2
Nama : Muhammad Heryan NIM : 14010057. P MATKUL : Study Islam ISLAM DAN POLITIK Islam sebagai agama samawi yang komponen dasarnya ‘aqidah dan syari’ah, punya korelasi e dengan politik dalam arti yang luas. Sebagai sumber motivasi masyarakat, Islam berperan menumbuhkan sikap dan perilaku sosial politik. Implementasinya kemudian diatur dalam atu atau yang sering disebut syari’at, sebagai katalog-lengkap dariperintah dan larangan Allah, pembimbing manusia dan pengatur lalu lintas aspek-aspek kehidupan manusia yang kompleks Islam dan politik mempunyai titik perbedaan erat, bila keduanya dipahami sebagai sar kebutuhan hidup manusia secara menyeluruh. Islam tidak hanya diadikan topeng un kepercayaan dan pengaruh dari masyarakat semata. !olitik uga tidak hanya dipahami sekad sarana menduduki posisi dalam struktur sebuah kekuasaan. !olitik yang hanya dipahami sebagai peruangan mencapai kekuasaan atau pemerintahan, han mengaburkan maknanya secara luas dan menutup kontribusi Islam terhadap politik secara um Sering dilupakan bahwa Islam dapat menadi sumber inspirasi kultural dan polit terhadap politik secara luas, akan memperelas hubungannya dengan Islam. "i Indonesia, hubungan Islam dan politik uga menadi elas dalam !ancasila sebagai sa asas. Ini bukan berarti menghapus cita-cita Islam dan melenyapkan unsur Islam dalam politik di #anah Air. Seauh mana unsur Islam mampu memberikan inspirasi dalam kehidupa bergantung pada seauh mana kalangan muslimin mampu tampil dengan gaya baru mengembangkan kekayaan pengetahuan sosial dan politik untuk memetakan dan mengan perubahan sosial dan kultural dalam politik itu sendiri. "i sinilah pentingnya upaya kulturisasi politik, tanpa menimbulkan kerawanan-kerawanan t terhadap proses perkembangan politik struktural. $ahkan perlu diupayakan adanya keseimba antara proses kulturisasi politik dengan proses politik struktural, agar tidak ada kesen dua proses itu. %al ini mungkin uga penting, untuk menghindarkan kecurigaan yang sering dari kalangan elit politik &ormal terhadap aktivitas politik melalui alur kultural. "alam aaran Islam, pemenuhan keadilan dan keseahteraan merupakan keharusan bagi suatu pemerintahan -takperluberlabel Islam-yang didukungoleh masyarakat. 'asulullah sendiri sebenarnya memberikan syarat, bahwa kekuasaan rnemang bukan tuuan dari politik kaum mus 'asulullah sendiri mencanangkan usaha perbaikan budaya politik atau pelurusan pengelolaa kekuasaan dan menghimbau kaum muslimin terutama ulama dan para elite politiknya untuk me moralis politik. %al ini memerlukan kesadaran tinggi dari kalangan politisi Islam, untuk dapat semangat baru yang relevan dengan perkembangan kontemporer dalam corak dan &ormat yang t berlawanan dengan moralitas Islam. (ara-cara tradisional dengan mengeksploitasi emosi m simbol-simbol Islam, harus ditinggalkan. )ang lebih penting ustru adalah mengorganisir muslim yang lebih lentur dan punya cakrawala luas, serta punya keelian menganalisis mas dan politik, agar pada gilirannya kelompok politisi *uslim tidak selalu berada di pinggi

Islam Dan Politik

  • Upload
    heryan

  • View
    215

  • Download
    0

Embed Size (px)

