26
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proses keperawatan adalah metode pengorganisasian yang sistematis dalam melakukan asuhan keperawatan pada individu, kelompok dan masyarakat yang berfokus pada identifikasi dan pemecahan masalah dari respon pasien terhadap penyakitnya. Proses keperawatan digunakan untuk membantu perawat melakukan praktik keperawatan secara sistematis dalam memecahkan masalah keperawatan. Dengan menggunakan metode ini perawat dapat mendemonstrasikan tanggung gugat dan tanggung jawab pada klien sehingga kualitas praktik keperawatan dapat meningkat. Proses keperawatan memberikan kerangka yang dibutuhkan dalam asuhan keperawatan kepada klien, keluarga serta komunitas dan merupakan metode yang efisien dalam membuat keputusan klinik serta pemecahan masalah baik actual maupun potensial dalam mempertahankan kesehatan. Manfaat proses keperawatan antara lain : 1. Perawat dapat merencanakan asuhan keperawatan dan membantu mengembangkannya melalui hubungan professional. 2. Memberikan kepuasan bagi pasien dan perawat. 3. Memberikan kerangka kerja bagi perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan. 1

Inter Vens i

Embed Size (px)

DESCRIPTION

penyakit

Citation preview

Page 1: Inter Vens i

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Proses keperawatan adalah metode pengorganisasian yang sistematis dalam

melakukan asuhan keperawatan pada individu, kelompok dan masyarakat yang

berfokus pada identifikasi dan pemecahan masalah dari respon pasien terhadap

penyakitnya. Proses keperawatan digunakan untuk membantu perawat melakukan

praktik keperawatan secara sistematis dalam memecahkan masalah keperawatan.

Dengan menggunakan metode ini perawat dapat mendemonstrasikan tanggung gugat

dan tanggung jawab pada klien sehingga kualitas praktik keperawatan dapat

meningkat.

Proses keperawatan memberikan kerangka yang dibutuhkan dalam asuhan

keperawatan kepada klien, keluarga serta komunitas dan merupakan metode yang

efisien dalam membuat keputusan klinik serta pemecahan masalah baik actual

maupun potensial dalam mempertahankan kesehatan.

Manfaat proses keperawatan antara lain :

1. Perawat dapat merencanakan asuhan keperawatan dan membantu

mengembangkannya melalui hubungan professional.

2. Memberikan kepuasan bagi pasien dan perawat.

3. Memberikan kerangka kerja bagi perawat dalam melaksanakan asuhan

keperawatan.

4. Membantu perawat mawas diri dalam keahlian dan kemampuan merawat pasien.

Untuk menghindari kesalahan terhadap tindakan yang dilakukan oleh perawat

kepada pasien maka dibutuhkan pendokumentasian terhadap proses keperawatan

tersebut yang juga berfungsi sebagai mekanisme pertanggung gugatan bagi perawat

terhadap semua tindakan yang telah ia lakukan.

Dokumentasi keperawatan itu sendiri merupakan bukti pencatatan dan pelaporan

yang dimiliki perawat dalam melakukan catatan perawatan yang berguna untuk

kepentingan klien, perawat, dan tim kesehatan dalam memberikan pelayanan

kesehatan.

Dalam keperawatan, berpikir kritis adalah suatu kemampuan bagaimana perawat

mampu berpikir dengan sistematis dan menerapkan standar intelektual untuk

1

Page 2: Inter Vens i

menganalisis proses berpikir. Berpikir kritis dalam keperawatan adalah suatu

komponen penting dalam mempertanggung jawabkan profesionalisme dan kualitas

pelayanan asuhan keperawatan. Berpikir kritis merupakan pengujian rasional

terhadap ide, pengaruh, asumsi, prinsip, argumen, kesimpulan, isu, pernyataan,

keyakinan, dan aktivitas (Bandman dan Bandman, 1988).

