24
INTERMEDIASI PERBANKAN SYARIAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA Oleh : M. Putra Rizki 1001101010090 Dosen Pembimbing : Fakhruddin, S.E, M.S.E. Konsentrasi : Ekonomi Moneter

Intermediasi Perbankan Syariah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia. ekonomi moneter

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Indonesia merupakan salah satu negara yang menerapkan sistem perbankan ganda yaitu, sistem perbankan konvensional dan sistem perbankan syariah yang tertuang dalam Undang-undang No. 23 Tahun 1999 tentang sistem perbankan ganda sebagai landasan hukum bagi Bank Indonesia untuk menjalakan tugasnya sesuai dengan prinsip syariah. Awal dari sistem perbankan syariah di Indonesia ditandai dengan berdirinya PT. Bank Muamalat Indonesia (BMI) pada tahun 1992. Sebagai bank syariah pertama di Indonesia, BMI mampu bertahan dalam gelombang krisis moneter dan ekonomi pada tahun 1997. Hal ini tercermin dari rendahnya tingkat pembiayaan bermasalah yang berada dibawah angka 5 persen dalam periode penelitian. Untuk memperkokoh status dan memberikan landasan hukum yang lebih kuat bagi keberadaan sistem perbankan syariah lahirlah Undang-undang No. 21 Tahun 2008 tentang perbankan syariah, sebagai amandemen dari Undang-undang No. 10 Tahun 1998 tentang sistem perbankan ganda. Pesatnya perkembangan perbankan syariah di Indonesia dapat dilihat dari sisi keuangan seperti; jumlah aktiva, dana pihak ketiga, total pembiayaan yang disalurkan dan tingkat pembiayaan yang bermasalah.

Citation preview

Assalamualaikum Wr. Wb.

Intermediasi perbankan syariah terhadap pertumbuhan ekonomi indonesiaOleh :M. Putra Rizki1001101010090

Dosen Pembimbing : Fakhruddin, S.E, M.S.E.Konsentrasi : Ekonomi MoneterLatar Belakang PenelitianSektor keuangan merupakan salah satu sektor yang memainkan peranan penting dalam memacu perkonomian Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari semakin banyaknya lembaga keuangan yang telah hadir di Indonesia. Salah satunya perbankan syariah. Perbankan syariah di Indonesia telah dimulai sejak dua dekake yang lalu. Dalam perjalanannya perbankan syariah Indonesia mengalami perkembangan yang cukup pesat. Hal ini dapat dilihat dari perkembangan indikator keuangan perbankan syariah dalam lima tahun terakhir. Tabel 1.1 Indikator Keuangan Perbankan Syariah (BUS dan UUS)2008-2012 (Rp. Triliun)Sumber : Asian Development Bank, 2012Indikator20082009201020112012Total Aset49,55569,09097,519145,467195,108Dana pihak Ketiga36,85252,27176,036115,415147,512Total Pembiayaan38,19946,88668,181102,655147,505NPF1,42%4,01%3,022,52%2,22%3Rumusan MasalahBagaimana peran intermediasi perbankan syariah melalui total pembiayaan, aktivitas perdagangan, dan SBIS terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia?

TUJUAN PENELITIANTujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat peran intermediasi perbankan syariah terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia.

kerangka pemikiranhipotesisHipotesis penelitian ini adalah diduga terdapat peran positif dari intermediasi perbankan syariah terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia.

JENIS DAN SUMBER DATAPenelitian ini menggunakan data sekunder dalam bentuk time series kuartalan dari 2000:Q4 sampai 2012:Q4. Data-data yang dikumpulkan dari beberapa sumber, seperti Statistik Perbankan Syariah dari Bank Indoensia dan Badan Pusat Statistik. Pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) atas harga konstan 2000 digunakan sebagai cerminan pertumbuhan ekonomi, variabel total pembiayaan menjadi indikator perkembangan sektor perbankan syariah, total ekspor dan impor digunakan untuk mengukur pertumbuhan sektor riil (perdagangan barang) dan sertifikat bank indonesia syariah (SBIS) sebagai variabel kontrol moneter oleh Bank Idonesia.

