Click here to load reader
Upload
fefhe
View
67
Download
5
Embed Size (px)
Citation preview
Makalah Maternitas
Pengkajian Ibu pada Masa Intranatal
Disusun Oleh : Kelompok 7Ardhini Nugrahaeni (11.008)
Bimma Maulana (11.018)Ferbina Martini (11.038)
P E M E R I N T A H P R O P I N S I J A W A T I M U R
D I N A S K E S E H A T A N
AKADEMI KEPERAWATAN Dr. SOEDONO
MADIUN
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
memberikan Rahmat dan karuniaNya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini
dengan judul “MAKALAH MATERNITAS, PENGKAJIAN PADA MASA IBU
INTRANATAL”.
Penulisan makalah ini dimaksudkan untuk memenuhi persyaratan mata kuliah
Dokumentasi dalam Keperawatan. Selama penulisan makalah ini, kami banyak
menemukan hambatan dan kesulitan. Berkat bantuan dan bimbingan dari berbagai
pihak akhirnya makalah ini dapat diselesaikan dengan baik. Maka pada kesempatan ini
kelompok ingin menyampaikan penghargaan dan terima kasih kepada :
1. Dosen Mata Kuliah Dokumentasi keperawatan Bu. Sunarti, SPd; SKep Ns
2. Teman-teman yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan makalah ini
Kelompok menyadari keterbatasan pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki, oleh
karena itu kelompok mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari
pembaca untuk kesempurnaan makalah ini.
Akhirnya kelompok berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca
khususnya dan tenaga keperawatan pada umumnya.
Madiun
Penulis
PEMBAHASAN
A. KONSEP INTRA NATAL
1. Pengertian
Intranatal adalah serangkaian kejadian yang berakhir dengan pengeluaran bayi
yang cukup bulan/hamprir cukup buluan, disertai dengan pengeluaran plasenta
dan selaput janin dari tubuh ibu. (Sulaiman Sastrawinata).
2. Beberapa Istilah Yang Ada Hubungannya Dengan Partus
a. Menurut Cara Persalinan
1) Partus normal disebut juga partus spontan yaitu proses lahirnya bayi
dengan tenaga ibu sendiri, tanpa bantuan alat-alat, serta tidak melukai
bayi dan ibu, yang umumnya berlansung kurang dari 24 jam.
2) Partus abnormal yaitu persalinan parvaginan dengan bantuan alat-alat
atau melalui dinding perut dengan operas caesarea.
b. Menurut Usia Kehamilan
1) Abortus (keguguran) adalah terhentinya kehamilan sebelum janin dapat
hidup (viable) berat janin di bawah 1000 gram, usia kehamilan di bawah
28 minggu.
2) Partus prematurus adalah persalinan dari hasil konsepsi pada kehamilan
28-36 minggu, janin dapat hidup tetapi prematur, berat janin antara 1000-
2500 gram.
3) Partus maturus atau aterm (cukup bulan) adalah partus pada kehamilan
37-40 minggu, janin matur, berat badan diatas 2500 gram.
4) Partus post maturus (serotinus) adalah persalinan yang terjadi 2 minggu
atau lebih dari waktu partus yang ditaksir, janin disebut post matur.
5) Partus presipatatus adalah partus yang berlangsung cepat, mungkin di
kamar mandi, di atas beca dan sebagainya.
6) Partus percobaan adalah suatu penilaian kemajuan persalinan untuk
memperoleh bukti tentang ada atau tidaknya disproporsi sefalopelvik.
