46
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sistem muskoloskeletal meliputi tulang persendian, otot, tendon dan bursa. Masalah yang berhubungan dengan struktur ini sangat sering terjadi dan mengenai semua kelompok usia. Masalah sistem muskuloskeletal biasanya tidak mengancam jiwa, namun mempunyai dampak yang bermakna terhadap aktifitas dan produktifitas penderita. Masalah tersebut dapat dijumpai di segala bidang praktek keperawatan, serta dalam pengalaman hidup sehari-hari. Penanganan cidera sistem muskuloskeletal meliputi pemberian dukungan pada bagian yang cidera sampai penyembuhan selesai. Dukungan dapat diperoleh secara eksterna dengan pemberian balutan, plester, bidai atau gip. Perhatian keperawatan ditujukan kepada pemberian kenyamanan, mengevaluasi status neurovaskuler dan melindungi sendi selama penyembuhan. Selain itu usaha penanganan di fokuskan pada pencegahan fibrosis, kekakuan pada stuktur tulang dan sendi yang cidera. Latihan yang baik dapat melindungi terjadinya kecacatan tersebut. Pada beberapa keadaan dukungan yang diberikan memungkinkan aktifitas awal. Proses penyembuhan dan pengembalian 1

Isi dislokasi.docx

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Isi dislokasi.docx

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sistem muskoloskeletal meliputi tulang persendian, otot, tendon dan bursa.

Masalah yang berhubungan dengan struktur ini sangat sering terjadi dan mengenai

semua kelompok usia. Masalah sistem muskuloskeletal biasanya tidak mengancam

jiwa, namun mempunyai dampak yang bermakna terhadap aktifitas dan produktifitas

penderita. Masalah tersebut dapat dijumpai di segala bidang praktek keperawatan,

serta dalam pengalaman hidup sehari-hari.

Penanganan cidera sistem muskuloskeletal meliputi pemberian dukungan

pada bagian yang cidera sampai penyembuhan selesai. Dukungan dapat diperoleh

secara eksterna dengan pemberian balutan, plester, bidai atau gip. Perhatian

keperawatan ditujukan kepada pemberian kenyamanan, mengevaluasi status

neurovaskuler dan melindungi sendi selama penyembuhan. Selain itu usaha

penanganan di fokuskan pada pencegahan fibrosis, kekakuan pada stuktur tulang dan

sendi yang cidera. Latihan yang baik dapat melindungi terjadinya kecacatan tersebut.

Pada beberapa keadaan dukungan yang diberikan memungkinkan aktifitas awal.

Proses penyembuhan dan pengembalian fungsi dapat dipercepat dengan berbagai

bentuk terapi fisik.

fungsi tulang sangat penting bagi tubuh kita, maka telah semestinya tulang

harus di jaga agar terhindar dari trauma atau benturan yang dapat mengakibatkan

terjadinya patah tulang atau dislokasi tulang. Dislokasi terjadi saat ligarnen

rnamberikan jalan sedemikian rupa sehingga tulang berpindah dari posisinya yang

normal di dalam sendi. Dislokasi dapat disebabkan oleh faktor penyakit atau trauma

karena dapatan (acquired) atau karena sejak lahir (kongenital). Dislokasi terjadi saat

ligarnen rnamberikan jalan sedemikian rupa sehingga tulang berpindah dari posisinya

yang normal di dalam sendi.  Oleh karena itu berdasarkan uraian - uraian di atas,

penyusun tertarik untuk menjadikan Dislokasi sebagai bahan untuk dijadikan

1

Page 2: Isi dislokasi.docx

makalah asuhan keperawatan dalam menyusun tugas Keperawatan Medikal Bedah

III.

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalahnya adalah :

1. Apakah pengertian dari Dislokasi?

2. Apakah etiologi dari Dislokasi?

3. Apakah tanda dan gejala dari Dislokasi?

4. Bagaimana patofisiologi dari Dislokasi?

5. Apa sajakah pemeriksaan diagnostik untuk Dislokasi?

6. Bagaimana asuhan keperawatan pada klien dengan Dislokasi?

C. Tujuan Penulisan

a. Tujuan Umum :

Untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Keperawatan Medikal Bedah III.

b. Tujuan Khusus :

- Melakukan pengkajian terhadap klien dengan Dislokasi

- Menentukan diagnosa serta intervensi pada klien dengan Dislokasi

- Melakukan implementasi dan mengevaluasi pada klien dengan Dislokasi

D. Manfaat Penulisan

Adapun manfaat dari penulisan yaitu :

1. Diharapkan makalah ini dapat memberikan pemahaman tentang pengertian,

etiologi, tanda dan gejala, patofisiologi, pemeriksaan diagnostik serta asuhan

keperawatan pada klien dengan Dislokasi.

2. Menambah pengetahuan mengenai aplikasi asuhan keperawatan pada klien

dengan Dislokasi.

3. Menambah kompetensi terkait dengan aplikasi asuhan keperawatan pada

klienl dengan Dislokasi.

2

Page 3: Isi dislokasi.docx

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Pengertian Dislokasi

Dislokasi adalah keaadaan dimana tulang – tulang yang membentuk sendi

tidak lagi berhubungan secara anatomis (tulang lepas dari sendi), (Brunner &

suddarth, 2002)

Keluarnya (bercerainya) kepala sendi dari mangkuknya, dislokasi

merupakan suatu kedaruratan yang membutuhkan pertolongan segera. (Arif

Mansyur, dkk. 2000). 

Patah tulang di dekat sendi atau mengenai sendi dapat menyebabkan

patah tulang di sertai luksasi sendi yang disebut fraktur dis lokasi. (Buku Ajar Ilmu

Bedah, hal 1138). 

