IMB, PDAM,SIUP7 Kota Palangkaraya X X X KTP, IMB, PDAM,SIUP8 Kabupaten Sumenep X X KTP,IMB,PDAM,SIUP9 Kabupaten Serang X X IMB,PDAM,SIUP10 Kota Malang X KTP,IMB,SIUP11 Kabupaten Banyumas X KTP,IMB,SIUP12 Kabupaten Kendal X IMB,PDAM,SIUP13 Kabupaten Subang X X KTP, PDAM14 Kota Banjarmasin X KTP,SIUP15 Kabupaten Jember X KTP,IMB16 Kota Pekanbaru X KTP,PDAM17 Kota Surabaya X X IMB,SIUP18 Kabupaten Hulu Sungai Tengah X KTP19 Kabupaten Sleman X IMB20 Kabupaten Ketapang X SIUP

Page 48: INTEGRITAS SEKTOR PUBLIK INDONESIA TAHUN 2008 … · Lingkungan Kerja 19 2.3.3. Perilaku Petugas Layanan 21 2.3.4. Pencegahan Korupsi 23 ... yang selama ini berjalan adalah dalam

39

INTEGRITAS LAYANAN PUBLIK DAERAH DI INDONESIA

Untuk lebih dapat fokus memperoleh pembelajaran

di daerah yang tergolong baik, dan mendorong

perbaikan terhadap daerah yang buruk, berikut

disajikan 5 daerah yang memiliki nilai tertinggi dan 5

daerah yang memiliki nilai terendah.

Gambar 31. Nilai Potensi Integritas Tngkat Daerah 5 Tertinggi dan 5 Terendah (Akumulasi dari 4 jenis layanan)

Nilai potensi integritas daerah gabungan empat unit

layanan menempatkan Kabupaten Jembrana sebagai

peringkat pertama dengan nilai 7,48. Sementara

peringkat terakhir diduduki oleh Kota Tanjung Pinang

dengan nilai 3,80. Kecuali Kabupaten Sambas, empat

daerah lainnya yang masuk kategori 5 kabupaten/

kota yang memiliki nilai potensi integritas terendah

merupakan ibukota provinsi. Jadi, secara umum,

daerah perkotaan yang memiliki ciri mobilitas

penduduk tinggi dan permintaan masyarakat ter-

hadap jasa layanan relatif tinggi belum melakukan

upaya yang serius untuk menata administrasi,

lingkungan kerja, perilaku petugas layanan, dan

kampanye untuk mencegah terjadinya korupsi.

Gambaran di atas merupakan akumulasi dari

keempat layanan. Perlu diingat, beberapa daerah

yang menempati peringkat atau posisi di atas rata-

rata sebenarnya jika dilihat per unit layanan beberapa

diantaranya tergolong di bawah rata-rata. Demikian

pula sebaliknya, beberapa daerah yang tergolong ke

dalam kelompok di bawah rata-rata, namun ada unit

layanan tertentu yang sebenarnya berada di atas rata-

rata.

Selanjutnya, gambaran mengenai kinerja pelayanan

publik dari sisi potensi integritas untuk masing-masing

layanan diuraikan sebagaimana uraian berikut:

a) Layanan PDAM Dari 52 daerah, terdapat 29 daerah yang memiliki

potensi integritas di atas rata-rata terdiri 18 kabupaten

dan 11 kota. Sedangkan 23 lainnya yang berada di

bawah rata-rata terdiri 11 kabupaten dan 12 kota.

Gambaran ini menunjukkan suatu kecenderungan

bahwa nilai untuk daerah kabupaten lebih baik

dibandingkan nilai daerah kota. Selain itu, terdapat 12

daerah yang dikategorikan memiliki angka “merah”

karena mendapatkan nilai di bawah 6,00.

Untuk lebih jelasnya ditunjukkan 5 daerah yang

memiliki potensi integritas tertinggi dan terendah

untuk layanan PDAM dalam gambar berikut:.

Kota Yogyakarta

Kab. Kudus

Kota Gorontalo

Kab. Magelang

Kab. Jembrana 7,48

7,22

7,24

7,28

7,45

Kota Tanjung Pinang 3,80

Kota Bandung 4,06 Kab. Sambas 4,63

Kota Pontianak 4,65

Kota Palangkaraya 4,68

Page 49: INTEGRITAS SEKTOR PUBLIK INDONESIA TAHUN 2008 … · Lingkungan Kerja 19 2.3.3. Perilaku Petugas Layanan 21 2.3.4. Pencegahan Korupsi 23 ... yang selama ini berjalan adalah dalam

40

INTEGRITAS LAYANAN PUBLIK DAERAH DI INDONESIA

Gambar 32. Nilai Potensi Integritas Layanan PDAM 5 Tertinggi dan 5 Terendah

Gambar di atas menunjukkan bahwa untuk layanan

PDAM, peringkat pertama dengan nilai 8,10 ditempati

oleh Kota Malang. Sementara peringkat terakhir

ditempati oleh Kota Tanjung Pinang dangan nilai

3,78. Nampaknya, potensi integritas layanan PDAM

tidak memiliki kaitan signifikan apakah suatu daerah

termasuk Kabupaten ataukah Kota. Hal ini ditunjukkan

oleh nilai potensi 5 tertinggi didominasi oleh Kota,

demikian pula halnya dengan nilai 5 terendah. Biasanya,

penilaian masyarakat yang kritis bisa mempengaruhi

penilaian terhadap suatu unit layanan. Namun, nilai

nilai potensi integritas yang tidak menggambarkan

pola Kabupaten atau Kota ini menunjukkan bahwa

potensi integritas lebih ditentukan oleh upaya/

kegiatan lembaga layanan itu sendiri.

b) Layanan KTPDari 52 daerah, terdapat 27 daerah yang memiliki

nilai potensi integritas di atas rata-rata, yang terdiri

18 kabupaten dan 9 kota. Sedangkan, yang berada

di bawah rata-rata sebanyak 25 daerah yang terdiri

11 kabupaten dan 14 kota. Perlu ditekankan bahwa

terdapat 30 daerah memiliki angka “merah” karena

mendapatkan nilai di bawah 6,00.

Untuk lebih jelasnya ditunjukkan 5 daerah yang

memiliki potensi integritas tertinggi dan terendah

untuk layanan KTP sebagai berikut:.

Gambar 33. Nilai Potensi Integritas Layanan KTP 5 Tertinggi dan 5 Terendah

Kab. Jembrana

Kab. Pasir

Kab. Kapuas

Kab. Kudus

Kab. Magelang

7,15

7,16

7,25

7,54

7,90

Kota Tanjung Pinang 3,30

Kab. Subang 3,83

Kota Banjarmasin 4,16

Kab. Bandung 4,39

Kab. Sumenep 4,41

Kota Gorontalo

Kota Yogyakarta

Kab. Brebes

Kota Surabaya

Kota Malang

7,86

7,89

7,95

8,07

8,10

Kota Tanjung Pinang 3,78

Kab. Sambas 4,36

Kota Palangkaraya 4,46

Kota Bandung 4,57

Kota Pontianak 5,01

Page 50: INTEGRITAS SEKTOR PUBLIK INDONESIA TAHUN 2008 … · Lingkungan Kerja 19 2.3.3. Perilaku Petugas Layanan 21 2.3.4. Pencegahan Korupsi 23 ... yang selama ini berjalan adalah dalam

41

INTEGRITAS LAYANAN PUBLIK DAERAH DI INDONESIA

Pada layanan KTP, peringkat pertama dicapai oleh

Kabupaten Magelang dengan nilai 7,90 dan peringkat

terakhir kembali ditempati oleh Kota Tanjung Pinang

dangan nilai 3,30. Nampak bahwa untuk potensi

integritas layanan KTP, tidak ada satu kota pun yang

berada pada 5 nilai tertinggi. Sementara untuk

daerah dengan nilai 5 terendah, terdapat daerah Kota

dan Kabupaten. Mobilitas penduduk atau tingkat

kepentingan penduduk untuk mengurus KTP di

Kabupaten biasanya tidak sebesar di Kota, sehingga

dimungkinkan pelayanan KTP dapat berjalan lebih baik.

Karena itu, kabupaten dengan nilai potensi integritas

yang rendah memerlukan perhatian khusus.

c) Layanan SIUPDari 52 daerah, terbagi jumlah yang sama antara

kelompok di atas dengan di bawah rata-rata, yakni

masing-masing 26 daerah: 18 kabupaten dan 8 kota

berada di atas rata-rata, sementara 11 kabupaten

dan 15 kota lainnya berada di bawah rata-rata. Perlu

diingat, bahwa jumlah daerah yang memiliki angka

“merah” yaitu kurang 6,00 cukup tinggi yakni sebanyak

31 daerah.

Daerah dengan nilai atau peringkat potensi integritas

5 tertinggi dan 5 terendah untuk layanan SIUP

digambarkan sebagai berikut.

Gambar 34. Nilai Potensi Integritas Layanan SIUP 5 Tertinggi dan 5 Terendah

Gambar menunjukkan bahwa Kabupaten Subang

menempati peringkat pertama dari 5 tertinggi

dengan nilai 7,78 dan peringkat terakhir ditempati

oleh Kabupaten Bandung dangan nilai 3,60. nilai

potensi integritas layanan SIUP tidak memiliki kaitan

signifikan apakah daerah Kabupaten atau Kota

memiliki kecenderungan penilaian baik atau buruk,

meskipun biasanya pada masyarakat yang kritis bisa

mempengaruhi penilaian suatu unit layanan. Pada

layanan SIUP, tinggi rendahnya nilai lebih ditentukan

oleh upaya yang dilakukan lembaga layanan itu

sendiri.

d) Layanan IMBUntuk layanan IMB, dari 52 daerah yang menjadi lokasi

survei, 27 diantaranya memiliki potensi integritas di

atas rata-rata yang terdiri 16 kabupaten dan 11 kota.

Sisanya, sebanyak 25 kabupaten/ kota mendapatkan

nilai di bawah rata-rata yang terdiri 13 kabupaten dan

12 kota. Selain itu, perlu ditekankan bahwa terdapat

38 daerah diantaranya yang memiliki angka “merah”

karena mendapatkan nilai di bawah 6,00. Jumlah ini

relatif banyak dan menunjukkan bahwa layanan IMB

merupakan layanan yang mendapatkan penilaian

paling buruk diantara tiga unit layanan lainnya.

Nilai potensi integritas 5 tertinggi dan terendah untuk

layanan IMB dapat digambarkan oleh gambar berikut.

Kab. Magelang

Kota Yogyakarta

Kab. Jembrana

Kab. Karangasem

Kab. Subang

7,59

7,68

7,74

7,81

7,88

Kab. Bandung 3,60

Kab. Sambas 3,65 Kota Bandung 3,82

Kab. Ketapang 3,97

Kab. Serang 4,08

Page 51: INTEGRITAS SEKTOR PUBLIK INDONESIA TAHUN 2008 … · Lingkungan Kerja 19 2.3.3. Perilaku Petugas Layanan 21 2.3.4. Pencegahan Korupsi 23 ... yang selama ini berjalan adalah dalam

42

INTEGRITAS LAYANAN PUBLIK DAERAH DI INDONESIA

Gambar 35. Nilai Potensi Integritas Layanan IMB 5 Tertinggi dan 5 Terendah

Dari gambar di atas nampak bahwa Kota Gorontalo

menempati peringkat pertama diantara 5 daerah

tertinggi dengan nilai 8,68. Sementara itu, peringkat

terakhir diantara 5 daerah dengan nilai terendah

ditempati oleh Kabupaten Serang. Seperti halnya

dengan layanan SIUP dan PDAM, potensi integritas

layanan IMB juga tidak memiliki kaitan apakah

Kabupaten atau Kota cenderung dinilai baik ataukah

buruk oleh masyarakat penggunanya.

Selanjutnya, akan dibahas empat aspek yang menjadi

indikator potensi integritas secara lebih detil, yakni

menyangkut sistem administrasi, lingkungan kerja,

perilaku petugas, dan upaya pencegahan korupsi.

Pembahasan indikator-indikator tersebut akan

disajikan untuk melihat gambaran mengenai kondisi

keempat unit layanan. Demikian juga akan ditelusuri

indikator dan sub indikator yang menjadi faktor

utama penyebab suatu kabupaten/ kota memiliki nilai

yang rendah. Dalam hal ini, pembahasan akan lebih

dititikberatkan terhadap 5 daerah yang memiliki nilai

terendah.

3.3.1. Sistem Administrasi

Keterbukaan informasi dan kemudahan layanan

atau kepraktisan Sistem Operasi dan Prosedur (SOP)

merupakan sub-indikator sistem administrasi. Kondisi

keterbukaan atau ketersediaan informasi merupakan

gambaran potensi integritas suatu unit layanan. Hasil

survei menunjukkan, lebih dari dua-pertiga pengguna

layanan menyatakan bahwa informasi layanan

tersedia dengan jelas. Secara umum, ketersediaan

informasi mengenai prosedur layanan dinilai lebih

baik dibandingkan informasi mengenai biaya dan

waktu pengurusan. Pengguna layanan juga menilai

bahwa informasi mengenai prosedur layanan PDAM

dinilai paling baik dibandingkan ketiga unit layanan

lainnya, diikuti oleh informasi mengenai prosedur

layanan KTP. Sebalik-nya, masih terdapat sekitar 20 %

penggunaan layanan SIUP dan IMB yang menyatakan

bahwa informasi prosedur layanan tidak tersedia

dengan jelas. Jumlah ini merupakan angka yang tidak

kecil, sehingga untuk kedua layanan ini informasi

mengenai prosedur pelayanan masih memerlukan

perhatian.

Gambar 36. Kejelasan Informasi Adminsitratif pada Empat Sektor Layanan Publik (%)

Kab. Kudus

Kab. Barito Utara

Kab. Probolinggo

Kab. Jembrana

Kota Gorontalo

7,02

7,09

7,09

7,67

8,68

Kab. Serang 3,09 Kota Bandung 3,39

Kab. Sambas 3,71

Kab. Kutai Kartanegara 3,88

Kota Tanjung Pinang 4,00

SIUP

PDAM

IMB

KTP

0 50 100

81,873,9

73,2

90,384,3

84,6

77,766,4

65,4

83,873,1

69,8

Prosedur

Jangka Waktu

Biaya

Page 52: INTEGRITAS SEKTOR PUBLIK INDONESIA TAHUN 2008 … · Lingkungan Kerja 19 2.3.3. Perilaku Petugas Layanan 21 2.3.4. Pencegahan Korupsi 23 ... yang selama ini berjalan adalah dalam

43

INTEGRITAS LAYANAN PUBLIK DAERAH DI INDONESIA

Kecuali untuk layanan PDAM, gambar juga menunjuk-

kan bahwa lebih 20% pengguna layanan menyatakan

bahwa informasi mengenai jangka waktu pengurusan

tidak tersedia dengan jelas. Bahkan untuk layanan

IMB, terdapat sekitar sepertiga (33,6%) pengguna

layanan menyatakan informasi tidak tersedia dengan

jelas. Demikian pula dengan ketersediaan informasi

mengenai biaya. Kecuali layanan PDAM, terdapat lebih

20 % pengguna layanan menyatakan bahwa informasi

tidak tersedia dengan jelas.

Ketersediaan informasi mengenai SOP tidak otomatis

menunjukkan suatu sistem yang baik untuk mencegah

terjadinya tindakan korupsi suatu lembaga atau

unit layanan. Masih ada faktor lain yaitu tingkat

kemudahan SOP itu sendiri. Artinya, walaupun

informasi mengenai SOP relatif tersedia, tetapi kalau

persyaratan, prosedur pengurusan, dan mekanisme

pembayaran suatu unit layanan sulit dilakukan maka

tetap akan mendorong terjadinya praktik korupsi

dalam layanan publik.

Hasil survei menunjukkan, pada umumnya pengguna

layanan menyatakan bahwa persyaratan, prosedur,

dan cara pembayaran mudah untuk dilakukan. Bahkan

untuk layanan PDAM, hampir semua pengguna

layanan menyatakan bahwa persyaratan, prosedur,

dan cara pembayarannya mudah.

