5
1 Pedodontic treatment triangle berperan dalam proses keberhasilan perawatan gigi anak Soesilo Soeparmin Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Mahasaraswati Denpasar ABSTRAK Dalam melakukan perawatan gigi dan mulut pada pasien anak-anak diperlukan konsep ”Pedodontic Treatment Triangle”, kerjasama antar komponennya mutlak diperlukan. Dalam konsep tersebut dokter gigi diharapkan dapat memahami dan menerapkan konsep tersebut sebagai faktor yang menentukan keberhasilan pada perawatan gigi anak. Tujuan dari penulisan ini ialah untuk mengetahui bagaimana penerapan konsep “Pedodontic Treatment Triangle” sebagai faktor penentu keberhasilan perawatan gigi anak. Metode yang digunakan adalah dengan menciptakan komunikasi efektif antar komponen pasien anak, orangtuanya dan dokter gigi. Perawatan gigi dan mulut sejak dini pada anak penting untuk pertumbuhan anak secara umum, usia anak dan faktor kepribadian orangtua juga berperan dalam membangun komunikasi efektif dengan dokter gigi. Pada bermacam kondisi psikologis anak konsep “Pedodontic Treatment Triangle” mutlak diperlukan agar perawatan yang dilakukan berhasil. Kata Kunci : Pedodontic Treatment Triangle, Keberhasilan Perawatan. Korespondensi : Drg. Soesilo Soeparmin, SU. Bagian Ilmu Kedokteran Gigi Anak Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Mahasaraswati Denpasar, Jl.Kamboja 11A Denpasar, Telp. (0361) 7424079, 7642701, Fax. (0361) 261278 PENDAHULUAN Perawatan kesehatan gigi anak secara dini sangat berguna bagi anak yang masih dalam taraf tumbuh kembang. Kerusakan gigi merupakan masalah yang paling umum terjadi pada anak-anak dibandingkan penyakit lainnya. Keberhasilan suatu perawatan dibidang kesehatan gigi anak ditentukan oleh banyak hal antara lain adanya bimbingan orang tua terhadap anak yang dipengaruhi oleh motivasi orang tua dalam berperilaku sehat, kerjasama antara dokter gigi pasien anak dan orang tua juga berperan penting dalam keberhasilan perawatan gigi anak oleh karena masih banyak para orang tua yang beranggapan bahwa masalah penanganan kesehatan gigi dan mulut anak merupakan tanggung jawab dokter gigi sehingga dianggap peran orang tua hanya sebatas pengantar ketempat praktik atau rumah sakit tanpa ingin terlibat lebih jauh dalam edukasi kesehatan gigi anak. Peran serta orang tua sangat diperlukan di dalam membimbing, memberikan perhatian, mengingatkan, dan menyediakan fasilitas kepada anak agar dapat memelihara kebersihan gigi dan mulut. Pengetahuan orang tua merupakan modal penting dalam membentuk prilaku yang mendukung atau tidak mendukung perawatan gigi dan mulut pada anak. Dokter gigi juga sebaiknya memahami betul bahwa pasien anak merupakan keseluruhan pribadi manusia yang ingin diperlakukan seharusnya seperti ingin didengarkan, diperhatikan dan diperdulikan dalam porsinya sebagai anak-anak yang berbeda dengan orang dewasa. 1,2 Prilaku merupakan suatu aktifitas manusia yang sangat mempengaruhi pola hidup yang akan dijalaninya. Proses pembentukan perilaku yang diharapkan memerlukan waktu serta kemampuan dari orangtua dalam mengajarkan anak. Rasa takut merupakan penyebab

Interdental Volume 8 Nomor 2

Embed Size (px)

DESCRIPTION

................................................