Jadi dapat disimpulkan bahwa Dislokasi adalah terlepasnya kompresi

jaringan tulang dari kesatuan sendi. Dislokasi ini dapat hanya komponen tulangnya

saja yang bergeser atau terlepasnya seluruh komponen tulang dari tempat yang

seharusnya (dari mangkuk sendi). 

B. Klasifikasi Dislokasi

Dislokasi dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

1. Dislokasi kongenital

Terjadi sejak lahir akibat kesalahan pertumbuhan, paling sering terlihat pada

pinggul.

2. Dislokasi patologik/spontan

Akibat penyakit sendi dan atau jaringan sekitar sendi. misalnya tumor,

infeksi, atau osteoporosis tulang. Ini disebabkan oleh kekuatan tulang yang

berkurang

3. Dislokasi traumatik

3

Page 4: Isi dislokasi.docx

Kedaruratan ortopedi (pasokan darah, susunan saraf rusak dan mengalami

stress berat, kematian jaringan akibat anoksia) akibat oedema (karena

mengalami pengerasan). Terjadi karena trauma yang kuat sehingga dapat

mengeluarkan tulang dari jaringan disekeilingnya dan mungkin juga merusak

struktur sendi, ligamen, syaraf, dan system vaskular. Kebanyakan terjadi

pada orang dewasa (Brunner & Suddarth, 2002).

Berdasarkan tipe kliniknya dibagi :

1. Dislokasi Akut

Umumnya terjadi pada shoulder, elbow, dan hip. Disertai nyeri akut dan

pembengkakan di sekitar sendi.

2. Dislokasi Kronik

3. Dislokasi Berulang

Jika suatu trauma Dislokasi pada sendi diikuti oleh frekuensi

dislokasi yang berlanjut dengan trauma yang minimal, maka disebut

dislokasi berulang. Umumnya terjadi pada shoulder joint dan patello femoral

joint.

Dislokasi biasanya sering dikaitkan dengan patah tulang / fraktur

yang disebabkan oleh berpindahnya ujung tulang yang patah oleh karena

kuatnya trauma, tonus atau kontraksi otot dan tarikan (Brunner & Suddarth,

2002).

C. Etiologi

Dislokasi disebabkan oleh :

1. Cedera olah raga

Olah raga yang biasanya menyebabkan dislokasi adalah sepak bola dan hoki,

serta olah raga yang beresiko jatuh misalnya : terperosok akibat bermain ski,

senam, volley. Pemain basket dan pemain sepak bola paling sering mengalami

dislokasi pada tangan dan jari-jari karena secara tidak sengaja menangkap bola

dari pemain lain.

4

Page 5: Isi dislokasi.docx

2. Trauma yang tidak berhubungan dengan olah raga.

Benturan keras pada sendi saat kecelakaan motor biasanya menyebabkan

dislokasi.

3. Terjatuh

Terjatuh dari tangga atau terjatuh saat berdansa diatas lantai yang licin

4. Patologis : terjadinya ‘tear’ ligament dan kapsul articuler yang merupakan

kompenen vital penghubung tulang

D. Patofisiologi

Pada dislokasi kongenital terdapat ketidakstabilan pinggul pada bayi dan

anak dengan kondisi pinggul yang stabil dan fleksi sebagian. Ada banyak faktor

yang memungkinkan kondisi dilokasi kongenital, meliputi faktor genetik, hormonal,

malposisi intrauterin dan faktor pasca kelahiran dari pertolongan persalinan.

Pada osteomielitis akut yang menginvasi metafisis, intrakapsular sendi

pinggul juga ikut mengalami infeksi. Selajutnya, kaput dan kepala femur

mengalami kerusakan dan mengalami perubahan letak akibat lepasnya kepala femur

dari mangkuk asetambulum.

Klien yang pernah mengalami paralisis serebral, poliomielitis dan

mielomeningokel akan menimbulkan suatu kondisi paralisis yang menyebabkan

ketidakseimbangan otot sehingga terjadi abduksi pinggul. Pada kondisi selanjutnya,

tronkanter mayor gagal berkembang, leher femur bengkok dan keluar dari pinggul

dan terjadi dislokasi/sublukasi pinggul.

Perubahan letak sendi pinggul dapat menyebabkan kompresi saraf skiatika

sehingga klien akan mengeluh nyeri,ketidakmampuan menggerakan sendi pinggul

yang menyebabkan klien tidak dapat melakukan mobilisasi pinggul dan klien

mempunyai risiko trauma. Intervensi reduksi tertutup denhan pemasangan traksi

memberikan implikasi keperawatan untuk menurunkan risiko tinggi trauma dan

reduksi terbuka akan menimbulkan dampak keruskan jaringan lunak yang

menyebabkan nyeri luka pasca beda sehingga menimbulkan risiko tinggi infeksi.

5

Page 6: Isi dislokasi.docx

Pathways

Etiologi

Cedera olahraga Trauma Kecelakaan

Terlepasnya kompresi jaringan jar. Tulang dari kesatuan sendi

Merusak struktur sendi, ligamen

Kompresi jaringan tulang yg terdorong ke depan

Merobek kapsul/menyebabkan tepi glenoid teravulsi

Ligamen memberikan jalan

Tulang berpindah dari posisi yg normal Gangguan body

Dislokasi image

cedera jaringan lunak ekstremitas kurangnya pengetahuan

spasme otot mengenai kondisi & prognosis

nyeri akut Gangguan mobilitas fisik Ansietas

6

Page 7: Isi dislokasi.docx

E. Manifestasi Kinik

1. Nyeri

2. Perubahan kontur sendi

3. Perubahan panjang ekstremitas

4. Kehilangan mobilitas normal

5. Perubahan sumbu tulang yang mengalami dislokasi

6. Teraba adanya benjolan tulang akibat pergeseran

7. Bentuk abnormal

8. Kerusakan fungsi

(Mansjoer, A, 2001)

F. Pemeriksaan Diagnostik

1. Radiologi

Untuk memastikan arah dislokasi dan apakah disertai fraktur.

