34
IMPLEMENTASI PROGRAM KESELAMATAN JALAN (PADA ACARA PERINGATAN HARI KORBAN KECELAKAAN LALU-LINTAS SEDUNIA) IR. SUHARDI, M.SC DIREKTUR BINA TEKNIK DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA Jakarta, 21 November 2012

ir suhardi - directorate general of highways

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ir suhardi - directorate general of highways

IMPLEMENTASI PROGRAM

KESELAMATAN JALAN (PADA ACARA PERINGATAN HARI KORBAN KECELAKAAN LALU-LINTAS SEDUNIA)

IR. SUHARDI, M.SC

DIREKTUR BINA TEKNIK

DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA

Jakarta, 21 November 2012

Page 2: ir suhardi - directorate general of highways

OUT LINE

Isu Keselamatan Lalu Lintas

Kebijakan terkait Keselamatan Jalan

Strategi Menciptakan Jalan yang Lebih Berkeselamatan

Uji Laik Fungsi Jalan

RUNK

Page 3: ir suhardi - directorate general of highways

Isu Keselamatan Lalu Lintas

Page 4: ir suhardi - directorate general of highways

FAKTA

Road traffic accidents merupakan salah satu penyebab kematian utama di dunia dan diprediksikan akan menjadi peringkat ke-3 penyebab kematian pada tahun 2020 (WHO,1990);

Angka korban jiwa akibat kecelakaan di jalan Indonesia mencapai lebih dari 30 ribu jiwa per tahun;

Perkembangan kendaraan bermotor di Indonesia sangat pesat. Dari MTI diperoleh data sbb:

Page 5: ir suhardi - directorate general of highways

100,000

1,000,000

10,000,000

100,000,000 1

98

6

19

88

19

90

19

92

19

94

19

96

19

98

20

00

20

02

20

04

20

06

20

08

20

10

20

12

Tahun

Pertumbuhan Jalan

Pertumbuhan Kendaraan

PERTUMBUHAN PANJANG JALAN VS JUMLAH KENDARAAN

65 juta

13 juta

Kondisi Tahun 1995:

1 km jalan untuk 40 kendaraan

Kondisi Tahun 2008:

1 km jalan untuk 149 kendaraan

Kondisi Tahun 2010:

1 Km jalan untuk 158 Kendaraan

Sumber: BPS (http://www.bps.go.id/tab_sub/view.php?tabel=1&daftar=1&id_subyek=17&notab=11)

77 juta

327 ribu 437 ribu

487ribu

Page 6: ir suhardi - directorate general of highways

0

1,000,000

2,000,000

3,000,000

4,000,000

5,000,000

6,000,000

7,000,000

8,000,000

9,000,000

20

00

20

01

20

02

20

03

20

04

20

05

20

06

20

07

20

08

20

09

20

10

2011

20

12

Mobil Penumpang

Sepeda Motor

Sumber: Kompas 21 Feb. 2012

PERTUMBUHAN KENDARAAN

TANTANGAN KESELAMATAN ANGKUTAN JALAN

Page 7: ir suhardi - directorate general of highways

PROFIL KECELAKAAN BERDASARKAN JENIS KENDARAAN

147,391, 70%

25,502, 12%

25,227, 12%

5,272, 3% 3,109, 1%

4,200, 2%

Sepeda motor

Mobil penumpang

Truk

Bus

Khusus

Tidak Bermotor

Kecelakaan berdasar Jenis Kendaraan Tahun 2011

140,277, 69%

26,495, 13%

20,347, 10%

6,099, 3% 2,050, 1%

8,066, 4%

Sepeda motor

Mobil penumpang

Truk

Bus

Khusus

Tidak Bermotor

Kecelakaan berdasar Jenis Kendaraan Tahun 2010

SUMBER: NTMC Korlantas POLRI

Page 8: ir suhardi - directorate general of highways

Sumber: Kompas 18 Jun 2011

JUMLAH KORBAN KECELAKAAN DI BERBAGAI PROVINSI DI INDONESIA PADA TAHUN 2010

Korban Meninggal Pada Kecelakaan Lalu-Lintas 2010

Total: 31 234 Jiwa

Page 9: ir suhardi - directorate general of highways

FAKTOR PENYEBAB TABRAKAN

SUMBER: MTI

Secara Umum, Faktor penyebab kecelakaan lalulintas adalah:

