39
ISCHIALGIA DEXTRA e.c SPONDYLOSIS (Case Report) Oleh : Muhamad Ibnu Sina 0818011075 Pembimbing : dr. Sanjoto S., Sp.KFR KEPANITERAAN KLINIK ILMU KEDOKTERAN FISIK DAN REHABILITASI INSTALASI REHABILITASI MEDIK RSUD. DR. H. ABDUL MOELOEK

Ischialgia Dextra e

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Ischialgia Dextra e

ISCHIALGIA DEXTRA e.c SPONDYLOSIS

(Case Report)

Oleh :

Muhamad Ibnu Sina

0818011075

Pembimbing :

dr. Sanjoto S., Sp.KFR

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KEDOKTERAN FISIK DAN REHABILITASI

INSTALASI REHABILITASI MEDIK

RSUD. DR. H. ABDUL MOELOEK

BANDAR LAMPUNG

NOVEMBER

2012

Page 2: Ischialgia Dextra e
Page 3: Ischialgia Dextra e

BAB I

LAPORAN KASUS

I. IDENTITAS PASIEN

Nama : Tn. N

Umur : 67 tahun

Jenis Kelamin : Laki-laki

Alamat : Pugung Raharjo

Agama : Hindu

Pekerjaan : Wiraswasta

Status : Menikah

Suku Bangsa : Bali

Tanggal Masuk : 29 November 2012

Page 4: Ischialgia Dextra e

II. RIWAYAT PENYAKIT

Keluhan utama : Nyeri pinggang bawah

Keluhan tambahan : Nyeri menjalar hingga kaki sebelah kanan,sulit berjalan

Riwayat Penyakit Sekarang:

Pasien mengeluh nyeri pada pinggang bawah yang menjalar hingga kaki sebelah kanan sejak 1

bulan yang lalu. Nyeri dirasakan menjalar hingga ke ujung-ujung jari kaki sebelah kanan, nyeri

terasa tumpul dan berlangsung terus menerus, semakin lama semakin berat. Nyeri dirasakan

memberat jika melakukan gerakan pada bagian pinggul seperti membungkuk, mengangkat

barang, mengedan, atau berjalan. Dan nyeri berkurang jika dalam posisi istirahat terlentang.

Nyeri pada pinggang tidak diikuti rasa kesemutan atau rasa baal. Pasien sempat ke dokter umum

dan memeriksakan dirinya, lalu pasien dianjurkan untuk rontgen, menurut dokter hasil rontgen

menunjukkan bahwa pasien mengalami pengapuran pada tulang belkangnya dan oleh dokter

pasien disarankan untuk fisioterapi.. Rasa lemah pada salah satu anggota gerak (-). Riwayat

demam sebelumnya (-), penurunan berat badan (-), batuk lama (-), riwayat jatuh terduduk (-),

riwayat jatuh terpeleset (+). BAK dan BAB tidak ada keluhan.

Riwayat Penyakit Dahulu

Pasien pernah Pasien mengaku menderita hipertensi dan asam urat sejak 10 tahun yang lalu,

selain itu pasien juga menderita diabetes sejak 16 tahun yang lalu.

Riwayat Penyakit Keluarga

Tidak ada keluarga pasien yang menderita penyakit yang serupa dengan pasien.

Page 5: Ischialgia Dextra e

Riwayat sosio ekonomi

Pasien merupakan seorang wiraswasta dengan 5 orang anak yang semuanya sudah

berkeluarga . Keadaan ekonomi menengah keatas.

III.PEMERIKSAAN FISIK (29-11-2012)

Status present :

Keadaan umum : Tampak sakit sedang

Kesadaran : Compos mentis

GCS : E4M6V5 = 15

Tanda vital :

TD = 140/90 mmHg

N = 88 x/menit

RR = 20 x/menit

Suhu = 36,7 C

Gizi : baik

Status generalis :

