Upload
ayu-listari
View
13
Download
2
Embed Size (px)
Citation preview
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sistem muskoloskeletal meliputi tulang persendian, otot, tendon dan bursa.
Masalah yang berhubungan dengan struktur ini sangat sering terjadi dan mengenai
semua kelompok usia. Masalah sistem muskuloskeletal biasanya tidak mengancam
jiwa, namun mempunyai dampak yang bermakna terhadap aktifitas dan produktifitas
penderita. Masalah tersebut dapat dijumpai di segala bidang praktek keperawatan,
serta dalam pengalaman hidup sehari-hari.
Penanganan cidera sistem muskuloskeletal meliputi pemberian dukungan
pada bagian yang cidera sampai penyembuhan selesai. Dukungan dapat diperoleh
secara eksterna dengan pemberian balutan, plester, bidai atau gip. Perhatian
keperawatan ditujukan kepada pemberian kenyamanan, mengevaluasi status
neurovaskuler dan melindungi sendi selama penyembuhan. Selain itu usaha
penanganan di fokuskan pada pencegahan fibrosis, kekakuan pada stuktur tulang dan
sendi yang cidera. Latihan yang baik dapat melindungi terjadinya kecacatan tersebut.
Pada beberapa keadaan dukungan yang diberikan memungkinkan aktifitas awal.
Proses penyembuhan dan pengembalian fungsi dapat dipercepat dengan berbagai
bentuk terapi fisik.
fungsi tulang sangat penting bagi tubuh kita, maka telah semestinya tulang
harus di jaga agar terhindar dari trauma atau benturan yang dapat mengakibatkan
terjadinya patah tulang atau dislokasi tulang. Dislokasi terjadi saat ligarnen
rnamberikan jalan sedemikian rupa sehingga tulang berpindah dari posisinya yang
normal di dalam sendi. Dislokasi dapat disebabkan oleh faktor penyakit atau trauma
karena dapatan (acquired) atau karena sejak lahir (kongenital). Dislokasi terjadi saat
ligarnen rnamberikan jalan sedemikian rupa sehingga tulang berpindah dari posisinya
yang normal di dalam sendi. Oleh karena itu berdasarkan uraian - uraian di atas,
penyusun tertarik untuk menjadikan Dislokasi sebagai bahan untuk dijadikan
1
makalah asuhan keperawatan dalam menyusun tugas Keperawatan Medikal Bedah
III.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalahnya adalah :
1. Apakah pengertian dari Dislokasi?
2. Apakah etiologi dari Dislokasi?
3. Apakah tanda dan gejala dari Dislokasi?
4. Bagaimana patofisiologi dari Dislokasi?
5. Apa sajakah pemeriksaan diagnostik untuk Dislokasi?
6. Bagaimana asuhan keperawatan pada klien dengan Dislokasi?
C. Tujuan Penulisan
a. Tujuan Umum :
Untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Keperawatan Medikal Bedah III.
b. Tujuan Khusus :
- Melakukan pengkajian terhadap klien dengan Dislokasi
- Menentukan diagnosa serta intervensi pada klien dengan Dislokasi
- Melakukan implementasi dan mengevaluasi pada klien dengan Dislokasi
D. Manfaat Penulisan
Adapun manfaat dari penulisan yaitu :
1. Diharapkan makalah ini dapat memberikan pemahaman tentang pengertian,
etiologi, tanda dan gejala, patofisiologi, pemeriksaan diagnostik serta asuhan
keperawatan pada klien dengan Dislokasi.
2. Menambah pengetahuan mengenai aplikasi asuhan keperawatan pada klien
dengan Dislokasi.
3. Menambah kompetensi terkait dengan aplikasi asuhan keperawatan pada
klienl dengan Dislokasi.
2
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Pengertian Dislokasi
Dislokasi adalah keaadaan dimana tulang – tulang yang membentuk sendi
tidak lagi berhubungan secara anatomis (tulang lepas dari sendi), (Brunner &
suddarth, 2002)
Keluarnya (bercerainya) kepala sendi dari mangkuknya, dislokasi
merupakan suatu kedaruratan yang membutuhkan pertolongan segera. (Arif
Mansyur, dkk. 2000).
Patah tulang di dekat sendi atau mengenai sendi dapat menyebabkan
patah tulang di sertai luksasi sendi yang disebut fraktur dis lokasi. (Buku Ajar Ilmu
Bedah, hal 1138).
Jadi dapat disimpulkan bahwa Dislokasi adalah terlepasnya kompresi
jaringan tulang dari kesatuan sendi. Dislokasi ini dapat hanya komponen tulangnya
saja yang bergeser atau terlepasnya seluruh komponen tulang dari tempat yang
seharusnya (dari mangkuk sendi).
B. Klasifikasi Dislokasi
Dislokasi dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
1. Dislokasi kongenital
Terjadi sejak lahir akibat kesalahan pertumbuhan, paling sering terlihat pada
pinggul.
2. Dislokasi patologik/spontan
Akibat penyakit sendi dan atau jaringan sekitar sendi. misalnya tumor,
infeksi, atau osteoporosis tulang. Ini disebabkan oleh kekuatan tulang yang
berkurang
3. Dislokasi traumatik
3
Kedaruratan ortopedi (pasokan darah, susunan saraf rusak dan mengalami
stress berat, kematian jaringan akibat anoksia) akibat oedema (karena
mengalami pengerasan). Terjadi karena trauma yang kuat sehingga dapat
mengeluarkan tulang dari jaringan disekeilingnya dan mungkin juga merusak
struktur sendi, ligamen, syaraf, dan system vaskular. Kebanyakan terjadi
pada orang dewasa (Brunner & Suddarth, 2002).
