50
LAPORAN PRAKERIN 2010 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kegiatan prktek kerja industri (PRAKERIN) merupakan kegiaatan yang wajib diikuti oleh Siswa Menengah Kejuruan (SMK) sebagai salah satu syarat mengikuti Ujian Nasional (UN). Kegiataan prakerin ini dimaksudkan untuk memberikan pengalaman dan pengetahuan kepada siswa-siswi agar dapat mengetahui tentang suatu kegiatan pada suatu lembaga atau perusahaan yang masih berkaitan dengan hasil pertanian. Kegiatan PRAKERIN juga merupakan salah satu sarana peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM). Selaras dengan kebijakan Kementerian Pendidikan Nasional tentang relevansi pendidikan dengan kebutuhan pembangunan, maka proses pendidikan di SMK harus memperhatikan lingkungan dan kebutuhan dunia kerja khususnya dunia usaha dan dunia industri. Dunia kerja dimasa mendatang secara selektif akan menjaring calon 1 SMK NEGERI 3 SIAK

isi - edit 1

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: isi - edit 1

LAPORAN PRAKERIN 2010

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kegiatan prktek kerja industri (PRAKERIN) merupakan kegiaatan yang

wajib diikuti oleh Siswa Menengah Kejuruan (SMK) sebagai salah satu syarat

mengikuti Ujian Nasional (UN). Kegiataan prakerin ini dimaksudkan untuk

memberikan pengalaman dan pengetahuan kepada siswa-siswi agar dapat

mengetahui tentang suatu kegiatan pada suatu lembaga atau perusahaan yang

masih berkaitan dengan hasil pertanian. Kegiatan PRAKERIN juga merupakan

salah satu sarana peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM).

Selaras dengan kebijakan Kementerian Pendidikan Nasional tentang

relevansi pendidikan dengan kebutuhan pembangunan, maka proses pendidikan di

SMK harus memperhatikan lingkungan dan kebutuhan dunia kerja khususnya

dunia usaha dan dunia industri. Dunia kerja dimasa mendatang secara selektif

akan menjaring calon tenaga kerja yang benar-benar professional pada bidangnya,

karena dengan persaingan global akan makin terbuka bagi tenaga kerja asing

untuk memasuki atau menguasai dunia kerja di Indonesia.

Salah satu upaya peningkatan Kompetensi SDM khususnya pendidikan di

SMK adalah melalui program praktik kerja industri (Prakerin) yang merupakan

sarana penting bagi pengembangan diri dan kemampuan berwirausaha, serta

kemandirian bagi lulusan pada bidangnya.

Salah satu bidang usaha yang berada di masyarakat adalah pembibitan

tanaman perkebunan. Pembibitan tanaman merupakan kelompok agrobisnis yang

1SMK NEGERI 3 SIAK

Page 2: isi - edit 1

LAPORAN PRAKERIN 2010

sangat potensial untuk dikembangkan karena keadaan geografis yang mendukung,

memiliki nilai ekonomi yang tinggi, dapat dikelola masyarakat secara luas, dan

permintaan pasar cenderung meningkat.

Sesuai dengan hal tersebut diatas maka penulis tertarik untuk melakukan

praktik kerja industri di bidang pembibitan tanaman perkebunan.

1.2 Tujuan Pelaksanaan Prakerin

Praktik kerja industri bertujuan agar siswa memiliki jiwa dan semangat

wirausaha serta mempunyai kompetensi mengelola suatu usaha di bidang

pertanian secara professional dengan memperhatikan situasi kondisi dan potensi

wilayah. Memantapkan dan mengembangkan wawasan dan kompetensi siswa

dalam berusaha tani yang berorientasi agribisnis yang dilandasi sikap mental

disiplin, kerjasama dan tanggung jawab yang tinggi. Melatih siswa menyesuaikan

diri dan berkomunikasi dengan masyarakat, khususnya petani agar menjadi mitra

kerja yang mampu menyebarkan teknologi pertanian. Melatih siswa untuk

melakukan kegiatan di unit usaha tani dan di dunia industri yang berhasil dalam

pengelolaannya.

1.3 Sasaran

Secara umum prakerin mempunyai beberapa sasaran, dengan adanya

prakerin siswa dapat memperdalam ilmu dibidang pertanian khususnys di

pembibitan tanaman, dan juga siswa mampu mengaplikasikan teori dan praktek

ulang yang diperoleh di sekolah. Selain itu ada beberapa sasaran dalam prakerin

diantaranya yaitu, mampu atau dapat menerapkan berbagai keterampilan praktek

2SMK NEGERI 3 SIAK

Page 3: isi - edit 1

LAPORAN PRAKERIN 2010

kerja, mampu atau dapat memperdalam ilmu atau pengalaman, mampu

menerapkan ilmu yang didapat. Kemudian setelah melaksanakan kegiatan

prakerin ini diharapkan siswa lebih berpengalaman dalam bekerja.

3SMK NEGERI 3 SIAK

Page 4: isi - edit 1

LAPORAN PRAKERIN 2010

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pembibitan Kelapa Sawit (Elaeis guineensis)

Pembibitan merupakan awal kegiatan lapangan yang harus dimulai 14

bulan sebelum penanaman di lapangan. Penjadwalan yang tepat perlu dilakukan

karena keterbatasan yang mungkin dialami seperti ketersediaan kecambah oleh

balai produksi benih, musim tanam, ketersediaan tenaga dan lain-lain.

Persemaian kecambah hendaknya dimulai 3-6 bulan sebelum kegiatan

pembibitan. (Anonim, 2003).

2.1.1 Benih unggul

Beberapa ciri yang dapat digunakan untuk menandai kecambah yang

dikategorikan baik dan layak untuk ditanam (Yan Fauzi, 2006) adalah sebagai

berikut:

1. Warna radicula (calon akar) kekuningan, sedangkan plumula (calon batang)

keputih-putihan.