Gambar 37. Kemudahan dalam Mengurus Layanan pada empat layanan publik di Daerah (%)

Sejalan dengan ketersediaan informasi dan kemudahan

pengurusan layanan, biasanya pengguna layanan juga

menginginkan pelayanan yang lebih cepat sesuai

harapan atau ketentuan yang mereka ketahui. Hasil

survei menunjukkan bahwa kecuali layanan PDAM,

lebih dari 20% pengguna di setiap layanan menyatakan

lambat atau sangat lambat. Terdapat 32,6% pengguna

layanan IMB dan 28,5% pengguna layanan KTP yang

menyatakan waktu pengurusan layanan tersebut

lambat. Hal ini dapat menjadi penilaian kritis

masyarakat pengguna layanan terhadap dua kondisi,

yaitu pertama, jika pengurusan yang dilakukan lebih

cepat dari jangka waktu berdasarkan ketentuan berarti

jangka waktu berdasarkan di SOP perlu ditinjau. Kedua,

mungkin pelayanan petugas dalam memberi layanan

itu sendiri memang lambat atau sangat lambat.

SIUP

PDAM

IMB

KTP

0 50 100

86,390,9

93,5

95,097,2

97,5

83,686,7

92,0

90,093,0

96,8

Prosedur

Persyaratan

Cara Pembayaran

Gambar 38. Waktu Pengurusan Layanan pada Empat Unit Layanan di daerah (%)

SIUP

PDAM

IMB

KTP

0% 50% 100%

77,3 22,7

83,5 16,5

67,4 32,6

71,5 28.5

Lambat

Cepat

Page 53: INTEGRITAS SEKTOR PUBLIK INDONESIA TAHUN 2008 … · Lingkungan Kerja 19 2.3.3. Perilaku Petugas Layanan 21 2.3.4. Pencegahan Korupsi 23 ... yang selama ini berjalan adalah dalam

44

INTEGRITAS LAYANAN PUBLIK DAERAH DI INDONESIA

Uraian mengenai berbagai aspek Sistem Adminstrasi

di atas merupakan kondisi umum di setiap unit

layanan tanpa memperhatikan daerah. Walaupun

secara umum terlihat bahwa beberapa sub-indikator

memperlihat performa yang relatif memadai, namun

sub indikator-sub indikator ini memberi pengaruh

terhadap peringkat potensi integritas suatu daerah.

Untuk menelusuri penyebab buruknya nilai suatu

daerah, pembahasan lebih difokuskan pada kelima

daerah yang memiliki nilai terendah. Lihat gambar

berikut.

Gambar 39. Keterbukaan Informasi dan Kemudahan Prosedur(Berdasarkan daerah dengan nilai Terendah) (%)

Berdasarkan gambar, dari segi keterbukaan informasi

dan kepraktisan prosedur, terlihat bahwa informasi

mengenai biaya dan jangka waktu pengurusan

menunjukkan persentase yang rendah. Kedua sub-

indikator ini menyebabkan kelima kabupaten/ kota di

atas memiliki nilai terburuk.

Gambar juga memperlihatkan untuk Kota Tanjung

Pinang, Kabupaten Sambas dan Kota Palangkaraya,

walaupun mereka menganggap bahwa informasi dan

kemudahan prosedur relatif baik, tetapi kurang dari

50% pengguna layananannya menyatakan informasi

biaya dan jangka waktu pengurusan tidak tersedia

dengan jelas. Sementara itu, untuk Kota Bandung

terlihat bahwa lebih sepertiga pengguna layanan

menyatakan informasi tidak tersedia dengan jelas dan

prosedurnya juga tidak mudah untuk dilaksanakan. Hal

yang menarik terjadi di Kota Palangkaraya, walaupun

menurut pengguna layanan informasi cenderung

tertutup tetapi pada saat pengurusan mereka

menganggap mudah untuk dilaksanakan. Sementara

itu, dari segi kemudahan prosedur, masih terdapat

lebih dari 20% pengguna layanan menyatakan

prosedur tidak mudah untuk dilakukan.

41,6

34 ,233,4

75,8

70,565,2

52,270,2

60,148,3

44,972,9

62,255,0

63,360,0

91,639,2

35,867,5

Kota Tanjung Pinang

Kota Bandung

Kemudahan Prosedur Info Jangka waktu

Kab. Sambas

Info Biaya Info Prosedur

Kota Pontianak

Kota Palangka Raya

Page 54: INTEGRITAS SEKTOR PUBLIK INDONESIA TAHUN 2008 … · Lingkungan Kerja 19 2.3.3. Perilaku Petugas Layanan 21 2.3.4. Pencegahan Korupsi 23 ... yang selama ini berjalan adalah dalam

45

INTEGRITAS LAYANAN PUBLIK DAERAH DI INDONESIA

3.3.2. Lingkungan Kerja

Lingkungan kerja lembaga layanan juga memiliki

potensi untuk mendorong terjadinya praktik korupsi.

Kondisi lingkungan kerja memungkinkan terjadinya

transaksi di luar prosedur. Tawar menawar pengurus-

an layanan, apalagi jika terdapat praktik percaloan,

serta keinginan pengguna layanan untuk memperoleh

layanan istimewa akan mendorong terjadinya tawar-

menawar imbalan/jasa dan berujung pada pemberian

gratifikasi. Kecenderungan ini bisa menjadi suatu

kebiasaan secara umum. Hal lain yang juga akan

dilihat terkait dengan aspek lingkungan kerja adalah

adanya kebutuhan atau keharusan pertemuan antara

pengguna layanan dengan petugas yang berulang-

ulang.

Gambar di atas menunjukkan bahwa praktik suap atau

pemberian imbalan di luar biaya resmi termasuk tinggi.

Kecuali PDAM, hampir separuh pengguna layanan

di ketiga unit layanan menyatakan bahwa praktik

suap sudah umum terjadi. Kondisi ini menujukkan

bahwa kondisi lingkungan kerja masih menyuburkan

praktik tawar-menawar dalam proses pelayanan dan

pemberian imbalan. Lalu, kapan imbalan itu diberikan?

Imbalan diberikan oleh pengguna layanan di saat

awal, saat proses, dan saat akhir. Sebagian pengguna

layanan memberikan imbalan hanya pada salah satu

tahap tersebut, namun sebagian memberikan di setiap

tahapan, sebagaimana ditunjukkan oleh grafik berikut

ini.

Gambar 41. Kapan Imbalan dalam Mengurus Layanan Diberikan? (%)

SIUP

PDAM

IMB

KTP

0% 50% 100%

48,9 51,1

30,1 70,8

49,9 50,1

48,7 51,3

Tidak

Ya

Gambar 40. Penilaian terhadap terjadinya Praktik Suap pada Instansi Pelayanan Publik

Gambar di atas memberikan penjelasan bahwa

praktik suap dilakukan dalam rangka melicinkan atau

mempercepat proses pengurusan layanan. Hal ini

nampak dari adanya kecenderungan bahwa pengguna

layanan biasanya memberi imbalan pada saat awal

pengurusan (61% di KTP). Pengguna layanan yang

memberikan pada saat proses pengurusan tengah

berlangsung, tertinggi terjadi di unit layanan IMB,

yaitu 29,8%. Sedangkan imbalan yang diberikan pada

saat akhir ketika proses layanan sudah selesai, tertinggi

terjadi di unit PDAM yaitu 44,0%.

SIUP

PDAM

IMB

KTP

0 10 20 30 40 50 60 70

51,420,0

36,1

42,719,6

44,0

50,829,8

38,2

61,019,1

28,7

Saat Awal

Saat Proses

Saat Akhir

Page 55: INTEGRITAS SEKTOR PUBLIK INDONESIA TAHUN 2008 … · Lingkungan Kerja 19 2.3.3. Perilaku Petugas Layanan 21 2.3.4. Pencegahan Korupsi 23 ... yang selama ini berjalan adalah dalam

46

INTEGRITAS LAYANAN PUBLIK DAERAH DI INDONESIA

Praktik terjadinya suap dapat disorot dari pengguna

layanan sebagai pemberi imbalan dan petugas

layanan sebagai penerima imbalan. Transaksi ini

pada dasarnya merupakan suatu proses penawaran

dan permintaan. Gambar menunjukkan bahwa

inisiatif suap-menyuap ini pada umumnya seimbang

dilakukan oleh pengguna layanan maupun petugas

layanan. Hal yang menarik, pada semua unit layanan

terlihat bahwa sekitar sepertiga pengguna layanan

menyatakan praktik suap sudah menjadi keinginan

kedua belah pihak, atau diistilahkan “tahu sama

tahu”, antara pengguna maupun petugas layanan.

Gambar 42. Inisiatif dalam Pemberian Imbalan

Fakta yang diperoleh dalam survei ini, kepentingan

pengguna layanan untuk melicinkan pengurusan

yang diberikan pada saat awal dan proses atau sekedar

ucapan terima kasih direspon oleh petugas layanan.

Menurut lebih dari 60% masyarakat pengguna

layanan, para petugas layanan SIUP, PDAM, IMB, dan

KTP menerima tawaran imbalan.

Gambar 43. Sikap Petugas ketika Ditawari Imbalan Di luar Ketentuan:Menerima atau Tidak Menerima (%)

SIUP

PDAM

IMB

KTP

0% 50% 100%

74,2

61,7

75,9

73,0 27,0

24,1

38,3

25,8

Tidak

Ya

SIUP

PDAM

IMB

KTP

0% 20% 40% 60% 80% 100%

34,5 21,2 17,1 27,2

35,2 18,9 19,8 26,1

21,8 13,2 17,4 47,6

32,5 17,1 21,5 28,9

Petugas

Tahu Sama

Tahu

Page 56: INTEGRITAS SEKTOR PUBLIK INDONESIA TAHUN 2008 … · Lingkungan Kerja 19 2.3.3. Perilaku Petugas Layanan 21 2.3.4. Pencegahan Korupsi 23 ... yang selama ini berjalan adalah dalam

47

INTEGRITAS LAYANAN PUBLIK DAERAH DI INDONESIA

Hal lain terkait aspek lingkungan kerja adalah seberapa

sering frekuensi pertemuan antara petugas dengan

masyarakat penguna layanan. Asumsinya adalah

semakin sering pertemuan antara pengguna layanan

dan petugas terjadi, semakin mengindikasikan

buruknya suatu proses layanan karena peluang suap

maupun pungutan liar menjadi terbuka.

Gambar 44. Frekuensi Pertemuan dengan Petugas dalam Mengurus Layanan

Hasil survei menunjukkan, lebih dari dua-pertiga

pengguna layanan di setiap unit layanan menyatakan

bahwa mereka membutuhkan pertemuan dengan

petugas dua kali atau lebih. Bahkan hampir setengah

dari pengguna layanan IMB melakukan pertemuan

tiga kali atau lebih, demikian halnya pengguna

layanan SIUP (49,2%). Namun demikian hanya

sedikit pertemuan yang dilakukan di luar prosedur.

Artinya, banyaknya pertemuan tersebut lebih

banyak ditentukan oleh ketentuan dalam prosedur

itu sendiri. Apalagi untuk layanan IMB dan SIUP yang

melibatkan lembaga pemerintah lainnya di luar

penanggung jawab layanan itu sendiri.

Gambar 45. Ada Tidaknya Pertemuan Di Luar Prosedur

Uraian mengenai aspek lingkungan kerja yang telah

dijelaskan merupakan kondisi umum di setiap unit

layanan tanpa memperhatikan daerah. Secara umum

terlihat bahwa pengguna layanan yang menyatakan

praktik pemberian suap kurang dari 50%. Demikian

halnya dengan pertemuan yang berulang-ulang, yaitu

3 kali ke atas kurang 50% (kecuali IMB). Akan tetapi

kedua sub-indikator ini memberi pengaruh terhadap

peringkat potensi integritas suatu daerah. Untuk

menelusuri penyebab buruknya nilai atau nilai daerah,

penilaian lebih difokuskan pada kelima daerah yang

memiliki nilai terendah, sebagaimana ditunjukkan

oleh gambar berikut:

SIUP

PDAM

IMB

KTP

0% 20% 40% 60% 80% 100%

21,2 29,6 49,2

34,9 37,2 27,9

15,2 35,1 49,7

29,8 42,4 27,8

Dua Kali Tiga Kali atau LebihSatu Kali

SIUP

PDAM

IMB

KTP

0% 50% 75%25% 100%

10,5 89,5

8,8 91,2

13,6 86,4

6,4 93,6

TidakYa

Page 57: INTEGRITAS SEKTOR PUBLIK INDONESIA TAHUN 2008 … · Lingkungan Kerja 19 2.3.3. Perilaku Petugas Layanan 21 2.3.4. Pencegahan Korupsi 23 ... yang selama ini berjalan adalah dalam

48

INTEGRITAS LAYANAN PUBLIK DAERAH DI INDONESIA

Gambar 46. Praktik Pemberian Imbalan dan Frekuensi Menghadap Petugas pada Pelayanan Publik di Daerah dengan nilai Integritas 5 Terendah (%)

Gambar di atas menunjukkan bahwa pemberian

imbalan di luar biaya resmi yang dianggap sudah umum

terjadi merupakan faktor penyumbang terhadap

buruknya nilai kelima daerah sehingga mendapatkan

nilai terendah. Terlihat bahwa lebih dari 60% pengguna

layanan menyatakan praktik suap sudah umum terjadi,

dengan tertinggi dinyatakan oleh pengguna layanan

di Kota Bandung (90,8%). Sementara pertemuan yang

berulang sangat mempengaruhi buruknya nilai Kota

Tanjung Pinang (91,7%).

3.3.3. Perilaku Petugas Layanan

Terdapat dua hal penting dalam menilai perilaku

petugas dalam survei ini, yaitu keadilan perlakuan

terhadap pengguna layanan dan ada tidaknya

harapan petugas terhadap gratifikasi. Hasil survei

menunjukkan bahwa masih terdapat perbedaan

perlakuan petugas terhadap pengguna layanan,

paling tinggi untuk layanan IMB (dinyatakan oleh

20,9 % responden) dan terendah untuk layanan

PDAM (11,1 %), sebagaimana ditunjukkan oleh

gambar berikut.

Gambar 47. Penilaian terhadap Ada Tidaknya Diskriminasi dalam Pelayanan

10,277,3

32,2

41,5

37,2

91,7

76,5

61,9

90,8

85,8

Kota Palangka Raya

Kota Pontianak

Kab. Sambas

Kota Bandung

Pemberian imbalan sudah umum terjadi Menghadap Petugas tiga kali keatas

Kota Tanjung Pinang

SIUP

PDAM

IMB

KTP

0% 20% 40% 60% 80% 100%

19,7 30,7 35,8

11,1 28,3 46,3

20,9 37,4 26,2

20,2 31,4 37,7

Ragu-Ragu Tidak Ada Tidak TahuAda

13,8

14,3

15,5

10,7

Page 58: INTEGRITAS SEKTOR PUBLIK INDONESIA TAHUN 2008 … · Lingkungan Kerja 19 2.3.3. Perilaku Petugas Layanan 21 2.3.4. Pencegahan Korupsi 23 ... yang selama ini berjalan adalah dalam

49

INTEGRITAS LAYANAN PUBLIK DAERAH DI INDONESIA

Perbedaan perlakuan atau perilaku yang tidak adil oleh

petugas dapat berimplikasi respon atau anggapan

bahwa petugas akan meminta imbalan atau mau

disuap. Transaksi antara pengguna layanan dengan

petugas seperti yang telah dijelaskan bisa dimulai

dari petugas ataupun pengguna layanan. Namun

demikian, sebagian hanya memberi kesan meminta

imbalan secara tidak langsung, sebagaimana

ditunjukkan oleh gambar berikut.

Gambar 48. Ada Tidaknya Kesan Petugas Meminta Imbalan pada Saat Melayani

Gambar menunjukkan meskipun pada umumnya

pengguna layanan menyatakan tidak ada kesan

petugas meminta imbalan di luar ketentuan baik

langsung ataupun tidak langsung, tetapi tidak sedikit

dari mereka yang merasa kesan tersebut ada. Lebih

dari 40% dari para pengguna layanan SIUP, IMB, dan

KTP menyatakan bahwa petugas meminta imbalan.

Diantara petugas yang meminta imbalan, sebagian

besar pengguna layanan mengatakan bahwa mereka

memintanya secara tidak langsung atau tidak secara

terang-terangan.

