Isi Vita Edit 2

Embed Size (px)

Citation preview

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara berkembang dengan berbagai jenis masalah. Masalah utama yang dihadapi di Indonesia adalah dibidang kependudukan yang masih tinggnyai pertumbuhan penduduk. Keadaan penduduk yang demikian telah mempersulit usaha peningkatan dan pemerataan kesejahteraan rakyat. Semakin tinggi pertumbuhan penduduk semakin besar usaha yang dilakukan untuk mempertahankan kesejahteraan rakyat. Oleh karena itu pemerintah terus berupaya untuk menekan laju pertumbuhan dengan program keluarga Berencana.1 Keluarga Berencana merupakan salah satu kebijaksanaan penyelenggaraan pembinaan kesehatan keluarga. Keluarga Berencana adalah kegiatan pelayanan kesehatan reproduksi berdasarkan rekomendasi strategi regional WHO untuk negaranegara Asia Tenggara disini termasuk Indonesia.2 Pelayanan keluarga berencana adalah upaya kesehatan primer yang menyangkut pelayanan dan pemeliharaan kesehatan pasangan usia subur dalam menjalankan fungsi reproduksi yang berkualitas. Pelayanan dan informasi keluarga berencana merupakan suatu intervensi kunci dalam upaya meningkatkan kesehatan perempuan dan anak, serta merupakan hak asasi manusia.3 Prioritas dalam pelayanan KB adalah untuk meningkatkan derajat kesehatan pasangan usia subur dan keluarganya dalam pengaturan kehamilan, baik jumlah dan

1

waktu kehamilan serta jarak antara kehamilan guna menurunkan angka kelahiran nasional. Secara global program KB nasional memiliki tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak serta mewujudkan keluarga kecil bahagia dan sejahtera melalui pengendalian kelahiran dan pertumbuhan penduduk Indonesia. Salah satu upaya tersebut adalah peningkatan pelayanan kesehatan melalui puskesmas dan rumah sakit sebagai rujukan dimana merupakan sistem pelayanan kesehatan yang dianut dan dikembangkan dalam kesehatan nasional.1,4 Puskesmas sebagai pusat pelayanan kesehatan strata pertama ikut berperan serta terhadap pelayanan keluarga berencana di lingkungan wilayah kerjanya. Melalui program keluarga berencana yang dilaksanakan puskesmas, diharapkan target yang telah ditetapkan dapat tercapai sehingga dapat dijadikan tolok ukur keberhasilan pelaksanaan program tersebut.3 Salah satu program pokok Puskesmas Cihampelas bekerja sama dengan BKKBN adalah program Keluarga Berencana yang programnya dilakukan bersama dengan program Kesehatan Ibu dan Anak. Indikator untuk menilai peran serta atau partisipasi masyarakat dapat dilihat antara lain dari cakupan akseptor aktif KB. Tetapi hal ini perlu disertai dengan pemakaian alat KB dalam jangka waktu minimal 3 tahun (jangka panjang), sehingga jumlah anak balita paling banyak 2 orang. Selain dari peran serta masyarakat ,faktor dari pemberi pelayanan kesehatan (PLKB, Bidan, Kader) serta dukungan dari aparat desa yang bersangkutan juga berperan dalam hasil cakupan KB pada suatu daerah.

2

Data dari hasil pendataan peserta aktif Metode Jangka Panjang Keluarga Berencana di wilayah puskesmas Cihampelas bulan Januari 2011 sampai dengan bulan Juni 2011 cakupannya terendah dari program KB lainnya 5 . Oleh karena itu penulis mencoba untuk mencari tahu faktor penyebab rendahnya cakupan program KB peserta aktif Metode Jangka Panjang. I.2. Identifikasi Masalah 1. Bagaimana gambaran peserta aktif KB Metode Jangka Panjang di wilayah Puskesmas Cihampelas. 2. Berapa hasil cakupan keberhasilan program peserta aktif KB Metode Jangka Panjang di wilayah Puskesmas Cihampelas. 3. Berapa kesenjangan antara hasil cakupan dengan target utama. 4. Apa yang menjadi penyebab terjadinya nilai kesenjangan yang cukup besar pada program peserta aktif KB Metode Jangka Panjang di wilayah Puskesmas Cihampelas. 1.3. Tujuan Pengamatan 1. Mengetahui gambaran peserta aktif KB Metode Jangka Panjang di wilayah Puskesmas Cihampelas. 2. Mengetahui hasil cakupan keberhasilan program peserta aktif KB Metode Jangka Panjang di wilayah Puskesmas Cihampelas. 3. Mengetahui kesenjangan antara hasil cakupan dengan target utama.

3

4. Mengetahui penyebab terjadinya nilai kesenjangan yang cukup besar pada program peserta aktif KB Metode Jangka Panjang di wilayah Puskesmas Cihampelas.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Dasar Keluarga Berencana Gerakan KB Nasional adalah gerakan masyarakat yang menghimpun dan mengajak segenap potensi masyarakat untuk berpartisipasi aktif dalam

melembagakan dan membudayakan Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera (NKKBS) dalam rangka meningkatkan mutu sumber daya manusia. Tujuan gerakan KB Nasional adalah mewujudkan keluarga kecil bahagia sejahtera yang menjadi dasar bagi terwujudnya masyarakat yang sejahtera melalui pengendalian kelahiran dan pertumbuhan penduduk Indonesia.http://belibis-a17.com/2008/09/07/kontrasepsi-jangka-panjang/ -Aseptor KB (peserta keluarga berencana/family planning participant) ialah PUS yang mana salah seorang menggunakan salah satu cara/ alat kontrasepsi untuk pencegahan kehamilan, baik melalui program maupun non program. (idem)

