Upload
phungdan
View
245
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
ISOLASI DAN IDENTIFIKASI BAKTERI
PENDEGRADASI HIDROKARBON DARI OLI BEKAS
Oleh
Dewi Yuliana Rizqi
NIM. 15.1.14.5.003
JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MATARAM
MATARAM
2018
ISOLASI DAN IDENTIFIKASI BAKTERI PENDEGRADASI
HIDROKARBON DARI OLI BEKAS
Skripsi
Diajukan kepada Universitas Islam Negeri Mataram untuk
melengkapi persyaratan mencapai gelar Sarjana Pendidikan
Oleh
Dewi Yuliana Rizqi
NIM. 15.1.14.5.003
JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MATARAM
MATARAM
2018
tf.
PERSIETUJUAT{ PEMBIMBING
Skripsi Dewi Yuliana Rizqi , NIM: 151.145.003 yang berjudul "Isolasi dan
Identifikasi Bakteri Pendegradasi Hidrokarbon dari Oli Bekas'o telatr memenuhi
syarat dan disetujui untut diuji.
L4 Doemk' eotlDisetujui pada ang$l:
Pemblmbingl
NIP.l971tH(xDfin03l002
Pembimbing tr
Riss Umemi. M.Sc
tilP. 19E70327201il32N4
or.EhhirninYm
rll
NOTA I}INAS PEMBIMBING
Mataram, Desember 2017
Hal: Ujian Skripsi
Yang Terhormat
Rektor UIN Mataram
di Mataram
A s s al atnu' al ai kum, Wn Wb
Disampaikan dengan horma! setelah melakukan bimbingaru araharu dan
koreksi maka kami berpendapat bahwa skripsi saudara:
NamaMahasiswa : Dewi YulianaRizqi
NIM : 15.1.14.5.003
Jurusar/Prodi : Pendidikqn IPA Biolosi
Judul : Isolasi dan Identifikasi Bakteri Pendegradasi
Hidrokarbon dari Oli Bekas
Telah memenuhi syarat untuk diajukan dalam siding munaqasyah skripsi
Fakultas Tarbiyatr dan Keguruan LJIN Mataram. oleh karena itu kami
berharap agar skripsi ini dapat segera dimuraqasyahkaa.
Was s alammu' alaikum, Wr. Wb.
Pembimbing I,
nilP. I 971 0409200003 r fiEI
Pembimbing II,
l*VVRisa Umami.'M.Sc
NrP. I 98703 27 201503200 4
tv
PERI\TYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama
Nim
Jurusan
Fakultas
Dewi YulianaRizqi
15.1.14.5.003
Pendidikan IPA Biologi
Tarbiyah dan Keguruan
menyatakan bahwa skripsi dengan judul: Isolasi dan Identifikasi Bakteri
Pendegradasi Hidrokarton dari OIi Bekas ini secara keseluruhan adalah hasil
penelitian/karya saya sendiri, kecuali pada bagian-bagian yang dirujuk
sumbernya. Jika saya terbukti melakukan ptagiat tulisan/karya orang lain, dap
menerima sanksi yang telah ditentukan oleh lembaga.
Mataram, 15 Desember 2017
Saya yang menyatakan,
de'#i Yutiaiiii'ffii
PENGESAHAN DEWAN PENGUJI
Skhpsi oleh: Dewi Yuliana Rizqi, Nim 151.145.003 dengan judul: Isolasi dan Identifikasi
Bakteri Pendegradasi Hidrokarbon dari Oli Bekas, telah dipertahankan di depan dewan
penguji Jurusan Pendidikan IPA Biologi Fakultas Tarbiyah daa Keguruan UIN Mataram
padatanggat 2l Deserttber ntl
Ketua Sidang/Pemblmbing I
Sekertaris Sidang/Pembimbinh II
Penguji I
Penguji II
I)ewan Penguji:
:Dr. Suhirm*n. M.SiNIP. 197r04092fimm1002
:Risa Umami. M.ScNrp. t 98?0327201 s032{x}4
:Dr,Ir. Edi l[uhammad Javadi. MpNrP.19671r12m312100S
:Yahdi, M.SiNrP. 1 980 12312007 0tto29
M,,st,
MengetahuiDekan Fakultas Tarbiyah dan Kqtruan
vl
1231199303200s
vii
Motto:
“Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan
tangan manusia; Allah menghendaki agar mereka merasakan sebagian dari
(akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).
Katakanlah (Muhammad), “ Berpergianlah di bumi lalu lihatlah bagaimana
kesudahan orang-orang dahulu. Kebanyakan dari mereka adalah orang-orang
yang mempersekutukan (Allah).”
Qs.30:41-42
viii
LEMBAR PERSEMBAHAN
حيم حمان الر بسم هللا الر
Ya Allah,
“Ku panjatkan puja dan puji syukur pada Engkau ya Rahman, Alhamdulillah. telah
sampai aku pada satu tangga awal mewujudkan mimpi-mimpiku.Perjalanan yang
menguras tenaga, emosi dan pembelajaran disetiap langkah dalam menjalankan
takdir indah yang Engkau berikan padaku.”
1. Sujud syukurku kepada Engkau Ya Rahman, atas takdir yang telah Engkau berikan
padaku menjadikanku manusia yang berpikir, berilmu, beriman dan bersabar dalam meniti
kehidupan ini. Semoga keberhasilan ini menjadi satu tangga awal untuk mewujudkan
mimpi-mimpiku.
2. Teruntuk kedua orang tuaku (Makmun dan Muplihun) terimakasih telah setia
mendampingi, menyemangati, menasihati dan mendidikku hingga detik ini. Semoga Allah
Ta’ala memberikan balasan syurga firdaus dan dijauhkan dari panasnya api neraka.
3. Kepada bibiku (Hj. Khadijah), terimakasih telah menemaniku selama ini, mendampingi
dan menasihati. Semoga Allah Ta’ala memberikan balasan syurga firdaus dan dijauhkan
dari panasnya api neraka.
4. Adikku (Rifaldi Ramdhani) yang selalu menjadi teman berbagi, beserta seluruh keluarga
besarku, terimaksih untuk semuanya.
5. Dosen Pembimbingku sekaligus yang selalu menyemangati dan memberikan solusi ketika
menemukan kendala terima kasihku (Bapak Suhirman & Ibu Risa Umami) Semoga Allah
membalas kebaikan Bapak dan Ibu.
6. Seluruh guru-guruku sejak (SDN 4 Mamben Daya, SMP Negeri 1 Aikmel, SMA Negeri 1
Aikmel, dan UIN Mataram, Jurusan Biologi) terimaksih atas ilmu yang telah dibagi
padaku semoga Allah Ta’ala meridhai setiap langkah kebaikan yang engkau lakukan.
7. Seluruh keluarga besar Himpunan Mahasiswa Jurusan Biologi yang memberikan
pengalaman hidup yang berharga dari sisi yang berbeda. Sahabat seperjuangan kelas A’14
yang telah mengukir banyak kenangan selama menjalani perkuliahan. Selalu menemani
dan meluangkan waktu dalam perjalanan menuntut ilmu ini, terimakasih.
ix
KATA PENGANTAR
Puji syukur peneliti panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada peneliti sehingga Alhamdulillah
skripsi ini dapat hadir di hadapan pembaca. Shalawat dan salam semoga tetap
tercurahkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW berikut keluarga dan sahabat-
sahabatnya.
Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar
sarjana. Penulis menyadari bahwa proses penyelesaian skripsi ini tidak akan
sukses tanpa bantuan dan keterlibatan berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis
mengucapkan terimakasih kepada phak pihak-pihak yang telah membantu, yaitu
antara lain adalah:
1. Bapak Dr. Suhirman, M.Si dan Ibu Risa Umami, M.Sc. (pembimbing I dan II)
yang telah banyak memberikan bimbingan serta inspirasi selama penulisan
skripsi ini.
2. Bapak Dr.Ir. Edi M. Jayadi, MP dan Bapak Yahdi, M.Si (Penguji I dan II)
yang telah memberikan bimbingan dan saran dalam menyempurnakan skripsi
ini.
3. Ketua Jurusan dan Sekertaris Jurusan Pendidikan IPA Biologi Bapak Dr. Ir.
Edi M. Jayadi, MP dan Bapak Alwan Mahsul, M.Pd.
4. Bapak Drs. H. L. Muhtar, M. Pd , M.Pd dan Ibu Dwi Wahyudiati, M.Pd
selaku dosen wali.
5. Semua dosen Jurusan Pendidikan IPA Biologi.
6. Ibu Dr. Hj. Lubna, M.Pd selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan.
x
7. Bapak Prof. Dr. H. Muttawali, M.A. selaku Rektor UIN Mataram.
8. Staff Laboran Biologi UIN Mataram Muhattir Muhammad, S.Pd, Yuliatin,
S.Pd, Yunita Irawadi, S.Si, Quratul Aini,S.Pd
9. Almamaterku tercinta, terima kasih sudah menjadi kebanggaan selama
menempuh pendidikan di UIN Mataram.
10. Semua pihak yang telah bersedia membantu dan membimbing dalam
proses penelitian guna menyelesaikan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang konstruktif sangat penulis harapkan. Akhirnya
penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi peneliti khususnya dan
kepada pembaca umumnya. Aamiin
Mataram, Desember 2017
Penulis,
Dewi Yuliana Rizqi
xi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL ........................................................................ i
HALAMAN JUDUL ........................................................................... ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ..................................................... iii
NOTA DINAS ...................................................................................... iv
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI. ........................................... v
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................. vi
MOTTO ............................................................................................... vii
PERSEMBAHAN ................................................................................ viii
KATA PENGANTAR ........................................................................ ix
DAFTAR ISI ........................................................................................ xi
DAFTAR TABEL ............................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN. ...................................................................... xv
ABSTRAK ........................................................................................... xvi
ABSTRACT ......................................................................................... xvii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................... 1
A. LatarBelakang .......................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................... 3
C. Tujuan dan ManfaatPenelitian ................................................. 4
D. Ruang Lingkup dan Setting Penelitian ..................................... 4
E. Telaah Pustaka.......................................................................... 8
F. Kerangka Teori ......................................................................... 30
G. Metode Penelitian ..................................................................... 31
H. Sistematika Pembahasan .......................................................... 41
BAB II PAPARAN DATA DAN TEMUAN ..................................... 43
BAB III PEMBAHASAN ................................................................... 48
A. Isolasi Bakteri Pendegradasi Oli Bekas ................................... 48
B. Identifikasi Bakteri .................................................................. 48
xii
BAB IV PENUTUP ............................................................................. 52
A. Kesimpulan............................................................................... 52
B. Saran ......................................................................................... 52
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................... 53
LAMPIRAN-LAMPIRAN ................................................................. 58
xiii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1 Pengamatan morfologi isolat ......................................................................... 41 Tabel 2 Pengamatan mikroskopik dan biokimia isolat ............................................... 42 Tabel 3 Pengamatan makroskopik isolat I-IV ............................................................. 45 Tabel 4 Pengamatan morfologi makroskopik isolat I dan III. ..................................... 45 Tabel 5 Pengamatan mikroskopik isolat I dan III ...................................................... 47 Tabel 6 Pengamatan aktivitas biokimia ...................................................................... 48
xiv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1 Hidrokarbon Alfatik ............................................................. 9
Gambar 2 Hidrokarbon Alisiklik .......................................................... 10
Gambar 3 Derivar Benzena ................................................................... 11
Gambar 4 Koloni Providencia vermicola ............................................. 17
Gambar 5 Burkholderia cepacia. .......................................................... 19
Gambar 6 Pigmen Koloni Berwarna Kuning Myroides spp ................. 20
Gambar 7 Bacillus sp ............................................................................ 21
Gambar 8 Bakteri menginduksi pembentukan kristal oleh
A. Eutropusphada .................................................................................. 22
Gambar 9 Acinetobacter baumannii .................................................... 24
Gambar 10 Methylococcus capsulatus .................................................. 26
Gambar 11 Karakteristik Kultur Koloni Bakteri ................................... 29
Gambar 12 Bagan Kerangka Teori ....................................................... 31
Gambar 13 Pembentukan Zona Degradasi. ........................................... 43
Gambar 14 Pengamatan Makroskopik .................................................. 45
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1.Skema kerja penelitian .......................................................................... 59 Lampiran 2. Isolasi bakteri oli bekas ....................................................................... 59 Lampiran 3.Pemurnian ............................................................................................. 59 Lampiran 4. Gambar hasil dokumentasi .................................................................. 60 Lampiran 5. Flowchart Bergey’s Manual of Determinative Bacteriology .............. 61 Lampiran 6. Kartu Konsultasi .................................................................................. 62 Lampiran 7. Surat Izin Penelitian ............................................................................. 64 Lampiran 8 Surat Balasan Penelitian ....................................................................... 65
xvi
ISOLASI DAN IDENTIFIKASI BAKTERI PENDEGRADASI
HIDROKARBON DARI OLI BEKAS
Oleh:
Dewi Yuliana Rizqi
NIM: 15.1.14.5.003
ABSTRAK
Hidrokarbon merupakan senyawa organik yang hanya terdiri atas karbon dan hidrogen. Minyak bumi khususnya oli adalah kelompok senyawa hidrokarbon yang dapat dikelompokkan ke dalam hidrokarbon alifatik, alisiklik, dan aromatik. Penggunaan oli sebagai pelumas akan menyisakan limbah-limbah oli bekas yang apabila tidak dikelola dengan baik akan menyebabkan pencemaran lingkungan. Penelitian ini bertujuan mengisolasi dan mengidentifikasi bakteri yang dapat mendegradasi hidrokarbon dari oli bekas. Jenis penelitian ini adalah peneitian deskriptif eksploratif dengan pendekatan kualitatif. Pada tahap isolasi dilakukan dengan menambahkan sampel oli bekas ke dalam medium NA (Nutrient Agar) dengan mengamati zona bening yang terbentuk. Hasil isolasi didapatkan 4 isolat bakteri dari oli bekas. Sebanyak 2 dari 4 isolat dipilih untuk diidentifikasi secara mikroskopik dan biokimia yaitu isolat I dan III. Isolat I dan III dipilih berdasarkan bentuk morfologi koloni. Berdasarkan hasil pengamatan mikroskopik dan uji biokimia menunjukkan bahwa isolat I mendekati ke dalam spesies Bacillus brevis dan isolat III mendekati ke dalam spesies Bacillus macerans.
Kata kunci: Isolasi, identifikasi, degradasi hidrokarbon, bakteri oli bekas.
xvii
ISOLATION AND IDENTIFICATION OF HYDROCARBON
DEGRADING BACTERIA FROM USED LUBRICANT OILS
By:
Dewi Yuliana Rizqi
NIM: 15.1.14.5.003
ABSTRACT
Hydrocarbons are organic compounds consisting of carbon and hydrogen. Petroleum in particulary lubricant oil is a group of hydrocarbon compounds which can be grouped into aliphatic, alicyclic, and aromatic hydrocarbons. The use of oil as a lubricant will leaving used lumbricant oil that if not managed properly will cause environmental pollution. This research aims to isolate and identifying of hydrocarbon degrading bacteria from used lubricant oil. Type of research is descriptve explorative with qualitative approach. Isolation is done by adding the sample of used lubricant oil into the NA medium (Natrient Agar) by observing the clear zone formed. Bacterial identification is done by observing morphology and biochemical activity. Four isolates were obtain and two of them were selected to identification are isolate I and III. The result from bacterial identification was performed based on morphological and biochemical characterization show isolate I is Bacillus brevis and isolate III is Bacillus macerans. Keywords: Isolation, identification, hydrocarbon degradation, bacteria, used lumbricant oil.