2. Sinar-X (Rontgen)

Pemeriksaan rontgen merupakan pemeriksaan diagnostik noninvasif untuk

membantu menegakkan diagnosa medis. Pada pasien dislokasi sendi ditemukan

adanya pergeseran sendi dari mangkuk sendi dimana tulang dan sendi berwarna

putih.

3. CT scan

CT-Scan yaitu pemeriksaan sinar-X yang lebih canggih dengan bantuan

komputer, sehingga memperoleh gambar yang lebih detail dan dapat dibuat

gambaran secara 3 dimensi. Pada psien dislokasi ditemukan gambar 3 dimensi

dimana sendi tidak berada pada tempatnya.

4. MRI

MRI merupakan pemeriksaan yang menggunakan gelombang magnet dan

frekuensi radio tanpa menggunakan sinar-X atau bahan radio aktif, sehingga

dapat diperoleh gambaran tubuh (terutama jaringan lunak) dengan lebih detail.

7

Page 8: Isi dislokasi.docx

Seperti halnya CT-Scan, pada pemeriksaan MRI ditemukan adanya pergeseran

sendi dari mangkuk sendi.

5. Arterigram

Bila kerusakan vaskuler dicurigai

6. Laboratorium

Trauma otot meningkatkan beban kreatinin untuk klirens ginjal.

(Doenges, 1999)

G. Komplikasi

1. Komplikasi Dini

a. Cedera saraf : saraf aksila dapat cedera, pasien tidak dapat mengkerutkan otot

deltoid dan mungkin terdapat daerah kecil yang mati rasa pada otot tesebut

b. Cedera pembuluh darah : Arteri aksilla dapat rusak

c. Fraktur dislokasi

2. Komplikasi lanjut

a. Kekakuan sendi bahu:Immobilisasi yang lama dapat mengakibatkan kekakuan

sendi bahu, terutama pada pasien yang berumur 40 tahun.Terjadinya

kehilangan rotasi lateral, yang secara otomatis membatasi abduksi

b. Dislokasi yang berulang : terjadi kalau labrum glenoid robek atau kapsul

terlepas dari bagian depan leher glenoid

c. Kelemahan otot

8

Page 9: Isi dislokasi.docx

BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN PADA An. T

DENGAN GANGGUAN MUSKULOSKELETAL :

DISLOKASI OF RIGHT HIP JOINT

A. Pengkajian

1. Biodata

a. Identitas Klien

Nama : An.T

Umur / TTL : 17 Tahun / Subang, 03 Juli 1997

Jenis Kelamin : Laki-Laki

Alamat : Jalan Cagak Desa Tambakan RT/RW : 04/01

Kec.Subang

Status Perkawinan : Belum Kawin

Agama : Islam

Suku : Sunda

Pendidikan : SLTA

No. Register : 0001411227

Diagnose Medis : Old Unreduced Posterior Dislocation of the

Righthip joint

Tindakan Medis : Operasi Open Reduksi dan Traksi Skeletal

Tanggal Masuk RS : 26 November 2014 / 10:26

Tanggal Pengkajian : 06 Desember 2014

b. Identitas Penanggung Jawab

Nama : Ny.A

Umur : 40 Tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Pendidikan : SLTA

9

Page 10: Isi dislokasi.docx

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Alamat : Jalan Cagak Desa Tambakan RT/RW : 04/01

Kec.Subang

Hubungan dengan klien : Ibunya Klien

2. Masalah Utama

Klien mengeluh nyeri pada area dislokasi kakikanannya.

3. Riwayat Penyakit

a. Riwayat Penyakit Sekarang

±2 bulan yang lalu sebelum masuk RS, saat klien mengendarai sepeda

motor dengan kecepatan sedang didaerah subang tiba-tiba datang dari arah

berlawanan sebuah mobil kijang yang tiba-tiba berbelok kearah klien yang

akhirnya klien tertabrak dan terjatuh dengan pinggul membentur mobil dan

aspal. Lalu klien dibawa ke Rs. Kebon Jati untuk ditangani. Namun karena

tidak sanggup akhirnya klien dirujuk ke RSUP Dr.Hasan Sadikin Bandung.

Klien datang ke Ruang Orthopedi pada tanggal 26 November 2014 jam

10:26 diantar oleh orang tuanya rujukan dari Poli Orthopedi dengan keluhan

nyeri pada area pinggul kanan.

Pada saat dilakukan pengkajian pada tanggal 06 Desember 2014 klien

mengeluh nyeri. Nyeri dirasakan saat kaki kanan klien diluruskan, nyeri

semakin berat saat cuaca dingin dan hilang saat klien istirahat dan suhu

ruangan hangat. Skala nyeri 5, nyeri terasa seperti ditusuk-tusuk dan muncul

dengan frekuensi hilang timbul. Nyeri semakin terasa saat malam dan pagi

hari .selain nyeri klien mengeluh ada perubahan bentuk (deformitas) dan

atrofi pada kaki kanan. Panjang kaki kanan lebih kecil ±4cm dibandingkan

dengan kaki kiri klien dan lingkar kaki (bagian betis dan paha) lebih kecil

2cm dibanding dengan kaki kiri. Klien saat ini klien hanya bisa berjalan

dengan menggunakan bantuan tongkat.