Berdasarkan tipe kliniknya dibagi :
1. Dislokasi Akut
Umumnya terjadi pada shoulder, elbow, dan hip. Disertai nyeri akut dan
pembengkakan di sekitar sendi.
2. Dislokasi Kronik
3. Dislokasi Berulang
Jika suatu trauma Dislokasi pada sendi diikuti oleh frekuensi
dislokasi yang berlanjut dengan trauma yang minimal, maka disebut
dislokasi berulang. Umumnya terjadi pada shoulder joint dan patello femoral
joint.
Dislokasi biasanya sering dikaitkan dengan patah tulang / fraktur
yang disebabkan oleh berpindahnya ujung tulang yang patah oleh karena
kuatnya trauma, tonus atau kontraksi otot dan tarikan (Brunner & Suddarth,
2002).
C. Etiologi
Dislokasi disebabkan oleh :
1. Cedera olah raga
Olah raga yang biasanya menyebabkan dislokasi adalah sepak bola dan hoki,
serta olah raga yang beresiko jatuh misalnya : terperosok akibat bermain ski,
senam, volley. Pemain basket dan pemain sepak bola paling sering mengalami
dislokasi pada tangan dan jari-jari karena secara tidak sengaja menangkap bola
dari pemain lain.
4
2. Trauma yang tidak berhubungan dengan olah raga.
Benturan keras pada sendi saat kecelakaan motor biasanya menyebabkan
dislokasi.
3. Terjatuh
Terjatuh dari tangga atau terjatuh saat berdansa diatas lantai yang licin
4. Patologis : terjadinya ‘tear’ ligament dan kapsul articuler yang merupakan
kompenen vital penghubung tulang
D. Patofisiologi
Pada dislokasi kongenital terdapat ketidakstabilan pinggul pada bayi dan
anak dengan kondisi pinggul yang stabil dan fleksi sebagian. Ada banyak faktor
yang memungkinkan kondisi dilokasi kongenital, meliputi faktor genetik, hormonal,
malposisi intrauterin dan faktor pasca kelahiran dari pertolongan persalinan.
Pada osteomielitis akut yang menginvasi metafisis, intrakapsular sendi
pinggul juga ikut mengalami infeksi. Selajutnya, kaput dan kepala femur
mengalami kerusakan dan mengalami perubahan letak akibat lepasnya kepala femur
dari mangkuk asetambulum.
Klien yang pernah mengalami paralisis serebral, poliomielitis dan
mielomeningokel akan menimbulkan suatu kondisi paralisis yang menyebabkan
ketidakseimbangan otot sehingga terjadi abduksi pinggul. Pada kondisi selanjutnya,
tronkanter mayor gagal berkembang, leher femur bengkok dan keluar dari pinggul
dan terjadi dislokasi/sublukasi pinggul.
Perubahan letak sendi pinggul dapat menyebabkan kompresi saraf skiatika
sehingga klien akan mengeluh nyeri,ketidakmampuan menggerakan sendi pinggul
yang menyebabkan klien tidak dapat melakukan mobilisasi pinggul dan klien
mempunyai risiko trauma. Intervensi reduksi tertutup denhan pemasangan traksi
memberikan implikasi keperawatan untuk menurunkan risiko tinggi trauma dan
reduksi terbuka akan menimbulkan dampak keruskan jaringan lunak yang
menyebabkan nyeri luka pasca beda sehingga menimbulkan risiko tinggi infeksi.
5
Pathways
Etiologi
Cedera olahraga Trauma Kecelakaan
Terlepasnya kompresi jaringan jar. Tulang dari kesatuan sendi
Merusak struktur sendi, ligamen
Kompresi jaringan tulang yg terdorong ke depan
Merobek kapsul/menyebabkan tepi glenoid teravulsi
Ligamen memberikan jalan
Tulang berpindah dari posisi yg normal Gangguan body
Dislokasi image
cedera jaringan lunak ekstremitas kurangnya pengetahuan
spasme otot mengenai kondisi & prognosis
nyeri akut Gangguan mobilitas fisik Ansietas
6
E. Manifestasi Kinik
1. Nyeri
2. Perubahan kontur sendi
3. Perubahan panjang ekstremitas
4. Kehilangan mobilitas normal
5. Perubahan sumbu tulang yang mengalami dislokasi
6. Teraba adanya benjolan tulang akibat pergeseran
7. Bentuk abnormal
8. Kerusakan fungsi
(Mansjoer, A, 2001)
F. Pemeriksaan Diagnostik
1. Radiologi
Untuk memastikan arah dislokasi dan apakah disertai fraktur.
2. Sinar-X (Rontgen)
Pemeriksaan rontgen merupakan pemeriksaan diagnostik noninvasif untuk
membantu menegakkan diagnosa medis. Pada pasien dislokasi sendi ditemukan
adanya pergeseran sendi dari mangkuk sendi dimana tulang dan sendi berwarna
putih.