Citation preview

Page 1: Interdental Volume 8 Nomor 2

1

Pedodontic treatment triangle berperan dalam proses keberhasilan perawatan gigi anak

Soesilo Soeparmin Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Mahasaraswati Denpasar

ABSTRAK Dalam melakukan perawatan gigi dan mulut pada pasien anak-anak diperlukan

konsep ”Pedodontic Treatment Triangle”, kerjasama antar komponennya mutlak diperlukan. Dalam konsep tersebut dokter gigi diharapkan dapat memahami dan menerapkan konsep tersebut sebagai faktor yang menentukan keberhasilan pada perawatan gigi anak. Tujuan dari penulisan ini ialah untuk mengetahui bagaimana penerapan konsep “Pedodontic Treatment Triangle” sebagai faktor penentu keberhasilan perawatan gigi anak. Metode yang digunakan adalah dengan menciptakan komunikasi efektif antar komponen pasien anak, orangtuanya dan dokter gigi. Perawatan gigi dan mulut sejak dini pada anak penting untuk pertumbuhan anak secara umum, usia anak dan faktor kepribadian orangtua juga berperan dalam membangun komunikasi efektif dengan dokter gigi. Pada bermacam kondisi psikologis anak konsep “Pedodontic Treatment Triangle” mutlak diperlukan agar perawatan yang dilakukan berhasil.

Kata Kunci : Pedodontic Treatment Triangle, Keberhasilan Perawatan. Korespondensi : Drg. Soesilo Soeparmin, SU. Bagian Ilmu Kedokteran Gigi Anak Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Mahasaraswati Denpasar, Jl.Kamboja 11A Denpasar, Telp. (0361) 7424079, 7642701, Fax. (0361) 261278

PENDAHULUAN

Perawatan kesehatan gigi anak secara dini sangat berguna bagi anak yang masih dalam taraf tumbuh kembang. Kerusakan gigi merupakan masalah yang paling umum terjadi pada anak-anak dibandingkan penyakit lainnya. Keberhasilan suatu perawatan dibidang kesehatan gigi anak ditentukan oleh banyak hal antara lain adanya bimbingan orang tua terhadap anak yang dipengaruhi oleh motivasi orang tua dalam berperilaku sehat, kerjasama antara dokter gigi pasien anak dan orang tua juga berperan penting dalam keberhasilan perawatan gigi anak oleh karena masih banyak para orang tua yang beranggapan bahwa masalah penanganan kesehatan gigi dan mulut anak merupakan tanggung jawab dokter gigi sehingga dianggap peran orang tua hanya sebatas pengantar ketempat praktik atau rumah sakit tanpa ingin terlibat lebih jauh dalam edukasi kesehatan gigi anak. Peran serta orang tua sangat diperlukan di dalam membimbing, memberikan perhatian, mengingatkan, dan menyediakan fasilitas kepada anak agar dapat memelihara kebersihan gigi dan mulut. Pengetahuan orang tua merupakan modal penting dalam membentuk prilaku yang mendukung atau tidak mendukung perawatan gigi dan mulut pada anak. Dokter gigi juga sebaiknya memahami betul bahwa pasien anak merupakan keseluruhan pribadi manusia yang ingin diperlakukan seharusnya seperti ingin didengarkan, diperhatikan dan diperdulikan dalam porsinya sebagai anak-anak yang berbeda dengan orang dewasa.1,2

Prilaku merupakan suatu aktifitas manusia yang sangat mempengaruhi pola hidup yang akan dijalaninya. Proses pembentukan perilaku yang diharapkan memerlukan waktu serta kemampuan dari orangtua dalam mengajarkan anak. Rasa takut merupakan penyebab

Page 2: Interdental Volume 8 Nomor 2

2

utama perilaku nonkooperatif anak terhadap perawatan gigi, faktor penyebabnya bisa berasal atau ditimbulkan dari anak itu sendiri, keluarga, maupun dokter gigi.1

Untuk dicapai keberhasilan dalam perawatan gigi maka hendaknya dokter gigi terutama memahami konsep “Pedodontic Treatment Triangle”. Dengan latar belakang tersebut maka tulisan ini bertujuan agar dokter gigi dapat memahami dan menerapkan konsep tersebut sebagai faktor yang menentukan keberhasilan pada perawatan gigi anak. Maka yang menjadi masalah bagaimanakah penerapan konsep “Pedodontic Treatment Triangle” sebagai faktor penentu keberhasilan perawatan gigi anak dan mulai dari kapan dan sampai kapan konsep tersebut dilakukan. Kajian pustaka ini bertujuan untuk menelaah bagaimana penerapan konsep “Pedodontic Treatment Triangle” sebagai faktor penentu keberhasilan perawatan gigi anak. PEDODONTIC TREATMENT TRIANGLE