Gambar 49. Persepsi terhadap Layanan Petugas jika tidak Diberi Imbalan

Berkaitan dengan kesan yang diciptakan oleh petugas,

terlihat bahwa antara 20 sampai 40% pengguna

layanan merasa akan dipersulit jika tidak memberi

imbalan. Sekitar 38% pengguna layanan IMB dan

SIUP mengatakan akan dipersulit jika tidak memberi

imbalan, sementara hanya sekitar 20% saja pengguna

layanan PDAM menyatakan akan dipersulit.

Uraian Perilaku Petugas yang telah dijelaskan

merupakan kondisi umum di setiap unit layanan tanpa

memperhatikan daerah. Secara umum, beberapa

sub indikator bervariasi antar unit layanan. Lima

puluh persen lebih pengguna layanan mengatakan

bahwa tidak menangkap kesan petugas meminta

imbalan. Demikian juga dengan anggapan pengguna

SIUP

PDAM

IMB

KTP

0% 20% 40% 60% 80% 100%

10,8 34,6 54,6

5,0 23,0 72,0

11,0 37,4 51,6

11,2 30,5 58,3

Ada, Langsung Ada, Tidak Langsung Tidak Ada

SIUP

PDAM

IMB

KTP

0% 50% 100%

37,7

19,8

37,8

32,0 58,0

62,2

80,2

62,3

Tidak DipersulitDipersulit

Page 59: INTEGRITAS SEKTOR PUBLIK INDONESIA TAHUN 2008 … · Lingkungan Kerja 19 2.3.3. Perilaku Petugas Layanan 21 2.3.4. Pencegahan Korupsi 23 ... yang selama ini berjalan adalah dalam

50

INTEGRITAS LAYANAN PUBLIK DAERAH DI INDONESIA

jika tidak memberi layanan, masih lebih 60% yang

mengatakan tidak akan dipersulit. Kedua sub-

indikator mempengaruhi peringkat potensi integritas

Gambar 50. Penilaian terhadap Keadilan dalam Layanan dan Harapan atas Imbalan di Daerah dengan nilai Integritas 5 Terendah

suatu daerah yang mendapatkan nilai atau peringkat

terendah, sebagaimana ditunjukkan oleh gambar

berikut.

Selain Kota Bandung, gambar di atas menunjukkan

perbedaan perlakuan oleh petugas tidak terlalu

buruk sehingga faktor ini bukan menjadi faktor

utama rendahnya nilai daerah tersebut. Gambar juga

memperlihatkan bahwa pada kelima daerah dengan

nilai terendah, petugas yang meminta imbalan baik

langsung maupun tidak langsung cukup besar. Faktor

ini menjadi penyebab buruknya nilai kelima daerah

dengan nilai terendah tersebut. Kejadian terparah

terjadi di Kota Pontianak, dimana 90,4% pengguna

layanan publik di Ibukota Provinsi Kalimantan Barat

tersebut menyatakan bahwa petugasnya lazim

meminta imbalan secara langsung ataupun tidak

langsung. Demikian halnya dengan tindakan petugas

yang mempesulit pengguna layanan tergolong tinggi,

dengan angka tertinggi terjadi di Kota Tanjung Pinang

(83,7%).

3.3.4. Upaya Pencegahan Korupsi

Kampanye anti korupsi dan pelayanan pengaduan atas

layanan yang diberikan merupakan faktor yang bisa

mencegah terjadinya korupsi, oleh karena itu menjadi

salah satu aspek yang dinilai dalam survei ini. Terkait

dengan kedua aspek upaya pencegahan korupsi ini,

hasil survei menunjukkan hanya sebagian kecil (kurang

20%) pengguna layanan yang menyatakan bahwa unit

layanan yang bersangkutan melakukan kampanye anti

korupsi. Yang paling parah adalah instansi pelayanan

PDAM, dimana hanya 7,5% saja penguna layanan yang

mengatakan bahwa lembaga ini melakukan kampanye

anti korupsi.

Kota Palangka Raya

Kota Tanjung Pinang

Kota Bandung

Perbedaan perlakuan dalammemberikan layanan

81,783,7

78,262,7

19,568,6

60,2

90,449,6

61,7

Meminta imbalan langsung/tidak langsung

Kab. Sambas

Mempersulit jika tidak diberiimbalan

Kota Pontianak

38,3

64,2

53,7

20,8

17,4

Page 60: INTEGRITAS SEKTOR PUBLIK INDONESIA TAHUN 2008 … · Lingkungan Kerja 19 2.3.3. Perilaku Petugas Layanan 21 2.3.4. Pencegahan Korupsi 23 ... yang selama ini berjalan adalah dalam

51

INTEGRITAS LAYANAN PUBLIK DAERAH DI INDONESIA

Gambar 51. Ada Tidaknya Kampanye Anti Korupsi yang Dilakukan oleh unit Layanan di Daerah

Pada umumnya kampanye yang dilakukan lebih

bersifat pasif. Hal ini ditunjukkan bahwa kampanye

anti korupsi lebih banyak bersifat penyampaian

anjuran yang ditempel di papan pengumuman kantor.

Sarana lain yang digunakan adalah stiker atau spanduk,

pamflet atau brosur; dan hanya sedikit instansi

penyedia layanan publik yang melakukan kampanye

anti korupsi melalui media massa.

Gambar 52. Cara Kampanye Anti Korupsi yang Dilakukan oleh Instansi Pelayanan Publik di Daerah

Sementara itu, upaya yang dilakukan lembaga

pelayanan untuk menangani pengaduan juga belum

maksimal. Hal ini nampak dari masih banyaknya

masyarakat pengguna yang merasa kesulitan untuk

mengajukan komplain/pengaduan atas kualitas

pelayanan yang diberikan. Pelayanan KTP dan IMB

misalnya, dianggap oleh penggunanya sebagai

instansi yang paling sulit dalam melakukan komplain

dibandingkan dua instansi lainnya, sebagaimana

ditunjukkan oleh gambar berikut.

SIUP

PDAM

IMB

KTP

0% 20% 40% 60% 80% 100%

18,3 54,7 27,0

7,5 65,6 26,9

18,8 53,9 27,3

14,2 63,7 22,1

Ya, Ada Tidak Ada Tidak Tahu

SIUP

PDAM

IMB

KTP

0 40 80

51,337,6

21,115,4

49,533,3

20,711,7

62,242,3

15,46,6

47,045,1

13,07,9

Pengumuman di Kantor

Stiker/Spanduk

Panflet/brosur

Media Massa

Page 61: INTEGRITAS SEKTOR PUBLIK INDONESIA TAHUN 2008 … · Lingkungan Kerja 19 2.3.3. Perilaku Petugas Layanan 21 2.3.4. Pencegahan Korupsi 23 ... yang selama ini berjalan adalah dalam

52

INTEGRITAS LAYANAN PUBLIK DAERAH DI INDONESIA

Gambar 53. Penilaian terhadap Kemudahan Mengajukan Komplain

Instansi penyedia layanan menerima pengaduan/

keluhan masyarakat dengan berbagai cara, diantara-

nya melalui petugas secara langsung, kotak saran,

pusat pengaduan, call center, surat dan sebagainya.

Terlihat bahwa banyak pengguna mengatakan bahwa

instansi menerima pengaduan dengan melalui pe-

tugas layanan secara langsung. Sementara itu cara

lain tidak banyak dilakukan oleh instansi karena

ketemu dengan petugas secara langsung merupakan

cara yang paling mudah dilakukan oleh pengguna.

Gambar 54. Cara Unit Layanan Daerah Menerima Komplain Masyarakat

Uraian mengenai upaya pencegahan korupsi yang

telah dijelaskan di atas merupakan kondisi umum

di setiap unit layanan tanpa memperhatikan daerah

daerah. Secara umum, terlihat pengguna layanan

merasa mudah untuk menyampaikan pengaduan

kepada instansi layanan yang bersangkutan.

Sedangkan kampanye anti korupsi, hanya sedikit saja

pengguna (kurang 20%) yang mengatakan instansi

layanan publik tidak melakukannya.

Kampanye anti korupsi dan penanganan pengaduan

merupakan faktor yang mempengaruhi peringkat

potensi integritas suatu daerah. Untuk menelusuri

penyebab buruknya nilai integritas daerah,

pembahasan lebih difokuskan pada kelima daerah

yang memiliki nilai terendah sebagaimana ditunjuk-

kan oleh gambar berikut.

SIUP

PDAM

IMB

KTP

0,0 20,0 40,0 60,0 80,0

57,131,3

11,29,6

69,517,0

12,015,7

59,828,0

10,28,0

3,6

60,129,0

13,1

Melalui Petugas Kotak Saran Pusat Pengaduan Call Centre

Mudah Sulit Tidak Tahu

SIUP

PDAM

IMB

KTP

0% 25% 50% 75% 100%

66,5 16,0 17,5

77,6 11,1 11,3

62,2 19,8 18,0

61,1 23,5 15,4

Page 62: INTEGRITAS SEKTOR PUBLIK INDONESIA TAHUN 2008 … · Lingkungan Kerja 19 2.3.3. Perilaku Petugas Layanan 21 2.3.4. Pencegahan Korupsi 23 ... yang selama ini berjalan adalah dalam

53

INTEGRITAS LAYANAN PUBLIK DAERAH DI INDONESIA

Gambar 55. Ada tidaknya Upaya Anti Korupsi dan Penanganan Pengaduan pada Instansi Pelayanan Publik Di Daerah dengan nilai Integritas 5 Terendah

Dari kedua faktor, tampak bahwa instansi tidak

melakukan kampanye anti korupsi menjadi penyebab

rendahnya nilai daerah. Namun demikian, bagi

Kabupaten Sambas, baik kampanye anti korupsi

maupun penanganan pengaduan bukanlah menjadi

faktor yang berpengaruh besar dalam membuatnya

memiliki nilai rendah dibandingkan daerah lainnya.

Karena pada kabupaten ini, kedua faktor tersebut

relatif baik kondisinya dibandingkan empat daerah

lainnya yang mendapatkan nilai terendah. Artinya ada

faktor lain di luar upaya pencegahan korupsi yang

nilainya rendah di Kabupaten Sambas yang memiliki

pengaruh besar terhadap rendahnya integritas

Kabupaten Sambas.

Upaya menaikkan nilai potensi integritas menunjukkan

keseriusan unit layanan dan pemerintah daerah di

sektor layanan publik dalam memerangi korupsi

secara komprehensif di luar upaya penindakan yang

dilakukan. Semakin intensif usaha-usaha dilakukan

untuk meningkatkan potensi integritas, maka semakin

efektif pula upaya pemberantasan korupsi bisa

dilakukan di unit layanan dan pemerintah daerah

bersangkutan.

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dalam perannya

sebagai trigger mechanism sangat mendorong

upaya-upaya pemberantasan korupsi melalui

perbaikan layanan publik. Potret kondisi aktual

pelayanan publik terkait dengan transparansi, suap,

pungutan liar, gratifikasi, sistem administrasi, perilaku

petugas layanan, lingkungan kerja dan upaya-upaya

pencegahan korupsi ini dilakukan juga dalam upaya

meningkatkan efektifitas pemberantasan korupsi yang

dilakukan KPK terutama di sektor layanan publik.

72.5

73.9

46.6

76.5

80.0

44.2

41.7

14.4

31.4

41.7

0 5 100

Kota Palangka Raya

Kota Pontianak

Kab. Sambas

Kota Bandung

Kota Tanjung Pinang

Sulit mengajukan Pengaduan Instansi tidak melakukan kampanye anti korupsi

Page 63: INTEGRITAS SEKTOR PUBLIK INDONESIA TAHUN 2008 … · Lingkungan Kerja 19 2.3.3. Perilaku Petugas Layanan 21 2.3.4. Pencegahan Korupsi 23 ... yang selama ini berjalan adalah dalam

54

KESIMPULAN & REKOMENDASI

Agar memudahkan maka kesimpulan dari fakta yang dijumpai di lapangan dirangkai dengan rekomendasi

dalam bentuk matriks berikut;

KESIMPULAN & REKOMENDASI

Kesimpulan Fakta dari Hasil Survei RekomendasiIntegritas sektor publik di Indonesia masih rendah

1. Rata-rata nilai integritas publik dari 40 instansi pusat dengan 105 unit layanan adalah 6,84

2. Rata-rata nilai integritas publik dari 52 pemkab/ pemkot dengan 208 unit layanan adalah 6,69

1. Unit layanan dan Instansi atau pemerintah daerah yang membawahi layanan tersebut melakukan peningkatan kualitas layanan sesuai dengan variabel-variabel penyusun integritas yang ditetapkan

2. Berpartisipasi aktif dalam survei AIA Sistem dan mekanisme layanan dalam rangka pencegahan korupsi mulai dibangun namun belum sanggup/ kurang efektif mendukung terciptanya kondisi ideal yang seharusnya

Rata-rata potensi integritas tingkat pusat (5,96) dan rata-rata potensi integritas daerah (5,94) lebih rendah daripada pengalaman integritas pusat (7,21) dan pengalaman integritas daerah (7,0).

1. Unit layanan dan Instansi atau pemerintah daerah yang membawahi layanan tersebut perlu menciptakan mekanisme yang dapat memastikan bahwa seluruh perangkat baik itu berupa SOP/sistem/aturan maupun fasilitas yang telah ada dijalankan oleh petugas layanan

Cara pandang masyarakat/pengguna layanan masih permisif/ toleran terhadap perilaku korupsi.

1. Di tingkat pusat, 59 persen responden menyatakan bahwa pemberian imbalan/ biaya tambahan merupakan hal yang wajar dalam pengurusan layanan. Di tingkat daerah yang menyatakan hal tersebut mencapai 45 persen

2. Masyarakat memiliki peran yang besar dalam melakukan inisiatif pemberian imbalan/ biaya tambahan kepada petugas layanan

1. Pimpinan unit layanan/ instansi/pemerintah daerah harus menanamkan dan mempraktekkan sikap bahwa birokrat adalah pelayan masyarakat

2. Memberikan sanksi yang nyata terhadap petugas layanan yang menerima atau meminta imbalan/tips/biaya tambahan dalam melayani masyarakat dalam mengurus layanan publik

Imbalan/tips/suap yang diberikan umumnya dalam bentuk uang tunai/cek

1. Sebagian besar responden menyatakan bahwa imbalan/ tips/suap yang diberikan dalam bentuk uang tunai/cek. Hal tersebut menunjukkan bahwa praktek suap masih dilakukan dalam bentuk yang sederhana dan praktis. Praktis karena mudah proses transaksinya.

1. Unit layanan harus menciptakan suasana/ desain/layout ruangan yang memungkinkan tidak terjadi kontak antara petugas dan pengguna layanan. Jikalau harus ada, pertemuan antara petugas dan pengguna sebaiknya dilakukan di tempat yang terbuka dan dapat dimonitor oleh banyak orang, sehingga proses pemberian suap dapat segera terlihat.

2. Memberikan sanksi bagi petugas layanan yang meminta imbalan dan menerima suap

4bab

K e s i m p u l a n d a n R e k o m e n d a s i

Page 64: INTEGRITAS SEKTOR PUBLIK INDONESIA TAHUN 2008 … · Lingkungan Kerja 19 2.3.3. Perilaku Petugas Layanan 21 2.3.4. Pencegahan Korupsi 23 ... yang selama ini berjalan adalah dalam

55

KESIMPULAN & REKOMENDASI

Kesimpulan Fakta dari Hasil Survei RekomendasiPetugas masih berperilaku koruptif

1. Pada unit layanan di tingkat pusat, 71 persen pengguna layanan mengindikasikan ada perbedaan pelayanan dari petugas layanan pada unit layanan yang mereka datangi, terkait dengan diberikan/tidak diberikannya tips/imbalan kepada petugas layanan. Lebih lanjut dinyatakan bahwa akibat dari tidak diberikannya imbalan/ tips/biaya tambahan membuat petugas mempersulit pengurusan layanan (dinyatakan oleh 30% responden).

2. Di tingkat daerah, 20-40 persen responden pada unit layanan KTP, IMB, PDAM dan SIUP memiliki kesan petugas mempersulit layanan bila yang bersangkutan tidak diberi tips/imbalan/biaya tambahan.