4

2.2 Konsep Pelayanan Keluarga Berencana di Puskesmas -Tujuan umum dari program KB adalah menurunkan angka kelahiran dan meningkatkan kesehatan ibu sehingga di dalam keluarganya akan berkembang Norama Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera (NKKBS). Sasaran dalam program ini adalah Pasangan Usia Subur (PUS) yang ditetapkan berdasarkan survei PUS yang dilaksanakan sekali dalam satu tahun dan pelaksanaannya di koordinasikan oleh Petugas Lapangan KB (PLKB).idem -Ruang lingkup dalam program KB terdiri dari:idem 1. Mengadakan penyuluhan KB, baik di Puskesmas maupun di masyarakat (pada saat kunjungan rumah, posyandu, pertemuan dengan kelompok Pembinaan Kesejahteraan Keluarga, dasawisma dan sebagainya). Termasu ke dalamnya kegiatan penyuluhan ini adalah konseling untuk PUS. 2. Menyediakan dan pemasangan alat-alat kontrasepsi, memberikan pelayanan pengobatan efek samping KB. 3. Mengadakan kursus keluarga berencana untuk para dukun bersalin. Dukun diharapkan dapat bekerjasama dengan Puskesmas dan bersedia menjadi motivator KB untuk ibu-ibu yang mencari pertolongan pelayanan dukun.2.3 Manfaat Keluarga Berencana -Manfaat yang didapatkan apabila mengukuti program keluarga berencana antara lain :

5

1. Menekan angka kematian akibat berbagai masalah yang melingkupi kehamilan, persalinan dan aborsi yang tidak aman. 2. Mencegah Kehamilan terlalu dini (tubuhnya belum sepenuhnya tumbuh; belum cukup matang dan siap untuk dilewati oleh bayi. Lagipula, bayinya pun dihadang oleh risiko kematian sebelum usianya mencapai 1 tahun) 3. Mencegah kehamilan terjadi di usia tua. Perempuan yang usianya sudah terlalu tua untuk mengandung dan melahirkan terancam banyak bahaya. Khususnya bila ia mempunyai problema-problema kesehatan lain, atau sudah terlalu sering hamil dan melahirkan 4. Menjarangkan Kehamilan -Kehamilan dan persalinan menuntut banyak energi dan kekuatan tubuh perempuan. Kalau ia belum pulih dari satu persalinan tapi sudah hamil lagi, tubuhnya tak sempat memulihkan kebugaran, dan berbagai masalah bahkan juga bahaya kematian, menghadang. 5. Terlalu sering hamil dan melahirkan Perempuan yang sudah punya lebih dari 4 anak dihadang bahaya kematian akibat pendarahan hebat dan macam-macam kelainan lain, bila ia terus saja hamil dan bersalin lagi. idem 2.4 Program Keluarga Berencana

6

Pelayanan dan informasi Keluarga Berencana merupakan suatu intervensi kunci dalam upaya meningkatkan kesehatan perempuan dan anak, serta merupakan hak asasi manusia. Keluarga berencana adalah Upaya peningkatkan kepedulian masyarakat dalam mewujudkan keluarga kecil yang bahagia sejahtera (Undangundang No. 10/1992). Keluarga Berencana (Family Planning, Planned Parenthood) merupakan suatu usaha untuk menjarangkan atau merencanakan jumlah dan jarak kehamilan dengan memakai kontrasepsi.(scibd prog.kb) Pengertian Keluarga Berencana menurut BKKBN (1998) adalah mengatur jumlah anak sesuai kehendak dan menentukan sendiri kapan ingin hamil salah satu usaha masalah kependudukan sekaligus merupakan bagian yang terpadu dalam program pembangunan nasional dan bertujuan untuk turut serta menciptakan kesejahteraan ekonomi, spiritual, sosial budaya penduduk Indonesia agar dicapai keseimbangan yang baik dengan kemampuan produksi nasional.(net scrib akseptor Kb) Definisi lain menurut WHO adalah tindakan yang membantu individu atau pasangan suami istri untuk : 1. Menghindari kelahiran yang tidak diinginkan. 2. Mendapatkan kelahiran yang memang diinginkan. 3. Mengatur interval diantara kehamilan. 4. Mengontrol waktu saat kelahiran dalam hubungan dengan umur suami istri. 5. Menentukan jumlah anak dalam keluarga besar.

7

Di Indonesia disusun kerangka konsep pelayanan KB yang mencakup berbagai unsur, yakni : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. pelayanan yang tidak statis pelayanan mencakup kepentingan masyarakat tujuan akhir adalah kesejahteraan keluarga memberdayakan masyarakat setempat efisiensi sumber daya memperhatikan kebutuhan klien menekankan peningkatan kualitas.

Definisi Keluarga berencana dalam pengertian umum adalah suatu usaha yang mengatur banyaknya jumlah kelahiran sedemikian rupa sehingga bagi ibu maupun bayinya dan bagi ayah serta keluarganya atau masyarakat yang bersangkutan tidak akan menimbulkan kerugian sebagai akibat langsung dari kelahiran tersebut. Sedangkan pengertian secara khusus adalah pencegahan konsepsi atau pencegahan terjadinya pembuahan atau mencegah pertemuan antara sel mani dari laki-laki dan sel telur dari wanita sekitar persetubuhan.(6 2.4.1 Kegiatan Program Keluarga Berencana(2) Pelayanan kegiatan KB meliputi : a. b. c. Pelayanan KB pada calon pengantin. Pelayanan KB pada PUS yang ada pada saat ini tidak mengikuti KB. Pelayanan KB pada PUS yang sedang mengikuti KB.