Komunikasi dokter gigi dengan pasien anak merupakan hubungan yang berlangsung antara dokter gigi , pasien anak dan orang tua pasien selama proses pemeriksaan atau pengobatan. Komunikasi sangatlah diperlukan terutama saat menangani pasien anak. Dalam hal ini seorang dokter gigi harus terus meningkatkan profesionalismenya dengan terus menganut konsep belajar sepanjang hayat.3

Kesehatan gigi dan mulut pada anak mempunyai peranan yang sangat penting karena merupakan bagian integral dari seluruh kesehatan dan pertumbuhan. Karena itu komunikasi yang efektif antara dokter gigi, anak dan orang tua pasien merupakan komponen yang penting agar dapat menumbuhkan kepercayaan pasien. Hubungan yang efektif antar ketiganya dapat mengurangi keraguan akan perawatan gigi pada anak. Bila dokter gigi tanggap pada respon anak dan orang tua atas informasi yang disampaikannya maka anak dan orang tua akan lebih terbuka dalam mendengar dan belajar. Pedodontic Treatment Triangle adalah gambaran hubungan antar komponen dalam segitiga perawatan pedodontik dimana setiap komponen saling berhubungan erat, posisi anak pada puncak segitiga dan posisi orang tua serta dokter gigi pada masing-masing sudut kaki segitiga. Garis menunjukan komunikasi berjalan dua arah antar masing komponen dan merupakan hubungan timbal balik.4,5,

Anak `

Dokter gigi Orangtua (The Pedodontic Treatment Triangle given by Wright 1975)

Textbook of Community Dentistry, Fig.1.6 Pedodontic Treatment Triangle terdiri dari tiga komponen, yaitu: 1) Anak, perbedaan

umum antara perawatan pasien dewasa dan anak terletak pada teknik komunikasi. Teknik komunikasi antara pasien anak dan dokter gigi dalam kasusnya merupakan hubungan satu untuk dua, yang berarti anak menjadi fokus perhatian dokter gigi dan orang tua. Ini digambarkan pada penempatan anak pada segitiga dimana anak menempati puncak dari segitiga dan menjadi fokus dari perhatian dokter gigi dan orangtua.6

Efek dari kematangan emosional pada tingkah laku anak dalam perawatan gigi adalah semua anak melewati masa tingkatan tertentu dari perkembangan mental dan emosi. Berdasarkan tingkatan usia ini tingkah laku anak dan psikologis anak yang terpola secara terus-menerus menjadi berubah. Penting untuk mengidentifikasi tingkatan usia psikologis

Page 3: Interdental Volume 8 Nomor 2

3

sebagai panduan untuk mensukseskan perawatan gigi pada anak. skema tingkatan usia membantu untuk menghubungkan level dari kematangan emosional dengan rentang usia anak dalam perawatan gigi. Kematangan anak bisa dikelompokan mengikuti kronologis tingkatan usia sebagai berikut ini: 1) Usia dua tahun : dalam usia ini kosakata dari anak bervariasi dari 15 sampai 1000 kata. Anak pada periode ini takut pada gerakan mendadak yang tidak terduga. Pergerakan mendadak pada kursi gigi (dental chair) tanpa peringatan akan menimbulkan rasa takut, cahaya yang terang juga terasa menakutkan bagi anak. Memisahkan anak pada usia ini dari orang tuanya sangat sulit. Sebisa mungkin anak pada periode usia dua tahun ditemani oleh orang tua atau pendamping selama berada di ruang perawatan. 2) Usia tiga tahun : anak memiliki keinginan untuk berbicara dan mendengarkan, pada usia ini, sikap kooperatif muncul dan dokter gigi bisa mulai menggunakan pendekatan positif dengan anak tersebut . 3) Usia empat tahun : seorang anak usia empat tahun umumnya mendengarkan dan tertarik untuk menjelaskan, jika tidak diatur dengan baik pada beberapa situasi anak usia empat tahun bisa menjadi tidak patuh dan menentang. 4)Usia lima tahun : ini merupakan periode dari penggabungan, dimana anak pada usia lima tahun senang melakukan aktifitas berkelompok dan siap berpartisipasi didalamnya dan mereka juga memiliki sedikit rasa khawatir bila terpisah dari orangtuanya saat melakukan perawatan gigi. 5) Usia enam sampai duabelas tahun : biasanya anak pada usia ini bisa menangani ketakutan terhadap prosedur perawatan gigi karena dokter gigi bisa menjelaskan apa yang akan dilakukan dan alasan kenapa perawatan tersebut dilakukan.4,6

