Upload
hadiyanto-tiono
View
71
Download
1
Embed Size (px)
DESCRIPTION
isi
Citation preview
Bab I
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Pada tahun 2000, The United Nations Children's Fund (UNICEF), World Health
Organization (WHO), dan United Nation Population Fund (UNFPA) telah mengenal pasti
terdapat 57 negara perlu mengeliminasi kejadian tetanus neonatorum di negara mereka;
salah satunya adalah Indonesia. WHO mengestimasikan 59.000 neonatus seluruh dunia
mati akibat tetanus neonatorum. Oleh karena itu, UNICEF, WHO dan UNFPA setuju
mengulur eliminasi hingga 2005. Target eliminasi tetanus neonatorum adalah satu kasus
per seribu kelahiran di masing-masing wilayah dari setiap Negara.1
Salah satu ukuran keberhasilan pembangunan kesehatan adalah besar kecilnya angka
kematian bayi. Berbagai studi menyatakan bahwa ada hubungan negatif antara tingkat
kematian bayi dengan pembangunan kesehatan, yang artinya apabila tingkat kematian
bayi tinggi berarti pembangunan kesehatan belum berhasil dan sebaliknya. Menurut hasil
survei Demografi dan kesehatan Indonesia (per 5 tahun) tahun 2007 angka kematian bayi
(IMR) di Indonesia tercatat sebanyak 34 per 1000 kelahiran hidup dan menduduki urutan
ke sembilan negara ASEAN.2
Pada tahun 2011, diketahui jumlah kasus tetanus neonatorum di Indonesia 114
dengan angka kematian (CFR) 67% dan 69 kasus meninggal dunia. (Departemen
Kesehatan Republik Indonesia (Depkes RI), 2012).2
Walaupun program telah dilaksanakan, jangkauan imunisasi Tetanus Toksoid bagi
ibu hamil masih jauh dari harapan. Terbukti, dari 57.435 estimasi ibu hamil pada tahun
2011 di Jakarta, ternyata hanya 35.339 ibu hamil mendapat imunisasi TT1 dan 32.011 ibu
hamil mendapat imunisasi TT2. Antara faktor-faktor yang mempengaruhi rendahnya
jangkauan imunisasi Tetanus Toksoid adalah kurangnya kegiatan promosi kesehatan di
Puskesmas serta rendahnya pengetahuan masyarakat terhadap imunisasi TT walaupun
imunisasi tersebut dapat diperoleh secara gratis di tempat pelayanan kesehatan
pemerintah (Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit & Penyehatan Lingkungan,
2012).2
1
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dilakukan penelitian tentang imunisasi tetanus
toksoid dan faktor-faktor yang berhubungan pada ibu hamil di Puskesmas Grogol
Petamburan. Permasalahan yang ditemukan pada latar belakang tersebut adalah:
Pada tahun 2000, UNICEF), World Health Organization (WHO), dan United
Nation Population Fund (UNFPA) menyatakan terdapat 57 negara perlu
mengeliminasi kejadian tetanus neonatorum di negaranya; salah satunya adalah
Indonesia. WHO mengestimasikan 59.000 neonatus seluruh dunia mati akibat
tetanus neonatorum.
Menurut hasil survei Demografi dan kesehatan Indonesia (per 5 tahun) tahun 2007
angka kematian bayi (IMR) di Indonesia tercatat sebanyak 34 per 1000 kelahiran
hidup dan menduduki urutan ke sembilan negara ASEAN.
Pada tahun 2011, diketahui jumlah kasus tetanus neonatorum di Indonesia 114
dengan angka kematian (CFR) 67% dan 69 kasus meninggal dunia.
Jangkauan imunisasi Tetanus Toksoid bagi ibu hamil masih jauh dari harapan.
Terbukti, dari 57.435 estimasi ibu hamil pada tahun 2011 di Jakarta, ternyata hanya
35.339 ibu hamil mendapat imunisasi TT1 dan 32.011 ibu hamil mendapat
imunisasi TT2.
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan umum
Mengetahui gambaran status imunisasi Tetanus Toksoid dan faktor-faktor yang
berhubungan pada ibu hamil di Puskesmas Kecamatan Grogol Petamburan Januari
2013.
1.3.2 Tujuan khusus
Yang menjadi tujuan khusus dalam penelitian ini adalah:
a. Diketahuinya sebaran gambaran status imunisasi Tetanus Toksoid di Puskesmas
Kecamatan Grogol Petamburan.
b. Diketahuinya sebaran umur, tingkat pendidikan, pekerjaan, tingkat pendapatan
keluarga, paritas, tingkat pengetahuan, sumber informasi, jumlah kunjungan ANC
ibu hamil di Puskesmas Kecamatan Grogol Petamburan.
2
c. Diketahuinya hubungan sebaran gambaran status imunisasi Tetanus Toksoid dan
sebaran umur, tingkat pendidikan, pekerjaan, tingkat pendapatan keluarga, paritas,
tingkat pengetahuan, sumber informasi, jumlah kunjungan ANC ibu hamil di
Puskesmas Kecamatan Grogol Petamburan.
1.4 Manfaat
1.4.1 Manfaat bagi peneliti
a. Menerapkan dan mengembangkan ilmu pengetahuan yang telah diperoeh saat
kuliah dan membandingkannya.
b. Memperoleh pengalaman belajar dengan pengetahuan dalam melakukan
penelitian.
c. Melatih kemampuan dalam berkomunikasi dengan masyarakat.
d. Mengembangkan daya nalar, minat dan kemampuan dalam bidang penelitian.
e. Mendapat masukan mengenai gambaran status imunisasi tetanus toksoid dan
faktor-faktor yang mempengaruhinya di Puskesmas Grogol Petamburan.
f. Melatih kerja sama dalam tim.
1.4.2 Manfaat bagi perguruan tinggi
a. Mewujudkan Tridarma Perguruan Tinggi, yaitu pendidikan, pengabdian kepada
masyarakat dan peneliti.
b. Mewujudkan Perguruan Tinggi UKRIDA sebagai masyarakat ilmiah dalam peran
serta fungsinya dibidang kesehatan.
c. Mengenalkan Fakultas Kedokteran UKRIDA kepada masyarakat.
1.4.3 Manfaat bagi Puskesmas
a. Sebagai masukan berupa hasil penelitian, dan saran- saran yang diharapkan dapat
mencapai umpan balik positif bagi ibu hamil di Puskesmas Grogol Petamburan
dalam upaya pencegahan tetanus neonatorum.
b. Sebagai bahan masukan dalam melakukan penyuluhan kesehatan untuk
meningkatan tercapainya sasaran imunisasi tetanus toksoid pada semua ibu hamil
di Puskesmas Grogol Petamburan.
3
1.5 Sasaran
Semua ibu hamil trimester ketiga yang datang berobat ke Puskesmas Grogol Petamburan pada tanggal 06 - 08 februari 2013.
4
Bab II
Tinjauan Pustaka
2.1. Imunisasi
2.1.1. Pengertian
Imunisasi berasal dari kata imun, yang berarti kebal atau resisten. Imunisasi adalah
suatu cara untuk menimbulkan atau meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap
suatu penyakit, sehingga bila kelak ia terpapar dengan penyakit tersebut tidak akan sakit atau
sakit ringan.3
Imunisasi adalah suatu tindakan untuk memberikan kekebalan dengan cara
memasukkan vaksin ke dalam tubuh manusia, untuk mencegah penyakit. Imunisasi
merupakan salah satu cara yang efektif dan efisien dalam mencegah penyakit dan merupakan
bagian kedokteran preventif yang mendapatkan prioritas.3
2.2. Imunisasi TT Ibu Hamil
Imunisasi bertujuan untuk menurunkan angka kesakitan, kecacatan dan kematian dari
penyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I). 3
Pencegahan terhadap penyakit tetanus neonatorum yaitu dengan cara pemberian
imunisasi kepada ibu hamil. Pelaksanaan kegiatan imunisasi TT ibu hamil terdiri dari
kegiatan imunisasi rutin dan kegiatan tambahan. Kegiatan imunisasi rutin adalah kegiatan
imunisasi yang secara rutin dan terus-menerus harus dilaksanakan pada periode waktu yang
telah ditetapkan, yang pelaksanaannya dilakukan di dalam gedung (komponen statis) seperti
puskesmas, puskesmas pembantu, rumah sakit, rumah bersalin dan di luar gedung seperti
posyandu atau melalui kunjungan rumah. Kegiatan imunisasi tambahan adalah kegiatan
imunisasi yang dilakukan atas dasar ditemukannya masalah dari hasil pemantauan atau
evaluasi.3
2.2.1. Jadwal Imunisasi TT ibu hamil
Untuk ibu hamil, selama waktu kehamilan diberikan dua kali imunisasi TT dengan
selang waktu minimal empat minggu. Bila ibu hamil sewaktu caten (calon penganten) sudah
mendapat TT sebanyak 2 kali, maka kehamilan pertama cukup mendapat TT 1 kali, dicatat
sebagai TT ulang dan pada kehamilan berikutnya cukup mendapat TT 1 kali saja yang dicatat
sebagai TT ulang juga. Bila ibu hamil sewaktu caten (calon penganten) atau hamil 5
sebelumnya baru mendapat TT 1 kali, maka perlu diberi TT 2 kali selama kehamilan ini dan
kehamilan berikutnya cukup diberikan TT 1 kali sebagai TT ulang. Bila ibu hamil sudah
pernah mendapat TT 2 kali pada kehamilan sebelumnya, cukup mendapat TT 1 kali dan
dicatat sebagai Tetanus Toksoid ulang.5
2.3. Vaksin TT (Tetanus Toxoid)
2.3.1. Deskripsi
Vaksin adalah bibit penyakit yang sudah dimatikan atau dilemahkan, yang bila
diberikan kepada seseorang akan menimbulkan kekebalan spesifik secara aktif terhadap
infeksi tertentu. Tetanus toksoid telah digunakan sebagai vaksin monovalen (TT) untuk
mengimunisasi orang dewasa, atau seperti kombinasi komponen vaksin Difteri-Tetanus-
Pertusis (DTP) atau vaksin Difteri-Tetanus untuk imunisasi pada anak-anak. Tetanus toksoid
stabil bertahan pada pajanan suhu ruangan selama sebulan, dan 370C untuk beberapa minggu
tanpa potensi kerugian yang signifikan.5
Vaksin jerap TT ( Tetanus Toxoid ) adalah vaksin yang mengandung toxoid tetanus
yang telah dimurnikan dan terabsorbsi ke dalam 3 mg/ml aluminium fosfat. Thimerosal 0,1
mg/ml digunakan sebagai pengawet. Satu dosis 0,5 ml vaksin mengandung potensi sedikitnya
40 IU. Dipergunakan untuk mencegah tetanus pada bayi yang baru lahir dengan
mengimunisasi Wanita Usia Subur (WUS) atau ibu hamil, juga untuk pencegahan tetanus
pada ibu bayi.5
2.3.2. Kemasan Vaksin
Kemasan vaksin dalam vial. 1 vial vaksin TT berisi 10 dosis dan setiap 1 box vaksin
terdiri dari 10 vial. Vaksin TT adalah vaksin yang berbentuk cairan.5
2.3.3. Sifat Vaksin
Vaksin TT termasuk vaksin yang sensitif terhadap beku (Freeze Sensitive=FS) yaitu
golongan vaksin yang akan rusak bila terpapar/terkena dengan suhu dingin atau suhu
pembekuan.5
Tabel 2.1. Keadaan Suhu Terhadap Umur Vaksin TT5
VAKSIN PADA SUHU DAPAT BERTAHAN SELAMA
6
TT -0,5ºC Maximal ½ jam
-5º C − -10º C Maximal 1,5 − 2 jam
Beberapa ºC diatas suhuudara luar (ambienttemperature <34º C)
30 hari
Sumber : Depkes RI, 2005
2.3.4. Tetanus Toksoid Menginduksi Imunitas
Vaksin tetanus toksoid adalah bibit penyakit yang sudah dilemahkan, yang bila
diberikan kepada seseorang akan menimbulkan kekebalan spesifik terhadap penyakit tetanus.