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Oli adalah salah satu produk hasil pengolahan minyak bumi yang kaya
akan hidrokarbon alifatik dan aromatik.1 Oli ini biasanya dimanfaatkan oleh
masyarakat dalam hal transportasi untuk menunjang kegiatan sehari-hari. Di
Indonesia penggunaan kendaraan bermotor tiap tahun mengalami kenaikan.
Berdasarkan Badan Pusat Statistik jumlah kendaraan bermotor di Indonesia
dari tahun 2011 sampai 2013 mengalami peningkatan sekitar 23% dari
68.839.341 hingga 84.732.652 kendaaan.2 Sedangkan di Provinsi Nusa
Tenggara Barat jumlah kendaraan bermotor juga mengalami peningkatan dari
tahun 2013 hingga 2015 sebesar 5,3% dari 1.278.620 hingga 1.347.545
kendaraan. Hal ini menunjukkan bahwa kebutuhan minyak pelumas atau oli
juga mengalami kenaikan tiap tahunnya.3
Peningkatan kebutuhan minyak pelumas atau oli akan meningkatkan
jumlah sisa atau limbah dari minyak pelumas atau oli tersebut. Minyak
pelumas atau oli yang sudah terpakai dan tidak digunakan kembali biasanya
akan diletakkan di drum-drum tempat penyimpanan yang selanjutnya akan
diambil oleh pengepul oli bekas untuk diolah kembali. Penyimpanan maupun
1 Ahda & Fitri, “Karakterisasi Bakteri Potensial Pendegradasi Oli Bekas pada Tanah
Bengkel di Kota Padang”, Jurnal of Saintek, Vol. 8, Nomor 2, h. 101 2 Badan Pusat Statistik, “Perkembangan Jumlah Kendaraan Bermotor Menurut Jenis
Tahun 1987-2013”, dalam https://www.bps.go.id/linkTabelStatis/view/id/1413 diakses tanggal 19 Mei 2017, pukul 00.03.
3 Badan Pusat Statistik Provinsi Nusa Tenggara Barat, “Banyaknya Kendaraan Bermotor Tercatat Menurut Kabupaten / Kota Dan Jenis Kendaraan 2013”, dalam http://ntb.bps.go.id/linkTabelStatis/view/id/101 diakses tanggal 26 Mei 2017 pukul 00.27.
2
pengelolaan oli bekas ini harus benar-benar diperhatikan agar tidak
membahayakan dan merugikan makhluk hidup serta lingkungan di sekitarnya
karena senyawa hidrokarbon yang terkandung pada oli bekas sulit terurai. Saat
senyawa hidrokarbon berada di permukaan tanah dan dalam jangka waktu
yang lama senyawa tersebut akan mengendap sebagai zat racun. Hal ini akan
menyebabkan terganggunya ekosistem dan siklus air dalam tanah.4 Tetapi,
pengelolaan dan pemanfaatan oli bekas membutuhkan biaya yang cukup
mahal sehingga hanya beberapa industri saja yang dapat melaksanakannya.5
Oleh karena itu, diperlukan metode pengelolaan oli bekas yang ramah
lingkungan dan murah yaitu secara biologis salah satunya dengan
memanfaatkan mikroba seperti bakteri.
Bakteri merupakan makhluk hidup yang jumlahnya melimpah di alam
dan hampir dapat hidup di semua habitat. Setiap bakteri memiliki karakteristik
masing-masing. Karakteristik bakteri yang dapat mendegradasi hidrokarbon
yang terdapat pada oli bekas adalah bakteri yang memiliki kemampuan dalam
memanfaatkan senyawa hidrokarbon sebagai sumber energi yang diperlukan
bagi pertumbuhannya.6 Proses pendegradasian dengan menggunakan bantuan
mikroba relatif lebih mudah dengan biaya yang murah dan ramah lingkungan.7
4 Karwati, “Degradasi Hidrokarbon pada Tanah Tercemari Minyak Bumi dengan
Isolat A10 dan D8”, (Skripsi, FMIPA IPB, Bogor, 2009), h. 16. 5 Ratman dan Syafrudin, “Pemanfaatan dan Pengolahan Limbah B3 di PT Toyota
Motor Manufacturing Indonesia”, Presipitasi, Vol. 7 Nomor 2, 2010, h. 64. 6 Mujab, “Penggunaan Biokompos dalam Bioremediasi Lahan Tercemar Limbah
Lumpur Minyak Bumi”, (Skripsi, Fakultas Sains dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2011), h. 28.
7 Hafiluddin, “Bioremidiasi Tanah Tercemar Minyak dengan Teknik Bioaugmentasi dan Biostimulasi”, Embryo, Vol.8, Nomor 1, 2011, h. 47.
3
Penelitian sebelumnya dilakukan oleh Nusyirwani dan Amolle berhasil
mengisolasi tiga jenis bakteri dari perairan Dumai yang berpotensi sebagai
agen bioremidiasi minyak bumi yaitu Providencia vermicola, Burkholderia
cepacia dan Myroides odoratimimus.8 Ada juga penelitian yang dilakukan
oleh Gofar yang berhasil mengkarakterisasi dua isolat bakteri yang berpotensi
sebagai agen bioremidiasi minyak bumi yaitu Pseudomonas alcaligens dan
Alcaligens facealis.9 Feliatra dalam Nusyirwani dan Amolle berhasil
mengisolasi dan mengidentifikasi bakteri berpotensi pendegradasi minyak
bumi dari perairan selat Malaka yaitu Acinetobacter sp., Arthrobacter sp.,
Micrococcus sp., Pseudomonas sp., Bacillus sp. Sementara itu Arsanti dalam
Nusyirwani dan Amolle juga menemukan bakteri potensial untuk bioremidiasi
minyak bumi seperti Azotobacter sp., Alcaligens sp., Chromobacterium sp.,
Planococcus sp., dan Micrococcus sp.10
Selama ini penelitian bakteri terkait dengan oli bekas belum ada,
padahal hasilnya dapat digunakan untuk membantu dalam menanggulangi
pencemaran lingkungan akibat dari senyawa hidrokarbon. Oleh karena itu,
peneliti tertarik untuk mengisolasi dan mengidentifikasi bakteri yang mampu
mendegradasi hidrokarbon dari oli bekas.
8Nusyirwani dan Amolle, “Isolasi dan Karakterisasi Bakteri Hidrokarbonoklastik dari
Perairan Dumai dengan Skuens 16S rDNA, Ilmu Kelautan, Vol. 12, Nomor 1, 2007, h. 16. 9 Gofar, N., “Aplikasi Isolat Bakteri Hidrokarbonoklastik Asal Rizosfer Mangrove pada
Tanah Tercemar Minyak Bumi”, Lahan Suboptimal, Vol. 1, Nomor 2, 2012, h. 128. 10Nusyirwani dan Amolle, “Isolasi dan Karakterisasi Bakteri Hidrokarbonoklastik dari
Perairan Dumai dengan Skuens 16S rDNA, Ilmu Kelautan, Vol. 12, Nomor 1, 2007, h. 12-13.
4
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu:
1. Berapa bakteri pendegradasi hidrokarbon yang dapat diisolasi dari oli
bekas?
2. Bakteri apa saja yang dapat diidentifikasi dari oli bekas yang diduga
bakteri pendegradasi hidrokarbon?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang hendak ingin
dicapai dalam penelitian yaitu:
a) Untuk dapat mengetahui bakteri pendegradasi hidrokarbon yang dapat
diisolasi dari oli bekas.
b) Untuk dapat mengidentifikasi bakteri pendegradasi hidrokarbon dari oli
bekas.
2. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini antara lain sebagai berikut:
a) Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada masyarakat
mengenai keberadaan mikroorganisme yang berpotensi sebagai agen
pendegradasi hidrokarbon dari oli bekas.
b) Dapat membuka ruang bagi peneliti lain mengenai keberagaman
mikroorganisme yang berpotensi sebagai agen pendegradasi hidrokarbon
dari oli bekas.
5
D. Ruang Lingkup dan Setting Penelitian
Penelitian ini terbatas pada :
1. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Politeknik Medika Farma
Husada Mataram.
2. Bakteri pendegradasi oli bekas adalah bakteri yang memiliki kemampuan
untuk memanfaatkan hidrokarbon sebagai sumber karbon dan energi
yang diperlukan bagi pertumbuhannya.
3. Indikator penelitian ini adalah terbentuknya zona bening pada media
Nutrient Agar.
4. Identifikasi bakteri pendegradasi oli bekas hingga pada tingkat spesies.
5. Tahap Isolasi dan identifikasi meliputi:
a) Isolasi Bakteri Oli Bekas.
Teknik isolasi yang digunakan ialah pour plate. Sebanyak 1 ml sampel
oli bekas, dimasukkan ke dalam media Nutrient Agar. Lalu diinkubasi
pada suhu 37 selama 120 jam. Kemudian mengamati zona bening
yang terbentuk.
b) Identifikasi bakteri
1) Morfologi koloni (bentuk koloni, warna koloni, tepi koloni, tekstur,
dan permukaan).
2) Uji biokimia yaitu antara lain
(a) Pengecatan Gram
Sebanyak 2-3 tetes larutan Gram A (Hucker’s Crystal
Violet) diteteskan pada preparat olesan bakteri dan didiamkan
6
selam 1 menit. Preparat kemudian dicuci dengan air mengalir dan
dikeringkan dengan kertas isap secara hati-hati. Larutan Gram B
(Lugol’s Iodin) diteteskan pada preparat yang telah kering dan
dibiarkan selama 1 menit. Preparat kembali dicuci dengan air
mengalir dan dikeringkan. Preparat kemudian ditetesi larutan Gram
C (alcohol aseton) selama 30 detik. Setelah dicuci dan dikeringkan,
preparat ditetesi larutan Gram D (Safranin) selama 30 detik.
Preparat kembali dicuci dengan air mengalir dan dikeringkan.
Preparat kemudian diamati di bawah mikroskop dengan perbesaran
1000x menggunakan minyak imersi.11
(b) Uji Motilitas
Gelas objek cekung yang telah ditetsi akuades. Sebanyak satu
ose biakan bakteri diletakkan pada tetesan akuades, kemudian
ditutupi dengan cover glass. Motilitas biakan bakteri dilihat
menggunakan mikroskop dengan perbesaran 1000x
menggunakan minyak immerse.
(c) Produksi H2S
Biakan bakteri diinokulasi ke dalam medium TSIA dengan
cara ditusuk lurus (stab), kemudian diinkubasi selama 7 jam pada
suhu 30-350C.
11 Gandjar, dkk, Petunjuk Praktikum Mikrobiologi Dasar, (Depok: UI Press, 1992), h.
32-33
7
(d) Uji metyl red
Sebanyak satu ose biakan bakteri diinokulasi ke dalam
tabung reaksi yang berisi medium metyl red dan diinkubasi selama
24 jam pada suhu 300C. Sebanyak 2 tetes larutan metyl red
ditambahkan ke dalam setiap tabung.
(e) Uji Katalase
Gelas objek yang telah dibersihkan ditetesi beberapa tetes
larutan H2O2 3%. Satu ose biakan bakteri yang berumur 24 jam
diletakkan di dalam tetesan H2O2 tersebut. Reaksi dinyatakan
positif jika timbul gelembung-gelembung udara.
(f) Uji Voges-Proskauer (VP)
Sebanyak satu ose biakan bakteri diinokulasi ke dalam
tabung yang berisi medium Voges-Proskauer dan diinkubasi
selama 24 jam pada suhu 300C. Sebanyak 0,6 ml alfa-naftol 5%
dan 0,5 ml KOH 4% ditambahkan ke dalam setiap tabung. Reaksi
dinyatakan positif jika warna medium berubah menjadi merah.
(g) Uji Simon’s Sitrat
Sebanyak satu ose biakan bakteri diinokulasi ke dalam
tabung yang berisi media Koser Citrat Agar dan diinkubasi selama
48-72 jam pada suhu 370C. Reaksi dinyatakan positif jika warna
medium berubah menjadi biru.
8
(h) Produksi Indol
Sebanyak satu ose biakan bakteri diinokulasi ke dalam
tabung reaksi yang berisi medium Tripton 1% dan diinkubasi
selama 48 jam pada suhu 30-350C. Sebanyak satu ml larutan Kovac
ditambahkan ke dalam setiap tabung. Tabung kemudian dikocok
perlahan-lahan. Reaksi dinyatakan positif jika terbentuk warna
merah tua pada lapisan atas permukaan medium.
(i) Uji Urease
Sebanyak satu ose biakan bakteri diinokulasi ke dalam
tabung reaksi yang berisi medium urea dengan indkator phenol red
dan diinkubasi selama 24 jam. Reaksi dinayatakan positif jika
terbentuk warna merah muda.
(j) Uji Fermentasi Karbohidrat
Sebanyak satu ose biakan bakteri diinokulasi ke dalam satu
seri medium fermentasi dalam tabung reaksi yang berisi tabung
Durham. Tabung-tabung tersebut kemudian diinkubasi selama 48
jam pada suhu 300C. Reaksi dinyatakan positif jika terjadi
perubahan warna indikator dari merah menjadi kuning dan
terbentuk gelembung udara di dalam tabung Durham.
9
(k) Uji Manitol
Satu ose biakan bakteri diambil dan diusapkan pada media
MSA, kemudian diinkubasi pada suhu 370C selama 24 jam
(Lay, 1994).12
E. Telaah Pustaka
1. Senyawa Hidrokarbon
Hidrokarbon terdiri dari ikatan atom hidrogen (H) dan karbon (C)
dengan beberapa variasi yang terbentuk secara alamiah dari ekstraksi
material organik (kerogen) yang dipengaruhi oleh suhu dan dan tekanan.
Minyak bumi merupakan kumpulan dari senyawa hidrokarbon yang
berasal dari pelapukan sisa-sisa organisme sehingga disebut bahan bakar
fosil. Minyak bumi berasal dari jasad renik lautan, tumbuhan dan hewan.
Sisa-sisa organisme itu mengendap kemudian ditutupi oleh lumpur.
Lapisan lumpur tersebut lambat laun berubah menjadi batuan karena
pengaruh suhu dan tekanan lapisan di atasnya.13 Menurut Meier (2000)
dan Madigan dkk. (2003) dalam Dachniar Fajar (2012) minyak bumi
terdiri dari ribuan senyawa hidrokarbon yang dapat dikelompokkan ke
dalam hidrokarbon alfatik, alisiklik, dan aromatik.14
12 Dewi A.K, “Isolasi, Identifikasi dan Uji Sensitvitas Staphylococcus aureus terhadap
Amoxillin dari Sampel Susu Kambing Peranakan Ettawa (PE) Penderita Mastitis Di Wilayah Girimulyo, Kulonprogo, Yogyakarta”, Jurnal Sain Veteriner, Vol. 31, Nomor 2, 2013, h. 142.
13 Anggi Yusrani, “Studi Karakterisasi Minyak Bumi Berdasarkan Sidik Jari Biomarker di Indonesia Bagian Barat”, (Skrips, FMIPA Universitas Indonesia, Depok, 2009), h. 6-8
14 Hajar Dachniar, “Isolasi, Identifikasi dan Analisis Kemampuan Degradasi Hidrokarbon Bakteri Tanah Sampel B, Cilegon Banten”, (Skripsi, FMIPA Universitas Indonesia, 2012), h. 4
10
Hidrokarbon Alfatik merupakan senyawa hidrokarbon dengan
rantai terbuka jenuh (ikatan tunggal) maupun tidak jenuh (ikatan rangkap).
Hidrokarbon alfatik terdiri dari 3 jenis yaitu alkana, alkena dan alkena.