10

Page 11: Isi dislokasi.docx

b. Riwayat Penyakit Dahulu

Klien pernah memiliki penyeakit batuk, flu, diare, namun tidak pernah

dirawat di rumah sakit, klien hnya berobat ke puskesmas dan dokter umum.

c. Riwayat Penyakit Keluarga

Klien mengatakan didalam keluarganya pernah mengalami penyakit

batuk, flu, dan diare, tidak ada yang mengalami penyakit keturunan, seperti

DM, Hipertensi Katarak, Penyakit Jantung dan lain-lain.

4. Riwayat Psikologi

a. Citra Tubuh

Klien mengatakan menyukai seluruh anggota tubuhnya dan menerima

kondisi sekarang, walaupun terkadang klien mengeluh malu saat teman-

temannya datang menjenguk klien karena kondisi kakinya yang panjang

sebelah kepada orang tuanya. Klien juga mengatakan cemas dan khawatir

dengan kondisinya yang masih menunggu jadwal operasi dan belum tahu

apakah kakinya akan kembali seperti semula atau tidak. Namun saat ini

klien sudah menerima kondisinya sekarang.

b. Identitas Diri

Klien adalah seorang anak lelaki dan kakak dari adiknya. Sebelum sakit

klien sering menemani adiknya saat bermain, klien merasa puas dengan

identitasnya sebagai kakak dan anak laki-laki walaupun saat ini klien hanya

bisa beristirahat di tempat tidur.

c. Fungsi Peran

Klien adalah siswa SMA, seorang ketua osis, ketua pramuka, dan seorang

pemain futsal. Sebelum sakit klien menjalankan tugasnya sebagai ketua

organisasi yaitu menjalankan semua program kerja yang sudah

direncanakan bersama anggotanya dan bermain futsal saat waktu luang. Saat

sakit klien hanya bisa beristirahat ditempat tidurnya dan jika ada program

kerja yang harus dilaksanakan, klien hanya memberikan instruksi melalui

11

Page 12: Isi dislokasi.docx

via telpon dan menandatangani proposal yang diajukan oleh anggotanya,

namun klien sudah menerima kondisinya sekarang.

d. Ideal Diri

Klien berharap bisa segera sembuh dan bisa berkumpul kembali bersama

keluarga dan teman-temannya lagi.

e. Harga Diri

Klien merasa malu dan cemas dengan kondisinya sekarang.

5. Riwayat Sosial

Hubungan keluarga dengan klien sangat baik terbukti dengan adanya keluarga

yang selalu mendampingi klien di Rumah Sakit.

No ADL Di Rumah Di Rumah Sakut

1 Nutrisi

a. Makan

- Jenis menu

- Frekuensi

- Porsi

- Pantangan

- Keluhan

b. Minum

- Jenis minuman

- Frekuensi

- Pantangan

- Nasi, sayur, tahu,

tempe, daging, telur,

susu.

- 3x sehari

- 1 piring

- Tidak ada

- Tidak ada

- Air putih, the murni,

kopi, susu

- 8-10 gelas / hari

- Tidak ada

- Nasi , sayur, tahu,

tempe, daging, telur,

susu.

- 3x sehari

- 1 piring

- Tidak ada

- Mual

- Air putih, susu

- 8-10 gelas / hari

- Tidak ada

12

Page 13: Isi dislokasi.docx

- Jumlah - 1500-2000cc / hari - 1500-2000 cc / hari

2 Istirahat dan Tidur

a. Malam

- Berapa jam

- Dari jam …s/d..

- Kesukaran

b. Siang

- Berapa jam

- Dari jam …s/d..

- Kesukaran

- 8 jam

- 21.00 s/d 05.00

- Tidak ada

- 1 jam

14.00 s/d 15.00

Tidak ada

- 7 jam

- 22.00-05.00

- Adanya nyeri

- 1 jam

13.00-14.00 (tidak tentu)

Tidak ada

3 Eliminasi

a. BAK

- Frekuensi

- Jumlah

- Warna

- Bau

- Kesulitan

b. BAB

- Frekuensi

- Konsistensi

- Warna

- Bau

- Kesulitan

6x sehari

±1500cc

Kuning

Pesing

Tidak ada

1x sehari

Lembek

Kuning

Khas

Tidak ada

6x sehari

±1500cc

Kuning

Pesing

Tidak ada

1x sehari

Lembek

Kuning

Khas

Tidak ada

4 Personal hygine

a. Mandi

- Frekuensi

- Sabun

- Godok gigi

b. Berpakaian

2x sehari

Sabun mandi 2x sehari

Pasta gigi 2x sehari

1x sehari

sabun mandi 1x/hari

pasta gigi 1x/hari

13

Page 14: Isi dislokasi.docx

- Ganti pakaian 2x sehari 1x/hari

5 Mobilitas dan aktifitas

a. Aktifitas

b. Kesulitan

Belajar, bermain futsal

Tidak ada

Istirahat ditempat tidur

Tidak bias berlari, dan

berjalan harus

menggunakan tongkat.

6 ketergantungan Tidak ada Tidak ada

Hubungan klien dengan petugas kesehatan sangat baik terbukti saat perawat

melakukuan tinddakan klien sangat koperatif.

Hubungan klien dengan masyarakat sangat baik terbukti dengan adanya teman-

teman, tetangga dan sanak saudara yang menjenguk klien.

6. Riwayat Spiritual

Klien adalah seorang muslim. Sebelum klien sakit, klien selalu melaksanakan

shalat 5 waktu namun saat klien sakit hanya bias shalat di tempat tidur dengan

posisi duduk , berdoa dan berdzikir.

Klien meyakini bahwa sakitnya adalah ujian dari Allah SWT dan klien yakin

dibalik semua ini ada hikmahnya.