Manfaat imunisasi tetanus toksoid pada ibu hamil yaitu melindungi bayinya yang baru lahir
dari tetanus neonatorum. Tetanus toksoid menginduksi pembentukan antitoksin spesifik.
Antibodi ini berperan penting dalam perlindungan terhadap penyakit tetanus. Kekebalan
terhadap tetanus dimediasi oleh antibodi dari jenis yang termasuk kelas immunoglobulin G
(IgG). Antibodi ini terdistribusi di seluruh aliran darah dan di ruang ekstravaskular.
Antitoksin dalam jaringan mampu menetralisasi toksin yang dihasilkan oleh kuman tetanus
yang menginfeksi luka. Antitoksin yang melewati plasenta dan memasuki janin atau fetus
dapat mencegah tetanus neonatorum.5
Kekebalan terhadap toksin tetanus hanya dihasilkan lewat imunisasi, kesembuhan dari
infeksi kuman tetanus tidak melindungi terhadap infeksi tetanus berikutnya. Sejumlah kecil
toksin tetanus mampu menyebabkan penyakit, tetapi tidak cukup untuk merangsang
pembentukan antibodi. Oleh sebab itu, semua pasien yang secara klinis menderita tetanus
perlu diimunisasi dengan tetanus toksoid, dan juga pada saat pasien didignosis dengan tetanus
maupun pada masa penyembuhan.6
7
2.4. Tetanus Neonatorum
2.4.1. Pengertian
Tetanus disebabkan oleh aksi dari neurotoksin yang sangat kuat, yaitu tetanospasmin,
yang diproduksi selama pertumbuhan bakteri anaerobik Clostridium tetani. Clostridium tetani
bukanlah suatu organisme yang invasif.3 Penyakit ini biasanya terjadi melalui infeksi cedera
kulit dengan spora tetanus. Spora tetanus masuk ke dalam daerah yang terluka yang menjadi
basil tetanus dengan jaringan nekrotik dengan potensi oksigen yang berkurang. Tetanus
neonatorum terjadi melalui infeksi umbilikus ketika tali pusat dipotong dengan alat yang
tidak bersih atau ketika zat terkontaminasi spora tetanus digunakan pada tali pusat.9
Tetanus Neonatorum (TN) adalah infeksi akut yang disebabkan oleh kuman
Clostridium Tetani memasuki tubuh bayi baru lahir melalui tali pusat yang kurang terawat
dan terjadi pada bayi sejak lahir sampai umur 28 hari, kriteria kasus TN berupa sulit
menghisap ASI, disertai kejang rangsangan, dapat terjadi sejak umur 3-28 hari tanpa
pemeriksaan laboratorium.9
2.4.2. Penularan TN
Penularan TN sebagai akibat memotong tali pusat dengan peralatan tidak steril dan
terkontaminasi dengan ekskreta hewan atau tanah yang mengandung spora tetanus sebagai
balutan atau tali akar untuk mengikat tali pusat. Tetanus Neonatorum penularannya secara
langsung atau tak langsung melalui luka yang ada pada bayi, biasanya terjadi akibat infeksi
pada luka di pusar bekas pemotongan tali pusat dengan menggunakan alat yang
terkontaminasi. Disamping itu infeksi dapat pula terjadi jika luka pusar bayi diobati atau
diberi zat-zat yang terkontaminasi.9
2.4.3. Masa Inkubasi TN
Masa inkubasi biasanya 4-21 hari (umumnya 7 hari), tergantung pada tempat terjadinya
luka, bentuk luka, dosis dan toksisitas kuman.9
2.4.4. Tanda Klinis TN
Tanda-tandanya terdapat pada bayi baru lahir (neonatus) sampai umur kurang dari 28
hari, biasanya beberapa hari sesudah lahir dengan gejala-gejala bayi mula-mula masih bisa
8
menetek atau minum, lama kelamaaan karena otot rahang kejang, maka sulit membuka mulut
sehingga bentuk mulut bayi mencucu seperti mulut ikan, lama-kelamaan otot pernafasan
kejang, tidak lama kemudian bayi kelihatan biru, kejang-kejang sampai meninggal dunia.9
2.4.5. Pencegahan TN
Untuk mencegah tetanus pada bayi baru lahir dilakukan imunisasi aktif dengan toksoid
tetanus pada ibu hamil menjelang kelahiran bayi dan seandainya kelahiran seorang bayi
ditolong oleh dukun, bayi secepatnya dibawa ke dokter/puskesmas untuk mendapat imunisasi
pasif dengan serum anti tetanus.9
Vaksin TT memiliki efektifitas yang sangat tinggi dan pemberiannya mudah, sehingga
tujuan untuk melindungi bayi terhadap TN dapat dicapai dalam waktu yang relatif singkat.10
2.5. Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Status Imunisasi Tetanus Toksoid
Tinjauan hasil-hasil penelitian terdahulu yang mendukung tentang faktor-faktor yang
berhubungan dengan imunisasi tetanus toksoid sebagai berikut :
2.5.1. Usia Ibu
Rata-rata umur ibu hamil yang memiliki status imunisasi lengkap adalah 25
tahun, sedangkan untuk ibu yang memiliki status imunisasi TT tidak lengkap rata-rata
umurnya adalah 27 tahun. Berdasarkan hasil uji statistik didapatkan ada hubungan yang
signifikan antara umur ibu dengan status imunisasi TT pada ibu hamil (p=0,008).
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Purwanto (2002), yang menyatakan ada
hubungan antara umur dengan status imunisasi TT (p value =0,002).6 Namun, hasil
penelitian ini tidak sejalan dengan pernyataan Huclock (1998) dalam Nursalam (2001)
bahwa semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih
matang dalam berfikir dan bekerja dari segi kepercayaan masyarakat. Seseorang yang
lebih dewasa akan lebih dipercaya dari orang yang belum cukup tinggi kedewasaannya.