8

d.

Pelayanan KB bagi pasangan dengan wanita yang akan memasuki masa menopause.

e.

Pelayanan KB bagi PUS yang belum mempunyai dan menghendaki keturunan.

2.4.2 Sasaran Keluarga Berencana(2,4) a. Pasangan Usia subur. b. Calon pasangan usia subur. c. Wanita usia subur (WUS) yang datang pada pelayanan rawat jalan Puskesmas. d. Keluarga yang tinggal dan berada di wilayah kerja Puskesmas. Jangkauan Pelayanan KB terdiri dari : a. Akseptor Baru - Peserta KB pria maupun wanita yang baru pertama kali memakai kontrasepsi yang sesuai dengan program nasional dalam satu tahun kalender yang dilayani di Puskesmas, Pustu dan Posyandu. - Peserta KB yang memakai kembali alat kontrasepsi, sesudah melahirkan atau setelah mengalami keguguran yang dilayani Puskesmas, Pustu, Posyandu. b. Peserta KB 1) Pengertian

9

-

Peserta KB aktif adalah Pasangan Usia Subur yang salah satu pasangannya masih menggunakan alat kontrasepsi dan terlindungi oleh alat kontrasepsi tersebut.

-

Pasangan Usia Subur (PUS) adalah pasangan suami istri yang istrinya berusia 15-49 tahun.

-

Angka Cakupan Peserta KB aktif menunjukkan tingkat pemanfaatan kontrasepsi di antara para Pasangan Usia Subur (PUS).

2) Definisi Operasional Cakupan peserta KB aktif adalah jumlah peserta KB aktif dibandingkan dengan jumlah Pasangan Usia Subur (PUS) di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. 3) Cara Perhitungan - Rumus Jumlah PUS yang menggunakan kontrasepsi di 1 wilayah kerja pada Cakupan peserta KB aktif Seluruh PUS di 1 wilayah kerja dalam kurun waktu tertentu - Pembilang = % kurun waktu tertentu X 100

10

Jumlah PUS yang menggunakan kontrasepsi di satu wilayah kerja dalam kurun waktu tertentu. - Penyebut Jumlah seluruh PUS di satu wilayah kerja dalam kurun waktu yang sama. - Ukuran/konstanta Persentase (%) c. Pembinaan Akseptor KB 2.4.3 Mitra Pelayanan KB di Puskesmas (3) a. Kader kesehatan dan kader dasawisma. b. Lintas sektor terkait misalnya PLKB dan lainnya. c. Sarana pelayanan kesehatan misalnya Polindes,Rumah Bersalin, Rumah Sakit, BKIA dan lainnya. d. Tokoh masyarakat misalnya tokoh agama, tokoh pemuda dan lainnya. e. Lembaga Swadaya Masyarakat dengan peminatan KB dan peminatan lain yang terkait. 2.4.4 Jaringan Rujukan Sistem rujukan upaya kesehatan adalah suatu sistem jaringan fasilitas pelayanan kesehatan yang memungkinkan terjadinya penyerahan tanggung jawab secara timbal balik atas masalah yang timbul, baik secara vertikal maupun secara horizontal kepada fasilitas pelayanan yang lebih kompeten, terjangkau, dan rasional. Rujukan dilaksanakan secara timbal-balik meliputi :

11

a. Kader Posyandu b. Bidan di desa c. Puskesmas pembantu d. Puskesmas e. Rumah Sakit 2.5. Jenis Kontrasepsi 2.5.1. Metoda Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) Metode kontrasepsi Jangka Panjang merupakan kontrasepsi yang dapat bertahan antara 3 tahun sampai seumur hidup. Seperti IUD, Implant/susuk KB, Steril pada pria/wanita.1, A. Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) Dalam tahun pertama program nasional keluarga berencana di Indonesia, sebagian akseptor KB memilih AKDR (55%), pil (27%), kondom dan cara-cara lain 18%. Setelah dua dekade penggunaan, AKDR tetap merupakan cara pengaturan kehamilan yang secara umum aman, efektif dan berguna. 1. Jenis AKDR AKDR CuT-380A AKDR lain yang beredar di Indonesia ialah NOVA T (Schering).

2. Mekanisme Kerja Menghambat kemampuan sperma untuk masuk ke tuba falopii. Mempengaruhi fertilisasi sebelum ovum mencapai kavum uteri.

12

AKDR bekerja terutama mencegah sperma dan ovum bertemu, walaupun AKDR membuat sperma sulit masuk ke dalam alat reproduksi perempuan dan mengurangi kemampuan sperma untuk fertilisasi.

Memungkinkan untuk mencegah implantasi telur dalam uterus. 3. Keuntungan AKDR

Efektifitasnya tinggi dan dapat efektif segera setelah pemasangan. Metode jangka panjang dan dapat digunakan sampai menopause (1 tahun atau lebih setelah haid terakhir).

Tidak mempengaruhi hubungan seksual, meningkatkan kenyamanan seksual karena tidak perlu takut untuk hamil.

Tidak ada efek samping hormonal dengan Cu AKDR (Cu T-380A) dan tidak ada interaksi dengan obat-obatan lain.

Dapat dipasang segera setelah melahirkan atau sesudah abortus (apabila tidak terjadi infeksi) serta tidak mempengaruhi kualitas dan volume ASI.

Membantu mencegah kehamilan ektopik. 4. Kerugian AKDR

Perubahan siklus haid (umumnya pada 3 bulan pertama dan akan berkurang setelah 3 bulan), haid lebih lama dan banyak serta saat haid lebih sakit. Merasakan sakit dan kejang selama 3 sampai 5 hari setelah pemasangan.

