26
BAB VI KECERDASAN EMOSIONAL TUJUAN PEMBELAJARAN Setelah mempelajari bab ini, mahasiswa mampu: 1. membuat definisi inteligensi emosional; 2. membandingkan peran inteligensi rasional dan inteligensi emosional ; 3. menunjukkan perilaku-perilaku sebagai cerminan inteligensi emosional ; 4. menyebutkan fungsi inteligensi emosional dalam berbagai bidang ; 5. menyebutkan upaya pendidik dalam mengembangkan inteligensi emosional PEMBAHASAN Pembahasan mengenai inteligensi emosional akan diawali dengan pembahasan kembali mengenai inteligensi pada umumnya. Pembahasan ini penting terkait dengan 139

INTELIGENSI EMOSIONAL - Berbagi itu Indah | … · Web viewAnak usia 4 – 8 tahun 80% kemampuan otaknya telah berfungsi. Anak usia 8 tahun ke atas tinggal mengembangkan 20% kemampuan

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: INTELIGENSI EMOSIONAL - Berbagi itu Indah | … · Web viewAnak usia 4 – 8 tahun 80% kemampuan otaknya telah berfungsi. Anak usia 8 tahun ke atas tinggal mengembangkan 20% kemampuan

BAB VI

KECERDASAN EMOSIONAL

TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah mempelajari bab ini, mahasiswa mampu:

1. membuat definisi inteligensi emosional;

2. membandingkan peran inteligensi rasional dan inteligensi emosional ;

3. menunjukkan perilaku-perilaku sebagai cerminan inteligensi emosional ;

4. menyebutkan fungsi inteligensi emosional dalam berbagai bidang ;

5. menyebutkan upaya pendidik dalam mengembangkan inteligensi emosional

PEMBAHASAN

Pembahasan mengenai inteligensi emosional akan diawali dengan

pembahasan kembali mengenai inteligensi pada umumnya. Pembahasan ini penting

terkait dengan peran dan fungsi kemampuan berpikir rasional dan kemampuan

berpikir emosional yang dikendalikan susunan syaraf otak manusia. Selanjutnya

baru diuraikan secara lebih khusus hal-hal yang berkaitan dengan inteligensi

emosional. Hal-hal khusus dimaksud termasuk di dalamnya hakekat inteligensi

emosional, aspek-aspek inteligensi emosional, pentingnya inteligensi emosional

dalam pendidikan, dan apa yang harus diperhatikan pendidik dalam pengembangan

inteligensi emosional.

139

Page 2: INTELIGENSI EMOSIONAL - Berbagi itu Indah | … · Web viewAnak usia 4 – 8 tahun 80% kemampuan otaknya telah berfungsi. Anak usia 8 tahun ke atas tinggal mengembangkan 20% kemampuan

A. Kedudukan Kecerdasan Emosional

Pada waktu lalu, orang mengartikan inteligensi sebagai kemampuan

memecahkan masalah dan bersifat umum. Inteligensi dapat diukur dan biasanya

dinyatakan dalam angka (quotient). Oleh karena itu banyak orang menyebut tes

inteligensi sebagai tes IQ–suatu cara penyebutan yang tidak tepat. Sejak tahun 80-

an, pandangan mengenai inteligensi ini ada pergeseran dari “sesuatu” yang bersifat

tunggal menjadi “sesuatu” yang bersifat majemuk. Gardner (1991) atas dasar

penelitian-penelitiannya yang dipengaruhi oleh studi neurofisiologi dan antropologi

mengemukakan hakekat inteligensi sebagai kemampuan yang bersifat majemuk.

Temuan-temuan Gardner menghantarkan pada pendefinisian inteligensi

sebagai “kemampuan untuk memecahkan masalah atau untuk menciptakan produk

yang berguna dalam satu seting budaya atau lebih”. Definisi tersebut direvisi lagi

menjadi “potensi biopsikologis untuk memproses informasi yang dapat digiatkan

dalam suatu seting budaya untuk memecahkan masalah atau untuk menciptakan

produk yang berguna dalam suatu budaya”. Atas dasar temuan-temuan awalnya,

Gardner memilah inteligensi menjadi tujuh yaitu verbal-linguistic; logical-mathe-

matical; spatial; bodily-kinesthetic; musical; interpersonal; dan intrapersonal.

Pada tahun 1999, Gardner mengemukakan beberapa kategori inteligensi

lainnya yaitu naturalistic intelligence, spiritual intelligence, dan existential

intelligence. Bagaimanakah menggambarkan inteligensi manusia? Inteligensi

digambarkan dalam bentuk profil dimana setiap orang akan memiliki

kecenderungan kuat dalam satu inteligensi atau lebih.

