63
ISLAM BETAWI: STUDI STRUKTURASI ATAS PEMIKIRAN K.H. ZAINUDDIN MZ Skripsi Diajukan untuk memenuhi Persyaratan memperoleh Gelar Sarjana (S.Hum) Oleh: ABDUL AZIS 1112022000038 PROGRAM STUDI SEJARAH DAN PERADABAN ISLAM FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1440 H/2019 M

ISLAM BETAWI: STUDI STRUKTURASI ATAS PEMIKIRAN K.H ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50433/1/SS19022.pdftidak berdiri independen tanpa memiliki keterikatan erat

  • Upload
    others

  • View
    6

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ISLAM BETAWI: STUDI STRUKTURASI ATAS PEMIKIRAN K.H ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50433/1/SS19022.pdftidak berdiri independen tanpa memiliki keterikatan erat

ISLAM BETAWI:

STUDI STRUKTURASI ATAS PEMIKIRAN

K.H. ZAINUDDIN MZ

Skripsi

Diajukan untuk memenuhi Persyaratan memperoleh

Gelar Sarjana (S.Hum)

Oleh:

ABDUL AZIS

1112022000038

PROGRAM STUDI SEJARAH DAN PERADABAN ISLAM

FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1440 H/2019 M

Page 2: ISLAM BETAWI: STUDI STRUKTURASI ATAS PEMIKIRAN K.H ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50433/1/SS19022.pdftidak berdiri independen tanpa memiliki keterikatan erat
Page 3: ISLAM BETAWI: STUDI STRUKTURASI ATAS PEMIKIRAN K.H ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50433/1/SS19022.pdftidak berdiri independen tanpa memiliki keterikatan erat
Page 4: ISLAM BETAWI: STUDI STRUKTURASI ATAS PEMIKIRAN K.H ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50433/1/SS19022.pdftidak berdiri independen tanpa memiliki keterikatan erat
Page 5: ISLAM BETAWI: STUDI STRUKTURASI ATAS PEMIKIRAN K.H ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50433/1/SS19022.pdftidak berdiri independen tanpa memiliki keterikatan erat

iv

ABSTRAKSI

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana strukturasi atas

pemikiran K.H Zainuddin MZ. Jenis penelitian yang digunakan dalam penyusunan

penelitian ini adalah jenis penelitian kepustakaan (library research), sedangkan

penelitian ini bersifat deskritif, yakni penulis berusaha menggambarkan objek

penelitian yaitu strukturasi atas pemikiran K.H Zainuddin MZ. Dalam menyusun

penelitian metode yang digunakan adalah metode studi tokoh, sedangkan data yang

digunakan adalah analisis karya dan pemikiran tokoh.

Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa struktur pemikiran keislaman KH.

Zainuddin MZ terdiri dari tiga komponen utama: pertama, semangat lokalitas, yakni

cerminan dari pemikiran yang khas orang berkebudayaan Betawi, yang menghargai

pluralitas dan kuat berkeislaman secara substansial dan terlihat unik penuh humor

secara visual. Kedua, medium perjuangan, yakni bahwa pemikiran keislaman KH.

Zainuddin MZ disampaikan dengan menggunakan medium ceramah dan dakwah di

level kultural, serta menggunakan medium partai di level politik praktis. Ketiga, visi

edukasi, yakni bahwa pemikiran keislaman KH. Zainuddin MZ memiliki visi

euqilibrium, yang menyeimbangkan antara pengejaran aspek duniawi tanpa

mengabaikan tujuan ukhrawi.

Kata Kunci : Dakwah, Tokoh,Betawi

Page 6: ISLAM BETAWI: STUDI STRUKTURASI ATAS PEMIKIRAN K.H ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50433/1/SS19022.pdftidak berdiri independen tanpa memiliki keterikatan erat

v

KATA PENGANTAR

Alhamdulilah tiada kata yang paling indah yang dapat penulis ungkapkan

selain rasa syukur kehadirat Allah SWT yang telah Melimpahkan rahmat dan karunia

Nya serta kekuatan dan kesehatan, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Sholawat dan salam penulis haturkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW

berserta keluarga, sahabat, dan para pengikutnya. Rasa syukur serta tekad yang kuat

akhirnya penulis berhasil menyelesaikan skripsi yang berjudul Islam Betawi: Studi

Strukturasi Atas Pemikiran K.H. Zainuddin MZ. Semoga karya ini dapat menjadi

sumbangsih bagi siapa saja yang ingin bergelut pada dunia penelitian, khususnya bagi

yang memfokuskan kajian pada bidang Dakwah.

Dalam penyelesaian skripsi ini penulis menyadari bahwa semua ini tidaklah

semata berhasil dengan tenaga dan upaya sendiri, namun banyak pihak yang telah

berpartisipasi dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini, baik yang bersifat moril

maupun materil, maka dengan ini sepatutnya penulis menyampaikan banyak terima

kasih atas kerjasama dan dorongannya. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih

yang terdalam kepada:

1. Prof. Dr. Hj. Amany Burhanuddin Lubis, M.A., selaku Rektor UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

2. Bapak Drs. Saiful Umam, M.A, Ph. D. Dekan Fakultas Adab dan Humaniora

UIN Jakarta, berikut pula semua wakil Dekan, I, II, dan III seluruh staf dan

pegawai Fakultas Adab dan Humaniora.

3. Dr. Awalia Rahma, M.A selaku Ketua Jurusan Sejarah dan Peradaban Islam

yang telah membantu administrasi prosedural akademik mulai dari

perkuliahan hingga selesainya jejang S-1 penulis.

4. Bapak Drs. H. Azhar Saleh, M.A., selaku pembimbing skripsi yang dengan

ikhlas memberikan ilmu dan waktunya untuk penulis hingga selesainya

penulis skripsi ini.

Page 7: ISLAM BETAWI: STUDI STRUKTURASI ATAS PEMIKIRAN K.H ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50433/1/SS19022.pdftidak berdiri independen tanpa memiliki keterikatan erat

vi

5. Prof. Dr. H Budi Sulistiono. M.Hum. selaku pembimbing akademik yang

telah membimbing penulis dalam menghadapi masa-masa perkuliahan dari

awal masuk sampai akhir perkuliahan.

6. Seluruh dosen Progam Studi Sejarah dan Peradaban Islam yang telah banyak

berjasa terhadap penulis dalam memberikan motivasi dan bimbingan

keilmuannya.

7. Kedua orang tua tercinta ibunda Hj. Usmah dan Ayahanda H. Ma’mun yang

telah mendidik, mengasuh, membimbing dengan kasih sayang yang tulus

sehingga anakmu ini bisa menyelesaikan studinya sampai perguruan tinggi.

8. Kepada Teman-teman SKI angkatan 2012, dan teman-teman lainnya yang ikut

memberikan partisipasinya khususnya kepada Maman, Lukman dan semua

orang yang telah membantu penulis hingga selesainya skripsi ini.

Demikian ucapan terimakasih penulis, semoga amal baik semua pihak yang

telah berkenan memberikan informasi yang penulis butuhkan untuk penulisan skripsi

ini, mendapatkan imbalan dan pahala sebesar-besarnya dari Allah SWT. Jika ada

kesalahan dan kekurangan, penulis mohon masukan yang kontruktif, sehingga skripsi

ini bermanfaat bagi pembacanya.

Jakarta, 14 Mei 2019

Abdul Azis

Page 8: ISLAM BETAWI: STUDI STRUKTURASI ATAS PEMIKIRAN K.H ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50433/1/SS19022.pdftidak berdiri independen tanpa memiliki keterikatan erat

vii

DAFTAR ISI

LEMBARAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .......................................... i

LEMBARAN PENGESAHAN PANITIA ..................................................... ii

LEMBAR PERNYATAAN ........................................................................... iii

ABSTRAKSI .................................................................................................. iv

KATA PENGANTAR ..................................................................................... v

DAFTAR ISI ................................................................................................. vii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ................................................................. 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ............................................ 4

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ...................................................... 4

D. Tinjauan Pustaka ............................................................................ 6

E. Kerangka Teori .............................................................................. 8

F. Metode Penelitian ........................................................................ 14

G. Sistematika Penulisan ................................................................... 15

BAB II BIOGRAFI K.H. ZAINUDDIN MZ

A. Latar Belakang Kehidupan ........................................................... 18

B. Kiprah KH. Zainuddin MZ .......................................................... 23

C. Karakter Pemikiran ....................................................................... 30

BAB III PEMIKIRAN K.H. ZAINUDDIN MZ TENTANG LOKALITAS

DAN PLURALITAS

A. Lokalitas, Agama dan Pemikiran KH. Zainuddin MZ ................. 33

B. Pluralitas, Agama dan Pemikiran KH. Zainuddin MZ ................ 41

BAB IV RELASI STRUKTURAL PEMIKIRAN K.H. ZAINUDDIN MZ

A. Gagasan Pluralitas dan Lokalitas KH. Zainuddin MZ ................. 50

Page 9: ISLAM BETAWI: STUDI STRUKTURASI ATAS PEMIKIRAN K.H ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50433/1/SS19022.pdftidak berdiri independen tanpa memiliki keterikatan erat

viii

B. KH. Zainuddin: Relasi Struktural Pluralitas dan Lokalitas .......... 55

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan .......................................................................................... 60

B. Saran ..................................................................................................... 62

DAFTAR PUSTAKA

Page 10: ISLAM BETAWI: STUDI STRUKTURASI ATAS PEMIKIRAN K.H ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50433/1/SS19022.pdftidak berdiri independen tanpa memiliki keterikatan erat

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Umat Islam di Indonesia memiliki figur teladan seperti KH. Zainuddin

MZ. Da‟i kelahiran Jakarta 2 Maret 1952 dan wafat pun di Jakarta, 5 Juli 2011

pada usia 59 tahun. Tokoh besar dari Betawi ini lebih dikenal sebagai Da‟i

Sejuta Umat karena popularitas ceramah-ceramhnya, baik di radio, televisi,

maupun dari panggung ke panggung. Ketokohan Zainuddin MZ tidak saja di

bidang agama, sebab ia juga terlibat aktif di bidang politik dengan menjabat

sebagai Ketua Umum Partai Bintang Reformasi (PBR), yang kemudian

perjuangannya dilanjutkan oleh Bursah Zarnubi. Sebagai seorang agamawan,

Zainuddin MZ berhasil menerjemahkan intisari ajaran Islam ke dalam level-

level kehidupan yang sangat kompleks1.

Islam di tangan K.H. Zainuddin MZ menjadi renyah, mudah dicerna,

dan selalu tersampaikan dalam nuansa penuh humor. Tampilan wajah Islam

terlihat penuh kasih sayang, rahmatal lil alamin, dan mampu menyentuh nalar

masyarakat akar rumput dari berbagai aliran. Dalam dakwahnya, tampak

sekali Islam di tangan Zainuddin MZ membawa kesejukan bagi seluruh umat

muslim di tanah air. Kemampuan menampilkan aspek-aspek indah dan luhur

dari Islam menjadikan Islam versi KH. Zainuddin MZ dapat diterima oleh

publik luas lintas identitas2.

Tampilan Islam santun dan ramah di tangan KH. Zainuddin MZ tidak

terlepas dari karakteristik budaya, perilaku dan sifat orang-orang Betawi itu

sendiri. Suku Betawi terkenal sebagai salah satu suku di Indonesia yang

1 Siregar,P. (2012). K.H. Zainudidin MZ : Sang Da‟i Sejuta Umat. Jakarta: Ababia

Press Fak. Adab dan Humaniora UIN Jakarta. 2 Saepuloh, U. (2013). Pesan Humor dalam Dakwah KH. Zainuddin MZ (Studi

Deskriptif pada Dakwah KH. Zainuddin MZ). Bandung : Diploma Thesis, UIN Sunan

Gunung Djati Bandung.

1

Page 11: ISLAM BETAWI: STUDI STRUKTURASI ATAS PEMIKIRAN K.H ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50433/1/SS19022.pdftidak berdiri independen tanpa memiliki keterikatan erat

2

tinggal di Batavia (baca: Jakarta) yang sangat menghargai pluralitas,

menghargai kebudayaan leluhur3, dan kuat memegang ajaran Islam

4.

Substansi ceramah dan dakwah K.H. Zainuddin MZ tidak cukup

dipahami sebagai performance art semata, sebab visi edukasi jauh lebih

kentara. Seluruh proses pendidikan yang dijelaskan oleh K.H. Zainuddin MZ

diselaraskan dengan tujuan pendidikan yang terdapat di dalam al-Quran dan

as-Sunnah. KH. Zainuddin menginginkan terbentuknya generasi muslim yang

memahami Islam secara benar dan murni, meyakini secara mendalam,

mempraktikkannya dalam kehidupan diri dan keluarga, berjuang meninggikan

kalimat Allah, menerapkan syariat agama, dan menyatukan umat muslim.

Visi edukasi yang kompleks ini lahir semangat untuk menyampaikan

berkali-kali bahwa Islam adalah agama Ilmu Pengetahuan, baik ilmu syara‟

maupun ilmu alam. Sebagai Agama Ilmu Pengetahuan, Islam versi KH.

Zainuddin MZ mengarah pada Islam Hakikat, yang menganjurkan umat

muslim bekerja keras untuk kepentingan duniawi namun harus didasarkan

pada dzikir dan merasakan kehadiran Allah swt dalam setiap langkah

kehidupan, tidak terlalu cinta dunia dan tidak takut pada kematian5.

Struktur pemikiran keislaman K.H. Zainuddin MZ hanya dapat

dipahami dengan lebih utuh melalui upaya kontekstualisasi. Sebuah pemikiran

tidak berdiri independen tanpa memiliki keterikatan erat dengan konteks

dimana pemikiran tersebut dibentuk. Hal ini pun dapat dilihat pada pesan-

pesan dakwah dan ceramah K.H. Zainuddin MZ, yang kental sekali dengan

kritik sosial. Kontens keislaman dalam pemikiran K.H. Zainuddin MZ adalah

kritik sosial terhadap kehidupan politik saat itu. Irwan Herdyanto, misalnya,

mencontohkan beberapa kritik sosial Islam versi K.H. Zainuddin Mz yang

3 Sarah. (2012, Agustus 4). Budaya Betawi dan Jakarta Saat ini. Dipetik Maret

12,2019, dari www. Kompasiana.com 4 Cellia, P.(2016). Peran Teater Lenong Betawi dalam pembentukan Identitas

Budaya Masyarakat Betawi. Jakarta: Skripsi, UIN Jakarta 5 Anom, S. N. (2014). Pendidikan Anak dalam Keluarga Menurut K.H. Zainuddin

MZ. Bandung: Skripsi, Universitas Pendidikan Indonesia

Page 12: ISLAM BETAWI: STUDI STRUKTURASI ATAS PEMIKIRAN K.H ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50433/1/SS19022.pdftidak berdiri independen tanpa memiliki keterikatan erat

3

terkait kebijakan-kebijakan masa reformasi, seperti pelaksanaan agenda

reformasi, penyelenggaraan negara, penyalahgunaan jabatan oleh aparatur

negara, dan pentingnya keutuhan dan NKRI6.

Kritik sosial-politik dari Islam ala KH. Zainuddin ini semakin kentara

ketika ia menjawab sebagai Ketua Umum PBR. Pemikiran politiknya

diterjemahkan, salah satunya, ke dalam penentuan kriteria-kriteria seorang

pemimpin partai politik. Setidaknya ada tiga kriteria: pertama, komitmen

keislaman harus kuat, kedua, wawasan kebangsaan harus luas, ketiga, bersifat

populis7.

Pemikiran keislaman K.H. Zainuddin MZ yang sangat khas dan lokal.

Dengan teori strukturasi dari Anthony Giddens, penelitian ini hendak

memotret keutuhan pemikiran keislaman KH. Zainuddin MZ dengan melihat

relasi-relasi sosial yang membentuknya. Sebuah pemikiran tidak berdiri

independen dari ruang dan waktu dimana ia diciptakan. Sebaliknya, sebuah

pemikiran memiliki daya reflektif, diskursif, dan praksis yang cocok dalam

merespon situasi dan kondisi8.

Penelitian yang merupakan studi literatur dan kepustakaan ini

mengangkat tema Islam Betawi : Studi Strukturasi atas Pemikiran KH.