3. Sebab-sebab Yang Menimbulkan Persalinan
Adapun yang menyebabkan persalinan belum benar, yang ada hanyalah teori-
teori yang kompleks, antara lain karena faktor hormonal, struktur rahim, sirkulasi
rahim, pengaruh tekanan pada syaraf dan nutrisi.
a. Teori Penurunan Hormon
1-2 minggus sebelum partus mulai terjadi penurunan kadar hormon estrogen,
progesteron bekerja sebagai penenang otot-otot polos rahim dan akan
menyebabkan kekejangan pembuluh darah sehingga timbul his bila kadar
progesteron turun.
b. Teori Plasenta Menjadi Tua
Menyebabkan turunnya kadar estrogen dan progesteron yang menyebabkan
kekejangan pembuluh darah, hal ini akan menimbulkan kontraksi rahim.
c. Teori Distensi Rahim
Rahmi yang besar dan meregang menyebabkan iskemi otot-otot rahim,
sehingga mengganggu sirkulasi utero-plasenter.
d. Teori Iritasi Mekanik
Dibelakang serviks terletak ganglion servikale (fleksus franken hauser). Bila
ganglion ini digeser dan ditekan, misalnya oleh kepala janin, akan timbul
kontraksi uterus.
e. Induksi Partus
4. Tanda-tanda Permulaan Persalinan
Sebelum terjadi kehamilan/persalinan beberapa minggu sebelumnya, wanita
hamil memasuki “bulannya” atau “minggunya” atau “harinya” yang disebut kala
pendahuluan. (Prepatory Stage of Labor). Tandanya adalah sebagai berikut :
a. Lightening atau settling atau dropping yaitu kepala turun memasuki pintu atas
panggul terutama pada primigravida.
b. Perut kelihatan lebih melebar, fundus uteri turun.
c. Perasaan sering atau susah kencing (polikisuria) karena kandun kemih
tertekan oleh bagian terbawah janin.
d. Perasaan sakit di perut dan di pinggang oleh adanya kontraksi-kontraksi
lemah uterus, kadang disebut “false labor pains”.
e. Serviks menjadi lembek, mulai mendatar, dan sekresinya bertambah bisa
bercampur darah (bloody show).
5. Tanda-tanda Inpartu
1) Rasa sakit oleh adanya his yang datang lebih kuat, sering, dan teratur.
2) Keluar lendir bercampur darah (show) yang lebih banyak robekan-robekan
kecil pada serviks.
3) Kadang-kadang ketuban pecah dengan sendirinya.
4) Pada pemeriksaan dalam : serviks mendatar dan pembukaan telah ada.
6. Tahap – Tahap Persalinan
Proses persalinan terdiri dari 4 kala yaitu :
a. Kala I (kala pembukaan)
Waktu untuk pembukaan serviks sampai pembukaan lengkap 10 cm ditandai
dengan keluarnya lendir bercampur darah, karena serviks mulai membuka
dan mendatar. Darah berasal dari pecahnya pembuluh darah kapiler sekitar
kanalis servikalis. Kala pembukaan dibagi atas 2 fase yaitu :
1) Fase laten: dimana pembukaan serviks berlangsung lambat sampai
pembukaan 3 cm berlangsung 7-8 jam.
2) Fase aktif : berlangsung selama 6 jam dan dibagi atas 3 subfase.
a) Periode akselerasi : berlangsung 2 jam, pembukaan 4 cm.
b) Periode dilatasi maksimal : selama 2 jam, pembukaan berlangsung
cepat menjadi 9 cm.
c) Periode deselerasi : berlangsung lambat, dalam waktu 2 jam
pembukaan menjadi 10 cm atau lengkap.
b. Kala II (kala pengeluaran janin)
Pada kala II, his terkoordinir, cepat, dan lebih lama, kira-kira 2-3 menit
sekali, kepala janin telah turun masuk ruang panggul sehingga terjadilah
tekanan pada otot-otot dasar panggul yang secara reflektoris menimbulkan
rasa mengedan, karena tekanan pada rektum, ibu merasa seperti mau
BAB, dengan tanda anus terbuka.
