30
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Uraian Materi Sistem sirkulasi merupakan sistem transport yang menyediakan O2 dan senyawa yang diabsorpsi dari tractus gastrointestinalis ke jaringan, mengembalikan CO2 ke paru-paru dan produk metabolisme lain ke ginjal, berfungsi dqaalam regulasi suhu badan serta distribusi hormone dan zat lain yang meregulasi fungsi sel. Darah (pembawa senyawa ini) dipompakan melalui sistem pembuluh darah tertutup dengan jantung, yang pada mamalia benar- benar 2 pompa dalam seri satu sama lain. Dari ventrikel kiri, darah dipompakan melalui arteria dan arteriola ke kapiler, tempat darah dalam keadaan seimbang dengan cairan interstisial. Kapiler mengalirkan melalui venula ke dalam vena dan kembali ke atrium kanan. Ini sirkulasi utama (sistemik). Dari atrium kanan, darah mengalir ke ventrikel kanan, yang memompakannya melalui pembuluh darah paru – sirkulasi kecil (pulmonalis) – dan atrium kiri ke ventrikel kiri. Bagian jantung normalnya berdenyut dalam rangkaian teratur: kontraksi atrium (sistole atrium) diikuti oleh Laporan Anfisman Praktikum Denyut Nadi dan Tekanan Darah 1

ISI denyut nadi

  • Upload
    david

  • View
    6.685

  • Download
    0

Embed Size (px)

DESCRIPTION

denyut jantung

Citation preview

Page 1: ISI denyut nadi

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Uraian Materi

Sistem sirkulasi merupakan sistem transport yang menyediakan O2 dan

senyawa yang diabsorpsi dari tractus gastrointestinalis ke jaringan, mengembalikan

CO2 ke paru-paru dan produk metabolisme lain ke ginjal, berfungsi dqaalam regulasi

suhu badan serta distribusi hormone dan zat lain yang meregulasi fungsi sel. Darah

(pembawa senyawa ini) dipompakan melalui sistem pembuluh darah tertutup dengan

jantung, yang pada mamalia benar-benar 2 pompa dalam seri satu sama lain. Dari

ventrikel kiri, darah dipompakan melalui arteria dan arteriola ke kapiler, tempat darah

dalam keadaan seimbang dengan cairan interstisial. Kapiler mengalirkan melalui

venula ke dalam vena dan kembali ke atrium kanan. Ini sirkulasi utama (sistemik).

Dari atrium kanan, darah mengalir ke ventrikel kanan, yang memompakannya

melalui pembuluh darah paru – sirkulasi kecil (pulmonalis) – dan atrium kiri ke

ventrikel kiri.

Bagian jantung normalnya berdenyut dalam rangkaian teratur: kontraksi atrium

(sistole atrium) diikuti oleh kontraksi ventrikel (sistole ventrikel) dan selama diastole

keempat ruang relaksasi. Denyut jantung berasal dari dalam sistem hantaran jantung

dikhususkan dan menyebar melalui sistem ini ke semua bagian myocardium. Struktur

yang membentuk sistem hantaran merupakan simpul sinoatrial (simpul SA), lintasan

atrium internodal, simpul atrioventrikular (simpul AV), berkas His dan cabangnya

serta sistem Purkinje. Berbagai bagian sistem hantaran dan pada keadaan abnormal,

bagian myocardium, mampu melepaskan listrik spontan. Tetapi simpul SA

normalnya paling cepat melepaskan listrik, depolarisasi menyebar darinya ke daerah

lain sebelum ia melepaskan listrik spontan. Sehingga simpul SA merupakan

pacujantung normal, kecepatan pelepasan listriknya menentukan frekuensi denyut

jantung. Impuls yang dibentuk dalam simpul SA melewati lintasan atrium ke simpul

Laporan Anfisman Praktikum Denyut Nadi dan Tekanan Darah 1

Page 2: ISI denyut nadi

AV, melalui simpul ini ke berkas His dan melalui cabang berkas His melalui sistem

Purkinje ke otot ventrikel.

Dalam jantung manusia yang normal, tiap denyutan berasal dari dalam simpul SA

(irama sinus normal = ‘normal sinus rhythm’). Denyut jantung sekitar 70 kali semenit

saat istirahat frekuensi melambat (bradikardia) selama tidur dan dipercepat

(takikardia) oleh emosi, gerak badan, demam, dan banyak rangsangan lain. Dalam

individu muda sehat yang bernafas pada frekuensi normal, maka frekuensi jantung

bervariasi sesuai pernapasan: ia dipercepat selama insiparasi dan melambat selama

ekspirasi , terutama jika kedalaman pernapasan meningkat. Aritmia sinus merupakan

fenomena normal.