2. Ukuran radicula (calon akar) lebih panjang dari pada plumula (calon batang).

3. Pertumbuhan radicula (calon akar) dan plumula (calon batang) lurus dan

berlawan arah.

4. Panjang maksimum radicula (calon akar) 5cm sedangkan plumula 3cm.

4SMK NEGERI 3 SIAK

Page 5: isi - edit 1

LAPORAN PRAKERIN 2010

2.1.2 Sistem pembibitan

Pada dasarnya sistem pembibitan dikenal dua sistem, yaitu sistem

pembibitan tahap ganda (double stage system) dan sistem pembibitan tahap

tunggal (single stage system). Pada penerapan sistem tahap ganda, penanaman

bibit dilakukan sebanyak dua kali. Tahap pertama disebut pembibitan

pendahuluan (pre-nursery), yaitu kecambah ditanam dengan menggunakan plastik

polybag kecil sampai bibit berumur 3 bulan, kemudian tahap kedua bibit tersebut

ditanam ke pembibitan utama (main nursery) yang menggunakan polybag

berukuran besar (40×50 cm) selama 9 bulan. Pada sistem tahap tunggal, bibit

langsung ditanam didalam polybag besar hingga berumur 12, bulan tanpa harus

ditanam didalam polybag kecil.

Namun sistem pembibitan tahap tunggal (single stage system) jarang

diterapkan, karena sistem dua tahap memberikan faedah atau manfaat yang lebih

baik dari sistim satu tahap. Adapun manfaat- manfaatnaya adalah sebagai berikut:

1. Pada pembibitan awal, bibit-bibit muda tersebut terkumpul dalam satuan luas

yang lebih kecil, sehingga pengawasan, pemeliharaan, pemupukan,

pemberantasan hama/penyakit dan lain-lain mudah dan murah.

2. Kemungkinan mati, sakit atau “shock” waktu pemindahan akan terhindar.

3. Dengan adanya seleksi bibit sebelum dipindahkan kepembibitan utama yang

berkisar 5-10% maka keperluan tanah dan kantong plastik dapat dikurangi.

4. Karena bibit muda ini akan ditinggal selama 2-3 bulan dipembibitan awal maka

waktu yang tersedia untuk mempersiapkan pembibitan utama cukup panjang

dan tidak terburu-buru.

5SMK NEGERI 3 SIAK

Page 6: isi - edit 1

LAPORAN PRAKERIN 2010

1. Pembibitan Awal (pre-nursery)

Tahap-tahap pekerjaan yang harus dilaukan dalam pembibitan awal

yaitu:

a. Pemilihan Tempat

Lokasi pembibitan awal, sebaiknya juga merupakan lokasi pembibitan

utama. Beberapa syarat penting dalam pemilihan lokasi ini adalah sebagai

berikut, yaitu memiliki sumber air yang cukup, tersedia sepanjang tahun dan

tidak kebanjiran. Tidak terlalu jauh dari lokasi penanaman, areal rata atau areal

berombak dengan drainase yang baik dan lokasi strategis sehingga

pengawasan/pengontrolan mudah dilakukan, serta terjaga dari sumber-sumber

hama/penyakit atau gangguan dari binatang liar.

b. Pembuatan Bedengan

Bedengan dibuat di areal yang telah diratakan (di petak), diberi dinding

papan atau bambu setinggi polybag (20-25 cm) agar polybag dapat tersusun

tegak. Ukuran bedengan adalah lebar 1,2 m, panjang sesuai kebutuhan

(maksimal 10 m), tinggi atap/naungan 2-2,5 m dan diantara bedengan

dipisahkan dengan jarak 0,7-0,8 m untuk jalan dan pembuangan air. Arah

bedengan Utara-Selatan. Dasar bedengan dibuat lebih tinggi dari permukaan

tanah petakan dan diberi lapisan pasir setebal 3-5 cm untuk memperlancar

drainase.

c. Pembuatan Naungan (pelindung)

Bibit muda membutuhkan naungan untuk mencegah timbulnya

kerusakan karena sinar matahari maupun hujan terlalu deras. Pelindung harus

dibuat arah Utara-Selatan dan atapnya miring kebarat dan menghadap timur

6SMK NEGERI 3 SIAK

Page 7: isi - edit 1

LAPORAN PRAKERIN 2010

untuk mendapatkan cahaya matahari pagi. Jenis naungan yang digunakan

adalah daun kelapa sawit, daun nipah, rumbai atau bahan lain yang layak

sebagai naungan.

b. Media Tanah dan Pengisiannya

Tanah yang digunakan untuk mengisi polybag adalah tanah lapisan atas

atau top soil dari kedalaman 0-10 cm, yang diambil dari pembibitan itu sendiri

atau areal lain yang telah diayak dengan ram kawat yang berukuran kurang

lebih 0,5 cm, sehingga terbebas dari akar-akaran, batu-batuan dan benda lain.

Tanah yang dianjurkan adalah tanah yang mengandung cukup banyak organik,

berpasir 20-30% dan berliat. Pengisian harus penuh dipadatkan secukupnya

agar tidak terjadi rongga-rongga atau kantong air. Polybag yang telah diisi

tanah, disusun dalam bedengan kemudian disiram sampai jenuh.

