44
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Suatu daerah layak dikatakan bersih apabila masyarakatnya mau dan mampu mereduksi sampah yang mereka hasilkan. Sampah adalah bahan sisa atau produk sampingan dari kegiatan manusia yang sudah tidak berguna dan kemudian dibuang (waste), sehingga bias menyebabkan gangguan estetika, kerusakan dan pencemaran lingkungan, atau mengandung unsur berbahaya, serta dapat mengganggu kelestarian dan kesehatan kehidupan manusia dan lingkungan (Nugroho, dkk, 2007). Sampah terdiri dari dua jenis yaitu sampah organik dan anorganik.Sampah organik adalah sampah yang terdiri dari bahan penyusun hewan dan tumbuhan. Selain hewan dan tumbuhan juga ada komponen lainnya yaitu sisa makanan dan kertas. Sedangkan sampah anorganik adalah sampah yang berasal dari sumberdaya alam tak terbaharui, seperti mineral, eksplorasi minyak dan proses industri. Pada umumnya sampah ini tidak dapat diuraikan atau sulit diuraikan secara alami (Manik, 2004).

ISI.doc

Embed Size (px)

Citation preview

BAB IPENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANGSuatu daerah layak dikatakan bersih apabila masyarakatnya mau dan mampu mereduksi sampah yang mereka hasilkan. Sampah adalah bahan sisa atau produk sampingan dari kegiatan manusia yang sudah tidak berguna dan kemudian dibuang (waste), sehingga bias menyebabkan gangguan estetika, kerusakan dan pencemaran lingkungan, atau mengandung unsur berbahaya, serta dapat mengganggu kelestarian dan kesehatan kehidupan manusia dan lingkungan (Nugroho, dkk, 2007).Sampah terdiri dari dua jenis yaitu sampah organik dan anorganik.Sampah organik adalah sampah yang terdiri dari bahan penyusun hewan dan tumbuhan. Selain hewan dan tumbuhan juga ada komponen lainnya yaitu sisa makanan dan kertas. Sedangkan sampah anorganik adalah sampah yang berasal dari sumberdaya alam tak terbaharui, seperti mineral, eksplorasi minyak dan proses industri. Pada umumnya sampah ini tidak dapat diuraikan atau sulit diuraikan secara alami (Manik, 2004).Sampah yang merupakan sisa aktivitas manusia setiap hari sering kali menjadi penyebab kotornya lingkungan. Menurut Dwiyatmo (2007), bersih atau kotornya lingkungan sangat dipengaruhioleh manusia yang berada di lingkungan itu.

Kepedulian akan muncul jika didasari kesadaran akan pentingnya kepedulian tersebut. Memang, sedikit sekali orang yang mau mengorbankan kepentingan lingkungan hidup, termasuk untuk makhluk hidup bukan manusia (Budihardjo, 2004) dan kita dapat berperan melestarikan lingkungan dimulai dengan diri kita sendiri (Dwiyatmo, 2007:16).

Pemerintah secara bertahap dan pasti harus mulai menanamkan dan menerapkan pentingnya pengaruh sampah organik dan anorganik bagi kesehatan lingkungan, hal ini didasarkan pada kenyataan ukuran volume sampah (organik maupun anorganik) yang ada di Tempat Pembuangan Akhir (TPA), antara yang masuk dan diolah/dipilah-pilah sangat tidak seimbang sehingga terjadi penumpukan sampah (Manik, 2004).Penumpukan sampah tersebut penyebab utama pencemaran lingkungan (udara, tanah dan air) karena proses kimiawi sampah akan menghasilkan zat-zat kimia antara lain : Metan yang apabila dihirup manusia sangat membahayakan kesehatan (Manik, 2004).Berdasarkan observasi yang telah dilakukan, diketahui bahwa masih banyaknya warga desa vatutela yang belum mengetahui pengaruh sampah organik dan anorganik bagi kesehatan lingkungan. Berdasarkan masalah tersebut penulis tertarik untuk melakukan sosialisasi tentang pentingnya pamahaman pengaruh sampah organik dan anorganik bagi kesehatan lingkungan.1.2 RUMUSAN PERMASALAHANBerdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka rumusan masalah dalan penelitian ini yaitu :bagaimana pemahaman warga di dusun V Desa Vatutela tentang pengaruh sampah organik dan anorganik bagi kesehatan lingkungan?

1.3 TUJUAN DAN MANFAAT

1. Tujuan

Untuk memberikan pemahaman bagi warga desa Vatutela tentang pengaruh sampah organik dan anorganik bagi kesehatan lingkungan.

2. Manfaat

Dengan adanya karya tulis ilmiah ini, maka akan menambah wawasan mengenai pentingnya pemahaman pengaruh sampah organik dan anorganik bagi kesehatan lingkungan.a. Manfaat Institusi

Untuk mewujudkan misi Institusi yakni meningkatkan penyelenggaraan pengabdian kepada masyarakat sebagai pemanfaatan hasil pendidikan dan hasil penelitian yang dibutuhkan dalam pembangunan masyarakat.

b. Manfaat Praktisi

Karya tulis ilmiah ini diharapkan dapat dijadikan landasan bagi praktisi kesehatan dalam mengetahui pemahaman warga desa tentang pengaruh sampah organik dan anorganik bagi kesehatan lingkungan.c. Manfaat Ilmiah

Karya tulis ilmiah ini dapat menjadi pedoman perkembangan ilmu Kesehatan pada khususnya, dan juga sebagai bahan referensi bagi peneliti-peneliti lain agar ilmu ini dapat berkembang luas serta penelitian ini diharapkan dapat memberi kontribusi positif bagi peneliti selanjutnya dan pada bidang kajian selanjutnya.