Kontraksi menghasilkan perubahan berurutan dalam tekanan serta aliran di dalam

ruang jantung dan pembuluh darah. Harus dicatat bahwa istilah tekanan sistolik di

dalam sistem ventrikel menunjukkan tekanan puncak yang dicapai selama sitole,

bukan tekanan rata-rata: juga tekanan diastolik menunjukkan tekanan terendah selama

diastole.

Tekanan darah merujuk kepada tekanan yang dialami darah pada pembuluh

arteri darah ketika darah di pompa oleh jantung ke seluruh anggota tubuh manusia.

Tekanan darah dibuat dengan mengambil dua ukuran dan biasanya diukur seperti

berikut - 120 /80 mmHg. Nomor atas (120) menunjukkan tekanan ke atas pembuluh

arteri akibat denyutan jantung, dan disebut tekanan sistole. Nomor bawah (80)

menunjukkan tekanan saat jantung beristirahat di antara pemompaan, dan disebut

tekanan diastole. Saat yang paling baik untuk mengukur tekanan darah adalah saat

Anda istirahat dan dalam keadaan duduk atau berbaring.

Tekanan darah dalam kehidupan seseorang bervariasi secara alami. Bayi dan

anak-anak secara normal memiliki tekanan darah yang jauh lebih rendah daripada

Laporan Anfisman Praktikum Denyut Nadi dan Tekanan Darah 2

Page 3: ISI denyut nadi

dewasa. Tekanan darah juga dipengaruhi oleh aktivitas fisik, dimana akan lebih tinggi

pada saat melakukan aktivitas dan lebih rendah ketika beristirahat. Tekanan darah

dalam satu hari juga berbeda; paling tinggi di waktu pagi hari dan paling rendah pada

saat tidur malam hari.

Bila tekanan darah diketahui lebih tinggi dari biasanya secara berkelanjutan,

orang itu dikatakan mengalami masalah darah tinggi. Penderita darah tinggi mesti

sekurang-kurangnya mempunyai tiga bacaan tekanan darah yang melebihi 140/90

mmHg saat istirahat.

Metode Mengukur Tekanan Darah

Jika suatu kanula dimasukkan kedalam arteri, maka tekanan arteri dapat

diukur langsung dengan manometer air raksa atau ukuran strain dengan kalibrasi yang

cocok dan suatu osiograf yang disusun untuk menulis langsung pada lajur kertas

bergerak. Bila suatu arteri diikat mati diluar titik kanula yang dipasang, maka tekanan

akhir direkam. Aliran dalam arteri dihentikan dan semua tenaga kinetik aliran diubah

ke tenaga tekanan. Jika (penggantinya) suatu tabung T dipasang ke dalam pembuluh

darah dan tekanan diukur dalam lengan sisi tabung, pada keadaan tekanan turun

karena tahanan dapat diabaikan, maka tekanan samping direkam kurang dari tekanan

akhir oleh tenaga kinetik aliran. Ini karena didalam tabung atau pembuluh darah,

tenaga total – jumlah tenaga kinetik aliran – tetap (prinsip Bernoulli).

Penting diperhatikan bahwa tekanan akan turun dalam segmen sistem arteri

manapun karena tahanan dan karena perubahan potensial ke tenaga kinetik. Tekanan

yang turun karena tenaga hilang dalam mengatasi tahanan bersifat tak reversibel,

karena tenaga menghilang sebagai panas; tetapi penurunan tekanan karena perubahan

potensial ke tenaga kinetik sewaktu suatu pembuluh darah menyempit dibalikkan,

bila pembuluh darah melebar lagi.

Laporan Anfisman Praktikum Denyut Nadi dan Tekanan Darah 3

Page 4: ISI denyut nadi

Prinsip Bernoulli juga mempunyai penerapan bermakna dalam patofisiologi.

Menurut prinsip ini, lebih besar kecepatan aliran didalam pembuluh darah, maka

lebih kecil tekanan lateral yang mendistensikan dindingnya. Bila suatu pembuluh

darah menyempit, maka kecepatan aliran dalam bagian yang menyempit meningkat

dan tekanan yang mendistensikan menurun. Sehingga bila suatu pembuluh darah

disempitkan oleh suatu proses patologi seperti plak arteriosklerotik, maka tekanan

lateral pada konstriksi menurun dan penyempitan cenderung mempertahankan diri

sendiri.