Faktor Manusia,

67%

Faktor Kendaraan,

5%

Faktor Jalan &Lingkungan,

4%

Kombinasi faktor

tersebut, 24%

Page 10: ir suhardi - directorate general of highways

• Kemampuan terbatas dalam menyediakan infrastruktur tepat waktunya

• Pemanfaatan bagian jalan yang tidak sebagaimana mestinya

• Tantangan pemanfaatan badan jalan dengan beban melebihi (overloading)

• Jalan arteri dpt diakses langsung dari jalan lingkungan/lokal

• Ruas jalan masih banyak yang tanpa marka & rambu

• Bangunan permanen terlalu dekat di sisi jalan

• Simpang sebidang dengan titik konflik terlalu banyak & terbuka

• Alinyemen jalan masih banyak yang sub-standar

• Bahu jalan beda tinggi dengan badan jalan

• Kejadian iklim yang ekstrim: banjir yang lama, panas yang tinggi

• Budaya berkendaraan

BEBERAPA AKAR PERMASALAHAN TERKAIT

KESELAMATAN JALAN

Page 11: ir suhardi - directorate general of highways

Kebijakan terkait Keselamatan Jalan

Page 12: ir suhardi - directorate general of highways

PERATURAN TERKAIT KESELAMATAN JALAN

UU 38 / 2004 Tentang Jalan

PP 34 / 2006 Tentang Jalan

UU 22 / 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan

RPJMN 2010-2014

Renstra Bina Marga 2010-2014

Resolusi PBB No 62/255 tentang Improving Road Safety

Rencana Umum Nasional Keselamatan Jalan

Page 13: ir suhardi - directorate general of highways

Menciptakan jalan yang Self Explaining & Self Enforcing/ Regulating:

• Perencana merancang infrastruktur ber-keselamatan tinggi

• Dikomunikasikan ke pengguna: marka, rambu, sinyal

• Gunakan teknik komunikasi efektif

• Mudah dicerna pengguna & konsisten

• Mampu menegakkan tanpa bantuan penegak hukum

Menciptakan jalan yang Memaafkan - Forgiving Road

• Manusia berbuat salah

• Kesalahan sedikit jangan berdampak fatal

• Munculkan respek bagi perancangnya

KONSEP JALAN YANG LEBIH BERKESELAMATAN

Page 14: ir suhardi - directorate general of highways

KEAMANAN JALAN VS KESELAMATAN JALAN

Azas penyelenggaraan jalan adalah:

kemanfaatan, keamanan, keselamatan, keserasaian dll.

Azas keamanan dan keselamatan didifinisikan pada

penjelasan uu 38/04:

o Keamanan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan adalah :

suatu keadaan terbebasnya setiap orang, barang dan/atau

kendaraan dari gangguan melawan hukum dan/atau rasa

tajut dalam berlalu lintas

o Keselamatan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan adalah:

suatu keadaan terhindarnya setiap orang dari resiko

kecelakaan selama berlalu lintas yang disebabkan oleh

manusia, kendaraan, jalan dan/atau lingkungan

Page 15: ir suhardi - directorate general of highways

Jalan baru atau jembatan baru sesuai uu jalan, menggambarkan

perbedaan antara memenuhi aspek keamanan dan memenuhi aspek

keselamatan:

• Perencanaan jalan berorientasi pada: kendaraan kritis dengan

beban terbesar & kemampuan manuver rendah.

• Pemenuhan aspek keamanan adalah pemenuhan persyaratan

teknis, spesifikasi biasanya dilakukan pada saat pho/fho dan

untuk jembatan besar juga didukung dengan uji beban.

• Evaluasi persyaratan teknis sebelum operasional akan

mendukung keselamatan jalan (uji laik fungsi).

• Evaluasi laik fungsi jalan seharusnya mengarah kepada aspek

keselamatan lalu-lintas spt perambuan, marka dan fasilitas

pendukung lalin seperti guardrail, clearzone, dsb (yang akan

memberikan tingkat keselamatan yang tinggi bagi pengendara).

PENYEDIAAN PRASARANA

Page 16: ir suhardi - directorate general of highways

Strategi Menciptakan Jalan yang Lebih

Berkeselamatan

Page 17: ir suhardi - directorate general of highways

APA PERAN UTAMA DITJEN. BINA MARGA TERKAIT

“KESELAMATAN JALAN”??