Alkana adalah komponen utama dari gas alam dan minyak bumi.
Sedangkan alkena digunakan sebagai bahan baku industri plastik, karet
sintetik, dan alkohol.15
Gambar 1 Hidrokarbon alfatik16
Hidrokarbon alisiklik merupakan hidrokarbon yang terdiri dari
susunan rantai karbon dalam bentuk siklik (cincin).17 Hidrokarbon alisiklik
dapat terdiri dari sebagain besar molekul organik dalam campuran minyak
bumi, seperti kondensat gas, bensin, dan minyak mentah.18
Gambar 2 Hidrokarbon alisiklik (derivat sikloalkana)19
15 Agustawijaya Didi S dan Fenny Andriani, “Apakah Lumpur Di Sidoarjo Mengandung
Senyawa Hidrokarbon”, dalam http://www.bpls.go.id/bplsdownload/article/Apakah_lusi_ mengandung_hidro.pdf diakses tanggal 15 Desember 2017 pukul 3.51
16 Anonim, “Hydrocarbon”, dalam https://www.britannica.com/science/hydrocarbon /Cycloalkanes diakses tanggal 20 Oktober 2017 pukul 0.13
17 Agustawijaya Didi S dan Fenny Andriani, “Apakah Lumpur Di Sidoarjo Mengandung Senyawa Hidrokarbon”, dalam http://www.bpls.go.id/bplsdownload/article/Apakah_lusi _mengandung_hidro.pdf diakses tanggal 15 Desember 2017 pukul 3.51
18 Hernandez Luis A. Rios dkk, “Biodegradation of an Alicyclic Hidrocarbon by a Sulfate-Reducing Enrichment from a Gas Condensate-Contaminate Aquifer”, Applied and Environmental Microbiology, Vol. 69, Nomor 1, 2003, h. 434
19 Anonim, “Hydrocarbon”, dalam https://www.britannica.com/science/hydrocarbon/
Cycloalkanes diakses tanggal 20 Oktober 2017 pukul 0.13
11
Hidrokarbon aromatik adalah kelompok hidrokarbon yang
mempunyai rantai melingkar dengan 6 atom C, yaitu benzene (C6H6) dan
derivatnya, antara lain Toluena, Xylena, Cumena, Cymena, dan lain-lain.
Hidrokarbon aromatik di dapatkan pada semua minyak mentah dalam
jumlah sedikit, yang berperan penting dalam meningkatkan angka oktana
pada bensin dan minyak penerbangan. Olefin (disebut juga alkena)
merupakan hidrokarbon yang memiliki satu atau lebih ikatan rangkap dua
karbon-karbon yang bersifat non polar dan tidak larut dalam air. Di dalam
minyak mentah, olefin tidak selalu ditemukan. Asetilena atau alkuna
merupakan hidrokarbon tak jenuh yang memiliki satu atau lebih ikatan
rangkap tiga karbon-karbon. Asetilena merupakan senyawa yang sangat
kecil berada di dalam minyak mentah.20
Gambar 3 Derivat benzena21
2. Oli Bekas
Minyak pelumas (oli) merupakan hasil produk olahan minyak
bumi. Minyak bumi merupakan salah satu contoh dari limbah organik
20 Ummu Hanifah, “Pemanfaatan Jerami Padi sebagai Sorben minyak mentah dengan
Aktivasi Kimia, (Skripsi, Fakultas Sains DAN Teknologi UIN Syarif Hidayatullah, 2014), h. 13-14 21 Nissaa Garcia, “What is Benzene?- Uses, Structure & Formula”, dalam
https://study.com/academy/lesson/what-is-benzene-uses-structure-formula.html diakses pada tanggal 20 Oktober 2017 pukul 10.03.
12
yang berupa senyawa hidrokarbon. Senyawa hidrokarbon merupakan salah
satu kontaminan yang sulit diurai. Saat senyawa hidrokarbon berada
dipermukaan tanah, maka senyawa tersebut dapat menguap, tersapu air
hujan, atau masuk ke dalam tanah dan dalam jangka waktu yang lama
senyawa tersebut akan mengendap sebagai zat racun. Hal ini akan
menyebabkan terganggunya ekosistem dan siklus air dalam tanah.22 Selain
itu, limbah dari senyawa hidrokarbon juga diketahui dapat mengubah
struktur dan fungsi tanah. Bahan kontaminan senyawa hidrokarbon ini
juga berpotensi mencemari udara dan air.23
Sumber pencemaran oleh hidrokarbon berasal dari produk minyak
bumi salah satunya adalah oli (minyak pelumas). Oli biasanya digunakan
pada perbengkelan otomotif sebagai bahan pelumas mesin kendaraan.
Pencemaran akibat hidrokarbon minyak bumi telah menimbulkan masalah
lingkungan yang cukup serius dan perlu pengelolaan yang tepat agar tidak
terjadi kerusakan lingkungan yang berkelanjutan. Kebanyakan teknologi
atau metode pemulihan konvensional (baik secara kimia maupun fisika)
membutuhkan banyak biaya serta menurunkan kesuburan tanah dan
menimbulkan dampak negatif pada ekosistem.24 Oleh karena itu,
diperlukan metode pengelolaan lingkungan yang ramah lingkungan yaitu
22 Karwati, “Degradasi Hidrokarbon pada Tanah Tercemari Minyak Bumi dengan
Isolat A10 dan D8”, (Skripsi, FMIPA IPB, Bogor, 2009), h. 16. 23 Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup, “Peraturan Menteri Negara
Lingkungan Hidup Nomor 11 Tahun 2006”, (Jakarta: Dokumen Pemerintah, 2006), h. 26 24 Pertiwi dkk, “Pemanfaatan rumput Fimbrisylis sp. Dalam Proses Bioremediasi Tanah
pada Berbagai Konsentrasi Limbah Minyak Bumi”, Jurnal Penelitian Sains, Vol. 14, Nomor 1, 2011, h. 1
13
secara biologis salah satunya dengan memanfaatkan mikroba seperti
bakteri.25
3. Bakteri Pendegradasi Hidrokarbon
Bakteri adalah mikroorganisme bersel tunggal yang panjangnya
beberapa micrometer dan memiliki morfologi dari berupa tongkat (basil),
kokus sampai bentuk spiral.Bakteri hidup di tanah permukaan bumi,
perairan air panas, air laut, di bawah permukaan tanah dan ada yang dapat
berkembang pada sampah zat radioaktif.26
a. Morfologi Bakteri
Bakteri umumnya berukuran kecil dengan karakteristik dimensi
sekitar 1 µm. Ada tiga bentuk dasar bakteri, yaitu bentuk bulat atau kokus,
bentuk batang atau basil, dan berbentuk lengkung atau spiral.
1) Bentuk Bulat (kokus)
Kokus (dari cocus) adalah bakteri yang bentuknya serupa bola-bola
kecil.Golongan ini tidak sebanyak golongan basil. Kokus ada yang
bergandeng-gandengan panjang serupa tali leher, ini disebut streptococus;
ada yang bergandengan dua-dua, ini disebut diplococus; ada yang
mengelompokkan berempat, ini disebut tetracocus; kokus yang
mengelompok merupakan suatu untaian disebut stafilokokus, sedangkan
kokus yang mengelompok serupa kubus disebut sarsina.27
25Yolantika, H dkk, “Isolasi Bakteri Pendegradasi Hidrokarbon di Tanah Tercemar
Lokasi Perbengkelan Otomotif”, Biologi Universitas Andalas, Vol. 4, Nomor 3, 2015, h. 154. 26
M. Subandi, “Mikrobiologi Kajian dalam Perspektif Islam”, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset,2014), h. 55
27 Dwidjoseputo, “Dasar-dasar Mikrobiologi”, (Jakarta: Djambatan, 2010), hlm. 22
14
2) Bentuk Batang (basil)
Sel bakteri berbentuk batang atau silindris dinamakan basilus.Ada
banyak perbedaan dalam ukuran panjang dan lebar diantara berbagai
spesies basilus. Ujung beberapa basilus tampak persegi, yang lain bundar,
dan yang lain lagi meruncing atau lancip seperti ujung cerutu. Kadang-
kadang basilus tetap saling melekat satu dengan yang lainnya, ujung
dengan ujung, sehingga memberikan penampilan rantai.28 Basil dapat
bergandeng-gandengan panjang, bergandengan dua-dua, atau terlepas satu
sama lain. Yang bergandeng-gandengan panjang disebut streptobasil, yang
dua-dua disebut diplobasil.Ujung-ujung basil yang terlepas satu sama lain
itu tumpul, sedangkan ujung-ujung masih bargandengan itu tajam.
3) Bentuk Lengkung (spiral)
Bakteri berbentuk lengkung pada pokoknya dapat dibagi menjadi
bentuk koma (vibrio), jika lengkungnya kurang dari setengah lingkaran.
Jika spiralnya halus dan lentur disebut spirochaeta dan jika spiralnya tebal
dan kaku disebut spirillium.29
b. Fisiologi
1) Pertumbuhan dan Perkembangan Bakteri
Bakteri untuk pertumbuhnya memerlukan unsur fisika serta unsur
kimiawi tertentu.30
28 Michael J. Pelczar & E.C.S. Chan; penerjemah, Ratna Siri Hadioetomo, “Dasar-
dasar Mikrobiologi Jilid 1”, (Jakarta: Universitas Indonesia-Press, 1986), hlm. 103 29 Nurhidayat, dkk., “Mikrobiologi Industri”, (Yogyakarta: C.V Andi Offset, 2006), h. 18 30 Tim penyusun fakultas kedokteran universitas brawijaya, “Bakteriologi Medic”,
(Malang: bayumedia publishing, 2003), h. 31-33
15
a) Kebutuhan unsur fisik
(1) Suhu
Seperti halnya makhluk hidup tingkat tinggi, untuk
pertumbuhannya bakteri membutuhkan suhu tertentu untuk
mempertahankan kelangsungan hidupnya. Atas dasar suhu yang
diperlukan untuk tumbuh, bakteri dapat di bedakan menjadi :
(a) Psikrofil, yaitu bakteri yang tumbuh pada suhu antara (0–20)0 c.
dengan suhu optimum 250c. Bakteri ini banyak ditemukan di dasar
lautan, di daerah kutub, dan juga pada bahan makanan yang
didinginkan. Pertumbuhan bakteri psikrofil pada bahan makanan
menyebabkan kualitas bahan makanan tersebut menurun dan menjadi
busuk. Contohnya yaitu Pseudomonas, Flavobacterium,
Achromobacter, dan alcaligenes.
(b) Mesofil, yaitu bakteri yang tumbuh pada suhu antara (25-40)0c dengan
suhu optimum 370c. Bakteri mesofil banyak terdapat pada tanah, air,
dan tubuh vertebrata. Salah satu contoh bakteri mesofil adalah
Escherichia coli. Semua jenis bakteri yang bersifat patogen pada
hewan merupakan bakteri mesofil.
(c) Termofil, yaitu bakteri yang tumbuh pada suhu antara (50-60)0C.
Bakteri ini dijumpai pada sumbersumber air panas, kawah gunung
berapi, geiser, dan sebagainya. Contohnya yaitu Thermus aquaticus,
Sulfolobus acidocaldarius, dan Chloroflexus.
16
(2) pH
Bakteri juga memerlukan pH tertentu untuk petumbuhannya.Pada
umumnya bakteri memiliki rentangan pH yang sempit, yaitu antara pH
6,5–7,5. Namun ada juga bakteri yang dapat tumbuh pada pH di bawah 4
dan di atas 7,5.
(3) Tekanan osmosis
Air merupakan bahan yang sangat penting bagi petumbuhan
bakteri karena 80–90 % bakteri tersusun atas air.Tekanan osmosis sangat
di perlukan untuk mempertahankan bakteri agar tetap hidup. Misalnya
apabila bakteri berada dalam larutan yang konsentrasinya lebih tinggi dari
pada konsentrasi yang ada dalam selnya, maka akan terjadi pengeluaran
cairan dari dalam sel melalui membran sitoplasma atau yang sering disebut
dengan plasmolisis.
(4) Kebutuhan unsur kimiawi
(a) Karbon, seperti halnya air, unsur karbon juga sangat penting bagi
pertumbuhan bakteri. Berdasarkan sumber karbon yang diperlukan
untuk pertumbuhannya, bakteri dibagi menjadi beberapa golongan:
(1)) Golongan kemoheterotrof, yaitu golongan bakteri yang untuk
tumbuhnya memerlukan bahan-bahan organik sebagai sumber
karbonnya.Seperti protein, karbohidrat, dan lipid.
(2)) Golongan kemoototrof, yaitu golongan bakteri yang sebagai
sumber karbonnya berasal dari karbon dioksida (CO2).
17
(3))Golongan pototrof, yaitu golongan bakteri yang untuk
petumbuhannya memerlukan sumber karbon, yang seluruhnya
berasal dari karbon dioksida (CO2).
(b) Nitrogen, Sulfur, dan Fosfor
Unsur di atas merupakan unsur yang diperlukan oleh bakteri
untuk menyusun bagian-bagian sel. Misalnya untuk mensintesis
protein di perlukan nitrogen dan sulfur, sedangkan untuk
mensintesis DNA dan RNA di perlukan nitrogen dan fosfor, dan
begitu juga dengan sintesis ATP.
(c) Senyawa logam
Senyawa logam untuk pertumbuhan makhluk hidup (khusunya
bakteri) di perlukan dalam jumlah yang sedikit. Termasuk
diantaranya yang di perlukan dalam hidup antara lain Fe, Cu, dan
Zn.
(d) Oksigen
Berdasarkan akan kebutuhan oksigennya, bakteri dapat
digolongkan menjadi :
(1)) Bakteri aerob, yaitu bakteri yang untuk petumbuhannya
memerlukan adanya oksigen.
(2)) Bakteri anaerob, yaitu bakteri tidak membutuhkan oksigen di
dalam pertumbuhannya.
18
c. Bakteri Pendegradasi Hidrokarbon
1) Providencia vermicola
Genus enterobacterial Providencia terdiri dari beberapa spesies
salah satunya yaitu Providencia vermicola. Berikut ini merupakan
gambar koloni Providencia vermicola potensial pada akar strain KP-
2131:
Gambar 4
Koloni Providencia vermicola
Divisi : Proteobacteria
Class : Gammaproteobacteria Ordo : Enterobacteriales Family : Enterobacteriaceae Genus : Providencia Spesies : Providencia vermicola
Menurut Kim (2006) dalam Nusyirwani dan Amolle
menyatakan bahwa bakteri ini diisolasi dari Nematoda entomopatogen
Butlerius sp. Bakteri ini berbentuk tongkat/ batang berflagella dengan
ukuran 0,6-0,8 x 1,5-2,5 µm, merupakan gram negtaif dan motil
walaupun lambat. Jenis bakteri ini merupakan kemoorganotropik
dengan respirasi anaerob fakultatif dengan sistem respirasi aerob dan
31 Husein Khadim dkk, “First Report of Providencia vermicola Strains Characterized for
Enhanced Rapessed Growth Attributing Parameters”, Internasional Journal of Agriculture & Biology, Vol. 17, Nomor 6, 2015, h. 1115.
