Internship Report Auto Saved)

Embed Size (px)

Citation preview

1

Daftar IsiKata Pangantar ............................................................................................................... 3 BAB I ............................................................................................................................. 4 PENDAHULUAN ......................................................................................................... 4 I.1 I.2 I.3 I.4 I.5 Latar Belakang ................................................................................................ 4 Pengertian Program Internship (Praktek Kerja Lapangan) ............................. 4 Tujuan.............................................................................................................. 5 Ekspektasi........................................................................................................ 5 Objektif............................................................................................................ 6

BAB II ............................................................................................................................ 8 PROFIL PERUSAHAAN .............................................................................................. 8 II.1 II.2 II.3 II.4 II.5 Pengenalan ...................................................................................................... 8 VISI dan MISI ............................................................................................... 10 Legalitas ........................................................................................................ 11 Produk ........................................................................................................... 12 Struktur Organisasi ........................................................................................ 18

BAB III ........................................................................................................................ 19 LAPORAN AKTIVITAS ............................................................................................ 19 III.1 III.2 III.3 III.4 III.5 III.5.1 III.5.2 III.5.2 III.5.3 III.5.4 III.5.5 Melakukan Perhitungan harga Pokok ........................................................ 19 Melakukan Proses Pembukuan .................................................................. 21 Pengontrolan Proses Pengelolaan .............................................................. 22 Perhitungan, Penyetoran & Pelaporan Pajak ............................................. 24 Lain lain .................................................................................................. 31 Melakukan pembayaran kepada supplier............................................... 31 Melakukan penagihan terhadap pelanggan. ........................................... 32 Melakukan pengecekan dan perhitungan persediaan (stock opname) ... 32 Menghitung gaji karyawan .................................................................... 33 Melobi para supplier, costumer, dan rekan bisnis lainnya..................... 35 Menyediakan perlengkapan kerja .......................................................... 36

BAB IV ........................................................................................................................ 37 LAPORAN PERSONAL, EVALUASI & SARAN .................................................... 37 IV.1 LAPORAN PERSONAL ........................................................................... 37 IV.2. EVALUASI .................................................................................................... 38 IV.3 SARAN ........................................................................................................... 38 BAB V ......................................................................................................................... 40 KESIMPULAN ............................................................................................................ 40

2

Kata PangantarPuji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat melaksanakan Internship sekaligus dapat menyusun laporan ini dengan lancar.

Penyusunan Laporan Magang ini dilaksanakan untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan di Program Akuntansi Fakultas Ekonomi President University. Laporan ini disusun dengan bahasan mengenai seluruh aktivitas atau kegiatan Saya di CV. ALFIX 3T MANDIRI.

Penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Yayas Gitosaputro selaku dosen pembimbing kerja praktek, yang telah menyediakan waktu dan memberikan masukan serta bimbingan baik sebelum, selama, maupun sesudah kerja praktek, sehingga laporan ini dapat diselesaikan dengan baik.

2. Bapak Kusnadi selaku pembimbing kerja praktek di CV. ALFIX 3T MANDIRI. Yang telah menyediakan waktu dan bimbingan selama masa kerja praktek di perusahaan.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan kerja praktek ini masih terdapat banyak kekurangan sehingga keritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak akan sangat bermanfaat bagi penulis. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membacanya.

Cikarang, 15 September 2011

Teddy

3

BAB I PENDAHULUANI.1 Latar Belakang

President University kelas ekstension memiliki suatu program internship dalam kurikulumnya. Program ini terdiri dari Internship I dan Internship II yang dijadwalkan pada semester VIII dan IX untuk setiap mahasiswa semua jurusan. Jangka waktu masing-masing adalah 4 bulan. Bagi mahasiswa kelas ekstension yang sebagian besar sudah bekerja, pelaksanaan internship dilakukan di tempat kerja masing-masing. Program internship ini diharapkan untuk membangun dan melatih kemampuan, kepercayaan diri dan profesionalisme mahasiswa dalam lingkungan dunia kerja, juga membuka peluang bagi mahasiswa untuk mengembangkan karir dan bisnis masa depan.

Selain itu pula seluruh mahasiswa President University diwajibkan untuk melakukan program Internship I dan Internship II sebagai syarat kelulusan. Disini diharapkan mahasiswa mampu membaca situasi, lingkungan, dan segala

permasalahannyan dalam dunia kerja dan mampu beradaptasi dengan cepat. Kebijakan ini dibuat agar mahasiswa benar-benar terbiasa dengan kondisi kerja perusahaan serta mempunyai pengetahuan, wawasan atau skill yang memadai dibidang yang akan digeluti nantinya. Karena keterampilan kerja di dunia teknologi sangat bergantung dengan kemampuan menggunakan skill yang dimiliki.

I.2

Pengertian Program Internship (Praktek Kerja Lapangan)

Program Internship adalah suatu cara mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang telah diperoleh mahasiswa dalam kelas untuk diterapkan dalam dunia kerja secara nyata dengan bekerja dalam organisasi. Program ini memungkinkan peluang yang sangat baik dan berharga untuk mendapat pengalaman dalam belajar dan bertindak sebagai jembatan antara teori pendidikan dan praktek di dunia kerja nyata.

4

Melalui program internship, mahasiswa akan mendapat pengalaman dalam mentransfer ilmu pengetahuan yang telah didapatkan dalam kelas dalam menghadapi masalah, pemecahan masalah, berpikir kritis dan bekerjasama sebagai anggota dalam tim. Mahasiswa juga belajar bagaimana melakukan pekerjaan di area operasi dan administrasi, meningkatkan suatu pemahaman dasar dari struktur organisasi serta diterapkan ke berbagai bidang administrative, seperti teknologi, keuangan, pemasaran, penjualan dan personil.

I.3

Tujuan

Bagi mahasiswa tujuan dan manfaat dari program internship adalah : a. Tujuan akademis yaitu pencapaian ilmu pengetahuan yang telah dipelajari dalam kelas pada tempat kerja. b. Pengembangan karir, meningkatkan pengetahuan dan kemampuan kualifikasi kerja untuk pengembangan karir ke depan. c. Pengembangan keterampilan, meningkatkan satu pemahaman dan pengetahuan di tempat kerja, mencakup keterampilan komunikasi secara lisan maupun tulisan, keterampilan analisis, juga dalam pemecahan masalah. Mengembangkan dan mempertajam kemampuan adaptasi dalam lingkungan kerja. d. Pengembangan kepribadian, meningkatkan wawasan dan pengetahuan untuk memperkaya pengalaman pribadi dan menambah jaringan dalam dunia kerja.

