163
TUGAS AKHIR – RE 141581 INVENTARISASI EMISI GAS RUMAH KACA PADA SEKTOR PERTANIAN DAN PETERNAKAN DI KOTA SURABAYA MANGGAR CAHYO LINTANGRINO 3312100071 Dosen Pembimbing Dr. Ir. Rachmat Boedisantoso, M.T JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 2016

INVENTARISASI EMISI GAS RUMAH KACA PADA ...repository.its.ac.id/71310/1/3312100071-undergraduate...sektor pertanian. Sektor pertanian yang terdiri dari pertanian dan peternakan sendiri

  • Upload
    others

  • View
    5

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: INVENTARISASI EMISI GAS RUMAH KACA PADA ...repository.its.ac.id/71310/1/3312100071-undergraduate...sektor pertanian. Sektor pertanian yang terdiri dari pertanian dan peternakan sendiri

TUGAS AKHIR – RE 141581

INVENTARISASI EMISI GAS RUMAH KACA

PADA SEKTOR PERTANIAN DAN PETERNAKAN

DI KOTA SURABAYA

MANGGAR CAHYO LINTANGRINO

3312100071

Dosen Pembimbing

Dr. Ir. Rachmat Boedisantoso, M.T

JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 2016

Page 2: INVENTARISASI EMISI GAS RUMAH KACA PADA ...repository.its.ac.id/71310/1/3312100071-undergraduate...sektor pertanian. Sektor pertanian yang terdiri dari pertanian dan peternakan sendiri

TUGAS AKHIR – RE 141581

GREENHOUSE GAS EMISSION INVENTORY

FROM AGRICULTURAL AND LIVESTOCK

SECTOR IN SURABAYA CITY

MANGGAR CAHYO LINTANGRINO

3312100071

Dosen Pembimbing

Dr. Ir. Rachmat Boedisantoso, M.T

JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 2016

Page 3: INVENTARISASI EMISI GAS RUMAH KACA PADA ...repository.its.ac.id/71310/1/3312100071-undergraduate...sektor pertanian. Sektor pertanian yang terdiri dari pertanian dan peternakan sendiri
Page 4: INVENTARISASI EMISI GAS RUMAH KACA PADA ...repository.its.ac.id/71310/1/3312100071-undergraduate...sektor pertanian. Sektor pertanian yang terdiri dari pertanian dan peternakan sendiri

i

Inventarisasi Emisi Gas Rumah Kaca Pada Sektor Pertanian Dan Peternakan Di Kota Surabaya

Nama Mahasiswa : Manggar Cahyo Lintangrino NRP : 3312 100 071 Jurusan : Teknik Lingkungan FTSP-ITS Pembimbing : Dr. Ir. Rachmat Boedisantoso,

M.T.

ABSTRAK Dalam membantu penurunan Gas Rumah Kaca (GRK)

global, setiap kota di Indonesia wajib untuk membuat Rencana Aksi Nasional Penurunan Gas Rumah Kaca (RAN-GRK) dalam rencana pembangunan daerahnya. Pemerintah menargetkan penurunan GRK sebesar 0,008 gigaton pada tahun 2020 untuk sektor pertanian. Sektor pertanian yang terdiri dari pertanian dan peternakan sendiri menghasilkan gas rumah kaca berupa CO2, CH4, dan N2O. Menurut penelitian sektor pertanian menyumbang 10- 12% dari total gas rumah kaca antropogenik , yang terdiri gas N2O dan CH4, Sedangkan, sektor peternakan menyumbang sekitar 18 %-51% gas rumah kaca antropogenik, yang sebagian besar terdiri dari gas CH4. Meskipun, menghasilkan GRK yang sedikit dibandingkan sektor energi, GRK yang dihasilkan sektor pertanian memiliki potensi pemanasan global lebih besar 23 hingga 296 kalinya.

Kota surabaya memiliki potensi GRK yang cukup besar karena memiliki populasi ternak sebesar 36.696 ekor ternak dan ditambah dengan populasi ternak yang datang dari luar kota untuk memenuhi kebutuhan daging di Surabaya. Lahan pertanian Kota Surabaya sebesar 1777,941 Ha, sehingga diperlukan inventarisasi emisi untuk mengetahui beban GRK dari sektor tersebut. Inventarisasi merupakan langkah awal untuk menentukan kebijakan selanjutnya dalam mengendalikan kualitas udara. Berdasarkan hal tersebut maka dilakukan penelitian lapangan mengenai Inventarisasi Emisi Gas Rumah Kaca pada Sektor Pertanian dan Peternakan di Kota Surabaya.

Penelitian ini bertujuan untuk menentukan beban emisi GRK dan pemetaannya pada sebuah peta dasar Kota Surabaya.

Page 5: INVENTARISASI EMISI GAS RUMAH KACA PADA ...repository.its.ac.id/71310/1/3312100071-undergraduate...sektor pertanian. Sektor pertanian yang terdiri dari pertanian dan peternakan sendiri

ii

Metode perhitungan yang digunakan pada penelitian ini adalah IPCC Guidelines 2006, dimana data yang dibutuhkan adalah data aktivitas kegiatan dan faktor emisi. Data aktivitas kegiatan berasal dari data primer dan data sekunder. Data primer dilakukan menggunakan metode kuesioner seputar peternakan dan pertanian. Faktor emisi didapatkan dari literatur-literatur, dalam hal ini adalah IPCC Guidelines 2006. Beban emisi yang telah dihitung dari masing-masing lahan pertanian maupun peternakan kemudian disajikan dengan menggunakan sistem informasi geospasial,yaitu pemetaan beban emisi pada setiap kecamatan menggunakan peta dasar.

Didapatkan beban emisi Kota Surabaya dari sektor peternakan sebesar 89,92 Gg Ton CO2-Eq/tahun, dan sektor pertanian sebesar 6,1 Gg Ton CO2-Eq/tahun. Total beban emisi GRK Kota Surabaya adalah sebesar 93 Gg Ton CO2-Eq/tahun. Kecamatan Semampir menyumbang emisi paling besar pada sektor peternakan yaitu 63,5 Ton CO2-Eq/tahun, dan pada sektor pertanian Kecamatan Pakal menyumbang emisi paling besar yaitu 1,4 Gg Ton CO2/tahun.

Kata kunci : Faktor Emisi, Gas Rumah Kaca, Inventarisasi Emisi, Pertanian, Peternakan

Page 6: INVENTARISASI EMISI GAS RUMAH KACA PADA ...repository.its.ac.id/71310/1/3312100071-undergraduate...sektor pertanian. Sektor pertanian yang terdiri dari pertanian dan peternakan sendiri

iii

Green House Gas Inventory Emision In Agriculture and

Livestock In Surabaya

Student Name : Manggar Cahyo Lintangrino ID Number : 3312 100 071 Department : Teknik Lingkungan FTSP-ITS Adviser : Dr. Ir. Rachmat Boedisantoso,

M.T.

ABSTRACT

In order to reduce global green house gasses, every city in Indonesia must have Rencana Aksi Nasional Penurunan Gas Rumah Kaca (RAN-GRK) in their development plan. Goverment plans to reduce about 0,008 gigaton per 2020 for agricultural sector which consist of farming and live stock that emits CO2, CH4 and N2O. According to last research, farming is contributing 18% - 51% of anteropogenic green house gasses (mainly CH4). Even though farming emits less emission than energi, it has bigger global warming potential of about 23 – 296 times than energy.

Surabaya City has big potential to emit GHG due to high numbers of live stock (36.696) and 1777,941 Ha farming land. Because of that, emission inventory is needed to understand the GHG produced from this sector. Emission inventory is the first stsep to create policy to control ambient air quality. Based on that fact, this research about “Emission Inventory of Green House Gas from Farming and Live Stock Sector in Surabaya City” is done.

The purpose of this research is to determined the GHG produced from farming and live stock sector and then a mapping is produced in base map of Surabaya City. Methods used in this research is IPCC Guidelines 2006, where the data needed is activity data (obtained with questionnaire and default emission factor from IPCC Guidelines 2006) and then the data is informed

Page 7: INVENTARISASI EMISI GAS RUMAH KACA PADA ...repository.its.ac.id/71310/1/3312100071-undergraduate...sektor pertanian. Sektor pertanian yang terdiri dari pertanian dan peternakan sendiri

iv

with gis method,which is mapping of ghg emission in every residence using base map.

From the calculation is found that Surabaya City emit 89,92 Gg Ton CO2-eq/year from livestock sector and 6,1 Gg CO2-Eq/year from agriculture sector. The total burden of GHG emissions amounted Surabaya is 93 Gg Ton CO2-eq/year Total of Semampir residence is the biggest contributor with 63,5 Ton CO2 Eq/year from livestock sector and Pakal resisdence is the biggest contributor with 1,4 Gg Ton CO2/year from farming sector.

Keyword : Faktor Emisi, Gas Rumah Kaca, Inventarisasi Emisi, Pertanian, Peternakan

Page 8: INVENTARISASI EMISI GAS RUMAH KACA PADA ...repository.its.ac.id/71310/1/3312100071-undergraduate...sektor pertanian. Sektor pertanian yang terdiri dari pertanian dan peternakan sendiri

vii

DAFTAR ISI

ABSTRAK ....................................................................................... i ABSTRACT .................................................................................. iii KATA PENGANTAR ...................................................................... v

DAFTAR ISI ................................................................................. vii DAFTAR TABEL ............................................................................ x DAFTAR GAMBAR ...................................................................... xiii BAB 1 PENDAHULUAN ................................................................ 1

Latar Belakang ............................................................ 1 1.1. Rumusan Masalah ....................................................... 3 1.2. Tujuan Penelitian ......................................................... 3 1.3. Manfaat Penelitian ....................................................... 3 1.4. Ruang Lingkup ............................................................ 4 1.5.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ........................................................ 5 Emisi Gas Rumah Kaca Global Dan Nasional ............ 5 2.1. Gas Rumah Kaca dari Sektor Pertanian dan 2.2.

Peternakan .................................................................. 6 Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC)11 2.3. Inventarisasi Emisi ..................................................... 12 2.4. Metodologi Perhitungan Emisi ................................... 14 2.5.

Fermentasi Enterik Ternak .................................. 16 2.5.1 Pengelolaan Kotoran Ternak (Manure 2.5.2

Management) ..................................................... 17

Perhitungan Beban Emisi Sektor Pertanian .............. 19 2.6. Emisi Metan dari Budidaya Padi Sawah ............. 19 2.6.1 Emisi CO2 dari Penggunaan Pupuk Urea............ 20 2.6.2

Page 9: INVENTARISASI EMISI GAS RUMAH KACA PADA ...repository.its.ac.id/71310/1/3312100071-undergraduate...sektor pertanian. Sektor pertanian yang terdiri dari pertanian dan peternakan sendiri

viii

Emisi Dinitrogen Oksida (N2O) dari Pengelolaan 2.6.3Tanah ................................................................. 20

Sistem Informasi Geospasial ..................................... 22 2.7.BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN ........................................... 24

Kerangka Penelitian ................................................... 25 3.1. Ide Penelitian ............................................................. 27 3.2. Studi Pustaka ............................................................. 27 3.3. Persiapan Penelitian .................................................. 28 3.4. Pelaksanaan Penelitian ............................................. 28 3.5.

Survey Pendahuluan ........................................... 28 3.5.1 Pengumpulan Data .............................................. 28 3.5.2

Analisis Data .............................................................. 35 3.6. Penyajian Data dan Pembahasan ............................. 50 3.7. Kesimpulan dan Saran .............................................. 50 3.8.

BAB 4 GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN ................. 51 BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................ 55

Data Aktivitas dan Faktor Emisi ................................. 55 5.1. Perhitungan Beban Emisi GRK ................................. 69 5.2.

Perhitungan Emisi GRK Sektor Peternakan ........ 69 5.2.1 Perhitungan Beban Emisi GRK Dari Sektor Pertanian5.3.

................................................................................... 74 Pemetaan Penyebaran Beban Emisi ......................... 79 5.4. Upaya Pengendalian GRK Sektor Pertanian dan 5.5.

Peternakan ................................................................ 87 BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN ............................................ 92

Kesimpulan ................................................................ 93 6.1.

Saran ......................................................................... 93 6.2.DAFTAR PUSTAKA ..................................................................... 95

Page 10: INVENTARISASI EMISI GAS RUMAH KACA PADA ...repository.its.ac.id/71310/1/3312100071-undergraduate...sektor pertanian. Sektor pertanian yang terdiri dari pertanian dan peternakan sendiri

ix

LAMPIRAN DOKUMENTASI ....................................................... 99 LAMPIRAN KUESIONER .......................................................... 101 LAMPIRAN PERHITUNGAN (WORKSHEET) .......................... 104

Page 11: INVENTARISASI EMISI GAS RUMAH KACA PADA ...repository.its.ac.id/71310/1/3312100071-undergraduate...sektor pertanian. Sektor pertanian yang terdiri dari pertanian dan peternakan sendiri

x

“Halaman Ini Sengaja Dikosongkan”

Page 12: INVENTARISASI EMISI GAS RUMAH KACA PADA ...repository.its.ac.id/71310/1/3312100071-undergraduate...sektor pertanian. Sektor pertanian yang terdiri dari pertanian dan peternakan sendiri

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Emisi GRK Nasional Tahun 2000-2005 .............. 5

Tabel 2.2 Kontribusi Sektor Pertanian Terhadap GRK Nasional ............................................................. 6

Tabel 2.3 Nilai Potensi Pemanasan Global dan Waktu Tinggal Gas Rumah Kaca Dari Lahan Pertanian ......................................................................... 11

Tabel 2.4 Data Aktivitas untuk Perhitungan Emisi GRK pada Sektor Pertanian dan Peternakan ............ 14

Tabel 2.5 Faktor Emisi Metana Subsektor Fermentasi Enterik .............................................................. 17

Tabel 2.6 Faktor Emisi Metana Subsektor Pengelolaan Kotoran Ternak ................................................. 18

Tabel 2.7 Faktor emisi N2O Subsektor Pengelolaan Kotoran Ternak .............................................................. 19

Tabel 2.8 Faktor Emisi N2O Langsung Subsektor Pengelolaan Tanah .......................................... 21

Tabel 2.9 Faktor Emisi N2O Tidak Langsung Subsektor Pengelolaan Lahan .......................................... 21

Tabel 2.10 Emisi NH3 yang dihasilkan per ton N pupuk sintetis .............................................................. 22

Tabel 3.1 Jumlah Sampel sektor peternakan .................... 30

Tabel 3.2 Sumber Data dari Data Aktivitas ....................... 34

Tabel 3.3 Nrate Pada Sistem Pengelolaan Kotoran Ternak ......................................................................... 37

Tabel 3.4 Fraksi N yang Diekskresikan Ternak ................ 39

Tabel 3.5 Persen N yang Tervolatilisasi Dari Sistem Pengelolaan Kotoran Ternak ............................ 39

Tabel 3.6 Faktor Koreksi Rezim Air Selama Periode Budidaya .......................................................... 41

Page 13: INVENTARISASI EMISI GAS RUMAH KACA PADA ...repository.its.ac.id/71310/1/3312100071-undergraduate...sektor pertanian. Sektor pertanian yang terdiri dari pertanian dan peternakan sendiri

xii

Tabel 3.7 Faktor Skala Untuk Rezim Air Sebelum Budidaya ........................................................................ 42

Tabel 3.8 Faktor Konversi Penggunaan Bahan Organik... 44

Tabel 3.9 Faktor Skala Jenis Tanah ................................. 44

Tabel 3.10 Faktor Skala Varietas Padi ............................. 45

Tabel 3.11 Kandungan N dalam pupuk ............................ 48

Tabel 4.1 Luas Penggunaan Lahan Kota Surabaya ......... 51

Tabel 4.2 Populasi Ternak Kota Surabaya ....................... 52

Tabel 5.1 Populasi Hewan ternak di Surabaya Tahun 2015 ........................................................................ 55

Tabel 5.2 Populasi Ternak Pada Tempat Penampungan Hewan Tahun 2015 .......................................... 58

Tabel 5.3 Berat rata-rata hewan ternak di Kota Surabaya 59

Tabel 5.4 Data Sekunder Jenis Sawah, Luas Area Panen, dan Produksi Padi Kota Surabaya Tahun 2015 62

Tabel 5.5 Pupuk yang diaplikasikan Pada Lahan Sawah Tahun 2015 ...................................................... 64

Tabel 5.6 Nilai Faktor Emisi, Faktor Skala, dan Faktor Koreksi Sektor Pertanian ................................. 68

Tabel 5.7 Beban Emisi Sektor Peternakan Kota Surabaya Tahun 2015 ...................................................... 72

Tabel 5.8 Beban Emisi GRK Sektor Pertanian Kota Surabaya ......................................................... 77

Tabel 5.9 Jenis Tanaman Pakan Sebagai Mitigasi Emisi Metana ............................................................. 89

Tabel 5.10 Reduksi Emisi Metana dengan Pakan Tambahan, Bahan Kimia dan Mekanik ............. 91

Page 14: INVENTARISASI EMISI GAS RUMAH KACA PADA ...repository.its.ac.id/71310/1/3312100071-undergraduate...sektor pertanian. Sektor pertanian yang terdiri dari pertanian dan peternakan sendiri

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Siklus Karbon ................................................. 8

Gambar 2.2 Siklus Nitrogen ............................................. 10

Gambar 3.1 Pembagian Blok Sawah Kota Surabaya ....... 33

Gambar 4.1 Lokasi Lahan Sawah (hijau muda) di Kota Surabaya ..................................................... 52

Gambar 4.2 Lokasi Persebaran Hewan Ternak Kota Surabaya ..................................................... 53

Gambar 5.1 Peta Persebaran Jenis Tanah di Surabaya ... 67

Gambar 5.2 Kontribusi Tiap Jenis Gas Terhadap Emisi GRK Kota Surbaya sektor Pertanian dan Peternakan Tahun 2015 .............................. 79

Gambar 5.3 tampilan input beban emisi GRK pada program ArcGIS 10.2.1 .............................................. 82

Gambar 5.4 Peta Persebaran Beban Emisi GRK Sektor Peternakan Kota Surabaya 2015 ................. 84

Gambar 5.5 Peta Persebaran Beban Emisi GRK Sektor Pertanian Kota Surabaya 2015 .................... 85

Gambar 5.6 Peta Persebaran Beban Emisi GRK Total Sektor Peternakan dan Pertanian Kota Surabaya 2015 ............................................ 86

Page 15: INVENTARISASI EMISI GAS RUMAH KACA PADA ...repository.its.ac.id/71310/1/3312100071-undergraduate...sektor pertanian. Sektor pertanian yang terdiri dari pertanian dan peternakan sendiri

xiv

“Halaman Ini Sengaja Dikosongkan”

Page 16: INVENTARISASI EMISI GAS RUMAH KACA PADA ...repository.its.ac.id/71310/1/3312100071-undergraduate...sektor pertanian. Sektor pertanian yang terdiri dari pertanian dan peternakan sendiri

1

BAB 1 PENDAHULUAN

Latar Belakang 1.1.Pemanasan global merupakan isu global sehinga

dibuatnya Kesepakatan Paris 2015 yang menggantikan Protokol Kyoto. Kesepakatan tersebut merupakan sebuah kesepakatan global antara negara maju dan negara berkembang untuk mengatasi masalah pemanasan global dan perubahan iklim. Dengan adanya kesepakatan tersebut, setiap negara baik negara maju, maupun berkembang harus berkontribusi dalam menurunkan emisi gas rumah kaca (GRK) mereka, termasuk Indonesia (Sukadri, 2015).

Indonesia yang merupakan negara yang turut menyumbang emisi dari berbagai sektor, salah satunya sektor pertanian yang didalamnya mencakup pertanian dan peternakan. Hal ini tercantum dalam Peraturan Presiden No 61 tahun 2011 Pasal 2, tentang Rencana Aksi Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca yang disingkat RAN-GRK. Target penurunan GRK dari sektor pertanian sebesar 0,008 gigaton pada tahun 2020. GRK terdiri dari gas-gas karbon, terutama gas Karbondioksida (CO2) dan Metana (CH4). GRK merupakan gas alam sederhana, yang dihasilkan secara alami oleh mahkluk hidup, baik hewan, maupun tumbuhan (Rusbiantoro, 2008).

Sektor pertanian melepaskan emisi GRK ke atmosfer dalam jumlah yang cukup signifikan, yaitu berupa CO2, CH4, dan N2O (Paustian dkk, 2004). Menurut penelitian sektor pertanian menyumbang 10-12% dari total gas rumah kaca antropogenik , yang terdiri gas N2O dan CH4, Sedangkan, sektor peternakan menyumbang sekitar 18%-51% gas rumah kaca antropogenik, yang sebagian besar terdiri dari gas CH4 (Schils dkk., 2007;Goodland dan Anhang, 2009). Menurut US-EPA (2006), emisi sektor pertanian Indonesia pada tahun 2005 mencapai 141 juta ton karbon ekuivalen (Mt CO2e). Produksi GRK Indonesia termasuk kecil dibandingkan negara lain seperti Amerika Serikat yang mencapai 442 Mt CO2e, China 1.171 Mt CO2e, Brasil 598 Mt CO2e, dan India 442 Mt CO2e pada tahun yang sama.

Page 17: INVENTARISASI EMISI GAS RUMAH KACA PADA ...repository.its.ac.id/71310/1/3312100071-undergraduate...sektor pertanian. Sektor pertanian yang terdiri dari pertanian dan peternakan sendiri

2

Emisi GRK diprediksi akan terus bertambah pada masa mendatang karena meningkatnya kebutuhan akan pangan yang disebabkan oleh penggunaan lahan marginal, dan peningkatan konsumsi daging (Surmaini, 2010) . Maka dari itu, produksi GRK dari sektor pertanian dan peternakan perlu diperhatikan. Langkah awal dalam pengambilan strategi untuk menurunkan emisi GRK adalah dengan menyelenggarakan inventarisasi emisi (Sanna, 2014).

Inventarisasi emisi adalah pencatatan secara komprehensif tentang parameter pencemar udara dari sumber-sumbernya dalam suatu wilayah dan periode waktu tertentu (Sa’duddin, 2015). Menurut Peraturan Pemerintah RI no 41 tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara Pasal 6 Ayat 4 memuat ketentuan diperlukannya kegiatan inventarisasi emisi. Kegunaan penghitungan beban emisi dalam inventarisasi emisi adalah sebagai dasar penetapan kebijakan pemerintah bagi suatu kota untuk menentukan target penurunan beban dengan cara yang efektif dan tepat sasaran

Pemerintah mewajibkan setiap kota untuk menyusun rencana aksi daerah penyusunan emisi gas rumah kaca (RAD-GRK), tidak terkecuali Kota Surabaya. Inventarisasi emisi GRK sektor pertanian dan peternakan dilakukan di Kota Surabaya bertujuan untuk melengkapi data beban emisi yang ada di Surabaya. Kota surabaya sebagai kota metropolitan menjadi percontohan bagi skala kota besar lainnya untuk membuat kebijakan dalam hal inventarisasi emisi GRK. Kota Surabaya memiliki potensi GRK yang cukup besar karena memiliki populasi ternak sebesar 36.696 ekor ternak dan ditambah dengan populasi ternak yang datang dari luar kota untuk memenuhi kebutuhan daging di Surabaya, serta lahan pertanian sebesar 0,04% yaitu 1.461 Ha (Dinas Pertanian kota Surabaya, 2014). Dibandingkan dengan kota besar metropolitan lainnya dalam sektor pertanian dan peternakan, pada tahun 2014. Kota Jakarta sebesar 778 Ha yaitu 0,012 dari luas kota (SLHD DKI Jakarta, 2014), sedangkan untuk populasi hewan ternak sebesar 39.995 ekor (kementrian pertanian, 2015). Untuk Kota Denpasar luas sawah sebesar 2.506 Ha yaitu 0,2% dari luas kota (Dinas Pertanian Kota Denpasar, 2014), sedangkan untuk populasi hewan ternak sebesar 183.897 ekor (Disnak Kota Denpasar, 2014). Sehingga

Page 18: INVENTARISASI EMISI GAS RUMAH KACA PADA ...repository.its.ac.id/71310/1/3312100071-undergraduate...sektor pertanian. Sektor pertanian yang terdiri dari pertanian dan peternakan sendiri

3

jika dibandingkan Surabaya memiliki persentase pertanian dan peternakan yang cukup besar untuk menimbulkan gas rumah kaca.

Untuk mempermudah penetapan kebijakan mengenai pengendalian GRK, maka pembacaan hasil inventarisasi emisi perlu dipetakan. Pemetaan beban emisi GRK menggunakan Sistem Informasi Geospasial, yaitu pemetaan menggunakan peta dasar menurut wilayah dengan skala warna sehingga mempermudah pembacaan. Dengan adanya pemetaan beban GRK emisi hasil inventarisasi, maka dapat dilakukan pengendalian GRK yang efisien pada wilayah tersebut. Berdasarkan permasalahan yang telah dijelaskan sebelumnya, maka penelitian untuk mengetahui beban GRK dari sektor peternakan Kota Surabaya.

Rumusan Masalah 1.2.Masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini meliputi

1. Berapa beban emisi GRK yang dihasilkan dari sektor pertanian dan peternakan di Kota Surabaya?

2. Bagaimana memetakan sebaran emisi GRK berdasarkan sumber pertanian dan peternakan di Kota Surabaya?

Tujuan Penelitian 1.3.Adapun tujuan dari penelitian adalah sebagai berikut:

1. Menentukan besar beban emisi GRK berdasarkan sumber pertanian dan peternakan di Kota Surabaya

2. Memetakan sebaran emisi GRK berdasarkan sumber pertanian dan peternakan di Kota Surabaya

Manfaat Penelitian 1.4.Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut,

1. Sebagai data beban emisi GRK, yang meliputi CO2,CH4 dan N2O dalam CO2-eq dari sektor pertanian dan peternakan di Kota Surabaya

Page 19: INVENTARISASI EMISI GAS RUMAH KACA PADA ...repository.its.ac.id/71310/1/3312100071-undergraduate...sektor pertanian. Sektor pertanian yang terdiri dari pertanian dan peternakan sendiri

4

2. Sebagai informasi tingkat penyebaran emisi GRK dari sektor pertanian dan peternakan di Kota Surabaya

3. Sebagai rekomendasi untuk menentukan strategi penurunan GRK di Kota Surabaya pada sektor pertanian dan peternakan

4. Sebagai referensi untuk melaksanakan inventarisasi emisi dari sektor pertanian dan peternakan di tahun berikutnya maupun di kota lain

Ruang Lingkup 1.5.Ruang lingkup bertujuan untuk membatasi masalah yang akan dikaji. Adapun ruang lingkup dari penelitian ini adalah

1. Penelitian dilakukan pada bulan Januari 2016 – Mei 2016

2. Batas wilayah kajian dari penelitian ini adalah wilayah Kota Surabaya

3. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sektor pertanian dan sektor peternakan

4. Gas rumah kaca yang dihitung pada sektor peternakan adalah CH4 dan N2O dalam CO2-eq

5. Gas rumah kaca yang dihitung pada sektor pertanian adalah CO2, CH4 dan N2O dalam CO2-eq

6. Perhitungan beban emisi GRK pada sektor pertanian tidak termasuk aktivitas pembakaran lahan

7. Metode Perhitungan : Pedoman IPCC 2006 8. Metode Pemetaan : Software Quantum GIS

Page 20: INVENTARISASI EMISI GAS RUMAH KACA PADA ...repository.its.ac.id/71310/1/3312100071-undergraduate...sektor pertanian. Sektor pertanian yang terdiri dari pertanian dan peternakan sendiri

5

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Emisi Gas Rumah Kaca Global Dan Nasional 2.1.Emisi GRK secara nasional dalam tahun 2000-2005

diperlihatkan pada Tabel 2.1 Emisi GRK di sektor pertanian relatif tetap, namun total emisi nasional termasuk 20 top emitter dunia.

Sektor 2000 2001 2002 2003 2004 2005 Laju (%/th)

Energi 280,94 306,77 327,91 333,95 327,12 369,80 5,7

Industri 42,81 49,81 43,72 46,12 47,97 48,73 2,6

Pertanian 75,42 77,50 77,03 79,83 77,86 80,18 1,1

Limbah 157,33 160,82 162,80 164,07 165,80 166,83 1,2

LUCF 649,25 560,55 1.287,49 345,49 617,42 674,83 fluktuasi

Peat fire 172,00 194,00 678,00 246,00 440,00 451,00 fluktuasi Total dengan LUCF

1.377,75

1.349,45 2.576,95 1.215,46

1.721,18 1991,37

fluktuasi

Total tanpa LUCF 556,50 594,90 611,46 623,97 663,76 665,54

3,2

LUCF : Land Use Change and Forestry Sumber : MOE (2009)

Bagi dunia pertanian, perubahan cuaca dapat

menyebabkan perubahan pola bertani karena adanya pergeseran iklim, terutama curah hujan, angin dan intensitasnya. Pemanasan global dapat menyebabkan mencairnya lapisan es dari kutub utara maupun kutub selatan. Dengan demikian akan terjadi peningkatan volume air laut yang berdampak pada meningkatnya permukaan laut. Pemanasan global juga menyebabkan lebih intensifnya penguapan dari permukaan bumi sehingga suhu lingkungan menjadi lebih tinggi dan produksi gas terutama H2O meningkat. Apabila pemanasan tersebut menyebabkan

Tabel 2.1 Emisi GRK Nasional Tahun 2000-2005

Page 21: INVENTARISASI EMISI GAS RUMAH KACA PADA ...repository.its.ac.id/71310/1/3312100071-undergraduate...sektor pertanian. Sektor pertanian yang terdiri dari pertanian dan peternakan sendiri

6

kebakaran hutan (massa organik), maka akan mengakibatkan adanya peningkatan produksi gas CO2 ke udara dan seterusnya. Oleh karena itu, produksi gas-gas yang mempunyai efek rumah kaca harus dapat ditekan melalui upaya mitigasi yang tepat. Kegiatan pertanian memberikan kontribusi emisi GRK sekitar 5% dari emisi nasional GRK, dan uraian masing-masing kegiatan pertanian yang memberikan kontribusi terhadap emisi nasional GRK seperti diperlihatkan pada Tabel 2.2.

Sumber emisi CO2-eq (juta ton) Komposisi %

Padi/sawah 53.84 60.8 ternak 21.32 24.1

tanah pertanian 3.27 3.7 pembakaran massa organik 10.1 11.4 Sumber : Haryanto (2009)

Gas Rumah Kaca dari Sektor Pertanian dan Peternakan 2.2.GRK yang perlu mendapat perhatian pada sektor pertanian

adalah karbondioksida (CO2), metana (CH4), dan nitro oksida (N2O). CO2 sebagian besar dilepaskan dari proses pembusukan oleh mikroba, pembakaran serasah tanaman, dan dari bahan organik tanah (Janzen 2004; Smith 2004). Metana (CH4) dihasilkan apabila dekomposisi bahan organik terjadi pada kondisi kekurangan oksigen, terutama pada proses fermentasi pencernaan ruminansia, kotoron ternak, dan lahan sawah (Mosier 2001). N2O dihasilkan dari transformasi mikroba pada tanah dan kotoran ternak dan meningkat apabila ketersediaan nitrogen melebihi kebutuhan tanaman, terutama pada kondisi basah (Smith dan Conen 2004;Oenema dkk 2005).

a. Metana Metana (CH4) terbentuk dari metabolisme jasad renik dalam kondisi tergenang (anaerob) di dasar rawa, sawah, lambung manusia atau hewan, dan dalam tumpukan sampah di TPA. Sumber metana umumnya adalah antropogenik, yaitu hasil kegiatan

Tabel 2.2 Kontribusi Sektor Pertanian Terhadap GRK Nasional

Page 22: INVENTARISASI EMISI GAS RUMAH KACA PADA ...repository.its.ac.id/71310/1/3312100071-undergraduate...sektor pertanian. Sektor pertanian yang terdiri dari pertanian dan peternakan sendiri

7

manusia di bidang pertanian, peternakan, dan pembakaran biomassa, berturut-turut memberikan sumbangan 21%, 15%, dan 8% emisi dunia. Emisi metana dari lahan pertanian umumnya berasal dari sawah.

b. Karbondioksida Sumber karbon tetap yang ada pada mahkluk hidup, dan fosil tersimpan dalam bentuk karbondioksida, ditemukan pada atmosfer dan terlarut dalam air. Untuk mengetahui siklusnya pada ekosistem, dijelaskan melalui proses fotosintesis dan aliran energi. Karbon bersama-sama dengan oksigen dan hidrogen dan dengan kehadiran cahaya matahari dikonversi menjadi glukosa (C6H12O6). Selanjutnya tanaman yang menghasilkan glukosa tersebut dimakan oleh hewan sebagai sumber energi, senyawa karbon dihasilkan kembali oleh hewan dari proses respirasi (CO2) , dan sebagian lainnya menjadi penyusun tulang. Karbon yang terkandung pada kotoran hewan, dan yang terdapat pada protoplasma tumbuhan dan hewan-hewan biasanya dilepaskan oleh mikroorganisme dekomposer ke atmosfer. Siklus yang sama terjadi pada lingkungan air permukaan maupun laut. Karbon yang terdapat di atmosfer berdifusi dengan air, selanjutnya Fitoplankton menggunakan karbon terlarut tersebut atau dalam bentuk karbonat dan dikonversi menjadi karbohidrat. Fitoplankton kemudian dikonsumsi oleh invertebrata dan ikan yang melepaskan karbondioksida dalam air, karbondioksida dalam air selanjutnya dilepaskan ke atmosfer dengan cara difusi. Pembusukan bahan organik pada permukaan laut yang paling dalam menggantikan karbondioksida yang digunakan oleh fitoplankton. Karbon yang terdapat pada bangkai hewan yang mati berjuta-juta tahun yang lalu dan menjadi fosil tersimpa dalam bentuk batubara, minyak dan gas, serta gambut. Selanjutnya batubara serta minyak dan gas

Page 23: INVENTARISASI EMISI GAS RUMAH KACA PADA ...repository.its.ac.id/71310/1/3312100071-undergraduate...sektor pertanian. Sektor pertanian yang terdiri dari pertanian dan peternakan sendiri

8

digunakan manusia dalam kegiatannya sehingga menghasilkan karbondioksida dan gas ini dilepaskan ke atmosfer (Smith, 1974). Siklus karbon dapat dilihat pada gambar 2.1.