19
metabolism tipe fermentasi. Glukosa dan karbohidrat lain
dikatabolisme dengan reaksi asam dan memproduksi gas. P.
vermicola tumbuh optimal pada temperatur 37 . Bakteri ini juga
memiliki sifat katalase positif dan oksidase negatif.32
2) Burkholderia cepacia
B. cepacia masih genomovar ( satu genetik spesies yang sangat
erat kekerabatannya) dengan Pseudomonas, yaitu P. kingie, P.
cepacia, P. multivorans. B. cepacia. Klasifikasi dari Bukholderia
cepacia yaitu33:
Gambar 5
Burkholderia cepacia34
Divisio : Proteobacteria Class : Betaproteobacteria Ordo : Burkholderiales Family : Bulkholderiaceae Genus : Burkholderia Spesies : Burkholderia cepacia
Berbentuk batang pendek dengan ukuran 0,5-1,0 x 1,5-5,0 µm,
bersifat gram negatif dan berwarna kuning kehijauan serta mempunyai
kemampuan menghasilkan pigmen fluoresens bervariasi, yang
32 Nusyirwani dan Amolle, “Isolasi dan Karakterisasi Bakteri Hidrokarbonoklastik
dari Perairan Dumai dengan Skuens 16S rDNA, Ilmu Kelautan, Vol. 12, Nomor 1, 2007, hlm. 14 33 Ibid 34 Centers for Disease Control and Prevention, “Burkholderia cepacia in Healthcare
Setting”, dalam https://www.cdc.gov/hai/organisms/bcepacia.html diakses pada tanggal 20 Oktober 2017 pukul 10.19.
20
menyebabkan pigmen berwarna kuning atau cokelat. Pertumbuhan
optimumnya pada suhu 30-35 , dan dapat tumbuh pada suhu 41 .
Bakteri ini juga menghasilkan enzim oksidase dan dapat mereduksi
nitrat menjadi nitrit tetapi tidak menghasilkan gas. B. cepacia juga
mampu memanfaatkan sumber karbon: D-arabinosa, 2,3-butylene
glukol, oellobiosa, citraconate, D-fucosa, glukosa, m-hydroxibenzoat,
levulinat, manitol, mucate, DL ornithin, sacsharate, sorbitol sukrosa,
L-thereonine, dan typthamine.35
3) Myroides odoratimimus
Myroides spp. merupakan bakteri yang bersifat aerob,
berpigmen kuning, non-fermentasi, gram-negatif batang dan dianggap
patogen oportunistik kelas rendah.36 Salah satu anggota dari Myroides
spp. adalah Myroides odoratimimus dengan klasifikasi yaitu37:
Gambar 6
Pigmen koloni berwarna kuning Myroides spp.
35 Supriadi, “Analisis Risiko Agens Hayati Untuk Pengendalian Patogen Pada
Tanaman”, Litbang Pertanian, Vol. 25, Nomor 3, 2006, h. 80. 36
Elntamilan D, dkk, “Septicaemia Caused by Myroides spp. a Case Report”, JMM Case Report, 2015, h. 1.
37 NCBI
21
Divisio : Bacteriodetes Class : Flavobacteria Ordo : Flavobacteriales Family : Flavobacteriaceae Genus : Myriodes Spesies : Myriodes odoratimimus
Bakteri ini merupakan reklasifikasi dari flavobacterium
oobratom menjadi genus baru, M. odoratus, comb. nov, dan M.
odoratium sp.nov. M. odoratimus berbentuk tongkat dengan bagian
ujung membulat dengan ukuran 0,5 x 1,0-3,0 µm dan tidak membentuk
endospora. Bakteri ini berdinding sel gram negative dan nonmotil.
4) Bacillus sp.
Spesies Bacillus berbentuk batang, bakteri pembentuk bakteri
aerob atau bakteri fakultatif anaerob, bakteri gram positif; Pada
beberapa spesies, kultur dapat mengubah Gram negatif dengan usia.
Banyak spesies dari genus menunjukkan berbagai kemampuan
fisiologis yang memungkinkan mereka hidup di setiap lingkungan
alam. Hanya satu endospora yang terbentuk per sel. Spora tahan
terhadap panas, dingin, radiasi, pengeringan, dan disinfektan.38
Gambar 7
Bacillus sp.39
38
Peter, Medical Microbiology 4th Edition, (Galveston (TX): University of Texas Medical Branch at Galveston, 1996), [NCBI Bookself]
39 Viticulture & Enology, “Bacillus sp.”, dalam http://wineserver.ucdavis.edu /industry/enology/winemicro/winebacteria/bacillus.html diakses pada tanggal 20 Oktober 2017 pukul 10 29.
22
Divisio : Firmicutes Class : Bacilli Ordo : Bacillales Family : Bacillaceae Genus : Bacillus Spesies : Bacillus sp.
Bacillus subtilis adalah salah satu bakteri yang paling baik
dan digunakan sebagai organisme model untuk bakteri Gram positif.
B. subtilis adalah bakteri berbentuk batang, yang menghasilkan
endospora yang memungkinkan kelangsungan hidup pada kondisi
lingkungan yang ekstrem termasuk panas dan pengeringan. Di dalam
tanah, lingkungan alami B. subtilis, bakteri terus menerus menemukan
berbagai perubahan kondisi lingkungan termasuk perbedaan drastis
dalam ketegangan oksigen.40
5) Alcaligenes eutrophus
Margey et, al. (1985) dalam Yuni Ahda & Lel Fitri (2016)
Alcaligenes eutrophus atau Rasltonia eutrophus adalah spesies bakteri
yang dapat memproduksi poli (3-hydroksibutirat) (PHB), bahan
pembuat plastik yang mudah diurai (biodebradable plastic). Berikut
ini merupakan bakteri yang menginduksi pembentukan Kristal oleh A.
Eutrophuspada membran Zirfon M5 dalam reaktor membran tubular
40 Härtig & Jahn, “Regulation of the Anaerobic Metabolism in Bacillus subtilius”,
Advances in Microbial Physiology Volume 61, (Braunschweig: Technische Universität Braunschweig, 2012)
23
kontinyu. Angka tersebutmenunjukkan bakteri membentuk kristal
CdCO3.41
Gambar 8
Bakteri menginduksi pembentukan kristal oleh A. Eutrophuspada
Phylum : Proteobacteria Class : Betaprotobacteria Ordo : Burkholderiales Family : Alcaligenaceae Genus : Alacaligenes Spesies : Alcaligenes eutrophus
Bakteri ini memiliki beberapa karakteristik, yaitu gram negatif,
berbentuk basil, tidak membentuk spora, tumbuh pada suhu optimal
30 , aerobic obligat (memerlukan O2 untuk hidup, fakultatif
kemolitotrof, dan dapat menghasilkan energy dengan mengoksidasi
hydrogen menjadi air. A. eutrophus sering ditemukan di tanah atau
lapisan sedimen yang mengandung logam berat dalam konsentrasi
tinggi. A. eutrophus dapat mensintesis PBH melalui jalur metabolisme
Asetil-KoA dengan melibatkan tiga enzim, yaitu 3-ketotiolase,
41 Mahvi A.H dan L. Diels, “ Biological Removal of Cadmium by Alcaligenes
eutrophus CH34”, International Journal of Environmental Science & Technology, Vol. 1, Nomor. 3, 2004, h. 200.
24
asetoasetilase-KoA reduktase, dan PHA (polihidroksialkanoat)
sintase.42
6) Acinetobacter baumannii
Acinetobacter memiliki karakteristik pendek, gemuk, gram
negatif (tapi kadang-kadang sulit untuk destain) batang, biasanya 1,0-
1,5 dengan 1,5 sampai 2,5 mm fase pertumbuhan logaritmik tetapi
sering menjadi lebih coccoid dalam fase stasioner. Memasangkan atau
clustering sel sering terjadi. Pewarnaan Gram variabilitas, serta variasi
ukuran sel dan pengaturan, yang sering dapat diamati dalam budaya
murni tunggal. Acinetobacter spp, biasanya bentuk halus, kadang-
kadang berlendir, kuning pucat keabu-abuan putih koloni pada medi
padat, meskipun beberapa strain lingkungan yang menghasilkan
pigmen coklat diffusible telah diuraikan. Di bawah ini merupakan
pembentukan (A) Garis kompleks Acinetobacter baumannii mengikuti
pertumbuhan semalam pada agar Luria-Bertani pada suhu 37 ° C.. (B)
Gram-noda fase log A. Sel baumannii tumbuh dalam kaldu Luria-
Bertani. Panah menunjukkan sel A. baumannii individu.43
42 Ahda & Fitri, “Karakteristik Bakteri Potensial Pendegradasi Oli Bekas pada Tanah
Bengkel di Kota Padang”, Saintek, Vol. 8, Nomor 2, 2016, h. 101-102. 43
Howard Aoife dkk, “Acinetobacter baumannii An Emerging Opportunistic Pathogen”, Virulence, Vol. 3, Nomor 3, 2012, h. 244.
25
Gambar 9
Acinetobacter baumannii.
Phylum : Proteobacteria Class : Gammaproteobacteria Ordo : Pseudomondales Family : Moraxellaceae Genus : Acinetobacter Spesies : Acinetobacter baumannii
Acinetobacter baumannii adalah bakteri yang berbentuk
basil, Gram-negatif, aerobik, pleomorfik dan non-motil. Sebuah
patogen oportunistik, A. baumannii memiliki insidensi tinggi di antara
individu yang memiliki imun lemah, terutama mereka yang telah
mengalami masa inap rumah sakit (> 90 d) yang berkepanjangan.
Umumnya terkait dengan lingkungan perairan, telah terbukti berkoloni
kulit dan juga menjadi terisolasi dalam jumlah tinggi dari sekresi
pernafasan dan orofaring individu yang terinfeksi. Dalam beberapa
tahun terakhir, telah ditunjuk sebagai patogen manusia sebagai sebuah
"peringatan merah", menghasilkan alarm di antara ikatan medis, yang
sebagian besar berasal dari spektrum resistensi antibiotik yang luas.44
44 Aoife, H., dkk., “Acinetobacter baumannii”, Virulence, vol. 3 nomor 3, 2012, h.
244.
26
7) Methylococcus capsulatus
Genus Methylobacter memiliki sel berbentuk bulat, bulat
panjang, atau batang dengan motilitas bervariasi, tidak dapat
memfiksasi nitrogen, tidak tumbuh pada suhu 45°C, dan memiliki
pigmentasi sel berwarna coklat atau kuning. Genus Methylococcus
memiliki sel berbentuk bulat atau bulat panjang dengan motilitas
bervariasi, dapat melakukan fiksasi nitrogen, dapat tumbuh pada suhu
45°C, dan memiliki pigmentasi sel berwarna coklat atau kuning.
Berikut ini merupakan gambar mikrograf elektron penipisan bagian
tipis dari kultur M. capsulatus Bath. Sampel sel diambil saat
konsentrasi tembaga ditambahkan dalam medium kultur mencapai 5
(A), 20 (B), 40 (C), 60 (D), 80 (E), dan 89 (F) μM. Marker bar, 200
nm.45
Gambar 10
Methylococcus capsulatus
Phylum : Proteobacteria Class : Gammaproteobacteria Ordo : Methylococcales Family : Methylococcaceae Genus : Methylococcus Spesies : Methylococcus capsulatus
45 Ibid
27
Methylococcus capsulatus adalah salah satu bakteri
metanotrofik yang bertanggung jawab atas oksidasi metana yang
dihasilkan secara biologis, oleh karena itu sangat penting dalam
mengurangi jumlah gas rumah kaca yang dilepaskan ke atmosfer
bumi. M. capsulatus diklasifikasikan sebagai methanotrof wajib,
metana dioksidasi melalui metanol menjadi formaldehid, yang
kemudian diasimilasi menjadi biomassa seluler atau selanjutnya
dioksidasi menjadi formate dan CO2 untuk produksi energi. Konversi
metana ke biomassa oleh M. capsulatus telah dieksploitasi untuk
produksi komersial skala besar dari protein mikroba dengan
fermentasi.46
4. Isolasi Bakteri
Isolasi adalah suatu cara untuk memisahkan mikroorganisme
tertentu dari lingkungan, sehingga diperoleh biakan yang tidak tercampur
dengan jenis yang lain atau biakan murni.47 Media selektif adalah media
khusus untuk menumbuhkan mikroorganisme tertentu yang mengandung
nutrient-nutrient yang khusus dimanfaatkan oleh mikroorganisme tertentu
yang tumbuh pada media, misalnya Thiosulfat Cytrat Bilesalt Sucrose dan
Salmonella Shigella Agar . Isolasi dapat dilakukan dengan cara teknik
sebar (spread-plate), tuang (pour-plate) atau gores (streak-plate).
46 Ward dkk, “Genomic Insights into Methanotrophy: The Complete Genome Sequence of Methylococcus capsulatus (Bath)”, Plos Biol, 2004, h. 1616-1617.
47 Gandjar dkk, “Pedoman Praktikum Mikrobiologi Dasar”, (Depok: UI Press, 1992), h. 20
28
Teknik sebar (spread-plate) mensyaratkan bahwa sebelumnya
mengencerkan mikrooorganisme yang digunakan. Selama inokulasi, sel-
selnya disebarkan di atas permukaan media agar padat dengan batang kaca
bengkok berbentuk L yang steril, sementara itu cawan petri di putar di atas
sebuah “lazy Susan”. Teknik tuang (pour-plate) membutuhkan urutan
pengenceran campuran kultur dengan cara memutar atau dengan
menggunakan pipet. Inokulum diencerkan kemudian ditambahkan ke
media agar cair dalam cawan petri, dicampur, dan dibiarkan mengeras.48
Teknik gores merupakan sebuah metode isolasi kualitatif yang
cepat. Metode ini pada dasarnya adalah metode pengenceran yang
melibatkan penyebaran dengan putaran penuh dari kultur di atas
permukaan pirigan agar. Meskipun banyak jenis prosedur yang dilakukan,
empat arah, atau kuadran, goresan telah menggambarkan.49
5. Identifikasi Bakteri
Identifikasi bakteri meliputi karakteristik morfologi dan
biokimia. Monograf yang dapat digunakan dalam identifikasi bakteri
antara lain Bergey’s Manual of Systematic Bacteriolgi Volume I dan
Cowan and Steel’s Manual For The Identification of Medical Bacteria.
a) Karakteristik Morfologi
Saat tumbuh di berbagai media, mikroorganisme akan
menunjukkan perbedaan yang disebut karakteristik kultur yang
48 Cappuccino & Sherman, Microbiology a Laboratory Manual 10th edition, (USA:
Pearson, 2014), h. 20.
49 Ibid, h.19
29
digunakan sebagai dasar untuk memisahkan mikroorganisme menjadi
kelompok taksonomi. Karakteristik kultur untuk semua
mikroorganisme yang dikenal terkandung dalam Bergey’s Manual of
Systematic Bacteriolgi . Bakteri ditentukan dengan membiakkan
organisme pada zat nutrient agar miring dan lempeng, dalam nutrient
broth, dan dalam nutrient gelatin.
Pola pertumbuhan yang harus diperhatikan pada masing-
masing media yaitu:
1) Pertumbuhan pada media agar miring yang diamati yaitu
kelimpahan pertumbuhan, pigmentasi, karakteristik optik,bentuk
dan konsistensi.
2) Pertumbuhan media agar lempeng yang diamati yaitu ukuran,
pigmentasi, bentuk, margin dan elevasi.
3) Pertumbuhan pada nutrient broth yaitu uniform fine turbidity,
Flocculent, Pellicle dan sediment.
4) Pertumbuhan pada nutrient gelatin yaitu crateriform, napiform,
infundibuliform, saccate dan stratiform.50
50 Capuccino & Sherman, Microbiology a Laboratory Manual 10th edition(USA:
Pearson, 2014), h. 29-31
30
Gambar 11 Karakteristik kultur koloni bakteri (dan yeast) pada media agar.51
b) Karakteristik Biokimia
Bakteri menggunakan nutrient yang ada di lingkungan dengan
berbagai macam aktivitas biokimia. Aktivitas biokimia yang terjadi di
dalam dan di luar sel bakteri dikatalis oleh enzim. Hasil reaksi aktivitas
biokimia yang dilakukan hampir semuanya dapat diamati dan berbeda
untuk setiap bakteri, sehingga hal tersebut dapat digunakan untuk
identifikasi dan karakterisasi bakteri.52
51
Capuccino & Sherman, Microbiology a Laboratory Manual 6th edition,San Fransisco: Benjamin Cummings, 2001.