Posisi dokter gigi pada Pedodontic Treatment Triangle berada di sudut kiri bawah. Agar dapat tercipta komunikasi antar personal oleh dokter gigi dengan pasien anak dan orangtuanya, terdapat syarat yang harus dipenuhi yaitu: 1. Positiveness (sikap positif) dokter gigi diharapkan mau menunjukan sikap positif pada pesan yang disampaikan oleh pasien anak atau orangtuanya seperti keluhan, usulan, pendapat, pertanyaan. 2) Supportiveness ( sikap mendukung) ketika pasien atau orang tua pasien anak nampak ragu untuk memutuskan sebuah pilihan tindakan, maka dokter gigi diharapkan memberikan dukungan agar keraguan tersebut berkurang atau bahkan hilang. 3) Equality (keseimbangan antar pelaku komunikasi) yang dimaksud dengan kesamaan atau kesetaraan adalah bahwa diantara dokter gigi , pasien, dan orang tua pasien tidak boleh ada kedudukan yang sangat berbeda misalnya dokter yang menguasai semua keadaan dan pasien yang tidak berdaya. 4) Openess (sikap dan keinginan untuk terbuka) dokter gigi bila perlu juga mengatakan kesulitan yang dihadapinya saat menangani masalah pasien. Dengan keterbukaan komunikasi ini maka akan terbangun kepercayaan dari pasien anak dan orang tuanya.2,5

Anak-anak memiliki cara pendekatan tersendiri yang berbeda dengan orang dewasa dan memiliki cara berkomunikasi yang berbeda juga.4

Kerjasama antar komponen Pedodontic Treatment Triangle yaitu: pasien anak, dokter gigi dan orangtua mutlak diperlukan. Tingkah laku orangtua merupakan hal yang penting antara hubungan interpersonal anak yang mempengaruhi respon tingkah laku anak tersebut terhadap perawatan gigi. Pada berbagai motif dan situasi, orangtua mengambil sikap ekstrim yang berbeda-beda terhadap anaknya, sikap itu antara lain : 1) Terlalu melindungi ( overprotection), sikap terlalu melindungi ditunjukan dengan terlalu mencampuri dan mendominasi anak oleh orangtuanya. 2) Penolakan ( rejection), anak yang sedikit terabaikan oleh orang tuanya merasa rendah diri, dilupakan, pesimis dan memiliki rasa percaya diri yang rendah. Pada perawatan gigi anak seperti ini bisa menjadi tidak kooperatif, menyulitkan, dan susah diatur. 3) Terlalu Cemas (overanxiety) sikap dari orangtua dengan perhatian yang berlebihan dan tidak semestinya pada anak, hal ini selalu diiringi dengan sikap terlalu memanjakan anak, terlalu melindungi, atau terlalu ikut campur. 4) Terlalu Mengidentifikasi (overidentification), jika si anak tidak mau mengikuti keinginannya, orangtua anak tersebut

