20
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Lat ar Bela kan g Kuli t me rupakan bag ia n te rl uar dari tubuh ya ng me rupak an bar ier  pertahanan pertama. Kulit merupakan bagian terbesar dan terberat dari seluruh organ tubuh. Dengan berkemban gnya zaman banyak sekal i penya kit-pen yakit yang dapat menyerang kulit kita salah satunya adalah kanker kulit. Kanker kulit adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh berubahnya sifat-sifat penyusun sel kulit yang normal menjadi ganas, dimana sel-sel akan terus membelah menjadi bentuk yang abnormal secara tidak terkontrol akibat kerusakan DNA. Kanker kulit banyak ditemui tetapi data insidensi sulit diperoleh sebagian karena banyak penderita kanker kulit ditangani ekstramural. Insidensi di elanda sekitar !"" penderita per !"".""" penduduk pertahun, kira-kira sama dengan di negara #ropa arat lain. $enis kanker kulit yang banyak ditemukan di dunia ialah karsinoma sel skuamosa %  squamous cell carcinoma& dan mel anoma mal igna. Di Indone sia selama penja jahan tumor ganas kulit lebih banyak ditemukan pada rakyat'pe tani %banyak trauma, tidak tidak memakai sepatu&. Kelompok umur ("-() tahun tetap merupakan golongan yang paling berisiko* perbedaan antara pria dan +anita tidak  bermakna. Dengan mel ihat bany akny a kej adi an kanker kul it , peny usun merasa tertarik untuk membahas semua hal yang berkaitan mengenai kanker kulit serta  perencanaan asuhan kepera+atan dalam menangani kasus kanker kulit ini. 1

Isi Kanker Kulit

Embed Size (px)

DESCRIPTION

mmmmm

Citation preview

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangKulit merupakan bagian terluar dari tubuh yang merupakan barier pertahanan pertama. Kulit merupakan bagian terbesar dan terberat dari seluruh organ tubuh. Dengan berkembangnya zaman banyak sekali penyakit-penyakit yang dapat menyerang kulit kita salah satunya adalah kanker kulit.

Kanker kulit adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh berubahnya sifat-sifat penyusun sel kulit yang normal menjadi ganas, dimana sel-sel akan terus membelah menjadi bentuk yang abnormal secara tidak terkontrol akibat kerusakan DNA. Kanker kulit banyak ditemui tetapi data insidensi sulit diperoleh sebagian karena banyak penderita kanker kulit ditangani ekstramural. Insidensi di Belanda sekitar 100 penderita per 100.000 penduduk pertahun, kira-kira sama dengan di negara Eropa Barat lain.

Jenis kanker kulit yang banyak ditemukan di dunia ialah karsinoma sel skuamosa (squamous cell carcinoma) dan melanoma maligna. Di Indonesia selama penjajahan tumor ganas kulit lebih banyak ditemukan pada rakyat/petani (banyak trauma, tidak tidak memakai sepatu). Kelompok umur 50-59 tahun tetap merupakan golongan yang paling berisiko; perbedaan antara pria dan wanita tidak bermakna.Dengan melihat banyaknya kejadian kanker kulit, penyusun merasa tertarik untuk membahas semua hal yang berkaitan mengenai kanker kulit serta perencanaan asuhan keperawatan dalam menangani kasus kanker kulit ini.

1.2 Rumusan Masalah1. Apa pengertian dan penyebab kanker kulit ?2. Apa gambaran klinis kanker kulit ?3. Bagaimana alur penyakit kanker kulit?4. Bagaimana pencegahan dan pengobatan kanker kulit ?5. Bagaimana rencana asuhan keperawatan kanker kulit?1.3 Tujuan1. Untuk mengetahui pengertian dan penyebab kanker kulit .2. Untuk mengetahui gambaran klinis kanker kulit.3. Untuk mengetahui alur penyakit kanker kulit.4. Untuk mengetahui pencegahan dan pengobatan kanker kulit.5. Untuk menentukan dan membuat rencana asuhan keperawatan kanker kulit.BAB II