1. Mekanisme reward and punishment terhadap petugas suatu unit layanan perlu untuk ditegakkan

2. Perlu adanya mekanisme check and balances, dalam memonitor kinerja petugas.

Belum ada upaya pencegahan korupsi yang secara nyata dilakukan oleh unit layanan publik

1. Enam puluh lima persen (65%) pengguna layanan di unit layanan tingkat pusat dan 60 persen pengguna layanan di tingkat daerah tidak melihat adanya kampanye anti korupsi di unit layanan tersebut

Perlu upaya yang serius dari pimpinan unit layanan/instansi/ pemerintah daerah untuk meningkatkan upaya pencegahan korupsi di unit layanan tersebut dalam bentuk praktek-praktek good governance, termasuk di dalamnya kampanye antikorupsi

Page 65: INTEGRITAS SEKTOR PUBLIK INDONESIA TAHUN 2008 … · Lingkungan Kerja 19 2.3.3. Perilaku Petugas Layanan 21 2.3.4. Pencegahan Korupsi 23 ... yang selama ini berjalan adalah dalam

56

LAMPIRAN

5bab

Pelaksanaan Survei Integritas 2008 (SI 2008), secara

teknis metodologis tidak berbeda dengan yang

dilakukan sebelumnya di tahun 2007. Sebagaimana

layaknya survei, SI 2008 merupakan salah satu upaya

untuk menjaring penilaian responden terhadap

variabel-variabel tertentu yang diterjemahkan

dalam suatu set kuesioner. Dalam SI 2008, penilaian

responden sebisa mungkin diarahkan untuk menjaring

pengalaman langsung responden selama mengurus

layanan. Karenanya, responden yang dipilih pun

adalah responden yang mengurus langsung layanan

dalam satu sampai dua tahun terakhir.

Urut-urutan pelaksanaan kegiatan SI 2008, dimulai dari

penentuan instrumen dan variabel pengukuran. Dalam

hal ini, SI 2008 mengadopsi variabel pengukuran yang

digunakan oleh KICAC dalam mengukur hal yang sama

di Korea. Sejalan dengan penentuan instrumen dan

variabel, KPK untuk kepentingan pengkajian layanan

publik, menyeleksi unit-unit layanan yang akan disurvei

termasuk lokasi dari unit layanan tersebut.

Variabel, indikator dan sub indikator yang telah

ditetapkan, diterjemahkan ke dalam pertanyaan-

pertanyaan yang ada pada kuesioner. Sebelum

kuesioner tersebut disebarkan ke semua daerah

penelitian, terlebih dahulu kuesioner diuji coba untuk

melihat validitas dan keandalannya. Hasilnya kuesioner

yang telah disesuaikan berdasakan hasil evaluasi uji

coba, siap untuk disebar ke responden.

Lampiran 1. Metodologi

Selama kurun waktu Juni hingga September 2008,

pengisian kuesioner dilakukan serentak di semua

lokasi survei. Tim enumerator yang diawasi oleh

supervisor dan peneliti menjaring responden

berdasarkan kriteria yang telah ditentukan. Hasil dari

pengisian kuesioner, kemudian disortir dan ditabulasi

dengan menggunakan bantuan data set yang dapat

menghindari kesalahan seminimal mungkin. Data

tersebut kemudian diolah dan hasilnya adalah berupa

nilai indeks survei integritas yang berkisar antara 0-10.

Nilai indeks tersebut menunjukkan bahwa, semakin

mendekati 10 integritas unit layanan semakin bagus,

dan sebaliknya jika mendekati 0 integritas layanan

semakin buruk.

A. Lokasi

Lokasi pada dasarnya menyesuaikan dengan unit

layanan yang diukur yakni unit layanan di tingkat

pusat dan unit layanan di tingkat daerah. Lokasi

unit layanan tingkat pusat yang diukur adalah yang

berlokasi di Jakarta. Karenanya, responden yang dipilih

untuk menilai unit layanan ini adalah responden yang

berlokasi di sekitar Jakarta. Sementara responden yang

dipilih untuk menilai unit layanan di daerah adalah

responden yang menjadi pengguna unit layanan dan

berlokasi di kabupaten/kota dimana unit layanan

berada. Gambaran tentang unit layanan dan lokasinya,

dapat dilihat pada tabel-tabel berikut.

LAMPIRAN

L a m p i r a n

Page 66: INTEGRITAS SEKTOR PUBLIK INDONESIA TAHUN 2008 … · Lingkungan Kerja 19 2.3.3. Perilaku Petugas Layanan 21 2.3.4. Pencegahan Korupsi 23 ... yang selama ini berjalan adalah dalam

57

LAMPIRAN

Tabel 1. Unit Layanan Tingkat Pusat dan Instansi Survei Integritas 2008

NAMA INSTANSI UNIT LAYANAN

PERUM PEGADAIAN LAYANAN PEGADAIAN BARANGMAJELIS ULAMA INDONESIA (MUI) LAYANAN UNTUK MENDAPATKAN SERTIFIKAT HALAL BANK INDONESIA (BI) LAYANAN KAS KE BANK UMUM (BANK INDONESIA)

LAYANAN PENUKARAN UANG KECIL / CASH MANAGEMENTLAYANAN PEMBERIAN IZIN PRINSIP DAN IZIN USAHA BPRLAYANAN KREDIT

PT. POS INDONESIA LAYANAN PENGAMBILAN UANG PENSIUN PT. TASPEN LAYANAN ASURANSI PENSIUNANBADAN PENGAWASAN OBAT DAN MAKANAN (BPOM) LAYANAN PENYELIDIKAN OBAT DAN MAKANAN

LAYANAN PEMBERIAN /PENDAFTARAN MD & MLLAYANAN PENGAWASAN TRAPETIK , NAPZA, TRADISIONAL

BADAN PENGAWAS PASAR MODAL (BAPEPAM) LAYANAN PEMBERIAN IZIN PASAR MODAL/ BAPEPAM LKDEPARTEMEN KOPERASI DAN UKM LAYANAN PINJAMAN PERMODALAN UKM

LAYANAN PENGESAHAN BADAN HUKUM KOPERASI DEPARTEMEN KESEHATAN IZIN PERDAGANGAN BESAR FARMASI (PBF )

LAYANAN PEMBERIAN IZIN PENYALURAN ALAT KESEHATANLAYANAN PEMBERIAN IZIN RUMAH OBAT

BADAN PENGAWASAN PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI (BAPPEBTI)

LAYANAN PEMBERIAN IZIN PERDAGANGAN BERJANGKALAYANAN PEMBERIAN IZIN WAKIL PIALANGLAYANAN PEMBERIAN IZIN PERUSAHAAN PIALANG BERJANGKA

BANK MANDIRI LAYANAN PINJAMAN (KREDIT MULTIGUNA, KPR,KPA)PT. PELNI LAYANAN PENJUALAN TIKETPT. PERTAMINA LAYANAN PENENTUAN DISTRIBUTOR TABUNG GAS 3 KG DAN ASESSORISNYA

LAYANAN DISTRIBUSI DAN PEMASARAN BBMLAYANAN DISTRIBUSI DAN PEMASANGAN NON BBMLAYANAN DISTRIBUSI DAN JARINGAN PELAYANAN DOMESTIK

PT. SUCOFIDO LAYANAN JASA PEMERIKSAAN PRODUKLAYANAN JASA STANDAR INTERNASIONAL

BADAN URUSAN LOGISTIK (BULOG) LAYANAN PENYALURAN BERASBADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL-BKPM LAYANAN PEMBERIAN IZIN ANGKA PENGENAL IMPORT TERBATAS (APIT)

LAYANAN PEMBERIAN IZIN PENDIRIAN PERUSAHAAN PMDNLAYANAN PEMBERIAN IZIN PENDIRIAN PERUSAHAAN PMA

PT. ASABRI LAYANAN SANTUNAN ASURANSIDEPARTEMEN LUAR NEGERI LAYANAN LEGALISASI BAGI DOKUMEN YANG AKAN DIGUNAKAN DI LUAR NEGERI

LAYANAN KEPENGURUSAN VISALAYANAN KEPENGURUSAN PASPOR DINASLAYANAN PEMBERIAN IZIN KE LN (EXIT PERMIT)

DEPARTEMEN PERTANIAN LAYANAN IZIN PENDAFTARAN PUPUK ORGANIKLAYANAN IZIN INVESTASI BIDANG USAHA HORTIKULTURALLAYANAN SERTIFIKASI PERUSAHAAN FUMIGASI DENGAN METIL BROMIDA and SERTIFIKASI PERUSAHAAN KAMASAN KAYU

RS FATMAWATI LAYANAN TES FISIK NARKOBA UNTUK SURAT BEBAS NARKOBADEPARTEMEN ENERGI SUMBERDAYA MINERAL (ESDM)

LAYANAN PENERBIT SKTLAYANAN PEMBERIAN IZIN USAHA PENUNJANG PERTAMBANGAN/IZIN USAHA (SEMENTARA DAN TETAP)/SERTIFIKASI PRODUK PERALATAN DAN PEMANFAATAN TL

RS CIPTO MANGUN KUSUMO (RSCM) LAYANAN RAWAT INAPLAYANAN RAWAT JALANLAYANAN ASKESKIN

PT. TELKOM LAYANAN PASANG SAMBUNGAN BARULAYANAN PEMULIHAN PEMUTUSAN HUBUNGANLAYANAN TAGIHAN TUNGGAKAN

DEPARTEMEN KELAUTAN DAN PERIKANAN LAYANAN PEMBERIAN IZIN OPERASI KAPAL PERIKANANLAYANAN PEMBERIAN IZIN USAHA PENANGKAPAN IKANLAYANAN SEWA RUANG PENDINGIN (COLD STORAGE)LAYANAN PEMBERIAN IZIN PENGEMBANGAN USAHA PERIKANAN

Page 67: INTEGRITAS SEKTOR PUBLIK INDONESIA TAHUN 2008 … · Lingkungan Kerja 19 2.3.3. Perilaku Petugas Layanan 21 2.3.4. Pencegahan Korupsi 23 ... yang selama ini berjalan adalah dalam

58

LAMPIRAN

Tabel 1. Lanjutan....

NAMA INSTANSI UNIT LAYANAN

PT. KERETA API INDONESIA LAYANAN PENJUALAN TIKET KERETA API DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL LAYANAN PEMBERIAN IZIN OPERASIONAL TAMAN KANAK- KANAK

LAYANAN PEMBERIKAN IZIN/ AKREDITASI PTSLAYANAN PEMBERIAN IZIN MENGADAKAN KURSUS- KURSUSLAYANAN PEMBERIAN IZIN POLITEKNIK

DEPARTEMEN AGAMA LAYANAN ADMINISTRASI PERNIKAHAN, TALAK,RUJUK, DAN CERAI ( KUA)LAYANAN PENYELENGGARAAN HAJILAYANAN PEMBERIAN IZIN PENDIDIKAN AGAMA / SEKOLAH AGAMALAYANAN PEMBERIAN IZIN PENYELENGGARAAN HAJI

DEPARTEMEN TENAGA KERJA LAYANAN KEBERANGKATAN DAN KEPULANGAN TKILAYANAN PENDIRIAN BALAI LATIHAN KERJALAYANAN PENGUJIAN K3 LAYANAN IZIN TENAGA KERJA ASING

DEPARTEMEN PERINDUSTRIAN LAYANAN PEMBUATAN TDPLAYANAN TEKNIS PENGUJIAN DAN KALIBRASILAYANAN SERTIFIKASI STANDAR NASIONAL INDONESIA ( SNI) DAN SERTIFIKASI SISTEM MANAGEMENT MUTU

PT. PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA (PLN) LAYANAN PEMBERIAN IZIN PENYAMBUNGAN DAN PEMASANGAN LISTRIK LAYANAN JARINGAN / TAMBAHAN DAYAPELAYANAN GANGGUAN

DEPARTEMEN PERHUBUNGAN LAYANAN PEMBERIAN IZIN TRAYEKLAYANAN PEMBERIAN IZIN USAHA ANGKUTAN LAUTLAYANAN PEMBERIAN IZIN USAHA ANGKUTAN DARAT DAN IZIN USAHA ANGKUTAN UDARA

DEPARTEMEN PERDAGANGAN LAYANAN PERIJINAN EKSPOR DAN IMPORT & LAYANAN PEMBERIAN IJIN USAHA PERDAGANGAN BAHAN BERBAHAYA LAYANAN PENDAFTARAN KEAGENAN / DISTRIBUTOR (BARANG ATAU JASA DALAM NEGERI)LAYANAN PENDAFTARAN USAHA WARALABA

KEPOLISIAN RI LAYANAN KEPENGURUSAN SIMLAYANAN PELANGGARAN LALU LINTASLAYANAN PENGADUAN (CURANMOR, PERAMPOKAN, DLL )LAYANAN KEPENGURUSAN STNK DAN BPKB

DEPARTEMEN SOSIAL LAYANAN DAN REHABILITASI SOSIAL KORBAN PENYALAHGUNAAN NAPZA ( NARKOBA )LAYANAN DAN REHABILITASI TUNA SOSIAL

PT. PELABUHAN INDONESIA II (PELINDO II) LAYANAN BARANGLAYANAN KAPAL

PT. ANGKASA PURA II LAYANAN SEWA TEMPAT BANDARALAYANAN PARKIR BANDARALAYANAN PEMBERIAN IZIN TAKSI BANDARALAYANAN CARGO

DEPARTEMEN HUKUM DAN HAM LAYANAN PASPOR, PASPOR HILANG / RUSAK, PERUBAHAN PASPOR RI UNTUK WNI LAYANAN LEMBAGA PERMASYARAKATANLAYANAN KENOTARISANLAYANAN FIDUSIA ( JAMINAN ATAS BARANG BERGERAK )

BADAN PERTANAHAN NASIONAL LAYANAN BALIK NAMA HAK TANAHLAYANAN PEMBUATAN SERTIFIKAT TANAH / PENGGABUNGAN SERTIFIKATLAYANAN PENGUKURAN DAN PEMETAAN KADASTRALLAYANAN HAK TANGGUNGAN

DEPARTEMEN KEUANGAN LAYANAN PEMERIKSAAN SPTLAYANAN BEA MASUKLAYANAN KPPN

MAHKAMAH AGUNG PN JAKARTA BARATPN JAKARTA UTARA PN JAKARTA PUSATPN JAKARTA SELATAN

Page 68: INTEGRITAS SEKTOR PUBLIK INDONESIA TAHUN 2008 … · Lingkungan Kerja 19 2.3.3. Perilaku Petugas Layanan 21 2.3.4. Pencegahan Korupsi 23 ... yang selama ini berjalan adalah dalam

59

LAMPIRAN

Jumlah unit layanan yang disurvei untuk tingkat

pusat adalah sebanyak 105 unit layanan. Unit-unit

layanan tersebut menyebar di 40 instansi yang

merupakan 15 instansi setingkat Departemen, 8 instansi

setingkat Lembaga Pemerintah Non Departemen

(LPND), 15 Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan 2 Badan

Layanan Umum (BLU). Sementara untuk unit layanan

yang disurvei di tingkat daerah terdiri dari empat unit

Tabel 2. Daerah yang menjadi Lokasi Survei Integritas 2008

Tabel 3. Jumlah Responden

No Pemerintah Daerah No Pemerintah Daerah1 Kota Gorontalo 27 Kab. Bekasi2 Kab. Magelang 28 Kota Semarang3 Kota Balikpapan 29 Kab. Kendal4 Kab. Jembrana 30 Kab. Sleman5 Kota Yogyakarta 31 Kota Medan 6 Kab. Barito Utara 32 Kota Denpasar7 Kab. Kudus 33 Kota Manado 8 Kab. Kapuas 34 Kota Makassar 9 Kab. Barito Kuala 35 Kota Kediri

10 Kab. Probolinggo 36 Kab. Sragen11 Kota Palembang 37 Kab. Banyumas12 Kab. Brebes 38 DKI Jakarta13 Kab. Kotawaringin Barat 39 Kab. Hulu Sungai Tengah14 Kab. Pasir 40 Kota Tangerang15 Kab. Jepara 41 Kota Banjarmasin16 Kab. Jember 42 Kab. Kota Baru17 Kab. Karangasem 43 Kota Malang18 Kota Padang 44 Kab. Kutai Kartanegara19 Kota Banda Aceh 45 Kab. Serang20 Kota Pekanbaru 46 Kota Palangkaraya21 Kab. Bondowoso 47 Kab. Sambas22 Kab. Jombang 48 Kota Pontianak23 Kota Bogor 49 Kab. Bandung24 Kab. Subang 50 Kab. Sumenep25 Kab. Ketapang 51 Kota Bandung26 Kota Surabaya 52 Kota Tanjung Pinang

B. Karakteristik Responden

No Uraian Jumlah

1 Total Responden SI 2008 11,2682 Responden di Tingkat Pusat 4,8003 Responden di Tingkat Daerah 6,4684 Responden Untuk Setiap Unit Layanan 30

layanan. Keempatnya adalah unit layanan pembuatan

Kartu Tanda Penduduk (KTP), Unit layanan pembuatan

Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP), unit layanan

pembuatan Izin Mendirikan Bangunan (IMB) dan unit

layanan air minum (PDAM). Keempat unit layanan

tersebut, disurvei di 52 Kabupaten/Kota yang tersebar

di 20 propinsi.

