69
Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Pada tahun 2000, The United Nations Children's Fund (UNICEF), World Health Organization (WHO), dan United Nation Population Fund (UNFPA) telah mengenal pasti terdapat 57 negara perlu mengeliminasi kejadian tetanus neonatorum di negara mereka; salah satunya adalah Indonesia. WHO mengestimasikan 59.000 neonatus seluruh dunia mati akibat tetanus neonatorum. Oleh karena itu, UNICEF, WHO dan UNFPA setuju mengulur eliminasi hingga 2005. Target eliminasi tetanus neonatorum adalah satu kasus per seribu kelahiran di masing-masing wilayah dari setiap Negara. 1 Salah satu ukuran keberhasilan pembangunan kesehatan adalah besar kecilnya angka kematian bayi. Berbagai studi menyatakan bahwa ada hubungan negatif antara tingkat kematian bayi dengan pembangunan kesehatan, yang artinya apabila tingkat kematian bayi tinggi berarti pembangunan kesehatan belum berhasil dan sebaliknya. Menurut hasil survei Demografi dan kesehatan Indonesia (per 5 tahun) tahun 2007 angka kematian bayi (IMR) di Indonesia tercatat sebanyak 34 per 1000 kelahiran hidup dan menduduki urutan ke sembilan negara ASEAN. 2 1

Isi Penelitian Dan Lampiran

Embed Size (px)

DESCRIPTION

isi

Citation preview

Page 1: Isi Penelitian Dan Lampiran

Bab I

Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

Pada tahun 2000, The United Nations Children's Fund (UNICEF), World Health

Organization (WHO), dan United Nation Population Fund (UNFPA) telah mengenal pasti

terdapat 57 negara perlu mengeliminasi kejadian tetanus neonatorum di negara mereka;

salah satunya adalah Indonesia. WHO mengestimasikan 59.000 neonatus seluruh dunia

mati akibat tetanus neonatorum. Oleh karena itu, UNICEF, WHO dan UNFPA setuju

mengulur eliminasi hingga 2005. Target eliminasi tetanus neonatorum adalah satu kasus

per seribu kelahiran di masing-masing wilayah dari setiap Negara.1

Salah satu ukuran keberhasilan pembangunan kesehatan adalah besar kecilnya angka

kematian bayi. Berbagai studi menyatakan bahwa ada hubungan negatif antara tingkat

kematian bayi dengan pembangunan kesehatan, yang artinya apabila tingkat kematian

bayi tinggi berarti pembangunan kesehatan belum berhasil dan sebaliknya. Menurut hasil

survei Demografi dan kesehatan Indonesia (per 5 tahun) tahun 2007 angka kematian bayi

(IMR) di Indonesia tercatat sebanyak 34 per 1000 kelahiran hidup dan menduduki urutan

ke sembilan negara ASEAN.2

Pada tahun 2011, diketahui jumlah kasus tetanus neonatorum di Indonesia 114

dengan angka kematian (CFR) 67% dan 69 kasus meninggal dunia. (Departemen

Kesehatan Republik Indonesia (Depkes RI), 2012).2

Walaupun program telah dilaksanakan, jangkauan imunisasi Tetanus Toksoid bagi

ibu hamil masih jauh dari harapan. Terbukti, dari 57.435 estimasi ibu hamil pada tahun

2011 di Jakarta, ternyata hanya 35.339 ibu hamil mendapat imunisasi TT1 dan 32.011 ibu

hamil mendapat imunisasi TT2. Antara faktor-faktor yang mempengaruhi rendahnya

jangkauan imunisasi Tetanus Toksoid adalah kurangnya kegiatan promosi kesehatan di

Puskesmas serta rendahnya pengetahuan masyarakat terhadap imunisasi TT walaupun

imunisasi tersebut dapat diperoleh secara gratis di tempat pelayanan kesehatan

pemerintah (Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit & Penyehatan Lingkungan,

2012).2

1

Page 2: Isi Penelitian Dan Lampiran

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dilakukan penelitian tentang imunisasi tetanus

toksoid dan faktor-faktor yang berhubungan pada ibu hamil di Puskesmas Grogol

Petamburan. Permasalahan yang ditemukan pada latar belakang tersebut adalah:

Pada tahun 2000, UNICEF), World Health Organization (WHO), dan United

Nation Population Fund (UNFPA) menyatakan terdapat 57 negara perlu

mengeliminasi kejadian tetanus neonatorum di negaranya; salah satunya adalah

Indonesia. WHO mengestimasikan 59.000 neonatus seluruh dunia mati akibat

tetanus neonatorum.

Menurut hasil survei Demografi dan kesehatan Indonesia (per 5 tahun) tahun 2007

angka kematian bayi (IMR) di Indonesia tercatat sebanyak 34 per 1000 kelahiran

hidup dan menduduki urutan ke sembilan negara ASEAN.

Pada tahun 2011, diketahui jumlah kasus tetanus neonatorum di Indonesia 114

dengan angka kematian (CFR) 67% dan 69 kasus meninggal dunia.

Jangkauan imunisasi Tetanus Toksoid bagi ibu hamil masih jauh dari harapan.

Terbukti, dari 57.435 estimasi ibu hamil pada tahun 2011 di Jakarta, ternyata hanya

35.339 ibu hamil mendapat imunisasi TT1 dan 32.011 ibu hamil mendapat

imunisasi TT2.

1.3 Tujuan

1.3.1 Tujuan umum

Mengetahui gambaran status imunisasi Tetanus Toksoid dan faktor-faktor yang

berhubungan pada ibu hamil di Puskesmas Kecamatan Grogol Petamburan Januari

2013.

1.3.2 Tujuan khusus

Yang menjadi tujuan khusus dalam penelitian ini adalah:

a. Diketahuinya sebaran gambaran status imunisasi Tetanus Toksoid di Puskesmas

Kecamatan Grogol Petamburan.

b. Diketahuinya sebaran umur, tingkat pendidikan, pekerjaan, tingkat pendapatan

keluarga, paritas, tingkat pengetahuan, sumber informasi, jumlah kunjungan ANC

ibu hamil di Puskesmas Kecamatan Grogol Petamburan.

2

Page 3: Isi Penelitian Dan Lampiran

c. Diketahuinya hubungan sebaran gambaran status imunisasi Tetanus Toksoid dan

sebaran umur, tingkat pendidikan, pekerjaan, tingkat pendapatan keluarga, paritas,

tingkat pengetahuan, sumber informasi, jumlah kunjungan ANC ibu hamil di

Puskesmas Kecamatan Grogol Petamburan.

1.4 Manfaat

1.4.1 Manfaat bagi peneliti

a. Menerapkan dan mengembangkan ilmu pengetahuan yang telah diperoeh saat

kuliah dan membandingkannya.

b. Memperoleh pengalaman belajar dengan pengetahuan dalam melakukan

penelitian.

c. Melatih kemampuan dalam berkomunikasi dengan masyarakat.

d. Mengembangkan daya nalar, minat dan kemampuan dalam bidang penelitian.

e. Mendapat masukan mengenai gambaran status imunisasi tetanus toksoid dan

faktor-faktor yang mempengaruhinya di Puskesmas Grogol Petamburan.

f. Melatih kerja sama dalam tim.

1.4.2 Manfaat bagi perguruan tinggi

a. Mewujudkan Tridarma Perguruan Tinggi, yaitu pendidikan, pengabdian kepada

masyarakat dan peneliti.

b. Mewujudkan Perguruan Tinggi UKRIDA sebagai masyarakat ilmiah dalam peran

serta fungsinya dibidang kesehatan.

c. Mengenalkan Fakultas Kedokteran UKRIDA kepada masyarakat.

1.4.3 Manfaat bagi Puskesmas

a. Sebagai masukan berupa hasil penelitian, dan saran- saran yang diharapkan dapat

mencapai umpan balik positif bagi ibu hamil di Puskesmas Grogol Petamburan

dalam upaya pencegahan tetanus neonatorum.

b. Sebagai bahan masukan dalam melakukan penyuluhan kesehatan untuk

meningkatan tercapainya sasaran imunisasi tetanus toksoid pada semua ibu hamil

di Puskesmas Grogol Petamburan.

3

Page 4: Isi Penelitian Dan Lampiran

1.5 Sasaran

Semua ibu hamil trimester ketiga yang datang berobat ke Puskesmas Grogol Petamburan pada tanggal 06 - 08 februari 2013.

4

Page 5: Isi Penelitian Dan Lampiran

Bab II

Tinjauan Pustaka

2.1. Imunisasi

2.1.1. Pengertian

Imunisasi berasal dari kata imun, yang berarti kebal atau resisten. Imunisasi adalah

suatu cara untuk menimbulkan atau meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap

suatu penyakit, sehingga bila kelak ia terpapar dengan penyakit tersebut tidak akan sakit atau

sakit ringan.3

Imunisasi adalah suatu tindakan untuk memberikan kekebalan dengan cara

memasukkan vaksin ke dalam tubuh manusia, untuk mencegah penyakit. Imunisasi

merupakan salah satu cara yang efektif dan efisien dalam mencegah penyakit dan merupakan

bagian kedokteran preventif yang mendapatkan prioritas.3

2.2. Imunisasi TT Ibu Hamil

Imunisasi bertujuan untuk menurunkan angka kesakitan, kecacatan dan kematian dari

penyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I). 3

Pencegahan terhadap penyakit tetanus neonatorum yaitu dengan cara pemberian

imunisasi kepada ibu hamil. Pelaksanaan kegiatan imunisasi TT ibu hamil terdiri dari

kegiatan imunisasi rutin dan kegiatan tambahan. Kegiatan imunisasi rutin adalah kegiatan

imunisasi yang secara rutin dan terus-menerus harus dilaksanakan pada periode waktu yang

telah ditetapkan, yang pelaksanaannya dilakukan di dalam gedung (komponen statis) seperti

puskesmas, puskesmas pembantu, rumah sakit, rumah bersalin dan di luar gedung seperti

posyandu atau melalui kunjungan rumah. Kegiatan imunisasi tambahan adalah kegiatan

imunisasi yang dilakukan atas dasar ditemukannya masalah dari hasil pemantauan atau

evaluasi.3

2.2.1. Jadwal Imunisasi TT ibu hamil

Untuk ibu hamil, selama waktu kehamilan diberikan dua kali imunisasi TT dengan

selang waktu minimal empat minggu. Bila ibu hamil sewaktu caten (calon penganten) sudah

mendapat TT sebanyak 2 kali, maka kehamilan pertama cukup mendapat TT 1 kali, dicatat

sebagai TT ulang dan pada kehamilan berikutnya cukup mendapat TT 1 kali saja yang dicatat

sebagai TT ulang juga. Bila ibu hamil sewaktu caten (calon penganten) atau hamil 5