Hal ini sebagai akibat dari pengalaman dan kematangan jiwanya. Dengan demikian
seseorang yang mencapai tingkat kedewasaan, akan mampu mengambil keputusan
sendiri salah satunya berkaitan dengan kesehatannya.8
2.5.2. Pendidikan Ibu
9
Dari hasil penelitian Wahrunsyah tahun 2000, sebagian besar pada ibu yang
berpendidikan rendah (SLTP ke bawah) pernah mendapat imunisasi tetanus toksoid yaitu
sebanyak 59,6% dan secara statistik menunjukkan tidak ada perbedaan yang bermakna antara
tingkat pendidikan ibu dengan imunisasi. Hal ini disebabkan karena pendidikan tidak
berhubungan langsung dengan pernahnya seorang ibu mendapatkan imunisasi tetanus.7
2.5.3. Pendapatan Keluarga per Bulan
Dari hasil penelitian Syahrul, Fariani (2000), sebesar 61% ibu hamil berpendapatan 1-
2 UMR per bulan atau kurang. Setelah dilakukan uji statistik Chi-Square, diperoleh
kesimpulan bahwa ada hubungan bermakna antara tingkat penghasilan dengan pernahnya
seorang ibu hamil mendapatkan imunisasi tetanus. Hal ini disebabkan karena ada hubungan
langsung antara tingkat penghasilan dengan pernahnya seorang ibu hamil mendapat imunisasi
tetanus.8
2.5.4. Pengetahuan Ibu
Dari hasil penelitian Syahrul, Fariani (2000), diperoleh data ibu usia subur yaitu
tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi TT yaitu 73% baik, 23% sedang dan 4% kurang,
yang pernah mendapat imunisasi tetanus toksoid. Dari hasil analisis analitik (Chi-Square)
ternyata faktor yang mempunyai hubungan dengan status imunisasi TT ibu hamil hanya
faktor pengetahuan ibu (p = 0,00249). Tingkat pengetahuan yang meningkat diikuti
peningkatan jumlah ibu hamil yang mendapat imunisasi tetanus toksoid oleh karena
banyaknya penyuluhan kesehatan termasuk imunisasi TT diberikan melalui radio (dari
Dinkes) dan Posyandu (Puskesmas) di Lumajang. Hal ini ditujukan untuk menambah
pengetahuan tentang imunisasi tetanus toksoid serta manfaatnya.2 Menurut penelitian
Wahrunsyah tahun 2000 diperoleh hasil yaitu 78,8% ibu yang memiliki pengetahuan baik,
pernah mendapat imunisasi tetanus toksoid.7
2.5.5. Sumber Informasi
Dari hasil penelitian Wahrunsyah tahun 2000, diperoleh data sebesar 51,1% ibu
hamil pernah mendapat informasi mengenai pentingnya imunisasi tetanus toksoid, dari satu
atau dua sumber informasi mengenai imunisasi tetanus dan mengikuti pelaksanaan imunisasi
tetanus toksoid. Setelah dilakukan uji Chi-Square diperoleh kesimpulan bahwa ada hubungan
bermakna antara seorang ibu hamil pernah mendapat imunisasi tetanus dengan sumber
10
informasi mengenai imunisasi tetanus. Hal ini disebabkan karena terdapat hubungan
langsung antara sumber informasi dengan pernahnya seorang ibu hamil mendapat imunisasi
tetanus.7
2.5.6. Pekerjaan Ibu
Penelitian Notoatmodjo (2005) menyatakan bahwa hasil penelitian ini berdasarkan
uji statistik menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna secara statistik
antara pekerjaan dengan status imunisasi TT pada ibu hamil (p value=1,000).
Artinya, responden yang bekerja atau tidak bekerja tidak mempengaruhi peluang atau
keinginan responden untuk menerima atau melakukan imunisasi TT saat kehamilan.
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Sukmara (2000) di mana pada hasil
penelitiannya tidak ada hubungan yang bermakna antara pekerjaan dengan status
imunisasi TT pada ibu hamil.12
2.5.7. Paritas
Berdasarkan hasil uji statistik menunjukkan bahwa ada hubungan yang
bermakna antara gravida dengan status imunisasi TT pada ibu hamil (p value =
0,004). Pada penelitian ini, ibu primigravida memiliki peluang 3,161 kali untuk
mendapatkan status imunisasi TT lengkap. Ibu dengan kehamilan pertama akan
mengalami krisis maturitas yang dapat menimbulkan stres akan tetapi ibu tersebut akan
lebih mempersiapkan diri untuk memberi perawatan, sehingga ibu akan memperhatikan
kesehatan kehamilannya dengan baik, khususnya dengan mengikuti imunisasi tetanus toksoid
secara teratur. Lain halnya ibu dengan kehamilan kedua atau lebih, ibu tersebut akan
cenderung kurang memperhatikan kehamilannya, sehingga ibu dengan multiparitas belum
tentu mengikuti imunisasi tetanus toksoid secara teratur .7
11
Kerangka Teori
12
Kerangka Konsep
13
Status Imunisasi Tetanus Toksoid Pada Ibu Hamil
Usia
Sumber Informasi
Pengetahuan
Pendapatan Keluarga UMR
Paritas
Pekerjaan
Pendidikan Formal
Bab III
Metodologi Penelitian
3.1 Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan adalah studi deskriptif dengan pendekatan cross
sectional mengenai gambaran status imunisasi tetanus toxoid dan faktor faktor yang
berhubungan pada ibu hamil di puskesmas kelurahan Wijaya Kusuma, Kecamatan Grogol
Petamburan, Jakarta Barat.
3.2 Tempat dan waktu penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 1 januari 2013 – 31 januari 2013 di Puskesmas
Kelurahan Wijaya Kusuma, Kecamatan Grogol Petamburan, Jakarta Barat.
3.3 Populasi
Seluruh ibu hamil trimester 3 yang datang ke puskesmas Kelurahan Wijaya Kusuma,
Kecamatan Grogol Petamburan, Jakarta Barat
3.4 Kriteria inklusi dan eksklusi
Kriteria inklusi adalah ibu hamil trimester 3 yang datang berkunjung ke bagian KIA /KB
di puskesmas Kelurahan Wijaya Kusuma periode januari 2013 dan bersedia mengikuti
penelitian.
Kriteria eksklusi adalah ibu hamil yang memenuhi kriteria inklusi namun tidak mau
mengisi kuesioner.
3.5 Sampel
3.5.1 Besar Sampel
Melalui rumus dibawah ini didapatkan besar sampel penelitian sebagai berikut:
(Zα)2 .p.q
n1 = ---------------
L2
n2 = n1 + (10% . n1)
Keterangan:14
n1 : Jumlah sampel minimal.
n2 : Jumlah sampel ditambah substitusi 10% (substitusi adalah persen responden
yang mungkin drop out).
Zα : Tingkat batas kemaknaan, dengan α = 5%.
Didapat Zα pada kurva normal = 1,96.
P : Proporsi variabel yang ingin diteliti, dikarenakan tidak ditemukannya
kepustakaan yang mendukung, ditentukan dengan p = 50%
Q : 100% - p = 100 % - 50% = 50%
L : Presisi, derajat kesalahan yang masih dapat diterima adalah 10%.
Berdasarkan rumus di atas didapatkan angka sebagai berikut :
( Z )2 . p. q ( 1,96 )2 . 0.5.0.5
n1 = ------------------ = ---------------------------- = 96,04
L2 ( 0,1 )2
Untuk menjaga kemungkinan adanya responden yang drop out maka dihitung
n2 = n1 + ( 10% . n1 )
= 96,04+(10%.96) = 105,6 = 106(dibulatkan)
3.5.2 Teknik Pengambilan Sampel
Pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah dengan Consecutive Sampling
3.6 Identifikasi Variabel
Dalam penelitian ini digunakan variabel dependent (terikat) dan variabel
independent (bebas). Variabel terikat adalah status imunisasi Tetanus toxoid pada ibu
hamil. Variabel bebas antara lain: usia, paritas, pekerjaan ibu hamil, tingkat
pendidikan, sumber informasi, pendapatan keluarga per bulan, pengetahuan ibu.
3.7 Cara Kerja
1. Menghubungi Kepala Puskesmas Kelurahan Wijaya Kusuma yang menjadi daerah
penelitian untuk melaporkan tujuan diadakannya penelitian di daerah tersebut.
2. Melakukan pengumpulan data – data dengan menggunakan instrument penelitian
berupa kuesioner di Puskesmas Wijaya Kusuma
3. Melakukan pengolahan, analisis, dan interpretasi data 15
4. Penulisan laporan penelitian.
5. Pelaporan penelitian.
3.7.1 Pengumpulan Data
Data primer yang diambil dari responden dengan teknik wawancara dengan
menggunakan bantuan kuesioner terhadap ibu hamil yang datang di puskesmas
Kecamatan Grogol Petamburan, Jakarta Barat.
i. Pengolahan Data
Terhadap data-data yang telah dikumpulkan akan dilakukan pengolahan berupa proses
editing, verifikasi, dan koding. Selanjutnya dimasukkan dan diolah dengan menggunakan
program komputer, yaitu program SPSS.
3.7.3 Penyajian Data
Data yang didapat disajikan dengan tekstular dan tabular.
3.7.4 Analisis Data
Terhadap data yang telah diolah kemudian dilakukan analisis dengan menggunakan
cara uji statistik yang sesuai.
3.7.5 Interpretasi data
Data diinterpretasi secara univariat dan bivariat (Kolmogorov)
3.7.6 Pelaporan Data
Data disusun dalam bentuk pelaporan penelitian yang selanjutnya akan di presentasikan
di hadapan staf pengajar bagian Ilmu Kedokteran Komunitas, Fakultas Kedokteran
Universitas Kristen Krida Wacana (UKRIDA) dalam forum pendidikan Ilmu Kesehatan
Masyarakat FK UKRIDA.
3.8 Definisi Operasional
16
Dari kerangka konsep penelitian, maka definisi operasional dari variabel-variabel
penelitian ini adalah:
1. Ibu Hamil adalah wanita yang sedang mengandung dalam usia kehamilan yang
tidak ditentukan.
Yang kami maksudkan ibu hamil disini adalah wanita yang sedangyang datang
ke puskesmas kelurahan wijaya kusuma, kecamatan Grogol – Petamburan.
Dalam hal ini ibu hamil digolongkan menjadi :
-Ibu hamil trimester 3 yang tidak pernah mendapatkan imunisasi tetanus toksoid
-Ibu hamil trimester 3 yang pernah mendapat imunisasi tetanus toksoid
2. Usia Ibu, adalah lamanya hidup seorang ibu sejak dilahirkan sampai saat
penelitian dilakukan. Usia ibu dihitung dengan cara mengurangi tanggal, bulan,
dan tahun saat melakukan penelitian dengan tanggal, bulan dan tahun lahir yang
tertera dalam Kartu Tanda Penduduk yang berlaku. Bila terdapat kelebihan usia
kurang dari enam bulan dibulatkan ke bawah dan bila terdapat kelebihan usia
lebih atau sama dengan enam bulan dibulatkan ke atas.