Dalam kaitan dengan pendidikan, pandangan Gardner dapat

disarikan sebagai berikut: (1) pendidik mampu dalam bidang bahasa, berbicara

secara efektif, dan menulis secara terampil; (2) pendidik menampilkan keterampilan

interpersonal secara kuat, mereka memahami aspirasi dan ketakutan orang lain; (3)

140

Page 3: INTELIGENSI EMOSIONAL - Berbagi itu Indah | … · Web viewAnak usia 4 – 8 tahun 80% kemampuan otaknya telah berfungsi. Anak usia 8 tahun ke atas tinggal mengembangkan 20% kemampuan

pendidik berkemampuan intrapersonal yang baik, menyadari kelebihan, kelemahan,

dan tujuan sendiri; dan (4) pendidik yang efektif tahu akan keberadaannya,

membantu orang lain memahami situasi hidup, mengklarifikasi setiap tujuan, dan

merasa berarti dalam setiap kehidupan manusia.

Di samping itu, seorang pendidik juga harus memiliki karakteristik kreatif,

kepemimpinan, bermoral, dan arif. Walaupun sebenarnya inteligensi itu tidak

berurusan dengan hal moral dan tak bermoral, tetapi ada semacam konsensus

dimana individu-individu menggunakan inteligensinya terbelah ke cara-cara yang

prososial dan anti sosial. Dalam hal ini, inteligensi spiritual memang masih

menjadi polemik, benarkah itu sebagai inteligensi? Karena, pada hakekatnya

inteligensi itu bebas dari nilai, sementara spiritualitas sarat dengan nilai. Walaupun

demikian, dalam sejumlah aspek yang berkaitan dengan moral hendaknya menjadi

bagian yang tak terpisahkan dari peristiwa pendidikan.

Perkembangan otak manusia dan fungsinya hampir semua terjadi ketika

anak berusia dini. Perhatikanlah pandangan Bloom sebagai berikut:

- Anak usia 0 – 4 tahun, 50% kemampuan otaknya telah berfungsi.

- Anak usia 4 – 8 tahun 80% kemampuan otaknya telah berfungsi.

- Anak usia 8 tahun ke atas tinggal mengembangkan 20% kemampuan otaknya.

Perkembangan otak terjadi kalau diasah terus, sayangnya dalam penelitian

ditunjukkan bahwa kebanyakan anak hanya dikembangkan kemampuannya sekitar

5%. Dengan demikian, seharusnya sejak dini pendidikan memberi banyak

kesempatan anak untuk mengembangkan fungsi otaknya. Walaupun pada usia-usia

yang lebih tinggi hanya sebagian kecil saja dari kemampuan otak yang

dikembangkan, namun apabila dasar pengembangan kemampuan otak telah

diletakkan pada pendidikan usia dini, maka pada usia-usia selanjutnya, yakni ketika

141

Page 4: INTELIGENSI EMOSIONAL - Berbagi itu Indah | … · Web viewAnak usia 4 – 8 tahun 80% kemampuan otaknya telah berfungsi. Anak usia 8 tahun ke atas tinggal mengembangkan 20% kemampuan

anak ada di masa remaja akan memberi kemungkinan yang lebih baik daripada

sejak awal anak tidak dipersiapkan.

Motor SensoriSpasial koordinatif

Perencanaan gerakan yang kompleks & pikiran kolaboratif

Pemrosesan visual dari kata

Auditori VisiPenamaan obyek

B = Broca’s area = pusat pembentukan kataW = Wernicke = pemahaman bahasa

Gambar 1: Topografi Otak Manusia

Dalam gambar topografi otak tampak bahwa kemampuan berpikir manusia

terdiri atas delapan aspek. Kedelapan aspek tersebut harus dikembangkan dalam

setiap diri anak didik. Oleh karena secara dasar setiap anak memiliki potensi

berupa kemampuan berpikir, maka tugas pendidik sebenarnya terutama terletak

pada pemberian kesempatan seluas-luasnya bagi anak didik untuk mengasah

otaknya melalui menerapkan apa yang difahami dalam kehidupan nyata. Dalam

kaitan ini Gardner (1999) menyebutkan bahwa anak didik yang dikatakan memiliki

pemahaman yang mendalam (deep understanding) adalah anak yang mampu

mengaplikasikan pengetahuannya dalam kehidupan nyata. Belajar tidak berhenti

sampai anak memperoleh nilai dalam raport misalnya, tetapi dituntut bagaimana

anak berperilaku dalam hidup sehari-hari di seting apa saja.