3. CT scan
CT-Scan yaitu pemeriksaan sinar-X yang lebih canggih dengan bantuan
komputer, sehingga memperoleh gambar yang lebih detail dan dapat dibuat
gambaran secara 3 dimensi. Pada psien dislokasi ditemukan gambar 3 dimensi
dimana sendi tidak berada pada tempatnya.
4. MRI
MRI merupakan pemeriksaan yang menggunakan gelombang magnet dan
frekuensi radio tanpa menggunakan sinar-X atau bahan radio aktif, sehingga
dapat diperoleh gambaran tubuh (terutama jaringan lunak) dengan lebih detail.
7
Seperti halnya CT-Scan, pada pemeriksaan MRI ditemukan adanya pergeseran
sendi dari mangkuk sendi.
5. Arterigram
Bila kerusakan vaskuler dicurigai
6. Laboratorium
Trauma otot meningkatkan beban kreatinin untuk klirens ginjal.
(Doenges, 1999)
G. Komplikasi
1. Komplikasi Dini
a. Cedera saraf : saraf aksila dapat cedera, pasien tidak dapat mengkerutkan otot
deltoid dan mungkin terdapat daerah kecil yang mati rasa pada otot tesebut
b. Cedera pembuluh darah : Arteri aksilla dapat rusak
c. Fraktur dislokasi
2. Komplikasi lanjut
a. Kekakuan sendi bahu:Immobilisasi yang lama dapat mengakibatkan kekakuan
sendi bahu, terutama pada pasien yang berumur 40 tahun.Terjadinya
kehilangan rotasi lateral, yang secara otomatis membatasi abduksi
b. Dislokasi yang berulang : terjadi kalau labrum glenoid robek atau kapsul
terlepas dari bagian depan leher glenoid
c. Kelemahan otot
8
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN PADA An. T
DENGAN GANGGUAN MUSKULOSKELETAL :
DISLOKASI OF RIGHT HIP JOINT
A. Pengkajian
1. Biodata
a. Identitas Klien
Nama : An.T
Umur / TTL : 17 Tahun / Subang, 03 Juli 1997
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Alamat : Jalan Cagak Desa Tambakan RT/RW : 04/01
Kec.Subang
Status Perkawinan : Belum Kawin
Agama : Islam
Suku : Sunda
Pendidikan : SLTA
No. Register : 0001411227
Diagnose Medis : Old Unreduced Posterior Dislocation of the
Righthip joint
Tindakan Medis : Operasi Open Reduksi dan Traksi Skeletal
Tanggal Masuk RS : 26 November 2014 / 10:26
Tanggal Pengkajian : 06 Desember 2014
b. Identitas Penanggung Jawab
Nama : Ny.A
Umur : 40 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Pendidikan : SLTA
9
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Jalan Cagak Desa Tambakan RT/RW : 04/01
Kec.Subang
Hubungan dengan klien : Ibunya Klien
2. Masalah Utama
Klien mengeluh nyeri pada area dislokasi kakikanannya.
3. Riwayat Penyakit
a. Riwayat Penyakit Sekarang
±2 bulan yang lalu sebelum masuk RS, saat klien mengendarai sepeda
motor dengan kecepatan sedang didaerah subang tiba-tiba datang dari arah
berlawanan sebuah mobil kijang yang tiba-tiba berbelok kearah klien yang
akhirnya klien tertabrak dan terjatuh dengan pinggul membentur mobil dan
aspal. Lalu klien dibawa ke Rs. Kebon Jati untuk ditangani. Namun karena
tidak sanggup akhirnya klien dirujuk ke RSUP Dr.Hasan Sadikin Bandung.
Klien datang ke Ruang Orthopedi pada tanggal 26 November 2014 jam
10:26 diantar oleh orang tuanya rujukan dari Poli Orthopedi dengan keluhan
nyeri pada area pinggul kanan.
Pada saat dilakukan pengkajian pada tanggal 06 Desember 2014 klien
mengeluh nyeri. Nyeri dirasakan saat kaki kanan klien diluruskan, nyeri
semakin berat saat cuaca dingin dan hilang saat klien istirahat dan suhu
ruangan hangat. Skala nyeri 5, nyeri terasa seperti ditusuk-tusuk dan muncul
dengan frekuensi hilang timbul. Nyeri semakin terasa saat malam dan pagi
hari .selain nyeri klien mengeluh ada perubahan bentuk (deformitas) dan
atrofi pada kaki kanan. Panjang kaki kanan lebih kecil ±4cm dibandingkan
dengan kaki kiri klien dan lingkar kaki (bagian betis dan paha) lebih kecil
2cm dibanding dengan kaki kiri. Klien saat ini klien hanya bisa berjalan
dengan menggunakan bantuan tongkat.
10
b. Riwayat Penyakit Dahulu
Klien pernah memiliki penyeakit batuk, flu, diare, namun tidak pernah
dirawat di rumah sakit, klien hnya berobat ke puskesmas dan dokter umum.
c. Riwayat Penyakit Keluarga
Klien mengatakan didalam keluarganya pernah mengalami penyakit
batuk, flu, dan diare, tidak ada yang mengalami penyakit keturunan, seperti
DM, Hipertensi Katarak, Penyakit Jantung dan lain-lain.