Kepala

- rambut : hitam beruban, lurus, tidak mudah dicabut

- mata : konjungtiva ananemis , sklera anikterik

- telinga : liang lapang , serumen -/-

- hidung : deviasi septum (-), sekret -/-

- mulut : bibir tidak kering, lidah tidak kotor

Page 6: Ischialgia Dextra e

Leher

- pembesaran KGB : tidak membesar

- simetris/tidak : simetris

- pembesaran tiroid : tidak membesar

- JVP : tidak meningkat

Thoraks

Jantung : I : ictus cordis tidak terlihat

P: ictus cordis tidak teraba

P: batas kanan : Sela iga V garis midclavicula dextra

batas kiri : Sela iga V garis midclavicula sinistra

batas atas : Sela iga II garis sternal sinistra

A: Bunyi jantung I – II reguler, murmur (-), gallop (-)

Paru : I : hemithoraks kanan sama dengan kiri

P: fremitus taktil kanan sama dengan kiri

P: sonor

A: vesikuler +/+, ronkhi -/-, wheezing -/-

Abdomen

I : datar dan simetris

P : nyeri tekan (+) pada daerah pinggang, hepar dan lien tidak teraba

P : tympani

Page 7: Ischialgia Dextra e

A : BU (+) normal

Ekstremitas

Superior : akral hangat, oedem -/-, sianosis -/-

Inferior : akral hangat, oedem -/-, sianosis -/-

IV. PEMERIKSAAN NEUROLOGIS

Saraf kranialis (kanan/kiri)

1. N. olfactorius (N.I)

Daya penciuman hidung : normosmia/normosmia

2. N.opticus (N.II)

Tajam penglihatan : > 3/60 > 3/60 on bed side

Lapang penglihatan : sama dengan pemeriksa

Tes warna : tidak buta warna

Fundus oculi : tidak dilakukan

3. N. Occulomotorius, N.Throchlearis, N.Abducens (N.III-N.IV-N. VI)

Kelopak mata

Ptosis : -/-

Endophtalmus : : -/-

Exophtalmus : -/-

Page 8: Ischialgia Dextra e

Pupil

Diameter : ±3mm / ±3mm

Bentuk : bulat / bulat

Isokor/anisokor : isokor

Posisi : sentral/ sentral

Reflek cahaya langsung : +/+

Reflek cahaya tak langsung : +/+

Gerakan bola mata

Medial :+/+

Lateral :+/+

Superior :+/+

Inferior :+/+

Obliqus superior :+/+

Obliqus inferior :+/+

Reflek pupil akomodasi : +/+

Reflek pupil konvergensi : +/+

4. N. trigeminus (N.V)

Sensibilitas Raba Nyeri Suhu

Ramus oftalmikus N/N N/N N/N

Ramus maksilaris N/N N/N N/N

Ramus mandibularis N/N N/N N/N

Page 9: Ischialgia Dextra e

Motorik

M.masseter : baik/baik

M.temporalis : baik/baik

M.pterigoideus : baik/baik

Reflek

Reflek kornea : +/+

Reflek bersin : tidak dilakukan

5. N. facialis (N.VII)

Inspeksi wajah sewaktu

Diam : nasolabial fold simetris

Tertawa : simetris

Meringis : simetris

Bersiul : simetris

Menutup mata : simetris

Pasien disuruh untuk

Mengerutkan dahi : simetris

Menutup mata kuat-kuat : simetris

Menggembungkan pipi : simetris

Page 10: Ischialgia Dextra e

Sensoris

Pengecapan 2/3 depan lidah : +/+

6. N. Vestibulo-Cochlearis (N.VIII)

N. Cochlear

Ketajaman pendengaran : +/+

Tinnitus : -/-

N. Vestibularis

Test vertigo : tidak dilakukan

Nistagmus : -/-

7. N. Glossopharingeus, N. Vagus (N.IX, N.X)

Suara bindeng / nasal : (-)

Posisi uvula : ditengah

Palatum mole : istirahat : simetris

Bersuara : terangkat

Arcus palatoglossus : istirahat : simetris

Bersuara : terangkat

Arcus Pharingeus : istirahat : simetris

Bersuara : terangkat

Reflek batuk : +

Reflek muntah : +

Peristaltic usus : BU (+)