7. Activity Daily Living

8. Pemeriksaan fisik

a. Data Umum

1) Kesadaran : compos mentis GCS 15 (E4M6V5)

2) Tandaa-Tanda Vital :

TD: 110/70 mmHg

N : 76 x/menit

R : 18 x/menit

S : 36,7°C

Skala nyeri : 5

BB : 42 Kg

TB : 160 cm

14

Page 15: Isi dislokasi.docx

b. System Pernafasan

Hidung klien tamapak bersih, tidak tampak pernafasan cuping hidung,

tidak tampak retraksi dada , pergarakan dada simetris, bentuk dada

normal. Pernafasan eupnoe dengan frekuensi nafas 18 x/menit.Suara

nafas vesikuler di bagian dada tidak terdengan wheezing dan

ronchi.Saat diperkusi suara dada resonandi bagian paru, dullness

dibagian jantung (ICS 3-5 Sinistra) saat di palpasi pergerakan dada

simetris dan teraba getaran pada dinding dada saat traktil premitus.

c. System Kardiovaskuler

Konjungtiva ananemis, mukosa bibir lembab, tidak tampak JVP dan

palpitasi.Daerah katup jantung teraba getaran.Frekuensi nadi 78

x/menit, CRT <3 detik, bunyi jantung redengar S1 dan S2 tidak

terdengar suara gallop dan mur-mur, tidak tampak pembesaran

jantung.

d. System Pencernaan

Mukosa bibir lembab, lidah berwarna merah muda, gigi lengkap tidak

tampak caries, tidak tampak stomatitis dan tidak tampak pembesaran

tonsil. Klien makan 3x sehari dengan porsi 1 piring. Reflex

mengunyah spontan, bentuk abdomen flat. Bising usus 8 x/menit. Saat

di perkusi terdengar pekak pada bagian hati, timpani pada daerah

lambung. Tidak ada nyeri tekan.

e. System Perkemihan dan Genetalia

Klien mengatakan frekuensi BAK 6x sehari.Genetalia klien selalu

dibersihkan setelah BAK tidak ada nyeri saat BAK.

f. System Persyarafan

1) Tingkat kesadaran : Composmentis dengan GCS 15 : E4V5M6

2) Pengkajian Nervus Kranialis

N I (Olfaktorius) : mampu membedakan bau minyak kayu

putih dan parfum

15

Page 16: Isi dislokasi.docx

NII (Optikus) : mampu membaca nametag perawat

dengan jarak 30cm, pupil mengecil saat

diberi rangsang cahaya

NIII (Okulomotorius) : mengangkat kelopak mata atas dengan

spontan, pupil mengecil saat diberi

rrangsang cahaya, mampu memutar bola

mata

NIV (Troklear) : mampu menggerakkan bola mata ke kiri

dan ke kanan

NV (Trigeminus) : Mampu mengunyah makanan dan meutup

rahang

NVI (Abdusen) : mampu menggerakkan bola mata ke atas

dan ke bawah

NVII (Fasialis) : prgerakkan wajah simetris, mampu

mengerutkan dahi ke atas, mampu

merasakan rasa manis dan asin pada lidah

NVIII (Akustikus) : Mampu mendengar detik jam tangan

perawat.

NIX (Glosopharingeal) : mampu merasakan rasa pahit pada

bagian posterior lidah

NX (Vagus) : pergerakan uvula simetris dan spontan

saat mengatakan “ah”

NXI (Aseccorius) : mampu mengangkat bahu kanan dan kiri,

mengangkat kepala dan menggerakkan

kepala ke kiri dan kekanan, atas dan bawah

NXII (Hipoglosus) : mampu mengfgerakkan lidah ke mluar,

atas, bawah mulut klien.

16

Page 17: Isi dislokasi.docx

g. Sistem Muskuloskeletal

Ekstremitas atas :

Bentuk simetris kiri dan kanan, tidak ada lecet dan edema, reflek

trisep :2, bisep :2 dan achiles :2, ROM Lengkap, Kekuatan Otot :5/5

Ekstremitas bawah :

Bentuk Asimetris, ada perubahan bentuk (deformitas) dan atrofi pada

kaki kanan. Panjang kaki kanan lebih kecil ±4cm dibandingkan

dengan kaki kiri klien dan lingkar kaki (bagian betis dan paha) lebih

kecil 2cm dibanding dengan kaki kiri, tampak ada lecet pada area

dislokasi, reflek patella =2, ROM Kaki kiri lengkap, ROM kaki kanan

lengkap tapi dengan bantuan (ROM Pasif), kekuatan otot = 2/5

h. Sistem Integumen

Warna kulit klien sawo matang, turgor kulit elastis, mukosa bibir

lembab, tidak tampak ada edema, namun ada bekas lecet akibat

terjatuh dari motor, tampak adanya bekas suntikan di lengan kanan

dan kiri.

i. Sistem Endokrin

Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid maupun kelenjar getah bening.