142

BW

Page 5: INTELIGENSI EMOSIONAL - Berbagi itu Indah | … · Web viewAnak usia 4 – 8 tahun 80% kemampuan otaknya telah berfungsi. Anak usia 8 tahun ke atas tinggal mengembangkan 20% kemampuan

CORTEX

SUB-CORTEX

Kemampuan berpikir rasional di cortex Kemampuan berpikir emosional di sub cortex

Gambar 2: Letak Inteligensi (Kemampuan berpikir)

Umumnya urusan belajar dan berpikir hanya dikaitkan dengan cortex yakni

tempat dimana informasi diterima dari sensory receptor yang diolah lebih lanjut

pada area tertentu (disimpan s/d dimunculkan kembali melalui response generator

dan effector). Pandangan ini dibantah oleh Goleman ketika ia mengembangkan

pandangannya tentang inteligensi emosional. Goleman pada tahun 1995 menulis

pentingnya emosional dalam mempengaruhi kinerja manusia. Inteligensi emosional

tersebut berpusat pada bagian sub-cortex khususnya di bagian limbik dan akan

membentuk amigdala. Perlu diketahui bahwa antara cortex & sub-cortex

dihubungkan sejumlah jaringan syaraf yang kompleks yang memelihara hubungan

kerja antara keduanya. Jadi urusan belajar bukan saja terkait dengan kemampuan

berpikir rasional, melainkan ada campur tangan dari kemampuan berpikir

emosional yang berpusat di sub cortex.

Dalam pendidikan, hakekat inteligensi emosional perlu difahami benar oleh

setiap pelaku pendidikan. Walaupan kemampuan berpikir rasional sebagai modal

143

Page 6: INTELIGENSI EMOSIONAL - Berbagi itu Indah | … · Web viewAnak usia 4 – 8 tahun 80% kemampuan otaknya telah berfungsi. Anak usia 8 tahun ke atas tinggal mengembangkan 20% kemampuan

utama dalam berpikir, namun adakalanya terjadi pembajakan emosional (emotional

hijacking) yang bisa merusak kerja kemampuan berpikir rasional manusia. Dalam

hal ini, secara tidak disengaja kemampuan berpikir emosional yang dikendalikan

dari sub cortex akan bekerja dan berpengaruh besar terhadap cara-cara manusia

berpikir. Bisa jadi kemampuan berpikir emosional justru mengalahkan kemampuan

berpikir rasional.

B. Kecerdasan Emosional

Temuan Gardner tentang inteligensi menghantar ke penjelajahan lebih

lanjut, sehingga muncul pandangan baru tentang inteligensi, misalnya inteligensi

emosional, inteligensi sosial, inteligensi spiritual, dan mungkin akan berkembang

sebutan inteligensi lainnya.

Seberapa penting kita membahas inteligensi emosional bagi seorang

pendidik? Sejauh ini orang cenderung mengatakan akan pentingnya inteligensi

rasional pada umumnya. Namun dalam berbagai studi terbukti bahwa hanya 10%-

20% inteligensi rasional itu menentukan keberhasilan hidup. Itulah sebabnya,

mengapa Goleman (1995) merujuk bahwa inteligensi emosional sebagai "master

aptitude" sebab ia telah membimbing penggunaan kemampuan intelektual dan

kemampuan lainnya.

Inteligensi emosional sering dipandang sebagai istilah yang sangat luas,

namun pada intinya ia adalah kemampuan untuk mengidentifikasi dan melabeli

perasaan. Secara lebih jelas, Solomey mendefinikan inteligensi emosional sebagai

a set of competencies that have to do with understanding emotions in oneself and in

others, regulating emotions in oneself and in others. Most importantly being able

to use your emotions as a source of information with problem solving, being

creative, and dealing with social situations. Kemampuan ini dapat dirinci sebagai

kemampuan untuk (1) memahami diri sendiri, (2) mengekspresikan suatu emosi

144

Page 7: INTELIGENSI EMOSIONAL - Berbagi itu Indah | … · Web viewAnak usia 4 – 8 tahun 80% kemampuan otaknya telah berfungsi. Anak usia 8 tahun ke atas tinggal mengembangkan 20% kemampuan

secara tepat, (3) memotivasi diri sendiri, (4) mengatur emosi sendiri, (5)

memecahkan masalah dan mengevaluasi resikonya, (6) menyelesaikan konflik, dan

(7) empati.