Pada waktu his kepala janin mulai kelihatan, vulva membuka perineum
merenggang, dengan his mengedan terpimpin akan lahirkan kepala, diikuti
oleh seluruh badan janin, kala II pada primi 1 ½-2 jam, pada multi ½-1 jam.
c. Kala III (kala pengeluaran uri)
Setelah banyi lahir, kontraksi rahim istirahat sebenar, uterus terata keras
dengan fundus uteri setinggi pusat, dan berisi plasenta yang menjadi tebal
2 x sebelumnya. Beberapa saat kemudian timbul his pelepasan dan
pengeluaran uri, dalam waktu 1-5 menit seluruh plasenta terlepas,
terdorong ke dalam vagina dan akan lahir spontan atau dengan sedikit
dorongan dari atas simfisis atau fundus uteri, seluruh proses biasanya
berlangsung 5-30 menit setelah bayi lahir, pengeluaran plasenta disertai
dengan pengeluaran darah kira-kira 100-200 cc.
Ada 3 tanda lepasnya plasenta :
- Perubahan ukuran dan bentuk uterus.
- Tali pusat memanjang.
- Semburan darah.
Perasat-perasat untuk mengetahui lepasnya uri :
- Kustner
Dengan meletakkan tangan disertai tekanan di atas symphisis tali pusat
ditegangkan, jika tali pusat masuk berarti belum lepas, jika diam/maju
berarti sduah lepas.
- Strassman
Tegangkan tali pusat dan ketok pada fundus, bila tali pusat bergetar
berarti belum lepas, bila diam/turun berarti sudah lepas.
- Klein
Sewaktu ada his, rahim kita dorong sedikit, bila bergetar kembali berarti
belum lepas, bila diam/turun berarti sudah lepas.
d. Kala IV
Adalah kala pengawasan selama 1 jam setelah bayi lahir dan uri lahir
untuk mengamati keadaan ibu terutama terhadap bahaya perdarahan post
partum.
7. Tiga Faktor penting yang memegang peranan pada persalinan
a. Kekuatan- kekuatan yang ada pada ibu, seperti kekuatan his dan kekuatan
mengedan
1) His atau tenaga yang mendorong anak keluar adalah;
a) His : Kontraksi otot rahim pada persalinan, pada bulan terakhir dari
kehamilan sebelumnya persalinan dimulai sudah ada kontraksi rahim.
b) His pendahuluan: ini tidak teratur menyebabkan nyeri perut
bagian bawah dan lipatan paha tidak menyebabkan nyeri yang
memancar dari pinggang ke perut bagian bawah, mis: persalinan.
c) His persalinan: kontraksi dari otot rahim yang psikologis lainnya yang
bersifat nyeri, dan nyeri ini mungkin disebabkan oleh sel-sel otot saat
kontraksi rahim bersifat otonom tidak dipengaruhi oleh:
Tekanan misalnya:
Rangsangan oleh jari-jari yang dapat menimbulkan kontraksi hi
2) Tenaga mengedan adalah setelah pembukaan lengkap, ketuban pecah
tenaga yang mendorong anak janin yang keluar selain his, terutama
disebabkan olen kontraksi otot dinding perut yang mengakibatkan
peningkatan tekanan intra abdominal.
b. Keadaan jalan lahir
c. Keadaan janinnya sendiri
8. Mekanisme Persalinan
a. Turunnya kepala
Bila his cukup kuat kepala akan turun, dan mulai masuk kedalam rongga
panggul. Masuknya kepala melintasi pintu atas panggul dapat terbagi atas
dua keadaan
1) Sinklitismus, yaitu bila arah sumbu kepala janin tegak lurus dengan
bidang pintu atas panggul.
2) Asinklitismus ialah, yaitu arah sumbu kepala janin miring dengan bidang
pintu atas panggul.
Asinklitismus terbagi atas dua bagian :
a) Asinklitismus anterior: menurut Naegele ialah apabila arah sumbu
kepala membuat sudut lancip ke depan dengan pintu atas panggul.
b) Asinklitismus posterior: menurut Litzman; yaitu keadaan sebaliknya
dari asinklitismus anterior.