Metode Auskultasi

Tekanan darah arteri dalam manusia rutin diukur oleh metode auskultasi.

Manset yang dapat dikendalikan (manset Riva-Rocci) dilekatkan ke manometer air

raksa (sfigmomanometer) yang dibalutkan sekeliling lengan dan stetoskop

ditempatkan diatas arteria brachialis pada siku. Manset ini dikembangkan sampai

tekanan dalamnya tepat diatas tekanan sistolik yang diperkirakan di dalam arteria

brachialis. Arteri ini ditutup dengan manset dan tidak ada bunyi yang terdengar

dengan stetoskop. Tekanan dalam manset kemudian direndahkan pelan-pelan pada

titik tekanan sistolik di dalam arteri tepat melebihi tekanan manset, maka semburan

darah lewat bersama tiap denyut jantung dan secara serentak dengan tiap denyut, serta

terdengar bunyi mengetok di bawah manset. Tekanan manset saat bunyi pertama

terdengar merupakan tegangan sistolik. Karena tekanan manset direndahkan lebih

lanjut, maka bunyi menjadi lebih keras, lalu redup dan berkurang, dan akhirnya dalam

kebanyakan individu ia menghilang. Ini bunyi Korotkow.

Bila pengukuran tekanan darah langsung dan tak langsung dilakukan serentak, maka

tekanan diastolik dalam dewasa istirahat berkorelasi terbaik dengan tekanan saat

bunyi hilang. Tetapi pada dewasa setelah gerak badan dan pada anak, tekanan

diastolik berkorelasi terbaik dengan tekanan saat bunyi menjadi meredup.

Laporan Anfisman Praktikum Denyut Nadi dan Tekanan Darah 4

Page 5: ISI denyut nadi

Metode Palpasi

Tekanan sistolik dapat ditentukan dengan mengembangkan manset lengan dan

kemudian membiarkan tekanan turun dan menentukan tekanan saat denyut radialis

dapat diraba pertama kali. Karena kesulitan menentukan dengan tepat kapan denyut

pertama teraba, maka tekanan yang didapat dengan metode palpasi ini biasanya 2-5

mmHg lebih besar daripada yang diukur oleh metode auskultasi.

Bijaksana membentuk kebiasaan mempalpasi denyut radialis sementara

mengembangkan manset tekanan darah selama pengukuran tekanan darah dengan

metode auskultasi. Bila tekanan manset direndahkan, maka bunyi Korotkow kadang-

kadang hilang pada tekanan tepat diatas tekanan diastolik, lalu muncul kembali pada

tekanan lebih rendah (“celah auskultasi”). Jika manset dikembangkan sampai denyut

radialis hilang, maka pemeriksa dapat memastikan bahwa tekanan manset diatas

tekanan sistolik, sehingga nilai tekanan rendah palsu akan dihindari.

KEJADIAN MEKANIK SIKLUS JANTUNG

Kejadian dalam akhir diastole

Akhir diastole, katup mitral dan tricuspid di antara atrium dan ventrikel di

antara atrium dan ventrikel terbuka serta katup aorta dan pulmonalis tertutup. Darah

mengalir ke dalam jantung selama diatole, yang mengisi atrium dan ventrikel.

Kecepatan pengisian menurun sewaktu ventrikel terdistensi dan – terutama bila

frekuensi jantung lambat – maka cuspis katup atrioventricularis (AV) menyimpang

ke arah posisi menutup. Tekanan dalam ventrikel tetap rendah.

Sistole atrium

Kontraksi atrium mendorong sejumlah darah tambahan ke dalam ventrikel,

tetapi sekitar 70% pengisian ventrikel timbul secara pasif selama diatole. Kontraksi

otot atrium yang mengelilingi ostium venae cavae dan vena pulmonalis

menyempitkan ostiumnya serta inersia darah yang bergerak ke arah jantung

Laporan Anfisman Praktikum Denyut Nadi dan Tekanan Darah 5

Page 6: ISI denyut nadi

cenderung menjaga darah di dalamnya; tetapi ada sejumlah regurgitasi darah ke

dalam vena selama systole atrium.

Sistole ventrikel

Saat mulai sistole ventrikel, valva (AV) mitral dan trikuspid menutup. Otot

ventrikel mula-mula memendek relatif kecil, tetapi tekanan intraventrikel meningkat

tajam karena miokardium menekan darah didalam ventrikel.