Gambar 2.1 Siklus Karbon Sumber: Smith (1974)

Dalam kondisi berlebihan, CO2 ikut berperan dalam peningkatan efek rumah kaca. Menurut perhitungan, CO2 mempunyai pengaruh paling besar terhadap pemanasan global dibandingkan dengan GRK lainnya. Sekitar 50% pemanasan global disebabkan oleh CO2 dan sisanya oleh GRK terbesar berasal dari penebangan dan pembakaran hutan, terutama dari negara-negara sedang berkembang di sekitar khatulistiwa (KLH, 2012).

Page 24: INVENTARISASI EMISI GAS RUMAH KACA PADA ...repository.its.ac.id/71310/1/3312100071-undergraduate...sektor pertanian. Sektor pertanian yang terdiri dari pertanian dan peternakan sendiri

9

c. Nitrogen Oksida Nitrogen digunakan oleh organisme hidup untuk menghasilkan sejumlah molekul organik kompleks seperti asam amino, protein, dan asam nukleat.Simpanan nitrogen di atmosfer tersimpan sebagian besar dalam bentuk N2, sebagian kecil lainnya sebagai senyawa organik di tanah dan laut. Tumbuhan hanya dapat menangkap nitrogen dalam bentuk padat yaitu: ion amonium (NH4

+) dan ion nitrat (NO3

– ). Sebagian besar tanaman mengambil nitrogen yang dibutuhkan sebagai nitrat inorganik dari larutan tanah. Hewan mendapatkan nitrogen yang dibutuhkan untuk metabolisme, pertumbuhan, dan reproduksi dengan mengkonsumsi senyawa organik yang mengandung nitrogen. Nitrogen di atmosfer diubah menjadi senyawa organik menjadi amonia dengan 2 cara, yaitu dengan fiksasi oleh energi yang tinggi misalnya radiasi kosmik, dan petir, dan yang kedua adalah fiksasi dengan cara biologis oleh bakteri yang bersimbiosis dengan akar tanaman, yaitu Cyanobacteria, Rhizobia, Azotobacteria dengan reaksi:

N2 → 2N + 3H2 → 2 NH3 Selanjutnya amonia diubah menjadi bentuk inorganik melalui siklus biogeokimia yaitu amonifikasi. Dekomposer ditemukan pada lapisan atas tanah, dan mengubah ammonia (NH3 ) menjadi garam amonium (NH4

+ ). Proses ini disebut mineralisasi dan dilakukan oleh berbagai bakteri, actinomycetes, dan fungi. Amonium yang dilepaskan bereaksi dengan bakteri autotrof yaitu bakteri Nitrosomonas, yang dikenal dengan reaksi nitrifikasi:

2 NH3 + 3O2 → 2 NO2– + 2H+ + 2 H2O+165 kcal

Bakteri Nitrosomonas menggunakan amonium pada tanah sebagai sumber energi karena mereka dapat

Page 25: INVENTARISASI EMISI GAS RUMAH KACA PADA ...repository.its.ac.id/71310/1/3312100071-undergraduate...sektor pertanian. Sektor pertanian yang terdiri dari pertanian dan peternakan sendiri

10

mengoksidasi amonium menjadi nitrit dan air. Ion nitrit selanjutnya dapat dioksidasi menjadi nitrat untuk menghasilkan energi oleh bakteri nitrobacter.

2NO2– + O2 → 2NO3

Pada kondisi nitrat yang melimpah (lebih banyak dari yang diserap oleh akar tanaman) maka nitrat tersebut akan menjadi gas. Proses ini disebut proses denitrifikasi, dimana nitrogen dalam bentuk nitrat berubah menjadi bentuk gas N2 atau N2O. Proses ini dibant oleh bakteri pseudomonas , dan terjadi pada kondisi fakultatif anaerob (bakteri lebih senang pada kondisi aerob).

Sumber : Pidwirny, M. (2006) Proses denitrifikasi dan nitrifikasi berkaitan erat dengan penggunaan pupuk, baik pupuk organik maupun anorganik terutama nitrogen. Makin banyak pupuk yang digunakan, khususnya pupuk anorganik, makin besar pula emisi N2O. Jenis tanah, kondisi

Gambar 2.2 Siklus Nitrogen

Page 26: INVENTARISASI EMISI GAS RUMAH KACA PADA ...repository.its.ac.id/71310/1/3312100071-undergraduate...sektor pertanian. Sektor pertanian yang terdiri dari pertanian dan peternakan sendiri

11

tanah, suhu, curah hujan, dan jenis tanaman akan berpengaruh terhadap laju emisi N2O. Tambahin siklus N

Tabel 2.3 menunjukkan periode konsentrasi dan nilai potensi pemanasan global untuk ketiga gas rumah kaca tersebut. Karbondioksida memiliki waktu tinggal di atmosfer paling lama di antara ketiga gas rumah kaca tersebut yaitu 5 hingga 2000 tahun. Meskipun demikian, N2O memiliki nilai potensi pemanasan global paling tinggi yaitu 298 kali potensi CO2. Jadi meskipun jumlah N2O yang teremisikan ke atmosfer lebih kecil daripada CO2, namun karena potensi pemanasan globalnya yang lebih besar maka akan menyebabkan efek pemanasan global yang lebih tinggi daripada CO2 atau CH4. (IPCC,2006)

Tabel 2.3 Nilai Potensi Pemanasan Global dan Waktu Tinggal Gas Rumah Kaca Dari Lahan Pertanian

Gas

Waktu Tinggal

di Atmosfer (tahun)

Potensi Pemanasan

Global (CO2-eq)

*

Potensi Pemanasan

Global (CO2-eq)

**

Potensi Pemanasan

Global (CO2-eq)

*** CO2 5-2000 1 1 1

CH4* 12 21 23 25

N2O** 144 310 296 298

Sumber: *IPCC 2nd Assesment report , 1995 ** IPCC 3nd Assesment report , 2001 *** IPCC 3nd Assesment report , 2007

Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) 2.3.IPCC (Intergovernmental Panel on Climate Change) adalah

organisasi yang bisa memberikan kebijakan berkaitan dengan perubahan iklim dengan tujuan memberikan sumber informasi objektif mengenai perubahan iklim. IPCC tidak mempunyai tugas melakukan penelitian mengenai perubahan iklim atau memonitor data-data iklim ataupun parameter-parameter terkait dengan perubahan iklim (Risnandar, 2008).

Page 27: INVENTARISASI EMISI GAS RUMAH KACA PADA ...repository.its.ac.id/71310/1/3312100071-undergraduate...sektor pertanian. Sektor pertanian yang terdiri dari pertanian dan peternakan sendiri

12

IPCC merupakan lembaga ilmiah yang dibentuk oleh Organisasi Meteorologi Dunia (WMO) dan Lembaga PBB dalam program lingkungan (UNEP /United Nation Environment Program). Perubahan iklim secara global merupakan suatu hal yang sangat kompleks dan memerlukan penanganan serius. Perubahan iklim global memerlukan kebijakan menyeluruh dengan memperhatikan aspek lingkungan, sosial ekonomi masyarakat. Perubahan iklim yang semakin mengkhawatirkan membutuhkan organisasi yang netral yang bisa memberikan pencerahan mengenai adaptasi dan mitigasi perubahan iklim. Terkait dengan keputusan mengenai suatu kebijakan IPCC berada dalam posisi netral sehingga diharapkan segala hal yang diputuskan oleh IPCC dapat diterima dan diakui oleh semua negara (Risnandar, 2008).

Inventarisasi Emisi 2.4.

Inventarisasi emisi merupakan kumpulan informasi secara kuantitas tentang pencemaran udara dari keseluruhan sumber yang berada pada suatu wilayah geografis selama periode waktu tertentu. Inventarisasi emisi menyediakan informasi dari semua sumber emisi beserta lokasi, ukuran, frekuensi, durasi waktu, serta konstribusi relatif emisi. Inventarisasi emisi tersebut nantinya dapat digunakan sebagai dasar acuan untuk tindakan pencegahan terhadap pencemaran udara pada masa yang akan datang serta membantu dalam menganalisa aktivitas yang berperan dalam peningkatan pencemaran di area geografis dalam studi yang dilakukan (Canter, 1996). Selain itu, inventarisasi emisi bermanfaat untuk (Kementerian Lingkungan Hidup, 2013):

a. Mengukur beban pencemaran udara b. Mengukur perkembangan atau perubahan kualitas udara c. Sebagai data dasar untuk perencanaan/ pengelolaan

udara yang lebih bersih d. Untuk keperluan pembuatan peraturan perundangan di

bidang lingkungan e. Sebagai data dasar untuk pemodelan kualitas udara

khususnya model dispersi udara f. Terkait dengan long-range transport, studi inventarisasi

Page 28: INVENTARISASI EMISI GAS RUMAH KACA PADA ...repository.its.ac.id/71310/1/3312100071-undergraduate...sektor pertanian. Sektor pertanian yang terdiri dari pertanian dan peternakan sendiri

13

emisi bermanfaat untuk memahami penyebaran pencemar udara yang melewati batasan wilayah (transboundary)

Metodologi dasar dari inventarisasi emisi menggunakan rata-rata emisi untuk setiap aktivitas yang didasarkan pada kuantitas penggunaan material seperti bahan bakar. Penting untuk diperhatikan bahwa inventarisasi emisi menampilkan perhitungan rata-rata emisi dalam periode waktu tertentu dan tidak mengindikasikan emisi yang aktual dalam satuan hari (Wilton, 2001).

Sasaran utama dari inventarisasi emisi adalah untuk menganalisa sumber buangan yang mengemisikan kontaminan ke dalam atmosfer. Inventarisasi emisi dapat memberikan indikasi tentang kondisi udara di lingkungan dan gambaran kualitas udara yang ada. Dalam kaitannya dengan instrumen pengelolaan kualitas udara, inventarisasi emisi dapat digunakan untuk mengidentifikasi sumber permasalahan mengenai kualitas udara dan membantu dalam mengidentifikasi alternatif pengelolaan untuk menyelesaikan permasalahan pencemaran udara (Kementerian Lingkungan Hidup, 2013). Inventarisasi emisi merupakan komponen penting dari sekian banyak strategi pengelolaan kualitas udara, antara lain pemantauan, pembuatan tujuan kualitas udara, analisa dampak meteorologi, serta analisa biaya manfaat.

U.S.EPA (2005) mengungkapkan bahwa inventarisasi emisi diperlukan guna penentuan perijinan suatu kegiatan yang dapat berdampak terhadap lingkungan pada suatu wilayah tertentu seperti penentuan terhadap pencapaian status suatu wilayah. Selain itu inventarisasi emisi diperlukan sebagai sumber informasi publik yang bersifat terbuka mengenai status kondisi kualitas udara dan sebagai alat untuk melacak emisi-emisi sepanjang waktu. Perhitungan emisi yang dihasilkan dapat dihitung berdasarkan data dasar atau indeks dari operasi suatu sistem seperti jumlah dan kandungan material dari energi yang digunakan, proses alamiah, sistem penanganan kontrol emisi yang digunakan, perhitungan keseimbangan massa, dan perhitungan berdasarkan faktor emisi. Inventarisasi emisi biasanya mencakup dua komponen data penting yaitu mencakup data kategori polutan dan data kategori sumber emisi (U.S.EPA,

Page 29: INVENTARISASI EMISI GAS RUMAH KACA PADA ...repository.its.ac.id/71310/1/3312100071-undergraduate...sektor pertanian. Sektor pertanian yang terdiri dari pertanian dan peternakan sendiri

14

2005).

Metodologi Perhitungan Emisi 2.5.Dalam pelaksanaan inventori yang berprinsip kepada

transparan, akurat, komplit, konsisten dan komparabel, UNFCCC mengadopsi metodologi yang digunakan oleh IPCC. IPCC Guidelines 2006 dibanding pedoman sebelumnya yaitu IPCC Guidelines 1996:

o Lebih akurat: metode sudah diperbaharui dan nilai default sudah diperbaiki berdasarkan kajian terkini.

o Lebih komplit dan konsisten dari aspek jenis sumber dan rosot, khususnya sektor penggunaan lahan dan kehutanan.

o Mengurangi sumber kesalahan: kategorsi sumber emisi sudah ditata ulang sehingga memperkecil kemungkinan double counting.

o Lebih jelas dan relevan. Data aktivitas untuk perhitungan emisi GRK yang harus disediakan oleh sektor pertanian adalah seperti terlihat pada Tabel 2.5 dibawah ini.

No Aktivitas Sumber Emisi Jenis Data 1 Enteric fermentation Populasi ternak (sapi

potong, sapi perah, kerbau, kambing, babi, kuda, domba, ayam kampung, ayam pedaging, ayam petelur, itik) Faktor emisi enterik fermentasi

Tabel 2.4 Data Aktivitas untuk Perhitungan Emisi GRK pada Sektor Pertanian dan Peternakan

Page 30: INVENTARISASI EMISI GAS RUMAH KACA PADA ...repository.its.ac.id/71310/1/3312100071-undergraduate...sektor pertanian. Sektor pertanian yang terdiri dari pertanian dan peternakan sendiri

15

No Aktivitas Sumber Emisi Jenis Data 2 Pengolahan Limbah

Ternak (manure management)

Populasi ternak (sapi potong, sapi perah, kerbau, kambing, babi, kuda, domba, ayam kampung, ayam pedaging, ayam petelur, itik) Berat rata-rata ternak Faktor emisi pengolahan pupuk kandang

3 Pemupukan Urea Konsumsi Urea Luas Area Tanam Dosis Urea Faktor Emisi Urea

4 Emisi Langsung dan Tidak

Langsung N2O dari Tanah

Luas Area Tanam

Komposisi Pupuk N (Urea,NPK,AS) Dosis Pupuk Kandang Dosis Pupuk N an-organik Kandungan N pada pupukkandang dan pupuk an-organik Faktor emisi sawah irigasi Faktor emisi lahan kering

5 Lahan Sawah Luas sawah menurut pengairan luas areal panen

Persen luas lahan sawah berdasarkan jenis tanah

Page 31: INVENTARISASI EMISI GAS RUMAH KACA PADA ...repository.its.ac.id/71310/1/3312100071-undergraduate...sektor pertanian. Sektor pertanian yang terdiri dari pertanian dan peternakan sendiri

16

No Aktivitas Sumber Emisi Jenis Data Faktor koreksi jenis tanah Faktor skala rejim air

Faktor emisi padi

Sumber :Pedoman rencana aksi penurunan gas rumah kaca nasional (2012)

Metode perhitungan GRK yang ada pada pedoman IPCC berbeda dalam kompleksitas mulai dari metode sederhana Tier 1 yang didasarkan pada default faktor emisi/serapan global atau regional, Tier 2 metode berdasarkan faktor emisi/serapan lokal; dan Tier 3 metode yang melibatkan pemodelan lebih rinci atau pendekatan berbasis inventarisasi. Metode perhitungan yang diikuti dalam Pedoman IPCC untuk menghitung beban emisi GRK adalah melalui perkalian antara informasi aktivitas manusia dalam jangka waktu tertentu (data aktivitas, DA) dengan emisi/serapan per unit aktivitas (faktor emisi/serapan, FE). Oleh karena itu,

Emisi GRK = DA x FE

dimana:

DA :Data aktivitas, yaitu informasi terhadap pelaksanaan suatu kegiatan yang melepaskan atau menyerap gas rumah kaca yang dipengaruhi oleh kegiatan manusia, sedangkan

FE : Faktor Emisi, yaitu besaran yang menunjukkan jumlah emisi gas rumah kaca yang akan dilepaskan atau diserap dari suatu aktivitas tertentu (KemenLH, 2012).

Fermentasi Enterik Ternak 2.5.1Metana dihasilkan oleh hewan memamah biak

(herbivora) sebagai hasil samping dari fermentasi enterik , suatu proses dimana karbohidrat dipecah menjadi molekul sederhana oleh mikroorganisma untuk diserap ke dalam aliran darah. Ternak ruminansia (misalnya; sapi, domba, dan lain-lain) menghasilkan

Page 32: INVENTARISASI EMISI GAS RUMAH KACA PADA ...repository.its.ac.id/71310/1/3312100071-undergraduate...sektor pertanian. Sektor pertanian yang terdiri dari pertanian dan peternakan sendiri

17

metana lebih tinggi daripada ternak non ruminansia (misalnya; babi, kuda).

Estimasi emisi metan adari peternakan dihitung dengan menggunakan IPCC 2006. Metode untuk memperkirakan emisi CH4 dan N2O dari peternakan memerlukan informasi subkategori ternak, populasi tahunan, dan untuk Tier lebih tinggi, konsumsi pakan dan karakterisasi ternak. Data aktivitas yang diperlukan untuk Tier 1 adalah populasi ternak dan faktor emisi fermentasi enterik untuk berbagai jernis ternak. Faktor emisi metana untuk subsektor fermentasi enterik dapat dilihat pada Tabel 2.6

Tabel 2.5 Faktor Emisi Metana Subsektor Fermentasi Enterik

No Jenis Ternak FE Metana Kg/ekor.tahun

1 Sapi Pedaging 47

2 Sapi Perah 61

3 Kerbau 55

4 Domba 5

5 Kambing 5

6 Babi 1

7 Kuda 18 Sumber : IPCC (2006)

Pengelolaan Kotoran Ternak (Manure Management) 2.5.2Kotoran ternak baik padat maupun cair memiliki potensi

untuk mengemisikan gas metana dan nitro oksida (N2O) selama proses penyimpanan, pengolahan, dan penumpukan/pengendapan. Faktor utama yang mempengaruhi jumlah emisi adalah jumlah kotoran yang dihasilkan dan bagian kotoran yang didekomposisi secara anorganik. Emisi ditentukan oleh jenis dan pengolahan kotoran ternak.

Emisi gas N2O dari kotoran ternak dapat terbentuk secara langsung dan tidak langsung pada saat penyimpanan dan pengolahan kotoran sebelum diaplikasikan ke lahan. Emisi

Page 33: INVENTARISASI EMISI GAS RUMAH KACA PADA ...repository.its.ac.id/71310/1/3312100071-undergraduate...sektor pertanian. Sektor pertanian yang terdiri dari pertanian dan peternakan sendiri

18

langsung N2O terjadi melalui proses nitrifikasi dan denitrifikasi nitrogen yang terkandung di dalam kotoran ternak, sedangkan emisi tidak langsung N2O dihasilkan dari penguapan nitrogen yang umum terjadi dalam bentuk ammonia dan NOx. Jumlah emisi N2O ditentukan oleh jumlah kandungan nitrogen dan karbon pada kotoran. Faktor emisi metana dari subsektor pengelolaan kotoran ternak dapat dilihat pada Tabel 2.7, sedangkan faktor emisi N2O dapat dilihat pada Tabel 2.8.

Tabel 2.6 Faktor Emisi Metana Subsektor Pengelolaan Kotoran Ternak

No Jenis Ternak FE Metana Kg/ekor.tahun

1 Sapi Pedaging 1.00 2 Sapi Perah 31.00 3 Kerbau 2.00 4 Domba 0.20 5 Kambing 0.22 6 Babi 7.00 7 Kuda 2.19 8 Ayam Buras 0.02 9 Ayam Ras 0.02 10 Ayam Petelur 0.02 11 Bebek 0.02

Sumber : IPCC (2006)

Page 34: INVENTARISASI EMISI GAS RUMAH KACA PADA ...repository.its.ac.id/71310/1/3312100071-undergraduate...sektor pertanian. Sektor pertanian yang terdiri dari pertanian dan peternakan sendiri

19

Tabel 2.7 Faktor emisi N2O Subsektor Pengelolaan Kotoran Ternak

No Sistem Pengelolaan Kotoran Ternak

FE untuk emisi

langsung N2O-N

FE untuk emisi N2O

dari penguapan

N 1 Padang rumput - - 2 Tebar Harian 0 0.01 3 Tumpuk Kering 0.02 0.01

4 Unggas dengan penadahan 0.01 0.01

5 Ungas tanpa penadahan 0.01 0.01 Sumber : IPCC (2006)

Perhitungan Beban Emisi Sektor Pertanian 2.6.Emisi GRK dari sektor pertanian diduga dari emisi: (1)

metan (CH4) dari budidaya padi sawah (2) karbon dioksida (CO2) karena penambahan bahan kapur dan pupuk urea, (3) dinitrogen oksida (N2O) dari tanah, termasuk emisi N2O tidak langsung dari penambahan N ke tanah karena penguapan/pengendapan dan pencucian, dan (4) non-CO2 dari biomas yang dibakar pada aktivitas pertanian.

Emisi Metan dari Budidaya Padi Sawah 2.6.1Dekomposisi bahan organik secara anaerobik pada lahan

sawah mengemisikan gas metan ke atmosfer. Jumlah CH4 yang diemisikan merupakan fungsi dari umur tanaman, rejim air sebelum dan selama periode budidaya, dan penggunaan bahan organik dan anorganik. Selain itu, emisi CH4 juga dipengaruhi oleh jenis tanah, suhu, dan varietas padi. Emisi CH4 dihitung dengan mengalikan faktor emisi harian dengan lama budidaya padi sawah dan luas panen dengan menggunakan persamaan di bawah ini. Faktor emisi metan dari budidaya padi di sawah dihitung dengan rumus berikut,

EFi = (EFc x SFw x SFp x SFo x SF s,r) dimana:

Page 35: INVENTARISASI EMISI GAS RUMAH KACA PADA ...repository.its.ac.id/71310/1/3312100071-undergraduate...sektor pertanian. Sektor pertanian yang terdiri dari pertanian dan peternakan sendiri

20

EFi =faktor emisi harian yang terkoreksi untuk luas panen tertentu, kg CH4/hari

Efc =faktor emisi baseline untuk padi sawah (faktor emisi lokal Indonesia untuk budidaya padi di sawah adalah 1,61 kg CH4/Ha.hari)

SFw =Faktor skala yang menjelaskan perbedaan rejim air selama periode budidaya

SFo =Faktor skala yang menjelaskan jenis dan jumlah bahan organik yang diberikan pada periode budidaya padi sawah

SFs,r =Faktor skala untuk jenis tanah, varietas padi sawah dan lain-lain, jika tersedia

(KemenLH,2012)

Emisi CO2 dari Penggunaan Pupuk Urea 2.6.2Penggunaan pupuk urea pada budidaya pertanian

menyebabkan lepasnya CO2 yang diikat selama proses pembuatan pupuk. Urea (CO(NH2)2) diubah menjadi amonium (NH4

+), ion hidroksil (OH-), dan bikarbonat (HCO3-) dengan

adanya air dan enzim urease. Mirip dengan reaksi tanah pada penambahan kapur, bikarbonat yang terbentuk selanjutnya berkembang menjadi CO2 dan air. Faktor emisi untuk urea adalah 0,2 ton C/ ton urea (KemenLH, 2012)

Emisi Dinitrogen Oksida (N2O) dari Pengelolaan 2.6.3Tanah

Dinitrogen oksida diproduksi secara alami dalam tanah melalui proses nitrifikasi dan denitrifikasi. Nitrifikasi adalah oksidasi amonium oleh mikroba aerobik menjadi nitrat, dan denitrifikasi adalah reduksi nitrat oleh mikroba anaerob menjadi gas nitrogen (N2). Dinitrogen oksida ini adalah gas antara dalam urutan reaksi denitrifikasi dan hasil dari reaksi nitrifikasi yang lepas dari sel-sel mikroba ke dalam tanah dan akhirnya ke atmosfer. Salah satu faktor pengendali utama dalam reaksi ini adalah ketersediaan N anorganik dalam tanah.

Perkiraan emisi N2O menggunakan penambahan N kedalam tanah (misalnya, pupuk sintetis atau organik, deposit kotoran ternak, sisa tanaman, limbah lumpur), atau mineralisasi N dalam bahan organik tanah melalui drainase/pengelolaan tanah

Page 36: INVENTARISASI EMISI GAS RUMAH KACA PADA ...repository.its.ac.id/71310/1/3312100071-undergraduate...sektor pertanian. Sektor pertanian yang terdiri dari pertanian dan peternakan sendiri

21

organik, atau budidaya/perubahan penggunaan lahan pada tanah mineral (misalnya, Forest Land/ Grass Land/ Settlement dikonversi menjadi lahan pertanian).

Emisi dari N2O yang dihasilkan dari penambahan N antropogenik atau mineralisasi N dapat terjadi secara langsung (yaitu, langsung dari tanah dimana N ditambahkan/ dilepaskan), dan tidak langsung melalui : (i) volatilisasi NH3 dan NOx dari tanah yang dikelola dan dari pembakaran bahan bakar fosil serta biomassa, yang kemudian gas-gas ini berserta produknya NH4

+ dan NO3

– diendapkan kembali ke tanah dan air; dan (ii) pencucian dan run off dari N terutama sebagai NO3

- dari tanah yang dikelola (KemenLH, 2012). Faktor emisi N2O Langsung untuk tanah terkelola dapat dilihat pada Tabel 2.9, sedangkan faktor emisi N2O tidak langsung dapat dilihat pada Tabel 2.10.

Tabel 2.8 Faktor Emisi N2O Langsung Subsektor Pengelolaan Tanah No Faktor Emisi Nilai 1 EF1 untuk faktor emisi untuk emisi N2O

penambahan pupuk,residu tanaman, bahan organik, dan mineralisasi N dari tanah kg N2O-N per kg N input.

0.01

2 EF1FR untuk faktor emisi N2O dari input N untuk sawah irigasi (kg N2O-N/kg N input)

0,003

Sumber : IPCC (2006)

Tabel 2.9 Faktor Emisi N2O Tidak Langsung Subsektor Pengelolaan Lahan

No Faktor Nilai 1 EF4 (Volatilisasi dan

redeposit N) (Kg N2O-N / kg NH3-N + NOX-N tervolatilisasi)

0,01

Page 37: INVENTARISASI EMISI GAS RUMAH KACA PADA ...repository.its.ac.id/71310/1/3312100071-undergraduate...sektor pertanian. Sektor pertanian yang terdiri dari pertanian dan peternakan sendiri

22

No Faktor Nilai 2 EF5 (Volatilisasi dan

redeposit N karena aliran air) (Kg N2O-N / kg N run off)

0,0075

3 FracGASM [Volatilisasi dari semua pupuk N organik,urin dan kotoran yangdideposit ternak], kg N NOx–N per kg N yang digunakan atau dideposit

0,2

4 Frac Leach (jumlah N yang hilang karena pencucian/ run off pada area yang tergenang) [kg N teraplikasi]

0,3

Sumber : IPCC (2006)

Untuk produksi NH3 yang tervolatilisasi karena penambahan N pupuk sintetis (berdampak pada emisi N2O secara tidak langsung) dapat dilihat pada Tabel 2.10

Tabel 2.10 Emisi NH3 yang dihasilkan per ton N pupuk sintetis

Jenis Pupuk Kg NH3/ton N pupuk

Urea 242

ZA (amonium sulfat) 182

NPK 48

Sumber : USEPA,2003

Sistem Informasi Geospasial 2.7.Sistem Informasi Gesoasial (SIG) merupakan suatu

sistem (berbasiskan komputer) yang digunakan untuk menyimpan dan memanipulasi informasi geografis serta dirancang untuk mengumpulkan, menyimpan dan menganalisis objek-objek serta fenomena–fenomena dimana lokasi geografis merupakan karakteristik yang penting atau kritis untuk dianalisis. Dengan demikian, SIG merupakan sistem komputer yang memiliki empat

Page 38: INVENTARISASI EMISI GAS RUMAH KACA PADA ...repository.its.ac.id/71310/1/3312100071-undergraduate...sektor pertanian. Sektor pertanian yang terdiri dari pertanian dan peternakan sendiri

23

kemampuan berikut dalam menangani data yang bereferensi geografis: masukan, keluaran, manajemen data (penyimpanan dan pemanggilan data), analisis dan manipulasi data (Aronof, 1989).

Penyajian data spasial mempunyai tiga cara dasar yaitu dalam bentuk titik, bentuk garis dan bentuk area (polygon). Titik merupakan kenampakan tunggal dari sepasang koordinat x,y yang menunjukkan lokasi suatu obyek berupa ketinggian, lokasi kota, dan lain-lain. Garis merupakan sekumpulan titik-titik yang membentuk suatu kenampakan memanjang seperti sungai, jalan, dan lain-lain. Sedangkan area adalah kenampakan yang dibatasi oleh suatu garis yang membentuk suatu ruang homogen, misalnya: batas daerah, batas penggunaan lahan, dan lain sebagainya.

Struktur data spasial dibagi dua yaitu model data raster dan model data vektor. Data raster adalah data yang disimpan dalam bentuk kotak segi empat (grid)/sel sehingga terbentuk suatu ruang yang teratur. Data vektor adalah data yang direkam dalam bentuk koordinat titik yang menampilkan, menempatkan dan menyimpan data spasial dengan menggunakan titik, garis atau area poligon (Barus dan Wiradisastra, 2000).

Page 39: INVENTARISASI EMISI GAS RUMAH KACA PADA ...repository.its.ac.id/71310/1/3312100071-undergraduate...sektor pertanian. Sektor pertanian yang terdiri dari pertanian dan peternakan sendiri

24

“Halaman Ini Sengaja Dikosongkan”

Page 40: INVENTARISASI EMISI GAS RUMAH KACA PADA ...repository.its.ac.id/71310/1/3312100071-undergraduate...sektor pertanian. Sektor pertanian yang terdiri dari pertanian dan peternakan sendiri

25

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

Metode penelitian merupakan suatu susunan langkah teknis terstruktur yang dijadikan sebagai acuan pelaksanaan penelitian, mulai dari tahap timbulnya masalah hingga analisis dan pembahasan. Penyusunan metodologi penelitian dibuat secara detail untuk memudahkan pelaksanaan penelitian dengan lebih efektif dan terarah, serta tidak menyimpang dari tujuan awal pelaksanaan penelitian. Metode penelitian meliputi ide awal penelitian, tahapan pelaksanaan penelitian, pembahasan hasil percobaan, sampai pada penarikan kesimpulan berdasarkan percobaan yang telah dilakukan.

Kerangka Penelitian 3.1.Kerangka penelitian merupakan gambaran umum

pelaksanaan penelitian, yang disusun secara berurut berdasarkan tahapan pelaksanaan penelitian untuk mencapai tujuan akhir yang diinginkan. Tujuan dibuatnya kerangka penelitian adalah sebagai gambaran umum tahapan pelaksanaan penelitian dan memberikan informasi terkait dengan penelitian guna memudahkan pelaksanaan penelitian untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Kerangka penelitian inventarisasi emisi gas rumah kaca pada sektor peternakan di Kota Surabaya dimulai dengan rumusan masalah yang menghasilkan ide penelitian. Selanjutnya, melakukan pencarian dan studi dari pustaka yang ada, sehingga dapat menyimpulkan hipotesis awal. Berikutnya, melakukan persiapan penelitian, pelaksanaan penelitian, penyajian data dan pembahasan, serta diakhiri oleh kesimpulan dan saran. Kerangka penelitian dapat dilihat pada gambar 3.1

Ide Penelitian Inventarisasi Emisi Gas Rumah Kaca Pada Sektor Peternakan

Sebagai Langkah Awal Strategi Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Nasional Kota Surabaya

A

Page 41: INVENTARISASI EMISI GAS RUMAH KACA PADA ...repository.its.ac.id/71310/1/3312100071-undergraduate...sektor pertanian. Sektor pertanian yang terdiri dari pertanian dan peternakan sendiri

26

Studi Pustaka • Definisi inventarisasi emisi • Metode perhitungan emisi GRK pada

sektor pertanian dan peternakan • Pemetaan emisi GRK • Penelitian terdahulu

Persiapan Penelitian

Pelaksanaan Penelitian • Survey pendahuluan • Pengumpulan data primer dan

sekunder

Analisis Data

Perhitungan Beban emisi

GRK Pertanian (metode

IPCC Guidelines

2006)

Perhitungan Beban emisi

GRK Peternakan

(metode IPCC

Guidelines 2006)

A

B

Page 42: INVENTARISASI EMISI GAS RUMAH KACA PADA ...repository.its.ac.id/71310/1/3312100071-undergraduate...sektor pertanian. Sektor pertanian yang terdiri dari pertanian dan peternakan sendiri

27

gambar 3.1 Diagram alir kerangka penelitian

Ide Penelitian 3.2.Ide dari penelitian ini adalah Inventarisasi Emisi Gas

Rumah Kaca pada Sektor Pertanian dan Peternakan di Kota Surabaya. Ide penelitian ini muncul didasarkan pada semakin meningkatnya gas rumah kaca yang menjadi sumber pemanasan global, dan indonesia merupakan peringkat ke-5 dalam penyumbang emisi GRK terbesar. Dengan diresmikannya kesepakatan paris tahun 2015 yang akan datang, setiap negara diwajibkan untuk menurunkan produksi gas rumah kacanya. Selain itu hal ini telah diatur pada Peraturan Presiden No 61 tahun 2011 Pasal 2, Tentang rencana aksi penurunan emisi gas rumah kaca. Produksi GRK dari sektor pertanian dan peternakan memang lebih sedikit dibandingkan dari sektor energi, tetapi GRK yang dikeluarkannya memiliki potensi lebih besar sehingga perlu untuk dikelola bahkan dikurangi.