52 Harley & Precoutt, Laboratory Exercises in Microbiology 5th edition, (New York: The McGraw-Hill Companies, 2002), h. 125
31
F. Kerangka Teori
Oli merupakan salah satu hasil olahan minyak bumi yang banyak
digunakan masyarakat sebagai pelumas. Meningkatnya ujmlah kendaraan
bermotor menyebabkan meningkat pula penggunaan oli dan limbah yang
dihasilkan berupa oli bekas. Oli bekas yang mengandung senyawa
hidrokarbon dengan jumlah yang tinggi yang bersifat racun apabila tidak
dikelola dengan baik.
Pengolahan limbah oli sudah dilakukan secara fisika maupun
kimia. Tetapi pengolahan secara fisika maupun kimia menimbulkan
dampak yang lebih berbahaya karena pada pengolahannya menggunakan
zat kimia yang berbahaya sehingga beberapa teknik pengolahan limbah oli
tidak diizinkan oleh pemerintah. Oleh karena itu perlu pengolahan limbah
oli bekas yang bersifat ramah lingkungan dan murah dalam pengolahannya
yaitu secara biologi dengan memanfaatkan bakteri-bakteri yang mampu
mendegradasi oli bekas.
Bakteri-bakteri yang diduga dapat mendegradasi hidrokarbon yang
terdapat pada oli bekas didapatkan melalui isolasi dan mengidentifikasi
bakteri-bakteri yang berpotensi mendegradasi hidrokarbon dari oli bekas.
32
Gambar 12 Bagan Kerangka Teori
G. Metode Penelitian
1. Jenis dan Pendekatan Penelitian
a) Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif eksploratif, yaitu
penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan kondisi dan lokasi
penelitian yang dilakukan dan mengambil data secara langsung yang
sudah ada di lapangan.53
53 Suharsimi arikunto, 2005, manajemen penelitian. Jakarta : PT. Rineka Cipta. Hal.
250
Oli sebagai pelumas kendaraan bermotor.
Pengolahan secara biologis dengan memanfaatkan bakteri.
Oli bekas mengandung senyawa hidrokarbon yang besifat racun.
Pencemaran lingkungan.
Bakteri didapatkan melaui isolasi dan mengidentifikasi bakteri pendegradasi oli bekas.
33
b) Pendekatan penelitian
Pendekatan penelitian yang digunakan pada penelitian ini bersifat
kualitatif. Artinya penelitian digunakan untuk meneliti kondisi objek
alamiah, dengan peneliti sebagai instrumen kunci.54
2. Populasi, Sampel dan Teknik Sampling
a) Populasi
Populasi pada penelitian ini adalah seluruh bakteri pendegradasi
hidrokarbon yang terdapat pada oli bekas.
b) Sampel
Sampel pada penelitian ini adalah bakteri pendegradasi
hidrokarbon yang terdapat pada oli bekas yang diambil dari CV Wahyu
Nusantara Indah.
c) Teknik Sampling
Teknik sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah teknik
purposive sampling. Peneliti dalam penelitian ini akan mengambil sampel
oli bekas yang memiliki kriteria yaitu oli yang paling lama didiamkan
(selama 6 bulan).
3. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober 2017 di
Laboratorium Politeknik Medika Farma Husada Mataram.
4. Alat dan Bahan Penelitian
Alat dan bahan penelitian dalam penelitian ini meliputi :
54Sugiyono.Metode Penelitian Administrasi. (Bandung: Alfabeta, 2005)
34
a) Alat
Alat yang digunakan antara lain timbangan elektrik, mikroskop,
cawan petri, jarum inokulasi, bunsen, incase, batang L, gelas ukur,
pipet tetes, hot plate, batang pengaduk, penjepit, erlenmeyer, kertas,
otoklaf, incubator, rak tabung, tabung reaksi, dan kamera.
b) Bahan
1) Sampel oli bekas
Sampel oli bekas yang digunakan adalah oli bekas yang sudah
didiamkan selama 6 bulan.
2) Medium
1) Medium-medium yang digunakan dalam penelitian ialah
medium Nutrient Agar (NA), medium Metyl Red, medium
fermentasi karbohidrat, medium urea, medium Voges-
Proskauer, medium MSA, medium Koser Citrate Agar dan
medium TSIA.
3) Bahan Kimia
Bahan-bahan kimia yang digunakan akuades, pepton, methyl
red, NaCl, glukosa, bromtimol biru, phenol red, Tripton, glukosa,
laktosa, sukrosa, reage kovac, H2O2 3%, minyak immersi, crystl
violet, iodin, alcohol, safraninalfa-naftol 5%, larutan KOH 40%,
K2HPO4 dan tetramethyl-p-phenylenediamine dihydrochloride.
35
5. Cara Kerja
a) Penyimpanan Sampel Oli Bekas
Sampel oli bekas yang sudah didiamkan selama 5 bulan di
CV Wahyu Nusantara Indah kemudian dibawa menuju laboratorium
dan didiamkan selama 1 bulan.
b) Pembuatan Medium
2) Medium Selektif
Medium selektif yang digunakan merupakan medium NA
modifikasi yaitu campuran antara NA dan oli bekas. Medium ini
dibuat dengan melarutkan NA sebanyak 2,8 g dalam 100 ml
akuades, kemudian diaduk dengan batang pengaduk hingga
homogeny. Medium tersebut kemudian disterilisasi dalam autoklaf
pada suhu 1210C selama 15 menit. Medium tersebut selanjutnya
dituang ke dalam cawan petri steril masing-masing 15 ml dan
ditambahkan 1 ml oli bekas. Kemudian mengamati zona bening
yang terbentuk.
3) Medium TSIA
Sebanyak 62,5 g medium TSIA [Britania] dilarutkan
dalam akuades hingga mencapai volume 1000 ml, kemudian
dipanaskan hingga semua bahan larut. Medium dimasukkan ke
dalam tabung reaksi masing-masing sebanyak 5 ml. Medium
disterelisasi dalam autoklaf pada suhu 1210C selama 5 enit.
Medium yang telah steril didiamkan memadat dalam posisi tegak.
36
4) Medium Metyl Red
Sebanyak 5 g pepton [Liofilchem Diagnotics], 5 g K2HPO4
[Merck], 5 g glukosa [Liofilchem Diagnostics] ditambahkan
akuades hingga mencapai volume 1000 ml, kemudian dipanaskan
hingga semua bahan larut. Derajat keasaman (pH) diatur menjadi
7,5. Medium tersebut dimasukkan ke dalam tabung reaksi masing-
masing sebanyak 5 ml. Medium disterilisasi dalam autoklaf pada
suhu 1210C selama 15 menit.55
5) Medium Voges-Proskauer
Sebanyak 5 g pepton, 5 g K2HPO4, 5 glukosa ditambahkan
akuades hingga mencapai volume 1000 ml, kemudian dipanaskan
hingga semua bahan larut. Derajat keasaman pH diatur menjadi 7,5.
Medium tersebut dimasukkan ke dalam tabung reaksi masing-
masing 5 ml. Medium di sterilisasi dalam autoklaf pada suhu 1210C
selama 15 menit.56
6) Medium Koser Citrate Agar (KCA)
Sebanyak 5,7 g Koser Citrate Agar (KCA) dan 20 g agar
dilarutkan dalam akuades hingga mencapai volume 1000 ml,
dipanaskan hingga semua larut, kemudian ditambahkan bromtimol
biru 0,2% sebanyak 15 ml. Medium tersebut dimasukkan ke dalam
tabung reaksi masing-masing sebanyak 5 ml. Medium disterilisasi
55
Atlas R.M, Handbook of Microbiological Media 4th Edition, (Boca Raton: CRC Press, 2010), hlm. 1237
56 Ibid
37
dalam autoklaf pada suhu 1210C selama 15 menit. Medium yang
telah steril dimiringkan di atas papan miring dan dibiarkan
memadat.
7) Medium Fermentasi Karbohidrat
Sebanyak 0,5 g karbohidrat (glukosa, laktosa, sukrosa), 10 g
tripton, 5 g NaCl dan 0,018 g phenol red dilarutkan dalam akuades
hingga mencapai volume 1000 ml, kemudian dipanaskan hingga
semua bahan larut. Medium dimasukkan ke dalam tabung reaksi
yang berisi tabung Durham masing-masing 5 ml. Medium
disterilisasi dalam autoklaf pada suhu 1210C selama 15 menit.57
c) Isolasi Bakteri Oli Bekas
Teknik isolasi yang digunakan iala teknik pour plate.
Sebanyak 1 ml sampel oli bekas diinokulasi ke dalam medium
selektif NA. Inkubasi dilakukan selama 120 jam.
d) Pemurnian Isolat Bakteri
Setelah diinkubasi, koloni bakteri yang representatif hasil
isolasi digoreskan pada medium NA dalam cawan petri dengan
metode quadrant sreak.
e) Seleksi Isolat
Isolat yang akan digunakan untuk karakterisasi biokimia dan
analisis hidrokarbon dipilih berdasarkan kesamaan bentuk
morfologi koloni.
57Gandjar dkk, “Pedoman Praktikum Mikrobiologi Dasar”, (Depok: UI Press, 1992), h. 76
38
f) Identifikasi Bakteri
1) Pengamatan Makroskopis
Koloni bakteri diinokulasi dengan cara quadrant streak plate
pada NA dalam cawan petri, kemudian diinkubasi 37 selama 24
jam. Pengmatan makroskopis pada medium NA dalam cawan petri
meliputi bentuk koloni, warna koloni, tepi koloni, tekstur, dan
permukaan.
2) Uji biokimia yaitu antara lain
i) Pengecatan Gram
Sebanyak 2-3 tetes larutan Gram A (Hucker’s Crystal
Violet) diteteskan pada preparat olesan bakteri dan didiamkan
selam 1 menit. Preparat kemudian dicuci dengan air mengalir dan
dikeringkan dengan kertas isap secara hati-hati. Larutan Gram B
(Lugol’s Iodin) diteteskan pada preparat yang telah kering dan
dibiarkan selama 1 menit. Preparat kembali dicuci dengan air
mengalir dan dikeringkan. Preparat kemudian ditetesi larutan Gram
C (alcohol aseton) selama 30 detik. Setelah dicuci dan dikeringkan,
preparat ditetesi larutan Gram D (Safranin) selama 30 detik.
Preparat kembali dicuci dengan air mengalir dan dikeringkan.
Preparat kemudian diamati di bawah mikroskop dengan perbesaran
1000x menggunakan minyak imersie.
39
ii) Uji Motilitas
Gelas objek cekung yang telah ditetsi akuades. Sebanyak
satu ose biakan bakteri diletakkan pada tetesan akuades, kemudian
ditutupi dengan cover glass. Motilitas biakan bakteri dilihat
menggunakan mikroskop dengan perbesaran 1000x menggunakan
minyak immerse.
iii) Produksi H2S
Biakan bakteri diinokulasi ke dalam medium TSIA dengan
cara ditusuk lurus (stab), kemudian diinkubasi selama 7 jam pada
suhu 30-350C.
iv) Uji metyl red
Sebanyak satu ose biakan bakteri diinokulasi ke dalam
tabung reaksi yang berisi medium metyl red dan diinkubasi selama
24 jam pada suhu 300C. Sebanyak 2 tetes larutan metyl red
ditambahkan ke dalam setiap tabung.
v) Uji Katalase
Gelas objek yang telah dibersihkan ditetesi beberapa tetes
larutan H2O2 3%. Satu ose biakan bakteri yang berumur 24 jam
diletakkan di dalam tetesan H2O2 tersebut. Reaksi dinyatakan
positif jika timbul gelembung-gelembung udara.
vi) Uji Voges-Proskauer (VP)
Sebanyak satu ose biakan bakteri diinokulasi ke dalam
tabung yang berisi medium Voges-Proskauer dan diinkubasi
40
selama 24 jam pada suhu 300C. Sebanyak 0,6 ml alfa-naftol 5%
dan 0,5 ml KOH 4% ditambahkan ke dalam setiap tabung. Reaksi
dinyatakan positif jika warna medium berubah menjadi merah.
vii) Uji Sitrat
Sebanyak satu ose biakan bakteri diinokulasi ke dalam
tabung yang berisi media Koser Citrat Agar dan diinkubasi selama
48-72 jam pada suhu 370C. Reaksi dinyatakan positif jika warna
medium berubah menjadi biru.
viii) Produksi Indol
Sebanyak satu ose biakan bakteri diinokulasi ke dalam
tabung reaksi yang berisi medium Tripton 1% dan diinkubasi
selama 48 jam pada suhu 30-350C. Sebanyak satu ml larutan Kovac
ditambahkan ke dalam setiap tabung. Tabung kemudian dikocok
perlahan-lahan. Reaksi dinyatakan positif jika terbentuk warna
merah tua pada lapisan atas permukaan medium.
ix) Uji Urease
Sebanyak satu ose biakan bakteri diinokulasi ke dalam
tabung reaksi yang berisi medium urea dengan indkator phenol red
dan diinkubasi selama 24 jam. Reaksi dinayatakan positif jika
terbentuk warna merah muda.
x) Uji Fermentasi Karbohidrat
Sebanyak satu ose biakan bakteri diinokulasi ke dalam satu
seri medium fermentasi dalam tabung reaksi yang berisi tabung
41
Durham. Tabung-tabung tersebut kemudian diinkubasi selama 48
jam pada suhu 300C. Reaksi dinyatakan positif jika terjadi
perubahan warna indikator dari merah menjadi kuning dan
terbentuk gelembung udara di dalam tabung Durham.58
xi. Uji Manitol
Satu ose biakan bakteri diambil dan diusapkan pada media
MSA, kemudian diinkubasi pada suhu 370C selama 24 jam (Lay,
1994).59
6) Teknik Pengumpulan Data
a. Karakteristik Morfologi Koloni Bakteri pendegradasi hidrokarbon
dari oli bekas
Tabel 1 Pengamatan morfologi isolat
Identifikasi Bakteri Isolat I Isolat II
Bentuk Warna Tekstur Tepian Permukaan
58Gandjar, dkk, Petunjuk Praktikum Mikrobiologi Dasar, (Depok: UI Press, 1992), h.
32-33 59
Dewi A.K, “Isolasi, Identifikasi dan Uji Sensitvitas Staphylococcus aureus terhadap Amoxillin dari Sampel Susu Kambing Peranakan Ettawa (PE) Penderita Mastitis Di Wilayah Girimulyo, Kulonprogo, Yogyakarta”, Jurnal Sain Veteriner, Vol. 31, Nomor 2, 2013, h. 142.
42
b. Uji Biokimia Isolat Bakteri pendegradasi hidrokarbon dari Oli
Bekas
Tabel 2 Pengamatan mikroskopik dan biokimia isolat
No. Identifikasi Bakteri Isolat I Isolat II
Karakteristik Morfologi
Mikroskopik 1. Bentuk sel 2. Gram 3. Panjang sel 4. Penyebaran 5. Endospora 6. Spora
Karakteristik Biokimia
7. Uji Motilitas 8. Pertumbuhan Aerob 9. Produksi H2S 10. Uji penggunaan sitrat 11. Urea 12. Glukosa 13. Sukrosa 14. Laktosa 15. Manitol 16. Produksi Indol 17. Uji Methyl Red 18. Uji Voges Proskauer 19. Pati 20. NaCl 6,5% 21. Uji Katalase
H. Sistematika Pembahasan
Penelitian ini disusun dalam 4 bab pembahasan sebagai acuan
dalam berpikir secara sistematis, adapun rancangan sistematika
pembahasan ini sebagai berikut:
43
1. Bab pertama yaitu pendahuluan yang berisi gambaran umum isi
penelitian yang terdiri dari latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan
manfaat, ruang lingkup dan setting penelitian, telaah pustaka, kerangka
teori, metode penelitian, dan sistematika pembahasan.