I.4

Ekspektasi

Selama masa internship, mahasiswa mempunyai beberapa ekspektasi personal dan professional, mencakup : a. Meningkatkan pengalaman dalam dunia kerja. b. Mempunyai kesempatan semakin mendalami dan meningkatkan kualitas pekerjaan dalam perusahaan. c. Membangun jaringan baru dengan para profesional perusahaan. d. Mengembangkan keterampilan profesional, mencakup keterampilan hubungan antar pribadi, kerjasama dalam kelompok dan manajemen waktu. e. Mendapat kredit nilai sebagai persyaratan kelulusan dalam perkuliahan. 5

f. Mendapatkan pengalaman lebih dan menjadi orang yang lebih profesional dalam bekerja.

I.5

Objektif

Objektif Utama :

Sebagai pelaksanaan 3 kredit mata kuliah Internship I di semester VIII dan 3 kredit Internship II di semester IX, jurusan Akuntansi, President University.

Objektif Kedua : Keseluruhan sasaran program internship bertujuan untuk mendewasakan setiap mahasiswa baik secara pribadi maupun secara profesi, juga untuk meneruskan apresiasi dan pemahaman mereka akan pengalaman profesional dalam bidang studi yang telah dipilih. Oleh karena alasan komitmen ini, program internship telah ditetapkan dengan objektif spesifik untuk memberikan kesempatan berikut :

a. Pentingnya pengalaman dan keterkaitan ide dalam pekerjaan. b. Mengembangkan kemampuan untuk mencapai tujuan kinerja berbasis pada tanggung jawab dan tugas. c. Mengembangkan kemampuan mengkaji dan mencapai secara langsung tujuan kerja yang ditentukan. d. Mendapatkan suatu pandangan bagaimana suatu perusahaan menjalankan dan saling berhubungan dengan para profesional industri. e. Mendapatkan pengalaman bekerja dalam satu kelompok atau tim. f. Memungkinkan perusahaan mendapatkan manfaat dan benefit dari ilmu pengetahuan dan kelebihan personal yang dimiliki mahasiswa. g. Peningkatan interaksi kerjasama antara universitas dan perusahaan untuk mendidik serta menghasilkan lulusan berkualitas. h. Menerapkan teori, konsep dan filosofi yang telah dipelajari dalam akademi dan pengalaman lain dalam suasana kerja yang tepat dan profesional. 6

i. Mengembangkan keterampilan dalam pengambilan keputusan dan pemecahan masalah melalui perumusan, implementasi dan evaluasi solusi alternatif terhadap permasalahan serta pendekatan pada masalah. j. Meningkatkan pemahaman terhadap keseluruhan struktur organisasi perusahaan dan filosofi manajemen (atau budaya perusahaan) dan basis pelanggan, demikian juga posisi perusahaan terhadap perusahaan lain, baik lokal, nasional dan / atau kompetisi global di pasar. k. Mengidentifikasikan dan menghadapi kekuatan serta kelemahan personal untuk menjawab kebutuhan serta ekspektasi ketenagakerjaan di berbagai peran serta tanggungjawab yang diberikan dalam pekerjaan. l. Mengembangkan suatu jaringan para profesional Technology yang mungkin berguna ketika mencari ketenagakerjaan fulltime. m. Berbagi pengalaman selama masa internship dan proyek khusus antara mahasiswa dengan mahasiswa lain, fakultas dan staf President University.

7

BAB II PROFIL PERUSAHAANII.1 Pengenalan

CV. ALFIX 3T MANDIRI merupakan salah satu perusahaan pengelola limbah non-B3 (barang berbahaya dan beracun). CV. ALFIX 3T MANDIRI berdiri pada tahun 2005 dengan Bapak Kusnadi sebagai pendirinya. ALFIX beralamatkan di Jalan Ki Hajar Dewantara Kampung Cabang Kebon Kelapa 46 Cikarang Utara Bekasi.

ALFIX memiliki 2 divisi pengelolaan limbah. Divisi yang pertama bergerak dibidang pengelolaan limbah printing sticker atau biasa disebut divisi stiker, dan divisi yang kedua bergerak dibidang pengelolaan limbah PVC (Poli Vinil Clorida) lunak yang biasa disebut divisi PVC.

Limbah printing sticker juga merupakan salah satu jenis limbah PVC lunak, akan tetapi jenis limbah ini mengandung banyak bahan perekat (lem) sehingga memiliki 8

perbedaan dalam proses pengelolaannya dengan bahan PVC lunak lainnya, oleh sebab itu divisi stiker dipisahkan dari divisi PVC lunak.

Di divisi stiker, ALFIX sudah bekerjasama dengan beberapa perusahaan besar yang bergerak dibidang screen printing sticker sepeda motor yang ada di Jawa Barat, diantaranya :

1. PT. AFIX KOGYO INDONESIA - Sukabumi 2. PT. TATTO - Bogor, 3. PT. ALVINY INDONESIA - Cikarang 4. PT. SSM - Bogor 5. PT. GRAFINDO Cikarang

Sebaliknya, di divisi PVC lunak, ALFIX tidak bekerjasama dengan satu perusahaan penghasil limbah bahan PVC pun. ALFIX mendapat pasokan material dari banyak lapak limbah yang ada di sekitar Jawa Barat.

9

Di tahun 2008 CV. ALFIX 3T MANDIRI memutuskan untuk memperluas kegiatan bisnisnya dengan menjadi salah satu perusahaan pengelola limbah non-B3 khusus bahan PVC (Polivinil Klorida) terbesar di Cikarang.

II.2

VISI dan MISI

Visi dari CV. ALFIX 3T MANDIRI adalah menjadi salah satu perusahaan pengelola limbah non B3 yang mengedepankan inovasi dan kreasi dalam pendaurulangan limbah PVC yang berasal dari bahan-bahan sisa produksi maupun areal.