9. Data Penunjang

a. Pemeriksaan laboratorium

Tanggal 26 November 2014 jam 15:25

Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Normal

Albumin 4,4 3,2 - 4,5

Protein 7,8 6,6 – 8,7

Hemoglobin 14,9 13,5-17,5

Hematocrit 47 40-52

Leukosit 6.600 4.500-11.000

Eritrosit 5.510 4.500-6.500

Trombosit 165.000 150.000-450.000

17

Page 18: Isi dislokasi.docx

MCV 84,4 84-100

MCH 27,0 26-34

MCHC 32,0 32-36

AST (SGOT) 17 <33

ALT (SGPT) 7 6-26

Ureum 14 15-50

Kreatinin 0,87 0,7-1,2

GDS 77 <140

Natrium 140 135-145

Kalium 4,5 3,6-5,5

Kalsium 5,28 4,7-5,2

10. Analisa Data

No Data Kemungkinan Etiologi Masalah

1 Ds :

- Klien mengeluh

nyeri pinggul

dan lutut kanan

Nyeri dirasakan

saat kaki kanan

klien diluruskan,

nyeri semakin

berat saat cuaca

dingin dan

hilang saat klien

istirahat dan

suhu ruangan

hangat. Skala

nyeri 5, nyeri

terasa seperti

Trauma Kecelakaan

Terlepasnya tulang dari

mangkok sendi

Merubah struktur sendi,

ligament dan vaskuler

Cidera jaringan lunak

Spasme otot

Nyeri akut

Nyeri

18

Page 19: Isi dislokasi.docx

ditusuk-tusuk

dan muncul

dengan

frekuensi hilang

timbul. Nyeri

semakin terasa

saat malam dan

pagi hari

Do :

- Terlihat adanya

deformitas dan

atrofi pada

pinggul kanan

akibat trauma

kecelakaan.

2 Ds :

- Klien mengeluh

tidak isa

beraktifitas

seperti biasa

karena kondisi

yang cidera.

Do :

- Tampak adanya

deformitas, atropi

dan lesi akibat

trauma

kecelakaan.

- Klien berjalan

menggunakan

Trauma kecelakaan

mengenai ekstremitas

bawah

Terlepasnya tulang dari

mangkok tulang/

dislokasi

Terjadinga perubahan

bentuk tulang ,

deformitas

Gangguan mobilitas fisik

Gangguan

mobilitas fisik

19

Page 20: Isi dislokasi.docx

tongkat.

3 Ds :

Klien mengatakan

cemas dan khawatir

dengan kondisinya

yang masih

menunggu jadwal

operasi dan belum

tahu apakah kakinya

akan kembali seperti

semula atau tidak.

Do :

- Klien tampak

cemas

Dislokasi

Kurang pengetahuan

tentang kondisi

Ansietas

Ansietas

4

DS :

klien mengeluh malu

saat teman-temannya

datang menjenguk

klien ksarena kondisi

kakinya yang panjang

sebelah.

DO :

- Klien tampak

melamun dan

gelisah

- Tampak adanya

deformitas pada

kaki kanannya

Dislokasi

Deformitas dan atrofi otot

Gangguan body image

Gangguan

Body Image

20

Page 21: Isi dislokasi.docx

B. Diagnosa Keperawatan

1.  Nyeri akut berhubungan dengan agen penyebab cedera-Fisik (trauma

kecelakaan dan cedera olahraga)

2. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan kelemahan, deformitas

dan nyeri saat mobolisasi

3. Ansietas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang kondisi,

prognosis, dan kebutuhan pengobatan

4. Gangguan body image berhubungan dengan deformitas dan perubahan

bentuk tubuh

C. Intervensi Keperawatan

Dx. 1 : Nyeri akut berhubungan dengan agen penyebab cedera Fisik

(trauma kecelakaan dan cedera olahraga)

Nyeri akut berhubungan dengan adanya trauma fisik ditandai dengan

DS : Laporan secara verbal

DO : Terlihat adanya deformitas dan atrofi pada pinggul kanan akibat

trauma kecelakaan.

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam klien

dapat mengontrol nyeri.

Kriteria Hasil :

- Melaporkan nyeri berkurang /hilang dengan menggunakan manajemen

nyeri

- Mampu mengenali nyeri (skala,intensitas,frekuensi dan tanda nyeri)

- Tidak mengalami gangguan tidur.

Intervensi Rasional

1. Observasi keadaan umum

pasien(tingkat nyeri dan

TTV)

2. Beri posisi nyaman(semi

fowler)

1. Mengetahui keadaan umum

pasien dan tingkat nyeri

pasien

2. Posisi semi fowler dapat

meminimalkan nyeri pada

21

Page 22: Isi dislokasi.docx

3. Berikan kompres hangat

pada lokasi dislokasi

4. Ajarkan teknik distraksi dan

relaksasi

5. Beri Health Education

tentang penyebab nyeri, dan

antisipasi ketidaknyamanan

6. Kolaborasi dalam pemberian

analgetik

dislokasi

3. Kompres hangat berperan

dalam vasodilatasi pembuluh

darah.

4. Teknik distraksi dan

relaksasi berfungsi dalam

mengalihkan fokus nyeri

pasien

5. Penanaman Health

Education pada pasien

berfungsi untuk mengurangi

kecemasan pasien terhadap

kondisinya

6. Analgetik dapat mengurangi

rasa nyeri pada dislokasi.

Dx. 2 : Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan kelemahan,

deformitas dan nyeri saat mobolisasi

DS: laporan secara verbal: Kesulitan berjalan

DO:

- keterbatasan rom ekstremitas bawah kanan

- Kekuatan otot efenitas bawah kanan: 2

- Menggunakan alat bantu tongkat saat berjalan (walkes)

Tujuan: Setelah dilakukan tindakan kerperawatan selama 1x24 jam

gangguan mobilitas fisik teratasi

Kriteria hasil:

- Klien dapat meningkatkan aktivitas fisik

- Mengerti tujuan dari mobilitas

- Mempergerakan penggunaan alat bantu untuk mobilitas (walkes)

22

Page 23: Isi dislokasi.docx

Intervensi Rasional

1. Observasi keadaan umum

(tingkat mobilitas dan

kekuatan otot)