1.2 Rumusan masalah

1. Bagaimana pentingnya dokumentasi intervensi menurut NOC?

2. Bagaimana pentingnya dokumentasi intervensi menurut NIC?

3. Jelaskan berpikir kritis dalam intervensi?

1.3 Tujuan

1. Mengetahui pentingnya dokumentasi intervensi menurut NOC?

2. Mengetahui pentingnya dokumentasi intervensi menurut NIC?

3. Mengetahui berpikir kritis dalam intervensi?

2

Page 3: Inter Vens i

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 NOC

Nursing Outcome Classification (NOC) adalah proses memberitahukan status

klien setelah dilakukan intervensi keperawatan. Standar kriteria hasil dikembangkan

untuk mengukur hasil dari tindakan keperawatan yang digunakan pada semua area

keperawatan dan semua klien (individu, keluarga, kelompok dan

masyarakat). Nursing Outcome Classification mempunyai tujuh domain yaitu fungsi

kesehatan, fisiologi kesehatan, kesehatan psikososial, pengetahuan dan perilaku

kesehatan, persepsi kesehatan, kesehatan keluarga dan kesehatan masyarakat.

Nursing outcome classification (NOC) menggambarkan respon pasien

terhadap tindakan keperawatan. NOC mengevaluasi hasil pelayanan keperawatan

sebagai bagian dari pelayanan kesehatan. Standar kriteria hasil pasien sebagai dasar

untuk menjamin keperawatan sebagai partisipan penuh dalam evaluasi klinik bersama

dengan disiplin ilmu kesehatan lain. Klasifikasi berisi 190 kriteria hasil yang diberi

label, definisi dan indikator atau ukuran untuk menentukan kriteria hasil yang

diterima (Johnson dan Mass, 1997).

Manfaat NOC dalam keperawatan adalah sebagai berikut :

1. Memberikan label dan ukuran-ukuran untuk kriteria hasil yang komprehensif.

2. Sebagai hasil dari intervensi keperawatan.

3. Mendefinisikan kriteria hasil yang berfokus pada pasien dan dapat digunakan

perawat-perawat dan disiplin ilmu lain.

4. Memberikan informasi kriteria hasil yang lebih spesifik dari status kesehatan

yang umum.

5. Menggunakan skala untuk mengukur kriteria hasil dan memberikan informasi

kuantitatif (Bulecheck dan McClokey, 1996)

Tujuan penyeragaman outcomes adalah sebagai berikut:

a.Memudahkan pengaturan sistem informasi keperawatan

b.Memberikan definisi sama pada setiap intepretasi data

c.Mengukur kualitas asuhan keperawatan

d.Mengukur efektifitas asuhan keperawatan

e.Meningkatkan inovasi keperawatan

3

Page 4: Inter Vens i

Pernyataan/Kalimat Outcomes :

a.Konsisten

b.Memberikan pengertian yang sama terhadap sebuah istilah

c.Bukan menjelaskan kegiatan perawat

d.Bukan diagnosa keperawatan

e.Dapat diukur

f.Dapat dimengerti

g.Spesifik

Kapan Outcome diukur :

a.Saat mengkaji pasien

b.Saat akan dilakukan intervensi

c.Saat dilakukan intervensi

d.Saat setelah dilakukan intervensi

e.Saat “jatuh tempo ”

Pedoman penulisan criteria hasil (outcomes):

1.Berfokus pada klien

Outcomes (criteria hasil) harus ditujukan kepada keadaan klien. Outcomes

harus menunjukan “apa yang akan dilakukan klien, kapan, dan sejauh mana

tindakan akan bisa dilaksanakan.

2.Singkat dan jelas

Dengan menggunakan kata-kata yang singkat dan jelas pada criteria hasil,

maka akan memudahkan perawat untuk mengidentifikasi tujuan dan rencana

tindakan.

3. Dapat diobservasi dan diukur

Outcomes dapat diobservasi dan diukur meliputi pertanyaan “apa dan

sejauh mana”. Measurable (dapat diukur) adalah suatu kata kerja yang

menjelaskan perilaku klien atau keluarga yang anda harapkan akan terjadi jika

tujuan telah tercapai.

4. Ada batas waktunya

Batas pencapaian hasil harus dinyatakan dalam penulisan criteria hasil.