Zainuddin MZ. Berdasarkan bahan-bahan tertutlis dan dokumen-dokumen

yang terkumpul, peneliti melihat bahwa data primer maupun skunder

penelitian menunjukkan profile pemikiran keislaman KH. Zainuddin MZ yang

sangat khas dan lokal. Islam di tangan KH. Zainuddin MZ tampak sangat

ramah, santun, indah dan humoris. Di samping itu, beliau bukan saja

penceramah dengan gelar “da‟i sejuta ummat” melainkan juga seorang aktivis

dan politikus yang memiliki visi edukasi jangka panjang.

6 Hariyanto, I. (2005). Kritik Sosial dalam Dakwah KH. Zainuddin MZ Pada Era

Reformas. Surabaya: Airlangga University. 7 Ulum, B. (2013). Pemikiran Politik KH. Zainuddin MZ dalam Perspektif Siyasah.

Yogyakarta: Fak. Syariah dan Hukum UIN Sunan Kalijaga. 8 Giddens, A. (2010). Teori Strukturasi : Sasar, dasar Pembentukan Struktur Sosial

Masyarakat. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Page 13: ISLAM BETAWI: STUDI STRUKTURASI ATAS PEMIKIRAN K.H ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50433/1/SS19022.pdftidak berdiri independen tanpa memiliki keterikatan erat

4

Jika diamati dengan cermat, struktur pemikiran keislaman KH.

Zainuddin MZ terdiri dari tiga komponen utama: pertama, semangat lokalitas,

yakni cerminan dari pemikiran yang khas orang berkebudayaan Betawi, yang

menghargai pluralitas dan kuat berkeislaman secara substansial dan terlihat

unik penuh humor secara visual. Kedua, medium perjuangan, yakni bahwa

pemikiran keislaman KH. Zainuddin MZ disampaikan dengan menggunakan

medium ceramah dan dakwah di level kultural, serta menggunakan medium

partai di level politik praktis. Ketiga, visi edukasi, yakni bahwa pemikiran

keislaman KH. Zainuddin MZ memiliki visi euqilibrium, yang

menyeimbangkan antara pengejaran aspek duniawi tanpa mengabaikan tujuan

ukhrawi.

B. Batasan dan Rumusan Masalah

Penelitian ini dibatasi oleh pemikiran KH. Zainuddin MZ, yang terdiri

dari kontens dan konteks pemikirannya, serta relevansinya dengan wacana

sosial-keagamaan yang terus menghangat hingga saat ini. Untuk

mempermudah arah penelitian ini, berikut adalah rumusan masalah yang

digunakan.

1. Bagaimana pandangan keagamaan KH. Zainuddin MZ terkait

lokalitas (local wisdom) dan pluralitas?

2. Bagaimana karakteristik dakwah KH. Zainuddin MZ dalam

menyampaikan spirit lokalitas dan pluralitas?

3. Bagaimana visi edukatif KH. Zainuddin MZ dalam

memperjuangkan Islam yang rahmatan lil alamin melalui dakwah-

dakwahnya yang arif dan plularis?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Page 14: ISLAM BETAWI: STUDI STRUKTURASI ATAS PEMIKIRAN K.H ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50433/1/SS19022.pdftidak berdiri independen tanpa memiliki keterikatan erat

5

Berpijak pada rumusan masalah di atas, penelitian ini memiliki

beberapa tujuan sebagai berikut:

1. Menjelaskan struktur pemikiran KH. Zainuddin MZ terkait

kearifan lokali atau lokalitas dan pluralitas.

2. Menjelaskan karakteristik dakwah KH. Zainuddin MZ dalam

menyampaikan dakwah-dakwahnya seputar lokalitas dan

pluralitas.

3. Menjelaskan visi edukatif KH. Zainuddin MZ dalam

memperjuangkan misi Islam yang rahmatan lil alamin.

Dengan tujuan yang jelas di atas, penelitian ini dihadapkan mampu

menghadirkan beberapa manfaat sebagai berikut:

1. Bukti sejarah pemikiran seorang ulama dari Betawi yang

memperjuangkan Islam rahmatan lil alamin, menghargai pluralitas

dan lokalitas, namun disampaikan melalui medium dakwah yang

humoris dan menghibur.

2. Islam Betawi, khususnya yang diperjuangkan oleh KH. Zainuddin

MZ, adalah miniatur ajaran Islam yang ideal, yang tidak saja

mengutamakan pengejaran kebahagiaan ukhrawi melainkan juga

kebahagiaan duniawi. Hal itu tercermin dari sepak terjang KH.

Zainuddin dalam dunia politik praktis.

3. Kontribusi terhadap kajian sejarah intelektual di Indonesia, dengan

mengangkat putra kebanggaan Indonesia sendiri. Sebab, KH.

Zainuddin MZ lebih dikenal sebagai da‟i sejuta umat.

Secara teoritis, penelitian ini memiliki beberapa manfaat sebagai

berikut:

1. Mengafirmasi pemikiran Anthony Giddens bahwa sebuah

eksistensi tidak lepas dari konteksnya, termasuk pemikiran KH.

Zainuddin MZ ini yang bisa ditarik benang merah maupun

Page 15: ISLAM BETAWI: STUDI STRUKTURASI ATAS PEMIKIRAN K.H ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50433/1/SS19022.pdftidak berdiri independen tanpa memiliki keterikatan erat

6

keterikatannya dengan situasi-kondisi sosial-politik umat muslim

pada waktu itu.

2. Berkontribusi pada pengayaan model-model kajian ilmu sejarah

dengan pendekatan ilmu sosial. Kajian sejarah yang didekati

dengan ilmu sosial akan melahirkan satu narasi yang lebih hidup

dan kontekstual.

D. Tinjauan Pustaka

Beberapa hasil riset terdahulu terkait KH. Zainuddin MZ ini sudah

banyak, namun sedikit sekali yang bersentuhan langsung dengan pendekatan

yang kajian kali ini angkat. Untuk melihat perkembangan wacana keilmuan

terdahulu terkait objek yang sama ini, KH. Zainuddin MZ, berikut beberapa

hasil riset yang pernah ada.

Sebuah riset skripsi ditulis oleh Anom (2014) dengan judul

Pendidikan Anak dalam Keluarga Menurut K.H. Zainuddin MZ. Riset ini

diterbitkan oleh Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung. Dengan

pendekatan ilmu pendidikan, Anom melihat bahwa arah pemikiran KH.

Zainuddin MZ lebih pada upaya mendidik anak menjadi generasi penerus

sebuah keluarga yang soleh-solehah. Anom juga mengklasifikasikan dan

mensortir beberapa kontens dakwah KH. Zainuddin MZ, dan hanya

mengambil beberapa sampel yang mendukung pendekatan dan teori yang

dipakainya.

Karena itulah, Herdyanto (2005) melihat aspek lain dari tema-tema

dakwah yang diusung oleh KH. Zainuddin MZ. Herdyanto melihat bahwa

dakwah-dakwah KH. Zainuddin MZ ini lebih menjurus pada kritik-kritik

sosial-politik. Visi misi dakwah yang diemban mengusung perjuangan untuk

memperbaiki kehidupan sosial masyarakat, khususnya umat muslim. Dengan

mengangkat judul Kritik Sosial dalam Dakwah KH. Zainuddin MZ pada Era

Page 16: ISLAM BETAWI: STUDI STRUKTURASI ATAS PEMIKIRAN K.H ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50433/1/SS19022.pdftidak berdiri independen tanpa memiliki keterikatan erat

7

Reformasi, Universitas Airlangga Surabaya menerbitkan karya Herdyanto

tersebut.

Berbeda dengan cara melihatnya Herdyanto dan Anom, Saepuloh

(2013) lebih tertarik untuk mengangkat sifat atau watak dari gaya berdakwah

KH. Zainuddin MZ. Saepuloh melihat sosok KH. Zainuddin MZ sebagai

sosok yang humoris, dan sifat itu terlihat sangat kentara dalam setiap kali

berdakwah di atas panggung. Watak humoris tidak saja pada gaya berdakwah,

tetapi juga tampak pada pesan-pesan dan kontens dakwahnya. Saepuloh

mengangkat kajian tesisnya dengan judul Pesan Humor dalam Dakwah KH.

Zainuddin MZ : Studi Deskriptif pada Dakwah KH. Zainuddin MZ. Kajian

tesis ini diterbitkan di Bandung oleh Universitas Islam Negeri Sunan Gunung

Djati Bandung.

Dari sekian banyak karakter yang bisa dilihat dari sosok atau figur

besar KH. Zainuddin MZ, Siregar (2012) melihat profile profile K.H.

Zainuddin MZ sebagai Sang Da'i Sejuta Umat. Sebuah hasil penelitian

diterbitkan di Jakarta oleh Adabia Press Fakultas Adab dan Humaniora UIN

Jakarta mengangkat dengan apik profile da‟i kelahiran Betawi ini. Siregar

mampu memotret biografi dan pemikiran KH. Zainuddin MZ dengan lebih

utuh sekalipun tidak mengambil satu sudut pandang yang lebih sempit dan

mendalam.

Berbeda halnya dengan Ulum (2013) yang mengangkat Pemikiran

Politik KH. Zainuddin MZ dalam Perspektif Siyasah, yang diterbitkan di

Yogyakarta oleh Fakultas Syariah dan Hukum UIN Sunan Kalijaga. Ulum

menempatkan KH. Zainuddin MZ sebagai politikus, yang memiliki visi-misi

politis yang jelas dan terstruktur, serta pemikiran politiknya layak

ditempatkan sebagai kontribusi intelektual anak bangsa terhadap kajian ilmu

politik.

Page 17: ISLAM BETAWI: STUDI STRUKTURASI ATAS PEMIKIRAN K.H ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50433/1/SS19022.pdftidak berdiri independen tanpa memiliki keterikatan erat

8

Selain skripsi dan tesis, penelitian ilmiah yang mengangkat figur KH.

Zainuddin MZ juga berupa buku. Di antara beberapa buku yang mengangkat

profil, pemikiran, maupun sepak terjang KH. Zainuddin MZ sebagai berikut:

Cecep Romli (penyunting), Ngaji Bareng K.H. Zainuddin MZ, Bila Doa Tak

Terjawab (Jakarta: Noura Books, 2016); Ngaji Bareng K.H. Zainuddin MZ,

Berbakti kepada Ibu dan Bapak (Jakarta: Noura Books, 2016); Ngaji Bareng

K.H. Zainuddin MZ, Jalan Hidup Da‟i Sejuta Umat (Jakarta: Noura Books,

2016); Ngaji Bareng K.H. Zainuddin MZ, Kisah Musa vs Firaun (Jakarta:

Noura Books, 2016); Zainuddin MZ, dkk., Mutiara Dakwah KH. Zainuddin

MZ, (Surabaya: Ampel Suci, 1994); Mahfudh Syamsul Hadi, dkk., Rahasia

Keberhasilan Dakwah K.H. Zainuddin MZ, (Surabaya: Ampel Suci, 1994);

Zainuddin MZ, Dakwah dan Politik Da‟i Sejuta Umat, (Bandung: Mizan,

1997).

Dari berbagai rujukan kepustakaan yang ada hingga saat ini, sejauh

riset sementara penulis, tidak banyak kajian yang melihat struktur pemikiran

KH. Zainuddin MZ dan relasi-relasi strukturalnya dengan situasi dan kondisi

sosial-politik pada jamannya. Untuk itulah, riset ini mengangkat tema

berjudul Islam Betawi : Studi Strukturasi Atas Pemikiran KH. Zainuddin MZ.

E. Kerangka Teori

Ada beberapa teori yang dipakai dalam penelitian ini, seperti;

hermeneutika, strukturasi, pluralitas dan pluralisme, serta teori local wisdom.

Beberapa teori ini sambung menyambung untuk melihat lebih utuh profil dan

pemikiran KH. Zainuddin MZ.

KH. Zainuddin MZ adalah figur publik yang sudah lama

meninggalkan kita. Sementara kenangan tentang profile beliau hanya dapat

ditemukan melalui dokumen dan literatur, baik berupa buku maupun rekaman

video. Karena itulah, peneliti hanya bisa melakukan pembacaan dokumentatif

Page 18: ISLAM BETAWI: STUDI STRUKTURASI ATAS PEMIKIRAN K.H ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50433/1/SS19022.pdftidak berdiri independen tanpa memiliki keterikatan erat

9

dan interpretatif hermeneutis, tanpa bisa mengkonfirmasi langsung kepada

sosok yang sudah lama wafat tersebut.

Penelitian dua teori besar; hermeneutika dan strukturasi. Kedua teori

tersebut berasal dari dua disiplin keilmuan yang berbeda, dan digunakan

secara bersamaan dalam kajian historis seperti dalam riset skripsi kali ini.

Hermeneutika berasal dari disiplin kajian literasi dan teks, sedangkan

strukturasi berasal dari kajian ilmu sosiologi. Keduanya sama-sama

dibutuhkan untuk membaca KH. Zainuddin MZ sebagai teks yang

terdokumentasikan dalam rekaman, video, dan hasil riset, untuk kemudian

dicarikan pertalian sosiologisnya dengan konteks masyarakat pada jaman itu.

Hermeneutika adalah suatu kajian analitis terhadap kebahasaan, yang

bertujuan untuk mengungkapkan keseluruhan dari bahasa itu sendiri. Bagi

hermeneutikan, bahasa manusia adalah ungkapan hakikat kemanusiaan dalam

berbudaya, dan karenanya bahasa merupakan pusat awal dan akhir segala

persoalan manusia9. Dengan membaca semua dokumentasi terkait KH.

Zainuddin MZ, penelitian ini hendak mengungkapkan seluruh hakikat

pemikiran beliau, dalam konteks kebudayaannya maupun sosial-politiknya.

Hal yang penting dari hermeneutika ini adalah perspektif Gadamerian,

bahwa makna yang dicari, dikonstruk, serta direkonstruksi tidak pernah statis.

Makna dapat terus mengalami dinamika dan perubahan, sesuai dengan

pembacanya, kapan pembacaannya, dan dimana terjadi proses dialektis antara

pembaca dan teks10

. Karenanya, dengan teori hermeneutika di sini, peneliti

dapat melakukan suatu pembacaan baharu terhadap pemikiran, sepakterjang,

dan profile KH. Zainuddin MZ dengan cara berbeda sepenuhnya atau

sebagiannya dibanding hasil-hasil riset sebelumnya.

9 Raharjo, M. (2007). Hermeneutik Gadamerian : Kuasa Bahasa dalam Wacana

Politik Gus Dur. Malang : Malang Press. 10

Raharjo, M. (2007: 56). Hermeneutik Gadamerian : Kuasa Bahasa dalam Wacana

Politik Gus Dur. Malang : Malang Press.

Page 19: ISLAM BETAWI: STUDI STRUKTURASI ATAS PEMIKIRAN K.H ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50433/1/SS19022.pdftidak berdiri independen tanpa memiliki keterikatan erat

10

Cara kerja hermeneutik ini, salah satunya, adalah menyesuaikan setiap

elemen dalam setiap teks menjadi satu kesatuan yang lengkap, dalam sebuah

proses yang disebut lingkar hermeneutik11

. Peneliti mencoba untuk

menyatupadukan setiap unsur teks yang berkaitan langsung maupun tidak

langsung dengan profile dan pemikiran KH. Zainuddin MZ menjadi satu

kesatuan yang utuh, sesuai perspektif yang diangkap dalam penelitian ini.

Sederhananya, teori Hermeneutika yang dipakai dalam penelitian ini

seperti yang disampaikan oleh Raharjo. Yakni, hermeneutika memperhatikan

tiga komponen utama dalam proses penafsiran; teks, konteks, dan

kontekstualisasi teks12

. KH. Zainuddin MZ tidak dibaca sebagai teks semata,

yang hidup pada jaman tertentu dan sesuai dengan konteks saat itu, melainkan

juga sebagai teks yang terus-menerus kontekstual hingga hari ini. KH.

Zainuddin MZ merupakan figur yang pemikirannya masih releven hingga

sekarang.

Namun, pembacaan hermeneutis terhadap konteks dimana KH.

Zainuddin hidup membutuhkan satu teori lain, yang datang dari ilmu

sosiologi. Peneliti merasa, teori strukturasi dari Anthony Giddens sangatlah

cocok untuk membaca suasana dan kondisi sosial pada masa hidup KH.

Zainuddin MZ13

.