ISI

2.1 Pengertian

Kanker kulit adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh berubahnya sifat-sifat penyusun sel kulit yang normal menjadi ganas, dimana sel-sel akan terus membelah menjadi bentuk yang abnormal secara tidak terkontrol akibat kerusakan DNA. Bila dilihat dari segi histopatologik memiliki struktur yang tidak teratur dengan diferensiasi sel dalam berbagai tingkatan pada kromatin, nukleus, dan sitoplasma.2.2 Struktur Anatomi Kulit Secara Histopatologik

Pembagian kulit secara garis besar tersusun atas tiga lapisan utama yaitu:

1. Lapisan epidermis atau kutikel.

2. Lapisan dermis (korium, kutis vera, true skin).3. Lapisan subkutis (hipodermis).

Tidak ada garis tegas yang memisahkan dermis dan subkutis, subkutis ditandai dengan adanya jarngan ikat longgar dan adanya sel dan jaringan lemak.

1. Lapisan epidermis terdiri atas: stratum korneum, stratum lusidum, stratum granulosum, stratum spinosum, dan stratum basale.

2. Lapisan dermis adalah lapisan di bawah epidermis yang jauh lebih tebal daripada epidermis.1 Lapisan ini terdiri atas lapisan elastik dan fibrosa padat dengan elemen-elemen selular dan folikel rambut.1 Secara garis besar dibagi menjadi dua bagian yakni : Pars retikulare yaitu bagian yang menonjol ke epidermis, berisi ujung serabut saraf dan pembuluh darah.1 Pars retikulare yaitu bagian di bawahnya yang menonjol ke arah subkutan, bagian ini terdiri atas serabut-serabut penunjang misalnya serabut kolagen, elastik, dan retikulin.3. Lapisan subkutis adalah kelanjutan dermis, terdiri atas jaringa ikat longgar berisi sel-sel lemak di dalamnya.

2.3 Epidemiologi Kanker kulit memiliki tiga tipe utama yaitu Karsinoma Sel basal, Karsinoma Sel Skuamosa dan Melanoma Maligna. Karsinoma Sel Basal menempati urutan pertama, diikuti Karsinoma Sel Skuamosa, dan Melanoma Maligna pada urutan ketiga. Walaupun jumlah insiden Melanoma Maligna lebih kecil dibanding Karsinoma Sel Basal dan Karsinoma Sel Skuamosa, angka kematian yang disebabkannya cenderung lebih besar yaitu menyebabkan 75% kematian akibat kanker kulit. Di Australia, yang merupakan salah satu negara dengan insiden kanker kulit tertinggi di dunia, dilaporkan terjadi insiden kanker kulit empat kali lipat lebih tinggi dibanding Amerika Serikat, Inggris, dan Kanada. Melanoma merupakan jenis kanker kulit dengan insiden tertinggi pada umur15-44 tahun di Australia.

2.4 Etiologi Secara umum, kanker kulit memiliki banyak resiko yang potensial, antara lain sebagai berikut : 1. Terpapar oleh radiasi sinar ultraviolet secara berlebihan (baik Ultraviolet A maupun Ultraviolet B). 2. Luka yang lama tidak sembuh (chronic non-healing wounds) , khususnya luka bakar,diantaranya adalah Marjolins ulcer yang bisa berkembang menjadi Karsinoma Sel Skuamosa

3. Predisposisi genetik termasuk tahi lalat berukuran lebih besar dari 20 mm beresiko tinggi berekmbang menjadi kanker 4. Human papilloma virus (HPV) sering dihubungkan dengan Karsinoma Sel Skuamosa pada genital, anus, mulut, faring, dan jari tangan. 5. Toksin arsenik merupakan salah satu resiko peningkatan insiden Karsinoma Sel Skuamosa. 6. Kekurangan beberapa vitamin dan mineral tertentu

7. Merokok8. Jaringan parut dan kerentanan genetik

2.5 Klasifikasi Kanker kulit dapat diklasifikasikan dalam tiga tipe terbanyak yaitu Karsinoma Sel Basal, Karsinoma Sel Skuamosa, dan Melanoma Maligna.

1. Karsinoma Sel Basal (Basalioma) adalah tipe kanker kulit terbanyak, bersifat lokal invasif, jarang bermetastasis namun tetap memiliki peluang untuk menjadi maligna karena dapat merusak dan menghancurkan jaringan sekitar. Karsinoma Sel Basal muncul akibat radiasi sinar ultraviolet, biasanya di bagian wajah. Karsinoma Sel Basal jarang menyebabkan kematian serta mudah diterapi dengan pembedahan maupun radiasi.