Pendarahan berat pada waktu haid atau diantaranya yang memungkinkan penyebab anemia.

13

Sedikit nyeri dan pendarahan terjadi segera setelah pemasangan AKDR, biasanya menghilang dalam 1-2 hari.

Perforasi dinding uterus. Penyakit radang panggul terjadi sesudah perempuan dengan IMS memakai AKDR.

Tidak mencegah IMS (Infeksi Menular Seksual) termasuk HIV dan tidak baik digunakan pada perempuan dengan IMS atau perempuan yang sering berganti pasangan.

B. Kontrasepsi Mantap -Kontrasepsi mantap adalah satu metode kontrasepsi yang dilakukan dengan cara mengikat atau memotong saluran telur (pada perempuan) atau saluran sperma (pada lelaki). Kontap adalah salah satu cara kontrasepsi untuk mengakhiri kelahiran. Kontrasepsi mantap ( Kontap ) dikenal ada dua macam, yaitu Kontap Pria dan Kontap Wanita.10 Keutungan dari Kontap di bandingkan kontrasepsi yang lain adalah : 10 Lebih Aman ( keluhan lebih sedikit ) Lebih Praktis ( hanya memerlukan satu kali tindakan ) Lebih Efektif ( tingkat kegagalan sangat kecil ) Lebih Ekonomis

1. MOW (metoda operasi wanita) MOW adalah tindakan penutupan terhadap kedua saluran telur kanan dan kiri, yang menyebabkan sel telur tidak dapat melewati sel telur, dengan demikian sel telur

14

tidak dapat bertemu dengan sperma laki-laki sehingga tidak terjadi kahamilan atau disebut dengan istilah Tubektomi. 1.1 Jenis Tubektomi a. b. Minilaparotomi. Laparoskopi.

1.2. Mekanisme Kerja Dengan mengoklusi tuba falopii (mengikat dan memotong atau memasang cincin), sehingga sperma tidak dapat bertemu dengan ovum. 1.3. Keuntungan MOW Keuntungan MOW: 10 Tidak ada efek samping dan perubahan dalam fungsi dan hasrat seksual Dapat dilakukan pada perempuan umur diatas 26 th Tidak mempengaruhi ASI ( air susu ibu ) Perlindungan terhadap terjadinya kehamilan sangat tinggi Dapat digunakan seumur hidup Tidak menggangu kehidupan suami isteri Tidak mempengaruhi kehidupan suami isteri Dapat dilakukan dengan menggunakan bius lokal

2. MOP (metoda operasi pria) MOP adalah tindakan penutupan terhadap kedua saluran mani sebelah kanan dan sebelah kiri sehingga pada waktu senggama tidak dapat menyebabkan kehamilan.

15

2.1 Mekanisme Kerja1. Menghentikan kapasitas reproduksi pria dengan jalan melakukan oklusi vasa

deferensia sehingga alur transportasi sperma terhambat dan proses fertilisasi tidak terjadi.(7) Tehnik Keluarga Berencana. Bagian Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran UNPAD.Elstar Offset. 1980 2.2 Keuntungan Keuntungan dari kontap pria adalah : Perlindungan terhadap terjadinya kehamilan sangat tinggi Dapat digunakan seumur hidup Tidak menggannggu kehidupan suami isteri

C. Implant atau susuk Merupakan alat kontrasepsi yang terdiri dari 6 tube kecil dari plastik dengan panjang masing-masing 3cm. Hormon yang dikandung dalam susuk ini adalah progesterone, yakni hormon yang berfungsi menghentikan suplai hormon estrogen yakni hormon yang mendorong pembentukan lapisan dinding lemak dan, dengan demikian menyebabkan terjadinya menstruasi.1 1. Jenis Implan a. Norplant, terdiri dari 6 batang silastik lembut, berongga dengan diisi 36 mg levonorgestrel, lama kerja 5 tahun. b. Implanon Terdiri dari satu batang putih lentur, diisi dengan 68 mg 3-ketodesogestrel dan lama kerjanya 3 tahun c. Jadena dan indoplant.

16

Terdiri dari 2 batang, diisi dengan 75 mg levonorgestrel dengan lama kerja 3 tahun.

--Alat KB yang ditempatkan di bawah kulit ini efektif mencegah kehamilan dengan cara mengalirkan secara perlahan-lahan hormon yang dibawanya. Selanjutnya hormon akan mengalir ke dalam tubuh lewat pembuluh-pembuluh darah. Susuk KB bekerja efektif selama 5 tahun. Jika dalam waktu tersebut si pemakai menginginkan kehamilan, maka susuk dapat segera diangkat. Tapi jika tidak, si pemakai tidak perlu repot-repot lagi menggunakan alat KB lain. Hanya sesekali ia perlu memeriksakan kesehatan ke dokter atau bidan yang memasangkan susuk tersebut. 12 -Dibandingkan pil atau suntikan KB, hormon yang terkandung dalam susuk ini lebih sedikit. Namun demikian, efek sampingan yang dibawanya tetap ada. Oleh karena itu, sebelumnya pemakai harus mengkonsultasikan riwayat dan kondisi kesehatannya terlebih dulu kepada dokter. Selain itu hanya dokter dan petugas medis yang terlatih, yang dapat memasangkan susuk KB ini. 12 2. Keuntungan Implan a. Perlindungan jangka panjang (sampai 5 tahun). b. Pengembalian tingkat kesuburan yang cepat setelah pencabutan. c. Tidak memerlukan pemeriksaan dalam. d. Bebas dari pengaruh estrogen. e. Tidak mengganggu ASI.

