9
TTS ISBD Nama : Yedija Kadmiel Elnatan NIM : 71130024 Grup : C 1. Pendapat saya mengenai perkembangan di kota Jogja saat ini adalah kota Jogja sudah menjadi kota dengan kepadatan yang cukup besar. Bisa dilihat dari banyaknya kendaraan yang berada di Jogja, seperti mobil, dan sepeda motor. Tidak hanya itu saja, di kota Jogja sekarang banyak didirikan pusat-pusat perbelanjaan, dan juga tempat-tempat wisata atau tempat hiburan baru. Dari segi nilai keindahan kota Jogja juga mengalami perubahan. Kota Jogja menurut saya sudah menjadi kota yang cukup tidak indah. Hal ini dikarenakan kota Jogja sudah banyak dengan adanya pusat-pusat perbelanjaan. Di kota Jogja sudah jarang ditemukan lahan- lahan area terbuka, seperti taman. Dengan banyaknya pusat- pusat perbelanjaan di kota Jogja, hal ini membuat terkesan kota Jogja tidak ada keindahan dari sisi alamnya. Jika dilihat sepanjang jalan hanya ada bangunan-bangunan tinggi, pusat-pusat perbelanjaan, ruko-ruko. Hal ini juga membuat kota Jogja menjadi panas, dikarenakan tidak adanya area lahan-lahan taman. Untuk masalah pohon juga, dikota Jogja juga menurut saya sedikit. Hal ini juga yang mungkin menyebabkan kota Jogja menjadi semakin panas.

ISBD

Embed Size (px)

DESCRIPTION

ISBD

Citation preview

Page 1: ISBD

TTS ISBD

Nama : Yedija Kadmiel Elnatan

NIM : 71130024

Grup : C

1. Pendapat saya mengenai perkembangan di kota Jogja saat ini adalah kota Jogja

sudah menjadi kota dengan kepadatan yang cukup besar. Bisa dilihat dari banyaknya

kendaraan yang berada di Jogja, seperti mobil, dan sepeda motor. Tidak hanya itu saja, di

kota Jogja sekarang banyak didirikan pusat-pusat perbelanjaan, dan juga tempat-tempat

wisata atau tempat hiburan baru. Dari segi nilai keindahan kota Jogja juga mengalami

perubahan. Kota Jogja menurut saya sudah menjadi kota yang cukup tidak indah. Hal ini

dikarenakan kota Jogja sudah banyak dengan adanya pusat-pusat perbelanjaan. Di kota

Jogja sudah jarang ditemukan lahan-lahan area terbuka, seperti taman. Dengan

banyaknya pusat-pusat perbelanjaan di kota Jogja, hal ini membuat terkesan kota Jogja

tidak ada keindahan dari sisi alamnya. Jika dilihat sepanjang jalan hanya ada bangunan-

bangunan tinggi, pusat-pusat perbelanjaan, ruko-ruko. Hal ini juga membuat kota Jogja

menjadi panas, dikarenakan tidak adanya area lahan-lahan taman. Untuk masalah pohon

juga, dikota Jogja juga menurut saya sedikit. Hal ini juga yang mungkin menyebabkan

kota Jogja menjadi semakin panas.

Dari segi nilai material juga mengalami perubahan. Seperti diketahui arti dari nilai

material adalah nilai yang meliputi berbagai konsepsi mengenai segala sesuatu yang

berguna bagi jasmani manusia. Salah satu contoh nilai material adalah sandang dan

pangan. Dengan semakin berkembangnya kota Jogja, semakin hari juga akan membuat

semakin tinggi tuntutan hidup khususnya untuk kebutuhan. Dengan begini, banyak orang

untuk melakukan segala cara untuk mendapatkan sebanyak-banyaknya uang untuk

memenuhi kebutuhan, baik itu untuk keperluan keluarga maupun kebutuhan diri sendiri.