Usia Dikelompokkan menjadi :
a. < 20 tahun
b. 21 -30 tahun
c. > 30 tahun
Koding :
Kode 1 : < 20 tahun
Kode 2 : 21 – 30 tahun
Kode 3 : > 30 tahun
3. Pendidikan Ibu
Pendidikan adalah jenjang pendidikan formal dari suatu institusi tertentu yang
mencakup tingkat pendidikan Sekolah Dasar (SD), atau sederajat, Sekolah
Menengah Pertama (SMP) atau sederajat, Sekolah Menengah Umum (SMU) atau
sederajat, dan akademi atau perguruan tinggi yang sederajat.
a. Tingkat pendidikan rendah :
17
- Tidak tamat/tamat SD atau sederajat
- Tidak tamat SMP atau sederajat
- Tamat SMP atau sederajat
- Tidak tamat Sekolah Menengah Atas (SMA) atau sederajat.
b. Tingkat pendidikan sedang :
- Tamat SMA atau sederajat
- Tidak tamat akademi atau perguruan tinggi atau sederajat
c. Tingkata pendidikan tinggi :
- Tamat akademi atau perguruan tinggi atau sederajat. (D3,S1,D2,S3).
Koding :
Kode 1 : Tingkat pendidikan rendah
Kode 2 : Tingkat pendidikan sedang
Kode 3 :Tingkat pendidikan tinggi
4. Pekerjaan adalah profesi atau kegiatan rutin yang dilakukan subjek sehari-hari di
luar lingkungan rumah dalam upaya mendapatkan imbalan uang atau materi untuk
pemenuhan kebutuhan hidup keluarga.
Pekerjaan yang kami maksud disini adalah kegiatan yang mengkonsumsi waktu,
sehingga mempengaruhi waktu luang yang dapat digunakan seorang ibu untuk
mendapatkan imunisasi TT. dibagi menjadi :
Bekerja : Bila ibu yang kegiatan utama sehari-hari di luar maupun di dalam
rumah yang bertujuan memperoleh imbalan uang atau materi.
Tidak bekerja : Termasuk di dalamnya sebagai ibu rumah tangga
kategori pekerjaan ibu:
Kode 1 : ibu tidak bekerja
Kode 2: ibu kadang – kadang bekerja
Kode 3 : ibu bekerja
5. Pendapatan keluarga per bulan berdasarkan UMR
18
Upah minimum regional adalah suatu standar minimum yang digunakan oleh
para pengusaha atau pelaku industri untuk memberikan upah kepada pegawai,
karyawan atau buruh di dalam lingkungan usaha atau kerjanya. Pemerintah
mengatur pengupahan melalui Peraturan Menteri Tenaga Kerja No.05/Men/1989
tanggal 29 Mei 1989 tentang Upah Minimum. Menurut Dewan Pengupahan
Daerah (DPD), untuk tahun 2013, upah minimum kepada pegawai, karyawan atau
buruh di propinsi DKI Jakarta adalah sebesar Rp 2.200.000,00 per orang. Konsep
pengambilan angka UMR diukur berdasarkan kebutuhan hidup layak (KHL)
dimana KHL adalah standar kebutuhan yang harus dipenuhi oleh seorang
pekerja/buruh lajang untuk dapat hidup layak baik secara fisik, non fisik dan
sosial, untuk kebutuhan satu bulan, dibagi menjadi:
1. < 1 UMR : bila pendapatan suami istri kurang dari UMR
2. 1 sampai 2 UMR : bila pendapatan suami istri sama dengan UMR dan
tidak lebih
dari 2 UMR
3. >2 UMR : bila pendapatansuami istri lebih dari 2 UMR
Skala ukur ordinal
Kategori UMR:
Kode 1: < 1 UMR
Kode 2: 1 sampai 2 UMR
Kode 3: > 2 UMR
6. Pengetahuan ibu
Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui oleh ibu hamil perihal
vaksin tetanus toksoid. Pengukuran pengetahuan ini dapat dilakukan dengan
kuesioner yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari objek
penelitian atau ibu hamil.
Pertanyaan dalam kuesioner:
Pengetahuan ibu
19
1. Tetanus toksoid adalah...
a. Obat
b. Toksin
c. Toksin atau racun yang sudah dilemahkan
Nilai 1 : Bila menjawab b
Nilai 3 : Bila menjawab a
Nilai 5 : Bila menjawab c
2. Imunisasi Tetanus Toksoid diberikan pada (jawaban bisa lebih dari
1)...
a. Anak sekolah
b. Calon Pengantin
c. Ibu hamil
Nilai 1 : Bila menjawab 1 jawaban
Nilai 3 : Bila menjawab 2 jawaban
Nilai 5 : bila menjawab 3 jawaban
3. Program imunisasi Tetanus Toksoid bermanfaat untuk (jawaban
bisa lebih dari 1)...
a. Mencegah Tetanus pada bayi yang baru lahir
b. Mencegah Tetanus pada ibu hamil
c. Syarat sebagai calon pengantin perempuan
Nilai 1 : Bila menjawab 1 jawaban
Nilai 3 : Bila menjawab 2 jawaban
Nilai 5 : Bila menjawab 3 jawaban
5. Pelayanan imunisasi Tetanus Toksoid dapat diperoleh di (jawaban
boleh lebih dari 1)...
a. Puskesmas
b. Tempat praktek dokter
c. Klinik Bersalin
Nilai 1 : Bila menjawab 1 jawaban
20
Nilai 3 : Bila menjawab 2 jawaban
Nilai 5 : Bila menjawab 3 jawaban
6. Jarak antara pemberian imunisasi Tetanus Toksoid yang satu
dengan yang lain adalah..
a. kurang dari 1 bulan
b. 1 bulan
c. lebih dari 1 bulan
Nilai 1 : Bila menjawab a
Nilai 5 : Bila menjawab b
Nilai 3 : Bila menjawab c
Nilai tertinggi : 23
Nilai terendah : 6
Interval : 17
Maka : Pengetahuan baik = ( 80 % x 17) + 6 = 19-23
Pengetahuan cukup = ( 60 % x 17 ) + 6 = 16 -18
Pengetahuan kurang = < 16
Koding :
Kode 1 : pengetahuan kurang
Kode 2 : pengetahuan cukup
Kode 3 : pengetahuan baik
7. Sumber Informasi
Sumber informasi adalah segala media yang menjadi sumber pengetahuan
mengenai imunisasi tetanus toksoid pada ibu hamil.
pertanyaan dalam kuesioner
1. Informasi Imunisasi Tetanus toksoid diperoleh dari...
a. Orang lain (anggota keluarga, tetangga, teman kantor, dll)
b. Kegiatan kemasyarakatan (PKK, arisan, organisasi kemasyarakatan)
c. Puskesmas
21
d. Posyandu
e. Penyuluhan oleh petugas kesehatan
f. iklan/reklame media elektronik
g. Media cetak
Koding :
Kode 1 : Tidak pernah mendapat sumber informasi
Kode 2 : Sumber informasi yang didapat sama dengan atau kurang dari 2
sumber
Kode 3 : Sumber informasi yang didapat sama dengan atau lebih dari 3 sumber.
8. Paritas
Jumlah kelahiran dari ibu yang menghasilkan janin yang mampu hidup diluar
rahim. Penghitungan paritas dilakukan dengan cara meminta responden
menjawab kuesioner. Skala yang digunakan adalah skala ordinal dan dibagi
menjadi dua kelompok.
- Paritas ≤ 2 kali
- Paritas > 2 kali
Kode 1: 1 kali
Kode 2: >1 kali
3. 9 Aspek Pengukuran
Ukuran variabel penelitian yang digunakan yaitu dalam bentuk kategori dan
mentransformasikan setiap variabel menjadi variabel satu-nol (1-0). Kategori variabel adalah
sebagai berikut:
a. Variabel terikat
Variabel terikat adalah status imunisasi Tetanus toxoid pada ibu hamil.
b. Variabel bebas
Variabel bebas antara lain: usia, paritas, pekerjaan ibu hamil, tingkat pendidikan,
sumber informasi, UMR, pengetahuan ibu, jumlah kunjungan ANC.
22
3.10. Etika Penelitian
Responden yang mengisi kuesioner pada penelitian ini diberi jaminan kerahasiaan
terhadap data-data yang diberikan dan berhak menolak untuk menjadi responden.
3.11. Sarana
- Tenaga
Penelitian dilakukan oleh 4 orang mahasiswa kepaniteraan Ilmu Kedokteran
Komunitas, dengan dibantu oleh 1 orang pembimbing yaitu dosen IKM.
- Fasilitas
Fasilitas yang tersedia berupa ruang perpustakaan, ruang diskusi, lembar kuesioner,
komputer, berserta printer, program SPSS, internet, dan alat tulis.
23
Bab IV
Hasil Penelitian
Selama proses pengumpulan data yang dilakukan pada tanggal 6-8 februari 2013 dengan
sampel sebanyak 86 orang ibu hamil trimester tiga yang datang ke Puskesmas Kecamatan
Grogol Petamburan, Jakarta Barat, berikut adalah hasil penelitian yang disajikan dalam
bentuk tabel;
Tabel 4.1 Distribusi gambaran status imunisasi Tetanus Toksoid pada ibu hamil yang datang
ke Puskesmas Kecamatan Grogol Petamburan, Jakarta Barat pada Februari 2013.