Page 6: Isi Penelitian Dan Lampiran

sebelumnya baru mendapat TT 1 kali, maka perlu diberi TT 2 kali selama kehamilan ini dan

kehamilan berikutnya cukup diberikan TT 1 kali sebagai TT ulang. Bila ibu hamil sudah

pernah mendapat TT 2 kali pada kehamilan sebelumnya, cukup mendapat TT 1 kali dan

dicatat sebagai Tetanus Toksoid ulang.5

2.3. Vaksin TT (Tetanus Toxoid)

2.3.1. Deskripsi

Vaksin adalah bibit penyakit yang sudah dimatikan atau dilemahkan, yang bila

diberikan kepada seseorang akan menimbulkan kekebalan spesifik secara aktif terhadap

infeksi tertentu. Tetanus toksoid telah digunakan sebagai vaksin monovalen (TT) untuk

mengimunisasi orang dewasa, atau seperti kombinasi komponen vaksin Difteri-Tetanus-

Pertusis (DTP) atau vaksin Difteri-Tetanus untuk imunisasi pada anak-anak. Tetanus toksoid

stabil bertahan pada pajanan suhu ruangan selama sebulan, dan 370C untuk beberapa minggu

tanpa potensi kerugian yang signifikan.5

Vaksin jerap TT ( Tetanus Toxoid ) adalah vaksin yang mengandung toxoid tetanus

yang telah dimurnikan dan terabsorbsi ke dalam 3 mg/ml aluminium fosfat. Thimerosal 0,1

mg/ml digunakan sebagai pengawet. Satu dosis 0,5 ml vaksin mengandung potensi sedikitnya

40 IU. Dipergunakan untuk mencegah tetanus pada bayi yang baru lahir dengan

mengimunisasi Wanita Usia Subur (WUS) atau ibu hamil, juga untuk pencegahan tetanus

pada ibu bayi.5

2.3.2. Kemasan Vaksin

Kemasan vaksin dalam vial. 1 vial vaksin TT berisi 10 dosis dan setiap 1 box vaksin

terdiri dari 10 vial. Vaksin TT adalah vaksin yang berbentuk cairan.5

2.3.3. Sifat Vaksin

Vaksin TT termasuk vaksin yang sensitif terhadap beku (Freeze Sensitive=FS) yaitu

golongan vaksin yang akan rusak bila terpapar/terkena dengan suhu dingin atau suhu

pembekuan.5

Tabel 2.1. Keadaan Suhu Terhadap Umur Vaksin TT5

VAKSIN PADA SUHU DAPAT BERTAHAN SELAMA

6

Page 7: Isi Penelitian Dan Lampiran

TT -0,5ºC Maximal ½ jam

-5º C − -10º C Maximal 1,5 − 2 jam

Beberapa ºC diatas suhuudara luar (ambienttemperature <34º C)

30 hari

Sumber : Depkes RI, 2005

2.3.4. Tetanus Toksoid Menginduksi Imunitas

Vaksin tetanus toksoid adalah bibit penyakit yang sudah dilemahkan, yang bila

diberikan kepada seseorang akan menimbulkan kekebalan spesifik terhadap penyakit tetanus.

Manfaat imunisasi tetanus toksoid pada ibu hamil yaitu melindungi bayinya yang baru lahir

dari tetanus neonatorum. Tetanus toksoid menginduksi pembentukan antitoksin spesifik.

Antibodi ini berperan penting dalam perlindungan terhadap penyakit tetanus. Kekebalan

terhadap tetanus dimediasi oleh antibodi dari jenis yang termasuk kelas immunoglobulin G

(IgG). Antibodi ini terdistribusi di seluruh aliran darah dan di ruang ekstravaskular.

Antitoksin dalam jaringan mampu menetralisasi toksin yang dihasilkan oleh kuman tetanus

yang menginfeksi luka. Antitoksin yang melewati plasenta dan memasuki janin atau fetus

dapat mencegah tetanus neonatorum.5

Kekebalan terhadap toksin tetanus hanya dihasilkan lewat imunisasi, kesembuhan dari

infeksi kuman tetanus tidak melindungi terhadap infeksi tetanus berikutnya. Sejumlah kecil

toksin tetanus mampu menyebabkan penyakit, tetapi tidak cukup untuk merangsang

pembentukan antibodi. Oleh sebab itu, semua pasien yang secara klinis menderita tetanus

perlu diimunisasi dengan tetanus toksoid, dan juga pada saat pasien didignosis dengan tetanus

maupun pada masa penyembuhan.6

7

Page 8: Isi Penelitian Dan Lampiran

2.4. Tetanus Neonatorum

2.4.1. Pengertian

Tetanus disebabkan oleh aksi dari neurotoksin yang sangat kuat, yaitu tetanospasmin,

yang diproduksi selama pertumbuhan bakteri anaerobik Clostridium tetani. Clostridium tetani

bukanlah suatu organisme yang invasif.3 Penyakit ini biasanya terjadi melalui infeksi cedera

kulit dengan spora tetanus. Spora tetanus masuk ke dalam daerah yang terluka yang menjadi

basil tetanus dengan jaringan nekrotik dengan potensi oksigen yang berkurang. Tetanus

neonatorum terjadi melalui infeksi umbilikus ketika tali pusat dipotong dengan alat yang

tidak bersih atau ketika zat terkontaminasi spora tetanus digunakan pada tali pusat.9

Tetanus Neonatorum (TN) adalah infeksi akut yang disebabkan oleh kuman

Clostridium Tetani memasuki tubuh bayi baru lahir melalui tali pusat yang kurang terawat

dan terjadi pada bayi sejak lahir sampai umur 28 hari, kriteria kasus TN berupa sulit

menghisap ASI, disertai kejang rangsangan, dapat terjadi sejak umur 3-28 hari tanpa

pemeriksaan laboratorium.9

2.4.2. Penularan TN

Penularan TN sebagai akibat memotong tali pusat dengan peralatan tidak steril dan

terkontaminasi dengan ekskreta hewan atau tanah yang mengandung spora tetanus sebagai

balutan atau tali akar untuk mengikat tali pusat. Tetanus Neonatorum penularannya secara

langsung atau tak langsung melalui luka yang ada pada bayi, biasanya terjadi akibat infeksi

pada luka di pusar bekas pemotongan tali pusat dengan menggunakan alat yang

terkontaminasi. Disamping itu infeksi dapat pula terjadi jika luka pusar bayi diobati atau

diberi zat-zat yang terkontaminasi.9

2.4.3. Masa Inkubasi TN

Masa inkubasi biasanya 4-21 hari (umumnya 7 hari), tergantung pada tempat terjadinya

luka, bentuk luka, dosis dan toksisitas kuman.9

2.4.4. Tanda Klinis TN

Tanda-tandanya terdapat pada bayi baru lahir (neonatus) sampai umur kurang dari 28

hari, biasanya beberapa hari sesudah lahir dengan gejala-gejala bayi mula-mula masih bisa

8

Page 9: Isi Penelitian Dan Lampiran

menetek atau minum, lama kelamaaan karena otot rahang kejang, maka sulit membuka mulut

sehingga bentuk mulut bayi mencucu seperti mulut ikan, lama-kelamaan otot pernafasan

kejang, tidak lama kemudian bayi kelihatan biru, kejang-kejang sampai meninggal dunia.9

2.4.5. Pencegahan TN

Untuk mencegah tetanus pada bayi baru lahir dilakukan imunisasi aktif dengan toksoid

tetanus pada ibu hamil menjelang kelahiran bayi dan seandainya kelahiran seorang bayi

ditolong oleh dukun, bayi secepatnya dibawa ke dokter/puskesmas untuk mendapat imunisasi

pasif dengan serum anti tetanus.9

Vaksin TT memiliki efektifitas yang sangat tinggi dan pemberiannya mudah, sehingga

tujuan untuk melindungi bayi terhadap TN dapat dicapai dalam waktu yang relatif singkat.10

2.5. Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Status Imunisasi Tetanus Toksoid

Tinjauan hasil-hasil penelitian terdahulu yang mendukung tentang faktor-faktor yang

berhubungan dengan imunisasi tetanus toksoid sebagai berikut :

2.5.1. Usia Ibu

Rata-rata umur ibu hamil yang memiliki status imunisasi lengkap adalah 25

tahun, sedangkan untuk ibu yang memiliki status imunisasi TT tidak lengkap rata-rata

umurnya adalah 27 tahun. Berdasarkan hasil uji statistik didapatkan ada hubungan yang

signifikan antara umur ibu dengan status imunisasi TT pada ibu hamil (p=0,008).

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Purwanto (2002), yang menyatakan ada

hubungan antara umur dengan status imunisasi TT (p value =0,002).6 Namun, hasil

penelitian ini tidak sejalan dengan pernyataan Huclock (1998) dalam Nursalam (2001)

bahwa semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih

matang dalam berfikir dan bekerja dari segi kepercayaan masyarakat. Seseorang yang

lebih dewasa akan lebih dipercaya dari orang yang belum cukup tinggi kedewasaannya.