17

3 Kerugian Implan a. Dapat menyebabkan perubahan pola haid berupa pendarahan bercak, hypermenorrhea, meningkatnya jumlah darah haid, amenorrhea. b. Nyeri kepala, mual, pusing, nyeri payudara, perubahan perasaan (mood) atau kegelisahan. c. Tidak memberikan efek protektif terhadap infeksi menular seksual termasuk AIDS. d. Efektifitasnya menurun bila digunakan bersamaan dengan obat-obat epilepsi (fenitoin dan barbiturat) atau obat tuberkulosis (rifampisin). e. Membutuhkan tindakan bedah minor untuk insersi dan pencabutan.

2.5.2 Metoda Non-Kontrasepsi Jangka Panjang (Non-MKJP)10 A. Pil Kombinasi -Pil kombinasi sangat efektif bila digunakan setiap hari, jika penggunaan dihentikan maka kehamilan dapat terjadi. Pada bulan-bulan pertama pemakaian mungkin dapat menimbulkan efek samping, antara lain : 1. Mual 2. Perdarahan 3. Keputihan diantara masa haid 4. Kenaikan berat badan 5. Sakit kepala.

18

-Semua gejala ini tidak berbahaya dan cukup man untuk hampir semua wanita karena efek samping jarang terjadi. Keuntungan lain dari metoda ini adalah dapat digunakan wanita berbagai golongan umur, baik yang sudah maupun yang belum mempunyai anak. Pil Kombinasi atau kontrasepsi oral kombinasi (KOK) diantaranya adalah : 1. Monofasik Pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung hormon aktif estrogen/progestrin (E/P) dalam dosis yang sama dengan 7 tablet tanpa hormon aktif. 2. Bifasik Pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung hormon aktif estrogen/progestrin (E/P) dengan dua dosis yang berbeda dengan 7 tablet tanpa hormon aktif. 3. Trifasik Pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung hormon aktif estrogen/progestrin (E/P) dengan tiga dosis yang berbeda dengan 7 tablet tanpa hormon aktif. B. Suntik KB 1. Jenis Obat Suntik Kombinasi Jenis suntik kombinasi adalah 25 mg depo medroksiprogesteron asetat dan 5 mg estradiol sipionat yang diberikan I.M sebulan sekali (Cyclofem) dan

19

50 mg noretindron enantat dan 5 mg estradiol valerat yang diberikan injeksi I.M sebulan sekali.(lih nur) KB suntik ini sangat efektif untuk mencegah kehamilan bila dilakukan secara rutin dan teratur setiap 1 bulan atau 3 bulan (sesuai dengan jenis suntikan KB yang diberikan). Bila berhenti memakai cara KB ini, kehamilan dapat segera terjadi. Aman digunakan pada masa menyusui, setelah 6 minggu setelah melahirkan. Membantu mencegah kanker rahim, mencegah kehamilan di luar rahim. Efek samping yang mungkin terjadi pada pemakaian suntik KB antara lain : 1. Perdarahan ringan diantara 2 masa haid 2. Setelah pemakaian satu tahun sering tidak mengalami haid 3. Kenaikan berat badan juga biasa terjadi atau timbul sakit kepala ringan C. Pil Progestin -Pilihan yang baik bagi ibu yang menyusui dan ingin menggunakan pil, mulai diminum pada minggu ke 6 setelah melahirkan. Jika digunakan pada masa menyusui, biasanya terjadi perubahan pola haid terutama Keputihan diantara masa haid. D. Kondom -Selain mencegah kehamilan juga dapat melindungi terhadap infeksi penyakit menular seksual (PMS) termasuk HIV / AIDS. Kondom mudah digunakan dan efektif bila apabila penggunaannya benar. Beberapa pria merasa bahwa kondom mengganggu hubungan seks dan mengurangi kenikmatan.

20

E. Metode Sederhana/ Vaginal -Spermisid/tissu KB, diafragma dan kap, merupakan cara KB yang dapat dipakai sendiri oleh wanita. Penggunaannya adalah dengan memasukkan ke dalam vagina setiap akan melakukan hubungan seks. Efektif bila digunakan secara benar. Cara ini juga dapat membantu mencegah penyakit menular seksual. F. Sistem Kalender -Wanita harus mengetahui masa subur wanita dalam siklus haidnya. Yang dimaksudkan dengan sistem kalender adalah mengatur jadwal berhubungan seksual dimana hubungan seksual tidak dilakukan pada masa subur (masa subur diperkirakan dengan indicator jadwal menstruasi). Namun pada kenyataannya cara ini sering kurang efektif dan diperlukan kerjasama yang baik dengan pasangan, karena sulit untuk menghindari hubungan seksual untuk waktu yang lama. Tidak ada efek samping fisik dan cara ini dianjurkan apabila cara KB lain sulit dipergunakan pada waktu menderita demam, infeksi vagina, setelah melahirkan atau pada waktu menyusui. G. Metode LAM (Lactational Amenorrhoe Methode) / Pemberian Asi -Cara KB melalui menyusui eksklusif (menyusui bayi dari 0 s/d 4 bulan tanpa makanan tambahan). Seorang wanita menyusui dikatakan menggunakan metoda LAM, bila :

21

Menyusui secara penuh atau bayinya tidak mendapat makanan tambahan, ibu sering memberikan ASI, siang dan malam.

Belum mendapat haid Bayinya belum berumur 6 bulan. Wanita sebaiknya sudah merencanakan penggunaan cara KB lain, bila tidak menggunakan LAM.