Dalam teori strukturasi, Giddens melihat struktur sosial sebagai

persinggungan antara kehadiran dan ketidakhadiran; kode-kode pokok yang

harus diperoleh dari penampakan-penampakan luar. Struktur sosial

masyarakat merujuk pada aturan-aturan dan sarana-sarana. Selain itu, struktur

11

Eagleton, T. (2006: 104-5). Teori Sastra : Sebuah Pengantar Komprehensif.

Yogyakarta Jalasutra. 12

Raharjo, M. (2007: 56). Hermeneutik Gadamerian : Kuasa Bahasa dalam Wacana

Politik Gus Dur. Malang : Malang Press. 13

Giddens, A. (2010). Teori Strukturasi : Sasar – dasar Pembentukan Struktur Sosial

Masyarakat. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Page 20: ISLAM BETAWI: STUDI STRUKTURASI ATAS PEMIKIRAN K.H ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50433/1/SS19022.pdftidak berdiri independen tanpa memiliki keterikatan erat

11

sosial juga merujuk pada kelengkapan-kelengkapan penstrukturan yang

memungkinkan pengikatan waktu-ruang dalam sistem-sistem sosial 14

.

Dengan pandangan semacam itu, struktur sosial dimana KH.

Zainuddin MZ dapat diartikan sebagai setiap kode-kode sosial, aturan bahkan

sarana-prasarana. Struktur sosial kehidupan KH. Zainuddin MZ adalah semua

elemen penstrukturan yang memungkinkan untuk mengikat pribadi KH.

Zainuddin sebagai agen sosial dan perangkat-perangkat sosial kemasyarakatan

yang melingkupinya. Karena itulah, pembacaan terhadap KH. Zainuddin MZ

dilakukan dengan cara melihatnya memiliki relasi struktural dengan struktur

sosialnya.

Lebih lanjut, Anthoy Giddens menekankan bahwa agensi dan struktur

sebagai unsur utama teorinya. Secara umum dapat dikatakan bahwa

strukturasi Giddens berdasar pada premis utamanya tentang dualisme subjek

dan objek. Giddens berpendapat bahwa objek dan subjek ini disusun sebagai

dualitas dari sebuah struktur. Agen sosial dan struktur sosial sama-sama

bekerja dan bersenyawa satu sama lain.15

.

Dualitas struktur yang disampaikan oleh Giddens ini memungkinkan

bagi peneliti untuk melihat bahwa sosok teladan publik, KH. Zainuddin MZ,

tidak serta merta lepas dari konteks saat itu. Sebaliknya, beliau sebagai agen

sosial dapat saja mempengaruhi kehidupan sosial sekaligus juga terpengaruh

oleh nilai-nilai sosialnya. Sebagai figur publik, beliau adalah agen sosial yang

berusaha untuk membuat perubahan dan menanam pengaruh pada struktur

sosial, yaitu kehidupan masyarakatnya. Melalui partai politik maupun

14

Giddens, A. (2010: 26-7). Teori Strukturasi : Sasar – dasar Pembentukan Struktur

Sosial Masyarakat. Yogyakarta: Pustaka Pelajar hal 27

15 Giddens, A. (2010: 22-25). Teori Strukturasi : Sasar – dasar Pembentukan Struktur

Sosial Masyarakat. Yogyakarta: Pustaka Pelajar hal 27

Page 21: ISLAM BETAWI: STUDI STRUKTURASI ATAS PEMIKIRAN K.H ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50433/1/SS19022.pdftidak berdiri independen tanpa memiliki keterikatan erat

12

panggung-panggung dakwah, agen sosial ini terus mencoba berdialektika

dengan struktur sosialnya.

KH. Zainuddin sebgai agen sosial terperangkap dalam struktur sosial

masyarakatnya. Namun, agen sebagai subjek di dalam „kurungan‟ struktur

jauh lebih dinamis dan aktif. Agen adalah manusia yang selalu berkarya dan

berkreasi. Tidak heran bila Giddens menawarkan konsep tentang kesadaran

reflektif dari agen, termasuk kesadaran diskursif dan praktis16

.

Setiap tindakan manusia atau agen tidak lahir di ruang hampa.

Sebaliknya, tindakan manusia lahir dari ketergantungan baik pada sesama

individu maupun kelompok, lingkungan, dan konteks interaksi sosialnya. Di

sini Giddens menawarkan konsepnya tentang “geografi-waktu” dan

“regionalisasi”17

. Dua konsep ini bertujuan untuk melihat agen berinteraksi

dengan ruang-waktu yang menjadi konteks kehidupan sosialnya. Bagaimana

sosok KH. Zainuddin MZ berinteraksi dengan konteks sosial-politik,

kebudayaan dan religi, pada waktu beliau masih hidup, merupakan inti dari

kajian strukturasi tini.

Berdasarkan riset sementara terhadap profile dan pemikiran KH.

Zainuddin MZ, peneliti melihat adanya dua semangat utama yang dikandung

perjuangan beliau; semangat mengusung Islam rahmatan lil alamin yang

mengafirmasi kearifan lokal (local wisdom), pluralitas dan pluralisme. Dua

nilai utama ini terbaca dengan kuat setelah melakukan penelitian singkat

dengan pendekatan hermeneutis. Karenanya, teori yang juga perlu dibahas

lebih panjang disini adalah makna Islam rahmatan lil alamin yang merangkul

kearifan lokal dan pluralitas.

16

Giddens, A. (2010: 64). Teori Strukturasi : Sasar – dasar Pembentukan Struktur

Sosial Masyarakat. Yogyakarta: Pustaka Pelajar hal 27

17 Giddens, A. (2010: 169-184). Teori Strukturasi : Sasar – dasar Pembentukan

Struktur Sosial Masyarakat. Yogyakarta: Pustaka Pelajar hal 27

Page 22: ISLAM BETAWI: STUDI STRUKTURASI ATAS PEMIKIRAN K.H ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50433/1/SS19022.pdftidak berdiri independen tanpa memiliki keterikatan erat

13

Muhammad Makmun Rasyid menjelaskan bahwa Islam pada asarnya

adalah agama rahmat untuk semesta alam. Penilaian akan sifat Islam sebagai

rahmat lil alamin lantaran telah mengalami seluruh tahap pengujian, mulai

dari batu ujian jaman jahiliah hingga jaman teknologi. Sifat istimewa dari

Islam ini lantaran merahmati seluruh alam dan menyempurnakan agama-

agama sebelumnya. Dengan mencontohkan pemikiran keislaman salah satu

tokoh muslim, KH. Hasyim Muzadi, Muhammad Makmun Rasyid

mengatakan bahwa Islam rahmatan lil alamin itu adalah islam yang berwatak

komprehensif, holistik, dan building in Quran18

.

Khabibi Muhammad Luthfi lebih terbuka dan tegas untuk mengatakan

bahwa Islam rahmatan lil alamin adalah Islam yang memiliki relasi hangat

dengan kebudayaan lokal. Bagi Luthfi, Islam Nusantara adalah Islam yang

membangun keintiman dengan budaya lokal, sehingga Islam menjadi rahmat

bagi setiap lokalitas di berbagai penjuru dunia. Lokalitas sangat dijunjung

tinggi, dan pada akhirnya, lokalitas melahirkan pluralitas dimana Islam

menghargai semua itu. Intelektual Ormas Nahdlatul Ulama adalah pencetus

Islam Nusantara.19

Dengan landasan berpikir tentang Islam rahmatan lil alamin ini,

mencermati pemikiran KH. Zainuddin MZ mengantarkan peneliti pada

kesimpulan tentang gagasan Islam rahmatan lil alamin. KH. Zainuddin MZ

mengusung Islam Betawi, yang menghargai kebudayaan Betawi, suatu sub

kultur yang ada di Indonesia. Penghargaan pola keislaman KH. Zainuddin MZ

terhadap lokalitas ini merupakan basis filosofis bagi terbangunnya Islam

rahmatan lil alamin, yang tidak saja mengafirmasi local wisdom tetapi juga,

pada akhirnya, pluralitas keberislaman itu sendiri. Karenana, pemikiran

18

Rasyid, M. M.(2016). Islam rahmatan lil alamin perspektif KH. Hasyim Muzadi.

Episteme : Jurnal pengembangan ilmu keislaman, 11 (1), 93-116. 19

Luthfi, K. M. (2016). Islam Nusantara : Relasi Islam dan Budaya Lokal. SHAHIH

: Journal of Islamicate Multidisciplinary, 1 (1), 1--12.

Page 23: ISLAM BETAWI: STUDI STRUKTURASI ATAS PEMIKIRAN K.H ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50433/1/SS19022.pdftidak berdiri independen tanpa memiliki keterikatan erat

14

keislaman KH. Zainuddin MZ lebih tepat untuk disebut Islam Betawi, yang

menghormati kebudayaan lokal masyarakat Betawi.

F. Metodologi Penelitian

Dalam metodologi penelitian ini terdapat beberapa aspek penting yang

perlu disampaikan, sebagai berikut:

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah kualitatif historis atau analisa

terhadap sejarah, khususnya sejarah intelektual. Disebut penelitian

analitis karena tidak sekedar memberikan gambaran deskriptif

tentang temuan-temuan di lapangan, tetapi juga mendayagunakan

analisa kritis untuk menyusun dan melaporkan temuan lapangan

secara holistik20

. Fakta-fakta intelektual disusun menjadi narasi

sejarah, dianalisa dengan kerangka teori-teori sosial, dan

dilaporkan sebagai penelitian sejarah.

2. Pendekatan Penelitian

Mengingat jenis penelitian ini adalah kualitatif historis,

peneliti merasa membutuhkan pendekatan ilmu sosial untuk

memperjelas analisa kualitatif tersebut. Pendekatan ilmu sosial

dalam metodologi sejarah ini semakin populer di Indonesia berkat

pemikiran dari Sartono Kartodirdjo21

. Ilmu-ilmu sosial yang

digunakan dalam penelitian ini seperti yang sudah dibahas pada

bagian awal, yakni tentang teori-teori local wisdom, pluralitas dan

pluralisme, hermeneutika, dan teori strukturasi.

3. Sumber Data

20

Mikkelsen, B. (2011). Metode Penelitian Partisipatoris dan Upaya Pemberdayaan:

Panduan Bagi Praktisi Lapangan. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. 21

Kartodirdjo, S. (1992). Pendekatan Ilmu Sosial dalam Metodologi Sejarah.

Jakarta: Gramedia.

Page 24: ISLAM BETAWI: STUDI STRUKTURASI ATAS PEMIKIRAN K.H ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50433/1/SS19022.pdftidak berdiri independen tanpa memiliki keterikatan erat

15

Sumber data yang digunakan dalam penelitian skripsi ini

terbagi dua macam: sumber primer dan sumber skunder. Data

primer adalah data utama yang memberikan informasi dan

keterangan tentang objek material penelitian ini, yaitu dari sumber

utama. Sedangkan jenis data skunder adalah data pelengkap atau

data penunjung, yaitu data dari tangan/pihak kedua, yang

fungsinya sebagai penambah keterangan lebih lanjut tentang objek

penelitian22

.

Sumber-sumber data seperti video, rekaman, tulisan, yang

datang langsung dari KH. Zainuddin MZ adalah sumber primer

dalam penelitian ini. Sedangkan data-data hasil riset yang

berkenaan dengan KH. Zainuddin MZ adalah data penunjang atau

skunder.

4. Teknik Pengumpulan Data

Secara umum, teknik pengumpulan data dalam sebuah

penelitian ini menggunakan metode observasi, interview dan

dokumentasi. Tiga-tiganya digunakan untuk memungkinkan

peneliti terlibat langsung di lapangan, bersentuhan langsung

dengan objek riset, serta mampu melakukan penggalian data yang

lebih intens dan mendalam23

. Namun, mengingat jenis penelitian

ini adalah kualitatif analitis yang lebih menekankan kajian pustaka

maka penekanan pada teknik dokumentasi akan lebih dominan.

Peneliti akan memaksimalkan dokumen-dokumen primer maupun

skunder untuk mengumpulkan data yang berkenaan dengan profile

maupun pemikiran KH. Zainuddin MZ.

5. Teknik Analisa Data

22

Waluya, B. (2007: 79). Sosiologi: Menyelami Fenomena Sosial di Masyarakat.

Bandung: PT. Setia Pruna Inves. 23

Sugiarto, E. (2015: 87-88). Menyusun Proposal Penelitian Kualitatif. .

Yogyakarta: Suaka Media.

Page 25: ISLAM BETAWI: STUDI STRUKTURASI ATAS PEMIKIRAN K.H ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50433/1/SS19022.pdftidak berdiri independen tanpa memiliki keterikatan erat

16

Data penelitian yang terkumpulan akan dianalisa

sebagaimana mestinya. Peneliti melakukan analisa data sesuai

syarat dan standard dari kerangka teori yang digunakan dalam

penelitian ini. Analisis data didahului dengan proses transkripsi

hasil wawancara secara verbatim atau apa adanya, terlebih jika ada

di antara sebagian data terkumpul dengan teknik interview. Setiap

transkrip diberi identitas, diperiksa keakuratannya, dan dianalisis.

Terdapat bermacam-macam prosedur analisis yang

dianggap cocok dan sesuai, seperti metode Colaizzi yang meliputi

membaca transkrip berulang-ulang untuk dapat menyatu dengan

data, mengekstrak pernyataan-pernyataan spesifik, memformulasi

makna dari pernyataan spesifik, memformulasi tema dan kluster

tema, memformulasi deskripsi lengkap dari fenomena dan

memvalidasi deskripsi lengkap dengan cara memberikan deskripsi

kepada partisipan24

.

Sebaliknya, data yang terkumpul melalui teknik

dokumentasi akan disortir untuk dibedakan berdasarkan sifatnya,

yakni primer dan skunder. Untuk menganalisa data primer, peneliti

akan menyebutnya sebagai pandangan murni KH. Zainuddin MZ.

Sedangkan data skunder akan dijadikan pelengkap, dan tetap

mencamtumkan opini pihak-pihak ketiga yang turut berkomentar

tentang profile dan pemikiran KH. Zainuddin MZ.

G. Sistematika Penulisan

Penulisan laporan riset ini akan dibagi menjadi lima (5) bab sebagai

berikut:

24

Colaizzin, P. (1978: 48-71). Psychological Research as the Phenomenologist .

Dalam R. V. (ed)., Existential Phenomenological Alternative for Psychology (hal. 48-71).

New Yor: Oxford University Press.

Page 26: ISLAM BETAWI: STUDI STRUKTURASI ATAS PEMIKIRAN K.H ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50433/1/SS19022.pdftidak berdiri independen tanpa memiliki keterikatan erat

17

Bab I Pendahuluan. Di dalam pendahuluan terdapat latar belakang

masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, tinjauan pustaka, kerangka

teori, metodologi penelitian, dan sistematika penulisan.

Bab II Latar Belakang Tokoh. Profil tokoh yang meliputi biografi

masa kecil sampai dewasa, latar belakang pendidikan dan gerakan dakwah

yang dilakukan KH. Zainuddin MZ. Melalui latar belakang tokoh ini,

penelitian kali ini berharap dapat memberikan gambaran utuh tentang

background pemikiran KH. Zainuddin MZ.

Bab III Pemikiran KH. Zainuddin MZ. Dua buah pemikiran utama

KH. Zainuddin MZ yang menjadi fokus penelitian ini. Yakni, pertama,

tentang kearifan lokal atau lokalitas, dan kedua, tentang pluralitas.

Penghargaan KH. Zainuddin MZ terhadap nilai-nilai kearifan lokal dan

dukungannya terhadap gagasan pluralitas maupun paham plralisme

digambarkan dengan detail dalam bab tiga ini.

Bab IV Analisa. Pada pokok pembahasan di sini, peneliti ini melihat

bagaimana relasi struktural antara gagasan pluralitas dan lokalitas dari KH.

Zainuddin MZ dengan konteks kehidupan pada masanya.