Seseorang yang inteligensi emosionalnya tinggi memiliki ciri-ciri: (1)

lebih percaya diri, (2) harga diri tinggi, (3) memiliki sedikit masalah perilaku,

(4) lebih optimis, (5) mampu menangani emosi sendiri secara lebih baik,

dan (6) hidup bahagia.

a. Pedidik

a b

b. Anak/S

iswa

a1

a2

Gambar 3: Empati Pendidik kepada Anak/Siswa

Satu kemampuan emosional yang menjadi primadona adalah kemampuan

empati. Bagaimanakah kemampuan ini dilakukan oleh pendidik? Empati

merupakan kemampuan memasuki dunia pribadi orang lain tanpa kehilangan jati

dirinya sendiri atau tidak menjadi lebur dalam pribadi orang lain. Gambar 3

menunjukkan bagaimana pendidik bertindak empatik pada orang yang dididiknya.

Suatu saat pendidik (a) memasuki dunia pribadi orang yang dididik (a1), namun dia

tidak berubah menjadi pribadi orang yang dididiknya itu (b). Pada saatnya dia ke

luar lagi menjadi dirinya sendiri (a2).

145

Page 8: INTELIGENSI EMOSIONAL - Berbagi itu Indah | … · Web viewAnak usia 4 – 8 tahun 80% kemampuan otaknya telah berfungsi. Anak usia 8 tahun ke atas tinggal mengembangkan 20% kemampuan

Di samping empati, kemampuan emosional harus tampak pada kemampuan

mendengarkan. Kemampuan sebagai pendengar yang aktif menuntut keterampilan

memperhatikan, menginterpretasi, dan mengingat stimuli-stimuli yang kita tangkap

dari pembicaraan. Dalam kaitan hubungan interpersonal, mendengarkan merupakan

ketrampilan yang sangat penting. Bahkan suatu penelitian terhadap kepala personalia

pada tiga ratus perusahaan ditemukan bahwa mendengarkan secara efektif menduduki

peringkat teratas di antara keterampilan-keterampilan yang harus dimiliki oleh

manajer/pemimpin.

Demikianpun pada hubungan pendidik dan anak/siswa, keterampilan yang

paling penting bagi pendidik adalah kemampuan mendengarkan. Apabila ingin

menjadi pendengar aktif yang unggul, perhatikan 14 penanda kemampuan

mendengarkan secara aktif berikut: be motivated, make eye contact, show interest,

avoid distracting actions, empathy, take in the whole picture, ask questions,

paraphrase, don’t interrupt, integrating what’s being said, don’t over-talk, confront

your biases, make smooth transitions between speaker and listener, be natural.

Dalam pergaulan, orang akan menampilkan kemampuan memahami orang

lain dan bertindak sesuai pemahaman mereka. Kemampuan tersebut ada sejak usia

dini. Anak dapat menampilkan sikap empatik. Sikap empatik dapat muncul

bergantung pada kemampuan anak untuk mengendalikan diri. Tanda-tanda anak

yang mampu mengendalikan diri atau mampu mengelola emosinya muncul dalam

bentuk sanggup menunggu tanpa merengek, berdebat atau membujuk orang lain

tanpa marah. Menjalin hubungan dengan orang lain secara harmonis membutuhkan

kemampuan tersebut. Selain itu perlu dipahami bahwa kemampuan menangani

emosi merupakan seni (art) menjalin hubungan.

Kunci pokok kompetensi sosial adalah bagaimana orang mengekspresikan

perasaan-perasaannya. Paul Ekman menggunakan istilah tata cara tampilan (display

146

Page 9: INTELIGENSI EMOSIONAL - Berbagi itu Indah | … · Web viewAnak usia 4 – 8 tahun 80% kemampuan otaknya telah berfungsi. Anak usia 8 tahun ke atas tinggal mengembangkan 20% kemampuan

rules) mengenai penampilan perasaan-perasaan tersebut yang banyak dipengaruhi

budaya setempat.

Kita dididik untuk mempelajari tata cara tampilan emosi sejak dini.

Pendidikan emosi dilakukan orangtua melalui menyuruh langsung anak untuk

menampilkan emosi tertentu atau melalui contoh tampilan oleh orangtua. Dalam

pembelajaran perasaan, emosi merupakan medium tetapi sekaligus juga pesan.

Tampilan emosi akan menerima konsekuensi langsung atas pengaruh yang

ditimbulkan kepada orang yang terkena. Atas reaksi orang lain, kemungkinannya,

anak akan menjadi bahagia atau sebaliknya menjadi kecewa atau terluka.

Penguasaan orang akan keterampilan mengekspresikan emosi dapat menular

kepada orang lain. Dalam contoh ekstrim, kalau kita tenang menghadapi orang yang

sedang siap perang, maka emosi marah orang yang siap perang tersebut akan reda.

Perlu diketahui bahwa sebagian besar penularan emosi melalui cara yang tidak

kentara, merupakan bagian “transmisi” yang diam-diam berlangsung pada setiap

perjumpaan. Demikian juga, penerimaan atas pengiriman emosi akan diikuti

dengan cara yang tidak kentara pula.