2. Ajarkan ROM

3. Pengaturan posisi

4. Berikan bantuan

perawatan diri: berpindah

5. Berikan Health Education

tentang latihan fisik

6. Kolaborasi dengan ahli

fisioterapi dalam

memberikan terapi yang

tepat

1. Menunjukkan tingkat

mobilisasi pasien dan

menentukan intervensi

selanjutnya

2. Mempertahankan atau

meningkatkan kekuatan dan

ketahanan otot

3. Meningkatkan kesejahteraan

fisiologis dan psikologis

4. Membantu individu

mengubah posisi tubuhnya

5. Mengubah persepsi pasien

terhadap latihan fisik

6. Mengembalikan posisi tubuh

autonom dan volunter selama

pengobatan dan pemulihan

dari posisi sakit atau cedera

Dx. 3 : Ansietas berhubungan dengan Kurang pengetahuan tentang

kondisi, prognosis, dan kebutuhan pengobatan, ditandai dengan :

DS : Klien mengatakan cemas dan khawatir dengan kondisinya yang

masih menunggu jadwal operasi dan belum tahu apakah kakinya

akan kembali seperti semula atau tidak.

Do : Klien tampak cemas

Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 jam tidak

terjadi kecemasan

Kriteria hasil :

- Klien melaporkan kecemasan berkurang/hilang

- Klien dapat melakukan manajemen ansietas dengan teknik

relaksasi/distraksi

23

Page 24: Isi dislokasi.docx

- Klien tampak rileks

Intervensi Rasional

1. Kaji tingkat rasa takut pada

pasien dan orang terdekat

2. Jelaskan prosedur/asuahan

yang diberikan, jika perlu

diulangi

3. Berikan kesempatan untuk

pasien / orang terdekat

mengajukan petanyaan dan

menyatakn masalah

perasaan terbuka dan

bekerja sama serta

memberikan informasi akan

membantu dalam

mengidentifikasikan /

mengatasi masalah.

4. Dorong menggunakan

manajemen stress. Contoh :

nafas dalam

5. Diskusikan tindakan

keamanan

1. Membantu menentukan jenis

intervensi yang diperlukan

2. Rasa takut akan ketidaktahuan

diperkecil dengan informasi /

pengetahuan dan dapat

meningkatkan penerimaan

dialisis

3. Perasaan terbuka dan bekerja

sama serta memberikan

informasi akan membantu

dalam mengidentifikasikan /

mengatasi masalah.

4. Membantu memfokuskan

kembali perhatian,

meningkatkan   relaksasi, dan

dapat meningkatkan

kemampuan koping

5. Menenangkan dan

menurunkan ansietas karena

ketidaktahuan dan takut

menjadikesepian (tidak

terawasi)

Dx. 4 : Gangguan body image b/d deformitas dan perubahan bentuk tubuh

ditandai dengan :

24

Page 25: Isi dislokasi.docx

DS : Klien mengeluh malu saat teman-temannya datang menjenguk klien

ksarena kondisi kakinya yang panjang sebelah.

DO :

- Klien tampak melamun dan gelisah

- Tampak adanya deformitas pada kaki kanannya

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam tidak

terjadi gangguan body image

Kriteria Hasil :

- Body image positif

- Dapat mengidentifikasi kemampuan personal

- Mampu mempertahankan interaksi sosial

Intervensi Rasional

1. Kaji makna kehilangan /

perubahan padapasien / orang

terdekat

2. Berikan penguatan positif

terhadap kemajuan dan

dorong usaha untuk

mengikuti tujuan rehablitasi

3. Berikan mereka informasi

tentang bagaimana meraka

dapat membantu pasien

4. Lengkapi partisipasi dalam

perawatan diri dan aktifitas

rekreasi/okupasi

5. Catat respons emosional

/tingkah laku untuk

mengubah kemampuan

1. Memberi dukungan dalam

perbaikan optimal

2. mendukung terjadinya prilaku

keeping positif

3. meningkatkan ventilasi

perasaan dan memungkinkan

respons yang lebih membantu

pasien

4. meningkatkan kemandirian

dan kepercayaan diri,

mungkin meningkatkan

keinginan untuk berpartisipasi

5. perubahan fisik dan

kehilangan kemandiria

seringkali menciptakan

perasaan marah, frustasi dan

depresi yang dapat

dimanifestasikan sebagai

keengganan untuk ikut serta

25

Page 26: Isi dislokasi.docx

dalam aktifitas

D. Implementasi

No Tanggal DX. Keperawatan Jam Implementasi dan Respon Paraf

1.

2.

06-12-2014

06-12-2014

Nyeri akut B.d

dengan adanya

trauma fisik

Gangguan

Mobilitas B.d

Kelemahan dan

determitas

05.30

05.35

05.40

05.45

05.50

05.55

06.00

T: Mengkaji nyeri

R: Klien mengeluh nyeri pada bagian

pinggul dan fermoralis, nyeri teras

seperti ditusuk-tusuk, skala nyeri 5,

intensitas, muncul pada saat cuaca

dingin pada malam dan pagi hari.

T: Mengkaji TTV

R: T: 110/70 N: 76 R: 16 S: 36,2°C

T: Mengajarkan teknik relaksasi.

R: Terlihat klien mampu melakukan

T: Menginformasikan penyebab nyeri.

R: Klien mengerti tentang penyebab

nyeri.

T: Mengkaji kekuatan otot dan

kelemahan otot

R: Kekuatan otot ekstremitas bawah:

2 /5, klien mengatakan ada kelemahan

pada kaki kanannya

T: Menganjurkan keluarga untuk tetap

mendampingi klien dalam pemenuhan

ADL

R: Kebutuhan ADL klien tampak

terpenuhi dengan bantuan orang tua.