Page 11: Ischialgia Dextra e

Bradikardi : -

Takikardi : -

8. N. accesorius (N.XI)

M. sternocleidomastoideus : normal/normal

M. trapezius : normal/normal

9. N. Hypoglossus (N.XII)

Atropi : -

Fasikulasi : -

Deviasi : -

Sistem motorik superior ka / ki inferior ka / ki

Gerak : normooaktif / normoaktif normoaktif/normoaktif

Kekuatan otot : fleksor: 5 ekstensor: 5/ fleksor:5 ekstensor: 5/

fleksor : 5 ekstensor: 5 fleksor: 5 ekstensor: 5

Tonus : normotonus / normotonus normotonus /normotonus

Klonus : -/- -/-

Reflek fisiologis : biceps (+/+) Patellla (+/+)

Triceps (+/+) Achiles (+/+)

Reflek patologis :-Hoffman-tromer -/- -Babinsky -/-

-Chaddock -/- - Oppenheim -/-

-Schaefer -/- - Gordon -/-

Page 12: Ischialgia Dextra e

-Gonda -/-

- Kaku kuduk : (-)

- Kernig test : (-)

- Lasseque test : (+/-)

- Brudzinsky I : (-)

- Brudzinsky II : (-)

Sensibilitas

Eksteroseptif / rasa permukaan (superior / inferior )

Rasa raba : +/+

Rasa nyeri : +/+

Rasa suhu panas : +/+

Rasa suhu dingin : +/+

Propioseptif / rasa dalam (superior / inferior )

Rasa sikap : +/+

Rasa getar : tidak dilakukan

Rasa nyeri dalam : +/+

Fungsi sensibilitas kortikal

asteriognosis : +/+

Grafognosis : +/+

Page 13: Ischialgia Dextra e

Koordinasi

Tes tunjuk hidung :+/+

Tes pronasi/supinasi ; +/+

Susunan saraf otonom

Miksi : normal

Defekasi : normal

Salivasi : normal

Fungsi luhur

Fungsi bahasa : baik

Fungsi orientasi : baik

Fungsi memori : baik

Fungsi emosi : baik

Page 14: Ischialgia Dextra e

V. RESUME

Tn.N, berusia 67 thn datang ke RSUAM dengan keluhan nyeri pada pinggang bawah yang

menjalar hingga kaki sebelah kanan sejak 1 bulan yang lalu. Nyeri dirasakan menjalar hingga

ke ujung-ujung jari kaki sebelah kanan, Pasien sempat ke dokter umum dan memeriksakan

dirinya, lalu pasien dianjurkan untuk rontgen, menurut dokter hasil rontgen menunjukkan

bahwa pasien mengalami pengapuran pada tulang belkangnya dan oleh dokter pasien

disarankan untuk fisioterap. Pada pemeriksaan fisik didapati kesadaran Compos mentis,.

GCS: E4M6V5 = 15, keadaan umum tampak sakit sedang

Tanda vital :

TD = 140/90 mmHg

N = 88 x/menit

RR = 20 x/menit

Suhu = 36,7 C

Gizi : baik

Pemeriksaan fisik : pada palpasi didapatkan nyeri pada daerah pinggang, pada pemeriksaan

Laseque (+),.

VI. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Tidak dilakukan

VII. PEMERIKSAAN ANJURAN

MRI

Page 15: Ischialgia Dextra e

VIII. DIAGNOSIS

- Ischialgia dextra e.c. Spondylosis

IX. DIAGNOSIS BANDING

- Hernia Nukleus Pulposus

- Low Back Pain

X. PENATALAKSANAAN

1. Umum

Istirahat

2. Medikamentosa

Analgetik

Steroid

3. Rehabilitasi

Fisioterapi

Program : pemanasan superficial dengan short wave diatermi selama 15

menit

Okupasi Terapi

Program :

Latihan Punggung

1. Berbaringlah terlentang pada lantai atau matras yang keras. Tekukan satu

lutut dan gerakkanlah menuju dada lalu tahan beberapa detik. Kemudian

lakukan lagi pada kaki yang lain. Lakukanlah beberapa kali.

Page 16: Ischialgia Dextra e

2. Berbaringlah terlentang dengan kedua kaki ditekuk lalu luruskanlah ke

lantai. Kencangkanlah perut dan bokong lalu tekanlah punggung ke

lantai, tahanlah beberapa detik kemudian relaks. Ulangi beberapa kali.