Polybag yang digunakan adalah polybag dengan ukuran rata (layflat)

lebar 14 cm, dan tinggi 22 cm. Bagian bawah polybag kurang lebih setengah

bagian dilubangi berkeliling dengan diameter 0,3 cm sebanyak dua baris.

c. Penanaman Kecambah

Seminggu sebelum ditanam polybag yang telah diisi harus disiram

setiap hari. Kecambah harus ditanam paling lama 5 hari setelah diterima,

disimpan di tempat teduh, tidak terkena sinar matahari langsung. Menanam

kecambah harus dilakukan dengan hati-hati. Radicula (akar) ditandai dengan

bentuknya yang tumpul, kasar, kecoklatan, sedangkan Plumula (bakal daun)

bentuknya seperti tombak, halus dan bewarna putih kekuningan. Lubang

tanam dibuat dengan luju kecil sedalam 2-3 cm ditengah polybag. Kecambah

7SMK NEGERI 3 SIAK

Page 8: isi - edit 1

LAPORAN PRAKERIN 2010

diletakan denga radicula disebelah bawah dan ditutup dengan tanah setebal 1-

1,5 cm.

a. Penyiraman

Penyiraman dilakukan 2 kali sehari pagi dan sore. Bila hujan tiba, bibit

tidak boleh disiram. Penyiangan gulma, gulma yang di polybag dicabut dengan

tangan, kegiatan ini dilakukan 2 minggu sekali. Pemupukan, Pupuk diberikan

apabila bibit telah berumur 4 minggu, jenis pupuk yang diberikan antara lain,

pupuk urea atau pupuk majemuk dan diberikan 1 minggu sekali.

b. Seleksi Bibit,

Seleksi bibit dilakukan pada bibit abnormal yang disebabkan karena

faktor genetis, kesalahan kultur teknis dan gangguan oleh hama/penyakit.

2. Pembibitan Utama (main nursery)

Pembibitan utama merupakan tahap kedua dari sistim pembibitan dua

tahap. Di pembibitan ini bibit dipelihara dari umur 3-12 bulan. Tahap-tahap

pembibitan utama:

a. Pemilihan lokasi

Pemilihan lokasi ini meliputi, dekat dengan sumber air, letak tidak

terlalu jauh dengan lokasi penanaman, areal datar, keamanan terjamin dari

binatang ternak, dan terhindar dari hama/penyakit.

b. Persiapan penanaman

Tahap pertama dalam persiapan penanaman adalah persiapan polybag.

Polybag yang digunakan adalah jenis Pholythilene (PE) bewarna hitam dengan

ukuran 40 cm × 50 cm × 0,2 mm.

8SMK NEGERI 3 SIAK

Page 9: isi - edit 1

LAPORAN PRAKERIN 2010

Tahap yang kedua adalah pengisian tanah, setiap polybag berisi 0,006

m. Tanah harus bebas dari sisa kayu, sisa akar-akaran, batu-batuan, bertekstur

baik dengan komposisi tanah 20-30% pasir dan berliat atau tanah dicampur

dengan sekam yang sudah dicampur dengan pupuk kandang. Pengisian tanah

diusahakan jangan terlalu penuh, hal ini bertujuan agar air maupun pupuk tidak

melimpah keluar.

c. Pengajiran

Tahap yang ketiga adalah pengajiran, pengajiran dilakukan sebelum

penyusunan polybag dengan menggunakan ajir bambu. Jarak tanam yang

digunakan 70 cm × 70 cm × 70 cm untuk bbit yang yang dipelihara sampai

umur 10 bulan dan jarak tanam 90 cm × 90 cm × 90 cm untuk bibit pelihara

sampai umur 12 bulan.

d. Menanam Bibit

Sebelum bibit dipindah ke pembibitan utama, tanah dalam plybag harus

disiram lebih dulu. Membuat lubang di tengah polybag besar dengan alat

pembuat lubang, Ukuran lubang sedikit sedikit lebih besar dari polybag kecil

yang akan dipindahkan. Penanaman diakhiri dengan penyiraman.

e. Penyiraman

Tahap yang kelima adalah penyiraman, penyiraman dilakukan dua kali

sehari, kebutuhan air tergantung pada umur bibit. Umur 3-6 bulan

membutuhkan 2-3 ltr/phn/hari, sedangkam untuk bibit berumur 6-12 bulan

membutuhkan 3-5 ltr/phn/hari.

9SMK NEGERI 3 SIAK

Page 10: isi - edit 1

LAPORAN PRAKERIN 2010

f. Pemupukan

Tahap yang keenam adalah pemupukan, bibit kelapa sawit sangat cepat

pertumbuhannya dan membutuhkan cukup banyak pupuk. Pemupukkan

hendaknya dilakukan sebelum penyiraman dan setelah pemupukan baru

disiram.

g. Penyiangan

Tahap yang terakhir adalah penyiangan gulma, penyiangan yang perlu

dilakukan adalah penyiangan gulma yang tumbuh didalam polybag.

Pengendalian gulma didalam polybag dapat dilakukan secara manual.

(Anonim, 2003).

h. Pengendalian Hama dan Penyakit

Hama

Jenis-jenis hama yang menyerang di pembibitan Main Nursery antara lain:

Tikus (Ratus-ratus homaicus sp)

Di pembibitan main nursery tikus menyerang bagian pucuk daun bibit, dan

apabila menyerang titik tumbuh dapat membuat bibit menjadi kerdil. Cara

pemberantasannya dapat dilakukan dengan sanitasi lingkungan seperti

pembersihan gulma secara biologis dengan predator kucing dan burung hantu

(Anonim, 1998).

Belalang (Valanga nigricornis)

Gejalanya yaitu, daun tidak utuh dengan bagian tepinya tampak bekas

gigitan, teutama pada daun muda dan dapat mematahkan bibit. Pengendalian

dan pemberantasannya dapat dilakukan secara manual yaitu dengan cara

10SMK NEGERI 3 SIAK

Page 11: isi - edit 1

LAPORAN PRAKERIN 2010

memungut satu persatu lalu dibunuh dan secara chemis (kimiawi) dengan

menggunakan insektisida sejenis decis, EC Sevin dan lain-lain (P.iyung, 2008).