Hal ini sebagai akibat dari pengalaman dan kematangan jiwanya. Dengan demikian

seseorang yang mencapai tingkat kedewasaan, akan mampu mengambil keputusan

sendiri salah satunya berkaitan dengan kesehatannya.8

2.5.2. Pendidikan Ibu

9

Page 10: Isi Penelitian Dan Lampiran

Dari hasil penelitian Wahrunsyah tahun 2000, sebagian besar pada ibu yang

berpendidikan rendah (SLTP ke bawah) pernah mendapat imunisasi tetanus toksoid yaitu

sebanyak 59,6% dan secara statistik menunjukkan tidak ada perbedaan yang bermakna antara

tingkat pendidikan ibu dengan imunisasi. Hal ini disebabkan karena pendidikan tidak

berhubungan langsung dengan pernahnya seorang ibu mendapatkan imunisasi tetanus.7

2.5.3. Pendapatan Keluarga per Bulan

Dari hasil penelitian Syahrul, Fariani (2000), sebesar 61% ibu hamil berpendapatan 1-

2 UMR per bulan atau kurang. Setelah dilakukan uji statistik Chi-Square, diperoleh

kesimpulan bahwa ada hubungan bermakna antara tingkat penghasilan dengan pernahnya

seorang ibu hamil mendapatkan imunisasi tetanus. Hal ini disebabkan karena ada hubungan

langsung antara tingkat penghasilan dengan pernahnya seorang ibu hamil mendapat imunisasi

tetanus.8

2.5.4. Pengetahuan Ibu

Dari hasil penelitian Syahrul, Fariani (2000), diperoleh data ibu usia subur yaitu

tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi TT yaitu 73% baik, 23% sedang dan 4% kurang,

yang pernah mendapat imunisasi tetanus toksoid. Dari hasil analisis analitik (Chi-Square)

ternyata faktor yang mempunyai hubungan dengan status imunisasi TT ibu hamil hanya

faktor pengetahuan ibu (p = 0,00249). Tingkat pengetahuan yang meningkat diikuti

peningkatan jumlah ibu hamil yang mendapat imunisasi tetanus toksoid oleh karena

banyaknya penyuluhan kesehatan termasuk imunisasi TT diberikan melalui radio (dari

Dinkes) dan Posyandu (Puskesmas) di Lumajang. Hal ini ditujukan untuk menambah

pengetahuan tentang imunisasi tetanus toksoid serta manfaatnya.2 Menurut penelitian

Wahrunsyah tahun 2000 diperoleh hasil yaitu 78,8% ibu yang memiliki pengetahuan baik,

pernah mendapat imunisasi tetanus toksoid.7

2.5.5. Sumber Informasi

Dari hasil penelitian Wahrunsyah tahun 2000, diperoleh data sebesar 51,1% ibu

hamil pernah mendapat informasi mengenai pentingnya imunisasi tetanus toksoid, dari satu

atau dua sumber informasi mengenai imunisasi tetanus dan mengikuti pelaksanaan imunisasi

tetanus toksoid. Setelah dilakukan uji Chi-Square diperoleh kesimpulan bahwa ada hubungan

bermakna antara seorang ibu hamil pernah mendapat imunisasi tetanus dengan sumber

10

Page 11: Isi Penelitian Dan Lampiran

informasi mengenai imunisasi tetanus. Hal ini disebabkan karena terdapat hubungan

langsung antara sumber informasi dengan pernahnya seorang ibu hamil mendapat imunisasi

tetanus.7

2.5.6. Pekerjaan Ibu

Penelitian Notoatmodjo (2005) menyatakan bahwa hasil penelitian ini berdasarkan

uji statistik menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna secara statistik

antara pekerjaan dengan status imunisasi TT pada ibu hamil (p value=1,000).

Artinya, responden yang bekerja atau tidak bekerja tidak mempengaruhi peluang atau

keinginan responden untuk menerima atau melakukan imunisasi TT saat kehamilan.

Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Sukmara (2000) di mana pada hasil

penelitiannya tidak ada hubungan yang bermakna antara pekerjaan dengan status

imunisasi TT pada ibu hamil.12

2.5.7. Paritas

Berdasarkan hasil uji statistik menunjukkan bahwa ada hubungan yang

bermakna antara gravida dengan status imunisasi TT pada ibu hamil (p value =

0,004). Pada penelitian ini, ibu primigravida memiliki peluang 3,161 kali untuk

mendapatkan status imunisasi TT lengkap. Ibu dengan kehamilan pertama akan

mengalami krisis maturitas yang dapat menimbulkan stres akan tetapi ibu tersebut akan

lebih mempersiapkan diri untuk memberi perawatan, sehingga ibu akan memperhatikan

kesehatan kehamilannya dengan baik, khususnya dengan mengikuti imunisasi tetanus toksoid

secara teratur. Lain halnya ibu dengan kehamilan kedua atau lebih, ibu tersebut akan

cenderung kurang memperhatikan kehamilannya, sehingga ibu dengan multiparitas belum

tentu mengikuti imunisasi tetanus toksoid secara teratur .7

11

Page 12: Isi Penelitian Dan Lampiran

Kerangka Teori

12

Page 13: Isi Penelitian Dan Lampiran

Kerangka Konsep

13

Status Imunisasi Tetanus Toksoid Pada Ibu Hamil

Usia

Sumber Informasi

Pengetahuan

Pendapatan Keluarga UMR

Paritas

Pekerjaan

Pendidikan Formal

Page 14: Isi Penelitian Dan Lampiran

Bab III

Metodologi Penelitian

3.1 Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan adalah studi deskriptif dengan pendekatan cross

sectional mengenai gambaran status imunisasi tetanus toxoid dan faktor faktor yang

berhubungan pada ibu hamil di puskesmas kelurahan Wijaya Kusuma, Kecamatan Grogol

Petamburan, Jakarta Barat.

3.2 Tempat dan waktu penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 1 januari 2013 – 31 januari 2013 di Puskesmas

Kelurahan Wijaya Kusuma, Kecamatan Grogol Petamburan, Jakarta Barat.

3.3 Populasi

Seluruh ibu hamil trimester 3 yang datang ke puskesmas Kelurahan Wijaya Kusuma,

Kecamatan Grogol Petamburan, Jakarta Barat

3.4 Kriteria inklusi dan eksklusi

Kriteria inklusi adalah ibu hamil trimester 3 yang datang berkunjung ke bagian KIA /KB

di puskesmas Kelurahan Wijaya Kusuma periode januari 2013 dan bersedia mengikuti

penelitian.

Kriteria eksklusi adalah ibu hamil yang memenuhi kriteria inklusi namun tidak mau

mengisi kuesioner.

3.5 Sampel

3.5.1 Besar Sampel

Melalui rumus dibawah ini didapatkan besar sampel penelitian sebagai berikut:

(Zα)2 .p.q

n1 = ---------------

L2

n2 = n1 + (10% . n1)

Keterangan:14

Page 15: Isi Penelitian Dan Lampiran

n1 : Jumlah sampel minimal.

n2 : Jumlah sampel ditambah substitusi 10% (substitusi adalah persen responden

yang mungkin drop out).

Zα : Tingkat batas kemaknaan, dengan α = 5%.

Didapat Zα pada kurva normal = 1,96.

P : Proporsi variabel yang ingin diteliti, dikarenakan tidak ditemukannya

kepustakaan yang mendukung, ditentukan dengan p = 50%

Q : 100% - p = 100 % - 50% = 50%

L : Presisi, derajat kesalahan yang masih dapat diterima adalah 10%.

Berdasarkan rumus di atas didapatkan angka sebagai berikut :

( Z )2 . p. q ( 1,96 )2 . 0.5.0.5

n1 = ------------------ = ---------------------------- = 96,04

L2 ( 0,1 )2

Untuk menjaga kemungkinan adanya responden yang drop out maka dihitung

n2 = n1 + ( 10% . n1 )

= 96,04+(10%.96) = 105,6 = 106(dibulatkan)

3.5.2 Teknik Pengambilan Sampel

Pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah dengan Consecutive Sampling

3.6 Identifikasi Variabel

Dalam penelitian ini digunakan variabel dependent (terikat) dan variabel

independent (bebas). Variabel terikat adalah status imunisasi Tetanus toxoid pada ibu

hamil. Variabel bebas antara lain: usia, paritas, pekerjaan ibu hamil, tingkat

pendidikan, sumber informasi, pendapatan keluarga per bulan, pengetahuan ibu.

3.7 Cara Kerja

1. Menghubungi Kepala Puskesmas Kelurahan Wijaya Kusuma yang menjadi daerah

penelitian untuk melaporkan tujuan diadakannya penelitian di daerah tersebut.

2. Melakukan pengumpulan data – data dengan menggunakan instrument penelitian

berupa kuesioner di Puskesmas Wijaya Kusuma

3. Melakukan pengolahan, analisis, dan interpretasi data 15

Page 16: Isi Penelitian Dan Lampiran

4. Penulisan laporan penelitian.

5. Pelaporan penelitian.

3.7.1 Pengumpulan Data

Data primer yang diambil dari responden dengan teknik wawancara dengan

menggunakan bantuan kuesioner terhadap ibu hamil yang datang di puskesmas

Kecamatan Grogol Petamburan, Jakarta Barat.

i. Pengolahan Data

Terhadap data-data yang telah dikumpulkan akan dilakukan pengolahan berupa proses

editing, verifikasi, dan koding. Selanjutnya dimasukkan dan diolah dengan menggunakan

program komputer, yaitu program SPSS.

3.7.3 Penyajian Data

Data yang didapat disajikan dengan tekstular dan tabular.

3.7.4 Analisis Data

Terhadap data yang telah diolah kemudian dilakukan analisis dengan menggunakan

cara uji statistik yang sesuai.

3.7.5 Interpretasi data

Data diinterpretasi secara univariat dan bivariat (Kolmogorov)

3.7.6 Pelaporan Data

Data disusun dalam bentuk pelaporan penelitian yang selanjutnya akan di presentasikan

di hadapan staf pengajar bagian Ilmu Kedokteran Komunitas, Fakultas Kedokteran

Universitas Kristen Krida Wacana (UKRIDA) dalam forum pendidikan Ilmu Kesehatan

Masyarakat FK UKRIDA.

3.8 Definisi Operasional

16

Page 17: Isi Penelitian Dan Lampiran

Dari kerangka konsep penelitian, maka definisi operasional dari variabel-variabel

penelitian ini adalah:

1. Ibu Hamil adalah wanita yang sedang mengandung dalam usia kehamilan yang

tidak ditentukan.