Variabel Frekuensi Persentase (%)
Status Imunisasi Lengkap 78 90,7
Tidak Lengkap 8 9,3
Total 86 100
24
Tabel 4.2 Distribusi umur, pendidikan, pekerjaan, pendapatan, paritas, pengetahuan, sumber
informasi dan kunjungan ANC pada ibu hamil yang datang ke Puskesmas Kecamatan Grogol
Petamburan, Jakarta Barat pada Februari 2013.
Variabel Frekuensi Persentase (%)Umur < 20 tahun
20 – 30 tahun> 30 tahun
155813
17,467,415,1
Pendidikan RendahSedangTinggi
245012
27,958,114,0
Pekerjaan BekerjaKadang bekerjaTidak bekerja
91760
10,519,869,8
Pendapatan < 1 UMR1-2 UMR> 2 UMR
8150
94,25,80
Paritas ≤ 22 – 5> 5
3830
3,596,5
0Pengetahuan Kurang
CukupBaik
81662
9,318,672,1
Sumber Informasi KurangCukupBaik
112847
12,832,654,7
25
Tabel 4.3 Hubungan antara gambaran status imunisasi Tetanus Toksoid dengan umur,
pendidikan, pekerjaan, pendapatan, paritas, pengetahuan, sumber informasi dan kunjungan
ANC pada ibu hamil yang datang ke Puskesmas Kecamatan Grogol Petamburan, Jakarta
Barat pada Februari 2013.
VariabelStatus Imunisasi
TT Total Uji p HoLengkap Tidak
LengkapUmur < 20 tahun
20 – 30 tahun> 30 tahun
135213
062
135815
KS=0,172 > 0,05 diterima
Pendidikan RendahSedangTinggi
204711
431
245012
KS=0,424 > 0,05 diterima
Pekerjaan BekerjaKadang bekerjaTidak bekerja
81555
125
91760
KS=0,136 > 0,05 diterima
Pendapatan < 1 UMR1-2 UMR> 2 UMR
7530
620
8150
KS=0,707 > 0,05 diterima
Paritas ≤ 22 -5>5
7530
800
8330
KS=0,163 > 0,05 diterima
Pengetahuan KurangCukupBaik
51459
323
81662
KS=0,666 > 0,05 diterima
Sumber Informasi
KurangCukupBaik
102345
152
112847
KS=0,682 > 0,05 diterima
Bab V26
Pembahasan
5.1 Gambaran distribusi status imunisasi Tetanus Toksoid pada ibu hamil yang datang
ke Puskesmas Kecamatan Grogol Petamburan, Jakarta Barat pada Februari 2013
Pada sebaran ibu hamil trimester tiga terhadap frekuensi status imunisasi tetanus
toksoid di Puskesmas Kecamatan Grogol Petamburan, Jakarta Barat, dari 86 responden yang
menjadi sampel penelitian didapatkan sebesar 90,7 % (78 orang) mendapat imunisasi tetanus
toksoid lengkap, dan sebesar 9,3 % (8 orang) mendapat imunisasi tetanus toksoid tidak
lengkap.
5.2 Gambaran distribusi umur, pendidikan, pekerjaan, pendapatan, paritas,
pengetahuan, sumber informasi dan kunjungan ANC pada ibu hamil yang datang ke
Puskesmas Kecamatan Grogol Petamburan, Jakarta Barat pada Februari 2013.
Terdapat sebaran usia ibu yang menunjukkan bahwa sebesar 17,4% usia ibu hamil
trimester 3 berumur < 20 tahun, sebesar 67,4% ibu hamil trimester tiga berumur 20 – 30
tahun,dan sebesar 15,1 % ibu hamil trimester tiga yang berusia >30 tahun. Pada sebaran
tingkat pendidikan menunjukkan bahwa sebesar 14,0 % ibu hamil trimester 3 yang
mempunyai tingkat pendidikan yang tinggi, sebesar 58,1 % ibu hamil trimester 3 yang
mempunyai tingkat pendidikan yang menengah, dan sebesar 27,9 % ibu hamil trimester 3
yang mempunyai tingkat pendidikan yang rendah. Pada sebaran tingkat pendapatan keluarga
per bulan menunjukkan bahwa sebesar 94,2 % ibu hamil trimester 3 yang memiliki
pendapatan < 1 UMR per bulan, dan sebesar 5,8% ibu hamil trimester 3 yang memiliki
pendapatan sebesar 1 -2 UMR, dan 0% ibu hamil trimester 3 yang memiliki pendapatan
sebesar > 2 UMR. Pada sebaran pengetahuan ibu menunjukkan bahwa sebesar 72,1 % ibu
hamil trimester 3 yang memiliki pengetahuan baik, sebesar 18,6 % memiliki pengetahuan
cukup, dan sebesar 9,3 % memiliki pengetahuan kurang.Pada sebaran sumber informasi yang
menunjukkan bahwa sebesar 54,6 % ibu hamil trimester 3 yaang memiliki sumber informasi
yang baik, dan 32,6 % ibu hamil trimester 3 yang memiliki sumber informasi yang cukup,
dan 12,8 % ibu hamil trimetser 3 yang memiliki sumber informasi yang kurang. Pada sebaran
kunjungan ANC menunjukkan bahwa sebesar77,9% ibu hamil trimester 3 dengan kunjungan
27
ANC yang baik, dan sebesar 15 % ibu hamil trimester 3 dengan kunjungan ANC cukup, dan
11,6 % ibu hamil trimester 3 dengan kunjungan ANC kurang.
5.3. Hubungan antara gambaran status imunisasi Tetanus Toksoid dengan umur,
pendidikan, pekerjaan, pendapatan, paritas, pengetahuan, sumber informasi dan
kunjungan ANC pada ibu hamil yang datang ke Puskesmas Kecamatan Grogol
Petamburan, Jakarta Barat pada Februari 2013.
5.3.1 Hubungan antara Usia Ibu hamil terhadap imunisasi Tetanus Toksoid di
Puskesmas Kecamatan Grogol Petamburan , Jakarta Barat pada Februari 2013.
Pada tabel 4.3 yaitu hubungan antara usia ibu dengan imunisasi tetanus toksoid
diperoleh data usia ibu hamil trimester tiga yang pernah mendapat imunisasi tetanus toksoid
pada usia 20 - 30 tahun yaitu sebanyak 67,4 %. Berdasarkan uji Kolmogorov Smirnov 2-tail
didapatkan KS = 0,172. Karena p>0,05 maka H0 Diterima, maka diperoleh kesimpulan bahwa
tidak ada hubungan bermakna antara usia ibu hamil trimester tiga dengan imunisasi tetanus
toksoid. Keadaan ini tidak sesuai dengan penelitian Purwanto (2002) ,yang menyatakan ada
hubungan antara umur dengan status imunisasi TT ( P = 0,002). Juga tidak sesuai dengan
pernyataan Huclock (1998) dalam Nursalam (2001) bahwa semakin cukup umur, tingkat
kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berpikir dan bekerja dari segi
kepercayaan masyarakat. Seseorang yang lebih dewasa akan lebih dipercaya dari orang yang
belum cukup tinggi kedewasaannya. Hal ini sebagai akibat dari pengalamannya. Dengan
demikian seseorang yang mencapai tingkat kedewasaan, akan mampu mengambil keputusan
sendiri, salah satunya berkaitan dengan kesehatannya.
5.3.2 Hubungan Antara Pendidikan Ibu Hamil Terhadap Imunisasi Tetanus Toksoid di
Puskesmas Kecamatan Grogol Petamburan, Jakarta Barat pada Februari 2013.
Hubungan antara variabel pendidikan terhadap imunisasi tetanus toksoid berdasarkan
uji Kolmogorov Smirnov 2-tail didapatkan KS = 0,424. Karena p>0,05 yang berarti tidak
terdapat hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan terhadap imunisasi tetanus
toksoid . Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Wahrunsyah (2000), sebagian besar pada ibu
yang berpendidikan rendah (SLTP ke bawah) pernah mendapat imunisasi tetanus toksoid
yaitu sebanyak 59,6% dan secara statistik menunjukkan tidak ada perbedaan yang bermakna
antara tingkat pendidikan ibu dengan imunisasi. Hal ini disebabkan karena tingkat pendidikan
28
tidak berhubungan langsung dengan pernahnya seorang ibu mendapatkan imunisasi tetanus
toksoid.
5.3.3 Hubungan Antara Pekerjaan Ibu Hamil Terhadap Imunisasi Tetanus Toksoid di
Puskesmas Kecamatan Grogol Petamburan, Jakarta Barat pada Februari 2013.
Hubungan antara variabel pekerjaan terhadap imunisasi tetanus toksoid berdasarkan uji
Kolmogorov Smirnov 2-tail didapatkan KS = 0,136. Karena p>0,05 yang berarti tidak
terdapat hubungan yang bermakna antara pekerjaan ibu hamil trimester tiga terhadap
imunisasi tetanus toksoid . Hal ini sesuai dengan penelitian Notoatmodjo (2005) yang
menyatakan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna secara statistik antara pekerjaan
dengan status imunisasi TT pada ibu hamil (p value=1,000). Artinya, responden
yang bekerja atau tidak bekerja tidak mempengaruhi peluang atau keinginan responden
untuk menerima atau melakukan imunisasi TT saat kehamilan. Hasil penelitian ini sejalan
dengan hasil penelitian Sukmara (2000) di mana pada hasil penelitiannya tidak ada
hubungan yang bermakna antara pekerjaan dengan status imunisasi TT pada ibu hamil.
5.3.4 Hubungan antara Pendapatan Keluarga terhadap imunisasi tetanus toksoid di
Puskesmas Kecamatan Grogol Petamburan, Jakarta Barat pada Februari 2013.