Ulat api (Setora nitens sp)

Gejalanhya daun menjadi belubang atau habis sama sekali (tinggal tulang

dan daun). Pengendalian dan penberantasannya dapat dilakukan secara manual,

yaitu dengan cara membuang ulat api yang dijumpai pada daun lalu dibuang

atau dibakar. Secara kimiawi dapat dilakukan dengan dengan menggunakan

insektisida sejenis Decis, EC Sevin 85-5 dengan dosis 0,1-0,15% (P.iyung,

2008).

Kutu daun

Kutu daun menyerang bagian perakaran dan daun sehingga menyebabkan

helaian daun menjadi kuning pucat seperti kekurangan unsur hara nitrogen.

Penyebabnya yaitu kutu Aphinds dan mealy bug. Pengendaliannya dilakukan

dengan cara menyemprot unsektisida dipetak dengan bahan aktif Trikiofan

(Anonim, 1998).

Kumbang Malam

Gejalanhya helaian daun berlubang-ljubang. Diatas daun sering terdapat

kotoran-kotoran kumbang, daun yang menyerang akan tampak kering dan

secara umum pertumbuhan tanaman ini kurus. Cara pengendalian dan

pemberantasannya yaitu pada hama Apogonia sp dapat dilakukan dengan

penyemprotan thyotdant 0,2% atau menggunakan alat perangkap pada waktu

malam hari.

11SMK NEGERI 3 SIAK

Page 12: isi - edit 1

LAPORAN PRAKERIN 2010

Penyakit

Penyakit yang sering menyerang di pembibitan main nursery antara lain

sebagai berikut:

Penyakit Daun Muda (Antrhachose)

Gejalanya teradapat bercak-bercak disekeliling warna kuning yang

merupakan batas antara daun yang sehat dan daun yang terserang, gejala lain

yang tampak adalah adanya warna coklat dan hitam diantara tulang daun.

Daun-daun yang terserang menjadi kering dan akhirnya mengalami kematian.

Penyebabnya adalah Jamur (Meloncium eladis)

Pengendalian dan pemberantasannya yaitu, serangga yang bersifat

langsung dapat dlakukan tindakan pemangkasan pada bagian tajuk bibit yang

terinfeksi. Secara kimiawi dapat dilakukan dngan fungisida berbahan aktif

Zineb, dan sejenisnya konsentrasi 200-300 gr/100 liter air.

Penyakit Tajuk (Crown disaese)

Gejalanya yaitu, sebagian pelepah dan anak daun bengkok dan rapuh

(pembusukan). Pengendalian dan pemberantasannya bisa dilakukan dengan

cara mengurangi pemberian pupuk yang mengandung unsur hara nitrogen

karena tanaman yang kelebihan Nitrogen akan rentan terhadap serangan virus.

Bercak Daun (Black Spot)

Gejalanya terdapat bercak-bercak kuning kecoklatan pada daun.

Penyebabnya adalah jamur Calvularia sp dan helminthosporium sp.

Pengendalian dan pemberantasannya dapat dilakukan secara manual, yaitu

dengan cara memangkas atau menggunting daun yang sakit dengan

mengunakan gunting pangkas

12SMK NEGERI 3 SIAK

Page 13: isi - edit 1

LAPORAN PRAKERIN 2010

Penyakit Akar (Blast)

Gejalanya terdapat pada daun dan ditandai dengan kusamnya warna daun,

kemudian menjadi layu kekunin-kuninganyang menyebar dari bagian ujung

tanaman. Lama-kelamaan, menjadi kering dan daun berubah menjadi merah

kecoklatan seperti kebakar. Penyebabnya dalah Jamur Rhizoktonia sp dan

Phytium sp.

Pengendalian dan pemberantasannya dapat dilakukan secara kimiawi,

yaitu dapat dikendalikan menggunakan fungisida berbahan aktif Manozeb yaitu

Dhitane M-45 dengan konsentrasi 0,2-0,75 % dengan dosis 20 gram/4 liter air

(P. iyung, 2008)

2.2 Pembibitan Murbei (Morus sp)

Menurut Nazarudin dan Nurcahyo (1992), bibit tanaman murbei dapat

diperoleh secara generatif yaitu menggunakan biji, dan dapat diperoleh secara

vegetatif yaitu dengan stek batang. Bila ingin membibitkan biji, pilihlah biji dari

tanaman induk yang baik. Tanaman induk harus subur, kuat, bebas hama

penyakit, produksi daunnya tinggi serta ukuran daunnya lebar-lebar. Sedangkan

perbanyakan vegetatif lebih banyak dilakukan dengan stek batang. Sebaiknya stek

batang berasal dari pohon induk yang umurnya lebih dari satu tahun, bebas

penyakit, segar, tegak, produksi daunnya tinggi serta ukuran daunnya lebar-lebar.

Kita boleh memilih satu dari dua cara tersebut, akan tetapi cara yang banyak

dipilih adalah stek. Cara ini banyak dipilih karena mempunyai banyak kelebihan,

diantaranya adalah sebagai berikut:

13SMK NEGERI 3 SIAK

Page 14: isi - edit 1

LAPORAN PRAKERIN 2010

1. Bahan stek mudah dicari.

2. Lebih cepat dipanen.

3. Sifatnya akan sama dengan induknya.

4. Bibit generatif boleh digunakan asal bibit tersebut dari benih yang unggul.

2.2.1 Syarat stek murbei bermutu

Untuk mendapatkan stek muurbei yang bermutu, ada beberapa hal yang

harus dipenuhi, yaitu Umur pohon induk minimal satu tahun (malang fisiologis),

umur cabang atau ranting 4 – 5 bulan, diameter 1 – 2 cm, warna batang coklat,

panjang stek 20 cm dan memiliki 3 – 4 mata tunas.