Yang kami maksudkan ibu hamil disini adalah wanita yang sedangyang datang

ke puskesmas kelurahan wijaya kusuma, kecamatan Grogol – Petamburan.

Dalam hal ini ibu hamil digolongkan menjadi :

-Ibu hamil trimester 3 yang tidak pernah mendapatkan imunisasi tetanus toksoid

-Ibu hamil trimester 3 yang pernah mendapat imunisasi tetanus toksoid

2. Usia Ibu, adalah lamanya hidup seorang ibu sejak dilahirkan sampai saat

penelitian dilakukan. Usia ibu dihitung dengan cara mengurangi tanggal, bulan,

dan tahun saat melakukan penelitian dengan tanggal, bulan dan tahun lahir yang

tertera dalam Kartu Tanda Penduduk yang berlaku. Bila terdapat kelebihan usia

kurang dari enam bulan dibulatkan ke bawah dan bila terdapat kelebihan usia

lebih atau sama dengan enam bulan dibulatkan ke atas.

Usia Dikelompokkan menjadi :

a. < 20 tahun

b. 21 -30 tahun

c. > 30 tahun

Koding :

Kode 1 : < 20 tahun

Kode 2 : 21 – 30 tahun

Kode 3 : > 30 tahun

3. Pendidikan Ibu

Pendidikan adalah jenjang pendidikan formal dari suatu institusi tertentu yang

mencakup tingkat pendidikan Sekolah Dasar (SD), atau sederajat, Sekolah

Menengah Pertama (SMP) atau sederajat, Sekolah Menengah Umum (SMU) atau

sederajat, dan akademi atau perguruan tinggi yang sederajat.

a. Tingkat pendidikan rendah :

17

Page 18: Isi Penelitian Dan Lampiran

- Tidak tamat/tamat SD atau sederajat

- Tidak tamat SMP atau sederajat

- Tamat SMP atau sederajat

- Tidak tamat Sekolah Menengah Atas (SMA) atau sederajat.

b. Tingkat pendidikan sedang :

- Tamat SMA atau sederajat

- Tidak tamat akademi atau perguruan tinggi atau sederajat

c. Tingkata pendidikan tinggi :

- Tamat akademi atau perguruan tinggi atau sederajat. (D3,S1,D2,S3).

Koding :

Kode 1 : Tingkat pendidikan rendah

Kode 2 : Tingkat pendidikan sedang

Kode 3 :Tingkat pendidikan tinggi

4. Pekerjaan adalah profesi atau kegiatan rutin yang dilakukan subjek sehari-hari di

luar lingkungan rumah dalam upaya mendapatkan imbalan uang atau materi untuk

pemenuhan kebutuhan hidup keluarga.

Pekerjaan yang kami maksud disini adalah kegiatan yang mengkonsumsi waktu,

sehingga mempengaruhi waktu luang yang dapat digunakan seorang ibu untuk

mendapatkan imunisasi TT. dibagi menjadi :

Bekerja : Bila ibu yang kegiatan utama sehari-hari di luar maupun di dalam

rumah yang bertujuan memperoleh imbalan uang atau materi.

Tidak bekerja : Termasuk di dalamnya sebagai ibu rumah tangga

kategori pekerjaan ibu:

Kode 1 : ibu tidak bekerja

Kode 2: ibu kadang – kadang bekerja

Kode 3 : ibu bekerja

5. Pendapatan keluarga per bulan berdasarkan UMR

18

Page 19: Isi Penelitian Dan Lampiran

Upah minimum regional adalah suatu standar minimum yang digunakan oleh

para pengusaha atau pelaku industri untuk memberikan upah kepada pegawai,

karyawan atau buruh di dalam lingkungan usaha atau kerjanya. Pemerintah

mengatur pengupahan melalui Peraturan Menteri Tenaga Kerja No.05/Men/1989

tanggal 29 Mei 1989 tentang Upah Minimum. Menurut Dewan Pengupahan

Daerah (DPD), untuk tahun 2013, upah minimum kepada pegawai, karyawan atau

buruh di propinsi DKI Jakarta adalah sebesar Rp 2.200.000,00 per orang. Konsep

pengambilan angka UMR diukur berdasarkan kebutuhan hidup layak (KHL)

dimana KHL adalah standar kebutuhan yang harus dipenuhi oleh seorang

pekerja/buruh lajang untuk dapat hidup layak baik secara fisik, non fisik dan

sosial, untuk kebutuhan satu bulan, dibagi menjadi:

1. < 1 UMR : bila pendapatan suami istri kurang dari UMR

2. 1 sampai 2 UMR : bila pendapatan suami istri sama dengan UMR dan

tidak lebih

dari 2 UMR

3. >2 UMR : bila pendapatansuami istri lebih dari 2 UMR

Skala ukur ordinal

Kategori UMR:

Kode 1: < 1 UMR

Kode 2: 1 sampai 2 UMR

Kode 3: > 2 UMR

6. Pengetahuan ibu

Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui oleh ibu hamil perihal

vaksin tetanus toksoid. Pengukuran pengetahuan ini dapat dilakukan dengan

kuesioner yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari objek

penelitian atau ibu hamil.

Pertanyaan dalam kuesioner:

Pengetahuan ibu

19

Page 20: Isi Penelitian Dan Lampiran

1. Tetanus toksoid adalah...

a. Obat

b. Toksin

c. Toksin atau racun yang sudah dilemahkan

Nilai 1 : Bila menjawab b

Nilai 3 : Bila menjawab a

Nilai 5 : Bila menjawab c

2. Imunisasi Tetanus Toksoid diberikan pada (jawaban bisa lebih dari

1)...

a. Anak sekolah

b. Calon Pengantin

c. Ibu hamil

Nilai 1 : Bila menjawab 1 jawaban

Nilai 3 : Bila menjawab 2 jawaban

Nilai 5 : bila menjawab 3 jawaban

3. Program imunisasi Tetanus Toksoid bermanfaat untuk (jawaban

bisa lebih dari 1)...

a. Mencegah Tetanus pada bayi yang baru lahir

b. Mencegah Tetanus pada ibu hamil

c. Syarat sebagai calon pengantin perempuan

Nilai 1 : Bila menjawab 1 jawaban

Nilai 3 : Bila menjawab 2 jawaban

Nilai 5 : Bila menjawab 3 jawaban

5. Pelayanan imunisasi Tetanus Toksoid dapat diperoleh di (jawaban

boleh lebih dari 1)...

a. Puskesmas

b. Tempat praktek dokter

c. Klinik Bersalin

Nilai 1 : Bila menjawab 1 jawaban

20

Page 21: Isi Penelitian Dan Lampiran

Nilai 3 : Bila menjawab 2 jawaban

Nilai 5 : Bila menjawab 3 jawaban

6. Jarak antara pemberian imunisasi Tetanus Toksoid yang satu

dengan yang lain adalah..

a. kurang dari 1 bulan

b. 1 bulan

c. lebih dari 1 bulan

Nilai 1 : Bila menjawab a

Nilai 5 : Bila menjawab b

Nilai 3 : Bila menjawab c

Nilai tertinggi : 23

Nilai terendah : 6

Interval : 17

Maka : Pengetahuan baik = ( 80 % x 17) + 6 = 19-23

Pengetahuan cukup = ( 60 % x 17 ) + 6 = 16 -18

Pengetahuan kurang = < 16

Koding :

Kode 1 : pengetahuan kurang

Kode 2 : pengetahuan cukup

Kode 3 : pengetahuan baik

7. Sumber Informasi

Sumber informasi adalah segala media yang menjadi sumber pengetahuan

mengenai imunisasi tetanus toksoid pada ibu hamil.

pertanyaan dalam kuesioner

1. Informasi Imunisasi Tetanus toksoid diperoleh dari...

a. Orang lain (anggota keluarga, tetangga, teman kantor, dll)

b. Kegiatan kemasyarakatan (PKK, arisan, organisasi kemasyarakatan)

c. Puskesmas

21

Page 22: Isi Penelitian Dan Lampiran

d. Posyandu

e. Penyuluhan oleh petugas kesehatan

f. iklan/reklame media elektronik

g. Media cetak

Koding :

Kode 1 : Tidak pernah mendapat sumber informasi

Kode 2 : Sumber informasi yang didapat sama dengan atau kurang dari 2

sumber

Kode 3 : Sumber informasi yang didapat sama dengan atau lebih dari 3 sumber.

8. Paritas

Jumlah kelahiran dari ibu yang menghasilkan janin yang mampu hidup diluar

rahim. Penghitungan paritas dilakukan dengan cara meminta responden

menjawab kuesioner. Skala yang digunakan adalah skala ordinal dan dibagi

menjadi dua kelompok.

- Paritas ≤ 2 kali

- Paritas > 2 kali

Kode 1: 1 kali

Kode 2: >1 kali

3. 9 Aspek Pengukuran

Ukuran variabel penelitian yang digunakan yaitu dalam bentuk kategori dan

mentransformasikan setiap variabel menjadi variabel satu-nol (1-0). Kategori variabel adalah

sebagai berikut:

a. Variabel terikat

Variabel terikat adalah status imunisasi Tetanus toxoid pada ibu hamil.

b. Variabel bebas

Variabel bebas antara lain: usia, paritas, pekerjaan ibu hamil, tingkat pendidikan,

sumber informasi, UMR, pengetahuan ibu, jumlah kunjungan ANC.

22

Page 23: Isi Penelitian Dan Lampiran

3.10. Etika Penelitian

Responden yang mengisi kuesioner pada penelitian ini diberi jaminan kerahasiaan

terhadap data-data yang diberikan dan berhak menolak untuk menjadi responden.

3.11. Sarana

- Tenaga

Penelitian dilakukan oleh 4 orang mahasiswa kepaniteraan Ilmu Kedokteran

Komunitas, dengan dibantu oleh 1 orang pembimbing yaitu dosen IKM.

- Fasilitas

Fasilitas yang tersedia berupa ruang perpustakaan, ruang diskusi, lembar kuesioner,

komputer, berserta printer, program SPSS, internet, dan alat tulis.