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

2.1 Tinjauan Secara UmumPermasalahan lingkungan saat ini ada di berbagai tempat.Permasalahan itu menyangkut pencemaran, baik pencemaran tanah, air, udara, dan suara. Pencemaran tersebut diakibatkan oleh aktivitas manusia. Pencemaran tanah misalnya, banyaknya sampah yang tertimbun di tempat sampah.apabila tidak ditangaini dengan baik akan menurunkan tingkat kesehatan masyarkat.Sampah adalah bahan yang terbuang atau dibuang dari hasil aktifitas manusia maupun proses alam yang belum memiliki nilai ekonomi (E. Colink,1996). Menurut kamus istilah lingkungan hidup, sampah mempunyai definisi sebagai bahan yang tidak mempunyai nilai, bahan yang tidak berharga untuk maksud biasa, pemakaian bahan rusak, barang yang cacat dalam pembikinan manufaktur, materi berkelebihan, atau bahan yang ditolak. (Apriadji, 1991)2.2 Pengertian sampah organik dan anorganik

Sampah Organik adalah merupakan barang yang dianggap sudah tidak terpakai dan dibuang oleh pemilik/pemakai sebelumnya, tetapi masih bisa dipakai kalau dikelola dengan prosedur yang benar. Organik adalah proses yang kokoh dan relatif cepat, maka tanda apa yang kita punya untuk menyatakan bahwa bahan-bahan pokok kehidupan, seperti dedaunan, jerami, alang-alang dll.

Sampah anorganik adalah sampah yang dihasilkan dari bahan-bahan non-hayati, baik berupa produk sinterik maupun hasil proses teknologi pengolahan bahan tambang.(subagyo, 2004)2.3 Jenis-jenis sampahMenurut Nugroho dkk, 2007, sampah jika ditinjau dari jenis-jenisnya adalah sebagai berikut :a. Sampah yang dapat membusuk atau sampah basah (garbage). Garbage adalah sampah yang mudah membusuk karena aktifitas mikroorganisme pembusuk.b. Sampah yang tidak membusuk atau sampah kering (refuse). Sampah jenis ini tidak dapat didegradasikan oleh mikroorganisme, dan penanganannya membutuhkan teknik yang khusus. Contoh sampah jenis ini adalah kertas, plastik, dan kaca.c. Sampah yang berupa debu atau abu. Sampah jenis ini biasanya hasil dari proses pembakaran. Ukuran sampah ini relatif kecil yaitu kurang dari 10 mikron dan dapat memasuki saluran pernafasan.d. Sampah yang berbahaya terhadap kesehatan Sampah jenis ini sering disebut sampah B3, dikatakan berbahaya karena berdasarkan jumlahnya atau konsentrasinya atau karena sifat kimiawi atau fisika atau mikrobanya dapat: Meningkatkan mortalitas dan mobilitas secara bermakna atau menyebabkan penyakit yang tidak reversibel ataupun sakit berat tidak dapat pulih ataupun reversibel atau yang dapat pulih. Berpotensi menimbulkan bahaya pada saat ini maupun dimasa yang akan datang terhadap kesehatan atau lingkungan apabila tidak diolah,ditransport, disimpan dan dibuang dengan baik. Sampah yang masuk dalam tipe ini tergolong sampah yang beresiko menimbulkan keracunan baik manusia maupun fauna dan flora di lingkungan tersebut, Slamet (1994).2.4 Pengelompokan sampah berdasarkan dua karakteristikMenurut Manik, 2004, sampah dikelompokkan berdasarkan dua karakteristik yaitu :a. Kimia

OrganikSampah yang mengandung senyawa organik atau sampah yang tersusun dari unsur karbon, hidrogen, oksigen, nitrogen, dan pospor. AnorganikSampah yang tidak dapat diuraikan oleh mikroorganisme, jika bisapun membutuhkan waktu yang sangat lama.

b. Fisika

Sampah basah (garbage)Garbage tersusun dari sisa-sisa bahan-bahan organik yang mudah lapuk dan membusuk. Sampah kering (rubbish)Sampah kering dapat digolongkan menjadi dua kelompok yaitu jenis logam seperti besi, seng, aluminium dan jenis non logam seperti kertas dan kayu. Sampah lembutSampah lembut memiliki ciri khusus yaitu berupa partikel-partikel kecil yang ringan dan mudah terbawa oleh angin.

Sampah besar (bulkywaste)Sampah jenis ini memiliki ukuran yang relatif lebih besar,contohnya sampah bekas mesin kendaraan.