Page 69: INTEGRITAS SEKTOR PUBLIK INDONESIA TAHUN 2008 … · Lingkungan Kerja 19 2.3.3. Perilaku Petugas Layanan 21 2.3.4. Pencegahan Korupsi 23 ... yang selama ini berjalan adalah dalam

60

LAMPIRAN

Tabel 4. Karakteristik Responden

Tabel 5. Variabel, Indikator dan Sub Indikator berserta Bobot Penilaian

C. Variabel dan Instrumen Pengukuran

No. Kriteria RespondenTingkat Pusat Tingkat Daerah

% %A. Berdasarkan Jenis Kelamin

1 Laki-laki 63% 69%2 Perempuan 37% 31%

B. Berdasarkan Tingkat Pendidikan1 SD atau tidak pernah sekolah 3% 9%2 SMP atau sederajat 5% 11%3 SMA atau sederajat 32% 45%4 Akademi / Diploma 20% 10%5 S1 / S2 / S3 38% 24%6 Tidak menjawab 2% 1%

C. Berdasarkan Pekerjaan1 Bekerja sendiri 17% 45%2 Karyawan Swasta 65% 29%3 Pegawai negeri / militer 3% 11.%4 Tidak bekerja 14% 14%5 Tidak menjawab 1% 1%

D. Berdasarkan Umur1 Kurang dari 25 tahun 7% 11%2 26 - 35 tahun 39% 30%3 36 - 45 tahun 34% 33%4 46 - 55 tahun 12% 19%5 Di atas 55 tahun 8% 7%

Variabel Indikator Sub-Indikator

IndeksIntegritas

Pengalaman Integritas (0.705)

Pengalaman Korupsi (0.748)

Frekuensi Pemberian Gratifikasi (0.694)Nilai atau Jumlah gratifikasi (0.306)

Cara Pandang(0.252) Cara Pandang tingkat gratifikasi (1.000)

Potensi Integritas

(0,295) = 5,96

Lingkungan Kerja (0.265)

Penawaran dan Pemberian Gratifikasi (0.658)Kebutuhan kontak di luar prosedur (0.342)

Sistem Administrasi(0.303)

Kemudahan/Kepraktisan SOP (0.294)Keterbukaan Informasi (0.706)

Perilaku Petugas Layanan (0.261)

Keadilan dalam layanan (0.727)Harapan atas gratifikasi (0.273)

Pencegahan Korupsi (0.171)

Upaya Pencegahan Korupsi (0.556)Kemudahan Pengaduan Masyarakat (0.444)

Variabel, Indikator dan sub indikator pada tabel diatas,

merupakan panduan dalam menyusun kuesioner.

Dalam hal ini, pertanyaan-pertanyaan yang ada pada

kuesioner diarahkan untuk menilai hal-hal tersebut.

Untuk menjaga agar tidak salah responden, pertanyaan

awal diarahkan untuk menscreening status responden

dalam pengurusan. Selanjutnya item-item inti

pertanyaan dimulai dari pertanyaan pada aspek-aspek

potensi integritas yang kemudian dilanjutkan dengan

pertanyaan terkait pengalaman integritas. Pengisian

kuesioner ditutup dengan pertanyaan seputar

demografi responden. Struktur pertanyaan yang ada

pada kuesioner, dapat dilihat pada tabel berikut.

Page 70: INTEGRITAS SEKTOR PUBLIK INDONESIA TAHUN 2008 … · Lingkungan Kerja 19 2.3.3. Perilaku Petugas Layanan 21 2.3.4. Pencegahan Korupsi 23 ... yang selama ini berjalan adalah dalam

61

LAMPIRAN

No. Item PertanyaanA. Pertanyaan Screening

1 Status responden sebagai pengguna layanan publik2 Keterlibatan responden dalam pengurusan layanan publik

B. Sistem Administrasi3 Sumber informasi tentang layanan4 Ketersediaan informasi tentang biaya, cara dan jangka waktu

pengurusan layanan5 Tingkat kemudahan dalam mengurus layanan6 Tingkat kecepatan waktu pengurusan hingga selesai

C. Lingkungan Kerja7 Intensitas pemberian suap / uang tambahan di unit layanan8 Waktu pemberiang uang tambahan / suap9 Pihak yang berinisiatif dalam suap menyuap

10 Sikap petugas terhadap tawaran suap11 Intensitas pertemuan dengan petugas dalam proses pelayanan12 Keberadaan pertemuan yang tidak resmi / diluar prosedur

D. Perilaku Petugas Layanan13 Adanya perbedaan perlakuan petugas dalam memberikan pelayanan14 Harapan petugas yang memberikan layanan terhadap imbalan / uang

tambahan15 Dampak dari pemberian imbalan / uang tambahan terhadap kelancaran

pelayananE. Pencegahan Korupsi

16 Keberadaan kampanye anti korupsi di lingkungan pelayanan17 Cara / bentuk kampanye anti korupsi yang dilakukan oleh unit layanan18 Kemudahan dalam memahami isi pesan anti korupsi19 Kemudahan dalam mengajukan pengaduan terkait layanan yang

diberikan20 Cara instansi / unit layanan dalam menerima pengaduan atau keluhan

masyarakatF. Pengalaman Pribadi terkait Korupsi

21 Total biaya yang dikeluarkan dalam mengurus layanan22 Biaya resmi pengurusan23 Biaya tambahan di luar biaya resmi yang dikeluarkan oleh pengguna

layanan24 Frekuensi pemberian biaya tambahan25 Bentuk biaya tambahan yang diberikan26 Tingkat kewajaran pembayaran biaya tambahan27 Sifat pemberian biaya tambahan28 Tingkat kerawanan indikasi korupsi

G. Demografi Responden29 Jenis kelamin30 Tingkat pendidikan31 Jenis pekerjaan32 Jenis industri / sektor pekerjaan33 Usia34 Rata-rata pengeluaran total per bulan

Tabel 6. Struktur Pertanyaan dalam Kuesioner Surevei Integritas 2008

Page 71: INTEGRITAS SEKTOR PUBLIK INDONESIA TAHUN 2008 … · Lingkungan Kerja 19 2.3.3. Perilaku Petugas Layanan 21 2.3.4. Pencegahan Korupsi 23 ... yang selama ini berjalan adalah dalam

62

LAMPIRAN

D. Alat Analisis dan Pengolahan Data

Data diolah dengan menggunakan bantuan software

pengolahan data. Dalam hal ini, software yang

digunakan terdiri dari QPSMR Reflect Software, SPSS

versi 13 dan Microsoft Excell. Sejak dari input hingga

running data, kontrol kualitas dilakukan secara ketat

oleh ahli statistik. Hasil dari pengolahan data tersebut,

disajikan dalam bentuk nilai indeks 0-10. Besarnya

nilai indeks akan menunjukkan posisi ranking dari unit

layanan yang dinilai.

Page 72: INTEGRITAS SEKTOR PUBLIK INDONESIA TAHUN 2008 … · Lingkungan Kerja 19 2.3.3. Perilaku Petugas Layanan 21 2.3.4. Pencegahan Korupsi 23 ... yang selama ini berjalan adalah dalam

63

LAMPIRAN

Lampiran 2. Nilai Integritas Instansi dan Layanan Tingkat Pusat

NAMA INSTANSI SKOR INTEGRITAS

PERINGKAT UNIT LAYANAN SKOR INTEGRITAS

PERINGKAT

PERUM PEGADAIAN 8.56 1 LAYANAN PEGADAIAN BARANG 8.56 2

MAJELIS ULAMA INDONESIA (MUI)

8.53 2 LAYANAN UNTUK MENDAPATKAN SERTIFIKAT HALAL

8.53 3

BANK INDONESIA (BI) 8.12 3 LAYANAN KAS KE BANK UMUM (BANK INDONESIA)

8.39 5

LAYANAN PENUKARAN UANG KECIL / CASH MANAGEMENT

8.07 9

LAYANAN PEMBERIAN IZIN PRINSIP DAN IZIN USAHA BPR

8.31 6

LAYANAN KREDIT 6.3 73

PT. POS INDONESIA 8.08 4 LAYANAN PENGAMBILAN UANG PENSIUN 8.08 8

PT. TASPEN 7.94 5 LAYANAN ASURANSI PENSIUNAN 7.94 12

BADAN PENGAWASAN OBAT DAN MAKANAN (BPOM)

7.84 6 LAYANAN PENYELIDIKAN OBAT DAN MAKANAN 7.51 26

LAYANAN PEMBERIAN /PENDAFTATRAN MD & ML 8.45 4

LAYANAN PENGAWASAN TRAPETIK , NAPZA, TRADISIONAL

7.6 22

BADAN PENGAWAS PASAR MODAL (BAPEPAM)

7.81 7 LAYANAN PEMBERIAN IZINAN PASAR MODAL/ BAPEPAM LK

7.81 17

DEPARTEMEN KOPERASI DAN UKM

7.69 8 LAYANAN PINJAMAN PERMODALAN UKM 8.06 10

LAYANAN PENGESAHAN BADAN HUKUM KOPERASI

7.23 43

DEPARTEMEN KESEHATAN 7.58 9 IZIN PERDAGANGAN BESAR FARMASI (PBF ) 7.3 40

LAYANAN PEMBERIAN IZIN PENYALURAN ALAT KESEHATAN

7.21 44

LAYANAN PEMBERIAN IZIN RUMAH OBAT 7.74 18

BADAN PENGAWASAN PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI (BAPPEBTI)

7.58 10 LAYANAN PEMBERIAN IZIN PERDAGANGAN BERJANGKA

7.94 11

LAYANAN PEMBERIAN IZIN WAKIL PIALANG 8.14 7

LAYANAN PEMBERIAN IZIN PERUSAHAAN PIALANG BERJANGKA

5.69 83

BANK MANDIRI 7.57 11 LAYANAN PINJAMAN (KREDIT MULTIGUNA, KPR,KPA)

7.57 23

PT. PELNI 7.41 12 LAYANAN PENJUALAN TIKET 7.41 32

PT. PERTAMINA 7.38 13 LAYANAN PENENTUAN DISTRIBUTOR TABUNG GAS 3 KG DAN ASESSORISNYA

7.31 38

LAYANAN DISTRIBUSI DAN PEMASARAN BBM 7.42 31

LAYANAN DISTRIBUSI DAN PEMASANGAN NON BBM

7.31 35

LAYANAN DISTRIBUSI DAN JARINGAN PELAYANAN DOMESTIK

7.3 39

PT. SUCOFIDO 7.32 14 LAYANAN JASA PEMERIKSAAN PRODUK 7.31 37

LAYANAN JASA STANDAR INTERNASIONAL 7.31 36

BADAN URUSAN LOGISTIK (BULOG)

7.23 15 LAYANAN PENYALURAN BERAS 7.23 42

BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL-BKPM

7.21 16 LAYANAN PEMBERIAN IZIN ANGKA PENGENAL IMPORT TERBATAS (APIT)

6.65 57

LAYANAN PEMBERIAN IZIN PENDIRIAN PERUSAHAAN PMDN

7.4 34

LAYANAN PEMBERIAN IZIN PENDIRIAN PERUSAHAAN PMA

7.46 28

PT. ASABRI 7.15 17 LAYANAN SANTUNAN ASURANSI 7.15 46

Page 73: INTEGRITAS SEKTOR PUBLIK INDONESIA TAHUN 2008 … · Lingkungan Kerja 19 2.3.3. Perilaku Petugas Layanan 21 2.3.4. Pencegahan Korupsi 23 ... yang selama ini berjalan adalah dalam

64

LAMPIRAN

Lampiran 2. Lanjutan...

NAMA INSTANSI SKOR INTEGRITAS

PERINGKAT UNIT LAYANAN SKOR INTEGRITAS

PERINGKAT

DEPARTEMEN LUAR NEGERI

7.14 18 LAYANAN LEGALISASI BAGI DOKUMEN YANG AKAN DIGUNAKAN DI LUAR NEGERI

7.48 27

LAYANAN KEPENGURUSAN VISA 7.09 48

LAYANAN KEPENGURUSAN PASPOR DINAS 6.44 67

LAYANAN PEMBERIAN IZIN KE LN (EXIT PERMIT) 7.51 25

DEPARTEMEN PERTANIAN 7.1 19 LAYANAN IZIN PENDAFTARAN PUPUK ORGANIK 6.42 69

LAYANAN IZIN INVESTASI BIDANG USAHA HORTIKULTURAL

6.86 55

LAYANAN SERTIFIKASI PERUSAHAAN FUMIGASI DENGAN METIL BROMIDA and SERTIFIKASI PERUSAHAAN KAMASAN KAYU

7.94 14

RS FATMAWATI 7.08 20 LAYANAN TES FISIK NARKOBA UNTUK SURAT BEBAS NARKOBA

7.08 49

DEPARTEMEN ENERGI SUMBERDAYA MINERAL (ESDM)

7.05 21 LAYANAN PENERBIT SKT 6.91 53

LAYANAN PEMBERIAN IZIN USAHA PENUNJANG PERTAMBANGAN/IZIN USAHA (SEMENTARA DAN TETAP)/SERTIFIKASI PRODUK PERALATAN DAN PEMANFAATAN TL

7.19 45

RS CIPTO MANGUN KUSUMO (RSCM)

6.99 22 LAYANAN RAWAT INAP 6.5 63

LAYANAN RAWAT JALAN 7.45 29

LAYANAN ASKESKIN 7.05 50

PT. TELKOM 6.92 23 LAYANAN PASANG SAMBUNGAN BARU 6.57 58

LAYANAN PEMULIHAN PEMUTUSAN HUBUNGAN 6.99 51

LAYANAN TAGIHAN TUNGGAKAN 7.43 30

DEPARTEMEN KELAUTAN DAN PERIKANAN

6.92 24 LAYANAN PEMBERIAN IZIN OPERASI KAPAL PERIKANAN

7.25 41

LAYANAN PEMBERIAN IZINAN USAHA PENAGKAPAN IKAN

7.11 47

LAYANAN SEWA RUANG PENDINGAN (COLD STORAGE)

5.48 87

LAYANAN PEMBERIAN IZIN PENGEMBANGAN USAHA PERIKANAN

7.88 15

PT. KERETA API INDONESIA

6.9 25 LAYANAN PENJUALAN TIKET KERETA API 6.9 54

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL

6.81 26 LAYANAN PEMBERIAN IZIN OPERASIONAL TAMAN KANAK- KANAK

5.21 92

LAYANAN PEMBERIKAN IZIN/ AKREDITASI PTS 7.94 13

LAYANAN PEMBERIAN IZIN MENGADAKAN KURSUS- KURSUS

6.29 74

LAYANAN PEMBERIAN IZIN POLITEKNIK 8.6 1

DEPARTEMEN AGAMA 6.57 27 LAYANAN ADMINISTRASI PERNIKAHAN, TALAK,RUJUK, DAN CERAI ( KUA)

5.43 88

LAYANAN PENYELENGGARAAN HAJI 7.54 24

LAYANAN PEMBERIAN IZIN PENDIDIKAN AGAMA / SEKOLAH AGAMA

6.49 64

LAYANAN PEMBERIAN IZINAN PENYELENGGARAAN HAJI

6.54 61

DEPARTEMEN TENAGA KERJA

6.51 28 LAYANAN KEBERANGKATAN DAN KEPULANGAN TKI

6.44 68

LAYANAN PENDIRIAN BALAI LATIHAN KERJA 7.86 16

LAYANAN PENGUJIAN K3 6.45 65

LAYANAN IZIN TENAGA KERJA ASING 5.98 79

Page 74: INTEGRITAS SEKTOR PUBLIK INDONESIA TAHUN 2008 … · Lingkungan Kerja 19 2.3.3. Perilaku Petugas Layanan 21 2.3.4. Pencegahan Korupsi 23 ... yang selama ini berjalan adalah dalam