Hal pokok yang menentukan pengiriman dan penerimaan suasana hati

adalah sinkroni. Sinkroni pendidik dan anak yang dididik di sekolah menunjukkan

seberapa jauh hubungan mereka. Sebagai contoh, semakin erat koordinasi gerak

pendidik-anak didik akan semakin besar perasaan bersahabat, kebahagiaan,

antusiasme, minat, dan keterbukaan mereka ketika melakukan interaksi. Mengenai

inti pengaruh emosi bergantung pada karisma emosional seseorang. Singkatnya,

koordinasi suasana hati merupakan inti dari setiap hubungan. Apabila seseorang

pandai menyesuaikan dengan suasana hati orang lain, maka ia akan mudah

membawa orang lain di bawah pengaruhnya. Sebaliknya, orang yang kurang

pandai menerima dan mengirimkan emosi akan banyak mengalami masalah dalam

147

Page 10: INTELIGENSI EMOSIONAL - Berbagi itu Indah | … · Web viewAnak usia 4 – 8 tahun 80% kemampuan otaknya telah berfungsi. Anak usia 8 tahun ke atas tinggal mengembangkan 20% kemampuan

hubungan, sebab seringkali orang lain tidak nyaman berhadapan dengannya,

walaupun tidak tahu apa sebabnya.

Erat kaitannya dengan peran pendidik, maka tampilan inteligensi emosional

akan menampak pada perilaku: (1) mengorganisasi kelompok, esensinya adalah

kemampuan mendidik yakni memprakarsai dan mengkoordinasi aktivitas

kelompok; (2) merundingkan solusi, yakni kemampuan sebagai mediator,

mencegah dan menyelesaikan konflik; (3) hubungan pribadi, yaitu kemampuan ber-

empati dan menjalin hubungan baik; dan (4) analisis sosial, intinya kemampuan

mendeteksi perasaan orang lain. Bila kemampuan-kemampuan hubungan

interpersonal tersebut tidak diimbangi dengan kesadaran akan kebutuhan dan

perasaan serta bagaimana memenuhinya, akan mengarah ke kekosongan

keberhasilan sosial. Orang akan menjadi bunglon sosial. Bagi para bunglon sosial

yang penting kemenangan sosial, walaupun mereka hidup dalam ketidakcocokan

antara wajah publik dan realitas pribadinya.

Ada sementara orang yang gagal dalam pergaulan. Mengapa? Mereka tidak

memiliki sopan-santun pergaulan. Mereka cenderung tidak memiliki sinkroni dan

harmoni sosial. Kebanyakan mereka mengalami disemia, yakni tidak mampu

menangkap pesan nonverbal orang lain. Pendidik yang memiliki inteligensi

emosional tinggi diharapkan mampu pesan-pesan verbal dan non verbal anak

didiknya dan dengan demikian mudah baginya untuk menyesuaikan dengan anak

didik mereka.

Untuk apa emosi manusia ? secara umum emosi berperan utama dalam

menghadapi situasi-situasi kritis. Oleh karena itu, emosi bisa berfungsi untuk (1)

merasakan dengan hati (emotional mind), (2) melakukan pembajakan emosional

(emotional hijacking), dan (3) sebagai dasar pengambilan keputusan.

148

Page 11: INTELIGENSI EMOSIONAL - Berbagi itu Indah | … · Web viewAnak usia 4 – 8 tahun 80% kemampuan otaknya telah berfungsi. Anak usia 8 tahun ke atas tinggal mengembangkan 20% kemampuan

C. Aspek-Aspek Inteligensi Emosional

Inteligensi emosional merupakan konsep yang luas, namun demikian intinya

adalah kemampuan untuk mengidentifikasi dan memberikan label terhadap keadaan

emosi seseorang. Dengan demikian secara sederhana cukup menggunakan tiga

suku kata untuk menyatakan emosi yaitu « Saya merasa … », misalnya saya merasa

sedih, saya merasa senang, saya merasa jengkel, dan sebagainya.

Kemampuan-kemampuan utama sebagai pertanda keadaan emosional

misalnya:

Kemampuan untuk memahami diri sendiri ;

Kemampuan untuk mengekspresikan emosi secara tepat;

Kemampuan untuk memotivasi diri sendiri;

Kemampuan untuk meregulasi keadaan emosi diri sendiri

kemampuan untuk memecahkan masalah dengan segala resikonya;

Kemampuan untuk menyelesaikan konflik;

Kemampuan untuk berempati.

