Upload
yedija-kadmiel-elnatan
View
1
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Tugas
Citation preview
TTS ISBD
Nama : Yedija Kadmiel Elnatan
NIM : 71130024
Grup : C
1. Pendapat saya mengenai perkembangan di kota Jogja saat ini adalah kota Jogja
sudah menjadi kota dengan kepadatan yang cukup besar. Bisa dilihat dari banyaknya
kendaraan yang berada di Jogja, seperti mobil, dan sepeda motor. Tidak hanya itu saja, di
kota Jogja sekarang banyak didirikan pusat-pusat perbelanjaan, dan juga tempat-tempat
wisata atau tempat hiburan baru. Dari segi nilai keindahan kota Jogja juga mengalami
perubahan. Kota Jogja menurut saya sudah menjadi kota yang cukup tidak indah. Hal ini
dikarenakan kota Jogja sudah banyak dengan adanya pusat-pusat perbelanjaan. Di kota
Jogja sudah jarang ditemukan lahan-lahan area terbuka, seperti taman. Dengan
banyaknya pusat-pusat perbelanjaan di kota Jogja, hal ini membuat terkesan kota Jogja
tidak ada keindahan dari sisi alamnya. Jika dilihat sepanjang jalan hanya ada bangunan-
bangunan tinggi, pusat-pusat perbelanjaan, ruko-ruko. Hal ini juga membuat kota Jogja
menjadi panas, dikarenakan tidak adanya area lahan-lahan taman. Untuk masalah pohon
juga, dikota Jogja juga menurut saya sedikit. Hal ini juga yang mungkin menyebabkan
kota Jogja menjadi semakin panas.
Dari segi nilai material juga mengalami perubahan. Seperti diketahui arti dari nilai
material adalah nilai yang meliputi berbagai konsepsi mengenai segala sesuatu yang
berguna bagi jasmani manusia. Salah satu contoh nilai material adalah sandang dan
pangan. Dengan semakin berkembangnya kota Jogja, semakin hari juga akan membuat
semakin tinggi tuntutan hidup khususnya untuk kebutuhan. Dengan begini, banyak orang
untuk melakukan segala cara untuk mendapatkan sebanyak-banyaknya uang untuk
memenuhi kebutuhan, baik itu untuk keperluan keluarga maupun kebutuhan diri sendiri.
Banyak dari mereka bekerja dari siang sampai malam untuk memenuhi kebutuhan
keluarga. Bahkan sampai ada yang bekerja sampai tengah malam untuk mendapatkan
uang untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
TTS ISBD
Dan dengan banyak orang berlomba-lomba untuk mencari uang untuk memenuhi
kebutuhan baik untuk kebutuhan diri sendiri maupun untuk kebutuhan keluarga, banyak
juga orang untuk beralih profesi. Dengan berkembangnya kota Jogja juga membuat
perubahan pada mata pecaharian. Orang Jogja yang dulunya pekerjaannya bertani,
dulunya hidup dengan berkecukupan. Dengan terus berkembangnya kota Jogja, para
petani pun tidak bisa untuk memenuhi kebutuhan. Banyak yang beralih profesi untuk bisa
mendapatkan uang yang lebih banyak dari perkerjaan sebelumnya guna memenuhi
kebutuhan sehari-hari keluarga maupun pribadi. Mungkin dengan menjual lahan tempat
mereka bercocok tanam, dan mencoba menjadi pengusaha makanan.
2. Pada hari Selasa yang lalu, tepatnya tanggal 17 Maret 2015, saya mewawancarai
seorang ibu yang bernama Innette Risna. Ibu Innette Risna lahir di Jogja, usia ibu Innette
saat ini adalah 41 tahun. Pada tahun 1983 1989, Ibu Innette pernah meninggalkan kota
Jogja, karena tuntutan pekerjaan ayah beliau. Dan ditahun 1990, Ibu Innette Risna
kembali ke kota Jogja, dan sampai saat ini Ibu Innette Risna tinggal di kota Jogja.
Pekerjaan Ibu Innette Risna adalah wiraswasta. Menurut Ibu Innette Risna mengenai
perubahan di kota Jogja, kota Jogja sudah banyak sekali mengalami perubahan. Beliau
memberikan contoh perubahan yang terjadi di kota Jogja saat ini adalah masalah
kendaaran bermotor. Zaman Ibu Innette Risna masih kecil, masih sedikit sekali orang
yang mempunyai kendaraan bermotor. Jika ingin berpergian orang-orang biasanya
menggunakan kendaraan umum, seperti angkutan umum, bus, atau bahkan mereka
berpergian dengan menggunakan kaki mereka alias jalan kaki. Ibu Innette Risna juga
menceritakan bahwa kota Jogja dulu sangat sejuk. Tetapi sekarang kota Jogja sudah
sangat padat. Banyak kendaraan bermotor di mana-mana, mulai dari motor, mobil.