2.2.2 Persemaian

Persemaian dapat dilakukan dengan kantong plastik (polybag) atau dengan

bedengan.

a. Persemaian dengan Polybag

Tahap-tahap persemaian dengan polybag adalah sebagai berikut,

polybag yang digunakan berukuran panjang 25 – 30 cm dan lebar 15 cm,

polybag dilubangi pada sudut kiri bawah dan kanan bawah serta tengah,

polybag diisi dengan campuran tanah dan pupuk kandang sampai 1 – 2 cm dari

bagian atas polybag, polybag diletakan dan diatur dalam bedengan berukuran 5

× 1 m, stek ditanam dalam polybag dan baru dipindahkan ke lapangan sesudah

± tiga bulan. (Supriono Guntoro, 1994 ).

14SMK NEGERI 3 SIAK

Page 15: isi - edit 1

LAPORAN PRAKERIN 2010

b. Persemaian dengan bedengan

Tahap-tahap persemaian dengan bedengan, yaitu tanah diolah sedalam 30

cm, satu atau dua kali, bersihkan rumput dan tanaman lain kemudian diratakan,

dibuat bedengan ukuran (1×5 m), tanamkan stek pada tanah yang telah diolah,

setelah berumur 2 – 3 bulan bibt dapat dipindahkan kelapangan dengan cara

diputar. (Ahdiat, 2006)

15SMK NEGERI 3 SIAK

Page 16: isi - edit 1

LAPORAN PRAKERIN 2010

BAB IIIMETODE PELAKSANAAN PRAKERIN

1.1 Waktu dan Tempat

Kegiattan PRAKERIN dilakukan pada tanggal 11 januari 2010 sampai

dengan 10 mei 2010 di PPPPTK Pertanian Cianjur yang terletak di Blok Pasir

Lembu, Desa Sukajadi Kecamatan karang tengah – Kabupaten Cianjur Jawa Barat

dengan alamat Jalan Jangari Km 14. P.O BOX 138 Cianjur 43202 Telepon (0263)

285003, Fax. (0263) 285206.

1.2 Metode

Metode pelaksanaan prakerin yang digunakan adalah metode, obsevasi,

orientasi, diskusi, praktek langsung di lapangan, dan study pustaka.

1.2.1 Observasi

Observasi merupakan pengamatan langsung untuk mendapatkan data yang

kita butuhkan. Data yang kita butuhkan tersebut contohnya adalah dimana letak

tempat untuk kita melaksanakan prakerin.

1.2.2 Orientasi

Metode orientasi merupakan tahap awal atau perkenalan antara siswa

dengan karyawan PPPPTK pertanian cianjur, khususnya karyawan yang berada di

Departemen perkebunan dan Kehutanan atau pembimbing eksteren dan juga

kepada siswa prakerin lainnya yang berada di Departemen Perkebuna.

16SMK NEGERI 3 SIAK

Page 17: isi - edit 1

LAPORAN PRAKERIN 2010

1.2.3 Diskusi

Biasanya diskusi ini dilakukan untuk membahas teori dan permasalahan

yang timbul dilahan atau di lapangan.

1.2.4 Praktek Langsung Dilapangan

Peserta prakerin bekerja secara langsung dilapangan untuk mengikuti

pelatihan langsung dibawah bimbingan pembimbing lapangan yang

berpengalaman di bidangnya.

1.2.5 Study Pustaka

Study pustaka merupakan salah satu kegiatan peserta prakerin untuk

mendapatkan bahan yang dibutuhkan dalam penyelesaian tugas-tugas yang

diberikan oleh pembimbing eksteren, selain itu study pustaka juga digunakan

sebagai penyelesaian dalam pembuatan laporan.

1.3 Pelaksanaan Prakerin

Kegiatan prakerin dilaksakan setiap hari senin sampai dengan hari jumat

pada pukul 07.30 wib sampai dengan 11.30 dan pada pukul 13.30 sampai dengan

16.00 wib, kegiatan prakerin ini masih mengalami perubahan jika diperlukan.

17SMK NEGERI 3 SIAK

Page 18: isi - edit 1

LAPORAN PRAKERIN 2010

BAB IVHASIL PRAKERIN DAN PEMBAHASAN

4.1 Profil PPPPTK Pertanian Cianjur

4.1.1 Sejarah PPPPTK Pertanian Cianjur

Sejak diresmikan tanggal 9 Maret 1991 oleh Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan Pusat Pengembangan Penataran Guru (PPPG) pertanian secara

konsisten telah menerapkan tugas pokok dan fungsi sesuai dengan Kepmendikbud

nomor:0529/0/1990, yaitu melaksanakan mutu dan kompetensi kerja guru dalam

kaitannya dengan usaha peningkatan mutu pendidikan.

Kemudian ditetapkan tanggal 13 Februari 2007 oleh Menteri Pendidikan

Nasional, PPPG Pertanian di refungsionalisasi dan berubah namanya menjadi

Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan atau

PPPPTK pertanian sesuai dengan peraturan menteri pendidikan nasional nomor 8

tahun 2007 tentang Organisasi dan Tata Kerja Pusat Pengembangan dan

Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan.

Sehingga kedudukan PPPPTK pertanian kini menjadi unit pelaksana teknis

dilingkungan Departemen Pendidikan Nasional di bidang pengembangan dan

pemberdayaan pendidik dan tenaga kependidikan, yang bertanggungjawab penuh

kepada Direktur Jendral Peningkatan Mutu pendidik dan Tenaga Kependidikan,

yang bertugas melaksanakan pengembangan dan pemberdayaan pendidik dan

tenaga kependidikan di bidang pertanian dan menyelenggarakan fungsi

penyusunan program pengembangan pemberdayaan pendidik dan tenaga

kependidikan, pengelolaan data dan informasi peningkatan kopetensi pendidik dan

18SMK NEGERI 3 SIAK

Page 19: isi - edit 1

LAPORAN PRAKERIN 2010

tenaga kependidikan, evaluasi program dan fasilitas peningkatan kopetensi

pendidik dan tenaga kependidikan; dan pelaksanaan urusan administrasi PPPPTK

Pertanian.