Banyak dari mereka bekerja dari siang sampai malam untuk memenuhi kebutuhan

keluarga. Bahkan sampai ada yang bekerja sampai tengah malam untuk mendapatkan

uang untuk memenuhi kebutuhan keluarga.

Page 2: ISBD

TTS ISBD

Dan dengan banyak orang berlomba-lomba untuk mencari uang untuk memenuhi

kebutuhan baik untuk kebutuhan diri sendiri maupun untuk kebutuhan keluarga, banyak

juga orang untuk beralih profesi. Dengan berkembangnya kota Jogja juga membuat

perubahan pada mata pecaharian. Orang Jogja yang dulunya pekerjaannya bertani,

dulunya hidup dengan berkecukupan. Dengan terus berkembangnya kota Jogja, para

petani pun tidak bisa untuk memenuhi kebutuhan. Banyak yang beralih profesi untuk bisa

mendapatkan uang yang lebih banyak dari perkerjaan sebelumnya guna memenuhi

kebutuhan sehari-hari keluarga maupun pribadi. Mungkin dengan menjual lahan tempat

mereka bercocok tanam, dan mencoba menjadi pengusaha makanan.

2. Pada hari Selasa yang lalu, tepatnya tanggal 17 Maret 2015, saya mewawancarai

seorang ibu yang bernama Innette Risna. Ibu Innette Risna lahir di Jogja, usia ibu Innette

saat ini adalah 41 tahun. Pada tahun 1983 – 1989, Ibu Innette pernah meninggalkan kota

Jogja, karena tuntutan pekerjaan ayah beliau. Dan ditahun 1990, Ibu Innette Risna

kembali ke kota Jogja, dan sampai saat ini Ibu Innette Risna tinggal di kota Jogja.

Pekerjaan Ibu Innette Risna adalah wiraswasta. Menurut Ibu Innette Risna mengenai

perubahan di kota Jogja, kota Jogja sudah banyak sekali mengalami perubahan. Beliau

memberikan contoh perubahan yang terjadi di kota Jogja saat ini adalah masalah

kendaaran bermotor. Zaman Ibu Innette Risna masih kecil, masih sedikit sekali orang

yang mempunyai kendaraan bermotor. Jika ingin berpergian orang-orang biasanya

menggunakan kendaraan umum, seperti angkutan umum, bus, atau bahkan mereka

berpergian dengan menggunakan kaki mereka alias jalan kaki. Ibu Innette Risna juga

menceritakan bahwa kota Jogja dulu sangat sejuk. Tetapi sekarang kota Jogja sudah

sangat padat. Banyak kendaraan bermotor di mana-mana, mulai dari motor, mobil.

Ibu Innette Risna juga menyinggung dengan banyaknya sekarang pusat-pusat

perbelanjaan yang didirikan. Menurut Ibu Innette Risna dengan banyaknya didirikan

pusat-pusat perbelanjaan terdapat nilai positif dan negativenya. Untuk nilai positifnya

adalah banyak orang-orang yang dulunya tidak mempunyai pekerjaan, dapat bekerja di

pusat-pusat perbelanjaan. Pusat-pusat perbelanjaan di kota Jogja ini banyak mengambil

karyawan mereka dari daerah tempat pusat perbelanjaan itu didirikan. Tetapi untuk nilai

Page 3: ISBD

TTS ISBD

negativenya, Ibu Innette berpendapat membuat kota Jogja semakin sedikit lahan hijaunya.

Kota Jogja semakin dipenuhi dengan gedung-gedung bertingkat tinggi. Dan lahan-lahan

hijau, seperti taman menjadi tidak ada tempat untuk bisa dijadikan area hijau. Hal ini

yang disayangkan oleh Ibu Innette Risna.

Beliau juga menyinggung soal masalah nilai sosial pada masyarakat di kota Jogja,

khususnya yang tinggal satu daerah dengan Ibu Innette Risna. Ibu Innette Risna

menceritakan bahwa dulu penduduk tidak individualis. Kekerabatan sangat kental terasa.