4. Riwayat Psikologi
a. Citra Tubuh
Klien mengatakan menyukai seluruh anggota tubuhnya dan menerima
kondisi sekarang, walaupun terkadang klien mengeluh malu saat teman-
temannya datang menjenguk klien karena kondisi kakinya yang panjang
sebelah kepada orang tuanya. Klien juga mengatakan cemas dan khawatir
dengan kondisinya yang masih menunggu jadwal operasi dan belum tahu
apakah kakinya akan kembali seperti semula atau tidak. Namun saat ini
klien sudah menerima kondisinya sekarang.
b. Identitas Diri
Klien adalah seorang anak lelaki dan kakak dari adiknya. Sebelum sakit
klien sering menemani adiknya saat bermain, klien merasa puas dengan
identitasnya sebagai kakak dan anak laki-laki walaupun saat ini klien hanya
bisa beristirahat di tempat tidur.
c. Fungsi Peran
Klien adalah siswa SMA, seorang ketua osis, ketua pramuka, dan seorang
pemain futsal. Sebelum sakit klien menjalankan tugasnya sebagai ketua
organisasi yaitu menjalankan semua program kerja yang sudah
direncanakan bersama anggotanya dan bermain futsal saat waktu luang. Saat
sakit klien hanya bisa beristirahat ditempat tidurnya dan jika ada program
kerja yang harus dilaksanakan, klien hanya memberikan instruksi melalui
11
via telpon dan menandatangani proposal yang diajukan oleh anggotanya,
namun klien sudah menerima kondisinya sekarang.
d. Ideal Diri
Klien berharap bisa segera sembuh dan bisa berkumpul kembali bersama
keluarga dan teman-temannya lagi.
e. Harga Diri
Klien merasa malu dan cemas dengan kondisinya sekarang.
5. Riwayat Sosial
Hubungan keluarga dengan klien sangat baik terbukti dengan adanya keluarga
yang selalu mendampingi klien di Rumah Sakit.
No ADL Di Rumah Di Rumah Sakut
1 Nutrisi
a. Makan
- Jenis menu
- Frekuensi
- Porsi
- Pantangan
- Keluhan
b. Minum
- Jenis minuman
- Frekuensi
- Pantangan
- Nasi, sayur, tahu,
tempe, daging, telur,
susu.
- 3x sehari
- 1 piring
- Tidak ada
- Tidak ada
- Air putih, the murni,
kopi, susu
- 8-10 gelas / hari
- Tidak ada
- Nasi , sayur, tahu,
tempe, daging, telur,
susu.
- 3x sehari
- 1 piring
- Tidak ada
- Mual
- Air putih, susu
- 8-10 gelas / hari
- Tidak ada
12
- Jumlah - 1500-2000cc / hari - 1500-2000 cc / hari
2 Istirahat dan Tidur
a. Malam
- Berapa jam
- Dari jam …s/d..
- Kesukaran
b. Siang
- Berapa jam
- Dari jam …s/d..
- Kesukaran
- 8 jam
- 21.00 s/d 05.00
- Tidak ada
- 1 jam
14.00 s/d 15.00
Tidak ada
- 7 jam
- 22.00-05.00
- Adanya nyeri
- 1 jam
13.00-14.00 (tidak tentu)
Tidak ada
3 Eliminasi
a. BAK
- Frekuensi
- Jumlah
- Warna
- Bau
- Kesulitan
b. BAB
- Frekuensi
- Konsistensi
- Warna
- Bau
- Kesulitan
6x sehari
±1500cc
Kuning
Pesing
Tidak ada
1x sehari
Lembek
Kuning
Khas
Tidak ada
6x sehari
±1500cc
Kuning
Pesing
Tidak ada
1x sehari
Lembek
Kuning
Khas
Tidak ada
4 Personal hygine
a. Mandi
- Frekuensi
- Sabun
- Godok gigi
b. Berpakaian
2x sehari
Sabun mandi 2x sehari
Pasta gigi 2x sehari
1x sehari
sabun mandi 1x/hari
pasta gigi 1x/hari
13
- Ganti pakaian 2x sehari 1x/hari
5 Mobilitas dan aktifitas
a. Aktifitas
b. Kesulitan
Belajar, bermain futsal
Tidak ada
Istirahat ditempat tidur
Tidak bias berlari, dan
berjalan harus
menggunakan tongkat.
6 ketergantungan Tidak ada Tidak ada
Hubungan klien dengan petugas kesehatan sangat baik terbukti saat perawat
melakukuan tinddakan klien sangat koperatif.
Hubungan klien dengan masyarakat sangat baik terbukti dengan adanya teman-
teman, tetangga dan sanak saudara yang menjenguk klien.
6. Riwayat Spiritual
Klien adalah seorang muslim. Sebelum klien sakit, klien selalu melaksanakan
shalat 5 waktu namun saat klien sakit hanya bias shalat di tempat tidur dengan
posisi duduk , berdoa dan berdzikir.
Klien meyakini bahwa sakitnya adalah ujian dari Allah SWT dan klien yakin
dibalik semua ini ada hikmahnya.