Hubungan antara variabel pendapatan keluarga terhadap imunisasi tetanus toksoid
berdasarkan uji Kolmogorov Smirnov1-tail didapatkan KS = 0,707. Karena p>0,05 yang
berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara pendapatan keluarga terhadap imunisasi
tetanus toksoid . Hal ini tidak sesuai dengan hasil penelitian Syahrul, Fariani (2000), sebesar
61% ibu hamil berpendapatan 1-2 UMR per bulan atau kurang dan setelah dilakukan uji
statistik Chi-Square dengan diperoleh kesimpulan bahwa ada hubungan bermakna antara
tingkat pendapatan dengan pernahnya seorang ibu hamil mendapatkan imunisasi tetanus
toksoid.
5.3.5 Hubungan Antara Jumlah Paritas Terhadap Imunisasi Tetanus Toksoid di
Puskesmas Kecamatan Grogol Petamburan, Jakarta Barat pada Februari 2013.
Hubungan antara variabel jumlah paritas terhadap imunisasi tetanus toksoid
berdasarkan uji Kolmogorov Smirnov2-tail didapatkan KS = 0,163. Karena p>0,05 yang
berarti tidak terdapat hubungan yang bermakna antara jumlah paritas terhadap imunisasi
tetanus toksoid . Hal ini tidak sebanding dengan penelitian Wahrunsyah, (2000), yang
29
menyimpulkan ada hubungan yang bermakna antara gravida dengan status imunisasi
TT pada ibu hamil (p value = 0,004). Pada penelitian ini, ibu primigravida memiliki
peluang 3,161 kali untuk mendapatkan status imunisasi TT lengkap. Ibu
dengan kehamilan pertama akan mengalami krisis maturitas yang dapat menimbulkan
stres akan tetapi ibu tersebut akan lebih mempersiapkan diri untuk memberi perawatan,
sehingga ibu akan memperhatikan kesehatan kehamilannya dengan baik, khususnya dengan
mengikuti imunisasi tetanus toksoid secara teratur. Lain halnya ibu dengan kehamilan
kedua atau lebih, ibu tersebut akan cenderung kurang memperhatikan kehamilannya,
sehingga ibu dengan multiparitas belum tentu mengikuti imunisasi tetanus toksoid secara
teratur.
5.3.6 Hubungan antara Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Terhadap Imunisasi Tetanus
Toksoid di Puskesmas Kecamatan Grogol Petamburan, Jakarta Barat pada
Februari 2013.
Hubungan antara variabel tingkat pengetahuan ibu hamil trimester tiga terhadap
imunisasi tetanus toksoid berdasarkan uji Kolmogorov Smirnov 2-tail didapatkan KS =
0,666. Karena p>0,05 yang berarti tidak terdapat hubungan yang bermakna antara tingkat
pengetahuan ibu hamil terhadap imunisasi tetanus toksoid . Hal ini tidak sebanding dengan
hasil penelitian Syahrul, Fariani (2000), diperoleh data tingkat pengetahuan ibu usia subur
tentang imunisasi TT yaitu 73% baik, 23% sedang dan 4% kurang, yang pernah mendapat
imunisasi tetanus toksoid. Dari hasil analisis analitik, ternyata faktor yang mempunyai
hubungan dengan status imunisasi TT ibu hamil hanya faktor pengetahuan ibu (p =
0,00249). Tingkat pengetahuan yang meningkat diikuti peningkatan jumlah ibu hamil
yang mendapat imunisasi tetanus toksoid oleh karena banyaknya penyuluhan kesehatan
termasuk imunisasi TT diberikan melalui radio (dari Dinkes) dan Posyandu (Puskesmas)
di Lumajang. Hal ini ditujukan untuk menambah pengetahuan tentang imunisasi tetanus
toksoid serta manfaatnya. Menurut penelitian Wahrunsyah tahun 2000 diperoleh hasil
yaitu 78,8% ibu yang memiliki pengetahuan baik, pernah mendapat imunisasi tetanus
toksoid.
5.3.7 Hubungan Antara Sumber Informasi Terhadap Imunisasi Tetanus Toksoid di
Puskesmas Kecamatan Grogol Petamburan, Jakarta Barat pada Februari 2013.
30
Hubungan antara variabel sumber informasi yang didapatkan ibu hamil trimester tiga
terhadap imunisasi tetanus toksoid berdasarkan uji Kolmogorov Smirnov 2-tail didapatkan
KS = 0,682. Karena p>0,05 yang berarti tidak terdapat hubungan yang bermakna antara
sumber informasi yang didapat oleh ibu hamil terhadap imunisasi tetanus toksoid. Hal ini
tidak sebanding dengan hasil penelitian Wahrunsyah (2000), diperoleh data sebesar 51,1%
ibu hamil pernah mendapat informasi mengenai pentingnya imunisasi tetanus toksoid, dari
satu atau dua sumber informasi mengenai imunisasi tetanus dan mengikuti pelaksanaan
imunisasi tetanus toksoid. Diperoleh kesimpulan bahwa ada hubungan bermakna antara
seorang ibu hamil pernah mendapat imunisasi tetanus dengan sumber informasi mengenai
imunisasi tetanus.
Bab VI
Kesimpulan Dan Saran
31
6.1 Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang dilakukan di puskesmas kecamatan Grogol Petamburan pada tanggal 6 – 8 februari 2013 , dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Sebaran ibu hamil trimester tiga yang pernah di imunisasi Tetanus Toksoid di Puskesmas kecamatan Grogol Petamburan adalah sebanyak 90,7 %.
2. Dari sebaran ibu hamil trimester tiga, menurut variabel tertentu tampak bahwa :
- Usia Ibu
Sebagian besar ibu hamil trimester tiga berusia 20 – 30 tahun, yaitu sebesar 67,4 %.
- Pendidikan Ibu
Sebagian besar ibu hamil trimester tiga mempunyai tingkat pendidikan sedang , yaitu 58,1 %.
- Pekerjaan Ibu
Sebagian besar ibu hamil trimester tiga tidak bekerja, yaitu 69,8%.
- Pendapatan Keluarga
Sebagian besar ibu hamil trimester 3 berasal dari keluarga dengan pendapatan kurang dari 1 UMR, yaitu 94,2%.
- Paritas
Sebagian besar ibu hamil trimester tiga paritasnya < 2 , yaitu 96,5 %.
- Pengetahuan Ibu
Sebagian besar ibu hamil trimester tiga memiliki tingkat pengetahuan yang baik, yaitu sebesar 72,1 %.
- Sumber informasi
32
Sumber informasi yang didapatkan ibu hamil trimester tiga terbanyak yaitu lebih dari lima sumber, yaitu sebesar 54,7 %.
- Kunjungan ANC
Sebagian besar ibu hamil trimester tiga mempunyai kunjungan ANC yang baik yaitu sebesar 77,9 %
3. Ada hubungan bermakna antara usia ibu,pendidikan ibu, pekerjaan ibu, pendapatan keluarga, jumlah paritas, tingkat pengetahuan, sumber informasi yang didapat dan jumlah kunjungan ANC dengan status imunisasi Tetanus Toksoid pada ibu hamil trimester tiga.
6.2 Saran
Melalui penelitian ini, peneliti menyarankan beberapa hal, antara lain :
1. Bagi Puskesmas, diharapkan agar dapat memberikan penyuluhan mengenai manfaat imunisasi tetanus toksoid pada ibu hamil dan detil pelaksanaan imunisasi tetanus toksoid selama kehamilan.
2. Bagi Pemerintah daerah atau dinas Kesehatan Setempat, agar mengupayakan peningkatan cakupan imunisasi tetanus toksoid sampai angka 100 % , agar wilayah setempat bebas kejadian tetanus neonatorum. Dengan demikian kesehatan ibu hamil dan bayi yang akan dilahirkan dapat menjadi lebih baik.
3. Bagi peneliti, agar dapat mengaplikasikan keilmuan yang telah didapatkan kapan dan dimana saja untuk masyarakat, terutama tentang pentingnya pemberian imunisasi tetanus toksoid pada ibu hamil.
Daftar Pustaka
33
1. WHO, UNICEF Statistics and monitoring section. 2012. UNICEF Immunization
summary: The 2012 edition. [dikutip tanggal 29 Januari 2013] Diunduh dari :
http://www.childinfo.org/files/immunization_summary_en.pdf.
2. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2012. Profil Data Kesehatan Indonesia
Tahun 2011. [dikutip tanggal 29 Januari 2013] Diunduh dari : http://www.depkes.go.id.
3. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 1059/MENKES/SK/IX/2004
Tentang Pedoman Penyelenggaraan Imunisasi. Depkes RI. 2005. [dikutip tanggal 29
Januari 2013] Diunduh dari : http://www.depkes.go.id.
4. Pedoman Teknis Imunisasi Tingkat Puskesmas. Direktorat Jenderal PP. 2005.
Jakarta : Departemen Kesehatan RI. [dikutip tanggal 29 Januari 2013] Diunduh dari :
www.lusa.web.id/vaksin-tt- tetanus-toksoid/.
5. Abdul Bari Saifudin,dkk.. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal Dan
Neonatal. Jakarta : YBP-SP. 2002.
6. Situasi Upaya Kesehatan. Profil Kesehatan. 2005. [dikutip tanggal 02 Februari 2013]
Diunduh dari : http://www.depkes.go.id.
7. Wahrunsyah. Persepsi dan Perilaku Ibu Hamil Tentang Imunisasi TT di Kecamatan
Sentolo, Kabupaten Kulon Progo. Yogyakarta : Universitas Gajah Mada, 2000.
8. Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Status Imunisasi TT Ibu Hamil di Kabupaten
Lumajang. Syahrul, Fariani. 2004. [dikutip tanggal 01 Februari 2013] Diunduh dari : http
: // http://www.adln.lib.unair. ac.id
9. Manual Pemberantasan Penyakit Menular. Ditjen PP&PL. 2005. [dikutip tanggal 02
Februari 2013] Diunduh dari : www.depkes.go.id.
10. Soekidjo Notoatmodjo. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta : Rineka Cipta; 2003. h.
101-15.
11. Arikunto, S. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta;
2010. h. 58-65.
12. Notoatmodjo, Soekidjo. Promosi kesehatan teori dan aplikasi. Jakarta : Rineka Cipta,
2005. h.35-45.
34
LAMPIRAN
35
LEMBAR KUESIONER PENELITIAN GAMBARAN STATUS IMUNISASI TETANUS TOXOID DAN FAKTOR - FAKTOR YANG
BERHUBUNGAN PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS KELURAHAN WIJAYA KUSUMA KECAMATAN GROGOL PETAMBURAN
Diisi oleh pewawancara
Nomor Kuesioner :
Tempat / tanggal penelitian :
Pewawancara : MA/AR/LA/MI
Jawaban pada kuesioner ini akan kami rahasiakan, mohon dijawab dengan sejujur – jujurnya.
DATA UMUM
1. Nama ibu (boleh inisial) :2. Tanggal lahir (Sesuai KTP) :3. Alamat : 4. Pendidikan terakhir : SD SMA S1
SMP D3 S2
5. Pekerjaan Ibu : a. Tidak bekerja b. Bekerja < 6 jam/hari
6 – 8 jam/hari > 8 jam/hari
6. Pendapatan Keluarga : Suami Rp. ........ Istri Rp. ........
DATA KHUSUS
Paritas
1. Saat ini ibu mempunyai berapa orang anak? ...2. Saat ini merupakan kehamilan ke? ...
Pengetahuan ibu
1. Tetanus toksoid adalah (jawaban boleh lebih dari 1)...a. Obatb. Toksin c. Toksin atau racun yang sudah dilemahkan
36
2. Imunisasi Tetanus Toksoid diberikan pada (jawaban boleh lebih sari 1)...a. Anak sekolahb. Calon Pengantinc. Ibu hamil
3. Program imunisasi Tetanus Toksoid bermanfaat untuk (jawaban boleh lebih dari 1)...a. Mencegah Tetanus pada bayi yang baru lahirb. Mencegah Tetanus pada ibu hamilc. Syarat sebagai calon pengantin perempuan.
4. Pelayanan imunisasi Tetanus Toksoid dapat diperoleh di...a. Puskesmasb. Tempat praktek dokterc. Klinik Bersalin
5. Jarak antara pemberian imunisasi Tetanus Toksoid yang satu dengan yang lain adalah..a. kurang dari 1 bulan b. 1 bulanc. lebih dari 1 bulan
Sumber Informasi
1. Informasi Imunisasi Tetanus toksoid diperoleh dari...a. Orang lain (anggota keluarga, tetangga, teman kantor, dll)b. Kegiatan kemasyarakatan (PKK, arisan, organisasi kemasyarakatan)c. Puskesmasd. Posyandue. Penyuluhan oleh petugas kesehatanf. iklan/reklame media elektronikg. Media cetak
37
Lampiran Tabel Sampel
No Nama Umur Pendidikan Pekerjaan Pendapatan Paritas PengetahuanS.Informasi ANC
Status Imunisasi
1 Ny.KN 3 3 1 3 5 5 3 4 2
2 Ny.M 1 3 5 1 5 3 3 8 1
3 Ny.M 3 1 5 1 5 3 3 4 1
4 Ny.P 3 1 5 1 5 3 5 8 1
5 Ny.S 3 1 3 1 5 1 3 6 2
6 Ny.N 3 3 5 1 5 1 3 6 1
7 Ny.HP 3 3 3 1 5 5 3 8 1
8 Ny.U 3 1 5 1 5 5 5 10 2
9 Ny.N 3 3 3 1 5 3 1 10 1
10 Ny.EE 5 1 5 1 5 3 1 6 1
11 Ny.W 3 3 5 1 5 5 1 6 1
12 Ny.W 3 3 5 1 5 5 1 8 1
13 Ny.T 3 3 1 1 5 3 3 8 1
14 Ny.LP 3 3 5 1 5 5 3 10 1
15 Ny.P 3 3 1 1 5 5 5 8 1
16 Ny.K 3 1 3 1 5 3 3 4 1
17 Ny.I 1 1 5 1 5 3 3 4 1
18 Ny.Y 5 3 1 1 5 5 3 10 1
19 Ny.N 3 3 5 1 5 3 5 4 1
20 Ny.E 1 1 5 1 5 3 1 10 1
21 Ny.Y 3 3 5 1 5 1 3 4 2
22 Ny.R 3 1 5 1 5 1 3 10 1
23 Ny. C H 1 1 1 1 5 1 3 8 1
24 Ny. D 3 3 1 1 5 3 3 6 1
25 Ny. D 3 1 5 1 5 5 5 6 1
26 Ny. C R 5 3 5 1 5 3 3 4 2
27 Ny. Y 3 3 5 1 5 5 3 10 1
28 Ny. S 3 5 5 1 5 3 3 4 1
29 Ny. N 3 1 5 1 3 1 1 8 1
30 Ny. Y 3 3 5 1 5 5 5 10 1
31 Ny. N 1 3 5 1 5 5 5 10 1
32 Ny. R 3 3 3 3 5 5 5 10 1
33 Ny. D 1 3 5 1 5 5 3 10 1
34 Ny. S 3 3 5 1 5 5 5 10 1
35 Ny. S 3 5 5 1 5 5 5 10 1
36 Ny. N H 1 1 5 1 3 3 1 8 1
37 Ny. U L 3 5 5 1 5 5 5 10 1
38 Ny. L A 3 3 5 1 5 5 5 10 1
39 Ny. S 1 3 5 1 5 5 5 10 1
40 Ny. Y E 3 5 5 1 5 5 5 10 1
41 Ny. R 3 5 3 1 5 5 3 10 1
42 Ny. E 3 5 3 1 5 5 5 10 1
38
43 Ny. W R 3 3 5 1 5 5 3 10 1
44 Ny. E R 3 5 5 1 5 5 5 10 1
45 Ny.AI 3 3 5 1 5 5 3 10 1
46 Ny.RA 3 5 3 1 5 5 5 10 1
47 Ny.LA 3 5 3 1 5 5 5 10 1
48 Ny.E 3 5 3 1 5 5 5 10 2
49 Ny.IS 3 3 3 1 5 5 3 10 1
50 Ny.SF 3 3 5 1 5 5 1 6 1
51 Ny.E 1 3 1 1 5 5 5 6 1
52 Ny.D 3 1 5 1 5 1 1 2 2
53 Ny.S 3 1 5 1 5 5 5 10 1
54 Ny.S 1 5 1 3 5 5 5 10 1
55 Ny.B 5 3 3 1 5 5 5 10 1
56 Ny.S 1 5 1 3 5 5 5 10 1
57 Ny.H 3 3 5 1 5 5 5 10 1
58 Ny.SR 1 3 5 1 5 3 5 8 1
59 Ny.D 1 1 5 1 5 5 1 10 1
60 Ny.TI 5 1 5 1 5 5 1 8 1
61 Ny.JS 3 3 5 1 5 5 3 6 1
62 Ny.F 3 3 5 1 5 1 5 10 1
63 Ny.NY 5 1 5 3 5 3 3 4 2
64 Ny.E 5 3 3 1 5 5 5 10 1
65 Ny.A 3 3 3 1 5 5 5 10 1
66 Ny.R 3 3 3 1 5 5 5 10 1
67 Ny.E 3 3 5 1 5 5 5 10 1
68 Ny.F 5 3 5 1 5 5 5 10 1
69 Ny.C 5 3 5 1 5 5 5 10 1
70 Ny.W.J 3 3 5 1 5 5 5 10 1
71 Ny.T.I 5 3 5 1 5 5 3 10 1
72 Ny. T 3 3 5 1 5 5 3 10 1
73 Ny. H 5 1 5 1 3 5 5 10 1
74 Ny. R 3 3 3 1 5 5 5 10 1
75 Ny. L 3 3 3 1 5 5 5 10 1
76 Ny.H` 3 3 5 1 5 5 5 10 1
77 Ny. O 5 1 5 1 5 5 5 10 1
78 Ny.V 3 3 5 1 5 5 5 10 1
79 Ny.S 3 1 5 1 5 5 3 8 1
80 Ny.F 5 1 5 1 5 5 5 10 1
81 Ny.S 3 3 5 1 5 5 5 10 1
82 Ny.P 5 1 5 1 5 5 5 10 1
83 Ny.R 3 3 5 1 5 5 5 10 1
84 Ny.N 3 3 5 1 5 5 5 10 1
85 Ny.T.I 3 3 5 1 5 5 5 10 1
86 Ny.N 5 1 5 1 5 5 5 10 1
39
Lampiran Hasil SPSS
Analisis univariat1. Sebaran status imunisasi tetanus toksoid
Statistics
Umur Pendidikan Pekerjaan Pendapatan Paritas Pengetahuan SistemInformasi KunjunganANC
N Valid 86 86 86 86 86 86 86 86
Missing 0 0 0 0 0 0 0 0
StatusImunisasi
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Lengkap 78 90.7 90.7 90.7
Tidak Lengkap 8 9.3 9.3 100.0
Total 86 100.0 100.0
2. Sebaran umur
Umur
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid > 30 tahun 13 15.1 15.1 15.1
21-30 tahun 58 67.4 67.4 82.6
<20 tahun 15 17.4 17.4 100.0
Total 86 100.0 100.0
3. Sebaran tingkat pendidikan
Pendidikan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Rendah 24 27.9 27.9 27.9
Sedang 50 58.1 58.1 86.0
Tinggi 12 14.0 14.0 100.0
Total 86 100.0 100.0
40
4. Sebaran status pekerjaan
Pekerjaan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Bekerja 9 10.5 10.5 10.5
kadang bekerja 17 19.8 19.8 30.2
tidak bekerja 60 69.8 69.8 100.0
Total 86 100.0 100.0
5. Sebaran status pendapatan keluarga
Pendapatan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid < 1 UMR 81 94.2 94.2 94.2
1 - 2 UMR 5 5.8 5.8 100.0
Total 86 100.0 100.0
6. Sebaran paritas
Paritas
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Tinggi 3 3.5 3.5 3.5
Rendah 83 96.5 96.5 100.0
Total 86 100.0 100.0
7. Sebaran tingkat pengetahuan
41
Pengetahuan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Kurang 8 9.3 9.3 9.3
Cukup 16 18.6 18.6 27.9
Baik 62 72.1 72.1 100.0
Total 86 100.0 100.0
8. Sebaran sistem informasi
SistemInformasi