Anak yang dikatakan memiliki inteligensi emosional tinggi:

Anak lebih percaya diri;

Sebagai pelajar yang berperilaku baik;

Memiliki harga diri yang tinggi;

Sedikit memiliki problema hidup;

Lebih optimistik;

Mampu menangani permasalahan emosi secara lebih baik;

Lebih berbahagia.

Mempelajari inteligensi emosional akan mengarahkan pendidik dalam

mengenali peranan unik dari emosi dasar manusia yang terdiri atas :

149

Page 12: INTELIGENSI EMOSIONAL - Berbagi itu Indah | … · Web viewAnak usia 4 – 8 tahun 80% kemampuan otaknya telah berfungsi. Anak usia 8 tahun ke atas tinggal mengembangkan 20% kemampuan

Marah (anger) Takut (fear) Bahagia (happiness) Cinta (love) Kagum (surprise) Jijik (disgust) Sedih (sadness)

D. Pentingnya Inteligensi Emosional Dalam Pendidikan

Pemahaman mengenai inteligensi emosional akan menjadi dasar bagi

pendidik untuk mengambil ide-ide pengembangan emosional ke dalam praktek-

praktek pendidikan. Dalam hal ini, kita harus memiliki keyakinan bahwa setiap

pendidik harus memiliki kesadaran penuh arti pentingnya inteligensi emosional dan

mereka mampu memilah anak-anak yang berpenampilan inteligensi emosional

tinggi dan yang rendah. Dalam hal ini pendidik perlu mengembangkan lingkungan

belajar yang positif berdasarkan pada penghargaannya atas perasaan dan kebutuhan

anak.

Pada bagian berikut dikemukakan beberapa alasan mengapa

mengembangkan inteligensi emosional anak itu penting dalam pendidikan.

Alasan-alasan tersebut antara lain:

Membantu anak menangani situasi-situasi yang menimbulkan ancaman atau

anak merasa terancam, terutama dalam situasi belajar;

Mengajar anak untuk mau membantu orang lain;

Meningkatkan kesadaran dan otonomi moral anak;

Membuat anak hidup lebih berbahagia;

Membuat anak menjadi orang yang saling menghargai, bekerja sama, dan

150

Page 13: INTELIGENSI EMOSIONAL - Berbagi itu Indah | … · Web viewAnak usia 4 – 8 tahun 80% kemampuan otaknya telah berfungsi. Anak usia 8 tahun ke atas tinggal mengembangkan 20% kemampuan

empati;

Mengajak anak untuk berani memikul tanggungjawab; dan

Membuat anak menjadi manusia mandiri.

E. Apa Yang Harus Diperhatikan Pendidik Dalam Pengembangan

Inteligensi Emosional

Ada beberapa keyakinan yang melandasi pendidik ketika menjalankan

tugas-tugas kependidikannya. Keyakinan tersebut, antara lain:

Guru berada bersama siswa karena didasari oleh kebutuhan-kebutuhan

siswa, bukan karena alasan yang lainnya,

Oleh karena itu, kebutuhan-kebutuhan siswa lebih penting dari guru,

Emosi guru akan mempengaruhi emosi siswa,

Emosi siswa mempengaruhi kemampuannya dan keinginannya untuk

belajar,

Kebanyakan guru di sekolah-sekolah tradisional memiliki kebutuhan

terselubung yang penting untuk menjadi merasa kuat, penting, terhormat,

dihargai, dan melakukan kontrol,

Kebutuhan terselubung di atas membatasi kemampuan mereka untuk

membantu siswa-siswa menumbuhkan pribadi dan mengembangkan

kemampuan intelektual,

Guru yang baik bila memiliki sedikit kebutuhan emosional yang

terselubung. Sebaliknya guru yang tidak baik adalah yang penuh kebutuhan

sehingga mengalahkan kebutuhan pokok siswa-siswanya,

Para guru harus mendapat rasa hormat secara suka rela dari para siswa

mereka. Mereka tidak bisa menuntut itu,

151

Page 14: INTELIGENSI EMOSIONAL - Berbagi itu Indah | … · Web viewAnak usia 4 – 8 tahun 80% kemampuan otaknya telah berfungsi. Anak usia 8 tahun ke atas tinggal mengembangkan 20% kemampuan

Hormat, takut, dan ketaatan seringkali kabur. Penghormatan akan didapat

guru dan diberikan oleh anak secara sukarela. Takut dan ketaatan akan

didapat melalui pemaksaan,

Setiap anak unik secara emosional; semua anak tidak dicipta secara sama

kemampuan emosionalnya di otak,

Oleh karena keunikan di atas, setiap anak harus dilayani dan diperlakukan

secara individual, khususnya melalui memperhatikan perasaan-perasaan

mereka,

Individualitas, kebebasan anak merupakan tujuan pendidikan yang tertinggi.