3. Berbaring terlentang dengan kaki ditekuk dan telapak kaki berada flat di

lantai. Lakukan sit up parsial,dengan melipatkan tangan di tangan dan

mengangkat bahu setinggi 6 -12 inci dari lantai. Lakukan beberapa kali.

Psikologi : tidak diperlukan

Sosial medik: tidak diperlukan

Terapi wicara : tidak diperlukan

PROGNOSIS

Quo ad vitam : ad bonam

Quo ad functionam : ad bonam

Quo ad sanationam : ad bonam

Page 17: Ischialgia Dextra e

TINJAUAN PUSTAKA

A. ANATOMI DAN FISIOLOGI

Saraf spinalis L4-S3 pada fossa poplitea membelah dirinya menjadi saraf perifer yakni N.

tibialis dan N. poreneus. N ischiadicus keluar dari foramen ischiadicus mayor tuberositas anterior

1/3 bawah dan tengah dari SIPS kebagian dari tuberositas ischii.

Tengah 2 antara tuberositas ischii dan trochanter yaitu pada saat n. ischiadicus keluar dari

gluteus maximus berjalan melalui collum femoris. Sepanjang paha bagian belakang sampai fossa

poplitea.

Cakupan dari regio pinggang sebagai berikut :

·                     Thoraco lumbal ( Th 12-L1 )

·                     Lumbal ( Pinggang Atas )

·                     Lumbal sacral ( Pinggang bawah )

·                     Sacroiliaca Joint ( tulang pantat )

·                     Hip Joint ( Sendi Bongkol Paha )

Adapun komponen – komponen dari regio pinggang adalah kulit, otot, ruas, tulang sendi,

bantalan sendi, facet joint. Dan apabila semuanya ini mengalami gangguan maka sangat

berpotensi untuk terkena NPB yang bisa berlanjut menjadi ishialgia.

Page 18: Ischialgia Dextra e

Perjalanan Nervus Ischidicus di mulai dari L4-S3, dan saraf ini memiliki percabangan antara

lain:

N. lateral poplital yang terdapat pada caput fibula

N. Medial popliteal yang terdapat pada fossa polpliteal

N. Tibialis Posterior yang terdapat pada sebelah bawah

N. Suralis/Saphenus yang terdapat pada tendon ascilles

N. Plantaris Yang berada pada telapak kaki

Tulang belakang merupakan bangunan yang kompleks yang dapat dibagi menjadi 2

bagian. Dibagian ventral terdiri dari korpus vertebra yang dibatasi satu dengan lainnya oleh

diskus intervertebra dan ditahan satu dengan lainnya oleh ligamentum longitudinal ventral dan

dorsal. Bagian dorsal tidak begitu kuat dan terdiri atas arkus vertebra dengan lamina dan pedikel

yang diikat satu dengan lainnya oleh berbagai ligamen diantaranya ligamen interspinal, ligamen

intertranversa dan ligamen flavum. Pada procesus spinosus dan tranversus melekat otot-otot yang

turut menunjang dan melindungi kolum vertebra. Seluruh bangunan kolum vertebra mendapat

inervasi dari cabang-cabang saraf spinal yang sebagian besar keluar dari ruangan kanalis vertebra

melalui foramen intervertebra dan sebagian dari ramus meningeal yang menginervasi duramater.

Diskus intervertebra dan nukleus pulposus tidak mempunyai inervasi sensibel biarpun berbatasan

langsung dengan ligamen longitudinal yang mengandung serabut sensibel.

Page 19: Ischialgia Dextra e

Bagian lumbal merupakan bagian tulang punggung yang mempunyai kebebasan gerak

yang terbesar. Tarikan tekanan dan torsi yang dialami pada gerakan-gerakan antara bagian toraks

dan panggul menyebabkan daerah ini dapat mengalami cedera lebih besar daripada daerah lain,

biarpun tulang-tulang vertebra dan ligamen di daerah pinggang relatif lebih kokoh. Perbedaan

hentakan antara tulang dengan jaringan dalam peranan mereka sebagai sendi pendukung akan

menyebabkan penyakit yang karakteristik unik pada daerah yang bersangkutan. Sebagian besar

lesi pada diskus lumbal adalah mengenai jaringan lunak dan sering sekali menghasilkan protrusi

inti (nucleus) yang kemudian menekan akar saraf.