Bila katup aorta dan pulmonalis terbuka, maka fase penyemburan (ejeksi)

ventrikel dimulai. Ejeksi mula-mula cepat, yang pelan-pelan menurun dengan

berlanjutnya sistole. Tekanan intraventrikel meningkat ke maksimum dan kemudian

agak menurun sebelum sistole ventrikel berakhir.

Awal diastole

Setelah otot ventrikel berkontraksi penuh, maka tekanan ventrikel yang telah

turun, turun lebih cepat. Ini masa protodiastole. Ia berlangsung sekitar 0,04 detik. Ia

berakhir bila momentum darah yang diseburkan teratasi serta katup aorta dan

pulmonalis menutup, yang menyebabkan vibrasi sepintas dalam darah dan dinding

pembuluh darah. Setelah katup menutup, tekanan kontinu turun cepat selama masa

relaksasi ventrikel isovolumetrik. Relaksasi isovolumetrik berakhir bila tekanan

ventrikel turun dibawah tekanan atrium dan katup AV membuka, yang

memungkinkan ventrikel terisi. Pengisian cepat pada permulaan, kemudian melambat

setelah mendekati kontraksi jantung berikutnya. Tekanan atrium kontinu meningkat

setelah akhir sistole ventrikel sampai katup AV membuka, kemudian turun dan secara

lambat meningkat lagi sampai sistole atrium berikutnya.

Laporan Anfisman Praktikum Denyut Nadi dan Tekanan Darah 6

Page 7: ISI denyut nadi

Detak jantung

Umur Denyut per menit

Bayi baru lahir 130

Anak kecil yang lebih tua 100

Dewasa 60-101

Ketika istirahat, rata-rata denyut jantung manusia dewasa sekitar 70 bpm

(laki-laki) dan 75 bpm (wanita); tetapi, ini bervariasi antara orang yang satu dengan

yang lain dan dapat menjadi lebih rendah pada endurance athletes. Denyut jantung

bayi itu sekitar 130-150 bpm, denyut jantung anak-anak adalah 100-130 bpm, denyut

jantung anak-anak yang lebih tua sekitar 90-110 bpm, dan dewasa sekitar 60-100

bpm.

Denyut nadi adalah metode yang sering digunakan untuk mengukur kecepatan

denyut jantung. Metode ini mungkin tidak akurat pada kasus cardiac output yang

lemah, seperti yang terjadi pada beberapa penderita arrhythmias, dimana kecepatan

denyut jantung mungkin lebih tinggi daripada kecepatan denyut nadi.

Mendengarkan denyut jantung menggunakan stetoskop, sebuah proses yang

dikenal sebagai ausculatation, adalah metode pengukuran kecepatan denyut jantung

yang lebih akurat.

Denyut nadi (yang mana pada kebanyakan orang itu mirip kecepatan denyut

jantungnya) dapat diukur pada titik manapun pada tubuh dimana getaran pada arteri

dikirimkan ke permukaan – sering ketika itu ditekan melawan sebuah struktur yang

Laporan Anfisman Praktikum Denyut Nadi dan Tekanan Darah 7

Page 8: ISI denyut nadi

berbaring di bawah seperti tulang. Beberapa tempat yang diraba pada umumnya

adalah

1. Pada aspek ventral dari pergelangan tangan pada sisi ibu (radial arteri), dan kurang

umum ulnar arteri kemerah-merahan pada sisi yang lebih mendalam dan sulit untuk

meraba

2. Leher (pembuluh nadi kepala),

3. Bagian dalam siku, atau di bawah otot bisep (arteri brachial)

4. Kunci paha,

5. Dibalik malleolus di tengah-tengah kaki (belakang tibial arteri)

6. Tengah dorsum dari kaki (dorsalis pedis).

7. Di belakang lutut (popliteal arteri)

8. Diatas Perut (Abdominal aorta)

9. Dada (aorta). Hal ini dapat dirasakan dengan satu tangan atau jari tetapi mungkin

untuk auscultate jantung dengan menggunakan stetoskop.

Denyut arteri

Darah yang dipaksa ke dalam aorta selama systole tidak hanya menggerakkan

darah di dalam pembuluh darah ke depan, tetapi juga menyebabkan gelombang

tekanan yang berjalan sepanjang arteri. Gelombang tekanan memperluas dinding

arteri sewaktu ia berjalan dan perluasan ini dapat dipalpasi sebagai denyut. Denyut ini

diraba dalam arteria radialis pada pergelangan tangan sekitar 0,1 detik setelah puncak

ejeksi sistolik ke dalam aorta. Dengan bertambahnya usia, arteri menjadi lebih kaku

dan gelombang denyut bergerak lebih cepat.