23

Page 24: Isi Penelitian Dan Lampiran

Bab IV

Hasil Penelitian

Selama proses pengumpulan data yang dilakukan pada tanggal 6-8 februari 2013 dengan

sampel sebanyak 86 orang ibu hamil trimester tiga yang datang ke Puskesmas Kecamatan

Grogol Petamburan, Jakarta Barat, berikut adalah hasil penelitian yang disajikan dalam

bentuk tabel;

Tabel 4.1 Distribusi gambaran status imunisasi Tetanus Toksoid pada ibu hamil yang datang

ke Puskesmas Kecamatan Grogol Petamburan, Jakarta Barat pada Februari 2013.

Variabel Frekuensi Persentase (%)

Status Imunisasi Lengkap 78 90,7

Tidak Lengkap 8 9,3

Total 86 100

24

Page 25: Isi Penelitian Dan Lampiran

Tabel 4.2 Distribusi umur, pendidikan, pekerjaan, pendapatan, paritas, pengetahuan, sumber

informasi dan kunjungan ANC pada ibu hamil yang datang ke Puskesmas Kecamatan Grogol

Petamburan, Jakarta Barat pada Februari 2013.

Variabel Frekuensi Persentase (%)Umur < 20 tahun

20 – 30 tahun> 30 tahun

155813

17,467,415,1

Pendidikan RendahSedangTinggi

245012

27,958,114,0

Pekerjaan BekerjaKadang bekerjaTidak bekerja

91760

10,519,869,8

Pendapatan < 1 UMR1-2 UMR> 2 UMR

8150

94,25,80

Paritas ≤ 22 – 5> 5

3830

3,596,5

0Pengetahuan Kurang

CukupBaik

81662

9,318,672,1

Sumber Informasi KurangCukupBaik

112847

12,832,654,7

25

Page 26: Isi Penelitian Dan Lampiran

Tabel 4.3 Hubungan antara gambaran status imunisasi Tetanus Toksoid dengan umur,

pendidikan, pekerjaan, pendapatan, paritas, pengetahuan, sumber informasi dan kunjungan

ANC pada ibu hamil yang datang ke Puskesmas Kecamatan Grogol Petamburan, Jakarta

Barat pada Februari 2013.

VariabelStatus Imunisasi

TT Total Uji p HoLengkap Tidak

LengkapUmur < 20 tahun

20 – 30 tahun> 30 tahun

135213

062

135815

KS=0,172 > 0,05 diterima

Pendidikan RendahSedangTinggi

204711

431

245012

KS=0,424 > 0,05 diterima

Pekerjaan BekerjaKadang bekerjaTidak bekerja

81555

125

91760

KS=0,136 > 0,05 diterima

Pendapatan < 1 UMR1-2 UMR> 2 UMR

7530

620

8150

KS=0,707 > 0,05 diterima

Paritas ≤ 22 -5>5

7530

800

8330

KS=0,163 > 0,05 diterima

Pengetahuan KurangCukupBaik

51459

323

81662

KS=0,666 > 0,05 diterima

Sumber Informasi

KurangCukupBaik

102345

152

112847

KS=0,682 > 0,05 diterima

Bab V26

Page 27: Isi Penelitian Dan Lampiran

Pembahasan

5.1 Gambaran distribusi status imunisasi Tetanus Toksoid pada ibu hamil yang datang

ke Puskesmas Kecamatan Grogol Petamburan, Jakarta Barat pada Februari 2013

Pada sebaran ibu hamil trimester tiga terhadap frekuensi status imunisasi tetanus

toksoid di Puskesmas Kecamatan Grogol Petamburan, Jakarta Barat, dari 86 responden yang

menjadi sampel penelitian didapatkan sebesar 90,7 % (78 orang) mendapat imunisasi tetanus

toksoid lengkap, dan sebesar 9,3 % (8 orang) mendapat imunisasi tetanus toksoid tidak

lengkap.

5.2 Gambaran distribusi umur, pendidikan, pekerjaan, pendapatan, paritas,

pengetahuan, sumber informasi dan kunjungan ANC pada ibu hamil yang datang ke

Puskesmas Kecamatan Grogol Petamburan, Jakarta Barat pada Februari 2013.

Terdapat sebaran usia ibu yang menunjukkan bahwa sebesar 17,4% usia ibu hamil

trimester 3 berumur < 20 tahun, sebesar 67,4% ibu hamil trimester tiga berumur 20 – 30

tahun,dan sebesar 15,1 % ibu hamil trimester tiga yang berusia >30 tahun. Pada sebaran

tingkat pendidikan menunjukkan bahwa sebesar 14,0 % ibu hamil trimester 3 yang

mempunyai tingkat pendidikan yang tinggi, sebesar 58,1 % ibu hamil trimester 3 yang

mempunyai tingkat pendidikan yang menengah, dan sebesar 27,9 % ibu hamil trimester 3

yang mempunyai tingkat pendidikan yang rendah. Pada sebaran tingkat pendapatan keluarga

per bulan menunjukkan bahwa sebesar 94,2 % ibu hamil trimester 3 yang memiliki

pendapatan < 1 UMR per bulan, dan sebesar 5,8% ibu hamil trimester 3 yang memiliki

pendapatan sebesar 1 -2 UMR, dan 0% ibu hamil trimester 3 yang memiliki pendapatan

sebesar > 2 UMR. Pada sebaran pengetahuan ibu menunjukkan bahwa sebesar 72,1 % ibu

hamil trimester 3 yang memiliki pengetahuan baik, sebesar 18,6 % memiliki pengetahuan

cukup, dan sebesar 9,3 % memiliki pengetahuan kurang.Pada sebaran sumber informasi yang

menunjukkan bahwa sebesar 54,6 % ibu hamil trimester 3 yaang memiliki sumber informasi

yang baik, dan 32,6 % ibu hamil trimester 3 yang memiliki sumber informasi yang cukup,

dan 12,8 % ibu hamil trimetser 3 yang memiliki sumber informasi yang kurang. Pada sebaran

kunjungan ANC menunjukkan bahwa sebesar77,9% ibu hamil trimester 3 dengan kunjungan

27

Page 28: Isi Penelitian Dan Lampiran

ANC yang baik, dan sebesar 15 % ibu hamil trimester 3 dengan kunjungan ANC cukup, dan

11,6 % ibu hamil trimester 3 dengan kunjungan ANC kurang.

5.3. Hubungan antara gambaran status imunisasi Tetanus Toksoid dengan umur,

pendidikan, pekerjaan, pendapatan, paritas, pengetahuan, sumber informasi dan

kunjungan ANC pada ibu hamil yang datang ke Puskesmas Kecamatan Grogol

Petamburan, Jakarta Barat pada Februari 2013.

5.3.1 Hubungan antara Usia Ibu hamil terhadap imunisasi Tetanus Toksoid di

Puskesmas Kecamatan Grogol Petamburan , Jakarta Barat pada Februari 2013.

Pada tabel 4.3 yaitu hubungan antara usia ibu dengan imunisasi tetanus toksoid

diperoleh data usia ibu hamil trimester tiga yang pernah mendapat imunisasi tetanus toksoid

pada usia 20 - 30 tahun yaitu sebanyak 67,4 %. Berdasarkan uji Kolmogorov Smirnov 2-tail

didapatkan KS = 0,172. Karena p>0,05 maka H0 Diterima, maka diperoleh kesimpulan bahwa

tidak ada hubungan bermakna antara usia ibu hamil trimester tiga dengan imunisasi tetanus

toksoid. Keadaan ini tidak sesuai dengan penelitian Purwanto (2002) ,yang menyatakan ada

hubungan antara umur dengan status imunisasi TT ( P = 0,002). Juga tidak sesuai dengan

pernyataan Huclock (1998) dalam Nursalam (2001) bahwa semakin cukup umur, tingkat

kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berpikir dan bekerja dari segi

kepercayaan masyarakat. Seseorang yang lebih dewasa akan lebih dipercaya dari orang yang

belum cukup tinggi kedewasaannya. Hal ini sebagai akibat dari pengalamannya. Dengan

demikian seseorang yang mencapai tingkat kedewasaan, akan mampu mengambil keputusan

sendiri, salah satunya berkaitan dengan kesehatannya.

5.3.2 Hubungan Antara Pendidikan Ibu Hamil Terhadap Imunisasi Tetanus Toksoid di

Puskesmas Kecamatan Grogol Petamburan, Jakarta Barat pada Februari 2013.

Hubungan antara variabel pendidikan terhadap imunisasi tetanus toksoid berdasarkan

uji Kolmogorov Smirnov 2-tail didapatkan KS = 0,424. Karena p>0,05 yang berarti tidak

terdapat hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan terhadap imunisasi tetanus

toksoid . Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Wahrunsyah (2000), sebagian besar pada ibu

yang berpendidikan rendah (SLTP ke bawah) pernah mendapat imunisasi tetanus toksoid

yaitu sebanyak 59,6% dan secara statistik menunjukkan tidak ada perbedaan yang bermakna

antara tingkat pendidikan ibu dengan imunisasi. Hal ini disebabkan karena tingkat pendidikan

28

Page 29: Isi Penelitian Dan Lampiran

tidak berhubungan langsung dengan pernahnya seorang ibu mendapatkan imunisasi tetanus

toksoid.

5.3.3 Hubungan Antara Pekerjaan Ibu Hamil Terhadap Imunisasi Tetanus Toksoid di

Puskesmas Kecamatan Grogol Petamburan, Jakarta Barat pada Februari 2013.

Hubungan antara variabel pekerjaan terhadap imunisasi tetanus toksoid berdasarkan uji

Kolmogorov Smirnov 2-tail didapatkan KS = 0,136. Karena p>0,05 yang berarti tidak

terdapat hubungan yang bermakna antara pekerjaan ibu hamil trimester tiga terhadap

imunisasi tetanus toksoid . Hal ini sesuai dengan penelitian Notoatmodjo (2005) yang

menyatakan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna secara statistik antara pekerjaan

dengan status imunisasi TT pada ibu hamil (p value=1,000). Artinya, responden

yang bekerja atau tidak bekerja tidak mempengaruhi peluang atau keinginan responden

untuk menerima atau melakukan imunisasi TT saat kehamilan. Hasil penelitian ini sejalan

dengan hasil penelitian Sukmara (2000) di mana pada hasil penelitiannya tidak ada

hubungan yang bermakna antara pekerjaan dengan status imunisasi TT pada ibu hamil.