N. Ischiadicus mempersarafi:

·                     M. Semitendinosus

·                     M. Semimbranosus

·                     M. Biceps Femoris

·                     M. Adduktor Magnus

N. Poroneus Mempersarafi

·                     M. tibialis anterior

·                     M. ekstensor digitorum longus

·                     M. ekstensor halluci longus

·                     M. digitorum brevis

·                     M. poroneus tertius

N. Tibialis Mempersarafi

·                     M. gastrocnemius

·                     M. popliteus

·                     M. soleus

Page 20: Ischialgia Dextra e

·                     M. plantaris

·                     M. tibialis posterior

·                     M. fleksor digitorum longus

·                     M. fleksor hallucis longus

 

B. ISCHIALGIA

Ischialgia merupakan nyeri menjalar sepanjang perjalanan n.ichiadicus L4-S2. Ischialgia

yang terasa bertolak dari lokasi foramen infrapiriformis dan menjalar menurut perjalanan nervus

ischiadicus cum nervus poroneus dan nervus tibialis harus di curigaisebagai

manifestasiischiadicus primer atau entrapment neuritis dengan tempat jebakan di daerah

sacroiliaka.

Ischialgia yang dirasakan bertolah dari vertebra lumbosacralis atau daerah paravertebralis

lumbosacralis dan menjalar sesuai dengan salah satu radiks yang ikut menyusun nervus

ischiadicus.Sebelum terjadi ischialgia selalu di dahului dengan Low Back pain atau Nyeri

Pinggang Bawah itu sendiri seperti perasaan nyeri, pegal, linu atau terasa tidak enak di daerah

pinggang, pantat yang factor pencetusnya oleh berbagai sebab, mulai dari yang paling jelas

seperti salah posisi, kuman sampai penyebab yang tidak jelas seperti menyongsong hari esok

akibat persaingan hidup semakin ketat atau stress. NPB dapat di klasifikasikan menjadi

Traumatik maupun Non traumatic dengan atau tanpa kelainan neurologis primer atau sekunder,

dengan atau tanpa kelainan neurologis akut ataupun kronik.

Page 21: Ischialgia Dextra e

Nyeri atau rasa tidak enak yang menjalar harus diartikan sebagai perwujudan hasil

perangsangan terhadap saraf sensori. Nyeri saraf itu terasa sepanjang perjalanan saraf tepi. Ia

bertolak dari tempat saraf sensorik terangsang dan menjalar berdasarkan perjalanan serabut

sensorik itu ke perifer. Perangsangan terhadap berkas saraf perifer biasanya berarti perangsangan

pada saraf motorik dan sensorik.Gangguan sensibilitas yang terasa sepanjang parjalanan saraf

tepi dan biasanya juga disertai gangguan motorik yang di sebut Neuritis. Neuritis di tungkai

dapat terjadi oleh karena berkas saraf tertentu terkena infeksi atau terkena patologic di

sekitarnya.

Adapun penyebab-penyebab dari ischialgia adalah:

1.      Entrapment Radiculitis/ Radiculitis

2.      Entrapment Neuritis :

a)      Neuritis primer

b)      Terjebak disekitar bursa m. Piriformis

3.      Entrapment Neuritis yang terjebak di sekitar:

a)      Tuber Ischi

b)      Artikulatio koksae.

c)      Spondylosis

Page 22: Ischialgia Dextra e

Diawali dengan proses degeneratif yang ditandai dengan menurunnya sistem metabolik

atau sirkulasi darah atau adanya faktor traumatik yang berulang-ulang . Akibatnya terjadi

kerusakan (disorders) pada discus intervertebralis. Elastisitasnya menurun diikuti berkurangnya

cairan sendi dan penurunan sistem difusi di Cartilago akan mengalami kerusakan yang pada

akhirnya akan berkurang. Inter space antar diskus semakin kecil yang berakibat mikro trauma

pada kedua fascies corpus vertebra . keadaan akan diikuti proliferasi jaringan tulang baru yang

akan berubah menjadi proses osifikasi dan calsifikasi tulang yang pada akhirnya membentuk

osteofit.