Sampah berbahaya (hazardous waste)Sampah jenis ini terdiri dari sampah patogen (biasanya sampah jenis ini berasal dari kegiatan medis), sampah beracun (contoh sampahsisa pestisida, insektisida, obat-obatan, sterofom), sampah ledakan,misiu, sisa bom dan lain-lain, serta sampah radioaktif dan bahan-bahannuklir.2.5 Dampak positif dan negative dari sampaha. Dampak positifDampak positif dari sampah organik adalah sebagai berikut :1. Sebagai pupuk organik untuk tanaman. Limbah dari sampah organik dapat dijadikan sebagai pupuk penyubur tanaman dengan menyulap sampah menjadi kompos. Kompos dapat memperbaiki struktur tanah, dengan meningkatkan kandungan organik tanah dan akan meningkatkan kemampuan tanah untuk mempertahankan kandungan air dalam tanah.2. Sumber humus. Sampah orgnaik yang tenah membusuk seperti dapat menjadi humus yang dibutuhkan untuk tanah untuk menjaga kesuburan tanah. serta menjadi sumber makanan yang baik bagi tumbuh-tumbuhan, meningkatkan kapasitas kandungan air tanah, mencegah pengerukan tanah, menaikkan aerasi tanah, menaikkan foto kimia dekomposisi pestisida atau senyawa-senyawa organik racun.3. Sampah dapat didaur ulang. Limbah sampah dari plastik dan kertas dapat didaur ulang menjadi berbagai barang yang bermanfaat seperti menjadi produk furnitur yang cantik. atau didaur ulang kembali menjadi bahan baku pembuatan produk plastik atau kertas.4. Dijadikan bahan bakar alternatif. Pembusukan sampah dapat menghasilkan gas yang bernama gas metana yang dapat digunakan sebagai bahan bakar alternatif untuk kebutuhan rumah tangga atau industri kecil.5. Menjadi sumber listrik. Secara tidak langsung sampah dapat dijadikan sumber listrik alternatif dengan cara merubah sampah agar menghasilkan gas metana, dimana gas ini dapat dijadikan bahan bakar untuk menjalankan pembangkit listrik.Dampak positif dari sampah anorganik adalah sebagai berikut :1. Dapat dimenjadi barang kerajinan tangan.2. Dapat dimanfaatkan kembalib. Dampak NegatifDampak negative dari samapah organik sbb:1. sampah memang menjadi salah satu penyumbang gas rumah kaca. Maka dari itu, pembuangan sampah di tempat pembuangan akhir (TPA) harus diperhatikan. Sampah organik yang tertimbun mengalami dekomposisi secara anaerobic. Proses itu menghasilkan gas CH4. Sampah yang dibakar juga akan menghasilkan gas CO2. Gas CH4 mempunyai kekuatan merusak 20 kali lipat dari gas CO2.2. Pembakaran sampah secara sembarangan akan berakibat buruk untuk lingkungan dan kesehatan. Pembakaran yang bersih hanya bisa dilakukan dalam api panas dan suplai oksigen yang cukup. Padahal, pada pembakaran sampah yang umum dilakukan, hanya tumpukan sampah bagian atas yang mendapat cukup oksigen untuk menghasilkan CO2. Sementara bagian dalam, karena kekurangan suplai O2 akan menghasilkan karbonmonoksida (CO). Satu ton sampah akan menghasilkan sekitar 30 kg CO. CO adalah gas yang mampu membunuh orang secara massal.3. Selain itu pembakaran sampah juga menimbulkan polusi udara.Dampak negative dari sampah anorganik adalah sebagai berikut :1. Pengelolaan sampah yang kurang baik akan membentuk lingkungan yang kurang menyenangkan bagi masyarakat: bau yang tidak sedap dan pemandangan yang buruk karenasampah bertebaran dimana-mana. Memberikan dampak negatif terhadap kepariwisataan.2. Pengelolaan sampah yang tidak memadai menyebabkan rendahnya tingkat kesehatan masyarakat. Hal penting di sini adalah meningkatnya pembiayaan secara langsung (untuk mengobati orang sakit) dan pembiayaan secara tidak langsung (tidak masuk kerja, rendahnya produktivitas).3. Pembuangan sampah padat ke badan air dapat menyebabkan banjir dan akan memberikan dampak bagi fasilitas pelayanan umum seperti jalan, jembatan, drainase, dan lain-lain.4. Infrastruktur lain dapat juga dipengaruhi oleh pengelolaan sampah yang tidak memadai, seperti tingginya biaya yang diperlukan untuk pengolahan air. Jika sarana penampungan sampah kurang atau tidak efisien, orang akan cenderung membuang sampahnya di jalan. Hal ini mengakibatkan jalan perlu lebih sering dibersihkan dan diperbaiki. (Anonim, 2005)2.5 Pengelolaan Sampah

Pengelolaan sampah adalah pengumpulan , pengangkutan , pemrosesan , pendaur-ulangan, atau pembuangan dari material sampah. Kalimat ini biasanya mengacu pada material sampah yg dihasilkan dari kegiatan manusia, dan biasanya dikelola untuk mengurangi dampaknya terhadap kesehatan, lingkungan atau keindahan.Pengelolaan sampah juga dilakukan untuk memulihkan sumber daya alam .Pengelolaan sampah bisa melibatkan zat padat, cair, gas atau radioaktif dengan metoda dan keahlian khusus untuk masing masing jenis zat.1. Pengolahan biologisPengkomposan.

Material sampah (organik) , seperti zat tanaman , sisa makanan atau kertas , bisa diolah dengan menggunakan proses biologis untuk kompos, atau dikenal dengan istilah pengkomposan.Hasilnya adalah kompos yang bisa digunakan sebagi pupuk dan gas methana yang bisa digunakan untuk membangkitkan listrik.