5.3.4 Hubungan antara Pendapatan Keluarga terhadap imunisasi tetanus toksoid di

Puskesmas Kecamatan Grogol Petamburan, Jakarta Barat pada Februari 2013.

Hubungan antara variabel pendapatan keluarga terhadap imunisasi tetanus toksoid

berdasarkan uji Kolmogorov Smirnov1-tail didapatkan KS = 0,707. Karena p>0,05 yang

berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara pendapatan keluarga terhadap imunisasi

tetanus toksoid . Hal ini tidak sesuai dengan hasil penelitian Syahrul, Fariani (2000), sebesar

61% ibu hamil berpendapatan 1-2 UMR per bulan atau kurang dan setelah dilakukan uji

statistik Chi-Square dengan diperoleh kesimpulan bahwa ada hubungan bermakna antara

tingkat pendapatan dengan pernahnya seorang ibu hamil mendapatkan imunisasi tetanus

toksoid.

5.3.5 Hubungan Antara Jumlah Paritas Terhadap Imunisasi Tetanus Toksoid di

Puskesmas Kecamatan Grogol Petamburan, Jakarta Barat pada Februari 2013.

Hubungan antara variabel jumlah paritas terhadap imunisasi tetanus toksoid

berdasarkan uji Kolmogorov Smirnov2-tail didapatkan KS = 0,163. Karena p>0,05 yang

berarti tidak terdapat hubungan yang bermakna antara jumlah paritas terhadap imunisasi

tetanus toksoid . Hal ini tidak sebanding dengan penelitian Wahrunsyah, (2000), yang

29

Page 30: Isi Penelitian Dan Lampiran

menyimpulkan ada hubungan yang bermakna antara gravida dengan status imunisasi

TT pada ibu hamil (p value = 0,004). Pada penelitian ini, ibu primigravida memiliki

peluang 3,161 kali untuk mendapatkan status imunisasi TT lengkap. Ibu

dengan kehamilan pertama akan mengalami krisis maturitas yang dapat menimbulkan

stres akan tetapi ibu tersebut akan lebih mempersiapkan diri untuk memberi perawatan,

sehingga ibu akan memperhatikan kesehatan kehamilannya dengan baik, khususnya dengan

mengikuti imunisasi tetanus toksoid secara teratur. Lain halnya ibu dengan kehamilan

kedua atau lebih, ibu tersebut akan cenderung kurang memperhatikan kehamilannya,

sehingga ibu dengan multiparitas belum tentu mengikuti imunisasi tetanus toksoid secara

teratur.

5.3.6 Hubungan antara Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Terhadap Imunisasi Tetanus

Toksoid di Puskesmas Kecamatan Grogol Petamburan, Jakarta Barat pada

Februari 2013.

Hubungan antara variabel tingkat pengetahuan ibu hamil trimester tiga terhadap

imunisasi tetanus toksoid berdasarkan uji Kolmogorov Smirnov 2-tail didapatkan KS =

0,666. Karena p>0,05 yang berarti tidak terdapat hubungan yang bermakna antara tingkat

pengetahuan ibu hamil terhadap imunisasi tetanus toksoid . Hal ini tidak sebanding dengan

hasil penelitian Syahrul, Fariani (2000), diperoleh data tingkat pengetahuan ibu usia subur

tentang imunisasi TT yaitu 73% baik, 23% sedang dan 4% kurang, yang pernah mendapat

imunisasi tetanus toksoid. Dari hasil analisis analitik, ternyata faktor yang mempunyai

hubungan dengan status imunisasi TT ibu hamil hanya faktor pengetahuan ibu (p =

0,00249). Tingkat pengetahuan yang meningkat diikuti peningkatan jumlah ibu hamil

yang mendapat imunisasi tetanus toksoid oleh karena banyaknya penyuluhan kesehatan

termasuk imunisasi TT diberikan melalui radio (dari Dinkes) dan Posyandu (Puskesmas)

di Lumajang. Hal ini ditujukan untuk menambah pengetahuan tentang imunisasi tetanus

toksoid serta manfaatnya. Menurut penelitian Wahrunsyah tahun 2000 diperoleh hasil

yaitu 78,8% ibu yang memiliki pengetahuan baik, pernah mendapat imunisasi tetanus

toksoid.

5.3.7 Hubungan Antara Sumber Informasi Terhadap Imunisasi Tetanus Toksoid di

Puskesmas Kecamatan Grogol Petamburan, Jakarta Barat pada Februari 2013.

30

Page 31: Isi Penelitian Dan Lampiran

Hubungan antara variabel sumber informasi yang didapatkan ibu hamil trimester tiga

terhadap imunisasi tetanus toksoid berdasarkan uji Kolmogorov Smirnov 2-tail didapatkan

KS = 0,682. Karena p>0,05 yang berarti tidak terdapat hubungan yang bermakna antara

sumber informasi yang didapat oleh ibu hamil terhadap imunisasi tetanus toksoid. Hal ini

tidak sebanding dengan hasil penelitian Wahrunsyah (2000), diperoleh data sebesar 51,1%

ibu hamil pernah mendapat informasi mengenai pentingnya imunisasi tetanus toksoid, dari

satu atau dua sumber informasi mengenai imunisasi tetanus dan mengikuti pelaksanaan

imunisasi tetanus toksoid. Diperoleh kesimpulan bahwa ada hubungan bermakna antara

seorang ibu hamil pernah mendapat imunisasi tetanus dengan sumber informasi mengenai

imunisasi tetanus.

Bab VI

Kesimpulan Dan Saran

31

Page 32: Isi Penelitian Dan Lampiran

6.1 Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang dilakukan di puskesmas kecamatan Grogol Petamburan pada tanggal 6 – 8 februari 2013 , dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Sebaran ibu hamil trimester tiga yang pernah di imunisasi Tetanus Toksoid di Puskesmas kecamatan Grogol Petamburan adalah sebanyak 90,7 %.

2. Dari sebaran ibu hamil trimester tiga, menurut variabel tertentu tampak bahwa :

- Usia Ibu

Sebagian besar ibu hamil trimester tiga berusia 20 – 30 tahun, yaitu sebesar 67,4 %.

- Pendidikan Ibu

Sebagian besar ibu hamil trimester tiga mempunyai tingkat pendidikan sedang , yaitu 58,1 %.

- Pekerjaan Ibu

Sebagian besar ibu hamil trimester tiga tidak bekerja, yaitu 69,8%.

- Pendapatan Keluarga

Sebagian besar ibu hamil trimester 3 berasal dari keluarga dengan pendapatan kurang dari 1 UMR, yaitu 94,2%.

- Paritas

Sebagian besar ibu hamil trimester tiga paritasnya < 2 , yaitu 96,5 %.

- Pengetahuan Ibu

Sebagian besar ibu hamil trimester tiga memiliki tingkat pengetahuan yang baik, yaitu sebesar 72,1 %.

- Sumber informasi

32

Page 33: Isi Penelitian Dan Lampiran

Sumber informasi yang didapatkan ibu hamil trimester tiga terbanyak yaitu lebih dari lima sumber, yaitu sebesar 54,7 %.

- Kunjungan ANC

Sebagian besar ibu hamil trimester tiga mempunyai kunjungan ANC yang baik yaitu sebesar 77,9 %

3. Ada hubungan bermakna antara usia ibu,pendidikan ibu, pekerjaan ibu, pendapatan keluarga, jumlah paritas, tingkat pengetahuan, sumber informasi yang didapat dan jumlah kunjungan ANC dengan status imunisasi Tetanus Toksoid pada ibu hamil trimester tiga.

6.2 Saran

Melalui penelitian ini, peneliti menyarankan beberapa hal, antara lain :

1. Bagi Puskesmas, diharapkan agar dapat memberikan penyuluhan mengenai manfaat imunisasi tetanus toksoid pada ibu hamil dan detil pelaksanaan imunisasi tetanus toksoid selama kehamilan.

2. Bagi Pemerintah daerah atau dinas Kesehatan Setempat, agar mengupayakan peningkatan cakupan imunisasi tetanus toksoid sampai angka 100 % , agar wilayah setempat bebas kejadian tetanus neonatorum. Dengan demikian kesehatan ibu hamil dan bayi yang akan dilahirkan dapat menjadi lebih baik.

3. Bagi peneliti, agar dapat mengaplikasikan keilmuan yang telah didapatkan kapan dan dimana saja untuk masyarakat, terutama tentang pentingnya pemberian imunisasi tetanus toksoid pada ibu hamil.

Daftar Pustaka

33

Page 34: Isi Penelitian Dan Lampiran

1. WHO, UNICEF Statistics and monitoring section. 2012. UNICEF Immunization

summary: The 2012 edition. [dikutip tanggal 29 Januari 2013] Diunduh dari :

http://www.childinfo.org/files/immunization_summary_en.pdf.

2. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2012. Profil Data Kesehatan Indonesia

Tahun 2011. [dikutip tanggal 29 Januari 2013] Diunduh dari : http://www.depkes.go.id.

3. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 1059/MENKES/SK/IX/2004

Tentang Pedoman Penyelenggaraan Imunisasi. Depkes RI. 2005. [dikutip tanggal 29

Januari 2013] Diunduh dari : http://www.depkes.go.id.

4. Pedoman Teknis Imunisasi Tingkat Puskesmas. Direktorat Jenderal PP. 2005.

Jakarta : Departemen Kesehatan RI. [dikutip tanggal 29 Januari 2013] Diunduh dari :

www.lusa.web.id/vaksin-tt- tetanus-toksoid/.

5. Abdul Bari Saifudin,dkk.. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal Dan

Neonatal. Jakarta : YBP-SP. 2002.

6. Situasi Upaya Kesehatan. Profil Kesehatan. 2005. [dikutip tanggal 02 Februari 2013]

Diunduh dari : http://www.depkes.go.id.