65

LAMPIRAN

NAMA INSTANSI SKOR INTEGRITAS

PERINGKAT UNIT LAYANAN SKOR INTEGRITAS

PERINGKAT

DEPARTEMEN PERINDUSTRIAN

6.45 29 LAYANAN PEMBUATAN TDP 5.12 95

LAYANAN TEKNIS PENGUJIAN DAN KALIBRASI 7.64 20

LAYANAN SERTIFIKASI STANDAR NASIONAL INDONESIA ( SNI ) DAN SERTIFIKASI SISTEM MANAGEMENT MUTU

7.41 33

PT. PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA (PLN)

6.39 30 LAYANAN PEMBERIAN IZIN PENYAMBUNGAN DAN PEMASANGAN LISTRIK

6.16 77

LAYANAN JARINGAN / TAMBAHAN DAYA 6.57 60

PELAYANAN GANGGUAN 6.36 72

DEPARTEMEN PERHUBUNGAN

6.23 31 LAYANAN PEMBERIAN IZIN TRAYEK 6.44 68

LAYANAN PEMBERIAN IZIN USAHA ANGKUTAN LAUT

5.98 79

LAYANAN PEMBERIAN IZIN USAHA ANGKUTAN DARAT DAN IZIN USAHA ANGKUTAN UDARA

6.41 70

DEPARTEMEN PERDAGANGAN

6.17 32 LAYANAN PERIJINAN EKSPOR DAN IMPORT & LAYANAN PEMBERIAN IJIN USAHA PERDAGANGAN BAHAN BERBAHAYA

5.27 89

LAYANAN PENDAFTARAN KEAGENAN / DISTRIBUTOR (BARANG ATAU JASA DALAM NEGERI)

5.72 82

LAYANAN PENDAFTARAN USAHA WARALABA 7.71 19

KEPOLISIAN RI 6.13 33 LAYANAN KEPENGURUSAN SIM 5.22 91

LAYANAN PELANGGARAN LALU LINTAS 6.53 62

LAYANAN PENGADUAN (CURANMOR, PERAMPOKAN, DLL )

5.65 85

LAYANAN KEPENGURUSAN STNK DAN BPKB 6.98 52

DEPARTEMEN SOSIAL 5.99 34 LAYANAN DAN REHABILITASI SOSIAL KORBAN PENYALAHGUNAAN NAPZA ( NARKOBA )

6.38 71

LAYANAN DAN REHABILITASI TUNA SOSIAL 5.76 81

PT. PELABUHAN INDONESIA II (PELINDO II)

5.44 35 LAYANAN BARANG 5.68 84

LAYANAN KAPAL 5.13 94

PT. ANGKASA PURA II 5.32 36 LAYANAN SEWA TEMPAT BANDARA 4.94 96

LAYANAN PARKIR BANDARA 5.14 93

LAYANAN PEMBERIAN IZIN TAKSI BANDARA 7.63 21

LAYANAN CARGO 4.92 97

DEPARTEMEN HUKUM DAN HAM

5.25 37 LAYANAN PERMOHONAN PASPOR, PASPOR HILANG / RUSAK, PERUBAHAN PASPOR RI UNTUK WNI

5.83 80

LAYANAN LEMBAGA PERMASYARAKATAN 2.99 103

LAYANAN KENOTARISAN 6.81 56

LAYANAN FIDUSIA ( JAMINAN ATAS BARANG BERGERAK )

6.19 75

BADAN PERTANAHAN NASIONAL

5.07 38 LAYANAN BALIK NAMA HAK TANAH 5.26 90

LAYANAN PEMBUATAN SERTIFIKAT TANAH / PENGGABUNGAN SERTIFIKAT

4.56 99

PENGUKURAN DAN PEMETAAN KADASTRAL 5.59 86

LAYANAN HAK TANGGUNGAN 4.85 98

DEPARTEMEN KEUANGAN 5.06 39 LAYANAN PEMERIKSAAN SPT 6.57 59

LAYANAN BEA MASUK 4.48 100

LAYANAN KPPN 2.75 104

MAHKAMAH AGUNG 4.43 40 PN JAKARTA BARAT 2.52 105

PN JAKARTA UTARA 3.07 102

PN JAKARTA PUSAT 4.47 101

PN JAKARTA SELATAN 6.19 76

Lampiran 2. Lanjutan...

Page 75: INTEGRITAS SEKTOR PUBLIK INDONESIA TAHUN 2008 … · Lingkungan Kerja 19 2.3.3. Perilaku Petugas Layanan 21 2.3.4. Pencegahan Korupsi 23 ... yang selama ini berjalan adalah dalam

66

LAMPIRAN

Lampiran 3. Skor Pengalaman dan Potensi Integritas Tingkat PusatINSTANSI UNIT LAYANAN PENGALAMAN

INTEGRITAS POTENSI

INTEGRITAS PERUM PEGADAIAN

Layanan Pegadaian Barang 9.21 7.00 MAJELIS ULAMA INDONESIA

Layanan untuk Mendapatkan Sertifikat Halal 9.11 7.15 BANK INDONESIA

Layanan Kas ke Bank Umum 8.69 7.66 Layanan Penukaran Uang Kecil / Cash Management 8.40 7.30 Layanan Pemberian Izin Prinsip dan Izin Usaha BPR 9.00 6.65 Layanan Kredit 6.29 6.32

PT. POS DAN GIROLayanan Pengambilan Uang Pensiun 8.63 6.76

PT. TASPENLayanan Asuransi Pensiunan 8.47 6.69

BADAN PENGAWASAN OBAT DAN MAKANAN (BPOM)

Layanan Penyelidikan Obat dan Makanan 8.21 5.85 Layanan Pemberian/Pendaftaran MD & ML 9.41 6.16 Layanan Pengawasan Trapetik, Napza, Tradisional 8.17 6.25

BAPEPAMLayanan Pemberian Izin Pasar Modal/ Bapepam LK 8.41 6.38

KOPERASI DAN UKMLayanan Pinjaman Permodalan UKM 8.55 6.89 Layanan Pengesahan Badan Hukum kKperasi 7.51 6.55

DEPARTEMEN KESEHATANLayanan Pemberian Izin Penyaluran Alat Kesehatan & Izin Perdagangan Besar Farmasi (PBF )

7.83 6.02

Layanan Pemberian Izin Penyaluran Alat Kesehatan 7.74 5.97 Layanan Pemberian Izin Rumah Obat 8.40 6.17

BADAN PENGAWASAN PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI – BAPPEBTI

Layanan Pemberian Izin Perdagangan Berjangka 8.74 6.04 Layanan Pemberian Izin Wakil Pialang 8.81 6.51 Layanan Pemberian Izin Perusahaan Pialang Berjangka 6.12 4.67

BANK MANDIRILayanan Pinjaman (Kredit Multiguna, KPR, KPA) 7.97 6.61

PT. PELNILayanan Penjualan Tiket ( Pelni ) 7.77 6.56

PT. PERTAMINALayanan Penentuan Distributor Tabung Gas 3 kg dan Asessorisnya

7.71 6.35

Layanan Distribusi dan Pemasaran BBM 7.84 6.41 Layanan Distribusi dan Pemasangan non BBM 7.59 6.65 Layanan Distribusi dan Jaringan Pelayanan Domestik 7.66 6.46

PT. SUCOFIDOLayanan Jasa Pemeriksaan Produk 7.76 6.24 Layanan Jasa Standar Internasional 7.80 6.14

BADAN URUSAN LOGISTIKLayanan Penyaluran Beras 7.64 6.27

BKPMLayanan Pemberian Izin Angka Pengenal Import Terbatas (APIT)

6.83 6.21

Layanan Pemberian Izin Pendirian Perusahaan PMDN 7.97 6.05 Layanan Pemberian Izin Pendirian Perusahaan PMA 7.92 6.35

PT. ASABRILayanan Santunan Asuransi 7.47 6.38

Page 76: INTEGRITAS SEKTOR PUBLIK INDONESIA TAHUN 2008 … · Lingkungan Kerja 19 2.3.3. Perilaku Petugas Layanan 21 2.3.4. Pencegahan Korupsi 23 ... yang selama ini berjalan adalah dalam

67

LAMPIRAN

INSTANSI UNIT LAYANAN PENGALAMAN INTEGRITAS

POTENSI INTEGRITAS

DEPARTEMEN LUAR NEGERILayanan Legalisasi bagi Dokumen yang akan Digunakan di Luar Negeri

8.03 6.18

Layanan Pengurusan Visa 7.47 6.20 Layanan Pengurusan Paspor Dinas 6.69 5.85 Layanan Pemberian Izin ke LN (Exit Permit) 8.00 6.37

DEPARTEMEN PERTANIANLayanan Izin Pendaftaran Pupuk Organik 6.58 6.04 Layanan Izin Investasi Bidang Usaha Hortikultural 7.30 5.82 Layanan Sertifikasi Perusahaan Fumigasi dengan Metil bromida and Sertifikasi Perusahaan Kemasan Kayu

8.60 6.35

RS FATMAWATILayanan Tes Fisik Narkoba untuk Surat Bebas Narkoba 7.48 6.13

ESDMLayanan Penerbit SKT 7.32 5.94 Layanan Pemberian Izin Usaha Penunjang Pertambangan/Izin Usaha (sementara dan tetap) / sertifikasi produk peralatan dan pemanfaatan TL

7.73 5.89

RS CIPTO MANGUN KUSUMOLayanan Rawat Inap 7.11 5.04 Layanan Rawat Jalan 8.13 5.83 Layanan Askeskin 7.70 5.51

PT. TELKOMLayanan Pasang Sambungan Baru 6.69 6.30 Layanan Pemulihan Pemutusan Hubungan 7.18 6.53 Layanan Tagihan Tunggakan 7.61 7.01

DEPARTEMEN KELAUTAN DAN PERIKANAN

Layanan Pemberian Izin Operasi Kapal Perikanan 7.56 6.53 Layanan Pemberian Izin Usaha Penangkapan Ikan 7.51 6.17 Layanan Sewa Ruang Pendingin (cold storage) 5.59 5.23 Layanan Pemberian Izin Pengembangan Usaha Perikanan 8.30 6.88

PERUM KERETA API INDONESIALayanan Penjualan Tiket Kereta Api 7.23 6.11

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONALLayanan Pemberian Izin Operasional Taman Kanak- Kanak 5.19 5.26 Layanan Pemberian Izin/ Akreditasi PTS 8.33 7.01 Layanan Pemberian Izin Mengadakan Kursus- Kursus 6.72 5.25 Layanan Pemberian Izin Politeknik 9.02 7.59

DEPARTEMEN AGAMALayanan Administrasi Pernikahan, Talak, Rujuk, dan Cerai (KUA)

5.41 5.47

Layanan Penyelenggaraan Haji 7.96 6.55 Layanan Pemberian Izin Pendidikan Agama/ Sekolah Agama 6.76 5.82 Layanan Pemberian Izin Penyelenggaraan Haji 6.77 5.99

DEPARTEMEN TENAGA KERJALayanan Keberangkatan dan Kepulangan TKI 6.72 5.75 Layanan Pendirian Balai Latihan Kerja 8.41 6.52 Layanan Pengujian K3 6.97 5.20 Layanan Izin Tenaga Kerja Asing 6.25 5.32

DEPARTEMEN PERINDUSTRIANLayanan Pembuatan TDP 5.21 4.91 Layanan Teknis Pengujian dan Kalibrasi 8.27 6.14 Layanan Sertifikasi Standar Nasional Indonesia (SNI) dan Sertifikasi Sistem Management Mutu

8.10 5.77

PT. PLNLayanan Pemberian Izin Penyambungan dan Pemasangan Listrik

6.50 5.35

Layanan Jaringan / Tambahan Daya 6.94 5.68 Pelayanan Gangguan 6.37 6.34

Lampiran 3. Lanjutan...

Page 77: INTEGRITAS SEKTOR PUBLIK INDONESIA TAHUN 2008 … · Lingkungan Kerja 19 2.3.3. Perilaku Petugas Layanan 21 2.3.4. Pencegahan Korupsi 23 ... yang selama ini berjalan adalah dalam

68

LAMPIRAN

INSTANSI UNIT LAYANAN PENGALAMAN INTEGRITAS

POTENSI INTEGRITAS

DEPARTEMEN PERHUBUNGANLayanan Pemberian Izin Usaha Angkutan Darat and Izin Usaha Angkutan Udara

6.70 5.72

Layanan Pemberian Izin Usaha Angkutan Laut 6.03 5.88 Layanan Pemberian Izin Trayek 6.73 5.76

DEPARTEMEN PERDAGANGANLayanan Perizinan Ekspor dan Import & Layanan Pemberian Izin Usaha Perdagangan Bahan Berbahaya

5.39 4.99

Layanan Pendaftaran Keagenan / Distributor (barang atau jasa dalam negeri)

5.88 5.32

Layanan Pendaftaran Usaha Waralaba 8.31 6.29 KEPOLISIAN NEGARA RI

Layanan Pelanggaran Lalu Lintas 6.98 5.45 Layanan Pengurusan SIM 5.45 4.67 Layanan Pengurusan STNK dan BPKB 7.45 5.87 Layanan Pengaduan (Curanmor, Perampokan, dll ) 5.81 5.28

DEPARTEMEN SOSIALLayanan dan Rehabilitasi Sosial Korban Penyalahgunaan Napza (narkoba)

6.90 5.13

Layanan dan Rehabilitasi Tuna Sosial 6.34 4.37 PT. PELINDO II

Layanan Barang 5.89 5.20 Layanan Kapal 5.14 5.10

PT. ANGKASA PURA IILayanan Sewa Tempat Bandara 4.88 5.08 Layanan Parkir Bandara 5.20 5.00 Layanan Pemberian Izin Taksi Bandara 8.07 6.57 Layanan Kargo 4.92 4.92

DEPARTEMEN HUKUM DAN HAMLayanan Paspor, Paspor Hilang / Rusak, Perubahan Paspor RI untuk WNI

6.12 5.14

Layanan Lembaga Permasyarakatan 2.63 3.84 Layanan Kenotarisan 7.08 6.16 Layanan Fidusia (Jaminan Atas Barang Bergerak ) 6.41 5.67

BPNLayanan Balik Nama Hak Tanah 5.30 5.15 Layanan Pembuatan Sertifikat Tanah/ Penggabungan Sertifikat

4.51 4.67

Layanan Pengukuran dan pemetaan kadastral 5.82 5.04 Layanan Hak Tanggungan 4.84 4.86

DEPARTEMEN KEUANGANLayanan Pemeriksaan SPT 6.89 5.80 Layanan Bea Masuk 4.38 4.75 Layanan Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) 2.22 4.01

MAHKAMAH AGUNGPN jakarta barat 2.45 2.69 PN Jakarta Utara 2.99 3.27 PN Jakarta Pusat 4.64 4.06 PN Jakarta Selatan 6.53 5.36

Lampiran 3. Lanjutan...