Studi Pustaka 3.3.Studi literatur dilakukan guna mengumpulkan informasi

dan data yang mendukung topik penelitian yang dilakukan. Studi literatur ini juga memuat informasi yang dapat mendukung analisis dan pembahasan terhadap penelitian dan perhitungan yang akan dilakukan. Studi literatur dilakukan dengan memanfaatkan jurnal ilmiah, buku teks, laporan tugas akhir, prosiding, peraturan pemerintah dan sumber lain yang valid dan

Penyajian Data dan Pembahasan Pemetaan distribusi hasil sebaran emisi dengan

metode SIG

Kesimpulan dan Saran

B

Page 43: INVENTARISASI EMISI GAS RUMAH KACA PADA ...repository.its.ac.id/71310/1/3312100071-undergraduate...sektor pertanian. Sektor pertanian yang terdiri dari pertanian dan peternakan sendiri

28

legal, yang berhubungan dengan inventarisasi emisi gas rumah kaca.

Persiapan Penelitian 3.4.Persiapan penelitian dilakukan dengan mempersiapkan

alat (software) dan perijinan yang dibutuhkan guna menunjang penelitian. Software yang digunakan dalam inventarisasi emisi GRK ini adalah model yang dikeluarkan oleh Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) bernama IPCC Inventory Software. Sedangkan perijinan yang diperlukan untuk menunjang penelitian adalah perijinan permintaan data pada BPS kota Surabaya, dan Dinas Pertanian dan Peternakan Kota Surabaya, Litbang Pertanian Kota Surabaya.

Pelaksanaan Penelitian 3.5.Pelaksanaan penelitian dimulai pada bulan Februari di kota

Surabaya dan dimulai dari survey pendahuluan dan pengumpulan data primer dan sekunder

Survey Pendahuluan 3.5.1Pada survey pendahuluan dilakukan survey pada lokasi

peternakan di Kota Surabaya, hal yang di lihat pada survey pendahuluan antara lain kondisi eksisting yang ada di lapangan, lokasi peternakan dan juga lahan sawah.

Pengumpulan Data 3.5.2Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian

ini menggunakan teknik survey primer berupa Kuesioner dan pengumpulan data langsung dari lapangan serta teknik survey sekunder berupa studi literatur dan data dari instansi terkait.

a. Data Primer Data primer didapatkan melalui kuisioner, wawancara kepada para ahli, dan survey lapangan. Detail pertanyaan dalam kuesioner untuk sektor peternakan meliputi: - Kategori Ternak (kerbau/sapi perah/ sapi/ ayam/

babi, dsb) - Jumlah Ternak (dalam satuan ekor) - Berat rata-rata ternak (dalam satuan Kg)

Page 44: INVENTARISASI EMISI GAS RUMAH KACA PADA ...repository.its.ac.id/71310/1/3312100071-undergraduate...sektor pertanian. Sektor pertanian yang terdiri dari pertanian dan peternakan sendiri

29

- Jumlah kotoran yang diekskresikan per ekor jenis ternak (dalam satuan Kg)

- Jenis sistem pengelolaan kotoran ternak sedangkan Detail pertanyaan dalam kuesioner untuk sektor pertanian meliputi: - Jenis lahan sawah (irigasi, tadah hujan, dsb) - Rejim air sebelum penanaman - Jenis pupuk/bahan organik lain yang ditambahkan

sebelum penanaman - Jumlah pupuk/bahan organik lain yang

ditambahkan sebelum penanaman - Frekuensi tanam dan frekuensi panen

Semua data dilakukan menggunakan kuesioner kepada setiap peternakan dan lahan sawah yang ada di Kota Surabaya. Perhitungan jumlah kuesioner menggunakan metode Krecjie & Morgan dengan rumus sebagai berikut:

Dimana

S = Jumlah sampel yang dibutuhkan X2 = 1,642 (tingkat kepercayaan dari Tabel nilai

chi-square, untuk galat 10%) N = Jumlah Populasi P = Proporsi Populasi (0,5 untuk jumlah sampel

maksimal) d = Galat (10 %) (Krejcie & Morgan, 1970)

diketahui jumlah populasi didasarkan pada para pengusaha peternakan, pengusaha peternakan sapi/kerbau berjumlah 292 peternak dan pengusaha ternak unggas berjumlah 336 peternak. Didapatkan total populasi berjumlah 629, sehingga menurut rumus Krejcie dan Morgan jumlah sampel untuk peternakan sebesar 61 sampel, dan dibulatkan menjadi 76 sampel. Jumlah

Page 45: INVENTARISASI EMISI GAS RUMAH KACA PADA ...repository.its.ac.id/71310/1/3312100071-undergraduate...sektor pertanian. Sektor pertanian yang terdiri dari pertanian dan peternakan sendiri

30

sampel lalu dibagi pada setiap kategori dan kecamatan seperti dapat dilihat pada Tabel 3.1.

Tabel 3.1 Jumlah Sampel sektor peternakan

Kecamatan Kategori Jumlah Peternak

Jumlah Sampel menurut peternak

Jumlah Sampel

Pembulatan

Tenggilis Mejoyo - - - -

Wiyung Sapi Perah 2 0 1

Jambangan Kambing 11 1 1

Sapi Potong 1 0 1

Sukolilo Kambing 33 3 3

Wonocolo Sapi Perah 18 2 2

Semampir Sapi Perah 2 0 1

Asemrowo Kambing 5 0 1

Bulak Domba 38 4 4

Kambing 50 5 5

Genteng - - -

Karangpilang Sapi Perah 2 0 1

Kambing 10 1 1

Sukomanunggal Kambing 2 0 1

Rungkut - - -

Dukuh Pakis - - -

Pakal Sapi Potong 12 1 1

Kambing 14 1 1

Tandes Sapi Potong 11 1 1

Kerbau 5 0 1

Kambing 12 1 1

Page 46: INVENTARISASI EMISI GAS RUMAH KACA PADA ...repository.its.ac.id/71310/1/3312100071-undergraduate...sektor pertanian. Sektor pertanian yang terdiri dari pertanian dan peternakan sendiri

31

Kecamatan Kategori Jumlah Peternak

Jumlah Sampel menurut peternak

Jumlah Sampel

Pembulatan

Domba 6 1 1

Ayam Buras 44 4 4

Entog 18 2 2

Itik 1 0 1

Sambikerep Kambing 1 0 1

Bubutan - - -

Benowo Kambing 2 0 1

Gunung Anyar Sapi Potong 1 0 1

Kambing 15 1 1

Tambaksari - - -

Wonokromo - - -

Gubeng

Sapi Perah 3 0 1

Ayam Buras 46 4 4

Entog 1 0 1

Itik 1 0 1

Bebek 57 6 6

Tegalsari - - -

Gayungan - - -

Krembangan - - -

Lakarsantri Sapi Potong 2 0 1

Kambing 7 1 1

Kenjeran Sapi Perah 2 0 1

Simokerto - - -

Pabean Cantian - - - Mulyorejo Kambing 24 2 2

Page 47: INVENTARISASI EMISI GAS RUMAH KACA PADA ...repository.its.ac.id/71310/1/3312100071-undergraduate...sektor pertanian. Sektor pertanian yang terdiri dari pertanian dan peternakan sendiri

32

Kecamatan Kategori Jumlah Peternak

Jumlah Sampel menurut peternak

Jumlah Sampel

Pembulatan

Ayam Buras 146 14 14

Entog 2 0 1

Itik 6 1 1

Angsa 8 1 1

Bebek 6 1 1

Sawahan Kambing 2 0 1

Total 629 61 76

Pada sektor pertanian dilakukan metode wawancara kepada para ahli dari dinas pertanian, kepala gupuk tani, dan wawancara langsung kepada petani dilapangan yang dibagi menjadi blok-blok pada setiap kecamatan. Hal ini didasarkan pada satu luasan lahan sawah dapat digarap oleh banyak petani dengan sistem gotong royong, sehinga pembagian kuesioner didasarkan pada blok-blok sawah. Wawancara dan survey lapangan dilakukan pada blok sawah yang paling besar untuk dijadikan sampel pada setiap kecamatan dimana terdapat lahan sawah. Pembagian blok dapat dilihat pada gambar 3.1.

Page 48: INVENTARISASI EMISI GAS RUMAH KACA PADA ...repository.its.ac.id/71310/1/3312100071-undergraduate...sektor pertanian. Sektor pertanian yang terdiri dari pertanian dan peternakan sendiri

33

b. Data Sekunder Data sekunder didapatkan dari literatur dan data dari Instansi terkait. - Studi Literatur

Data sekunder yang dibutuhkan untuk penelitian ini berasal dari pedoman inventarisasi gas rumah kaca nasional buku II volume 3, dan IPCC guide 2006. Data yang dibutuhkan dari literatur berupa Faktor emisi Metana dan faktor emisi N2O.

- Data dari instansi terkait Berupa data sekunder dari dinas pertanian dan peternakan mengenai luas area peternakan dan pertanian (lahan sawah) dan persebarannya di kota Surabaya, serta peta lokasi tiap peternakan dan pertanian (lahan sawah) menurut latitude, dan longitude-nya.

Sumber data aktivitas yang dibutuhkan baik sekunder maupun dapat dilihat pada Tabel 3.4

Gambar 3.1 Pembagian Blok Sawah Kota Surabaya

Page 49: INVENTARISASI EMISI GAS RUMAH KACA PADA ...repository.its.ac.id/71310/1/3312100071-undergraduate...sektor pertanian. Sektor pertanian yang terdiri dari pertanian dan peternakan sendiri

34

Tabel 3.2 Sumber Data dari Data Aktivitas

No

Aktivitas Sumber Emisi Jenis Data Sumber Data

1 Enteric fermentation Populasi ternak (sapi potong, sapi perah, kerbau, kambing, babi, kuda, domba, ayam kampung, ayam pedaging, ayam petelur, itik)

Dinas Pertanian

Faktor emisi enterik fermentasi

IPCC 2006

2 Pengolahan Limbah Ternak (manure management)

Populasi ternak (sapi potong, sapi perah, kerbau, kambing, babi, kuda, domba, ayam kampung, ayam pedaging, ayam petelur, itik)

Dinas Pertanian

Berat rata-rata ternak

Kuesioner dan wawancara

Faktor emisi pengolahan pupuk kandang

IPCC 2006

3 Pemupukan Urea Konsumsi Urea AP3I /Kuesioner

Luas Area Tanam Dinas Pertanian

Dosis Urea Dinas Pertanian

Faktor Emisi Urea

IPCC 2006

4 Emisi Langsung dan Tidak Langsung N2O dari Tanah

Luas Area Tanam Kementrian pertanian/BPS

Komposisi Pupuk N (Urea,NPK,AS)

AP3I

Dosis Pupuk Kandang

Expert Judgement/Kuesioner

Dosis Pupuk N an-organik

Expert Judgement/Kuesioner

Page 50: INVENTARISASI EMISI GAS RUMAH KACA PADA ...repository.its.ac.id/71310/1/3312100071-undergraduate...sektor pertanian. Sektor pertanian yang terdiri dari pertanian dan peternakan sendiri

35

No

Aktivitas Sumber Emisi Jenis Data Sumber Data

Kandungan N pada pupuk kandang dan pupuk an-organik

Studi Pustaka

Faktor emisi sawah irigasi

IPCC 2006

Faktor emisi lahan kering

IPCC 2006

5 Lahan Sawah Luas sawah menurut pengairan

BPS/Dinas Pertanian

luas areal panen BPS/Dinas Pertanian

Persen luas lahan sawah berdasarkan jenis tanah

BB Litbang Sumberdaya pertanian

Faktor koreksi jenis tanah

Litbang Pertanian

Faktor skala rejim air

Wawancara dan Kuesioner

Faktor emisi padi Litbang Pertanian/IPCC 2006

Sumber : Kementrian Lingkungan Hidup (2012)

Analisis Data 3.6.Analisis dan pembahasan dari hasil penelitian ini dilakukan

berdasarkan dari tujuan awal penelitian, yaitu menghitung beban emisi yang dihasilkan dari sektor peternakan dan pertanian. Perhitungan beban emisi menggunakan prosedur analisis data dari pedoman inventarisasi gas rumah kaca buku II Volume 3: sektor AFOLU yang dikeluarkan Kementrian Lingkungan Hidup tahun 2012.

a. Estimasi GRK dari fermentasi enterik Fermentasi enterik mengemisikan gas CH4. Untuk menghitung emisi CH4 Tahunan dari Fermentasi Enterik adalah sebagai berikut:

Emissions = EF(T) x N(T) x106

dimana: Emissions =Emisi metana dari fermentasi enterik (Gg

CH4/tahun)

Page 51: INVENTARISASI EMISI GAS RUMAH KACA PADA ...repository.its.ac.id/71310/1/3312100071-undergraduate...sektor pertanian. Sektor pertanian yang terdiri dari pertanian dan peternakan sendiri

36

EF(T) =Faktor emisi populasi jenis ternak tertentu (kg CH4/ekor.tahun) (dapat dilihat pada Tabel 2.5)

N(T) =Jumlah populasi jenis/kategori ternak tertentu (ekor)

T = Jenis / Kategori ternak

b. Estimasi GRK dari pengelolaan kotoran ternak Pengelolaan ternak mengemisikan gas CH4, dan N2O.

i. Untuk menghitung emisi CH4 tahunan dari pengelolaan kotoran ternak adalah sebagai berikut:

dimana: CH4 manure =Emisi metana dari pengelolaan kotoran

ternak (Gg CH4/tahun) EF(T) =Faktor emisi pengelolaan kotoran dari

jenis ternak tertentu (kg CH4/Ekor.tahun) (dapat dilihat pada Tabel 2.6)

N(T) =Jumlah populasi jenis/kategori ternak tertentu (ekor)

T = Jenis / Kategori ternak

ii. Untuk menghitung emisi N2O tahunan langsung dari pengelolaan kotoran ternak adalah sebagai berikut:

[∑[∑

]

]

Dimana: N2O D(mm) =Emisi N2O dari pengelolaan kotoran

ternak (kg N2O /tahun) N(T) =Jumlah populasi jenis / kategori ternak

tertentu

Page 52: INVENTARISASI EMISI GAS RUMAH KACA PADA ...repository.its.ac.id/71310/1/3312100071-undergraduate...sektor pertanian. Sektor pertanian yang terdiri dari pertanian dan peternakan sendiri

37

Nex(T) = Rata-rata tahunan ekskresi N per ekor jenis/ kategori ternak (Kg N/ternak.tahun), dengan Perhitungan dilakukan sebagai berikut,

Nrate = Nilai default laju eksresi N, (kg N/1000 kg berat ternak.hari). nilai Nrate pada ternak dapat dilihat pada Tabel 3.3

Tabel 3.3 Nrate Pada Sistem Pengelolaan Kotoran Ternak

Kategori ternak Nrate

Sapi Perah 0.47

Sapi Potong 0.34

Kerbau 0.32

Babi 0.42

Domba 1.17

Kambing 1.37

Ayam 0.82

Bebek 0.83 Sumber : IPCC,2006 TAM =Berat rata-rata ternak untuk jenis ternak

T, (kg/ekor) MS(T,S) =Fraksi dari total eksresi nitrogen

tahunan dari jenis ternak tertentu yang dikelola pada sistem pengelolaan kotoran ternak

EF3(S) =Faktor emisi langsung N2O dari sistem pengelolaan kotoran ternak tertentu (Kg N2O-N/Kg N)(dapat dilihat pada Tabel 2.7)

S =Sistem pengelolaan kotoran ternak

Page 53: INVENTARISASI EMISI GAS RUMAH KACA PADA ...repository.its.ac.id/71310/1/3312100071-undergraduate...sektor pertanian. Sektor pertanian yang terdiri dari pertanian dan peternakan sendiri

38

44/28 =Konversi emisi (N2O)-N)(mm) ke dalam bentuk N2O (mm)

iii. Untuk menghitung emisi N2O tahunan tidak

langsung dari pengelolaan kotoran ternak adalah sebagai berikut:

N2OG (mm) = Emisi tidak langsung N2O akibat dari penguapan N dari pengelolaan kotoran ternak, kg N2O/tahun

Nvolatilization-MMS =Jumlah kotoran ternak yang hilang akibat volatilisasi NH3 dan NOx, kg N per tahun, dengan perhitungan sebagai berikut:

[∑[∑

(

)

]

]

Dimana:

N(T) = Jumlah populasi jenis / kategori ternak tertentu

Nex(T) = Rata-rata tahunan ekskresi N per ekor jenis/ kategori ternak (Kg N/ternak.tahun)

MS(T,S) = Fraksi N yang dieksresikan per jenis kategori ternak tertentu berdasarkan jenis pengelolaan limbah ternak. Fraksi N yang diekskresikan ternak dapat dilihat pada Tabel 3.4

Page 54: INVENTARISASI EMISI GAS RUMAH KACA PADA ...repository.its.ac.id/71310/1/3312100071-undergraduate...sektor pertanian. Sektor pertanian yang terdiri dari pertanian dan peternakan sendiri

39

Tabel 3.4 Fraksi N yang Diekskresikan Ternak

Kategori Ternak Fraksi N yang diekskresikan ternak

Kg N /ternak.tahun

Sapi perah 0.2

Peternakan lain 0.07

Kerbau 0.07

Domba 0.1

Kambing 0.1

Unta 0.07

Babi 0.3

Kuda 0.07

Unggas 0.3 Sumber : IPCC,2006

FracgasMs = Persen limbah N yang tervolatisasi

untuk jenis ternak tertentu yang tervolatisasi menjadi NH3 dan NOx pada sistem pengelolaan limbah ternak S, (kg N2O-N/kg N pada sistim pengelolaan limbah ternak S), FracgasM dapat dilihat pada Tabel 3.5

Tabel 3.5 Persen N yang Tervolatilisasi Dari Sistem Pengelolaan Kotoran Ternak

Kategori ternak Sistem Pengelolaan ternak

Fraksi Nitrogen dari MMS yang tervolatilisasi

Frac GasM

Babi Kolam anaeroik 40%

pit storage 25%

Page 55: INVENTARISASI EMISI GAS RUMAH KACA PADA ...repository.its.ac.id/71310/1/3312100071-undergraduate...sektor pertanian. Sektor pertanian yang terdiri dari pertanian dan peternakan sendiri

40

Kategori ternak Sistem Pengelolaan ternak

Fraksi Nitrogen dari MMS yang tervolatilisasi

Frac GasM

deep bedding 40%

liquid/slurry 48%

solid storage 45%

Sapi perah

Kolam anaeroik 35%

liquid/slurry 40%

pit storage 28%

Dry lot 20%

solid storage 30%

Daily Spread 7%

Unggas

tanpa penadahan 55%

kolam anaerobik 40%

dengan penadahan 40%

Peternakan lain

Dry Lot 30%

Solid Storage 45%

deep bedding 30% Sumber : IPCC, 2006

EF =Faktor emisi N2O dari deposisi atmosfir nitrogen di tanah dan permukaan air, kg N2O-N/(kg NH3-N + NOx-N tervolatisasi) ; default value IPCC adalah 0.01 kg N2O-N/(kg NH3-N + NOx-N tervolatisasi)

c. Estimasi GRK dari lahan sawah Budidaya lahan sawah mengemisikan gas CH4. Untuk menghitung emisi CH4 tahunan dari budidaya lahan sawah adalah sebagai berikut:

Page 56: INVENTARISASI EMISI GAS RUMAH KACA PADA ...repository.its.ac.id/71310/1/3312100071-undergraduate...sektor pertanian. Sektor pertanian yang terdiri dari pertanian dan peternakan sendiri

41

∑ ( )

Dimana: CH4Rice =Emisi metan dari budidaya padi sawah, (Gg

CH4 / tahun) EFIJK =Faktor emisi untuk kondisi I, j, dan k (kg CH4 /

hari), dengan perhitungan sebagai berikut: EFi = (EFc x SFw x SFp x SFo x SF s,r)

EFi =faktor emisi harian yang terkoreksi untuk luas panen tertentu, kg CH4/Ha.hari

Efc =faktor emisi baseline untuk padi (faktor emisi lokal untuk Indonesia adalah 1,61 kg CH4/Ha.hari)

SFw =Faktor skala yang menjelaskan perbedaan rejim air selama periode budidaya. Faktor skala rejim air selama budidaya tergantung pada jenis lahan sawah, dan sistem pengairan lahan sawah tersebut, semakin sering air tergenang semakin besar faktor emisi. Hal tersebut dikarenakan kondisi rejim air mempengaruhi proses anaerobik pada lahan sawah. Faktor skala rejim air selama budidaya dapat dilihat pada Tabel 3.6

Tabel 3.6 Faktor Koreksi Rezim Air Selama Periode Budidaya

Kategori SubKategori

SF (IPCC

Guideli-nes

1996)

SF Koreksi

berdasark-an riset terkini

Dataran

Rendah Irigasi

Penggenangan Terus

menerus 1 1

Penggenangan

Intermitten

Single

Aeration 0.5 0.46

Multiple 0.2 (0.38-0.53)

Page 57: INVENTARISASI EMISI GAS RUMAH KACA PADA ...repository.its.ac.id/71310/1/3312100071-undergraduate...sektor pertanian. Sektor pertanian yang terdiri dari pertanian dan peternakan sendiri

42

Kategori SubKategori

SF (IPCC

Guideli-nes

1996)

SF Koreksi

berdasark-an riset terkini

Aeration

Tadah

Hujan

Rawan Banjir 0.8 0.49

Rawan Kekeringan 0.4 (0.19-0.75)

Air

Dalam

Kedalaman Air 50-100 cm 0.8 -

Kedalaman Air <50 cm 0.6 -

Sumber : IPCC, 2006

SFp = Faktor skala yang menjelaskan rezim air sebelum budidaya. Rejim air sebelum budidaya merupakan lamanya genangan air sebelum lahan ditanami padi. Makin lama lahan tergenang air sebelum penanaman, maka lahan makin dalam kondisi anaerob sehingga faktor makin besar. faktor skala rejim air sebelum budidaya dapat dilihat pada Tabel 3.7

Tabel 3.7 Faktor Skala Untuk Rezim Air Sebelum Budidaya

No Rejim Air Sebelum

Penanaman Faktor Skala

(SFp) Kisaran

Bias

1 Tidak tergenang sebelum

penanaman

<180 hari

1.0 0.88-1.14

Page 58: INVENTARISASI EMISI GAS RUMAH KACA PADA ...repository.its.ac.id/71310/1/3312100071-undergraduate...sektor pertanian. Sektor pertanian yang terdiri dari pertanian dan peternakan sendiri

43

No Rejim Air Sebelum

Penanaman Faktor Skala

(SFp) Kisaran

Bias

2 tidak tergenang sebelum

penanaman >180 hari

0.68 0.58-0.80

3 tergenang sebelum

penanaman >30 hari

1.90 1.65-2.18

Catatan: Periode tergenang sebelum penanaman kurang dari 30 hari tidak dipertimbangkan dalam penggunaan SFp Sumber : IPCC, 2006

SFo =Faktor skala yang menjelaskan jenis dan jumlah bahan organik yang diterapkan pada periode budidaya padi sawah. Faktor skala jumlah bahan organik dapat dihitung sebagai berikut

Sfo=(1+ROAi+CFOAi)0.59

dimana :

Sfo = faktor skala untuk jenis bahan organik yang digunakan

ROAi = jumlah bahan organik yang digunakan, dalam berat kering atau berat segar (ton/ha)

CFOAi = faktor konversi bahan organik

Faktor konversi untuk penggunaan berbagai jenis bahan organik dengan menggunakan default IPCC (2006) sebagaimana pada Tabel 3.8

Page 59: INVENTARISASI EMISI GAS RUMAH KACA PADA ...repository.its.ac.id/71310/1/3312100071-undergraduate...sektor pertanian. Sektor pertanian yang terdiri dari pertanian dan peternakan sendiri

44

Tabel 3.8 Faktor Konversi Penggunaan Bahan Organik

No Bahan Organik Faktor Konversi CFOA

1

Jerami di tambahkan dalam

jangka waktu pendek (< 30 hari) sebelum

penanaman

1

2

Jerami di tambahkan dalam

jangka waktu lama (> 30 hari) sebelum

penanaman

0.29

3 Kompos 0.05

4 Pupuk Kandang 0.14

5 Pupuk Hijau 0.5 Catatan: Aplikasi jerami adalah apabila jerami dibenamkan ke dalam tanah, tidak diletakkan dipermukaaan tanah atau dibakar di lahan sawah Sumber : Yan dkk., 2005 dalam IPCC (2006)

SFs,r =Faktor skala untuk jenis tanah, varietas padi

sawah dan lain-lain, jika tersedia. Faktor skala dari jenis tanah dapat dilihat pada Tabel 3.9, dan faktor skala varietas padi dapat dilihat pada Tabel 3.10

Tabel 3.9 Faktor Skala Jenis Tanah

No Jenis Tanah SFs Jenis Tanah

1 Alfisols 1.93

2 Andisols 1.02

3 Entisols 1.02

4 Histosols 2.39

Page 60: INVENTARISASI EMISI GAS RUMAH KACA PADA ...repository.its.ac.id/71310/1/3312100071-undergraduate...sektor pertanian. Sektor pertanian yang terdiri dari pertanian dan peternakan sendiri

45

No Jenis Tanah SFs Jenis Tanah

5 Inceptisols 1.12

6 Oksisols 0.29

7 Ultisols 0.29

8 Vertisols 1.06

Tabel 3.10 Faktor Skala Varietas Padi

No Varietas

Rata-rata emisi

kg CH4/Ha.musim

Faktor koreksi

1 Gilirang 496.9 2.46

2 Fatmawati 365.9 1.81

3 Aromatic 273.6 1.35

4 Tukad Unda 244.2 1.21

5 IR 72 223.2 1.1

6 Cisadane 204.6 1.01

7 IR 64 202.3 1

8 Margasari 187.2 0.93

9 Cisantana 186.7 0.92

10 Tukad Petanu 157.8 0.78

11 Batang Anai 153.5 0.76

12 IR 36 147.5 0.73

13 Memberamo 146.2 0.72

14 Dodokan 145.6 0.72

15 Way Apoburu 145.5 0.72

16 Muncul 127 0.63

Page 61: INVENTARISASI EMISI GAS RUMAH KACA PADA ...repository.its.ac.id/71310/1/3312100071-undergraduate...sektor pertanian. Sektor pertanian yang terdiri dari pertanian dan peternakan sendiri

46

No Varietas

Rata-rata emisi

kg CH4/Ha.musim

Faktor koreksi

17 Tukad Balian 115.6 0.57

18 Cisanggarung 115.2 0.57

19 Ciherang 114.8 0.57

20 Limboto 99.2 0.49

21 Wayrarem 91.6 0.45

22 Maros 73.9 0.37

23 Mendawak 255 1.26

24 Mekongga 234 1.16

25 Memberamo 286 1.41

26 IR 42 269 1.33

27 Fatmawati 245 1.21

28 BP360 215 1.06

29 BP205 196 0.97

30 Hipa 4 197 0.98

31 Hipa 6 219 1.08

32 Rokan 308 1.52

33 Hipa 5 Ceva 323 1.6

34 Hipa 6 Jete 301 1.49

35 Impari 1 271 1.34

36 Impari 6 Jete 272 1.34

37 Impari 9 Elo 359 1.77 TIJK =Lama budidaya padi sawah untuk kondisi I, j,

dan k (hari) AIJK =Luas panen padi sawah untuk kondisi I, j, dan

k (ha/tahun)

Page 62: INVENTARISASI EMISI GAS RUMAH KACA PADA ...repository.its.ac.id/71310/1/3312100071-undergraduate...sektor pertanian. Sektor pertanian yang terdiri dari pertanian dan peternakan sendiri

47

IJK =Mewakili ekosistem berbeda: i: rezim air, j: jenis dan jumlah pengembalian bahan organik tanah, dan k: kondisi lain di mana emisi CH4 dari padi sawah dapat bervariasi

d. Estimasi GRK dari Penggunaan Pupuk Urea

Penggunaan pupuk urea mengemisikan gas CO2. Untuk menghitung emisi CO2 tahunan dari penggunaan pupuk urea adalah sebagai berikut:

CO2-Emission = (MUreax EFUrea)

dimana :

CO2-Emission = Emisi C tahunan dari aplikasi Urea, (Ton CO2/tahun)

MUrea = Jumlah pupuk Urea yang diaplikasikan (ton/tahun)

EFUrea = Faktor emisi, ton C per (Urea). Default IPCC (Tier 1) untuk faktor emisi urea adalah 0.20 atau setara dengan kandungan karbon pada pupuk urea berdasarkan berat atom (20% dari CO(NH2)

e. Estimasi N2O dari Pengelolaan Tanah Pengelolaan tanah mengemisikan gas N2O. Untuk menghitung emisi N2O tahunan dari Pengelolaan tanah adalah sebagai berikut:

i. Untuk menghitung emisi N2O tahunan langsung dari pengelolaan tanah adalah sebagai berikut:

N2O-N N input ={[(FSN+FON+FCR+FSOM)xEF1]+[(FSN+ FON + FCR+FSOM)x EF11FR]}

dimana: N2O-Direct =Emisi tahunan N2O langsung dari tanah

yang dikelola (kg N2O-N/Tahun)

Page 63: INVENTARISASI EMISI GAS RUMAH KACA PADA ...repository.its.ac.id/71310/1/3312100071-undergraduate...sektor pertanian. Sektor pertanian yang terdiri dari pertanian dan peternakan sendiri

48

N2O-N input=Emisi tahunan N2O langsung dari input N ke tanah yang dikelola (kg N2O-N/ tahun) atau pengembalaan (kg N2O-N/tahun)

FSN =Jumlah tahunan pupuk sintetik N yang diaplikasikan ke tanah (kg N/tahun). Kandungan N pada pupuk sintetik dapat dilihat pada Tabel

FON = Jumlah tahunan dari pupuk kandang,

kompos, urin dan kotoran ternak, dan N organik lainnya yang diaplikasikan ke tanah (kg N/tahun). Kandungan N pada pupuk organik dapat dilihat pada Tabel

Tabel 3.11 Kandungan N dalam pupuk

Jenis Pupuk Kandungan N

Pupuk Urea 46%

Pupuk NPK 15%

Pupuk ZA 21%

Pupuk Kandang 16%

Kompos 0.50%

N sisa Jerami 0.50% FCR = Jumlah tahunan dari sisa tanaman (kg

N/tahun) FSOM = Jumlah tahunan dari N pada tanah yang

dimineralisasi, yang berhubungan dengan hilangnya bahan organik tanah akibat perubahan penggunaan lahan atau pengelolaan tanah mineral,kg N per tahun.

EF1 =Faktor emisi untuk emisi N2O dari input N

untuk lahan kering, kg N2O-N/ (kg N input)(dapat dilihat pada Tabel 2.8)

Page 64: INVENTARISASI EMISI GAS RUMAH KACA PADA ...repository.its.ac.id/71310/1/3312100071-undergraduate...sektor pertanian. Sektor pertanian yang terdiri dari pertanian dan peternakan sendiri

49

EF1FR =Faktor emisi untuk emisi N2O dari input N

untuk sawah irigasi kg N2O-N /(kg N input)

ii. Untuk menghitung emisi N2O tahunan tidak langsung dari pengelolaan tanah adalah sebagai berikut:

N2O(ATD)-N =[(FSNx FracGASF)+((FON+FPRP) x

FracGASM)] x EF4 + [(FSN+FON+FPRP+FCR) x FracLeach)] x EF5

Dimana: FracGASF = Fraksi pupuk N sintetis yang

bervolatisasi sebagai NH3 dan NOx (kg N tervolatisasi/kg N yang digunakan) dapat dilihat pada Tabel 2.10

FPRP = Jumlah tahunan dari input urin dan kotoran N yang dideposit di padang rumput atau padang pengembalaan (kg N/tahun)

FracGASM = Fraksi pupuk organik N (FON) yang tervolatisasi sebagai NH3 dan NOx (kg N tervolatisasi per kg of N yang diaplikasikan) dapat dilihat pada Tabel 2.9

FracLEACH =fraksi dari semua N yang ditambahkan/

yang mengalami pencucian/ aliran kg / Kg N yang ditambahkan

EF4 =Faktor emisi N2O dari deposit N pada

tanah dan permukaan air, [kg N–N2O per (kg NH3–N + NOx–N volatilised)] (dapat dilihat pada Tabel 2.8)

Page 65: INVENTARISASI EMISI GAS RUMAH KACA PADA ...repository.its.ac.id/71310/1/3312100071-undergraduate...sektor pertanian. Sektor pertanian yang terdiri dari pertanian dan peternakan sendiri

50

EF5 =faktor emisi untuk emisi N2O dari deposit N akibat pencucian dan aliran permukaan N, kg N2O–N (dapat dilihat pada Tabel 2.8)

Penyajian Data dan Pembahasan 3.7.Penyajian dan pembahasan dari hasil penelitian ini

dilakukan berdasarkan dari tujuan awal penelitian, yaitu mengetahui beban emisi GRK pada sektor peternakan di Kota Surabaya dengan menggunakan metode SIG. Total beban emisi diketahui dengan menjumlahkan beban pada masing-masing subsektor dalam sektor peternakan lalu diplotkan pada peta dasar menggunakan Software Autocad per tiap batas wilayah dalam hal ini adalah kecamatan pada peta dasar.