Laik Fungsi Jalan

Renstra Bina Marga 2011-

2020

RUNK /Decade of Action

Pilar - 2: Jalan yang Lebih

Berkeselamatan

iRap

Kegiatannya, antara lain:

o Audit Keselamatan Jalan

o Inspkesi Keselamatan Jalan

o Investigasi dan Penanganan

Lokasi Rawan Kecelakaan

Page 18: ir suhardi - directorate general of highways

PROSES UTAMA DALAM REKAYASA KESELAMATAN JALAN

PROSES REAKTIF

• Investigasi lokasi rawan

kecelakaan – berdasarkan pd

data tabrakan suatu lokasi, &

bertujuan utk mengurangi jumlah

tabrakan dan/atau tingkat

keparahan pd lokasi tersebut.

PROSES PROAKTIF

• Audit Keselamatan Jalan –

dgn menggunakan keahlian

yg sama, tetapi dilakukan dlm

tahap perencanaan utk

mencegah tabrakan.

Page 19: ir suhardi - directorate general of highways

Dari Tahun 2009-2012, Dit. Bintek ,Ditjen Bina Marga telah melakukan Investigasi Lokasi Rawan sebanyak 153 Lokasi dan Audit Keselamatan Jalan sebanyak 47 Lokasi dengan rincian sebagai berikut:

NO Kegiatan 2009 2010 2011 2012

1 Investigasi Lokasi

Rawan Kecelakaan

7 Lokasi 33 Lokasi 97 Lokasi 15 Lokasi

2 Audit Keselamatan

Jalan

8 Lokasi 5 Lokasi 34 Lokasi -

Audit Keselamatan Jalan dan Investigasi Lokasi Rawan

Page 20: ir suhardi - directorate general of highways

Pelaksanaan Audit Keselamatan Jalan Di Lingkungan Bina Marga

Untuk Audit Keselamatan Jalan, target

yang harus dicapai mulai tahun depan

(program RUNK), adalah 10% dari

Pekerjaan Ruas jalan Nasional sudah

harus di Audit. Oleh karena itu: Mulai Tahun depan

- Tiap Balai sudah harus

melaksanakan Audit keselamatan

jalan pada paket pekerjaan jalan baik

pada tahap FS, maupun DED.

- Direktorat Bina Teknik akan

melakukan training AKJ dan telah

menyusun buku Katalog

Keselamatan jalan sebagai guide

dalam melaksanakan AKJ maupun

inspeksi keselamatan jalan.

Page 21: ir suhardi - directorate general of highways

Pada tahun 2011-2012, Ditjen Bina Marga bekerja sama dgn IndII, telah

menyusun 3 buku Petunjuk Teknis Keselamatan Jalan. Buku tsb

menjelaskan tentang ’Penerapan Aspek Keselamatan Jalan” berupa:

Petunjuk Teknis Rekayasa Keselamatan Jalan, Manajemen Hazard Sisi

Jalan, dan Keselamatan di Lokasi Pekerjaan Jalan

Penyusunan Panduan Teknis Keselamatan Jalan

Page 22: ir suhardi - directorate general of highways

Uji Laik Fungsi Jalan

Page 23: ir suhardi - directorate general of highways

ROAD SAFETY LAIK FUNGSI

AMANAT UU 38/2004, PP 34/2006, UU 22/2009

Jalan Baru

- Audit pada tahap

perencanaan dan

pelaksanaan

Aspek Teknis

- Geometrik jalan

- Struktur perkerasan jalan

- Struktur bangunan pelengkap

- Pemanfaatan bagian-bagian jalan

- Teknis perkerasan jalan

Jalan Eksisting

- Penyusunan

rekomendasi

perbaikan blackspot

dan penanganan

- Inspeksi keselamatan

jalan

Perangkingan

pelayanan

jalan (star

rating)

berdasarkan

SISTEM iRAP

Aspek Dokumen Administrasi

- Status jalan

- Penetapan kelas dan kepemilikan

tanah

- Penetapan leger jalan

- Dokumen lingkungan

SERTIFIKAT

LAIK FUNGSI

INVESTMENT

PLAN

(berbasis

keselamatan

jalan disamping

standard yang

berlaku HDM

IV)

Page 24: ir suhardi - directorate general of highways

KETERKAITAN ANTARA LAIK FUNGSI DAN KESELAMATAN JALAN

Tujuan dari dilaksanakannya Uji Laik Fungsi Jalan salah satunya adalah tersedianya jalan yang

berkeselamatan

Kegiatan Keselamatan Jalan sudah termasuk dalam uji laik fungsi jalan secara teknis

(Form Uji Laik Fungsi Teknis (Permen PU No 11/PRT/M/2010) tidak jauh berbeda dengan daftar

periksa audit keselamatan jalan untuk tahap operasional jalan (Pd-T-17-2005-b))

Page 25: ir suhardi - directorate general of highways

UU RI No. 22/2009 tentang LLAJ: Pasal 8: Penyelenggaraan di bidang Jalan meliputi pengaturan,

pembinaan, pembangunan, dan pengawasan prasarana Jalan

(f) Uji Kelaikan Fungsi Jalan sesuai dengan standar keamanan dan keselamatan berlalu lintas.