Contoh dari pengelolaan sampah menggunakan teknik pengkomposan adalah Green Bin Program (program tong hijau) di Toronto, Kanada, dimana sampah organik rumah tangga, seperti sampah dapur dan potongan tanaman dikumpulkan di kantong khusus untuk di komposkan.2. Pengolahan kembali secara fisik

Metode ini adalah aktivitas paling populer dari daur ulang, yaitu mengumpulkan dan menggunakan kembali sampah yang dibuang, contohnya botol bekas pakai yang dikumpulkan kembali untuk digunakan kembali. Pengumpulan bisa dilakukan dari sampah yang sudah dipisahkan dari awal (kotak sampah/kendaraan sampah khusus), atau dari sampah yang sudah tercampur.Sampah yang biasa dikumpulkan adalah kaleng minum aluminum , kaleng baja makanan/minuman, Botol HDPE dan PET , botol kaca , kertas karton, koran, majalah, dan kardus. Jenis plastik lain seperti (PVC, LDPE, PP, dan PS) juga bisa di daur ulang.Daur ulang dari produk yang komplek seperti komputer atau mobil lebih susah, karena harus bagian bagiannya harus diurai dan dikelompokan menurut jenis bahannya.3. Pemulihan energy

Kandungan energi yang terkandung dalam sampah bisa diambil langsung dengan cara menjadikannya bahan bakar, atau secara tidak langsung dengan cara mengolahnya menjadi bahan bakar tipe lain. Daur-ulang melalui cara "perlakuan panas" bervariasi mulai dari menggunakannya sebakai bahan bakar memasak atau memanaskan sampai menggunakannya untuk memanaskan boiler untuk menghasilkan uap dan listrik dari turbin-generator.

Sebuah metode yang penting dari pengelolaan sampah adalah pencegahan zat sampah terbentuk , atau dikenal juga dengan "pengurangan sampah". Metode pencegahan termasuk penggunaan kembali barang bekas pakai, memperbaiki barang yang rusak , mendesain produk supaya bisa diisi ulang atau bisa digunakan kembali (seperti tas belanja katun menggantikan tas plastik ), mengajak konsumen untuk menghindari penggunaan barang sekali pakai (contohnya kertas tissue) ,dan mendesain produk yang menggunakan bahan yang lebih sedikit untuk fungsi yang sama (contoh, pengurangan bobot kaleng minuman). (Anonim, 2005)BAB III

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

3.1 Sejarah Singkat Kelurahan Tondo Kecamatan MantikuloreBerbicara tentang asal-usul Kelurahan TONDO sulit untuk dipaparkan secara gamblang, oleh karena catatan resmi yang diperoleh tentang asal-usul Kelurahan Tondo tersebut belum ada. Jumlah tempat pemukiman Penduduk dengan jumlah penduduk yang senantiasa berkembang seiring barjalannya sang waktu.

Seperti halnya Desa dan Kelurahan yang ada di Provinsi Sulawesi Tengah, Kelurahan Tondo pun mempunyai sejarah pada awal terbentuknya.Kelurahan Tondo awal mulanya adalah sebuah kampung yang terdiri dari beberapa kampung yang bergabung menjadi kampung Tondo. Kata TONDO berasal dari kata Petondo Tondo Mangala Baku.Nemo Mangala Baku NTona yang di ucapkan seorang Tadulako dari warga setempat yang hendak mengambil makan siang, usai membantu pemuda pemuda dari desa bora dalam membuat jalan yang dikenal dengan jalan R.E Martadinata pada masa penjajahan belanda pada tahun 1927. Kalimat diatas bila diterjemahkan dalam bahasa indonesia Telitilah mengambil bekal orang lain. Asal dari kata inilah asal nama kampung Tondo.3.2 Sejarah Pemerintahan Kelurahan Tondo Kecamatan MantikuloreKelurahan Tondo dahulunya mesrupakan sebuah kampung yang diberi nama kampung Tondo, kemudian sebelum tanggal 27 September 1978, kampung Tondo berubah statusnya menjadi desa Tondo dan termasuk dalam wilayah Kecamatan Tavaili. Kemudian status sebagai desa berubah menjadi Kelurahan sebagai dampak dari pembentukkan Kecamatan Palu menjadi wilayah Administratif Palu tanggal 27 September 1978 dengan Peraturan Pemerintah No.18 Tahun 1978 serta atas dasar dekontrasi sesuai undang-undang No. 05 Tahun 1979 tentang Pemerintahan di Desa daerah Administratif palu terbagi dua kecamatan yaitu Kecamatan Palu Barat dan Kecamatan Palu Timur, yang mana Kelurahan Tondo termasuk salah satu kelurahan dari 11 Kelurahan di Kecamatan Palu Timur. Layaknya sebuah Kelurahan, Kelurahan Tondo telah mengalami pergantian Kepala Kelurahan. Nama-nama orang yang telah menjabat sebagai kepala Kelurahan Tondo sejak kepala Dusun pertama sampai terbentuk menjadi sebuah kelurahan , termuat dalam tabel sebagai berikut : Tabel 1. Sejarah Pemerintahan Kelurahan Tondo

NoNamaJabatanTahun

1LAMALUNDU PALAWATIKAKepala Dusun1930-1940

2DG.KARAJA LEMBAHKepala Dusun1940-1956

3DG.MALAU DM.YOJOBODOKepala Dusun1957-1965

4BUDU LATUMARAKepala Dusun1965-1969

5BAHUSEN MUHAMMADLurah1969-1989

6LAHASAN YALIUWALurah1989-1996

7MOH.SADLY LESNUSA,S.SosLurah1996-1999

8MOH.HARIS KARIMIN,S.SosLurah1999-2001

9DJOIS TAYEB,S.SosLurah2001-2002

10MOH.GAUS IBRAHIMLurah2002-2007

11HAFID TOTIWA,S.SosLurah2007-2008

12AMINUDIN,SHLurah2008- 2013

13Drs.ANDI LASOSU , DMLurah2013 2014

2014- Sekarang

(Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Palu,2012)

3.3 Kondisi Geografis

Kelurahan Tondo, Kecamatan Mantikulore secara geografis dan demografis Kelurahan Tondo berada pada wilayah Kecamatan Mantikulore dengan luas wilayah 5,516 Ha. Sarana transportasi yang digunakan masyarakat untuk masuk dan keluar desa adalah mobil, angkutan umum, dan ojek sepeda motor.