2. Karsinoma Sel Skuamosa adalah tipe kedua terbanyak setelah Karsinoma Sel Basal, berasal dari sel skuamosa pada lapisan epidermis kulit. Karsinoma Sel Skuamosa bermetastasis lebih sering dari Karsinoma Sel basal, namun angka metastasisnya tidak terlalu tinggi kecuali pada telinga, bibir, dan pasien imunosupresi.

3. Melanoma Maligna adalah tumor yang berasal dari melanosit, merupakan salah satu tumor yang paling ganas pada tubuh dengan resiko metastasis yang tinggi.3 Melanoma Maligna dapat dibagi menjadi empat yaitu : Superficial Spreading Melanoma (SSM), Nodular Melanoma (NM), Lentigo Malignant Melanoma, dan Acral Lentiginous Melanoma (ALM). 2.6 Manifestasi Klinis

Manifestasi klinis dari kanker kulit ini berbeda-beda berdasarkan dari jenis-jenis sel kankernya. Berikut adalah manifestasi klinis kanker kulit :

A. Karsinoma Sel Basal

Gambaran klasik primer : papul, plak, nodus, tumor, telangiestasiaGambaran klasik sekunder : eritema, skuama, erosi, ulkus

B. Karsinoma Sel Skuamosa

Gambaran klasik primer : papul, plak, nodus, tumor

Gambaran klasik sekunder : eritema, skuama, erosi, ulkus

C. Melanoma Maligna

Gambaran klasik primer : papul, plak, nodus, tumor

Gambaran klasik sekunder : Hiperpegmentasi, meliputi hitam, coklat, biru abu-abu, merah coklat, putih, merah muda-kelabu dan ulserasi2.7 Komplikasi

Komplikasi yang terdapat terjadi antara lain : Selulitis adalah lesi kanker yang terkontaminasi bakteri, tanda-tanda yang dapat dilihat pada kulit adalah tanda-tanda inflamasi seperti rubor, kalor, dolor, dan functiolesa. Abses pada kulit. Penyebaran kanker ke organ lain terutama pada jenis Melanoma Maligna yang merupakan tipe yang paling sering bermetastasis ke organ lain dan dengan jarak yang jauh. Peningkatan resiko infeksi diakibatkan oleh kurangnya higienitas saat perawatan lesi maupun saat proses pembedahan. Terjadi efek samping akibat radioterapi seperti kulit terbakar, susah menelan, lemah, kerontokan rambut, nyeri kepala, mual muntah, berat badan menurun, kemerahan pada kulit. Terjadi efek samping akibat kemoterapi seperti anorexia, anemia aplastik, trombositopeni, leukopeni, diare, rambut rontok, mual muntah, mulut kering, dan rasa lelah.2.8 Pemeriksaan Penunjanga. Pemeriksaan dermoskopi

Dermoskopi adalah suatu metode non invasif yang memungkinkan dalam evaluasi warna dan struktur epidermis secara mikro (histologis) yang tidak bisa dilihat dengan mata telanjang. Evaluasi penyebaran warna dari lesi dan struktur histologis dapat membedakan apakah lesi tersebut jinak atau ganas terutama pada lesi kulit berpigmen. Hal yang diperhatikan adalah ABCDE (asymmetry, irregular borders, multiple colors, diameter >6 mm, enlarging lesion), bila hal tersebut didapatkan pada lesi yang diperiksa, kemungkinan lesi tersebut bersifat ganas (karsinoma).b. Pemeriksaan histopatologi dengan melakukan biopsi jaringan kulit yang dicurigai mengandung sel-sel kanker tersebut (skin biopsy).2.9 Patofisiologi

2.10 Penatalaksanaana. Pencegahan1. Jangan mencoba berjemur untuk membuat kulit menjadi cokelat kekuningan jika kulit mudah terbakar, tidak pernah atau sulit berubah warna menjadi cokelat kekuningan.