T: Melatih klien dan keluarga

melakukan latihan ROM dan alat bantu

walkes

R: Klien dan keluarga tampak mampu

26

Page 27: Isi dislokasi.docx

3.

4.

06-12-2014

06-12-2014

Ansietas

berhubungan

dengan Kurang

pengetahuan

tentang kondisi,

prognosis, dan

kebutuhan

pengobatan

Gangguan body

image

berhubungan

dengan

deformitas dan

06.15

06.20

06.25

06.35

06.40

06.45

06.50

melakukan ROM dan menggunakan

walkes.

T: Menganjurkan klien untuk meminta

bantuan jika ada masalah yang tidak

bisa diatasi secara mandiri

R: Klien tampak mengerti.

T : Mengidentifikasi kecemasan klien

R : Klien mengatak cemas karena

belum adanya informasi tentang jadwal

operasi dan tindakan pengobatan

kakinya

T : Memberikan kesempatan kepada

klien untuk mengungkapkan isi hatinya

R : klien berharap ingin segera sembuh

dan berkumpul kembali bersama

keluarga dan teman-temannya

T : memberikan reinforcement positif

R : klien merasa senang dan lega karena

sudah bercerita tentang isi hatinya

T : menganjurkan keluarga untuk tetap

setia mendampingi klien hingga sembuh

R : keluarga siap melakukannya

T : Menjelaskan prosedur tindakan yang

akan dilaksanakan oleh kilen dan

kondisnya sekarang

R : klien tampak mengerti dan rileks

T : mengidentifikasi citra tubuh klien

R : klien mengeluh merasa malu dengan

kondisinnya pada orang tuanya

T : Mengidentifikasi kemampuan klien

R : klien mengatakan mampu berjalan

27

Page 28: Isi dislokasi.docx

perubahan

bentuk tubuh

dengan tongkat (walkers), membaca

buku, memberikan instruksi kepada

anggotamya melalui via hp, dan menisci

TTS

T : memberikan penguatan positif

R : klien tampak tersenyum

E. Evaluasi Keperawatan

No. Tanggal DX Keperawatan Catatan Perkembangan Paraf

1.

2.

06-12-2014

06-12-2014

Nyeri Akut B.d

Adanya Trauma

fisik

Gangguan

mobilitas Fisik B.d

Kelemahan dan

Determitas

S:

- Klien mengeluh nyeri pada bagian

pinggul dan fermoralis, nyeri teras

seperti ditusuk-tusuk, skala nyeri 5,

intensitas, muncul pada saat cuaca

dingin pada malam dan pagi hari.

- Klie mengatakan sudah mengerti

tentang teknik relaksasi

O:

- TTV : T: 110/70 N: 76 R: 16 S: 36,2°C

- Klien tampak memegang area nyeri

- Klien tampak melakukan teknik

relaksasi

A: Masalah belum teratasi

P : Lanjutkan intervensi.

S:

Klien mengatakan masih membutuhkan alat

bantu jalan(walkes) dalam mobilitas dan

masih merasakan kelemahan pada kaki

kanannya

O:

- Kekuatan otot ekstremitas bawah: 2 /5

- Kebutuhan ADL klien tampak terpenuhi

28

Page 29: Isi dislokasi.docx

3.

4.

5.

06-12-2014

06-12-2014

Ansietas

berhubungan

dengan Kurang

pengetahuan

tentang kondisi,

prognosis, dan

kebutuhan

pengobatan

Gangguan body

image

berhubungan

dengan

deformitas dan

perubahan

dengan bantuan orang tua.

- Klien dan keluarga tampak mampu

melakukan ROM dan menggunakan

walkes.

A: Masalah belum teratasi

P: Lanjutkan intervensi.

S: Klien mengatakan cemas karena belum

adanya informasi tentang jadwal operasi dan

tindakan pengobatan kakinya

- klien berharap ingin segera sembuh dan

berkumpul kembali bersama keluarga

dan teman-temannya

- klien merasa senang dan lega karena

sudah bercerita tentang isi hatinya

- keluarga siap melakukannya

O : klien tampak mengerti dan rileks

A : Masalah belum teratasi

P : lanjutkan intervensi.

S :

- klien mengeluh malu pada orang tuanya

- klien mengatakan mampu berjalan

dengan tongkat (walkers), membaca

buku, mengisi TTS, memberikan instruksi

kepada anggotamya melalui via hp

O :

- klien tampak ceria dan sedang mengisi

TTS

A : Masalah teratasi sebagian

P : Lanjutkan intervensi

BAB IV

29

Page 30: Isi dislokasi.docx

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dislokasi adalah keaadaan dimana tulang – tulang yang membentuk sendi

tidak lagi berhubungan secara anatomis (tulang lepas dari sendi),Keluarnya

(bercerainya) kepala sendi dari mangkuknya, dislokasi merupakan suatu

kedaruratan yang membutuhkan pertolongan segera. Patah tulang di dekat

sendi atau mengenai sendi dapat menyebabkan patah tulang di sertai luksasi

sendi yang disebut fraktur dis lokasi.

Jadi dapat disimpulkan bahwa Dislokasi adalah terlepasnya kompresi

jaringan tulang dari kesatuan sendi. Dislokasi ini dapat hanya komponen

tulangnya saja yang bergeser atau terlepasnya seluruh komponen tulang dari

tempat yang seharusnya (dari mangkuk sendi).

B. Saran

Adapun saran yang diberikan penulis adalah :

1. Diharapkan para pembaca dapat lebih memahami mengenai dislokasi

2. Diharapkan para pembaca dapat mengaplikasikan asuhan keperawatan

pada pasien dislokasi.

3. Diharapkan dapat menjadi pengetahuan yang bermanfaat untuk para

pembaca.

30