BAB III OBJEK DAN METODE PENGAMATAN

3.1 Objek Pengamatan Dalam pengamatan program Metode Jangka Panjang di Puskesmas Cihampelas Kecamatan Cihampelas Kabupaten Bandung Barat, yang menjadi objek pengamatan adalah :1) Pelaksanaan Program Peserta Aktif KB Metode Jangka Panjang

22

2) Sistem pencatatan dan pelaporan program Peserta Aktif KB Metode Jangka

Panjang3) Upaya-upaya yang dilakukan agar tercapainya target Peserta Aktif KB

Metode Jangka Panjang 3.2 Waktu Pengamatan Pengamatan dilakukan mulai tanggal 18 Juli ampai 25 Juli 2011. 3.3 Lokasi Pengamatan Pengamatan dilakukan di bagian KIA dan KB Puskesmas Cihampelas Kecamatan Cihampelas Kabupaten Bandung Barat. 3.4 Metode Pengamatan Metode yang digunakan dalam pengamatan ini adalah metode pengumpulan data primer melalui wawancara langsung dengan petugas penanggung jawab bagian KB Puskesmas Cihampelas dan data sekunder berupa data tertulis yang tersedia di Puskesmas Cihampelas, Dinas Kesehatan Kota Bandung Barat dan BKKBN. Data yang diamati adalah data Cakupan Peserta KB Aktif Kabupaten Bandung Barat antara Bulan Januari Juni 2011. Kecamatan Cihampelas

23

BAB IV HASIL PENGAMATAN DAN ANALISIS

4.1 Identifikasi Masalah ProgramProgram Keluarga Berencana terdiri dari beberapa subprogram yaitu: 1. Peserta KB Akseptor Baru 2. Peserta KB Akseptor Aktif a. Peserta KB Aktif Metode Jangka Panjang b. Peserta KB Aktif Non Metode jangka Panjang 3. Peserta KB dengan Efek Samping 4. Peserta KB dengan Komplikasi 5. Akseptor yang mengalami Kegagalan KB Adapun hasil cakupan program terdapat pada table-tabel dibawah iniCakupan No Kegiatan Sasaran Hasil Target (Hasil/Sasara n x 100%) Kesenjangan (Cakupan Target) Kesimpulan

Jumlah 1 2 akseptor baru Jumlah akseptor 10319 10319 975 788 0

5/12x100% = 41% %39= %78x12/6

Tidak 9,4% 76,3% -31,6% 37,3% Memenuhi Target Memenuhi target

24

aktif

Cakupan No Kegiatan Sasaran Hasil Jumlah a. KB aktif MJP Jumlah b. KB aktif Non MJP 10139 7880 10139 651 Target (Hasil/Sasaran x 100%) 6/12x78%=39 % 6,4%

Kesenjangan Kesimpulan (Cakupan Target) Tidak -31,6% Memenuhi Target Memenuhi target

%11= %22x12/6

77,7%

66,7%

25

4.2 Penentuan Prioritas Masalah Masalah yang didapatkan adalah subprogram yang tidak memenuhi target. Jumlah masalah yang ada lebih dari satu sehingga perlu dibuat prioritas masalah. Prioritas masalah ditentukan dengan Metode Skoring. Adapun penilaiannya adalah sebagai berikut Variabel yang dinilai Prevalence (tingginya/jumlah kejadian/masalah) Severity (Beratnya akibat yang ditimbulkan) Akseptor KB KB aktif Baru MJP 3 3 5 3 2 5 Kesenjangan Kesimpulan 4 4 6,2%-3,2%= 23 3% 0 1,75%-0 = 1,75% 0 0,1-0 = 0,1%

Degree of unmeet need 2 (keinginan masyarakat untu menyelesaikannya) Social benefit No (Keuntungan social jika bisa diatasi) Kegiatan Hasil Jumlah Technical feasibility akseptor KB (Teknologi yang memungkinkan) aktif(sasaran Resources availability ) (Ketersediaan sumber daya)7880 1 Efek 253 jumlah samping 2 Komplikasi 0 7880 6/12 x 12,5 = 6,2% 6/12x 3,5= 3 Kegagalan 0 7880 1,75% 6/12x 0,2= 0,1% Target 4 cakupan aran x 4 100%) 3,2% 19

3 (hasil/sas

Memenuhi target Memenuhi target Memenuhi target

26

Berdasarkan dari hasil skoring , subprogram KB aktif Metode Jangka Panjang menjadi prioritas masalah karena mempunyai skor paling besar. 4.3 Kemungkinan Penyebab berdasarkan sistem manajamen 4.3.1. Input Sumber daya Puskesmas terdiri dari 7M ,yaitu : man (tenaga kerja), money (pembiayaan), material (bahan), machine (peralatan), method (teknik), market (sasaran) dan minute ( waktu). 1. Man (Tenaga kerja) Puskesmas Cihampelas mempunyai sumber daya tenaga kerja sebanyak 35 orang, masing-masing sumber daya tenaga kerja terdiri dari : 2 orang dokter umum, 1 orang dokter gigi, 6 orang perawat, 2 orang perawat gigi, 1 orang sanitarian, 11 orang bidan puskesmas, 4 orang bidan desa, 2 orang asisten apoteker, 2 orang petugas gizi, 2 orang tenaga adsministrasi, 1 orang analis kesehatan, dan 1 orang tenaga keebersihan. Berdasarkan data tersebut, potensi sumber daya di Puskesmas Cihampelas kurang memadai. Penanggung jawab program KB di Puskesmas Cihampelas hanya dipegang oleh 1 orang, dengan lama kerja 4 tahun, serta terdapat dua orang bidan lain yang membantu program tersebut itu pun bergabung dengan program KIA, hal ini berpengaruh pada pelayanan. 2. Money (Dana) Dana untuk program KB adalah dari Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) yang dikhususkan untuk pasien-pasien Gakinda, sedangkan