4.1.2 Visi dan Misi

Visi PPPPTK Pertanian Cianjur adalah meraih kualitas hidup yang lebih

baik dan menjemput kemakmuran bumi, melalui pembentukan insan profesional.

Misi PPPPTK Pertanian Cianjur adalah sebagai berikut:

a. Menyelenggarakan layanan fasilitas terstandar

b. Melakukan pengkajian, pengembangan dan pemberdayaan pendidik dan

tenaga kependidikan dalam perannya sebagai fungsi think tank

c. Melakukan penjaminan mutu fasilitas pendidik dan tenaga kependidikan

d. Memberdayakan asosiasi pendidik dan tenaga kependidikan, dan pusat

pembelajaran masyarakat

e. Memfasilitasi pemenuhan kualifikasi pendidik dan tenaga kependidikan.

4.1.3 Struktur Organisasi

Struktur organisasi inti PPPPTK Pertanian Cianjur mengacu pada

Kepmendikbud no. 0529/1990. Struktur organisasi ini dapat dilihat pada

lampiran . Tentang Organisasi dan Tata Kerja Pusat Pengembangan dan

Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PPPPTK) Pertanian Cianjur

yang terdiri dari:

a. Tanggung jawab manajemen

1) Perencanaan

19SMK NEGERI 3 SIAK

Page 20: isi - edit 1

LAPORAN PRAKERIN 2010

Kepala

Bagian umum

Bagian fasillitas

Program dan informasi

2) Analisis kebutuhan

Seksi program

Departemen

Agribisnis

3) Negosiasi dan penyepakatan kerjasama

Devisi agribisnis

Bidang program dan fasilitas

Bidang umum

b. Realisisi produk

1) Pelaksanaan fasilitas

Bidang fasilitas

Seksi penyelenggara

Departemen terkait

Sub bagian tata usaha dan rumah tangga

Koordinator jabatan

Fungsional sub bagian keuangan

2) Pelaksanaan konsultasi

Bidang fasilitas

Devisi agribisnis

20SMK NEGERI 3 SIAK

Page 21: isi - edit 1

LAPORAN PRAKERIN 2010

Seksi evaluasi

Koordinator jabatan fungsional

3) Pengembangan

Bidang program dan informasi

Seksi program

Seksi data dan informasi

Departemen

c. Manajemen Sumber Daya

1) Sumber Daya Manusia

Seksi penyelenggara

Sub bagian tata laksana dan kepegawaian

Koordinator jabatan fungsional

Departemen

2) Sumber Daya sarana dan prasarana

Sub bagian tata usaha dan rumah tangga

Departemen

Seksi penyelenggara

3) Sumber Daya keuangan

Sub bagian keuangan

Bendahara DIPA dan non DIPA

4) Out sourcing sumber daya

Bidang fasilitas

Devisi agribisnis

21SMK NEGERI 3 SIAK

Page 22: isi - edit 1

LAPORAN PRAKERIN 2010

Departemen

Sub bagian tata usaha dan rumah tangga

d. Evaluasi (pengukuran analisis dan perbaikan)

1) Pengukuran dan analisis

Kepala

Wakil Manajemen Mutu (WMM)

Seksi evaluasi

Devisi agribisnis untuk institusi hasil kerjasama

Departemen

Sub bagian tata dan rumah tangga

2) Perbaikan berlanjut, saran dan penanganan keluhan pelanggan

Kepala

Seksi evaluasi

Penjaminan mutu/WMM

Bidang fasilitas

Bidang program dan informasi

Bagian umum

Departemen

Devisi agribisnis

4.1.4 Keadaan Topografi PPPPTK Pertanian Cianjur

PPPPTK Pertanian Cianjur terletak di blok Pasir Lembu, desa Sukajadi,

Kecamatan Karang Tengah, Kabupaten cianjur Jawa Barat, tepatnya di jalan

Jangari KM 14 PO BOX 138 Cianjur 43202

22SMK NEGERI 3 SIAK

Page 23: isi - edit 1

LAPORAN PRAKERIN 2010

Terletak di tengah masyarakat yang sebagian besar mata pencahariannya

petani dengan luas 54.4 Ha, pada ketinggian 280 dpl. Temperatur di daerah

tersebut adalah 23C sampai 30C dengan curah hujan 2000-2500 mm/tahun,

kelembaban udara 5.6-6.0, dan kemiringan mencapai 5-20%, kelembaban udara

80%. Berdasarkan penggolongan iklim menurut Schmidit dan Ferguson. PPPPTK

Pertanian Cianjur termasuk tipe iklim A atau basah.

Batas wilayah PPPPTK Pertanian Cianjur adalah sebagai berikut:

Sebelah timur berbatasan dengan desa Bojong kecamatan Mande

Sebelah barat berbatasan dengan desa Cikangkung kecamatan Mande

Sebelah utara berbatsan dengan desa Bobojong kecamatan mande

Sebalah selatan berbatasan dengan desa Cijeler kecamatan Sukaluyu

Pada umumnya penduduk yang berada di sekitar PPPPTK pertanian

cianjur bermata pencaharian di bidang pertanian khususnya bertani dan berternak.

Mereka banyak mengusahakan padi sawah dan palawija. Tetapi, ada juga

penduduk yang bekerja sebagai pegawai negeri sipil di PPPPTK pertanian

Cianjur. Pada umumnya mereka beragama islam.

4.1.4 Sarana dan Prasarana

Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan pendidik dan Tenaga

Kependidika ( PPPPTK ) juga mempunyai sarana dan prasarana yang dapat

membantu kita untuk meningkatkan mutu pendidikan menengah kejuruan

pertanian. Adapun sarana dan prasarananya antara lain:

- Penginapan

- Sarana ibadah

23SMK NEGERI 3 SIAK

Page 24: isi - edit 1

LAPORAN PRAKERIN 2010

- Tempat dan peralatan praktek

- Lahan uji coba

- Kandang

- Kolam

- Bengkel

- Sarana olah raga

- Ruang belajar

- Laboraturium Ruang partemuan

- Ruang makan

- Transportasi

- Hiburan

- Green house

- Perpustakaan dan

- Telecomference/Acess point/internet.