Keadaan asinklitismus anterior lebih menguntungkan dari pada
mekanisme turunnya kepala dengan asinklitismus posterior karena
ruangan pelvis di daerah posterior adalah lebih luas dibandingkan
ruangan pelvis di daerah anterior. Hal asinklitismus lebih penting,
apabila daya akomodasi panggul agak terbatas.
b. Fleksi
Kepala janin memasuki ruang panggul dengan ukuran paling kecil, yakni
dengan dengan diameter suboksipitobregmatikus (9,5 cm) dan dengan
sirkumsirkumferensia suboksipitobregmatikus (32 cm). Sampai di dasar
panggul kepala janin berada didalam keadaan fleksi maksimal.
c. Rotasi (putaran paksi dalam)
Akibat kombinasi elastisitas diafragma pelvis dan tekanan intrauterin
disebabkan oleh his yang berulang-ulang. Di dalam hal mengadakan rotasi
ubun-ubun kecil akan berputar kearah depan, sehingga di dasar panggul
ubun-ubun kecil berada di bawah simfisis.
d. Defleksi
Sesudah kepala janin sampai di dasar panggul dan ubun-ubun kecil dibawah
simfisis, maka dengan suboksipot sebagai hipomoklion, kepala akan
mengadakan gerakan defleksi untuk dapat dilahirkan. Pada tiap his, vulva
lebih membuka dan kepala janin makin tampak. Perineum menjadi makin
lebar dan tipis, anus membuka dinding rektum. Dengan kekuatan his
bersama dengan kekuatan mengedan, berturut-turut tampak bregma, dahi,
muka dan akhirnya dagu.
e. Putaran paksi luar
Adalah gerakan kembali sebelum putaran paksi dalam terjadi, untuk
menyesuaikan kedudukan kepala dengan punggung anak.
Bahu melintasi pintu atas panggul dalam keadaan miring. Di dalam rongga
panggul bahu akan menyesuaikan diri dengan bentuk panggul yang
dilaluinya, sehingga didasar panggul, apabila kepala telah dilahirkan, bahu
akan berada dalam posisi depan belakang. Selanjutnya dilahirkan bahu
depan terlebih dahulu baru kemudian bahu belakang. Demikian pula
dilahirkan trokanter depan terlebih dahulu, baru trokanter belakang.
Kemudian bayi lahir sepenuhnya.
B. ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU INTRA NATAL
1. Kala I
a. Fase laten
1) Pengkajian
a) Riwayat sekarang, catat tanda persalinan seperti his yang teratur,
frekuensi, interval, adanya ruptur, selaput ketuban dan status
emosional.
b) Pemeriksaan fisik, dilatasi uteri 0-3 cm posisi fetus, his anatara 5-30
menit dan berlangsung selama 10-30 menit vagina mengeluarkan
cairan pink, coklat, ruptur, keluhan, djj terdengar lebih jelas di
umbilikus.
2) Diagnosa keperawatan
a) Cemas
b) Kurangnya pengalihan aktivitas
c) Kurangnya pengetahuan tentang proses persalinan
d) Resiko tinggi kekurangan volume cairan
e) Koping individu tidak efektif
f) Resiko tinggi cidera atau trauma pada fetus
b. Fase aktif
1) Pengkajian
a) Riwayat keadaan sekarang, klien lebih serius terhadap persalinan,
tampak kelelahan dan bisa melakukan tehnik relaksasi.
b) Pemeriksaan fisik, kontraksi uterus 2,5-5 menit berlangsung selama
30-45 menit, dilatasi servik 4-7 cm, perdarahan pervagina, fetus turun
1-3 cm, djj terdengar jelas.
1) Diagnosa keperawatan
a) Nyeri akut
b) Resiko gangguan pola eliminase urine
c) Koping klien tidak efektif
d) Gangguan konsep diri
e) Resiko injuri pada ibu
2. Kala II
a. Pengkajian
1) Tanda dan gejala persalinan kala II
Perineum menonjol, vulva dan anus membuka, meningkatnya
pengeluaran darah dan lendir, kepala turun di dasar panggul, keinginan
BAB, meneran, amnesia, perasaan panas dan tegang pada perineum,
tremor, kelelahan, emosi labil, takut, gelisah, ketidak percaya dan
merintih-rintih.