7. Wahrunsyah. Persepsi dan Perilaku Ibu Hamil Tentang Imunisasi TT di Kecamatan

Sentolo, Kabupaten Kulon Progo. Yogyakarta : Universitas Gajah Mada, 2000.

8. Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Status Imunisasi TT Ibu Hamil di Kabupaten

Lumajang. Syahrul, Fariani. 2004. [dikutip tanggal 01 Februari 2013] Diunduh dari : http

: // http://www.adln.lib.unair. ac.id

9. Manual Pemberantasan Penyakit Menular. Ditjen PP&PL. 2005. [dikutip tanggal 02

Februari 2013] Diunduh dari : www.depkes.go.id.

10. Soekidjo Notoatmodjo. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta : Rineka Cipta; 2003. h.

101-15.

11. Arikunto, S. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta;

2010. h. 58-65.

12. Notoatmodjo, Soekidjo. Promosi kesehatan teori dan aplikasi. Jakarta : Rineka Cipta,

2005. h.35-45.

34

Page 35: Isi Penelitian Dan Lampiran

LAMPIRAN

35

Page 36: Isi Penelitian Dan Lampiran

LEMBAR KUESIONER PENELITIAN GAMBARAN STATUS IMUNISASI TETANUS TOXOID DAN FAKTOR - FAKTOR YANG

BERHUBUNGAN PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS KELURAHAN WIJAYA KUSUMA KECAMATAN GROGOL PETAMBURAN

Diisi oleh pewawancara

Nomor Kuesioner :

Tempat / tanggal penelitian :

Pewawancara : MA/AR/LA/MI

Jawaban pada kuesioner ini akan kami rahasiakan, mohon dijawab dengan sejujur – jujurnya.

DATA UMUM

1. Nama ibu (boleh inisial) :2. Tanggal lahir (Sesuai KTP) :3. Alamat : 4. Pendidikan terakhir : SD SMA S1

SMP D3 S2

5. Pekerjaan Ibu : a. Tidak bekerja b. Bekerja < 6 jam/hari

6 – 8 jam/hari > 8 jam/hari

6. Pendapatan Keluarga : Suami Rp. ........ Istri Rp. ........

DATA KHUSUS

Paritas

1. Saat ini ibu mempunyai berapa orang anak? ...2. Saat ini merupakan kehamilan ke? ...

Pengetahuan ibu

1. Tetanus toksoid adalah (jawaban boleh lebih dari 1)...a. Obatb. Toksin c. Toksin atau racun yang sudah dilemahkan

36

Page 37: Isi Penelitian Dan Lampiran

2. Imunisasi Tetanus Toksoid diberikan pada (jawaban boleh lebih sari 1)...a. Anak sekolahb. Calon Pengantinc. Ibu hamil

3. Program imunisasi Tetanus Toksoid bermanfaat untuk (jawaban boleh lebih dari 1)...a. Mencegah Tetanus pada bayi yang baru lahirb. Mencegah Tetanus pada ibu hamilc. Syarat sebagai calon pengantin perempuan.

4. Pelayanan imunisasi Tetanus Toksoid dapat diperoleh di...a. Puskesmasb. Tempat praktek dokterc. Klinik Bersalin

5. Jarak antara pemberian imunisasi Tetanus Toksoid yang satu dengan yang lain adalah..a. kurang dari 1 bulan b. 1 bulanc. lebih dari 1 bulan

Sumber Informasi

1. Informasi Imunisasi Tetanus toksoid diperoleh dari...a. Orang lain (anggota keluarga, tetangga, teman kantor, dll)b. Kegiatan kemasyarakatan (PKK, arisan, organisasi kemasyarakatan)c. Puskesmasd. Posyandue. Penyuluhan oleh petugas kesehatanf. iklan/reklame media elektronikg. Media cetak

37

Page 38: Isi Penelitian Dan Lampiran

Lampiran Tabel Sampel

No Nama Umur Pendidikan Pekerjaan Pendapatan Paritas PengetahuanS.Informasi ANC

Status Imunisasi

1 Ny.KN 3 3 1 3 5 5 3 4 2

2 Ny.M 1 3 5 1 5 3 3 8 1

3 Ny.M 3 1 5 1 5 3 3 4 1

4 Ny.P 3 1 5 1 5 3 5 8 1

5 Ny.S 3 1 3 1 5 1 3 6 2

6 Ny.N 3 3 5 1 5 1 3 6 1

7 Ny.HP 3 3 3 1 5 5 3 8 1

8 Ny.U 3 1 5 1 5 5 5 10 2

9 Ny.N 3 3 3 1 5 3 1 10 1

10 Ny.EE 5 1 5 1 5 3 1 6 1

11 Ny.W 3 3 5 1 5 5 1 6 1

12 Ny.W 3 3 5 1 5 5 1 8 1

13 Ny.T 3 3 1 1 5 3 3 8 1

14 Ny.LP 3 3 5 1 5 5 3 10 1

15 Ny.P 3 3 1 1 5 5 5 8 1

16 Ny.K 3 1 3 1 5 3 3 4 1

17 Ny.I 1 1 5 1 5 3 3 4 1

18 Ny.Y 5 3 1 1 5 5 3 10 1

19 Ny.N 3 3 5 1 5 3 5 4 1

20 Ny.E 1 1 5 1 5 3 1 10 1

21 Ny.Y 3 3 5 1 5 1 3 4 2

22 Ny.R 3 1 5 1 5 1 3 10 1

23 Ny. C H 1 1 1 1 5 1 3 8 1

24 Ny. D 3 3 1 1 5 3 3 6 1

25 Ny. D 3 1 5 1 5 5 5 6 1

26 Ny. C R 5 3 5 1 5 3 3 4 2

27 Ny. Y 3 3 5 1 5 5 3 10 1

28 Ny. S 3 5 5 1 5 3 3 4 1

29 Ny. N 3 1 5 1 3 1 1 8 1

30 Ny. Y 3 3 5 1 5 5 5 10 1

31 Ny. N 1 3 5 1 5 5 5 10 1

32 Ny. R 3 3 3 3 5 5 5 10 1

33 Ny. D 1 3 5 1 5 5 3 10 1

34 Ny. S 3 3 5 1 5 5 5 10 1

35 Ny. S 3 5 5 1 5 5 5 10 1

36 Ny. N H 1 1 5 1 3 3 1 8 1

37 Ny. U L 3 5 5 1 5 5 5 10 1

38 Ny. L A 3 3 5 1 5 5 5 10 1

39 Ny. S 1 3 5 1 5 5 5 10 1

40 Ny. Y E 3 5 5 1 5 5 5 10 1

41 Ny. R 3 5 3 1 5 5 3 10 1

42 Ny. E 3 5 3 1 5 5 5 10 1

38

Page 39: Isi Penelitian Dan Lampiran

43 Ny. W R 3 3 5 1 5 5 3 10 1

44 Ny. E R 3 5 5 1 5 5 5 10 1

45 Ny.AI 3 3 5 1 5 5 3 10 1

46 Ny.RA 3 5 3 1 5 5 5 10 1

47 Ny.LA 3 5 3 1 5 5 5 10 1

48 Ny.E 3 5 3 1 5 5 5 10 2

49 Ny.IS 3 3 3 1 5 5 3 10 1

50 Ny.SF 3 3 5 1 5 5 1 6 1

51 Ny.E 1 3 1 1 5 5 5 6 1

52 Ny.D 3 1 5 1 5 1 1 2 2

53 Ny.S 3 1 5 1 5 5 5 10 1

54 Ny.S 1 5 1 3 5 5 5 10 1

55 Ny.B 5 3 3 1 5 5 5 10 1

56 Ny.S 1 5 1 3 5 5 5 10 1

57 Ny.H 3 3 5 1 5 5 5 10 1

58 Ny.SR 1 3 5 1 5 3 5 8 1

59 Ny.D 1 1 5 1 5 5 1 10 1

60 Ny.TI 5 1 5 1 5 5 1 8 1

61 Ny.JS 3 3 5 1 5 5 3 6 1

62 Ny.F 3 3 5 1 5 1 5 10 1

63 Ny.NY 5 1 5 3 5 3 3 4 2

64 Ny.E 5 3 3 1 5 5 5 10 1

65 Ny.A 3 3 3 1 5 5 5 10 1

66 Ny.R 3 3 3 1 5 5 5 10 1

67 Ny.E 3 3 5 1 5 5 5 10 1

68 Ny.F 5 3 5 1 5 5 5 10 1

69 Ny.C 5 3 5 1 5 5 5 10 1

70 Ny.W.J 3 3 5 1 5 5 5 10 1

71 Ny.T.I 5 3 5 1 5 5 3 10 1

72 Ny. T 3 3 5 1 5 5 3 10 1

73 Ny. H 5 1 5 1 3 5 5 10 1

74 Ny. R 3 3 3 1 5 5 5 10 1

75 Ny. L 3 3 3 1 5 5 5 10 1

76 Ny.H` 3 3 5 1 5 5 5 10 1

77 Ny. O 5 1 5 1 5 5 5 10 1

78 Ny.V 3 3 5 1 5 5 5 10 1

79 Ny.S 3 1 5 1 5 5 3 8 1

80 Ny.F 5 1 5 1 5 5 5 10 1

81 Ny.S 3 3 5 1 5 5 5 10 1

82 Ny.P 5 1 5 1 5 5 5 10 1

83 Ny.R 3 3 5 1 5 5 5 10 1

84 Ny.N 3 3 5 1 5 5 5 10 1

85 Ny.T.I 3 3 5 1 5 5 5 10 1

86 Ny.N 5 1 5 1 5 5 5 10 1

39

Page 40: Isi Penelitian Dan Lampiran

Lampiran Hasil SPSS

Analisis univariat1. Sebaran status imunisasi tetanus toksoid

Statistics

Umur Pendidikan Pekerjaan Pendapatan Paritas Pengetahuan SistemInformasi KunjunganANC

N Valid 86 86 86 86 86 86 86 86

Missing 0 0 0 0 0 0 0 0

StatusImunisasi

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Lengkap 78 90.7 90.7 90.7

Tidak Lengkap 8 9.3 9.3 100.0

Total 86 100.0 100.0

2. Sebaran umur

Umur

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid > 30 tahun 13 15.1 15.1 15.1