Pasal 22: (1)Jalan yang dioperasikan harus memenuhi persyaratan

laik fungsi Jalan secara teknis dan administratif (2)Penyelenggara Jalan wajib melaksanakan uji kelaikan

fungsi Jalan sebelum pengoperasian Jalan (3) Penyelenggara Jalan wajib melakukan uji kelaikan fungsi

Jalan pada Jalan yang sudah beroperasi secara berkala dalam jangka waktu paling lama 10 (sepuluh) tahun dan/atau sesuai dengan kebutuhan

Latar Belakang

Uji Laik Fungsi Jalan

Page 26: ir suhardi - directorate general of highways

1. Pada tahun 2011, Ditjen Bina Marga, telah menyusun 2 buku Panduan Teknis ULFJ. Buku tsb berupa: Panduan Teknis Pelaksanaan Laik Fungsi Jalan, dan Panduan Teknis Pengisian Form Laik Fungsi Jalan

2. Ditjen Bina Marga juga telah menerbitkan surat perintah tugas Tim Uji Laik Fungsi Jalan dan surat Keterangan Penetapan Tim Uji laik Fungsi Jalan di 10 Balai yang keanggotaanya terdiri dari unsur Bina Marga, Perhubungan, dan Kepolisian

Pelaksanaan Uji Laik Fungsi Jalan

Page 27: ir suhardi - directorate general of highways

Rencana Umum Nasional

Keselamatan (RUNK) Jalan

Page 28: ir suhardi - directorate general of highways

STAKEHOLDERS

RUNK Transportasi Jalan memuat Program dan Rencana Aksi :

1. Manajemen Keselamatan Jalan (Road Safety Management)

2. Jalan Yang Berkeselamatan (Safer Road)

3. Kendaraan Yang Berkeselamatan (Safer Vehicle)

4. Pendidikan Keselamatan Jalan (Education /Enforcement)

5. Perawatan Pasca Kecelakaan (Post Crash)

STAKEHOLDERS:

•Kementerian PPN/Bappenas

•Kementerian Perhubungan

•Kementerian Pekerjaan Umum

•POLRI

•Kementerian Dalam Negeri

•Kementerian Pendidikan

•Kementerian Kesehatan

•BPPT

•Perguruan Tinggi

•Kementerian Perindustrian

RENCANA UMUM NASIONAL KESELAMATAN

& STAKEHOLDER

Page 29: ir suhardi - directorate general of highways

PROGRAM PILAR 2

PILAR 2: JALAN YANG LEBIH BERKESELAMATAN

1. Badan Jalan yang Berkeselamatan

2. Perencanaan dan Pelaksanaan Pekerjaan

Jalan yang Berkeselamatan

3. Menyelenggarakan peningkatan standar

kelaikan jalan yang berkeselamatan

4. Lingkungan jalan yang berkeselamatan

Page 30: ir suhardi - directorate general of highways

KEGIATAN 1. BADAN JALAN YANG LEBIH

BERKESELAMATAN

NO KEGIATAN RUNK TARGET HINGGA 2016 TINDAK LANJUT

1 Penutupan lobang jalan Waktu tanggap 7x24 jam Kegiatan2 ini harus merupakan bagian dari

kegiatan ‘business as usual’ (Pelaksanaan

Preservasi dan Peningkatan Kapasitas

Jalan Nasional) yang dilaksanakan oleh

Bina Marga yang telah diatur melalui

Permen PU No.13/2011 tentang Tata Cara

Pemeliharaan dan Penilikan Jalan.

Perlu adanya Surat Edaran Dirjen. Bina

Marga yang kembali mempertegas

pelaksanaan kegiatan tersebut untuk

mendukung RUNK.