7. Activity Daily Living
8. Pemeriksaan fisik
a. Data Umum
1) Kesadaran : compos mentis GCS 15 (E4M6V5)
2) Tandaa-Tanda Vital :
TD: 110/70 mmHg
N : 76 x/menit
R : 18 x/menit
S : 36,7°C
Skala nyeri : 5
BB : 42 Kg
TB : 160 cm
14
b. System Pernafasan
Hidung klien tamapak bersih, tidak tampak pernafasan cuping hidung,
tidak tampak retraksi dada , pergarakan dada simetris, bentuk dada
normal. Pernafasan eupnoe dengan frekuensi nafas 18 x/menit.Suara
nafas vesikuler di bagian dada tidak terdengan wheezing dan
ronchi.Saat diperkusi suara dada resonandi bagian paru, dullness
dibagian jantung (ICS 3-5 Sinistra) saat di palpasi pergerakan dada
simetris dan teraba getaran pada dinding dada saat traktil premitus.
c. System Kardiovaskuler
Konjungtiva ananemis, mukosa bibir lembab, tidak tampak JVP dan
palpitasi.Daerah katup jantung teraba getaran.Frekuensi nadi 78
x/menit, CRT <3 detik, bunyi jantung redengar S1 dan S2 tidak
terdengar suara gallop dan mur-mur, tidak tampak pembesaran
jantung.
d. System Pencernaan
Mukosa bibir lembab, lidah berwarna merah muda, gigi lengkap tidak
tampak caries, tidak tampak stomatitis dan tidak tampak pembesaran
tonsil. Klien makan 3x sehari dengan porsi 1 piring. Reflex
mengunyah spontan, bentuk abdomen flat. Bising usus 8 x/menit. Saat
di perkusi terdengar pekak pada bagian hati, timpani pada daerah
lambung. Tidak ada nyeri tekan.
e. System Perkemihan dan Genetalia
Klien mengatakan frekuensi BAK 6x sehari.Genetalia klien selalu
dibersihkan setelah BAK tidak ada nyeri saat BAK.
f. System Persyarafan
1) Tingkat kesadaran : Composmentis dengan GCS 15 : E4V5M6
2) Pengkajian Nervus Kranialis
N I (Olfaktorius) : mampu membedakan bau minyak kayu
putih dan parfum
15
NII (Optikus) : mampu membaca nametag perawat
dengan jarak 30cm, pupil mengecil saat
diberi rangsang cahaya
NIII (Okulomotorius) : mengangkat kelopak mata atas dengan
spontan, pupil mengecil saat diberi
rrangsang cahaya, mampu memutar bola
mata
NIV (Troklear) : mampu menggerakkan bola mata ke kiri
dan ke kanan
NV (Trigeminus) : Mampu mengunyah makanan dan meutup
rahang
NVI (Abdusen) : mampu menggerakkan bola mata ke atas
dan ke bawah
NVII (Fasialis) : prgerakkan wajah simetris, mampu
mengerutkan dahi ke atas, mampu
merasakan rasa manis dan asin pada lidah
NVIII (Akustikus) : Mampu mendengar detik jam tangan
perawat.
NIX (Glosopharingeal) : mampu merasakan rasa pahit pada
bagian posterior lidah
NX (Vagus) : pergerakan uvula simetris dan spontan
saat mengatakan “ah”
NXI (Aseccorius) : mampu mengangkat bahu kanan dan kiri,
mengangkat kepala dan menggerakkan
kepala ke kiri dan kekanan, atas dan bawah
NXII (Hipoglosus) : mampu mengfgerakkan lidah ke mluar,
atas, bawah mulut klien.
16
g. Sistem Muskuloskeletal
Ekstremitas atas :
Bentuk simetris kiri dan kanan, tidak ada lecet dan edema, reflek
trisep :2, bisep :2 dan achiles :2, ROM Lengkap, Kekuatan Otot :5/5
Ekstremitas bawah :
Bentuk Asimetris, ada perubahan bentuk (deformitas) dan atrofi pada
kaki kanan. Panjang kaki kanan lebih kecil ±4cm dibandingkan
dengan kaki kiri klien dan lingkar kaki (bagian betis dan paha) lebih
kecil 2cm dibanding dengan kaki kiri, tampak ada lecet pada area
dislokasi, reflek patella =2, ROM Kaki kiri lengkap, ROM kaki kanan
lengkap tapi dengan bantuan (ROM Pasif), kekuatan otot = 2/5
h. Sistem Integumen
Warna kulit klien sawo matang, turgor kulit elastis, mukosa bibir
lembab, tidak tampak ada edema, namun ada bekas lecet akibat
terjatuh dari motor, tampak adanya bekas suntikan di lengan kanan
dan kiri.
i. Sistem Endokrin
Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid maupun kelenjar getah bening.
9. Data Penunjang
a. Pemeriksaan laboratorium
Tanggal 26 November 2014 jam 15:25
Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Normal
Albumin 4,4 3,2 - 4,5
Protein 7,8 6,6 – 8,7
Hemoglobin 14,9 13,5-17,5
Hematocrit 47 40-52
Leukosit 6.600 4.500-11.000
Eritrosit 5.510 4.500-6.500
Trombosit 165.000 150.000-450.000
17
MCV 84,4 84-100
MCH 27,0 26-34
MCHC 32,0 32-36
AST (SGOT) 17 <33
ALT (SGPT) 7 6-26
Ureum 14 15-50
Kreatinin 0,87 0,7-1,2
GDS 77 <140
Natrium 140 135-145
Kalium 4,5 3,6-5,5
Kalsium 5,28 4,7-5,2
10. Analisa Data
No Data Kemungkinan Etiologi Masalah
1 Ds :
- Klien mengeluh
nyeri pinggul
dan lutut kanan
Nyeri dirasakan
saat kaki kanan
klien diluruskan,
nyeri semakin
berat saat cuaca
dingin dan
hilang saat klien
istirahat dan
suhu ruangan
hangat. Skala
nyeri 5, nyeri
terasa seperti
Trauma Kecelakaan
Terlepasnya tulang dari
mangkok sendi
Merubah struktur sendi,
ligament dan vaskuler
Cidera jaringan lunak
Spasme otot
Nyeri akut
Nyeri
18
ditusuk-tusuk
dan muncul
dengan
frekuensi hilang
timbul. Nyeri
semakin terasa
saat malam dan
pagi hari
Do :
- Terlihat adanya
deformitas dan
atrofi pada
pinggul kanan
akibat trauma
kecelakaan.