Adapun misi dari CV. ALFIX 3T MANDIRI dijabarkan sebagai berikut, 1. Leader Menjadi trendsetter untuk para perusahaan-perusahaan pengelola limbah yang ada di sekitarnya. 2. Productive, Innovative, & Open Minded

10

Berani menciptakan produk-produk baru dan lain daripada yang lain dengan memberikan kesempatan bagi para pekerja untuk menciptakan karya-karya sehubungan dengan pengembangan produk yang ada. 3. Efficient & Environment Friendly Mengelola limbah dengan sedikit menghasilkan limbah. 4. Competitive Berani bersaing dalam bidang harga, kualitas, dan pelayanan.

II.3

Legalitas

Dalam pelaksanaan kegiatan bisnisnya, CV. ALFIX 3T MANDIRI menggunakan Landasan Pada Surat Izin yang tercantum di bawah ini : 1. Surat Izin Penambahan jenis Limbah dari Kementrian Negara Lingkungan Hidup dengan No. B-XXX/Dep.IV/LH//XX/2005 2. Surat Edaran dari BAPEDAL dengan No. XX/SE/XX/XXXX. 3. Surat Perjanjian Kerja (SPK) dari : a. PT. AFIX KOGYO INDONESIA Sukabumi b. PT. TATTO - Bogor, c. PT. ALVINY INDONESIA Cikarang d. PT. SSM Bogor e. PT. GRAFINDO Cikarang berkenaan dengan izin yang diberikan kepada CV. ALFIX 3T MANDIRI untuk proses pengelolaan limbah sisa produksi dari perusahaan-perusahaan diatas. 4. Surat Izin Pengangkutan Limbah dari Direktorat Jenderal Perhubungan Darat. 5. Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) dengan No. XXX/II/XX-XX/PM/X/XX. 6. Tanda Daftar Perusahaan dengan No. XXXX.X.X.X.XXXX. 7. Surat Izin Undang-undang Gangguan (HO) dari Pemda Bekasi, dengan No. XX/DU/JT/II/XXXX. 8. Surat Keterangan Domisili Perusahaan dengan No. XX/XXXX/IV/XXXX. 9. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) No. Reg.: XXXXXX-XXXX.

11

II.4

Produk

Dengan menjadi salah satu pengumpul dan pengelola limbah non-B3 khusus PVC lunak, CV. ALFIX 3T MANDIRI mempunyai beberapa produk diantaranya :

1. Sit Lem

Spesifikasi :Berasal dari : Kandungan : Potongan Stiker (sisa produksi) PVC Lunak Bahan Perekat (Lem) Tingkat kelunakan Cara pengelolaan : Sit lem digiling dengan bahan tambahan yaitu serbuk kalsium (kalsium senyawa dengan PVC) tujuannya untuk menetralkan kandungan lem nya. Setelah digiling, hasil gilingan tersebut kembali dilumuri kalsium agar kandungan lem nya benar-benar ternetralisir. Setelah dipastikan kandungan lem nya netral (tidak lengket), lalu hasil gilingan tersebut dikemas dan siap untuk dijual. Tinggi (suhu masak 200o C -250o C)

12

2. Kulit Kabel

Spesifikasi :Berasal dari : Berbagai macam jenis kabel yang berbahan PVC, baik itu berasal dari pungutan maupun sisa produksi. Kandungan : Tingkat kelunakan Cara pengelolaan : Pastikan kulit kabel bebas dari bahan logam yang ada didalamnya (biasanya tembaga). Lalu pisahkan kulit kabel dengan isi perut nya (philler). Setelah itu sortir berdasarkan warna (hitam, putih, merah, dan mambo). Setelah dipisahkan, kulit kabel tersebut digiling dengn metode giling basah (menggunakan air) lalu keringkan. Setelah kering, hasil gilingan tersebut kembali diperiksa untuk memastikan apakah hasil gilingan tersebut sudah benar-benar bebas dari logam, sudah tersortir dengan benar, dan sudah kering. Setelah itu gilingan kulit tersebut dikemas dengan menggunakan karung (25 kg/karung) dan siap untuk dijual. PCV Lunak PVC Philler (dalam perut) Menengah (suhu masak 250o C - 300oC)

13

3. Nilek

Spesifikasi :Berasal dari : Pungutan atau sisa produksi dari bahan yang berupa selang air, sandal rematik, sepatu boot, selang infus, dan sebagainya. Kandungan : Tingkat kelunakan Cara pengelolaan : Bersihkan nilek dari kotoran (tanah dan pasir), lalu sortir berdasarkan warna. Setelah disortir nilek digiling dengan metode giling basah. Setelah digiling nilek kembali disortir untuk memastikan kebersihannya. Lalu hasil gilingan tersebut dikemas dengan menggunakan karung dijual. (25 kg/karung )dan siap untuk Murni PVC Lunak Menengah (suhu masak 250o C - 300oC)

14

4. Sit Pungut

Spesifikasi :Berasal dari : Pungutan dari bahan yang berupa jas hujan, plastik pembungkus mesin, cover map, label, spanduk, dll. Kandungan : Tingkat kelunakan Cara pengelolaan : Pastikan sit bebas dari bahan lain selain PVC (kancing, ret sleting, tali, dll). Setelah itu sit digolongkan berdasakan warna. Setelah itu sit langsung dikemas kemas dengan cara dibal. Keterangan : Sit hanya perlu dibersihkan dari tanah dan pasir. Sit tidak bisa dicuci karena sangat sulit proses pengerjaannya. Oleh karena itu, sit merupakan bahan pvc termurah. Murni PVC Lunak Tinggi (suhu masak 200o C -250o C)

15

5. Karpet

Spesifikasi :Berasal dari : Kandungan : Tingkat kelenturan Cara pengelolaan : Pisahkan antara karpet lantai dengan karpet talang. Setrlah itu giling berdasarkan jenisnya (dengan metode giling basah). Setelah digiling, sortir kembali hasil gilingan untuk memastikan bebas dari bahan lain. Setelah itu gilingan karpet dikemas dengan karung dan siap untuk dijual. Pungutan karpet talang dan karpet lantai (sisa pakai) PVC Lunak Menengah (suhu masak 250o C - 300oC)

16

6. Plastik Pe Lem

Spesifikasi :Berasal dari : Kandungan : Potongan stiker (sisa produksi) Cara pengelolaan : Plastik berjenis PE Bahan perekat (Lem)

Pisahkan Plastik PE lem dari stiker, lalu masukan kedalam wadah yang telah disediakan. Lalu plastik tersebut dikemas dengan cara dibal dengan menggunakan mesin press. Sebelum dikemas pastikan plastik tersebut bebas dari tanah dan debu.