Contoh kata-kata tersebut;”selama di rumah sakit, setelah pulang dari rumah

sakit, setelah selesai pengajaran, dan dalam waktu 48 jam”.

5. Realistic

4

Page 5: Inter Vens i

Criteria hasil harus bias dicapai sesuai dengan saran dan prasarana yang

tersedia, meliputi: biaya, peralatan, fasilitas, tingkat pengetahuan, affek-emosi

dan kondisi fisik.

6. Ditentukan oleh perawat dengan klien

Selama pengkajian, perawat mulai mulai melibatkan klien dalam

intervensi. Misalnya pada waktu interview, perawat mempelajari apa yang bisa

dikerjakan atau dilihat klien sebagai masalah utama, sehingga muncul diagnose

keperawatan.

2.2 NIC

NIC (Nursing Intervention Classification ) adalah suatu daftar isi intervensi

diagnosa keperawatan yang menyeluruh dan dikelompokkan berdasarkan label yang

mengurai pada aktifitas yang dibagi menjadi 7 bagian dan 30 kelas. Sistem yang

digunakan dalam berbagai diagnosa keperawatan dan mengatur pelayanan kesehatan.

NIC digunakan perawat pada semua spesialis dan semua area keperawatan

(McClokey and Bulecheck, 1996).

Nursing Interventions Classification (NIC) diperkenalkan untuk pertama kali

pada tahun 1987 dan menyusul Nursing Outcomes Classification (NOC) pada tahun

1991. Nursing Intervention Classification digunakan disemua area keperawatan dan

spesialis. Intervensi keperawatan merupakan tindakan yang berdasarkan kondisi

klinik dan pengetahuan yang dilakukan perawat untuk membantu pasien mencapai

hasil yang diharapkan. Perawat dapat memberikan alasan ilmiah yang terbaru

mengapa tindakan itu yang diberikan. Alasan ilmiah dapat merupakan pengetahuan

berdasarkan literature, hasil penelitian atau pengalaman praktik. Rencana tindakan

berupa: tindakan konseling atau psikoterapiutik, pendidikan kesehatan, perawatan

mandiri dan aktivitas hidup sehari-hari, terapi modalitas keperawatan, perawatan

berkelanjutan (continuity care), tindakan kolaborasi (terapi somatic dan

psikofarmaka).

Bulecheck dan McClokey (1996) menyatakan bahwa keuntungan NIC adalah

sebagai berikut :

1. Membantu menunjukkan aksi perawat dalam sistem pelayanan kesehatan.

5

Page 6: Inter Vens i

2. Menstandarisasi dan mendefinisikan dasar pengetahuan untuk kurikulum dan

praktik keperawatan.

3. Memudahkan memilih intervensi keperawatan yang tepat.

4. Memudahkan komunikasi tentang perawat kepada perawat lain dan penyedia

layanan kesehatan lain.

5. Memperbolehkan peneliti untuk menguji keefektifan dan biaya perawatan.

6. Memudahkan pengajaran pengambilan keputusan klinis bagi perawat baru.

7. Membantu tenaga administrasi dalam perencanaan staf dan peralatan yang

dibutuhkan lebih efektif.

8. Memudahkan perkembangan dan penggunaan sistem informasi perawat.

9. Mengkomunikasikan kealamiahan perawat kepada publik.

Adapun kelebihan NIC adalah :

1. Komprehensif.

2. Berdasarkan riset.

3. Dikembangkan lebih didasarkan pada praktek yang ada.

4. Mempunyai kemudahan untuk menggunakan struktur organisasi (Domain, kelas,

intervensi, aktivitas).