Model analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah model Vector Error Corection Model (VECM). Model ini mengasumsikan dan memperlakukan semua variabel sebagai variabel endogen. Model ini mensyaratkan adanya beberapa pengujian antara lain: uji stasioneritas, penentuan lag optimal, uji kausalitas Granger dan uji kointegrasi.Model VECM yang digunakan dalam penelitian ini adalah VECM dengan 4 variabel. Keempat variabel tersebut adalah Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS), total pembiayaan (Fi), aktivitas perdagangan (Td), dan pertumbuhan ekonomi (GGDP).SBISt = 1 + 1i SBISt-i + 2i Fi t-i + 3i Tdt-i + 4i GGDPt-i + i Fit = 2 + 1i SBISt-i + 2i Tdt-i + 3i GGDPt-i + 4i Fit-i + iTdt = 3 + 1i SBISt-i + 2i Fit-i + 3i GGDPt-i + 4i Tdt-i + iGGDPt = 4 + 1i SBISt-i + 2i Fit-i + 3i Tdt-i + 4i GGDPt-i + iDimana :SBIS = Sertifikat Bank Indonesia SyariahFi = Total pembiayaanTd = Pertumbuhan sektor riilGGDP = Pertumbuhan ekonomi

Definisi Variabel Penelitian

Pertumbuhan PDB Indonesia periode kuartalan yang dihitung dalam persen.Total pembiayaan yang disalurkan bank syariah periode kuartalan yang dihitung dalam Rp. MiliarPertumbuhan sektor riil (total ekspor dan impor) periode kuartalan yang dihitung dalam persen.Sertifikat Bank Indonesia Syariah periode kuartalan yang dihitung dalam Rp. Miliar.Analisis dan Pembahasan Model VECM1. Hasil Uji Akar-akar Unit

VariabelNilai StatistikNilai KritisKesimpulan5 %10 %LSBIS-16.30-21,78-18.42Tidak StationerDIF1 SBIS-37.81-21,78-18.42StationerLfi-3.52-21,78-18.42Tidak StationerDIF1 Fi-24.34-21,78-18.42StationerLTd-17.21-21,78-18.42Tidak StationerDIF1 Td-47.51-21,78-18.42StationerLGGDP-31.95-21.78-18.42StationerDIF1 GGDP-45.76-21,78-18.42StationerSumber: Hasil Uji Akar Unit, diolah dengan menggunakan EasyReg, (2013).Hasil Uji Lag OptimalpAkaike17.124800E-0129.450900E-0135.990460E-0143.435030E-0151.296870E-0168.969960E-02p6Sumber : Lag Information Criteria diolah dengan menggunakan Easy Reg menggunakan VAR Analysis, (2013).Hasil Uji Kausalitas GrangerUjiStatistik Wald-TestNilai KritisKesimpulan5 %10 %5 %10 %SBIS Fi20.5012.5910.64Tolak H0Tolak H0SBIS Td17.5312.5910.64Tolak H0Tolak H0SBIS GGDP7.7512.5910.64Terima H0Terima H0Fi SBIS12.7212.5910.64Tolak H0Tolak H0Fi Td13.0112.5910.64Tolak H0Tolak H0Fi GGDP14.3312.5910.64Tolak H0Tolak H0Td SBIS5.5912.5910.64Terima H0Terima H0Td Fi6.5212.5910.64Terima H0Terima H0Td GGDP14.5512.5910.64Tolak H0Tolak H0GGDP SBIS10.2312.5910.64Terima H0Terima H0GGDP Fi8.7412.5910.64Terima H0Terima H0GGDP Td14.2312.5910.64Tolak H0Tolak H0Sumber : Hasil Uji Kausalitas diolah menggunakan Easy Reg, (2013).Hasil Uji Kausalitas GrangerHasil pengujian granger menunjukkan bahwa SBIS mempengaruhi total pembiayaan bank syariah dan pertumbuhan sektor riil. SBIS merupakan instrumen yang digunakan oleh Bank Indonesia untuk menjaga jumlah uang beredar pada perbankan syariah. Ketika Bank Indonesia menaikkan imabal jasa SBIS hal ini akan mendorong perbankan syariah untuk menempatkan kelebihan liquditasnya pada SBIS dan sebaliknya jika imbal jasa SBIS menurun maka perbankan syariah akan meningkatan porsi pembiayaan yang akan salurkan.