2. Hindari pajanan sinar matahari yang tidak diperlukan, khususnya pada saat-saat ketika radiasi ultraviolet (sinar matahari) terjadi paling intensif antara pukul 10.00 pagi hingga 03.00 siang.

3. Jangan sekali-kali membiarkan kulit terbakar karena sinar matahari.

4. Oleskan tabir-surya pelindung kulit jika anda harus berjemur dibawah terik matahari, preparat ini akan menghalangi pancaran sianr matahari yang berbahaya.

5. Gunakan preparat tabir-surya dengan SPF 15 stsu lebih. Preparat tabir surya dapat dikalsifikasikan kekuatannya dengan angka, yaitu dari angka 4 (yang paling lemah) hingga diatas 15 (proteksi terhadap sinar ultraviolet). Pengklasifikasian dengan angka ini dinamakan SPF (solar protection factor) dan dicetak pada botol kemasannya.

6. Oelskan lagi preparat tabir-surya yang kedap air pada saat sesudah berenang atau terkena terik matahari dalam waktu yang lama.

7. Hindari minyak. Jika dioleskan sebelum atau selama terkena sinar matahari dalam waktu yang lama.

8. Hindari minyak. Jika dioleskan sebelum atau selama terkena sinar matahari, minyak tidak memberikan perlindungan terhadap luka bakar atau kerusakan kulit akibat sinar matahari.

9. Gunakan pelembab bibir atau lipgloss yang mengandung preparat tabir surya dengan angka SPF tertinggi.

10. Kenakan pakaian pelindung yang tepat (misalnya, topi yang pinggirnya lebar, kemeja tangan panjang). Namun demikian, pakaian tidak memberikan perlindungan yang penuh karena hingga 50 % dari pancaran sinar matahari yang merusak kulit dapat menembus pakaian. Pancaran sinar ultraviolet juga dapat menembus awan.

11. Jangan menggunakan lampu pemanas untuk membuat kulit berwarna cokelat kekuningan, hindari pemakaian preparat untuk mencokelatkan kulit yang dijual dipasaran.

12. Ingatkan anak-anak, khususnya yang memilki kulit yang cerah, untuk menghindari pajanan matahari dan menggunakan krim tabir-surya guna mencegah kanker kulit.b. Pengobatan

Terapi pada kanker kulit terdiri dari terapi pembedahan dan non pembedahan. Terapi pembedahan terdiri dari pembedahan dengan eksisi, pembedahan dengan menggunakan teknik Mohs Micrographic Surgery (MMS), curretage and cautery, dan cryosurgery.

a) Pembedahan dengan eksisi

Pada teknik ini, tumor di eksisi beserta dengan jaringan normal disekitarnya dengan batas yang telah ditentukan sebelumnya untuk memastikan seluruh sel kanker sudah terbuang.

b) Pembedahan dengan teknik Mohs Micrographic Surgery (MMS)

Mohs Micrographic Surgery (MMS) adalah sebuah teknik pembedahan yang pertama kali dilakukan oleh Frederic Mohs di tahun 1940. Pada teknik ini, tumor di eksisi beserta dengan jaringan normal disekitarnya dengan batas yang telah ditentukan sebelumnya.

Indikasi penggunaan teknik Mohs Micrographic Surgery (MMS) antaralain: Lokasi tumor : terutama di bagian tengah wajah, sekitar mata, hidung, dan telinga. Ukuran tumor : berapapun, tapi khususnya >2cm. Subtipe histologi : morfoik, infiltratif, mikronodular, dan subtipe basoskuamosa. Definisi batas tumor yang kurang baik melalui klinis. Lesi yang berulang (rekuren). Ada keterlibatan perivaskular dan perineural.

c) Curretage and cautery

Merupakan metode tradisional dalam terapi pembedahan kanker kulit. Metode ini merupakan metode kedua terbanyak yang dilakukan setelah metode eksisi. Curretage and cautery bila dilakukan untuk terapi pada lesi yang terdapat di wajah akan mengakibatkan angka rekurensi yang tinggi, sehingga merupakan suatu kontraindikasi.