5. Bahasa jelas dan penuh arti klinik.

6. Dikembangkan oleh tim riset yang besar dan bermacam-macam tim.

7. Menjadi dasar pengujian.

8. Dapat diakses melalui beberapa publikasi

9. Dapat dihubungkan Diagnosa Keperawatan NANDA

10. Dapat dikembangkan bersama NOC.

11. Dapat diakui dan diterima secara nasional. (Bulecheck dan McClokey, 1996).

Tujuan Penyeragaman NIC :

a.Standarkan intervensi

b.Memberikan definisi yang sama tentang diagnosa

c.Mempermudah sistem informasi keperawatan

d.Memudahkan pengajaran

e.Mengukur biaya keperawatan

f.Memudahkan perencanaan administrasi/unit cost

g.Meminimalkan kesalah fahaman antar perawat

6

Page 7: Inter Vens i

2.3 Berpikir kritis

Berpikir kritis adalah proses mental untuk menganalisis atau mengevaluasi

informasi. Informasi tersebut didapatkan dari hasil pengamatan, pengalaman, akal

sehat, atau komunikasi. 

2.3.1 Berpikir Kritis dan Merancang Intervensi Keperawatan

            Berpikir dalam perencanaan berarti menggunakan pengetahuan untuk

mengembangkan hasil untuk diharapkan. Selain itu juga memerlukan

keterampilan guna mensintesis ilmu yang dimiliki untuk memilih tindakan yang

tepat. Perencanaan asuhan keperawatan biasanya ditulis berisikan di mana dan

bagaimana menolong klien berdasarkan responsnya terhadap kondisi penyakit.

Bekerja dengan klien untuk memecahkan masalah yang dihadapinya adalah hal

yang paling prioritas, begitu juga mengembangkan tujuan perawatan dan

bekerja sama dalam pencapaian tujuannya.

Memilih intervensi keperawatan yang sesuai adalah proses pembuatan

keputusan (Bulechek & McCloskey, 1990). Perawat secara kritis mengevaluasi

data pengkajian, prioritas, pengetahuan, dan pengalaman untuk memilih

tindakan yang akan secara berhasil memenuhi tujuan dan hasil yang

diperkirakan yang telah ditetapkan (Gordon, 1994; Gordon et al, 1994).

Perawat memilih intervensi untuk mencapai setiap hasil. Metode

pemilihan intervensi adalah selalu sama, tetapi tipe intervensinya adalah bersifat

individual bagi klien.

2.3.2 Tipe intervensi

Terdapat tiga ketegori intervensi keperawatan yaitu intervensi

yang di prakarsai oleh perawat, dokter, dan intervensi kolaboratif. Kategori

pemilihan didasarkan pada kebutuhan klien. satu klien mungkin membutuhkan

semua dari ketiga kategori, sementara klien lainnya mungkin hanya

membutuhkan intervensi yang diprakarsai oleh perawat dan dokter.

2.3.3 Revisi Rencana Perawatan dan Berpikir Kritis

Sejalan dengan telah dievaluasinya tujuan, penyesuaian terhadap

rencana asuhan dibuat sesuai dengan keperluan. Jika tujuan telah terpenuhi

dengan baik, bagian dari rencana asuhan tersebut dihentikan. Tujuan yang tidak

terpenuhi dan tujuan yang sebagian terpenuhi mengharuskan perawat untuk

mengaktifkan kembali urutan dari proses keperawatan. Setelah perawat

7

Page 8: Inter Vens i

mengkaji klien kembali, diagnosa keperawatan dapat dimodifikasi atau

ditambahkan dengan tujuan, hasil yang diharapkan sesuai, dan intervensi

ditegakkan. Perawat juga menetapkan kembali prioritas. Hal ini merupakan

langkah penting dalam berpikir kritis mengetahui bagaimana klien mengalami

kemajuan dan bagaimana masalah dapat teratasi atau memburuk. Perawat

dengan cermat memantau dan deteksi dini terhadap masalah adalah pertahankan

garis depan klien (Benner, 1984).