Dalam analisa klinis LBP yang berlanjut menjadi Ischialgia jika timbul secara tiba- tiba

ini akan di kaitkan dengan Neoplasma. Tapi apabila mempunyai hubungan dengan trauma, maka

secara simplisik data itu di asosiasikan dengan HNP ( Herpetik Nucleus Pulposus ). HNP

merupakan jebolnya nukleus pulposus ke korpus vertebrae di atas atau di bawahnya, dan bisa

juga langsung jebol dari nukleus pulposus ke dalam korpus vertebrae. Robekan circumferentia

dan radial pada anulus fibrosis discus intervertebralis yang kemudian di susul oleh nyeri

sepanjang tungkai yang dikenal sebagai iscialgia. Secara etiologi Ischialgia dapat di bagi menjadi

3 perwujudan yaitu :

1.    Ischialgia sebagai perwujudan neuritis ischiadicus primer

Ischialgia ini dapat disembuhkan dengan menggunakan NSAID (non-steroid anti

inflammatory drugs). Gejala utama neuritis Ischiadikus primer adalah adanya nyeri yang

dirasakan berasal dari daerah antara sacrum dan sendi panggul, tepatnya pada foramen

Page 23: Ischialgia Dextra e

infrapiriforme atau incisura ishiadika dan menjalar sepanjang perjalanan n. Ischiadikus

dan lanjutannya pada n. peroneus communis dan n. tibialis. Neuritis ischiadikus primer

timbul akut, sub akut dan tidak berhubungan dengan nyeri punggung bawah kronik.

Ischialgia ini sering berhubungan dengan diabetes meilitus (DM), masuk angin, flu, sakit

kerongkongan dan nyeri pada persendian. Neuritis ischiadikus dapat diketahui dengan

adanya nyeri tekan positif pada n. Ischiadikus, m. tibialis anterior dan m. peroneus

longus.

2.     Ischialgia sebagai perwujudan entrapment radiculatis

Ischialgia ini dapat terjadi karena nucleus pulposus yang jebol ke dalam kanalis

vertebralis (HNP), osteofit, herpes zoster (peradangan) atau karena adanya tumor pada

kanalis vertebralis. Pada kasus ini pasien akan meraskan nyeri hebat, dimulai dari daerah

lumbosakral menjalar menurut perjalanan n. Ischiadikus dan lanjutannya pada n.

peroneus communis dan n. tibialis.

Data-data yang dapat diperoleh untuk mengetahui adanya Ischialgia radikulopati, antara

lain : (1) Nyeri punggung bawah (low back pain), (2) Adanya peningkatan tekanan

didalam ruang arachnoidal, seperti : batuk, bersin dan mengejan, (3) Faktor trauma, (4)

lordosis lumbosakral mendatar, (5) Adanya keterbatasan lingkup gerak sendi (LGS)

lumbosakral, (6) Nyeri tekan pada lamina L4, L5 dan S1, (7) Tes laseque selalu positif.

Page 24: Ischialgia Dextra e

3.     Ischialgia sebagai perwujudan entrapment neuritis

Ini terjadi karena dalam perjalanan menuju tepi n. Ischiadikus terperangkap dalam

proses patologik di berbagai jaringan dan bangunan yang dilewatinya. Jaringan dan

bangunan itu yang membuat n. Ischiadikus terperangkap, antara lain : (1) Pleksus

lumbosakralis yang diinfiltrasi oleh sel-sel sarcoma reproperitonial, karsinoma uteri dan

ovarii, (2) garis persendian sakroilliaka dimana bagian-bagian dari pleksus lumbosakralis

sedang membentuk n. Ischiadikus mengalami proses radang (sakrolitis), (3) Bursitis di

sekitar trochantor mayor femoris, (4) Bursitis m. piriformis (5) Adanya metatasis

karsinoma prostat di tuber ischii.Tempat dari proses patologi primer dari Ischialgia ini

dapat diketahui dengan adanya nyeri tekan dan nyeri gerak. Nyeri tekan dapat dilakukan

dengan penekanan langsung pada sendi panggul, trochantor mayor, tuber ischii dan spina

ischiadika. Sedangkan nyeri gerak dapat diprovokasi dengan cara melakukan tes Patrick

dan tes Gaenslen.