17

II.5

Struktur Organisasi

Operator

Kepala Bagian Produksi (Bpk. SUHERMAN)

Operator

Manajer Divisi PVC (IBpk. TEDDY)

Operator

Admin Kepala Bagian Keuangan Pemilik (Bpk. KUSNADI) Manajer Umum (Bpk. LIONG SIN) Admin (TEDDY)

Operator Kepala Bagian Produksi (Bpk ANAS) Manager Divisi Stiker (Ibu HERNAWATI) Admin Operator

Kepala Bagian Keuangan (TEDDY)

Admin

18

BAB III LAPORAN AKTIVITASIII.1 Melakukan Perhitungan harga PokokMelakukan perhitungan harga pokok untuk setiap produk yang ada. Dari berbagai jenis produk yang ada, penggolongan perhiyungan harga pokok dapat dibedakan menjadi dua yang berdasar pada jenis bahan baku yang dipakai.

a) Sit Lem dan Pe Lem Sit Lem dan Pe Lem memiliki keterkaitan perhitungan perolahan harga pokok, karena kedua barang tersebut berasal dari material yang sama yaitu potongan stiker.

Perbandingan hasil pengelolaan : Setelah melakukan uji coba penimbangan hasil pengelolaan 1 truk stiker, didapat hasil perbandingan sebagai berikut : Berat rata-rata 1 truk stiker adalah 4500kg. 1 truk stiker terdiri dari 20% Pe Lem, 40% Sit Lem, 40% Kertas Lilin (sampah)

Proses Perhitungan Harga Pokok :Form Perhitungan Harga Pokok

Jenis Barang : Sit Lem

per month Raw Material Freight Cost (buy)

per truck Rp xxxxxxx Rp xxxxxxx

qty 4500 kg 4500 kg

per kg Rp Rp xxxx xxxx

Variable Cost : Labor Pe Lem Sit Lem Rp xxxx Rp xxxx

19

Allocated Expenses : Packaging & Operational Utilities Maintenance Exp Depreciation Exp Freight Cost (sell) Fuel & Others Rp xxxxxxx Rp xxxxxxx Rp xxxxxxx Rp xxxxxxx Rp xxxxxxx Rp xxxxxxx 36000 kg 36000 kg 36000 kg 36000 kg 36000 kg 36000 kg Rp xxxx Rp xxxx Rp xxxx Rp xxxx Rp xxxx Rp xxxx

COGS

Rp

xxxxx

b) Nilek, Kulit Kabel, Sit Mika, & Karpet Perhitungan harga pokok pada jenis barang nilek, kulit kabel, sit mika, dan karpet memiliki persamaan dalam perhitungan harga pokok.

Perbandingan Hasil Pengelolaan :

Setelah melakukan uji coba penimbangan hasil pengelolaan, didapat hasil perbandingan sebagai berikut : Setiap 1 kg bahan mentah jika diolah melalui proses penyortiran akan menghasilkan 0,9 kg (90%) bahan siap jual. Setiap 1 kg bahan mentah jika diolah melalui proses penyortiran dan penggilingan akan menghasilkan 0,75 kg (75%) bahan siap jual.

Proses Perhitungan Harga Pokok :Form Perhitungan Harga Pokok

Jenis Barang : Kulit Kabel Sortir (90%) Giling (75%)

RM Freight Cost (buy)

Rp Rp

xxxxxx xxxxxx

Rp Rp

xxxx xxxx

Rp Rp

xxxx xxxx

20

Variable Cost : Labor Utilities Rp Rp xxxxxx xxxxxx Rp Rp xxxx xxxx Rp Rp xxxx xxxx

Allocated Exp : Maintenance Exp Depreciation Exp Freight Cost (sell) Other Exp COGS Rp Rp Rp Rp xxxxxx xxxxxx xxxxxx xxxxxx Rp Rp Rp Rp Rp xxxx xxxx xxxx xxxx xxxx

III.2 Melakukan Proses Pembukuan

Proses Pembukuan

21

a) Pencatatan / Penjurnalan Transaksi-transaksi Melakukan penjurnalan secara rutin (daily) atas setiap transaksi yang terjadi. Penjurnalan harian biasanya dilakukan untuk transaksi yang behubungan dengan kas, seperti : pembelian raw material, jurnal : Inventory Cash operational expenses jurnal : Operating Expense Cash dan lain-lain Rp xxxxx Rp xxxxx Rp xxxxx Rp xxxxx

b) Memposting setiap jurnal yang telah dibuat kedalam buku besar (memakai M.Office Excel)

c) Membuat laporan keuangan interim (monthly). Laporan keuangan yang biasa diterbitkan tiap bulan diantaranya : Balance Sheet Profil / Loss Cash Flow

d) Membuat laporan keuangan tahunan.

III.3 Pengontrolan Proses Pengelolaan

Pengontrolan proses pengelolaan dilakukan secara rutin (daily) demi menghasilkan efisiensi dan efektifitas proses produksi.

22

Jenis pengontrolan yang biasa dilakukan : Mengontrol proses penyortiran bahan mentah Mengontrol apakah setiap bahan yang disortir telah dikategorikan dengan benar berdasarkan jenisnya.Ditempatkan di wadah yang telah disediakan

Raw Material

Penyortiran berdasarkan jenisnya

Penyortiran berdasarkan warnanya

Bahan siap giling

Mengontrol proses penggilingan Mengontrol proses penggilingan apakah bahan yang digiling sesuai dengan permintaan pelanggan atau tidak.

Bahan siap giling (sudah disortir)

Dikumpulkan sesuai kapasitas kerja mesin per hari

Proses penggilingan

Hasil gilingan dikumpulkan di satu wadah

Proses pengeringan / penjemuran

Mengontrol Proses Pengemasan dan Penimbangan Mengontrol proses pengemasan dan penimbangan dari setiap FG (Finish Good), apakah pengemasan dan penimbangan dilakukan dengan benar atau tidak.