2 Ds :
- Klien mengeluh
tidak isa
beraktifitas
seperti biasa
karena kondisi
yang cidera.
Do :
- Tampak adanya
deformitas, atropi
dan lesi akibat
trauma
kecelakaan.
- Klien berjalan
menggunakan
Trauma kecelakaan
mengenai ekstremitas
bawah
Terlepasnya tulang dari
mangkok tulang/
dislokasi
Terjadinga perubahan
bentuk tulang ,
deformitas
Gangguan mobilitas fisik
Gangguan
mobilitas fisik
19
tongkat.
3 Ds :
Klien mengatakan
cemas dan khawatir
dengan kondisinya
yang masih
menunggu jadwal
operasi dan belum
tahu apakah kakinya
akan kembali seperti
semula atau tidak.
Do :
- Klien tampak
cemas
Dislokasi
Kurang pengetahuan
tentang kondisi
Ansietas
Ansietas
4
DS :
klien mengeluh malu
saat teman-temannya
datang menjenguk
klien ksarena kondisi
kakinya yang panjang
sebelah.
DO :
- Klien tampak
melamun dan
gelisah
- Tampak adanya
deformitas pada
kaki kanannya
Dislokasi
Deformitas dan atrofi otot
Gangguan body image
Gangguan
Body Image
20
B. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen penyebab cedera-Fisik (trauma
kecelakaan dan cedera olahraga)
2. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan kelemahan, deformitas
dan nyeri saat mobolisasi
3. Ansietas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang kondisi,
prognosis, dan kebutuhan pengobatan
4. Gangguan body image berhubungan dengan deformitas dan perubahan
bentuk tubuh
C. Intervensi Keperawatan
Dx. 1 : Nyeri akut berhubungan dengan agen penyebab cedera Fisik
(trauma kecelakaan dan cedera olahraga)
Nyeri akut berhubungan dengan adanya trauma fisik ditandai dengan
DS : Laporan secara verbal
DO : Terlihat adanya deformitas dan atrofi pada pinggul kanan akibat
trauma kecelakaan.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam klien
dapat mengontrol nyeri.
Kriteria Hasil :
- Melaporkan nyeri berkurang /hilang dengan menggunakan manajemen
nyeri
- Mampu mengenali nyeri (skala,intensitas,frekuensi dan tanda nyeri)
- Tidak mengalami gangguan tidur.
Intervensi Rasional
1. Observasi keadaan umum
pasien(tingkat nyeri dan
TTV)
2. Beri posisi nyaman(semi
fowler)
1. Mengetahui keadaan umum
pasien dan tingkat nyeri
pasien
2. Posisi semi fowler dapat
meminimalkan nyeri pada
21
3. Berikan kompres hangat
pada lokasi dislokasi
4. Ajarkan teknik distraksi dan
relaksasi
5. Beri Health Education
tentang penyebab nyeri, dan
antisipasi ketidaknyamanan
6. Kolaborasi dalam pemberian
analgetik
dislokasi
3. Kompres hangat berperan
dalam vasodilatasi pembuluh
darah.
4. Teknik distraksi dan
relaksasi berfungsi dalam
mengalihkan fokus nyeri
pasien
5. Penanaman Health
Education pada pasien
berfungsi untuk mengurangi
kecemasan pasien terhadap
kondisinya
6. Analgetik dapat mengurangi
rasa nyeri pada dislokasi.
Dx. 2 : Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan kelemahan,
deformitas dan nyeri saat mobolisasi
DS: laporan secara verbal: Kesulitan berjalan
DO:
- keterbatasan rom ekstremitas bawah kanan
- Kekuatan otot efenitas bawah kanan: 2
- Menggunakan alat bantu tongkat saat berjalan (walkes)
Tujuan: Setelah dilakukan tindakan kerperawatan selama 1x24 jam
gangguan mobilitas fisik teratasi
Kriteria hasil:
- Klien dapat meningkatkan aktivitas fisik
- Mengerti tujuan dari mobilitas
- Mempergerakan penggunaan alat bantu untuk mobilitas (walkes)
22
Intervensi Rasional
1. Observasi keadaan umum
(tingkat mobilitas dan
kekuatan otot)
2. Ajarkan ROM
3. Pengaturan posisi
4. Berikan bantuan
perawatan diri: berpindah
5. Berikan Health Education
tentang latihan fisik
6. Kolaborasi dengan ahli
fisioterapi dalam
memberikan terapi yang
tepat
1. Menunjukkan tingkat
mobilisasi pasien dan
menentukan intervensi
selanjutnya
2. Mempertahankan atau
meningkatkan kekuatan dan
ketahanan otot
3. Meningkatkan kesejahteraan
fisiologis dan psikologis
4. Membantu individu
mengubah posisi tubuhnya
5. Mengubah persepsi pasien
terhadap latihan fisik
6. Mengembalikan posisi tubuh
autonom dan volunter selama
pengobatan dan pemulihan
dari posisi sakit atau cedera
Dx. 3 : Ansietas berhubungan dengan Kurang pengetahuan tentang
kondisi, prognosis, dan kebutuhan pengobatan, ditandai dengan :
DS : Klien mengatakan cemas dan khawatir dengan kondisinya yang
masih menunggu jadwal operasi dan belum tahu apakah kakinya
akan kembali seperti semula atau tidak.