Bab V Penutup. Bab ini berisi kesimpulan penelitian dan saran atau

rekomendasi bagi penelitian berikutnya

Page 27: ISLAM BETAWI: STUDI STRUKTURASI ATAS PEMIKIRAN K.H ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50433/1/SS19022.pdftidak berdiri independen tanpa memiliki keterikatan erat

18

BAB II

BIOGRAFI KH. ZAINUDDIN MZ

A. Latar Belakang Kehidupan

„Dai Sejuta Umat‟ begitulah media dan lapisan umat yang mengikuti

pengajian KH. Zainuddin MZ, menjulukinya. Pria kelahiran Jakarta (2 Maret

1952, wafat 5 Juli 2011 ketika berumur 59 tahun), dengan nama Zainuddin

Hamidi, dari pasangan Turmudzi dan Zainabun. Beliau yang disapa dengan

„Udin‟ di masa kecil, tidak bisa dapat menikmati masa kecilnya yang begitu

indah. Pada umur 2 tahun, ayah beliau wafat sehingga ia tinggal dengan kakek

dan neneknya. Beliau dibesarkan oleh keduanya sampai dewasa. Ibunya

kemudian menikah lagi, ketika ia berumur sekitar 17 tahun, dari pernikahan

ini kemudian ia mempunyai tiga saudara tiri, yaitu Munazar, Ismunandar, dan

Syahbuddin. Beberapa tahun kemudian, ayah tirinya wafat dan ibunya

kemudian menikah lagi.25

Masa-masa kecil „Udin‟ yang penuh dengan berbagai persoalan

kehidupan di waktu itu, memberikan banyak kontribusi di kemudian hari. Hal

ini dapat terlacak melalui berbagai ceramahnya yang sarat dengan kritik

kemanusiaan, mulai kemiskinan, ketidakadilan sosial, kesenjangan dan

sebagainya. Melalui panggung ceramah, kritik tersebut menjadi suatu yang

khas baginya, namun juga kritik di tangannya disampaikan dengan penuh

nada humor dan menyentuh lapisan masyarakat. Dengan begitu, tidak ada satu

pun yang merasa tersinggung pada apa yang disampaikannya. Kritik

disampaikan dengan nada humoris dan gaya yang khas, menjadi aspek yang

tidak bisa dilepaskan darinya.

25

Republika.com “KH Zainuddin MZ, Sang Dai „Sejuta Umat‟ dari Betawi (1)”

diakses pada 04 Mei 2019 dari https://khazanah.republika.co.id/berita/dunia-islam/islam-

digest/19/02/15/pmz0vz458-kh-zainuddin-mz-sang-dai-sejuta-umat-dari-betawi-1

18

Page 28: ISLAM BETAWI: STUDI STRUKTURASI ATAS PEMIKIRAN K.H ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50433/1/SS19022.pdftidak berdiri independen tanpa memiliki keterikatan erat

19

Dengan berbagai keterbatasan waktu itu, ia mampu menginspirasi

banyak kalangan masyarakat, mulai pejabat pemerintah, militer, atau dari

kalangan biasa. Ceramahnya yang dilakukan dari panggung ke panggung,

menjadi daya tarik sendiri di kalangan pemilik radio dan televisi. Tidak

sebagaimana pada saat ini yang banyak media bisa meliputnya atau

melakukan tayangan langsung seperti Facebook, Youtube, Instagram dan

media-media lainnya. Namun, keterbatasan tersebut tidak menghalanginya

dapat dikenal oleh kalangan masyarakat Indonesia dari ujung Barat dan ujung

Timur.

Kepiawainnya dalam berceramah dengan nada khas Betawi menjadi

sesuatu yang berbeda dengan penceramah lainnya di waktu itu. Sebab itu, ia

kemudian melakukan banyak rekaman yang bisa dinikmati berbagai kalangan.

Begitu pun dengan stasiun televisi yang menayangkannya, stasiun radio pun

andil dalam kiprah ceramahnya. Undangan ke berbagai daerah terus

berdatangan, pada saat ini pula ia memiliki kesempatan untuk menyampaikan

gagasan keislaman dari panggung ke panggung. Ceramahnya yang Islami

tersebut sarat dengan pendidikan, lokalitas, dan pluralitas menjadi tema

khasnya. Ia mampu menerjemahkan al-Qur‟an dan Hadis pada perilaku

sehari-hari dan selayaknya umat Muslim menjadikan keduanya sebagai

pandangan hidupnya.

Dalam pada itu, bagaimana umat Islam hidup berdampingan dengan

umat yang lainnya tanpa harus saling menebarkan kebencian, maupun aspek

lainnya. Kekayaan sumber referensinya merupakan wawasan keislaman

bahwa ia banyak membaca. Hal yang lain, beliau menyampaikannya dengan

penuh kesan dramatik seperti seorang anak kecil yang dibacakan dogeng

menjelang tidur. Ada rasa yang berbeda ketika mendengarkan beliau

menyampaikan pidato keagamaan yang penuh rasa kasih sayang, santun dan

Page 29: ISLAM BETAWI: STUDI STRUKTURASI ATAS PEMIKIRAN K.H ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50433/1/SS19022.pdftidak berdiri independen tanpa memiliki keterikatan erat

20

penuh pesona. Baginya, Islam merupakan rahmat yang datang pada umat

manusia untuk saling menghargai satu sama lain.

Islam pada beliau, bukan melulu persoalan ubudiah melainkan juga

muamalah yang tidak kaku. Dengan keadaan ini, ia ingin menyampaikan

kepada khalayak umum bahwa Islam sebagai agama yang memberikan

kemaslahatan kepada banyak umat manusia. Pandangan-pandangannya ini

menjadikan dirinya mendapat julukan “Dai Sejuta Umat”. Kenyataan tersebut

dapat didengar dari pesan-pesan ceramahnya yang kaya dengan bahan

renungan sehingga mampu membuat yang mendengar tersedot dalam irama

pesan yang disampaikan. Tentu saja, pandangannya mengenai Islam tidak

kaku sebagaimana kebanyakan penceramah saat ini.

Pada saat itu pula, ia hadir di tengah-tengah masyarakat untuk

memberikan obat ruhani bagi jiwa-jiwa yang gersang. Berangkat dari konteks

sosial dan perpaduannya dengan al-Qur‟an dan Hadis, persoalan yang terjadi

menjadi suatu kesan yang khas. Maka tidak lain, persoalan yang terjadi di

waktu menjadi bahan renungan agar umat manusia tidak sibuk dengan urusan

duniawi saja, melainkan perlunya sikap diri untuk sibuk pada urusan akhirat.

1. Pendidikan dan Proses Kreatif

Setiap tokoh memiliki kehidupan yang unik, menggemaskan, dan

menginspirasi. Melacak kehidupan tokoh merupakan salah satu hal atau

cara untuk mengetahui latar belakang masa muda, kiprah, serta gagasan

yang dilahirkan. Dengan begitu, pemikiran seorang tokoh dapat dilacak

melalui kehidupannya, baik pendidikan, proses kreatifnya serta

sumbangsihnya. Hal tersebut berlaku pada semua tokoh, bagaimana

pengaruh lingkungan sosial-politik, serta bersama siapa ia hidup dan

pengaruh tokoh lain kepadanya. Aspek ini menjadi tidak bisa dipisahkan

mengingat tokoh tersebut lahir dan menjadi inspirator baginya, yang

kemudian ia menjadi inspirator bagi kehidupan orang lain setelahnya.

Page 30: ISLAM BETAWI: STUDI STRUKTURASI ATAS PEMIKIRAN K.H ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50433/1/SS19022.pdftidak berdiri independen tanpa memiliki keterikatan erat

21

Termasuk KH. Zainuddin MZ, sebagai tokoh kondang di masanya dan

banyak menginspirasi tokoh yang setelahnya. Tokoh yang satu ini,

menjadi kondang dan terkenal karena ceramahnya yang mampu

memberikan kontribusi bagi perkembangan dakwah di Indonesia. Tidak

luput, tokoh yang satu ini menjadi legenda dari para dai generasi saat ini.

Selain itu, dari ceramahnya tersebut mampu memberikan ketenangan

ruhani yang dapat dinikmati sampai kapanpun. Seolah, pemikirannya

tertuang ketika ia menyampaikan ceramah kepada banyak orang.

Gagasannya yang menarik mampu memberikan pengaruh yang luar biasa

bagi khasanah dakwah saat ini, dan menjadi kenangan tersendiri bagi

kalangan atas dan bawah.

Beliau menempuh Sekolah Dasar (SD) di Kramat Pela, kemudian

melanjutkan ke Madrasah Tsanawiyah (MTs) dan Madrasah Aliyah (MA)

di Darul Ma‟arif, yang diasuh oleh KH. Idham Chalid, kemudian ia

tercatat sebagai mahasiswa Perbandingan Agama, Fakultas Ushuluddin,

IAIN Syarif Hidayatullah. Selama proses pendidikannya ini, banyak kisah

yang bisa dijadikan pelajaran bagi kehidupan generasi saat ini. Ia salah

satu murid yang cerdas di masanya, terbukti ketika lulus SD ia kemudian

masuk di Madrasah Ibtidaiyah (MI) Manarul Islam, di kelas lima.

Pendidikan di Manarul Islam yang banyak mengajarkan pendidikan agama

atau pendidikan agama membuat ia sedikit gelisah. Sebab selama di

pendidikan Sekolah Dasar tidak begitu memahami pelajaran agama yang

diterimanya.

Selama di Madrasah Tsanawiyah, ia mulai belajar kitab kuning,

membaca al-Qur‟an, serta pelajaran yang memang menjadi acuan wajib.

Pada saat yang bersamaan, ia kemudian menetap di asrama yang mana

sebelumnya ia melaju dari rumahnya. Setelah menetap di asrama inilah,

bakat-bakatnya mulai terlihat. Selain itu, ia didukung oleh bacaan-bacaan

Page 31: ISLAM BETAWI: STUDI STRUKTURASI ATAS PEMIKIRAN K.H ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50433/1/SS19022.pdftidak berdiri independen tanpa memiliki keterikatan erat

22

yang memumpuni. Ia banyak membaca buku-buku sastra, pemikiran, dan

buku lainnya. Ia membaca buku Soekarno, Buya Hamka, Marah Rusli,

dan lain sebagainya. Dari hasil bacaannya tersebut, kemudian diceritakan

lagi kepada teman-temannya.

Semasa Madrasah Aliyah, bakatnya mulai terlihat menyampaikan

pidatonya di depan teman-temannya. Agar bakatnya ini semakin terasa, ia

belajar di Forum Talimul Muhadharah dengan tekun. Kesempatan ini

tidak ia sia-siakan, selama di sini ia begitu tekun dan rajin belajar,

membaca buku-buku yang disukainya. Adapun penggalian bakat ini

merupakan salah satu faktor kesuksesannya di kemudian hari. Hal yang

membuat teman-temannya menyukainya, ketika ia membaca buku

kemudian ia sampaikan lewat pidato-pidatonya. Tidak hanya itu, beliau

menyampaikan pidatonya dengan khas dan humor yang tinggi.

Bakatnya dalam bidang ceramah inilah yang kemudian mengantarkan

dirinya banyak di undang ke kampung-kampung. Banyak orang tertarik

pada dirinya, karena disela-sela dia ceramah ia membuat jamaah tertawa.

Sisi lainnya, ia mampu memberikan pemahaman ke khalayak tentang

pesan-pesan agama yang mudah, renyah dan tidak rumit. Perihal

demikian, ia mengaku belajar kepada KH. Idham Chalid, Soekarno, Buya

Hamka, yang tidak lain membaca buku-buku mereka. Beliau begitu mahir

dalam menyampaikan pesan-kesan agama sehingga jamaah dibawa ke

wilayah yang mudah dimengerti.

2. Keluarga

KH. Zainuddin MZ, terlahir dari keluarga yang terbilang pas-pasan. Di

waktu kecil, beliau seringkali membantu ibunya untuk berjualan di pasar.

Keadaan ini menjadi pelajaran tersendiri baginya untuk giat belajar dan

menuntut ilmu secara serius. Demikian ia mempunyai cita-cita untuk

menjadi pilot dan dokter. Hanya saja, keinginannya menjadi mimpi dan

Page 32: ISLAM BETAWI: STUDI STRUKTURASI ATAS PEMIKIRAN K.H ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50433/1/SS19022.pdftidak berdiri independen tanpa memiliki keterikatan erat

23

impian besar dalam cita-citanya. Sebagai keluarga dari kalangan

menengah ke bawah, ia tidak bisa melaksanakan niatnya tersebut.

Keadaan perekonomian keluarga yang tidak bisa mendukungnya untuk

melanjutkan cita-cita yang sudah didambakannya sejak kecil. Cita-cita

belia menurut penuturan Fikri Haikal, putra pertama almarhum, beliau

ingin membangun pesantren di dekat rumahnya, diawali dengan

pembangunan masjid Fajrul Islam, yang kini berdiri megah. Kemudian

diikuti pembangunan pesantren yang mengelilingi masjid tersebut.26

Namun, hal demikian tidak membuat surut tekadnya untuk memberikan

pemahaman keagamaan kepada umat. Ia yang disibukkan oleh berbagai

aktivitas dakwah, naik daun sebagai penceramah yang di undang kemana-

mana. Pada tahun 1972, ia mempersunting Siti Kholilah sebagai istrinya.

Ia dikaruniai empat anak, yaitu: Fikri Haikal MZ, Zaki Mz, Lutfi Mz, dan

Kiki Mz. Dari keempat anaknya tersebut, banyak kenangan yang

diberikan olehnya untuk menempuh kehidupan selanjutnya.

B. Kiprah KH. Zainuddin MZ

Kiprah KH. Zainuddin MZ, dapat terlihat peran beliau di Indonesia.

Sebagai tokoh inspirator, kiprahnya tidak bisa diragukan lagi baik di

panggung dan dunia politik. Sosok yang dianggap nyentrik di panggung ini

menjadi nilai berharga bagi generasi selanjutnya. Keunikannya dalam

menyampaikan persoalan tentang agama menjadi daya tarik yang luar biasa.

Banyak umat tertarik padanya lantaran ia menyampaikan gagasan dan ide

keagamaan begitu mudah. Persoalan yang nampak rumit, begitu mudah ketika

beliau berada di atas panggung, radio dan televisi.

Sampai saat ini, suara beliau dapat dinikmati di berbagai media sosial.

Kemajuan di bidang teknologi ini, dijadikan sarana yang memungkinkan bagi

26 Republika “Inilah Cita-Cita Zainuddin MZ yang Belum Terwujud” diakses pada

25 Juli 2019 dari http://m.republika.co.id/amp/inwkfe

Page 33: ISLAM BETAWI: STUDI STRUKTURASI ATAS PEMIKIRAN K.H ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50433/1/SS19022.pdftidak berdiri independen tanpa memiliki keterikatan erat

24

orang-orang yang menyukai beliau. Sarana ini bertujuan untuk memberikan

akses yang mudah bagi banyak umat yang dilanda berbagai persoalan

kehidupan. Ceramah-ceramahnya yang memukau membuat banyak umat

merasa kehilangan saat beliau wafat. Kabar duka yang membuat publik

tersentak kaget membuat banyak pengagumnya tidak percaya.

Di ranah politik perannya menjadi satu hal yang sangat berharga.

Ketika ia bergabung dengan PPP, ia sendiri menyampaikan ke khalayak

umum melalui ceramah-ceramahnya. Kharisma beliau menjadi hal terpenting

bagi keberadaan partai yang pada waktu itu banyak rakyat mendukung

Golkar. Terlepas dari hal demikian itu, kemudian ia mendirikan partai yang

diketuai dirinya, yang diberi nama Partai Bintang Reformasi (PBR). Ketika

dirinya menjabat ketua partai kharisma sebelumnya menjadi daya tarik

tersendiri bagi pengikutnya. Kharismanya yang memukau demikian membuat

khalayak ramai mendukung partai tersebut.

Baik dalam ceramah sebagai dai dan sebagai politisi, merupakan tugas

beliau untuk menyampaikan gagasan keagamaan. Setiap momentum beliau

selalu menyampaikan persoalan yang berkaitan dengan keagamaan, tentu

dengan konteks yang sesuai di masanya. Aspek lain yang mendasar ketika

menyampaikan kritiknya ketika melihat kesenjangan sosial, kemiskinan dan

aspek yang merugikan umat manusia. Baginya, umat manusia yang berbeda

tidak menjadi soal karena kadar saling menghargai adalah prioritas utama.

1. Bidang Dakwah: Dari Panggung ke Panggung

Dakwah merupakan salah satu cara ulama‟ dalam menyampaikan

gagasan keislamannya. Media dakwah salah satu cara yang efektif untuk

memberikan pengertian bagi banyak orang tentang pesan-kesan agama.