DESCRIPTION

makalah komunikasi

Citation preview

Nama : Muhammad Heryan NIM : 14010057. PMATKUL : Study Islam 3

ISLAM DAN POLITIK

Islam sebagai agama samawi yang komponen dasarnya aqidah dan syariah, punya korelasi erat dengan politik dalam arti yang luas. Sebagai sumber motivasi masyarakat, Islam berperan penting menumbuhkan sikap dan perilaku sosial politik. Implementasinya kemudian diatur dalam aturan islam atau yang sering disebut syariat, sebagai katalog-lengkap dari perintah dan larangan Allah, pembimbing manusia dan pengatur lalu lintas aspek-aspek kehidupan manusia yang kompleks.Islam dan politik mempunyai titik perbedaan erat, bila keduanya dipahami sebagai sarana menata kebutuhan hidup manusia secara menyeluruh. Islam tidak hanya dijadikan topeng untuk mencapai kepercayaan dan pengaruh dari masyarakat semata. Politik juga tidak hanya dipahami sekadar sebagai sarana menduduki posisi dalam struktur sebuah kekuasaan.Politik yang hanya dipahami sebagai perjuangan mencapai kekuasaan atau pemerintahan, hanya akan mengaburkan maknanya secara luas dan menutup kontribusi Islam terhadap politik secara umum. Sering dilupakan bahwa Islam dapat menjadi sumber inspirasi kultural dan politik. Pemahaman terhadap politik secara luas, akan memperjelas hubungannya dengan Islam.Di Indonesia, hubungan Islam dan politik juga menjadi jelas dalam Pancasila sebagai satu-satunya asas. Ini bukan berarti menghapus cita-cita Islam dan melenyapkan unsur Islam dalam kehidupan politik di Tanah Air. Sejauh mana unsur Islam mampu memberikan inspirasi dalam kehidupan politik, bergantung pada sejauh mana kalangan muslimin mampu tampil dengan gaya baru yang dapat mengembangkan kekayaan pengetahuan sosial dan politik untuk memetakan dan menganalisis perubahan sosial dan kultural dalam politik itu sendiri.Di sinilah pentingnya upaya kulturisasi politik, tanpa menimbulkan kerawanan-kerawanan tertentu terhadap proses perkembangan politik struktural. Bahkan perlu diupayakan adanya keseimbangan antara proses kulturisasi politik dengan proses politik struktural, agar tidak ada kesenjangan antara dua proses itu. Hal ini mungkin juga penting, untuk menghindarkan kecurigaan yang sering muncul dari kalangan elit politik formal terhadap aktivitas politik melalui jalur kultural.Dalam ajaran Islam, pemenuhan keadilan dan kesejahteraan merupakan keharusan bagi suatu pemerintahan -tak perlu berlabel Islam- yang didukung oleh masyarakat. Rasulullah sendiri sebenarnya memberikan syarat, bahwa kekuasaan rnemang bukan tujuan dari politik kaum muslimin. Rasulullah sendiri mencanangkan usaha perbaikan budaya politik atau pelurusan pengelolaan kekuasaan dan menghimbau kaum muslimin terutama ulama dan para elite politiknya untuk menjadi moralis politik.Hal ini memerlukan kesadaran tinggi dari kalangan politisi Islam, untuk dapat menumbuhkan semangat baru yang relevan dengan perkembangan kontemporer dalam corak dan format yang tidak berlawanan dengan moralitas Islam. Cara-cara tradisional dengan mengeksploitasi emosi massa pada simbol-simbol Islam, harus ditinggalkan. Yang lebih penting justru adalah mengorganisir kader politik muslim yang lebih lentur dan punya cakrawala luas, serta punya kejelian menganalisis masalah sosial dan politik, agar pada gilirannya kelompok politisi Muslim tidak selalu berada di pinggiran.Peran ini sangat bergantung pada keluasan pandangan para elite Islam sendiri, kedalaman memahami Islam secara utuh, sekaligus keluasan cakrawala orang di luar kekuatan politik Islam dalam melihat potensi dan kekuatan moral Islam dalam mengarahkan proses kehidupan bangsa untuk mencapai keadilan dan kemakmuran yang dicita-citakan. Memang upaya ini tidak begitu mudah dan mulus, karena masih cukup banyak kendala di kalangan kaum muslimin sendiri.Wawasan politik kaum awam yang masih bercorak paternalistik di satu pihak, serta kepentingan melihat politik sebagai pemenuhan kebutuhan sesaat di pihak lain, merupakan kendala yang tidak kecil. Soal politik bukan sekadar soal menyalurkan aspirasi untuk menegakkan kepemimpinan negara (imamah) semata, tapi soal menata kehidupan secara lebih maslahat bagi umat. Karena itu, yang penting bukanlah penguasaan kekuasaan struktur politik formal dengan mengabaikan proses kulturisasi politik dengan warna yang lebih Islami. Bila ini yang terjadi, maka kenyataan sekulerlah yang akan terwujud, dan hanya akan menjauhkan umat dari tujuan utamanya.