Page 4: Interdental Volume 8 Nomor 2

4

merasa dikecewakan. Umumnya tingkah laku anak tercermin dalam perasaan malu-malu, mengucilkan diri sendiri, pesimis dan tidak percaya diri.7 Relasi antar tiga komponen Pedodontic Treatment Triangle dalam penanganan pasien anak sangat berhubungan dengan interaksi ketiganya. Karena masing-masing komponen saling berinteraksi dan memiliki posisi tertentu dalam Pedodontic Treatment Triangle . Anak menjadi fokus dari dokter gigi dan dibantu oleh orang tua. Perawatan gigi anak akan dipusatkan pada orientasi anak sebagai pasien dan orangtuanya, dokter gigi akan bertindak untuk mengarahkan orangtua pada perawatan yang diindikasikan kepada anaknya.7,8 Kunjungan pertama untuk anak dan orangtuanya pergi kedokter gigi sering kali hanyalah merupakan kunjungan perkenalan, yaitu memperkenalkan anak kepada dokter giginya dan lingkungan klinik. Hal ini penting agar anak merasa familiar dengan suasana praktek dokter gigi. Apabila anak merasa takut, tidak nyaman, atau tidak kooperatif, maka mungkin perlu dilakukan penjadwalan ulang. Kesabaran dan ketenangan orang tua dan komunikasi yang baik dengan anak sangatlah penting pada kunjungan ini. Kunjungan yang singkat dan berkelanjutan ditujukan untuk membangun kepercayaan anak pada dokter gigi dan lingkungan klinik, dan hal ini terbukti sangat berharga apabila anak nantinya membutuhkan perawatan.7 PARAMETER KEBERHASILAN PERAWATAN GIGI ANAK

Perawatan kesehatan gigi anak secara dini sangat berguna bagi anak yang masih dalam taraf tumbuh kembang. Penerapan instruksi pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut anak sebaiknya telah dimulai sejak anak masih dalam kandungan. Untuk membantu pasien-pasien seperti di atas, dokter gigi harus melibatkan orang tua (atau pengasuh) yang harus didorong untuk lebih kooperatif memerhatikan kesehatan gigi dan mulut anak.5

Keberhasilan dalam melakukan komunikasi efektif dengan konsep Pedodontic Treatment Triangle dalam menentukan keberhasilan melakukan perawatan pada gigi anak juga ditentukan oleh perubahan persepsi rasa takut anak yang berkembang seiring pertumbuhannya. Persepsi rasa takut berubah seiring usia anak, ungkapan dan intensitas dari ketakutan anak bervariasi oleh perasaan, keadaan fisik anak dan usia. Perkembangan rasa takut anak pada perawatan gigi dan mulut yang dijabarkan sesuai tingkatan usia ialah sebagai berikut :1) Pada usia 2-3 tahun adalah waktu yang tepat untuk memperkenalkan anak pada perawatan gigi dan mulut. 2)Pada usia 3-4 tahun anak merasa bahwa pergi ke dokter gigi merupakan ancaman dari orangtua. Ini membuat peran orangtua menjadi lebih dominan dalam mendampingi anak selama ada di ruang perawatan. 3) Pada usia 4-6 usia empat sampai enam tahun rasa takut tersebut secara berangsur-angsur berkurang bila perawatan gigi tidak menumbulkan rasa sakit atau kegaduhan yang ditimbulkan alat-alat kedokteran gigi. 3)Pada usia 7 tahun anak bisa mempertimbangkan dan menyampaikan pada dokter gigi saat muncul rasa sakit dengan gerak isyarat atau bahasa non verbal.4) Pada usia 8-14 tahun anak belajar untuk mentoleransi situasi tidak menyenangkan dan memiliki keinginan untuk menjadi pasien yang patuh. 5) Pada anak remaja dorongan dari dokter gigi dan orangtua menambah motivasi anak untuk merawat giginya. Anak akan merasa tidak percaya diri bila estetika giginya kurang baik.4,5,6