Pembiayaan yang disalurkan oleh perbankan syariah berpengaruh terhadap semua variabel dalam penelitian ini, yaitu SBIS, pertumbuhan sektor riil, dan pertumbuhan ekonomi. Hal ini menunjukkan bahwa pembiayaan yang disalurkan oleh perbankan syariah memiliki peran penting dalam perekonomian. Variabel pertumbuhan sektor riil hanya memiliki pengaruh terhadap variabel pertumbuhan ekonomi. Sedangkan pertumbuhan ekonomi hanya mempengaruhi pertumbuhan sektor riil. Hal ini sesuai dengan teori, apabila jumlah barang yang diproduksi bertambah maka akan meningkatkan total produk domestik bruto suatu negara dalam periode tertentu.

Hasil Uji Kointergrasi JohansenrLambda-max TestStatistic5%Kesimpulan073.631.5Menolak Ho15725.4Menolak Ho248.419.2Menolak Ho317.912.5Menolak HoSumber: Hasil Uji Kointegrasi diolah menggunakan Easy Reg, (2013).Tabel Forecast Error Variance Decomposition (FEVD) of SBISPeriodeForecast Error Variance Decomposition of SBISSBISFinancingTradeGGDP1961205851131781143210801442Sumber : Data FEVD diolah dengan menggunakan Easy Reg (2013)TABELForecast Error Variance Decomposition of FinancePeriodeForcast Error Variance Decomposition of FinancingSBISFinancingTradeGGDP14748045444547752365710513667Sumber : Data FEVD diolah dengan menggunakan Easy Reg (2013)TabelForecast Error Variance Decomposition of TradePeriodeForcast Error Variance Decomposition of TradeSBISFinancingTradeGGDP1059135317755751872510519706Sumber : Data FEVD diolah dengan menggunakan Easy Reg (2013)TABEL Forecast Error Variance Decomposition of Economic GrowthPeriodeForcast Error Variance Decomposition of Economic GrowthSBISFinancingTradeGGDP116716625221517477251615441027151642Sumber : Data FEVD diolah dengan menggunakan Easy Reg (2013)KESIMPULANHasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat peran intermediasi perbankan syariah terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Peran atau pengaruh yang ditimbulkan dijelaskan sebagai berikut:Total pembiayaan yang disalurkan oleh perbankan syariah mempengaruhi kesemua variabel dalam penelitian. Dengan naiknya jumlah pembiayaan yang disalurkan kepada investor akan meningkat jumlah investasi di sektor riil, hal ini akan berdampak pada jumlah barang dan jasa yang di produksi . Dengan sendirinya pertumbuhan ekonomi akan mengingkat oleh sebab terus berkembangnya aktivitas di sektor riil.SBIS berpengaruh negatif terhadap total penyaluran pembiayaan. Hal ini disebabkan oleh besar-kecilnya imbal jasa SBIS yang ditawarkan oleh Bank Indonesia. Jika imbal jasa yang ditawarakan lebih tinggi dibandingkan hasil pendapatan dari pembiayaan maka perbankan syariah cenderung menempatkan kelebihan dananya pada Bank Indonesia melalui SBIS. Pertumbuhan ekonomi tidak dipengaruh oleh SBIS, hal ini dapat terjadi karena SBIS merupakan kebijakan Bank Indonesia dalam mengontrol liquiditas pada bank syariah yang kontribusinya relatif lebih kecil dibandingkan dengan perbankan konvensional.Perkembangan aktivitas perdangan hanya mempengaruhi pertumbuhan ekonomi. Hal ini dapat dipahami dengan meningkatnya aktivitas perdagangan maka produk domesti broto (PDB) akan bertambah, dan ini menjadi cerminan dari pertumbuhan ekonomi. SARANMerujuk pada hasil penelitian, penulis menyarakan beberapa hal yaitu:Sudah sepatutnya pemerintah dalam hal ini mendorong perkembangan perbankan syariah yang terbukti memberikan kontribusi terhadap petumbuhan ekonomi melalui regulasi yang dapat memicu akslerasi perbankan syariah terhadap perekonomian nasional.Bank Indonesia sebagai otoritas moneter di Indonesia diharapakan memberikan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat mengenai perbaikan syariah, baik itu dari sisi operasional maupun produk-produk yang ditawarkan oleh perbanan syariah.Tulisan ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu peneliti menyarankan bagi para peneliti selanjutnya agar dapat menggabungkan negara-negara yang telah menerapkan sistem keuangan islam dengan periode penelitian yang lebih panjang agar nantinya kesimpulan yang didapat lebih baik dalam penelitian.

TERIMA KASIHSEKIAN dan