Kesimpulan dan Saran 3.8.Penarikan kesimpulan dilakukan setelah melakukan

analisis data dan pembahasan berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dan berdasarkan pada tujuan yang dirumuskan pada awal penelitian. Kesimpulan harus didasarkan pada fakta yang diperoleh selama penelitian dan hasil perhitungan. Pemberian saran dilakukan untuk perbaikan dan pengembangan penelitian selanjutnya mengenai inventarisasi emisi GRK pada sektor pertanian ataupun pada sektor lain

Page 66: INVENTARISASI EMISI GAS RUMAH KACA PADA ...repository.its.ac.id/71310/1/3312100071-undergraduate...sektor pertanian. Sektor pertanian yang terdiri dari pertanian dan peternakan sendiri

51

BAB 4 GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

Kota Surabaya memiliki lahan sawah seluas 3.506,19 Ha pada tahun 2001 (Badan Pertanahan Nasional Kota Surabaya, 2001), dan terus menurun menjadi sebesar 1.777,941 Ha pada tahun 2011 (Bappeko Surabaya, 2011), dan sebesar 1.461 Ha pada tahun 2014 (Dinas Pertanian Kota Surabaya, 2014). Luas penggunaan lahan sawah di Kota Surabaya dapat dilihat pada Tabel 2.12, dan gambar 2.1 .

Tabel 4.1 Luas Penggunaan Lahan Kota Surabaya

No Klasifikasi Luas (Ha) 1 Hutan Produksi - 2 Perkebunan - 3 Persawahan 1777,94 4 Penggembalaan Ternak - 5 Pekarangan 15889,16 6 Permukiman 13880,16 7 Tambak 5023 8 Industri 2412,5 9 Perdagangan Jasa 3588,37

10 Fasilitas Umum 1194,15 Sumber : Profil Keanekaragaman Hayati Kota Surabaya (2011)

Page 67: INVENTARISASI EMISI GAS RUMAH KACA PADA ...repository.its.ac.id/71310/1/3312100071-undergraduate...sektor pertanian. Sektor pertanian yang terdiri dari pertanian dan peternakan sendiri

52

Gambar 4.1 Lokasi Lahan Sawah (hijau muda) di Kota Surabaya

Sumber : Bappeko Surabaya, 2012

Untuk populasi hewan ternak di Kota Surabaya berfluktuasi tergantung kebutuhan pasar, karena populasi ternak di Surabaya tidak hanya dari peternakan Surabaya saja, tetapi terdapat juga daging impor dari daerah lain dalam keadaan hidup, dan dipotong di Surabaya. Populasi ternak di Surabaya dapat dilihat pada Tabel 2.11. Meskipun terdapat populasi ternak, tetapi menurut data Bappeko tidak terdapat lahan untuk mengggembalakan ternak seperti yang dapat dilihat pada Tabel 2.10. Penyebaran populasi ternak di Kota Surabaya menurut populasinya dapat dilihat pada gambar 2.2. Dinas peternakan Kota Surabaya hanya memetakan peternakan Sapi, karena membutuhkan lahan yang luas. Untuk peternakan unggas sendiri tidak dipetakan karena peternakan unggas hanya berskala rumah tangga.

Tabel 4.2 Populasi Ternak Kota Surabaya

No Jenis Ternak

Tahun 2010

Tahun 2011

Tahun 2012

Tahun 2013

Tahun 2014

1 Sapi Potong 365 1126 740 218 116

Page 68: INVENTARISASI EMISI GAS RUMAH KACA PADA ...repository.its.ac.id/71310/1/3312100071-undergraduate...sektor pertanian. Sektor pertanian yang terdiri dari pertanian dan peternakan sendiri

53

2 Sapi Perah 627 1427 285 517 498

3 Kerbau 33 42 42 31 27 4 Kambing 5942 4161 3223 3097 2299 5 Domba 484 847 827 710 187 6 Babi 0 0 0 0 0 7 Kuda 0 0 0 0 4

8 Ayam Buras 29504 34481 39192 34097 28213

9 Ayam Petelur 298 565 566 0 172

10 Ayam Pedaging 40654 629 1176 0 1145

11 Itik 5524 6959 3263 4602 3518 12 Entok 1783 1352 1884 1264 517

Sumber : Disnak (2015)

Gambar 4.2 Lokasi Persebaran Hewan Ternak Kota Surabaya

Sumber : Disnak (2013)

Page 69: INVENTARISASI EMISI GAS RUMAH KACA PADA ...repository.its.ac.id/71310/1/3312100071-undergraduate...sektor pertanian. Sektor pertanian yang terdiri dari pertanian dan peternakan sendiri

54

“Halaman Ini Sengaja Dikosongkan”

Page 70: INVENTARISASI EMISI GAS RUMAH KACA PADA ...repository.its.ac.id/71310/1/3312100071-undergraduate...sektor pertanian. Sektor pertanian yang terdiri dari pertanian dan peternakan sendiri

55

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN

Data Aktivitas dan Faktor Emisi 5.1.Data aktivitas untuk menghitung beban emisi pada sektor

pertanian dan peternakan didapatkan dari data sekunder dan data primer. Pada sektor peternakan data sekunder yang dibutuhkan adalah populasi ternak di Kota Surabaya dan data primer meliputi berat rata-rata ternak dan sistem pengelolaan kotoran. Populasi yang dimaksud adalah populasi yang diternakan didalam kota, dan populasi ternak yang terdapat pada penampungan hewan di tempat pemotongan hewan. Data populasi ternak didapatkan dari dinas pertanian, BLH, dan perusahaan daerah rumah potong hewan terkait di Kota Surabaya. Populasi hewan ternak di Kota Surabaya dapat dilihat pada Tabel 5.1, sedangkan populasi hewan ternak pada tempat penampungan hewan dapat dilihat pada Tabel 5.2.

Tabel 5.1 Populasi Hewan ternak di Surabaya Tahun 2015

Kecamatan Kategori Jumlah Populasi

Ternak (ekor)

T N(T)

Tenggilis Mejoyo - -

Wiyung Sapi Perah 59

Jambangan Kambing 65

Sapi Potong 3

Sukolilo Kambing 158

Wonocolo Sapi Perah 272

Semampir Sapi Perah 6

Asemrowo Kambing 13

Page 71: INVENTARISASI EMISI GAS RUMAH KACA PADA ...repository.its.ac.id/71310/1/3312100071-undergraduate...sektor pertanian. Sektor pertanian yang terdiri dari pertanian dan peternakan sendiri

56

Kecamatan Kategori Jumlah Populasi

Ternak (ekor)

Bulak Domba 140

Kambing 240

Genteng - -

Karangpilang Sapi Perah 20

Kambing 60

Sukomanunggal Kambing 5

Rungkut - -

Dukuh Pakis - -

Pakal Sapi Potong 57

Kambing 127

Tandes

Sapi Potong 64

Kerbau 27

Kambing 88

Domba 23

Ayam Buras 607

Entog 331

Itik 8

Sambikerep Kambing 5

Bubutan -

Benowo Kambing 5

Gunung Anyar Sapi Potong 4

Kambing 94

Tambaksari - -

Wonokromo - -

Gubeng Sapi Perah 109

Ayam Buras 402

Page 72: INVENTARISASI EMISI GAS RUMAH KACA PADA ...repository.its.ac.id/71310/1/3312100071-undergraduate...sektor pertanian. Sektor pertanian yang terdiri dari pertanian dan peternakan sendiri

57

Kecamatan Kategori Jumlah Populasi

Ternak (ekor)

Entog 5

Itik 8

Bebek 340

Tegalsari -

Gayungan -

Krembangan -

Lakarsantri Sapi Potong 5

Kambing 27

Kenjeran Sapi Perah 26

Simokerto - -

Pabean Cantian - -

Mulyorejo

Kambing 122

Ayam Buras 1224

Entog 2

Itik 46

Angsa 64

Bebek 74

Sawahan Kambing 15 Sumber : Dinas Pertanian Kota Surabaya, 2016

Page 73: INVENTARISASI EMISI GAS RUMAH KACA PADA ...repository.its.ac.id/71310/1/3312100071-undergraduate...sektor pertanian. Sektor pertanian yang terdiri dari pertanian dan peternakan sendiri

58

Tabel 5.2 Populasi Ternak Pada Tempat Penampungan Hewan Tahun 2015

Kecamatan Kategori

Jumlah Populasi Ternak

(ekor/hari)

Jumlah Populasi Ternak

(ekor/tahun)

T N(T) N(T)

Tenggilis Mejoyo Ayam Potong 2320 846800

Wiyung Ayam Potong

Jambangan Ayam Potong 250 91250

Sukolilo Ayam Potong 250 91250

Wonocolo Ayam Potong 0

Semampir

Ayam Potong 950 346750

Sapi 42552

Kambing 8726

Babi 40195

Asemrowo Ayam Potong 0

Bulak Ayam Potong 1500 547500

Genteng Ayam Potong 0

Karangpilang Ayam Potong 0

Sukomanunggal Ayam Potong 0

Rungkut Ayam Potong 170 62050

Dukuh Pakis Ayam Potong 285 104025

Pakal Ayam Potong 0

Tandes Ayam Potong 0

Sambikerep Ayam Potong 0

Bubutan Ayam Potong 1808 659950

Benowo Ayam Potong 9100 3321500

Gunung Anyar Ayam Potong 250 91250

Page 74: INVENTARISASI EMISI GAS RUMAH KACA PADA ...repository.its.ac.id/71310/1/3312100071-undergraduate...sektor pertanian. Sektor pertanian yang terdiri dari pertanian dan peternakan sendiri

59

Kecamatan Kategori

Jumlah Populasi Ternak

(ekor/hari)

Jumlah Populasi Ternak

(ekor/tahun)

Tambaksari Ayam Potong 759 277035

Wonokromo Ayam Potong 4900 1788500

Gubeng Ayam Potong 3455 1261075

Tegalsari Ayam Potong 1060 386900

Gayungan Ayam Potong 0

Krembangan Ayam Potong 1100 401500

Lakarsantri Ayam Potong 150 54750

Kenjeran Ayam Potong 2150 784750

Simokerto Ayam Potong 600 219000

Pabean Cantian Ayam Potong 540 197100

Mulyorejo Ayam Potong 250 91250

Sawahan Ayam Potong 50 18250

Sumber : BLH dan Perusahaan Daerah RPH Kota Surabaya, 2016

Berat rata-rata ternak diketahui dari hasil kuesioner yang disebar ke setiap kecamatan di Kota Surabaya. Berikut berat rata-rata tiap kategori ternak berdasarkan hasil kuesioner dapat dilihat pada Tabel 5.3.

Tabel 5.3 Berat rata-rata hewan ternak di Kota Surabaya Kecamatan Kategori Berat rata-rata (Kg)

T

Tenggilis Mejoyo - 0

Wiyung Sapi Perah 375

Jambangan Kambing 25 Sapi Potong 300 Sukolilo Kambing 24 Wonocolo Sapi Perah 400

Page 75: INVENTARISASI EMISI GAS RUMAH KACA PADA ...repository.its.ac.id/71310/1/3312100071-undergraduate...sektor pertanian. Sektor pertanian yang terdiri dari pertanian dan peternakan sendiri

60

Kecamatan Kategori Berat rata-rata (Kg)

Semampir Sapi Perah 150 Asemrowo Kambing 23

Bulak Domba 25 Kambing 25

Genteng - 0

Karangpilang Sapi Perah 500 Kambing 23

Sukomanunggal Kambing 23 Rungkut - 0 Dukuh Pakis - 0

Pakal Sapi Potong 300 Kambing 16

Tandes

Sapi Potong 375 Kerbau 375

Kambing 25 Domba 25

Ayam Buras 2.3 Entog 2.0

Itik 1.5 Sambikerep Kambing 23 Bubutan - 0 Benowo Kambing 15

Gunung Anyar Sapi Potong 375 Kambing 40

Tambaksari - 0 Wonokromo - 0

Gubeng

Sapi Perah 375 Ayam Buras 2

Entog 3 Itik 1.5

Bebek 1.5

Page 76: INVENTARISASI EMISI GAS RUMAH KACA PADA ...repository.its.ac.id/71310/1/3312100071-undergraduate...sektor pertanian. Sektor pertanian yang terdiri dari pertanian dan peternakan sendiri

61

Kecamatan Kategori Berat rata-rata (Kg)

Tegalsari - 0 Gayungan - 0 Krembangan - 0

Lakarsantri Sapi Potong 300 Kambing 23

Kenjeran Sapi Perah 375 Simokerto - - Pabean Cantian - -

Mulyorejo

Kambing 23 Ayam Buras 2.2

Entog 1.5 Itik 1.5

Angsa 2.0 Bebek 1.5

Sawahan Kambing 23 Unggas di penampungan 2.2

Sapi Potong di penampungan 500 Babi di penampungan 100

Sumber: Hasil Wawancara dan Kuesioner

Sistem pengelolaan ternak didapatkan dari hasil kuesioner dan wawancara pada tiap-tiap peternak yang disebar pada semua kecamatan di Kota Surabaya. Dari hasil kuesioner tersebut didapatkan bahwa sistem pengelolaan dari ternak sapi 100% dikelola dengan cara ditumpuk hingga kering/Dry Lot. Sistem pengelolaan Kotoran kambing 100% dikelola dengan cara ditumpuk hingga kering/Dry Lot. Kotoran Unggas 37% dikelola dengan cara penadahan, sedangkan 63% tanpa penadahan.

Faktor emisi yang digunakan dalam menghitung beban emisi GRK pada sektor peternakan dari dapat dilihat pada Tabel 2.5 dan 2.6, sedangkan untuk menghitung GRK N2O langsung

Page 77: INVENTARISASI EMISI GAS RUMAH KACA PADA ...repository.its.ac.id/71310/1/3312100071-undergraduate...sektor pertanian. Sektor pertanian yang terdiri dari pertanian dan peternakan sendiri

62

dari pengelolaan ternak menggunakan faktor emisi 0,02 Kg N2O-N/Kg N untuk ternak sapi dan kambing, karena pengelolaan kotoran dengan cara ditumpuk hingga kering. Untuk ternak unggas digunakan faktor emisi 0,01 Kg N2O-N/Kg N baik yang penadahan, maupun yang tanpa penadahan. Untuk menghitung N2O tidak langsung digunakan faktor emisi yang sama yaitu 0,01 Kg N2O-N/Kg N yang tervolatilisasi.

Perhitungan beban emisi sektor pertanian membutuhkan data luas area panen, lama budidaya padi, rezim air sebelum dan selama budidaya, varietas padi, produksi padi, jenis tanah lahan sawah, jenis dan banyaknya pupuk, baik sintetis maupun organik yang diaplikasikan pada lahan sawah. Data luas area panen , jenis sawah, produksi padi, dan pemakaian pupuk didapatkan dari dinas pertanian kota surabaya, yang dapat dilihat pada Tabel 5.4 dan 5.5

Tabel 5.4 Data Sekunder Jenis Sawah, Luas Area Panen, dan Produksi Padi Kota Surabaya Tahun 2015

Kecamatan Jenis sawah

Luas Lahan sawah (Ha)

Luas Area Panen

(Ha/tahun)

Produksi Padi

ton/tahun

Tenggilis Mejoyo - 0 0

Wiyung Tadah Hujan 58 185 1175.97555

Jambangan Irigasi 5 21 136.16559

Sukolilo Irigasi 68 96 606.55581

Wonocolo Irigasi 3 8 49.51476

Semampir - 0 0

Asemrowo - 0 0

Page 78: INVENTARISASI EMISI GAS RUMAH KACA PADA ...repository.its.ac.id/71310/1/3312100071-undergraduate...sektor pertanian. Sektor pertanian yang terdiri dari pertanian dan peternakan sendiri

63

Kecamatan Jenis sawah

Luas Lahan sawah (Ha)

Luas Area Panen

(Ha/tahun)

Produksi Padi

ton/tahun

Bulak Irigasi 34 40.8

878.88699 Tadah Hujan 81 97.2

Genteng - 0 0

Karangpilang Irigasi 28 34.3

414.686115 Tadah Hujan 25 30.7

Sukomanunggal - 0 0

Rungkut Tadah Hujan 16 24 154.733625

Dukuh Pakis - 0 0

Pakal Tadah Hujan 424 438 2779.015905

Tandes Irigasi 26 31 198.05904

Sambikerep Tadah Hujan 133 155 984.105855

Bubutan - 0 0

Benowo Tadah Hujan 93 155 984.105855

Gunung Anyar Tadah Hujan 10 12 74.27214

Tambaksari - 0 0

Wonokromo - 0 0

Gubeng - 0 0

Tegalsari - 0 0

Gayungan Irigasi 3 6 37.13607

Page 79: INVENTARISASI EMISI GAS RUMAH KACA PADA ...repository.its.ac.id/71310/1/3312100071-undergraduate...sektor pertanian. Sektor pertanian yang terdiri dari pertanian dan peternakan sendiri

64

Kecamatan Jenis sawah

Luas Lahan sawah (Ha)

Luas Area Panen

(Ha/tahun)

Produksi Padi

ton/tahun

Krembangan - 0 0

Lakarsantri Tadah Hujan 464 408 2593.335555

Kenjeran Tadah Hujan 5 5 30.946725

Simokerto - 0 0

Pabean Cantian - 0 0

Mulyorejo Tadah Hujan 13 13 80.461485

Sawahan - 0 0 Sumber : Dinas Pertanian, 2016

Tabel 5.5 Pupuk yang diaplikasikan Pada Lahan Sawah Tahun 2015

Kecamatan

Pupuk yang digunakan Pupuk Urea

Pupuk NPK

Pupuk ZA

Pupuk Kandang Kompos

Kg Kg Kg Kg Kg

Tenggilis Mejoyo 0 0 0 0 0

Wiyung 30438 3389 3637 0 338

Jambangan 2624 292 314 0 29

Sukolilo 35686 3973 4264 0 396

Wonocolo 1574 175 188 0 17

Semampir 0 0 0 0 0

Asemrowo 0 0 0 0 0

Bulak 60 6719 7211 0 670

Page 80: INVENTARISASI EMISI GAS RUMAH KACA PADA ...repository.its.ac.id/71310/1/3312100071-undergraduate...sektor pertanian. Sektor pertanian yang terdiri dari pertanian dan peternakan sendiri

65

Kecamatan

Pupuk yang digunakan Pupuk Urea

Pupuk NPK

Pupuk ZA

Pupuk Kandang Kompos

Kg Kg Kg Kg Kg

Genteng 0 0 0 0 0

Karangpilang 28 3096 3323 0 309

Sukomanunggal 0 0 0 0 0

Rungkut 8 935 1003 0 93

Dukuh Pakis 0 0 0 0 0

Pakal 223 24772 26586 0 2469

Tandes 14 1519 1630 0 151

Sambikerep 70 7770 8339 0 774

Bubutan 0 0 0 0 0

Benowo 49 5433 5831 0 541

Gunung Anyar 5 584 627 0 58

Tambaksari 0 0 0 0 0

Wonokromo 0 0 0 0 0

Gubeng 0 0 0 0 0

Tegalsari 0 0 0 0 0

Gayungan 2 175 188 0 17

Krembangan 0 0 0 0 0

Lakarsantri 244 27109 29094 0 2701

Kenjeran 3 292 314 0 29

Simokerto 0 0 0 0 0

Pabean Cantian 0 0 0 0 0

Mulyorejo 7 760 815 0 76

Page 81: INVENTARISASI EMISI GAS RUMAH KACA PADA ...repository.its.ac.id/71310/1/3312100071-undergraduate...sektor pertanian. Sektor pertanian yang terdiri dari pertanian dan peternakan sendiri

66

Kecamatan

Pupuk yang digunakan Pupuk Urea

Pupuk NPK

Pupuk ZA

Pupuk Kandang Kompos

Kg Kg Kg Kg Kg

Sawahan 0 0 0 0 0 Sumber : Dinas Pertanian Kota Surabaya, 2016

Jenis tanah didapatkan dari BLH Kota Surabaya berupa peta geografi jenis tanah yang dioverlay dengan peta persebaran lahan sawah. Peta dapat dilihat pada gambar 5.1. Peta ini menunjukan sawah di surabaya (warna merah muda) sebagian berada pada tanah aluvial yang termasuk dalam kategori tanah entisol kecuali pada sebagian daerah Tandes, Benowo dan Pakal pada tanah Hidromorf yang termasuk dalam kategori Vertisol.

Page 82: INVENTARISASI EMISI GAS RUMAH KACA PADA ...repository.its.ac.id/71310/1/3312100071-undergraduate...sektor pertanian. Sektor pertanian yang terdiri dari pertanian dan peternakan sendiri

67

Gambar 5.1 Peta Persebaran Jenis Tanah di Surabaya

Page 83: INVENTARISASI EMISI GAS RUMAH KACA PADA ...repository.its.ac.id/71310/1/3312100071-undergraduate...sektor pertanian. Sektor pertanian yang terdiri dari pertanian dan peternakan sendiri

68

Dari hasil wawancara dan kuesioner bidang pertanian didapatkan bahwa untuk sawah irigasi rezim air selama budidaya adalah penggenangan secara terus menerus. Air irigasi diambil dari sungai besar di Surabaya, yaitu Sungai Jagir dan drainase setempat sehingga jarang terjadi kekeringan. Untuk sawah tadah hujan rezim air selama budidaya ini dipengaruhi topografi wilayah dan musim. Sebagian besar para petani di Surabaya hanya menanam padi pada awal musim penghujan dan pada akhir musim penghujan sehingga pada sawah tadah hujan sering terjadi penggenangan karena banjir. Rezim air pada lahan sawah di Surabaya biasanya digenangi air agar mudah ditanam sekitar satu minggu. Budidaya padi berlangsung selama 105-115 hari, dan rata-rata panen padi di surabaya adalah rata-rata 2 kali dalam 1 tahun jika tidak terjadi serangan hama atau banjir besar. Padi yang digunakan para petani di Surabaya adalah padi jenis Ciherang.

Faktor emisi dan faktor skala, serta faktor koreksi yang digunakan dalam menghitung beban emisi GRK pada sektor pertanian menggunakan data hasil penelitian di Indonesia oleh Setyanto dkk tahun 2002, sedangkan untuk faktor emisi N2O langsung maupun tidak langsung masih menggunakan default IPCC 2006 karena belum tersedianya faktor emisi lokal N2O langsung maupun tidak langsung dari lahan sawah Indonesia.

Tabel 5.6 Nilai Faktor Emisi, Faktor Skala, dan Faktor Koreksi Sektor Pertanian

Variabel Faktor Emisi Faktor Skala Faktor Koreksi

CH4 Lahan Sawah 16,1 kg CH4/Ha.hari* Varietas Padi

Ciherang = 0,57

Rezim Air

Irigasi terus menerus = 1 Tadah Hujan Banjir = 0,46

Page 84: INVENTARISASI EMISI GAS RUMAH KACA PADA ...repository.its.ac.id/71310/1/3312100071-undergraduate...sektor pertanian. Sektor pertanian yang terdiri dari pertanian dan peternakan sendiri

69

Variabel Faktor Emisi Faktor Skala Faktor Koreksi

Rezim Air sebelum penanaman

Tergenang kurang dari 30 Hari = Tidak diperhitungkan

Jenis Tanah

Entisol = 1,02 Vertisol = 1,06

Emisi N2O Langsung (Lahan Kering) 0,01 Kg N2O-N/Kg N-input

Emisi N2O Langsung (Lahan Sawah) 0,003 Kg N2O-N/Kg N-input

Emisi N2O tidak langsung

Volatilisasi = 0,01 Kg N2O-N/(Kg NH3-N+NOX-N tervolatilisasi) Pencucian = 0,0075 Kg N2O-N/(Kg NH3-N+NOX-N run off)

Sumber : Setyanto dkk, 2002., dan IPCC, 2006

Perhitungan Beban Emisi GRK 5.2.Beban emisi GRK pada sektor peternakan dihitung pada

setiap kecamatan yang nantinya digunakan untuk pemetaan. Metode perhitungan menggunakan metode IPCC, 2006. Beban emisi dinyatakan dalam satuan jenis gas (Gg CH4, Gg N2O, Gg CO2 , per tahun) yang dikonversi ke dalam CO2- Ekuivalen dengan menggunakan nilai global warming potential (GWP), yaitu 25 untuk CH4, dan 298 untuk N2O.

Perhitungan Emisi GRK Sektor Peternakan 5.2.1Dalam sektor peternakan, beban emisi berasal dari

fermentasi enterik rumen dari hewan ternak, dan dari pengelolaan kotoran ternak

1. Beban Emisi dari Fermentasi Enterik

Page 85: INVENTARISASI EMISI GAS RUMAH KACA PADA ...repository.its.ac.id/71310/1/3312100071-undergraduate...sektor pertanian. Sektor pertanian yang terdiri dari pertanian dan peternakan sendiri

70

Emisi yang dihasilkan oleh fermentasi enterik berupa gas metana, perhitungan dengan cara mengalikan jumlah populasi ternak dengan faktor emisi sesuai dengan kategori ternak, sebagai contoh: Pada kecamatan Wiyung jumlah ternak sapi perah sebanyak 59 ekor, faktor emisi fermentasi enterik untuk ternak sapi adalah 61 kg CH4 /ekor.tahun, sehingga beban emisi didapatkan 0,0036 Gg CH4/tahun.untuk mengkonversi ke dalam CO2-Ekuivalensi 0,0036 dikalikan dengan nilai GWP untuk CH4 yaitu 21, sehingga didapatkan beban emisi 75,58 Ton CO2-Eq /tahun.

2. Beban Emisi dari Pengelolaan Kotoran

GRK yang dihasilkan dari sektor pengelolaan kotoran berupa CH4 dan N2O baik secara langsung, maupun tidak langsung. Menghitung emisi CH4 dari pengelolaan limbah ternak sama halnya dengan menghitung emisi CH4 pada fermentasi enterik, hanya faktor emisi yang digunakan adalah faktor emisi CH4 untuk pengelolaan kotoran. Perhitungan beban emisi N2O dapat dilihat sebagai berikut:

Menghitung emisi langsung N2O dari pengelolaan kotoran ternak sapi perah di kecamatan wiyung

=0,47 N/1000 kg berat ternak.hari x 375 kg /1000 x 365 hari = 64,36 kgN/ekor.tahun

[∑ [∑ (

)

] ]x44/28

= 59 ekor 64,36 kgN/ekor.tahun x0.02 (ekskresi N pada ternak sapi perah) x0.02 (faktor emisi) kg N2O-N/kgN = 23,86 kg N2O/tahun x 296 /1000

Page 86: INVENTARISASI EMISI GAS RUMAH KACA PADA ...repository.its.ac.id/71310/1/3312100071-undergraduate...sektor pertanian. Sektor pertanian yang terdiri dari pertanian dan peternakan sendiri

71

= 7,065 Ton CO2/tahun

Menghitung emisi N2O tidak langsung dari pengelolaan kotoran ternak sapi perah di kecamatan Wiyung

[∑ [∑ (

)

] ]x44/28

=759,5 kg N/tahun x 20%(fraksiNitrogen karena pengelolaan dengan cara ditumpuk hingga kering untuk sapi perah) x 0.01 (faktor emisi)x 44/28

= 2,386 kg N2O/tahun x 296

= 0,7065 Ton CO2/tahun

Beban emisi dari sektor peternakan baik dari peternakan Kota Surabaya, maupun dari tempat penampungan hewan pada rumah pemotongan dapat dilihat pada Tabel 5.7. Dari Tabel tersebut didapatkan bahwa pada sektor peternakan kota Surabaya menyumbang 86.922,28 ton CO2eq pada tahun 2015, dapat terlihat bahwa kecamatan yang menyumbang emisi gas rumah kaca terbesar adalah kecamatan semampir yaitu sebesar 63.581,37 ton CO2/tahun, sedangkan kecamatan yang menyumbang beban emisi GRK yang paling kecil adalah kecamatan gayungan sebesar 0 ton CO2/tahun.

Page 87: INVENTARISASI EMISI GAS RUMAH KACA PADA ...repository.its.ac.id/71310/1/3312100071-undergraduate...sektor pertanian. Sektor pertanian yang terdiri dari pertanian dan peternakan sendiri

72

Tabel 5.7 Beban Emisi Sektor Peternakan Kota Surabaya Tahun 2015

Kecamatan

Subsektor Peternakan (Ton CO2/tahun)

Total Emisi GRK Ton CO2/tahun

Fermentasi Enterik

Pengelolaan Kotoran

Fermentasi Enterik

(penampungan hewan)

Pengelolaan Kotoran

(penampungan hewan)

Tenggilis Mejoyo 0.00 0.00 0 1486.80 1486.80 Wiyung 89.98 53.55 0 0.00 143.52 Jambangan 11.65 1.39 0 177.19 190.23 Sukolilo 19.75 2.91 0 177.19 199.86 Wonocolo 414.80 249.26 0 0.00 664.06 Semampir 9.15 4.97 52094 11472.99 63581.37 Asemrowo 1.63 0.23 0 0.00 1.86 Bulak 47.50 6.86 0 1063.15 1117.51 Genteng 0.00 0.00 0 0.00 0.00 Karangpilang 38.00 20.10 0 0.00 58.10 Sukomanunggal 0.63 0.09 0 0.00 0.71 Rungkut 0.00 0.00 0 120.49 120.49 Dukuh Pakis 0.00 0.00 0 202.00 202.00 Pakal 82.85 4.75 0 0.00 87.60 Tandes 126.20 9.77 0 0.00 135.97 Sambikerep 0.63 0.09 0 0.00 0.71

Page 88: INVENTARISASI EMISI GAS RUMAH KACA PADA ...repository.its.ac.id/71310/1/3312100071-undergraduate...sektor pertanian. Sektor pertanian yang terdiri dari pertanian dan peternakan sendiri

73

Kecamatan

Subsektor Peternakan (Ton CO2/tahun)

Total Emisi GRK Ton CO2/tahun

Fermentasi Enterik

Pengelolaan Kotoran

Fermentasi Enterik

(penampungan hewan)

Pengelolaan Kotoran

(penampungan hewan)

Bubutan 0.00 0.00 0 1281.51 1281.51 Benowo 0.63 0.07 0 6449.77 6450.46 Gunung Anyar 16.45 2.78 0 177.19 196.42 Tambaksari 0.00 0.00 0 537.95 537.95 Wonokromo 0.00 0.00 0 3472.95 3472.95 Gubeng 166.23 100.12 0 2448.79 2715.13 Tegalsari 0.00 0.00 0 751.29 751.29 Gayungan 0.00 0.00 0 0.00 0.00 Krembangan 0.00 0.00 0 779.64 779.64 Lakarsantri 9.25 0.74 0 106.31 116.30 Kenjeran 39.65 23.60 0 1523.85 1587.09 Simokerto 0.00 0.00 0 425.26 425.26 Pabean Cantian 0.00 0.00 0 382.73 382.73 Mulyorejo 15.25 4.71 0 177.19 197.15 Sawahan 1.88 0.27 0 35.44 37.58 Total 1092.08 486.25 52094.27 33249.68 86922.28 Total (gg CO2/tahun) 1.092 0.486 52.094 33.250 86.922

Page 89: INVENTARISASI EMISI GAS RUMAH KACA PADA ...repository.its.ac.id/71310/1/3312100071-undergraduate...sektor pertanian. Sektor pertanian yang terdiri dari pertanian dan peternakan sendiri

74

Perhitungan Beban Emisi GRK Dari Sektor Pertanian 5.3.Dalam sektor pertanian, beban emisi berasal dari budidaya

padi , penggunaan pupuk urea, dan pengelolaan tanah pada lahan sawah. Berikut contoh perhitungan beban emisi GRK pada kecamatan Wiyung

1. Beban Emisi dari Budidaya Padi Menghitung faktor skala untuk bahan organik (bahan organik yang digunakan adalah kompos,menurut data sekunder dinas pertanian 2015 penggunaan kompos adalah 0,0058 ton/Ha, dan faktor konversi untuk kompos adalah 0,05 sehingga

Sfo =(1+ROAi+CFOAi)0.59

= (1+ 0,0058 ton/ha.0,05)0.59 = 1,032

Menghitung faktor emisi harian EFi = (EFc x SFw x SFp x SFo x SF s,r)

=1,61 kg CH4/ha.hari x 0,49(tadah hujan banjir) x 1.032 (bahan organik) x 1,02 (jenis tanah entisol) x 0,57(varietas padi Ciherang)

=0,47 kg CH4/ha/hari Menghitung emisi metan dari lahan sawah

= 0,47 kg CH4/ha/hari x 230 hari (lama

buudidaya) hari x 185 ha x 10-6 =0,02 Gg CH4/tahun = 423,2 Ton CO2-Eq / tahun

2. Beban Emisi dari Penggunaan Urea

Menghitung emisi CO2 dari pengunaan pupuk urea, dengan pemakaian urea menurut data dinas pertanian 2015, adalah 0,524 ton/Ha, sehingga CO2-Emission = (MUreax EFUrea)

= (0,524 ton/Ha.tahun x 58 Ha x 0.20) = 6,08 ton C/tahun

Page 90: INVENTARISASI EMISI GAS RUMAH KACA PADA ...repository.its.ac.id/71310/1/3312100071-undergraduate...sektor pertanian. Sektor pertanian yang terdiri dari pertanian dan peternakan sendiri

75

3. Beban Emisi dari Pengelolaan Tanah Menghitung konsumsi N dari pupuk sintesis FSN lahan sawah =(30438 kg urea x 0.46)+(3637 kg ZA x

0.21) +(3389 kg NPK x 0.15) =15273,47 kg N/tahun

FSN =Jumlah tahunan pupuk sintetik N yang diaplikasikan ke tanah (kg N/tahun)

FON Bahan organik padi = (338 kg/tahun x 0.16)

=1,68 kg/tahun

FON = Jumlah tahunan dari pupuk kandang, kompos, urin dan kotoran ternak, dan N organik lainnya yang diaplikasikan ke tanah (kg N/tahun)

FCR Padi = (1175,98 ton x 0.30 x 0.005) =1763,963 Kg N/tahun

FCR = Jumlah tahunan dari sisa tanaman(di atas tanah dan di bawah tanah), termasuk tanaman yang memfiksasi N dan dari pembaharuan hijauan atau padang rumput (kg N/tahun)

Menghitung emisi langsung N2O

N2ODirect ={[(FSN + FON+FCR) x EF1] + [(FSN + FON+FCR) x EF11FR]}

={[(15273,47 + 1,68 + 1763,963)x 0.003]}+ {[(15273,47 + 1,68 + 1763,963)x 0.01]}

= 221,5 Kg N2O =66,09 ton CO2-Eq/tahun

Menghitung emisi tidak langsung N2O

N2OIndirect ={[(FSN UreaxFracGAS urea)+ (FSN NPKxFracGAS NPK)+ (FSN ZAxFracGAS ZA)+ ((FON x FracGASM)] x EF4} + [(Ftotal x FracLeach) x EF5]

Page 91: INVENTARISASI EMISI GAS RUMAH KACA PADA ...repository.its.ac.id/71310/1/3312100071-undergraduate...sektor pertanian. Sektor pertanian yang terdiri dari pertanian dan peternakan sendiri

76

={[(15273,47)x0.1)+(15273,47)x0.1)+ (15273,47)x0.1)+(1763,963x0.2)] x0.01} + [(15273,47 + 1,68 + 1763,963) x 0,0075] = 15,27 + 38,33 Kg N2O = 15,8 Ton CO2-Eq/tahun

Beban emisi dari sektor peternakan baik dari peternakan Kota Surabaya, maupun dari tempat penampungan hewan pada rumah pemotongan dapat dilihat pada Tabel 5.8. Dari Tabel tersebut dapat terlihat dari sektor pertanian,Kota Surabaya menyumbang total emisi GRK sebesar 6074,25 ton CO2eq pada tahun 2015. Kecamatan yang menyumbang emisi gas rumah kaca terbesar adalah Kecamatan Pakal yaitu sebesar 1302,53 ton CO2/tahun, sedangkan kecamatan yang menyumbang beban emisi GRK yang paling kecil adalah Kecamatan Tenggilis Mejoyo, Semampir, Asemrowo, Genteng, Sukomannggal, Dukuh Pakis, Tambaksari, Wonokromo, Gubeng, Krembangan, Simokerto, Pabean Cantian, dan Sawahan sebesar 0 ton CO2/tahun.