Tabel 2. Kondisi Geografis

No.UraianKeterangan

1Luas wilayah5,516 Ha-

2Batas - Batas wilayah :

a) Utara berbatasan dengan Kelurahan Layana

b) Selatan berbatasan dengan Kulurahan Talise

c) Barat berbatasan dengan Teluk Palu

d) Timur berbatasan dengan Kab. Parigi Moutong, Kebun Kopi

-

(Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Palu,2012)

Keempat Desa / Kelurahan yang berbatasan dengan Kelurahan Tondo memiliki kedudukan yang strategis.Kondisi Iklim di Kelurahan Tondo dipengaruhi oleh dua musim yaitu musim panas (terjadi pada bulan April September) dan musim hujan (terjadi pada bulan Oktober Maret). Curah hujan bulanan berkisar antara 2 7 mm, dimana pada bulan April ,November, dan Januari mempunyai curah hujan yang cukup tinggi sedangkan pada bulan bulan lainnya curah hujannya rendah. Suhu udara dikelurahan Tondo berkisar antara 33 - 37 dengan rata rata 35. Kelembapan udara rata rata 74,8% dimana kelembapan udara bulanan berkisar 69 79%. Kelurahan Tondo berada pada LS 005035.8 dan BT 1195308.4.

3.4 Kondisi Demografis

Penduduk yang bermukim di Kelurahan Tondo merupakan penduduk asli yang sudah lama bermukim di Kampung Tondo.Seiring dengan perkembangan, perubahan data kependudukan di kelurahan Tondo mengalami perkembangan.

Data Keadaan penduduk dikelurahan Tondo Jika diklarifikasikan Berdasarkan kelompoknya ada 5 yakni sebagai berikut:a. Data kependudukan berdasarkan jenis kelamin

Seiring dengan perkembangan, perubahan data kependudukan dikelurahan Tondo mengalami perkembangan. Jumlah penduduk yang mendiami kelurahan Tondo sebanyak 11.736 jiwa dengan jumlah kepala keluarga sebanyak 3.128 KK yang tersebar di 41 RT dan 15 RW, adapun jumlah penduduk berdasarkan Jenis Kelamin yakni laki - laki 4.944 jiwa dan perempuan 5.129 jiwa.

Tabel 3. Data Kependudukan berdasarkan jenis kelamin

KelurahanLaki-lakiPerempuanKepala KeluargaTotal

Tondo4.9445.1293.12811.736

(Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Palu,2012)

b. Data Kependudukan Berdasarkan AgamaJumlah penduduk kelurahan Tondo berdasarkan Agama adalah sebagai berikut:

Tabel 4. Data Kependudukan berdasarkan Agama

KelurahanIslamKristenKatholikHinduBudhaKonghuchu

Tondo10.859 610109134231

(Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Palu,2012)

c. Data Kependudukan Berdasarkan Kelompok Umur & Jenis KelaminJumlah penduduk kelurahan Tondo berdasarkan kelompok umur dan jenis kelamin adalah sebagai berikut :

Tabel 5. Data Kependudukan berdasarkan kelompok umur dan jenis kelamin

No.Kelompok UmurLaki - LakiPerempuanJumlah

10 4 Tahun 325329654

25 9 Tahun5405681.108

310 14 Tahun5785351.113

415 19 Tahun5565191.075

520 24 Tahun6787661.444

625 29 Tahun5865891.175

730 34 Tahun5505561.106

835 39 Tahun462512974

940 44 Tahun448489937

1045 49 Tahun396379775

1150 54 Tahun311246557

1255 59 Tahun 182159341

1360 64 Tahun114100214

1465 69 Tahun7656132

1570 74 Tahun363470

1675 Tahun Keatas214061

Total4.9445.12911.736

(Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Palu,2012)

d. Data Kependudukan Berdasarkan Tingkat PendidikanJumlah Penduduk Kelurahan Tondo berdasarkan Tingkat Pendidikan adalah :

Tabel 6. Data Kependudukan berdasarkan tingkat pendidikanKelurahanSDSMPSMAD3S1 S3

Tondo1.3631.6653.5174781.704

(Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Palu,2012)

e. Data Kependudukan Bardasarkan Mata PencaharianJumlah penduduk Kelurahan Tondo berdasarkan mata pencaharian adalah sebagai berikut :

Tabel 7. Data Kependudukan berdasarkan mata pencaharian

No.Tingkat pendidikanJumlahKet.