Hasil gilingan yang sudah kering

Dikemas dengan karung

Ditimbang dengan berat 25kg /karung

proses penjaitan kemasan

Barang siap utnuk dijual

23

III.4 Perhitungan, Penyetoran & Pelaporan Pajak

Melakukan perhitungan, penyetoran dan pelaporan pajak secara rutin.

Berikut jenis pajak yang rutin disetor dan dilaporkan setiap periodenya : PPh 21

Pengertian PPh Pasal 21

PPh Pasal 21 adalah pajak penghasilan berupa gaji, upah, honorarium, tunjangan, dan pembayaran lain dengan nama dan dalam bentuk apa pun sehubungan dengan pekerjaan atau jabatan, jasa, dan kegiatan yang dilakukan oleh orang pribadi.

Wajib Pajak PPh Pasal 21 :

1. Pegawai; 2. Penerima uang pesangon, pensiun, atau manfaat pensiun, tunjangan hari tua, atau jaminan hari tua, termasuk ahli warisnya; 3. Bukan pegawai yang menerima atau memperoleh penghasilan sehubungan dengan pekerjaan, jasa, atau kegiatan yang meliputi : a. Tenaga ahli yang melakukan pekerjaan bebas, yang terdiri dari pengacara, akuntan, arsitek, dokter, konsultan, notaris, penilai, dan aktuaris; b. Pemain musik, pembawa acara, penyanyi, pelawak, bintang film, bintang sinetron. Bintang iklan, sutradara, kru film, foto model,

peragawan/peragawati, pemain drama, penari, pemahat, pelukis dan seniman lainnya; c. Olahragawan; d. Penasehat, pengajar, pelatih, penceramah, penyulluh, dan moderator; e. Pengarang, peneliti, penerjemah;

24

f. Pemberi jasa dri segala bidang termasuk teknik komputer dan sistem aplikasinya, telekomunikasi, elektronika, fotografi, ekonomi, dan sosial, serta pemberi jasa kepada suatu penelitian; g. Agen iklan; h. Pengawas atau pengelola proyek; i. Pembawa pesanan atau yang menemukan langganan atau yang menjadi perantara; j. Petugas penjaja barang dagangan; k. Petugas dinas luar asuransi; l. Distributor perusahaan multilevel marketing atau direct selling dan kegiatan sejenis lainnya; 4. Peserta kegiatan yang menerima atau memperoleh penghasilan sehubungan dengan keikutsertaannya dalam suatu kegiatan, antara lain meliputi : a. Peserta perlombaah dalam segala bidang, antara lain perlombaan olahraga, seni, ketangkasan, almu pengetahuan, teknologi dan pelombaan lainnya; b. Peserta rapat, konferensi, sidang, pertemuan, atau kunjungan kerja; c. Peserta atau anggota dalam suatu kepanitiaan sebagai penyelenggara kegiatan tertentu; d. Peserta pendidikan, pelatihan, dan magang; e. Peserta kegiatan lainnya.

Tarif dan Penerapan PPh pasal 21:

ALFIX mempunyai 2 (dua) jenis karyawan yaitu karyawan borongan yang gajinya dibayarkan setiap 1 minggu (tidak memiliki NPWP), dan karyawan tidak tetap yang gajinya dibayarkan secara bulanan (memiliki NPWP). Tarif pemotongan PPh Pasal 21 bagi penerima penghasilan yang tidak memiliki NPWP adalah 20% lebih tinggi dari tarif yang diterapkan terhadapWP yang memiliki NPWP. Artinya jumlah PPh Pasal 21 yang harus dipotong adalah sebesar 120% dari jumlah PPh Pasal 21 yang seharusnya dipotong dalam hal yang bersangkutan memiliki NPWP. Penerapan :

25

Seluruh karyawan borongan ALFIX tidak dikenakan PPh Pasal 21. Hal tersebut dikarenakan upah harian atau rata-rata harian belum melebihi Rp. 150.000,00 dan jumlah kumulatif yang diterima dalam bulan kalender yang bersangkutan belum melebihi Rp. 1.320.000,00. PPh pasal 21 dihitung dengan menerapkan tarif Pasal 17 ayat (1) huruf a UU PPh atas jumlah upah bruto yang disetahunkan setelah dikurangi PTKP, dan PPh Pasal 21 yang harus dipotong adalah sebesar PPh Pasal 21 hasil perhitungan tersebut dibagi 12.

Penerapan :

Gaji 1 bulan (-) Biaya jabatan 5% Penghasilan netto sebulan

= Rp = Rp = Rp

X.XXX.XXX XXX.XXX X.XXX.XXX

Penghasilan netto setahun (x12) (-) PTKP Penghasilan Kena Pajak setahun

= Rp XX.XXX.XXX = Rp X.XXX.XXX

= Rp XX.XXX.XXX

PPh Pasal 21 setahun : 5% x PKP setahun = Rp XXX.XXX

PPh Pasal 21 sebulan : PPh Pasal 21 setahun : 12 = Rp XX.XXX

Penyetoran PPh Pasal 21 :

Penyetoran PPh Pasal 21 biasa dilakukan sebelum tanggal 10 setiap bulannya, karena peraturan perpajakan menetapkan batas penyetoran maksimum adalah tanggal 10 setiap bulannya.

Pelaporan PPh Pasal 21:

26

Pelaporan PPh Pasal 21

biasa dilakukan sebelum tanggal 20 setiap

bulannya, karena peraturan perpajakan menetapkan batas maksimum pelaporan PPh Pasal 21 adalah tanggal 20 setiap bulannya.

27

PPh 25 Pengertian PPh Pasal 25 Pajak Penghasilan (disingkat PPh) dikenakan terhadap Wajib Pajak dalam satu periode tertentu yang dinamakan tahun pajak. Berdasarkan hal ini, maka perhitungan dan penghitungan PPh dilakukan setahun sekali yang dituangkan dalam SPT Tahunan. Karena penghitungan PPh dilakukan setahun sekali, maka penghitungan ini harus dilakukan setelah satu tahun tersebut berakhir agar semua data penghasilan dalam satu tahun sudah diketahui. Untuk perusahaan, tentu saja data penghasilan ini harus menunggu laporan keuangan selesai dibuat.