Kekuatan denyut ditentukan oleh tekanan nadi dan memberikan sedikit

hubungan dengan tekanan rata-rata. Denyutan lemah (“seperti benang”) dalam syok.

Ia kuat sewaktu isi sekuncup besar, mis. selama gerak badan atau setelah pemberian

Laporan Anfisman Praktikum Denyut Nadi dan Tekanan Darah 8

Page 9: ISI denyut nadi

histamin. Bila tekanan nadi tinggi, maka gelombang denyut bisa cukup besar untuk

diraba atau terdengar oleh individu (palpitasi, “jantung memukul”). Bila katup aorta

inkompeten (insufisiensi aorta), maka denyut sangat kuat , dan tenaga ejeksi sistolik

bisa cukup untuk membuat anggukan kepala di tiap denyut jantung. Denyut dalam

insufisiensi aorta dinamai denyut ‘collapsing’, Corigan,atau ‘water-hammer’.

Takikan (‘notch’) dikrotik (suatu osilasi kecil pada fase penurunan gelombang

denyutan yang disebabkan oleh mulainya vibrasi sewaktu katup aorta menutup keras

terlihat jika gelombang tekanan direkam, tetapi tak teraba pada pergelangan tangan.

Juga ada takikan dikrotik pada kurva tekanan arteria pulmonalis karena penutupan

kaatup pulmonalis.

Bunyi jantung

Normalnya dua bunyi terdengar melalui stetoskop selama tiap siklus jantung.

Yang pertama “lub” rendah yang agak memanjang (bunyi pertama), yang disebabkan

oleh mulainya vibrasi olehpenutupan mendadap katup mitral dan trikuspid pada awal

sistole ventrikel. Yang kedua “dup” bernada tinggi yang lebih singkat (bunyi kedua),

yang disebabkan oleh vibrasi yang disertai dengan penutupan katup aorta dan

pulmonalis tepat setelah akhir sistole ventrikel. Bunyi ketiga bernada rendah yang

lunak terdengar sekitar sepertiga jalan melalui diastole dalam banyak individu muda

normal. Ia bersamaan dengan masa pengisian ventrikel yang cepat dan mungkin

karena vibrasi dimulai oleh aliran masuk darah. Bunyi keempat kadang-kadang dapat

terdengar segera sebelum bunyi pertama sewaktu tekanan tekanan atrium tinggi atau

ventrikel kaku dalam pengisian ventrikel dan jarang terdengar dalam dewasa normal.

Efek berbagai keadaan atas curah jantung

Perkiraan presentase perubahan diperlihatkan dalam tanda kurung

Keadaan atau Faktor

Laporan Anfisman Praktikum Denyut Nadi dan Tekanan Darah 9

Page 10: ISI denyut nadi

Tak ada perlakuan Tidur

Perubahan sedang sedang dalam suhu

lingkungan

Meningkat Ansietas dan kegembiraan (50-100%)

Makan (30%)

Gerak badan (sampai 700%)

Suhu lingkungan tinggi

Kehamilan

Epinephrine

Histamin

Menurun Duduk atau berdiri dari posisi berbaring

(20-30%)

Aritmia cepat

Penyakit jantung

1.2 Tujuan Praktikum

1.2.1 Mengamati dan mempelajari pengaruh posisi tubuh terhadap denyut nadi dan

tekanan darah.

1.2.2 Mengamati dan mempelajari pengaruh latihan fisik terhadap denyut nadi dan

tekanan darah.

Laporan Anfisman Praktikum Denyut Nadi dan Tekanan Darah 10

Page 11: ISI denyut nadi

BAB II

METODE KERJA

2.1. Sarana

Alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah :

stopwatch

spygnomomanometer (tensimeter)

stethoscope

bangku

metronom

2.2. Cara Kerja

A. Memeriksa Denyut Nadi

Manusia coba (MC) berbaring terlentang tenang 2-3 menit di meja periksa /

tempat tidur dengan kedua lengan diletakkan di samping tubuh.

Periksalah denyut nadi Arteri radialis dextra dengan ujung jari II-III-IV yang

diletakkan rapat sejajar satu dengan yang lain, longitudinal di atas Arteri

radialis tersebut. Catat frekuensi (berapa kali permenit) dan iramanya (teratur

atau tidak).

B. Pengukuran Tekanan Darah Secara Palapasi

Manusia coba berbaring terlentang, lengan yang hendak diukur tekanan

darahnya (lengan kanan) di samping tubuh.