27

untuk pasien-pasien umum berasal dari dana alokasi umum Puskesmas. Dana digunakan untuk : 1. Gaji tenaga kesehatan dibayar tiap bulan 2. Kertas print, tinta, ATK 3. Bahan bakar kendaraan Besar dana yang tersedia kurang memadai bila dilihat dari beban kerja dan kebutuhan peralatan yang ada 3. Material (Bahan) Obat-obatan yang terdiri dari obat KB suntik, Pil KB, IUD, kondom, implan,serta sarung tangan yang tersedia di bagian KIA dan KB.4. Machine (peralatan)

Peralatan yang digunakan yaitu alat-alat untuk melakukan pemeriksaan kesehatan pasangan usia subur berupa timbangan, spigmomanometer, alat alat untuk pemasangan KB. Peralatan peralatan tersebut tersedia dipuskesmas Cihampelas. 5. Metode (method)telah cukup

Metode yang digunakan dalam program Keluarga Berencana antara lain :-

Melakukan pembinaan terhadap kader-kader Posyandu Melakukan pembinaan terhadap bidan-bidan swasta

28

-

Melakukan penyuluhan terhadap Pasangan Usia Subur, Wanita Usia Subur oleh kader Posyandu

-

Menjalin kerja sama antara BKKBN dengan Puskesmas Cihampelas Menjalin kemitraan dengan bidan swasta dalam hal pencatatan dan pelaporan KB

-

-

Mengikutsertakan partisipasi tokoh masyarakat dan aparat pemerintah untuk memotivasi Pasangan Usia Subur melaui Penyuluhan tentang KB Bidan puskesmas dalam melaksanakan tugasnya dibantu oleh bidan swasta,

kader Posyandu dan PLKB. Bidan swasta, kader Posyandu dan PLKB ini turut mempengaruhi hasil pencapaian jangkauan pelayanan KB, dengan cara melaporkan jumlah akseptor KB yang dibina. 6. Market (sasaran) Sasaran dari program ini adalah Pasangan Usia Subur, Calon Pasangan Usia subur, Wanita yang datang pada pelayanan Puskesmas, Keluarga yang tinggal di wilayah Puskesmas Cihampelas. Namun karena pasangan usia subur di wilayah kerja puskesmas Cihampelas .Di sini sasarannya PUS. Faktor dari PUS meliputi pendidikan dan pengetahuan tentang pentingnya program KB. 7. Minute ( Waktu ) Pemeriksaan Kesehatan dan pelayanan KB yang dilakukan di Puskesmas Cihampelas berlangsung dari pukul 08.00 s/d pukul 14.00 WIB setiap hari. Waktu pelayanan KB dirasakan cukup baik karena dapat memberikan konseling kapan pun akseptor inginkan.

29

4.3.2. Proses a. Perencanaan (Planning) Petugas diharapkan mampu menjaring PUS dan memberikan penyuluhan tentang pentingnya ikut melaksanakan program KB terutama metode jangka panjang. b. Pembagian tugas (Organizing) Petugas Puskesmas TTP Cihampelas diharapkan mempunyai kordinasi atau kerjasama yang baik dengan bidan praktek swasta dan POS KB di sekitar wilayah kerja puskesmas, agar pencatatan dan pelaporan mengenai peserta KB aktif dapat dilaksanakan secara optimal. c. Pelaksanaan (actuating) Dari kegiatan KB di Puskesmas TTP Cihampelas para PUS datang untuk melaksanakan KB, ini mungkin disebabkan: 1. Motivasi, pengetahuan , kesempatan dan sikap kader yang cukup baik dalam memberikan penyuluhan guna pelaksanaan program KB. 2. Kehadiran petugas kesehatan baik di KB Puskesmas setiap kegiatan Posyandu. d. Kontrol (controlling) .Pelaporan dan rapat bulanan antar penanggung jawab program dengan Kepala Puskesmas merupakan suatu langkah yang perlu dipertimbangkan untuk dilakukan secara rutin. Melalui rapat inilah, Kepala Puskesmas dan perangkatnya dapat menilai cakupan penemuan peserta KB aktif terhadap maupun dalam

30

target dalam bulan sebelumnya, kendala atau permasalahan apa yang dihadapi pada saat itu dan membicarakan modifikasi metode pendekatan yang dapat dilakukan untuk program bulan selanjutnya. Dan perlu diingat pula pada tahap ini, program telah berjalan, maka evaluasi terhadap hasil akumulasi terhadap sisa target perlu diperhatikan. Sebab dengan tidak tercapainya targeet bulan lalu, itu merupakan diakumulasikan pada program bulan selanjutnya 4.3.3. Output 4A4C a. Ketersediaan (availability) Ketersediaan pelayanan KB metode jangka panjang di puskesmas cihampelas sudah cukup baik hal ini ditandai dengan poli KB yang buka setiap hari, peralatan yang ada, dan obat-obatan yang cukup lengkap namun tidak diimbangi oleh jumlah akseptor yang datang ke puskesmas. b. Penerimaan (Acceptability) Harapan akseptor KB metode jangka panjang terhadap pelayanan KB dipuskesmas dirasakan masih belum sesuai dikarenakan penyuluhan beban yang perlu

mengenai KB jarang disosialisasikan. c. Keterjangkauan (Accessibility) Keberadaan pelayanan KB mudah dijangkau oleh masyarakat setempat ditandai dengan akses menuju puskesmas dari segi transportasi didapat, jalan yang beraspal, dan berada di pusat keramaian. d. Pertanggungjawaban (Accountability) mudah