Dalam dakwah pesan agama tentang berbagai hal menjadi nilai yang

sangat berdampak signfikan bagi perkembangan umat. Di masa Nabi

Muhammad Saw., dalam menyampaikan pesan tentang agama dilakukan

Page 34: ISLAM BETAWI: STUDI STRUKTURASI ATAS PEMIKIRAN K.H ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50433/1/SS19022.pdftidak berdiri independen tanpa memiliki keterikatan erat

25

melalui ceramah yang langsung dibawa oleh beliau. Beliau

menyampaikan langsung pesan-kesan wahyu yang langsung beliau terima

dari Allah Swt. Media dakwah yang beliau sampaikan adalah dengan cara

sembunyi-sembunyi. Ketika Islam sudah merasa dianggap kuat, kemudian

menyampaikannya dengan terbuka.

Hal ini menandakan bahwa dakwah yang disampaikan dengan lisan di

masa itu, menjadi aspek yang paling signifikan. Sisi lainnya, ialah

aletrnatif dari dakwah lewat lisan mudah dimengerti. Ketika ada sesuatu

hal yang tidak dimengerti kemudian para sahabat dapat bertanya langsung

kepada beliau sehingga proses transformasi keilmuan terlaksana dengan

baik. Tak jarang dari keadaan demikian, banyak para sahabat bertanya

tentang hal yang disampaikan beliau seketika itu juga. Keadaan ini

berlangsung lama, hal yang tidak dipahami dalam kehidupan mereka

segera datang pada beliau. Aspek dakwah model beliau sangat

memberikan dampak yang luar biasa bagi perkembangan Islam ke

depannya.

Proses dakwah yang dilakukan oleh beliau merupakan unsur yang

kemudian banyak dilakukan oleh generasi setelahnya. Termasuk para

ulama‟ yang terlibat dalam menyampaikan visi-misi Islam. Dakwah

melalui mimbar menjadi jalan satu-satunya yang memumpuni untuk

memberikan spirit keislaman yang dalam. Dalam pada itu, sebagaimana

yang dilakukan oleh KH. Zainuddin MZ, ketika menyampaikan pesan

agama kepada umat di waktu itu dan masih terasa sampai saat ini. Beliau

menyampaikan berbagai hal mengenai Islam, bagaimana peran Nabi

dalam menyampaikan segala sesuatu menyangkut Islam. Menariknya lagi,

cara yang dilakukan oleh KH. Zainuddin MZ, menggunakan media

panggung sebagai salah satu alternatif dalam menyampaikan pesan yang

Page 35: ISLAM BETAWI: STUDI STRUKTURASI ATAS PEMIKIRAN K.H ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50433/1/SS19022.pdftidak berdiri independen tanpa memiliki keterikatan erat

26

terkandung dalam al-Qur‟an dan Hadis serta berbagai pesan ulama‟

terdahulu dengan humoris.27

Dalam menyampaikan dakwahnya, materi yang beliau sampaikan

dengan bahasa ringan sehingga mudah dimengerti. Hal yang paling

menyenangkan dari beliau ialah saat menyampaikan pesan keislaman

begitu menyentuh, tidak satu pun ada yang tersinggung. Maka tidak salah

kemudian ketika ada yang mengatakan bahwa ia salah satu dai langka

yang pernah lahir. Ceramahnya selalu menyejukkan bagi pendengarnya

apalagi ditambah selera humor atau candaan.28

Sebab itu, banyak yang

menyukai beliau. Pesan dakwahnya yang mampu memberikan spirit bagi

kehidupan berbangsa.

Ketika mendengar ceramah beliau yang memukau, para pendengar

seolah dihadapkan ke berbagai persoalan yang menyangkut kehidupan

mereka. Inilah kesan kharisma beliau dalam menyampaikan pesan

keagamaan baik dalam titik tekannya dalam moral-akhlak, sosial-politik,

serta aspek yang berkenaan dengan lainnya. Problem keagamaan,

kebangsaan, serta persoalan umat manusia memang terkadang menjadi isu

utama KH. Zainuddin MZ. Keadaan ini yang mendorong dirinya untuk

menyampaikan dakwahnya. Kesenjangan dalam bidang sosial menjadi

perhatian yang sangat serius maka tidak salah saat menyampaikan

dakwahnya banyak diterima oleh berbagai kalangan.

Kehidupan yang penuh dengan problem, baik terkait kemiskinan,

ekonomi, politik merupakan isu yang sangat dominan di waktu itu. Isu-isu

demikian menjadi perhatian yang serius dan butuh jalan keluarnya. Solusi

yang ditawarkan beliau salah satu hal yang membuat umat waktu itu

27

Japarudin, “Humor dalam Aktivitas Tabligh,” dalam Jurnal Syi‟ar, vol. 17, No. 2,

Agustus 2017, hal. 13. 28

Arina Hidayah. Diksi KH. Sumarkan dalam Penyampaian Pesan Dakwah di TV9.

Skripsi Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam, Fakultas Dakwah dan Komunikasi,

UIN Sunan Ampel Surabaya, hal. 5-6.

Page 36: ISLAM BETAWI: STUDI STRUKTURASI ATAS PEMIKIRAN K.H ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50433/1/SS19022.pdftidak berdiri independen tanpa memiliki keterikatan erat

27

merasa terselesaikan. Sosok orator yang ulung tersebut dapat memaknai

kehidupan sosialnya dipadukan dengan nilai dasar Islam. Kekeringan

ruhani yang menjadi bias dari persoalan sosial menjadi hal terpenting

sebagai objek permasalahannya. Bagi mereka, ceramah yang disampaikan

olehnya sebagai obat yang bisa mengobat kekeringan ruhani.

Tidak hanya itu, beliau menyampaikan pesan dakwahnya melalui

panggung ke panggung. Darinya banyak yang tertarik pada pesannya,

sehingga ia dikontrak untuk melakukan rekaman yang kemudian tersebar

di berbagai negara. Banyak stasiun yang melakukan kontrak untuk

membuat rekaman dengannya. Kasetnya tersebar luas di berbagai daerah,

dunia, atau kalangan sendiri. Dengan hasilnya demikian, ia kemudian naik

haji bersama istrinya.29

2. Bidang Politik: Panggung Politik Melalui PBR

Keikutsertaan KH. Zainuddin MZ dalam politik, bukan tanpa alasan

yang pasti. Sebagaimana kyai lainnya yang menggeluti dunia politik,

alasan yang dikemukakan untuk ikut andil dalam membentuk bangsa yang

cerdas. Dalam arti, terjunnya mereka dalam politik merupakan sisi praktis

dalam berdakwah. Dalam konteks politik, kyai memiliki peran dan fungsi

yang signifikan dengan karismanya dalam mendongkrak suara. Selain itu

juga, peran dan fungsi kyai sebagai “katalisator” apabila ada pertentangan

atau konflik dalam tubuh partai.30

Terjunya ia ke panggung politik merupakan salah satu cara efektif

untuk melakukan dakwah. Ia ingin merombak tatanan lama yang selalu

mengaitkan politik pada persoalan yang kotor. Berangkat dari tesa inilah,

kemudian ia terjun ke dalam bidang politik. Pada sisi lain juga ia ingin

menyampaikan pesan dakwahnya. Bahwa untuk menyampaikan gagasan

29

Tirto.id “Zainuddin MZ: Dai Sejuta Umat, Politikus Sejuta Massa” diakses pada 04

April 2019 dari https://tirto.id/zainuddin-mz-dai-sejuta-umat-politikus-sejuta-massa-cCKz. 30

Syamsuddin, dkk. Pemilu Langsung di Tengah Oligarki Partai: Proses Nominasi

dan Seleksi Calon Legislatif Pemilu 2004 (Jakarta: Gramedia Pustaka Uama, 2005), hal. 67.

Page 37: ISLAM BETAWI: STUDI STRUKTURASI ATAS PEMIKIRAN K.H ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50433/1/SS19022.pdftidak berdiri independen tanpa memiliki keterikatan erat

28

agama melalui politik merupakan hal yang penting. Sebab, selama ini

agama menjadi alasan utama atau menjadi kendaraan yang digunakan

seseorang yang memiliki nafsu untuk berkuasa. Ketika hal demikian

terjadi, maka agama hanya kendaraan dari syahwat para politisi untuk

mendapatkan kekuasaan. Inilah yang menjadi alasan dirinya untuk terjun

ke dunia politik.

Pada tahun 1977-1982, ia bergabung dengan Partai Persatuan

Pembangun (PPP). Kiprahnya di partai politik dan pamornya sebagai

pendai mampu mendongkrak suara partai tersebut. Sebagai kader militan

Nahdatul Ulama‟, bagaimana ia berjuang untuk menegakkan Islam dan

NU menjadi jalan alternatif untuk membimbing bangsa. Dengan romansa

kharismanya demikian, PPP memanfaatkan dirinya untuk menyuarakan

partai tersebut ketika berdakwah.

Dalam pada itu, keterlibatan dirinya pada politik praktis ini

menandakan babak baru dalam kehidupannya. Ia terjun ke politik dengan

alasan bahwa dirinya tertarik dengan persoalan yang terjadi di lingkungan

sekitarnya. Selain sisi itu, keterlibatannya dalam politik karena partai

Islam mendapatkan tekanan oleh Orde Baru. Partai-partai Islam di masa

itu seolah tidak mendapat tempat dari kelompok Orde Baru yang secara

mutlak berafiliasi pada partai Golkar yang dipimpin oleh Soeharto.

Keadaan ini juga memaksa dirinya untuk berkiprah di bidang politik,

termasuk PPP merupakan basis Nahdatul Ulama‟ dimana banyak para

kyai mendukung partai ini.

Namun pada tahun 1983, dia meninggalkan politik praktisnya. Sebab

ia merasa ruang dakwahnya terjepit.31

Begitu lama ia tidak lagi berkiprah

di dalam politik praktis. Banyak hal yang menjadi pertimbangan dirinya

dalam bergelut di bidang politik praktis. Keadaan yang riskan ialah

31

Salman Iskandar. 99 Tokoh Muslim Indonesia (Bandung: DAR! Mizan. 2009), hal.

Page 38: ISLAM BETAWI: STUDI STRUKTURASI ATAS PEMIKIRAN K.H ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50433/1/SS19022.pdftidak berdiri independen tanpa memiliki keterikatan erat

29

penguasa yang berkuasa waktu itu tidak bisa memberikan kenyamanan

bagi kehidupan rakyat Indonesia. Kekuatan politik penguasa memainkan

peranannya sebagai pemeran pentas panggung dunia politik. Keadaan

secara tidak sadar, banyak rakyat Indonesia berada dalam keadaan

ketakutan yang melanda.

Namun, beberapa tahun kemudian ia kembali aktif dalam politik

praktis. Sebagai yang ia rasakan, bahwa di partai tersebut peran

dakwahnya belum cukup memberikan hal yang signifikan bagi keadaan

bangsa. Melalui otokritiknya, terhadap PPP, dengan beberapa temannya

kemudia ia mendeklarasikan partai dengan nama Partai Persatuan

Pembangunan Reformasi (PPPR),32

pada tanggal 20 Januari 2002. Melalui

Muktamar Luar Biasa (MLB), yang diselenggarakan di Jakarta pada 8-9

April 2003, nama partai tersebut berubah menjadi Partai Bintang

Reformasi (PBR).33

Melalui PBR, ia menyampaikan pesan-pesan

keagamaan dari setiap dakwahnya.

Namun, keadaan tersebut berbanding balik sebagaimana yang menjadi

impian di masa lalu. Bahwa politik menjadi sedemikian kotor karena

banyak para politisi sudah melakukan praktik-praktik yang tidak sesuai.

Keadaan inilah yang kemudian membuat dirinya untuk mundur sebaga

ketua PBR, yang kemudian itu pula partai ini tidak ikut andil dalam

bidang politik praktis. Relasi antara agama dan politik tidak menjamin

proses agama berjalan sebagaimana yang ia cita-citakan. Adalah benar

bahwa nafsu berkuasa menjadikan agama hanyalah kendaraan berpolitik.

Sampai ajalnya, ia enggan berpolitik dan memilih jalur dakwahnya di

awal sebagai nilai yang utama.

32

Hasbi Indra. Pendidikan Pesantren dan Perkembangan Sosial Kemasyarakatan

(Studi atas Pemikiran KH. Abdullah Syafi‟ie) (Yogyakarta: Deepublish, 2018), hal. 131. 33

Bahrul Ulum. Pemikiran Politik KH. Zainuddin MZ dalam Perspektif Siyasah,

Skripsi Skripsi Jurusan Jinayah Siyasah, Fakultas Syari‟ah dan Hukum, UIN Sunan Kalijaga

Yogyakarta, hal. 5-6.

Page 39: ISLAM BETAWI: STUDI STRUKTURASI ATAS PEMIKIRAN K.H ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50433/1/SS19022.pdftidak berdiri independen tanpa memiliki keterikatan erat

30

C. Karakter Pemikiran

Sebagai seorang penceramah, KH. Zainuddin MZ tidak bisa lepas dari

kultur dimana ia tinggal dan bergaul dengan siapa. Dalam hal ini, sebagai

orang yang pernah mengecap pesantren dan juga memiliki organisasi NU, ia

dipengaruhi dengan pola-pola keduanya. Pesantren yang dihuni olehnya,

merupakan pesantren yang memiliki basis NU yang kuat. Hal ini dapat

ditunjukkan melalui peran KH. Idham Chalid sebagai pengasuh dimana ia

tinggal. Sebagaimana yang pernah diakuinya, bahwa KH. Idham Chalid

merupakan figur yang menjadi inspirasinya ketika berceramah.

Pengaruh NU pada dirinya dapat terlihat ketika dalam ceramahnya

membela persoalan-persoalan muamalah yang dijadikan pandangan oleh

ulama‟-ulama‟ yang memiliki basis tersebut. Umumnya, ulama‟ NU yang

lebih berpandangan tradisional dengan adanya tahlil, haul dan aspek yang

berkenaan dengan kegiatan lainnya. Ceramahnya yang keras ketika ada

kelompok yang mengharamkan unsur-unsur ke-NU-an mendapatkan

tanggapan yang serius. Bahwa apa yang dilakukan oleh NU bukan suatu aspek

yang hanya mengejar keuntungan duniawi saja, melainkan ia berpandangan

apa yang dilakukan NU sebenarnya untuk tetap menjaga ukhuwah Islamiyah.

Setiap ceramah beliau selalu menyampaikan visi-misi tentang NU.

Sebagai kelompok yang berpandangan bahwa kegiatan NU tidak lain sebagai

bentuk karakter ahlussunnah wal jamaah. Sebagai generasi NU, dan

dibesarkan dalam lingkungan pesantren yang kuat tentang ajaran tentangnya.

Maka tidak luput kemudian ketika setiap ceramah selalu mengaitkan unsur

lokalitas dengan aspek yang ada dalam NU. Karakternya saat menyampaikan

persoalan NU begitu tegas, namun juga ia memiliki penyampaian yang

sistematis, lugas dan mudah dipahami oleh khalayak umum.

Tidak hanya demikian, ia juga banyak dipengaruhi oleh bacaan-bacaan

yang memiliki identitas kitab kuning ala pesantren. Kitab kuning baginya,

Page 40: ISLAM BETAWI: STUDI STRUKTURASI ATAS PEMIKIRAN K.H ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50433/1/SS19022.pdftidak berdiri independen tanpa memiliki keterikatan erat

31

suatu bacaan yang mampu membaca persoalan zaman ketika dikontekskan

dengan pembacaan model zaman. Apabila khalayak umum mendengar

ceramahnya, hal yang sebelumnya sulit dicerna, seolah disuguhi sesuatu yang

mudah. Penyampaian-penyampaian dengan struktur bahasan yang mudah

dimengerti menjadi nilai penting baginya. Maka dalam hal ini, melacak aspek

pemikirannya tidak jauh dari kehidupan dimana ia tinggal.

Pengaruh pesantren bagi pemikiran KH. Zainuddin MZ, tampak begitu

kuat. Demikian tampak terlihat jelas ketika mendengar ceramah-ceramahnya.

Baginya, pesantrena telah memberikan banyak pengalaman yang luar biasa.