Pasanglah manset pada lengan kanan atas (jangan terlalu ketat atau terlalu

longgar), sekitar 3 cm diatas fossa cubiti.

Raba dan rasakan denyut Arteri radialis dextra.

Putar sekrup pada pompa udara searah jarum jam sampai maksimal untuk

mencegah udara keluar dari manset, lalu pompakan udara ke dalam manset.

Pada suatu saat denyut Arteri radialis dextra menghilang (tak teraba). Teruslah

Laporan Anfisman Praktikum Denyut Nadi dan Tekanan Darah 11

Page 12: ISI denyut nadi

memompa sampai tinggi air raksa dalam manometer sekitar 20mmHg lebih

tinggi dari titik dimana denyut Arteri radialis dextra tadi mulai menghilang.

Keluarkan udara dari manset secara pelanm dan berkesinambungan (dengamn

memutar sekrup pada pompa udara berlawanan arah jarum jam). Catat tinggi

air raksa pada manometer dimana denyut Arteri radialis teraba kembali. Ini

menunjukkan besarnya tekanan sistolik secara palpasi.

C. Pengukuran Tekanan Darah Secara Auskultasi

Manusia coba tetap berbaring terlentang dengan manset tetap terpasang di

lengan kanan atas. Posisi lengan kanan tetap di samping tubuh.

Tentukan letak Arteri Brachialis dextra secara palpasi pada fossa cubiti,

letakkan difragma stetoskop di atas Arteri brachialis dextra tersebut.

Putar sekrup pada pompa udara searah jarum jam sampai maksimal untuk

mencegah udara keluar dari manset, lalu pompakan udara ke dalam manset.

Anda akan mendengar suara bising Arteri brachialis dextra melalui stetoskop.

Pada suatu saat suara bising tesebut akan menghilang (tak terdengar).

Teruslah memompa sampai tinggi air raksa dalam manometer sekitar 20

mmHg lebih tinggi daripada titik dimana suara bising Arteri brachialis dextra

tadi mulai menghilang.

Keluarkan udara dari manset secara pelan dan berkesinambungan, maka anda

akan mendengar suara-suara Korotkoff I-IV. Tekanan udara dimana terdengar

Korotkoff I menunjukkan besarnya tekanan sistolik secara auskultasi,

sedangkan tekanan dimana terdengar Korotkoff IV atau V menunjukkan

besarnya tekanan diastolik secara auskultasi.

D. Pengaruh Posisi Tubuh Terhadap Denyut Nadi dan Tekanan Darah

Pilih satu mahasiswa sebagai mahasiswa coba (MC 1).

Laporan Anfisman Praktikum Denyut Nadi dan Tekanan Darah 12

Page 13: ISI denyut nadi

Biarkan MC 1 berbaring telentang selama 3 menit.

Ukur denyut nadi dan tekanan darah MC 1 tiga kali berturut-turut, kemudian

ambil nilai rata-ratanya. Denyut nadi diukur dari irama denyut arteria radialis

sinistra, sedangkan tekanan darah pada lengan kanan secara auskultasi. Catat

datanya.

Biarkan MC 1 duduk tenang selama 3 menit.

Ukur denyut nadi dan tekanan darah MC 1 tiga kali berturut-turut, kemudian

ambil nilai rata-ratanya. Denyut nadi diukur dari irama denyut arteria radialis

sinistra, sedangkan tekanan darah pada lengan kanan secara auskultasi. Catat

datanya.

Biarkan MC 1 berdiri tenang dengan sikap anatomis selama 3 menit.

Ukur denyut nadi dan tekanan darah MC 1 tiga kali berturut-turut, kemudian

ambil nilai rata-ratanya. Denyut nadi diukur dari irama denyut arteria radialis

sinistra, sedangkan tekanan darah pada lengan kanan secara auskultasi. Catat

datanya.

Bila dalam pengukuran selama tiga kali berturut-turut terdapat perbedaan

yang besar, gunakan interval waktu 2 menit.

E. Mengamati dan Mempelajari Pengaruh Aktivitas Fisik Terhadap Denyut Nadi &

Tekanan Darah

Siapkan alat-alat yang digunakan. Alat-alat yang digunakan meliputi

stopwatch, sphygnomomanometer (tensimeter), stethoscope, bangku dan

metronom.

Pilih satu mahasiswa sebagai mahasiswa coba (MC 2).

Biarkan MC 2 duduk tenang selama 3 menit.