2. Bab kedua yaitu paparan data dan temuan yang berisi data dan temuan
hasil penelitian tanpa mencampuri dengan fakta.
3. Bab ketiga yaitu pembahasan yang berisi proses analisis data terhadap
temuan penelitian sebagaimana yang dipaparkan pada bab kedua.
4. Bab keempat yaitu penutup yang berisi kesimpulan dari paparan data,
temuan dan pembahasan serta saran dari peneliti.
44
BAB II
PAPARAN DATA DAN TEMUAN
A. Karakteristik Morfologi
1. Morfologi Makroskopik
Isolasi bakteri pendegradasi hidrokarbon dari oli bekas dilakukan
dengan menambahkan sampel oli bekas pada media NA (Nutrient Agar)
kemudian mengamati zona bening yang terbentuk. Adapun hasil pengamatan
zona bening sebagai berikut:
Gambar 13 Pembentukan zona degradasi (A: isolat I & II, B: isolat III & IV)
Pada Gambar 13. merupakan pengamatan terbentuknya zona bening
pada media NA (Nutrient Agar). Pada Gambar A terlihat dua zona bening
yang terbentuk dan diberi nama isolat I dan isolat II. Pada gambar B terlihat
zona bening terbentuk pada titik yang diberi nama isolat III dan isolat IV.
45
Keempat isolat tersebut kemudian dipindahkan ke dalam medium NA
(Nutrient Agar). Seleksi dilakukan terhadap empat isolat bakteri yang
diperoleh untuk memilih isolat-isolat yang berpotensi mendegradasi
hidrokarbon. Seleksi isolat-isolat tersebut dilakukan berdasarkan karakter
morfologi isolat bakteri, yaitu bentuk koloni. Bentuk koloni dari keempat
isolat tersebut dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3 Pengamatan makroskopik isolat I-IV
Identifikasi
Bakteri
Isolat I Isolat II Isolat III Isolat IV
Bentuk Bulat sedang-
kecil
Bulat sedang-
kecil
Bulat sedang Bulat sedang
Berdasarkan hasil pengamatan bentuk morfologi koloni dari keepat isolat
tersebut didapatkan bentuk koloni isolat I dan II memiliki bentuk koloni bulat-
sedang kecil dan isolat III dan IV didapatkan bentuk koloni bulat sedang.
Sebanyak dua dari empat isolat yang diperoleh masing-masing bentuk koloninya
bulat sedang-kecil (Isolat I) dan bulat sedang (isolat III). Pengamatan morfologi
dari kedua isolat tersebut sebagai beriku:
Tabel 4 Pengamatan morfologi makroskopik isolat I dan III
Identifikasi Bakteri Isolat I Isolat III
Bentuk Bulat sedang- kecil Bulat sedang Warna Crem-keputihan Crem-keputihan Tekstur Melekat kuat pada media Melekat kuat pada
media Tepian Tidak rata Tidak rata Permukaan Datar (kering pada bagin
tengah mengumpul) Tidak rata (kering)
46
Pengamatan morofologi dilakukan pada isolat I dan III berumur 24
jam, pada medium NA (Nutrient Agar) di suhu ruang. Hasil pengamatan
makroskopik didapatkan isolat I memiliki bentuk bulat sedang-kecil, warna
crem-keputihan, tekstur melekat kuat pada media, tepian tidak rata dan
permukaan datar dengan kering pada bagian tengah dan mengumpul. Pada
isolat III hasil pengamatan makroskipiknya yaitu bentuk bulat sedang, warna
crem-keputihan, tekstur melekat kuat pada media, tepian tidak rata,
permukaan tidak rata dan kering.
Gambar 14
Pengamatan makroskopik (A: isolat I, B: isolat III) pada medium NA dalam cawan petri
2. Morfologi Mikroskopik
Isolat I dan III dilakukan pengamatan mikroskopik. Berdasarkan hasil
pengamatan mikroskopik dari isolat I dan III didapatkan karakteristik
morfologi mikrokopiknya sebagai berikut:
47
Tabel 5 Pengamatan mikroskopik isolat I dan III
No. Identifikasi Bakteri Isolat I Isolat III
Karakteristik Morfologi
Mikroskopik 1. Bentuk sel Batang sedang
gemuk Batang sedang ramping
2. Gram + + 3. Panjang sel 2,62 2,82 4. Penyebaran Tersebar Tersebar 5. Endospora Ada Ada 6. Spora Ada Ada
Pada tabel 2.3 menunjukkan karakteristik mikroskopi isolat I dan III.
Isolat I memiliki bentuk sel batang sedang gemuk, gram positif dengan
panjang sel 2,62 , selnya menyebar, memiliki spora dan endospora. Isolat
III memiliki karakteristik mikroskopik yaitu bentuk sel batang sedang
ramping, gram postif dengan panjang sel 2,8 , selnya menyebar, memiliki
spora dan endospora.
3. Karakteristik Biokimia
Isolat I dan III dilakukan pengujian biokimia dengan hasil pada Tabel
2.4 menunjukkan aktivitas biokimia isolat I dan III. Pada isolat I tumbuh pada
kondisi aerob, motil, uji H2S, glukosa, sukrosa, pati, NaCl 6,5% dan katalase
adalah positif. Hasil negatif terlihat pada uji penggunaan sitrat, urea, laktosa,
manitol, uji indol, uji metyl red dan uji voges proskauer. Sedangkan pada
isolat III aktivitas biokimia didapatkan bahwa isolat III tumbuh pada kondisi
aerob, motil, uji H2S, glukosa, sukrosa, pati, uji manitol, NaCl 6,5% dan uji
48
katalase adalah positif. Hasil negatif terlihat pada uji penggunaan sitrat, urea,
uji indol, uji metyl red, dan uji voges proskauer.
Tabel 6 Pengamatan aktivitas biokimia
No. Identifikasi Bakteri Isolat I Isolat III
Karakteristik Biokimia 1. Uji Motilitas + + 2. Pertumbuhan Aerob + + 3. Produksi H2S - - 4. Uji penggunaan sitrat - - 5. Urea - - 6. Glukosa + + 7. Sukrosa + + 8. Laktosa - - 9. Manitol - + 10. Produksi Indol - - 11. Uji Methyl Red - - 12. Uji Voges Proskauer - - 13. Pati + + 14. NaCl 6,5% + + 15. Uji Katalase + +
Keterangan: +/- = reaksi positif/negatif
49
BAB III
PEMBAHASAN
A. Isolasi Bakteri dari Oli Bekas
Sebanyak 4 isolat bakteri berhasil diisolasi dari oli bekas. Indikator
pengambilan isolat bakteri yang mampu mendegradasi oli bekas yaitu
dilihat adanya zona degradasi berupa terbentuknya zona bening.
Terbentuknya zona bening berarti bahwa bakteri mampu mendegradasi oli
bekas,60 karena dapat memanfaatkan oli bekas untuk pertumbuhannya dan
menghasilkan. Setelah itu, dilakukan pemurnian. Warna koloni pada media
Nutrient Agar yaitu transparan.
Koloni-koloni tersebut diinokulasi ke dalam medium Nutrient
Agar dalam cawan petri untuk dilakukan pemurnian menggunakan metode
quadran streak. Isolat tersebut diberi kode Isolat I-IV. Keempat isolat
tersebut dilakukakan penyeleksian guna menyeleksi bakteri yang mampu
medegradasi hidrokarbon berdasarkan bentuk koloni. Bentuk koloni dari
keempat isolat tersebut adalah bulat sedang-kecil (Isolat I dan II) dan bulat
sedang (isolat III dan IV). Sebanyak 2 dari 4 isolat tersebut kemudian di
identififkasi.
B. Identifikasi Bakteri
Tahap awal dalam mengidentifikasi bakteri adalah dengan
melakukan pengecatan gram. Hasil dari pengecatan gram dan bentuk sel
dapat dilihat pada tabel 2. Berdasarkan karakter morfologi dan biokimia,
60 Rini R dan Nunik Sulistinah, “Skrining Awal Bakteri Penghasil Biosurfaktan yang Diisolasi dari Waigeo Raja Ampat Papua”, Proseding Seminar Nasional II, Malang, 26 Maret 2006, h. 741.
50
kedua isolat yang diisolasi dari oli bekas memiliki perbedaan karakteristik
dan diidentifikasi dalam flowchart Bergey’s Manual of Determinative
Bacteriology (Lampiran 4) sebagai bakteri Bacillus brevis (Isolat I) dan
Bacillus macerans (Isolat III). Hasil identifikasi bakteri secara
makroskopik, mikroskopik dan biokimia dapat dilihat pada tabel 4, 5 dan
6.
Cara menentukan spesies menggunakan flowchart Bergey’s
Manual of Determinative Bacteriology untuk isolat I dimulai dengan
melihat gram stain dan morfologi sel bakteri. Isolat I memiliki gram
positif, berbentuk batang dan berspora. Flowcharts yang menunjukkan ciri
tersebut ada dua genus yaitu Bacillus dan Clostridium. Kemudian melihat
respirasi yang dihasilkan berdasarkan hasil uji respirasi bahwa isolat I
tidak tumbuh pada kondisi anaerob yang berarti bahwa bakteri yang
tersebut merupakan genus Bacillus. Setelah itu melihat flowcharts dari
Bacillus spp.. Dimulai dengan melihat starch hidrolisa yaitu uji hidrolisis
pati dan hasilnya menunjukkan positif.
Beberapa jenis Bacillus mampu menghidrolisis pati. Kemudian
melihat uji voges proskauer yang hasilnya adalah negatif. Ada beberapa
jenis Bacillus yang memiliki uji voges proskauer negative sehingga perlu
dilihat karakteristik selanjutnya. Uji karateristik selanjutnya adalah adanya
spora pada sel dan beberapa bakteri jenis Bacillus memiliki karakteristik
tersebut. Kemudian dilakukan pengujian NaCl 6.5% dan hasilnya positif.
Beberapa jenis bakteri Bacillus memiliki uji NaCl 6.5% positif. Sehingga
51
pengujian karakteristik selanjutnya adalah metyl red dan didapatkan hasil
negative. Spesies Bacillus yang memiliki karakteristik tersebut adalah
Bacillus brevis.
Identifikasi isolat III, langkah-langkahnya sama dengan
mengidentifikasi isolate I. Tetapi, pada tahap akhir pengidentifikasian
tepatnya setelah pengujian NaCl 5.6% dengan hasil positif ada beberapa
bakteri jenis Bacillus memiliki uji NaCl 5.6% positif. Sehinggga
diperlukan pengujian berikutnya yaitu uji glukosa. Hasil uji glukosa pada
isolat III menunjukkan hasil yang positif. Spesies Bacillus yang memiliki
uji glukosa positif adalah Bacillus macerans.
Berbagai spesies Bacillus telah diketahui dapat tumbuh dengan
baik pada temperatur termofilik. Bacillus brevis dan Bacillus macerans
merupakan dua spesies dari genus Bacillus. Bacillus brevis merupakan
salah satu jenis dari genus Bacillus yang diketahui cukup baik dalam
mendegradasi minyak bumi.61 Selain itu, Bacillus brevis juga merupakan
biosurfaktan sehingga ia mampu tumbuh pada minyak dan mampu
mengemulsinya. Pada kondisi optimum Bacillus brevis mampu
memproduksi bisurfaktan sampai 79,96% dengan tingkat emulsifitas 71,89
0,56%.62
Bacillus macerans pada Bergey’s Manual of Systematic
Bacteriology 2nd 2004 berganti nama menjadi Paenibacillus macerans,
61 Aditawati P dkk, “Isolasi Bertahap Bakteri Pendegradasi Minyak Bumi dari Sumur
Bangko”, Proceeding Simposium Nasional IATMI, Yogyakarta 3-5 Oktober 2011, h. 2-3. 62 Mouafi F.E dkk, “Optimization of Biosurfactant Production by Bacillus brevis Using
Respons Surface Methodelogy”,Biotechnology Report, Volume 9, 2016, h. 36.
52
tetapi masih dalam Class Bacilli. Beberapa penelitian tentang
Paenibacillus macerans, diantarana menyatakan bahwa Paenibacillus
macerans memiliki kemampuan biosurfaktan. Biosurfaktan ini mampu
mengurangi tegangan permukaan air dari 72,30 menjadi 35,34 mN / m
pada konsentrasi 2,76 g / L dan mencapai indeks emulsifikasi sebesar 56%
setelah reaksi 24 jam dengan minyak mesin.63
Bacillus brevis dan Bacillus macerans memiliki kemampuan dalam
menghasilkan biosurfaktan. Biosurfaktan adalah kelompok molekul yang
memiliki sifat aktif permukaan. Sifat ini disebabkan biosurfaktan
merupakan molekul kompleks yang memiliki gugus hidrofilik dan
hidrofobik, sehingga dapat menurunkan tegangan permukaan pada ruang
antar air dan minyak. Biosurfaktan dapat berperan dalam melarutkan
senyawa hidrofobik seperti minyak bumi dengan membentuk struktur
micelle. Hal ini menyebabkan tingkat dispersi dan emulsifikasi minyak
bumi meningkat dalam air.64 Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa
Bacillus brevis dan Bacillus macerans dapat mendegradasi hidrokarbon
dari oli bekas.
63 Liang Tzu-Wen dkk, “Exopolysaccharides and Antimicrobial Biosurfactants
Produced by Paenibacillus macerans TKU029”, Applied Biochemistry and Biotechnology, Vol. 172, Nomor 2, 2014, h. 933.
64 Rini R dan Nunik Sulistinah, “Skrining Awal Bakteri Penghasil Biosurfaktan yang
Diisolasi dari Waigeo Raja Ampat Papua”, Proseding Seminar Nasional II, Malang, 26 Maret 2006, h. 741.
53
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan paparan data, temuan dan pembahasan
disimpulkan bahwa:
1. Sebanyak 4 isolat bakteri diperoleh dari sampel oli bekas. Dua
isolat yang diidentifikasi mendekati ke dalam genus Bacillus
dengan spesies Bacillus brevis dan Bacillus macerans. Hal ini
sesuai dengan flowchart Bergey’s Manual of Determinative
Bacteriology.
2. Bacillus brevis dan Bacillus macerans disimpulkan sebagai bakteri
yang mampu mendegradasi hidrokarbon karena terlihat dari
pembentukan zona bening pada tahap isolasi. Selain itu juga,
bakteri tersebut diindikasikan sebagai bakteri biosurfaktan
sehingga mampu menghidrolisis minyak.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan maka diajukan beberapa saran:
1. Dinas lingkungan, disarankan adanya wadah khusus pengolahan
limbah oli bekas dan pemanfaatan bakteri dalam pengolahannya
agar ramah lingkungan.
2. Peneliti selanjutnya, perlu penelitian lebih lanjut untuk
mendapatkan data tentang kemampuan bakteri tersebut dalam
mendegradasi hidrokarbon.
54
DAFTAR PUSTAKA
Aditawati P., Megga R Pikoli & Dea Adriani. “Isolasi Bertahap Bakteri Pendegradasi Minyak Bumi dari Sumur Bangko”. Proceeding Simposium Nasional IATMI. Yogyakarta 3-5 Oktober 2011.