Dengan cara seperti itu tentu saja jumlah PPh terutang yang wajib dibayar baru dapat diketahui ketika suatu tahun pajak telah berakhir. Agar pembayaran pajak tidak dilakukan sekaligus yang tentunya akan memberatkan, maka dibuatlah mekanisme pembayaran pajak di muka atau pembayaran cicilan setiap bulan. Pembayaran angsuran atau cicilan ini dinamakan Pajak Penghasilan Pasal 25.

Cara Mengitung PPh Pasal 25

Besarnya angsuran PPh Pasal 25 harus dihitung sesuai dengan ketentuan. Pada umumnya, cara menghitung PPh Pasal 25 didasarkan kepada data SPT Tahunan tahun sebelumnya. Artinya, kita mengasumsikan bahwa penghasilan tahun ini sama dengan penghasilan tahun sebelumnya. Tentu saja nanti akan ada perbedaan dengan kondisi sebenarnya ketika tahun pajak sekarang sudah berakhir. Selisih tersebutlah yang kita bayar sebagai kekurangan pajak akhir tahun. Kekurangan bayar akhir tahun ini biasa dinamakan PPh Pasal 29. Apabila selisihnya menunjukkan lebih bayar, maka kondisi ini dinamakan restitusi atau Wajib Pajak meminta kelebihan pembayaran pajak yang telah dilakukan.

Pada umumnya angsuran pajak ini adalah sebesar Pajak Penghasilan terutang menurut SPT Tahunan Pajak Penghasilan tahun lalu dikuranggi dengan kredit pajak Pajak Penghasilan Pasal 21, 22, 23 dan Pasal 24, dibagi 12 atau banyaknya bulan dalam bagian tahun pajak.

28

Berikut contoh perhitungan PPh 25 CV. ALVIX 3T MANDIRI :

Pajak Penghasilan terutang

Rp. XX.XXX.XXX

(-) Kredit Pajak PPh Pasal 21,22,23 dan 24

Rp. XX.XXX.XXX

Selisih

Rp. XX.XXX.XXX

Maka, PPh Pasal 25 tahun 2008 yang harus dibayar tiap bulan adalah total selisih dibagi 12.

PPh Pasal 25 Untuk Bulan-bulan Sebelum Bulan Batas Waktu Penyampaian SPT

Pajak Penghasilan Pasal 25 untuk bulan-bulan sebelum batas waktu penyampaian SPT Tahunan adalah sama besarnya dengan Pajak Penghasilan Pasal 25 bulan terakhir tahun pajak yang lalu. Apabila tahun pajaknya adalah tahun kalender (Januari-Desember), maka yang dimaksud dengan bulan-bulan sebelum batas waktu penyampaian SPT Tahunan adalah bulan Januari dan Pebruari. Dengan demikian PPh Pasal 25 bulan Januari dan Februari 2XX9 adalah sama dengan PPh Pasal 25 bulan Desember 2X10.

PPh Pasal 25 Jika Dalam Tahun Berjalan Telah Diterbitkan SKP Untuk Tahun Pajak Yang Lalu

Apabila dalam tahun berjalan diterbitkan Surat Ketetapan Pajak (SKP) untuk tahun pajak yang lalu, maka besarnya angsuran pajak dihitung kembali berdasarkan SKP tersebut dan berlaku mulai bulan berikutnya setelah bulan penerbitan SKP.

29

PPh Pasal 25 Dalam Hal-hal Tertentu

Direktur Jenderal Pajak berwenang untuk menetapkan penghitungan besarnya angsuran pajak dalam tahun pajak berjalan dalam hal-hal tertentu, antara lain apabila : a. Wajib Pajak berhak atas kompensasi kerugian; b. Wajib Pajak memperoleh penghasilan tidak teratur; c. ST tahunan Pajak Penghasilan tahun yang lalu disampaikan setelah lewat batas waktu yang ditentukan; d. Wajib Pajak diberikan perpanjangan jangka waktu penyampaian SPT Tahunan Pajak Penghasilan; e. Wajib Pajak membetulkan sendiri SPT Tahunan Pajak Penghasilan yang mengakibatkan angsuran bulanan lebih besar dari angsuran bulanan sebelum pembetulan. f. Terjadi perubahan keadaan usaha atau kegiatan Wajib Pajak.

Penyetoran PPh Pasal 25 :

Penyetoran PPh Pasal 25 biasa dilakukan sebelum tanggal 15 setiap bulannya, karena peraturan perpajakan menetapkan batas penyetoran maksimum adalah tanggal 15 setiap bulannya.

Pelaporan PPh Pasal 25:

Pelaporan PPh Pasal 25

biasa dilakukan sebelum tanggal 20 setiap

bulannya, karena peraturan perpajakan menetapkan batas maksimum pelaporan PPh Pasal 21 adalah tanggal 20 setiap bulannya.

30

PPh 29

PPh pasal 29, terjadi apabila pajak yang terutang untuk suatu tahun pajak ternyata lebih besar dari pada kredit pajak, maka kekurangan pajak yang terhutang harus dilunasi sebelum surat pemberitahuan tahunan disampaikan.

Perhitungan PPh 29 :

Net Income year 2X10

: Rp. XXX.XXX.XXX

PPh 29 terutang (tarif 28%) Kredit Pajak : (-) PPh 21 (-) PPh 22 (-) PPh 23 (-) PPh 25

: Rp. XX.XXX.XXX

: Rp. : Rp. : Rp. : Rp.

X.XXX.XXX X.XXX.XXX X.XXX.XXX X.XXX.XXX

Kurang bayar PPh 29 tahun 2X10

: Rp. XX.XXX.XXX

III.5 Lain lain

III.5.1 Melakukan pembayaran kepada supplier Pembayaran terhadap supplier terjadi dikarenakan adanya proses penerimaan barang yang dikirim oleh supplier tertentu atas purchase order (PO) yang dikeluarkan oleh CV. ALFIX 3T MANDIRI ataupun tanpa melalui media PO.

Proses pembayaran akan dilakukan paling lambat 7 hari setelah barang masuk gudang dan telah melalui proses pengecekan, baik itu kualitas maupun kuantitas.

31

Cara pembayaran dilakukan dengan 2 (dua) cara, yaitu dengan mentransfer langsung uang yang akan dibayarkan ke rekening supplier yang bersangkutan atau dengan cara membuatkan cek atau giro dengan tempo paling lambat 3 hari.