Keadaan ini menjadi corak yang khas baginya sehingga kultur pesantren

begitu kuat. Pengaruh pesantren yang kuat dalam dirinya ialah fasih dalam

membaca kitab kuning yang kemudian dipadukan dengan nilai-nilai yang

terstruktur dalam ceramahnya. Dalam pada itu, pengaruh pesantren yang kuat

padanya mampu memadukan unsur-unsur kitab kuning dengan membaca

realitas lokal.

Meskipun demikian tidak terjadi pada dirinya, namun keunikan yang

lain daripada penceramah yang lain, bahwa kitab kuning hanya bahan bacaan

saja. Lepas dari persoalan yang demikian, pesantren sebagai ruang yang

kompleks baginya dalam persoalan pemahaman yang kuat. Pembentukan

karakter ini menjadi bias kemudian pada ruang lingkup kehidupannya di

kemudian hari. Baginya, pesantren sebagai rumah kedua yang memberikan

banyak pemahaman tentang pemikiran ulama‟-ulama‟ klasik.

Koleksinya mengenai kitab klasik begitu banyak, dan setiap

menyampaikan ceramahnya, tidak lepas dari kutipannya mengenai kitab.

Sumber sejarah yang banyak juga mengutip dari sumber-sumber klasik

menandakan bahwa dirinya mahir dalam membaca, menelaah, serta

menyampaikan isi kitab tersebut dengan pokok intisarinya. Tidak salah, ketika

Page 41: ISLAM BETAWI: STUDI STRUKTURASI ATAS PEMIKIRAN K.H ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50433/1/SS19022.pdftidak berdiri independen tanpa memiliki keterikatan erat

32

pengaruh kitab klasik pesantren menjadi cirinya dalam menyampaikan

dakwah.

Page 42: ISLAM BETAWI: STUDI STRUKTURASI ATAS PEMIKIRAN K.H ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50433/1/SS19022.pdftidak berdiri independen tanpa memiliki keterikatan erat

33

BAB III

PEMIKIRAN K.H. ZAINUDDIN MZ

TENTANG LOKALITAS DAN PLURALITAS

A. Lokalitas, Agama dan Pemikiran KH. Zainuddin MZ

Pemikiran setiap tokoh tidak dapat lepas dari pengaruh lingkungannya.

Bagaimana pun ia, pengaruh sosial-politik, tradisi-budaya, dan lokalitas

menjadi unsur yang paling dominan untuk melacak pemikirannya. Aspek

demikian memang tidak bisa dinafikan begitu saja, mengingat lingkungan

menjadi basis nalar berpikirnya sehingga ada proses transformasi. Juga

merujuk kepada masa lalu dimana ia menata karirnya. Hal ini bisa juga

berkaitan dengan nilai-nilai kepada siapa ia belajar, dan menempa dirinya.

Kaitan ini pada konteks lokalitas, seorang pemikir tentu memiliki

sikap, renungan, maupun pandangan yang khas. Keadaan tersebut suatu

cermin bahwa antara dirinya dan lokalitas suatu nilai yang absah, kemudian

menjadi bahan tersendiri dengan agama yang menjadi basis ajarannya. Aspek

ini menjadi satu tatanan yang khas dalam pemikiran suatu tokoh. Sebagai

seorang yang memiliki corak pandang tertentu, seorang kemudian saling

menyinergikan antara lokalits dan agama menjadi satu pandangan yang utuh.

Tidak luput juga, KH. Zainuddin MZ yang dikenal sebagai penceramah

kondang ketika bersikap tentang lokalitas dan ajaran agama pada sisi lain.

Dalam pada itu, bagian ini mengupas persoalan lokalitas,

keterkaitannya dengan agama maupun cara pandang KH. Zainuddin MZ

menyikapinya. Sebab, ceramah beliau mengenai lokalitas merupakan satu

tatanan yang tidak bisa dianggap suatu hal yang keliru mengingat lokalitas

menjadi basis tertentu yang dibawa oleh pendahulunya. Baginya, lokalitas

merupakan kerangka nilai moral mengenai aspek kehidupan berbangsa dan

bernegara. Termasuk dalam hal ini, mengenai bedug yang dianggap tabu oleh

33

Page 43: ISLAM BETAWI: STUDI STRUKTURASI ATAS PEMIKIRAN K.H ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50433/1/SS19022.pdftidak berdiri independen tanpa memiliki keterikatan erat

34

beberapa orang karena dalam Islam tidak ada. Dalam ceramahnya mengenai

beduk, tahlilan, dan sebagaimana menjadi bahan yang hangat di masanya.

Mendengar ceramahnya, para hadirin yang hadir seolah disuguhkan

kepada unsur makna tunggal dan harmonisasi antara ajaran Islam dan lokalitas

pada satu sisi. Kepekaan beliau dalam melihat lokalitas sebagai warisan nenek

moyangnya, dan Islam sebagai sumber agamanya. Terlihat sekali, pengaruh

dan sinkronisasi keduanya menjadi aspek yang jelas kentara. Pembelaannya

terhadap lokalitas dan ajaran Islam menjadi daya tarik tersendiri bagi publik.

Ia melakukan harmonisasi keduanya tampak hati-hati dan tidak gegabah

dalam menilai, menelaah yang kemudian dikonsumsi oleh publik.

Sebagai figur, tindakan-tindakan yang berkenaan dengan lokalitas dan

ajaran Islam ditelaah secara sistematis sehingga ia tidak hanya sekedar

menyampaikan ke khalayak publik. Ia menyadari, ketika ceramahnya di ranah

publik diperhatikan betul. Kecenderungan yang dilakukan olehnya, tetap

berada pada garis tengah yang tidak memarginalkan lokalitas dan ajaran

agama.

1. Pengertian Lokalitas

Lokalitas merupakan bagian tradisi manusia yang mereka ikuti dan

berlangsung sejak lama, dan diwariskan dari generasi ke generasi

selanjutnya. Dalam lokalitas merupakan sesuatu yang berkaitan dengan

budaya etnis tertentu (budaya lokal), dan dicerminkan pada kehidupan

masyarakat setempat.34

Dalam pada itu, lokalitas memiliki peran yang

signifikan bagi kehidupan masyarakat dimana ia tinggal/menetap dengan

berbagai hakikat yang diwariskan oleh pendahulunya. Lokalitas memiliki

ragam pemaknaan karena memaknai lokalitas tergantung objek yang

dijadikan keterlibatan dalam pengertian tersebut.

34

Antariksa. Memaknai Lokalitas dalam Arsitektur Lingkungan Binaan (Bali:

Samarta, 2017), hal. 9.

Page 44: ISLAM BETAWI: STUDI STRUKTURASI ATAS PEMIKIRAN K.H ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50433/1/SS19022.pdftidak berdiri independen tanpa memiliki keterikatan erat

35

Lokalitas sebagai bagian darinya termasuk bahasa, budaya, tradisi dan

aspek yang berkenaan dengannya. Konteksnya yang paling dominan

dalam lokalitas ialah perasan masa lalu yang kemudian dijadikan nilai

oleh mereka yang kemudian diwariskan kepada generasi selanjutnya.

Lokalitas mengandung suatu nilai atau karakteristik tertentu. Aspek yang

paling dominan dalam lokalitas karena mengandung estetika yang tinggi.

Unsur yang ada dalam lokalitas, nilai yang berkenaan dengan norma-

perilaku, yang dinilai sebagai suatu unsur keterlibatan perasaan

masyarakat.

Perasaan masyarakat yang terkandung pada lokalitas suatu upaya yang

diharapkan dijadikan nilai tinggi bagi generasi selanjutnya. Padanan ini

tidak lepas dari pengaruh-pengaruh bahasa lisan sebagai suatu tekanan

pada psikis generasi selanjutnya. Kenyataannya memang tidak dapat

dilepaskan begitu saja. Ketika lokalitas berkenaan dengan agama, yang

menjadi dominan salah satunya. Sebagai unsur yang paling dominan,

misalnya, agama suatu sumber yang datang kemudian setelah lokalitas

menjadi ajaran, norma, dan adat-istiadat yang tidak bisa dilepaskan begitu

saja. Benturan tersebut bukan lantas mengalahkan salah satunya,

melainkan bagaimana keduanya melebur menjadi satu nilai yang absah.

Manusia sebagai makhluk yang realistis sebenarnya memiliki

keterikatan dengan masa lalunya, sebagai warisan nenek moyangnya.

Unsur yang baru menjadi nilai dengan kadar kandungannya yang patut

juga diakui keberadaannya. Aspek ketertataan dalam suatu struktur

budaya perlu dijelaskan lebih dalam sebagai kandungan makna yang

mengandung estetika tinggi. Tidak ada tuntutan yang jelas mengenai

bagaimana keduanya berperan dalam suatu masyarakat tertentu. Bahwa

unsur pemaksaan yang harus dipilih di antara salah satunya, tindakan yang

bermotif legalitas yang mengandung seni yang tinggi.

Page 45: ISLAM BETAWI: STUDI STRUKTURASI ATAS PEMIKIRAN K.H ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50433/1/SS19022.pdftidak berdiri independen tanpa memiliki keterikatan erat

36

2. Lokalitas sebagai Warisan

Keberadaan manusia dalam suatu kehidupan masyarakat memang

tidak dapat dilepaskan dari pengaruh masa lalunya. Masa lalu hasil

tindakan yang berunsur pada perasaan manusia. Kaitan ini menjadi telaah

tersendiri bagi kehidupan generasi selanjutnya. Karakteristik yang muncul

beragam rupa, tergantung bagaimana tingkat generalisasi masa lalu nenek

moyangnya. Hampir warisan nenek moyang yang tidak sama dengan

tingkat kesadaran kekinian tetap berada pada nilainya yang tinggi.

Bagaimana pun, tindakan nenek moyangnya yang kurang sesuai

dengan konteks kekinian masih menjadi norma yang tetap dilangsungkan.

Keadaan yang kontekstual selalu menuntut kesadaran yang tinggi

mengingat hakikat kehidupan terus berjalan dinamis. Sebagai suatu

warisan memang yang menjadi kendalanya, ketika dibenturkan dengan

sesutau yang baru. Pastinya, ada ketidakcocokan antara lokalitas dengan

hukum baru yang ditawarkan. Sebab itu, warisan nenek moyang mengenai

lokalitas perlu dileburkan dengan nilai baru, termasuk keterkaitannya

dengan agama. Bagaimana pun, agama sebagai ajaran yang mulia dan

lokalitas perlu disinergikan sehingga tidak saling mendominankan salah

satunya.

Berhubung lokalitas warisan nenek moyang yang tidak bisa

sepenuhnya diubah, dikonstruk dengan nilai baru yang tidak memiliki

kaidah hukum yang jelas. Bagaimanapun warisan tersebut perlu dijadikan

tolak ukur dalam membebani warisan dengan hal yang baru. Unsur-unsur

yang terlibat dalam hal ini penting dikaji dan dianalisis tentang

pengaruhnya pada kehidupan masyarakat. Kandungan makna yang tinggi

dalam lokalitas bentuk yang perlu diharmonisasi dengan keragaman yang

baru.

Page 46: ISLAM BETAWI: STUDI STRUKTURASI ATAS PEMIKIRAN K.H ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50433/1/SS19022.pdftidak berdiri independen tanpa memiliki keterikatan erat

37

Dalam pada itu, Islam sebagai ajaran agama yang menggantungkan

hukum-hukum pada al-Qur‟an dan Sunnah Nabi datang kepada daerah

tertentu. Kemudian sebagai ajaran agama, penting ada harmonisasi yang

mengantarkan keduanya pada makna tunggal sehingga keterkaitan dan

perpaduan tidak tampak sebagai yang dominan. Bagi ulama‟ terdahulu,

Walisongo misalnya, ajaran agama Islam tetap sebagai pondasi sebagai

ajaran. Sedangkan lokalitas sebagai warisan tinggi nenek moyang. Ketika

keduanya melebur menjadi satu, maka yang terlihat adalah harmonisasi

yang jelas saling menguntungkan bagi keduanya.

3. Pandangan KH. Zainuddin MZ Tentang Lokalitas

Pandangan KH. Zainuddin MZ mengenai lokalitas merupakan

pandangan yang khas dan memberikan dampak yang signifikan.

Ceramahnya yang lihai dan bernuansa khas mampu menggelitik siapapun

pendengarnya. Terkadang publik dibuat terpingkal-pingkal, sedih, dan

merasa tergelitik atau gelisah.

Anggapan bahwa bedug adalah bid‟ah.,bagi KH. Zainuddin MZ,

adalah anggapan yang sangat salah. Keberadaan bedug merupakan

budaya yang dihasilkan oleh ulama‟ dan memiliki fungsi sebagai tanda

masuk waktu shalat.

Sebagaimana yang diungkapkan dalam ceramahnya, sebagai berikut:

“Bedug itu suatu budaya, bukan agama. Karenanya ia berfungsi

sebagai tanda masuk waktu. Itulah kehebatan Walisongo dalam

memberi tahu umat Islam, telah masuk waktu shalat. Sebagai budaya,

itu tidak dianggap bid‟ah.”35

Pemikiran KH. Zainuddin MZ, tentang lokalitas tampak pada

pembelaannya pada tradisi yang sudah diwariskan oleh Walisongo.

Karakter keislaman orang Indonesia tidak bisa dipungkiri karena

35Disarikan dari ceramah KH. Zainuddin MZ, tentang “Bedug Bid‟ah Benarkah?

Ceramah Pendek KH. Zainuddin MZ” diakses pada 07 Mei 2019 dari

https://www.youtube.com/watch?v=ZAPVDBXNq2A.

Page 47: ISLAM BETAWI: STUDI STRUKTURASI ATAS PEMIKIRAN K.H ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50433/1/SS19022.pdftidak berdiri independen tanpa memiliki keterikatan erat

38

dipengaruhi oleh kultur yang ada. Baginya, unsur lokalitas memiliki

kekayaan tersendiri sebagai khasanah yang tidak boleh dibuang begitu

saja. Lokalitas sebagai bagian dari karakter keislaman orang Indonesia

tidak mudah dihapus karena menyangkut kekayaan yang perlu

dilestarikan. Pelestarian yang perlu dilakukan ialah untuk menunjang pada

perilaku positif keislaman. Ketika unsur lokalitas tidak dipandang sebagai

suatu bagian dari karakter keislaman, maka sejatinya umat Islam

Indonesia mengalami kemiskinan dalam lokalitas.

B. Pluralitas, Agama dan Pemikiran KH. Zainuddin MZ

KH. Zainuddin MZ, dapat diterima oleh semua kalangan karena

pemikirannya yang cenderung memberikan kenyamanan bagi publik.

Ceramahnya yang menyinggung berbagai persoalan kehidupan memiliki

makna tersirat sekaligus tersurat. Hal ini dapat dilihat dari sikapnya yang

elegan, seperti orang biasa pada umumnya. Cermin sikapnya melalui peran

akhlaknya sebagai penceramah begitu menyejukkan hati siapapun yang

memandangnya. Mengenai pandangannya pada orang lain, yang menjadi titik

puncaknya ialah bagaimana bersikap sebagaimana Nabi Muhammad. Dalam

konteks ini, beliau sebagai figur yang perlu dicontoh kemudian diaplikasikan

dalam kehidupan.

Pandangannya mengenai akhlak memberikan suatu pandangan yang

khas dan humanis. Dikatakan demikian karena beliau memyampaikan tiga hal

yang berkenaan dengan akhlak, yaitu: akhlak berhubungan dengan Allah,

akhlak berhubungan dengan manusia, akhlak berhubungan dengan alam. Pada

ketiganya tersebut peranan akhlak menjadi sesuatu yang lebih penting

mengingat manusia memiliki tanggung jawab serta perannya sendiri dalam

kehidupan. Kehidupan keseharian yang mengandung aspek akhlak, adalah

benar bagaimana manusia bersikap. Peranan manusia yang tertuju kepada

Page 48: ISLAM BETAWI: STUDI STRUKTURASI ATAS PEMIKIRAN K.H ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50433/1/SS19022.pdftidak berdiri independen tanpa memiliki keterikatan erat

39

Allah, ditunjukkan melalui perannya dalam menjauhi larangan dan

melaksanakan perintah-Nya. Peranan manusia pada manusia lainnya

ditunjukkan melalui sikapnya dalam menghargai orang lain. Peranan manusia

kepada alam, ditunjukkan melalui hubungannya dengan alam untuk terus

menjadi ekosistem.36

Kaitannya dengan hal itu, batasan kajian yang akan dibahas dalam hal

ini ialah sikap manusia dengan manusia yang lainnya. Hubungan manusia

dengan yang lainnya, ditunjukkan melalui peran seseorang kepada siapapun.