d) CryosurgeryCryosurgery menggunakan cairan nitrogen dalam temperatur -50 hingga -60 C untuk menghancurkan sel kanker. Teknik double freeze direkomendasikan untuk lesi yang terdapat di wajah. Fractional cryosurgery direkomendasikan untuk lesi yang berukuran besar dan lokasinya tersebar. Keberhasilan dari teknik ini tergantung dari seleksi jaringan dan kemampuan operator.

e) Photodynamic therapy Photodynamic therapy melibatkan penggunaan reaksi fotokimia dimediasi melalui interaksi agen photosensitizing, cahaya, dan oksigen. Karena fotosensitizer diarahkan secara langsung ditargetkan pada jaringan lesi, photodynamic therapy dapat meminimalkan kerusakan pada struktur sehat berdekatan. Metode ini efektif untuk lesi pada wajah dan kulit kepala yang bersifat primer dan superfisial.

f) Radiasi

Radiasi menggunakan sinar x-ray dengan energi tinggi untuk membunuh sel kanker. Dikatakan bahwa, radiasi bukanlah untuk menyembuhkan kanker, melainkan sebagai terapi adjuvan setelah pembedahan untuk mencegah rekurensi dari sel kanker atau untuk mencegah metastasis.

g) Kemoterapi

Kemoterapi adalah metode dengan menggunakan obat-obatan untuk membunuh sel kanker khusus pada tipe Melanoma Maligna. Hal ini disebabkan karena sifat dari Melanoma Maligna yang sering melakukan metastasis ke organ lain.2 Beberapa jenis obat kemoterapi yang digunakan adalah Dacarbazine (DTIC), Cisplatin yang dikombinasikan dengan Vinblastine, Temozolomide (Temodar), dan Paclitaxel.

2.11 Tingkatan Melanoma Maligna Staging adalah suatu proses untuk mengetahui seberapa jauh kanker tersebut bermetastasis. Staging diperoleh melalui pemeriksaan fisik, biopsi, dan juga proses pencitraan. Staging juga membantu untuk menentukan terapi yang tepat dan prognosis penyakit pasien. Staging pada Melanoma Maligna yang paling sering digunakan adalah TNM System dari American Joint Commission Cancer (AJCC).2TNM System terdiri dari T (Tumor), N (Nodus limfe), dan M (Metastasis).2.12 Prognosis

Prognosis Kanker kulit disesuaikan dengan masing-masing tipenya. Pada Karsinoma Sel Basal prognosisnya cukup baik bila deteksi dan pengobatannya dilakukan secara cepat dan tepat. Pada Karsinoma Sel Skuamosa prognosisnya tergantung pada diagnosis dini, cara pengobatan dan keterampilan dokter, serta prognosis yang paling buruk bila tumor ditemukan diatas kulit normal (de novo), sedangkan tumor yang ditemukan pada kepala dan leher prognosisnya lebih baik daripada di tempat lain. Demikian juga prognosis yang ditemukan di ekstrimitas bawah lebih buruk daripada ekstrimitas atas. Pada Melanoma Maligna prognosis penyakitnya adalah buruk. Yang mempengaruhinya adalah lokasi tumor primer, stadium, organ yang telah terinfiltrasi (metastasis ke tulang dan hati lebih buruk daripada ke kelenjar getah bening dan kulit), jenis kelamin (wanita lebih baik daripada laki-laki), melanogen di urin (bila terdapat melanogen di urin prognosisnya lebaih buruk), dan kondisi hospes (jika fisik lemah dan imun menurun prognosisnya lebih buruk).2.13 Asuhan Keperawatan

1. Pengkajian

Dalam kasus kanker kulit ini pengkajian terhadap pasien adalah hal yang paling penting sebab hal ini adalah alangkah awal untuk menentukan intervensi keperawatan selanjutnya. Pengkajian ini meliputi biodata pasien, riwayat kesehatan pasien meliputi riwayat kesehatan sekarang, dahulu dan keluarga serta semua mengenai pemenuhan kebutuhan dasar manusia (KDM) dari pasien tersebut.