Ibu Innette Risna juga menyinggung dengan banyaknya sekarang pusat-pusat
perbelanjaan yang didirikan. Menurut Ibu Innette Risna dengan banyaknya didirikan
pusat-pusat perbelanjaan terdapat nilai positif dan negativenya. Untuk nilai positifnya
adalah banyak orang-orang yang dulunya tidak mempunyai pekerjaan, dapat bekerja di
pusat-pusat perbelanjaan. Pusat-pusat perbelanjaan di kota Jogja ini banyak mengambil
karyawan mereka dari daerah tempat pusat perbelanjaan itu didirikan. Tetapi untuk nilai
TTS ISBD
negativenya, Ibu Innette berpendapat membuat kota Jogja semakin sedikit lahan hijaunya.
Kota Jogja semakin dipenuhi dengan gedung-gedung bertingkat tinggi. Dan lahan-lahan
hijau, seperti taman menjadi tidak ada tempat untuk bisa dijadikan area hijau. Hal ini
yang disayangkan oleh Ibu Innette Risna.
Beliau juga menyinggung soal masalah nilai sosial pada masyarakat di kota Jogja,
khususnya yang tinggal satu daerah dengan Ibu Innette Risna. Ibu Innette Risna
menceritakan bahwa dulu penduduk tidak individualis. Kekerabatan sangat kental terasa.
Saling sapa menyapa saat bertemu satu sama lain. Jika ada orang yang sedang tertipa
musibah, tetangga lain ikut membantu. Beda dengan sekarang. Ibu Innette Risna
menceritakan penduduk sekarang sangat individual. Walaupun orang Jogja menjunjung
tinggi nilai kesopanan, nyatanya sekarang tidak jarang pula ibu Innette Risna menemukan
orang yang tidak ramah atau tidak bertegur sapa saat bertemu. Jika ada orang yang
kesusahan, sedikit orang yang terbeban untuk membantu.
3. Ada nilai-nilai yang berubah, nilai pertama yang berubah adalah nilai sosial.
Masyarakat kota Jogja dulunya sangat tidak individualis. Masyarakat Jogja sangat
menjunjung tinggi nilai kesopanan. Jika ada orang yang mengalami musibah, atau
bencana, atau bahkan sedang kesusahan, masyarakat lain tidak segan untuk membantu
orang yang sedang mengalami kesusahan. Tetapi berbeda dengan sekarang. Berbeda
zaman, berbeda juga nilai sosial. Tidak jarang ditemukan orang yang sekarang sangat
individual. Semua serba sendiri. Bahkan, hanya untuk menyapa atau memberi senyum
pun tidak. Pengaruh perubahan nilai untuk Ibu Innette Risna sendiri cukup besar. Sangat
terasa perbedaan yang dirasakan Ibu Innette Risna. Yang dulu sering bergotong royong,
saling tolong menolong, sekarang jarang sekali ditemukan oleh Ibu Innette Risna. Setiap
bertemu orang, pasti saling sapa atau saling tatap muka, sekarang jarang ditemukan orang
yang masih menjunjung tinggi ramah keramahtamahan. Sekarang banyak orang lebih
banyak memegang gadget mereka masing-masing, dan tidak menghiraukan orang yang
ada di depan mereka, baik itu lebih muda dari mereka bahkan yang lebih tua dari pada
mereka.
Perubahan nilai yang kedua adalah dari segi nilai keindahan. Dengan banyaknya
pusat-pusat perbelanjaan yang didirikan di kota Jogja menjadikan lahan untuk area taman
TTS ISBD
semakin sedikit. Jika Ibu Innette Risna ini sedang berjalan-jalan mengitari kota Jogja, Ibu
Innette Risna ini hanya melihat gedung-gedung tinggi, pusat-pusat perbelanjaan, ruko-
ruko. Ibu Innette Risna sudah tidak melihat lagi area-area hijau seperti taman. Ini
menyebabkan kurang sedap untuk dipandang kota Jogja. Pengaruh perubahan nilai
keindahan kota Jogja cukup besar. Dengan sedikitnya lahan hijau seperti taman, orang
akan banyak menghabiskan waktunya di pusat-pusat perbelanjaan, entah itu dihabiskan
dengan bermain, berbelanja, atau sebagainya. Hal ini akan membuat orang menjadi
pribadi yang konsumtif, yaitu selalu membelanjakan uangnya. Ibu Innette juga
mengkhawatirkan jika terus menerus terjadi seperti ini, generasi penerus akan sangat sulit
dalam hidupnya, misalnya saja untuk mendapatkan udara segar, akan sangat sulit
mendapatkannya karna kurangnya area hijau, seperti taman.