III.5.2 Melakukan penagihan terhadap pelanggan. Proses penagihan dapat dilakukan jika barang yang dikirim sudah dinyatakan diterima oleh pihak konsumen. Biasanya proses penagihan dapat dilakukan alam tempo 1 minggu setelah barang dikirim. Lalu batas pembayaran paling lambat 2 minggu setelah invoice diterbitkan.

III.5.2 Melakukan pengecekan dan perhitungan persediaan (stock opname) Pengecekan dan perrhitungan persediaan biasanya dilakukan pada hari jumat setiap minggu nya. Pengecekan dan perhitungan persediaan dilakukan dengan tujuan sebagai berikut : Pertama adalah dalam upaya untuk mematch cost terhadap revenue yang berkaitan, sehingga dihasilkan income, proses ini merupakan tujuan dasar akuntansi tradisional. Penekanan pada perhitungan net income yang didasarkan kepada revenue pada saat penjualan memerlukan adanya alokasi biaya ke peiode dimana revenue dilaporkan yaitu cost of goods sold. Sedangkan nilai inventory yang belum terjual akan dibawa ke periode berikutnya dalam laporan keuangan perusahaan. Jadi dalam proses pengukuran income sangat mirip dengan ciri-ciri umum pada penilaian prepaid expense dan aktiva tetap atau disebut penangguhan expenses, yaitu atas dasar input prices, kemudian untuk menentukan nilai cost of goods sold dapat juga dilakukan melalui perhitungan (rumus) yang lazim digunakan dalam persediaan. Namun demikian dalam keadaan tertentu persediaan dinilai berdasarkan output values (harga jual) untuk memperoleh penilaian income.

32

Tujuan kedua pengukuran inventory lainnya adalah untuk menyajikan nilai barang-barang perusahaan didalam komponen neraca (laporan keuangan). Tujuan ketiga pengukuran inventory adalah membantu investor untuk memprediksi arus kas dikemudian hari, yaitu dipandang dari jumlah inventory sebagai resources yang akan mendukung arus kas dan jumlah inventory yang akan dijual kemudian hari dan akan mempengaruhi arus kas keluar.

Penentuan Kuantitas Inventory Untuk menentukan jumlah barang yang masih dikuasai oleh perusahaan pada suatu saat dapat ditentukan melalui beberapa cara yaitu: Stock opname : perhitungan barang pada awal dan akhir periode yang dihitung, cara ini merupakan ketentuan yang biasanya dilakukan oleh manajemen untuk menentukan jumlah persediaan akhir, sebagai salah satu persyaratan memperoleh unqualified opinion. Menggunakan metode pencatatan perpetual. Menggunakan metode gabungan antara metode pencatatan perpetual dengan stock opname. Metode ini jarang dilakukan oleh pihak manajeman ALFIX. Menggunakan metode penilaian berdasarkan hubungan agregatif, yaitu gross profit method dan realized inventory method. Metode ini tidak pernah digunakan oleh manajeman ALFIX karena cukup dengan menggunakan stock opname pada perhitungan inventory sudah dapat mendapat nilai (value) yang dicari.

III.5.3 Menghitung gaji karyawan Proses penggajian terjadi akibat adanya jasa yang dikeluarkan oleh para karyawan sehubungan dengan proses kegiatan perusahaan dalam menghasilkan suatu barang atau jasa.

33

ALFIX memiliki 2 jenis karyawan yaitu, karyawan borongan yang upahnya dibayarkan setiap 1 (satu) minggu dan karyawan harian dan bulanan yang upahnya dibayarkan setiap 1 (satu) bulan.

Upah atau gaji karyawan borongan dihitung berdasarkan banyaknya kuantitas suatu hasil pekerjaan yang mereka kerjakan dalam 1 (satu) periode kerja yaitu 1 (satu) minggu. Berikut contoh perhitungannya :

Akumulasi hasil pekerjaan selama 1 minggu adalah XXXX kg dikalikan dengan harga upah per kilogram yang telah disepakati antara perusahaan dengan karyawan adalah sebesar Rp. X.XXX, menghasilkan jumlah rupiah sebesar Rp. XXX.XXX. maka jumlah itulah yang dibayarkan oleh ALFIX kepada karyawan borongannya.

Catatan : Semua gaji karyawan borongan ALFIX adalah dibawah PTKP, sehingga tidak dikenakan PPh Pasal 21.

Sementara itu gaji karyawan harian dan bulanan dihitung berdasarkan jumlah akumulasi absen yang dihitung selama 1 periode kerja yaitu 1 bulan. Berikut contoh perhitungannya :

Karyawan harian :

Jumlah absen/bulan Harga upah per hari Total Tunjangan dan lain-lain Total Gaji Pajak PPh Pasal 21 Total Gaji didapat (1 bulan)

= XX hari = Rp XX.XXX (x)

= Rp. X.XXX.XXX = Rp XXX.XXX (+)

= Rp. X.XXX.XXX = Rp. XX.XXX (-)

= Rp X.XXX.XXX

Karyawan Bulanan :

34

Gaji per bulan Tunjangan dan Lain-lain Total Gaji PPh Pasal 21 Total Gaji didapat

= Rp. X.XXX.XXX = Rp. XXX.XXX (+)

= Rp. X.XXX.XXX = Rp. XX.XXX (-)

= Rp. X.XXX.XXX

III.5.4 Melobi para supplier, costumer, dan rekan bisnis lainnya. Pekerjaan yang paling sulit untuk dilakukan adalah pekerjaan yang melibatkan komponen extenal, terutama berhubungan dengan sesama pebisnis, bisa itu supplier, costumer, maupun rekan bisnis lainnya. Hubungan dengan mereka harus tetap terjalin harmonis, karena mereka dan pihak ALFIX merupakan mata rantai yang dapat membentuk suatu hubungan bisnis dan kerjasama yang bisa membangun kelancaran kegiatan bisnis yang ada. Oleh sebab itu ALFIX sangat mengedepankan kepentingan-kepentingan yang dibutuhkan oleh pihak luar, baik itu supplier, costumer, maupun market dengan cara menjaga pelayanan yang baik terhadap supplier maupun costumer. Kegiatan kegiatan yang biasa dilakukan sehubungan dengan hal diatas adalah, Memberikan informasi mengenai harga terbaru raw material yang diterima. Di divisi PVC lunak harga raw material ditentukan oleh perushaan dan market yang mengkondisikan. Menanyakan jenis PVC lunak terbaru yang dimiliki oleh supplier sehubungan dengan permintaan costumer. Mencegah terjadinya keterlambatan pembayaran kepada supplier. Memberikan produk-produk yang berkualitas kepada costumer. Selalu menanyakan kepuasan pelanggan dengan produk yang telah diberikan. Menanyakan barang-barang apa saja yang sedang diperlukan costumer berkaitan dengan permintaan pasar. Dan lain sebagainya.