Do : Klien tampak cemas
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 jam tidak
terjadi kecemasan
Kriteria hasil :
- Klien melaporkan kecemasan berkurang/hilang
- Klien dapat melakukan manajemen ansietas dengan teknik
relaksasi/distraksi
23
- Klien tampak rileks
Intervensi Rasional
1. Kaji tingkat rasa takut pada
pasien dan orang terdekat
2. Jelaskan prosedur/asuahan
yang diberikan, jika perlu
diulangi
3. Berikan kesempatan untuk
pasien / orang terdekat
mengajukan petanyaan dan
menyatakn masalah
perasaan terbuka dan
bekerja sama serta
memberikan informasi akan
membantu dalam
mengidentifikasikan /
mengatasi masalah.
4. Dorong menggunakan
manajemen stress. Contoh :
nafas dalam
5. Diskusikan tindakan
keamanan
1. Membantu menentukan jenis
intervensi yang diperlukan
2. Rasa takut akan ketidaktahuan
diperkecil dengan informasi /
pengetahuan dan dapat
meningkatkan penerimaan
dialisis
3. Perasaan terbuka dan bekerja
sama serta memberikan
informasi akan membantu
dalam mengidentifikasikan /
mengatasi masalah.
4. Membantu memfokuskan
kembali perhatian,
meningkatkan relaksasi, dan
dapat meningkatkan
kemampuan koping
5. Menenangkan dan
menurunkan ansietas karena
ketidaktahuan dan takut
menjadikesepian (tidak
terawasi)
Dx. 4 : Gangguan body image b/d deformitas dan perubahan bentuk tubuh
ditandai dengan :
24
DS : Klien mengeluh malu saat teman-temannya datang menjenguk klien
ksarena kondisi kakinya yang panjang sebelah.
DO :
- Klien tampak melamun dan gelisah
- Tampak adanya deformitas pada kaki kanannya
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam tidak
terjadi gangguan body image
Kriteria Hasil :
- Body image positif
- Dapat mengidentifikasi kemampuan personal
- Mampu mempertahankan interaksi sosial
Intervensi Rasional
1. Kaji makna kehilangan /
perubahan padapasien / orang
terdekat
2. Berikan penguatan positif
terhadap kemajuan dan
dorong usaha untuk
mengikuti tujuan rehablitasi
3. Berikan mereka informasi
tentang bagaimana meraka
dapat membantu pasien
4. Lengkapi partisipasi dalam
perawatan diri dan aktifitas
rekreasi/okupasi
5. Catat respons emosional
/tingkah laku untuk
mengubah kemampuan
1. Memberi dukungan dalam
perbaikan optimal
2. mendukung terjadinya prilaku
keeping positif
3. meningkatkan ventilasi
perasaan dan memungkinkan
respons yang lebih membantu
pasien
4. meningkatkan kemandirian
dan kepercayaan diri,
mungkin meningkatkan
keinginan untuk berpartisipasi
5. perubahan fisik dan
kehilangan kemandiria
seringkali menciptakan
perasaan marah, frustasi dan
depresi yang dapat
dimanifestasikan sebagai
keengganan untuk ikut serta
25
dalam aktifitas
D. Implementasi
No Tanggal DX. Keperawatan Jam Implementasi dan Respon Paraf
1.
2.
06-12-2014
06-12-2014
Nyeri akut B.d
dengan adanya
trauma fisik
Gangguan
Mobilitas B.d
Kelemahan dan
determitas
05.30
05.35
05.40
05.45
05.50
05.55
06.00
T: Mengkaji nyeri
R: Klien mengeluh nyeri pada bagian
pinggul dan fermoralis, nyeri teras
seperti ditusuk-tusuk, skala nyeri 5,
intensitas, muncul pada saat cuaca
dingin pada malam dan pagi hari.
T: Mengkaji TTV
R: T: 110/70 N: 76 R: 16 S: 36,2°C
T: Mengajarkan teknik relaksasi.
R: Terlihat klien mampu melakukan
T: Menginformasikan penyebab nyeri.
R: Klien mengerti tentang penyebab
nyeri.
T: Mengkaji kekuatan otot dan
kelemahan otot
R: Kekuatan otot ekstremitas bawah:
2 /5, klien mengatakan ada kelemahan
pada kaki kanannya
T: Menganjurkan keluarga untuk tetap
mendampingi klien dalam pemenuhan
ADL
R: Kebutuhan ADL klien tampak
terpenuhi dengan bantuan orang tua.
T: Melatih klien dan keluarga
melakukan latihan ROM dan alat bantu
walkes
R: Klien dan keluarga tampak mampu
26
3.