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid kurang 11 12.8 12.8 12.8
cukup 28 32.6 32.6 45.3
baik 47 54.7 54.7 100.0
Total 86 100.0 100.0
Analisis bivariat
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Umur * StatusImunisasi 86 100.0% 0 .0% 86 100.0%
Pendidikan * StatusImunisasi 86 100.0% 0 .0% 86 100.0%
Pekerjaan * StatusImunisasi 86 100.0% 0 .0% 86 100.0%
Pendapatan *
StatusImunisasi86 100.0% 0 .0% 86 100.0%
Paritas * StatusImunisasi 86 100.0% 0 .0% 86 100.0%
Pengetahuan *
StatusImunisasi86 100.0% 0 .0% 86 100.0%
SistemInformasi *
StatusImunisasi86 100.0% 0 .0% 86 100.0%
KunjunganANC *
StatusImunisasi86 100.0% 0 .0% 86 100.0%
42
1. Hubungan antara umur dengan status imunisasi
Umur * StatusImunisasi Crosstabulation
StatusImunisasi
TotalLengkap Tidak Lengkap
Umur > 30 tahun Count 13 0 13
Expected Count 11.8 1.2 13.0
21-30 tahun Count 52 6 58
Expected Count 52.6 5.4 58.0
<20 tahun Count 13 2 15
Expected Count 13.6 1.4 15.0
Total Count 78 8 86
Expected Count 78.0 8.0 86.0
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. (2-
sided)
Pearson Chi-Square 1.697a 2 .428
Likelihood Ratio 2.869 2 .238
Linear-by-Linear Association 1.379 1 .240
N of Valid Cases 86
a. 2 cells (33,3%) have expected count less than 5. The minimum expected
count is 1,21.
*Oleh karena tidak memenuhi syarat untuk dilakukan uji Chi-Square, maka dilanjutkan
dengan uji statistik Kolmogorov-Smirnov, didapatkan:
D-max = 0,0488
K-S = 0,172
Maka, dengan ini p>0,05 Ho diterima.
43
2. Hubungan antara tingkat pendidikan dengan status imunisasi
Pendidikan * StatusImunisasi Crosstabulation
StatusImunisasi
TotalLengkap Tidak Lengkap
Pendidikan Rendah Count 20 4 24
Expected Count 21.8 2.2 24.0
Sedang Count 47 3 50
Expected Count 45.3 4.7 50.0
Tinggi Count 11 1 12
Expected Count 10.9 1.1 12.0
Total Count 78 8 86
Expected Count 78.0 8.0 86.0
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. (2-
sided)
Pearson Chi-Square 2.202a 2 .332
Likelihood Ratio 2.022 2 .364
Linear-by-Linear Association 1.211 1 .271
N of Valid Cases 86
a. 3 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum expected
count is 1,12.
*Oleh karena tidak memenuhi syarat untuk dilakukan uji Chi-Square, maka dilanjutkan
dengan uji statistik Kolmogorov-Smirnov, didapatkan:
D-max = 0,102
K-S = 0,424
Maka, dengan ini p>0,05 Ho diterima.
44
3. Hubungan antara status pekerjaan dengan status imunisasi
Pekerjaan * StatusImunisasi Crosstabulation
StatusImunisasi
TotalLengkap Tidak Lengkap
Pekerjaan bekerja Count 8 1 9
Expected Count 8.2 .8 9.0
kadang bekerja Count 15 2 17
Expected Count 15.4 1.6 17.0
tidak bekerja Count 55 5 60
Expected Count 54.4 5.6 60.0
Total Count 78 8 86
Expected Count 78.0 8.0 86.0
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. (2-
sided)
Pearson Chi-Square .224a 2 .894
Likelihood Ratio .216 2 .898
Linear-by-Linear Association .167 1 .682
N of Valid Cases 86
a. 2 cells (33,3%) have expected count less than 5. The minimum expected
count is ,84.
*Oleh karena tidak memenuhi syarat untuk dilakukan uji Chi-Square, maka dilanjutkan
dengan uji statistik Kolmogorov-Smirnov, didapatkan:
D-max = 0,032
K-S = 0,136
Maka, dengan ini p>0,05 Ho diterima.
45
4. Hubungan antara pendapatan dengan status imunisasi
Pendapatan * StatusImunisasi Crosstabulation
StatusImunisasi
TotalLengkap Tidak Lengkap
Pendapatan < 1 UMR Count 75 6 81
Expected Count 73.5 7.5 81.0
1 - 2 UMR Count 3 2 5
Expected Count 4.5 .5 5.0
Total Count 78 8 86
Expected Count 78.0 8.0 86.0
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (1-
sided)
Pearson Chi-Square 5.929a 1 .015
Continuity Correctionb 2.695 1 .101
Likelihood Ratio 3.724 1 .054
Fisher's Exact Test .066 .066
Linear-by-Linear
Association5.860 1 .015
N of Valid Casesb 86
a. 2 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is ,47.
b. Computed only for a 2x2 table
*Oleh karena tidak memenuhi syarat untuk dilakukan uji Chi-Square, maka dilanjutkan
dengan uji statistik Kolmogorov-Smirnov, didapatkan:
D-max = 0,326
K-S = 0,707
Maka, dengan ini p>0,05 Ho diterima.
46
5. Hubungan antara paritas dengan status imunisasi
Paritas * StatusImunisasi Crosstabulation
StatusImunisasi
TotalLengkap Tidak Lengkap
Paritas Tinggi Count 3 0 3
Expected Count 2.7 .3 3.0
Rendah Count 75 8 83
Expected Count 75.3 7.7 83.0
Total Count 78 8 86
Expected Count 78.0 8.0 86.0
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (1-
sided)
Pearson Chi-Square .319a 1 .572
Continuity Correctionb .000 1 1.000
Likelihood Ratio .597 1 .440
Fisher's Exact Test 1.000 .743
Linear-by-Linear Association .315 1 .575
N of Valid Casesb 86
a. 2 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is ,28.
b. Computed only for a 2x2 table
*Oleh karena tidak memenuhi syarat untuk dilakukan uji Chi-Square, maka dilanjutkan
dengan uji statistik Kolmogorov-Smirnov, didapatkan:
D-max = 0,228
K-S = 0,163
Maka, dengan ini p>0,05 Ho diterima.
47
6. Hubungan antara pengetahuan dengan status imunisasi
Pengetahuan * StatusImunisasi Crosstabulation
StatusImunisasi
TotalLengkap Tidak Lengkap
Pengetahuan Kurang Count 5 3 8
Expected Count 7.3 .7 8.0
Cukup Count 14 2 16
Expected Count 14.5 1.5 16.0
Baik Count 59 3 62
Expected Count 56.2 5.8 62.0
Total Count 78 8 86
Expected Count 78.0 8.0 86.0
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. (2-
sided)
Pearson Chi-Square 9.197a 2 .010
Likelihood Ratio 6.565 2 .038
Linear-by-Linear Association 8.190 1 .004
N of Valid Cases 86
a. 2 cells (33,3%) have expected count less than 5. The minimum expected
count is ,74.
*Oleh karena tidak memenuhi syarat untuk dilakukan uji Chi-Square, maka dilanjutkan
dengan uji statistik Kolmogorov-Smirnov, didapatkan:
D-max = 0,16
K-S = 0,666
Maka, dengan ini p>0,05 Ho diterima.
48
7. Hubungan antara sistem informasi dengan status imunisasi
SistemInformasi * StatusImunisasi Crosstabulation
StatusImunisasi
TotalLengkap Tidak Lengkap
SistemInformasi kurang Count 10 1 11
Expected Count 10.0 1.0 11.0
cukup Count 23 5 28
Expected Count 25.4 2.6 28.0
baik Count 45 2 47
Expected Count 42.6 4.4 47.0
Total Count 78 8 86
Expected Count 78.0 8.0 86.0
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. (2-
sided)
Pearson Chi-Square 3.848a 2 .146
Likelihood Ratio 3.710 2 .156
Linear-by-Linear Association 1.505 1 .220
N of Valid Cases 86
a. 3 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum expected
count is 1,02.
*Oleh karena tidak memenuhi syarat untuk dilakukan uji Chi-Square, maka dilanjutkan
dengan uji statistik Kolmogorov-Smirnov, didapatkan:
D-max = 0,111
K-S = 0,682
Maka, dengan ini p>0,05 Ho diterima.
49