Ahda, Yuni & Lel Fitri. “Karakteristik Bakteri Potensial Pendegradasi Oli Bekas Pada Tanah Bengkel Di Kota Padang”. Journal of Saintek, Vol. 8, Nomor 2, 2016, hlm.101.
Agustawijaya Didi S & Fenny Andriani, “Apakah Lumpur Di Sidoarjo Mengandung Senyawa Hidrokarbon”, dalam http://www.bpls.go.id/ bplsdownload/article/Apakah_lusi_mengandung_hidro.pdf diakses tanggal 15 Desember 2017 pukul 3.51
Anonim, “Hydrocarbon”, dalam https://www.britannica.com/science/
hydrocarbon/Cycloalkanes diakses tanggal 20 Oktober 2017 pukul 0.13
Arijanto & Setyana. “Pengujian Campuran Terbaik Bahan Bakar Alkohol-
Bensin Ditinjau dari Aspek Kandungan Material Pelumas Pada Sepeda Motor 4 Langkah”. Jurnal Rotasi. Vol. 9, Nomor 3, 2016. h. 40-42.
Atlas R.M. 2010. Handbook of Microbiological Media 4th Edition. Boca
Raton: CRC Press Badan Pusat Statistik, “Perkembangan Jumlah Kendaraan Bermotor
Menurut Jenis Tahun 1987-2013”, dalam https://www.bps.go.id/ linkTabelStatis/view/id/1413 diakses tanggal 19 Mei 2017, pukul 00.03.
Badan Pusat Statistik Provinsi Nusa Tenggara Barat, “Banyaknya
Kendaraan Bermotor Tercatat Menurut Kabupaten / Kota Dan Jenis Kendaraan 2013”, dalam http://ntb.bps.go.id/linkTabel Statis/view/id/101 diakses tanggal 26 Mei 2017 pukul 00.27.
Capuccino J.G & N. Sherman. Microbiology a Laboratory Manual 6th
edition. San Fransisco: Benjamin Cummings, 2001. Cappuccino J.G & N. Sherman, Microbiology a Laboratory Manual 10th
edition, USA: Pearson, 2014 Centers for Disease Control and Prevention, “Burkholderia cepacia in
Healthcare Setting”, dalam https://www.cdc.gov/hai/organisms/ bcepacia.html diakses pada tanggal 20 Oktober 2017 pukul 10.19.
55
Choi Dong-W, Ryan C. Kunz, Eric S. Boyd, Jeremy D. Semrau, Willian E.
Antholine, J.-I Han, James A. Zahn, Jeffrey M. Boyd, Arlene M. de la Mora & Alan A. DiSpirito. “The Membrane-Associated Methane Monooxygenase (pMMO) and pMOO-NADH: Quinone Oxidoreductase Complex From Methylococcus capsulatus Bath. Journal Of Bacteriology. Vol. 185, Nomor 19, 2003.
Dewi A.K, “Isolasi, Identifikasi dan Uji Sensitvitas Staphylococcus aureus
terhadap Amoxillin dari Sampel Susu Kambing Peranakan Ettawa (PE) Penderita Mastitis Di Wilayah Girimulyo, Kulonprogo, Yogyakarta”. Jurnal Sain Veteriner. Vol. 31, Nomor 2, 2013.
Dwidjoseputo. “Dasar-dasar Mikrobiologi”. Jakarta: Djambatan, 2010. Elntamilan D, Valarie W. Lyngdoh, Basabdatta Choudhury, Annie B.
Khyriem & Jyotismita Rajbongshi. “Septicaemia Caused by Myroides spp. a Case Report”. JMM Case Report. 2015.
Gandjar I., I. R. Koentjoro, W. Mangunwardoyo & L Soebagya. Pedoman
Praktikum Mikrobiologi Dasar. Depok: UI Press, 1992.
Gofar, N. “Aplikasi Isolat Bakteri Hidrokarbonoklastik Asal Rizosfer Mangrove pada Tanah Tercemar Minyak Bumi”. Jurnal Lahan Suboptimal. Vol. 1 Nomor 2, 2012.
Hafiluddin. “Bioremidiasi Tanah Tercemar Minyak dengan Teknik
Bioaugmentasi dan Biostimulasi”. Jurnal Embryo .Vol.8, Nomor 1, 2011.
Hanifah, Ummu. “Pemanfaatan Jerami Padi sebagai Sorben minyak
mentah dengan Aktivasi Kimia”. Skripsi, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2014.
Hanson R & Hanson TE., “Methanotrophic Bacteria”. Journal of
Microbiol Reviews. Vol. 60, Nomor 2, 1996. Harley & Prescoutt. Laboratory Exercises in Microbiology 5th edition.
New York: The McGraw-Hill Companies, 2002. Härtig E & Dieter Jahn. “Regulation of the Anaerobic Metabolism in
Bacillus subtilius”. Advances in Microbial Physiology Volume 61. Braunschweig: Technische Universität Braunschweig, 2012.
56
Hernandez Luis A. Rios, Gieg LM & Suflita JM. “Biodegradation of an Alicyclic Hidrocarbon by a Sulfate-Reducing Enrichment from a Gas Condensate-Contaminate Aquifer”. Applied and Environmental Microbiology. Vol. 69. Nomor 1. 2003.
Howard A., O’Donoghue M., Feeney A. & Seleator RD. “Acinetobacter baumannii An Emerging Opportunistic Pathogen”. Virulence, Vol. 3, Nomor 3, 2012.
Husaain Khadim, Sohail Hameed, Muhammad Shahid, Amanat Ali, Javed
Iqbal & Dittmar Hahn. “First Report of Providencia vermicola Strains Characterized for Enhanced Rapessed Growth Attributing Parameters”. Internasional Journal of Agriculture & Biology, Vol. 17, Nomor 6, 2015.
Karwati. “Degradasi Hidrokarbon pada Tanah Tercemari Minyak Bumi dengan Isolat A10 dan D8”. Skripsi. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Institut Pertanian Bogor, Bogor, 2009.
Liang Tzu-Wen, Wu CC, Cheng WT, Chen YC, Wang CL, Wang IL, &
Wang CL. “Exopolysaccharides and Antimicrobial Biosurfactants Produced by Paenibacillus macerans TKU029”. Applied Biochemistry and Biotechnology. Vol. 172, Nomor 2, 2014.
Mahvi A.H & L. Diels, “ Biological Removal of Cadmium by Alcaligenes
eutrophus CH34”, International Journal of Environmental Science & Technology, Vol. 1, Nomor. 3, 2004, h. 200.
Michael J. Pelczar & E.C.S. Chan; penerjemah, Ratna Siri Hadioetomo,
Dasar-dasar Mikrobiologi Jilid 1. Jakarta: Universitas Indonesia-Press, 1986.
Mouafi F.E., Mostafa M. Abo Elsoud & Maysa E. Moharam.
“Optimization of Biosurfactant Production by Bacillus brevis Using Respons Surface Methodelogy”. Biotechnology Report. Volume 9, 2016.
Mujab, Ahmad Saepul. “Penggunaan Biokompos dalam Bioremediasi
Lahan Tercemar Limbah Lumpur Minyak Bumi”. Skripsi. Fakultas Sains dan Teknolog. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2011.
Nissaa Garcia, “What is Benzene?- Uses, Structure & Formula”, dalam
https://study.com/academy/lesson/what-is-benzene-uses-structure-formula.html diakses pada tanggal 20 Oktober 2017 pukul 10.03.
57
Nugroho, Stefan Raharjo & Hasto Sunarno. “Identifikasi Fisis Viskositas
Oli Mesin Kendaraan Bermotor Terhadap Fungsi Suhu dengan Menggunakan Laser Helium Neon”. Jurnal Sains dan Seni. 2012.
Nur Hidayat, Madiana C. Padaga & Sri Suhartini. Mikrobiologi Industri.
Yogyakarta: C.V Andi Offset, 2006 Nusyirwani & Amolle. “Isolasi dan Karakterisasi Bakteri
Hidrokarbonoklastik dari Perairan Dumai dengan Skuens 16S rDNA”. Jurnal Ilmu Kelautan. Vol. 12 Nomor 1, 2007.
Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup. 2006. Peraturan Menteri
Negara Lingkungan Hidup Nomor 11 Tahun 2006”. Jakarta: Dokumen Pemerintah
Pertiwi E. Sri, Hary Widjajanti, Bambang Yudono & Hary Wahyudi.
“Pemanfaatan rumput Fimbrisylis sp. Dalam Proses Bioremediasi Tanah pada Berbagai Konsentrasi Limbah Minyak Bumi”. Jurnal Penelitian Sains, Vol. 14, Nomor 1, 2011.
Peter, Medical Microbiology 4th Edition. Galveston (TX): University of
Texas Medical Branch at Galveston, 1996[NCBI Bookself]. Raden Bayu Aji, “Hubungan Faktor Resiko Terjadinya Acinetobacter sp.
MDRO Terhadap Kematian Penderita Spesies di Picu Rumah Sakit dr Kariadi Semaran”. Laporan Hasil Karya Tulis Ilmiah. Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro, Semarang, 2012.
Raharjo, Wahyu Purwo. “Pemanfaatan Oli Bekas Dengan Campuran
Minyak Tanah Sebagai Bahan Bakar Pada Atomizing Burner”. Jurnal Sains dan Teknologi. Vol. 10, Nomor 2, 2009.
Ratman, Caesar Ray & Syafrudin. “Pemanfaatan dan Pengolahan Limbah
B3 di PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia”. Jurnal Presipitasi. Vol. 7, Nomor 2, 2010.
Rini R & Nunik Sulistinah, “Skrining Awal Bakteri Penghasil
Biosurfaktan yang Diisolasi dari Waigeo Raja Ampat Papua”. Proseding Seminar Nasional II. Malang, 26 Maret 2006.
Rosiati, Laili Fatimah. “Fitoremidiasi Limbah Minyak Pelumas (Oli)
Menggunakan Rumput Gajah (Pennisteum purpureum”. Skripsi. Fakultas Sains dan Teknologi UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta, 2016.
58
Subandi, M. Mikrobiologi Kajian dalam Perspektif Islam. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset, 2014.
Suharsimi arikunto. Manajemen Penelitian. Jakarta : PT. Rineka Cipta,
2005. Sugiyono. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta, 2005. Tim penyusun fakultas kedokteran universitas Brawijaya. Bakteriologi
Medic. Malang: Bayumedia publishing, 2003.
Tim Penyusun, Pedoman Penulisan Tesis & Karya Ilmiah Program Pascasarjana. Kediri: Program Pascasarjana STAIN Kediri, 2012.
Trianto. Pengantar Penelitian Pendidikan bagi Pengembangan Profesi
Pendidikan dan Tenaga Kependidikan. Jakarta: Kencan, 2010.
Viticulture & Enology, “Bacillus sp.”, dalam http://wineserver.ucdavis.edu /industry/enology/winemicro/winebacteria/bacillus.html diakses pada tanggal 20 Oktober 2017 pukul 10 29.
Ward N, Larsen Ø, Sakwa J, Bruseth L, Khouri H, Durkin AS, Dimitrov
G, Jiang L, Scanlan D, Kang KH, Lewis M, Nelson KE, Methé B, Wu M, Heidelberg JF, Paulsen IT, Fouts D, Ravel J, Tettelin H, Ren Q, Read T, DeBoy RT, Seshadri R, Salzberg SL, Jensen HB, Birkeland NK, Nelson WC, Dodson RJ, Grindhaug SH, Holt I, Eidhammer I, Jonasen I, Vanaken S, Utterback T, Feldblyum TV, Fraser CM, Lillehaug JR & Eisen JA. “Genomic Insights into Methanotrophy: The Complete Genome Sequence of Methylococcus capsulatus (Bath)”. Plos Biol. 2004.
Yolantika Hezi, Periadnadi & Nurmiati . “Isolasi Bakteri Pendegradasi Hidrokarbon di Tanah Tercemar Lokasi Perbengkelan Otomotif”. Jurnal Biologi Universitas Andalas. Vol. 4, Nomor 3, 2015.
Yusrani, Anggi. “Studi Karakterisasi Minyak Bumi Berdasarkan Sidik Jari
Biomarker di Indonesia Bagian Barat”. Skripsi. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, Jakarta, 2009.
59
Lampiran 1 Skema kerja penelitian
Lampiran 2
Isolasi bakteri oli bekas
1 ml 120 jam
Nutrient Agar Iso I Iso II Iso III Iso IV Sampel oli bekas
Lampiran 3
Isolasi bakteri dari oli bekas
Pemurnian isolat bakteri
dengan teknik quadran streak
Identifikasi bakeri
pendegradasi hidrokarbon
60
Pemurnian isolate
2 1 3 4
6 5
Lampiran 4 Gambar Hasil Dokumentasi
Morfologi sel
Isolat I Isolat III
1. Sterilisasi jarum inoculum. 2. Koloni dari isolat I dan III 3. Penggoresan kuadran I 4. Penggoresan kuadran II 5. Penggoresan kuadran III 6. Penggoresan kuadran IV
(Inkubasi selama 24 jam)
61
Uji: TSI, Simmon citrate, urea, glukosa, sukrosa, laktosa, manitol, indol, metyl red, voges proskauer, katalase.
Uji hidrolisis pati Uji respirasi NaCl 6,5%
Identification flow charts
1
Bergey’s Manual of Determinative Bacteriology All of the unknowns will fall into the following groups in Bergey's Manual of Determinative
Bacteriology (The pink book on the shelf in the laboratory).
GROUP 4 Description: Gram Negative, Aerobic/Microaerophilic rods and cocci Key differences are: pigments/fluorescent, motility, growth requirements, denitrification,
morphology, and oxidase, read Genera descriptions Examples: Acinetobacter, Pseudomonas, Beijerinckia, Acetobacter
GROUP 5 Description: Facultatively Anaerobic Gram negative rods Key differences are: growth factors, morph., gram rxn., oxidase rxn., read Genera descriptions Examples: Family Enterobacteriaceae and Vibrionaceae
GROUP 17 Description: Gram-Positive Cocci Key differences are: oxygen requirements, morph., growth requirements (45°C and supplements),
read Genera descriptions Examples: Micrococcus, Staphylococcus, Streptococcus, Enterococcus, Lactococcus, Aerococcus
GROUP 18 Description: Endospore-Forming Gram positive rods and cocci Key differences are: oxygen requirements, motility, morph, catalase Examples: Bacillus, Clostridium
GROUP 19 Description: Regular, Nonsporlating Gram positive rods Key differences are: morph., oxygen require, catalase Examples: Lactobacillus, Listeria
GROUP 20 Description: Irregular, Nonsporlating Gram-positive rods Key differences are: catalase, motility, morph., read Genera descriptions Examples: Actinomyces, Corynebacterium, Arthrobacter, Propionibacterium
GROUP 21 Description: Weakly Gram-Positive Nonsporlating Acid Fast Slender Rods Key differences are: acid fast, growth Examples: Mycobacterium
Identification flow charts
2
Differentiation via Gram stains and cell morphology.