Mengingat bahwa pengembangan dan peningkatan mutu pendidikan dan

latihan kejuruan pertanian tidak dapat lepas dari keterkaitannya dengan dunia

kerja sektor pertanian, maka PPPPTK Pertanian Cianjur tidak hanya melayani dan

berhubungan/bekerja sama dengan lembaga pelaksana pendidik menegah kejuruan

pertanian, namun juga melayani dan berhubungan/bekerja sama dengan

masyarakat umum ( industri, pengusaha, petani, dan peminat bidang pertanian)

secara langsung.

24SMK NEGERI 3 SIAK

Page 25: isi - edit 1

LAPORAN PRAKERIN 2010

4.2 Hasil Prakerin dan Pembahasan

4.2.1 Pembibitan kelapa sawit (Elaeis guineensis)

Sistem pembibitan kelapa sawit yang kami lakukan pada saat prakerin

adalah sistim pembibitan utama (main nursery), adapun tahap-tahap dalam sistim

pembibitan utama adalah sebagai berikut:

Yang pertama adalah pemilihan lokasi, dalam menetapkan lokasi

pembibitan ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi diantaranya adalah

dekat dengan sumber air, areal rata atau datar, apabila areal bergelombang

hendaknya tanah tersebut diratakan dengan menggunakan alat berupa cangkul,

areal tersebut harus bersih dari gulma dan terhindar dari hama dan penyakit.

Setelah pemilihan lokasi selesai, tahap yang kedua adalah persiapan penanaman,

penanaman dilakukan dengan polybag, dan ukuran polybag yang kami gunakan

adalah 40×50cm.

Pengisian tanah, sebelum pengisian tanah, yang harus dilakukan adalah

pengumpulan tanah, yaitu dengan cara mencangkul tanah atas dengan kedalaman

kurang lebih 10 cm. Tanah digemburkan dan dibersihkan dari gulma atau sisa

akar tanaman, setelah gembur tanah tersebut dicampur dengan sekam yang sudah

dicampur dengan pupuk kandang. Perbandingan antara tanah dan sekam adalah

2:1, yaitu tanah 2 grobag (arco) dicampur dengan sekam 1 grobag (sekam yang

sudah tercampur dengan pupuk kandang). Setelah keduanya tercampur rata,

pengisian polybag dilakukan. Pengisian tanah diusahakan tidak terlalu penuh,

25SMK NEGERI 3 SIAK

Page 26: isi - edit 1

LAPORAN PRAKERIN 2010

yaitu 2 cm dari leher polybag dan polybag tersebut dilipat, hal ini untuk menjaga

agar air maupun pupuk tidak melimpah keluar.

Gambar 1. Pengisian tanah

Setelah pengisian polybag sudah selesai lalu dilakukan pengajiran,

pengajiran dilakukan sebelum penyusunan polybag, pengajirannya menggunakan

bambu atau kayu yang lebih besar dari pada polybag kecil.

Tahap yang selanjutnya adalah menanam bibit, sebelum bibit ditanam

polybag disiram terlebih dahulu. bibit ditanam setelah polybag dirobek bagian

bawah dan samping kemudian dengan hati-hati diletakan ditengah lubang agar

tanah pada polybag kecil tidak pecah. Polybag kecil dengan hati-hati ditarik

keluar, kemudian polybag beesar dipadatkan kembali. Setelah semuanya sudah

siap, polybag besar disusun kelokasi pembibitan yang sudah disiapkan. Dengan

jarak tanamnya 90 × 90 × 90 cm yang membentuk segitiga sama sisi.

26SMK NEGERI 3 SIAK

Page 27: isi - edit 1

LAPORAN PRAKERIN 2010

Gambar 2. Menanam bibit

Agar bibit tidak layu dan mati, bibit harus disiram. Penyiraman dilakukan

dua kali sehari, yaitu pagi dan sore. Penyiramannya menggunakan sistim manual,

yaitu dengan menggunakan gembor.

Tahap yang terakhir adalah penyiangan, yang perlu dilakukan adalah

penyiangan gulma yang tumbuh didalam polybag. Penyiangannya 2 minggu

sekali, dengan hati-hati agar polybag tidak robek.

Dari hasil prakerin yang kami lakukan, ada beberapa yang tidak sesuai

dengan teori (tinjauan pustaka), yaitu pada saat prakerin sistim pembibitan awal

(pre-nursery) tidak kami lakukan, karena di tempat prakerin tersebut tidak

tersedianya benih kelapa sawit, melainkan bibit yang sudah berumur kurang lebih

27SMK NEGERI 3 SIAK

Page 28: isi - edit 1

LAPORAN PRAKERIN 2010

3 bulan. Oleh karena itu sistim pembibitan yang kami lakukan adalah sistim

pembibitan utama (main nursery). Selain itu, lokasi pembibitan juga jauh dari

areal penanaman. Hal ini dikarenakan areal penanaman berjauhan dari tempat

prakerin. Tempat yang jauh menyebabkan kurangnya pengontrolan atau

pengawasan terhadap bibit. Apabila hal ini dilakukan, dikhawatirkan bibit tidak

tumbuh dengan baik atau tumbuh abnormal.

4.2.2 Pembibitan Murbei (Morus sp)

Sistim pembibitan murbei yang kami lakukan pada saat prakerin adalah

sistim pembibitan dengan cara stek ( vegatatif ).

Tahap awal membuat bibit vegetatif adalah persiapan bedengan. 