2) Data umum
Peningkatan tekanan darah 5-10 mmhg, peningkatan RR, nadi kurang
dari100, suhu tubuh dan diaporesis.
3) Data obstetri
Kontraksi 2-3 menit, intensitas kuat, lamanya 50-70 detik pembukaan
servik 10 cm, pendataran 100%, peningkatan pengeluaran darah dan
lendir, cairan amnion, perineum menonjol, keluar feses pada saat
melahirkan dan distensi kandung kemih.
b. Diagnosa keperawatan
1) Nyeri akut
2) Resiko tinggi gangguan pertukaran O2 pada janin
3) Kurangnya pengetahuan tentang persalinan kala II
4) Resti infeksi maternal
5) Resiko luka pada fetus
6) Pola nafas tidak efektif
7) Gangguan intoleran aktifitas
3. Kala III
a. Pengkajian
Setelah janin lahir, tinggi fundus uteri, setinggi pusat, pelepasan plasenta ada
dua macam, yaitu:
1) Schulze
Pelepasan plasenta dimulai dari bagian bawah plasenta tidak ada
perdarahan sebelum plasenta lahir, ada perdarahan setelah plasenta
lahir.
2) Duncan
Pelepasan plasenta dari pinggir plasenta bagian lateral ada perdarahan
sedikit-sedikit.
b. Data umum
Ibu kelelahan, pucat, sianosis, tekanan darah lebih dari 100/10 mmhg,
kemungkinan sock, nyeri abdomen, mules, pusing, tremor dan kedinginan.
c. Data obstetri
Perubahan uterus (discoid-globular), ueterus bundar dan keras, keadaan
kandung kemih penuh atau kosong, perdarahan pervagina, normalnya 250-
300 ml, janin lahir efisiotomi.
4. Kala IV
a. Pengkajian
Data umum
Keadaan umum kelelahan, pucat, sianosis, TD, RR, S dan keadaan
psikologis ibu gembira, sedih, kecewa, kesiapan ibu dan suami
b. Diagnosa keperawatan
1) Perubahan peran dan keluarga
2) Resti kekurangan cairan dan elektrolit
3) Nyeri akut
4) Resiko tinggi terjadinya infeksi
5. Intervensi
a. Intervensi kala I
1) perkenalan klien pada lingkungan puskesmas/ ruang bersalin
2) monitor TTV
3) awasi intake cairan klien
4) berikan support mental
5) hadirkan suami atau orang terdekat untuk mengurangi cemas
6) bantu klien untuk beraktifitas semaksimal mungkin
b. Intervensi kala II
1) ajarkan klien cara meneran yang baik dan benar
2) anjurkan klien meneran bila his kuat
3) berikan kesepatan pada klien untuk memilih posisi yang tepat
4) anjurkan posisi miring kiri, semi fowler dan lhitotomi
c. Intervensi kala III
1) tampung perdarahan
2) kolaborasi pemberian obat matergin dan oxitosin
3) anjurkan klien nafas dalam bila terasa nyeri
4) kosongkan ketika urinaria dengan penggunaan katteri
d. Intervensi kala IV
1) informasikan kepada orang tua tentang kebutuhan-kebutuhan neonatus
segera dan perawatan yeng diberikan
2) anjurkan orang tua untuk mengulas dan bicara pada bayi baru lahir
3) awasi intake cairan klien
4) observasi TTV
5) observasi keadaan jahitan luka post efisiotomi
6) anjurkan kepada klien untuk untuk melakukan teknik relaksasi nafas
dalam dan distraksi untuk mengurangi nyeri
DAFTAR PUSTAKA
www.scrib.com
Moechtar Rustam, Sinopsis Obstetri : Obstetri Fisiologi, Obstetri Patologi, Jilid I, Edisi 2, Editor : Delfi Lutan. EGC, Jakarta, 1998.
Bagian Obstetri Dan Ginekologi, Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran Bandung, Obstetri Fisiologi, Penerbit : Eleman, Bandung, 1983