Gram Stain & MorphologicalFlowchart
Some Examples
Gram Positive
Cocci Bacilli
Round in clusters & tetrads:
StaphylococcusMicrococcusPeptococcus
Oval shape in Chains:
StreptococcusPeptostreptococcusEnterococcus
Club-shaped and/or in palisades:
CorynebacteriumListeriaErysipelothrixMycobacterium (Acid Fast)Propionobacterium
Spore-bearing, large, uniform:
BacillusClostridium Branching rudi-
mentry or absent:ErysipelothrixLactobacillusEubacterium
Tiny-cocco-bacillary:
BrucellaBordetellaBacteroides
NeisseriaVeillonella
Exaggerated pointed ends:
Fusobacterium nucleatum
Extensive branching:
ActinomycesArachniaNocardia (partially
acid-fast)Streptomyces
Curved, comma-shaped:
VibrioCampylobacterSpirillium
Pleomorphic coccobacillary & filamentous:
HaemophilusBacteroidesPasteurellaFrancisellaActinobacillusEikenellaCardiobacteriumFlavobacterium
Uniformly Bacillary:
EnterobacteriaceaePseudomonasAeromonasAlcaligenesChromobacterium
Filamentous
Gram Negative
Cocci Bacilli
Medium-sized cocco-bacillary:
AcinetobacterMoraxella
Coiled & sphero-plastic:
StreptobacillusFusobacterium
Identification flow charts
3
Gram Positive Rods ID Flowchart
Bacillus spp.Clostrididium spp.Corynebacterium spp.Lactobacillus spp.Mycobacterium spp.
Bacillus spp.Clostridium spp
Mycobacterium smegmatis
Corynebacterium spp.Lactobacillus spp.Mycobacterium spp.
Corynebacterium sppLactobacillus spp.
Clostridium spp.You sure you have this?
Go to Bergey's.
Bacillus spp.See separate flowchart.
Corynebacterium spp.
Corynebacterium kutsceri
Lactobacillus spp.
Lactobacillus delbrueckii
Corynebacterium xerosis
Lactobacillus caseiLactobacillus delbrueckii
Lactobacillus casei
Lactobacillus fermenti
Gram Positive Rods
Spore Forming
Acid Fast
Strict Anaerobes
Catalase
Starch Hydrolysis
Glucose Ferm. Activity
Acid & Gas Acid
Mannitol
+ -
-
-
-
-
-
+
+
+
+
+
Identification flow charts
4
Bacillus spp. ID Flowchart
B. subtilisB. cereusB. megateriumB. stearothermophilusB. polymyxaB. mycoidesB. maceransB. thuringiensisB. macquariensisB. licheniformisB. lentusB. alveiB. anthracisB. alcalophilusB. coagulansB. brevisB. circulansB. firmusB. pantothenticus
B. subtilisB. cereusB. polymyxaB. mycoidesB. thuringiensisB. licheniformisB. alveiB. anthracisB. coagulans
B. megateriumB. stearothermophilusB. maceransB. pantothenticusB. macquariensisB. lentusB. alcalophilusB. badiusB. brevisB. circulans
B. badius (spore is not
round, rest are)B. insolitusB. laterosporusB. pasteuriiB. marinusB. sphaericus
B. pumilus (VP is pos., rest are neg.)B. marinusB. sphaericusB. schlegelii (grows at 55°C, rest no)B. popilliaeB. pasteuriiB. lentimorbusB. azotoformansB. badiusB. insolitusB. larvaeB. laterosporus
B. azotoformansB. larvaeB. pasteurii
(round spore, rest are oval)
B. popilliae
B. subtilisB. polymyxaB. lichenifomisB. alveiB. coagulans
B. stearothermophilus(growth at 55°C-rest neg.)
B. maceransB. pantothenticusB. macquariensisB. lentus
(catalase neg.-rest pos.)B. alcalophilusB. brevisB. circulans
B. anthracis(non-motile)
B. thuringiensis(makes insecticidal protein)
B. mycoides(colony has a rhizoidal appearance)
B. cereus(Motile - It is this one )
B. megaterium(citrate pos.)
B. badius (citrate neg.)
B. pantothenticus (acid via arabinose neg.)B. circulans (acid via arabinose pos.)
B. maceransB. macquariensisB. alcalophilusB. brevisB. circulans
B. polymyxa (manitol pos.)B. alvei (manitol neg.)
B. coagulansB. licheniformisB. subtilis
B. subtilis (no growth at 55°C)B. licheniformis (growth at 55°C)
B. coagulans
B. larvae (gelatinase pos.)B. popilliae (gelatinase neg.)
B. azotoformans
B. sphaericusB. pasteuriiB. laterosporus
(oval spore, rest are round)
B. insolitus (acid from glucose)B. marinus (acid from glucose)
B. pasteurii B. sphaericus
B. macerans (gas from glucose pos.)B. alcalophilus
(gas from glucose neg., no growth < pH 7.0)
B. circulans(gas from glucose neg., growth < pH 7.0)
B. macquariensis (methyl red pos.)B. brevis (methyl red neg.)
Bacillus spp.Starch Hydrolysis
(amylase)
+VP
(add creatine as catalyst w/ reagents)
Cell Diamenter ! 1"m(the width)
Swollen Cell(containing spore)
Citrate
6.5% NaCl Growth
Acid from Arabinose
Nitrate Reduction
Catalase
-
Citrate
Swollen Cell(containing spore)
6.5% NaCl Growth
+
+
+
+ +
+
+
+ +
+
+
-
- -
-
-
-
-
--
-
-
Identification flow charts
5
Gram Positive Cocci ID Flowchart
Micrococcus spp.Staphylococcus spp.Streptococcus spp.Enterococcus spp.
Micrococcus spp.Staphylococcus spp.
Staphylococcus aureus Staphylococcus spp.Micrococcus spp.
Micrococcus spp. Staphylococcus spp.
Micrococcus varians
Micrococcus luteus Staphylococcus saprophyticus
Staphylococcus epidermidis
Streptococcus pneumoniaeStreptococcus mitisStreptococcus pyogenes Group AStreptococcus spp. Group BEnterococcus spp.Streptococcus spp.
Enterococcus faecalisEnterococcus faeciumEnterococcus hiraeEnterococcus mundtii
Enterococcus faecium(mannitol pos., white colony)
Enterococcus hirae(mannitol neg.)
Enterococcus mundtii(mannitol pos., yellow colony)
Streptococcus spp.(see Bergey’s)
Enterococcus faecalis
Enterococcus spp.Streptococcus spp.
Streptococcus pyogenes Group AStreptococcus spp. Group B
Streptococcus pneumoniaeStreptococcus mitis
Streptococcus spp. Group B(Streptococcus agalactiae)
Streptococcus pyogenes Group A
Streptococcus pneumoniae Streptococcus mitis
Gram Positive Cocci
Catalase
Mannitol Fermentation
Yellow Pigment (Colony)
Glucose Fermentation Novobiocin Sensitivity
Bile Esculin(growth with esculin hydrolysis)
Growth w/ Tellurite
Hemolysis
Optochin Sensitivity
Pyrrolidonearylamidase(PYR Test)
Yes
No
+
-
+
+
+
+
+
+
Yes No
-
-
- -
-
-
-
Gamma (!)
Beta (")
Alpha (#)
Identification flow charts
6
Gram Negative Rods ID Flowchart
Aeromonas, Pseudomonas, VibrioEnterobacteriaceae
(See Separate Flowchartt)
Vibrio spp., Aeromonas spp.
Vibrio spp.
Aeromonas spp.
V. fischeriV. logeiV. orientalisV. splendidius
A. hydrophilaA. salmonicida
(subsp. masoucida)A. sobria
(no gas from glucose)A. veronii
Other Vibrio spp.(See Bergey's)
Other Aeromonas spp.(See Bergey's)
V. fischeriV. logei
V. orientalisV. splendidius
A. hydrophilaA. veronii
A. salmonicida (subsp. masoucida)
V. fischeri
V. logei
V. orientalis
V. splendidius
A. hydrophila A. veronii
Pseudomonas spp.
Other Pseudomonas spp.(See Bergey's)
P. aeruginosa
P. aeruginosaP. chlororaphisP. cichoriiP. fluorescensP. putidaP. syringae (Oxidase Neg.)
P. chlororaphisP. cichoriiP. fluorescensP. putidaP. syringae
P. chlororaphis(Colony Pigmented)
P. fluorescens(To differentiate Biovars do a lecithinase test)
P. putida(Lecithinase Neg.)
P. syringae(Oxidase Neg.)
P. cichorii(Lecithinase Pos.)
Gram Negative RodsOxidase Test
+-
Glucose Fermentation+ Acid - Acid
Na+ Required for Growth
Luminescent
VP
Pigment(Yellow Colony)
Motility
30°C Growth 37°C Growth
H2S ProductionNitrate Reduction
Non-Fluorescent Diffusible Blue Pigment (Pyocyanin)—use Psuedo P Agar
Fluorescent Diffusible Yellow Pigment(Fluorescein)—use Psuedo F Agar
-
-
-
-
--
-
-
+
+
+
+ +
+
+
+
+
+
+
-
-
-
Identification flow charts
7
Family Enterobacteriaceae Lactose Positive ID Flowchart
Citrobacter diversusCitrobacter freundiiEnterobacter aerogenesEnterobacter cloacaeEnterobacter amnigenusEnterobacter intermediusErwinia carotovora
Erwinia chrysanthemiEscherichia coliKlebsiella oxytocaKlebsiella pneumoniae (subsp. ozaenae and pneumoniae)Serratia fonticolaSerratia rubidaea
See Lactose Negative Flowchart for Enterobacteriaceae
Citrobacter diversusEscherichia coliErwinia chrysanthemiKlebsiella oxytoca
The Rest
Enterobacter intermedius
Citrobacter freundiiSerratia fonticolaKlebsiella pneumoniae (subsp. ozaenae)
Klebsiella pneumoniae (subsp. pneumoniae)Enterobacter aerogenesEnterobacter cloacaeEnterobacter amnigenusErwinia carotovoraSerratia rubidaea
Citrobacter diversus (VP neg.)Erwinia chrysanthemi (VP and H2S pos.)Klebsiella oxytoca (VP pos and H2S neg.)
Escherichia coli
Serratia fonticola Motility pos.Klebsiella pneumoniae subsp. ozaenae Motility neg.
Citrobacter freundii
Klebsiella pneumoniae subsp. pneumoniae Non-motile, No PigmentSerratia rubidaea Motile, Red pigmentEnterobacter aerogenes Motile, No pigment
Enterobacter cloacae Acid from sorbitolEnterobacter amnigenus No acid from sorbitol
Erwinia carotovoraLysine unknown but Gelatinase positive; none above are positive.
Family EnterobacteriaceaeLactose Fermentation
+ -
Indole
MR-VP
Citrate
H2S Production
Lysine Decarboxylase
+/+
+/-
-/+
??
-
-
-
-
+
+
+
+
Identification flow charts
8
Family Enterobacteriaceae Lactose Negative ID Flowchart
Family Enterobacteriaceae ContinuedLactose Negative Flow Chart
Edwardsiella tardaErwinia cacticidaMorganella morganiiProteus mirabilisProteus penneriProteus vulgarisProvidencia stuartiiSalmonella bongoriSalmonella enterica
Serratia marcescensSerratia liquefaciensShigella spp. (boydii, dysenteriae, flexneri)Shigella sonneiYersinia enterocoliticaYersinia pestisYersinia pseudotuberculosis
Erwinia cacticidaProteus mirabilisProteus penneriSalmonella bongoriSalmonella entericaSerratia marcescensSerratia liquefaciensShigella sonneiYersinia pestisYersinia pseudotuberculosis
Edwardsiella tardaMorganella morganiiProteus vulgarisProvidencia stuartii
Please See Bergey’s to ID:Shigella spp. (boydii, dysenteriae, flexneri)Yersinia enterocolitica
Erwinia cacticida Salmonella bongoriSalmonella entericaSerratia marcescensSerratia liquefaciensShigella sonneiYersinia pestis
Proteus mirabilis Ornithine decarb. pos.Proteus penneri Ornithine decarb. neg., motileYersinia pseudotuberculosis Ornithine decarb. neg., non-motile
Erwinia cacticida (lysine decarb. neg., the rest pos.)Salmonella bongoriSalmonella choleraesuisSerratia marcescensSerratia liquefaciens
Shigella sonneiYersinia pestis
Serratia marcescens Red pigmentSerratia liquefaciens No Red pigment
Salmonella bongori KCN growth pos.Salmonella enterica KCN growth neg.
(It is this one)
Edwardsiella tarda Proteus vulgaris
Morganella morganii Providencia stuartii
Indole Test
Urease
H2S
??
Motility
+
-
H2S
Urease
Proteus vulgaris
Edwardsiella tarda Morganella morganii
Providencia stuartii
Ornithine Decarboxylase
Ornithine Decarboxylase
Yersinia pestis
Shigella sonnei
+
+ +
+
+
+
+ -
-
--
--
-
Kampus IKampus tr
KEMENTERIAN AGAMA RIUNIVERSITAS ISTAM NEGERI MATARAM
FAKULTAS ILMU TARBTYAH DAN KEGURUANJln. Pendidikan No.35 Telp. (0370) 621299, 6zsii7,634490 (Fax. 625337) Mataram
NomorLamp.
Hal
Jln. Gajahmada, No. 100 Baru Telp. (0370) 620783 (Fwr. 620784) Mataram
Mataram, 12 Juli 2017
lll ttn.otff ITKIPP. o o.s I 07 t2o t7: 1 (Satu) Berkas Proposal: Izin Penelitian
Kepada:Yth. Kepala Laboratorium Politeknik Medika Farma Husada Mataram
di-Tempat
As s al amu' al aikum Wr. Wb.
Bersama surat ini kami mohon kesediaan BapaMbu unflrk memberikan izin.
penelitian kepada Mahasiswa di bawah ini:
Nama
NIM
Fakultas
Jurusan
Tujuan
: Dewi YulianaRizqi
: 151 145 003
: Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
: Pendidikan IPA Biologi
:Penelitian
Lokasi Penelitian : Laboratorium Politeknik Medika Farma Husada Mataram
Judul : Isolasi Ilan Identilikasi Bakteri Pendegradasi
Hidrokarbon Dari Oli Bekas Di Kota Mataram
Izin tersebut digunakan untuk mendapatkan data yary diperlukan dalam
penyusunan skripsi.
Demikian surat pengantar ini kami buat, atas kerjasama BapaMbu kami
sampaikan terima kasih.
Wassalamu' alaikum Wr. Wb.
Tembusan:
Disampaikan Kepada Yth.1. Mahasiswa yang bersangkutan2. Akademik FITK
.-,.i:5i::r An. Dgkan
Bidang Akademik
1226200501 I 004
POLITtrKNIK-
..MEDICA FARMA HUSADA" uaT,tnaRnTERAKREDITASI BAN.PT
LABORATORIUM POLITEKNIK MEDICA FARMA HUSADAAlamat : Jalan Medica Farma No. 1 Lingk Batu Ringgit Selatan Tanjung Karang Sekarbela Mataram NTB
telp : (0370) 7100264 Email :[email protected]
Nomor
Perihal
Lamp.
: tLabl Politeknik-MFrv lzan: Izin Penggunaan Fasilitas Laboratorium Politeknik MFH Mataram
:-
Nama
NIM
Fakultas
Jurusan
Sehubungan dengan permohonan izin penelitian di Laboratorium Politeknik Medica
FarmaHusada Mataram, dengan ini memberikanizinpenelitian kepada :
: Dewi Yuliana Rizqi
: l5l. 145.003
:IlmuTarbiyah Dan Keguruan / IAIN
: Pendidikan IPA Biologi
Memberikan izin untuk menggunakan fasilitas Laboratorium Politeknik Medica Farma
Husada Mataram dari tanggd, 19 Oktober 2017s/d 22 November 2OlTdengan menggunakan
ruang Laboratorium Biologi Politeknik Medica Farma Husada Mataram, dengan
kebutuhan alat dan bahan terlampir.
Demikian perizinan ini diberikan untuk digunakan sebagaimana mestinya.
Mataram, 13 Juli20l7