Page 78: INTEGRITAS SEKTOR PUBLIK INDONESIA TAHUN 2008 … · Lingkungan Kerja 19 2.3.3. Perilaku Petugas Layanan 21 2.3.4. Pencegahan Korupsi 23 ... yang selama ini berjalan adalah dalam

69

LAMPIRAN

Lampiran 4. Nilai Integritas Daerah dan LayanannyaDaerah Uraian Skor Peringkat Unit Layanan Skor Peringkat

Kota Gorontalo

Total Integritas 8.52 1 PDAM 8.94 9KTP 8.77 1SIUP 8.14 5IMB 9.42 1

Pengalaman Integritas 9.04 1 PDAM 9.39 2KTP 9.54 1SIUP 8.53 2IMB 9.73 1

Potensi Integritas 7.28 3 PDAM 7.86 5KTP 6.97 8SIUP 7.19 9IMB 8.68 1

Daerah Uraian Skor Peringkat Unit Layanan Skor Peringkat

Kabupaten MAGELANG

Total Integritas 8.30 2 PDAM 8.12 9KTP 8.94 1SIUP 8.03 5IMB 8.34 4

Pengalaman Integritas 8.65 2 PDAM 8.45 15KTP 9.38 2SIUP 8.21 5IMB 8.9 3

Potensi Integritas 7.45 2 PDAM 7.34 10KTP 7.9 1SIUP 7.59 5IMB 7.01 6

Daerah Uraian Skor Peringkat Unit Layanan Skor Peringkat

Kota BALIKPAPAN

Total Integritas 7.9 3 PDAM 8 12KTP 7.99 6SIUP 7.06 18IMB 8.37 3

Pengalaman Integritas 8.4 3 PDAM 8.79 6KTP 8.41 7SIUP 7.34 20IMB 9.06 2

Potensi Integritas 6.7 10 PDAM 6.11 44KTP 6.97 7SIUP 6.41 16IMB 6.7 8

Daerah Uraian Skor Peringkat Unit Layanan Skor Peringkat

Kabupaten JEMBRANA

Total Integritas 7.84 4 PDAM 7.99 13KTP 7.38 11SIUP 7.49 11IMB 8.48 2

Pengalaman Integritas 8 5 PDAM 8.27 20KTP 7.48 16SIUP 7.39 19IMB 8.82 4

Potensi Integritas 7.48 1 PDAM 7.32 11KTP 7.15 5SIUP 7.74 3IMB 7.67 2

Daerah Uraian Skor Peringkat Unit Layanan Skor Peringkat

Kota YOGYAKARTA

Total Integritas 7.72 5 PDAM 8.8 3KTP 6.93 20SIUP 7.89 6IMB 7.21 14

Pengalaman Integritas 7.93 7 PDAM 9.18 3KTP 7.03 23SIUP 7.98 7IMB 7.44 18

Potensi Integritas 7.22 5 PDAM 7.89 4KTP 6.71 12SIUP 7.68 4IMB 6.64 9

Page 79: INTEGRITAS SEKTOR PUBLIK INDONESIA TAHUN 2008 … · Lingkungan Kerja 19 2.3.3. Perilaku Petugas Layanan 21 2.3.4. Pencegahan Korupsi 23 ... yang selama ini berjalan adalah dalam

70

LAMPIRAN

Lampiran 4. Lanjutan...

Daerah Uraian Skor Peringkat Unit Layanan Skor Peringkat

Kabupaten BARITO UTARA

Total Integritas 7.63 6 PDAM 7.94 17KTP 7.42 9SIUP 7.66 7IMB 7.51 8

Pengalaman Integritas 7.84 12 PDAM 8.11 26KTP 7.7 13SIUP 7.88 8IMB 7.68 14

Potensi Integritas 7.11 7 PDAM 7.55 9KTP 6.73 11SIUP 7.11 11IMB 7.09 4

Daerah Uraian Skor Peringkat Unit Layanan Skor Peringkat

Kabupaten KUDUS

Total Integritas 7.51 7 PDAM 7.22 36KTP 7.83 8SIUP 7.55 8IMB 7.32 10

Pengalaman Integritas 7.62 19 PDAM 7.45 38KTP 7.95 9SIUP 7.6 14IMB 7.45 17

Potensi Integritas 7.24 4 PDAM 6.69 22KTP 7.54 2SIUP 7.42 6IMB 7.02 5

Daerah Uraian Skor Peringkat Unit Layanan Skor Peringkat

Kabupaten KAPUAS

Total Integritas 7.5 8 PDAM 7.62 25KTP 8.3 4SIUP 6.32 30IMB 6.87 20

Pengalaman Integritas 8.02 4 PDAM 8.19 22KTP 8.74 4SIUP 6.47 30IMB 7.39 19

Potensi Integritas 6.27 17 PDAM 6.28 36KTP 7.25 3SIUP 5.95 22IMB 5.62 26

Daerah Uraian Skor Peringkat Unit Layanan Skor Peringkat

Kabupaten BARITO KUALA

Total Integritas 7.45 9 PDAM 8.1 10KTP 7.42 10SIUP 7.17 15IMB 7.09 16

Pengalaman Integritas 7.79 15 PDAM 8.63 9KTP 7.86 11SIUP 7.47 16IMB 7.21 22

Potensi Integritas 6.63 12 PDAM 6.85 16KTP 6.36 16SIUP 6.46 15IMB 6.81 7

Daerah Uraian Skor Peringkat Unit Layanan Skor Peringkat

Kabupaten PROBOLINGGO

Total Integritas 7.44 10 PDAM 7.62 26KTP 6.13 33SIUP 8.13 4IMB 7.87 7

Pengalaman Integritas 7.54 20 PDAM 7.61 34KTP 5.91 39SIUP 8.45 4IMB 8.19 7

Potensi Integritas 7.2 6 PDAM 7.64 7KTP 6.65 14SIUP 7.38 7IMB 7.09 3

Page 80: INTEGRITAS SEKTOR PUBLIK INDONESIA TAHUN 2008 … · Lingkungan Kerja 19 2.3.3. Perilaku Petugas Layanan 21 2.3.4. Pencegahan Korupsi 23 ... yang selama ini berjalan adalah dalam

71

LAMPIRAN

Lampiran 4. Lanjutan...

Daerah Uraian Skor Peringkat Unit Layanan Skor Peringkat

Kota PALEMBANG

Total Integritas 7.42 11 PDAM 8.33 5KTP 7.24 15SIUP 7.1 17IMB 7.24 12

Pengalaman Integritas 7.96 6 PDAM 9 4KTP 7.63 15SIUP 7.69 11IMB 7.85 9

Potensi Integritas 6.12 22 PDAM 6.75 19KTP 6.32 17SIUP 5.66 29IMB 5.78 20

Daerah Uraian Skor Peringkat Unit Layanan Skor Peringkat

Kabupaten BREBES

Total Integritas 7.4 12 PDAM 8.45 4KTP 8.05 5SIUP 7.52 9IMB 5.5 40

Pengalaman Integritas 7.64 17 PDAM 8.66 7KTP 8.68 5SIUP 7.62 12IMB 5.67 42

Potensi Integritas 6.83 9 PDAM 7.95 3KTP 6.54 15SIUP 7.28 8IMB 5.11 38

Daerah Uraian Skor Peringkat Unit Layanan Skor Peringkat

Kabupaten KOTAWARINGIN BARAT

Total Integritas 7.4 13 PDAM 7.95 16KTP 7.84 7SIUP 6.82 23IMB 6.96 18

Pengalaman Integritas 7.9 9 PDAM 8.47 13KTP 8.56 6SIUP 7.14 20IMB 7.39 20

Potensi Integritas 6.21 20 PDAM 6.69 21KTP 6.11 22SIUP 6.05 22IMB 5.95 15

Daerah Uraian Skor Peringkat Unit Layanan Skor Peringkat

Kabupaten PASIR

Total Integritas 7.37 14 PDAM 7.77 21KTP 8.41 3SIUP 6.17 30IMB 7.15 15

Pengalaman Integritas 7.79 14 PDAM 8.18 23KTP 8.94 3SIUP 6.44 31IMB 7.61 15

Potensi Integritas 6.37 15 PDAM 6.78 18KTP 7.16 4SIUP 5.5 34IMB 6.06 14

Daerah Uraian Skor Peringkat Unit Layanan Skor Peringkat

Kabupaten JEPARA

Total Integritas 7.37 15 PDAM 9.02 1KTP 6.79 23SIUP 7.05 19IMB 6.6 25

Pengalaman Integritas 7.52 21 PDAM 9.63 1KTP 6.76 29SIUP 7.01 24IMB 6.66 27

Potensi Integritas 7 8 PDAM 7.57 8KTP 6.88 10SIUP 7.15 10IMB 6.45 10

Page 81: INTEGRITAS SEKTOR PUBLIK INDONESIA TAHUN 2008 … · Lingkungan Kerja 19 2.3.3. Perilaku Petugas Layanan 21 2.3.4. Pencegahan Korupsi 23 ... yang selama ini berjalan adalah dalam

72

LAMPIRAN

Lampiran 4. Lanjutan...

Daerah Uraian Skor Peringkat Unit Layanan Skor Peringkat

Kabupaten JEMBER

Total Integritas 7.35 16 PDAM 8.24 8KTP 7.29 13SIUP 8.25 2IMB 5.47 41

Pengalaman Integritas 7.93 8 PDAM 8.96 5KTP 7.9 10SIUP 8.98 1IMB 5.81 38

Potensi Integritas 5.96 25 PDAM 6.54 27KTP 5.83 29SIUP 6.51 14IMB 4.66 43

Daerah Uraian Skor Peringkat Unit Layanan Skor Peringkat

Kabupaten KARANGASEM

Total Integritas 7.34 17 PDAM 7.26 35KTP 6.89 21SIUP 8.32 1IMB 6.91 19

Pengalaman Integritas 7.63 18 PDAM 7.56 37KTP 6.97 24SIUP 8.53 3IMB 7.48 16

Potensi Integritas 6.65 11 PDAM 6.56 26KTP 6.68 13SIUP 7.81 2IMB 5.54 29

Daerah Uraian Skor Peringkat Unit Layanan Skor Peringkat

Kota PADANG

Total Integritas 7.28 18 PDAM 7.87 18KTP 6.75 25SIUP 7.12 16IMB 7.25 11

Pengalaman Integritas 7.88 10 PDAM 8.5 12KTP 7.35 19SIUP 7.75 10IMB 7.85 10

Potensi Integritas 5.85 31 PDAM 6.36 32KTP 5.31 39SIUP 5.63 31IMB 5.81 18

Daerah Uraian Skor Peringkat Unit Layanan Skor Peringkat

Kota BANDA ACEH

Total Integritas 7.25 19 PDAM 7.8 19KTP 6.77 24SIUP 6.94 21IMB 7.39 9

Pengalaman Integritas 7.8 13 PDAM 8.44 16KTP 7.18 21SIUP 7.39 18IMB 8.06 8

Potensi Integritas 5.92 26 PDAM 6.28 37KTP 5.79 31SIUP 5.88 23IMB 5.76 22

Daerah Uraian Skor Peringkat Unit Layanan Skor Peringkat

Kota PEKANBARU

Total Integritas 7.19 20 PDAM 7.6 27KTP 6.98 17SIUP 7.52 10IMB 6.72 24

Pengalaman Integritas 7.87 11 PDAM 8.47 14KTP 7.76 12SIUP 8.15 6IMB 7.18 23

Potensi Integritas 5.56 38 PDAM 5.52 44KTP 5.13 42SIUP 7.52 21IMB 5.62 27

Page 82: INTEGRITAS SEKTOR PUBLIK INDONESIA TAHUN 2008 … · Lingkungan Kerja 19 2.3.3. Perilaku Petugas Layanan 21 2.3.4. Pencegahan Korupsi 23 ... yang selama ini berjalan adalah dalam

73

LAMPIRAN

Lampiran 4. Lanjutan...

Daerah Uraian Skor Peringkat Unit Layanan Skor Peringkat

Kabupaten BONDOWOSO

Total Integritas 7.12 21 PDAM 7.38 32KTP 5.93 36SIUP 7.18 14IMB 7.89 6

Pengalaman Integritas 7.37 23 PDAM 7.57 36KTP 6 35SIUP 7.4 13IMB 8.49 6

Potensi Integritas 6.53 13 PDAM 6.94 14KTP 5.75 32SIUP 6.64 17IMB 6.43 11

Daerah Uraian Skor Peringkat Unit Layanan Skor Peringkat

Kabupaten JOMBANG

Total Integritas 7.11 22 PDAM 7.37 33KTP 7.36 12SIUP 7 20IMB 6.8 23

Pengalaman Integritas 7.66 16 PDAM 7.75 30KTP 8.08 8SIUP 7.61 13IMB 7.33 21

Potensi Integritas 5.78 32 PDAM 6.46 30KTP 5.62 35SIUP 5.54 33IMB 5.52 30

Daerah Uraian Skor Peringkat Unit Layanan Skor Peringkat

Kota BOGOR

Total Integritas 7.06 23 PDAM 7.41 30KTP 6.97 18SIUP 7.33 13IMB 6.54 26

Pengalaman Integritas 7.4 22 PDAM 7.63 33KTP 7.26 20SIUP 7.82 9IMB 6.87 25

Potensi Integritas 6.25 18 PDAM 6.9 15KTP 6.28 18SIUP 6.15 19IMB 5.74 23

Daerah Uraian Skor Peringkat Unit Layanan Skor Peringkat

Kabupaten SUBANG

Total Integritas 6.82 24 PDAM 7.49 29KTP 4.37 51SIUP 7.38 12IMB 8.05 5

Pengalaman Integritas 7.23 25 PDAM 8.53 10KTP 4.6 49SIUP 7.17 21IMB 8.76 5

Potensi Integritas 5.85 29 PDAM 5.02 47KTP 3.83 51SIUP 7.88 1IMB 6.37 12

Daerah Uraian Skor Peringkat Unit Layanan Skor Peringkat

Kabupaten KETAPANG

Total Integritas 6.8 25 PDAM 7.65 23KTP 6.64 26SIUP 5.72 36IMB 7.08 17

Pengalaman Integritas 7.3 24 PDAM 8.06 27KTP 6.95 25SIUP 6.46 30IMB 7.69 13

Potensi Integritas 5.6 37 PDAM 6.65 24KTP 5.91 27SIUP 3.97 49IMB 5.63 25

Page 83: INTEGRITAS SEKTOR PUBLIK INDONESIA TAHUN 2008 … · Lingkungan Kerja 19 2.3.3. Perilaku Petugas Layanan 21 2.3.4. Pencegahan Korupsi 23 ... yang selama ini berjalan adalah dalam

74

LAMPIRAN

Lampiran 4. Lanjutan...

Daerah Uraian Skor Peringkat Unit Layanan Skor Peringkat

Kota SURABAYA

Total Integritas 6.7 26 PDAM 8.25 7KTP 6.62 27SIUP 5.69 37IMB 6.11 29

Pengalaman Integritas 6.96 27 PDAM 8.33 18KTP 6.8 27SIUP 6.25 33IMB 6.39 33

Potensi Integritas 6.09 23 PDAM 8.07 2KTP 6.18 19SIUP 4.35 44IMB 5.43 31

Daerah Uraian Skor Peringkat Unit Layanan Skor Peringkat

Kabupaten BEKASI

Total Integritas 6.67 27 PDAM 6.62 43KTP 6.56 28SIUP 6.64 25IMB 6.84 22

Pengalaman Integritas 6.85 31 PDAM 6.8 45KTP 6.78 28SIUP 6.77 25IMB 7.07 24

Potensi Integritas 6.23 19 PDAM 6.2 38KTP 6.06 23SIUP 6.35 17IMB 6.31 13

Daerah Uraian Skor Peringkat Unit Layanan Skor Peringkat

Kota SEMARANG

Total Integritas 6.61 28 PDAM 7.09 38KTP 7.01 16SIUP 6.44 26IMB 5.92 34

Pengalaman Integritas 6.93 28 PDAM 7.3 39KTP 7.7 14SIUP 6.72 26IMB 6 36

Potensi Integritas 5.87 28 PDAM 6.58 25KTP 5.36 37SIUP 5.79 26IMB 5.72 24

Daerah Uraian Skor Peringkat Unit Layanan Skor Peringkat

Kabupaten KENDAL

Total Integritas 6.61 29 PDAM 7.05 40KTP 5.73 39SIUP 6.73 24IMB 6.86 21

Pengalaman Integritas 7.18 26 PDAM 7.74 31KTP 5.64 40SIUP 7.53 15IMB 7.74 12

Potensi Integritas 5.25 43 PDAM 5.42 45KTP 5.95 26SIUP 4.81 39IMB 4.75 42

Daerah Uraian Skor Peringkat Unit Layanan Skor Peringkat

Kabupaten SLEMAN

Total Integritas 6.61 30 PDAM 7.98 15KTP 6.85 22SIUP 6.43 27IMB 5.37 42

Pengalaman Integritas 6.91 29 PDAM 8.32 19KTP 7.13 22SIUP 6.68 27IMB 5.73 40

Potensi Integritas 5.87 27 PDAM 7.17 12KTP 6.18 20SIUP 5.83 25IMB 4.51 44

Page 84: INTEGRITAS SEKTOR PUBLIK INDONESIA TAHUN 2008 … · Lingkungan Kerja 19 2.3.3. Perilaku Petugas Layanan 21 2.3.4. Pencegahan Korupsi 23 ... yang selama ini berjalan adalah dalam

75

LAMPIRAN

Lampiran 4. Lanjutan...