Kegiatan berpikir kritis dapat dilakukan dengan melihat penampilan dari

beberapa perilaku selama proses berpikir kritis itu berlangsung. Berpikir kritis

seseorang dapat dilihat dari beberapa aspek :

a. Relevance : Relevansi (keterkaitan) dari pernyataan yang dikemukakan.

b. Importance : Penting tidaknya isu atau pokok-pokok pikiran yang

dikemukakan.

c. Novelty : Kebaruan dari isi pikiran, baik dalam membawa ide-ide atau

informasi baru maupun dalam sikap menerima adanya ide-ide baru orang

lain.

d. Outside Material : Menggunakan pengalamannya sendiri atau bahan-bahan

yang diterimanya dari perkuliahan (refrence).

e. Ambiguity clarified : Mencari penjelasan atau informasi lebih lanjut jika

dirasakan ada ketidak jelasan.

f. Linking ideas : Senantiasa menghubungkan fakta, idea tau pandangan serta

mencari data baru dari informasi yang berhasil dikumpulkan.

g. Justification : Member bukti-bukti, contoh, atau justifikasi terhadap suatu

solusi atau kesimpulan yang diambilnya. Termasuk di dalalmnya senantiasa

member penjelasan mengenai keuntungan (kelebihan) dan kerugian

(kekurangan) dari suatu situasi atau solusi

h. Critical assessment : Melakukan evaluasi terhadap setiap kontribusi/

masukan yang dating dari dalam dirinya maupun dari orang lain.

i. Practical utility : Ide-ide baru yang dikemukakan selalu dilihat pula dari

sudut keperaktisan/ kegunaanya dalam penerapan

j. Width of understanding : Diskusi yang dilaksanakan senantiasa bersifat

muluaskan isi atau materi diskusi.

8

Page 9: Inter Vens i

Secara garis besar, perilaku berpikir kritis diatas dapat dibedakan

dalam beberapa kegiatan:

1. Berpusat pada pertanyaan (focus on question)

2. Analisa argument (analysis arguments)

3. Bertanya dan menjawab pertanyaan untuk klarifikasi (ask and answer

questions of clarification and/or challenge)

4. Evaluasi kebenaran dari sumber informasi (evaluating the credibility

sources of information)

2.4    Diagnosa keperawatan dan prioritas masalah

Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh. Keadaan dimana

individu mengalami intake nutrisi yang kurang dari kebutuhan tubuh untuk

memenuhi kebutuhan metabolik.

9

Page 10: Inter Vens i

2.5     Perencanaan NIC dan NOC

1 Ketidakseimbangan

nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh b/d

intake yang kurang,

anoreksia

Definisi : Intake nutrisi

tidak cukup untuk

keperluan metabolisme

tubuh.

Batasan karakteristik :

-    Berat badan 20 %

atau lebih di bawah

ideal

-    Dilaporkan adanya

intake makanan yang

kurang dari RDA

(Recomended Daily

Allowance)

-    Membran mukosa

dan konjungtiva pucat

-    Kelemahan otot

yang digunakan untuk

menelan/mengunyah

-    Luka, inflamasi

pada rongga mulut

-    Mudah merasa

kenyang, sesaat

setelah mengunyah

makanan

-    Dilaporkan atau

fakta adanya

kekurangan makanan

NOC :

a. Nutritional Status :

food and Fluid Intake

b. Weight control

Kriteria Hasil :

a. Adanya peningkatan

berat badan sesuai

dengan

b. Tujuan berat badan

ideal sesuai dengan

tinggi badan

c. Mampu

mengidentifikasi

kebutuhan nutrisi

d. Tidak ada tanda

tanda malnutrisi

e. Menunjukkan

peningkatan fungsi

pengecapan dari

menelan

f. Tidak terjadi

penurunan berat

badan yang berarti

NIC :

Nutrition Management

1. Kaji adanya alergi

makanan

2. Kolaborasi dengan

ahli gizi untuk

menentukan jumlah

kalori dan nutrisi yang

dibutuhkan pasien.

3. Anjurkan pasien

untuk meningkatkan

intake Fe

4. Anjurkan pasien

untuk meningkatkan

protein dan vitamin C

5. Berikan substansi gula

6. Yakinkan diet yang

dimakan mengandung

tinggi serat untuk

mencegah konstipasi

7. Berikan makanan

yang terpilih (sudah

dikonsultasikan

dengan ahli gizi)

8. Ajarkan pasien

bagaimana membuat

catatan makanan

harian.