Ukur denyut nadi dan tekanan darah MC 2 tiga kali berturut-turut, kemudian

ambil nilai rata-ratanya. Denyut nadi diukur dari irama denyut arteria radialis

sinistra, sedangkan tekanan darah pada lengan kanan secara auskultasi. Catat

datanya.

Laporan Anfisman Praktikum Denyut Nadi dan Tekanan Darah 13

Page 14: ISI denyut nadi

Kemudian MC 2 melakukan latihan fisik yaitu “step test” (naik turun bangku)

selama 2 menit yang dipandu oleh irama metronom dengan frekuensi 40

ketukan per menit.

MC 2 diminta untuk segera duduk, kemudian segera ukur denyut nadi dan

tekanan darahnya. Data ini diharapkan tercatat tepat 1 menit setelah step test

berakhir. Pengukuran denyut nadi dan tekanan darah hanya dilakukan sekali

saja.

Teruskan pengukuran denyut nadi dan tekanan darah dengan interval waktu 2

menit sampai menit ke 7.

Laporan Anfisman Praktikum Denyut Nadi dan Tekanan Darah 14

Page 15: ISI denyut nadi

BAB III

HASIL PENELITIAN

Denyut Nadi ( Permenit ) Tekanan Darah ( Palpasi )Tekanan Darah( Auskultasi )

93 80 100/60

93 90 100/80

94 90 100/78

Data Pengaruh Posisi Tubuh Terhadap Denyut Nadi dan Tekanan Darah

Posisi Tubuh Denyut NadiTekanan Sistolik

( Auskultasi )

Tekanan Diastolik

( Auskultasi )

Berbaring

Telentang

72

74

72

Mean = 72,6

90

100

96

Mean = 95, 33

70

70

60

Mean = 66,67

Duduk

88

82

85

Mean = 85

90

90

92

Mean = 90, 67

60

60

64

Mean = 61,33

Berdiri

85

86

88

Mean = 86,3

110

108

102

Mean = 106,67

60

68

70

Mean = 66

Laporan Anfisman Praktikum Denyut Nadi dan Tekanan Darah 15

Page 16: ISI denyut nadi

Data Pengaruh Posisi Tubuh Terhadap Denyut Nadi dan Tekanan Darah

0

20

40

60

80

100

120

BerbaringTelentang

Duduk Berdiri

Posisi Tubuh

Denyut Nadi

Tekanan Sistolik

Tekanan Diastolik

Data Pengaruh Aktivitas Fisik Dengan Denyut Nadi dan Tekanan Darah

Waktu Denyut NadiTekanan Sistolik

( Auskultasi )

Tekanan Diastolik

( Auskultasi )

Pra Latihan

70

72

70

Mean = 70,67

110

110

108

Mean = 109,3

80

78

80

Mean = 79,3

P

A

S

C

A

Menit ke – 1 94 112 90

Menit ke – 3 93 110 88

Menit ke – 5 92 104 92

Menit ke - 7 88 104 86

Laporan Anfisman Praktikum Denyut Nadi dan Tekanan Darah 16

Page 17: ISI denyut nadi

0

20

40

60

80

100

120

pra latihan menit ke - 1 menit ke - 5 menit ke - 7

Denyut Nadi

Tekanan Sistolik

Tekanan Diastolik

Laporan Anfisman Praktikum Denyut Nadi dan Tekanan Darah 17

Page 18: ISI denyut nadi

BAB IV

PEMBAHASAN

A. Memeriksa Denyut Nadi

Setelah manusia coba 1 (MC 1) berbaring terlentang selama 2-3 menit,

di meja periksa dan diukur denyut nadinya sebanyak 3x didapatkan data yaitu

93 / menit, 93 / menit, 94 / menit yang dirata – rata hasilnya adalah 93,3 /

menit dan iramanya tidak terlalu teratur.

B. Pengukuran Tekanan Darah Secara Palpasi

Setelah manusia coba 1 diukur tekanan darahnya sebanyak 3x

didapatkan data yaitu 80, 90 , 90 yang dirata – rata hasilnya adalah 86,67 yang

menunjukkan tekanan sistolik secara palpasi.