Page 25: Ischialgia Dextra e

Nyeri yang dirasakan penderita secara tiba-tiba seperti rasa terbakar atau bersifat tajam

dan sakit pada malam hari. Sehingga penderita tidak dapat tidur. Nyeri bertambah apabila saraf

tersebut mengalami penekanan saraf.

Penyebaran rasa sakitnya dimulai dari daerah lumbal, hip joint kemudian menyebar kearah

bawah. Cara berjalan penderita dengan ujung jari kaki plantar flexi ankle, hip dan knee dalam

keadaan flexi juga sehingga nampak penderita jalan dalam keadaan pincang. Pasien tidak bisa

berdiri lama sehingga terjadi kelainan sikap berdiri pada penderita (pelvic tilting) yang

mengakibatkan terjadinya kompensasi lumbal.

C. PATOLOGI

Vertebrae manusia terdiri dari cervikal, thorakal, lumbal, sakral, dan koksigis. Bagian

vertebrae yang membentuk punggung bagian bawah adalah lumbal 1-5 denagn discus

intervertebralis dan pleksus lumbalis serta pleksus sakralis. Pleksus lumbalis keluar dari lumbal

1-4 yang terdiri dari nervus iliohipogastrika, nervus ilioinguinalis, nervus femoralis, nervus

genitofemoralis, dan nervus obturatorius. Selanjutnya pleksus sakralis keluar dari lumbal4-

sakral4 yang terdiri dari nervus gluteus superior, nervus gluteus inferior, nervus ischiadicus,

nervus kutaneus femoris superior, nervus pudendus, dan ramus muskularis. Nervus ischiadicus

adalah berkas saraf yang meninggalkan pleksus lumbosakralis dan menuju foramen

infrapiriformis dan keluar pada permukaan tungkai di pertengahan lipatan pantat. Pada apeks

spasium poplitea nervus ischiadicus bercabang menjadi dua yaitu nervus perineus komunis dan

nervus tibialis. Ischialgia timbul akibat perangsangan serabut-serabut sensorik yang berasal dari

Page 26: Ischialgia Dextra e

radiks posterior lumbal 4 sampai sakral 3, dan ini dapat terjadi pada setiap bagian nervus

ischiadicus sebelum sampai pada permukaan belakang tungkai.

D. GEJALA

Sciatica atau ischialgia biasanya mengenai hanya salah satu sisi. Yang bisa menyebabkan

rasa seperti ditusuk jarum, sakit nagging, atau nyeri seperti ditembak. Kekakuan kemungkinan

dirasakan pada kaki. Berjalan, berlari, menaiki tangga, dan meluruskan kaki memperburuk nyeri

tersebut, yang diringankan dengan menekuk punggung atau duduk.

Gejala yang sering ditimbulkan akibat Ischialgia adalah:

  Nyeri punggung bawah

  Nyeri daerah bokong

  Rasa kaku/ terik pada punggung bawah

  Nyeri yang menjalar atau seperti rasa kesetrum, yang di rasakan daerah bokong

menjalar ke daerah paha, betis bahkan sampai kaki, tergantung bagian saraf mana yang

terjepit.

  Rasa nyeri sering di timbulkan setelah melakukan aktifitas yang berlebihan, terutama

banyak membungkukkan badan atau banyak berdiri dan berjalan.

  Rasa nyeri juga sering diprovokasi karena mengangkat barang yang berat.

  Jika dibiarkan maka lama kelamaan akan mengakibatkan kelemahan anggota badan

bawah/ tungkai bawah yang disertai dengan mengecilnya otot-otot tungkai bawah

tersebut.

  Dapat timbul gejala kesemutan atau rasa baal.

Page 27: Ischialgia Dextra e

  Pada kasus berat dapat timbul kelemahan otot dan hilangnya refleks tendon patella

(KPR) dan Achilles (APR).

  Bila mengenai konus atau kauda ekuina dapat terjadi gangguan defekasi, miksi dan

fungsi seksual. Keadaan ini merupakan kegawatan neurologis yang memerlukan tindakan

pembedahan untuk mencegah kerusakan fungsi permanen.