Saat pengkajian pun pemeriksaan fisik perlu dilakukan untuk mendapatkan data-data objektif dari pasien tersebut. Berikut adalah hasil dari pemeriksaan fisik pada pasien kanker kulit :a. Karsinoma Sel BasalPada pemeriksaan fisik akan didapatkan kelainan-kelainan sesuai dengan tipe-tipe Karsinoma Sel Basal sebagai berikut : Nodular Basalioma akan didapatkan eufloresensi berupa nodul menyerupai kutil, tidak berambut, berwarna coklat atau hitam, tidak mengkilat (keruh). Morphoeic Basal Cell Carcinoma akan didapatkan eufloresensi menyerupai morfea akan tetapi ditemukan tanda-tanda berupa kelainan yang datar, berbatas tegas, tumbuhnya lambat, berwarna kekuningan, dan pada perabaan tepinya keras. Pigmented Basal Cell Carcinoma akan didapatkan eufloresensi berupa nodul berwarna coklat, biru, atau keabuan dan kenampakannya mirip dengan Melanoma.b. Karsinoma Sel Skuamosa

Pada pemeriksaan fisik berupa inspeksi untuk melihat eufloresensi kulit akan didapatkan kelainan-kelainan berupa nodul yang keras dengan batas yang tidak tegas, permukaannya mula-mula licin seperti kulit normal yang akhirnya berkembang menjadi papiloma. Ulserasi dapat terjadi, umumnya mulai timbul pada waktu berukuran 1-2cm, diikuti pembentukan krusta dengan pinggir yang keras serta mudah berdarah.

c. Melanoma Maligna

Dalam Melanoma Maligna dibedakan berdasarkan jenisnya, antara lain : Pada Superficial Spreading Melanoma (SSM) dapat ditemukan kelainan berupa bercak dengan ukuran beberapa milimeter sampai beberapa cm dengan warna bervariasi (waxy, kehitaman, kecoklatan, putih, biru), tidak teratur, berbatas tegas dengan sedikit penonjolan di permukaan kulit. Pada Nodular Melanoma (NM) dapat ditemukan kelainan berupa nodul berwarna biru kehitaman dengan batas tegas serta mempunyai variasi bentuk yaitu bentuk dengan permukaan licin pada lapisan epidermis, nodus yang menonjol dengan bentuk tidak teratur pada permukaan kulit, dan bentuk eksofitik dengan ulserasi. Pada Lentigo Malignant Melanoma dapat ditemukan kelainan berupa bentuk yang berbatas tegas, berwarna coklat kehitaman serta tidak homogen, bentuk tidak teratur, dan pada bagian tertentu dapat tumbuh nodul yang berbatas tegas setelah bertahun-tahun. Pada Acral Lentiginous Melanoma (ALM) dapat ditemukan kelainan yang berbeda sesuai dengan lokasi melanoma. Pada daerah anal berupa pigmentasi sedangkan pada daerah vulva akan tampak pigmentasi lebih mengkhusus berwarna biru kehitaman dengan lokasi sampai mengenai rahim.2. Analisa Data

Dalam analisa data ini maka semua data yang kita dapatkan saat pengkajian dijadikan data untuk menentukan masalah keperawatan yang terjadi pada pasien.3. Diagnosa KeperawatanDiagnosa keperawatan yang terjadi pada pasein kanker kulit adalah sebagai berikut :

1. Nyeri berhubungan dengan perlukaan dermis

2. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan pengangkatan jaringan.

3. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan pengangkatan jaringan.

4. Gangguan citra diri berhubungan dengan perubahan bentuk tubuh5. Kurang pengetahuan berhubungan dengan krang terpapar informasi4. Intervensi Keperawatan

NoDiagnosaIntervensiRasional

1.Nyeri b.d perlukaan dermis Evaluasikan rasa sakit secara reguler, catat karakteristik, lokasi, dan intensitas.

Kaji tanda-tanda vital

Lakukan responsi sesuai petunjuk, misal semi flower, miring.

Dotrong penggunaan teknik relaksasi, misal latihan nafas dalam.

Kolaborasi dalam pemberian analgetik. Sediakan informasi mengenai kebutuhan atau efektifitas intervensi.

Dapat mengendalikan rasa sakit akut dan ketidaknyamanan.

Dapat mengurangi rasa sakit dan meningkatkan sirkulasi.

Lepaskan tegangan emosional dan otot.

Terapi analgetik untuk alternatif mengatasi nyeri.