9. Monitor jumlah

nutrisi dan kandungan

kalori

10. Berikan

10

Page 11: Inter Vens i

-    Dilaporkan adanya

perubahan sensasi

rasa

-    Perasaan

ketidakmampuan

untuk mengunyah

makanan

-    Miskonsepsi

-    Kehilangan BB

dengan makanan

cukup

-    Keengganan untuk

makan

-    Kram pada abdomen

-    Tonus otot jelek

-    Nyeri abdominal

dengan atau tanpa

patologi

-    Kurang berminat

terhadap makanan

-    Pembuluh darah

kapiler mulai rapuh

-    Diare dan atau

steatorrhea

-    Kehilangan rambut

yang cukup banyak

(rontok)

-    Suara usus

hiperaktif

-    Kurangnya

informasi,

misinformasi

Faktor-faktor yang

informasi tentang

kebutuhan nutrisi

11. Kaji kemampuan

pasien untuk

mendapatkan nutrisi

yang dibutuhkan

Nutrition Monitoring

1. BB pasien dalam

batas normal

2. Monitor adanya

penurunan berat

badan

3. Monitor tipe dan

jumlah aktivitas yang

biasa dilakukan

4. Monitor interaksi

anak atau orangtua

selama makan

5. Monitor lingkungan

selama makan

6. Jadwalkan

pengobatan  dan

tindakan tidak selama

jam makan

7. Monitor kulit kering

dan perubahan

pigmentasi

8. Monitor turgor kulit

9. Monitor kekeringan,

rambut kusam, dan

mudah patah

10. Monitor mual

11

Page 12: Inter Vens i

berhubungan :

Ketidakmampuan

pemasukan atau

mencerna makanan atau

mengabsorpsi zat-zat

gizi berhubungan dengan

faktor biologis,

psikologis atau ekonomi.

dan muntah

11. Monitor kadar

albumin, total protein,

Hb, dan kadar Ht

12. Monitor

makanan kesukaan

13. Monitor

pertumbuhan dan

perkembangan

14. Monitor pucat,

kemerahan, dan

kekeringan jaringan

konjungtiva

15. Monitor kalori

dan intake nuntrisi

16. Catat adanya

edema, hiperemik,

hipertonik papila lidah

dan cavitas oral.

17. Catat jika lidah

berwarna magenta,

scarlet

12

Page 13: Inter Vens i

BAB III

PENUTUP

3.1 Simpulan

Pendokumentasian keperawatan merupakan hal yang penting dalam

menunjangpeningkatan mutu asuhan keperawatan, dan secara umum dapat

berkontribusi terhadap mutu pelayanan kesehatan. dengan adanya perkembangan

teknologi sisteminformasi manajemen keperawatan, maka pendokumentasian asuhan

keperawatan yang sebelumnya dilakukan secara konvensional maka akan beralih ke

pendokumentasian berbasis komputer, sehingga perawat dapat memberikan

pelayanan keperawatan secara profesional kepada pasien.

 Berpikir kritis dalam keperawatan adalah suatu komponen penting dalam

mempertanggung jawabkan profesionalisme dan kualitas pelayan asuhan

keperawatan.   Berpikir kritis merupakan pengujian rasional terhadap ide, pengaruh,

asumsi, prinsip, argumen, kesimpulan, isu, pertanyaan, keyakinan, dan aktivitas.

3.2 Saran

Diharapkan  mahasiswa dapat mengetahui/menguasai  tentang dokumentasi

intervensi (NOC dan NIC) dan mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.

13

Page 14: Inter Vens i

DAFTAR PUSTAKA

Judith M. Wilkson, Nancy R Ahern. 2009. Buku Saku Diagnosis Keperawatan. Edisi 9. Jakarta : EGC

Nursalam. 2009. Proses dan Dokumentasi Keperawatan: Konsep dan Praktik. Jakarta: Salemba Medika.

Rubenfeld, M, Gaie. 2006. Berpikir Kritis dalam Keperawatan. Jakarta: EGC.

Perry dan Potter, Vol 1. 1997. Fundamental Keperawatan. Jakarta : EGC

14

Page 15: Inter Vens i

Lampiran hasil diskusi

15

Page 16: Inter Vens i

16

Page 17: Inter Vens i

17