Page 92: INVENTARISASI EMISI GAS RUMAH KACA PADA ...repository.its.ac.id/71310/1/3312100071-undergraduate...sektor pertanian. Sektor pertanian yang terdiri dari pertanian dan peternakan sendiri

77

Tabel 5.8 Beban Emisi GRK Sektor Pertanian Kota Surabaya

Kecamatan Subsektor pertanian (Ton CO2/Tahun) Total Emisi

GRK Ton CO2/tahun Budidaya Sawah Pemupukan Pengelolaan Lahan

Tenggilis Mejoyo 0.00 0.00 0.00 0.00 Wiyung 503.80 6.09 88.02 597.90 Jambangan 116.71 0.52 7.83 125.06 Sukolilo 533.53 7.14 97.93 638.60 Wonocolo 44.46 0.31 4.48 49.25 Semampir 0.00 0.00 0.00 0.00 Asemrowo 0.00 0.00 0.00 0.00 Bulak 491.45 12.07 18.58 522.10 Genteng 0.00 0.00 0.00 0.00 Karangpilang 274.34 5.56 8.63 288.53 Sukomanunggal 0.00 0.00 0.00 0.00 Rungkut 65.36 1.68 2.81 69.84 Dukuh Pakis 0.00 0.00 0.00 0.00 Pakal 1192.77 44.50 65.36 1302.64 Tandes 172.29 2.73 4.20 179.21 Sambikerep 422.10 13.96 21.27 457.33 Bubutan 0.00 0.00 0.00 0.00 Benowo 422.10 9.76 16.89 448.75

Page 93: INVENTARISASI EMISI GAS RUMAH KACA PADA ...repository.its.ac.id/71310/1/3312100071-undergraduate...sektor pertanian. Sektor pertanian yang terdiri dari pertanian dan peternakan sendiri

78

Kecamatan Subsektor pertanian (Ton CO2/Tahun) Total Emisi

GRK Ton CO2/tahun Budidaya Sawah Pemupukan Pengelolaan Lahan

Gunung Anyar 32.68 1.05 1.60 35.33 Tambaksari 0.00 0.00 0.00 0.00 Wonokromo 0.00 0.00 0.00 0.00 Gubeng 0.00 0.00 0.00 0.00 Tegalsari 0.00 0.00 0.00 0.00 Gayungan 33.35 0.31 0.58 34.24 Krembangan 0.00 0.00 0.00 0.00 Lakarsantri 1154.65 48.70 68.48 1271.83 Kenjeran 13.62 0.52 0.76 14.90 Simokerto 0.00 0.00 0.00 0.00 Pabean Cantian 0.00 0.00 0.00 0.00 Mulyorejo 35.40 1.36 1.97 38.74 Sawahan 0.00 0.00 0.00 0.00 Total 5508.59 156.28 409.38 6074.25 Total (gg CO2/tahun) 5.509 0.156 0.409 6.074

Page 94: INVENTARISASI EMISI GAS RUMAH KACA PADA ...repository.its.ac.id/71310/1/3312100071-undergraduate...sektor pertanian. Sektor pertanian yang terdiri dari pertanian dan peternakan sendiri

79

Beban Emisi GRK Total Dari Sektor Pertanian dan 5.4.Pertanian Kota Surabaya Dari kedua sektor yang telah dibahas, total beban emisi di

terbesar Kota Surabaya dihasilkan oleh kecamatan semampir, dan terbesar kedua dihasilkan pada kecamatan benowo. Total beban emisi di Kota Surabaya dapat dilihat pada Tabel 5.9, sedangkan untuk kontribusi GRK di Kota Surabaya, gas CH4 adalah gas yang berkontribusi paling besar yang menyumbang emisi GRK di Kota Surabaya. Kontibusi Gas CH4, N2O, maupun CO2 di Kota Surabaya dari sektor peternakan dan pertanian dapat dilihat pada gambar 5.2.

Gambar 5.2 Kontribusi Tiap Jenis Gas Terhadap Emisi GRK Kota Surbaya sektor Pertanian dan Peternakan Tahun 2015

0.18%

84.42%

15.40%

Kontribusi Tiap Jenis Gas Terhadap Total Emisi GRK Kota Surabaya 2015

CO2

CH4

N2O

Page 95: INVENTARISASI EMISI GAS RUMAH KACA PADA ...repository.its.ac.id/71310/1/3312100071-undergraduate...sektor pertanian. Sektor pertanian yang terdiri dari pertanian dan peternakan sendiri

80

Kecamatan Total Emisi GRK sektor Pertanian Ton CO2/tahun

Total Emisi GRK sektor Peternakan

Ton CO2/tahun

Total Emisi GRK Ton CO2/tahun

Tenggilis Mejoyo 0.00 1486.80 1486.80 Wiyung 597.90 143.52 741.43 Jambangan 125.06 190.23 315.29 Sukolilo 638.60 199.86 838.45 Wonocolo 49.25 664.06 713.31 Semampir 0.00 63581.37 63581.37 Asemrowo 0.00 1.86 1.86 Bulak 522.10 1117.51 1639.61 Genteng 0.00 0.00 0.00 Karangpilang 288.53 58.10 346.64 Sukomanunggal 0.00 0.71 0.71 Rungkut 69.84 120.49 190.33 Dukuh Pakis 0.00 202.00 202.00 Pakal 1302.64 87.60 1390.23 Tandes 179.21 135.97 315.19 Sambikerep 457.33 0.71 458.04 Bubutan 0.00 1281.51 1281.51 Benowo 448.75 6450.46 6899.21 Gunung Anyar 35.33 196.42 231.75

Page 96: INVENTARISASI EMISI GAS RUMAH KACA PADA ...repository.its.ac.id/71310/1/3312100071-undergraduate...sektor pertanian. Sektor pertanian yang terdiri dari pertanian dan peternakan sendiri

81

Kecamatan Total Emisi GRK sektor Pertanian Ton CO2/tahun

Total Emisi GRK sektor Peternakan

Ton CO2/tahun

Total Emisi GRK Ton CO2/tahun

Tambaksari 0.00 537.95 537.95 Wonokromo 0.00 3472.95 3472.95 Gubeng 0.00 2715.13 2715.13 Tegalsari 0.00 751.29 751.29 Gayungan 34.24 0.00 34.24 Krembangan 0.00 779.64 779.64 Lakarsantri 1271.83 116.30 1388.13 Kenjeran 14.90 1587.09 1601.99 Simokerto 0.00 425.26 425.26 Pabean Cantian 0.00 382.73 382.73 Mulyorejo 38.74 197.15 235.89 Sawahan 0.00 37.58 37.58 Total 6074.25 86922.28 12148.50 Total (gg CO2/tahun) 6.074 86.922 12.149

Page 97: INVENTARISASI EMISI GAS RUMAH KACA PADA ...repository.its.ac.id/71310/1/3312100071-undergraduate...sektor pertanian. Sektor pertanian yang terdiri dari pertanian dan peternakan sendiri

82

Pemetaan Penyebaran Beban Emisi 5.5.

Berdasarkan hasil perhitungan beban emisi GRK dari sektor peternakan dan pertanian, didapatkan beban yang disumbang dari masing-masing kecamatan. Dengan hasil tersebut dilakukan pemetaan untuk keseluruhan wilayah surabaya. Pemetaan dilakukan menggunakan software ArcGIS 10.2.1.

Dalam ArcGIS telah disediakan peta dasar Kota Surabaya yang telah dibagi sesuai batas administrasi kecamatan. data beban emisi dari Tabel 5.7 dan 5.8 diinput ke dalam program dalam bentuk Tabel sesuai dengan masing-masing kecamatan seperti pada gambar 5.3.

Gambar 5.3 tampilan input beban emisi GRK pada program ArcGIS 10.2.1

Page 98: INVENTARISASI EMISI GAS RUMAH KACA PADA ...repository.its.ac.id/71310/1/3312100071-undergraduate...sektor pertanian. Sektor pertanian yang terdiri dari pertanian dan peternakan sendiri

83

Ditentukan akan dibuat 6 range, pewarnaan untuk mempermudah pembacaan pemetaan dan perbedaan beban pada tiap kecamatan, maka dipilih 5 skala level pada program. Program ArcGIS akan secara otomatis membagi pewarnaan pada peta menjadi 6 range. Hasil pemetaan pada sektor peternakan dapat dilihat pada gambar 5.4, sedangkan hasil pemetaan pertanian dapat dilihat pada gambar 5.5

Berdasarkan hasil pemetaan, pada sektor peternakan terlihat kecamatan semampir menyumbang beban emisi paling besar. Hal ini dikarenakan kecamatan semampir adalah pusat rumah potong hewan di Surabaya, sehingga hewan ternak yang memiliki faktor emisi besar terkonsentrasi di kecamatan tersebut. Sedangkan di daerah Surabaya Pusat, beban emisi yang dihasilkan didominasi antara 0 hingga 202 ton CO2Eq. Hal ini disebabkan karena tidak terdapatnya lahan untuk memelihara hewan ternak karena merupakan pusat kota berpenduduk padat,

Berdasarkan hasil pemetaan, pada sektor pertanian terlihat kecamatan Pakal dan Lakarsantri merupakan penyumbang emisi GRK terbesar. hal ini dikarenakan dua kecamatan tersebut memiliki luas lahan untuk pertanian padi yang besar, dan memiliki luas panen yang paling besar, sehingga beban emisi yang dihasilkannya pun besar. Sedangkan didaerah Surabaya Pusat beban emisi yang dihasilkan didominasi antara 0 hingga 13 ton CO2Eq hal ini disebabkan karena pada daerah tersebut tidak terdapat lahan sawah.Keseluruhan beban emisi GRK ketika dijumlahkan antara beban emisi dari sektor Pertanian dan Peternakan menghasilkan bahwa penyumbang emisi GRK terbesar di Kota Surabaya berada pada Kecamatan Semampir dan Benowo.

Page 99: INVENTARISASI EMISI GAS RUMAH KACA PADA ...repository.its.ac.id/71310/1/3312100071-undergraduate...sektor pertanian. Sektor pertanian yang terdiri dari pertanian dan peternakan sendiri

84

Gambar 5.4 Peta Persebaran Beban Emisi GRK Sektor Peternakan Kota Surabaya 2015

Page 100: INVENTARISASI EMISI GAS RUMAH KACA PADA ...repository.its.ac.id/71310/1/3312100071-undergraduate...sektor pertanian. Sektor pertanian yang terdiri dari pertanian dan peternakan sendiri

85

Gambar 5.5 Peta Persebaran Beban Emisi GRK Sektor Pertanian Kota Surabaya 2015

Page 101: INVENTARISASI EMISI GAS RUMAH KACA PADA ...repository.its.ac.id/71310/1/3312100071-undergraduate...sektor pertanian. Sektor pertanian yang terdiri dari pertanian dan peternakan sendiri

86

Gambar 5.6 Peta Persebaran Beban Emisi GRK Total Sektor Peternakan dan Pertanian Kota Surabaya 2015

Page 102: INVENTARISASI EMISI GAS RUMAH KACA PADA ...repository.its.ac.id/71310/1/3312100071-undergraduate...sektor pertanian. Sektor pertanian yang terdiri dari pertanian dan peternakan sendiri

87

Upaya Pengendalian GRK Sektor Pertanian dan 5.6.Peternakan

Dalam menunjang Peraturan Presiden no 61 tahun tahun 2011, yaitu menurunkan emisi GRK sebanyak 26% pada tahun 2020 untuk sektor pertanian dan peternakan, maka perlu dilakukan adanya strategi untuk dapat mempertahankan beban emisi agar tidak meningkat, bahkan menurunkan beban emisi GRK.

Hal pertama yang harus dilakukan dalam menentukan strategi peurunan emisi GRK Kota Surabaya adalah dengan menetapkan target penurunan emisi GRK Kota Surabaya. Kota Surabaya dapat memulai menetapkan target untuk penurunan emisi dari sektor pertanian dengan mengacu pada Peraturan Presiden no 61, yaitu sebanyak 26% atau sebesar 1.579,31 ton CO2 eq untuk sektor pertanian dan sebesar 22.599,8 ton CO2 untuk sektor peternakan hingga tahun 2020.

Hal-hal yang dapat dilakukan sebagai strategi untuk dapat menurunkan beban emisi tersebut antara lain sebagai berikut:

1. Pemanfaatan pupuk organik, dan penggunaan bio-pestisida Penggunaan pupuk organik seperti pupuk kandang dan kompos selain dapat mengurangi limbah peternakan dan pertanian, beban emisi GRK yang dihasilkan juga tidak besar, karena komposisi N pada pupuk organik kecil.

2. Penggunaan varietas padi yang lebih rendah menghasilkan CH4 GRK yang dikeluarkan oleh tanaman padi terutama CH4. Namun kemampuan dalam melepaskan CH4 berbeda-beda. Perbedaan tersebut bergantung pada karakteristik varietas padi, antara lain sifat, umur, dan aktivitas akar. CH4 dilepaskan oleh Jaringan akar yang mempunyai rongga-rongga udara (arenkim). Varietas padi dengan jumlah anakan lebih banyak meningkatkan jumlah arenkim, sehinggan emisi CH4 yang dihasilkan lebih banyak. Varietas padi yang berumur panjang

Page 103: INVENTARISASI EMISI GAS RUMAH KACA PADA ...repository.its.ac.id/71310/1/3312100071-undergraduate...sektor pertanian. Sektor pertanian yang terdiri dari pertanian dan peternakan sendiri

88

menghasilkan CH4 yang lebih besar. Varietas yang memiliki kapasitas pengoksidasi akar yang baik, memiliki potensi untuk menekan emisi CH4. Padi penghasil CH4 rendah dapat dilihat pada Tabel 3.10.

3. Manajemen sawah dengan penggenangan semi irigasi/ pengairan intermitten Kondisi air di lahan sawah berpengaruh terhadap volume emisi GRK yang dikeluarkannya. Pada kondisi tergenang gas CH 4 lebih tinggidaripada kondisi kering. Pengairan secara intermitten (terputus-putus) merupakan sistem pengairan yang paling effisien dalam menurunkan emisi CH4, hal ini dapat dilihat pada Tabel 3.6. Pengairan intermitten dapat menekan emisi 41% hingga 45%, dibandingkan dengan pengairan terus menerus yang selama ini dilakukan pada wilayah Surabaya (kartikawati et al,2011).

4. Perbaikan kualitas pakan ternak Perbaikan kualitas pakan ternak dapat mengurangi produksi CH4 hingga 20%. Proses fermentasi pakan berserat di dalam pencernaan hewan ternak mengeluarkan gas metana (CH4), sehingga pemberian pakan yang tepat dapat memantu penurunan GRK yang dihasilkan. emisi CH4 lebih besar karena hijauan pakan yang diberikan berkualitas rendah. Semakin tinggi jumlah pemberian pakan berkualitas rendah maka semakin tinggi produksi CH4. Pengurangan emisi metana dari ternak ruminansia juga dapat dilakukan dengan memodifikasi komposisi tanaman pakan ternak, yaitu melalui peningkatan kecernaan dan kandungan gula dari rumputdan meningkatkan kandungan senyawa yang mempengaruhi pemecahan protein dalam rumen, tetapi tetap meningkatkan produksi daging dan susu berbarengan dengan berkurangnya pengeluaran nitrogen melalui tinja. Hasil penelitian Balitnak telah diinventarisasi jenis-jenis tanaman pakan yang dapat digunakan dalam mitigasi gas metana (Tabel 5.9), sedangkan suplemen atau pakan tambahan untuk mitigasi metana pada ternak dapat dilihat pada tabel 5.10 (Herawati, 2012)

Page 104: INVENTARISASI EMISI GAS RUMAH KACA PADA ...repository.its.ac.id/71310/1/3312100071-undergraduate...sektor pertanian. Sektor pertanian yang terdiri dari pertanian dan peternakan sendiri

89

Tabel 5.9 Jenis Tanaman Pakan Sebagai Mitigasi Emisi Metana

Ramban Leguminosa

Biji lerak (Sapindus rarak) Lamtoro (Leucaena leucocephala) Biji lerak mengandung saponin tinggi; Untuk menekan

Kandungan protein cukup tinggi (22%); Meningkatkan efisiensi

pertumbuhan protozoa rumen; Gunakan 0,2 hingga

pakan; Meningkatkan pertumbuhan ternak; Gunakan 30% dalam

0,5% dalam konsentrat campuran hijauan

Daun kedelai (Glycine max) Turi (Sesbania grandiflora) Kandungan protein cukup tinggi (16%); Gunakan10%

Kandungan protein cukup tinggi (24%); Meningkatkan

dalam campuran konsentrat pertumbuhan ternak; Meningkatkan kecernaan serat; Gunakan 20%

dalam campuran hijauan

Bunga sepatu (Hisbiscus rosasinensis) Kaliandra (Calliandra callothyrsus) Daun bunga sepatu mengandung saponin; Untuk

Kandungan protein tinggi (24%); Meningkatkan suppliprotein

menurunkan populasi protozoa rumen; Gunakan 5%

pasca rumen; Layukan sebelum diberikan kepada ternak

dalam campuran pakan hijauan

Daun Jarak pagar (Jatropha curcas) Gamal (Gliricidia sepium) Dapat menekan pertumbuhan bakteri; Gunakan kurang

Kandungan protein tinggi (23%); Layukan sebelum diberikan

0,1% dari hijauan untuk meningkatkan kesukaan ternak; Gunakan 30% dalam

campuran hijauan

Daun jambu biji (Psidium guajava) Centro (Centrosema pubescens) Dapat menekan pertumbuhan protozoa rumen Mengandung protein tinggi (24%)

Mempunyai kemampuan Meningkatkan pertumbuhan ternak

Page 105: INVENTARISASI EMISI GAS RUMAH KACA PADA ...repository.its.ac.id/71310/1/3312100071-undergraduate...sektor pertanian. Sektor pertanian yang terdiri dari pertanian dan peternakan sendiri

90

Ramban Leguminosa antibakteri

Gunakan hingga 5% dalam campuran hijauan Digunakan sebagai campuran hijauan

Papaya (Carica papaya) Stylo (Stylosanthes guyanensis) Daun papaya mengandung papain; Dapat digunakan

Kandungan protein cukup tinggi (15%); Dapat meningkatkan

sebagai anti bakteri; Gunakan1-5% dalam campuran

pertumbuhan ternak; Gunakan sebagai pakan hijauan hingga 50%

hijauan

Pisang (Musa paradisiaca) Kalopo (Calopogonium mucunoides) Daun pisang mengandung saponin dan wax; Untuk

Kandungan protein cukup tinggi (14%); Meningkatkan

menekan pertumbuhan protozoa rumen; Gunakan10%

pertumbuhan ternak; Gunakan 30% dalam campuran hijauan

dalam campuran hijauan

Daun singkong (Manihot esculenta) Kandungan protein cukup tinggi (20%); Layukan untuk mengurangi kandungan HCN; Meningkatkan pertumbuhan ternak; Gunakan hingga 30% dalam

campuran hijauan Sumber: Balitnak, 2011 dalam Herawati,2012

Page 106: INVENTARISASI EMISI GAS RUMAH KACA PADA ...repository.its.ac.id/71310/1/3312100071-undergraduate...sektor pertanian. Sektor pertanian yang terdiri dari pertanian dan peternakan sendiri

91

Tabel 5.10 Reduksi Emisi Metana dengan Pakan Tambahan, Bahan Kimia dan Mekanik

Teknologi

Reduksi Kadar

metana (%)

Efisiensi Pakan

Produksi ternak Biaya

Pakan Suplemen Feed Block Supplement 10 meningkat +15% murah

Unsaturated fatty acid 10 meningkat +15% murah

probiotik 8 meningkat +9% murah minyak ikan + Zn Menurun meningkat +61,2% murah

Ionophore-Salinomycin Menurun meningkat +26,6% mahal

Mineral +by pass nutrient Menurun meningkat +22% murah

Defaunating agent Menurun meningkat +20% murah

Leguminosa Menurun meningkat meningk

at murah Teknik mekanik dan kimiawi

pencacahan dan pembuatan pelet menurun meningkat mahal

NaOH 10 meningkat

10-20% mahal Amonia menurun meningkat mahal

Sumber: Suharyadi et al,2012 dalam Herawati, 2012

5. Penggunaan kotoran ternak untuk bio-energi (biogas), dan pupuk organik Pada sektor peternakan, pengurangan jumlah beban emisi GRK adalah dengan memperbaiki sistem pengelolaan ternak. Pengurangan emisi dapat dilakukan dengan cara memanfaatkan kotoran ternak menjadi bio energi. Pembuatan digester biogas untuk pengelolaan kotoran mengurangi produksi CH4 dari kotoran, karena CH4 dapat dikonversi menjadi energi listrik. Penggunaan sistem pengelolaan kotoran ternak dengan cara ini dapat mengurangi produksi GRK dari Kotoran ternak hingga 80%.

Page 107: INVENTARISASI EMISI GAS RUMAH KACA PADA ...repository.its.ac.id/71310/1/3312100071-undergraduate...sektor pertanian. Sektor pertanian yang terdiri dari pertanian dan peternakan sendiri

92

“Halaman Ini Sengaja Dikosongkan”

Page 108: INVENTARISASI EMISI GAS RUMAH KACA PADA ...repository.its.ac.id/71310/1/3312100071-undergraduate...sektor pertanian. Sektor pertanian yang terdiri dari pertanian dan peternakan sendiri

99

LAMPIRAN DOKUMENTASI

Kunjungan kepada tempat penampungan ayam

Kunjungan kepada peternakan sapi

Pengelolaan ternak dengan cara Dry Loot/ Penumpukan hingga kering

Page 109: INVENTARISASI EMISI GAS RUMAH KACA PADA ...repository.its.ac.id/71310/1/3312100071-undergraduate...sektor pertanian. Sektor pertanian yang terdiri dari pertanian dan peternakan sendiri

100

Pengairan sawah (irigasi) diambil dari drainase

Kondisi Rejim Air sebelum Penanaman

Kondisi Lahan Sawah di Surabaya ( sering terjadi banjir)

Page 110: INVENTARISASI EMISI GAS RUMAH KACA PADA ...repository.its.ac.id/71310/1/3312100071-undergraduate...sektor pertanian. Sektor pertanian yang terdiri dari pertanian dan peternakan sendiri

101

LAMPIRAN KUESIONER Kuesioner dan Wawancara Peternakan

Nama Peternakan/RPH :............................

Alamat/Lokasi :...........................

Kategori Ternak:

a. Sapi Potong b. Kambing c. Ayam Buras d. Ayam Petelur e. Lainya....

1. Jumlah Ternak:

a. Sapi Potong ( ) ekor b. Kambing ( ) ekor c. Ayam Buras ( ) ekor d. Ayam Petelur ( ) ekor e. Lainya..............( ) ekor

2. Berat rata-rata ternak:

a. Sapi Potong ( ) kg b. Kambing ( ) kg c. Ayam Buras ( ) kg d. Ayam Petelur ( ) kg e. Lainya............ ( ) kg

3. Sistem Pengelolaan Kotoran ternak

a. Tebar harian b. Ditumpuk hingga kering c. Unggas dengan penadahan (untuk unggas) d. Unggas tanpa penadahan (untuk unggas) e. Lainnya (..................)

Page 111: INVENTARISASI EMISI GAS RUMAH KACA PADA ...repository.its.ac.id/71310/1/3312100071-undergraduate...sektor pertanian. Sektor pertanian yang terdiri dari pertanian dan peternakan sendiri

102

Kuesioner dan Wawancara Pertanian

Lokasi Pertanian :.................................

Luas Lahan Pertanian :.................................

1. Jenis Lahan sawah a. Irigasi b. Tadah Hujan

2. Pertanyaan berikut hanya untuk sawah tadah hujan, Jika sawah tadah hujan, Apakah sering terjadi banjir? a. Ya b. Tidak

3. Pertanyaan berikut hanya untuk sawah tadah hujan, Jika sawah tadah hujan, Apakah sering terjadi kekeringan? c. Ya d. Tidak

4. Pertanyaan berikut hanya untuk sawah irigasi, Jika sawah Irigasi , Apakah air tergenang terus menerus? a. Ya b. Tidak

5. Lama air tergenang dari sebelum penanaman hingga waktu penanaman? a. Tidak tergenang sebelum penanaman kurang dari 6

bulan b. Tidak Tergenang sebelum penanaman lebih dari 6

bulan c. Tergenang sebelum penanaman lebih dari 1 bulan d. Tidak tergenang air

6. Bahan yang ditambahkan selama budidaya? a. Jerami b. Kompos c. Pupuk kandang d. Pupuk kimia/sintetis

7. Pertanyaan berikut hanya untuk yang menggunakan jerami, jika menggunakan jerami berapa jangka waktu pemberian sebelum penanaman?

Page 112: INVENTARISASI EMISI GAS RUMAH KACA PADA ...repository.its.ac.id/71310/1/3312100071-undergraduate...sektor pertanian. Sektor pertanian yang terdiri dari pertanian dan peternakan sendiri

103

a. Kurang dari sebulan sebelum penanaman b. Lebih dari sebulan sebelum penanaman

8. Pertanyaan berikut hanya untuk penggunaan pupuk kimia, jika menggunakan pupuk kimia, pupuk jenis apa yang anda gunakan? a. Pupuk Urea b. Pupuk ZA c. Pupuk NPK d. Lebih dari 1 jenis pupuk kimia (sebutkan

...............................)

Bagian 2

Mohon isi titik titik dibawah ini sesuai dengan keadaan lahan pertanian bapak/ibu

1. Berapa kali jumlah panen dalam setahun? ............................................................................................

2. Berapa lama waktu yang dibutuhkan hingga panen? ............................................................................................

3. Berapa frekuensi penanaman padi (contoh: 3 bulan sekali/ 2 bulan sekali)? ...........................................................................................