1Belum/Tidak Bekerja 1.692 Org

2Menggurus Rumah Tangga1.317 Org

3Pelajar/Mahasiswa 1.363 Org

4Pensiunan1.665 Org

5PNS 3.517 Org

6TNI194 Org

7POLRI264 Org

8Perdagangan1.226 Org

9Petani/Perkebunan402 Org

10Peternakan76 Org

11Nelayan/Perikanan44 Org

12Industri11 Org

13Konstruksi3 Org

14Transportasi12 Org

15Karyawan Swasta490 Org

16Karyawan BUMN32 Org

17Karyawan BUMD8 Org

18Karyawan Honorer176 Org

19Buruh Harian Lepas251 Org

20Buruh Tani/Perkebunan27 Org

21Buruh Nelayan/Perikanan14 Org

22Buruh Peternakan6 Org

23Pembantu Rumah Tangga9 Org

24Tukan Cukur2 Org

25Tukang Listrik3 Org

26Tukang Batu47 Org

27Tukang Kayu25 Org

28Tukang Las/Pengadai Besi7 Org

29Tukang Jahit8 Org

30Penata Rias1 Org

31Mekanik13 Org

32Seniman3 Org

33Paraji1 Org

34Imam Mesjid2 Org

35Pendeta4 Org

36Wartawan11 Org

37Anggota BPK1 Org

38Anggota DPRD2 Org

39Dosen300 Org

40Guru167 Org

41Pengacara4 Org

42Arsitek1 Org

43Akuntan2 Org

44Konsultan12 Org

45Dokter4 Org

46Bidan18 Org

47Perawat26 Org

48Apoteker4 Org

49Pelaut2 Org

50Peneliti1 Org

51Supir44 Org

52Pedagang43 Org

53Kepala Desa1 Org

54Wiraswasta1000 Org

55Lainya29 Org

jumlah 11.736 org

(Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Palu,2012)3.5 Kondisi Sosial Budaya dan Ekonomi

1. Potensi Sosial

Adapun sarana dan prasarana dalam menunjang pembangunan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat desa Lembah mukti diantaranya :a. Sarana dan Prasarana peribadatanMesjid

: 17 Unit

Musholla

: 1 Unit

Gereja

: 3 Unit

b. Sarana dan Prasarana Olah RagaLapangan Sepak Bola: 5 Unit

Lapangan Volly

: 7 Unit

Lap. Sepak Takraw: 11 Unit

c. Sarana dan Prasarana KesehatanPUSTU

: 2 Unit

Klinik Bersalin

: 1 Unit

Poskedes

: 1 Unit

Polindes

: 1 Unit

Dokter Praktek

: 1 Org

d. Sarana dan Prasarana PendidikanKelompok Bermain: 1 Unit

TK

: 4 Unit

SD

: 4 Unit

SMP

: 2 Unit

SMA

: 4 Unit

Akademi

: 1 Unit

Perguruan Tinggi

: 1 Unit

2. Potensi Ekonomi

Sumber daya yang terdapat di kelurahan Tondo, utamanya di sektor Ekonomi sangat berperan aktif dalam mempercepat pertumbuhan kelurahan Tondo.Toko toko yang berjajar di pinggir jalan adalah salah satunya. Industri tempe monas yang ada di LIK juga merupakan bukti berkembangnya kelurahan Tondo. Selain itu, potensi ikan yang terkandung di teluk palu juga sangat memberi arti penting, namun yang perlu disayangkan adalah belum adanya infrastruktur berupa pasar tradional yang dibangun oleh pemerintah.

3.Potensi Budaya

Kelurahan Tondo Kaya Akan unsur-unsur Budaya, mulai dari sukunya ada kaili, bugis, china, makassar, jawa, dll. Bahasa, adat, kesenian, arsitektur bangunan (rumah tempat tinggal, institut, universitas, dan rumah ibadah), dll.BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN4.1 Waktu dan Tempat PenelitianPenelitian ini dilakukan pada bulan Maret 2014. Untuk mengumpulkan data dan informasi yang diperlukan dalam menyusun karya tulis ilmiah, penulis memilih lokasi penelitian di Wilayah Desa Vatutela, Kelurahan Tondo Kecamatan Mantikulore Kota Palu Sulawesi Tengah.

4.2 Objek Penelitian

Objek penelitian yaitu warga di Wilayah Desa Vatutela, Kelurahan Tondo Kecamatan Mantikulore Kota Palu Sulawasi Tengah.4.3 Teknik Pengumpulan data

Adapun teknik pengumpulan data penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. ObservasiObservasi langsung dapat dilakukan dalam bentuk observasi partisipasi pasif terhadap berbagai kegiatan dan proses yang terkait dengan studi (Sutopo, 1996). Observasi langsung ini akan dilakukan dengan cara formal dan informal, untuk mengamati berbagai kegiatan masyarakat dan bentuk-bentuk partisipasi mereka dalam pelaksanaan program itu. Observasi tersebut dapat terbentang mulai dari kegiatan pengumpulan data yang formal hingga yang tidak formal. Bukti observasi seringkali bermanfaat untuk memberikan informasi tambahan tentang topik yang akan diteliti. Observasi dapat menambah dimensi-dimensi baru untuk pemahaman konteks maupun fenomena yang akan diteliti. Observasi tersebut bisa begitu berharga sehingga peneliti bahkan bisa mengambil foto-foto pada situs studi kasus untuk menambah keabsahan penelitian.2. Sosialisasi

Sosialisasi adalah kegiatan pendidikan yang dilakukan dengan cara menyebarkan pesan, menanamkan keyakinan, sehingga masyarakat tidak saja sadar, tahu dan mengerti, tetapi juga mau dan bisa melakukan suatu anjuran yang ada hubungannya dengan kesehatan. 3. Evaluasi