C. Pengukuran Tekanan Darah Secara Auskultasi

Setelah manusia coba 1 diukur tekanan darahnya sebanyak 3x

didapatkan data yaitu 100/60; 100/80; 100/78 yang dirata – rata hasilnya

adalah 100/72,67 yang menunjukkan tekanan sistolik dan tekanan diastolik

D. Pengaruh Posisi Tubuh Terhadap Denyut Nadi dan Tekanan Darah

Pada tahap ini, kami mengukur perubahan denyut nadi dan tekanan

darah terhadap posisi tubuh . Seharusnya saat posisi duduk, denyut nadi dan

tekanan darahnya lebih tinggi daripada saat berbaring terlentang. Pada saat

duduk, denyut nadi lebih tinggi karena ada pengaruh gravitasi dan aliran darah

lebih lancar sehingga denyut nadi lebih cepat. Pada percobaan kelompok

kami, denyut nadi pada saat duduk ( 85 ) memang lebih cepat daripada saat

berbaring terlentang ( 72,6 ) tetapi tekanan darah pada saat duduk ( 90,6/61,3 )

malah lebih rendah daripada saat berbaring terlentang (95,33/66,67) ini

dimungkinkan karena kurang tepatnya praktikan dalam mendengarkan bunyi

Laporan Anfisman Praktikum Denyut Nadi dan Tekanan Darah 18

Page 19: ISI denyut nadi

korotkow dan masih ada pengaruh terhadap posisi sebelumnya . Pada saat

duduk, jantung harus memompa dengan lebih kuat karena jantung harus

memompa darah melewati pundak dan turun ke tangan sehingga tekanannya

lebih tinggi. Pada saat posisi berdiri tekanan dan denyut nadi pada MC 2 yang

diukur oleh kelompok kami memang lebih besar daripada saat duduk dan

berbaring terlentang. Karena saat berdiri posisi jantung lebih tinggi daripada

saat duduk maupun berbaring terlentang sehingga aliran darah lebih lancar

lagi dan harus memompa darah lebih kuat ke atas karena adanya pengaruh

gravitasi.

E. Pengaruh Aktivitas Fisik Terhadap Denyut Nadi dan Tekanan Darah

Pada tahap ini, sebelum melakukan latihan fisik, denyut nadi dan

tekann darah MC 3 diukur terlebih dahulu dan didapat data yaitu denyut nadi

70,67 dan tekanan darah 109,3/79,3. Kemudian MC 3 melalukan latihan fisik

berupa naik turun bangku selama 2 menit dengan 20kali/ menit. 1 menit

setelah melakukan fisik diukur kembali denyut nadi dan tekanan darahnya dan

hasilnya denyut nadi 94 dan tekanan darah 112/90. Terlihat bahwa keduanya

lebih tinggi daripada pralatihan karena selama latihan fisik, tubuh

memerlukan energi sehingga konsumsi oksigen juga meningkat untuk

menghasilkan ATP lebih banyak dan jantung memompa darah lebih banyak.

Sehingga tekanan darah dan denyut nadi lebih tinggi. Menit ke -3 setelah

latihan denyut nadi 93 dan tekanan darah 110/88. Menit ke -5 setelah latihan

denyut nadi 92 dan tekanan darah 104/92. Menit ke -7 setelah latihan denyut

nadu 88 dan tekanan darah 104/86. Hal ini menunjukkan bahwa pada saat

istirahat jantung perlahan-lahan kembali bekerja normal karena otot sudah

tidak berkontraksi dan tidak memerlukan energi sehingga konsumsi oksigen

berkurang.

Laporan Anfisman Praktikum Denyut Nadi dan Tekanan Darah 19

Page 20: ISI denyut nadi

BAB V

KESIMPULAN

1. Posisi tubuh mempengaruhi tekanan darah dan denyut nadi. Tekanan darah

dan denyut nadi paling tinggi pada saat posisi berdiri dan paling rendah pada

saat posisi berbaring terlentang, hal ini dipengaruhi oleh gaya gravitasi.

2. Latihan fisik mempengaruhi denyut nadi dan tekanan darah, pada saat latihan

fisik, tubuh memerlukan oksigen lebih banyak untuk menghasilkan energi

oleh karena itu jantung memompa darah lebih banyak sehingga tekanan darah

dan denyut nadi menjadi lebih tinggi, setelah beristirahat, jantung perlahan

lahan kembali bekerja normal ini ditunjukkan oleh tekanan darah dan denyut

nadi yang semakin mendekati angka normal.

Laporan Anfisman Praktikum Denyut Nadi dan Tekanan Darah 20

Page 21: ISI denyut nadi

DAFTAR PUSTAKA

www.answers.com

www.wikipedia.org

Fox, Ira Stuart.1999.Human Physiology sixth edition.WCB/McGraw-Hill :

Toronto.

Ganong,WF. 2001. Review of Medical Physiology 14th edition. Appleton &

Lange A Simon & Schuster Co., Los Altos, Californian.

Laporan Anfisman Praktikum Denyut Nadi dan Tekanan Darah 21