Page 113: INVENTARISASI EMISI GAS RUMAH KACA PADA ...repository.its.ac.id/71310/1/3312100071-undergraduate...sektor pertanian. Sektor pertanian yang terdiri dari pertanian dan peternakan sendiri

104

LAMPIRAN PERHITUNGAN (WORKSHEET) worksheet perhitungan GRK CH4 pada subsektor fermentasi enterik peternakan di Kota Surabaya

Sektor = Agrikultur,Kehutanan dan pengunaan lahan lainnya

Kategori = emisi Metana dari fermentasi enterik dan pengelolaan kotoran

Kode Kategori = 3A1 dan 3A2

Kecamatan Kategori Jumlah

Populasi Ternak (ekor)

Faktor emisi fermentasi

enterik (Kg

CH4/ekor.tahun)

Emisi CH4 dari fermentasi enterik (Gg CH4/tahun)

Emisi CH4 dari

fermentasi enterik

(Ton CO2-Eq/tahun)

T N(T) EF(Tfe) CH4 enterik = N(T)xEF(T) x 10-6

Tenggilis Mejoyo - - - -

Wiyung Sapi Perah 59 61 0.003599 89.975

Jambangan Kambing 65 5 0.000325 8.125

Sapi Potong 3 47 0.000141 3.525

Sukolilo Kambing 158 5 0.00079 19.75

Wonocolo Sapi Perah 272 61 0.016592 414.8

Semampir Sapi Perah 6 61 0.000366 9.15

Page 114: INVENTARISASI EMISI GAS RUMAH KACA PADA ...repository.its.ac.id/71310/1/3312100071-undergraduate...sektor pertanian. Sektor pertanian yang terdiri dari pertanian dan peternakan sendiri

105

Sektor = Agrikultur,Kehutanan dan pengunaan lahan lainnya

Kategori = emisi Metana dari fermentasi enterik dan pengelolaan kotoran

Kode Kategori = 3A1 dan 3A2

Kecamatan Kategori Jumlah

Populasi Ternak (ekor)

Faktor emisi fermentasi

enterik (Kg

CH4/ekor.tahun)

Emisi CH4 dari fermentasi enterik (Gg CH4/tahun)

Emisi CH4 dari

fermentasi enterik

(Ton CO2-Eq/tahun)

T N(T) EF(Tfe) CH4 enterik = N(T)xEF(T) x 10-6

Asemrowo Kambing 13 5 0.000065 1.625

Bulak Domba 140 5 0.0007 17.5

Kambing 240 5 0.0012 30

Genteng - - -

Karangpilang Sapi Perah 20 61 0.00122 30.5

Kambing 60 5 0.0003 7.5

Sukomanunggal Kambing 5 5 0.000025 0.625

Rungkut - - -

Dukuh Pakis - - -

Pakal Sapi Potong 57 47 0.002679 66.975

Page 115: INVENTARISASI EMISI GAS RUMAH KACA PADA ...repository.its.ac.id/71310/1/3312100071-undergraduate...sektor pertanian. Sektor pertanian yang terdiri dari pertanian dan peternakan sendiri

106

Sektor = Agrikultur,Kehutanan dan pengunaan lahan lainnya

Kategori = emisi Metana dari fermentasi enterik dan pengelolaan kotoran

Kode Kategori = 3A1 dan 3A2

Kecamatan Kategori Jumlah

Populasi Ternak (ekor)

Faktor emisi fermentasi

enterik (Kg

CH4/ekor.tahun)

Emisi CH4 dari fermentasi enterik (Gg CH4/tahun)

Emisi CH4 dari

fermentasi enterik

(Ton CO2-Eq/tahun)

T N(T) EF(Tfe) CH4 enterik = N(T)xEF(T) x 10-6

Kambing 127 5 0.000635 15.875

Tandes

Sapi Potong 64 47 0.003008 75.2

Kerbau 27 55 0.001485 37.125

Kambing 88 5 0.00044 11

Domba 23 5 0.000115 2.875

Ayam Buras 607 -

Entog 331 -

Itik 8 -

Sambikerep Kambing 5 5 0.000025 0.625

Bubutan - -

Page 116: INVENTARISASI EMISI GAS RUMAH KACA PADA ...repository.its.ac.id/71310/1/3312100071-undergraduate...sektor pertanian. Sektor pertanian yang terdiri dari pertanian dan peternakan sendiri

107

Sektor = Agrikultur,Kehutanan dan pengunaan lahan lainnya

Kategori = emisi Metana dari fermentasi enterik dan pengelolaan kotoran

Kode Kategori = 3A1 dan 3A2

Kecamatan Kategori Jumlah

Populasi Ternak (ekor)

Faktor emisi fermentasi

enterik (Kg

CH4/ekor.tahun)

Emisi CH4 dari fermentasi enterik (Gg CH4/tahun)

Emisi CH4 dari

fermentasi enterik

(Ton CO2-Eq/tahun)

T N(T) EF(Tfe) CH4 enterik = N(T)xEF(T) x 10-6

Benowo Kambing 5 5 0.000025 0.625

Gunung Anyar Sapi Potong 4 47 0.000188 4.7

Kambing 94 5 0.00047 11.75

Tambaksari - - -

Wonokromo - - -

Gubeng

Sapi Perah 109 61 0.006649 166.225

Ayam Buras 402 -

Entog 5 -

Itik 8 -

Bebek 340 -

Page 117: INVENTARISASI EMISI GAS RUMAH KACA PADA ...repository.its.ac.id/71310/1/3312100071-undergraduate...sektor pertanian. Sektor pertanian yang terdiri dari pertanian dan peternakan sendiri

108

Sektor = Agrikultur,Kehutanan dan pengunaan lahan lainnya

Kategori = emisi Metana dari fermentasi enterik dan pengelolaan kotoran

Kode Kategori = 3A1 dan 3A2

Kecamatan Kategori Jumlah

Populasi Ternak (ekor)

Faktor emisi fermentasi

enterik (Kg

CH4/ekor.tahun)

Emisi CH4 dari fermentasi enterik (Gg CH4/tahun)

Emisi CH4 dari

fermentasi enterik

(Ton CO2-Eq/tahun)

T N(T) EF(Tfe) CH4 enterik = N(T)xEF(T) x 10-6

Tegalsari - -

Gayungan - -

Krembangan - -

Lakarsantri Sapi Potong 5 47 0.000235 5.875

Kambing 27 5 0.000135 3.375

Kenjeran Sapi Perah 26 61 0.001586 39.65

Simokerto - - -

Pabean Cantian - - -

Mulyorejo Kambing 122 5 0.00061 15.25

Ayam Buras 1224 -

Page 118: INVENTARISASI EMISI GAS RUMAH KACA PADA ...repository.its.ac.id/71310/1/3312100071-undergraduate...sektor pertanian. Sektor pertanian yang terdiri dari pertanian dan peternakan sendiri

109

Sektor = Agrikultur,Kehutanan dan pengunaan lahan lainnya

Kategori = emisi Metana dari fermentasi enterik dan pengelolaan kotoran

Kode Kategori = 3A1 dan 3A2

Kecamatan Kategori Jumlah

Populasi Ternak (ekor)

Faktor emisi fermentasi

enterik (Kg

CH4/ekor.tahun)

Emisi CH4 dari fermentasi enterik (Gg CH4/tahun)

Emisi CH4 dari

fermentasi enterik

(Ton CO2-Eq/tahun)

T N(T) EF(Tfe) CH4 enterik = N(T)xEF(T) x 10-6

Entog 2 -

Itik 46 -

Angsa 64 -

Bebek 74 -

Sawahan Kambing 15 5 0.000075 1.875

Subtotal 0.043683 1092.075

Page 119: INVENTARISASI EMISI GAS RUMAH KACA PADA ...repository.its.ac.id/71310/1/3312100071-undergraduate...sektor pertanian. Sektor pertanian yang terdiri dari pertanian dan peternakan sendiri

110

worksheet perhitungan GRK CH4 pada subsektor fermentasi enterik dalam tempat penampungan hewan

Sektor = Agrikultur,Kehutanan dan pengunaan lahan lainnya

Kategori = emisi Metana dari fermentasi enterik dan pengelolaan kotoran

Kode Kategori = 3A1 dan 3A2

Kecamatan Kategori

Jumlah Populasi Ternak

(ekor/hari)

Jumlah Populasi Ternak

(ekor/tahun)

Faktor emisi fermentasi enterik

(Kg CH4/ekor.tahun)

Emisi CH4 dari fermentasi enterik

(Gg CH4/tahun) Emisi CH4 dari

fermentasi enterik (Ton CO2-Eq/tahun)

T N(T) N(T) EF(Tfe)

CH4 enterik = N(T)xEF(T) x 10-6

Tenggilis Mejoyo Ayam Potong 2320 846800 0 0 0

Wiyung - 0 0 0

Jambangan Ayam Potong 250 91250 0 0 0

Sukolilo Ayam Potong 250 91250 0 0 0

Wonocolo - 0 0 0 0

Semampir

Ayam Potong 950 346750 0 0 0

Sapi 42552 47 2.00 49999

Page 120: INVENTARISASI EMISI GAS RUMAH KACA PADA ...repository.its.ac.id/71310/1/3312100071-undergraduate...sektor pertanian. Sektor pertanian yang terdiri dari pertanian dan peternakan sendiri

111

Sektor = Agrikultur,Kehutanan dan pengunaan lahan lainnya

Kategori = emisi Metana dari fermentasi enterik dan pengelolaan kotoran

Kode Kategori = 3A1 dan 3A2

Kecamatan Kategori

Jumlah Populasi Ternak

(ekor/hari)

Jumlah Populasi Ternak

(ekor/tahun)

Faktor emisi fermentasi enterik

(Kg CH4/ekor.tahun)

Emisi CH4 dari fermentasi enterik

(Gg CH4/tahun) Emisi CH4 dari

fermentasi enterik (Ton CO2-Eq/tahun)

T N(T) N(T) EF(Tfe)

CH4 enterik = N(T)xEF(T) x 10-6

Kambing 8726 5 0.04 1091

Babi 40195 1 0.040 1005

Asemrowo - 0 0 0 0

Bulak Ayam Potong 1500 547500 0 0 0

Genteng - 0 0 0 0

Karangpilang - 0 0 0 0

Sukomanunggal - 0 0 0 0

Rungkut Ayam Potong 170 62050 0 0 0

Page 121: INVENTARISASI EMISI GAS RUMAH KACA PADA ...repository.its.ac.id/71310/1/3312100071-undergraduate...sektor pertanian. Sektor pertanian yang terdiri dari pertanian dan peternakan sendiri

112

Sektor = Agrikultur,Kehutanan dan pengunaan lahan lainnya

Kategori = emisi Metana dari fermentasi enterik dan pengelolaan kotoran

Kode Kategori = 3A1 dan 3A2

Kecamatan Kategori

Jumlah Populasi Ternak

(ekor/hari)

Jumlah Populasi Ternak

(ekor/tahun)

Faktor emisi fermentasi enterik

(Kg CH4/ekor.tahun)

Emisi CH4 dari fermentasi enterik

(Gg CH4/tahun) Emisi CH4 dari

fermentasi enterik (Ton CO2-Eq/tahun)

T N(T) N(T) EF(Tfe)

CH4 enterik = N(T)xEF(T) x 10-6

Dukuh Pakis Ayam Potong 285 104025 0 0 0

Pakal - 0 0 0 0

Tandes - 0 0 0 0

Sambikerep - 0 0 0 0

Bubutan Ayam Potong 1808 659950 0 0 0

Benowo Ayam Potong 9100 3321500 0 0 0

Gunung Anyar Ayam Potong 250 91250 0 0 0

Tambaksari Ayam Potong 759 277035 0 0 0

Page 122: INVENTARISASI EMISI GAS RUMAH KACA PADA ...repository.its.ac.id/71310/1/3312100071-undergraduate...sektor pertanian. Sektor pertanian yang terdiri dari pertanian dan peternakan sendiri

113

Sektor = Agrikultur,Kehutanan dan pengunaan lahan lainnya

Kategori = emisi Metana dari fermentasi enterik dan pengelolaan kotoran

Kode Kategori = 3A1 dan 3A2

Kecamatan Kategori

Jumlah Populasi Ternak

(ekor/hari)

Jumlah Populasi Ternak

(ekor/tahun)

Faktor emisi fermentasi enterik

(Kg CH4/ekor.tahun)

Emisi CH4 dari fermentasi enterik

(Gg CH4/tahun) Emisi CH4 dari

fermentasi enterik (Ton CO2-Eq/tahun)

T N(T) N(T) EF(Tfe)

CH4 enterik = N(T)xEF(T) x 10-6

Wonokromo Ayam Potong 4900 1788500 0 0 0

Gubeng Ayam Potong 3455 1261075 0 0 0

Tegalsari Ayam Potong 1060 386900 0 0 0

Gayungan - 0 0 0 0

Krembangan Ayam Potong 1100 401500 0 0 0

Lakarsantri Ayam Potong 150 54750 0 0 0

Kenjeran Ayam Potong 2150 784750 0 0 0

Simokerto Ayam Potong 600 219000 0 0 0

Page 123: INVENTARISASI EMISI GAS RUMAH KACA PADA ...repository.its.ac.id/71310/1/3312100071-undergraduate...sektor pertanian. Sektor pertanian yang terdiri dari pertanian dan peternakan sendiri

114

Sektor = Agrikultur,Kehutanan dan pengunaan lahan lainnya

Kategori = emisi Metana dari fermentasi enterik dan pengelolaan kotoran

Kode Kategori = 3A1 dan 3A2

Kecamatan Kategori

Jumlah Populasi Ternak

(ekor/hari)

Jumlah Populasi Ternak

(ekor/tahun)

Faktor emisi fermentasi enterik

(Kg CH4/ekor.tahun)

Emisi CH4 dari fermentasi enterik

(Gg CH4/tahun) Emisi CH4 dari

fermentasi enterik (Ton CO2-Eq/tahun)

T N(T) N(T) EF(Tfe)

CH4 enterik = N(T)xEF(T) x 10-6

Pabean Cantian Ayam Potong 540 197100 0 0 0

Mulyorejo Ayam Potong 250 91250 0 0 0

Sawahan Ayam Potong 50 18250 0 0 0

SUBTOTAL 2.0838 52094

Page 124: INVENTARISASI EMISI GAS RUMAH KACA PADA ...repository.its.ac.id/71310/1/3312100071-undergraduate...sektor pertanian. Sektor pertanian yang terdiri dari pertanian dan peternakan sendiri

115

worksheet perhitungan GRK CH4 pada subsektor pengelolaan kotoran peternakan Kota Surabaya

Sektor = Agrikultur,Kehutanan dan pengunaan lahan lainnya Kategori = emisi Metana dari fermentasi enterik dan pengelolaan kotoran

Kode Kategori = 3A1 dan 3A2

Kecamatan Kategori

Jumlah Populasi Ternak (ekor)

Faktor Emisi Pengelolaan ternak

(Kg CH4/tahun)

Emisi CH4 dari Pengelolaan Ternak

(Gg CH4/tahun)

Emisi CH4 dari Pengelolaan Ternak (Ton CO2-Eq/tahun)

T N(T) EF(Tmm) CH4 manure = N(T)xEF(T) x 10-6

CH4 manure = N(T)xEF(T) x 10-6

Tenggilis Mejoyo - - - -

Wiyung Sapi Perah 59 31 0.00182900 45.7250

Jambangan Kambing 65 0.22 0.00001430 0.3575

Sapi Potong 3 1 0.00000300 0.0750

Sukolilo Kambing 158 0.22 0.00003476 0.8690

Wonocolo Sapi Perah 272 31 0.00843200 210.8000

Semampir Sapi Perah 6 31 0.00018600 4.6500

Asemrowo Kambing 13 0.22 0.00000286 0.0715

Bulak Domba 140 0.2 0.00002800 0.7000

Kambing 240 0.22 0.00005280 1.3200

Genteng - - -

Karangpilang Sapi Perah 20 31 0.00062000 15.5000

Kambing 60 0.22 0.00001320 0.3300

Sukomanunggal Kambing 5 0.22 0.00000110 0.0275

Rungkut - - -

Page 125: INVENTARISASI EMISI GAS RUMAH KACA PADA ...repository.its.ac.id/71310/1/3312100071-undergraduate...sektor pertanian. Sektor pertanian yang terdiri dari pertanian dan peternakan sendiri

116

Sektor = Agrikultur,Kehutanan dan pengunaan lahan lainnya Kategori = emisi Metana dari fermentasi enterik dan pengelolaan kotoran

Kode Kategori = 3A1 dan 3A2

Kecamatan Kategori

Jumlah Populasi Ternak (ekor)

Faktor Emisi Pengelolaan ternak

(Kg CH4/tahun)

Emisi CH4 dari Pengelolaan Ternak

(Gg CH4/tahun)

Emisi CH4 dari Pengelolaan Ternak (Ton CO2-Eq/tahun)

T N(T) EF(Tmm) CH4 manure = N(T)xEF(T) x 10-6

CH4 manure = N(T)xEF(T) x 10-6

Dukuh Pakis - - -

Pakal

Sapi Potong 57 1 0.00005700 1.4250

Kambing 127 0.22 0.00002794 0.6985

Tandes

Sapi Potong 64 1 0.00006400 1.6000

Kerbau 27 2 0.00005400 1.3500

Kambing 88 0.22 0.00001936 0.4840

Domba 23 0.2 0.00000460 0.1150

Ayam Buras 607 0.02 0.00001214 0.3035

Entog 331 0.02 0.00000662 0.1655

Itik 8 0.02 0.00000016 0.0040

Sambikerep Kambing 5 0.22 0.00000110 0.0275

Bubutan - -

Benowo Kambing 5 0.22 0.00000110 0.0275

Gunung Anyar

Sapi Potong 4 1 0.00000400 0.1000

Kambing 94 0.22 0.00002068 0.5170

Page 126: INVENTARISASI EMISI GAS RUMAH KACA PADA ...repository.its.ac.id/71310/1/3312100071-undergraduate...sektor pertanian. Sektor pertanian yang terdiri dari pertanian dan peternakan sendiri

117

Sektor = Agrikultur,Kehutanan dan pengunaan lahan lainnya Kategori = emisi Metana dari fermentasi enterik dan pengelolaan kotoran

Kode Kategori = 3A1 dan 3A2

Kecamatan Kategori

Jumlah Populasi Ternak (ekor)

Faktor Emisi Pengelolaan ternak

(Kg CH4/tahun)

Emisi CH4 dari Pengelolaan Ternak

(Gg CH4/tahun)

Emisi CH4 dari Pengelolaan Ternak (Ton CO2-Eq/tahun)

T N(T) EF(Tmm) CH4 manure = N(T)xEF(T) x 10-6

CH4 manure = N(T)xEF(T) x 10-6

Tambaksari - - -

Wonokromo - - -

Gubeng

Sapi Perah 109 31 0.00337900 84.4750

Ayam Buras 402 0.02 0.00000804 0.2010

Entog 5 0.02 0.00000010 0.0025

Itik 8 0.02 0.00000016 0.0040

Bebek 340 0.02 0.00000680 0.1700

Tegalsari - -

Gayungan - -

Krembangan - -

Lakarsantri Sapi

Potong 5 1 0.00000500 0.1250

Kambing 27 0.22 0.00000594 0.1485

Kenjeran Sapi Perah 26 31 0.00080600 20.1500

Simokerto - - -

Pabean Cantian - - -

Mulyorejo Kambing 122 0.22 0.00002684 0.6710

Ayam 1224 0.02 0.00002448 0.6120

Page 127: INVENTARISASI EMISI GAS RUMAH KACA PADA ...repository.its.ac.id/71310/1/3312100071-undergraduate...sektor pertanian. Sektor pertanian yang terdiri dari pertanian dan peternakan sendiri

118

Sektor = Agrikultur,Kehutanan dan pengunaan lahan lainnya Kategori = emisi Metana dari fermentasi enterik dan pengelolaan kotoran

Kode Kategori = 3A1 dan 3A2

Kecamatan Kategori

Jumlah Populasi Ternak (ekor)

Faktor Emisi Pengelolaan ternak

(Kg CH4/tahun)

Emisi CH4 dari Pengelolaan Ternak

(Gg CH4/tahun)

Emisi CH4 dari Pengelolaan Ternak (Ton CO2-Eq/tahun)

T N(T) EF(Tmm) CH4 manure = N(T)xEF(T) x 10-6

CH4 manure = N(T)xEF(T) x 10-6

Buras

Entog 2 0.02 0.00000004 0.0010

Itik 46 0.02 0.00000092 0.0230

Angsa 64 0.02 0.00000128 0.0320

Bebek 74 0.02 0.00000148 0.0370

Sawahan Kambing 15 0.22 0.00000330 0.0825

SUBTOTAL 0.0157591

393.98 SUBTOTAL TON CH4/tahun 15.7591

SUBTOTAL TON CO2-eq/tahun 330.9411

Page 128: INVENTARISASI EMISI GAS RUMAH KACA PADA ...repository.its.ac.id/71310/1/3312100071-undergraduate...sektor pertanian. Sektor pertanian yang terdiri dari pertanian dan peternakan sendiri

119

worksheet perhitungan GRK CH4 pada subsektor pengelolaan kotoran dalam tempat penampungan ternak

Kecamatan Kategori

Jumlah Populasi Ternak

(ekor/hari)

Jumlah Populasi Ternak

(ekor/tahun)

Faktor Emisi Pengelolaan

ternak (Kg

CH4/tahun)

Emisi CH4 dari Pengelolaan Ternak

(Gg CH4/tahun)

Emisi CH4 dari Pengelolaan Ternak (Ton CO2-Eq/tahun)

T N(T) N(T) EF(Tmm) CH4 manure = N(T)xEF(T) x 10-6 CH4 manure = N(T)xEF(T) x 10-6

Tenggilis Mejoyo Ayam Potong 2320 846800 0.02 0.016936 423.4

Wiyung - 0 0 0.02 0 0

Jambangan Ayam Potong 250 91250 0.02 0.001825 45.625

Sukolilo Ayam Potong 250 91250 0.02 0.001825 45.625

Wonocolo - 0 0.02 0 0

Semampir

Ayam Potong 950 346750 0.02 0.006935 173.375

Sapi 42552 1 0.04255205 1063.80125

Kambing 8726 0.22 0.001919683 47.99208539

Babi 40195.16 7 0.28136612 7034.153

Asemrowo Ayam Potong 0 0.02 0 0

Bulak Ayam Potong 1500 547500 0.02 0.01095 273.75

Genteng Ayam Potong 0 0.02 0 0

Page 129: INVENTARISASI EMISI GAS RUMAH KACA PADA ...repository.its.ac.id/71310/1/3312100071-undergraduate...sektor pertanian. Sektor pertanian yang terdiri dari pertanian dan peternakan sendiri

120

Kecamatan Kategori

Jumlah Populasi Ternak

(ekor/hari)

Jumlah Populasi Ternak

(ekor/tahun)

Faktor Emisi Pengelolaan

ternak (Kg

CH4/tahun)

Emisi CH4 dari Pengelolaan Ternak

(Gg CH4/tahun)

Emisi CH4 dari Pengelolaan Ternak (Ton CO2-Eq/tahun)

T N(T) N(T) EF(Tmm) CH4 manure = N(T)xEF(T) x 10-6 CH4 manure = N(T)xEF(T) x 10-6

Karangpilang Ayam Potong 0 0.02 0 0

Sukomanunggal Ayam Potong 0 0.02 0 0

Rungkut Ayam Potong 170 62050 0.02 0.001241 31.025

Dukuh Pakis Ayam Potong 285 104025 0.02 0.0020805 52.0125

Pakal Ayam Potong 0 0.02 0 0

Tandes Ayam Potong 0 0.02 0 0

Sambikerep Ayam Potong 0 0.02 0 0

Bubutan Ayam Potong 1808 659950 0.02 0.013199004 329.9751006

Benowo Ayam Potong 9100 3321500 0.02 0.06643 1660.75

Gunung Anyar Ayam Potong 250 91250 0.02 0.001825 45.625

Tambaksari Ayam Potong 759 277035 0.02 0.0055407 138.5175

Wonokromo Ayam Potong 4900 1788500 0.02 0.03577 894.25

Gubeng Ayam Potong 3455 1261075 0.02 0.0252215 630.5375

Tegalsari Ayam Potong 1060 386900 0.02 0.007738 193.45

Page 130: INVENTARISASI EMISI GAS RUMAH KACA PADA ...repository.its.ac.id/71310/1/3312100071-undergraduate...sektor pertanian. Sektor pertanian yang terdiri dari pertanian dan peternakan sendiri

121

Kecamatan Kategori

Jumlah Populasi Ternak

(ekor/hari)

Jumlah Populasi Ternak

(ekor/tahun)

Faktor Emisi Pengelolaan

ternak (Kg

CH4/tahun)

Emisi CH4 dari Pengelolaan Ternak

(Gg CH4/tahun)

Emisi CH4 dari Pengelolaan Ternak (Ton CO2-Eq/tahun)

T N(T) N(T) EF(Tmm) CH4 manure = N(T)xEF(T) x 10-6 CH4 manure = N(T)xEF(T) x 10-6

Gayungan Ayam Potong 0 0.02 0 0

Krembangan Ayam Potong 1100 401500 0.02 0.00803 200.75

Lakarsantri Ayam Potong 150 54750 0.02 0.001095 27.375

Kenjeran Ayam Potong 2150 784750 0.02 0.015695 392.375

Simokerto Ayam Potong 600 219000 0.02 0.00438 109.5

Pabean Cantian Ayam Potong 540 197100 0.02 0.003942 98.55

Mulyorejo Ayam Potong 250 91250 0.02 0.001825 45.625

Sawahan Ayam Potong 50 18250 0.02 0.000365 9.125

SUBTOTAL 13967.2

Page 131: INVENTARISASI EMISI GAS RUMAH KACA PADA ...repository.its.ac.id/71310/1/3312100071-undergraduate...sektor pertanian. Sektor pertanian yang terdiri dari pertanian dan peternakan sendiri

122

“Halaman Ini Sengaja Dikosongkan”

Page 132: INVENTARISASI EMISI GAS RUMAH KACA PADA ...repository.its.ac.id/71310/1/3312100071-undergraduate...sektor pertanian. Sektor pertanian yang terdiri dari pertanian dan peternakan sendiri

123

Worksheet Perhitungan GRK N2O Langsung pada Subsektor Pengelolaan Kotoran Peternakan Kota Surabaya

Sektor = Agrikultur,Kehutanan dan pengunaan lahan lainnya

Kategori = emisi N2O langsung dari pengelolaan kotoran ternak

Kode Kategori = 3A2

Kecamatan Kategori Sistem

Pengelolaan Ternak

Jumlah Populasi Ternak (ekor)

Laju Eksresi N Hewan Ternak (Kg N/1000 kg

ternak.hari)

Rata-rata berat ternak

(kg)

ekskresi Ntahunan per

ekor ternak (Kg

N/ekor.tahun)

Fraksi dari Ekskresi N tahunan

Total ekskresi Nitrogen

Faktor Emisi N2O-N langsungSistem

pengelolaan kotoran

(Kg N2O-N/Kg N pengelolaan

Kotoran)

Emisi N2O dari Pengelolaan

Kotoran Kg N2O/tahun

Emisi N2O dari Pengelolaan

Kotoran Ton CO2-Eq/tahun

T s N(T) Nrate(T) TAM

Nex(T)=Nrate(T)xTAMx10-3x365

MS(T,S) NE(mms)=N(T)xN

ex(T)xMS(T,S) EF3(S)

N2OD(mm)=NE(mms)xEF3(S)x44/28

Tenggilis Mejoyo - 0 0 0.00 0 0

Wiyung Sapi

Perah Ditumpuk Hingga Kering 59 0.47 375 64.36 0.2 759.48 0.02 23.87 7.113055322

Jambangan Kambing Ditumpuk Hingga Kering 65 1.37 25.0 12.50 0.1 81.26 0.02 2.55 0.761040382

Sapi

Potong Ditumpuk Hingga Kering 3 0.34 300 37.23 0.07 7.82 0.02 0.25 0.073223964

Sukolilo Kambing Ditumpuk Hingga Kering 158 1.37 24.0 12.02 0.1 189.92 0.02 5.97 1.778763023

Wonocolo Sapi

Perah Ditumpuk Hingga Kering 272 0.47 400 68.62 0.2 3732.93 0.02 117.32 34.9615371

Semampir Sapi

Perah Ditumpuk Hingga Kering 6 0.47 150 25.73 0.2 30.88 0.02 0.97 0.289203891

Asemrowo Kambing Ditumpuk Hingga Kering 13 1.37 22.8 11.41 0.1 14.83 0.02 0.47 0.138938654

Bulak Domba

Ditumpuk Hingga Kering 140 1.17 25.0 10.68 0.1 149.47 0.02 4.70 1.3998699

Kambing Ditumpuk Hingga Kering 240 1.37 25.0 12.50 0.1 300.03 0.02 9.43 2.809995257

Genteng - 0 0 0.00 0.00 0.02 0.00 0

Karangpilang

Sapi Perah

Ditumpuk Hingga Kering 20 0.47 500 85.78 0.2 343.10 0.02 10.78 3.213376571

Kambing Ditumpuk Hingga Kering 60 1.37 22.8 11.41 0.1 68.47 0.02 2.15 0.641255328

Page 133: INVENTARISASI EMISI GAS RUMAH KACA PADA ...repository.its.ac.id/71310/1/3312100071-undergraduate...sektor pertanian. Sektor pertanian yang terdiri dari pertanian dan peternakan sendiri

124

Sektor = Agrikultur,Kehutanan dan pengunaan lahan lainnya

Kategori = emisi N2O langsung dari pengelolaan kotoran ternak

Kode Kategori = 3A2

Kecamatan Kategori Sistem

Pengelolaan Ternak

Jumlah Populasi Ternak (ekor)

Laju Eksresi N Hewan Ternak (Kg N/1000 kg

ternak.hari)

Rata-rata berat ternak

(kg)

ekskresi Ntahunan per

ekor ternak (Kg

N/ekor.tahun)

Fraksi dari Ekskresi N tahunan

Total ekskresi Nitrogen

Faktor Emisi N2O-N langsungSistem

pengelolaan kotoran

(Kg N2O-N/Kg N pengelolaan

Kotoran)

Emisi N2O dari Pengelolaan

Kotoran Kg N2O/tahun

Emisi N2O dari Pengelolaan

Kotoran Ton CO2-Eq/tahun

T s N(T) Nrate(T) TAM

Nex(T)=Nrate(T)xTAMx10-3x365

MS(T,S) NE(mms)=N(T)xN

ex(T)xMS(T,S) EF3(S)

N2OD(mm)=NE(mms)xEF3(S)x44/28

Sukomanunggal Kambing

Ditumpuk Hingga Kering 5 1.37 22.8 11.41 0.1 5.71 0.02 0.18 0.053437944

Rungkut - 0 0 0.00 0.00 0.02 0.00 0

Dukuh Pakis - 0 0 0.00 0.00 0.02 0.00 0

Pakal

Sapi Potong

Ditumpuk Hingga Kering 57 0.34 300 37.23 0.07 148.55 0.02 4.67 1.391255316

Kambing Ditumpuk Hingga Kering 127 1.37 16.0 7.98 0.1 101.37 0.02 3.19 0.949364103

Tandes

Sapi Potong

Ditumpuk Hingga Kering 64 0.34 375 46.56 0.07 208.59 0.02 6.56 1.953589229

Kerbau Ditumpuk Hingga Kering 27 0.32 375 43.82 0.07 82.82 0.02 2.60 0.775689841

Kambing Ditumpuk Hingga Kering 88 1.37 25.0 12.50 0.1 110.01 0.02 3.46 1.030331594

Domba Ditumpuk Hingga Kering 23 1.17 25.0 10.68 0.1 24.56 0.02 0.77 0.229978626

Ayam Buras

63% dengan penadahan, 37% tanpa penadahan

607 0.82 2.27 0.68 0.3 123.87 0.01 1.95 0.580062641

Entog 331 0.83 2.00 0.61 0.3 60.17 0.01 0.95 0.281748174

Itik 8 0.83 1.50 0.45 0.3 1.09 0.01 0.02 0.005107218

Sambikerep Kambing Ditumpuk Hingga Kering 5 1.37 22.8 11.41 0.1 5.71 0.02 0.18 0.053437944

Bubutan - Ditumpuk Hingga Kering 0 0 0.00 0.00 0.02 0.00 0

Benowo Kambing Ditumpuk Hingga Kering 5 1.37 15.0 7.50 0.1 3.75 0.02 0.12 0.035124941

Gunung Anyar

Sapi Potong

Ditumpuk Hingga Kering 4 0.34 375 46.56 0.07 13.04 0.02 0.41 0.122099327

Page 134: INVENTARISASI EMISI GAS RUMAH KACA PADA ...repository.its.ac.id/71310/1/3312100071-undergraduate...sektor pertanian. Sektor pertanian yang terdiri dari pertanian dan peternakan sendiri

125

Sektor = Agrikultur,Kehutanan dan pengunaan lahan lainnya

Kategori = emisi N2O langsung dari pengelolaan kotoran ternak

Kode Kategori = 3A2

Kecamatan Kategori Sistem

Pengelolaan Ternak

Jumlah Populasi Ternak (ekor)

Laju Eksresi N Hewan Ternak (Kg N/1000 kg

ternak.hari)

Rata-rata berat ternak

(kg)

ekskresi Ntahunan per

ekor ternak (Kg

N/ekor.tahun)

Fraksi dari Ekskresi N tahunan

Total ekskresi Nitrogen

Faktor Emisi N2O-N langsungSistem

pengelolaan kotoran

(Kg N2O-N/Kg N pengelolaan

Kotoran)

Emisi N2O dari Pengelolaan

Kotoran Kg N2O/tahun

Emisi N2O dari Pengelolaan

Kotoran Ton CO2-Eq/tahun

T s N(T) Nrate(T) TAM

Nex(T)=Nrate(T)xTAMx10-3x365

MS(T,S) NE(mms)=N(T)xN

ex(T)xMS(T,S) EF3(S)

N2OD(mm)=NE(mms)xEF3(S)x44/28

Kambing Ditumpuk Hingga Kering 94 1.37 40.0 20.00 0.1 188.02 0.02 5.91 1.760930361

Tambaksari - 0 0 0.00 0.00 0.02 0.00 0

Wonokromo - 0 0 0.00 0.00 0.02 0.00 0

Gubeng

Sapi Perah

Ditumpuk Hingga Kering 109 0.47 375 64.36 0.2 1403.10 0.02 44.10 13.14106831

Ayam Buras 63% dengan

penadahan, 37% tanpa penadahan

402 0.82 1.95 0.58 0.3 70.43 0.01 1.11 0.329803655

Entog 5 0.83 3.00 0.91 0.3 1.36 0.01 0.02 0.006384022

Itik 8 0.83 1.50 0.45 0.3 1.09 0.01 0.02 0.005107218

Bebek 340 0.83 1.50 0.45 0.3 46.35 0.01 0.73 0.21705675

Tegalsari - 0 0 0.00 0.00 0.02 0.00 0

Gayungan - 0 0 0.00 0.00 0.02 0.00 0

Krembangan - 0 0 0.00 0.00 0.02 0.00 0

Lakarsantri

Sapi Potong

Ditumpuk Hingga Kering 5 0.34 300 37.23 0.07 13.03 0.02 0.41 0.12203994

Kambing Ditumpuk Hingga Kering 27 1.37 22.8 11.41 0.1 30.81 0.02 0.97 0.288564898

Kenjeran Sapi

Perah Ditumpuk Hingga Kering 26 0.47 375 64.36 0.2 334.69 0.02 10.52 3.134566752

Simokerto - 0 0 0.00 0.00 0.02 0.00 0

Pabean Cantian - 0 0 0.00 0.00 0.02 0.00 0

Mulyorejo Kambing

Ditumpuk Hingga Kering 122 1.37 22.6 11.28 0.1 137.57 0.02 4.32 1.288487961

Page 135: INVENTARISASI EMISI GAS RUMAH KACA PADA ...repository.its.ac.id/71310/1/3312100071-undergraduate...sektor pertanian. Sektor pertanian yang terdiri dari pertanian dan peternakan sendiri

126

Sektor = Agrikultur,Kehutanan dan pengunaan lahan lainnya

Kategori = emisi N2O langsung dari pengelolaan kotoran ternak

Kode Kategori = 3A2

Kecamatan Kategori Sistem

Pengelolaan Ternak

Jumlah Populasi Ternak (ekor)

Laju Eksresi N Hewan Ternak (Kg N/1000 kg

ternak.hari)

Rata-rata berat ternak

(kg)

ekskresi Ntahunan per

ekor ternak (Kg

N/ekor.tahun)

Fraksi dari Ekskresi N tahunan

Total ekskresi Nitrogen

Faktor Emisi N2O-N langsungSistem

pengelolaan kotoran

(Kg N2O-N/Kg N pengelolaan

Kotoran)

Emisi N2O dari Pengelolaan

Kotoran Kg N2O/tahun

Emisi N2O dari Pengelolaan

Kotoran Ton CO2-Eq/tahun

T s N(T) Nrate(T) TAM

Nex(T)=Nrate(T)xTAMx10-3x365

MS(T,S) NE(mms)=N(T)xN

ex(T)xMS(T,S) EF3(S)

N2OD(mm)=NE(mms)xEF3(S)x44/28

Ayam Buras

63% dengan penadahan, 37% tanpa penadahan

1224 0.82 2.22 0.66 0.3 243.98 0.01 3.83 1.14250952

Entog 2 0.83 1.50 0.45 0.3 0.27 0.01 0.00 0.001276804

Itik 46 0.83 1.50 0.45 0.3 6.27 0.01 0.10 0.029366502

Angsa 64 0.83 2.00 0.61 0.3 11.63 0.01 0.18 0.054476988

Bebek 74 0.83 1.50 0.45 0.3 10.09 0.01 0.16 0.047241763

Sawahan Kambing Ditumpuk Hingga Kering 15 1.37 22.8 11.41 0.1 17.12 0.02 0.54 0.160313832