21-30 tahun 58 67.4 67.4 82.6

<20 tahun 15 17.4 17.4 100.0

Total 86 100.0 100.0

3. Sebaran tingkat pendidikan

Pendidikan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Rendah 24 27.9 27.9 27.9

Sedang 50 58.1 58.1 86.0

Tinggi 12 14.0 14.0 100.0

Total 86 100.0 100.0

40

Page 41: Isi Penelitian Dan Lampiran

4. Sebaran status pekerjaan

Pekerjaan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Bekerja 9 10.5 10.5 10.5

kadang bekerja 17 19.8 19.8 30.2

tidak bekerja 60 69.8 69.8 100.0

Total 86 100.0 100.0

5. Sebaran status pendapatan keluarga

Pendapatan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid < 1 UMR 81 94.2 94.2 94.2

1 - 2 UMR 5 5.8 5.8 100.0

Total 86 100.0 100.0

6. Sebaran paritas

Paritas

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Tinggi 3 3.5 3.5 3.5

Rendah 83 96.5 96.5 100.0

Total 86 100.0 100.0

7. Sebaran tingkat pengetahuan

41

Page 42: Isi Penelitian Dan Lampiran

Pengetahuan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Kurang 8 9.3 9.3 9.3

Cukup 16 18.6 18.6 27.9

Baik 62 72.1 72.1 100.0

Total 86 100.0 100.0

8. Sebaran sistem informasi

SistemInformasi

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid kurang 11 12.8 12.8 12.8

cukup 28 32.6 32.6 45.3

baik 47 54.7 54.7 100.0

Total 86 100.0 100.0

Analisis bivariat

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Umur * StatusImunisasi 86 100.0% 0 .0% 86 100.0%

Pendidikan * StatusImunisasi 86 100.0% 0 .0% 86 100.0%

Pekerjaan * StatusImunisasi 86 100.0% 0 .0% 86 100.0%

Pendapatan *

StatusImunisasi86 100.0% 0 .0% 86 100.0%

Paritas * StatusImunisasi 86 100.0% 0 .0% 86 100.0%

Pengetahuan *

StatusImunisasi86 100.0% 0 .0% 86 100.0%

SistemInformasi *

StatusImunisasi86 100.0% 0 .0% 86 100.0%

KunjunganANC *

StatusImunisasi86 100.0% 0 .0% 86 100.0%

42

Page 43: Isi Penelitian Dan Lampiran

1. Hubungan antara umur dengan status imunisasi

Umur * StatusImunisasi Crosstabulation

StatusImunisasi

TotalLengkap Tidak Lengkap

Umur > 30 tahun Count 13 0 13

Expected Count 11.8 1.2 13.0

21-30 tahun Count 52 6 58

Expected Count 52.6 5.4 58.0

<20 tahun Count 13 2 15

Expected Count 13.6 1.4 15.0

Total Count 78 8 86

Expected Count 78.0 8.0 86.0

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Pearson Chi-Square 1.697a 2 .428

Likelihood Ratio 2.869 2 .238

Linear-by-Linear Association 1.379 1 .240

N of Valid Cases 86

a. 2 cells (33,3%) have expected count less than 5. The minimum expected

count is 1,21.

*Oleh karena tidak memenuhi syarat untuk dilakukan uji Chi-Square, maka dilanjutkan

dengan uji statistik Kolmogorov-Smirnov, didapatkan:

D-max = 0,0488

K-S = 0,172

Maka, dengan ini p>0,05 Ho diterima.

43

Page 44: Isi Penelitian Dan Lampiran

2. Hubungan antara tingkat pendidikan dengan status imunisasi

Pendidikan * StatusImunisasi Crosstabulation

StatusImunisasi

TotalLengkap Tidak Lengkap

Pendidikan Rendah Count 20 4 24

Expected Count 21.8 2.2 24.0

Sedang Count 47 3 50

Expected Count 45.3 4.7 50.0

Tinggi Count 11 1 12

Expected Count 10.9 1.1 12.0

Total Count 78 8 86

Expected Count 78.0 8.0 86.0

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Pearson Chi-Square 2.202a 2 .332

Likelihood Ratio 2.022 2 .364

Linear-by-Linear Association 1.211 1 .271

N of Valid Cases 86

a. 3 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum expected

count is 1,12.

*Oleh karena tidak memenuhi syarat untuk dilakukan uji Chi-Square, maka dilanjutkan

dengan uji statistik Kolmogorov-Smirnov, didapatkan:

D-max = 0,102

K-S = 0,424

Maka, dengan ini p>0,05 Ho diterima.

44

Page 45: Isi Penelitian Dan Lampiran

3. Hubungan antara status pekerjaan dengan status imunisasi

Pekerjaan * StatusImunisasi Crosstabulation

StatusImunisasi

TotalLengkap Tidak Lengkap

Pekerjaan bekerja Count 8 1 9

Expected Count 8.2 .8 9.0

kadang bekerja Count 15 2 17

Expected Count 15.4 1.6 17.0

tidak bekerja Count 55 5 60

Expected Count 54.4 5.6 60.0

Total Count 78 8 86

Expected Count 78.0 8.0 86.0

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Pearson Chi-Square .224a 2 .894

Likelihood Ratio .216 2 .898

Linear-by-Linear Association .167 1 .682

N of Valid Cases 86

a. 2 cells (33,3%) have expected count less than 5. The minimum expected

count is ,84.

*Oleh karena tidak memenuhi syarat untuk dilakukan uji Chi-Square, maka dilanjutkan

dengan uji statistik Kolmogorov-Smirnov, didapatkan:

D-max = 0,032

K-S = 0,136

Maka, dengan ini p>0,05 Ho diterima.

45

Page 46: Isi Penelitian Dan Lampiran

4. Hubungan antara pendapatan dengan status imunisasi

Pendapatan * StatusImunisasi Crosstabulation

StatusImunisasi

TotalLengkap Tidak Lengkap

Pendapatan < 1 UMR Count 75 6 81

Expected Count 73.5 7.5 81.0

1 - 2 UMR Count 3 2 5

Expected Count 4.5 .5 5.0

Total Count 78 8 86

Expected Count 78.0 8.0 86.0

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (1-

sided)

Pearson Chi-Square 5.929a 1 .015

Continuity Correctionb 2.695 1 .101

Likelihood Ratio 3.724 1 .054

Fisher's Exact Test .066 .066

Linear-by-Linear

Association5.860 1 .015

N of Valid Casesb 86

a. 2 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is ,47.

b. Computed only for a 2x2 table

*Oleh karena tidak memenuhi syarat untuk dilakukan uji Chi-Square, maka dilanjutkan

dengan uji statistik Kolmogorov-Smirnov, didapatkan:

D-max = 0,326

K-S = 0,707

Maka, dengan ini p>0,05 Ho diterima.

46

Page 47: Isi Penelitian Dan Lampiran

5. Hubungan antara paritas dengan status imunisasi

Paritas * StatusImunisasi Crosstabulation

StatusImunisasi

TotalLengkap Tidak Lengkap

Paritas Tinggi Count 3 0 3

Expected Count 2.7 .3 3.0

Rendah Count 75 8 83

Expected Count 75.3 7.7 83.0

Total Count 78 8 86

Expected Count 78.0 8.0 86.0

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (1-

sided)

Pearson Chi-Square .319a 1 .572

Continuity Correctionb .000 1 1.000

Likelihood Ratio .597 1 .440

Fisher's Exact Test 1.000 .743

Linear-by-Linear Association .315 1 .575

N of Valid Casesb 86

a. 2 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is ,28.

b. Computed only for a 2x2 table

*Oleh karena tidak memenuhi syarat untuk dilakukan uji Chi-Square, maka dilanjutkan

dengan uji statistik Kolmogorov-Smirnov, didapatkan:

D-max = 0,228

K-S = 0,163

Maka, dengan ini p>0,05 Ho diterima.

47

Page 48: Isi Penelitian Dan Lampiran

6. Hubungan antara pengetahuan dengan status imunisasi

Pengetahuan * StatusImunisasi Crosstabulation

StatusImunisasi

TotalLengkap Tidak Lengkap

Pengetahuan Kurang Count 5 3 8

Expected Count 7.3 .7 8.0

Cukup Count 14 2 16

Expected Count 14.5 1.5 16.0

Baik Count 59 3 62

Expected Count 56.2 5.8 62.0

Total Count 78 8 86

Expected Count 78.0 8.0 86.0

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Pearson Chi-Square 9.197a 2 .010

Likelihood Ratio 6.565 2 .038

Linear-by-Linear Association 8.190 1 .004

N of Valid Cases 86

a. 2 cells (33,3%) have expected count less than 5. The minimum expected

count is ,74.

*Oleh karena tidak memenuhi syarat untuk dilakukan uji Chi-Square, maka dilanjutkan

dengan uji statistik Kolmogorov-Smirnov, didapatkan:

D-max = 0,16

K-S = 0,666

Maka, dengan ini p>0,05 Ho diterima.

48

Page 49: Isi Penelitian Dan Lampiran

7. Hubungan antara sistem informasi dengan status imunisasi

SistemInformasi * StatusImunisasi Crosstabulation

StatusImunisasi

TotalLengkap Tidak Lengkap

SistemInformasi kurang Count 10 1 11

Expected Count 10.0 1.0 11.0

cukup Count 23 5 28

Expected Count 25.4 2.6 28.0

baik Count 45 2 47

Expected Count 42.6 4.4 47.0

Total Count 78 8 86

Expected Count 78.0 8.0 86.0

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Pearson Chi-Square 3.848a 2 .146

Likelihood Ratio 3.710 2 .156

Linear-by-Linear Association 1.505 1 .220

N of Valid Cases 86

a. 3 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum expected

count is 1,02.

*Oleh karena tidak memenuhi syarat untuk dilakukan uji Chi-Square, maka dilanjutkan

dengan uji statistik Kolmogorov-Smirnov, didapatkan:

D-max = 0,111

K-S = 0,682

Maka, dengan ini p>0,05 Ho diterima.

49