Parameter bahwa perawatan gigi dan mulut pada anak telah berhasil dilakukan antara lain: anak tidak mengalami keluhan fisik setelah perawatan, perawatan yang diberikan efektif dan tepat, anak memahami cara merawat gigi dan pencegahan dari penyakit serta kerusakan pada gigi, anak tidak merasa takut pada perawatan gigi, menjadi pasien yang kooperatif dan dapat diajak bekerjasama, secara umum keadaan gigi geligi anak menjadi sehat, gigi terawat, jaringan lunak sehat. PEMBAHASAN

Page 5: Interdental Volume 8 Nomor 2

5

Perawatan gigi dan mulut pada anak tidak mungkin dapat dilakukan bila anak tidak dapat berperilaku kooperatif. Karena dalam perawatan gigi diperlukan kerjasama dari anak dalam mencapai keberhasilan perawatan. Pendekatan dilakukan melalui tindakan mendengarkan dan berkomunikasi secara empatik dan efektif dengan anak dan orangtuanya dalam penerapan Pedodontic Treatment Triangle.2

Pasien anak dan orangtuanya datang dengan keluhan dan berbagai macam alasan sehingga menjalin komunikasi antara dokter gigi, anak dan orangtua mutlak diperlukan. Penerapan konsep Pedodontic Treatment Triangle saat menangani pasien anak-anak sangat menentukan keberhasilan perawatan. Karena melalui konsep tersebut akan tercipta komunikasi efektif antar komponennya dalam mencapai tujuan dari perawatan gigi pada anak. Komunikasi antar komponen Pedodontic Treatment Triangle dapat dikatakan efektif apabila dapat menghasilkan pemahaman anak dan orangtua terhadap kesehatan giginya.2

Pengetahuan dokter gigi tentang rasa takut anak pada kelompok usia tertentu akan sangat berguna saat pengaplikasian dalam perawatan gigi anak. Pada usia bayi sampai dengan 18 tahun diperlukan komunikasi dan kerjasama dari dokter gigi dengan anak dan orang tua dalam perawatan gigi anak. Konsep Pedodontik Treatment Triangle diaplikasikan dalam tingkat usia ini, karena anak masih tergantung dengan orangtuanya dan belum sepenuhnya mengerti tentang perawatan gigi.5

SIMPULAN

Perawatan gigi dan mulut sejak dini pada anak penting untuk pertumbuhan anak secara umum, usia anak dan faktor kepribadian orangtua juga berperan dalam membangun komunikasi efektif dengan dokter gigi. Pada bermacam kondisi psikologis anak konsep Pedodontic Treatment Triangle mutlak diperlukan agar perawatan yang dilakukan berhasil. Pelaksaan konsep Pedodontic Treatment Triangle akan berhasil dengan baik bila masing-masing komponen dapat saling bekerjasama.

DAFTAR PUSTAKA

1. Riyanti E. Pengenalan dan perawatan gigi anak sejak dini. Jakarta: Seminar Sehari Kesehatan-Psikologi Anak; Mei 29, 2005.

2. Rusmana A. Komunikasi. April 3, 2006. Available from: http//www.dentalcare.com. Accessed Agustus 20, 2009.

3. Erawati S. Polemik pelayanan dokter gigi. Juni 2, 2008. Available from: http//www.waspada.co.id/index.php?options=com_content&task=view&id=20516&Itemid=44. Accessed Agustus 19, 2009.

4. Chandra S. Textbook of community dentistry. 2nd ed. Delhi: Lordson Publisher (P) Ltd.; 2007. p. 78-95.

5. Muthu MS, Sivakumar N. Pediatric dentistry principles & practice. 1st ed. Elsevier India Pvt. Limited; 2009. p. 2-6.

6. Rao A. Principles and practice of pedodontics. 2nd. New Delhi: Jaypee Brother (P) Ltd.; 2008. p. 5-11.

7. Freemeta N. Januari 8, 2009. Edukasi gigi sejak dini. Homepage of Jurnal Bogor. Available from: http//www.jurnalbogor.com/?p=8217. Accessed Agustus 19, 2009.

8. Tilakraj TN. Essentials of pedodontics. 1st ed New Delhi: Jaypee Brother (P) Ltd.; 2003. p. 12-37.