SUBTOTAL 276.412 82.37

SUBTOTAL CO2-Eq 81.818

Page 136: INVENTARISASI EMISI GAS RUMAH KACA PADA ...repository.its.ac.id/71310/1/3312100071-undergraduate...sektor pertanian. Sektor pertanian yang terdiri dari pertanian dan peternakan sendiri

127

Worksheet Perhitungan GRK N2O Tidak Langsung pada Subsektor Pengelolaan Kotoran Peternakan Kota Surabaya

Sektor = Agrikultur,Kehutanan dan pengunaan lahan lainnya

Kategori = emisi N2O langsung dari pengelolaan kotoran ternak

Kode Kategori = 3A2

Kecamatan Kategori Sistem Pengelolaan

Ternak Total Ekskresi Nitrogen

dari MMS (Kg N/tahun)

Fraksi Nitrogen dari MMS yang tervolatilisasi

Total Nitrogen yang terlepas menjadi NH3 dan NOX

(Kg N/tahun)

Faktor Emisi N2O dari Deposisi Nitrogen

Emisi N2O tidak langsung dari MMS

Kg N2O/tahun

Emisi N2O tidak langsung dari

MMS Ton CO2-Eq/tahun

T s NE(MMS) FracGas(MS) Nvolatilization-MMS=NE(MMS)xFracGas(MS) EF4

N2OG(mm)=Nvolatilization-

MMSxEF4x44/28

Tenggilis Mejoyo - 0.00 0 0.01 0.000 0.000

Wiyung Sapi Perah Ditumpuk Hingga Kering 759.48 20% 151.896 0.01 2.387 0.711

Jambangan Kambing Ditumpuk Hingga Kering 81.26 30% 24.377 0.01 0.383 0.114

Sapi Potong Ditumpuk Hingga Kering 7.82 20% 1.564 0.01 0.025 0.007

Sukolilo Kambing Ditumpuk Hingga Kering 189.92 30% 56.977 0.01 0.895 0.267

Wonocolo Sapi Perah Ditumpuk Hingga Kering 3732.93 20% 746.586 0.01 11.732 3.496

Semampir Sapi Perah Ditumpuk Hingga Kering 30.88 20% 6.176 0.01 0.097 0.029

Asemrowo Kambing Ditumpuk Hingga Kering 14.83 30% 4.450 0.01 0.070 0.021

Bulak Domba Ditumpuk Hingga Kering 149.47 30% 44.840 0.01 0.705 0.210

Kambing Ditumpuk Hingga Kering 300.03 30% 90.009 0.01 1.414 0.421

Genteng - 0.00 0.000 0.01 0.000 0.000

Karangpilang Sapi Perah Ditumpuk Hingga Kering 343.10 20% 68.620 0.01 1.078 0.321

Kambing Ditumpuk Hingga Kering 68.47 30% 20.541 0.01 0.323 0.096

Sukomanunggal Kambing Ditumpuk Hingga Kering 5.71 30% 1.712 0.01 0.027 0.008

Rungkut - 0.00 0.000 0.01 0.000 0.000

Dukuh Pakis - 0.00 0.000 0.01 0.000 0.000

Pakal

Sapi Potong Ditumpuk Hingga Kering 148.55 20% 29.710 0.01 0.467 0.139

Kambing Ditumpuk Hingga Kering 101.37 30% 30.410 0.01 0.478 0.142

Tandes

Sapi Potong Ditumpuk Hingga Kering 208.59 20% 41.718 0.01 0.656 0.195

Kerbau Ditumpuk Hingga Kering 82.82 30% 24.847 0.01 0.390 0.116

Page 137: INVENTARISASI EMISI GAS RUMAH KACA PADA ...repository.its.ac.id/71310/1/3312100071-undergraduate...sektor pertanian. Sektor pertanian yang terdiri dari pertanian dan peternakan sendiri

128

Sektor = Agrikultur,Kehutanan dan pengunaan lahan lainnya

Kategori = emisi N2O langsung dari pengelolaan kotoran ternak

Kode Kategori = 3A2

Kecamatan Kategori Sistem Pengelolaan

Ternak Total Ekskresi Nitrogen

dari MMS (Kg N/tahun)

Fraksi Nitrogen dari MMS yang tervolatilisasi

Total Nitrogen yang terlepas menjadi NH3 dan NOX

(Kg N/tahun)

Faktor Emisi N2O dari Deposisi Nitrogen

Emisi N2O tidak langsung dari MMS

Kg N2O/tahun

Emisi N2O tidak langsung dari

MMS Ton CO2-Eq/tahun

T s NE(MMS) FracGas(MS) Nvolatilization-MMS=NE(MMS)xFracGas(MS) EF4

N2OG(mm)=Nvolatilization-

MMSxEF4x44/28

Kambing Ditumpuk Hingga Kering 110.01 30% 33.003 0.01 0.519 0.155

Domba Ditumpuk Hingga Kering 24.56 30% 7.367 0.01 0.116 0.034

Ayam Buras 63% dengan

penadahan, 37% tanpa penadahan

123.87 46% 56.423 0.01 0.887 0.264

Entog 60.17 46% 27.406 0.01 0.431 0.128

Itik 1.09 46% 0.497 0.01 0.008 0.002

Sambikerep Kambing Ditumpuk Hingga Kering 5.71 30% 1.712 0.01 0.027 0.008

Bubutan - Ditumpuk Hingga Kering 0.00 0.000 0.01 0.000 0.000

Benowo Kambing Ditumpuk Hingga Kering 3.75 30% 1.125 0.01 0.018 0.005

Gunung Anyar

Sapi Potong Ditumpuk Hingga Kering 13.04 20% 2.607 0.01 0.041 0.012

Kambing Ditumpuk Hingga Kering 188.02 30% 56.406 0.01 0.886 0.264

Tambaksari - 0.000 0.01 0.000 0.000

Wonokromo - 0.000 0.01 0.000 0.000

Gubeng

Sapi Perah Ditumpuk Hingga Kering 1403.10 20% 280.621 0.01 4.410 1.314

Ayam Buras

63% dengan penadahan,

37% tanpa penadahan

70.43 46% 32.080 0.01 0.504 0.150

Entog 1.36 46% 0.621 0.01 0.010 0.003

Itik 1.09 46% 0.497 0.01 0.008 0.002

Bebek 46.35 46% 21.113 0.01 0.332 0.099

Tegalsari - 0.00 0.000 0.01 0.000 0.000

Gayungan - 0.00 0.000 0.01 0.000 0.000

Krembangan - 0.00 0.000 0.01 0.000 0.000

Lakarsantri Sapi

Potong Ditumpuk Hingga Kering 13.03 20% 2.606 0.01 0.041 0.012

Page 138: INVENTARISASI EMISI GAS RUMAH KACA PADA ...repository.its.ac.id/71310/1/3312100071-undergraduate...sektor pertanian. Sektor pertanian yang terdiri dari pertanian dan peternakan sendiri

129

Sektor = Agrikultur,Kehutanan dan pengunaan lahan lainnya

Kategori = emisi N2O langsung dari pengelolaan kotoran ternak

Kode Kategori = 3A2

Kecamatan Kategori Sistem Pengelolaan

Ternak Total Ekskresi Nitrogen

dari MMS (Kg N/tahun)

Fraksi Nitrogen dari MMS yang tervolatilisasi

Total Nitrogen yang terlepas menjadi NH3 dan NOX

(Kg N/tahun)

Faktor Emisi N2O dari Deposisi Nitrogen

Emisi N2O tidak langsung dari MMS

Kg N2O/tahun

Emisi N2O tidak langsung dari

MMS Ton CO2-Eq/tahun

T s NE(MMS) FracGas(MS) Nvolatilization-MMS=NE(MMS)xFracGas(MS) EF4

N2OG(mm)=Nvolatilization-

MMSxEF4x44/28

Kambing Ditumpuk Hingga Kering 30.81 30% 9.243 0.01 0.145 0.043

Kenjeran Sapi Perah Ditumpuk Hingga Kering 334.69 20% 66.937 0.01 1.052 0.313

Simokerto - 0.00 0.000 0.01 0.000 0.000

Pabean Cantian - 0.00 0.000 0.01 0.000 0.000

Mulyorejo

Kambing Ditumpuk Hingga Kering 137.57 30% 41.272 0.01 0.649 0.193

Ayam Buras

63% dengan penadahan,

37% tanpa penadahan

243.98 46% 111.132 0.01 1.746 0.520

Entog 0.27 46% 0.124 0.01 0.002 0.001

Itik 6.27 46% 2.856 0.01 0.045 0.013

Angsa 11.63 46% 5.299 0.01 0.083 0.025

Bebek 10.09 46% 4.595 0.01 0.072 0.022

Sawahan Kambing Ditumpuk Hingga Kering 17.12 30% 5.135 0.01 0.081 0.024

SUBTOTAL 33.237 9.905

Page 139: INVENTARISASI EMISI GAS RUMAH KACA PADA ...repository.its.ac.id/71310/1/3312100071-undergraduate...sektor pertanian. Sektor pertanian yang terdiri dari pertanian dan peternakan sendiri

130

Worksheet Perhitungan GRK N2O Langsung pada Subsektor Pengelolaan Kotoran Dalam Tempat Penampungan Ternak

Kecamatan

Kategori Sistem

Pengelolaan Ternak

Jumlah Populasi Ternak (ekor)

Laju Eksresi N Hewan Ternak (Kg N/1000 kg

ternak.hari)

Rata-rata

berat ternak

(kg)

ekskresi Ntahunan per ekor ternak

(Kg N/ekor.tahun)

Fraksi dari Ekskresi N tahunan

Total ekskresi Nitrogen

Faktor Emisi N2O-N langsungSistem

pengelolaan kotoran

(Kg N2O-N/Kg N pengelolaan

Kotoran)

Emisi N2O dari Pengelolaan Kotoran

Kg N2O/tahun

Emisi N2O dari Pengelolaan

Kotoran Ton CO2-Eq/tahun

T s N(T) Nrate(T) TAM

Nex(T)=Nrate(T)xTAMx10-3x365

MS(T,S) NE(mms)=N(T)xN

ex(T)xMS(T,S) EF3(S)

N2OD(mm)=NE(mms)xEF3(

S)x44/28

Tenggilis Mejoyo

Ayam Potong

penadahan 846800 0.82 2.21 0.66 0.30 168209.50 0.01 2643 788

Wiyung Ayam Potong

penadahan 0 0.82 2.21 0.66 0.30 0.00 0.01 0 0

Jambangan Ayam Potong

penadahan 91250 0.82 2.21 0.66 0.30 18126.02 0.01 285 85

Sukolilo Ayam Potong

penadahan 91250 0.82 2.21 0.66 0.30 18126.02 0.01 285 85

Wonocolo Ayam Potong

penadahan 0 0.82 2.21 0.66 0.30 0.00 0.01 0 0

Semampir

Ayam Potong

penadahan 346750 0.82 2.21 0.66 0.30 68878.89 0.01 1082 323

Sapi ditumpuk hingga kering 42552 0.47 500 85.78 0.07 255493.15 0.01 4015 1196

Kambing ditumpuk hingga kering 8726 1.37 22.82 11.41 0.01 995.74 0.01 16 5

Babi ditumpuk hingga kering 40195.16 0.42 100 15.33 0.30 184857.54 0.01 2905 866

Asemrowo Ayam Potong

penadahan 0 0.00 0.00 0.01 0 0

Bulak Ayam Potong

penadahan 547500 0.82 2.21 0.66 0.30 108756.14 0.01 1709 509

Genteng Ayam Potong

penadahan 0 0.82 2.21 0.66 0.30 0.00 0.01 0 0

Karangpilang Ayam Potong

penadahan 0 0.82 2.21 0.66 0.30 0.00 0.01 0 0

Sukomanunggal

Ayam Potong

penadahan 0 0.82 2.21 0.66 0.30 0.00 0.01 0 0

Rungkut Ayam Potong

penadahan 62050 0.82 2.21 0.66 0.30 12325.70 0.01 194 58

Dukuh Pakis Ayam Potong

penadahan 104025 0.82 2.21 0.66 0.30 20663.67 0.01 325 97

Pakal Ayam Potong

penadahan 0 0.82 2.21 0.66 0.30 0.00 0.01 0 0

Page 140: INVENTARISASI EMISI GAS RUMAH KACA PADA ...repository.its.ac.id/71310/1/3312100071-undergraduate...sektor pertanian. Sektor pertanian yang terdiri dari pertanian dan peternakan sendiri

131

Kecamatan

Kategori Sistem

Pengelolaan Ternak

Jumlah Populasi Ternak (ekor)

Laju Eksresi N Hewan Ternak (Kg N/1000 kg

ternak.hari)

Rata-rata

berat ternak

(kg)

ekskresi Ntahunan per ekor ternak

(Kg N/ekor.tahun)

Fraksi dari Ekskresi N tahunan

Total ekskresi Nitrogen

Faktor Emisi N2O-N langsungSistem

pengelolaan kotoran

(Kg N2O-N/Kg N pengelolaan

Kotoran)

Emisi N2O dari Pengelolaan Kotoran

Kg N2O/tahun

Emisi N2O dari Pengelolaan

Kotoran Ton CO2-Eq/tahun

T s N(T) Nrate(T) TAM

Nex(T)=Nrate(T)xTAMx10-3x365

MS(T,S) NE(mms)=N(T)xN

ex(T)xMS(T,S) EF3(S)

N2OD(mm)=NE(mms)xEF3(

S)x44/28

Tandes Ayam Potong

penadahan 0 0.82 2.21 0.66 0.30 0.00 0.01 0 0

Sambikerep Ayam Potong

penadahan 0 0.82 2.21 0.66 0.30 0.00 0.01 0 0

Bubutan Ayam Potong

penadahan 659950.201

1 0.82 2.21 0.66 0.30 131093.40 0.01 2060 614

Benowo Ayam Potong

penadahan 3321500 0.82 2.21 0.66 0.30 659787.25 0.01 10368 3090

Gunung Anyar Ayam Potong

penadahan 91250 0.82 2.21 0.66 0.30 18126.02 0.01 285 85

Tambaksari Ayam Potong

penadahan 277035 0.82 2.21 0.66 0.30 55030.61 0.01 865 258

Wonokromo Ayam Potong

penadahan 1788500 0.82 2.21 0.66 0.30 355270.06 0.01 5583 1664

Gubeng Ayam Potong

penadahan 1261075 0.82 2.21 0.66 0.30 250501.64 0.01 3936 1173

Tegalsari Ayam Potong

penadahan 386900 0.82 2.21 0.66 0.30 76854.34 0.01 1208 360

Gayungan Ayam Potong

penadahan 0 0.82 2.21 0.66 0.30 0.00 0.01 0 0

Krembangan Ayam Potong

penadahan 401500 0.82 2.21 0.66 0.30 79754.50 0.01 1253 373

Lakarsantri Ayam Potong

penadahan 54750 0.82 2.21 0.66 0.30 10875.61 0.01 171 51

Kenjeran Ayam Potong

penadahan 784750 0.82 2.21 0.66 0.30 155883.80 0.01 2450 730

Simokerto Ayam Potong

penadahan 219000 0.82 2.21 0.66 0.30 43502.46 0.01 684 204

Pabean Cantian

Ayam Potong

penadahan 197100 0.82 2.21 0.66 0.30 39152.21 0.01 615 183

Mulyorejo Ayam Potong

penadahan 91250 0.82 2.21 0.66 0.30 18126.02 0.01 285 85

Sawahan Ayam Potong

penadahan 18250 0.82 2.21 0.66 0.30 3625.20 0.01 57 17

SUBTOTAL 43277 12810

Page 141: INVENTARISASI EMISI GAS RUMAH KACA PADA ...repository.its.ac.id/71310/1/3312100071-undergraduate...sektor pertanian. Sektor pertanian yang terdiri dari pertanian dan peternakan sendiri

132

Worksheet Perhitungan GRK N2O Tidak Langsung pada Subsektor Pengelolaan Kotoran Dalam Tempat Penampungan Ternak

Kecamatan

Kategori Sistem Pengelolaan

Ternak

Total Ekskresi Nitrogen dari MMS

(Kg N/tahun)

Fraksi Nitrogen dari MMS yang

tervolatilisasi

Total Nitrogen yang terlepas menjadi NH3 dan NOX

(Kg N/tahun)

Faktor Emisi N2O dari Deposisi Nitrogen

Emisi N2O tidak langsung dari MMS Kg N2O/tahun

Emisi N2O tidak

langsung dari MMS

Ton CO2-Eq/tahun

T s NE(MMS) FracGas(MS) Nvolatilization-MMS=NE(MMS)xFracGas(MS) EF4 N2OG(mm)=Nvolatilization-MMSxEF4x44/28

Tenggilis Mejoyo Ayam Potong penadahan 168209.50 55% 92515.223 0.01 925.15 275.70

Wiyung Ayam Potong penadahan 0.00 55% 0.000 0.01 0.00 0.00

Jambangan Ayam Potong penadahan 18126.02 55% 9969.313 0.01 156.66 46.68

Sukolilo Ayam Potong penadahan 18126.02 55% 9969.313 0.01 156.66 46.68

Wonocolo Ayam Potong penadahan 0.00 55% 0.000 0.01 0.00 0.00

Semampir

Ayam Potong penadahan 68878.89 55% 37883.389 0.01 595.31 177.40

Sapi ditumpuk hingga kering 255493.15 20% 51098.629 0.01 802.98 239.29

Kambing ditumpuk hingga kering 995.74 30% 298.722 0.01 4.69 1.40

Babi ditumpuk hingga kering 184857.54 40% 73943.016 0.01 1161.96 346.26

Asemrowo Ayam Potong penadahan 0.00 55% 0.000 0.01 0.00 0.00

Bulak Ayam Potong penadahan 108756.14 55% 59815.877 0.01 939.96 280.11

Genteng Ayam Potong penadahan 0.00 55% 0.000 0.01 0.00 0.00

Karangpilang Ayam Potong penadahan 0.00 55% 0.000 0.01 0.00 0.00

Sukomanunggal Ayam Potong penadahan 0.00 55% 0.000 0.01 0.00 0.00

Rungkut Ayam Potong penadahan 12325.70 55% 6779.133 0.01 106.53 31.75

Dukuh Pakis Ayam Potong penadahan 20663.67 55% 11365.017 0.01 178.59 53.22

Pakal Ayam Potong penadahan 0.00 55% 0.000 0.01 0.00 0.00

Tandes Ayam Potong penadahan 0.00 55% 0.000 0.01 0.00 0.00

Sambikerep Ayam Potong penadahan 0.00 55% 0.000 0.01 0.00 0.00

Bubutan Ayam Potong penadahan 131093.40 55% 72101.370 0.01 1133.02 337.64

Benowo Ayam Potong penadahan 659787.25 55% 362882.987 0.01 5702.45 1699.33

Gunung Anyar Ayam Potong penadahan 18126.02 55% 9969.313 0.01 156.66 46.68

Page 142: INVENTARISASI EMISI GAS RUMAH KACA PADA ...repository.its.ac.id/71310/1/3312100071-undergraduate...sektor pertanian. Sektor pertanian yang terdiri dari pertanian dan peternakan sendiri

133

Kecamatan

Kategori Sistem Pengelolaan

Ternak

Total Ekskresi Nitrogen dari MMS

(Kg N/tahun)

Fraksi Nitrogen dari MMS yang

tervolatilisasi

Total Nitrogen yang terlepas menjadi NH3 dan NOX

(Kg N/tahun)

Faktor Emisi N2O dari Deposisi Nitrogen

Emisi N2O tidak langsung dari MMS Kg N2O/tahun

Emisi N2O tidak

langsung dari MMS

Ton CO2-Eq/tahun

T s NE(MMS) FracGas(MS) Nvolatilization-MMS=NE(MMS)xFracGas(MS) EF4 N2OG(mm)=Nvolatilization-MMSxEF4x44/28

Tambaksari Ayam Potong penadahan 55030.61 55% 30266.834 0.01 475.62 141.74

Wonokromo Ayam Potong penadahan 355270.06 55% 195398.532 0.01 3070.55 915.02

Gubeng Ayam Potong penadahan 250501.64 55% 137775.903 0.01 2165.05 645.18

Tegalsari Ayam Potong penadahan 76854.34 55% 42269.886 0.01 664.24 197.94

Gayungan Ayam Potong penadahan 0.00 55% 0.000 0.01 0.00 0.00

Krembangan Ayam Potong penadahan 79754.50 55% 43864.976 0.01 689.31 205.41

Lakarsantri Ayam Potong penadahan 10875.61 55% 5981.588 0.01 94.00 28.01

Kenjeran Ayam Potong penadahan 155883.80 55% 85736.090 0.01 1347.28 401.49

Simokerto Ayam Potong penadahan 43502.46 55% 23926.351 0.01 375.99 112.04

Pabean Cantian Ayam Potong penadahan 39152.21 55% 21533.716 0.01 338.39 100.84

Mulyorejo Ayam Potong penadahan 18126.02 55% 9969.313 0.01 156.66 46.68

Sawahan Ayam Potong penadahan 3625.20 55% 1993.863 0.01 31.33 9.34

SUBTOTAL 21429.04 6385.86

Page 143: INVENTARISASI EMISI GAS RUMAH KACA PADA ...repository.its.ac.id/71310/1/3312100071-undergraduate...sektor pertanian. Sektor pertanian yang terdiri dari pertanian dan peternakan sendiri

134

Worksheet Perhitungan GRK CH4 pada Subsektor Pembudidayaan Padi Di Lahan Sawah

Sektor = Agrikultur,Kehutanan dan pengunaan lahan lainnya

Kategori = Emisi CH4 dari lahan sawah

Kode Kategori = 3C7

Sheet =

Sheet 1 dari 2

1 2

3 Ha/tahun

4 hari

5 Kg

CH4/Ha.hari 6

7

8

9 10 11 12 13 14 15

16

17 18

19 Gg

CH4/tahun

20

A t EF

SFw SFp ROA CFO

A

Sfo=(1+ROA+CFO

A)0,59 SFs,r

EF=EFcxSFwxSFpxSF

oxSFs,r

CH4rice=AxtxEFx10-6

Tenggilis Mejoyo

- 0 0 1.61 -

tergenang kurang dari 30 hari

tidak diperhitungkan Ciherang 0.57 Kompos 0.0058 0.05 1.033 Entisol 1.02 0.00 0.0000 0.0

Wiyung Tadah Hujan

185 230 1.61 Banjir 0.49

tergenang kurang dari 30 hari

tidak diperhitungkan Ciherang 0.57 Kompos 0.0058 0.05 1.033 Entisol 1.02 0.47 0.0202 503.8

Jambangan Irigasi 21 230 1.61

terus menerus 1

tergenang kurang dari 30 hari

tidak diperhitungkan Ciherang 0.57 Kompos 0.0058 0.05 1.033 Entisol 1.02 0.97 0.0047 116.7

Sukolilo Irigasi 96 230 1.61

terus menerus 1

tergenang kurang dari 30 hari

tidak diperhitungkan Ciherang 0.57 Kompos 0.0058 0.05 1.033 Entisol 1.02 0.97 0.0213 533.5

Wonocolo Irigasi 8 230 1.61

terus menerus 1

tergenang kurang dari 30 hari

tidak diperhitungkan Ciherang 0.57 Kompos 0.0058 0.05 1.033 Entisol 1.02 0.97 0.0018 44.5

Semampir - 0 0 1.61 -

tergenang kurang dari 30 hari

tidak diperhitungkan Ciherang 0.57 Kompos 0.0058 0.05 1.033 Entisol 1.02 0.00 0.0000 0.0

Asemrowo - 0 0 1.61 -

tergenang kurang dari 30 hari

tidak diperhitungkan Ciherang 0.57 Kompos 0.0058 0.05 1.033 Entisol 1.02 0.00 0.0000 0.0

Bulak

Irigasi 40.8 230 1.61

terus menerus 1

tergenang kurang dari 30 hari

tidak diperhitungkan Ciherang 0.57 Kompos 0.0058 0.05 1.033 Entisol 1.02 0.97 0.0091 226.8

Tadah Hujan

97.2 230 1.61 banjir 0.49

tergenang kurang dari 30 hari

tidak diperhitungkan Ciherang 0.57 Kompos 0.0058 0.05 1.033 Entisol 1.02 0.47 0.0106 264.7

Page 144: INVENTARISASI EMISI GAS RUMAH KACA PADA ...repository.its.ac.id/71310/1/3312100071-undergraduate...sektor pertanian. Sektor pertanian yang terdiri dari pertanian dan peternakan sendiri

135

Sektor = Agrikultur,Kehutanan dan pengunaan lahan lainnya

Kategori = Emisi CH4 dari lahan sawah

Kode Kategori = 3C7

Sheet =

Sheet 1 dari 2

1 2

3 Ha/tahun

4 hari

5 Kg

CH4/Ha.hari 6

7

8

9 10 11 12 13 14 15

16

17 18

19 Gg

CH4/tahun

20

A t EF

SFw SFp ROA CFO

A

Sfo=(1+ROA+CFO

A)0,59 SFs,r

EF=EFcxSFwxSFpxSF

oxSFs,r

CH4rice=AxtxEFx10-6

Genteng - 0 0 1.61 -

tergenang kurang dari 30 hari

tidak diperhitungkan Ciherang 0.57 Kompos 0.0058 0.05 1.033 Entisol 1.02 0.00 0.0000 0.0

Karangpilang

Irigasi 34.3 230 1.61

terus menerus 1

tergenang kurang dari 30 hari

tidak diperhitungkan Ciherang 0.57 Kompos 0.0058 0.05 1.033 Entisol 1.02 0.97 0.0076 190.8

Tadah Hujan

30.7 230 1.61 banjir 0.49

tergenang kurang dari 30 hari

tidak diperhitungkan Ciherang 0.57 Kompos 0.0058 0.05 1.033 Entisol 1.02 0.47 0.0033 83.5

Sukomanunggal - 0 0 1.61 -

tergenang kurang dari 30 hari

tidak diperhitungkan Ciherang 0.57 Kompos 0.0058 0.05 1.033 Entisol 1.02 0.00 0.0000 0.0

Rungkut Tadah Hujan

24 230 1.61 banjir 0.49

tergenang kurang dari 30 hari

tidak diperhitungkan Ciherang 0.57 Kompos 0.0058 0.05 1.033 Entisol 1.02 0.47 0.0026 65.4

Dukuh Pakis - 0 0 1.61 -

tergenang kurang dari 30 hari

tidak diperhitungkan Ciherang 0.57 Kompos 0.0058 0.05 1.033 Entisol 1.02 0.00 0.0000 0.0

Pakal Tadah Hujan

438 230 1.61 banjir 0.49

tergenang kurang dari 30 hari

tidak diperhitungkan Ciherang 0.57 Kompos 0.0058 0.05 1.033 Entisol 1.02 0.47 0.0477 1192.8

Tandes Irigasi 31 230 1.61

terus menerus 1

tergenang kurang dari 30 hari

tidak diperhitungkan Ciherang 0.57 Kompos 0.0058 0.05 1.033 Entisol 1.02 0.97 0.0069 172.3

Sambikerep Tadah Hujan

155 230 1.61 banjir 0.49

tergenang kurang dari 30 hari

tidak diperhitungkan Ciherang 0.57 Kompos 0.0058 0.05 1.033 Entisol 1.02 0.47 0.0169 422.1

Bubutan - 0 0 1.61 -

tergenang kurang dari 30 hari

tidak diperhitungkan Ciherang 0.57 Kompos 0.0058 0.05 1.033 Entisol 1.02 0.00 0.0000 0.0

Benowo Tadah Hujan 155 230 1.61 banjir 0.49

tergenang kurang dari

tidak diperhitungkan Ciherang 0.57 Kompos 0.0058 0.05 1.033 Entisol 1.02 0.47 0.0169 422.1

Page 145: INVENTARISASI EMISI GAS RUMAH KACA PADA ...repository.its.ac.id/71310/1/3312100071-undergraduate...sektor pertanian. Sektor pertanian yang terdiri dari pertanian dan peternakan sendiri

136

Sektor = Agrikultur,Kehutanan dan pengunaan lahan lainnya

Kategori = Emisi CH4 dari lahan sawah

Kode Kategori = 3C7

Sheet =

Sheet 1 dari 2

1 2

3 Ha/tahun

4 hari

5 Kg

CH4/Ha.hari 6

7

8

9 10 11 12 13 14 15

16

17 18

19 Gg

CH4/tahun

20

A t EF

SFw SFp ROA CFO

A

Sfo=(1+ROA+CFO

A)0,59 SFs,r

EF=EFcxSFwxSFpxSF

oxSFs,r

CH4rice=AxtxEFx10-6

30 hari

Gunung Anyar Tadah Hujan

12 230 1.61 banjir 0.49

tergenang kurang dari 30 hari

tidak diperhitungkan Ciherang 0.57 Kompos 0.0058 0.05 1.033 Entisol 1.02 0.47 0.0013 32.7

Tambaksari - 0 0 1.61 -

tergenang kurang dari 30 hari

tidak diperhitungkan Ciherang 0.57 Kompos 0.0058 0.05 1.033 Entisol 1.02 0.00 0.0000 0.0

Wonokromo - 0 0 1.61 -

tergenang kurang dari 30 hari

tidak diperhitungkan Ciherang 0.57 Kompos 0.0058 0.05 1.033 Entisol 1.02 0.00 0.0000 0.0

Gubeng - 0 0 1.61 -

tergenang kurang dari 30 hari

tidak diperhitungkan Ciherang 0.57 Kompos 0.0058 0.05 1.033 Entisol 1.02 0.00 0.0000 0.0

Tegalsari - 0 0 1.61 -

tergenang kurang dari 30 hari

tidak diperhitungkan Ciherang 0.57 Kompos 0.0058 0.05 1.033 Entisol 1.02 0.00 0.0000 0.0

Gayungan Irigasi 6 230 1.61

terus menerus 1

tergenang kurang dari 30 hari

tidak diperhitungkan Ciherang 0.57 Kompos 0.0058 0.05 1.033 Entisol 1.02 0.97 0.0013 33.3

Krembangan - 0 0 1.61 -

tergenang kurang dari 30 hari

tidak diperhitungkan Ciherang 0.57 Kompos 0.0058 0.05 1.033 Entisol 1.02 0.00 0.0000 0.0

Lakarsantri Tadah Hujan

408 230 1.61 banjir 0.49

tergenang kurang dari 30 hari

tidak diperhitungkan Ciherang 0.57 Kompos 0.0058 0.05 1.033

Vertisol 1.06 0.49 0.0462 1154.6

Kenjeran Tadah Hujan

5 230 1.61 banjir 0.49

tergenang kurang dari 30 hari

tidak diperhitungkan Ciherang 0.57 Kompos 0.0058 0.05 1.033 Entisol 1.02 0.47 0.0005 13.6

Simokerto - 0 0 1.61 -

tergenang kurang dari 30 hari

tidak diperhitungkan Ciherang 0.57 Kompos 0.0058 0.05 1.033 Entisol 1.02 0.00 0.0000 0.0

Page 146: INVENTARISASI EMISI GAS RUMAH KACA PADA ...repository.its.ac.id/71310/1/3312100071-undergraduate...sektor pertanian. Sektor pertanian yang terdiri dari pertanian dan peternakan sendiri

137

Sektor = Agrikultur,Kehutanan dan pengunaan lahan lainnya

Kategori = Emisi CH4 dari lahan sawah

Kode Kategori = 3C7

Sheet =

Sheet 1 dari 2

1 2

3 Ha/tahun

4 hari

5 Kg

CH4/Ha.hari 6

7

8

9 10 11 12 13 14 15

16

17 18

19 Gg

CH4/tahun

20

A t EF

SFw SFp ROA CFO

A

Sfo=(1+ROA+CFO

A)0,59 SFs,r

EF=EFcxSFwxSFpxSF

oxSFs,r

CH4rice=AxtxEFx10-6

Pabean Cantian - 0 0 1.61 -

tergenang kurang dari 30 hari

tidak diperhitungkan Ciherang 0.57 Kompos 0.0058 0.05 1.033 Entisol 1.02 0.00 0.0000 0.0

Mulyorejo Tadah Hujan

13 230 1.61 banjir 0.49

tergenang kurang dari 30 hari

tidak diperhitungkan Ciherang 0.57 Kompos 0.0058 0.05 1.033 Entisol 1.02 0.47 0.0014 35.4

Sawahan - 0 0 1.61 -

tergenang kurang dari 30 hari

tidak diperhitungkan Ciherang 0.57 Kompos 0.0058 0.05 1.033 Entisol 1.02 0.00 0.0000 0.0

SUBTOTAL 0.2203 5509

1 = Kecamatan

2= Jenis Sawah

3 = Luas Area Panen

4= Lama Budidaya Padi Dalam 1 Tahun

5= Faktor Emisi Ekosistem Sawah

6= Rejim Air Selama Budidaya

7= Faktor Skala Rejim Air Selama Budidaya

8= Rejim Air Sebelum Penanaman

9= Faktor Skala Rejim Air Sebelum Budidaya

10= Varietas Padi

11= Faktor Skala Varietas Padi

12=Bahan Organik Yang Ditambahkan

13 =Jumlah Bahan Organik Yang Ditambahkan

14= Faktor Konversi Bahan Organik

15= Faktor Skala Pupuk

16= Jenis Tanah Lahan Sawah

17= Faktor Skala Jenis Tanah

18= Faktor Emisi Laha Sawah

19 =Emisi CH4 Tahunan Lahan Sawah

20= Emisi CH4 Tahunan Lahan Sawah dalam ton CO2Eq/Tahun

Page 147: INVENTARISASI EMISI GAS RUMAH KACA PADA ...repository.its.ac.id/71310/1/3312100071-undergraduate...sektor pertanian. Sektor pertanian yang terdiri dari pertanian dan peternakan sendiri