Meskipun kepada manusia yang berbeda sekalipun. Pada konteks ini, manusia

perlu bersikap baik kepada semua umat. Kaitannya dengan akhlak, ia

kemudian mengontekskan dengan keadilan yang berperan penting dalam hal

ini.

1. Pengertian Pluralitas

Pluralisme adalah gagasan atau pandangan yang mengakui adanya hal-

hal yang bersifat banyak dan berbeda-beda (heterogen) di suatu kelompok

atau masyarakat tertentu.37

Pada konteks ini, pluralisme berpandangan

bahwa perbedaan dalam agama, suku, budaya dan etnis bukan menjadi

persoalan yang perlu dirumitkan. Pandangan ini menjadi suatu babak

penentuan yang paling penting mengingat persoalan dalam suatu

kehidupan masyarakat seringkali terjalin perbedaan yang signifikan.

2. Pluralisme Suatu Sikap

Berkaitan dengan pluralisme itu sendiri sebenarnya, berkenaan dengan

sikap. Dapat dikatakan demikian karena pluralisme menyangkut kehadiran

umat di tengah-tengah perbedaan. Kecenderungan sikap yang saling

menghargai satu sama lain suatu sikap yang paling menjadi tekanannya.

Perbedaan pandangan tidak menjadi soal yang paling urgen oleh

36

Disarikan dari ceramah KH. Zainuddin MZ, tentang “Akhlak Seorang Muslim”

diakses pada 07 Mei 2019 dari https://www.youtube.com/watch?v=YthnykE1blY. 37

Imam Sukardi, dkk. Pilar Islam bagi Pluralisme Indonesia (Solo: Tiga Serangkai,

2003), hal. 129.

Page 49: ISLAM BETAWI: STUDI STRUKTURASI ATAS PEMIKIRAN K.H ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50433/1/SS19022.pdftidak berdiri independen tanpa memiliki keterikatan erat

40

kelompok pluralis. Bagi mereka, bagaimana seorang bersikap terbuka atas

perbedaan tersebut.

Sikap yang terbuka menjadi bagian yang tidak bisa dipisahkan dalam

pluralisme. Hakikat yang berpancar adalah kesadaran yang dikemukakan

dalam pandangan ini. Perbedaan pandangan bukan soal atau sebab

manusia satu sama lain menegakkan fanatisme keagamaan. Sebagai sarana

untuk menjadikan hidup ini lebih luas, fanatisme keagamaan perlu

dipertajam dengan sebuah sikap keterbukaan. Sebab dengan adanya

keterbukaan dan mau menerima kehadiran orang lain yang berbeda

menjadi pokok yang penting.

Hakikat kehidupan yang plural menegaskan bahwa terciptanya ruang

harmonisasi dan kenyamanan merupakan faktor penentu untuk

melanjutkan kiprah kehidupan yang serba berbeda. Faktor lainnya ialah

tentang bagaimana kita menyikapi perbedaan dengan bijaksana dan

mampu memberikan makna universalitas bagi kehidupan orang lain.

Sikap yang terbuka ditandai oleh adanya menerima mereka dalam

kehidupan yang nyata bersumber pada nilai kemanusiaan. Bagaimana pun,

kemanusiaan menjadi aspek penentu bagi keberlangsungan pada

kehidupan secara seksama. Roda kehidupan yang terus berputar ini adalah

ragam warna yang mau tidak mau harus saling berkaitan untuk

menciptakan pelangi yang indah. Ketika manusia berada pada kehidupan

yang aman, damai, dan tercipta harmonisasi maka disitulah hakikat

kehidupan yang semestinya dijalani.

3. Islam dan Pluralisme

Menanggapi isu Islam dan pluralisme penting kiranya menengok

sejarah Islam dari masa ke masa. Di zaman Nabi Muhammad Saw., umat

Islam bergandengan hidup dengan orang Yahudi dan Kristen yang sudah

lama menetap di Madinah. Pertemuan ketiga agama tersebut bukan

Page 50: ISLAM BETAWI: STUDI STRUKTURASI ATAS PEMIKIRAN K.H ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50433/1/SS19022.pdftidak berdiri independen tanpa memiliki keterikatan erat

41

menjadi sebab adanya konflik. Dengan sikap yang bijaksana Nabi

Muhammad Saw., memberikan pandangan yang terbuka kepada mereka.

Sebagai kelompok minoritas yang hidup di tengah-tengah mayoritas,

beliau memunculkan hukum yang kemudian dinamakan Piagam Madinah.

Hal ini merupakan cerminan dari sikap beliau yang menganggap

bahwa manusia satu sama lainnya tidak ada perbedaan yang secara pasti.

Akan tetapi, setiap manusia yang berbeda adalah hal yang paling urgen

dan perlu di pandang bagian dari adanya kehidupan yang plural. Keadaan

yang paling dominan di masyarakat waktu itu tidak lain adalah gaya

kehidupan mereka yang berbeda pandangan. Adanya keterbukaan menjadi

nilai penting untuk menghargai satu sama lainnya.

Dalam pada itu, kehidupan yang plural menjadikan manusia lainnya

tetap berada pada satu misi kehidupan yang bernilai guna pada sesama

sehingga tidak ada alasan untuk saling membenci satu sama lainnya.

4. Pandangan KH. Zainuddin MZ Tentang Pluralisme

Pandangan KH. Zainuddin MZ, dalam pluralisme adalah usaha atau

cermin seperti yang pernah dilakukan Nabi Muhammad Saw.

Pandangannya mengenai perbedaan diletakkan pada unsur akhlak dalam

kehidupan muslim sehari-hari. Aspek ini sebenarnya ingin meletakkan

bahwa perbedaan dalam hakikat kehidupan manusia suatu contoh. Contoh

yang pernah Islam berikan melalui kesadaran rahmatal lil alamin. Kaitan

ini, ia sampaikan bahwa akhlak seorang muslim merupakan cermin bagi

dirinya yang sesuai dengan yang dicontohkan oleh Nabi.

Sebagaimana yang dicontohkan oleh Nabi, bahwa kearifan beliau

tidak hanya terfokus pada satu pokok saja, melainkan banyak pokok.

Kaitannya ini pada penyampaian pesan-pesan supaya mengena dan abadi.

Karena itu, belia mengemas anjuran al-Qur‟an dengan menggunakan

kiasan yang indah dalam sabdanya Allah. Hal ini menjadi pokok kajian

Page 51: ISLAM BETAWI: STUDI STRUKTURASI ATAS PEMIKIRAN K.H ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50433/1/SS19022.pdftidak berdiri independen tanpa memiliki keterikatan erat

42

yang dilakukan oleh KH. Zainuddin MZ.38

Keadaan ini sebenarnya

memberikan bukti bahwa kehadirannya dalam menyampaikan pesan untuk

tidak menyinggung kehidupan orang lain dengan menyingkronkan pesan

Nabi pada konteks kekinian.

Pada aspek yang lain, ia juga menyampaikan pesan-pesan tentang

pluralisme dengan unsur akhlak yang menjadi nilai keberadaan muslim.

Dengan fakta-fakta sejarah yang mendukung guna dijadikan bahan

renungan bagi kehidupan muslim adalah salah satu cara menyampaikan

pesan tersirat dan penuh makna yang tersurat di dalamnya.39

Dalam pandangan itu, bahwa perbedaan bukan lantas menyekat

adanya kehidupan umat muslim dengan umat yang lainnya.

kecenderungan kehidupan yang berbeda tidak menjadi alasan muslim

saling membenci melainkan bagaimana mereka bersikap dewasa melalui

akhlak sebagai nilai utama.

Akhlak sebagai perantara dalam hidup berdampingan menjadi nilai

yang utama dan perlu dijadikan pilar yang penting dalam kehidupan

bersama. Keberadaan non-muslim dan muslim perlu berdampingan, saling

menjaga hubungan yang harmonis. Perbedaan dalam pandangan tidak

boleh menjadi alasan untuk membenci dan kemudian memarginalkan

kehidupan umat yang berbeda.

38

H. Hamim Ilyas. Fikih Akbar: Prinsip-Prinsip Teologis Islam Rahmatal Lil

„Alamin (Tangerang: Pustaka Alvabet, 2018), hal. 232. 39

Disarikan dari Youtube ceramah KH. Zainuddin MZ, tentang diakses pada 07 Mei

2019 dari https://www.youtube.com/watch?v=mbii0u5QOC0.

Page 52: ISLAM BETAWI: STUDI STRUKTURASI ATAS PEMIKIRAN K.H ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50433/1/SS19022.pdftidak berdiri independen tanpa memiliki keterikatan erat

43

BAB IV

RELASI STRUTURAL PEMIKIRAN K.H. ZAINUDDIN MZ

A. Gagasan Pluralitas dan Lokalitas KH. Zainuddin MZ

Pada bab sebelumnya, pembahasan terkait lokalitas dan pluralitas

dalam pemikiran KH. Zainuddin MZ, dibahas sedemikian rupa, utamanya

dalam pembacaan terhadap ceramah-ceramahnya. Ceramah-ceramahnya yang

banyak menyinggung persoalan kedua hal tersebut menjadi sesuatu yang

menarik dan khas darinya. Keunikan ini menarik dikaji dengan alasan bahwa

ia memiliki gagasan yang unik. Menyangkut gagasannya tentang pluralitas

dan lokalitas memang tidak dapat dipungkiri darinya. Aspek tersebut menjadi

pokok landasan untuk melihat sejauhmana gagasan tersebut berperan.

Gagasan antara pluralitas dan lokalitas dua hal yang memiliki relasi.

Dapat dikatakan demikian, keduanya berelasi atas dasar dialektik yang bisa

memberikan pandangan khas pada satu kualitas pemikiran. Relasi ini yang

bersifat dialektik ini karena adanya saling keterkaitan satu sama lainnya.

Keterikatan merupakan pokok yang disarikan dari suatu pandangan individu

atau agen. Adanya agen tersebut untuk membuka ruang dialektik untuk

memenuhi suatu panggilan yang namanya perubahan. Perubahan yang

dilakukan oleh agen dalam suatu kehidupan adalah tindakan yang bermuara

pada tindakan praktis dari individu pada suatu struktur masyarakat.

KH. Zainuddin MZ, memberikan pandangan yang khas tentang

keislaman. Bahwa unsur lokalitas dan pluralitas dalam konteks keislaman

Indonesia, mememiliki pertalian yang mengacu pada kesadaran perubahan itu

sendiri sebagai nilai yang absah dalam kehidupan sosial.

33

Page 53: ISLAM BETAWI: STUDI STRUKTURASI ATAS PEMIKIRAN K.H ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50433/1/SS19022.pdftidak berdiri independen tanpa memiliki keterikatan erat

44

Ia lahir di tengah-tengah realitas sosial yang beragam, dipenuhi

banyak pilihan tentang makna kehidupan. Realitas sosial ini sebenarnya dalam

konteks ruang dan waktu yang mengacu pada praktis sosial.40

1. Dualisme Saling Berelasi

Pada konteks pemikiran KH. Zainuddin MZ, bahwa dualisme

terdiri dari agen dan struktur. Pada hal yang pertama, menyangkut dirinya

sebagai seorang penceramah, politisi dan berhubungan dengan keadaan

dimana dirinya hidup dan saling berinteraksi dalam komunikasi yang

sama. Komunikasi ini jelas dengan lingkungan sekitarnya sehingga ada

upaya proses generalisasi pemahaman satu sama lainnya. Pada hal kedua

ialah struktur sosial, dimana dalam ini terlihat adanya pluralisme dan

lokalitas yang menjadi bahan dalam setiap ceramahnya.

Ruang ini sebenarnya terlihat akan tampak suatu keadaan yang

saling memiliki keterkaitan dan kesinambungan yang pasti. Proses ini

tidak lepas dari struktur yang memberikan pengaruh kepada agen yang

terlibat dalam kehidupan. Aspek yang lain dari keterkaitan berdampak

pada penyampaiannya mengenai perbedaan dan bagaimana generasi

selanjutnya memahami lokalitas sebagai pemahaman yang kompleks.

Kompleksitas ini tidak bisa dilepaskan dari unsur yang terlibat di

dalamnya. Hal ini dapat dilihat dari pemaknaannya mengenai keragaman

dan ajaran agama yang menjadi warisan sebelumnya mengenai lokalitas.

Kenyataan ini banyak ia singgung ketika sedang berceramah bahwa

menyangkut lokalitas yang diumpanbalikkan kepada nilai yang berguna.

Dikatakan berguna karena adanya keterlibatan pokok ajaran yang melerai

perbedaan-perbedaan yang kemudian memfungsikannya pada nilai

otentisitas pandangan yang utuh. Tentunya, pengaruh ini tidak bisa

dilepaskan begitu saja mengingat warisan tersebut banyak berguna

40 Muhammad Ramadhan, Politik Ekonomi Islam dalam Narasi Pembangunan

Nasional, (Yogyakarta: LKiS, 2018), hal. 38.

Page 54: ISLAM BETAWI: STUDI STRUKTURASI ATAS PEMIKIRAN K.H ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50433/1/SS19022.pdftidak berdiri independen tanpa memiliki keterikatan erat

45

daripada mudaratnya. Tidak lepas pula, pertimbangan yang matang

menjadi kriterianya sebagai penceramah.

Ia memaknai kehidupan sosial tidak lepas dari suatu abstraksi yang

praktis. Ketika hubungan praktis ini dalam bidang sosial, yang jelas ada

keterlibatan-keterlibatan dan relasi-relasi yang bersinergi.41

Sinergi ini

dapat terlihat dari keterlibatan satu sama lainnya yang saling berelasi.

Dengan penggunaan ini, ada hal yang terlibat dalam relasi tersebut. Antara

agen dan kehidupan yang praktis, cenderung bergerak ke arah yang lebih

maju dan dinamis. Dengan pemaknaan inilah, adanya relasi yang khas

menjadikan runtutan peristiwa saling berkaitan dan bermakna satu sama

lainnya.

2. Perubahan-Perubahan Sosial

Perubahan-perubahan sosial tidak lepas dari adanya peran agen

dalam memberikan pandangan yang umum dan khusus. Perubahan terjadi

karena adanya keterlibatan berbagai faktor, antara lain. Bahwa Sesuatu

dianggap dimaknai perubahan jika ada proses dialektik antara subjek dan

objek yang menjadi ajang relasi satu sama lainnya. Kemudian hal

demikian menjadi titik tekan kesadaran bagi subjek. Kesadaran ini

didorong karena adanya sesuatu yang belum memberikan pemaknaan

yang utuh atas konsepsi yang ditawarkan sebelumnya.

Dalam hal itu, membicarakan aspek perubahan tergantung motif

yang menjadi latar belakangnya. Termasuk kaitannya dengan gagasan KH.

Zainuddin MZ, yang tidak bisa lepas karena ada sesuatu yang

mengharuskan dirinya memproduksi pemikiran dengan suatu kerangka

berpikir yang tetap mengacu pada keadaan sebelumnya. Melalui

41 I Wayan Ardhi Wirawan, dkk., Konflik dan Kekersan Komunal: pada Komunitas

Hindu di Nusa Tenggara Barat Pasca Otonomi Daerah, (Yogyakarta: Deepublish, 2016), hal.

221.

Page 55: ISLAM BETAWI: STUDI STRUKTURASI ATAS PEMIKIRAN K.H ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50433/1/SS19022.pdftidak berdiri independen tanpa memiliki keterikatan erat

46

serangkaian ceramahnya yang khas dan unik, ia menyampaikan

pentingnya perubahan ke arah yang lebih maju.

Kemajuan dalam berbagai bidang terus menuntut kebijakan

seorang muslim untuk menyesuaikan dimensi pemikirannya.42

Termasuk

dengan berhubungan dalam bidang politik. Hal ini ditandai dengan

kehadiran dirinya yang ingin melakukan dakwah dalam bidang politik

yang bertujuan untuk perubahan pada masyarakat. Ambisi kemenangan

tidak menjadi narasi utama dalam keterlibatan dirinya dengan politik.

Sebagai agen yang ingin membawa makna perubahan pada kehidupan

umat adalah satu alasan yang tidak bisa dipungkiri oleh dirinya sebagai

penceramah.