Penanggungjawab: Balai dan Binlak

2 Perbaikan genangan air Waktu tanggap 7x24 jam

3 Penanganan jalan licin Waktu tanggap 7x24 jam

4 Perbaikan bahu jalan 40% dari panjang jalan nasional

non perkotaan dengan bahu

diperkeras

Page 31: ir suhardi - directorate general of highways

KEGIATAN 2. PERENCANAAN DAN PEKERJAAN JALAN

LEBIH BERKESELAMATAN

NO KEGIATAN RUNK TARGET HINGGA 2016 TINDAK LANJUT

5 Pelaksanaan Audit

Keselamatan Jalan Pada

Tahap Studi Kelayakan

30% dari jumlah FS Pembangunan

Jalan Baru

Penanggungjawab: Bipran

AKJ telah dilaksanakan pada proyek-proyek

berbantuan luar negeri (EINRIP dan RRDP)

Perlu adanya Surat Edaran Dirjen. Bina Marga

yang menginstruksikan kepada Balai untuk

melaksanakan AKJ pada proyek-proyek yang

dimaksud.

6 Pelaksanaan Audit

Keselamatan Jalan Pada

Tahap DED

30% dari jumlah DED Jalan Baru dan

Peningkatan Kapasitas

Penanggungjawab: Balai, Bintek

7 Pelaksanaan Audit

Keselamatan Jalan Pada

Tahap Konstruksi

50% dari proyek-proyek multiyears

Penanggungjawab: Balai, Bintek

8 Pelaksanaan Inspeksi

Keselamatan Jalan

30% dari panjang jalan nasional

Penanggungjawab: Binlak

Inspeksi dilaksanakan melalui Program Uji Laik

Fungsi Jalan Nasional (ULFJN). Target akan dapat

terpenuhi 100% pada akhir 2013.

9 Pelaksanaan Perbaikan

Lokasi Rawan Kecelakaan

30% dari seluruh lokasi rawan

kecelakaan pada jalan nasional

Penanggungjawab: POLRI, Balai,

Bintek

Kepolisian belum mengeluarkan data resmi jumlah

lokasi rawan kecelakaan. Bina Marga, melalui

Renstra 2010-2014, telah mentargetkan

penyusunan rekomendasi pada 250 lokasi, dan

pelaksanaan perbaikan pada 150 lokasi. Saat ini,

telah tersusun 137 rekomendasi dan pelaksanaan

perbaikan di 2 lokasi.

Page 32: ir suhardi - directorate general of highways

KEGIATAN 3. PENINGKATAN STANDAR KELAIKAN

JALAN LEBIH BERKESELAMATAN

NO KEGIATAN

RUNK

TARGET HINGGA

2016

TINDAK LANJUT

10 menyediakan standar

kelaikan jalan yang

berkeselamatan

Tersedia

Penanggungjawab: Bintek,

Balitbang

11 Menyediakan

pedoman manajemen

penyelenggaraan jalan

yang

Tersedia

Penanggungjawab: Bintek,

Balitbang

12 Penerapan

manajemen

penyelenggaraan jalan

yang berkeselamatan

60% terlaksana

Penanggungjawab:

Sekditjen?

Dit. Bintek telah mempersiapkan

konsep manajemen keselamatan jalan.

Perlu SE Dirjen untuk mengesahkan

dan mengintegrasikan konsep tersebut

ke dalam siklus pembangunan jalan.

Page 33: ir suhardi - directorate general of highways

KEGIATAN 4. LINGKUNGAN JALAN LEBIH

BERKESELAMATAN

NO KEGIATAN

RUNK

TARGET HINGGA

2016

TINDAK LANJUT

13 Pengendalian

pemanfaatan rumija

40% dari panjang ruas jalan

nasional terkendali

Penanggungjawab: Balai,

Pemda, kementerian terkait

Sekjen PU perlu mengkoordinasikan

pembentukan MoU lintas kementerian

terkait bersama Pemerintah Daerah

untuk mengembalikan fungsi ruang

milik jalan. Untuk pelaksanaan

pengendaliannya dilakukan oleh Balai,

pemda, dan kementerian terkait

14 Pengendalian

pemanfaatan ruang

sepanjang jalan

40% dari panjang ruas jalan

nasional terkendali

Penanggungjawab: Balai,

Pemda, Ditjen. Taru,

kementerian terkait

15 Menyediakan

perlindungan pejalan

kaki

30% dari panjang jalan

perkotaan

Penanggungjawab: Balai

Program ULFJN akan mengidentifikasi

ruas jalan perkotaan yang memiliki

potensi besar membahayakan pejalan

kaki.

Penanganan rekomendasi ULFJN

harus diprioritaskan pada perlindungan

pejalan kaki.

Page 34: ir suhardi - directorate general of highways

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM

DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA

TERIMA KASIH