Saling sapa menyapa saat bertemu satu sama lain. Jika ada orang yang sedang tertipa

musibah, tetangga lain ikut membantu. Beda dengan sekarang. Ibu Innette Risna

menceritakan penduduk sekarang sangat individual. Walaupun orang Jogja menjunjung

tinggi nilai kesopanan, nyatanya sekarang tidak jarang pula ibu Innette Risna menemukan

orang yang tidak ramah atau tidak bertegur sapa saat bertemu. Jika ada orang yang

kesusahan, sedikit orang yang terbeban untuk membantu.

3. Ada nilai-nilai yang berubah, nilai pertama yang berubah adalah nilai sosial.

Masyarakat kota Jogja dulunya sangat tidak individualis. Masyarakat Jogja sangat

menjunjung tinggi nilai kesopanan. Jika ada orang yang mengalami musibah, atau

bencana, atau bahkan sedang kesusahan, masyarakat lain tidak segan untuk membantu

orang yang sedang mengalami kesusahan. Tetapi berbeda dengan sekarang. Berbeda

zaman, berbeda juga nilai sosial. Tidak jarang ditemukan orang yang sekarang sangat

individual. Semua serba sendiri. Bahkan, hanya untuk menyapa atau memberi senyum

pun tidak. Pengaruh perubahan nilai untuk Ibu Innette Risna sendiri cukup besar. Sangat

terasa perbedaan yang dirasakan Ibu Innette Risna. Yang dulu sering bergotong royong,

saling tolong menolong, sekarang jarang sekali ditemukan oleh Ibu Innette Risna. Setiap

bertemu orang, pasti saling sapa atau saling tatap muka, sekarang jarang ditemukan orang

yang masih menjunjung tinggi ramah keramahtamahan. Sekarang banyak orang lebih

banyak memegang gadget mereka masing-masing, dan tidak menghiraukan orang yang

ada di depan mereka, baik itu lebih muda dari mereka bahkan yang lebih tua dari pada

mereka.

Perubahan nilai yang kedua adalah dari segi nilai keindahan. Dengan banyaknya

pusat-pusat perbelanjaan yang didirikan di kota Jogja menjadikan lahan untuk area taman

Page 4: ISBD

TTS ISBD

semakin sedikit. Jika Ibu Innette Risna ini sedang berjalan-jalan mengitari kota Jogja, Ibu

Innette Risna ini hanya melihat gedung-gedung tinggi, pusat-pusat perbelanjaan, ruko-

ruko. Ibu Innette Risna sudah tidak melihat lagi area-area hijau seperti taman. Ini

menyebabkan kurang sedap untuk dipandang kota Jogja. Pengaruh perubahan nilai

keindahan kota Jogja cukup besar. Dengan sedikitnya lahan hijau seperti taman, orang

akan banyak menghabiskan waktunya di pusat-pusat perbelanjaan, entah itu dihabiskan

dengan bermain, berbelanja, atau sebagainya. Hal ini akan membuat orang menjadi

pribadi yang konsumtif, yaitu selalu membelanjakan uangnya. Ibu Innette juga

mengkhawatirkan jika terus menerus terjadi seperti ini, generasi penerus akan sangat sulit

dalam hidupnya, misalnya saja untuk mendapatkan udara segar, akan sangat sulit

mendapatkannya karna kurangnya area hijau, seperti taman.

4. Pendapat saya dengan Ibu Innette Risna tidaklah terlalu berbeda. Untuk pendapat

saya, saya membahas dari segi nilai keindahan dan nilai material. Seperti sudah

disinggung diatas, nilai-nilai tersebut sudah mengalami perubahan di kota Jogja. Untuk

nilai keindahan, kota Jogja sudah banyak dengan adanya pusat-pusat perbelanjaan. Hal

ini membuat menurut saya kota Jogja menjadi tidak indah atau kurang sedap untuk dilihat

mata. Di kota Jogja sudah jarang ditemukan lahan-lahan area terbuka, seperti taman.