138

“Halaman Ini Sengaja Dikosongkan”

Page 148: INVENTARISASI EMISI GAS RUMAH KACA PADA ...repository.its.ac.id/71310/1/3312100071-undergraduate...sektor pertanian. Sektor pertanian yang terdiri dari pertanian dan peternakan sendiri

139

Worksheet Perhitungan GRK CO2 pada Subsektor Pemupukan Urea

Sektor = Agrikultur,Kehutanan dan pengunaan lahan lainnya

Kategori = Emisi CO2 dari Pemupukan Urea

Kode Kategori = 3C3

Kecamatan Jenis Sawah Luas Lahan

Sawah (Ha)

Pemakaian urea tahunan (ton urea/tahun)

Faktor emisi urea (ton C/ton urea)

Emisi CO2 tahunan dari pemupukan urea (ton CO2/tahun)

Tenggilis Mejoyo - 0 0.000 0.2 0

Wiyung Tadah Hujan 58 30.438 0.2 6.088

Jambangan Irigasi 5 2.624 0.2 0.525

Sukolilo Irigasi 68 35.686 0.2 7.137

Wonocolo Irigasi 3 1.574 0.2 0.315

Semampir - 0 0.000 0.2 0.000

Asemrowo - 0 0.000 0.2 0.000

Bulak Irigasi 34 17.843 0.2 3.569

Tadah Hujan 81 42.508 0.2 8.502

Genteng - 0 0.000 0.2 0.000

Page 149: INVENTARISASI EMISI GAS RUMAH KACA PADA ...repository.its.ac.id/71310/1/3312100071-undergraduate...sektor pertanian. Sektor pertanian yang terdiri dari pertanian dan peternakan sendiri

140

Sektor = Agrikultur,Kehutanan dan pengunaan lahan lainnya

Kategori = Emisi CO2 dari Pemupukan Urea

Kode Kategori = 3C3

Kecamatan Jenis Sawah Luas Lahan

Sawah (Ha)

Pemakaian urea tahunan (ton urea/tahun)

Faktor emisi urea (ton C/ton urea)

Emisi CO2 tahunan dari pemupukan urea (ton CO2/tahun)

Karangpilang Irigasi 28 14.694 0.2 2.939

Tadah Hujan 25 13.120 0.2 2.624

Sukomanunggal - 0 0.000 0.2 0.000

Rungkut Tadah Hujan 16 8.397 0.2 1.679

Dukuh Pakis - 0 0.000 0.2 0.000

Pakal Tadah Hujan 424 222.512 0.2 44.502

Tandes Irigasi 26 13.645 0.2 2.729

Sambikerep Tadah Hujan 133 69.797 0.2 13.959

Bubutan - 0 0.000 0.2 0.000

Benowo Tadah Hujan 93 48.806 0.2 9.761

Gunung Anyar Tadah Hujan 10 5.248 0.2 1.050

Tambaksari - 0 0.000 0.2 0.000

Page 150: INVENTARISASI EMISI GAS RUMAH KACA PADA ...repository.its.ac.id/71310/1/3312100071-undergraduate...sektor pertanian. Sektor pertanian yang terdiri dari pertanian dan peternakan sendiri

141

Sektor = Agrikultur,Kehutanan dan pengunaan lahan lainnya

Kategori = Emisi CO2 dari Pemupukan Urea

Kode Kategori = 3C3

Kecamatan Jenis Sawah Luas Lahan

Sawah (Ha)

Pemakaian urea tahunan (ton urea/tahun)

Faktor emisi urea (ton C/ton urea)

Emisi CO2 tahunan dari pemupukan urea (ton CO2/tahun)

Wonokromo - 0 0.000 0.2 0.000

Gubeng - 0 0.000 0.2 0.000

Tegalsari - 0 0.000 0.2 0.000

Gayungan Irigasi 3 1.574 0.2 0.315

Krembangan - 0 0.000 0.2 0.000

Lakarsantri Tadah Hujan 464 243.504 0.2 48.701

Kenjeran Tadah Hujan 5 2.624 0.2 0.525

Simokerto - 0 0.000 0.2 0.000

Pabean Cantian - 0 0.000 0.2 0.000

Mulyorejo Tadah Hujan 13 6.822 0.2 1.364

Sawahan - 0 0.000 0.2 0.000

SUBTOTAL 156.283

Page 151: INVENTARISASI EMISI GAS RUMAH KACA PADA ...repository.its.ac.id/71310/1/3312100071-undergraduate...sektor pertanian. Sektor pertanian yang terdiri dari pertanian dan peternakan sendiri

142

“Halaman Ini Sengaja Dikosongkan”

Page 152: INVENTARISASI EMISI GAS RUMAH KACA PADA ...repository.its.ac.id/71310/1/3312100071-undergraduate...sektor pertanian. Sektor pertanian yang terdiri dari pertanian dan peternakan sendiri

143

Worksheet Perhitungan GRK N2O Langsung pada Subsektor Pengelolaan Lahan

Kecamatan Produksi Padi

Ton/tahun

FSN (jumlah N

tahunan pupuk sintetis )

(Kg N/Tahun)

FON (Jumlah N tahunan bahan

organik) (Kg N/Tahun)

FCR (Jumlah N

tahunan sisa tanaman)

(Kg N/Tahun)

F Total

Faktor emisi N2O dari N yang di

aplikasikan untuk sawah

(Kg N2O-N/Kg N-input)

Faktor emisi N2O dari N yang di

aplikasikan untuk lahan

kering (Kg N2O-N/Kg N-

input)

Emisi N2O langsung tahunan dari pengelolaan lahan (Kg N2O-N/tahun)

Emisi N2O langsung tahunan dari

pengelolaan lahan (ton CO2-Eq/tahun)

EFRF EF1 N2O-NN input= (F X EFRF)+(FxEF1)

Tenggilis Mejoyo 0 0 0 0 0.003 0.01 0 0

Wiyung 1175.976 15273.477 1.688 1763.963 17039.129 0.003 0.01 221.509 66.00958616

Jambangan 136.166 1316.679 0.146 204.248 1521.073 0.003 0.01 19.774 5.892636884

Sukolilo 606.556 17906.836 1.979 909.834 18818.649 0.003 0.01 244.642 72.90344533

Wonocolo 49.515 790.007 0.087 74.272 864.367 0.003 0.01 11.237 3.348557455

Semampir 0 0 0 0 0.003 0.01 0 0

Asemrowo 0 0 0 0 0.003 0.01 0 0

Bulak 878.887 2549.837 3.348 1318.330 3871.515 0.003 0.01 50.330 14.99824965

Genteng 0 0 0 0 0.003 0.01 0 0

Karangpilang 414.686 1175.142 1.543 622.029 1798.714 0.003 0.01 23.383 6.9682191

Sukomanunggal 0 0 0 0 0.003 0.01 0 0

Rungkut 154.734 354.760 0.466 232.100 587.326 0.003 0.01 7.635 2.275301423

Dukuh Pakis 0 0 0 0 0.003 0.01 0 0

Pakal 2779.016 9401.138 12.343 4168.524 13582.005 0.003 0.01 176.566 52.61668611

Tandes 198.059 576.485 0.757 297.089 874.330 0.003 0.01 11.366 3.387155614

Sambikerep 984.106 2948.942 3.872 1476.159 4428.972 0.003 0.01 57.577 17.15783885

Bubutan 0 0 0 0 0.003 0.01 0 0

Benowo 984.106 2062.042 2.707 1476.159 3540.908 0.003 0.01 46.032 13.71747803

Gunung Anyar 74.272 221.725 0.291 111.408 333.424 0.003 0.01 4.335 1.29168561

Tambaksari 0 0 0 0 0.003 0.01 0 0

Wonokromo 0 0 0 0 0.003 0.01 0 0

Gubeng 0 0 0 0 0.003 0.01 0 0

Page 153: INVENTARISASI EMISI GAS RUMAH KACA PADA ...repository.its.ac.id/71310/1/3312100071-undergraduate...sektor pertanian. Sektor pertanian yang terdiri dari pertanian dan peternakan sendiri

144

Kecamatan Produksi Padi

Ton/tahun

FSN (jumlah N

tahunan pupuk sintetis )

(Kg N/Tahun)

FON (Jumlah N tahunan bahan

organik) (Kg N/Tahun)

FCR (Jumlah N

tahunan sisa tanaman)

(Kg N/Tahun)

F Total

Faktor emisi N2O dari N yang di

aplikasikan untuk sawah

(Kg N2O-N/Kg N-input)

Faktor emisi N2O dari N yang di

aplikasikan untuk lahan

kering (Kg N2O-N/Kg N-

input)

Emisi N2O langsung tahunan dari pengelolaan lahan (Kg N2O-N/tahun)

Emisi N2O langsung tahunan dari

pengelolaan lahan (ton CO2-Eq/tahun)

EFRF EF1 N2O-NN input= (F X EFRF)+(FxEF1)

Tegalsari 0 0 0 0 0.003 0.01 0 0

Gayungan 37.136 66.517 0.087 55.704 122.309 0.003 0.01 1.590 0.473824764

Krembangan 0 0 0 0 0.003 0.01 0 0

Lakarsantri 2593.336 10288.038 13.507 3890.003 14191.548 0.003 0.01 184.490 54.97805842

Kenjeran 30.947 110.862 0.146 46.420 157.428 0.003 0.01 2.047 0.609876521

Simokerto 0 0 0 0 0.003 0.01 0 0

Pabean Cantian 0 0 0 0 0.003 0.01 0 0

Mulyorejo 80.461 288.242 0.378 120.692 409.313 0.003 0.01 5.321 1.585678956

Sawahan 0 0 0 0 0.003 0.01 0 0

SUBTOTAL 1067.833 316.079

Page 154: INVENTARISASI EMISI GAS RUMAH KACA PADA ...repository.its.ac.id/71310/1/3312100071-undergraduate...sektor pertanian. Sektor pertanian yang terdiri dari pertanian dan peternakan sendiri

145

Worksheet Perhitungan GRK N2O Tidak Langsung pada Subsektor Pengelolaan Lahan

Sektor = Agrikultur,Kehutanan dan pengunaan lahan lainnya

Kategori = Emisi N2O dari Pengelolaan Lahan

Kode Kategori = 3C5

Kecamatan

Pupuk Sintetis yang diaplikasikan/tahun

Bahan Organik Kg NH3

tervolatilisasi= ton N

aplikasi x 0.2 (faktor kg

NH3 yang dihasilkan

/ton N yang diaplikasikan)

F Total kg NH3-

N+NOx-N tervolatilisa

si

Total N yang

diaplikasikan

Faktor emisi N2O

(Kg N2O-N/(Kg NH3-N+NOX-N

tervolatilisasi)

Fraksi N yang

mengalami pencucian

karena aliran air

kg N/Kg N yang

diaplikasikan

faktor emisi untuk

emisi N2O dari

deposit N karena

pencucian dan aliran permukaa

n N, kg N2O–N/Kg

N yang mengalam

i pencucian

(runoff)

Emisi N2O (tervollatilisasi

) tidak langsung

tahunan dari pengelolaan

lahan (Kg N2O-N/tahun)

Emisi N2O tidak langsung tahunan dari pengelolaan lahan karena

run-off (Kg N2O-N/tahun)

Emisi N2O tidak

langsung tahunan

dari pengelolaa

n lahan (ton CO2-Eq/tahun)

Pupuk Urea Kg NH3

tervolatilisasi= ton N aplikasi x 242 (faktor kg

NH3 yang dihasilkan /ton

N yang diaplikasikan)

Pupuk NPK Kg NH3

tervolatilisasi= ton N

aplikasi x 48 (faktor kg

NH3 yang dihasilkan

/ton N yang diaplikasikan)

Pupuk ZA Kg NH3

tervolatilisasi= ton N

aplikasi x 182 (faktor

kg NH3 yang dihasilkan

/ton N yang diaplikasikan)

kg NH3-NOx tervolatilisasi

kg NH3-NOx tervolatilisasi

kg NH3-NOx tervolatilisasi

kg NH3-NOx tervolatilisasi

kg NH3-NOx tervolatilisa

si Kg N EF4 Fracleach EF5

N2O(ATD)-N=F total x EF4

N2O(ATD)-N=F totalxFracleach)]

x EF5

Tenggilis Mejoyo 0.000 0.000 0.000

0.000 0.000 0.000 0.01 0.3 0.0075 0 0 0.0000

Wiyung 3388.357 24.398 138.997 0.338 3552.089 17039.129 0.01 0.3 0.0075 35.52088864 38.33804049 22.0100

Jambangan 292.100 2.103 11.982 0.029 306.215 1521.073 0.01 0.3 0.0075 3.062145573 3.422414298 1.9324

Sukolilo 3972.556 28.604 162.962 0.396 4164.518 18818.649 0.01 0.3 0.0075 41.64517979 42.34195973 25.0282

Wonocolo 175.260 1.262 7.189 0.017 183.729 864.367 0.01 0.3 0.0075 1.837287344 1.944825574 1.1271

Semampir 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.01 0.3 0.0075 0 0 0.0000

Asemrowo 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.01 0.3 0.0075 0 0 0.0000

Bulak 6.718 48.375 275.597 0.670 331.360 3871.515 0.01 0.3 0.0075 3.313595783 8.710909066 3.5833

Genteng 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.01 0.3 0.0075 0 0 0.0000

Karangpilang 3.096 22.294 127.014 0.309 152.714 1798.714 0.01 0.3 0.0075 1.527135448 4.047107118 1.6611

Sukomanunggal 0.000 0.000 0.000

0.000 0.000 0.000 0.01 0.3 0.0075 0 0 0.0000

Page 155: INVENTARISASI EMISI GAS RUMAH KACA PADA ...repository.its.ac.id/71310/1/3312100071-undergraduate...sektor pertanian. Sektor pertanian yang terdiri dari pertanian dan peternakan sendiri

146

Sektor = Agrikultur,Kehutanan dan pengunaan lahan lainnya

Kategori = Emisi N2O dari Pengelolaan Lahan

Kode Kategori = 3C5

Kecamatan

Pupuk Sintetis yang diaplikasikan/tahun

Bahan Organik Kg NH3

tervolatilisasi= ton N

aplikasi x 0.2 (faktor kg

NH3 yang dihasilkan

/ton N yang diaplikasikan)

F Total kg NH3-

N+NOx-N tervolatilisa

si

Total N yang

diaplikasikan

Faktor emisi N2O

(Kg N2O-N/(Kg NH3-N+NOX-N

tervolatilisasi)

Fraksi N yang

mengalami pencucian

karena aliran air

kg N/Kg N yang

diaplikasikan

faktor emisi untuk

emisi N2O dari

deposit N karena

pencucian dan aliran permukaa

n N, kg N2O–N/Kg

N yang mengalam

i pencucian

(runoff)

Emisi N2O (tervollatilisasi

) tidak langsung

tahunan dari pengelolaan

lahan (Kg N2O-N/tahun)

Emisi N2O tidak langsung tahunan dari pengelolaan lahan karena

run-off (Kg N2O-N/tahun)

Emisi N2O tidak

langsung tahunan

dari pengelolaa

n lahan (ton CO2-Eq/tahun)

Pupuk Urea Kg NH3

tervolatilisasi= ton N aplikasi x 242 (faktor kg

NH3 yang dihasilkan /ton

N yang diaplikasikan)

Pupuk NPK Kg NH3

tervolatilisasi= ton N

aplikasi x 48 (faktor kg

NH3 yang dihasilkan

/ton N yang diaplikasikan)

Pupuk ZA Kg NH3

tervolatilisasi= ton N

aplikasi x 182 (faktor

kg NH3 yang dihasilkan

/ton N yang diaplikasikan)

kg NH3-NOx tervolatilisasi

kg NH3-NOx tervolatilisasi

kg NH3-NOx tervolatilisasi

kg NH3-NOx tervolatilisasi

kg NH3-NOx tervolatilisa

si Kg N EF4 Fracleach EF5

N2O(ATD)-N=F total x EF4

N2O(ATD)-N=F totalxFracleach)]

x EF5

Rungkut 0.935 6.730 38.344 0.093 46.102 587.326 0.01 0.3 0.0075 0.461022022 1.32148379 0.5312

Dukuh Pakis 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.01 0.3 0.0075 0 0 0.0000

Pakal 24.770 178.355 1016.114 2.469 1221.708 13582.005 0.01 0.3 0.0075 12.21708358 30.55951052 12.7474

Tandes 1.519 10.937 62.309 0.151 74.916 874.330 0.01 0.3 0.0075 0.749160786 1.967243194 0.8095

Sambikerep 7.770 55.946 318.734 0.774 383.225 4428.972 0.01 0.3 0.0075 3.832245558 9.965187767 4.1116

Bubutan 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.01 0.3 0.0075 0 0 0.0000

Benowo 5.433 39.120 222.874 0.541 267.969 3540.908 0.01 0.3 0.0075 2.679690503 7.967043254 3.1727

Gunung Anyar 0.584 4.206 23.965 0.058 28.814 333.424 0.01 0.3 0.0075 0.288138764 0.750204601 0.3094

Tambaksari 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.01 0.3 0.0075 0 0 0.0000

Wonokromo 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.01 0.3 0.0075 0 0 0.0000

Gubeng 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.01 0.3 0.0075 0 0 0.0000

Tegalsari 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.01 0.3 0.0075 0 0 0.0000

Gayungan 0.175 1.262 7.189 0.017 8.644 122.309 0.01 0.3 0.0075 0.086441629 0.275195075 0.1078

Page 156: INVENTARISASI EMISI GAS RUMAH KACA PADA ...repository.its.ac.id/71310/1/3312100071-undergraduate...sektor pertanian. Sektor pertanian yang terdiri dari pertanian dan peternakan sendiri

147

Sektor = Agrikultur,Kehutanan dan pengunaan lahan lainnya

Kategori = Emisi N2O dari Pengelolaan Lahan

Kode Kategori = 3C5

Kecamatan

Pupuk Sintetis yang diaplikasikan/tahun

Bahan Organik Kg NH3

tervolatilisasi= ton N

aplikasi x 0.2 (faktor kg

NH3 yang dihasilkan

/ton N yang diaplikasikan)

F Total kg NH3-

N+NOx-N tervolatilisa

si

Total N yang

diaplikasikan

Faktor emisi N2O

(Kg N2O-N/(Kg NH3-N+NOX-N

tervolatilisasi)

Fraksi N yang

mengalami pencucian

karena aliran air

kg N/Kg N yang

diaplikasikan

faktor emisi untuk

emisi N2O dari

deposit N karena

pencucian dan aliran permukaa

n N, kg N2O–N/Kg

N yang mengalam

i pencucian

(runoff)

Emisi N2O (tervollatilisasi

) tidak langsung

tahunan dari pengelolaan

lahan (Kg N2O-N/tahun)

Emisi N2O tidak langsung tahunan dari pengelolaan lahan karena

run-off (Kg N2O-N/tahun)

Emisi N2O tidak

langsung tahunan

dari pengelolaa

n lahan (ton CO2-Eq/tahun)

Pupuk Urea Kg NH3

tervolatilisasi= ton N aplikasi x 242 (faktor kg

NH3 yang dihasilkan /ton

N yang diaplikasikan)

Pupuk NPK Kg NH3

tervolatilisasi= ton N

aplikasi x 48 (faktor kg

NH3 yang dihasilkan

/ton N yang diaplikasikan)

Pupuk ZA Kg NH3

tervolatilisasi= ton N

aplikasi x 182 (faktor

kg NH3 yang dihasilkan

/ton N yang diaplikasikan)

kg NH3-NOx tervolatilisasi

kg NH3-NOx tervolatilisasi

kg NH3-NOx tervolatilisasi

kg NH3-NOx tervolatilisasi

kg NH3-NOx tervolatilisa

si Kg N EF4 Fracleach EF5

N2O(ATD)-N=F total x EF4

N2O(ATD)-N=F totalxFracleach)]

x EF5

Krembangan 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.01 0.3 0.0075 0 0 0.0000

Lakarsantri 27.107 195.181 1111.974 2.701 1336.964 14191.548 0.01 0.3 0.0075 13.36963864 31.93098385 13.4996

Kenjeran 0.292 2.103 11.982 0.029 14.407 157.428 0.01 0.3 0.0075 0.144069382 0.354213261 0.1485

Simokerto 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.01 0.3 0.0075 0 0 0.0000

Pabean Cantian 0.000 0.000 0.000

0.000 0.000 0.000 0.01 0.3 0.0075 0 0 0.0000

Mulyorejo 0.759 5.468 31.154 0.076 37.458 409.313 0.01 0.3 0.0075 0.374580393 0.920954479 0.3861

Sawahan 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.01 0.3 0.0075 0 0 0.0000

SUBTOTAL 121.1083038 184.8 91.2

Page 157: INVENTARISASI EMISI GAS RUMAH KACA PADA ...repository.its.ac.id/71310/1/3312100071-undergraduate...sektor pertanian. Sektor pertanian yang terdiri dari pertanian dan peternakan sendiri

93

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan 6.1.Dari hasil penelitian, dapat disimpulkan:

Berdasarkan wilayah pertanian dengan luas lahan total budidaya padi sebesar 1.489 Ha dari seluruh kecamatan menghasilkan beban emisi GRK sebesar 6.074,25 ton CO2eq, sedangkan dari sektor peternakan dengan ternak sapi potong, sapi perah, kambing, domba, kerbau, dan unggas dari seluruh kecamatan serta dari tempat penampungan hewan menyumbang beban emisi GRK sebesar 86.922,28 ton CO2eq.

Dalam pemetaan beban emisi dapat diketahui pada sektor pertanian, kecamatan yang menyumbang emisi gas rumah kaca terbesar adalah Kecamatan Pakal yaitu sebesar 1302,64 ton CO2/tahun. Pada sektor peternakan, kecamatan yang menyumbang emisi gas rumah kaca terbesar adalah Kecamatan Semampir yaitu sebesar 63.581 ton CO2/tahun. pada perhitungan total beban antara sektor peternakan dan sektor pertanian, kecamatan yang menyumbang beban GRK paling tinggi adalah kecamatan semampir, yaitu sebesar 63581.37 ton CO2/tahun, dan Kecamatan Benowo sebesar 6899.21 ton CO2/tahun Sehingga Pemerintah dapat berfokus untuk mereduksi emisi GRK pada Kecamatan Pakal dan Lakarsantri untuk sektor pertanian, Kecamatan semampir untuk sektor peternakan, serta Benowo karena gabungan beban GRK dari kedua sektor paling tinggi.

Saran 6.2.Saran yang dapat diberikan untuk penelitian selanjutnya

adalah sebagai berikut:

1. Perlu dilakukan perhitungan dengan faktor emisi yang lebih tinggi atau faktor emisi spesifik wilayah surabaya.

Page 158: INVENTARISASI EMISI GAS RUMAH KACA PADA ...repository.its.ac.id/71310/1/3312100071-undergraduate...sektor pertanian. Sektor pertanian yang terdiri dari pertanian dan peternakan sendiri

94

2. Pada perhitungan beban emisi sektor peternakan untuk lebih akurat dapat memperhitungkan berat ternak dengan mempertimbangkan umur ternak.

3. Mempertimbangkan faktor pembersihan lahan dengan pembakaran lahan sawah

Page 159: INVENTARISASI EMISI GAS RUMAH KACA PADA ...repository.its.ac.id/71310/1/3312100071-undergraduate...sektor pertanian. Sektor pertanian yang terdiri dari pertanian dan peternakan sendiri

95

DAFTAR PUSTAKA

Aronoff,S.,1989. Geographic Information Systems: A Management Perspective. Ottawa: WDI Publications.

Badan Pusat Statistik. 2010. Kota Surabaya Dalam Angka 2010.Surabaya:BPS

Barus, B.,dan U. S. Wiradisastra. 2000. Sistem Informasi Geografi Sarana Manajemen Sumberdaya. Laboratorium Penginderaan Jauh dan Kartografi. Jurusan Tanah. Fakultas Pertanian. IPB. Bogor.

BPLHD Kota Jakarta.2014. Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi DKI Jakarta .Jakarta: Pemprov DKI Jakarta

Canter,L.W. 1996. Environmental Impact Assessment. New York: Mc. Graw Hill.

Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur.2014.Data Statistik Populasi ternak Kota Surabaya. http://disnak. jatimprov. go.d/web/layananpublik/datastatistik diakses tanggal 28 desember 2012.

Dinas Pertanian Kota Denpasar.2014. Perkembangan Luas Lahan Sawah dan Lahan Kering Kota Denpasar.http://pertanian.denpasarkota.go.id/index.php/detaildownload/4429/Perkembangan-Luas-Lahan -Sawah-dan-Lahan-Kering-Kota-Denpasar-Tahun-2014. diakses tanggal 28 desember 2015.

Dinas Peternakan Kota Denpasar. .2014. Bank Data Dinas Peternakan , Perikanan dan Kelautan. http://bankdata.denpasarkota.go.id /index.php/arsip-subkategori/39/Dinas-Peternakankoma-Perikanan-&-Kelautan-Kota-Denpasar#. diakses tanggal 28 desember 2015.

Goodland,R.,Anhang,J.2009.Livestock and climate change:What if the key actors in climate change were pigs, chickens and cows?. World watch Institute,Washington,DC,USA. pp.10–19.

Herawati,Tati. 2012. Refleksi Sosial Dari Mitigasi Emisi Gas Rumah Kaca Pada Sektor Peternakan Di Indonesia. Jurnal

Page 160: INVENTARISASI EMISI GAS RUMAH KACA PADA ...repository.its.ac.id/71310/1/3312100071-undergraduate...sektor pertanian. Sektor pertanian yang terdiri dari pertanian dan peternakan sendiri

96

Balai Penelitian Ternak WARTAZOA Vol 22 No 1.Th. 2012.

IPCC. 2001. Climate Change 2001: Mitigation of Climate Change. Contribution of Working Group III to the Fourth Assessment Report of the Intergovernmental Panel on Climate Change Cambridge. University Press, Cambridge, United Kingdom and New York. http://www.ipcc.ch. Diakses pada tanggal 24 September 2010.

IPCC. 2006. IPCC Guidelines for National Greenhouse Gas Inventories: Volume 2 -Energy, Prepared by the National Greenhouse Gas Inventories Programme. IGES: Japan.

IPCC. 2006. Emission from Livestock and Manure Management. Guidelines for National Greenhouse Gas Inventories. Chapter 10. pp. 72 – 82.

Janzen, H.H. 2004. “Carbon cycling: A measureof ecosystem – a soil science perspective”.Agric. Ecosyst. Environ. 104: 399−417.

Kartikawati R., M. Ariani. H.L. Susilawati. P. Setyanto. 2011. Mitigasi GRK dariLahan sawah.Suplemen Sinar tani eds 6-12 April No.3400.

Kementrian Lingkungan Hidup.2012. Pedoman Inventarisasi Gas Rumah Kaca Nasional Buku II Volume 3: Metodologi Penghitungan Tingkat Penyebaran Emisi dan Penyerapan Gas Rumah Kaca, Pertanian, Kehutanan, dan Penggunaan Lahan Lainnya.Jakarta : Kementrian Lingkungan Hidup.

Kementrian Lingkungan Hidup.2013.Buku I: Pedoman Umum Penyelenggaraan Inventarisasi Emisi Gas Rumah Kaca Nasional.Jakarta:Kementrian Lingkungan Hidup.

Kementrian Pertanian.2014. Data Populasi Ternak Menurut Provinsi. http://www.pertanian.go.id/ ap_pages/mod/datanak. Diakses tanggal 28 Desember 2015

Page 161: INVENTARISASI EMISI GAS RUMAH KACA PADA ...repository.its.ac.id/71310/1/3312100071-undergraduate...sektor pertanian. Sektor pertanian yang terdiri dari pertanian dan peternakan sendiri

97

Krecjie. R.V.,Morgan.D.W.1970. Deteremining Sample Size For Research Activities. Educational And Psyhcological Measurement 1970,30, 607-610

MOE. 2009. Technical Report: National Greenhouse Gas Inventory for the Second National Communication. Jakarta: Ministry of Environment and United Nation Development Program.

Mosier, A.R. 2001. Exchange of gaseous nitrogen compound between agricultural system andthe atmosphere. Plant Soil 228: 17−27.

Murray, R.M, A.M. Bryant, R.A. Leng. “Rates of Production of Methane In The Rumen and Large Intestine of Sheep”. Br. Journal of Nutrition., 36 (1976), pp. 1–14.

Oenema, O., N. Warage, G.L. Velthof, J.W. van Gronigen, J. Dolfing, and P.J. Kuikman.2005. “Trends in global nitrous oxide emission from animal production systems”. Nutr. Cycl.Agroecosyst. 72: 51−65.

Paustian, K., B.A. Babcock, J. Hatfield, R. Lal,B.A. McCarl, S. Maclaughin, A. Mosier, C.Rice, G.P. Robertson, and D. Zilbermen. 2004.Agricultural Mitigation of Greenhouse Gases:Science and Policy option. CAST Report R141 2004. 120 pp.

Pidwirny, M. (2006). The Nitrogen Cycle, Fundamentals of Physical Geography, 2nd Edition. http://www.physicalgeography.net/fundamentals/9s.html. Diakses tanggal 13 juni 2016

Risnandar, S.T. 2008. Mengenal IPCC (Intergovernmental Panel on Climate Change). http://kehutanan. risnandarweb.com/. diakses pada tanggal 16 Desember 2015

Rusbiantoro,D.2008. Global Warming For Beginner. Yogyakarta: Penerbit O2 Penembahan Yogyakarta.

Sa’duddin.,Hadi.M,Pramono.2015.”Beban Emisi Sektor Transportasi Yogyakarta”.The 18th FSTPT International Symposium,Unila,Bandar Lampung,28 Agustus.Hal 2.

Sanna,L.,Ferrera,R.,Zara,P.,Duce,P.2014. “GHG emission inventory at urban scale: the sassari case study”. Energy Procedia 59(2014) 344-350.Hal 1.

Page 162: INVENTARISASI EMISI GAS RUMAH KACA PADA ...repository.its.ac.id/71310/1/3312100071-undergraduate...sektor pertanian. Sektor pertanian yang terdiri dari pertanian dan peternakan sendiri

98

Schils,R.L.M.,Olesen,J.E.,Prado,A.D.,2007.”A Review Of Farm Level Modelling Approaches for Mitigating Greenhouse Gas Emissions from Ruminant Livestock Systems”.Livest.Sci.12,240–251.

Smith, K.A. and F. Conen. 2004. “Impact of land management on fluxes of trace greenhouse gases”. Soil Use Manag. (20): 255−263.

Smith, R.L. 1974.Ecology and Field Biology, Second Edition.New York: Harper & Row Publisher.

Smith, P., Field, C.B. and Raupach, M.R., 2004. Engineered biological sinks on land. The global carbon cycle: integrating humans, climate and the natural world, pp.479-491.

Sukadri,D.2015. Kesepakatan Perubahan Iklim. Kompas (Jakarta) Sabtu, 3 Desember.

Surmaini, E., Runtunuwu,E.,Las,I. 2011.”Upaya Sektor Pertanian Dalam Menghadapi Perubahan Iklim”.Jurnal Litbang Pertanian, 30(1).

Suharyadi.2010. Strategies for Reducing Emission from Animal Husbandry in Indonesia: Farmers’ Adoption to Mitigation Technologies. Paper presented on workshop “Sustainable and Low-Carbon Development in Indonesia and Asia: Dialogues between Policymakers & Scientist on Green Growth”, IPB International Convention Center, 16–17 February 2010

U.S.EPA.2005.Emission Inventory Improvement Program:Preferred and Alternative Methods For Gathering And Locating Spesific Inventory Data. Washington DC: U.S.EPA

US-EPA. 2006. Global Anthropogenic Non-CO2 Greenhouse Gas Emission: 199- 2020. EPA 430-R-06-003, June 2006. Was-hington D.C.

Wilkie, A. C., 2000.” Anaerob Digestion : Holistic vioprocessing of animal manures”. in proceeding of the animal residuals management coference. p.1-12. Virginia.

Wilton,E.2001. Good Practice Guide For Preparing Emission Inventory.Ministry For The Environment-Sustainable Management Fund

Page 163: INVENTARISASI EMISI GAS RUMAH KACA PADA ...repository.its.ac.id/71310/1/3312100071-undergraduate...sektor pertanian. Sektor pertanian yang terdiri dari pertanian dan peternakan sendiri

148

BIOGRAFI PENULIS

Penulis bernama lengkap Manggar Cahyo Lintangrino anak kedua dari empat bersaudara. Penulis menempuh pendidikan dasar pada tahun 2000-2006 di SD Kebon Baru V Cirebon. Pada 2006-2009 penulis melanjutkan ke SMPK Ketapang III, sedangkan pendidikan tingkat atas ditempuh di SMA Swasta Bunda Hati Kudus, Cibubur pada tahun 2009-2012. Penulis kemudian melan-jutkan pendidikan tinggi di Jurusan Teknik Lingkungan FTSP

ITS pada tahun 2012. Selama di bangku perkuliahan, penulis aktif sebagai pengurus HMTL dan pernah mengemban tugas sebagai ketua bidang seni Departemen Seni dan Olahraga, periode 2014/ 2015. Penulis melakukan kerja praktek di Perusahaan Oil and Gas Star Energy (Kakap). Ltd mengenai inventarisasi emisi fugitif. Selain itu, penulis juga pernah menjadi penilai self assesment proper tahun 2016. Penulis dapat dihubungi melalui email di [email protected].