2. Kerusakan integritas kulit b.d perlukaan dermis Bersihkan permukaan kulit dengan menggunakan hidrogen perkosida.

Ingatkan klien untuk tidak menyentuh daerah luka

Periksa luka secara teratur, catat karakteristik dan integritas kulit. Menurunkan kontaminasi kulit, membantu memberikan eksudat.

Mencegah kontaminasi luka

Mencegah terjadinya kondisi luka yang lebih serius.

3.Resiko tinggi infeksi b.d pengangkatan jaringan. Periksa kulit untuk memeriksa adanya infeksi kulit.

Berikan antibiotik sesuai petunjuk

Bersihkan permukaan kulit dengan menggunakan hidrogen peroksida atau air

Ingatkan klien untuk tidak menyentuk daerah luka. Gangguan pada integritas kulit atau dekat dengan lokasi operasi adalah sumber kontaminasi luka.

Dapat diberikan sesuai profiklasis bila dicurgai terjadi infeksi.

Menurunkan kontaminasi kulit

Untuk mencegah kontaminasi luka.

4.Gangguan citra diri b.d perubuhan bentuk tubuh Tetapkan hubungan saling percaya dan berikan dorongan pasien untuk membahas setiap perubahan citra diri dan metode koping.

Libatkan klien dalam rencana perawatan

Diskusikan persepsi pasien tentang bagaimana orang tertekan menerima kondisinya atau keterbatasannya Hubungan saling percaya memberikan dukungan pada klien dan membantu metode koping yang efektif.

Meningkatkan perasaan harga diri, kontrol diri, serta partisipasi dalam terapi. Isyarat verbal atau non verbal menggambarkan bagaimana pasien memandang dirinya

5.Kurang pengetahuan b.d kurang terpapar informasi Kaji tingkat pemahaman klien

Kaji tentang pemahaman klien atau orang terdekat

Rujuk pada sumber -sumber komunitas sesuai indikasi Berikan fasilitas perencanaan program pengajaran

Mengetahui tingkat pemahaman klien saat ini, mengidentifikasi kebutuhan belajar dan memberikan dasar pengetahuan dimana klien membuat keputusan berdasarkan info yang didengar.

Meningkatkan kompoten perawatan mandiri dan kemandirian optimal, mempertahankan klien dalam situasi yang diinginkan.

BAB III

PENUTUP

2.13 Kesimpulan

2.14 SaranDAFTAR PUSTAKA Price, Sylvia A. 2005. Patofisiologi:Konsep klinis proses-proses penyakit. Jakarta : EGC Smelzer, Suzanne C. 1987.Buku Ajar Keperawatan Medikal Medah. Jakarta: EGC

Goldstein, Beth G. 1998. Dermatologi Praktis. Jakarta : EGC. Hendaria, Made Puteri dan Sri Maliawan. 2010. Kanker Kulit. Fakultas Kedokteran Universitas Udayana RS. Pusat Sanglah Denpasar. Diambil dari www.portalgaruda.org, diakses pada 25 Februari 2013 pukul 22.00.Klien merasa malu terhadap dirinya sendiri

(

(*9

papula, nodus, tumor dan plak semakin banyak

(

(*9

Kerusakan integritas kulit

(

(*9

Nyeri

(

(*9

Meransang saraf nyeri

(

(*9

Terbentuknya papula, nodus, tumor dan plak

(

(*9

Karsinoma Sel Basal

(

(*9

Karsinoma Sel Skuamosa

(

(*9

Membelah secara abnormal atau tidak terkontrol

(

(*9

Terjadi perubahan DNA pada strukutr kulit

Mengubah sifat penyusunan sel kulit dari normal menjadi ganas

(

(*9

Factor predisposisi (genetic, radiasi sinar UV, zat karsinogenik)

(

(*9

Menyerang epidermis dalam

(

(*9

Menyerang epidermis kulit

(

(*9

menyerang melanosit

(

(*9

Melanoma Maligna

(

(*9

Kurang pengetahuan

(

(*9

Dilakukan tindakan

pembedahan

(*9

Kulit mudah terpapar

zat asing

(*9

Resiko tinggi infeksi

(

(*9

Kurang pengetahuan

(

(*9

Klien tidak tahu akan

penyakit yang di deritanya

(*9

Gangguan citra diri

(

(*9

12