Dengan banyaknya pusat-pusat perbelanjaan di kota Jogja, hal ini membuat terkesan kota

Jogja tidak ada keindahan dari sisi alamnya. Menurut saya juga kota Jogja kurang untuk

pohon-pepohonan. Jika melihat sepanjang jalan kota Jogja, kota Jogja hanya ada

bangunan-bangunan tinggi, pusat-pusat perbelanjaan, ruko-ruko. Sedikit sekali ditemukan

area-area hijau seperti taman, pohon-pohon. Hal ini juga membuat kota Jogja menjadi

panas.

Dari segi nilai materialnya juga, kota Jogja sudah mengalami perubahan. Dengan

terus berkembangnya kota Jogja setiap harinya, hal ini membuat tingkat kebutuhan juga

semakin melambung tinggi. Maksudnya dalam hal ini adalah dari segi harganya. Hal ini

juga membuat perubahan pada mata pencaharian orang. Contohnya, yang dulunya

pekerjaannya adalah petani, dulu dengan pekerjaannya bertani dapat memenuhi

kebutuhan keluarganya, sandang maupun papan. Tetapi, dengan terus berkembangnya

kota Jogja, dengan terus menjadi petani, hal untuk memenuhi kebutuhan pun menjadi

Page 5: ISBD

TTS ISBD

tidak tercukupi. Banyak orang beralih profesi mereka. Yang dulunya petani, harus

berubah profesi demi memenuhi kebutuhan keluarganya.

Untuk pendapat dari Ibu Innette Risna, beliau melihat perubahan dari segi nilai

sosial. Dari segi nilai sosial juga mengalami perubahan yang cukup besar. Masyarakat

kota Jogja dulunya sangat tidak individualis. Masyarakat Jogja sangat menjunjung tinggi

nilai kesopanan. Jika ada orang yang mengalami musibah, atau bencana, atau bahkan

sedang kesusahan, masyarakat lain tidak segan untuk membantu orang yang sedang

mengalami kesusahan. Tetapi berbeda dengan sekarang. Tidak jarang ditemukan orang

yang sekarang sangat individual. Semua serba sendiri. Bahkan, hanya untuk menyapa

atau memberi senyum pun tidak.

Dan menurut pendapat Ibu Innette Risna, nilai yang mengalami perubahan adalah

nilai keindahan. Dengan banyaknya pusat-pusat perbelanjaan yang didirikan di kota Jogja

menjadikan lahan untuk area taman semakin sedikit. Dengan sedikitnya lahan hijau

seperti taman, orang akan banyak menghabiskan waktunya di pusat-pusat perbelanjaan,

entah itu dihabiskan dengan bermain, berbelanja, atau sebagainya. Hal ini akan membuat

orang menjadi pribadi yang konsumtif, yaitu selalu membelanjakan uangnya. Dan yang

dikhawatirkan jika terus menerus terjadi seperti ini, generasi penerus akan sangat sulit

dalam hidupnya, misalnya untuk mendapatkan udara segar.

Jadi menurut saya dan Ibu Innette Risna kota Jogja sudah sangat pesat

perkembangannya, baik itu dari sisi ekonomi, pusat-pusat perbelanjaan, dan masih

banyak lagi. Disamping berkembangnya kota Jogja, hal itu juga membuat perubahan

pada nilai-nilai yang dulunya baik, kini menjadi berubah nilai-nilai tersebut. Jadi,

alangkah baiknya jika kota Jogja tetap terus berkembang, tetapi nilai-nilainya tetap harus

dijaga, agar nilai-nilai tersebut tidak berubah.

Page 6: ISBD

TTS ISBD

Foto saya bersama dengan Ibu Innette Risna