Setelah melalui proses reduksi, sajian data, dan verifikasi, maka dalam hal persepsi masyarakat, tenaga ahli kesehatan, dan para tokoh masyarakat terhadap pelaksanaan program mengenai pentingnya pemahaman tentang sampah organik dan anorganik bagi kesehatan lingkungan. Mereka menganggap penting dilaksanakannya program tersebut, tidak hanya sekedar melaksanakan program formal dan rutinitas belaka, melainkan juga substansinya yang besar bagi peningkatan kualitas kehidupan manusia, terutama yang menyangkut masalah kesehatan, kependudukan, dan masalah-masalah sosial lainnya termasuk dalam hal berkeluarga secara substantif. Dengan persepsi yang positif, maka partisipasinya dalam pelaksanaan kegiatan tersebut juga cukup tinggi. Namun demikian, tampaknya yang masih perlu diluruskan adalah pemahaman yang masih terlalu sederhana tentang program tersebut.BAB V

PEMBAHASAN

5.1 Hasil yang dicapaiBerdasarkan permasalahan yang ditemukan pada saat observasi di RT 2 Vatutela, maka program yang disepakati untuk prosfesi Fakultas Kegururuan dan Ilmu Pendidikan program studi PJKR yaitu dengan maemberikan sosialisasi tentang pentingnya pemahaman pengaruh sampah organik dan anorganik bagi kesehatan lingkungan.Kegiatan ini dilakukan untuk memberikan informasi secara langsung, mengingat hal ini sangat penting dan salah satu tujuannya juga untuk memaksimalkan suatu kegiatan sehingga dapat langsung mengenai sasaran.Yang dimaksud sasaran adalah setiap warga yang datang untuk mengikuti sosialisasi upaya pemahaman tentangpentingnya pemahaman pengaruh sampah organik dan anorganik bagi kesehatan lingkungan.Persiapan yang dilakukan adalah dengan membagikan leaflet yang berisi mengenai informasi tentang pengaruh sampah organik dan anorganik bagi kesehatan lingkungan, kemudian pemateri melakukan sosialisasi dengan cara memberikan informasi-informasi tentang pengaruh sampah organik dan anorganik bagi kesehatan lingkungan serta cara pengelolaannya.Untuk evaluasi dari berlangsungnya kegiatan ini, warga diperbolehkan untuk mengajukan pertanyaan mengenai pengaruh sampah organik dan anorganik bagi kesehatan lingkungan yang belum dipahami. Dari hasil evaluasi yang dilakukan sebagian besar warga desa RT 2 yang hadir terlihat sudah mulai memahami tentang bagaimana pengaruh sampah organik dan anorganik bagi kesehatan lingkungan dengan penjelasan yang mudah untuk dimengerti warga desa yang diberikan oleh pemateri.5.2 PembahasanHampir semua aktivitas yang dijalankan manusia pada akhirnya bermuara padameninggalkan bekas atau sisa kegiatan yang berupa sampah.Mulai dari kegiatan rumahtangga seperti memasak, hingga perbaikan rumah, penggunaan produk-produk sepertiproduk mandi, makan dan lain sebagainya. Sehingga manusia adalah penghasil sampahyang utama, dan jika pengelolaannya diabaikan, maka sampah akan menimbulkanpermasalahan lingkungan yang serius. Sehingga kesadaran manusia akan sampah sangatpenting artinya untuk memberikan sumbangan pada kelestarian lingkungan hidup dan kesehatan lingkungan.Kesehatan merupakan masalah sosial yang selalu berkaitan antara komponen-komponen yang ada dalam masyarakat, sampah sendiri apabila ditangani dan dikelola dengan baik, maka tidak menjadi potensi yang berpengaruh terhadap lingkungannya.Namun sering dan bahkan akrab kita temui bahwa sampah tidak berada pada tempat yang aman terhadap kesehatan lingkungan.Sampah yang dibuang ke lingkungan menimbulkan dampak bagi manusia dan lingkungan.Dampak terhadap manusia terutama menurunnya tingkat kesehatan.Disamping itu, sampah juga mengurangi estetika, menimbulkan bau tidak sedap.Sampah juga berdampak terhadap lingkungan, baik ekosistem perairan maupun ekosistem darat.Sampah yang dibuang dari berbagai sumber dapat dibedakan menjadi sampah organik dan anorganik. Pada satu sisi sampah organik dapat menjadi makanan bagi ikan dan makhluk hidup lainnya, tetapi pada sisi lain juga dapat mengurangi kadar oksigen dalam lingkungan perairan. Sampah anorganik dapat mengurangi sinar matahari yang masuk ke dalam lingkungan perairan.Akibatnya, proses esensial dalam ekosistem seperti fotosintesis menjadi terganggu.Sampah organik maupun anorganik juga membuat air menjadi keruh. Kondisi ini akan mengurangi organisme yang dapat hidup dalam kondisi tersebut. Akibatnya populasi hewan maupun tumbuhan tertentu berkurang. Cairan rembesan sampah yang masuk ke dalam drainase atau sungai akan mencemari air. Berbagai organisme termasuk ikan dapat mati sehingga beberapa spesies akan lenyap, hal ini mengakibatkan berubahnya ekosistem perairan biologis. Penguraian sampah yang dibuang ke dalam air akan menghasilkan asam organik dan gas-cair organik, seperti metana. Selain berbau kurang sedap, gas ini dalam konsentrasi tinggi dapat meledak.Lokasi dan pengelolaan sampah yang kurang memadai (pembuangan sampah yang tidak terkontrol) merupakan tempat yang cocok bagi beberapa organisme dan menarik bagi berbagai binatang seperti lalat dan anjing yang dapat menjangkitkan penyakit. Potensi bahaya kesehatan yang dapat ditimbulkan adalahPenyakit diare, kolera, dan tifus menyebar dengan cepat karena virus yang berasal dari sampah dengan pengelolaan tidak tepat dapat bercampur dengan air minum, penyakit demam berdarah (haemorhagic fever) dapat juga meningkat dengan cepat di daerah yang pengelolaan sampahnya kurang memadai, penyakit jamur dapat juga menyebar (misalnya jamur kulit).Dan penyakit yang dapat menyebar melalui rantai makanan.Salah satu contohnya adalah suatu penyakit yang dijangkitkan oleh cacing pita (taenia).Cacing ini sebelumnya masuk ke dalam pencernaaan binatang ternak melalui makanannya yang berupa sisa makanan/sampah.Sampah memang menjadi salah satu penyumbang gas rumah kaca.Maka dari itu, pembuangan sampah di tempat pembuangan akhir (TPA) harus diperhatikan sampah yang tertimbun mengalami dekomposisi secara anaerobic. Proses itu menghasilkan gas CH4, sampah yang dibakar juga akan menghasilkan gas CO2, gas CH4 mempunyai kekuatan merusak 20 kali lipat dari gas CO2, selain itu pembakaran sampah secara sembarangan akan berakibat buruk untuk lingkungan dan kesehatan. Pembakaran yang bersih hanya bisa dilakukan dalam api panas dan suplai oksigen yang cukup. Padahal, pada pembakaran sampah yang umum dilakukan, hanya tumpukan sampah bagian atas yang mendapat cukup oksigen untuk menghasilkan CO2. Sementara bagian dalam, karena kekurangan suplai O2 akan menghasilkan karbonmonoksida (CO), Satu ton sampah akan menghasilkan sekitar 30 kg CO dimana CO adalah gas yang mampu membunuh orang secara massal.Dalam melakukan pengolahan sampah, untuk memudahkan penguraian makapemilahan sampah dapat dilakukan dengan memisahkan sampah berdasarkan jenisnya,sampah yang mudah membusuk seperti kulit telur, daun, kulit buah, sisa sayuran, dan lain sebagainya dapat dijadikan pupuk, sampah yang tidak mudah membusuk seperti kaleng, bekas shampoo, sabun cair, botol, kertas, dan sebagainya dapat dijual ke tukang loak, sedangkan sampah yang tidak berguna dibuang atau ditimbun dalam tanah.