4.
06-12-2014
06-12-2014
Ansietas
berhubungan
dengan Kurang
pengetahuan
tentang kondisi,
prognosis, dan
kebutuhan
pengobatan
Gangguan body
image
berhubungan
dengan
deformitas dan
06.15
06.20
06.25
06.35
06.40
06.45
06.50
melakukan ROM dan menggunakan
walkes.
T: Menganjurkan klien untuk meminta
bantuan jika ada masalah yang tidak
bisa diatasi secara mandiri
R: Klien tampak mengerti.
T : Mengidentifikasi kecemasan klien
R : Klien mengatak cemas karena
belum adanya informasi tentang jadwal
operasi dan tindakan pengobatan
kakinya
T : Memberikan kesempatan kepada
klien untuk mengungkapkan isi hatinya
R : klien berharap ingin segera sembuh
dan berkumpul kembali bersama
keluarga dan teman-temannya
T : memberikan reinforcement positif
R : klien merasa senang dan lega karena
sudah bercerita tentang isi hatinya
T : menganjurkan keluarga untuk tetap
setia mendampingi klien hingga sembuh
R : keluarga siap melakukannya
T : Menjelaskan prosedur tindakan yang
akan dilaksanakan oleh kilen dan
kondisnya sekarang
R : klien tampak mengerti dan rileks
T : mengidentifikasi citra tubuh klien
R : klien mengeluh merasa malu dengan
kondisinnya pada orang tuanya
T : Mengidentifikasi kemampuan klien
R : klien mengatakan mampu berjalan
27
perubahan
bentuk tubuh
dengan tongkat (walkers), membaca
buku, memberikan instruksi kepada
anggotamya melalui via hp, dan menisci
TTS
T : memberikan penguatan positif
R : klien tampak tersenyum
E. Evaluasi Keperawatan
No. Tanggal DX Keperawatan Catatan Perkembangan Paraf
1.
2.
06-12-2014
06-12-2014
Nyeri Akut B.d
Adanya Trauma
fisik
Gangguan
mobilitas Fisik B.d
Kelemahan dan
Determitas
S:
- Klien mengeluh nyeri pada bagian
pinggul dan fermoralis, nyeri teras
seperti ditusuk-tusuk, skala nyeri 5,
intensitas, muncul pada saat cuaca
dingin pada malam dan pagi hari.
- Klie mengatakan sudah mengerti
tentang teknik relaksasi
O:
- TTV : T: 110/70 N: 76 R: 16 S: 36,2°C
- Klien tampak memegang area nyeri
- Klien tampak melakukan teknik
relaksasi
A: Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi.
S:
Klien mengatakan masih membutuhkan alat
bantu jalan(walkes) dalam mobilitas dan
masih merasakan kelemahan pada kaki
kanannya
O:
- Kekuatan otot ekstremitas bawah: 2 /5
- Kebutuhan ADL klien tampak terpenuhi
28
3.
4.
5.
06-12-2014
06-12-2014
Ansietas
berhubungan
dengan Kurang
pengetahuan
tentang kondisi,
prognosis, dan
kebutuhan
pengobatan
Gangguan body
image
berhubungan
dengan
deformitas dan
perubahan
dengan bantuan orang tua.
- Klien dan keluarga tampak mampu
melakukan ROM dan menggunakan
walkes.
A: Masalah belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi.
S: Klien mengatakan cemas karena belum
adanya informasi tentang jadwal operasi dan
tindakan pengobatan kakinya
- klien berharap ingin segera sembuh dan
berkumpul kembali bersama keluarga
dan teman-temannya
- klien merasa senang dan lega karena
sudah bercerita tentang isi hatinya
- keluarga siap melakukannya
O : klien tampak mengerti dan rileks
A : Masalah belum teratasi
P : lanjutkan intervensi.
S :
- klien mengeluh malu pada orang tuanya
- klien mengatakan mampu berjalan
dengan tongkat (walkers), membaca
buku, mengisi TTS, memberikan instruksi
kepada anggotamya melalui via hp
O :
- klien tampak ceria dan sedang mengisi
TTS
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi
BAB IV
29
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dislokasi adalah keaadaan dimana tulang – tulang yang membentuk sendi
tidak lagi berhubungan secara anatomis (tulang lepas dari sendi),Keluarnya
(bercerainya) kepala sendi dari mangkuknya, dislokasi merupakan suatu
kedaruratan yang membutuhkan pertolongan segera. Patah tulang di dekat
sendi atau mengenai sendi dapat menyebabkan patah tulang di sertai luksasi
sendi yang disebut fraktur dis lokasi.
Jadi dapat disimpulkan bahwa Dislokasi adalah terlepasnya kompresi
jaringan tulang dari kesatuan sendi. Dislokasi ini dapat hanya komponen
tulangnya saja yang bergeser atau terlepasnya seluruh komponen tulang dari
tempat yang seharusnya (dari mangkuk sendi).
B. Saran
Adapun saran yang diberikan penulis adalah :
1. Diharapkan para pembaca dapat lebih memahami mengenai dislokasi
2. Diharapkan para pembaca dapat mengaplikasikan asuhan keperawatan
pada pasien dislokasi.
3. Diharapkan dapat menjadi pengetahuan yang bermanfaat untuk para
pembaca.
30