Dalam membentuk pola kehidupan yang terus berkaitan (relasi),

penting mengkaji, menelaah serta menganalisisnya dalam rumpun pemikiran.

Gagasannya sebagai simbolik ini merupakan bagian praktis sosial yang lahir

atas dasar kesadaran pentingnya perubahan dan bagaimana agen mampu

mengaitkan satu persoalan dengan yang lainnya ketika batas relasi bisa

dilakukan. Hanya saja, konsep pemikiran KH. Zainuddin MZ, mampu

membentur hegemoni sosial yang terjadi di zamannya dengan membawa

angin baru yang lebih segar. Sebagai teladan di zamannya, ia lahir sebagai

agen baru yang membawa makna perubahan tanpa harus menafikan kehadiran

masa lalu dan masanya menjadi satu pertalian sejarah yang memungkinkan.

B. KH. Zainuddin: Relasi Struktural Pluralitas dan Lokalitas

Ada banyak kemungkinan bisa terjadi ketika menghubungkan aspek

satunya dengan lainnya. Yaitu, relasi-relasi yang sebenarnya dibentuk oleh

keadaan di mana ia berada pada konteks sosial. Adaptasi menjadi nilai guna

melihat kesadaran sebagai telaah yang praktis. Terlepas dari bagaimana peran

42 Ris‟an Rusli, Pemikiran Teologi Islam Modern, (Depok: Kencana, 2018), hal. 40.

Page 56: ISLAM BETAWI: STUDI STRUKTURASI ATAS PEMIKIRAN K.H ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50433/1/SS19022.pdftidak berdiri independen tanpa memiliki keterikatan erat

47

agen dalam melihat relasi itu, ada kemungkinan ia bisa mempelajarinya

dengan struktur metodis yang tidak lepas antara satu dengan yang lainnya.

Karakteristik ini adalah alasan yang sangat subtansial menyangkut perubahan

yang berarti. Hubungan-hubungan sosial yang saling terkait membawa hukum

tersendiri, namun bisa juga dilakukan analisa reflektif.

Analisan reflektif ini tidak bisa dilepaskan dari keadaan dirinya yang

sadar secara esensial bahwa keberadaan dirinya dalam kehidupan praktis

sosial merupakan nilai yang khas. Bagaimana ia melihat pola-pola interaksi

hegemonis antara letak kesadaran ini dengan upaya reflektif yang mengacu

pada keberadaan dirinya sebagai bagian masyarakat, nilai/norma, serta fungsi-

fungsi yang lainnya. Salah satu upaya yang bisa dilakukan dengan

menunjukkan kehadiran dirinya dengan suatu pembaruan yang tinggi. Adanya

demikian ini memang tidak terlepas dari pembacaan yang terstruktur sebagai

basis bangunan pemikirannya yang praktis.43

Dalam pada itu, KH. Zainuddin MZ, merasa dirinya berada pada

keadaan dimana kesadaran menjadi ruang reflektif dirinya sebagai agen

perubahan. Keadaan ini pula berada pada tingkat hukum sosial yang lebih

pada pengembangan aspek berpikir yang tertata dan menjadi nilai positif

sebagai agen yang berkembang dan dinamis. Tentu saja, ada reaksi yang

fleksibel dalam melihat dan membaca keadaan sosial dimana ia hidup dengan

atmosfir pemikirannya. Bangunan epistemiknya sebagai alumni pesantren dan

berada dalam satu rumpun akidah yang bermuara pada Ahlussunnah wal

jamaah yang ditekankan pada NU sebagai orientasi kultural organisasinya.44

Sebagai seorang yang berkuturunan Betawi, yang hidup di tengah-

tengah kota besar Jakarta. Kehidupan yang penuh dengan berbagai imitasi

sosial yang sangat krusial. Juga kehidupan sosial yang lebih beragam.

43 Ahmad Baso, NU Studies Pergolakan Pemikiran antara Fundamentalisme Islam

& Fundamentalisme Neo-Liberal, (Jakarta: Erlangga, 2006), hal. 371. 44 Khamami Zada dan A. Fawaid Sjadzili, Nahdlatul Ulama: Dinamika Ideologi dan

Politik Kenegaraan, (Jakarta: Kompas Media Nusantara, 2010), hal. 203.

Page 57: ISLAM BETAWI: STUDI STRUKTURASI ATAS PEMIKIRAN K.H ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50433/1/SS19022.pdftidak berdiri independen tanpa memiliki keterikatan erat

48

Dikatakan demikian, warga Jakarta merupakan kehidupan sosial yang

dibentuk oleh keadaan lingkungannya yang beragam dalam etnis, budaya dan

agama.

Tidak lepas dari itu pula, ia yang melihat banyak kesenjangan sosial,

baik dalam hubungannya dengan kemiskinan, pergaulan yang lebih terbuka,

dan orientasi kehidupan materialistik. Banyak kemungkinan yang bisa terjadi

ketika berhubungan dengan aspek personal dalam kehidupan mereka. Ia pun

menyadari adanya relasi struktural warga Jakarta dibentuk oleh gaya hidup

dan maksud mempertahankan lokalitas yang dibawa dari kampung halaman.

Mayoritas warga perantauan ini banyak hal yang dijumpai ketika mereka

hidup dalam satu rumpun rumah dengan komunitas yang sama. Tidak lain

pula, kehidupan yang menyangkut perbedaan tidak bisa dipungkiri.

Relasi struktural dalam kekayaan lokalitas Betawi satu sisi, dan ruang

Jakarta satu sisi menjadi basis nilai keberadaan dirinya. Faktor pengaruh

lingkungan ini telah memberikan watak dan karakter tersendiri bagi setiap

individu. Dengan memulai karir sebagai ceramah, ia melakukan telaah secara

esensial kehidupan manusia bahwa perbedaan adalah rahmat yang dianugerahi

Tuhan kepada banyak manusia.45

Konteks reflektif agen pada ranah sosial, salah satu cara atau

upayanya dalam memperhatikan realitas sosial zamannya.46

Kehadirannya

di tengah realitas sosial yang cenderung dinamis telah membawa

persoalan lain bagi kehidupan tokoh. Kehadirannya di tenga realitas yang

beragama, menyangkut pula lokalitas dan pluralitas menjadi sedemikian

rupa dan penting. Hal ini menunjukkan aktivitasnya mengenai ragam hal.

Artinya, ada respon positif yang menjadikan dirinya berada pada dimensi

kesadaran.

45 Alo Liliweri, Prasangka, Konflik, dan Komunikasi Antarbudaya, (Jakarta:

Kencana, 2018), hal. 186. 46 Zuhairi Misrawi, Al-Qur‟an Kitab Toleransi: Tafsir Tematik Islam Rahmatan Lil

Alamin, (Bandung: Pustaka Oasis, 2010), hal. 74.

Page 58: ISLAM BETAWI: STUDI STRUKTURASI ATAS PEMIKIRAN K.H ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50433/1/SS19022.pdftidak berdiri independen tanpa memiliki keterikatan erat

49

Perhatiannya pada kehidupan sosial, mulai kemiskinan,

kesenjangan sosial dan bagaimana relasi struktural mempengaruhi wilayah

lainnya yang kemudian ia jadikan refleksi yang sesuai dengan ruang

waktu. Sampai saat ini, setelah ia wafat ceramahnya menjadi nada yang

khas dan memiliki ruang yang bisa dijadikan telaah tersendiri bagi

kehidupan masyarakat. Ia menyadari demikian bahwa reflektif upaya

membaca sebuah studi yang berkenaan dengan fungsi kehadirannya

ditengah kemelut perbedaan.

Relasi struktural pemikiran KH. Zainuddin MZ, tidak lain upaya

refleksi dirinya sebagai agen individu dalam melihat relasi satu sama lainnya.

Lokalitas dan pluralitas menjadi tampak sederhana baginya ketika seseorang

menghadirkan Islam rahmatal lil alamin. Pendapat ini, juga punya landasan

yang terstruktur sebagai ruang yang lebih besar ketika keadaan ini memaksa

dirinya untuk terlibat dalam satu persoalan yang beragam.

Page 59: ISLAM BETAWI: STUDI STRUKTURASI ATAS PEMIKIRAN K.H ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50433/1/SS19022.pdftidak berdiri independen tanpa memiliki keterikatan erat

50

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Penelitian yang dilakukan ini menghasilkan sebuah tahapan terakhir,

dengan sebuah kesimpulan bahwa pemikiran KH. Zainuddin MZ, tentang

lokalitas dan pluralitas sebagai studi pokok pemikirannya tentang praktis

sosial. Sebagai figur yang mendapat julukan „Dai Sejuta Umat” merupakan

julukan yang sangat khas baginya. Kritikan dan solusinya menjadi pokok

pembahsannya ketika sedang berceramah. Dalam hal ini, peneliti menemukan

inti penelitian yang dilakukan, antara lain:

1. Bahwasanya pemikiran KH. Zainuddin MZ, tentang lokalitas

merupakan gagasan dirinya yang melihat persoalan sosial yang

terjadi di masanya. Meskipun tidak hanya dia yang menyampaikan

gagasan demikian, seperti banyak tokoh yang membahasnya.

Namun, yang penting dari peranan dirinya ialah ketika

menyampaikan gagasan tersebut melalui ceramah yang dikemas

dengan sedemikian rupa. Ceramahnya yang terkesan melucu

namun penuh makna yang tersirat di dalamnya.

2. Islam menurutnya adalah rahmatal lil alamin. Sisi ini menjadi

lengkap, ketika ia menyampaikan ceramahnya dengan nada yang

tegas, bahwa lokalitas dalam pluralisme hal yang sudah

dicontohkan oleh Nabi Muhammad Saw, sahabat, dan generasi

selanjutnya.

3. Hubungan masyarakat dengan lainnya bagian yang tidak bisa

dipisahkan dari agen yang punya kapasitas perubahan. Olehnya,

perubahan pada praktis sosial menjadi nilai utama untuk melihat

Islam begitu penuh nilai. Tatanan strukturasi, agen, dan perubahan

50

Page 60: ISLAM BETAWI: STUDI STRUKTURASI ATAS PEMIKIRAN K.H ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50433/1/SS19022.pdftidak berdiri independen tanpa memiliki keterikatan erat

51

menjadi hakikat Islam yang sebenarnya dan tidak bisa dilepaskan

begitu saja.

B. Saran

Kekurangan dari penelitian ini adalah statusnya sebagai kajian

pengantar pada pembacaan kritis holistik biografi tokoh KH. Zainuddin MZ.

Penelitian-penelitian berikutnya disarankan mengambil sudut pandang

berbeda, yang memungkinkan pembacaan lebih luas terhadap struktur

pemikiran sang tokoh. Struktur sosial yang terjadi pada masa hidup KH.

Zainuddin MZ dapat dikaitkan dengan struktur pemikirannya, yang tercermin

dalam setiap ceramah-ceramahnya.

Penelitian berikutnya tidak saja memotret pemikiran KH Zainuddin

MZ sebagai cerminan dari realitas sosial pada waktu itu, tapi juga dapat

memotret bagaimana realitas sosial membentuk pemikiran. Beberapa teori

yang bisa digunakan adalah teori tindakan sosial, bahwa tindakan sosial lahir

dari pengaruh lingkungan sosial (behaviorisme).

Page 61: ISLAM BETAWI: STUDI STRUKTURASI ATAS PEMIKIRAN K.H ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50433/1/SS19022.pdftidak berdiri independen tanpa memiliki keterikatan erat

52

DAFTAR PUSTAKA

Angen, T. 2013. Tausiyah Ramadhan Da'i Sejuta Umat. Jakarta Timur: Dapur Buku.

Anom, S. N. 2014. Pendidikan Anak dalam Keluarga Menurut K.H. Zainuddin MZ.

Bandung: Skripsi, Universitas Pendidikan Indonesia.

Antariksa. 2017. Memaknai Lokalitas dalam Arsitektur Lingkungan Binaan. Bali:

Samarta.

Cellia, P. 2016. Peran Teater Lenong Betawi dalam Pembentukan Identitas Budaya

Masyarakat Betawi. Jakarta: Skripsi, UIN Jakarta.

Giddens, A. 2010. Teori Strukturasi : Sasar-dasar Pembentukan Struktur Sosial

Masyarakat. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Herdyanto, I. 2005. Kritik Sosial dalam Dakwah KH. Zainuddin MZ pada Era

Reformasi. Surabaya: Airlangga University.

Hidayah, Arina. 2015 Diksi KH. Sumarkan dalam Penyampaian Pesan Dakwah di

TV9. Skripsi Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam, Fakultas

Dakwah dan Komunikasi, UIN Sunan Ampel Surabaya.

Indra, Hasbi. 2018. Pendidikan Pesantren dan Perkembangan Sosial

Kemasyarakatan (Studi atas Pemikiran KH. Abdullah Syafi‟ie). Yogyakarta:

Deepublish.

Ilyas, H. Hamim. 2018. Fikih Akbar: Prinsip-Prinsip Teologis Islam Rahmatal Lil

„Alamin. Tangerang: Pustaka Alvabet.

Iskandar, Salman. 2009. 99 Tokoh Muslim Indonesia. Bandung: DAR! Mizan.

Japarudin. 2017. “Humor dalam Aktivitas Tabligh,” dalam Jurnal Syi‟ar, vol. 17, No.

2, Agustus.

52

Page 62: ISLAM BETAWI: STUDI STRUKTURASI ATAS PEMIKIRAN K.H ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50433/1/SS19022.pdftidak berdiri independen tanpa memiliki keterikatan erat

53

Johannes Raap, Olivier. 2015. Kota di Jawa Tempo Doeloe. Jakarta: Kepustakaan

Populer Gramedia.

Saepuloh, U. 2013. Pesan Humor dalam Dakwah KH. Zainuddin MZ (Studi

Deskriptif pada Dakwah KH. Zainuddin MZ). Bandung: Diploma Thesis, UIN

Sunan Gunung Djati Bandung.

Sarah. 2012. Budaya Betawi dan Jakarta Saat ini. Dipetik Maret 12, 2019, dari

www.kompasiana.com

Siregar, P. 2012. K.H. Zainuddin MZ : Sang Da'i Sejuta Umat. Jakarta: Adabia Press

Fak. Adab dan Humaniora UIN Jakarta.

Sukardi, Imam. dkk. 2003. Pilar Islam bagi Pluralisme Indonesia. Solo: Tiga

Serangkai.

Syamsuddin, dkk. 2005. Pemilu Langsung di Tengah Oligarki Partai: Proses

Nominasi dan Seleksi Calon Legislatif Pemilu 2004. Jakarta: Gramedia

Pustaka Uama.

Thaha, I. 1997. Dakwah dan Politik Dai Berjuta Umat. Bandung: Mizan.

Ulum, Bahrul. 2013. Pemikiran Politik KH. Zainuddin MZ dalam Perspektif Siyasah,

Skripsi Skripsi Jurusan Jinayah Siyasah, Fakultas Syari‟ah dan Hukum, UIN

Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Rujukan WEB dan Youtube:

Tirto.id “Zainuddin MZ: Dai Sejuta Umat, Politikus Sejuta Massa” diakses pada 04

April 2019 dari https://tirto.id/zainuddin-mz-dai-sejuta-umat-politikus-sejuta-

massa-cCKz.

Republika.com “KH Zainuddin MZ, Sang Dai „Sejuta Umat‟ dari Betawi (1)” diakses

pada 04 Mei 2019.

https://khazanah.republika.co.id/berita/dunia-islam/islam

digest/19/02/15/pmz0vz458-kh-zainuddin-mz-sang-dai-sejuta-umat-dari-betawi-1

Page 63: ISLAM BETAWI: STUDI STRUKTURASI ATAS PEMIKIRAN K.H ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50433/1/SS19022.pdftidak berdiri independen tanpa memiliki keterikatan erat

54

Disarikan dari ceramah KH. Zainuddin MZ, tentang “Bedug Bid‟ah Benarkah?

Ceramah Pendek KH. Zainuddin MZ” diakses pada 07 Mei 2019 dari

https://www.youtube.com/watch?v=ZAPVDBXNq2A.

Disarikan dari ceramah KH. Zainuddin MZ, tentang “Akhlak Seorang Muslim”

diakses pada 07 Mei 2019 dari

https://www.youtube.com/watch?v=YthnykE1blY.