Intisari Metoda Perbaikan Jalan

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/19/2019 Intisari Metoda Perbaikan Jalan

    1/2

     

    xviii

    INTISARI

    Pemilihan metoda penanganan kerusakan jalan di Indonesia sering kurang

    tepat. Penanganan kerusakan jalan dengan overlay  yang dihitung berdasarkan

    modulus efektif perkerasan sering dipilih sebagai solusi cepat penanganan

    kerusakan jalan. Penanganan kerusakan jalan yang bersifat struktural tidak bisa

    dilaksanakan hanya dengan  overlay, akan tetapi diperlukan perbaikan struktural

    dari perkerasan tersebut, apabila hal ini tidak dilaksanakan maka perkerasan baru

    akan mengalami kerusakan dengan cepat. Hal tersebut menjadi salah satu penyebab

    biaya satuan pemeliharaan jalan nasional selalu naik dan lebih tinggi dari standar

    internasional. World Bank (2011) mengemukakan bahwa biaya satuan

    pemeliharaan jalan di Indonesia menjadi salah satu yang tertinggi di dunia. Jalan di

    Indonesia juga memiliki pola kerusakan berulang (tipe dan lokasi kerusakan sama),hal ini disebabkan oleh tidak pernah dilakukan survei mendalam untuk

    mengidentifikasi jenis kerusakan jalan dan tingkat keparahannya sebagai langkah

    awal untuk menentukan opsi perbaikan.

    Penelitian dilakukan dengan melaksanakan survei kondisi kerusakan jalan

    pada ruas nomor 017.11(K) jalan by pass  Demak untuk mengidentifikasi jenis

    kerusakan, tingkat keparahan dan kuantitas kerusakan. Hasil survei dianalisis

    menggunakan metoda PCI untuk menentukan opsi perbaikan dan menghitung

    kebutuhan biaya dari opsi perbaikan tersebut, kemudian dibandingkan dengan

    kebutuhan biaya overlay yang dianalisis berdasarkan modulus efektif perkerasan

    dengan metoda AASHTO (1993) serta kebutuhan biaya overlay  yang dianalisis

    dengan metoda Bina Marga (2005). Perhitungan kebutuhan tebal overlay metodaAASTHO (1993) dan Bina Marga (2005) berdasarkan uji lendutan yang

    dilaksanakan dengan alat Fallling Weight Deflectometer (FWD).

    Hasil perhitungan kebutuhan biaya menunjukkan bahwa rasio antara

    kebutuhan biaya pemeliharaan rutin dengan biaya kebutuhan overlay  metoda

    AASHTO (1993) sebesar 0,71%, rasio antara kebutuhan biaya rekonstruksi dengan

    biaya kebutuhan overlay metoda AASHTO (1993) sebesar 214,44% untuk ruas

    nomor 017.11(K) jalan by pass  Demak arah Kudus, sedangkan untuk arah

    Semarang rasio antara kebutuhan biaya pemeliharaan rutin dengan biaya kebutuhan

    overlay  metoda AASHTO (1993) sebesar 2,55%, rasio antara kebutuhan biaya

    rekonstruksi dengan biaya kebutuhan overlay  metoda AASHTO (1993) sebesar

    224,03%. Rasio antara kebutuhan biaya pemeliharaan rutin dengan biaya kebutuhanoverlay metoda Bina Marga (2005) sebesar 0,78%, rasio antara kebutuhan biaya

    rekonstruksi dengan biaya kebutuhan overlay metoda Bina Marga (2005) sebesar

    321,50% untuk ruas nomor 017.11(K) jalan by pass Demak arah Kudus, sedangkan

    untuk arah Semarang rasio antara kebutuhan biaya penanganan pemeliharaan rutin

    dengan biaya kebutuhan overlay metoda Bina Marga (2005) sebesar 2,81%, rasio

    antara kebutuhan biaya penanganan rekonstruksi dengan biaya kebutuhan overlay 

    metoda Bina Marga (2005) sebesar 324,67%. Hasil penelitian ini diharapkan dapat

    dijadikan pertimbangan dalam menentukan program pemeliharaan jalan, sehingga

    ke depan metoda penanganan kerusakan jalan menjadi lebih tepat dan optimal.

    Kata kunci: kondisi kerusakan jalan, modulus efektif perkerasan, overlay.

  • 8/19/2019 Intisari Metoda Perbaikan Jalan

    2/2

     

    ABSTRACT