31

e. Perhatian (care) Tingkat kepedulian masyarakat terhadap masalah Keluarga Berencana terutama penggunaan metode jangka panjang masih kurang, hal ini didukung dengan rendahnya cakupan akseptor KB Metode Jangka Panjang pada bulan Januari sampai Juni sebanyak 651 akseptor. f. Keberlangsungan (Continuity) Kegiatan penyuluhan rutin tentang pentingnya pelaksanaan KB yang berkesinambungan dan didukung dengan adanya sumber daya manusianya (tenaga kesehatan) dan faktor pengetahuan dan pendidikan PUS serta faktor sosio- ekonomi, serta melakukan kegiatan pembinaan dan pengetahuan kepada kader-kader secara rutin/terus menerus dalam rangka meningkatkan kualitas penyuluhan kepada PUS. g. Kecakapan (Competency) Kompetensi dari petugas kesehatan sudah cukup memadai dikarenakan memiliki pengalaman yang sudah cukup lama di bidangnya, dan sering mengikuti pelatihan-pelatihan mengenai program KB. h. Comprehensibility Pemahaman masyarakat mengenai program KB masih kurang hal iniditandai masih adanya pemikiran tabu dan rasa malu tentang pemasangan KB

metode jangka panjang khususnya IUD. 4.4 Analisis SWOT

32

STRENGTHa.

Koordinator program KB adalah seorang bidan berpengalaman

dengan lama bekerja 5 tahun b. Terdapat konseling oleh tenaga kesehatan kepada peserta KB c. Tujuan program jelas d. Terdapatnya fasilitas gedung KIA/KB di Puskesmas e. Adanya subsidi pemerintah terhadap peserta aktif KB GAKIN WEAKNESS a. Terdapat banyaknya praktek bidan swasta, dokter swasta, klinik swasta dan rumah sakit b. Masih dimintanya bayaran untuk peserta KB yang bukan GAKIN c. Tidak terdapatnya penyuluhan kepada masyarakat sekitar d. Pencatatan dan pelaporan dari bidan praktek swasta/POS KB masih belum optimal OPPORTUNITY a. Tersedianya dukungan dari tokoh masyarakat dan pemerintah sekitar

THREATH a. Masih terdapatnya kekeliruan pemahaman agama tentang pemasangan KB. b. Masih menggnggap tabu dan adanya larangan dari pasangannya karena merasa tidak nyaman bila dilakukan pemasangan kontrasepsi metode jangka panjang seperti kontrasepsi dalam rahim (IUD).

33

4.5 Solusi Masalah 4.6. Perencanaan Solusi 4.7

BAB V KESIMPULAN

Kesimpulan

34

Dari hasil pengamatan dan analisis data diatas dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Peserta aktif KB yang menggunakan Metode Jangka

panjang di wilayah Puskesmas Cihampelas selama periode Januari Juni 2011 adalah sebanyak 651 orang . 2. Hasil cakupan keberhasilan program peserta aktif

metode Jangka Panjang di puskesmas Cihampelas selama periode Januari Juni 2011 adalah sebanyak 6,4% . 3. Kesenjangan antara hasil cakupan dengan target utama

adalah sebesar 31,6% (belum mencapai target). 4. Yang menjadi penyebab terjadinya nilai kesenjangan

yang belum mencapai target pada program peserta aktif metode Jangka Panjang di Puskesmas Cihampelas adanya pengetahuan yang kurang , tabu terhadap pemasangan kontrasepsi dalam rahim seperti IUD, dan keberatan dari pasangan tentang penggunaan kontap

Saran 1. Memberikan waktu konseling yang lebih leluasa supaya para akseptor KB lebih mengerti mengenai keuntungan dan kerugian masing-masing alat kontrasepsi.

35

2.. Memberikan motivasi kepada akseptor KB agar mau menggunakan metode kontrasepsi jangka panjang, terutama pada keluarga yang sudah merasa jumlah anggota keluarganya cukup agar menggunakan kontrasepsi mantap. 3. Memberikan penyuluhan kepada pasangan akseptor KB ketika Posyandu. 4. Memberikan pelatihan kepada seluruh kader posyandu tentang KB supaya bisa turut memberikan motivasi kepada akseptor KB. 5. Meningkatkan kerjasama lintas sektoral antara Puskesmas dengan pihak lain yang terkait.

DAFTAR PUSTAKA

36

1. Hartanto Hanafi. Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Jakarta. Pustaka Sinar Harapan. 2004. 2. Departemen Kesehatan R.I. Pedoman Kerja Puskesmas Jilid 2.Jakarta 1993. Hal 138-39,173-80. 3. Saifuddin AB dkk.Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi Yayasan Bina Pustaka Sarwono P. Jakarta. 2003

4. Panduan Baku Klinis Program Pelayanan KB. Jilid 2. Depkes RI. 1999 5. Rekapitulasi Laporan Program Keluarga Berencana Puskesmas Cihampelas periode Januari Juni 2011 6. Departemen Kesehatan R.I. Form Stratifikasi Puskesmas Proyek Peningkatan Pelayanan Kesehatan. 1998-1999. Hal 15-18. 7. Data kepegawaian Puskesmas Cihampelas. 2011 8. Data Proyeksi Sasaran Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung Barat. Dinkes Kabupaten Bandung Barat. 2011.

37

38