Bedengan untuk pembibitan harus benar-benar gembur dan halus, untuk itu maka

dilakukan penggemburan sambil mencampur pupuk kandang.  Banyaknya pupuk

kandang yang diberikan adalah 1 kg pupuk kandang per meter lahan.  Bedengan

dibuat mengarah ke utara-selatan dengan panjang 21,5 m, lebar 1,2 m dan tinggi

bedengan 20 cm serta jarak antara bedengan 30 cm.

28SMK NEGERI 3 SIAK

Page 29: isi - edit 1

LAPORAN PRAKERIN 2010

Gambar 3. Bedengan tanaman murbei

Tahap selanjutnya adalah pemotongan stek.  Batang untuk stek minimal

berumur 4 bulan dan diambil dari pohon induk yang telah berumur 12 bulan atau

lebih.  Batang stek diambil dari hasil pangkasan ke dua dengan diameter minimal

1 cm.  Bagian batang yang diambil adalah ¾ bagian batang yang tumbuh atau

bagian batang yang sudah berwarna coklat.  Pemotongan stek dilakukan dengan

golok yang tajam untuk menghindari rusaknya batang stek.  Batang dipotong

sepanjang 20 – 25 cm atau sekurang-kurangnya mempunyai 4 mata tunas. 

Potongan dilakukan miring yaitu dari atas tunas ke belakang tunas dengan

kemiringan potongan 450.  Stek harus segera disemai setelah dipotong-potong. 

Kalau terpaksa harus disimpan maka penyimpanan tidak boleh lebih dari 3 hari. 

Penyimpanan dilakukan di tempat lembab dan ditutup dedaunan.

Gambar 4. Batang stek murbei

29SMK NEGERI 3 SIAK

Page 30: isi - edit 1

LAPORAN PRAKERIN 2010

Gambar 5. Pembibitan murbei

Di PPPPTK Pertanian Cianjur pembibitan Murbei tidak dilakukan di

dalam polybag, melainkan di dalam bedengan. Hal ini dikarenakan di bedengan

lebih praktis dan lebih murah (tidak mengeluarkan biaya untuk membeli polybag).

Untuk ukuran bedengan, sebenarnya tidak harus 1,5 m tetapi tergantung pada

kondisi lahan yang ada. Ukuran yang kami gunakan pada saat itu adalah panjang

21,5 m dan lebar 1,2 m. Lebar 1,2 m dengan pertimbangan untuk mempermudah

penanaman. Jarak tanamnya 25 cm × 25 cm, jarak tanam ini harus disesuaikan

dengan perakaran.

Bibit murbei dapat dipindah ke lapangan setelah berumur ± 3 bulan, cara

pengambilan bibit dipotong atasnya kira-kira 50 cm. Kemudian bibit dibongkar

tanpa menyertakan medianya, alasan tanpa media disertakan yaitu karena tingkat

30SMK NEGERI 3 SIAK

Page 31: isi - edit 1

LAPORAN PRAKERIN 2010

kematian pada tanaman murbei relatif rendah, kemudian sisakan akar

tunggangnya 20 cm.

31SMK NEGERI 3 SIAK

Page 32: isi - edit 1

LAPORAN PRAKERIN 2010

BAB VKESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari hasil pembahasan diatas, dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Pembibitan tanaman kelapa sawit dan murbei, mempunyai tujuan yang sama,

yaitu untuk mendapatkan bibit yang seragam, memperoleh bibit yang siap

tanam, mempersiapkan tanaman agar tanaman dapat beradaptasi dilapangan

dan dapat mengurangi persentase kematian dilapangan.

2. Syarat lokasi yang dianjurkan untu pembibitan, yaitu areal pembibitan harus

datar, dekat dengan sumber air, letak tidak terlalu jauh dengan lokasi

penanaman, keamanannya terjamin dan terjaga dari sumber hama dan

penyakit.

3. Dengan adanya pelaksanaan praktik kerja industri, siswa dapat memperoleh

pengalaman yang nyata di lapangan, dapat mengaplikasikan ilmu pengetahuan

dan keterampilan yang diperoleh dan pembentukan mental yang tangguh dan

sikap disiplin.

5.2 Saran

Agar bibit tumbuh dengan baik, hendaknya kita melakukan perawatan

secara intensif atau serius. Adapun perawatan yang harus kita lakukan dalam

melakukan pembibitan yaitu, penyiraman, penyiangan gulma, pemupukan,

pengendalian hama dan penyakit, dan penyulaman.

32SMK NEGERI 3 SIAK

Page 33: isi - edit 1

LAPORAN PRAKERIN 2010

Perlunya peningkatan tanggung jawab siswa dalam setiap kegiatan selama

prakerin, dan diperlukannya aturan dan perencanaan prakerin yang lebih matang

sebelum siswa melakukan prakerin.

33SMK NEGERI 3 SIAK

Page 34: isi - edit 1

LAPORAN PRAKERIN 2010

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2003. Petunjuk Teknis Budidaya Tanaman Kelapa Sawit. Bandung: PTP. NUSANATAR

Ian Rankine dan Thomas Fairhurst. 1998. Seri Tanaman Kelapa Sawit volume 1 Pembibitan. Medan: Pusat Penelitian Kelapa Sawit.

Nanang Ahdiat, 2007. Bombyx mori, ulat penghasil sutera. Jakarta: PT. Sinergi.

Nazarudin dan Nurcahyo. 1992. Petunjuk Teknis Budidaya Murbei (Morus sp). Bogor: Pusat Penelitian dan Pengembangan.

Supriono Guntoro. 1994. Budidaya Ulat Sutra. Yogyakarta: PENERBIT KANSIUS (Anggota IKAPI).

Yan Fauzi dkk. 2006. Seri Agribisnis, Budidaya Kelapa Sawit. Jakarta: Penebar Swadaya.

34SMK NEGERI 3 SIAK