  Nyeri bertambah dengan batuk, bersin, mengangkat

E. PEMERIKSAAN

Untuk mengetahui seorang pasien mengalami ishialgia ato tidak biasanya ahli fisioterapi

memberikan beberapa tes salah satunya terapis mengagkat kaki yang mengalami nyeri jika nyeri

dirasakan bertambah hebat pada sudut 60 – 70 derajat orang tersebut dikatakjan positif ischialgia.

Tes ini disebut Straight Leg Rising. Adapun pemeriksaan penunjang nya berupa Foto roentgen,

lumbosakra,l Elektromielograf,i Myelografi CT scan, dan MRI

F. PENGOBATAN

Seringkali, nyeri tersebut hilang dengan sendirinya. Istirahat, tidur diatas kasur yang keras,

menggunakan obat-obatan OTC anti peradangan nonsteroidal (NSAIDs), dan mengompres panas

dan dingin kemungkinan pengobatan yang cukup. Untuk banyak orang, tidur pada sisi mereka

dengan lutut ditekuk dan sebuah bantal diantara lutut menghadirkan keringanan. Meluruskan otot

yang lumpuh secara pelan-pelan setelah pemanansan bisa membantu. Peran fisioterapi pada

kasus ischialgia ini dapat membantu meringankan nyeri yang dirasakan. Modalitas yang

digunakan bisa efektif dengan heating yakni SWD (short Wave Diathermi),bisa juga ditambah

TENS untuk membantu memblokir nyerinya.

Page 28: Ischialgia Dextra e

Penatalaksanaan

1. Obat-obatan: analgetik, NSAID, muscle relaxan, dsb.

2. Program Rehabilitasi Medik.

3. Operasi: dilakukan pada kasus yang berat/ sangat mengganggu aktifitas dimana

dengan obat-obatan dan program Rehabilitasi Medik tidak dapat membantu.

Program Rehabilitasi Medik bagi penderita Ischialgia adalah:

1. Terapi Fisik: Diatermi, Elektroterapi, Traksi lumbal, Terapi manipulasi,

Exercise, dsb.

2. Terapi Okupasi: Mengajarkan proper body mechanic, dsb.

3. Ortotik Prostetik: Pemberian korset lumbal, alat bantu jalan, dsb.

4. Advis:

Tips untuk penderita Ischialgia:

Hindari banyak membungkukkan badan.

Hindari sering mengangkat barang-barang berat.

Segera istirahat jika telah merasakan nyeri saat berdiri atau berjalan.

Saat duduk lama diusahakan kaki disila bergantian kanan dan kiri atau menggunakan

kursi kecil untuk menumpu kedua kaki.

Saat menyapu atau mengepel lantai pergunakan gagang sapu atau pel yang panjang,

sehingga saat menyapu atau mengepel punggung tidak membungkuk.

Jika hendak mengambil barang dilantai, usahakan punggung tetap lurus, tapi tekuk kedua

lutut untuk menggapai barang tersebut.

Page 29: Ischialgia Dextra e

Lakukan Back Exercise secara rutin, untuk memperkuat otot-otot punggung sehingga

mampu menyanggah tulang belakang secara baik dan maksimal.

5. Operasi Disektomi: dilakukan pada kasus yang berat/ sangat mengganggu aktifitas dimana

dengan obat-obatan dan program Rehabilitasi Medik tidak dapat membantu.

Page 30: Ischialgia Dextra e

DAFTAR PUSTAKA

Trihono. 2005. Manajemen Puskesmas Berbasis Paradigma Sehat. Jakarta : CV. Sagung

Seto

Wagiu, Samuel A.. 2005. Pendekatan Diagnostik Low Back Pain. Available at

http://neurology.multiply.com/journal/item/24

Tim Penyusun, 2010. Profil Kesehatan Puskesmas Kediri Tahun 2010. Dinas Kesehatan

Kabupaten Lombok Barat

Anonim. 2007. Nyeri Pinggang. FK UNSRI

Ngoerah, I Gusti Nengah Gde. 1995. Dasar-Dasar Ilmu Penyakit Saraf. Surabaya :

Airlangga University Press

WHO. 2003. The Burden of Muskuloskeletal Conditions At The Start of The New

Millenium. Geneva : WHO Library Cataloguing-in-Publication Data

Kent & Keating. 2005. The Epidemiology of Low Back Pain