Keseragaman bukan merupakan tujuan pendidikan yang diharapkan,

Mengabaikan keadaan emosional adalah salah satu cara terburuk dan

melawan kepentingan-kepentingan individu siswa,

Pengabaian aspek emosional secara berulang atau terus-menerus

merupakan hal yang biasa di sekolah-sekolah tradisional,

Pendidikan memiliki makna belajar lebih dari sekedar mengajar, dan

Tujuan pendidikan tertinggi adalah memfasilitasi dicapainya kebahagiaan,

yang datangnya dari self-motivation, self-direction, self-discipline, self-

confidence, dan self-esteem.

Atas dasar keyakinan-keyakinan di atas, berikut ini disampaikan beberapa

tip bagi guru dalam menjalankan perannya sebagai pendidik:

Bantulah anak mempelajari perbendaharaan bahasa emosional,

Bantulah anak untuk menjadi merasa aman, tidak terlalu merasa diawasi

guru,

Peroleh kesadaran diri guru untuk mengidentifikasi perasaan dan ketakutan-

ketakutannya sendiri,

Bantulah guru untuk memiliki perasaan sendiri, tanpa menyalahkan siswa-

152

Page 15: INTELIGENSI EMOSIONAL - Berbagi itu Indah | … · Web viewAnak usia 4 – 8 tahun 80% kemampuan otaknya telah berfungsi. Anak usia 8 tahun ke atas tinggal mengembangkan 20% kemampuan

siswanya. Artinya perasaan guru tidak untuk dilampiaskan kepada siswa,

dan

Bantulah guru untuk melihat kebutuhan-kebutuhannya yang tidak disadari

dan seringkali mencuat dalam proses pendidikan.

Berikut ini dikemukakan beberapa perilaku guru yang disarankan dan tidak

disarankan dalam memperlakukan anak-anak didiknya. Sebagai pesan penting,

ikutilah petunjuk yang disampaikan oleh Dorothy Low Nolte dalam buku ChildrenChildren

Learn What They Live WithLearn What They Live With::

Jika anak banyak dicela, ia akan terbiasa menyalahkan

Jika anak banyak dimusuhi, ia akan terbiasa menantang

Jika anak dihantui ketakutan, ia akan terbiasa merasa cemas

Jika anak banyak dikasihani, ia akan terbiasa meratapi nasibnya

Jika anak dikelilingi olok-olok, ia akan terbiasa menjadi pemalu

Jika anak dikitari rasa iri, ia akan terbiasa merasa bersalah.

Jika anak serba dimengerti, ia akan terbiasa menjadi penyabarJika anak serba dimengerti, ia akan terbiasa menjadi penyabar

Jika anak banyak diberi dorongan, ia akan terbiasa percaya diriJika anak banyak diberi dorongan, ia akan terbiasa percaya diri

Jika anak banyak dipuji, ia akan terbiasa menghargaiJika anak banyak dipuji, ia akan terbiasa menghargai

Jika anak diterima oleh lingkungannya, ia akan terbiasa menyayangiJika anak diterima oleh lingkungannya, ia akan terbiasa menyayangi

Jika anak diperlakukan dengan jujur, dia akan terbiasa melihat Jika anak diperlakukan dengan jujur, dia akan terbiasa melihat

kebenarankebenaran

Jika anak ditimang tanpa berat sebelah, ia akan terbiasa melihat keadilanJika anak ditimang tanpa berat sebelah, ia akan terbiasa melihat keadilan

Jika anak dikerumuni keramahan, ia akan terbiasa berpendirian: Jika anak dikerumuni keramahan, ia akan terbiasa berpendirian:

““Sungguh Indah Dunia Ini!”Sungguh Indah Dunia Ini!”

Bagaimanakah anda bersikap pada anak didik anda? Lakukan koreksi diri,Bagaimanakah anda bersikap pada anak didik anda? Lakukan koreksi diri,

kemungkinan-kemungkinan kebiasaan berperilaku terhadap orang lain dankemungkinan-kemungkinan kebiasaan berperilaku terhadap orang lain dan

memikirkan akibat yang akan muncul sebagaimana dikemukakan oleh Nolte di atas.memikirkan akibat yang akan muncul sebagaimana dikemukakan oleh Nolte di atas.