Pemilahan sampah ini dapat berguna dan selain itu memberikan keuntungan, yaknisampah yang diolah menjadi pupuk sehingga dapat dijual.Sampah yang dijual ke tukangloak dapat menambah uang belanja atau uang saku anak.Selain itu, wadah sampah rumahtangga pun tidak cepat menumpuk dan penuh, ditambah lagi mengurangi jumlah sampahyang dibuang ke tempat penampungan sementara.Sebaiknya sampah dibuang di tempat tertutup, hal ini agar tidak menimbulkan bau tidak sedap, tidak mengundang lalat, tikus, kecoak, tidak bertebaran, dan tidak mengotori lingkungan juga mudah diangkut untuk dibuang ke tempat penampungan sementara.Memulai kebersihan tidak perlu menunggu para petugas sampah beserta gerobaknya untuk kerumah, ataupun menunggu ajakan pembantu rumah tangga. Namun dapat dilakukan dengan membagi dua tempat sampah kita, dengan melakukannya secaradisiplin dan tanpa terasa selain rumah menjadi bersih, lingkungan juga menjadi nyaman.

BAB VI

PENUTUP

6.1 KesimpulanDari sosialisai pentingnya pemahaman pengaruh sampah organik dan anorganik bagi kesehatan lingkungan yang telah dilakukan, terlihat warga desa Vatutela khususnya RT 2 menjadi lebih paham tentang pentingnya pengaruh sampah organik dan anorgnik bagi kesehatan lingkungan dimulai dengan mengetahui dampak positif dan negatif dari kedua sampah tersebut serta cara-cara mengolah sampah organik dan anorganik, yang ditandai dengan beberapa pertanyaan dengan solusi yang langsung diutarakan pemateri, sehingga mereka akan lebih memahami pentingnya pengaruh sampah organik dan anorganik bagi kesehatan lingkungan.

6.2 SaranDari pembahasan diatas penulis menyarankan bagi pembaca agar lebih menjaga lingkungan, dengan mengetahui pengaruh sampah organik dan anorganik bagi kesehatan lingkungan serta cara pengolahannya kita bisa memperkecil dampak negatifnya dengan mengolah sampah agar dapat dimanfaatkan, agar tidak hanya menjadi bibit penyakit namun lebih bermanfaat.

DAFTAR PUSTAKA

Apriadji, Wied Harry. 1991. Memproses Sampah. Jakarta: Penebar Swadaya.Dwiyatmo, 2007. Pengelolaan Sampah Berbasis Masyarakat, Substansi: ESP DKI Jakarta Environmental Services Delivery Desain: Program Communication bekerjasama dengan USAID dalam http://www.esp.or.id/wp-content/uploads/pdf/devtools/modulcbswm- hi.pdf, diakses tanggal 1 Agustus 2010LAMPIRAN