35

III.5.5 Menyediakan perlengkapan kerja Menyediakan perlengkapan kerja para karyawan juga merupakan salah satu tugas saya di CV. ALFIX 3T MANDIRI. Kelengkapan alat kerja dapat mendukung produktivitas para karyawan dalam menghasilkan barang yang berkualitas, oleh sebab itu perlengkapan kerja para karyawan merupakan prioritas dalam menyusun anggaran belanja perusahaan.

36

BAB IV LAPORAN PERSONAL, EVALUASI & SARAN

IV.1 LAPORAN PERSONAL

Program Internship selama 3 bulan telah selesai dilaksanakan. Banyak hal dan pekerjaan yang memiliki keterkaitan dengan bidang studi yang saya ambil. Dari semua pekerjaan yang saya lakukan di CV. ALFIX 3T MANDIRI hampir semuanya berkaitan dengan ilmu akuntansi.

Melakukan perhitungan harga pokok merupakan pekerjaan yang sangat sering saya dilakukan. Keanekaragaman harga beli dari bahan baku yang ada membuat harga pokok penjualan menjadi variatif, sehingga perhitungan harga pokok sangat dibutuhnkan untuk menentukan harga penjualan.

Disamping itu, melakukan pembukuan atau proses pencatatan transaksi merupakan tugas utama yang harus Saya kerjakan. Proses pencatatan transaksi dilakukan secara rutin (daily) dengan membuat jurnal transaksi terlebih dahulu. Setelah itu jurnal tersebut diposting kedalam buku besar untuk tahap pembuatan laporan keuangan.

Selain itu, Saya juga harus melakukan pengontrolan terhadap proses pengelolaan setiap jenis limbah. Pengontrolan dilakukan secara rutin (daily) agar proses pengelolaan dapat berjalan sesuai dengan pemesanan yang ada. Pengontrolan dilakukan bertujuan untuk mengawasi, memeriksa, dan menilai efektifitas dan efisiensi proses pengelolaan. Pengontrolan juga bertujuan untuk menilai seberapa besar tingkat kepatuhan para pekerja terhadap peraturan dan sistem yang ada.

Selain pekerjaan diatas, masih banyak jenis pekerjaan yang lakukan di CV. ALFIX 3T MANDIRI, seperti melakukan pelaporan dan penyetoran pajak, melakukan proses payroll (penggajian), melakukan pembayaran kepada supplier, melakukan penagihan kepada pelanggan, Stock-opname, dan lain sebagainya.

37

IV.2. EVALUASI

Setelah melakukan banyak pekerjaan di CV. ALFIX 3T MANDIRI, banyak sekali ilmu yang harus saya gali kembali untuk menunjang kelancaran dan pengetahuan terhadap pekerjaan tersebut. Karena di ALFIX tidak memiliki sistem produksi secara otomatis dan sistem akuntasinya secara manual, sehingga memerlukan waktu banyak untuk proses pengrjaannya.

Ada beberapa keuntungan dan kerugian yang saya rasakan dengan melakukan pekerjaan secara manual (tidak menggunakan sistem).

Keuntungan : Dengan melakukan pekerjaan secara manual secara tidak lansung Saya dituntut untuk memahami secara utuh proses pekerjaan dari awal hingga akhir. Selain itu keuntungan yang lainnya adalah dengan melakukan pekerjaan secara manual Saya dituntut untuk melatih ketelitian dan kesabaran. Ketelitian dan kesabaran merupakan beberapa kunci keberhasilan.

Kerugian : Dengan melakukan pekerjaan secara manual akan memerlukan waktu yang lebih lama dibandingkan dengan menggunakan sistem. Waktu yang lama dalam proses pekerjaan akan memerlukan biaya yang lebih besar dibanding dengan menggunakan sistem.

IV.3 SARAN

ALFIX merupakan salah satu perusahaan pengeloala limbah yang cukup besar. Butuh beberapa pengembangan dan perbaikan untuk menuju ke arah yang lebih baik lagi. ALFIX harus mengembangkan sistem yang telah dimilikinya, baik itu sistem pengelolaan, sistem akuntansi, maupun sistem pengendalian lingkungan kerja. Jika

38

sistem-sistem itu telah berhasil dikembangkan oleh ALFIX Saya yakin CV. ALFIX 3T MANDIRI akan menjadi perusahaan pengelolaan limbah yang cukup dipandang oleh publik.

39

BAB V KESIMPULANProgram internship merupakan salah satu program yang sangat berguna bagi para pelajar. Dengan melakukan praktek kerja lapangan para pelajar atau mahasiswa bisa tahu dan mengerti bagaimana proses penerapan ilmu yang telah dipelajarinya kedalam dunia nyata.

Jika diibaratkan, belajar adalah mata, sedangkan praktek lapangan adalah kaki atau motor penggerak untuk penerapan ilmu yang sudah dipelajari selama waktu tertentu.

Setelah saya melakukan praktek kerja lapangan di CV. ALFIX 3T MANDIRI banyak sekali sesutau yang saya dapat, dan itu tidak didapat pada saat kuliah. Seperti berhubungan dengan orang banyak. Hal tersebut merupakan salah satu indikasi yang paling berpengaruh terhadap perkembangan hidup kita. Berusaha

mengharmonisasikan hubungan antara Saya sebagai pekerja dengan pekerja yang lainnya.

Pada intinya program internship atau yang biasa disebut praktek kerja lapangan sangat berperan besar terhadap para mahasisawa atau pelajar lainnya sebagai proses pelatihan dan pengembangan ilmu-ilmu telah yang dipelajari. Karena belajar tanpa praktek adalah sia-sia.

40