153

Page 16: INTELIGENSI EMOSIONAL - Berbagi itu Indah | … · Web viewAnak usia 4 – 8 tahun 80% kemampuan otaknya telah berfungsi. Anak usia 8 tahun ke atas tinggal mengembangkan 20% kemampuan

RANGKUMAN

Dalam belahan otak dalam (sub cortex) bersemayam kemampuan inteligensi

emosional. Kemampuan tersebut mempengaruhi kerja kemampuan berpikir

rasional manusia. Ada dua kemungkinan pengaruh, yakni pengaruh positif dan

negatif. Inteligensi emosional berpengaruh positif bila menjadikan perilaku

manusia lebih arif. Sebaliknya, pengaruh kemampuan emosional terhadap proses

berpikir rasional bersifat negatif bila perilaku manusia menjadi lebih dikuasai

suasana emosional dan bersifat irrasional.

Kemampuan inteligensi emosional lebih berkaitan dengan dua kemampuan

utama manusia yaitu kemampuan memahami diri, menerima diri, mengarahkan diri

dan mengendalikan diri (inteligensi intrapersonal) serta kemampuan untuk

berhubungan dengan orang lain secara harmonis (inteligensi interpersonal).

Dalam kehidupan sehari-hari, siswa perlu dipahami tampilan inteligensi

emosional. Anak-anak didik dapat dikelompokkan menjadi anak yang

berpenampilan inteligensi emosional tingi dan rendah. Pendidik bertugas memantau

dan mengarahkan anak didik untuk menguasai karakteristik inteligensi emosional

tingi.

Ada sejumlah keyakinan yang harus dikuasai pendidik dalam memahami

dan memberi fasilitas bagi perkembangan kecerdasan emosional anak didiknya.

Awal dari seluruh kegiatan pendidikan, harus dimulai dari penguasaan pendidik atas

tampilan inteligensi emosionalnya sendiri dan dilanjutkan dengan memahami

tampilan inteligensi emosional anak didinya.

PENDALAMAN

Selesaikan tugas berikut ini!

1. Buatlah ringkasan hakekat inteligensi emosional!

154

Page 17: INTELIGENSI EMOSIONAL - Berbagi itu Indah | … · Web viewAnak usia 4 – 8 tahun 80% kemampuan otaknya telah berfungsi. Anak usia 8 tahun ke atas tinggal mengembangkan 20% kemampuan

2. Kapan inteligensi emosional berperan secara positif dan sebaliknya

kapan berperan secara negatif?

3. Dikatakan bahwa perkembangan emosional manusia dapat diajarkan.

Bagaimana peran pendidik dalam hal ini?

4. Bandingkan dengan contoh anak yang memiliki tingkat inteligensi

emosional tinggi dan yang tingkat inteligensi emosionalnya rendah dalam

menghadapi suatu keadaan kritis!

5. Amati perilaku guru atau dosen yang sedang mengajar. Selama

pengamatan, catat mana yang lebih sering dipakai guru atau dosen tersebut

apakah ida menampilkan karakteristik inteligensi emosional tinggi atau rendah?

DAFTAR RUJUKAN

Gardner, H. (1983) Frames of mind: The theory of multiple intelligences. New York: Basic Books.

Gardner, H. (1991). The Unschooled Mind: How Children Think and How Schools Should Teach. New York: Basic Books

Gardner, H. (1993) Multiple intelligences: the theory in practice - a reader. New York: Basic Books.

Gardner, H. (1993a). Frames of mind: The theory of multiple intelligence. New York: Basic Books.

Gardner, H. (1993b). Multiple intelligence: The theory in practice. New York: Basic Books. http://www.ode.state.or.us

Gardner, H. (1999). Intelligence reframed: Multiple intelligences for the 21th

century. New York: Basic Books.

Goleman, D. (1995). Emotional intelligence. New York: Bantam.

Goleman, D. (1999). Working with emotional intelligence. London: Boombury Publishing Plc.

Scherer, K. R.; Banse, R.; & Wallbott, H. G. (2001). Emotion inferences from vocal expression correlate across languages and cultures. Journal of Cross-Cultural Psychology, 32(1), 76-92.

155

Page 18: INTELIGENSI EMOSIONAL - Berbagi itu Indah | … · Web viewAnak usia 4 – 8 tahun 80% kemampuan otaknya telah berfungsi. Anak usia 8 tahun ke atas tinggal mengembangkan 20% kemampuan

Simmons, S & Simmons Jr, J.C. (1997). Measuring emotional intelligence: The groundbreaking guide to applying the principles of emotional intelligence. Arlington, Texas: The Summit Publishing Group.

Sternberg, R. J. (1986). Intelligence, wisdom, and creativity: Three is better than one. Educational Psychologist, 2(3), 175-190.

Sternberg, R. J. (1990). Wisdom and its relations to intelligence and creativity. Di dalam R. J. Sternberg (Ed.), Wisdom: Its nature, origins, and development (pp 142-159). New York: Cambride University Press.

156