4. Pendapat saya dengan Ibu Innette Risna tidaklah terlalu berbeda. Untuk pendapat
saya, saya membahas dari segi nilai keindahan dan nilai material. Seperti sudah
disinggung diatas, nilai-nilai tersebut sudah mengalami perubahan di kota Jogja. Untuk
nilai keindahan, kota Jogja sudah banyak dengan adanya pusat-pusat perbelanjaan. Hal
ini membuat menurut saya kota Jogja menjadi tidak indah atau kurang sedap untuk dilihat
mata. Di kota Jogja sudah jarang ditemukan lahan-lahan area terbuka, seperti taman.
Dengan banyaknya pusat-pusat perbelanjaan di kota Jogja, hal ini membuat terkesan kota
Jogja tidak ada keindahan dari sisi alamnya. Menurut saya juga kota Jogja kurang untuk
pohon-pepohonan. Jika melihat sepanjang jalan kota Jogja, kota Jogja hanya ada
bangunan-bangunan tinggi, pusat-pusat perbelanjaan, ruko-ruko. Sedikit sekali ditemukan
area-area hijau seperti taman, pohon-pohon. Hal ini juga membuat kota Jogja menjadi
panas.
Dari segi nilai materialnya juga, kota Jogja sudah mengalami perubahan. Dengan
terus berkembangnya kota Jogja setiap harinya, hal ini membuat tingkat kebutuhan juga
semakin melambung tinggi. Maksudnya dalam hal ini adalah dari segi harganya. Hal ini
juga membuat perubahan pada mata pencaharian orang. Contohnya, yang dulunya
pekerjaannya adalah petani, dulu dengan pekerjaannya bertani dapat memenuhi
kebutuhan keluarganya, sandang maupun papan. Tetapi, dengan terus berkembangnya
kota Jogja, dengan terus menjadi petani, hal untuk memenuhi kebutuhan pun menjadi
TTS ISBD
tidak tercukupi. Banyak orang beralih profesi mereka. Yang dulunya petani, harus
berubah profesi demi memenuhi kebutuhan keluarganya.
Untuk pendapat dari Ibu Innette Risna, beliau melihat perubahan dari segi nilai
sosial. Dari segi nilai sosial juga mengalami perubahan yang cukup besar. Masyarakat
kota Jogja dulunya sangat tidak individualis. Masyarakat Jogja sangat menjunjung tinggi
nilai kesopanan. Jika ada orang yang mengalami musibah, atau bencana, atau bahkan
sedang kesusahan, masyarakat lain tidak segan untuk membantu orang yang sedang
mengalami kesusahan. Tetapi berbeda dengan sekarang. Tidak jarang ditemukan orang
yang sekarang sangat individual. Semua serba sendiri. Bahkan, hanya untuk menyapa
atau memberi senyum pun tidak.
Dan menurut pendapat Ibu Innette Risna, nilai yang mengalami perubahan adalah
nilai keindahan. Dengan banyaknya pusat-pusat perbelanjaan yang didirikan di kota Jogja
menjadikan lahan untuk area taman semakin sedikit. Dengan sedikitnya lahan hijau
seperti taman, orang akan banyak menghabiskan waktunya di pusat-pusat perbelanjaan,
entah itu dihabiskan dengan bermain, berbelanja, atau sebagainya. Hal ini akan membuat
orang menjadi pribadi yang konsumtif, yaitu selalu membelanjakan uangnya. Dan yang
dikhawatirkan jika terus menerus terjadi seperti ini, generasi penerus akan sangat sulit
dalam hidupnya, misalnya untuk mendapatkan udara segar.
Jadi menurut saya dan Ibu Innette Risna kota Jogja sudah sangat pesat
perkembangannya, baik itu dari sisi ekonomi, pusat-pusat perbelanjaan, dan masih
banyak lagi. Disamping berkembangnya kota Jogja, hal itu juga membuat perubahan
pada nilai-nilai yang dulunya baik, kini menjadi berubah nilai-nilai tersebut. Jadi,
alangkah baiknya jika kota Jogja tetap terus berkembang, tetapi nilai-nilainya tetap harus
dijaga, agar nilai-nilai tersebut tidak berubah.
TTS ISBD
Foto saya bersama dengan Ibu Innette Risna