Daerah Uraian Skor Peringkat Unit Layanan Skor Peringkat

Kota MEDAN

Total Integritas 6.57 31 PDAM 7.99 14KTP 5.97 35SIUP 6.83 22IMB 5.55 39

Pengalaman Integritas 6.75 33 PDAM 8.4 17KTP 5.97 37SIUP 7.09 23IMB 5.68 41

Potensi Integritas 6.14 21 PDAM 7.02 13KTP 5.98 24SIUP 6.21 18IMB 5.22 35

Daerah Uraian Skor Peringkat Unit Layanan Skor Peringkat

Kota DENPASAR

Total Integritas 6.5 32 PDAM 6.6 44KTP 7.26 14SIUP 5.99 34IMB 6.09 30

Pengalaman Integritas 6.68 36 PDAM 6.73 46KTP 7.42 17SIUP 6.12 36IMB 6.43 31

Potensi Integritas 6.06 24 PDAM 6.29 35KTP 6.9 9SIUP 5.7 28IMB 5.28 32

Daerah Uraian Skor Peringkat Unit Layanan Skor Peringkat

Kota MANADO

Total Integritas 6.48 33 PDAM 7.39 31KTP 6.09 34SIUP 6.08 31IMB 6.22 27

Pengalaman Integritas 6.91 30 PDAM 8 28KTP 6.43 33SIUP 6.4 32IMB 6.64 28

Potensi Integritas 5.44 41 PDAM 5.95 41KTP 5.29 40SIUP 5.31 36IMB 5.23 34

Daerah Uraian Skor Peringkat Unit Layanan Skor Peringkat

Kota MAKASSAR

Total Integritas 6.42 34 PDAM 7.49 28KTP 6.32 31SIUP 6.37 28IMB 5.59 38

Pengalaman Integritas 6.71 34 PDAM 7.95 29KTP 6.57 31SIUP 6.67 28IMB 5.79 39

Potensi Integritas 5.73 35 PDAM 6.47 29KTP 5.72 33SIUP 5.65 30IMB 5.11 37

Daerah Uraian Skor Peringkat Unit Layanan Skor Peringkat

Kota KEDIRI

Total Integritas 6.4 35 PDAM 8.06 11KTP 5.76 38SIUP 5.59 38IMB 6.06 31

Pengalaman Integritas 6.7 35 PDAM 8.64 8KTP 6 36SIUP 5.6 43IMB 6.56 29

Potensi Integritas 5.69 36 PDAM 6.69 24KTP 5.18 41SIUP 5.57 32IMB 4.86 42

Page 85: INTEGRITAS SEKTOR PUBLIK INDONESIA TAHUN 2008 … · Lingkungan Kerja 19 2.3.3. Perilaku Petugas Layanan 21 2.3.4. Pencegahan Korupsi 23 ... yang selama ini berjalan adalah dalam

76

LAMPIRAN

Lampiran 4. Lanjutan...

Daerah Uraian Skor Peringkat Unit Layanan Skor Peringkat

Kabupaten SRAGEN

Total Integritas 6.38 36 PDAM 8.28 6KTP 5.4 41SIUP 5.95 35IMB 5.78 36

Pengalaman Integritas 6.35 39 PDAM 8.53 11KTP 4.73 48SIUP 6.16 34IMB 5.88 37

Potensi Integritas 6.44 14 PDAM 7.7 6KTP 6.99 6SIUP 5.47 35IMB 5.54 28

Daerah Uraian Skor Peringkat Unit Layanan Skor Peringkat

Kabupaten BANYUMAS

Total Integritas 6.36 37 PDAM 7.72 22KTP 5.91 37SIUP 5.58 39IMB 6.19 28

Pengalaman Integritas 6.78 32 PDAM 8.11 25KTP 6.28 34SIUP 6.02 37IMB 6.78 26

Potensi Integritas 5.36 42 PDAM 6.79 17KTP 5.03 44SIUP 4.52 42IMB 4.8 41

Daerah Uraian Skor Peringkat Unit Layanan Skor Peringkat

DKI JAKARTA

Total Integritas 6.24 38 PDAM 6.78 41KTP 6.55 29SIUP 5.49 40IMB 6.01 32

Pengalaman Integritas 6.45 37 PDAM 6.99 42KTP 6.74 30SIUP 5.79 42IMB 6.12 35

Potensi Integritas 5.76 34 PDAM 6.29 34KTP 6.11 21SIUP 4.79 40IMB 5.77 21

Daerah Uraian Skor Peringkat Unit Layanan Skor Peringkat

Kabupaten HULU SUNGAI TENGAH

Total Integritas 6.24 39 PDAM 6.71 42KTP 4.94 46SIUP 6.07 32IMB 7.23 13

Pengalaman Integritas 6.44 38 PDAM 6.82 44KTP 5 45SIUP 6.15 35IMB 7.78 11

Potensi Integritas 5.77 33 PDAM 6.47 28KTP 4.8 45SIUP 5.87 24IMB 5.93 16

Daerah Uraian Skor Peringkat Unit Layanan Skor Peringkat

Kota TANGERANG

Total Integritas 5.85 40 PDAM 7.15 37KTP 5 44SIUP 5.41 42IMB 5.89 35

Pengalaman Integritas 6.02 40 PDAM 7.59 35KTP 4.86 46SIUP 5.49 46IMB 6.19 34

Potensi Integritas 5.45 40 PDAM 6.11 39KTP 5.33 38SIUP 5.23 37IMB 5.15 36

Page 86: INTEGRITAS SEKTOR PUBLIK INDONESIA TAHUN 2008 … · Lingkungan Kerja 19 2.3.3. Perilaku Petugas Layanan 21 2.3.4. Pencegahan Korupsi 23 ... yang selama ini berjalan adalah dalam

77

LAMPIRAN

Lampiran 4. Lanjutan...

Daerah Uraian Skor Peringkat Unit Layanan Skor Peringkat

Kota BANJARMASIN

Total Integritas 5.75 41 PDAM 7.79 20KTP 5 43SIUP 4.2 52IMB 5.21 43

Pengalaman Integritas 5.87 46 PDAM 8.24 21KTP 5.36 42SIUP 3.95 52IMB 4.97 48

Potensi Integritas 5.48 39 PDAM 6.72 20KTP 4.16 50SIUP 4.78 41IMB 5.8 19

Daerah Uraian Skor Peringkat Unit Layanan Skor Peringkat

Kabupaten KOTA BARU

Total Integritas 5.7 42 PDAM 7.3 34KTP 4.55 50SIUP 6.05 33IMB 4.72 48

Pengalaman Integritas 5.42 50 PDAM 7.65 32KTP 4 52SIUP 5.79 41IMB 4.24 50

Potensi Integritas 6.36 16 PDAM 6.46 31KTP 5.87 28SIUP 6.66 12IMB 5.85 17

Daerah Uraian Skor Peringkat Unit Layanan Skor Peringkat

Kota MALANG

Total Integritas 5.65 43 PDAM 7.06 39KTP 4.9 47SIUP 4.97 46IMB 5.95 33

Pengalaman Integritas 5.57 48 PDAM 6.62 48KTP 5.02 44SIUP 4.66 50IMB 6.4 32

Potensi Integritas 5.85 30 PDAM 8.1 1KTP 4.62 46SIUP 5.72 27IMB 4.87 39

Daerah Uraian Skor Peringkat Unit Layanan Skor Peringkat

Kabupaten KUTAI KARTANEGARA

Total Integritas 5.59 44 PDAM 6.54 45KTP 6.23 32SIUP 4.88 49IMB 4.72 49

Pengalaman Integritas 5.92 42 PDAM 7.07 40KTP 6.47 32SIUP 5.08 48IMB 5.07 47

Potensi Integritas 4.79 46 PDAM 5.27 46KTP 5.65 34SIUP 4.39 43IMB 3.88 49

Daerah Uraian Skor Peringkat Unit Layanan Skor Peringkat

Kabupaten SERANG

Total Integritas 5.58 45 PDAM 7.63 24KTP 6.96 19SIUP 4.48 51IMB 3.67 52

Pengalaman Integritas 5.9 44 PDAM 8.16 24KTP 7.38 18SIUP 4.64 51IMB 3.91 51

Potensi Integritas 4.81 45 PDAM 6.35 33KTP 5.96 25SIUP 4.08 48IMB 3.09 52

Page 87: INTEGRITAS SEKTOR PUBLIK INDONESIA TAHUN 2008 … · Lingkungan Kerja 19 2.3.3. Perilaku Petugas Layanan 21 2.3.4. Pencegahan Korupsi 23 ... yang selama ini berjalan adalah dalam

78

LAMPIRAN

Lampiran 4. Lanjutan...

Daerah Uraian Skor Peringkat Unit Layanan Skor Peringkat

Kota PALANGKARAYA

Total Integritas 5.58 46 PDAM 6.18 50KTP 6.42 30SIUP 4.56 50IMB 5.03 46

Pengalaman Integritas 5.95 41 PDAM 6.9 43KTP 6.86 26SIUP 4.69 49IMB 5.34 45

Potensi Integritas 4.68 48 PDAM 4.46 50KTP 5.36 36SIUP 4.26 46IMB 4.3 46

Daerah Uraian Skor Peringkat Unit Layanan Skor Peringkat

Kabupaten SAMBAS

Total Integritas 5.54 47 PDAM 6.24 47KTP 4.96 45SIUP 4.95 47IMB 5.71 37

Pengalaman Integritas 5.91 43 PDAM 7.02 41KTP 4.6 50SIUP 5.5 45IMB 6.54 30

Potensi Integritas 4.63 50 PDAM 4.36 51KTP 5.83 30SIUP 3.65 51IMB 3.71 50

Daerah Uraian Skor Peringkat Unit Layanan Skor Peringkat

Kota PONTIANAK

Total Integritas 5.52 48 PDAM 6.19 49KTP 5.35 42SIUP 5.35 43IMB 5.1 45

Pengalaman Integritas 5.89 45 PDAM 6.68 47KTP 5.46 41SIUP 5.81 40IMB 5.49 43

Potensi Integritas 4.65 49 PDAM 5.01 48KTP 5.09 43SIUP 4.27 45IMB 4.17 47

Daerah Uraian Skor Peringkat Unit Layanan Skor Peringkat

Kabupaten BANDUNG

Total Integritas 5.39 49 PDAM 6.22 48KTP 4.7 48SIUP 5.17 45IMB 4.91 47

Pengalaman Integritas 5.68 47 PDAM 6.49 49KTP 4.83 47SIUP 5.83 39IMB 4.77 49

Potensi Integritas 4.69 47 PDAM 5.58 43KTP 4.39 47SIUP 3.6 52IMB 5.25 33

Daerah Uraian Skor Peringkat Unit Layanan Skor Peringkat

Kabupaten SUMENEP

Total Integritas 5.25 50 PDAM 6.28 46KTP 4.16 52SIUP 5.46 41IMB 5.13 44

Pengalaman Integritas 5.37 51 PDAM 6.45 50KTP 4.06 51SIUP 5.58 44IMB 5.42 44

Potensi Integritas 4.98 44 PDAM 5.88 42KTP 4.41 48SIUP 5.18 38IMB 4.43 45

Page 88: INTEGRITAS SEKTOR PUBLIK INDONESIA TAHUN 2008 … · Lingkungan Kerja 19 2.3.3. Perilaku Petugas Layanan 21 2.3.4. Pencegahan Korupsi 23 ... yang selama ini berjalan adalah dalam

79

LAMPIRAN

Lampiran 4. Lanjutan...

Daerah Uraian Skor Peringkat Unit Layanan Skor Peringkat

Kota BANDUNG

Total Integritas 5.07 51 PDAM 5.08 51KTP 5.51 40SIUP 5.28 44IMB 4.62 50

Pengalaman Integritas 5.49 49 PDAM 5.3 51KTP 5.91 38SIUP 5.88 38IMB 5.13 46

Potensi Integritas 4.06 51 PDAM 4.57 49KTP 4.55 47SIUP 3.82 50IMB 3.39 51

Daerah Uraian Skor Peringkat Unit Layanan Skor Peringkat

Kota TANJUNG PINANG

Total Integritas 4.51 52 PDAM 4.73 52KTP 4.58 49SIUP 4.91 48IMB 3.87 51

Pengalaman Integritas 4.81 52 PDAM 5.13 52KTP 5.11 43SIUP 5.18 47IMB 3.81 52

Potensi Integritas 3.8 52 PDAM 3.78 52KTP 3.3 52SIUP 4.25 47IMB 4 48

Page 89: INTEGRITAS SEKTOR PUBLIK INDONESIA TAHUN 2008 … · Lingkungan Kerja 19 2.3.3. Perilaku Petugas Layanan 21 2.3.4. Pencegahan Korupsi 23 ... yang selama ini berjalan adalah dalam

80

LAMPIRAN

Lampiran 5. Nilai Pengalaman dan Potensi Tingkat Daerah

No. Pemerintah Daerah Pengalaman Integritas Potensi Integritas 1 DKI Jakarta 6.45 5.76 2 Kab. Bandung 5.68 4.69 3 Kab. Banyumas 6.78 5.36 4 Kab. Barito Kuala 7.79 6.63 5 Kab. Barito Utara 7.84 7.11 6 Kab. Bekasi 6.85 6.23 7 Kab. Bondowoso 7.37 6.53 8 Kab. Brebes 7.64 6.83 9 Kab. Hulu Sungai Tengah 6.44 5.77

10 Kab. Jember 7.93 5.96 11 Kab. Jembrana 8.00 7.48 12 Kab. Jepara 7.52 7.00 13 Kab. Jombang 7.66 5.78 14 Kab. Kapuas 8.02 6.27 15 Kab. Karangasem 7.63 6.65 16 Kab. Kendal 7.18 5.25 17 Kab. Ketapang 7.30 5.60 18 Kab. Kota Baru 5.42 6.36 19 Kab. Kotawaringin Barat 7.90 6.21 20 Kab. Kudus 7.62 7.24 21 Kab. Kutai Kartanegara 5.92 4.79 22 Kab. Magelang 8.65 7.45 23 Kab. Pasir 7.79 6.37 24 Kab. Probolinggo 7.54 7.20 25 Kab. Sambas 5.91 4.63 26 Kab. Serang 5.90 4.81 27 Kab. Sleman 6.91 5.87 28 Kab. Sragen 6.35 6.44 29 Kab. Subang 7.23 5.85 30 Kab. Sumenep 5.37 4.98 31 Kota Balikpapan 8.40 6.70 32 Kota Banda Aceh 7.80 5.92 33 Kota Bandung 5.49 4.06 34 Kota Banjarmasin 5.87 5.48 35 Kota Bogor 7.40 6.25 36 Kota Denpasar 6.68 6.06 37 Kota Gorontalo 9.04 7.28 38 Kota Kediri 6.70 5.69 39 Kota Makassar 6.71 5.73 40 Kota Malang 5.57 5.85 41 Kota Manado 6.91 5.44 42 Kota Medan 6.75 6.14 43 Kota Padang 7.88 5.85 44 Kota Palangkaraya 5.95 4.68 45 Kota Palembang 7.96 6.12 46 Kota Pekanbaru 7.87 5.56 47 Kota Pontianak 5.89 4.65 48 Kota Semarang 6.93 5.87 49 Kota Surabaya 6.96 6.09 50 Kota Tangerang 6.02 5.45 51 Kota Tanjung Pinang 4.81 3.80 52 Kota Yogyakarta 7.93 7.22

Page 90: INTEGRITAS SEKTOR PUBLIK INDONESIA TAHUN 2008 … · Lingkungan Kerja 19 2.3.3. Perilaku Petugas Layanan 21 2.3.4. Pencegahan Korupsi 23 ... yang selama ini berjalan adalah dalam

www.kpk.go.idJl. H.R. Rasuna Said Kav. C-1 Jakarta Selatan - Indonesia

Telp. (021) 2557 8300Fax. (021) 5289 2448

MILLENNIUMCHALLENGE CORPORATION

U N I T E D S T A T E S O F A M E R I C A